LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBUATAN TATA LETAK RUANG PRODUKSI COKLAT ISI DODOL SEBAGAI PENGEMBANGAN PRODUK DI CV. MUBAROKFOOD CIPTA DELICIA KUDUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBUATAN TATA LETAK RUANG PRODUKSI COKLAT ISI DODOL SEBAGAI PENGEMBANGAN PRODUK DI CV. MUBAROKFOOD CIPTA DELICIA KUDUS"

Transkripsi

1 LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBUATAN TATA LETAK RUANG PRODUKSI COKLAT ISI DODOL SEBAGAI PENGEMBANGAN PRODUK DI CV. MUBAROKFOOD CIPTA DELICIA KUDUS Disusun Oleh : WAWAN SARWANTO 08/269023/TP/09222 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2011

2 LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBUATAN TATA LETAK RUANG PRODUKSI COKLAT ISI DODOL SEBAGAI PENGEMBANGAN PRODUK DI CV. MUBAROKFOOD CIPTA DELICIA, KUDUS Diajukan Kepada : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Sebagai salah satu syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Teknologi Industri Pertanian Disusun Oleh : WAWAN SARWANTO 08/269023/TP/09222 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2011

3 LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBUATAN TATA LETAK RUANG PRODUKSI COKLAT ISI DODOL SEBAGAI PENGEMBANGAN PRODUK DI CV. MUBAROKFOOD CIPTA DELICIA, KUDUS Disusun Oleh : WAWAN SARWANTO 08/269023/TP/09222 Telah dipertanggungjawabkan dan diterima oleh Tim Penguji/Pembimbing pada tanggal 6 Juni 2011 Dosen Pembimbing Dosen Penguji Dr. Ir. Didik Purwadi M. Ec. NIP : Dr. Nafis Khuriyati, STP, M. Agr. NIP : Mengetahui, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Dekan Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr NIP :

4 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktek besrta laporannya. Kerja praktek harus dipenuhi karena merupakan salah satu prasyarat untuk meraih gelar sarjana di Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gajah Mada. Laporan kerja praktek ini disusun berdasarkan data hasil pengamatan selama penulis melakukan kerja praktek di CV. Mubarokfood Cipta Delicia. Di dalam pelaksanaan kerja praktek dan penyelesaian laporan kerja praktek penulis telah banyak menerima bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang telah memberikan doa, semangat, dukungan baik moril maupun materiil selama ini termasuk kerja praktek dan penyelesaian laporan. 2. Bapak Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M. Agr. selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada. 3. Bapak Dr. Ir. Adi Djoko Guritno, MSIE selaku Ketua Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian UGM. 4. Bapak Dr. Ir. Didik Purwadi, M.Ec. selaku dosen pembimbing kerja praktek yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan. 5. Ibu Dr. Nafis Khuriyati, STP, M. Agr selaku dosen penguji yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, dan pengarahan. 6. Bapak Ir. AM Madyana Ms. selaku dosen pembimbing akademis yang memberikan arahan dan saran akademis. 7. Bapak M. Hilmy SE, selaku Direktur utama CV. Mubarokfood Cipta Delicia yang telah memberikan ijin kepada kami untuk melakukan kerja praktek. 8. Bapak M Asyif dan Ibu Melani selaku kabag produksi dan kabag personalia CV. Mubarokfood Cipta Delicia. iii

5 9. Bapak Hesti selaku pembimbing lapangan selama penulis melaksanakan kerja praktek. 10. Bapak Mahmudun selaku operator mixer yang telah memberikan banyak pengalaman kepada penulis. 11. Segenap staf dan karyawan CV. Mubarokfood Cipta Delicia yang telah memberikan pengarahan, keterangan, bantuan, serta data-data untuk keperluan penulisan laporan. 12. Shafiya Qisti terima kasih atas kerjasamanya dan bantuan selama persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian laporan kerja praktek. 13. Teman-teman TIP 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 terima kasih atas dorongan dan bantuannya sehingga laporan kerja praktek ini terselesaikan. 14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu dan memberi motivasi selama penyusunan laporan kerja praktek ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kerja praktek ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan kerja praktek ini bermanfaat bagi semua pihak. Yogyakarta, Juni 2011 Wawan Sarwanto iv

6 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I. PENDAHULUAN A. Sejarah Perusahaan... 1 B. Lokasi Perusahaan... 4 C. Alasan Perusahaan Didirikan... 5 D. Tujuan Perusahaan... 5 BAB II. PROSES PRODUKSI DAN PRODUK A. Proses Produksi Bahan Baku dan Bahan Tambahan Proses Produksi... 8 B. Spesifikasi Produk, Pengendalian Mutu, dan Pengembangan Produk Spesifikasi Produk Pengendalian Mutu Pengembangan Produk BAB III. ORGANISASI PERUSAHAAN A. Struktur Organisasi Perusahaan B. Falsafah Perusahaan C. Deskripsi Jabatan D. Ketenagakerjaan E. Fasilitas v

7 BAB IV. SARANA DAN PRASARANA PRODUKSI A. Mesin dan Peralatan Industri B. Tata Letak dan Efisiensi Produk C. Sanitasi dan Hygiene Perusahaan D. Limbah dan Penanganannya E. Penanganan Bahan BAB V. DISTRIBUSI DAN PEMASARAN PRODUK A. Strategi Pemasaran B. Sistem Distribusi C. Sistem Promosi BAB VI. PEMBUATAN TATA LETAK RUANG PRODUKSI COKLAT ISI DODOL SEBAGAI PENGEMBANGAN PRODUK DI PT. MUBAROKFOOD CIPTA DELICIA KUDUS A. Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Luaran yang Diharapkan Manfaat Penelitian B. Landasan Teori C. Metodologi Penelitian Obyek dan Tempat Penelitian Metode Pengumpulan Data Prosedur Penelitian D. Hasil dan Pembahasan E. Kesimpulan dan Saran vi

8 1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA 68 LAMPIRAN 69 vii

9 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Pembagia Waktu Kerja Tabel 2 : Spesifikasi Mesin Pengkode Tabel 3 : Derajat Kedekatan Aktivitas viii

10 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 : Peta proses operasi pembuatan jenang kudus Mubarok... 9 Gambar 2 : Peta proses operasi pembuatan jenang kudus Mubarok (lanjutan) Gambar 3 : Skema Alur Pemasakan Gambar 4 : Automatic Vacuum Packager (DZ400) Gambar 5 : Mesin coding Gambar 6 : Diagram alir penelitian Gambar 7 : Peta keterkaitan kegiatan 60 Gambar 8 : Diagram keterkaitan kegiatan.. 64 ix

11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar produk jenang kudus Mubarok Lampiran 2. Skema pengecekan Lampiran 3. Bagan organisasi Lampiran 4. Denah tata letak Lampiran 5. Skema penanganan limbah Lampiran 6. Layout Lampiran 7. Mesin dan peralatan Lampiran 8. PPO Coklat Isi Dodol Lampiran 9. Perhitungan Route Sheet Lampiran 10. Diagram Alir Bahan Lampiran 11. Surat keterangan telah melaksanakan kerja praktek x

12 BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Perusahaan Jenang adalah sebuah panganan tradisional yang ada dan sangat mudah ditemui di Indonesia. Produk jenang yang terkenal adalah jenang yang berasal dari Kota Kudus. Di Kudus, jenang merupakan produk UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang melesat cepat diantara produk-produk olahan UMKM yang lain. Salah satu produsen jenang kudus yang terkenal adalah CV. Mubarokfood Cipta Delicia. Pada awal kelahirannya jenang kudus hanyalah merupakan makanan kecil atau camilan dan belum diperdagangkan. Jenang Kudus Mubarok dirintis oleh Ibu Hj. Alawiyah yang kemudian dikenal sebagai Generasi Pertama dari produsen jenang Kudus. Pada awal memasarkan produk jenang tersebut lokasi penjualannya terletak di Pasar Kudus, area yang sekarang dikenal sebagai tempat parkir para peziarah makam Sunan Kudus di Masjid Menara Al-Aqsho. Pada saat Ibu Hj. Alawiyah meninggal dunia kemudian usaha jenang tersebut dilanjutkan oleh putranya yang bernama H. Achmad Shochib, dengan demikian H. Achmad Shochib merupakan Generasi Kedua pada industri ini. Ketika dipegang oleh H. Achmad Shochib perusahaan ini dikenal sebagai Perusahaan Jenang Sinar Tiga Tiga (PJ. Tiga Tiga). Hal yang menarik dan menjadi catatan penting dalam perkembangan industri jenang adalah, generasi kedua telah mempunyai pandangan yang visioner atas produk yang dihasilkannya dan adanya kesadaran serta upaya untuk melindungi merek. Pemikiran tersebut bisa dipastikan sangat jarang dimiliki oleh orang yang bergerak di bidang usaha makanan, terlebih untuk jenis usaha makanan tradisional. Tahun 1942 Bapak Achmad Shochib mengajukan merek Sinar Tiga Tiga dan dikabulkan oleh Dirjen Merk dan Paten Departemen Kehakiman dengan dikeluarkannya surat izin nomor : / 1651 / 1946 tertanggal 9 September 1946, sampai sekarang ini terus dilakukan perpanjangan, untuk saat ini merek Sinar Tiga Tiga masih terdaftar di Departemen Kehakiman 1

13 Republik Indonesia Direktorat Jendral Hak Cipta, Paten dan Merek dengan nomor: D Pada generasi kedua tersebut perusahaan mulai berkembang dengan pesat. Langkah ke arah modernisasi atau kemajuan mulai dilakukan. Pada mulanya jenang kudus dikemas dalam anyaman daun pandan yang ditempeli kertas bertuliskan Sinar Tiga Tiga di bagian luar dan juga bagian dalam dari tebok (tampah kecil berdiameter ± 20cm). Selajutnya tahun 1960 jenang Sinar Tiga Tiga dikemas dalam plastik dan di bagian luarnya digunakan kertas putih dengan desain gambar Sinar dan Angka 33 berwarna coklat tua. Angka 33 diambil dari nomor rumah tinggal yang beralamatkan di Jl. Sunan Muria No. 33 Kudus. Jenang tersebut dikemas dengan berat 250gr atau seperempat kilo. Oleh sebab itu jenang ini kemudian dikenal dengan istilah Jenang Prapatan. Kemudian jenang tersebut terkenal dengan merek dagang Sinar Tiga Tiga. Karena terkenalnya produk itu maka banyak kompetitor yang meluncurkan produkproduk baru dengan bentuk menyerupai produk jenang Sinar Tiga Tiga yang asli. Lalu dilakukan inovasi dengan modifikasi dari segi komposisi bahan baku dan sistem pengemasannya. Pada tahun 1975 dikeluarkanlah jenang hasil inovasi dan modifikasi tersebut dengan merek Sinar Tiga Tiga Aroma Coklat dan Sinar Tiga Tiga Aroma Melon. Jenang kemudian dikemas dalam kardus yang full color dengan diisi beberapa butir jenang yang diiris kecil kecil seberat ± 20 gram. Pada generasi kedua ini pula diversifikasi merek dilakukan, yaitu pada tahun 1978 sampai dengan tahun 1980 diluncurkannya produk dengan merek baru yaitu : 1. Viva dengan aroma Durian, 2. Mabrur dengan aroma Nangka dan 3. Mubarok dengan aroma Mocca. Kesemua merek produk tersebut telah didaftarkan secara resmi baik pada Departemen Kesehatan maupun Direktorat Jendral Hak Cipta Paten dan Merek Departemen Kehakiman Jakarta (sekarang berubah nama menjadi Dirjen HKI). Pada tahun 1992, H. Achmad Shochib yang telah sepuh, menyerahkan estaffet kepemimpinan kepada putranya H. Muhammad Hilmy, SE sebagai 2

14 Direktur Utama. H Muhammad Hilmy, SE adalah seorang lulusan fakultas Ekonomi UII Yogyakarta dan juga alumni Pondok Modern Gontor Ponorogo. H Muhammad Hilmy, SE inilah yang kemudian mendirikan perusahaan CV. Mubarokfood Cipta Delicia (MCD) sebagai pengembangan dari Perusahaan Jenang Tiga-Tiga (PJ. Tiga Tiga). Mubarokfood Cipta Delicia di bawah kepemimpinan H. Muhammad Hilmy, SE yang merupakan Generasi Ketiga dalam perusahaan produsen jenang Kudus mulai menerapkan berbagai sistem manajemen modern layaknya perusahaan perusahaan besar lain yang telah ada. Pada generasi ketiga ini perusahaan telah menerapkan berbagai sistem manajemen dan telah melakukan banyak inovasi. Inovasi inovasi tersebut dilakukan mulai dari segi rasa dan pengemasan serta dikembangkan pula cara pengolahan jenang dengan menggunakan alat atau mesin, yang sebelumnya telah dilakukan pengujian dan percobaan percobaan untuk alat atau mesin yang cocok untuk pengolahan jenang. Pembenahan dan peningkatan sarana produksi yang sejalan dengan modernisasi dilakukan pada tahun 1996 berupa mekanisasi pembuatan tepung beras ketan, pembuatan santan kelapa serta cara pengadukan (mixing) adonan jenang. Untuk uji mutu baik bahan baku maupun produk, pada tahun 2000 dibangun sebuah Laboratorium Kimia dan Fisika. Laboratorium ini berfungsi pula sebagai sarana pendukung program penelitian dan pengembangan produk (R & D). Langkah pengembangan yaitu dalam pembangunan Laboratorium ini merupakan langkah maju bagi perusahaan skala kecil menengah (UKM). Di bawah kepemimpinan H. Muhammad Hilmy, SE tidak hanya terjadi peningkatan dari sisi penjualan dan peningkatan aset perusahaan, tetapi juga adanya pengakuan dari pihak-pihak luar dengan diperolehnya berbagai penghargaan, diantaranya Upakarti 2007 kategori IKM Modern dari Presiden RI, UKM Pangan Award 2008 dari Menteri Perdagangan RI, dan juga perolehan penghargaan Top 250 Indonesia Original Brand 2009 dari Majalah Bisnis Nasional SWA (edisi Mei 2009). Selain itu Mubarokfood juga telah memperoleh Sertifikat Sistem Manajemen Mutu Internasional ISO 9001 : 2000 dan Sertifikat 3

15 Halal dari LPPOM MUI. Mubarokfood juga selalu rajin mengikuti pameran pameran baik di dalam maupun luar negeri seperti Jepang, Abu Dhabi, Malaysia, Singapura, Jeddah, Filipina, dll. B. Lokasi Perusahaan CV. Mobarokfood Cipta Delicia terletak di desa Glantengan, kecamatan Kota, kabupaten Kudus, provinsi Jawa Tengah tepatnya di Jalan Sunan Muria No. 33 Kudus. Lokasi ini berbatasan langsung dengan : Utara : Rumah penduduk desa Glantengan Timur : Jln. Sunan Muria Selatan : Gang Kyai Khidir Barat : Rumah penduduk desa Glantengan dan area pabrik baru Beberapa keuntungan yang ada dari penempatan pabrik di lokasi ini antara lain : 1. Dekat dengan pusat kota yaitu alun-alun, masjid agung, dan area kantor pusat pemerintahan kabupaten Kudus 2. Dekat dengan obyek wisata menara kudus yang cukup terkenal dan banyak diminati wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing 3. Akses yang cukup mudah dari pusat kota 4. Dekat dengan pusat perbelanjaan yaitu Mall Kudus 5. Berada di jalur wisata Kota Kudus menuju Colo yang juga merupakan tempat wisata yang diminati. Namun dari beberapa kelebihan tersebut terdapat pula beberapa kekurangan diantaranya : 1. Karena terletak di area pusat kota yang notabene sudah padat penduduk sehingga menyulitkan untuk melakukan perluasan ketika terjadi pelonjakan permintaan atau pengembangan perusahaan 4

16 2. Memungkinkan adanya beberapa protes dari penduduk sekitar yang merasa terganggu dengan adanya beberapa alat yang menimbulkan gangguan suara karena kedekatannya dengan pemukiman 3. Kesulitan dalam transportasi terutama kendaraan yang berukuran besar dikarenakan ukuran jalan yang cukup kecil. Lokasi pabrik kini telah berpindah dan telah sedikit bergeser akibat dari naiknya jumlah produksi dan perlunya penambahan fasilitas-fasilitas penunjang. Pabrik yang beroperasi dalam produksi jenang kudus kini berada di Jalan Sunan Muria, gang Kyai Khidir. Di lokasi yang baru ini terdapat berbagai fasilitas penunjang dalam produksi meliputi ruang produksi, gudang bahan baku, gudang barang jadi, kantor, dan laboratorium. Meski telah berpindah namun dari lokasi yang baru ini tetap sangat sulit dalam pengelolaan ruang mengingat letaknya pada daerah perkotaan yang sudah cukup padat. C. Alasan Perusahaan Didirikan Salah satu alasan didirikannya perusahaan jenang CV. Mubarokfood Cipta Delicia adalah untuk melanjutkan tradisi keluarga dan memperkenalkan jenang kudus sebagai makanan khas indonesia yang meskipun merupakan makanan tradisional namun mampu menembus pasar yang luas hingga ke pasar internasional. D. Tujuan Perusahaan Perusahaan ini juga memiliki tujuan dalam pendiriannya. Tujuan dari perusahaan ini adalah mengembangkan Mubarokfood menjadi industri multi produk terkemuka yang berwawasan lingkungan, bernilai ekonomis dan sosial. 5

17 BAB II PROSES PRODUKSI DAN PRODUK A. Proses Produksi Kerja praktek yang dilakukan kali ini memfokuskan pada produksi jenang kudus dengan merek MUBAROK yang merupakan produk utama atau produk unggulan dari CV. Mubarokfood Cipta Delicia. Produk jenang ini merupakan produk modifikasi yang pertama dalam produk jenang. Ciri khas dari produk ini adalah rasa dan aroma mocca yang kental sehingga membedakan produk jenang kudus Mubarok dengan produk-produk sejenis lainnya. 1. Bahan Baku dan Bahan Tambahan a. Bahan Baku Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam pembuatan suatu produk. Bahan baku yang digunakan oleh CV. Mubarokfood Cipta Delicia dalam proses produksi jenang adalah bahan-bahan pilihan dengan mutu terbaik yang berasal dari berbagai daerah di pulau Jawa. Bahan-bahan tersebut telah melalui penyeleksian guna memenuhi standard perusahaan. Semua produk atau bahan yang digunakan dalam proses produksi juga telah memiliki sertifikat halal. Karena sertifikat halal dari bahan baku merupakan syarat keluarnya sertifikat halal bagi produk-produk jenang dari CV. Mubarokfood Cipta Delicia. Bahan baku yang digunakan dalam pengolahan jenang terdiri dari: 1) Tepung ketan Tepung ketan merupakan bahan baku utama dalam pembuatan jenang. Bahan baku tepung ketan dibeli dari supplier yang berasal dari daerah Jawa Barat dan masih berupa beras ketan. Hal ini dilakukan karena jika bahan baku tepung ketan diterima dalam bentuk tepung maka mutu dari tepung belum tentu seragam atau bagus. Beras ketan yang diterima dari supplier harus memenuhi syarat ketentuan yaitu kandungan beras yang ada pada beras ketan tidak lebih dari 4%. CV. Mubarokfood Cipta Delicia telah memiliki jaringan penggilingan sendiri. Mengingat umur simpan tepung ketan yang tidak lama maka 6

18 beras ketan digiling sesuai kebutuhan produksi perharinya. Sehingga satu kali penggilingan digunakan untuk sekali produksi. Dalam produksi jenangnya perusahaan ini memiliki standard dalam kualitas tepung yang akan digunakan. Tepung ketan yang diperoleh dari hasil penggilingan harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Warna putih b. Halus (tidak kasar) dan tidak menggumpal c. Tidak terlalu apek atau basi d. Kadar air 30%. 2) Gula pasir Bahan baku gula pasir yang digunakan dalam produksi jenang dipasok oleh perusahaan dari pabrik gula Rendeng dan Pakis Baru yang berlokasi di Kudus. Adapun syarat gula pasir yang digunakan juga telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu warnanya putih, bebas dari kotoran dan kering. 3) Gula kelapa Bahan baku gula kelapa dibeli dari pengrajin gula di daerah Kebumen. Beberapa kriteria gula kelapa yang telah ditentukan dan harus dipenuhi adalah gula kelapa dengan grade A, warnanya kecoklatan, keras, apabila dimasak tidak mengandung kotoran, cepat larut, aroma dan rasa khas gula kelapa, serta kadar air max 10%. 4) Gula tumbu Bahan baku gula tumbu diperoleh dari pengrajin gula tumbu di daerah Kudus. Kriteria gula tumbu yang telah ditentukan adalah warnanya kecoklatan, keras, apabila dimasak tidak mengandung kotoran dan cepat larut. 5) Kelapa Bahan baku kelapa dibeli dari perkebunan Balong Beji Karimunjawa melalui tujuh suplier. Bahkan ada kelapa yang didatangkan dari pulau Bali. Standar kelapa yang diterima perusahaan adalah kelapa yang sudah cukup tua ditandai dengan warna tempurung 7

19 kelapa yang kecoklatan dan dari santan didapatkan krim yang sesuai dengan standard perusahaan. b. Bahan Tambahan Bahan tambahan disini merupakan bahan yang berfungsi sebagai pelengkap dari produk jenang kudus Mubarok. Bahan-bahan yang digunakan adalah wijen dan bahan perasa untuk memberikan rasa atau aroma yang khas pada jenang kudus Mubarok. Wijen merupakan bahan tambahan yang ditambahkan pada produk jenang Mubarok rasa Mocca. Bahan tambahan berupa essence yang digunakan adalah essence yang berbentuk pasta dan cair. Pemilihan bentuk pasta dan cair dimaksudkan agar mempermudah dan menambah kesempurnaan dari campuran atau adonan masakan jenang. Bahan-bahan tambahan tersebut meliputi perasa coklat, perasa nanas, perasa melon, perasa nangka, perasa strawberry, perasa durian, perasa mocca, perasa sirsat, perasa kelapa muda, perasa cappucino, dan susu. 2. Proses Produksi Secara umum proses produksi dari jenang kudus mubarok adalah proses persiapan bahan baku, proses pencampuran atau pemasakan (mixing), pendinginan, pengirisan, pengemasan primer, dan pengemasan sekunder. Proses produksi secara lebih jelas dapat dilihat melalui peta proses operasi pada gambar 1 dan gambar 2. Proses produksi yang dilakukan mulai dari bahan baku hingga menjadi produk jadi (jenang) melalui beberapa tahapan pokok, yaitu: a. Penyiapan bahan baku Penyiapan bahan baku merupakan hal yang penting guna melancarkan proses produksi. Ketika proses penyiapan bahan baku tidak baik maka mutu jenang yang akan dihasilkan bisa diprediksikan juga akan menjadi kurang baik. Penyiapan bahan baku sendiri meliputi penyiapan santan, penyiapan tepung, penyiapan gula, dan penyiapan bahan tambahan seperti essence. 8

20 Gambar 1. Peta Proses Operasi Pembuatan Jenang Kudus Mubarok 9

21 PETA PROSES OPERASI Obyek : Proses Pembuatan Coklat Dodol Dipetakan oleh : Wawan Sarwanto Tanggal Pemetaan : 29 Januari 2011 No. Peta : 01 Sekarang : x Usulan : A 180' O:10 I:9 Pengemasan Sekunder Manual 360' O:11 I:10 Pengkodean Mesin pengkode Penyimpanan Troli RINGKASAN OPERASI 11 INSPEKSI 10 PENYIMPANAN 1 Gambar 2. Peta Proses Operasi Pembuatan Jenang Kudus Mubarok (lanjutan) 10

22 Bahan baku pertama yang harus disiapkan adalah santan. Penyiapan santan dimulai dengan proses pematikan atau pengupasan kelapa dari tempurung kelapa dan pembuangan air kelapa. Proses ini dilakukan guna mempermudah pula proses pencucian kelapa yang dilakukan setelah pematikan kelapa. Pencucian kelapa dilakukan agar santan yang dihasilkan dari kelapa tersebut benar-benar bersih dan terhindar dari debu,tanah maupun benda-benda asing yang mungkin terikut dalam kelapa pada proses sebelumnya. Setelah kelapa dicuci kelapa kemudian diparut di stasiun pemarutan. Di stasiun ini kelapa diparut guna memperluas permukaannya sehingga santan yang dihasilkan akan maksimal. Setelah diparut, parutan kelapa tersebut diunyet atau di campur dengan air dan di aduk-aduk. Proses ini bertujuan untuk memaksimalkan santan yang akan dihasilkan oleh parutan kelapa tersebut. Parutan kelapa yang telah diunyet tadi kemudian dilakukan pengepresan. Pengepresan sendiri berlangsung sebanyak dua kali yaitu pengepresan pertama yang hasilnya disebut santan kani (kental) dan pengepresan kedua yang hasilnya disebut santan kabar (encer). Santan kani digunakan untuk melarutkan tepung ketan dan santan encer untuk melarutkan gula. Proses penyiapan tepung, gula pasir, dan gula kelapa dilakukan oleh karyawan bagian gudang. Karyawan bagian gudang memiliki tugas mempersiapkan tepung ketan, gula pasir, dan gula kelapa yang akan dimasak dan mendistribusikannya ke setiap mixer yang akan digunakan untuk proses pemasakan. Tepung ketan dan gula ditimbang sesuai kebutuhan masakan yang harus dimasak oleh operator mixer. b. Pengolahan jenang Dalam sebuah industri jenang, proses pengolahan merupakan satu bagian yang sangat menentukan. Dalam proses ini semua bahan akan mengalami pencampuran dan pemasakan. Jika proses pemasakan yang dilakukan tidak sesuai dengan SOP maka produk yang dihasilkan 11

23 akan memiliki mutu yang kurang baik. Proses pemasakan jenang dilakukan oleh karyawan bagian mbubur yang pekerjanya adalah laki-laki. Semua karyawan bagian mbubur adalah laki-laki mengingat pekerjaan pada bagian ini merupakan pekerjaan yang cukup berat. Proses pemasakan diawali dengan pelarutan gula yang terdiri dari gula kelapa dan gula pasir. Campuran gula pasir dan gula kelapa tersebut dipanaskan bersama santan kabar (encer). Kemudian setelah gula larut, larutan gula tersebut disaring untuk memisahkannya dari kotoran yang ada dalam gula kelapa. Lalu kawah atau wajan yang digunakan dibersihkan kemudian larutan gula tadi dididihkan kembali hingga mendidih. Jika larutan gula telah mendidih tepung yang sudah dilarutkan dengan santan kani (kental) siap untuk dicampurkan. Pelarutan tepung ketan dengan santan bertujuan untuk memperlancar proses pengadukan. Pelarutan tepung ketan dengan santan haruslah sempurna atau halus merata. Karena, jika pelarutan yang dilakukan kurang menyeluruh atau larut sempurna hasil dari jenang tidak akan halus melainkan akan ada butiran-butiran tepung yang masih mentah. Proses pelarutan atau pencampuran tepung dengan santan masih dilakukan secara manual karena cara ini dirasa paling efektif. Prinsip dari pembuatan jenang adalah pendidihan secara terbuka campuran ketan dalam bentuk tepung, santan kelapa, larutan gula dan bahan tambahan lainnya hingga membentuk jenang dengan tekstur kenyal dan kalis. Dalam proses pemasakan jenang campuran dari semua bahan-bahan tadi harus diaduk terus menerus. Pengadukan selain untuk meratakan campuran juga menjaga agar tidak ada bagian jenang yang gosong. Jika pemasakan jenang gosong maka proses pemasakan gagal karena aroma jenang telah hilang dan aroma yang keluar adalah sangit. Setelah kurang lebih 4,5 jam campuran gula, tepung, dan santan yang dipanaskan dan terus diaduk tadi diberi bahan-bahan tambahan 12

24 yang berupa perisa, margarine dan bahan tambahan lainnya. Kemudian dimasak lagi selama kurang lebih 30 menit. Jenang yang masih panas tadi kemudian dituangkan ke dalam loyang-loyang segi empat untuk dilakukan proses pendinginan. Pendinginan dilakukan selama kurang lebih 16 jam. Secara singkat alur pemasakan dapat dilihat seperti gambar dibawah ini. Pancampuran Santan + Gula Pasir + Gula Pencampuran Santan + Tepung Ketan Pemasakan 1 Penyaringan kotoran Penambahan Essens, margarine, vanili Pemasakan 2 Pengangkatan Gambar 3. Skema alur pemasakan c. Pengirisan jenang Tahapan pengirisan dan pengemasan primer adalah proses produksi yang dilakukan setelah jenang didinginkan selama 16 jam dalam satu ruang khusus. Pendinginan dalam loyang ini akan terjadi proses pembentukan tekstur produk kenyal, kalis, dan elastis, sehingga akan mempermudah proses pengirisan. Jenang yang telah dingin diiris dengan berat rata-rata gram kemudian dikemas dengan plastik PVC dan APP. Pengemasan primer bertujuan untuk menghindarkan jenang dari kontaminasi pada proses selanjutnya sehingga memperpanjang daya simpan. Selain itu pengemasan ini juga akan 13

25 mengurangi kontak jenang dengan udara bebas yang mempercepat kerusakan. Musuh utama jenang adalah jamur dan kapang, dan proses pengirisan adalah salah satu media bagi spora masuk ke dalam produk. d. Pengemasan jenang Pengemasan jenang dilakuakan dalam 2 tahapan yaitu pengemasan primer dan pengemasan sekunder. Pengemasan primer dilakan bersamaan dengan proses pengirisan karena membutuhkan ruangan yang sama yaitu ruangan yang harus aseptis. Sedangkan pengemasan sekunder adalah mengemas jenang yang sudah terkemas dalam kemasan plastik PVC ke dalam kemasan karton. Pengemasan jenang yang kedua ini akan menambahkan penampilan yang cukup menarik kepada jenang sehingga membuat jenang akan dilirik konsumen. Jenang juga akan lebih tahan terhadap goncangan karena kemasan karton akan lebih kokoh. B. Spesifikasi Produk, Pengendalian Mutu, dan Pengembangan Produk 1. Spesifikasi Produk Produk jenang kudus mubarok merupakan produk tertua yang diproduksi oleh CV. Mubarokfood Cipta Delicia. Pada awalnya produk ini hanya memiliki rasa original namun pada perkembangannya produk ini sudah memiliki varian rasa yang sangat banyak. Beberapa diantaranya adalah rasa mocca, strawberry, durian, nanas, dan anggur. Spesifikasi produk jenang kudus dengan merek Mubarok adalah seperti yang terdapat pada lampiran Pengendalian Mutu CV. Mubarokfood Cipta Delicia selalu melakukan pengendalian terhadap kualitas baik dari bahan baku, proses, maupun produk akhir. Pengendalian mutu yang dilakukanpun didasarkan pada beberapa aturan keamanan pangan, seperti : 1. Good Manufacturing Practices (GMPs) 2. Sistem Analisa Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis (Hazard Analysis Critical Control Point HACCP ) 14

26 3. Penerapan dan penaatan terhadap standard produk sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku. 4. Proses produksi Halal 5. Sertifikat Halal pada seluruh bahan yang digunakan Beberapa pengendalian mutu yang dilakukan oleh CV. Mubarokfood Cipta Delicia adalah meliputi : 1. Pengendalian mutu bahan baku Proses pengendalian mutu bahan baku meliputi penyeleksian bahan baku dari suplier yang masuk keperusahaan dan pengecekan mutu bahan baku yang digunakan pada proses produksi setiap harinya. Bahan baku seperti kelapa, gula, dan tepung ketan mengalami pengecekan setiap hari atau pada saat produksi. Mutu terhadap kelapa terutama santannya adalah dengan mengecek kandungan krim pada santan yang dihasilkan pada saat proses pengepresan yang pertama yaitu pada santan kani. Selain itu pemantauan juga dilakukan oleh seorang kepala unit atau mandor yang memastikan semua SOP dijalankan sesuai dengan yang tertera pada SOP tersebut. Mutu gula di pantau dengan melihat kondisi gula yang akan digunakan untuk proses produksi. Mencakup warna dan kondisi gula tersebut. Tepung ketan juga dilakukan pengecekan sebelum masuk gudang dan sebelum akan digunakan. Tepung tersebut dipantau kualitasnya mulai dari penerimaan. Dari penerimaan kandungan beras yang terdapat pada beras ketan di cek dan dihitung. Kemudian setelah beras ketan digiling juga dilakukan pengecekan dengan menguji secara sensoris. Pengecekanpengecekan tersebut dilakukan oleh divisi laboratorium CV.Mubarokfood Cipta Delicia. 2. Pengendalian mutu selama proses produksi Guna memperoleh kualitas yang prima, selama proses produksi juga harus dilakukan pengendalian mutu. Yang dilakukan adalah penerapan 15

27 SOP selama produksi. Diantaranya adalah pekerja harus dalam keadaan bersih, berpenutup kepala, menggunakan masker, menggunakan celemek, dan tidak berbicara saat proses produksi berlangsung. Dari bagian pemasakan kontrol yang bisa dilakukan adalah dengan mengontrol atau mengecek kekenyalan, kondisi bau warna dan rasa dari produk atau hasil masakan yang nantinya akan menentukan langkah selanjutnya. Pengontrolan dan pengecekan pada saat pengolahan dilakukan oleh seorang mandor atau kepala unit yang akan berkeliling selama proses produksi. Mandor akan mengecek kematangan dari jenang dan menentukan saat kapan bahan-bahan tambahan ditambahkan. Ketika suatu adonan jenang sudah matang maka mandor akan mengambil sampel untuk diteliti di laboratorium dan mengisyaratkan kepada operator untuk segera menghentikan pemasakan dan menuangkan adonan ke loyang atau nampan. 3. Pengendalian mutu produk akhir Sebelum menuju ke proses pengemasan sekunder jenang-jenang yang sudah melalui pengemasan primer dilakukan pengecekan oleh bagian QC. Pengecekan maliputi kekenyalan, kerapian dalam pembungkusan, kesamaan ukuran, dan jumlah rata-rata jenang kemasan primer dalam tiap kilogram. Selain untuk menggecek dari produk, pengukuran jumlah jenang dilakukan untuk mengetahui perbandingan bahan baku yang masuk dan barang yang keluar. Selain itu pada produk akhir juga dilakukan pengendalian mutu pada proses pengemasan sekunder. Setelah proses pengemasan sekunder pengontrolan meliputi kerapian, bagian yang tertutup, dan kerusakan pengemas akhir yaitu plastik. Pengecekan produk hasil pengemasan sekunder dilakukan oleh pekerja bagian pengkodean. Setelah jenang selesai diproses dan dinyatakan telah lulus pengecekan maka jenang tersebut kemudian dipasarkan. Dari jenang yang dipasarkan tersebut diambil beberapa sampel untuk di tempatkan di laboratorium. Sampel-sampel tersebut digunakan sebagai kontrol atau contoh produk tersebut di pasaran. Sehingga kondisi mutu produk dapat 16

28 terus terpantau mengingat produk ini adalah produk makanan semi basah yang umurnya tidak bisa ditentukan secara pasti. Skema dari pengecekan-pengecekan dan pengendalian mutu dari CV. Mubarokfood Cipta Delicia terhadap produk jenangnya dapat dilihat pada lampiran Pengembangan Produk Guna mengikuti perkembangan jaman sebuah perusahaan dituntut untuk selalu berkembang, baik dalam pengembangan perusahaan maupun pengembangan produk dari perusahaan tersebut. Untuk menanggulangi itu semua CV. Mubarokfood Cipta Delicia melakukan pengembangan-pengembangan dari segi produknya. Pengembangan tersebut dilakukan oleh bagian R & D ( Research and Developpment). Divisi Research and Development bertugas untuk melakukan berbagai kegiatan riset dan pengembangan baik dalam hal produk yang dihasilkan maupun peralatan pendukungnya dengan sasaran melahirkan gagasan inovatif untuk menghadirkan produk baru yang lebih diminati pasar dan dapat diproduksi secara efisien. Pengembangan produk yang dilakukan oleh divisi R&D dilakukan pada produk yang telah ada sebelumnya untuk menyempurnakan produk-produk tersebut maupun produk yang belum pernah ada. Pengembangan yang dilakukan bukan atas inisiatif suatu bagian sendiri namun merupakan tindak lanjut dari masukan yang diberikan bagian pemasaran, produksi, QC, dan pihak lain yang relefan. Perencanaan pengembangan produk ini harus mendapat persetujuan direktur sebelum dilakukan. Perencanaan pengembangan produk yang dilakukan, antara lain : a. Jenis produk yang akan dikembangkan b. Tahapan proses, metode verifikasi, perlakuan produk, dan standar yang diberlakukan c. Rancangan kebutuhan bahan d. Jadwal pelaksanaan 17

29 Setelah perencanaan kegiatan pengembangan produk siap untuk dilakukan, divisi R&D juga bertanggung jawab untuk melakukan pendampingan pada saat proses produksi dengan tujuan untuk mentransfer proses pengolahan kepada bagian produksi serta memantau kesesuaian proses. Penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan oleh CV. Mubarokfood Cipta Delicia adalah membuat produk dengan pengembangan rasa-rasa pada jenang. Membuat produk jenang dengan kualitas yang prima dengan masa simpan yang lebih lama. Dan saat ini bagian atau divisi ini tengah melakukan penelitian guna pengembangan produk berupa coklat olahan. 18

30 BAB III ORGANISASI PERUSAHAAN A. Struktur Organisasi Perusahaan Organisasi perusahaan pada CV. Mubarokfood Cipta Delicia berbentuk organisasi lini dan staf. Garis kekuasaan pada organisasi lini adalah lurus ke bawah dan setiap bawahan bertanggung jawab langsung kepada atasannya. Wewenang pada organisasi lini biasanya berwujud wewenang dari atasan ke bawahan secara langsung. Posisi staf berfungsi untuk membantu pelaksanaan tugas perusahaan. Staf memiliki hak untuk menyarankan, merekomendasikan, atau sebagai konsultasi kepada personil lini. Namun, para staf tidak memiliki wewenang memerintah personal lini. Penerapan bentuk ini mempunyai tujuan sebagai koordinasi antara atasan dengan bawahan tentang segala jenis strategi dan aturan kerja yang berlaku di CV. Mubarokfood Cipta Delicia. CV. Mubarokfood Cipta Delicia dipimpin oleh seorang Direktur Utama. Direktur utama sebagai penggerak bertugas memberi motivasi, saran, dan sebagai penggerak strategi yang diambil perusahaan agar dapat dilaksanakan oleh staf-staf di bawahnya. Direktur utama membawahi direktur operasional secara langsung. Posisi Direktur Operasional di CV. Mubarokfood Cipta Delicia membawahi 6 bagian, yaitu bagian pemasaran, acounting, R and D, produksi, umum dan personalia. Bagan lengkap dari struktur organisasi CV. Mubarokfood Cipta Delicia dapat dilihat pada lampiran 3. B. Falsafah Perusahaan 1. Visi Menjadikan Jenang Kudus Produksi Mubarokfood sebagai Produk Makanan Khas Indonesia Berkelas Dunia. 2. Misi a. Memproduksi jenang kudus secara higienis, berkualitas baik dan memenuhi standard proses produksi nasional dan internasional. 19

31 b. Mengembangkan SDM dan Manajemen yang kreatif inovatif, amanah dan profesional. c. Berupaya terus menerus mengembangkan jaringan pemasaran dengan mengedepankan pelayanan prima dan kepuasan pelanggan. 3. Motto Membangun Sinergi mewujudkan Visi 4. Filosofi Semangat kebersamaan, bersama meraih sukses, merupakan slogan yang dimunculkan dengan pertimbangan dan pengharapan agar masingmasing bagian yang masuk dalam jajaran manajemen merupakan suatu tim yang solid dan kuat karena kerjasama dan kebersamaan diperlukan untuk menggapai kesuksesan. C. Deskripsi Jabatan Sesuai dengan struktur organisasinya, CV. Mubarokfood Cipta Delicia mempunyai pembagian tugas dan wewenang dalam menjalankan fungsinya di perusahaan. Adapun deskripsi jabatan dalam struktur organisasi di perusahaan ini adalah sebagai berikut : 1. Direktur utama a) Bertanggung jawab atas kelangsungan perusahaan. b) Menetapkan kebijaksanaan umum perusahaan. c) Memimpin, mengelola, dan mengembangkan seluruh sumber daya dan operasi perusahaan dalam rangka mencapai sasaran perusahaan. d) Membuat laporan tahunan mengenai perkembangan perusahaan kepada dewan komisaris. e) Mewakili perusahaan dalam hubungan perusahaan dengan pihak luar. 2. Direktur operasional a) Bertanggung jawab terhadap semua jalannya operasional perusahaan 20

32 b) Membuat laporan mengenai operasional perusahaan kepada direktur utama. 3. Kepala Bagian Tugas dari seorang kepala bagian adalah melakukan kegiatan operasional sesuai bidang masing-masing, membuat laporan kepada direktur operasional, dan menciptakan suasana kerja yang baik. Kepala bagian akan membawahi kepala unit dan staff-staff serta memastikan semua kegiatan berjalan sesuai dengan yang di inginkan oleh direktur pada bagian atau divisi masing-masing. 4. Kepala Unit Seorang kepala unit memiliki tugas memastikan proses yang dipegangnya sudah sesuai dengan SOP yang berlaku. Selain itu juga melakukan pengawasan terhadap jalannya proses, pekerja dan pengawasan terhadap peralatan maupun lingkungan ruang produksi. Seorang kepala unit akan membawahi pekerja pada bagian masingmasing. Kepala unit akan bertanggung jawab kepada kepala bagian. Ada beberapa kepala unit yang bertugas di CV. Mubarokfood Cipta Delicia, diantaranya adalah : a) Kepala Unit Pengolahan Kelapa Kanit Pengolahan Kelapa memiliki tugas memastikan pekerja bagian pengolahan kelapa telah bekerja sesuai dengan PROTAP (Prosesdur Tetap) meliputi pematikan, pencucian dan pemarutan kelapa. Selain itu kanit ini juga memiliki tugas untuk mengambil sampel dari tiap-tiap pengepresan kelapa untuk di uji di laboratorium. b) Kepala Unit Pemasakan Tugas seorang kanit pemasakan adalah memastikan semua proses pemasakan jenang telah sesuai dengan SOP. Melakukan pengawasan terhadap pekerja juga harus dilakukan oleh kanit pemasakan. Memantau proses pemasakan jenang dan memeriksa serta menentukan kematangan dari jenang yang dioleh. 21

33 c) Kepala Unit Iris Kanit Iris memiliki tugas mengawasi proses pengirisan baik itu pekerja maupun hasil. Kanit ini juga bertugas untuk merekap hasil dari tiap-tiap pekerja di unit pengirisan untuk diserahkan kepada bagian keuangan sebagai acuan penggajian. d) Kepala Unit Kemas Kepala Unit kemas bertugas untuk memantau pengemasan dari jenang yang sudah dikemas primer hingga jeang siap dimasukkan dalam gudang barang jadi. e) Kepala Unit Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin Seorang kepala unit pemeliharaan dan perbaikan mesin mamiliki tugas pokok yaitu mengkoordinasi perawatan pada mesin-mesin dan fasilitas pabrik serta melakukan perbaikan jika terdapat mesin yang rusak. Kepala unit ini akan bertanggung jawab kepada kepala bagian umum dan teknik. D. Ketenagakerjaan CV. Mubarokfood Cipta Delicia memiliki tenaga kerja tetap sebanyak 170 orang terhitung pada bulan Februari Tenaga kerja yang ada ini terbagi ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan cara penggajiannya, yaitu pekerja bulanan, harian, dan borongan. Tenaga kerja bulanan adalah pekerja tetap yang secara resmi sudah diangkat sebagai tenaga kerja oleh perusahaan dan pembayaran gajinya dilakukan setiap bulan. Pekerja tetap bulanan ini biasanya para pekerja yang bekerja di kantor baik itu bagian personalia, pamasaran, umum, produksi, keuangan, maupun akunting. Pekerja harian merupakan pekerja yang perhitungan gajinya dilakukan per hari pembayaran gajinya dilakukan setiap satu minggu sekali. Pekerja harian ini umumnya ditempatkan di bagian pemasakan atau bagian mixer dan pengemasan. Pekerja borongan adalah pekerja tetap yang penggajiannya dilakukan berdasarkan banyaknya pekerjaan yang dihasilkan oleh pekerja tersebut bekerja. Di CV. Mubarokfood Cipta Delicia pekerja borongan ini ada di bagian pematikan dan pengirisan. 22

34 Di dalam pelaksanaan kerja sehari-hari, jam kerja para pekerja di CV. Mubarokfood Cipta Delicia dibagi menurut pekerjaannya masing-masing dan pembagiannya dapat dilihat seperti pada tabel dibawah ini. Tabel 1. pembagian waktu kerja PEKERJA JAM KERJA Pekerja Kantor dan Pengemasan Pekerja Pemasakan (mbubur) Pematikan Kelompok 1 : mulai Kelompok 2 : mulai Pengirisan Kelompok 1 : mulai Kelompok 2 : mulai Giling Pekerjaan 1 : Pekerjaan 2 : ( Sumber : Bagian Personalia CV. Mubarokfood Cipta Delicia 2011) Berbeda dengan perusahaan lain yang memiliki hari libur pada hari minggu, pabrik jenang ini memiliki hari libur pada hari jum at. Secara umum seluruh karyawan libur pada hari jum at. Namun pada karyawan toko, dan karyawan matik memiliki libur yang berbeda. Karyawan toko tidak memiliki hari libur karena toko buka setiap hari, libur karyawan toko menurut jadwal shift yang telah ditentukan. Berbeda dengan karyawan toko, karyawan matik hampir tidak memiliki hari libur karena pematikan dilakukan selama 2 hari. Hal ini dikarenakan hasil dari pematikan akan digunakan pada proses berikutnya yaitu pemasakan. Pada hari pertama pekerja akan mematik kelapa untuk diolah yaitu dicuci, diparut, dan dipress pada hari kedua. Hal ini dilakukan karena jika dilakukan pada satu hari tidak akan mampu terselesaikan mengingat santan dibutuhkan pada pukul WIB yaitu pada saat proses pemasakan dimulai. Sedangkan pada hari kedua dilakukan pematikan untuk hari berikutnya. Jika keseokan hari pabrik libur maka pematikan tidak dilakukan melainkan hanya pengolahan kelapa saja. Pekerja bagian matik melakukan pencucian, pemarutan, pengunyetan, dan pengepresan 23

35 dimulai pada pukul WIB dan WIB hal ini dikarenakan keterbatasan alat yang ada. Hal tersebut juga dikerenakan sistem penggajian pada bagian ini adalah borongan sehingga waktu kerja tidak ditentukan. Seperti halnya dengan bagian pematikan, waktu kerja bagian pengirisan juga tidak menentu akibat dari sistem penggajian yang juga borongan. Karyawan kelompok 1 bekerja mulai pukul 6 pagi dan karyawan kelompok 2 mulai pukul 8 pagi. Selain itu sistem kerja bagian ini juga memiliki suatu hal yang khusus dimana setiap pekerja akan mendapatkan bagian kerja sesuai dengan keterampilannya. Karyawan pada bagian giling memiliki jam kerja 2 kali karena dituntut untuk menyediakan tepung pada pukul 6 pagi demi kelancaran proses produksi. Pada pukul WIB karyawan bagian giling akan melakukan proses pengolahan atau perendaman pada beras ketan hingga pukul WIB. Beras ketan tersebut direndam selama semalam dan penggilingan akan dilakukan keesokan harinya yaitu pada pukul WIB (ba da subuh). Fasilitas dan kesejahteraan pekerja bulanan dan harian yaitu mendapatkan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) yang meliputi jaminan kecelakaan kerja dan jaminan hari tua, sedangkan jaminan kesehatan tidak di ikutkan karena banyak karyawan yang keberatan. Namun perusahaan memiliki kebijakan dengan cara boleh berobat dimana saja dan nantinya nota berobat dapat di klaimkan ke perusahaan untuk mendapatkan ganti. Selain itu, pihak perusahaan juga memberikan tunjangan-tunjangan yang beragam seperti tunjangan pernikahan, haji, kematian, tunjangan hari raya, dan tunjangan-tunjangan yang berkaitan dengan acara-acara adat maupun acara perusahaan. Demi keamanan dan keselamatan karyawan dalam bekerja perusahaan menyediakan sarana keamanan dan keselamatan kerja dengan menyediakan obat-obatan yang mungkin dibutuhkan pekerja selama bekerja dengan menyediakan kotak P3K. Seragam kerja yang dikenakan karyawan juga berbeda-beda. Pekerja yang bekerja di bagian kantor dan toko menggunakan kemeja sedangkan karyawan yang bekerja pada bagian produksi umumya menggunakan kaos. Setiap hari telah ditetapkan jenis seragam yang harus digunakan oleh pekerja setiap harinya baik 24

36 itu pekerja kantor, toko, maupun pekerja bagian produksi. Pakaian-pakaian tersebut juga disediakan oleh perusahaan sebagai salah satu fasilitas. Berkaitan dengan aliran ketenagakerjaan pihak CV. Mubarokfood Cipta Delicia melakukan rotasi jabatan terhadap karyawan tetap perusahaan untuk memantau dan melakukan uji coba terhadap karyawan-karyawannya. Rotasi jabatan yang dilakukan meliputi mutasi, promosi, dan demosi. Mutasi adalah perpindahan karyawan dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain yang masih berada dalam satu level. Promosi adalah perpindahan karyawan ke level pekerjaan yang lebih tinggi karena prestasinya. Demosi adalah perpindahan karyawan dari level yang lebih tinggi ke level dibawahnya akibat dari kinerjanya yang kurang maksimal. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dilakukan perusahaan terhadap karyawan dengan alasan sebagai berikut : 1. Ketidakseimbangan jumlah karyawan dengan output yang dihasilkan perusahaan (produktivitas karyawan rendah ) 2. Indisipliner dari karyawan karena tidak mematuhi peraturan yang berlaku dan karena tidak masuk kerja tanpa alasan sebanyak 3 hari berturut-turut. PHK dilakukan mengacu pada peraturan perusahaan yang telah disahkan oleh Depnaker. Sebelum dilakukan PHK di berikan peringatan bertingkat mulai dari peringatan lisan, SP 1, SP 2, SP 3, skorsing, kemudian jika tidak mengalami perubahan akan dilakukan pemberhentian hubungan kerja. Namun jika pelanggaran yang dilakukan sangat berbahaya bagi perusahaan, dirinya sendiri, karyawan lain, penduduk sekitar dan lingkungan maka karyawan tersebut dapat langsung dijatuhi PHK. E. Fasilitas Fasilitas-fasilitas penunjang yang diberikan pihak CV. Mubarokfood Cipta Delicia kepada para karyawan perusahaan, antara lain : a. Kamar mandi, ruang ganti, dan loker (untuk menyimpan barang bawaan pekerja serta perlengkapan kerja seperti penutup kepala, masker, sarung tangan, celemek serta keperluan karyawan dalam melakukan kerja); b. Musholla sebagai sarana ibadah bagi pekerja karena 100% pekerja disini 25

37 merupakan muslim; c. Area parkir. d. Seragam kerja e. Obat-obatan di P3K f. Alat pelindung diri (sarung tangan, celemek, masker, dll) g. APAR (alat pemadam api ringan) 26

38 BAB IV SARANA DAN PRASARANA PRODUKSI A. Mesin dan Peralatan Produksi Mesin-mesin dan peralatan industri yang ada di CV. Mubarokfood Cipta Delicia sebagian besar merupakan mesin-mesin dan peralatan yang dibuat sendiri oleh pihak Mubarokfood. Mesin-mesin yang digunakan merupakan pengembangan dari mesin-mesin yang sudah ada sebelumnya. Namun, karena mesin-mesin tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan dari CV. Mubarokfood Cipta Delicia, maka kemudian timbullah suatu usaha memodifikasi mesin-mesin yang telah ada tersebut agar dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan akan proses di CV. Mubarokfood Cipta Delicia, bahkan dapat diset juga untuk meningkatkan produktivitas. Oleh karena mesin-mesin CV. Mubarokfood Cipta Delicia merupakan mesin pengembangan sendiri, maka spesifikasi masin-mesin tersebut tidak dapat dipublikasikan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya duplikasi oleh pihak-pihak lain, terutama oleh kompetitor karena mesin-mesin modifikasi ini merupakan keunggulan yang dimiliki CV. Mubarokfood Cipta Delicia mengingat kompetitor-kompetitor pabrik jenang ini rata-rata masih mengandalkan peralatan manual. Oleh karena itu, pembahasan mesin dan peralatan industri yang terdapat di CV. Mubarokfood Cipta Delicia tidak dapat dijelaskan secara rinci. 1. Mesin Mesin-mesin yang digunakan dalam proses pembuatan jenang kudus Mubarok diantaranya adalah : a. Mesin pencuci kelapa Mesin pencuci kelapa adalah alat yang digunakan untuk mencuci kelapa yang telah dipatik atau dikupas dan dipisahkan dari air dan kulitnya. Mesin ini merupakan mesin rancangan yang dibuat secara khusus oleh CV. Mubarokfood Cipta Delicia. Alat ini menggunakan sistem penggerak dengan motor listrik dengan menggunakan daya listrik sebesar 500 watt. Dengan transfer gerak 27

39 menggunakan swing belt. Alat ini memiliki 2 sisi sehingga dapat meminimalisir penggunaan mesin karena satu mesin dapat digunakan oleh 2 pekerja. b. Mesin pemarut kelapa Mesin pemarut kelapa adalah alat yang digunakan untuk memarut kelapa. Mesin ini mempunyai dimensi panjang 1m, lebar 1m, dan tinggi 1m. Mesin ini dibuat dengan rangka dari besi, meja parut dari aluminium dan silinder pemarut dari kayu yang diberi gerigi-gerigi pemarut. Mesin pemarut ini menggunakan penggerak motor listrik dengan daya yang digunakan adalah 1500 watt. Sistem transfer gerakan dengan menggunakan swing belt yang menghubungkan antara motor dengan silinder. c. Mesin pengepres kelapa Mesin atau alat pengepres kelapa di CV. Mubarokfood Cipta Delicia merupakan mesin yang masih sederhana dan semi manual. Mesin ini digerakkan dengan tenaga manuasia pada saat pemutaran tuas mesin pengepres. Tujuan dari penggunaan mesin press ini adalah untuk memperoleh hasil santan yang maksimal dan memiliki kualitas yang seragam pada tiap pemerasan. d. Mixer Di dalam pemasakan jenang mesin inilah yang memegang peranan penting. Mesin ini akan memutar atau mengaduk adonan jenang selama adonan dimasak atau dipanaskan. Alat ini terintegrasi dengan sebuah tungku perapian pada setiap mesinnya. Mesin yang berdimensi panjang 1,5 m, tinggi 2,5 m dan lebar 1,5m ini menggunakan sistem penggerak motor listrik yang menyerap daya sebesar 3000 watt. Dalam proses penggerakannya mesin ini menggunakan 2 motor listrik sebagai penggerak dan rantai dengan sistem kerucut terbuka sebagai penyalurnya. 28

40 e. Mesin pres kemasan Model : Berdiri Tahun : 2006 Power Consumption : 0.8KW Power Supply : 220V/50Hz Sealing Bar : Single-L400xW10mm(A), Double- L400xW10mm(B) Vacuum Pump Capacity : 20m3/h Cycle Time : 10-25sec Chamber Size : 440x420x75mm Machine Size : 550x485x960mm Cara kerja mesin ini adalah dengan cara operator akan memasukkan produk yang akan dipres kedalam alat. Kemudian penutup ditutup dan pengepresan dilakukan. Alat ini akan menutup kemasan produk dengan prinsip pemanasan. Mesin ini biasa digunakan untuk produk-produk jenang kudus Mubarok dengan kemasan sachet. Gambar 4. Automatic Vacuum Packager (DZ400) 29

41 f. Mesin pengkode Gambar 5. Mesin coding Tabel 2. Spesifikasi mesin pengkode Spesifikasi Model 9020 Bentuk Ukuran Tinggi karakter Panjang karakter Communication Dimensi Pengontrol Dimensi Printhead Tinta Kecepatan Cetak Display Penyimpanan Pesan Kelistrikan Alpha/Text, Logos, Barcodes 5, 7, 9, 11, 16 and 24 dot 0.07" to 0.33" tall Mono-Jet - Up to 4 Lines RS-232 & RS-432 Optional 15.7 H x 14.4 W x 8.7 D 2.1 H x 1.4 W x 7.2 L Quick-Dry & Alcohol Based Up to 866 FPM WYSIWYG / Backlit / Blue Up to 100 Messages 120/240 VAC, 50/60Hz Mesin ini digunakan dalam pengkodean yang ada pada tiap produk yang dihasilkan oleh CV. Mubarokfood Cipta Delicia. Pencetakan meliputi kode produksi dan expired date atau tanggal kadaluarsa. Dengan 30

42 adanya pencetakan ini maka banyak informasi yang dapat diperoleh oleh konsumen. Selain sebagai penunjuk tanggal kadaluarsa pengkodean ini juga dapat digunakan dalam pengecekan. Kode produksi misalnya, ketika suatu produk mengalami kerusakan maka dapat dirunut melalui kode produksi dan dapat diprediksi maupun ditemukan letak penyebab dari pada kerusakan produk tersebut. 2. Peralatan Ada beberapa alat penting yang digunakan pada perusahaan jenang ini. Diantaranya adalah : 1. Ember Ember banyak digunakan dalam transportasi bahan-bahan di dalam pabrik. Beberapa bahan yang menggunakan ember sebagai alat transportasinya adalah tepung ketan, gula, santan, dan kelapa. 2. Tong berbahan seng Tong berbahan seng digunakan di pabrik jenang ini untuk tempat pencampuran santan dan tepung ketan yang akan dicampur dalam larutan gula. 3. Troli Troli juga merupakan salah satu alat yang sangat penting pula dalam pabrik ini. Letak antar divisi atau antar unit yang cukup jauh dan jalan atau gang yang sempit sehingga menjadikan alat ini sebagai alat yang paling efisien untuk digunakan. Alat ini digunakan hampir pada seluruh divisi di CV. Mubarokfood Cipta Delicia. 4. Pisau Pada pabrik jenang ini pisau merupakan satu alat yang harus ada mengingat ada satu stasiun yang sangat memerlukan alat ini yaitu pengirisan. Di pabrik jenang CV. Mubarokfood Cipta Delicia ada beberapa pisau yang digunakan diantaranya adalah pisau patik dan pisau stainless steel. Pisau patik merupakan pisau yang digunakan untuk mematik atau mengupas kelapa sedangkan pisau stainless steel merupakan pisau yang digunakan untuk mengiris jenang. 31

43 5. Nampan plastik Nampan plastik adalah salah satu alat yang digunakan dalam proses produksi. Nampan ini digunakan dalam proses pendinginan jenang yang dilakukan selama semalam. Nampan kemudian diletakkan dalam ruang khusus yang berpendingin dan didiamkan selama semalam. 6. Rak Rak di dalam produksi jenang kudus rak sangat penting fungsinya. Di CV. Mubarokfood Cipta Delicia beberapa rak digunakan di berapa stasiun kerja. Stasiun kerja yang menggunakan rak diantaranya adalah gudang gula, ruang pendinginan, dan ruang pengirisan. 7. Rak beroda Rak beroda merupakan rak yang di buat memiliki roda sehingga alat ini mampu untuk dipindahkan dengan mudah tanpa membutuhkan cara yang khusus. Alat ini digunakan untuk transportasi jenang yang sudah di dalam nampan menuju ruang pendinginan. 8. Timbangan Timbangan sangat penting keberadaannya dalam industri besar seperti di industri jenang ini. Penggunaan timbangan dimulai dari penyiapan bahan baku, proses produksi dan pada laboratorium. Tentunya timbangan yang digunakan memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. Dalam penimbangan bahan baku digunakan timbangan duduk besar. Pada proses pengolahan timbangan digunakan dalam pengecekan jumlah jenang pada proses pengirisan. Timbangan yang digunakan adalah timbangan portable yang berukuran cukup kecil. Sedangkan di laboratorium timbangan yang digunakan adalah timbangan digital. 32

44 B. Tata letak dan efisiensi produksi Tata letak pabrik di CV. Mubarokfood Cipta Delicia menerapkan tata letak berdasarkan alur produk. Hal ini dapat dilihat dari proses produksi yang urut dari awal proses hingga akhir proses tanpa adanya proses produksi yyang memiliki kesamaan atau kemiripan dalam pengerjaannya. Gambar denah tata letak pabrik dapat dilihat pada lampiran 4. Menurut Apple (1990) menata tata letak pabrik adalah kegiatan yang berhubungan dengan perancangan susunan unsur fisik suatu kegiatan dan selalu berhubungan erat dengan industri manufaktur, dan penggambaran hasil rancangan dikenal sebagai tata letak pabrik. Untuk pabrik atau perusahaan harus dilakukan evaluasi tata letak. Cara yang paling sederhana dalam menilai tata letak adalah dengan menyeneraikan kelebihan dan kekurangan dari tata letak dengan mempertimbangkan masukan-masukan yang tepat dan merancang susunan yang dapat merealisasikan masukan tersebut (Wignjosoebroto, 1996). Jika dilakukan peninjauan pada tata letak yang ada pada CV. Mubarokfood Cipta Delicia terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan, diantaranya : Kelebihan 1. Penataan ruang produksi telah sesuai dengan alur aliran bahan. 2. Beberapa stasiun kerja sudah berada pada jarak yang dekat dengan stasiun kerja selanjutnya. Kekurangan 1. Lalu lintas bahan baku dan penunjang yang kurang rapih dan cenderung mengganggu proses produksi terutama pada area mixing. 2. Jarak bahan baku kelapa (gudang kelapa) dengan tempat pencucian kelapa yang terlalu jauh dan melewati jalan diluar pabrik. 3. Jarak perpindahan barang jadi dari stasiun kerja pengemasan menuju ke gudang barang jadi sangatlah jauh. 33

45 C. Sanitasi dan Hygiene Perusahaan Aspek sanitasi dan hygiene di perusahaan terutama diruang produksi adalah suatu hal yan tidak boleh dikesampingkan oleh sebuah perusahaan. Terutama bagi perusahaan yang memproduksi makanan, karena disamping demi kenyamanan karyawan sanitasi dan hygiene akan sangat mempengaruhi produk. Sanitasi merupakan pengendalian yang terencana terhadap lingkungan, bahan baku, produksi, peralatan, dan pekerja guna mencegah adanya pencampuran bahan-bahan yang tidak di inginkan ke dalam produk. 1. Sanitasi Gedung Di CV. Mubarokfood Cipta Delicia sanitasi dan hygiene sangat diperhatikan. Gedung mempunyai konstruksi yang baik untuk melindungi karyawan, mesin, dan peralatan industri di dalamnya. Halaman luar dan bagian luar gedung atau pabrik harus rapi, terpelihara, dan bebas sampah. Perawatan selalu dilakukan dan yang bertanggung jawab adalah bagian umum. Tempat pemuatan dan pembongkaran barang, tempat parkir, dan jalan untuk kendaraan harus selalu bersih. Saluran pembuangan air harus terpelihara dengan baik dan dipastikan air mengalir dengan baik sehingga tidak ada air yang menggenang. Tempat sampah atau limbah cair harus tertutup sehingga tidak mengundang hama dan mikrobia. Tempat sampah harus terpelihara dengan baik dan sampah diangkut secara teratur, hal ini sudah dipercayakan kepada petugas pembersih yang melakukan pembersihan setiap hari. Selain itu pencahayaan harus mencukupi dan mudah dibersihkan. Untuk memudahkan pembersihan, penumpukan bahan baku minimal 25 cm dari dinding. Untuk memperoleh lingkungan pekerjaan yang aman dan nyaman, maka bangunan harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi yang dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan teknik dan hygiene. Fasilitas sanitasi yang disediakan perusahaan adalah: 34

46 a. Sarana penyediaan air Sumber air yang digunakan berasal dari sumur yang berada di dalam lingkungan pabrik dan air dari PDAM. Penggunaan dua sumber air ini dilakukan kerana untuk memenuhi kebutuhan air pada proses produksi dibutuhkan air dalam jumlah yang tidak sedikit. Air yang bersumber dari PDAM biasanya digunakan untuk proses pengolahan sedangkan air yang bersumber dari sumur digunakan sebagi pembersih untuk membersihkan alat, ruang, dan lantai produksi. Selain untuk pembersihan air yang bersumber dari sumur juga digunakan untuk fasilitas-fasilitas kebersihan yang ada di lingkungan pabrik. b. Sarana pembuangan Secara umum limbah produksi dari perusahaan ini merupak limbah yang tidak berbahaya. Namun karena tingginya kandungan minyak dalam limbah tersebut, mengingat bahan dasar adalah santan kelapa maka sebelum dibuang ke sungai limbah cair tersebut diberikan perlakuan untuk mengurangi kandungan minyaknya. Limbah-limbah tersebut dialurkan ke dalam instalasi pengolahan air limbah melalui paritparit kecil di bawah lantau ruang produksi. Sedangkan untuk limbah padat langsung dilakukan pembuangan dan peleburan ditempat peleburan. c. Toilet Toilet di CV. Mubarokfood Cipta Delicia secara keseluruhan telah memenuhi syarat, yaitu letaknya yang tidak terbuka dan tidak berhadapan secara langsung dengan ruang produksi, dilengkapi dengan bak dengan air yang cukup dan bersih, serta jumlahnya yang cukup banyak dan tersebar hingga mencakup seluruh bagian atau kebutuhan pekerja. Kebersihan toilet selalu terjaga karena seluruh pekerja telah mengerti peraturan-peraturan yang ada sehingga kebersihan pun terjaga. d. Sarana cuci tangan Salah satu peraturan yang diterapkan dan tertulis di beberapa sudut di CV. Mubarokfood Cipta Delicia adalah pastikan tangan anda dalam 35

47 keadaan bersih. Disini, perusahaan menuntut pekerja untuk selalu dalam keadaan bersih maka sarana cuci tangan dibuat pada beberapa sudut di ruang produksi. Tujuan diadakan sarana cuci tangan adalah untuk menjaga kebersihan pekerja terutama di bagian produksi agar bahan yang sedang diolah tidak mengalami kontaminasi dari pekerja karena pekerja merupakan sarana bagi kontaminan. e. Sarana cuci kaki Perusahaan selalu mengedepankan kehalalan dan kesucian dari produk, untuk itu pekerja juga harus dalam keadaan bersih dan suci. Oleh karenanya sarana cuci kaki di buat dengan tujuan agar pakerja sebelum masuk ke dalam perusahaan tidak membawa kotoran dari alas kaki yang digunakan pekerja. Lantai produksi juga telah dirancang sedemikian rupa hingga mampu menujang jalannya proses produksi. Lantai produksi menggunakan keramik pada semua area pabrik. Tujuan penggunaan keramik adalah selain keramik merupakan bahan yang tahan terhadap air bahan yang berbahan keramik akan mudah dibersihkan mengingat kondisi dari proses produksi. Ketika terdapat ceceran maka ceceran tersebut akan mudah dibersihkan, selain itu guna meningkatkan higienitas maka lantai harus selalu dalam keadaan bersih. Ruang-ruang di CV.Mubarokfood Cipta Delicia terbagi dalam beberapa jenis ruangan. Jenis yang pertama adalah free area atau area bebas, area ini tidak memiliki spesifikasi dan kekhususan baik itu yang akan memasukinya maupun yang akan keluar dari sana. Yang kedua adala grey area, area ini merupakan ruangan semi hygienis. Ruang yang termasuk ruang ini adalah ruang pengolahan jenang. Di ruang ini tidak boleh sembarangan orang yang masuk dan jika akan masuk harus memenuhi beberapa syarat yaitu harus merupakan pekerja, bertangan bersih serta alas kaki bersih. Ruang yang ketiga adalah white area, area ini merupakan area yang full hygienis. Area ini meliputi ruang pendinginan jenang dan ruang pengirisan jenang. Beberapa hal yang harus dipenuhi untuk memasuki 36

48 ruang ini adalah tangan dan kaki bersih serta kering, memakai penutup kepala, memakai masker, dan mengenakan celemek. 2. Sanitasi Pekerja Bentuk sanitasi yang diterapkan pada tenaga kerja adalah para karyawan dilarang untuk menggunakan perhiasan. Baik itu gelang, kalung, cincin, maupun anting. Peraturan ini berlaku secara ketat bagi pekerja yang bekerja di bagian produksi. Karyawan pria tidak boleh berambut panjang dengan batasan rambut tidak boleh menutupi kerah baju dan telinga. Sedangkan untuk karyawan wanita boleh berambut panjang, asal rambutnya digelung dan dimasukkan ke dalam penutup kepala. Setiap karyawan wajib untuk memakai pakaian seragam yang telah disediakan oleh perusahaan, memakai masker muka dan memakai penutup kepala. Kuku karyawan harus selalu bersih dan tidak boleh dipanjangkan, karyawan juga dilarang keras untuk merokok di area pabrik. Seragam yang digunakan oleh karyawan harus selalu diganti setiap hari, hal ini dimaksudkan agar setiap hari pakaian yang dikenakan oleh pekerja selalu dalam keadaan bersih. Karyawan yang tidak memenuhi ketentuan tentang tata tertib sanitasi tenaga kerja maka karyawan tersebut akan dikenai sanksi yang dapat mempengaruhi penilaian terhadap karyawan yang bersangkutan. 3. Sanitasi Alat Mesin dan peralatan industri juga harus dilakukan pembersihan setiap hari. Pembersihan pada mesin-mesin yang berada di perusahaan ini dilakukan setiap kali selesai penggunaan dan setiap akan digunakan. Pada mesin pencuci kelapa dan mesin pemarut kelapa pembersihan dilakukan setiap akan dan seusai penggunaan alat. Pada mixer, pembersihan dilakukan setiap akan digunakan. Sedangkan ketika selesai penggunaan kawah dan pengaduk mixer direndam dengan air hingga memenuhi kawah. Hal ini dimaksudkan agar pembersihan esok harinya menjadi lebih mudah. 37

49 Pada beberapa alat, sanitasi dilakukan oleh operator yang bertanggung jawab atas alat tersebut. Namun pada pembersihan nampan sebagai alat untuk pendinginan dilakukan oleh beberapa pekerja khusus. Hal ini dikarenakan persiapan terhadap nampan-nampan yang akan digunakan memakan waktu yang cukup lama. Dan pembersihan nampan dilakukan setiap akan digunakan. Sanitasi Selama Produksi Sanitasi yang dilakukan selama proses produksi adalah pembersihan lantai ruang mixer dan pembersihan lantai gudang bahan baku. Kedua hal ini dilakukan dalam hal antisipasi terhadap hewan-hewan yang tidak diinginkan. Banyaknya bahan-bahan yang tercecer membuat pelaksanaan sanitasi perlu untuk dilakukan. Selama proses pemasakan berlangsung pembersihan juga dilakukan pada badan bawah mesin mixer. Hal ini guna menjaga kebersihan dari mesin dan mencegah adanya barang yang tidak diinginkan agar tidak masuk kedalan adonan jenang yang sedang dimasak. D. Limbah dan Penanganannya Di dalam sebuah industri tentu tidak akan bisa terlepas dari adanya barang sisa yang tidak digunakan atau limbah. Sebagai industri yang terus berkembang maka pengolahan hasil samping dari sebuah industri tentu akan sangat baik dan mampu memberikan nilai plus bagi industri tersebut. Kegiatan pengelolaan limbah yang dilakukan oleh CV. Mubarokfood Cipta Delicia, yaitu : 1. Pengolahan limbah cair Limbah cair CV. Mubarokfood Cipta Delicia berasal dari sisa pengepelan lantai produksi, pencucian peralatan, pencucian kelapa,dan sisa air kelapa. a. Limbah pencucian alat Limbah pencucian alat karena merupakan limbah yang memiliki bahaya bagi lingkungan yang cukup rendah maka dari itu pengolahan limbah yang dilakukan hanya merupakan penanganan limbah yang sederhana. Air sisa pencucian peralatan akan masuk 38

50 parit yang menggunakan instalasi saluran bawah tanah di dalam ruang produksi yang masuk dalam bak penanganan limbah cair. b. Limbah pengepelan lantai produksi Limbah pengepelan lantai produksi berupa air sisa pengepelan ceceran air gula, tepung, dan tanah yang ada dilantai. Limbah ini juga akan masuk dalam parit seperti pada limbah pencucian alat. c. Limbah pencucian kelapa Limbah pencucian kelapa juga memiliki sifat yang sama dengan limbah-limbah cair yang lain. Limbah pencucian kelapa berupa sisa pencucian, dan air rendaman kelapa. Air ini juga akan masuk kedalam parit yang ada di bawah lantai produksi. d. Air kelapa Berbeda dengan limbah-limbah cair lainnya, limbah iar kelapa tidak dibuang secara langsung melainkan ditampung kedalan jerigen-jerigen yang cukup besar. Jerigen-jerigen tersebut kemudian akan diangkut oleh pihak yang akan mengambil air kelapa tersebut sebagai bahan baku industri nata-de-coco. Penanganan limbah cair yang berupa limbah pengepelan lantai, pencucian alat dan pencucian kelapa diproses dalam sebuah instalasi pengolahan limbah cair. Dalam instalasi ini limbah cair akan dilakukan desinfektasi,detoksifikasi/decolorisasi, kemudian di airasi lalu dibuang ke sungai. Sebelum dilakukan desinfektasi dengan menggunakan kaporit limbah cair dipisahkan dari minyak yang ada bersamanya karena proses yang ada dalam produksi santan erat dengan minyak. Kemudian dilakukan penyaringan bertingkat dengan arang, ijuk, pasir baru kemudian dengan karbon aktif. Karbon aktif akan mengurangi bahkan menghilangkan kandungan racun,warna dan bau. Setelah itu NaOH ditambahkan guna menetralkan air tersebut. Setelah itu air akan di airasi untuk menambah 39

51 oksigen baru kemudian hasil dari pengolahan tersebut dibuang ke sungai. Skema pengolahan limbah cair dapat dilihat pada lampiran Pengolahan limbah padat Limbah padat yang dihasilkan di CV. Mubarokfood Cipta Delicia diantaranya adalah : a. Ampas kelapa Karena sudah tidak terpakai lagi maka ampas kelapa langsung dibuang. Sebelum dibuang ampas tidak dilakukan pengolahan karena ampas kelapa bukan merupakan bahan yang berbahaya. Biasanya limbah ampas kelapa ini diambil oleh peternak untuk memberi makan ternak atau diolah oleh pedagang kue untuk membuat kue-kue tradisional yang berbahan dasar kelapa parut. b. Jenang retur Jenang retur adalah jenang yang dikembalikan oleh distributor dari pasar akibat tidak laku. Karakteristik dari jenang ini umumnya telah terjadi penurunan kualitas, sudah melebihi masa kadaluarsa, sudah berjamur, atau jenang rusak. Untuk penanganan jenang ini ada dua perlakuan, jika jenang masih layak untuk dikonsumsi maka jenang akan diolah kembali. Namun jika dinyatakan tidak layak dikonsumsi maka jenang tersebut dinyatakan sebagai limbah. Limbah ini kemudian dilakukan pembuangan. Pembuangan dilakukan langsung ke pembuangan akhir karena jika tidak dilakukan pembuangan secara langsung jenang tersebut dikhawatirkan akan dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. c. Kemasan sisa jenang Kemasan sisa jenang adalah plastik dan karton sisa pengemasan pada jenang retur yang telah dikupas. Kemasankemasan tersebut tidak dibuang melainkan dikelola kembali untuk 40

52 menujang proses produksi. Kemasan karton dan plastik akan digunakan dalam proses pembakaran kayu bakar. Plastik dan karton akan mempermudah kayu bakar untuk terbakar sehinga meringakan kerja operator mixer dan mencegah abu dari tungku untuk keluar. 3. Pengolahan limbah gas Limbah gas di CV. Mubarokfood Cipta Delicia hanya berupa asapasap sisa pembakaran dan asap dari diesel. Kedua gas tersebut langsung dikeluarkan ke udara bebas dari dalam ruang produksi. Proses pengeluaran gas-gas tersebut adalah dengan menggunakan sistem cerobong dan blower. E. Penanganan Bahan Penanganan bahan adalah kegiatan mengangkat, mengangkut, dan meletakkan bahan-bahan dalam proses sejak bahan diterima sampai menjadi produk yang siap dikeluarkan (Apple, 1990). Penanganan bahan yang dilakukan di CV.Mubarokfood Cipta Delicia dibagi kedalam dua kategori penanganan yakni penanganan bahan baku dan penanganan bahan tambahan. Penanganan terhadap bahan baku maliputi : 1. Bahan baku a. Tepung ketan ditempatkan diatas pallet kayu yang berukuran 75x100 cm. Dan pendistribusiannya menggunakan ember-ember yang berukuran 25 kg. b. Gula pasir ditempatkan dalam kantong-kantong besar kemudian peletakannya disusun diatas pallet-pallet kayu. Dan pendistribusian untuk proses produksi menggunakan ember-ember dengan kapasitas 25 kg. c. Gula tumbu dan gula kelapa ditempatkan dalam plastik dan di dalam gudang ditaruh di atas rak-rak yang telah disediakan di dalam gudang. 41

53 d. Bahan baku kemasan yang berupa kardus box, kaleng, dan plastik ditempatkan diatas pallet-pallet kayu yang tersusun memenuhi gudang e. Santan kelapa selama proses produksi belum mulai di tempatkan dalam drum plastik ukuran besar dan ketika akan digunakan untuk proses produksi akan didistribusikan dengan drum-drum ukuran kecil yaitu dengan dimensi jari-jari dan tinggi adalah 30cm. Gudang bahan baku terutama gula dan tepung ketan selalu dibersihkan dan dilakukan pengepelan guna menghindari adanya ceceran bahan baku yang nantinya dapat mengudang hewan-hewan seperti tikus, semut, kecoa dan lain-lain. hal ini dilakukan agar hewan-hewan tersebut yang dikhawatirkan akan merusak bahan dapat dihindarkan. 2. Bahan tambahan Bahan tambahan yang digunakan oleh CV. Mubarokfood Cipta Delicia ditempatkan di dalam ruang khusus yang berisi bahan-bahan tambahan dan ditata di dalam tempat-tempat yang telah disediakan. Material handling yang dilakukan di CV. Mubarokfood Cipta Delicia masih terhitung sederhana karena hampir semua transportasi menggunakan alat yang sederhana dan menggunakan tenaga manusia. Alat yang digunakan adalah troli yang dilengkapi dengan tuas penarik. Namun ada beberapa alat yang telah menggunakan prinsip semi mekanik seperti alat pengepresan pada pengolahan santan. 42

54 BAB V DISTRIBUSI DAN PEMASARAN PRODUK Dalam menjalankan suatu industri tidak hanya sampai pada proses produksi selesai saja, tetapi masih berlangsung hingga produk sampai ke tangan konsumen. Agar produk dapat sampai kepada konsumennya, maka diperlukan pendistribusian produk yang baik. Untuk mendistribusikan produk dengan baik diperlukan suatu kegiatan pemasaran untuk memperluas wilayah distribusi. Menurut Kottler (1994) pemasaran adalah proses sosial oleh individu dan kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. A. Strategi Pemasaran Sistem pemasaran yang diterapkan di CV. Mubarokfood Cipta Delicia adalah berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan mengoptimalkan sumber daya manusia (SDM) yang ada. Terkait dengan marketing mix penerapan konsep 4P (Price, Product, Place, Promotion) yang dilakukan oleh CV. Mubarokfood Cipta Delicia, yaitu: 1. Price Penetapan harga yang dilakukan oleh CV. Mubarokfood Cipta Delicia dilihat melalui lingkungan sekitar sehingga harga dinilai masih bisa dijangkau oleh masyarakat luas. Selain itu, penetapan harga yang dilakukan juga berdasar kualitas yang dihasilkan perusahaan. Penetapan harga yang dilakukan pun tidak hanya berdasar head to head, tetapi juga melihat kompetitor dari produk yang berbeda. 2. Product Produk yang dihasilkan oleh CV. Mubarokfood Cipta Delicia mempunyai standard kualitas sendiri. Kemasan yang digunakan pun dibuat menarik dan menciptakan suatu identias sehingga mudah diingat. Selain itu, penyampaian produk ke konsumen dilakukan secepat mungkin setelah produksi selesai dilakukan. Berbagai produk yang dibuat juga memiliki 43

55 ciri khas yang menyesuaikan dengan kebutuhan maupun minat seorang konsumen terhadap suatu produk. Penjagaan kualitas produk dilakukan karena tuntutan dari segmen pasar yang dituju oleh Mubarokfood. Mengingat segmen pasar dari Mubarokfood adalah menengah keatas. 3. Place Penempatan produk yang dilakukan oleh CV. Mubarokfood Cipta Delicia berbeda-beda, tergantung segmen dan target pasar yang dituju. Namun untuk saat ini penempatan masih ditempatkan di toko pusat yaitu di jalan Sunan Muria No 33. Dalam hal ini penempatan dari produk-produk Mubarokfood juga terkait dengan distribusi produk tersebut dari pabrik hingga toko. Produk jenang Mubarokfood lebih mudah meng-cover di Jawa bagian timur dikarenakan kedekatan jaraknya. 4. Promotion Kegiatan promosi yang dilakukan oleh CV. Mubarokfood Cipta Delicia Kudus adalah mulalui periklanan, publisitas, dan promosi penjualan. Periklanan meliputi baliho, reklame, pemasangan logo pada pot, pemasangan papan nama pada toko oleh-oleh di sekitar kota kudus. Publisitas CV. Mubarokfood Cipta Delicia dilakukan dengan memberikan beberapa bantuan terhadap korban bencana alam seperti banjir, melakukan pengajian yang dilakukan setiap satu pasar atau 35 hari sekali. Sedangkan promosi penjualan dilakukan dengan mengikuti pameranpameran di berbagai daerah. B. Sistem Distribusi Sistem distribusi yang digunakan di CV.Mubarokfood Cipta Delicia ada dua yaitu sistem distribusi langsung atau tanpa perantara dan sistem ditribusi tidak langsung atau dengan perantara. Sistem distribusi langsung memiliki pengertian yaitu bentuk promosi dengan cara memasarkan barang atau jasa secara langsung agar mendapat tanggapan secara langsung juga dari para konsumen. Dan proses distribusi langsung yang dilakukan CV.Mubarokfood Cipta Delicia adalah dengan melalui toko. Toko yang dimiliki perusahaan ini berjumlah 2 yaitu yang terletak di jln. Sunan muria Kudus dan di areal makam Sunan Kudus. Sebagian besar 44

56 barang yang ada di kedua toko ini adalah produk-produk jenang dan dodol dari CV. Mubarokfood Cipta Delicia meskipun ada beberapa produk yang bukan merupakan produksi pabrik ini. Sistem lainnya adalah sistem distribusi tidak langsung atau menggunakan perantara. Sitem ini juga terbagi menjadi 2 elemen yaitu dengan satu level atau dua level. Pada sistem satu level dari sales akan langsung ke pengecer atau tokotoko yang akan menjual produk jenang. Kemudian sistem yang kedua dalah dua level. Artinya produk akan melewati dua level penjualan hingga sampai pada konsumen, yakni dari perusahaan akan di supply kan pada agen dan kemudian agen tersebut yang akan memasarkan pada pengecer.sistem ini menggunakan beberapa agen yang ada di kota-kota lain. Beberapa agen yang tersebar di seluruh Indonesia diantaranya adalah : a. Jawa Tengah, b. Jawa Barat, c. Jawa Timur, d. DI Yogyakarta, e. DKI Jakarta, f. Banten, dan g. Bali. Kesemuanya tersebar dikota-kota besar yang ada di tiap propinsi, namun distribusi paling luas memang terletak di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur yang menjadi area pemasaran dari jenang Kudus. Dari kesemua agen tersebut dipegang oleh sales pada tiap daerahnya. Tiap-tiap sales bertanggung jawab terhadap pemasaran di daerah yang dipegangnya. C. Sistem Promosi Sistem promosi yang digunakan CV. Mubarokfood Cipta Delicia ada beberapa macam diantaranya adalah melalui media dan melalui promo-promo secara langsung. Media yang digunakan meliputi media cetak, media elektronik, media luar ruang, dan media lini bawah. Sasaran yang dituju oleh perusahaan meliputi pelanggan yang sudah ada, pelanggan potensial, serta pelanggan kompetitor. Adapun tujuan dilakukannya promosi yaitu untuk memberitahu, 45

57 membujuk, mengingatkan, dan modifikasi tingkah laku. Faktor-faktor yang mempengaruhi promosi adalah jumlah dana, sifat pasar, dan sasaran pasar. Sedangkan faktor yang menentukan promosi yaitu faktor pelanggan, anggaran, dan bauran pemasaran. CV. Mubarokfood Cipta Delicia Kudus juga melakukan beberapa bentuk promo diantaranya adalah dengan mensponsori beberapa acara, memberikan fasilittas umum, dan dengan berkontribusi dalam penanganan bencana seperti banjir yang sering terjadi di wilayah kudus dan sekitarnya. Selain itu promosi juga dilakukan dengan cara memasang reklame-reklame serta papan nama dipusat oleh-oleh yang berada di sekitar Kudus hingga Surabaya. Sedangkan promosi yang dilakukan secara langsung diantaranya adalah mengikuti pameran-pameran yang diadakan oleh dinas perindustrian, dinas pariwisata, maupun event-event pameran lain baik yang dilangsungkan didalam maupun diluar negeri. Demi mengikuti arus pasar yang semakin luas dan meng-global maka perusahaan ini juga memiliki wesite yaitu Selain itu juga ada yaitu di Perusahan ini juga melayani pemesanan melalui media-media seperti telepon, fax, maupun . 46

58 BAB VI TUGAS KHUSUS PEMBUATAN TATA LETAK RUANG PRODUKSI COKLAT ISI DODOL SEBAGAI PENGEMBANGAN PRODUK DI CV. MUBAROKFOOD CIPTA DELICIA KUDUS A. Pendahuluan 1. Latar belakang Dalam persaingan pasar yang begitu ketat, sebuah perusahaan dituntut untuk selalu berkembang. Perkembangan tersebut bisa melalui berbagai aspek dan sisi perusahaan. Salah satu cara yang bisa ditempuh oleh perusahaan adalah dengan meluncurkan produk baru. Peluncuran produk baru ini bisa berupa inivasi baru ataupun modifikasi dari produk yang sudah ada. Jika industri tersebut bergerak dalam bidang makanan maka peluncuran produk baru akan sangat membantu perusahaan untuk tetap survive di pasar. Dalam pengembangan suatu produk yang baru dan proses produksi produk baru tersebut memiliki perbedaaan yang sangat signifikan dengan produksi yang sudah ada maka diperlukan area baru untuk melakukan proses produksi. Didalam pembangunan pabrik yang baru juga harus menerapkan konnsep tata letak yang baik. Meskipun itu hanya untuk menggunakan ruang yang ada atau dengan membuat ruang baru. Dengan konsep penataan yang baik maka kegiatan produksi akan semakin efisien dan efektif yang akhirnya akan berimbas kepada kelangsungan hidup suatu perusahaan. Penataan alat, mesin dan penanganan bahan haruslah tepat dan sesuai dengan prosedur karena jika terjadi kesalahan dalam tata letak pabrik maka produktivitas perusahaan akan terganggu dan efisiensi waktu produksi tidak dapat maksimal. Penanganan terhadap bahan yang kurang tepat akan merusak kualitas dari produk yang dihasilkan. Pembuatan suatu desain tata letak haruslah menggunakan teori yang ada demi tercapainya efektifitas dan efisienitas dari proses yang nantinya akan berjalan. Tata letak yang baik tentunya akan memiliki dampak yang baik pula 47

59 bagi produsen baik dalam segi bahan, produk, maupun pekerja yang mengolah produk tersebut. 2. Perumusan Masalah 1. Bagaimana tata letak ruang produksi produk coklat yang baik? 2. Bagaimana aliran bahan yang baik? 3. Batasan masalah Dalam hal ini, masalah yang dibahas dibatasi pada : 1. Pembuatan dan analisa tata letak bagi produk pengolahan coklat. 2. Tidak dilakukan penambahan dan pengurangan proses produksi. 3. Jika memerlukan bisa dilakukan pembongkaran dan penambahan sekat maupun tembok selama tidak mengganggu jalannya proses produksi. 4. Perhitungan biaya diabaikan. 4. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan : 1. Merancang tata letak ruang produksi coklat. 2. Memberi usulan tata letak ruang produksi coklat yang baik. 5. Luaran yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari penyusunan laporan ini adalah memberikan usulan tata letak ruang produksi yang efektif dan efisien. 6. Manfaat Penelitian 1. Memberikan masukan tata letak ruang produksi lebih baik. 2. Aplikasi ilmu dan pengetahuan dalam perencanaan tata letak ruang produksi. 48

60 B. Landasan Teori 1. Tata Letak Tata letak merupakan suatu proses perancangan dan pengaturan tata letak fasilitas fisik seperti mesin atau peralatan, lahan, bangunan, dan ruang untuk mengoptimalkan keterkaiatan antara pekerja, aliran bahan, aliran informasi dan metode yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan secara efisien, ekonomis, dan aman (Apple, 1990). Menata tata letak pabrik adalah kegiatan yang berhubungan dengan perancangan susunan unsur fisik suatu kegiatan dan selalu berhubungan erat dengan industri manufaktur, dan penggambaran hasil rancangan dikenal sebagai tata letak pabrik. Untuk pabrik atau perusahaan harus dilakukan evaluasi tata letak. Kemungkinan yang menimbulkan perlunya penilaian tata letak adalah (Apple,1990) : 1. Evaluasi tata letak awal dengan tujuan mencari peluang perbaikan 2. Evaluasi terhadap tata letak alternatif untuk suatu masalah atau proyek tunggal Tujuan rancang fasilitas adalah membawa masukan (bahan, pasokan, dll) melalui setiap fasilitas dalam waktu tersingkat yang memungkinkan, dengan biaya yang wajar. Dalam batasan industri, makin singkat sepotong bahan berada dalam pabrik, makin kecil keharusan pabrik menanggung beban buruh dan ongkos tak langsung. Fungsi tataletak bersifat pelayanan staf, biasanya digabung dengan kegiatan manufaktur atau produksi. Bagaimanapun, ada beberapa aras organisasi tempat pekerjaan tataletak dilaksanakan, bergantung pada ukuran nisbi dari perusahaan dan pentingnya pekerjaan tataletak bagi pelaksanaan usaha (Apple, 1990). Tata letak fasilitas pabrik harus dirancang untuk memungkinkan perpindahan yang ekonomis dari orang dan bahan selama proses. Jarak pengangkutan diusahakan sependek mungkin dan pengambilan serta peletakan produk dan peralatan diminimumkan. Hal ini akan menghasilkan minimisasi 49

61 biaya penanganan bahan, penurunan waktu proses kerja dan mesin menganggur (Wignjosoebroto, 1996). Banyak kasus dijumpai, dimana sebuah pabrik harus mengerjakan sejumlah besar produk melalui proses yang menggunakan mesin ataupun fasilitas produksi yang sama (meskipun dalam hal ini langkah/urutan proses untuk masing-masing produk tersebut bisa berbeda). Di sini tata letak (layout) dari fasilitas produksi haruslah bisa diatur sedemikian rupa sehingga mampu memberikan aktivitas perpindahan material yang paling minimal. Agar aktivitas material handling bisa minimal, maka layout fasilitas produksi sebaiknya diatur menurut tipe product layout dimana dalam hal ini mesin ataupun fasilitas produksi diatur secara berurutan sesuai dengan langkahlangkah pengerjaan yang telah digambarkan dalam peta proses operasinya. Tetapi dalam kasus dimana mesin ataupun fasilitas produksi harus fleksibel dioperasikan untuk melayani pengerjaan produk yang bermacam-macam jenisnya; maka tata letak fasilitas produksi yang lebih tepat diaplikasikan disini adalah bila mengikuti tipikal process layout (Wignjosoebroto, 2000). 2. Peta Keterkaitan Kegiatan Peta hubungan aktivitas atau Activity Relation Chart (selanjutnya disingkat dengan ARC) adalah suatu cara atau teknik yang sederhana didalam merencanakan tata letak fasilitas atau departemen berdasarkan derajat hubungan aktivitas yang sering dinyatakan dalam penilaian kualitatif dan cenderung berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang bersifat subyektif dari masing-masing fasilitas atau departemen (Wignjosoebroto, 1996). Activity Relationship Chart menunjukkan pentingnya kedekatan suatu departemen dengan departemen lainnya dalam satu pabrik. Activity Relationship Chart bertujuan untuk mengantisipasi tidak tampaknya semua hubungan yang penting dalam aliran produk (Wayne, 1993). Activity Relationship Chart (ARC) menggambarkan hubungan dari seluruh aktivitas yang ada, yang dilengkapi dengan informasi mengenai informasi perlu tidaknya aktivitas saling berdekatan, beserta alasan 50

62 kedekatannya. Angka kuantitatif dalam bentuk frekuensi pemindahan bahan diganti dengan simbol huruf yang menunjukkan derajat kedekatan, seringkali dinyatakan dalam hubungan derajat kedekatan kualitatif. ARC menunjukkan hubungan satu aktivitas dengan aktivitas lain beserta alasannya dan sebagai dasar untuk penyusunan tata letak selanjutnya. Nilai derajat kedekatan aktivitas itu adalah (Alfianto, 2002) : Tabel 3. Derajat Kedekatan Aktivitas Huruf sandi Keterangan A Mutlak perlu E Sangat penting I Penting O Kedekatan biasa U Tidak penting X Tidak diharapkan Peta Keterkaitan Kegiatan, serupa dengan Peta Dari Ke-, tetapi hanya satu perangkat lokasi saja yang ditunjukkan. Kenyataannya peta ini serupa dengan tabel jarak sebuah peta jalan; jaraknya digantikan dengan huruf sandi kualitatif, dan angka menunjukkan alasan bagi huruf sandi tadi. Sandi keterkaitan menunjukkan keterkaitan satu kegiatan dengan yang lainnya dan seberapa penting setiap kedekatan hubungan yang ada. Huruf-huruf (A, I, E, O, U, X) diletakkan pada bagian atas kotak. Kadang-kadang digunakan juga warna, untuk menunjukkan derajat kedekatan ini. Angka sandi dimasukkan di kotak bawah, menunjukkan alasan yang mendukung setiap kedekatan hubungan (Apple, 1990). Menurut Wignjosoebroto (1993) sandi-sandi yang dipakai untuk menetukan alasan dalam Peta Keterkaitan Kegiatan adalah : 1. Menggunakan catatan yang sama 2. Menggunakan personil yang sama 3. Memakai ruang yang sama 4. Derajat hubungan pribadi 51

63 cara : 5. Derajat hubungan kertas kerja 6. Urutan aliran kerja 7. Melaksanakan pekerjaan yang sama 8. Menggunakan perlatan yang sama 9. Kemungkinan bau tidak seda, gangguan suara, dan lain-lain. Menurut Apple (1990) Peta Keterkaitan Pekerjaan dapat dibuat dengan 1. Mengenali semua kegiatan operasi atau kegiatan tambahan lainnya yang diperlukan untuk mendukung jalannya proses produksi 3. Membagi dalam kelompok : produksi atau pelayanan 4. Menghimpun data tentang aliran bahan, informasi pegawai, dan sebagainya 5. Menentukan faktor keterkaitan kegiatan 6. Memasukkan kegiatan dalam peta 7. Memasukkan derajat kedekatan yang diinginkan 8. Memasukkan angka sandi yang menunjukkan alasan. 3. Diagram Keterkaitan Kegiatan Tujuan digunakannya diagram keterkaitan kegiatan adalah sebagai dasar untuk perencanaan hubungan antara pola aliran bahan dan lokasi aktivitas pelayanan yang berhubungan dengan aktivitas produksi. Kegunaan dari diagram ini adalah untuk (Apple, 1990): a. Pengalokasian sisitematis untuk setiap aktivitas. b. Proses penampatan fasilitas. c. Membuat tata letak (lay out) lebih akurat. d. Membantu melihat letak suatu aktivitas. e. Menaksir luas total dari suatu gedung. f. Meminimasi ruang yang diperlukan. g. Membuat beberapa alternatif penematan. h. Sebagai dasar bagi perencanaan berikutnya. 52

64 Diagram Keterkaitan Kegiatan ini digambarkan dalam bentuk diagram balok yang menunjukkan pendekatan keterkaitan kegiatan, yang menunjukkan setiap kegiatan sebagai satu model kegiatan tunggal yang tidak menekankan arti ruangan pada tahapan proses perencanaan ini. Diagram Keterkaitan Kegiatan ini dibentuk dengan mengacu pada analisis Peta Keterkaitan Kegiatan yang telah dibuat sebelumnya (Apple, 1990). Menurut Wignjosoebroto (1993) bila dilihat dalam Peta Keterkaitan Kegiatan maka dapat dilakukan peletakan fasilitas itu sesuai dengan syarat dan derajat kedekatan yang telah ditentukan. Dalam hal ini yang menjadi prioritas adalah derajat hubungan A (absolutely important) atau mutlak perlu dan derajat hubungan X (unexpected) atau tidak diharapkan. Kedua derajat hubungan ini menyatakan suatu syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam perancangan suatu tata letak. 4. Route sheet Dalam route sheet akan ditentukan efisiensi mesin dengan menghitung jumlah scrap yang dihasilkan. Scrap sendiri merupakan barang atau komponen yang salah proses dan tidak dapat digunakan lagi, sedangkan buangan merupakan sisa produksi biasa, serpihan-serpihan, potongan-potongan kecil, ujung-ujung benda yang tidak berguna lagi untuk sesuatu apapun di pabrik. Bahan seperti ini biasanya dikumpulkan, dipilah, dan mungkin dijual kepada seseorang. Beberapa perusahaan menggunakan scrap dan buangan dari usaha lain sebagai bahan baku utamanya. Bagaimanapun, scrap dan buangan dapat merupakan barang yang mendatangkan keuntungan, sehingga daripada harus membiayai pembuangannya, lebih baik mengumpulkan dan menyimpannya untuk kemudian dijual, akan mengubah barang yang membutuhkan biaya menjadi barang yang mendatangkan penghasilan (Apple, 1990). 53

65 5. Jarak Aliran Bahan Pengukuran yang sesungguhnya tergantung dari ketersediaan personel, waktu pengumpulan data serta tipe material handling yang digunakan. Ada beberaoa cara pengukuran jarak yang digunakan, antara lain : a. Euclidean Pengukuran yang dilakukan adalah dengan mengukur jarak dengan menarik garis lurus dari pusat setiap fasilitas. Meskipun dalam keadaan tertentu tampak tidak realistis, tetapi cara ini adalah carayang paling umum digunakan. Hal ini disebabkan karena penggunaannya yang mudah dimengerti selama proses pembuatan model. Notasi yang digunakan diantaranya: Xi : koordinat x pusat dari fasilitas i Yi : koordinat y pusat dari fasilitas y Xj : koordinat x pusat dari fasilitas x Yj : koordinat y pusat dari fasilitas y dij : jarak antara pusat fasilitas I dan j rumus perhitungan jarak menggunakan Euclidean : dij = [(Xi-Xj) 2 +(Yi-Yj) 2 ] 1/2 b. Squared Euclidean Sesuai dengan namanya, pengukuran ini adalah kuadrat daei Euclidean. Pengkuadratan mengakibatkan pembebanan lebih besar kepada pasangan fasilitas yang berjauhan dari pada pasangan yang berdekatan. Penggunaan cara ini kurang banyak digunakan dalam aplikasi-aplikasi. Perhitungan ini menggunakan Squared Euclidean: dij = [(Xi-Xj) 2 +(Yi-Yj) 2 ] c. Rectilinier Pengukuran Rectilinier juga dinamakan Manhattan, sudut siku-siku atau rectangular. Cara ini banyak digunakan karena mudah dihitung, mudah dimengerti dan tepat untuk berbagai masalah praktis. Jarak 54

66 Rectilinier digambarkan dalam garis horizontal dan vertical. Perhitungan jarak dengan menggunakan Rectilinier adalah sebagai berikut : dij = l Xi-Xj l+l Yi-Yj l d. Tahebycher Pengukuran ini nerdasar masalah pergerakan material pada fasilitas permesinan berat denmgan melalui crane dengan gerakan x dan y. Waktu untuk mencapai pusat dari fasilitas adalah tergantung dari nilai yang lebih besar dari x dan y. Jadi perhitungan jarak menggunakan Tahebycher adalah : dij = max(l Xi-Xj l+l Yi-Yj l) e. Aisle Distance Jarak aisle distance berbeda dari cara pengukuran lainnya. Karena merupakan jarak yang sebenarnya. Jarak ini merupakan cara utama yang dilakukan peralatan material handling. Cara ini merupakan carautama pada masalah layout manufacturing. Jalur material handling tidak ada pada desain awal, cara ini hanya digunakan dalam perencanaan evaluasi saja Fasilitas j Fasilitas i d c a b dij = a+b+c+d 55

67 C. Metodologi Penelitian 1. Obyek dan Tempat Penelitian Objek penelitian adalah ruang produksi CV. Mubarokfood Cipta Delicia Kudus 2. Metode Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi dilakukan dengan melakukan penelitian lapangan di lokasi penelitian untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan. 2. Wawancara Metode ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada pembimbing, operator, karyawan, atau petugas yang berwenang lainnya. 3. Studi pustaka Studi pustaka dilakukan dengan mencari data dan informasi yang mendukung penelitian yang berasal dari dokumen perusahaan, bukubuku penunjang, atau melalui literatur dan referensi lain yang berasal dari luar perusahaan seperti internet dan buku penunjang kuliah. 3. Prosedur Penelitian 1. Survey lokasi Survey dilakukan untuk mengetahui kondisi riil obyek penelitian. 2. Melakukan identifikasi Hasil survey yang telah dilakukan diidentifikasi dari segi proses produksi. 3. Merumuskan masalah 56

68 Melakukan perumusan permasalahan pada obyek diteliti beserta tujuan penelitian. 4. Mengumpulkan data Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dikumpulkan, seperti waktu proses, kapasitas produksi, peralatan yang digunakan dan banyaknya pekerja. 5. Analisis data Layout dianalisis untuk melihat plus dan minusnya. 6. Menarik kesimpulan dan saran Kesimpulan diambil berdasarkan hasil analisis data. Kesimpulan dapat digunakan sebagai masukan bagi perusahaan tempat penelitian dan saran yang dapat dilakukan. Untuk lebih jelasnya, diagram alir penelitian digambarkan sebagai berikut : 57

69 Gambar 6. Diagram Alir Penelitian 58

70 D. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil dan Pembahasan CV. Mubarokfood cipta delicia saat ini tengah mengembangkan sebuah produk baru. Produk tersebut merupakan produk olahan coklat yang dikombinasikan dengan dodol. Produk-produk inovasi memang sangat digandrungi oleh konsumen sehingga perusahaan ini memutuskan untuk membuat produk tersebut. Namun perusahaan ini adalah sebuah perusahaan jenang yang telah mendapat tempat yang cukup mantap di pasaran jenang di Indonesia. Oleh sebab itu maka pengurangan produksi sangat tidak dimungkinkan. Namun pemesanan terhadap produk coklat tersebut terus saja mengalami kenaikan, maka dibutuhkan suatu tempat khusus untuk melakukan proses produksi coklat tersebut. Bila dilihat dari kondisi lingkungan perusahaan tersebut cukup sulit, mengingat perusahaan tersebut terletak di tengah area kota. Namun ada satu ruang di area produksi yang tidak digunakan. Hal ini dikarenakan fungsinya yang terdahulu sebagai ruang pengirisan telah dipindahkan ke tempat baru, sehingga ruang tersebut tidak difungsikan. Dari beberapa alasan tersebut maka pihak menajemen memutuskan untuk memfungsikan ruang tersebut menjadi ruang produksi dari produk coklat. Dalam perancangan layout baru pada ruang produksi ini akan digunakan beberapa tools untuk membantu dalam proses pembuatannya. Tools-tools yang digunakan diantaranya adalah route sheet, peta keterkaitan kegiatan dan diagram keterkaitan kegiatan. Dengan beberapa tools tersebut diharapkan perancangan tata letak baru di ruang tersebut menjadi optimal, efektif, dan effisien. Proses produksi dari coklat sendiri terdiri dari beberapa proses kerja. Proses-proses tersebut meliputi pemotongan, pelelehan, pencetakan, pendinginan, pengemasan primer, pengemasan sekunder, dan pengkodean. Pemotongan adalah proses pengecilan ukuran dari coklat sehingga ukuran coklat menjadi lebih kecil agar pelelehan lebih cepat dilakukan. Pelelehan sendiri adalah proses dimana coklat akan dilelekan hingga berbentuk cair. Dengan bentuk cair maka coklat akan mudah dibentuk sesuai dengan bentuk yang didinginkan. Setelah dilelehkan coklat kemudian dicetak dalam cetakan khusus. Pencetakan dilakukan sebanyak dua kali 59

71 yang pertama adalah pencetakan separuh cetakan lalu didinginkan setelah pendinginan pertama coklat kemudian di isi dengan dodol dan dilakukan pencetakan kedua untuk menutup seluruh cetakan. Perbandingan dari coklat dan dodol dalam produk ini adalah 4 berbanding 1. Artinya 4 bagian coklat dan 1 bagian dodol. Setelah itu pendinginan dilakukan lagi hingga coklat benar-benar mengeras. Setelah coklat tersebut mengeras kemudian coklat tersebut dilepaskan dari cetakan. Coklat lalu dibersihkan dari cetakan-cetakan yang kurang sempurna atau berlebih. Lalu dilakukan pengemasan primerberupaplastik dan kertas sebagai alas. Setelah dilakukan pengemasan primer kemudian dikemas dengan karton sebagai pengemas sekunder. Lalu dilakukan pengkodean pada kemasan tersebut untuk menuliskan kode produksi dan tanggal kadaluarsa. Secara singkat seperti terlihat dalam Peta Proses Operasi Coklat Isi Dodol pada lampiran 8. Kemudian dari langkah-langkah tersebut dibuatlah peta keterkaitan kagiatan yang akan menampilkan keterkaitan dari kegiatan-kegiatan yang ada. Gambar peta tersebut adalah seperti terlihat pada gambar 7. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa bak pencuci penting untuk dekat dengan almari alat. Hal ini dikarenakan alat-alat yang sudah tercuci agar mudah disimpan dalam almari dan tidak mengangu proses lain. Bak pencuci memiliki kedekatan biasa dengan pengirisan, pendinginan I, pendinginan II, blower, dan AC. Bak pencuci juga memiliki tingkat kedekatan biasa dengan pelelehan, pencetaka I dan pencetakan II. Hal ini dikarenakan bak pencuci dibutuhkan ketika peralatan yang ada dari proses pencetakan agar cepat dapat dicuci, mengingat sifat coklat yang cepat mengeras. Selain itu bak pencuci tidak disarankan untuk berada dekat dengan pelepasan, pengemasan primer, pengemasan sekunder, pengkodean dan almari kemasan. Hal ini dikarenakan jika pada saat mencuci akan menggangu atau memicu kerusakan pada produk maupun kemasan. Stasiun kerja pengirisan memiliki kedekatan yang mutlak dengan pelelehan, hal ini dikarenakan pelelehan merupakan alur proses yang sangat dekat. Stasiun kerja ini juga penting untuk dekat dengan almari alat, karena alat-alat yang digunakan pada stsiun ini tentunya juga akan tersimpan dalam almari alat. Namun stasiun kerja ini memiliki kedekatan yang biasa dengan stasiun-stasiun 60

72 kerja lain seperti pencetakan I dan II, pendinginan I dan II, pelepasan, pengemasan primer dan sekunder, pengkodean, almari alat, blower, dan AC. Hal ini dikarenakan proses pengirisan terletak pada awal proses karean pengirisan merupakan proses pertama. Gambar 7. Peta keterkaitan kegiatan 61

73 Stasiun kerja selanjutnya adalah pelelehan yang memiliki kedekatan yang mutlak dengan pencetakan I, pencetakan II dan blower. Pencetakan I dan Pencetakan II mutlak dekat dengan pelelehan karena setelah dilelehkan maka coklat akan dicetak dan setelah agak mengeras coklat dipanaskan kembali. Selain itu stasiun kerja pelelehan juga harus dekat dengan blower, hal ini terkait fungsi blower untuk mengeluarkan udara panas ataupun asap dari proses pelelehan. Stasiun kerja ini juga penting untuk dekat dengan almari alat karena alat-alat yang akan digunakan tersimpan di alamari alat. Kedekatan stasiun kerja pelelehan dengan pendinginan I dan II, pelepasan, pengemasan primer dan sekunder, pengkodean, almari kemasan, dan AC tidak diharapkan. Hal ini karena diatkutkan panas dari pelelehan akan mengganggu stasiun-stasiun kerja tersebut. Pencetakan I memiliki kedekatan mutlak dengan pendinginan I yang merupakan alur dari proses produksi. Sedangkan dengan pencetakan II dan almari alat memiliki kedekatan biasa. Pencetakan tidak perlu untuk dekat dengan stasiun kerja pengkodean, almari kemasan dan ac. Stasiun kerja pelepasan, pengemasan primer, pengemasan sekunder, pendinginan II dan blower tidak diharapkan untuk dekat dengan stasiun kerja pencetakan karena di takutkan akan terjadi kontaminasi. Pendinginan I mutlak harus dekat dengan pencetakan II karena alur proses. Kedekata dengan pendinginan II, pelepasan,pengemasan primer, pengemasan sekunder, almari alat merupakan kedekatan biasa karena merupakakn kegiatan yang berbeda dengan vahan yang berbeda. Sedangkan dengan pengkodean,almari alat, alamari kemasan, dan AC tidak perlu untuk berdekatan. Namun pendingin tidak diharapkan untuk dekat dengan blower karena ditakutkan akan mengganggu proses. Stasiun kerja keenam adalah stasiun kerja pemotongan. Stasiun kerja ini akan memotong-motong dodol sebagai isian dari coklat isi dodol. Pemotongan harus berdekatan dengan stasiun kerja pencetakan II karena merupakan alur dari proses pembuatan. Memiliki kedekatan biasa dengan pelelehan dan pengirisan karena memiliki beberapa kesamaan dalam proses kerja. Memiliki kedekatan biasa pula dengan almari alat, hal ini dikarenakan peralatan yang digunakan dalam 62

74 proses kerja di stasiun kerja ini akan disimpan di almari alat. Selain itu dengan stasiun kerja lain memiliki kedekatan yang tidak penting karena tidak saling berkaitan. Pencetakan II mutlak dekat pendinginan II dan pemotongan yang merupakan alur proses. Kedekatan dengan almari alat adalah kedekatan biasa. Pendetakan II tidak perlu untuk dekat dengan pengkodean, almari kemasan, dan AC karena perbedaan kegiatan dan vahan baku. Namun tidak diharapkan dekat dengan pelapasan, pengemasan primer, pengemasan sekunder, dan blower karena ditakutkan akan mengkontaminasi. Pendinginan II mutlak untuk berdekatan dengan pelepasan. Hal ini dikarenakan agar coklat tidak berpindah terlalu jauh dari tiap-tiap proses. Penting untuk dekat dengan AC agar suhu ruang produksi tetap terjaga. Biasa kempri,kemsek. Tidak perlu untuk dekat dengan almari alat, alamari kemasan, dan AC. Dan tidak diharapkan dengan pengkodean dan blower. Pelepasan harus dekat dengan pengemasan primer karena dari pelepasan proses selanjutnya adalah pengemasn primer. Penting untuk dekat dengan AC agar tetap bisa menjaga suhu. Kedekatan biasa dengan almari alat karena alat yang dibutuhkan dalam stasiun kerja ini tidak terlalu banyak. Tidak perlu untuk dekat dengan almari kemasan karena belum masuk proses pengemasan dan bolwer karena ditakutkan AC tidak berfungsi maksimal.. Pengemasan primer sangat penting almari kemasan karena dari proses pengemasan akan butuh vahan pengemas yang tersimpan di almari. Penting pengemasan sekunder dan AC karena setelah pengemasan primer kontaminasi pada produk bisa dikatakan tidak akan terjadi lagi. Tidak perlu almari alat karena semua kebutuhan suda hada di almari kemasan dan blower karena penggunaan AC akan menjadi tidak maksimal. Tidak diharapkan dekat pengkodean karena ditakutkan akan terjadi kontaminasi. Pengemasan sekunder mutlak dekat dengan pengkodean yang merupakan alur proses. Penting dekat dengan almari kaemasan yang merupakan tempat menyimpan vahan pengemas. Penting dekat dengan AC agar suhu tetap terkontrol. Dengan blower memiliki kedekatan biasa karena tidak saling 63

75 mengganggu. Tidak perlu untuk dekat dengan alamari alat karena kebutuhan suda hada di almari kemasan. Pengkodean penting dengan AC karena proses pengontrolan suhu ruangn. Kedekatan biasa dengan almari kemasan dan blower. Almari alat tidak perlu dekat dengan almari kemasan karena perbedaan barang yang disimpan, blower karena tidak memerlukan pembuangan udara keluar, dan ac karena tidak terlalu membutuhkan pengontrolan suhu. Almari kemasan memiliki kedekatan biasa dengan AC karena tidak saling berhubungan. Tidak perlu dekat blower, sedangkan blower tidak diharapkan dekat AC karena proses kerja dari blower akan membuat kerja AC menjadi lebih keras sehingga menguras energí yang cukup besar. Dari proses pembuatan peta keterkaitan kerja kemudian dilakukan pembuatan diagram keterkaitan kegiatan dan hasilnya adalah seperti yang terlihat pada gambar 8. Dari gambar tersebut dapat memproyeksikan gambar dari tataletak yang akan dibuat. Tingkat kedekatan antar stasiun kerja dalam peta keterkaitan kegiatan di ilustrasikan sebagaimana terlihat dalam gambar tersebut. Kemudian dibuatlah tata letak dengan mengacu pada diagram keterkaitan kegiatan. Dan tata letaknya adalah seperti terlihat pada lampiran 6. Selain mengacu pada Diagram Keterkaitan Kegiatan pembuatan tata letak juga menggunakan pertimbangan lain yaitu perhitungan jumlah mesin dan perhitungan luas stasiun kerja yang dapat dihitung dengan menggunakan tools yaitu route sheet. Dari perhitungan route sheet seperti yang tertera pada lampiran 9 didapatkan jumlah mesin dan luas bagi tiap-tiap stasiun kerja. Pada kondisi yang ada saat ini, perusahaan hanya memerlukan satu mesin bagi tiap stasiun kerja. Hal ini dikarenakan bahan baku yang digunakan dalam produksi yang masih sangat sedikit. 64

76 Gambar 8. Diagram keterkaitan kegiatan Kemudian untuk memaksimalkan ruangan yang ada dilakukan digunakan sebuah asumsi dimana produk jadi yang diharapkan dari produksi coklat adalah seberat 45 kilogram. Dengan asumsi tersebut coklat yang harus disediakan adalah 65

77 49,7 kg dan dodol sebanyak 9 kg. Dari pehitungan tersebut dapat diketahui kebutuhan mesin pemotongan coklat adalah 3 buah, pelelehan coklat 4 buah, pencetakan I adalah 3 buah, pendinginan pertama 1 buah, pemotongan dodol 1 buah, pencetakan II adalah 4 buah, pendinginan II adalah 1 buah. Pelepasan, pengemasana primer, pengemasan sekunder masing-masing 3 buah dan pengkode sebuah mesin. Dari hasil tersebut kemudian diteruskan dalam perhitungan luas stasiun kerja. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui luas yang dibutuhkan untuk sebuah stasiun kerja sesuai dengan jumlah mesin dan kebutuhan kelonggaran selama produksi. Hasil perhitungan tersebut telah tertera pada route sheet dalam lampiran 9. Dari hasil perhitungan luas dalam route sheet tersebut kemudian dilakukan perancangan tata letak. Pembuatan tata letak tersebut juga mempertimbangkan tools-tools yang telah digunakan sebelumnya seperti peta keterkaitan kegiatan dan diagram keterkaitan kegiatan. Kedua tools tersebut digunakan sebagai acuan dalam peletakan dan hubungan antar stasiun kerja. Hasil dari perancangan tata letak tersebut adalah sebagai mana tertera dalam lampiran 6. Kemudian dari tata letak yang telah dibuat dilakukan analisis dengan pertimbangan jarak perpindahan bahan. Dengan jarak perpindahan bahan yang pendek diharapkan tata letak hasil rancangan dapat mengurangi resiko kerusakan terhadap bahan. Perpindahan bahan antar stasiun kerja seperti terlihat dalam lampiran 10. Kemudian dengan metode Euclidean, dilakukan perhitungan terhadap jarak perpindahan bahan yang terjadi dalam tata letak tersebut. Metode ini menganalisa jarak antar fasilitas dengan menghubungkan pusat antar dua fasilitas tersebut. Jarak perpindahan total bahan dari awal bahan baku masuk hingga bahan selesai menjadi produk jadi adalah 19,713 meter. Pembuatan pintu baru di awal proses akan mengurangi perpindahan bahan dan dapat memaksimalkan fungsi ruangan. Pintu tersebut juga tidak mengganggu proses produksi dari produk lain yang di produksi oleh perusahaan tersebut. Selain itu, pintu tersebut juga bersebelahan dengan ruang yang bersifat semi hygienis atau ruangan dengan criteria grey area. 66

78 E. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan a. Tata letak telah berhasil dibuat dalam ruang dengan ukuran luas total adalah 57 m 2. b. Tata letak dibuat untuk produksi coklat dengan bahan baku 45 kg produk coklat isi dodol. c. Ukuran stasiun kerja pemotongan 8m 2, stasiun kerja pelelehan 10m 2, stasiun kerja pencetakan pertama 7m 2, stasiun kerja pencetakan kedua 9m 2, stasiun kerja pemotongan 2m 2, stasiun kerja pendinginan pertama 2m 2, stasiun kerja pendinginan kedua 2m 2, stasiun kerja pelepasan 7m 2, stasiun kerja pengemasan primer 7m 2, stasiun kerja pengemasan sekunder 7m 2, stasiun kerja pengkodean 4m 2, bak cuci 2m 2, almari alat 2m 2 dan almari bahan 2m 2. d. Aliran bahan sudah cukup baik dimana tidak ada backtracking dalam proses produksi. e. Total perpindahan bahan 19,713 m. 2. Saran a. Perlu dilakukan evaluasi menyeluruh setelah layout tersebut diterapkan b. Jika volume produksi meningkat melebihi 50 kg perhari, dapat dilakukan perluasan stasiun kerja atau penambahan alat. 67

79 DAFTAR PUSTAKA Alfianto, Y. R Skripsi: Analisa dan Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik (Studi Kasus pada Perusahaan Tekstil Kusumatex). Yogyakarta : Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Apple, James M Tata Letak Pabrik dan Penanganan Bahan Terjemahan Nurhayati, Mardiono, M.T. Bogor : Penerbit Institut Teknologi Bogor Heragu, Sundresh Facility Design. Boston: PWS publishing Company Kotler,P Manajemen Pemasaran Jilid 1 Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga Wayne, C. T Pengantar Teknik dan Sistem Industri Jilid 1 Edisi 3. Jakarta : Penerbit Guna Widya Wignjosoebroto, S Pengantar Teknik Industri.Jilid 1. Jakarta : Penerbit Guna Widya Wignjosoebroto, Sritomo Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Surabaya : Penerbit Institut Teknologi Sepuluh November Wignjosoebroto, Sritomo Pengantar Teknik Industri. Surabaya : Penerbit Institut Teknologi Sepuluh November 68

80 LAMPIRAN 69

81 Lampiran 1. Gambar produk jenang kudus Mubarok 69

82 Keterangan gambar : 1. Mubarok Deluxe Besar Rasa : Mocca Isi : 40 pcs Kemasan : Karton 2. Mubarok kombinasi Rasa : Mocca Isi : 40 pcs Kemasan : Karton 3. Mubarok rasa Strawberry Rasa : Mocca Isi : 40 pcs Kemasan : Karton 4. Mubarok rasa Mocca Rasa : Mocca Isi : 40 pcs Kemasan : Karton 5. Mubarok rasa anggur Rasa : Mocca Isi : 40 pcs Kemasan : Karton 6. Mubarok rasa durian Rasa : Mocca Isi : 40 pcs Kemasan : Karton 7. Mubarok rasa susu Rasa : Mocca Isi : 40 pcs Kemasan : Karton 8. Mubarok rasa cappucino Rasa : Mocca Isi : 40 pcs Kemasan : Karton 70

83 9. Mubarok rasa durian kecil Rasa : Mocca Isi : 40 pcs Kemasan : Karton 10. Mubarok rasa naggur kecil Rasa : Mocca Isi : 40 pcs Kemasan : Karton 11. Mubarok Tas Aneka rasa Rasa : Mocca Isi : 40 pcs Kemasan : Karton 12. Mubarok Kemasan Kaleng Rasa : Mocca Isi : 40 pcs Kemasan : Kaleng 13. Mubarok aneka rasa mini Rasa : Mocca Isi : 40 pcs Kemasan : Plastik 14. Mubarok sachet Rasa : Mocca Isi : 40 pcs Kemasan : Plastik Satu pcs produk memliki berat sakitar ±20 gram. Dalam setiap kemasan masa expirednya adalah sama yaitu 6 bulan dari waktu produksi. Selain itu produk-produk tersebut juga telah bersertifikat ISO 9001:2000 dan bersertifikat halal daru MUI. 71

84 Lampiran 2. Kendali Mutu Produk Jenang di CV. Mubarokfood Cipta Delicia 72

85 Lampiran 3. Struktur Organisasi CV.Mubarokfood Cipta Delicia 73

86 Lampiran 4. Denah Tata Letak Skala 1:200 Gambar. Denah Tata Letak Pabrik Lantai 1 74

87 Skala 1:200 Gambar. Denah Tata Letak Pabrik Lantai 2 75

88 Skala 1:200 Gambar. Denah Tata Letak Pabrik Lantai 3 76

89 Lampiran 5. Skema Pengolahan Limbah Cair 77

90 78

91 Lampiran 7. Mesin dan Peralatan Produksi Mesin pencuci kelapa Rak gula Mesin parut kelapa Rak beroda Pisau patik kelapa Troli 79

92 Nampan plastik Tong berbahan seng Ember Timbangan 80

93 Lampiran 8. PPO Coklat Isi Dodol PETA PROSES OPERASI Obyek : Proses Pembuatan Coklat Dodol Dipetakan oleh : Wawan Sarwanto Tanggal Pemetaan : 20 Februari 2011 No. Peta : 01 Sekarang : x Usulan : Dodol Coklat 30' O:5 I:4 Pemotongan Pisau 5' O:1 Pemotongan Pisau 5' O;2 I:1 Pelelehan Kompor 10' O:3 I:2 Pendetakan I Cetakan 8' O:4 I:3 Pendinginan I Lemari Pendingin 15' O:6 I:5 Pencetakan II Cetakan 8' O:7 I:6 Pendinginan II Lemari Pebingin 10' O:8 I:7 Pelepasan Pisau 25' O:9 I:8 Pengemasan primer Manual A 81

94 PETA PROSES OPERASI Obyek : Proses Pembuatan Coklat Dodol Dipetakan oleh : Wawan Sarwanto Tanggal Pemetaan : 29 Januari 2011 No. Peta : 01 Sekarang : x Usulan : A 25' O:10 I:9 Pengemasan Sekunder Manual 0.08' O:11 I:10 Pengkodean Mesin pengkode Penyimpanan Troli RINGKASAN OPERASI 11 INSPEKSI 10 PENYIMPANAN 1 82

95 Lampiran 9. Perhitungan Route Sheet (Konsdisi Saat Ini) Nomor Operasi Operasi Mesin / Stasiun Kerja Waktu Baku (Menit) Kap.Actual (Menit/Produk) Eff Jam Kerj a/ Siklu s Scrap (%) Jumlah Diharapkan (gr) Jumlah Disiapkan (gr) Jumlah Mesin (Unit) O-1 Pemotongan Coklat Pisau 5 5/ O-2 Pelelehan Coklat Kompor 5 5/ O-3 Pencetakan Lapis 1 Pengaduk 10 10/ O-4 Pendinginan 1 Pendingin 8 8/ O-5 Pemotongan Pisau 5 5/ O-6 Pencetakan Lapis 2 Dan Pengisian Pencetak 15 15/ Aktual O-7 Pendinginan 2 Pendingin 8 8/ O-8 Pelepasan Manual 10 10/ O-9 Pengemasan Primer Manual 25 25/ O-10 Pengemasan Manual 25 25/ Sekunder O-11 Coding Mesin Pengkode /

96 Perhitungan Dengan Asumsi Produk Hasil 45 Kg. Nomor Operasi Mesin / Waktu Kap.Actual Eff Jam Kerja/ Scrap Jumlah Jumlah Jumlah Aktual Operasi Stasiun Kerja Baku (Menit) (Menit/Produk) Siklus (%) Diharapkan (gr) Disiapkan (gr) Mesin (Unit) O-11 Coding Mesin / Pengkode O-10 Pengemasan Manual 25 25/ Sekunder O-9 Pengemasan Manual 25 25/ Primer O-8 Pelepasan Manual 10 10/ O-7 Pendinginan 2 Pendingin 8 8/ O-6 Pencetakan Lapis 2 Dan Pengisian Pencetak 15 15/ O-5 Pemotongan Pisau 5 5/ O-4 Pendinginan 1 Pendingin 8 8/ O-3 Pencetakan Lapis 1 Pengaduk 10 10/ O-2 Pelelehan Coklat Kompor 5 5/ O-1 Pemotongan Coklat Pisau 5 5/

97 Dimensi Mesin Kelonggaran Luas+ Nama SK Nama Mesin Jumlah Mesin P L Luas 1 Mesin (M 2 ) Bahan 1/2 Jadi Operator Transport Kelonggaran Total Luas 1 SK Aktual Pemotongan Pisau Pelelehan Kompor Pencetakan 1 Cetakan Pendinginan Pendingin Pemotongan Pisau Pencetakan 2 Cetakan Pendinginan 2 Pendingin Pelepasan Manual Pengemasan Primer Manual Pengemasan Sekunder Manual Coding Mesin Kode Bak Cuci Almari Alat Almari Bahan

98 Lampiran 10. Diagram ALir bahan dalam tata letak baru. 86

BAB III DESKRIPSI DAN PEMODELAN MASALAH PEMAKSIMALAN KEUNTUNGAN DI PT MCD

BAB III DESKRIPSI DAN PEMODELAN MASALAH PEMAKSIMALAN KEUNTUNGAN DI PT MCD BAB III DESKRIPSI DAN PEMODELAN MASALAH PEMAKSIMALAN KEUNTUNGAN DI PT MCD 3.1 Sumber dan Waktu Pengambilan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan pihak yang berwenang

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain talas bentul, gula pasir, gula merah, santan, garam, mentega, tepung ketan putih. Sementara itu, alat yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai

Lebih terperinci

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Kidung Agung Food terkenal dengan produk kacang atom serta berbagai macam kudapan tradisional Indonesia (kuping gajah, plintiran dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Progam Keahlian : Agroindustri Pangan Mata Pelajaran : Pengawasan dan Pengendalian Mutu Hasil Pertanian (PPMHP) 3 Kelas/Semester : XII / 6 Pertemuan ke : 1 s.d. 3 Alokasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN 1. Serealia ) Pengolahan jagung : a. Pembuatan tepung jagung (tradisional) Bahan/alat : - Jagung pipilan - Alat penggiling - Ember penampung

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi dikembangkannya sektor pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk, teknologi, pemasaran, namun juga input yang cukup penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. produk, teknologi, pemasaran, namun juga input yang cukup penting yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya generasi menuntut inovasi tidak hanya terhadap produk, teknologi, pemasaran, namun juga input yang cukup penting yaitu sistem keamanan pangan dan sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kegiatan memproduksi barang dan jasa merupakan ciri khas dari adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kegiatan memproduksi barang dan jasa merupakan ciri khas dari adanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perindustrian merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam dunia bisnis dan usaha. Kegiatan memproduksi barang dan jasa merupakan ciri khas dari adanya kegiatan ekonomi,

Lebih terperinci

VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI

VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI A. Kebutuhan Tenaga Kerja Salah satu aspek dalam manajemen operasi yang perlu direncanakan pada awal proyek adalah analisis kebutuhan tenaga kerja. Proses produksi

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Mitra Manis Sentosa merupakan produsen makanan ringan yang didirikan pada tahun 1986. Bentuk badan hukum dari perusahaan ini adalah perseroan terbatas

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt Disusun Oleh : Yatin Dwi Rahayu 1006578 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Kreasi Lutvi merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi makanan ringan keripik singkong. UD. Kreasi Lutvi berdiri pada tahun 1999. Sejarah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai Juli 2015. Pembuatan jenang dilakukan di Laboratorium Benih-UKSW dan analisis kandungan gizi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran-1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Kerja pada PT. Sejati Coconut Industri Adapun tugas dan tanggung jawab setiap bagian dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013. III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) ini dilakukan di perusahaan bakpia pathok 25 Yogyakarta, dan dilakukan selama 2,5 bulan yaitu dimulai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. malam). Contohnya kue kaktus.jadi, makanan ringan adalah aneka makanan atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. malam). Contohnya kue kaktus.jadi, makanan ringan adalah aneka makanan atau BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Makanan ringan atau kudapan (dalam bahasa Inggris biasa disebut dengan snack) adalah istilah bagi berbagai macam makanan yang tidak termasuk menu hidangan utama (contohnya seperti

Lebih terperinci

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 181). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang kaya akan sumber daya alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, diantaranya terdapat hewan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dengan berbagai aktifitas setiap harinya. Hal ini terbilang wajar sehubungan dengan statusnya sebagai ibukota negara.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kue Bola-bola wijen Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam bentuk diagram alir di bawah ini : Persiapan Bahan : Tepung Tapioka, Tepung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Farmasi. Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 245/Menkes/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Sumatra Industri Cat merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang produksi cat. PT Sumatra Industri Cat didirikan pada bulan Juni tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Salix Bintama Prima adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah kayu menjadi bahan bakar pelet kayu (wood pellet). Perusahaan

Lebih terperinci

Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran

Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran Tuesday, 22 September 2009 21:05 Last Updated Tuesday, 22 September 2009 21:14 Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran Berbagai macam hidangan disajikan di Hari Raya Lebaran, tidak ketinggalan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS MANAJEMEN

VI. ANALISIS MANAJEMEN VI. ANALISIS MANAJEMEN A. KEBUTUHAN TENAGA KERJA Analisis kebutuhan tenaga kerja merupakan salah satu aspek dalam manajemen operasi yang perlu direncanakan pada awal proyek. Proses produksi katekin dan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Air Minum dalam Kemasan Ketika perkembangan zaman semakin menuntut segalanya harus lebih praktis, maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN oleh bapak Kuswandi (alm.), dengan status pemilikan pribadi atau

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN oleh bapak Kuswandi (alm.), dengan status pemilikan pribadi atau V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 PD Kaswari Lampion PD Kaswari Lampion merupakan perusahaan yang memproduksi moci dengan merek Moci Kaswari Lampion. Perusahaan ini menjual produknya secara langsung di toko

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PROSES PENGOLAHAN COKELAT BUBUK DAN PERMEN COKELAT DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA JENGGAWAH-JEMBER LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN Oleh: Go Deddy Satria Gunawan 6103008041

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN 1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.

Lebih terperinci

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN 112 MANAJEMEN PERUSAHAAN 5.1 Bentuk Perusahaan Pabrik nitrobenzen yang akan didirikan, direncanakan mempunyai: Bentuk Lapangan Usaha Kapasitas produksi Status perusahaan : Perseroan Terbatas (PT) : Industri

Lebih terperinci

Proses pengolahan dodol susu terbagi atas pengadaan bahan, persiapan bahan, pernasakan, pendinginan, pengirisan, pembungkusan, dan pengepakan.

Proses pengolahan dodol susu terbagi atas pengadaan bahan, persiapan bahan, pernasakan, pendinginan, pengirisan, pembungkusan, dan pengepakan. Sosis Kedelai, Keju Kedelai (Sufi), Dodol Susu, EdiMe Flm (Pengemas Edible) Pema Memh (Angkak) 58 DODOL SUSU Dodol menurut SNI 01-2986-1992 me~pakan makanan semi basah yang pembuatannya dari tepung beras

Lebih terperinci

PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA. Program Studi Teknik Mesin D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang

PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA. Program Studi Teknik Mesin D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA ) Priscilla Tamara, 2) Peniel I. Gultom, 3) Erni Junita Sinaga,3) Program Studi Teknik Industri D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak azasi setiap warga masyarakat sehingga harus tersedia dalam jumlah yang cukup, aman, bermutu,

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA Pongtuluran, Analisis Break Even Point 398 ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA Althon K. Pongtuluran Program Studi Manajemen UKI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada TINJAUAN PUSTAKA Agroindustri Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS Aniswatul Khamidah 1 dan Eliartati 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Megah Plastik merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

Lebih terperinci

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut MINYAK KELAPA 1. PENDAHULUAN Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua adalah sebanyak 34,7%. Minyak kelapa digunakan sebagai bahan baku

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sari Tani Jaya Sumatera merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan ubi kayu untuk menghasilkan produk tepung tapioka yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Keripik Pisang Mocca Tahapan-tahapan proses pengolahan keripik pisang mocca di UKM FLAMBOYAN terdiri atas : 1. Penyiapan bahan baku Adapun jenis pisang

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jus Buah 2.2. Pineapple Soft Candy

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jus Buah 2.2. Pineapple Soft Candy II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jus Buah Jus buah (fruit juice) adalah cairan yang jernih atau agak jernih, tidak difermentasi dan diperoleh dari pengepresan buah-buahan yang telah matang dan masih segar (Codex

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terasa atau terlihat beda dalam segi kualitas atau mutu produk.

BAB I PENDAHULUAN. terasa atau terlihat beda dalam segi kualitas atau mutu produk. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman, semakin banyak industri besar maupun kecil yang berkembang di Indonesia. Perkembangan tersebut memicu antar perusahaan melakukan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh subur di Indonesia. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh subur di Indonesia. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa (Cocos nucifera) merupakan salah satu tanaman tropis yang tumbuh subur di Indonesia. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan mulai dari akar, batang, buah,

Lebih terperinci

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada bentuk dan struktur organisasinya. Sistem pengelolaan (manajemen) organisasi perusahaan bertugas untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT Kuala Pangan adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan pangan dengan produk utama mie kering, bihun, dan bumbu

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB X PENGAWASAN MUTU

BAB X PENGAWASAN MUTU BAB X PENGAWASAN MUTU Pengawasan mutu merupakan aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dan jasa perusahaan dapat mempertahanan sebagaimana yang telah direncanakan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UKM yang didirikan oleh Bapak H. Tarwa Hadi. Usaha ini bermula saat dia

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UKM yang didirikan oleh Bapak H. Tarwa Hadi. Usaha ini bermula saat dia IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Perusahaan Usaha sale pisang Suka Senang yang menjadi fokus penelitian merupakan UKM yang didirikan oleh Bapak H. Tarwa Hadi. Usaha ini bermula saat dia mengundurkan

Lebih terperinci

. Pedoman Teknis Pengolahan Mi Sagu - 9

. Pedoman Teknis Pengolahan Mi Sagu - 9 III PROSES PEMBUATAN MI SAGU A Bahan 1 Pati Sagu Pati sagu untuk bahan baku mi sebaiknya dipilih yang berwarna putih bersih dan bebas kotoran, dengan derajat putih yang diukur menggunakan Whiteness Meter

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2013 di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Nama : PT. Kewalram Indonesia. Alamat : Jl. Raya Rancaekek KM 25 Desa Sukadana. Telp : /

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Nama : PT. Kewalram Indonesia. Alamat : Jl. Raya Rancaekek KM 25 Desa Sukadana. Telp : / 26 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Nama dan Alamat Perusahaan Nama : PT. Kewalram Indonesia Alamat : Jl. Raya Rancaekek KM 25 Desa Sukadana Kecamatan Cimanggung Kabupaten

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR QUALITY CONTROL

KATA PENGANTAR QUALITY CONTROL KATA PENGANTAR Assalamu alaikum, wr, wb, Segala Puji senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT beserta junjungan kita Nabi Besar Muhammad Rasulullah S.A.W yang telah melimpahkan rahmat, berkah, dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Sigma Block didirikan pada tahun 2008 oleh Petrus Barus, dan mulai beroperasi pada bulan Agustus 2008 yang berlokasi di Jl. Ngumban Surbakti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimasa sekarang ini perindustrian di Indonesia sudah semakin berkembang kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin mutakhir, sehingga

Lebih terperinci

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti MODUL 6 SELAI RUMPUT LAUT Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah selai rumput laut dengan baik dan benar. Indikator Keberhasilan: Mutu selai rumput laut yang

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad)

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1 Perkembangan Lafi Ditkesad Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) merupakan lembaga yang telah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN Agus Sutanto PENDAHULUAN Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan pola konsumsi

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan

Lebih terperinci

USAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI

USAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI IbM USAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI Nining Purnamaningsih1) Djunaidi2) 1Fakultas Ekonomi Universitas Kadiri Niningpurnamingsih@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cirasa Bakery merupakan usaha pembuatan roti yang didirikan pada tahun 1991 oleh bapak M. Ali yang juga merupakan pemilik usaha tersebut. Kemudian

Lebih terperinci

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG Qanytah Tepung jagung merupakan butiran-butiran halus yang berasal dari jagung kering yang dihancurkan. Pengolahan jagung menjadi bentuk tepung lebih dianjurkan dibanding produk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Berdirinya UD. Ponimin pada tahun 1998, UD. Ponimin merupakan industri rumah tangga yang memproduksi tahu. UD. Ponimin ini milik Bapak Ponimin. Awalnya

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. MARIMAS PUTERA KENCANA Diajukan Oleh : Vania Kurniawan NRP : 5203013024 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2016 LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI

VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI 6.1. Aspek Legalitas Suatu industri yang didirikan perlu mendapatkan legalitas dari pihak yang terkait, dalam hal ini adalah pemerintah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Peluang bisnis musiman yang menjanjikan untung besar bagi para pelakunya, salah satunya saja seperti bisnis camilan kacang mete yang labanya semakin gurih

Lebih terperinci

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan KOPI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN PADA BAHAN PENYEGAR Mutu kopi dipengaruhi pengolahan dari awal - pemasaran. Kadar air kopi kering adalah 12-13% 13% Pada kadar air ini : 1. mutu berkecambah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Pada tahap awal pembangunan, ekspor setiap negara didominasi oleh hasil hasil

PENDAHULUAN. Pada tahap awal pembangunan, ekspor setiap negara didominasi oleh hasil hasil PENDAHULUAN Latar Belakang Pada tahap awal pembangunan, ekspor setiap negara didominasi oleh hasil hasil pertanian. Tetapi permintaan komoditas pertanian cenderung menurun dan diganti oleh produk olahan

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE NAMA : JOKO NUR CAHYANTO NIM : 10.12.4486 KELAS : S1,SI,2B PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE Pernah berkunjung ke kota Cilacap????????? Pasti pernah mencicipi penganan khas kota ini. ya, sudah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan CV. Topaz Profile and Frame didirikan pada bulan Agustus 2011, pendiri sekaligus pemilik pabrik ini adalah Ir. Tanib Sembiring Cjolia, M.Eng. Pabrik

Lebih terperinci

Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim

Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim Ainun Mardhiah 1* dan Marlina Fitrika 2 1 Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai Satun di Kota Dumai 1. Keripik Cabe Bintang Usaha industri keripik cabe rumahan di Kelurahan Purnama

Lebih terperinci

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai? Bab 5 Aspek Teknis No 1. 5.1. Perencanaan Produk Berdasarkan data kuisioner yang terdapat pada bab 4, maka untuk menentukan perencanaan produk didapat data dari hasil penyebaran kuisioner sebagai berikut:

Lebih terperinci

STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG

STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG Miftakhurrizal Kurniawan 1, Isna Arofatus Zahrok 2 Jurusan Teknologi Industri Pertanian,

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 PENGOLAHAN TALAS Ir. Sutrisno Koswara, MSi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 DISCLAIMER This presentation is made possible by the generous support of the American people

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM UD. NGUDI LESTARI 1. Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah. UD. Ngudi Lestari 1 berdiri sejak tahun 1990

IV. KEADAAN UMUM UD. NGUDI LESTARI 1. Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah. UD. Ngudi Lestari 1 berdiri sejak tahun 1990 IV. KEADAAN UMUM UD. NGUDI LESTARI 1 A. Sejarah Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di UD. Ngudi Lestari 1, sebuah UD yang bergerak dalam produksi gula kelapa cetak dan berlokasi di Desa Kalisalak, Kebasen,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

Resep Kue. Resep kue nastar

Resep Kue. Resep kue nastar Resep kue nastar Resep kue nastar memang paling banyak dicari dan dipraktekan pada hari raya idul fitri. Pada lebaran tahun 2012 ini admin masakanmama.com pun tidak ketinggalan untuk membuat kue nastar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Topaz Profile and Frame didirikan pada bulan Agustus 2011, pendiri sekaligus pemilik pabrik ini adalah Bapak Tanib S. Cjolia. Pabrik ini didirikan

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Seri 2 Seri 3 Seri 4 Seri 5 Seri 6 Seri 7 Sikap Wirausaha Pandai Mencari Peluang Usaha Terampil Membuat Produk Usaha Terampil Menghitung Biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah Singkat Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Sunan Rubber berdiri pada tahun 1949 dengan nama NV Sunan Rubber Handel Matchapply (NV Sunan Rubber Trading Company Limited). Pada awal pendiriannya,

Lebih terperinci

TUGAS KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS KULIAH LINGKUNGAN BISNIS TUGAS KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS Disusun Oleh : Rendy Saputra 10.11.3703 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 MEMBUKA PELUANG

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. Perubahan akta terakhir dengan akta No. 13 yang dibuat diihadapan notaris

BAB III OBYEK PENELITIAN. Perubahan akta terakhir dengan akta No. 13 yang dibuat diihadapan notaris BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT PARINDO PERMAI didirikan dengan akta notaris No. 52, tertanggal 24 Desember 1980 dengan akta yang dibuat dihadapan Notaris Hobropoerwanto, SH.,

Lebih terperinci