Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta Edisi 16 Oktober IUD DAN SUNTIK KONTRASEPSI "FAVOURITE" Oleh : Ki Supriyoko
|
|
- Susanti Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta Edisi 16 Oktober 1990 Temuan Penelitian Operasional KB Mandiri di DIY (2): IUD DAN SUNTIK KONTRASEPSI "FAVOURITE" Oleh : Ki Supriyoko Dari kegiatan midsurvey PUS yang datanya diungkap pada bulan Maret 1990 ditemukan informasi bahwa tingkat partisipasi peserta KB di DIY mencapai 74% (data survey 1989 adalah 72%). Tingkat partisipasi di daerah pedesaan ternyata relatif lebih tinggi dibandingkan dengan angka serupa untuk daerah perkotaan; yaitu 76% dibanding 74%. Sementara itu tingkat partisipasi pada masyarakat status ekonomi rendah, menengah, dan tinggi berturut-turut adalah 76%, 74% dan 72%. Apabila dilihat dari angka-angkanya tersebut di atas nampak bahwa partisipasi masyarakat pedesaan dengan segala keterbatas-annya itu di dalam hal ber-kb tidaklah kalah apabila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Pada sisi yang lainnya masyarakat berekonomi rendah pun ternyata partisipasinya juga cukup membanggakan dalam hal ber-kb. Seperti halnya temuan pada survey tahun 1989 maka kontrasepsi IUD tetap menjadi "favourite"; terbukti sebanyak 46,1% dari para peserta KB memakai jenis kontrasepsi ini. Jenis kontrasepsi lain yang juga termasuk banyak diminati oleh peserta KB secara berturut-turut ialah pil (17,0%), suntik (15,1%), kondom (9,7%), serta tubektomi (7,0%). Sementara itu jenis-jenis kontrasepsi yang lain juga digunakan, meskipun dengan persentase yang relatif kecil. Perincian penggunaan jenis kontrasepsi pada para peserta KB di DIY menurut data tahun 1990 ditunjukkan pada Tabel 3. Periksa Tabel 3! Dalam hal pertemuan dengan masyarakat maka Pembantu Petugas Keluarga Berencana Desa (PPKBD) lebih sering daripada Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB); karena 34% dari responden mengaku beraudiensi dengan PPKBD pada enam bulan terakhir, sedangkan yang mengaku beraudiensi dengan PLKB hanya 27% saja. Meskipun audiensi dengan PLKB tak sesering dengan PPKBD, akan tetapi pertemuan dengan PLKB terbukti lebih efektif karena 93% dari frekuensi pertemuan digunakan untuk kepentingan urusan KB, sedangkan PPKBD hanya pada angka 82%. Hasil midsurvey juga membuktikan bahwa PLKB lebih sering menganjurkan
2 2 masyarakat untuk pergi ke dokter dan atau bidan swasta bila dibandingkan dengan PPKBD. Hasil semacam ini juga ditemukan dalam laporan MIS bulanan oleh dokter swasta dan bidan swasta. Tingkat Kemandirian Pada umumnya masyarakat pernah mendengar istilah KB Mandiri (66%), meskipun yang bisa menerangkan artinya hanya 62% saja. Atas pertanyaan dari mana saja mendengar istilah KB Mandiri maka jawabnya berturut-turut adalah dari radio (65%), petugas (62%), televisi (54%) dan dari teman-temannya (54%). Tingkat kemandirian peserta KB di dalam midsurvey ini ternyata mencapai angka 19,64%; apabila dibandingkan dengan hasil basesurvey pada tahun 1989 yang pada waktu itu angkanya menunjukkan 13,44%, maka dalam kurun waktu sekitar satu tahun terjadi peningkatan kemandirian sebanyak 6,20%. Yang kiranya perlu dicatat ialah peningkatan kemandirian ini tidak disertai dengan penurunan prevalensi atau tingkat partisipasi, yaitu dari 72% untuk tahun 1989 menjadi 74% untuk tahun Temuan ini cukup membanggakan karena membuktikan bahwa dengan "KB Membayar" maka masyarakat tetap konsisten ber-kb secara aktif. Tentang pertanyaan dari mana memperoleh informasi pela-yanan sektor swasta, terutama dokter dan bidan swasta, maka kebanyakan responden menjawab memperoleh informasi dari teman-temannya (52%). Ada pula di antara para responden yang mengaku mendapat informasi tentang pelayanan sektor swasta dari PLKB dan PPKBD/SubPPKBD, namun demikian jumlahnya relatif lebih sedikit. Sebanyak 37% dari para peserta KB yang memanfaatkan pelayanan sektor swasta mengaku bahwa pelayanan pada sektor swasta jauh lebih berkualitas dan lebih memuaskan dibandingkan dengan pelayanan pada sektor pemerintah; sedangkan 22% di antaranya pergi ke sektor swasta dengan alasan lokasi yang lebih dekat. Di antara peserta KB ini juga ada yang mengaku pergi ke sektor swasta semata-mata karena dianjurkan oleh petugas; tetapi jumlahnya relatif lebih sedikit. Sementara itu alasan utama bagi yang memanfaatkan jasa sektor swasta adalah masih merasa cukup puas dengan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah. Sebenarnya masih ada pula yang alasannya karena tidak atau belum siap mengeluarkan uang atau membayar, akan tetapi jumlahnya relatif lebih sedikit. KB pada Dokter Dari data bulanan yang dikumpulkan dari para dokter prektek swasta (DPS) dapat disimpulkan bahwa peserta baru KB yang datang pada DPS, kebanyakan minta pelayanan kontrasepsi suntik (45,68%); seterusnya menyusul IUD dan pil. Jenis kontrasepsi yang lain diminati pula namun jumlahnya relatif kecil. Sedangkan pada para peserta lama KB ternyata juga lebih banyak yang minta pelayanan kontrasepsi suntik (71,98%); meskipun demikian yang minta pelayanan IUD jumlah relatifnya
3 3 lebih besar dibandingkan dengan peserta KB baru. Periksa Tabel 4 berikut! Salah satu temuan yang cukup menarik adalah bahwa para peserta KB yang datang kepada DPS umumnya menyatakan atas inisiatifnya sendiri (82,05%); dalam arti tidak lagi dianjurkan oleh orang ataupun pihak lain. Meskipun demikian masih ada juga peserta yang kedatangannya pada DPS atas petunjuk bidan (0,86%), PLKB/PPLKB (10,75%), PPKBD/SubPPKBD (3,11%), dan atas petunjuk tokoh masyarakat atau orang lain (3,23%). Menurut data tersebut di atas kiranya dapat disimpulkan bahwa tugas PLKB/PPLKB dalam menganjurkan peserta atau calon peserta KB untuk meminta pelayanan pada DPS adalah cukup berhasil. Pada sisi yang lainnya lagi ditemukan bukti bahwa keluhan dari hampir seluruh peserta KB bisa diselesaikan oleh DPS itu sendiri; tidak ada yang terpaksa dirujuk ke dokter (ahli) yang lain ataupun ke Rumah Sakit. Hal ini kiranya merupakan salah satu faktor penting yang telah mendorong para peserta dan calon peserta KB untuk memanfaatkan jasa DPS. KB pada Bidan Hal penting yang perlu dicatat bahwa bidan merupakan salah satu ujung tombak yang cukup tajam dalam upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dalam ber- KB; hal ini terjadi karena partisipasi bidan makin lama semakin menampakkan grafik yang menaik. Keterampilan medis yang makin baik dan keramahan dalam pelayanan merupakan kunci sukses bagi para bidan praktek swasta (BPS). Potret peserta KB Mandiri pada BPS pada dasarnya banyak kesamaan dengan peserta KB Mandiri pada DPS, antara lain tentang jenis kontrasepsi yang dilayankan pada client, inisiatif kedatangan peserta, serta kemampuan melayani dan membebaskan keluhan peserta KB. Dari data bulanan yang dikumpulkan dari para BPS dapat disimpulkan bahwa peserta baru KB yang datang pada BPS, paling banyak minta pelayanan kontrasepsi suntik (55,78%); selanjutnya menyusul IUD dan pil. Jenis kontrasepsi yang lain memang diminati pula tetapi jumlahnya relatif kecil. Sementara itu pada para peserta lama KB ternyata juga lebih banyak yang minta pelayanan kontrasepsi suntik (62,20%); meskipun demikian yang minta pe- layanan IUD jumlah relatifnya lebih besar dibandingkan dengan peserta KB baru. Temuan lain yang cukup menarik adalah bahwa para peserta KB yang datang pada BPS umumnya menyatakan atas inisiatifnya sendiri (86,24%); dalam artian tidak lagi dianjurkan oleh orang ataupun pihak lain. Meskipun demikian masih ada juga peserta KB yang kedatangannya ke BPS atas petunjuk dari PLKB/PPLKB (8,10%), PPKBD/SubPPKBD (2,64%), serta atas petunjuk tokoh masyarakat atau orang lain (3,02%).
4 4 Menurut data tersebut di atas kiranya dapat disimpulkan bahwa tugas PLKB/PPLKB dalam menganjurkan peserta atau calon peserta KB untuk meminta pelayanan pada BPS adalah cukup berhasil. Pada sisi yang lainnya lagi ditemukan bukti bahwa keluhan dari hampir seluruh peserta KB bisa diselesaikan oleh BPS itu sendiri; hanya sedikit saja yang terpaksa dirujuk ke dokter (ahli) ataupun ke Rumah Sakit. Hal ini kiranya merupakan salah satu faktor penting yang telah mendorong para peserta dan calon peserta KB untuk memanfaatkan jasa BPS. ( bersambung )
5 5
KB MANDIRI RINGKASAN TEMUAN PENELITIAN OPERASIONAL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
KB MANDIRI RINGKASAN TEMUAN PENELITIAN OPERASIONAL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O l e h : DR. SUPRIYOKO, M.PD ******************************************************** MAKALAH DALAM PRESENTASI MENYAMBUT
Lebih terperinciTABEL 3. KKP JUMLAH DAN PERSENTASE PENCAPAIAN PB SAMPAI DENGAN BULAN MARET 2011 DAN APRIL 2011 TOTAL MARET 2011 APRIL 2011 NO KAB/KOTA % THD
A. Peserta KB Baru 1. Pencapaian Peserta KB Baru Terhadap Kontrak Kinerja Provinsi () tahun 2011 yaitu jumlah peserta KB Baru sebanyak 101.629 peserta. Realisasi pencapaian peserta KB Baru yang telah dilayani
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. serta India, hal ini telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu, tetapi waktu itu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluarga Berencana (KB) bukanlah hal baru karena menurut catatan-catatan dan tulisan-tulisan yang berasal dari Mesir Kuno, Yunani Kuno, dan Tiongkok Kuno serta India,
Lebih terperinciGrafik 1. Cakupan Laporan JANUARI 45,67 39,75 FKB SWASTA DPS BPS LAINNYA
1 I. Pelayanan Kontrasepsi A. Cakupan Laporan Fasilitas Kesehatan KB Pada bulan Januari 2016, laporan hasil pelayanan kontrasepsi dilaporkan oleh 10 Kab/Kota. Dengan rincian Faskes KB pemerintah 60,23
Lebih terperinciTABEL 3. KKP JUMLAH DAN PERSENTASE PENCAPAIAN PB SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2011 DAN MEI 2011 TOTAL APRIL 2011 MEI 2011 NO KAB/KOTA % THD
A. Peserta KB Baru 1. Pencapaian Peserta KB Baru Terhadap Kontrak Kinerja Provinsi () tahun 2011 yaitu jumlah peserta KB Baru sebanyak 101.629 peserta. Realisasi pencapaian peserta KB Baru yang telah dilayani
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KB MANDIRI PEDESAAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY)
PENGEMBANGAN KB MANDIRI PEDESAAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) ( Penelitian Operasional ) disajikan oleh: DRS. SOEDJONO, PW DR. SUPRIYOKO, M.PD (BKKBN Prop. DIY) Disajikan dalam Menjelang Rapat Penelaahan
Lebih terperinci1. Nama: Alamat tempat tinggal:.
50 PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN INTRA UTERINE DEVICES (IUD) DI KELURAHAN KOTAKULON WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN 1. Nama:... 2. Alamat tempat tinggal:. 3. Umur:
Lebih terperinciGrafik 1. Cakupan Laporan Kaltim FEBRUARI 24,86 FKB FKB SWASTA DPS BPS LAINNYA PEMERINTAH. Grafik 2. Cakupan Laporan Kaltara FEBRUARI
1 I. Pelayanan Kontrasepsi A. Cakupan Laporan Fasilitas Kesehatan KB Pada bulan Februari 2016, laporan hasil pelayanan kontrasepsi Prov. Kaltim dilaporkan oleh 9 Kab/Kota dan Prov. Kaltara oleh 2 Kab/Kota.
Lebih terperinciPENCAPAIAN PESERTA KB BARU PER MIX KONTRASEPSI TERHADAP PPM PB KINERJA/KEMITRAAN BULAN JANUARI S/D OKTOBER 2008
PENCAPAIAN PESERTA KB BARU PER MIX KONTRASEPSI TERHADAP PPM PB KINERJA/KEMITRAAN BULAN JANUARI S/D OKTOBER 2008 KAB/KOTA IUD MOW MOP KONDOM IMPLANT SUNTIK PIL JUMLAH PPM CAPAIAN % PPM CAPAIAN % PPM CAPAIAN
Lebih terperinciGrafik 1. Cakupan Laporan Kaltim MARET 64,96 57,01 28,49 FKB SWASTA DPS BPS LAINNYA. Grafik 2. Cakupan Laporan Kaltara MARET 46,30
1 I. Pelayanan Kontrasepsi A. Cakupan Laporan Fasilitas Kesehatan KB Pada bulan Maret 2016, laporan hasil pelayanan kontrasepsi Prov. Kaltim dilaporkan oleh 9 Kab/Kota dan Prov. Kaltara oleh 4 Kab/Kota.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat yang menyebabkan. kepadatan penduduk (Hatta, 2012). Permasalahan lain yang dihadapi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang hingga saat ini belum bisa teratasi misalnya laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat
Lebih terperinciSEKILAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI BENGKULU KURUN WAKTU 1980 SAMPAI DENGAN 2003
SEKILAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI BENGKULU KURUN WAKTU 1980 SAMPAI DENGAN 2003 BAB I. PENDAHULUAN I. Latar Belakang Secara kuantitatif demografis Program KB Nasional mempunyai fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 : keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan. kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan kontrasepsi telah meningkat di banyak bagian dunia, terutama di Asia dan Amerika Latin dan terendah di Sub-Sahara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak masalah kependudukan dan belum bisa teratasi hingga saat ini. Hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia dapat menimbulkan masalah baik bagi pemerintah maupun masyarakat karena sangat erat hubungannya dengan kondisi ekonomi dan
Lebih terperinciRINGKASAN SDKI 2007 PROVINSI SULAWESI BARAT
RINGKASAN SDKI 2007 PROVINSI SULAWESI BARAT Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 merupakan survey yang berskala Nasional, sehingga untuk menganalisa tingkat propinsi perlu dilakukan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai saat ini, pertumbuhan penduduk yang cepat terjadi akibat dari tingginya angka laju pertumbuhan penduduk.
Lebih terperinciMATRIK LAPORAN MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS PROVINSI BENGKULU TAHUN 2009
MATRIK LAPORAN MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS PROVINSI BENGKULU TAHUN 2009 2.6 terhadap PUS umur terhadap PUS 40-49 Umur 40-49 1 Bengkulu Selatan 2,7 3,8 2 Rejang Lebong 3,6 4,7 3 Bengkulu Utara 3,6 5,3 4
Lebih terperinciPENDAHULUAN. I. Pelayanan Kontrasepsi. Bersumber dari Rek.Kab.F/II/KB/08 berisi tentang ulasan yang membahas 2 (dua) bagian pembahasan yaitu :
PENDAHULUAN Ulasan umpan balik bulan Februari 2009 bersumber dari Rek. F/I/Kab-Dal/08 dan F/II/KB/08 yang telah dikirim 13 (tiga belas) Organisasi Perangkat Daerah Pengelola KB Kab/Kota se Kalimantan Selatan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN GERAKAN KB MANDIRI PEDESAAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY)
PENGEMBANGAN GERAKAN KB MANDIRI PEDESAAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) ( Penelitian Operasional ) diringkas oleh: DR. SUPRIYOKO, M.PD ------------------- Research Manager PIU RS Bethesda Yogyakarta
Lebih terperinciTabel 13. Pencapaian Peserta KB Aktif Terhadap PPM Bulan Mei 2011
PESERTA KB AKTIF 1. Peserta KB Aktif terhadap PPM Pada bulan Mei 2011 peserta KB Aktif yang tercatat sebanyak 444.159 peserta atau 102,57% dari PPM sebesar 433.019 peserta. Pencapaian peserta KB Aktif
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J.
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, DUKUNGAN KELUARGA, DAN TARIF LAYANAN DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI SUNTIK PADA AKSEPTOR KB DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan reproduksi. Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu
Lebih terperinciPENCAPAIAN PESERTA KB BARU PER MIX KONTRASEPSI TERHADAP PPM S.D BULAN SEPTEMBER 2008
PENCAPAIAN PESERTA KB BARU PER MIX KONTRASEPSI TERHADAP PPM S.D BULAN SEPTEMBER 2008 KAB/KOTA IUD MOW MOP KONDOM IMPLANT SUNTIK PIL JUMLAH PPM CAPAIAN % PPM CAPAIAN % PPM CAPAIAN % PPM CAPAIAN % PPM CAPAIAN
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN PEMANDU WAWANCARA DENGAN KETUA IBI KOTA SEMARANG
Lampiran 1: DAFTAR PERTANYAAN PEMANDU WAWANCARA DENGAN KETUA IBI KOTA SEMARANG IDENTITAS : 1. Nama : 2. Umur : 3. Alamat : 4. Pendidikan Terakhir : PERTANYAAN : 1. IBI adalah organisasi dari profesi bidan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu sekitar 258 juta jiwa (United Nations, 2015). Dalam kurun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini menduduki peringkat ke empat untuk jumlah penduduk terbanyak di dunia yaitu sekitar 258 juta jiwa (United Nations, 2015). Dalam kurun waktu 40 tahun
Lebih terperincimencoba memberikan saran sebagai berikut : 1. Lebih banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan KB, baik berupa
77 B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian di atas yang telah dilakukan, maka penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut : 1. Lebih banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan KB, baik berupa pelayanan
Lebih terperinciAMENORE LAKTASI SEBAGAI METODE BER KB SERTA URGENSINYA TERHADAP PP 33 TAHUN 2012 Oleh : Andang Muryanta
AMENORE LAKTASI SEBAGAI METODE BER KB SERTA URGENSINYA TERHADAP PP 33 TAHUN 2012 Oleh : Andang Muryanta Berbagai metode atau cara ber KB secara modern sudah kita kenal melalui penggunaan alat kontrasepsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepadatan penduduk menjadi masalah pemerintah yang menjadi problem dalam pertumbuhan penduduk. Usaha pemerintah dalam menghadapi kependudukan salah satunya adalah keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga berencana (KB) adalah upaya untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan keluarga,
Lebih terperinciDIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK BKKBN 2015
DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK BKKBN 2015 1 I II III CAKUPAN LAPORAN HASIL PENCAPAIAN PROGRAM KKBPK KETERSEDIAAN ALAT KONTRASEPSI IV REALISASI ANGGARAN CAKUPAN LAPORAN PENGENDALIAN LAPANGAN PELAYANAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada saat ini Keluarga Berencana (KB) telah dikenal hampir di
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada saat ini Keluarga Berencana (KB) telah dikenal hampir di seluruh dunia. Di negara-negara yang maju keluarga berencana bukan lagi merupakan suatu program atau gagasan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Umpan Balik Hasil Pelaksanaan Program KKB Kota Tegal Tahun 2015
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka menjamin tersedianya data dan informasi Program Kependudukan dan KB Nasional yang berkualitas, Sub sistem Pencatatan dan Pelaporan Program Kependudukan dan KB Nasional
Lebih terperinciUniversitas Gadjah Mada
Minggu ke 5 dan 6 Keluarga Berencana Berdasarkan data SDKI, Keluarga berencana beberapa hal yang dapat dibahas antara lain adalah tentang tingkat putus pakai (terminasi) ketidak langsungan pemakaian kontrasepsi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Biro Pelayanan Statistik (BPS) kependudukan, Ju mlah penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Biro Pelayanan Statistik (BPS) kependudukan, Ju mlah penduduk makin meningkat dari tahun ke tahun baik di dunia, maupun di Indonesia. Pada Oktober 2011 penduduk
Lebih terperinciFAKTOR DETERMINAN PARTISIPASI PRIA DALAM VASEKTOMI. Andik Setiyono, Siti Novianti RINGKASAN
FAKTOR DETERMINAN PARTISIPASI PRIA DALAM VASEKTOMI Andik Setiyono, Siti Novianti RINGKASAN Vasektomi adalah teknik operatif perupa pemotongan seluruh atau sebagian vas deferens. Vasektomi merupakan salah
Lebih terperincipemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk cukup padat. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia adalah 237.556.363
Lebih terperinciSURAT PERNYATAAN. Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Alamat :
SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Alamat : Menyatakan bersedia mengisi kuesioner untuk kepentingan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul Gambaran Pengetahuan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Permasalahan yang sangat menonjol adalah jumlah penduduk yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara terbesar keempat di dunia dalam hal jumlah penduduk. Permasalahan yang sangat menonjol adalah jumlah penduduk yang semakin meningkat, penyebaran
Lebih terperinciMATRIK LAPORAN MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS PROVINSI BENGKULU TAHUN 2009
MATRIK LAPORAN MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS PROVINSI BENGKULU TAHUN 2009 2.6 terhadap PUS umur terhadap PUS 40-49 Umur 40-49 1 Bengkulu Selatan 2,7 3,8 2 Rejang Lebong 3,6 4,7 3 Bengkulu Utara 3,6 5,3 4
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan pada
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan pada abad ke-20. Saat ini, hampir 60% pasangan usia reproduktif diseluruh dunia menggunakan kontrasepsi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. besar. AKI menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah besar. AKI menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 yaitu 228 per 100.000
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diharapkan. Peningkatan partisipasi pria dalam KB dan kesehatan reproduksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Partisipasi pria menjadi salah satu faktor dalam menyukseskan program Keluarga Berencana (KB). Sebaik apa pun program yang dilakukan pemerintah tetapi tanpa peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya laju pertumbuhan penduduk yang terjadi merupakan suatu permasalahan yang dihadapi Indonesia, maka diperlukan perhatian serta penanganan yang sungguh sungguh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) merupakan bagian program pembangunan nasional di Indonesia yang sudah dimulai sejak masa awal pembangunan lima tahun (1969) yang bertujuan
Lebih terperinciA. Cakupan Laporan. B. Hasil Pelayanan Kontrasepsi. PENDAHULUAN
PENDAHULUAN Ulasan umpan balik bulan Juni 2009 bersumber dari Rek. F/I/Kab-Dal/08 dan F/II/KB/08 yang telah dikirim 13 (tiga belas) Organisasi Perangkat Daerah Pengelola KB Kab/Kota se Kalimantan Selatan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan negara kelima di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu berkisar 249 juta. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relative tinggi. Esensi tugas program
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat
Lebih terperinciLAPORAN PENGENDALIAN PROGRAM KB NASIONAL PROPINSI SUMATERA SELATAN BULAN JUNI 2008
LAPORAN PENGENDALIAN PROGRAM KB NASIONAL PROPINSI SUMATERA SELATAN BULAN JUNI 2008 A. CAKUPAN LAPORAN Memasuki bulan Keenam (Semester I) tahun 2008 yaitu bulan Juni 2008 laporan rekapitulasi pelayanan
Lebih terperinciPENELITIAN OPERASIONAL KB MANDIRI PEDESAAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY)
PENELITIAN OPERASIONAL KB MANDIRI PEDESAAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) O l e h : DR. SUPRIYOKO, M.PD Ringkasan Makalah Disampaikan dalam Seminar Bulanan Pusat Penelitian Kependudukan (PPK) UGM
Lebih terperinciRESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2014 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU
A P R I L RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2014 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU Dari hasil laporan Umpan Balik pada bulan April 2014, sbb : 1. Cakupan Laporan : A. Pelayanan Kontrasepsi (PELKON) Berikut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang tidak lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah
Lebih terperinciANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU
ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU Oleh BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI MALUKU 2013 KATA
Lebih terperinciANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER
1 ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau pasangan suami istri untuk mendapatkan tujuan tertentu, seperti
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan tujuan tertentu, seperti menghindari kelahiran yang
Lebih terperinciTIGA PULUH DUA TAHUN PERJALANAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL DI PROPINSI BENGKULU (1972 SAMPAI DENGAN 2010)
TIGA PULUH DUA TAHUN PERJALANAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL DI PROPINSI BENGKULU (1972 SAMPAI DENGAN 2010) BAB I. PENDAHULUAN I. Latar Belakang Penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan
Lebih terperinciOKTOBER 2009 BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
OKTOBER 29 OO S G C S O BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PENDAHULUAN Ulasan umpan balik bulan Oktober 29 bersumber dari Rek. F/I/Kab-Dal/8 dan F/II/KB/8 yang telah
Lebih terperinciURUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
4.1.12 URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 4.1.12.1 KONDISI UMUM Pembangunan Kependudukan tidak lagi dipahami sebagai usaha untuk mempengaruhi pola dan arah demografi saja, akan tetapi
Lebih terperinciRAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DAN ANGGARAN
RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DAN ANGGARAN Data Bulan Maret 2015 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL JAKARTA, 6 MEI 2015 SISTEMATIKA 1 2 CAKUPAN LAPORAN HASIL PENCAPAIAN PROGRAM KKBPK 3 4 KETERSEDIAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah menjadi Gerakan Keluarga Berencana Nasional. Gerakan Keluarga Berencana Nasional yaitu gerakan masyarakat yang menghimpun
Lebih terperinciANALISIS DAN EVALUASI PENGENDALIAN LAPANGAN BULAN DESEMBER 2015
ANALISIS DAN EVALUASI PENGENDALIAN LAPANGAN Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Sumatera Barat 2015 ANALISIS DAN EVALUASI PENGENDALIAN LAPANGAN BULAN DESEMBER 2015 PERWAKILAN
Lebih terperinciGAMBARAN MOTIVASI SUAMI TERHADAP KONTRASEPSI MANTAP DI DUKUH SIDOKERTO PURWOMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2009
GAMBARAN MOTIVASI SUAMI TERHADAP KONTRASEPSI MANTAP DI DUKUH SIDOKERTO PURWOMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2009 Ani Fadhilah Prihastuti 1, Umu Hani Edi Nawangsih 2, Darmawanti Setyaningsih 3 Intisari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang kependudukan yang masih tingginya
Lebih terperinciRAPAT PENGENDALIAN PROGRAM S/D BULAN FEBRUARI 2012 PERWAKILAN BKKBN PROV. KALTIM SAMARINDA
RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM S/D BULAN FEBRUARI 2012 PERWAKILAN BKKBN PROV. KALTIM SAMARINDA CAKUPAN LAPORAN REK. KAB/F/I/DAL/10 REK. KAB/F/II/KB/11 WILAYAH ADA LAPOR % KOTA/KAB. 14 12 85,71 KECAMATAN 136
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas maka pemerintah memiliki visi dan misi baru. Visi baru pemerintah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Untuk mewujudkan penduduk Indonesia yang berkualitas maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menempati posisi keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat, dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya menempati posisi keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat, dengan laju pertumbuhan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO Hajar Nur Fathur Rohmah, Zulaikha Abiyah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juga dipengaruhi oleh terkendalinya pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan manusia seutuhnya sebagai hakikat pembangunan nasional dicapai dengan berhasilnya salah satu sektor yakni pembangunan kesehatan dan juga dipengaruhi oleh
Lebih terperinciKONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2013
KONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2013 INDIKATOR KINERJA PUSAT PENC 2012 DIY 2013 1 JUMLAH SELURUH PESERTA KB AKTIF 403.410 438.788 438.788 2 JUMLAH PESERTA KB AKTIF MKJP 168.190 156.469 168.893
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pula bersifat permanen (Prawirohardjo, 2007).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan, menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Medis Operasi Pria (MOP) atau yang sering dikenal vasektomi adalah merupakan salah satu teknik kontrasepsi mantap. MOP merupakan suatu metode kontrasepsi operatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan. terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas (BkkbN, 2013)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-undang nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga, keluarga berencana adalah upaya untuk mewujudkan penduduk tumbuh
Lebih terperinciRAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan Maret 2014)
RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN (Data Bulan Maret 2014) KONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2014 NO INDIKATOR SASARAN 1 Jumlah Peserta KB Aktif MKJP 148.619 - IUD 93.891 - MOW 21.130 - Implant
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penduduk 2010 telah mencapai jiwa (BPS, 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk 2010 telah mencapai 237.641.326 jiwa (BPS, 2010). Untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, pemerintah telah menerapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka kelahiran adalah melalui program keluarga berencana nasional. Program KB
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kondisi kependudukan di Indonesia saat sekarang ini baik dari segi kuantitas, kualitas, dan persebarannya masih merupakan tantangan yang berat bagi pembangunan nasional.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontrasepsi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Pada saat ini telah banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Dari jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi untuk menaikkan taraf penghidupan. Setiap tahun,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan penduduk yang terlalu cepat akan menghambat perkembangan ekonomi untuk menaikkan taraf penghidupan. Setiap tahun, kurang lebih ada 500.000 wanita mengalami
Lebih terperinciPendekatan Positive Deviance. sebagai Alat Kontrasepsi Ideal
Expose Hasil Penelitian Hibah Bersaing Pendekatan Positive Deviance dalam Penggunaan Kondom sebagai Alat Kontrasepsi Ideal Peneliti utama: Nurfadhilah, SKM, MKM Anggota: Dwidjo Susilo, SE, MBA, MPH Triana
Lebih terperinciLAPORAN PENGENDALIAN PROGRAM KB NASIONAL PROPINSI SUMATERA SELATAN BULAN APRIL 2009
LAPORAN PENGENDALIAN PROGRAM KB NASIONAL PROPINSI SUMATERA SELATAN BULAN APRIL 2009 A. CAKUPAN LAPORAN Memasuki bulan keempat tahun 2009 yaitu bulan April 2009 laporan rekapitulasi pelayanan kontrasepsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ditingkatkan guna mencegah teradinya ledakan penduduk di Indonesia pada tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesadaran akan pentingnya kontrasepsi di Indonesia saat ini, masih perlu ditingkatkan guna mencegah teradinya ledakan penduduk di Indonesia pada tahun 2015.
Lebih terperinci15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA Pembangunan dalam urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera diarahkan pada peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB melalui klinik pemerintah
Lebih terperincisedang berkembang setelah India. Hasil pencacahan lengkap sensus 2015, penduduk Indonesia berjumlah 254,9 juta jiwa. Menurut proyeksi yang dilakukan
1 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia termasuk Negara terbesar keempat diantara negara-negara sedang berkembang setelah India. Hasil pencacahan lengkap sensus 2015, penduduk Indonesia
Lebih terperinciPENCAPAIAN PESERTA KB BARU TERHADAP PPM MIKS KONTRASEPSI SELANG JANUARI s/d JULI TAHUN 2008
PENCAIAN PESERTA KB BARU PPM MIKS KONTRASEPSI URAIAN NON IUD MOW MOP IMPLT KDM STK PIL CAIAN 56 4 15 257 332 33 878 434 1.345 1.677 Kab. Boalemo PPM 401 40 40 468 949 121 1.692 1.804 3.617 4.566 13,97
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Palembang, 15 Februari 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, Pencapaian Program bulan Februari tahun 2012 telah selesai dilaksanakan. Materi ini disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional mencakup upaya peningkatan semua segi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional mencakup upaya peningkatan semua segi kehidupan bangsa. Agar penduduk dapat berfungsi sebagai modal pembangunan dan merupakan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Program Keluarga Berencana (KB) Nasional yang dicanangkan sejak tahun 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara keempat terbesar penduduknya di dunia dengan lebih dari 253 juta jiwa (BPS, 2014). Fertilitas atau kelahiran adalah salah satu faktor
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Palembang, 15 Maret 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Narasi Radalgram Data s.d Maret P a g e
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, Pencapaian Program bulan Maret tahun 2012 telah selesai dilaksanakan. Materi ini disusun untuk
Lebih terperinciRAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN JANUARI Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten
RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN JANUARI 2013 Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten CAKUPAN LAPORAN BULAN JANUARI 2013 REK. PROV/F/II/KB/11 WILAYAH ADA
Lebih terperinciANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN JULI 2012
ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN JULI 2012 PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMARINDA 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Menurut hasil sensus penduduk pada
Lebih terperinciGAMBARAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (SURVEI DEMOGRAFI KESEHATAN INDONESIA 2007)
GAMBARAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (SURVEI DEMOGRAFI KESEHATAN INDONESIA 2007) I. Pendahuluan Propinsi Bengkulu telah berhasil melaksanakan Program Keluarga
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Palembang, 15 Januari 2013 Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Minarti, SE NIP
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, Laporan Pencapaian Pelaksanaan Program dan Anggaran sampai dengan bulan DESEMBER tahun 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia berada di urutan ke empat dengan penduduk terbesar di dunia setelah Amerika, China, dan India. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka
Lebih terperinciRAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan Februari 2014)
RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN (Data Bulan Februari 2014) KONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2014 NO INDIKATOR SASARAN 1 Jumlah Peserta KB Aktif MKJP 148.619 - IUD 93.891 - MOW 21.130 - Implant
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengendalian pertumbuhan dan jumlah penduduk, memiliki peran terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk merupakan masalah di suatu negara apabila tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN 2014 menunjukkan tahun 2013, jumlah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain studicross
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain studicross sectionalbertujuan untuk mengetahui hubunganumur, jumlah anak, pengetahuan dan
Lebih terperinci