Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 20 Juli 1988
|
|
- Sudomo Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 20 Juli 1988 ANALISIS POTENSI AKADEMIK YOGYAKARTA UNTUK MENYONGSONG WAJIB BELAJAR SMTP Oleh : Ki Supriyoko Pembicaraan tentang masalah wajib belajar (wajar) untuk sekolah menengah tingkat pertama (SMTP), yang merupakan "kelanjutan" dari program serupa pada jenjang sekolah dasar, SD, akhir-akhir ini menjadi aktual. Lebih dari itu pembicaraannya pun nampak mulai serius. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Fuad Hassan, dalam berbagai kesempatan juga sudah mengkomunikasikan bahwa program wajib belajar SMTP akan dilaksankan dalam Repelita V yang akan datang. Tahap pertama untuk melaksanakan program tersebut adalah menyediakan daya tampung sekolah yang cukup untuk jenjang SMTP pada seluruh daerah di negara kita. Sebagai persiapan guna melaksanakan program wajib belajar tersebut, menurut menteri lebih lanjut, sekarang ini sedang dilakukan penelitian tentang daya tampung di setiap daerah. Untuk sementara ini baru diketahui hanya ada dua daerah yang sudah mempunyai daya tampung 100% terhadap lulusan, sedangkan 25 propinsi yang lainnya masih harus bekerja keras untuk meningkatkannya. Dari informasi tersebut diatas nampak jelas bahwa setiap daerah atau propinsi memang memiliki potensi akademik yang berbeda-beda untuk mendukung pelaksanaan program wajib belajar SMTP. Sejauh mana potensi akademik yang dimiliki Yogyakarta, daerah yang dalam berbagai hal oleh para pengamat sering di-anggap cukup representatif untuk menggambarkan skema pendidik-an secara nasional, untuk menyongsong dilaksanakannya program wajib belajar SMTP? Tulisan serba singkat ini hendak mencoba menurunkan analisisnya. Diatas Mean
2 2 Bila kita berbicara tentang program wajib belajar adalah sama artinya dengan kita sedang berbicara tentang daya tampung jenjang sekolah yang bersangkutan. Meskipun sebenarnya esensi dari program wajib belajar tidak hanya terletak pada daya tampung sekolah. Pada saat kita memasuki tahun pertama Repelita IV yang lalu, tahun 1984/1985, daya tampung SMTP di negara kita secara nasional menunjukkan angka 66,53%; dari sebanyak 3,134 juta anak lulusan SD dan Madrasah Ibtidaiyah (1983/1984) yang berhasil ditampung di SMTP (1984/1985) sebanyak 2,085 juta. Satu tahun kemudian, tahun 1985/86, daya tampung SMTP tersebut angkanya naik sedikit menjadi 68,35%, dari sebanyak 3,570 juta lulusan SD dan MI (1984/1985) yang berhasil ditampung di SMTP (1985/86) mencapai jumlah 2,440 juta anak. Melihat perkembangan angka daya tampung yang relatif lamban tersebut maka untuk tahun terakhir Repelita IV ini, tahun 1988/1989, mungkin angkanya masih akan berkisar di sekitar 70%. Dari pendekatan statistik matematis maka bilangan 70% tersebut diatas sekaligus merupakan angka rata-rata ("mean") dari angka daya tampung SMTP antar daerah atau propinsi di negara kita. Beberapa daerah atau wilayah propinsi tentu angka daya tampungnya lebih rendah, akan tetapi beberapa propinsi lain angkanya lebih tinggi. Yogyakarta memiliki prestasi tersendiri dalam hal ini karena memiliki angka daya tampung SMTP yang relatif jauh diatas "mean". Pada tahun ajaran 1987/1988 daya tampung SMTP mencapai angka 83,67%. Sedang Lulusan SD dan MI (1986/87) jumlahnya mencapai anak, terdiri dari anak didik lulusan sekolah negeri dan lainnya lulusan sekolah swasta. Sementara itu dari para lulusan SD dan MI tersebut yang dapat ditampung di SMTP (1987/88) dapat mencapai anak didik, terdiri dari ditampung di sekolah negeri dan di sekolah swasta. Daya tampung yang mencapai angka 83,67% tersebut secara lengkap sudah diperhitungkan sekolah-sekolah yang meliputi SMTP umum (SMP), SMTP Kejuruan (ST dan SKKP), serta sekolah yang berada diluar pengelolaan Depdikbud (MTs). Adapun proporsi lulusan SD (termasuk MI) yang melanjutkan studi ke SMTP di DIY secara lengkap disajikan dalam tabel. Periksa Tabel 1! Dari Tabel 1 sekaligus dapat dilihat bahwa daya tampung SMTP di lingkungan Depdikbud tetap lebih dominan apabila dibandingkan dengan daya tampung SMTP di luar lingkungan Depdikbud. Melihat angka daya tampung yang cukup jauh diatas "Mean" tersebut, kiranya tidak tertutup kemungkinan bahwa untuk memasuki tahun-tahun awal Repelita V nanti daya tampung SMTP di DIY dapat ditingkatkan menjadi 90%, atau bahkan lebih dan mendekati angka ideal 100%.
3 3 Memacu Daya Tampung Persyaratan pertama yang harus dipenuhi untuk mensukseskan program wajib belajar adalah memperbaiki angka daya tampung sekolah hingga mencapai angka ideal, 100%. Persoalan yang muncul adalah bagaimana caranya "memacu" daya tampung tersebut? Dari aspek fisik maka masalah pemacuan ini bukan merupakan masalah yang terlalu pelik bagi Yogyakarta. Apabila alternatif ideal dengan membangun gedunggedung SMTP yang baru belum dapat dilakukan dalam jangka pendek ini, setidaktidaknya masih ada dua alternatif lain yang sangat mungkin diterapkan, ialah sbb: Pertama, memanfaatkan gedung SD. Saat ini di DIY terjadi "over capacity" di tingkat SD, konon daya tampungnya mencapai sekitar 115%, artinya masih ada 15% dari seluruh kursi belajar di SD yang tidak termanfaatkan lagi karena seluruh kandidat SD sudah dapat dilayani. Dengan melalui pendekatan antar instansional yang rapi maka kursi kosong ini dapat dimanfaatkan untuk memacu daya tampung SMTP. Kedua, merealisasikan gagasan "double shift". Maksudnya adalah membuka "kelas siang" bagi sekolah yang terbiasa masuk pagi hari. Alternatif ini memang lebih tidak menarik dibanding dengan alternatif yang pertama, masalahnya adalah konon sudah tidak "lucu" lagi dijaman yang serba maju ini maka siswa SMTP dimasukkan siang hari. Tetapi penelitian ilmiah tentang sejauh mana keunggulan prestasi yang dicapai siswa "pagi" dibanding siswa "siang" nampaknya belum banyak dilakukan, oleh karena itu tidak ada salahnya eksperimentasi SMTP "siang" tetap dilaksanakan. Bagaimana masalah tenaga pendidik atau guru pengajarnya? mencoba berhitung. Marilah kita Tahun ajaran 1987/1988 jumlah seluruh siswa SMTP (tidak termasuk MTs) adalah siswa. Sedang jumlah gurunya ialah orang, terdiri guru tetap pemerintah (GTP) dan guru tetap yayasan (GTY). Periksa Tabel2! Disamping GTP dan GTY sebenarnya masih ada guru tidak tetap (GTT) yang jumlahnya mencapai 612 orang. Dari data tersebut seandainya GTT tidak ikut diperhitungkan maka ratio guru siswa sudah mencapai angka 1:20, artinya tiap-tiap guru rata-rata mengajar seorang siswa. Angka ini sama dengan ratio ideal pada perguruan tinggi bidang sosial. Sedangkan bila GTT ikut diperhitungkan maka didapati ratio yang lebih baik lagi, adalah 1:18. Benar, di DIY memang termasuk "kaya" guru dibandingkan wilayah propinsi yang lainnya. Apabila jumlah lulusan SD yang belum tertampung, yang jumlahnya sekitar anak, ikut di tambahkan ke dalam jumlah siswa SMTP tersebut maka jumlah siswa SMTP di DIY akan menjadi sekitar anak.
4 4 Andaikan dalam waktu dekat belum ada penambahan guru, dalam arti dengan jumlah guru yang sama maka ratio guru-siswa adalah sekitar 1:21, ini GTT belum dimasukkan hitungan. Sedangkan kalau GTT ikut diperhitungkan maka rationya menjadi 1:20. Ratio ini tetap "ideal" untuk jenjang pendidikan tingkat SMTP, dalam artian tanpa dengan penambahan guru baru pun wajib belajar SMTP tetap dapat dilakukan dengan baik di Yogyakarta. Dengan analisis tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa potensi akademik di Yogyakarta telah siap dan mantab untuk menyongsong pelaksanaan program wajib belajar SMTP pada Repelita V mendatang. Sesiap dan semantab ketika mau menyongsong pelaksanaan program wajib belajar di SD beberapa tahun yang lalu. Kesiapan tersebut tentu tidak akan tercapai tanpa adanya kerja keras dari para birokrat dan para "pekerja" di lapangan. Tentunya dengan dukungan penuh dari seluruh lapisan masyarakat!!!*** (*) Drs. Ki Supriyoko, M.Pd: Ketua Lembaga Penelitian Sarjanawiyata Tamansiswa (LPST) Yogyakarta
5 Pendidikan Formal Tahun 1987/1988" 5
Surat Kabar Harian SUARA KARYA, terbit di Jakarta, Edisi 5 Februari SMP "SEMI TERBUKA" SEBUAH ALTERNATIF Oleh : Ki Supriyoko
Surat Kabar Harian SUARA KARYA, terbit di Jakarta, Edisi 5 Februari 1988 SMP "SEMI TERBUKA" SEBUAH ALTERNATIF Oleh : Ki Supriyoko Ada dua macam pendekatan pendidikan yang tengah dilakukan oleh pemerintah
Lebih terperinciSurat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 9 Januari AKHIRNYA SIPENMARU HARUS TURUN TAHTA Oleh : Ki Supriyoko
Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 9 Januari 1989 AKHIRNYA SIPENMARU HARUS TURUN TAHTA Oleh : Ki Supriyoko Kalau Direktur Perguruan Tinggi Depdikbud, Prof. Dr. Soekadji Ranoewihardjo
Lebih terperinciSurat Kabar Harian SUARA KARYA, terbit di Jakarta Edisi 17 Juli MISTERI RIBUAN KURSI KOSONG SMTP Oleh : Ki Supriyoko
Surat Kabar Harian SUARA KARYA, terbit di Jakarta Edisi 17 Juli 1990 MISTERI RIBUAN KURSI KOSONG SMTP Oleh : Ki Supriyoko Ironis! Itulah kata-kata yang paling tepat untuk melukiskan terjadinya kekosongan
Lebih terperinciSurat Kabar Harian SUARA MERDEKA, terbit di Semarang, Edisi 3 Agustus 1988
Surat Kabar Harian SUARA MERDEKA, terbit di Semarang, Edisi 3 Agustus 1988 MENCERMATI FENOMENA LANGKA EKSAKTA TANTANGAN UNTUK DEPDIKBUD Oleh : Ki Supriyoko Dunia pendidikan kita dewasa ini nampaknya tengah
Lebih terperinciSurat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 17 November TIGA ISU MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA Oleh : Ki Supriyoko
Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 17 November 1987 TIGA ISU MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA Oleh : Ki Supriyoko ( Bagian Terakhir dari Dua Tulisan ) Berbeda dengan SMA yang
Lebih terperinciMajalah Bulanan Tamansiswa PUSARA, terbit di Yogyakarta, Edisi Januari AKTUALISASI KONSEP PEMERATAAN PENDIDIKAN Oleh : Ki Supriyoko
Majalah Bulanan Tamansiswa PUSARA, terbit di Yogyakarta, Edisi Januari 1990 AKTUALISASI KONSEP PEMERATAAN PENDIDIKAN Oleh : Ki Supriyoko "Oleh karena pengajaran yang hanya terdapat pada sebagian kecil
Lebih terperinciSurat Kabar Harian SUARA MERDEKA, terbit di Semarang, Edisi 4 Oktober 1986
Surat Kabar Harian SUARA MERDEKA, terbit di Semarang, Edisi 4 Oktober 1986 DIKOTOMI SEKOLAH UMUM DAN KEJURUAN PERLU DIROMBAK Oleh : Ki Supriyoko Dalam sejarah pendidikan di negara kita terdapat sebuah
Lebih terperinciSurat Kabar Harian SUARA KARYA, terbit di Jakarta Edisi 3 Agustus KEGUNDAHAN MENUNGGU HASIL UMPTN Oleh : Ki Supriyoko
Surat Kabar Harian SUARA KARYA, terbit di Jakarta Edisi 3 Agustus 1990 KEGUNDAHAN MENUNGGU HASIL UMPTN Oleh : Ki Supriyoko Sebuah tradisi akademik yang terjadi pada setiap awal tahun ajaran baru di perguruan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN
PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciSurat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 19 Juni 1986
Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 19 Juni 1986 Tanggapan Atas Tanggapan Sdr. Ahmad Abu Hamid: STTB : ANTARA TARGET DAN KUALITAS Oleh : Ki Supriyoko Artikel saya yang termuat
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang
Lebih terperinciSurat Kabar Harian KOMPAS, terbit di Jakarta, Edisi 12 Januari 1987
Surat Kabar Harian KOMPAS, terbit di Jakarta, Edisi 12 Januari 1987 MENYELAMATKAN SEKOLAH KEJURUAN Oleh : Ki Supriyoko Salah satu tradisi pendidikan yang dipertahankan di negara kita sejak jaman kolonial
Lebih terperinciSurat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 12 Desember 1987
Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 12 Desember 1987 Menyambut Diskusi Ilmiah Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri: MENYEDERHANAKAN MODEL TESTING PERGURUAN TINGGI NEGERI
Lebih terperinciSurat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 6 Juni "MENDOBRAK" PINTU DUNIA INDUSTRI Oleh : Ki Supriyoko
Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 6 Juni 1988 Tantangan Sekolah Kejuruan Kini: "MENDOBRAK" PINTU DUNIA INDUSTRI Oleh : Ki Supriyoko Ada suatu aktivitas akademik penelitian
Lebih terperinciSurat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 18 Mei 1983
Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 18 Mei 1983 MEMILIH PERGURUAN TINGGI SWASTA PERLU PERHATIKAN SARANA, SISTEM, STATUS Oleh : Ki Supriyoko Para calon mahasiswa hendaknya
Lebih terperinciSurat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 8 Maret 1986
Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 8 Maret 1986 KENAKALAN SISWA SMTA : MEDIA MASSA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Ki Supriyoko Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja sangat
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 32
BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH DI KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciSurat Kabar Harian SUARA KARYA, terbit di Jakarta, Edisi 30 Agustus MEMBANGUN POLITEKNIK DI INDONESIA BAGIAN TIMUR Oleh : Ki Supriyoko
Surat Kabar Harian SUARA KARYA, terbit di Jakarta, Edisi 30 Agustus 1988 MEMBANGUN POLITEKNIK DI INDONESIA BAGIAN TIMUR Oleh : Ki Supriyoko Salah satu kompleksitas utama yang dihadapi oleh negara-negara
Lebih terperinciSurat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 10 Juli 1989
Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 10 Juli 1989 MENUJU "RESEARCH UNIVERSITY" SEBAGAI PERGURUAN TINGGI DI MASA DEPAN Oleh : Ki Supriyoko Adalah Department of Electrical Engineering
Lebih terperinciSurat Kabar Harian PIKIRAN RAKYAT, terbit di Bandung, Edisi: 30 Desember 1995
Surat Kabar Harian PIKIRAN RAKYAT, terbit di Bandung, Edisi: 30 Desember 1995 PROFIL KEPENDUDUKAN DAN KESEHATAN DI JAWA BARAT Oleh : Ki Supriyoko Salah satu survei kependudukan, KB, dan kesehatan yang
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN JAMINAN PENDIDIKAN UNTUK PESERTA DIDIK YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciMajalah Kampus Dua Bulanan UST PENDOPO, terbit di Yogyakarta. KOMPUTERISASI PERGURUAN TINGGI Oleh : Ki Supriyoko
Majalah Kampus Dua Bulanan UST PENDOPO, terbit di Yogyakarta KOMPUTERISASI PERGURUAN TINGGI Oleh : Ki Supriyoko Para pengguna komputer yang bereksperimentasi dan beraplikasi dengan program tulis-menulis,
Lebih terperinciMajalah Tiga Bulanan Depdikbud MAJALAH MAHASISWA, terbit di Jakarta
Majalah Tiga Bulanan Depdikbud MAJALAH MAHASISWA, terbit di Jakarta Tugas Perguruan Tinggi: KEMBANGKAN ABILITAS DAN PERSONALITAS UNTUK MEMBANGUN NEGARA DAN BANGSA Oleh : Ki Supriyoko Kemajuan suatu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara di dunia internasional. Kecenderungan tersebut yang kemudian mendorong bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga pendidikan madrasah khususnya di Kabupaten Lampung
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lembaga pendidikan madrasah khususnya di Kabupaten Lampung Selatan sangat penting dan terkait dengan Kementerian Agama. Lembaga Kementerian Agama sangat
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN JAMINAN PENDIDIKAN DAERAH
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN JAMINAN PENDIDIKAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciSurat Kabar Harian YOGYA POS, terbit di Yogyakarta Edisi 12 Oktober KEPENDUDUKAN DAN KEPENDIDIKAN ISLAM Oleh : Ki Supriyoko
Surat Kabar Harian YOGYA POS, terbit di Yogyakarta Edisi 12 Oktober 1990 KEPENDUDUKAN DAN KEPENDIDIKAN ISLAM Oleh : Ki Supriyoko Mencermati dengan seksama terhadap gambaran besar tentang kependudukan dan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,
BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang: Mengingat : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciBUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG
BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DAN MEKANISME PENGGALIAN SUMBANGAN SUKARELA DARI MASYARAKAT KATEGORI MAMPU DALAM IKUT MEMBANTU PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN TUNGGAKAN BIAYA BAGI PESERTA DIDIK YANG TELAH MENYELESAIKAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN JAMINAN PENDIDIKAN DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN JAMINAN PENDIDIKAN DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa sesuai Peraturan Daerah Kota Yogyakarta
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN
BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN, PERUBAHAN DAN PENUTUPAN SATUAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang
A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat vital dan hal yang sangat penting dalam menunjang kelancaran atau kemudahan dalam proses pembelajaran, dalam kaitannya
Lebih terperinciSurat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 18 April TINJAUAN FILOSOFIS KONSEP CBSA Oleh : Ki Supriyoko
Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 18 April 1988 TINJAUAN FILOSOFIS KONSEP CBSA Oleh : Ki Supriyoko Dalam hak pengembangan kemampuan anak didik maka setidak-tidaknya ada
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan dasar pendidikan
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN JANGKA MENENGAH (RKJM) DAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN MADRASAH (RKAM) TAHUN PELAJARAN PROVINSI DIY
PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN JANGKA MENENGAH (RKJM) DAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN MADRASAH (RKAM) TAHUN PELAJARAN 2012-2013 PROVINSI DIY a. Pendahuluan Perencanaan merupakan fungsi manajemen
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 49 SERI E
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 49 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR : 260 TAHUN 2009 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH/SEKOLAH
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2015 SERI : PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang
Lebih terperinciMajalah FASILITATOR, terbit di Jakarta, Edisi III Juli 2006
Majalah FASILITATOR, terbit di Jakarta, Edisi III Juli 2006 PEMBIASAAN BERFIKIR KRITIS ANAK TAMAN KANAK-KANAK Oleh : Ki Supriyoko A. PENGANTAR Ketika masih kuliah pada program doktor pertengahan tahun
Lebih terperinci-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa pelaksanaan pendidikan nasional
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2015 SERI : PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan mampu. menghasilkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif,mandiri, mempunyai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan mampu menghasilkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif,mandiri, mempunyai wawasan kedepan, berjiwa arif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bangsa Indonesia bisa maju maupun juga tidak itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bangsa Indonesia bisa maju maupun juga tidak itu tergantung pada kualitas warganya dalam kepemilikan sumber daya manusia yang baik. Terutama bagi para pemuda
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting di seluruh aspek kehidupan manusia. Hal itu disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan kepribadian manusia.
Lebih terperinciMajalah Bulanan Tamansiswa PUSARA, terbit di Yogyakarta, Edisi Mei 1990
Majalah Bulanan Tamansiswa PUSARA, terbit di Yogyakarta, Edisi Mei 1990 PERAN SEKOLAH KEJURUAN MEMECAHKAN PROBLEMATIKA KETENAGAKERJAAN Oleh : Ki Supriyoko A. PENDAHULUAN: Salah satu tradisi kependidikan
Lebih terperinciDATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016
DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA : SOSIAL BUDAYA JENIS DATA : Pendidikan, Kebudayaan Nasional Pemuda dan Olahraga DATA SATUAN
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)
INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008) KABUPATEN / KOTA OPD : CILEGON : DINAS PENDIDIKAN TUGAS DAN FUNGSI
Lebih terperinciBUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 728 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN DAN PERUBAHAN SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 728 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN DAN PERUBAHAN SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinci2015 PENGARUH GAJI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA GURU HONORER SMK BINA WARGA BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang berperan penting dalam terbentuknya karakter masyarakat yang lebih kritis dan juga mempunyai keterampilan
Lebih terperinciMajalah Bulanan Tamansiswa PUSARA, terbit di Yogyakarta, Edisi Oktober 1997
Majalah Bulanan Tamansiswa PUSARA, terbit di Yogyakarta, Edisi Oktober 1997 RESIPROKASI KEBIJAKAN NASIONAL PERBUKUAN DAN MINAT BACA MASYARAKAT Oleh : Ki Supriyoko Untuk kesekian kalinya para pimpinan sekolah
Lebih terperinciPeranan Pemimpin Lokal dalam Pendidikan Nasional di Era Otonomi Daerah Drs. Djariyo, M.Pd.
Peranan Pemimpin Lokal dalam Pendidikan Nasional di Era Otonomi Daerah Drs. Djariyo, M.Pd. Seperti sudah kita ketahui dan maklumi bahwa pendidikan dasar adalah pendidikan 9 tahun (UU No. 20 Th 2003). Pendidikan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciSurat Kabar Harian PUSARA, Edisi: Maret 1992
Surat Kabar Harian PUSARA, Edisi: Maret 1992 AKTUALISASI KUALITAS GURU SMTA ( Studi Kasus di DIY ) Oleh : Ki Supriyoko Tulisan tentang "Aktualisasi Peningkatan Kualitas Guru SMTA di Indonesia" ini disistematisasi
Lebih terperinci2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman
Oleh: Pipin Piniman MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Lebih terperinciWALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG
WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL DAN SEKOLAH/MADRASAH Menimbang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs,
Lebih terperinciKelahiran dan Pertumbuhan Perguruan Tinggi
Kelahiran dan Pertumbuhan Perguruan Tinggi Saya yakin pejabat pemerintah yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan pendidikan tinggi di Indonesia, baik Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1979 TENTANG BANTUAN PEMBAGUNAN SEKOLAH DASAR TAHUN 1979/1980 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1979 TENTANG BANTUAN PEMBAGUNAN SEKOLAH DASAR TAHUN 1979/1980 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempercepat peningkatan
Lebih terperinciSurat Kabar Harian SUARA KARYA, terbit di Jakarta Edisi 20 September YANG SALAH DALAM PENGAJARAN MATEMATIKA Oleh : Ki Supriyoko
Surat Kabar Harian SUARA KARYA, terbit di Jakarta Edisi 20 September 1990 YANG SALAH DALAM PENGAJARAN MATEMATIKA Oleh : Ki Supriyoko Tiga kali berpartisipasi dan tiga kali pula tidak sanggup berprestasi.
Lebih terperinciSurat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi: 22 November 1991
Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi: 22 November 1991 SKEMA DEMOGRAFIS PENDUDUK DIY Oleh : Ki Supriyoko Mayoritas atau sebagian besar penduduk pedesaan di Daerah Istimewa
Lebih terperinciDengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP dan BUPATI CILACAP MEMUTUSKAN :
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Individu pertama kali mendapatkan pendidikan berada dalam lingkungan keluarga. Dalam keluarga
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. penulis dapat mengambil beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Strategik LP Ma arif NU Kabupaten Kudus Periode menurut
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian beberapa bab di atas, maka penulis dapat mengambil beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Strategik LP Ma arif NU Kabupaten Kudus Periode
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009
PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG DUKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DAN RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 mengamanatkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan guna meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidupnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat besar dalam sistem pendidikan. Oleh karena itu, disinilah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam sistem pendidikan. Oleh karena itu, disinilah kegiatan nyata pendidikan
Lebih terperincidan pengambil kebijakan akan dapat menentukan langkah
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan berikut ini didasarkan atas hasil penelitian, pembahasan, serta kajian kepustakaan yang relevan dan temuan selama penelitian berlangsung. Secara
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK 2.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Dinas Pendidikan Kota Pontianak merupakan unsur pelaksana bidang pendidikan dipimpin oleh
Lebih terperinciWALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR TAHUN 2014 TENTANG
WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SISTIM ONLINE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk pelajaran Matematika, menurut penulis pengaruhnya amat penting
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan belajar mengajar penggunaan media alat peraga untuk pelajaran Matematika, menurut penulis pengaruhnya amat penting karena dapat membantu kelancaran
Lebih terperinciWALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PROGRAM RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN WALIKOTA BLITAR,
1 WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PROGRAM RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN WALIKOTA BLITAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciOleh : Sri Handayani NIM K
Hubungan antara lingkungan belajar dan persepsi siswa tentang jurusan yang diminati dengan prestasi belajar siswa kelas X S M A N e g e r i 3 S u k o h a r j o tahun ajaran 2005/2006 Oleh : Sri Handayani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa,
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN JAMINAN PENDIDIKAN DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN JAMINAN PENDIDIKAN DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa sesuai Peraturan Daerah Kota Yogyakarta
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 53 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciLampiran 1 LEMBAR WAWANCARA
Lampiran 1 LEMBAR WAWANCARA Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Agustus 2016 Informan : Drs. H. Muhammad Sujud MPd. I (Kepala Madrasah MI Islamiyah Subah) Lokasi : Kantor Madrasah Waktu : 09.000 Lampiran 2 LEMBAR
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 308 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN BAGI RA/BA DAN MADRASAH DI LINGKUNGAN KANTOR
Lebih terperinciSurat Kabar Harian WAWASAN, terbit di Semarang, Edisi 8 Maret MERINDUKAN JURNAL SEAMEC YANG BERWIBAWA Oleh: Ki Supriyoko
Surat Kabar Harian WAWASAN, terbit di Semarang, Edisi 8 Maret 1988 MERINDUKAN JURNAL SEAMEC YANG BERWIBAWA Oleh: Ki Supriyoko Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kita, Pprof Dr Fuad Hassan dalam konperensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan fisik dalam kehidupan sosial; 3. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar;
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu (Wikipedia.com 23/05/2012). Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Agama Islam mewajbkan kepada semua penganutnya agar rajin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Agama Islam mewajbkan kepada semua penganutnya agar rajin menuntut ilmu. Kewajiban ini tidak memandang siapa, apa dan bagaimana dia itu baik
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA UPTD SMA NEGERI 1 PARE Nomor : 420 /219/ / 2012
KEPUTUSAN KEPALA UPTD SMA NEGERI 1 PARE Nomor : 420 /219/ 418.47.0301 / 2012 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Seseorang dapat berkembang sejalan dengan citacitanya untuk lebih baik
Lebih terperinciAKTUALISASI PENINGKATAN KUALITAS GURU SMTA DAN HAMBATANNYA **)
AKTUALISASI PENINGKATAN KUALITAS GURU SMTA DAN HAMBATANNYA **) Oleh: DR. SUPRIYOKO, M.PD: Makalah ringkas mengenai "Aktualisasi Peningkatan Kualitas Guru SMTA dan Hambatannya" ini disistematisasi menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasar sekaligus kekayaan suatu bangsa, sedangkan sumber-sumber modal dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah faktor penting untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan sarana strategis guna peningkatan mutu sumber
Lebih terperinciSurat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta Edisi 16 Oktober IUD DAN SUNTIK KONTRASEPSI "FAVOURITE" Oleh : Ki Supriyoko
Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta Edisi 16 Oktober 1990 Temuan Penelitian Operasional KB Mandiri di DIY (2): IUD DAN SUNTIK KONTRASEPSI "FAVOURITE" Oleh : Ki Supriyoko Dari kegiatan
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG
WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG BACA TULIS AL QUR AN BAGI PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diimbangi dengan adanya peningkatan standar kualitas sumber daya manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dewasa ini ternyata membawa perubahan yang signifikan dan menyeluruh terhadap kehidupan manusia tak terkecuali di
Lebih terperinciBUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan sosial (IPS) adalah salah satu bidang studi yang rumit karena luasnya ruang lingkup dan merupakan gabungan dari sejumlah disiplin ilmu seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak kebangkitan nasional tahun 1908, para pemimpin pergerakan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejak kebangkitan nasional tahun 1908, para pemimpin pergerakan kemerdekaan Indonesia dan para pendiri negara ini sangat sadar akan pentingnya pendidikan. Jika sebelum
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasayarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup, pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi
Lebih terperinciTAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6
DAFTAR TABEL DATA NONPENDIDIKAN Tabel 1 : Keadaan Umum Nonpendidikan 1 Tabel 2 : Luas wilayah, penduduk seluruhnya, dan penduduk usia sekolah 2 Tabel 3 : Jumlah desa, desa terpencil, tingkat kesulitan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBAB III PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DESA LEBAKWANGI. kuantitas maupun kualitas masyarakat itu. Banyak sedikit jumlah penduduk di suatu tempat
BAB III PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DESA LEBAKWANGI A. Perkembangan Pendidikan di Desa Lebakwangi Berdirinya sekolah berkait erat dengan masyarakat atau penduduk, baik dari segi kuantitas maupun kualitas masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar mampu bersaing dalam era keterbukaan, pemerintah memandang perlu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia agar mampu bersaing dalam era keterbukaan, pemerintah memandang perlu untuk menciptakan dan
Lebih terperinci