KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat RPJPN dan RPJM , Pemerintah melalui program pembangunan nasional Akses Universal Air Minum dan Sanitasi Tahun 2019, menetapkan bahwa pada tahun 2019, Indonesia dapat menyediakan layanan air minum yang aman dan sanitasi yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia. Secara nasional sampai dengan tahun 2015, akses air minum yang aman baru tersedia bagi 68% dari total penduduk Indonesia, sedangkan untuk kebutuhan sanitasi dasar baru mencapai 60% dari total penduduk Indonesia. Di antara masyarakat yang belum terlayani tersebut, masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan dan pinggiran kota termasuk kelompok yang paling rentan untuk mengakses air minum yang aman dan sanitasi yang layak. Pelaksanaan Program Pamsimas Tahun telah berhasil meningkatkan jumlah warga miskin perdesaan dan pinggiran kota yang dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi, serta meningkatkan nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pemberdayaan masyarakat. Pendekatan pemberdayaan masyarakat telah mampu meningkatkan partisipasi masyarakat sebagai mitra strategis Pemerintah Daerah dan Pemerintah dalam menyediakan dan meningkatkan kualitas pelayanan air minum dan sanitasi. Program Pamsimas III yang dilaksanakan pada tahun , kelanjutan dari Program Pamsimas I dan II (tahun ), merupakan instrumen pelaksanaan dua agenda nasional yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan penduduk terhadap pelayanan air minum dan sanitasi yang layak dan berkelanjutan, yaitu (1) 100%-100% akses air minum dan sanitasi, dan (2) Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah warga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpenghasilan rendah di wilayah perdesaan yang dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi, meningkatkan penerapan nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka pencapaian target akses air minum dan sanitasi pada tahun 2019 di sektor air minum dan sanitasi, melalui pengarusutamaan dan perluasan pendekatan pembangunan berbasis masyarakat. Program Pamsimas III dilaksanakan untuk menunjang pengembangan permukiman yang berkelanjutan di desa serta mengelola keberlanjutan pelayanan air minum dan sanitasi di lebih dari desa sasaran Pamsimas. Pedoman Umum maupun Petunjuk Teknis Program Pamsimas III dimaksudkan sebagai panduan dalam penyelenggaraan program agar dapat berjalan dengan efektif, baik di tingkat pemerintah, pemerintah daerah, pemerintah desa dan masyarakat, sehingga pada akhir tahun 2019 tujuan Program Pamsimas dapat dicapai dengan baik. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR LAMPIRAN... iv DAFTAR SINGKATAN... v BAB 1. PENDAHULUAN Tujuan Petunjuk Teknis Peran Pelaku dalam Penetapan Kabupaten dan Pemilihan Desa... 2 BAB 2. PENETAPAN KABUPATEN Penetapan Kabupaten Peserta Pamsimas III Penetapan Kabupaten Program Hibah... 6 BAB 3. PEMILIHAN DESA Ketentuan Umum Tujuan Pemilihan Desa Prosedur Seleksi Desa Sosialisasi Program Tingkat Kabupaten Sosialisasi Program di Tingkat Desa Pembentukkan atau Penguatan Kader AMPL dan Tim Penyusun Proposal Desa IMAS Tahap I Penyusunan Proposal dan Surat Minat Pengajuan Proposal Desa Verifikasi dan Seleksi Proposal Desa Penetapan Calon Desa Sasaran Proses Perencanaan di Tingkat Masyarakat Evaluasi Rencana Kerja Masyarakat Penetapan Desa Sasaran BAB 4. PROSEDUR USULAN PERUBAHAN DESA SASARAN BAB 5. PELAPORAN PELAKSANAAN PEMILIHAN DESA Hal

4 DAFTAR TABEL Tabel 1-1. Peran Pelaku Dalam Penetapan Kabupaten dan Pemilihan Desa... 2 Tabel 3-1. Langkah-Langkah Kegiatan Sosialisasi Tingkat Kabupaten Tabel 5-1. Pelaporan Pelaksanaan Pemilihan Desa Hal DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1. Prosedur Pemilihan Desa Hal

5 DAFTAR LAMPIRAN Hal PT.1-01 Contoh Berita Acara Sosialisasi Pamsimas Tingkat Kabupaten PT.1-02 Contoh Berita Acara Sosialisasi Pamsimas Tingkat Desa PT.1-03 Contoh Berita Acara Pemilihan Kader AMPL PT.1-04 Contoh Berita Acara Pembentukan Tim Penyusun Proposal PT.1-05 Contoh Berita Acara Hasil IMAS PT.1-06 Contoh Surat Pengajuan Proposal Desa PT.1-07 Contoh Surat Pernyataan Minat PT.1-08 Contoh Formulir Proposal Desa PT.1-09 Contoh Surat Pernyataan Kesepakatan Penggunaan Sumber Air PT.1-10 Contoh Berita Acara Pembukaan Proposal Desa PT.1-11 Contoh Berita Acara Perubahan Atas Berita Acara Pembukaan Proposal Desa PT.1-12 Contoh Format Verifikasi Proposal Desa PT.1-13 Contoh Surat Pemberitahuan Verifikasi Proposal Desa PT.1-14 Contoh Berita Acara Hasil Verifikasi Proposal Desa PT.1-15 Contoh Berita Acara Rapat Hasil Verifikasi Proposal Desa PT.1-16 Contoh Rekapitulasi Hasil Penilaian Proposal Desa PT.1-16A Contoh Berita Acara Rekomendasi Daftar Calon Desa Sasaran PT.1-16B Contoh Lampiran Berita Acara Hasil Penilaian Proposal Desa PT.1-17 Contoh Surat Pemberitahuan Daftar Calon Desa Sasaran PT.1-18 Contoh Formulir Tanggapan PT.1-19 Contoh Penetapan Calon Desa Sasaran PT.1-20A Contoh Checklist Kelengkapan Dokumen Rencana Kerja Masyarakat (RKM) PT.1-20B Contoh Format Evaluasi Kualitas Rencana Kerja Masyarakat PT.1-20C Contoh Format Evaluasi Kewajaran Harga Barang/Jasa PT.1-20D Contoh Berita Acara Evaluasi Rencana Kerja Masyarakat PT.1-21A Contoh Format Evaluasi Kualitas Rencana Kerja Masyarakat

6 PT.1-21B Contoh Format Evaluasi Kewajaran Harga Barang/Jasa PT.1-21C Contoh Berita Acara Evaluasi Rencana Kerja Masyarakat PT.1-22 Contoh Berita Acara Prioritas Desa Sasaran PT.1-23 Contoh Surat Penyampaian Usulan Desa Sasaran Program Pamsimas INFORMASI PENTING Semua kegiatan dan proses yang dilakukan dalam program Pamsimas harus mengikuti prinsip dan pendekatan yang telah ditetapkan dalam Pedoman dan Petunjuk Teknis. Segala bentuk penyesuaian atau perbedaan penerapan dari Pedoman dan Petunjuk Teknis harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari CPMU setelah dievaluasi oleh DPMU dan PPMU. Segala bentuk penyimpangan terhadap Pedoman dan Petunjuk Teknis, serta prinsip, pendekatan dan nilai-nilai yang diterapkan dapat mengakibatkan penghentian sementara atau pembatalan terhadap kegiatan maupun keseluruhan program Pamsimas di lokasi dan/atau kabupaten/kota terkait.

7 DAFTAR SINGKATAN AMPL APBD APBN BLM BOP BPMD BPSPAMS CPMU DC DPMU HID HIK IMAS KUA LPM LSM MAD Musrenbang Pakem PDAM PHBS PPAS Pokja PPM PPMU RKPDesa ROMS RPJM SAM SIM SKPD SPAM : Air Minum dan Penyehatan Lingkungan : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara : Bantuan Langsung Masyarakat : Biaya Operasional : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa : Badan Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi : Central Project Management Unit : District Coordinator : District Project Management Unit : Hibah Insentif Desa : Hibah Insentif Kabupaten : Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi : Kebijakan Umum Anggaran : Lembaga Pemberdayaan Masyarakat : Lembaga Swadaya Masyarakat : Musyawarah Antar Desa : Musyawarah Perencanaan Pembangunan : Panitia Kemitraan : Perusahaan Daerah Air Minum : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat : Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara : Kelompok Kerja : Penanganan Pengaduan Masyarakat : Provincial Project Management Unit : Rencana Kerja Pembangunan Desa : Regional Oversight Management Services : Rencana Pembangunan Jangka Menengah : Sarana Air Minum : Sistem Informasi Manajemen : Satuan Kerja Perangkat Daerah : Sistem Penyediaan Air Minum

8 BAB 1. PENDAHULUAN Buku petunjuk teknis ini menjelaskan prosedur pemilihan desa untuk mendapatkan bantuan program Pamsimas, dimana sebagai program air minum dan sanitasi perdesaan, Pamsimas membantu pemerintah kabupaten dan desa serta masyarakat untuk meningkatkan jumlah warga yang mempunyai akses air minum layak dan sanitasi aman serta perubahan perilaku hidup bersih dan sehat serta membantu sinkronisasi antar program air minum dan sanitasi di tingkat kabupaten dan desa guna percepatan pencapaian akses universal air minum dan sanitasi. Selain itu, Pamsimas membantu pemerintah kabupaten dan pemerintah desa untuk dapat mempunyai strategi dan kebijakan yang lebih baik, serta penyempurnaan perencanaan dan peningkatan belanja di bidang air minum dan sanitasi. Kabupaten dan desa sasaran Pamsimas diharapkan mampu untuk melembagakan pendekatan berbasis masyarakat dalam penyediaan air minum dan sanitasi, mampu mengembangkan dan mengelola sarana air minum dan sanitasi tingkat desa serta dapat mempertahankan perubahan perilaku hidup bersih bersih dan sehat. Oleh karena itu, proses pemilihan desa menjadi faktor yang menentukan keberhasilan program dalam mencapai tujuannya. Mengingat Pamsimas merupakan program bersama bagi pemerintah pusat dan kabupaten, pemerintah desa dan masyarakat maka diperlukan adanya komitmen serta tanggung-jawab dari seluruh pelaku bahwa proses pemilihan desa dapat menciptakan manfaat yang lebih besar dari Pamsimas dan dari program air minum dan sanitasi lainnya di tingkat kabupaten dan desa, terutama untuk percepatan pencapaian akses universal air minum dan sanitasi. Dengan demikian proses pemilihan desa bukan hanya merupakan tata cara yang dalam arti sempit hanya untuk menghasilkan daftar desa sasaran, namun proses ini mempunyai muatan tanggung-jawab (akuntabilitas), keterbukaan dan komitmen untuk mencapai tujuan bersama, dan kolaborasi dari seluruh pelakunya (pelaku yang memilih dan sasaran program yang menjadi target pemilihan) untuk percepatan pencapaian hasil. Buku ini menjelaskan mengenai strategi, kebijakan serta tata cara dalam penetapan kabupaten dan pemilihan desa. 1.1 TUJUAN PETUNJUK TEKNIS Tujuan petunjuk teknis adalah memberikan panduan dalam: 1) Penyusunan strategi dan kebijakan dalam pemilihan desa untuk mengoptimalkan manfaat dan hasil-hasil dari program air minum dan sanitasi perdesaan; 2) Tata cara penetapan kabupaten dan pemilihan desa sasaran, menyesuaikan antara kebutuhan dan target air minum dan sanitasi;

9 3) Mensinkronkan berbagai program air minum dan sanitasi perdesaan untuk percepatan pencapaian akses universal air minum dan sanitasi tingkat kabupaten dan desa. 1.2 PERAN PELAKU DALAM PENETAPAN KABUPATEN DAN PEMILIHAN DESA Petunjuk Teknis ini merupakan panduan untuk digunakan oleh pemerintah pusat dan provinsi serta kabupaten, organisasi pengelola program air minum dan sanitasi (CPMU, PPMU dan DPMU), Pokja AMPL/Sanitasi, Panitia Kemitraan, pemerintah kecamatan dan desa, dan masyarakat. Pamsimas menyediakan bantuan teknis, kegiatan pengembangan kapasitas dan pendampingan berupa pelatihan, konsultan tingkat propinsi dan kabupaten serta fasilitator masyarakat. Penjelasan tentang pengguna dan perannya dalam sesuai dengan petunjuk teknis disajikan pada Tabel 1.1 di bawah ini. Tabel 1-1. Peran Pelaku dalam Penetapan Kabupaten dan Pemilihan Desa No. Pengguna Peran 1. Pemerintah Pusat, Pokja AMPL Nasional, CPMU dam Satker Pusat 2. Pemerintah Provinsi, Pokja AMPL Provinsi, PPMU dan Satker Propinsi Sosialisasi serta penyediaan bantuan teknis dan pengembangan kapasitas untuk penetapan kabupaten dan pemilihan desa Menetapkan target pemanfaat air minum dan sanitasi yang dapat dicapai melalui program Pamsimas di tingkat nasional Penilaian pernyataan minat dari pemerintah kabupaten, serta memverifikasi kesesuaian kabupaten sasaran air minum dan sanitasi perdesaan Penetapan alokasi APBN sesuai verifikasi CPMU terhadap daftar desa terpilih dan revisinya Mensinkronkan berbagai program air minum dan sanitasi tingkat pusat yang dapat mendukung pelaksanaan program Pamsimas Melaksanakan verifikasi dan evaluasi terhadap penetapan jumlah target pemanfaat air minum dan sanitasi serta jumlah desa sasaran Menyediakan biaya operasional untuk proses penetapan kabupaten sasaran Sosialisasi Program Pamsimas kepada pemerintah kabupaten serta menyiapkan bantuan teknis (fasilitator) untuk pendampingan proses pemilihan desa Menetapkan target pemanfaat air minum dan sanitasi tingkat propinsi Mensinkronkan berbagai program air minum dan sanitasi tingkat propinsi yang dapat mendukung pelaksanaan program Pamsimas Menggunakan daftar kabupaten dan desa sasaran sebagai masukan untuk perencanaan dan penganggaran program air minum dan sanitasi tingkat propinsi Melaksanakan verifikasi dan evaluasi terhadap penetapan jumlah target pemanfaat air minum dan sanitasi serta jumlah desa sasaran Melaksanakan pemantauan terhadap kemajuan pemilihan desa di tingkat kabupaten Menyediakan biaya operasional untuk pelaksanaan proses penetapan kabupaten

10 No. Pengguna Peran 3. Pemerintah Kabupaten, Pokja AMPL Kabupaten, DPMU dan Satker/PPK Kabupaten 4. Pokja AMPL dan Panitia Kemitraan (Pakem) 5. Pemerintah Kecamatan dan Tim Kecamatan Sosialisasi kepada pemerintah desa dan masyarakat mengenai program Pamsimas Jika diperlukan, menyediakan bantuan teknis (fasilitator) yang bersumberkan dari APBD dalam rangka proses pemilihan desa Menetapkan jumlah target pemanfaat dan jumlah desa sasaran yang mendapatkan bantuan pembangunan infrastruktur air minum dan sanitasi tingkat kabupaten Penetapan kebijakan, pagu indikatif dan alokasi APBD untuk desa-desa sasaran program air minum dan sanitasi sesuai dengan rekomendasi PAKEM Membina pemerintah desa dalam perencanaan dan pengalokasian anggaran untuk air minum dan sanitasi yang bersumberkan dari APBDesa untuk sinkron dengan Program Pamsimas dan program air minum dan sanitasi lainnya yang bersumberkan dari APBD Mengelola bantuan teknis (fasilitator yang ditugaskan di tingkat kabupaten dan Konsultan tingkat kabupaten) untuk membantu proses pemilihan desa Penilaian terhadap usulan atau rekomendasi daftar desa sasaran dan daftar pendek untuk mendapatkan bantuan program Pamsimas Bersama Pakem, melakukan evaluasi terhadap RKM calon desa sasaran Melaksanakan pemantauan terhadap kemajuan pemilihan desa Pengajuan daftar pendek desa (yang sudah ditandatangani oleh Kepala Daerah) kepada Pemerintah Pusat (CPMU) untuk mendapatkan penetapan alokasi APBN, dan kepada Pemerintah Provinsi (jika diperlukan) untuk mendapatkan penetapan alokasi APBD Provinsi Menyediakan biaya operasional untuk proses pemilihan desa sasaran Melaksanakan proses pemilihan desa, mulai dari persiapan sosialisasi, sosialisasi, penilaian dan verifikasi proposal desa, sampai dengan pengajuan usulan atau rekomendasi desa daftar pendek kepada Pokja AMPL secara tepat waktu Berkordinasi dengan Asosiasi BPSPAMS (jika ada), sanitarian, serta pelaku program air minum dan sanitasi lainnya dalam verifikasi usulan atau proposal desa Mengkoordinasikan kebutuhan pendampingan fasilitator kepada desa dalam penyusunan proposal desa dan RKM kepada DPMU, Pokja AMPL/Sanitasi, dan Pemerintah Kabupaten Berdasarkan kebijakan program dan anggaran yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten, menyusun strategi untuk penyusunan prioritas dan pengajuan usulan daftar desa sasaran untuk program air minum dan sanitasi yang bersumberkan dari APBD (murni, DAK) Mengajukan daftar pendek desa sasaran untuk diusulkan mendapatkan bantuan APBN dan APBD Sosialisasi kepada pemerintah desa dan masyarakat mengenai program pamsimas Pembinaan kepada pemerintah desa untuk komitmen alokasi APBDesa untuk air minum dan sanitasi sebagai bagian dari pernyataan minat pemerintah desa untuk mendapatkan bantuan program Pemantauan terhadap proses penyusunan proposal desa dan RKM, peran Kader AMPL dan peran sanitarian. Koordinasi pendampingan kepada pemerintah desa (tim pendamping desa) terkait pengajuan usulan bantuan program air minum dan sanitasi dan RPJMDesa/RKPDesa

11 No. Pengguna Peran 6. Pemerintah Desa, Kader AMPL, Tim Penyusun Proposal Desa, dan Masyarakat Desa Koordinasi kebijakan, program dan anggaran untuk air minum dan sanitasi yang dialokasikan oleh pemerintah desa melalui APBDesa, serta memberikan rekomendasi untuk pemanfaatan APBDesa untuk pengembangan dan perbaikan kinerja SPAM Menyediakan biaya operasional untuk proses pembinaan dan pemantauan terhadap pelaksanaan program air minum dan sanitasi tingkat kecamatan Sosialisasi program Pamsimas di tingkat dusun dan desa serta penyiapan tim penyusun proposal desa Memimpin dan melaksanakan musyawarah tingkat desa dan dusun untuk: mengusulkan minat memperoleh bantuan program serta menyusun proposal dan RKM Mengalokasi APBDesa untuk pembangunan dan pengembangan SPAM sesuai RKM Memperoleh komitmen masyarakat untuk menyiapkan kontribusi in-cash dan in-kind serta komitmen perubahan perilaku hidup bersih dan sehat serta tidak buang air besar sembarangan Membangun komitmen bersama masyarakat untuk mengelola SPAM secara baik dan mempertahankan perilaku hidup bersih dan sehat Mengajukan secara formal proposal desa dan RKM, yang diketahui oleh Kecamatan Pamsimas menyediakan bantuan teknis dalam penetapan kabupaten dan pemilihan desa untuk: 1) Memastikan bahwa setiap pelaku di tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan desa serta masyarakat dapat menjalankan peran fungsinya dengan baik sesuai dengan petunjuk teknis; 2) Membantu setiap pelaku untuk mendapatkan dukungan (seperti alokasi anggaran, penyediaan sumber daya manusia, pendampingan dan pelatihan) dan dapat menghasilkan output atau keluaran dalam setiap tahapan; 3) Memfasilitasi atau mendampingi setiap pelaku dalam proses pemilihan desa; 4) Memastikan kualitas proses dari setiap tahapan (misalnya partisipasi, pengambilan keputusan, akuntabilitas) serta hasilnya (jumlah target pemanfaat, jumlah target desa, dokumen perencanaan kualitas baik); 5) Membantu penyediaan data untuk kebutuhan pengelolaan program (seperti: pengisian data MIS dan penyusunan laporan) secara tepat waktu. Bantuan teknis yang disediakan oleh Pamsimas berupa tenaga konsultan provinsi dan kabupaten (ROMS), Konsultan STBM tingkat provinsi dan kabupaten, penyediaan fasilitator masyarakat serta pelatihan untuk pengembangan kapasitas.

12 BAB 2. PENETAPAN KABUPATEN 2.1 PENETAPAN KABUPATEN PESERTA PAMSIMAS III Pelaksanaan Program Pamsimas terbuka untuk seluruh provinsi di Indonesia, kecuali Provinsi DKI Jakarta. Kriteria kabupaten sasaran Pamsimas adalah sebagai berikut: 1) Diutamakan yang memiliki proporsi penduduk perdesaan dengan akses air minum aman belum 100% sesuai target capaian akses universal air minum dan sanitasi tahun ) Diutamakan yang memiliki proporsi penduduk perdesaan dengan akses sanitasi layak belum 100% sesuai target capaian akses universal air minum dan sanitasi tahun ) Adanya surat Bupati tentang pernyataan minat untuk mengikuti Program Pamsimas III Tahun Anggaran , yang memuat pernyataan minat dan kesanggupan Pemerintah Kabupaten untuk mengikuti Program Pamsimas III. Pernyataan kesanggupan meliputi: a. Kesanggupan untuk membentuk Lembaga Pengelola Program (Pokja AMPL, Panitia Kemitraan dan DPMU); b. Kesediaan untuk menyusun RAD AMPL menuju Akses Universal Air Minum dan Sanitasi ( ); c. Kesanggupan untuk menyediakan dana APBD kabupaten untuk membiayai: (1) Operasional lembaga pengelola program (Pokja AMPL, Panitia Kemitraan, DPMU, dan Kader AMPL). (2) Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) APBD sebesar 20% dari nilai APBN yang diusulkan atau 20% dari jumlah desa APBN. (3) Program keberlanjutan untuk pengelolaan pasca konstruksi. d. Kesediaan mengikuti pedoman dan petunjuk teknis Pamsimas III yang berlaku. e. Adanya lampiran surat Bupati perihal usulan target tambahan pemanfaat air minum dan sanitasi serta rencana pendanaan BLM bagi desa sasaran Pamsimas untuk rencana pelaksanaan Program Pamsimas III selama yang dirinci per tahun dan dibandingkan dengan target kabupaten, yang disetujui bersama oleh Ketua DPRD dan Bupati. Penetapan kabupaten sasaran dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

13 1) Direktur Jenderal Cipta Karya sebagai Executing Agency (EA) mengirim surat ke Pemerintah Kabupaten mengenai pemberitahuan dan penjaringan minat kabupaten calon peserta Parogram Pamsimas III. 2) Kabupaten yang berminat mengikuti Program Pamsimas mengirimkan surat minat yang dilengkapi dengan data desa dan status akses aman air minum dan sanitasi, serta usulan jumlah desa yang akan ditangani disesuaikan dengan kemampuan pendanaan APBD. 3) CPMU melakukan verifikasi terhadap surat minat dan usulan dari kabupaten, selanjutnya CPMU menyusun daftar kabupaten penerima Program Pamsimas. 4) Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian PUPR menetapkan Kabupaten Sasaran Program Pamsimas. 2.2 PENETAPAN KABUPATEN PROGRAM HIBAH Penetapan kabupaten untuk Program Hibah Pamsimas dilakukan oleh CPMU berdasarkan kriteria sebagai berikut: 1) Kabupaten telah memenuhi jumlah BLM atau jumlah desa yang menjadi kewajiban APBD sampai dengan akhir tahun sebelum tahun pelaksanaan seleksi penerima Hibah. 2) Kabupaten telah menyelesaikan seluruh kasus penyalahgunaan dana (misused fund) yang didaftarkan sampai dengan 31 Desember sebelum tahun pelaksanaan seleksi penerima Hibah. 3) Kabupaten telah menyelesaikan pelaksanaan Pamsimas di seluruh desa lokasi Program Pamsimas sampai dengan sebelum pelaksanaan seleksi penerima Hibah. 4) Adanya Surat Bupati tentang pernyataan minat untuk mengikuti Program Hibah yang berisikan: a. Komitmen kabupaten untuk menyediakan dana BLM APBD yang besarnya minimum 40% dari nilai RKM dan BOP bagi pengelola program di kabupaten. Khusus untuk Hibah Air Minum Perdesaan, komitmen kabupaten untuk mengalokasikan anggaran (APBD) untuk pembiayaan pengembangan infrastruktur air minum. b. Kesediaan mengikuti petunjuk teknis hibah Pamsimas. c. Kesediaan untuk menyampaikan salinan APBD yang menyatakan anggaran untuk BLM Hibah Pamsimas, dan BOP Pakem. d. Lampiran berupa daftar usulan desa sasaran Hibah Pamsimas. e. Salinan Perda RPJMD atau Perbup RAD AMPL yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan usulan program hibah Pamsimas. Jika RPJMD/RAD AMPL belum disahkan, maka melampirkan sampul rancangan dokumen tersebut untuk menunjukan status RPJMD/RAD AMPL apakah telah rancangan akhir, atau masih rancangan, atau rancangan awal.

14 Penetapan kabupaten sasaran dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1) Direktur PSPAM, Direktorat Jenderal Cipta Karya mengirim surat ke Pemerintah Kabupaten mengenai pemberitahuan dan penjaringan minat kabupaten calon peserta Program Hibah Pamsimas. 2) Kabupaten yang berminat mengikuti Program Hibah Pamsimas mengirimkan surat minat untuk mengikuti Program Hibah dilengkapi daftar usulan desa sasaran paket hibah Pamsimas. 3) CPMU melakukan verifikasi terhadap surat minat dan usulan dari kabupaten, berdasarkan kriteria program hibah, selanjutnya CPMU mengusulkan daftar kabupaten penerima Program Hibah Pamsimas. 4) Pemerintah Pusat dalam hal ini Direktur Jenderal Cipta Karya menetapkan Kabupaten Sasaran Program Hibah Pamsimas. Terkait dengan Hibah Air Minum Perdesaan Berbasis Kinerja, proses penetapan kabupaten sasaran dilakukan sebagai berikut: 1) Bagi Kabupaten yang berminat ikut serta dalam Program Hibah Air Minum Perdesaan, tata cara partisipasi dalam program ini disebutkan secara lebih rinci dalam pedoman pelaksanaan Hibah Air Minum Perdesaan yang diterbitkan oleh CPMU Hibah Air Minum, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2) Proses pemilihan desa dan perencanaan dan pelaksanaan tingkat desa mengikuti tata-cara yang disebutkan dalam Juknis Pemilihan Desa untuk Pamsimas dan Juknis Perencanaan dan Pelaksanaan Tingkat Desa untuk Pamsimas. 3) Pamsimas menyediakan tenaga pendamping (Fasilitator Masyarakat) bagi daftar desa calon sasaran yang diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten untuk menjadi bagian dari Program Hibah Air Minum Perdesaan.

15 BAB 3. PEMILIHAN DESA 3.1 KETENTUAN UMUM 1) Pemilihan desa meliputi desa baru yaitu desa yang belum pernah mendapatkan bantuan Program Pamsimas, desa dengan perluasan dalam rangka pengembangan layanan air minum dan sanitasi menuju 100%, dan desa peningkatan untuk perbaikan kinerja dan pengembangan layanan secara terbatas. 2) Pemilihan desa dilakukan secara terbuka dan bertanggungjawab guna memperoleh manfaat dan hasil program secara maksimal serta percepatan pencapaian akses universal air minum dan sanitasi. 3) Prosedur pemilihan desa dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan tingkat kabupaten desa. 4) Pokja AMPL adalah istilah umum untuk kelompok kerja yang fokus menangani bidang air minum dan sanitasi. Setiap Pokja yang menangani bidang air minum dan/atau sanitasi, dalam petunjuk teknis ini disebut dengan Pokja AMPL. 5) Panitia Kemitraan adalah unsur Pokja AMPL yang bertugas dalam perencanaan, koordinasi program, pemantauan, dan evaluasi penyelenggaraan program Pamsimas. 6) Proses pemilihan desa dipimpin oleh Pokja AMPL dengan Panitia Kemitraan (Pakem) sebagai unsur pelaksana. Ketua Pokja AMPL bertanggung jawab atas hasil pelaksanaan pemilihan desa sasaran Pamsimas. 7) Pendampingan dan bimbingan teknis kepada Pokja AMPL dan/atau Pakem dalam proses pemilihan desa dilakukan oleh Koordinator Kabupaten (Korkab) (District Coordinator/DC)) dari konsultan Regional Oversight Management Services (ROMS) yang bertugas di kabupaten sasaran Pamsimas. 8) Pendampingan kepada Pokja AMPL dan/atau Pakem dalam proses pemilihan desa juga dilakukan oleh Fasilitator Kabupaten STBM, terutama dalam penyediaan data terkait bidang kesehatan yang diperlukan dalam verifikasi. 9) Seluruh pembiayaan terkait dengan proses pemilihan desa dibebankan kepada Biaya Operasional (BOP) SKPD pengelola anggaran Pokja AMPL Kabupaten, antara lain meliputi biaya pertemuan dalam rangka sosialisasi, pengiriman undangan, ataupun biaya kunjungan ke desa dalam rangka verifikasi. 10) Untuk menjamin prinsip independensi, akuntabilitas, dan transparansi, maka Pakem tidak diperkenankan menerima dan atau meminta biaya, materi, ataupun penggantian biaya atau materi dari desa yang berminat mengikuti pemilihan desa program Pamsimas maupun dari pihak manapun.

16 11) Penyusunan proposal oleh desa tidak boleh diintervensi oleh pihak manapun. 12) Apabila terjadi penyimpangan terhadap prinsip dan prosedur dalam pemilihan desa, program Pamsimas dapat memberikan sanksi antara lain: (1) meminta proses pemilihan desa diulang; (2) meminta penggantian anggota Pakem dan/atau Pokja AMPL. 3.2 TUJUAN PEMILIHAN DESA Tujuan pemilihan desa adalah untuk: 1) Mendapatkan daftar desa sasaran yang memang membutuhkan bantuan air minum dan sanitasi, mempunyai potensi untuk pengelolaan sarana air minum dan sanitasi secara baik, dan mampu mempertahankan dan memperluas perubahan perilaku hidup bersih dan sehat; 2) Mensinkronkan berbagai program dan alokasi anggaran untuk air minum dan sanitasi perdesaan di tingkat kabupaten sehingga dapat mempercepat pencapaian akses universal air minum dan sanitasi. Hasil dari kegiatan pemilihan desa adalah mendapatkan daftar desa-desa yang akan dibantu dalam penyusunan rencana kerja masyarakat (RKM), yaitu: 1) Desa baru, yaitu desa yang belum pernah mendapatkan bantuan Pamsimas. Jenis kegiatan pembangunan SPAM dapat meliputi pembangunan baru, perluasan dan peningkatan; 2) Desa perluasan, yaitu desa yang sudah pernah mendapatkan bantuan Pamsimas namun membutuhkan bantuan pengembangan SPAM guna perluasan pelayanan sampai ke 100% desa; 3) Desa peningkatan, yaitu desa yang sudah pernah mendapatkan bantuan Pamsimas namun membutuhkan bantuan perbaikan kinerja guna perluasan pelayanan (minimal dengan tambahan pelayanan 30% dari jumlah pelayanan semula). Yang dimaksud dengan pilihan kegiatan SPAM pembangunan baru, perluasan, dan peningkatan adalah sebagai berikut: 1) Pembangunan baru yaitu pembangunan baru SPAM karena belum ada SPAM eksisting, atau pembangunan baru SPAM karena sistem yang ada tidak berfungsi total (100%) dari produksi sampai dengan distribusi ; 2) Perluasan yaitu kegiatan pengembangan pada unit distribusi SPAM pada desa yang telah memiliki SPAM dengan tingkat keberfungsian yang baik untuk menambah cakupan dan jumlah penerima manfaat, atau pembangunan tambahan SPAM baru dengan tujuan untuk menambah jumlah layanan; 3) Peningkatan yaitu pemulihan dan pengembangan kinerja SPAM (termasuk penggantian sebagian komponen atau perbaikan komponen utama) dengan tujuan meningkatkan kinerja SPAM serta penambahan jumlah layanan dari jumlah

17 layanan semula. Minimal tambahan jumlah layanan adalah 30% dari jumlah layanan semula. Daftar desa-desa tersebut muncul dalam keluaran sebagai berikut: 1) Daftar calon desa sasaran berikut pagu indikatif (indikasi) alokasi pendanaan dari APBN dan APBD (kombinasi dari program Pamsimas dan program lainnya yang sedang dijalankan oleh kabupaten), yang direkomendasikan untuk mendapatkan bantuan penyusunan rencana kerja masyarakat (RKM); 2) Daftar desa sasaran (daftar pendek) beserta komitmen alokasi anggaran (APBN dan APBD) dan program (Pamsimas, DAK PAM STBM/DAK Kesehatan dan Hibah Air Minum Perdesaan). Pamsimas menyediakan dukungan teknis untuk penyusunan rencana kerja masyarakat (RKM) yang direkomendasikan melalui daftar calon desa sasaran, serta memberikan bantuan langsung masyarakat (BLM) APBN untuk daftar desa sasaran (daftar pendek) yang diusulkan untuk mendapatkan pendanaan langsung dari Program Pamsimas. Contoh ilustrasi daftar desa dengan indikasi alokasi pendanaan: Jenis Intervensi Desa Pamsimas Jenis Program DAK PAM STBM HAMP APBD Reguler Alokasi Pendanaan APBN Desa Baru Desa Peningkatan Desa Perluasan APBD Keterangan Pemda dapat mendapatkan bantuan pendampingan tingkat desa melalui penyediaan fasilitator oleh Pamsimas Melalui HAMP, Pemda akan diberikan penggantian APBD oleh Pemerintah Pusat untuk hasil yang memenuhi syarat 3.3 PROSEDUR SELEKSI DESA Proses Pemilihan Desa dimulai dengan sosialisasi tingkat kabupaten sampai kepada penetapan desa sasaran (daftar pendek) (Gambar 3.1).

18 Gambar 3.1. Prosedur Pemilihan Desa

19 Tabel berikut ini menunjukkan pelaku yang bertanggungjawab dalam setiap tahapannya: No Kegiatan Penanggung-jawab Dukungan Teknis 1. Sosialisasi tingkat kabupaten Pokja AMPL dan PAKEM Koordinator Kabupaten (Korkab) 2. Sosialisasi tingkat desa Pemerintah Desa dan Kecamatan Tim Fasilitator Masyarakat (FS dan FM) 3. IMAS Tahap I DPMU, Pemerintah Desa dan Masyarakat 4. Penyusunan surat minat dan proposal 5. Pengajuan surat minat dan proposal Pemerintah Desa dan Masyarakat (Tim Penyusun Proposal) Pemerintah Desa dan Masyarakat (Tim Penyusun Proposal) 6. Verifikasi proposal PAKEM, dan jika ada asosiasi maka dapat dibantu oleh asosiasi Tim Fasilitator Masyarakat (FS dan FM) Tim Fasilitator Masyarakat (FS dan FM) Tim Fasilitator Masyarakat (FS dan FM) Koordinator Kabupaten (Korkab) 7. Seleksi proposal PAKEM Koordinator Kabupaten (Korkab) 8. Penetapan calon desa sasaran POKJA AMPL dan PAKEM, setelah dikonsultasikan dengan Kepala Daerah 9. Pemicuan perubahan perilaku dan/atau tindaklanjut pemicuan 10. Pembentukkan atau Penguatan Kelembagaan tingkat desa (KKM) Dinas Kesehatan Kabupaten dan Sanitarian Bapermas, Pemerintah Desa dan Masyarakat 11. IMAS tahap II DPMU, Pemerintah Desa dan Masyarakat 12. Pembentukkan atau Penguatan BPSPAMS 13. Penyusunan atau Review/Evaluasi PJM ProAKSI KKM KKM Koordinator Kabupaten (Korkab) Fasilitator STBM kabupaten Tim Fasilitator Masyarakat (FS dan FM) Tim Fasilitator Masyarakat (FS dan FM) Tim Fasilitator Masyarakat (FS dan FM) Tim Fasilitator Masyarakat (FS dan FM) 14. Penyusunan RKM KKM Tim Fasilitator Masyarakat (FS dan FM) 15. Evaluasi RKM Tim Evaluasi RKM: Pokja AMPL, DPMU, PAKEM, dan Satker/PPK Kabupaten 16. Usulan daftar pendek desa sasaran Pemerintah Kabupaten (Kepala Daerah), rekomendasi dari Pokja AMPL 17. Penetapan desa sasaran: Desa Baru Desa dengan Perbaikan Kinerja (Peningkatan) Desa dengan Perluasan Layanan Pemerintah Pusat/CPMU (untuk yang dibiayai oleh APBN) Pemerintah Kabupaten (untuk yang dibiayai oleh APBD) Koordinator Kabupaten (Korkab) Koordinator Kabupaten (Korkab) dan Koordinator Propinsi (Korprop) NMC (Pusat) dan Korkab dan Korprop (Kabupaten)

20 3.3.1 Sosialisasi Program Tingkat Kabupaten Program Pamsimas merupakan program air minum dan sanitasi dengan target pencapaian akses universal air minum dan sanitasi pada tahun Oleh karena itu, sasaran sosialisasi adalah seluruh desa dan kecamatan yang berada dalam wilayah kabupaten, termasuk desa-desa yang pernah mendapatkan bantuan Pamsimas yang masih mempunyai kebutuhan untuk perbaikan kinerja dan pengembangan layanan untuk mencapai akses 100% air minum dan sanitasi di tingkat desa. Tujuan sosialisasi adalah: 1) Menginformasikan pelaksanaan program pamsimas dan program air minum dan sanitasi lainnya yang dikelola atau dilaksanakan di wilayah kabupaten yang dapat mendukung pencapaian akses universal air minum dan sanitasi; 2) Menjaring peminatan tentang kebutuhan bantuan program air minum dan sanitasi: jumlah dan target pemanfaat untuk desa baru, desa peningkatan dan desa perluasan; 3) Menumbuhkan kesadaran bersama bahwa pencapaian akses universal air minum dan sanitasi merupakan program bersama yang membutuhkan kerjasama antara pemerintah (pusat sampai dengan desa), pelaku lainnya dan masyarakat. Hasil dari sosialisasi: 1) Pernyataan minat dari pemerintah desa untuk mendapatkan bantuan program: desa baru, desa peningkatan kinerja dan desa perluasan; 2) Dukungan dari pemerintah kecamatan untuk pendampingan pengajuan usulan atau minat dari pemerintah desa dan masyarakat untuk mendapatkan bantuan program air minum dan sanitasi; 3) Adanya kebutuhan pendampingan dan pembinaan untuk pemerintah desa dan kecamatan serta masyarakat untuk proses selanjutnya, misalnya penyusunan proposal dan sosialisasi tingkat desa atau kecamatan Persiapan Sosialisasi Hasil dari persiapan sosialisasi adalah Pokja AMPL dan Pakem dapat memperoleh: 1) Konfirmasi dari pemerintah daerah mengenai target pemanfaat air minum dan sanitasi dan jumlah desa sasaran. Dalam hal ini diperlukan komitmen dari masing-masing instansi pengelola program air minum dan sanitasi tingkat kabupaten mengenai indikasi alokasi pendanaan, pendekatan atau mekanisme penyaluran dana, target jumlah desa dan jumlah pemanfaat, serta jadwal pelaksanaan; 2) Indikasi alokasi pendanaan (APBN dan APBD), target pemanfaat serta target jumlah desa dengan pembangunan SPAM Baru, jumlah desa dengan perbaikan kinerja dan jumlah desa dengan pengembangan pelayananan SPAM;

21 3) Strategi sosialisasi (berdasarkan cluster geografis, kelompok prioritas, dan lainnya menurut pertimbangan Pokja AMPL atau PAKEM berdasarkan masukan atau rekomendasi dari berbagai instansi yang relevan); 4) Konfirmasi dari Kepala Daerah mengenai alokasi pendanaan APBD untuk program pamsimas; 5) Konfirmasi dari Kepala Daerah untuk mensinkronkan program pamsimas dengan program air minum dan sanitasi lainnya (DAK PAM STBM/DAK Kesehatan dan Hibah Air Minum Perdesaan) yang memerlukan alokasi pendanaan APBD; 6) Komitmen pemerintah daerah mengenai penyelenggaraan pemilihan desa (misalnya terkait pembiayaan operasional); 7) Indikasi pendanaan terkait dengan pengembangan kapasitas desa dalam menyusun proposal dan RKM Desa, misal pelatihan tingkat kabupaten bagi kader AMPL dan tim penyusun proposal desa, serta penyediaan tim pendamping untuk desa dalam rangka penyusunan proposal desa. Data yang diperlukan sebagai bahan atau materi rapat persiapan sosialisasi: 1) Daftar program dan alokasi anggaran untuk air minum dan sanitasi yang bersumberkan dari APBD dan DAK; 2) Daftar long-list atau daftar desa yang mengusulkan program air minum dan sanitasi dalam musrenbang; 3) Daftar desa yang sesuai dengan kriteria Pamsimas dan DAK PAM STBM/DAK Kesehatan; 4) Daftar desa dengan kegiatan air minum dan sanitasi dalam RPJMDesa dan/atau RKP desa untuk tahun berjalan atau berikutnya; 5) Daftar desa yang sudah pernah mendapatkan bantuan pamsimas beserta kinerjanya; 6) Daftar desa atau lokasi rawan air dan sanitasi seperti tertuang dalam RAD AMPL, RKPD/Renja SKPD, Buku Putih Sanitasi, RISPAM, dan catatan Dinas Kesehatan/Puskesmas; 7) Perhitungan kemampuan APBD untuk pendanaan SPAM desa untuk mengetahui kecukupan APBD jika Pemda berminat untuk mengajukan partisipasinya dalam program Hibah Air Minum Perdesaan. Peserta rapat persiapan sosialisasi sebaiknya mencakup dinas atau instansi pengelola program air minum dan sanitasi, Bappeda, Dinas PU, Dinas Kesehatan, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Keuangan dan Pendapatan Daerah, dan Perwakilan Pemerintah Kecamatan Materi Sosialisasi Berikut ini adalah informasi minimal yang harus disampaikan dalam pertemuan sosialisasi, yaitu:

22 1) Penjelasan tentang program pamsimas serta bantuan penyediaan infrastruktur dan pendampingan untuk air minum dan sanitasi; 2) Program , yaitu pemenuhan target 100% akses air minum aman, 0% kawasan permukiman kumuh dan 100% akses sanitasi layak (termasuk di dalamnya adalah target akses air minum aman dan sanitasi layak tingkat kabupaten pada tahun 2019); 3) Pemetaan wilayah kabupaten berdasarkan capaian akses air minum dan sanitasi 4) Gambaran umum mengenai program pamsimas dan program lain yang akan disinkronkan dengan Pamsimas dalam pelaksanaannya (DAK PAM STBM/DAK Kesehatan dan Hibah Air Minum Perdesaan atau lainnya); 5) Gambaran umum mengenai program air minum dan sanitasi lainnya yang beroperasi di wilayah kabupaten, yang dapat dimanfaatkan oleh desa-desa untuk memperoleh bantuan air minum dan sanitasi (misalnya DAK Kesehatan, DAK Infrastruktur Air MInum dan Sanitasi, dan program APBD reguler); 6) Target jumlah pemanfaat dan jumlah desa sasaran untuk pencapaian air minum dan sanitasi untuk program pamsimas, DAK PAM STBM/DAK Kesehatan dan Hibah Air Minum Perdesaan; 7) Prosedur, persyaratan atau kriteria, jenis bantuan (bantuan infrastruktur dan/atau bantuan pendampingan), dan jadwal pemilihan desa; 8) Peran Pokja AMPL, Pakem dan pelaku lainnya di tingkat kabupaten dan desa dalam proses pemilihan desa serta dukungan teknis Peserta Sosialisasi Kegiatan sosialisasi di tingkat kabupaten diikuti oleh perwakilan seluruh desa, dan perwakilan kecamatan dari desa tersebut. Daftar undangan untuk kegiatan sosialisasi mencakup: 1) Kepala Desa dan perangkat pemerintah desa 2) Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) bagi desa yang belum pernah menjadi lokasi Pamsimas, dan Kader AMPL bagi desa yang sudah pernah mendapatkan bantuan pamsimas. 3) Badan Pengelola Sarana Air Minum dan Sanitasi (BPSPAMS) dan Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) bagi desa yang pernah menjadi lokasi Pamsimas atau kelompok pengelola sarana air minum lain. 4) Camat dan perangkat pemerintah kecamatan, serta tenaga pendamping desa 5) Puskesmas dan sanitarian

23 Pelaksanaan Sosialisasi Pertemuan sosialisasi dilaksanakan oleh Pokja AMPL. Pokja AMPL bertanggung jawab atas hasil pelaksanaan pertemuan sosialisasi. Pakem membantu Pokja AMPL agar pertemuan sosialisasi mencapai tujuan. Susunan agenda pertemuan sosialisasi sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut: 1) Pembukaan dan pengarahan dari Kepala Daerah untuk menjelaskan tujuan pertemuan sosialisasi, program pembangunan air minum dan sanitasi dalam rangka pencapaian akses universal air minum dan sanitasi tingkat kabupaten, serta komitmen pemerintah daerah untuk pencapaian akses universal merupakan upaya bersama dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah desa dan masyarakat; 2) Penjelasan mengenai sinkronisasi program Pamsimas dan program air minum dan sanitasi yang bekerja di wilayah kabupaten oleh Pokja AMPL. 3) Penjelasan umum mengenai masing-masing program air minum dan sanitasi di kabupaten. Materi ini dapat disampaikan langsung oleh masing-masing pengelola program, misalnya Pamsimas oleh Pokja AMPL/DPMU, DAK PAM STBM oleh Dinas Kesehatan, Hibah Air Minum Perdesaan oleh PIU/PMU HAMP, Program APBD Reguler oleh Dinas PU Cipta Karya. Penjelasan dapat memuat target, alokasi anggaran, pendekatan, kriteria, jumlah desa sasaran, jenis kegiatan pembangunan SPAM, dan hasil yang diharapkan. 4) Penjelasan oleh Pakem tentang prosedur pemilihan desa, yang meliputi peminatan, penyusunan, penyampaian dan penilaian proposal dan RKM, verifikasi dan seleksi proposal, penyusunan rencana kerja masyarakat, pendampingan penyusunan proposal dan RKM, serta parameter penilaian proposal dan RKM; 5) Perumusan hasil pertemuan sosialisasi, menyusun daftar desa yang menyatakan minat, dan menuangkannya dalam berita acara, yang difasilitasi oleh Pakem. Contoh format berita acara pertemuan sosialisasi dapat dilihat pada lampiran (PT.1-01).

24 Tabel 3-1. Langkah-langkah Kegiatan Sosialisasi Tingkat Kabupaten No Langkah Tujuan Hasil Pelaku Dukungan Teknis 1. Rapat Persiapan Sosialisasi 1. Menyamakan persepsi mengenai sinkronisasi program dan anggaran (target, jumlah desa, alokasi anggaran, kontribusi masyarakat, pendekatan, dan lainnya) 2. Mendiskusikan mengenai daftar desa prioritas (berdasarkan RAD AMPL, Buku Putih Sanitasi, RKPD/Renja SKPD, hasil musrenbang kabupaten/kecamatan, dan lainnya). Daftar desa prioritas ini dapat menjadi daftar perbaruan desa long-list (update) 3. Menyusun strategi sosialisasi, disesuaikan dengan kapasitas dan kebutuhan kabupaten (cluster geografis, kebijakan jumlah target dan alokasi anggaran yang tersedia), pengelompokkan program air minum dan sanitasi, dan lain sebagainya 4. Audiensi dengan Kepala Daerah mengenai sinkronisasi program air minum dan sanitasi kabupaten dengan Pamsimas, serta komitmen alokasi pendanaan APBD yang dibutuhkan (pamsimas dan DAK STBM), serta komitmen partisipasi Pemda dalam program hibah air minum perdesaan Daftar program air minum dan sanitasi yang akan disinkronkan dengan Pamsimas Daftar desa yang layak mendapatkan bantuan program air minum (long-list) sesuai dengan RAD AMPL, Buku Putih Sanitasi, Berita Acara Musrenbang Kabupaten dan Kecamatan Pagu indikatif (atau indikasi) pendanaan untuk program air minum dan sanitasi (Pamsimas dan program lain yang akan disinkronkan dengan pamsimas) Jumlah desa sasaran (perkiraan target) (APBN, APBD, dan program reguler lainnya) tahun Daftar kecamatan dan desa yang akan diundang dalam pertemuan sosialisasi, serta strategi sosialisi Draft bahan audiensi dengan Kepala Daerah (daftar program dan komitmen alokasi APBD, target pemanfaat air minum dan sanitasi dan jumlah desa, serta usulan alokasi APBN) POKJA AMPL, dan Dinas atau Instansi Pengelola Program Air Minum dan Sanitasi Tingkat Kabupaten Koordinator Kabupaten

25 No Langkah Tujuan Hasil Pelaku Dukungan Teknis 2. Penyusunan materi dan logistik untuk sosialisasi 3. Penyampaian surat undangan dan konfirmasi kehadiran dalam pertemuan sosialiasi program Pamsimas kepada masyarakat desa. 1. Mempersiapkan bahan atau materi sosialisasi yang akan disampaikan oleh Kepala Daerah, Pokja AMPL, DPMU, dan Pengelola Program Air Minum dan Sanitasi Lainnya, dan PAKEM. 2. Menyiapkan logistik untuk sosialisasi (pembagian peran, surat undangan, Informasi mengenai program, proposal dan surat minat): Menyusun surat undangan Bupati/Pokja AMPL kepada Camat, Kepala Desa perihal undangan pertemuan sosialiasi program Pamsimas, dengan lampiran informasi program Pamsimas, formulir proposal desa dan surat minat, formulir konfirmasi berminat atau tidak berminat dari desa untuk menghadiri pertemuan sosialisasi program Pamsimas. Menyiapkan tempat dan salinan bahan sosialisasi Penyampaian surat undangan dan lampiran kepada pemerintah dan masyarakat desa, sekurang-kurangnya kepada perangkat desa, LPM, bidan desa, kelompok/badan pengelola air minum (jika ada), dan Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM). Indikasi pendanaan untuk kegiatan pemilihan desa Draft materi sosialisasi Surat Undangan Bupati/Pokja AMPL perihal undangan pertemuan sosialisasi program Pamsimas dan lampirannya (formulir Konfirmasi mengikuti pertemuan sosialisasi dari Kepala Desa Pendanaan APBD untuk kegiatan sosialisasi Daftar desa yang berminat hadir dalam pertemuan sosialisasi Daftar desa yang berminat untuk ikut dalam program air minum dan sanitasi 4. Pertemuan Sosialisasi 1. Pembukaan oleh Kepala Daerah Peserta memahami bahwa pencapaian akses universal air minum dan sanitasi adalah upaya bersama, serta adanya program bantuan air minum dan sanitasi sebagai upaya awal Pokja AMPL dari unsur Bappeda dan Bapermas PAKEM dan Pemerintah Kecamatan Kepala Daerah dan Pokja AMPL Koordinator Kabupaten Fasilitator Senior dan Fasilitator Masyarakat (TFM) Koordinator Kabupaten

26 No Langkah Tujuan Hasil Pelaku Dukungan Teknis 2. Penyampaian materi Sinkroniasi Program Air Minum dan Sanitasi tingkat Kabupaten (target jumlah pemanfaat air minum dan sanitasi, jumlah indikasi pendanaan, jumlah desa, kriteria umum, termasuk kemampuan untuk pengelolaan sarana air minum dan sanitasi oleh desa) 3. Penyampaian materi program air minum dan sanitasi (PAMSIMAS, DAK PAM STBM, dan Hibah Air Minum Perdesaan) Peserta mengetahui bahwa ada program tingkat kabupaten yang dapat dimanfaatkan untuk disinkronkan dengan program tingkat desa: desa baru, desa peningkatan dan desa perluasan Peserta memahami kriteria dan pendekatan masing-masing program 4. Penjelasan mengenai prosedur pemilihan desa Peserta memahami prosedur dan peran masing-masing pelaku dalam pemilihan desa 5. Konsultasi dan diskusi mengenai peminatan, penyusunan proposal, pendampingan, dan lainnya 6. Rencana sosialisasi tingkat kecamatan (jika diperlukan) dan desa, jadwal pendampingan penyusunan proposal, dan lainnya yang disepakati bersama saat sosialiasi Berita Acara Pertemuan Sosialisasi Pokja AMPL Dinas atau instansi pengelola program PAKEM PAKEM dan Peserta yang hadir dalam sosialisasi Koordinator Kabupaten Koordinator Kabupaten Koordinator Kabupaten Korkab, FS dan FM

27 3.3.2 Sosialisasi Program di Tingkat Desa Sosialisasi tingkat desa diselenggarakan oleh pemerintah desa. Sosialisasi ini dapat diselenggarakan sebelum dan sesudah kegiatan sosialisasi kabupaten setelah pemerintah desa menerima informasi atau surat dari pemerintah kabupaten dan kecamatan mengenai adanya program bantuan air minum dan sanitasi bagi desa. Sosialisasi dapat dilakukan dalam pertemuan tingkat desa, atau pertemuan tingkat dusun, dan dalam pertemuan lain yang diselenggarakan di tingkat desa (misalnya rembug warga untuk kegiatan pembangunan, pengajian, dan lain-lain). Sosialisasi dapat dilakukan satu kali atau berkali-kali sehingga memperoleh komitmen dari seluruh warga. Peserta sosialisasi terdiri dari warga masyarakat, perangkat desa, tokoh masyarakat/agama/adat, kepala sekolah dan guru SD/sederajat, Kader Permberdayaan Masyarakat (KPM), Bidan Desa, pengelola sarana air minum, BPSPAMS, serta para pelaku pembangunan berbasis masyarakat yang ada di desa. Kegiatan sosialisasi tingkat desa dapat dilakukan dalam bentuk pertemuan, penyebaran informasi tentang program juga dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti poster dan leaflet yang disebarkan di seluruh wilayah desa. Narasumber sosialisasi di tingkat desa ini adalah Kepala Desa atau yang mewakili dan perwakilan desa yang hadir pada sosialisasi tingkat kabupaten, dan jika dinilai perlu dapat mengundang perwakilan kecamatan, Pakem, Asosiasi BPSPAMS, dan/atau Pokja AMPL sebagai narasumber. Fasilitator Senior, Fasilitator Masyarakat, dan Sanitarian dapat membantu pelaksanaan kegiatan sosialisasi tingkat desa. Tujuan dari sosialisasi tingkat desa adalah: 1) Menjaring peminatan dari warga masyarakat desa mengenai partisipasi dalam program bantuan air minum dan sanitasi, serta rencana pemerintah desa dan masyarakat untuk mencapai pelayanan air minum dan sanitasi 100%; 2) Memperoleh indikasi awal mengenai prioritas layanan air minum dan sanitasi; 3) Memperoleh kesediaan warga untuk mengumpulkan kontribusi masyarakat serta berubah perilaku, serta kesediaan pemerintah desa untuk mengalokasikan APBDesa dalam kegiatan air minum dan sanitasi; 4) Membentuk tim penyusun proposal desa dan kader AMPL; Hasil yang diharapkan dari sosialisasi ini adalah adanya kesepakatan masyarakat untuk: 1) Komitmen dari masyarakat untuk berpartisipasi dalam program bantuan air minum dan sanitasi; 2) Perkiraan lokasi atau prioritas wilayah layanan (seluruh desa atau beberapa dusun);

28 3) Kesediaan penggunaan sumber air yang diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan perkiraan layanan (dapat berada di wilayah desa atau di luar desa, sepanjang sudah ada diskusi awal dengan pemilik sumber air); 4) Terpilihnya tim penyusun proposal desa dan kader AMPL; 5) Tersedianya dana operasional penyusunan proposal desa dari alokasi APBDesa dan kontribusi warga masyarakat. 6) Jadwal penyusunan proposal desa, mulai dari pelaksanaan kegiatan identifikasi masalah dan analisis situasi (IMAS) sampai dengan tersusunnya proposal desa serta surat pernyataan minat. Pada pertemuan sosialisasi tingkat desa, berikut adalah pokok bahasan atau materi yang perlu disampaikan. 1) Penjelasan mengenai rencana air minum dan sanitasi tingkat desa, seperti yang tertuang dalam RPJMDesa atau RKPDesa (jika sudah ada). Untuk desa yang sudah pernah mendapatkan Pamsimas, maka dapat dilakukan review terhadap PJM ProAKSI atau rencana pencapaian air minum dan sanitasi tingkat desa. Dalam paparan disampaikan mengenai jumlah penduduk yang sudah mendapatkan akses air minum aman dan sanitasi layak, perubahan perilaku terkait buang air besar sembarangan serta rencana desa untuk pencapaian air minum dan sanitasi ke 100% pelayanan tingkat desa; 2) Penjelasan tentang bantuan program air minum dan sanitasi, serta persyaratan yang harus dipenuhi, misalnya penyediaan kontribusi masyarakat (dalam bentuk uang tunai dan material/tenaga kerja), kesediaan masyarakat untuk mengubah perilaku menjaid hidup bersih dan sehat serta bebas buang air besar sembarangan; 3) Jenis kegiatan yang dapat diusulkan, yaitu pembangunan SPAM Baru, perluasan atau pengembangan layanan ke dusun lainnya, serta perbaikan kinerja (yaitu perbaikan SPAM yang mengalami kerusakan parah sehingga hanya berfungsi secara minimal); 4) Porsi alokasi APBDesa serta perkiraan jumlah kontribusi masyarakat, sehingga tercapai komitmen penyediaan APBDesa dan kontribusi masyarakat tepat pada waktunya (misalnya didiskusikan mengenai perkiraan jumlah dan rancanagan cara pengumpulan kontribusi masyarakat); 5) Pembentukkan tim penyusun proposal dan Kader AMPL; sebaiknya dipilih dari perwakilan setiap warga dusun yang memang belum mempunyai sarana air minum aman dan sanitasi layak; serta penjelasan mengenai peran tim penyusun proposal desa dan Kader AMPL; 6) Penjelasan mengenai penyusunan proposal. Dalam hal ini Tim Fasilitator Masyarakat dapat membantu pemerintah desa dan masyarakat dalam menjelaskan prosedur penyusunan proposal desa; 7) Penyampaian proposal desa kepada Pakem/Pokja AMPL (termasuk kepada penyusunan, jadwal, dan informasi yang dibutuhkan).

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, M.Sc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, M.Sc. NIP KATA PENGANTAR Salah satu upaya Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi adalah melalui program Pamsimas. Program ini merupakan program andalan Pemerintah di dalam penyediaan air

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN DESA SASARAN PROGRAM PAMSIMAS

PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN DESA SASARAN PROGRAM PAMSIMAS PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN DESA SASARAN PROGRAM PAMSIMAS KATA PENGANTAR Salah satu upaya Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi adalah melalui Program Pamsimas. Program ini merupakan

Lebih terperinci

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG

GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk melanjutkan keberhasilan capaian target Millennium Development Goals sektor Air Minum dan Sanitasi (WSS-MDG),

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, Msc. NIP.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, Msc. NIP. KATA PENGANTAR Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan.

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan. KATA PENGANTAR Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan.

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan. KATA PENGANTAR Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat RPJPN 2005 2025 dan RPJM 2015-2019, Pemerintah melalui program pembangunan nasional Akses Universal Air Minum dan Sanitasi Tahun 2019, menetapkan bahwa pada tahun 2019,

Lebih terperinci

Lampiran: Surat CPMU Nomor : UM ca/Pamsimas/60 Tanggal : 10 April Revisi BAB 3. PROSES PEMILIHAN DESA HID 3.

Lampiran: Surat CPMU Nomor : UM ca/Pamsimas/60 Tanggal : 10 April Revisi BAB 3. PROSES PEMILIHAN DESA HID 3. Lampiran: Surat CPMU Nomor : UM.01.13.ca/Pamsimas/60 Tanggal : 10 April 2013 Revisi BAB 3. PROSES PEMILIHAN DESA HID 3.1 KETENTUAN UMUM Proses pemilihan desa secara resmi dimulai setelah CPMU mengeluarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat RPJPN 2005 2025 dan RPJM 2015-2019, Pemerintah melalui program pembangunan nasional Akses Universal Air Minum dan Sanitasi Tahun 2019, menetapkan bahwa pada tahun 2019,

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PROGRAM PAMSIMAS III

LATAR BELAKANG PROGRAM PAMSIMAS III LATAR BELAKANG PROGRAM PAMSIMAS III Program PAMSIMAS III [2016 2019] merupakan kelanjutan program PAMSIMAS I [2008 2012] dan PAMSIMAS II [2013 2016] Dalam RPJMN 2015-2019, Pemerintah Indonesia telah mengambil

Lebih terperinci

PAMSIMAS II 2013 KATA PENGANTAR (

PAMSIMAS II 2013 KATA PENGANTAR ( KATA PENGANTAR ( Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kuantitas, kualitas, terjangkau, dan kontinu. Namun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan air

Lebih terperinci

PAMSIMAS 2012 KATA SAMBUTAN

PAMSIMAS 2012 KATA SAMBUTAN KATA SAMBUTAN Banyak masyarakat miskin di perdesaan yang belum mendapatkan air bersih yang layak. Selain itu adalah masyarakat di wilayah peri-urban yang mana masyarakatnya berpenghasilan rendah, pemukiman

Lebih terperinci

K AT A P E N G AN T AR

K AT A P E N G AN T AR KATA PENGANTAR Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kuantitas, kualitas, terjangkau, dan kontinyu. Namun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan air

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI TENTANG

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI TENTANG FORMAT PERJANJIAN KERJASAMA Logo Pemda PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI Nomor: Nomor: TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

ROMS - 6 SULAWESI TENGAH. GORONTALO, SULAWESI UTARA, MALUKU, MALUKU UTARA

ROMS - 6 SULAWESI TENGAH. GORONTALO, SULAWESI UTARA, MALUKU, MALUKU UTARA ROMS - 6 SULAWESI TENGAH. GORONTALO, SULAWESI UTARA, MALUKU, MALUKU UTARA Progres T-1 Sulawesi Tengah = 10 Kabupaten (T-1 52 Desa dari 72 Desa) Gorontalo = 4 Kabupaten (T-1 20 Desa dari 36 Desa) Sulawesi

Lebih terperinci

Konsep Program Hibah Air Minum Perdesaan Sumber Dana APBN Murni TA 2016

Konsep Program Hibah Air Minum Perdesaan Sumber Dana APBN Murni TA 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Konsep Program Hibah Air Minum Perdesaan Sumber Dana APBN Murni TA 2016 Bali, 1 September 2015 Latar Belakang Tujuan Lingkup

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Fasilitator Masyarakat Program Pamsimas II TA 2013

Kerangka Acuan Fasilitator Masyarakat Program Pamsimas II TA 2013 Kerangka Acuan Fasilitator Masyarakat Program Pamsimas II TA 2013 Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat II (PAMSIMAS II) 1. Latar Belakang Program Pamsimas II merupakan kelanjutan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TINGKAT MASYARAKAT

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TINGKAT MASYARAKAT PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TINGKAT MASYARAKAT KATA PENGANTAR ( Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kuantitas, kualitas, terjangkau, dan kontinu. Namun

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kerja

Kerangka Acuan Kerja Kerangka Acuan Kerja Pemandu Pelatihan Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota Program Pamsimas II TRAINING DEVELOPMENT AND PROJECT MANAGEMENT SERVICES TO CENTRAL PROJECT MANAGEMENT UNIT [CPMU] 1. Latar Belakang

Lebih terperinci

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL EVALUASI RENCANA KERJA MASYARAKAT (SOP EVALUASI RKM) PAMSIMAS (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat)

STANDAR OPERASIONAL EVALUASI RENCANA KERJA MASYARAKAT (SOP EVALUASI RKM) PAMSIMAS (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) STANDAR OPERASIONAL EVALUASI RENCANA KERJA MASYARAKAT (SOP EVALUASI RKM) PAMSIMAS (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) SEPTEMBER 2016 DAFTAR ISI I. Umum... 1 II. Pelaku Dan Prinsip

Lebih terperinci

KEBERLANJUTAN DESA PASCA

KEBERLANJUTAN DESA PASCA KEBERLANJUTAN DESA PASCA 1. Status Keberfungsian Desa Pasca Provinsi Jumlah Desa Pasca Berfungsi Status Keberfungsian Berfungsi Sebagian Tidak Berfungsi Jawa Barat 427 395 26 6 Banten 229 172 52 5 Kalimantan

Lebih terperinci

warga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpendapatan rendah Akses Universal Tahun 2019

warga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpendapatan rendah Akses Universal Tahun 2019 meningkatkan jumlah warga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpendapatan rendah di wilayah perdesaan yang dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

Nomor :..., Perihal: Pernyataan M inat untuk M engikuti Program Pamsimas III TA

Nomor :..., Perihal: Pernyataan M inat untuk M engikuti Program Pamsimas III TA PT-2.1-01 PT-2.1-01 Contoh Surat Pernyataan Minat Untuk Mengikuti Program Pamsimas III K O P P E M E R I N T A H K A B U P A T E N Nomor :...,... 20... Lampiran : 1 (satu) set Kepada Yth.: Direktur Jenderal

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM Central Project Management Unit Program Nasional PAMSIMAS

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM Central Project Management Unit Program Nasional PAMSIMAS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM Central Project Management Unit Program Nasional PAMSIMAS Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru, Jakarta 12110,

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TA 2015

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TA 2015 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TA 2015 Oleh: Ketua CPMU Pamsimas DISAMPAIKAN DALAM ACARA RAPAT KOORDINASI PROGRAM PAMSIMAS REGIONAL BARAT BATAM, 27 30 SEPTEMBER 2015 KPI Program Pamsimas OUTLINE

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU UJI PETIK

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU UJI PETIK PROSEDUR OPERASIONAL BAKU UJI PETIK PROGRAM PAMSIMAS II 2014 DAFTAR ISI A. Pendahuluan... 1 B. Maksud dan Tujuan... 1 C. Prinsip Uji Petik... 1 D. Pelaku Uji Petik... 2 E. Siklus Kegiatan Uji Petik...

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB & PILIHAN (Psl 11)

URUSAN WAJIB & PILIHAN (Psl 11) UU NO. 23 TAHUN 2014 DESENTRALISASI OTONOMI DAERAH URUSAN WAJIB & PILIHAN (Psl 11) PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN URUSAN WAJIB terkait PD (psl 12 ayat1 ) a) Pendidikan b) Kesehatan c) Pekerjaan Umum & Penataan

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Lampiran I Nomor : UM.02/06-DC/304 Tanggal : 2 Maret 2018 Hal : Undangan Pertemuan Penjaringan Minat Program Pamsimas III Tahun 2018

Lampiran I Nomor : UM.02/06-DC/304 Tanggal : 2 Maret 2018 Hal : Undangan Pertemuan Penjaringan Minat Program Pamsimas III Tahun 2018 Lampiran I Nomor : UM.02/06-DC/304 Tanggal : 2 Maret 2018 Hal : Undangan Pertemuan Penjaringan Minat Program Pamsimas III Tahun 2018 Kepada Yth. A. TINGKAT PUSAT a. Bappenas 1. Kasubdit Air Minum, Direktoar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Ir. Mochammad Natsir, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Ir. Mochammad Natsir, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kualitas maupun kuantitas. Namun masih banyak masyarakat miskin di Indonesia yang belum mendapatkan air bersih yang

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN (SPPB) BLM APBN. Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN (SPPB) BLM APBN. Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu, kami yang bertanda tangan di bawah ini : PT-2.3-04-A SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN (SPPB) BLM APBN Nomor : Tanggal : Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu, kami yang bertanda tangan di bawah ini : I. Nama : Jabatan : Pejabat

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA -1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI

Lebih terperinci

Buku-buku ini merupakan penyempurnaan buku-buku tahun lalu, dan banyak manfaat dapat dipetik, antara lain:

Buku-buku ini merupakan penyempurnaan buku-buku tahun lalu, dan banyak manfaat dapat dipetik, antara lain: PAMSIMAS 2012 KATA PENGANTAR Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kuantitas, kualitas, terjangkau, dan kontinu. Namun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MUSRENBANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

PELAKSANAAN MUSRENBANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) LAMPIRAN II : PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 60 TAHUN 2012 TANGGAL : 27 Desember 2012 TENTANG : PEDOMAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD),

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN FORUM DELEGASI MUSRENBANG KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG 2008

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA

Lebih terperinci

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS dan Menteri Dalam Negeri SURAT EDARAN BERSAMA

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS dan Menteri Dalam Negeri SURAT EDARAN BERSAMA Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS dan Menteri Dalam Negeri Jakarta, 20 Januari 2005 Nomor : 0259/M.PPN/I/2005. 050/166/SJ. Sifat : Sangat Segera. Lampiran : 1 (satu) berkas.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.470, 2014 KEMENDAGRI. Rencana Kerja Pembangunan Daerah. 2015. Evaluasi. Pengendalian. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH +- PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

SURAT EDARAN BUPATI KEBUMEN. Kebumen, Oktober 2010

SURAT EDARAN BUPATI KEBUMEN. Kebumen, Oktober 2010 BUPATI KEBUMEN Kebumen, Oktober 2010 Nomor : 500 /01019 Kepada : Sifat : Yth. Camat sekabupaten Kebumen; Lampiran : 1 Bendel Perihal : Petunjuk Teknis Musrenbang Desa Penyusunan RKP Desa di Tahun 2011

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG SEKRETARIAT DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG SEKRETARIAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG SEKRETARIAT DAERAH Pemalang, 15 Agustus 2017 Nomor : 050 / 2252 /Dinpermasdes. Kepada Yth. : Sifat : Segera Kepala Desa Lampiran : 1 (satu) Bendel Se Kabupaten Pemalang Perihal

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) MEKANISME PELAPORAN DATA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PAMSIMAS

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) MEKANISME PELAPORAN DATA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PAMSIMAS PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) MEKANISME PELAPORAN DATA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PAMSIMAS 1. LATAR BELAKANG Mengingat PAMSIMAS merupakan program yang dilaksanakan dalam jangka waktu yang cukup panjang

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI MALUKU TENGGARA SALINAN N BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 3.a TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALUKU

Lebih terperinci

B u k u 7 D i s t r i c t C o o r d i n a t o r 1

B u k u 7 D i s t r i c t C o o r d i n a t o r 1 B u k u 7 D i s t r i c t C o o r d i n a t o r 1 TEMA SUB TEMA : 7. PENDAMPINGAN DAN PEMBINAAN PELAKU PROGRAM : 7.1 Pendampingan dan Peningkatan Kapasitas bagi Dinas Pengelola Program TUJUAN : WAKTU Peserta

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 4 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 87 TAHUN : 2012 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 87 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 106 Tahun 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN FORUM DELEGASI MUSRENBANG KABUPATEN SUMEDANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 106 Tahun 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN FORUM DELEGASI MUSRENBANG KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 106 Tahun 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN FORUM DELEGASI MUSRENBANG KABUPATEN SUMEDANG BUPATI SUMEDANG Menimbang : a. bahwa pembangunan Daerah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat RPJPN 2005 2025 dan RPJM 2015-2019, Pemerintah melalui program pembangunan nasional Akses Universal Air Minum dan Sanitasi Tahun 2019, menetapkan bahwa pada tahun 2019,

Lebih terperinci

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.34, 2018 KEMENPU-PR. DAK Infrastruktur PU-PR. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2017 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

B u k u 10 D i s t r i c t C o o r d i n a t o r 1

B u k u 10 D i s t r i c t C o o r d i n a t o r 1 B u k u 10 D i s t r i c t C o o r d i n a t o r 1 TEMA : Review Rencana Kerja SUB TEMA : TUJUAN WAKTU : Peserta mampu melakukan review dan melakukan pemutakhiran terhadap rencana kerja : 3 x 45 menit

Lebih terperinci

URAIAN KEGIATAN R E N C A N A K E R J A P A M S I M A S T A H U N A N G G A R A N PELAKSANA JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES

URAIAN KEGIATAN R E N C A N A K E R J A P A M S I M A S T A H U N A N G G A R A N PELAKSANA JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES R E N C A N A K E R J A P A M S I M A S T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 5 URAIAN KEGIATAN I 1.1 TINGKAT PUSAT KOMPONEN 1: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAERAH 1 Temu Karya Penguatan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG,

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Monev Sanitasi Tujuan utama strategi Monev ini adalah menetapkan kerangka kerja untuk mengukur dan memperbaharui kondisi dasar sanitasi,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT

GUBERNUR SULAWESI BARAT GUBERNUR SULAWESI BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGANGGARAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI BARAT,

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN Banjarbaru, 10 Mei 2016 Kepada Yth. Sdr. Kepala Perangkat Daerah lingkup Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di - tempat SURAT EDARAN NOMOR: 050/ 350 /PMP/Bappeda/2016. TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD), RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN GERAKAN SERIBU SARANA SANITASI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa salah satu

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kerja FasiIitator Keberlanjutan dan Fasilitator Masyarakat Program Pamsimas II

Kerangka Acuan Kerja FasiIitator Keberlanjutan dan Fasilitator Masyarakat Program Pamsimas II Kerangka Acuan Kerja FasiIitator Keberlanjutan dan Fasilitator Masyarakat Program Pamsimas II Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat II (PAMSIMASII) 1. Latar Belakang Prograrr Pamsimas

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG RANCANGAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MUSRENBANG RKPD DI KECAMATAN

MUSRENBANG RKPD DI KECAMATAN MUSRENBANG RKPD DI KECAMATAN 3.1 Pengertian Musrenbang RKPD di Kecamatan Musrenbang RKPD kabupaten/kota di kecamatan dilaksanakan untuk penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan usulan rencana

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH -1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TA 2015

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TA 2015 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TA 2015 Oleh: Ketua CPMU Pamsimas DISAMPAIKAN DALAM ACARA RAPAT KOORDINASI PROGRAM PAMSIMAS REGIONAL II MAKASSAR, 04 07 NOVEMBER 2015 KPI Program Pamsimas OUTLINE

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR PAMSIMAS 2016

KATA PENGANTAR PAMSIMAS 2016 PAMSIMAS 2016 KATA PENGANTAR Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kuantitas, kualitas, terjangkau, dan terus menerus. Namun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Tata Kelola Program Hibah Air Minum Perkotaan APBN Murni TA 2016

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Tata Kelola Program Hibah Air Minum Perkotaan APBN Murni TA 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Tata Kelola Program Hibah Air Minum Perkotaan APBN Murni TA 2016 1 Program Hibah Air Minum APBN Tahun 2016 Latar Belakang

Lebih terperinci

-1- BUPATI SINJAI PROPINSI SULAWESI SELATAN

-1- BUPATI SINJAI PROPINSI SULAWESI SELATAN -1- BUPATI SINJAI PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PELAKSANAAN FORUM SKPD RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

PELAKSANAAN FORUM SKPD RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) LAMPIRAN III : PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 60 TAHUN 2012 TANGGAL : 27 Desember 2012 TENTANG : PEDOMAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD),

Lebih terperinci