EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PEMBELIAN DAN DISTRIBUSI OBAT PADA RSAB HARAPAN KITA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PEMBELIAN DAN DISTRIBUSI OBAT PADA RSAB HARAPAN KITA"

Transkripsi

1 EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PEMBELIAN DAN DISTRIBUSI OBAT PADA RSAB HARAPAN KITA Heindri Yossi Aditya, Wahyu Indra Satria, Siti Elda Hiererra Univeritas Bina Nusantara, Jl. K.H Syahdan No. 9 Kemanggisan, Fax , heindriyossi@yahoo.com, wahyuindrasatria@yahoo.com, shiererra@binus.edu ABSTRAK The purpose of this final paper is to evaluate the risk that occur on information system and also useful for determining the risk control measures in RSAB Harapan Kita Jakarta. Analysis methodology used is FRAAP (Facilitated Risk Analysis and assessment and Process), observation, interviews, and library research. The outcome from this final paper is created the risk of evaluation that exist in information system until we obtain enhancement the quality of risk control measures on accounting information systems sales cycle, purchasing, and distribution of drugs at RSAB Harapan Kita Jakarta. Final conclusion that we obtained is we can identify and assess the risk and also control measures that can be performed on the sales cycle accounting information systems, purchasing and drug distribution by evaluation information system in RSAB Harapan Kita. Keywords: Evaluation, Risk Levels, Hospital Information Systems, RSAB Harapan Kita, FRAAP. Tujuan Penulisan adalah mengevaluasi resiko yang terjadi pada sistem informasi rumah sakit RSAB Harapan Kita, serta berguna untuk menentukan tindakan pengendalian resiko pada sistem informasi rumah sakit RSAB Harapan Kita kota Jakarta. Metodologi Analisa yang digunakan adalah FRAAP (Facilitated Risk Analysis and Asessment Process), observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Hasil yang dicapai adalah terciptanya evaluasi atas resiko yang ada pada sistem informasi rumah sakit RSAB Harapan Kita kota Jakarta, sehingga dapat diperoleh peningkatan kualitas tindakan pengendalian resiko atas sistem informasi akuntansi siklus penjualan, pembelian, dan distribusi obat pada RSAB Harapan Kita. Simpulan yang dapat diperoleh adalah dengan adanya evaluasi resiko sistem informasi rumah sakit pada RSAB Harapan Kita, dapat membantu RSAB Harapan Kita dalam mengidentifikasi dan mengetahui resiko serta tindakan pengendalian yang dapat dilakukan pada sistem informasi akuntansi siklus penjualan, pembelian, dan distribusi obat di RSAB Harapan Kita. Kata Kunci: Evaluasi, Tingkatan Resiko, Sistem Informasi Rumah Sakit, RSAB Harapan Kita, FRAAP.

2 PENDAHULUAN Teknologi informasi saat ini telah berkembang pesat. Melalui teknologi informasi, manusia dapat mengakses informasi yang dibutuhkan dalam waktu singkat dan dengan cara lebih praktis. Oleh karena itu, teknologi informasi memiliki peranan besar, khususnya dalam mendukung kinerja aktivitas kehidupan manusia. Dengan perkembangan pesat tersebut, teknologi informasi juga mengambil peranan penting dalam siklus proses perjalanan bisnis pada hampir seluruh perusahaan, sehingga persaingan yang ada di dalam dunia bisnis saat ini, membuat perusahaan - perusahaan tersebut menargetkan untuk dapat memiliki keunggulan kompetitif dan ingin selalu berada selangkah lebih maju dari perusahaan lainnya. Peranan dari teknologi informasi dapat menghasilkan suatu informasi yang cepat, tepat, dan dapat diandalkan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan. Hidup dan matinya setiap perusahaan pada jaman sekarang ini ditentukan oleh penyimpanan data pada komputer dan jaringan, serta tidak ada perusahaan yang dapat bertahan hidup jika data yang dimilikinya tidak akurat dan terpercaya. Every enterprise now lives and dies by the data stored on its computers and networks, and none can long survive if that data isn t accurate and reliable. In addition to the damage that can come from the actual alteration of data, the impact on a company s reputation can be substantial if customers are faced with unreliable, poor quality products (Voas & Wilbanks, 2008). Pada zaman sekarang ini, kelangsungan hidup suatu perusahaan tergantung oleh penyimpanan data pada komputer dan jaringan. Kelangsungan hidup suatu perusahaan tidak akan bisa bertahan jika data yang dimilikinya belum diproses secara akurat. Dapat diambil kesimpulan bahwa jika setiap perusahaan ingin mempertahankan dan meningkatkan pelayanannya terhadap pelanggan, perusahaan harus memiliki penyimpanan data pada komputer dan jaringan secara akurat. Banyak perusahaan memanfaatkan teknologi informasi dan membangun sistem informasi pada proses bisnis yang berjalan, sehingga teknologi informasi dan sistem informasi telah menjadi suatu komponen yang tidak terpisahkan dalam dunia bisnis di era globalisasi saat ini. IT implementation needs to be well managed in order to produce quality information for the stakeholders and give a competitive advantage for higher organization (Maria, 2012). Pengimplementasian teknologi informasi di dalam suatu perusahaan perlu dikelola dengan baik agar dapat menghasilkan informasi yang berkualitas bagi para pemangku kepentingan dan memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Dari kutipan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa tata kelola teknologi informasi yang baik dapat membantu perusahaan dalam mempertahankan dan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Sistem informasi di dalam bidang kesehatan, memiliki peranan untuk menyediakan informasi yang akurat dan terpercaya bagi perusahaan. Informasi tersebut digunakan oleh perusahaan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan untuk perbaikan pelayanan kesehatan bagi pelanggan. One of the major roles of the health information systems to provide the information necessary for monitoring the performance of the health care delivery system, as well as making decisions and interventions which would lead to better health. The information system should be designed in such a way that its user, health care manager, usually lacking the capability for sophisticated data analysis, can get the relevant information needed for his/her action (Ivancovic, 2008). Salah satu peran sistem informasi kesehatan adalah untuk menyediakan informasi yang diperlukan dalam pembuatan keputusan yang mengarah pada peningkatan pelayanan kesehatan. Dapat diambil kesimpulan bahwa data yang telah di proses oleh sistem informasi tersebut, dijadikan sebagai acuan pengambilan keputusan untuk peningkatan pelayanan kesehatan terhadap pelanggan. RSAB Harapan Kita yang berada di kota Jakarta, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan. RSAB Harapan Kita telah menerapkan sistem informasi dengan tujuan agar aliran informasi di dalam RSAB Harapan Kita menjadi lebih cepat, karena memungkinkan setiap divisi RSAB Harapan Kita untuk bertukar informasi sesuai kebutuhan secara real time. Salah satu penerapan sistem informasi yang ada di RSAB Harapan Kita adalah SIRS. SIRS tersebut digunakan untuk manajemen pengolahan data persediaan dan distribusi obat pada RSAB Harapan Kita. Tugas akhir ini akan memaparkan evaluasi mengenai sejauh mana aplikasi SIRS mendukung kegiatan penjualan, pembelian, dan distribusi obat pada RSAB Harapan Kita. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis akan menyusun tugas akhir ini dengan judul EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PEMBELIAN DAN DISTRIBUSI OBAT PADA RSAB HARAPAN KITA. Berdasarkan hasil dari studi pustaka melalui mencari dan memahami jurnal terkait perencanaan dan ketersediaan obat, maka penulis menutip dari (Ikafitriani, 2012), Latar Belakang: RSJ Grhasia Provinsi DIY merupakan rumah sakit rujukan tingkat provinsi, khususnya pelayanan psikiatri, sehingga dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan profesional. Instalasi Farmasi pada tahun 2010 mengalami perubahan sistem pengelolaan obat. Tahun 2009 menggunakan sistem lelang per tahun, namun dengan dikeluarkannya Keputusan Gubernur Nomor 89 tahun 2009, pengadaan tahun 2010 menggunakan sistem penunjukan langsung per bulan. Sistem ini mengubah proses perencanaan yang semula per tahun menjadi per bulan. Selain itu masih ditemukan adanya masalah ketersediaan obat yaitu

3 obat rusak dan kadaluwarsa, kekosongan obat, stok mati dan stok berlebih karena jarang diresepkan oleh dokter. Ketersediaan obat yang baik dapat terwujud melalui sistem pengelolaan obat yang tepat, diawali sejak perencanaan obat. Pelayanan kesehatan yang bermutu dapat terwujud dengan terjaminnya ketersediaan obat. Belum pernah dilakukan evaluasi terkait perencanaan dan ketersediaan obat sejak perubahan sistem tersebut. Tujuan: Melakukan evaluasi perencanaan dan ketersediaan obat di RSJ Grhasia Provinsi DIY tahun 2009 dan Metode: Rancangan penelitian studi kasus dengan pendekatan deskriptif analitik dan menggunakan data retrospektif tahun Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dokumen (kuantitatif) dan wawancara mendalam (kualitatif). Hasil: Proses perencanaan obat dilaksanakan 2 kali, pra anggaran dan pasca anggaran. Tahun 2009 perencanaan untuk kebutuhan 1 tahun, tahun 2010 perencanaan untuk memenuhi kebutuhan periode tertentu. Perencanaan belum disusun oleh suatu tim perencanaan obat. Metode perencanaan yang digunakan metode konsumsi dengan nilai ketepatan perencanaan tahun ,90% dan ,91%. Kesesuaian item obat persediaan dengan formularium tahun ,70% dan tahun ,71%. Kesesuaian item obat persediaan dengan DOEN pada tahun ,45% dan tahun ,28%. Kesesuaian ketersediaan jenis obat persediaan dengan 10 besar penyakit psikiatri tahun ,69% dan tahun ,54%. Persentase item obat rusak/kadaluwarsa tahun ,12% dan tahun ,31%. Nilai obat rusak/kadaluwarsa tahun 2009 Rp ,- dan Rp ,- tahun Kesimpulan: Proses perencanaan obat tahun 2009 dan 2010 belum dilaksanakan sesuai pedoman dan belum ada tim perencanaan. Metode perencanaan yang digunakan adalah metode konsumsi. Ketepatan perencanaan masih rendah dan tahun 2010 mengalami penurunan dibandingkan tahun Ketersediaan obat di RSJ Grhasia Provinsi DIY masih kurang baik karena kesesuaian item obat dengan Formularium dan DOEN serta kesesuaian ketersediaan jenis obat dengan 10 besar penyakit psikiatri cukup rendah, selain itu masih terdapat obat rusak dan kadaluwarsa. Dari hasil penelitian jurnal tersebut, dapat disimpulkan bahwa perencanaan persediaan obat di Rumah Sakit Jiwa Grhasia masih rendah. Berdasarkan hasil dari studi pustaka melalui mencari dan memahami jurnal terkait peranan sistem pengendalian internal, maka penulis menutip dari (Kusumadianti, 2011), Pengendalian Internal sangat diperlukan setiap organisasi baik sektor publik maupun organisasi bisnis. Salah satu tujuan dari pengendalian internal adalah untuk mengamankan harta kekayaan organisasi. Umumnya persediaan merupakan aktiva yang banyak dijadikan objek kecurangan. Potensi kehilangan persediaan akan semakin besar jika jumlah dan jenis persediaan semakin banyak sementara pengendalian internal kurang diterapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengendalian internal persediaan obat pada RSUD dr.iskak Tulung agung Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan studi kasus yang digunakan adalah penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini yang terdapat pada rumah sakit. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh fakta sebagai berikut: 1) Unsur-unsur Sistem Pengendalian Internal dalam pengelolaan persediaan obat-obatan telah diterapkan oleh RSUD dr. Iskak. Unsur-unsur tersebut meliputi: (a) Lingkungan Pengendalian, (b) Penilaian Risiko, (c) Aktivitas Pengendalian, (d) Informasi dan Komunikasi, serta (e) Pemantauan. 2) Pemisahan tugas sudah dilakukan, dokumen yang dibuat sudah berganda dan dan pengarsipan sudah dilakukan dengan baik, dan stock opname dilakukan secara rutin. Untuk membuat sistem pengendalian internal persediaan obat yang terdapat pada Instalasi Farmasi RSUD dr. Iskak Tulungagung menjadi lebih efektif maka penulis mengusulkan beberapa saran, diantaranya adalah: 1) Instalasi Farmasi perlu mengadakan sistem reorder point yang terkomputerisasi agar persediaan obat selalu dalam kondisi tersedia, 2) Instalasi Farmasi sebaiknya melakukan pengajuan penambahan pegawai untuk mempercepat pendistribusian obat, 3) Stock opname hendaknya dilakukan oleh panitia khusus. Dari jurnal tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur - unsur pengelolaan persediaan obat yang telah diterapkan oleh RSUD dr.iskak diantaranya lingkungan pengendalian, penilaian resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan. Pengarsipan sudah dilakukan dengan baik, serta stock opname dilakukan secara rutin. Berdasarkan hasil evaluasi sistem informasi yang dilakukan pada RSAB Harapan Kita, maka temuan yang didapatkan sebagai berikut: - Resiko yang terjadi pada RSAB Harapan Kita yaitu resiko error pada sistem, adanya kesalahan input data, kesalahan input data terjadi karena tidak ada peringatan atas kesalahan input. Misalnya ketika sistem user aplikasi logistik SIRS ingin melakukan input nama dan nip dari pegawai, namun tanpa sadar telah menginput di field yang salah, dan tidak adanya warning atau pemberitahuan dari system. Data dan informasi pada sistem tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Data dan informasi tidak sesuai dengan fakta dilapangan terjadi ketika data mengenai jumlah persediaan obat yang ada pada sistem berbeda dengan kondisi nyata di lapangan. Hal ini menunjukkan bahwa pihak RSAB Harapan Kita masih kurang dalam melakukan maintenance sistem informasi.

4 - Terjadinya resiko informasi diakses oleh pihak yang tidak berwenang. Kejadian ini dapat menimbulkan adanya kerentanan dalam keamanan data, sehingga data tersebut dapat digunakan untuk hal yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, data juga dapat dikorupsi atau dipergunakan sewenang-wenang tanpa meminta otorisasi atau persetujuan pihak yang memiliki otorisasi terhadap data tersebut, serta membahayakan integritas informasi RSAB Harapan Kita. Hal ini menunjukkan bahwa pihak RSAB Harapan Kita masih belum rutin melakukan update validitas user ID bagi mantan user. Mantan user adalah pegawai yang sudah pensiun atau sudah ditugaskan kebagian yang berbeda dengan divisinya sendiri di dalam RSAB Harapan Kita. - Adanya resiko bahwa informasi yang diakses tidak tersedia, terjadi keterlambatan dalam melakukan input data kedalam sistem dan kemungkinan data corrupt, sehingga pada saat melakukan akses informasi, informasi yang dibutuhkan belum tersedia. Terjadinya resiko berbagi user ID, serta putusnya koneksi internet di RSAB Harapan Kita. Hal ini dapat terjadi karena adanya error pada sistem, kurangnya melakukan pengawasan terhadap hardware dan jaringan internet yang digunakan, serta kurangnya kesadaran karyawan akan pentingnya kerahasiaan user ID dan password. Kegagalan router atau firewall membuat layanan tidak dapat diakses, serta koneksi internet yang error. - Terdapat resiko yang memiliki kemungkinan terjadinya kecil. Resiko tersebut adalah manipulasi data untuk kepentingan pribadi atau kelompok, hal ini dapat terjadi jika ada pihak - pihak yang dengan sengaja melakukan modifikasi data di dalam sistem RSAB Harapan Kita, dan hal ini dapat berdampak pada kesesuaian fakta di lapangan dengan data yang ada di dalam system. Kebocoran informasi internal perusahaan, dan hacker dapat membuat sistem down, kemungkinan terjadinya resiko hacker dapat membuat sistem down kecil karena RSAB Harapan Kita melakukan backup data dan informasi yang ada dalam sistem, sehingga pada saat terjadi gangguan pada database atau sistem, proses bisnis masih dapat berjalan karena sudah ada backup data dan informasi. Kerusakan hardware akibat kebakaran, dan kehilangan data serta informasi akibat kebakaran, kegagalan sistem dan hilangnya data akibat virus komputer. Kemungkinan resiko tersebut kecil terjadi karena RSAB Harapan Kita sudah menerapkan tindakan manajemen pengendalian yang baik dalam menekan dan mencegah terjadinya resiko tersebut. Evaluasi sistem informasi yang dilakukan penulis, menggunakan metode FRAAP (Facilitated Risk Analysis and Assessment Process). Metode FRAAP digunakan untuk menganalisa berbagai ancaman serta kerentanan pada sistem dan kegiatan operasional, yang dapat menjadi resiko di dalam proses bisnis siklus penjualan, pembelian, dan distribusi obat yang terjadi di RSAB Harapan Kita. Hasil dari evaluasi sistem informasi siklus akuntansi penjualan, pembelian dan distribusi obat pada RSAB Harapan Kita adalah : - RSAB Harapan Kita perlu menerapkan kegiatan maintenance sistem secara berkala, serta melakukan upgrade sistem yang bisa mendeteksi atau memberikan peringatan atas kesalahan input data serta perlu melakukan tindakan pemeriksaan rutin dalam melakukan kegiatan input data, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko kesalahan input data, dan ketidaksesuaian data dan informasi dengan fakta di lapangan dalam proses bisnis pengelolaan persediaan dan transaksi obat di RSAB Harapan Kita. - RSAB Harapan Kita perlu melakukan update user ID secara rutin. Tujuannya adalah agar mencegah user ID yang dimiliki oleh mantan user digunakan kembali, karena wewenang hak otorisasi user ID tersebut seharusnya sudah expired. Dengan melakukan update user ID, maka potensi terjadinya resiko informasi diakses oleh pihak yang tidak berwenang menjadi berkurang. - RSAB Harapan Kita perlu melakukan maintenance hardware dan software yang digunakan secara rutin, tujuannya untuk mengurangi resiko terjadinya error pada program dan putusnya koneksi internet. - RSAB Harapan Kita perlu memberikan user training secara berkala mengenai pentingnya menjaga kerahasiaan atas akun pribadi kepada para karyawan, nilai password, beserta penekanan atas pentingnya menjaga informasi, serta melakukan evaluasi kinerja karyawan yang bertujuan untuk mengurangi resiko informasi yang diakses tidak tersedia serta meminimalisir adanya tindakan berbagi user ID antar karyawan. - RSAB Harapan Kita harus meningkatkan penerapan proses stock opname yang telah dilakukan. RSAB Harapan Kita sudah menjalankan proses stock opname, namun dalam proses pengerjaannya, masih perlu diadakannya peningkatan efektifitas atas proses stock opname tersebut. Karyawan masih sering melakukan kesalahan dalam pencataan obat pada kartu stok dengan ketersediaan fisik obat yang ada di lapangan. Proses stock opname diterapkan untuk mencegah terjadinya selisih perbedaan persediaan obat pada sistem dengan persediaan obat di lapangan. Kartu stok tersebut digunakan untuk mencatat transaksi keluar masuk obat pada RSAB Harapan Kita secara manual.

5 METODE PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam melakukan evaluasi meliputi: Metode Pengumpulan Data Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dan teori penunjang dalam penulisan tugas akhir ini. Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: Studi Kepustakaan (Library Research) Teknik pengumpulan data terhadap sistem informasi operasional pada perusahaan dengan menggunakan buku yang sesuai dengan teori FRAAP, literatur, dan referensi pustaka yang dapat menunjang materi dan masalah yang dibahas dalam penulisan tugas akhir ini, yaitu evaluasi resiko atas sistem informasi penjualan, pembelian, dan distribusi obat pada RSAB Harapan Kita. Studi Lapangan (Field Research) Pada metode ini, penelitian dilakukan secara langsung ke perusahaan mengenai sistem informasi operasional untuk memperoleh informasi dan resiko yang ada, sehingga mendapatkan gambaran yang jelas mengenai sistem informasi akuntansi siklus penjualan, pembelian, dan distribusi obat pada RSAB Harapan Kita. Dalam studi lapangan ini, penulis menggunakan tiga cara yaitu: Pengamatan (Observation) Pengamatan ini dilakukan dengan meneliti aplikasi dari sistem informasi rumah sakit yang digunakan RSAB Harapan Kita, antara lain: aplikasi apotek dan farmasi, aplikasi gudang sentral, aplikasi gudang terminal, aplikasi logistik, dan aplikasi kasir depo farmasi. Penelitian terhadap sistem informasi rumah sakit ini bertujuan agar dapat dilakukan evaluasi terhadap penerapan Standard Operational Procedure (SOP) dalam hal penjualan, pembelian, dan distribusi obat pada RSAB Harapan Kita. Hasil dari pengamatan adalah mengetahui Standard Operational Procedure (SOP) yang berlaku di RSAB Harapan Kita, serta menemukan adanya ketidaksesuaian antara kejadian nyata di lapangan dengan Standard Operational Procedure (SOP) yang berlaku di RSAB Harapan Kita. Wawancara (Interview) Wawancara ini dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung kepada bagian teknologi informasi rumah sakit RSAB Harapan Kita, antara lain: Kepala Bagian Teknologi Informasi, Penanggung Jawab Hardware dan Jaringan, Teknisi Hardware, Database Administrator, Penanggung Jawab Software, Teknisi Software, Panitia Penerimaan Barang, dan Helpdesk Administrator. Wawancara kepada bagian Teknologi informasi terkait dengan penggunaan sistem informasi rumah sakit yang diteliti, sehingga memperoleh data dan informasi mengenai proses bisnis yang terjadi di rumah sakit, aplikasi apa saja yang digunakan untuk penjualan, pembelian, dan distribusi obat, serta dapat mengevaluasi apakah prosedur dalam penjualan, pembelian, dan distribusi obat sudah dijalankan sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP) di RSAB Harapan Kita. Studi Dokumentasi (Documentation Review) Dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen yang terkait dengan objek penelitian dari perusahaan, seperti formulir yang digunakan, serta print screen dari aplikasi yang diimplementasikan oleh perusahaan, yang dapat dijadikan sebagai temuan atau bukti atas evaluasi yang dilakukan. Metode Analisa Metode analisa dalam penelitian ini adalah FRAAP (Facilitated Risk Analysis and Assessment Process). Pendekatan ini digunakan untuk menganalisa berbagai ancaman serta kerentanan pada sistem dan kegiatan operasional, yang dapat menjadi resiko di dalam proses bisnis siklus penjualan, pembelian, dan distribusi obat yang terjadi di RSAB Harapan Kita. Tahapan dalam Metode FRAAP terdiri dari: Pre- FRAAP Meeting, FRAAP Session, dan Post-FRAAP. - Pada tahap Pre-FRAAP Meeting, tindakan yang akan dilakukan yaitu menentukan ruang lingkup, membuat model visual, melakukan pembentukan tim FRAAP, mengatur pertemuan teknis, dan mengatur persetujuan definisi. - Pada tahap FRAAP Session, tindakan yang dilakukan yaitu melakukan identifikasi resiko, menuliskan daftar pengendalian terhadap resiko, melakukan penetapan tingkatan resiko, memberikan saran pengendalian terhadap resiko. - Pada tahap Post-FRAAP, tindakan yang dilakukan yaitu membuat Cross - reference sheet, dan membuat Action Plan.

6 HASIL DAN BAHASAN Tabel 1 Daftar Temuan Resiko Nomor Ancaman Ancaman Tinjauan Elemen Tingkatan Resiko 1. Informasi diakses oleh pihak yang tidak Integrity A berwenang 2. Data dan informasi tidak sesuai dengan fakta Integrity A 3. Kehilangan data dan informasi akibat Integrity D kebakaran 4. Tidak ada peringatan atas kesalahan input data Integrity A 5. Kegagalan sistem dan hilangnya data akibat Integrity C virus komputer 6. Manipulasi data untuk kepentingan pribadi Integrity D atau kelompok 7. Human error pada saat melakukan input data Integrity A 8. Kerusakan hardware akibat kebakaran Integrity D 9. Penolakan akses ke informasi oleh pihak yang Integrity B memiliki otorisasi 10. Kerusakan database Integrity C 11. Membuat laporan yang salah Integrity B 12. Mantan user atau karyawan masih memiliki akses terhadap data dan informasi Confidentiality A 13. Adanya resiko duplikasi Informasi perusahaan Confidentiality A 14. Kebocoran informasi internal perusahaan Confidentiality D 15. Gangguan jariangan akibat virus komputer Confidentiality C 16. Berbagi user-id Confidentiality A 17. Hacker dapat membuat sistem down Availability D 18. Hubungan jaringan antar sistem gagal didalam Availability C perusahaan 19. Kegagalan router atau firewall membuat Availability B layanan tidak dapat diakses 20. Error pada program Availability A 21. Putusnya koneksi internet Availability A 22. Kesalahan dalam membuat perubahan Availability B software 23. Informasi yang diakses tidak tersedia Availability A 24. SDM yang tidak terlatih dalam menggunakan teknologi yang terkomputerisasi Availability A Penjelasan Atas Komponen Ancaman Yang Teridentifikasi: 1. Informasi diakses oleh pihak yang tidak berwenang mendapat penilaian A. Hal ini terjadi ketika ex user atau mantan pengguna sistem yang ada, masih bisa melakukan akses terhadap sistem. Kejadian ini dapat menimbulkan adanya kerentanan dalam keamanan data, sehingga data tersebut dapat digunakan untuk hal yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, data juga dapat dikorupsi atau dipergunakan sewenang wenang tanpa meminta otorisasi atau persetujuan pihak yang memiliki otorisasi terhadap data tersebut, serta membahayakan integritas informasi RSAB Harapan Kita. Contohnya, untuk mengakses kedalam sistem dibutuhkan user ID dan password, jadi tidak bisa sembarang orang melakukan akses. Dampaknya, resiko memberikan akses kepada orang yang tidak memiliki kepentingan dapat menimbulkan data hilang, dicuri atau termodifikasi oleh pihak yang tidak memiliki otorisasi, dan akan mempengaruhi ketersediaan data pada saat user membutuhkannya. 2. Data dan informasi tidak sesuai dengan fakta mendapat penilaian A. Hal ini terjadi ketika adanya ketidaksesuaian antara data mengenai jumlah persediaan obat yang ada pada sistem, dengan kondisi nyata di lapangan. Kejadian ini dapat menimbulkan adanya kesalahan dalam proses

7 pengadaan persediaan obat, dan pada akhirnya dapat mengganggu proses bisnis transaksi penjualan obat yang terjadi di RSAB Harapan Kita. 3. Kehilangan data dan informasi akibat kebakaran mendapat penilaian D. Merupakan ancaman yang dapat mengakibatkan hilangnya aset - aset dari RSAB Harapan Kita, khususnya aset data dan informasi yang tersimpan di dalam sistem. 4. Tidak ada peringatan atas kesalahan input data mendapat penilaian A. Hal ini terjadi ketika adanya kesalahan dalam penempatan data penting di dalam sistem. Misalnya ketika sistem user aplikasi logistik SIRS ingin melakukan input nama dan NIP dari pegawai, namun tanpa sadar telah melakukan input di filed yang salah, dan tidak adanya warning atau pemberitahuan dari sistem. Kejadian ini dapat menimbulkan kesalahpahaman data, khususnya mengenai inputan jumlah nominal dalam proses pengadaan persediaan obat maupun transaksi penjualan di RSAB Harapan Kita. 5. Kegagalan sistem dan hilangnya data akibat virus komputer mendapat penilaian C. Hal ini dapat terjadi ketika adanya gangguan dalam sistem yang dapat menyebabkan sistem error, ataupun adanya virus yang menyerang sistem, sehingga dapat mengganggu proses pengadaan persediaan obat dan transaksi secara komputerisasi. 6. Manipulasi data untuk kepentingan pribadi atau kelompok mendapat penilaian D. Hal ini dapat terjadi jika ada pihak - pihak yang dengan sengaja melakukan modifikasi data di dalam sistem RSAB Harapan Kita, dan hal ini dapat berdampak pada kesesuaian fakta di lapangan dengan data yang ada di dalam sistem. 7. Human error pada saat melakukan input data mendapat penilaian A. Hal ini dapat terjadi akibat kesalahan dari sistem user ketika melakukan input data tanpa hati hati, ataupun kurangnya pelatihan bagi sistem user yang sedang mengakses dan melakukan aktivitas di dalam sistem, khususnya ketika melakukan inputan data terkait dengan pengelolaan persediaan dan transaksi obat, sehingga dapat menyebabkan kesalahan yang fatal di dalam proses pengelolaan persediaan dan transaksi obat tersebut. 8. Kerusakan hardware akibat kebakaran mendapat penilaian D. Merupakan ancaman yang dapat mengakibatkan hilangnya aset - aset dari RSAB Harapan Kita, khususnya aset fisik RSAB Harapan Kita berupa hardware yang tersimpan di dalam gedung RSAB Harapan Kita tersebut. 9. Penolakan akses ke informasi oleh pihak yang memiliki otorisasi mendapat penilaian B. Hal ini dapat terjadi ketika adanya bug dalam sistem yang dapat menyebabkan sistem error, ataupun adanya virus yang menyerang sistem, serta intruder yang dengan sengaja melakukan manipulasi data, sehingga dapat mengganggu proses pengadaan persediaan obat dan transaksinya. 10. Kerusakan database mendapat penilaian C. Hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya kelebihan kapasitas dalam proses penyimpanan data, ataupun kerusakan akibat bencana yang mengakibatkan database sistem menjadi rusak dan tidak dapat lagi digunakan sebagai bagian penting dari proses bisnis siklus penjualan, pembelian, dan distribusi obat di RSAB Harapan Kita. 11. Membuat laporan yang salah mendapat penilaian B. Hal ini dapat terjadi akibat kesalahan dari sistem user ketika melakukan aktivitas pembuatan laporan tanpa hati - hati, ataupun kurangnya pelatihan bagi sistem user yang sedang melakukan aktivitas pembuatan laporan tersebut di dalam sistem, dan juga adanya kesalahan pengolahan data dari sistem itu sendiri, khususnya ketika adanya aktivitas yang terkait dengan akuntansi siklus penjualan, pembelian, dan distribusi obat, sehingga dapat menyebabkan kesalahan fatal dalam proses pengelolaan dan distribusi obat. 12. Mantan user atau karyawan masih memiliki akses terhadap data dan informasi mendapat penilaian A. Informasi diakses oleh pihak yang tidak berwenang. Hal ini terjadi ketika ex user atau mantan pengguna sistem yang ada, masih bisa melakukan akses terhadap sistem. Kejadian ini dapat menimbulkan adanya kerentanan dalam keamanan data, sehingga data tersebut dapat digunakan untuk hal yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, data juga dapat dikorupsi atau dipergunakan sewenang- wenang tanpa meminta otorisasi atau persetujuan pihak yang memiliki otorisasi terhadap data tersebut, dan membahayakan integritas informasi RSAB Harapan Kita. 13. Adanya resiko duplikasi Informasi perusahaan mendapat penilaian A. Resiko duplikasi Informasi perusahaan mendapat penilaian A, karena masih kurangnya pengendalian dalam mengklasifikasi data tersebut. Contohnya adalah pada data master barang terkadang muncul dua data master barang, sehingga menimbulkan tercampurnya kedua data tersebut bagi pihak RSAB Harapan Kita, khususnya dalam proses pengelolaan persedian dan transaksi obat.

8 14. Adanya resiko kebocoran informasi internal perusahaan mendapat penilaian D. Resiko kebocoran informasi internal perusahaan mendapat penilaian D karena belum pernah terjadi kebocoran informasi pada RSAB Harapan Kita, namun pengendalian dan pemantauan atas akses informasi harus tetap dilakukan. 15. Adanya resiko gangguan jaringan akibat virus komputer mendapat penilaian C. Resiko gangguan jaringan akibat virus komputer mendapat nilai C karena kemungkinan jaringan terganggu akibat virus itu kecil. Contohnya ketika melakukan penggunaan jaringan internet, tergabung dengan jaringan aplikasi yang menyerang jaringan, dan berdampak terhambatnya akses ke informasi yang dibutuhkan. 16. Adanya resiko berbagi user ID dan password antar karyawan mendapat penilaian A. Resiko berbagi user ID dan password antar karyawan mendapat penilaian A karena tidak adanya pengendalian mengenai berbagi user ID antar karyawan, RSAB Harapan Kita mempunyai kebijakan untuk melarang karyawan saling bertukar user ID, karena pemberian user ID telah disesuaikan dengan kebutuhan akses informasi yang diperlukan karyawan tersebut pada sistem, namun karena tidak adanya update user ID pada RSAB harapan kita, sehingga masih sering terjadi pertukaran ID dan password di RSAB Harapan Kita. Dampaknya adalah terjadi pelanggaran hak akses pada sistem RSAB Harapan Kita. Dari pelanggaran tersebut, muncul kemungkinan terjadinya manipulasi data. Fungsi hak akses yang hanya dimiliki oleh supervisor dalam memakai aplikasi farmasi, misalnya otoritas yang dimiliki oleh supervisor dipakai oleh operator, lalu terjadinya edit data oleh operator yang seharusnya dilakukan oleh supervisor. 17. Adanya resiko hacker dapat membuat sistem down mendapat penilaian D, karena RSAB Harapan Kita melakukan backup data dan informasi yang ada dalam sistem, sehingga pada saat terjadi gangguan pada database atau sistem, proses bisnis masih dapat berjalan karena sudah ada backup data dan informasi. Meskipun resiko ini memiliki kemungkinan yang kecil, RSAB Harapan Kita harus tetap melakukan pemantauan agar memperkecil resiko ini terjadi. Sampai saat ini belum pernah terjadi di RSAB Harapan Kita bahwa sistem down akibat hacker. 18. Adanya resiko hubungan jaringan antar sistem yang gagal pada RSAB Harapan Kita mendapat penilaian C, karena RSAB Harapan Kita memiliki pengendalian akses dan keamanan hubungan jaringan antar sistem, sehingga resiko gagalnya hubungan jaringan antar sistem dapat dikurangi. Contohnya, aplikasi yang terlibat dalam proses pengadaan barang mengalami kegagalan jaringan, seperti aplikasi farmasi yang tidak terhubung dengan aplikasi logistik. Dampaknya, kegagalan jaringan akan menghambat proses bisnis, karena data menjadi tidak tersedia. Jaringan yang gagal antar sistem membuat data tidak terintegrasi dan menggangu pengelolaan persediaan barang. Melakukan maintenance rutin dan melakukan pemulihan apabila terjadi kegagalan jaringan antar sistem akan memperkecil resiko ini terjadi. 19. Adanya resiko atas informasi yang tidak bisa diakses karena kegagalan router atau firewall mendapat penilaian B, karena RSAB Harapan Kita masih perlu melakukan pengendalian keamanan fisik, maintenance, dan melakukan perlindungan atas software dan hardware yang dibutuhkan oleh sistem. Contonhnya adalah user tidak bisa mengakses informasi dan melakukan input data kedalam sistem. Dampaknya adalah terhambatnya proses bisnis yang berjalan pada siklus penjualan, pembelian, dan distribusi obat, serta mengalami keterlambatan dalam melakukan input data. 20. Adanya resiko error pada program mendapat penilaian A, karena resiko error pada sistem masih sering terjadi di RSAB Harapan Kita. Error pada sistem dikarenakan tidak menjalankan maintenance sistem dengan baik, RSAB Harapan kita masih perlu melakukan maintenance yang dilakukan secara rutin, sehingga memperkecil kemungkinan error pada sistem, karena resiko error pada sistem masing sering terjadi. Contohnya adalah terjadi error terhadap data obat yang tersedia, seharusnya stok obat berkurang, tetapi jumlah obat pada sistem tidak berkurang, contoh lainnya adalah data tidak bisa di save. Dampaknya adalah data yang tersedia mengalami kesalahan data, sehingga proses bisnis di RSAB Harapan Kita menjadi terganggu. 21. Adanya resiko koneksi internet putus mendapat penilaian A, karena resiko ini masih sering terjadi di RSAB Harapan kita. RSAB Harapan kita masih perlu melakukan pengecekan terhadap hardware dan jaringan internet yang digunakan, serta melakukan perbaikan apabila koneksi internet putus, dengan melakukan pengawasan terhadap hardware dan jaringan internet yang digunakan, maka resiko putusnya koneksi internet dapat di minimalisir. Contohnya ketika internet putus, maka penggunaan aplikasi pihak ketiga oleh bagian keuangan yaitu CMS (Cash

9 Management System) menjadi terhambat. Dampaknya adalah informasi yang dibutuhkan tidak terpenuhi, sehingga dapat mengakibatkan keterlambatan dalam penyediaan data. 22. Adanya resiko melakukan kesalahan dalam membuat keputusan merubah software yang digunakan mendapat penilaian B. Resiko melakukan kesalahan dalam membuat keputusan mengubah software yang digunakan mendapat penilaian B karena staff yang kurang terlatih. Pelatihan yang kurang berdampak pada kesalahan mengambil keputusan dalam menentukan atau software yang digunakan. Contohnya kesalahan pengaturan program yang digunakan. Dampaknya adalah terhambatnya melakukan akses ke aplikasi. 23. Adanya resiko informasi yang diakses tidak tersedia mendapat penilaian A. Resiko informasi yang diakses tidak tersedia mendapat penilaian A karena masih seringnya terjadi keterlambatan dalam melakukan input data kedalam sistem dan kemungkinan data corrupt, sehingga pada saat melakukan akses informasi, informasi yang dibutuhkan belum tersedia, RSAB Harapan Kita masih perlu melakukan review kinerja karyawan dan memberikan training kepada karyawan agar tidak melakukan kesalahan dalam melakukan input data ke dalam sistem dan disiplin waktu. Contohnya adalah keterlambatan dalam melakukan input data persediaan obat kedalam sistem, sehingga proses mutasi persediaan obat menjadi terganggu. Dampaknya adalah terhambatnya proses bisnis yang berjalan dan keterlambatan dalam membuat laporan jumlah persediaan obat. 24. Adanya resiko sumber daya manusia yang tidak terlatih menggunakan teknologi yang terkomputerisasi mendapat penilaian A, karena pada saat perekrutan pegawai, tidak dilakukan tes mengenai penggunaan teknologi yang terkomputerisasi. Sistem yang digunakan diperkenalkan melalui training yang diberikan oleh RSAB Harapan kita, sehingga masih banyak karyawan yang belum bisa adaptasi menggunakan sistem yang diterapkan oleh RSAB Harapan kita. Contohnya adalah pegawai yang baru ditempatkan pada bagian farmasi, butuh waktu dan pelatihan untuk menggunakan aplikasi farmasi. Dampaknya adalah terjadi human error, sehingga input data mengalami kesalahan. Tabel 2 Daftar pengendalian terhadap resiko Nomor Pengendalian 1. Pengendalian 2. Pengendalian 3. Pengendalian 4. Pengendalian 5. Pengendalian 6. Pengendalian Group TI Descriptor Definisi Backup Rencana Pemulihan Analisa Resiko Antivirus Depedensi Antarmuka Pemeliharaan Persyaratan backup akan ditentukan dan dikomunikasikan dengan operasi, termasuk notifikasi elektronik atas backup yang telah selesai, dapat dikirim kepada administrator sistem aplikasi, akan diminta untuk menguji prosedur backup. Pengembangan, dokumen, dan pengetesan prosedur pemulihan, dirancang untuk memastikan bahwa aplikasi dan informasi dapat dipulihkan dari resiko, menggunakan prosedur backup yang telah dibuat, dalam kejadian yang dapat merugikan. Melakukan analisa resiko guna menentukan tingkat ancaman, dan mengidentifikasi kemungkinan perlindungan atau pengendalian. 1. Memastikan administrator LAN (Local Area Network) telah menerapkan antivirus standar perusahaan pada seluruh komputer. 2. Pelatihan dan kesadaran dari teknik pencegahan terhadap virus, akan diterapkan dalam program proteksi informasi organisasi. Sistem yang membutuhkan informasi, akan diidentifikasi dan dikomunikasikan dengan proses operasi, dalam upaya penekanan dampak atas kesalahan aplikasi. Persyaratan waktu untuk pemeliharaan teknis akan diteliti dan permintaan untuk penyesuaian

10 7. Pengendalian 8. Pengendalian 9. Pengendalian 10. Pengendalian 11. Pengendalian 12. Pengendalian 13. Pengendalian Service Level Agreement Pemeliharaan Manajemen perubahan Analisa Dampak Bisnis Backup Backup Rencana Pemulihan akan dikomunikasikan kepada pihak manajemen. Menetapkan perjanjian tingkatan layanan (Service Level Agreement), untuk menetapkan tingkat harapan dari para pelanggan, dan jaminan dari operasi pendukung yang ada. Menetapkan perjanjian bagi pemasok dan pemeliharaan, untuk memfasilitasi status operasional berkelanjutan dari aplikasi. Pengendalian migrasi produksi, seperti proses pencarian dan penghapusan data, untuk memastikan penyimpanan data bersih. Analisa dampak bisnis formal yang akan dilakukan untuk menentukan nilai kritis relatif dari suatu aset dengan aset lainnya. Pelatihan backup bagi sistem administrator akan dilakukan beserta rotasi tugas, untuk memastikan efektifitas dari program pelatihan yang telah dilakukan. Program kesadaran keamanan bagi para karyawan harus diterapkan, diperbaharui, dan setidaknya dilaksanakan setiap tahun. Menerapkan mekanisme untuk membatasi informasi kepada jaringan tertentu atau terhadap lokasi fisik yang ditetapkan. 14. Pengendalian 15. Pengendalian Aplikasi 16. Pengendalian Aplikasi 17. Pengendalian Aplikasi 18. Pengendalian Aplikasi 19. Pengendalian Aplikasi Analisa Resiko Pengendalian Aplikasi Pengujian Penerimaan Pelatihan Pelatihan Strategi Korektif Menerapkan otentikasi pengguna, (firewalls, secure ID) untuk membatasi hak akses bagi yang tidak memiliki kewenangan dalam mengakses suatu informasi didalam sistem. Merancang dan mengimplementasikan pengendalian aplikasi (pemeriksaan data yang masuk, melakukan validasi, indikator alarm, menilai password yang invalid) untuk menjamin integritas, kerahasiaan, dan ketersediaan informasi pada aplikasi. Pengembangan prosedur pengetesan, yang harus dilakukan selama pengembangan aplikasi dijalankan, dan dalam proses modifikasi aplikasi yang diikuti dengan partisipasi dari pengguna (system user). Mengimplementasikan user programs (evaluasi kinerja pengguna), yang dirancang untuk mendorong kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur yang ada, guna memastikan pemanfaatan yang tepat dari penggunaan aplikasi. Pengembang aplikasi akan menyediakan dokumentasi, bimbingan, dan dukungan kepada staff operasional dalam mekanisme pelaksanaan, untuk memastikan keamanan transfer informasi antara aplikasi. Tim pengembang akan mengembangkan strategi korektif seperti pemrosesan ulang, dan kebutuhan revisi atas aplikasi.

11 20. Pengendalian 21. Pengendalian 22. Pengendalian 23. Pengendalian 24. Pengendalian 25. Pengendalian 26. Pengendalian 27. Pengendalian 28. Pengendalian 29. Pengendalian 30. Pengendalian 31. Pengendalian 32. Pengendalian Sistem Kebijakan Pelatihan (user training) Review Klasifikasi Aset Pengendalian Akses Dukungan Manajemen Hak Milik Kesadaran Pengendalian Akses Pengendalian Akses Pengendalian Akses Pengendalian Akses Manajemen Perubahan Mengembangkan kebijakan serta prosedur, untuk membatasi hak akses dan operasi sesuai dengan kebutuhan bisnis. User training yang dilakukan, mencakup dokumentasi tata cara penggunaan yang tepat dari aplikasi. Contohnya seperti pentingnya menjaga kerahasiaan atas akun pribadi, nilai password, beserta penekanan atas pentingnya menjaga informasi. Menerapkan mekanisme untuk memantau, melaporkan, dan kebutuhan atas kegiatan audit, seperti pengecekan berkala atas validitas user- ID, untuk memverifikasi kebutuhan bisnis. Aset yang sedang ditinjau (review), akan diklasifikasikan dengan kebijakan perusahaan, standar, dan prosedur klasifikasi aset. Mekanisme untuk melindungi database dari akses yang tidak sah, dan modifikasi yang dilakukan dari luar aplikasi, akan ditentukan dan dilaksanakan. Meminta dukungan manajemen untuk menjamin kerja sama dan koordinasi dari berbagai unit bisnis. Proses yang dilakukan untuk memastikan hak aset atas perusahaan telah dilindungi, dan menjamin perusahaan dalam memenuhi perjanjian lisensi. Menerapkan mekanisme pengendalian akses guna mencegah akses tidak sah pada informasi. Mekanisme ini mencakup kemampuan dalam mendeteksi, logging, dan pelaporan jika ada upaya penerobosan keamanan informasi. Menerapkan mekanisme enkripsi (data, end to end) untuk mencegah akses tidak sah, yang berguna melindungi integritas dan kerahasiaan informasi. Mengikuti proses perubahan manajemen yang dirancang untuk memfasilitasi pendekatan struktural dari modifikasi aplikasi, guna memastikan ketepatan atas langkah dan tindakan pencegahan yang diterapkan. Modifikasi darurat harus disertakan dalam proses ini. Prosedur pengendalian yang diterapkan untuk melakukan review proses sistem log oleh pihak ketiga secara independen, bertujuan untuk menganalisa kegiatan sistem update yang dilakukan. Melakukan konsultasi dengan manajemen fasilitas, guna memfasilitasi kegiatan implementasi pengendalian keamanan fisik, yang dirancang untuk melindungi informasi, software, hardware, yang dibutuhkan oleh sistem. Persyaratan backup akan ditentukan dan dikomunikasikan dengan operasi, termasuk permintaan mengenai notifikasi elektronik

12 33. Pengendalian Sistem Log Sistem Monitor backup yang telah diselesaikan, harus dikirim ke administrator sistem aplikasi. akan diminta untuk menguji prosedur backup tersebut. Pengembangan, dokumen, dan pengetesan prosedur pemulihan, dirancang untuk memastikan bahwa aplikasi dan informasi dapat dipulihkan dari resiko, menggunakan prosedur backup yang telah dibuat, dalam kejadian yang dapat merugikan. 34. Fisik Fisik Melakukan analisa resiko guna menentukan tingkat ancaman, dan mengidentifikasi kemungkinan perlindungan atau pengendalian.

13 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil evaluasi sistem informasi yang dilakukan pada RSAB Harapan Kita menggunakan metode FRAAP, maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Resiko yang terjadi pada RSAB Harapan Kita yaitu resiko error pada sistem, adanya kesalahan input data, kesalahan input data terjadi karena tidak ada peringatan atas kesalahan input. Misalnya ketika sistem user aplikasi logistik SIRS ingin melakukan input nama dan nip dari pegawai, namun tanpa sadar telah menginput di field yang salah, dan tidak adanya warning atau pemberitahuan dari system. Data dan informasi pada sistem tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Data dan informasi tidak sesuai dengan fakta dilapangan terjadi ketika data mengenai jumlah persediaan obat yang ada pada sistem berbeda dengan kondisi nyata di lapangan. Hal ini menunjukkan bahwa pihak RSAB Harapan Kita masih kurang dalam melakukan maintenance sistem informasi. 2. Terjadinya resiko informasi diakses oleh pihak yang tidak berwenang. Kejadian ini dapat menimbulkan adanya kerentanan dalam keamanan data, sehingga data tersebut dapat digunakan untuk hal yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, data juga dapat dikorupsi atau dipergunakan sewenang-wenang tanpa meminta otorisasi atau persetujuan pihak yang memiliki otorisasi terhadap data tersebut, serta membahayakan integritas informasi RSAB Harapan Kita. Hal ini menunjukkan bahwa pihak RSAB Harapan Kita masih belum rutin melakukan update validitas user ID bagi mantan user. Mantan user adalah pegawai yang sudah pensiun atau sudah ditugaskan kebagian yang berbeda dengan divisinya sendiri di dalam RSAB Harapan Kita. 3. Adanya resiko bahwa informasi yang diakses tidak tersedia, terjadi keterlambatan dalam melakukan input data kedalam sistem dan kemungkinan data corrupt, sehingga pada saat melakukan akses informasi, informasi yang dibutuhkan belum tersedia. Terjadinya resiko berbagi user ID, serta putusnya koneksi internet di RSAB Harapan Kita. Hal ini dapat terjadi karena adanya error pada sistem, kurangnya melakukan pengawasan terhadap hardware dan jaringan internet yang digunakan, serta kurangnya kesadaran karyawan akan pentingnya kerahasiaan user ID dan password. Kegagalan router atau firewall membuat layanan tidak dapat diakses, serta koneksi internet yang error. 4. Terdapat resiko yang memiliki kemungkinan terjadinya kecil. Resiko tersebut adalah manipulasi data untuk kepentingan pribadi atau kelompok, hal ini dapat terjadi jika ada pihak - pihak yang dengan sengaja melakukan modifikasi data di dalam sistem RSAB Harapan Kita, dan hal ini dapat berdampak pada kesesuaian fakta di lapangan dengan data yang ada di dalam system. Kebocoran informasi internal perusahaan, dan hacker dapat membuat sistem down, kemungkinan terjadinya resiko hacker dapat membuat sistem down kecil karena RSAB Harapan Kita melakukan backup data dan informasi yang ada dalam sistem, sehingga pada saat terjadi gangguan pada database atau sistem, proses bisnis masih dapat berjalan karena sudah ada backup data dan informasi. Kerusakan hardware akibat kebakaran, dan kehilangan data serta informasi akibat kebakaran, kegagalan sistem dan hilangnya data akibat virus komputer. Kemungkinan resiko tersebut kecil terjadi karena RSAB Harapan Kita sudah menerapkan tindakan manajemen pengendalian yang baik dalam menekan dan mencegah terjadinya resiko tersebut. Saran Saran yang penulis berikan berdasarkan evaluasi sistem informasi yang telah dilakukan pada RSAB Harapan Kita dengan menggunakan metode FRAAP adalah sebagai berikut: 1. RSAB Harapan Kita perlu menerapkan kegiatan maintenance sistem secara berkala, serta melakukan upgrade sistem yang bisa mendeteksi atau memberikan peringatan atas kesalahan input data serta perlu melakukan tindakan pemeriksaan rutin dalam melakukan kegiatan input data, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko kesalahan input data, dan ketidaksesuaian data dan informasi dengan fakta di lapangan dalam proses bisnis pengelolaan persediaan dan transaksi obat di RSAB Harapan Kita. 2. RSAB Harapan Kita perlu melakukan update user ID secara rutin. Tujuannya adalah agar mencegah user ID yang dimiliki oleh mantan user digunakan kembali, karena wewenang hak otorisasi user ID tersebut seharusnya sudah expired. Dengan melakukan update user ID, maka potensi terjadinya resiko informasi diakses oleh pihak yang tidak berwenang menjadi berkurang.

14 3. RSAB Harapan Kita perlu melakukan maintenance hardware dan software yang digunakan secara rutin, tujuannya untuk mengurangi resiko terjadinya error pada program dan putusnya koneksi internet. 4. RSAB Harapan Kita perlu memberikan user training secara berkala mengenai pentingnya menjaga kerahasiaan atas akun pribadi kepada para karyawan, nilai password, beserta penekanan atas pentingnya menjaga informasi, serta melakukan evaluasi kinerja karyawan yang bertujuan untuk mengurangi resiko informasi yang diakses tidak tersedia serta meminimalisir adanya tindakan berbagi user ID antar karyawan. 5. RSAB Harapan Kita harus meningkatkan penerapan proses stock opname yang telah dilakukan. RSAB Harapan Kita sudah menjalankan proses stock opname, namun dalam proses pengerjaannya, masih perlu diadakannya peningkatan efektifitas atas proses stock opname tersebut. Karyawan masih sering melakukan kesalahan dalam pencataan obat pada kartu stok dengan ketersediaan fisik obat yang ada di lapangan. Proses stock opname diterapkan untuk mencegah terjadinya selisih perbedaan persediaan obat pada sistem dengan persediaan obat di lapangan. Kartu stok tersebut digunakan untuk mencatat transaksi keluar masuk obat pada RSAB Harapan Kita secara manual. REFERENSI Boediman, A. (2012). Evaluasi Pengelolaan Obat di Instansi Farmasi Rumah Sakit (Studi Kasus Rumah Sakit Karya Bhakti Bogor). Hardcastle, E. (2011). Business Information Systems. Ventus Publishing ApS. Ikafitriani, A. (2012). EVALUASI PERENCANAAN DAN KETERSEDIAAN OBAT DI RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN Ivancovic, D. (2008). Analysis of Data as Information. Kusumadianti. (2011). Peranan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Efektivitas Persediaan Obat- Obatan pada RSUD dr.iskak TULUNGAGUNG. M.Stair, R., & G. R. (2010). Principles of Information System. Course Technology Cengage Learning. Maria. (2012). THE MEASUREMENT OF INFORMATION TECHNOLOGY PERFORMANCE IN INDONESIAN. Peltier, T. R. (2005). Information Security Risk Analysis. CRC Press. Rama, D. V., & Jones, F. L. (2008). Sistem Informasi Akuntansi. Salemba Empat. Umar. (2008). Evaluasi Sistem Informasi, 25. Voas, J., & Wilbanks, L. (2008). Information and Quality Assurance, An Unsolved, Perpetual Problem for Past and Future Generations, Whitman, M., & Mattord, H. (2010). Management Of Information Security. Course Technology. RIWAYAT PENULIS Heindri Yossi Aditya lahir di kota Jakarta, pada tanggal 7 Agustus Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang komputerisasi akuntansi pada tahun Wahyu Indra Satria lahir di kota Ujung Pandag, pada tanggal 28 Mei Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang komputerisasi akuntansi pada tahun 2013.

bdtbt.esdm.go.id Evaluasi Sistem informasi Dalam Organisasi Berdasarkan pendekatan Facilitated Risk Analysis and Assessment Process 1.

bdtbt.esdm.go.id Evaluasi Sistem informasi Dalam Organisasi Berdasarkan pendekatan Facilitated Risk Analysis and Assessment Process 1. Evaluasi informasi Dalam Organisasi Berdasarkan pendekatan Facilitated Risk Analysis and Assessment Process Firmansyah Balai Pendidikan dan pelatihan Tambang Bawah Tanah 1. LATAR BELAKANG Wahyu Indra Satria

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Dalam melakukan manajemen risiko pada PT Saga Machie, penulis mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan

Lebih terperinci

Langkah langkah FRAP. Daftar Risiko. Risk

Langkah langkah FRAP. Daftar Risiko. Risk L1 Langkah langkah FRAP Daftar Risiko Risk Risiko Tipe Prioritas Awal # 1 Kerusakan Database dikarenakan kegagalan INT B hardware 2 Staff internal sengaja memodifikasi data untuk INT C keuntungan kelompok

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI TERHADAP PENGENDALIAN BENGKEL GAC AUTO SERVICE

BAB 4 EVALUASI TERHADAP PENGENDALIAN BENGKEL GAC AUTO SERVICE BAB 4 EVALUASI TERHADAP PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN PADA BENGKEL GAC AUTO SERVICE Pada bab ini akan dibahas mengenai temuan yang didapat setelah melakukan wawancara dan observasi, yang hasilnya

Lebih terperinci

1. Bagaimana topologi jaringan di PT.Arya Group? 2. Siapa saja yang terhubung dengan topologi jaringan PT. Arya Group?

1. Bagaimana topologi jaringan di PT.Arya Group? 2. Siapa saja yang terhubung dengan topologi jaringan PT. Arya Group? L1 Pertanyaan wawancara : 1. Bagaimana topologi jaringan di PT.Arya Group? 2. Siapa saja yang terhubung dengan topologi jaringan PT. Arya Group? 3. Apa saja jenis software dan hardware yang digunakan di

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT National Label, kami telah mengumpulkan dan mengolah data berdasarkan kuisioner

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem IT dan internet, maka risiko dalam sistem-sistem

Lebih terperinci

PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengendalian pengamanan system informasi berbasis computer ini meliputi: pengendalian

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Penelitian yang penulis lakukan menggunakan metode analisa berupa

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Penelitian yang penulis lakukan menggunakan metode analisa berupa BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian yang penulis lakukan menggunakan metode analisa berupa pendekatan FRAP (Facilitated Risk Analysis Process) yang merupakan penciptaan Thomas Peltier.

Lebih terperinci

PENILAIAN RISIKO SISTEM INFORMASI PENJUALAN KREDIT PADA PT MUSTIKA RATU,TBK MENGGUNAKAN METODE FRAAP

PENILAIAN RISIKO SISTEM INFORMASI PENJUALAN KREDIT PADA PT MUSTIKA RATU,TBK MENGGUNAKAN METODE FRAAP PENILAIAN RISIKO SISTEM INFORMASI PENJUALAN KREDIT PADA PT MUSKA RATU,TBK MENGGUNAKAN METODE FRAAP Siti Nurfadhila 1 ; Anisa Nurvianti 2 ; Tia Merlani 3 ; Siti Elda Hiererra 4 Computerized Accoounting

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI. audit dari wawancara dengan manajer yang terkait dan bagian bagian yang

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI. audit dari wawancara dengan manajer yang terkait dan bagian bagian yang BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI Pada bab ini dijelaskan mengenai pelaksanaan audit terhadap sistem informasi penjualan delivery fax pada PT Orindo Alam Ayu. Dalam pengumpulan temuan bukti audit dari wawancara

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) L1 LAMPIRAN A KUESIONER Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) 1 Setiap penggunaan sistem informasi harus melaksanakan aturan yang ditetapkan perusahaan 2 Pimpinan masing-masing unit organisasi

Lebih terperinci

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat L1 Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional No. Pertanyaan Y T Keterangan 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat diselesaikan tepat waktu dan

Lebih terperinci

Standar Internasional ISO 27001

Standar Internasional ISO 27001 Standar Internasional ISO 27001 ISO 27001 merupakan standar internasional keamanan informasi yang memuat persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam usaha menggunakan konsepkonsep keamanan informasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel Check List Pengendalian Manajemen Operasional

Lampiran 1. Tabel Check List Pengendalian Manajemen Operasional Lampiran 1. Tabel Check List Pengendalian Manajemen Operasional 1. Adanya pemisahan tugas sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing karyawan? Pembagian dan pemisahan tugas sesuai dengan wewenang

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI JASA REPARASI KAPAL PADA PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) GALANGAN II

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI JASA REPARASI KAPAL PADA PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) GALANGAN II ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI JASA REPARASI KAPAL PADA PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) GALANGAN II Shelly Susilawati 1, Veronika Kris Andriyanti 2, Elvina Rahardi 3, Sugiarto

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI. untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan.

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI. untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan. 97 BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI Pengendalian terhadap sistem informasi dalam suatu perusahaan adalah penting untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel Check List Pengendalian Manajemen Operasional

Lampiran 1. Tabel Check List Pengendalian Manajemen Operasional L I - 1 Lampiran 1. Tabel Check List Pengendalian Manajemen Operasional 1. Adanya pemisahan tugas Pembagian dan pemisahan tugas sesuai sesuai dengan dengan wewenang dan tanggung jawab wewenang dan tanggung

Lebih terperinci

Tulis yang Anda lewati, Lewati yang Anda tulis..

Tulis yang Anda lewati, Lewati yang Anda tulis.. Tulis yang Anda lewati, Lewati yang Anda tulis.. Penyelenggaraan LPSE Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Undang-Undang Republik Indonesia No.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN EVALUASI. Kuesioner yang dibuat mencakup 15 bagian dari IT Risk Management yang. 6. Rencana Kontingensi/Pemulihan Bencana

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN EVALUASI. Kuesioner yang dibuat mencakup 15 bagian dari IT Risk Management yang. 6. Rencana Kontingensi/Pemulihan Bencana BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN EVALUASI 4.1 Temuan dan Rekomendasi Kuesioner yang dibuat mencakup 15 bagian dari IT Risk Management yang terdapat dalam OCTAVE-S yang meliputi : 1. Kesadaran keamanan dan pelatihan

Lebih terperinci

INFRASTRUCTURE SECURITY

INFRASTRUCTURE SECURITY INFRASTRUCTURE SECURITY 1 WHAT S INFRASTRUCTURE?? Infrastruktur = prasarana, yaitu segala sesuatu yg merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Kebutuhan dasar pengorganisasian sistem sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI. No Kegiatan Metode Waktu. Mencari Informasi dari Buku dan. Internet yang berkaitan dengan

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI. No Kegiatan Metode Waktu. Mencari Informasi dari Buku dan. Internet yang berkaitan dengan BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI 4.1 Perencanaan dan Program Audit 4.1.1. Perencanaan Audit No Kegiatan Metode Waktu Mencari Informasi dari Buku dan 1 Internet yang berkaitan dengan Sistem Informasi Instalasi

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS 4.1 Perencanaan Audit Sebelum melakukan audit terhadap sistem aplikasi penjualan kredit di PT. Rodamas, kami terlebih dahulu membuat

Lebih terperinci

Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer

Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer Oleh: Wahyu Nurjaya WK, S.T., M.Kom. Empat Prinsip Keandalan Sistem 1. Ketersediaan. Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan ketika dibutuhkan. 2.

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT Studi Kasus Pada PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA UNIT JATENG AI1 : Identify Automated Solutions 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi persediaan pada PT. Javan Indonesia dalam bab-bab sebelumnya, maka penulis memberikan kesimpulan

Lebih terperinci

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI Yth. 1. Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi; dan 2. Pengguna Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan tugas akhir, lingkup tugas akhir, metodlogi tugas akhir, dan sistematika penulisan laporan tugas

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi distribusi pada PT Prima Cipta Instrument merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

Infrastruktur = prasarana, yaitu segala sesuatu yg merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Kebutuhan dasar pengorganisasian sistem

Infrastruktur = prasarana, yaitu segala sesuatu yg merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Kebutuhan dasar pengorganisasian sistem 1 Infrastruktur = prasarana, yaitu segala sesuatu yg merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Kebutuhan dasar pengorganisasian sistem sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

Implementasi E-Bisnis e-security Concept And Aplication Part-11

Implementasi E-Bisnis e-security Concept And Aplication Part-11 Implementasi E-Bisnis e-security Concept And Aplication Part-11 Pendahuluan E-Business sistem alami memiliki risiko keamanan yang lebih besar daripada sistem bisnis tradisional, oleh karena itu penting

Lebih terperinci

Laporan Hasil Wawancara

Laporan Hasil Wawancara LAMPIRAN - LAMPIRAN Laporan Hasil Wawancara Narasumber: Direktur Utama, dr. Achmad Soebagjo Tancarino, MARS. 1. Bagaimanakah sejarah terbentuknya RSAB Harapan Kita? Pada mulanya, Rumah Sakit Anak dan Bunda

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Manajemen, Risiko, COBIT 5, APO12

ABSTRAK. Kata kunci : Manajemen, Risiko, COBIT 5, APO12 ABSTRAK PT. X adalah salah satu BUMN di Indonesia yang bergerak pada bidang perlistrikan. Untuk mengamanan datanya PT. X membangun sebuah backup center. dalam backup center di PT. X tidak lepas dari risiko

Lebih terperinci

Kesepakatan Tingkat Layanan Service Level Agreement (SLA)

Kesepakatan Tingkat Layanan Service Level Agreement (SLA) Kesepakatan Tingkat Layanan Service Level Agreement (SLA) antara LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan LPSE Kementerian Komunikasi dan Informatika... / LKPP LPSE / 2016 Pengesahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini perkembangan teknologi informasi terasa sangat pesat, oleh sebab itu banyak kemudahan yang di tawarkan dalam perkembangan teknologi informasi.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan bagan struktur organisasi yang dimiliki oleh perusahaan PT.Petra

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan bagan struktur organisasi yang dimiliki oleh perusahaan PT.Petra BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan Berdasarkan bagan struktur organisasi yang dimiliki oleh perusahaan PT.Petra Energy International, terdapat beberapa evaluasi yang dapat dijabarkan

Lebih terperinci

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 75 /POJK.03/2016 TENTANG STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH I. UMUM Peran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap BAB IV PEMBAHASAN Proses audit operasional dilakukan untuk menilai apakah kinerja dari manajemen pada fungsi pembelian dan pengelolaan persediaan sudah dilaksanakan dengan kebijakan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT Informasi Komersial Bisnis, kami mengolah data berdasarkan wawancara kepada

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA Pengendalian terhadap sistem informasi serta data-data yang tidak tersedia, tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar

BAB IV PEMBAHASAN. dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survei Pendahuluan Evaluasi Sistem Pengendalian Internal pada PT Bondor Indonesia diawali dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar belakang perusahaan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER DIANA RAHMAWATI

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER DIANA RAHMAWATI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER DIANA RAHMAWATI Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi mendorong perusahaanperusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya memanfaatkan teknologi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan BAB IV PEMBAHASAN IV. Tahap-Tahap Audit Kecurangan IV.1. Perencanaan Audit Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan audit kecurangan terhadap fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

Auditing. Obyektif. 3.1 Phase Audit Sistem Informasi

Auditing. Obyektif. 3.1 Phase Audit Sistem Informasi HOME DAFTAR ISI B3 Auditing Obyektif Mengetahui phase-phase dalam audit sistem informasi Mengetahui proses evaluasi dan pengujian dalam audit sistem informasi 3.1 Phase Audit Sistem Informasi Dalam melakukan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR DENGAN

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER N. Tri Suswanto Saptadi 4/27/2016 nts/sia 1 Empat Prinsip Keandalan Sistem 1. Ketersediaan. Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan ketika dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN RISIKO TI. IT. Hasil wawancara tersebut dimasukkan ke dalam lampiran kuisioner berbasis

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN RISIKO TI. IT. Hasil wawancara tersebut dimasukkan ke dalam lampiran kuisioner berbasis A 4 HASIL DAN PEMAHASAN MANAJEMEN RISIKO TI 4.1 Latar elakang Pembahasan Dalam manajemen risiko yang dilakukan pada PT. Cipta Sumber Sejahtera, kami mengolah data berdasarkan wawancara dengan apak William

Lebih terperinci

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan? Nama Perusahaan Dilengkapi oleh Jabatan : PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK : PROCUREMENT & HUMAN RESOURCES : MANAGER & STAFF FUNGSI PEMBELIAN A. Umum Ya Tidak Ket. 1 Apakah struktur organisasi telah

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. mempunyai dampak secara global terhadap pemakaian teknologi itu sendiri. Dalam suatu

BAB 4 PEMBAHASAN. mempunyai dampak secara global terhadap pemakaian teknologi itu sendiri. Dalam suatu BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Latar Belakang Pembahasan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung sangat cepat, mempunyai dampak secara global terhadap pemakaian teknologi itu sendiri. Dalam

Lebih terperinci

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 504 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 3 DESKRIPSI DAN PENGENDALIAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA

BAB 3 DESKRIPSI DAN PENGENDALIAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA BAB 3 DESKRIPSI DAN PENGENDALIAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT Catra Nusantara Bersama adalah perusahaan yang bergerak di bidang chemical, didirikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas Sebagai perusahaan distributor umum yang sedang berkembang, PT Altama Surya Arsa melakukan upaya untuk peningkatan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL

PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengendalian internal yang meliputi struktur organisasi beserta semua mekanisme

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi pembelian, hutang dan pengeluaran kas pada PT Tuffiadi Semesta maka ditemukan beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB I Gambaran Pemeriksaan SI (Overview of Information System Auditing)

BAB I Gambaran Pemeriksaan SI (Overview of Information System Auditing) BAB I Gambaran Pemeriksaan SI (Overview of Information System Auditing) Gbr.2.1. Performance Information System Reason AKS - bab 2 Hal : 1 Information System Auditing Defined Audit SI adalah proses mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional BAB 4 PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT. Valindo Global. Pembahasan tersebut dibatasi pada penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam melaksanakan audit

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 NOMOR : 16 TAHUN 2011 TENTANG : PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PENJUALAN

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PENJUALAN BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PENJUALAN 4.1 Rencana Audit Rencana audit yang dilakukan selama proses audit pada Sistem Informasi Penjualan PT. PERDANA BANGUN PUSAKA. Tbk adalah sebagai berikut : a. Lakukan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER 1/total Outline PENGENDALIAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN BEBERAPA PRINSIP KEANDALAN KETERSEDIAAN PENGAMANAN KETERPELIHARAAN INTEGRITAS PENGENDALIAN KEANDALAN

Lebih terperinci

BAB 4 PELAKSANAAN AUDIT SISTEM INFORMASI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan Audit Sistem Informasi Penjualan

BAB 4 PELAKSANAAN AUDIT SISTEM INFORMASI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan Audit Sistem Informasi Penjualan BAB 4 PELAKSANAAN AUDIT SISTEM INFORMASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan Audit Sistem Informasi Penjualan PT. Hezzel Farm Indonesia. Dalam pengumpulan temuan audit diperoleh dari dokumentasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Evaluasi Menurut Wirawan (2011) evaluasi adalah riset untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi, yang bermanfaat mengenai objek evaluasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Peran teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Peran teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan. Dengan adanya dukungan teknologi informasi pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin tinggi menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja berbagai elemen di dalam organisasi/perusahaan. Salah satu cara untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Setelah dilakukan penelitian pada PT Novawool maka didapatkan beberapa simpulan sesuai dengan rumusan masalah yang disajikan, yaitu : 1. Pelaksanaan manajemen produksi

Lebih terperinci

: ADRIAN YUDHA PRIATNA NIM : Bab 9

: ADRIAN YUDHA PRIATNA NIM : Bab 9 NAMA : ADRIAN YUDHA PRIATNA NIM : 09101003037 Bab 9 1. Apakah bentuk dan penggunaan informasi dan sistem pendukung keputusan untuk manajer dan profesional bisnis berubah dan berkembang? Mengapa atau mengapa

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT SUMBER BAHAGIA METALINDO

EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT SUMBER BAHAGIA METALINDO EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT SUMBER BAHAGIA METALINDO Siti Elda Hiererra; Efrizon; Yun Yun; Eka Yuliany Computerized Accounting Department, School of

Lebih terperinci

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas LAMPIRAN I KUESIONER Responden yang terhormat, Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas Kristen Maranatha) mohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelian Pembelian dapat juga dikatakan sebagai procurement atau pangadaan barang. Mulyadi (2008:298) mengatakan bahwa Pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan

Lebih terperinci

BAB 3 DESKRIPSI SISTEM YANG BERJALAN PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi perangkat hardware

BAB 3 DESKRIPSI SISTEM YANG BERJALAN PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi perangkat hardware BAB 3 DESKRIPSI SISTEM YANG BERJALAN PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Latar Belakang Perusahaan PT Prima Cipta Instrument berdiri pada tanggal 19 Juli 2001, dan merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT BRAHMANA. yang terdapat pada PT Brahmana.

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT BRAHMANA. yang terdapat pada PT Brahmana. 89 BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT BRAHMANA 4.1 Persiapan dan Perencanaan Audit Pada bab ini dijelaskan mengenai pelaksanaan audit terhadap Sistem Informasi Persediaan. Tujuan audit terhadap

Lebih terperinci

Lampiran Check List Pengendalian Manajemen Operasional. No. Pertanyaan Y T Keterangan Standart

Lampiran Check List Pengendalian Manajemen Operasional. No. Pertanyaan Y T Keterangan Standart L1 Lampiran Check List Pengendalian Manajemen Operasional No. Pertanyaan Y T Keterangan Standart 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat diselesaikan tepat

Lebih terperinci

Lampiran 8 : Daftar Pertanyaan Wawancara. No Pertanyaan Jawaban

Lampiran 8 : Daftar Pertanyaan Wawancara. No Pertanyaan Jawaban Lampiran 8 : Daftar Pertanyaan Wawancara Pengendalian Operasional No Pertanyaan Jawaban 1. Apakah pemisahan tugas / Ya penempatan karyawan telah sesuai dengan fungsi dan bidang nya? 2. Evaluasi terhadap

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA a BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian internal pada PT.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerapan teknologi informasi yang sangat pesat membawa dampak secara global dimana hampir semua perusahaan baik yang bergerak di bidang perdagangan ataupun di bidang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) N. Tri Suswanto Saptadi POKOK PEMBAHASAN 1.Kendali Manajemen Atas 2.Kendali Manajemen Pengembangan Sistem 3.Kendali Manajemen Pemrograman 4.Kendali Manajemen Sumber

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, sistem informasi sudah sangat berkembang pesat dan telah diterapkan hampir di seluruh bidang pekerjaan. Perkembangan ini memberikan dampak

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT)

DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT) LAMPIRAN 119 120 DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT) Studi Kasus Pada PT. SURYA RENGO CONTAINERS - DEMAK NAMA RESPONDEN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem

BUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

MAKALAH KEAMANAN INFORMASI. Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar. Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc

MAKALAH KEAMANAN INFORMASI. Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar. Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc MAKALAH KEAMANAN INFORMASI Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar 2110155027 Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc Pendahuluan Informasi merupakan aset yang sangat penting bagi Instansi penyelenggara

Lebih terperinci

APPENDIX A. Sumber dan Tujuan. Data. Arus Data. Proses Transformasi. Penyimpanan Data

APPENDIX A. Sumber dan Tujuan. Data. Arus Data. Proses Transformasi. Penyimpanan Data L 1 APPENDIX A Berikut ini adalah contoh simbol-simbol standar yang digunakan dalam diagram alir data yaitu : Simbol Nama Penjelasan Sumber dan Tujuan Data Orang dan organisasi yang mengirim data ke dan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika L1 Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika No Pertanyaan. Ya 1 Apakah perusahaan memiliki petunjuk pelaksanaan mengenai: a. tata tertib dikomuni- b. disiplin kasikan yang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 30 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI), menurut O Brien (2007, p6) adalah hardware, software, telekomunikasi, manajemen database, dan teknologi pemrosesan informasi lainnya yang

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT XL Axiata Tbk. dengan menggunakan metode FRAAP, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat

Lebih terperinci

BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER A. Sifat Audit Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses sistemeatis untuk secara obyektif mendapatkan

Lebih terperinci

Prosedure Keamanan Jaringan dan Data

Prosedure Keamanan Jaringan dan Data Kemanan Jaringan / Network Security memiliki definisi tentang keamanan jaringan dan perangkat keras yang bersangkutan.perangkat keras seperti computer, server dan perangkat jaringan merupakan satu kesatuan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI SISTEM E.D.I DI PELABUHAN LAUT TANJUNG PRIOK

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI SISTEM E.D.I DI PELABUHAN LAUT TANJUNG PRIOK KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI SISTEM E.D.I DI PELABUHAN LAUT TANJUNG PRIOK Kuesioner ini merupakan bagian dari penelitian tesis dalam rangka untuk memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Prosedur Dalam melaksanakan kegiatan usahanya perusahaan menyusun suatu proswdur sebagai landasan dalam pelaksanaan kegiatannya. Prosedur disusun sebaik-baiknya agar

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI. Pada bab ini akan membahas mengenai proses pelaksanaan Audit Sistem

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI. Pada bab ini akan membahas mengenai proses pelaksanaan Audit Sistem BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI Pada bab ini akan membahas mengenai proses pelaksanaan Audit Sistem Informasi Persediaan pada PT. Timur Jaya. 4. PROGRAM KERJA AUDIT 4.. Ruang Lingkup Audit Ruang Lingkup yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA,

PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA, PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 60 Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. bidang broker properti semenjak beroperasi lebih dari 15 tahun. Dalam

BAB 4 PEMBAHASAN. bidang broker properti semenjak beroperasi lebih dari 15 tahun. Dalam BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Evaluasi Sistem Informasi PT ERA Griya Selaras merupakan Member Broker dari ERA Graharealty (ERA Indonesia) yang telah menunjukkan kemajuan yang cukup pesat dalam bidang broker properti

Lebih terperinci