BAB IV: ANALISIS PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV: ANALISIS PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB IV: ANALISIS PENELITIAN 4.1. Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas mengenai proses pelaksanaan penelitian tugas akhir ini. Penelitian akan dimulai dengan mengmpulkan semua risiko yang terjadi pada fase perencanaan dan konstruksi proyek, baik itu proyek sipil pada umumnya seperti bangunan gedung, jalan dan lain-lain, dan juga risiko pada proyek pembangunan jaringan pipa gas tersebut. Risiko-risiko tersebut akan diambil dari sejumlah penelitian terdahulu baik dalam bentuk skripsi/tugas akhir, thesis, jurnal atau sumber internal perusahaan Identifikasi Risiko Langkah pertama dari penelitian ini adalah mengidentifikasi risiko yang terkait dengan pekerjaan perencanaan dan konstruksi secara umum. Risiko yang teridentifikasi tersebut selanjutnya dikumpulkan menjadi satu dan dipilah sesuai dengan kategori risiko yang berkaitan yaitu Eksternal, Organizational, Project Management dan Teknikal. Risiko-risiko tersebut diambil dari beberapa literature yang mengenai penerapan Project management dan memberikan kesimpulan atas beberapa risiko yang memiliki pengaruh terhadap pelaksanaan proyek tersebut. Beberapa literature yang digunakan adalah : 1. Wideman, R. M. (1992). Project and Program Risk Management (Vol. 6). Pennsylvania, USA: Project Management Institute. 2. FWC Sector Competitiveness Studies No. B1/ENTR/06/054 - Sustainable Competitiveness of the Construction Sector (D.-G. E. Industry, Trans.). (2013): ECORYS SCS Group. IV-1

2 3. Gajewska, E., & Ropel, M. (2011). Risk Management Practices in a Construction Project - a case study. (Master of Science), Chalmers University of Technology, Goteborg, Sweden. (2011:47) Variabel risiko untuk kategori Eksternal adalah sebagai berikut. Tabel 8. Variabel Risiko Kategori Eksternal Variabel Kriteria Deskripsi Sumber X 1.1 Eksternal Tidak mendapatkan kontraktor (Gajewska & Ropel, karena tidak ada yang ikut tender 2011) X 1.2 Perubahan regulasi pemerintah X 1.3 Bencana Alam X 1.4 Vandalisme / sabotase X 1.5 Efek negatif tidak langsung dari proyek terhadap lingkungan dan social Kegagalan penyelesaian pekerjaan (Wideman, 1992) X 1.6 akibat kegagalan pihak ketiga/subkontraktor/vendor X 1.7 Perubahan nilai tukar uang X 1.8 Inflasi X 1.9 Pajak X 1.10 Perizinan X 1.11 Hak paten Force Majeure X 1.12 Variabel risiko untuk kategori Organizational adalah sebagai berikut. Tabel 9. Tabel Risiko Kategori Organizational Variabel Kriteria Deskripsi Sumber X 2.1 Organizational Keterlambatan konstruksi karena permasalahan di Manajemen X 2.2 Tidak mendapatkan kontraktor (Gajewska & Ropel, yang tepat 2011) X 2.3 Tidak mendapatkan konsultan yang berkualitas X 2.4 Ketidaktulusan bekerja di level manajemen X 2.5 Perubahan/mutasi pekerja senior X 2.6 Struktur organisasi yang tidak sesuai X 2.7 Kekurangan kebijakan dan (Wideman, 1992) prosedur yang sesuai Perencanaan yang buruk X 2.8 IV-2

3 X 2.9 X 2.10 X 2.11 X 2.12 X 2.13 X 2.14 X 2.15 X 2.16 X 2.17 X 2.18 X 2.19 Jadwal yang tidak realistis Kurang koordinasi di level manajemen PHK Strategi procurement yang tidak sesuai Campur tangan manajemen tinggi Bangkrut Proyek tidak kompetitif karena adanya pesaing baru Tujuan Proyek tidak jelas & tidak mungkin dicapai Lingkup kerja tidak jelas Budgeting berdasarkan data yang tidak lengkap Penundaan pekerjaan ("FWC Sector Competitiveness Studies No. B1/ENTR/06/054 - Sustainable Competitiveness of the Construction Sector," 2013) X 2.20 Tipe kontrak yang tidak sesuai (Wideman, 1992) Variabel risiko untuk kategori Project Management adalah sebagai berikut. Tabel 10. Variabel Risiko Kategori Project Management Variabel Kriteria Deskripsi Sumber X 3.1 Project Kehilangan control Management X 3.2 Skill manajemen proyek yang kurang memadai X 3.3 Kekurangan sumber daya manusia / pekerja X 3.4 Produktifitas pekerja yang kurang memadai X 3.5 Kekurangan material & peralatan (Wideman, 1992) X 3.6 Keterlambatan pengiriman material & peralatan X 3.7 Kondisi lapangan yang tidak terprediksi X 3.8 Perubahan lingkup pekerjaan X 3.9 Ketidaktersediaan akses X 3.10 Metode pembayaran yang tidak sesuai X 3.11 Manajemen kurang berpengalaman X 3.12 Pekerja kurang berpengalaman X 3.13 Klaim kontraktor X 3.14 Estimasi biaya yang buruk ("FWC Sector X 3.15 Kesalahan penafsiran & Competitiveness pemahaman kontrak Studies No. IV-3

4 Variabel risiko untuk kategori Teknikal adalah sebagai berikut. Tabel 11. Variabel Risiko Kategori Teknikal B1/ENTR/06/054 - Sustainable Competitiveness of the Construction Sector," 2013) Variabel Kriteria Deskripsi Sumber X 4.1 Teknikal Kompleksitas akibat teknologi baru X 4.2 Tingkat produktivitas pekerja rendah X 4.3 Ketidakcukupan data untuk desain X 4.4 Desainer tidak berpengalaman (Wideman, 1992) X 4.5 Ketidaksesuaian desain & Spesifikasi X 4.6 Kemungkinan perubahan desain pada saat konstruksi X 4.7 Desain tidak dapat dieksekusi X 4.8 Kompleksitas lingkup pekerjaan X 4.9 Kesalahan dalam monitoring project cost (Gajewska & Ropel, 2011) X 4.10 Kesalahan dalam monitoring project cost X 4.11 Tidak cukup waktu untuk testing ("FWC Sector Competitiveness Studies No. B1/ENTR/06/054 - Sustainable Competitiveness of the Construction Sector," 2013) 4.3. Kuesioner 1. Kuesioner 1 ini dilaksanakan untuk menentukan variabel risiko-risiko apa saja yang memiliki pengaruh terhadap proyek pembangunan jaringan pipa gas, karena tidak semua risiko-risiko yang teridentifikasi tersebut akan memberikan dampak pada proyek jaringan pipa gas. Kuesioner ini diberikan kepada pakar untuk verifikasi, klarifikasi dan validasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pakar adalah orang yg mempunyai keahlian dl bidang ilmu tertentu, spt biologi, kimia, fisika. IV-4

5 Sedangkan menurut Oxford Dictiionaries, pakar adalah a person with special knowledge, skill or training in something. Para pakar yang dimintakan pendapatnya di dalam penelitian ini adalah ahli yang telah memilikik pengalaman yang signifikan di dalam bidang perencanaan dan konstruksi jaringan pipa gas. Para pakar diminta pendapat apakah setuju atau tidak terhadap variabel-variabel risiko dan mengisi kolom keterangan untuk masukan terhadap tiap variabel. Selain itu, pakar juga diminta untuk mengisi kolom tambahan variabel jika terdapat variabel tambahan. Adapun jumlah pakar yang diusulkan berjumlah 5 (lima) orang. Namun, sejumlah 3 (tiga) orang yang bersedia menjadi pakar. Pakar dalam penelitian ini merupakan personil yang terdiri dari 2 orang PT. XYZ dan 1 orang konsultan, yang mempunyai pengalaman dalam proyek pembangunan pipa gas di PT XYZ. Tabel 12. Profil Pakar No. Pakar Posisi Pengalaman Pendidikan 1 Pakar 1 Kepala Dinas Perencanaan & Pengendalian Engineering 16 tahun S1 2 Pakar 2 Executive Engineer Tekno Ekonomi 20 tahun S2 3 Pakar 3 Project Manager > 31 tahun S1 Setelah hasil kuesioner diperoleh dari masing-masing pakar, selanjutnya dibuat hasil tabulasi data agar lebih mudah diolah. Pada umumnya, variabel variabel diterima oleh pakar, meskipun ada juga variabel yang tidak mendapat persetujuan pakar. Selain itu, terdapat beberapa usulan agar memindahkan kategori beberapa variabel ke kategori lainnya. Dari hasil pengolahan data terhadap hasil validasi pakar, dari 58 Variabel yang disampaikan, terdapat 52 variabel (8 eksternal, 14 organizational, 22 project management, 8 teknikal) yang disetujui dan 6 variabel yang tidak disetujui/dihilangkan. Dan dari semua variabel yang disetujui, para pakar sepakat bahwa sebanyak 29 IV-5

6 variabel (7 eksternal, 9 organizational, 8 project management, 5 teknikal) layak untuk dilanjutkan analisisnya menggunakana pair wise comparison (AHP) di tahap berikutnya. Adapun hasil validasi pakar tersebut disampaikan melalui tabel berikut: Tabel 13. Pendapat Pakar untuk Kategori Eksternal Variabel Deskripsi Pakar Catatan X 1.1 Tidak mendapatkan kontraktor karena tidak ada yang ikut tender X 1.2 Perubahan regulasi pemerintah X 1.3 Bencana Alam x x x X 1.4 Vandalisme / sabotase x X 1.5 X 1.6 Efek negatif tidak langsung dari proyek terhadap lingkungan dan social Kegagalan penyelesaian pekerjaan akibat kegagalan pihak ketiga/subkontraktor/vendor X 1.7 Perubahan nilai tukar uang X 1.8 Inflasi X 1.9 Pajak x Termasuk ke dalam Force Majeure (Pakar 3) Termasuk ke dalam Force Majeure (Pakar 3) Diganti dengan istilah perekonomian yg mengakomodir kondisi ekonomi, sospol, internal/nasional/internasional (Pakar 3) X 1.10 Perizinan X 1.11 Hak paten x x X 1.12 Force Majeure x x IV-6

7 Tabel 14. Pendapat Pakar untuk Kategori Organizational Variabel Deskripsi Pakar Catatan X 2.1 Keterlambatan konstruksi karena permasalahan di Manajemen x (Pakar 3) X 2.2 Tidak mendapatkan kontraktor yang tepat x x x (Pakar 1,2,3) X 2.3 Tidak mendapatkan konsultan yang berkualitas x x (Pakar 1,2) X 2.4 Ketidaktulusan bekerja di level manajemen X 2.5 Perubahan/mutasi pekerja senior X 2.6 Struktur organisasi yang tidak sesuai X 2.7 Kekurangan kebijakan dan prosedur yang sesuai x X 2.8 Perencanaan yang buruk x (Pakar 3) Perencanaan pasar,pasok,sistem jaringan (Pakar 1), Mulai dari pasok, pasar s/d jaringan pipa (Pakar 2), masuk ke Teknikal (Pakar 3) X 2.9 Jadwal yang tidak realistis x x x (Pakar 1,2,3) X 2.10 Kurang koordinasi di level manajemen x (Pakar 3) X 2.11 PHK X 2.12 Strategi procurement yang tidak sesuai x x x (Pakar 1,2,3) IV-7

8 X 2.13 Campur tangan manajemen tinggi x (Pakar 3) X 2.14 Bangkrut X 2.15 X 2.16 Proyek tidak kompetitif karena adanya pesaing baru Tujuan Proyek tidak jelas & tidak mungkin dicapai X 2.17 Lingkup kerja tidak jelas x X x x x Masuk Ke External (Pakar 1,2,3) x Masuk Ke External (Pakar 3) sama dengan X 2.8 (Pakar 2), sama dengan X 2.16 (Pakar 3) X 2.18 Budgeting berdasarkan data yang tidak lengkap x x (Pakar 1,2), sama dengan X 3.14 (Pakar 2), Masuk Ke External (Pakar 3) X 2.19 Penundaan pekerjaan x Masuk Ke External (Pakar 3) X 2.20 Tipe kontrak yang tidak sesuai x x x (Pakar 1,2), Masuk Ke External (Pakar 3) Tabel 15. Pendapat Pakar untuk Kategori Project Management Variabel Deskripsi Pakar Catatan X 3.1 Kehilangan control x X 3.2 Skill manajemen proyek yang kurang memadai/pengalaman X 3.3 Kekurangan sumber daya manusia / pekerja X 3.4 Produktifitas pekerja yang kurang memadai Sama dengan X 4.2 (pakar 1,2) X 3.5 Kekurangan material & peralatan X 3.6 Keterlambatan pengiriman material & peralatan X 3.7 Kondisi lapangan yang tidak terprediksi X 3.8 Perubahan lingkup pekerjaan/vo IV-8

9 X 3.9 Ketidaktersediaan akses x x Masuk ke Teknikal (Pakar 1,2) X 3.10 Metode pembayaran yang tidak sesuai x x X 3.11 Manajemen kurang berpengalaman x x Sama dengan X 3.2 X 3.12 Pekerja kurang berpengalaman X 3.13 Klaim kontraktor x X 3.14 Estimasi biaya yang buruk x sama dengan X 2.18 (pakar 2) X 3.15 Kesalahan penafsiran & pemahaman kontrak Tabel 16. Pendapat Pakar untuk Kategori Teknikal Variabel Deskripsi Pakar Catatan X 4.1 Kompleksitas akibat teknologi baru X 4.2 Tingkat produktivitas pekerja rendah x x x Gabung dengan X 3.4 (pakar 1,2,3) X 4.3 Ketidakcukupan data untuk desain X 4.4 Engineer/perancang tidak berpengalaman X 4.5 Ketidaksesuaian desain & Spesifikasi X 4.6 Kemungkinan perubahan desain pada saat konstruksi X 4.7 Desain tidak dapat dieksekusi X 4.8 Kompleksitas lingkup pekerjaan x (pakar 3) IV-9

10 X 4.9 Kesalahan dalam monitoring project cost x (pakar 3) X 4.10 Kesalahan dalam monitoring project cost x x x X 4.11 Tidak cukup waktu untuk testing x Gabung dengan X 4.9 (pakar 1,2), (pakar 3) (pakar 3) Dari respon yang diberikan oleh para pakar tersebut, maka langkah berikutnya adalah menyamakan pendapat para pakar terutama untuk variabel-variabel yang berbeda hasilnya. Selain itu, juga dimintakan kepada para pakar tersebut untuk menyepakati variabel-variabel mana saja yang harus digunakan untuk analisis AHP sebagai materi pair-wise comparison. Untuk itu para pakar menyepakati untuk menggunakan variabel-variabel di tabel berikut ini dalam analisis pair-wise comparison AHP. Tabel 17. Variabel Risiko Kategori Eksternal untuk Kuesioner 2 Item Number Item Description E1.1 Perizinan E1.2 Perubahan Kondisi ekonomi E1.3 Perubahan regulasi E1.4 Efek negatif tidak langsung dari proyek terhadap lingkungan dan social/budaya E1.5 Kegagalan penyelesaian pekerjaan akibat kegagalan pihak ketiga/subkontraktor/vendor E1.6 Tidak mendapatkan kontraktor karena tidak ada yang ikut tender E1.7 Proyek tidak kompetitif karena adanya pesaing baru Tabel 18. Variabel Risiko Kategori Organizational untuk Kuesioner 2 Item Number Item Description O1.1 Keterlambatan proyek karena permasalahan di level manajemen puncak O1.2 Ketidaktulusan bekerja di level manajemen O1.3 Perubahan/mutasi pekerja senior O1.4 Struktur organisasi yang tidak sesuai IV-10

11 O1.5 Kekurangan kebijakan dan prosedur yang sesuai O1.6 Perencanaan yang buruk (Perencanaan pasar, pasok & jaringan pipa) O1.7 Jadwal yang tidak realistis (jadwal per project charter/ target jadwal dari manajemen puncaj) O1.8 Tujuan Proyek tidak jelas & tidak mungkin dicapai O1.9 Lingkup kerja tidak jelas Tabel 19. Variabel Risiko Kategori Project Management untuk Kuesioner 2 Item Number Item Description.P1.1 Kehilangan control P1.2 Skill manajemen proyek yang kurang memadai/pengalaman P1.3 Kekurangan sumber daya manusia / pekerja P1.4 Produktifitas pekerja yang kurang memadai P1.5 Perubahan lingkup pekerjaan/vo P1.6 Estimasi biaya yang buruk P1.7 Keterlambatan Pekerjaan P1.8 Strategi procurement yang tidak sesuai Tabel 20. Variabel Risiko Kategori Teknikal untuk Kuesioner 2 Item Number Item Description T1.1 Ketidakcukupan data untuk desain T1.2 Engineer/perancang tidak berpengalaman T1.3 Ketidaksesuaian desain & Spesifikasi T1.4 Kemungkinan perubahan desain pada saat konstruksi T1.5 Desain tidak dapat dieksekusi 4.4. Kuesioner 2 Kuesioner 2 bertujuan untuk mendapatkan data untuk analisis risiko pada proyek pembangunan jaringan pipa gas onshore. Kuesioner ini disebarkan kepada 15 responden yang memiliki pengalaman lebih dari 7 tahun di bidang pembangunan jaringan pipa gas. Dari 15 kuesioner yang disebarkan, sebanyak 13 responden IV-11

12 mengirimkan kembali hasil kuesioener tersebut (terlampir). Berikut ini adalah profil dari responden tersebut. No. Responden Tabel 21. Profil Responden Posisi Pendidikan Pengalaman Kerja 1 Senior Specialist Engineer S2 10 tahun 2 Senior Specialist Engineer S1 10 tahun 3 SHE Manager S1 17 tahun 4 Executive Engineer S2 11 tahun 5 Executive Engineer S1 14 tahun 6 Executive Officer Procurement S1 11 tahun 7 Project Manager S2 12 tahun 8 Senior Specialist Engineer S1 10 tahun 9 QA/QC & HSE Manager S1 30 tahun 10 Procurement Manager S1 13 tahun 11 Contract Administration Manager S1 24 tahun 12 Senior Specialist Officer S1 10 tahun 13 Senior Specialist Engineer S2 17 tahun Contoh pengisian kuesioner 2 yaitu sebagai berikut Risk Event A (Pembanding) Risk Event B (Terbanding) Risiko yang lebih Skala/rating terkait dengan subjek Eksternal Perizinan Perubahan Kondisi ekonomi nasional/internasional A 7 Perubahan regulasi pemerintah B 5 Efek negatif tidak langsung dari proyek terhadap lingkungan dan social/budaya B 9 Kegagalan penyelesaian pekerjaan akibat kegagalan pihak ketiga/subkontraktor/vendor - 1 Tidak mendapatkan kontraktor karena tidak ada yang ikut tender A 4 Proyek tidak kompetitif karena adanya pesaing baru B 3 Gambar 12. Contoh Pengisian Kuesioner Analisis Data Matriks Dari kuesioner 2 terlihat bahwa setiap kategori risiko memiliki ordo matriks yang berbeda-beda. Pada kategori eksternal ordo matriks yaitu 7x7, pada kategori organizational ordo matriks yaitu 9x9, pada kategori project management ordo matriks yaitu 8x8, sedangkan pada kategori teknikal ordo matriks yaitu 5x5. IV-12

13 Hasil dari pengisian kuesioner oleh responden dijadikan input di dalam tabel matriks pair-wise comparison sebagai berikut. Tabel 22. Matriks Pair-wise Comparison (Skala Linear) Eksternal Item Number Item NumbItem Description E1.1 E1.2 E1.3 E1.4 E1.5 E1.6 E1.7 E1.1 Perizinan E1.2 Perubahan Kondisi ekonomi E1.3 Perubahan regulasi E1.4 Efek negatif tidak langsung dari proyek terhadap lingkungan dan social/budaya E1.5 Kegagalan penyelesaian pekerjaan akibat kegagalan pihak ketiga/subkontraktor/vendor E1.6 Tidak mendapatkan kontraktor karena tidak ada yang ikut tender E1.7 Proyek tidak kompetitif karena adanya pesaing baru Analisis Matriks Dari data yang terkumpul, semua data diolah menggunakan metode linear Saaty, masing-masing data dicari nilai Consistency Index (CI) menggunakan rumus. λ max nn CCCC = nn 1 Dan berikutnya, didapatkan nilai Consistency Ratio (CR) dengan menggunakan Ratio Index sesuai yang ditetapkan Saaty. Adapun hasil akhir dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 23. Consistency Ratio (CR) menggunakan skala linear Risk Event Responden ordo CR cut matrix off 20% Eksternal x Organizational x Project Management x Teknikal x Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa sebagian besar data tidak memenuhi cut off Consistency Ratio yang ditetapkan. Dan sesuai yang telah dijabarkan di dasar teori bahwa skala linear Saaty dapat diganti atau disesuaikan dengan menggunakan skala geometri, terutama untuk matriks yang mengutamakan untuk dihasilkan peringkat dari variabel yang dibandingkan. Maka skala linear tersebut diganti menjadi skala geometri menggunakan tabel rujukan penggantian skala sebagai berikut. IV-13

14 Tabel 24. Konversi Skala Linear Skala Geometri Linear Geometri Sehingga tabel pengisian kuesioner pun berubah menjadi sebagai berikut. Tabel 25. Matriks Pair-wise Comparison (Skala Geometri) Eksternal Item Number Item NumbItem Description E1.1 E1.2 E1.3 E1.4 E1.5 E1.6 E1.7 E1.1 Perizinan E1.2 Perubahan Kondisi ekonomi E1.3 Perubahan regulasi E1.4 Efek negatif tidak langsung dari proyek terhadap lingkungan dan social/budaya E1.5 Kegagalan penyelesaian pekerjaan akibat kegagalan pihak ketiga/subkontraktor/vendor E1.6 Tidak mendapatkan kontraktor karena tidak ada yang ikut tender E1.7 Proyek tidak kompetitif karena adanya pesaing baru Setelah penggantian skala tersebut, maka nilai CI yang dihasilkan pun akan berbeda dan menghasilkan nilai Consistency Ratio yang berbeda pula. Nilai Consistency Ratio yang baru adalah sebagai berikut. Tabel 26. Consistency Ratio (CR) menggunakan skala Geometri Risk Event Responden ordo CR cut matrix off 20% Eksternal x Organizational x Project Management x Teknikal x Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hanya 3 responden yang memiliki nilai Consistency Ratio diluar ketetapan 20%. Maka ketiga data dari responden tersebut tidak dapat digunakan untuk analisis berikutnya. 10 data responden yang lain akan dilanjutkan analisisnya untuk menunjukkan peringkat risiko yang paling berpengaruh terhadap proyek pembangunan jaringan pipa gas Analisis Bobot Dengan menggunakan data dari 10 responden yang memiliki nilai Consistency ratio sesuai ketentuan maka disusunlah bobot dari masing-masing variabel di tiap-tiap kategori (terlampir). IV-14

15 Dari kategori Eksternal, 2 risiko peringkat teratas adalah: 1. Perubahan Regulasi sebesar 11,76 % Risiko ini akan muncul baik disaat perencanaan maupun saat konstruksi. Banyak bentuk dan macam dari jenis risiko ini seperti peraturan yang mewajibkan semua transaksi di Indonesia harus menggunakan mata uang rupiah (BI, 2015), selain itu perubahan regulasi juga sering kali tidak tersosialisasikan dengan baik sehingga tidak sempat diantisipasi pada tahap perencanaan (AntaraNews.com, 2014). Penyebab: perubahan rezim pemerintahan, perubahan kondisi politik, keperluan Negara secara umum. Dampak: penambahan biaya konstruksi, perubahan rencana eksekusi proyek. Pencegahan: menambahkan contingency cost yang dapat dimasukkan di estimasi proyek atau dalam bentuk management reserves. Perbaikan: segera melaksanakan regulasi tersebut walaupun mungkin akan berdampak pada munculnya tambahan biaya atau penambahan durasi pekerjaan. 2. Perizinan sebesar 9,28 %. Seringkali sebuah proyek terkendala oleh pengurusan perizinan yang berbelit dan birokrasi yang panjang (Liputan6.com, 2013), sehingga sangat disarankan agar pengurusan perizinan dimulai segera setelah proyek tersebut disetujui untuk dilaksanakan. Dan diberikan waktu yang cukup untuk pengurusan perizinan karena dapat diperkirakan bahwa waktu yang dibutuhkan akan panjang. Penyebab: lambatnya pengurusan izin dari instansi terkait, birokrasi yang panjang. Dampak: tertundanya pelaksanaan konstruksi, perubahan jalur pipa. IV-15

16 Pencegahan: pengurusan izin dimulai segera setelah proyek di inisisasi, bekerjasama dengan konsultan perizinan resmi. Perbaikan: menggeser waktu pelaksanaan konstruksi, mengubah rute jalur pipa. Dari kategori Organizational, 2 risiko peringkat teratas adalah: 1. Perencanaan yang buruk (pasar, pasok, dan jaringan pipa) sebesar 20,27 %. Proyek jaringan pipa gas merupakan proyek yang memiliki tujuan yaitu menyalurkan gas dari pasok ke pasar menggunakan rute dan jaringan pipa yang tepat. Apabila salah satu dari ketiga hal tersebut (pasok, pasar dan jaringan pipa) direncanakan dengan buruk, maka dapat dijamin bahwa secara bisnis, proyek ini akan gagal. Sangat mungkin terjadi proyek selesai dibangun namun tidak ada gas yang mengalir karena tidak ada atau terbatasnya pasok, atau pasar yang diprediksi akan menyerap gas ternyata tidak tersedia, ataupun ternyata biaya O&M yang dibutuhkan sangat tinggi karena jaringan pipa yang boros. Sehingga disarankan agar perencanaan dieksekusi menggunakan data yang valid. Penyebab: Tidak cukup data pendukung, perubahan informasi pasar ataupun pasok yang sangat dinamis. Dampak: penambahan biaya konstruksi akibat perubahan lingkup pekerjaan konstruksi, perkiraan biaya dan waktu yang tidak tepat, desain perencanaan yang berlarut-larut. Pencegahan: pengumpulan data secara cermat (waktu dan kualitas), komitmen/kesepakatan pasok dan pasar diperoleh terlebih dahulu. Perbaikan: Perubahan lingkup pekerjaan. 2. Jadwal yang tidak realistis (jadwal per project charter/ target jadwal dari manajemen puncak) sebesar 12,46%. Kadangkala manajemen puncak menetapkan jadwal pelaksanaan proyek tidak realistis sehingga Manajer Proyek diharuskan untuk IV-16

17 menggunakan sumber daya yang besar untuk menyelesaikan proyek tersebut. Hal ini mungkin terjadi karena manajemen puncak tidak mendapatkan informasi yang tepat mengenai pelaksanaan proyek. Sehingga sebaiknya di berikan input terutama untuk pekerjaanpekerjaan konstruksi yang tidak dapat dipersingkat durasi pelaksanaannya dan kegiatan yang tidak dapat dilewati prosesnya. Penyebab: Manajemen puncak tidak mendapatkan informasi yang tepat mengenai keputusan bisnisnya, penundaan keputusan investasi, tidak ada prioritas investasi, tim teknis salah memberikan perkiraan waktu pekerjaan Dampak: biaya proyek yang tinggi, kualitas yang buruk, aka nada aturan/regulasi yang dilanggar, proyek tidak selesai tepat waktu. Pencegahan: prioritas investasi disusun dengan baik, tim teknis memberikan perkiraan waktu yang wajar dengan dilengkapi asumsi dari tiap pendekatan. Perbaikan: menambah sumber daya proyek, memecah proyek menjadi paket-paket yang lebih kecil. Dari kategori Project Management, 2 risiko peringkat teratas adalah: 1. Estimasi biaya yang buruk sebesar 9,53 %. Estimasi yang buruk dapat menyebabkan proyek tidak hanya merugi namun juga terlambat penyelesaiannya dan kualitas yang tidak sesuai harapan. Dibutuhkan jam terbang, kecukupan data pembanding, teamwork yang baik, dan waktu yang cukup untuk menghasilkan estimasi biaya yang baik dan terpercaya. Penyebab: pekerja tidak berpengalaman, tidak tersedia data yang cukup, level estimasi yang tidak sesuai dengan tahapan proyek, komunikasi yang buruk antar bagian. Dampak: cost overrun, kualitas pekerjaan yang buruk, penyelesaian pekerjaan terhambat, gagal mendapatkan kontraktor atau kontraktor yang terpilih tidak berkualitas. IV-17

18 Pencegahan: Pekerja diberikan tanggung jawab secara bertahap, dibentuk team yang solid, komunikasi antar bagian yang baik, waktu yang cukup, dianggarkan biaya contingency yang cukup. Perbaikan: menggunakan biaya contingency apabila diperlukan, revisi estimasi biaya. 2. Skill manajemen proyek yang kurang memadai/pengalaman sebesar 8,97%. Proyek adalah sebuah kegiatan yang membutuhkan sentuhan manusia dalam pelaksanaanya. Walaupun proyek tersebut sudah dilengkapi oleh peralatan yang canggih, software yang ternutakhir dan material yang terbaik, namun tetap dibutuhkan seorang pekerja untuk menjalankan semuanya. Proyek adalah kumpulan individu yang memiliki kecakapan dan ekspektasi yang berbeda-beda, sehingga dibutuhkan skill yang mumpuni untuk dapat mengatur semua pada tempatnya. Skill tersebut tidak selalu didapatkan dari pendidikan formal namun juga dibutuhkan pengalaman yang cukup untuk memiliki skill tersebut. Penyebab: tidak ada kaderisasi dan mentoring secara berkelanjutan. Dampak: proyek tidak berjalan sesuai rencana, biaya proyek membengkak, durasi pelaksanaan bertambah, proyek gagal diselesaikan. Pencegahan: hanya pekerja yang berpengalaman yang menangani proyek, proses kaderisasi dan mentoring dilaksanakan secara kontinyu. Perbaikan: personil yang tidak berkinerja baik digantikan dengan yang lebih baik. Dari kategori Teknikal, 2 risiko peringkat teratas adalah: 1. Disain tidak dapat dieksekusi sebesar 18,38 %. Disain terkadang disusun dengan sangat ideal dan tidak memperhatikan kondisi lapangan dimana disain tersebut akan diterjemahkan. Atau tim konstruksi tidak memahami disain tersebut. IV-18

19 Hal ini dapat terjadi karena buruknya komunikasi antara bagianbagian proyek, disain disusun hanya berdasarkan proyek terdahulu (copy & paste designer), tidak didapatkan data lapangan yang cukup. Sehingga disarankan agar diciptakan suasana kerja yang kondusif dan dilakukan survey kondisi lapangan sebelum disain dilakukan. Penyebab: disain disusun tidak berdasarkan kondisi lapangan, hanya terpaku pada disain proyek terdahulu, tidak sinkronisasi antara bagian perencanaan-konstruksi-operasi di tahap FEED. Dampak: penambahan biaya dan waktu konstruksi akibat perubahan lingkup pekerjaan konstruksi. Pencegahan: koordinasi antar bagian yang baik, kecukupan data lapangan tersedia sebelum disain dimulai. Perbaikan: perubahan lingkup pekerjaan. 2. Engineer/perencana tidak berpengalaman sebesar 8.82%. Engineer yang tidak berpengalaman dapat menyebabkan kondisi pada poin nomor 1, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan pemahaman engineer terhadap proyek. Hal tersebut dapat dilakukan dengan kaderisasi engineer, melibatkan engineer ke dalam proyek mulai dari sebagai junior engineer hingga akhirnya mampu menjadi engineer yang berpengalaman. Penyebab: tidak ada kaderisasi dan mentoring, teknologi baru. Dampak: kesalahan disain, disain tidak dapat dieksekusi, tidak menggunakan standart/code yang sesuai, biaya proyek bertambah. Pencegahan: kaderisasi dan mentoring yang kontinyu, menggunakan jasa konsultan engineering terutama untuk teknologi baru. Perbaikan: memberikan pendampingan kepada engineer yang belum berpengalaman, perubahan lingkup pekerjaan, menggunakan jasa konsultan engineering IV-19

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan proyek merupakan sasaran utama bagi perusahaanperusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi. Proyek yang dikatakan berhasil merupakan cerminan dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Proyek Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya bersifat

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI ANALISIS RISIKO PELAKSANAAN PEKERJAAN MENGGUNAKAN KONTRAK UNIT PRICE (Studi Kasus: Peningkatan dan Pelebaran Aset Infrastruktur Jalan Alai-By Pass Kota Padang Sebagai Jalur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan yang harus dicapai dengan beberapa spesifikasi tertentu, memiliki awal dan akhir, dengan keterbatasan sumber

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pembahasan dalam bab 5 ini dibagi menjadi dua bagian yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan disini merupakan hasil penelitian secara keseluruhan, sedangkan saran yang dimaksud

Lebih terperinci

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya 1 Analisis Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya Shelly Atma Devinta, I Putu Artama Wiguna, Cahyono Bintang Nurcahyo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007.

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemahaman tentang konstruksi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan data kuesioner yang diberikan kepada 50 responden, penelitian tentang studi mengenai faktor-faktor penghambat pelaksanaan proyek konstruksi di Timor-Leste

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknik sipil mengalami kemajuan, baik ditinjau dari segi mutu, bahan, struktur

BAB I PENDAHULUAN. teknik sipil mengalami kemajuan, baik ditinjau dari segi mutu, bahan, struktur BAB 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini dilakukan untuk melaksanakan analisis factor penyebab terjadinya pembengkakan biaya upah tenaga kerja pada proyek, dalam bab pertama ini akan dibahas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Penjadwalan Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA DATA 5.1 PENDAHULUAN

BAB 5 ANALISA DATA 5.1 PENDAHULUAN BAB 5 ANALISA DATA 5.1 PENDAHULUAN Pada bab sebelumnya telah diterangkan mengenai dasar penelitian yang akan dilaksanakan, desain penelitian, pemilihan metode penelitian, termasuk penjelasan teoritis terkait

Lebih terperinci

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Henry Pascal Magaline 1, Alvin Januar Haryono 2, Andi 3 ABSTRAK : Biaya overhead sebuah proyek merupakan salah satu unsur harga pokok

Lebih terperinci

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI Theresia Monica Sudarsono 1, Olivia Christie 2 and Andi 3 ABSTRAK: Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa kemungkinan terjadinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Mulyani (2006), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang konstruksi (pembangunan) yang mempunyai dimensi

Lebih terperinci

69 Simulasi rencana..., Beta Patrianto, FT UI, 2009

69 Simulasi rencana..., Beta Patrianto, FT UI, 2009 69 BAB 5 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 5.1 Pendahuluan Di dalam bab ini akan ditampilkan hasil dari pengumpulan data yang berupa variabel-variabel risiko yang mempengaruhi sisa waktu dan biaya pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South Sumatra NGL Project PT. Tripatra dapat dilihat dari aspek lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan di jelaskan metode penelitian yang digunakan untuk mencari faktor-faktor penyebab keterlambatan pada pekerjaan proyek konstruksi. Agar data yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi seringkali ditentukan oleh suatu keputusan penting dalam rangka mengambil peluang (opportunity) yang jarang terjadi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Bab ini memaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Metode yang digunakan dimulai dari mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. PENDAHULUAN Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada kerangka pemikiran dasar manajemen risiko yaitu dengan melakukan identifikasi risiko hingga analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses tersebut terdapat tahapan pelaksanaan pekerjaan yang melibatkan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. proses tersebut terdapat tahapan pelaksanaan pekerjaan yang melibatkan sejumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek konstruksi khususnya proyek gedung bertingkat bersifat unik, dalam proses tersebut terdapat tahapan pelaksanaan pekerjaan yang melibatkan sejumlah sumber daya

Lebih terperinci

PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (

PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo ( PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (3107.203.002) 1. Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah

Lebih terperinci

STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN)

STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN) STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN) Irianto 1, Didik S. S. Mabui 2 1,2 Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Sistem Informasi, Universitas Yapis Papua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hunna Watson, dan Peter Davis dalam makalah Rework in Civil Infrastructure

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hunna Watson, dan Peter Davis dalam makalah Rework in Civil Infrastructure 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Pada penelitian yang disajikan oleh Peter E. D. Love, David J. Edwards, Hunna Watson, dan Peter Davis dalam makalah Rework in Civil Infrastructure Projects:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menjadi manpower, material, machines, money, method (Ervianto,2005).

BAB II LANDASAN TEORI. menjadi manpower, material, machines, money, method (Ervianto,2005). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian proyek Manajemen konstruksi (construction management), adalah bagaimana agar sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh manajer proyek

Lebih terperinci

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Wahida Handayani 1, Yohanes Lim Dwi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI

FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI Yeltsin C. Dapu A.K.T. Dundu, Ronny Walangitan Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email: yeltsindapu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR PEMILIHAN SUPPLIER OLEH PERUSAHAAN KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN JEFRY SUWANDA NIM:

IDENTIFIKASI FAKTOR PEMILIHAN SUPPLIER OLEH PERUSAHAAN KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN JEFRY SUWANDA NIM: IDENTIFIKASI FAKTOR PEMILIHAN SUPPLIER OLEH PERUSAHAAN KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan oleh: JEFRY SUWANDA NIM: 0905141012

Lebih terperinci

SHELLY ATMA DEVINTA

SHELLY ATMA DEVINTA SHELLY ATMA DEVINTA 3110100036 DOSEN PEMBIMBING: Cahyono Bintang Nurcahyo ST, MT Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek konstruksi Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Manajemen Proyek & Microsoft Project 2007

Pertemuan 2 Manajemen Proyek & Microsoft Project 2007 Pertemuan 2 Manajemen Proyek & Microsoft Project 2007 Tujuan : 1. Memahami konsep manajemen proyek. 2. Memahami siklus manajemen proyek. 3. Memahami struktur organisasi team proyek pengembangan sistem.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan apartemen adalah salah satu pembangunan yang menimbulkan risiko tinggi bagi proyek tersebut maupun lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan pembangunan

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengembangan Perumahan Pengembangan perumahan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengembang secara mandiri maupun bersama dengan pihak lain untuk mencapai tujuan ekonomi dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG PEDOMAN UMUM IMPLEMENTASI KONSTRUKSI BERKELANJUTAN PADA PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER

LAMPIRAN 1 KUESIONER LAMPIRAN 1 KUESIONER 149 FAKTOR FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA WAKTU PROYEK EPC GAS DI INDONESIA KUESIONER PENELITIAN THESIS Oleh JUANTO SITORUS 0606002616 BIDANG KEKHUSUSAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualifikasi Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2001), definisi kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki jabatan tertentu. Jadi, kualifikasi

Lebih terperinci

PEMBUATA TATA LAKSA A PROYEK PEMBA GU A SISTEM I FORMASI DI U IVERSITAS X BERDASARKA CMMI

PEMBUATA TATA LAKSA A PROYEK PEMBA GU A SISTEM I FORMASI DI U IVERSITAS X BERDASARKA CMMI PEMBUATA TATA LAKSA A PROYEK PEMBA GU A SISTEM I FORMASI DI U IVERSITAS X BERDASARKA CMMI ABSTRAK Pembangunan sistem informasi di Universitas X dilakukan dengan tidak menggunakan manajemen proyek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari hari ke hari. Oleh karenanya strategi menentukan harga penawaran menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dari hari ke hari. Oleh karenanya strategi menentukan harga penawaran menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat kompetisi di dunia bisnis konstruksi terus meningkat secara tajam dari hari ke hari. Oleh karenanya strategi menentukan harga penawaran menjadi sangat penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung ) RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Sumber daya merupakan faktor penentu dalam keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Sumber daya merupakan faktor penentu dalam keberhasilan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu tertentu dengan sumber daya yang terbatas dan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proyek adalah suatu urutan kegiatan dan peristiwa yang dirancang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proyek adalah suatu urutan kegiatan dan peristiwa yang dirancang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proyek adalah suatu urutan kegiatan dan peristiwa yang dirancang dengan baik pada suatu permulaan dan suatu akhir dari sebuah kegiatan, yang diarahkan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Skema bagan alir dalam tahapan penelitian kajian tentang manajemen kualitas dengan kegagalan kosntruksi dapat dilihat pada gambar skema di bawah ini :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek adalah aktivitas sementara dari personil, material, serta sarana untuk menjadikan/mewujudkan sasaran-sasaran proyek dalam kurun waktu tertentu yang kemudian

Lebih terperinci

KAJIAN MENGENAI PERUBAHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SEBAGAI PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN DALAM KONTRAK

KAJIAN MENGENAI PERUBAHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SEBAGAI PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN DALAM KONTRAK KAJIAN MENGENAI PERUBAHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SEBAGAI PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN DALAM KONTRAK Syamsul Wathan Abstrak Syamsul Wathan, Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan,

Lebih terperinci

PROGRAM PASCA SARJANA ILMU TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN KONSTRUKSI UNIVERSITAS INDONESIA 2009 KUESIONER PAKAR

PROGRAM PASCA SARJANA ILMU TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN KONSTRUKSI UNIVERSITAS INDONESIA 2009 KUESIONER PAKAR Lampiran 1 : Kuesioner Pakar PROGRAM PASCA SARJANA ILMU TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN KONSTRUKSI UNIVERSITAS INDONESIA 2009 KUESIONER PAKAR FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KLAIM YANG MEMPENGARUHI KINERJA

Lebih terperinci

Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil

Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil Muhamad Abduh 1, Andri Yanuar Rosyad 2, dan Susman Hadi 2 Abstrak: Kontraktor kecil di Indonesia menjadi bagian penting dari usaha pengembangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menangani proyek konstruksi di kawasan Daerah Kabupaten Badung, dapat diperoleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menangani proyek konstruksi di kawasan Daerah Kabupaten Badung, dapat diperoleh BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian mengenai construction waste melalui penyebaran kuisioner dengan responden yang berasal dari kontraktor yang sedang atau telah menangani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pembangunan disegala bidang mulai dirasakan, terutama di Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan kesejateraan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. McGraw-Hill, Journal of Construction Engineering and Management, Vol. 119, No.4, December, 1993, pg ), hal.

BAB I PENDAHULUAN. McGraw-Hill, Journal of Construction Engineering and Management, Vol. 119, No.4, December, 1993, pg ), hal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Proyek konstruksi semakin hari menjadi semakin kompleks karena membutuhkan biaya serta perhatian yang besar dalam pengelolaan waktu dan sumber daya lebih baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri konstruksi berhubungan erat dengan pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri konstruksi berhubungan erat dengan pelaksanaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri konstruksi berhubungan erat dengan pelaksanaan pembangunan di segala bidang yang saat ini masih terus giat dilaksanakan. Kegiatan konstruksi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Heldman Kim, 2005, Project Manager s Spotlight on Risk Management, Harbour Light Press, San Fransisco.

DAFTAR PUSTAKA. Heldman Kim, 2005, Project Manager s Spotlight on Risk Management, Harbour Light Press, San Fransisco. DAFTAR PUSTAKA Carl, Olsson, 2002, Risk Management in Emerging Markets: How to Survive and Prosper, Prentice Hall, Inc., Upper Saddle River, New Jersey. Heldman Kim, 2005, Project Manager s Spotlight on

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PADA PROYEK PEMERINTAHAN DI KOTA KUPANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PADA PROYEK PEMERINTAHAN DI KOTA KUPANG ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PADA PROYEK PEMERINTAHAN DI KOTA KUPANG Sebastinus Baki Henong Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Email :henongsipilunwira15@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PEMBUATAN TATA LAKSANA PROYEK PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS X BERDASARKAN CMMI

PEMBUATAN TATA LAKSANA PROYEK PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS X BERDASARKAN CMMI PEMBUATAN TATA LAKSANA PROYEK PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS X BERDASARKAN CMMI Linda Hadi dan Achmad Holil Noor Ali Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Email: l1nd4083@yahoo.com;

Lebih terperinci

ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI

ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI 1. Pendahuluan adalah seni memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang tersedia pada waktu itu (Iman

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian terhadap sejumlah responden di Yogyakarta dan Malang sebanyak 58 responden dengan rincian 31 responden di Yogyakarta dan 27 responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Project life cycle. Construction. Tender Document. Product

BAB I PENDAHULUAN. Project life cycle. Construction. Tender Document. Product BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Secara umum siklus kehidupan proyek konstruksi terbagi atas empat bagian besar yaitu studi kelayakan (feasibility study), estimasi proyek (detail estimate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pembangunan di segala bidang semakin dirasakan, terutama di negara yang sedang berkembang, hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan taraf hidup

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN KUISIONER PENILAIAN KEJADIAN RISIKO (RISK EVENT) DATA RESPONDEN Nama : Umur : Jenis Kelamin : Bagian : PETUNJUK PENILAIAN Melalui kuesioner akan diketahui kemungkinan dampak yang akan terjadi

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Minggu 2

Manajemen Proyek Minggu 2 Project Management Process Manajemen Proyek Minggu 2 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng Initiating / Requirement :...awal siklus! Planning : perencanaan... Executing : Lakukan! Monitoring and Controlling

Lebih terperinci

Manajemen Resiko Proyek

Manajemen Resiko Proyek Manajemen Resiko Proyek Tujuan Paparan Memahami apa yang dimaksud dengan resiko dan apa pentingnya mengelola resiko proyek Mengetahui resiko yang umum terjadi pada Proyek TI Memahami proses/ tahapan dalam

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS

PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS Kristophorus Kanaprio Ola 1) dan Tri Joko Wahyu Adi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK DALAM PRAKTEK

MANAJEMEN PROYEK DALAM PRAKTEK MANAJEMEN PROYEK DALAM PRAKTEK Pengertian Umum Stakeholder Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pekerjaan ulang. Pada penelitian ini rework didefinisikan sebagai aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pekerjaan ulang. Pada penelitian ini rework didefinisikan sebagai aktivitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Batasan Rework Kata rework bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dapat berarti sebagai pekerjaan ulang. Pada penelitian ini rework didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari sejumlah rangkaian analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran. 5.1 Kesimpulan Hasil akhir penelitian

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 MANAJEMEN PROYEK DENGAN PENGGUNAAN MICROSOFT PROJECT

PERTEMUAN 2 MANAJEMEN PROYEK DENGAN PENGGUNAAN MICROSOFT PROJECT PERTEMUAN 2 MANAJEMEN PROYEK DENGAN PENGGUNAAN MICROSOFT PROJECT TUJUAN : 1. Memahami konsep manajemen proyek. 2. Memahami siklus manajemen proyek. 3. Memahami struktur organisasi team proyek pengembangan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu

BAB 4 PEMBAHASAN. PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu 73 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Manajemen Risiko Teknologi Informasi PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu pengerjaan proyek-proyek teknologi informasi dari perusahaan lain.

Lebih terperinci

LAMPIRAN DAFTAR ISI. JDIH Kementerian PUPR

LAMPIRAN DAFTAR ISI. JDIH Kementerian PUPR LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 05/PRT/M/2015 TENTANG PEDOMAN UMUM IMPLEMENTASI KONSTRUKSI BERKELANJUTAN PADA PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BIDANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengelolaan risiko..., Budi Suanda, FT UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengelolaan risiko..., Budi Suanda, FT UI, 2008 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri jasa konstruksi merupakan industri yang memiliki karakteristikkarakteristik khusus yang sulit untuk diantisipasi karena unik, sumber daya yang berfluktuasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Proyek Kinerja Proyek merupakan bagaimana cara kerja proyek tersebut dengan membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak kerja yang disepakati

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Proses Seleksi Variabel Sistem Pelaksanaan Proyek Dalam proses penentuan variabel sistem pelaksanaan proyek perumahan, peneliti melibatkan praktisi dan profesional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. struktur, arsitektur, dan MEP yang telah dimulai pada tahun 2016.

BAB I PENDAHULUAN. struktur, arsitektur, dan MEP yang telah dimulai pada tahun 2016. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kompleks Thamrin Nine yang merupakan gedung mixed use, berlokasi di Jl Thamrin, Jakarta Pusat dikembangkan oleh PT Putragaya Wahana. Konstruksi terbagi dalam

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA OUTSOURCING/TENAGA KONTRAK YANG MEMPENGARUHI KINERJA WAKTU DALAM PROYEK KONSTRUKSI

FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA OUTSOURCING/TENAGA KONTRAK YANG MEMPENGARUHI KINERJA WAKTU DALAM PROYEK KONSTRUKSI Lampiran 1 : Kuesioner Pakar FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA OUTSOURCING/TENAGA KONTRAK YANG MEMPENGARUHI KINERJA WAKTU DALAM PROYEK KONSTRUKSI KUESIONER PENELITIAN TESIS (VALIDASI PAKAR) OLEH

Lebih terperinci

lanjut. Ada enam bagian penting yang harus diperhatikan dalam proyek

lanjut. Ada enam bagian penting yang harus diperhatikan dalam proyek BABIV LANDASAN TEORI 4.1 Cost Control (Pengendalian Biaya) 4.1.1. Pengertian co/rfroz/pengendalian Dalam suatu kegiatan proyek konstruksi harus selalu ada pengontrolan baik pengendalian dalam biaya, waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Risiko pada..., Arya Nugraha, FT UI., 2008.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Risiko pada..., Arya Nugraha, FT UI., 2008. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan wilayah negara kesatuan Republik Indonesia merupakan wewenang dan tanggung jawab pemerintah khususnya pemerintah pada daerah yang terkait. Adanya keterbatasan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur transportasi darat yang berperan sangat penting dalam perkembangan suatu wilayah. Jalan berfungsi untuk mendukung kegiatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan 46 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 5.1.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan kerja a. Faktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan kata rework beberapa di antaranya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan kata rework beberapa di antaranya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Rework Ada beberapa ahli yang mendefinisikan kata rework beberapa di antaranya sebagai berikut: 1. Rework sebagai proses mengerjakan suatu bahan bangunan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan studi kasus pada salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh Takenaka Total J.O. Metode penelitian

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO TEKNIS YANG MEMPENGARUHI KINERJA WAKTU PROYEK PEMBANGUNAN PENGAMAN PANTAI DI PROVINSI SULAWESI BARAT

ANALISA RESIKO TEKNIS YANG MEMPENGARUHI KINERJA WAKTU PROYEK PEMBANGUNAN PENGAMAN PANTAI DI PROVINSI SULAWESI BARAT ANALISA RESIKO TEKNIS YANG MEMPENGARUHI KINERJA WAKTU PROYEK PEMBANGUNAN PENGAMAN PANTAI DI PROVINSI SULAWESI BARAT Anwar 1) dan Tri Joko Wahyu Adi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut

Lebih terperinci

MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC

MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC Yulianto, Aris Tjahyanto Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemilihan Supplier Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan kegiatan strategis terutama apabila supplier tersebut memasok item yang kritis atau akan digunakan

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI MARK-UP PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN REGRESI DUMMY. Disampaikan di : RUANG SIDANG JURUSAN TEKNIK SIPIL 17 JANUARI 2012

PENENTUAN NILAI MARK-UP PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN REGRESI DUMMY. Disampaikan di : RUANG SIDANG JURUSAN TEKNIK SIPIL 17 JANUARI 2012 PENENTUAN NILAI MARK-UP PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN REGRESI DUMMY Disampaikan di : RUANG SIDANG JURUSAN TEKNIK SIPIL 17 JANUARI 2012 MAHASISWA : DWITYA DHANURENDRA (3107 100 022) DOSEN PEMBIMBING

Lebih terperinci

Pemilihan Supplier Material Berdasarkan Multi Attribute Decision Making (MADM) Menggunakan Metode SAW, WP dan TOPSIS

Pemilihan Supplier Material Berdasarkan Multi Attribute Decision Making (MADM) Menggunakan Metode SAW, WP dan TOPSIS Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.3, September 2013, pp.200-205 ISSN 2302-495X Pemilihan Supplier Material Berdasarkan Multi Attribute Decision Making (MADM) Menggunakan Metode SAW, WP dan TOPSIS Arlius

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU Analisis yang dilakukan berdasarkan data dari bab 3 untuk proyek konstruksi tradisional dan bab 4 untuk proyek EPC diperoleh bahwa setiap proyek konstruksi mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Jumlah proyek yang ditangani oleh divisi Project Engineering pada PT. Pertamina Balongan saat ini adalah 10 unit proyek skala besar dan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ALOKASI RISIKO-RISIKO PADA PROYEK SUPERBLOK DI SURABAYA

IDENTIFIKASI DAN ALOKASI RISIKO-RISIKO PADA PROYEK SUPERBLOK DI SURABAYA IDENTIFIKASI DAN ALOKASI RISIKO-RISIKO PADA PROYEK SUPERBLOK DI SURABAYA Jeffry Gunawan 1,William Surono 2, Andi 3 ABSTRAK : Setiap proyek konstruksi selalu dihadapkan pada kemungkinan terjadinya berbagai

Lebih terperinci

No Variabel/Indikator/Sub Indikator S TS Keterangan

No Variabel/Indikator/Sub Indikator S TS Keterangan BAGIAN II KUESIONER PENELITIAN 1. Proses perencanaan proyek yang tepat untuk dilakukan pada pekerjaan jasa konsultansi. Ket : S = Setuju TS = tidak setuju Lampiran 1 : Validasi Pakar No Variabel/Indikator/Sub

Lebih terperinci

ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI F. Simhanandi 1, W. Budiharjo 2, Andi 3 ABSTRAK : Dalam setiap proyek konstruksi selalu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Proyek dengan segala ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilibatkan didalamnya merupakan salah satu upaya manusia dalam membangun kehidupannya. Suatu proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era sekarang ini, keberhasilan suatu negara bisa diukur dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era sekarang ini, keberhasilan suatu negara bisa diukur dari tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini, keberhasilan suatu negara bisa diukur dari tingkat pembangunan infrastruktur yang berkembang pesat. Pembangunan merupakan usaha untuk meningkatkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

LAMPIRAN 1 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN BAGAN STRUKTUR ORGANISASI Pengelolaan risiko..., Rimmy Julianty Buranda, FT UI, 009. PT. X PEDOMAN MUTU Lampiran : Bagan Struktur Organisasi No. Dokumen : ISO/M-90-R Tanggal : November 009 Ed.No./Rev.No.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang 29 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penyebaran kuisioner dilakukan pada bulan April sampai Mei 2015. Pada bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang digunakan untuk mengolah

Lebih terperinci

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Kontraktor Konsultan Perencana Pemilik Konsultan Pengawas Gambar 3.1. Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber:

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah skor antara dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan Memiliki hubungan

Lebih terperinci