OPTIMASI DAN PERANCANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENJADWALAN KAPAL UNTUK DISTRIBUSI PUPUK CURAH STUDI KASUS PT.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMASI DAN PERANCANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENJADWALAN KAPAL UNTUK DISTRIBUSI PUPUK CURAH STUDI KASUS PT."

Transkripsi

1 OPTIMASI DAN PERANCANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENJADWALAN KAPAL UNTUK DISTRIBUSI PUPUK CURAH STUDI KASUS PT. PETROKIMIA GRESIK Rachma Indah Lestari, Imam Baihaqi, Nurhadi Siswanto Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya rachmalestari@gmail.com ; ibaihaqi@gmail.com Abstrak Alat transportasi merupakan salah satu komponen yang memegang peranan penting dalam menjaga hubungan produsen dan konsumen agar dapat berjalan dengan baik. Biaya transportasi sendiri mempunyai proporsi sebesar 66% terhadap keseluruhan biaya logistik. Perusahaan dapat mengambil keuntungan bila mampu menekan biaya transportasi, salah satunya transportasi kapal yang mengangkut pupuk curah. Penentuan jumlah kapal yang tepat dapat meminimasi biaya transportasi yang terjadi. Tiap kapal memiliki rute dan jadwal yang optimal untuk mengirim pupuk curah ke konsumen. Rute kapal akan menunjukkan kemana kapal akan berlayar dan berapa muatan produk pupuk curah yang akan diangkut. Jadwal yang dibuat terdiri dari waktu muat produk ke kapal, waktu berlayar kapal ke tujuan, waktu bongkar produk dari kapal, dan waktu berlayar kapal kembali ke pelabuhan utama (perusahaan). Dengan adanya informasi waktu tersebut, perusahaan dapat merencanakan keberangkatan kapal agar tidak terjadi keterlambatan pengiriman ke konsumen di luar pulau Jawa. Pada penelitian ini dirancang sebuah Sistem Penunjang Keputusan yang dapat digunakan perusahaan di masa depan dalam menentukan penjadwalan pengiriman pupuk curah dengan total biaya transportasi yang minimum. Sistem Penunjang Keputusan pada kondisi eksisting menunjukkan bahwa pada tahun 2013 dan 2014, minimal 3 kapal yang digunakan dan menghasilkan biaya transportasi berturut-turut sebesar Rp ,00 dan Rp ,00. Sedangkan Sistem Penunjang Keputusan pada kondisi skenario perbaikan menunjukkan bahwa pada tahun 2013 dan 2014, minimal 2 kapal yang digunakan dan menghasilkan biaya transportasi berturut-turut sebesar Rp ,00 dan Rp ,00. ABSTRACT Transportation is one of important components in order to keep a relationship between producer and customer goes well. Transportation cost has 60% of logistic cost. Company can get a profit if they can manage and pressure their transportation cost. Including the ship transportation of fertilizer. An optimal determination of ship amount can reduce the transportation cost. Each ship has an optimal route and schedule to deliver product to customer. Ship route will show where the ship will go and the amount of fertilizer that its carry. The schedule of ship contain of loading time, sailing time to customer, unloading time, sailing time back to company. With this information, the producer can plan when the right departure of each ship so customer, outside Java, will not run out of fertilizer stock. In this research, a Decision Support System is made in order to help producer/company to plan a schedule of fertilizer using ships with minimize transportation cost. Decision Support System with real condition shows that in 2013 and 2014, at least 3 ships will be used. In 2013 and 2014, the transportation costs are Rp ,00 and Rp ,00. Meanwhile, Decision Support System with betterment scenario shows that in 2013 and 2014, at least 2 ships will be used. In 2013 and 2014, the transportation costs are Rp ,00 and Rp ,00. Key word: Inventory Ship Routing Problem, Decision Support System 1. Pendahuluan Menurut Chopra (2001), transportasi merupakan pergerakan produk dari satu lokasi ke lokasi lain yaitu dari permulaan rantai supply sampai ke konsumen akhir. Ada tiga media transportasi yang dapat digunakan dalam pengiriman produk, yaitu melalui darat, laut, dan udara. Transportasi laut merupakan alternatif transportasi yang sering digunakan, sekitar 90% dari volume dan 70% nilai barang yang ditransportasikan lintas benua adalah melalui laut (Hwang, 2005). Tingkat biaya transportasi paling murah adalah melalui media transportasi laut sebesar 0,73 sen/ton mile (Ballou, 1998). Produk yang dikirim melalui transportasi laut dapat berupa produk padat maupun produk cair. Efisiensi biaya transportasi akan sangat berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan. Biaya transportasi sendiri mempunyai proporsi sebesar 66% terhadap keseluruhan biaya logistik (Ghiani et al, 2004). Dengan proporsi yang besar tersebut, perusahaan dapat mendapat 1

2 keuntungan yang cukup besar apabila berhasil melakukan efisiensi sistem transportasi. Namun, apabila terjadi kesalahan pengambilan keputusan dalam mengelola sistem transportasi, maka akan berdampak pada pengeluaran biaya transportasi yang tinggi dan biaya logistik akan meningkat. Selain itu, keterlambatan pengiriman akan mengakibatkan ketidakpuasan konsumen. Pengiriman melalui laut biasanya tidak menunggu pesanan dari konsumen, melainkan perusahaan melakukan sebuah penjadwalan pengiriman agar konsumen tidak kehabisan stock dalam sebuah planning horizon. Pengiriman melalui laut tidak dapat dilakukan sesering pengiriman darat karena perlu memperhitungkan kapasitas pelabuhan, jenis kapal yang dapat bersandar, dan sailing time tiap kapal. Penjadwalan kapal yang tepat diperlukan agar dapat menentukan rute kapal, jumlah kapal yang digunakan, dan jumlah barang yang diangkut. Al-Khayyal & Hwang (2007) mengatakan bahwa penelitian dalam bidang laut masih jarang dilakukan sehingga masih banyak peluang penelitian dalam bidang transportasi laut untuk dikaji. Permasalahan yang sering terjadi pada transportasi laut adalah bagaimana mengirimkan produk ke konsumen di luar pulau tepat waktu dengan memperhitungkan inventory level di masing-masing gudang penyangga konsumen. Permasalahan yang berkaitan dengan status inventory level di tiap-tiap konsumen dan pemilihan rute pengiriman sehingga biaya yang terjadi minimum (Al-Khayyal, 2007), dinamakan dengan Inventory Ship Routing Problem (ISRP). Fungsi objektif dari Inventory Routing Problem (IRP) adalah meminimasi biaya pengiriman dengan memastikan bahwa konsumen tidak kehabisan stock. Ronen (2002) melakukan penelitian pada marine inventory routing untuk menentukan jumlah produk yang dikirim, jenis kapal yang digunakan, dan jadwal kapal. Berbagai penelitian yang berkaitan dengan ISRP kemudian banyak dilakukan dengan memperhatikan berbagai aspek mulai dari jenis kapal, jenis produk, jumlah rute yang digunakan, kapasitas pelabuhan, dan lain-lain. Sebagian besar penelitian dalam ISRP bertujuan untuk mengoptimalkan penjadwalan dan rute kapal serta jumlah produk yang diangkut sehingga mampu meminimasi biaya transportasi dan/atau biaya inventori. Penelitian yang dilakukan di PT. Petrokimia Gresik ini mengacu pada penelitian ISRP sebelumnya, Al Khayyal et al (2007) yang berjudul Inventory constrained maritime routing and scheduling for multi-commodity liquid bulk, Part I: Applications and model, yang kemudian disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Kegiatan distribusi yang ada di PT. Petrokimia tidak hanya dilakukan melalui jalur darat, tetapi juga melalui jalur laut. Pada jalur laut ini, untuk kegiatan pengiriman produk, baik dari pihak supplier ke pabrik maupun dari pabrik ke pihak distributor, sarana yang digunakan adalah transportasi kapal. Proses distribusi yang terjadi secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu proses bongkar (unloading) dan proses muat (loading). Salah satu produk yang dihasilkan adalah pupuk curah. Pupuk curah didistribusikan ke tiga kota di luar Pulau Jawa, yaitu Medan, Lampung, dan Makassar. Dari ketiga kota tersebut, kemudian didistribusikan lagi ke kota-kota terdekat yang menerima stock dari ketiganya. Sistem yang digunakan PT. Petrokimia Gresik dalam mengirim pupuk curah ke tiga kota di atas yaitu dengan kapal voyage charter. Kapal-kapal tersebut disewa oleh pihak PT. Petrokimia Gresik dari agen penyewa kapal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jadwal dan rute kapal pengiriman produk yang menghasilkan biaya transportasi minimum. Untuk mencari jadwal dan rute yang tepat, dibuatlah sebuah sistem penunjang keputusan. Dengan adanya sistem penunjang keputusan, perusahaan juga dapat menentukan jumlah kapal yang diperlukan dalam tiap planning horizon sesuai dengan demand dari masing-masing konsumen. 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu bagaimana mengembangkan sistem penunjang keputusan dalam melakukan optimasi penjadwalan kapal untuk pengiriman pupuk curah yang dapat meminimumkan total biaya transportasi dengan memperhatikan demand di masing-masing depot konsumen. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan sistem penunjang keputusan untuk penjadwalan kapal dan rute pengiriman pupuk curah di PT. Petrokimia Gresik. 2. Mengevaluasi penjadwalan kapal pupuk curah eksisting dan perbaikan berdasarkan hasil sistem penunjang keputusan yang telah dikembangkan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah adanya sistem penunjang keputusan yang dapat digunakan sebagai pertimbangan perusahaan dalam menentukan penjadwalan kapal dan rute pengiriman pupuk curah yang optimal dan menghasilkan total biaya tranportasi minimum. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 2

3 1. Penelitian dilakukan pada distribusi wilayah II (luar Jawa-Bali) di PT. Petrokimia Gresik. 2. Produk yang diamati hanya produk curah. 3. Model yang dipakai tidak mempertimbangkan kejadian alam atau cuaca yang terjadi selama pengiriman seperti arah angin, kedalaman laut, dan lain-lain serta kemungkinan terjadinya kerusakan pada kapal. 4. Biaya yang dihitung adalah biaya transportasi. Sedangkan asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Consumption rate bersifat tetap (deterministik) selama planning horizon. 2. Service level di masing-masing kota tujuan sebesar 95%. 2. Metodologi Penelitian Tahap pertama dalam melaksanakan penelitian tugas akhir ini adalah studi literature yang berkaitan dengan topik penelitian ini dan studi lapangan ke perusahaan yang dijadikan objek pengamatan, yaitu PT. Petrokimia Gresik. Tahap selanjutnya adalah mengumpulkan data pada penelitian ini terdiri dari dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Pengolahan data dimulai dengan: 1. Pemilihan Model Matematis Model matematis yang digunakan adalah dari penelitian Al Khayyal (2007) yang berjudul Inventory constrained maritime routing and scheduling for multi-commodity liquid bulk, Part I: Applications and model. Tidak semua komponen model matematis tersebut digunakan, namun disesuaikan dengan kondisi PT. Petrokimia Gresik. Tujuan objektifnya adalah meminimumkan biaya transportasi dari pengiriman pupuk curah. 2. Pengembangan Sistem Penunjang Keputusan. Sistem Penunjang Keputusan dibuat dengan menggunakan Visual Basic Application for Excel. Hasil dari Sistem Penunjang Keputusan ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam mengambil keputusan di masa depan dalam merencanakan penjadwalan kapal pupuk curah. Hasil dari Sistem Penunjang Keputusan ini berupa biaya pengiriman, jumlah kapal yang digunakan beserta rute dan muatan yang diangkut per periode penjadwalan. Setelah pengolahan data selesai, tahapan yang dilakukan adalah melakukan analisis serta interpretasi dari hasil pengolahan data eksisting dan skenario perbaikan. Kemudian akan dibandingkan dengan penjadwalan eksisting yang telah terjadi. Penarikan simpulan dan saran merupakan tahap akhir dari penelitian ini. Pada tahap ini akan ditarik kesimpulan untuk menjawab tujuan penelitian. Saran-saran perbaikan akan diberikan pada tahap ini yang berguna bagi penelitian ke depannya. 3. Pengumpulan dan Pengolahan Data 3.1 Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan di PT. Petrokimia Gresik. Pada tahap pengumpulan data, beberapa hal yang berkaitan dengan tahapan identifikasi permasalahan diuraikan berdasarkan hasil pengumpulan data di perusahaan. Data-data yang dibutuhkan meliputi: 1. Demand pupuk curah 2. Jumlah, kapasitas, kecepatan, dan harga sewa kapal voyage charter 3. Kecepatan loading/unloading di pelabuhan Data pada kondisi eksisting di atas akan dijadikan sebagai acuan dalam menyelesaikan peneletian ini Urutan Distribusi Pupuk dari Gudang Gresik ke Gudang Penyangga Urutan distribusi pupuk dari gudang Gresik ke gudang penyangga adalah sebagai berikut: 1. Pupuk hasil produksi ditampung di gudang Gresik 2. Pupuk dari gudang Gresik diangkut oleh truk ke kapal di pelabuhan Gresik 3. Pupuk diangkut oleh kapal dari pelabuhan Gresik ke gudang penyangga 4. Pupuk diangkut dari pelabuhan Sumatra dan Indonesia Timur ke gudang penyangga II (Propinsi)/ III (Kabupaten) 5. Pupuk diangkut oleh truk dari gudang penyangga II (Propinsi)/ III (Kabupaten) ke gudang penyangga III/ Distributor/ konsumen Strategi dan Kebijakan Departemen Distribusi Wilayah II Perencanaan distribusi akan dibagi menjadi dua, yaitu perencanaan terkait dengan transportasi dan perencanaan terkait dengan pergudangan. Dalam perencanaan transportasi, dibagi menjadi dua pokok bahasan; model dan bentuk kerjasamanya. Bentuk kerjasama dalam transportasi secara umum ada dua, yaitu: kontrak dan spot. Kontrak adalah sebuah tender yang dibuat oleh PT. Petrokimia Gresik selama jangka waktu satu tahun yang mengacu pada Kepres tentang pengadaan barang dan jasa, bahwa untuk instansi pemerintah dan BUMN, untuk pengadaan barang dan jasa harus melalui mekanisme tender. Proses tender dilakukan dengan cara mengundang rekan-rekan yang kinerjanya baik. Setelah dilakukan tender, pemenang tender akan mendapatkan kontrak. 3

4 Pupuk curah merupakan produk yang baru dipasarkan oleh perusahaan pada tahun Pupuk curah, dikirim ke tiga pelabuhan yang ada di Medan, Lampung, dan Makassar. Kemudian didistribusikan lagi ke gudang-gudang penyangga kota terdekat. 3.2 Pengolahan Data Pengolahan data terdiri dari dua tahap, yaitu merancang Sistem Penunjang Keputusan dengan kondisi eksisting perusahaan saat ini dan dengan rekomendasi perbaikan. Namun, pertama-tama yang harus dilakukan adalah: 1. Forecast Permintaan Pupuk Curah. 2. Perhitungan Safety Stock 3. Perhitngan Consumption Rate Setelah itu, dilakukan perancangan SPK dengan kondisi eksisting perusahaan: Sistem Penunjang Keputusan Eksisting Secara rinci, langkah-langkah proses penjadwalan kapal untuk distribusi pupuk curah pada kondisi eksisting adalah sebagai berikut: 1. Masukkan data demand periode pengiriman pupuk curah yang akan dilakukan di 3 kota, yaitu: Medan, Lampung, dan Makassar. 2. Masukkan data kapal yang tersedia untuk pengiriman. Data terdiri dari nama kapal, kapasitas kapal dan kecepatan kapal. 3. Pemilihan kapal berdasarkan kapasitas yang dimiliki. Kapal dipilih dari kapasitas terbesar hingga terkecil. 4. Pilih kota tujuan dengan stock level yang paling mendekati Safety Stock. 5. Masukkan data loading rate. Muat produk sesuai dengan demand hingga kapasitas kapal penuh. Jika demand masih belum terangkut semua, maka keputusan selanjutnya adalah menambah kapal. Jika sebaliknya, maka kapal bersiap untuk berlayar ke tempat tujuan. 6. Selanjutnya kapal berlayar ke tempat tujuan yang terpilih untuk dipasok demand produknya. Tiba di pelabuhan tempat tujuan, masukkan unloading rate-nya, lalu produk dibongkar. 7. Setelah proses unloading produk selesai, kapal kembali ke pelabuhan utama di PT. Petrokimia Gresik. 8. Output yang dihasilkan antara lain: kapal yang digunakan, total pupuk curah yang dimuat, lama perjalanan kapal, dan total biaya pengiriman. Selanjutnya, dilakukan perancangan Sistem Penunjang Keputusan dengan Visual Basic Application for Excel yang terdiri dari interface, menu utama, data kapal, data demand, dan data stock level. Adapun output dari hasil running adalah berupa jumlah kapal yang dibutuhkan, rute masing-masing kapal, muatan masing-masing kapal, dan total biaya transportasi. Daftar biaya transportasi selama 2013 dan 2014 ditunjukkan pada tabel berikut: Bulan Jumlah Kapal Jumlah Kapal yang Available Digunakan Biaya/bulan Biaya/tahun Januari Februari Rp 9,627,970, Maret Rp 9,470,490, April Rp 8,103,378, Mei Rp 7,773,480, Juni Rp 7,419,599, Juli Rp 6,966,272, Rp 99,534,902, Agustus Rp 6,629,385, September Rp 7,289,913, Oktober Rp 10,420,045, November Rp 13,333,149, Desember Rp 12,501,216, Januari Rp 9,859,832, Februari Rp 10,806,438, Maret Rp 10,610,351, April Rp 10,472,783, Mei Rp 11,295,549, Juni Rp 11,250,760, Juli Rp 11,085,698, Rp 136,062,347, Agustus Rp 11,951,693, September Rp 11,891,169, Oktober Rp 11,698,649, November Rp 12,607,825, Desember Rp 12,531,595, Tabel 3.1 Total Biaya Pengiriman dan Jumlah Kapal Terpilih Tahun 2013 dan Sistem Penunjang Keputusan Skenario Perbaikan Secara rinci, langkah-langkah proses penjadwalan kapal untuk distribusi pupuk curah pada kondisi eksisting adalah sebagai berikut: 1. Masukkan data demand periode pengiriman pupuk curah yang akan dilakukan di 3 kota, yaitu: Medan, Lampung, dan Makassar. 2. Masukkan data kapal yang tersedia untuk pengiriman. Data terdiri dari nama kapal, kapasitas kapal dan kecepatan kapal. 3. Pemilihan kapal berdasarkan kapasitas yang dimiliki. Kapal dipilih dari kapasitas terbesar hingga terkecil. 4. Pilih kota tujuan dengan stock level yang paling mendekati Safety Stock. 5. Masukkan data loading rate. Muat produk sesuai dengan demand hingga kapasitas kapal penuh. Jika demand masih belum terangkut semua, maka keputusan selanjutnya adalah menambah kapal. Jika sebaliknya, maka isi kapasitas kapal hingga penuh dengan demand dari depo Di selanjutnya. Kapal siap berlayar bila kapasitas kapal sudah penuh. 6. Selanjutnya kapal berlayar ke tempat tujuan yang terpilih untuk dipasok demand produknya. Tiba di pelabuhan tempat tujuan, masukkan unloading rate-nya, lalu produk dibongkar. 7. Setelah proses unloading produk selesai, kapal melanjutkan perjalanannya ke kota selanjutnya sesuai rute yang ada. Tapi jika tidak ada demand di tempat lain yang harus dipasok lagi, maka kapal kembali ke pelabuhan utama di PT. Petrokimia Gresik. 8. Output yang dihasilkan antara lain: kapal yang digunakan, total pupuk curah yang 4

5 dimuat, lama perjalanan kapal, dan total biaya pengiriman. Selanjutnya, dilakukan perancangan Sistem Penunjang Keputusan dengan Visual Basic Application for Excel yang terdiri dari interface, menu utama, data kapal, data demand, dan data stock level. Adapun output dari hasil running adalah berupa jumlah kapal yang dibutuhkan, rute masing-masing kapal, muatan masing-masing kapal, dan total biaya transportasi. Daftar biaya transportasi selama 2013 dan 2014 ditunjukkan pada tabel berikut: Bulan Jumlah Kapal Available Jumlah kapal Biaya/bulan Biaya/tahun Januari Februari Rp 9,750,000, Maret Rp 10,250,000, April Rp 7,375,000, Mei Rp 7,875,000, Juni Rp 7,375,000, Juli Rp 7,875,000, Rp 98,500,000, Agustus Rp 7,375,000, September Rp 7,875,000, Oktober Rp 9,875,000, November Rp 12,625,000, Desember Rp 10,250,000, Januari Rp 10,250,000, Februari Rp 10,250,000, Maret Rp 10,250,000, April Rp 10,250,000, Mei Rp 10,250,000, Juni Rp 10,250,000, Juli Rp 10,250,000, Rp 123,000,000, Agustus Rp 10,250,000, September Rp 10,250,000, Oktober Rp 10,250,000, November Rp 10,250,000, Desember Rp 10,250,000, Tabel 3.2 Total Biaya Pengiriman dan Jumlah Kapal Terpilih Tahun 2013 dan Analisa dan Interpretasi 4.1 Analisis Kondisi Eksisting Perusahaan Sistem pengiriman pupuk curah melalui transportasi kapal pada kondisi eksisting di PT. Petrokimia Gresik menggunakan kapal voyage charter. Di awal perjanjian dengan pemenang tender kapal, telah ditentukan sistem pembayaran biaya kirim dengan kapal voyage charter yaitu besarnya biaya pengiriman dihitung berdasarkan rupiah/ton produk yang diangkut. Pemilihan kapal berdasarkan kapasitas terbesar. Prioritas pengiriman pupuk curah ke-3 kota tujuan, yaitu: Medan, Lampung, dan Makassar, didasarkan pada Safety Stock masingmasing kota. Kota yang stock level-nya paling mendekati batas Safety Stock akan menjadi prioritas pertama, begitu selanjutnya dengan kota berikutnya. Satu kapal hanya bertugas mengirim produk ke satu tujuan saja dan setelah itu kembali lagi ke pelabuhan utama di PT. Petrokimia Gresik. Sehingga meskipun ada sisa kapasitas, kapal tetap berangkat ke kota tujuan terpilih selama semu demand kota tujuan tersebut sudah terangkut. Selesai membongkar produk di kota tujuan, kapal akan kembali lagi ke pelabuhan utama, yaitu PT. Petrokimia Gresik, karena tidak memiliki kewajiban untuk memasok kebutuhan demand daerah lain. Dari delapan kapal yang disediakan perusahaan, selama tahun 2013 dan 2014, hanya maksimal empat kapal yang digunakan, yaitu Kapal Isa Energy, Kapal Isa Express, Kapal Berkah 36, dan Kapal Isa Glory. Hal ini terjadi karena keempat kapal ini yang memiliki kapasitas terbesar dibandingkan dengan kapal-kapal lainnya. Hal ini tentu kurang efektif dengan menyediakan delapan kapal karena empat kapal sisanya dapat dialokasikan untuk mengirim produk pupuk/non pupuk lainnya di PT. Petrokimia Gresik. Biaya pengiriman, berdasarkan rupiah/ton produk yang diangkut, berturut-turut untuk tahun 2013 dan 2014 sebesar Rp ,00 dan Rp , Analisis Skenario Perbaikan Sistem pengiriman pupuk curah melalui transportasi kapal pada kondisi perbaikan di PT. Petrokimia Gresik juga menggunakan kapal voyage charter. Namun yang membedakan dari kondisi eksisting adalah sistem pembayaran kapal Apabila pada kondisi eksisting biaya dihitung berdasarkan rupiah/ton muatan yang diangkut, pada skenario perbaikan biaya dihitung berdasarkan biaya antar kota per satu kali perjalanan. Satu kali perjalanan di sini adalah satu kapal yang berlayar ke satu atau lebih kota dalam sekali layar. Pada penelitian ini, dibuat skenario perbaikan untuk meningkatkan utilitas kapal. Tidak seperti pada kondisi eksisting dimana satu kapal hanya pergi ke satu tujuan, di skenario perbaikan satu kapal dapat pergi ke lebih dari satu kota, tergantung penuh atau tidaknya kapasitas kapal. Sebagai contoh, Kapal A bertugas mengirim pupuk curah ke Medan. Ternyata, ada sisa kapasitas yang bisa digunakan untuk mengirim sebagian kebutuhan demand Lampung. Sehingga Kapal A memiliki rute perjalanan ke Medan dan Lampung, lalu baru kembali lagi ke pelabuhan utama di PT. Petrokimia Gresik. Prioritas pengiriman pupuk curah ke-3 kota tujuan, yaitu: Medan, Lampung, dan Makassar, didasarkan pada Safety Stock masing-masing (sama seperti kondisi eksisting). Kota yang stock level-nya paling mendekati batas Safety Stock akan menjadi prioritas pertama, begitu selanjutnya dengan kota berikutnya. Kapal yang digunakan juga dipilih berdasarkan kapasitas terbesar. Dengan menggunakan skenario perbaikan, pada tahun 2013 dan 2014, perusahaan hanya perlu menyiapkan maksimal empat kapal dengan kapasitas masing-masing sebesar ton. Biaya pengiriman yang terjadi pada tahun 2013 dan 2014 berturut-turut adalah sebesar Rp ,00 dan Rp , Analisis Perbandingan Kondisi Eksisting dan Skenario Perbaikan Dengan sistem distribusi pupuk curah yang diterapkan pada kondisi eksisting perusahaan, pada tahun 2013 dan 2014, perusahaan mengeluarkan 5

6 biaya pengiriman sebesar Rp ,00 dan Rp ,00. Sedangkan dengan sistem distribusi pupuk curah yang dirancang pada skenario perbaikan, pada tahun 2013 dan 2014, perusahaan mengeluarkan biaya pengiriman sebesar Rp ,00 dan Rp ,00. Selisih biaya pada tahun 2013 dan 2014 berturut-turut sebesar Rp ,00 dan Rp ,00. Pada tahun 2014, selisih biaya pengiriman lebih besar karena demand dari ketiga kota (Medan, Lampung, dan Makassar) cenderung meningkat. Semakin besar/tinggi demand, maka keputusan yang tepat adalah menggunakan skenario perbaikan; memanfaatkan satu kapal untuk lebih dari satu tujuan. Perusahaan akan mendapatkan keuntungan lebih banyak dibandingkan jika memakai sistem distribusi pupuk curah pada kondisi eksisting. 5. Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan Simpulan dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Sistem Penunjang Keputusan (SPK) penjadwalan kapal pupuk curah di PT. Petrokimia Gresik menggunakan software Visual Basic Application for Excel. SPK dibuat berdasarkan dua skenario, yaitu kondisi eksisting dan skenario perbaikan. Pada kondisi eksisting, didapatkan hasil akhir berupa biaya pengiriman sebesar Rp ,00 di tahun 2013 dan Rp ,00 di tahun Dari hasil SPK pada kondisi eksisting, kapal yang disediakan perusahaan terlalu banyak. Pada tahun 2013 dan 2014, dari delapan kapal yang disediakan, hanya empat yang dipakai. Sedangkan untuk skenario perbaikan, hasil akhir berupa biaya pengiriman sebesar Rp ,00 pada tahun 2013 dan Rp ,00 pada tahun 2014 dengan maksimal kapal yang disediakan adalah empat kapal. 2. Skenario perbaikan memiliki hasil akhir berupa biaya pengiriman yang lebih kecil dibandingkan dengan kondisi eksisting, yaitu sebesar Rp ,00 pada tahun 2013 dan Rp ,00 pada tahun Dengan kata lain, jika menerapkan skenario perbaikan, perusahaan mampu saving sebesar Rp ,00 dan Rp ,00 pada tahun 2013 dan Kapasitas tiap kapal dapat lebih dimanfaatkan karena mampu mengirim ke lebih dari satu kota dalam sekali perjalanan. 5.2 Saran Saran yang dapat diberikan untuk penelitian yang akan datang adalah sebagai berikut : 1. Dapat memperhitungkan dan memasukkan biaya inventori ke dalam fungsi objektif penelitian. 6. Daftar Pustaka Al-khayyal, F., Inventory constrained maritime routing and scheduling for multicommodity liquid bulk, Part I : Applications and model. Middle East, 176, pp Ballou, R.H Business Logistic Management: Planning, Organizing and Controlling The Supply Chain. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Chopra, S., and Meindl, P Supply Chain Management: Strategy, Planning, and Operations. London: Prentice Hall. Ghiani, G., Laporte, G., & Musmanno, R Introduction to Logistics Systems Planning and Control. West Sussex, JohnWiley & Sons, Ltd. Ronen, D., Marine inventory routing : shipments planning. Journal of the Operational Research Society, pp Siswanto, N., Essam, D. & Sarker, R., Computers & Industrial Engineering Solving the ship inventory routing and scheduling problem with undedicated compartments. Computers & Industrial Engineering, 61(2), pp Available at: 6

Kata Kunci - Ship Scheduling and Assignment, NP - Hard Problem, Metode Meta-heuristik, Simple Iterative Mutation Algoritm, Minimum requirement draft

Kata Kunci - Ship Scheduling and Assignment, NP - Hard Problem, Metode Meta-heuristik, Simple Iterative Mutation Algoritm, Minimum requirement draft 1 Pengembangan Simple Iterative Mutation Algorithm (SIM-A) untuk Menyelesaikan Permasalahan Ship Scheduling and Assignment (Studi Kasus: Distribusi Semen Curah Pada PT. X) Ketut Hendra Harianto, Nyoman

Lebih terperinci

PERENCANAAN OPERASIONAL DISTRIBUSI SURAT KABAR DARI PERCETAKAN KE SEJUMLAH AGEN DI KOTA SURABAYA ABSTRAK

PERENCANAAN OPERASIONAL DISTRIBUSI SURAT KABAR DARI PERCETAKAN KE SEJUMLAH AGEN DI KOTA SURABAYA ABSTRAK PERENCANAAN OPERASIONAL DISTRIBUSI SURAT KABAR DARI PERCETAKAN KE SEJUMLAH AGEN DI KOTA SURABAYA Erma Budhi Kurnia Susanti 1),Ahmad Rusdianyah 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT SEMEN GRESIK Ikhyandini GA dan Nadjadji Anwar Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam sistem distribusi pupuk terdapat beberapa masalah yang mucul. Masalah sistem distribusi pupuk antara lain berupa masalah pengadaan pupuk, penentuan stock, proses

Lebih terperinci

Pengembangan Model dan Algoritma Tabu Search untuk Penjadwalan Kapal Tanker dengan Memperhatikan Kompatibilitas Muatan

Pengembangan Model dan Algoritma Tabu Search untuk Penjadwalan Kapal Tanker dengan Memperhatikan Kompatibilitas Muatan Pengembangan Model dan Algoritma Tabu Search untuk Penjadwalan Kapal Tanker dengan Memperhatikan Kompatibilitas Muatan Siti Nurminarsih dan Ahmad Rusdiansyah Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

PERANCANGAN METODE KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PRIORITAS BONGKAR KAPAL DI PELABUHAN PT PETROKIMIA GRESIK

PERANCANGAN METODE KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PRIORITAS BONGKAR KAPAL DI PELABUHAN PT PETROKIMIA GRESIK PERANCANGAN METODE KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PRIORITAS BONGKAR KAPAL DI PELABUHAN PT PETROKIMIA GRESIK Anis Ustanti 2508.100.110 Pembimbing Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, MEng. Ph.D. NIP. 196901071994121001

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Semakin tingginya perkembangan industri membuat persaingan setiap pelaku industri semakin ketat dan meningkat tajam. Setiap pelaku industri harus mempunyai strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di dalam dunia logistik, pendistribusian barang sudah menjadi bagian penting dan sangat diperhatikan. Distribusi merupakan langkah untuk memindahkan dan memasarkan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK NDUSTRI ITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK NDUSTRI ITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL TEKNIK NDUSTRI ITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 PENGEMBANGAN ALGORITMA HYBRID CROSS ENTROPY-GENETIC ALGORITHM DALAM PENYELESAIAN MULTI-PRODUCT INVENTORY SHIP ROUTING PROBLEM DENGAN HETEROGENEOUS

Lebih terperinci

MODEL MULTI PRODUCT INVENTORY ROUTING PROBLEM KAPAL TANKER DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR KOMPATIBILITAS DALAM PEMUATAN PRODUK

MODEL MULTI PRODUCT INVENTORY ROUTING PROBLEM KAPAL TANKER DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR KOMPATIBILITAS DALAM PEMUATAN PRODUK MODEL MULTI PRODUCT INVENTORY ROUTING PROBLEM KAPAL TANKER DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR KOMPATIBILITAS DALAM PEMUATAN PRODUK Fitri Karunia Rani, Ahmad Rusdianyah, Stefanus Eko Wiratno, dan Nurhadi Siswanto

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL INVENTORY SHIP ROUTING PROBLEM (ISRP) DENGAN MEMPERHATIKAN KOMPATIBILITAS PRODUK DAN PENCUCIAN KOMPARTEMEN BERBASIS SIMULASI DISKRIT

PERANCANGAN MODEL INVENTORY SHIP ROUTING PROBLEM (ISRP) DENGAN MEMPERHATIKAN KOMPATIBILITAS PRODUK DAN PENCUCIAN KOMPARTEMEN BERBASIS SIMULASI DISKRIT PERANCANGAN MODEL INVENTORY SHIP ROUTING PROBLEM (ISRP) DENGAN MEMPERHATIKAN KOMPATIBILITAS PRODUK DAN PENCUCIAN KOMPARTEMEN BERBASIS SIMULASI DISKRIT Joko Nugroho, Ahmad Rusdiansyah Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN MODEL

BAB IV PERANCANGAN MODEL 36 BAB IV PERANCANGAN MODEL 4.1 Karakteristik Sistem Model simulasi yang akan dikembangkan menggambarkan sistem persaingan yang terjadi antara tiga produsen semen besar di Indonesia dalam memaksimalkan

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Inventori dan Kebutuhan Peralatan Bongkar Batu Bara pada Pabrik Semen PT Semen Indonesia

Analisis Tingkat Inventori dan Kebutuhan Peralatan Bongkar Batu Bara pada Pabrik Semen PT Semen Indonesia 1 Analisis Tingkat Inventori dan Kebutuhan Peralatan Bongkar Batu Bara pada Pabrik Semen PT Semen Indonesia Fandy Achmad Okky Pratama dan Stefanus Eko Wiratno Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, serta manfaat penelitian yang dapat diperoleh. 1.1 Latar

Lebih terperinci

Pengembangan Model Periodic Inventory Routing Problem untuk Penjadwalan Truk Tangki Multi Kapasitas

Pengembangan Model Periodic Inventory Routing Problem untuk Penjadwalan Truk Tangki Multi Kapasitas Pengembangan Model Periodic Inventory Routing Problem untuk Penjadwalan Truk Tangki Multi Kapasitas (Studi Kasus: ISG PT. PERTAMINA UPms V SURABAYA) Oleh : Deni Irawan 2506 100 179 Dosen Pembimbing : Dr.

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPOSISI KAPAL DRY-BULK CARRIER PT. X DENGAN METODOLOGI SISTEM DINAMIK

ANALISIS KOMPOSISI KAPAL DRY-BULK CARRIER PT. X DENGAN METODOLOGI SISTEM DINAMIK Program Studi MMT-ITS, Surabaya Agustus 2 ANALISIS KOMPOSISI KAPAL DRY-BULK CARRIER PT. X DENGAN METODOLOGI SISTEM DINAMIK Dian Pratiwi Sahar ), Ahmad Rusdiansyah 2), dan Nurhadi Siswanto 3) ) Program

Lebih terperinci

PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT

PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT Puji Lestari, Liong Irena, I Gede Agus Widyadana Program Studi Teknik Industri, Universitas Kristen Petra Siwalankerto, Surabaya, Indonesia (Received:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Tirta Sibayakindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek AQUA. PT. Tirta Sibayakindo memiliki rantai

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK)

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK) TM. 091486 - Manufaktur TUGAS AKHIR PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK) Cipto Adi Pringgodigdo 2104.100.026 Dosen

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA HEURISTIK UNTUK PENYELESAIAN PERMASALAHAN SWAP-BODY VEHICLE ROUTING PROBLEM

PERANCANGAN ALGORITMA HEURISTIK UNTUK PENYELESAIAN PERMASALAHAN SWAP-BODY VEHICLE ROUTING PROBLEM PERANCANGAN ALGORITMA HEURISTIK UNTUK PENYELESAIAN PERMASALAHAN SWAP-BODY VEHICLE ROUTING PROBLEM Pembimbing: Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng, CSCP Disusun Oleh: Jurusan Teknik Industri Andre T.

Lebih terperinci

EVALUASI LOKASI GUDANG PENYANGGA DISTRIBUSI SEMEN JALUR DARAT PT. SEMEN PADANG TUGAS AKHIR

EVALUASI LOKASI GUDANG PENYANGGA DISTRIBUSI SEMEN JALUR DARAT PT. SEMEN PADANG TUGAS AKHIR EVALUASI LOKASI GUDANG PENYANGGA DISTRIBUSI SEMEN JALUR DARAT PT. SEMEN PADANG TUGAS AKHIR Oleh: RAHMI SYUKRIA 07173063 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 ABSTRAK Semen

Lebih terperinci

TECHNICAL MEETING PRACTICAL GAME MANAJEMEN LOGISTIK LOGO

TECHNICAL MEETING PRACTICAL GAME MANAJEMEN LOGISTIK LOGO TECHNICAL MEETING PRACTICAL GAME MANAJEMEN LOGISTIK LOGO www.themegallery.com Apa itu Practical Game? LOGO www.themegallery.com Practical Game adalah permainan ditujukan pada pemahaman konsep pengelolaan

Lebih terperinci

Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis

Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (23) ISSN: 2337-3539 (23-927 Print) G-49 Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis Ludfi Pratiwi Bowo, AAB. Dinariyana, dan RO. Saut

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI PARAMETER TERHADAP SOLUSI HEURISTIK PADA MODEL VTPTW

PENGARUH NILAI PARAMETER TERHADAP SOLUSI HEURISTIK PADA MODEL VTPTW INFOMATEK Volume 19 Nomor 1 Juni 2017 PENGARUH NILAI PARAMETER TERHADAP SOLUSI HEURISTIK PADA MODEL VTPTW Tjutju T. Dimyati Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pasundan Abstrak: Penentuan

Lebih terperinci

Pengembangan Simple Iterative Mutation Algorithm (SIM-A) untuk Menyelesaikan Permasalahan Ship Scheduling and Assignment

Pengembangan Simple Iterative Mutation Algorithm (SIM-A) untuk Menyelesaikan Permasalahan Ship Scheduling and Assignment Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Pengembangan Simple Iterative Mutation Algorithm (SIM-A) untuk Menyelesaikan Permasalahan Ship Scheduling and Assignment

Lebih terperinci

C I N I A. Analisis Perbandingan antar Moda Distribusi Sapi : Studi Kasus Nusa Tenggara Timur - Jakarta

C I N I A. Analisis Perbandingan antar Moda Distribusi Sapi : Studi Kasus Nusa Tenggara Timur - Jakarta C I N I A The 2 nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016) Analisis Perbandingan antar Moda Distribusi Sapi : Studi Kasus Nusa Tenggara Timur - Jakarta Tri Achmadi, Silvia Dewi

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENJADWALAN PENGIRIMAN BARANG PADA PERUSAHAAN DISTRIBUSI ROKOK PT. X DENGAN METODE STEPPING STONE

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENJADWALAN PENGIRIMAN BARANG PADA PERUSAHAAN DISTRIBUSI ROKOK PT. X DENGAN METODE STEPPING STONE PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENJADWALAN PENGIRIMAN BARANG PADA PERUSAHAAN DISTRIBUSI ROKOK PT. X DENGAN METODE STEPPING STONE Yulia 1, Andreas Handojo 2, Mira Karina Soesetio 3 1,2 Dosen tetap Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal

Lebih terperinci

Penentuan Rute Distribusi Air Mineral Menggunakan Metode Clarke-Wright Algorithm dan Sequential Insertion *

Penentuan Rute Distribusi Air Mineral Menggunakan Metode Clarke-Wright Algorithm dan Sequential Insertion * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas.2 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2013 Penentuan Rute Distribusi Air Mineral Menggunakan Metode Clarke-Wright Algorithm dan Sequential

Lebih terperinci

PENGURANGAN BULLWHIP EFFECT DENGAN METODE VENDOR MANAGED INVENTORY

PENGURANGAN BULLWHIP EFFECT DENGAN METODE VENDOR MANAGED INVENTORY PENGURANGAN BULLWHIP EFFECT DENGAN METODE VENDOR MANAGED INVENTORY Fenny Rubbayanti Dewi dan Annisa Kesy Garside Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang Email : fennyrubig@yahoo.com

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015 Program Studi MMTITS, Surabaya 24 Januari 2015 ANALISIS PENENTUAN ESTIMASI BIAYA, PENJADWALAN DAN PENGELOLAAN DISTRIBUSI SERTA DAMPAK PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA LOGISTIK (STUDI KASUS:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari survey yang dilakukan Accenture pada tahun 2010 terhadap sejumlah eksekutif perusahaan, sebanyak 89% menyatakan bahwa manajemen rantai pasok (Supply Chain Management,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini kian membantu prosesproses bisnis dalam berbagai bidang. Banyak perusahaan menggunakan teknologi sebagai penunjang aktivitas

Lebih terperinci

PENERAPAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING UNTUK PERENCANAAN PENGIRIMAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (STUDI KASUS PERUSAHAAN X)

PENERAPAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING UNTUK PERENCANAAN PENGIRIMAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (STUDI KASUS PERUSAHAAN X) TUGAS AKHIR PENERAPAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING UNTUK PERENCANAAN PENGIRIMAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (STUDI KASUS PERUSAHAAN X) DINA WAHYU ANGGRAINI NRP 2502 109 017 Dosen Pembimbing Ir. I Nyoman

Lebih terperinci

MEMECAHKAN PERMASALAHAN VEHICHLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOW MELALUI METODE INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS : PT X WILAYAH BANDUNG)

MEMECAHKAN PERMASALAHAN VEHICHLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOW MELALUI METODE INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS : PT X WILAYAH BANDUNG) Seminar Nasional IENACO 213 ISSN: 23374349 MEMECAHKAN PERMASALAHAN VEHICHLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOW MELALUI METODE INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS : PT X WILAYAH BANDUNG) Putri Mety Zalynda Dosen

Lebih terperinci

Penjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia

Penjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia Penjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia DISUSUN OLEH: NISMAH MAULIDA2506100178 PEMBIMBING: Prof. Ir. I Nyoman Pujawan,

Lebih terperinci

Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti

Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2012 ISBN No. 978-979-96964-3-9 Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti Fifi Herni Mustofa 1), Hari Adianto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan makanan alami atau yang tidak mengandung bahan pengawet buatan merupakan bahan yang diinginkan oleh konsumen. Selain alasan kesehatan, soal rasa pun bahan makanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Suzuki Indomobil Sales (PT. SIS) adalah Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) sepeda motor merek Suzuki di Indonesia. PT. SIS selaku ATPM hanya melakukan proses produksi

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012 ANALISIS PENENTUAN LOKASI REGIONAL DISTRIBUTION CENTER DI PULAU JAWA UNTUK OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN DAN PENINGKATAN ORDER FULFILLMENT RATE PADA PT. XYZ GRESIK Bortiandy TPL Tobing dan Ahmad Rusdiansyah

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR (Studi Kasus Pada PT. Graha Gas Niaga Klaten)

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR (Studi Kasus Pada PT. Graha Gas Niaga Klaten) PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR (Studi Kasus Pada PT. Graha Gas Niaga Klaten) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Logistik bukanlah hal yang baru di dunia industri. Sepanjang sejarah logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan mengirimkannya ke

Lebih terperinci

Bagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer?

Bagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer? Wawancara I Pertanyaan no. 1 Bagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer? Jb. belum ada cara untuk mengatasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat literatur dan melakukan studi kepustakaan untuk mengkaji dan menelaah berbagai buku, jurnal, karyai lmiah, laporan dan berbagai

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-6 Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi Aulia Djeihan Setiajid dan

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Persediaan merupakan aset terbesar yang dimiliki supply chain. Banyak perusahaan yang memiliki nilai persediaanya melebihi 25% dari nilai keseluruhan aset. Manajemen persediaan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL TRANSPORTASI DAN DECISION TREE PADA DISTRIBUSI BARANG

PENERAPAN MODEL TRANSPORTASI DAN DECISION TREE PADA DISTRIBUSI BARANG PENERAPAN MODEL TRANSPORTASI DAN DECISION TREE PADA DISTRIBUSI BARANG Arlita Armanto; Haryadi Sarjono Management Department, School of Business Management, Binus University, Jl. K. H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Seperti yang terdapat pada Gambar 1.1, dari 110.804.042

Lebih terperinci

Gambar I.1 Modal Pendistribusian di PT.XYZ

Gambar I.1 Modal Pendistribusian di PT.XYZ BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Distribusi adalah aktivitas penyaluran barang dari produsen kepada konsumen. Aktivitas ini memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah perusahaan. Didalam supply

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi adalah kegiatan manusia yang sangat penting dalam menunjang dan mewujudkan interaksi sosial serta ekonomi dari suatu wilayah kajian. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Untuk mendukung kelancaran produksi yang pada akhirnya akan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Untuk mendukung kelancaran produksi yang pada akhirnya akan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manajemen persediaan merupakan masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Untuk mendukung kelancaran produksi yang pada akhirnya akan berpengaruh pada

Lebih terperinci

MASALAH TRANSPORTASI

MASALAH TRANSPORTASI MASALAH TRANSPORTASI Transportasi pada umumnya berhubungan dengan distribusi suatu produk, menuju ke beberapa tujuan, dengan permintaan tertentu, dan biaya transportasi minimum. Transportasi mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Produk kertas

BAB I PENDAHULUAN. di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Produk kertas 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia usaha mengalami perkembangan yang sedemikian cepatnya yang menyebabkan maraknya perusahaan-perusahaan manufaktur yang saling bersaing untuk menjadi yang terbaik

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL Indri Hapsari, Dermanto Ang Teknik Industri Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, 60293, Surabaya

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR Dian Kurniawati Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta dian_kurniawati83@yahoo.com Agus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dewasa ini menjadi kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap negara. Proses interaksi antar negara terjadi di berbagai bidang, salah satunya adalah

Lebih terperinci

Model Pengangkutan Crude Palm Oil

Model Pengangkutan Crude Palm Oil TUGAS AKHIR Model Pengangkutan Crude Palm Oil (CPO) Untuk Domestik Oleh : Wahyu Aryawan 4105 100 013 Dosen Pembimbing : Ir. Setijoprajudo, M.SE. Bidang Studi Transportasi Laut dan Logistik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL VENDOR MANAGED INVENTORY DENGAN BANYAK RETAILER YANG MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN LEAD TIMES

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL VENDOR MANAGED INVENTORY DENGAN BANYAK RETAILER YANG MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN LEAD TIMES Perjanjian No. III/LPPM/2017-01/19-P LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL VENDOR MANAGED INVENTORY DENGAN BANYAK RETAILER YANG MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN LEAD TIMES Disusun oleh: Y.M. Kinley Aritonang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsumen merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi perusahaan karena

BAB I PENDAHULUAN. Konsumen merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi perusahaan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Konsumen merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi perusahaan karena tanpa konsumen perusahaan tidak akan hidup. Selain itu, adanya persaingan yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE SAVING MATRIKS PADA PROGRAM KOMPUTER UNTUK PENENTUAN PENDISTRIBUSIAN PRODUK

IMPLEMENTASI METODE SAVING MATRIKS PADA PROGRAM KOMPUTER UNTUK PENENTUAN PENDISTRIBUSIAN PRODUK IMPLEMENTASI METODE SAVING MATRIKS PADA PROGRAM KOMPUTER UNTUK PENENTUAN PENDISTRIBUSIAN PRODUK 1) Emmalia Adriantantri, 2) Joseph Dedy Irawan, 3) Sri Indriani 1,3) Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Proses Layanan Bisnis. B. Transportasi

TINJAUAN PUSTAKA. A. Proses Layanan Bisnis. B. Transportasi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Layanan Bisnis Pada umumnya proses layanan bisnis yang digunakan setiap perusahaan jasa penyewaan kapal untuk mendistribusikan barang adalah perusahaan tersebut mengikuti

Lebih terperinci

Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain

Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.1, Maret 2013, pp.35-40 ISSN 2302-495X Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain Tubagus Ardi Ferdiansyah 1, Asep Ridwan

Lebih terperinci

Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi

Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi Shofiyatul Mufidah a, Subiono b a Program Studi Matematika FMIPA ITS Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim,

Lebih terperinci

Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing)

Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 1 Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek Bab III : Manajemen Persediaan Bab IV : Supply-Chain Management Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 2 3 Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCOR

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCOR PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCOR Dimas Satria Rinaldy, Patdono Suwignjo Manajemen Industri, Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Diagram alir pemecahan masalah dan penjelasan Langkah-langkah yang diambil dalam memecahkan permasalahan yang terjadi dalam penyusunan skripsi ini adalah : Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendistribusian suatu barang merupakan persoalan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari baik oleh pemerintah maupun oleh produsen. Dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek AQUA. PT. Tirta

BAB I PENDAHULUAN. produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek AQUA. PT. Tirta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Tirta Sibayakindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek AQUA. PT. Tirta Sibayakindo memiliki rantai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha dibidang pertambangan pada akhir-akhir periode ini semakin pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha dibidang pertambangan pada akhir-akhir periode ini semakin pesat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha dibidang pertambangan pada akhir-akhir periode ini semakin pesat berkembang, ditandai dengan timbulnya lokasi tambang baru dimana untuk usaha seperti ini (yaitu

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR FRANIGA KUSBANDI Dosen Pembimbing Ir. Witantyo, M.Eng.Sc

SIDANG TUGAS AKHIR FRANIGA KUSBANDI Dosen Pembimbing Ir. Witantyo, M.Eng.Sc SIDANG TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK DAN PEMODELAN KEDATANGAN KAPAL SUPPLIER BATUBARA UNTUK PERENCANAAN PENGADAAN BATUBARA YANG LEBIH OPTIMAL (STUDI KASUS DI PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON) FRANIGA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. Wilayah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketersediaan listrik merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan berbagai kegiatan dapat dilakukan dengan adanya peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan manufaktur semakin ketat. Hal ini mendorong perusahaan untuk mencari strategi yang tepat agar dapat

Lebih terperinci

Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X *

Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol. 01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2014 Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X * RIKA KARTIKA, SUSY SUSANTY,

Lebih terperinci

Penentuan Kebijakan Order dengan Pendekatan Vendor Managed Inventory untuk Single Supplier, Multi Product

Penentuan Kebijakan Order dengan Pendekatan Vendor Managed Inventory untuk Single Supplier, Multi Product Penentuan Kebijakan Order dengan Pendekatan Vendor Managed Inventory untuk Single Supplier, Multi Product dan Multi Retailer di PT. Petrokimia Gresik Oleh : Novita Purna Fachristy 2507100123 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP)

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) Rezki Susan Ardyati dan Dida D. Damayanti Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK Analisis pengendalian persediaan dilakukan hanya pada ani Sejahtera Farm karena ani Sejahtera Farm menjadi inti atau fokus analisis dalam rantai pasok beras organik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah The Council of Logistics Management (CLM), organisasi pelopor logistik di Amerika Serikat yang memiliki anggota sekitar 15.000 orang mendefinisikan Manajemen

Lebih terperinci

OPTIMASI PENUGASAN KAPAL SEMEN CURAH DARI PABRIK KE PABRIK PENGANTONGAN DI LINGKUNGAN SEMEN GRESIK GROUP

OPTIMASI PENUGASAN KAPAL SEMEN CURAH DARI PABRIK KE PABRIK PENGANTONGAN DI LINGKUNGAN SEMEN GRESIK GROUP OPTIMASI PENUGASAN KAPAL SEMEN CURAH DARI PABRIK KE PABRIK PENGANTONGAN DI LINGKUNGAN SEMEN GRESIK GROUP Suhandik, Ahmad Rusdiansyah, Nurhadi Siswanto Manajemen Industri-Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi merupakan proses penyaluran produk dari produsen sampai ke tangan masyarakat atau konsumen. Kemudahan konsumen dalam menjangkau produk yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peningkatan persaingan industri baik industri manufaktur maupun industri jasa akibat adanya perdagangan bebas menyebabkan seluruh industri berusaha untuk melakukan

Lebih terperinci

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT Supply Chain Management Tita Talitha,MT 1 Materi Introduction to Supply Chain management Strategi SCM dengan strategi Bisnis Logistics Network Configuration Strategi distribusi dan transportasi Inventory

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Perancangan jaringan supply chain merupakan kegiatan strategis yang perlu dilakukan. Tujuanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang permintaanya berubah secara dinamis

Lebih terperinci

MENGOPTIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI UNTUK PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI PRODUK X DENGAN METODE SAVING MATRIKS. Erlina P Teknik Industri FTI-UPNV Jatim

MENGOPTIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI UNTUK PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI PRODUK X DENGAN METODE SAVING MATRIKS. Erlina P Teknik Industri FTI-UPNV Jatim Mengoptimalkan Biaya Transportasi Untuk Penentuan Jalur Distribusi (Erlina) 143 MENGOPTIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI UNTUK PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI PRODUK X DENGAN METODE SAVING MATRIKS Erlina P Teknik

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. didirikan. Salah satu caranya adalah dengan meminimalkan biaya produk (product

I. Pendahuluan. didirikan. Salah satu caranya adalah dengan meminimalkan biaya produk (product I. Pendahuluan A. Latar Belakang Menciptakan laba maksimum adalah tujuan utama mengapa perusahaan itu didirikan. Salah satu caranya adalah dengan meminimalkan biaya produk (product cost) sehingga marjin

Lebih terperinci

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ A. Supply Chain Proses distribusi produk Tujuan untuk menciptakan produk yang tepat harga, tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem logistik yang bertanggungjawab akan perpindahan material antar fasilitas. Distribusi berperan dalam membawa

Lebih terperinci

Sekolah Tinggi Manajemen Bandung LOGISTICS MANAGEMENT

Sekolah Tinggi Manajemen Bandung LOGISTICS MANAGEMENT LOGISTICS MANAGEMENT SCOPE & INFLUENCE Sekolah Tinggi Manajemen Bandung THE EVOLUTION OF LOGISTICS WORKPLACE LOGISTICS FACILITY LOGISTICS CORPORATE LOGISTICS SUPPLY CHAIN LOGISTICS GLOBAL LOGISTICS 1950

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 23 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Supply Chain Management 3.1.1 Definisi Supply Chain Management Pengertian Supply Chain Management menurut para ahli, antara lain: 1. Levi, et.al (2000) mendefinisikan Supply

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI LPG DENGAN PENDEKATAN MODEL MATEMATIS

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI LPG DENGAN PENDEKATAN MODEL MATEMATIS PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI LPG DENGAN PENDEKATAN MODEL MATEMATIS Annisa Kesy Garside, Xamelia Sulistyani, Dana Marsetiya Utama Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini, supply chain management (SCM) telah menjadi salah satu alat perbaikan bisnis yang paling kuat. Setiap organisasi harus melakukan transformasi baik dari segi

Lebih terperinci

Rancangan dan analisis penjadwalan distribusi pada rantai pasok bahan bakar minyak menggunakan Petri Net

Rancangan dan analisis penjadwalan distribusi pada rantai pasok bahan bakar minyak menggunakan Petri Net Rancangan dan analisis penjadwalan distribusi pada rantai pasok bahan bakar minyak menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus Widdya P. Sierliawati, Subiono Widdya P. Sierliawati 1 *, Subiono 2 Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri retail dan chain store telah berkembang pesat dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan customer, baik dalam skala internasional, nasional, bahkan lokal. Walmart

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Waktu merupakan salah satu inti dari masalah logistik. Bagi pelanggan waktu adalah layanan yang dibutuhkan, sedangkan bagi penjual barang waktu adalah biaya. Sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Peranan jaringan distribusi dan transportasi sangatlah vital dalam proses bisnis dunia industri. Jaringan distribusi dan transportasi ini memungkinkan produk berpindah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Untuk sekarang ini, selain menginginkan

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan pendahuluan dari penelitian yang diuraikan menjadi enam sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tujuan yang sama. Menurutnya juga, Sistem Informasi adalah serangkaian

BAB II LANDASAN TEORI. tujuan yang sama. Menurutnya juga, Sistem Informasi adalah serangkaian BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut Hall (2009), Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang saling berfungsi dengan tujuan yang sama.

Lebih terperinci

Evaluasi Strategi untuk Mengurangi Instabilitas Jadwal dan Dampaknya pada Rantai Pasok dengan Simulasi

Evaluasi Strategi untuk Mengurangi Instabilitas Jadwal dan Dampaknya pada Rantai Pasok dengan Simulasi Evaluasi Strategi untuk Mengurangi Instabilitas Jadwal dan Dampaknya pada Rantai Pasok dengan Simulasi Dosen Pembimbing: Prof. Ir. I Nyoman Pujawan M.Eng., Ph.D., CSCP Pranostika Heryanti 2509 100 051

Lebih terperinci

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA)

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA) MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA) Ivan Akhmad 1) dan Ahmad Rusdiansyah 2) 1) Program Studi

Lebih terperinci