USAHA PERBAIKAN PASCAPANEN SEBAGAI TEKNOLOGI ALTERNATIF DALAM RANGKA PENGELOLAAN HAMA KUMBANG BUBUK PADA JAGUNG DAN SORGUM
|
|
- Liana Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Prosiding Seminar Nasional Serealia 9 ISBN : USAHA PERBAIKAN PASCAPANEN SEBAGAI TEKNOLOGI ALTERNATIF DALAM RANGKA PENGELOLAAN HAMA KUMBANG BUBUK PADA JAGUNG DAN SORGUM S. Mas ud Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Perbaikan teknologi pascapanen suatu komoditas penting artinya dan terkait erat sekali dengan pengelolaan hama gudang khususnya bagi tahap pemanenan. Hama pascapanen komoditas jagung dan sorgum yang paling signifikasi merusak biji adalah hama kumbang bubuk Sitophilus zeamais Motsch, yang dapat menurunkan kualitas dan merusak biji hingga mencapai hingga %. Upaya perbaikan teknologi pascapanen dapat dikaji lebih jauh sebagai suatu langkah altenatif penanganan komoditas jagung dan sorgum dari infestasi hama pada perbaikan penyimpanan proses penyimpanan bahan. Konsepsi perbaikan teknologi pascapanen difokuskan pada perbaikan penyimpanan bahan melalui penurunan kadar air awal, perbaikan penyimpanan biji untuk menghindari serangan hama dengan pemberian perlakuan beberapa bahan nabati yang mudah didapat dan harga murah, penyimpanan bahan pada ruang kedap udara, pengaturan waktu pemanenan biji dengan maksud untuk menghindari serangan awal dari hama, khususnya hama kumbang bubuk. Alternatif perbaikan teknologi tersebut akan memberi arah dan masukan bagi perbaikan teknologi pengelolaan hama pada periode penyimpanan bahan. Kata Kunci : Pascapanen, hama kumbang, jagung, sorgum PENDAHULUAN Hama gudang yang sering menimbulkan kerusakan serius pada produk bahan simpan untuk komoditas jagung dan sorgum adalah hama kumbang bubuk Sitophilus zea mais Motsch (Osman 979), dan bahkan Melchor (98) mencatat bahwa hama ini sudah dapat menginfeksi sejak biji masih berada di lapangan. Selanjutnya Melchor 98, Bedjo 99) mencatat bahwa beberapa faktor fisik seperti varietas, kondisi air awal bahan, jenis wadah, lama penyimpanan, kelembaban dan suhu sangat mempengaruhi proses perkembangan dan potensi reproduksi serangga. Upaya pengendalian hama kumbang sebenarnya telah lama dilakukan baik secara kimiawi maupun secara fisik. Secara fisik misalnya upaya penyimpanan bahan pada wadah yang kedap udara yang diberi urea sedikit kadar air dapat dipertahankan antara - 4% dalam kurun waktu bulan. Tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh serangga dengan perlakuan seperti ini nampaknya relatif (Sumardi 98). Pada percobaan Bedjo dan Ginting (99) ditemukan bahwa pemanfaatan daun dringo sebanyak % dari total berat bahan dapat menekan tingkat kerusakan serangga dan pertumbuhan populasinya selama bulan penyimpanan. Pada wadah yang terbuka, pertumbuhan hama kumbang bubuk akan meningkat berbanding lurus dengan waktu penyimpanan. Peningkatan tersebut disebabkan karena adanya peningkatan kadar air bahan sebagai akibat meningkatnya tingkat kelembaban udara yang ada disekitar bahan (Pabbage et al. 99). Kondisi yang demikian akan menyebabkan perkembangan populasi berlangsung cepat apalagi bila kondisi air melebihi 5% (Kalshoven 98). Mas ud et al. (98) mencatat adanya fenomena yang sama yakni mortalitas serangga menurun dengan menurunnya 47
2 Prosiding Seminar Nasional Serealia 9 ISBN : kadar air bahan, sebaliknya mortalitas akan meningkat dengan meningkatnya kadar air bahan. Penemuan-penemuan tersebut mengisyaratkan bahwa pengelolaan serangga hama kumbang bubuk dapat dilakukan melalui upaya penyempurnaan perbaikan teknologi pascapanen. Penelitian mengenai pengaruh kadar air, peranan wadah simpan, pemanfaatan senyawa bahan nabati alami perlu dikembangkan agar teknologi yang dihasilkan dapat menjawab problematika pengelolaan hama kumbang bubuk. Pengelolaan hama kumbang bubuk dapat dilakukan melalui upaya perbaikan teknologi pascapanen. UPAYA PERBAIKAN YANG DILAKUKAN Identifikasi Sifat Fisikokimia Biji Kajian pengaruh sifat fisiko-kimia sorgum dilakukan terhadap varietas introduksi dan lokal masing-masing ICSV, ICSV88, SPVF4, BataraTojeng Eja (BTE), Batar Tojeng Bea (BTB), dan Batara Tojeng. Indikator fisika seperti warna biji, struktur biji, dan bobot biji diamati, sedangkan komposisi bahan uji yang diukur adalah kandungan lemak, protein, amilosa, tanin, abu, dan serat kasar. Tingkat pertumbuhan populasi serangga diamati dari interval,4, dan bulan sampai generasi ke tiga (Tabel ). Pada pengamatan sifat fisikokimia biji nampak bahwa warna biji hampir semua varietas relatif seragam, berwarna krem dan coklat merah muda. Demikian pula penutupan biji dan struktur biji, 4 varietas dengan penutupan terbuka, varietas bersekam, 4 varietas berstruktur yang keras, varietas licin, dan varietas lagi kasar berbulu. Bobot g biji bervariasi antara 8,9-,9 g. Pada pengamatan persentase kimia biji, kandungan lemaknya relatif hampir sama, demikian pula yang tercatat pada protein, kadar abu, dan serat kasar. Akan tetapi persentase kadar amilosa agak besar yakni terendah,% dan tertinggi,9%. Demikian pula pada pengamatan kadar tanin variasinya agak besar antara,-9,%. Biasanya varietas yang mempunyai persentase kadar tanin yang tinggi relatif tahan terhadap infestasi hama kumbang bubuk, karena senyawa tanin yang pahit dapat bersifat repellent terhadap serangga hama. 47
3 Prosiding Seminar Nasional Serealia 9 ISBN : Tabel. Pertumbuhan tiga generasi hama kumbang bubuk yang dibiakkan pada varietas galur sorgum Uraian I Sifat Fisik. Warna biji. Penutupan biji. Struktur biji 4. Bobot biji II. Komposisi Kimia (%). Lemak. Protein. Amilosa 4. Tanin 5. Abu. Serat kasar III. Perkembangan Populasi pada interval. Bulan. 4 bulan. bulan IV.Perkembangan populasi pada generasi. Generasi I -KP -PP. Generasi II -KP -PP. Generasi III -KP -PP Varietas ICSV ICSV88 SPV4 BTE BTB BT Krem Terbuka,, 8,,,8,8, Krem Terbuka 8,9, 7,9,,,, Krem Terbuka 8,,,4,9,,, Merah Sekam 4,7 4, 9,, 9,,8 4, CMM Sekam Licin 7,8,7 8,5,9,5,5 5, CMH Tetbuka KB,9,4 7,5,4,5, 4, Ket : - CMM = COKLAT Muda Mengkilat CMH= COKLAT Muda Hitam BTB = Batara Tojeng Bae BT = Batara Tojeng KB = Kasar Berbulu BTE = Batara Tojeng Eja PP = Pertumbuhan Populasi KP = Kepadatan Populasi Sumber : Pabbage et al. 997, data diolah Dari pengamatan sifat fisikokimia biji dapat disimpulkan bahwa varietas lokal Jeneponto (Batara Tojeng) lebih peka terhadap hama gudang dibandingkan varietas lokal Batara Tojeng Eja dan Batara Tojeng Bae serta ICSV, ICSV88 dan SPV4. Faktor fisik biji yang paling dominan menentukan pertumbuhan dan perkembangan hama kumbang bubuk pada biji sorgum, yakni varietas yang mempunyai kulit/sekam lebih tahan dibandingkan varietas/galur introduksi yang tidak bersekam. Komposisi kimia yang dikandung biji ternyata tidak nyata mempengaruhi pertumbuhan hama kumbang bubuk. 47
4 Prosiding Seminar Nasional Serealia 9 ISBN : Pemberian bahan Nabati Preferensi hama kumbang bubuk pada jagung yang disimpan akan menurun bila biji jagung disimpan pada kondisi kadar air rendah (Kalshoven 98, Mas ud et al., 99). Selain itu, penggunaan bahan nabati dan pengasapan juga akan menurunkan preferensi serangga terhadap sumber makanan (Bedjo 99, Erliana 99). Kajian pengaruh bahan nabati telah dilakukan oleh Abdul Fattah dan Sjafaruddin (99) dengan menggunakan daun sereh, daun bawang, daun cengkeh, daun dringo, abu dapur, dan abu sekam. Data intensitas serangan, jumlah populasi mati, populasi terakhir dan berat jagung terakhir dapat dilihat pada Tabel. Pengamatan terhadap intensitas serangga nampak bahwa semua perlakuan bahan nabati yang dicobakan berbeda nyata dibanding kontrol kecuali pada perlakuan daun bawang. Pada pengamatan jumlah populasi yang mati, juga semua perlakuan berbeda nyata dibanding kontrol kecuali pada perlakuan daun bawang, sedangkan pada pencatatan jumlah populasi terakhir yang hidup, semua perlakuan signifikan dibandingkan kontrol. Pada pengamatan terhadap biji, data terlihat berfluktuasi. Dari fenomena tersebut dapat disimpulkan bahwa perlakuan arang halus dan daun dringo adalah yang terbaik dan dapat menekan intensitas serangan masing-masing,5% dan,7% dibanding perlakuan bahan nabati lainnya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya jumlah populasi serangga yang mati pada kedua perlakuan tersebut cukup tinggi dan signifikan dibanding kontrol. Perkembangan populasi serangga yang tercatat pada kedua perlakuan tersebut juga rendah dibandingkan perlakuan lainnya. Tabel. Rata-rata populasi terakhir intensitas serangan jumlah populasi mati, dan berat jagung terakhir perlakuan Kontrol Abu dapur Arang halus Daun sereh Daun bawang Daun cengkeh Daun dringo Abu sekam Intensitas serangan 7, a 8,4 b,5 c 4,5 bc.a,5 b,7 c 5,8 b Jumlah Populasi yang Mati, e 5, c 8,7 a 7, b 8,4 e 9,7 c, ab Populasi Terakhir a 45 c 5 e 5 d 8 b de e 9 de Bobot Jagung terakhir 97 a 7 b 5 b 89 ab 9 a 84 ab 7 b 88 a,5 c KK (%),5,4 8,4 9,7 Sumber : Abdul Fattah dan Sjafaruddin, 99. Pengaturan Kadar Air Awal Faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap laju infestasi terhadap bahan simpanan adalah suhu waktu disimpan, tinggi rendahnya kualitas bahan, kelembaban udara dan kadar air awal (Bedjo 99). Dari keempat faktor tersebut, kadar air merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap tingkat kekerasan kulit yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap kualitas serangan. Pengamatan dalam interval bulan nampak bahwa biji yang disimpan dengan kadar air rendah walaupun perkembangan populasi serangga tidak terlalu signifikan, akan tetapi peningkatan kadar air awal bahan menjadi lebih besar antara -4%. Temuan ini 47
5 Prosiding Seminar Nasional Serealia 9 ISBN : sejalan denagn hasil penelitian Santhony dan Rejesus (97) yang menyimpulkan bahwa kadar air antara-4% merupakan kondisi yang kondusif untuk perkembangan hama kumbang bubuk pada komoditas sorgum (Tabel ). Pencatatan sebaliknya meningkat dengan meningkatnya kadar air awal bahan. Pada kadar air awal -4% rata-rata mortalitas selama pengamatan - bulan relatif rendah antara 8-4%. Perkembangan cenderung rendah pada kadar air awal %. Pada pengamatan kerusakan biji, nampak bahwa kecenderugan kerusakan biji semakin rendah dengan rendahnya kadar air awal, hal ini tercatat pada perlakuan, 8, dan % (Tabel ). Tabel. Populasi imago, mortalitas dan kerusakan biji, penelitian perkembangan populasi yang disimpan selama bulan kadar air awal (%) Periode simpan (bulan) 4 5 I.Populasi Imago (ekor) 8 4 ab b ab ab 8 a ab 7c 59ab 7 ab 9 a 4bc c 4 b 94 ab 4 ab 4 a 47 a ab 8 c a 9abc 99 bc 5 a 99bc 7 c ab 7 a 8 bc 4ab 8bc 55 c 49 bc 9 bc 9 a 77 bc ab II. Mortalitas a b b b 4 b 5 a abc 8 c 8 c ab 59 a ab b b 8 a 5 b 7 b b 7 c a 57ab 9 a 44 a a ab 9 b 7 ab 44 ab 47 ab III Kerusakan Biji 8 4,8 ab,57 ab,7 ab,9 ab,9 ab,9 ab,7 cd,55 d,8 bc,7 a,4 bc,55 b,8 ab,4 b,7 b 4,7 a,85 a,5 ab, c 8,78 b 5,7 bc 9, b 5,4 a 9,5 b 5, c 5,8 c,74 b,8 c,8 a 5,5 c,75 b 8, b 5, b,45 a.9 ab 4, ab Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom pada angka romawi (item) yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan 5 % Sumber : Mas ud et.al. 99, data diolah Pengaturan Waktu Panen Pada kajian kehilangan hasil oleh penundaan waktu panen dipilih umur panen I (9 hari sesudah tanam) yakni pada kondisi jambul dan klobot sebagian daun telah kering (cuaca hujan gerimis), panen II ( hari) pada kondisi jambul dan klobot semua daun kering (cuaca hujan gerimis), panen (8 hari) pada kondisi semua daun kering (cuaca kering tanpa hujan), panen IV (5 hari) pada kondisi seluruh tanaman kering (cuaca 474
6 Prosiding Seminar Nasional Serealia 9 ISBN : kering tanpa hujan). Pada pengamatan perlakuan penyimpanan dalam bentuk pipilan sudah di temukan populasi awal pada perlakuan panen III dan IV masing-masing dan ekor dengan kondisi kerusakan biji awal,5 dan,%. Setelah disimpan selama bulan, jumlah populasi adalah 4,5 ekor (panen I) dengan kerusakan biji 54,7%, 49,7 ekor (panen II) dengan kerusakan biji,% dan 7,7 ekor (panen IV) dengan kerusakan biji 5,95%. Pada pengamatan perlakuan penyimpanan dalam bentuk klobot, populasi awal serangga per 5 tongkol telah ditemukan pada perlakuan III dan IV masing-masing ekor dan 45 ekor dengan persentase tongkol terserang 5,8% dan,4%. Setelah disimpan bulan, populasi serangga untuk perlakuan panen I ekor dengan persentase tongkol rusak 54,58 %, panen II ekor dengan persentase tongkol rusak 4,47% panen III 49 ekor dengan tongkol rusak 5,8% dan panen IV 544 ekor dengan tongkol rusak,4%. Kondisi kadar air meningkat sekitar 5% setelah disimpan bulan terjadi pada perlakuan penyimpanan bentuk pipilan, sedangkan bentuk klobot hanya sekitar 5%. Fenomena yang tercatat pada pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa panen yang terlambat (-4) minggu sesudah masak fisiologi tidak berpengaruh nyata terhadap kerusakan biji bila jagung disimpan dalam bentuk pipilan. Kadar air biji jagung pipilan sebelum disimpan memegang peranan penting. Jika jagung disimpan dalam bentuk klobot, panen yang terlambat dapat meningkatkan kerusakan biji ( Tabel 4) (Tandiabang et al.99) Tabel 4. Matriks kajian kehilangan hasil oleh penundaan waktu panen terhadap tingkat serangan hama kumbang bubuk Sitophilus zeamais Motsch yang disimpan dalam bentuk pipilan dan klobot. Maros, 99. Uraian Waktu panen (hari) Bentuk Pipilan Populasi awal/tongkol Populasi bulan Kerusakan awal (%) Kerusakan bulan (%) Kada air awal (%) Kadar air bulan (%) 4a 54b 8d 4 a 7a 9d ab c 7 9 c 7 b d 7 Bentuk Klobot Populasi awal/tongkol Populasi bulan Keruaskan awal (%) Kerusakan bulan (%) Kadar air awal (%) Kadar air bulan (%) b b a 7 9 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam jalur tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 5% Sumber : Tandiabang et al., 99 data diolah 475
7 Prosiding Seminar Nasional Serealia 9 ISBN : KESIMPULAN Rekayasa teknologi yang diarahkan dalam rangka perbaikan penanganan bahan dalam simpanan/gudang sesudah panen diharapkan akan banyak memberi sumbangan pemikiran dan solusi dalam pengelolaan serangga perusak pada periode penyimpanan bahan. Informasi teknologi yang berkaitan dengan pemahaman aspek-aspek teknis di lapang khusus yang sengaja difokuskan ke arah upaya penciptaan teknologi pengelolaan serangga/hama gudang, misalnya teknologi penyimpanan bahan dengan menurunkan kadar air awal, pemberian beberapa bahan nabati yang dicampur dengan biji, penyimpanan pada wadah yang kedap udara, melakukan pengaturan waktu pemanenan biji akan menghindari bahan simpanan dari infestasi hama kumbang bubuk. Hal yang tidak kalah penting adalah upaya mengindentifikasi sifat fisikokimia biji untuk mencari informasi biji yang tahan (sumber ketahanan secara fisikokimia). DAFTAR PUSTAKA Abdul Fattah dan Sjafruddin. 99. Pengeruh bahan nabati, arang dan abu sekam dan abu dapur terhadap intensitas serangan hama Sitophilus sp. Prosiding Seminar dan Pertemuan Tahunan X PEI, PFI, dan HPTI Komda Sul-Sel. Maros Januari 99. p 7-75 Bedjo. 99. Pengaruh kadar air awal biji jagung terhadap laju infestasi kumbang Bubuk dalam Astanto et al (ed). Risalah Hasil Penelitian Tanaman Pangan Malang Tahun 99. Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang. P Bedjo. 99. Pengaruh Pengasapan kayu Albizziz terhadap infestasi hama gudang Sitophilus sp. Pada penyimpanan jagung. Seminar Hasil Penelitian Tanaman Pangan. Balittan Malang Bedjo dan E. Ginting. 99. Pengaruh racun serangga alami terhadap populasi Sitophilus sp. Pada jagung. Risalah Seminar hasil Penelitian Tanaman Pangan. Puslitbangtan Erliana, L.E. 99. Pengaruh bahan nabati, arang dan abu dapur terhadap kerusakan biji jagung dalam penyimpanan. Hasil Penelitian Tanaman Pangan Malang. Balittan Malang Kalshoven, L.E. 98. The pest of crops in Indonesia. Rivised and translated by P.A. Vander Laan with the assistance of G.L.H. Rothsild. PT. Ikhtiar Baru-Van Hoeve. Jakarta Mas ud, S., M. Yasin., D. Baco., S.Saenong. 99. Pengaruh kadar air awal biji sorgum terhadap perkembangan kumbang bubuk Sitophilus zeamais. Hasil-hasil Penelitian hama dan penyakit Tanaman tahun 995/99. Badan Litbang Pertanian, Balitjas Maros. P.5-44 Pabbage, MS., S.Saenong, dan D. Baco. 99. Pengeruh wadah penyimpanan benih jagung dengan primifos terhadap populasi Sitophilus zeamais dan viabilitas benih. Agrikam.Vol. 5. No Pabbage,MS., Suarni, N.Nonci, dan D. Baco Analisis komposisi kimia dan fisik beberapa varietas/galur sorgum terhadap pertumbuhan populasi hama gudang. Hasil Penelitian Hama dan Penyakit 99/997. Badan Litbang Pertanian. Balitjas. Hal Tandiabang, J., S. Mas ud dan M.S. Pabbage. 99. Kehilangan hasil jagung oleh kumbang bubuk Sitophilus zeamais dengan penundaan panen. Hasil-hasil Penelitian Hama dan Penyakit Tanaman tahun 995/99. Badan Litbang Pertanian, Balitjas. P
Indikator Mutu Benih dan Reaksi Varietas Srikandi Kuning dan Putih oleh Tekanan Hama Kumbang Bubuk (Sitophilus zeamais Motsch)
Indikator Mutu Benih dan Reaksi Varietas dan oleh Tekanan Hama Kumbang Bubuk (Sitophilus zeamais Motsch) M.Sudjak Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi 274 Maros, Sulawesi Selatan
Lebih terperinciKAJIAN ASPEK TINGKAH LAKU SERANGGA HAMA KUMBANG BUBUK Sitophilus zeamays DI LABORATORIUM. M. Sudjak Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia
KAJIAN ASPEK TINGKAH LAKU SERANGGA HAMA KUMBANG BUBUK Sitophilus zeamays DI LABORATORIUM M. Sudjak Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Pengamatan aspek tingkah laku serangga hama kumbang
Lebih terperinciKajian Perusak Polong Sebagai Hama Utama pada Kacang Gude di Sulawesi Selatan
Prosiding Pekan Serealia Nasional ISBN : 9789798940293 Kajian Perusak Polong Sebagai Hama Utama pada Kacang Gude di Sulawesi Selatan Syahrir Mas ud Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi No.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Berbagai galur sorgum banyak dikembangkan saat ini mengingat sorgum memiliki banyak manfaat. Berbagai kriteria ditetapkan untuk mendapatkan varietas unggul yang diinginkan. Kriteria
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang hijau adalah tanaman budidaya palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan
Lebih terperinciUJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Amir dan M. Basir Nappu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciAdne Yudansha, Toto Himawan dan Ludji Pantja Astuti
Jurnal HPT Volume 1 Nomor 3 September 2013 ISSN : 2338-4336 1 PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) PADA BEBERAPA JENIS BERAS DENGAN TINGKAT KELEMBABAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciTINGKAT SERANGAN HAMA PENGGEREK TONGKOL, ULAT GRAYAK, DAN BELALANG PADA JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. Abdul Fattah 1) dan Hamka 2)
TINGKAT SERANGAN HAMA PENGGEREK TONGKOL, ULAT GRAYAK, DAN BELALANG PADA JAGUNG DI SULAWESI SELATAN Abdul Fattah 1) dan Hamka 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan 2) Balai Proteksi
Lebih terperinciEfektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering
Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciDINAMIKA POPULASI HAMA UTAMA JAGUNG. S. Mas ud, A. Tenrirawe, dan M.S Pabbage Balai Penelitian Tanaman Serealia
DINAMIKA POPULASI HAMA UTAMA JAGUNG S. Mas ud, A. Tenrirawe, dan M.S Pabbage Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Penanaman jagung secara monokultur yang dilakukan beruntun dari musim ke musim, memperkecil
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Benih Indigofera yang digunakan dalam penelitian ini cenderung berjamur ketika dikecambahkan. Hal ini disebabkan karena tanaman indukan sudah diserang cendawan sehingga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi merupakan komoditas strategis yang secara. kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia, karena itu program peningkatan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Padi merupakan komoditas strategis yang secara langsung mempengaruhi kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia, karena itu program peningkatan produksi
Lebih terperinciINTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG. Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia
INTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Percobaan bertujuan untuk melihat pengaruh takaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Air Berdasarkan analisis varian satu jalur terhadap variabel kadar air biji sorgum yang berasal dari posisi yang berbeda pada malai sorgum disetiap umur panennya menunjukkan
Lebih terperinciKERAGAAN HASIL TEKNOLOGI PENGELOLAAN HAMA KUMBANG BUBUK PADA TANAMAN JAGUNG DAN SORGUM
KERAGAAN HASIL TEKNOLOGI PENGELOLAAN HAMA KUMBANG BUBUK PADA TANAMAN JAGUNG DAN SORGUM M. Sudjak Saenong dan S. Mas ud Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Tulisan ini membahas tentang hasil-hasil
Lebih terperinciPENGARUH SORTASI BIJI DAN KADAR AIR SERTA VOLUME KEMASAN TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH JAGUNG
PENGARUH SORTASI BIJI DAN KADAR AIR SERTA VOLUME KEMASAN TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH JAGUNG Rahmawati, Sania Saenong dan E. Y. Hosang Balai Penelitian Tanaman Serealia BPTP NTT ABSTRAK Benih merupakan benda
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT B. METODE PENELITIAN
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah beras pecah kulit varietas Way Apoburu dan varietas Ciherang, daun pepaya, daun belimbing wuluh, daun cente, daun jeruk
Lebih terperinciPENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN
PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN Sumanto, L. Pramudiani dan M. Yasin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalinatan Selatan ABSTRAK Kegiatan dilaksanakan di
Lebih terperinciFENOMENA RESURJENSI PADA PENGGUNAAN INSEKTISIDA IMIDOKLOPRID 350SC PADA HAMA WERENG COKLAT. M. Sudjak Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia
FENOMENA RESURJENSI PADA PENGGUNAAN INSEKTISIDA IMIDOKLOPRID 350SC PADA HAMA WERENG COKLAT M. Sudjak Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Fenomena resurjensi penggunaan insektisida berbahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan konsumsi pangan juga ikut meningkat. Namun pada kenyataannya, produksi pangan yang dihasilkan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis beras tidak memberikan pengaruh
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Percobaan 4.1.1. Jumlah larva (30 HSA) Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis beras tidak memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah larva pada 30 HSA, sedangkan
Lebih terperinciPANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG
PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KADAR AIR BIJI JAGUNG DAN TINGKAT KERUSAKANNYA PADA TEMPAT PENYIMPANAN
IDENTIFIKASI KADAR AIR BIJI JAGUNG DAN TINGKAT KERUSAKANNYA PADA TEMPAT PENYIMPANAN Ariance Y. Kastanja Staf Agroforestri Politeknik Padamara - Tobelo ABSTRACT The objectives of this research to know corn
Lebih terperinciPETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG
PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG 1. DEFINISI Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan penanganan pascapanen merupakan Tahapan penanganan hasil pertanian setelah
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mortalitas. biopestisida berpengaruh nyata terhadap tingkat mortalitas Tribolium castaneum
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Mortalitas Hasil penelitian menunjukkan pemberian serbuk rumput teki sebagai biopestisida berpengaruh nyata terhadap tingkat mortalitas Tribolium castaneum (lampiran
Lebih terperinciPENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG MANIS (Zea Mays Sachaarata Strurt) DI PT. SANG HYANG SERI (PERSERO) SUKAMANDI
Jurnal Agrorektan: Vol. 2 No. 2 Desember 2015 117 PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG MANIS (Zea Mays Sachaarata Strurt) DI PT. SANG HYANG SERI (PERSERO) SUKAMANDI Tita Kartika
Lebih terperinciTEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI. Oleh: Ir. Nur Asni, MS
TEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI Oleh: Ir. Nur Asni, MS Jagung adalah komoditi penting bagi perekonomian masyarakat Indonesia, termasuk Provinsi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat
16 TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Hama Sitophylus oryzae Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Coleoptera :
Lebih terperinciPOTENSI DAUN SERAI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA Callosobruchus analis F. PADA KEDELAI DALAM SIMPANAN
AGROVIGOR VOLUME 3 NO. 1 MARET 2010 ISSN 1979 5777 19 POTENSI DAUN SERAI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA Callosobruchus analis F. PADA KEDELAI DALAM SIMPANAN Herminanto, Nurtiati, dan D. M. Kristianti Fakultas
Lebih terperinciPeluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara
Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), Andi Tenrirawe 2), A.Takdir 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi pertanian Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciUJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR
UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR Amir dan St. Najmah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Pengkajian dilaksanakan pada lahan sawah
Lebih terperinciSeminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
KERAGAAN VARIETAS KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN Eli Korlina dan Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang E-mail korlinae@yahoo.co.id ABSTRAK Kedelai merupakan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah beras varietas Cisadane dan daun mindi, serta bahan-bahan kimia seperti air suling/aquades, n-heksana
Lebih terperinciKERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR
KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR Charles Y. Bora 1 dan Buang Abdullah 1.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur. Balai Besar Penelitian
Lebih terperinciAPLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia
APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Dalam budi daya jagung perlu memperhatikan cara aplikasi pupuk urea yang efisien sehingga pupuk yang diberikan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Bobot isi tanah pada berbagai dosis pemberian mulsa.
38 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Mulsa Terhadap Sifat Fisik Tanah 4.1.1. Bobot Isi Pengaruh pemberian sisa tanaman jagung sebagai mulsa terhadap bobot isi tanah adalah seperti tertera pada Tabel
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae, genus Lycopersicon, spesies Lycopersicon esculentum Mill. Tomat sangat bermanfaat
Lebih terperinciINTENSITAS SERANGAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum sp) PADA VARIETAS/GALUR DAN HASIL SORGUM
INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum sp) PADA VIETAS/GALUR DAN HASIL SORGUM Soenartiningsih dan A. Haris Talanca Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros ABSTRAK Penyakit antraknosa yang
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : SAMIWAHYUFIRANALAH F FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
SKRIPSI MEMPELAJARI PENGARUH EKSTRAK n-heksana DAN EKSTRAK ASETON BIJI PALA (Myristica fragrans Houtt.) TERHADAP PERKEMBANGAN SERANGGA HAMA GUDANG Sitophilus zeamais Motsch. PADA BERAS SELAMA PENYIMPANAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Variabel Hama 1. Mortalitas Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai fase dan konsentrasi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap mortalitas hama
Lebih terperinciKINERJA PROTOTIPE MESIN SOSOH TIPE ABRASIF PSA-M3 PADA PROSES PENYOSOHAN SORGUM
I.U. Firmansyah: Kinerja Prototipe Mesin Sosoh. KINERJA PROTOTIPE MESIN SOSOH TIPE ABRASIF PSA-M3 PADA PROSES PENYOSOHAN SORGUM I.U. Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Sorgum (Sorghum
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1
LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian Blok I Blok II Blok III TS 1 K TS 2 J TS 3 K TS 2 TS 1 J K J TS 3 TS 3 TS 2 TS 1 Keterangan : J : Jagung monokultur K : Kacang tanah monokultur TS 1 :
Lebih terperinciKEMAMPUAN AKSES MAKAN SERANGGA HAMA KUMBANG BUBUK DAN FAKTOR FISIKOKIMIA YANG MEMPENGARUHINYA. Muhammad Yasin Balai Penelitian Tanaman Serealia
KEMAMPUAN AKSES MAKAN SERANGGA HAMA KUMBANG BUBUK DAN FAKTOR FISIKOKIMIA YANG MEMPENGARUHINYA Muhammad Yasin Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Tingkat kekerasan kulit, kadar air biji, warna, tekstur
Lebih terperinciTEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS
TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia
TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Teknologi produksi biomas jagung melalui peningkatan populasi tanaman.tujuan pengkajian
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Tabel Rataan Tinggi Tanaman (cm) 2 MST W0J0 87,90 86,60 86,20 260,70 86,90 W0J1 83,10 82,20 81,00 246,30 82,10 W0J2 81,20 81,50 81,90 244,60 81,53 W1J0 78,20 78,20 78,60 235,00 78,33 W1J1 77,20
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dilaksanakan pada bulan Juli
Lebih terperinciBAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan pengamatan utama. 1.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya
Lebih terperinciVARIETAS UNGGUL UBIKAYU UNTUK BAHAN PANGAN DAN BAHAN INDUSTRI
VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UNTUK BAHAN PANGAN DAN BAHAN INDUSTRI Ubi kayu dapat dimanfaatkan untuk keperluan pangan, pakan maupun bahan dasar berbagai industri. Oleh karena itu pemilihan varietas ubi kayu
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan
Lebih terperinciKAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI
KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI Amir dan Baso Aliem Lologau Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Sulawesi Selatan salah satu sentra pengembangan
Lebih terperinciTeknologi Penyimpanan Jagung Oleh : Sri Sudarwati PENDAHULUAN
Teknologi Penyimpanan Jagung Oleh : Sri Sudarwati PENDAHULUAN Sampai saat ini mutu jagung di tingkat petani pada umumnya kurang memenuhi persyaratan kriteria mutu jagung yang baik, karena tingginya kadar
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENELITIAN PENDAHULUAN Pengkajian daya insektisida nabati dilakukan untuk menyeleksi bahan nabati yang memiliki potensi insektisida terhadap serangga hama gudang Sitophilus
Lebih terperinciLampiran 1 Pengaruh perlakuan terhadap pertambahan tinggi tanaman kedelai dan nilai AUHPGC
LAMPIRAN 38 38 Lampiran 1 Pengaruh perlakuan terhadap pertambahan tinggi tanaman kedelai dan nilai AUHPGC Perlakuan Laju pertambahan tinggi (cm) kedelai pada minggu ke- a 1 2 3 4 5 6 7 AUHPGC (cmhari)
Lebih terperinciUJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN
UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas benih Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah. Istilah lain untuk viabilitas benih adalah daya kecambah benih, persentase kecambah
Lebih terperinciPENGARUH PENYIMPANAN DAN FREKUENSI INOKULASI SUSPENSI KONIDIA Peronosclerospora philippinensis TERHADAP INFEKSI PENYAKIT BULAI PADA JAGUNG
PENGARUH PENYIMPANAN DAN FREKUENSI INOKULASI SUSPENSI KONIDIA Peronosclerospora philippinensis TERHADAP INFEKSI PENYAKIT BULAI PADA JAGUNG Burhanuddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Tanaman
Lebih terperinciBUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA
BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA Jagung berperan penting dalam perekonomian nasional dengan berkembangnya industry pangan yang ditunjang oleh teknologi budidaya
Lebih terperinciSumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007.
76 Lampiran 1. Deskripsi varietas jagung hibrida Bima3 DESKRIPSI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA BIMA3 Tanggal dilepas : 7 Februari 2007 Asal : Silang tunggal antara galur murni Nei 9008 dengan galur murni Mr14.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
21 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah Dramaga, keadaan iklim secara umum selama penelitian (Maret Mei 2011) ditunjukkan dengan curah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas terpenting di dunia. Sebagai tanaman kacang-kacangan sumber protein dan lemak nabati,
Lebih terperinciABSTRAK II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEKERASAN DAN WAKTU PEMECAHAN DAGING BUAH KAKAO (THEOBROMA CACAO L) 1) MUH. IKHSAN (G 411 9 272) 2) JUNAEDI MUHIDONG dan OLLY SANNY HUTABARAT 3) ABSTRAK Permasalahan kakao Indonesia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hermawan (2013), klasifikasi botani tanaman sorgum (Sorghum bicolor
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Sorgum Menurut Hermawan (2013), klasifikasi botani tanaman sorgum (Sorghum bicolor [L]. Moench) adalah : Kerajaan Subkerajaan Superdevisi Devisi Kelas Subkelas Ordo Famili
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang berbeda menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Berat Kering Biji Jagung (Zea mays L.) Berdasarkan hasil analisis varian dua jalur terhadap variabel berat kering biji jagung yang berasal dari posisi yang berbeda pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL. Pertumbuhan. Perlakuan A (0%) B (5%) C (10%) D (15%) E (20%) gurame. Pertambahan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pertumbuhan Bobot Mutlak dan Laju Pertumbuhan Bobot Harian Pertumbuhan adalah perubahan bentuk akibat pertambahan panjang, berat, dan volume dalam periode tertentu (Effendi
Lebih terperinciPengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat
Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat Yuliana Susanti & Bq. Tri Ratna Erawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (Bptp) NTB Jl.
Lebih terperinciV. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
V. KACANG HIJAU 5.1. Perbaikan Genetik Kacang hijau banyak diusahakan pada musim kemarau baik di lahan sawah irigasi maupun tadah hujan. Pada musim kemarau ketersediaan air biasanya sangat terbatas dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resistensi Tanaman Terhadap Serangan Hama Ketahanan/resistensi tanaman terhadap hama/penyakit adalah sekelompok faktor yang pada hakekatnya telah terkandung dalam tanaman
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai
TINJAUAN PUSTAKA Ekologi Tanaman Jagung berikut : Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas Serangan Hama Penggerek Batang Padi (HPBP) Hasil penelitian tingkat kerusakan oleh serangan hama penggerek batang pada tanaman padi sawah varietas inpari 13
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkecambahan Benih Penanaman benih pepaya dilakukan pada tray semai dengan campuran media tanam yang berbeda sesuai dengan perlakuan. Kondisi kecambah pertama muncul tidak seragam,
Lebih terperinciTEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti
TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang memiliki arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari penggunaannya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) merupakan sayuran berbentuk buah yang banyak dihasilkan di daerah tropis dan subtropis. Budidaya tanaman tomat terus meningkat seiring
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Posisi Biji Padi pada Malai Terhadap Kematangan dan Viabilitas
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Posisi Biji Padi pada Malai Terhadap Kematangan dan Viabilitas pada Berbagai Umur Panen Berdasarkan hasil analisis varian (ANOVA) menunjukkan bahwa posisi benih
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian,, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai dari bulan April 2016 hingga Mei
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia saat ini menghadapi masalah yang serius berkaitan dengan usaha penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar terhadap padi,
Lebih terperinciHAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati
HAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati SERANGGA HAMA Di lapang Di gudang Menyerang benih dengan kadar air masih tinggi Mampu menyerang benih berkadar air rendah Serangga hama di penyimpanan dibedakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Intensitas Serangan Hama Penggerek Tongkol (H. armigera Hubner) Dari hasil penelitian intensitas serangan H. armigera Hubner pada varietas Motorokiki dan Bisi-2 dapat dilihat
Lebih terperinciPEMURNIAN DAN PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS MANDING, TALANGO DAN GULUK-GULUK DI KABUPATEN SUMENEP
PEMURNIAN DAN PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS MANDING, TALANGO DAN GULUK-GULUK DI KABUPATEN SUMENEP Zainal Arifin 1) dan Fatmawati ) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ) Balai Penelitian Tanaman
Lebih terperinciUJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR
UJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR B.Murdolelono 1), H. da Silva 1), C.Y.Bora 1) dan M. Azrai 2) 1) Balai Penelitian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur, Jl.Timor
Lebih terperinciPengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,
PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bertumpu pada satu sumber karbohidrat yaitu beras, melemahkan ketahanan. pangan dan menghadapi kesulitan dalam pengadaanya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan beras sebagai bahan pangan utama Indonesia cenderung terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Menurut Suswono (2011),
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci pada Umur Kedelai yang Berbeda
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci pada Umur Kedelai yang Berbeda 4.1.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci Berdasarkan hasil penelitian
Lebih terperinciKUMBANG BUBUK Sitophilus zeamais Motsch. (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) DAN STRATEGI PENGENDALIANNYA. Surtikanti
KUMBANG BUBUK Sitophilus zeamais Motsch. (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) DAN STRATEGI PENGENDALIANNYA Surtikanti Balai Penelitian Tanaman Serealia, Jalan Dr. Ratulangi, Kotak Pos 1173, Maros 90514 ABSTRAK
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH
Fauziah Koes dan Ramlah Arief: Pengaruh Lama Penyimpanan PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH Fauziah Koes dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros
Lebih terperinciPENGARUH KONDISI PENYIMPANAN DAN BERBAGAI VARIETAS BAWANG MERAH LOKAL SULAWESI TENGAH TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH IF ALL 1 DAN IDRIS 2
PENGARUH KONDISI PENYIMPANAN DAN BERBAGAI VARIETAS BAWANG MERAH LOKAL SULAWESI TENGAH TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH IF ALL 1 DAN IDRIS 2 1 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro Utara, Kota Metro dan Laboratorium Tanaman Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciPengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati
Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Tanaman jagung disamping sebagai bahan baku industri pakan dan pangan pada daerah tertentu di Indonesia dapat juga sebagai makanan pokok. Karena
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)
TINJAUAN PUSTAKA 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) Gambar 1: Telur, larva, pupa dan imago S. oryzae S. oryzae ditemukan diberbagai negara di seluruh dunia terutama beriklim panas.
Lebih terperinciMeningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi
Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah
Lebih terperinciPERTUMBUHAN POPULASI Sitophilus zeamais Motsch. (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) PADA EMPAT KULTIVAR BERAS MARYANA JAYANTI PASARIBU
PERTUMBUHAN POPULASI Sitophilus zeamais Motsch. (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) PADA EMPAT KULTIVAR BERAS MARYANA JAYANTI PASARIBU DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
21 HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan Makan Bondol Peking dan Bondol Jawa Pengujian Individu terhadap Konsumsi Gabah Bobot tubuh dan konsumsi bondol peking dan bondol jawa terhadap gabah dapat dilihat pada
Lebih terperinciBlok I Blok II Blok III. c 3 P 0 V 1 P 1 V 5 P 0 V 1 P 1
Lampiran 1. Bagan Penelitian a Blok I Blok II Blok III V 2 P 0 b V 1 P 1 V c 3 P 0 V 1 P 1 V 5 P 0 V 1 P 1 e d V 3 P 1 V 4 P 0 V 3 P 1 V 2 P 1 V 1 P 0 V 2 P 1 V 3 P 0 V 5 P 1 V 5 P 0 V 4 P 1 V 3 P 0 V
Lebih terperinciTinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik
42 Lampiran 1. Deskripsi Varietas Jagung Hibrida BISI-18 Nama varietas : BISI-18 Tanggal dilepas : 12 Oktober 2004 Asal : F1 silang tunggal antara galur murni FS46 sebagai induk betina dan galur murni
Lebih terperinciTEKNOLOGI PENGERINGAN DAN PEMIPILAN UNTUK PERBAIKAN MUTU BIJI JAGUNG (Studi Kasus di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan)
Prosiding Seminar Nasional Serealia 2009 ISBN :9789798940279 TEKNOLOGI PENGERINGAN DAN PEMIPILAN UNTUK PERBAIKAN MUTU BIJI JAGUNG (Studi Kasus di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan) I.U. Firmansyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Secara agronomis biji merupakan hasil budidaya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyerang produk biji-bijian salah satunya adalah ulat biji Tenebrio molitor.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengendalian produk hasil pertanian berupa biji-bijian di Indonesia sebagian besar menggunakan cara mekanik dan pestisida sintesis. Hama yang menyerang produk
Lebih terperinci