Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil"

Transkripsi

1 Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil Muhamad Abduh 1, Andri Yanuar Rosyad 2, dan Susman Hadi 2 Abstrak: Kontraktor kecil di Indonesia menjadi bagian penting dari usaha pengembangan jasa konstruksi nasional. Dari segi jumlah, sekitar 90% perusahan pelaksana konstruksi yang terdaftar di LPJKN adalah kontrakor kecil. Di lain pihak, kemampuan kontraktor kecil dalam pengelolaan proyek konstruksi relatif rendah. Hal ini tentunya menimbulkan tantangan sendiri dalam usaha pengembangan jasa konstruksi di Indonesia. Suatu penelitian dilakukan untuk mendapatkan gambaran sejauh mana praktek pengelolaan proyek konstruksi dilakukan oleh kontraktor kecil. Penelitian ini fokus kepada bagaimana kontraktor kecil melakukan perencanaan serta pengendalian proyek, baik waktu maupun biaya, serta melakukan indentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan proyek konstruksinya. Dalam penelitian ini sebuah survey, dengan menggunakan metoda lokakarya, dilakukan kepada 21 perusahaan kontraktor klasifikasi kecil di kota Bandung. Hasil dari survey tersebut menunjukkan tingkat perencanaan serta pengendalian proyek pada kontraktor kecil yang masih rendah serta permasalahan keterbatasan dana dan sumber daya manusia yang dimilikinya. Gambaran mengenai praktek perencanaan dan pengendalian proyek pada kontraktor kecil ini akan bermanfaat untuk usaha pengembangan jasa konstruksi secara umum yang terkait dengan usaha perbaikan pada akar permasalahan serta pengembangan pendukung kegiatan pengelolaan proyek, seperti metoda pelaksanaan, teknik perencanaan, teknik pengendalian, maupun aplikasi komputer pendukungnya. Kata-kata Kunci: biaya, kontraktor kecil, pengendalian, perencanaan, proyek konstruksi, waktu. 1. Pendahuluan Proyek konstruksi semakin hari semakin kompleks dan membutuhkan biaya yang besar, sehingga membutuhkan perhatian dalam pengelolaan waktu dan sumber daya lebih baik lagi. Industri konstruksi pada saat ini dan saat yang akan datang akan menghadapi tugas berat untuk merekonstruksi infrastruktur dan fasilitas produksi yang sudah menurun kondisinya di berbagai negara maju dan industri, sebagaimana juga pembangunan komunitas, infrastruktur dan kompleks industri yang baru di negara-negara berkembang. Hal ini membutuhkan kemampuan pelaksana konstruksi (kontraktor) untuk bisa lebih efesien dalam pengelolaan proyek konstruksinya (Hendrickson 2000, Oberlender 2000). Suatu studi yang dilakukan untuk menilai sejauh mana kesiapan pelaksana konstruksi di Indonesia dalam upaya untuk meningkatkan nilai (value) suatu produk konstruksi dengan mengurangi pemborosan (waste) yang terjadi dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi, atau lebih sering disebut prinsip konstruksi ramping (lean construction), telah 1 Staf Pengajar, Kelompok Keahlian Manajemen dan Rekayasa Konstruksi, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB, abduh@si.itb.ac.id 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB

2 menunjukkan kelemahan kontraktor besar di Indonesia dalam hal perencanaan dan penjadwalan (planning and schedulling), evaluasi, dan pengendalian (Hengki 2006). Penyebab dari kelemahan tersebut adalah faktor sumber daya manusia, serta ketersediaan dan penggunaan teknologi yang mempermudah penguasaan dan pelaksanan pengelolaan konstruksi di lapangan. Sebagaimana diketahui, data statistik dari Lembaga Pengembagan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat sekitar perusahan pelaksana konstruksi dan 90% dari jumlah tersebut adalah kontrakor kecil. Hal ini menimbulkan tantangan dalam upaya pengembangan jasa konstruksi di Indonesia, dengan mengingat kemampuan kontraktor kecil dalam pengelolaan proyek konstruksi relatif lebih rendah dari kontraktor besar. Dengan demikian, suatu kebutuhan yang nyata, bahwa diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan kinerja pengelolaan proyek konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor kecil. Namun demikian, fakta yang nyata dari bagaimana praktek pengelolaan proyek oleh kontraktor kecil masih diperlukan untuk lebih fokus kepada permasalahan inti dari kelemahan pengelolaan proeyek yang dimiliki kontraktor kecil. Diharapkan gambaran yang nyata dari kondisi cara pengelolaan proyek kontraktor kecil tersebut dapat memberikan jalan usaha peningkatakan yang harus dilakukan dalam pengembangan jasa konstruksi di Indonesia, melalui pemberdayaan kontraktor kecilnya. 2. Tujuan dan Metoda Penelitian Suatu penelitian telah dilakukan di Laboratorium Manajemen dan Rekayasa Konstruksi, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB, yang memiliki salah satu tujuan untuk menggambarkan bagaimana praktek perencanaan, pemutahiran kemajuan, serta pengendalian proyek di lakukan oleh kontraktor kecil. Pada akhirnya nanti, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu perangkat lunak pengelolaan proyek konstruksi untuk kontraktor kecil yang mudah digunakan dengan bertumpu pada aplikasi komputer spreadsheet, yang didasarkan pada praktek yang terjadi di lapangan serta peningkatan kemampuan pengelolaan proyek yang seharusnya. Penelitian tersebut dilaksanakan dengan pendekatan pengambilan data empiris serta opini tentang kebiasaan (practice) yang telah lama dilakukan oleh kontraktor kecil dengan segala keterbatasannya dalam hal pengelolaan proyek konstruksi. Untuk itu, maka sebuah perangkat kuesioner digunakan untuk kegiatan survey. Agar lebih fokus, efektif dan efisien, maka pelaksanaan survey dilakukan dalam bentuk lokakarya pendek. Lokakarya tersebut dilakukan dengan mengundang beberapa perusahaan kontraktor kecil dan membimbing pengisian kuesioner agar terjadi kesamaan persepsi dan kesamaan pengertian istilah pada masing-masing responden. 3. Rancangan Survey Sebagai bagian dari metoda penelitian, pelaksanaan survey menjadi sangat penting dilakukan dengan baik, mengingat informasi dan data yang dikumpulkan akan sangat

3 menentukan proses penelitian lebih lanjut. Survey tersebut dinamakan Survey Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek Konstruksi pada Kontraktor Kecil. Adapun tujuan dari kegiatan survey tersebut adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui praktek pengelolaan proyek konstruksi yang biasa dilakukan oleh kontraktor kecil 2. Untuk mengetahui permasalahan permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan proyek konstruksi tersebut Untuk mencapai tujuan tersebut, maka suatu kuesioner dikembangkan, yang terdiri dari empat bagian penting, yaitu: 1. Umum; yang berisi mengenai informasi responden serta profil perusahaannya, seperti jenis pekerjaan, jumlah pegawai, jenis owner, dan lain-lain. 2. Perencanaan; pada bagian ini ditanyakan beberapa hal mengenai praktek perencanaan serta masalah yang dihadapinya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terkait dengan objek perencanaan, metoda perencanaan, jenis ketergantungan pekerjaan, spesifikasi penjadwalan dari owner, penetuan durasi pekerjaan, sumber daya yang dibutuhkan, dan lain-lain. 3. Kemajuan Pekerjaan; pada bagian ini ditanyakan tentang praktek perhitungan progress pekerjaan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terkait dengan proses pemutahiran, perbandingan aktual dan rencana, laporan kemajuan, spesifikasi laporan dari owner, sumber daya yang digunakan, dan lain-lain. 4. Pengendalian; pada bagian ini ditanyakan tentang praktek pegendalian proyek. Pertanyaan-pertanyaan pada bagian ini terkait dengan objek pengendalian, toleransi, aksi yang diambil, sumber daya yang digunakan, dan lain-lain. 4. Profil Responden Survey Lokakarya dilakukan dengan mengundang beberapa kontraktor kecil yang berdomisili di kota Bandung. Pada pelaksanan survey tersebut, terdapat 21 responden yang berpartisipasi. Sebagian besar kontraktor kecil tersebut bergerak pada bidang konstruksi gedung dan jalan. Terdapat 48,78 % responden bergerak pada bidang konstruksi gedung dan % responden bergerak pada bidang pekerjaan jalan. Mayoritas dari responden telah lama berkecimpung dalam usaha konstruksi, yaitu lebih dari 6 hingga 10 tahun (76,19 % responden). Meskipun tergolong perusahaan perusahaan yang sudah cukup lama berkecimpung dalam dunia konstruksi, namun kontraktor kontraktor tersebut tidak banyak memiliki pegawai tetap, hanya 14,3 % responden yang mempunyai pegawai tetap diatas 10 orang sisanya dibawah 10 orang, bahkan 4,8 % responden jumlah pegawainya dibawah 3 orang (Gambar 1). Dari Gambar 1 pula, dapat dilihat bahwa kontraktor responden melakukan pengerjaan proyek pada instansi pemerintah (42 %) dan swasta (32 %), namun demikian dari hasil survey menunjukkan bahwa kontraktor kontraktor tersebut sebagian besar berpengalaman untuk bekerja pada lebih dari satu tipe owner.

4 Lain-lain < 3 org > 10 org Perorangan 4,0% 4,8% 14,3% 22,0% Pemerintah 42,0% 3-6 org 42,9% 7-10 org 38,1% Swasta 32,0% Gambar 1. Jumlah Pegawai Tetap dan Tipe Owner Responden 5. Praktek Pengelolaan Proyek Konstruksi oleh Kontraktor Kecil Berdasarkan hasil survey, secara umum kontraktor kecil telah melakukan proses prencanaan, perhitungan kemanjuan pekerjaan, serta pengendalian. Hal ini dilakukan karena kebutuhan untuk mendapatkan kinerja proyek yang baik serta memenuhi permintaan owner dalam kontrak kerja berupa spesifikasi pengelolaan proyek. Dengan kompleksitas pekerjaan yang ditangani tidak terlalu tinggi, mengingat jumlah item pekerjaan yang banyak ditangani adalah sebanyak 70 item pekerjaan (95,2%) dengan durasi proyek yang banyak ditangani adalah selama 6 bulan (91,3%) (lihat Gambar 2), maka proyek yang dikerjakan tidak membutuhkan teknik perencanaan, pemutahiran, serta pengendalian yang tinggi. Persentase 45,0% 4 35,0% 3 25,0% 2 15,0% 1 5,0% 42,9% 19,0% 19,0% 14,3% 4,8% > 100 Persentase ,5% 17,4% 13,0% 8,7% 4,3% > 6 Bulan 4-6 Bulan 2-4 Bulan 1-2 Bulan < 1 Bulan Jumlah Item Pekerjaan Durasi Proyek Gambar 2. Jumlah Item Pekerjaan dan Durasi Proyek yang Ditangani Secara umum kontraktor kecil menggunakan bantuan Gantt Chart atau bar chart sebagai alat bantu perencanaan penjadwalan serta kurva S untuk menampilkan perencanaan jadwal dan biaya. Kedua alat tersebut digunakan pula untuk menampilkan sejauh mana kemajuan pekerjaan telah tercapai serta digunakan sebagai alat bantu pengendalian. Menarik untuk diperhatikan, sebagaimana terlihat pada Gambar 3, bagaimana hubungan kebiasaan pengelolaan proyek untuk setiap tahap dibandingkan dengan spesifikasi pengelolaan proyek yang diminta oleh owner dalam kontrak kerjanya. Kontraktor kecil biasa melakukan pengendalian proyek terutama pada tahap perencanaan (100%) dan hal ini sesuai pula dengan permintaan owner dalam spesifikasi perencanaan proyek. Selanjutnya hanya 90,5% kontraktor yang biasa melakukan pemutahiran kemajuan proyek sebagaimana diminta pula oleh owner dalam kontrak kerjanya. Namun demikan,

5 dalam pengendalian proyek, terdapat lebih banyak kontraktor kecil yang biasa melakukannya (95,2%) dibandingkan kegiatan pemutahiran kemajuan pekerjaan, meskipun owner yang meminta dengan spesifik pengendalian harus dilakukan oleh kontraktor dalam kontrak kerjasamanya lebih sedikit (71,4%). Persentase 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 100% 100% 95,2% 90,5% 90,5% 71,4% Perencanaan Pemutahiran Pengendalian Tahap Pengendalian Proyek Praktek Spesifikasi Gambar 3 Praktek dan Spesifikasi Pengelolaan Proyek Dalam pelaksanaan pengelolaan proyek, masih terdapat empat hambatan yang dihadapi oleh kontraktor kecil, yaitu SDM, software, waktu dan biaya (Gambar 4). Hanya sebagian kecil responden menyatakan bahwa tidak terdapat hambatan dalam perencanaan serta pemutahiran. Dalam pengendalian proyek, tidak terdapat satupun responden menyatakan tidak ada hambatan. Ini berarti bahwa pengendalian proyek relatif lebih sulit dilakukan oleh kontraktor kecil, meskipun relatif lebih sering dilakukan oleh kontraktor kecil daripada pemutahiran data (Gambar 3). Kebutuhan akan pengendalian yang baik ini juga tidak didukung oleh permintaan owner yang lebih spesifik dalam kontrak kerjanya. Ini dapat dilihat pula kaitannya dengan ketidakmampuan SDM (33,3%) yang harus melakukan pemutahiran kemajuan pekerjaan serta pengendalian dalam waktu yang terbatas (33,3%). Dalam perencanaan proyek, nampaknya hambatan lebih tertuju kepada biaya (33,3%) yang harus dikeluarkan serta waktu yang terbatas (28,6%). Tetapi dari segi SDM, nampaknya kontraktor kecil telah menyiapkannya lebih baik. Persentase (%) 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0-4,8 9,5 0,0 28,6 33,3 33,3 14,3 33,3 14,3 9,5 19,0 14,3 33,3 33,3 19,0 Tidak Ada Waktu Biaya Software SDM Perencanaan Pemutahiran Pengendalian Tahap Pengelolaan Gambar 4 Hambatan yang Dihadapi dalam Pengelolaan Proyek

6 Jika dilihat lebih lanjut, terdapat sebagian kecil yang sepakat bahwa tidak terdapat permasalahan dalam SDM, yaitu hanya 4,8% (Gambar 5). Permasalahan yang utama adalah kurangnya keahlian yang dimiliki personil dalam pengelolaan proyek (33%) serta keterbatasan jumlah personil untuk pengelolaan proyek (28,6%), untuk perencanaan biasa digunakan hanya 2 orang personil, sedangkan dalam pengendalian proyek hanya satu orang (Gambar 6). Tidak Ada; 4,8% Biaya; 14,3% Keahlian; 33,0% Tugas Rangkap; 19,0% Jumlah; 28,6% Gambar 5 Permasalahan SDM dalam Pengelolaan Proyek ,8% 26,3% 5,6% 5,3% 5,6% 26,3% 33,3% Tidak Ada 4 orang 3 orang 2 orang 1 orang 2 27,8% Perencanaan 42,1% Pengendalian Gambar 6 Jumlah Personil Khusus untuk Pengelolaan Proyek Meskipun perangkat lunak pendukung pengelolaan proyek, tidak menjadi hambatan yang besar, tetapi hal ini masih menjadi faktor pendukung kinerja pengelolaan proyek. Khusus untuk kegiatan pengelolaan proyek ini, sebagian besar responden selalu menggunakan Microsoft Excel (aplikasi spreadsheet) sebagai software pendukungnya (Gambar 7). Belum ada kontraktor kecil yang menggunakan Primavera Project Planner. Sedangkan Microsoft Project semakin dibutuhkan untuk memutahirkan kemajuan pekerjaan serta

7 pengendalian. Ini berarti, aplikasi spreadsheet yang digunakan belum dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan pemutahiran pekerjaan dan pengendalian proyek. 100% 4,5 5,9 4,3 80% Persentase 60% 40% 78,3 90,9 88,2 Tidak ada Microsoft Excel Microsoft Project Primavera PP 20% 0% 17,4 4,5 5,9 0,0 0 0,0 Perencanaan Pemutahiran Pengendalian Tahap Pengelolaan Proyek Gambar 7 Perangkat Lunak yang Digunakan dalam Pengelolaan Proyek Informasi lebih jauh mengenai praktek pengelolaan proyek secara spesifik untuk masingmasing tahap, yaitu perencanaan, perhitungan kemajuan pekerjaan serta pengendalian, yang didapat dari survey disampaikan pada bagian selanjutnya di bawah ini Perencanaan Untuk melakukan perencanaan waktu, kontraktor pada umumnya memakai Kurva S dan Barchart dalam menampilkan perencanaan (85 %). Sementara itu ada 15 % responden yang tidak mempunyai alat bantu perencanaan. Penjadwalan yang diminta owner paling banyak adalah berupa kurva S (61,54%). Namun demikian, kebanyakan dari owner meminta kontraktor untuk menampilkan penjadwalannnya dalam bentuk 2 bentuk, yaitu: kurva S dan Barchart. Sementara hanya 3,85 % responden yang diminta detail penjadwalannya berupa Critical Path Method (CPM) dan Precedence Diagram Method (PDM) Jenis ketergantungan pekerjaan pada setiap kontraktor cukup bervariasi, namun pada umumnya jenis ketergantungan yang digunakan adalah Start To Start (SS) dan Start To Finish (SF) dan atau kedua duanya. Untuk menentukan durasi pada umumnya kontraktor lebih mengutamakan pengalaman pada proyek sejenis dibandingkan dengan metoda lain, kalaupun ada metoda lain yang dipakai, hal itu akan dibandingkan lagi dengan pengalaman kontraktor pada proyek sejenis. Dari kebanyakan responden (71,43 %), hampir semuanya menyatakan bahwa tidak dibutuhkan dana besar untuk dapat menggunakan software untuk perencanaan, sementara hanya 28,57 % saja responden yang membutuhkan dana besar untuk penggunaan software Sebanyak 80,95% responden menyatakan membutuhkan tenaga kerja yang khusus ahli dalam software pengelolaan proyek. Sementara hanya 19,05 % responden

8 yang menyatakan tidak membutuhkan tenaga kerja khusus yang ahli dalam software pengelolaan proyek konstruksi 5.2. Kemajuan Pekerjaan Sama halnya dengan perencanaan, pada perhitungan progress kebanyakan kontraktor menggunakan Kurva S dan Barchart sebagai alat bantu dalam menampilkan kemajuan pekerjaan (58,97%). Kurva S dan Barchart dapat ditampilkan sendiri maupun ditampilkan kedua duanya atau dikombinasikan dengan menggunakan tabel. Sebagian besar dari responden tampaknya sudah memiliki sistem perencanaan yang baik, hal ini dibuktikan dari hasil survey yang menunjukkan, bahwa sebagian besar responden dalam melakukan proyek progress aktualnya sama dengan rencana (57,14%) dan bahkan Progress aktualnya lebih besar dari rencana (23,81%). Karena rata rata proyek yang dikerjakan berskala kecil, maka laporan progress pekerjaan dari kontraktor sebagian besar dilakukan secara mingguan (57,58 %) dan harian (27,27%). Hal ini sesuai dengan permintaan owner dalam spesifikasi pelaporan pekerjaan, dimana sebagian besar owner meminta kontraktor untuk melaporkan progress pekerjaannya secara mingguan (62,07 %) serta harian (20,69 %). Tampilan dari progress pekerjaan sebagian besar responden adalah berupa capaian fisk periode saat ini (50%) serta capaian fisik periode saat ini dan sebelumnya ( 28,125%). Hanya sebagian kecil yang menampilkannya dalam bentuk biaya yang keluar dan atau biaya dalam kontrak. Secara umum laporan dari kontraktor kepada owner adalah berupa Kurva S dan Barchart. Sementara ada juga responden yang tidak memilih keduanya, karena mereka memilih bentuk tabel Pengendalian Aspek biaya, waktu dan mutu merupakan faktor yang sama pentingnya untuk dikendalikan dalam suatu proyek, namun masih dikendalikan secara terpisah terutama dalam hal pendalian waktu dan biaya. Semua responden menyatakan ada toleransi atas keterlambatan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan variasi besaran toleransi sesuai dengan jenis pekerjaannya. Pada 1/3 awal dan 2/3 durasi awal proyek, nilai toleransi rata rata di bawah 10%. Sedangkan pada 1/3 durasi akhir proyek, nilai toleransi rata rata di bawah 5%. Namun demikian, masih terdapat kontraktor yang menerapkan nilai toleransi ini sebesar 20%, bahkan di tahap akhir proyek (Gambar 8). Penyebab terbesar dari keterlambatan pelakasnaan pekerjaan biasanya adalah perencanaan yang kurang baik (39,29%) dan faktor luar (42,06%) Fakta yang sering terjadi pada pelaksanaan proyek adalah biaya aktual yang lebih kecil dari biaya rencana (40%) hal ini menunjukkan efisiensi dalam kinerja kontraktor. Sebagian besar dari kontraktor sering melakukan penambahan SDM dan meningkatkan produktivitas pekerja (48,57%) untuk mengendalikan pekerjaan jika terlambat sementara yang lainnya melakukan penjadwalan ulang.

9 Persentase ,5% 4,8% 10,5% 14,3% 5,3% 15,8% 42,9% 42,9% 68,4% 47,6% 38,1% Awal Proyek Tengah Proyek Akhir Proyek Tahap Pengelolaan Proyek > 20% 10% - 20% 5% - 10% < 5% Gambar 8. Nilai Toleransi dalam Pengendalian Proyek 6. Penutup Kontraktor klasifikasi kecil di Indonesia, meski berjumlah 90% dari kontraktor yang terdaftar, sering dianggap sebelah mata karena kontrubusi kepada pembangunan infrastruktur di Indonesia yang bernilai sebaliknya. Namun demikian, karena jumlahnya yang besar, maka signifikansinya tidak dapat diabaikan dalam hal pembinaan jasa konstruksi di Indonesia. Salah satunya adalah dalam hal bagaimana kontraktor kecil ini mengelola proyeknya agar didapatkan kinerja proyek yang efisien dan efektif. Pada kenyataannya, dari hasil survey, kontraktor kecil telah melakukan praktek perencanaan, pemutahiran kemajuan pekerjaan, serta pengendalian pekerjaan konstruksi. Namun demikian, tingkat kecanggihan, akurasi dan manfaat informasi serta data yang dihasilkan oleh sistem yang diadopsi masih rendah. Hal ini karena sumber daya yang relatif masih seadanya digunakan untuk mendukung kegiatan pengelolaan proyek konstruksi, meskipun pemilik proyek telah meminta secara khusus dalam spesifikasi penjadwalan dalam kontrak kerja konstruksinya dengan kontaktor kecil. Kurangnya sumber daya yang khusus ditugaskan untuk pengelolaan proyek, pendukung teknologi software, pengetahuan yang mencukupi serta keterbatasan dana untuk pengembangan terkait dengan pengelolaan proyek adalah sumber dari rendahnya kinerja kontraktor kecil dalam pengelolaan proyek konstruksinya. Hasil survey memberikan gambaran yang memadai untuk dijadikan titk awal pengembangan berbagai hal yang dapat meningkatkan kinerja kontraktor kecil. Salah satunya dengan menjadikan hasil survey ini sebagai sebuah spesifikasi pengembangan perangkat lunak pengelolaan proyek konstruksi oleh kontraktor kecil. Perangkat lunak yang dimaksud bertujuan untuk mengakomodasi praktek yang telah biasa dilakukan, keterbatasan sumberdaya, serta di pihak lain mencoba mengintroduksi cara pengelolaan proyek yang sebaiknya dilakukan. Aplikasi spreadsheet merupakan potensi aplikasi yang sebaiknya digunakan untuk hal ini karena telah dikenal luas, kemudahan, serta

10 kemampuan yang dimilikinya. Untuk meningkatkan kemudahan, kecepatan, keakuratan data pengelolaan proyek, maka perlu juga dilakukan automasi aplikasi spreadsheet tersebut. 7. Daftar Pustaka Hendrickson, C. (2000). Project Management for Construction, 2nd Edition, Prentice Hall. Hengki, A. R., (2006). Pengembangan Model Penilaian Kesiapan Kontraktor Indonesia Menuju Konstruksi Ramping. Thesis Magister, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB. Oberlender, Garold D. (2000). Project Management for Engineering and Construction, 2nd edition, McGraw-Hill.

Estimasi Biaya Penawaran Kontraktor Kecil: Praktek dan Kebutuhan Implementasi dalam Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi

Estimasi Biaya Penawaran Kontraktor Kecil: Praktek dan Kebutuhan Implementasi dalam Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi Estimasi Biaya Penawaran Kontraktor Kecil: Praktek dan Kebutuhan Implementasi dalam Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi Muhamad Abduh dan Usman Sukmana Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Proyek konstruksi berkembang semakin besar dan rumit dewasa ini baik dari segi fisik maupun biaya. Dalam Tabel 1 disajikan pertumbuhan konstruksi di beberapa negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Dalam suatu proyek konstruksi, waktu merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, sebisa mungkin pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang

Lebih terperinci

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis. ABSTRAK Dalam pelaksanaan proyek konstruksi berbagai hal dapat terjadi, salah satunya ketidaksesuaian antara jadwal pelaksanaan (time schedule) dengan realisasi di lapangan. Proyek pembangunan Six Senses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di Gedung X yang berlokasi di Jakarta Utara. Penelitian dilakukan pada 01

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 ANALISIS KEUNTUNGAN KONTRAKTOR AKIBAT VARIASI SISTEM PEMBAYARAN DAN JADWAL PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. xiv

DAFTAR PUSTAKA.   xiv DAFTAR PUSTAKA Peurifoy, Robert L, Oberlender, Garold D. Estimating Construction Cost. New York : McGraw-Hill, Inc. 2002 Pembangunan Perumahan, PT. Buku Referensi untuk Kontraktor Bangunan Gedung dan Sipil.

Lebih terperinci

3.11. Program Microsoft Project BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Tahap dan Prosedur Penelitian

3.11. Program Microsoft Project BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Tahap dan Prosedur Penelitian DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Halaman Motto dan Persembahan... iii Intisari... v Kata Pengantar... vi Daftar Isi... viii Daftar Gambar... x Daftar Tabel... xi Daftar Lampiran...

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

2014 PEMBUATAN PENJADWALAN SUATU PROYEK DENGAN METODE CPM ( ) BERBASIS MICROSOFT PROJECT

2014 PEMBUATAN PENJADWALAN SUATU PROYEK DENGAN METODE CPM ( ) BERBASIS MICROSOFT PROJECT BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENDAHULUAN Pada suatu pembangunan proyek apartemen khususnya pada proyek Gedung Apartemen Gateway Pasteur ini banyak sekali yang harus direncanakan sebelum memulai proyek, seperti

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERSETUJUAN iii PERSEMBAHAN iv MOTTO v ABSTRAK vi ABSTRACT vii KATA PENGANTAR viii DAFTAR ISI x DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR xiii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PROYEK DAN PERFORMANSI BIAYA PADA PT. KELANA BUANA SULAWESI SELATAN

SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PROYEK DAN PERFORMANSI BIAYA PADA PT. KELANA BUANA SULAWESI SELATAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PROYEK DAN PERFORMANSI BIAYA PADA PT. KELANA BUANA SULAWESI SELATAN Nurfatwa Andriani Y Dosen Jurusan Teknik Industri. Universitas Teknologi Sulawesi Email: Nurfatwaandriani@gmail.com

Lebih terperinci

MONITORING DAN ANALISIS JADWAL PROYEK MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE INTENSITY DAN CPM PADA PROYEK HOTEL

MONITORING DAN ANALISIS JADWAL PROYEK MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE INTENSITY DAN CPM PADA PROYEK HOTEL MONITORING DAN ANALISIS JADWAL PROYEK MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE INTENSITY DAN CPM PADA PROYEK HOTEL Ivan Pratama Setiadi 1, Andi 2 ABSTRAK: Ada sebuah metode penjadwalan baru yang dikembangkan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Bali pada periode tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Bali pada periode tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Bali pada periode tahun 2000-2010 mencapai 2,15% per tahun, lebih tinggi dari laju pertumbuhan penduduk nasional pada periode yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENGGUNAAN SOFTWARE ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA

BAB 4 ANALISIS PENGGUNAAN SOFTWARE ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA BAB 4 ANALISIS PENGGUNAAN SOFTWARE ESTIMASI BIA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA 4.1 UMUM Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil perbandingan antara data yang didapat dari literatur dengan data dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Pendahuluan Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultansi pengawasan

Lebih terperinci

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0)

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0) 2 PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0) Yudi Syahrudin NRP : 0221054 Pembimbing : Yohanes L.D. Adianto. Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian, dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah atau cara-cara yang berurutan yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian dan dipergunakan untuk membuktikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South Sumatra NGL Project PT. Tripatra dapat dilihat dari aspek lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PERBEDAAN HARGA PENAWARAN DAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) TERHADAP KINERJA PENYELESAIAN PROYEK-PROYEK PEMERINTAH

STUDI PENGARUH PERBEDAAN HARGA PENAWARAN DAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) TERHADAP KINERJA PENYELESAIAN PROYEK-PROYEK PEMERINTAH STUDI PENGARUH PERBEDAAN HARGA PENAWARAN DAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) TERHADAP KINERJA PENYELESAIAN PROYEK-PROYEK PEMERINTAH Anton Soekiman 1 and Elly El Rahmah 2 1 Fakultas Teknik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN JADWAL PROYEK DENGAN METODE NETWORK PLANNING PDM (PRECEDENCE DIAGRAM METHOD) PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SAPADIA MEDAN

TUGAS AKHIR PERENCANAAN JADWAL PROYEK DENGAN METODE NETWORK PLANNING PDM (PRECEDENCE DIAGRAM METHOD) PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SAPADIA MEDAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JADWAL PROYEK DENGAN METODE NETWORK PLANNING PDM (PRECEDENCE DIAGRAM METHOD) PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SAPADIA MEDAN Ditulis Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan oleh DADANG

Lebih terperinci

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP :

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP : TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 Erwan Santoso Djauhari NRP : 9921021 Pembimbing : Maksum Tanubrata., Ir., MT FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin

Lebih terperinci

Kata kunci: perbandingan biaya, penambahan tenaga kerja, jam kerja (kerja lembur), time cost trade off

Kata kunci: perbandingan biaya, penambahan tenaga kerja, jam kerja (kerja lembur), time cost trade off ABSTRAK Pelaksanaan proyek konstruksi sering kali ditemukan masalah-masalah seperti penyelesaian proyek yang tidak sesuai dengan kontrak atau terlambat dari yang telah direncanakan di dalam kontrak. Faktor-

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk

BAB III LANDASAN TEORI. mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk 9 BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

: SANDIKA HENDI SURYO ANGGORO

: SANDIKA HENDI SURYO ANGGORO TUGAS AKHIR OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang mengalami pertumbuhan jumlah penduduk cukup pesat. Pertambahan jumlah penduduk berdampak

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN III.1. Identifikasi Masalah dan Tujuan Penelitian Metoda penelitian tentang analisis supply system pada proyek konstruksi untuk menuju lean construction ini dimulai dengan melakukan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN PEKERJAAN TERHADAP PROYEK KONSTRUKSI YANG TERLAMBAT TUGAS AKHIR

SISTEM PENGENDALIAN PEKERJAAN TERHADAP PROYEK KONSTRUKSI YANG TERLAMBAT TUGAS AKHIR SISTEM PENGENDALIAN PEKERJAAN TERHADAP PROYEK KONSTRUKSI YANG TERLAMBAT TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh: KORNELIUS GINTING NIM : 0905141014 PROGRAM

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERCEPATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT

PERENCANAAN PERCEPATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT PERENCANAAN PERCEPATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT Irma Lidi NRP : 0221047 Pembimbing : Maksum Tanubrata, Ir., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off. ABSTRAK Pelaksanaan proyek dengan penggunaan bahan-bahan, tenaga kerja, dan teknologi yang semakin canggih sehingga perkembangan dunia konstruksi bangunan semakin hari semakin pesat. Proyek dikatakan berhasil

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

MONITORING PROYEK DENGAN METODE MONTE CARLO PADA DURASI PEKERJAAN (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang)

MONITORING PROYEK DENGAN METODE MONTE CARLO PADA DURASI PEKERJAAN (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang) MONITORING PROYEK DENGAN METODE MONTE CARLO PADA DURASI PEKERJAAN (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang) Saifoe El Unas, Achfas Zacoeb, M. Hamzah Hasyim, M. Azharul

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN PROYEK Proyek didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Contoh proyek perusahaan pembangunan jalan, jembatan, gedung, perrumahan, pabrik

Lebih terperinci

4.3. Bagian Inti Bab I Pendahuluan

4.3. Bagian Inti Bab I Pendahuluan BAB IV SISTEMATIKA LAPORAN 4.1. Fungsi Laporan Praktik Industri Laporan berfungsi sebagai komunikator dan informasi yang efektif, dengan demikian maka laporan harus disusun dengan seksama dan sungguh-sungguh.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi merupakan rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut,

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 2282

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 2282 ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 2282 1. Pendahuluan Indonesia adalah Negara berkembang dengan tingkat pertumbuhan yang cukup besar. Penambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan tehnik

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian merupakan sebuah proses yang terdiri dari beberapa tahap. Tiaptiap tahap saling berhubungan satu sama lain, tiap tahap merupakan bagian

Lebih terperinci

ANGGUN. P. PUTRI

ANGGUN. P. PUTRI PENJADWALAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE NETWORK PLANNING PDM (PRECEDENCE DIAGRAM METHOD) PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT ROYAL PRIMA, AYAHANDA-MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat Menyelesaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Agar proyek dermaga dapat selesai tepat waktu, diperlukan suatu metode penjadwalan yang dapt menjelaskan urutan kegiatan, hubungan kegiatan, durasi kegiatan yang sangat berguna dalam penentuan durasi total

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya Konstruksi Biaya konstruksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan suatu proyek. Kebijakan pembiayaan biasanya dipengaruhi oleh kondisi keuangan perusahaan

Lebih terperinci

Ign.F.Bayu Andoro.S, M.Kom. Mata Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak

Ign.F.Bayu Andoro.S, M.Kom. Mata Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak Ign.F.Bayu Andoro.S, M.Kom Mata Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak Cakupan Materi Pengertian proyek & Manajemen Proyek Organisasi dan Personalia Tim ( sumber daya) Cakupan manajemen Proyek Perencanaan Proyek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan juga akan semakin komplek. Untuk mengatur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan juga akan semakin komplek. Untuk mengatur dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek konstruksi merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu dengan sumber daya yang terbatas dan dituntut untuk dapat menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek dapat diartikan sebagai kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas dengan mengalokasikan sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada suatu proyek pembangunan gedung yang menjadi permasalahan adalah waktu pelaksanaan, yang terkait dengan ketepatan waktu pelaksanaan proyek. Ketidaktepatan waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian pelaksanaan proyek adalah mengusahakan agar pekerjaan berjalan sesuai dengan rencana. Monitoring dan pengendalian proyek dibutuhkan untuk mengukur penyimpangan

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) GARIS BESAR PROGRAM (GBPP) Mata Kuliah : Manajemen Konstruksi Kode Mata Kuliah : KT 411307 Semester/SKS : V/2 Penanggung Jawab Mata Kuliah : Murdini, Ir, MT Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini membahas

Lebih terperinci

Pengertian Manajemen Proyek

Pengertian Manajemen Proyek MANAJEMEN PROYEK Pengertian Manajemen Proyek Suatu manajemen yang menangani proyek secara menyeluruh, dimulai dari pengembangan ide atau gagasan awal, perencanaan pembiayaan proyek, serta perencanaan kualitas

Lebih terperinci

Cara membuat network planning manual

Cara membuat network planning manual Cara membuat network planning manual Melanjutkan artikel sebelumnya tentang pengertian network planning selanjutnya kita akan mencoba membuat secara sederhana dan untuk memudahkanya maka dirangkum dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya proyek merupakan suatu aktivitas yang bersifat sementara, kompleks, unik yang memiliki satu tujuan dan harus diselesaikan dalam waktu yang spesifik,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK. Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka & Terpadu

MANAJEMEN PROYEK. Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka & Terpadu Program Mata Kuliah Terbuka MANAJEMEN PROYEK Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka & Terpadu MATERI DAN REFERENSI Dokumen ini merupakan rangkaian dari dokumen pembelajaran program mata kuliah terbuka MANAJEMEN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENJADWALAN PROYEK MENGGUNAKAN KURVA S DAN CPM NETWORK PADA PROYEK X DI SURABAYA

PERBANDINGAN PENJADWALAN PROYEK MENGGUNAKAN KURVA S DAN CPM NETWORK PADA PROYEK X DI SURABAYA PERBANDINGAN PENJADWALAN PROYEK MENGGUNAKAN KURVA S DAN CPM NETWORK PADA PROYEK X DI SURABAYA Wenly Sulistio 1, Andi 2 ABSTRAK: Metode yang banyak digunakan dalam perencanaan jadwal proyek adalah metode

Lebih terperinci

STUDI KASUS PENJADWALAN PROYEK PADA PROYEK RUMAH TOKO X MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010

STUDI KASUS PENJADWALAN PROYEK PADA PROYEK RUMAH TOKO X MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010 STUDI KASUS PENJADWALAN PROYEK PADA PROYEK RUMAH TOKO X MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010 Giri Dhamma Wijaya 1, Felix Marsiano 2, Sentosa Limanto 3 ABSTRAK : Pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi,

Lebih terperinci

BAB 1 - PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 - PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN Laporan Tugas Akhir 1.1 LATAR BELAKANG Proyek konstruksi merupakan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara merealisasikan sebuah ide menjadi bangunan sipil dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sumber Data Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, sedangkan data primer yang diperoleh sifatnya hanya digunakan sebagai pelengkap dan penyempurna

Lebih terperinci

MINGGU KE-5 MANAJEMEN WAKTU

MINGGU KE-5 MANAJEMEN WAKTU MINGGU KE-5 MANAJEMEN WAKTU Berdasarkan statemen ruang lingkup dan WBS yang telah dibuat dapat dikembangkan jadwal pelaksanaan proyek. Kegagalan mengelola waktu proyek akan berakibat pada penyelesaian

Lebih terperinci

BAB IV SISTEMATIKA LAPORAN

BAB IV SISTEMATIKA LAPORAN BAB IV SISTEMATIKA LAPORAN 4.1. Fungsi Laporan Kerja Praktik Laporan berfungsi sebagai komunikator dan informasi yang efektif, maka laporan harus disusun dengan seksama dan sungguh-sungguh. Sebuah laporan

Lebih terperinci

APLIKASI MICROSOFT PROJECT DALAM PENGENDALIAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK

APLIKASI MICROSOFT PROJECT DALAM PENGENDALIAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APLIKASI MICROSOFT PROJECT DALAM PENGENDALIAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK Fransisko Noktavian Wowor B. F. Sompie, D. R. O. Walangitan, G. Y. Malingkas Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

manajemen tersebut adalah dengan menerapkan berbagai metoda perencanaan dan

manajemen tersebut adalah dengan menerapkan berbagai metoda perencanaan dan BAIH PENDAHULIJAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin maju menuntut kebutuhan akan sarana dan prasarana sebagai media untuk mendukung kehidupan, mengaplikasikan karya atau produk teknologi

Lebih terperinci

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Henry Pascal Magaline 1, Alvin Januar Haryono 2, Andi 3 ABSTRAK : Biaya overhead sebuah proyek merupakan salah satu unsur harga pokok

Lebih terperinci

POTRET PENERAPAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL PROYEK PADA SUATU KONTRAKTOR BUMN

POTRET PENERAPAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL PROYEK PADA SUATU KONTRAKTOR BUMN POTRET PENERAPAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL PROYEK PADA SUATU KONTRAKTOR BUMN Desi 1, Andi 2 ABSTRAK : Penjadwalan proyek sangat berpengaruh untuk penentuan hasil dari suatu proyek. Proyek yang

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA BIAYA DAN WAKTU PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS (EVA)

ANALISA KINERJA BIAYA DAN WAKTU PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS (EVA) ANALISA KINERJA BIAYA DAN WAKTU PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS (EVA) O le h : Arfat Abdul Kharis 3106.100.636 D osen Pem bim bing : YusroniaEka

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Menurut Widiasanti (2013) manajemen diartikan sebagai kemampuan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan sekelompok orang. Pengertian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di tengah-tengah sebuah negara berkembang dibutuhkan suatu tuntutan pembangunan yang dilakukan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya. Berbagai cara dilakukan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PURI ADHYAKSA JAKARTA TIMUR

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PURI ADHYAKSA JAKARTA TIMUR PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PURI ADHYAKSA JAKARTA TIMUR Oleh : HENRY PALMER SIREGAR (3105 100 015) Dosen Pembimbing : TRIJOKO WAHYU ADI

Lebih terperinci

aderismanto01.wordpress.com

aderismanto01.wordpress.com Ketergantungan Mandatori (Mandatory Dependencies) ketergantungan yang tidak dapat dipisahkan antar aktivitas/pekerjaan. Ketergantungan Lepas (Discretionary Dependencies) ketergantungan yang ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I I.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang bergerak dalam proyek perbaikan mesin sangat sarat dengan namanya resiko dalam masalah biaya, jadwal pelaksanaan dan mutu produk, karena dalam prosesnya

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA. Oleh: INDRA SUMARDI PANGGABEAN

TUGAS SARJANA. Oleh: INDRA SUMARDI PANGGABEAN ANALISIS JARINGAN KERJA PROYEK PEMBANGUNAN TOWER XL PUKAT BANTING 3G DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010 DI PT. AGUNG PRATAMA JAYA TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU DAN WAKTU PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON SPL.KS

PENGENDALIAN MUTU DAN WAKTU PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON SPL.KS HANDOUT MODUL PBK JABATAN KERJA : PELAKSANA LAPANGAN PERKERASAN JALAN BETON PENGENDALIAN MUTU DAN WAKTU PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON SPL.KS11.225.00 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, sedangkan data primer yang diperoleh sifatnya hanya digunakan sebagai pelengkap dan penyempurna

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN METODE

BAB III PENDEKATAN METODE BAB III PENDEKATAN METODE 3.1 Kerangka Pikir Penyusunan Tugas Akhir Penulisan Tugas Akhir bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan penggunaan Critical Path Method (CPM), Precedence Diagram Method

Lebih terperinci

OPTIMALISASI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE LEAST COST ANALYSIS (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Extentionn Mall Denpasar Junction)

OPTIMALISASI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE LEAST COST ANALYSIS (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Extentionn Mall Denpasar Junction) OPTIMALISASI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE LEAST COST ANALYSIS (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Extentionn Mall Denpasar Junction) TUGAS AKHIR Oleh : Made Angga Sadhyani Surya 1204105098

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang manajer bernama Vincent G. Bush mengatakan bahwa empat puluh tahun yang lalu, pendiri perusahaan yang dipimpinnya seringkali menceritakan bahwa landasan dari

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian III. Bab III Metodologi Penelitian Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati masalah dalam mencari jawaban. Dengan ungkapan lain metodologi adalah pendekatan umum untuk

Lebih terperinci

STUDI KASUS PENERAPAN METODE PERT PADA PROYEK GUDANG X

STUDI KASUS PENERAPAN METODE PERT PADA PROYEK GUDANG X STUDI KASUS PENERAPAN METODE PERT PADA PROYEK GUDANG X Christian 1, Cefiro 2 dan Sentosa 3 ABSTRAK : Pembangunan yang sedang marak terjadi pada saat ini ialah pembangunan gudang khususnya di Surabaya.

Lebih terperinci

Dian Rahayu Rose Marini

Dian Rahayu Rose Marini PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN PENGENDALIAN WAKTU DAN BIAYA PADA PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA TRAINING CENTER IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA Oleh: Dian Rahayu Rose Marini 3109.030.015 Dosen Pembimbing: Ir. Sukobar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. McGraw-Hill, Journal of Construction Engineering and Management, Vol. 119, No.4, December, 1993, pg ), hal.

BAB I PENDAHULUAN. McGraw-Hill, Journal of Construction Engineering and Management, Vol. 119, No.4, December, 1993, pg ), hal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Proyek konstruksi semakin hari menjadi semakin kompleks karena membutuhkan biaya serta perhatian yang besar dalam pengelolaan waktu dan sumber daya lebih baik

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KEUNTUNGAN KONTRATOR AKIBAT PENJADWALAN EST

ANALISIS PERBANDINGAN KEUNTUNGAN KONTRATOR AKIBAT PENJADWALAN EST ANALISIS PERBANDINGAN KEUNTUNGAN KONTRATOR AKIBAT PENJADWALAN EST DAN LST DENGAN SISTEM MONTHLY PAYMENT DAN PROGRESS PAYMENT PADA PROYEK GEDUNG RAWAT INAP RSUD WANGAYA TUGAS AKHIR OLEH : COK GEDE PRADIPTA

Lebih terperinci

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan BAB II LANDASAN TEORI Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan kualitas perencanaan waktu dan jadwal untuk menghadapi jumlah kegiatan dan kompleksitas proyek yang cenderung

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. baik investasi kecil maupun besar dalam skala proyek memerlukan suatu

BAB III LANDASAN TEORI. baik investasi kecil maupun besar dalam skala proyek memerlukan suatu BAB III LANDASAN TEORI III. 1. Manajemen Proyek Kemajuan dan perkembangan dalam perindustrian telah mendorong untuk melakukan beberapa aspek pengelolaan dan manajemen yang dituntut memiliki kinerja, kecermatan,

Lebih terperinci

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI Theresia Monica Sudarsono 1, Olivia Christie 2 and Andi 3 ABSTRAK: Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa kemungkinan terjadinya

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN WAKTU DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD PADA PROYEK HOTEL DAN APARTEMEN DI BANDUNG FADHLILLAH ARSAN RAFLI

ANALISIS MANAJEMEN WAKTU DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD PADA PROYEK HOTEL DAN APARTEMEN DI BANDUNG FADHLILLAH ARSAN RAFLI i ANALISIS MANAJEMEN WAKTU DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD PADA PROYEK HOTEL DAN APARTEMEN DI BANDUNG FADHLILLAH ARSAN RAFLI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ARIS SUPRI ADJIE

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ARIS SUPRI ADJIE TUGAS AKHIR ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Proyek

Lebih terperinci

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Wahida Handayani 1, Yohanes Lim Dwi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan pelanggan dalam hal ini pemilik proyek (owner). Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan pelanggan dalam hal ini pemilik proyek (owner). Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan perdagangan bebas yang cukup ketat atas keunggulan kualitas produk dan pelayanan yang dihasilkan, informasi yang cepat,

Lebih terperinci

MEMPERCEPAT WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR)

MEMPERCEPAT WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) MEMPERCEPAT WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) ( STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN ISHANA VILLA & SPA ) TUGAS AKHIR Oleh: I KETUT OKA TRISNA 1219151039 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR EFISIENSI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK DENGAN METODE CRASHING

TUGAS AKHIR EFISIENSI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK DENGAN METODE CRASHING TUGAS AKHIR EFISIENSI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK DENGAN METODE CRASHING (Studi Kasus : Proyek Pekerjaan Pembangunan Gedung Inspektorat Kota Yogyakarta) Disusun Oleh : SUGI SURYANTO NIM: 20130110121

Lebih terperinci

PENERAPAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 UNTUK PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA PEMBANGUNAN GEDUNG SERBAGUNA FAKULTAS KEDOKTERAN UNTAN

PENERAPAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 UNTUK PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA PEMBANGUNAN GEDUNG SERBAGUNA FAKULTAS KEDOKTERAN UNTAN PENERAPAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 UNTUK PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA PEMBANGUNAN GEDUNG SERBAGUNA FAKULTAS KEDOKTERAN Erick Santoso 1) Ir. Rafie, MSc 2) Ir. Nurul Wardahani, MT 3) Abstrak Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pembangunan disegala bidang mulai dirasakan, terutama di Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan kesejateraan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007.

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemahaman tentang konstruksi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah tahapan tahapan yang menjabarkan secara rinci dan harus ditetapkan sebelum melakukan pemecahan masalah yang ada. Tujuannya agar penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci