Lampiran 1 : Pedoman Pengumpulan Data (Wawancara, FGD, dan Observasi Kajian Pengembangan Masyarakat).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1 : Pedoman Pengumpulan Data (Wawancara, FGD, dan Observasi Kajian Pengembangan Masyarakat)."

Transkripsi

1 123 Lampiran 1 : Pedoman Pengumpulan Data (Wawancara, FGD, dan Observasi Kajian Pengembangan Masyarakat). A. PETA SOSIAL DESA 1. Bagaimana sejarah terbentuknya Desa Glandang, Program Pemerintahan Desa dan Pembangunan yang sedang berjalan? 2. Bagaimana karakteristik wilayah/ geografinya (secara fisik)? 3. Bagaimana kondisi demografi (kependudukannya)? 4. Gambaran mengenai infrastruktur dan fasilitas yang ada di desa 5. Bentuk dan kondisi kelembagaan yang ada di lingkungan warga dan pelaksanaan kegiatannya 6. Gambaran aktivitas ekonomi dan sosial warga desa 7. Kondisi angkatan kerja 8. Hubungan pertanian dengan sektor-sektor lainnya 9. Adakah konflik sosial di Desa Glandang? 10. Masalah sosial apa yang paling menonjol di Desa Glandang? 11. Bagaimana struktur komunitas Desa Glandang? 12. Bagaimana sumber daya lokal Desa Glandang? 13. Dll. Keterangan : Model pertanyaan untuk memperoleh data yang diperlukan, dapat dikembangkan di lapangan

2 B. EVALUASI PENGEMBANGAN MASYARAKAT Apa saja program pengembangan masyarakat yang ada di Desa Glandang? 2. Faktor apa saja yang menyebabkan munculnya program pengembangan masyarakat tersebut? 3. Bagaimana pelaksanaan dan penerapan prinsip-prinsip pengembangan masyarakat? 4. Bagaimana implementasi dan relevansi program pengembangan masyarakat yang ada, khususnya bagi kelompok miskin? 5. Bagaimana keterkaitan program pengembangan masyarakat dengan : a. Pengembangan ekonomi lokal b. Pengembangan kelembagaan c. Modal Sosial dan gerakan sosial d. Kebijakan dan perencanaan sosial 6. Bagaimana hasil program pengembanagan masyartakat di Desa Glandang? 7. Bagaimana tindak lanjut pengembangan masyarakat ke depan? Keterangan : Model pertanyaan untuk memperoleh data yang diperlukan, dapat dikembangkan di lapangan

3 C. KAJIAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT 125 Pertanyaan untuk Pengurus LMDH 1. Karakteristik Responden : a. Nama : b. Umur : c. Agama : d. Jenis Kelamin : e. Status Perkawinan : f. Jumlah Tanggungan : g. Pendidikan : h. Pekerjaan Pokok : i. Pekerjaan Sampingan : 2. Keberadaan LMDH/ Program PHBM : a. Kapan dan bagaimana LMDH dan PHBM di Desa Glandang ada? b. Siapa pemrakarsanya? c. Bagaimana susunan pengurus (struktur organisasi) LMDH? d. Bagaimana keanggotaan LMDH? e. Bagaimana status LMDH (AD/ART, Badan Hukum)? f. Apa visi dan misi LMDH/ PHBM? g. Apa Tujuan didirikannya LMDH? h. Apa program LMDH/ PHBM? i. Bagaimana program kegiatan yang pernah, sedang, dan akan dilakukan j. Bagaimana mendapatkan dana untuk melakukan kegiatan? k. Dari mana bantuan modal yang pernah didapatkan (pemerintah, swasta, masyarakat)? l. Bagaimana tingkat keberhasilan LMDH selama ini? m. Masalah apa yang dihadapi (intern dan ekstern)?

4 n. Penyebab masalah yang dihadapi? (intern/ ekstern) 126 o. Bagaimana partisipasi pesanggem (penggarap) terhadap kegiatan LMDH? p. Bagaimana partisipasi pemerintah (desa, Kecamatan, kabupaten) terhadap kegiatan LMDH? q. Bagaimana partisipasi organisasi lain (LSM) terhadap kegiatan LMDH r. Apa kebutuhan yang dirasakan : 1) Berkaitan dengan pengembangan pengetahuan (pelatihan) 2) Berkaitan dengan pengelolaan usaha (pelatihan) 3. Berkaitan dengan ketrampilan/ keahlian (pelatihan) 4. Berkaitan dengan kemitraan/ jaringan kerja 5. Berkaitan dengan pendampingan sosial 6. Berkaitan dengan jaringan kerja (pemerintah desa, kecamatan, kabupaten, dan LSM).

5 127 Pertanyaan untuk Pesanggem (penggarap) 1. Karakteristik Responden (Masyarakat ) a. N a m a : b. U m u r : c. A g a m a : d. Jenis Kelamin : e. Status Perkawinan : : f. Jumlah Tanggungan : g. Pedidikan : h. Pekerjaan Pokok : i. Pekerjaan Sampingan : 2. Tanggapan dan Peran Serta Pesanggem terhadap LMDH/ PHBM a. Apa yang Ibu/ bapak ketahui tentang LMDH/ PHBM? b. Apa tanggapan Ibu/ bapak tentang program LMDH/ PHBM? c Kegiatan apa yang pernah Ibu/ bapak ikuti dalam program LMDH/ PHBM d. Apa pandangan Ibu/ bapak tentang kegiatan LMDH/ PHBM selama ini? e. Adakah hambatan/ kesulitan Ibu/ bapak dalam mengikuti kegiatan LMDH/ PHBM f. Apakah Ibu/ bapak merasa manfaat dengan keberadaan LMDH/ PHBM? g. Apakah ada masalah yang ditimbulkan dengan keberadaan LMDH/ PHBM h. Apakah Ibu/ bapak bersedia ikut berpartisipasi bila LMDH memerlukan bantuan? i. Tindakan apa yang Ibu/ bapak lakukan dalam mengatasi permasalahan LMDH/ PHBM? j. Apa harapan Ibu/ bapak terhadap LMDH/ PHBM? Keterangan : Model pertanyaan untuk memperoleh data yang diperlukan, dapat dikembangkan di lapangan

6 128 D. PEDOMAN DISKUSI KELOMPOK TERARAH (FGD) 1. Materi : a. Identifikasi kebutuhan, masalah dan potensi (berdasarkan temuan hasil pemetaan sosial dan evaluasi program pengembangan masyarakat) b. Penyusunan program penguatan kapasitas LMDH dan peningkatan efektivitas PHBM (untuk menguatkan kapasitas PHBM dan meningkatkan efektivitas PHBM) 2. Peserta : a. Aparat Desa b. Ketua / Pengurus RW c. Ketua/ Pengurus RT d. Tokoh Masyarakjat e. Tokoh Agama f. Tokoh Pemuda g. Pengurus LMDH h. LSM 3. Disain Program : a. Nama Program b. Strategi Program c. Alasan pemilihan program d. Pelaksanaan program e. Jangka waktu pelaksanaan program f. Mekanisme pelaksanaan program

7 129 PEDOMAN OBSERVASI (sesuai keperluan) 1. Situasi dan Kondisi LMDH a. Infrastruktur bangunan sekretariat b. Kepengurusan c. Kelengkapan ATK d. Tata ruang e. Jangkauan f. Dll. 2. Situasi dan Kondisi Pesanggem (penggarap) a. Infrastruktur lingkungan b. Jenis bangunan rumah tinggal c. Jangkauan d. Status sosial 3. Proses Pelaksanaan Wawancara dan Diskusi a. Keterbukaan b. Penerimaan c. Antusias d. Partisipasi

8 130 DAFTAR : FAKTOR KOREKSI BAGI HASIL HAK LMDH No. Potensi Hutan Faktor Koreksi Hak Semula Hak LMDH ( % ) Menjadi ,94 0, , , ,83 0, , ,74 0, , , ,63 0, , ,54 0, , , ,43 0, , ,34 0, , , ,23 0, , ,14 0, , ,03 0,

9 131 Dokumentasi Kegiatan Kajian KANTOR KEPALA DESA GLANDANG KEC. BANTARBOLANG IBU KEPALA DESA GLANDANG BESERTA PERANGKAT DESA GLANDANG DAN KETUA BPD

10 132 KANTOR SEKRETARIAT LMDH KARYA LESTARI DESA GLANDANG KECAMATAN BANTARBOLANG WAWANCARA MENDALAM DENGAN KETUA LMDH KARYA LESTARI DESA GLANDANG KEC. BANTARBOLANG

11 WAWANCARA MENDALAM DENGAN KETUA LMDH KARYA LESTARI DAN PENDAMPING DARI PKHR UGM 133

12 134 KANTOR PERUM PERHUTANI KPH PEMALANG KANTOR SEKRETARIAT PHBM KABUPATEN PEMALANG

13 WAWANCARA MENDALAM DENGAN PESANGGEM (PENGGARAP) 135

14 136 WAWANCARA MENDALAM DENGAN SEKSI KEAMANAN LMDH KARYA LESTARI DESA GLANDANG WAWANCARA MENDALAM DENGAN PESANGGEM (PENGGARAP) LMDH KARYA LESTARI DESA

15 137 WAWANCARA MENDALAM DENGAN KETUA LMDH KARYA LESTARI DESA DLANDANG WAWANCARA MENDALAM DENGAN TOKOH MASYARAKAT DESA GLANDANGG

16 138 MEMASUKI PETAK HUTAN PANGKUAN LMDH KARYA LESTARI DESA GLANDANG PETAK HUTAN POHON JATI HASIL REBOISASI LMDH KARYA LESTARI DESA GLANDANG

17 139 PETAK KEBUN TUMPANGSARI PESANGGEM (PENGGARAP) LMDH KARYA LESTARI DESA GLANDANG PETAK SAWAH PESANGGEM (PENGGARAP) LMDH KARYA LESTARI DESA GLANDANG

18 140 PETAK KEBUN PISANG PESANGGEM (PENGGARAP) LMDH KARYA LESTARI DESA GLANDANG PETAK KEBUN JAGUNG PESANGGEM (PENGGARAP) LMDH KARYA LESTARI DESA GLANDANG

19 KEGIATAN DISKUSI KELOMPOK ANTARA PENGURUS DAN ANGGOTA LMDH KARYA LESTARI DESA GLANDANG 141

20 PRAKTEK LAPANGAN IDENTIFIKASI POHON OLEH PENGURUS DAN ANGGOTA LMDH GLANDANG 142

21 PRAKTEK MEMASUKKAN DATA HASIL IDENTIFIKASI POHON OLEH PENGURUS DAN ANGGOTA LMDH 143

22 PRAKTEK IDENTIFIKASI POHON OLEH PENGURUS DAN ANGGOTA LMDH DENGAN PENDAMPINGAN PKHR UGM 144

23 145 KAYU BAKAR YANG DIHASILKAN OLEH PESANGGEM (PENGGARAP) DARI PROSES PENJARANGAN TANAMAN PETAK HUTAN LMDH KARYA LESTARI DESA GLANDANG PETAK KEBUN TUMPANGSARI PESANGGEM (PENGGARAP) LMDH KARYA LESTARI DESA GLANDANG

Maskun, Sumitro, 1999, Pembangunan Desa dalam Sistem Pemerintahan yang Terdesentralisasi. Bahan Presentasi pada Lokakarya Pengembangan Kapasitas

Maskun, Sumitro, 1999, Pembangunan Desa dalam Sistem Pemerintahan yang Terdesentralisasi. Bahan Presentasi pada Lokakarya Pengembangan Kapasitas DAFTAR PUSTAKA 120 Adam, Imam, 2007, Dialog Hutan Jawa, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Adimihardja, K. dan Harry Hikmat, 2001, Participatory Research Appraisal : Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat, Humaniora

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA (WAWANCARA) Pertanyaan untuk Perum Perhutani KPH Kedu Utara di RPH Temanggal

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA (WAWANCARA) Pertanyaan untuk Perum Perhutani KPH Kedu Utara di RPH Temanggal PEDOMAN PENGUMPULAN DATA (WAWANCARA) Pertanyaan untuk Perum Perhutani KPH Kedu Utara di RPH Temanggal 1) Karakteristik Narasumber a. Nama : b. Umur : c. Jenis Kelamin : d. Pendidikan : e. Jabatan : 2)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN III. METODOLOGI KAJIAN 36 3.1 Metode Kajian Metode kajian yang digunakan merupakan metode kajian komunitas eksplanasi, yaitu proses pencarian pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang berbagai aspek

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 115 8.1 Kesimpulan Dari hasil kajian tentang Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) (suatu kajian penguatan kapasitas

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS LMDH DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PHBM

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS LMDH DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PHBM VII. RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PHBM 107 7.1 Latar Belakang Rancangan Program Guna menjawab permasalahan pokok kajian ini yaitu bagaimana strategi yang dapat menguatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya, baik dari aspek ekologi, sosial dan ekonomi. Wiersum (1990)

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya, baik dari aspek ekologi, sosial dan ekonomi. Wiersum (1990) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada paradigma kehutanan sosial, masyarakat diikutsertakan dan dilibatkan sebagai stakeholder dalam pengelolaan hutan, bukan hanya sebagai seorang buruh melainkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana diketahui bahwa sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 memberikan keleluasaan kepada daerah untuk

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM)

PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) Proses Penyusunan Rencana Program Pelaksanaan Program Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) di tingkat Desa Tonjong

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 28 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Implementasi Program PHBM di Perum Perhutani KPH Cepu Salah satu bentuk kebijakan baru yang dikeluarkan oleh Perhutani untuk menangani masalah pencurian kayu dan kebakaran

Lebih terperinci

V. EVALUASI PENGEMBANGAN MASYARAKAT

V. EVALUASI PENGEMBANGAN MASYARAKAT V. EVALUASI PENGEMBANGAN MASYARAKAT 53 5.1 Evaluasi Terhadap Program Pengembangan Masyarakat di Desa Glandang Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

PENELITIAN PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN KEAMANAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH SEKITAR HUTAN DI JAWA TENGAH

PENELITIAN PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN KEAMANAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH SEKITAR HUTAN DI JAWA TENGAH PENELITIAN PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN KEAMANAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH SEKITAR HUTAN DI JAWA TENGAH Tim Peneliti Balitbang Prov. Jateng Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS 8.1. Rancangan Program Peningkatan Peran LSM dalam Program PHBM Peran LSM dalam pelaksanaan program PHBM belum sepenuhnya diikuti dengan terciptanya suatu sistem penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal dan rasional bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2014 1. Visi Untuk melaksanakan tugas dan fungsi serta menjawab tantangan lingkungan stratejik yang dihadapi, Dinas Kean mempunyai

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu di Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, pada bulan Juni-Juli

Lebih terperinci

Openana Alas Iki, Sanajan Ora Nyugihi Nanging Nguripi

Openana Alas Iki, Sanajan Ora Nyugihi Nanging Nguripi Openana Alas Iki, Sanajan Ora Nyugihi Nanging Nguripi LMDH Karya Lestari, Desa Glandang, Kabupaten Pemalang Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) merupakan suatu lembaga yang dibentuk oleh masyarakat desa

Lebih terperinci

PENGUATAN DESA UNTUK PEMBANGUNAN HUTAN

PENGUATAN DESA UNTUK PEMBANGUNAN HUTAN PENGUATAN DESA UNTUK PEMBANGUNAN HUTAN Oleh: MARWAN JAFAR Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi TUJUAN PEMBANGUNAN DESA (UU NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA) 1 Meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

Tentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM.

Tentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM. PERATURAN BUPATI KABUPATEN SIKKA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIKKA, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI NOMOR : 436/KPTS/DIR/2011 TENTANG PEDOMAN BERBAGI HASIL HUTAN KAYU DIREKTUR UTAMA PERUM PERHUTANI

KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI NOMOR : 436/KPTS/DIR/2011 TENTANG PEDOMAN BERBAGI HASIL HUTAN KAYU DIREKTUR UTAMA PERUM PERHUTANI KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI NOMOR : 436/KPTS/DIR/2011 TENTANG PEDOMAN BERBAGI HASIL HUTAN KAYU DIREKTUR UTAMA PERUM PERHUTANI Menimbang : Mengingat : a. bahwa Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK LINGKUNGAN, KARAKTERISTIK PETANI PESANGGEM, DAN PERAN MASYARAKAT LOKAL DALAM PHBM KPH KENDAL TUGAS AKHIR

KARAKTERISTIK LINGKUNGAN, KARAKTERISTIK PETANI PESANGGEM, DAN PERAN MASYARAKAT LOKAL DALAM PHBM KPH KENDAL TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK LINGKUNGAN, KARAKTERISTIK PETANI PESANGGEM, DAN PERAN MASYARAKAT LOKAL DALAM PHBM KPH KENDAL TUGAS AKHIR Oleh: TRI JATMININGSIH L2D005407 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan di bidang kehutanan diarahkan untuk memberikan manfaat sebesarbesarnya

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan di bidang kehutanan diarahkan untuk memberikan manfaat sebesarbesarnya PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu kriteria keberhasilan pembangunan adalah meningkatnya kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan partisipasinya dalam pembangunan itu sendiri. Pembangunan di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber mata pencahariannya. Mereka memanfaatkan hasil hutan baik hasil hutan

BAB I PENDAHULUAN. sumber mata pencahariannya. Mereka memanfaatkan hasil hutan baik hasil hutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang melimpah. Sebagian besar dari masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Perempuan Dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan Hutan memiliki kedekatan hubungan dengan masyarakat disekitarnya terkait dengan faktor ekonomi, budaya dan lingkungan. Hutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melampaui dua tahapan, yaitu ekstraksi kayu dan pengelolaan hutan tanaman. mengikuti paradigma baru, yaitu kehutanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. melampaui dua tahapan, yaitu ekstraksi kayu dan pengelolaan hutan tanaman. mengikuti paradigma baru, yaitu kehutanan sosial. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah pengelolaan hutan di Jawa telah melewati waktu yang amat panjang, khususnya untuk hutan jati. Secara garis besar, sejarah hutan jati di Jawa telah melampaui

Lebih terperinci

2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2013

2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2013 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2013 2.1.1 Visi Untuk melaksanakan tugas dan fungsi serta menjawab tantangan lingkungan stratejik yang dihadapi,

Lebih terperinci

2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2013

2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2013 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2013 2.1.1 Visi Untuk melaksanakan tugas dan fungsi serta menjawab tantangan lingkungan stratejik yang dihadapi,

Lebih terperinci

BAB 14 INSTRUMEN PENELITIAN STUDI KELUARGA. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

BAB 14 INSTRUMEN PENELITIAN STUDI KELUARGA. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati BAB 14 INSTRUMEN PENELITIAN STUDI KELUARGA Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati Instrumen Penelitian Kehidupan Keluarga Variabel: Identitas Keluarga Nama Pekerjaan Umur (tahun) Pendidikan Suami IBU Nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara berkesinambungan bagi kesejahteraan masyarakat, baik. generasi sekarang maupun yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara berkesinambungan bagi kesejahteraan masyarakat, baik. generasi sekarang maupun yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan sebagai modal pembangunan nasional memiliki manfaat yang nyata bagi kehidupan, baik manfaat ekologi, sosial budaya maupun ekonomi, secara seimbang dan dinamis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perum Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan pengelolaan hutan seluas 2,4 juta Ha di hutan

Lebih terperinci

EVALUASI IMPLEMENTASI PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI KPH RANDUBLATUNG BLORA TUGAS AKHIR

EVALUASI IMPLEMENTASI PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI KPH RANDUBLATUNG BLORA TUGAS AKHIR EVALUASI IMPLEMENTASI PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI KPH RANDUBLATUNG BLORA TUGAS AKHIR Oleh : INDAH SUSILOWATI L2D 305 134 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Pada Bab IV ini peneliti akan menyajikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. Pada Bab IV ini peneliti akan menyajikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan BAB IV PENUTUP Pada Bab IV ini peneliti akan menyajikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran dipaparkan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis pada bab sebelumnya. 4.1 Kesimpulan

Lebih terperinci

BALAI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN WILAYAH VIII DENPASAR

BALAI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN WILAYAH VIII DENPASAR KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN BALAI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN WILAYAH VIII DENPASAR LAPORAN INVENTARISASI SOSIAL BUDAYA DI KESATUAN

Lebih terperinci

Pengambilan Sampel Pola Agroforestri Pengambilan Sampel Petani Penggarap Lahan Agroforestri Metode Analisis...

Pengambilan Sampel Pola Agroforestri Pengambilan Sampel Petani Penggarap Lahan Agroforestri Metode Analisis... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x INTISARI... xii ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan oleh negara Indonesia. Menurut pasal Pasal 33 ayat (3) disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan oleh negara Indonesia. Menurut pasal Pasal 33 ayat (3) disebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu negara mempunyai konstitusi yang digunakan sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan. Undang-Undang Dasar 1945 merupakan konstitusi tertinggi yang digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan suaka alam sesuai Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan suaka alam sesuai Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 adalah sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Suaka margasatwa merupakan salah satu bentuk kawasan suaka alam. Kawasan suaka alam sesuai Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 adalah sebuah kawasan yang mempunyai fungsi

Lebih terperinci

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah Kecamatan Kahayan Kuala merupakan salah satu wilayah Kecamatan di Kabupaten Pulang Pisau yang sangat

Lebih terperinci

Kajian pengembangan masyarakat ini berupaya mengetahui peran PHBM, mengkaji dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas PHBM,

Kajian pengembangan masyarakat ini berupaya mengetahui peran PHBM, mengkaji dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas PHBM, RINGKASAN PAMBUDIARTO, Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan(LMDH) : Suatu Kajian Penguatan Kapasitas LMDH dan Efektivitas PHBM di Desa Glandang, Kecamatan Bantarbolang,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... KATA PENGANTAR... 1 PROFIL KELURAHAN... 3 A. ADMINISTRATIF... 3 1. Visi, Misi dan Strategi... 3 a. Visi Kelurahan Rancanumpang... 3 b. Misi...

Lebih terperinci

Sosial Volume 12 Nomor 2 September 2011 PENGELOLAAN HUTAN... 94

Sosial Volume 12 Nomor 2 September 2011 PENGELOLAAN HUTAN... 94 PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) MELALUI PENGUATAN LEMBAGA MASYARAKAT DESA HUTAN (LMDH) (Kajian Hukum Penguatan Kapasitas LMDH dan Peningkatan Efektivitas PHBM di Desa Dampit, Kecamatan Bringin,

Lebih terperinci

Dengan PHBM melalui LMDH, Mari Lestarikan Hutan Kita agar Masyarakat Adil, Makmur dan Sejahtera

Dengan PHBM melalui LMDH, Mari Lestarikan Hutan Kita agar Masyarakat Adil, Makmur dan Sejahtera Dengan PHBM melalui LMDH, Mari Lestarikan Hutan Kita agar Masyarakat Adil, Makmur dan Sejahtera LMDH Langgeng Jati, Desa Tanggel, Kabupaten Blora Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) merupakan suatu lembaga

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 958, 2013 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Kemitraan Kehutanan. Masyarakat. Pemberdayaan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.39/MENHUT-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUM PERHUTANI

V. GAMBARAN UMUM PERUM PERHUTANI 67 V. GAMBARAN UMUM PERUM PERHUTANI 5.1. Profil Perum Perhutani 5.1.1. Visi dan Misi Perum Perhutani Perum Perhutani adalah salah satu Badan Umum Milik Negara di lingkup Departemen Kehutanan dan Perkebunan

Lebih terperinci

Brief no. 03. Policy Analysis Unit. Latar Belakang. Desember 2010

Brief no. 03. Policy Analysis Unit. Latar Belakang. Desember 2010 Desember 2010 Brief no. 03 Policy Analysis Unit Sekolah Lapangan Pengelolaan Sumberdaya Alam (SL-PSDA): upaya peningkatan kapasitas LMDH dalam pembangunan hutan melalui PHBM (di KPH Malang) Latar Belakang

Lebih terperinci

DAMPAK EKONOMI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) PADA PERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR

DAMPAK EKONOMI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) PADA PERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR DAMPAK EKONOMI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) PADA PERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR Theresia Avila *) & Bambang Suyadi **) Abstract: This research was conducted to determine

Lebih terperinci

PERATURAN DESA DEMPET KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK NOMOR :... / TAHUN 2010

PERATURAN DESA DEMPET KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK NOMOR :... / TAHUN 2010 PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK KECAMATAN DEMPET KANTOR DESA DEMPET Jln. Raya Dempet Godong Nomor. 93 Kode Pos. 59573 PERATURAN DESA DEMPET KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK NOMOR :... / TAHUN 2010 T E N T A

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI NOMOR : 682/KPTS/DIR/2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT

KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI NOMOR : 682/KPTS/DIR/2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI NOMOR : 682/KPTS/DIR/2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DIREKTUR UTAMA PERUM PERHUTANI Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... KATA PENGANTAR... 1 PROFIL KELURAHAN... 3 A. ADMINISTRATIF... 3 1. Visi, Misi dan Strategi... 3 a. Visi Kelurahan Cisaranten Kidul... 3 b. Misi...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja dan memberikan kesempatan membuka peluang berusaha hingga

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja dan memberikan kesempatan membuka peluang berusaha hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya hutan dari masa ke masa senantiasa memberikan kontribusi dalam mendukung pembangunan nasional. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peranan sumberdaya hutan

Lebih terperinci

BAB XII. Konflik dalam Pengelolaan Hutan Rakyat

BAB XII. Konflik dalam Pengelolaan Hutan Rakyat BAB XII. Konflik dalam Pengelolaan Hutan Rakyat Pokok bahasan Dalam bab ini akan disajikan hasil penelitian dalam kasus konflik pengelolaan hutan rakyat di Blitar, Jawa Timur. Judul Penelitian Konflik

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN 1 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

ANALISIS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM)

ANALISIS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) ANALISIS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) Kapasitas Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Kegiatan pengelolaan hutan berbasis masyarakat dilakukan dengan jiwa berbagi yang meliputi

Lebih terperinci

POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati

POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati Ringkasan Penelitian ini dilakukan terhadap anggota Kelompok Tani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. internasional yang berkisar US$ /m 3 mendorong banyak perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. internasional yang berkisar US$ /m 3 mendorong banyak perusahaan BAB 1 A. Latar Belakang PENDAHULUAN Budidaya tanaman Jati khususnya di negara-negara berkembang merupakan salah satu peluang agrobisnis yang sangat menguntungkan. Disamping memiliki banyak keunggulan,

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN DAN BEBERAPA FAKTOR PENDUKUNG DENGAN PARTISIPASINYA DALAM PELESTARIAN HUTAN DI KAWASAN PEMANGKUAN HUTAN PARUNG PANJANG KABUPATEN BOGOR YAYUK SISWIYANTI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebuah komitmen untuk melibatkan masyarakat di dalam pembangunan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebuah komitmen untuk melibatkan masyarakat di dalam pembangunan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kondisi hutan yang semakin kritis mendorong pemerintah membuat sebuah komitmen untuk melibatkan masyarakat di dalam pembangunan pengelolaan hutan. Komitmen tersebut

Lebih terperinci

PROGRAM PHBM DI SEKITAR KAWASAN KONSERVASI. LAYAKKAH DIPERTAHANKAN???

PROGRAM PHBM DI SEKITAR KAWASAN KONSERVASI. LAYAKKAH DIPERTAHANKAN??? PROGRAM PHBM DI SEKITAR KAWASAN KONSERVASI. LAYAKKAH DIPERTAHANKAN??? (Studi kasus di kawasan TN Alas Purwo) Oleh : Bagyo Kristiono, SP. /Polhut Pelaksana Lanjutan A. PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat)

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA MASYARAKAT DESA HUTAN (LMDH)

PANDUAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA MASYARAKAT DESA HUTAN (LMDH) PANDUAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA MASYARAKAT DESA HUTAN (LMDH) PANDUAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA MASYARAKAT DESA HUTAN (LMDH) Disusun oleh San Afri Awang, Wahyu Tri Widayanti, Bariatul Himmah, Ambar Astuti, Ratih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang. Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang. Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun

Lebih terperinci

THE IMPLEMENTATION OF PROGRAM IN PERUM PERHUTANI UNIT II JEMBER AT SUMBERSALAK VILAGE

THE IMPLEMENTATION OF PROGRAM IN PERUM PERHUTANI UNIT II JEMBER AT SUMBERSALAK VILAGE IMPLEMENTASI PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) PERUM PERHUTANI UNIT II DI DESA SUMBERSALAK KECAMATAN LEDOKOMBO KABUPATEN JEMBER (STUDI KASUS DI LMDH WANA ASRI SUMBER SALAK)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Penataan Lingkungan Permukiman : Berbasis : Komunitas :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Penataan Lingkungan Permukiman : Berbasis : Komunitas : BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1. Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perancangan Dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas di Desa Jomblang

Lebih terperinci

PELUANG PENINGKATAN PERANAN HUTAN PRODUKSI KPH RANDUBLATUNG TERHADAP PENINGKATAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR

PELUANG PENINGKATAN PERANAN HUTAN PRODUKSI KPH RANDUBLATUNG TERHADAP PENINGKATAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR i PELUANG PENINGKATAN PERANAN HUTAN PRODUKSI KPH RANDUBLATUNG TERHADAP PENINGKATAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR (Studi Kasus: Kecamatan Randublatung) TUGAS AKHIR Oleh: MEILYA AYU S L2D 001

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA MASYARAKAT DESA HUTAN (LMDH)

PANDUAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA MASYARAKAT DESA HUTAN (LMDH) PANDUAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA MASYARAKAT DESA HUTAN (LMDH) PANDUAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA MASYARAKAT DESA HUTAN (LMDH) Disusun oleh San Afri Awang, Wahyu Tri Widayanti, Bariatul Himmah, Ambar Astuti, Ratih

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Kabupaten Kuningan Letak dan luas Kependudukan Pendidikan dan kesejahteraan

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Kabupaten Kuningan Letak dan luas Kependudukan Pendidikan dan kesejahteraan 24 BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Kabupaten Kuningan 4.1.1 Letak dan luas Kabupaten Kuningan berada pada lintang 06 0 45 LS sampai dengan 07 0 13 LS dan berada pada bujur 108 0 23 BT sampai dengan 108 0 47 BT.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRACT... ABSTRAK... BAB I PENDAHULUAN....

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Desa Sudimoro bermata pencaharian sebagai petani yang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Desa Sudimoro bermata pencaharian sebagai petani yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Problematik Desa Sudimoro terletak di Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten. Ratarata penduduk Desa Sudimoro bermata pencaharian sebagai petani yang mengandalkan hasil

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 96 TAHUN 2015 PEMBENTUKAN,

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian Lapangan dilaksanakan di Desa Mambalan Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB, yang dimulai sejak Praktek Lapangan I (dilaksanakan

Lebih terperinci

METODE KAJIAN Tipe dan Aras Kajian Strategi Kajian

METODE KAJIAN Tipe dan Aras Kajian Strategi Kajian METODE KAJIAN Tipe dan Aras Kajian Tipe kajian dalam rancangan kajian ini adalah tipe evaluasi sumatif, yaitu menentukan efektivitas tindakan dan intervensi manusia (program, kebijakan, dan lain-lain),

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 Menimbang + PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN KOMUNITAS

LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN KOMUNITAS LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN KOMUNITAS Pada kegiatan Praktek Lapangan 2 yang telah dilakukan di Desa Tonjong, penulis telah mengevaluasi program atau proyek pengembangan masyarakat/ komunitas yang ada di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat adalah suatu program pengelolaan sumber daya hutan yang dilakukan bersama dengan jiwa berbagi

Lebih terperinci

Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan Vol. 11 No. 1, April 2014 : 54-70 masyarakat, pemegang ijin, perkebunan (sawit/karet dan lain-lain). Hal ini terjadi sudah cukup lama, diawali dengan masyarakat transmigrasi,

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PANEN JAGUNG DILAHAN PERUM PERHUTANI DESA PENAWANGAN

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PANEN JAGUNG DILAHAN PERUM PERHUTANI DESA PENAWANGAN 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PANEN JAGUNG DILAHAN PERUM PERHUTANI DESA PENAWANGAN TANGGAL 11 MARET 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 3 (1) (2014) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage OPTIMALISASI PERAN LEMBAGA MASYARAKAT DESA HUTAN (LMDH) BANGUN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI

Lebih terperinci

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN PEMUDA

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN PEMUDA BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN PEMUDA Pendampingan pemuda dengan memanfaatkan aset yang ada merupakan pendampingan yang bisa merubah pola pikir pemuda. Pola pikir pemuda yang masih seperti anak sekolah dalam

Lebih terperinci

METODE KAJIAN Sifat dan Tipe Kajian Komunitas Lokasi dan Waktu

METODE KAJIAN Sifat dan Tipe Kajian Komunitas Lokasi dan Waktu METODE KAJIAN Sifat dan Tipe Kajian Komunitas Rancangan penelitian yang dilakukan dalam melakukan kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2005) penelitian kualitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

.VI. KARAKTERISTIK USAHA DAN RANTAI PEMASARAN. Usaha pengolahan limbah tunggak pohon jati di Kecamatan Jiken

.VI. KARAKTERISTIK USAHA DAN RANTAI PEMASARAN. Usaha pengolahan limbah tunggak pohon jati di Kecamatan Jiken .VI. KARAKTERISTIK USAHA DAN RANTAI PEMASARAN Usaha pengolahan limbah tunggak pohon jati di Kecamatan Jiken Kabupaten Blora telah berlangsung lama hingga lebih dari 10 tahun. Namun sebagian besar dari

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN. Metode dan Strategi Kajian

METODOLOGI KAJIAN. Metode dan Strategi Kajian METODOLOGI KAJIAN Metode dan Strategi Kajian Metode kajian yang digunakan dalam kajian pengembangan ini adalah metode penelitian kualitatif dalam bentuk studi kasus. Menurut Stake (1994) dan Yin (1996):

Lebih terperinci

PETA SOSIAL KOMUNITAS

PETA SOSIAL KOMUNITAS PETA SOSIAL KOMUNITAS Pada kegiatan Praktek Lapangan 1 telah dilakukan di Desa Tonjong, penulis telah melakukan pemetaan sosial dan masalah sosial yang penting dan sangat dirasakan oleh masyarakat sehingga

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA MODEL TUMPANGSARI PADA LAHAN PERHUTANI Studi Kasus Di RPH Cipondok BKPH Cibingbin KPH Kuningan

ANALISIS USAHA MODEL TUMPANGSARI PADA LAHAN PERHUTANI Studi Kasus Di RPH Cipondok BKPH Cibingbin KPH Kuningan ANALISIS USAHA MODEL TUMPANGSARI PADA LAHAN PERHUTANI Studi Kasus Di RPH Cipondok BKPH Cibingbin KPH Kuningan Nina Herlina, Syamsul Millah, Oding Syafrudin Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas

Lebih terperinci

VI. PERSEPSI TERHADAP PROGRAM PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN. 6.1 Mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan

VI. PERSEPSI TERHADAP PROGRAM PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN. 6.1 Mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan VI. PERSEPSI TERHADAP PROGRAM PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN 6.1 Mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan Berdasrkan Tim Studi PES RMI (2007) program Pembayaran Jasa Lingkungan (PJL) DAS Brantas melibatkan beberapa

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA KLEPU TAHUN DITETAPKAN DENGAN PERATURAN DESA KLEPU NO TAHUN 2014

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA KLEPU TAHUN DITETAPKAN DENGAN PERATURAN DESA KLEPU NO TAHUN 2014 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA KLEPU TAHUN 2014-2018 DITETAPKAN DENGAN PERATURAN DESA KLEPU NO TAHUN 2014 DESA KLEPU KECAMATAN KRANGGAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 PERATURAN DESA KLEPU NOMOR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Pendahuluan ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih.

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Pendahuluan ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih. [Type text] [Type text] [Type tex[type text] [T KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Laporan Akhir Studi Penerapan Mekanisme Insentif

Lebih terperinci

PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT MELALUI LEMBAGA MASYARAKAT DESA HUTAN (LMDH) PAMBUDIARTO

PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT MELALUI LEMBAGA MASYARAKAT DESA HUTAN (LMDH) PAMBUDIARTO PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT MELALUI LEMBAGA MASYARAKAT DESA HUTAN (LMDH) (Suatu Kajian Penguatan Kapasitas LMDH dan Peningkatan Efektivitas PHBM di Desa Glandang, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan hutan seperti yang diamanatkan UU No. 41 tahun 1999 pasal 2 dan 3 harus berasaskan manfaat dan lestari, kerakyatan, keadilan, kebersamaan, keterbukaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (local wisdom). Kearifan lokal (local wisdom) dipahami sebagai gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN. (local wisdom). Kearifan lokal (local wisdom) dipahami sebagai gagasangagasan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan hutan menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari umat manusia. Hutan merupakan sumber daya alam yang memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pembangunan daerah semestinya dilaksanakan secara terpadu, baik dari aspek ekonomi, sosial, lingkungan, budaya dan hukum yang berdasarkan kekhasan dan potensi

Lebih terperinci

Penyuluh Kehutanan Swasta, Potensi Yang Perlu Digali Guna Pemberdayaan Masyarakat

Penyuluh Kehutanan Swasta, Potensi Yang Perlu Digali Guna Pemberdayaan Masyarakat Penyuluh Kehutanan Swasta, Potensi Yang Perlu Digali Guna Pemberdayaan Masyarakat Oleh: Ryke L.S. Siswari Sesuai dengan pasal 20 Undang-undang No 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989.

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989. V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil dan Kelembagaan UBH-KPWN Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara (KPWN) merupakan koperasi yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada

Lebih terperinci

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI Dalam rangka mendapatkan strategi pengembangan KBU PKBM Mitra Mandiri dalam upaya pemberdayaan masyarakat, sebagaimana tujuan dari kajian

Lebih terperinci

Strategi rehabilitasi hutan terdegradasi

Strategi rehabilitasi hutan terdegradasi Strategi rehabilitasi hutan terdegradasi Kajian sistem pengelolaan dan rehabilitasi IUPHHK restorasi ekosistem Kajian Sistem Pengelolaan dan Rehabilitasi IUPHHK Restorasi Ekosistem Strategi Rehabilitasi

Lebih terperinci

BAB VI EFEKTIFITAS KONTROL PROGRAM RASKIN

BAB VI EFEKTIFITAS KONTROL PROGRAM RASKIN BAB VI EFEKTIFITAS KONTROL PROGRAM RASKIN 6.1. Kontrol dalam Kebijakan Pengentasan Kemiskinan Melalui Program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Program pemerintah dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.

Lampiran 1. Peta Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. LAMPIRAN 93 94 Lampiran 1. Peta Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Lampiran 2. Kuisioner Penelitian DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

Kemitraan Kehutanan di Hutan Lindung Jawa Tengah

Kemitraan Kehutanan di Hutan Lindung Jawa Tengah POLICY PAPER No 03/2014 Kemitraan Kehutanan di Hutan Lindung Jawa Tengah Oleh : Totok Dwi Diantoro Agus Budi Purwanto Ronald M Ferdaus Edi Suprapto POLICY PAPER No 03/2014 Kemitraan Kehutanan di Hutan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Petani Hutan Rakyat 5.1.1. Karakteristik Petani Hutan Rakyat Karakteristik petani hutan rakyat merupakan suatu karakter atau ciri-ciri yang terdapat pada responden.

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 28 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perum Perhutani III Jawa Barat dan Banten Pada tahun 1972, dengan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1972, ditetapkan tanggal 29 Maret 1972, Pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BAB. III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian BAB. III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Menurut Yin (2002) bahwa penggunaan studi kasus disesuaikan dengan bentuk pertanyaan

Lebih terperinci

Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO. I. Panduan untuk Peneliti

Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO. I. Panduan untuk Peneliti Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO I. Panduan untuk Peneliti Persiapan: 1. Pastikan anda sudah mengkonfirmasi jadwal dan tempat diskusi dengan informan. 2. Pastikan anda sudah mempelajari CSO/CBO

Lebih terperinci