Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2]
|
|
- Sucianty Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab II Teori Dasar 2.1 Proses Akuisisi Data [2, 5] Salah satu fungsi utama suatu sistem pengukuran adalah pembangkitan dan/atau pengukuran tehadap sinyal fisik riil yang ada. Peranan perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) dalam suatu sistem pengukuran adalah untuk membantu dalam pengambilan, analisis, dan penampilan data hasil pengukuran tersebut. Melalui proses akuisisi data, maka data sinyal fisik dapat diambil dan dikonversikan menjadi data digital. Data digital ini kemudian dikirimkan ke komputer untuk mendapatkan pengolahan data lebih lanjut agar dapat dilakukan interpretasi terhadap sinyal fisik tersebut. Perangkat yang umumnya dipakai untuk melakukan proses akuisisi data antara lain perangkat DAQ (Data Aqcuisition) sistem plug-in, perangkat GPIB (General Purpose Interface Bus), perangkat PXI (PCI extensions for Instrumentation), dan perangkat RS-232. Gambar 2.1 menunjukkan peranan perangkat akuisisi data dalam menjembatani hubungan antara transduser dengan alat penampil dan penyimpan data. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2] Perangkat Keras PCI-6281 [5, 6] Perangkat keras akuisisi data digunakan untuk mengambil atau menghasilkan data dan dapat berupa data untuk multi kanal. Perangkat ini juga dapat digunakan untuk membangkitkan sinyal analog misal sinyal sinus, dan sinyal digital misalnya yang berupa sinyal impuls. Pada umumnya, perangkat keras ini dapat langsung dihubungkan dengan komputer melalui slot plug-in yang tersedia di motherboard komputer. 5
2 Sistem pengukuran pada perangkat keras akuisisi data berbeda dengan sistem pengukuran lainnya karena sebenarnya perangkat lunak yang ter-install di komputer-lah yang melakukan pengukuran. Perangkat akuisisi data hanya mengkonversikan sinyal masukan menjadi sinyal digital yang dapat diolah oleh komputer. Hal ini berarti bahwa perangkat akuisisi data yang sama dapat melakukan pengukuran yang beragam bergantung pada aplikasi perangkat lunak yang digunakan untuk mengendalikan perangkat keras dan mengolah data hasil akuisisi. Walaupun fleksibilitas ini memungkinkan pelaksanaan berbagai macam pengukuran hanya dengan menggunakan satu perangkat keras akuisisi data, namun diperlukan waktu yang cukup lama untuk mengembangkan program aplikasi yang dapat melakukan berbagai jenis pengukuran. Selain itu, perlu diperhatikan juga kesesuaian antara spesifikasi teknik perangkat keras akuisisi data yang dimiliki dengan kebutuhan perangkat lunak yang dikembangkan. Perangkat keras akuisisi data yag digunakan dalam penelitian ini adalah kartu akuisisi data PCI-6281 yang termasuk dalam perangkat akuisisi data M Series buatan National Instruments. PCI-6281 merupakan jenis perangkat keras akuisisi data multifungsi karena dapat juga digunakan untuk kontrol digital dan memiliki frekuensi pencuplikan yang tinggi. Kartu akuisisi data ini memiliki 16 kanal masukan analog dengan resolusi 18 bits, 2 kanal keluaran analog dengan resolusi 16 bits, dan 24 kanal masukan/keluaran digital (digital I/O) yang dapat diprogram. Fitur perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini adalah hanya memiliki masukan analog dan keluaran analog. Masukan analog pada kartu akuisisi data PCI-6281 memiliki spesifikasi teknik sebagai berikut: Kartu akuisisi data ini mendukung 16 kanal masukan analog. Kartu ini hanya dilengkapi sebuah 18 bits ADC (Analog to Digital Converter), sehingga kartu akuisisi data ini berjenis kartu akuisisi data multiplexing. Kecepatan cuplik maksimum kartu ini adalah 625 ks/s (1 kanal) atau 500 ks/s (multi kanal) dengan resolusi waktu 50 ns. Besar masukan FIFO (First In First Out) kartu ini adalah 2047 sampel. Rentang tegangan masukan pengukuran yang dimiliki PCI-6281 adalah +10V, +5V, +2V, +1V, +0,5V, +0,2V, dan +0,1V. Gambar 2.2 menunjukkan sirkuit dari masukan analog kartu akuisisi data M Series. 6
3 Gambar 2.2 Sirkuit masukan analog perangkat M Series [6] Keluaran analog pada kartu akuisisi data PCI-6281 memiliki spesifikasi teknik sebagai berikut: Kartu akuisisi data ini mendukung 2 kanal keluaran analog. Masing-masing kanal dilengkapi sebuah 16 bits DAC (Digital to Analog Converter), sehingga proses update di tiap kanal dapat dilakukan secara serempak. Kecepatan update maksimum kartu ini adalah 2,86 MS/s (1 kanal) atau 2,00 MS/s (2 kanal) dengan resolusi waktu 50 ns. Besar keluaran FIFO (First In First Out) kartu ini adalah 8191 sampel untuk 2 buah kanal. Rentang tegangan keluaran analog yang dimiliki PCI-6281 adalah +10V, +5V, +2V, dan +1V. Gambar 2.3 menunjukkan sirkuit dari keluaran analog kartu akuisisi data M Series. Gambar 2.3 Sirkuit keluaran analog perangkat M Series [6] 7
4 2.1.2 Konsep Multiplexing [3, 6] Multiplexing adalah proses penggiliran kanal untuk mengukur beberapa sinyal masukan dari beberapa kanal yang berbeda dengan menggunakan hanya satu buah ADC (Analog to Digital Converter). Pelaksanaan penyampaian sinyal ini dilakukan secara bergiliran dengan menggunakan switch. Skema rangkaian MUX (multiplexer) dapat dilihat pada Gambar 2.4. Gambar 2.4 Skema rangkaian Multiplexer [3] Setiap kanal memiliki switch dan setiap saat hanya ada sebuah switch yang terhubung dengan jalur keluaran di atas. Penggiliran switch ini dilakukan dengan mengirimkan sinyal kontrol ke multiplexer dan waktunya disesuaikan dengan waktu pencuplikan ADC. Frekuensi pencuplikan maksimum yang dilakukan adalah berbanding terbalik dengan jumlah kanal karena hanya ada satu ADC yang digunakan untuk beberapa kanal. Misalkan suatu ADC dengan frekuensi pencuplikan 100 khz digunakan untuk mencuplik 5 kanal, maka masing-masing kanal memiliki frekuensi pencuplikan maksimum 20 khz. Pada kartu akuisisi data PCI-6281, sirkuit masukan analog dilengkapi dengan NI-PGIA (NI Programmable Gain Instrumentation Amplifier) yang berguna sebagai perangkat untuk memperbesar atau memperkecil sinyal masukan serta mengurangi waktu tunggu pada seluruh rentang masukan. NI-PGIA digunakan agar pengguna dapat memanfaatkan benar resolusi maksimum dari ADC. Selain itu, melalui penggunaan NI-PGIA ini sinyal dengan 8
5 rentang masukan yang kecil dan kecepatan tinggi tetap dapat dicuplik dengan ketelitian yang tinggi Proses Pencuplikan [1, 3, 7] Proses pencuplikan adalah proses pengubahan sinyal analog menjadi sinyal diskrit. Proses ini dilakukan melalui pembukaan dan penutupan switch pada ADC. Frekuensi proses bukatutup switch ini dilakukan pada frekuensi tertentu, yakni frekuensi pencuplikan. Semakin besar frekuensi pencuplikan, maka jumlah data yang diperoleh dalam selang waktu yang sama akan semakin banyak dan akan dihasilkan representasi sinyal yang lebih baik Menurut Teori Nyquist, frekuensi pencuplikan minimum adalah sebesar 2 kali frekuensi sinyal yang dicuplik. Jika frekuensi pencuplikan lebih kecil dari 2 kali frekuensi maksimum sinyal masukan, akan terjadi kesalahan pembacaan frekuensi seperti terlihat pada Gambar 2.5. Fenomena ini lebih dikenal dengan istilah alisasing. Gambar 2.5 Fenomena aliasing akibat frekuensi pencuplikan yang tidak sesuai [7] 2.2 Pengolahan Data Digital [2, 7] Setelah diperoleh data digital melalui proses akuisisi data, dilakukan pengolahan data mentah menjadi informasi yang berguna untuk keperluan analisis melalui suaian kurva, analisis statistik, respon frekuensi, ataupun operasi matematika lainnya. Umumnya data hasil pengukuran ini dipresentasikan dalam domain frekuensi sehingga pengguna data dapat langsung mengetahui frekuensi dan amplitudo masing sinyal masukan. Dalam kasus pengukuran sinyal getaran, melalui analisis pada domain frekuensi, sumber getaran dan 9
6 efek getaran pada frekuensi tersebut dapat langsung dideteksi. Kemudahan inilah yang menyebabkan analisis getaran lebih populer dilakukan dalam domain frekuensi Transformasi Fourier Cepat (Fast Fourier Transform - FFT) [1, 2, 3, 7] Pengolahan data domain waktu menjadi data domain frekuensi dilakukan dengan melakukan Transformasi Fourier Diskrit (Discrete Fourier Transform DFT) pada data domain waktu. Pada proses DFT ini, sinyal periodik pada domain waktu diuraikan menjadi sinyal-sinyal sinus dan kosinus yang terdiri dari frekuensi dasar dan harmoniknya. Serta fasa masing sinyal tersebut Hal ini memungkinkan untuk mempresentasikan data domain waktu tersebut menjadi data domain frekuensi. FFT adalah algoritma perhitungan untuk melakukan DFT dengan lebih cepat, yakni dengan mengurangi jumlah komputasi yang dilakukan. Pada DFT, untuk mengubah N data cuplik diperlukan N 2 proses perkalian dan N(N-1) proses penjumlahan bilangan kompleks. Proses ini memakan waktu yang cukup lama. Pada algoritma FFT, hanya dibutuhkan Nlog 2 (N) buah perkalian dan lebih sedikit penjumlahan bilangan kompleks. Jika jumlah data cuplik N sangatlah besar, maka jumlah komputasi yang dilakukan sangat mempengaruhi waktu proses transformasi Jumlah Data Domain Waktu dan Jumlah Data Domain Frekuensi [7] Jika sebuah sinyal dicuplik pada frekuensi cuplik yang telah ditentukan, interval waktu antar sampel atau interval pencuplikan dapat dituliskan 1 Δt= f (2.1) s dimana Δt = interval pencuplikan; f s = frekuensi pencuplikan (S/s). Interval pencuplikan ini adalah frekuensi terkecil yang dapat ditentukan dalam DFT. Pada persamaan DFT berikut: [ ] N-1 2πik -j N i (2.2) i=0 X k = x.e ; k=0,1,2,...,n-1 dimana X[k] = representasi sinyal cuplikan pada domain frekuensi; x[i] = representasi sinyal hasil cuplikan pada domain waktu; N = total jumlah sampel. Baik pada domain waktu x dan domain frekuensi X memiliki jumlah sampel yang sama sebesar N. 10
7 Melalui perhitungan interval pencuplikan Δt antar sampel pada domain waktu, dapat ditentukan besar interval frekuensi atau resolusi frekuensi pada domain frekuensi, yaitu: fs 1 Δf= = N NΔt dimana: Δf = resolusi frekuensi; f s = frekuensi pencuplikan; N = jumlah sampel; Δt = interval pencuplikan; dan NΔt = total waktu pencuplikan. (2.3) Cara untuk meningkatkan resolusi frekuensi adalah dengan meningkatkan besar N dan menjaga f s tetap konstan atau dengan menurunkan f s dan menjaga N tetap konstan. Kedua cara tersebut sama-sama meningkatkan NΔt yang merupakan durasi proses pencuplikan Fungsi Jendela [1, 7] Dalam praktek, karena keterbatasan kapasitas penyimpan data (memory), mengakibatkan jumlah data pencuplikan suatu sinyal menjadi terbatas. Proses FFT mengasumsikan data domain waktu ini berulang terus. Saat didapatkan data hasil pencuplikan dengan jumlah kelipatan sinyal adalah bilangan bulat, pengulangan yang terjadi di batas-batasnya akan terlihat halus. Saat didapatkan data hasil pencuplikan dengan jumlah kelipatan sinyal bukanlah bilangan bulat, pengulangan yang dilakukan akan menghasilkan dikontinuitas di batas-batasnya, seperti yang ditunjukkan Gambar 2.6. Diskontinuitas ini sebenarnya tidaklah ada pada sinyal masukan yang asli dan mengakibatkan kebocoran energi dari frekuensi sebenarnya ke frekuensi lainnya. Fenomena ini dikenal dengan sebutan kebocoran spektrum. Besarnya kebocoran ini bergantung pada amplitudo diskontinuitas, semakin besar akan menghasilkan kebocoran spektrum yang semakin besar pula. Gambar 2.7 menunjukkan perbandingan hasil FFT saat terjadi kebocoran sinyal dan tidak. Gambar 2.6 Sinyal periodik yang dibentuk dari sinyal hasil pencuplikan [7] 11
8 Gambar 2.7 Hasil FFT bila: (a) tidak terjadi kebocoran spektrum; (b) terjadi kebocoran spektrum [1] Karena besarnya kebocoran spektrum bergantung pada besarnya amplitudo diskontinuitas di batas-batas pencuplikan, fungsi jendela dapat digunakan untuk mengurangi besar diskontinuitas dan mengurangi kebocoran spektrum. Proses jendela merupakan proses pembobotan sinyal domain waktu hasil pencuplikan dengan fungsi gelombang domain waktu yang lain, yang dikenal dengan jendela. Amplitudo dari fungsi jendela ini menuju nol secara halus dan perlahan pada ujung-ujung batas pencuplikan. Sinyal yang telah mengalami proses jendela akan memiliki diskontinuitas yang sangat kecil, bahkan tidak ada, sehingga mengurangi terjadinya kebocoran spektrum. Dalam proses pengolah data terdapat berbagai jenis fungsi jendela yang dapat dipilih sesuai kebutuhan penggunaan dan analisis. Pada pengukuran FRF dengan menggunakan eksitasi kejut yang berasal dari ketukan palu, biasanya digunakan fungsi jendela Force-Exponential Proses Perata-rataan (Averaging) [1, 2, 7] Proses perata-rataan dilakukan untuk meningkatkan ketepatan data hasil pengukuran. Melalui proses ini, pengaruh noise terhadap data hasil pengukuran dapat dikurangi sehingga diperoleh data hasil pengukuran yang lebih baik dan dapat dipercaya. Proses perata-rataan biasanya dilakukan pada hasil pengukuran atau pada spektrum individu namun tidak langsung dilakukan pada data domain waktu. Terdapat tiga jenis proses perata-rataan yang sering digunakan, yakni: 12
9 1. Perata-rataan RMS. Proses ini mengurangi fluktuasi sinyal yang ada, tetapi tidak mengurangi efek noise. Hal ini dikarenakan perata-rataan RMS merata-ratakan energi atau daya dari sinyal. 2. Perata-rataan Vektor. Proses ini mengurangi sinyal noise melalui sinkronasi sinyal. Perata-rataan vektor menghitung rata-rata besaran kompleks sinyal secara langsung. Bagian real dirata-ratakan terpisah dengan bagian imajiner. Proses perata-rataan secara terpisah ini dapat mengurangi efek noise pada sinyal acak karena sinyal acak tidak memiliki koherensi fasa pada tiap pengukurannya. 3. Perata-rataan puncak. Proses ini hanya mengambil nilai puncak dari tiap frekuensi dan merata-ratakannya pada setiap data rekaman FFT. Perata-rataan ini berguna untuk mengetahui besarnya puncak noise Fungsi Respon Frekuensi (FRF) [1, 4, 7] FRF adalah fungsi yang menggambarkan perbandingan antara respon getaran yang diterima oleh suatu struktur mekanik dengan gaya eksitasi yang diberikan dan dinyatakan dalam domain frekuensi. Pengukuran respon getaran dan gaya eksitasi ini haruslah dilakukan secara serempak. Data hasil pengukuran FRF ini selanjutnya dapat digunakan untuk menjelaskan karakteristik dinamik suatu struktur yang meliputi frekuensi pribadi, faktor redaman, dan bentuk modus getar struktur tersebut. Pada analisis sinyal getaran dengan dua kanal masukan, seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2.8, spektrum daya diperoleh melalui perhitungan menggunakan fungsi jendela dan FFT di tiap kanal. Hasil rata-rata dari spektrum daya mandiri dan spektrum daya silang dihitung dan digunakan untuk mengestimasi nilai FRF. Fungsi koherensi, yang akan dibahas pada sub-sub-bab selanjutnya, juga dapat digunakan untuk memeriksa keabsahan nilai FRF. FRF dari suatu sistem digambarkan dengan nilai magnitude, H, dan fasa, H, di setiap frekuensi. Penguatan pada sistem ini adalah sama dengan besar magnitude-nya dan merupakan rasio magnitude keluaran dengan magnitude masukan pada tiap frekuensi. Phase pada sistem ini adalah perbedaan antara fasa luaran dan fasa masukan pada tiap frekuensi. Secara matematis, fungsi tersebut dapat ditulis sebagai berikut: 13
10 ( f) * y y x xy * x x x xx F f F f F G f H( f ) = =. = F f F f F f G f φ f =tan -1 Im G Re G xy xy ( f ) ( f ) (2.4) (2.5) dimana: G xy = spektrum daya silang antara sinyal x dan y; G xx = spektrum daya mandiri dari sinyal x; dan f = frekuensi. Gambar 2.8 Analisis Frekuensi Dua Kanal [7] Koherensi Koherensi merupakan fungsi yang menyatakan tingkat keterkaitan antara dua buah sinyal. Dalam pengukuran FRF, fungsi kohenrensi menyatakan hubungan antara sinyal respon getaran y dengan sinyal gaya eksitasi x sebagai fungsi dari frekuensi. Fungsi ini dapat dinyatakan sebagai berikut: 2 xy ( f) 2 2 γ f = ; 0 γ 1 xx G G f.g f yy (2.6) dimana: γ 2 = fungsi koherensi; G xy = spektrum daya silang antara sinyal x dan y; G xx = spektrum daya mandiri dari sinyal x; dan G yy = spektrum daya mandiri dari sinyal y. Jika nilai koherensi sama dengan 1 (satu), respon getaran yang terukur adalah murni berasal dari gaya eksitasi yang diberikan. Kemudian, nilai koherensi dapat berharga 0 (nol) saat repon getaran yang terukur bukanlah disebabkan oleh gaya eksitasi. Dalam batas 14
11 tertentu, nilai koherensi ini dapat ditingkatkan dengan meningkatkan jumlah perata-rataan dari pengukuran. 15
Bab IV Pengujian dan Analisis
Bab IV Pengujian dan Analisis Pada penelitian ini dilakukan serangkaian pengujian untuk mengetahui unjuk kerja dari perangkat lunak yang telah dikembangkan. Data hasil pengujian tersebut nantinya akan
Lebih terperinciBab III Pengembangan Perangkat Lunak
Bab III Pengembangan Perangkat Lunak 3.1 Pendahuluan [5, 8, 9] Dalam penelitian ini, pengembangan perangkat lunak dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman berikut, yaitu: LabVIEW 7.1 Professional
Lebih terperinciJaringan Syaraf Tiruan pada Robot
Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot Membuat aplikasi pengenalan suara untuk pengendalian robot dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan sebagai algoritma pembelajaran dan pemodelan dalam pengenalan suara.
Lebih terperinciBAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI
BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI Sebagian besar sinyal-sinyal di alam adalah sinyal analog. Untuk memproses sinyal analog dengan sistem digital, perlu dilakukan proses pengubahan sinyal analog menjadi
Lebih terperinciPENGUKURAN FUNGSI RESPON FREKUENSI (FRF) PADA SISTEM POROS-ROTOR
PENGUKURAN FUNGSI RESPON FREKUENSI (FRF) PADA SISTEM POROS-ROTOR Erinofiardi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Bengkulu E-mail : riyuno.vandi@yahoo.com Abstract Frequency response function (FRF)
Lebih terperinciBAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR
BAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR 4.1 Perangkat Uji Sistem Poros-rotor Perangkat uji sistem poros-rotor yang digunakan tersusun atas lima belas komponen utama, antara lain: landasan (base),
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV.1 Deskripsi Perangkat Perangkat yang dirancang dalam tugas akhir ini merupakan sistem instrumentasi pengukuran yang bertujuan untuk merekam data sinyal dari
Lebih terperincis(t) = C (2.39) } (2.42) atau, dengan menempatkan + )(2.44)
2.9 Analisis Fourier Alasan penting untuk pusat osilasi harmonik adalah bahwa virtually apapun osilasi atau getaran dapat dipecah menjadi harmonis, yaitu getaran sinusoidal. Hal ini berlaku tidak hanya
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda.
BAB II DASAR TEORI. Umum Pada kebanyakan sistem, baik itu elektronik, finansial, maupun sosial sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda. Karena sebagian besar sinyal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Modulasi Modulasi (mapping) adalah proses perubahan karakteristik dari sebuah gelombang carrier atau pembawa aliran bit informasi menjadi simbol-simbol. Proses
Lebih terperinciHubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz
Hubungan 1/1 filter oktaf f 1 f 2 f 1 = 2 1/2f c f 1 = 2 1/2f c f 1 = 2f c1 = frekuensi tengah penyaring =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz Analisis oktaf sepertiga,
Lebih terperinciudara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.
BAB II DASAR TEORI 2.1 Suara (Speaker) Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitudo tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan meluasnya pemakaian personal computer (PC) sekarang ini, maka semakin mudah manusia untuk memperoleh PC dan makin terjangkau pula harganya. Ada banyak komponen
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa.
BAB I PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa. Salah satunya adalah alat untuk mengukur intensitas bunyi dan gain dari sinyal
Lebih terperinciKONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi==
TRANSMISI DATA KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi== Direct link digunakan untuk menunjukkan jalur transmisi antara dua perangkat dimana sinyal dirambatkan secara langsung dari transmitter menuju receiver
Lebih terperinciPENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT. Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal. bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi.
PENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal yang mempunyai kaitan dengan penyajian,perubahan bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi. Pengolahan
Lebih terperinciMateri-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017
Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER 52150802 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 KONSEP AKUISISI DATA DAN KONVERSI PENGERTIAN Akuisisi data adalah pengukuran sinyal elektrik dari transduser dan peralatan
Lebih terperinci(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan
Getaran Teredam Dalam Rongga Tertutup pada Sembarang Bentuk Dari hasil beberapa uji peredaman getaran pada pipa tertutup membuktikan bahwa getaran teredam di dalam rongga tertutup dapat dianalisa tidak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.. Respon Impuls Akustik Ruangan. Respon impuls akustik suatu ruangan didefinisikan sebagai sinyal suara yang diterima oleh suatu titik (titik penerima, B) dalam ruangan akibat suatu
Lebih terperinciBAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA. 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan
BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA 2.1 Umum Telinga manusia memiliki kemampuan menerima frekwensi dalam kisaran 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan frekwensi yang sempit
Lebih terperinciMATERI PENGOLAHAN SINYAL :
MATERI PENGOLAHAN SINYAL : 1. Defenisi sinyal 2. Klasifikasi Sinyal 3. Konsep Frekuensi Sinyal Analog dan Sinyal Diskrit 4. ADC - Sampling - Aliasing - Quantiasasi 5. Sistem Diskrit - Sinyal dasar system
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filter merupakan suatu perangkat yang menghilangkan bagian dari sinyal yang tidak di inginkan. Filter digunakan untuk menglewatkan atau meredam sinyal yang di inginkan
Lebih terperinciKOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM. GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. -
KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. gembong@ub.ac.id - http://gembong.lecture.ub.ac.id Apa itu sinyal? Besaran fisis yang berubah menurut waktu, ruang atau variabel-variabel
Lebih terperinciControl II ( ADC DAC)
Modul 3 Control II ( ADC DAC) KHAMDIMUBAROK MUBAROK, M.ENG TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Parameter dan variabel pada operasi manufaktur 1 Suatu variabel/parameter kontinyu adalah suatu penunjukan
Lebih terperinciKOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM. GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. -
KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. gembong@ub.ac.id - http://gembong.lecture.ub.ac.id Apa itu sinyal? Besaran fisis yang berubah menurut waktu, ruang atau variabel-variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PSD Bab I Pendahuluan 1
BAB I PENDAHULUAN Pengolahan Sinyal Digital (Digital Signal Processing, disingkat DSP) adalah suatu bagian dari sain dan teknologi yang berkembang pesat selama 40 tahun terakhir. Perkembangan ini terutama
Lebih terperinciTerminolog1 (1) Transmitter Penerima Media. Media guide. Media unguide. e.g. twisted pair, serat optik. e.g. udara, air, hampa udara
Transmisi Data Terminolog1 (1) Transmitter Penerima Media Media guide e.g. twisted pair, serat optik Media unguide e.g. udara, air, hampa udara Terminologi (2) Direct link tidak ada intermediasi devices
Lebih terperinci1. Pendahuluan Latar Belakang
1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Musik merupakan sarana untuk menyimpan hasil karya seseorang. Dan hampir semua notasi musik dituliskan ke dalam not balok. Not balok adalah susunan nada yang ditulis
Lebih terperinciSINYAL DAN SISTEM DALAM KEHIDUPAN
SINYAL DAN SISTEM DALAM KEHIDUPAN DUM 27 Agustus 2014 Definisi Sinyal Sinyal merupakan sebuah fungsi yang berisi informasi mengenai keadaan tingkah laku dari sebuah sistem secara fisik, Meskipun sinyal
Lebih terperinciKOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM
KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM Sinyal dan Sistem Sinyal dan Sistem Klasifikasi Sinyal Konsep rekuensi Analog to Digital Conversion Sampling SINYAL, SISTEM DAN KOMPUTASI SINYAL Sinyal Besaran-besaran
Lebih terperinciKOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T
Data dan Sinyal Data yang akan ditransmisikan kedalam media transmisi harus ditransformasikan terlebih dahulu kedalam bentuk gelombang elektromagnetik. Bit 1 dan 0 akan diwakili oleh tegangan listrik dengan
Lebih terperinciKomunikasi Data Kuliah 3 Transmisi Data
Komunikasi Data Kuliah 3 Transmisi Data Komunikasi Data 1/32 Terminolog1 (1) Transmitter Penerima Media Media guide e.g. twisted pair, serat optik Media unguide e.g. udara, air, hampa udara Komunikasi
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI FFT-IFFT
BAB 2 DASAR TEORI FFT-IFFT Pada Bab ini dibahas tentang hubungan antara Discrete Fourier Transform (DFT) dan algoritma Fast Fourier Transform (FFT), dan hubungan antara algoritma FFT dan IFFT. Dua tipe
Lebih terperinciBAB II ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM) (multicarrier) yang saling tegak lurus (orthogonal). Pada prinsipnya, teknik OFDM
BAB II ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEING (OFDM) 21 Umum OFDM merupakan sebuah teknik transmisi dengan beberapa frekuensi (multicarrier) yang saling tegak lurus (orthogonal) Pada prinsipnya, teknik
Lebih terperinciKomunikasi Data POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA. Lecturer: Sesi 5 Data dan Sinyal. Jurusan Teknik Komputer Program Studi D3 Teknik Komputer
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA Jurusan Teknik Komputer Program Studi D3 Teknik Komputer Lecturer: M. Miftakul Amin, S. Kom., M. Eng. Komunikasi Data Sesi 5 Data dan Sinyal 2015 Komunikasi Data 1 Data & Sinyal
Lebih terperinciBAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK. palu. Dari referensi pengukuran seismoelektrik di antaranya yang dilakukan oleh
BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK 3.1 Metode Pengambilan Data Ada beberapa konfigurasi pengukuran yang digunakan dalam pengambilan data seismoelektrik di lapangan. Konfigurasi
Lebih terperinciiii Banda Aceh, Nopember 2008 Sabri, ST., MT
ii PRAKATA Buku ini menyajikan pembahasan dasar mengenai getaran mekanik dan ditulis untuk mereka yang baru belajar getaran. Getaran yang dibahas di sini adalah getaran linier, yaitu getaran yang persamaan
Lebih terperinciJl. Tamansari no. 71, Bandung Telp Fax
Perangkat Lunak Sistem Akuisisi Data Menggunakan Delphi 1, Nanda Nagara & 2, Putranto Ilham Yazid 1,2 Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, Bandung, Indonesia Jl. Tamansari no. 71, Bandung 40132
Lebih terperinciPengolahan Sinyal Digital
Pengolahan Sinyal Digital Referensi : 1. C. Marven and G. Ewers, A Simple Approach to Digital Signal Processing, Wiley, 1997. 2. Unningham, Digital Filtering, Wiley, 1991. 3. Ludeman, Fundamental of digital
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meruntuhkan bangunan-bangunan dan fasilitas umum lainnya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gempa bumi merupakan fenomena alam yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua, karena seringkali diberitakan adanya suatu wilayah dilanda gempa bumi, baik yang ringan
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat, terutama bidang elektronika dan komputer yang diterapkan pada bidang medis. Kemajuan teknologi
Lebih terperinciPEMBANGKITAN SINYAL DAN FUNGSI FFT
PEMBANGKITAN SINYAL DAN FUNGSI FFT P R A K T I K U M 3 P E N G A N T A R P E M R O S E S A N B A H A S A A L A M I D O W N L O A D S L I D E : H T T P : / / B I T. L Y / N L P _ 8 SIGNAL DI MATLAB Beberapa
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Pendeteksian dan Monitoring Harmonisa Menggunakan Metode DFT
Rancang Bangun Sistem Pendeteksian dan Monitoring Harmonisa Menggunakan Metode DFT Disampaikan Oleh, Dimas Okky Anggriawan 2209100195 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng Dr. Ardyono
Lebih terperinciBAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN
BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN 7.1. TUJUAN PENGUKURAN Ada banyak alasan untuk membuat pengukuran kebisingan. Data kebisingan berisi amplitudo, frekuensi, waktu atau fase informasi, yang
Lebih terperinci10/22/2015 PEMBANGKITAN SINYAL DAN FUNGSI FFT SIGNAL DI MATLAB SAWTOOTH DAN SQUARE
PEMBANGKITAN SINYAL DAN FUNGSI FFT P R AK T I K U M 3 P E N G AN T A R P E M R O S E S AN B AH A S A AL A M I D O W N L O AD S L I D E : H T T P : / / B I T. L Y / N L P _ 8 SIGNAL DI MATLAB Beberapa contoh
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengukuran resistivitas dikhususkan pada bahan yang bebentuk silinder. Rancangan alat ukur ini dibuat untuk mengukur tegangan dan arus
Lebih terperinciBAB III TEORI DASAR. Prinsip dasar metodee seismik, yaitu menempatkan geophone sebagai penerima
BAB III TEORI DASAR 3.1. Konsep Refleksi Gelombang Seismik Prinsip dasar metodee seismik, yaitu menempatkan geophone sebagai penerima getaran pada lokasi penelitian. Sumber getaran dapat ditimbulkan oleh
Lebih terperinciMATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER
MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER 1 Deret Fourier 2 Tujuan : 1. Dapat merepresentasikan seluruh fungsi periodik dalam bentuk deret Fourier. 2. Dapat memetakan Cosinus Fourier, Sinus Fourier, Fourier
Lebih terperinciMODUL 2 SINYAL DAN SUARA
MODUL 2 SINYAL DAN SUARA 2.1. Pembangkitan Sinyal Ucapan pada Manusia Speech (ucapan/wicara) dihasilkan dari sebuah kerjasama antara paru-paru (lungs), pangkal tenggorokan pada pita suara (glottis) dan
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL
MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL DIBUAT OLEH: WAHYU PAMUNGKAS, ST LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI AKATEL SANDHY PUTRA PURWOKERTO 2006 1 MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL SIFAT-SIFAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filter merupakan suatu rangkaian yang berfungsi untuk melewatkan sinyal frekuensi yang diinginkan dan menahan sinyal frekuensi yang tidak dikehendaki serta untuk memperkecil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi tentang pemasangan iklan di suatu radio (antara lain mengenai, jam berapa suatu iklan ditayangkan, dalam sehari berapa kali suatu iklan ditayangkan dan berapa
Lebih terperinciSistem Kontrol Digital
Proses Sampling (Diskritisasi) Sistem Kontrol Digital Eka Maulana, ST, MT, MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya Selasa, 19 Februari 2013 Kerangka Materi [Proses Sampling] Tujuan: Memberikan pemahaman
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan melalui blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Suara Burung Burung Kacer Burung Kenari Pengambil an
Lebih terperinciTujuan dari Bab ini:
Data dan Sinyal Tujuan dari Bab ini: Pembaca memahami representasi data dan sinyal analog maupun digital. Pembaca mampu membuat representasi sinyal dalam domain waktu dan domain frekuensi. Pembaca memahami
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014. 3.2 Alat
Lebih terperinciDeskripsi. Bidang Teknik Invensi. Latar Belakang Invensi
Deskripsi PERALATAN DAN METODE PENGUKURAN PERUBAHAN NILAI TEGANGAN LISTRIK ANTARA TITIK-TITIK AKUPUNKTUR TUBUH SECARA INVASIF UNTUK MENGETAHUI KELAINAN FUNGSI ORGAN TUBUH MANUSIA Bidang Teknik Invensi
Lebih terperinciBAB I PENDULUAN 1.1 Pengertian Digital
BAB I PENDULUAN 1.1 Pengertian Digital Apa itu digital? Mungkin itu pertanyaan yang akan muncul ketika kita berbicara mengenai Sistem Digital. Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada baiknya kita tinjau
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan
BAB II DASAR TEORI 2. 1 Suara Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitude tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun benda
Lebih terperinciMODUL. Nyquist dan Efek Aliasing, dan Transformasi Fourier Diskrit
MODUL Nyquist dan Efek Aliasing, dan Transformasi Fourier Diskrit PENDAHULUAN Pada awalnya kita hanya mengenal sinyal atau isyarat analog dan kontinyu (terus menerus tanpa ada jeda sedikitpun, misalnya
Lebih terperinciData and Computer BAB 3
William Stallings Data and Computer Communications BAB 3 Transmisi Data Terminologi (1) Transmitter Receiver Media Transmisi Guided media Contoh; twisted pair, serat optik Unguided media Contoh; udara,
Lebih terperinciGambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Digital Signal Processing Pada masa sekarang ini, pengolahan sinyal secara digital yang merupakan alternatif dalam pengolahan sinyal analog telah diterapkan begitu luas. Dari
Lebih terperinciKOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T
KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER 3 GANJIL 2017/2018 DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T Sinyal Digital Selain diwakili oleh sinyal analog, informasi juga dapat diwakili oleh sinyal digital.
Lebih terperinciMODUL 3 REPRESENTASI SINYAL DALAM DOMAIN WAKTU DAN DOMAIN FREKUENSI
MODUL 3 REPRESENTASI SINYAL DALAM DOMAIN WAKTU DAN DOMAIN FREKUENSI I. TUJUAN - Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan sinyal wicara dalam domain waktu dan domain frekuensi menggunakan perangkat lunak II.
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC
BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC 3.1 Pemodelan Sistem Gambar 13.1 Sistem transmisi MIMO-OFDM dengan AMC Dalam skripsi ini, pembuatan simulasi dilakukan pada sistem end-to-end sederhana yang dikhususkan
Lebih terperinciBab 1 Pengenalan Dasar Sinyal
Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal Tujuan: Siswa mampu menyelesaikan permasalahan terkait dengan konsep sinyal, menggambarkan perbedaan sinyal waktu kontinyu dengan sinyal waktu diskrit. Siswa mampu menjelaskan
Lebih terperinciWilliam TUGAS SARJANA Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh
KAJI BANDING HASIL PENGUKURAN FUNGSI RESPON FREKUENSI MENGGUNAKAN PERANGKAT AKUISISI DATA MULTIPLEXING PCI-6281 DAN PERANGKAT AKUISISI DATA SEREMPAK MULTI KANAL MSA HP3566A TUGAS SARJANA Diajukan sebagai
Lebih terperinciSistem Pengukuran Data Akuisisi
Sistem Pengukuran Data Akuisisi Missa Lamsani Hal 1 Perkembangan Sistem Akuisisi Data Pada mulanya proses pengolahan data lebih banyak dilakukan secara manual oleh manusia, sehingga pada saat itu perubahan
Lebih terperinciPENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG
PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG TUGAS AKHIR MUHAMMAD AGUNG NURSYEHA 2211100164 Pembimbing: Dr. Muhammad
Lebih terperinciPerilaku Kesalahan Puncak Spektrum Akibat Penggunaan Fungsi Jendela Kotak, Hanning, dan Flattop pada Sinyal Sinus Waktu Kontinu
Perilaku Kesalahan Puncak Spektrum Akibat Penggunaan Fungsi Jendela Kotak, Hanning, dan Flattop pada Sinyal Sinus Waktu Kontinu Khuschandra dan Zainal Abidin Laboratorium Dinamika PPAU-IR, Institut Tteknologi
Lebih terperinciTeknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Model Sistem Komunikasi Sinyal listrik digunakan dalam sistem komunikasi karena relatif gampang dikontrol. Sistem komunikasi listrik ini mempekerjakan sinyal listrik untuk membawa
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Pada bab III ini menjelaskan mengenai konsep perancangan alat Monitoring Arus dan
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Deskripsi dan Spesifikasi Alat Pada bab III ini menjelaskan mengenai konsep perancangan alat Monitoring Arus dan Tegangan Pada Sistem Tenaga Listrik 3 fasa berbasis
Lebih terperinciKONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT
KONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT Sinyal Sinusoidal Waktu Kontinyu T=/F A A cos X Acos Ft a 0 t t Sinyal dasar Eksponensial dng α imajiner X Ae a j t Ω = πf adalah frekuensi dalam
Lebih terperinciPembuatan Pola Data Bahan Bakar Solar Yang Dicampur Minyak Tanah Menggunakan Sensor Gas Dengan Metode Fast Fourier Transform
Pembuatan Bahan Bakar Solar Yang Dicampur Menggunakan Sensor Gas Dengan Metode Fast Fourier Transform Wengki Adillah, Andrizal, Ratna Aisuwarya, Jurusan Sistem Komputer FTI Universitas Andalas Jln. Kampus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Laboratorium
45 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Laboratorium Pemodelan Fisika untuk perancangan perangkat lunak (software) program analisis
Lebih terperinciPEMBUATAN ALAT UKUR KETEBALAN BAHAN SISTEM TAK SENTUH BERBASIS PERSONAL COMPUTER MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12-IR
200 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 200-209 PEMBUATAN ALAT UKUR KETEBALAN BAHAN SISTEM TAK SENTUH BERBASIS PERSONAL COMPUTER MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12-IR Mohtar
Lebih terperinciBab 3. Transmisi Data
Bab 3. Transmisi Data Bab 3. Transmisi Data 1/34 Outline Terminologi dan Konsep Transmisi Data Media Transmisi Konsep Domain Waktu Konsep Domain Frekuensi Transmisi Analog Transmisi Digital Gangguan Transmisi
Lebih terperinciSpektrum dan Domain Sinyal
Spektrum dan Domain Sinyal 1 Sinyal dan Spektrum Sinyal Komunikasi merupakan besaran yang selalu berubah terhadap besaran waktu Setiap sinyal dapat dinyatakan di dalam domain waktu maupun di dalam domain
Lebih terperinciTanggapan Frekuensi Pendahuluan
Tanggapan Frekuensi 46 3 Tanggapan Frekuensi 3.. Pendahuluan Dalam bab 3, kita telah membahas karakteritik suatu sistem dalam lingkup waktu dengan masukan-masukan berupa fungsi step, fungsi ramp, fungsi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUKURAN LAPANGAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA SEISMOELEKTRIK
BAB IV HASIL PENGUKURAN LAPANGAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA SEISMOELEKTRIK 4.1 Data Hasil Pengukuran Lapangan Dalam bab ini akan dijelaskan hasil-hasil yang diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan
Lebih terperinciBahan 2 Transmisi, Tipe, dan Spesifikasi Filter
Bahan Transmisi, Tipe, dan Spesifikasi Filter Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani October 0 EK306 Perancangan Filter Analog Pendahuluan Filter analog => realisasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. input mengendalikan suatu sumber daya untuk menghasilkan output yang dapat
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Amplifier Suatu rangkaian elektronik yang menggunakan komponen aktif, dimana suatu input mengendalikan suatu sumber daya untuk menghasilkan output yang dapat digunakan disebut
Lebih terperinciBAB IV SIMULASI DAN UNJUK KERJA MODULASI WIMAX
BAB IV SIMULASI DAN UNJUK KERJA MODULASI WIMAX Sebelum pembuatan perangkat lunak simulator, maka terlebih dahulu dilakukan pemodelan terhadap sistem yang akan disimulasikan. Pemodelan ini dilakukan agar
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SPEKTRAL PADA RUNTUN WAKTU MODEL ARIMA. Analisis spektral adalah metode yang menggambarkan kecendrungan osilasi
BAB III ANALISIS SPEKTRAL PADA RUNTUN WAKTU MODEL ARIMA Analisis spektral adalah metode yang menggambarkan kecendrungan osilasi atau getaran dari sebuah data pada frekuensi tertentu. Analisis spektral
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Suatu sistem tenaga listrik dikatakan ideal jika bentuk gelombang arus yang dihasilkan dan bentuk gelombang tegangan yang disaluran ke konsumen adalah gelombang sinus murni.
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS DATA Kalibrasi IDAC sebagai pembangkit tegangan bias
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS DATA 4.1. Kalibrasi Sistem CV Meter Kalibrasi yang dilakukan meliputi kalibrasi IDAC, IDAC1, Vstep dan ADC. IDAC yang digunakan mempunyai resolusi 8 bit dengan arus skala
Lebih terperinciHasil Oversampling 13 Bit Hasil Oversampling 14 Bit Hasil Oversampling 15 Bit Hasil Oversampling 16
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... xiv INTISARI... xv ABSRACT...
Lebih terperinciAnalisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik
Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik Eko Rendra Saputra, Agus Purwanto, dan Sumarna Pusat Studi Getaran dan Bunyi, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak dibutuhkan. Besaran fisik yang senantiasa mempengaruhi objek penelitian diantaranya adalah
Lebih terperinciBAB III ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA
BAB III ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA 3.1 Alat Uji Kerusakan Bantalan Pada penelitian tugas akhir ini, alat uji yang digunakan adalah alat uji test rig yang digerakkan menggunakan sebuah motor dan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gelombang Bunyi Menurut Anwar, et al (2014), gelombang bunyi atau lebih khusus dikenal sebagai gelombang akustik adalah gelombang longitudinal yang berada dalam sebuah medium,
Lebih terperinciQuadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto,
Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto, http://sigitkus@ub.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, kebutuhan
Lebih terperinciBAB 3 ALGORITMA DAN MODEL 2K FFT-IFFT CORE
BAB 3 ALGORITMA DAN MODEL 2K FFT-IFFT CORE Pada Bab ini dibahas mengenai penentuan algoritma, menentukan deskripsi matematis dari algoritma, pembuatan model fixed point menggunakan Matlab, dan pengukuran
Lebih terperinciSIMULASI PENGARUH PENGGUNAAN FILTER CHEBYSHEV TIPE II PADA MASUKAN SINYAL GETARAN ACAK TERHADAP NILAI RATA-RATA MAGNITUDO
SIMULASI PENGARUH PENGGUNAAN FILTER CHEBYSHEV TIPE II PADA MASUKAN SINYAL GETARAN ACAK TERHADAP NILAI RATA-RATA MAGNITUDO Henci Smartenlike Lokollo, Jotje Rantung, Michael Rembet. Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciDESAIN SISTEM PENGUKURAN PERGESERAN OBJEK DENGAN TRANDUSER ULTRASONIK MENGGUNAKAN METODE KORELASI SILANG SECARA REAL TIME
DESAIN SISTEM PENGUKURAN PERGESERAN OBJEK DENGAN TRANDUSER ULTRASONIK MENGGUNAKAN METODE KORELASI SILANG SECARA REAL TIME Ridwan Awalin, Agus Naba, D. J. Djoko Herry Santjojo Jurusan Fisika FMIPA, Universitas
Lebih terperinciBAB. Kinerja Pengujian
BAB IV PENGUJIAN PENGUAT KELAS D TANPA TAPIS LC Bab ini akan menjelaskan pengujian dari penguat kelas D tanpa tapis LC yang dibuat.pengujian ini terdiri dari dua utama yaitupengujian untuk mengetahui kinerja
Lebih terperinciAnalisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi Kerusakan Akibat Kondisi Unbalance Sistem Poros Rotor
Seminar Nasional Maritim, Sains, dan Teknologi Terapan 2016 Vol. 01 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN: 2548-1509 Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi
Lebih terperinciPENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV
PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV Marianus Hendra Wijaya 1), Linggo Sumarno 2) 1) Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universtas Sanata Dharma Yogyakarta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau
BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan meliputi studi kepustakaan dan penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari
Lebih terperinciTransformasi Fourier
Transormasi Fourier Aplikasi Transormasi Fourier Koeisien serapan Resolusi spektral Analisis proil garis Pola antena Studi derau noise Teorema konvolusi dipergunakan dalam melakukan perkalian dua ungsi
Lebih terperinci