OPTIMASI RUTE DAN JADWAL PELAYANAN PENGISIAN BBM MFO 380 BAGI KAPAL-KAPAL TUJUAN LUAR NEGERI UNTUK WILAYAH KALTIM DAN KALSEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMASI RUTE DAN JADWAL PELAYANAN PENGISIAN BBM MFO 380 BAGI KAPAL-KAPAL TUJUAN LUAR NEGERI UNTUK WILAYAH KALTIM DAN KALSEL"

Transkripsi

1 OPTIMASI RUTE DAN JADWAL PELAYANAN PENGISIAN BBM MFO 380 BAGI KAPAL-KAPAL TUJUAN LUAR NEGERI UNTUK WILAYAH KALTIM DAN KALSEL Ingrid Gusmery 1, Amar Rachman 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Kampus Baru UI Depok, 16424, Indonesia 1 ingrid_tiui09@yahoo.com, 2 amar@ie.ui.ac.id Abstrak Pengangkutan barang dengan menggunakan sarana transportasi laut memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian dunia. Kegiatan pelayaran yang efektif dan efisien akan berdampak pada penurunan biaya operasional yang dapat dicapai dengan menentukan jadwal dan rute yang optimal kegiatan pelayaran. PT Pertamina membuat Project Bunker Coco untuk mendapat peluang pelayanan bunker MFO 380 bagi kapal-kapal pengangkut batubara dan LNG yang besar dan belum dikelola, terutama yang berorientasi ekspor di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Pemodelan rute dan jadwal pelayanan pengisian MFO 380 ini dilakukan sebagai usulan pelaksanaan Project Bunker Coco. Kebutuhan kapal bunker perlu dipertimbangkan untuk dapat melayani kapal pelanggan sesuai dengan time windows tiap kapal. Penelitian ini dilakukan dengan dasar Vehicle Routing Problem with Time Windows menggunakan algoritma Branch-and-Bound yang diolah dengan Lingo versi 9.0. Dari hasil pengolahan data didapatkan rute dan jadwal kapal dengan penghematan total biaya sebesar $31.556,13 pada bulan Januari 2011 dibandingkan dengan total biaya yang dikeluarkan oleh hasil penelitian sebelumnya yang menggunakan algoritma Tabu Search dan bahasa program Matlab. Kata kunci: branch-and-bound; jadwal; kapal; rentang waktu; rute, vehicle routing problem Abstract Transporting goods by using sea transportation give large contributions for the world economy. Effective and efficient shipping activity would have an impact on the decline of operational cost that can be achieved by determining the optimal schedule and route of a voyage. PT Pertamina make Project Bunker Coco to have the chance MFO 380 bunker service for coal and LNG transporters ships which are large and have not managed, especially export oriented in South Kalimantan and East Kalimantan. Modeling route and schedule of MFO 380 charging service is as the proposal of Project Bunker Coco. The needs of a ship bunkers need to be considered to be able to serve a customer ship in accordance with time windows of each ship. The study is done by using theory of Vehicle Routing Problem with time windows which is use Branch-and-Bound algorithm mixed with Lingo version 9.0. Obtained from the results of data processing, we get vessel routes and schedule with saving total cost of $ ,13 in January 2011 compared with a total cost incurred by previous results that use Tabu Search algorithm and Matlab program. Keywords: branch-and-bound; route; schedule; ship; time windows; vehicle routing problem

2 1. Pendahuluan Nilai biaya yang dikeluarkan transportasi laut merupakan nilai yang terkecil dibandingkan dengan biaya transportasi lainnya, seperti transportasi darat dan udara. Penurunan biaya operasional dapat dicapai dengan menentukan jadwal dan rute yang optimal bagi kegiatan pelayaran. Pelayanan penyaluran bahan bakar minyak untuk kapal merupakan salah satu mata rantai penting dalam kegiatan usaha transportasi laut. Salah satu perusahaan yang memanfaatkan jasa transportasi laut ini adalah PT Pertamina. Di tengah persaingan bisnis migas yang semakin kompetitif, Pertamina mengembangkan sektor bisnis pada pelayanan penyaluran bahan bakar minyak ke kapal-kapal nasional dan internasional di seluruh pelabuhan dan wilayah perairan Indonesia untuk meningkatkan keuntungan dan meraih target pasar. Gambar 1. Lokasi Pelabuhan Batubara di Kalimantan Pada Gambar 1 dapat dilihat gambaran potensi lalu lintas kapal-kapal dari semua perusahaan batubara di Kaltim dan Kalsel tujuan luar negeri cukup besar. Kegiatan kapalkapal pengangkut batubara tujuan internasional masih mengandalkan pengisian bunker di pelabuhan tujuan luar negeri, seperti Singapura. Kapal-kapal asing yang masuk ke Indonesia untuk mengangkut batubara dari Kalimantan seperti kapal-kapal tujuan Jepang, Korea, Cina, India, dan Australia, mayoritas sudah compatible menggunakan MFO 380 cst sebagai bahan bakarnya, khususnya untuk kapal yang berbobot di atas GT. Perusahaan perkapalan internasional tersebut biasanya melakukan bunkering dengan kebutuhan bahan bakar sekitar 300 kl hingga 1500 kl per bunkering di wilayah Singapura atau Taichung. Hal ini menimbulkan deviasi yang cukup jauh dimana perusahaan kapal tersebut harus mengeluarkan biaya tambahan dan mengalami opportunity lost. Oleh karena itu, Project Bunker Coco

3 menargetkan kapal-kapal asing yang berbobot di atas GT di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan sebagai target pasarnya. Pertamina membuat Project Bunker Coco untuk mendapat peluang pelayanan bunker MFO 380 bagi kapal-kapal pengangkut batubara dan LNG yang besar dan belum dikelola, terutama yang berorientasi ekspor di sekitar Kalimantan Timur dan Selatan. Untuk mengoptimalkan pengelolaan project ini dan pemakaian sarana transportasi kapal pengangkut BBM MFO 380 yang ideal, penelitian ini akan difokuskan pada penentuan jadwal dan rute pelayanan bunker (pengisian bahan bakar milik Pertamina ke kapal-kapal pengangkut batubara tujuan internasional) dengan metode ship to ship. Pada penelitian ini, volume permintaan bahan bakar oleh kapal konsumen diasumsikan sebesar 500 kl. Kapal pelanggan adalah kapal-kapal tujuan luar negeri yang berkapasitas di atas DWT, yang sedang melakukan muat angkutan berupa batubara, LNG, maupun Iron Ore. Setiap kapal pelanggan ini memiliki time windows masing-masing untuk dapat dilayani dengan pengisian bahan bakar oleh kapal pengangkut. Penelitian mengenai permasalahan ini sudah dilakukan sebelumnya menggunakan metode algoritma Tabu Search dengan bahasa program Matlab. Pada hasil penelitian tersebut didapatkan urutan rute dan jadwal perjalanan kapal selama satu bulan disesuaikan dengan time windows pelanggan yang optimal dimana digunakan kapal jenis 3500 kl sebanyak 5 unit dengan biaya paling minimum dibandingkan kapal jenis lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh penjadwalan dan rute pelayanan pengisian bunker MFO 380 dalam jangka waktu satu bulan untuk kapal-kapal tujuan luar negeri di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan sehingga didapatkan biaya yang minimum yang akan dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya. Selain itu, pada penelitian ini dilakukan penyempurnaan model matematis dari penelitian sebelumnya yang sesuai dengan permasalahan yang ada. 2. Tinjauan Teoritis Penelitian ini menggunakan beberapa referensi yang berkaitan dengan transportasi maritim, Vehicle Routing Problem with Time Windows (VRPTW), dan teori Branch and Bound. A. Transportasi Maritim Sebagian besar literatur banyak membahas mengenai permasalahan transportasi, khususnya transportasi udara dan darat dimana truk dan bus menjadi objek armada angkutnya, namun tidak demikian halnya dengan transportasi maritim. Beberapa alasan yang

4 menyebabkan kurangnya pembahasan mengenai permasalahan transportasi maritim adalah visibilitasnya yang rendah, masalah perencanaan transportasi maritim kurang terstruktur, ada banyak ketidakpastian seperti penundaan atau keterlambatan kapal tiba di pelabuhan, serta industri perkapalan bersifat konservatif dan sulit menerima perubahan ataupun ide-ide baru [1]. Kapal dapat beroperasi sepanjang waktu dibandingkan tranportasi lainnya sehingga kapal tidak memiliki periode tunda dalam operasinya. Hal ini menyebabkan operasional kapal berbeda dengan jenis transportasi lainnya [2]. Selain itu, terdapat perbedaan yang mendasar dari sarana transportasi laut dibandingkan sarana transportasi lainnya yaitu adanya kemungkinan terjadi perubahan daerah tujuan kapal dari tujuan awalnya saat kapal beroperasi dalam perjalanan ke daerah tujuan (destination change while underway). Kapal juga memiliki jangka waktu operasional dalam time window [3]. B. Vehicle Routing Problem with Time Windows (VRPTW) VRP diperkenalkan pertama kali oleh Dantzig dan Ramser pada tahun VRP didefinisikan sebagai sebuah pencarian cara penggunaan yang efisien dari sejumlah kendaraan yang harus melakukan perjalanan untuk mengunjungi sejumlah tempat untuk mengirim atau menjemput muatan, baik barang ataupun orang [4]. Pada permasalahan VRP, ada single depot ataupun multiple depot yang akan melayani sejumlah n konsumen yang tersebar secara geografis dengan demand yang berbeda-beda. Selain itu, model VRP juga memastikan agar total demand dari suatu rute tidak melebihi kapasitas angkut kendaraan yang beroperasi. Setiap konsumen harus dikunjungi tepat satu kali. Secara umum, penggunaan model VRP diharapkan dapat meminimalkan biaya perjalanan dalam melakukan pengiriman ke konsumen, dimana penentuan biaya berkaitan erat dengan total jarak tempuh dan jumlah kendaraan yang digunakan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur urutan tempat yang harus dikunjungi beserta kapan kembalinya kendaraan untuk mengisi kapasitasnya kembali. Menurut Toth dan Vigo [5], ada empat tujuan umum VRP yaitu: Meminimumkan biaya transportasi, berkaitan dengan jarak tempuh perjalanan dan biaya tetap akibat penggunaan kendaraan. Meminimumkan jumlah kendaraan yang diperlukan untuk melayani semua konsumen. Menyeimbangkan rute perjalanan, berkaitan dengan lamanya perjalanan dan muatan kendaraan.

5 Meminimumkan penalti yang disebabkan oleh ketidakpuasan konsumen atas pelayanan yang diberikan, seperti keterbatasan melayani konsumen secara penuh ataupun keterlambatan pengiriman. VRP with Time Windows (VRPTW) yaitu kasus VRP dengan tambahan kendala waktu dimana setiap konsumen memiliki selang waktu yang berbeda-beda untuk dilayani [6]. Kendaraan diperbolehkan datang sebelum time window open, namun selama belum time window open maka konsumen tidak dapat dilayani. Jika hal ini terjadi, maka kendaraan harus menunggu untuk bisa melayani konsumen. Selain itu, kendaraan tidak diperbolehkan datang setelah time window closed karena konsumen tidak dapat dilayani setelah time window closed [7]. Permasalahan Vehicle Routing Problem dapat diselesaikan dengan tiga macam metode penyelesaian yaitu pendekatan eksak, pendekatan heuristik klasik, dan pendekatan metaheuristik. Pendekatan eksak dilakukan dengan mendapatkan solusi terbaik melalui perhitungan setiap solusi yang mungkin menjadi solusi optimum, contohnya adalah branch and bound dan branch and cut yang merupakan pendekatan eksak utama dari penyelesaian VRP. Pendekatan heuristik berusaha mencari solusi optimal dengan kualitas dan waktu yang lebih cepat dari pendekatan eksak. Pendekatan heuristik klasik dikelompokan menjadi 3 yaitu Construction Method, Twophase Method, dan Improvement Method. Pendekatan metaheuristik merupakan metode pencarian solusi umum dengan eksplorasi yang lebih dalam pada daerah solusi yang mungkin menjadi solusi optimum, contohnya Simulated Annealing (SA), Deterministic Annealing (DA), Tabu Search (TS), Ant Systems (AS), Neural Network (NN), dan Genetic Algorithm. C. Teori Branch and Bound Pencarian solusi optimal dari masalah pemrograman integer dapat diperoleh dengan menggunakan algoritma pencarian umum branch-and-bound. Keunggulan dari metode ini adalah tingkat efektivitasnya dalam memecahkan masalah dengan hasil yang akurat. Metode ini akan melakukan pencarian ke ruang solusi yang ada, yang kemudian dilakukan pemotongan bagian dari pohon pencarian (search tree) yang tidak sesuai dengan batasan yang ada dengan menggunakan pengetahuan heuristik tentang solusi. Dengan menggunakan teknik ini, akan diperoleh jumlah node yang berkurang dari pohon pencarian yang ada. Ukuran atau jumlah dari ruang pencarian dengan teknik ini masih berkembang secara eksponensial sesuai dengan ukuran input. Winston menyebutkan bahwa batas bawah dari nilai fungsi objektif

6 optimal suatu masalah integer linear programming asal merupakan nilai fungsi objektif optimal untuk suatu ruang solusi [8]. 3. Metode Penelitian Berikut akan dijelaskan mengenai metodologi penelitian, sebagaimana tergambarkan pada Gambar Tahap awal penelitian Tahap awal penelitian meliputi kegiatan identifikasi masalah jadwal dan rute pelayanan kapal, melakukan studi pustaka dari berbagai sumber mengenai ship scheduling and routing, VRP, dan Branch-and-Bound serta melakukan perumusan masalah dan penetapan tujuan penelitian ini. 2. Tahap pengumpulan data Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan dan selanjutnya dilakukan pengumpulan data-data tersebut. Data yang dibutuhkan pada penelitian ini bersumber pada data penelitian sebelumnya yang berasal dari instansi pemerintah, anak perusahaan, data internal perkapalan, dan hasil audiensi dengan tenaga sales Pertamina di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Data yang dikumpulkan yaitu data armada kapal bunker, time windows kapal pelanggan, data depot dan kapal bunker, data service time kapal bunker, dan data pelabuhan. 3. Tahap pengolahan data Pada tahap ini data disusun model matematika dari permasalahan dan tujuan penelitian dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan bahasa program Lingo, dilanjutkan dengan melakukan verifikasi dan validasi program. 4. Tahap analisis hasil dan kesimpulan Pada tahap ini dilakukan analisis hasil pengolahan data yaitu analisis pemodelan dari hasil running program Lingo dan dilakukan penentuan rute dan jadwal serta perhitungan biaya sesuai fungsi tujuan sehingga dapat dilakukan perbandingan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dengan permasalahan yang sama. Tahap terakhir yang dilakukan pada penelitian ini adalah membuat kesimpulan dan saran dari penelitian berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan.

7 Mulai Identifikasi Masalah Studi literatur - Ship scheduling & routing - Jurnal Internasional Tahap Awal Penelitian Perumusan Masalah: Belum adanya jadwal dan rute pelayanan bunker MFO 380 bagi kapal-kapal tujuan luar negeri di Kaltim dan Kalsel pada Project Bunker Coco Tujuan Penelitian: Memperoleh rute dan jadwal pengangkutan BBM MFO 380 yang optimal untuk kapal-kapal pengangkut batubara di Kaltim dan Kalsel Tahap Pengumpulan Data Data armada kapal bunker Pengumpulan data Time windows kapal pelanggan Data pelabuhan Data depot & kapal bunker Data service time kapal bunker Tahap Pengolahan Data Algoritma dan model Matematis dalam bahasa program Lingo Verifikasi dan validasi program Analisis Tahap Analisis Hasil & Kesimpulan Kesimpulan Selesai Gambar 2. Diagram Alir Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pemodelan permasalahan penelitian yang telah dibuat ke dalam bentuk persamaan sistematis sehingga dihasilkan model integer nonlinear programming (INLP) yang selanjutnya akan diolah dengan menggunakan perangkat matematis Lingo versi 9.0. Proses perancangan dan implementasi model INLP ini dilakukan dengan menentukan data masukan, variabel keputusan, dan membuat bahasa program dari model INLP dengan menggunakan Lingo. Data masukan yang digunakan adalah satu depot (Adang Bay), 194 kapal pelanggan di 5 lokasi pelabuhan, dan kapal bunker jenis Small I

8 sejumlah 5 unit. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang menggunakan algoritma Tabu Search dengan bahasa program Matlab didapatkan hasil bahwa jenis kapal 3500 kl berjumlah 5 unit yang menjadi output dari penelitian tersebut mengeluarkan biaya paling ekonomis dibandingkan jenis kapal lainnya. Oleh sebab itu, penelitian ini difokuskan pada penggunaan kapal Small I dengan metode Branch and Bound. Model yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah menentukan jumlah kapal yang dibutuhkan untuk melayani pengisian BBM kapal-kapal konsumen dengan jarak optimal untuk dapat mengirim bahan bakar sesuai kebutuhan pelanggan dari depot ke pelabuhan tujuan dan time windows tiap kapal konsumen untuk selanjutnya kembali lagi ke depot berdasarkan kendala-kendala yang ditentukan. Model ini akan digunakan untuk penentuan jadwal dan rute pelayanan pengisian bahan bakar kapal pelanggan selama jangka waktu satu bulan. Depot dianggap mempunyai ketersediaan produk yang cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan kapal konsumen di setiap pelabuhan tujuan. Tiap pelabuhan dapat didatangi seluruh kapal bunker tanpa ada batasan draft kedalaman laut. Pemilihan kapal bunker yang terdiri dari empat jenis dilakukan dengan cara memasukkan tiap jenis kapal yang akan dipakai pada JK (himpunan kapal) yang akan menjadi input untuk model matematis berikut ini. Indeks: k = kapal bunker yang tersedia i = pelabuhan keberangkatan kapal bunker k j = pelabuhan tujuan kapal bunker k n = trip kapal bunker k l = segmen ke l dari trip n p = pelabuhan asal dari pelabuhan i Variabel: x ijkn = perjalanan dari i ke j untuk kapal k pada trip ke-n 1 = jika kapal bunker mengunjungi j dari i 0 = jika tidak t aj t bj = waktu tiba kapal bunker di pelanggan j = waktu kapal bunker meninggalkan j q jkn = kapasitas kapal bunker k di pelanggan j pada trip ke-n

9 Parameter: C ij W ij Taj T bj Q j Q k JK = biaya perjalanan dari i ke j = waktu perjalanan dari i ke j = waktu awal pelayanan konsumen j = waktu akhir pelayanan konsumen j = volume permintaan j = kapasitas kapal bunker k = jumlah kapal bunker Model ditujukan untuk meminimalkan biaya, yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel, yang dinyatakan dengan: Fungsi tujuan: Biaya Variabel(C ij )+Biaya Tetap (S k ) Min Z = i j k n C ij x ijkn + S k k x 0jk1 (1) Batasan-batasannya adalah sebagai berikut: i k l n x ijkln = 1, j (2) i x ijkln - i x jikln = 0, j, k, l, n, i j (3) i k l x 0jk11 JK, j (4) i k l n t aijkln x ijkln = p k l-1 n (t bpik(l-1)n + W ij ) x ijkln, p l (5) j k l n t aijkln x ijkln T aj, i j (6) t bijkln = ( t aijkln + 6 ) x ijkln T bj (7) j k l n +1 x 0jkln+1 = j k l n x j0kln, k, n, i j, i dan j 0 (8) j x 0jk1n = i x 0jk8n (9) i x i0k8n j x 0jk1n+1, k, n, i j (10) i j l x ijk1n = 6, k (11) Batasan (2) merepresentasikan satu pelanggan hanya didatangi satu kali. Batasan (3) memastikan kapal yang datang ke j pasti meninggalkan j. Batasan (4) memastikan kapal yang meninggalkan depot adalah sebanyak kapal yang tersedia. Batasan (5) memastikan bahwa

10 kedatangan kapal j segmen l merupakan jumlah dari waktu berakhirnya kapal j melayani di segmen l-1 dengan waktu perjalanan dari segmen l-1 ke segmen l. Batasan (6) memastikan bahwa waktu tiba kapal bunker di pelanggan j harus lebih besar atau sama dengan waktu awal pelayanan pelanggan j. Batasan (7) memastikan bahwa waktu kapal bunker meninggalkan j, yaitu waktu tiba kapal bunker ditambah serving time dari jenis kapal, harus lebih kecil atau sama dengan waktu akhir pelayanan pelanggan j. Serving time untuk kapal jenis Small I adalah 6 jam. Batasan (5), (6), dan (7) menjamin kedatangan kapal bunker di pelanggan j sesuai dengan time windows pelanggan j. Batasan (8) memastikan bahwa setiap kapal bunker yang berangkat dari depot akan kembali ke depot. Batasan (9) dan (10) memastikan bahwa tidak semua kapal bunker beroperasi lagi di trip berikutnya. Batasan (11) memastikan bahwa kapal bunker berlayar sesuai dengan kapasitasnya dimana jumlah segmen (total segmen berkunjung ke kapal yang dilayani dan kembali ke depot) untuk kapal Small I adalah 6. Pada tahap selanjutnya, dilakukan verifikasi dan validasi terhadap hasil pengolahan data dari program Lingo. Verifikasi merupakan tahap untuk melihat kesesuaian program dengan konsep yang kita inginkan. Parameter program dikatakan telah terverifikasi apabila program tersebut berjalan sesuai dengan konsep. Apabila program yang dijalankan dengan mengubah parameter-parameter dan menghasilan output yang berbeda-beda sesuai harapan, maka program tersebut telah terverifikasi. Tahap verifikasi ini dilakukan dengan mengubah-ubah parameter kapasitas kapal bunker dan jumlah kapal bunker. Validasi dilakukan dengan metode perhitungan manual dari sampel 7 kapal pelanggan di pelabuhan yang berbeda dimana kapal bunker yang digunakan adalah kapal Small I, yang kemudian dibandingkan dengan hasil perhitungan program. 4. Hasil Penelitian Tabel 1. Data Armada Kapal Small I Model dijalankan menggunakan laptop dengan spesifikasi Intel Core TM i3, menggunakan OS Windows 7 Enterprise 32 Bit. Armada kapal bunker yang akan dibahas pada penelitian ini ada 1 jenis dengan kriteria seperti pada Tabel 1.

11 Tabel 2. Jadwal dan Rute Kapal Kapal 1 Trip Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4 Trip 5 Rute Kapal 2 Trip Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4 Trip 5 Trip 6 Trip 7 Rute Kapal 3 Trip Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4 Trip 5 Trip 6 Rute Kapal 4 Trip Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4 Trip 5 Trip 6 Rute Kapal 5 Trip Trip 1 Trip 2 Trip 3 Trip 4 Rute

12 Hasil perhitungan manual dari sampel 7 pelanggan sesuai dengan hasil perhitungan program sehingga hasil uji coba dengan program sudah valid. Dari hasil perhitungan manual tersebut didapatkan total jarak tempuh sebesar 400 mile dan waktu total adalah 86,7 jam. Data input yang digunakan dalam pengolahan data dengan program Lingo adalah: Satu depot yaitu Adang Bay 194 kapal pelanggan di 5 lokasi pelabuhan Kapal bunker jenis Small I dengan kapasitas 3500 kl, dengan jumlah yang disediakan sebanyak 5 unit dengan posisi awal di depot dan akan melakukan pengisian MFO 380. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang menggunakan algoritma Tabu Search dengan bahasa program Matlab didapatkan hasil bahwa jenis kapal 3500 kl berjumlah 5 unit yang menjadi output dari penelitian tersebut dengan harga yang paling ekonomis dibandingkan jenis kapal lainnya. Pada penelitian ini, akan didapatkan hasil yang lebih optimal atau tidak, menggunakan program Lingo dengan metode Branch and Bound. Dari Tabel 2 didapatkan rute dan jadwal yang dihasilkan dari running program sesuai dengan time windows tiap pelanggan. 5. Pembahasan Terdapat 5 pelabuhan (Adang Bay, Tj. Pemancing, Taboneo, Jorong, dan Satui) di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan yang berpotensi sebagai target pasar PT Pertamina, dimana depotnya berada di Adang Bay seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Matriks Jarak antar Pelabuhan Hasil running program Lingo di atas dapat dianalisis dan dilakukan pengecekan rute dan jadwal yang dihasilkan serta perhitungan dari fungsi tujuan yaitu total biaya yang dikeluarkan. Dengan data harga BBM per kl sebesar $ 1093,8 (termasuk pajak) dan fuel

13 consumption per mile sebesar 0,025 kl maka didapatkan perhitungan total biaya sebagai berikut: Biaya Sewa = Jumlah kapal x Biaya Sewa per bulan = 5 x $ = $ Biaya Perjalanan = Fuel Consumption per mile x Total Jarak x $1093,8 = 0,025 kl/mile x mile x $1093,8 = $ ,97 Total Biaya = Biaya Sewa + Biaya Perjalanan = $ $ ,97 = $ ,97 Dari hasil pengolahan dengan Branch and Bound pada program Lingo, didapatkan bahwa total jarak yang ditempuh ( mile) dengan 28 trip dan biaya yang dikeluarkan ($ ,97), seperti terlihat pada Tabel 4, untuk melakukan pelayanan pengisian bahan bakar bagi kapal-kapal tujuan luar negeri pada bulan Januari Hasil ini lebih minimum dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya, dimana total jarak yang ditempuh sebesar mile dengan 33 trip dan total biaya sebesar $ ,1. Namun, dari hasil pengolahan data dengan Lingo tersebut didapatkan adanya beberapa kali kapal mengalami waktu tunggu karena tiba lebih awal dari earliest time windows dari kapal pelanggan yang dituju. Waktu tunggu tersebut juga cukup lama yaitu hingga mencapai puluhan jam. Kendala yang dihadapi dalam menjalankan program Lingo adalah bagaimana mengartikan bahasa matematis masalah ke dalam bahasa pemrograman Lingo. Running Lingo bergantung pada banyaknya jumlah variabel yang digunakan dengan kapasitas memori perangkat komputer atau laptop yang digunakan. Pada penelitian ini, jumlah variabel banyak. Dengan jumlah variabel yang banyak dan kapasitas perangkat yang digunakan terbatas maka diperlukan waktu yang sangat lama untuk menjalankan program ini sampai dengan mengeluarkan hasil solusi model penelitian ini. Perangkat tidak mampu mengerjakan model permasalahan penelitian 194 kapal ini dengan jumlah variabel yang banyak tersebut sehingga pengolahan data dengan program ini dilakukan secara bertahap berdasarkan time windows. Hal ini menyebabkan solusi atau hasil dari program ini tidaklah hasil yang paling optimal. Untuk mencapai hasil paling optimal (Global Optimal) diperlukan waktu komputasi yang sangat lama yaitu sekitar 20 jam. Jika dilihat dari sisi metode algoritma yang digunakan,

14 pengerjaan metode Branch and Bound pada komputasi tunggal mengarah kepada waktu kerja yang lama (bersesuaian dengan jumlah input yang digunakan) dan memerlukan media penyimpanan memori yang cukup besar. Penyelesaian kasus VRP dengan pendekatan eksak ini merupakan permasalahan dengan kompleksitas penyelesaian permasalahan akan meningkat secara eksponensial dengan semakin rumitnya permasalahan. Tabel 4. Jarak Total dan Jumlah Trip Kapal Bunker Perangkat tidak mampu mengerjakan model permasalahan penelitian 194 kapal ini dengan jumlah variabel yang banyak tersebut sehingga pengolahan data dengan program ini dilakukan secara bertahap berdasarkan time windows. Hal ini menyebabkan solusi atau hasil dari program ini tidaklah hasil yang paling optimal. Untuk mencapai hasil paling optimal (Global Optimal) diperlukan waktu komputasi yang sangat lama yaitu sekitar 20 jam. Jika dilihat dari sisi metode algoritma yang digunakan, pengerjaan metode Branch and Bound pada komputasi tunggal mengarah kepada waktu kerja yang lama (bersesuaian dengan jumlah input yang digunakan) dan memerlukan media penyimpanan memori yang cukup besar. Penyelesaian kasus VRP dengan pendekatan eksak ini merupakan permasalahan dengan kompleksitas penyelesaian permasalahan akan meningkat secara eksponensial dengan semakin rumitnya permasalahan. 6. Kesimpulan Penelitian ini menghasilkan suatu usulan perencanaan Project Bunker Coco berupa penentuan rute dan penjadwalan pengisian bahan bakar MFO 380 bagi kapal-kapal asing di wilayah Kaltim dan Kalsel dalam jangka waktu satu bulan yang berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yang menggunakan algoritma Tabu Search dan bahasa pemrograman Matlab. Model matematis Integer Nonlinear Progamming untuk penyelesaian optimasi rute dan penjadwalan pengisian BBM MFO 380, dibantu penyelesaiannya dengan algoritma Branch

15 and Bound dan dijalankan dengan program Lingo versi 9.0, diperoleh penghematan total biaya transportasi menjadi $ ,97 pada bulan Januari Apabila dibandingkan dengan total biaya transportasi yang dikeluarkan dengan hasil penelitian sebelumnya sebesar $ ,1 dimana penyelesaiannya menggunakan algoritma Tabu Search dan dijalankan dengan Matlab, terdapat penghematan biaya sebesar $31.556, Saran Saran perbaikan dan pengembangan untuk penelitian selanjutnya yaitu mengembangkan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan program Lingo pada perangkat PC dengan kapasitas memori yang lebih besar. Daftar Referensi [1] Christiansen, M., et al. (2007). Maritime transportation. In C. Barnhart & G. Laporte (Ed.), Handbook in Operation Research & Management Science, 14, New York: Elsevier. [2] Ronen, D., et al. (2004). Marine Inventory Routing: Shipments Planning. Journal of the Operational Research Society, 53 (1), [3] Gkanatsas, E. (2005). Designing Robust Shipping Schedules. Maritime Economics & Logistics. Rotterdam: Erasmus University Rotterdam. [4] Fisher, M. (1995). Vehicle Routing. In Ball M.O., Magnanti T.L., Monma C.L., Nemhauser G.L. (Ed). Handbooks in Operations Research and Management Science, 8, Amsterdam: Elsevier. [5] Toth, P., & Vigo, D. (2002). The Vehicle Routing Problem. Philadelphia: SIAM Publishing. [6] Golden, Bruce L., et al. (2008). The Vehicle Routing Problem: Latest Advance and New Challenges. New York: Springer. [7] Kallehauge, B., et al. (2005). Vehicle Routing Problem with Time Windows. In G. Desaulniers, J. Desrosiers, and M. M. Solomon (ed). Column Generation: GERAD 25th Anniversary Series, New York: Springer. [8] Winston, W.L. (2004). Operation Research: Applications and Algorithms (4 th ed.). California: Thomson Brooks Cole.

OPTIMASI POLA DISTRIBUSI BBM PERTAMINA MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIK

OPTIMASI POLA DISTRIBUSI BBM PERTAMINA MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIK OPTIMASI POLA DISTRIBUSI BBM PERTAMINA MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIK Oleh: Rif atul Khusniah 1209201715 Dosen Pembimbing: Subchan, M.Sc, Ph.D Dr. Imam Mukhlas, MT SPBU 1 Order Daily DEPO SPBU 2 SPBU

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan

BAB 1. PENDAHULUAN. Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan komponen penting dalam sistem pelayanan depot suatu perusahaan, proses tersebut dapat terjadi

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI PARAMETER TERHADAP SOLUSI HEURISTIK PADA MODEL VTPTW

PENGARUH NILAI PARAMETER TERHADAP SOLUSI HEURISTIK PADA MODEL VTPTW INFOMATEK Volume 19 Nomor 1 Juni 2017 PENGARUH NILAI PARAMETER TERHADAP SOLUSI HEURISTIK PADA MODEL VTPTW Tjutju T. Dimyati Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pasundan Abstrak: Penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah perkotaan atau city development memiliki beberapa aspek penting salah satunya adalah logistik perkotaan atau city logistics. Alasan mengapa city

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi suatu produk mempunyai peran yang penting dalam suatu mata rantai produksi. Hal yang paling relevan dalam pendistribusian suatu produk adalah transportasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicle Routing Problem (VRP) merupakan salah satu permasalahan yang terdapat pada bidang Riset Operasional. Dalam kehidupan nyata, VRP memainkan peranan penting dalam

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 2, Agustus 2012 ISSN

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 2, Agustus 2012 ISSN PENENTUAN RUTE PENGAMBILAN SAMPAH DI KOTA MERAUKE DENGAN KOMBINASI METODE EKSAK DAN METODE HEURISTIC Endah Wulan Perwitasari Email : dek_endah@yahoo.com Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian mengenai transportasi dan aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya studi

Lebih terperinci

Kata Kunci: Rute, Jadwal, Optimasi, Vehicle Roting Problem, Algoritma Tabu Search, Model

Kata Kunci: Rute, Jadwal, Optimasi, Vehicle Roting Problem, Algoritma Tabu Search, Model Perancangan Model Rute dan Jadwal Pengisian Bahan Bakar Unit Loader yang Optimal Menggunakan Algoritma Tabu Search (Studi Kasus Pada PT Pamapersada Nusantara) Amar Rachman 1, Febri Vabiono P 2 Departemen

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Ir. Budi Santosa, M.S., Ph.D Oleh : Sas Wahid Hamzah

Dosen Pembimbing : Ir. Budi Santosa, M.S., Ph.D Oleh : Sas Wahid Hamzah Artificial Immune System untuk Penyelesaian Vehicle Routing Problem with Time Windows Dosen Pembimbing : Ir. Budi Santosa, M.S., Ph.D Oleh : Sas Wahid Hamzah 2507100054 Pendahuluan Pendahuluan Fungsi Objektif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori graf 2.1.1 Defenisi graf Graf G adalah pasangan {,} dengan adalah himpunan terhingga yang tidak kosong dari objek-objek yang disebut titik (vertex) dan adalah himpunan pasangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses distribusi barang merupakan bagian dari aktivitas suatu perusahaan atau lembaga yang bersifat komersil ataupun sosial. Distribusi berperan sebagai salah satu

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf Definisi 1 (Graf, Graf Berarah dan Graf Takberarah) 2.2 Linear Programming

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf Definisi 1 (Graf, Graf Berarah dan Graf Takberarah) 2.2 Linear Programming 4 II TINJAUAN PUSTAKA Untuk memahami permasalahan yang berhubungan dengan penentuan rute optimal kendaraan dalam mendistribusikan barang serta menentukan solusinya maka diperlukan beberapa konsep teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicle Routing problem (VRP) merupakan topik penelitian yang telah lama ada, yang pertama kali dilakukan oleh Dantzig dan Ramser (1959) dengan judul The Truck Dispatching

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif dan efisien karena akan melewati rute yang minimal jaraknya,

BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif dan efisien karena akan melewati rute yang minimal jaraknya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Distribusi merupakan proses penyaluran produk dari produsen sampai ke tangan masyarakat atau konsumen. Kemudahan konsumen dalam mendapatkan produk yang diinginkan menjadi

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Contoh Ilustrasi Kasus CVRP 13

Gambar 1.1 Contoh Ilustrasi Kasus CVRP 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vehicle Routing Problem (VRP) merupakan konsep umum yang digunakan untuk semua permasalahan yang melibatkan perancangan rute optimal untuk armada kendaraan yang melayani

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA HEURISTIK UNTUK PENYELESAIAN PERMASALAHAN SWAP-BODY VEHICLE ROUTING PROBLEM

PERANCANGAN ALGORITMA HEURISTIK UNTUK PENYELESAIAN PERMASALAHAN SWAP-BODY VEHICLE ROUTING PROBLEM PERANCANGAN ALGORITMA HEURISTIK UNTUK PENYELESAIAN PERMASALAHAN SWAP-BODY VEHICLE ROUTING PROBLEM Pembimbing: Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng, CSCP Disusun Oleh: Jurusan Teknik Industri Andre T.

Lebih terperinci

Penentuan Jadwal dan Rute Perjalanan Kapal dengan Batasan Waktu dan Jumlah Kunjungan

Penentuan Jadwal dan Rute Perjalanan Kapal dengan Batasan Waktu dan Jumlah Kunjungan Jurnal Teknik Industri, Vol. 18, No. 2, Desember 2016, 123-128 ISSN 1411-2485 print / ISSN 2087-7439 online DOI: 10.9744/jti.18.2.123-128 Penentuan Jadwal Rute Perjalanan Kapal dengan Batasan Waktu Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Kereta api merupakan salah satu angkutan darat yang banyak diminati masyarakat, hal ini dikarenakan biaya yang relatif murah dan waktu tempuh yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam masalah pengiriman barang, sebuah rute diperlukan untuk menentukan tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui darat, air,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem distribusi/trasportasi adalah salah satu hal yang penting bagi perusahaan, karena berkaitan dengan pelayana kepada konsumen. Dalam sistem distribusi/trasportasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persoalan rute terpendek merupakan suatu jaringan pengarahan rute perjalanan di mana seseorang pengarah jalan ingin menentukan rute terpendek antara dua kota berdasarkan

Lebih terperinci

Pembentukan Rute Distribusi Menggunakan Algoritma Clarke & Wright Savings dan Algoritma Sequential Insertion *

Pembentukan Rute Distribusi Menggunakan Algoritma Clarke & Wright Savings dan Algoritma Sequential Insertion * Reka Integra ISSN: 2338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 204 Pembentukan Distribusi Menggunakan Algoritma Clarke & Wright Savings dan Algoritma

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI LPG DENGAN PENDEKATAN MODEL MATEMATIS

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI LPG DENGAN PENDEKATAN MODEL MATEMATIS PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI LPG DENGAN PENDEKATAN MODEL MATEMATIS Annisa Kesy Garside, Xamelia Sulistyani, Dana Marsetiya Utama Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Dalam banyak perusahaan, pengaturan kegiatan distribusi barang dari produsen ke konsumen merupakan faktor yang memegang peranan penting, dikarenakan pengeluaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Supply Chain Management Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan produk ke tangan pemakai akhir.

Lebih terperinci

PADA DISTRIBUTOR BAHAN MAKANAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS AT FOOD INGREDIENTS DISTRIBUTOR

PADA DISTRIBUTOR BAHAN MAKANAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS AT FOOD INGREDIENTS DISTRIBUTOR VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS PADA DISTRIBUTOR BAHAN MAKANAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS AT FOOD INGREDIENTS DISTRIBUTOR Herry Christian Palit, *), Sherly ) ) Industrial Engineering

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyelesaikan masalah maka perlu dirumuskan terlebih dahulu langkahlangkah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyelesaikan masalah maka perlu dirumuskan terlebih dahulu langkahlangkah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komputer merupakan salah satu alat bantu untuk menyelesaikan masalah. Untuk dapat menyelesaikan masalah maka perlu dirumuskan terlebih dahulu langkahlangkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Semakin tingginya perkembangan industri membuat persaingan setiap pelaku industri semakin ketat dan meningkat tajam. Setiap pelaku industri harus mempunyai strategi

Lebih terperinci

PANDUAN APLIKASI TSP-VRP

PANDUAN APLIKASI TSP-VRP PANDUAN APLIKASI TSP-VRP oleh Dra. Sapti Wahyuningsih, M.Si Darmawan Satyananda, S.T, M.T JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 0 Pengantar Aplikasi ini dikembangkan

Lebih terperinci

SKRIPSI PERENCANAAN RUTE TRANSPORTASI TERPENDEK PADA PT. MITRA INTERTRANS FORWARDING (MIF) DENGAN MODEL VRPTW

SKRIPSI PERENCANAAN RUTE TRANSPORTASI TERPENDEK PADA PT. MITRA INTERTRANS FORWARDING (MIF) DENGAN MODEL VRPTW 1 SKRIPSI PERENCANAAN RUTE TRANSPORTASI TERPENDEK PADA PT. MITRA INTERTRANS FORWARDING (MIF) DENGAN MODEL VRPTW DISUSUN OLEH: MARTHA ANANTASIA S (5303005013) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Pengembangan Model dan Algoritma Tabu Search untuk Penjadwalan Kapal Tanker dengan Memperhatikan Kompatibilitas Muatan

Pengembangan Model dan Algoritma Tabu Search untuk Penjadwalan Kapal Tanker dengan Memperhatikan Kompatibilitas Muatan Pengembangan Model dan Algoritma Tabu Search untuk Penjadwalan Kapal Tanker dengan Memperhatikan Kompatibilitas Muatan Siti Nurminarsih dan Ahmad Rusdiansyah Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Fokus dalam bidang teknologi saat ini tidak hanya berada pada proses pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang dapat membantu manusia

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah penentuan rute bus karyawan mendapat perhatian dari para peneliti selama lebih kurang 30 tahun belakangan ini. Masalah optimisasi rute bus karyawan secara matematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat tergantung pada sarana

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat tergantung pada sarana IV-27 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat tergantung pada sarana transportasi laut sebagai sarana penghubung utama antara pulau. Distribusi barang antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah, salah satu program dari

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah, salah satu program dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kesejahteraan dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat berpendapatan rendah merupakan program nasional dari Pemerintah Pusat hingga Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen adalah kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara

BAB I PENDAHULUAN. konsumen adalah kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu hal yang berpengaruh dalam meningkatkan pelayanan terhadap konsumen adalah kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, masalah yang berhubungan dengan optimisasi sering kali terjadi, misalnya dalam bidang ekonomi dan industri sering dijumpai masalah

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH RUTE PENYIRAMAN TANAMAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ARTIFICIAL IMMUNE SYSTEM (AIS) DI KOTA YOGYAKARTA

PENYELESAIAN MASALAH RUTE PENYIRAMAN TANAMAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ARTIFICIAL IMMUNE SYSTEM (AIS) DI KOTA YOGYAKARTA SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 PENYELESAIAN MASALAH RUTE PENYIRAMAN TANAMAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ARTIFICIAL IMMUNE SYSTEM (AIS) DI KOTA YOGYAKARTA Viga Apriliana Sari, Eminugroho

Lebih terperinci

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING Atmini Dhoruri, Eminugroho R.

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING Atmini Dhoruri, Eminugroho R. PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING Atmini Dhoruri, Eminugroho R., Dwi Lestari Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah membentuk model vehicle routing

Lebih terperinci

Oleh: VINAYANTI EKA RAHMAWATI ( )

Oleh: VINAYANTI EKA RAHMAWATI ( ) Pendekatan Goal Programming untuk Penentuan Rute Kendaraan pada Kegiatan Distribusi (A Goal Programming Approach to Vehicle Routing Problems of Distribution) Oleh: VINAYANTI EKA RAHMAWATI (1207 100 020)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Dewasa ini fungsi komputer semakin dibutuhkan, baik bagi perusahaan besar maupun kecil. Adapun fungsi dari komputer itu sendiri adalah mengolah data-data yang ada menjadi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Pujawan dan Mahendrawati (2010) telah menjelaskan bahwa fungsi dasar manajemen distribusi dan transportasi pada umumnya yang terdiri dari:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab II dalam penelitian ini terdiri atas vehicle routing problem, teori lintasan dan sirkuit, metode saving matriks, matriks jarak, matriks penghematan, dan penentuan urutan konsumen.

Lebih terperinci

Optimasi Skenario Bunkering dan Kecepatan Kapal pada Pelayaran Tramper

Optimasi Skenario Bunkering dan Kecepatan Kapal pada Pelayaran Tramper JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Optimasi Skenario Bunkering dan Kecepatan Kapal pada Pelayaran Tramper Farin Valentito, R.O. Saut Gurning, A.A.B Dinariyana D.P Jurusan Teknik Sistem Perkapalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas

BAB I PENDAHULUAN. Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas pemerintahan yang bergerak di bidang lingkungan hidup daerah yang meliputi kegiatan dalam melakukan pengawasan,

Lebih terperinci

PERENCANAAN OPERASIONAL DISTRIBUSI SURAT KABAR DARI PERCETAKAN KE SEJUMLAH AGEN DI KOTA SURABAYA ABSTRAK

PERENCANAAN OPERASIONAL DISTRIBUSI SURAT KABAR DARI PERCETAKAN KE SEJUMLAH AGEN DI KOTA SURABAYA ABSTRAK PERENCANAAN OPERASIONAL DISTRIBUSI SURAT KABAR DARI PERCETAKAN KE SEJUMLAH AGEN DI KOTA SURABAYA Erma Budhi Kurnia Susanti 1),Ahmad Rusdianyah 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai tempat, sering menjadi masalah dalam dunia industri sehari-hari. Alokasi produk

Lebih terperinci

OPTIMASI DAN PERANCANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENJADWALAN KAPAL UNTUK DISTRIBUSI PUPUK CURAH STUDI KASUS PT.

OPTIMASI DAN PERANCANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENJADWALAN KAPAL UNTUK DISTRIBUSI PUPUK CURAH STUDI KASUS PT. OPTIMASI DAN PERANCANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENJADWALAN KAPAL UNTUK DISTRIBUSI PUPUK CURAH STUDI KASUS PT. PETROKIMIA GRESIK Rachma Indah Lestari, Imam Baihaqi, Nurhadi Siswanto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Penentuan Rute Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor dan Metode Sequential Insertion *

Penentuan Rute Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor dan Metode Sequential Insertion * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2014 Penentuan Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FLEET SIZE AND MIX VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS PADA PENDISTRIBUSIAN KORAN

IMPLEMENTASI FLEET SIZE AND MIX VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS PADA PENDISTRIBUSIAN KORAN IMPLEMENTASI FLEET SIZE AND MIX VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS PADA PENDISTRIBUSIAN KORAN Maya Widyastiti *), Farida Hanum, Toni Bakhtiar Departemen Matematika FMIPA, Institut Pertanian Bogor

Lebih terperinci

Algoritma Penentuan Rute Kendaraan Dengan Memperhatikan Kemacetan Muhammad Nashir Ardiansyah (hal 88 92)

Algoritma Penentuan Rute Kendaraan Dengan Memperhatikan Kemacetan Muhammad Nashir Ardiansyah (hal 88 92) ALGORITMA PENENTUAN RUTE KENDARAAN DENGAN MEMPERHATIKAN KEMACETAN Muhammad Nashir Ardiansyah Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University nashir.ardiansyah@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Penjadwalan Kapal dengan Menggunakan Insertion Heuristic

Penjadwalan Kapal dengan Menggunakan Insertion Heuristic Penjadwalan Kapal dengan Menggunakan Insertion Heuristic Richard Wibisono 1, I Gede Agus Widyadana 2 Abstract: PT. X is a company that deals in ship voyage at Surabaya, Jawa Timur. PT. X has problems to

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. 6. Sisi eg dipilih sebagai sisi yang memiliki bobot terkecil (lihat Gambar 18).

III PEMBAHASAN. 6. Sisi eg dipilih sebagai sisi yang memiliki bobot terkecil (lihat Gambar 18). a d b f 8 e 8 Gambar Sisi be hasil dari algoritme Prim tahap ke-.. Sisi ec dipilih sebagai sisi yang memiliki bobot terkecil (lihat Gambar ). a d b f 8 e 8 Gambar Sisi ec hasil dari algoritme Prim tahap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Transportasi Menurut Nasution (2004), Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGATURAN RUTE KENDARAAN DENGAN MUATAN KONTAINER PENUH MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI LAGRANGIAN

OPTIMASI PENGATURAN RUTE KENDARAAN DENGAN MUATAN KONTAINER PENUH MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI LAGRANGIAN Tugas Akhir KI 091391 OPTIMASI PENGATURAN RUTE KENDARAAN DENGAN MUATAN KONTAINER PENUH MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI LAGRANGIAN Akhmed Data Fardiaz NRP 5102109046 Dosen Pembimbing Rully Soelaiman, S.Kom.,

Lebih terperinci

PENJADWALAN DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN MIXED INTEGER PROGRAMMING LAISANOPACI

PENJADWALAN DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN MIXED INTEGER PROGRAMMING LAISANOPACI PENJADWALAN DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN MIXED INTEGER PROGRAMMING LAISANOPACI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

Artikel Ilmiah oleh Siti Hasanah ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing.

Artikel Ilmiah oleh Siti Hasanah ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing. Artikel Ilmiah oleh Siti Hasanah ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing. Malang, 1 Agustus 2013 Pembimbing Dra. Sapti Wahyuningsih,M.Si NIP 1962121 1198812 2 001 Penulis Siti Hasanah NIP 309312426746

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam sistem distribusi pupuk terdapat beberapa masalah yang mucul. Masalah sistem distribusi pupuk antara lain berupa masalah pengadaan pupuk, penentuan stock, proses

Lebih terperinci

VEHICLE ROUTING UNTUK PICK UP PROBLEM DENGAN PENDEKATAN MOST VALUEABLE NEIGHBORHOOD DAN NEAREST NEIGHBOR PADA JASA PENGIRIMAN BARANG

VEHICLE ROUTING UNTUK PICK UP PROBLEM DENGAN PENDEKATAN MOST VALUEABLE NEIGHBORHOOD DAN NEAREST NEIGHBOR PADA JASA PENGIRIMAN BARANG VEHICLE ROUTING UNTUK PICK UP PROBLEM DENGAN PENDEKATAN MOST VALUEABLE NEIGHBORHOOD DAN NEAREST NEIGHBOR PADA JASA PENGIRIMAN BARANG Sudiana Wirasambada 1) Dwi Iryaning Handayani 2) 1). Ass Mgr Ice Cream

Lebih terperinci

Penentuan Rute untuk Pendistribusian BBM Menggunakan Algoritma Nearest neighbour (Studi Kasus di PT X)

Penentuan Rute untuk Pendistribusian BBM Menggunakan Algoritma Nearest neighbour (Studi Kasus di PT X) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol. 01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2014 Penentuan Rute untuk Pendistribusian BBM Menggunakan Algoritma Nearest neighbour

Lebih terperinci

Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya 1* Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya 2,3

Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya 1*   Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya 2,3 PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) DENGAN METODE BRANCH AND BOUND (Aplikasi Permasalahan Pengangkutan Barang Kantor Pos Palembang) (SOLVING THE TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) USING BRANCH

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011 PENGEMBANGAN ALGORITMA DIFFERENTIAL EVOLUTION UNTUK PENYELESAIAN PERMASALAHAN VEHICLE ROUTING PROBLEM SIMULTANEOUS DELIVERIES PICK-UP WITH TIME WINDOWS (VRPSDPTW) Heri Awalul, Budi Santosa, Stefanus Eko

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 2 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Agar

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN RUTE TRANSPORTASI MULTI TRIP

USULAN RANCANGAN RUTE TRANSPORTASI MULTI TRIP USULAN RANCANGAN RUTE TRANSPORTASI MULTI TRIP UNTUK MEMINIMASI BIAYA TRANSPORTASI DENGAN HETEROGENEOUS FLEET DAN TIME WINDOW MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PT.XYZ Muhammad Zuhdi Aiman Anka 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan manufaktur semakin ketat. Hal ini mendorong perusahaan untuk mencari strategi yang tepat agar dapat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA PALGUNADI UNTUK MENYELESAIKAN SINGLE DAN MULTI PRODUCT VEHICLE ROUTING PROBLEM

IMPLEMENTASI ALGORITMA PALGUNADI UNTUK MENYELESAIKAN SINGLE DAN MULTI PRODUCT VEHICLE ROUTING PROBLEM IMPLEMENTASI ALGORITMA PALGUNADI UNTUK MENYELESAIKAN SINGLE DAN MULTI PRODUCT VEHICLE ROUTING PROBLEM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Strata Satu Jurusan Informatika HALAMAN

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MULTIPLE DEPOT VEHICLE ROUTING PROBLEM (MDVRP) MENGGUNAKAN METODE INSERTION HEURISTIC

PENYELESAIAN MULTIPLE DEPOT VEHICLE ROUTING PROBLEM (MDVRP) MENGGUNAKAN METODE INSERTION HEURISTIC PENYELESAIAN MULTIPLE DEPOT VEHICLE ROUTING PROBLEM (MDVRP) MENGGUNAKAN METODE INSERTION HEURISTIC Dima Prihatinie, Susy Kuspambudi Andaini, Darmawan Satyananda JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MENYELESAIKAN PERSOALAN TRANSPORTASI DENGAN KENDALA CAMPURAN

MENYELESAIKAN PERSOALAN TRANSPORTASI DENGAN KENDALA CAMPURAN MENYELESAIKAN PERSOALAN TRANSPORTASI DENGAN KENDALA CAMPURAN J. K. Sari, A. Karma, M. D. H. Gamal junikartika.sari@ymail.com Mahasiswa Program Studi S Matematika Laboratorium Matematika Terapan Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilaksanakan untuk memperoleh masukan mengenai objek yang akan diteliti. Pada penelitian perlu adanya rangkaian langkah-langkah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transportasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua sektor industri. Hal itu dikarenakan hampir semua sektor industri selalu mencakup proses distribusi

Lebih terperinci

MASALAH PENENTUAN RUTE KENDARAAN ANTARJEMPUT ROTI SONIA MEITHANIA

MASALAH PENENTUAN RUTE KENDARAAN ANTARJEMPUT ROTI SONIA MEITHANIA MASALAH PENENTUAN RUTE KENDARAAN ANTARJEMPUT ROTI SONIA MEITHANIA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

Lebih terperinci

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 2 Februari 2017, hlm. 95-99 http://j-ptiik.ub.ac.id Implementasi Algoritma Nearest Insertion Heuristic dan Modified

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem logistik yang bertanggungjawab akan perpindahan material antar fasilitas. Distribusi berperan dalam membawa

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Pembahasan mengenai gambaran umum perusahaan meliputi sejarah singkat perusahaan dan struktur organisasi perusahaan saat ini. 3.1.1 Sejarah Singkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh operator telekomunikasi seluler.revenue yang dihasilkan dalam dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh operator telekomunikasi seluler.revenue yang dihasilkan dalam dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Base Transceiver Station (BTS) merupakan alat produksi yang dimiliki oleh operator telekomunikasi seluler.revenue yang dihasilkan dalam dunia telekomunikasi

Lebih terperinci

OPTIMALISASI RUTE DISTRIBUSI AIR MINUM QUELLE DENGAN ALGORITMA CLARKE & WRIGHT SAVING DAN MODEL VEHICLE ROUTING PROBLEM

OPTIMALISASI RUTE DISTRIBUSI AIR MINUM QUELLE DENGAN ALGORITMA CLARKE & WRIGHT SAVING DAN MODEL VEHICLE ROUTING PROBLEM OPTIMALISASI RUTE DISTRIBUSI AIR MINUM QUELLE DENGAN ALGORITMA CLARKE & WRIGHT SAVING DAN MODEL VEHICLE ROUTING PROBLEM Ade Irman SM, Ratna Ekawati 2, Nuzulia Febriana 3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta mempermudah penyampaian produk dari produsen ke konsumen. Distribusi

BAB I PENDAHULUAN. serta mempermudah penyampaian produk dari produsen ke konsumen. Distribusi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendistribusian adalah kegiatan penyaluran yang berusaha memperlancar serta mempermudah penyampaian produk dari produsen ke konsumen. Distribusi yang efektif akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi merupakan proses penyaluran produk dari produsen sampai ke tangan masyarakat atau konsumen. Kemudahan konsumen dalam menjangkau produk yang diinginkan

Lebih terperinci

Pengembangan Model Periodic Inventory Routing Problem untuk Penjadwalan Truk Tangki Multi Kapasitas

Pengembangan Model Periodic Inventory Routing Problem untuk Penjadwalan Truk Tangki Multi Kapasitas Pengembangan Model Periodic Inventory Routing Problem untuk Penjadwalan Truk Tangki Multi Kapasitas (Studi Kasus: ISG PT. PERTAMINA UPms V SURABAYA) Oleh : Deni Irawan 2506 100 179 Dosen Pembimbing : Dr.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab terakhir ini akan menjelaskan kesimpulan dan saran Tugas Akhir. Kesimpulan dan saran terdiri atas dua bagian, yaitu kesimpulan dan saran mengenai pemodelan dan penyelesaian

Lebih terperinci

Penentuan Rute Distribusi Air Mineral Menggunakan Metode Clarke-Wright Algorithm dan Sequential Insertion *

Penentuan Rute Distribusi Air Mineral Menggunakan Metode Clarke-Wright Algorithm dan Sequential Insertion * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas.2 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2013 Penentuan Rute Distribusi Air Mineral Menggunakan Metode Clarke-Wright Algorithm dan Sequential

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Peranan jaringan distribusi dan transportasi sangatlah vital dalam proses bisnis dunia industri. Jaringan distribusi dan transportasi ini memungkinkan produk berpindah

Lebih terperinci

Optimasi Rute Angkutan Publik dengan Menggunakan Metode Algoritma Clark-Wright

Optimasi Rute Angkutan Publik dengan Menggunakan Metode Algoritma Clark-Wright Optimasi Rute Angkutan Publik dengan Menggunakan Metode Algoritma Clark-Wright Ary Arvianto *1), Sriyanto 2), Lo Hendrawan Wijaya 3) 1,2,3) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penjadwalan secara umum adalah aktifitas penugasan yang berhubungan dengan sejumlah kendala, sejumlah kejadian yang dapat terjadi pada suatu periode waktu

Lebih terperinci

Pendekatan Metode Column Generation pada Vehicle Routing Problem dengan Soft Time Windows

Pendekatan Metode Column Generation pada Vehicle Routing Problem dengan Soft Time Windows Pendekatan Metode Column Generation pada Vehicle Routing Problem dengan Soft Time Windows Nurul Nafartsani 1, Yudi Satria 2, Helen Burhan 3 1 Departemen Matematika, FMIPA UI, Kampus UI Depok, 16424, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI.1. Penelitian Terdahulu Archetti et al. (009) menggunakan sebuah metode eksak yaitu branch-and-price scheme dan dua metode metaheuristics yaitu algoritma Variable Neighborhood

Lebih terperinci

OPTIMALISASI RUTE PENGUMPULAN SAMPAH DI KAWASAN PERUMAHAN PESONA KHAYANGAN DENGAN MODEL PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

OPTIMALISASI RUTE PENGUMPULAN SAMPAH DI KAWASAN PERUMAHAN PESONA KHAYANGAN DENGAN MODEL PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM OPTIMALISASI RUTE PENGUMPULAN SAMPAH DI KAWASAN PERUMAHAN PESONA KHAYANGAN DENGAN MODEL PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Yuliana Sukarmawati Program Sarjana Teknik Lingkungan Universitas Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha mengalami persaingan yang begitu ketat dan peningkatan permintaan pelayanan lebih dari pelanggan. Dalam memenangkan persaingan tersebut

Lebih terperinci

PERENCANAAN RUTE PENGIRIMAN MENGGUNAKAN METODE PARALLEL INSERTION DAN EXHAUSTIVE SEARCH PADA PT. STARMASS LOGISTICS

PERENCANAAN RUTE PENGIRIMAN MENGGUNAKAN METODE PARALLEL INSERTION DAN EXHAUSTIVE SEARCH PADA PT. STARMASS LOGISTICS PERENCANAAN RUTE PENGIRIMAN MENGGUNAKAN METODE PARALLEL INSERTION DAN EXHAUSTIVE SEARCH PADA PT. STARMASS LOGISTICS Irvan Maulana, Rifa Arifati Fakultas Teknik UPN Veteran Jakarta Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Penentuan Rute Distribusi Es Balok Menggunakan Algoritma Nearest Neighbour dan Local Search (Studi Kasus di PT. X)*

Penentuan Rute Distribusi Es Balok Menggunakan Algoritma Nearest Neighbour dan Local Search (Studi Kasus di PT. X)* Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 Penentuan Rute Distribusi Es Balok Menggunakan Algoritma Nearest Neighbour

Lebih terperinci

Penentuan Rute Optimal pada Pengangkutan Sampah di Kota Palembang dengan Menggunakan Metode Saving Matrix

Penentuan Rute Optimal pada Pengangkutan Sampah di Kota Palembang dengan Menggunakan Metode Saving Matrix Jurnal Penelitian Sains Volume 18 Nomor 3 September 2016 Penentuan Rute Optimal pada Pengangkutan Sampah di Kota Palembang dengan Menggunakan Metode Saving Matrix Indrawati, Ning Eliyati, dan Agus Lukowi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MIX FLEET VEHICLE ROUTING PROBLEM PADA PENGANGKUTAN PEGAWAI IPB DENGAN MENGGUNAKAN BUS IPB GALIH FEBRIANTO

IMPLEMENTASI MIX FLEET VEHICLE ROUTING PROBLEM PADA PENGANGKUTAN PEGAWAI IPB DENGAN MENGGUNAKAN BUS IPB GALIH FEBRIANTO IMPLEMENTASI MIX FLEET VEHICLE ROUTING PROBLEM PADA PENGANGKUTAN PEGAWAI IPB DENGAN MENGGUNAKAN BUS IPB GALIH FEBRIANTO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan dari industri atau perusahaan adalah menciptakan laba yang maksimal. Salah satu bentuk usahanya adalah dengan memaksimumkan hasil produksi atau meminimumkan

Lebih terperinci

Manual Penggunaan Algoritma Evolusi Diferensial untuk Mengoptimasikan Rute Kendaraan Akhmad Hidayatno Armand Omar Moeis Komarudin Aziiz Sutrisno

Manual Penggunaan Algoritma Evolusi Diferensial untuk Mengoptimasikan Rute Kendaraan Akhmad Hidayatno Armand Omar Moeis Komarudin Aziiz Sutrisno Manual Penggunaan Algoritma Evolusi Diferensial untuk Mengoptimasikan Rute Kendaraan Akhmad Hidayatno Armand Omar Moeis Komarudin Aziiz Sutrisno Laboratorium Rekayasa, Simulasi dan Pemodelan Sistem Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan produk yang siap jual. Setelah menghasilkan produk yang siap jual, maka proses selanjutnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Distribusi Distribusi (distribution) termasuk terminologi dalam ilmu ekonomi dan dalam kalangan perindustrian. Menurut Frank H. Woodward (2002) dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya

BAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya kegiatan atau aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kegiatan manusia

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA FLOYD WARSHALL DAN NEAREST NEIGHBOUR DALAM PENGOPTIMALAN RUTE CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS (CVRPTW)

IMPLEMENTASI ALGORITMA FLOYD WARSHALL DAN NEAREST NEIGHBOUR DALAM PENGOPTIMALAN RUTE CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS (CVRPTW) IMPLEMENTASI ALGORITMA FLOYD WARSHALL DAN NEAREST NEIGHBOUR DALAM PENGOPTIMALAN RUTE CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS (CVRPTW) ARTIKEL JURNAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Transportasi merupakan bagian dari distribusi. Ong dan Suprayogi (2011) menyebutkan biaya transportasi adalah salah

Lebih terperinci