LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2011 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN JAKARTA 2012

2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan rahmat-nya penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 dapat diselesaikan. Laporan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan berbagai kewajiban pembangunannya, serta sebagai bentuk pertanggungjawaban Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam kaitannya dengan terselenggaranya good governance. Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja yang telah dicapai, baik makro maupun mikro serta langkah-langkah pelaksanaan kebijakan dan program penelitian dan pengembangan iptek kelautan dan perikanan. Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil hasil penelitian dan pengembangan iptek kelautan dan perikanan. Berkat dukungan dan kerja keras dari seluruh jajaran pelaksana, program dan kegiatan penelitian dan pengembangan iptek kelautan dan perikanan dapat mencapai kemajuan yang cukup besar. Hal ini menjadi modal dasar untuk lebih memperbanyak kegiatan-kegiatan penelitian dan pengembangan secara inovatif di masa yang akan datang, sehingga sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak atas tenaga dan pikirannya sehingga laporan ini dapat disusun dan diterbitkan. Jakarta, Februari 2012 LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 i

3 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Grafik Daftar Lampiran Ikhtisar Eksekutif Hal i ii iii iv v vi vii I Pendahuluan A Latar Belakang 1 B Tugas dan Fungsi 2 C Sistematika Penyajian 8 II Perencanaan Strategis dan Perjanjian Kinerja A Perencanaan Strategis 9 B Indikator Kinerja Utama 11 C Penetapan Kinerja Tahunan 11 III Akuntabilitas Kinerja A Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Outcome Balitbang KP Tahun B Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Output Strategis Balitbang KP Tahun C Capaian Kinerja Lainnya Balitbang KP Tahun D Capaian Kinerja Keuangan Balitbang KP Tahun IV Penutup 52 Lampiran LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 ii

4 DAFTAR TABEL Hal 2.1 Indikator Kinerja Utama Balitbang KP Tahun Perjanjian Kinerja Tahun Capaian Kinerja Indikator Kinerja Utama Balitbang KP Tahun Iptek Kelautan dan Perikanan Balitbang KP Tahun Capaian Outcome Rekomendasi Balitbang KP Tahun Estimasi Potensi Sumberdaya Ikan pada Masing-Masing Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia Kuota Southern Bluefin Tuna Capaian Output Strategis Balitbang KP Tahun Model Penerapan Balitbang KP Tahun Usulan HKI/ Penghargaan Balitbang KP Produk Biologi Balitbang KP Tahun Paket Teknologi Balitbang KP Tahun Rekomendasi Balitbang KP Tahun Data dan Informasi Balitbang KP Tahun Alokasi dan Realisasi Anggaran menurut Unit Kerja Eselon II Balitbang KP Tahun LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 iii

5 DAFTAR GAMBAR Hal 3.1 Peralatan Pengolahan Ikan Peti Berinsulasi Kegiatan Culture Based Fisheries (CBF) Kegiatan Pengolahan Garam Rakyat dan Contoh Peralatannya Contoh Komoditas Polikultur Teknologi Budidaya Ikan Nila BEST Kegiatan Budidaya Udang Galah Aplikasi Probiotik Udang Windu Teknologi Budidaya Ikan Nila BEST dengan Pakan Pelet Berbahan Baku Lokal Kegiatan Pendederan Tiram Mutiara Peta Tingkat Eksploitasi Sumberdaya Ikan di WPP RI Buku Inovasi Indonesia Kantong Rumput Laut Berkarbon Alat Pengering Kista Artemia Tepat Guna Tablet Effervessence Rumput Laut Kaya Serat dan Penurun Kolesterol Kemasan Bumbu Mie Instan Ramah Lingkungan dari Rumput Laut Bacto Agar dari Rumput Laut Aplikasi Pancing Gurita Elektronik Reagen Penguji (Test kit) Residu Formalin pada Makanan Teh Hijau sebagai Antihistamin pada Pindang Ikan Ultrasonik Pemantau Pakan Udang Kegiatan Orasi Profesor Riset Sertifikat ISO 9001 : 2008 Sekretariat Balitbang KP Akreditasi KNAPPP, KAN dan Webometric 48 LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 iv

6 DAFTAR GRAFIK Hal 1.1 Jumlah Pegawai Menurut Unit Kerja Eselon II Jumlah Pegawai Menurut Golongan Jumlah Pegawai Menurut Jabatan Jumlah Pegawai Menurut Pendidikan Jumlah Pegawai Menurut Status Kepegawaian Realisasi Balitbang KP Tahun LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 v

7 DAFTAR LAMPIRAN LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 vi

8 IKHTISAR EKSEKUTIF K ebijakan Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan adalah sebagai berikut : 1). Litbang berawal dari dan berakhir pada pengguna (starts from and ends users); 2). Litbang harus market driven dan market driving, serta policy driven; dan 3). Litbang menghasilkan data dan informasi (rekomendasi), teknologi dan produk biologi yang menunjang kebijakan pengelolaan kelautan dan perikanan secara berkelanjutan. Tahun 2011 merupakan tahun kedua mengimplementasikan Renstra Balitbang KP yang telah disempurnakan. Sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, maka Balitbang KP menetapkan tujuan yang akan dicapai dalam jangka waktu sampai tahun 2014, yaitu : 1). Tersedianya hasil litbang KP yang tepat guna untuk peningkatan produksi dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan; 2). Termanfaatkannya hasil litbang KP dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan; dan 3). Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas sumberdaya penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan. Tujuan dan sasaran Balitbang KP tahun diimplementasikan ke dalam program penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan dan 7 (tujuh) kegiatan, diantaranya : 1). Penelitian dan Pengembangan IPTEK Perikanan Tangkap; 2). Penelitian dan Pengembangan IPTEK Perikanan Budidaya; 3). Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kelautan; 4). Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kewilayahan, Dinamika dan Sumberdaya Non Hayati Pesisir dan Laut; 5). Penelitian dan Pengembangan IPTEK Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan; 6). Penelitian dan Perekayasaan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan; dan 7). Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Balitbang KP. Penjabaran dari tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan terwujud dari indikator kinerja utama (Outcome) pada tahun 2011 dengan capaian meliputi : 1. Jumlah pengguna di kawasan minapolitan maupun non minapolitan yang menjadi outcome tahun 2011 melebihi target yang telah ditetapkan. Pada kawasan minapolitan di tahun 2011 terdapat 81 pengguna (203 % dari target sebanyak 40 orang dan/atau kelompok) yang terdiri dari 13 kelompok dan 68 orang, sedangkan pada kawasan non minapolitan terdapat 56 pengguna (112 % dari target 50 orang dan/atau kelompok) yang terdiri dari 49 kelompok dan 7 orang. 2. Jumlah hasil litbang kelautan dan perikanan yang diadopsi oleh masyarakat kelautan dan perikanan pada tahun 2011 melebihi target yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 10 (140 % dari target sebanyak 6 paket). Ada sepuluh hasil litbang yang diadopsi diantaranya : LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 vii

9 Teknologi pengolahan lele, ikan nila, ikan tuna, ikan bandeng, ikan patin, ikan wader, dan ikan belut di Kab. Gunung Kidul, Kab. Sleman, Kab. Bantul, Kab. Kulon Progo, Kab. Pacitan, dan Kota Yogyakarta; Teknologi peti berinsulasi di Kab. Pacitan; Kegiatan perikanan berbasis Budidaya /Culture Based Fisheries (CBF) di Waduk Gajah Mungkur Kab. Wonogiri dan Waduk Malahayu di Kab. Brebes; Teknologi pengolahan garam rakyat di Kab. Cirebon dan Kab. Lamongan Teknologi Budidaya Sistem Polikultur (Udang Windu/Vaname - Rumput Laut), di Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep Teknologi Budidaya Ikan Nila BEST, telah diadopsi di Kabupaten Pacitan Teknologi Pemijahan/Pendederan/Pembenihan Udang Galah (GI-Macro), di Kabupaten Sleman Teknologi Budidaya Udang Windu/Vaname Polikultur Melalui Aplikasi Bakteri Probiotik di Kabupaten Pinrang dan Kabupaten Barru Teknologi Budidaya Ikan Nila BEST dengan Pakan Pelet Berbahan Baku Lokal, oleh pembudidaya. Komoditas ikan nila BEST telah disampaikan ke masyarakat di Kabupaten Muaro Jambi (Jambi) Teknologi Pendederan Tiram Mutiara (Pinctada maxima) yang mulai diintroduksi kepada masyarakat nelayan pada tahun 2009 di Kab.Buleleng, Bali. Kegiatan ini dilanjutkan kembali di Kabupaten Jembrana, Bali pada tahun Jumlah rekomendasi litbang untuk pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang dijadikan bahan kebijakan pembangunan di pusat atau daerah pada tahun 2011, melebihi target yang telah ditetapkan sebanyak 4 (100 % dari target sebanyak 4 buah). Adapun hasil rekomendasi yang telah dicapai Pada tahun 2011 adalah : Kepmen No. 45/2011 tentang estimasi potensi SDI di WPP Negara RI Nota Kesepahaman antara Dir. Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha dengan Kepala P3SDLP Nomor B.538/KP3K.5/IX/2011 Nomor 26.7/Balitbang KP.4/PKS/IX 2011 tanggal 26 September 2011 tentang Implementasi Teknologi Pengembangan Usaha Garam Rakyat Pada tahun , TAC (Total Allowable Catch/ Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan) bagi Indonesia berturut-turut ialah 685 ton, 707 ton dan 750 ton sesuai dengan yang tertuang dalam Resolution on the Allocation of the Global Total Allowable Catch yang diadopsi dalam 18 th CCSBBT (Commission for the Conservation of Southern Bluefin Tuna) Annual Meeting Oktober 2011 PERPRES Nomor 61 Tahun 2011 tentang Dukungan Terhadap Rencana Aksi Nasional Gerakan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 viii

10 Disamping pencapaian IKU (Outcome), Pada Tahun 2011 Balitbang KP juga telah menghasilkan output strategis berupa : 1). Model penerapan sebanyak 28 Model; 2) Usulan HKI/ Penghargaan sebanyak 11 unit, yang terdiri dari 4 usulan HKI, 5 Inovasi Indonesia, 1 Paten Nasional, 1 Komersialisasi; 3). Produk Biologi sebanyak 18 produk; 4). Paket teknologi sebanyak 26 paket; 5). Rekomendasi sebanyak 21 buah; 6). Data & Informasi sebanyak 107 buah; dan 7). Karya Tulis Ilmiah sebanyak 648 buah. LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 ix

11 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) adalah satu-satunya unit organisasi eselon I pada Kementerian Kelautan dan Perikanan yang melaksanakan program penelitian dan pengembangan (litbang) IPTEK di bidang Kelautan dan Perikanan. Langkah-langkah strategis jangka menengah yang akan memberikan arah bagi program penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan ini dituangkan dalam perencanaan strategis periode lima tahunan. Rencana Strategis (Renstra) Balitbang KP Tahun merupakan dokumen perencanaan strategis Balitbang KP yang menjadi acuan dalam pelaksanaan program dan kegiatan dalam kurun waktu lima tahunan. Mengacu pada dokumen Renstra tersebut, setiap satuan kerja lingkup Baitbang KP membuat perencanaan tahunan guna mencapai indikator sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan program yang termuat dalam Renstra. Perencanaan tersebut dibuat disertai indikator sasaran dan cara mencapai sasaran tersebut secara strategis baik dalam kurun waktu satu tahun maupun lima tahunan. Rencana Kerja Tahunan (RKT) dalam dokumen perencanaan kinerja Baitbang KP memuat rencana pelaksanaan program dan kegiatan termasuk dukungan pembiayaan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan perencanaan. Rencana kerja juga memuat target dan indikator sasaran yang diinginkan dalam pelaksanaan kegiatan. Mengacu pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mengintruksikan kepada setiap Instansi untuk : 1. Melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan organisasi, 2. Pada setiap akhir tahun anggaran menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) kepada Presiden melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Setiap akhir tahun, Kementerian Kelautan dan Perikanan menyampaikan LAKIP Kementerian (KKP) kepada Presiden melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, namun untuk setiap unit Eselon I termasuk Balitbang KP wajib menyampaikan LAKIP kepada Menteri Kelautan dan Perikanan melalui Inspektorat Jenderal. LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

12 LAKIP juga merupakan sarana untuk menilai dan mengevaluasi Pencapaian Kinerja (PK) berdasarkan indikator sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam menilai efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan serta mengukur sejauh mana pencapaian sasaran berdasarkan indikator yang ada maka Balitbang KP menyusun LAKIP Balitbang KP tahun LAKIP Balitbang KP tahun 2011 merupakan LAKIP kedua dalam pelaksanaan Renstra Balitbang KP LAKIP Balitbang KP tahun 2011 ini menginformasikan input, output, outcome, dari setiap pelaksanaan program dan kegiatan dalam kurun waktu tahun 2011 yang secara terstruktur meliputi RKT 2011, PK 2011, dan Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) 2011 dan Pengukuran Kinerja Utama. B. Tugas dan Fungsi Sesuai pasal 838 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 15 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, maka Badan Peneitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Balitbang KP menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan kebijakan teknis rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan; b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan; c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan ; dan d. pelaksanaan administrasi Balitbang KP Merujuk Organisasi dan Tata kerja lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan maka susunan organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan secara rinci meliputi : 1. Sekretariat Badan (sesuai Permen KP Nomor : PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan). 2. Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan (sesuai Permen KP Nomor : PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan). Balai Penelitian Perikanan Laut, Muara Baru (sesuai dengan Permen KP Nomor: PER.30/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Perikanan Laut). LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

13 Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum, Palembang (sesuai dengan Permen KP Nomor: PER.29/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum). Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan, Jatiluhur (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.36/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan). Loka Penelitian Perikanan Tuna, Benoa (sesuai dengan Permen KP Nomor: PER.27/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian Perikanan Tuna). 3. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya (sesuai Permen KP Nomor : PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan). Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut, Gondol (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.26/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut). Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau, Maros (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.32/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau). Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.31/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar). Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.35/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias). Balai Penelitian Pemuliaan Ikan, Sukamandi (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.33/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Pemuliaan Ikan). 4. Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (sesuai Permen KP Nomor : PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan). Balai Penelitian Observasi Laut, Perancak (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.34/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Observasi Laut). 5. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan). LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

14 Loka Penelitian Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir, Bungus (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.37/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir). 6. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.27/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan). Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan, Slipi (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.38/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan). 7. Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.28/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan). Dari 19 (Sembilan belas) satuan kerja lingkup Balitbang KP, dapat diketahui bahwa jumlah pegawai sampai dengan akhir Desember tahun 2011 mencapai 1361 orang, dengan rincian sebagai berikut: 1. Jumlah pegawai menurut unit kerja Eselon II (Pusat dan UPT): Sekretariat sebanyak 80 orang, Lingkup Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan sebanyak 300 orang, Lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya sebanyak 593 orang, Lingkup Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan sebanyak 111 orang, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir sebanyak 82 orang, Lingkup Balai Besar Penelitian dan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan sebanyak 121 orang, dan Lingkup Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan sebanyak 74 orang. LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

15 9% 5% 6% Sekretariat 8% 6% 22% P4KSI P4B P3TKP P3SDLP BBP4BKP BBPSEKP 44% Grafik 1.1. Jumlah Pegawai Menurut Unit Kerja Eselon II Jika dilihat dari Grafik 1.1 di atas, jumlah pegawai menurut Eselon II terbanyak terdapat di Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya yaitu sekitar 44 %, sedangkan jumlah pegawai yang paling sedikit pada Balai Besar Penelitian Sosial dan Ekonomi Kelautan dan Perikanan yaitu sekitar 5 % dari total jumlah pegawai Balitbang KP. 2. Jumlah pegawai menurut golongan: Golongan IV sebanyak 186 orang, Golongan III sebanyak 788 orang, Golongan II sebanyak 345 orang, dan Golongan I sebanyak 42 orang. 14% 3% 25% Gol I Gol II Gol III Gol IV 58% Grafik 1.2. Jumlah Pegawai Menurut Golongan LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

16 Dilihat pada Grafik 1.2, maka komposisi pegawai Balitbang KP terbanyak pada Golongan III yang mencapai 58 %, sedangkan jumlah terkecil pada Golongan I yaitu sekitar 3 %. 3. Jumlah pegawai menurut jabatan: jabatan Eselon I a sebanyak 1 orang, jabatan Eselon II a dan II b sebanyak 8 orang, jabatan Eselon III a dan III b sebanyak 34 orang, jabatan Eselon IV a dan IV b sebanyak 85 orang, jabatan Eselon V sebanyak 29 orang, jabatan fungsional 473 orang, dan pelaksana sebanyak 731 orang (Grafik 1.3) Es. I a & I b Es. II a & II b Es. III a & III b Es. IV a & IV b Es V Jabatan Fungsional Pelaksana Grafik 1.3. Jumlah Pegawai Menurut Jabatan Dilihat pada Grafik 1.3 di atas menurut jabatannya, maka pegawai Balitbang KP terbanyak pada pelaksana struktural (tenaga administrasi/managerial) sebanyak 731 orang, diikuti dengan jabatan fungsional sebanyak 473 orang dan jumlah pejabat struktural sebanyak 157 orang. Dibandingkan dengan tahun 2010, untuk tahun 2011 ada peningkatan jumlah pejabat struktural yakni dari 137 orang menjadi 157 orang sehingga ada kenaikan sebesar 14,60 %. Begitu pula dengan jumlah jabatan fungsional yang mengalami peningkatan dari tahun 2010 sebanyak 427 orang menjadi 473 orang pada tahun 2011 atau naik sebesar 10,77 % 4. Jumlah pegawai menurut tingkat pendidikan: S3 sebanyak 54 orang, S2 sebanyak 289 orang, S1 sebanyak 413 orang, D4 sebanyak 28 orang, Sarjana Muda dan D3 sebanyak 107 orang, D2 sebanyak 7 orang, SLTA sebanyak 382 orang, SLTP sebanyak 29 orang, dan SD sebanyak 52 orang. LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

17 S3 S2 S1 D4 D3 D2 SLTA SLTP SD Grafik 1.4. Jumlah Pegawai Menurut Pendidikan Jika dilihat berdasarkan Grafik 1.4, maka pegawai Balitbang KP terbanyak dengan tingkat pendidikan S1 mencapai 413 orang, dan terendah dengan tingkat berpendidikan D2 yaitu sebanyak 7 orang (Grafik 1.4). 5. Jumlah pegawai menurut status kepegawaian: CPNS sebanyak 113 orang (8 %), PNS sebanyak 1238 orang (90 %), PNS dari Kementerian lain sebanyak 7 orang dan PNS KKP dipekerjakan ke Departemen lain sebanyak 3 orang (Grafik 1.5) CPNS PNS PNS dari Departemen lain PNS KKP dipekerjakan ke Departemen lain Grafik 1.5. Jumlah Pegawai Menurut Status Kepegawaian LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

18 6. Jumlah pegawai menurut usia: >= 56 tahun sebanyak 62 orang atau 5 %; usia tahun sebanyak 406 orang atau 30 %; usia tahun sebanyak 332 orang atau 24 %; usia tahun sebanyak 505 atau 37 % dan usia <25 tahun sebanyak 56 orang atau 4 %. C. Sistematika tika Penyajian Laporan Akuntabiltas Kinerja ini mengacu pada: Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akutabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Akuntabiltas Kinerja ini bertujuan menginformasikan capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan selama tahun Capaian Kinerja (Performance Results) 2011 tersebut dibandingkan dengan Rencana Kinerja (Performance Plan) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 2010 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Adapun sistemetika penyajian laporan sebagai berikut: 1. Ikhtisar Eksekutif, pada bagian ini disajikan tujuan, sasaran, capain kinerja selama tahun Bab I Pendahuluan endahuluan, pada bab ini disajikan hal-hal umum tentang Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan serta uraian singkat tentang tugas dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. 3. Bab II Perencanaan Strategis, pada bab ini disajikan rencana strategis, dan penetapan kinerja Balitbang KP. 4. Bab III Akuntabilitas, pada bab ini disajikan hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akutabilitas kinerja termasuk didalamnya keberhasilan dan kegagalan serta permasalahan yang dihadapi dan upaya tindak lanjut penyelesaian masalah. Dalam bab ini juga disampaikan akuntabilitas keuangan yang mencakup alokasi dan realisasi anggaran termasuk pula penjelasan tentang efisiensi. 5. Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan tinjauan secara umum tentang keberhasilan, kegagalan dan permasalahan. 6. Lampiran. LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

19 II. PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, Balitbang KP berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada : A. Perencanaan Strategis Rencana Strategis Balitbang KP berisi langkah-langkah stratejik jangka menengah yang akan memberi arah bagi penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan dalam rangka menunjang visi pembangunan kelautan dan perikanan untuk menjadikan Indonesia penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar Dalam struktur organisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan, Balitbang KP merupakan salah satu unit eselon I penunjang yang mempunyai tugas melakukan penelitian dan pengembangan Iptek di bidang Kelautan dan Perikanan. Memperhatikan visi Pembangunan Kelautan dan Perikanan Tahun yang ingin menjadikan Indonesia sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar pada tahun 2015, dengan misi mensejahterakan masyarakat kelautan dan perikanan, maka rumusan visi Balitbang KP adalah sebagai berikut: Institusi yang handal dan terpercaya penyedia IPTEK kelautan dan perikanan menuju Indoneia penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar 2015 Dalam rangka mewujudkan visi tersebut Balitbang KP menetapkan misi yang akan dilakukan secara konsisten yaitu Menghasilkan IPTEK tepat guna untuk kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan Sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, maka Balitbang KP menetapkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh Balitbang KP dalam jangka waktu sampai tahun 2014, yaitu : Tujuan Ke Satu : Tersedianya hasil litbang KP yang tepat guna untuk peningkatan produksi dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan. Sasaran : 1. Tersedianya data dan informasi ilmiah sebagai dasar penyusunan rencana pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang terpadu dan pemanfaatannya secara berkelanjutan. Tersedianya teknologi tepat guna untuk peningkatan produksi dan LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

20 pendapatan masyarakat pengguna dalam sistem bisnis kelautan dan perikanan yang kuat di kawasan minapolitan dan kawasan prospektif lainnya 2. Tersedianya inovasi teknologi tepat guna untuk peningkatan produksi dan pendapatan masyarakat pengguna dalam sistem bisnis kelautan dan perikanan yang kuat di kawasan minapolitan dan kawasan prospektif lainnya 3. Tersedianya inovasi produk, produk biologi dan ragam produk kelautan dan perikanan untuk meningkatkan produktivitas, produksi dan nilai tambah serta mengurangi biaya tambah (added cost) dalam mengembangkan sistem bisnis kelautan dan perikanan 4. Rekomendasi kebijakan bagi pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang terpadu, ekonomis, efisien, dan berkelanjutan Tujuan Ke Dua : Termanfaatkannya hasil litbang KP dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan. Sasaran : 1. Termanfaatkannya hasil litbang kelautan dan perikanan sebagai bahan perumusan kebijakan pembangunan pusat dan daerah, termasuk pelaku usaha kelautan dan perikanan di kawasan minapolitan dan kawasan prospektif lainnya 2. Terwujudnya percontohan pengembangan ekonomi kawasan perikanan berbasis IPTEK Tujuan Ke Tiga : Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas sumberdaya penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan. Sasaran : 1. Terbangunnya seluruh UPT dan kelembagaan di bawah Balitbang KP yang memiliki SDM kompeten dan sumberdaya litbang sesuai kebutuhan 2. Terakreditasinya lembaga dan laboratorium uji yang diperlukan untuk mendukung usaha kelautan dan perikanan 3. Terjalinnya jejaring kerja secara luas aktifnya kemitraan penelitian dan pengembangan untuk identifikasi dan penyelesaian beragamnya masalah pengelolaan kelautan dan perikanan 4. Terselenggaranya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya secara tertib dan transparan LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

21 B. Indikator Kinerja Utama Balitbang KP telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran strategis organisasi. Penetapan IKU telah mengacu kepada Renstra Balitbang KP yang memiliki fokus pada perspektif stakeholder (pemanfaatan hasil Litbang KP oleh masyarakat) Sejalan dengan perkembangan dinamika organisasi, IKU Balitbang KP telah mengalami revisi dari IKU semula yang ditetapkan pada Tahun Perubahan tersebut merupakan penyempurnaan dengan mengakomodir masukan/asistensi dari Inspektorat Jenderal KKP, Sekretariat Jenderal KKP serta Kementerian Menpan dan RB. Adapun indikator kinerja sebagai alat ukur keberhasilan hasil reviu tersebut, disajikan pada Tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1. Indikator Kinerja Utama Balitbang KP Tahun 2011 INDIKATOR 1) Jumlah pengguna hasil litbang kelautan dan perikanan di kawasan minapolitan (orang dan/atau kelompok) 2) Jumlah pengguna hasil litbang kelautan dan perikanan di kawasan non minapolitan (orang dan/atau kelompok) 3) Jumlah hasil litbang kelautan dan perikanan yang diadopsi oleh masyarakat kelautan dan perikanan (paket) 4) Jumlah rekomendasi litbang untuk pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang dijadikan bahan kebijakan pembangunan di pusat atau daerah (buah) C. Penetapan Kinerja Tahunan Penetapan Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumberdaya yang ditelitinya. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain : 1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah 2. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi 3. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

22 Komitmen Kinerja Balitbang KP pada tahun 2011 terdiri dari sasaran, indikator dan target tahun Target ditetapkan untuk indikator kinerja utama (IKU) sebagai outcome. Perjanjian Kinerja Tahun 2011 dijabarkan dalam Tabel 2.2 berikut: Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2011 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET 1) Jumlah pengguna hasil litbang kelautan dan perikanan di kawasan minapolitan (orang dan/atau kelompok) 40 Termanfaatkannya hasil dan inovasi Iptek kelautan dan perikanan 2) 3) Jumlah pengguna hasil litbang kelautan dan perikanan di kawasan non minapolitan (orang dan/atau kelompok) Jumlah hasil litbang kelautan dan perikanan yang diadopsi oleh masyarakat kelautan dan perikanan (paket) ) Jumlah rekomendasi litbang untuk pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang dijadikan bahan kebijakan pembangunan di pusat atau daerah (buah) 4 Penetapan Kinerja 2011 merupakan bentuk komitmen yang disepakati oleh Kepala Balitbang KP dengan Menteri Kelautan dan Perikanan. Penetapan Kinerja ini memuat sasaran, indikator kinerja utama (IKU) dan target. IKU tersebut merupakan salah satu dukungan Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 yang dianggarkan sebesar Rp Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan yang dilaksanakan pada Tahun 2011 dijabarkan ke dalam 7 (Tujuh) kegiatan yang terdiri dari : 1. Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan 2. Penelitian dan Pengembangan IPTEK Perikanan Budidaya 3. Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan 4. Penelitian dan Pengembangan Iptek Kewilayahan, Dinamika dan Sumber Daya Laut dan Pesisir 5. Penelitian dan Pengembangan Iptek Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 6. Penelitian dan Perekayasaan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan 7. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

23 III. AKUNTABILITAS KINERJA Litbang dalam pembangunan kelautan dan perikanan adalah merupakan unsur penunjang. Namun demikian dalam merespon sejumlah isu yang berkembang, peran litbang dan IPTEK yang dihasilkan menjadi sangat vital. Sebagai contoh dalam merespon isu pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan yang merupakan butir ke-2 dari grand strategy KKP, isu-isu strategis lainnya yang memerlukan kontribusi litbang dan IPTEK. Pada bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : > 100 persen; (2) berhasil : persen; (3) cukup berhasil : persen; dan tidak berhasil : 0 59 persen. Keberhasilan pencapaian sasaran Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan tidak semata-mata pelaksanaan penelitian yang didasarkan pada Renstra, RKT, dan PKT Tahun 2011, akan tetapi juga karena dukungan manajerial yang meliputi perencanaan, ketatausahaan, kerjasama & publikasi, dan Monitoring & Evaluasi, serta kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki masing-masing satker di lingkup Balitbang KP. A. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Outcome Balitbang KP Tahun 2011 Berdasarkan Renstra , Balitbang KP mempunyai 10 sasaran, dimana salah satu sasaran merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) program yang tertuang dalam PKT. Sasaran tersebut adalah : Termanfaatkannya hasil dan inovasi iptek kelautan dan perikanan. Sembilan sasaran lainnya digunakan oleh Satker Pusat dan Unit Pelayanan Teknis di bawahnya untuk menentukan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang dilaporkan dalam LAKIP masingmasing Satker. Adapun Indikator Kinerja Utama yang tercantum dalam PKT, adalah sebagai berikut : 1. Jumlah pengguna hasil litbang kelautan dan perikanan di kawasan minapolitan (orang dan/atau kelompok) 2. Jumlah pengguna hasil litbang kelautan dan perikanan di kawasan non minapolitan (orang dan/atau kelompok) 3. Jumlah hasil litbang kelautan dan perikanan yang diadopsi oleh masyarakat kelautan dan perikanan (paket) LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

24 4. Jumlah rekomendasi litbang untuk pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang dijadikan bahan kebijakan pembangunan di pusat atau daerah (buah) Untuk mencapai target IKU, maka Balitbang KP melaksanakan serangkaian kegiatan penelitian dan pengembangan yang kemudian diimplementasikan dalam kegiatan desiminasi, IPTEKMAS dan Refine. Untuk mensosialisasikan iptek yang telah dilakukan oleh peneliti Balitbang KP kepada masyarakat maka dilakukan beberapa kegiatan antara diseminasi, sosialisasi dan bimtek. Pelaksanaan Kegiatan Iptekmas dilatarbelakangi oleh keinginan untuk meningkatkan pemanfaatan dan alih iptek kelautan dan perikanan yang telah dihasilkan oleh para peneliti dan perekayasa Balitbang KP kepada masyarakat pengguna dengan peran serta akademisi. REFINE dilaksanakan untuk meningkatan percepatan adopsi iptek dengan fokus utama pada aspek perikanan dan memacu pengembangan Iptek perikanan yang adaptif lokasi untuk masyarakat melalui peran penyuluh. Capaian kinerja outcome Balitbang KP tidak bisa menghitung capaian kinerja jangka menengah, karena baik hasil litbang KP yang diadopsi oleh masyarakat KP, jumlah pengguna hasil litbang KP maupun jumlah rekomendasi litbang tidak bisa dihitung hal ini disebabkan karena nama paket teknologi yang diadopsi, nama hasil IPTEK yang menjadi bahan kebijakan di pusat/daerah, serta nama pengguna hasil litbang setiap tahunnya berbedabeda begitu pula jenis paket teknologinya dan nama kelompok/orang yang menggunakan hasil litbang KP juga berbeda. Pencapaian IKU yang diperoleh dari kegiatan Litbang KP yang dilaksanakan pada tahun 2011 tertera pada Tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1. Capaian Kinerja Indikator Kinerja Utama Balitbang KP Tahun 2011 SASARAN STRATEGIS Termanfaatkannya hasil dan inovasi Iptek kelautan dan perikanan 1) 2) 3) 4) INDIKATOR Jumlah pengguna hasil litbang kelautan dan perikanan di kawasan minapolitan (orang dan/atau kelompok) Jumlah pengguna hasil litbang kelautan dan perikanan di kawasan non minapolitan (orang dan/atau kelompok) Jumlah hasil litbang kelautan dan perikanan yang diadopsi oleh masyarakat kelautan dan perikanan (paket) Jumlah rekomendasi litbang untuk pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang dijadikan bahan kebijakan pembangunan di pusat atau daerah (buah) REALISASI 7 (17,5 %) 4 (8 %) 7 (140 %) 15 (150 %) TARGET REALISASI 81 (203 %) 56 (112 %) 10 (183 %) 4 (100 %) LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

25 1). Jumlah pengguna hasil litbang kelautan dan perikanan di kawasan minapolitan dan non minapolitan Jumlah pengguna di kawasan minapolitan maupun non minapolitan yang menjadi outcome tahun 2011 melebihi target yang telah ditetapkan. Pada kawasan minapolitan di tahun 2011 terdapat 81 pengguna (203 % dari target) yang terdiri dari 13 kelompok dan 68 orang, sedangkan pada kawasan non minapolitan terdapat 56 pengguna (112 % dari target) yang terdiri dari 49 kelompok dan 7 orang. Hal ini dikarenakan pada tahun 2010 Balitbang KP meningkatkan jumlah kegiatan IPTEKMAS sebesar 213% dari tahun sebelumnya. Namun pada tahun 2010 jumlah pengguna di kawasan minapolitan maupun non minapolitan belum mencapai target yang telah ditetapkan. Pada kawasan minapolitan di tahun 2010 terdapat 7 kelompok pengguna (17,5 % dari target), sedangkan pada kawasan non minapolitan terdapat 4 kelompok pengguna (8% dari target). Hal ini dikarenakan sebelum tahun 2010, konsentrasi Balitbang KP lebih kepada kegiatan riset di institusi-institusinya (UPT), belum banyak melakukan kegiatan pengembangan dari hasil riset yang langsung diaplikasikan kepada masyarakat. 2). Jumlah hasil litbang kelautan dan perikanan yang diadopsi oleh masyarakat kelautan dan perikanan Jumlah hasil litbang kelautan dan perikanan yang diadopsi oleh masyarakat kelautan dan perikanan pada tahun 2011 melebihi target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2010 terdapat 7 (140 % dari target) karya IPTEK yang telah direkomendasikan dan/ atau diadopsi oleh stakholders dan masyarakat, meningkat pada tahun 2011 menjadi 10 (183 % dari target) karya IPTEK kelautan dan perikanan. Hasil litbang yang telah diadopsi dan menjadi outcome Balitbang KP tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Iptek Kelautan dan Perikanan Balitbang KP Tahun 2011 NO TEKNOLOGI LOKASI PENGGUNA Kab. Gunungkidul, DIY *) 4 orang Kab. Bantul, DIY 3 orang 1 Teknologi pengolahan ikan lele, ikan nila, tuna, bandeng, patin, wader dan belut Kab. Sleman, DIY *) Kab. Kulonprogo, DIY *) 2 orang 4 orang Kota Yogyakarta, DIY 1 orang Kab. Pacitan, Jawa Timur *) 2 orang LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

26 2 Teknologi Peti Berinsulasi Kab. Pacitan, Jawa Timur *) 40 orang 3 Culture Based Fisheries (CBF) di PUD Kab. Wonogiri, Jawa Tengah Kab. Brebes, Jawa Tengah *) 49 Kelompok 2 Kelompok : Nilai Jaya I dan Nila Jaya II 4 Teknologi pengolahan garam rakyat menjadi garam kualitas industri Kab. Cirebon, Jawa Barat *) Kab. Lamongan, Jawa Timur *) 1 Kelompok : Bumi Nusa 1 Kelompok : Ponpes Sunan Drajat 5 Teknologi Budidaya Sistem Policulture (Udang Windu/ Vanname - Rumput Laut) Kab. Maros, Sulawesi Selatan *) Kab. Pangkep, Sulawesi Selatan *) 4 pengguna : H. Arsyad, Lantik, Rahmat, H. Rachmatullah 4 pengguna : Saleng, H. Wahe, H. Baba, Sahire 6 Teknologi Budidaya Nila BEST Kab. Pacitan, Jawa Timur *) Pembenihan 3 orang + pembudidaya 3 kelompok 7 Teknologi Pemijahan/ Pendederan/ Pembenihan Udang Galah (GI-Macro) Kab. Sleman, DIY *) 1 Kelompok : Mina Jaya (30 orang) dan 5 orang Swadaya Mandiri 8 Teknologi Budidaya Udang Windu/ Vanname Polikultur Melalui Aplikasi Bakteri Probiotik Kab. Pinrang, Sulawesi Selatan Kab. Barru, Sulawesi Selatan 2 Pengguna : Bapak Yeni dan Bapak Daeng 1 Pengguna : Bapak Rustam 9 Teknologi Budidaya Nila BEST dengan Pakan Pelet Berbahan Baku Lokal Kab. Muaro Jambi, Jambi *) 3 Kelompok : Mina Sejati, Mina Serumpun 1, Mina Serumpun 2 (@ anggota : 16 orang) 10 Teknologi Pendederan Tiram Mutiara (Pinctada maxima) Kab. Jembrana, Bali *) 2 Kelompok : Usaha Bersama dan Suka Mandiri Keterangan : *) Kegiatan litbang di kawasan Minapolitan Adapun penjelasan sesuai tabel di atas adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan pada bulan Nopember 2011, teknologi pengolahan ikan lele, ikan nila, ikan tuna, ikan bandeng, ikan patin, ikan wader dan belut, telah diadopsi di Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Pacitan dan Kota Yogyakarta telah diadopsi oleh 16 orang pengolah. Kegiatan penerapan teknologi pengolahan tersebut yang dilakukan pada tahun 2010 telah mengintroduksikan beberapa teknologi pengolahan kepada masyarakat melalui kegiatan melalui pelatihan pembuatan abon tuna/lele, srundeng ikan, pindang LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

27 tuna/bandeng, steak tuna, mie lele, lele asap, mangut lele, kripik belut, belut goreng, bandeng presto, krispi red devil/lele/wader/udang/belut/teri dan wader goreng. Gambar Peralatan Pengolahan Ikan 2. Teknologi peti berinsulasi telah diadopsi oleh para pengumpul dan penjual ikan di Kabupaten Pacitan. Peti berinsulasi adalah peti yang digunakan untuk menyimpan ikan dengan es agar kesegarannya bertahan lebih lama. Alat ini pertama kali dikenalkan kepada para pengumpul dan penjual ikan pada tahun 2010 melalui kegiatan IPTEKMAS. Pada saat pengukuran tahun 2011 alat ini telah didopsi oleh 40 orang pengumpul dan penjual ikan yang sebelumnya menggunakan peti stereofoam, Dengan mengunakan alat ini ikan menjadi tahan selama 24 jam padahal sebelumnya dengan mengunakan peti stereofoam hanya tahan selama 12 jam. Gambar Peti Berinsulasi 3. Kegiatan Perikanan Berbasis Budidaya/Culture Based Fisheries (CBF) di Waduk Malahayu dan Waduk Gajah Mungkur telah diadopsi di Kabupaten Brebes dan Kabupaten Wonogiri melalui kegiatan IPTEKMAS pada tahun CBF yang diterapkan melalui kegiatan IPTEKMAS pada prinsipnya merupakan kegiatan pengembangan IPTEK perikanan yang terintegrasi yang memadukan input benih unggul hasil penelitian dan pengembangan IPTEK budidaya, pengembangan IPTEK pengelolaan perikanan yang berkelanjutan yang berbasiskan partisipasi masyarakat setempat, dan IPTEK pengolahan produk serta sistem kelembagaan ekonomi yang mampu meningkatkan produksi, efisiensi dan nilai tambah hasil perikanan. Pada saat dilakukan pengukuran pada tahun 2011, sebanyak 2 kelompok nelayan di Waduk Malahayu Brebes dam 49 kelompok nelayan di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri telah mengadopsi kegiatan ini. LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

28 Gambar Kegiatan Culture Based Fisheries (CBF) 4. Teknologi pengolahan garam rakyat di Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Lamongan mulai diintroduksi pada tahun Melalui teknologi pemurnian, telah dihasilkan garam konsumsi dengan kandungan NaCl 93,72%. Sedangkan di Kabupaten Lamongan telah dihasilkan garam konsumsi dengan kandungan NaCl 94,7% dan melalui teknologi generator aditif telah dihasilkan garam industri dengan kandungan NaCl 98%. Karena keberhasilan teknologi pemurnian garam tersebut maka KKP mengimplementasikannya melalui kegiatan Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) oleh Ditjen KP3K akan dialokasikan di 4 (empat) kabupaten yaitu Kabupaten Tuban, Sampang, Pamekasan, dan Pati. Gambar Kegiatan Pengolahan Garam Rakyat dan Contoh Peralatannya 5. Teknologi Budidaya Sistem Polikultur (Udang Windu/Vaname - Rumput Laut), telah diadopsi di Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep. Hasil panen dalam kegiatan Iptekmas tahun 2010 telah memberikan hasil yang positif dan hasil nilai tambah ataupun pengurangan resiko kerugian karena terjadinya subsidi silang pada saat salah satu komoditas kurang menguntungkan. Kelompok pembudidaya di Kabupaten Pinrang (udang windu, rumput laut, ikan nila dan ikan bandeng) dan Kabupaten Pangkep (udang vaname dan ikan bandeng) terlihat cukup responsif dalam penyebarluasan informasi, penerapan komoditas yang disarankan dan penguasaan Iptek polikultur. Pemanfaatan udang vaname di Kabupaten LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

29 Pangkep pada kegiatan 2010, dimaksudkan untuk alternatif komoditas pengganti udang windu yang dirasakan kurang tahan terhadap penyakit atau lingkungan yang lebih buruk. Pada pengamatan di tahun 2011, kelompok di Kabupaten Pangkep belum berfungsi dengan baik dalam penyebarluasan informasi karena terkendala oleh jumlah anggota yang masih sedikit dan masih tingkat pemula dalam pengorganisasiannya. Gambar 3.5. Contoh Komoditas Polikultur 6. Teknologi Budidaya Ikan Nila BEST, telah diadopsi di Kabupaten Pacitan. Ikan nila BEST merupakan hasil pemuliaan komoditas ikan nila yang unggul, varietasnya telah dirilis pada tahun 2009 dan teknologi budidayanya (perbenihan, pendederan, dan pembesaran) telah dikuasai oleh KKP. Dalam kegiatan diseminasi dan penerapan IPTEK pada tahun 2010 yang dilakukan di Kabupaten Pacitan telah menunjukkan hasil yang positif dan signifikan yang ditunjukkan dengan telah tersebarluasnya teknologi budidaya sehingga dihasilkan benih yang mampu memasok kebutuhan pendederan dan pembesaran di daerah tersebut. Gambar Teknologi Budidaya Ikan Nila BEST 7. Teknologi Pemijahan/Pendederan/Pembenihan Udang Galah (GI-Macro), telah diadopsi di Kabupaten Sleman. GI-Macro adalah udang galah yang merupakan varietas yang telah dirilis pada tahun 2001 dan merupakan indukan udang galah yang unggul terutama dalam kualitas dan kuantitas hasil benihnya, Induk yang digunakan pada kegiatan Iptekmas pada tahun 2010 ini adalah indukan udang galah GI-Macro yang telah diperbaikan namun masih dalam kajian untuk dirilis sebagai GI-Macro II. Teknologi perbenihan udang galah ini telah dikuasai LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

30 oleh KKP baik dari pembenihan, pendederan maupun pembesarannya. Sementara, pembudidaya di Kabupaten Sleman Kelompok Mina Jaya hanya melakukan pendederan dan pembesaran yang menggunakan dari benih dari daerah lain yang sangat terbatas ketersediaannya. Untuk itu, dalam kegiatan Iptekmas tahun 2010, teknologi budidayanya sekaligus indukan hasil teknologi yang telah dikuasai disampaikan kepada masyarakat di kemudian hari. Hasil pengukuran capaian outcomes menunjukkan bahwa teknologi budidaya udang galah telah dikuasai oleh kelompok peserta dan kelompok telah merubah perilaku kelompok untuk mengembangkan diri. Satu unit UPR yang telah disampaikan untuk memfasilitasi kegiatan pembenihan telah bertambah menjadi satu unit lagi walaupun masih dalam tahap persiapan. UPR Kelompok Mina Jaya telah beroperasi dengan cukup baik untuk memasok larva kepada anggotanya baik bagi usaha pendederan maupun pembesaran udang galah di daerah setempat, bahkan tidak hanya pada kelompok yang di Kecamatan Brebah (Kabupaten Sleman) namun juga dimanfaatkan oleh kelompok di Kecamatan Banguntapan (Kabupaten Bantul). Adapun perbaikan teknologi (manajemen pakan, padat tebar dan pemanfaatan shelter) untuk kegiatan pendederan dan pembesaran tetap dilakukan dan diadopsi oleh kelompok baik di Kabupaten Sleman maupun di Kabupaten Bantul. Hasil panen mereka dapat membantu, mendukung dan menambah kontribusi produksi udang galah dan kebutuhan masyarakat di DI Yogyakarta. Gambar Kegiatan Budidaya Udang Galah 8. Teknologi Budidaya Udang Windu/Vaname Polikultur Melalui Aplikasi Bakteri Probiotik telah diadopsi di Kabupaten Pinrang dan Kabupaten Barru. Pemanfaatan bakteri probiotik yang bersifat non-patogen dan memiliki kemampuan menghambat dan sekaligus membunuh bakteri patogen, dapat berfungsi sebagai bakteri pengurai dan penetralisir kualitas air, serta memungkinkan sebagai makanan di dalam perairan merupakan salah satu alternatif yang ramah lingkungan dalam upaya penanggulangan penyakit pada usaha budidaya udang di tambak. KKP telah dapat menghasilkan bakteri probiotik yang disebut sebagai probiotik RICA, telah diusulkan sebagai HKI. Untuk itu pada kegiatan pengembangan dan aplikasinya telah dilakukan pada Iptekmas pada tahun 2010 bagi budidaya polikultur antara komoditas udang windu dengan ikan bandeng yang menunjukan kinerja probiotik yang positif, pada LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

31 saat tambak lain mengalami penurunan produksi, maka tambak yang menggunakan teknologi produksi RICA mampu meningkatkan produksinya. Gambar 3.8. Aplikasi Probiotik Udang Windu 9. Teknologi Budidaya Ikan Nila BEST dengan Pakan Pelet Berbahan Baku Lokal, telah diadopsi oleh pembudidaya. Komoditas ikan nila BEST telah disampaikan ke masyarakat di Kabupaten Muaro Jambi (Jambi) dengan memanfaatkan pakan pelet berbahan baku lokal yang dalam hal ini adalah maggot. Teknologi budidaya ikan nila BEST dengan pakan alternatif maggot yang dilakukan menghasilkan hasil yang cukup signifikan dan positif. Pada saat pertama kali diterapkan teknologi berbahan baku maggot, harga PKM relatif murah dan tidak bernilai ekonomi, namun pada saat teknologi ini mulai diterapkan dimasyarakat harga PKM cukup tinggi sehingga menyulitkan pembudidaya memproduksi pakan. Respon masyarakat pada dasarnya cukup baik dan di dukung oleh pemerintah daerah maupun kelompok pembudidaya, namun belum sejalan dengan proses suplai-demand terutama dengan pengusaha kelapa sawit untuk masalah harga PKM. Gambar Teknologi Budidaya Ikan Nila BEST dengan Pakan Pelet Berbahan Baku Lokal 10.Teknologi Pendederan Tiram Mutiara (Pinctada maxima) yang mulai diintroduksi kepada masyarakat nelayan pada tahun 2009 di Kab.Buleleng, Bali. Kegiatan ini dilanjutkan kembali di Kabupaten Jembrana, Bali pada tahun 2010 sebagai alternatif usaha sampingan tanpa LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

32 meninggalkan mata pencaharian utamanya, sehingga pada saat nelayan tidak bisa melaut diharapkan masih bisa mendapatkan penghasilan dari kegiatan ini. Diharapkan ke depan sarana yang sudah ada dapat dimanfaatkan sebagai media budidaya secara polikultur, maupun dengan jenis kekerangan konsumsi. Gambar Kegiatan Pendederan Tiram Mutiara 3). Jumlah rekomendasi litbang untuk pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang dijadikan bahan kebijakan pembangunan di pusat atau daerah Jumlah rekomendasi litbang untuk pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang dijadikan bahan kebijakan pembangunan di pusat atau daerah pada tahun 2011, melebihi target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2010 terdapat 15 (150% dari target) hasil riset yang menjadi basis kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan, sedangkan pada tahun 2011 ada 4 (100% dari target) rekomendasi yang menjadi bahan kebijakan pembangunan di pusat atau daerah. Untuk indikator ini rincian capaian kinerjanya dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut : LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

33 Tabel 3.3. Capaian Outcome Rekomendasi Balitbang KP K Tahun 2011 NO KEGIATAN HASIL REKOMENDASI 1. Estimasi Potensi Sumberdaya Ikan Pengelolaan SDI di WPP Indonesia yang dituangkan dalam Kepmen No. 45/2011 tentang estimasi potensi SDI di WPP Negara RI 2. Implementasi Teknologi Pemurni Garam 3. Pengelolaan SDI tuna terkait dengan resolusi RFMO di Samudera Hindia dan Pasifik Riset Carbon di Indonesia 2. Study Marine Hazard Response to Climete Change in SEA region 3. Implementasi Indonesia Global Ocean Observing System (INAGOOS) 4. Implementasi Indo-China Ocean and Climate Research Center (ICCOC) Nota Kesepahaman antara Dir. Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha dengan Kepala P3SDLP Nomor B.538/KP3K.5/IX/2011 Nomor 26.7/Balitbang KP.4/PKS/IX 2011 tanggal 26 September 2011 tentang Implementasi Teknologi Pengembangan Usaha Garam Rakyat Kuota Indonesia naik di wilayah RFMO PERPRES Nomor 61 Tahun 2011 : tentang Dukungan Terhadap Rencana Aksi Nasional Gerakan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca) Adapun penjelasan sesuai tabel di atas adalah sebagai berikut : 1. Estimasi Potensi Sumberdaya Ikan Menuju pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan secara berkesinambungan diperlukan kajian-kajian ilmiah terhadap dinamika sumber daya. Kegiatan terkait dengan pengkajian stok ikan banyak dilakukan oleh institusi penelitian. Untuk itu dilakukan komunikasi dan koordinasi antar institusi tersebut dalam rangka validasi dan penyatuan hasil kajian sehingga luaran yang diperoleh secara optimal dapat dijadikan basis ilmiah bagi pemerintah dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan pengelolaaan perikanan. Komunikasi dan koordinasi dilaksanakan melalui pertemuan dan sidang-sidang Komisi Nasional Pengkajian Sumber Daya Ikan (KOMNAS Kajiskan), yang keanggotaannya terdiri dari para pakar dari Balitbang KP, para pakar dari perguruan tinggi dan instansi pemerintah lainnya yang mempunyai keahlian di bidang sumberdaya ikan. Berdasarkan data ilmiah hasil penelitian dasar yang tersedia di setiap institusi terkait, KOMNAS Kajiskan mengestimasi stok sumberdaya ikan. Hasil kajian KOMNAS Kajiskan disampaikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan melalui Surat Komisi Nasional Pengkajian Sumber Daya Ikan Nomor 14.13/Balitbang KP.1/TU.330/12/2010 tanggal 14 Desember Surat tersebut LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

34 ditindaklanjuti menjadi Keputusan Menteri KP Nomor: KEP. 45/MEN/2011 tentang Estimasi Potensi Sumber Daya Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. Tabel 3.4. Estimasi Potensi Sumberdaya Ikan pada Masing-Masing Wilayah Pengelolaan an Perikanan Republik Indonesia Keterangan : *) dalam ribu ton/ tahun Gambar Peta Tingkat Eksploitasi Sumberdaya Ikan di WPP RI 2. Pengembangan Model Kawasan Industri Garam Rakyat (Implementasi Teknologi Pemurni Garam) Balitbang KP dan KP3K telah melaksanakan Nota Kesepahaman antara Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha dengan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir, Nomor B.538/KP3K.5/IX/2011 dan Nomor 26.7/Balitbang KP.4/PKS/IX 2011 tanggal 26 September 2011 tentang Implementasi LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

35 Teknologi Pengembangan Usaha Garam Rakyat. Maksud dari kesepahaman ini adalah untuk memenuhi kebutuhan teknologi pengembangan usaha garam rakyat dan tujuan yang akan dicapai dari kesepahaman ini adalah terlaksananya kegiatan implementasi teknologi pengembangan usaha garam rakyat. Implementasi dari nota kesepahaman tersebut direalisasikan dalam nota kerjasama antara Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha dengan Ketua Tim Pelaksana Swakelola Implementasi Teknologi Pengembangan Usaha Garam Rakyat Nomor : 05/SPK/LS/PPK/LS-AI/PMPPU/PG/XI/2011 dan 16.7/BalitbangKP.4/PKS/11/2011 tentang Implementasi Teknologi Pengembangan Usaha Garam Rakyat. Balitbang KP mendapatkan kuasa untuk melaksanakan implementasi teknologi pemurnian garam di 4 (empat) kabupaten yang dilaksanakan untuk kegiatan menjadi kebijakan PuGar KP3K yaitu Kabupaten Tuban, Sampang, Pamekasan, dan Pati. 3. Pengelolaan SDI tuna terkait dengan resolusi RFMO di Samudera Hindia dan Pasifik Partisipasi aktif Indonesia dalam Regional Fisheries Management Organization (RFMO), yaitu anggota penuh dari Indian Ocean Tuna Commission (IOTC) dan Commission for the Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT), serta menjadi cooperating non-member dari Western and Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC), tentunya memberikan banyak dampak positif di antaranya memperkuat posisi Indonesia dalam forum organisasi perikanan regional. Namun demikian, di sisi lain Indonesia harus mematuhi dan mengimplementasikan semua resolusi, konvensi dan management measures untuk sumber daya ikan tuna yang telah disepakati oleh ketiga RFMO tersebut. Selain itu, Indonesia harus mengintegrasikan prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya ikan tuna yang telah disepakati tersebut ke dalam kebijakan pengelolaan sumber daya ikan tuna di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP-RI) yang telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Nomor PER.01/MEN/2009. Terkait hal tersebut telah dihasilkan sebuah rekomendasi dari CCSBT bahwa kuota Southern Bluefin Tuna Indonesia naik di wilayah Samudera Hindia. Sebagaimana tertuang dalam dokumen CCSBT sebagai salah satu RFMO dimana Indonesia berstatus sebagai anggota penuh (members) CCSBT-2011-SC.18 yakni Report on Biology, Stock Status and Management of Southern Bluefin Tuna: 2011 menunjukkan bahwa nominal catch (tangkapan sebelum pembatasan) sebesar 750 ton dan allocated catch (pengurang alokasi tangkapan untuk tahun ) sebesar 651 ton. Pada tahun , TAC (Total Allowable Catch/ Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan) bagi Indonesia berturutturut ialah 685 ton, 707 ton dan 750 ton sesuai dengan yang tertuang dalam Resolution on the Allocation of the Global Total Allowable Catch yang diadopsi dalam 18 th CCSBBT (Commission for the Conservation of Southern Bluefin Tuna) Annual Meeting Oktober Kuota penangkapan ikan tuna dimaksud ada di Samudera Pasifik (IOTC), dan di LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

36 Samudera Hindia (CCSBT) telah direkomendasikan untuk penambahan kuota penangkapan tuna apabila wilayah di negara yang bersangkutan (Indonesia) telah mengelola (untuk Indonesia oleh Direktorat SDI, DJPT; sedangkan pengawasan sumberdaya perikanan tuna telah dilakukan oleh P2SDKP, namun untuk tambahan kuota juga perlu scientific riset yang telah dilakukan oleh Balitbang KP melalui kegiatan penelitian tentang parameter pertumbuhan ikan tuna yang menghasilkan kesimpulan bahwa jumlah stok ikan tuna sudah pulih kembali). Untuk itu pada kegiatan Annual Meeting yang menghasilkan keputusan jumlah kuota penangkapan ikan tuna, salah satunya seperti terlihat pada Tabel 3.5 berikut : Tabel 3.5. Kuota Southern Bluefin Tuna KUOTA/ TAHUN Dunia(ton) (2009) Indonesia(ton) Dukungan Terhadap Rencana Aksi Nasional Gerakan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Balitbang KP melalui satkernya (P3SDLP) telah melakukan 4 kegiatan penelitian antara lain : (i) Riset Carbon di Indonesia, (ii) Study Marine Hazard Response to Climete Change in SEA Region, (iii) Implementasi Indonesia Global Ocean Observing System (INAGOOS), dan (iv) Implementasi Indo-China Ocean and Climate Research Center (ICCOC) yang hasilnya berupa bahan rekomendasi yang dituangkan Perpres Nomor 61 Tahun 2011 tentang Dukungan Terhadap Rencana Aksi Nasional Gerakan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca tercantum dalam lampiran ke 2 Perpres tersebut. B. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Output Strategis Balitbang KP Tahun 2011 Pada Pengukuran Capaian Output Strategis Tahun 2011 Balitbang KP menghasilkan beberapa output strategis dengan rincian Tabel 3.6 berikut : Tabel 3.6. Capaian Output Strategis Balitbang KP Tahun 2011 NO OUTPUT STRATEGIS CAPAIAN 2010 TARGET 2011 *) CAPAIAN % 1 Model penerapan 11 model 17 model 28 Model Usulan HKI/ Penghargaan 2 unit terdiri dari : 1 HKI 1 Inovasi Indonesia unit 17 Unit terdiri dari: 10 Usulan HKI 5 Inovasi Indonesia Paten Nasional 1 Komersialisasi Produk Biologi 7 produk 16 produk 18 produk 113 LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

37 4 Paket teknologi 21 paket 24 Paket 26 Paket Rekomendasi Data & Informasi Karya Tulis Ilmiah Keterangan : *) Target sesuai kontrak kinerja satker (awal tahun 2011) Adapun rincian dari capaian kinerja output strategis pada Tahun 2011 Balitbang KP dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Model Penerapan yang dihasilkan oleh Balitbang KP dari hasil pengukuran capaian kinerja output strategis dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut : Tabel 3.7. Model Penerapan Balitbang KP Tahun 2011 NO MODEL PENERAPAN LOKASI PENGGUNA 1 2 Penerapan model IPTEK Pengelolaan Community Based Fisheries (CBF) di Waduk Malahayu Penerapan model IPTEK Pengelolaan Community Based Fisheries (CBF) di Waduk Gajah Mungkur Kab. Brebes, Jawa Tengah Kab. Wonogiri, Jawa Tengah 45 kelompok 2 kelompok Total : 120 orang 3 Pemasyarakatan IPTEK Budidaya Udang Vanname Sistem Polikultur di Tambak Kab. Maros, Sulawesi Selatan 2 kelompok Total : 4 orang Kab. Pangkep, Sulawesi Selatan 1 kelompok Total : 4 orang Pemasyarakatan IPTEK Budidaya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii dengan Sistem Longline Pemasyarakatan IPTEK Budidaya Sistem Polikultur Udang Windu, Bandeng, Nila dan Rumput Laut Kab. Boalemo, Gorontalo Kab. Indramayu, Jawa Barat Kab. Serang, Banten 1. Lontar, Kab. Tangerang, Banten 2. Kronjo, Kab. Tangerang, Banten Pemasyarakatan IPTEK Polikultur Rumput Laut Gracilaria Verucosa Kab. Brebes, Jawa Tengah dengan Bandeng di Tambak 3 kelompok Total : 27 orang 2 kelompok Total : 20 orang 1 kelompok Total : 15 orang 1 kelompok 1 kelompok 3 kelompok Total : 8 orang 7 Aplikasi Paket Teknologi Tepat Guna Budidaya Ikan Gurame Kab. Banyumas, Jawa Tengah 2 kelompok Total : 10 orang LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

38 8 Pemasyarakatan IPTEK Budidaya Udang Galah Sistem Minapadi Berbah, Kab. Sleman, DIY 1 kelompok Total : 8 orang 9 Pemasyarakatan IPTEK Budidaya Ikan Nila BEST Sistem Akuaponik Pandansimo, Kab. Bantul, DIY Kab. Pacitan, Jawa Timur 2 kelompok Total : 26 orang 2 kelompok Total : 20 orang 10 Pemasyarakatan IPTEK Budidaya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Kab. Parigi Moutong, Sulawesi Tengah Kab. Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara 5 kelompok Total : 50 orang 2 kelompok Total : 30 orang 11 Pemasyarakatan IPTEK Budidaya Rumput Laut di Teluk Maumere Kab. Sikka, NTT 25 orang 12 Pemasyarakatan IPTEK Budidaya Ikan Nila Salin Kab. Tegal, Jawa Tengah 1 kelompok Total : 10 orang 13 Pemasyarakatan IPTEK Budidaya Kerapu dan Bandeng Kab. Serang, Banten Kab. Lamongan, Jawa Timur 2 kelompok Total : 20 orang 2 kelompok Total : 20 orang 14 Pemasyarakatan IPTEK Budidaya Minapadi Kab. Cianjur, Jawa Barat 8 kelompok Total : 63 orang 15 Pemasyarakatan IPTEK Pendederan Ikan Patin di Waduk Malahayu Kab. Brebes, Jawa Tengah 1 kelompok 16 Pemasyarakatan IPTEK Aplikasi Probiotik pada Budidaya Udang Windu Kab. Pangkep, Sulawesi Selatan 3 kelompok Total : 60 orang 17 Pemasyarakatan IPTEK Budidaya Udang Vaname Tradisional Plus Kab. Barru, Sulawesi Selatan 2 kelompok Total : 24 orang 18 Pemasyarakatan IPTEK PLTS Kab. Bantul, DIY 30 orang 19 Pemasyarakatan IPTEK Kontainer Pendingin Kab. Pacitan, Jawa Timur 1 kelompok 20 Penerapan IPTEK untuk Pengembangan Model Kawasan Industri Garam Rakyat Kab. Lamongan, Jawa Timur 1 kelompok Model Pengembangan Unit Pengolahan Lele dan Nila Model Pengembangan Unit Pengolahan Bandeng dan Patin 1. Kab. Gunungkidul, DIY 7 orang 2. Kab. Boyolali, Jawa Tengah 2 orang 1. Kab. Brebes, Jawa Tengah 7 orang 2. Kab. Batang, Jawa Tengah 5 orang 23 Model pengembangan unit 1. Kab. Pacitan, Jawa Timur 5 orang LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

39 pengolahan pindang higienis dan diversifikasi olahan ikan 2. Kab. Tulung Agung, Jawa Timur 5 orang Model pengembangan unit peningkatan nilai tambah ikan hasil perairan umum dan budidaya Model pengembangan unit peningkatan nilai tambah ikan hasil tangkapan laut Kab. Agam, Sumatera Barat Eretan Wetan, kab. Indramayu, Jawa 6 kelompok Total : 81 orang 10 orang 26 Model Pengembangan Inovasi Kelembagaan Pengelolaan Waduk dan Situ dalam rangka Meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan Nelayan 1. Kab. Brebes, Jawa Tengah 1 Kelompok 2. Kab. Purwakarta, Jawa Barat 1 Kelompok 27 Model Pengembangan Inovasi 1. Kab. Cirebon, Jawa Barat Kelembagaan Usaha Garam Berstandar Industri Garam Dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas 2. Kab. Pamekasan, Jawa dan Pendapatan Timur 1. Kab. Lamongan, Jawa Timur 2. Kab. Pacitan, Jawa Timur 4 Kelompok : 80 orang 3 Kelompok : 90 orang Klinik Iptek Mina Bisnis: 6 orang Klinik Iptek Mina Bisnis: 6 orang 28 Pengembangan Ekonomi Pesisir Berbasis IPTEK Perikanan 3. Kab. Subang, Jawa Timur 4. Kab. Indramayu, Jawa Barat Klinik Iptek Mina Bisnis: 6 orang Klinik Iptek Mina Bisnis: 6 orang 5. Kab. Konawe Utara, Sulawesi Tenggara Klinik Iptek Mina Bisnis: 6 orang Untuk menghasilkan output model penerapan, pada tahun 2010 menghasilkan 11 paket, sedangkan pada tahun 2011, dari menghasilkan 28 model penerapan (capaian 165 % dari target yang telah ditetapkan), yang dilaksanakan di 44 kabupaten/ kota. Output strategis berupa model penerapan yang dicapai pada Tahun 2011 Balitbang KP dapat melampaui target yang telah ditetapkan, hal ini dikarenakan adanya dana tambahan (penghematan/ pemanfaatan) pada Triwulan ke-iv untuk pelaksanaan beberapa Iptekmas (model penerapan) sehingga ada sarana bagi peneliti untuk mensosialisasikan dan mengaplikasikan teknologi yang mereka hasilkan ke masyarakat. 2. Usulan HKI/ Penghargaan yang dihasilkan oleh Balitbang KP dari hasil pengukuran capaian kinerja output strategis dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut : LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

40 Tabel 3.8. Usulan HKI/ Penghargaan Balitbang KP 2011 NO USULAN HKI/ PENGHARGAAN 1 1 (satu) Paten Nasional Antilin : Reagen Penguji (Test Kit) Formalin pada Makanan (S ) 2 10 (sepuluh) Usulan HKI ke Kementerian Hukum dan HAM, terdiri dari a Papan Partikel dengan Bahan Dasar Limbah Padat Pengolahan Rumput Laut dan Proses Pembuatannya b Formulasi Minuman Sari Rumput Coklat Untuk Kesehatan c Antibodi Poliklonal (Ab Po) untuk Diagnosis Virus pada Udang Windu dan Proses Produksinya d Jaring Apung untuk Pembesaran Ikan Kerapu e f Agar Bakto dari Rumput Laut Merah Gelidium Alat Sterilisasi Air Ultra Violet g Vaksin Aeromonas Hydrophila h Bioreeftek Struktur Bioreeftek Berbahan Utama Tempurung Kelapa i j Test Kit Residu Boraks pada Makanan Promoter Antivirus Udang Windu untuk Uji Aktivitas Promoter Secara In-Vivo 3 5 (lima) Penghargaan 103 Inovasi Indonesia a Kantong Rumput Laut Berkarbon b Alat Pengering Kista Artemia Tepat Guna c Tablet Effervesence Rumput Laut Kaya Serat dan Penurun Kolesterol d Kemasan Bumbu Mie Instan Ramah Lingkungan dari Rumput Laut e Bacto Agar dari Rumput Laut 4 1 (satu) Komersialisasi Antivirus : Hydrovac oleh PT. Sambe Sampai dengan akhir tahun 2011, Balitbang KP juga telah menghasilkan Usulan HKI/ Penghargaan yang terbagi menjadi beberapa jenis antara lain : 1. 1 (satu) paten antilin Alat uji (test kit) residu formalin secara kualitatif yang dikenal sebagai antilin berfungsi untuk mendeteksi ada tidaknya kandungan formalin pada ikan atau makanan lainnya. Test kit ini terdiri atas larutan asam mineral dan larutan campuran pewarna antara pewarna parosanilin dengan sulfit yang dilengkapi dengan dua tabung reaksi dan satu spuit untuk mengambil larutan sampel. Cara pemakaiannya, sampel dihancurkan, ditambah air hangat dan diaduk sampai homogen. Larutan sampel kemudian LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

41 dimasukkan dalam dua tabung reaksi. Ke dalam satu tabung ditambahkan asam mineral, kemudian ditambah lagi campuran pewarna dengan sulfit. Sedangkan satu tabung sampel lain tidak ditambah apapun, sebagai kontrol. Reagen Penguji (Test Kit) Formalin pada Makanan merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dari BBP4BKP (Endang Sri Heruwati, Jovita Tri Murtini, Farida Aryani, Igna Suyatna, Rudi Riyanto) dengan nomor pendaftaran paten S pada tanggal 20 Maret 2007 dan telah terbit sertifikatnya pada tanggal 31 Mei (sepuluh) Usulan HKI Balitbang KP telah mengajukan 10 (sepuluh) usulan HKI yang disampaikan ke Kementerian Hukum dan HAM sejak tahun 2008 sampai dengan akhir tahun Statusnya sampai saat ini sebagian besar dalam proses administratif yang disampailan ke Kemenkum HAM, sedangkan untuk paten Formula Minuman Sari Rumput Coklat untuk Kesehatan terjadi perubahan menjadi paten biasa (lima) Penghargaan 103 Inovasi Indonesia Tahun 2008 ditetapkan Kementerian Negara Riset dan Teknologi sebagai Tahun Inovasi oleh karena itu Business Inovation Center (BIC) didirikan dengan tujuan mengoptimalkan pemberdayaan inovasi di Indonesia dengan tujuan meningkatkan pembangunan nasional. BIC sebagai lembaga/ organisasi khusus yang berfungsi untuk mengembangkan sinergi antara Academian, Business, and Government (ABG) telah menghasilkan publikasi seri inovasi unggulan mulai 100 Inovasi (2008) hingga 103 Inovasi (2011). Gambar Buku Inovasi Indonesia Inovasi teknologi yang masuk ke Inovasi Indonesia merupakan hasil seleksi yang dilakukan oleh tim orang juri dari tokoh-tokoh senior bisnis dan kewirausahaan Indonesia dengan menggunakan 8 kriteria penilaian : keaslian ide, kesulitan ditiru, penerimaan oleh konsumen, nilai tambah bagi pemakai, potensi pengembangan, scalability, resiko investasi, serta resiko bisnis. Kaitannya dengan hal itu ada beberapa peneliti Balitbang KP terpilih menjadi innovator & mendapatkan penghargaan yang tergabung di 103 Inovasi Indonesia pada tahun 2011 antara lain : a. Kantong Rumput Laut Berkarbon merupakan salah satu teknologi yang merupakan solusi bagi petani untuk meningkatkan nilai jual dan produktivitas rumput laut. LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

42 Teknologi ini dapat diterapkan oleh petani rumput laut di daerah pantai, tambak udang atau bandeng yang mempunyai salinitas ppt, seperti pada gambar berikut : Gambar Kantong Rumput Laut Berkarbon b. Alat Pengering Kista Artemia Tepat Guna merupakan teknologi pengering kista artemia (pakan larva udang dan ikan) yang dapat meningkatkan daya tetas serta kelangsungan hidup (survival rate). Inovasi teknologi dapat diaplikasikan di daerah pertambakan, khususnya tambak garam yang juga membudidayakan artemia, seperti pada gambar berikut : Gambar Alat Pengering Kista Artemia Tepat Guna c. Tablet Effervessence Rumput Laut Kaya Serat dan Penurun Kolesterol merupakan sebuah bentuk penyajian rumput laut yang lebih praktis, bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama dan memiliki rasa enak. Khasiatnya dapat menurunkan kadar kolesterol serta sebagai suplemen pelangsing tubuh atau dietetic food berkalori rendah, seperti pada gambar berikut : Gambar Tablet Effervessence ence Rumput Laut Kaya Serat dan Penurun Kolesterol d. Kemasan Bumbu Mie Instan Ramah Lingkungan dari Rumput Laut merupakan teknologi pengembangan kemasan ramah lingkungan dengan menggunakan ekstrak LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

43 rumput laut berupa karagenan dan tapioka. Seluruh kantong bumbu bisa langsung dicelupkan ketika mie disiapkan, menjadikannya lebih praktis, bersih, dan modern serta tidak merubah rasa mie yang lezat, seperti pada gambar berikut : Gambar Kemasan Bumbu Mie Instan Ramah Lingkungan dari Rumput Laut e. Bacto Agar dari Rumput Laut merupakan agar-agar khusus yang berasal dari rumput laut Gelidium sp. yang digunakan media pertumbuhan mikroorganisme, biasanya digunakan dalam bidang mikrobiologi dan bioteknologi. Invensi ini menawarkan proses ekstrasi dengan tekanan 1,1 atm pada suhu C dan menghasilkan kekuatan gel dan rendemen yang lebih tinggi, seperti pada gambar berikut : Gambar Bacto Agar dari Rumput Laut Sedangkan teknologi yang masuk ke dalam 101 Inovasi Indonesia pada tahun 2009 antara lain : a. Aplikasi Pancing Gurita Elektronik, yang dikenal dengan ACAH/ Atraktor CephAlopoda Harian merupakan alat pancing gurita yang memiliki bentuk pancing dengan umpan yang terbuat dari bahan-bahan buatan dengan motif berbagai warna dan dilengkapi dengan sinyal yang memiliki frekuensi rendah/ subsonic sebagai atraktor/ penarik. Teknologi ini bermanfaat karena dapat meningkatkan hasil tangkapan, menjaga kualitas tangkapan lebih baik karena tidak merusak tubuh gurita, serta menghindari kerusakan terumbu karang akibat penggunaan tombak, seperti pada gambar berikut : LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

44 Gambar Aplikasi Pancing Gurita Elektronik b. Reagen Penguji (Test kit) Residu Formalin pada Makanan, merupakan alat penguji kualitatif yang praktis menggunakan larutan campuran pararosanilin dengan sulfit jenuh pada suasana asam. Alat penguji ini sama sensitifnya dengan reagen komersial dan dapat mendeteksi adanya formalin pada makanan dalam bentuk padat atau cair dengan batas deteksi 2 ppm. Hasil akhir akan terlihat dengan adanya perubahan warna pada larutan penguji. Kelebihan dari alat penguji ini di antaranya : dapat diaplikasikan untuk semua jenis makanan padat maupun cair; sensitif, batas deteksi minimal rendah; praktis dan mudah digunakan; hasil deteksi mudah didapat; hasil deteksi dapat dengan mudah dilihat; murah sehingga biaya pengujian tidak membebani harga produk. Gambar Reagen Penguji ( (Test kit) ) Residu Formalin pada Makanan Sedangkan teknologi yang masuk ke dalam 102 Inovasi Indonesia pada tahun 2010 antara lain : a. Teh Hijau sebagai Antihistamin pada Pindang Ikan merupakan salah satu inovasi untuk menghambat histamin (terbentuk dari histidin yang merupakan reaksi enzim histidin dekarboksilase pada ikan atau dikarenakan bakteri) yang dapat menyebabkan keracunan dengan gejala gatal, pusing dan mual. Teh hijau terbukti dapat menghambat pembentukan histamin selama pengolahan pindang ikan. Pengaplikasian the hijau sebagai anti histamin dilakukan dengan cara merendam ikan sebelum dipindang seperti terlihat pada gambar di bawah ini: LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

45 Gambar Teh Hijau sebagai Antihistamin pada Pindang Ikan b. Ultrasonik Pemantau Pakan Udang (Ancho) digunakan sebagai alat pantau di tambak dan secara berkala sampling dilakukan oleh operator tambak. Ancho meter pun dikembangkan untuk membantu tugas rutin operator ini sehingga dapat mendeteksi aktivitas udang yang menandakan ketersediaan pakan berupa pelet di dalam tambak. Hasil menggunakan suara ultra lebih akurat dan lebih terjamin, ditambah teknologi telemetri memungkinkan pemantauan jarak jauh untuk cakupan yang lebih luas. Kelebihannya antara lain : menggunakan gelombang suara intensitas rendah yang aman bagi manusia dan lingkungan sekitarnya, pengontrolan waktu makan udang disesuaikan dengan fisiologi udang di dalam tambak, pemberian pakan yang terkontrol akan meningkatklan efisiensi biaya pembelian pakan, berukuran sangat kompak sehingga tidak membutuhkan banyak tempat dalam tambak, mudah dioperasikan sehingga operator tidak mengalami kesulitan dalam mengoperasikan alat ini dan dapat memantau sisa pakan dalam ancho sehingga kualitas air dapat tetap dijaga. Contoh gambarnya adalah sebagai berikut : Gambar Ultrasonik Pemantau Pakan Udang 4. 1 (satu) Komersialisasi Antivirus : Hydrovac oleh PT Sambe Balitbang KP juga telah melakukan kerjasama dengan PT Sambe untuk komersialisasi antivirus Hydrovac yaitu vaksin inaktif bakteri Aeromonas hydrophila isolat lokal untuk pencegahan penyakit Motile Aeromonas Septisemia (MAS) atau penyakit merah. Manfaatnya untuk ikan-ikan yang sudah dipelihara dalam kolam/ karamba ataupun sebagai booster. Keuntungan lainnya vaksinasi melalui penyuntikan adalah 100% masuk ke dalam tubuh ikan. LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

46 3. Produk Biologi yang dihasilkan oleh Balitbang KP dari hasil pengukuran capaian kinerja output strategis dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut : Tabel 3.9. Produk Biologi Balitbang KP Tahun 2011 NO KEGIATAN KETERANGAN Produk Biologi : Vaksin dan Probiotik 1 2 Teknologi DNA Rekombinan pada Virus GSDIV dalam Rangka Penyediaan Vaksin untuk Ikan Kerapu (Virus Murni GSDIV) Efektifitas Teknik Pemberian Dosis Optimum Vaksin S. Agalactiae untuk Pencegahan Penyakit Streptococcosis Produk biologi yang berupa vaksin bakteri polivalen, dan telah dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan litbang vaksin GSDIV Telah menghasilkan isolat vaksin antibodi/ imunoglobulin spesifik anti S. Agalactiae Produk Biologi : Strain Unggul Calon Induk Unggul Teknik Produksi Calon Induk Induk Udang Windu Tahan WSSV Pematangan Gonad Induk dan Seleksi Benih Tiram Mutiara (Pinctada maxima) Berwarna Cangkang Dalam Putih Perakitan Strain Unggul Nila BEST-II (Induk Jantan Betina Ikan Nila) Perakitan Strain dan Produktivitas Ikan Mas Rajadanu Penelitian dan Pengembangan Komoditas Lokal Spesifik dan Teknologi Budidaya Perbaikan Reproduksi Ikan Kerapu Bebek Turunan Ke 2 (F-2) dengan Penggunaan Jantan Fungsional dan Seleksi Calon Induk Calon induk udang windu tahan WSSV ekor; g/ekor Calon induk tiram mutiara berdasarkan warna cangkang dalam Calon induk ikan Nila BEST F4 sebanyak cm Calon induk unggul ikan Mas Rajadanu F2 sebanyak kg Calon indukan ikan Sepat, Tambakan dan Betok untuk hybrid unggul 1000 ekor Calon induk pejantan fungsional kerapu bebek 9 Perakitan Strain Unggul Ikan Patin Calon induk penjenis Ikan Patin Nasutus 10 Seleksi Varietas Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii dan Gracilaria sp. Produk biologi berupa kultivar hasil seleksi (1200 kg Kappaphycus Alvarezii dan kg Gracillaria verrucosa dan kg rumput laut unggul hasil seleksi varietas) Produk Biologi : Strain Unggul Budidaya Pendederan Ikan Nilem dengan Green Water Sirkulasi Perakitan Strain dan Pembentukan Induk/ Bibit Unggul Ikan Nila (Nila Toleran Salinitas) Ikan Nilem sebanyak ekor ukuran 5-7 g Ikan nila unggul tumbuh cepat di tambak bersalinitas ppt dan telah lulus uji rilis pada tanggal 23 November Seleksi Induk Pembentuk Ikan Nila Hibrida Strain Nila Nirwana. Dari 48 famili yang LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

47 Toleran Salinitas 30 ppt Penelitian dan Pengembangan Komoditas Lokal Spesifik dan Teknologi Budidaya Studi Determinasi Jenis Kelamin dan Aplikasi Gen Marker Tumbuh Cepat pada Ikan Kerapu Sunu (Plectropomus leopardus) Produksi Benih Udang Windu (Penaeus monodon) dengan Aplikasi Marker Gen Tumbuh Cepat Perakitan Strain dan Produksi Induk/Bibit Unggul Udang Windu (Penaeus monodon) Perakitan Strain Unggul dan Teknologi Budidaya Udang Galah berhasil memijah dan memenuhi criteria jumlah larva sebanyak 19 famili dengan 3 COHORT. Jantan berukuran g, Betina g. Strain Nila Biru. Dari 48 famili yang berhasil memijah dan memenuhi kriteria jumlah larva sebanyak 24 famili dengan 2 COHORT Benih Ikan Tengadak 1000 ekor Telah dihasilkan gen marker tumbuh cepat Kerapu Sunu Telah dihasilkan gen marker tumbuh cepat Udang windu Telah dihasilkan 1000 ekor Post Larva (PL) udang windu tahan WSSV Telah diperoleh F1 dan F2 populasi sintetis udang galah pembentuk GI-Macro II Untuk menghasilkan output produk biologi, pada tahun 2010 menghasilkan 7 produk, sedangkan pada tahun 2011, menghasilkan 18 produk (capaian 113 % dari target yang telah ditetapkan). Output strategis berupa produk biologi yang dicapai pada Tahun 2011 Balitbang KP dapat melampaui target yang telah ditetapkan, hal ini dikarenakan pada perencanaan awal target ada beberapa penelitian yang hanya menghasilkan ragam, namun perkembangan sampai dengan akhir tahun ragam terebut dikategorikan menjadi produk biologi. 4. Paket Teknologi yang dihasilkan oleh Balitbang KP dari hasil pengukuran capaian kinerja output strategis dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut : LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

48 Tabel Paket Teknologi Balitbang KP Tahun 2011 NO 1 2 NAMA PAKET TEKNOLOGI Sistem Karantina dan Pengemasan Benih Ikan di Ciranjang, Cianjur Alat Pemantauan Lingkungan Perairan Berbasis Telemetri KETERANGAN Digunakan oleh kelompok pembudidaya ikan air tawar di Ciranjang, Jawa Barat untuk mengurangi resiko kematian ikan ketika pengiriman. Sistem informasi kelautan yang menampilkan data parameter cuaca dan pasang surut secara real time & melalui display untuk dilihat dan dimanfaatkan langsung oleh nelayan di Pelabuhan Wanci, Wakatobi. 3 Kontainer Pendingin Berbasis Energi Surya Kontainer pendingin berfungsi cold storage (-6 0, max 1 ton) sistem energi surya, di PPN Pacitan, Jawa Timur dan Pelabuhan Wanci, Wakatobi. 4 Pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) IPAL bermanfaat untuk mengurangi kandungan limbah air pencucian ikan. Hasilnya sudah dimanfaatkan oleh TPI Eretan Kulon, Indramayu. 5 Paket Unit Reverse Osmosis Desalinasi air payau menjadi air siap minum, di Pulau Hoga, Wakatobi Paket Teknologi Zero Water Discharge (ZWD) Paket Teknologi Sistem Sirkulasi Air untuk Akuakultur Pemantapan Teknik Produksi Massal Benih dan Pengembangan Budidaya Abalon (Haliotis Squamata) Pengelolaan air kultur untuk budidaya udang galah dengan memanfaatkan bakteri, sudah digunakan oleh kelompok pembudidaya di Pamarican, Jawa Barat. Sistem resirkulasi air untuk mempertahankan kualitas air pada budidaya air tawar. Sudah digunakan oleh pembudidaya ikan air tawar di Cikalong, Jawa Barat. Juknis pembenihan abalone (Haliotis Squamata). 9 Segmentasi Usaha Pembesaran Kerapu Bebek 10 Teknik Seleksi Varietas Rumput Laut Unggul 11 Teknik Aplikasi Probiotik Telah tersusun segmen budidaya ikan kerapu bebek dalam keramba jaring apung. Juknis untuk teknik seleksi varietas Rumput Laut, 200 eksemplar telah didistribusikan ke stakeholders. Telah tersusun petunjuk teknis aplikasi probiotik: Uji Lapang pada luas hamparan 4 ha, 11 Pembudidaya. Produktivitas udang rata-rata sebelum penelitian: 75 kg/ha/mt, Keuntungan LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

49 Rp. 1,5 2 juta/ha/mt, melalui aplikasi probiotik RICA menjadi 160 kg/ha/mt, Rp.5,1 6,65 juta/ha/mt. 12 Teknik Budidaya Udang Sistem Bioflok Juknis budidaya udang sistem bioflok. 13 Teknik Budidaya IMTA Juknis budidaya IMTA. 14 Budidaya Ikan Sistem Akuaponik 15 Pengobatan Ikan dengan Herbal 16 Vaksinasi Ikan 17 Budidaya Ikan Unggul (Nila BEST) 18 Budidaya Nilem 19 Teknologi Budidaya Perikanan 20 Produksi Massal Ikan Rainbow 21 Budidaya Ikan Botia Teknologi peningkatan produksi ikan Nila BEST melalui teknologi akuaponik. Teknik produksi dan peningkatan kualitas produk herbal untuk pengendalian penyakit potensial pada ikan air tawar. Standarisasi kualitas vaksin Aeromonas hydrophila untuk pencegahan penyakit merah pada perikanan budidaya air tawar. Teknologi Budidaya Nila BEST dengan performan dan keragaman genetik Nila BEST adaptif lokasi di beberapa lokasi di Indonesia. Teknologi peningkatan produksi dan produktifitas budidaya intensif ikan nilem. Teknologi Nilai Plus Sistem Heterotrofik: Keragaan Tekno-Ekonomis Sistem Akuakultur Nir Limbah pada Budidaya Ikan Lele. Produksi Massal Ikan Rainbow melalui Perbaikan Teknik Pemijahan, Larva Rearing, Engineering, dan Probiotik telah dihasilkan sebanyak butir telur Peningkatan Kelangsungan Hidup (SR) Benih Botia melalui Pendekatan Tingkat Ketinggian Air Media Pemeliharaan: dengan kepadatan 15 ekor/l pada ketinggian air 16 cm bisa memelihara larva sampai umur 2 bulan. 22 Peningkatan Kualitas Calon Induk Unggul Ikan Hias Koi Melalui Hibridisasi Untuk Mendukung Program Minapolitan di Kabupaten Blitar Data hasil hibridisasi induk-induk seleksi dari daerah sentra produksi. 23 Teknologi Pembuat Es (Ice Maker) 24 Penanganan dan Pengolahan Ikan Lele Alat Pembuat Es untuk daerah terpencil, di Solor NTT. 2 Seri Buku Paket Teknologi Pengolahan Ikan Lele ( Diversifikasi Lele Berbasis LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

50 Daging Lumat dan Pengolahan Aneka Produk Olahan Lele ). 25 Penanganan dan Pengolahan Ikan Bandeng Buku Paket Teknologi Penanganan dan Pengolahan Ikan Bandeng. 26 Pengolahan Alkali Treated Cottonii (ATC) Skala UKM Teknologi pengolahan rumput laut Eucheuma cottonii menjadi ATC dan karaginan murni serta aplikasinya dalam produk pangan (pengharum ruangan dari ATC, permen jelly dan puding instan dari karaginan) yang potensial untuk dikembangkan menjadi scale up. Untuk menghasilkan output paket teknologi, pada tahun 2010 menghasilkan 21 paket, sedangkan pada tahun 2011, menghasilkan 26 paket (capaian 108 % dari target yang telah ditetapkan). Output strategis berupa paket teknologi yang dicapai pada Tahun 2011 Balitbang KP dapat melampaui target yang telah ditetapkan, hal ini dikarenakan pada perencanaan awal target ada beberapa penelitian yang hanya menghasilkan komponen teknologi, namun perkembangan sampai dengan akhir tahun komponen teknologi tersebut dikategorikan menjadi paket teknologi. 5. Rekomendasi yang dihasilkan oleh Balitbang KP dari hasil pengukuran capaian kinerja output strategis dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut : Tabel Rekomendasi Balitbang KP Tahun 2011 NO KEGIATAN KETERANGAN 1 2 Kajian Perubahan Iklim Global Terhadap Perikanan Budidaya Rekomendasi budidaya laut berbasis trophic level Sistem budidaya udang tertutup akan mengurangi stres yang terjadi akibat perubahan yang ekstrem. Aplikasi probiotik akan membuat keseimbangan yang baik terhadap jumlah plankton maupun bakteri sehingga dapat dikontrol. Penggunaan benih yang SPF, pada lingkungan yang terkontrol dikombinasi tentu akan mendongkrak produksi. El-nino dan La-nina bagi pelaku budidaya ikan laut di daerah tropis (hasil komunikasi pribadi) berdampak pada perubahan musim pemijahan, kematian juvenil ikan dan pertumbuhan ikan. Pemanfaatan limbah budidaya ikan kerapu oleh tripang pasir di keramba jaring apung. Pemanfaatan limbah budidaya abalon oleh tripang pasir berbasis multi trophic level di keramba jaring apung dengan sintasan ikan LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

51 kerapu 60,75%. 3 Panelkanas & NTN 1. NTN (rasio indeks harga yang diterima dengan indeks harga yang dibayar) berada dalam kendali kebijakan sektor perikanan & kebijakan sektor-sektor non perikanan, Untuk variabel dalam kendali sektor perikanan, indeks harga-harga input produksi (bibit, BBM, saprokan, dsb) merupakan variabelvariabel dominan penyebab rendahnya NTN. 2. Mendorong terjadinya efek positif economy of scale pada nelayan-nelayan kecil dengan memprioritaskan program pemberdayaan pada intensifikasi pembentukan unit-unit manajemen bersama (pembentukan kelompok) dalam rangka efisiensi kegiatan penangkapan, yang dipadu dengan fasilitasi pengembangan pencaharian alternatif Identifikasi Budaya Bahari Dalam Pembangunan KP Daya Saing Pasar dan Karakteristik Produk Perikanan Model Pengelolaan Sumberdaya Terumbu Karang (SDTK) Analisis Sumberdaya Kelautan di WPP 714 dan 716 dalam Rangka Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Analisis Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Ikan Demersal dan Udang di Perairan Arafura (WPP-RI 718) Intervensi faktor-faktor penentu keempat elemen kearifan lokal produktif untuk mendukung kebijakan penguatan usaha dan pemberdayaan masyarakat KP. Program Penjaminan Permodalan Pemasaran akan membantu dalam memperbaiki sistem pembayaran tunda yang selama ini berlaku. Penjaminan permodalan pemasaran akan mempersingkat lamanya perputaran modal pembudidaya, sehingga meniadakan resiko kurangnya modal untuk menutupi biaya operasional usaha budidaya, serta memperluas jangkauan pemasaran produk Gurame ke pasar yang lebih. Rencana dan implementasi program KKP dalam pengelolaan SDTK perlu disempurnakan dengan strategi berikut: (1) peningkatan efektivitas KKLD/ TWAL melalui penguatan kerjasama masyarakatpemerintah, (2) intensifikasi pembentukan lembaga keuangan, (3) perbaikan kerangka kordinasi pengawasan, (4) perbaikan desain sosialisasi praktek eksploitasi ramah lingkungan. Basis data spasial menunjukkan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan masih dapat dimanfaatkan untuk keperluan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan di WPP 714 dan WPP 716(basis data spasial tersebut digunakan sebagai tool dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan di seluruh WPP yang ada). Rekomendasi telah diadopsi oleh Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT). LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

52 Analisis Kebijakan Sentra-sentra Perikanan Budidaya Mandiri dan Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis SD KP Kajian Teknologi Perikanan Budidaya dalam Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) Analisis Kebutuhan Iptek Dalam Pengembangan Perikanan Budidaya Kajian Kelayakan Lahan Bagi Pengembangan Usaha Budidaya skala kawasan Pemetaan Aspek-aspek Model Minapolitan Berbasis Budidaya Pemetaan Aspek-aspek Model Pengembangan Ekonomi Kawasan (Minapolitan) Berbasis PUD Pemetaan Aspek-aspek Model Minapolitan Perikanan Tangkap Laut Perlu segera dibentuk Tim Rekomendasi Teknologi dengan kewenangan menentukan kelayakan dan merekomendasikan teknologi yang telah dilengkapi analisis finansial untuk di-deseminasi-kan/ di-iptekmas kan sebagai upaya pemacuan tingkat adopsi dan penyebarluasan teknologi yang telah dihasilkan oleh Litbang. PUMP lele terkendala harga pakan ikan yang tinggi, maka diperlukan substitusi pakan alternatif. Budidaya ikan lele diarahkan dalam skala usaha sedang dan besar untuk memberikan keuntungan yang memadai. Pada proses seleksi POKDAKAN kandidat penerima PUMP agar tepat sasaran diperlukan kriteria yang lebih rinci dan peningkatan dalam verifikasi kelompok calon penerima. Peta akhir kesesuaian lahan Budidaya ikan nila dengan keramba jaring apung di Danau Batur, Bangli, Provinsi Bali. Rumput laut di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah. Budidaya rumput laut sistem lepas dasar (a) dan apung (b) di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Budidaya rumput laut di Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Budidaya ikan lele di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Budidaya ikan patin di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Analisis value chain menunjukkan bahwa telah terjadi inefisiensi dalam dalam beberapa simpul produksi dan pemasaran sejumlah komoditas yang diakibatkan terutama oleh kebijakan yang tidak kondusif untuk pengembangan simpulsimpul tertentu, misalnya usaha perbenihan di berbagai daerah. Lokasi minapolitas PUD termasuk dalam kategori pemula (33%), dan maju (67%). Pada ekosistem waduk, aspek yang paling lemah adalah aspek kebijakan dan tata kelola ; sedangkan pada ekosistem danau, sungai dan rawa, aspek terlemah adalah sumberdaya. Identifikasi kesiapan pelabuhan perikanan dalam melaksanakan program minapolitan, menurut empat katagori: Mandiri (3 PPS, 1 PPN dan 1 PPP), Maju(3 PPS, 10 PPN, 6 PPP dan 1 PPI), LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

53 Pemetaan Aspek-aspek Model Minapolitan Garam Analisis Kebijakan Pengelolaan Kawasan Pesisir Kota Makassar Riset Analisis Daya Dukung Pengembangan Kawasan Pesisir Pacitan Pemula (5 PPN, 13 PPP dan 14 PPI) dan Perintis (8 PPI). Dalam pengembangan program minapolitan pelabuhan perikanan perlu diklasterisasi menurut potensi sumberdaya ikan. Lokasi minapolitan pegaraman termasuk dalam kategori mandiri (11 %), maju (89%); Industri pergaraman dicirikan oleh permasalahan economy of scale dan inefisiensi yang terkait dengan disintegrasi segmen usaha. Perairan di sekitar PPK Makassar memiliki potensi untuk pengembangan kegiatan budidaya rumput laut metode tali rawai (longlines) dan ikan kerapu sistem keramba jaring apung (KJA). 14 atribut yang paling sensitif dari 4 dimensi keberlanjutan (ekologi, ekonomi, kelembagaan dan sosial budaya) terhadap pengembangan budidaya laut termasuk dalam kategori cukup berkelanjutan, dengan nilai indeks keberlanjutan > 50, Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, ketujuh kecamatan pesisir di Kabupaten Pacitan sesuai untuk pengembangan sektor perikanan tangkap dan wisata pantai. Terdapat 7 (tujuh) spot kawasan pantai yang sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan minawisata. Kajian Khusus Pembangunan KP Indonesia Europe Comprehensive Economy. Partnership Agreement, IECEPA Rasionalisasi keramba jaring apung Waduk Jatiluhur Evaluasi data dan prediksi produksi perikanan budidaya 1. Negosiasi investasi UPI EFTA ke Indonesia. 2. Negosiasi sistem transfer teknologi untuk mendorong produk ekspor perikanan Indonesia diterima EFTA. 3. Penyempurnaan sistem pencatanan ekspor impor produk perikanan sesuai dengan rule of origin. 4. Menyusun strategi capacity building tentang perbaikan, infrastruktur statistik. 1. Pengaturan ulang tata peraturan pengelolaan sumber daya perairan dan perikanan melalui periodisasi budidaya (siklus penebaran ikan). 2. Pengurangan jumlah karamba, dengan cara penarikan KJA yang tidak produktif, moratorium penambahan jumlah, pembatasan jumlah kepemilikan KJA. 3. Re-stocking secara berkala. 1. Perlu dilakukan perbaikan sistem pendataan dengan menerapkan cross checking dan perlakuan cara pendataan yang disesuaikan karakteristik industri. 2. Membakukan sistem pendataan dan LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

54 21 Optimalisasi aspek gender dalam pembangunan KP membangun koordinasi unit-unit pendataan. Intervensi kebijakan yang memberikan insentif terhadap usaha yang ramah gender, terutama terkait sistem pengambilan keputusan dalam rumah tangga nelayan. Untuk menghasilkan output rekomendasi, pada tahun 2010 menghasilkan 18 rekomendasi, sedangkan pada tahun 2011, menghasilkan 21 rekomendasi (capaian 117 % dari target yang telah ditetapkan). Output strategis berupa rekomendasi yang dicapai pada Tahun 2011 Balitbang KP dapat melampaui target yang telah ditetapkan, Peningkatan terjadi karena beberapa kegiatan analisa kebijakan yang akan merespon isu-isu kelautan dan perikanan terkini memerlukan feedback yang menghasilkan beberapa naskah akademik sebagai bahan rekomendasi. 6. Data dan Informasi yang dihasilkan oleh Balitbang KP dari hasil pengukuran capaian kinerja output strategis dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut : Tabel Data dan Informasi Balitbang KP Tahun 2011 NO KEGIATAN REALISASI 1 2 Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan Penelitian dan Pengembangan Iptek Sumberdaya Laut dan Pesisir 12 Datum (data WPP 728, 714, 716, 573, 712, Selat Makasar dan Laut Banda, Bio-ekologi dan potensi W Gajah Mungkur dan Kedung Ombo, Eko-biologi dan kegiatan perikanan di Danau Poso, Sumberdaya Ikan di Sungai Manna- Bengkulu, S Semangka-Lampung, S Rokan Riau, terumbu karang di Teluk Saleh, Perubahan lingkungan terhadap udang, distribusi ikan hias di Kep. Karimunjawa, Habitat Ikan Arwana Papua, dan Kawasan Konservasi SDI di Teluk Cempi) 11 Datum (Dinamika Oseanografi, Fenomena laut dampak perubahan iklim, Variabilitas Sistem CO2 perairan, Siklus karbon, parameter fisik laut dalam kaintannya dengan produktivitas perairan, habitat Lemuru berbasis data satelit, Pesisir Pacitan, Pantai Makassar, PPDPI untuk 18 pelabuhan, Potensi Ikan Cakalang berbasis variabel oseanografi, dan oseanografi untuk konservasi ekosistem terumbu karang) LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

55 3 4 5 Penelitian dan Pengembangan Iptek Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya 7 datum (residu bahan berbahaya, industri pengolahan hasil perikanan, pemanfaatan limbah perikanan, mikroorganisme dan enzim untuk pengolahan produk, pemanfaatan biomolekular pada spons laut, biota invertebrata di CTI dan formulasi-fikokoloid pada produk pangan/non) 4 datum (Dinamika NTN, Karakter pasar-usahaindustri perikanan, Sistem sosial di kawasan CTI dan Budaya Bahari Indonesia) 73 datum (Plasma nutfah ikan hias laut Indonesia, koleksi tanaman air dan kondisi lingkungan tumbuhnya, data informasi terkait calon induk unggul seperti bandeng, udang windu, tiram mutiara, ikan Nila BEST F4, ikan mas Rajadanu F2, indukan ikan sepat, tambakan, betok; bibit unggul (hasil seleksi rumput laut Gracillaria verrucosa, Kappaphycus Alvarezii); benih dan komoditas unggul seperti ikan nilem, udang galah; kandidat vaksin DNA rekombinan dari gen GSDIV) Untuk menghasilkan output data dan informasi pada tahun 2010 dari menghasilkan 141 datum, sedangkan pada tahun 2011, menghasilkan 107 datum (capaian 124 % dari target yang telah ditetapkan). Output strategis berupa data dan informasi yang dicapai Balitbang KP pada tahun 2011 dapat melampaui target yang telah ditetapkan, hal ini terjadi karena ada beberapa judul kegiatan penelitian yang menghasilkan lebih dari 1 (satu) data dan informasi. 7. Karya tulis ilmiah yang dihasilkan oleh Balitbang KP Karya tulis ilmiah telah dipublikasikan oleh para peneliti Balitbang KP melalui berbagai media seperti, web Balitbang KP, digital library Balitbang KP, jurnal ilmiah baik nasional maupun internasional. Adapun jurnal ilmiah nasional yang mempublikasikan hasil karya tulis ilmiah Balitbang KP diantaranya adalah : Jurnal Segara, Jurnal Kelautan Nasional, Indonesian Aquaculture Journal, Jurnal Riset Akuakultur, Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur, dan Media Akuakultur, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, Warta Litbang, Warta Perikanan Bawal, Majalah Bawal Jurnal Pasca Panen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Buletin Squalen Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Jurnal Riset Sosial Ekonomi, Indonesian Fisheries Research Journal, Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia. Pada tahun 2010 dihasilkan 559 karya tulis ilmiah, sedangkan pada tahun 2011 dihasilkan 648 (capaian 123 % dari target yang telah ditetapkan). Output strategis berupa LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

56 karya tulis ilmiah yang dicapai pada tahun 2011 Balitbang KP dapat melampaui target yang telah ditetapkan, peningkatan terjadi karena ada beberapa judul kegiatan penelitian yang menghasilkan lebih dari satu karya tulis ilmiah. Untuk menghasilkan output model penerapan, pada tahun 2010 dari dana yang tersedia menghasilkan 11 paket, sedangkan pada tahun 2011, menghasilkan 28 model penerapan (capaian 165 % dari target yang telah ditetapkan) yang dilaksanakan di 44 kabupaten/ kota. Pada tahun 2010, untuk menghasilkan output produk biologi, paket teknologi, rekomendasi, data & informasi, dan karya tulis ilmiah, dari dana yang tersedia menghasilkan 7 produk biologi, 21 paket teknologi, 18 rekomendasi, 141 data & informasi, dan 559 karya tulis ilmiah. Sedangkan pada tahun 2011 untuk menghasilkan output produk biologi, paket teknologi, rekomendasi, data & informasi, dan karya tulis ilmiah, dari dana yang tersedia menghasilkan 18 produk biologi, 26 paket teknologi, 21 rekomendasi, 107 data & informasi, dan 648 karya tulis ilmiah. Realisasi sampai akhir tahun 2011 menunjukkan bahwa sasaran telah dapat dicapai dengan uraian capaian indikator kinerja utama sebagai berikut : a. Capaian Jumlah pengguna hasil litbang kelautan dan perikanan di kawasan minapolitan (orang dan/atau kelompok) sebesar 203 % (sangat berhasil); b. Jumlah pengguna hasil litbang kelautan dan perikanan di kawasan non minapolitan (orang dan/atau kelompok) sebesar 1112 % (sangat berhasil); c. Jumlah hasil litbang kelautan dan perikanan yang diadopsi oleh masyarakat kelautan dan perikanan (paket) sebesar 183 % (sangat berhasil); d. Jumlah rekomendasi litbang untuk pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang dijadikan bahan kebijakan pembangunan di pusat atau daerah (buah) sebesar 100 % (sangat berhasil). C. Capaian Kinerja Lainnya Balitbang KP Tahun 2011 Pada tahun 2011 Balitbang KP juga telah menghasilkan beberapa capaian yang tidak termuat pada Indikator Kinerja Utama antara lain : 1. Pada tahun 2011 bertambah satu orang Profesor Riset a.n Dr. Ir. Andi Akhmad Mustafa, M.P. dari BPPBAP Maros sehingga jumlah Profesor Riset yang masih aktif sampai dengan akhir tahun 2011 berjumlah 11 orang. Sedangkan yang telah memasuki purna tugas sejumlah 2 orang yaitu Prof. Dr. Subhat Nurhakim dan Prof. Dr. Achmad Sudradjat. LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

57 Gambar Kegiatan Orasi Profesor Riset Pada tahun 2012 yang menjelang purna bakti juga ada 2 orang yaitu Prof. Dr. M. Fatuchri Sukadi dan Prof. Dr. Endang Sri Heruwati. Namun pada tahun 2012 ini juga terdapat 6 peneliti utama yang berpotensi menjadi kandidat Profesor Riset yaitu Dr. I Nyoman Adiasmara Giri, Ir. Zahri Nasution, M.Si, Drs. Krismono, MS, Dr. Rudhy Gustiano, Dr. Mas Tridjoko, Dr. Rachmansyah. 2. Terpilihnya 10 pemenang hasil penelitian terbaik lingkup Balitbang KP. 3. Terlaksananya diklat peneliti 28 orang, pada tahun 2012 dianggarkan 60 orang untuk diklat peneliti tingkat pertama dan 20 orang untuk tingkat lanjutan. 4. Sertifikasi Ahli Pengadaan Barang/J asa 35 orang dinyatakan lulus dari 70 peserta (50%). Hasil tersebut merupakan prosentasi lulus terbanyak dalam pelaksanaan sertifikasi. 5. Diperolehnya sertifikat ISO 9001 : 2008 bagi Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Gambar Sertifikat ISO 9001 : 2008 Sekretariat Balitbang KP 6. Akreditasi KNAPPP (Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan) No. PLM 024-INA.2008, tanggal 22 Desember 2008, dan Akreditasi Laboratorium Penguji ISO tanggal 16 April 2010, LP-448-IDD, dan Peringkat Webometric Nasional ke 4 dan peringkat Peringkat Webometric Dunia ke LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

58 Gambar Akreditasi KNAPPP,, KAN dan Webometric D. Capaian Kinerja Keuangan Balitbang KP Tahun 2011 Sesuai dengan Grafik 3.1 di bawah ini, realisasi anggaran pada tahun 2009 sebesar 91,46 %, kemudian terjadi peningkatan serapan anggaran pada tahun 2010 sebesar 95,8 %. Namun pada tahun 2011 terjadi penurunan serapan menjadi 90,80 % dari target serapan yang telah ditetapkan sebesar 95,85 %. ) (% s e ta n e rs e P 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Realisasi ,01 5,58 10,23 21,71 32,52 43,13 52,60 58,87 65,44 71,03 Realisasi ,57 4,18 8,36 14,33 20,66 28,57 35,55 40,46 54,52 61,80 Target ,57 6,75 13,81 17,27 24,15 32,70 38,94 39,15 52,25 64,48 Realisasi ,05 3,42 6,96 10,88 15,66 23,22 29,84 34,90 39,40 50,67 Grafik 3.1. Realisasi Balitbang KP Tahun Pada tahun 2011 anggaran yang dialokasikan untuk program/ kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan sebesar Rp dapat terealisasi sebesar Rp atau 91,45 %, yang dibagi menjadi 3 (tiga) sumber dana antara lain : 1. Rupiah Murni (RM) Dari pagu sebesar Rp dapat terealisasi sebesar Rp atau 93%. Realisasi RM dibagi menjadi 3 (tiga) jenis belanja antara lain : (i) Belanja Pegawai dengan pagu sebesar Rp dapat terealisasi sebesar Rp atau 99%; (ii) Belanja Barang dengan pagu sebesar Rp dapat terealisasi sebesar LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum 1.3 Tujuan 1.4 Sasaran 1.5 Ruang Lingkup 1.6 Pengertian dan Istilah BAB II JENIS DATA YANG DIKUMPULKAN 2.1 Data

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 NOMOR SP DIPA-32.11-/217 DS3194-532-4847-285 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2012 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2012 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN JAKARTA 2013 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. PERENCANAAN Rencana strategis sebagaimana yang tertuang dalam Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan suatu proses yang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA MOR 13/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PROGRAM LEGISLASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan dalam kerangka pembangunan kelautan dan perikanan saat ini dilakukan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan disusun dengan mengacu pada Renstra Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, Renstra

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

Peraturan...

Peraturan... KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/KEPMEN-KP/05 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 05 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016 PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016 TENTANG RENCANA KERJA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/KEPMEN-KP/2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/KEPMEN-KP/2015 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA LINGKUP PUSAT KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 39/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 39/KEPMEN-KP/2016 TENTANG 1 KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja terhadap

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60/KEPMEN-KP/SJ/2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60/KEPMEN-KP/SJ/2017 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60/KEPMEN-KP/SJ/2017 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUN. Penasehat : Penanggung Jawab : Ketua Tim Penyusun : Tim Penyusun : Penerbit : Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan

DAFTAR PENYUSUN. Penasehat : Penanggung Jawab : Ketua Tim Penyusun : Tim Penyusun : Penerbit : Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan DAFTAR PENYUSUN Penasehat : Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir : Ir. M. Eko Rudianto, M.Buss.IT Penanggung Jawab : Kabid Data, Informasi, Monitoring dan Evaluasi : Ir.

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016

LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016 LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016 PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS LAMPIRAN PADA PERATURAN NOMOR PER. /BALITBANG kp.3.1/bpol/rc.310/v/2016

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/KEPMEN-KP/2016 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

Media Hotel, 20 Desember 2013 HARMONISASI DISEMINASI TEKNOLOGI DAN IPTEKMAS DENGAN PROGRAM KEGIATAN BPSDMKP

Media Hotel, 20 Desember 2013 HARMONISASI DISEMINASI TEKNOLOGI DAN IPTEKMAS DENGAN PROGRAM KEGIATAN BPSDMKP Media Hotel, 20 Desember 2013 HARMONISASI DISEMINASI TEKNOLOGI DAN IPTEKMAS DENGAN PROGRAM KEGIATAN BPSDMKP Visi dan Misi Balitbang KP VISI Institusi Litbang yang Handal dalam Menghasilkan Iptek untuk

Lebih terperinci

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan petunjuk, taufik dan hidayah-nya, Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Kota Jambi Tahun 2017

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA MOR 16/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PROGRAM LEGISLASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap pelaksanaan urusan kepemerintahan akan selalu dikaitkan dengan pengelolaan kepemrintahan yang baik (good governance) dengan tiga pilar utama yaitu, Partisipasi,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 1 PENGANTAR Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah merupakan dasar untuk terselenggaranya Good Governance yang artinya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2014 ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KEPMEN-KP/2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KEPMEN-KP/2015 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA LINGKUP PUSAT KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KKP Meningkatnya dukungan

Lebih terperinci

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015 BAB II. PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu berisi visi,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) bagi suatu organisasi pemerintah merupakan suatu kewajiban sebagai upaya mewujudkan tata kelola system yang modern. RSB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance) memiliki 3 (tiga) landasan utama yaitu : transparansi, akuntabilitas dan partisipasi. Akuntabilitas

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.51, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 68 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka LAPORAN KINERJA Sekretariat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56/KEPMEN-KP/2013 TENTANG 1 KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56/KEPMEN-KP/2013 TENTANG KELAS JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Menimbang: DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.242, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG KEMENTERIAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 16 Gedung Mina Bahari III Lantai 15, Jakarta 10110 Telepon (021) 3519070, Facsimile (021) 3520346 Pos Elektronik ditjenpsdkp@kkp.goid

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.316, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Data Kinerja. Pengumpulan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGUMPULAN

Lebih terperinci

Ir. Nilanto Perbowo,M.Sc. Plt. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

Ir. Nilanto Perbowo,M.Sc. Plt. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan TIM PENYUSUN Pembina Penanggung Jawab Ketua Sekretaris Anggota Ir. Nilanto Perbowo,M.Sc. Plt. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Dr. Indra Sakti,S.E., M.M Sekretaris Badan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalammu alaikum wr. Wb

KATA PENGANTAR. Assalammu alaikum wr. Wb KATA PENGANTAR Assalammu alaikum wr. Wb Dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kami telah menyelesaikan Laporan Kinerja (LAKIP) Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2015. Laporan ini

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI. LAPORAN KINERJA (LKjIP) DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016

PEMERINTAH PROVINSI BALI. LAPORAN KINERJA (LKjIP) DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BALI LAPORAN KINERJA (LKjIP) DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016 Laporan Kinerja Dinas Koperasi UMKM Provinsi Bali Tahun 2016 i KATA PENGANTAR Puji Syukur kami

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. vii. LAKIP 2015 Dinas Kelautan dan Perikanan

RINGKASAN EKSEKUTIF. vii. LAKIP 2015 Dinas Kelautan dan Perikanan RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) APBD tahun 2015 disusun untuk memenuhi kewajiban Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan sesuai Perpres RI No.

Lebih terperinci

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan kinerja Badan Litbang Perhubungan tahun 2016 ini merupakan laporan pertanggungjawaban kegiatan dan anggaran yang berisi informasi tentang keberhasilan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PERMEN-KP/2016 TENTANG LINGKUP URUSAN PEMERINTAH BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2016 YANG DILIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR SEBAGAI WAKIL

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2014

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadhirat Allah SWT atas berkat dan karunia-nya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2014 BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah

Lebih terperinci

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETRIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Administrasi Kepegawaian. Meningkatnya Pelayanan Administrasi Kepegawaian di Lingkungan Kementerian Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Administrasi Kepegawaian. Meningkatnya Pelayanan Administrasi Kepegawaian di Lingkungan Kementerian Kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Kepmenkes Nomor 021/MENKES/SK/I/2011 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan (Renstra Kemenkes) Tahun 2010 2014 dalam melaksanakan tugas pokok dan

Lebih terperinci

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien, dan akuntabel, Direktorat Penanganan Pelanggaran (Dit. PP) berpedoman pada dokumen perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB : Prof. Dr. Ir. Brata Pantjara, M.P. KONTRIBUTOR :

TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB : Prof. Dr. Ir. Brata Pantjara, M.P. KONTRIBUTOR : TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB : Prof. Dr. Ir. Brata Pantjara, M.P. KONTRIBUTOR : 1. Nurhidayat, M.Si. 2. Yulianti, A.Pi., M.Si. 3. Nuryadi, S.Pi. 4. Dr. Ir. Mas Tri Djoko Sunarno, M.S. 5. Dr. Ir. Ani Widiyati,

Lebih terperinci

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1008, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. Laporan Kinerja. PTN. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN

Lebih terperinci

BBPPBL Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Laut Institute for Mariculture Research And Development

BBPPBL Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Laut Institute for Mariculture Research And Development i TIM PENYUSUN Ir. Bambang Susanto, M.Si Dr. Ir. Gede Swartama Sumiarsa, M.Sc Ir. John Harianto Hutapea, M.Sc I Made Giri Sugiarta, B.Sc. Dr. Drh. Ketut Mahardika I Gusti Ngurah Permana, S.Pi.,M.Si Prima

Lebih terperinci