FENOMENA RESURJENSI PADA PENGGUNAAN INSEKTISIDA IMIDOKLOPRID 350SC PADA HAMA WERENG COKLAT. M. Sudjak Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia
|
|
- Bambang Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 FENOMENA RESURJENSI PADA PENGGUNAAN INSEKTISIDA IMIDOKLOPRID 350SC PADA HAMA WERENG COKLAT M. Sudjak Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Fenomena resurjensi penggunaan insektisida berbahan aktif imidokloprid 350SC pada hama wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal) yang dicobakan pada pengujian di Laboratorium, Loka Penelitian Penyakit Tungro, Lanrang Sidrap, Sulawesi Selatan yang dilaksanakan dari bulan Agustus sampai Nopember menunjukkan bahwa insektisida Imidokloprid pada semua dosis tidak menimbulkan gejala resurjensi pada wereng coklat pada generasi pertama, kedua dan ketiga di laboratorium. Sedangkan pada pengujian efikasi dan resurjensi wereng coklat (nilaparvata lugens stal.) dan wereng punggung putih (sogotella furcifera horvath) oleh insektisida imidokloprid 350SC pada tanaman padi sawah menunjukkan bahwa insektisida Imidokloprid dosis 112,5 ml/ha dan 150 ml/ha tidak menimbulkan gejala resurjensi dan gejala kecenderungan resurjensi wereng coklat, dan wereng punggung putih, dengan wk-wp berkisar -99 sampai -825 untuk wereng coklat dan -63 sampai -437 untuk wereng punggung putih. Aplikasi insektisida imidokloprid semua dosis, tidak memperlihatkan pengaruh negatif terhadap musuh alami laba-laba Lycosa pseudoannula, Cythorinus lipidipennis dan Paederus tamulus. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa insektisida imidokloprid semua dosis tidak menimbulkan gejala fitotoksisitas pada tanaman padi. Kata kunci : Resurjensi, insektisida Imidokloprid, wereng coklat, laboratorium. PENDAHULUAN Sampai saat ini wereng coklat masih dianggap sebagai hama utama pada tanaman padi. Hama tersebut dapat mengakibatkan kerusakan langsung pada tanaman padi dengan cara mengisap cairan tanaman sehingga tanaman akan mengalami hopperburn. Lebih dari setengah juta ha tanaman padi dari tahun telah terserang oleh hama ini dengan tingkat serangan yang cukup berat. Kehilangan hasil yang diakibatkan ditaksir setara dengan ton beras (Ruchiyat dan Sukmaraganda, 1992). Hama wereng coklat mempunyai potensi untuk mengalami peledakan populasi sewaktu-waktu diakibatkan oleh banyaknya petani yang menanam varietas rentan terhadap serangga hama wereng coklat. Di samping itu serangga wereng coklat mempunyai kemampuan melakukan adaptasi yang cukup tinggi terhadap varietas-varietas yang di introduksikan. Di Sulawesi Selatan misalnya, proses adaptasi serangga dapat dipetahankan dengan melakukan pola pergiliran varietas berdasarkan tetua tahan.upayaupaya pengendalian wereng coklat telah banyak dilakukan, salah satunya dengan menggunakan varietas tahan (Syamsuddin, 2002). Pengendalian lain yang banyak digunakan yaitu dengan menggunakan insektisida. Agar supaya insektisida dapat digunakan oleh petani, maka perlu diteliti terlebih dahulu mengenai apakah tidak menimbulkan efek resurjensi. Efek resurjensi dari insektisida yang paling banyak diketahui pada tanaman padi adalah wereng coklat 383
2 Beberapa jenis insektisida antara lain Deltametrin dan Fentoat telah menimbulkan resurjensi terhadap wereng coklat (Bhudhasaman et al., 1992, Baco dan Yasin, 1983; Yasin dan Baco, 1996). Berdasarkan hal tersebut dan berbagai pertimbangan lainnya maka melalui Inpres No. 3, 1996 sebanyak 57 jenis insektisida dilarang digunakan pada tanaman padi. Kriteria suatu insektisida untuk dapat digunakan harus efektif terhadap hama sasaran dan aman terhadap lingkungan, seperti tidak menimbulkan resurjensi hama bukan sasaran atau tidak mempengaruhi musuh alami. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan pengujian lapangan efikasi dan resurjensi wereng coklat, Nilaparvata lugens Stal. dan wereng punggung putih Sogotella furcifera Horvath. oleh insektisida Imidokloprid 350 SC pada tanaman padi. ASPEK RESUGENSI YANG TERLIHAT DILAPANGAN Pengujian resurjensi wereng coklat (Nilaparvata lugens) akibat Insektisida Imidokloprid 350SC Hasil pengamatan terhadap perkembangan wereng coklat di laboratorium menunjukkan bahwa padat populasi generasi pertama pada pot yang diaplikasi insektisida imidokloprid dan insektisida pembanding confidor 5 WP dosis 400 g/ha lebih rendah dibandingkan padat populasi pada pot kontrol. Padat populasi pada pot yang diaplikasi insektisida imidokloprid dan insektisida pembanding confidor 5 WP berkisar 1680 ekor sampai 1819 ekor sedangkan pada pot kontrol mencapai 2105 ekor (Tabel 1). Pada Tabel 1 juga terlihat bahwa perlakuan insektisida imidokloprid dosis 150 ml/ha sangat efektif mengendalikan wereng coklat. Pada perlakuan tersebut hanya mempunyai padat populasi 1680 ekor sedangkan pada kontrol mencapai 2105 ekor. Pada generasi kedua terlihat bahwa adanya kecenderungan penurunan populasi pada semua pot perlakuan baik pada pot yang diperlakukan insektisida imidokloprid 350 SC semua dosis maupun pada pot kontrol. Pada generasi kedua tampak juga bahwa perlakuan insektisida imidokloprid semua dosis tidak menimbulkan gejala resurjensi, hal ini terlihat dari padat populasi pada pot yang diaplikasi imidokloprid 350 SC semua dosis lebih rendah dan berbeda nyata pada taraf 10% dan 20% uji LSD. Keadaan populasi ini cenderung sama dengan keadaan populasi pada generasi ketiga. Tabel 1. Padat populasi wereng coklat generasi 1, 2, dan 3 pada pengujian resurjensi akibat insektisida imidokloprid 350SC, Sidrap, MT Perlakuan Dosis Pengamatan ml/g/ha G1 G2 G3 Imidokloprid 37,5 1790b 1713a 1935a Imidokloprid b 1640a 1580b Imidokloprid 112,5 1803b 1628b 1524b Imidokloprid b 1583b 1420b Confidor 5 WP b 1610b 1486b Kontrol a 1733a 1960a KK (%) - 6,10 5,10 6,40 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 10% uji LSD G1 = Generasi pertama wereng coklat G2 = Generasi kedua wereng coklat G3 = Generasi ketiga wereng coklat Sumber : Yasin dan Masmawati (2007a) 384
3 Tabel 2. Perubahan populasi wereng coklat (wp-wk) akibat perlakuan Imidokloprid 350SC terhadap wereng coklat, N. lugens generasi 1, 2 dan 3 padapengujian laboratorium, Lolit Tungro, Lanrang, Sidrap, Sulawesi Selatan MT Perlakuan Dosis Pengamatan Resurjensi ml/g/ha G1 G2 G3 LSD 10 LSD 20 Imidokloprid 37, TR TCR Imidokloprid TR TCR Imidokloprid 112, TR TCR Imidokloprid TR TCR Confidor 5 WP TR TCR Kontrol P = 0,10-95,32 29,76 91, P = 0,20-73,28 22,88 70, G1 = Generasi pertama G2 = Generasi kedua G3 = Generasi ketiga wk = Populasi wereng coklat pada pot perlakuan wp = Populasi wereng coklat pada pot kontrol TR = Tidak resurjensi TCR = Tidak cenderung resurjensi Sumber : Yasin dan Masmawati (2007a) Pada Tabel 2 terlihat perbedaan populasi antara populasi wereng coklat pada perlakuan insektisida Imidokloprid dengan populasi pada kontrol. Berdsarkan analisis diketahui bahwa pada generasi I, terlihat bahwa wereng coklat pada pot yang mendapat perlakuan Imidokloprid lebih rendah dibandingkan populasi wereng coklat pada kontrol. Perbedaan populasi yaitu berkisar sampai -402 dengan selisih tertinggi pada perlakuan insektisida Imidokloprid dosis 150 ml/ha. Pada generasi II terlihat juga bahwa perbedaan (selisih) antara populasi wereng coklat pada perlakuan insektisida Imidokloprid dengan kontrol, selisih tertinggi yaitu pada perlakuan Imidokloprid 150 ml/ha. Hal ini tidak berbeda nyata dengan keadaan populasi wereng coklat pada generasi ke II. Berdasarkan kriteria tersebut maka dapat diketahui bahwa insektisida Imidokloprid semua dosis tidak menimbulkan gejala kecenderungan resurjensi apalagi resurjensi. Dijelaskan bahwa apabila wp-wk > P = 0,10 berarti terjadi resurjensi dan apabila wp-wk > P = 0,20 tetapi < P = 0,10 berarti cenderung terjadi resurjensi. Pengujian Efikasi Dan Resurjensi Wereng Coklat (Nilaparvata Lugens Stal.) Dan Wereng Punggung Putih EFIKASI Wereng Coklat Pengamatan pendahuluan dilakukan pada 1 minggu setelah tanam (MST) menunjukkan bahwa telah ditemukan hama wereng coklat dan punggung putih pada petak pengujian. Aplikasi pertama insektisida Imidokloprid dilakukan 2 minggu setelah hama sasaran ditemukan, dan aplikasi insektisida I pada pengujian ini dilakukan pada 3 MST. Sebelum aplikasi pertama dilakukan pengamatan pendahuluan yang dilaksanakan pada 2 MST. Hasil pengamatan sebelum aplikasi pertama (2 MST) terlihat bahwa populasi hama wereng coklat mencapai 193 ekor/70 rumpun dan telah merata pada semua 385
4 petak pengujian. Pada pengamatan 3 MST terlihat bahwa pada petak kontrol terjadi peningkatan populasi akan tetapi pada petak-petak yang mendapat perlakuan insektisida Imidokloprid tidak terjadi peningkatan populasi, hal ini juga terjadi pada 4 MST. Pada pengamatan 5 MST terjadi peningkatan pada petak-petak yang diaplikasi insektisida dosis rendah, akan tetapi pada perlakuan Imidokloprid dengan dosis 112,5 ml/ha dan 150 ml/ha tidak terjadi peningkatan populasi wereng coklat. Keadaan populasi wereng coklat cenderung menurun pada perlakuan Imidokloprid dosisi 112,5 ml/ha dan 150 ml/ha saat tanaman berumur 6 MST, 7 MST sampai menjelang panen, sedangkan keadaan populasi pada petak kontrol terus meningkat dan mencapai puncaknya pada pengamatan 7 MST, dimana kepadatan populasi mencapai 958 ekor/70 rumpun (Tabel 3). Berdasarkan hasil pengamatan populasi wereng coklat mulai dari 1 MST sampai 12 MST terlihat bahwa penggunaan insektisida Imidokloprid dosis 112,5 ml/ha dan 150 ml/ha efektif mengendalikan wereng coklat. Wereng Punggung Putih Hasil pengamatan wereng punggung putih terlihat bahwa pada pengamatan 2 MST populasi wereng punggung putih mencapai 170 ekor/70 rumpun dan merata pada semua petak-petak penelitian. Aplikasi pertama insektisida dilakukan pada 3 MST. Hasil pengamatan setelah aplikasi pertama insektisida terlihat bahwa padat populasi wereng punggung putih pada petak yang diaplikasi Imidokloprid dosis 112,5 ml/ha dan 150 ml/ha yaitu 54 ekor/70 rumpun dan 129 ml/70 rumpun. Populasi ini jauh lebih rendah dibanding populasi pada petak kontrol yang mencapai 294 ekor/70 rumpun (Tabel 4). Pada pengamatan 4 MST juga terlihat bahwa populasi pada petak kontrol cukup tinggi yaitu mencapai 452 ekor/70 rumpun sedangkan pada petak yang diaplikasi Imidokloprid dosis 150 ml/ha hanya 151 ekor/70 rumpun. Keadaan populasi yang sama terjadi pada pengamatan-pengamatan selanjutnya sampai menjelang panen. RESURJENSI Wereng Coklat Pada Tabel 5 terlihat bahwa pada 3 MST, populasi wereng coklat pada petak yang mendapat perlakuan Imidokloprid semua dosis lebih rendah dibandingkan kontrol, hal ini menunjukkan bahwa insektisida tersebut tidak menimbulkan gejala resurjensi, bahkan dari data tersebut insektisida Imidokloprid efektif mengendalikan wereng coklat. Pada pengamatan 4 MST terlihat bahwa populasi pada kontrol jauh lebih tinggi dibandingkan populasi pada petak yang diperlakukan insektisida Imidokloprid semua dosis dan juga terlihat bahwa petak yang mendapat perlakuan Imidokloprid dosis 150 ml/ha, populasi wereng coklat lebih rendah dari perlakuan lain. Keadaan populasi wereng coklat pada pengamatan populasi 4 MST yaitu petak yang mendapat perlakuan Imidokloprid selalu lebih rendah dibandingkan kontrol. Dikatakan potensi suatu insektisida yang diuji menimbulkan resurjensi apabila terjadi populasi wereng coklat pada petak yang mendapat aplikasi insektisida lebih tinggi dari petak kontrol. Pada Tabel 6 terlihat perubahan populasi wereng coklat. Pada 3 MST diketahui selisih antara perlakuan Imidokloprid 359 SC dengan kontrol berkisar -139 sampai Pada 4 MST nilai selisih antara perlakuan Imidokloprid kontrol mencapai Dan keadaan populasi ini cenderung sama sampai menjelang panen (12 MST). Berdasarkan hasil tesebut maka dapat disimpulkan bahwa insektisida Imidokloprid 350 SC tidak menimbulkan gejala resurjensi dan kecenderungan resurjensi. 386
5 Wereng Punggung Putih Pada saat 3 MST, atau setelah aplikasi I insektisida terlihat pengaruh perlakuan insektisida Imidokloprid terhadap wereng punggung putih. Dari semua dosis insektisida Imidokloprid yang diuji tidak ada yang memperlihatkan kecenderungan resurjensi apalagi gejala resurjensi. Populasi wereng punggung putih pada petak yang diaplikasi insektisida Imidokloprid dosis 150 ml/ha berkisar 129 ekor/70 rumpun, sedangkan pada kontrol mencapai 294 ekor/70 rumpun, hal yang sama juga terjadi pada pengamatan 4 MST, 5 MST, 6 MST sampai 12 MST (Tabel 7) yaitu padat populasi pada petak yang diaplikasi insektisida Imidokloprid semua dosis lebih rendah dan berbeda nyata dengan padat populasi wereng punggung putih pada petak kontrol. Pada pengujian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa insektisida Imidokloprid 350 SC tidak menimbulkan gejala resurjensi. Suatu insektisida dikatakan menimbulkan gejala resurjensi apabila suatu insektisida yang diuji menimbulkan gejala perubahan populasi yang lebih tinggi setelah mendapat perlakuan insektisida. Pada Tabel 8 terlihat perbedaan populasi antara petak yang diaplikasi insektisida Imidokloprid dengan petak kontrol. Selisih perbedaan antara petak kontrol dengan petak yang mendapat perlakuan Imidokloprid yang mencapai -185 pada 3 MST. Pada 4 MST terdapat selisih sampai Dan hal ini terjadi sampai pengamatan 12 MST. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diartikan bahwa insektisida Imidokloprid semua dosis tidak menimbulkan gejala resurjensi dan gejala kecenderungan resurjensi. 387
6 Tabel 3. Padat populasi wereng coklat/70 rumpun pada pengujian efikasi dan resurjensi wereng coklat Nilaparvata lugens Stal.dan wereng punggung putih Sogotella furcifera Harvath oleh insektisida Imidokloprid pada tanaman padi, Pinrang, Sulsel, MT Perlakuan Dosis Pengamatan (MST) formulasi ml/g/ha 2 3* 4 5* 6 7* 8 9* Imidokloprid 37,5 193tn 194b 198b 235b 487b 577b 467b 272b 210b 173b 159b Imidokloprid b 195b 225b 378b 366c 183c 167c 192c 165b 155b Imidokloprid 112, b 180bc 210bc 106c 154d 140c 158c 149d 155d 131e Imidokloprid c 158d 157d 100c 133e 120e 90e 130d 96d 104d Confidor 5 WP b 170c 190c 110c 153d 138d 136d 136d 126c 131c Kontrol a 374a 334a 627a 958a 884a 634a 460a 323a 309a KK (%) 5,90 6,70 6,30 9,20 17,6 0 12,5 0 13,6 0 13,1 0 19,20 6,10 5,10 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji beda Duncan taraf 5%. MST = Minggu setelah tanam tn = tidak nyata = Aplikasi Sumber : Yasin dan A.Rugaya (2007b) 388
7 Tabel 4. Padat populasi wereng punggung putih/70 rumpun pada pengujian efikasi dan resurjensi wereng coklat Nilaparvata lugens Stal. dan wereng punggung putih Sogotella furcifera Harvath oleh insektisida Imidokloprid pada tanaman padi, Pinrang, Sulsel, MT Perlakuan Dosis formulas i ml/g/ha Pengamatan (MST) 2 3* 4 5* 6 7* 8 9* Imidokloprid 37,5 156tn 161b 389b 475b 326b 163b 151b 143b 117b 113b 98b Imidokloprid b 181c 217c 225c 148b 117c 134b 108b 103b 100b Imidokloprid 112, b 173c 183cd 186cd 134b 107c 127bc 105b 108b 99b Imidokloprid b 151c 131d 138d 120b 84c 118c 92b 90b 68c Confidor 5 WP b 158c 213c 159d 136b 96c 122bc 95b 97b 85b Kontrol a 452a 568a 491a 298a 279a 270a 300a 264a 270a KK (%) 9,60 14,80 20,30 17,00 15,50 5,20 18,30 6,0 16,3 0 17,80 12,70 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji beda Duncan taraf 5%. MST = Minggu setelah tanam tn = tidak berbeda nyata * = Aplikasi Sumber : Yasin dan A.Rugaya (2007b) 389
8 Tabel 5. Padat populasi wereng coklat/70 rumpun pada pengujian efikasi dan resurjensi wereng coklat Nilaparvata lugens Stal. dan wereng punggung putih Sogotella furcifera Harvath oleh insektisida Imidokloprid pada tanaman padi, Pinrang, Sulsel, MT Dosis Pengamatan (MST) Perlakuan formulasi ml/g/ha 3* 4 5* 6 7* 8 9* Imidokloprid 37,5 194b 198b 235b 487b 577b 467b 272b 210b 173b 159b Imidokloprid b 195b 225b 378b 366c 183c 167c 192c 165b 155b Imidokloprid 112,5 186b 180b 210b 106c 154d 140d 158d 149b 155b 131c Imidokloprid b 158d 157d 100c 133e 120e 90f 130d 96c 104d Confidor 5 WP b 170c 190b 110c 153d 138d 136e 136d 126b 131c Kontrol - 333a 374a 334a 627a 958a 884a 634a 460a 323a 309a KK (%) 5,90 6,70 6,30 9,20 17,60 12,0 13,60 13,10 6,10 5,10 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata taraf 10% uji LSD. MST = Minggu setelah tanam * = Aplikasi Sumber : Yasin dan A.Rugaya (2007b) 390
9 Tabel 6. Perubahan populasi wereng coklat (wk-wp) pada pengujian efikasi dan resurjensi wereng coklat Nilaparvata lugens Stal. dan wereng punggung putih Sogotella furcifera Harvath oleh insektisida Imidokloprid pada tanaman padi, Pinrang, Sulsel, MT Perlakuan Pengamatan (MST) Resurjensi LSD LSD Imidokloprid TR TCR Imidokloprid TR TCR Imidokloprid TR TCR Imidokloprid TR TCR Confidor 5 WP TR TCR Kontrol P=0,10 10,22 10,66 16,77 39,22 7,07 8,53 5,96 32,97 8,96 7, P=0,20 7,85 8,20 13,00 30,16 5,44 6,56 4,60 25, , P = 0,10 dan P = 0,20 uji LSD MST = Minggu setelah tanam TR = Tidak resurjensi TCR = Tidak cenderung resurjensi Sumber : Yasin dan A.Rugaya (2007b) 391
10 Tabel 7. Padat populasi wereng punggung putih/70 rumpun pada pengujian efikasi dan resurjensi wereng coklat Nilaparvata lugens Stal. dan wereng punggung putih Sogotella furcifera Harvath oleh insektisida Imidokloprid pada tanaman padi, Pinrang, Sulsel, MT Dosis Pengamatan (MST) Perlakuan formulasi ml/g/ha 2 3* 4 5* 6 7* 8 9* Imidokloprid 37,5 156tn 161b 389b 475b 326b 163b 151b 143b 117b 113b 98b Imidokloprid c 181c 217c 225c 148b 117c 134b 108b 103b 100b Imidokloprid 112, b 173c 183c 186d 134b 107c 127b 105b 108b 99b Imidokloprid b 151c 131d 138e 120d 84d 118b 92b 90b 68b Confidor b 158c 213c 159e 136b 96b 122b 95b 97b 85b WP Kontrol a 452a 568a 491a 298a 279a 270a 300a 264a 270a KK (%) 8,30 12,40 16,10 18,00 10,20 14,00 13,20 14,70 17,20 16,10 10,30 MST = Minggu setelah tanam tn = tidak berbeda nyata pada taraf 10% uji LSD. * = Aplikasi Sumber : Yasin dan A.Rugaya (2007b) 392
11 Tabel 8. Perubahan populasi wereng punggung putih/70 rumpun pada pengujian efikasi dan resurjensi wereng coklat Nilaparvata lugens Stal. dan wereng punggung putih Sogotella furcifera Harvath oleh insektisida Imidokloprid 350 SC pada tanaman padi, Pinrang, Sulsel, MT Pengamatan (MST) Resurjensi Perlakuan LSD 10 LSD 20 Imidokloprid TR TCR SC Imidokloprid 350 SC TR TCR Imidokloprid TR TCR SC Imidokloprid TR TCR SC Confidor 5 WP TR TCR Kontrol P=0,10 6,82 43,15 36,1 30,3 7,21 31,8 7,46 18,8 19,1 12, P=0,20 5,27 33,19 27,7 8 23,38 5,54 24,4 9 5,74 14,4 6 14,8 2 9, P = 0,10 dan P = 0,20 uji LSD MST = Minggu setelah tanam TR = Tidak resurjensi TCR = Tidak cenderung resurjensi Sumber : Yasin dan A.Rugaya (2007b) 393
12 KESIMPULAN Insektisida Imidokloprid belum menimbulkan resurjensi pada wereng coklat sampai pada generasi ketiga. Insektisida Imidokloprid dosis 112,5 ml/ha dan 150 ml/ha efektif mengendalikan wereng coklat, punggung putih dan wereng hijau selama pengujian berlangsung. Insektisida Imidokloprid semua dosis tidak menimbulkan gejala resurjensi dan gejala kecenderungan resurjensi dengan nilai wp-wk bervariasi dari -99 sampai untuk wereng coklat dan -63 dampai -437 untuk wereng punggung putih. Hasil pengujian menunjukkan bahwa aplikasi insektisida Imidokloprid semua dosis tidak memperlihatkan pengaruh negatif terhadap musuh alami laba-laba Lycosa pseudoannulata, Cythorinus lipidepennis dan Paederus tamulus. Insektisida Imidokloprid semua dosis tidak menimbulkan gejala fitotoksisitas pada tanaman padi selama pengujian berlangsung. Produktivitas (t/ha) pada perlakuan Imidokloprid dosis 150 ml/ha mencapai 4,23 t/ha sedangkan pada kontrol hanya 0,85 t/ha. DAFTAR PUSTAKA Baco dan Yasin Biologi Wereng Coklat, Nilaparvata lugens Stal dan Wereng Punggung Putih Sogatella furcifera Horvath serta Intraksi antara Keduanya pada Tanaman Padi. Disertasi pada Fakultas Pascasarjana IPB. 150 pp. Baco, D dan M. Yasin Pengaruh insektisida bensultaf terhadap wereng coklat Nilaparvata lugens Stal. dan musuh alaminya pada tanaman padi. Hasil Penelitian Padi No Balittan Maros. Budhasaman, P. Sitaposoru dan C. Showtip. Effect of foliar spray insecticides on brown plant hopper (BPH) resurqence in rice International Rice Research News Letter, No. 17 IRRI. Philippines pp Ruchiyat dan Sukmaraganda, National Integrated Pest Management Indonesia, It s Success and Challangers. Proc. Conference on IPM in Asia Pacific Region Kuala Lumpur. Malaysia pp Syamsuddin, M Bagaimana teknologi penelitian ketahanan varietas terhadap hama wereng coklat sepuluh tahun silam. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan tahun XV, PEI, PFI dan HPTI Cab. Makassar. Yasin, dan D. Baco Efikasi dan resurjensi wereng coklat oleh insektisida Confidor 5 WP pada tanaman padi. Hasil Penelitian Hama dan penyakit Balittan Maros, Pp Yasin, M. dan A. Rugaya Pengujian laboratorium insektisida Imidokloprid 50 SC terhadap Wereng Coklat Nilaparvata lugens pada Tanaman Padi.Laporan Hasil Pengujian Lapang Yasin, M dan Masmawati. 2007a. Pengujian Resurjensi Wereng Coklat (Nilaparvata Lugens Stal) Oleh Insektisida Imidokloprid 350sc (B.A: Imidokloprid 350 G/L) Di Laboratorium. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVIII Komda Sul-Sel, 2007 Yasin, M dan A. Rugaya. 2007b. Pengujian Efikasi Dan Resurjensi Wereng Coklat (Nilaparvata Lugens Stal.) Dan Wereng Punggung Putih (Sogotella Furcifera Horvath) Oleh Insektisida Imidokloprid 350 Sc (B.A:Imidokloprid 350 G/L) Pada Tanaman Padi Sawah. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVIII Komda Sul-Sel,
1) Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Selatan 2) Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor ABSTRAK
PENGUJIAN LAPANG EFIKASI INSEKTISIDA CURBIX 100 SC (ETIPZOL 100 g/l) DAN CONFIDOR 5 WP (IMIDAKLOPRID 5 %) TERHADAP KEPIK HITAM RAMPING (Pachybarachlus pallicornis var. Baihaki) PADA TANAMAN PADI SAWAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Rismunandar, 1993). Indonesia memiliki beragam jenis beras dengan warna nya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi atau beras merupakan komoditas strategis dan sumber pangan utama untuk rakyat Indonesia. Pemerintah Indonesia sejak tahun 1960 sampai sekarang selalu berupaya
Lebih terperinci1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat
1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat Wereng coklat, (Nilaparvata lugens Stal) ordo Homoptera famili Delphacidae. Tubuh berwarna coklat kekuningan - coklat tua, berbintik coklat gelap pd
Lebih terperinciKetahanan Beberapa Varietas terhadap Penyakit Tungro di Sulawesi Selatan
Ketahanan Beberapa Varietas terhadap Penyakit Tungro di Sulawesi Selatan Mansur Loka Penelitian Penyakit Tungro Jl. Bulo no. 101 Lanrang, Sidrap, Sulsel E-mail : mansurtungro09@yahoo.co.id Abstrak Tujuan
Lebih terperinciSeminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2013 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan EFIKASI PESTISIDA ANJURAN TERHADAP PERKEMBANGAN POPULASI HAMA WERENG BATANG COKLAT DI KABUPATEN KUDUS Hairil Anwar dan S. Jauhari Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciPeran Varietas Tahan dalam Menurunkan Populasi Wereng Coklat Biotipe 4 pada Tanaman Padi
Peran Varietas Tahan dalam Menurunkan Populasi Wereng Coklat Biotipe 4 pada Tanaman Padi Baehaki S.E., Arifin K., dan D. Munawar Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Jl. Raya 9, Sukamandi, Subang, Jawa
Lebih terperinciMengenal Hama Wereng Batang Coklat Nilaparvata lugens Stal. Oleh : Budi Budiman
Mengenal Hama Wereng Batang Coklat Nilaparvata lugens Stal Oleh : Budi Budiman Nak, kemungkinan hasil panen padi kita tahun ini berkurang!, sebagian besar padi di desa kita terserang hama wereng. Itulah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Aplikasi Insektisida terhadap Populasi WBC dan Musuh Alaminya di Lapangan Nilaparvata lugens Populasi wereng batang cokelat (WBC) selama penelitian dipengaruhi oleh interaksi antara
Lebih terperinciDINAMIKA WERENG COKLAT TANAMAN PADI DI WILAYAH INDONESIA
DINAMIKA WERENG COKLAT TANAMAN PADI DI WILAYAH INDONESIA Sri Hartati Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Selatan Jl. A. Yani Km. 34 Banjarbaru, Kalimantan Selatan e-mail : tatiekmanis@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi sawah (Oryza sativa L.) merupakan salah satu komoditas andalan Provinsi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Padi sawah (Oryza sativa L.) merupakan salah satu komoditas andalan Provinsi Lampung pada sektor tanaman pangan. Produksi komoditas padi di Provinsi Lampung
Lebih terperinciMENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI. Oleh : M Mundir BP3KK Nglegok
MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI Oleh : M Mundir BPKK Nglegok I LATAR BELAKANG Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah semua organisme yang menggangu pertumbuhan tanaman pokok
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kabupaten Klaten merupakan salah satu sentra produksi beras di Indonesia. Saat ini, lebih dari 8% hasil produksi pertanian pangan di kabupaten Klaten adalah beras. Budidaya padi dilakukan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari Agustus sampai dengan November 2012 di
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Agustus sampai dengan November 2012 di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2
Lebih terperinciDINAMIKA POPULASI HAMA UTAMA JAGUNG. S. Mas ud, A. Tenrirawe, dan M.S Pabbage Balai Penelitian Tanaman Serealia
DINAMIKA POPULASI HAMA UTAMA JAGUNG S. Mas ud, A. Tenrirawe, dan M.S Pabbage Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Penanaman jagung secara monokultur yang dilakukan beruntun dari musim ke musim, memperkecil
Lebih terperinciAPLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI
APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI Oleh: Edi Suwardiwijaya Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Jl. Raya Kaliasin. Tromol
Lebih terperinciLampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan
Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3 Nomor persilangan : BP3448E-4-2 Asal persilangan : Digul/BPT164-C-68-7-2 Golongan : Cere Umur tanaman : 110 hari Bentuk tanaman : Sedang Tinggi tanaman : 95
Lebih terperinciKajian Perusak Polong Sebagai Hama Utama pada Kacang Gude di Sulawesi Selatan
Prosiding Pekan Serealia Nasional ISBN : 9789798940293 Kajian Perusak Polong Sebagai Hama Utama pada Kacang Gude di Sulawesi Selatan Syahrir Mas ud Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi No.
Lebih terperinciSKRIPSI KEBERADAAN PREDATOR WERENG BATANG COKLAT PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN TEKNIK BUDIDAYA BERBEDA. Oleh SULISTIYO DWI SETYORINI H
SKRIPSI KEBERADAAN PREDATOR WERENG BATANG COKLAT PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN TEKNIK BUDIDAYA BERBEDA Oleh SULISTIYO DWI SETYORINI H0709117 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciSKRIPSI KELIMPAHAN POPULASI WERENG BATANG COKLAT PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN PEMBERIAN ZEOLIT DAN PENERAPAN KONSEP PHT
SKRIPSI KELIMPAHAN POPULASI WERENG BATANG COKLAT PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN PEMBERIAN ZEOLIT DAN PENERAPAN KONSEP PHT Oleh Ndaru Priasmoro H0709078 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciUSAHA PERBAIKAN PASCAPANEN SEBAGAI TEKNOLOGI ALTERNATIF DALAM RANGKA PENGELOLAAN HAMA KUMBANG BUBUK PADA JAGUNG DAN SORGUM
Prosiding Seminar Nasional Serealia 9 ISBN :978-979-894-7-9 USAHA PERBAIKAN PASCAPANEN SEBAGAI TEKNOLOGI ALTERNATIF DALAM RANGKA PENGELOLAAN HAMA KUMBANG BUBUK PADA JAGUNG DAN SORGUM S. Mas ud Balai Penelitian
Lebih terperinciUJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Amir dan M. Basir Nappu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata
15 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah (S. coarctata) Secara umum tampak bahwa perkembangan populasi kepinding tanah terutama nimfa dan imago mengalami peningkatan dengan bertambahnya
Lebih terperinciUJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI
UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI AANB. Kamandalu dan S.A.N. Aryawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali ABSTRAK Uji daya hasil beberapa galur harapan
Lebih terperinciUJI KETAHANAN GALUR-GALUR PADI TERHADAP PENYAKIT TUNGRO DI DAERAH ENDEMIK ABSTRAK PENDAHULUAN
UJI KETAHANAN GALUR-GALUR PADI TERHADAP PENYAKIT TUNGRO DI DAERAH ENDEMIK Mansur 1, Syahrir Pakki 2, Edi Tando 3 dan 4 Yulie Oktavia 1 Loka Penelitian Penyakit Tungro 2 Balai Penelitian Tanaman Serealia
Lebih terperinciSeminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
KERAGAAN VARIETAS KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN Eli Korlina dan Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang E-mail korlinae@yahoo.co.id ABSTRAK Kedelai merupakan
Lebih terperinciResurjensi Wereng Batang Padi Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) (Hemiptera: Delphacidae) Setelah Aplikasi Insektisida Abamektin dan Deltametrin
Resurjensi Wereng Batang Padi Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) (Hemiptera: Delphacidae) Setelah Aplikasi Insektisida Abamektin dan Deltametrin Angry P. Solihin 1*, Witjaksono 2, Y. Andi Trisyono 2 1)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan persawahan Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dari bulan Mei hingga November 2012. B. Bahan
Lebih terperinciKERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR
KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR Charles Y. Bora 1 dan Buang Abdullah 1.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur. Balai Besar Penelitian
Lebih terperinciKELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT
Seminar Nasional Serealia, 2013 KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT Syuryawati, Roy Efendi, dan Faesal Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Untuk
Lebih terperinciUJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR
UJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR B.Murdolelono 1), H. da Silva 1), C.Y.Bora 1) dan M. Azrai 2) 1) Balai Penelitian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur, Jl.Timor
Lebih terperincib) Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipennis ) c) Kumbang Stacfilinea (Paederus fuscipes)/tomcat d) Kumbang Carabid (Ophionea nigrofasciata)
Wereng batang cokelat (Nilaparvata lugens) merupakan salah satu hama penting pada pertanaman padi karena mampu menimbulkan kerusakan baik secara langsung maupun tidak langsung. WBC memang hama laten yang
Lebih terperinciWaspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan)
Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan) Memasuki musim hujan tahun ini, para petani mulai sibuk mempersiapkan lahan untuk segera mengolah
Lebih terperinciEfektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering
Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kandungan Hara Tanah Analisis kandungan hara tanah pada awal percobaan maupun setelah percobaan dilakukan untuk mengetahui ph tanah, kandungan C-Organik, N total, kandungan
Lebih terperinciINTERAKSI POPULASI WERENG BATANG COKELAT
INTERAKSI POPULASI WERENG BATANG COKELAT Nilaparvata lugens Stål. (HEMIPTERA: DELPHACIDAE) DENGAN KEPIK PREDATOR Cyrtorhinus lividipennis Reuter. (HEMIPTERA: MIRIDAE) PADA PADI VARIETAS CIHERANG ZULFIRMAN
Lebih terperinciKAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI
KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI Amir dan Baso Aliem Lologau Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Sulawesi Selatan salah satu sentra pengembangan
Lebih terperinciTINGKAT SERANGAN HAMA PENGGEREK TONGKOL, ULAT GRAYAK, DAN BELALANG PADA JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. Abdul Fattah 1) dan Hamka 2)
TINGKAT SERANGAN HAMA PENGGEREK TONGKOL, ULAT GRAYAK, DAN BELALANG PADA JAGUNG DI SULAWESI SELATAN Abdul Fattah 1) dan Hamka 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan 2) Balai Proteksi
Lebih terperinciPENGKAJIAN INTENSIFIKASI PADI SAWAH IRIGASI MENDUKUNG IP PADI 400 DI SULAWESI SELATAN. Arafah, dkk. Ringkasan
PENGKAJIAN INTENSIFIKASI PADI SAWAH IRIGASI MENDUKUNG IP PADI 400 DI SULAWESI SELATAN Arafah, dkk Ringkasan Pengkajian intensifikasi padi sawah irigasi mendukung IP padi 400 di Sulawesi Selatan. Pemanfaatan
Lebih terperinciVerifikasi Komponen Budidaya Salibu: Acuan Pengembangan Teknologi
Verifikasi Komponen Budidaya Salibu: Acuan Pengembangan Teknologi Nurwulan Agustiani, Sarlan Abdulrachman M. Ismail Wahab, Lalu M. Zarwazi, Swisci Margaret, dan Sujinah Indonesia Center for Rice Research
Lebih terperinciKERAGAAN USAHATANI JAGUNG VARIETAS KOMPOSIT PADA BERBAGAI JARAK TANAM DI LAHAN KERING
KERAGAAN USAHATANI JAGUNG VARIETAS KOMPOSIT PADA BERBAGAI JARAK TANAM DI LAHAN KERING Margaretha SL dan Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian keragaan usahatani jagung komposit
Lebih terperinciVI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL
VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya
Lebih terperinciIII. BAHANDAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Proteksi Tanaman Pangan dan
III. BAHANDAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Gadingrejo, Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung,
Lebih terperinciINTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG. Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia
INTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Percobaan bertujuan untuk melihat pengaruh takaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-September 2010 di Laboratorium Hama Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbiumbian (Balitkabi) Malang.
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK BIJI MIMBA TERHADAP PENEKANAN SERANGAN WERENG BATANG PADI COKLAT
PKMI-1-18-1 PENGARUH EKSTRAK BIJI MIMBA TERHADAP PENEKANAN SERANGAN WERENG BATANG PADI COKLAT Dies Rina Kusumastanti, Diana Puji Rahayu dan Rina Hastarita Nilawati Fakultas Pertanian, Universitas Tunas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Hama tanaman merupakan salah satu kendala yang dapat menurunkan produktivitas tanaman. Salah satu hama penting pada tanaman padi adalah wereng batang cokelat (Nilapavarta
Lebih terperinciWereng coklat, (Nilaparvata lugens Stal) ordo Homoptera famili Delphacidae. Tubuh berwarna coklat kekuningan - coklat tua, berbintik coklat gelap pd
Wereng coklat, (Nilaparvata lugens Stal) ordo Homoptera famili Delphacidae. Tubuh berwarna coklat kekuningan - coklat tua, berbintik coklat gelap pd pertemuan sayap depan. Panjang badan serangga jantan
Lebih terperinciJ. Sains & Teknologi, Agustus 2005, Vol.5 No. 2: ISSN
J. Sains & Teknologi, Agustus 2005, Vol.5 No. 2: 85-89 ISSN 1411-4674 PENGARUH POLA TANAM CAMPURAN BEBERAPA VARIETAS PADI TERHADAP POPULASI DAN INTENSITAS SERANGAN BEBERAPA HAMA TANAMAN PADI Sri Nur Aminah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Serangan O. furnacalis pada Tanaman Jagung Larva O. furnacalis merusak daun, bunga jantan dan menggerek batang jagung. Gejala serangan larva pada batang adalah ditandai dengan
Lebih terperinciPENGUJIAN MUTU DAN EFEKTIVITAS BEBERAPA JENIS PUPUK ALTERNATIF DI SULAWESI SELATAN
PENGUJIAN MUTU DAN EFEKTIVITAS BEBERAPA JENIS PUPUK ALTERNATIF DI SULAWESI SELATAN Inawaty Sidabalok Staf Pengajar Universitas Islam Makassar ABSTRAK Pengujian ini bertujuan unutk mengevaluasi kandungan
Lebih terperinciPENGARUH PENYIMPANAN DAN FREKUENSI INOKULASI SUSPENSI KONIDIA Peronosclerospora philippinensis TERHADAP INFEKSI PENYAKIT BULAI PADA JAGUNG
PENGARUH PENYIMPANAN DAN FREKUENSI INOKULASI SUSPENSI KONIDIA Peronosclerospora philippinensis TERHADAP INFEKSI PENYAKIT BULAI PADA JAGUNG Burhanuddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Tanaman
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas Serangan Hama Penggerek Batang Padi (HPBP) Hasil penelitian tingkat kerusakan oleh serangan hama penggerek batang pada tanaman padi sawah varietas inpari 13
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: BPMC insecticide, Natural enemy, Suren, Planthopper ABSTRAK
Keefektifan Insektisida BPMC dan Ekstrak Daun Suren terhadap Hama Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) dan Populasi Musuh Alami pada Padi Varietas Ciherang Muhammad Subandi, Liberty Chaidir
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Lahan 4. 1. 1. Sifat Kimia Tanah yang digunakan Tanah pada lahan penelitian termasuk jenis tanah Latosol pada sistem PPT sedangkan pada sistem Taksonomi, Tanah tersebut
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR PADI TAHAN TUNGRO DI KABUPATEN BANJAR
PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR PADI TAHAN TUNGRO DI KABUPATEN BANJAR Khairatun Napisah dan Muhammad Yasin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur Barat 4
Lebih terperinciPAKET TEKNOLOGI USAHATANI Padi Penyusun : Wigati Istuti dan Endah R
PAKET TEKNOLOGI USAHATANI Padi Penyusun : Wigati Istuti dan Endah R Luas areal padi sawah setiap tahun di Jawa Timur mencapai 1,62 juta ha berupa padi sawah dan padi gogo. Areal padi sawah irigasi maupun
Lebih terperinciKarakterisasi Wereng Batang Coklat Populasi Lapang dengan Varietas Diferensial
Karakterisasi Wereng Batang Coklat Populasi Lapang dengan Varietas Diferensial Suyono, M. Iman, Sutrisno, D. Suwenda, dan Isak Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor ABSTRAK Wereng batang
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang
12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang dilakasanakan pada musim gadu bulan Juli-Oktober 2012. Pengamatan dilakukan
Lebih terperinciPENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17
PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17 Khairatun Napisah dan Rina D. Ningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur Barat No. 4 Banjarbaru,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN PRAKATA v
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii PERNYATAAN PRAKATA v DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i DAFTAR LAMPIRAN ii I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Keaslian Penelitian 5 C. Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tanaman pertanian yang diusahakan adalah tanaman padi (Oryza Sativa L.). Tanaman padi (O.sativa) merupakan tanaman pangan utama di Indonesia, karena
Lebih terperinciPADA EMPAT VARIETAS TANAMAN PADI
BIOLOGI Nilaparvata lugens Stall (Homoptera : Delphacidae) PADA EMPAT VARIETAS TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) (Biology of Nilaparvata lugens Stall [Homoptera : Delphacidae] of four varieties of rice plant
Lebih terperinciKK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Data pengamatan tinggi tanaman padi (cm) pada umur 3 MST pada P0V1 60.90 60.33 59.33 180.57 60.19 P0V2 53.33 59.00 58.33 170.67 56.89 P0V3 62.97 61.33 60.97 185.27 61.76 P1V1 61.57 60.03 59.33
Lebih terperinciClaudya Siktiani Eva Gunawan, Gatot Mudjiono, Ludji Pantja Astuti
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 1 Januari 2015 ISSN: 2338-4336 KELIMPAHAN POPULASI WERENG BATANG COKLAT Nilaparvata lugens Stal. (Homoptera: Delphacidae) DAN LABA-LABA PADA BUDIDAYA TANAMAN PADI DENGAN PENERAPAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN. PENGUJIAN TINGKAT RESISTENSI IMIDAKLOPRID DAN BUPROFREZIN TERHADAP HAMA WERENG BATANG COKLAT (Nilaparvata lugens) DI SUBANG
LAPORAN PENELITIAN PENGUJIAN TINGKAT RESISTENSI IMIDAKLOPRID DAN BUPROFREZIN TERHADAP HAMA WERENG BATANG COKLAT (Nilaparvata lugens) DI SUBANG Oleh: Hedi Heryadi, SP, M.Si. Ir. Diarsi Eka Yani M.Si. JURUSAN
Lebih terperinciUJI ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI DALAM MENDUKUNG PROGRAM SL-PTT DI SULAWESI SELATAN. Ir. Abdul Fattah, MP, dkk. Ringkasan
UJI ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI DALAM MENDUKUNG PROGRAM SL-PTT DI SULAWESI SELATAN Ir. Abdul Fattah, MP, dkk Ringkasan Sulawesi Selatan mempunyai potensi pengembangan kedelai yang cukup luas
Lebih terperinciTAKSASI KEHILANGAN HASIL AKIBAT OPT DESA LAMPOKO, KECAMATAN BALUSU, KABUPATEN BARRU, MT.2012
TAKSASI KEHILANGAN HASIL AKIBAT OPT DESA LAMPOKO, KECAMATAN BALUSU, KABUPATEN BARRU, MT.2012 INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN & PENGENDALIAN (IP3OPT) TIROANG PINRANG DINAS PERTANMIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan
10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari
Lebih terperinciPENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT
PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,
Lebih terperinci1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan
PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR PADI SAWAH (Oryza sativa L) PADA TIGA JUMLAH BARIS CARA TANAM LEGOWO A. Harijanto Soeparman 1) dan Agus Nurdin 2) 1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas
Lebih terperinciPERKEMBANGAN POPULASI WERENG HIJAU
15 PERKEMBANGAN POPULASI WERENG HIJAU (Nephotettix sp.) PADA BEBERAPA VARIETAS PADI UNGGUL NASIONAL DI MUSIM HUJAN THE DEVELOPMENT OF GREEN LEAFHOPPER (Nephotettix sp.) ON SEVERAL NATIONAL SUPERIOR VARIETIES
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Tanaman padi saat berumur 1-3 MST diserang oleh hama keong mas (Pomacea caanaliculata). Hama ini menyerang dengan memakan bagian batang dan daun tanaman yang
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU TANAM INDUK BETINA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN MUTU BENIH JAGUNG HIBRIDA
PENGARUH WAKTU TANAM INDUK BETINA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN MUTU BENIH JAGUNG HIBRIDA Fauziah Koes dan Oom Komalasari Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penapisan ketahanan 300 galur padi secara hidroponik 750 ppm Fe. Galur terpilih. Galur terpilih
BAHAN DAN METODE Ruang Lingkup Penelitian Penelitian tentang penapisan galur-galur padi (Oryza sativa L.) populasi RIL F7 hasil persilangan varietas IR64 dan Hawara Bunar terhadap cekaman besi ini dilakukan
Lebih terperinciKERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT
KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT Baiq Tri Ratna Erawati 1), Awaludin Hipi 1) dan Andi Takdir M. 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family Oryzoideae dan Genus Oryza. Organ tanaman padi terdiri atas organ vegetatif dan organ generatif.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu roda penggerak pembangunan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu roda penggerak pembangunan nasional. Dilihat dari kontribusinya dalam pembentukan PDB pada tahun 2002, sektor ini menyumbang sekitar
Lebih terperinciPercobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda
Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Padi merupakan makanan pokok yang masih sukar untuk diganti dengan bahan lain di Indonesia. Laju kenaikan produksi padi di Indonesia yang mengesankan terjadi pada periode
Lebih terperinciSERANGAN WERENG BATANG COKLAT PADA PADI VARIETAS UNGGUL BARU LAHAN SAWAH IRIGASI
Agros Vol.16 No.2, Juli 2014: 240-247 ISSN 1411-0172 SERANGAN WERENG BATANG COKLAT PADA PADI VARIETAS UNGGUL BARU LAHAN SAWAH IRIGASI BROWN BARS PLANTHOPPER ATTACK IN NEW SUPERIOR VARIETY RICE CROPS IRRIGATED
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan ini dilakukan mulai bulan Oktober 2007 hingga Februari 2008. Selama berlangsungnya percobaan, curah hujan berkisar antara 236 mm sampai dengan 377 mm.
Lebih terperinciLampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang
Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi Sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal Persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-1//IR19661-131- 3-1///IR64
Lebih terperinciUJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR
UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR Amir dan St. Najmah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Pengkajian dilaksanakan pada lahan sawah
Lebih terperinciPENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA
PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA Fahdiana Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Jarak tanam berhubungan dengan luas atau ruang tumbuh tanaman dan penyediaan
Lebih terperinci(HEMIPTERA: MIRIDAE) TERHADAP HAMA WERENG BATANG COKELAT
TANGGAP FUNGSIONAL PREDATOR Cyrtorhinus lividipennis REUTER (HEMIPTERA: MIRIDAE) TERHADAP HAMA WERENG BATANG COKELAT Nilaparvata lugens STÅL. (HEMIPTERA: DELPHACIDAE) RITA OKTARINA DEPARTEMEN PROTEKSI
Lebih terperinciHAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA
HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Yurista Sulistyawati BPTP Balitbangtan NTB Disampaikan dalam Workshop Pendampingan UPSUS Pajale, 18 April 2017 PENDAHULUAN Provinsi NTB: Luas panen padi
Lebih terperinciCICADELIDAE) DI KECAMATAN TOMOHON BARAT KOTA TOMOHON
POPULASI DAN INTENSITAS SERANGAN HAMA WERENG HIJAU Nephotettix virescens (HOMOPTERA; CICADELIDAE) DI KECAMATAN TOMOHON BARAT KOTA TOMOHON (POPULATION AND INTENSITY OF ATTACK OF GREEN PLANTHOPPER Nephotettix
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Stabilitas Galur Sidik ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap karakter pengamatan. Perlakuan galur pada percobaan ini memberikan hasil berbeda nyata pada taraf
Lebih terperinciDOMINASI HAMA PENYAKIT UTAMA PADA USAHATANI PADI DI JAWA TIMUR
DOMINASI HAMA PENYAKIT UTAMA PADA USAHATANI PADI DI JAWA TIMUR Moh. Cholil Mahfud, Sarwono dan G. Kustiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Banyaknya hama-penyakit pada tanaman padi,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim
Lebih terperinciRESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR Oleh : Yudhi Mahmud Fakultas Pertanian Universitas Wiralodra, Jawa Barat
Lebih terperinciPENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) TERHADAP WERENG BATANG COKLAT NILAPARVATA LUGEN
179 PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU () TERHADAP WERENG BATANG COKLAT NILAPARVATA LUGENS (Stal) (Homoptera: Delphacidae) PADA TANAMAN PADI DI KABUPATEN SUMENEP Achmad Syarif Nur Fajrullah (1), Gatot
Lebih terperinciPENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN
PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN Sumanto, L. Pramudiani dan M. Yasin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalinatan Selatan ABSTRAK Kegiatan dilaksanakan di
Lebih terperinciEXISTENCE OF BROWN PLANTHOPPER S NATURAL ENEMIES ON SOME RICE VARIETIES USING DIFFERENT CULTIVATION TECHNIQUES
JOURNAL OF AGRONOMY RESEARCH ISSN : 2302-8226 EXISTENCE OF BROWN PLANTHOPPER S NATURAL ENEMIES ON SOME RICE VARIETIES USING DIFFERENT CULTIVATION TECHNIQUES Sulistiyo Dwi Setyorini 1), Sholahuddin 2),
Lebih terperinciJurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.3, Juni (595) :
Potensi Serangan Hama Kepik Hijau Nezara viridula L. (Hemiptera: Pentatomidae) dan Hama Kepik Coklat Riptortus linearis L. (Hemiptera: Alydidae) pada Tanaman Kedelai di Rumah Kassa Potential Attack of
Lebih terperinciPENINGKATAN SINERGITAS PENELITIAN ANTAR LEMBAGA Nur Amin 1 Ketua Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, UNHAS
1 PENINGKATAN SINERGITAS PENELITIAN ANTAR LEMBAGA Nur Amin 1 Ketua Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, UNHAS 1. Ketua Perhimpunan Fitopatologi Indonesia, Komda Sulawesi Selatan PENDAHULUAN
Lebih terperinciV. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
V. KACANG HIJAU 5.1. Perbaikan Genetik Kacang hijau banyak diusahakan pada musim kemarau baik di lahan sawah irigasi maupun tadah hujan. Pada musim kemarau ketersediaan air biasanya sangat terbatas dan
Lebih terperinciIndikator Mutu Benih dan Reaksi Varietas Srikandi Kuning dan Putih oleh Tekanan Hama Kumbang Bubuk (Sitophilus zeamais Motsch)
Indikator Mutu Benih dan Reaksi Varietas dan oleh Tekanan Hama Kumbang Bubuk (Sitophilus zeamais Motsch) M.Sudjak Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi 274 Maros, Sulawesi Selatan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU
PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN
Lebih terperinci