BAB III SOLUSI BISNIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III SOLUSI BISNIS"

Transkripsi

1 BAB III SOLUSI BISNIS 3.1 Alternatif Solusi Bisnis Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya bahwa salah satu faktor internal perusahaan yang menimbulkan masalah dalam PDAM Kota Bandung adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan pelanggan dengan sumber daya operasional. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah ini adalah dengan merumuskan strategi operasi yang dapat merekonsiliasi antara kebutuhan pasar dengan sumber daya perusahaan Metodologi Pemecahan Masalah Pemecahan masalah dalam proyek akhir ini mengikuti metodologi yang dapat digambarkan dengan diagram alir berikut: Identifikasi Masalah Research Questions: Bagaimana mengevaluasi strategi operasi untuk mengatasi atribut pelayanan yang perlu diperbaiki Bagaimana merancang suatu strategi operasi yang berorientasi pelanggan dan mengoptimalkan sumber daya operasi Tujuan Penelitian Merumuskan strategi operasi untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan Studi Pustaka Menggunakan kerangka srategi operasi sesuai Slack & Lewis Pengumpulan dan Pengolahan Data A 19

2 A Analisis Lingkungan Makro: Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja perusahaan, seperti politik & regulasi, ekonomi, sosial, dan teknologi Analisis Persyaratan Pasar: Atribut-atribut yang perlu diperbaiki dikelompokkan sesuai performance objective seperti kualitas, kecepatan, dependability, fleksibilitas, dan biaya Analisis Sumber Daya Operasional: Sumber daya operasi yang dimiliki perusahaan seperti kapasitas, supply network, proses teknologi, dan organisasi & pengembangan Penyusunan Matriks Strategi Operasi Rencana Implementasi Gambar 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Strategi Operasi Strategi operasi merupakan usaha-usaha yang dilakukan perusahaan untuk mempertemukan dua sudut pandang, yaitu kebutuhan pasar dan sumber daya perusahaanapa yang dapat dan tidak dapat dilakukan perusahaan (Slack & Lewis, 2002). Strategi operasi juga merupakan rencana jangka panjang di bidang operasional yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan sumber daya untuk mendukung strategi bisnisnya. Strategic Reconciliation Sumber daya Operasi OPERATIONS STRATEGY Persyaratan Pasar Gambar 3.2 Model Strategi Operasi 20

3 3.2 Analisis Solusi Bisnis Analisis Persyaratan Pasar Sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No 47 tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja PDAM, Harapan para stakeholder kepada PDAM dari Corporate Plan, serta dari sumber literatur dan wawancara, PDAM sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di sektor pelayanan publik mengelompokkan aspek pelayanan (aspek operasional) pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Analisis Aspek Pelayanan dan Kebutuhan Pelanggan Aspek Pelayanan Variabel 1. Cakupan Pelayanan Jumlah penduduk terlayani dibandingkan dengan jumlah penduduk di wilayah administratif PDAM 2. Kualitas pasokan air bersih Kualitas air memenuhi syarat air minum dari Departemen Kesehatan 3.Kuantitas dan kontinuitas pasokan air Jumlah air mencukupi kebutuhan pelanggan ( lt/orang/hari) Air mengalir 24 jam sehari Proses penjadwalan air 4. Peneraan Meter Air Kehadiran petugas PDAM untuk melakukan peneraan meter air pelanggan Kemampuan SDM untuk pembacaan meter air sehingga memperkecil kesalahan dalam pembacaan meter dan tagihan 5. Kecepatan Penyambungan Baru 6. Kemampuan Penanganan Pengaduan 7.Kemudahan dan Kenyamanan Pelayanan Lamanya waktu yang dibutuhkan calon pelanggan untuk pemasangan sambungan baru dari pembayaran sampai penyambungan Jumlah pengaduan yang selesai ditangani dibandingkan dengan jumlah seluruh pengaduan Pengaduan cepat ditangani dan dapat diselesaikan dalam waktu singkat Keahlian petugas dalam menangani gangguan Ketersediaan service point di luar Kantor Pusat untuk menghindari antrian Kenyamanan tempat pembayaran Pelayanan yang sopan dan bersahabat Media informasi & sarana komunikasi jasa PDAM kepada pelanggan Media penyampaian keluhan pelanggan Adanya pemberitahuan sebelum dilakukan penghentian pasokan air 8. Tarif Layanan Tarif yang dikenakan pada pelanggan sesuai golongan dan jumlah pemakaian (m 3 ) Tarif yang terjangkau dan murah 21

4 Pada tahun 2005, PDAM Kota Bandung telah melakukan analisa terhadap kondisi internal dan eksternal perusahaan yang tercantum di dalam Corporate Plan. Analisa ini kemudian digunakan untuk analisa SWOT. Untuk menganalisa kondisi internal, pengumpulan data dan analisis menggunakan metode WEPA (Water Enterprise Performance Assessment) dan analisa berdasarkan Kepmendagri. Sedangkan untuk analisa kondisi eksternal digunakan hasil Survey Kepuasan Pelanggan (SKP). Aspek yang dinilai dalam metode WEPA meliputi: a. Tingkat Pelayanan b. Keuangan c. Efisiensi d. Fungsi-fungsi penting e. Organisasi f. Kesinambungan (kontinuitas) g. Pengembangan perusahaan Karena pembahasan proyek akhir ini fokus kepada aspek operasional yang mencakup pelayanan dan hal-hal yang terkait, maka hasil analisis kondisi internal berdasarkan metode WEPA difokuskan pada aspek tersebut, seperti terlihat pada Tabel

5 Tabel 3.2 Analisis Kondisi Internal PDAM Kota Bandung Berdasarkan Metode WEPA No 1 Bidang Prestasi TINGKAT PELAYANAN Indikator Cakupan Pelayanan Kuantitas air* Kualitas air* Keandalan dalam melakukan pelayanan* Parameter Persentase penduduk yang dilayani sambungan langsung Persentase penduduk yang dilayani Kran Umum, Kondisi Eksisting Maksimum WEPA 49.20% > 38% 10.21% >9% Hidran Umum Persentase penambahan konsumen % > 10% Persentase sambungan langsung sistem gilir 15.81% < 5% Persentase sambungan langsung sistem pompa Tidak ada Tidak ada Contoh air pelanggan yang tidak memenuhi syarat air 8 sampel air nol bersih selama 12 bulan Aduan mengenai kualitas air > 2% Tidak ada (0.007%) Tidak ada Pelayanan terhenti 24 jam karena kerusakan tidak 2 kali Tidak pernah terduga Pelayanan terhenti 4 jam karena proses pemeliharaan 4 kali < 3 kali 2 FUNGSI PENTING Pelayanan langganan* Sambungan baru pelanggan dengan proses > 2 bulan sambungan < 10 SL Tersedia informasi penyambungan dan profil perusahaan kepada pelanggan dan catatan keluhan pelanggan Ya Ya Lama tanggapan dan keluhan 1-4 minggu < 1 hari Perbandingan jumlah keluhan pelanggan tercatat 6.95% < 2% dengan jumlah pelanggan aktif 23 3 EFISIENSI Produksi air terkait dengan pemanfaatannya* Distribusi air terkait dengan kehilangan air* Persentase kapasitas produksi terpakai 72.22% > 80% Persentase kehilangan air 55% < 20%

6 24 Tabel 3.2 Analisis Kondisi Internal PDAM Kota Bandung Berdasarkan Metode WEPA (lanjutan) No Bidang Prestasi Indikator Parameter Kondisi Eksisting Maksimum WEPA Program pemeliharaan fasilitas Semua Semua Pemeliharaan Program penggantian Water Meter pelanggan secara Ya Ya instalasi produksi, teratur transmisi, dan Program penekanan tingkat kebocoran Ya Ya distribusi* Persentase hasil penekanan tingkat kebocoran selama 1.42% > 5% 1 tahun terakhir Monitoring terhadap Kontinu 2 kali Kontinu 4 KONTINUITAS kondisi instalasi yang Pemeriksaan sisa Chlor, bakteriologis, fisika dan kimia seminggu ada Program pemeriksaan sumber air Ya Ya Program pemeriksaan pipa Ya Ya Ya Ya Program pemeriksaan akurasi meter induk distribusi Peralatan penunjang Ketersediaan alat ukur (ph, sisa Chlor, bakteriologis, Ya Ya yang mendukung pemeliharaan fisika dan kimia) Hasil produksi dan distribusi terukur akurat Ya Ya *) Variabel yang perlu diperbaiki

7 Analisis kondisi internal juga dilakukan berdasarkan Kepmendagri tahun Hasil analisis ini meliputi aspek-aspek operasional sebagai berikut: 1. Cakupan pelayanan 2. Kualitas air distribusi 3. Kontinuitas air 4. Produktivitas pemanfaatan instalasi produksi 5. Tingkat kehilangan air 6. Peneraaan meter air 7. Kecepatan penyambungan baru 8. Kemampuan penananan pengaduan rata-rata per bulan 9. Kemudahan pelayanan 10. Rasio karyawan per 1000 pelanggan Hasil penilaian kinerja berdasarkan Kepmendagri tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel

8 26 Tabel 3.3 Hasil Penilaian Aspek Operasional Berdasarkan Kepmendagri Tahun 2005 No Indikator Prestasi Parameter Rumus Kondisi Eksisting 1 Cakupan Pelayanan* Jumlah penduduk yang dilayani tahun sekarang (jiwa) Rasio Nilai >80% 5 1,239,838 Jumlah penduduk administratif saat ini >60%-80% 4 2,228,268 (jiwa) >40%-60% 3 Cakupan pelayanan tahun ini (%) >20%-40% 2 55% Cakupan pelayanan tahun lalu (%) <=20% 1 53% 2 Kualitas air distibusi Baku mutu kualitas air minum Kualitas Air Nilai -Memenuhi syarat air minum 3 -Memenuhi syarat air bersih 2 -Tidak memenuhi syarat 1 Memenuhi syarat air minum 3 Kontinuitas air* Lama air mengalir ke pelanggan Kontiunitas Air Nilai -Semua pelanggan mendapat 2 aliran air 24 jam -belum semua pelanggan 1 mendapat aliran air 24 jam 4 Produktivitas pemanfaatan instalasi produksi* 5 Tingkat Kehilangan Air* Kapasitas produksi (l/det) Rasio Nilai 2,220 Kapasitas terpasang (l/det) >90% 4 3,180 Produktivitas (%) >80%-90% % >70%-80% 2 <=70% 1 Jumlah air yang didistribusikan terjual Rasio Nilai 42,381,915 (m3) <=20% 4 Jumlah air yang didistribusikan (m3) >20%-30% 3 76,476,667 Tingkat kehilangan air (%) >30%-40% 2 55% Tingkat kehilangan air tahun lalu (%) >40% 1 54% Belum semua mendapat aliran air selama 24 jam 6 Peneraan Meter Air Pelanggan* Jumlah pelanggan yang meter airnya Rasio Nilai 22,892 ditera Jumlah seluruh pelanggan aktif >20%-25% 3 >10%-20% 2 142,818 Rasio peneraan meter air (%) >0%-10%; atau >25% %

9 Tabel 3.3 Hasil Penilaian Aspek Operasional Berdasarkan Kepmendagri Tahun 2005 (lanjutan) No Indikator Prestasi Parameter Rumus Kondisi Eksisting 7 Kecepatan penyambungan baru* 8 Kemampuan penanganan pengaduan rata-rata per bulan* *) Variabel yang perlu diperbaiki Hari kerja Lamanya Nilai <=6 hari kerja 2 >6 hari kerja 1 25 Jumlah pengaduan yang telah selesai Rasio Nilai 7,753 ditangani >=80% 2 Jumlah seluruh pengaduan <80% 1 9,940 Rasio (%) 78% 9 Kemudahan pelayanan Adanya service point Ketersediaan Nilai Tersedia 2 Tidak Tersedia 1 Ada 10 Rasio karyawan per 1000 pelanggan* Jumlah karyawan aktif tahun ini Rasio Nilai 928 Jumlah seluruh pelanggan aktif <= ,818 Rasio > >7-9 3 > >

10 3.2.2 Analisis Sumber Daya Operasi Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari suatu bisnis, perlu diidentifikasi dan dievaluasi aspek-aspek internal dari perusahaan. Aspek-aspek tersebut terdiri dari transforming resource, yaitu sumber daya yang berhubungan langsung dengan transformasi input menjadi output perusahaan, misalnya fasilitas fisik & peralatan, sumber daya manusia. Aspek lain adalah tranformed resource, yaitu sumber daya pendukung, seperti material, informasi & teknologi, dan pelanggan. a. Fasilitas Fisik PDAM memiliki fasilitas fisik yang terdiri dari Instalasi Air Bersih, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), kantor pelayanan, dan loket pembayaran. Fasilitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Fasilitas Fisik yang Dimiliki PDAM Kota Bandung Fasilitas fisik Lokasi Keterangan Instalasi Air Bersih Badaksinga, Dago Pakar, Mini Pengolahan dilakukan di Plan Dago, Mini Plan Cibeureum Badaksinga & Cipanjalu Kapasitas terpakai 2700L/dt dari Kantor pelayanan & Loket pembayaran Badaksinga 13 kantor kas pembantu yang tersebar di lima wilayah Bandung 3120 L/dt kapasitas max Melayani pengaduan pelanggan & pemasangan meter baru Melayani pembayaran tagihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Bersih dan sumber intake PDAM Kota Bandung dapat dilihat pada Tabel

11 Tabel 3.5 Sumber Air dan Lokasi Instalasi Air Bersih PDAM Kota Bandung No Sumber Air Intake Instalasi/ Pengolahan Kapasitas Desain Max Produksi (L/dt) 1 S. Cisangkuy Cikalong-Banjaran Badaksinga S. Cikapundung - Bantar Awi Dago Pakar Kolam Pakar Mini Plan Dago 60 - Bbk Siliwangi Badaksinga S. Cibeureum Cibeureum Mini Plan Cibeureum 40 4 S. Cipanjalu Cipanjalu Mini Plan Cipanjalu 20 5 Air Tanah Sumur Artesis Reservoir IX, X, dan 180 Distribusi ke konsumen 6 Mata Air Bangunan Penangkap Air Reservoir (Ledeng) 170 TOTAL (L/dt) 3120 Dalam melakukan pengolahan baik untuk air bersih maupun air kotor, PDAM sebagian besar masih menggunakan peralatan manual, yaitu dengan menggunakan bak-bak penampung untuk perlakuan fisik dan menggunakan zat-zat disinfektan untuk perlakuan kimiawi. b. Sumber daya manusia Karyawan PDAM Kota Bandung hingga tahun 2006 berjumlah 890 orang dengan jumlah terbesar di bagian produksi air permukaan (14.7%) dan hubungan langganan (14.5%) dengan latar belakang yang mendominasi dari pendidikan SMA (26.5%). Komposisi karyawan secara jelas diperlihatkan pada Gambar 3.3. Jumlah karyawan (orang) SD SMP SMA Kejuruan D3 S1 S2 Tingkat Pendidikan Gambar 3.3 Komposisi Pegawai PDAM Kota Bandung Berdasarkan Tingkat Pendidikan 29

12 Secara umum, jumlah dan latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh PDAM kurang efektif untuk jalannya bisnis. Penerimaan karyawan baru tidak melihat kompetensi dari seseorang. Selain itu, penempatan karyawan tidak sesuai dengan core business PDAM. Seperti telah dijelaskan, PDAM memiliki core business dalam pengolahan air bersih dan air kotor. Kegiatan bisnis ini didukung oleh bagian-bagian divisi, seperti personalia, litbang, dll. Namun, penempatan karyawan pada bagian divisi tersebut masih mendominasi dibandingkan dengan jumlah karyawan yang terlibat dalam bisnis inti. c. Pelanggan Pelanggan PDAM Kota Bandung dibagi berdasarkan kelompok tarif, yaitu tarif Sosial, Rumah Tangga, Instansi, Niaga, Industri. Cakupan pelayanan PDAM berdasarkan jenis pelanggan pada Triwulan IV Tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Cakupan Pelayanan PDAM Kota Bandung (Triwulan IV Tahun 2005) Golongan Tarif Jumlah Pelanggan Rasio Pemakaian (Orang) Jumlah IA Sosial 1, ,950 IB Sosial ,720 IIA1 Rumah Tangga ,013 IIA2 Rumah Tangga 65, ,719 IIA3 Rumah Tangga 44, ,311 IIA4 Rumah Tangga 10, ,500 IIB Instansi 2, ,310 IIIA Niaga Kecil 5, ,780 IIIB Niaga Besar 8, ,600 IVA Industri Kecil ,275 IVB Industri Besar ,940 Jumlah Total 140,273 1,599,118 Jumlah Penduduk 2,501,506 Presentase Cakupan Pelayanan 63.93% Tabel di atas memperlihatkan bahwa jumlah pelanggan hingga tahun 2005 sekitar pelanggan yang didominasi oleh sektor Rumah Tangga (86,7%). Jumlah ini berfluktuasi setiap bulannya yang disebabkan beberapa faktor, seperti pemutusan tagihan akibat pelanggan tidak membayar atau tidak selesainya penanganan pengaduan sehingga pelanggan memilih alternatif sumber air lain, misalnya sumur. 30

13 Hingga tahun 2005, cakupan pelayanan PDAM Kota Bandung sekitar 63%. PDAM telah berusaha untuk memenuhi kebutuhan seluruh pelanggan selain dengan pengaliran melewati pipa-pipa tetapi juga pengiriman air melalui truk tangki sesuai permintaan pelanggan atau ke daerah yang tidak mendapatkan air bersih. PDAM Kota Bandung memberikan juga pelayanan mobil tangki tinja bagi pelanggan yang belum terlayani jaringan air kotor. Hal ini sebagai bukti dan komitmen pelayanan PDAM Kota Bandung, agar pelanggan tidak merasa dirugikan dengan membayar biaya tersebut. d. Sumber Daya Teknologi PDAM Kota Bandung menggunakan teknologi untuk mendukung operasional, seperti dalam bidang pengolahan air, bidang distribusi, bidang pengolahan data, dan bidang hubungan pelanggan. Tabel 3.7 Sumber Daya Teknologi PDAM Kota Bandung Bidang Sarana dan Sistem Teknologi Pengolahan air Sistem pembuangan lumpur Sistem pengawasan Otomatis Automatic monitoring Pengolahan data Sarana pengolahan data Sistem pengolahan data Komputerisasi Sistem informasi terintegrasi Hubungan langganan Sistem pembayaran On line system (kantor Sistem pengaduan pembayaran & ATM) pelanggan On line system (SMS) e. Sumber Daya Mitra Kerja Dalam menjalankan proses bisnisnya, PDAM Kota Bandung memiliki mitra kerja untuk mendukung kegiatan operasional pelayanan kepada pelanggan. Hubungan bertujuan agar PDAM dapat fokus pada bisnis intinya, yaitu pengolah air bersih dan air kotor. 31

14 Mitra kerja yang terlibat dalam mendukung operasional PDAM Kota Bandung dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Mitra Kerja PDAM Kota Bandung Bidang Kerja Mitra Kerja Perbaikan dan pemeliharaan peralatan Koperasi Tirta Karya, Gapensi Pembayaran rekening Bank Mandiri Penyediaan sumber air baku PT. PLN, Perum perhutani,dinas PSDA Provinsi Pelatihan karyawan Lembaga konsultan Isi (Content) Strategi Operasi Isi dari strategi operasi berarti sekumpulan keputusan-keputusan yang dibuat dalam area strategi operasi Hal ini berupa elemen-elemen strategi operasi yang berhubungan dengan rekonsiliasi atau penyatuan antara sumber daya operasi dengan persyaratan pasarnya. Isi strategi operasi terdiri dari tujuan kinerja (performance objectives) perusahaan dan area keputusan (decision area) Tujuan Kinerja (Performance Objectives) Tujuan kinerja adalah dimensi dari kinerja suatu operasi yang ingin dicapai perusahaan untuk memuaskan atau memenuhi persyaratan pasarnya. Obyek kinerja tersebut secara garis besar dibagi dalam lima faktor kompetitif, yaitu: Kualitas: spesifikasi produk atau jasa yang sesuai dengan yang dijanjikan dan sesuai harapan konsumen. Kecepatan: waktu yang dibutuhkan dari awal operasi sampai selesai, misalnya dari saat konsumen memesan produk atau jasa sampai konsumen menerima produk/ jasa tersebut. Dependability: berhubungan dengan ketepatan waktu memenuhi janji pelayanan. Fleksibilitas: dapat menyesuaikan dengan cepat dan baik apabila diperlukan pada kondisi yang berbeda dari biasanya. 32

15 Market Competitiveness Biaya: dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu biaya operasi, biaya modal, dan biaya modal kerja. Semakin besar perusahaan dapat menekan biaya produksi, maka semakin murah harga yang dapat ditawarkan kepada konsumennya. Quality Being RIGHT Speed Being FAST Dependability Being ON TIME Flexibility Being ABLE TO CHANGE Cost Being PRODUCTIVE Gambar 3.4 Lima Tujuan Kinerja (Sumber; Slack & Lewis, 2002) Area Keputusan (Decision Area) Area keputusan pada strategi operasi adalah kumpulan dari keputusan-keputusan yang dibutuhkan dan harus diatur dari sumber daya - sumber daya opoerasi perusahaan dalam jangka panjang. Area keputusan pada strategi operasi dan isu-isu yang berhubungan dengannya dapat dijelaskan dan dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 3.5 Empat Kategori dari Area Keputusan dalam Strategi Operasi (Sumber; Slack & Lewis, 2002) 33

16 Area keputusan ini menyangkut sumber daya operasi yang dapat dikategorikan sebagai: kapasitas, termasuk di dalamnya fasilitas secara umum. supply network, termasuk di dalamnya pembelian dan logistik. teknologi, yaitu proses teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. pengembangan dan organisasi dari proses-proses operasi Penyatuan Sudut Pandang Pasar dengan Sudut Pandang Sumber Daya Operasi Setelah diketahui persyaratan pasar serta sumber daya - sumber daya operasi yang dimiliki oleh perusahaan, kemudian disusun strategi operasi dengan cara mempertemukan dan menyesuaikan kedua sudut pandang ini melalui proses rekonsiliasi yang dijalankan terus menerus dan berulang-ulang. Pada kenyataannya persyaratan pasar dan sumber daya operasi berubah terus secara dinamis yang menyebabkan proses rekonsiliasi ini menjadi kompleks dan prosesnya sangat menantang. Gambar berikut menggambarkan proses rekonsiliasi antara sumber daya yang dimiliki dengan persyaratan pasarnya. Tangible and Intangible Resources Customer Needs Operations Capabilities Operations Strategy Decision Areas Performance Objectives Market Positioning Operations Processes Competitors Actions Understanding resources and processes Strategic decisions Required performance Understanding markets Gambar 3.6 Proses Rekonsiliasi antara Sumber Daya Operasi dengan Persyaratan Pasarnya dalam Strategi Operasi (Sumber; Slack & Lewis, 2002) Pada PDAM Kota Bandung, kesesuaian antara kebutuhan pelanggan dengan sumber daya yang ada dapat dilihat pada Gambar

17 Resources Tangible: Instalasi pengolahan, kantor pelayanan yang tersebar di 5 wilayah Bandung Sumber daya manusia Jumlah pelanggan di seluruh wilayah Bandung Intangible: Berpengalaman dalam penyedia dan pengolah air bersih Customers Pelanggan adalah seluruh penduduk di wilayah Bandung, baik rumah tangga maupun industri Capabilities Kemampuan dalam mengolah dan menyediakan air bersih dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dengan kebutuhan pelanggan Kemampuan dalam mengatasi pengaduan pelanggan Operations strategy decision Peningkatan cakupan pelayanan Peningkatan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air Peningkatan kualitas pelayanan Peningkatan efisiensi dan kompetensi SDM Performance Objectives Cakupan pelayanan luas Kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air Kecepatan dan kemampuan menangani pengaduan Tarif yang sesuai dengan pelayanan Keakuratan tagihan Kemudahan pembayaran Market position Memberikan pelayanan yang reliable sehingga dapat terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan air bersih Operations processes Proses pengolahan air yang tidak kompleks Menjalin hubungan dengan penyedia sumber air baku Melayani pengaduan pelanggan Competitors PDAM merupakan satusatunya perusahaan yang diberi mandat untuk menjalankan bisnis pengolah dan penyedia air bersih oleh pemerintah tidak ada kompetitor 35 Gambar 3.7 Kesesuaian antara kebutuhan pelanggan dengan sumber daya yang ada

18 3.2.7 Matriks Strategi Operasi Perspektif persyaratan pasar dan perspektif sumber daya operasi yang telah diketahui kemudian dipaparkan dalam sebuah maktriks, yaitu matriks strategi operasi. Matriks ini menunjukkan pertemuan antara performance objective (tujuan kinerja) dengan decision area (area keputusan). Hal ini menunjukkan adanya perpotongan atau pertemuan antara apa yang ingin dicapai oleh perusahaan sesuai kebutuhan pasarnya dengan bagaimana perusahaan mencapainya melalui sumber daya yang dimiliki. Matriks strategi operasi secara umum dapat dilihat pada Gambar 3.8. Resource Usage Competitive Objectives are prioritized by CUSTOMERS and COMPETITORS Quality Speed Dependability Flexibility Cost Capacity Supply Network Development Process and Technology Organization Market Competitiveness Operations Decisions shape COMPETENCIES and CONSTRAINTS Gambar 3.8 Matriks Strategi Operasi Untuk membuat matriks strategi operasi diperlukan penyatuan antara persyaratan pasar dengan sumber daya operasi yang dimiliki PDAM Kota Bandung. Dari hasil pengumpulan data, diskusi, dan wawancara matriks strategi operasi PDAM Kota Bandung dapat dituangkan dalam Tabel

19 KUALITAS DEPENDABILITY Cakupan Pelayanan Kualitas Pasokan Air & Kemudahan dan Kenyamanan Pelayanan Ketersediaan service point Kemudahan prosedur pembayaran tagihan Tabel 3.9 Matriks Strategi Operasi Eksisting PDAM Kota Bandung Instalasi Pengolahan Air (Badaksinga, Dago Pakar, Mini Plan Dago, Mini Plan Cibeureum & Cipanjalu) Jaringan pipa distribusi** Laboratorium pengendalian kualitas lingkungan (LPKL) yang telah mendapatkan sertifikat ISO ** Kantor Pelayanan & Loket Pembayaran yang dibantu dengan 13 kantor kas pembantu ** Melakukan kerjasama dengan mitra kerja untuk pemasangan pipa * Melakukan kerjasama untuk perbaikan dan pemeliharaan peralatan * Menjalin kerjasama dengan bank sebagai tempat pembayaran On line payment melalui ATM On line billing system** Program peningkatan/perluasan pelayanan (Corporate Plan) Pengukuran kinerja ** Menciptakan produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan kualitas yang memenuhi syarat air minum * Media informasi tagihan Menjalin kerjasama dengan media untuk memberikan informasi tagihan (radio, operator 109) ** 37 *** Very Critical ** Critical * Secondary KAPASITAS SUPPLY NETWORK PROSES TEKNOLOGI PENGEMBANGAN & ORGANISASI

20 38 Media penyampaian keluhan Tabel 3.9 Matriks Strategi Operasi Eksisting PDAM Kota Bandung (Lanjutan) Melayani pengaduan via SMS * Kemampuan Penanganan Pengaduan Jumlah pengaduan selesai ditangani Kemampuan petugas Tersedianya divisi untuk penanganan pengaduan, yaitu Divisi Hubungan Langganan * Memiliki mitra kerja untuk membantu perbaikan peralatan * Pengukuran kinerja karyawan One stop service dalam melayani pengaduan ** Peneraan Meter Air Keakuratan pembacaan meter air Kemampuan petugas pencatat meter Pengukuran kinerja hasil peneraan meter air ** Kuantitas dan Kontinuitas Pasokan Air Air mengalir dalam jumlah yang sesuai selama 24 jam Instalasi Pengolahan Air (Badaksinga, Dago Pakar, Mini Plan Dago, Mini Plan Cibeureum & Cipanjalu) Melakukan kerjasama dengan PT. PLN dan Perum Perhutani untuk pengadaan sumber air ** Program pengurangan non revenue water (NRW) Operasi penertiban sambungan liar Sumber air baku dari sungai, mata air, dan air tanah ** Peningkatan suplai sumber air untuk menekan penjadwalan air *** *** Very Critical ** Critical * Secondary KAPASITAS SUPPLY NETWORK PROSES TEKNOLOGI PENGEMBANGAN & ORGANISASI

21 KECEPATAN Kecepatan Penyambungan Baru dan Penanganan Gangguan Tabel 3.9 Matriks Strategi Operasi Eksisting PDAM Kota Bandung (Lanjutan) Tersedianya divisi untuk penanganan pengaduan, yaitu Divisi Hubungan Langganan * Memiliki mitra kerja untuk membantu perbaikan peralatan * Pengukuran kinerja karyawan (lamanya waktu untuk penyambungan) ** COST Biaya Operasional *** Very Critical ** Critical * Secondary Pengolahan air dilakukan terpusat di IPA Badaksinga (Bandung Pusat) sehingga mengurangi biaya distribusi ** KAPASITAS SUPPLY NETWORK PROSES TEKNOLOGI PENGEMBANGAN & ORGANISASI 39

22 Matriks strategi operasi di atas menunjukkan hubungan antara masing-masing tujuan kinerja (performance objective) dengan setiap area keputusan (decision area). Matriks tersebut juga mengindikasikan tingkat kepentingan (criticality) dari setiap isu. Isu dengan tingkat kepentingan tertinggin (very critical) adalah pada pengembangan dan organisasi, yaitu upaya perusahaan untuk mengurangi tingkat kehilangan air dengan program NRW dan operasi sambungan liar, serta peningkatan suplai sumber air baku untuk mencapai tujuan keandalan layanan. Hal ini menjadi sangat penting karena dengan menerapkan pengembangan organisasi ini selain dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan namun juga berdampak pada faktor lain, yaitu dengan berkurangnya tingkat kehilangan air dapat meningkatkan efisiensi produksi sehingga dapat menekan biaya produksi. Matriks di atas juga menunjukkan kolom kapasitas adalah yang paling banyak memberikan kontribusi pada tujuan kinerja (banyak kolom yang terisi). Hal ini berhubungan dengan tujuan perusahaan sebagai penyedia layanan air dengan cara mengolah air baku menjadi air bersih, dimana perusahaan membutuhkan kapasitas yang memadai untuk dapat mengolah dan menyalurkan air bersih kepada pelanggan. Oleh karena itu, PDAM Kota Bandung perlu memberikan perhatian yang lebih terhadap masalah kapasitas. Untuk menetapkan alternatif strategi dalam mengatasi masalah di dalam perusahaan, maka dilakukan analisis dan evaluasi strategi operasi pada Tabel

23 Variabel Pelayanan yang Perlu Diperbaiki KUALITAS, KUANTITAS DAN KONTINUITAS PASOKAN AIR Jumlah pasokan air di beberapa daerah masih kurang (tidak mengalir 24 jam) sehingga dilakukan pergiliran aliran air. Tabel 3.10 Analisis dan Evaluasi Strategi Operasi Analisa Penyebab Semakin berkurangnya debit mata air sebagai sumber air baku (terutama pada musim kemarau) hingga 50% dari debit normal 200 l/ detik. Usulan Perbaikan PENGEMBANGAN & ORGANISASI Pengembangan sumber-sumber air baku, yaitu dengan melakukan investasi pengembangan dan eksplorasi air baku baru. Kualitas air di beberapa daerah masih ada yang belum memenuhi standar air bersih. CAKUPAN PELAYANAN Jumlah air yang disalurkan PDAM Kota Bandung sebanyak l/ detik baru mampu melayani sekitar 63%-65% dari semua kebutuhan pelanggan. Tingkat kehilangan air yang tinggi yang disebabkan kurangnya pemeliharaan pipa distribusi dan banyaknya sambungan liar. Kualitas air yang rendah disebabkan semakin banyaknya limbah industri dan rumah tangga yang mencemari sungai sebagai sumber air baku. Semakin berkurangnya pasokan air sebagai sumber air baku akibat musim dan semakin rusaknya daerah tangkapan/ resapan air. Jaringan pipa distribusi yang masih terbatas dan tidak menjangkau daerah-daerah tertentu. Pemeliharaan kualitas air baku, yaitu dengan melakukan evaluasi kualitas air baku dan air bersih. Mewajibkan pelanggan baru untuk membuat sumur resapan di setiap tempat tinggal, dan kampanye tentang Gerakan Hemat Air, terutama di kalangan pelajar Membuat sistem penjadwalan penggiliran air kepada pelanggan KAPASITAS Membangun hidran-hidran umum dan truk tanki terutama untuk daerah pemukiman padat penduduk dan tidak terjangkau pipa PDAM( proyek jangka panjang, bila dana mencukupi). 41 SUPPLY NETWORK PDAM dapat menjalin kerjasama dengan developer pemukiman untuk mengelola kegiatan operasional (jaringan, distribusi), sedangkan PDAM hanya menjamin suplai air bersih dan meter induk.

24 42 Variabel Pelayanan yang Perlu Diperbaiki Tabel 3.10 Analisis dan Evaluasi Strategi Operasi (lanjutan) Analisa Penyebab Usulan Perbaikan PENGEMBANGAN & ORGANISASI Melakukan analisis tentang proyeksi konsumsi air bersih secara periodik sehingga dapat mengantisipasi sebelum terjadinya krisis. KEMAMPUAN & KECEPATAN PENANGANAN PENGADUAN Tingginya jumlah pengaduan yang tidak tertangani setiap periode yang menyebabkan penumpukan jumlah pengaduan. Tanggapan terhadap pengaduan tidak dilakukan dengan segera, yaitu sekitar 1-4 minggu. Ketidakprofesionalan manajemen dalam mengatasi pengaduan yang sebenarnya berupa masukan bagi kemajuan perusahaan. Kurangnya arahan dari pimpinan perusahaan untuk mengubah mind-set PDAM sebagai perusahaan yang tidak memiliki kompetitor (tidak kompetitif) menjadi perusahaan yang diberi kepercayaan untuk memberi pelayanan prima. Kurangnya kompetensi karyawan akibat banyak karyawan yang bekerja tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan. Kurangnya pelatihan berupa training dan pendidikan karyawan yang menunjang pekerjaan. PENGEMBANGAN & ORGANISASI Menindaklanjuti pengaduan dengan penanganan (Bagian Hubungan Langganan). Hal ini dilakukan dengan membentuk tim penanganan pengaduan berdasarkan pembagian 5 wilayah Bandung dengan menerapkan sistem reward and punishment. Pimpinan memberi arahan tentang tactical plan kepada karyawan sesuai dengan visi, misi perusahaan secara periodik. Menyelenggarakan training dan pendidikan bagi karyawan untuk memperdalam skill dan competency sesuai dengan bidang pekerjaannya untuk meningkatkan efektivitas kerjanya. Melakukan rotasi pegawai secara berkala (misalnya tiap 5 tahun) untuk menghindari kejenuhan. PROSES TEKNOLOGI Melakukan pembenahan pada sistem complaint handling history, yaitu mendokumentasikan jumlah dan jenis pengaduan, serta penjadwalan perbaikan.

25 Variabel Pelayanan yang Perlu Diperbaiki PENERAAN METER AIR Petugas pembaca meter air tidak selalu hadir Rendahnya keakuratan pembacaan meter air sehingga besarnya tagihan tidak sesuai dengan yang tercantum di meteran. Tabel 3.10 Analisis dan Evaluasi Strategi Operasi (lanjutan) Analisa Penyebab Kurangnya pengawasan dan penerapan penilaian kinerja karyawan sehingga karyawan tidak termotivasi dan kurang peduli pada tugasnya. Ketidakakuratan pencatatan meter disebabkan karyawan terkadang membuat perkiraan angka meter kepada rumah yang tidak didatangi. Kemungkinan adanya ketidaksesuaian workload dengan kemampuan petugas. Usulan Perbaikan PENGEMBANGAN & ORGANISASI Membentuk tim pengawas yang bertugas melakukan pengecekan kebenaran pencatatan meter dengan peninjauan lapangan secara random. Menerapkan dan merumuskan sistem penilaian kinerja karyawan dengan memberikan reward kepada karyawan yang kinerjanya baik dan punishment kepada yang kinerjanya buruk. Melakukan evaluasi berkala terhadap workload petugas dan membuat workload yang sesuai kemampuan petugas. TINGKAT KEHILANGAN AIR 43 Tingkat kehilangan air PDAM Kota Bandung masih tinggi, yaitu 55%, sedangkan tingkat yang dapat ditoleransi adalah < 20% (berdasarkan Kepmendagri). Kehilangan air yang tinggi menyebabkan inefisiensi produksi sehingga berdampak buruk pada kepercayaan pelanggan dan masalah cost efficiency. Program penekanan tingkat kehilangan air (NRW) masih belum optimal, yaitu program ini baru menghasilkan pengurangan sebanyak 1.42% selama 1 tahun terakhir. Kurangnya monitoring dan pemeliharaan terhadap pipa-pipa distribusi sehingga pipa-pipa tua masih tetap digunakan. Banyaknya tindak pencurian air berupa sambungan liar. Program pengurangan NRW masih dalam proses sehingga hasilnya belum optimal. Namun program ini perlu mendapat dukungan dari segala pihak termasuk dukungan karyawan dan direksi. PENGEMBANGAN & ORGANISASI Melakukan monitoring lapangan dan perbaikan terhadap keadaan pipa-pipa distribusi. Membentuk tim pengawas yang secara rutin melakukan operasi sambungan liar. Melakukan studi banding ke PDAM daerah lain yang telah berhasil melakukan program pengurangan NRW.

26 44 Variabel Pelayanan yang Perlu Diperbaiki Tabel 3.10 Analisis dan Evaluasi Strategi Operasi (lanjutan) Analisa Penyebab Usulan Perbaikan SUPPLY NETWORK Menjalin kerjasama dengan stakeholder (pemerintah, masyarakat), lembaga seperti USAID untuk mendukung program NRW untuk pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan. Menjalin kerjasama dengan Depkominfo untuk mengedukasi dan meningkatkan awareness masyarakat tentang sambungan liar, misalnya melalui iklan layanan masyarakat, dan menjalin kerjasama dengan masyarakat agar melaporkan tindakan tersebut. KECEPATAN PENYAMBUNGAN BARU Untuk mendapatkan pelayanan sambungan baru, pelanggan membutuhkan waktu sekitar 25 hari kerja bahkan hingga 3 bulan, sementara waktu yang dianjurkan maksimum 6 hari kerja. Ketidaksigapan karyawan akibat budaya kerja perusahaan yang kurang memperhatikan dan menghargai kinerja masing-masing karyawan sehingga karyawan tidak termotivasi untuk memberikan kinerja terbaik. Waktu paling lama adalah pada survey tempat dan persetujuan Direksi PENGEMBANGAN & ORGANISASI Evaluasi berkala tentang kemampuan internal dan melakukan penyesuaian agar dapat mencapai target. Menerapkan dan merumuskan sistem penilaian kinerja karyawan dengan memberikan reward kepada karyawan yang kinerjanya baik dan punishment kepada yang kinerjanya buruk. PROSEDUR PEMBAYARAN TAGIHAN Berdasarkan Survey Kepuasan Pelanggan (SKP) pada dasarnya prosedur pembayaran cukup memuaskan, tetapi setiap periodenya PDAM mengalami penurunan jumlah pelanggan yang sebagian besar akibat putusnya sambungan pelanggan. Prosedur pembayaran yang menuntut kesadaran masyarakat tanpa ada surat tagihan kurang cocok diterapkan pada masyarakat dengan tingkat pendidikan/ ekonomi rendah. PENGEMBANGAN & ORGANISASI Merancang prosedur baru untuk masyarakat, misalnya dengan berkoordinasi dengan pimpinan daerah untuk mengelola pembayaran.

27 KUALITAS DEPENDABILITY Cakupan Pelayanan Kualitas Pasokan Air & Tabel 3.11 Matriks Strategi Operasi Usulan PDAM Kota Bandung Instalasi Pengolahan Air (Badaksinga, Dago Pakar, Mini Plan Dago, Mini Plan Cibeureum & Cipanjalu) Jaringan pipa distribusi Hidran-hidran umum dan truk tanki untuk pemukiman padat (proyek jangka panjang) ** Laboratorium pengendalian kualitas lingkungan (LPKL) yang telah mendapatkan sertifikat ISO ** Melakukan kerjasama dengan mitra kerja untuk pemasangan pipa Menjalin kerjasama dengan developer pemukiman untuk mengelola kegiatan operasional (jaringan, distribusi) * Melakukan kerjasama untuk perbaikan dan pemeliharaan peralatan * Program peningkatan/perluasan pelayanan (Corporate Plan) Pengukuran dan evaluasi kinerja per tahun Analisis proyeksi konsumsi air bersih secara berkala ** Pemeliharaan kualitas air baku, yaitu dengan melakukan evaluasi kualitas air baku dan air bersih.* 45 Kemudahan dan Kenyamanan Pelayanan Ketersediaan service point Kemudahan prosedur pembayaran tagihan Media informasi tagihan *** Very Critical ** Critical * Secondary Kantor Pelayanan & Loket Pembayaran yang dibantu dengan 13 kantor kas pembantu ** Menjalin kerjasama dengan bank sebagai tempat pembayaran Menjalin kerjasama dengan media untuk memberikan informasi tagihan (radio, operator 109) ** On line payment melalui ATM On line billing system KAPASITAS SUPPLY NETWORK PROSES TEKNOLOGI ** Merancang prosedur baru untuk masyarakat untuk mengurangi banyaknya pelanggan yang memutus sambungan, misalnya dengan berkoordinasi dengan pimpinan daerah untuk mengelola pembayaran ** PENGEMBANGAN & ORGANISASI

28 46 Tabel 3.11 Matriks Strategi Operasi Usulan PDAM Kota Bandung (lanjutan) Media penyampaian keluhan Melayani pengaduan via SMS * Kemampuan Penanganan Pengaduan Jumlah pengaduan selesai ditangani Kemampuan petugas Tersedianya divisi untuk penanganan pengaduan, yaitu Divisi Hubungan Langganan Memiliki mitra kerja untuk membantu perbaikan peralatan Melakukan pembenahan pada sistem complaint handling history, yaitu mendokumentasikan jumlah dan jenis pengaduan, serta penjadwalan perbaikan Membentuk tim penanganan pengaduan berdasarkan pembagian 5 wilayah Bandung dengan menerapkan sistem reward and punishment Menyelenggarakan training dan pendidikan bagi karyawan untuk memperdalam skill dan competency sesuai dengan bidang pekerjaan Melakukan rotasi pegawai secara berkala (misalnya tiap 5 tahun) * * ** Pimpinan memberi arahan tentang tactical plan kepada karyawan secara berkala *** Peneraan Meter Air Keakuratan pembacaan meter air Membentuk tim pengawas yang bertugas melakukan pengecekan kebenaran pencatatan meter dengan peninjauan lapangan (random). *** Very Critical ** Critical * Secondary KAPASITAS SUPPLY NETWORK PROSES TEKNOLOGI PENGEMBANGAN & ORGANISASI

29 Tabel 3.11 Matriks Strategi Operasi Usulan PDAM Kota Bandung (lanjutan) Menerapkan dan merumuskan sistem penilaian kinerja karyawan dengan sistem reward and punishment 47 Kuantitas dan Kontinuitas Pasokan Air Air mengalir dalam jumlah yang sesuai selama 24 jam *** Very Critical ** Critical * Secondary Instalasi Pengolahan Air (Badaksinga, Dago Pakar, Mini Plan Dago, Mini Plan Cibeureum & Cipanjalu) Sumber air baku dari sungai, mata air, dan air tanah ** Melakukan kerjasama dengan PT. PLN dan Perum Perhutani untuk pengadaan sumber air Menjalin kerjasama dengan stakeholder (pemerintah, masyarakat), lembaga seperti USAID untuk mendukung program NRW untuk pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan Menjalin kerjasama dengan Depkominfo untuk mengedukasi dan meningkatkan awareness masyarakat tentang sambungan liar, misalnya melalui iklan layanan masyarakat ** KAPASITAS SUPPLY NETWORK PROSES TEKNOLOGI Melakukan evaluasi berkala terhadap workload petugas dan membuat workload yang sesuai kemampuan petugas. ** Pengembangan sumbersumber air baku, yaitu dengan melakukan investasi pengembangan dan eksplorasi air baku baru. Mewajibkan pelanggan baru untuk membuat sumur resapan di setiap tempat tinggal Melakukan monitoring lapangan dan perbaikan terhadap keadaan pipa-pipa distribusi Membentuk tim pengawas yang secara rutin melakukan operasi sambungan liar PENGEMBANGAN & ORGANISASI

30 48 Tabel 3.11 Matriks Strategi Operasi Usulan PDAM Kota Bandung (Lanjutan) Membuat sistem penjadwalan penggiliran air kepada pelanggan *** KECEPATAN Kecepatan Penyambungan Baru dan Penanganan Gangguan Tersedianya divisi untuk penanganan pengaduan, yaitu Divisi Hubungan Langganan Memiliki mitra kerja untuk membantu perbaikan peralatan Evaluasi berkala tentang kemampuan internal dan melakukan penyesuaian agar dapat mencapai target. * * Menerapkan dan merumuskan sistem penilaian kinerja karyawan dengan menerapkan rewardand punishment kepada karyawan ** COST Biaya Operasional Pengolahan air dilakukan terpusat di IPA Badaksinga (Bandung Pusat) sehingga mengurangi biaya distribusi ** *** Very Critical ** Critical * Secondary KAPASITAS SUPPLY NETWORK PROSES TEKNOLOGI PENGEMBANGAN & ORGANISASI

BAB 3 SOLUSI BISNIS. Tujuan Penelitian Merumuskan strategi operasi untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan

BAB 3 SOLUSI BISNIS. Tujuan Penelitian Merumuskan strategi operasi untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan BAB 3 SOLUSI BISNIS 3.1 Alternatif Solusi Bisnis Bab sebelumnya membahas bahwa salah satu faktor utama yang menimbulkan masalah dalam PDAM Kabupaten Cirebon adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan pelanggan

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Rencana Implementasi Dari penjelasan pada bab sebelumnya, terlihat bahwa pembenahan-pembenahan perlu dilakukan terutama pada bagian Pengembangan & Organisasi. Hal ini mencakup

Lebih terperinci

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Conceptual Framework Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal yang terbentuk mengacu kepada kinerja PDAM Kota Bandung. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja PDAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Visi, Misi, Strategi dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Visi, Misi, Strategi dan Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung pada mulanya milik Belanda didirikan tahun 1916 dengan nama Water Leiding Bednif (Perusahaan Air). Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA 4.1 Rencana Implementasi Sistem Manajemen Kinerja kontekstual di PDAM Kota Bandung berbasis IPMS seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya hanya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI

BAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI BAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI A. Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi Bagaimana Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi? Berikut ini analisa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung pada mulanya milik Belanda didirikan tahun 1916 dengan nama Water Leiding Bednif (Perusahaan Air). Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Conceptual Framework Berdasarkan hasil wawancara dan literatur, isu utama yang dihadapi PDAM Kota Bandung adalah nya kualitas pelayanan. Hal ini disebabkan oleh beberapa

Lebih terperinci

RANCANGAN STRATEGI OPERASI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PDAM KOTA BANDUNG PROYEK AKHIR. Oleh : AYU MEDITA SARASWATI NIM :

RANCANGAN STRATEGI OPERASI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PDAM KOTA BANDUNG PROYEK AKHIR. Oleh : AYU MEDITA SARASWATI NIM : RANCANGAN STRATEGI OPERASI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PDAM KOTA BANDUNG PROYEK AKHIR Oleh : AYU MEDITA SARASWATI NIM : 29105305 Program Magister Administrasi Bisnis Sekolah Bisnis dan Manajemen INSTITUT

Lebih terperinci

mbar 3.9 Kesesuaian kebutuhan pelanggan dengan sumber daya

mbar 3.9 Kesesuaian kebutuhan pelanggan dengan sumber daya Tangible and intangible Resources Staff yang berpengalaman Peralatan dan utilitas gedung yang memadai Relasi ke tenant dan supplier Customer Pedagang independen kelas menengah Tujuan mendapat lokasi perdagangan

Lebih terperinci

BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Conceptual Framework Melalui wawancara dengan Ir. HM. Nasija Warnadi, MM. selaku Direktur PDAM Kabupaten Cirebon dan studi literatur dari buku (majalah) Air Minum terbitan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR TENTANG PELAYANAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR TENTANG PELAYANAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR TENTANG PELAYANAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR I. PENJELASAN UMUM Sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI OPERASI DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN CIREBON PROYEK AKHIR

ANALISIS STRATEGI OPERASI DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN CIREBON PROYEK AKHIR ANALISIS STRATEGI OPERASI DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN CIREBON PROYEK AKHIR Oleh: EKO AGUNG ADYAKSA NIM: 29105108 Program Magister Administrasi Bisnis Sekolah Bisnis dan Manajemen INSTITUT

Lebih terperinci

PERMASALAHAN ALIRAN AIR

PERMASALAHAN ALIRAN AIR PERMASALAHAN ALIRAN AIR A. Mengapa air tidak mengalir? Penyebab air tidak mengalir pada pelanggan adalah : - Permasalahan di sistem perpipaan pelanggan. - Stopkran yang ada di pelanggan rusak (dalam posisi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. LEIDING BEDRIJF yang dikelola oleh pemerintah Hindia Belanda, dengan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. LEIDING BEDRIJF yang dikelola oleh pemerintah Hindia Belanda, dengan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah singkat perusahaan Pada tahun 1926 Perusahaan air minum dikenal dengan nama WATER LEIDING BEDRIJF yang dikelola oleh pemerintah Hindia Belanda, dengan cakupan

Lebih terperinci

Studi Kehilangan Air Komersial (Studi Kasus: PDAM Kota Kendari Cabang Pohara)

Studi Kehilangan Air Komersial (Studi Kasus: PDAM Kota Kendari Cabang Pohara) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-355 Studi Komersial (Studi Kasus: PDAM Kota Kendari Cabang Pohara) Iis Puspitasari dan Alfan Purnomo Departemen Teknik Lingkungan,

Lebih terperinci

Rekomendasi Upaya Pengendalian Kehilangan Air

Rekomendasi Upaya Pengendalian Kehilangan Air Bab VI Rekomendasi Upaya Pengendalian Kehilangan Air VI.1 Umum Studi pengendalian kehilangan air untuk PDAM Kota Bandung tidak cukup hanya meneliti berapa besar nilai kehilangan air dan penyebab-penyebabnya,

Lebih terperinci

PAM JAYA SEBAGAI PENYEDIA AIR BERSIH DALAM RENCANA PENGEMBANGAN RUMAH SUSUN DI DKI JAKARTA

PAM JAYA SEBAGAI PENYEDIA AIR BERSIH DALAM RENCANA PENGEMBANGAN RUMAH SUSUN DI DKI JAKARTA PAM JAYA SEBAGAI PENYEDIA AIR BERSIH DALAM RENCANA PENGEMBANGAN RUMAH SUSUN DI DKI JAKARTA Oleh Ir. H. Sriwidayanto Kaderi Kongres Penghuni Rusun Indonesia 18 Desember 2013 Auditorium Cawang Kencana TUJUAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten didirikan berdasar kan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkalis Nomor 4 Tahun 1994 Tanggal

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab I V Metodologi Penelitian IV.1 Umum Untuk penentuan perhitungan penelitian kehilangan air pada sistem jaringan perpipaan distribusi air minum Kota Bandung, perlu diketahui dahulu apakah kehilangan

Lebih terperinci

V. EVALUASI KINERJA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dalam mengukur kinerja PDAM Kabupaten Sukabumi sebagai

V. EVALUASI KINERJA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dalam mengukur kinerja PDAM Kabupaten Sukabumi sebagai V. EVALUASI KINERJA PDAM KABUPATEN SUKABUMI Dalam mengukur kinerja PDAM Kabupaten Sukabumi sebagai pembahasan hasil kajian digunakan dua aspek, yang meliputi fungsi sosial dan ekonominya. Guna memudahkan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN 62 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian awal dilakukan pada periode 10 September 2012 dengan menghimpun data PDAM Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Cirebon pada awalnya bernama Badan Pengelola Air Minum (BPAM) yang merupakan badan usaha dengan berdasarkan Surat Keputusan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 28 PERATURAN WALIKOTA KOTA BANDUNG NOMOR : 937 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 28 PERATURAN WALIKOTA KOTA BANDUNG NOMOR : 937 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 28 PERATURAN WALIKOTA KOTA BANDUNG NOMOR : 937 TAHUN 2009 TENTANG PENGATURAN PELAYANAN AIR MINUM DAN AIR LIMBAH PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTAWENING

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN TERHADAP EVALUASI KINERJA PENYEDIA AIR BERSIH PERPIPAAN DI KOTA KECIL (SOREANG DAN BANJARAN)

BAB 5 KESIMPULAN TERHADAP EVALUASI KINERJA PENYEDIA AIR BERSIH PERPIPAAN DI KOTA KECIL (SOREANG DAN BANJARAN) BAB 5 KESIMPULAN TERHADAP EVALUASI KINERJA PENYEDIA AIR BERSIH PERPIPAAN DI KOTA KECIL (SOREANG DAN BANJARAN) 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian data dan analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan strategis. Teknologi informasi saat ini berperan sangat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan strategis. Teknologi informasi saat ini berperan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika perubahan lingkungan strategis, baik secara eksternal maupun internal, merupakan suatu proses yang tidak dapat dihindari oleh institusi manapun. Oleh karena

Lebih terperinci

4.1. PENGUMPULAN DATA

4.1. PENGUMPULAN DATA Metodologi adalah acuan untuk menentukan langkah-langkah kegiatan yang perlu diambil dalam suatu analisa permasalahan. Penerapan secara sistematis perlu digunakan untuk menentukan akurat atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini akan dipaparkan temuan studi, kesimpulan, dan rekomendasi dari studi yang telah dilakukan. Di bagian akhir bab ini, juga akan dipaparkan mengenai kelemahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung Pada tahun 1976 Pemerintah memberikan bantuan sarana dan prasarana penyediaan air bersih untuk kota Cimahi dan Lembang.

Lebih terperinci

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung oleh wawancara terhadap para responden dan informasi-informasi yang diperoleh dari

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KUTAI TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

VI. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PDAM TIRTA LEMATANG

VI. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PDAM TIRTA LEMATANG VI. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PDAM TIRTA LEMATANG Kinerja Kuangan Rendah Kinerja Manajemen Rendah Kinerja PDAM Rendah Kinerja Teknis Rendah Gambar Kinerja PDAM Tirta Lematang Kabupaten Lahat 17 VI. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB 4 KINERJA PDAM KABUPATEN PONOROGO TAHUN

BAB 4 KINERJA PDAM KABUPATEN PONOROGO TAHUN BAB 4 KINERJA PDAM KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2007-2009 Penilaian kinerja PDAM Kabupaten Ponorogo tahun 2007-2009 berdasarkan Kepmendagri No.47 Tahun 1999 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja PDAM. Kinerja

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYEDIAAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM SURYA SEMBADA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Tabel IV.1 Guna Lahan Perumahan Dan Proyeksi Jumlah Penduduk

Tabel IV.1 Guna Lahan Perumahan Dan Proyeksi Jumlah Penduduk 86 BAB IV KAJIAN PEMBIAYAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH 4.1 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Proyeksi kebutuhan air bersih pada wilayah pelayanan yang telah ditentukan didapat berdasarkan guna lahan rencana Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU BAB II II.1 Profil PDAM Tirta Darma Ayu II.1.1 Sejarah PDAM Tirta Darma Ayu Bermula pada tahun 1932 dibangunlah sebuah instalasi pengolahan air di Kabupaten Indramayu dengan kapasitas 20 liter/detik dan

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ali Masduqi

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ali Masduqi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Ali Masduqi Penyediaan Air Minum Aspek Teknis Unit Air Baku Unit Produksi Unit Distribusi Unit Pelayanan Unit Pengelolaan Aspek Keuangan Aspek Sosial Tanggap Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air merupakan sumber kehidupan manusia. Ketersediaan air yang aman untuk dikonsumsi adalah sangat penting dan merupakan kebutuhan dasar bagi semua manusia di bumi.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah dan Perkembangan PDAM Kabupaten Sukabumi. Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sukabumi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah dan Perkembangan PDAM Kabupaten Sukabumi. Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sukabumi IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Sejarah dan Perkembangan PDAM Kabupaten Sukabumi Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sukabumi diawali dengan pembangunan sarana air bersih untuk melayani

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH

BAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH BAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH 4.1 Umum Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sistem distribusi air bersih yaitu berupa informasi mengenai kebutuhan air bersih

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di kantor pusat Perusahaan Daerah Air Minum

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di kantor pusat Perusahaan Daerah Air Minum 26 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian dilaksanakan di kantor pusat Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Kota Bandung yang beralamatkan di Jl. Badaksinga No. 10 Bandung.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirtawening Kota Bandung. : Stadgemente Water Leiding Bandung

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirtawening Kota Bandung. : Stadgemente Water Leiding Bandung 7 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirtawening Kota Bandung Sejarah pendirian PDAM Kota Bandung dimulai sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Pembentukan PDAM Kota Bandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tradisi yang melekat dalam dinamika masyarakat. Air merupakan sumber daya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tradisi yang melekat dalam dinamika masyarakat. Air merupakan sumber daya yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia. Selain sebagai kebutuhan dasar, air diperlukan sebagai pendukung dalam kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Pengelolaan Sumberdaya Air Berdasarkan Kapasitas Produksi Instalasi

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Pengelolaan Sumberdaya Air Berdasarkan Kapasitas Produksi Instalasi VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Analisis Pengelolaan Sumberdaya Air Berdasarkan Kapasitas Produksi Instalasi PDAM Bekasi merupakan salah satu PDAM yang berada di wilayah Kota Bekasi. Pengelolaan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI

BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI 4.1. Rencana Implementasi Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data melalui alternatif solusi yang didapat dengan menggunakan matriks strategi operasi, terlihat bahwa perlu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitan ini adalah untuk mengidentifikasi pengelolaan air bersih pada instalasi pengolahan air (IPA) yang digunakan di kawasan Jababeka. 3.2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PDAM Tirtawening Kota Bandung Sumber :Pambdg.co.id (di akses pada tanggal 21 Agustus 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PDAM Tirtawening Kota Bandung Sumber :Pambdg.co.id (di akses pada tanggal 21 Agustus 2015) BAB I PENDAHULUAN 1.1Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Logo PDAM Tirtawening Kota Bandung Sumber :Pambdg.co.id (di akses pada tanggal 21 Agustus 2015) PDAM atau disebut juga Perusahaan Daerah Air

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 3 Ayat (3) disebutkan bahwa Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung

Lebih terperinci

BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K YAT

BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K YAT BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K YAT OUTLINE 1 2 3 PENDAHULUAN PENJELASAN MENGENAI PENILAIAN KINERJA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PRT/M/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PRT/M/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PRT/M/2014 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 05 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 236 TAHUN 2009 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 05 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 236 TAHUN 2009 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 05 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 236 TAHUN 2009 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BANDUNG WALIKOTA BANDUNG Menimbang

Lebih terperinci

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis kondisi eksisting dan pembahasan terhadap kondisi pelayanan air minum oleh PDAM Kecamatan Kota Sumenep, maka kesimpulan yang diambil

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. 1 Tinjauan Teoretis 2.1. 1 Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PDAM TIRTA KAMUNING

BAB II TINJAUAN UMUM PDAM TIRTA KAMUNING BAB II TINJAUAN UMUM PDAM TIRTA KAMUNING 2.1 Sejarah Berdirinya PDAM TIRTA KAMUNING Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kamuning Kabupaten Kuningan adalah satusatunya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi atau perusahaan memerlukan sumber daya untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi atau perusahaan memerlukan sumber daya untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi atau perusahaan memerlukan sumber daya untuk mencapai tujuannya. Sumber daya merupakan sumber energi, tenaga, kekuatan yang diperlukan untuk menciptakan daya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan pada suatu daerah sering membawa dampak, baik dari nilai positif maupun nilai negatif. Semakin berkembangnya suatu daerah tersebut akan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH PERUSAHAAN

BAB II SEJARAH PERUSAHAAN BAB II SEJARAH PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kampar adalah Badan Usaha Milik Pemerintah Daerah Kampar. Sesuai dengan Surat Keputusan bersama Menteri Pekerjaan

Lebih terperinci

STRATEGI PENURUNAN KEBOCORAN DI SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA MATARAM

STRATEGI PENURUNAN KEBOCORAN DI SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA MATARAM STRATEGI PENURUNAN KEBOCORAN DI SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA MATARAM Oleh: Indah Eka Febriany (3312202812) Dosen Pembimbing Alia Damayanti ST, MT, PhD PROGRAM MAGISTER TEKNIK SANITASI LINGKUNGAN JUR.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam terutama dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam terutama dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam terutama dari sektor sumber daya airnya, mengingat bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari air merupakan salah satu komponen yang paling dekat dengan manusia yang menjadi kebutuhan dasar bagi kualitas dan keberlanjutan kehidupan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN TARIF AIR MINUM PADA PERUSAHAAN UMUM DAERAH AIR MINUM TIRTA MERAPI KABUPATEN KLATEN DENGAN

Lebih terperinci

STUDI PENINGKATAN KINERJA PDAM KABUPATEN DONGGALA

STUDI PENINGKATAN KINERJA PDAM KABUPATEN DONGGALA TESIS STUDI PENINGKATAN KINERJA PDAM KABUPATEN DONGGALA Oleh : PATTRICK (3310 202 704) Dosen Pembimbing: Dr. ALI MASDUQI, ST., MT. PROGRAM MAGISTER TEKNIK PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN JUR. TEKNIK LINGKUNGAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengirimkan produk atau jasa ke pelanggan. Apapun bentuk sektor industri baik

BAB I PENDAHULUAN. mengirimkan produk atau jasa ke pelanggan. Apapun bentuk sektor industri baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Operasi merupakan bagian dari organisasi dalam menciptakan dan mengirimkan produk atau jasa ke pelanggan. Apapun bentuk sektor industri baik secara tersirat atau tidak

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN MALINAU TAHUN 2013

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN MALINAU TAHUN 2013 ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN MALINAU TAHUN 0 Bayu Imam Prakoso, L.C.A. Robin Jonathan, Elfreda A Lau, Fakultas Ekonomi, Universitas 7 Agustus 9 Samarinda ABSTRAKSI Kebutuhan

Lebih terperinci

KERANGKA KEBIJAKAN SEKTOR AIR MINUM PERKOTAAN RINGKASAN EKSEKUTIF

KERANGKA KEBIJAKAN SEKTOR AIR MINUM PERKOTAAN RINGKASAN EKSEKUTIF KERANGKA KEBIJAKAN SEKTOR AIR MINUM PERKOTAAN a. Pada akhir Repelita V tahun 1994, 36% dari penduduk perkotaan Indonesia yang berjumlah 67 juta, jiwa atau 24 juta jiwa, telah mendapatkan sambungan air

Lebih terperinci

Perancangan Arsitektur Informasi dengan Menggunakan Bussiness System Planning (Studi Kasus:Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten P )

Perancangan Arsitektur Informasi dengan Menggunakan Bussiness System Planning (Studi Kasus:Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten P ) Perancangan Arsitektur Informasi dengan Menggunakan Bussiness System Planning (Studi Kasus:Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten P ) Paramita Mayadewi Program Studi Manajemen Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

Luas Wilayah Provinsi DKI Jakarta

Luas Wilayah Provinsi DKI Jakarta Luas Wilayah Provinsi DKI Jakarta Luas Wilayah Menurut Kabupaten / Kota Provinsi DKI Jakarta Kabupaten/Kota Luas (Km2) % Kepulauan Seribu 8,70 1,31 Jakarta Selatan 141,27 21,33 Jakarta Timur 188,03 28,39

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan air tidak dapat dilepaskan dari kehidupan makhluk hidup karena air merupakan komponen vital yang sangat diperlukan terutama oleh manusia. Setiap harinya

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 21 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 21 TAHUN 2006 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 21 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM "DELTA TIRTA" KABUPATEN SIDOARJO BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON 2 NOMOR 10 TAHUN 2012 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Perancangan Arsitektur Informasi Dengan Menggunakan Bussiness System Planning (Studi Kasus:Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten P )

Perancangan Arsitektur Informasi Dengan Menggunakan Bussiness System Planning (Studi Kasus:Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten P ) Perancangan Arsitektur Informasi Dengan Menggunakan Bussiness System Planning (Studi Kasus:Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten P ) Paramita Mayadewi Program Studi Manajemen Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PROFIL INSTITUSI MITRA. saat thedakan pada tahun Pelaksanaan pembangunan diserahkan kepada NV

BAB III PROFIL INSTITUSI MITRA. saat thedakan pada tahun Pelaksanaan pembangunan diserahkan kepada NV BAB III PROFIL INSTITUSI MITRA A. Sejarah PDAM Kota Surakarta Air minum Surakarta terbangun tahun 1929 oleh Paku Buwono X pada saat thedakan pada tahun 1925. Pelaksanaan pembangunan diserahkan kepada NV

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 160 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian sebelumnya telah dibahas berbagai temuan yang diperoleh dari penelitian. Pada bagian akhir ini selanjutnya akan dibahas mengenai kesimpulan yang didapat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAERAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD (Studi Kasus PDAM TirtaDharmaKabupaten Klaten ) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

STRATEGI PDAM KOTA TOMOHON DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN AIR BERSIH

STRATEGI PDAM KOTA TOMOHON DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN AIR BERSIH STRATEGI PDAM KOTA TOMOHON DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN AIR BERSIH Isye Darlina dan Nieke Karnaningroem Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program Pascasarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Pelanggan PDAM Tirtawening Kota Bandung (Sumber : website PDAM Tirtawening Kota Bandung [PDA12])

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Pelanggan PDAM Tirtawening Kota Bandung (Sumber : website PDAM Tirtawening Kota Bandung [PDA12]) BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang, identifikasi masalah, lingkup masalah, maksud dan tujuan Tugas Akhir, metode penelitian dan sistematika laporan Tugas Akhir. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENGATURAN TARIF AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENGATURAN TARIF AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENGATURAN TARIF AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI EKSISTING JARINGAN DISTRIBUSI PDAM KOTA BANDUNG

BAB IV KONDISI EKSISTING JARINGAN DISTRIBUSI PDAM KOTA BANDUNG BAB IV KONDISI EKSISTING JARINGAN DISTRIBUSI PDAM KOTA BANDUNG IV.1 SUMBER AIR BAKU Air baku yang digunakan dalam sistem produksi air bersih PDAM Kota Bandung saat ini berasal dari 3 (tiga) jenis sumber,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki luas wilayah Jumlah Air (m 3 ) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki luas wilayah kurang lebih 5.180.053 km 2 yang terdiri dari 1.922.570 km 2 daratan dan 3.257.483

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 36 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 36 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BADUNG 1 BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 36 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka usaha

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam yang dapat memajukan kesejahteraan umum yang. kebutuhan hidup manusia sehari hari terhadap air berbeda beda untuk

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam yang dapat memajukan kesejahteraan umum yang. kebutuhan hidup manusia sehari hari terhadap air berbeda beda untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air bersih dan sehat merupakan kebutuhan mutlak bagi manusia. Karena tidak ada satu mahluk yang dapat hidup tanpa air. Air merupakan sumber daya alam yang dapat

Lebih terperinci

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI AHLI MANAJEMEN AIR MINUM TINGKAT UTAMA NAMA PESERTA NAMA ASESOR FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI : CLUSTER AHLI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, pemenuhan pelayanan berkualitas bagi perusahaan kemudian tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. ini, pemenuhan pelayanan berkualitas bagi perusahaan kemudian tidak jarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan kondisi perekonomian, maka dunia industri semakin mendapat tuntutan yang tinggi dari masyarakat. Tuntutan yang dimaksud salah satunya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I I.1 Umum Air merupakan salah satu faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Keberadaan air di muka bumi ini sangat berlimpah, mulai dari mata air, sungai, waduk, danau, laut, hingga samudera.

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BENER MERIAH

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BENER MERIAH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BENER MERIAH QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR : 21 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA BENGI KABUPATEN BENER MERIAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi Kota Bontang Tahun 0 05. Program dan kegiatan ini disusun sesuai dengan strategi untuk

Lebih terperinci

Kata Kunci: Evaluasi, Aspek teknis, Aspek finansial, Aspek kelembagaan, Optimalisasi, Strategi peningkatan pelayanan.

Kata Kunci: Evaluasi, Aspek teknis, Aspek finansial, Aspek kelembagaan, Optimalisasi, Strategi peningkatan pelayanan. STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN AIR BERSIH KOTA MEMPAWAH, SUNGAI KUNYIT DAN SUNGAI PINYUH (Studi Kasus di PDAM Kabupaten Pontianak) Abdurahman, Hari Wiko Indaryanto Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pada era sebelum tahun 1980, faktor pelayanan pada pelanggan masih kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pada era sebelum tahun 1980, faktor pelayanan pada pelanggan masih kurang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia pada era sebelum tahun 1980, faktor pelayanan pada pelanggan masih kurang mendapat perhatian dari perusahaan. Fakta ini merupakan pendapat dari Kasmir

Lebih terperinci

STANDAR KEBUTUHAN AIR DAN KOMPONEN UNIT SPAM I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.ENG

STANDAR KEBUTUHAN AIR DAN KOMPONEN UNIT SPAM I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.ENG STANDAR KEBUTUHAN AIR DAN KOMPONEN UNIT SPAM I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.ENG LANDASAN HUKUM UndangUndang Nomor 7 Tahun 04 tentang Sumber Daya Air Peraturan Pemerintah Repbulik Indonesia Nomor : 42 Tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur kepuasan pelanggan, yaitu sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur kepuasan pelanggan, yaitu sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kepuasan Pelanggan 2.1.1. Konsep Kepuasan Pelanggan Konsep Pengukuran Kepuasan Masyarakat atau Pelanggan Menurut Kotler yang dikutip Prasetyani dalam penelitiannya terdapat 4

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Komponen Biaya Produksi dan Biaya Pengelolaan Air PDAM

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Komponen Biaya Produksi dan Biaya Pengelolaan Air PDAM III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Komponen Biaya Produksi dan Biaya Pengelolaan Air PDAM 3.1.1 Biaya Produksi Air PDAM Biaya produksi adalah semua pengeluaran perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berbagai macam kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berbagai macam kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan sumber kehidupan makhluk hidup, terutama manusia digunakan untuk berbagai macam kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu, air penting untuk kelangsungan

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 21 TAHUN 2014

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 21 TAHUN 2014 SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Perencanaan Pengembangan Sistem Distribusi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kedunguling Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur

Perencanaan Pengembangan Sistem Distribusi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kedunguling Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur Perencanaan Pengembangan Sistem Distribusi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kedunguling Kecamatan Candi Kabupaten Jawa Timur Oleh : Muhammad Ali Abdur Rosyid *) dan Indah Nurhayati **) Abstrak Cakupan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Evaluasi Pajak Pengambilan dan Pemanfataan Air Permukaan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Evaluasi Pajak Pengambilan dan Pemanfataan Air Permukaan BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah 1. Evaluasi Pajak Pengambilan dan Pemanfataan Air Permukaan a. Langkah-langkah dalam perhitungan Pajak Air Permukaan di PDAM Kota Surakarta 1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur gas baru dan akuisisi blok migas diberbagai wilayah di Indonesia. Di

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur gas baru dan akuisisi blok migas diberbagai wilayah di Indonesia. Di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Perusahaan Gas Negara (PGN) semakin memantapkan posisinya sebagai BUMN yang memiliki komitmen dan konsistensi dalam pengembangan insfrakstruktur dan pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirta Kampar Bangkinang Kota

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirta Kampar Bangkinang Kota BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1. Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirta Kampar Bangkinang Kota adalah Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Kampar yang didirikan berdasarkan

Lebih terperinci

Bab VI RUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI IMPLEMENTASINYA

Bab VI RUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI IMPLEMENTASINYA Bab VI RUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI IMPLEMENTASINYA 6.1 Sintesa Hasil Simulasi 6.1.1 Pelestarian Fungsi Lingkungan Perkotaan Hasil analisis terhadap keberadaan prasarana dan sarana kota menunjukkan

Lebih terperinci