BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
|
|
- Sri Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini akan dipaparkan temuan studi, kesimpulan, dan rekomendasi dari studi yang telah dilakukan. Di bagian akhir bab ini, juga akan dipaparkan mengenai kelemahan studi dan saran studi lanjutannya. 5.1 Temuan Studi 1. Di Banjaran, 36,67% responden pengguna PDAM telah memiliki jumlah konsumsi di atas standar, sedangkan 63,33% -nya masih di bawah standar (150 l/o/h). Berdasarkan hasil survey, rata-rata jumlah konsumsi air bersih responden pengguna PDAM Banjaran adalah sebesar 162,20 l/o/h. Rata-rata jumlah konsumsi air PDAM-nya sendiri sebesar 139,83 l/o/h. 2. Di Banjaran, 26,67% responden pengguna komunal telah memiliki jumlah konsumsi di atas standar, sedangkan 73,33% -nya masih di bawah standar (150 l/o/h). Rata-rata jumlah konsumsi air bersih responden pengguna komunal di Banjaran sebesar 135,60 l/o/h. Rata-rata jumlah konsumsi air komunalnya sebesar 116,27 l/o/h. 3. Di Soreang, 56,67% responden pengguna PDAM masih memiliki jumlah konsumsi dibawah standar (130 l/o/h). Rata-rata konsumsi responden pengguna PDAM adalah sebesar 149,46 l/o/h. Rata-rata penggunaan air PDAM-nya sendiri sebesar 123,52 l/o/h. 4. Di Soreang, 56,67% responden pengguna komunal masih memiliki jumlah konsumsi dibawah standar (130 l/o/h). Rata-rata konsumsi responden pengguna komunal di Soreang adalah sebesar 130,75 l/o/h. Rata-rata jumlah konsumsi air komunalnya sendiri sebesar 116,27 l/o/h. 5. Persepsi kepuasan responden terhadap kuantitas air umumnya dipengaruhi oleh persepsi pemenuhan kebutuhannya. Oleh karena itu, secara umum persepsi harapan responden menginginkan untuk memperoleh kuantitas air 127
2 128 dengan debit yang besar dan mengalir pada saat-saat yang dibutuhkan, seperti pagi, sore, dan malam hari, sehingga kebutuhan airnya dapat terpenuhi ,33% responden pengguna PDAM di Banjaran memperoleh jam operasi sebanyak jam. 16,67% hanya memperoleh aliran air 6 - <12 jam. 13,33% telah mendapatkan aliran air 18 - <24 jam. Sementara 6,67% lainnya telah memperoleh air 24 jam/hari ,33% responden pengguna komunal di Banjaran hanya mendapatkan jam operasi 12 - <18 jam/hari, 16,67% telah mendapatkan 18 - <24 jam/hari, 26,67% telah mendapatkan 24 jam/hari, 6,67% mendapatkan 6 - <12 jam/hari, dan 16,67% lainnya mendapatkan 0 - <6 jam/hari. 8. 3,33% responden pengguna PDAM Soreang hanya mendapatkan jam operasi 0 - <6 jam/hari. 30% hanya mendapatkan 6 - <12 jam/hari, 33,33% responden memperoleh 12 - <18 jam/hari, 20% telah mendapatkan 18 - <24 jam/hari, dan 13,33% lainnya telah mendapatkan 24 jam/hari ,33% responden pengguna komunal di Soreang hanya mendapatkan jam operasi 0 - <6 jam/hari. 3,33% hanya mendapatkan 6 - <12 jam/hari, 33,33% responden memperoleh 12 - <18 jam/hari, 16,67% telah mendapatkan 18 - <24 jam/hari, dan 33,33% lainnya telah mendapatkan 24 jam/hari. 10. Kepuasan responden terhadap jam operasi umumnya dipengaruhi oleh lama waktu jam operasi, tetapi seiring dengan meningkatnya jam operasi, responden juga mempertimbangkan faktor lain seperti sering tidaknya mati air secara tiba-tiba dan ada tidaknya air saat dibutuhkan dalam menentukan kepuasannya. Oleh karena itu, responden umumnya menginginkan jam operasi yang lebih lama, tidak sering terjadi mati air tiba-tiba, dan air mengalir pada saat-saat dibutuhkan, terutama pada pagi hari ,33% responden pengguna PDAM Banjaran memperoleh air yang berwarna, 23,33% memperoleh air yang berbau, 20% memperoleh air berwarna dan berbau, 3,33% memperoleh air yang berwarna dan berasa, 3,33% memperoleh air yang berwana dan berbau serta berasa, dan 36,67% lainnya telah memperoleh air yang tidak berwarna, berbau, dan berasa.
3 % responden pengguna komunal di Kota Banjaran memperoleh air yang berwarna, 16,67% memperoleh air yang berbau, 13,33% memperoleh air berwarna dan berbau, dan 50% lainnya telah memperoleh air yang tidak berwarna, berbau, dan berasa ,67% responden pengguna PDAM Soreang memperoleh air yang berwarna, 16,67% memperoleh air yang berbau, 6,67% memperoleh air berwarna dan berbau, 3,33% memperoleh air yang berbau dan berasa, 23,33% memperoleh air yang berwana dan berbau serta berasa, dan 43,33% lainnya telah memperoleh air yang tidak berwarna, berbau, dan berasa ,33% responden pengguna komunal Soreang memperoleh air yang berwarna, 10% memperoleh air yang berbau, 3,33% memperoleh air berwarna dan berasa, 6,67% memperoleh air yang berwarna dan berbau serta berasa, dan 46,67% lainnya telah memperoleh air yang tidak berwarna, berbau, dan berasa. 15. Persepsi kepuasan responden terhadap kualitas fisis airnya dipengaruhi oleh persepsi kualitas fisis airnya. Oleh karena itu, persepsi harapan responden umumnya menginginkan untuk memperoleh air bersih yang sesuai standar, yakni tidak berwarna, berbau, dan berasa. 5.2 Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diperoleh bahwa kesenjangan antara standar pelayanan air bersih dengan pelayanan yang dirasakan masyarakat yang meliputi aspek konsumsi air, tingkat kehilangan air, jam operasi, cakupan pelayanan, dan kualitas air di Kota Banjaran dan Soreang adalah bersumber pada ketidakmampuan pihak penyedia air bersih dalam memberikan pelayanan yang baik. Pihak penyedia terbentur pada keterbatasan kemampuan produksi, persoalan sistem distribusi, keterbatasan modal, dan rendahnya kualitas SDM. Kurangnya kerja sama pihak penyedia dengan masyarakat dan pemerintah juga ikut berperan dalam menciptakan kesenjangan pelayanan air bersih. Untuk aspek konsumsi air, rata-rata konsumsi air telah sesuai bahkan melebihi standar untuk pengguna PDAM. Hanya rata-rata konsumsi air pengguna
4 130 komunal di Banjaran yang di bawah standar. Akan tetapi dalam pemenuhan kebutuhannya, sebagian responden menggunakan sumber air alternatif non perpipaan. Jika dilihat jumlah konsumsi PDAM atau komunalnya saja, rataratanya masih di bawah standar. Penggunaan sumber lain mengindikasikan adanya ketidakpuasan responden terhadap pemenuhan konsumsi yang dilakukan PDAM ataupun komunal. Persentase responden yang tidak puas terhadap pelayanan PDAM/komunal cukup besar. Para responden umumnya memiliki keluhan yang sama sehingga persepsi harapannya umumnya juga sama, yakni menginginkan supaya debit air diperbesar, tidak sering mati, dan mengalir saat dibutuhkan terutama pagi hari sehingga kebutuhannya dapat terpenuhi. Pada aspek tingkat kehilangan air, penyebab utama besarnya kehilangan air pada PDAM diakibatkan oleh seringnya kebocoran pipa, human error, dan kurang akuratnya alat pengukuran yang digunakan. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk melaporkan kebocoran pipa atau kerusakan/kehilangan meter air umumnya juga masih kurang. Sementara pada sistem komunal, tingkat kehilangan airnya sulit untuk dihitung karena sistem komunal tidak memiliki water meter induk untuk menghitung jumlah air yang diproduksi. Selain itu, pengelola komunal juga kurang paham mengenai konsep kehilangan air. Dari segi jam operasi, jam operasi yang dirasakan responden beragam, mulai kurang dari enam jam sampai 24 jam/hari. Secara umum pelayanan jam operasi sistem komunal telah lebih baik dibandingkan PDAM dan jam operasi di Kota Soreang juga lebih baik daripada Banjaran. Berdasarkan persepsi harapan responden, sebenarnya jam operasi tidak harus mencapai 24 jam/hari. Oleh karena itu, dengan asumsi bahwa kebutuhan air pada pagi hari dimulai pada pukul 3 pagi dan kebutuhan air pada malam hari berakhir pada pukul 11 malam, maka standar minimal jam operasi dapat ditekan menjadi 20 jam/hari dengan syarat air mengalir terus, tidak mati secara tiba-tiba, dan debit alirannya mencukupi. Sampai saat ini cakupan pelayanan PDAM ataupun sistem komunal, di Kota Banjaran dan Soreang masihlah kecil. Penggunaan air bersih non perpipaan masih sangat mendominasi. Dominasi ini menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan air perpipaan masih buruk sehingga masyarakat lebih memilih untuk
5 131 menggunakan air non perpipaan. Bahkan dari responden pengguna perpipaan pun, tidak sedikit yang menggunakan sumber air alternatif non perpipaan. Oleh karena itu, sebelum meningkatkan cakupan pelayanannya, sebaiknya pihak penyedia memperbaiki dan meningkatkan pelayanannya terlebih dahulu. Untuk aspek yang terakhir, kualitas air, ternyata air komunal memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan PDAM. Hal ini dapat terjadi karena lingkup wilayah yang dilayani komunal jauh lebih kecil daripada PDAM. PDAM sendiri sebenarnya telah melaksanakan pemeriksaan kualitas air secara rutin dan hasilnya sudah memenuhi standar. Hanya saja ternyata dalam pendistribusiannya, air mengalami penurunan kualitas. Jadi, sistem distribusi dapat mempengaruhi kualitas air. Banyaknya kebocoran pipa dan buruknya kondisi pipa akan berpengaruh terhadap kualitas air. Baik buruknya kualitas air yang diterima responden mempengaruhi persepsi kepuasannya. Oleh karena itu, masyarakat pengguna menginginkan kualitas fisis air yang tidak berwarna, berasa, dan berbau. Untuk meminimalkan kesenjangan pada kelima aspek tersebut, maka upaya peminimalan utama yang dapat dilakukan adalah perbaikan dan peningkatan pelayanan oleh pihak penyedia. Peningkatan kemampuan produksi, perbaikan pipa yang bocor, perubahan lokasi intake, pemeriksaan kualitas air secara rutin, peningkatan kualitas SDM, dan perbaikan sistem pengukuran dan pencatatan perlu dilakukan. Selain itu, kerja sama yang baik antara pihak penyedia, masyarakat, dan pemerintah juga sangat diperlukan. Kerja sama ini dapat meliputi beberapa hal, seperti penyediaan dana, pemeriksaan kualitas air, dan persoalan kehilangan air. Khusus untuk aspek jam operasi, pemerintah juga dapat meminimalkan kesenjangan melalui penurunan standar minimal yang semula 24 jam/hari menjadi 20 jam/hari. Penurunan standar jam operasi ini dapat berlaku baik di Kota Banjaran maupun Kota Soreang. Diharapkan dengan upayaupaya ini, kesenjangan antara standar pelayanan air bersih dengan pelayanan yang dirasakan masyarakat pengguna PDAM dan komunal di Kota Banjaran dan Soreang dapat semakin diminimalkan.
6 132 TABEL V. 1 KESENJANGAN STANDAR DENGAN LAYANAN YANG DITERIMA DAN PERSOALAN YANG DIHADAPI PIHAK PENYEDIA KESENJANGAN STANDAR DENGAN LAYANAN YANG DITERIMA PERSOALAN YANG DIHADAPI PIHAK PENYEDIA Pengguna PDAM Pengguna Komunal Pengguna PDAM Pengguna Komunal Banjaran Soreang Banjaran Soreang Banjaran Soreang Banjaran Soreang Rata-rata jumlah konsumsi responden air Rata-rata konsumsi responden pengguna PDAM Rata-rata jumlah konsumsi air bersih responden pengguna komunal di Rata-rata konsumsi responden pengguna komunal di Soreang Rendahnya kapasitas produksi PDAM. Terbatasnya kapasitas produksi. Kebocoran pipa Kemampuan produksi yang masih rendah Terbatasnya kemampuan produksi bersih adalah adalah sebesar Banjaran sebesar 135,60 adalah sebesar 130,75 Sering tingginya Sebagian jaringan karena Banyaknya sebesar 162,20 149,46 l/o/h. l/o/h. l/o/h. 56,67% tingkat kekeruhan pipa PDAM di Kota umumnya kebocoran l/o/h. 36,67% 56,67% responden 26,67% responden telah responden masih pada sumber air Banjaran telah sistem pada responden telah masih memiliki memiliki jumlah konsumsi memiliki jumlah baku PDAM yang berumur tua, komunal jaringan memiliki jumlah jumlah konsumsi air air bersih di atas standar, konsumsi air bersih tidak diimbangi sekitar menggunakan distribusi. konsumsi air bersih bersih dibawah sedangkan 73,33% -nya dibawah standar. kemampuan IPA. tahun sehingga air tanah yang Pengelola di atas standar, standar. masih di bawah standar. Rata-rata penggunaan Banyaknya rentan bocor. kapasitas komunal sedangkan 63,33% Rata-rata Rata-rata jumlah konsumsi air PDAM-nya sendiri kebocoran pipa. Human error di sumbernya kurang -nya masih di penggunaan air air komunal sebesar sebesar 123,52 l/o/h. Sebagian jaringan PDAM Soreang kecil. memahami bawah standar. PDAM-nya sendiri 116,27 l/o/h. 13,33% responden pipa PDAM di Kota masih tinggi. Banyaknya mengenai Rata-rata jumlah sebesar 125,55 33,33% responden pengguna komunal di Banjaran telah Alat-alat kebocoran konsep konsumsi air l/o/h pengguna komunal di Soreang hanya berumur tua, pengukuran yang pada sistem kehilangan PDAM-nya sendiri Tingkat kehilangan Banjaran hanya mendapatkan jam sekitar digunakan PDAM distribusi. air. sebesar 139,83 air PDAM Soreang mendapatkan jam operasi operasi 0 - <6 jam/hari. tahun sehingga sudah berkurang Konsep Tingkat l/o/h pada tahun <18 jam/hari, 16,67% 3,33% hanya rentan bocor. akurasinya. kehilangan air kehilangan Tingkat kehilangan mencapai sebesar telah mendapatkan 18 - mendapatkan 6 - <12 Buruknya kondisi Wilayah tertentu belum begitu air pada air PDAM Banjaran pada tahun ,76%. 3,33% responden <24 jam/hari, 26,67% telah mendapatkan 24 jam/hari, jam/hari, 33,33% responden pipa jaringan dan lingkungan yang berada pada ujung-ujung dimengerti oleh pengurus sistem komunal di mencapai sebesar pengguna PDAM 6,67% mendapatkan 6 - memperoleh 12 - <18 sekitarnya. jaringan ataupun komunal. Soreang 45,98%. Soreang hanya <12 jam/hari, dan 16,67% jam/hari, 16,67% telah Adanya endapan yang topografinya Perhitungan sulit untuk 63,33% responden memperoleh jam mendapatkan jam operasi 0 - <6 lainnya mendapatkan 0 - <6 jam/hari. mendapatkan 18 - <24 jam/hari, dan 33,33% lumpur pada pipa ketika pipa kosong tinggi, biasanya mendapatkan tingkat kehilangan air dihitung karena tidak operasi sebanyak jam/hari. 30% Persepsi harapan lainnya telah dapat pengaliran yang pada sistem dimilikinya jam. hanya masyarakat penggunanya, mendapatkan 24 menyebabkan air kurang maksimum. komunal sulit water meter 16,67% hanya mendapatkan 6 - mereka menginginkan jam/hari. menjadi keruh. Sering tingginya dilakukan induk untuk memperoleh aliran <12 jam/hari, peningkatan jam operasi, Masyarakat Seringnya human kekeruhan air baku karena tidak menghitung air 6 - <12 jam. 33,33% responden air mengalir terus, tidak menginginkan agar error dalam terjadi akibat dimilikinya jumlah air 13,33% telah memperoleh 12 - sering mati, dan mengalir tidak sering terjadi mati melakukan adanya kegiatan watermeter yang mendapatkan aliran <18 jam/hari, 20% pada saat-saat dibutuhkan air tiba-tiba dan air pencatatan serta pengurasan bak induk. diproduksi. air 18 - <24 jam. Sementara 6,67% lainnya telah memperoleh air 24 jam/hari. telah mendapatkan 18 - <24 jam/hari, dan 13,33% lainnya telah mendapatkan 24 jam/hari. seperti pagi, sore, dan malam hari. mengalir pada saatsaat dibutuhkan. pemeriksaan yang tidak konsisten. pengendap milik PLTA. Keterbatasan modal.
7 KESENJANGAN STANDAR DENGAN LAYANAN YANG DITERIMA PERSOALAN YANG DIHADAPI PIHAK PENYEDIA Pengguna PDAM Pengguna Komunal Pengguna PDAM Pengguna Komunal Banjaran Soreang Banjaran Soreang Banjaran Soreang Banjaran Soreang Responden pengguna Masyarakat pengguna 20% responden 33,33% responden Kesadaran masyarakat Ketersediaan Pengelola Pengelola umumnya PDAM Soreang pengguna pengguna komunal untuk melaporkan modal yang komunal komunal menginginkan agar air menginginkan jam komunal di Kota Soreang kebocoran pipa atau terbatas kurang masih belum dapat mengalir terus, tidak sering mati, dan mengalir pada saatsaat operasi yang lebih lama, tidak sering terjadi mati air tiba-tiba, Banjaran memperoleh air yang berwarna, memperoleh air yang berwarna, 10% memperoleh kerusakan/kehilangan meter air umumnya masih kurang. Regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah saat memahami mengenai pentingnya paham mengenai pentingnya dibutuhkan seperti dan air mengalir pada 16,67% air yang berbau, Umumnya alat-alat ini belum terlalu pemerik- pemeriksaa pagi, sore, dan malam saat-saat dibutuhkan, memperoleh air 3,33% memperoleh perhitungan yang mendukung saan kualitas n kualitas hari. terutama pada pagi yang berbau, air berwarna dan digunakan PDAM sudah pengembangan air. air. 13,33% responden hari. 13,33% berasa, 6,67% berkurang tingkat air bersih Keterbatasa pengguna PDAM 6,67% responden memperoleh air memperoleh air akurasinya. Penurunan n modal Banjaran memperoleh air yang berwarna, 23,33% memperoleh air yang berbau, 20% memperoleh air berwarna dan berbau, 3,33% memperoleh air yang berwarna dan berasa, 3,33% memperoleh air yang berwana dan berbau serta berasa, dan 36,67% lainnya telah pengguna PDAM Soreang memperoleh air yang berwarna, 16,67% memperoleh air yang berbau, 6,67% memperoleh air berwarna dan berbau, 3,33% memperoleh air yang berbau dan berasa, 23,33% memperoleh air yang berwana dan berbau serta berasa, dan berwarna dan berbau, dan 50% lainnya telah memperoleh air yang tidak berwarna, berbau, dan berasa. Responden pengguna komunal di Banjaran menginginkan yang berwarna dan berbau serta berasa, dan 46,67% lainnya telah memperoleh air yang tidak berwarna, berbau, dan berasa. Responden pengguna komunal di Kota Soreang menginginkan untuk memperoleh Seringnya mati aliran listrik PLN. Kepadatan penduduk tiap daerah yang berbedabeda dan lokasinya pun ada yang mudah diakses dan ada yang tidak menjadi salah satu hambatan untuk perluasan cakupan. Keterbatasan kemampuan investasi PDAM. Luasnya wilayah kualitas air yang didistribusikan karena adanya kebocoran/kerusa kan pipa, tidak sempurnanya perbaikan pada pipa, dan umur pipa yang sudah tua. Kesadaran masyarakat untuk melaporkan untuk perluasan cakupan pelayanan. memperoleh air yang 43,33% lainnya telah agar kualitas air air bersih yang pelayanan PDAM dengan kebocoran pipa tidak berwarna, memperoleh air yang diperbaiki dan sesuai standar, kondisi geografis yang atau berbau, dan berasa. tidak berwarna, semakin yakni tidak beragam mengakibatkan kerusakan/kehila Masyarakat pengguna berbau, dan berasa. ditingkatkan berwarna, berbau, daerah-daerah tertentu ngan meter air PDAM Banjaran Responden PDAM sehingga tidak dan berasa. yang topografinya cukup umumnya masih menginginkan kualitas fisis air yang tidak berwarna, berasa, dan berbau. Soreang menginginkan untuk memperoleh air bersih yang tidak berwarna, berbau, dan berasa. bau, tidak keruh, dan tidak berwarna. tinggi atau yang terletak di bagian ujung jaringan, umumnya tidak mendapat pelayanan air bersih PDAM yang maksimal. kurang. 133
8 Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan diatas, maka berikut ini rekomendasi yang dapat diberikan kepada masing-masing pihak yang terlibat dalam pelayanan air bersih, meliputi PDAM, sistem komunal, masyarakat, dan pemerintah PDAM Secara garis besar, rekomendasi yang dapat diberikan untuk PDAM Soreang dan Banjaran sebagai pihak penyedia air bersih meliputi enam hal, yakni: Peningkatan kapasitas produksi Terbatasnya kapasitas produksi menimbulkan persoalan pada pemenuhan konsumsi masyarakat, jam operasi, serta cakupan pelayanan PDAM. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas produksi menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Saat ini PDAM Soreang dan Banjaran menggunakan sumber air permukaan dengan kapasitas sumber yang besar sehingga berpotensi untuk ditingkatkan kapasitas produksinya. PDAM sendiri sebenarnya telah memiliki rencana untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Perbaikan pada sistem distribusi Perbaikan ini diperlukan untuk meminimalkan kesenjangan kehilangan air, kualitas air, dan jam operasi. Perbaikan dapat dilakukan melalui perbaikan pipa yang telah bocor ataupun pipa yang sudah tua/rentan bocor. Selain itu, perawatan pipa jaringan yang terletak di atas permukaan juga perlu dilakukan. Pemindahan lokasi intake ke lokasi yang lebih hulu Untuk mengatasi persoalan tingginya kekeruhan air baku akibat pengurasan PLTA, maka lokasi intake di Sungai Cisangkuy perlu dipindah ke lokasi yang lebih hulu sebelum kegiatan pengurasan PLTA dilakukan. Lokasi yang baru dapat terletak di Desa Cimaung atau Cipinang (Kecamatan Cimaung). Perbaikan sistem pengukuran dan pencatatan Pengkalibrasian ulang alat-alat pengukuran yang digunakan merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan. Saat ini, alat-alat pengukuran yang digunakan PDAM telah berkurang akurasinya. Hal ini tentunya akan dapat
9 135 menyebabkan kehilangan air. Untuk mengatasi human error dalam pencatatan air, kualitas SDM dalam PDAM yang berkaitan dengan pencatatan dan pengukuran juga perlu dtingkatkan. Peningkatan cakupan pelayanan PDAM perlu untuk meningkatkan cakupan pelayanannya. Peningkatan cakupan pelayanan dapat dilakukan melalui pengoptimalan kepadatan pelanggan dan perluasan daerah pelayanan. Akan tetapi, sebelum memperluas pelayanannya, PDAM harus memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanannya terlebih dahulu melalui rekomendasi-rekomendasi diatas. Untuk memperluas cakupan pelayanannya, PDAM juga harus dapat mengatasi keterbatasan modalnya. Hal tersebut dapat dilakukan melalui kerja sama dengan pemerintah dalam menyediakan dana Sistem Komunal Berikut ini rekomendasi yang dapat diberikan untuk komunal, yaitu: Peningkatan kemampuan produksi dengan penggunaan sumber air baru Saat ini, kapasitas produksi sistem komunal cukup kecil dikarenakan komunal umumnya menggunakan sumber air tanah yang kapasitas sumbernya kecil. Oleh karena itu untuk sistem komunal, peningkatan kemampuan produksi dapat dilakukan melalui penggunaan sumber air baku baru. Sumber air baru yang digunakan dapat berupa mata air atau air tanah, dan terletak di lokasi yang jauh dari kegiatan industri. Perbaikan pada sistem distribusi Persoalan utama dalam pelayanan air bersih PDAM dan komunal adalah kebocoran pipa yang berdampak pada kuantitas, kualitas, dan kontinuitas pelayanan. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan upaya perbaikan pipa yang bocor dan pemeliharaan jaringan pipa yang terletak di atas permukaan tanah. Penggunaan water meter induk Sistem komunal umumnya belum memiliki water meter induk untuk mengukur besarnya produksi air sehingga tingkat kehilangan air juga menjadi sulit dihitung. Oleh karena itu, penggunaan water meter induk pada sistem
10 136 komunal menjadi salah satu hal penting yang harus dilakukan untuk perbaikan pelayanan sistem komunal kedepannya. Penyuluhan kepada pengelola sistem komunal Selama ini, pengelola sistem komunal kurang paham mengenai konsep kehilangan air dan pentingnya pemeriksaan kualitas air. Oleh karena itu, kualitas SDM pengelola komunal harus ditingkatkan melalui pelatihan atau penyuluhan mengenai kehilangan air dan pemeriksaan kualitas air. Pemeriksaan kualitas air secara rutin Sebagian besar sistem komunal saat ini belum memiliki sertifikasi kualitas air dari Dinas Kesehatan dan bahkan tidak pernah memeriksakan kualitas airnya. Oleh karena itu, pengelola sistem komunal harus memeriksakan kualitas airnya ke Dinas Kesehatan untuk mendapatkan sertifikasi kualitas air. Pemeriksaan air juga harus dilaksanakan secara rutin setiap bulannya. Peningkatan cakupan pelayanan Kedepannya, sistem komunal juga harus memperluas cakupan pelayanannya. Untuk memperluas cakupannya, maka sistem komunal harus meningkatkan kualitas pelayanan terlebih dahulu melalui pelaksanaan rekomendasirekomendasi diatas. Selain itu, sistem komunal juga dapat melakukan kerja sama dengan masyarakat ataupun swasta dalam hal ketersediaan dana Masyarakat Masyarakat perlu bekerja sama dengan pihak penyedia dalam mengatasi kebocoran pipa. Jika menemukan adanya kebocoran, masyarakat segera melaporkan ke pihak penyedia. Di sisi lain, pihak penyedia juga harus bertindak cepat ketika mendapatkan laporan. Masyarakat juga harus ikut menjaga kondisi jaringan pipa air bersih yang terletak di atas tanah dan lingkungan sekitarnya Pemerintah Untuk meminimalkan kesenjangan antara standar pelayanan air bersih dengan pelayanan yang dirasakan masyarakat di Kota Soreang dan Banjaran, pemerintah Kabupaten Bandung perlu bekerja sama dengan PDAM dan sistem
11 137 komunal dalam menyediakan dana pengembangan air bersih. Pemerintah juga dapat menurunkan standar minimal untuk meminimalkan kesenjangan. Standar minimal yang dapat diturunkan adalah standar jam operasi. Semula standar jam operasi adalah 24 jam/hari, dapat ditekan menjadi 20 jam/hari dengan syarat air mengalir terus, tidak mati secara tiba-tiba, dan debit alirannya mencukupi. 5.4 Kelemahan Studi dan Saran Studi Lanjutan Kelemahan Studi Adapun kelemahan dari studi ini adalah: 1. PDAM Banjaran dan Soreang menggunakan satu sumber air baku yang sama sehingga persoalan sumber air baku yang dialami juga sama. 2. Pola konsumsi yang dipergunakan dalam studi ini adalah keperluan domestik yang dibatasi hanya pada konsumsi rumah tangga. Sementara keperluan domestik lain, seperti hidran umum, serta keperluan yang sifatnya non domestik tidak diperhitungkan dalam studi ini. 3. Untuk aspek tingkat kehilangan air dan cakupan pelayanan, tidak dapat ditanyakan kepuasannya penggunanya karena tidak secara langsung dirasakan oleh penggunanya. Kepuasan masyarakat pengguna hanya dapat ditanyakan untuk aspek jumlah konsumsi, jam operasi, dan kualitas air Saran Studi Lanjutan Studi lanjutan yang dapat dilakukan adalah: 1) Studi mengenai peminimalan kesenjangan pelayanan air bersih pada dua atau lebih kota kecil atau kota sedang. 2) Studi pola konsumsi air bersih rumah tangga di Kota Banjaran dan Soreang. 3) Studi perbandingan pelayanan air bersih PDAM dengan sistem komunal di Kota Banjaran dan Soreang. 4) Studi mengenai pengembangan air bersih terkait dengan upaya konservasi di Kota Banjaran dan Soreang. 5) Studi penentuan standar pelayanan minimal dalam pelayanan air bersih pada kota kecil atau sedang.
BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Yogi S, dan M. Ikhsan. Standar Pelayanan Publik di Daerah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air bersih merupakan salah satu infrastruktur perkotaan yang paling penting. Air bersih termasuk prasarana kota yang sangat berpengaruh bagi perkembangan kota, disamping
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN TERHADAP EVALUASI KINERJA PENYEDIA AIR BERSIH PERPIPAAN DI KOTA KECIL (SOREANG DAN BANJARAN)
BAB 5 KESIMPULAN TERHADAP EVALUASI KINERJA PENYEDIA AIR BERSIH PERPIPAAN DI KOTA KECIL (SOREANG DAN BANJARAN) 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian data dan analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.2 Visi, Misi, Strategi dan Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung pada mulanya milik Belanda didirikan tahun 1916 dengan nama Water Leiding Bednif (Perusahaan Air). Seiring dengan
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA PELAYANAN PENYEDIA AIR BERSIH SISTEM PERPIPAAN DI KOTA KECIL (STUDI KASUS: KOTA SOREANG DAN BANJARAN) TUGAS AKHIR
EVALUASI KINERJA PELAYANAN PENYEDIA AIR BERSIH SISTEM PERPIPAAN DI KOTA KECIL (STUDI KASUS: KOTA SOREANG DAN BANJARAN) TUGAS AKHIR DYAH NASTITI PROBORINI 15402049 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN
Lebih terperinciVI. POLA DAN PERILAKU PENGGUNAAN AIR BERSIH OLEH PENDUDUK. 6.1 Pola Penggunaan Air Bersih oleh Penduduk
VI. POLA DAN PERILAKU PENGGUNAAN AIR BERSIH OLEH PENDUDUK 6.1 Pola Penggunaan Air Bersih oleh Penduduk Pemenuhan kebutuhan air bersih oleh rumah tangga pada umumnya menggunakan dua sumber air. Kedua sumber
Lebih terperinciKAJIAN KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT KOTA LUBUK BASUNG DALAM MENDAPATKAN PELAYANAN AIR BERSIH
KAJIAN KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT KOTA LUBUK BASUNG DALAM MENDAPATKAN PELAYANAN AIR BERSIH TUGAS AKHIR OLEH : Hendra Thamrin L2D 302 383 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis kondisi eksisting dan pembahasan terhadap kondisi pelayanan air minum oleh PDAM Kecamatan Kota Sumenep, maka kesimpulan yang diambil
Lebih terperinciBAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI
BAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI A. Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi Bagaimana Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Melawi? Berikut ini analisa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air merupakan sumber kehidupan manusia. Ketersediaan air yang aman untuk dikonsumsi adalah sangat penting dan merupakan kebutuhan dasar bagi semua manusia di bumi.
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Oleh: RISSA NURUL HUDA
STUDI PEMINIMALAN KESENJANGAN ANTARA STANDAR PELAYANAN AIR BERSIH DENGAN PELAYANAN YANG DIRASAKAN MASYARAKAT PENGGUNA PDAM DAN KOMUNAL DI KOTA BANJARAN DAN SOREANG TUGAS AKHIR Oleh: RISSA NURUL HUDA 15403042
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pelayanan air bersih merupakan komponen pelayanan publik yang sangat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan air bersih merupakan komponen pelayanan publik yang sangat penting. Air merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia.
Lebih terperinciBAB II EKSPLORASI ISU BISNIS
BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Conceptual Framework Berdasarkan hasil wawancara dan literatur, isu utama yang dihadapi PDAM Kota Bandung adalah nya kualitas pelayanan. Hal ini disebabkan oleh beberapa
Lebih terperinciBAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH
BAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH 4.1 Umum Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sistem distribusi air bersih yaitu berupa informasi mengenai kebutuhan air bersih
Lebih terperinciSTANDAR KEBUTUHAN AIR DAN KOMPONEN UNIT SPAM I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.ENG
STANDAR KEBUTUHAN AIR DAN KOMPONEN UNIT SPAM I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.ENG LANDASAN HUKUM UndangUndang Nomor 7 Tahun 04 tentang Sumber Daya Air Peraturan Pemerintah Repbulik Indonesia Nomor : 42 Tahun
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
62 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian awal dilakukan pada periode 10 September 2012 dengan menghimpun data PDAM Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar tahun
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitan ini adalah untuk mengidentifikasi pengelolaan air bersih pada instalasi pengolahan air (IPA) yang digunakan di kawasan Jababeka. 3.2.
Lebih terperinci4.1. PENGUMPULAN DATA
Metodologi adalah acuan untuk menentukan langkah-langkah kegiatan yang perlu diambil dalam suatu analisa permasalahan. Penerapan secara sistematis perlu digunakan untuk menentukan akurat atau tidaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan pada suatu daerah sering membawa dampak, baik dari nilai positif maupun nilai negatif. Semakin berkembangnya suatu daerah tersebut akan meningkatkan
Lebih terperinciV. EVALUASI KINERJA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dalam mengukur kinerja PDAM Kabupaten Sukabumi sebagai
V. EVALUASI KINERJA PDAM KABUPATEN SUKABUMI Dalam mengukur kinerja PDAM Kabupaten Sukabumi sebagai pembahasan hasil kajian digunakan dua aspek, yang meliputi fungsi sosial dan ekonominya. Guna memudahkan
Lebih terperinciPEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR
PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR Oleh: DODY KURNIAWAN L2D 001 412 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
160 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian sebelumnya telah dibahas berbagai temuan yang diperoleh dari penelitian. Pada bagian akhir ini selanjutnya akan dibahas mengenai kesimpulan yang didapat
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RI SPAM) KABUPATEN CIREBON TAHUN 2015-2030 DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai sumber daya yang tersebar secara luas di bumi ini walaupun dalam jumlah yang berbeda, air terdapat dimana saja dan memegang peranan penting dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Air bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendasar. Air diperlukan untuk menunjang berbagai kegiatan manusia sehari-hari mulai dari minum, memasak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air minum merupakan kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Untuk itu, sejalan dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Untuk itu diperlukan suatu instalasi pengolahan air
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber energi yang terpenting di dunia ini adalah air. Ketersediaan air yang cukup secara kuantitas, kualitas, dan kontinuitas sangat penting untuk
Lebih terperinciBAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS
BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Conceptual Framework Melalui wawancara dengan Ir. HM. Nasija Warnadi, MM. selaku Direktur PDAM Kabupaten Cirebon dan studi literatur dari buku (majalah) Air Minum terbitan
Lebih terperinciSTUDI JARINGAN AIR BERSIH PDAM DI KECAMATAN PONTIANAK TENGGARA
STUDI JARINGAN AIR BERSIH PDAM DI KECAMATAN PONTIANAK TENGGARA Ikas 1) Abstrak Pengkajian terhadap pelayanan jaringan air bersih PDAM di Kecamatan Pontianak Tenggara masih kurang mendapat perhatian yang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU
BAB II II.1 Profil PDAM Tirta Darma Ayu II.1.1 Sejarah PDAM Tirta Darma Ayu Bermula pada tahun 1932 dibangunlah sebuah instalasi pengolahan air di Kabupaten Indramayu dengan kapasitas 20 liter/detik dan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 TATA LETAK JARINGAN PIPA
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 TATA LETAK JARINGAN PIPA Kegiatan perencanaan merupakan hal dasar dalam menentukan sistem distribusi air bersih. Menurut Dharmasetiawan (2004), kegiatan perencanaan terdiri
Lebih terperinciTabel IV.1 Guna Lahan Perumahan Dan Proyeksi Jumlah Penduduk
86 BAB IV KAJIAN PEMBIAYAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH 4.1 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Proyeksi kebutuhan air bersih pada wilayah pelayanan yang telah ditentukan didapat berdasarkan guna lahan rencana Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari air merupakan salah satu komponen yang paling dekat dengan manusia yang menjadi kebutuhan dasar bagi kualitas dan keberlanjutan kehidupan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok untuk kehidupan manusia dengan segala macam kegiatannya, dipergunakan untuk keperluan rumah tangga, keperluan umum, industri, perdagangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan bakar diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari seperti
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi peluang bisnis di Indonesia sangat bagus. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bermunculan perusahaan, baik itu bergerak di bidang jasa ataupun barang. Produk-produk
Lebih terperincipekerjaan yang sistematis mulai dari awal sampai selesainya pekerjaan, sehingga
BAB HI TAHAPAN PERENCANAAN 3.1 Umum Untuk melaksanakan pekerjaan evaluasi jaringan distribusi PDAM Kulon Progo wilayah Kecamatan Nanggulan memerlukan suatu tahapan perencanaan pekerjaan yang sistematis
Lebih terperinciLAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR
LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR IPLT Keputih Kota Surabaya DESEMBER 2010 1 A. Gambaran Umum Wilayah; Geografis Kota Surabaya terletak antara 112 36 112 54 BT dan 07 21 LS, dengan
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SUBANG JAWA BARAT KOTA SUBANG ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Subang merupakan ibukota Kecamatan Subang yang terletak di kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat. Batas-batas
Lebih terperinciSTUDI PENYUSUNAN PROGRAM PENYEHATAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN LAMONGAN
STUDI PENYUSUNAN PROGRAM PENYEHATAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN LAMONGAN Edy Wiyono Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim 100 Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan manusia paling penting. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Kebutuhan air untuk keperluan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi menunjukkan proses pembangunan yang terjadi di suatu daerah. Pengukuran pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat dilihat pada besaran Pendapatan Domestik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sama untuk rnemproduksi dan merebut pasar di masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan ujung tombak dari setiap perusahaan, sehingga ia memegang peranan penting terhadap perusahaan yang memasarkan barang dan jasa kepada konsumen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PDAM Tirtawening Kota Bandung Sumber :Pambdg.co.id (di akses pada tanggal 21 Agustus 2015)
BAB I PENDAHULUAN 1.1Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Logo PDAM Tirtawening Kota Bandung Sumber :Pambdg.co.id (di akses pada tanggal 21 Agustus 2015) PDAM atau disebut juga Perusahaan Daerah Air
Lebih terperinciVI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung
VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung oleh wawancara terhadap para responden dan informasi-informasi yang diperoleh dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masa lalu dimana daya dukung alam masih baik, manusia dapat mengkonsumsi air dari alam secara langsung. Sejalan dengan penurunan daya dukung alam menurun pula
Lebih terperinciBAB IV EVALUASI KINERJA PELAYANAN PDAM KOTA MANGGAR
73 BAB IV EVALUASI KINERJA PELAYANAN PDAM KOTA MANGGAR Pembahasan pada Bab IV akan menjelaskan aspek operasional yang meliputi kriteria: cakupan pelayanan, sumber air baku, kuantitas air, kualitas air,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian meliputi pengukuran langsung di lapangan dan uji laboratorium. Pengukuran langsung di lapangan meliputi pengukuran potensi debit, potensi energi potensial
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten didirikan berdasar kan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkalis Nomor 4 Tahun 1994 Tanggal
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL SIMULASI HIDROLIS JARINGAN DISTRIBUSI PDAM BADAKSINGA
BAB V ANALISIS HASIL SIMULASI HIDROLIS JARINGAN DISTRIBUSI PDAM BADAKSINGA Kondisi air pada jaringan distribusi terbagi menjadi dua parameter penting, yaitu berkaitan dengan kualitasnya dan kondisi hidrolisnya.
Lebih terperinciBAB V PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM
BAB V PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM 5.1. Umum Kegiatan perencanaan untuk sistem distribusi air minum ada dua kategori yaitu : Perencanaan pada daerah yang belum ada sistem distribusi perpipaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Manfaat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dipilih sebagai objek kajian mengingat badan usaha milik pemerintah daerah ini merupakan sebuah lembaga yang penting untuk dapat
Lebih terperinciBAB II SEJARAH PERUSAHAAN
BAB II SEJARAH PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kampar adalah Badan Usaha Milik Pemerintah Daerah Kampar. Sesuai dengan Surat Keputusan bersama Menteri Pekerjaan
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan. Secara umum air yang terdapat di alam yang dapat dikonsumsi oleh manusia bersumber dari:
BAB 1 Pendahuluan 1.1. Umum Air merupakan karunia Tuhan yang secara secara alami ada diseluruh muka bumi. Manusia sebagai salah satu makluk yang ada di bumi juga sangat tergantung terhadap air dan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prima, agar mendapatkan loyalitas pelanggan kepada perusahaan. Bandung, maka PDAM Tirtawening Kota Bandung telah mengupayakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah perusahaan milik Pemerintah Daerah Kota Bandung yang melayani penyediaan air bersih kepada warganya, yang dirasakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan berbagai macam kebutuhan dasar manusia (basic human
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sebagai sumber kehidupan mahluk hidup terutama manusia yang berkembang dengan berbagai macam kebutuhan dasar manusia (basic human need). Air menjadi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk kepentingan lainnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Cirebon pada awalnya bernama Badan Pengelola Air Minum (BPAM) yang merupakan badan usaha dengan berdasarkan Surat Keputusan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat menyebabkan kebutuhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat menyebabkan kebutuhan infrastruktur juga meningkat. Perkiraan pemerintah pada 5 (lima) tahun yaitu pada tahun 2010-2014
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan tradisi yang melekat dalam dinamika masyarakat. Air merupakan sumber daya yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia. Selain sebagai kebutuhan dasar, air diperlukan sebagai pendukung dalam kegiatan ekonomi
Lebih terperinciBAB III PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM
BAB III PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM III.1 Umum Dalam suatu perencanaan instalasi pengolahan air minum perlu ditentukan kebutuhan air minum di wilayah perencanaan tersebut. Kebutuhan air minum dipengaruhi
Lebih terperinciAnalisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-25 Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung Firga Yosefa dan Hariwiko Indarjanto
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
Bab I V Metodologi Penelitian IV.1 Umum Untuk penentuan perhitungan penelitian kehilangan air pada sistem jaringan perpipaan distribusi air minum Kota Bandung, perlu diketahui dahulu apakah kehilangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mengukur kepuasan pelanggan, yaitu sebagai berikut :
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kepuasan Pelanggan 2.1.1. Konsep Kepuasan Pelanggan Konsep Pengukuran Kepuasan Masyarakat atau Pelanggan Menurut Kotler yang dikutip Prasetyani dalam penelitiannya terdapat 4
Lebih terperinciPERENCANAAN PENINGKATAN PELAYANAN AIR BERSIH DI KECAMATAN TANJUNGPANADN KEBUPATEN BELITUNG
PERENCANAAN PENINGKATAN PELAYANAN AIR BERSIH DI KECAMATAN TANJUNGPANADN KEBUPATEN BELITUNG Oleh : Bambang Winarno / 3110 040 703 Program Diploma 4 Teknik Perancangan Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik
Lebih terperinciPENGELOLAAN PRODUKSI AIR BERSIH PDAB TIRTA UTAMA UNIT BREGAS (BREBES, TEGAL, SLAWI) Yustika Kusumawardani 1*, Wawan Triyoga 2 ABSTRAK
PENGELOLAAN PRODUKSI AIR BERSIH PDAB TIRTA UTAMA UNIT BREGAS (BREBES, TEGAL, SLAWI) Yustika Kusumawardani 1*, Wawan Triyoga 2 1,2 Program Studi D3 Teknik Lingkungan Universitas Pandanaran Jalan Banjarsari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk semakin hari semakin meningkat. Semakin meningkatnya jumlah penduduk maka semakin meningkat pula kebutuhan air bersih. Peningkatan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kuantitas dan kualitas tertentu untuk menopang kehidupannya. Penambahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan. Manusia membutuhkan air dalam kuantitas dan kualitas tertentu untuk menopang kehidupannya. Penambahan jumlah konsumen
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. wilayah yang merupakan daerah Non-CAT. Sehingga tidak terdapat air tanah
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: a. Keterbatasan sumberdaya air di Kota Tanjungpandan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Secara keseluruhan ditemukan bahwa karakteristik perilaku pergerakan belanja penduduk wilayah studi adalah sebagai berikut :
BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan hasil kesimpulan tentang kajian pola pergerakan belanja penduduk Bandung Timur. Hasil studi ini diharapkan menjadi masukan informasi bagi berbagai pihak yang berkepentingan.
Lebih terperinciSTUDI KEBUTUHAN AIR PERKOTAAN BANJARMASIN SEBAGAI IBUKOTA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ABSTRAK
STUDI KEBUTUHAN AIR PERKOTAAN BANJARMASIN SEBAGAI IBUKOTA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Ulfa Fitriati, M.Eng, Novitasari, M.Eng dan M. Robiyan Noor M Program Studi Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Pengelolaan Sumberdaya Air Berdasarkan Kapasitas Produksi Instalasi
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Analisis Pengelolaan Sumberdaya Air Berdasarkan Kapasitas Produksi Instalasi PDAM Bekasi merupakan salah satu PDAM yang berada di wilayah Kota Bekasi. Pengelolaan sumberdaya
Lebih terperinciBAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA
BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA 4.1 Rencana Implementasi Sistem Manajemen Kinerja kontekstual di PDAM Kota Bandung berbasis IPMS seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya hanya
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini memuat hasil temuan dan kesimpulan mengenai Karakteristik Pola Konsumsi Air Bersih Rumah Tangga di Kelurahan Setiamanah, Kota Cimahi sebagai Masukan bagi Upaya
Lebih terperinciBAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN
BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN 4.1 Visi dan Misi Sanitasi Kota A. Visi Visi sanitasi kota Mamuju dapat di rumuskan sebagai berikut : Mewujudkan Lingkungan yang bersih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha. PAM JAYA adalah Badan Usaha Milik Daerah yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk Usaha PAM JAYA adalah Badan Usaha Milik Daerah yang berkedudukan di Propinsi DKI Jakarta. PAM JAYA dipimpin oleh seorang Direktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah terkait pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan dasar masyarakat dalam pelaksanaanya masih
Lebih terperinciPOLA DAN PROSES KONSUMSI AIR MASYARAKAT PERMUKIMAN SEPANJANG SUNGAI JAJAR DI KABUPATEN DEMAK (Kecamatan Demak Kecamatan Kebonagung) TUGAS AKHIR
POLA DAN PROSES KONSUMSI AIR MASYARAKAT PERMUKIMAN SEPANJANG SUNGAI JAJAR DI KABUPATEN DEMAK (Kecamatan Demak Kecamatan Kebonagung) TUGAS AKHIR Oleh : MAYANG HAPSARI L2D 304 158 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi. Karena pentingnya kebutuhan akan air bersih,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, sehingga ketersediaannya amatlah penting. Dalam keseharian air dimanfaatkan tidak hanya terbatas untuk keperluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Azwar Wahirudin, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan air untuk pertanian di Indonesia merupakan hal yang sangat penting, untuk tercapainya hasil panen yang di inginkan, yang merupakan salah satu program pemerintah
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KUTAI TIMUR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. ketersediaan air dengan tingkat pemenuhan yang dapat ditelorir di daerah yang
4 BAB II LANDASAN TEORI Penyediaan air bersih di Desa Kanigoro Kecamatan Saptosari Kabupaten Gunungkidul diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang kemudian dapat berdampak pada perkembangan
Lebih terperinciOleh : Made Bayu Yudha Prawira ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Hari Wiko Indarjanto, M.Eng
SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM DI PERUMNAS KOTA BARU DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK Oleh : Made Bayu Yudha Prawira (3306100034) Dosen Pembimbing: Ir. Hari Wiko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dunia usaha di tanah air mengalami banyak kemajuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dunia usaha di tanah air mengalami banyak kemajuan pada abad kedua puluh satu ini dan padatnya pekerjaan di zaman sekarang ini memang sudah menjadi
Lebih terperinciPENGAWASAN BAB I PEMANTAUAN DAN EVALUASI SPALD
LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 04/PRT/M/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PENGAWASAN BAB I PEMANTAUAN DAN EVALUASI SPALD A. UMUM
Lebih terperinciBAB IV DASAR PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA NIAMEY
BAB IV DASAR PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA NIAMEY 4.1 Umum Rencana pengembangan jaringan distribusi utama akan direalisasikan sesuai dengan rencana pengembangan Kota Niamey
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENGERJAAN
BAB III METODOLOGI PENGERJAAN Tugas akhir ini merupakan pengembangan dari tugas akhir dari Rahmat Satria Dewangga yang berjudul Pemodelan Jaringan dan Sistem Distribusi Air Minum pada Pipa Primer dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan air tidak dapat dilepaskan dari kehidupan makhluk hidup karena air merupakan komponen vital yang sangat diperlukan terutama oleh manusia. Setiap harinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menginginkan terciptanya kinerja yang tinggi dalam bidang pekerjaannya. Di dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap perusahaan didirikan mempunyai harapan bahwa dikemudian hari akan berkembang yang pesat dalam bidang usahanya dan menginginkan terciptanya
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 6
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA Priskila Perez Mosesa Liany A. Hendratta, Tiny Mananoma Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciPetunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 6 PERAWATAN DAN PERMASALAHAN IPAL DOMESTIK
BAB 6 PERAWATAN DAN PERMASALAHAN IPAL DOMESTIK 59 6.1 Perawatan Yang Perlu Diperhatikan Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC Perawatan unit IPAL yang perlu diperhatikan antara lain : Hindari sampah
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PDAM KOTA BANDUNG DAN IPAM RENCANA CIMENTENG
BAB II GAMBARAN UMUM PDAM KOTA BANDUNG DAN IPAM RENCANA CIMENTENG 2.1. Gambaran Singkat Instalasi Pengolahan Air Minum Kota Bandung Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung bergerak di bidang pengelolaan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH
PENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH Ridwan Naway F. Halim, M. I. Jasin, L. Kawet Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi email: Ridwannaway@ymail.com ABSTRAK Kawasan Perumahan
Lebih terperinciDESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN)
DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN) Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja, Tommy Jansen Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Tahap awal dalam melakukan penelitian ini dimulai dari studi pustaka yaitu mencari data serta informasi yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.
Lebih terperinciPENURUNAN AIR TAK BEREKENING (Non Revenue Water) Ir. BUDI SUTJAHJO MT Anggota BPP SPAM
AIR TAK BEREKENING / NON REVENUE WATER 1 D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M BADAN PENDUKUNG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM Jl. Wijaya I No. 68 Kebayoran Baru Jakarta, Telp. (021) 72789126,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
97 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kualitas pelayanan pada Unit Usaha Penyediaan dan Pengelolaan
Lebih terperinciRekomendasi Upaya Pengendalian Kehilangan Air
Bab VI Rekomendasi Upaya Pengendalian Kehilangan Air VI.1 Umum Studi pengendalian kehilangan air untuk PDAM Kota Bandung tidak cukup hanya meneliti berapa besar nilai kehilangan air dan penyebab-penyebabnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Loyalitas adalah kesediaan pelanggan untuk menggunakan suatu produk atau jasa yang sama secata berkelanjutan dalam waktu yang panjang, menggunakan jasa yang sama secara
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR TENTANG PELAYANAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR TENTANG PELAYANAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR I. PENJELASAN UMUM Sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang
Lebih terperinci