VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. kinerja perusahaan pakan ternak maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. kinerja perusahaan pakan ternak maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:"

Transkripsi

1 VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang struktur, perilaku dan kinerja perusahaan pakan ternak maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat keterkaitan erat antara struktur, perilaku dan kinerja industri pakan ternak. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk menekan biaya produksi dengan mengurangi penggunaan input bahan baku yang harganya relatif mahal dan susah didapat, yaitu bungkil kedele. 2. Perilaku biaya selanjutnya berdampak kepada efisiensi biaya dan harga output pakan. Selanjutnya harga pakan akan menarik perusahaan untuk masuk atau keluar dari industri. 3. Model industri pakan lebih mengarah pada bentuk siklus dimana struktur industri akan mempengaruhi strategi dan kinerja perusahaan pakan ternak, dan sebaliknya kinerja perusahaan pakan ternak akan mempengaruhi keluar atau masuknya (entry and exit) suatu perusahaan dalam industri. 4. Jumlah perusahaan dalam industri pakan yang banyak dengan hambatan untuk entry and exit yang relatif kecil, produk didiferensiasi serta penentuan harga lebih pada pendekatan biaya produksi (cost plus approach) mengindikasikan bahwa bentuk pasar adalah persaingan monopolistis (monopolistic competition). 5. Perubahan faktor eksternal berdampak terhadap perubahan perilaku dan kinerja perusahaan pakan. Peningkatan permintaan yang diikuti dengan peningkatan penawaran atau permintaan akan menciptakan penawaran 145

2 146 (demand creates supply) merupakan faktor positif pendorong perkembangan industri pakan ternak. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan untuk mengembangkan industri pakan ternak oleh pemerintah akan lebih efektif dengan mendorong terjadinya peningkatan permintaan dibanding hanya dengan mendorong peningkatan produksi atau industri. 6. Perubahan faktor eksternal melalui peningkatan biaya input berdampak terhadap perubahan perilaku dan kinerja perusahaan. Peningkatan harga bungkil kedele yang relatif lebih banyak negatifnya dibanding peningkatan harga jagung terutama bagi perusahaan skala kecil dan perkembangan industri pakan ternak Implikasi Kebijakan Berdasarkan hasil pembahasan struktur, strategi dan kinerja industri dan perusahaan pakan ternak dan dilanjutkan dengan simulasi kebijakan maka beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mendorong perkembangan industri pakan ternak adalah: 1. Perkembangan industri pakan ternak harus didukung dengan meningkatnya permintaan akan produk peternakan melalui peningkatan daya beli dan kesadaran masyarakat akan pentingnya protein asal ternak. 2. Penyediaan input berupa bahan baku penyusun pakan terutama bahan baku sumber protein alternatif pengganti bungkil kedele melalui kegiatan penelitian menjadi prioritas utama dalam mendorong perkembangan industri pakan ternak.

3 Terkait efisiensi biaya, perkembangan industri pakan seharusnya lebih diarahkan ke wilayah sentra butir-butiran pakan. 4. Pemerintah dalam mendorong masuknya investasi baru dalam industri pakan perlu menyediakan berbagai regulasi untuk mendorong perubahan struktur industri menuju pasar persaingan yang lebih bersaing. 5. Pengembangan pasar input bahan baku penyusun pakan, lembaga penunjang (perbankan dan koperasi), pengembangan industri pakan dan DOC serta sarana dan prasarana serta budidaya unggas dan pengolahan hasil ternak harus dilakukan secara terintegrasi dalam kerangka pengembangan agribisnis peternakan unggas. 8.3 Saran Penelitian Lanjutan Penelitian yang sudah dilakukan peneliti masih jauh dari harapan dan masih banyak terdapat kekurangan disana-sini. Adapun penelitian lanjutan sangat diharapkan untuk dapat melihat perkembangan industri pakan ternak yang ada di Indonesia secara lebih komprehensif, diantaranya : 1. Ditelitinya kelembagaan dalam struktur pasar pakan diantaranya koperasi, poultry shop-poultry shop melalui analisis SCP. 2. Ditelitinya juga kinerja peternak ayam baik itu peternak mandiri atau kemitraan, untuk dapat melihat langsung kondisi peternakan yang ada sekarang. 3. Data industri pakan sebaiknya menggunakan data primer bulanan/triwulanan sehingga dapat lebih akurat dan dapat menangkap fenomena yang ada.

4 DAFTAR PUSTAKA Acharya, S.S Agricultural Marketing in India : Some Facts and Emerging Issues. Indian Journal of Agricultural Economics, 53 (3) : Alim, M.R Keragaan Pakan Ayam Ras di Wilayah Bogor dan Bekasi : Suatu Analisis Efisiensi dan Skala Ekonomi. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor Http/www. disnakkeswan-lampung.co.id. Mei 2004 Bain, J.S Industrial Organization. Second Edition. John Wiley & Sons, Inc. New York. Barney, J.B. and W.G. Ouchi Organizational Economics. Toward a New Paradigm For Understanding and Studying Organization. Jossey Bass Inc. California. BPS Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta. Carlton, D.W. and J.M. Perloff Modern Industrial Organization. Third Edition. Addison Wesley Longman, Inc. New York. DEPTAN Statistik Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta. Ditjen Peternakan Statistik Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan. Departemen Pertanian, Jakarta Data Monitoring Pasar. Direktorat Jenderal Peternakan. Departemen Pertanian, Jakarta Statistik Peternakan. Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. Departemen Pertanian, Jakarta. FAO Production and Trade Year Book. Food And Agricultural Organization, Roma. Gujarati, D Ekonometrika Dasar. Terjemahan. Penerbit Erlangga, Jakarta. Hakobyan, A Evolving Marketing Channels in Armenia : A Structure- Conduct-Performance Analysis. Diperoleh dari world wide web : Henderson, J.M. and R.E. Quandt Microeconomic Theory: A Mathematical Approach. Mc Graw-Hill International Book Company, London. 148

5 149 Kariyasa, I. K Keterkaitan Pasar Jagung, Pakan dan Daging Ayam Ras di Indonesia. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Kartasasmita, G Pembangunan untuk rakyat : Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Center for Information and Development Studies, Jakarta. Koutsoyiannis, A Theory of Econometrics. Second edition. The Macmillan Press Ltd, London Modern Microeconomics. Halsted Press Book Water 100, Ontario. Krisnamurthi, B Perkembangan Kelembagaan dan Perilaku Usaha Koperasi Unit Desa di Jawa Barat : Suatu Kajian Cross Section. Disertasi Doktor. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Nesheim, M.C., R. E. Austia and L. E. Lesly Poultry Production. Twelfth Edition. Lea and Febiger, Philadelphia. Nicholson, W Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Edisi Kedelapan. Terjemahan. Penerbit Erlangga, Jakarta. National Research Council Nutrient Requirements of Domestic Animals. Nutrient Requirement of Poultry. Ninth Rev. Edition. Natl. Acad. Sci, Washington, DC. Oetoro Paradigma, Misi dan Manajemen Perunggasan Nasional. Tulisan Disampaikan dalam Rangka Ulang Tahun Poultry Indonesia ke 23. Majalah Poultry Indonesia, Jakarta. Poultry Indonesia Laporan Perkembangan Perusahaan Grup Subur, Pembangunan Perusahaan yang ke Tujuh. Majalah Poultry Indonesia, Jakarta. Purba, H.J Keterkaitan Pasar Jagung dan Pasar Pakan Ternak Ayam Ras di Indonesia: Suatu Analisis Simulasi. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Pyndick, R.S. and D.L. Rubinfeld Econometric Models and Economic Forecast. Third Edition. McGraw-Hill International, Singapura. Rasyaf, M Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta. Resende, M Structure, Conduct and Performance : a Simultaneous Equations Investigation for the Brazilian Manufacturing Industry. Instituto de Economia, Universidade Federal do Rio de Janeiro, Rio de Janeiro.

6 150 Rusastra, I.W., Sumaryanto dan Arti Djatiharti Analisis Keunggulan Komparatif Produksi Pakan Ternak di Jawa Barat dan Lampung. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor. Sajuti, R Analisis Agribisnis Ayam Buras Melalui Pendekatan Fungsi Keuntungan Multi Output Kasus Jawa Timur. Jurnal Agro Ekonomi, 19 (2): Saptana., R. Sajuti dan K.M Noekman Industri Perunggasan : Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor. Saragih, B. 2001, Kumpulan Pemikiran Agribisnis. Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Yayasan Mulia Persada Indonesia dan PT. Surveyor Indonesia. Sayaka, B Market Structure, Conduct, and Performance of The Corn Seed Industry in East Java, Indonesia. Ph.D Dissertation. University of the Philippines, Los Banos. Scherer, F. and D. Ross Industrial Market Structure and Economic Performance. Third Edition. Houghton Mifflin Company, Boston. Sheperd, W.G The Economics of Industrial Organization : Analysis, Markets and Policies. Fourth Edition. Prentice Hall Intl, Inc. New Jersey. Spechler, M.C Perspectives in Economic Thought. Mc Graw-Hill Publishing Company, New York. Strickland, A.D. and L.W. Weiss Advertising, Concentration and Price- Cost Margins. Journal of Political Economy, 84 : Tangendjaja, B., Y. Yusdja dan N. Ilham Analisis Ekonomi Permintaan Jagung untuk Pakan. Makalah disampaikan pada Diskusi Nasional Jagung tanggal 4 Juni 2002 di Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta. Yusdja, Y. dan E. Pasandaran Analisis Harga Pokok dan Bentuk Pasar Pakan dan Kaitannya Dengan Pengembangan Agribisnis Ayam Ras Rakyat. Jurnal Agro Ekonomi 15 (1) : Yusdja, Y dan Saptana Disintegrasi Pola Kemitraan dan Inefisiensi dalam Industri Ayam Ras. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Kemitraan Menuju Industrialisasi Usaha Ternak Rakyat, diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) dan Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor.

7 151 Yusdja, Y., R. Sajuti., M. Iqbal dan M.S.M Tambunan Perumusan Kebijaksanaan dan model Restrukturisasi Industri Ternak Unggas Nasional. Laporan Hasil Penelitian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor. Viaene, J. and X. Gellynck Structure, Conduct and Performance of the European Food Sector. European Review of Agricultural Economics, 22 (3) : Vlachvei, A. and K. Oustapassidis Advertising, Concentration and Profitability in Greek Food Manufacturing Industries. Journal Agricultural Economics 18 (2) :

8 LAMPIRAN

9 Tabel Lampiran 2. Hasil Pengolahan Data Model Analisis Struktur, Perilaku dan Kinerja Industri Pakan Ternak Ayam di Lampung dan Jabar Model JIPK Dependent Variable JIPK Label Jumlah perusahaan dalam industri Model <.0001 Error Corrected Total Root MSE R-Square Dependent Mean Adj R-Sq Coeff Var Intercept <.0001 Intercept RHPKN <.0001 Rataan harga pakan PROF Tingkat keuntungan INVEA Nilai investasi awal DEMDR Permintaan pakan regional VEXSP <.0001 Volume pengeluaran pakan regional DSCL Dummy skala produksi DDAE <.0001 Dummy daerah YEAR <.0001 Tahun

10 Model EFITR Dependent Variable EFITR Label Efisiensi teknis kawasan Model <.0001 Error Corrected Total Root MSE R-Square Dependent Mean Adj R-Sq Coeff Var Intercept Intercept DEMDR <.0001 Permintaan pakan regional PROF Tingkat keuntungan DINVE Penambahan investasi LABS Struktur tenaga kerja KPRDR Kapasitas produksi kawasan EFITF Efisiensi teknis perusahaan DSCL Dummy skala produksi DDAE Dummy daerah YEAR Tahun

11 Model RCON Dependent Variable RCON Label Rasio konsentrasi industri Model <.0001 Error Corrected Total Root MSE R-Square Dependent Mean Adj R-Sq Coeff Var Intercept Intercept JIPK Jumlah perusahaan dalam industri PRODR Produksi pakan kawasan MSHA Penguasaan pasar EFITR Efisiensi teknis kawasan DEMDR Permintaan pakan regional COSU E Biaya perunit DSCL Dummy skala produksi DDAE Dummy daerah YEAR Tahun

12 Model LABS Dependent Variable LABS Label Struktur tenaga kerja Model <.0001 Error Corrected Total Root MSE R-Square Dependent Mean Adj R-Sq Coeff Var Intercept Intercept WAGR Upah rata-rata NLABP <.0001 Tenaga kerja non-produksi DIPR Diferensiasi produk PRODF Produksi pakan perusahaan KPRDF <.0001 Kapasitas produksi perusahaan DSCL Dummy skala produksi DDAE Dummy daerah YEAR Tahun

13 Model SPBK Dependent Variable SPBK Label Share penggunaan bkl kedele Model <.0001 Error Corrected Total Root MSE R-Square Dependent Mean Adj R-Sq Coeff Var Intercept Intercept HPKN Harga pakan HBKD <.0001 Harga bungkil kedele HJGG Harga jagung SRWL Share bahan baku lain-lain DIPR Diferensiasi produk PRODF Produksi pakan perusahaan DSCL Dummy skala produksi PROPS Produksi pesaing JPES Jumlah industri pakan pesaing DDAE Dummy daerah YEAR Tahun

14 Model SPJG Dependent Variable SPJG Label Share penggunaan jagung Model <.0001 Error Corrected Total Root MSE R-Square Dependent Mean Adj R-Sq Coeff Var Intercept Intercept HPKN Harga pakan HJGG Harga jagung HBKD <.0001 Harga bungkil kedele SRWL <.0001 Share bahan baku lain-lain DIPR Diferensiasi produk PRODF Produksi pakan perusahaan DSCL Dummy skala produksi PROPS Produksi pesaing JPES Jumlah industri pakan pesaing DDAE Dummy daerah YEAR Tahun

15 Model DIPR Dependent Variable DIPR Label Diferensiasi produk Model Error Corrected Total Root MSE R-Square Dependent Mean Adj R-Sq Coeff Var Intercept Intercept INVEA Nilai investasi awal HBKD Harga bungkil kedele HJGG Harga jagung DSCL Dummy skala produksi EFITF Efisiensi teknis perusahaan LABS Struktur tenaga kerja JPES Jumlah industri pakan pesaing DEMDR Permintaan pakan regional DDAE Dummy daerah YEAR Tahun

16 Model PRODF Dependent Variable PRODF Label Produksi pakan perusahaan Model <.0001 Error Corrected Total Root MSE R-Square Dependent Mean Adj R-Sq Coeff Var Intercept Intercept RHPJG Rasio harga pakan thd jagung RHPBK Rasio harga pakan thd b.kedele KPRDF <.0001 Kapasitas produksi perusahaan EFITF <.0001 Efisiensi teknis perusahaan LABS Struktur tenaga kerja DSCL Dummy skala produksi DIPR Diferensiasi produk PROPS E Produksi pesaing JPES Jumlah industri pakan pesaing DDAE Dummy daerah YEAR Tahun

17 Model SCJG Dependent Variable SCJG Label Share biaya bahan baku jagung Model <.0001 Error Corrected Total Root MSE R-Square Dependent Mean Adj R-Sq Coeff Var Intercept <.0001 Intercept VJGG <.0001 Volume penggunaan jagung HJGG Harga jagung SJGL Share penggunaan jagung lokal SCOT <.0001 Share biaya lain-lain VBKD <.0001 Volume penggunaan bkl kedele JIPK <.0001 Jumlah perusahaan dalam industri PRODF Produksi pakan perusahaan DIPR Diferensiasi produk DSCL Dummy skala produksi DDAE <.0001 Dummy daerah YEAR <.0001 Tahun

18 Model SCBK Dependent Variable SCBK Label Share biaya bahan baku bkl kedele Model <.0001 Error Corrected Total Root MSE R-Square Dependent Mean Adj R-Sq Coeff Var Intercept Intercept VBKD <.0001 Volume penggunaan bkl kedele HBKD Harga bungkil kedele SBKL Share penggunaan bkl kedele lokal SCOT Share biaya lain-lain VJGG <.0001 Volume penggunaan jagung JIPK Jumlah perusahaan dalam industri PRODF Produksi pakan perusahaan DIPR Diferensiasi produk DSCL Dummy skala produksi DDAE Dummy daerah YEAR Tahun

19 Model SCLB Dependent Variable SCLB Label Share biaya tenaga kerja Model Error Corrected Total Root MSE R-Square Dependent Mean Adj R-Sq Coeff Var Intercept Intercept WAGR Upah rata-rata LABS Struktur tenaga kerja SCJG Share biaya bahan baku jagung SCBK Share biaya bahan baku bkl kedele COSU Biaya perunit PRODF Produksi pakan perusahaan JIPK Jumlah perusahaan dalam industri DIPR Diferensiasi produk DSCL Dummy skala produksi DDAE Dummy daerah YEAR Tahun

20 Model EFITF Dependent Variable EFITF Label Efisiensi teknis perusahaan Model Error Corrected Total Root MSE R-Square Dependent Mean Adj R-Sq Coeff Var Intercept Intercept DEMDR Permintaan pakan regional HBKD Harga bungkil kedele HJGG Harga jagung WAGR Upah rata-rata KPRDF Kapasitas produksi perusahaan PROPS Produksi pesaing JPES Jumlah industri pakan pesaing DIPR Diferensiasi produk DSCL Dummy skala produksi DDAE Dummy daerah YEAR Tahun

21 Model COSU Dependent Variable COSU Label Biaya perunit Model Error Corrected Total Root MSE R-Square Dependent Mean Adj R-Sq Coeff Var Intercept Intercept HJGG Harga jagung HBKD Harga bungkil kedele SPJG Share penggunaan jagung SPBK Share penggunaan bkl kedele SCLB Share biaya tenaga kerja PRODF Produksi pakan perusahaan DIPR Diferensiasi produk DSCL Dummy skala produksi DDAE Dummy daerah YEAR Tahun

22 Model HPKN Dependent Variable HPKN Label Harga pakan Model Error Corrected Total Root MSE R-Square Dependent Mean Adj R-Sq Coeff Var Intercept Intercept DEMDR Permintaan pakan regional PRODR Produksi pakan kawasan COSU Biaya perunit HJGG Harga jagung HBKD Harga bungkil kedele MSHA Penguasaan pasar RCON Rasio konsentrasi industri LABS Struktur tenaga kerja DSCL Dummy skala produksi DDAE Dummy daerah YEAR Tahun

23 Model PROF Dependent Variable PROF Label Tingkat keuntungan Model <.0001 Error Corrected Total Root MSE R-Square Dependent Mean Adj R-Sq Coeff Var Intercept Intercept PVADD <.0001 Persen nilai tambah bahan baku MSHA Penguasaan pasar DIPR Diferensiasi produk JPES Jumlah industri pakan pesaing DSCL Dummy skala produksi RCON Rasio konsentrasi industri DDAE Dummy daerah YEAR Tahun

24 Model MSHA Dependent Variable MSHA Label Penguasaan pasar Model <.0001 Error Corrected Total Root MSE R-Square Dependent Mean Adj R-Sq Coeff Var Intercept Intercept HPKN Harga pakan COSU Biaya perunit DEMDR Permintaan pakan regional PROPS Produksi pesaing JPES Jumlah industri pakan pesaing RCON Rasio konsentrasi industri PROF Tingkat keuntungan DIPR Diferensiasi produk DSCL Dummy skala produksi DDAE Dummy daerah YEAR Tahun

25 Model MPWR Dependent Variable MPWR Label Market power Model <.0001 Error Corrected Total Root MSE R-Square Dependent Mean Adj R-Sq Coeff Var Intercept Intercept COSU <.0001 Biaya perunit EFITF Efisiensi teknis perusahaan MSHA Penguasaan pasar PROPS Produksi pesaing JPES Jumlah industri pakan pesaing DSCL Dummy skala produksi RCON Rasio konsentrasi industri HPKN <.0001 Harga pakan DDAE Dummy daerah YEAR Tahun Tabel Lampiran 3. Hasil Validasi Model Analisis SCP Industri Pakan Ternak Ayam di Lampung dan Jawa Barat ANALISIS ANALISIS INDUSTRI PAKAN TERNAK The SIMNLIN Procedure Simultaneous Simulation Solution Range NO = 1 To 40 Descriptive Statistics Actual Predicted Variable N Obs N Mean Std Dev Mean Std Dev Label

26 JIPK JIPK EFITR EFITR RCON RCON SPJG SPJG SPBK SPBK LABS LABS DIPR DIPR SCJG SCJG SCBK SCBK SCLB SCLB SCPR SCPR PRODF PRODF EFITF EFITF COSU COSU HPKN HPKN MSHA MSHA PROF PROF MPWR MPWR Lampiran 3. Lanjutan Statistics of fit Mean Mean % Mean Abs Mean Abs RMS RMS % Variable N Error Error Error % Error Error Error R-Square JIPK EFITR RCON SPJG SPBK LABS DIPR SCJG SCBK SCLB SCPR PRODF EFITF COSU HPKN MSHA PROF MPWR

27 Lampiran 3. Lanjutan Theil Forecast Error Statistics MSE Decomposition Proportions Corr Bias Reg Dist Var Covar Inequality Coef Variable N MSE (R) (UM) (UR) (UD) (US) (UC) U1 U JIPK EFITR RCON SPJG SPBK LABS DIPR SCJG SCBK SCLB SCPR PRODF EFITF COSU HPKN MSHA PROF MPWR Tabel Lampiran 4. Hasil Simulasi Dampak Perubahan Faktor Eksternal terhadap SCP Industri Pakan Ternak Ayam

28 Error! Not a valid link.

DAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN USAHA TERHADAP STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA

DAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN USAHA TERHADAP STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA VII. DAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN USAHA TERHADAP STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA 7.1. Hasil Validasi Model Struktur, Perilaku dan Kinerja Industri Pakan Ternak Hasil validasi model ekonometrika struktur,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Peraturan pemerintah yang berkaitan dengan rumput laut Indonesia

Lampiran 1 Peraturan pemerintah yang berkaitan dengan rumput laut Indonesia 46 Lampiran 1 Peraturan pemerintah yang berkaitan dengan rumput laut No Kebijakan Tentang Tujuan Objek i ii iii iv v 1 UU No 31 tahun. Mengatur pengelolaan Pembudidaya 2004 perikanan UU No 45 Tahun 2009

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Rohil , , ,596,

LAMPIRAN. Rohil , , ,596, Lampiran. Data Analisis Pembangunan Perikanan di Provinsi Riau LAMPIRAN No Kab/Kota PB RTB PT LPU GP TPI PPI BBI PBI Rohil 764.7,537.00 47,343.70 06.00 3.43 0.00 3.00 0.00 3,596,00.00 Bengkalis,90.00,0.00,345.50

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. BPS Statistik Indonesia 2005/2006. Badan Pusat Statistik, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. BPS Statistik Indonesia 2005/2006. Badan Pusat Statistik, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Agustian, A. dan B. Rachman. 1994. Aspek Penyaluran Sapronak, Pemasaran Hasil dan Pola Kerjasama dalam PIR Perunggasan di Jawa Barat dan Jawa Timur. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 12(2):

Lebih terperinci

STRUKTUR, PERILAKU, DAN KINERJA INDUSTRI BROILER INDONESIA: PENDEKATAN MODEL SIMULTAN

STRUKTUR, PERILAKU, DAN KINERJA INDUSTRI BROILER INDONESIA: PENDEKATAN MODEL SIMULTAN STRUKTUR, PERILAKU, DAN KINERJA INDUSTRI BROILER INDONESIA: PENDEKATAN MODEL SIMULTAN Structure, Conduct, and Performance of Indonesian Broiler Industry: A Simultaneous Approach Model Anna Fitriani 1,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, pembangunan. (on farm) mengalami pergeseran ke arah yang lebih terintegrasi dan

I. PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, pembangunan. (on farm) mengalami pergeseran ke arah yang lebih terintegrasi dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, pembangunan peternakan mengalami pergeseran paradigma. Titik berat kepada sistem budidaya (on farm) mengalami pergeseran

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI PAKAN TERNAK AYAM DI PROPINSI LAMPUNG DAN JAWA BARAT ANNA FITRIANI

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI PAKAN TERNAK AYAM DI PROPINSI LAMPUNG DAN JAWA BARAT ANNA FITRIANI ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI PAKAN TERNAK AYAM DI PROPINSI LAMPUNG DAN JAWA BARAT ANNA FITRIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Permintaan Jagung dan Penawaran Pakan Ternak

III. KERANGKA PEMIKIRAN Permintaan Jagung dan Penawaran Pakan Ternak III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Permintaan Jagung dan Penawaran Pakan Ternak Perusahaan adalah satu unit teknis dimana output dihasilkan, karena itu perusahaan adalah suatu bentuk

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ascarya Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, Bank Indonesia, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Ascarya Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, Bank Indonesia, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Alkadri. 1999. Sumber-sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Selama 1969-1996. Jurnal Studi Indonesia, 9 (2): 1-13. www.psi.ut.ac.id/jsi/92alkadri Ascarya. 2002. Instrumen-Instrumen Pengendalian

Lebih terperinci

o Kesulitan pemasaran o Kesulitan Finansial o Kesulitan SDM o Masalah Bahan Baku o Keterbatasan Teknologi

o Kesulitan pemasaran o Kesulitan Finansial o Kesulitan SDM o Masalah Bahan Baku o Keterbatasan Teknologi UMKM dan Akses Permodalan di Kota Jambi Dr. Junaidi, SE, M.Si Dr. Tona Aurora Lubis, SE, MM Seminar: UMKM dan Akses Permodalan di Kota Jambi Bappeda Kota Jambi, 11 Desember 2015 Pendahuluan Pengembangan

Lebih terperinci

ANALISIS SKALA USAHA DAN TINGKAT KEUNTUNGAN INDUSTRI KERAJINAN SONGKET DI KOTA PALEMBANG

ANALISIS SKALA USAHA DAN TINGKAT KEUNTUNGAN INDUSTRI KERAJINAN SONGKET DI KOTA PALEMBANG ANALISIS SKALA USAHA DAN TINGKAT KEUNTUNGAN INDUSTRI KERAJINAN SONGKET DI KOTA PALEMBANG This research is purposed to know the the production scale and profit condition of songket industry in Palembang.

Lebih terperinci

VIII. DAFTAR PUSTAKA

VIII. DAFTAR PUSTAKA VIII. DAFTAR PUSTAKA Anugrah F. 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah Ke Pengguna Non Pertanian Di Kabupaten Tanggerang. Skripsi. Institut Astuti DI. 2011. Keterkaitan Harga

Lebih terperinci

Badan Pusat Statistik Jawa Barat dalam Angka Tahun Bandung: BPS Provinsi Jawa Barat Badan Pusat Statistik Jawa Barat dalam Angka

Badan Pusat Statistik Jawa Barat dalam Angka Tahun Bandung: BPS Provinsi Jawa Barat Badan Pusat Statistik Jawa Barat dalam Angka DAFTAR PUSTAKA Ajija, Shochrul R, et al. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Badan Pusat Statistik. 2007. dalam Angka Tahun 2006. Serang: BPS Provinsi Badan Pusat Statistik.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (KULIAH 1 dan 2)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (KULIAH 1 dan 2) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (KULIAH 1 dan 2) Departemen/PS : Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL)/ Ekonomi Pertanian Sumberdaya dan Lingkungan (EPSL) Nama/Kode/sks : Ekonomi Lingkungan/ESL 231 /3(3-0)

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Boedi~mo Ekonomi Internasional. Badan Penerbitan Fakultas Ekonomi. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Boedi~mo Ekonomi Internasional. Badan Penerbitan Fakultas Ekonomi. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Abbas, S. 1997. Revolusi Hijau dengan Swasembada Beras dan Jagung. Sekretariat Badan Pengendali Bimas. Departemen Pertanian Indonesia, Jakarta. Amang, B. dan M. Husein Sawit, 2001. Kebijakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Kebijakan Agribisnis Ayam Ras. Perkembangan perunggasan Indonesia dari tahun 1965 hingga sekarang

II. TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Kebijakan Agribisnis Ayam Ras. Perkembangan perunggasan Indonesia dari tahun 1965 hingga sekarang 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Kebijakan Agribisnis Ayam Ras Perkembangan perunggasan Indonesia dari tahun 1965 hingga sekarang berjalan dengan tingkat pertumbuhan yang cukup berhasil. Misi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN BUDAYA ORGANISASI DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA DOSEN. Oleh : ANI PINAYANI, DRS., MM. NIP.

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN BUDAYA ORGANISASI DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA DOSEN. Oleh : ANI PINAYANI, DRS., MM. NIP. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN BUDAYA ORGANISASI DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA DOSEN Oleh : ANI PINAYANI, DRS., MM. NIP. 131 760 777 JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 2) Industri TPT Indonesia pada tahun sudah mampu. 3) Struktur pasar dalam industri TPT Indonesia tahun

BAB V PENUTUP. 2) Industri TPT Indonesia pada tahun sudah mampu. 3) Struktur pasar dalam industri TPT Indonesia tahun BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang struktur dan kinerja industri TPT Indonesia tahun 2007-2010, maka diperoleh kesimpulan bahwa: 1) Struktur industri TPT Indonesia

Lebih terperinci

VII. HASIL SIMULASI DAN PEMBAHASAN ALTERNATIF KEBIJAKAN. Bab ini akan membahas penerapan model ekonometrika melalui analisis

VII. HASIL SIMULASI DAN PEMBAHASAN ALTERNATIF KEBIJAKAN. Bab ini akan membahas penerapan model ekonometrika melalui analisis VII. HASIL SIMULASI DAN PEMBAHASAN ALTERNATIF KEBIJAKAN Bab ini akan membahas penerapan model ekonometrika melalui analisis simulasi beberapa alternatif kebijakan dengan tujuan untuk mengevaluasi perkembangan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Braverman A, Guasch JL Rural Credit in Development Countries. Washington DC: The World Bank. Working Paper Series 219.

DAFTAR PUSTAKA. Braverman A, Guasch JL Rural Credit in Development Countries. Washington DC: The World Bank. Working Paper Series 219. 129 DAFTAR PUSTAKA [AID] Agency for International Development. 1991. Mobilizing Savings and Rural Finance: The AID Experience. Washington DC:United State Agency for International Development. Barney JB,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. ASEAN. (2007). ASEAN Economic Community Blueprint. Singapura: National University of Singapore.

DAFTAR PUSTAKA. ASEAN. (2007). ASEAN Economic Community Blueprint. Singapura: National University of Singapore. 5. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian pada analisis Bab IV tentang analisis faktor penentu Foreign Direct Investment otomotif di 5 negara ASEAN, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa research and development,

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI PAKAN TERNAK AYAM DI PROPINSI LAMPUNG DAN JAWA BARAT ANNA FITRIANI

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI PAKAN TERNAK AYAM DI PROPINSI LAMPUNG DAN JAWA BARAT ANNA FITRIANI ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI PAKAN TERNAK AYAM DI PROPINSI LAMPUNG DAN JAWA BARAT ANNA FITRIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Alexandi, M. F. (2008). Negara dan Pengusaha di Era Reformasi: Ekonomi Politik

DAFTAR PUSTAKA. Alexandi, M. F. (2008). Negara dan Pengusaha di Era Reformasi: Ekonomi Politik DAFTAR PUSTAKA Alexandi, M. F. (2008). Negara dan Pengusaha di Era Reformasi: Ekonomi Politik Kebijakan Persaingan Usaha Pada Industri Tepung Terigu Nasional (Periode 1999-2008). Ariani, M. (2003). Pusat

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA , (2000), Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA , (2000), Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA 1. -------, (2000), Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional, Jakarta. 2. -------, Maret. (2005), Rencana Pembangunan Pertanian Tahun

Lebih terperinci

Lampiran A1. Model Input Output Tahun 2000

Lampiran A1. Model Input Output Tahun 2000 DAFTAR PUSTAKA Biro Pusat Statistik., Kerangka Teori dan Analisis Tabel Input Output, BPS Jakarta 1999. Bernstein, Mark., Fonkych, Kateryna., et al., State-Level Changes in Energy Intensity and Their National

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada tahun 2006 Badan Pusat

Lebih terperinci

Penerapan model Almost Ideal Demand System ( AIDS ) pada pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas

Penerapan model Almost Ideal Demand System ( AIDS ) pada pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas Penerapan model Almost Ideal Demand System ( AIDS ) pada pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas Kim Budiwinarto * ) * ) Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian dari pertumbuhan industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan industri peternakan Indonesia saat ini berkembang dengan pesat, hal ini disebabkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan meningkatnya konsumsi protein hewani perkapita

Lebih terperinci

MANAJEMEN AGRIBISNIS PETERNAKAN

MANAJEMEN AGRIBISNIS PETERNAKAN Sutrisno Hadi Purnomo, dkk MANAJEMEN AGRIBISNIS PETERNAKAN Penulis : Sutrisno Hadi Purnomo Shanti Emawati Ayu Intan Sari Endang Tri Rahayu Desain Isi : ASA GRAFIKA SOLO Desain Sampul : Hanif Habibullah

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1. Kesimpulan Berdasarkan pada bagian-bagian sebelumnya, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dari penelitian pada tugas akhir ini, diantaranya adalah: 1. Penelitian

Lebih terperinci

DAMPAK PENINGKATAN HARGA PUPUK UREA TERHADAP KERAGAAN PASAR TEMBAKAU BESUKI NA OOGST DI KABUPATEN JEMBER

DAMPAK PENINGKATAN HARGA PUPUK UREA TERHADAP KERAGAAN PASAR TEMBAKAU BESUKI NA OOGST DI KABUPATEN JEMBER P R O S I D I N G 186 DAMPAK PENINGKATAN HARGA PUPUK UREA TERHADAP KERAGAAN PASAR TEMBAKAU BESUKI NA OOGST DI KABUPATEN JEMBER Novi Haryati, Soetriono, Anik Suwandari Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH USAHATANI

SILABUS MATAKULIAH USAHATANI SILABUS MATAKULIAH USAHATANI Mata Kuliah : Usahatani Kode Matakuliah/sks : AGB 1 / (2-) Semester : Prasyarat : Matakuliah Ekonomi Umum Dasar-dasar Bisnis Deskripsi Singkat : Matakuliah ini akan memberikan

Lebih terperinci

STEVIA ISSN No Vol. III No. 01-Januari 2013

STEVIA ISSN No Vol. III No. 01-Januari 2013 Analisis Harga Domestik Dan Harga Ekspor Kubis Di Singapura Terhadap Ekspor Kubis (Brassica O.Capitata) Dari Kabupaten Karo Nomi br Sinuhaji *) *) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Quality Medan ABSTRACT

Lebih terperinci

SILABUS. : Perdagangan Pertanian Nomor Kode/SKS : ESL 314 / 3(3-0)2

SILABUS. : Perdagangan Pertanian Nomor Kode/SKS : ESL 314 / 3(3-0)2 SILABUS Matakuliah : Pertanian Nomor Kode/SKS : ESL 314 / 3(3-0)2 Semester : 6 (enam) Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini membahas konsep, teori, kebijakan dan kajian empiris perdagangan pertanian dan

Lebih terperinci

Skenario Pemodelan Sistem Simulasi Dengan ProModel Verifikasi Program Simulasi Validasi

Skenario Pemodelan Sistem Simulasi Dengan ProModel Verifikasi Program Simulasi Validasi DAFTAR ISI ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR ISTILAH... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN IX. KESIMPULAN DAN SARAN 165 9. 1. Ringkasan Hasil 1. Indonesia telah mengalami perubahan struktur ekonomi, namun perubahan struktur output (produk domestik bruto) yang terjadi belum sepenuhnya diikuti

Lebih terperinci

VI. EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN ALOKASI PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP DEFORESTASI KAWASAN DAN DEGRADASI TNKS TAHUN

VI. EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN ALOKASI PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP DEFORESTASI KAWASAN DAN DEGRADASI TNKS TAHUN VI. EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN ALOKASI PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP DEFORESTASI KAWASAN DAN DEGRADASI TNKS TAHUN 1994-2003 6.1. Hasil Validasi Kebijakan Hasil evaluasi masing-masing indikator

Lebih terperinci

III. KERANGKA TEORI. sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi,

III. KERANGKA TEORI. sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi, III. KERANGKA TEORI Pasar jagung, pakan dan daging ayam ras di Indonesia dapat dilihat dari sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi, keterkaitan ketiga pasar tersebut dapat

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. [BPS] Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan dalam angka Makassar.

DAFTAR PUSTAKA. [BPS] Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan dalam angka Makassar. DAFTAR PUSTAKA [BADAN LITBANG] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007. Pedoman umum produksi benih sumber kedelai. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta [BADAN LITBANG] Badan

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) Volume 6, Nomor 1, Juli 2015 ISSN 2087-409X Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) ANALISIS RESPON PENAWARAN DAN PERMINTAAN KARET ALAM INDONESIA Agrippina Sinclair,* Djaimi Bakce,** dan Jum

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA JAGUNG PIPIL DITINGKAT PRODUSEN SUMATERA UTARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA JAGUNG PIPIL DITINGKAT PRODUSEN SUMATERA UTARA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA JAGUNG PIPIL DITINGKAT PRODUSEN SUMATERA UTARA Michael Novranda Surbakti *), HM Mozart B Darus ** ), dan Diana Chalil **) *) Alumnus Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

S U T A R T O NIM : Program Studi Teknik dan Manajemen industri

S U T A R T O NIM : Program Studi Teknik dan Manajemen industri PENGEMBANGAN MODEL KEBIJAKAN SEKTOR INDUSTRI KOMPONEN ELEKTRONIKA (KBLI 321) DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM TESIS Karya Tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister dari Institut

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Pengangguran di 25 Kabupaten Kota di Jawa Barat

Analisis Tingkat Pengangguran di 25 Kabupaten Kota di Jawa Barat Analisis Tingkat Pengangguran di 25 Kabupaten Kota di Jawa Barat 2006-2009 Indra Yudha Mambea, Estro Dariatno Sihaloho, Jacobus Cliff Diky Rijoly Magister Ilmu Ekonomi Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Proyeksi kebutuhan jagung nasional (Sumber : Deptan 2009, diolah)

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Proyeksi kebutuhan jagung nasional (Sumber : Deptan 2009, diolah) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jagung (Zea mays L) merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki peran penting yaitu sebagai makanan manusia dan ternak. Indonesia merupakan salah satu penghasil

Lebih terperinci

MODEL REGRESI LINIER DALAM MELIHAT KEBERHASILAN BELAJAR SISWA SMU

MODEL REGRESI LINIER DALAM MELIHAT KEBERHASILAN BELAJAR SISWA SMU S-19 MODEL REGRESI LINIER DALAM MELIHAT KEBERHASILAN BELAJAR SISWA SMU Siti Sunendiari Universitas Islam Bandung (Unisba) e-mai : sunen_diari@yahoo.com 1. ABSTRAK Keberhasilan dalam proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jumlah pakan konsentrat (X 1 ) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arsitektur Perbankan Indonesia (API) sebagai suatu kerangka menyeluruh arah

BAB I PENDAHULUAN. Arsitektur Perbankan Indonesia (API) sebagai suatu kerangka menyeluruh arah BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berpijak dari adanya kebutuhan blue print perbankan nasional dan sebagai kelanjutan dari program restrukturisasi perbankan yang sudah berjalan sejak tahun 1998, maka

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada Bab IV, kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Model VARIMA yang sesuai untuk data penjualan obat I,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terhadap kinerja perusahaan industri telekomunikasi seluler tahun , maka

BAB V PENUTUP. terhadap kinerja perusahaan industri telekomunikasi seluler tahun , maka 49 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang pengaruh struktur pasar terhadap kinerja perusahaan industri telekomunikasi seluler tahun 2001-2013, maka diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BUKU RANCANGAN PEMBELAJARAN

BUKU RANCANGAN PEMBELAJARAN BUKU RANCANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Oleh ARIS YUNANTO Program Studi Ilmu Ekonomi Departemen Ilmu Ekonomi UNIVERSITAS INDONESIA 2010 1 DAFTAR ISI PENGANTAR... 3 BAB I INFORMASI UMUM...

Lebih terperinci

STRUKTUR EKONOMI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

STRUKTUR EKONOMI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR STRUKTUR EKONOMI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Fitriadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman Abstract Economic structure of the province of East Kalimantan, tend not to change because it is still

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN:

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN: APLIKASI SISTEM PERSAMAAN SEEMINGLY UNRELATED REGRESSIONS PADA MODEL PERMINTAAN PANGAN Kim Budiwinarto 1 1 Progdi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta Abstrak Fenomena ekonomi yang kompleks

Lebih terperinci

SILABUS MATACERAMAH PEMASARAN PRODUK AGIBISNIS

SILABUS MATACERAMAH PEMASARAN PRODUK AGIBISNIS SILABUS MATACERAMAH PEMASARAN PRODUK AGIBISNIS Mataceramah : Produk Agribisnis Kode Mataceramah/sks : AGB 334/ 2(2-0) Semester : 5 Prasyarat Deskripsi Singkat : : Ekonomi Manajerial (AGB231) Mataceramah

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6 KESIMPULN DN SRN 6.1. Kesimpulan 1. erdasarkan hasil uji NOV yang dilakukan terhadap indeks hasil konversi makespan, diperoleh kesimpulan untuk menolak H 0. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran lot mempengaruhi

Lebih terperinci

AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal ISSN ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN

AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal ISSN ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal.63-70 ISSN 2302-1713 ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN Cindy Dwi Hartitianingtias, Joko Sutrisno, Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penerapan Teknologi CAD/CAM akan meningkatkan : Kepuasan Bekerja Pekerja bagian Mold

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penerapan Teknologi CAD/CAM akan meningkatkan : Kepuasan Bekerja Pekerja bagian Mold 43 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini tertuang dalam butir-butir sebagai berikut : Penerapan Teknologi CAD/CAM akan meningkatkan : Produktivitas Pekerja

Lebih terperinci

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

VII. KESIMPULAN DAN SARAN VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Identifikasi sumber risiko yang dilakukan pada usaha penjualan produk karangan bunga di Pasar Bunga Wastukencana ditemukan beberapa risiko yang krusial diantaranya

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MENENTUKAN HARGA REFERENSI DAERAH (HRD) JAGUNG DI SUMATERA UTARA

FAKTOR YANG MENENTUKAN HARGA REFERENSI DAERAH (HRD) JAGUNG DI SUMATERA UTARA FAKTOR YANG MENENTUKAN HARGA REFERENSI DAERAH (HRD) JAGUNG DI SUMATERA UTARA Christy J. A. Sitepu *), Satia Negara Lubis **), Salmiah **) Alumni Departemen Agribisnis FP USU *), **) Staf Pengajar Departemen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. serta dalam menunjang pembangunan nasional. Salah satu tujuan pembangunan

I. PENDAHULUAN. serta dalam menunjang pembangunan nasional. Salah satu tujuan pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor petenakan merupakan salah satu sub sektor yang berperan serta dalam menunjang pembangunan nasional. Salah satu tujuan pembangunan subsektor peternakan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai penemuan cadangan minyak bumi dan pembangunan kilang-kilang minyak yang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai penemuan cadangan minyak bumi dan pembangunan kilang-kilang minyak yang BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Pada dasarnya Indonesia memiliki prospek industri minyak bumi yang menjanjikan kedepannya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan penduduknya. Berbagai

Lebih terperinci

BAH 7 SIMPULAN DAN SARAN

BAH 7 SIMPULAN DAN SARAN BAH 7 SIMPULAN DAN SARAN BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Simpulan yang dapat ditarik dari perancangan Sistem Informasi Manufaktur pada proses penanganan bahan baku di PT. "X" dalam menciptakan kinerja

Lebih terperinci

Dept.Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan,FEM-IPB, 2)

Dept.Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan,FEM-IPB, 2) ANALISIS EKONOMI RUMAHTANGGA PEKERJA WANITA INDUSTRI KECIL KAIN TENUN IKAT DI KELURAHAN BANDAR KIDUL KOTA KEDIRI DALAM RANGKA MENGHADAPI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Kasirotur Rohmah 1), Hastuti 2), dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya adalah sebagai berikut. 1. Bobot lokasi yang digunakan dalam membentuk model

Lebih terperinci

SILABUS. 5. Evaluasi a. Kehadiran = 10% b. Tugas = 20% c. UTS = 30% d. UAS = 40%

SILABUS. 5. Evaluasi a. Kehadiran = 10% b. Tugas = 20% c. UTS = 30% d. UAS = 40% 0 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Statistika Matematik 1 Kode Mata Kuliah : MT 404 Jumlah SKS : 3 Semester : 6 Kelompok Mata Kuliah : Mata Kuliah Keahlian (MKK) Program Studi Jurusan/Program

Lebih terperinci

ANALISIS INDUSTRI TELEKOMUNIKASI SELULER BIDANG JASA KOMUNIKASI BERGERAK ( GSM ) DENGAN PENDEKATAN STRUCTURE CONDUCT PERFORMANCE

ANALISIS INDUSTRI TELEKOMUNIKASI SELULER BIDANG JASA KOMUNIKASI BERGERAK ( GSM ) DENGAN PENDEKATAN STRUCTURE CONDUCT PERFORMANCE ANALISIS INDUSTRI TELEKOMUNIKASI SELULER BIDANG JASA KOMUNIKASI BERGERAK ( GSM ) DENGAN PENDEKATAN STRUCTURE CONDUCT PERFORMANCE Erlinda Muslim 1, Nanda Prasetya Taswanda 2 Departemen Teknik Industri,

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA INDUSTRI PAKAN TERNAK INDONESIA OLEH SUNDARI EKA AGUSTINA H

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA INDUSTRI PAKAN TERNAK INDONESIA OLEH SUNDARI EKA AGUSTINA H ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA INDUSTRI PAKAN TERNAK INDONESIA OLEH SUNDARI EKA AGUSTINA H14104126 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN SUNDARI

Lebih terperinci

UKURAN DAN BENTUK ITIK PEKIN (Anas Platyrhynchos), ENTOK IMPOR DAN ENTOK LOKAL (Cairina moschata)

UKURAN DAN BENTUK ITIK PEKIN (Anas Platyrhynchos), ENTOK IMPOR DAN ENTOK LOKAL (Cairina moschata) UKURAN DAN BENTUK ITIK PEKIN (Anas Platyrhynchos), ENTOK IMPOR DAN ENTOK LOKAL (Cairina moschata) BRAM BRAHMANTIYO 1, RINI H. MULYONO 2 dan ADE SUTISNA 2 1 Balai Penelitian Ternak, Jl. Veteran III P.O.

Lebih terperinci

Bahan Kuliah ke 9: UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Fakultas Peternakan Unpad KEBIJAKAN DALAM INDUSTRI TERNAK NON RUMINANSIA

Bahan Kuliah ke 9: UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Fakultas Peternakan Unpad KEBIJAKAN DALAM INDUSTRI TERNAK NON RUMINANSIA Bahan Kuliah ke 9: UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Fakultas Peternakan Unpad KEBIJAKAN DALAM INDUSTRI TERNAK NON RUMINANSIA Pohon Industri Ayam Ras Bagan Roadmap Pengembangan Komoditas Visi Menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK TERHADAP KINERJA MAKROEKONOMI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK TERHADAP KINERJA MAKROEKONOMI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN P r o s i d i n g 24 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK TERHADAP KINERJA MAKROEKONOMI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN M. Rizal Taufikurahman (1) (1) Program Studi Agribisnis Universitas Trilogi Jakarta

Lebih terperinci

BAB VI. ANALISIS SIMULASI KEBIJAKAN. Validasi model merupakan tahap awal yang harus dilakukan melaksanakan

BAB VI. ANALISIS SIMULASI KEBIJAKAN. Validasi model merupakan tahap awal yang harus dilakukan melaksanakan BAB VI. ANALISIS SIMULASI KEBIJAKAN 6.1 Validasi Model Simulasi Awal. Validasi model merupakan tahap awal yang harus dilakukan melaksanakan simulasi model, validasi model dilakukan untuk melihat apakah

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. adalah banyaknya hari hujan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. adalah banyaknya hari hujan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. Modul Neo-Normal dapat diaplikasikan ke dalam WinBUGS karena

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anonim, Statistik DIY Dalam Angka, Berbagai edisi, BPS, Jogjakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Anonim, Statistik DIY Dalam Angka, Berbagai edisi, BPS, Jogjakarta. DAFTAR PUSTAKA Anonim, Statistik DIY Dalam Angka, Berbagai edisi, BPS, Jogjakarta. Anonim, Laporan tahunan Bank Indonesia, Berbagai edisi, Bank Indonesia, Jogjakarta. Anonim, Indikator Ekonomi, Berbagai

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATA KULIAH : PEMASARAN HASIL PERIKANAN KODE: PSE1018 SEMESTER: 5, 6, 7, 8 SKS (Kuliah/praktikum) : 3 SKS (2-1) JURUSAN : SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN (SEPK)

Lebih terperinci

6 DAFTAR PUSTAKA. Aggarwal, R. dan Rivoli, P. (1990), Fads in the Initial Public Offering Market?, Financial Manajement, Vol. 19, No. 4, pp

6 DAFTAR PUSTAKA. Aggarwal, R. dan Rivoli, P. (1990), Fads in the Initial Public Offering Market?, Financial Manajement, Vol. 19, No. 4, pp 6 DAFTAR PUSTAKA Aggarwal, R. dan Rivoli, P. (1990), Fads in the Initial Public Offering Market?, Financial Manajement, Vol. 19, No. 4, pp. 45-57. Aggarwal, R.; Leal, R.; dan Hernandez L. (1993), The Aftermarket

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN EKSPOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

ANALISIS PERKEMBANGAN EKSPOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA ANALISIS PERKEMBANGAN EKSPOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Irham Lihan 1) dan Yogi 2) 1 Fakultas Ekonomi Universitas Lampung 2 Fakultas Ekonomi Universitas Winaya Mukti ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian pada masa sekarang adalah dengan meletakkan masyarakat sebagai pelaku utama (subyek pembangunan), bukan lagi sebagai obyek pembangunan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor peternakan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional antara tahun 2004-2008 rata-rata mencapai 2 persen. Data tersebut menunjukkan peternakan memiliki

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada CV. Sinar Baru, penulis membuat beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Siklus pembelian CV. Sinar Baru

Lebih terperinci

Groebner, Mark, (2009). Business Statistics: A Decision- Making Approach, 7e 2008 Prentice-Hall, Inc.

Groebner, Mark, (2009). Business Statistics: A Decision- Making Approach, 7e 2008 Prentice-Hall, Inc. STATISTIK BISNIS BUKU ACUAN: Groebner, Mark, (2009). Business Statistics: A Decision- Making Approach, 7e 2008 Prentice-Hall, Inc. Aczel dan Sounderpandian. (2002). Complete Business Statistics. Edisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah yang dimanfaatkan sebagian besar penduduk dengan mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di lakukan, maka dapat disusun kesimpulan: 1. Hasil analisis faktor lingkungan eksternal dan internal di Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

ANALISIS NILAI TAMBAH. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember ANALISIS NILAI TAMBAH Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember http://adamjulian.web.unej.ac.id PRICE-CONSUMPTION CURVE AND DEMAND AGRIBISNIS Sistem Agribisnis dan Lembaga Penunjangnya (Soehardjo,

Lebih terperinci

METODE ANALISIS HARGA PANGAN 1

METODE ANALISIS HARGA PANGAN 1 METODE ANALISIS HARGA PANGAN 1 Handewi P.S. Rachman Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Jl. A. Yani No. 70 Bogor 16161 Abstrak Harga dan kaitannya dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

VIII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI

VIII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI VIII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Bagian ini akan menganalisis hasil melakukan simulasi, yaitu melakukan perubahan-perubahan pada satu atau beberapa

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI JUDUL PENELITIAN REKAYASA PENINGKATAN DAYA SAING KOPERASI PERTANIAN BERBASISKAN SUMBERDAYA MANUSIA AGRO-PRENEUR Tahun ke 1 dari rencana 2 Tahun TIM PENGUSUL

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Progam Studi MATEMATIKA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Progam Studi MATEMATIKA INTERPOLASI UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI DARI TAHUN 2006 HINGGA TAHUN 2014 DENGAN MENGGUNAKAN FORMULA INTERPOLASI LAGRANGE

Lebih terperinci

Adapun penulis menyadari beberapa kekurangan dari penelitian ini yang diharapkan dapat disempurnakan pada penelitian mendatang :

Adapun penulis menyadari beberapa kekurangan dari penelitian ini yang diharapkan dapat disempurnakan pada penelitian mendatang : BAB 5 PENUTUP Berkembangnya regionalisme yang dipicu dari terbentuknya pasar Uni Eropa (UE) yang merupakan salah satu contoh integrasi ekonomi regional yang paling sukses, telah menarik negara-negara lain

Lebih terperinci

MODEL PASAR JAGUNG, PAKAN DAN DAGING AYAM RAS DI INDONESIA: SUATU ANALISIS SIMULASI ARISTO EDWARD

MODEL PASAR JAGUNG, PAKAN DAN DAGING AYAM RAS DI INDONESIA: SUATU ANALISIS SIMULASI ARISTO EDWARD MODEL PASAR JAGUNG, PAKAN DAN DAGING AYAM RAS DI INDONESIA: SUATU ANALISIS SIMULASI ARISTO EDWARD SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan ini sebenar-benarnya

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK ANALISA BIAYA PEMASARAN UNTUK PERENCANAAN DAN PENGARAHAN PEMASARAN MAJALAH MATAN DI JAWA TIMUR Mu`ah ABSTRAK

PENERAPAN TEKNIK ANALISA BIAYA PEMASARAN UNTUK PERENCANAAN DAN PENGARAHAN PEMASARAN MAJALAH MATAN DI JAWA TIMUR Mu`ah ABSTRAK PENERAPAN TEKNIK ANALISA BIAYA PEMASARAN UNTUK PERENCANAAN DAN PENGARAHAN PEMASARAN MAJALAH MATAN DI JAWA TIMUR Mu`ah ABSTRAK Majalah Matan adalah salah satu majalah warga Muhammadiyah yang dewasa ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komoditas ayam broiler merupakan primadona dalam sektor peternakan di

I. PENDAHULUAN. Komoditas ayam broiler merupakan primadona dalam sektor peternakan di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas ayam broiler merupakan primadona dalam sektor peternakan di Indonesia jika dibandingkan dengan komoditas peternakan lainnya, karena sejak pertama kali diperkenalkan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Barthos, Basir. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

DAFTAR PUSTAKA. Barthos, Basir. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara DAFTAR PUSTAKA Buku : Ainley, Patrick dan Helen Rainbird (ed). Apprenticeship Towards a New Paradigm of Learning. London: Kogan Page. 1999. Barthos, Basir. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. analisis dan pembahasannya, yaitu sebagai berikut: ekonomi (PDRB) Kabupaten Manggarai.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. analisis dan pembahasannya, yaitu sebagai berikut: ekonomi (PDRB) Kabupaten Manggarai. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.. Simpulan Pada bagian ini peneliti membuat beberapa simpulan berdasarkan hasil analisis dan pembahasannya, yaitu sebagai berikut:. Pertumbuhan tenaga kerja tidak berpengaruh

Lebih terperinci

Kinerja Pasar Komoditas Pertanian

Kinerja Pasar Komoditas Pertanian 8 informal kelompok yang mempengaruhi daya tawar dan ketersedian informasi harga serta dampaknya pada harga yang berlaku. Analisis berikutnya yaitu mekanisme penentuan harga, faktor yang mempengaruhi penetapan

Lebih terperinci

PRAKIRAAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PRODUK PANGAN TERNAK DI INDONESIA

PRAKIRAAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PRODUK PANGAN TERNAK DI INDONESIA PRAKIRAAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PRODUK PANGAN TERNAK DI INDONESIA Oleh : I Wayan Rusast Abstrak Pertumbuhan ekonomi telah menggeser pola konsumsi dengan penyediaan produk pangan ternak yang lebih besar.

Lebih terperinci

TIU : Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip psikologi dalam industri dan organisasi, sebagai dasar penanganan masalahmasalah

TIU : Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip psikologi dalam industri dan organisasi, sebagai dasar penanganan masalahmasalah TIU : Agar mahasiswa dapat memahami menjelaskan prinsip-prinsip psikologi dalam industri organisasi, sebagai dasar penanganan masalahmasalah industri organisasi melalui pendekatan psikologi. Pokok Bahasan

Lebih terperinci

Bab V. Penutup. 5.1 Kesimpulan

Bab V. Penutup. 5.1 Kesimpulan Bab V Penutup 5.1 Kesimpulan Negara-negara yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sembilan negara Asia yang pernah terkena krisis tahun 1997 dengan periode pengamatan tahun 2011-2014. Berdasarkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pengembangan sub sektor peternakan perlu untuk dilakukan karena sub

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal.  [20 Pebruari 2009] I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dengan kondisi daratan yang subur dan iklim yang menguntungkan. Pertanian menjadi sumber mata pencaharian sebagian penduduk dan berkontribusi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PADJADJARAN PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM DOKTOR ILMU MANAJEMEN BISNIS SILABI PERKULIAHAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PADJADJARAN PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM DOKTOR ILMU MANAJEMEN BISNIS SILABI PERKULIAHAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PADJADJARAN PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM DOKTOR ILMU MANAJEMEN BISNIS SILABI PERKULIAHAN 1. Mata Kuliah (SKS) : Manajemen Stratejik Lanjutan (MSL) 3 SKS 2. Angkatan

Lebih terperinci