PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN HIBAH INSENTIF DESA PROGRAM PAMSIMAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN HIBAH INSENTIF DESA PROGRAM PAMSIMAS"

Transkripsi

1 PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN HIBAH INSENTIF DESA BAB I. PENDAHULUAN (HID)Program PAMSIMAS ini disusun untuk menyajikan kerangka konsep, tujuan, strategi, sasaran dan pelaksanaan program Hibah Insentif Desa. Pada dasarnya pelaksanaan program Hibah Insentif Desa ini juga dilakukan melalui pendekatan berbasis kebutuhan masyarakat (Demand Responsive Approach); dan terbuka untuk semua desa-desa sasaran Program Pasmimas baik desa regular maupun replikasi yang memenuhi persyaratan. Program HID akan dilaksanakan selama 3 (tiga) tahun dari 2010 sampai dengan Sumber pendanaan HID-Program Pamsimas iniada 2 yaitu: (1)Trust Fund (TF) AusAIDdan (2) APBN- oleh TF AusAID maupun Rupiah Murni.Setiap aspek dari pedoman ini berlaku terhadap HID yang didanai APBN-Rupiah Murni. Sekitar 3749 desa sasaran yang terealisasi pada tahun akan diseleksi dan dievaluasi untuk mendapatkan sekurang-kurangnya500 desa HID dan tidak lebih 1000 desa HID. ini harus dibaca sebagai satu kesatuan dengan versi terbaru dari dokumen-dokumen Pedoman Pengelolaan Program [PMM], Pedoman Pelaksanaan di tingkat Masyarakat [VIM] serta Petunjuk Teknis lainnya yang telah diperbarui. CPMU bertanggungjawab untuk pengamanan integritas dan transparansi proses seleksi dan penetapan desa penerima Hibah Insentif Desa berdasarkan daftar panjang yang dibuat oleh masing-masingg Panitia Seleksi Provinsi (PPMU). Tim Konsultan PMAC, DMAC dan Fasilitator Masyarakat Keberlanjutan (FM-K dan FM-HID) mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan capaian program HID ini, dimana : PMAC membantu PPMU memberikan informasi yang benar pada saat tahap proses verifikasi dan perangkingan. DMAC membantu DPMU mengumpulkan data program di desa serta memberikan informasi yang benar pada saat tahap proses pra-seleksidan seleksi; membantu DPMU melakukan pemantauan dan pengawasan; memberikan pendampingan kepada FM-HID. Fasilitator Masyarakat (FM-K dan FM-HID) membantu dalam proses perencanaan dan pelaksanaan RKM HID; membuat laporan kegiatan HIDdi desa. 1

2 BAB II. TINJAUAN UMUM PROGRAM Secara konseptual Program Pamsimas telah memikirkan upaya-upaya keberlanjutan yang terwujud dalam program/kegiatan perluasan (scalling up) dan pengarusutamaan (mainstreaming) baik ditingkat desa maupun tingkat kabupaten/kota.untuk itu Program Pamsimas memberikan penguatan kapasitas kepada aparatur pemerintah daerah (SKPD yang terkait)maupun kelompok masyarakat (BP-SPAMS) desa sasaran agar mampu mendukung program/kegiatan perluasan dan pengarusutamaan dimaksud. Di tingkat desa, keberlanjutan Program Pamsimas menjadi tangung jawab pemerintah desa dan masyarakat. Ada 5 aspekkeberlanjutan Sarana Air Minum dan Sanitasi (SAMS) yang menjadi perhatian Program Pamsimas, yaitu: 1) Aspek Teknis : yaitu sarana dan prasarana yang ada mampu dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat sehingga memberikan manfaat secara terus menerus. 2) Aspek Keuangan: yaitu masyarakat secara swadaya mampu membiayaii pengelolaan sarana dan prasarana yang ada bahkan untuk rencana pengembangannya, melalui pengumpulan iuranatau tariff air minum dari masyarakat dan/atau sumber lain. 3) Aspek Lingkungan: yaitu terpeliharanya lingkungan sumber air baku dan lingkungan hidup masyarakat, melalui perubahan prilaku hidup yang bersih dan sehat. 4) Aspek Kelembagaan: yaitu adanya kelembagaan yang eksis dan berkualitas mampu mengelola sarana dan prasarana yang sudah terbangun, serta mewujudkan sasaran program Pamsimas. 5) Aspek Sosial: yaitu terjaminnya kesetaraan gender dan keberpihakan kepada masyarakat miskin di dalam mendapatkan aksess air minum dan sanitasi. Program Hibah Insentif Desa merupakan salah satu upaya program Pamsimas untuk mendorong berjalannya upaya keberlanjutan di tingkat desa. Hibah Insentif Desa adalah salah satu sub-komponen D yang bertujuanmemberikan insentif atau penghargaan pada sejumlah desa (baik desa reguler maupun desa replikasi) Pamsimasyang telah melaksanakan program dengan baik dan melampaui standard kinerja dalam pengembangan hygiene, menggerakkan masyarakat dan mencapai target air minum dan sanitasi yang tertuang dalam RKM mereka untuk mengembangkan lebih jauh kesehatan lingkungan dan pengembangann ekonomi mereka. Sebagai suatu reward/insentif maka Hibah Insentif Desa ini akan ditawarkan kepadaseluruh desa sasaranprogram Pamsimas berdasarkan kriteria yang sudah ditentukann baik pada tahappra- dengan maksimal 200 seleksimaupun tahap seleksi. Setiap desa HID akan mendapat dana sebesarminimal 100 juta rupiah sampai juta rupiah. Bantuan HID akan diberikan dalam bentuk Blok Grant dan akan digunakan untuk meningkatkan dan memperluas cakupan layanan air minum dan sanitasi yang berbasis masyarakat sebagaimana yang telah direncanakan dalam PJM ProAksi. 2

3 Dana HID tidak diizinkan penggunaannya untuk: 1) Rehabilitasi Fisik. 2) Pengadaan sambungann rumah 3) Pembangunan sarana sanitasi rumah tangga (sanitasi individu). 4) Perbaikan sarana sanitasi sekolah. 5) Pembangunan pos atau kantor bagi LKM/BP-SPAMS. 6) Pengadaan atau pembebasan lahan. Dari 500 target desa HID, sekitar 116 desa HID akan dibiaya melalui dana Trust Fund (TF) dan sekitar 384 desa HID lainnya akan dibiayai melalui rupiah murni (APBN). Dalam hal pendanaan, kontribusi dari masyarakat dan pemerintah kabupaten/kota bukan menjadi suatu persyaratan, namun akan memberi nilai tambah bagi desa dalam persaingan. Desa-desa yang terpilih (desa penerima HID), melalui LKM akan menyiapkan dokumen perencanaan dan pelaksanaan yang disebut Rencana Kerja Masyarakat untuk Hibah Insentif Desa (RKM-HID) yang penyusunannya dilakukan dengan proses yang sama seperti pada Program Pamsimas reguler. Gambar 1 menunjukkan secara keseluruhan skema proses seleksi dan penetapan desa HID. 3

4 Catatan: 1) PPMU melakukan verifikasii terhadap longlist kab/kota yang diajukan oleh DPMU hasil dari proses pra- desa. seleksi, dan seleksi(penilaian); dan serta kelengkapan dokumen/data masing-masing 2) Verifikasi CPMU hanya akan dilakukan jika dirasa terdapat kejanggalan terhadap usulan calon desa HID (longlist) yang diajukan oleh PPMU. 3) Hasil verifikasi tingkat provinsi oleh PPMU : desa yang tidak memenuhi kriteria seleksi dapat mengikuti proses seleksi tahun berikutnya tetapi hanya diperkenankanmakasimal 2 ( dua) kali. Proses pemilihan desa penerima HID secara garis besar dibagi menjadi 3 (tiga) tahap, yaitu: 4

5 1) Tahap Pra-Seleksi dan Seleksi tingkat Kabupaten/kota, dilaksanakan di tingkat kabupaten/kota oleh DPMU (dengan mengaktifkan peran BPMD, DinKes, Bappeda dan DinasPU) dan DMAC (hanya memberi pertimbangan dan menyediakan data aktual), dan mengikutsertakann Fasilitator HID (jika ada). Hasilnya adalah longlist desa HID kabupaten/kota. 2) Tahap Verifikasi dan perangkingan tingkat propinsi, dilakukan di tingkat provinsi oleh Panitia Seleksi yang terdiri dari PPMU dan PMAC.Hasilnya adalah longlist desa HID provinsi. 3) Tahap Penetapan desa tingkat pusat, dilakukan di tingkat pusat oleh CPMU. Hasilnya adalah daftar desa penerima HID. 2.1 Tahap Pre-Seleksi dan Seleksi di tingkat kabupaten/kota Proses pemilihan desa HID dimulai dengan adanya Surat Ketua CPMU kepada Ketua PPMU untuk menyiapkan longlist desa HID per provinsi. Selanjutnya PPMU menyurati DPMU untuk melakukan pre- menentukan desa yang seleksi dan seleksi terhadap desa-desa reguler dan replikasi (sesuai Tabel 4)untuk memenuhi syarat untuk masuk kedalam daftar panjang desa calon penerima HID. DPMU melakukan perangkingan terhadap desa yang memenuhi syarattersebut dengan menggunakan kriteria seleksi/penilaian. PPMU juga meminta DPMU (dibantu oleh DMAC) untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dari LKM dan BP-SPAMS sebagai dasar dalam melakukan verifikasi dan menyusun daftar panjang (longlist) di tingkat provinsi. Ada tujuh (7) kriteria yan digunakan dalam pre-seleksi desa untuk menentukan kelayakan desa untuk masuk ke dalam daftar panjang kabupaten/kota: - Pernah tidaknya berpartisipsi dalam seleksi HID sebelumnya - Jangka waktu berdirinya BPSPAMS - Cakupan layanan air bersih saat ini - Persentase realisasi RKM - Adanya ketersediaan sumber air untuk pengembangan layanan - Dusun sudah SBS (STOP dari Buang Air Besar Sembarangan) - Tidak ada penyalahgunaan dana masyarakat Kinerja desa-desa calon penerima HID dinilai dengan menggunakan angka 0 (nol) dan 1 (satu). Desa diberikan angka 1 apabila memenuhi kriteria pre-seleksi dan angka 0 apabila desa tidak memenuhi kriteria. Desa yang memenuhi syarat ke tahap seleksi/penilaian untuk masuk dalam daftar panjang adalah desa yang memenuhi seluruh (tujuh) kriteria diatas.tabel 1 berikut ini menunjukkan indikator penilaian, kriteria, sumber data, dan keterangan. 5

6 Tabel 1. Kriteria Pra-Seleksi Desa No Indikator Penilaiann Kriteria Sumber Data 1 Partisipasi dalam Seleksi HID 2 Keberadaan BP-SPAMSS minimal 6 bulan 3 Cakupan Layanan air bersih 70% Field Book / saat ini Data Lapangan 4 Realisasi RKM 5 Ketersediaan Sumber Air untuk pengembangan layanan > 0.4 ltr / dtk Data Ketersediaan Sumber Air pada Dinas PU / Data Lapangan 6. Dusun sudah SBS (STOP dari Buang Air Besar Sembarangan) Belum pernah mendapat HID Berita Acara Pra-Seleksi Kab/kota Berita Acara : Pembentukan BP-SPAMS 100% MIS Modul 4 (431/411) N 1 (satu) dusun atau lebih (dalam satu desa sasaran penerima manfaat) MIS ataudatadinas Kesehatan Kab/Kota 7. Tidak ada penyalahgunaan dana masyarakat Tidak ada Laporan BPKP Data penyalahgunaan dana di PPM Keterangan Setiap desa hanya diperbolehkan ikut maksimal 2 (dua) kali dan belum pernah mendapat HID. BP-SPAMS sudah berdiri / terbentuk minimal 6 bulan lamanya. Perbandingan jumlah total yg dilayani / jumlah total penduduk, maksimal mencapai 70% Perbandingan usulan dalam RKM / realisasi RKM Untuk memastikan bahwa ada potensi pengembangan hingga mencapai >75% cakupan layanan 1. Mnimal 1 (satu) dusun di desa sasaran penduduknya sudah stop BABS 2. Status stop BABS sudah berlangsung minimal 6 (enam) bulan. Keterlibatan dalam penyimpangan dan penyalahgunaan dana BLM. Penjelasan Indikator Kriteria Pra-Seleksi: 1) Partisipasi dalam Seleksi HID: desa reguler dan desa replikasi yang belum pernah mendapat HID diperbolehkan mengikuti proses pre-seleksi namun maksimal hanya 2 (dua) kali.hal ini dapat dibuktikan dari hasil berita acara praseleksi tahun sebelumnya serta SK-CPMU 2) Keberadaan BP-SPAMS: disyaratkan minimal sudah terbentuk selamaa 6 (enam) bulan dengan tentang Penetapan Desa Penerima HID Pamsimas. pertimbangan bahwa dalam waktu 6 (enam) bulan sudah terbentuk aturan-aturan sebagai suatu organisasi. 6

7 3) Cakupan Layanan Air Minum saat ini: dana HID diharapkan dapat memenuhi 100% dari kekurangan cakupan akses/layanan air minum di desa penerima HID.Dana BLM-HID sebesar Rp juta, diharapkan dapat meningkatkan minimal 30% cakupan akses/layanan AM, yang dihitung dari jumlah total penduduk desa yang bersangkutan. 4) Realisasi Target Layanan RKM: kriteria ini untuk memastikan bahwa desa yang diusulkan sudah memenuhi target layanan yang tertuang dalam RKM Reguler/replikasi baik untuk kesehatan, sanitasi maupun air minum, jika masih ada yang belum selesai (100%) maka tidak bisa diikutsertakan dalam proses pre-seleksi. 5) Ketersediaan Sumber Air: potensi sumber air baku yang memadai (kapasitas, kualitas, kontinuitas) akan menjamin efektifnya dana HID dalam meningkatkan cakupan akses/layanan air minum bagi penduduk. Untuk itu, data potensi sumber air harus akurat atau dapat pula dilakukan pengukuran debit di sumbernya. 6) Dusun sudah STOP dari Buang Air Besar Sembarangan (SBS): harus ada dusun yang sudah Stop BABS (minimal 1 (satu) dusun) di desa penerima manfaat / sasaran Pamsimas, dan status SBS tersebut sudah berlangsung selama minimal 6 (enam) bulan. 7) Tidak ada penyalahgunaan dana masyarakat: desa yang layak untuk masuk kedalam daftar panjang harus bebas dari penyimpangan/penyalahgunaan terkait pengelolaan dana masyarakat desa. Selanjutnya, DPMU dibantu dengan DMAC melakukan seleksi/penilaian desa untuk masuk ke dalam daftar panjang penerima HID. Ada 6 kriteria seleksi/penilaian yang digunakan untuk menentukan rangking dalam daftar panjangkabupaten/kota: - Kinerja Pembukuan LKM - Kualitas SPAMS - Operasional dan Pemeliharaan - Pencapaian SBS (ODF) - Pengembangan Cakupan Layanan SPAMS - Program Kerja LKM dalam pelaksanaan PJM Proaksi Setiap kriteria mempunyai bobot yang berbeda-beda. Tujuan pemberian bobot tersebut adalah untuk memberi peringkat penilaian terhadap indikator kinerja yang ditetapkan. Untuk kriteria terkait pengembangan cakupan layanan dan akses air minum dan sanitasi serta keberlanjutan pemanfaatan sarana dan prasarana, diberikan bobot yang tinggi karena dianggap mempunyaiperanan penting dalam penentuan kinerja LKM dan BPSPAMs. Tabel 2 berikut ini menunjukkan indikator penilaian, bobot, dan keterangan. 7

8 No. Tabel 2. Kriteria Seleksi Desa dan Pembobotannya Indikator Penilaian Bobot Keterangan 1 Kinerja Pembukuan LKM 1.0 Mengukur Pengelolaan keuangan LKM dan kemampuan pengelolaan. 2 Kualitas SPAMS 3 Operasional dan Pemeliharaan 4 Pencapaian SBS (ODF) 3.0 Mengukur kondisi dan keberfungsian sarana : indikator utama dari keberlanjutan sarana. 2.0 Menunjukkan kemampuan keuangan BP-SPAMS: saat ini maupun untuk pengembangannyaa ke depan. 2.0 Status SBS (ODF) menunjukkan kemajuan status kesehatan di masyarakat: salah satu contributor utama dalam pencapaian tujuan Pamsimas. 5 Pengembangan Cakupan 1.0 Pengembangan cakupan layanan SPAMS: indikasi terhadap Layanan SPAMS kepercayaan dan kepuasan terhadap BP-SPAMS. 6 Program Kerja LKM (PJM 1.0 Mengukur kemampuan LKM dalam melaksanakan PJM- Proaksi) manfaat ProAKSI dan bertambahnya penerima Pamsimas. Penjelasan Indikator Penilaian: 1) Kinerja Pembukuan LKM: Ada 13aspek pengukuran kinerja pembukuan LKM. Instrumen Pengukuran Kinerja LKM dapat dilihat pada Appendix D. 2) Kualitas SPAMS: (1). Indikator keberlanjutan sarana, kelengkapan dan keberfungsian SAMS akan lebih menjamin efektivitas pemanfaatan dana HID.(2) Kualitas air yang didistribusikan ke masyarakat memenuhi syarat kualitas air minum dari Kementerian Kesehatan. 3) Operasi dan Pemeliharaan: ada 2 (dua) hal yang akan dinilai yaitu (1) kemampuan BP-SPAMS melakukan sosialisasi sehingga masyarakat mau mengumpulkan iuran; (2) kemampuan BP- kemampuan untuk SPAMS menghitung iuran dan mengelolanya.hal ini dapat menunjukkan berkembang. 4) Pencapaian SBS (ODF): persentase jumlah dusun yang sudah mencapai 100% SBS dibandingkan dengan jumlah dusun intervensi Pamsimas. Status SBS (ODF) menunjukan kemajuan status kesehatan di masyarakat. 5) Pengembangan Cakupan Layanan SPAMS: indikasi terhadap kepercayaan dan kepuasan terhadap BP-SPAMS. 6) Program Kerja LKM: Mengukur kemampuan LKM dalam melaksanakan PJM-ProAKSI dan bertambahnya penerima manfaat Pamsimas. Kinerja dari enam indikator di atas dapat dibedakan kedalam 5 derajat indikator yaitu (1) buruk; (2) kurang; (3) cukup; (4) baik; dan (5) sangat baik. Sumber data dari setiap indikator harus berasal dari data yang sama antar satu desa dengann desa lainnya untuk menjaga kekonsistenan dalam penilaian. Tabel 3 menunjukkan indicator penilaian kinerja, sub indicator, derajat indicator, dan sumber data. Penilaian terhadap indicator yang mempunyai lebih dari satu sub-indikator adalah penjumlahan rata-rata. Misalnya: untuk indicator no 6, PJM Proaksi, utk sub indicator target cakupan pelayanan=4 (baik) dan untuk sub indicator jumlah kegiatan PJM proaksi yang masuk kedalam PJM Desa = 3 (cukup). Maka totalnilai untuk indicator no 6, adalah 3.5 (= 4+3 /2). 8

9 No Indikator Penilaian Kinerja 1 Kinerja Pembukuan LKM 2 Kualitas SPAMS 3 O&M 4 Pencapaian ODF Sub Indikator Indikator kinerja pembukuan yang dilakukan Kelengkapan bangunan pokok dan fungsi Jumlah pelanggan yang membayar iuran / Jumlah pelanggan pada bulan sebelumnya Cost recovery Dusun ODF / Dusun intervensi Pamsimas Tabel 3: Derajat Indikator Kriteria Seleksi Desa HID Derajat Indikator (1) Buruk (2) Kurang (3) Cukup (4) Baik (5) Sangat baik 0-4 Bangunan tidak lengkap/sesuai rencana (RKM) dan tidak berfungsi n < 20% 20%< n 40% 40%< n 0% 60%< n 0% 80%< n % Iuran terkumpul hanya cukup untuk biaya operasional tapi tidak termasuk honor petugas 5-8 Bangunan lengkap/sesuai RKM tapi belum berfungsi dan membutuhkan perbaikan/penamba han s.d 50% dari sistem (mis: keliru perhitungan/desain) Iuran terkumpul hanya cukup untuk biaya operasi termasuk honor petugas Bangunan lengkap/sesuai RKM tapi belum berfungsi dan membutuhkan perbaikan/penambah an s.d 25% (mis: belum tersedia energi) Iuran terkumpul hanya cukup untuk biaya operasional (termasuk honor petugas) dan pemeliharaan rutin Bangunan lengkap/sesuai RKM dan sudah berfungsi tapi belum optimal (mis: tekanan kurang, salah penempatan sarana,) Iuran terkumpul hanya cukup untuk seluruh biaya operasional dan pemeliharaan (termasuk pergantian jika diperlukan) Bangunan lengkap dan sudah berfungsi secara optimal Iuran terkumpul hanya cukup untuk biaya operasional, pemeliharaan, dan ada sisa kas untuk penggantian mesin/alat dan pengembangan sarana (penyusutan) ODF < 20% 20%< ODF 40% 40%< ODF 0% 60%< ODF 0% 80%< ODF % 13 Sumber Data Data website Indikator pengukuran kinerja pembukuan yang dilakukan oleh fasilitator Survey Lokasi terhdap 1 sarana air minum dan 1 sarana sanitasi Pembukuan BPSPAM Pembukuan BPSPAM SIM modul 7 5 Pengembangan Cakupan Layanan SPAMS Jumlah Pelanggan dibulan terakhir (n) / jumlah pelanggan di bulan n-2 Jumlah pelanggan berkurang Jumlah pelanggan tetap 0%< jumlah pelanggan 10% 10%< jumlah pelanggan 0% Jumlah pelanggan di atas 20% Pembukuan BPSPAM 6 Program Kerja LKM (PJM Proaksi) Target Cakupan/Penerima manfaat PJM ProAksi Jumlah kegiatan PJM Proaksi yang masuk dalam PJM/RKP Desa < 50% Masyarakat n < 60% Desa Masyarakat Desa 0 < 25% n < 70% Masyarakat Desa n < 40% dari kegiatan PJM Proaksi n < 80% Masyarakat Desa n < 60% dari kegiatan PJM Proaksi n 100% Masyarakat Desa n 100% dari kegiatan PJM Proaksi Dokumen PJM ProAksi (Survey) Dokumen PJM/RKP Desa 9

10 2.2 Tahapan Verifikasi di tingkat Propinsi Selanjutnya PPMU menerima daftar panjang dari setiap kabupaten/kota dibawahnya, selain itu PPMU juga meminta DPMU (dibantu oleh DMAC) untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dari LKM dan BP- SPAMS untuk dasar melakukan verifikasi dan menyusun daftar panjang (longlist)) di tingkat provinsi. Data-data tersebut adalah : - Berita Acara dan Peraturan Desa atau Surat Keputusan Kepala Desa tentang pembentukan BP- SPAMs - Laporan IMAS - RKM Program Pamsimas - PJM ProAKSI dan/atau Rencana Kerja BP-SPAM - Pembukuan BP-SPAMSS - Dokumen serah terima pengelolaan asset - Laporan pelaksanaan kegiatan Tahunan(2008, 2009 dan 2010) - Data SIM Modul 7 - Penilaian Kinerja Pembukuan LKM PPMU akan membentuk Panitiaa Seleksi untuk memverifikasi dan menyusun daftar panjang (longlist) desa terbaik calon penerima HID berdasarkan urutan (rangking) tingkat provinsi. Kemudian 10% dari jumlah desa terbaik (rangking teratas) disampaikan kepada CPMU, disertai dengan Berita Acara Verifikasi (form 6). Dalam hal proses verifikasi dan penilaian/perangkingan desa terbaik di tingkat provinsi memerlukan penjelasan lebih lanjut dari CPMU maka rapat verifikasi tersebut dapat mengundang implementing agency di tingkat CPMU Pamsimas. Panitia Seleksi adalah anggota PPMU (lintas sektor: Bapeda, Dinas PU, Dinas Kesehatan, dan BPMD/BAPERMAS) dibantu oleh tenaga ahli/konsultan PMAC yang ada di provinsi yang bersangkutan. Dalam kondisi tertentu Panitia Seleksi dari PPMU mempunyai hak suara/pilih, namun PMAC tidak memiliki hak suara/pilih.panitia Seleksii HID disyahkan dengan Surat Keputusan Ketua PPMU provinsi yang bersangkutan. 2.3 Penetapan Hibah Insentif Desa di Tingkat Pusat Penetapan Desa Penerima HID Pamsimas adalah CPMU Pamsimas. Dalam proses penetapannya Ketua CPMU akan mengundang wakil CPMU dari masing-masing kementeriann serta Tenaga Ahli / KonsultanCMAC untuk verifikasi usulan Longlist Calon Desa HID dari setiap provinsi. Beberapa faktor kunci yang dapat menjadi dasar pertimbangan bagi CPMU dalam menentukan atau menetapkan Hibah Insentif Desa, yaitu: 10

11 a) Jumlah desa sasaran (yang telah selesai implementasi) dan kabupaten/kota di masing-masing provinsi; Mengingat bahwa jumlah kabupaten/kota penerima Pamsimas di masing-masing provinsi tidak sama, maka CPMU dapat menetapkan jumlah desa HID dalam satu provinsi secara proporsional dengan mempertimbangkan jumlah desa implementasi yang sudah selesai difasilitasi. b) Daftar panjang dan peringkat per provinsi yang disusun secara kompetitif. Mengingat penyusunann longlist usulan desa HID dilakukan di tingkat provinsi dan sangat tergantung dari kondisii di masing-masing daerah, maka akan ada kemungkinan rangking yang sama memiliki nilai yang berbeda. Dalam hal ini CPMU memilih nilai yang tertinggi. c) Pertimbangan perencanaann dan penganggaran di tingkat pusat. Berdasarkan anggarann yang teralokasi CPMU berhak menentukan prioritas provinsi dalam pelaksanaan Desa HID dengan mempertimbangkan hasil penilaian yang disampaikan provinsi. Penentuan penerimaan besaran dana HID didasarkan kepada jumlah cakupan kepala keluarga (KK) penerima manfaat air bersih. - Kelompok 1: Untuk desa dengan cakupan lebih dari 200 KK penerima manfaat, besaran dana HID sebesar 200 juta rupiah. - Kelompok 2: Untuk desa dengan cakupan antara 101 KK s/d 200 KK, besaran dana HID sebesar 150 juta rupiah. Untuk - Kelompok 3: Untuk penerima manfaat dibawah 100 KK, besaran dana yang diperoleh adalah 100 juta rupiah. Prioritas pendanaan dalam setiap kelompok diberikan kepada desa dengan jumlah KK penerima manfaat yang paling tinggi 2.4 Kerangka Waktu Pelaksanaan Kerangka waktu pelaksanaan HID dibagi menjadi2 bagian, yaitu (1) kerangkaa waktu pencapaian yaitu pembagian target realisasi desa HID per tahun, dijelaskan dengan Tabel 4; dan (2) kerangka waktu pelaksanaan HID yaitu mulai dari proses pra-seleksi sampai proses penyelesaiann dan serah terima proyek, dijelaskan dengan Gambar 2. Rencana pelaksanaan HID Program Pamsimas terhadap 500 desa akan dilaksanakan mulai tahun anggaran 2010 sampai dengann Adapun target desa HID pertahun serta sumber pembiayaannya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini. 11

12 Tabel 4. Rencana Realisasi Pelaksanaan HID Program Pamsimas SUMBER DANA Target Desa HID Trust Fund- AusAID APBN-Rupiah Murni desa ± 86 desa Desa 2008 Desa 2008 dan ± 384 desa Desa 2009 dan 2010 Siklus waktu pelaksanaan kegiatan hibah insentif desa ini adalah maksimal 12 (dua belas) bulan dan diharapkan terlaksanana dalam satu tahun yang sama. Keseluruhan rencana pelaksanaan HID mulai dari seleksi desa sampai proses serah terima, dapat dilihat pada Gambar 2. Jadwal pelaksanaan program HID tipikal mulai dari proses pra seleksi di tingkat kabupaten/kota sampai proses penetapan desa HID di pusat secara garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut: 12

13 Tabel 5. Kegiatan Tipikal Pelaksanaan HID Kegiatan Tipikal Pelaksanaan HID A. Proses Pra Seleksi, Seleksi dan Penyusunan Longlist - Kab/Kota dan Provinsi - Penyampaian surat dari CPMU ke PPMU untuk mempersiapkan longlist calon desa HIDdari masing-masing provinsi. - Penyampaian surat dari PPMU ke DPMU untuk melakukan proses pra- Minggu ke-2 seleksi dan seleksi calon desa HID kab./kota. - DPMU mengumpulkan data desa serta melakukan pra-seleksi untuk mendapatkan desa-despenilaian untuk mendapatkan longlist kab/kota. Menyampaikan ke PPMU. yang layak, selanjutnya melakukan seleksi - PPMU melakukan verifikasi terhadap hasil seleksi yang dilakukan DPMU. - PPMU dan DPMU bersama-sama melakukan perangkingan dan penyusunan longlist, selanjutnya PPMU menyampaikan 10% dari desa dengan rangking terbaik/teratas kepada CPMU. B. Penetapan Desa HID CPMU, Pusat - CPMU melakukan verifikasi terhadap usulan PPMU - CPMU menetapkan desa penerima HID - CPMU mengumumkan desa penerima HID kepada PPMU dan DPMU serta menginformasikan kepada WB Perkiraan Kebutuhan Waktu Perkiraan selesai 8minggu Minggu ke-1 Minggu ke-6 Minggu ke-7 Minggu ke-8 4 minggu Minggu ke-09 Minggu ke-10 Minggu ke-11 - DPMU memberitahukan LKM untuk mempersiapkan penyusunan RKM- Minggu ke-12 HID C. Penyusunan dan Pelaksanaan RKM-HID Kab/Kota dan Desa - Persiapan dan Penyusunan RKM-HID - Evaluasi RKM-HID - Persetujuan dan Penandatanganan SPPB-HID - Pelaksanaan RKM-HID - Serah kelola Aset 21 minggu Minggu ke-17 Minggu ke-18 Minggu ke-19 Minggu ke-33 Minggu ke-33 13

14 Gambar 2. Jadwal Pelaksanaan Program HID 14

15 2.5 Manajemen Proyek CPMU bertanggung jawab untuk memantau dan mendorong stakeholder terkait melaksanakan program HIDsecara tepat waktu dan berkualitas, dan melaksanakan manajemen proyek, keuangan dan manajemen resikonya serta pelaporan secara memadai atas pembelanjaan hibah. PPMU bertanggung jawab untuk melakukan proses seleksi yang adil dan transparan, untuk memastikan bahwa desa dengan kinerja terbaik yang terpilih untuk diusulkan menerima hibahh insentif desa. PPMU juga harus membangun suasana kompetisi diantara DPMU dengan mendorong pemerintah daerah masing- terhadap desa nominasi masing untuk mendukung baik dalam bentuk keuangan maupun non-keuangann mereka jika terpilih, sebagai pertimbangan dalam penentuan rangking. DPMU memililiki peranan penting guna memastikan bahwa hanya desa-desa yang memenuhi kriteria yang diusulkan ke Panitia Seleksi Provinsi, untuk dirangking menjadi daftar longlist provinsi. Proses pra-seleksi dan seleksi memungkinkan DPMU memberikan dukungan kepada desa-desa terbaiknya. Hal-hal yang sudah diatur dalam pengelolaan pelaksanaan proyek Pamsimass saat ini juga diterapkan dalam program HID ini. Dana hibah yang disetujui sebagaimana yang tertuang dalam SPPB-HID akan disalurkan kepada LKM melalui Rekening Khusus dengan dua (2) kali pembayaran. Mekanisme penarikan dana HID dapat dilihat padabagian 3.2 dan Appendix C. 15

16 BAB III.PELAKSANAAN PROYEK Tanggal efektif berlakunya program HIDdi desa adalah tanggal saat penandatanganan kesepakatan Surat Perjanjian Pemberian Bantuann Hibah Insentif Desa (SPPB-HID) antara PPK PamsimasSatker PIP (Kabupaten/Kota) mewakili pemerintah daerahdan Koordinator LKM mewakilii desa terpilih. SPPB-HID hanya akan ditanda-tangani jika RKM-HID(yang disusun mengacu kepada PJM ProAKSI) telah di evaluasi Panitia Evaluasi, diperbaiki oleh LKM dan diterima oleh DPMU. Selanjutnya LKM segera menyusun jadwal pelaksanaan Rencana Kerja Masyarkat [RKM] HID,untuk diselesaikan dalam tahun anggaran bersangkutan dan dalam jadwal pelaksanaan HID secara keseluruhan [Gambar 2], dengan memperhatikan waktu dan sumber daya yang ada dan kapasitas BP-SPAMSsebagai unit pelaksana (satlak). Program HID harus dilakukan sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Proyek / Project Management Manual [PMM] dan Manual Pelaksanaan tingkat Masyarakat / Village Implementation Manual [VIM]. Jika tidak secara khusus disebut atau diubah dalam Petunjuk Pelaksanaan HID ini, maka Petunjuk Teknis (PT) PAMSIMAS versi terbaru harus diterapkan pada tahapan/proses seperti pada Tabel 6 berikut : Tabel 6. Daftar Petunjuk Teknis Program PAMSIMAS yang digunakan dalam HID 1 Perencanaan Kegiatan Pamsimas Tingkat Masyarakat 2 Pelaksanaan Kegiatan Pamsimas Tingkat Masyarakat 3 Pemeliharaan dan Keberlanjutan Program Tingkat Masyarakat 4 Pengadaan Barang dan Jasa Tingkat Masyarakat 5 Pengamanan Lingkungan dan Sosial 6 Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Kontribusi dari Pemerintah kabuapten/kota dan kontribusi dana tunai masyarakat atau lainnya sangat didorong tetapi tidak bersifat wajib. Pernyataan adanya dukungan ini dapat disampaikan/dilampirkanpemerintah daerah pada saat pengajuan longlist desa HID Kab/kota. Fasilitator Masyarakat untuk HIbah Insentif Desa (FM-HID) adalah fasilitator dengan spesifikasi teknik (WSS) yang dipekerjakan secara purna waktu dengan pengalaman luas di bidang pemberdayaan masyarakat akan ditugaskan untuk membantu LKM/BP-SPAMS selama pelaksanaan proyek. Untuk kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat serta kesehatan, FM-HID akan mendapat dukungan/bantuan dari Tim Fasilitator Keberlanjutan yang lain. 3.1 Perjanjian Pemberian Hibah Pembuatan dan penandatanganan Surat Perjanjian Pemberian Bantuan Hibah Insentif Desa (SPPB-HID) antara PPK Pamsimas Satker PIP (Kabupaten/Kota) dan Koordinator LKM atas nama masyarakat dapat segera dilaksanakan setelah DPMU menerima RKM-HID final. 16

17 Kesepakatan (SPPB) ini maksimum berlaku untuk jangka waktu enam (6) bulan, tetapi pekerjaan fisik harus telah selesai selambatnya bulan Desember, dan persyaratan administrasii yang bersifat wajib harus telah dipenuhi selambatnya tanggal 31 Desember pada tahun yang sama. Dana HID akan disalurkan kepada LKM melalui anggaran Satker PIP Kab./Kota. Setiap anggaran yang tidak terbelanjakan akan ditambahkan dan dikembalikan untuk alokasi HID tingkat provinsi. 3.2 Pencairan Dana dan Pengelolaan Keuangan Dana HID akan dikelola dan disalurkan secara langsung dari Satker PIP PPK Pamsimas Kabupaten/Kota ke rekening khusus LKM untuk HID dalam 2 tahap,yaitu tahap I sebesar 50% dan tahap II sebesar 50%. Proses penarikan dana dapat dilihat pada Appendix C. Persyaratan penarikan dana HID adalah sebagai berikut: Pembayaran 1 [T1] lima puluh [50 %]yaitusetelah penandatanganan SPPB HID; Pembayaran 2 [T2] lima puluh [50 %]yaitu setelah 90% dari T1 terbelanjakann dan dipertanggungjawabkan oleh LKM; Penarikan uang dari rekening khusus baru dapat dilakukan jika terdapat 3 specimen tanda-tangan yaitu: Koordinator LKM, Bendahara LKM dan Ketua BP-SPAMS, dan sangat disarankan satu dari ketiganya adalah seorang wanita. Dokumen dan administrasi yang diperlukan untuk penarikan dana HID harus mengikuti aturan PAMSIMAS regular sebagaimana ditetapkan dalam PMM. Petunjuk/Pedoman Teknis yang paling relevan dalam hal pengelolaan keuangan, prosedur pembukuan serta pelaporan, adalah: Petunjuk Teknis Pengadaann Barang dan Jasa ditingkat masyarakat. Petunjuk Teknis Pengelolaan Keuangan Petunjuk Teknis Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan 3.3 Pendampingan Masyarakat Untuk mendukung keberlanjutan di tingkat masyarakat, maka Satker PKP-AM akan merekrut Tim Fasilitator Masyarakat Keberlanjutan yang terdiri dari Fasilitator Masyarakat Keberlanjutan (FM-K) dan Fasilitator Masyarakat HID (FM-HID). Satker PKP-AM Provinsiakan menugaskan seorang FM-HID untuk menyediakan dukungan yang berkualitas, saran dan pendampingan kepada masyarakat dalam menyusun dan melaksanakan RKM-HID. Setiap FM-HID akan bekerja di satu desa HID mulai dari tahap persiapan, perencanaan/penyusunan RKM-HID sampai pada pelaksanaan HID tersebut selesai. Fasilitator Masyarakat HID akan memberikan bantuan teknis, saran/nasehat, dan pendampingan kepada masyarakat untuk memastikan bahwa Hibah tersebut dilaksanakan secara tepat mutu, waktu, efektif dan pemanfaatan yang berkelanjutan. DPMU dan Tim DMAC akan menyediakan dukungan teknis yang diperlukan, sedangkan Tim PMAC akan melakukan pendampingan yang intensif bagi FM-HID. 17

18 Peran FM-HID sangat penting dalam menentukan keberhasilan program HID,termasuk dalam pengembangan suatu model best practice menggerakkan/mobilisasi masyarakat baik di tingkat kota/kabupaten, provinsi maupun di tingkat nasional. Fokus utama tugas FM-HID adalah memfasilitasi LKM dan Satlak (BPSPAMS) dalam merencanakan dan melaksanakan program hibah insentif desa. FM-HID bertugas hanya pada 1 desa sasaran HID. Dalam hal terdapat lebih dari 1 desa sasaran HID dalam 1 kabupaten/kota maka setiap desa didampingi oleh 1 (satu) orang FM-HID. Dalam melaksanakan tugasnya, FM-HID akan melaporkan kegiatannya kepada FM-K bidang teknik. Secara rinci tugas FM-HID mencakup hal-hal sebagai berikut: 1) Memfasilitasi LKM dan BPSPAM dalam melakukan persiapan rencanaa kegiatan HID mulai dari penyusunan RKM hingga serah terima prasarana terbangun kepada BP-SPAMS. Jadwal tentative harus dikoordinasikan dan disepakati bersama antara F-HID, DMAC dan PPK Pamsimas pada Satker PIP Kabupaten/Kota; 2) Melakukan kajian kebutuhan peningkatan kapasitas yang dibutuhkan dan mendukung perkuatan LKM/BP-SPAMS untuk mengelola pelaksanaan kegiatan HID; 3) Memberikan bimbingan kepada LKM maupun BPSPAMS selaku pelaksana kegiatan dalam merealisasikan usulan rencana kegiatan dalam RKM-HID berikut penyusunan laporan pelaksanaannya; 4) Mengisi dan mengupdate data MIS secara tepat waktu dan menyerahkan laporan deskriptif kepada Fasilitator Keberlanjutan (FK) Bidang Teknik dan Koordinator Fasilitator. 5) Membantu DPMU penyiapan laporan pelaksanaan kegiatan HID (fisik dan non fisik); 6) Menyerahkan laporan, data MIS dengan data yang akurat, dan laporan deskriptif kepada DMAC secara tepat waktu;laporan yang harus diserahkan oleh FM-HID yaitu: (1) Laporan Bulanan/Monthly Reports Laporan ini harus diserahkan akhir bulan pada bulan yang bersangkutan kepada FM-K Teknik dan DMAC, berisi penjelasan progress kegiatan utama sesuai output yang telah ditetapkan, sesuai dengan field-book dan log-book MIS Pamsimas. (2) Laporan Triwulanan/Quarterly Progress Reports, Laporan ini harus diserahkan paling lambat akhir bulan pada periode triwulan kepada FM-K Teknik dan DMAC, berisi penjelasan pencapaian progress pelaksanaan berhubungan dengan indikator kinerja utama (Key Performance Indicator), sesuai dengan skema dan input yang diharapkan untuk input Laporan Progres MIS.Selain itu laporan ini berisi mengenai issue penting yang terjadi dalam program dan memberikan rekomendasi terkait aspek teknis proyek sebagai pembelajaran. (3) Laporan Khusus Laporan ini dimasukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan dan kondisi yang terjadi dan atas permintaan pengendali program. Persyaratan Kualifikasi FM- HID yang dibutuhkan harus memenuhi kriteria di bawah ini : Lulusan Universitas Sarjana/S1 dibidang Teknik Sipil/Lingkungan, serta berusia maksimal 30 tahun; Dapat berasal dari luar kabupaten/kota tempat penugasan, namun harus pernah tinggal di kabupaten/kota daerah penugasan. 18

19 3.4 Keberlanjutan Program Fasilitator akan memberikan perhatian khusus pada hal-hal terkait isu keberlanjutan yang paling kritis bagi keberhasilan pelaksanaan program HID, termasuk memastikan kualitas dan kontrol kualitas, rencana tindak anti korupsi, pengadaan barang dan jasa, pemeliharaan lingkungan dan sosial, isue gender, operasional dan pemeliharaan. Penjaminandan Kontrol Kualitas Seorang Fasilitator akan ditugaskandi desa untuk mendukung LKM/BP-SPAMS selama pelaksanaan program HID. Salah satu indikator kinerja Fasilitator yang akan diperhitungkan adalah penyampaian laporan kemajuan bulanan secara tepat waktu, dimana akan disertakan daftar periksa pemastian kualitas / QA. Apabila isue terkait dengan ketidaksesuaian diketahui, fasilitator harus segera mengingatkan BP-SPAMS dan melakukan langkah koreksi yang diperlukan. Dengan ditugaskannya satu orang fasilitator secara penuh waktu, diharapkan keberlangsungan program dapat lebih meningkat, terutamaa pada kualitas pekerjaan dan peningkatan kapasitas dan kemampuan BP- pekerjaan fisik dengan SPAMS dalam hal pengoperasian dan pemeliharaan. Rencana Tindak Anti-Korupsii Sampai dengan 80% dari anggaran RKM diperkirakan akan dibelanjakan untuk kandungan pembelian material yang tinggi dari pihak ketiga. Cara paling praktis dan nyata untuk memerangi korupsi dan penyuapan adalah dengan memastikan bahwa semua proses dilakukan sesuai dengan peraturan dan pedoman. Penyimpangan atau pelanggaran prosedural yang cukup serius tidak akan ditolerir dan mengakibatkan pemberian HID dibatalkan/dihentikan. Pengadaan Barang dan Jasa Proses pengadaan barang dan jasa pada kegiatan HID harus mengacu kepada Petunjuk Teknis pengadaan Barang dan Jasa di tingkat Masyarakat Program Pamsimas Reguler. Kegiatan ini akan mendapat perhatian khusus dari CPMU dan Bank Dunia. Jika prinsip-prinsip keadilan, persaingan dan keterbukaan serta seluruh petunjuk teknis pelaksana sudah diterapkan maka hasil apapun harus dapat diterima. Safeguard Lingkungan dan Sosial Pada umumnya dampak sosial dan lingkungan dari program PAMSIMAS diklasifikasikan beresiko rendah. Namun dampak potensial dari kegiatan proyek harus dianalisis, tanpa memperhatikan besar atau kecilnya harus diidentifikasi dan diantisipasi. Perhatian khusus harus diberikan pada aspek-aspek yang berpengaruh pada keberlangsungan, seperti : Perhatian khusus pada kestabilan tanah atau ketisakstabilannya pada penempatan prasarana; Sejarah kekeringan yang parah dan kejadian banjir harus diverifikasi melalui orang-orang berusia lanjut; Pengelolaan daerah tangkapan dan potensi salah kelola oleh pihak lain; Akuisisi tanah dan isu pemindahan penduduk; Potensi masalah penggunaan bersama air yang diketahui, terhadap kuantitas dan kualitas air, misal untuk irigasi dan industri 19

20 Diharapkan bahwa hal-hal terkait dengan pemeliharaan lingkungan dan sosial ditelaah secara seksama dalam program HID sesuai dengan Petunjuk Teknis tentang Pengamanan Lingkunan dan Sosial. Isu Gender Kecuali jika menyatu dalam program, isu gender sering tidak dikelola sungguh-sungguh. RKM-HID akan memasukan isu gender disetiap tahapan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan untuk memastikan bahwa program HID mempunyai dampak yang positif dan berkelanjutan bagi kaum perempuan di dalam masyarakat. Operasional dan Pemeliharaan Pengembangan kemampuan BP-SPAM dalam pemeliharaan dan operasionalnya [untuk melakukan hal yang benar] dan kapasitasnya [untuk melakukan segala sesuatu dengan benar] harus disatukan dengan seksama dalam rencana kerja. Peningkatan kapasitas BP-SPAMS untuk mengelola, mengoperasikan dan memelihara fasilitas air minum dan sanitasi yang telah diperluas hingga menambah tingkat kepelayanannya adalah salah satu indikator kunci kinerja dan akuntabilitas fasilitator. Kegiatan operasi dan pemeliharaan secara umum akan mengikuti Petunjuk Teknis untuk O&M. 3.5 Sosialisasi Program Konsep HID telah diperkenalkan kepada pemangku kepentingan saat workshop regional pada bulan Oktober 2009 dan Juni 2010, serta dalam kegiatan roadshow pada bulan Juli-September Material sosialisasi HIDakan ditampilkan dan dapat didownload dari website PAMSIMAS dan menjadi sumber informasi bagi para stakeholders.program HID menyediakan peluang bagi keterlibatan sektor swasta dalam pengembangan masyarakat, dalam mendukung program CSR mereka. 3.6 Management Information System dan Monitoring Pelaksanaan Kegiatan Mekanisme dan prosedur untuk kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaann program Pamsimastelah diatur dengan lengkap dalam PMM, VIM dan Petunjuk Teknis yang diterbitkan (versi terbaru). Fasilitator HID yang direkrut diwajibkan melakukan pemantauan dan pengawasan dilapangan secara rutin selama periode pelaksanaan HID.Pelaksanaan monitoring dan evaluasi akan mengikuti Petunjuk Teknis dalam Pemantauan, Evaluation dan Pelaporan [versi terbaru]. 3.7 Koordinasi Pengelolaan Proyek Hibah Insentif Desaini harus dilihat sebagai satu kesatuan dalam Program Pamsimas secara keseluruhan. Oleh karena itu semua pihak/pemangku kepentingan baik unit pengelola proyek yang ada dan pengaturan kerja serta koordinasi di tingkat Kabupaten/kota [DPMU], provinsi [PPMU] dan di tingkat pusat [CPMU] serta konsultan advisori, DMAC, PMAC dan CMAC masing-masing akan memasukkan pengelolaan program HID dalam lingkup kerja mereka. Di tingkat masyarakat, LKM akan menunjuk Satlak sebagai satuan pelaksana kegiatanhid. Unsur keanggotaan Satlak merupakan kelompok pengguna sarana dalam BP-SPAMS oo00oo

21 Daftar Appendix Appendix A Appendix B Appendix C Appendix D Appendix E Formulirr Penilaian Desa Calon Penerima HID... Kerangka Acuan Panitia Seleksi Provinsi. Mekanisme Pencairan Dana HID.. Instrumen Pengukuran Kinerja LKM Format Surat Menyurat Proses Seleksi

22 Appendix A 22

23 Appendix B KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMBENTUKAN PANITIA SELEKSI HIBAH INSENTIF DESA I. PENDAHULUAN Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) merupakan upaya penyediaan akses air minum dan sanitasi bagi masyarakat yang berpenghasian rendah terutama di daerah pedesaan dan pinggiran kota. Dalam hal ini Program Pamsimas memberikan dana spanitiaulan s sebesar Rp ,- Disamping itu pemerintah daerah kabupaten/kota menye menyediakan diakan dana pendukung sebesar Rp ,- serta masyarakat desa menyediakan dana pendukung dalam bentuk incash (Rp ,-)) dan inkind (Rp ,-) , ). Dengan adanya keterlibatan masyarakat desa baik dalam proses perencanaan, persiapan dan pe pelaksanaan, laksanaan, maupun dalam menyediakan dana maka diharapkan masyarakat lebih menghargai dan merasa memiliki sarana prasarana yang dibangun serta ikut berperan aktif dalam menjamin keberlanjutannya. Untuk mendukung keberlanjutan pemanfaatan sarana yang terban terbangun gun maka dibentuk Badan Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (BP-SPAMS). (BP SPAMS). Selain itu dengan adanya BP BP-SPAMS diharapkan juga ada rencana pengembangan yaitu perluasan cakupan layanan di masyarakat. Dalam hal ini BP-SPAMS SPAMS jelas tidak dapat bekerj bekerjaa sendiri, harus ada kebersamaan di dalam masyarakat serta dukungan dari Pemerintah Desa dan LKM sebagai badan pembina. Pada tahun 2009, Program Pamsimas mendapat dukungan dana dari AusAID dalam bentuk Hibah. Salah satu pemanfaatan dana hibah tersebut adalah ada untuk mendukung Sub-komponen komponen Hibah Insentif Desa (HID).Hibah Insentif Desa hanya diberikan kepada desa yang mempunyai kinerja sangat baik dalam hal pengelolaan maupun pengembangan sarana serta peningkatan layanan kepada masyarakat. Setiap desa yang terpilih dengan kinerja terbaik akan diberikan dana pengembangan sebesar Rp s/d Rp Mengingat dana Hibah Insentif Desa (HID) tersebut tidak diberikan kepada semua desa maka untuk menilai secara objektif desa yang memiliki kinerja terbaik perlu dibentuk Panitia Seleksi HID. Keberadaan Panitia Seleksi HID adalah ditingkat provinsi. Kompetisi dilakukan antara desa penerima Program Pamsimas dalam satu wilayah provinsi. Pada Tahun Anggaran 2010, desadesa-desa Pamsimas yang berkompetisi adalah desa-desa desa penerima program Pamsimas tahun 2008 dan 2009 namun yang mendapatkan HID hanya 30 desa. desa Pada tahun 2011 desa-desa desa yang berkompetisi adalah semua desa 2008 dan 2009 yang belum pernah mengikuti proses seleksi pada ta tahun Sedangkan pada tahun 2012,, HID akan dikompetisikan oleh desa desa-desa sasaran 2009 dan 2010 yang belum pernah ikut seleksi HID dan didanai melalui APBN. 23

24 II. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan dari pembentukan Panitia Seleksi Hibah Insentif Desa ini adalah untuk ntuk melakukan proses seleksi terhadap desa-desa desa yang diajukan oleh kabupaten/kota dalam rangka kompetisi untuk mendapatkan dana hibah insentif desa Program Pamsimas. Sasaran yang diharapkan dari pembentukan Panitia Seleksi ini adalah tersusunnya daftar panjang nama calon desa dengan kriteria terbaik dari desa-desa desa yang sudah pernah ernah mendapat Program Pamsimas, Pamsimas baik desa regular maupun desa replikasi. III. PENTINGNYA PANITIA SELEKSI HID Alasan penting/perlunya perlunya Panitia Seleksi HID dibentuk adalah: 1). Untuk meminimalkan aspek subjektifitas dan intervensi dalam penentuan desa penerima HID. 2). Untuk lebih menjamin proses oses pemilihan dilakukan secara adil dan kompetitif. 3). Untuk memastikan (verifikasi) keabsahan, kelengkapan desa-desa desa yang diusulkan oleh DPMU. IV. PEMBENTUKAN PANITIA SELEKSI HID 1) Proses Pembentukan Sosialisasi mengenai Hibah Insentif Desa tel telahh dimulai oleh CPMU dalam kegiatan Rapat Koordinasi Regional dan dilanjutkan melalui kegiatan Roadshow. Direktur PAM DJCK melalui Ketua CPMU akan menyurati PPMU meminta agar membentuk Panitia Seleksi Hibah Desa serta memulai proses seleksi. Bersama dengan surat Ketua CPMU terlampir yang berisi antara lain (1)) Kerangka Acuan Kegiatan Panitia Seleksi HID, (22) Formulir Penilaian (3) Format Surat Perjanjian Pemberian Bantuan HID, dan (4) Proses Pencairan dana dari rekening khusus LKM. Yang menjadi Panitia Seleksi adalah anggota PPMU (lintas sektor: Bapeda, Dinas PU, Dinas Kesehatan, dan BPMD/BAPERMAS) dibantu olehtenaga ahli/konsultan PMAC yang ada di provinsi yang bersangkutan. Dalam kondisi tertentu Panitia Seleksi dari PPMU mempunyai hak suara/pilih, namun PMAC tidak memiliki hak suara/pilih. Panitia Seleksi HID disyahkan dengan Surat Sur Keputusan Ketua PPMU Pamsimas provinsi yang bersangkutan. 2) Struktur Organisasi dan Tugas Panitia Seleksi Adapun struktur organisasi dan tugas Panitia Seleksi HID adalah sebagai berikut : 24

25 1). Ketua, 1 orang Tugas: mengkoordinasikan proses pemilihan desa HID ke semua pihak terkait; dan memimpin proses perangkingan desa-desa desa nominasi; dan memastikan semua proses penentuan desa HID sesuai dengan petunjuk umum pelaksanaan. 2). Sekretaris, 1 orang Tugas: menyiapkan proses surat menyurat terkait dengan proses verifikasi dan perangkingan/longlist rangkingan/longlist desa penerima HID tingkat provinsi;; menyusun jadwal rencana kerja Panitia Seleksi; mendokumentasikan proses dan hasil kegiatan, kegiatan data-data data desa nominasi; dan menyiapkan laporan proses verifikasi dan perangkingan tersebut. 3). Anggota 3 orang (termasuk termasuk PMAC) Tugas: membantu proses, melakukan verifikasi desa-desa nominasi dan data yang diragukan atau kurang sesuai, sampai penyusunan pen rangking/longlist desa penerima enerima HID tingkat provinsi. Masa tugas Panitia Seleksi HID adalah kurang lebih satu setengah bulan terhitung dari diterbitkannya SK-PPMU PPMU terhadap Panitia Seleksi sampai tersusunnya daftar 10% desa terbaik dan pembuatan laporan pelaksanaan kepadappmu Pamsimas. 3). Tugas Panitia seleksi adalah: a). Melakukan verifikasi usulan DPMU tentang desa penerima HID; b). Melakukan perangkingan desa desa-desa nomimatif. c). Menyampaikan dan melaporkan hasil verifikasi dan perangkingan kepada PPMU. 4) Jadwal Kegiatan Panitia Seleksi menyusun jadwal kegiatan sesuai dengan kondisi dimasing-masing dimasing daerah segera setelah dibentuk oleh Ketua PPMU. Jadwal kegiatan kiranya dapat disusun secara efektif dengan mengacu kepada Pelaksanaan HID ini dan tidak mengabaikan setiap proses/tahapan. 5). Pelaporan Panitia wajib membuat laporan pelaksanaan seleksi HID di wilayahnya masing-masing masing dan disampaikan kepada PPMU PMU Pamsimas. V. PENUTUP Segala pembiayaan yang dibutuhkan oleh Panitia Seleksi Hibah Insentif Insentif Desa dalam melakukan proses verifikasi dan perangkingan desa HID tingkat provinsi menjadi tanggung jawab PPMU Pamsimas yang bersangkutan oo0oo

26 Appendix C Mekanisme Pencairan Dana HID 26

27 AppendixD Instrumen Pengukuran Kinerja Sekretariat LKM Nama LKM Desa/Kel. : : No Kecamatan Kab/Kota : : Aspek Pengukuran Nilai Catatan Kebijakan Keuangan 1 Semua Kebijakan disusun LKM berdasarkan AD/ART 2 LKM menyusun dan menetapkan RKM I & II 3 Semua penerimaan dan pengeluaran keuangan diketahui oleh ketua LKM Sistem Akuntansi 4 6 Seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran dicatat dan diarsipkan sesuai tanggal transaksi Pencatatan dilakukan tepat waktu dan laporan ditutup tanggal 25 setiap bulan Rekening Bank menggunakan nama Lembaga bukan nama pribadi 7 Specimen Rekening Bank di tandatangani 3 orang dari LKM 8 9 Saldo buku kas sama dengan jumlah dana tunai ditangan bendahara Buku Kas : - Tanggal :... - Jumlah : Rp.... Uang Tunai Di Bendahara: - Tanggal :... - Jumlah : Rp.... Saldo buku bank sama dengan saldo di rekening bank 10 Dana Kas (tunai) di tangan Bendahara, tidak boleh lebih dari Rp. 2 juta 5 Pelaporan dan Monitoring Laporan keuangan & RKM di pasang di papan informasi pada tempat yang strategis LKM melakukan pengeluaran dana berdasarkan RPD yang telah disetujui LKM membuat pembukuan Laporan Pertanggung-jawaban Dana (LPD) berdasarkan atas RPD Total Skor (TS)...,

28 Appendix E Format Surat-Menyurat Menyurat Proses Seleksi Form 1 Surat CPMU ke PPMU permintaan daftar Long-list Calon Desa HID Form 2 Surat PPMU kedpmu permintaandaftar long-listing Desa Calon Penerima HID Tingkat Kab/Kota Form 3 Surat DPMU ke Panitia Seleksi: Penyampaian Longlist Desa Penerima HID Form 4 Berita Acara Pra Pra-Seleksi Form 5 Berita Acara Seleksi/Penilaian Form 6 Berita Acara Penyusunan Longlist Desa Calon Penerima HID, Tingkat provinsi Form 7 Surat PPMU ke CPMU : Penyampaian Longlist Desa Provinsi Form 8 Surat CPMU ke PPMU dan DPMU : Penyampaian Hasil Penetapan Desa Penerima HID Form 9 Berita Acara Penetapan Desa Penerima HID Form 10 Surat DPMU ke LKM : untuk menyusun RKM-HID RKM Form 11 Surat Perjanjian Pemberian Bantuan Hibah Insentif Desa, SPPB-HID SPPB 28

29 FORM 1 KOP SURAT CPMU Tempat.tgl/bln/thn... Nomor Lampiran Perihal : : 1 (satu) berkas : Permintaan Daftar Longlist Desa Calon Penerima Hibah Insentif Desa Program Pamsimas Kepada Yth.: Para ara Ketua PPMU Pamsimas Provinsi ditempat Dalam rangka mendukung keberlanjutan Program Pamsimas khususnya pasca konstruksi maka sebagai penghargaan kepada desa-desa desa desa yang kinerja pengelolaannya sangat baik akan diberikan dana Hibah Insentif Desa (HID). Tujuan pemberian dana HID ini adalah untuk men meningkatkan ingkatkan cakupan layanan dan kualitas sistem penyediaan air minum dan sanitasi di desa yang bersangkutan. Dana HID ini bersifat sifat sebagai penghargaan bagi desa yang berkinerja sangat baik, baik dan mengingat jumlah desa penerima HID ini sangat terbatas maka proses pro pemilihannya dilakukan dengan sistem kompetisi dimana tahap pra-seleksi seleksi dan penilaian akan dimulai di tingkat kabupaten/kota sampai tahap perangkingan yang menghasilkan daftar panjang dilakukan di tingkat provinsi. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dimintakan kepada seluruh PPMU Pamsimas di masingmasing masing provinsi agar segera membentuk Panitia Seleksi HID dan meminta DPMU melakukan proses praseleksi dan seleksi desa di tingkat kabupaten/kota. Bersama ini terlampir kami sampaikan Pedoman Umum (HID) Program Pamsimas, untuk menjadi acuan pelaksanaan. Diharapkan seluruh PPMU di wilayah kerja Program Pamsimas sudah mengirimkan 10% desa terbaik dari daftar longlist desa calon penerima penerim HIDdilampiri dilampiri Berita Acara verifikasi dan perangkingan kepada kami selambat-lambatnya (tgl/bln/thn) (tgl/bln/thn)., melalui Surat, dan Fax ke alamat: SEKRETARIAT PUSAT Jl. Penjernihan II Nomor 27 B, Pejompongan JAKARTA PUSAT, SAT,

Lampiran: Surat CPMU Nomor : UM ca/Pamsimas/60 Tanggal : 10 April Revisi BAB 3. PROSES PEMILIHAN DESA HID 3.

Lampiran: Surat CPMU Nomor : UM ca/Pamsimas/60 Tanggal : 10 April Revisi BAB 3. PROSES PEMILIHAN DESA HID 3. Lampiran: Surat CPMU Nomor : UM.01.13.ca/Pamsimas/60 Tanggal : 10 April 2013 Revisi BAB 3. PROSES PEMILIHAN DESA HID 3.1 KETENTUAN UMUM Proses pemilihan desa secara resmi dimulai setelah CPMU mengeluarkan

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Mei 2012. Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP.110020173

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Mei 2012. Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP.110020173 KATA SAMBUTAN Banyak masyarakat miskin di pedesaan yang belum mendapatkan air bersih yang layak. Selain itu adalah masyarakat di wilayah peri-urban yang mana masyarakatnya berpenghasilan rendah, pemukiman

Lebih terperinci

SOP Pengukuran Kinerja Pembukuan

SOP Pengukuran Kinerja Pembukuan SOP Pengukuran Kinerja Pembukuan Pendahuluan Salah satu factor kunci sukses dan keberlanjutan organisasi adalah adanya system pelaporan keuangan dan monitoring yang kuat. Tanpa hal tersebut sulit untuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan.

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan. KATA PENGANTAR Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas

Lebih terperinci

Mengendalikan program termasuk penilaian dampak dari pelaksanaan Pamsimas untuk peningkatan akses aman air minum dan sanitasi yang layak.

Mengendalikan program termasuk penilaian dampak dari pelaksanaan Pamsimas untuk peningkatan akses aman air minum dan sanitasi yang layak. KATA PENGANTAR Sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 pelaksanaan Program Pamsimas telah mampu meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi yang layak bagi masyarakat miskin di 6.865 desa yang tersebar

Lebih terperinci

ROMS - 6 SULAWESI TENGAH. GORONTALO, SULAWESI UTARA, MALUKU, MALUKU UTARA

ROMS - 6 SULAWESI TENGAH. GORONTALO, SULAWESI UTARA, MALUKU, MALUKU UTARA ROMS - 6 SULAWESI TENGAH. GORONTALO, SULAWESI UTARA, MALUKU, MALUKU UTARA Progres T-1 Sulawesi Tengah = 10 Kabupaten (T-1 52 Desa dari 72 Desa) Gorontalo = 4 Kabupaten (T-1 20 Desa dari 36 Desa) Sulawesi

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Fasilitator Masyarakat Program Pamsimas II TA 2013

Kerangka Acuan Fasilitator Masyarakat Program Pamsimas II TA 2013 Kerangka Acuan Fasilitator Masyarakat Program Pamsimas II TA 2013 Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat II (PAMSIMAS II) 1. Latar Belakang Program Pamsimas II merupakan kelanjutan

Lebih terperinci

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan.

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan. KATA PENGANTAR Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas

Lebih terperinci

Konsep Program Hibah Air Minum Perdesaan Sumber Dana APBN Murni TA 2016

Konsep Program Hibah Air Minum Perdesaan Sumber Dana APBN Murni TA 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Konsep Program Hibah Air Minum Perdesaan Sumber Dana APBN Murni TA 2016 Bali, 1 September 2015 Latar Belakang Tujuan Lingkup

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Program Pamsimas telah dilaksanakan sejak tahun 2008 sampai saat ini, dan telah mampu meningkatkan akses air minum aman dan sanitasi layak bagi masyarakat desa yang tersebar di 234 kabupaten

Lebih terperinci

PAMSIMAS 2013 KATA SAMBUTAN

PAMSIMAS 2013 KATA SAMBUTAN KATA SAMBUTAN Banyak masyarakat miskin di pedesaan yang belum mendapatkan air bersih yang layak. Selain itu adalah masyarakat di wilayah peri-urban yang mana masyarakatnya berpenghasilan rendah, pemukiman

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, Msc. NIP.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, Msc. NIP. KATA PENGANTAR Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN (SPPB) BLM APBN. Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN (SPPB) BLM APBN. Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu, kami yang bertanda tangan di bawah ini : PT-2.3-04-A SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN (SPPB) BLM APBN Nomor : Tanggal : Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu, kami yang bertanda tangan di bawah ini : I. Nama : Jabatan : Pejabat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat RPJPN 2005 2025 dan RPJM 2015-2019, Pemerintah melalui program pembangunan nasional Akses Universal Air Minum dan Sanitasi Tahun 2019, menetapkan bahwa pada tahun 2019,

Lebih terperinci

PENCETAKAN dan PENGGUNAAN POSTER DAN SPANDUK

PENCETAKAN dan PENGGUNAAN POSTER DAN SPANDUK PETUNJUK PENCETAKAN dan PENGGUNAAN POSTER DAN SPANDUK MEDIA SOSIALISASI PROGRAM PAMSIMAS TAHUN 2015 Petunjuk Pencetakan dan Penggunaan Poster dan Spanduk Media Sosialisasi PAMSIMAS II 1 DAFTAR ISI 1. Latar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Ir. Mochammad Natsir, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Ir. Mochammad Natsir, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kualitas maupun kuantitas. Namun masih banyak masyarakat miskin di Indonesia yang belum mendapatkan air bersih yang

Lebih terperinci

Pelaksanaan program Pamsimas menggunakan pendekatan

Pelaksanaan program Pamsimas menggunakan pendekatan Bagaimana Kegiatan Dilaksanakan? Siswa-siswi SDN Kwangsan 02 di Kec. Jumapolo Kab. Karanganyar Jawa Tengah melakukan demo PHBS dalam rangkaian program Pamsimas. Pelaksanaan program Pamsimas menggunakan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Tata Kelola Program Hibah Air Minum Perkotaan APBN Murni TA 2016

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Tata Kelola Program Hibah Air Minum Perkotaan APBN Murni TA 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Tata Kelola Program Hibah Air Minum Perkotaan APBN Murni TA 2016 1 Program Hibah Air Minum APBN Tahun 2016 Latar Belakang

Lebih terperinci

PAMSIMAS 2012 KATA SAMBUTAN

PAMSIMAS 2012 KATA SAMBUTAN KATA SAMBUTAN Banyak masyarakat miskin di perdesaan yang belum mendapatkan air bersih yang layak. Selain itu adalah masyarakat di wilayah peri-urban yang mana masyarakatnya berpenghasilan rendah, pemukiman

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG

GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk melanjutkan keberhasilan capaian target Millennium Development Goals sektor Air Minum dan Sanitasi (WSS-MDG),

Lebih terperinci

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR u KATA PENGANTAR Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kualitas maupun kuantitas. Namun masih banyak masyarakat miskin di Indonesia yang belum mendapatkan air bersih

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TA 2015

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TA 2015 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TA 2015 Oleh: Ketua CPMU Pamsimas DISAMPAIKAN DALAM ACARA RAPAT KOORDINASI PROGRAM PAMSIMAS REGIONAL BARAT BATAM, 27 30 SEPTEMBER 2015 KPI Program Pamsimas OUTLINE

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

Panduan Evaluasi Kinerja Personil ROMS dan Fasilitator PROGRAM PAMSIMAS II

Panduan Evaluasi Kinerja Personil ROMS dan Fasilitator PROGRAM PAMSIMAS II Panduan Evaluasi Kinerja Personil ROMS dan Fasilitator PROGRAM PAMSIMAS II A. Latar Belakang Program Pamsimas dalam pelaksanaan kegiatannya didukung oleh para tenaga pelaksana/konsultan mulai dari tingkat

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, M.Sc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, M.Sc. NIP KATA PENGANTAR Salah satu upaya Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi adalah melalui program Pamsimas. Program ini merupakan program andalan Pemerintah di dalam penyediaan air

Lebih terperinci

MEDIA KOMUNIKASI PAMSIMAS 2011 DICETAK DI TIAP PROPINSI

MEDIA KOMUNIKASI PAMSIMAS 2011 DICETAK DI TIAP PROPINSI MEDIA KOMUNIKASI PAMSIMAS 2011 DICETAK DI TIAP PROPINSI Poster 1 A Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Segera Cair. Sub Dana BLM cair jika dana tunai swadaya masyarakat minimal 4% dan kontribusi APBD

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kerja

Kerangka Acuan Kerja Kerangka Acuan Kerja Pemandu Pelatihan Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota Program Pamsimas II TRAINING DEVELOPMENT AND PROJECT MANAGEMENT SERVICES TO CENTRAL PROJECT MANAGEMENT UNIT [CPMU] 1. Latar Belakang

Lebih terperinci

JADWAL PELATIHAN FM BARU PAMSIMAS II TAHUN Surabaya, Maret 2014

JADWAL PELATIHAN FM BARU PAMSIMAS II TAHUN Surabaya, Maret 2014 JADWAL PELATIHAN FM BARU PAMSIMAS II TAHUN 2014 Surabaya, 14 23 Maret 2014 PENGANTAR Yang dimaksud dengan FASILITATOR MASYARAKAT BARU dalam konteks ini adalah: Fasilitator Masyarakat atau Calon Fasilitator

Lebih terperinci

JADWAL PELATIHAN FM BARU PAMSIMAS II TAHUN Palembang, 25 Maret s.d 3 April 2014

JADWAL PELATIHAN FM BARU PAMSIMAS II TAHUN Palembang, 25 Maret s.d 3 April 2014 JADWAL PELATIHAN FM BARU PAMSIMAS II TAHUN 2014 Palembang, 25 Maret s.d 3 April 2014 PENGANTAR Yang dimaksud dengan FASILITATOR MASYARAKAT BARU dalam konteks ini adalah: Fasilitator Masyarakat atau Calon

Lebih terperinci

warga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpendapatan rendah Akses Universal Tahun 2019

warga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpendapatan rendah Akses Universal Tahun 2019 meningkatkan jumlah warga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpendapatan rendah di wilayah perdesaan yang dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan dan meningkatkan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN DESA SASARAN PROGRAM PAMSIMAS

PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN DESA SASARAN PROGRAM PAMSIMAS PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN DESA SASARAN PROGRAM PAMSIMAS KATA PENGANTAR Salah satu upaya Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi adalah melalui Program Pamsimas. Program ini merupakan

Lebih terperinci

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 Gambaran Umum Secara umum proses kegiatan di lokasi baru mengalami keterlambatan rata-rata 1,5 bulan dari master schedule, sementara

Lebih terperinci

2013, No

2013, No 2013, No.834 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN GERAKAN SERIBU SARANA SANITASI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dana Pendidikan 2.1.1 Pengertian Dana Pendidikan Menurut Mulyasa (2011:167) menyatakan bahwa dana merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP KATA SAMBUTAN Banyak masyarakat miskin di pedesaan yang belum mendapatkan air bersih yang layak. Selain itu adalah masyarakat di wilayah pinggiran kota (peri-urban) yang mana masyarakatnya berpenghasilan

Lebih terperinci

JADWAL PELATIHAN FM BARU PAMSIMAS II TAHUN Bogor, 18 s.d 27 Maret 2014

JADWAL PELATIHAN FM BARU PAMSIMAS II TAHUN Bogor, 18 s.d 27 Maret 2014 JADWAL PELATIHAN FM BARU PAMSIMAS II TAHUN 2014 Bogor, 18 s.d 27 Maret 2014 PENGANTAR Yang dimaksud dengan FASILITATOR MASYARAKAT BARU dalam konteks ini adalah: Fasilitator Masyarakat atau Calon Fasilitator

Lebih terperinci

KEBERLANJUTAN DESA PASCA

KEBERLANJUTAN DESA PASCA KEBERLANJUTAN DESA PASCA 1. Status Keberfungsian Desa Pasca Provinsi Jumlah Desa Pasca Berfungsi Status Keberfungsian Berfungsi Sebagian Tidak Berfungsi Jawa Barat 427 395 26 6 Banten 229 172 52 5 Kalimantan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK PENINGKATAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP DIREKTORAT PEMBINAAN SMP DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 205 KATA PENGANTAR Dana BOS yang diterima oleh sekolah

Lebih terperinci

Pedoman Program Hibah Air Limbah Setempat APBN

Pedoman Program Hibah Air Limbah Setempat APBN 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 LAMPIRAN 1: Surat Pernyataan Minat Pemerintah Daerah KOP SURAT PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA...

Lebih terperinci

URAIAN KEGIATAN R E N C A N A K E R J A P A M S I M A S T A H U N A N G G A R A N PELAKSANA JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES

URAIAN KEGIATAN R E N C A N A K E R J A P A M S I M A S T A H U N A N G G A R A N PELAKSANA JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES R E N C A N A K E R J A P A M S I M A S T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 5 URAIAN KEGIATAN I 1.1 TINGKAT PUSAT KOMPONEN 1: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAERAH 1 Temu Karya Penguatan

Lebih terperinci

I. LATAR BELAKANG. Petunjuk Pencetakan & Penggunaan Poster & Spanduk PAMSIMAS III

I. LATAR BELAKANG. Petunjuk Pencetakan & Penggunaan Poster & Spanduk PAMSIMAS III DAFTAR ISI I. Latar Belakang... 1 II. Petunjuk Pencetakan dan Penggunaan Poster dan Spanduk. 2 2.1. Maksud dan Tujuan 2 2.2. Penggunaan P3S Media Sosialisasi PAMSIMAS.. 2 2.3. Proses Komunikasi dan Model

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN YANG BERSIFAT KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA YANG BERSUMBER

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK SEKOLAH

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL EVALUASI RENCANA KERJA MASYARAKAT (SOP EVALUASI RKM) PAMSIMAS (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat)

STANDAR OPERASIONAL EVALUASI RENCANA KERJA MASYARAKAT (SOP EVALUASI RKM) PAMSIMAS (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) STANDAR OPERASIONAL EVALUASI RENCANA KERJA MASYARAKAT (SOP EVALUASI RKM) PAMSIMAS (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) SEPTEMBER 2016 DAFTAR ISI I. Umum... 1 II. Pelaku Dan Prinsip

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat RPJPN 2005 2025 dan RPJM 2015-2019, Pemerintah melalui program pembangunan nasional Akses Universal Air Minum dan Sanitasi Tahun 2019, menetapkan bahwa pada tahun 2019,

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PROGRAM PAMSIMAS III

LATAR BELAKANG PROGRAM PAMSIMAS III LATAR BELAKANG PROGRAM PAMSIMAS III Program PAMSIMAS III [2016 2019] merupakan kelanjutan program PAMSIMAS I [2008 2012] dan PAMSIMAS II [2013 2016] Dalam RPJMN 2015-2019, Pemerintah Indonesia telah mengambil

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN MODAL LEMBAGA KEUANGAN MIKRO MASYARAKAT DAN KOPERASI PEDESAAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 01/Per/Dep.3/II/2014

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAGIAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA SERTA PENGGUNAAN DANA DESA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 2017 PANDUAN PETUNJUK

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP KATA SAMBUTAN Banyak masyarakat miskin di pedesaan yang belum mendapatkan air bersih yang layak. Selain itu adalah masyarakat di wilayah pinggiran kota (peri-urban) yang mana masyarakatnya berpenghasilan

Lebih terperinci

Buku-buku ini merupakan penyempurnaan buku-buku tahun lalu, dan banyak manfaat dapat dipetik, antara lain:

Buku-buku ini merupakan penyempurnaan buku-buku tahun lalu, dan banyak manfaat dapat dipetik, antara lain: PAMSIMAS 2012 KATA PENGANTAR Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kuantitas, kualitas, terjangkau, dan kontinu. Namun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN ANGGARAN 2013 I. KETENTUAN UMUM

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK PENINGKATAN

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERDESAAN

PNPM MANDIRI PERDESAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN Oleh : DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI PNPM MANDIRI PERDESAAN Merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan kemiskinan dan pengangguran

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK SEKOLAH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. No.418, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /PMK.07/2009 TENTANG

Lebih terperinci

KEBERLANJUTAN DESA PASCA

KEBERLANJUTAN DESA PASCA KEBERLANJUTAN DESA PASCA 1. Status Keberfungsian Desa Pasca Provinsi Jumlah Desa Pasca Berfungsi Status Keberfungsian Berfungsi Sebagian Tidak Berfungsi Bali 10 10 0 0 Nusa Tengara Barat 48 33 15 0 Nusa

Lebih terperinci

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.34, 2018 KEMENPU-PR. DAK Infrastruktur PU-PR. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2017 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI W A L I K O T A K E D I R I PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI Menimbang WALIKOTA KEDIRI, : a. bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan

Lebih terperinci

II. KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN

II. KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2012

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH (BOSDA) KABUPATEN TANGERANG TAHUN ANGGARAN 2015

Lebih terperinci

BPKP PERWAKILAN SUMATERA UTARA

BPKP PERWAKILAN SUMATERA UTARA BPKP PERWAKILAN SUMATERA UTARA RANCANGAN PERATURAN KEPALA DAERAH tentang TATA CARA ALOKASI DAN PENYALURAN DANA DESA, ALOKASI DANA DESA (ADD), DAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TA 2015

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TA 2015 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TA 2015 Oleh: Ketua CPMU Pamsimas DISAMPAIKAN DALAM ACARA RAPAT KOORDINASI PROGRAM PAMSIMAS REGIONAL II MAKASSAR, 04 07 NOVEMBER 2015 KPI Program Pamsimas OUTLINE

Lebih terperinci

KEBERLANJUTAN DESA PASCA

KEBERLANJUTAN DESA PASCA KEBERLANJUTAN DESA PASCA 1. Status Keberfungsian Desa Pasca Provinsi Jumlah Desa Pasca Berfungsi Status Keberfungsian Berfungsi Sebagian Tidak Berfungsi Maluku 82 43 25 14 Maluku Utara 99 53 11 35 Gorontalo

Lebih terperinci

KEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB

KEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB KEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB 2016-2020 NO INDIKATOR SATUAN TARGET KINERJA (TAHUN) 2016 2017 2018 2019 2020 STRATEGI OPERASIONAL KOMPONEN PENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET 2 Key Performance Indicator NSUP-IDB

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip KATA PENGANTAR Dalam rangka pencapaian sasaran swasembada pangan berkelanjutan, Pemerintah berupaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan seluruh sumber daya prasarana dan sarana pertanian guna peningkatan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TINGKAT MASYARAKAT

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TINGKAT MASYARAKAT PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TINGKAT MASYARAKAT KATA PENGANTAR ( Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kuantitas, kualitas, terjangkau, dan kontinu. Namun

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGELOLAAN KEUANGAN ASOSIASI PENGELOLA SPAMS PERDESAAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGELOLAAN KEUANGAN ASOSIASI PENGELOLA SPAMS PERDESAAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGELOLAAN KEUANGAN ASOSIASI PENGELOLA SPAMS PERDESAAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA PROGRAM PAMSIMAS TAHUN 2014 DAFTAR ISI 1. Latar Belakang... 3 2. Tujuan dan Pengguna Pedoman Pengelolaan

Lebih terperinci

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan i ii PEDOMAN SELEKSI DAN PENETAPAN LOKASI PPMK Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 274/Menkes/SK/III/2008

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 274/Menkes/SK/III/2008 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 274/Menkes/SK/III/2008 TENTANG PEDOMAN REKRUTMEN TENAGA PELAKSANA VERIFIKASI DALAM PELAKSANAAAN PROGRAM JAMINAN

Lebih terperinci

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas

Lebih terperinci

PANDUAN PENGISIAN APLIKASI MODUL 7.3 KEBERLANJUTAN

PANDUAN PENGISIAN APLIKASI MODUL 7.3 KEBERLANJUTAN PANDUAN PENGISIAN APLIKASI MODUL 7.3 KEBERLANJUTAN Data Keberlanjutan merupakan informasi kondisi desa Pamsimas yang telah dilaksanakan pada tahuntahun sebelumnya, dimulai dari tahun 2008, yang dilaporkan

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) MEKANISME PELAPORAN DATA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PAMSIMAS

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) MEKANISME PELAPORAN DATA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PAMSIMAS PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) MEKANISME PELAPORAN DATA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PAMSIMAS 1. LATAR BELAKANG Mengingat PAMSIMAS merupakan program yang dilaksanakan dalam jangka waktu yang cukup panjang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Ibu Nomor : UM.01.11.ca/Pamsimas/12 Jakarta, 1 Februari 2012 Lampiran : 1 (satu) set Kepada Yth: (Daftar Terlampir) di T e m p a t KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA D I R E K T

Lebih terperinci

K AT A P E N G AN T AR

K AT A P E N G AN T AR KATA PENGANTAR Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kuantitas, kualitas, terjangkau, dan kontinyu. Namun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan air

Lebih terperinci

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI Penjelasan VI terdiri dari dua bagian, yaitu Penulisan Usulan Desa dan Verifikasi. Bagian penulisan usulan berisi penjelasan tentang cara menuliskan usulan

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 Latar Belakang Audit Sempit: Pemenuhan kewajiban Loan/Grant Agreement.

Lebih terperinci

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA - 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR 08 / Per / Dep.2 / XII / 2016 TENTANG

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN TAHUN ANGGARAN 213 NOMOR DIPA-33.5-/213 DS 11-823-4351-5822 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA DI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2017

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1311, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Biaya Konstruksi. Proyek Kerja Sama. Infrastruktur. Dukungan Kelayakan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2012

Lebih terperinci

KEBERLANJUTAN DESA PASCA

KEBERLANJUTAN DESA PASCA KEBERLANJUTAN DESA PASCA 1. Status Keberfungsian Desa Pasca Provinsi Sulawesi Selatan Sulawesi Barat/Tenggara Jumlah Desa Pasca Berfungsi Status Keberfungsian Berfungsi Sebagian Tidak Berfungsi 463 350

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM GERAKAN BERSAMA RAKYAT ATASI KAWASAN PADAT, KUMUH, DAN MISKIN DI KABUPATEN TANGERANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. POKMAS adalah kelompok masyarakat yang dibentuk dari penerima manfaat, yang telah ditetapkan melalui SK. Penetapan Walikota Manado.

I. PENDAHULUAN. POKMAS adalah kelompok masyarakat yang dibentuk dari penerima manfaat, yang telah ditetapkan melalui SK. Penetapan Walikota Manado. KM RELOKASI 2016 I. PENDAHULUAN Penyusunan Dokumen Teknis Perencanaan Perumahan merupakan tahapan dalam kegiatan pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang harus dilakukan oleh POKMAS sebelum proses

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTALIKOTA YOGYDAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTALIKOTA YOGYDAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA ISTIMEWA YOAKAR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTALIKOTA YOGYDAERAH KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 495 TAHUN 206 TENTANG PENETAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGELOLAAN PENGADAAN

Lebih terperinci

2017, No untuk pembangunan bendungan serta sejalan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.06/2017 tentang Tata Cara Pendanaan Pengadaan

2017, No untuk pembangunan bendungan serta sejalan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.06/2017 tentang Tata Cara Pendanaan Pengadaan No.611, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. Penggunaan Dana Badan Usaha Terlebih Dahulu. Pengadaan Tanah bagi Pembangunan Bendungan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Lebih terperinci

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Strategi Sanitasi Kota (SSK) merupakan alat manajemen untuk meningkatkan transparansi perencanaan dan

Lebih terperinci