BAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR
|
|
- Liana Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR 4.1 Perangkat Uji Sistem Poros-rotor Perangkat uji sistem poros-rotor yang digunakan tersusun atas lima belas komponen utama, antara lain: landasan (base), motor listrik DC, puli penggerak, sabuk (belt), puli transmisi, poros transmisi, kopling fleksibel, poros utama, rotor, rumah bantalan luncur, bantalan luncur, adapter bantalan luncur, pompa fluida pelumas dan reservoir fluida pelumas. Beberapa komponen utama tersebut dalam kondisi terpasang diperlihatkan pada Gambar 4.1. Landasan pada perangkat uji yang disajikan pada Gambar 4.1 terbuat dari baja karbon dengan ketebalan 25 mm. Dengan ketebalan ini, diharapkan landasan di mana rumah bantalan akan dipasang menjadi sangat kaku. Pada pinggir landasan diberikan plat penghalang setinggi 15 mm yang berfungsi sebagai penampung yang dapat mencegah fluida pelumas bantalan luncur tumpah ke luar jika terjadi kebocoran pelumas pada seal bantalan luncur dan saluran-saluran pelumas menuju bantalan luncur externally pressurized bearings. Pada perangkat uji ini, rumah bantalan terbuat dari resin bening yang transparan dengan ketebalan 40 mm. Dengan demikian, diharapkan rumah bantalan cukup kaku, dan dengan rumah bantalan yang transparan diharapkan aliran fluida pelumas ke bantalan dapat dipantau dengan baik. Motor penggerak yang digunakan dalam penelitian ini adalah motor listrik DC. Pengaturan kecepatan putar motor dilakukan secara manual, yaitu dengan mengatur besar tegangan listrik DC yang diberikan ke motor. Pengaturan tersebut dilakukan pada pada catu daya DC. Kemudian, sabuk menghubungkan puli penggerak dan puli transmisi. Puli transmisi dihubungkan ke poros utama dengan menggunakan kopling fleksibel. Dengan penggunaan kopling fleksibel diharapkan berbagai pengaruh ketidaksempurnaan pemasangan kopling dan ketidaksesumbuan pemasangan puli terhadap sistem yang diuji dapat diminimalkan, sehingga getaran yang bisa timbul karena hal tersebut dapat dihindari semaksimal mungkin.
2 Keterangan : 1. Landasan (base) 2. Motor listrik DC 9. Poros utama 3. Puli penggerak 10. Rotor 4. Sabuk (belt) 11. Rumah bantalan luncur 5. Puli transmisi 12. Bantalan luncur 6. Poros transmisi 13. Adapter bantalan luncur 7. Kopling fleksibel 14. Pompa fluida pelumas 8. Dudukan bantalan poros transmisi 15. Reservoar fluida pelumas Gambar 4.1 Susunan perangkat uji sistem poros-rotor Bantalan yang digunakan adalah bantalan luncur jenis externally pressurized bearings yang memiliki ciri khusus, di mana fluida pelumas bertekanan ditembakkan ke dalam bantalan, sehingga poros yang ditumpu terangkat. Dalam kondisi berputar, poros akan terangkat ke posisi tengah bantalan luncur, dan kontak antara logam tidak terjadi, sehingga keausan bantalan akan dapat ditekan serendah mungkin. Hal ini akan sangat menguntungkan, karena gesekan yang timbul pada bantalan sangat kecil sekali dari segi energi yang digunakan dan ketahanan bantalan itu sendiri. Spesifikasi bantalan luncur jenis externally pressurized bearings yang digunakan dapat dilihat pada Tabel
3 Tabel 4.1 Data spesifikasi bantalan luncur Diameter luar 36 mm Diameter dalam 30 mm Jumlah recces 8 Lebar recces 3 mm Kehalusan permukaan 10 mikron 4.2 Sensor Ada tiga jenis sensor yang digunakan dalam pengujian ini, yaitu sensor optik (key phasor), sensor perpindahan (Probe-proximity), dan sensor gaya (impact hammer). Secara lebih rinci, penggunaan ketiga sensor tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Sensor optik (key phasor) Fungsi utama sensor ini adalah sebagai sinyal acuan dan sinyal pemicu (trigger). Sebagai siyal acuan, sensor ini digunakan untuk mengukur kecepatan putar motor dengan cara mendeteksi sinyal yang dipantulkan oleh reflektor yang ditempel pada poros. Sebagai sinyal pemicu, sensor ini digunakan sebagai pemicu proses pencuplikan data getaran pada pengukuran peta spektrum (spectral map). 2. Probe-proximity Probe-proximity digunakan untuk mengukur besarnya perpindahan getaran pada poros. Sensor ini digunakan pada saat pengukuran Frequency Response Function (FRF), pengujian untuk mengetahui kecepatan kritis pada kondisi berputar, dan pengujian peta spektrum. Probe-proximity yang digunakan adalah probe-proximity dengan nomor seri 07D00AMG (sensitivitas 7,874 V/mm) dan 07D00AME (sensitivitas 7,874 V/mm). Untuk dapat beroperasi, sensor ini dilengkapi dengan proximitor yang berfungsi untuk mengkondisikan sinyal yang dihasilkan probeproximiti. 3. Palu pemukul (impact hammer) Palu ini digunakan sebagai sumber eksitasi (shock excitation) pada pengujian FRF dan pengujian untuk mengetahui kecepatan kritis pada kondisi berputar. Pada kepala palu tersebut terdapat load cell yang digunakan untuk mengukur besarnya gaya 35
4 pemukul. Pada pengujian untuk mengetahui kecepatan kritis pada kondisi berputar digunakan palu pemukul dengan kepala palu bantalan bola, sehingga gaya arah tangensial akibat putaran poros tidak begitu mempengaruhi pengukuran gaya eksitasi yang diberikan. Agar palu dapat beroperasi, palu dilengkapi dengan Conditioning amplifier untuk mengkondisikan sinyal dari load cell. 4.3 Instrumentasi Akusisi dan Pengolah Data Instrumen akusisi dan pengolah data yang digunakan dalam pengujian adalah instrumen elektronik yang mampu mengolah dan menampilkan data getaran dalam domain waktu dan domain frekuensi. Perangkat pencuplikan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. MSA (Multi-channel Signal Analyser) HP A untuk pencuplikan dan pengolahan data pada pengujian FRF dan pengujian untuk mengetahui kecepatan kritis pada kondisi berputar. 2. Komputer PC. 3. Perangkat lunak pengolah dan penyaji data dibuat dengan bahasa pemrograman Matlab 7.0 untuk pengolahan dan penyajian data lebih lanjut. Untuk pencuplikan data secara digital digunakan MSA. Alat ini berfungsi sebagai pengubah sinyal analog yang dihasilkan probe-proximity, palu pemukul dan sensor optik menjadi data digital dan kemudian dianalisis. Dengan bantuan MSA, data sinyal getaran dicuplik dengan rentang dan frekuensi pencuplikan tertentu sesuai dengan kebutuhan pengujian, yang dapat di-setting pada menu parameter pengujian. Sinyal getaran dalam selang waktu dan selang frekuensi dapat ditampilkan pada layar komputer yang terhubung dengan MSA, dan untuk analisis lebih lanjut digunakan perangkat lunak Matlab 7.0. Pengubahan sinyal getaran dalam selang waktu menjadi selang frekuensi juga dapat dilakukan dengan menggunakan fungsi FFT (Fast Fourier Transform) pada Matlab 7.0. Dengan menggunakan fungsi dan tool yang disediakan oleh program ini, data kemudian dapat diolah lebih lanjut dengan menggunakan program yang dibuat dalam bahasa pemrograman Matlab
5 4.3 Prosedur Pengujian Dalam penelitian ini, dilakukan dua jenis pengujian, yaitu pengujian FRF dan pengujian untuk mengetahui kecepatan kritis pada kondisi berputar. Dua jenis pengujian tersebut dijelaskan sebagai berikut: Pengujian FRF Pengujian FRF dilakukan dengan menggunakan metode eksitasi kejut (shock excitation) ketika sistem dalam kondisi diam. Dengan metode tersebut, gaya eksitasi berupa gaya impuls diberikan kepada sistem yang diukur. Memberikan gaya impuls pada sistem yang diukur, berarti sama dengan mengganggu sistem yang diukur di semua frekuensi, sehingga diharapkan sistem tersebut akan bergetar bebas pada semua frekuensi pribadinya dan dengan melakukan pencuplikan data getaran dapat diketahui nilai frekuensi pribadi sistem yang ditandai dengan puncak sinyal getaran yang relatif lebih tinggi. Susunan perangkat pengukuran FRF diperlihatkan pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Susunan perangkat pengujian FRF Sebelum pengujian FRF dilakukan, terlebih dahulu ditentukan beberapa parameter pengukuran yang pengesetannya dilakukan pada MSA, yaitu: 37
6 Jenis pengukuran rentang frekuensi pengukuran kecermatan pengukuran fungsi jendela (window function) jenis perata-rataan jumlah perata-rataan : fungsi respon frekuensi : Hz : 0,25 Hz : force/exponential : stable : 5 kali Perata-rataan dilakukan untuk mengurangi kesalahan acak (random error) akibat adanya sinyal pengganggu (random noise). Berdasarkan pertimbangan kemudahan dalam melakukan pengukuran, maka pengujian FRF dilakukan dengan cara posisi sensor dibuat tetap sedangkan posisi gaya eksitasi dipindah-pindah. Pengujian FRF dalam penelitian ini dilakukan dalam arah horizontal dan vertikal. Eksitasi diberikan pada poros-rotor dalam arah vertikal dan horizontal, dan respon juga diukur poros-rotor dalam pada arah vertikal dan horizontal. Contoh posisi titik ukur dan titik eksitasi impulse yang diberikan pada sistem poros-rotor disajikan pada Gambar 4.3 Sensor eksitasi impulse Gambar 4.3 Posisi titik ukur dan eksitasi pada pengujian FRF 38
7 4.3.2 Pengujian Untuk Mengetahui Kecepatan Kritis Pada Kondisi Berputar Pengujian untuk mengetahui kecepatan kritis pada kondisi berputar ini pada hakikatnya hampir sama dengan pengujian FRF. Perbedaannya terletak pada kondisi sistem yang diuji. Pada pengujian FRF, sistem harus dalam kondisi diam, sedangkan pada pengujian untuk mengetahui kecepatan kritis pada kondisi berputar, sistem dalam kondisi berputar. Susunan perangkat pengukuran untuk mengetahui kecepatan kritis pada kondisi berputar diperlihatkan pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Susunan perangkat pengujian untuk mengetahui kecepatan kritis pada kondisi berputar Pengujian ini juga dilakukan dengan menggunakan metode eksitasi kejut (shock excitation) pada saat poros-rotor berputar pada kecepatan tertentu. Dengan metode tersebut, gaya eksitasi berupa gaya impuls diberikan kepada sistem yang diukur, sehingga diharapkan sistem tersebut akan bergetar bebas pada frekuensi pribadinya, meskipun sistem dalam kondisi berputar. Setelah eksitasi diberikan, poros-rotor akan begetar. Getaran yang terjadi diakibatkan oleh eksitasi gaya impuls bercampur dengan getaran akibat ketidaksempurnaan yang ada pada sistem poros-rotor (seperti: unbalance, ketidak-sesumbuan, kelonggaran). 39
8 Agar didapatkan getaran murni yang diakibatkan gaya impuls, maka perlu dilakukan pengurangan antara sinyal getaran poros-rotor ketika diberikan eksitasi kejut dan sinyal getaran poros-rotor tanpa diberikan eksitasi kejut. Untuk itu, perlu dilakukan pengukuran getaran dalam kondisi berputar dengan memberikan eksitasi kejut dan tanpa eksitasi kejut. Pengujian dalam keadaan berputar ini dilakukan dengan dengan menggunakan palu yang dirancang khusus untuk keperluan pengujian dalam kondisi berputar. Bentuk palu khusus tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.5. Load cell Bantalan bola Gambar 4.5 Palu khusus pengujian berputar Pada Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa palu pemukul khusus ini dilengkapi dengan sebuah bantalan bola pada bagian ujung pemukulnya. Tujuan penambahan bantalan ini adalah agar gaya tangensial yang muncul akibat kontak antara palu pemukul dan poros yang sedang berputar dapat dihilangkan dan tidak terukur oleh load cell. Tetapi penambahan bantalan bola pada bagian ujung pemukul akan menyebabkan gaya yang terukur oleh load cell tidak sama dengan gaya yang diterima oleh permukaan benda uji, sehingga sensitifitas load cell yang terpasang pada palu tidak dapat langsung digunakan sebagai sensitifitas palu. Hal ini dapat terjadi karena adanya faktor transmisibilitas gaya dari palu pemukul ke benda uji 40
9 yang disebabkan oleh penambahan ujung kepala palu dengan bantalan dan pemegang bantalan. Untuk itu diperlukan adanya kalibrasi palu, sehingga sensitifitas palu dapat diketahui dengan benar dan besarnya gaya yang diberikan pada sistem yang diuji dan diketahui dengan benar. Besar nilai sensitifitas setelah dikalibrasi adalah 146,23 mv/kgf. Prosedur pengukuran untuk mengetahui kecepatan kritis pada kondisi berputar lebih rinci dijelaskan sebagai berikut: 1. Pasanglah alat uji dan instrument pengukuran sesuai dengan yang ditunjukkan pada Gambar Sebelum pengukuran untuk mengetahui kecepatan kritis pada kondisi berputar dilakukan, terlebih dahulu ditentukan beberapa parameter pengukuran yang pengesetannya dilakukan pada MSA, yaitu: Jenis pengukuran : Linier spektrum rentang frekuensi pengukuran : Hz kecermatan pengukuran : 0,25 Hz fungsi jendela (window function) : Hanning 3. Atur kecepatan putar motor pada kecepatan tertentu, diamkan sesaat hingga kecepatan konstan. Hal ini dilakukan secara manual dengan mengatur voltase keluaran catu daya motor DC, dan kemudian memantaunya melalui sinyal yang dikeluarkan oleh sensor optik. 4. Lakukan pengambilan sinyal referensi dengan memukulkan palu ke tempat lain yang bukan bagian dari sistem alat uji sebagai trigger, sehingga sinyal getaran dalam kondisi berputar tanpa gangguan dari luar sistem dapat diambil. 5. Lakukan pengambilan sinyal getaran sebanyak sepuluh kali, dan data masing-masing pukulan disimpan dengan nama yang berbeda. Hal ini dilakukan agar didapatkan sinyal rata-rata yang betul-betul mencerminkan kondisi sistem tanpa ada gangguan dari luar. 6. Lakukan pemukulan sistem poros-rotor pada titik tertentu pada arah vertikal sebanyak lima belas kali. Sehingga didapatkan lima belas data, dan data setiap ketukan disimpan dengan nama yang berbeda. 41
10 7. Lakukan pemukulan sistem poros-rotor pada titik yang sama pada arah horizontal sebanyak lima belas kali. Sehingga didapatkan lima belas data, dan data setiap ketukan disimpan dengan nama yang berbeda. 8. Lakukan pengambilan sinyal referensi pada kecepatan putar yang berbeda sesuai dengan kecepatan putar yang ingin diamati. 9. Lakukan pemukulan pada titik yang sama pada arah vertikal dan horizontal pada kecepatan putar yang berbeda sesuai dengan kecepatan putar yang ingin diamati. 42
PENGUKURAN FUNGSI RESPON FREKUENSI (FRF) PADA SISTEM POROS-ROTOR
PENGUKURAN FUNGSI RESPON FREKUENSI (FRF) PADA SISTEM POROS-ROTOR Erinofiardi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Bengkulu E-mail : riyuno.vandi@yahoo.com Abstract Frequency response function (FRF)
Lebih terperinciBAB V DATA DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN
BAB V DATA DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN Sebagaimana yang telah dibahas pada Bab IV, ada beberapa tahap pengujian yang dilakukan pada kaji eksperimental ini. Tahap pertama diawali dengan pengukuran FRF
Lebih terperinciBab IV Pengujian dan Analisis
Bab IV Pengujian dan Analisis Pada penelitian ini dilakukan serangkaian pengujian untuk mengetahui unjuk kerja dari perangkat lunak yang telah dikembangkan. Data hasil pengujian tersebut nantinya akan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material dan Laboratorium Getaran Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2 Diagram Alir Penelitian
Lebih terperinciPemodelan, Pengujian, dan Analisis Getaran Torsional dari Perangkat Uji Sistem Poros-Rotor
Pemodelan, Pengujian, dan Analisis Getaran Torsional dari Perangkat Uji Sistem Poros-Rotor Zainal Abidin dan Haleyna Arstianti Laboratorium Dinamika PAU-IR, Institut Teknologi Bandung Email: za@dynamic.pauir.itb.ac.id
Lebih terperinciAnalisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi Kerusakan Akibat Kondisi Unbalance Sistem Poros Rotor
Seminar Nasional Maritim, Sains, dan Teknologi Terapan 2016 Vol. 01 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN: 2548-1509 Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi
Lebih terperinci4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL
33 4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL Perancangan simulator getaran ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu : pengumpulan konsep rancangan dan pembuatan
Lebih terperinciINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
ANALISIS KECEPATAN KRITIS ROTOR DINAMIK DENGAN STUDI KASUS EXTERNALLY PRESSURIZED BEARINGS TESIS MAGISTER Karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknik Oleh FEBLIL HUDA
Lebih terperinciBAB III ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA
BAB III ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA 3.1 Alat Uji Kerusakan Bantalan Pada penelitian tugas akhir ini, alat uji yang digunakan adalah alat uji test rig yang digerakkan menggunakan sebuah motor dan
Lebih terperinciBab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2]
Bab II Teori Dasar 2.1 Proses Akuisisi Data [2, 5] Salah satu fungsi utama suatu sistem pengukuran adalah pembangkitan dan/atau pengukuran tehadap sinyal fisik riil yang ada. Peranan perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER
BAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER 3.1 Diagram Alir Dalam proses perancangan tribometer, ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan. Diagram alir (flow chart diagram) perancangan ditunjukkan seperti
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian
BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri, mesin rotari merupakan bagian yang sangat penting dalam proses produksi dan bantalan (bearing) mempunyai peran penting dalam menjaga performa
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai
BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV.1 Deskripsi Perangkat Perangkat yang dirancang dalam tugas akhir ini merupakan sistem instrumentasi pengukuran yang bertujuan untuk merekam data sinyal dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan sinyal getaran untuk mendeteksi kerusakan elemen bola pada bantalan. Bantalan normal dan bantalan cacat elemen bola akan diuji
Lebih terperinciKata kunci : Perawatan prediktif, monitoring kondisi, sinyal getaran, sinyal suara, bantalan gelinding
Kaji Banding Prediksi Kerusakan Pada Bantalan Gelinding Melalui Sinyal Getaran Dan Sinyal Suara Meifal Rusli 1, a *, Agus Arisman 1,b, Lovely Son 1,c dan Mulyadi Bur 1,d 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciBAB III. Metode Rancang Bangun
BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL
Lebih terperinciKOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap
KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. PENDAHULUAN Dalam penelitian ini akan dibahas prilaku beton mutu K-300 dengan kandungan serat 0 % dan 1 % dari volume serta balok pratarik dengan kandungan serat 0 %
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan
34 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan April 2015. Perancangan sistem, identifikasi kadar air pada kayu jati dan akasia daun
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:
BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kerupuk Kerupuk memang bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tradisi masyarakat Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang enak harganya
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur
BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai Mesin penghancur kedelai dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp, mengapa lebih memilih memekai motor listrik 0,5 Hp karena industri yang di
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Penggunaan program PLAXIS untuk simulasi Low Strain Integrity Testing pada dinding penahan tanah akan dijelaskan pada bab ini, tentunya dengan acuan tahap
Lebih terperinciGambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.
7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap
Lebih terperinciDETEKSI KERUSAKAN BANTALAN GELINDING PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN
DETEKSI KERUSAKAN BANTALAN GELINDING PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN Didik Djoko Susilo Abstract : The aim of the research was to detect the fault of rolling bearing in a centrifugal
Lebih terperinciPEMANTAUAN KONDISI MESIN BERDASARKAN SINYAL GETARAN
130 PEMANTAUAN KONDISI MESIN BERDASARKAN SINYAL GETARAN Didik Djoko Susilo 1 1 Staf Pengajar - Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik UNS Keywords : Machine Monitoring Vibration Signal Data Acquisition
Lebih terperinciTESIS ANALISIS DAN OPTIMALISASI PROTEKSI VIBRASI PADA POMPA INJEKSI SENTRIFUGAL EMPAT STAGE PADA WATERFLOOD LAPANGAN MINYAK RINGAN
TESIS ANALISIS DAN OPTIMALISASI PROTEKSI VIBRASI PADA POMPA INJEKSI SENTRIFUGAL EMPAT STAGE PADA WATERFLOOD LAPANGAN MINYAK RINGAN Oleh: Moh. Ishak NRP : 2209204806 PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN ELEKTRONIKA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut sistem penyalaannya motor bakar terdiri dari dua jenis yaitu spark
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kendaraan bermotor menggunakan motor bakar sebagai mesin penggeraknya. Motor bakar merupakan salah satu jenis pengerak yang mengunakan hasil ledakan dari pembakaran di
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN SISTEM POROS-ROTOR
BAB III PEMODELAN SISTEM POROS-ROTOR 3.1 Pendahuluan Pemodelan sistem poros-rotor telah dikembangkan oleh beberapa peneliti. Adam [2] telah menggunakan formulasi Jeffcot rotor dalam pemodelan sistem poros-rotor,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Alat Pencacah plastik Alat pencacah plastik polipropelen ( PP ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini memiliki
Lebih terperinciTRANSMISI RANTAI ROL
TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Keuntungan: Mampu meneruskan
Lebih terperinciEngine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan, peralatan
Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan, peralatan industri, penggerak generator pembangkit energi listrik,
Lebih terperinciBAB III SIMULATOR KAVITASI DAN METODE AKUISISI DATA
BAB III SIMULATOR KAVITASI DAN METODE AKUISISI DATA 3.1 Simulator Kavitasi Pompa Sentrifugal Simulator kavitasi pompa sentrifugal merupakan alat yang dirancang untuk meneliti fenomena kavitasi yang bertujuan
Lebih terperinciKAJI EKSPERIMENTAL CIRI GETARAN PADA BANTALAN ROL DENGAN PEMBEBANAN STATIK
Jurnal Teknik Mesin, Vol. 24, No. 1, April 2009 1 KAJI EKSPERIMENTAL CIRI GETARAN PADA BANTALAN ROL DENGAN PEMBEBANAN STATIK K. Magiano 1 & K. Bagiasna 2 1 Asisten riset, Mahasiswa magister fast track,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Dalam pembahasan metode penelitian ini disuse untuk mengidentifikasikan kegagalan yang terjadi pada pompa sentrifugal terhadap sinyal vibrasi yang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KERUSAKAN ROLLING BEARING PADA HAMMER CLINKER COOLER BERBASIS ANALISA PEAKVUE DAN KURTOSIS
Tugas Akhir (TM 1486) IDENTIFIKASI KERUSAKAN ROLLING BEARING PADA HAMMER CLINKER COOLER BERBASIS ANALISA PEAKVUE DAN KURTOSIS LUQMAN PURWADANI 2102 100 004 Pembimbing : Ir. Suwarmin, PE PENDAHULUAN LATAR
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK
BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK 3.1 Perancangan dan pabrikasi Perancangan dilakukan untuk menentukan desain prototype singkong. Perancangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,
Lebih terperinciALAT PENGUKUR GETARAN
ALAT PENGUKUR GETARAN Dalam pengambilan data suatu getaran agar supaya informasi mengenai data getaran tersebut mempunyai arti, maka kita harus mengenal dengan baik alat yang akan kita gunakan. Ada beberapa
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
36 HASIL DAN PEMBAHASAN Dasar Pemilihan Bucket Elevator sebagai Mesin Pemindah Bahan Dasar pemilihan mesin pemindah bahan secara umum selain didasarkan pada sifat-sifat bahan yang berpengaruh terhadap
Lebih terperinciPENGARUH MISSALIGMENT TERHADAP ARUS DAN GETARAN PADA MOTOR INDUKSI
PENGARUH MISSALIGMENT TERHADAP ARUS DAN GETARAN PADA MOTOR INDUKSI Tendi Rahayu 1*, Abdul Multi 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, ISTN, Jl.PLN Duren Tiga Pasar Minggu Jakarta 12760 * Email : tendy_r@ymail.com
Lebih terperinciTRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011
TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Mampu meneruskan daya besar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Laboratorium
45 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Laboratorium Pemodelan Fisika untuk perancangan perangkat lunak (software) program analisis
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Fenomena stress wave propagation pada bantalan bola [3].
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang metoda peakvue sebagai dasar pembuatan program untuk mikrokontroler dan teori mikrokontroler berikut fitur-fitur yang akan digunakan, filter digital
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 1. Vance, J. M., Rotordynamics of Turbomachinery, John Willey & Sons, 1988.
DAFTAR PUSTAKA 1. Vance, J. M., Rotordynamics of Turbomachinery, John Willey & Sons, 1988.. Adams, M., Nonlinear Dynamics of Multibearing Flexible Rotors, Journal Sound and Vibration, Volume 71, No 1,
Lebih terperinciPENGARUH RUBBING TERHADAP KONDISI GETARAN MESIN ROTASI
Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 4, No. 3, Tahun 216 PENGARUH RUBBING TERHADAP KONDISI GETARAN MESIN ROTASI *Zudi Zukron Amin 1, Achmad Widodo 2, Ismoyo Haryanto 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciPELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR
MAKALAH PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mesin dan peralatan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) memiliki variasi yang cukup banyak sesuai fungsinya, dengan tujuan yaitu mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak
Lebih terperinciTUGAS GETARAN MEKANIK ALAT UKUR GETARAN. Oleh : Opi Sumardi
TUGAS GETARAN MEKANIK ALAT UKUR GETARAN Oleh : Opi Sumardi 1215021064 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2015 Dalam pengambilan data suatu getaran agar supaya informasi mengenai data getaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Perhitungan Frekuensi Cacat Bantalan Spesimen Uji Perhitungan frekuensi cacat spesimen bantalan uji dilakukan dengan memanfaatkan fitur GUIDE yang terdapat pada
Lebih terperinciPenggunaan Jerk untuk Deteksi Dini Kerusakan Bantalan Gelinding dan Pemantauan Kondisi Pelumasan
Penggunaan Jerk untuk Deteksi Dini Kerusakan Bantalan Gelinding dan Pemantauan Kondisi Pelumasan Zainal Abidin dan Budi Heryadi Laboratorium Dinamika PPAU-IR, Institut Teknologi Bandung, Bandung Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara, dengan kata lain
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara, dengan kata lain kompresor adalah penghasil udara bertekanan. Karena udara dimampatkan maka mempunyai tekanan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal
BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan penjelasan detail mengenai mesin bending dan peralatan yang digunakan dalam skripsi ini. Peralatan yang dibahas adalah Human Machine Interface
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENGUJIAN
3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Start Studi pustaka Pembuatan mesin uji Persiapan Pengujian 1. Persiapan dan pengesetan mesin 2. Pemasangan alat ukur 3. Pemasangan sensor
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN. Persiapan dan pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Persiapan dan pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Desember 2011. Kegiatan penelitian ini terdiri dari dua bagian,
Lebih terperinciIV. PERANCANGANDAN PEMBUATAN INSTRUMENTASI PENGUKURAN SLIP RODA DAN KECEPATAN
IV. PERANCANGANDAN PEMBUATAN INSTRUMENTASI PENGUKURAN SLIP RODA DAN KECEPATAN 4.1. Kriteria Perancangan Pada prinsipnya suatu proses perancangan terdiri dari beberapa tahap atau proses sehingga menghasilkan
Lebih terperinciDETEKSI KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL SUARA
DETEKSI KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL SUARA Akbar Anggriawan 1, Feblil Huda 2 Laboratorium Konstruksi Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Bina Widya
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. Muiai. Kapasitas: A4 Bahan pola : Lilin Pahat: Gurdi Daya: 1/16HP. Sketsa alat. Desain gambar
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Alir Perancangan Muiai Kapasitas: A4 Bahan pola : Lilin Pahat: Gurdi Daya: 1/16HP I Sketsa alat Desain gambar Perancangan alat Kerangka Mesin Kerangka Meja Poros Perakitaiimesin
Lebih terperinciBab III Pengembangan Perangkat Lunak
Bab III Pengembangan Perangkat Lunak 3.1 Pendahuluan [5, 8, 9] Dalam penelitian ini, pengembangan perangkat lunak dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman berikut, yaitu: LabVIEW 7.1 Professional
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN
BAB III METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN 3.1. Metode Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan pada mesin bubut type EMCO MAXIMAT V13 dengan menggunakan alat vibrometer (untuk mengukur getaran) Kohtect
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah
BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindahan bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang dugunakan untuk memindahkan muatan dilokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri,
Lebih terperinciANALISA AKUSTIK UJI STATIS MOTOR ROKET MENGGUNAKAN ALGORITMA FFT
ANALISA AKUSTIK UJI STATIS MOTOR ROKET MENGGUNAKAN ALGORITMA FFT Sri Kliwati Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Pusat Teknologi Roket Jalan Raya LAPAN Rumpin Bogor Indonesia email: sri_kliwatii@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan sensor putaran berbasis serat optik dilakukan di Laboratorium Optik dan Fotonik serta Laboratorium Bengkel Jurusan
Lebih terperinciKajian Eksperimental Parameter Modal Bangunan Dua Lantai dengan Metode Modal Analisis
Jurnal Energi dan Manufaktur Vol. 9 No. 1, April 2016 (91-97) http://ojs.unud.ac.id/index.php/jem ISSN: 2302-5255 (p) Kajian Eksperimental Parameter Modal Bangunan Dua Lantai dengan Metode Modal Analisis
Lebih terperinciKARAKTERISTIK GETARAN PADA BANTALAN BOLA MENYELARAS SENDIRI KARENA KERUSAKAN SANGKAR
KARAKTERISTIK GETARAN PADA BANTALAN BOLA MENYELARAS SENDIRI KARENA KERUSAKAN SANGKAR Abstrak Muhamad Tesar Setiyadi dan Parno Raharjo Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung parno_raharjo@yahoo.com
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH MISALIGNMENT TERHADAP VIBRASI DAN KINERJA MOTOR INDUKSI
POLITEKNOLOGI VOL. 10 NO. 3, SEPTEMBER 2011 ANALISIS PENGARUH MISALIGNMENT TERHADAP VIBRASI DAN KINERJA MOTOR INDUKSI ABSTRACT Andi Ulfiana Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta Kampus Baru -
Lebih terperinciLAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu
LAMPIRAN I ATA PENGAMATAN. ata Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu Berikut merupakan tabel data hasil penepungan selama pengeringan jam, 4 jam, dan 6 jam. Tabel 8. ata hasil tepung selama
Lebih terperinciA. Dasar-dasar Pemilihan Bahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan Di dalam merencanakan suatu alat perlu sekali memperhitungkan dan memilih bahan-bahan yang akan digunakan, apakah bahan tersebut sudah sesuai dengan
Lebih terperinciAnalisis Getaran Bantalan Rotor Skala Laboratorium untuk Kondisi Lingkungan Normal dan Berdebu
Analisis Getaran Bantalan Rotor Skala Laboratorium untuk Kondisi Lingkungan Normal dan Berdebu Jhon Malta 1,*), Boy Ilham Wahyudi 1), Mulyadi Bur 1) 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjelasan umum mesin Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Dalam hal ini, mesin
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah penelitian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1 berikut: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian. 3.2 Waktu
Lebih terperinciPertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM
Pertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1 Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM Agenda Pengantar sensor Pengubah analog ke digital Pengkondisi sinyal Pengantar sensor medan EM Transduser
Lebih terperinciFISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.
1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan
Lebih terperinciDeskripsi ALAT DETEKSI LEBAR REL KERETA API SECARA REAL TIME DAN OTOMATIS
1 Deskripsi ALAT DETEKSI LEBAR REL KERETA API SECARA REAL TIME DAN OTOMATIS Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan suatu alat untuk mendeteksi lebar rel kereta api, khususnya alat ukur tersebut
Lebih terperinciGambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital
Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital 10 Bab II Sensor 11 2.1. Pendahuluan Sesuai dengan banyaknya jenis pengaturan, maka sensor jenisnya sangat banyak sesuai dengan besaran fisik yang diukurnya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016 s.d. Maret 2017 di Bank Sampah Tasikmalaya, Desa Cikunir Kecamatan Singaparna, Kabupaten
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI MODUL 5 : PROFIL PROYEKTOR. Disusun Oleh : JOSSY KOLATA ( ) KELOMPOK 5
LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI MODUL 5 : PROFIL PROYEKTOR Disusun Oleh : JOSSY KOLATA (1007121681) KELOMPOK 5 LABORATORIUM PENGUKURAN PROGRAM STUDI SARJANA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciMETODE DETEKSI KERUSAKAN IMPELLER PADA POMPA SENTRIFUGAL BERBASIS DOMAIN FREKUENSI SINYAL GETARAN
METODE DETEKSI KERUSAKAN IMPELLER PADA POMPA SENTRIFUGAL BERBASIS DOMAIN FREKUENSI SINYAL GETARAN TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Strata-1 Pada Prodi Teknik Mesin
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENGUJIAN
BAB III METODELOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Pengujian Minyak Pelumas Pengisian Minyak dan Pemanasan Oli SAE 15W/40 Oli SAE 40 Data Pengujian Oli Pengujian Bantalan Luncur dan Kekentalan 1.1000 Rpm 2.1500
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Mesin dan peralatan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) memiliki variasi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mesin dan peralatan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) memiliki variasi yang cukup banyak sesuai fungsinya, dengan tujuan utama yaitu mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi
Lebih terperinciDETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI
DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI Ganong Zainal Abidin, I Wayan Sujana Program Studi Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang Email : ganongzainal@outlook.com
Lebih terperinciKONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi==
TRANSMISI DATA KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi== Direct link digunakan untuk menunjukkan jalur transmisi antara dua perangkat dimana sinyal dirambatkan secara langsung dari transmitter menuju receiver
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci : balance performance, massa unbalance, balancing roda mobil, metoda sudut fasa
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERAT RODA PADA PROSENTASE UNJUK KERJA BALANCING RODA MOBIL Harie Satiyadi Jaya *, Suhardjono ** Laboratorium Mesin Perkakas, Jurusan Teknik Mesin FTI ITS, Surabaya. E-mail:
Lebih terperinciANALISA SINYAL GETARAN POMPA SEBAGAI PREDICTIVE MAINTENANCE POMPA PADA LABORATORIUM REKAYASA AKUSTIK DAN VIBRASI TEKNIK FISIKA ITS
ANALISA SINYAL GETARAN POMPA SEBAGAI PREDICTIVE MAINTENANCE POMPA PADA LABORATORIUM REKAYASA AKUSTIK DAN VIBRASI TEKNIK FISIKA ITS Nadhifa Maulida 1, Alinda Nurul B. 1, Trikarsa Tirta Dwipa 1, Nugroho
Lebih terperinciSISTEM IDENTIFIKASI STRUKTUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE FREQUENCY DOMAIN DECOMPOSITION-NATURAL EXCITATION TECHNIQUE
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 SISTEM IDENTIFIKASI STRUKTUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE FREQUENCY DOMAIN DECOMPOSITION-NATURAL EXCITATION TECHNIQUE Richard
Lebih terperinciPEMBUATAN ALAT SIMULASI UJI ALIGNMENT DENGAN METODE SINGLE DIAL INDICATOR
PEMBUATAN ALAT SIMULASI UJI ALIGNMENT DENGAN METODE SINGLE DIAL INDICATOR Oleh: ADITYA PRIMADI PUTRA 2108030047 DOSEN PEMBIMBING: Ir. Arino Anzip, MEng., Sc PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konstruksi Mesin Pengupas Kulit Kentang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konstruksi Mesin Pengupas Kulit Kentang 1 7 2 6 5 3 4 Gambar 4.1. Desain Mesin Pengupas Kulit Kentang Komponen-komponen inti yang ada pada mesin pengupas kulit kentang
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi
BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.
Lebih terperinciANALISA GETARAN PADA POMPA SENTRIFUGAL TEBAL 7,5 MM DAN LEBAR 145 MM
108, Inovtek, Volume 3, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 108-24 ANALISA GETARAN PADA POMPA SENTRIFUGAL TEBAL 7,5 MM DAN LEBAR 145 MM Erwin Martianis Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bengkalis Jl. Bathin
Lebih terperinci2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung Mesin pemipil jagung merupakan mesin yang berfungsi sebagai perontok dan pemisah antara biji jagung dengan tongkol dalam jumlah yang banyak dan
Lebih terperinci