BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
|
|
- Suhendra Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini dapat memiliki dampak yang positif dan negatif bagi manusia. Penggunaan secara tepat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menunjang dan meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Misalnya melalui pemanfaatan energi yang dihasilkan oleh inti atom. Akan tetapi bila penggunaannya tidak tepat seperti untuk pembuatan bom nuklir maka dengan sendirinya dapat mengancam perkembangan peradaban manusia. Indonesia adalah salah satu negara yang ikut mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir. Ilmu pengetahuan dan teknologi ini diwujudkan dengan pembangunan reaktor nuklir. Pembangunan reaktor ini termasuk penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi secara tepat. Hal ini disebabkan karena untuk mengolah teknologi nuklir dibutuhkan sebuah reaktor nuklir, dimana dalam reaktor nuklir merupakan tempat terjadinya reaksi nuklir sehingga reaksi berantai dari atom dapat dikendalikan. Reaksi nuklir yang tidak terkendali dapat menyebabkan ledakan. Saat ini Indonesia memiliki 3 buah reaktor nuklir. Salah satu reaktor nuklir Indonesia berada di Bandung yang dikenal dengan nama Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknik Nuklir-Badan Tenaga Atom Nasional. Reaktor nuklir yang berada di Bandung merupakan reaktor yang digunakan untuk Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknik Nuklir. Teknologi nuklir ini dapat digunakan untuk berbagai bidang. Dalam bidang hidrologi untuk mengukur debit air, mendeteksi kebocoran pipa penyalur, pengukuran kandungan air tanah, dan sebagainya. Dalam bidang industri untuk pemeriksaaan bahan tanpa merusak, menentukan tebal logam, dan sebagainya. Dalam bidang kedokteran digunakan 1
2 untuk mengkaji fungsi gondok, membinasakan kanker, tumor, menentukan kondisi sistem aliran darah manusia, dan sebagainya. Reaktor nuklir yang berada di BATAN adalah reaktor nuklir dengan tipe Triga mark 2000 buatan USA. Salah satu hasil yang didapatkan dari reaksi inti dalam reaktor nuklir adalah energi yang berupa panas. Energi panas yang dihasilkan dari reaktor Triga Mark 2000 sekitar 2000 KW. Karena energi yang dihasilkan ini sangat kecil maka energi ini tidak dimanfaatkan kedalam bentuk energi lain (energi ini dibuang). Pembuangan energi ini dilakukan melalui fasilitas pendukung yaitu fasilitas penukar panas. Fasilitas penukar panas merupakan suatu fasilitas pendukung yang digunakan untuk menukar panas air antara pipa primer (yang merupakan air panas dari tabung reaktor) dan pipa sekunder (yang merupakan air dingin dari menara pendingin) melalui suatu alat yaitu penukar kalor. Penukaran panas air ini dapat dibagi menjadi dua subsistem yaitu sistem penukar panas primer dan sistem penukar panas sekunder. Sistem penukar panas primer adalah sistem yang mengalirkan air panas primer dari tabung reaktor ke penukar kalor dan dari penukar kalor mengalirkan air dingin primer ke tabung reaktor dengan bantuan pompa. Sedangkan sistem penukar panas sekunder adalah sistem yang mengalirkan air dingin sekunder dari menara pendingin ke penukar kalor dan dari penukar kalor mengalirkan air panas sekunder ke menara pendingin dengan bantuan pompa. Sistem penukar sekunder bekerja dengan mengambil panas air panas primer didalam penukar kalor. Apabila proses pendinginan ini tidak belangsung dengan baik maka dapat terjadi kenaikan temperatur di dalam tabung reaktor. Kenaikan temperatur yang terjadi di dalam reaktor dapat mengakibatkan kerusakan pada inti reaktor dan kerusakan selongsong dari bahan bakar (uranium- 235). Selongsong bahan bakar yang rusak dapat menyebabkan terlepasnya produk fisi (kebocoran nuklir). Kebocoran nuklir dapat sangat berbahaya bagi pekerja, manusia, dan lingkungan. Dampak kebocoran nuklir sangat berbahaya bagi kehidupan manusia dalam jangka panjang yaitu mengubah susunan kromosom dari DNA dan menyebabkan terjadinya penyakit-penyakit yang berbahaya seperti kanker, dan sebagainya. 2
3 Untuk mencegah terjadinya kebocoran nuklir yang tidak diinginkan, sistem penukar panas sekunder harus berada dalam kondisi yang baik sehingga selalu siap untuk digunakan. Kondisi sistem yang baik dapat tercapai apabila aktifitas pemeliharaan dilakukan pada sistem tersebut. Pada tugas akhir ini, metoda pemeliharaan yang digunakan adalah Reliability Centered Maintenance (RCM) karena memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut: 1. Keselamatan yang lebih tinggi. 2. Peningkatan keterpaduan lingkungan. 3. Meningkatkan ketersediaan dan reliabilitas peralatan. 4. Kualitas produk dan pelayanan konsumen yang lebih baik. 5. Biaya operasi dan perawatan yang lebih rendah. 6. Pemahaman yang lebih baik terhadap bagaimana peralatan bekerja dari sisi operator dan kru perawatan. 7. Meningkatkan kerjasama tim dan pencapaian moral yang lebih tinggi. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Energi panas yang dihasilkan dari reaktor nuklir harus dibuang agar tidak terjadi kenaikan temperatur dalam reaktor. Pembuangan energi ini melalui suatu fasilitas pendukung yaitu fasilitas penukar panas. Sistem penukar panas sekunder mengambil panas dari sistem penukar panas primer. Penurunan fungsi dari sistem penukar panas sekunder akan menyebabkan kenaikan temperatur dari tabung reaktor nuklir. Bila terjadi kenaikan temperatur maka air di dalam tabung reaktor dapat mengalami pendidihan, yang dapat merusak inti nuklir dan selongsong bahan bakar. Selongsong bahan bakar berfungsi sebagai tempat menyimpan bahan bakar serta menahan produk fisi yang dihasilkan. Kerusakan selongsong bahan bakar dapat meyebabkan terlepasnya produk fisi. Produk fisi yang lepas (kebocoran nuklir) sangat berbahaya bagi manusia. Oleh karena itu, sistem penukar panas sekunder harus dalam fungsi yang baik. Fungsi yang baik ini dicapai dengan perawatan dari sistem penukar panas tersebut. Pada saat ini aktifitas yang dilakukan di BATAN adalah pemeriksaan pada mesin-mesin penukar panas sekunder dan bila pada saat pemeriksaan terjadi 3
4 kerusakan peralatan maka dilakukan perbaikan peralatan. Pengontrolan yang dilakukan dengan mengandalkan ketajaman panca indera. Jadwal aktifitas perawatan dilakukan secara random atau dengan kata lain tidak terdapat jangka waktu tertentu untuk aktifitas perawatan dan mesin-mesin penukar panas sekunder. Jenis perawatan yang dilakukan adalah indirect preventive maintenance (PM). Preventive maintenance (PM) merupakan salah satu kebijakan perawatan yang diterapkan secara luas dan terbukti dapat menurunkan waktu rusak peralatan. Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam program PM ini merupakan tindakan reaktif terhadap kerusakan yang terjadi. Akibat dari tindakan tersebut selalu dilakukan secara rutin sampai sering terjadi suatu tindakan tidak diketahui lagi asal mula kenapa tindakan tersebut dilakukan. Akibat dari hal ini banyak tindakan dalam PM merupakan suatu penborosan. Bahkan dalam kenyataannya beberapa program PM kebanyakan melakukan perbaikan kerusakan dibandingkan dengan pencegahan kerusakan. Salah satu metoda perawatan yang ditawarkan untuk sistem penukar panas sekunder reaktor Triga Mark 2000 adalah metoda Reliability Centered Maintenance (RCM). Metoda perawatan dengan RCM memiliki karakteristik : 1. Tujuan utama dari RCM bukan hanya menjaga peralatan agar bekerja, tapi juga menjaga fungsi peralatan. RCM lebih berorientasi kepada menjaga peralatan agar jangan sampai rusak. 2. Mengidentifikasi mode kerusakan spesifik dalam bagian-bagian peralatan yang potensial menghasilkan kerusakan sistem. 3. Membuat prioritas pemeliharaan dari mode kerusakan yang terjadi. Prioritas ini berdasarkan mode kerusakan yang memberikan konstribusi terbesar dalam sistem akan mendapat prioritas tertinggi. Sistematika prioritas berdasarkan Logic Tree Analysis. 4. Tindakan yang telah diberi prioritas diberi tindakan pencegahan yang dapat diterapkan. Dengan karakteristik yang dimiliki RCM, terutama dari tujuan utama yang lebih berfokus pada menjaga fungsi peralatan maka metoda RCM dapat 4
5 diterapkan dalam sistem penukar panas sekunder reaktor Triga Mark Masalah-masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan metoda RCM pada sistem penukar panas sekunder Triga Mark 2000?. 2. Bagaimana pengembangan prosedur perawatan berdasarkan RCM pada sistem penukar panas sekunder Triga Mark 2000?. 1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian Mengingat keterbatasan penelitian baik dari segi eksternal maupun internal maka perlu dilakukan beberapa pembatasan dan asumsi. Pembatasan masalah yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan pada sistem penukar panas sekunder di fasilitas tenaga nuklir BATAN, Bandung. 2. Pada penelitian ini tidak dilakukan perhitungan umur bagian-bagian mesin sistem penukar panas sekunder. 3. Pada penelitian ini tidak dilakukan perhitungan biaya hasil perhitungan pemeliharaan sistem penukar panas sekunder dengan metoda RCM di BATAN, Bandung. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui penerapan metoda RCM untuk sistem penukar panas sekunder reaktor Triga Mark Mengetahui pengembangan prosedur perawatan berasarkan RCM pada sistem penukar panas sekunder reaktor Triga Mark Manfaat Penelitian Manfaat hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yaitu: 1. Bagi BATAN, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya manajemen perawatan sistem penukar panas sekunder dengan metoda RCM. 5
6 2. Bagi pembaca, memberikan pemahaman mengenai aplikasi manajemen perawatan dengan metoda RCM. 3. Bagi penulis, mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama kuliah, khususnya perawatan mesin. 1.6 Metodologi Penelitian Agar penelitian dapat dilakukan dengan terstruktur, maka diterapkan langkahlangkah yang tersusun dalam metodologi sebagai berikut: 1. Penentuan Topik Pendahuluan Dalam tahap ini dirumuskan masalah yang akan dijadikan topik penelitian dalam tugas akhir ini. Topik penelitian yang diajukan adalah penerapan metoda RCM pada sistem penukar panas sekunder untuk reaktor tipe Triga Mark 2000 yang berada di BATAN Bandung 2. Studi Literatur Pada tahap ini dilakukan studi literatur yang berkaitan dengan literaturliteratur yang relevan dengan topik penelitian yang diambil antara lain literatur yang berkaitan dengan dasar-dasar menajemen perawatan, manajemen perawatan dengan metoda RCM, dan sebagainya. 3. Studi Lapangan Studi lapangan dilakukan dengan meninjau BATAN Bandung yang memiliki reaktor nuklir tipe Triga Mark Identifikasi dan Perumusan Masalah Identifikasi dan perumusan masalah yang dilakukan saat studi lapangan yaitu observasi pada sistem penukar panas sekunder. Sistem penukar panas sekunder adalah sistem yang berperan penting untuk mengambil panas air primer. Untuk menjaga fungsi sistem penukar panas sekunder tetap berada dalam kondisi yang baik, salah satu metoda perawatan yang ditawarkan adalah metoda RCM. Dengan karakteristik yang dimilki oleh RCM, terutama dari tujuan utama yang lebih berfokus pada menjaga fungsi peralatan maka metoda RCM dapat diterapkan dalam sistem penukar panas sekunder untuk reaktor tipe Triga Mark
7 5. Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian Pembatasan masalah dan asumsi penelitian dilakukan karena adanya keterbatasan penelitian, baik dari segi eksternal maupun internal. 6. Penetapan Tujuan dan Manfaat Penelitian Penetapan tujuan penelitian menjawab perumusan masalah yang dibuat. Manfaat penelitian merupakan sumbangan yang dapat diberikan penulis dari hasil penelitian terutama bagi pihak BATAN dan pembaca. 7. Penyusunan metodologi penelitian Penyusunan metodologi penelitian dilakukan agar penelitian dapat dilakukan dengan lebih terstruktur dan sistematis. 8. Pengumpulan data sistem penukar panas sekunder untuk reaktor tipe Triga Mark 2000 Pengumpulan data dilakukan dengan cara langsung yaitu dengan melakukan pengamatan pada bagian-bagian sistem penukar panas sekunder dan secara tidak langsung yaitu wawancara dengan supervisor yang menangani sistem penukar panas sekunder (latar belakang pendidikan STM). 9. Penerapan metoda RCM pada sistem penukar panas sekunder untuk reaktor tipe Triga Mark 2000 Metoda RCM diterapkan pada sistem penukar panas sekunder. Metoda RCM mencakup tujuh langkah yaitu pemilihan sistem dan pengumpulan informasi, pendefinisian batas sistem, deskripsi sistem dan blok diagram fungsi, pendeskripsian fungsi sistem dan kegagalan fungsi, penyusunan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), penyusunan Logic Tree Analysis (LTA) dan pemilihan tindakan. 10. Analisis hasil Penerapan metoda RCM pada sistem penukar panas sekunder untuk reaktor tipe Triga Mark 2000 Tahap analisis meliputi pembahasan mengenai hasil penerapan metoda RCM pada sistem penukar panas sekunder untuk reaktor tipe Triga Mark
8 11. Pengembangan prosedur perawatan berdasarkan RCM pada sistem penukar panas sekunder untuk reaktor tipe Triga Mark 2000 Pengembangan prosedur perawatan berdasarkan RCM pada sistem penukar panas sekunder untuk reaktor tipe Triga Mark 2000 lebih memfokuskan pada fungsi peralatan dari sistem penukar panas sekunder. 12. Kesimpulan dan saran Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Saran diberikan untuk kemungkinan penelitian dan pengembangan lebih lanjut. Dari uraian diatas dibuatkan skema metodologi penelitian seperti terlihat pada Gambar
9 Penentuan Topik Penelitian Studi Literatur Studi Lapangan Identifikasi dan Perumusan Masalah Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian Penetapan Tujuan dan Manfaat Penelitian Penyusunan Metodologi Penelitian Pengumpulan Data Sistem Penukar Sekunder untuk Reaktor Tipe Triga Mark 2000 Penerapan Metode RCM Pada Sistem Penukar Panas Sekunder untuk Reaktor Nuklir Tipe Triga Mark 2000 Analisis Hasil Penerapan Metode RCM Pada Sistem Penukar Panas Sekunder untuk Reaktor Tipe Triga Mark 2000 Pengembangan Prosedur Perawatan Berdasarkan RCM Pada Sistem Penukar Panas Sekunder untuk Reaktor Tipe Triga Mark 2000 Kesimpulan dan Saran Gambar 1.1 Skema Metodologi Penelitian 9
10 1.7 Sistematika Penulisan BAB 1 Pendahuluan Berisikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, pembatasan dan asumsi penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 Landasan Teori Berisikan teori-teori yang menjadi dasar dalam melakukan penelitian dan pengolahan data. Landasan teori meliputi pengertian perawatan, tujuan perawatan, kebijakan perawatan, jenis-jenis perawatan, jenis-jenis perawatan, dan metoda RCM. BAB 3 Pengumpulan dan Pengolahan Data Berisikan mengenai sejarah singkat Pusat Penelitian dan Pengembangan Tenaga Nuklir (P3TkN), serta pengolahan data yang berisi penerapan RCM untuk sistem penukar panas sekunder untuk reaktor tipe Triga Mark BAB 4 Analisis Pada bab ini memuat analisis perawatan dengan metoda RCM pada sistem penukar panas sekunder untuk reaktor tipe Triga Mark 2000, analisis pengembangan prosedur perawatan pada sistem penukar panas sekunder, serta analisis saran tindakan perawatan pada sistem penukar panas sekunder. BAB 5 Kesimpulan dan Saran Pada bab terakhir ini memuat kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian serta saran-saran untuk kemungkinan penelitian dan pengembangan lebih lanjut. 10
Objek dalam penelitian ini adalah mesin pendukung sistem boiler yang berbahan bakar batu bara di PT Indo Pusaka Berau.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah mesin pendukung sistem boiler yang berbahan bakar batu bara di PT Indo Pusaka Berau. 3.2 Jenis Penelitian Dalam penelitian
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemeliharaan Semua barang yang dibuat oleh manusia memiliki umur pakai dan pada akhirnya akan mengalami kerusakan. Umur pakai barang dapat diperpanjang dengan melakukan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PADA SISTEM PENUKAR PANAS SEKUNDER REAKTOR TRIGA MARK Yudhi Zulkani
PENERAPAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PADA SISTEM PENUKAR PANAS SEKUNDER REAKTOR TRIGA MARK 2000 TUGAS SARJANA Karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produktifitas merupakan salah satu tolak ukur sebuah perusahaan manufaktur dan jasa dalam menilai apakah kinerja perusahaan dapat dikatakan baik. Bagaimana perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya teknologi dan peradabaan manusia, kebutuhan terhadap energi mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mesin dalam dunia industri memiliki definisi sebagai salah satu faktor produksi yang menentukan kelancaran suatu proses produksi. Kelancaran proses produksi menuntut
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram Alir Sistematika Pemecahan Masalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan metode berpikir untuk menghasilkan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan oleh peneliti dalam proses penelitian. Berikut adalah tahapan-tahapan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan di dalam melakukan penelitian yang bertujuan untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan dalam penelitian. Tahapan-tahapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan dalam dunia perindustrian semakin ketat. Semua perusahaan bidang apapun berusaha memberikan yang terbaik bagi konsumennya. Banyak faktor yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reaktor Kartini merupakan reaktor nuklir tipe TRIGA Mark II (Training Research and Isotop Production by General Atomic) yang mempunyai daya maksimum 250 kw dan beroperasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri di Indonesia yang sangat cepat menyebabkan banyak industri yang tumbuh dan bersaing dalam mendapatkan konsumennya. Melihat gejala tersebut
Lebih terperinciKETERANGAN SELESAI PENELITIAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii LEMBAR KETERANGAN SELESAI PENELITIAN... iii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembuatan suatu produk diperlukan mesin produksi sebagai alat pendukung guna terlaksananya proses produk tersebut. Suatu mesin dalam proses produksi tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kebutuhan energi listrik pada zaman globalisasi ini, Indonesia melaksanakan program percepatan pembangkitan listrik sebesar 10.000 MW dengan mendirikan
Lebih terperinciPerancangan Kebijakan Perawatan Mesin Printer 3D CLab A01
Petunjuk Sitasi: Herianto, & Irlanda, E. A. (2017). Perancangan Kebijakan Perawatan Mesin Printer 3D CLab A01. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C56-61). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas
Lebih terperinciBAB 3 Metode Penelitian Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan.
BAB 3 Metode Penelitian 1. 3.1 Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan. Kegiatan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meminimisasi terhambatnya proses produksi jika terjadi kerusakan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan PT Pancakarsa Bangun Reksa (PBR) merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang jasa konsultan, desain dan konstruksi, mekanikal, sipil, dan elektrikal
Lebih terperinciDiagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan)
60 A Perhitungan Interval Waktu Kerusakan (TTF) dan Downtime (TTR) Perhitungan Index of Fit Data TTF dan TTR Pemilihan Distribusi Data TTF dan TTR Uji Kesesuaian Distribusi Data Kerusakan Tidak Distribusi
Lebih terperinciMODUL VIII STUDI KASUS PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN BALLMILL DENGAN BASIS RCM (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE )
1 MODUL VIII STUDI KASUS PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN BALLMILL DENGAN BASIS RCM (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE ) ABSTRAKSI Aktifitas produksi sering mengalami hambatan dikarenakan tidak berfungsinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketidakstabilan perekonomian dan semakin tajamnya persaingan di dunia industri mengharuskan suatu perusahaan untuk lebih meningkatkan kelancaran kegiatan
Lebih terperinciFMEA SEBAGAI ALAT ANALISA RISIKO MODA KEGAGALAN PADA MAGNETIC FORCE WELDING MACHINE ME-27.1
ISSN 1979-2409 FMEA SEBAGAI ALAT ANALISA RISIKO MODA KEGAGALAN PADA MAGNETIC FORCE WELDING MACHINE ME-27.1 Iwan Setiawan Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, Kawasan Puspiptek, Serpong ABSTRAK FMEA SEBAGAI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN...
DAFTAR ISI COVER... I HALAMAN JUDUL... II LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... III LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... IV SURAT PERNYATAAN... V HALAMAN PERSEMBAHAN... VI HALAMAN MOTTO... VII KATA PENGANTAR... VIII
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umat manusia kepada tingkat kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini, termasuk juga kemajuan dalam bidang teknologi nuklir telah mengantarkan umat manusia kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan terhadap penyediaan energi listrik terus mengalami peningkatan. Peningkatan konsumsi energi
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA - 2 - KEJADIAN AWAL TERPOSTULASI (PIE) 1.1. Lampiran ini menjelaskan definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di era globalisasi adalah dengan memperhatikan masalah kualitas, kualitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kunci sukses memenangkan persaingan industri kedepan di era globalisasi adalah dengan memperhatikan masalah kualitas, kualitas merupakan karakteristik produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan produksi terus menerus. Mesin-mesin merupakan komponen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia yang semakin meningkat memaksa perusahaan melakukan produksi terus menerus. Mesin-mesin merupakan komponen utama dalam bidang manufaktur yang menopang
Lebih terperinciOleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS
Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS 1 - Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang - " Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
Lebih terperinciANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU Zulkifli A. Yusuf Dosen Program Studi Teknik Sistem
Lebih terperinciPENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT
PENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT RINGKASAN Reaktor pembiak cepat (Fast Breeder Reactor/FBR) adalah reaktor yang memiliki kemampuan untuk melakukan "pembiakan", yaitu suatu proses di mana selama reaktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan produksi secara terus menerus. Mesin-mesin merupakan komponen
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia yang semakin meningkat memaksa perusahaan melakukan produksi secara terus menerus. Mesin-mesin merupakan komponen utama dalam bidang manufaktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan harus melakukan perbaikan secara berkala untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin meningkatnya persaingan dalam bidang manufaktur, maka perusahaan harus melakukan perbaikan secara berkala untuk mendukung kelancaran proses produksinya.
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA SISTEM PERAWATAN MESIN DI PT. XYZ ALLAN BAGUS PRASETYO NIM
PENERAPAN KONSEP RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA SISTEM PERAWATAN MESIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berkembangmya ilmu dan teknologi memberikan banyak kemudahan bagi kehidupan umat manusia. Kendaraan bermotor merupakan sarana transportasi yang sangat menunjang
Lebih terperinciDesy Ambar Yunanta ( )
Penilaian Risiko dan Perencanaan Kegiatan Perawatan Induction Furnace dengan Pendekatan RCM II (Reliability Centered Maintenance) Studi Kasus di PT Barata Indonesia (Persero) Gresik Desy Ambar Yunanta
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang PT. Dwi Indah adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi plastik dan berbagai olahan kertas. Perusahaan ini terletak di Gunung Putri, Jawa
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK CV. Kembar Jaya merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pengecoran dan menghasilkan berbagai jenis produk berbahan logam (jenis produk yang diproduksi sesuai dengan pesanan). Pengecoran
Lebih terperinciBab 3 Metodologi Pemecahan Masalah
Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah 3.1. Flowchart Pemecahan Masalah Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka sebelumnya penulis membuat perencanaan tentang langkah-langkah pemecahan masalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Setiap produk diharapkan dapat memenuhi kebutuhankebutuhan konsumen. Salah satu hal yang menjadi kebutuhan konsumen yaitu kualitas produk yang digunakan.
Lebih terperinciMODUL 2 ANALISIS KESELAMATAN PLTN
MODUL 2 ANALISIS KESELAMATAN PLTN Muhammad Ilham, Annisa Khair, Mohamad Yusup, Praba Fitra Perdana, Nata Adriya, Rizki Budiman 121178, 12115, 121177, 121118, 12116, 12114 Program Studi Fisika, Institut
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT KHI Pipe Industry bergerak pada produksi pipa. Penelitian ini diawali dengan bahwa masih terdapat keterlambatan pengiriman pada pelanggan yang mencapai 15% dari total pengiriman yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Keberadaan perusahaan, baik perusahaan jasa maupun manufaktur adalah untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia saat ini, hampir semua aktifitas manusia berhubungan dengan energi listrik.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemeliharaan (maintenance) merupakan salah satu faktor penting yang menunjang berjalannya suatu aktivitas. Jika suatu sistem memiliki pemeliharaan yang baik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah produksi listrik Perum Jasa Tirta II. Pembangkitan KWH
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan perawatan memiliki peranan yang penting dalam mendukung berjalannya suatu sistem agar berjalan dengan baik. Dengan diterapkannya kegiatan perawatan yang tepat
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SALURAN UDARA PEMANAS DENGAN PIPA SPIRAL PADA TUNGKU BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN
TUGAS AKHIR PENGARUH PENAMBAHAN SALURAN UDARA PEMANAS DENGAN PIPA SPIRAL PADA TUNGKU BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan
Lebih terperinciSYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA
SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA PENDAHULUAN Disamping sebagai senjata nuklir, manusia juga memanfaatkan energi nuklir untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu pemanfaatan energi nuklir secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengeringan pakaian dengan menjemur secara langsung di luar ruangan dengan menggunakan panas sinar matahari dan tambahan bantuan angin sudah terjadi selama beratus-ratus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bising energi listrik juga memiliki efisiensi yang tinggi, yaitu 98%, Namun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan energi paling cocok dan nyaman bagi rumah tangga dan berbagai bidang industri karena selain energi llistrik itu tidak menimmbulkan bising energi listrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat kepercayaan yang tinggi dari para konsumen, berlomba-lomba untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis dewasa ini telah menjadi simbol dari perkembangan pasar yang semakin global. Setiap perusahaan berupaya untuk mendapatkan tingkat kepercayaan yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan metodologi yang akan dilakukan dari awal penelitian sampai akhir dari penelitian tersebut. Metodologi digunakan untuk mengarahkan dan mempermudah proses
Lebih terperinciPERANCANGAN IMPLEMENTASI RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA PT INDONEPTUNE NET MANUFACTURING
PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PERANCANGAN IMPLEMENTASI RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA PT INDONEPTUNE NET MANUFACTURING Didit Damur Rochman 1, Cindy
Lebih terperinciPembimbing : Bpk. Ir Arie Indartono MT Bpk. Projek Priyongo SL ST MT
BAB 1 BAB 2 PRESENTASI SIDANG TUGAS AKHIR ANALISA KEANDALAN PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN METODE FAILURE MODE EFFECT & ANALYSIS (FMEA) DALAM MERENCANAKAN STRATEGI PREVENTIVE MAINTENANCE (Studi
Lebih terperinciI. AKTUARIA (A.1) MANAJEMEN RESIKO DALAM STRATEGI PERAWATAN ASET. Erni D. Sumaryatie Fakultas Sains, Institut Teknologi Telkom Bandung
I. AKTUARIA (A.1) MANAJEMEN RESIKO DALAM STRATEGI PERAWATAN ASET Erni D. Sumaryatie Fakultas Sains, Institut Teknologi Telkom Bandung ds.erni@rocketmail.com ABSTRAK Biaya perawatan (maintenance cost) aset
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan suatu penyebab pencemaran lingkungan dan. polusi udara. Penanganan yang kurang tepat dapat memicu terjadinya hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sampah merupakan suatu penyebab pencemaran lingkungan dan polusi udara. Penanganan yang kurang tepat dapat memicu terjadinya hal tersebut. Masalah yang sering muncul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. dengan globalisasi perdagangan dunia. Industri pembuatan Resin sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Industri kimia di Indonesia sudah cukup maju seiring dengan globalisasi perdagangan dunia. Industri pembuatan Resin sebagai bahan bakar cat yang
Lebih terperinciPENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR
PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR RINGKASAN Daur bahan bakar nuklir merupakan rangkaian proses yang terdiri dari penambangan bijih uranium, pemurnian, konversi, pengayaan uranium dan konversi ulang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Industri manufaktur dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini disebabkan adanya perubahan yang dinamis sehingga kompetisi antara perusahaan
Lebih terperinciMANAJEMEN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA MESIN DEKOMPOSER DI PETROGANIK PT. PETROKIMIA GRESIK SKRIPSI
MANAJEMEN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA MESIN DEKOMPOSER DI PETROGANIK PT. PETROKIMIA GRESIK SKRIPSI Oleh : PRIMA PANGLIPUR J NPM. 0532010014 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciSeminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur
Perencanaan Perawatan pada Mesin Extruder dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) di PTPN XI Rosela Baru Surabaya Ir. Endang P W, MMT Teknik Industri FTI-UPN Veteran Jatim Abstract
Lebih terperinciRELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN M. Rusydi Alwi Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Produk yang baik apabila produk tersebut memiliki nilai tambah yang dinginkan konsumen namun apabila produk tersebut cacat dan kualitas kurang baik akan menyebabkan
Lebih terperinciREAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU)
REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU) RINGKASAN Setelah perang dunia kedua berakhir, Kanada mulai mengembangkan PLTN tipe reaktor air berat (air berat: D 2 O, D: deuterium) berbahan bakar uranium alam. Reaktor
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PLTU adalah suatu pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan tekanan uap hasil dari penguapan
Lebih terperinciPENJADWALAN PERAWATAN MESIN GILING MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PADA UD BUMBU KELUARGA
PENJADWALAN PERAWATAN MESIN GILING MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PADA UD BUMBU KELUARGA SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi Oleh: Gustino
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pengembangan pemanfaatan energi nuklir dalam berbagai sektor saat ini kian pesat. Hal ini dikarenakan energi nuklir dapat menghasilkan daya dalam jumlah besar secara
Lebih terperinciPENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI.
PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI Oleh : NURAHADIN ZAKI ROMADHON NPM. 0632010165 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Cisangkan yang terletak di Bandung merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku bangunan.
Lebih terperinciJumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral)
FISIKA INTI A. INTI ATOM Inti Atom = Nukleon Inti Atom terdiri dari Proton dan Neutron Lambang Unsur X X = nama unsur Z = nomor atom (menunjukkan banyaknya proton dalam inti) A = nomor massa ( menunjukkan
Lebih terperinciDAFTAR ISTILAH. : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam suatu waktu tertentu dalam kondisi operasi yang telah ditetapkan
DAFTAR ISTILAH Availability Consequence Assesment Corrective Maintenance Downtime Failure function Failure Rate Maintainability Maintenance : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam
Lebih terperinciTUGAS SARJANA. Oleh:
PERENCANAAN PEMELIHARAAN PAPER MACHINE DENGAN BASIS RCM (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE) DI PT.PDM INDONESIA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi dan semakin cepatnya informasi maka semakin cepat pula perkembangan hidup manusia saat ini. Perkembangan dunia industri maupun teknologi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahap Pendahuluan Tahap pendahuluan terdiri dari empat langkah utama yaitu pengamatan awal, perumusan masalah, menentukan tujuan penelitan dan menentukan batasan masalah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam rangka mendukung kelangsungan produksi sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mesin-mesin dan peralatan produksi merupakan elemen atau unsur yang sangat penting dalam rangka mendukung kelangsungan produksi sebuah perusahaan manufaktur.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi khususnya di dunia industri saat ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut menyangkut juga di bidang pengelasan.
Lebih terperinciREAKTOR PEMBIAK CEPAT
REAKTOR PEMBIAK CEPAT RINGKASAN Elemen bakar yang telah digunakan pada reaktor termal masih dapat digunakan lagi di reaktor pembiak cepat, dan oleh karenanya reaktor ini dikembangkan untuk menaikkan rasio
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN (BREAKDOWN) UNTUK PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA SEMI GANTRY CRANE 32 TON DI PT.
ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN (BREAKDOWN) UNTUK PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA SEMI GANTRY CRANE 32 TON DI PT. RST TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Lebih terperinciROI ADENAN H / FTI / TI
PERENCANAAN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DI P.T VARIA USAHA BETON WARU-SIDOARJO SKRIPSI Oleh: ROI ADENAN H 0632010175 / FTI / TI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk yang berkualitas tinggi agar sanggup memberi kepuasan terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini, setiap perusahaan harus mampu menghadapi persaingan yang ketat dari perusahaan lain diseluruh
Lebih terperinciREAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)
REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR) RINGKASAN Reaktor Grafit Berpendingin Gas (Gas Cooled Reactor, GCR) adalah reaktor berbahan bakar uranium alam dengan moderator grafit dan berpendingin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat cepat dalam bidang industri seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan munculnya persaingan antara perusahaan
Lebih terperinciTUGAS 2 MATA KULIAH DASAR KONVERSI ENERGI
TUGAS 2 MATA KULIAH DASAR KONVERSI ENERGI Dosen : Hasbullah, S.Pd., MT. Di susun oleh : Umar Wijaksono 1101563 PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti saat ini, terutama dapat dilihat melalui kondisi masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam berbagai
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang :
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAH I. 1.1 Latar Belakang Masalah. II frame. Dalam proses produksinya perusahaan ini menggunakan banyak mesin
BAH I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu mesin akan mengalami kerusakan atau kegagalan pada waktu yang tidak tertentu, sehingga perlu untuk mengetahui tingkat keandalan suatu mesin tersebut.
Lebih terperinciBab 2 PENDEKATAN TERHADAP PERTAHANAN BERLAPIS
Bab 2 PENDEKATAN TERHADAP PERTAHANAN BERLAPIS 15. Pertahanan berlapis merupakan penerapan hierarkis berbagai lapisan peralatan dan prosedur untuk menjaga efektivitas penghalang fisik yang ditempatkan di
Lebih terperinciSTUDI IMPLEMENTASI PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. INTAN SUAR KARTIKA DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE CHRISTINA
STUDI IMPLEMENTASI PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. INTAN SUAR KARTIKA DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Untuk meningkatkan persaingan dalam dunia industri, setiap perusahaan harus mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan operasionalnya.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dari topik yang akan penulis ambil untuk penelitian ini, penulis mencari beberapa penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan untuk dijadikan referensi. Diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki dalam menghasilkan produk dengan kualitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan produksi bagi sebuah perusahaan bukan sesuatu yang mudah untuk dikerjakan. Banyak sekali yang harus diperhatikan agar proses produksi dapat berjalan dengan
Lebih terperinciAPA YANG SALAH? Kasus Sejarah Malapetaka Pabrik Proses EDISI KEEMPAT
Untuk Denise, Yang selalu menunggu ketika saya menikmati kesendirian dan tinggal di laboratorium berhari-hari namun kamu tidak pernah melihat hasilnya. APA YANG SALAH? Kasus Sejarah Malapetaka Pabrik Proses
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii
DAFTAR ISI ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1 1.2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi bidang otomotif berkembang sangat pesat mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada suatu kendaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi mendorong peningkatan kebutuhan manusia agar dapat memenuhi keinginannya. Perawatan komponen transportasi penting mendukung kegiatan pengoperasian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu pasar yang sangat potensial dalam dunia otomotif. Berbicara tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini dunia usaha sangat beragam, Indonesia merupakan salah satu pasar yang sangat potensial dalam dunia otomotif. Berbicara tentang otomotif
Lebih terperinci