PENGARUH PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS KEDUNGREJO TESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS KEDUNGREJO TESIS"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id PENGARUH PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS KEDUNGREJO TESIS DisusununtukmemenuhisebagianPersyaratanMencapaiDerajat Magister Program Studi Magister KedokteranKeluarga MinatUtamaPendidikanProfesiKesehatan Nama Indah Kurniawati Nim: S PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 i

2 digilib.uns.ac.id LEMBAR PERSETUJUAN PENGARUH PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS KEDUNGREJO TESIS Oleh: Indah Kurniawati NIM: S KomisiPembimbing Nama TandaTangan Tanggal PembimbingI Dr. HariWujoso, dr.,sp.f.,m.m... NIP Pembimbing II Dr.NunukSuryani, M.Pd NIP Telahdinyatakanmemenuhisyarat Padatanggal. Ketua Program Studi Magister KedokteranKeluarga Program Pascasarjana UNS Dr. HariWujoso, dr.,sp.f.,m.m NIP ii

3 digilib.uns.ac.id LEMBAR PENGESAHAN PENGARUH PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS KEDUNGREJO TESIS Oleh: Indah Kurniawati NIM: S Telah dipertahankan di depan penguji dan dinyatakan telah memenuhi syarat pada tanggal Jabatan Nama TandaTangan Ketua Dr. HariWujoso, dr.,sp.f.,m.m... NIP Sekretaris Dr.NunukSuryani, M.Pd NIP Anggota penguji Dr.NunukSuryani, M.Pd NIP Mengetahui: Direktur Pascasarjana UNS Ketua Program Studi Magister KedokteranKeluarga Prof. Dr. Ahmad Yunus, Ir., M.S NIP Dr. HariWujoso, dr.,sp.f.,m.m NIP iii

4 digilib.uns.ac.id PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa: 1. Tesisyang berjudul : Pengaruh Pengetahuan, Motivasi dan Dukungan Suami terhadap Perilaku Pemeriksaan IVA pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Kedungrejo ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau di terbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapaat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan perudang-undangan (Permendiknas No 17, tahun 2010 ) 2. Publikasi sebagian atau seluruhnya isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah harus menyertakan tim promotor sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku. Surakarta,... Mahasiswa Indah Kurniawati iv

5 digilib.uns.ac.id MOTTO SEBAIK-BAIK MANUSIA ADALAH ORANG YANG BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN HIDUP ADALAH PILIHAN MAKA PILIHLAH HIDUP YANG BERMUTU DAN BERKUALITAS v

6 digilib.uns.ac.id PERSEMBAHAN KARYA INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA 1. Alloh SWT yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan dalam menyelesaikan karya ini 2. Kedua orang tuaku yang aku sayangi yang tak henti-hentinya memberikan dukungan dan doanya baik moril maupun materiil 3. Suamiku tercinta yang selalu memberikan dukungan penuh dalam menyelesaikan karya tulis ini 4. Anakku tersayang yang telah berkorban waktu selalu di tinggal bunda dalam menyelrsaikan karya ini 5. Kedua orang tua mertua terimakasih atas dukungan dan doanya. 6. Semua teman satu almamater dan satu angkatan yang selalu mendukung dan memberikan infornasi dalam menyelesaikan karya tulis ini 7. Semua pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan karya tulis ini. vi

7 digilib.uns.ac.id ABSTRAK Indah Kurniawati. S (2014). Pengaruh Pengetahuan, Motivasi dan Dukungan Suami terhadap Perilaku Pemeriksaan IVA pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Kedungrejo. Tesis, Pembimbing I: Dr. Hari Wujoso,dr.,Sp.F.,M.M. Pembimbing II: Dr.Nunuk Suryani, M.Pd. Program Studi Magister Kedokteran Keluarga. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Latar Belakang: kanker serviks merupakan kasus terbanyakdanhampir 70%- nyaditemukan dalam kondisi stadium lanjut (>stadium IIB). Hal ini karena masih rendahnya pelaksanaan skrining, yaitu <5%. Padahal, pelaksanaan skrining yang ideal adalah 80%. Sebenarnya kanker serviks stadium awal bisa didiagnose dengan melakukan pemeriksaan sitologi melalui IVA. Hampir 50% penderita kanker serviks ternyata tidak melakukan IVA. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, motivasi dan dukungan suami terhadap perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur di Puskesmas Kedungrejo. Metode: Jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua wanita usia subur di wilayah Puskesmas Kedungrejo Kabupaten Banyuwangi dengan jumlah sampel sebanyak 61 responden dengan teknik pengambilan sampel proposinal random sampling. Pengumpulan dilakukan dengan menyebar langsung kuesioner kepada responden. Teknik analisis data menggunakan regresi logistik. Hasil: Penelitian inimenunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara pengetahuan dengan perilaku melakukan pemeriksaan IVA dengan nilai statistic signifikan (OR= 4,298; CI 95% 1,213 hingga15,232 ; p = 0.024). Ada pengaruh yang signifikan (OR= 4,700; CI 95% 1,379 hingga16,016 ; p = 0.013) antara motivasi ibu dengan perilaku melakukan pemeriksaan IVA. Serta ada pengaruh antara dukungan suami dengan perilaku melakukan pemeriksaan IVA. Kesimpulan: Berarti bahwa dari ketiga variabel dengan nilai NegelkerkeR 2 sebesar 39,2% (pengetahuan, motivasi ibu dan dukungan suami) mampu menjelaskan perilaku pemeriksaan IVA. Disarankan bagi tenaga kesehatan lebih meningkatkan pengetahuan bagi para wanita usia subur tentang deteksi dini kanker servik melalui pemeriksaan IVA. Kata Kunci: pengetahuan, motivasi, dukungan suami, perilaku melakukan pemeriksaan IVA vii

8 digilib.uns.ac.id ABSTRACT Indah Kurniawati. S (2014). The Effect of Knowledge, Motivation and Husband Support on IVA Examination Behavior in Productive-Age Women in Puskesmas Kedungrejo.Thesis, First Counselor: Dr. Hari Wujoso,dr.,Sp.F.,M.M. Second Counselor: Dr.Nunuk Suryani, M.Pd. Family Medical Magister Study Program. Postgraduate Program of Surakarta Sebelas Maret University. Background: Cervical cancer is the largest case and nearly 70% of it is found in advanced stage (> IIB stage). It is because the lower screening implementation, <5%. Meanwhile, the ideal screening implementation is 80%. Actually, early stage-cervical cancer can be diagnosed by means of cytological examination through IVA. Nearly 50% of cervical cancer patients do not undertake IVA. Objective: To find out the effect of Knowledge, Motivation and Husband Support on IVA examination behavior in productive-age women in PuskesmasKedungrejo. Method: This study was an analytical research with cross-sectional approach. The population of research was productive-age women in PuskesmasKedungrejo area of Banyuwangi Regency with 61 respondents as the sample taken using proportional random sampling. The data was collected by distributing the questionnaire to the respondents. Technique of analyzing data used was logistical regression. Result: This research showed that there was a positive effect of knowledge on the IV examination behavior with statistically significant value (OR = 4.298; CI 95% ; p = 0.024). There was a significant (OR = 4.700; CI 95% ; p = 0.013) effect of women motivation and IVA examination behavior. And there was an effect of husband s support on IVA examination behavior. Conclusion: The three variables (knowledge, women motivation and husband support) withnegelkerke R 2 value of 39.2% could explain the IVA examination behavior. It was recommended to the medical personnel to improve the productive age-women s knowledge on early detection of cervical cancer through IVA examination. Keywords: knowledge, women motivation and husband support, IVA examination behavior. viii

9 digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan ini pada Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan, Program Pascasarjana Universitas SebelasMaret Surakarta dengan judul Pengaruh Pengetahuan, Motivasi dan Dukungan Suami terhadap Perilaku Pemeriksaan IVA pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Kedungrejo. Penulisan Tesis ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasis kepada : 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memeberi kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di UNS. 2. Prof. Drs. Ir. Ahmad Yunus M.S, selaku direktur Program Pascasarjana universitas sebelas maret yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di PPs UNS. 3. Dr. dr. Hari Wujoso, SpF,M.M, selaku Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan Pascasarjana (S-2) pada Program Studi kedokteran Keluarga dan juga selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penulisan tesis ini. ix

10 digilib.uns.ac.id 4. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan dalam penulisan tesis ini. 5. Kepala Puskesmas Kedongrejo, atas dorongan dan kerjasamanya sehingga penulis mendapat kemudahan dalam penyusunan tesis ini. 6. Teman-teman S2 seperjuangan yang telah banyak membantu dalam penyusunan tesis ini, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah berjasa dan membantu terselesainya tesis ini. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan tesis ini karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan ini. Besar harapan kami semoga tesis ini bermanfaat bagi pengelolapendidikan, mahasiswadanparapembacasekalian. Surakarta,Januari2015 Indah Kurniawati x

11 digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xi xiii xiv xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. RumusanMasalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Teori Pengetahuan Teori Motivasi Teori dukungan suami Teori perilaku individu Pemeriksaan IVA B. Penelitian yang Relevan C. Kerangka Berpikir D. Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Jenis Penelitian C. Populasi, sampel, dan cara pengambilan sampel D. Variabel penelitian E. Defisini operasional F. Kerangka penelitian G. Uji Validitas dan Reliabilitas H. Teknik Analisis Data I. Prosedur Penelitian xi

12 digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi data B. Pengujian Hipotesis C. Pembahasan D. Keterbatasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Implikasi C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 : Hasil Uji Validitas Tabel 3.2 : Hasil Uji Reliabilitas Tabel 4.1 : DistribusiFrekuensiBerdasarkan Umur Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.3 : Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Motivasi Ibu Tabel 4.6 : Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Tabel 4.7 : Distribusi Frekuensi Perilaku Pemeriksaan IVA Tabel 4.8 : Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pemeriksaan IVA 61 Tabel4.9 :Hubungan Motivasi Ibu dengan Perilaku Pemeriksaan IVA 62 Tabel4.10 :Hubungan Dukungan suami dengan Perilaku Pemeriksaan IVA62 Tabel 4.11 :Analisis regresi logistic ganda xiii

14 digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 : Kerangkaberfikir Gambar 3.1 : KerangkaOperasional Gambar 4.1 : Grafik Batang Umur Responden Gambar 4.2 : Grafik Batang Pendidikan Responden Gambar 4.3 : Diagram Batang Pekerjaan Responden Gambar 4.4 : Diagram Batang Pengetahuan Responden Gambar 4.5 : Diagram Batang Motivasi Ibu Gambar 4.6 : Diagram Batang Dukungan Suami Gambar 4.7 :Diagram Batang Perilaku Pemeriksaan IVA xiv

15 digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 : Lembar Permohonan Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Lampiran 3 : kisi kisi instrument Lampiran 4 : Kuesioner Pengetahuan Lampiran 5 : Kuesioner motivasi Lampiran 6 : Kuisioner dukungan suami Lampiran 7 : Hasil uji validitas dan Reliabilitas Lampiran 8 : Hitungan Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian Lampiran 10 : Lembar konsultasi xv

16 digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita menempati peran utama dalam sebuah keluarga, demikian juga kesehatan yang berperan utama dalam sebuah kehidupan seseorang.kesehatan adalah suatu hal yang harus diupayakan dan dijaga sehingga dapat tercapai kualitas hidup yang baik.kesehatan reproduksi adalah bidang kesehatan yang khusus mempelajari hal hal yang berkaitan dengan kandungan seorang wanita, salah satunya adalah tumor dan kanker(samadi, 2010). Kanker adalah pertumbuhan abnormal dari suatu sel atau jaringan dimana sel atau jaringan tersebut tumbuh dan berkembang tidak terkendali, kecepatan tumbuhnya berlebihan, dan sering disertai perubahan perangai sel yang akhirnya mengganggu organ lain. Kanker serviks, sering juga disebut kanker leher rahim, adalah kanker yang berasal dari mulut rahim, merupakan kanker terbanyak kedua setelah kanker payudara.kanker serviks masih banyak ditemukan dinegara berkembang, seperti Indonesia.Berbeda dengan di negara maju, cakupan program skrining di Indonesia baru sekitar 5%.Padahal dinegara maju program skrining sudah dilaksanakan sejak beberapa dekade.dengan skrining tersebut, maka angka kejadian dan mortalitas diharapkan berkurang (Samadi,2010). Di Indonesia, kanker serviks merupakan kasus terbanyak dan hampir 70%-nya ditemukan dalam kondisi stadium lanjut (>stadium IIB). Hal ini karena masih rendahnya pelaksanaan skrining, yaitu <5%. Padahal, pelaksanaan skrining yang ideal adalah 80% (Samadi,2010). Sebenarnya kanker serviks stadium awal bisa 1

17 digilib.uns.ac.id 2 didiagnosa dengan melakukan pemeriksaan citologi melalui IVA. Hampir 50% penderita kanker serviks ternyata tidak melakukan IVA (Yatim, 2005). Deteksi dini kanker serviks yang dikenal umum adalah pap smear, yang biasanya dilakukan di rumah sakit di bagian laboratorium. Namun, ada pula cara alternative yakni metode IVA. IVA merupakan pemeriksaan dengan cara mengamati secara inspekulo serviks yang telah dipulas dengan asam asetat atau asam cuka ( 3-5% ) selama 1 menit. Daerah yang tidak normal akan berubah warna dengan batas tegas yang menjadi putih ( acetowhite ), yang mengindikasikan bahwa serviks mungkin memiliki lesi pra kanker. Program pemeriksaan atau screening yang ideal dan optimal untuk kanker serviks menurut WHO, sangat dianjurkan pada setiap wanita dan dilakukan setiap 3 tahun pada usia tahun. Metode ini sudah banyak digunakan di Puskesmas, BPS, ataupun di Rumah Sakit. Metode inspeksi lebih mudah, lebih sederhana, sehingga skrining dapat dilakukan dengan cakupan lebih luas dan diharapkan temuan kanker servik dini akan bisa lebih banyak (Samadi, 2010). Kurangnya tingkat kepercayaan wanita terhadap kesehatan yang meliputi manfaat yang akan diperoleh, kerugian yang didapatkan, hambatan yang akan ditemui bahwa dirinya dapat diserang penyakit serta motivasi diri dan dukungan dari suami atau keluarga yang masih kurang sangat mempengaruhi pula terhadap sikap wanita dalam pelaksanaan pemeriksaan IVA. Banyak wanita yang masih belum mengetahui pengetahui dan mau melakukan pemeriksaan IVA diketahui dari data yang ada di Puskesmas yang belum memenuhi target. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa factor penyebab perilaku ibu usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA diantaranya pengetahuan, sikap

18 digilib.uns.ac.id 3 dan tindakan serta motivasi nutup kemungkinan dukungan dari suami, sebagian besar tingkat pendidikan yang rendah sehingga pengetahuan yang dimiliki juga rendah (Yatim,2005). Data yang di dapat dari Puskesmas Kedungrejo, diketahui bahwa program pemeriksaan IVA masih berjalan dengan baik yang didukung serta masyarakat diberikan kemudahan memalui pemeriksaan IVA yang memadai, dari data sampai akhir bulan Januari 2014 sekitar 20% yang mengikuti pemeriksaan IVA dari target yang diharapkan. Ketidaktercapainya target ini banyak kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya kurangnya sosialisasi tentang pemeriksaan IVA dan kurangnya pengetahuan para wanita mengenai deteksi dini kanker servik serta kurangnya dukungan suami dan keluarga ataupun lingkungan sekitar. Berdasarkan data di atas peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh pengetahuan, motivasi dan dukungan suami terhadap perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur di Puskesmas Kedungrejo Kabupaten Banyuwangi. B. Rumusan Masalah 1. Apakah ada pengaruh pengetahuan tentang perilaku pemeriksaan IVA pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Kedungrejo Banyuwangi? 2. Apakah ada pengaruh motivasi individu terhadap perilaku pemeriksaan IVA pada Wanita Usia Subur di PuskesmasKedungrejo? 3. Apakah ada pengaruh dukungan suami terhadap perilaku pemeriksaan IVA pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Kedungrejo?

19 digilib.uns.ac.id 4 4. Apakah ada pengaruh bersama pengetahuan,motivasi individu, dan dukungan suami terhadap perilaku pemeriksaan IVA pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Kedungrejo? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis pengaruh pengetahuan, motivasi dan dukungan suami terhadap perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur di Puskesmas Kedungrejo. 2. Tujuan Khusus a. Menganalisis pengaruh pengetahuan tentang pemeriksaan IVA pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Kedungrejo b. Menganalisis pengaruh motivasi individu terhadap pemeriksaan IVA pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Kedungrejo c. Menganalisis pengaruh dukungan suami terhadap pemeriksaan IVA pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Kedungrejo d. Mendeskripsikan pengaruh bersama pengetahuan, motivasi dan dukungan suami terhadap perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur di Puskesmas Kedungrejo D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Menambah hasanah ilmu dalam mendukung teori tentang pengetahuan dan motivasi serta dukungan suami yang baik akan meningkatkan perilaku wanita usia subur untuk melakukan pemeriksaan IVA.

20 digilib.uns.ac.id 5 2. Praktis a. Dapat memberikan kontribusi bagi profesi dalam meningkatkan mutu pelayanan dan upaya upaya promitif melalui sosialisasi tentang pemeriksaan IVA kepada masyarakat terutama para pasangan usia subur untuk lebih meningkatkan program yang terkait dengan kesehatan reproduksi. b. Memberikan wawasan dan pengetahuan pada wanita pasangan usia subur tentang pemeriksaan deteksi dini kanker servik melalui pemeriksaan IVA. c. Memberikan motivasi yang baik pada setiap individu dalam merubah perilaku individu untuk melakukan pemeriksaan IVA. d. Memberikan motivasi yang baik kepada suami untuk memberikan dukungan yang baik kepada istri dalam melakukan pemeriksaan IVA.

21 digilib.uns.ac.id 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting unutk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). (Notoatmodjo,2007). b. Tingkatan Pengetahuan Menurut Notoatdmojo (2007), pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan, yaitu : 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendenifisikan, menyatakan, dan sebagainya. Contoh : dapat menyebutkan commit tanda-tanda to user sindrom pra menstruasi. 6

22 digilib.uns.ac.id 7 2) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyak yang dipelajari. Misalnya mengapa harus makan makanan yang bergizi. 3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitunganperhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan. 4) Analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5) Sintesis (synthesis)

23 digilib.uns.ac.id 8 Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada misalnya : dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan rumusan yang ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini kaitan dengan kemampuan untuk melakukan justivikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaianpenilaian itu berdasarkan suatu kriteria-kriteria yang ada. Misalnya : dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dengan anak-anak yang kurang gizi. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara melalui kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukurkan subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas. c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

24 digilib.uns.ac.id 9 1) Usia Usia juga mempengaruhi pengetahuan seseorang karena dengan bertambahnya usia akan lebih dewasa pula intelektualnya. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang-orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. 2) Pendidikan Pendidikan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan adanya pesan tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan. Pengetahuan tersebut akhirnya dapat berpengaruh terhadap perilaku. Adanya pendidikan diharapkan dapat membawa dampak atau akibat terhadap perubahan perilaku sasaran. Dengan tingginya pendidikan yang ditempuh, diharapkan tingkat pengetahuan seseorang bertambah sehingga memudahkan dalam menerima atau mengadopsi perilaku yang positif. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. 3) Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang mempunyai hubungan langsung dengan hidup commit organisasi to user atau manusia. Dengan sistem

25 digilib.uns.ac.id 10 terbukanya manusia, maka selama berinteraksi dengan lingkungannya akan berdampak terhadap pembentukan perilaku atau watak yang sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. 4) Intelegensi Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berpikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berpikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan. 5) Pekerjaan Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas daripada orang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja seseorang akan banyak memperoleh informasi dan pengalaman. 6) Pengalaman Pengalaman merupakan yang baik oleh sebab itu pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi.(notoadmojo, 2007) 7) Penyuluhan Meningkatkan pengetahuan masyarakat juga dapat melalui metode penyuluhan, dengan pengetahun bertambah seseorang akan berubah perilakunya. 8) Media Massa

26 digilib.uns.ac.id 11 Dengan majunya teknologi akan tersedia pula macam-macam media massa yang dapat mempengaruhi masyarakat tentang inovasi baru. d. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007) cara memperoleh pengetahuan ada dua cara, yaitu : 1) Cara Tradisional Atau Non Ilmiah (a) Cara coba-salah ( Trial and Error ) Yaitu cara yang paling tradisional yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengtahuan adalah melalui cara coba-coba atau dengan kata yang lebih dikenal trial and error. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan ini gagal pula, maka dicoba kembali dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. (b) Cara kekuasaan atau otoritas Yaitu cara kebiasaan atau tradisi yang dilakukan oleh orang-orang tanpa melalui penalaran dan kebiasaan ini seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran mutlak. Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan kekuasaan atau otoritas. Baik

27 digilib.uns.ac.id 12 tradisi,otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. (c) Berdasarkan pengalaman pribadi Untuk memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan yang lain yang sama orangnya, dapat menggunakan kembali, namun akan menggunakan cara yang lain sehingga dapat berhasil memecahkannya. (d)melalui jalan pemikiran Merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukan kemudian dicari hubungan sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan menggunakan penalaran. 2) Cara Modern atau Cara Ilmiah Metode yang menggunakan cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini bisebut dengan metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian (Research Methodology). Di mana pengetahuan ini diperoleh dengan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatanpencatatanya terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamati. Pemecahan ini mencakup tiga hal pokok, yaitu: 1. Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada sat diperlakukan pengamatan

28 digilib.uns.ac.id Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat diperlakukan pengamatan 3. Gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala yang berubahubah pada kondisi-kondisi tertentu. Berdasarkan hasil-hasil pencatatan ini kemudian ditetapkanlah ciriciri atau unsur-unsur yang pasti ada pada sesuatu gejala. Selanjutnya hal terseut dijadikan dasar pengambilan kesimpulan atau generalisasi. e. Kategori Pengetahuan Menurut Arikunto (2010), untuk mengetahui secara kuantitatif tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dibagi menjadi 4 tingkatan : 1. Tingkat pengetahuan baik, bila skor atau nilai 76% - 100% 2. Tingkat pengetahuan cukup, bila skor atau nilai 56% - 75% 3. Tingkat pengetahuan kurang, bila skor atau nilai 40% - 55% 4. Tingkat pengetahuan tidak baik, bila skor atau nilai < 40 % 2. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) a) Pengertian IVA Pemikiran perlunya metode pemeriksaan alternatif dilandasi oleh fakta, bahwa temuan sensitifitas dan spesitifitas tes Pap bervariasi dari 50-98%. Selain itu juga kenyataannya skrining massal dengan tes Pap belum mampu dilaksanakanantara lain karena keterbatasan ahli patologi/sitologi dan teknisi sitologi. Manfaat dari IVA antara lain : memenuhi kriteria tes penapisan yang baik, penilaian ganda untuk sensitivitas dan spesifitas menunjukkan bahwa tes ini sebanding dengan Pap smear dan HPV atau kolposkopi. Mengkaji masalah

29 digilib.uns.ac.id 14 penanggulangan kanker leher rahim yang ada di Indonesia dan adanya pilihan metode yang mudah diujikan diberbagai negara, agaknya metode IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) layak dipilih sebagai metode pemeriksaan alternatif untuk kanker leher rahim (Nuranna, 2008). Pertimbangan tersebut didasarkan oleh pemikiran, bahwa metode pemeriksaan iva itu. 1) Mudah, praktis dan sangat mampu dilaksanakan. 2) Dapat dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan bukan Dokter Ginekologi, dapat dilakukan oleh bidan disetiap tempat pemeriksaan kesehatan ibu. 3) Alat-alat yang dibutuhkan sangat sederhana. 4) Metode skrining IVA sesuai untuk pelayanan sederhana Hal yang sama seperti dalam penelitian James Wong 2012 bahwa metode pemeriksaan IVA program skre yang bisa dilakukan pada kalangan masyarakat terutama pada masyarakat di pinggiran kota atau di daerah kecil karena bisa terjangkau dan mudah untuk dilakukan. b) Prosedur Diagnosis IVA (1) Siapa Yang Harus Menjalani Tes IVA Menjalani tes kanker atau pra-kanker dianjurkan bagi semua wanita berusia 30 dan 45 tahun. Kanker leher rahim menempati angka tertinggi diantara wanita berusia antara 40 dan 50 tahun, sehingga tes harus dilakukan pada usia dimana lesi pra-kanker lebih mungkin terdeteksi, biasanya 10 sampai 20 tahun lebih awal. Sejumlah faktor resiko yang berhubungan dengan perkembangan kanker leher rahim, diantaranya sebagai berikut:

30 digilib.uns.ac.id Usia muda saat pertama kali melakukan hubungan seksual (usia<20) 2. Memiliki banyak pasangan seksual (wanita atau pasangannya) 3. Riwayat pernah mengalami IMS (Infeksi Menular Seksual), seperti Chlamydia atau gonorrhea, dan khususnya HIV/AIDS 4. Ibu atau saudara perempuan yang memiliki kanker leher rahim 5. Hasil Pap Smear sebelumnya yang tak normal 6. Merokok 7. Selain itu, ibu yang mengalami masalah penurunan kekebalan tubuh (mis., HIV/AIDS) atau mengunakan costicosteroid secara kronis (mis.,pengobatan asma atau lupus) berisiko lebih tinggi terjadinya kanker leher rahim jika mereka memiliki HPV. (2) Kapan tes IVA bisa dilakukan Tes IVA dapat dilakukan kapan saja dalam siklus menstruasi, termasuk saat menstruasi, pada masa kehamilan dan saat asuhan nifas atau paska keguguran. Tes tersebut dapat dilakukan pada wanita yang dicurigai atau diketahui memiliki IMS atau HIV/AIDS. Bimbingan diberikan untuk tiap hasil tes, termasuk ketika konseling dibutuhkan. Untuk masing-masing hasil akan diberikan beberapa instruksi baik yang sederhana untuk ibu tersebut (mis., kunjungan ulang untuk tes IVA setiap 1 tahun secara berkala atau 3/5 tahun paling lama) atau isu-isu khusus yang harus dibahas seperti kapan dan dimana pengobatan dapat diberikan, risiko potensial dan manfaat pengobatan, dan kapan perlu merujuk untuk tes tambahan atau pengobatan yang lebih lanjut.

31 digilib.uns.ac.id 16 (3) Penilaian Klien Tanyakan riwayat singkat kesehatan reproduksinya, antara lain: 1. Riwayat menstruasi 2. Pola pendarahan (mis.; paska coitus atau mens tak teratur) 3. Paritas 4. Usia pertama kali berhubungan seksual 5. Penggunaan alat kontrasepsi 8. Pengertian Motivasi a. Pengertian motivasi Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagaikekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individutersebut bertindak atau berbuat. Motivasi merupakan dorongan yangterdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahantingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Motivasiterjadi apabila seseorang mempunyai keinginan dan kemauan untukmelakukan suatu kegiatan atau tindakan dalam rangka mencapai tujuantertentu (Uno : 2007). Menurut Purwanto (1992:74) ada beberapa teori motivasi di antaranya adalah : 1) Teori hedonisme, 2) Teori naluri, 3) Teori reaksi yang dipelajari (Teori lingkungan kebudayaan), 4) Teori daya pendorong, 5) Teori kebutuhan. Teori Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedome) yang bersifat duniawi. Teori naluri pada dasarnya memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang dalam hal ini disebut juga naluri yaitu: dorongan

32 digilib.uns.ac.id 17 nafsu (naluri) mempertahankan diri, Naluri mengembangkan diri, dan naluri mengembangkan atau mempertahankan jenis. Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka kebiasaan ataupun tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau gerakan oleh ketiga naluri tersebut, oleh karena itu menurut teori ini, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan. Teori reaksi yang dipelajari (Teori lingkungan kebudayaan) berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia itu berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaaan ditempat orang itu hidup. Teori daya pendorong, teori ini merupakan perpaduan antara teori naluri dengan teori reaksi yang dipelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah umum. Teori kebutuhan, teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. b. Jenis- jenis Motivasi Motivasi terbagi menjadi 2 jenis yaitu motivasi intriksik dan motivasi ekstrisik. 1) Motivasi Intriksik Yang dimaksud dengan motivasi intriksik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau tidak perlu dirangsang dari luar, karena setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik datang dari hati sanubariumumnya karena kesadaran, misalnya ibu yang mau melakukan mobilisasi dini karena ibu tersebut sadar bahwa dengan

33 digilib.uns.ac.id 18 melakukan mobilisasi dini maka akan membantu mempercepat proses penyembuhan ibu pasca operasi. Menurut Taufik (2007), factor-faktor yang mempengaruhi motivasi intriksik yaitu: (a) Kebutuhan (need) Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karena adanya faktor-faktor kebutuhan baik biologis maupun psikologis. (b) Harapan (expentancy) Seseorang dimotivasi karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan bersifat pemuasaan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan kearah pencapaian tujuan. (c) Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh (tanpa adanya pengaruh dari orang lain) 2) Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu. Menurut Taufik (2007), factor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah: (a) Dukungan keluarga Ibu melakukan mobilisasi dini bukan kehendak sendiri tetapi karena dorongan dari keluarga seperti suami, orang tua, teman. Misalnya ibu melakukan mobilisasi dini karena adanya dorongan (dukungan) dari suami, orang tua ataupun anggota keluarga lainnya. Dukungan atau

34 digilib.uns.ac.id 19 dorongan dari anggota keluarga semakin menguatkan motivasi ibu untuk memberikan yang terbaik bagi kesehatan ibu. (b) Lingkungan Lingkungan adalah tempat di mana seseorang tinggal. Lingkungan dapat mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi seseorang dalam mengubah tingkah lakunya. Dalam sebuah lingkungan yang hangat dan terbuka, akan menimbulkan rasa kesetiakawanan yang tinggi. Dalam konteks pelaksanaan mobilisasi dini di rumah sakit, maka orang-orang di sekitar lingkungan ibu akan mengajak, mengingatkan ataupun memberikan informasi pada ibu tentang tujuan dan manfaat mobilisasi dini. (c) Media Media adalah faktor yang sangat berpengaruh bagi responden dalam memotivasi ibu untuk melakukan mobilisasi dini pasca seksio sesarea, mungkin karena pada era globalisasi ini hampir dari waktu yang dihabiskan adalah berhadapan dengan media informasi, baik itu media cetak maupun elektronika (TV, radio, komputer/internet) sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah yang positif terhadap kesehatan.

35 digilib.uns.ac.id 20 c. Tujuan Motivasi Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan (Taufik, 2007). Setiap tindakan motivasi seseorang mempunyai tujuan yang akan dicapai. Makin jelas tujuan yang diharapkan atau akan dicapai, maka semakin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil apabila tujuannya jelas dan didasari oleh yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi pada seseorang harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan serta kepribadian orang yang akan dimotivasi (Taufik, 2007). d. Fungsi Motivasi Menurut Notoatmodjo (2007), motivasi mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu : 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya. 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Pilihan

36 digilib.uns.ac.id 21 perbuatan yang sudah ditentukan atau dikerjakan akan memberikan kepercayaan diri yang tinggi karena sudah melakukan proses penyeleksian e. Karakteristik Motivasi Menurut McClelland (dalam Thoha, 2005:236) adapun karakteristik dari orang-orang yang mempunyai motivasi tinggi, antara lain : 1) Mempunyai Tanggung Jawab Pribadi, 2) Menetapkan Nilai yang Akan Dicapai, 3) Berusaha Bekerja Kreatif, 4) Berusaha Mencapai Cita-cita, 5) Memiliki Tugas yang Moderat 6) Melakukan Kegiatan Sebaik-baiknya, 7) Mengadakan Antisipasi. f. Skala Pengukuran Motivasi Skala pengukuran motivasi disusun berdasarkan skala Likert (Method Of Summated Ratings). Skala yang digunakan merupakan pengembangan penulis berdasarkan karakteristik orang yang memiliki motivasi oleh McClelland (dalam Thoha, 2005:236) yaitu mempunyai tanggung jawab pribadi, menetapkan nilai yang akan di capai, berusaha bekerja kreatif, berusaha mencapai cita-cita, memiliki tugas yang moderat, melakukan kegiatan sebaik-baiknya, mengadakan antisipasi. Penentuan nilai skala dilakukan dengan cara satu pernyataan yang bersifat favourable dan Unfavourable dengan jumlah yang berimbang dengan klasifikasi Sangat sesuai, Sesuai, Tidak sesuai, Sangat tidak sesuai dan pemberian skor tertinggi bernilai 4 dan skor terendah bernilai 1.

37 digilib.uns.ac.id Dukungan suami a. Konsep Dukungan 1) Pengertian Terdapat banyak definisi tentang dukungan sosial yang dikemukakan oleh para ahli. Sheridan dan Radmacher menekankan pengertian dukungan sosial sebagai sumber daya yang disediakan lewat interaksi dengan orang lain. Social support is the resources provided to us through our interaction with other people (Sheridan dan Radmacher, 1992). Pendapat lain dikemukakan oleh Siegel yang menyatakan bahwa dukungan sosial adalah informasi dari orang lain bahwa ia dicintai dan diperhatikan, memiliki harga diri dan dihargai serta merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan kewajiban bersama. Social support is information from others that one is loved and cared for, esteemed and valued and part of a network of communication and mutual obligation (Siegel dan Taylor, 1999). Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dukungan sosial merupakan ketersediaan sumber daya yang memberikan kenyamanan fisik dan psikologis yang didapat lewat pengetahuan bahwa individu tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan ia juga merupakan anggota dalam suatu kelompok yang berdasarkan kepentingan bersama.

38 digilib.uns.ac.id 23 2) Sumber Dukungan Sosial Dari definisi diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa sumber dari dukungan sosial ini adalah orang lain yang akan berinteraksi dengan individu sehingga individu tersebut dapat merasakan kenyamanan secara fisik dan psikologis. Orang lain ini terdiri dari pasangan hidup, orang tua, saudara, anak, kerabat, teman, rekan kerja, staf medis serta anggota dalam kelompok masyarakat. 3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Seorang Individu (a) Faktor internal adalah : persepsi seseorang mengenai diri sendiri, harga diri, harapan pribadi, kebutuhan, keinginan, kepuasan kerja dan prestasi kerja yang dihasilkan. (b) Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah : jenis dan sifat pekerjaan, kelompok kerja dimana seseorang bergabung, organisasi tempat bekerja, situasi lingkungan pada umumnya, sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya. 4) Bentuk Dukungan Sheridan dan Radmacher (1992), Sarafino (1998) serta Taylor (1999) membagi dukungan sosial kedalam lima bentuk. Yaitu : a) Dukungan Instrumental (Tangible Assisstance) Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung seperti pinjaman uang, pemberian barang, makanan serta pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi stres karena commit individu to user dapat langsung memecahkan

39 digilib.uns.ac.id 24 masalahnya yang berhubungan dengan materi. Dukungan instrumental sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah. b) Dukungan Informasional Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti ini dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah. c) Dukungan Emosional Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin, dipedulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan lebih baik. Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol. d) Dukungan pada Harga Diri Bentuk dukungan ini berupa penghargaan positif pada individu, pemberian semangat, persetujuan pada pendapat individu dan perbandingan yang positif dengan individu lain. Bentuk dukungan ini membantu individu dalam membangun harga diri dan kompetensi. e) Dukungan dari Kelompok Sosial Bentuk dukungan ini akan membuat individu merasa anggota dari suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktivitas sosial

40 digilib.uns.ac.id 25 dengannya. Dengan begitu individu akan merasa memiliki teman senasib. 5) Dampak Dukungan Sosial Dukungan sosial dapat memberikan kenyamanan fisik dan psikologis kepada individu dapat dilihat dari bagaimana dukungan sosial mempengaruhi kejadian dan efek dari stres. Lieberman (1992) mengemukakan bahwa secara teoritis dukungan sosial dapat menurunkan kecenderungan munculnya kejadian yang dapat mengakibatkan stres. Apabila kejadian tersebut muncul, interaksi dengan orang lain dapat memodifikasi atau mengubah persepsi individu pada kejadian tersebut dan oleh karena itu akan mengurangi potensi munculnya stres. Dukungan sosial juga dapat mengubah hubungan antara respon individu pada kejadian yang dapat menimbulkan stres dan stres itu sendiri, mempengaruhi strategi untuk mengatasi stres dan dengan begitu memodifikasi hubungan antara kejadian yang menimbulkan stres dapat mengganggu kepercayaan diri dan dukungan sosial dapat memodifikasi efek itu. Dukungan sosial ternyata tidak hanya memberikan efek positif dalam memepengaruhi kejadian dan efek stres. Dalam Safarino (1998) disebutkan beberapa contoh efek negatif yang timbul dari dukungan sosial, antara lain : a) Dukungan yang tersedia tidak dianggap sebagai sesuatu yang membantu. Hal ini dapat commit terjadi to karena user dukungan yang diberikan tidak

41 digilib.uns.ac.id 26 cukup, individu merasa tidak perlu dibantu atau terlalu khawatir secara emosional sehingga tidak memperhatikan dukungan yang diberikan. b) Dukungan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan individu. c) Sumber dukungan memberikan contoh buruk pada individu, seperti melakukan atau menyarankan perilaku tidak sehat. d) Terlalu menjaga atau tidak mendukung individu dalam melakukan sesuatu yang diinginkannya. Keadaan ini dapat mengganggu program rehabilitasi yang seharusnya dilakukan oleh individu dan menyebabkan individu menjadi tergantung pada orang lain. 6) Dukungan Suami Dari penelitian kualitatif di indonesia diperoleh berbagai dukungan suami yang diharapkan istri, yaitu : 1) Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri. 2) Suami senang mendapatkan keturunan. 3) Suami menunjukkan kebahagiaan pada kehamilan ini. 4) Suami memperhatikan kesehatan istri, yakni menanyakan keadaan istri atau janin yang dikandung. 5) Suami mengantar dan menemani istri memeriksakan kandungannya. 6) Suami tidak menyakiti istri. 7) Suami menghibur atau menenangkan istri ketika ada masalah yang dihadapi istri. 8) Suami menasehati agar istri tidak terlalu lelah bekerja di rumah atau di tempat kerja.

42 digilib.uns.ac.id 27 9) Suami membantu tugas istri. 10) Suami berdoa untuk kesehatan atau keselamatan istri dan anaknya. 11) Suami menunggu ketika istri melahirkan. 12) Suami menunggu ketika istri di operasi. (BKKBN,2008) 7) Diperoleh atau Tidak Diperolehnya Dukungan Suami Tergantung pada : 1) Keintiman hubungan. 2) Adanya komunikasi yang bermakna. 3) Adanya masalah atau kekhawatiran dalam biaya. 8) Dukungan Keluarga 1) Ayah dan ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan ini. 2) Ayah dan ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam periode ini. 3) Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi. 4) Walaupun ayah dan ibu kandung maupun mertua ada di daerah lain, sangat didambakan dukungan melalui telepon, surat ataupun doa dari jauh. 5) Selain itu, ritual tradisional dalam periode ini seperti upacara 7 bulanan pada beberapa orang mempunyai arti tersendiri yang tidak boleh diabaikan.

43 digilib.uns.ac.id 28 9) Dukungan Lingkungan 1) Diperoleh dari ibu-ibu pengajian, perkumpulan atau kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan atau sosial dalam bentuk doa bersama untuk kesehatan ibu hamil dan bayinya. 2) Membicarakan, menceritakan dan menasehati tentang pengalaman hamil dan melahirkan. 3) Ada diantara mereka yang mau mengantarkan ibu hamil untuk periksa. 4) Menunggu ketika melahirkan. 5) Mereka dapat menjadi seperti saudara bagi ibu hamil dan nifas. 10) Faktor-faktor yang mempengaruhi peran serta suami Beberapa faktor yang mempengaruhi peran serta suami dalam perlindungan kesehatan reproduksi istri (ibu), antara lain adalah: a) Budaya Diberbagai wilayah di Indonesia terutama di dalam masyarakat yang masih tradisional (patrilineal) menganggap istri adalah konco wingking, yang artinya bahwa kaum wanita tidak sederajat dengan kaum pria, dan wanita hanyalah bertugas untuk melayani kebutuhan dan keinginan suami saja. Anggapan seperti ini mempengaruhi perlakuan suami terhadap kesehatan reproduksi istri, misal: kualitas dan kuantitas makanan yang lebih baik dibanding istri maupun anak karena menganggap suamilah yang mencari nafkah dan sebagai kepala rumah tangga sehingga asupan zat gizi mikro untuk istri kurang, suami tidak

44 digilib.uns.ac.id 29 empati dan peduli dengan keadaan ibu yang sedang hamil maupun menyusui anak, dan lain-lain. Beberapa cara merubah budaya di atas antara lain: 1) Persepsi mengenai kesetaraan gender perlu diberikan dan disosialisasikan sejak dini melalui kegiatan formal (sekolah) maupun non formal (kelompok masyarakat), dan diaplikasikan ke dalam praktek kehidupan sehari-hari. 2) Penyuluhan pada sarana maupun tempat dimana pria sering berkumpul dan berintraksi (misalnya: tempat kerja, club, tukang cukur, dan lain) 3) Berikan informasi sesering mungkin dengan stimulus yang menarik perhatian 4) Masyarakat Indonesia pada umumnya masih mempunyai perasaan malu dan sungkan kepada lingkungan sekitar, oleh karena itu dalam pelaksanaan GSI perlu dipikirkan sesuatu aturan atau kegiatan yang dapat memotivasi kepala keluarga untuk segera merealisasikan kepedulian pada istrinya. b) Pendapatan Pada masyarakat kebanyakan, 75%-100% penghasilannya dipergunakan untuk membiayai keperluan hidupnya bahkan banyak keluarga rendah yang setiap bulan bersaldo rendah. Sehingga pada akhirnya ibu hamil tidak diperiksakan kepelayanan kesehatan karena tidak mempnyai kemampuan untuk membayar. Atas dasar faktor tersebut di atas maka prioritas kegiatan GSI ditingkat keluarga dalam

45 digilib.uns.ac.id 30 pemberdayaan suami tidak hanya terbatas pada kegiatan yang bersifat anjuran (advocacy) saja seperti yang selama ini. Akan tetapi lebih bersifat holistic. Secara konkrit dapat dikemukakan bahwa pemberdayaan suami perlu dikaitkan dengan pemberdayaan ekonomi keluarga sehingga kepala keluarga tidak mempunyai alasan untuk tidak memperhatikan kesehatan istrinya karena permasalahan keuangan. c) Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan suami sebagai kepala rumah tangga. Semakin rendah pengetahuan suami maka akses terhadap informasi kesehatan istrinya akan berkurang sehingga suami akan kesulitan untuk mengambil keputusan secara efektif. Akhinya, pandangan baru yang perlu diperkenalkan dan lebih disosialisasikan kembali untuk memberdayakan kaum suami mendasarkan pada pengertian bahwa: 1) Suami memainkan peranan yang sangat penting, terutama dalam pengambilan keputusan berkenaan dengan kesehatan reproduksi pasangannya. 2) Suami sangat berkepentingan terhadap kesehatan reproduksi pasangannya. 3) Saling pengertian serta kesetimbangan peranan antara kedua pasangan dapat membantu meningkatkan prilaku yang kondusif terhadap peningkatan kesehatan reproduksi.

46 digilib.uns.ac.id 31 4) Pasangan yang selalu berkomunikasi tentang planning keluarga maupun kesehatan reproduksi antara satu dengan yang lainnya akan mendapatkan keputusan yang lebih efektif dan lebih baik. Menurut BKKBN (2008), perlunya peningkatan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan karena: 1) Suami merupakan pasangan atau patner dalam proses reproduksi, sehingga beralasan apabila suami istri berbagi tanggung jawab dan peranan secara seimbang untuk mencapai kesehatan reproduksi dan berbagi beban untuk mencegah penyakit serta kompliksi kesehatan reproduksi dan kehamilan. 2) Suami bertanggung jawab secara sosial, moral, dan ekonomi dalam membangun keluarga. 3) Suami secara nyata terlibat dalam fertilitas dan mereka mempunyai peran yang penting dalam mengambil keputusan. 4) Partisipasi dan tanggung jawab suami baik secara langsung maupun tidak langsung dalam asuhan kehamilan saat ini masih rendah. Kehamilan merupakan suatu pristiwa yang luar biasa dan merupakan anugrah Tuhan YME, maka sebuah kehamilan perlu mendapat perhatian khusus dari ibu sendiri, suami, dan keluarga yang lain. Partisipasi suami sangat dibutuhkan untuk dukungan psikis, fisik, sosial, dan spiritual. Partisipasi dalam asuhan kehamilan ini merupakan refleksi dari peran suami dalam keluarga (BKKBN, 2008).

47 digilib.uns.ac.id Pengertian Perilaku Individu Manusia berperilaku atau beraktifitas karena adanya kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan atau global. Dengan adanya need atau kebutuhan dalam diri seseorang maka akan muncul motivasi atau penggerak/pendorong. Sehingga manusia itu beraktivitas/berperilaku, kemudian tujuan tercapai dan individu mengalami kepuasaan. Siklus melingkar kembali memenuhi kebutuhan yang berikutnya/kebutuhan yang lain dan seterusnya dalam suatu proses terjadinya perilaku manusia. a) Pengertian Perilaku Pengertian perilaku adalah suatu kegiatan aktifitas oeganisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Oleh sebab itu dari segi biologis semua makhluk hidup mulai dari binatang sampai manusia mempunyai aktifitas masing-masing. (Notoatmodjo, 2007) Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2008), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori S-O-R atau Stimulus Organisme Respon.Seorang ahli psikologi Skiner merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena itu perilaku terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespon. Skiner membedakan adanya dua respons yaitu :

48 digilib.uns.ac.id 33 1) Respondent respons atau reflexive, yaitu respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. 2) Operant respons atau instrumental respons, yaitu respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus, perilaku dibedakan menjadi dua yaitu : 1) Perilaku tertutup (covert behaviour) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. 2) Perilaku terbuka (overt behaviour) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem, pelayanan keshatan, makanan, serta lingkungan. (Notoatmodjo, 2007 : 121). Dari batasan ini, perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo seperti yang dikuti oleh Syakira (2009), dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok : 1) Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance).

49 digilib.uns.ac.id 34 Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. 2) Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau sering disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior). Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. 3) Perilaku kesehatan lingkungan Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya. b) Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Notoatmodjo (2007), menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku. Diantaranya adalah sebagai berikut : (1) Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain.pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. (2) Tingkat Pendidikan Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang yang akan mempengaruhi dalam perilakunya. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.

50 digilib.uns.ac.id 35 (3) Keyakinan Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi perilaku seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif. (4) Fasilitas Fasilitas fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku. (5) Penghasilan Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap perilaku seseorang.namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas fasilitas sumber informasi. (6) Sosial Budaya Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu. Teori lain yang telah dicoba untuk mengungkapkan determinan perilaku dari analisis faktor faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain teori Lawrence Green (Green, dalam Notoatmodjo 2007) mencoba menganalisa perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi perilaku (non behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau dibentuk dari 3 faktor, yaitu :

51 digilib.uns.ac.id Faktor Faktor Predisposisi a) Pengetahuan Pengetahuan diperoleh sendiri atau pengalaman orang lain, contoh pengetahuan ibu tentang menyendawakan bayi sebelumnya atau pengetahuan yang diperoleh dari teman atau bidan yang memberitahukan. b) Kepercayaan Kepercayaan sering diperolah dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima berdasarkan keyakinan. c) Sikap Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap obyek. Sikap sering diperoleh dari pengetahuan sendiri atau dari orang lain yang paling dekat. d) Orang Penting sebagai Referensi Perilaku lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap penting untuknya, maka apa yang dikatakan atau diperbuat orang tersebut cenderung untuk dicontoh. e) Sumber- Sumber Daya (Resource) Sumber daya disini mencakup fasilitas yaitu uang atau keterjangkauan terhadap fasilitas kesehatan. Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang dan kelompok masyarakat. f) Kebudayaan Kebudayaan terbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat kehidupan suatu masyarakat bersama. 2. Faktor Faktor Pendukung

52 digilib.uns.ac.id 37 a) Tempat Pelayanan Jauh dekatnya tempat pelayanan sangat menentukan minat seseorang bersedia atau tidak untuk datang ketempat tersebut. b) Sarana dan Prasarana Kelengkapan dan ketersediaan alat-alat mempengaruhi seseorang untuk periksa ketempat tersebut atau tidak. Orang- orang akan enggan untuk datang ke tempat pelayanan kesehatan bila sarana dan prasrana tidak memadai, begitu juga sebaliknya. 3. Faktor Faktor Pendorong Sikap dan perilaku petugas kepada pasien akan mempengaruhi seseorangn untuk datang periksa ketempat tersebut. Seseorang cenderung lebih suka datang ketempat dimana petugas kesehatannya bersikap lebih baik kepada pelanggan. 11. Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) a) Pengertian IVA adalah cara yang mudah dan murah dapat dilakukan oleh bidan atau tenaga medis puskesmas, prinsip kerja puskesmas ini adalah dengan mengolesi mulut rahim dengan asam asetat. Londidi kesamaan lendir di permukaan mulut rahim yang telah terinfeksi oleh sel prakanker akan berubah warnamenjadi putih melalui bentuan cahay, petugas medis akan melihat bercak putih pada mulut raim (Nurcahyo, 2010). b) Keunggulan IVA 1) Aman, tidak mahal dan mudah dilakukan

53 digilib.uns.ac.id 38 2) Kinerja tes tersebut sama dengan tes-tes yang lain yang digunakan untuk penampilan kanker rahim 3) Dapat dipelajari dan dilakukan oleh hamper semua tenaga kesehatan disemua jenjeng system kesehatan. 4) Memberikan hasil segera dapat segera diambil keputusan dan melakukan penatalaksanaan. 5) Sebagian besar peralatan dan bahan untuk melakukan pemeriksaan IVA mudah di dapat 6) Pengobatan langsung dilakukan sesuai dengan hasil penapisan (Depkes RI, 2009) c) Syarat IVA 1) Dilakukan di luar siklus haid 2) Pada masa kehamilan, nifas dan pasca keguguran 3) Sebelum menopause d) Factor Resiko Penilaian IVA 1) Paritas 2) Usia pertama kali berhubungan seksual atau usia pertama kali menikah 3) Pemakaian alat KB e) Pemberi pelayanan IVA Petugas kesehatan yang terdiri dari : 1) Bidan terlatih IVA 2) Dokter umum terlatih IVA 3) Dokter spesialis

54 digilib.uns.ac.id 39 f) Tempat pelayanan 1) Rumah sakit 2) Puskesmas 3) Puskesmas pembantu B. Penelitian yang Relevan 1) Penelitian oleh Ninik Artiningsih (2011) meneliti tentang hubungantingkat pengetahuan dan sikap wanita usia subur dengan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat dalam rangka deteksi dini kanker cervik, penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan di puskesmas Blooto Mojokerto dengan pengambilan sampel mengguakan cluster random samplinginstrument yang digunakan dalam pnelitian ini menggunakan lembar kuesioner dan di analisa dengan uji korelasi person dan regresi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna dan positif antara pengetahuan WUS dengan perilaku pemeriksaan IVA dan ada hubungan yang bermakna atara sikap WUS dengan perilaku pemeriksaan IVA yang menunjukkan angka 49,3%. 2) PenelitianNi Wayan Suarniti, dkk 2013 dengan Judul Pengetahuan dan Motivasi Wanita Usia Subur tentang Tes Inspeksi Visual Asam Asetat di Propinsi Bali Tahun 2012, tujuan dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi wanita usia subur dalam melakukan tes IVA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini malalui pendekatan cross sectional dan untuk mengukur pengetahuan dan motivasi digunakan kuesioner yang disusun sendiri. Analisisunivariabel dilakukan

55 digilib.uns.ac.id 40 dengan distribusi frekuensi, analisis bivariabel dengan Uji T dan analisis multivariabel dengan Anova 2 arah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan pengetahuan antara WUS yang menjalani tes IVA dengan yang tidak menjalani tes IVA, pengetahuan WUS yang menjalani tes IVA lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak melakukan pemeriksaan IVA, hal ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan WUS untuk menjalani tes IVA dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki dan tidak ada perbedaan motivasi antara WUS yang menjalani tes IVA dengan yang tidak menjalani tes IVA. 3) Penelitian dengan Judul hubungan tingkat pengetahuan dan sikap wanita usia subur dengan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) oleh Ni Made Sri Dewi L, dkk (2012) penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan di puskesmas buleleng. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling. Instrumen kuesioner untuk data pengetahuan, sikapdan pemeriksaan IVA yang diuji dengan analisis Regresi Logistik. Hasil dari penelitina ini menunjukan bahwa secara simultan pengetahuan dan sikap WUS berpengaruh terhadap perilaku pemeriksaan IVA di Puskesmas Buleleng I, Kecamatan Buleleng, sebesar 72,7%. Terdapat hubungan positif antara tingkat pengetahuan dan sikap WUS dengan pemeriksaan IVA di Puskesmas Buleleng I. 4) Penelitian Heni Sumatris, dkk (2013) yang meneliti tentang hubungan antara perilaku ibu dengan deteksi dini CA.Cervix menggunakan IVA test

56 digilib.uns.ac.id 41 di Puskesmas Palembang. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan penelitian cross sectional. Data penelitian ini diperoleh dari hasil analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji analisachi- square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap ibu tidak berpengaruh terhadap deteksi dini Ca. Cervix menggukan IVA test sedangkan tindakan ibu berpengaruh terhadap deteksi Ca. Cervix menggunakan IVA test. 5) Penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ibu mengikuti deteksi dini kanker serviks melalui metode inspeksi visual asam asetat (IVA) di Kabupaten Banyumas oleh Roswati Dani Ningrum, dkk (2012). Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ibu mengikuti deteksi dini kanker serviks melalui metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah secara kuantitatif. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling, dengan jumlah sampel 95 orang yaitu Analisa univariat dilakukan untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan, status ekonomi, tingkat pendidikan dan motivasi ibu mengikuti pemeriksaan IVA. Analisis bivariat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji uji Rank Spearman, karena data yang diperoleh berskala ordinal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan banyak factor yang mempengaruhi motivasi ibu dalam pemeriksaan IVA diantaranya mulai dari pengetahuan 40%, status ekonomi 80%, tingkat pendidikan 43%, motivasi 49%.

57 digilib.uns.ac.id 42 6) Penelitian yang dilakukan oleh Partha Basu, et al dengan judul Knowledge, Attitude and Practices of Women in Maldives Related to the Risk Factors, Prevention and Early Detection of Cervical Cancer yang dilakukan di Maladewa pada Tahun Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengetahuan, sikap dan praktek wanita yang berkaitan dengan faktor-faktor risiko, pencegahan dan deteksi dini kanker servik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan survey menggunakan kuesioner pada wanita yang berusia Tahun, dengan cara melakukan wawancara pada 2845 wanita. Hasil penelitian di dapatkan bahwa sebagina besar wanita mengetahui tentang kanker payudara dan sedikit yang mengetahui tentang kanker servik. Dari jumlah responden hanya 34,6% wanita yang memiliki pengetahuan tentang kanker servik. Dan sedikit wanita yang mengetahui tentang pencegahan kanker servik serta cara melakukan tes deteksi dini kanker servik. 6,2% semua wanita yang melaporkan pernah melakukan pemeriksaan papsmer. Hal ini disebabkan oleh tingkat pendidikan yang rendah sehingga tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang kanker servik C. Kerangka Berfikir Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat dikemukakan kerangka berfikir dalam penelitian ini pengaruh pengetahuan, motivasi dan dukungan suami dengan perilaku pemeriksaan IVA. Dimana perilaku wanita dalam kesehatan reproduksi dalam deteksi dini kanker servik melalui pemeriksaan IVA didukung oleh beberapa factor diantaranya pengetahuan, motivasi

58 digilib.uns.ac.id 43 setiap individu serta dukungan suami serta keluarga untuk melakukan deteksi dini kanker dengan pemeriksaan IVA ditempat pelayanan kesehatan. Pengetahuan Faktor internal Faktor eksternal Dukungan suami kognitif tentang pemeriksaan IVA Motivasi diri Dukungan Suami Kurang Dukungan Suami Sedang Dukungan Suami Baik Terbentuknya tindakanseseorang(overt behavior) Perubahan sikap seseorang Perilaku pemeriksaan IVA D. Hipotesis penelitian 1. Ada pengaruh pengetahuan terhadap perilaku pemeriksaan IVA pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Kedungrejo 2. Ada pengaruh motivasi individu terhadap perilaku pemeriksaan IVA pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Kedungrejo 3. Ada pengaruh dukungan suami terhadap perilaku pemeriksaan IVA pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Kedungrejo 4. Ada pengaruh bersama pengetahuan,motivasi individu, dan dukungan suami terhadap perilaku pemeriksaan IVA pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Kedungrejo

59 digilib.uns.ac.id 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Puskesmas Kedungrejo yang dilaksanakan pada bulan November 2014 B. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional kuantitatif dengan pendekatan Cross sectional. C. Populasi, Sampel dan Cara Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita usia subur yang telah menikah di wilayah Puskesmas Kedungrejoberjumlah 158 responden 2. Sampel Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah semua wanita usia subur yang telah menikah yang berkunjung di Puskesmas Kedungrejo dengan minimal besar sampel 61 responden 3. Cara Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proposional random sampling, yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini: 44

60 digilib.uns.ac.id 45 Dusun Kalimati 64 WUS 25 Sampel Proposional random sampling Dusun Rampan 45 WUS 17 Sampel Dusun Tratas 48 WUS 19 Sampel 1. Variabel independen D. Variabel Penelitian Pengetahuan wanita usia subur, motivasi dan dukungan suami 2. Variabel dependen Perilaku wanita usia subur dalam pemeriksaan IVA E. Definisi Operasional No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Ukur Hasil/ Skore 1. Pengetahuan Pengetahuan ibu-ibu atau wanita subur tentang deteksi dini kanker servik melalui pemeriksaan IVA, meliputi: Pengertian, Tujuan,Manfaat,Keuntu ngan,sasaran,persiapan dan Hasil 2 Motivasi Dorongan baik yang berasal dari dalam diri individu (Instrinsik) Kuesioner Nominal Baik bila > mean Kurang bila < mean Kuesioner Nominal Tinggi bila > mean Rendah bila <

61 digilib.uns.ac.id Dukungan suami 4 Perilaku pemeriksaan IVA maupun dari luar (Ekstrinsik) yang menggerakkan dan mengarahkan sikap untuk melakukan pemeriksaan IVA Dukungan suami adalah semua sikap dan perilaku suami yang memberikan dorongan dan perhatian kepada ibu baik secara fisik (misalnya mengantarkan atau menemani ibu melakukan pemeriksaan IVA) maupun secara non fisik (misalnya memberi semangat, kepercayaan dan komunikasi yang aktif untuk melakukan pemeriksaan IVA) Respon atau reaksi seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau aktifitas tindakan yang dilakukan seorang wanita usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA mean Kuisioner Nominal Baik bila > mean Kurang bila < mean Ceklis Nominal Ya : ya melakukan pemeriksaan IVA Tidak : tidak melakukan pemeriksaan IVA

62 digilib.uns.ac.id 47 F. Kerangka Penelitian Populasi Semua wanita usia subur 158 Proposional randomsampling Sampel wanita usia subur yang berkunjung di Puskesmas Kedungrejo 61 responden Penilaian pengetahuan, motivasi, dan dukungan suami dalam melakukan pemeriksaan IVA Perilaku wanita usia subur dalam Pemeriksaan IVA Teknik Pengolahan Data Analisa Data Uji logistik Interpretasi dan kesimpulan Gambar 3.1 Kerangka Operasional Penelitian Pengaruh pengetahuan, motivasi dan dukungan suami dengan perilaku pemeriksaan IVA

63 digilib.uns.ac.id 48 G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan reliabel. Pengujian validitas dan reliabilitas dapat melalui SPSS versi 17 atau dengan menggunakan rumus yaitu : 1. Uji Validitas Uji validitas dipergunakan untuk menguji kemampuan suatu butir-butir pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan pada sumber data yang bukan anggota sampel anggota sampel yang terpilih, apakah dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen yang valid akan mempunyai validitas tinggi, sehingga sebuah instrument dikatan valid apa yang diinginkan. Pengujian validitas dapat menggunakan rumus Product Moment (Arikunto: 2010): N ( XY) ( X Y) r xy = [ N X 2 ( X) 2 ] [ N Y 2 ( Y) 2 ] Keterangan : r : Koefisien Korelasi X : Pertanyaan no. 1 Y : Skor Total

64 digilib.uns.ac.id 49 XY : Skor pertanyaan total dikali skor total Adapun hasil uji validitas adalah sebagai berikut: Uji validitas ini dilakukan dengan jumlah 30 sampel di tempat penelitian yang berbeda yaitu di Puskesmas Sumberberas dengan memberikan kuesioner pada masing-masing sampel Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Variabel Jumlah soal No soal valid No soal tidak valid Pengetahuan 20 1,2,3,4,5.6.8,9,10,11, 12,14,15,16,17,18,20 7,13,19 Sikap 20 1,4,6,7,8,9,10,11,12, 13,14,15, 16,17,18,19 Dukungan suami 20 2,3,4,5,6,8,9,10, 11,12, 13,14,15,16,17,19 Sumber: data primer diolah, ,3,5,20 1,7,18,20 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrument cukup dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik. Apabila datanya benar dan sesuai dengan kenyataan maka beberapa kali pun diambil akan tetap sama. Pengujian reabilitas dapat digunakan rumus Spearman Brown (Arikunto: 2010) yaitu : 2 x rb r i = 1 + rb

65 digilib.uns.ac.id 50 Keterangan : r i : Reliabilitas instrument r b : r xy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara 2 belahan instrumen Adapun hasil uji reliabilitas adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Nilai reliabilitas Keterangan Pengetahuan 0,821 Reliabel Sikap 0,841 Reliabel Dukungan suami 0,799 Reliabel Sumber: data primer diolah, 2015 H. Teknik Analisis Data Setelah data ditabulasi selanjutnya data dianalisa untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pengetahuan, motivasi dan dukungan suami terhadap perilaku pemeriksaan IVA pada wanita usia subur di Wilayah Puskesmas Kedungrejo, menggunakan uji hipotesis. Peneliti dalam menganalisa data menggunalan alat bantu komputerisasi melalui SPSS Uji hipotesis a. Analisis Regresi logistikganda Merupakan salah satu analisis regresi yang digunakan untuk menganalisa hubungan antara variabel respon dengan variabel

66 digilib.uns.ac.id 51 prediktor.karakteristik sampel dengan data kontinu di deskripsikan dalam n, mean dan standard Deviation (SD). Sedangkan data kategorikal dideskripsikan dalam n dan persen. Pengaruh pengetahuan, motivasi dan dukungan suami terhadap perilaku wanita usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA di analisis dengan model regresi logistik dengan persamaan sebagai berikut: Ln P/1-P = a+b1.x1+b2.x2+ b3.x3+...+bnxn Keterangan: Ln P/1-P a b x1 x2 x3 = perilaku ibu dalam melakukan pemeriksaan IVA = Konstanta = koefisien regresi = pengetahuan = motivasi = dukungan suami Model analisis regresi logistik juga berguna untuk mengendalikan faktor perancu. Hubungan variabel ditunjukan oleh Odds Ratio (OR) dan confidensi internal 95%. Kemaknaan statistik dari OR di tunjukan dengan nilai P dan uji statistik Wald. Interpretasi OR adalah sebagai berikut: OR= 0 : berarti tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. 1/ OR < 1 : berarti hubungan variabel independen yang tinggi menurunkan variabel dependen 1< OR 1 : berarti hubungan variabel indepen yang tinggi meningkatkan variabel dependen.

67 digilib.uns.ac.id 52 b. Uji F Analisis ini digunakan untuk membuktikan signifikansi variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Kriteria keputusan: apabila p value> 0,05 maka Ho diterima dan Ha di tolak, artinya tidak ada pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen, sebaliknya apabila p value< 0,05 maka Ho diterima dan Ha di terima, artinya ada pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen c. Koefisien determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa besar sumbangan pengaruh variabel independen dalam menerapkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai dengan 1. Nilai R 2 yang kecil berarti sumbangan atau pengaruh variabel independen dalam menjelaskan variasi model dependen amat kecil. Sumbangan prediktor digunakan untuk mengetahui berapa sumbangan kontribusi masing-masing variabel bebas. Ada 2 jenis sumbangan, yaitu sumbangan efektif dan sumbangan relatif. Jumlah sumbangan efektif untuk semua variabel sama dengan koevisien determinasi, sedangkan jumlah sumbangan relatif untuk semua variabel bebasnya sama dengan 1 atau 100%.

68 digilib.uns.ac.id 53 I. Prosedur Penelitian a. Tahap persiapan yang meliputi penyusunan proposal, pembuatan intrumen penelitian, pengambilan sampel, perizinan dan uji coba instrument penelitian November b. Tahap pelaksanaan pengumpulan data mulai bulan November 2014 c. Tahap analisa data dan penulisan laporan penelitian dilaksanakan bulan November- Desember 2014

69 digilib.uns.ac.id 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian ini di peroleh dari populasi wanita usia subur di wilayah Puskesmas Kedungrejo pada Bulan November 2014 dengan jumlah sampel 61 responden dengan memberikan kuesioner pada semua sampel yang kemudian data yang diperoleh di olah dengan menggunakan SPSS 17. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk deskripsi data umum dan data Khusus. A. Deskripsi Data 1. Umur Responden Hasil karakteristik responden berdasarkan umur didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Umur Jumlah (frekuensi) Prosentase (%) < 30 Tahun 21 34, Tahun 29 47, Tahun 8 13,2 > 50 Tahun 3 4,9 Jumlah Sumber : data primer diolah, 2015 Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia tahun yaitu sebanyak 29 orang wanita usia subur (47,5%), sedangkan wanita usia subur yang berusia < 30 tahun sebanyak 21 orang (34,4%), responden dengan usia sebanyak 8 orang (13,2%) dan responden yang berusia lebih dari 50 tahun sebanyak 3 orang (4,9%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik batang sebagai berikut : 54

70 digilib.uns.ac.id < 30 Tahun Tahun Tahun > 50 Tahun Gambar 4.1. Grafik Batang Umur Responden 2. Pendidikan Responden Hasil distribusi responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Jumlah (frekuensi) Prosentase% SD 11 18,1 SMP 21 34,4 SMA 29 47,5 Jumlah Sumber : data primer diolah, 2015 Berdasarkan tabel 4.2menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 29 orang (47,5%), pendidikan SMP sebanyak 21 orang (34,4%) dan pendidikan SD sebanyak 11 orang (18,1%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik batang sebagai berikut :

71 digilib.uns.ac.id SD SMP SMA Gambar 4.2. Grafik Batang Pendidikan Responden 3. Pekerjaan responden Hasil distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan responden dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3.Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah (frekuensi) Persentase (%) PNS 1 1,6 Wiraswasta 10 16,4 Petani 1 1,6 Nelayan 29 47,5 IRT 20 32,9 Jumlah ,00 Sumber : data primer diolah, 2015 Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah nelayan sebanyak 29 orang (47,5%), sebagai IRT sebanyak 20 orang (32,9%), wiraswasta sebanyak 10 orang (16,4%), petani sebanyak 1 orang (1,6%) dan PNS sebanyak 1 orang (1,6%). Hasil tersebut dapat dibuat diagram batang sebagai berikut :

72 digilib.uns.ac.id PNS Wiraswasta Petani Nelayan IRT Gambar 4.3 Digram Batang Pekerjaan Responden 4. Pengetahuan responden Hasil distribusi frekuensi pengetahuan responden dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4.Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Baik 39 63,9 Kurang 22 36,1 Jumlah ,0 Sumber : data primer diolah, 2015 Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan responden pada kategori baik yaitu sebanyak 39 orang (63,9%) dan responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 22 orang (36,1%). Hasil tersebut dapat dibuat diagram batang sebagai berikut :

PENGARUH PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS KEDUNGREJO TESIS

PENGARUH PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS KEDUNGREJO TESIS PENGARUH PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS KEDUNGREJO TESIS DisusununtukmemenuhisebagianPersyaratanMencapaiDerajat

Lebih terperinci

PENGARUH PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS KEDUNGREJO

PENGARUH PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS KEDUNGREJO PENGARUH PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS KEDUNGREJO Indah kurniawati, Hari Wujoso, Nunuk Suryani Magister Kedokteran

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFIKASI DIRI, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

HUBUNGAN EFIKASI DIRI, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA i HUBUNGAN EFIKASI DIRI, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI MIND MAP

PENGARUH STRATEGI MIND MAP PENGARUH STRATEGI MIND MAP DAN METAKOGNITIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN II MAHASISWA SEMESTER III PRODI DIII KEBIDANAN STIKES ABI SURABAYA TESIS Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR DAN ADVERSITY

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR DAN ADVERSITY HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR DAN ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN YAPPI SRAGEN TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM MELAKUKAN SADARI PADA IBU

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM MELAKUKAN SADARI PADA IBU PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM MELAKUKAN SADARI PADA IBU TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP SIKAP TENTANG KEJADIAN MENARCHE

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP SIKAP TENTANG KEJADIAN MENARCHE PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP SIKAP TENTANG KEJADIAN MENARCHE TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk mencapai Derajat Magister Kedokteran Keluarga Dengan Minat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KOMPETENSI DOSEN DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KOMPETENSI DOSEN DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KOMPETENSI DOSEN DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KDK MAHASISWA PRODI D III KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA SUKOHARJO TESIS Disusun untuk

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP SIKAP TENTANG SADARI DITINJAU DARI PENGETAHUAN TESIS

PERBEDAAN PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP SIKAP TENTANG SADARI DITINJAU DARI PENGETAHUAN TESIS PERBEDAAN PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP SIKAP TENTANG SADARI DITINJAU DARI PENGETAHUAN TESIS Disusun untuk memenuhi sebagai persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KEPUTIHAN DAN SIKAPKEBERSIHAN ORGAN KEWANITAAN DENGAN PERILAKU DALAM KEBERSIHAN ORGAN KEWANITAAN PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KEPUTIHAN DAN SIKAPKEBERSIHAN ORGAN KEWANITAAN DENGAN PERILAKU DALAM KEBERSIHAN ORGAN KEWANITAAN PADA REMAJA PUTRI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KEPUTIHAN DAN SIKAPKEBERSIHAN ORGAN KEWANITAAN DENGAN PERILAKU DALAM KEBERSIHAN ORGAN KEWANITAAN PADA REMAJA PUTRI TESIS Untukmemenuhisebagianpersyaratanmencapaiderajat magister

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN MOTIVASI DENGAN

HUBUNGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN MOTIVASI DENGAN digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN MOTIVASI DENGAN PENCAPAIAN JUMLAH PERTOLONGAN PERSALINAN PADA MAHASISWA SEMESTER VI PRODI D III KEBIDANAN STIKES YARSI SURABAYA TESIS Disusun untuk Memenuhi

Lebih terperinci

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE CERAMAH DIBANDINGKAN BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA WANITA USIA SUBUR DI KABUPATEN MAGETAN JAWA TIMUR

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI DOSEN DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN ESTU UTOMO BOYOLALI

PENGARUH KOMPETENSI DOSEN DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN ESTU UTOMO BOYOLALI PENGARUH KOMPETENSI DOSEN DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN ESTU UTOMO BOYOLALI TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKADEMI KEPERAWATAN

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKADEMI KEPERAWATAN HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKADEMI KEPERAWATAN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Pada Program Studi Magister Kedokteran

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN STIKES PKU

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN STIKES PKU PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN LOCUS OF CONTROL MUHAMMADIYAH PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN LOCUS OF CONTROL MUHAMMADIYAH PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN LOCUS OF CONTROL MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR ASKEB III SEMESTER III PRODI DIII KEBIDANAN STIKES ICME JOMBANG TESIS

HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR ASKEB III SEMESTER III PRODI DIII KEBIDANAN STIKES ICME JOMBANG TESIS HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR ASKEB III SEMESTER III PRODI DIII KEBIDANAN STIKES ICME JOMBANG TESIS Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks adalah kanker yang terdapat pada serviks atau leher rahim, yaitu area bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina. (Emilia, 2010). Pada

Lebih terperinci

PENGARUH KEMAMPUAN METAKOGNITIF, LINGKUNGAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

PENGARUH KEMAMPUAN METAKOGNITIF, LINGKUNGAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PENGARUH KEMAMPUAN METAKOGNITIF, LINGKUNGAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN POLTEKKES BHAKTI MULIA SUKOHARJO TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN METAKOGNITIF, KEMAMPUAN BELAJAR MANDIRI, MOTIVASI BELAJAR, DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KOMPETENSI DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR TESIS

HUBUNGAN METAKOGNITIF, KEMAMPUAN BELAJAR MANDIRI, MOTIVASI BELAJAR, DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KOMPETENSI DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR TESIS digilib.uns.ac.id HUBUNGAN METAKOGNITIF, KEMAMPUAN BELAJAR MANDIRI, MOTIVASI BELAJAR, DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KOMPETENSI DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR (Studi Kasus pada Kedokteran Keluarga angkatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN INTELEKTUAL DAN INTENSITAS

HUBUNGAN KECERDASAN INTELEKTUAL DAN INTENSITAS HUBUNGAN KECERDASAN INTELEKTUAL DAN INTENSITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA (Pada Mata Kuliah ASKEB 1 di STIKES Insan Unggul Surabaya) TESIS Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan. Magister Program Studi Kedokteran Keluarga

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan. Magister Program Studi Kedokteran Keluarga HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN SUAMI DALAM MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS URANGAGUNG SIDOARJO TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 PENGARUH KEPESERTAAN ASURANSI KESEHATAN DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN BEROBAT PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSALINAN DENGAN KESIAPAN PRIMIGRAVIDA MENGHADAPI PERSALINAN TESIS

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSALINAN DENGAN KESIAPAN PRIMIGRAVIDA MENGHADAPI PERSALINAN TESIS HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSALINAN DENGAN KESIAPAN PRIMIGRAVIDA MENGHADAPI PERSALINAN TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Kedokteran

Lebih terperinci

PENGARUH METAKOGNITIF DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MATA KULIAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN TESIS

PENGARUH METAKOGNITIF DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MATA KULIAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN TESIS PENGARUH METAKOGNITIF DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MATA KULIAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN (PROGRAM S1 KEPERAWATAN BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO) TESIS Disusun Untuk Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI KERENTANAN PENYAKIT DAN KESERIUSAN PENYAKIT DENGAN PELAYANAN KESEHATAN PADA HEALTH BELIEF MODEL TESIS

HUBUNGAN PERSEPSI KERENTANAN PENYAKIT DAN KESERIUSAN PENYAKIT DENGAN PELAYANAN KESEHATAN PADA HEALTH BELIEF MODEL TESIS HUBUNGAN PERSEPSI KERENTANAN PENYAKIT DAN KESERIUSAN PENYAKIT DENGAN PELAYANAN KESEHATAN PADA HEALTH BELIEF MODEL TESIS OLEH: PIPIT TRI INDRIAN S541302088 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN SIDOARJO

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN SIDOARJO HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN SIDOARJO TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU HAMIL MASYARAKAT SAMIN TESIS

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU HAMIL MASYARAKAT SAMIN TESIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN PELAYANAN ANTENATAL PADA IBU HAMIL MASYARAKAT SAMIN TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN RELIGIUSITAS, KONSEP DIRI DAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

HUBUNGAN RELIGIUSITAS, KONSEP DIRI DAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA HUBUNGAN RELIGIUSITAS, KONSEP DIRI DAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk mencapai Derajat

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG PROFESI ASISTEN APOTEKER DAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR FARMASETIKA PADA MAHASISWA PRODI DIII FARMASI TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE IBU DAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA KARANGSAMBUNG KABUPATEN KEBUMEN

HUBUNGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE IBU DAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA KARANGSAMBUNG KABUPATEN KEBUMEN HUBUNGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE IBU DAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA KARANGSAMBUNG KABUPATEN KEBUMEN TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU DAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN PENGGUNAAN PELAYANAN PERSALINAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL TESIS

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU DAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN PENGGUNAAN PELAYANAN PERSALINAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL TESIS HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU DAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN PENGGUNAAN PELAYANAN PERSALINAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran

Lebih terperinci

PENGARUH KONSEP DIRI DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP

PENGARUH KONSEP DIRI DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PENGARUH KONSEP DIRI DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN I PADA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA TESIS Disusun untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, DUKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN BEROBAT DENGAN STATUS KESEHATAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 TESIS

HUBUNGAN PENGETAHUAN, DUKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN BEROBAT DENGAN STATUS KESEHATAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 TESIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, DUKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN BEROBAT DENGAN STATUS KESEHATAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TESIS

PENGARUH KOMPETENSI DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TESIS i PENGARUH KOMPETENSI DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN STATUS KEPEGAWAIAN BIDAN DENGAN PENERAPAN PARTOGRAF DI KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN STATUS KEPEGAWAIAN BIDAN DENGAN PENERAPAN PARTOGRAF DI KABUPATEN SRAGEN digilib.uns.ac.id i HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN STATUS KEPEGAWAIAN BIDAN DENGAN PENERAPAN PARTOGRAF DI KABUPATEN SRAGEN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DAN PERAN KADER TERHADAP TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 0-6 BULAN DI POSYANDU DESA BANGSALAN TERAS BOYOLALI

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DAN PERAN KADER TERHADAP TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 0-6 BULAN DI POSYANDU DESA BANGSALAN TERAS BOYOLALI HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DAN PERAN KADER TERHADAP TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 0-6 BULAN DI POSYANDU DESA BANGSALAN TERAS BOYOLALI TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANC (Antenatal Care) 1. Pengertian ANC Antenatal care adalah perawatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), Antenatal

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA HUBUNGAN MOTIVASI DAN PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN KETAATAN PERIKSA DAHAK PENDERITA SUSPECT TUBERKULOSIS PARU (Di Puskesmas Trenggalek KabupatenTrenggalek) TESIS Disusun untuk Memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN KINERJA DOSEN TEKNOLOGI FARMASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN KINERJA DOSEN TEKNOLOGI FARMASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN KINERJA DOSEN TEKNOLOGI FARMASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Kedokteran

Lebih terperinci

SEKS PRANIKAH REMAJA (PENYEBAB, PERILAKU, DAN DAMPAK) STUDI KASUS KELOMPOK MAHASISWA DAN REMAJA SMA) DI KABUPATEN KEBUMEN

SEKS PRANIKAH REMAJA (PENYEBAB, PERILAKU, DAN DAMPAK) STUDI KASUS KELOMPOK MAHASISWA DAN REMAJA SMA) DI KABUPATEN KEBUMEN SEKS PRANIKAH REMAJA (PENYEBAB, PERILAKU, DAN DAMPAK) STUDI KASUS KELOMPOK MAHASISWA DAN REMAJA SMA) DI KABUPATEN KEBUMEN TESIS Diajukan Guna Mendapat Gelar Magister Pada Program Studi Magister Kedokteran

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker leher rahim adalah salah satu keganasan atau neoplasma yang terjadi di daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari rahim

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KONSTRUK HEALTH

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KONSTRUK HEALTH PATH ANALYSIS HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KONSTRUK HEALTH BELIEF MODEL DENGAN KINERJA KADER PADA PENGENDALIAN KASUS TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DAN MOTIVASI DARI BIDAN DENGAN KESEDIAAN MELAKUKAN TES Prevention of Mother to Child of HIV Transmission PADA IBU HAMIL ( Di

Lebih terperinci

PENGARUH SELF HELP GROUP TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEPALA KELUARGA DENGAN PENDERITA DEPRESI TESIS

PENGARUH SELF HELP GROUP TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEPALA KELUARGA DENGAN PENDERITA DEPRESI TESIS PENGARUH SELF HELP GROUP TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEPALA KELUARGA DENGAN PENDERITA DEPRESI TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PERSONAL DAN LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA

PENGARUH FAKTOR PERSONAL DAN LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA PENGARUH FAKTOR PERSONAL DAN LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Utama

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan Magister Kesehatan Program Studi Kedokteran Keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO), kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia pada kaum hawa dari

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, STATUS PEKERJAAN IBU DAN PERAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS WEDARIJAKSA PATI TESIS

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, STATUS PEKERJAAN IBU DAN PERAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS WEDARIJAKSA PATI TESIS HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, STATUS PEKERJAAN IBU DAN PERAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS WEDARIJAKSA PATI TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DAN PIJAT BAYI DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI TESIS Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan mencapai Derajat Megister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Lebih terperinci

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, MOTIVASI, DAN MONITORING TERHADAP KINERJA KLINIS PERAWAT DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, MOTIVASI, DAN MONITORING TERHADAP KINERJA KLINIS PERAWAT DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, MOTIVASI, DAN MONITORING TERHADAP KINERJA KLINIS PERAWAT DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TESIS Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Program Studi MKK

Lebih terperinci

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan EFEKTIVITAS INTERNALISASI NILAI KARAKTER MELALUI MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP 4 SURAKARTA TESIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan masalah kesehatan utama bagi masyarakat di seluruh dunia. Kanker yang khusus menyerang kaum wanita salah satunya ialah kanker serviks atau kanker leher

Lebih terperinci

PENGGUNAAN APUSAN PAP SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER SERVIKS BERDASARKAN PLANNED OF BEHAVIOR THEORY

PENGGUNAAN APUSAN PAP SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER SERVIKS BERDASARKAN PLANNED OF BEHAVIOR THEORY PATH ANALYSIS PENGGUNAAN APUSAN PAP SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER SERVIKS BERDASARKAN PLANNED OF BEHAVIOR THEORY DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEWON 1 BANTUL YOGYAKARTA TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN AKSES MEDIA SOSIAL DENGAN SIKAP TENTANG REPRODUKSI SEHAT

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN AKSES MEDIA SOSIAL DENGAN SIKAP TENTANG REPRODUKSI SEHAT HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN AKSES MEDIA SOSIAL DENGAN SIKAP TENTANG REPRODUKSI SEHAT TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Minat Utama Pendidikan

Lebih terperinci

USIA, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN ANTENATAL CARE IBU PRIMIGRAVIDA DALAM KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN

USIA, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN ANTENATAL CARE IBU PRIMIGRAVIDA DALAM KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN USIA, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN ANTENATAL CARE IBU PRIMIGRAVIDA DALAM KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN TESIS Yainanik S300140026 PROGRAM MAGISTER PSIKOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT MASUK PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KONSEP KEBIDANAN

HUBUNGAN MINAT MASUK PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KONSEP KEBIDANAN HUBUNGAN MINAT MASUK PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KONSEP KEBIDANAN TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

Lebih terperinci

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Ekonomi. Oleh

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Ekonomi. Oleh PENGARUH PEMBELAJARAN PEMASARAN MELALUI UNIT PRODUKSI, KREATIVITAS BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMK DI KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 TESIS Disusun untuk

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMERIKSAAN IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT) DALAM DETEKSI DINI KANKER SERVIKS PADA PASANGAN USIA SUBUR Retno Palupi Yonni Siwi (STIKes Surya Mitra Husada Kediri)

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA TERHADAP MOTIVASI IBU DI KELURAHAN MOJOSONGO RW XIV SURAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA TERHADAP MOTIVASI IBU DI KELURAHAN MOJOSONGO RW XIV SURAKARTA PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA TERHADAP MOTIVASI IBU DI KELURAHAN MOJOSONGO RW XIV SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program studi Teknologi Pendidikan. Oleh. Istanto S

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program studi Teknologi Pendidikan. Oleh. Istanto S PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MELAKUKAN PERBAIKAN DAN ATAU SETING ULANG KONEKSI JARINGAN BERBASIS LUAS (WIDE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Kanker Leher Rahim

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Kanker Leher Rahim 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kanker Serviks a. Pengertian Kanker Leher Rahim Kanker adalah pertumbuhan abnormal dari suatu sel atau jaringan dimana sel atau jaringan tersebut tumbuh dan

Lebih terperinci

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL, TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DAN JARAK LAYANAN KESEHATAN DENGAN CAKUPAN PELAYANAN ANTENATAL Di Bidan Praktek Swasta (BPS) Desa Sekarputih, Kota Batu TESIS Disusun untuk Memenuhi

Lebih terperinci

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Oleh

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Oleh HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN DIKSI DAN MINAT MENULIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI PADA SISWA KELAS X MAN SURAKARTA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PRAKTIK SENAM LANSIA DI DESA SOBOKERTO, NGEMPLAK, BOYOLALI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PRAKTIK SENAM LANSIA DI DESA SOBOKERTO, NGEMPLAK, BOYOLALI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PRAKTIK SENAM LANSIA DI DESA SOBOKERTO, NGEMPLAK, BOYOLALI TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

No. Responden: B. Data Khusus Responden

No. Responden: B. Data Khusus Responden KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN TEST IVA PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA KOTA MEDAN TAHUN 2016 A.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENDAPATAN DAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENDAPATAN DAN HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENDAPATAN DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN DI KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI TESIS Disusun untuk Memenuhi

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, KOMPETENSI, DAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA SEKOLAH (Studi Kasus SMP Se Kab. Sragen) TESIS

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, KOMPETENSI, DAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA SEKOLAH (Studi Kasus SMP Se Kab. Sragen) TESIS KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, KOMPETENSI, DAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA SEKOLAH (Studi Kasus SMP Se Kab. Sragen) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG CARA MEMANDIKAN BAYI DAN PRAKTEK MEMANDIKAN BAYI IBU POST PARTUM PRIMIPARA TESIS Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi

Lebih terperinci

Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2015.

Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2015. Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2015 Oleh : VINOSHINI A/P VIGNESVARAN 120100475 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

PATH ANALYSIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEDIAAN SUAMI SEBAGAI AKSEPTOR VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA TESIS

PATH ANALYSIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEDIAAN SUAMI SEBAGAI AKSEPTOR VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA TESIS PATH ANALYSIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEDIAAN SUAMI SEBAGAI AKSEPTOR VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA, SEKOLAH, TEMAN SEBAYA,

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA, SEKOLAH, TEMAN SEBAYA, HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA, SEKOLAH, TEMAN SEBAYA, PENDAPATAN KELUARGA, MEDIA INFORMASI DAN NORMA AGAMA DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA SMA DI SURAKARTA TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

TESIS OLEH: DHESKA ARTHYKA PALIFIANA NIM S

TESIS OLEH: DHESKA ARTHYKA PALIFIANA NIM S PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN PRAKTIK LABORATORIUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN II (PERSALINAN) MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN NYAI AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA TESIS Disusun untuk Memenuhi

Lebih terperinci

TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Ekonomi. Oleh DAVID FIRNA SETIAWAN S

TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Ekonomi. Oleh DAVID FIRNA SETIAWAN S EFEKTIVITAS PENERAPAN ISO 9001: 2008 DAN AKREDITASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF BIDANG KEAHLIAN BISNIS DAN MANAJEMEN PADA SMK SWASTA DI KABUPATEN PATI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 commit to user

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 commit to user HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN METAKOGNITIF DENGAN PRESTASI BELAJAR ASKEB I MAHASISWA DIII KEBIDANAN AKBID UMMI KHASANAH BANTUL YOGYAKARTA TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN DENGAN

PERBEDAAN PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN DENGAN PERBEDAAN PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN DENGAN LEAFLET DAN CERAMAH TERHADAP SIKAP REMAJA TENTANG PERNIKAHAN DINI DI TINJAU DARI JENIS KELAMIN (DI DESA SUMBERJO JOMBANG) TESIS Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan

Lebih terperinci

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 1 2 3 4 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul Ibu Post Partum Terhadap Perawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim) sebagai akibat adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kanker serviks atau kanker leher rahim atau disebut juga kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit yang ganas dibidang kebidanan dan penyakit kandungan yang masih

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN BUKAN PLAGIAT... iii ABSTRAK... iv PERNYATAAN PERSETUJUAN... v PENGESAHAN SKRIPSI... vi RIWAYAT HIDUP PENULIS... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang abnormal atau berlebihan, sehingga dapat merusak jaringan sekitarnya. Kanker serviks menyerang

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 HUBUNGAN PEMAHAMAN SEJARAH NASIONAL INDONESIA DAN MINAT BELAJAR DENGAN KESADARAN SEJARAH PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 TESIS Disusun untuk

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN POLA ASUH ORANG TUA SERTA TINGKAT PENGETAHUAN ANAK TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK SEKOLAH DASAR

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN POLA ASUH ORANG TUA SERTA TINGKAT PENGETAHUAN ANAK TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK SEKOLAH DASAR PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN POLA ASUH ORANG TUA SERTA TINGKAT PENGETAHUAN ANAK TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK SEKOLAH DASAR TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai

Lebih terperinci

Eksperimentasi Pembelajaran. Matematika dengan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

Eksperimentasi Pembelajaran. Matematika dengan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) yang Dimodifikasi Pada Materi Persamaan Garis Lurus Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri

Lebih terperinci

Oleh Yulia Yekti Subekti S

Oleh Yulia Yekti Subekti S PENGARUH JENIS KELAMIN, PAJANAN MEDIA, PERAN TEMAN SEBAYA, PENGETAHUAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL, KEDEKATAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU BERISIKO PENYAKIT MENULAR SEKSUAL PADA ANAK JALANAN TESIS Disusun untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN

HUBUNGAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN i HUBUNGAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN MOTIVASI BELAJAR TEHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA (Studipada Mahasiswa Akademi Keperawatan Bakti Nusantara) TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Oleh: IMAM SANTOSA S

Oleh: IMAM SANTOSA S PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVISIONS ( STAD ) TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS XI

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS LAYANAN ADMINISTRASI AKADEMIK, MOTIVASI, DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PRESTASI MAHASISWA TESIS

PENGARUH KUALITAS LAYANAN ADMINISTRASI AKADEMIK, MOTIVASI, DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PRESTASI MAHASISWA TESIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN ADMINISTRASI AKADEMIK, MOTIVASI, DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PRESTASI MAHASISWA TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Prgram Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedua di dunia dimana konstribusinya 13 % dari 22% kematian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedua di dunia dimana konstribusinya 13 % dari 22% kematian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini penyakit kanker merupakan penyebab kematian utama kedua di dunia dimana konstribusinya 13 % dari 22% kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. dapat diketahui bahwa yang mengikuti deteksi dini kanker leher rahim dengan tes

BAB V PEMBAHASAN. dapat diketahui bahwa yang mengikuti deteksi dini kanker leher rahim dengan tes BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristrik Responden Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 mengenai umur responden dapat diketahui bahwa yang mengikuti deteksi dini kanker leher rahim dengan tes IVA umur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker leher rahim merupakan masalah kesehatan yang penting bagi wanita di seluruh dunia. Kanker leher rahim merupakan keganasan yang terjadi pada leher rahim

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA DI CEPU TESIS

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA DI CEPU TESIS i HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA DI CEPU TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi

Lebih terperinci

Hubungan Antar Dukungan Suami Dengan Sikap Istri Pada Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Menggunakan Tes IVA Di Puskesmas Jaten II

Hubungan Antar Dukungan Suami Dengan Sikap Istri Pada Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Menggunakan Tes IVA Di Puskesmas Jaten II Hubungan Antar Dukungan Suami Dengan Sikap Istri Pada Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Menggunakan Tes IVA Di Puskesmas Jaten II KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR PKn DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA MTs N DI KABUPATEN KUDUS TESIS Disusun untuk Memenuhi

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA DOSEN DALAM PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI DI AKBID MAMBA UL ULUM SURAKARTA TESIS

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA DOSEN DALAM PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI DI AKBID MAMBA UL ULUM SURAKARTA TESIS digilib.uns.ac.id 1 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA DOSEN DALAM PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI DI AKBID MAMBA UL ULUM SURAKARTA TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

PENGARUH ANEMIA, NORMA BUDAYA, SOSIAL EKONOMI, GENDER DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA TERHADAP FUNGSI SEKSUAL TESIS

PENGARUH ANEMIA, NORMA BUDAYA, SOSIAL EKONOMI, GENDER DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA TERHADAP FUNGSI SEKSUAL TESIS PENGARUH ANEMIA, NORMA BUDAYA, SOSIAL EKONOMI, GENDER DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA TERHADAP FUNGSI SEKSUAL TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

Lebih terperinci

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 HUBUNGAN PERSEPSI SISWA PADA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN KECERDASAN INTELEKTUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS VIII SMP N 1 KUDUS TESIS Disusun untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH MEDIA YOUTUBE DAN ALAT PERAGA TERHADAP KECEMASAN DAN PRESTASI KETERAMPILAN LABORATORIUM KEBUTUHAN DASAR MANUSIA TESIS

PERBEDAAN PENGARUH MEDIA YOUTUBE DAN ALAT PERAGA TERHADAP KECEMASAN DAN PRESTASI KETERAMPILAN LABORATORIUM KEBUTUHAN DASAR MANUSIA TESIS PERBEDAAN PENGARUH MEDIA YOUTUBE DAN ALAT PERAGA TERHADAP KECEMASAN DAN PRESTASI KETERAMPILAN LABORATORIUM KEBUTUHAN DASAR MANUSIA TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat MagisterKesehatan

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW DAN KONVENSIONAL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TESIS.

PENGARUH PERBEDAAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW DAN KONVENSIONAL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TESIS. PENGARUH PERBEDAAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW DAN KONVENSIONAL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magister

Lebih terperinci