PAMSIMAS 2012 KATA SAMBUTAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PAMSIMAS 2012 KATA SAMBUTAN"

Transkripsi

1

2 KATA SAMBUTAN Banyak masyarakat miskin di perdesaan yang belum mendapatkan air bersih yang layak. Selain itu adalah masyarakat di wilayah peri-urban yang mana masyarakatnya berpenghasilan rendah, pemukiman dan lingkungannya rawan serta tidak/belum tersedianya sarana sanitasi yang layak. Air bersih yang layak tersebut adalah layak secara kualitas maupun layak secara kuantitas. Kebutuhan air itu sudah sepantasnya dapat terpenuhi. Dan upaya penyediaan air minum di masyarakat harus sejalan dengan penanganan kesehatan dan sanitasinya. Melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi berbasis Masyarakat (Pamsimas), pemerintah berupaya untuk: (i) meningkatkan jumlah masyarakat perdesaan dan peri-urban untuk mendapatkan akses air minum, kesehatan dan sanitasi, (ii) mengurangi jumlah penduduk terserang penyakit diare dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui air dan lingkungan, serta (iii) meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia pemerintah daerah dan masyarakat dalam pelaksanaan maupun penanganan pasca proyek. Sehingga, pada akhirnya pencapaian target MDGs bidang air minum, dan penyehatan lingkungan (AMPL) dapat terwujud. Program Pamsimas dilaksanakan di 15 provinsi. Dan merupakan program lintas kementerian: Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Keuangan. Koordinasi lintas kementerian, juga di tingkat pusat maupun daerah sangat penting. Oleh karena itu, amat perlu adanya Buku Pedoman maupun Petunjuk Pelaksanaan program Pamsimas, yang dapat menjadi acuan dalam menjalankan seluruh kegiatan. Semoga dengan Buku Pedoman dan Buku Petunjuk Teknis yang cukup lengkap ini dapat memberikan arahan pada seluruh siklus kegiatan Pamsimas; baik dalam hal peran masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, mampu melaksanakan pengoperasian, sampai dengan pemeliharaan sarana air minum dan sanitasi yang sehat. Jakarta, Mei 2012 Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP i

3 KATA PENGANTAR Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kualitas maupun kuantitas. Namun masih banyak masyarakat miskin di Indonesia yang belum mendapatkan air bersih yang layak. Program Pamsimas adalah program andalan Pemerintah di dalam penyediaan air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat bagi masyarakat miskin di perdesaan. Sejak 2008 Pamsimas dilaksanakan, dampaknya positif bagi masyarakat desa yang tersebar di 15 provinsi. Sebagai program stimulan dengan pendekatan berbasis masyarakat, program Pamsimas menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dan sekaligus sebagai penanggungjawab pelaksanaan kegiatan. Agar lancar dan dapat dipertanggungjawabkan, maka diperlukan Buku Pedoman dan Petunjuk Teknis. Buku-buku ini merupakan penyempurnaan buku-buku tahun lalu, dan banyak manfaat dapat dipetik, antara lain: Mengendalikan program termasuk penilaian kinerja pendampingan masyarakat dalam pembuatan semua bentuk dokumen program Pamsimas Panduan kerja pengendalian mutu pelaksanaan pendampingan masyarakat dalam hal pembuatan segala bentuk dokumen terkait program Pamsimas Memantau dan evaluasi proses pendampingan masyarakat untuk membuat semua pelaporan dan pertanggungjawaban Panduan untuk memfasilitasi masyarakat dalam membuat segala jenis dokumen dalam kegiatan Program Pamsimas Memahami secara menyeluruh segala bentuk pelaporan dan pertanggungjawaban di tingkat masyarakat Memastikan semua pelaporan dan pertanggungjawaban dapat dibuat oleh masyarakat dan memuat informasi yang benar Dengan demikian diharapkan seluruh aspek kegiatan di tingkat masyarakat dapat berjalan dengan baik. Masyarakat dapat menikmati air bersih dan sanitasi yang layak sepanjang masa dalam pengelolaan yang berkelanjutan. Jakarta, Mei 2012 Direktur Pengembangan Air Minum - DJCK, Ir. Danny Sutjiono ii

4 DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN... i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI... iii BAB 1. PENDAHULUAN Tujuan Pengertian Pengguna Petunjuk Teknis... 1 BAB 2. SPAMS PERDESAAN Tujuan dan Keluaran Skema dan Siklus Penguatan Keberlanjutan Prinsip dan Strategi Prinsip Penguatan Keberlanjutan Strategi Penguatan Keberlanjutan Penanggungjawab dan Peran Pelaku Penanggung Jawab Peran Pelaku BAB 3. SPAMS PERDESAAN DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA Komponen Kegiatan Pengembangan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan Dukungan Kelembagaan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota Tahapan Kegiatan Workshop Pengenalan Keberlanjutan SPAMS Perdesaan Workshop Ekspose Rencana Kerja Asosiasi dan Pengembangan Kemitraan Workshop Penyelenggaraan Keberlanjutan dan Kemitraan BAB 4. SPAMS PERDESAAN DI TINGKAT DESA/KELURAHAN Komponen Kegiatan Perkuatan Fungsi BP-SPAMS Perkuatan Kapasitas KPM Bidang AMPL Sinkronisasi dan Integrasi PJM-ProAKSi Tahapan Kegiatan Monitoring Keberlanjutan Tahap II Tingkat Desa/Kelurahan Penyusunan Program Kerja BP-SPAMS Hal iii

5 4.2.3 Pemantauan dan Pelaporan Kinerja BP-SPAMS Sinkronisasi PJM ProAksi dalam Musrenbang dan RPJM Desa Pengawalan Prioritas AMPL Desa dalam Musrenbang Kecamatan Pengelolaan Kemitraan BAB 5. PELAPORAN Pelaporan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota Pelaporan oleh Pelaku PENGUATAN Keberlanjutan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL BP-SPAMS Pelaporan oleh Fasilitator Keberlanjutan Lampiran: SOP Pembentukan Asosiasi Pengelola SPAM Perdesaan Lampiran 1 Format Rencana Kerja Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan Lampiran 2 Pemantauan Berkala Kinerja Lampiran 3 Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Lampiran 4 Berita Acara Hasil Rapat Anggota Lampiran 5 Rancangan Berita Acara Hasil Kesepakatan Musrenbang RKPD Lampiran 6 Pendataan Status Cakupan AMPL Lampiran 7 Laporan Bulanan Kegiatan Fasilitator Keberlanjutan Lampiran 8 (Contoh) Keputusan Kepala Desa / Lurah Nomor : Tahun Tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Lampiran 9 Contoh Format: Nota Kesepahaman Lampiran 10 Rancangan Rencana Kerja BP-SPAMS Lampiran 11 Contoh Laporan TKK: Laporan Kemajuan Pencapaian Target SPAMS Perdesaan Lampiran 12 Laporan Pembinaan oleh SKPD Mitra Asosiasi Lampiran 13 Format Laporan Pelaksanaan Rencana Kerja Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dan Kemitraan Lampiran 14 Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan: Buku Bank Lampiran 15 Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan: Buku Kas Lampiran 16 Laporan Keuangan iv

6 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN Petunjuk Teknis Penguatan Keberlanjutan Program Pamsimas dimaksudkan untuk menyediakan panduan bagi semua pelaku Pamsimas dalam melakukan proses penguatan keberlanjutan di tingkat desa/kelurahan dan kabupaten/kota. 1.2 PENGERTIAN Pamsimas tidak hanya mendukung pelaksanaan kegiatan reguler, namun juga menyediakan dukungan pasca reguler berupa pendampingan dan pengembangan kapasitas untuk memastikan seluruh hasil kegiatan Pamsimas di tingkat desa/kelurahan berkelanjutan. Upaya pendampingan dan pengembangan kapasitas ini dilakukan di tingkat kabupaten/kota serta desa/kelurahan dan dinamakan sebagai Penguatan Keberlanjutan. 1.3 PENGGUNA Petunjuk Teknis ini merupakan rangkaian dari seluruh pedoman umum dan petunjuk teknis yang disediakan oleh Pamsimas. Oleh karena itu, petunjuk teknis ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari petunjuk teknis yang lainnya. Petunjuk Teknis ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai rujukan bagi TKP dan TKK dalam pengelolaan penguatan keberlanjutan untuk seluruh AMPL Perdesaan, baik yang disediakan oleh Pamsimas maupun penyedia AMPL lainnya. Petunjuk Teknis ini diperuntukkan sebagai acuan pelaksanaan kerja oleh TKP, TKK, PPMU, DPMU dan terutama Fasilitator Keberlanjutan dalam melaksanakan penguatan keberlanjutan SPAMS Perdesaan. Secara umum, pengguna dan manfaat pedoman masing-masing dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini: 1

7 Tabel 1.1 Pengguna dan Manfaat Pedoman Pengguna Manfaat Organisasi masyarakat, (LKM, BP-SPAMS, Asosiasi) Pengelola Program (CPMU, PPMU dan DPMU) Konsultan Pelaksana (CMAC, PMAC dan DMAC) Memahami proses dan kegiatan penguatan keberlanjutan di tingkat desa/kelurahan dan kabupaten/kota Acuan menyusun rencana dan pelaksanaan kegiatan Memahami secara menyeluruh proses dan kegiatan penguatan keberlanjutan di tingkat desa/kelurahan dan kabupaten/kota Merencanakan pengelolaan kegiatan penguatan keberlanjutan Mengendalikan kegiatan penguatan keberlanjutan termasuk penilaian kinerja pelaksanaan tahap penguatan keberlanjutan Panduan kerja pengendalian mutu pelaksanaan penguatan keberlanjutan di tingkat desa/kelurahan dan kabupaten/kota Menyusun strategi dan rencana kerja pendampingan penguatan keberlanjutan Memantau dan evaluasi proses pelaksanaan penguatan keberlanjutan Fasilitator Keberlanjutan Panduan untuk memfasilitasi proses dan kegiatan penguatan keberlanjutan baik di tingkat masyarakat maupun kabupaten/kota Pengendalian mutu pekerjaan Pemerintah (Pusat, Provinsi, Kabupaten/ Kota, Kecamatan, Desa/ Kelurahan) Memahami secara menyeluruh proses dan kegiatan penguatan keberlanjutan baik di tingkat masyarakat maupun kabupaten/kota Memimpin pelaksanan penguatan keberlanjutan terutama di tingkat kabupaten/kota Memastikan seluruh rangkaian proses dan kegiatan dilakukan sesuai dengan panduan. Para Pemeduli AMPL Memberikan dukungan langsung sebagai mitra untuk penguatan keberlanjutan dan peningkatan layanan AMPL Melakukan kontrol sosial 2

8 BAB 2. SPAMS PERDESAAN 2.1 TUJUAN DAN KELUARAN Penguatan Keberlanjutan SPAMS Perdesaan mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Menjamin penyelenggaraan pelayanan sarana air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) secara mandiri dan berkelanjutan. 2. Meningkatkan jumlah penduduk (perdesaan dan pinggiran kota) yang memiliki akses AMPL yang layak, dengan pelayanan air minum dan penyehatan yang memadai. 3. Mengedepankan pendekatan berbasis masyarakat dalam penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) untuk wilayah perdesaan. Keluaran yang diharapkan dalam penguatan keberlanjutan Pamsimas adalah: 1. Terbangunnya BP-SPAMS yang mandiri dalam penyelenggaraan pelayanan AMPL di tingkat desa/kelurahan. 2. Tersedia dan berfungsinya Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan di tingkat kabupaten sebagai lembaga/wadah bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk mendorong peningkatan pelayanan dan cakupan air minum secara berkelanjutan. 3. Tersedia dan berfungsinya Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL yang mampu memfasilitasi terlembaganya prioritas AMPL perdesaan dan pendekatan berbasis masyarakat. 2.2 SKEMA DAN SIKLUS Penguatan keberlanjutan SPAMS Perdesaan merupakan salah satu bagian dari keseluruhan kegiatan Pamsimas. Gambar 1 berikut ini merupakan skema bagaimana Pamsimas mengelola penguatan keberlanjutan dalam kerangka program secara keseluruhan. Sedangkan Gambar 2 adalah siklus kegiatan penguatan keberlanjutan di tingkat Kabupaten/Kota dan Kelurahan/Desa. 3

9 Gambar 1. Skema Dukungan Keberlanjutan Pamsimas 4

10 Gambar 2. Siklus Kegiatan Penguatan Keberlanjutan Kabupaten Desa Sosialisasi RAD AMPL Review RAD Pengkuran kinerja BPSPAMS Sinkronisasi PJM ProAKsi - RKP PJM ProAKSi Workshop 1 Kegiatan Pasca Workshop 1 1. Pembentukan Asosiasi BPSPAMS 2. Sosialisasi dan seleksi usulan HID 3. Sosialisasi dan seleksi usulan PAKET Pelatihan Asosiasi Pelatihan MonKes Lokakarya pasca konstruksi Penyusunan RK BPSPAMS Penyusunan RKP Desa Sinkronisasi RK & RKP Penguatan Kader AMPL & Kegiatan Pasca Workshop 1 1. Penyusunan Rencana Kerja BPSPAMS 2. Penyusunan RKP Desa 3. Sinkronisasi RK & RKP Workshop 2 Kegiatan Pasca Workshop 2 Kegiatan Pasca Workshop 2 1. Pemaparan Rencana Kerja Asosiasi 2. Penetapan HID 3. Penetapan PAKET 4. Inisiasi kemitraan Penguatan Asosiasi Pengembangan Kemitraan Monitoring Keberlanjutan 1. Pelaksanaan Rencana Kerja BPSPAMS 2. Pelaksanaan HID dan atau PAKET 3. Pembangunan program AMPL lainnya (DAK, PNPM, dll) Workshop 3 Kegiatan Pasca Workshop 3 Kegiatan Pasca Workshop 3 1. Evaluasi 2. LPJ Asosiasi 1. Evaluasi 2. LPJ BPSPAMS & Kader Keterangan: Workshop-1: Penguatan Keberlanjutan Pengelolaan SPAMS Perdesaan Workshop-2: Ekspose Rencana Kerja Asosiasi dan Pengembangan Kemitraan Workshop-3: Evaluasi Kinerja Pelayanan SPAMS Perdesaan dan dan Pelaksanaan Kemitraan 2.3 PRINSIP DAN STRATEGI Dalam penguatan keberlanjutan, berikut ini adalah prinsip dan strategi dasar sebagai acuan bagi seluruh pelaku, baik pelaku langsung maupun tidak langsung untuk pelaksanaan kegiatan. 5

11 2.3.1 Prinsip Penguatan Keberlanjutan 1) Kemitraan. Bekerja sama dengan berbagai pelaku penyelenggaraan pelayanan AMPL-BM dan pengembangan kapasitas di tingkat kabupaten/kota dan desa/kelurahan. 2) Sinergitas. Memastikan bahwa seluruh proses dan kegiatan dalam penguatan keberlanjutan merujuk kepada berbagai instrumen pembangunan AMPL, baik yang disediakan oleh Pamsimas, penyedia AMPL lainnya maupun pemerintah daerah. Penerapan AMPL BM menyesuaikan dengan sistem penyelenggaraan pembangunan, termasuk perencanaan dan penganggaran, yang berlaku di kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan. 3) Kemandirian. Berorientasi kepada keberlanjutan penyelenggaraan pelayanan AMPL yang berkualitas melalui BP-SPAMS yang berdaya/mandiri. 4) Multipihak. Mengedepankan penyelenggaraan AMPL sebagai tanggungjawab bersama dimana setiap pelaku diharapkan untuk memaksimalkan peran dan kapasitasnya dalam mendukung keberlanjutan penyelenggaraan pelayanan AMPL-BM Strategi Penguatan Keberlanjutan Strategi penyelenggaraan keberlanjutan SPAMS perdesaan terbagi dua, yaitu strategi untuk tingkat kabupaten/kota dan strategi untuk tingkat masyarakat/desa. Namun, dukungan berbagai pelaku di tingkat kecamatan menjadi faktor utama yang menentukan keberhasilan penguatan keberlanjutan Pamsimas. A. Strategi di Tingkat Kabupaten/Kota 1. Mengembangkan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan adalah wadah/forum/perkumpulan dari badan/kelompok pengelola SPAMS desa/kelurahan yang menjembatani kepentingan antara badan pengelola SPAMS dengan pemerintah daerah, untuk mendorong keberlanjutan pemanfaatan SPAMS desa. 2. Menciptakan Dukungan Pemerintah Kabupaten/Kota Program/kegiatan AMPL berbasis masyarakat di tingkat kabupaten/kota mempunyai potensi keberlanjutan yang lebih besar jika ada mekanisme yang terlembagakan pada sistem pemerintah daerah untuk memastikan bahwa program dan kegiatan AMPL-BM seperti yang tertuang dalam RAD AMPL dapat selalu terlaksana setiap tahunnya, misalnya melalui peraturan kepala daerah atau keputusan kepala daerah mengenai pagu indikatif untuk kegiatan AMPL berbasis masyarakat atau penerapan mekanisme bantuan hibah kepada tingkat desa/kelurahan untuk pelaksanaan AMPL berbasis 6

12 masyarakat. Pamsimas memberikan pendampingan berupa dukungan advokasi kepada pemerintah daerah dan legislatif melalui penyediaan bantuan teknis. B. Strategi di Tingkat Masyarakat/Desa atau Kelurahan 1. Memperkuat fungsi BP-SPAMS Pamsimas memberikan pendampingan penguatan BP-SPAMS dalam 3 (tiga) aspek: (a) perluasan cakupan layanan, (b) peningkatan kualitas layanan, dan (c) kemitraan. Tujuan penguatan BP-SPAMS adalah melestarikan penyediaan AMPL yang berbasis masyarakat sampai kepada tahap pengembangan dan perbaikan kualitas serta cakupan layanan. Pada tahap awal, Pamsimas memberikan pendampingan kepada BP-SPAMS berupa bantuan teknis dan pelatihan. Pada tahap lanjutan, pemerintah daerah diharapkan mempunyai program regular pendampingan BP-SPAMS, serta Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan menjadi mitra utama seluruh BP- SPAMS. 2. Memperkuat Kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL KPM bidang AMPL adalah anggota masyarakat desa/kelurahan yang mempunyai ketertarikan dan pengetahuan dibidang AMPL, serta kemauan dan kemampuan untuk menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam rangka belajar dan bekerja bersama dibidang air minum dan penyehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat Pamsimas berupaya untuk menyatukan berbagai pelaku dan instrumen terkait dengan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan tingkat desa/kelurahan, diantaranya melalui kegiatan penguatan kapasitas kader pemberdayaan masyarakat atau relawan air minum dan penyehatan lingkungan (KPM-AMPL). Pada tahap awal, dukungan Pamsimas untuk KPM-AMPL diberikan dalam bentuk pelatihan dan bantuan teknis. Pada tahap lanjutan, pemerintah kabupaten/kota diharapkan mempunyai program regular pendampingan KPM- AMPL, terutama dalam kegiatan perencanaan dan penganggaran tahunan untuk menjamin prioritas AMPL Perdesaan, terutama dengan pendekatan berbasis masyarakat. 3. Sinkronisasi dan integrasi PJM-ProAKSi ke dalam RKP/RPJM Desa Sinkronisasi dan integrasi PJM-ProAKSi dalam perencanaan dan penganggaran tahunan tingkat desa/kelurahan dilakukan sebagai salah satu upaya untuk memastikan adanya dukungan pembiayaan bagi program dan kegiatan prioritas AMPL tingkat desa sebagai pelaksanaan PJM ProAKSi. 7

13 Sinkronisasi dan/atau integrasi PJM ProAKsi terhadap RKP Desa atau RPJM Desa dilakukan oleh Pemerintah Desa/kelurahan dengan BP-SPAMS yang didukung oleh LKM dan KPM-AMPL. Pamsimas memberikan dukungan melalui pelatihan dan bantuan teknis 2.4 PENANGGUNGJAWAB DAN PERAN PELAKU Penguatan keberlanjutan merupakan upaya bersama yang melibatkan pelaku terkait. Gambar 3 berikut ini menjelaskan tata hubungan atau organisasi dari pelaksanaan keberlanjutan. Gambar ini menjadi acuan dasar bagi seluruh pelaku dalam memaksimalkan peran dan tanggungjawabnya pada setiap kegiatan penguatan keberlanjutan. Gambar 3. Organisasi dan Tata Kerja Pelaku Pamsimas dalam Penguatan Keberlanjutan 8

14 2.4.1 Penanggung Jawab 1) Tim Koordinasi Provinsi (TKP) bertanggung jawab untuk pengelolaan penguatan Keberlanjutan SPAMS Perdesaan di tingkat provinsi, termasuk di dalamnya adalah penyediaan dukungan berbagai kegiatan pengembangan kapasitas bagi pelaku penguatan keberlanjutan tingkat kabupaten/kota. 2) PPMU bertanggung jawab dalam pemantauan pengelolaan penguatan keberlanjutan SPAMS Perdesaan dalam Pamsimas oleh kabupaten/kota melalui DPMU, termasuk diantaranya adalah membantu TKP untuk mengkoordinasikan dukungan kelembagaan dan anggaran dari SKPD terkait. Peran ini dilaksanakan oleh PPMU dalam kapasitasnya sebagai pengelola Pamsimas secara keseluruhan di tingkat provinsi. 3) Tim Koordinasi Kabupaten/Kota (TKK) bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan keseluruhan pengelolaan Pamsimas di tingkat kabupaten/kota. TKK juga bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan pemilihan atau penunjukan salah satu SKPD sebagai Mitra Utama Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dalam forum konsultasi dan diskusi antara SKPD dan Pokja AMPL (jika telah terbentuk). Penunjukan atau pemilihan SKPD mitra utama Asosiasi Pengelola SPAMS perdesaan berikut tugas dan fungsinya dalam penguatan keberlanjutan disahkan dengan Instruksi atau Surat Keputusan Kepala Daerah. 4) DPMU bertanggung jawab dalam memimpin pelaksanaan penguatan keberlanjutan SPAMS Perdesaan dalam Pamsimas mulai dari perencanaan sampai dengan pemantauan, termasuk didalamnya adalah membantu TKK untuk mengkoordinasikan dukungan kelembagaan dan anggaran dari SKPD terkait. 5) SKPD Mitra Utama Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan adalah Mitra TKK dan DPMU dalam memimpin pengelolaan penguatan keberlanjutan SPAMS Perdesaan, yang bertanggung jawab untuk: 1. Menyediakan dan mengkoordinasikan pembinaan baik teknis maupun non teknis secara langsung dalam rangka pendampingan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan. 2. Memantau kinerja Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan secara berkala, termasuk memberikan masukan kepada DPMU untuk peningkatan kualitas pengelolaan Pamsimas. 3. Mengkoordinasikan program dan kegiatan pengembangan kapasitas Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan kepada SKPD terkait dan pelaku AMPL lainnya. 6) BPMD Kabupaten/Kota dan Seksi PMD Kecamatan bertanggung jawab dalam: 1. Memberikan pembinaan, pendampingan, serta pengembangan kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL Desa/Kelurahan. 9

15 2. Pemantauan kinerja Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL secara berkala, dalam penguatan keberlanjutan. 3. Mengkoordinasikan program dan kegiatan pengembangan kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL kepada SKPD terkait dan pelaku AMPL lainnya. Catatan: Seksi PMD Kecamatan bertanggungjawab dalam pembinaan, pemantauan, koordinasi program terkait KPM AMPL di wilayah kecamatan dan melaporkannya kepada Sekretariat Daerah dengan tembusan kepada. BPMD Kabupaten/Kota 7) Pemerintah Desa/Kelurahan bertanggung jawab dalam memimpin upaya sinergitas dan sinkronisasi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pembangunan dalam hal ini AMPL-BM di tingkat desa/kelurahan. 8) PMAC dan DMAC memberikan bantuan teknis untuk pelaku tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam pengelolaan (mulai dari perencanaan sampai dengan pemantauan) penguatan keberlanjutan. DMAC akan memberikan dukungan langsung dan peningkatan kapasitas bagi Fasilitator Keberlanjutan. 9) Fasilitator Keberlanjutan bertanggung jawab dalam penyediaan bantuan teknis sebagai berikut: a) Pendampingan (fasilitasi), konsultasi, dan pengembangan kapasitas Asosiasi SPAMS Perdesaan secara menerus. Dalam hal ini, Fasilitator Keberlanjutan bekerja bersama dengan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan untuk mewujudkan tujuan penguatan keberlanjutan Pamsimas. b) Komunikasi dan konsultasi berbagai usulan kebutuhan kegiatan pengembangan kapasitas untuk Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan, BP- SPAMS, Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL serta LKM dengan berbagai SKPD terkait, termasuk dengan Seksi PMD Kecamatan dan BPMD. c) Koordinasi penyediaan bantuan teknis oleh PMAC dan DMAC untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan penguatan keberlanjutan SPAMS Perdesaan Peran Pelaku Selain sebagai penanggung jawab, pelaku juga berperan dalam pendampingan dan pembinaan kelembagaan masyarakat yang akan mengawal kegiatan penguatan keberlanjutan. 10

16 A. Pendampingan dan Pembinaan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan 1) Sekretaris Daerah cq Bidang Ekonomi dan Pembangunan sebagai Pembina a) Memberikan pembinaan kepada pengurus asosiasi dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi asosiasi melalui SKPD Mitra Utama Asosiasi. b) Memberikan arahan dan pertimbangan dalam rangka sinergitas kegiatankegiatan bidang AMPL kabupaten/kota, khususnya AMPL BM. 2) SKPD Mitra Utama a) Memimpin fasilitasi pembentukan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan. b) Pada tahun pertama operasionalisasi Asosiasi SPAM Perdesaan, SKPD Mitra diharapkan dapat memberikan bantuan berupa fasilitas ruang sekretariat. c) Memfasilitasi rapat rutin tiga bulanan untuk Pengurus Asosiasi Pengelola SPAM Perdesaan. d) Menyusun dan melaksanakan tugas pembinaan dan pendampingan langsung terhadap Asosiasi Pengelola SPAM Perdesaan., termasuk dalam penyusunan program, kegiatan dan anggaran berdasarkan arahan dari Pembina Asosiasi. e) Mengkomunikasikan kebutuhan pengembangan kapasitas Asosiasi Pengelola SPAM Perdesaan kepada SKPD terkait melalui rapat koordinasi TKK/Pokja AMPL dan DPMU. f) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan. g) Memfasilitasi diskusi kemitraan antara asosiasi pengelola SPAMS perdesaan, BP-SPAMS dan calon mitra. h) Memberikan masukan kepada Sekretaris Daerah cq bidang Ekonomi Pembangunan dalam rangka perumusan kebijakan daerah dan pembinaan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan Tingkat Kab/Kota. 3) Fasilitator Keberlanjutan a) Memfasilitasi pembentukan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan. b) Mengadvokasi pemerintah daerah dalam memilih SKPD yang menjadi mitra kunci untuk pembinaan Asosiasi Pengelola SPAM Perdesaan. c) Mendampingi BP-SPAMS dan pelaku AMPL lainnya dalam proses pembentukan Asosiasi Pengelola SPAM Perdesaan. 11

17 d) Melakukan pendampingan terhadap Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dalam melakukan pemetaan kapasitas BP-SPAMS dan pemantauan kinerja BP-SPAMS. e) Membantu Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dalam pengembangan program dan rencana kegiatan tahunan, pengembangan rencana pembiayaan untuk pelaksanaan program/kegiatan tersebut, dan biaya operasional dan target atau indikator kinerja. f) Mengembangkan kapasitas Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan untuk mengkomunikasikan rencana kerja program/kegiatan dan pembiayaan tahunan tersebut dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mendapatkan dukungan program/kegiatan dan/atau pembiayaan. g) Mengembangkan kapasitas Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan untuk melakukan pembinaan terhadap BP-SPAMS, termasuk diantaranya adalah pendampingan teknis, keuangan, dan kelembagaan. h) Memfasilitasi Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan untuk mengembangkan transparansi dan akuntabilitas terhadap anggotanya dan juga terhadap publik, termasuk diantaranya adalah pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan program/kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan secara rutin. i) Memfasilitasi Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan untuk melakukan evaluasi triwulanan terhadap seluruh pelaksanaan rencana kerja program/kegiatan serta pembiayaannya. j) Memfasilitasi Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dan anggotanya untuk mendapatkan pembelajaran bersama (knowledge sharing) mengenai AMPL dari berbagai pihak, tidak terbatas di tingkat kabupaten dan provinsi, termasuk dalam bidang pemeliharaan dan pengembangaan sarana air minum, pengelolaan kelembagaan dan keuangan, dan lain sebagainya sesuai dengan kebutuhannya. k) Memastikan terselenggaranya dialog dan konsultasi rutin antara Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dengan SKPD Mitra dan SKPD terkait dalam rangka pembinaan, pemantauan dan konsultasi, termasuk sinkronisasi program/kegiatan. l) Memfasilitasi Pemerintah Daerah dan Asosiasi SPAMS Perdesaan dalam pembinaan kinerja BP-SPAMS, dan advokasi penerapan iuran SPAMS yang memenuhi biaya operasional, pemeliharaan, dan pemulihan. m) Memfasilitasi Pemerintah Daerah dan Asosiasi SPAMS Perdesaan dalam pemetaan kondisi keberfungsian SPAMS terbangun. 12

18 4) Institusi Terkait Lain Institusi terkait lainnya misalnya PDAM dapat berperan sebagai mitra Asosiasi memberikan pendampingan kepada BP-SPAMS dan anggota lainnya dalam hal operasional dan pemeliharaan untuk peningkatan kualitas/kinerja operasional dan pemeliharaan SPAMS. B. Pendampingan dan Pembinaan KPM Bidang AMPL dan BP-SPAMS 1) Seksi PMD Kecamatan a) Memastikan bahwa Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL menyampaikan laporan tiga bulanan mengenai kinerja BP-SPAMS. b) Pembahasan mengenai kinerja BP-SPAMS berdasarkan laporan Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL menjadi agenda pertemuan rutin kecamatan-desa/kelurahan di tingkat kecamatan. c) Mengkomunikasikan hasil pemantauan kinerja BP-SPAMS dengan pelaku AMPL lainnya di tingkat kecamatan untuk ditindaklanjuti, seperti sanitarian dan puskesmas. d) Memastikan bahwa Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL ikut serta dalam musrenbang kecamatan khusus untuk pembahasan sektor AMPL. 2) BPMD Kabupaten/Kota a) Penyediaan pelatihan terkait dengan pengembangan kapasitas BP- SPAMS, sesuai dengan laporan Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL atas hasil penilaian kinerja BP-SPAMS. b) Berkoordinasi dengan Seksi PMD kecamatan mengenai pemantauan kinerja Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL. c) Pembahasan program dan kegiatan pengembangan kapasitas BP-SPAMS dengan SKPD lainnya yang relevan, melalui TKK/Pokja AMPL. 3) Pemerintah Desa a) Pemerintah Desa merupakan penanggungjawab seluruh kegiatan pembangunan AMPL di desa/kelurahan. b) Pemerintah Desa melalui Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL Desa memantau kinerja SPAMS desa termasuk kinerja BP-SPAMS. c) Bekerjasama dengan LKM memantau/mengawasi BP-SPAMS dalam pengelolaan SPAMS terbangun. d) Pemerintah Desa melalui Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL melaporkan kinerja SPAMS desa/kelurahan, termasuk PJM ProAksi kepada Seksi PMD Kecamatan. 13

19 e) Pemerintah Desa memfasilitasi LKM dan BP-SPAMS serta sanitarian dalam pembahasan kinerja SPAMS perdesaan. 4) Fasilitator Keberlanjutan Pendampingan yang diberikan oleh Fasilitator Keberlanjutan tidak secara langsung, namun melalui Seksi PMD Kecamatan, BPMD, dan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan, yaitu sebagai berikut: a) Membantu BPMD dalam memfasilitasi dan mengadvokasi Seksi PMD Kecamatan dalam pengembangan program dan kegiatan pendampingan dan pengembangan kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL. b) Memfasilitasi BPMD dan Seksi PMD Kecamatan dalam penguatan kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL. c) Membantu BPMD untuk berkoordinasi dengan Seksi PMD Kecamatan untuk memastikan bahwa Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL melakukan pelaporan hasil pemantauan triwulanan kinerja BP-SPAMS. d) Berkoordinasi dengan Seksi PMD Kecamatan, memantau kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL dalam menyuarakan prioritas AMPL Desa dan BP-SPAM di berbagai forum pembangunan di tingkat kecamatan. e) Jika diperlukan, dalam rangka pengembangan kapasitas Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan, Fasilitator Keberlanjutan melakukan pendampingan langsung secara teknis, keuangan dan kelembagaan terhadap BP-SPAMS berdasarkan rekomendasi hasil pemantauan kinerja serta kebutuhan masing-masing BP-SPAMS. f) Uji Petik kinerja BP-SPAMS. Tim Fasilitator Keberlanjutan melaksanakan Uji Petik Kinerja BP-SPAMS berdasarkan laporan pemantauan tiga bulanan Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL mengenai kinerja BP-SPAMS. 14

20 BAB 3. SPAMS PERDESAAN DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA 3.1 KOMPONEN KEGIATAN Keberlanjutan SPAMS Perdesaan tingkat Kabupaten/Kota difokuskan kepada pendampingan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan, pembinaan terhadap asosiasi dan pelaku penguatan keberlanjutan tingkat desa oleh pemerintah daerah (SKPD Mitra Utama, Kasi PMD dan BPMD), serta sinkronisasi perencanaan AMPL tingkat desa dengan kabupaten, terutama untuk PJM ProAksi dengan RAD AMPL Pengembangan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan Pamsimas memberikan dukungan bagi inisiatif badan pengelola SPAMS perdesaan untuk membentuk suatu wadah/forum Pengelola SPAMS Perdesaan tingkat kabupaten/kota. Bagi pemerintah daerah keberadaan Asosiasi dirasa sangat strategis untuk mengefisiensikan kegiatan pembinaan terhadap BP-SPAMS. Asosiasi Pengelola SPAMS akan jembatani antara pengelola SPAMS Perdesaan dengan pemerintah daerah. Pamsimas memberikan dukungan dalam proses pembentukan dan penguatan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dalam bentuk penyediaan sarana: lokakarya, pelatihan dan bantuan teknis. Di sisi lain, Pemerintah daerah dan pelaku AMPL lainnya (swasta dan lembaga non pemerintah) juga diharapkan memberikan dukungan yang lebih besar dalam pendampingan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan melalui kemitraan. 1) Agenda Kerja Berikut adalah agenda kerja utama bagi Asosiasi SPAMS Perdesaan. Agenda kerja ini merupakan kegiatan minimal yang akan dilaksanakan selama pendampingan Pamsimas. Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dapat menambahkan kegiatan lainnya sesuai dengan kebutuhan anggota dan pemangku kepentingan lainnya serta kapasitas pengurus Asosiasi. 15

21 1. Penyusunan Rencana Kerja Rencana Kerja Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan adalah acuan pelaksanaan program/kegiatan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan untuk mencapai tujuan dan target yang disepakati anggota untuk kurun waktu satu tahun mendatang berdasarkan tugas dan fungsi Asosiasi. Rencana kerja ini bersifat tahunan, menunjukkan berbagai kegiatan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan termasuk rencana pembiayaannya/investasinya (dari berbagai sumber, baik dari anggota, Pemerintah Daerah, lembaga non pemerintah, dunia usaha/swasta, dan Pamsimas). Rencana kerja asosiasi SPAMS perdesaan berfungsi sebagai: a. Acuan pencapaian target kinerja tahunan asosiasi b. Acuan pengalokasian sumber daya (SDM, dana, asset) asosiasi c. Acuan pelaksanaan program/kegiatan tahunan asosiasi d. Acuan pemantauan, evaluasi, dan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tahunan asosiasi e. Media promosi asosiasi dalam pengembangan kemitraan Rencana kerja Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan memuat sekurangkurangnya: a. Prioritas isu/masalah yang akan ditangani pada tahun rencana b. Tujuan dan target Asosiasi Pengelola SPAM Perdesaan tahun rencana c. Program, Kegiatan, dan Kebutuhan Anggaran Tahun Rencana Contoh format rencana kerja asosiasi dapat dilihat pada Lampiran 1. Langkah-langkah penyusunan rencana kerja Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut: a. Persiapan penyusunan, yaitu penyepakatan tim penyusun dan jadwal penyusunan Rencana Kerja Asosiasi. b. Perumusan substansi Rencana Kerja, yang terdiri dari: Analisis data/informasi hasil pemantauan pelaksanaan RK BP-SPAMS/ kinerja BP-SPAMS Analisis data hasil pemantauan berkala kinerja AMPL Desa/Kelurahan Prioritisasi masalah untuk ditangani pada tahun rencana Perumusan tujuan dan target asosiasi pada tahun rencana Analisis kebutuhan investasi bagi pencapaian target asosiasi Perumusan program/kegiatan dan perkiraan anggaran tahun rencana Penyusunan matriks program/kegiatan asosiasi 16

22 c. Pembahasan hasil perumusan substansi Rencana Kerja, yaitu tahap penyepakatan substansi Rencana Kerja melalui rapat anggota. d. Penyusunan naskah Rencana Kerja Asosiasi sesuai outline Rencana Kerja, yaitu penuangan hasil kesepakatan substansi ke dalam sistematika naskah Rencana Kerja Asosiasi e. Pengesahan Rencana Kerja dengan Keputusan Ketua Asosiasi melalui kesepakatan dalam Rapat Anggota. 2. Pemantauan Kinerja dan Pendampingan BP-SPAMS A. Pemantauan Kinerja BP-SPAMS Berikut adalah usulan kegiatan tahunan dalam rencana kerja asosiasi: a) Pemutakhiran data akses air minum dan sanitasi desa/kelurahan berdasarkan hasil pemantauan kinerja BP-SPAMS. Hasil pemantauan kinerja disampaikan oleh Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL setiap tiga bulan. Hasil pemantauan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa selanjutnya disampaikan kepada Seksi PMD Kecamatan. b) Pembahasan hasil pemantauan kinerja BP-SPAMS bersama SKPD Mitra Utama, PDAM, SKPD lainnya yang relevan, dan penyedia AMPL lainnya, dilakukan dalam rapat rutin tiga bulanan. Hasil pembahasan atas hasil pemantauan kinerja ini disampaikan oleh SKPD mitra kepada TKK dan/atau Pokja AMPL, dengan tembusan kepada Kantor Sekretaris Daerah cq Asisten Sekretariat Daerah bidang Ekonomi dan Pembangunan. c) Identifikasi kebutuhan pendampingan BP-SPAMS berdasarkan kesepakatan pembahasan hasil pemantauan kinerja. Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan memberikan rekomendasi perihal prioritas pendampingan BP-SPAMS berdasarkan konsultasi dan diskusi dengan SKPD Mitra dan Pelaku AMPL lainnya dalam rapat rutin. Contoh format pemantauan kinerja BP-SPAMS (kumulatif) oleh Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dapat dilihat pada Lampiran 2. B. Pendampingan BP-SPAMS di BidangTeknis Berikut adalah usulan kegiatan tahunan dalam rencana kerja asosiasi (sesuai kebutuhan BP-SPAMS atau hasil pemantauan kinerja oleh Pemerintah Daerah bersama Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL): a) Kunjungan ke desa dalam rangka perbaikan kerusakan teknis b) Pengawasan kegiatan konstruksi untuk pengembangan SAM. c) Fasilitasi pengujian kualitas air d) Penyediaan suku-cadang untuk SAM. 17

23 C. Pendampingan BP-SPAMS di Bidang Penyelenggaraan Pelayanan SAMS Berikut adalah usulan kegiatan tahunan dalam rencana kerja asosiasi (sesuai permintaan BP-SPAMS atau hasil pemantauan kinerja oleh Pemerintah Desa dan Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL): a) Pendampingan kepada BP-SPAMS dalam menentukan tariff yang memadai untuk operasional, pemeliharaan (OM), dan cost-recovery. b) Peningkatan kapasitas BP-SPAMS dalam rangka pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel, misalnya pelaporan keuangan kepada pengguna, pencatatan keuangan yang baik, pelaksanaan audit, dan lainnya. D. Mengkomunikasikan Kebutuhan BP-SPAMS dengan Pelaku Kunci Asosiasi Penglola SPAMS Perdesaan yang berkedudukan di kabupaten/kota menjadi perpanjangan tangan BP-SPAMS untuk mengkomunikasikan berbagai kebutuhan BP-SPAMS kepada berbagai pemangku kepentingan, terutama untuk aspek yang sifatnya tidak bisa ditangani langsung oleh Asosiasi SPAMS Perdesaan, misalnya penyampaian kebutuhan pelatihan kepada SKPD yang relevan dan perbaikan kerusakan teknis SAMS yang parah (memerlukan biaya yang cukup besar). 3. Pengembangan Database AMPL Perdesaan dan Kinerja BP-SPAMS Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan mengumpulkan berbagai data dan informasi mengenai kinerja BP-SPAMS dan cakupan AMPL di setiap desa. Dalam rangka pengembangan basis data, maka hal-hal berikut ini dapat menjadi usulan kegiatan tahunan untuk Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan: a) Pencatatan hasil pemantauan kinerja secara terkomputerisasi atau tertulis. b) Pengkomunikasian data-data hasil pemantauan kepada SKPD Mitra dan Pelaku AMPL dalam rapat rutin. c) Sinkronisasi data dengan informasi dari seluruh pelaku AMPL tingkat kabupaten/kota. 4. Pengelolaan Kemitraan Kemitraan adalah hubungan antara dua pihak atau lebih untuk saling membantu dalam memenuhi kebutuhan pihak yang bermitra. Kemitraan harus menunjukkan sifat-sifat sebagai berikut: hubungan jangka panjang, berorientasi pada pemecahan persoalan bersama/tujuan bersama, dengan dilandasi nilainilai luhur, dan saling bergantung. 18

24 Prinsip kemitraan adalah sebagai berikut: a) Partisipasi, semua pelaku yang akan bermitra berpartisipasi terutama di dalam pengambilan keputusan dan tanggungjawab. b) Punctual (tepat waktu), memastikan adanya kecocokan waktu pelaksanaan upaya pemenuhan kebutuhan para pihak yang bermitra. c) Kesadaran mengenai kesetaraan, berarti bahwa semua pelaku menerima bahwa setiap pihak yang bermitra adalah setara, mampu menjalankan kemitraan sesuai dengan fungsi dan tanggungjawabnya masing-masing. d) Akuntabel, memastikan bahwa semua pelaku yang akan bermitra menunjukkan akuntabilitas yang baik. e) Komunikasi, memastikan bahwa terjalinnya komunikasi pada setiap pelaku kemitraan, serta setiap pelaku mampu untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan kebutuhan dan tanggungjawabnya. f) Kolaborasi, memastikan bahwa semua pelaku yang bermitra menunjukkan kesiapan bekerjasama (berkolaborasi) dengan para mitranya. g) Percaya, bahwa kemitraan dibangun di atas kepercayaan setiap pelakunya, dan diharapkan bahwa kepercayaan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik dalam wujud transparansi dan akuntabilitas. h) Berbagi, bahwa kemitraan bukanlah tanggungjawab salah satu pelaku saja, sehingga semua pihak yang bermitra diharapkan untuk dapat berbagi tanggungjawab sesuai dengan kapasitasnya. Pengelolaan kemitraan di tingkat kabupaten/kota dilaksanakan sebagai berikut: a) Dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan atau pembiayaan untuk perluasan cakupan layanan AMPL tingkat desa/kelurahan dan penguatan kapasitas Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dan BP-SPAMS. b) Dapat dilakukan dengan penyedia AMPL yang beroperasi di tingkat kabupaten/kota (LSM, lembaga akademis, dan swasta), pemerintah atau perusahaan milik pemerintah (perkebunan, pertambangan dan lainnya) serta pemerintah daerah (kabupaten/kota dan provinsi). c) Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dapat mengajukan usulan program kemitraan kepada berbagai pihak berdasarkan masukan dan kebutuhan anggotanya. Prioritas usulan kegiatan untuk kemitraan adalah berdasarkan kriteria yang disepakati bersama dalam musyawarah anggota dan masukan dari SKPD Mitra Utama atau Pokja AMPL. 5. Rapat Anggota/Pertanggungjawaban Rapat anggota sebagai bentuk transparansi, partisipasi dan akuntabilitas merupakan pertemuan untuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan pembiayaan asosiasi; dilakukan setiap enam bulan sekali. 19

25 a. Prinsip partisipasi dalam rapat anggota adalah seluruh anggota Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan mempunyai hak untuk mengetahui keseluruhan kegiatan asosiasi dalam satu tahun dan memiliki hak suara untuk menyampaikan pendapat, penilaian, dan saran. b. Prinsip transparansi dalam pertanggungjawaban keuangan adalah bahwa laporan keuangan serta dokumen keuangan terbuka untuk diketahui anggota dan dapat diverifikasi oleh anggota yang ditunjuk untuk melakukan internal verifikasi keuangan asosiasi. Dalam Rapat Anggota, yang dilaporkan sekurang-kurangnya mencakup: a. Kegiatan yang dilakukan oleh asosiasi selama enam bulan pelaporan. Tingkat capaian kinerja asosiasi berdasarkan rencana kerja tahun berjalan; prestasi penting, kendala yang masih dihadapi dan masih memerlukan penanganan pada tahun berikutnya, Faktor kunci keberhasilan pencapaian tengah tahunan yang dilaporkan untuk dipelihara/ditingkatkan pada periode enam bulan berikutnya. b. Penggunaan keuangan Asosiasi selama enam bulan pelaporan Laporan keuangan dengan menggunakan format laporan (Contoh format laporan dapat dilihat pada Lampiran 3. Rapat Anggota selain dihadiri oleh anggota Asosiasi juga dihadiri SKPD Mitra Asosiasi dan dapat dihadiri Pembina, PDAM, dan SKPD lain yang diperlukan. Setiap hasil atau kesepakatan rapat anggota selalu dicatatkan dalam bentuk berita acara. Contoh format berita acara rapat anggota dapat dilihat dalam Lampiran Dukungan Kelembagaan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota Pemerintah daerah, asosiasi pengelola SPAMS perdesaan dan pelaku AMPL lainnya di tingkat kabupaten/kota adalah pelaku utama dalam mengupayakan terwujudnya keberlanjutan SPAMS perdesaan. Pamsimas memberikan dukungan pada tahun pertama kegiatan penguatan keberlanjutan, pada tahun-tahun selanjutnya pemerintah kabupaten/kota diharapkan untuk secara mandiri memimpin dan mengawal kegiatan penguatan keberlanjutan SPAMS perdesaan sesuai dengan cita-cita kabupaten/kota dalam penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan. Untuk mendukung kemandirian kabupaten/kota dalam meneruskan kegiatan penguatan keberlanjutan, pelaku-pelaku di tingkat kabupaten/kota diharapkan dapat menyusun rencana tindak kabupaten/kota untuk melanjutkan kegiatan penguatan keberlanjutan SPAMS perdesaan. Pamsimas akan memberikan dukungan berupa peningkatan kapasitas pemerintah daerah dan pelaku lainnya dalam meneruskan kegiatan penguatan keberlanjutan SPAMS perdesaan. 20

26 Untuk penyusunan rencana tindak, maka diharapkan kegiatan tersebut berikut ini terlaksana: 1. TKP dan TKK melakukan pembahasan bersama SKPD Mitra, Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan, Pokja AMPL, dan Pelaku AMPL lainnya mengenai kemajuan pelaksanaan kegiatan penguatan keberlanjutan SPAM perdesaan dan rencana tindak lanjutnya. 2. Berdasarkan hasil pembahasan bersama tersebut, maka TKP dan TKK serta SKPD Mitra dapat melakukan: (i) penilaian kinerja Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan, (ii) penilaian kinerja BP-SPAMS, (iii) evaluasi cakupan pelayanan AMPL, dan (iv)efektifitas pembinaan dan pendampingan pemerintah daerah dalam kegiatan penguatan keberlanjutan SPAMS perdesaan. Pada tahap ini, TKP dan TKK dapat menentukan kriteria pencapaian kabupaten/kota dalam kegiatan penguatan keberlanjutan. 3. Berdasarkan hasil evaluasi bersama tersebut, TKP mendorong TKK untuk memfasilitasi penyusunan Rencana Tindak Pengelolaan Penerusan Kegiatan Penguatan Keberlanjutan SPAMS Perdesaan, yang mana disinkronkan dengan program dan kegiatan yang tersedia dalam RAD AMPL, RKPD, dan Renja SKPD serta usulan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dan masyarakat seperti PJM ProAksi. 4. TKP dan TKK diharapkan untuk dapat memastikan bahwa pengelolaan penguatan keberlanjutan SPAMS perdesaan ada di dalam program kerja masing-masing SKPD yang relevan. 5. Pembahasan rencana tindak tersebut di tingkat kabupaten/kota bersama dengan pelaku AMPL lainnya dan DPRD. Pengesahan rencana tindak tersebut dilakukan dalam bentuk SK Kepala Daerah. 3.2 TAHAPAN KEGIATAN Penguatan keberlanjutan SPAMS Perdesaan yang difasilitasi Pamsimas dibagi dalam 3 (tiga) kegiatan utama yang bersifat menerus. Pamsimas menyediakan kegiatan pengembangan kapasitas pada 2 (dua) kegiatan pertama, dan diharapkan pemerintah kabupaten/kota melalui TKK melanjutkan pada kegiatan ketiga. Tiga kegiatan utama tersebut sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Workshop di Tingkat Kabupaten/Kota (disebut selanjutnya sebagai Workshop 1) mengenai Pengenalan Keberlanjutan SPAMS Perdesaan. 21

27 2. Pelaksanaan Workshop di Tingkat Provinsi (disebut selanjutnya sebagai Workshop 2) mengenai Pengembangan Rencana Kerja Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dan Kemitraan dalam rangka mendukung Keberlanjutan. 3. Pelaksanaan Workshop di Tingkat Kabupaten/Kota (disebut selanjutnya sebagai Workshop 3) Evaluasi Kinerja Pelayanan SPAMS Perdesaan dan Pelaksanaan Kemitraan Workshop Pengenalan Keberlanjutan SPAMS Perdesaan Sebagai awal dari siklus keberlanjutan, pemahaman dan kesadaran akan kebutuhan yang sama dari setiap pelaku menjadi sangat penting. Workshop ini mempunyai tujuan utama sebagai berikut: Sosialisasi Keberlanjutan SPAMS Perdesaan untuk Pamsimas dan SPAMS perdesaan lainnya yang ada di tingkat kabupaten/kota (seperti: PPIP, IKK, DAK, AMPL oleh LSM). Menumbuhkan kebutuhan bersama untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan cakupan SPAMS serta mengembangkan BP-SPAMS (dan pengelola SPAMS desa lainnya) yang mandiri. Memanfaatkan berbagai sumberdaya yang tersedia di tingkat desa/kelurahan termasuk di dalamnya adalah penguatan kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL. Sosialisasi mengenai berbagai insentif (misalnya HID dan PAKET) yang disediakan untuk mendukung keberlanjutan pelayanan SPAMS yang layak dan berkualitas sebagai salah satu bentuk penghargaan kepada kabupaten/kota dan desa/kelurahan yang mempunyai potensi keberlanjutan yang baik. Penyelenggaraan workshop ini merupakan tanggungjawab TKK dengan SKPD Mitra, sedangkan penyediaan substansi, pelaksanaan dan pemantauan hasil pelatihan dibantu oleh Fasilitator Keberlanjutan dan DMAC. Peserta workshop adalah Kepala Desa, Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL, BP-SPAMS, Pengelola SPAM desa selain Pamsimas, Kasi PMD Kecamatan, dan SKPD terkait (minimal adalah Bappeda, Dinas PU, Dinas Kesehatan, BPMD), dan penyedia AMPL lainnya yang bekerja di wilayah kabupaten/kota (seperti: LSM dan dunia usaha - perusahaan perkebunan dan pertambangan). Workshop ini terbagi dalam dua bagian: 1. Pembahasan peran, fungsi serta tanggungjawab setiap pelaku dalam pelaksanaan dan pendampingan kegiatan keberlanjutan di tingkat desa (Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL, Kepala Desa, Kasi PMD dan BPMD). Pada akhir bagian ini diharapkan peserta sudah mempunyai kesepakatan tentang rancangan peran, fungsi, dan tanggungjawabnya masing-masing dalam Keberlanjutan 22

28 SPAMS Perdesaan serta berkomitmen bahwa secara sadar bersama-sama untuk melaksanakan peran, fungsi, dan tanggungjawabnya tersebut. 2. Pengembangan kebutuhan bersama dari berbagai pemangku kepentingan, baik dari BP-SPAMS/Pengelola SPAM Desa lainnya dan Pemda mengenai adanya Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan sebagai wadah bersama untuk pengembangan pelayanan dan akses SPAMS Perdesaan dan kapasitas kelembagaan. Pada bagian ini diharapkan sudah ada pembahasan setidaknya mengenai karakteristik dan kriteria kelembagaan, peran dan fungsi asosiasi, peran dan tanggungjawab berbagai pihak yang akan terlibat dalam pengelolaan Asosiasi (pengurus) dan pembinaan Asosiasi (Pemda). 1) Prakondisi Pelaksanaan Workshop Workshop ini bisa dilaksanakan apabila kondisi berikut terpenuhi: 1. Kepala Daerah atau Sekretaris Daerah sudah terinformasikan mengenai kegiatan keberlanjutan dan berkomitmen untuk melaksanakannya. 2. TKK dan DPMU memahami dan berkomitmen untuk melaksanakan konsep keberlanjutan, terutama untuk mewujudkan elemen utama dalam program penguatan keberlanjutan, misalnya pengembangan Asosiasi SPAMS Perdesaan, peningkatan kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL, penyusunan program dan kegiatan pembinaan Asosiasi, Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL, dan BP-SPAMS. 3. TKK dan DPMU sudah dapat meyakinkan BPMD dan Kasi PMD Kecamatan untuk berperan penuh sebagaimana kewenangannya dalam struktur pemda untuk mendampingi Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL dalam keberlanjutan SPAMS Perdesaan. Jika dimungkinkan, adanya rancangan tupoksi tambahan dalam struktur Kasi PMD dan BPMD mengenai pendampingan Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL dan BP- SPAMS dituangkan dalam bentuk rancangan Instruksi Kepala Daerah bersama dengan penunjukkan SKPD Mitra Utama SPAM Pengelolaan Perdesaan. 4. TKK dan DPMU sudah dapat mengkomunikasikan kepada Kepala Daerah atau Sekretaris Daerah mengenai perlu adanya SKPD yang menjadi Mitra Utama untuk pembinaan Asosiasi Pengelola SPAM Perdesaan. Adanya rancangan instruksi Kepala Daerah mengenai SKPD Mitra Utama Asosiasi SPAM Perdesaan yang mana tupoksinya dibahas dalam workshop kabupaten. Pada tahap pra-workshop, rancangan Instruksi atau SK Kepala Daerah (SK) mengenai pelaksanaan keberlanjutan SPAMS Perdesaan sudah tersedia. Rancangan instruksi kepala daerah memuat: (i) penunjukkan SKPD utama yang bertangungjawab dalam pembinaan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan, 23

29 (ii) penunjukkan BPMD dan Seksi PMD Kecamatan sebagai penanggung jawab pembinaan Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL, (iii) tugas, fungsi dan tanggungjawab masing-masing SKPD, dan (iv) rancangan pemantauan cakupan dan kualitas pelayanan SPAMS perdesaan dan kinerja BP-SPAMS (termasuk mekanisme dan format, sesuai dengan peraturan pemerintah mengenai pemantauan penyelenggaraan pembangunan). 2) Hasil Workshop Pada akhir workshop, diharapkan pemerintah kabupaten/kota, pelaku Pamsimas serta pelaku AMPL lainnya minimal mempunyai kebutuhan bersama untuk: 1. Menentukan peran Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL dalam dalam mengkomunikasikan kinerja, cakupan serta perluasan pelayanan AMPL dan kinerja BP-SPAMS. 2. Menunjuk Kasi PMD dan BPMD yang menjadi penanggungjawab dalam pembinaan langsung terhadap Kader Pemberdayaan Masyarakat Bidang AMPL. 3. Berkomitmen untuk menyediakan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan sebagai perpanjangan tangan BP-SPAMS dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam memaksimalkan kualitas pelayanan dan cakupan AMPL tingkat desa/kelurahan. 4. Menyepakati peran Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam keberlanjutan dan program penyediaan AMPL perdesaan selanjutnya, termasuk dalam HID dan PAKET Pamsimas serta program penyediaan AMPL Perdesaan lainnya. 5. Memilih SKPD Mitra Utama yang menjadi penanggungjawab dalam pembinaan langsung terhadap Asosiasi SPAMS Perdesaan. Berita acara hasil workshop menjadi komitmen bersama yang ditandatangani baik oleh pemerintah daerah (perwakilan TKK dan DPMU, serta perwakilan BP- SPAMS) dalam pelaksanaan kegiatan keberlanjutan SPAMS perdesaan. Selanjutnya, berita acara ini menjadi rujukan bagi finalisasi Instruksi atau SK Kepala Daerah mengenai Pelaksanaan Keberlanjutan SPAM Perdesaan. 3) Tindak Lanjut Workshop Setelah pelaksanaan workshop, Pamsimas menyediakan dukungan bagi kabupaten/kota yang siap untuk melaksanakan penguatan keberlanjutan, sebagai berikut: 24

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG

GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk melanjutkan keberhasilan capaian target Millennium Development Goals sektor Air Minum dan Sanitasi (WSS-MDG),

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Mei 2012. Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP.110020173

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Mei 2012. Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP.110020173 KATA SAMBUTAN Banyak masyarakat miskin di pedesaan yang belum mendapatkan air bersih yang layak. Selain itu adalah masyarakat di wilayah peri-urban yang mana masyarakatnya berpenghasilan rendah, pemukiman

Lebih terperinci

Lampiran: Surat CPMU Nomor : UM ca/Pamsimas/60 Tanggal : 10 April Revisi BAB 3. PROSES PEMILIHAN DESA HID 3.

Lampiran: Surat CPMU Nomor : UM ca/Pamsimas/60 Tanggal : 10 April Revisi BAB 3. PROSES PEMILIHAN DESA HID 3. Lampiran: Surat CPMU Nomor : UM.01.13.ca/Pamsimas/60 Tanggal : 10 April 2013 Revisi BAB 3. PROSES PEMILIHAN DESA HID 3.1 KETENTUAN UMUM Proses pemilihan desa secara resmi dimulai setelah CPMU mengeluarkan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN DESA SASARAN PROGRAM PAMSIMAS

PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN DESA SASARAN PROGRAM PAMSIMAS PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN DESA SASARAN PROGRAM PAMSIMAS KATA PENGANTAR Salah satu upaya Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi adalah melalui Program Pamsimas. Program ini merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat RPJPN 2005 2025 dan RPJM 2015-2019, Pemerintah melalui program pembangunan nasional Akses Universal Air Minum dan Sanitasi Tahun 2019, menetapkan bahwa pada tahun 2019,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan.

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan. KATA PENGANTAR Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, M.Sc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, M.Sc. NIP KATA PENGANTAR Salah satu upaya Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi adalah melalui program Pamsimas. Program ini merupakan program andalan Pemerintah di dalam penyediaan air

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat RPJPN 2005 2025 dan RPJM 2015-2019, Pemerintah melalui program pembangunan nasional Akses Universal Air Minum dan Sanitasi Tahun 2019, menetapkan bahwa pada tahun 2019,

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

ROMS - 6 SULAWESI TENGAH. GORONTALO, SULAWESI UTARA, MALUKU, MALUKU UTARA

ROMS - 6 SULAWESI TENGAH. GORONTALO, SULAWESI UTARA, MALUKU, MALUKU UTARA ROMS - 6 SULAWESI TENGAH. GORONTALO, SULAWESI UTARA, MALUKU, MALUKU UTARA Progres T-1 Sulawesi Tengah = 10 Kabupaten (T-1 52 Desa dari 72 Desa) Gorontalo = 4 Kabupaten (T-1 20 Desa dari 36 Desa) Sulawesi

Lebih terperinci

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TINGKAT MASYARAKAT

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TINGKAT MASYARAKAT PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TINGKAT MASYARAKAT KATA PENGANTAR ( Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kuantitas, kualitas, terjangkau, dan kontinu. Namun

Lebih terperinci

PAMSIMAS II 2013 KATA PENGANTAR (

PAMSIMAS II 2013 KATA PENGANTAR ( KATA PENGANTAR ( Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kuantitas, kualitas, terjangkau, dan kontinu. Namun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan air

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP KATA SAMBUTAN Banyak masyarakat miskin di pedesaan yang belum mendapatkan air bersih yang layak. Selain itu adalah masyarakat di wilayah pinggiran kota (peri-urban) yang mana masyarakatnya berpenghasilan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan.

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan. KATA PENGANTAR Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

K AT A P E N G AN T AR

K AT A P E N G AN T AR KATA PENGANTAR Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kuantitas, kualitas, terjangkau, dan kontinyu. Namun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan air

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu PERATURAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 106 Tahun 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN FORUM DELEGASI MUSRENBANG KABUPATEN SUMEDANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 106 Tahun 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN FORUM DELEGASI MUSRENBANG KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 106 Tahun 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN FORUM DELEGASI MUSRENBANG KABUPATEN SUMEDANG BUPATI SUMEDANG Menimbang : a. bahwa pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI MALUKU TENGGARA SALINAN N BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 3.a TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALUKU

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN FORUM DELEGASI MUSRENBANG KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG 2008

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS,

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA, MEKANISME DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA, MEKANISME DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA, MEKANISME DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. b. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH -1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

Standar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan. Program Inovasi Desa (PID)

Standar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan. Program Inovasi Desa (PID) Standar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan Program Inovasi Desa (PID) 2017 1 Selayang Pandang SOP Percepatan PID Standar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan Program Inovasi Desa (PID) sebagai langkah

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, Msc. NIP.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, Msc. NIP. KATA PENGANTAR Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 1 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir

Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir i Kata Pengantar Kegiatan pembangunan di wilayah pesisir dan Pulau-Pulau Kecil mempunyai potensi dampak kerusakan habitat, perubahan pada proses

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

AGGARAN DASAR ASOSIASI PENGELOLA SPAMS PERDESAAN TIRTA MAJU KABUPATEN SUBANG

AGGARAN DASAR ASOSIASI PENGELOLA SPAMS PERDESAAN TIRTA MAJU KABUPATEN SUBANG AGGARAN DASAR ASOSIASI PENGELOLA SPAMS PERDESAAN TIRTA MAJU KABUPATEN SUBANG ======================================== BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Asosiasi Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 TIM PENYUSUN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2014

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS dan Menteri Dalam Negeri SURAT EDARAN BERSAMA

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS dan Menteri Dalam Negeri SURAT EDARAN BERSAMA Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS dan Menteri Dalam Negeri Jakarta, 20 Januari 2005 Nomor : 0259/M.PPN/I/2005. 050/166/SJ. Sifat : Sangat Segera. Lampiran : 1 (satu) berkas.

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

Lebih terperinci

Pengelolaan. Pembangunan Desa Edisi Desember Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pengelolaan. Pembangunan Desa Edisi Desember Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Buku Bantu Pengelolaan Pembangunan Desa Edisi Desember 2016 PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat RPJPN 2005 2025 dan RPJM 2015-2019, Pemerintah melalui program pembangunan nasional Akses Universal Air Minum dan Sanitasi Tahun 2019, menetapkan bahwa pada tahun 2019,

Lebih terperinci

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI SALINAN PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENGGUNAAN DAN PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB & PILIHAN (Psl 11)

URUSAN WAJIB & PILIHAN (Psl 11) UU NO. 23 TAHUN 2014 DESENTRALISASI OTONOMI DAERAH URUSAN WAJIB & PILIHAN (Psl 11) PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN URUSAN WAJIB terkait PD (psl 12 ayat1 ) a) Pendidikan b) Kesehatan c) Pekerjaan Umum & Penataan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA MATARAM 2016 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 idoel Tim Penyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah private (RKPD) 1/1/2016 Kota Mataram WALIKOTA MATARAM PROVINSI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 87 TAHUN : 2012 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 87 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2010 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI Tanggal : 26 Nopember 2010 Nomor : 6 Tahun 2010 Tentang : TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN, DAN EVALUASI PELAKSANAAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PROGRAM PAMSIMAS III

LATAR BELAKANG PROGRAM PAMSIMAS III LATAR BELAKANG PROGRAM PAMSIMAS III Program PAMSIMAS III [2016 2019] merupakan kelanjutan program PAMSIMAS I [2008 2012] dan PAMSIMAS II [2013 2016] Dalam RPJMN 2015-2019, Pemerintah Indonesia telah mengambil

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN SURAT EDARAN NOMOR... TENTANG PETUNJUK TEKNIS MUSRENBANG DESA/KELURAHAN TAHUN 2017

BUPATI KEBUMEN SURAT EDARAN NOMOR... TENTANG PETUNJUK TEKNIS MUSRENBANG DESA/KELURAHAN TAHUN 2017 BUPATI KEBUMEN Kebumen, Juli 2017 Kepada : Yth. 1. Camat 2. Kepala Desa/Lurah se-kabupaten Kebumen di T e m p a t SURAT EDARAN NOMOR... TENTANG PETUNJUK TEKNIS MUSRENBANG DESA/KELURAHAN TAHUN 2017 Sebagaimana

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PAMSIMAS 2013 KATA SAMBUTAN

PAMSIMAS 2013 KATA SAMBUTAN KATA SAMBUTAN Banyak masyarakat miskin di pedesaan yang belum mendapatkan air bersih yang layak. Selain itu adalah masyarakat di wilayah peri-urban yang mana masyarakatnya berpenghasilan rendah, pemukiman

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG)

Lebih terperinci

MUSRENBANG RKPD DI KECAMATAN

MUSRENBANG RKPD DI KECAMATAN MUSRENBANG RKPD DI KECAMATAN 3.1 Pengertian Musrenbang RKPD di Kecamatan Musrenbang RKPD kabupaten/kota di kecamatan dilaksanakan untuk penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan usulan rencana

Lebih terperinci

JADWAL TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG

JADWAL TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR : 20 TAHUN 2011 TANGGAL : 21 Juli 2011 JADWAL TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG A. JADWAL BULANAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 1. Bulan Januari

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Tangerang

Pemerintah Kota Tangerang RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Renja adalah dokumen perencanaan untuk periode satu tahun,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM Central Project Management Unit Program Nasional PAMSIMAS

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM Central Project Management Unit Program Nasional PAMSIMAS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM Central Project Management Unit Program Nasional PAMSIMAS Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru, Jakarta 12110,

Lebih terperinci

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA, Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 260 menyebutkan bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR NOMOR : PER- 01 /M.

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR NOMOR : PER- 01 /M. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR NOMOR : PER- 01 /M.EKON/05/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD), adalah dokumen perencanaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 3 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA Menimbang :

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SURAT EDARAN BUPATI KEBUMEN. Kebumen, Oktober 2010

SURAT EDARAN BUPATI KEBUMEN. Kebumen, Oktober 2010 BUPATI KEBUMEN Kebumen, Oktober 2010 Nomor : 500 /01019 Kepada : Sifat : Yth. Camat sekabupaten Kebumen; Lampiran : 1 Bendel Perihal : Petunjuk Teknis Musrenbang Desa Penyusunan RKP Desa di Tahun 2011

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa agar kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH, RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH, RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KEBERLANJUTAN DESA PASCA

KEBERLANJUTAN DESA PASCA KEBERLANJUTAN DESA PASCA 1. Status Keberfungsian Desa Pasca Provinsi Jumlah Desa Pasca Berfungsi Status Keberfungsian Berfungsi Sebagian Tidak Berfungsi Jawa Barat 427 395 26 6 Banten 229 172 52 5 Kalimantan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 Rencana Pembangunan TANGGAL Jangka : 11 Menengah JUNI 2013 Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan memainkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN V : PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 60 TAHUN 2012 TANGGAL : 27 Desember 2012 TENTANG : PEDOMAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

LAMPIRAN V : PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 60 TAHUN 2012 TANGGAL : 27 Desember 2012 TENTANG : PEDOMAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN LAMPIRAN V : PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 60 TAHUN 2012 TANGGAL : 27 Desember 2012 TENTANG : PEDOMAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD),

Lebih terperinci

TAHAPAN DAN TATACARA PELAKSANAAN MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANYUWANGI DI KECAMATAN (MUSRENBANGCAM) TAHUN 2015

TAHAPAN DAN TATACARA PELAKSANAAN MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANYUWANGI DI KECAMATAN (MUSRENBANGCAM) TAHUN 2015 TAHAPAN DAN TATACARA PELAKSANAAN MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANYUWANGI DI KECAMATAN (MUSRENBANGCAM) TAHUN 2015 Musrenbang RKPD Kabupaten Banyuwangi di kecamatan (Musrenbang Kecamatan) merupakan forum musyawarah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN, DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan

Lebih terperinci

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM INTERNAL AUDIT (INTERNAL AUDIT CHARTER) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 NOMOR 34

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 NOMOR 34 BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 NOMOR 34 WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 27 - A TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN,

Lebih terperinci