FORMAT KASUS - KOMPREHENSIF
|
|
- Yulia Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 NO. REC. KASUS: 14 KASUS: SENGKETA TANAH PERHUTANI DS.CACABAN, KEC.SINGOROJO, KENDAL DESKRIPSI: Pada mulanya tanah cikal bakal Desa merupakan hutan rimba, yang kemudian oleh warga hutan ini ditebang dan ditanami tanaman pangan, setelah hasilnya dipanen, maka tanah ini dibiarkan terlantar lagi sehing ditumbuhi semak belukar liar. Kemudian pada tahun , Perhutani datang ke Desa, bersamaa dengan itu, warga masih mempunyai tanah garapan yang dalam keadaan sedang digarap. Tahun 1958 Mantri Perhutani bernama Sukarman memaksa warga untuk menanami lahan dengan tanaman jati. Warga yang dalam keadaan tertekan menurti kemauan Mantri untuk menanam jati. Menurut penuturan Pak Kusman,Perhutani data dengan kekuatan bahwa tanah tersebut diberikan pemerintah kepada Perhutani. Seperti lahan-lahan yang dekat dengan makam Mbah Surodadi, lahan itu dulunya digarap warga desa. Warga menyebut lokasi itu den sebutan Alas Joko Tanun. Tadinya tanah yang dikuasai Perhutani tersebut merupakan tanah milik rakyat, namun dikarenakan mereka tida kuat membayar pajak yang dibebankan kepada mereka, maka pemerintah meminta hak atas tanah tersebut untu kemudian diserahkan kepada Perhutani. Ketika lahan sudah ditumbuhi dengan pohon-pohon jati maka warga tid bisa lagi menggarap lahan. Masa reformasi ternyata berdampak pada perubahan cara berpikir dan bertindak warga desa, Beberap peristiwa pemberontakan muncul sebagai aksi yang mengiringi astmosphere reformasi. Warga melakukan penebangan pohon jati milik Perhutani secara massal, peristiwa ini berakibat gundulnya lahan yang kemudian ol warga dimanfaatkan untuk digarap dengan ditanami tanaman pangan. Kesempatan melakukan penggarapan ha berlangsung selama 3-4 tahun, karena lahan tersebut ditanami lagi oleh Perhutani dengan tanaman Jati. Penanaman jati tersebut dilakukan Perhutani dengan memanfaatkan warga sebagai penggarap, sebelum jati sia ditanam maka warga diminta untuk membuat acir (lubang pada tanah agar tanah siap ditanami), tidak hanya itu, warga juga diminta untuk menanam jati dan menjaganya. Para mandor Perhutani biasa menyebutnya dengan "n nanam jati", penyebutan seperti itu menandakan bahwa sebenarnya pihak Perhutani sendiri sadar bahwa merek tidak memiliki hak atas tanah, dan keberadaan mereka hanyalah menumpang untuk menanam jati. Namun setel pohon jati tumbuh besar secara otomatis warga terusir dari lahannya. Dalam penanaman jati ini masyarakat tida dibayar Selain perampasan lahan, Perhutani juga melakukan pemerasan terhadap warga, yang dikenal dengan sebutan Nyamblong. Nyamblong merupakan semacam pembayaran pajak, yang dikenakan kepada warga yang akan menjual kayu jati dan mahoni, meskipun sebenarnya kedua jenis tanaman tersebut ditanam diatas tanah warga. Sebelum menjual kayu jati atau mahoni mereka diwajibkan membayar kepada KPH dengan kisaran Rp , sampai dengan Rp ,-. Pembayaran ini dilakukan sebelum tanah ditanami oleh masyarakat. Jadi bentuknya adalah sewa tanah, jika masyarakat tidak mau menyewa tanah akan diberi tanah garapan di lerenglereng jurang. Masyarakat yang mau mengelola harus mau kerja bakti merawat tanaman Perhutani dilain daerah tanpa dibayar. Pada tahun 1961, Mbah Harsono bersama 49 orang yang lain pernah menggarap tanah di Desa. Kemudian dia dipanggil oleh aparat di Kabupaten dengan tuduhan merusak tanaman Perhutani pada hal Mbah Harsono menggarap tanah itu karena diperintah oleh Mantri Wiryono. Mbah Harsono dihukum selama 1,5 bulan penjara dengan tuduhan merusak tanaman Perhutani. Atas dasar itulah warga berniat bebas dari belenggu penindasan dan bangkit melakukan reklaiming. AREA SENGKETA Pada tahun 2003, masyarakat desa bergabung dengan Forum Persaudaraan Petani (FPPK) da Organisasi Tani Jawa Tengah (ORTAJA) yang sebagian berbasis petani konflik perkebunan dan hutan. Dalam perkembangan selanjutnya, LBH Semarang sebagai pendamping ORTAJA memberikan pendidikan hukum kritis khususnya ber konflik hutan masyarakat desa. Advokasi juga dilakukan bersama-sama ORTAJA dengan melakukan aksi bersama ke Perhutani Unit I Jawa Tengah pada bulan Agustus tahun Secara geografis dan administratif Desa termasuk dalam wilayah kecamatan Singorojo Kabupaten. Bila ditempuh dari ibu kota kecamatan yaitu Ngareanak sekitar 2 km dan dari pusat pemerintahan kabupaten berjarak 45 km. Posisi ketinggian tanah dari permukaan laut mencapai kurang lebih m sedangkan luas wilayahnya mencapai sekitar 1500 ha. Lokasi desanya dikelilingi hutan jati milik Perhutani BK Ngareanak. Batas-batas Wilayah Desa. Sebelah utara :Desa Kedungsuren Kec Kaliwungu Sebelah Selatan :Desa Kalirejo Kec. Singorojo Sebelah Barat:Desa Singorojo Kec Singorojo Sebelah Timur:Desa Kalirejo Kec. Singorojo Wilayah terbagi atas 3 perdukuhan, yaitu 1. Surodadi (Sedadi), merupakan perdukuhan yang paling ramai bila dibandingkan dengan 2 perdukuhan yang la Hal ini karena Dukuh Surodadi menjadi pusat kegiatan masyarakat, yang mana dukuh ini merupakan tempat berdirinya satu satunya Masjid milik warga desa. Juga berdirinya pusat aktivitas administrasi warga desa yakni Balai Desa. Selain Thursday, April 19, 2007 Page 28 of 73
2 itu, di dukuh Surodadi ini pula satu-satunya lembaga pendidikan dasar formal (SD) berada; 2. Sepergi,adalah perdukuhan yang berada di sebelah timur dukuh Surodadi. Dari Surodadi jaraknya sekitar setengah kilometer. Lokasinya mudah di tempuh dengan memakai kendaraan roda dua maupun roda empat. Jarak dari dukuh sepergi sekitar 1 Km; 3. (Caban), sedikitnya warga yang tinggal dan menetap didukuh ini disebabkan letaknya yang jauh untu dijangkau, selain keberadaanya yang berada ditengah-tengah hutan. Namun demikian, Caban merupakan asal muasal tempat tinggal pemimpin desa (Kepala Desa) yang pertama. Kemudian karena faktor lokasi yang terkucil dari perdukuan maupun pedesaan, menurut kepala desa dan sebagian warga dukuh Caban untuk pindah ke dukuh Surodadi STATUS MONITORING: PIHAK BERSENGKETA: RIWAYAT PEREBUTAN KLAIM: Aktif Komunitas/Masyarakat adat Lawan Sengketa 196 KK Desa PT. Perhutani Unit I Desa, Jateng Tanggal Status Hak Dasar Status Hak Fungsi PengKlaim Komnts? Tanah Perhutani hutan Produksi Perhutani 1957 Tanah isasi Nasionalisasi Tanah Negara Pemerintah RI 1997 Tanah Reklaiming Tanah warisan K.Belong, K.Gondo, K.Surodadi Abad 16 Tanah milik Tanah Warisan Kyai Belong, Kyai Gondo, K. Surodadi Abad 16 Tanah milik Pemberian Kyai Wirosongko Tanah garapan Tanah garapan tanah garapan Kyai Belong,Kyai Gondo,Kyai Surodadi Abad 16 Tanah kekuasaan Bupati Pemberian Raja Mataram sebagai hak milik Bupati Bupati Baureksa Abad 16 Tanah milik Pemberian Bupati Baureksa tanah garapan Kyai Wirosongko DOKUMEN-DOKUMEN: No. Rec 63 Penulis Judul Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1978 mengenai Penambahan Unit Produksi Perusahan Umum Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1978 Jenis Dokumen 62 Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1961 mengena Pendirian Badan Pimpinan Umum Perusahaan 61 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1961 mengenai Pendirian Perusahaan Kehutanan Negara Jawa Tengah 60 Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 1999 mengenai Perusahaan Umum 58 Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1986 mengenai Perusahaan Umum 57 Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1963 mengenai Penyerahan Pengusahaan Tertentu Kepada Perusahaan-perusahaan Kehutanan Negara Pengusahaan 56 Undang-undang No. 41 Tahun 1999 mengenai kehutanan 55 Undang-undang No. 5 Tahun 1967 mengenai ketentuan-ketentuan pokok kehutanan 52 Aparat desa Peta Wilayah Desa Lainnya Thursday, April 19, 2007 Page 29 of 73
3 53 LBH Semarang Foto lahan hutan Photo 50 Perhutani Kwitansi pembayaran pajak Perhutani Lainnya 48 Perhutani Peta Perhutani Lainnya KRONOLOGI PERISTIWA: Judul Peristiwa: Nyamblong - pemerasan terhadap masyarakat Selain perampasan lahan, Perhutani juga melakukan pemerasan terhadap warga, yang dikenal dengan sebutan Nyamblong. Nyamblong merupakan semacam pembayaran pajak, yang dikenakan kepada warga yang akan menjua kayu jati dan mahoni, meskipun sebenarnya kedua jenis tanaman tersebut ditanam diatas tanah warga. Sebelum menjual kayu jati atau mahoni mereka diwajibkan membayar kepada KPH dengan kisaran Rp ,- sampai den Rp ,-. Hal tersebut dilakukan Perhutani dengan dasar bahwa sudah menjadi semacam hak paten bahwa tanaman jati dan Mahoni merupakan tanaman milik Perhutani. Warga dirugikan secara ekonomis, dan kehilangan untuk menanam di atas lahannya sendiri. Tindakan-: Tanggal Korban Tindakan Thursday, April 19, 2007 Page 30 of 73
4 Judul Peristiwa: Perampasan lahan oleh Perhutani 1956 Perhutani melakukan perampasan lahan-lahan garapan masyarakat dan memaksa masyarakat menjadi penggarap untuk menanam jati Masyarakat kehilangan lahan garapannya Tindakan-: Tanggal Korban Tindakan 1961) 1963) 1986) 1999) 1999) 1960) 1967) 1961) 1978) No. Rec Intervenor Jenis Intervensi Pada Korban? Tanggal Dampak Pada Situasi Status Intervensi 78 LBH Semarang - Bukan Thursday, April 19, 2007 Page 31 of 73
5 77 Organisasi Tani Jawa Tengah (ORTAJA) - Bukan 72 LBH Semarang - Bukan 71 Organisasi Tani Jawa Tengah (ORTAJA) - Bukan 66 LBH Semarang - Bukan 65 Organisasi Tani Jawa Tengah (ORTAJA) No. Rec Penulis - Bukan Judul Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1978 mengenai Penambahan Unit Produksi Perusahan Umum Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1978 Jenis Dokumen Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1961 mengenai Pendirian Badan Pimpinan Umum Perusahaan Undang-undang No. 5 Tahun 1967 mengenai ketentuan-ketentuan pokok kehutanan Undang-undang No. 41 Tahun 1999 mengenai kehutanan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 1999 mengenai Perusahaan Umum Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1986 mengenai Perusahaan Umum Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1963 mengenai Penyerahan Pengusahaan Tertentu Kepada Perusahaan-perusahaan Kehutanan Nega Pengusahaan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2003 Thursday, April 19, 2007 Page 32 of 73
6 Judul Peristiwa: Pemaksaan penanaman pohon jati Tindakan-: Tahun 1958 Mantri Perhutani bernama Sukarman memaksa warga untuk menanami lahan dengan tanaman jati. Wa yang dalam keadaan tertekan menurti kemauan Mantri untuk menanam jati. Menurut penuturan Pak Kusman,Perhu datang dengan kekuatan bahwa tanah tersebut diberikan pemerintah kepada Perhutani. Tadinya tanah yang dikuas Perhutani tersebut merupakan tanah milik rakyat, namun dikarenakan mereka tidak kuat membayar pajak yang dibe kepada mereka, maka pemerintah meminta hak atas tanah tersebut untuk kemudian diserahkan kepada Perhutani. Ketika lahan sudah ditumbuhi dengan pohon-pohon jati maka warga tidak bisa lagi menggarap lahan. Kurun watu kejadian adalah 20 tahun. Masa reformasi ternyata berdampak pada perubahan cara berpikir dan bertindak warga desa, Beberapa peristiwa pemberontakan muncul sebagai aksi yang mengiringi astmosphere reformasi. Warga melakukan peneban pohon jati milik Perhutani secara massal, peristiwa ini berakibat gundulnya lahan yang kemudian oleh warga dimanfaatkan untuk digarap dengan ditanami tanaman pangan. Kesempatan melakukan penggarapan hanya berlangsung selama 3-4 tahun, karena lahan tersebut ditanami lagi oleh Perhutani dengan tanaman Jati. Tanggal Korban Tindakan Judul Peristiwa: Penangkapan 49 orang warga desa Tindakan-: Tanggal Penangkapan 49 orang warga desa ini bersama dengan Mbah Harsono, tetapi mereka tidak ditahan Korban Tindakan Memberikan perintah untuk melakukan Aparat kepolisian Polisi Thursday, April 19, 2007 Page 33 of 73
7 Judul Peristiwa: Penahanan Mbah Harsono Tindakan-: Tanggal Pada tahun 1961, Mbah Harsono bersama 49 orang yang lain pernah menggarap tanah di Desa. Kemudia dia dipanggil oleh aparat di Kabupaten dengan tuduhan merusak tanaman Perhutani pada hal Mbah Harson menggarap tanah itu karena diperintah oleh Mantri Wiryono. Mbah Harsono dihukum selama 1,5 bulan penjara den tuduhan merusak tanaman Perhutani. Korban Tindakan Mbah Harsono Memberikan perintah untuk melakukan Mbah Harsono Pamong Desa Ngareanak Pemerintah di tingkat lokal Mbah Harsono Aparat kepolisian Polisi Judul Peristiwa: Pembuatan acir 2002 Masa reformasi ternyata berdampak pada perubahan cara berpikir dan bertindak warga desa, Beberapa peristiwa pemberontakan muncul sebagai aksi yang mengiringi astmosphere reformasi. Warga melakukan peneban pohon jati milik Perhutani secara massal, peristiwa ini berakibat gundulnya lahan yang kemudian oleh warga dimanfaatkan untuk digarap dengan ditanami tanaman pangan. Kesempatan melakukan penggarapan hanya berlangsung selama 3-4 tahun, karena lahan tersebut ditanami lagi oleh Perhutani dengan tanaman Jati. Tindakan-: Penanaman jati tersebut dilakukan Perhutani dengan memanfaatkan warga sebagai penggarap, sebelum jati siap ditanam maka warga diminta untuk membuat acir (lubang pada tanah agar tanah siap ditanami), tidak hanya itu, wa juga diminta untuk menanam jati dan menjaganya. Para mandor Perhutani biasa menyebutnya dengan "nunut nana jati", penyebutan seperti itu menandakan bahwa sebenarnya pihak Perhutani sendiri sadar bahwa mereka tidak mem hak atas tanah, dan keberadaan mereka hanyalah menumpang untuk menanam jati. Namun setelah pohon jati tumb besar secara otomatis warga terusir dari lahannya. Warga terusir dari lahannya. Tanggal Korban Tindakan 2002 Thursday, April 19, 2007 Page 34 of 73
FORMAT KASUS - KOMPREHENSIF
NO. REC. KASUS: 16 KASUS: SENGKETA TANAH PERHUTANI DESA NGEREANAK, KECAMATAN SINGOROJO, KABUPATEN KENDAL. DESKRIPSI: Sejarah Penguasaan Tanah Sebelum masuknya Belanda ke Indonesia Sejarah terbentuknya
Lebih terperinciFORMAT KASUS - KOMPREHENSIF
NO. REC. KASUS: 15 KASUS: SENGKETA TANAH PERHUTANI DI DESA KALIREJO, KEC.SINGOROJO,KAB.KENDAL DESKRIPSI: Menurut penuturan warga, mereka mempercayai adanya seseorang yang dianggap sebagai sesepuh desa
Lebih terperinciFORMAT KASUS KOMPREHENSIF
FORMAT KASUS KOMPREHENSIF NO. REC. : 12 KASUS DESKRIPSI : MASYARAKAT KASEPUHAN CIBEDUG VS. TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUM SALAK : Keberadaan warga Cibedug di kawasan ekosistem Halimun sejak jaman Belanda-Jepang
Lebih terperinciFORMAT KASUS - KOMPREHENSIF
NO. REC. KASUS: 19 KASUS: MA. DAS MENDALAM DENGAN PT. TORAS BANUA SUKSES () DESKRIPSI: Kasus ini bermula dari yang mengajukan permohonan kepada dengan su nomor 25/TBS/HPH/A/II/2001 Tanggal 19 Pebruari
Lebih terperinciMATRIKS DATA KASUS KEHUTANAN
MATRIKS DATA KASUS KEHUTANAN Matriks dibawah menampilkan contoh-contoh masalah yang terjadi dilapangan karena tumpang-tindihnya tenurial hutan yang dalam bentuk gambar, terdapat p peta overlay. Matriks
Lebih terperinciYang Mulia Ketua dan Hakim Anggota Mahkamah Konstitusi ; Para Pemohon dan Termohon serta hadirin persidangan yang saya hormati.
Para Pemohon dan Termohon serta hadirin persidangan yang saya hormati. Pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih karena diberikan ruang dan waktu untuk menyampaikan faktafakta yang saya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberi mandat oleh negara untuk mengelola sebagian besar hutan negara di Pulau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perum Perhutani merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi mandat oleh negara untuk mengelola sebagian besar hutan negara di Pulau Jawa. Dalam perkembangannya,
Lebih terperinciPENELITIAN PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN KEAMANAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH SEKITAR HUTAN DI JAWA TENGAH
PENELITIAN PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN KEAMANAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH SEKITAR HUTAN DI JAWA TENGAH Tim Peneliti Balitbang Prov. Jateng Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Tengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara agraris yang berarti bahwa penduduknya sebagian besar berprofesi sebagai petani dan pendapatan nasional sebagian besar bersumber dari
Lebih terperinciFORMAT KASUS - KOMPREHENSIF
NO. REC. KASUS: 17 KASUS: BUNYAU DESKRIPSI: Kasus ini Berawal dari respon masyarakat atas dikeluarkannya tentang HPHH 100 ha oleh Bupati Sintang. Masyarakat dusun Guhung Keruap membentuk kelompok tani
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
32 BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Wilayah Desa Sumberejo terletak di Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah. Secara astronomis, terletak pada 7 32 8 15
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN LOKASI STUDI
BAB III GAMBARAN LOKASI STUDI 3.1. Umum Danau Cisanti atau Situ Cisanti atau Waduk Cisanti terletak di kaki Gunung Wayang, Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Secara geografis Waduk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. internasional yang berkisar US$ /m 3 mendorong banyak perusahaan
BAB 1 A. Latar Belakang PENDAHULUAN Budidaya tanaman Jati khususnya di negara-negara berkembang merupakan salah satu peluang agrobisnis yang sangat menguntungkan. Disamping memiliki banyak keunggulan,
Lebih terperinciBAB VII PERSEPSI MASYARAKAT LOKAL DI DESA PANGRADIN TERHADAP PROGRAM PEMBAHARUAN AGRARIA NASIONAL (PPAN)
83 BAB VII PERSEPSI MASYARAKAT LOKAL DI DESA PANGRADIN TERHADAP PROGRAM PEMBAHARUAN AGRARIA NASIONAL (PPAN) 7.1 Persepsi Masyarakat Umum Desa Pangradin Terhadap Program Pembaharuan Agraria Nasional (PPAN)
Lebih terperinciLOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada
IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Sejarah lahan tanah jaluran di Sumatera Timur bermula dari kedatangan onderneming swasta yang dimulai oleh J. Nienhuys yang mampu menghasilkan 50 bal tembakau dan
Lebih terperinciBAB V PENGELOLAAN HUTAN DAN LUAS LAHAN
BAB V PENGELOLAAN HUTAN DAN LUAS LAHAN 5.1 Aksesibilitas Masyarakat terhadap Hutan 5.1.1 Sebelum Penunjukan Areal Konservasi Keberadaan masyarakat Desa Cirompang dimulai dengan adanya pembukaan lahan pada
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Lingkungan Alam Penelitian ini dilakukan di Desa Janji Hutanapa, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hansundutan. Desa ini memiliki batas-batas administratif
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Dataran Tinggi Dieng kurang lebih berada di ketinggian 2093 meter dari permukaan laut dan dikelilingi oleh perbukitan. Wilayah Dieng masuk ke
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi CV. Jayabaya Batu Persada secara administratif terletak pada koordinat 106 O 0 51,73 BT dan -6 O 45 57,74 LS di Desa Sukatani Malingping Utara
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PENARIKAN PERSENAN TANAH PERSILAN OLEH POLISI HUTAN DI DESA TENGGIRING KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN
BAB III PELAKSANAAN PENARIKAN PERSENAN TANAH PERSILAN OLEH POLISI HUTAN DI DESA TENGGIRING KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Lokasi penelitian penulis adalah di Desa Tenggiring
Lebih terperinciKELOMPOK TANI HUTAN (KTH) RIMBA MAS Tetap Hijau Dimusim Kemarau Oleh : Endang Dwi Hastuti
KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) RIMBA MAS Tetap Hijau Dimusim Kemarau Oleh : Endang Dwi Hastuti Kelompok Tani Hutan (KTH) Rimba Mas berada di Desa Gerbo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan. Untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemukiman, pertanian, kehutanan, perkebunan, penggembalaan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia tergolong besar. Saat ini berdasarkan survey terakhir, jumlah penduduk Indonesia adalah 230 juta lebih. Laju pertumbuhan penduduk
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mesuji
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mesuji 1. Struktur Organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mesuji adalah unsur penyelenggara pemerintahan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG
1 PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DESA SIDOMAKMUR KECAMATAN KALIWUNGU SELATAN KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinilai memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan manusia. Tanah dalam hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah memiliki kedudukan yang penting dalam masyarakat sebab tanah dinilai memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan manusia. Tanah dalam hal ini tidak hanya
Lebih terperinciBAB III PRAKTEK JUAL BELI LAHAN PEMAKAMAN BERSTATUS WAKAF DI DESA LAMPER TENGAH KECAMATAN SEMARANG SELATAN KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH
BAB III PRAKTEK JUAL BELI LAHAN PEMAKAMAN BERSTATUS WAKAF DI DESA LAMPER TENGAH KECAMATAN SEMARANG SELATAN KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Peta Geografis Berdasarkan
Lebih terperinciPENGUASAAN TANAH DAN STRUKTUR SOSIAL DI PEDESAAN JAWA
PENGUASAAN TANAH DAN STRUKTUR SOSIAL DI PEDESAAN JAWA Indonesia lahir sebagai sebuah negara republik kesatuan setelah Perang Dunia II berakhir. Masalah utama yang dihadapai setelah berakhirnya Perang Dunia
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN J A K A R T A : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN J A K A R T A PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN Nomor : P. 14/VII-PKH/2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PINJAM PAKAI KAWASAN
Lebih terperinciBAB V POLA PENGUASAAN LAHAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUASAAN LAHAN
39 BAB V POLA PENGUASAAN LAHAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUASAAN LAHAN 5.1 Penguasaan Lahan Pertanian Lahan pertanian memiliki manfaat yang cukup besar dilihat dari segi ekonomi, sosial dan lingkungan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif Desa Restu Rahayu berada dalam wilayah Kecamatan
IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Restu Rahayu Secara administratif Desa Restu Rahayu berada dalam wilayah Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur. Wilayah Kecamatan Raman Utara memiliki
Lebih terperinciBAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kecamatan Conggeang 4.1.1 Letak geografis dan administrasi pemerintahan Secara geografis, Kecamatan Conggeang terletak di sebelah utara Kabupaten Sumedang. Kecamatan
Lebih terperinciANALISIS ALIRAN PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI CIMANUK HULU (STUDI KASUS CIMANUK-BOJONGLOA GARUT)
ANALISIS ALIRAN PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI CIMANUK HULU (STUDI KASUS CIMANUK-BOJONGLOA GARUT) Ali Rahman Jurnal Konstruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut 44151 Indonesia
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH, PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN DI WILAYAH PROVINSI JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN DI WILAYAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang
Lebih terperinciLessons Learned Tata Ruang Kota Medan. Oleh Prof Bachtiar Hassan Miraza
1 Lessons Learned Tata Ruang Kota Medan Oleh Prof Bachtiar Hassan Miraza Awalnya kota ini dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan konsep the green city. Kota ini dikelilingi oleh wilayah perkebunan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Ada dua hal penting yang dapat dicatat dari sejarah pengelolaan hutan di Jawa. Pertama, seolah-olah hutan di Jawa adalah kawasan warisan penguasa dari waktu ke waktu tanpa mempertimbangkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. 4.1 Penentuan Batas Wilayah Adat
BAB IV ANALISIS Dalam Bab IV ini akan disampaikan analisis data-data serta informasi yang telah didapat. Bab ini terbagi menjadi 3 sub-bab. Bab 4.1 berisi tata cara dan aturan adat dalam penentuan batas
Lebih terperinciBAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa
Lebih terperinci4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Tabel 4 Luas wilayah studi di RPH Tegal-Tangkil
27 4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Lokasi penelitian, khususnya ekosistem mangrove masuk dalam wilayah pengelolaan Resort Polisi Hutan (RPH) Tegal-Tangkil, BKPH Ciasem- Pamanukan.
Lebih terperinciGAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG
101 GAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG Wilayah Pegunungan Kendeng merupakan bagian dari Kabupaten Pati dengan kondisi umum yang tidak terpisahkan dari kondisi Kabupaten Pati. Kondisi wilayah Pegunungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekosistemnya sebagai modal dasar pembangunan nasional dengan. Menurut Dangler (1930) dalam Hardiwinoto (2005), hutan adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan merupakan sumber daya alam yang mampu dan dapat diperbaharui. Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang besar peranannya dalam berbagai aspek kehidupan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO
BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo Kawasan outbound training di Kabupaten Kulon Progo merupakan kawasan pusat di alam terbuka yang bertujuan untuk mewadahi kegiatan
Lebih terperinciWG-Tenure. Laporan Evaluasi dan Pendalaman Hasil Assesment Land Tenure KPHP Seruyan Unit XXI Kalimantan Tengah Seruyan Februari 2014
Laporan Evaluasi dan Pendalaman Hasil Assesment Land Tenure KPHP Seruyan Unit XXI Kalimantan Tengah Seruyan 17-22 Februari 2014 Selama ini telah terbangun stigma yang buruk bahwa Desa itu berada dalam
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO
IV. KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO A. Keadaan Geografis Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan dengan luas wilayah
Lebih terperinciKRITERIA DAN STANDAR IJIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN PADA HUTAN PRODUKSI
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 21/Kpts-II/2001 Tanggal : 31 Januari 2001 KRITERIA DAN STANDAR IJIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN PADA HUTAN PRODUKSI No KRITERIA STANDAR
Lebih terperinciDATA HARVESTMON PARTNER DATA LAHAN
DATA HARVESTMON PARTNER Nama Lengkap : Tuan Andi Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Oktober 1990 Jenis Kelamin : Laki-Laki Alamat : Ciputat Kota : Tangerang Selatan Negara : Indonesia Telepon : 08123456789
Lebih terperinciJurnal Analisis Kebijakan Kehutanan Vol. 11 No. 1, April 2014 : 54-70 masyarakat, pemegang ijin, perkebunan (sawit/karet dan lain-lain). Hal ini terjadi sudah cukup lama, diawali dengan masyarakat transmigrasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat yang masih memiliki nilai-nilai dan kultur tradisional. Sejak jaman dahulu, mereka tidak hanya
Lebih terperinciLampiran 1 : Pedoman Pengumpulan Data (Wawancara, FGD, dan Observasi Kajian Pengembangan Masyarakat).
123 Lampiran 1 : Pedoman Pengumpulan Data (Wawancara, FGD, dan Observasi Kajian Pengembangan Masyarakat). A. PETA SOSIAL DESA 1. Bagaimana sejarah terbentuknya Desa Glandang, Program Pemerintahan Desa
Lebih terperinciBAB III MEKANISME JUAL BELI TANAH SAWAH DENGAN SISTEM BATA DI DESA BRUDU KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG
BAB III MEKANISME JUAL BELI TANAH SAWAH DENGAN SISTEM BATA DI DESA BRUDU KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG A. Deskripsi tentang Lokasi Penelitian Untuk mengetahui letak geografis desa Brudu Kecamatan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan sosial, pembangunan dan
PENDAHULUAN Latar Belakang Hutan sebagai bagian dari sumber daya alam nasional memiliki arti dan peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan sosial, pembangunan dan lingkungan hidup. Hutan memiliki
Lebih terperinciBAB V STRUKTUR AGRARIA DAN STATUS PENGUASAAN LAHAN
BAB V STRUKTUR AGRARIA DAN STATUS PENGUASAAN LAHAN 29 Bab perubahan struktur agraria ini berisi tentang penjelasan mengenai rezim pengelolaan TNGHS, sistem zonasi hutan konservasi TNGHS, serta kaitan antara
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI
V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.
Lebih terperinciPETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN
35 PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN Lokasi Kelurahan Cipageran merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. Adapun orbitasi, jarak dan waktu tempuh dengan pusat-pusat
Lebih terperinciBAB III PRAKTIK HIBAH SEBAGAI CARA PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL
BAB III PRAKTIK HIBAH SEBAGAI CARA PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL A. Monografi dan Demografi Desa Sriwulan Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 1. Monografi
Lebih terperinciBAB III PRAKTEK LELANG UNDIAN DALAM PENYEWAAN TANAH KAS DESA DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO
BAB III PRAKTEK LELANG UNDIAN DALAM PENYEWAAN TANAH KAS DESA DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Bojonegoro Wilayah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Kalirejo terbentuk sekitar pertengahan tahun 1950 oleh dua belas
40 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Desa Kalirejo Desa Kalirejo terbentuk sekitar pertengahan tahun 1950 oleh dua belas orang pendatang dari Lampung Selatan yang di pimpin oleh Bapak
Lebih terperinciBAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN
BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Hutan Produksi. Pelepasan.
No.377, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Hutan Produksi. Pelepasan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.33/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PELEPASAN KAWASAN
Lebih terperinciBAB III PRAKTIK PEMANFAATAN LAHAN STREN KALI BRANTAS DI DESA LENGKONG KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO
BAB III PRAKTIK PEMANFAATAN LAHAN STREN KALI BRANTAS DI DESA LENGKONG KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO 1. Gambaran Umum Desa Lengkong A. Keadaan Geografis Desa Lengkong adalah sebuah desa yang berada
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Citra Digital Interpretasi dilakukan dengan pembuatan area contoh (training set) berdasarkan pengamatan visual terhadap karakteristik objek dari citra Landsat. Untuk
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari
60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari 1. Sejarah Desa Rejosari Desa Rejosari pada awalnya merupakan sebuah pedukuhan yang berada di bawah wilayah Desa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris. Hal itu didasarkan pada luasnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris. Hal itu didasarkan pada luasnya wilayah Indonesia dan sebagian besar warganya yang bermatapencaharian di bidang pertanian.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan oleh Perhutani, baik berupa produk kayu maupun non kayu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor kehutanan merupakan salah satu sumber devisa negara yang cukup menjanjikan. Selama ini Perum Perhutani identik dengan hasil hutan kayunya terutama kayu jati.
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal memiliki potensi sumberdaya alam yang tinggi dan hal itu telah diakui oleh negara-negara lain di dunia, terutama tentang potensi keanekaragaman hayati
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA HUTAN BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN WONOSOBO
PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA HUTAN BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO Menimbang : 1. bahwa
Lebih terperinciHasil Cek Lapangan Wilayah Hutan Tahun 2013 No Gambar Keterangan Pada Citra 1
Hasil Cek Lapangan Wilayah Hutan Tahun 2013 No Gambar Keterangan Pada Citra 1 Hutan sekunder merupakan salah satu cagar alam yang diresmikan oleh pangeran Charles dan di danai oleh kerajaan Inggris. 2
Lebih terperinciRENCANA UMUM PENGADAAN BARANG / JASA MELALUI SWAKELOLA
Nama K/L/D/I : Kementerian Kehutanan / Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial / Balai Pengelolaan DAS Tahun Anggaran : 0 No RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG / JASA MELALUI SWAKELOLA
Lebih terperinciBAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN
43 BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam pembahasan bab ini, penulis akan memaparkan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa
Lebih terperinciKEADAAN UMUM PERKEBUNAN
KEADAAN UMUM PERKEBUNAN Sejarah Perkebunan Perkebunan Teh Medini dahulu digunakan sebagai kebun kopi dan kina milik NV culture MY Medini. Pada masa pendudukan Jepang, Kebun Teh Medini menjadi tidak terawat
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PENGUPAHAN PENGGARAPAN SAWAH DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WOANOAYU KABUPATEN SIDOARJO. 1. Keadaan Geografis Desa Sumberrejo
BAB III DESKRIPSI PENGUPAHAN PENGGARAPAN SAWAH DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WOANOAYU KABUPATEN SIDOARJO A. Deskripsi Tentang Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian tersebut, meliputi beberapa bagian,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN
1 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading
BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH A. Letak Geografis Desa Kecamatan 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading Desa Batur terletak di Kecamatan Gading,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan jalan-jalan. Penggunaan tanah yang luas adalah untuk sektor pertanian yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sumberdaya tanah merupakan sumberdaya alam yang penting untuk kelangsungan hidup manusia karena sumberdaya tanah merupakan masukan yang diperlukan untuk setiap aktifitas
Lebih terperinciBaru dapat 1,5 kilogram kotor, kata Tarsin dalam bahasa Jawa, akhir Maret lalu.
Tarsin (70) kelelahan. Matanya menatap lesu. Memegang ember berisi lhem, atau sisa tetes getah karet alam, ia duduk di bawah pohon karet di area perkebunan PT Perkebunan Nusantara XIX di Sedandang, Pageruyung,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Rakyat dan Pengelolaannya Hutan rakyat adalah suatu lapangan yang berada di luar kawasan hutan negara yang bertumbuhan pohon-pohonan sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. ± 30 km atau sekitar 2 jam jarak tempuh, sementara menuju Kabupaten Aceh
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Kondisi Geografis Desa Suka Damai merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Gereudong Pase, Kabupaten Aceh Utara. Ibu kota kecamatan ini berada
Lebih terperinciPROGRAM/KEGIATAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DIY KHUSUS URUSAN KEHUTANAN TAHUN 2016
DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PROGRAM/KEGIATAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DIY KHUSUS URUSAN KEHUTANAN TAHUN 2016 Disampaikan dalam : Rapat Koordinasi Teknis Bidang Kehutanan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumberdaya alam seperti air, udara, lahan, minyak, ikan, hutan dan lain - lain merupakan sumberdaya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Penurunan
Lebih terperinciHutan negara yang masih rimba alam, dibiarkan begitu saja selama bertahun-tahun
Hutan negara yang masih rimba alam, dibiarkan begitu saja selama bertahun-tahun Pembangunan daerah pesisir yang masih terbelakang di wilayah Pantai Barat Kabupaten Madina dimulai dengan pelepasan puluhan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kawasan suaka alam sesuai Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 adalah sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Suaka margasatwa merupakan salah satu bentuk kawasan suaka alam. Kawasan suaka alam sesuai Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 adalah sebuah kawasan yang mempunyai fungsi
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Wilayah Desa Jogonayan 1. Kondisi Geografis dan Administrasi Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan salah satu keunggulan bangsa Indonesia. Pada hakikatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian adalah salah satu wujud dari pembangunan nasional yang merupakan salah satu keunggulan bangsa Indonesia. Pada hakikatnya pembangunan nasional adalah pembangunan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas
Lebih terperinciTOKOH KYAI KASAN BURHAN DAN KYAI KASAN MUNANDAR
TOKOH KYAI KASAN BURHAN DAN KYAI KASAN MUNANDAR Kyai Kasan Burhan dan Kyai Kasan Munandar terkenal sebagai pembela rakyat banyak, mereka adalah kakak beradik sekandung dikenal sebagai tokoh mayarakat Simo
Lebih terperinciBAB III PEMANFAATAN TANAH MENURUT UUPA. Tanah adalah permukaan bumi yang dalam penggunaanya meliputi juga
55 BAB III PEMANFAATAN TANAH MENURUT UUPA A. Pengertian Pemanfaatan Tanah Tanah adalah permukaan bumi yang dalam penggunaanya meliputi juga sebagian tubuh bumi yang ada di bawahnya dan sebagian dari ruang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 33/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 33/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG IZIN LOKASI
BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciRencana Kerja Tahunan Hutan Kemasyarakatan (HKm) WANA MANUNGGAL Desa Sukakarya STL Terawas Ulu Musi Rawas
Rencana Kerja Tahunan Hutan Kemasyarakatan (HKm) WANA MANUNGGAL Desa Sukakarya STL Terawas Ulu Musi Rawas Disusun oleh Tim Penyusun 2016 Page 1 of 6 Rencana Kerja Tahunan Hutan Kemasyarakatan (HKm) WANA
Lebih terperinciIV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Gedong Wani
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Gedong Wani 4.1.1. Luas Letak Wilayah Lokasi dari areal kerja dari UPTD KPHP Gedong Wani terletak pada empat register Kawasan
Lebih terperinciBAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI
BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, keadaan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan yang mengancam eksistensi kawasan konservasi (khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dan kawasan konservasi memiliki korelasi yang kuat. Suatu kawasan konservasi memiliki fungsi ekologi, ekonomi, dan sosial sedangkan manusia memiliki peran
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH
BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Kondisi Umum Pegunungan Menoreh Kulonprogo 3.1.1. Tinjauan Kondisi Geografis dan Geologi Pegunungan Menoreh Pegunungan Menoreh yang terdapat pada Kabupaten
Lebih terperinciBAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.
BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK A. Gambaran Umum Desa Bolo Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik 1. Demografi Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab
134 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi masyarakat terhadap
Lebih terperinci