BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kiln Dalam buku Pengendalian operasi pembakaran di PT Semen Gresik (2006) menyatakan Industri semen merupakan industri yang bersifat energy intensive, karena menyerap energi listrik dan panas yang relatif besar. Kiln sistem merupakan peralatan yang menyerap jumlah energi listrik dan energi panas terbesar, sebagai contoh biaya bahan bakar untuk Kiln mencapai 30-40% dari biaya produksi, oleh sebab itu pengendalian operasi kiln sistem yang baik akan sangat membantu dalam mengefisienkan konsumsi kedua energi tersebut. Proses pembakaran dan pendinginan klinker merupakan proses yang komplek atau biasa disebut Jantung nya proses pembuatan semen. Hal ini disebabkan antara lain: Kondisi operasinya yang ekstrem terutama dalam hal temperatur, Sehingga kesalahan penanganan akan berakibat fatal. Energi panas dan listrik yang dikonsumsi pada unit ini merupakan bagian terbesar dari seluruh biaya produksi. Mutu produk yang keluar dari unit ini nyaris sudah tidak bisa diperbaiki lagi, artinya apabila produk dari unit pembakaran kurang baik, maka kualitas semen yang akan dihasilkan akan kurang baik pula. Untuk mengoperasikan unit ini diperlukan pra- kondisi terlebih dahulu yang memerlukan power dan panas yang cukup banyak. Apabila kiln stop maka sebagian besar peralatan lainnya stop pula, terutama yang memanfaatkan sisa panas dari kiln 7

2 8 Pengendalian Operasi Kiln system secara umum. Dalam pengoperasian kiln system ada beberapa hal yang harus diperhatikan yang bertujuan untuk menjaga keselamatan peralatan, personil dan kestabilan operasi kiln sistem. Prioritas pada pengoperasian kiln adalah sebagai berikut: Menjaga keselamatan peralatan dan personil. Memproduksi klinker yang baik. Stabilitas operasi kiln yang kontinyu. Produksi maksimum dengan efisiensi maksimum. Beberapa hal yang biasa dilakukan untuk mendapatkan efisiensi yang maksimum dalam pengoperasian kiln sebagai berikut: Menjaga temperatur udara sekunder setinggi mungkin Menjaga temperatur gas exit preheater serendah mungkin Menjaga temperatur klinker keluar cooler serendah mungkin Menjaga kestabilan operasi Kiln ( pembakaran bahan bakar berlangsung sempurna, kiln feed stabil, kalor bakar stabil,dst ) Menjaga Operasi kiln kapasitas maksimum. Menjaga burning zone sependek mungkin. Gambar 2.1 Proses aliran operasi Unit Kiln

3 9 Namun demikian karena adanya beberapa keterbatasan maka beberapa hal diatas tidak dapat dilakukan secara maksimum, oleh sebab itu biasanya dicarikan titik optimum untuk tetap mengamankan operasi dan peralatan. Pengendalian operasi kiln pada prinsipnya adalah mengendalikan temperatur sesuai dengan standard pada zonezone dikiln sistem.secara umum proses pembakaran klinker merupakan fungsi dari temperatur, dan waktu tinggal material, atau bisa disimbolkan dengan : F CaO = f (T) Pengendalian temperatur tersebut mulai dari Top Cyclone, Precalciner, inlet Kiln, Burning zone, secondary air, tertiary Air, Cooler Exhaust gas sampai dengan temperatur klinker keluar cooler. dari beberapa temperatur diatas ada beberapa yang dapat dikontrol langsung (atau biasa disebut Control Parameter),misalnya Coal Feed ke Calciner untuk mengontrol temperatur burning zone, dan sebagian besar merupakan parameter yang perubahannya diakibatkan oleh berubahnya control paramater ( biasa disebut variabel control), misalnya temperatur dicyclone Preheater, dll. Sedangkan waktu tinggal material didalam kiln pengaturannya melalui pengaturan Speed kiln, biasanya dengan menjaga filling degree yang konstan. 2.2 Risiko. The Standard Australia/ New Zealand (1999) memaparkan bahwa risiko adalah suatu kemungkinan dari suatu kejadian yang tidak diinginkan yang akan mempengaruhi suatu aktivitas atau objek risiko tersebut akan diukur dalam terminologi consequences (konsekuensi) dan likelihood (kemungkinan/ probabilitas).dijelaskan bahwa risiko adalah pemaparan tentang kemungkinan dari suatu hal seperti kerugian atau keuntungan secara finansial, kerusakan fisik, kecelakaan fisik, kecelakaan atau keterlambatan, sebagai konsekuensi dari suatu aktivitas. Dibawah ini ada

4 10 beberapa contoh risiko yang dapat terjadi dalam suatu perusahaan : Kegagalan dalam meraih kesempatan. Kerusakan dari peralatan atau mesin mesin produksi. Kebakaran dan kecelakaan kerja. Pelanggaran terhadap keamanan. Pada suatu organisasi, risiko dapat muncul dari sumber internal ataupun eksternal perusahaan. Untuk menanggulangi risiko dapat dilakukan dengan menghindari, mengurangi, mentransfer atau menerima risiko tersebut. Risiko dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian antara lain adalah Tipe pertama dan yang lebih tradisional merupakan risiko yang sulit dikendalikan manajemen perusahaan, seperti risiko kebakaran akibat arus listrik. Perusahaan biasanya melindungi dirinya dengan asuransi. Tipe kedua adalah risiko yang dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan. Risiko ini dapat terjadi misalnya pada saat perusahaan membangun pabrik baru, meluncurkan produk baru. Jika salah memprediksi, perusahaan akan mengalami kerugian. Risiko menuntut beberapa keputusan manajemen yang memiliki akibat baik atau buruk. Hal ini terjadi karena kebanyakan proyek dan keputusan manajemen mengandung risiko. Kebanyakan tidak hanya membahayakan, tetapi juga dapat mengakibatkan kerusakan. Risiko juga merupakan suatu peristiwa yang dapat terjadi masa mendatang sebagai akibat dari tindakan-tindakan yang telah ditempuh pada masa sekarang. Itulah sebabnya mengapa para manajer harus mempertimbangkan pilihan pilihan yang berbeda terhadap beberapa masalah, dan memperhitungkan konsekuensi-

5 11 konsekuensinya dengan cara memfokuskan diri pada risiko risiko yang lebih nyata, misalnya kecelakaan ditempat kerja. Menurut safety enginer career workshop (2003), hirarki pengendalian risiko K3 terdiri dari: Eliminasi Adalah menghilangkan suatu bahan / tahapan suatu proses berbahaya yang ada dalam perusahaan. Substitusi Adalah mengganti suatu bahan / peralatan untuk pengendalian proses berbahaya yang ada dalam perusahaan. Contoh: Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan Rekayasa / engineering Adalah Pemasangan atau pembuatan alat untuk pengendalian proses berbahaya demi keselamatan kerja karyawan. Contoh: Pemasangan alat pelindung mesin ( mechine guarding) Pemasangan alat sensor otomatis. Pengendalian Administratif Adalah cara yang administratif digunakan untuk pengendalian risiko berbahaya. Contoh: 1. Pemisahan lokasi 2. Penggantian shift kerja 3. Pembentukan sistem kerja 4. Pelatihan karyawan Alat Pelindung Diri Adalah cara yang digunakan personal untuk pengendalian risiko berbahaya. Contoh: 1.Helmet

6 12 2.Safety shoes 3.Ear Plugs / Muff 4.Safety goggles Sedangkan dalam risiko ada 3 hal uatama dalam analisa risiko: Perkiraan seberapa besar dampak yang ditimbulkan bila suatu risiko tersebut menjadi kenyataan (consequence analysisi) Seberapa lama /serng (frequency analysis ) suatu risiko, dan Seberapa besar kemungkinan (probability analysis) terjadinya suatu risiko tersebut. Dalam pelaksanaan analisa risiko ada dua pendekatan yang umum digunakan, yaitu: Kualitatif Metode ini mengaanalisa dan menilai suatu risiko dengan cara membandingkan terhadap suatu diskripsi / uraian dari parameter (peluang dan akibat) yang dgunakan. Umumnya metode matriks dipakai. Semi kuantitatif Metode ini pada prinsipnya hampir sama dengan analisa kualitatif, perbedaannya pada metode ini uaraian / deskripsi dari parameter yang ada dinyatakan dengan nilai / skore tertentu. Kuantitatif Metode ini dilakukan dengan menentukan nilai dari masing Masing parameter yang didapat dari hasil analisa data- data yang representatif

7 Definisi Kecelakaan (Accidents),Keselamatan (Safety) Dan Kesehatan (Health) Kerja Setiap orang tentu mengerti apa yang dinamakan kecelakaan (accidents) maupun resiko atau bahaya (hazard). HW Heinrich dan Frank Bird, seperti yang dikutip Ralph King (1982) menyatakan bahwa kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan yang mungkin bisa menyebabkan seseorang terluka atau kerusakan harta benda. Dari pengertian tersebut, kecelakaan terjadi karena unsur ketidaksengajaan dan bukan yang direncanakan. Sedangkan hazard atau risiko merupakan kondisi yang memiliki potensi terjadinya kecelakaan atau kerusakan. Kadang-kadang bahaya merupakan sinonim dari penyebab kecelakaan. Sementara Ashfal (1999) menyatakan bahwa hazards melibatkan risiko atau kesempatan (hazard involve risk or chance), yang berkaitan dengan elemen-elemen yang tidak diketahui (unknown). Hammer (1989) mendefinisikan hazards sebagai kondisi yang potensial untuk menyebabkan injury terhadap orang, kerusakan peralatan atau struktur bangunan, kerugian material, atau mengurangi kemampuan untuk melakukan suatu fungsi yang telah ditetapkan.selanjutnya menurut Asfahl (1999), keselamatan (safety) sering kali dikaitkan dengan efek yang akut dari hazards, sedangkan kesehatan (health) berkaitan dengan efek yang kronis dari hazards. Efek yang akut adalah suatu reaksi tiba-tiba terhadap kondisi yang parah / buruk; sedangkan efek yang kronis adalah suatu keadaan jangka panjang yang semakin memburuk dikarenakan tereksposnya / terbukanya keadaan yang kurang baik secara berkepanjangan.

8 Teknik Identifikasi Bahaya Menurut Safety Enginer Career Workshop (2003), Phytagoras Global Development teknik identifikasi bahaya adalah alat untuk mengidentifikasi berbagai kelemahan (potensi risiko) yang terdapat dalam proses desain atau operasi suatu sistem / unit plan yang dapat menimbulkan berbagai konsekuensi yang tidak diinginkan terjadi (misal : personnel injuries, environmental impacts, atau catastrophic equipment damage); dan menentukan rekomendasi atau tindakan yang dapat dilakukan untuk eliminasi berbagai risiko / permasalahan yang mengganggu jalannya proses tersebut atau mengurangi konsekuensi konsekuensi yang dapat ditimbulkan secara sistematis, terstruktur dan baku. Macam-macam teknik identifikasi bahaya yang rekomendasikan oleh OSHA ( dapat dipergunakan untuk berbagai plant atau sistem yang ada disuatu perusahaan) adalah: Safety Review - Penjelasan secara kualitatif berbagai potensi permasalahan yang berkaitan dengan keselamatan. Checklist - Daftar berbagai hal pokok yang tertulis untuk memeriksa keadaan suatu sistem. Relative Ranking - Strategi untuk membandingkan berbagai sistem untuk pemeriksaan lebih lanjut. Preliminary Hazard Analysis - Metode yang sangat umum untuk fokus pada sistem. What-If / Checklist Kombinasi brainstorming dan daftar detail tertulis berbagai hal pokok Hazard and Operability Analysis - Metode yang sistematis untuk identifikasi hazard dan operabilitas. Failure Modes and Effect Analysis -Tabulasi berbagai jenis kerusakan / kegagalan suatu alat. Fault Tree Analysis - Pendekatan secara deduktif dari suatu kejadian untuk mengetahui penyebab utamanya.

9 15 Event Tree Analysis - Pendekatan secara induktif dari suatu kejadian pemicu sampai seluruh kejadian akhir yang ditimbulkan Cause consequence Analysis - Kombinasi metode FTA dan ETA. Human Reliability Analysis - Evaluasi secara sistematis seluruh faktor yang berkaitan dan mempengaruhi personil manusia. Kesimpulan dan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan PHA digunakan sebagai dasar untuk merencanakan tindakantindakan korektif untuk mengatasi berbagai kelemahan yang telah diidentifikasi. Metode apapun yang dipilih untuk pelaksanaan identifikasi bahaya, biasanya dilakukan oleh team ahli, memerlukan banyak waktu dan tenaga serta aktivitas yang membutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus sehingga biayanya menjadi mahal. Pokok-pokok permasalahan yang dianalisa pada saat pelaksanaan teknik identifikasi bahaya meliputi banyak hal, antara lain adalah : Macam- macam risiko yang terdapat dalam proses Berbagai insiden yang telah terjadi dan peristiwa yang hampir menimbulkan insiden Berbagai pengendalian secara teknik dan administratif Macam macam konsekuensi yang dapat timbul akibat kegagalan sistem pengendalian tersebut Tata letak alat dan fasilitas pendukung yang lain Faktor-faktor manusia Evaluasi efek-efek yang mungkin diterima oleh karyawan, masyarakat luas dan lingkungan hidup secara kualitatif. Disamping hal hal diatas, setiap kelompok yang melaksanakan teknik identifikasi bahaya harus terdiri dari anggota yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan teknik serta pengoperasian proses, setidaknya satu orang karyawan yang menguasai secara khusus proses / sistem yang

10 16 akan dianalisa, dan seorang anggota yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan dengan metode PHA yang digunakan. 2.5 Keuntungan Dan Kerugian Beberapa Teknik Identifikasi Bahaya Safety Enginer Career Workshop (2003), Phytagoras Global Development membagi beberapa keuntungan dan kerugian aplikasi Teknik Identifikasi Bahaya yang direkomendasikan oleh OSHA dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 2.1 keuntungan dan kerugian Teknik Identifikasi Bahaya Jenis Aplikasi Keuntungan Kerugian What If Berbagai sistem yang sederhana kecil Cepat dan sederhana, mudah untuk Tidak begitu teliti,menyadarkan pada cara pertama untuk sistem yang besar dipelajari dan digunakan pengalaman operator Checklist Untuk variasi berbagai sistem/ proses Cocok untuk personal yang mempunyai Butuh waktu untuk mengumpulkan pengalaman kurang cepat,sederhana dan informasi yang mencukupi untuk dapat distandarisasi pembuatan checklist,tidak begitu teliti untuk beberapa kasus yang dianalisa What if / Untuk berbagai sistem yang ada dalam Cepat dan mudah,lebih teliti dibandingkan Sangat tergantung pada pengalaman Checklist proses desain,operasi atau modifikasi dengan metode dasar what if,sangat produktif jika operator dan checklist yang dibuat. digunakan oleh personil yang berpengalaman,serbaguna kurang terstruktur dan tidak dapat diergunakan untuk kasus-kasus tertentu Hazops Berbagai fasilitas yang besar dan tidak Sangat sistematis,teliti dan terstruktur Sangat membosankan dan makan terbatas untuk kepentingan industri kimia banayak waktu FMEA Berbagai sistem proses,listrik dan mesin, Dapat digunakan untuk sistem/alat yang komplek, Membutuhkan waktu yang lama namun tidak berbagai ukuran besar dan kecil sangat teliti, dapat digunakan dengan baik secara begitu membosankan dibanding dengan kelompok atau perorangan metode hazops FTA Berbagai sistem proses,listrik dan mesin. Sangat teliti dalam bentuk gambar dan grafik Sulit untuk diterapkan untuk suatu team berbagai ukuran besar dan kecil lebih cocok untuk analisis perorangan 2.6 Metode dan Prinsip HAZOP HAZOPS adalah salah satu metode teknik identifikasi bahaya yang sistematis, teliti dan terstruktur untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang mengganggu jalannya proses dan risiko - risiko yang terdapat pada suatu equipment yang dapat menimbulkan risiko merugikan bagi manusia/ atau fasilitas plant pada lingkungan atau sistem

11 17 yang ada. Dengan kata lain, metode ini digunakan sebagai upaya pencegahan, sehingga proses yang berlangsung disuatu plant/ sistem dapat berjalan dengan lancar dan aman. Safety Enginer Career Workshop (2003), Phytagoras Global Development menyatakan prinsip dasar metode HAZOPS adalah memeriksa bagaimana suatu risiko dapat didalam plant /sistem yang disebabkan adanya berbagai penyimpangan proses dari design intent yang telah ditetapkan, dalam pelaksanaannya, metode HAZOPS membutuhkan kemampuan SDM dari berbagai keahlian, latar belakang pengalaman dan multi disiplin ilmu. Team ahli yang melakukan HAZOPS secara sistematis mengidentifikasi setiap kemungkinan penyimpangan (deviation) dari kondisi operasi yang telah ditetapkan pada suatu plant, mencari berbagai faktor penyebab ( cause) yang memungkinkan timbulnya kondisi abnormal tersebut, dan menentukan konsekuensi yang merugikan sebagai akibat terjadinya penyimpangan serta memberikan rekomendasi/ tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dari potensi risiko yang telah berhasil diidentifikasi. Beberapa kata bantu (guide words) yang sudah baku dan / customize digunakan untuk memulai dan memperlancar proses brainstorming yang berlangsung saat proses analisa. Safety Enginer Career Workshop (2003), Phytagoras Global Development mendefinisikan asal kata hazops berasal dari kata hazard dan operability studies sebagai berikut: Hazard :Kondisi fisik yang berpotensi Menyebabkan kerugian/ kecelakaan bagi manusia, dan atau kerusakan alat/ bangunan, atau lingkungan. Operability Studies : Beberapa bagian kondisi operasi yang sudah ada dan dirancang namun kemungkinan dapat menyebabkan shutdown dan / menimbulkan rentetan insiden yang

12 18 merugikan dan akan dilakukan perbaikan perancangan untuk mencegah insiden. Safety Enginer Career Workshop (2003), Phytagoras Global Development menyatakan karakteristik metode HAZOPS adalah sebagai berikut: Sistematis, penilaiannya sangat terstruktur mengandalkan pada penggunaan kata bantu ( guide words) dan team brainstorming untuk proses peninjauan secara komprehensif serta memastikan sistem / alat pengaman pencegah kecelakaan sudah cukup dan terpasang pada tempat yang sesuai. Dilakukan oleh suatu kelompok yang terdiri dari multidisiplin keahlian dan pengalaman. Dapat diterapkan pada setiap sistem atau prosedur. Kebanyakan digunakan sebagai sistem pemeringkatan teknik penilaian risiko ( risk assesment ). Utamanya menghasilkan kesimpulan laporan yang bersifat kualitatif, meskipun demikian beberapa dasar kuantitatif juga sangat dimungkinkan 2.7 Tujuan Pelaksanaan Hazops. Safety Enginer Career Workshop (2003), Phytagoras Global Development mengatakan metode HAZOPS secara luas digunakan dalam berbagai industri pengolahan dengan maksud untuk mengidentifikasi risiko - risiko yang kemungkinan ada dalam proses dan dilakukan pada tahap perancangan. Banyak perusahaan menggunakan HAZOPS sebagai standard yang harus ditetapkan untuk pekerjaan perancangan pabrik yang baru serta proses modifikasi. Pada umumnya beberapa perusahaan ataupun industri melaksanakan analisa risiko proses menggunakan metode HAZOPS dengan tujuan sebagai berikut: Untuk memeriksa kemungkinan penyimpangan berbagai kondisi operasi dan hazard yang ada dalam proses dengan menggunakan metodologi identifikasi masalah secara

13 19 lebih efektif dengan tujuan yang lebih luas ( tidak hanya memusatkan perhatian pada berbagai masalah yang berkaitan dengan keselamatan saja). Identifikasi hazard lebih dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan( perlindungan K3LH). Identifikasi operability dimaksudkan agar proses dapat berjalan normal sehingga mengurangi / menghilangkan kemungkinan terjadinya kecelakaan serta dapat meningkatkan plant performance (product quality, production rate, ) Untuk memastikan bahwa alat / sistem pengaman yang telah diterapkan telah sesuai dan cukup untuk membantu mencegah terjadinya kecelakaan serta mengurangi kemungkinan terjadinya shutdown yang tidak terjadwal. Untuk penghematan biaya ( khususnya pada proses / plant yang baru dibangun ), sehingga perubahan / improvisasi aliran proses yang dilakukan pada masa yang akan datang dapat lebih efisien. Disamping berbagai tujuan diatas, pelaksanaan HAZOPS juga dapat digunakan untuk membantu pelatihan bagi operator pabrik dengan persiapan pembuatan Operating Manuals, dan jika dibutuhkan dokumen laporan HAZOPS dapat dipergunakan untuk menunjukkan pada pihak ketiga yang berminat mengetahui bahwa segala kemungkinan tindakan untuk mengeliminasi berbagai risiko sudah dilakukan. Selanjutnya Safety Enginer Career Workshop (2003), Phytagoras Global Development menyatakan penggunaan HAZOPS secara umum adalah: Utamanya digunakan untuk mengidentifikasi berbagai risiko yang berkaitan dengan safety dan

14 20 permasalahan operabilitas yang terdapat pada sistem proses kontinyu, khususnya untuk sistem fluida dan panas (thermal). Juga dapat digunakan untuk meninjau kembali berbagai prosedur dan urutan pengoperasian alat / suatu sistem. Safety Enginer Career Workshop (2003), Phytagoras Global Development menyatakan pendekatan analisa HAZOPS dapat digunakan pada beberapa fase umur pabrik, akan tetapi secara ideal metode ini digunakan pada final design saat pengerjaan proyek pembangunan pabrik.laporan hasil analisa HAZOPS yang sudah dibuat harus divalidasi ulang secara rutin untuk meyakinkan bahwa hasil analisa tersebut tetap sesuai dengan standard keselamatan dan keandalan proses; sementara itu berbagai permasalahan baru yang ditemukan pada saat proses revalidasi akan diidentifikasi dan diatasi dengan penambahan/ perbaikan alat atau sistem pengaman (safeguard). Sesudah terjadinya kecelakaan dan / pergantian, penambahan serta modifikasi peralatan dan aliran proses sangat disarankan untuk melakukan analisa HAZOPS kembali ( updating HAZOPS).

15 21 Safety Enginer Career Workshop (2003), Phytagoras Global Development menyebutkan beberapa terminologi HAZOPS dan diagram sebab akibatnya. Berikut tabel terminologi HAZOPS. Tabel 2.2 Terminologi Hazops Kosakata Mode Penjelasan Titik/ bagian dari proses yang ditentukan sebagai objek analisa Design Intent Guide Word Parameter Deviation Cause Consequence SafeGuard Fungsi,sistem, parameter dan besaran yang telah ditetapkan / dirancang agar proses dapat berjalan lancar Kata-kata singkat yang digunakan untuk membantu mengarahkan jalannya diskusi pada saat meninjau suatu parameter proses / memebantu brainstorming saat mengidentifikasi risiko proses.seperti contoh : No, more, less, High, dan lain-lain Rujukan / ukuran proses tertentu yang ditinjau. Misal: temperature, pressure, flow dan lain-lain Penyimpangan proses dari design intent yang ada ( penggabungan dari guide word dan parameter ) Alasan yang dikemukakan mengapa suatu penyimpangan dapat terjadi Akibat atau konsekuensi yang dihasilkan jika terjadi penyimpangan Peralatan dan instrumen yang ditambahkan untuk tujuan pengendalian dan pengamanan serta sistem yang dibuat secara administratif untuh mencegah suatu penyimpangan terjadi atau mengurangi consequences yang terjadi sebagai akibat penyimpangan Hazard Category Nilai / bobot risiko yang ada, biasanya digunakan " Hazard Risk Assesment Matrix" Recommendation Rekommendasi untuk perubahan design, prosedur operasi atau untuk studi lebih lanjut Sumber : Safety Enginer Career Workshop (2003), PhytagorasGlobal Development ) Menurut Safety Enginer Career Workshop (2003), Phytagoras Global Development hasil pelaksanaan Hazops adalah: a) Technical report : daftar tindakan, catatan diskusi dan berbagai permasalahan yang diidentifikasi. b) Daftar rekomendasi / tindakan dapat dibuat sebagai dokumen tersendiri. Improvement of operation :

16 22 - Resiko dikurangi kemungkinan yang terbaik. - Operasi lebih efisien. Improvement of procedure : - logis dan lebih teratur. - Lebih lengkap c) General Awareness among involved parties. Kesadaran tersendiri diantara partisipan dalam menangani risiko d) Team Building. Pembentukan regu dalam menangani risiko yang terjadi 2.8 Rekomendasi Hazops Dan Faktor-Faktor Kesuksessannya Menurut Safety Enginer Career Workshop (2003), Phytagoras Global Development,seluruh rekomendasi yang dibuat oleh team yang terlibat dalam HAZOPS umumnya menghasilkan sejumlah perubahan desain yang signifikan. Perubahan tersebut dapat berupa teknologi proses, kondisi proses, atau metode / prosedur operasi. Contoh spesifik perubahan tersebut antara lain: 1) Perubahan kecil pada perancangan bejana dan sistem perpipaan. 2) Perubahan besar pada bentuk rancangan keseluruhan, penambahan peralatan pabrik. 3) Penambahan alat-alat instrumentasi, untuk pengendalian rutin dan perlindungan pabrik. 4) Perubahan tata letak alat. 5) Perubahan prosedur dan perintah pengoperasian alat/ operasi. Sedangkan faktor faktor kesuksesan pelaksanaan HAZOPS tergantung pada: a) Kelengkapan dan keakuratan data serta dukumen pendukung lain yang digunakan. b) Komposisi yang benar dari team HAZOPS.

17 23 c) Kontribusi dan pengalaman anggota team. d) Prosedur yang dipersiapkan dengan tepat. Sangat memungkinkan untuk dibuat menggunakan analisa penugasan. Deskripsi kerja yang jelas dan tidak tumpang tindik. e) Pengalaman HAZOP leader / fasilitator. Familiar dengan jenis pekerjaan yang akan dianalisa. Cukup berwibawa untuk mengendalikan diskusi. Mempunyai kemampuan sebagai katalis diskusi. Menurut Safety Enginer Career Workshop (2003), Phytagoras Global Development bahwa HAZOPS terdiri dari laporan yang berisi: Pengantar ( introduction ) Penjelasan metode analisa ( description of the study methode ) Tujuan dan lingkup kerja yang dianalisa ( description of the unit /process studied ) Daftar anggota kelompok yang terlibat ( list of team members ) Waktu pelaksanaan HAZOPS dan daftar dokumen yang dianalisa ( study period and list of documents studied ) Beberapa rekommendasi yang utama ( major recommendations ) Lampiran (appendices). Terdiri dari : - Lembar pencatatan ( record sheets ) - Catatan rekomendasi ( recommendations record ) - Daftar absensi anggota dan dokumen yang dianalisa setiap pembahasan

18 24 Laporan lengkap akan dibuat kemudian oleh pimpinan dan sekretaris sebagai bentuk dukumen resmi pelaksanaan hazops untuk dipergunakan oleh pihak yang berkompeten. Laporan akhir tersebut secara garis besar isinya sama dengan draft laporan seperti telah disebutkan diatas, dengan tambahan informasi yang berupa : Berbagai tindakan utama yang diambil ( major actions taken ) Rekomendasi tambahan atau yang tidak dipakai dengan penjelasannya ( recommendations rejected with reasons ) Sedangkan menurut Safety Enginer Career Workshop (2003), Phytagoras Global Development yang harus dihindari saat pelaksanaan HAZOPS adalah sebagai berikut : Terlalu berlebihan dalam membahas penyelesaian suatu permasalahan yang ditemukan. Anggota meeting dibiarkan membelokkan arah pembicaraan yang terlalu bertele- tele pada saat diskusi. Sebagian anggota mendominasi pembicaraan. Ungkapan - ungkapan yang sedapat mungkin harus dihindari: o Mempertahankan design / procedure. o HAZOPS bukan merupakan audit. o No Problem ( jangan terlalu menyepelekan suatu masalah ) o Wasted Time ( jangan pernah merasa segala sesuatu yang dilakukan pada saat meeting HAZOPS merupakan pekerjaan yang sia-sia )

19 25 Safety Enginer Career Workshop (2003), Phytagoras Global Development dalam pelatihan membandingkan keuntungan dan kerugian metode HAZOPS dalam tabel berikut: Tabel 2.3 Keuntungan Dan Kerugian Hazops Keuntungan metode Hazops Metode ini mencoba untuk mengidentifikasi keseluruhan potensi bahaya (hazard) yang terdapat dalam sebuah sistem Kerugian metode Hazops Metode ini membutuhkan tenaga dari berbagai bidang keahlian dan sangat memakan waktu Metode ini dimaksudkan untuk melengkapi penilaian berbagai bahaya (hazard) yang ada sebelum suatu sistem mulai berproduksi Metode ini sangat membantu tindakan perbaikan dan pencegahan yang mungkin dapat digabungkan kedalam suatu sistem Resiko kelalaian manusia akan dipertimbangkan sebagai "resiko" yang termasuk sebagai salah satu pokok penyebab permasalahan.oleh karena itu spesialis human faktor juga dibutuhkan dalam proses Hazops ini Metode ini mungkin tidak akan mampu memberikan penyelesaian perancangan yang memadai untuk pokok -pokok permasalahan yang berkaitan dengan human faktor

IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN RESIKO K3 PERTEMUAN 3 FIERDANIA YUSVITA KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU

IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN RESIKO K3 PERTEMUAN 3 FIERDANIA YUSVITA KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN RESIKO K3 PERTEMUAN 3 FIERDANIA YUSVITA KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menguraikan konsep identifikasi potensi bahaya dan

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Firman Nurrakhmad NRP Pembimbing : Totok Ruki Biyanto, PhD. NIP

Disusun Oleh : Firman Nurrakhmad NRP Pembimbing : Totok Ruki Biyanto, PhD. NIP Disusun Oleh : Firman Nurrakhmad NRP. 2411 105 002 Pembimbing : Totok Ruki Biyanto, PhD. NIP. 1971070219988021001 LATAR BELAKANG Kegagalan dalam pengoperasian yang berdampak pada lingkungan sekitar Pengoperasian

Lebih terperinci

ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.

ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT. ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.PETROKIMIA GRESIK Diajukan Oleh: Septian Hari Pradana 2410100020 Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto IDENTIFIKASI BAHAYA MENGGUNAKAN METODE HAZOP DAN FTA PADA DISTRIBUSI BAHAN BAKAR MINYAK JENIS PERTAMAX DAN PREMIUM (STUDI KASUS : PT. PERTAMINA (PERSERO) UPMS V SURABAYA) Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

Lebih terperinci

Kata Kunci Risk Management, boiler, HAZOP, emergency response plan, SIL

Kata Kunci Risk Management, boiler, HAZOP, emergency response plan, SIL 1 ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.PETROKIMIA GRESIK Septian Hari Pradana, Ronny Dwi Noriyati, Ali Musyafa Jurusan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI 5.1 Analisa Gangguan Permesinan Berdasarkan data tentang gangguan operasi yang diperoleh oleh peneliti dari perusahaan untuk gangguan yang berisiko yang terjadi diperiode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai metodologi penelitian yang akan dijabarkan satu persatu, mulai dari perumusan masalah sampai pada pengambilan kesimpulan dan pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan yang tidak produktif yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan adalah kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan seseorang atau

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI Oleh NIA TRI WIJAYANTI 04 03 01 049 6 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pengertian Keselamatan Kerja Pengertian Kesehatan Kerja

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pengertian Keselamatan Kerja Pengertian Kesehatan Kerja Bab 2 Landasan Teori 2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2.1.1. Pengertian Keselamatan Kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu sumber daya penting bagi perusahaan selain modal dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu sumber daya penting bagi perusahaan selain modal dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan suatu perusahaan tidak lepas dari peranan tenaga kerja, dimana manusia merupakan salah satu sumber daya penting bagi perusahaan selain modal dan proses

Lebih terperinci

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy di Industri Kapal Andri Kurniawan 1, Mardi Santoso 2, Mey Rohma Dhani 1 1 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Analisis Kecelakaan Kerja Untuk Meminimisasi Potensi Bahaya Menggunakan Metode Hazard and Operability dan Fault Tree Analysis (Studi Kasus Di PT X) *

Analisis Kecelakaan Kerja Untuk Meminimisasi Potensi Bahaya Menggunakan Metode Hazard and Operability dan Fault Tree Analysis (Studi Kasus Di PT X) * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 Analisis Kecelakaan Kerja Untuk Meminimisasi Potensi Bahaya Menggunakan

Lebih terperinci

RISK MANAGEMENT PROCEDURE RISK MANAGEMENT PROCEDURE

RISK MANAGEMENT PROCEDURE RISK MANAGEMENT PROCEDURE Nama Dokumen RISK MANAGEMENT PROCEDURE 1 / 9 RISK MANAGEMENT PROCEDURE Dibuat oleh Ferdian Diperiksa Oleh Thomas Marsetyo G. S. Disetujui Oleh Jacob Mailoa Nama Dokumen RISK MANAGEMENT PROCEDURE 2 / 9

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Suatu pekerjaan proyek konstruksi tentunya ingin diselesaikan dengan tepat

Lebih terperinci

ARINA ALFI FAUZIA

ARINA ALFI FAUZIA ARINA ALFI FAUZIA 6507040029 IDENTIFIKASI RESIKO PADA DAPUR INDUKSI MENGGUNAKAN METODE FMEA (FAILURE MODES AND EFFECT ANALYSIS) DAN RCA (ROOT CAUSE ANALYSIS) SERTA EVALUASI MANAJEMEN TANGGAP DARURAT (STUDI

Lebih terperinci

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA PROSEDUR NO DOKUMEN : P-AAA-HSE-01 STATUS DOKUMEN : MASTER COPY NO : NOMOR REVISI : 00 TANGGAL EFEKTIF : 1 JULI 2013 DIBUAT OLEH : DIPERIKSA OLEH : DISETUJUI OLEH : HSE MANAJEMEN REPRESENTATIF DIREKTUR

Lebih terperinci

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Tujuan Instruksional Khusus (TIK): Mengerti filosopi sistem control dan aplikasinya serta memahami istilahistilah/terminology yang digunakan dalam system control

Lebih terperinci

Penilaian Risiko dan Penjadwalan Inspeksi pada Pressure Vessel Gas Separation Unit dengan Metode Risk Based Inspection pada CPPG

Penilaian Risiko dan Penjadwalan Inspeksi pada Pressure Vessel Gas Separation Unit dengan Metode Risk Based Inspection pada CPPG Penilaian Risiko dan Penjadwalan Inspeksi pada Pressure Vessel Gas Separation Unit dengan Metode Risk Based Inspection pada CPPG Aga Audi Permana 1*, Eko Julianto 2, Adi Wirawan Husodo 3 1 Program Studi

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : HAZOP, perangkingan, risk assessment

Abstrak. Kata kunci : HAZOP, perangkingan, risk assessment ANALISIS POTENSI BAHAYA SERTA REKOMENDASI PERBAIKAN DENGAN METODE HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP) MELALUI PERANGKINGAN OHS RISK ASSESSMENT AND CONTROL (Studi Kasus: Area PM-1 PT. Ekamas Fortuna) HAZARD

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN

BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN 2.1 PENDAHULUAN SAE ARP4761 dikeluarkan oleh SAE (Society for Automotive Engineers) International The Engineering Society for Advancing Mobility Land Sea

Lebih terperinci

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009 ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DENGAN METODE HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) DI.PG CANDI BARU, SIDOARJO SKRIPSI

ANALISIS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DENGAN METODE HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) DI.PG CANDI BARU, SIDOARJO SKRIPSI ANALISIS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DENGAN METODE HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) DI.PG CANDI BARU, SIDOARJO SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan menjelaskan latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian yang ingin dicapai, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

#10 MANAJEMEN RISIKO K3

#10 MANAJEMEN RISIKO K3 #10 MANAJEMEN RISIKO K3 Risiko adalah sesuatu yang berpeluang untuk terjadinya kematian, kerusakan, atau sakit yang dihasilkan karena bahaya. Selain itu Risiko adalah kondisi dimana terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Kerja Perancangan kerja merupakan disiplin ilmu yang dirancang untuk memberikan pengetahuan mengenai prinsip dan prosedur yang harus dilaksanakan dalam upaya memahami

Lebih terperinci

Strategi Minimisasi Potensi Bahaya Berdasarkan Metode Hazard and Operability (HAZOP) di PT. Agronesia

Strategi Minimisasi Potensi Bahaya Berdasarkan Metode Hazard and Operability (HAZOP) di PT. Agronesia Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juni 2013 Strategi Minimisasi Potensi Bahaya Berdasarkan Metode Hazard and Operability (HAZOP)

Lebih terperinci

61511 : LOGO

61511 : LOGO Verifikasi Menggunakan Metode Semi-quantitative IEC 61511 Studi kasus : Tangki Timbun Filling Shed Terminal LPG Wildan Irfansyah 4209100090 Contents 1 2 3 4 Pendahuluan Metodologi Analisa Data Kesimpulan

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO K3 DENGAN PENDEKATAN HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP)

ANALISA RISIKO K3 DENGAN PENDEKATAN HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP) Teknika : Engineering and Sains Journal Volume 1, Nomor 1, Juni 2017, 41-46 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-4146 print ANALISA RISIKO K3 DENGAN PENDEKATAN HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP) Dini Retnowati

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko ialah kegagalan mempertahankan biaya, waktu dan mencapai kualitas serta keselamatan kerja. Risiko

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN TINDAKAN PENGENDALIAN

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN TINDAKAN PENGENDALIAN RESIKO DAN TINDAKAN Dibuat Oleh, Direview oleh, Disahkan oleh Riwayat Perubahan Dokumen Revisi Tanggal Revisi Uraian Oleh Daftar Isi 1. Tujuan...4 2. Ruang Lingkup... 4 3. Referensi... 4 4. Definisi...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri yang pesat tidak hanya ditandai dengan adanya persaingan yang ketat antar perusahaan. Namun, penggunaan teknologi dan material yang berbahaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menejemen Resiko Manajemen resiko adalah suatu proses komprehensif untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan resiko yang ada dalam suatu kegiatan. Resiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerjaan konstruksi merupakan kegiatan yang kompleks yang melibatkan pekerja, alat dan bahan dalam jumlah besar. Proyek mempunyai karakterisitik sebagai kegiatan yang

Lebih terperinci

K3 KONSTRUKSI BANGUNAN. Latar Belakang Permasalahan

K3 KONSTRUKSI BANGUNAN. Latar Belakang Permasalahan K3 KONSTRUKSI BANGUNAN Latar Belakang Permasalahan -Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan -Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain yang

Lebih terperinci

OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU

OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Materi Sebelum UTS Overview konsep hazard, risk dan control

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Sesuai dengan tujuan utama dari penelitian ini yaitu mengurangi dan mengendalikan resiko maka dalam penelitian ini tentunya salah satu bagian utamanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan dengan alur metodologi sebagai berikut pada Gambar 3.1: Identifikasi Bahaya

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan dengan alur metodologi sebagai berikut pada Gambar 3.1: Identifikasi Bahaya BAB III METODOLOGI 3.1 Pendahuluan Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan dengan alur metodologi sebagai berikut pada Gambar 3.1: Pengumpulan Data Primer Pengamatan terhadap proses dan kondisi lingkungan

Lebih terperinci

Bab V SIMPULAN DAN SARAN

Bab V SIMPULAN DAN SARAN Bab V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pada indikasi menurunnya efisiensi dan efektivitas dari tahun ke tahun pada kegiatan operasional PT Rekayasa Engineering, maka dapat disimpulkan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang menjadi landasan atau dasar dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Dari pembahasan bab ini nantinya diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

PT. SEPRO INDOTAMNA Pelatihan & Konsultasi K3

PT. SEPRO INDOTAMNA Pelatihan & Konsultasi K3 SILABUS PELATIHAN HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOPS) I. INTRODUKSI Hazard Operability Study (HAZOPS) merupakan salah satu metoda untuk mengidentifikasi bahaya berdasarkan prinsip bahwa pendekatan tim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan Kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini dapat memiliki dampak yang positif dan negatif bagi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini diawali dengan permasalahan tingginya tingkat NPL (Non Performing Loan) di PT BPR SIP yang telah beroperasi sejak tahun 1993. Masalah di atas diidentifikasi disebabkan oleh tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL BAB II TINJAUAN PUTAKA. RIIKO DALAM PROYEK KONTRUKI MERUPAKAN PROBABILITA KEJADIAN YANG MUNCUL 5 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA)

Analisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA) Analisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA) (Studi Kasus : PT Barata Indonesia, Cilegon, Banten) Ade

Lebih terperinci

SINTESIS DAN INTEGRASI PROSES KIMIA

SINTESIS DAN INTEGRASI PROSES KIMIA SINTESIS DAN INTEGRASI PROSES KIMIA Design 2 1. Conceptual design: develop a preliminary flowsheet using approximate methods. 2. Preliminary design: use rigorous simulators to evaluate steady- state and

Lebih terperinci

Perjalanan Menuju ZERO Accident. Dasar RISK ASSESSMENT

Perjalanan Menuju ZERO Accident. Dasar RISK ASSESSMENT Perjalanan Menuju ZERO Accident Dasar RISK ASSESSMENT Tujuan pembelajaran Risk Assessment Mampu mengidentifikasi sumber potensi bahaya (Hazard) pada umumnya yang berhubungan dengan proses kerja dan equipment

Lebih terperinci

Evaluasi Bahaya Menggunakan Metode HAZOP Dan Manajemen Risiko Pada Sistem Penguapan Asam Fosfat Di Pabrik III PT.

Evaluasi Bahaya Menggunakan Metode HAZOP Dan Manajemen Risiko Pada Sistem Penguapan Asam Fosfat Di Pabrik III PT. 1 Evaluasi Bahaya Menggunakan Metode HAZOP Dan Manajemen Risiko Pada Sistem Penguapan Asam Fosfat Di Pabrik III PT. Petrokimia Gresik Khoirul Anam, Ronny Dwi Noriyati, Ali Musyafa Jurusan Teknik Fisika,

Lebih terperinci

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Pengantar Manajemen Pemeliharaan P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Topik Bahasan Perkembangan manajemen pemeliharaan Sistem pemeliharaan Preventive maintenance (PM) Total

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag BAB V PEMBAHASAN Dari hasil penelitian PT. Bina Guna Kimia telah melaksanakan programprogram keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag Out (LOTO) dan Line Breaking merupakan program

Lebih terperinci

PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) IDENTIFIKASI, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA RESIKO. No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01

PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) IDENTIFIKASI, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA RESIKO. No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01 PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01 Jabatan/ Nama Tanda Tangan Tanggal Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui oleh Catatan REVISI No. Halaman Bagian / Sub Bagian Yang Direvisi

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO PROYEK

MANAJEMEN RISIKO PROYEK MANAJEMEN RISIKO PROYEK 1. D E F I N I S I R I S I K O 2. D E F I N I S I M A N A J E M E N R I S I K O 3. T O L E R A N S I T E R H A D A P R I S I K O 4. P R O S E S M A N A J E M E N R I S I K O 1 DEFINISI

Lebih terperinci

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO 1. Pengertian Manajemen Resiko Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian

Lebih terperinci

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Tempat Kerja adalah ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau

Lebih terperinci

(Studi Kasus PT. Samator Gas Gresik) Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Oleh : Niki Nakula Nuri

(Studi Kasus PT. Samator Gas Gresik) Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Oleh : Niki Nakula Nuri PENENTUAN SKENARIO DAN ANALISIS RESIKO KEGAGALAN PADA INSTALASI PENYIMPANAN GAS HIDROGEN DENGAN MENGGUNAKAN CHEMICAL PROCESS QUANTITATIVE RISK ANALYSIS (Studi Kasus PT. Samator Gas Gresik) Oleh : Niki

Lebih terperinci

KECELAKAAN TAMBANG. Oleh : Rochsyid Anggara

KECELAKAAN TAMBANG. Oleh : Rochsyid Anggara KECELAKAAN TAMBANG Oleh : Rochsyid Anggara 1. Penjelasan Umum Kecelakaan (Accident) adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak dikendalikan dan tidak diinginkan yang mengakibatkan cideranya seseorang,

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO

SIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO SIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO Pabrik Semen menggunakan Bahan Aditif Fly Ash dengan Proses Kering Oleh : Palupi Nisa 230 030 04 Hikmatul

Lebih terperinci

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT. Hazard Identification Pengalaman menunjukkan

Lebih terperinci

Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah. Seri Artikel Keselamatan Kelistrikan Tambang Bawah Tanah 1. LOTO (bagian 1)

Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah. Seri Artikel Keselamatan Kelistrikan Tambang Bawah Tanah 1. LOTO (bagian 1) Seri Artikel Keselamatan Kelistrikan Tambang Bawah Tanah 1 LOTO (bagian 1) Oleh : M. Nashiruddin Haramaini, S.T. Pekerjaan perlistrikan dan permesinan di tambang bawah tanah merupakan pekerjaan yang sarat

Lebih terperinci

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS)

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) 1. Identifikasi Resiko Karakteristik Resiko Uncertainty : tidak ada resiko yang 100% pasti muncul, sehingga tetap harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada tahun 1890, pemerintah Amerika Serikat memasukan rancangan undang undang (UU) yang mengatur keselamatan dan kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Manajemen Operasi 2.1.1 Konsep Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi bisnis yang sangat berperan penting dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam menyelesaikan kajian risiko pada Proyek Pembangunan Transmisi Saluran udara tegangan Tinggi (SUTT) 150 kv Malingping Bayah ini terdapat beberapa langkah

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL BAB III METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) 3.1 Failure Mode and Effect

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecelakaan dan Kesehatan Kerja (K3) ILO (2003) mendefinisikan K3 adalah upaya pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan para pekerja baik secara fisik, mental, dan sosial.

Lebih terperinci

APLIKASI ERGONOMI UNTUK PENGAMAN ALAT KERJA

APLIKASI ERGONOMI UNTUK PENGAMAN ALAT KERJA APLIKASI ERGONOMI UNTUK PENGAMAN ALAT KERJA DASAR HUKUM 1. UU Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Pasal 1 (1a.) : dinyatakan bahwa dengan peraturan perundangan diterapkan syarat-syarat keselamatan

Lebih terperinci

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Hand-out Industrial Safety Dr.Ir. Harinaldi, M.Eng Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tempat Kerja Produk/jasa Kualitas tinggi Biaya minimum Safety comes

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijabarkan tentang tinjauan pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. II.1 Sejarah FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Didalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang aman, andal dan ekonomis, maka diperlukan beberapa komponen penyusun

BAB I PENDAHULUAN. yang aman, andal dan ekonomis, maka diperlukan beberapa komponen penyusun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kelistrikan merupakan salah satu aspek penting untuk menggerakkan roda perindustrian. Listrik sudah menjadi sarana pendukung yang vital dan tidak terpisahkan

Lebih terperinci

Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko

Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko Solichul HA. BAKRI, et al Ergonomi untuk Keselamatan, Keselamatan Kerja dan Produktivitas ISBN: 979-98339-0-6 Mengelola Kelelahan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau

BAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau BAB V ANALISA HASIL 5.1 Definisi Cacat a. Belang Dari hasil pengolahan data sebelumnya terlihat bahwa jenis cacat belang merupakan jenis cacat terbanyak. Jenis cacat belang merupakan jenis cacat dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industrialisasi telah tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat

Lebih terperinci

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT302 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran VI. KEGIATAN K3 LISTRIK DALAM PENERAPAN SMK3 Penetapan Kebijakan K3: - Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko terkait listrik - Melakukan peninjauan terhadap kejadian yang berbahaya

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA III. TINJAUAN PUSTAKA A. Ergonomi Istilah ergonomi yang juga dikenal dengan human factors berasal dari bahasa Latin yaitu ergon yang berarti kerja, dan nomos yang berarti hukum alam. Sehingga, ergonomi

Lebih terperinci

4.1 INDENTIFIKASI SISTEM

4.1 INDENTIFIKASI SISTEM BAB IV ANALISIS 4.1 INDENTIFIKASI SISTEM. 4.1.1 Identifikasi Pipa Pipa gas merupakan pipa baja API 5L Grade B Schedule 40. Pipa jenis ini merupakan pipa baja dengan kadar karbon maksimal 0,28 % [15]. Pipa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Keberadaan perusahaan, baik perusahaan jasa maupun manufaktur adalah untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). yang diperkirakan (Lifson & Shaifer, 1982).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). yang diperkirakan (Lifson & Shaifer, 1982). 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Definisi resiko: 1. Kejadian yang sering terjadi pada event tertentu atau faktor yang terjad selama proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). 2. Hubungan

Lebih terperinci

EVALUASI TERHADAP PROFIL RESIKO. Tujuan: Untuk memastikan bahwa resiko yang tidak dapat ditolerir dapat dikendalikan dengan sebaik-baiknya

EVALUASI TERHADAP PROFIL RESIKO. Tujuan: Untuk memastikan bahwa resiko yang tidak dapat ditolerir dapat dikendalikan dengan sebaik-baiknya EVALUASI TERHADAP PROFIL RESIKO Tujuan: Untuk memastikan bahwa resiko yang tidak dapat ditolerir dapat dikendalikan dengan sebaik-baiknya R E S I K O Resiko adalah kemungkinan terjadinya suatu loss (cedera,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang

Lebih terperinci

Identifikasi Potensi Bahaya Dengan Metode Hazard And Operability Study (HAZOP) Di Area Boiler PT. XYZ

Identifikasi Potensi Bahaya Dengan Metode Hazard And Operability Study (HAZOP) Di Area Boiler PT. XYZ Identifikasi Potensi Bahaya Dengan Metode Hazard And Operability Study (HAZOP) Di Area Boiler PT. XYZ Euis Jamilah 1, Yayan Harry Yadi 2, Ani Umyati 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng

Lebih terperinci

Bisnis Proses Mapping Perusahaan Target Tiap Proses Ruang Lingkup Perusahaan

Bisnis Proses Mapping Perusahaan Target Tiap Proses Ruang Lingkup Perusahaan List Inhouse Training Binapura Mekar Teknindo (BMT) Rev.1 update 01 Mei 2013 No Nama Training Manfaat ke peserta: Output Training Peserta Biaya Waktu Teknis Pelatihan 1 Peta proses Bisnis Memahami pendekatan

Lebih terperinci

pembinaan dan operasi. Audit keselamatan jalan pada awalnya diperiksa oleh orang atau tim yang berkualitas secara mandiri untuk

pembinaan dan operasi. Audit keselamatan jalan pada awalnya diperiksa oleh orang atau tim yang berkualitas secara mandiri untuk 15 pada semua perangkat jalan mulai dari perancangan, bentuk jalan, pembinaan dan operasi. Audit keselamatan jalan pada awalnya dikembangkan untuk jalan-jalan baru, akan tetapi semakin banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi pemecahan masalah adalah serangkaian urutan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk digunakan sebagai pedoman

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI RISIKO PADA BOILER COAL FIRING SYSTEM FASILITAS PEMBANGKIT PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON

IDENTIFIKASI RISIKO PADA BOILER COAL FIRING SYSTEM FASILITAS PEMBANGKIT PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON IDENTIFIKASI RISIKO PADA BOILER COAL FIRING SYSTEM FASILITAS PEMBANGKIT PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON ITS Surabaya (@rekayasa.co.id) Abstrak PT PJB Unit Pembangkitan Paiton merupakan jenis pembangkit

Lebih terperinci

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Bab 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan Industri kimia di Indonesia sudah cukup maju seiring dengan globalisasi perdagangan dunia. Industri pembuatan Nylon yang merupakan salah satu industri

Lebih terperinci

Risiko Kode Frequency Severity Penggunaan kapasitas tidak optimal A Often A (pengkodean digunakan untuk memudahkan pemetaan risiko)

Risiko Kode Frequency Severity Penggunaan kapasitas tidak optimal A Often A (pengkodean digunakan untuk memudahkan pemetaan risiko) Tabel 4.6 Risiko Manajemen Alat Produksi Risiko Kode Frequency Severity Penggunaan kapasitas tidak optimal A Often A (pengkodean digunakan untuk memudahkan pemetaan risiko) 2. Risiko Pengembangan Infrastruktur

Lebih terperinci

Oleh: Gita Eka Rahmadani

Oleh: Gita Eka Rahmadani ANALISA KEANDALAN PADA DAPUR INDUKSI 10 TON MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT & CRITICALITY ANALYSIS (FMECA) ( STUDI KASUS PT BARATA INDONESIA (PERSERO) Oleh: Gita Eka Rahmadani 6506.040.040 Latar

Lebih terperinci

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN CONTOH... [Logo & Nama Perusahaan] RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) [digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 3. Perawatan Berbasis Keandalan (Reliability Centered Maintenance)

BAB 3. Perawatan Berbasis Keandalan (Reliability Centered Maintenance) BAB 3 Perawatan Berbasis Keandalan (Reliability Centered Maintenance) 3.1 Definsi RCM Reliability Centred Maintenance (RCM) adalah suatu proses yang digunakan untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan perawatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 1 ayat (1) yang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 1 ayat (1) yang BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Tempat Kerja Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 1 ayat (1) yang berbunyi Tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak

Lebih terperinci

Oleh: Sofyan Hadi, ST PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2012

Oleh: Sofyan Hadi, ST PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2012 Oleh: Sofyan Hadi, ST PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2012 Pengertian Metode Optimasi Ruang Lingkup Optimasi Prosedur Umum untuk Penyelesaian Masalah

Lebih terperinci

Implementasi Metode HazOp (Hazard and Operability Study) Dalam Proses Identifikasi Bahaya Dan Analisa Resiko Pada Feedwater System

Implementasi Metode HazOp (Hazard and Operability Study) Dalam Proses Identifikasi Bahaya Dan Analisa Resiko Pada Feedwater System Implementasi Metode HazOp (Hazard and Operability Study) Dalam Proses Identifikasi Bahaya Dan Analisa Resiko Pada Feedwater System Di Unit Pembangkitan Paiton, PT. PJB Anda Iviana Juniani ; Lukman Handoko

Lebih terperinci

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Weta Hary Wahyunugraha 2209100037 Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Oleh Fortries Aurelia Samahi

Oleh Fortries Aurelia Samahi Oleh Fortries Aurelia Samahi 6506 040 016 BAB I PENDAHULUAN Adanya potensi bahaya terjadinya kecelakaan blowout pada drilling proses dan efeknya dapat berujung bencana Kemungkinan terjadinya kegagalan

Lebih terperinci

TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V

TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V PRAHASTA ADIGUNA Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Permesinan Kapal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Menurut ILO/WHO (1998) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu promosi, perlindungan dan peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

Lebih terperinci

Dewi Widya Lestari

Dewi Widya Lestari Dewi Widya Lestari 2411 106 011 WHB merupakan komponen yang sangat vital bagi berlangsungnya operasional untuk memenuhi pasokan listrik pabrik I PT Petrokimia Gresik. Dari tahun 90-an hingga kini WHB beroperasi

Lebih terperinci