PENGUJIAN KETAHANAN JAGUNG QUALITY PROTEIN MAIZE (QPM) TERHADAP HAMA KUMBANG BUBUK JAGUNG (Sitophilius zeamais )
|
|
- Sri Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGUJIAN KETAHANAN JAGUNG QUALITY PROTEIN MAIZE (QPM) TERHADAP HAMA KUMBANG BUBUK JAGUNG (Sitophilius zeamais ) S. Mas ud, A. Tenrirawe, Masmawati dan Yasin H.G Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Kumbang bubuk jagung (Sitophilus zeamais) merupakan hama utama jagung dalam penyimpanan dan dilaporkan terdapat pada gudang penyimpanan. S. zeamais termasuk dalam ordo Coleoptera, famili Curculionidae, yang merupakan hama gudang utama pada komoditi sereal, yang dapat menyebabkan kehilangan hasil 30% hingga 80%. Kehilangan hasil tersebut disebabkan karena larva makan dan hidup didalam biji selama satu siklus hidupnya. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan jagung QPM yang tahan terhadap hama kumbang bubuk S. zeamais. Lima puluh galur yang diuji ketahanannya dan diulang tiga kali dengan menggunakan rancangan acak lengkap. Hasil dari lima puluh galur uji memperlihatkan bahwa ada sembilan diantaranya menunjukkan ketahanan yang tinggi adalah MSQ.K1(S2)C1.5-1, MSQ.K1(S2)C1.7-1, MSQ.K1(S2)C1.23-1, MSQ.K1(S2)C1.26-1, MSQ.K1(S2)C1.26-1, MSQ.K1(S2)C1.28-1, MSQ.K1(S2)C1.32-1, MSQ.K1(S2)C1.33-1, Srikandi Kuning. Ketahanan tersebut terlihat pada jumlah projeni F1 yang dihasilkan, kerusakan biji, dan kehilangan bobot biji jagung, Jumlah projeni F1 galur tersebut 1.5 ekor, kerusakan biji berkisar 3.5%-6% dan kehilangan bobot biji berkisar 0.42%-0.82%. Kata Kunci : Quality protein maize (QPM), Progeni PENDAHULUAN Pemanfaatan jagung di Indonesia mencakup makanan pokok sebagian penduduk dan bahan baku industri pakan ternak, sampai kepada bahan baku berbagai industri makanan jadi. Permintaan jagung untuk industry pakan dan makanan olahan ini meningkat pesat sehingga mengharuskan import yang mencaqapai 1 juta ton. Mencermati laju permintaan kebutuhan tersebut, banyak pemulia jagung mulai menaruh perhatian terhadap kandungan nutrisi jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) sebagai Lembaga Penelitian Nasional yang mendapat mandat mengembangkan tanaman serealia, mulai mengembangkan jagung yang bermutu protein tinggi (Quality Protein Maize = QPM) dengan mendatangkan galur-galur pembentuk jagung QPM dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Jagung Internasional (CIMMYT) di Meksico. Saat ini telah dilepas dua varietas QPM yakni Srikandi Kuning dan Srikandi Putih. Perakitan varietas-varietas baru QPM tetap dilanjutkan (Kasim et al. 2003). Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan protein pada jagung QPM dipengaruhi oleh adanya gen Opaqua Two (O-2) yang berfungsi merangsang pembentukan asam-asam amino esensial terutama lisin dan triptophan, sehingga dapat meningkatkan mutu protein jagung QPM menjadi dua kali lipat dibanding dengan kandungan protein jagung biasa (CIMMYT 2000; Villeges et al. 1992). Namun demikian jagung QPM juga memiliki kelemahan berupa kurangnya ketebalan/kepadatan biji sehingga lebih rentan terhadap serangan serangga (Santos et al. 2002). Ada 13 spesies serangga, 10 dari ordo Coleoptera dan tiga dari ordo Lepidoptera, yang hidup dan beradaptasi baik pada biji yang disimpan dalam gudang (Granados 2000). Sitophilus zeamais termasuk dalam ordo Coleoptera, famili Curculionidae, yang merupakan hama gudang utama pada komoditi sereal (Dobie et al. 1984). Kehilangan 363
2 hasil yang diakibatkan oleh S. zeamais di penyimpanan di berbagai negara bervariasi. Di Meksiko dilaporkan bahwa kehilangan hasil jagung setelah disimpan selama 6 bulan dapat mencapai 30 % (Bergvinson 2002). Penyimpanan selama enam bulan di Maros, Sulawesi Selatan menunjukkan kerusakan biji dapat mencapai 85% dengan penyusutan bobot 17% (Tandiabang 1998). Mengingat kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama bubuk jagung (S. zeamais) cukup besar, maka perlu dipersiapkan teknologi pengendaliannya. Salah satu strategi pengendalian bubuk jagung adalah menciptakan varietas jagung yang tahan, dengan serangkaian kegiatan yang panjang, dan dimulai dari seleksi galur-galur yang mempunyai genetik yang tahan. Sifat resistensi yang mungkin ada pada jagung terhadap hama bubuk jagung. Painter (1951) mengemukakan 3 mekanisme resistensi tanaman terhadap serangga yaitu nonpreferensi, antibiosis dan toleran. Kogan dan Ortman (1978) dalam Panda dan Gurdev (1995) menggantikan istilah nonpreferensi menjadi antixenosis karena menurut mereka nonpreferensi merupakan reaksi serangga dan bukan karakter tanaman. Dalam kegiatan pengujian/seleksi ketahanan di laboratorium, dua hal yang perlu diperhatikan adalah indikator yang menunjukkan ketahanan varietas terhadap serangan hama gudang dan faktor-faktor internal dalam biji yang mempengaruhi ketahanan varietas tersebut (fisik dan kimia). Indikator ketahanan varietas dapat dilihat dari besarnya indeks kerentanan, persentase kerusakan biji, dan persentase kehilangan bobot biji. Sedang faktor-faktor internal yang mempengaruhinya adalah kandungan nutrisi dan kandungan komponen kimia lain biji. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan pengujian BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Balitsereal, Maros dari bulan Juli sampai November Perbanyakan Bubuk jagung Identifikasi spesies bubuk jagung dilakukan pada awal penelitian berdasarkan karakteristik alat kelamin serangga jantan (aedeagus) dan alat kelamin serangga betina ( Y shape) (Gambar 1) (Tenrirawe et,al 2004). Penentuan jenis kelamin bubuk jagung didasarkan karakteristik rostrumnya (Hidayat et al. 1996; Reddy 1951, Dobie et al, 1984) (Gambar 2). 364
3 Gambar 1 Alat kelamin jantan (aedeagus) dan betina ( Y shape) S. zeamais Gambar 2 Penentuan jenis kelamin bubuk jagung berdasarkan rostrum Sekitar 250 ekor imago S. zeamais dimasukkan ke dalam wadah pemeliharaan serangga yang berisi dua liter jagung, dan dibiarkan selama seminggu agar serangga bertelur. Selanjutnya seluruh imago tersebut dikeluarkan dan biji-biji jagung dibiarkan hingga telur yang diletakkan berkembang menjadi imago. Imago yang muncul dalam waktu yang bersamaan (berumur seragam) digunakan dalam pengujian (Gambar 3) 365
4 Persiapan Varietas/Galur Uji Gambar 3. Wadah pemeliharaan serangga uji Lima puluh varietas/galur jagung yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros. Varietas/galur QPM tertera pada Tabel 1. Biji jagung tersebut disimpan dalam freezer pada suhu 10 0 C selama 7 hari untuk mematikan serangga yang mungkin sudah menginfestasi dari lapangan. Tabel 1. Materi Genetik QPM jagung dievaluasi ketahanannya terhadap hama bubuk jagung 1 MSQ.K1CO.3-1-1xMR14Q 26 MSQ.K1(S2)C MSQ.K1 CO xMR14Q 27 MSQ.K1(S2)C MSQ.K1 CO xMR14Q 28 MSQ.K1(S2)C MSQ.K1 CO. MR14Q 29 MSQ.K1(S2)C MSQ.K1 CO xMR14Q 30 MSQ.K1(S2)C MSQ.K1 CO xMR14Q 31 MSQ.K1(S2)C MSQ.K1 CO xMR14Q 32 MSQ.K1(S2)C MSQ.K1 CO xMR14Q 33 MSQ.K1(S2)C MSQ.K1 CO xMR14Q 34 MSQ.K1(S2)C MSQ.K1 CO xMR14Q 35 MSQ.K1(S2)C CML161 X CML MSQ.K1(S2)C CML141 X CML MSQ.K1(S2)C Srikandi Kuning 1 38 MSQ.K1(S2)C Srikandi Putih 1 39 MSQ.K1(S2)C Bima 1 40 MSQ.K1(S2)C Bisi 2 41 MSQ.K1(S2)C Siklus C1 42 MSQ.K1(S2)C MSQ.K1(S2)C MSQ.K1(S2)C MSQ.K1(S2)C MSQ.K1(S2)C MSQ.K1(S2)C MSQ.K1(S2)C MSQ.K1(S2)C MSQ.K1(S2)C MSQ.K1(S2)C MSQ.K1(S2)C MSQ.K1(S2)C MSQ.K1(S2)C MSQ.K1(S2)C MSQ.K1(S2)C MSQ.K1(S2)C MSQ.K1(S2)C MSQ.K1(S2)C
5 Pengujian Ketahanan Varietas/Galur Penentuan Indeks Kerentanan Dari setiap varietas/galur jagung diambil 75 g biji jagung, dibagi dalam tiga ulangan masing-masing 25 g, kemudian dimasukkan ke dalam wadah serangga. Ke dalam setiap wadah kemudian diinfestasikan dengn imago S. zeamais berumur 7 hari, dengan jumlah 5 betina dan 5 jantan (Gambar 4). Gambar 4. Wadah pengujian beberapa varietas/galur jagung terhadap S. zeamais Projeni F1 S. Zeamais Pengamatan jumlah projeni baru S. zeamais dimulai pada saat imago S. zeamais muncul pertama kali, dan pengamatan berikutnya dilakukan setiap 2 hari. Untuk mencegah terjadinya infestasi generasi kedua, semua imago yang muncul dikeluarkan dari wadah. Pengamatan terus dilakukan sampai tidak ada lagi imago yang muncul. Kerusakan Biji Setelah imago bubuk jagung muncul seluruhnya dari biji perlakuan, jumlah biji rusak dihitung. Kerusakan biji diduga dengan metode hitung Bergvinson (2002) yaitu: Biji rusak Kerusakan biji = x 100% Total biji Kehilangan Bobot Biji Setelah semua imago bubuk jagung muncul, jumlah dan berat masing-masing biji utuh dan rusak diamati. Kehilangan bobot biji untuk setiap varietas/galur diduga dengan metode hitung dan timbang (Adam dan Schulten 1978), yaitu dengan persamaan: Dimana : U Nu D Nd (Und) (Dnu) Kehilangan bobot biji = x 100% U(Nd + Nu) : Berat biji utuh : Jumlah biji utuh : Berat biji rusak : Jumlah biji rusak 367
6 HASIL DAN PEMBAHASAN Projeni F1 Jumlah projeni baru F1 S. zeamais dari 50 varietas/galur yang diuji bervariasi dari 1.5 ekor {MSQ.K1(S2)C1.5-1} sampai 51,5 ekor {MSQ.K1(S2)C1.2-1}( Tabel 1). Ada sembilan varietas/galur yang memperlihatkan ketahanan rendah berdasarkan jumlah projeni F1, persentase kerusakan biji, dan kehilangan bobot biji yaitu: Srikandi Kuning, MSQ.K1(S2)C1.5-1, MSQ.K1(S2)C1.7-1, MSQ.K1(S2)C1.23-1, MSQ.K1(S2)C1.24-1, MSQ.K1(S2)C1.26-1,MSQ.K1(S2)C1.28-1, MSQ.K1(S2)C1.32-1, MSQ.K1(S2)C1.33-1, 368
7 Tabel 2. Rata-rata populasi F1, persentase kerusakan, persentase kehilangan bobot biji galur/varietas jagung QPM, Lab, Variabel Pengamatan No Varietas/galur QPM Populasi F1 Kerusakan biji Kehilangan (%) bobot biji (%) 1 MSQ.K1CO.3-1-1xMR14Q 17,0 c-f 76 a-f 7,90 efg 2 MSQ.K1 CO xMR14Q 12,0 c-f 74 a-f 5,95 fg 3 MSQ.K1 CO xMR14Q 15,5 c-f 78 a-e 5,76 fg 4 MSQ.K1 CO. MR14Q 18,5 c-f 34 f-j 6,50 fg 5 MSQ.K1 CO xMR14Q 15,0 c-f 68 a-f 3,64 fg 6 MSQ.K1 CO xMR14Q 35,5 bcd 94 abc 14,64 d-g 7 MSQ.K1 CO xMR14Q 22,0 c-f 86 a-d 15,86 d-g 8 MSQ.K1 CO xMR14Q 18,5 c-f 74 a-f 13,54 d-g 9 MSQ.K1 CO xMR14Q 13,5 c-f 64 a-f 8,11 efg 10 MSQ.K1 CO xMR14Q 22,0 c-f 82 a-d 5,56 fg 11 CML161 X CML165 14,0 c-f 78 a-e 7,73 efg 12 CML141 X CML151 20,0 c-f 52 c-h 2,84 g 13 Srikandi Kuning 1,5 f 3,5j 0,81 g 14 Srikandi Putih 35,5 bcd 86 a-d 22,18 d-g 15 Bima 1 5,5 ef 30.0 f-j 4,52 fg 16 Bisi 2 3,0 ef 12 hij 0,98 g Siklus C1 17 MSQ.K1(S2)C ,5 c-f 99,96 a 86,2 a 18 MSQ.K1(S2)C ,5 b 99,96 a 76,17 ab 19 MSQ.K1(S2)C ,0 c-f 84 a-d 18,17 d-g 20 MSQ.K1(S2)C ,0 def 46 d-i 4,80 fg 21 MSQ.K1(S2)C ,5 f 3,5 j 0,80g 22 MSQ.K1(S2)C ,0 c-f 80,5 a-d 7,08 fg 23 MSQ.K1(S2)C ,5 f 3,5 j 0,43 g 24 MSQ.K1(S2)C ,5 c-f 74 a-f 17,46 d-g 25 MSQ.K1(S2)C ,5 b-f 72 a-f 9,23 efg 26 MSQ.K1(S2)C ,5 c-f 74 a-f 6,54 fg 27 MSQ.K1(S2)C ,0 c-f 54 b-g 7,34 fg 28 MSQ.K1(S2)C ,5 bc 34 f-j 12,72 d-g 29 MSQ.K1(S2)C ,0 c-f 78 a-e 10,13 d-g 30 MSQ.K1(S2)C ,5 c-f 46 d-i 2,34 g 31 MSQ.K1(S2)C ,0 a 99,96a 81,89 ab 32 MSQ.K1(S2)C ,5 bcd 95,98ab 43,67 cd 33 MSQ.K1(S2)C ,5 bcd 89,98abc 42,25 cde 34 MSQ.K1(S2)C ,5 b-e 83,98 a-d 38,94 c-f 35 MSQ.K1(S2)C ,5 c-f 36,5 e-j 7,23 fg 36 MSQ.K1(S2)C ,5 f 3,5 j 0,42 g 37 MSQ.K1(S2)C ,5 f 3,5 j 0,48 g 38 MSQ.K1(S2)C ,5 f 6,0 ij 0,72 g 39 MSQ.K1(S2)C ,5 bcd 99,96 a 78,69 ab 40 MSQ.K1(S2)C ,5 f 3,5 j 0,59 g 41 MSQ.K1(S2)C ,0 c-f 62,0 a-f 2,30 g 42 MSQ.K1(S2)C ,5 ef 8,5 ij 0,42 g 43 MSQ.K1(S2)C ,5 c-f 97,98 a 50,83 bc 44 MSQ.K1(S2)C ,5 f 3,5 j 0,60 g 45 MSQ.K1(S2)C ,5 f 3,5 j 0,82 g 46 MSQ.K1(S2)C ,5 c-f 52,0 c-h 2,71 g 47 MSQ.K1(S2)C ,5 f 3,5 j 0,52 g 48 MSQ.K1(S2)C ,0 c-f 64,0 a-f 4,73 fg 49 MSQ.K1(S2)C ,5 ef 14,0 g-j 1,42 g 50 MSQ.K1(S2)C ,5 b-f 62,0 a-f 12,49 d-g CV(%) 57,8 31,7 99,2 369
8 Jumlah projeni F1 pada varietas/galur tersebut rendah namun tidak berbeda nyata dengan pembanding varietas Srikandikuning dan Bima 1. Jumlah projeni baru F1 yang terjadi pada galur lainnya nyata lebih tinggi dibanding dengan varietas pembanding Srikandikuning dan Bima 1. (Gambar 6). Kerusakan biji Pada Tabel 2 terlihat bahwa ada sembilan varietas/ galur yang menunjukkan persentase kerusakan biji relatif rendah yaitu Srikandi Kuning, MSQ.K1(S2)C1.5-1, MSQ.K1(S2)C1.7-1, MSQ.K1(S2)C1.23-1, MSQ.K1(S2)C1.24-1, MSQ.K1(S2)C1.26-1, MSQ.K1(S2)C1.28-1, MSQ.K1(S2)C1.32-1, MSQ.K1(S2)C1.33-1, masing-masing kerusakan bijinya sebesar 3,5% Persentase kerusakan biji tertinggi berturut-turut ditemukan pada varietas/galur MSQ.K1(S2)C (99.98%), MSQ.K1(S2)C1.2-1 (99.96%), MSQ.K1(S2)C (89,98%), Srikandi Putih 1 (86 %), MSQ.K1 CO xMR14Q (74%), MSQ.K1(S2)C (62,8%), MSQ.K1(S2)C1.4-1 (46%), Rendahnya persentase kerusakan biji pada galur tersebut disebabkan jumlah projeni baru (F1), dan juga sangat dipengaruhi kelunakan biji dan komposisi kimia biji. Tingkat kerusakan biji pada varietas/galur Srikandi Kuning, MSQ.K1(S2)C1.5-1, MSQ.K1(S2)C1.7-1, MSQ.K1(S2)C1.23-1, MSQ.K1(S2)C1.24-1, MSQ.K1(S2)C1.26-1, MSQ.K1(S2)C1.28-1, MSQ.K1(S2)C1.32-1, MSQ.K1(S2)C masing-masing 3,5%, lebih rendah dan ini berhubungan dengan populasi projeni baru yang muncul (F1). Populasi projeni baru (F1) pada varietas/galur Srikandi Kuning, MSQ.K1(S2)C1.5-1, MSQ.K1(S2)C1.7-1, MSQ.K1(S2)C1.23-1, MSQ.K1(S2)C1.24-1, MSQ.K1(S2)C1.26-1, MSQ.K1(S2)C1.28-1, MSQ.K1(S2)C1.32-1, MSQ.K1(S2)C1.33-1) masing-masing 1,5 ekor lebih rendah dibanding dengan galur lainnya sehingga mengakibatkan persentase kerusakan biji juga lebih rendah. Persentase kerusakan biji berkorelasi positif dengan projeni baru yang dihasilkan (Gambar 5). Tenrirawe (2004) melaporkan bahwa rendah kerusakan biji sangat dipengaruhi oleh julah projeni F1 yang dihasilkan dan juga sangat dipengaruhi oleh kandungan asan fenolit biji. Lebih lanjut Painter (1951) melaporkan bahwa biji yang terlampau keras merupakan faktor-faktor penghambat terhadap perkembangan populasi serangga. Kossou et al. (1993) melaporkan bahwa varietas lokal yang secara konsisten menunjukkan jumlah projeni F1 yang signifikan lebih kecil dari pada varietas yang disilangkan dengan biji yang lunak. Gambar 5. Korelasi antara projeni F1 dan kerusakan biji oleh S. zeamais pada 11 varietas/galur QPM 370
9 Kehilangan Bobot Biji. Gambar 8 menunjukkan kehilangan bobot biji yang disebabkan oleh S. zeamais dari semua varietas/galur jagung yang diuji. Kehilangan bobot biji terendah terjadi pada galur MSQ.K1(S2)C1.7-1 (0.43 %), MSQ.K1(S2)C1.23-1(0.42%) dan tertinggi pada MSQ.K1(S2)C (81,89 %). Kehilangan bobot biji akibat serangan S. zeamais mencerminkan kepekaan galur. Dengan demikian MSQ.K1(S2)C1.7-1, MSQ.K1(S2)C relatif tahan karena kehilangan bobot biji yang diakibatkan oleh S. zeamais rendah dan berbeda nyata dengan beberapa galur lainnya (Tabel 2). Rendahnya kehilangan bobot pada MSQ.K1(S2)C1.7-1, MSQ.K1(S2)C disebabkan projeni baru F1 yang muncul pada galur tersebut lebih sedikit dibanding dengan galur lainnya. Kepekaan suatu varietas/galur terhadap serangan S. zeamais dipengaruhi oleh tingginya populasi F1 yang dihasilkan. Makin tinggi populasi F1 maka proses metabolisme jagung itu sendiri maupun metabolisme serangga meningkat. Peningkatan metabolisme tersebut mengakibatkan terjadinya perombakan karbohidrat jagung, sehingga penyusutan yang terjadi makin bertambah besar, dan kehilangan bobot biji berkorelasi positif dengan jumlah projeni baru (F1) (Gambar 6). Herlina (1984) menunjukkan bahwa padat populasi S. zeamais sebesar 3961,62 per 1000 gram beras dapat menyebabkan kehilangan berat sebesar 6,33 gram, dan pada populasi 2479,38 menyebabkan kehilangan bobot sebesar 4,47 gram. Adentuji (1988) melaporkan bahwa jumlah serangga dewasa F1 merupakan akibat dari antibiosis dan berkorelasi dengan jumlah telur yang diletakkan oleh S. zeamais, yang tergantung pada ketidaksukaan untuk melakukan oviposisi. Kehilangan bobot biji juga dipengaruhi oleh kandungan protein total biji. Semakin rendah total protein dalam biji jagung semakin rendah kehilangan bobot yang diakibatkan oleh S. zeamais, demikian pula sebaliknya semakin tinggi total proteinnya semakin besar kehilangan bobot biji. Menurut Painter (1951) tanaman memiliki sifatsifat buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan serangga karena adanya kandungan nutrisi pada tanaman tersebut yang tidak sesuai untuk perkembangan serangga. Gambar 6. Korelasi antara projeni F1 dan kehilangan bobot biji oleh S. zeamais pada 11varietas/galur QPM 371
10 KESIMPULAN Dari lima puluh varietas/galur jagung QPM yang diuji ketahanannya terhadap serangan S. zeamais, Sembilan diantaranya menunjukkan ketahanan yang tinggi adalah MSQ.K1(S2)C1.5-1, MSQ.K1(S2)C1.7-1, MSQ.K1(S2)C1.23-1, MSQ.K1(S2)C1.24-1, MSQ.K1(S2)C1.26-1, MSQ.K1(S2)C1.28-1, MSQ.K1(S2)C1.32-1,MSQ.K1(S2)C1.33-1, Srikandi Kuning. Ketahanan tersebut terkait dengan rendahnya pada jumlah projeni F1 yang dihasilkan, kerusakan biji, dan kehilangan bobot biji jagung berkisar 0.42%-0.43% DAFTAR PUSTAKA Adentuji JF A Study of the resistance of some sorgum seed cultivars to Sitophilus orizae (L.) (Coleoptera: Curculionidae). Journal of Stored Products Research 24: Bergvinson D Post Harvest Training Manual. Major Insect Pest Maize in Stored. CIMMYT, Mexico. BPS Statistika Indonesia. Dobie P, Haines CP, Hodges RJ, Prevet PF, Rees DP Insects and Arachnids of Tropical Stored Products: Their Biologi and Idntification. (A Training Manual). Granados G Maize insect. Dalam: Paliwal RL, Granados G, Lafitte HR, Violic AD, editor. Tropical Maize Improvement and Production. FAO Plant Production and Protection 20:89. Herlina E Pengaruh Butir Patah Terhadap Populasi Sitophilus zeamais Motschulsky (Coleoptera:Curculionidae) [skripsi]. Bogor: Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan. Fakultas Pertanian IPB. 39p. Hidayat P, Ffrench-Constant R, Phillips TW Molecular and Morphological Characters Discriminate Sitophilus oryzae and S. zeamais Motschulsky (Coleoptera: Curculionidae) and Confirm Reproductive Isolation. Ann. Entomol. Soc. Am. 89(5): Kasim F, Yasin HG, Azrai, Koesnang Pemuliaan jagung bermutu tinggi. Laporan hasil penelitian. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Badan Penelitan dan Pengembangan Pertanian. Kossou DC, Mareck JH, Bosque-Perez NA Comparison of improved and local maize varieties in the Republic of Benin with emphasis on susceptibility to Sitophilus zeamais Motschulsky. Jurnal of Strored Products Research 29: Panda N, Gurdev SK Host Plant Resistance to Insect. CAB. INTERNATIONAL in association with International Rice Research Institute. Philippines. Painter RH Insects Resistance in Crops Plants. The University Press of Kansas Lawrence and London. Reddy DB Determination of sex in rice and granary weevils (Coleoptera: Curculionidae. Journal of Economic Entomologi 37: Santos JP, Guimaraes PEO, Waquil JM Resistance to Maize Weevil in Quality Protein Maize Lines and Comercial Corn Hybrids. Ministry of Agriculture. EMBRAPA/National Corn and Sorgum Research Centre. Tandiabang J Kehilangan hasil jagung oleh kumbang bubuk Sitophilus zeamais pada berbagai umur simpan dan wadah penyimpanan. Hasil Penelitian Hama dan Penyakit. Balai Penelitian Tanaman Jagung dan Serealia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tenrirawe. A, J. Tandiabang The effect of phenolic acid of several quality protein maizelines (QPM) on the resistance to maize weevil, Sitophilus zeamais Motschulsky (Coleoptera: Curculionidae). Proceeding on Workshop International Maize Villegas E. Vasal SK, and Bjarnason M Quality Protein Maize. What is it and how was it developped. Dalam Mertz editor. Quality Protein Maize. The American Society of Cereal Chemist, St Paul MN. 372
PENGUJIAN KETAHANAN GALUR JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TERHADAP HAMA KUMBANG BUBUK Sitophilus zeamais Motschulsky
A. Tenrirawe et al.: Pengujian Ketahanan Galur Jagung.. PENGUJIAN KETAHANAN GALUR JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TERHADAP HAMA KUMBANG BUBUK Sitophilus zeamais Motschulsky A. Tenrirawe, M. S. Pabbage, dan
Lebih terperinciDINAMIKA POPULASI HAMA UTAMA JAGUNG. S. Mas ud, A. Tenrirawe, dan M.S Pabbage Balai Penelitian Tanaman Serealia
DINAMIKA POPULASI HAMA UTAMA JAGUNG S. Mas ud, A. Tenrirawe, dan M.S Pabbage Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Penanaman jagung secara monokultur yang dilakukan beruntun dari musim ke musim, memperkecil
Lebih terperinciSKRINING KETAHANAN 35 AKSESI PLASMANUTFAH JAGUNG TERHADAP SERANGAN HAMA KUMBANG BUBUK Sitophilus zeamais Motsch.
Prosiding Seminar Nasional Serealia 9 ISBN :978-979-894-7-9 SKRINING KETAHANAN 35 AKSESI PLASMANUTFAH JAGUNG TERHADAP SERANGAN HAMA KUMBANG BUBUK Sitophilus zeamais Motsch. Surtikanti, Juniarsih, dan Sigit
Lebih terperinciJagung bermutu protein tinggi (QPM = Quality
PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 27 NO. 3 28 Perakitan Varietas Jagung QPM Tahan Hama Bubuk Sitophilus zeamais Nurnina Nonci 1, Amran Muis 1, dan M. Yasin HG 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian,
Lebih terperinciKAJIAN ASPEK TINGKAH LAKU SERANGGA HAMA KUMBANG BUBUK Sitophilus zeamays DI LABORATORIUM. M. Sudjak Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia
KAJIAN ASPEK TINGKAH LAKU SERANGGA HAMA KUMBANG BUBUK Sitophilus zeamays DI LABORATORIUM M. Sudjak Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Pengamatan aspek tingkah laku serangga hama kumbang
Lebih terperinciPERKEMBANGAN Sitophilus oryzae LINNAEUS (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) PADA BERBAGAI JENIS PAKAN
Jurnal HPT Volume 2 Nomor 4 Desember 2014 ISSN : 2338-4336 PERKEMBANGAN Sitophilus oryzae LINNAEUS (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) PADA BERBAGAI JENIS PAKAN Sri Ria Vidia Antika, Ludji Pantja Astuti, Rina
Lebih terperinciIndikator Mutu Benih dan Reaksi Varietas Srikandi Kuning dan Putih oleh Tekanan Hama Kumbang Bubuk (Sitophilus zeamais Motsch)
Indikator Mutu Benih dan Reaksi Varietas dan oleh Tekanan Hama Kumbang Bubuk (Sitophilus zeamais Motsch) M.Sudjak Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi 274 Maros, Sulawesi Selatan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Berbagai galur sorgum banyak dikembangkan saat ini mengingat sorgum memiliki banyak manfaat. Berbagai kriteria ditetapkan untuk mendapatkan varietas unggul yang diinginkan. Kriteria
Lebih terperinciDINAMIKA POPULASI HAMA PENYAKIT UTAMA JAGUNG DAN MUSUH ALAMINYA
DINAMIKA POPULASI HAMA PENYAKIT UTAMA JAGUNG DAN MUSUH ALAMINYA A. Tenrirawe Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Hama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kehilangan hasil jagung. Penanaman
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat
16 TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Hama Sitophylus oryzae Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Coleoptera :
Lebih terperinciKajian Kerentanan Beras Dari Padi Gogo Lokal Jambi Terhadap Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)
pissn 2302-1616, eissn 2580-2909 Vol 5, No. 1, Juni 2017, hal 13-20 Available online http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/biogenesis DOI http://dx.doi.org/10.24252/bio.v4i2.3428 Kajian Kerentanan
Lebih terperinciKERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT
KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT Baiq Tri Ratna Erawati 1), Awaludin Hipi 1) dan Andi Takdir M. 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciPengaruh Periode Penyimpanan Beras terhadap Pertumbuhan Populasi Sitophilus oryzae (L.) dan Kerusakan Beras
ISSN 2302-1616 Vol 4, No. 2, Desember 2016, hal 95-101 Available online http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/biogenesis DOI http://dx.doi.org/10.24252/bio.v4i2.2514 Pengaruh Periode Penyimpanan
Lebih terperinciPengaruh Kepadatan Populasi Sitophilus oryzae (L.) terhadap Pertumbuhan Populasi dan Kerusakan Beras
Pengaruh Kepadatan Populasi Sitophilus oryzae (L.) terhadap Pertumbuhan Populasi dan Kerusakan Beras Effect Population Density Sitophilus oryzae (L.) against Population Growth and Damage Rice HENDRIVAL
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.))
TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Sorgum (Sorghum bicolor (L.)) Tanaman sorgum termasuk famili Graminae atau rerumputan. Tanaman lain yang termasuk dalam famili Graminae diantaranya adalah padi, jagung, dan tebu.
Lebih terperinciUSAHA PERBAIKAN PASCAPANEN SEBAGAI TEKNOLOGI ALTERNATIF DALAM RANGKA PENGELOLAAN HAMA KUMBANG BUBUK PADA JAGUNG DAN SORGUM
Prosiding Seminar Nasional Serealia 9 ISBN :978-979-894-7-9 USAHA PERBAIKAN PASCAPANEN SEBAGAI TEKNOLOGI ALTERNATIF DALAM RANGKA PENGELOLAAN HAMA KUMBANG BUBUK PADA JAGUNG DAN SORGUM S. Mas ud Balai Penelitian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. imago memproduksi telur selama ± 3-5 bulan dengan jumlah telur butir.
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Subramanyam dan Hagstrum (1996), Hama kumbang bubuk dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insekta
Lebih terperinciTINGKAT SERANGAN HAMA PENGGEREK TONGKOL, ULAT GRAYAK, DAN BELALANG PADA JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. Abdul Fattah 1) dan Hamka 2)
TINGKAT SERANGAN HAMA PENGGEREK TONGKOL, ULAT GRAYAK, DAN BELALANG PADA JAGUNG DI SULAWESI SELATAN Abdul Fattah 1) dan Hamka 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan 2) Balai Proteksi
Lebih terperinciPOTENSI DAUN SERAI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA Callosobruchus analis F. PADA KEDELAI DALAM SIMPANAN
AGROVIGOR VOLUME 3 NO. 1 MARET 2010 ISSN 1979 5777 19 POTENSI DAUN SERAI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA Callosobruchus analis F. PADA KEDELAI DALAM SIMPANAN Herminanto, Nurtiati, dan D. M. Kristianti Fakultas
Lebih terperinciAdne Yudansha, Toto Himawan dan Ludji Pantja Astuti
Jurnal HPT Volume 1 Nomor 3 September 2013 ISSN : 2338-4336 1 PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) PADA BEBERAPA JENIS BERAS DENGAN TINGKAT KELEMBABAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciMODIFIKASI ATMOSFER DENGAN KONSENTRASI CO 2 TERHADAP PERKEMBANGAN Sitophilus zeamais SELAMA PENYIMPANAN JAGUNG
2004 Enrico Syaefullah Posted 5 November 2004 Makalah pribadi Pengantar ke Falsafah Sains (PPS702) Sekolah Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor November 2004 Dosen: Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng
Lebih terperinciKERENTANAN DAN KERUSAKAN BERAS TERHADAP SERANGAN HAMA PASCAPANEN Sitophilus zeamais L. (Coleoptera: Curculionidae)
KERENTANAN DAN KERUSAKAN BERAS TERHADAP SERANGAN HAMA PASCAPANEN Sitophilus zeamais L. (Coleoptera: Curculionidae) SUSCEPTIBILITY AND DAMAGE OF RICE AGAINST POSTHARVEST PEST Sitophilus zeamais L. (Coleoptera:
Lebih terperinciBOCORAN KALIUM SEBAGAI INDIKATOR VIGOR BENIH JAGUNG. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia
BOCORAN KALIUM SEBAGAI INDIKATOR VIGOR BENIH JAGUNG Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Vigor benih menunjukkan potensi benih untuk tumbuh dan berkembang dari kecambah normal pada berbagai
Lebih terperinciProgram Studi Entomologi, Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi, Kampus UNSRAT Manado * korespondensi:
Mortalitas Sitophilus oryzae L. pada Beras Suluttan Unsrat, Ketan Putih, dan Beras Merah di Sulawesi Utara (Mortality of Sitophilus oryzae L. in Suluttan Unsrat, white glutinous, and brown rice in North
Lebih terperinci( 2 ) untuk derajat kecocokan nisbah segregasi pada setiap generasi silang balik dan
PEMBAHASAN UMUM Penggabungan karakter resisten terhadap penyakit bulai dan karakter yang mengendalikan peningkatan lisin dan triptofan pada jagung merupakan hal yang sulit dilakukan. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciPenelitian III: Seleksi dan Uji Daya Gabung Galur-Galur Hasil Introgresi Gen Resesif Mutan o2 untuk Karakter Ketahanan terhadap Penyakit Bulai
Penelitian III: Seleksi dan Uji Daya Gabung Galur-Galur Hasil Introgresi Gen Resesif Mutan o untuk Karakter Ketahanan terhadap Penyakit Bulai Pendahuluan Penyakit bulai merupakan salah satu penyakit utama
Lebih terperinciPENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN JAGUNG TOLERAN KEKERINGAN DI PAPUA. Fadjry Djufry dan Arifuddin Kasim Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua
PENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN JAGUNG TOLERAN KEKERINGAN DI PAPUA Fadjry Djufry dan Arifuddin Kasim Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua ABSTRAK Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendapatkan
Lebih terperinciANALISIS DAYA GABUNG DAN HETEROSIS HASIL GALUR JAGUNG DR UNPAD MELALUI ANALISIS DIALEL
ANALISIS DAYA GABUNG DAN HETEROSIS HASIL GALUR JAGUNG DR UNPAD MELALUI ANALISIS DIALEL D. Ruswandi, M. Saraswati, T. Herawati, A. Wahyudin, dan N. Istifadah Lab. Pemuliaan Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resistensi Tanaman Terhadap Serangan Hama Ketahanan/resistensi tanaman terhadap hama/penyakit adalah sekelompok faktor yang pada hakekatnya telah terkandung dalam tanaman
Lebih terperinciKUMBANG BUBUK Sitophilus zeamais Motsch. (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) DAN STRATEGI PENGENDALIANNYA. Surtikanti
KUMBANG BUBUK Sitophilus zeamais Motsch. (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) DAN STRATEGI PENGENDALIANNYA Surtikanti Balai Penelitian Tanaman Serealia, Jalan Dr. Ratulangi, Kotak Pos 1173, Maros 90514 ABSTRAK
Lebih terperinciScreening Varietas Padi Lokal Kalimantan Tengah Terhadap Serangan Sitophilus oryzae selama Penyimpanan
ABSTRAK A R T I K E L Screening Varietas Padi Lokal Kalimantan Tengah Terhadap Serangan Sitophilus oryzae selama Penyimpanan Screening of Local Rice Varieties from Central Kalimantan to Sitophilus oryzae
Lebih terperinciPENGARUH JARAK TANAM TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL
99 PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL Effect of Plant Spacing on Yield of Various Types of Rice Cultivars Abstrak Penelitian yang bertujuan mempelajari pengaruh jarak tanam terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kutu Beras Sitophylus oryzae sp Biologi dan Ekologi Hama S.oryzae ini adalah: Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Coleoptera : Curculionidae
Lebih terperincisehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).
PEMBAHASAN UMUM Sorgum merupakan salah satu tanaman serealia yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap kekeringan sehingga berpotensi untuk dikembangkan di lahan kering masam di Indonesia. Tantangan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN POPULASI Sitophilus zeamais Motsch. (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) PADA EMPAT KULTIVAR BERAS MARYANA JAYANTI PASARIBU
PERTUMBUHAN POPULASI Sitophilus zeamais Motsch. (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) PADA EMPAT KULTIVAR BERAS MARYANA JAYANTI PASARIBU DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KADAR AIR BIJI JAGUNG DAN TINGKAT KERUSAKANNYA PADA TEMPAT PENYIMPANAN
IDENTIFIKASI KADAR AIR BIJI JAGUNG DAN TINGKAT KERUSAKANNYA PADA TEMPAT PENYIMPANAN Ariance Y. Kastanja Staf Agroforestri Politeknik Padamara - Tobelo ABSTRACT The objectives of this research to know corn
Lebih terperinciPERTUMBUHAN POPULASI Sitophilus zeamais Motsch. (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) PADA EMPAT KULTIVAR BERAS MARYANA JAYANTI PASARIBU
PERTUMBUHAN POPULASI Sitophilus zeamais Motsch. (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) PADA EMPAT KULTIVAR BERAS MARYANA JAYANTI PASARIBU DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Lebih terperinciPENGARUH PENYIMPANAN DAN FREKUENSI INOKULASI SUSPENSI KONIDIA Peronosclerospora philippinensis TERHADAP INFEKSI PENYAKIT BULAI PADA JAGUNG
PENGARUH PENYIMPANAN DAN FREKUENSI INOKULASI SUSPENSI KONIDIA Peronosclerospora philippinensis TERHADAP INFEKSI PENYAKIT BULAI PADA JAGUNG Burhanuddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Tanaman
Lebih terperinciKARAKTER MORFOLOGI DAN AGRONOMI PADI VARIETAS UNGGUL
35 KARAKTER MORFOLOGI DAN AGRONOMI PADI VARIETAS UNGGUL Morphological and Agronomy Characters Of Various Types of Rice Cultivars Abstrak Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari karakter morfologi dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. Tribolium castaneum Herbst.
digilib.uns.ac.id 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tribolium castaneum Herbst. Klasifikasi dari kumbang tepung (T. castaneum) sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Coleoptera
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo
26 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Adaptasi Galur Harapan Padi Gogo Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo berpengaruh nyata terhadap elevasi daun umur 60 hst, tinggi tanaman
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Sebaran Jumlah Telur S. manilae Per Larva Inang
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Sebaran Jumlah Telur S. manilae Per Larva Inang Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata jumlah inang yang terparasit lebih dari 50%. Pada setiap perlakuan inang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi merupakan komoditas strategis yang secara. kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia, karena itu program peningkatan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Padi merupakan komoditas strategis yang secara langsung mempengaruhi kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia, karena itu program peningkatan produksi
Lebih terperinciKajian Perusak Polong Sebagai Hama Utama pada Kacang Gude di Sulawesi Selatan
Prosiding Pekan Serealia Nasional ISBN : 9789798940293 Kajian Perusak Polong Sebagai Hama Utama pada Kacang Gude di Sulawesi Selatan Syahrir Mas ud Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi No.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Kegiatan seleksi famili yang dilakukan telah menghasilkan dua generasi yang merupakan kombinasi pasangan induk dari sepuluh strain ikan nila, yaitu TG6, GIFT F2 dan
Lebih terperinci[ ] Pengembangan Varietas Jagung Putih untuk Pangan, Berumur Genjah dan Toleran Kekeringan Muhammad Azrai
[1.04.04] Pengembangan Varietas Jagung Putih untuk Pangan, Berumur Genjah dan Toleran Kekeringan Muhammad Azrai [BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
19 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Telur Nyamuk Aedes aegypti yang telah diberikan pakan darah akan menghasilkan sejumlah telur. Telur-telur tersebut dihitung dan disimpan menurut siklus gonotrofik. Jumlah
Lebih terperinciJ. Agrisains 10 (1) : 28-34, April 2009 ISSN :
J. Agrisains 10 (1) : 28-34, April 2009 ISSN : 1412-3657 UJI PENDAHULUAN PENGGUNAAN TEPUNG DAUN SEREH (Andropogon nardus) DAN DRINGO (Acorus calamus) TERHADAP MORTALITAS Sitophilus zeamais (Motschulsky)
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dengan ukuran 0,7 mm x 0,3 mm (Pracaya, 1991). Telur diletakkan di dalam butiran dengan
TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Hama S.oryzae Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Coleoptera : Curculionidae
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT B. METODE PENELITIAN
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah beras pecah kulit varietas Way Apoburu dan varietas Ciherang, daun pepaya, daun belimbing wuluh, daun cente, daun jeruk
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
71 PENDAHULUAN Latar Belakang Sorgum manis [Sorghum bicolor (L.) Moench] merupakan salah satu tanaman pangan utama dunia. Hal ini ditunjukkan oleh data mengenai luas areal tanam, produksi dan kegunaan
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS BEBERAPA GULMA SEBAGAI PESTISIDA NABATI HAMA BUBUK PADA PENYIMPANAN BENIH JAGUNG
UJI TOKSISITAS BEBERAPA GULMA SEBAGAI PESTISIDA NABATI HAMA BUBUK PADA PENYIMPANAN BENIH JAGUNG Dian Astriani dan Wafit Dinarto Program studi Agroteknologi - Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana
Lebih terperinciYASIN ET AL.: KONVERSI INBRED TETUA JAGUNG HIBRIDA. Konversi Inbred Tetua Jagung Hibrida Menggunakan Donor Jagung QPM Gen Opaque-2
YASIN ET AL.: KONVESI INBED TETUA JAGUNG HIBIDA Konversi Inbred Tetua Jagung Hibrida Menggunakan Donor Jagung QPM Gen Opaque-2 Djamaluddin dan M. Yasin HG Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. atulangi
Lebih terperinciPROSEDUR PEMULIAAN KACANG PANJANG
PROSEDUR PEMULIAAN KACANG PANJANG Varietas Brawijaya 1 Varietas Brawijaya 3 Varietas Brawijaya 4 Varietas Bagong 2 Varietas Bagong 3 Oleh; Kuswanto FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Prosedur pemuliaan
Lebih terperinciKeragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau
Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau Yunizar dan Jakoni Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Fax. (0761) 674206; E-mail bptpriau@yahoo.com Abstrak Peningkatan produksi jagung
Lebih terperinciPROSEDUR PEMULIAAN KACANG PANJANG
PROSEDUR PEMULIAAN KACANG PANJANG Varietas Brawijaya 1 Varietas Brawijaya 3 Varietas Brawijaya 4 Varietas Bagong 2 Varietas Bagong 3 Oleh; Kuswanto FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Prosedur pemuliaan
Lebih terperinciVarietas Unggul Jagung Bermutu Protein Tinggi
Varietas Unggul Jagung Bermutu Protein Tinggi M Yasin H.G. 1, Syuryawati 1, dan Firdaus Kasim 2 Ringkasan Jagung berkualitas protein tinggi (QPM: Quality Protein Maize) adalah jenis jagung khusus yang
Lebih terperinciKARAKTERISASI MUTU GABAH, MUTU FISIK, DAN MUTU GILING BERAS GALUR HARAPAN PADI SAWAH
KARAKTERISASI MUTU GABAH, MUTU FISIK, DAN MUTU GILING BERAS GALUR HARAPAN PADI SAWAH Zahara Mardiah dan Siti Dewi Indrasari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi ABSTRAK Permintaan beras berkualitas
Lebih terperinciBAB. VI. Penampilan Galur-galur Jagung Pulut (waxy corn) yang Memiliki Gen opaque-2 hasil Persilangan Testcross (silang puncak) ABSTRAK
BAB. VI Penampilan Galur-galur Jagung Pulut (waxy corn) yang Memiliki Gen opaque-2 hasil Persilangan Testcross (silang puncak) ABSTRAK Galur yang akan digunakan sebagai tetua dalam persilangan untuk menghasilkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)
TINJAUAN PUSTAKA 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) Gambar 1: Telur, larva, pupa dan imago S. oryzae S. oryzae ditemukan diberbagai negara di seluruh dunia terutama beriklim panas.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Serangan O. furnacalis pada Tanaman Jagung Larva O. furnacalis merusak daun, bunga jantan dan menggerek batang jagung. Gejala serangan larva pada batang adalah ditandai dengan
Lebih terperinciJurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015
Studi Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Waktu Penyiangan Gulma The study growth and yield of two shallots (Allium ascalonicum L.) at the time of weeding
Lebih terperinciPenentuan Komposisi Tanaman Induk Jantan dan Betina Terhadap Produktivitas dan Vigor Benih F1 Jagung Hibrida Bima-5
Penentuan Tanaman Induk Jantan dan Betina Terhadap Produktivitas dan Vigor Benih F1 Jagung Hibrida Bima-5 Abstrak Sania Saenong dan Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi 274 Maros,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : bulat dengan ukuran 0,7 mm x 0,3 mm (Pracaya, 1991). Seperti yang terlihat pada
xvi TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Hama S.oryzae Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Coleoptera : Curculionidae
Lebih terperinciPENGARUH CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP HASIL GENOTIPE JAGUNG
PENGARUH CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP HASIL GENOTIPE JAGUNG Suwardi dan M. Azrai Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Pengembangan jagung toleran kekeringan merupakan salah cara dalam meningkatkan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis beras tidak memberikan pengaruh
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Percobaan 4.1.1. Jumlah larva (30 HSA) Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis beras tidak memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah larva pada 30 HSA, sedangkan
Lebih terperinciPEMBENTUKAN VARIETAS UNGGUL BARU SEREALIA
PEMBENTUKAN VARIETAS UNGGUL BARU SEREALIA Upaya perakitan varietas unggul serealia saat ini diarahkan untuk memenuhi kebutuhan spesifik lingkungan, diantaranya jagung spesifik wilayah dengan curah hujan
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN DAYA DAN WAKTU OVEN GELOMBANG MIKRO TERHADAP MORTALITAS SERANGGA
PENGARUH PERLAKUAN DAYA DAN WAKTU OVEN GELOMBANG MIKRO TERHADAP MORTALITAS SERANGGA Sitophilus zeamais (COLEOPTERA : Curculionidae) DAN KANDUNGAN PATI BERAS Oleh : KHOIRUL ANAS F 14102057 2007 DEPARTEMEN
Lebih terperinciSUMBERDAYA GENETIK. 2 Highlight Balitsereal Plasma Nutfah P
2 Highlight Balitsereal 2009 SUMBERDAYA GENETIK Plasma Nutfah P eningkatkan produksi tanaman serealia seperti jagung, sorgum, gandum, jewawut, dan jali tidak dapat tercapai tanpa mengembangan varietas
Lebih terperinciANALISIS SEBARAN HOTELLING S PADA PEUBAH BIJI JAGUNG QPM
ANALISIS SEBARAN HOTELLING S PADA PEUBAH BIJI JAGUNG QPM Analysis of Hotelling s Distribution on Seeds Variable of QPM M. Yasin HG 1, Husnaini, Kahar Mustari dan Nadira R. Sennang 1. Balai Penelitian Tanaman
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Di Indonesia, jagung merupakan sumber bahan pangan penting setelah. pakan ternak. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan
PENDAHULUAN Latar Belakang Di Indonesia, jagung merupakan sumber bahan pangan penting setelah beras. Selain sebagai bahan pangan, jagung juga banyak digunakan sebagai bahan pakan ternak. Dengan semakin
Lebih terperinciPERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA (L.) WILCZEK)
PERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA (L.) WILCZEK) AGUS SUPENO Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Jalan Raya Kendalpayak, Kotak Pos 66, Malang RINGKASAN Persilangan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Telur
Kedalaman Kantung Udara HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Telur Pembesaran kantung udara telur ayam ras dengan pengolesan minyak kelapa dapat ditekan sampai umur simpan 35 hari (Tabel 6). Kedalaman kantung
Lebih terperinci1 Muhammad Syaifullah Hiola, , Rida Iswati, Fahria Datau, Jurusan Agroteknologi. Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
UJI EFEKTIFITAS KULIT JERUK MANIS (Citrus sinensis) SEBAGAI PESTISIDA NABATI DALAM MENEKAN SERANGAN HAMA KUMBANG BERAS (Sitophylus oryzae L.) Muhammad Syaifullah Hiola (1), Rida Iswati (2), Fahria Datau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Peningkatan ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jagung merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan merupakan komoditi tanaman pangan kedua setelah padi. Akhir-akhir ini tanaman jagung semakin
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian
17 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium TPPHP, Laboratorium Leuwikopo dan Laboratorium Kimia Pangan BB Pascapanen Bogor. Penelitian dilaksanakan pada
Lebih terperinciINTENSITAS SERANGAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum sp) PADA VARIETAS/GALUR DAN HASIL SORGUM
INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum sp) PADA VIETAS/GALUR DAN HASIL SORGUM Soenartiningsih dan A. Haris Talanca Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros ABSTRAK Penyakit antraknosa yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Hama tanaman merupakan salah satu kendala yang dapat menurunkan produktivitas tanaman. Salah satu hama penting pada tanaman padi adalah wereng batang cokelat (Nilapavarta
Lebih terperinciUJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Amir dan M. Basir Nappu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciStabilitas Hasil Calon Hibrida Jagung QPM pada Dataran Rendah
YASIN ET AL.: STABILITAS HASIL JAGUNG HIBRIDA QPM Stabilitas Hasil Calon Hibrida Jagung QPM pada Dataran Rendah Yasin HG, Masmawati, dan Syuryawati Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi No.
Lebih terperinciEfektivitas Abu Sekam dan Minyak Goreng Pada Pengendalian Hama Gudang Kacang Hijau. Kardiyono
Efektivitas Abu Sekam dan Minyak Goreng Pada Pengendalian Hama Gudang Kacang Hijau Kardiyono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten Jl. Ciptayasa Km 01 Ciruas Serang Banten Abstrak Kerusakan kacang
Lebih terperinciUlangan ANALISIS SIDIK RAGAM Sumber variasi db jk kt F hitung
Lampiran 1. Analisis Tinggi Tanaman Data Tinggi Tanaman Minggu ke-14 Ulangan 1 2 3 Jumlah Purata M1 114,40 107,30 109,40 331,10 110,37 M2 110,90 106,60 108,50 326,00 108,67 M3 113,40 108,60 109,20 331,20
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. ALAT DAN BAHAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah padi unggul dari varietas Mamberamo (tahan hama dan penyakit), Ciherang (adaptif), Inpari 10 (toleran lahan kering),
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah beras varietas Cisadane dan daun mindi, serta bahan-bahan kimia seperti air suling/aquades, n-heksana
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Wereng batang coklat (WBC) dapat menyebabkan kerusakan dan kematian total
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stall) Wereng batang coklat (WBC) dapat menyebabkan kerusakan dan kematian total pada tanaman padi (hopperburn) sebagai akibat dari hilangnya
Lebih terperinciKARAKTER NILAI TENGAH DAN RAGAM CONTOH JAGUNG GALUR CML TERHADAP TETUA BIMA-1
KARAKTER NILAI TENGAH DAN RAGAM CONTOH JAGUNG GALUR CML TERHADAP TETUA BIMA-1 Characters of Means and Varians Sample of CML Inbred Lines on Parental Maize of Bima-1 M Yasin HG, Syamsuddin Mas, dan Idar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Dengan perkembangan teknologi, ubi kayu dijadikan
Lebih terperinciPOTENSI JAGUNG VARIETAS LOKAL SEBAGAI JAGUNG SEMI
POTENSI JAGUNG VARIETAS LOKAL SEBAGAI JAGUNG SEMI Yudiwanti 1), Sri Gajatri Budiarti 2) Wakhyono 3), 1) Dosen pada Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB, Jl. Meranti Kampus IPB Darmaga
Lebih terperinciEfek xenia pada persilangan jagung Surya dengan jagung Srikandi Putih terhadap karakter biji jagung
Jurnal Akta Agrosia Edisi Khusus No. 2 hlm 199-203, 2007 ISSN 1410-3354 Efek xenia pada persilangan jagung Surya dengan jagung Srikandi Putih terhadap karakter biji jagung Effects of Xenia on Grain characteristics
Lebih terperinciMUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN
MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN Oom Komalasari dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Mutu fisiologis jagung berpengaruh terhadap vigor awal tanaman dan
Lebih terperinciREKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa
REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu Telp. (0736) 23030 e-mail :
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2009 sampai Oktober 2009. Suhu rata-rata harian pada siang hari di rumah kaca selama penelitian 41.67 C, dengan kelembaban
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakter Morfologi Polong Kedelai 4.1.1 Panjang Trikoma Trikoma sebagai salah satu karakter morfologi polong kedelai, dapat ditentukan oleh panjang trikoma. Data yang diperoleh
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU TANAM INDUK BETINA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN MUTU BENIH JAGUNG HIBRIDA
PENGARUH WAKTU TANAM INDUK BETINA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN MUTU BENIH JAGUNG HIBRIDA Fauziah Koes dan Oom Komalasari Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkecambahan Benih Penanaman benih pepaya dilakukan pada tray semai dengan campuran media tanam yang berbeda sesuai dengan perlakuan. Kondisi kecambah pertama muncul tidak seragam,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian Resistensi
20 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Hasil pengujian si menunjukkan bahwa dari tiga spesies serangga yang diuji, dua spesies menunjukkan sinya terhadap fosfin dengan faktor si (RF) yang bervariasi, berkisar
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Upaya peningkatan produksi ubi kayu seringkali terhambat karena bibit bermutu kurang tersedia atau tingginya biaya pembelian bibit karena untuk suatu luasan lahan, bibit yang dibutuhkan
Lebih terperinciFENOMENA RESURJENSI PADA PENGGUNAAN INSEKTISIDA IMIDOKLOPRID 350SC PADA HAMA WERENG COKLAT. M. Sudjak Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia
FENOMENA RESURJENSI PADA PENGGUNAAN INSEKTISIDA IMIDOKLOPRID 350SC PADA HAMA WERENG COKLAT M. Sudjak Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Fenomena resurjensi penggunaan insektisida berbahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya dapat kita gunakan sebagai bahan makanan pokok. Salah satu ayat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting, yang hasilnya dapat kita gunakan sebagai bahan makanan pokok. Salah satu ayat di dalam Al-Qur an
Lebih terperinci