IMPLEMENTASI ISO : 2005 & HACCP DI PT. MAYORA INDAH DIVISI WAFER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI ISO : 2005 & HACCP DI PT. MAYORA INDAH DIVISI WAFER"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI ISO : 2005 & HACCP DI PT. MAYORA INDAH DIVISI WAFER Herry Agung dan Dwi Nirmalasari Teknik Industri Universitas Mercubuana Jakarta nirmalasari_dwie@yahoo.co.id ABSTRAK PT. Mayora Indah Tbk. Divisi Wafer merupakan salah satu divisi dari Mayora Group yang bergerak dalam bidang Fast Moving Consumer Good (FMCG) dengan jenis-jenis produk Wafer. Secara umum semua perusahaan memiliki tujuan dan sasaran keberhasil untuk mempertahankan dan mengembangkan siklus hidup perusahaan. Begitu pula dengan PT. Mayora Indah - Divisi Wafer yang memiliki tujuan serta sasaran untuk selalu memuaskan keinginan pelanggan baik secara kualitas maupun kuantitas, sebagaimana saat ini yang menjadi tuntutan dari setiap konsumen ialah kualitas yang nomor satu. Dalam rangka untuk mengembangkan dan menjalankan proses-proses bisnisnya agar menghasilkan produk produk yang berkualitas PT. Mayora Indah Divisi Wafer menetapkan penggunaan system keamanan pangan yang bersumber pada ISO : 2005 & HACCP. Keamanan Pangan sangat penting dilakukan bagi manusia sebab sangan berhubungan erat dengan kesehatan dan keselamatan manusia. Dalam proses penerapan atau implementasi ISO : 2005 & HACCP, PT. Mayora Indah Divisi Wafer menerapkan beberapa langkah langkah demi teraplikasinya sistem ISO : 2005 & HACCP yaitu dengan memulai penyewaan jasa konsultan, menset up system manajemen, menset up dokumen, catatan dan proses implementasi, pelaporan team ke pihak manajemen dan pendaftaran ke badan sertifikasi jika dirasa telah mampu. Kata Kunci: ISO : 2005, HACCP, Persyaratan Pelanggan dan Pengembangan Produk. ABSTRACT PT. Mayora Indah Tbk. Division - Wafer is a division of Mayora Group which is engaged in Fast Moving Consumer Good (FMCG) with Wafer product types. In general, all companies have goals and objectives to maintain and develop the success of the company's life cycle. So it is with PT. Mayora Indah - Wafer Division with goals and objectives to always satisfy the desires of customers both in quality and quantity, as is now the demand of each customer is the number one quality. In order to develop and execute business processes in order to produce a product - a quality product PT. Mayora Indah - Wafer Division appropriation of the food safety system which is based on ISO 22000: 2005 & HACCP. Food Safety is very important for humans because it is unbelievably closely related to human health and safety. In the process of the application or implementation of ISO 22000: 2005 & HACCP, PT. Mayora Indah - Wafer Division implemented several steps - step by applying system ISO 22000: 2005 & HACCP is to start leasing consultant, set up management system, setting up documents, records and the implementation process, reporting to the management team and the registration to certification bodies if it had been deemed capable. Keywords: ISO : 2005, HACCP, Customer Requirement dan Product Research and Development. 1. PENDAHULUAN PT. Mayora Indah Tbk. Divisi Wafer merupakan manufaktur yang bergerak dalam bidang (FMCG) yang memproduksi Makanan Ringan (Wafer). Pada saat seperti sekarang ini masyarakat sudah semakin peka terhadap kebutuhan sehari-hari yang didasarkan 66 Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 ISSN

2 pada kualitas suatu produk, hal inilah yang yang menjadi focus utama bagi para perusahaan. Ini juga lah yang menjadi focus PT. Mayora indah Tbk. Divisi Wafer, untuk meningkatkan kualitas demi memnuhi kebutuhan atau persyaratan pelanggan maka diterapkan system keamanan pangan yang bersumber pada ISO : 2005 & HACCP. Rumusan Masalah Perumusan masalah yang akan dibahas ddalam jurna ini adalah tenang Implementasi ISO : 2005 & HACCP pada PT. Mayora Indah Tbk. Divisi Wafer. Dalam hal ini dibahas langkah-langkah dalam penerapan manajemen keamanan pangan mulai dari penyewaan jasa konsultan hingga proses pendaftaran ke badan sertifikasi. Tujuan Penelitian Tujuan pembuatan tulisan ini ialah untuk memberikan arahan atau memahaman proses dalam penerapan system keamanan pangan yang bersumber pada ISO : 2005 & HACCP. 2. TINJAUAN PUSTAKA Kebutuhan Standar International Dengan adanya standar yang belum diharmonisasikan terhadap teknologi yang sama dari beberapa Negara atau wilayah yang berbeda kiranya dapat berakibat timbulnya semacam Technical barriers to trade (TBT) atau Hambatan Teknis Perdagangan. Industri pengekspor telah lama merasakan perlunya persetujuan terhadap standar dunia yang dapat membantu mengatasi hambatan hambatan tersebut dalam proses perdagangan international. Dari timbulnya permasalahan inilah awalnya organisasi ISO didirikan. Standarisasi dibentuk untuk berbagai teknologi yang mencakup berbagai bidang, antara lain bidang informasi dan telekomunikasi, tekstil, pengemasan, distribusi barang, pembangkit energy dan pemanfaatannya, pembuatan kapal, perbankan dan jasa keuangan serta masih banyak lagi. Hal ini akan terus berkembang untuk kepentingan berbagai sector kegiatan industry pada masa-masa yang akan datang. Internasional Standar (ISO) Pengertian dari ISO adalah standar internasional yang dikeluarkan oleh komite teknis organisasi standar international (ISO). Standar ini merupakan standar penunjuk yang menggambarkan persyaratan sebuah sistem manajemen keamanan pangan. Standar ISO Komitmen yang terjalin dari pihak industri dan lembaga atau asosiasi terkait diharapkan dapat membuat ISO menggantikan standar BRC dan International Food Standar (IFS) dalam kurun waktu lima tahun. Pengertian HACCP Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah suatu sistem kontrol dalam upaya pencegahan terjadinya masalah yang didasarkan atas identifikasi titik-titik kritis di dalam tahap penanganan dan proses produksi. Tujuan dari penerapan HACCP dalam suatu industri pangan adalah untuk mencegah terjadinya bahaya sehingga dapat dipakai sebagai jaminan mutu pangan guna memenuhi tututan konsumen. HACCP bersifat sebagai sistem pengendalian mutu sejak bahan baku dipersiapkan sampai produk akhir diproduksi masal dan didistribusikan. Penerapan HACCP dalam industri pangan memerlukan komitmen yang tinggi dari pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Disamping itu, agar penerapan HACCP ini sukses maka perusahaan perlu memenuhi prasyarat dasar industri pangan yaitu, telah diterapkannya Good Manufacturing Practices (GMP) dan Standard Sanitation Operational Procedure (SSOP). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penerapan ISO sebaiknya perusahaan memperhatikan langkah demi langkah agar tercapainya tujuan yang harapkan yaitu mendapatkan sertifikasi dari badan auditor yang terkait. Sama halnya yang telah dilakukan oleh PT. Mayora Indah Tbk, untuk mendapatkan sertifikasi serta implementasi dari system keamanan pangan berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan: a. Menyewa Jasa Konsultan Untuk membantu dalam penerapan serta pengenalan system manajemen keamanan pangan, para karyawan diberikan training pengenalan & pemahaman tentang ISO Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 ISSN

3 22000:2005 & HACCP oleh tenaga ahli dari eksternal. PT. Mayora Indah Tbk, untuk mewujudkan itu semua mencari seorang konsultan yang dapat memberikan add value atau nilai tambah sehingga proses penerapan system manajemen keamanan pangan dapat berjalan berkesinambungan. b. Menset Up System Manajemen Setelah mendapatkan seorang konsultan maka langkah berikurnya adalah menset up system manajemen dengan mengikuti langkah-langkah yang telah diinformasikan oleh konsultan. Langkah pertama adalah melakukan business check up atau gap analisis yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi dan situasi perusahaan dan di compare dengan system manajemen yang akan diambil. Dari langkah ini akan mendapatkan input situasi dan kondisi perusahaan. Langkah kedua adalah melakukan training. ada 3 jenis training yang biasa diberikan yaitu training persyaratan training pembuatan dokumentasi prosedur, dan training audit internal. c. Menset Up Dokumen dan Implementasi Untuk implementasi minimal diimplementasikan satu bulan diperusahaan sampai ada report atau catatan mengenai prosedur yang sudah dijalankan. Langkah berikutnya adalah melakukan assesment yang biasanya dilakukan oleh konsultan iso yang lain (bukan konsultan incharge) dari perusahaan tersebut untuk mengecek apakah sudah benar atau masih ada perbaikan yang harus dilakukan. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai klausulklausul yang ada didalam ISO : 2005 & HACCP beserta dokumentasi dan implementasi di PT. Mayora Indah Tbk. d. Sistem Manajemen Kemanan Pangan Persyaratan Umum Sebuah perusahaan harus menetapkan, menerapkan, mendokumentasikan serta memelihara suatu system manajemen kemanan pangan yang efektif dan wajib diperbaharui sesuai dengan regulasi atau peraturan yang terbaru. Perusahaan harus menetapkan ruang lingkup system manajemen keamanan pangan. Ruang lingkup harus menguraikan mengenai produk atau kategori produk, proses dan lokasi produksi yang ditetapkan oleh system manajemen keamanan pangan. Persyaratan Dokumentasi Umum Pada dokumentasi system manajemen keamanan pangan harus mencakup: a. Pernyataan yang terdokumentasi tentang kebijakan dan sasaran keamanan pangan b. Dokumentasi prosedur dan rekamanrekaman yang dipersyaratkan oleh standar international c. Dokumen yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memastikan pengembangan, penerapan dan pembaharuan system manajemen keamanan pangan yang efektif. Pengendalian Dokumen Dokumen yang dipersyaratkan oleh system manajemen keamanan pangan ini harus dikendalikan. Pengendalian tersebut harus memastikan bahwa seluruh perubahan yang diusulkan ditinjau sebelum akan diterapkan untuk menentukan pengaruh perubahan tersebut terhadap keamanan pangan. Pengendalian Catatan/Rekaman Rekaman atau catatan harus diterapkan dan dijaga sebagai sumber bukti dari kesesuaian terhadap persyaratan dan operational yang efektif dari system manajemen keamanan pangan. Rekaman-rekamana yang dibuat harus dapat terbaca jelas, mudah diidentifikasi dan mudah ditelusur. Prosedur yang terdokumentasi harus ditetapkan guna menentukan pengendalian yang dibutuhkan untuk perbaikan, pengidentifikasian, proteksi, pencarian kembali, waktu retensi dan pengancuran rekaman atau catatan. e. Tanggung Jawab Manajemen Komitmen Manajemen Top Manajemen perusahaan harus memberikan bukti komitmennya untuk pengembangan dan penerapan system manajemen keamanan pangan dan untuk meningkatkan efektifitas secara berkesinambungan Kebijakan Keamanan Pangan. Dalam hal ini top manajemen harus 68 Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 ISSN

4 menetapkan, mendokumentasikan dan mengkomunikasikan kebijakan keamanan pangannya Perencanaan Sistem Manajemen Keamanan Pangan Implementasi dari klausul-klausul 5.1, 5.2 dan 5.3 yang wajib dilaksanakan adalah perusahaan atau top manajemen harus mengkomunikasikan kebijakan keamanan pangan dan sasaran keamanan pangan kepada seluruh karyawan. Bentuk bentuk komunikasi dapat berupa apapun, missal : pelatihan atau breafing, menuliskan kebijakan keamanan pangan pada setiap ruangan, membuat spanduk atau barnner pada titik-titik strategis di perusahaan agar mudah dibaca dan dipahami oleh seluruh karyawan. Sebaiknya dalam hal ini selalu melakukan komunikasi ulang (refresh) untuk visi, misi, kebijakan keamanan pangan untuk menjaga kesadaran (awareness) yang baik pada seluruh karyawan Tanggung Jawab & Wewenang Top Manajemen harus memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang dalam perusahaan ditetapkan dan dikomunikasikan untuk memastikan operasi dan pemeliharaan system manajemen keamanan pangan yang efektif. Semua personel harus memiliki tanggung jawab untuk melaporkan masalah-masalah dalam system manajemen keamanan pangan kepada personel yang telah ditetapkan. Setiap orang yang telah ditunjuk harus memiliki tanggung jawab dan wewenang yang jelas untuk memprakarsai dan merecord tindakan yang terjadi Ketua Tim Keamanan Pangan Top Manajemen harus menunjuk seseorang sebagai Ketua Tim Keamanan Pangan, yang merupakan diluar tanggung jawab lainnya, harus memiliki tanggu jawab dan wewenang untuk: a. Mengelola tim keamanan pangan dan mengorganisasikan pekerjaannya b. Memastikan pelatihan dan pendidikan yang relevan bagi anggota tim keamanan pangan c. Memastikan system manajemen keamanan pangan ditetapkan, diterapkan, dipelihara dan dimutakhirkan d. Melaporkan kepada top manajemen puncak tentang efektifitas dan kesesuaian system manajemen keamanan pangan Komunikasi Komunikasi Eksternal Untuk memastikan bahwa informasi yang cukup mengenai isu keamanan pangan tersedia di seluruh rantai pangan,perusahan harus menetapkan, menerapkan dan memelihara pengaturan komunikasi efektif. Komunikasi tersebut harus memuat informasi mengenai aspek keamanan pangan atas produk yang dihasilkan yang mungkin relevan bagi perusahaan dalam rantai pangan. (hal ini berlaku terutama bagi bahaya keamanan pangan. Rekaman komunikasi harus diperihara). Personel yang ditetapkan harus memiliki tanggungjawab dan wewenang yang jelas untuk mengkomunikasikan informasikan yang berkenan dengan keamanan pangan kepada pihak eksternal dan informasi yang didapat bias dijadikan update system keamanan pangan Komunikasi Internal Sedangkan untuk komunikasi internal untuk pemeliharaan efektifitas system keamanan pangan, perusahaan harus memastikan bahwa tim keamanan pangan diinformasikan tentang perubahanperubahan secara tepat waktu. Untuk permudah implementasi komunikasi eksternal & internal maka harus dibuatkan matriks untuk komunikasi eksternal & internal Kesiapan dan Tanggap Darurat Top manajemen harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk mengelola situasi darurat yang tidak diharapkan yang dapat berdampak pada keamanan pangan Tinjauan Manajemen Umum Manajemen puncak harus melakukan tinjauan system manajemen keamanan pangan organisasi, pada rentang waktu yang terencana, untuk memastikan Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 ISSN

5 kesesuaian, kecukupan dan efektifitasnya secara berkesinambungan Masukkan Tinjauan Manajemen Masukan untuk tinjauan manajemen tidak dibatasi pada informasi mengenai : a. Tindakan lanjutan dari tinjauan manajemen sebelumnya b. Analisa hasil kegiatan verifikasi c. Kondisi yang berubah yang dapat mempengaruhi keamanan pangan d. Situasi darurat, kejadian yang tidak diinginkan e. Hasil tinjauan dari kegiatan pemutakhiran system f. Tinjauan kegiatan komunikasi, termasuk umpan balik dari pelanggan g. Audit atau inspeksi eksternal Data tersebut diatas harus ditunjukan dengan cara yang memungkinkan top manajemen mengaitkan informasi tersebut dengan sasaran system manajemen keamanan pangan yang telah ditetapkan. f. Manajemen Sumber Daya 6.1. Ketentuan Tentang Sumber Daya Manajemen harus menyediakan, memberdaya yang cukup untuk penetapan, penerapan dan pemeliharaan serta pembaharuan system manajemen keamanan pangan Sumber Daya Manusia Umum Tim keamanan pengadaan personil lain yang melaksanakan kegiatan yang mempengaruhi keamanan pangan harus kompeten dan memiliki pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman yang sesuai. Jika bantuan tenaga ahli dari pihak eksternal diperlukan untuk pengembangan, penerapan operasi atau asesmen system manajemen keamanan pangan, maka rekaman perjanjian atau kontrak yang menerapkan tanggung jawab dan wewenang tenaga ahli eksternal harus tersedia Kompetensi, Kepedulian & Pelatihan Dalam hal ini perusahaan harus memberikan pengetahuan bagi para karyawan tentang keamanan pangan. Untuk mempermudah dibuatkan matriks kompetensi bagi setiap personel. Kompetensi dari masingmaing karyawan harus dievaluasi atau digap analisis secara periodic. Jika terdapat kekurangan atau gap maka harus diambil tindakan memenuhinya. Misalnya dengan mengadakan pelatihan, pendidikan dan action lainya. Pelatihan yang dilakukan harus dilihat keefektifannya. Hal penting yang harus diperhatikan adalah memastikan bahwa karyawan yang bertanggung jawab untuk memantau, memastikan, mengoreksi dan melakukan tindakan koreksi system manajemen keamanan pangan telah terlatih. Semua rekaman yang berkaitan dengan kompetensi, kepedulian dan pelatihan harus direkam Insfrastruktur Perusahaan harus menyediakan sumberdaya untuk membangun dan memelihara insfrastruktur yang diperlukan untuk menerapkan persyaratan standar ini Lingkungan Kerja Organisasi harus menyediakan sumber daya untuk pembangunan, pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan kerja yang diperlukan untuk menerapkan standar ini. Perusahaan harus meyediakan dan memelihara infrastruktur dan lingkungan yang sesuai untuk memastikan system manajemen keamanan pangan. Dan untuk menjaga serta mengimplementasikan maka dibuatkan audit internal GMP & 5 R. g. Perencanaan dan Realisasi Produk yang Aman 7.1. Umum Perusahaan harus merencanakan dan mengembangkan proses yang diperlukan untuk menghasilkan produk yang aman. Perusahaan harus menerapkan, menjalankan dan memastikan efektivitas kegiatan yang direncanakan dan setiap perubahan. Hal ini termasuk rencana HACCP Program Persyaratan Dasar (PRP) Perusahaan harus menetapkan, menerapkan dan memelihara PRP untuk mengendalikan: 70 Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 ISSN

6 a. Kemungkinan masuknya bahaya keamanan pangan ke dalam produk melalui lingkungan kerja. b. Kontaminasi biologi, kimia dan fisika pada produk mencakup kontaminasi silang antar produk. c. Tingkat bahaya keamanan pangan dalam produk dan lingkungan pengolahan produk PRP Wajib : a. Sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang berkaitan dengan keamanan pangan b. Sesuai dengan ukuran dan jenis operasi dan sifat produk yang diproduksi dan atau ditangani c. Diterapkan pada seluruh system produksi, baik untuk program yang berlaku umum atau program untuk produk atau line operasi tertentu. d. Disahkan oleh tim keamanan pangan Pada saat memilih atau menetapkan PRP, tim harus mempertimbangkan dan memanfaatkan informasi yang sesuai. Tim harus mempertimbangkan hal-hal berikut ketika menetapkan program-program: a. Konstruksi dan tataletak bangunan dan kelengkapan terkait b. Tataletak ruang, termasuk ruang kerja dan fasilitas pegawai c. Paasokan udara, air, energy dan kelengkapan kerja d. Jas pendukung termasuk pembuangan limbah e. Kesesuaian peralatan dan kemudahan akses untuk pembersihan, pemeliharaan dan perawatan yang bersifat pencegahan f. Pengelolaan bahan yang dibeli (seperti bahan baku, ingredien, bahan kimia dan pengemas), pemasok (seperti air, udara, uap dan es), Pembuangan limbah dan penanganan produk (seperti penyimpanan dan transportasi) g. Tidakan pencegahan terhadap kontaminasi silang h. Kebersihan dan sanitasi i. Pengendalian hama j. Higienis personel Dari penjelasan diatas implementasi dan dokumentasi harus dipastikan dapat berjalan seperti yang telah distandarkan Tahap Awal untuk Melakukan Analisa bahaya Umum Semua informasi relevan yang diperlukan untuk melakukan analisa bahaya harus dikumpulkan, dipelihara, dimutakhirkan dan didokumentasikan Tim Keamanan Pangan Tim keamanan pangan harus ditetapkan. tim keamanan pangan harus memiliki kombinasi multidisplin pengetahuan, bidang kerja dan pengalaman di dalam pengembangan dan penerapan sistem manajemen keamanan pangan. Perusahaan pangan sebaiknya menjamin bahwa pengetahuan dan keahlian spesifik terhadap produk tertentu tersebut untuk pengembangan rencana HACCP yang efektif. Secara optimal, hal tersebut dapat dicapai melalui sebuah tim dari berbagai disiplin ilmu. Ruang lingkup rencana HACCP sebaiknya diidentifikasi. Ruang lingkup tersebut sebaiknya menggambarkan seluruh rantai pangan tersebut yang terlibat dan penjabaran secara umum bahaya-bahaya yang dimaksud Karakteristik Produk Deskripsi lengkap mengenai produk sebaiknya disusun termasuk informasi keamanan pangan yang relevan seperti komposisi, struktur fisika/kimia, perlakuan mikrosida/statis, penyimpanan dan daya tahan serta metoda pendistribusian. Pada perusahaan yang memiliki berbagai macam produk seperti PT. Mayora Indah Tbk, pengelompokan produk yang memiliki karakteristik atau tahapan proses yang serupa akan lebih efektif untuk tujuan pengembangan rencana HACCP Maksud Penggunaan Maksud penggunaan sebaiknya didasarkan pada kegunaan-kegunaan yang diharapkan dari produk oleh konsumen Penyusunan Diagram Alir Flow proses atau bagan alir sebaiknya sebaiknya disusun oleh team HACCP. Flow proses sebaiknya mencakup seluruh tahapan proses dari setiap operasi produk tertentu. Flow proses yang sama dapat Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 ISSN

7 digunakan untuk sejumlah produk yang dihasilkan menggunakan tahapan proses yang sama. Dalam membuat flow proses haruslah dibuat secara lengkap, flow proses juga mencantumkan secara lengkap uraian tahapan proses dan tindakan pengendalian yang diperlukan dan harus diverifikasi dan dicocokan dengan lapangan. Untuk mendapatkan flow proses yang sesuai terus menerus, maka dilakukan verifikasi secara periodic. Jika terjadi perubahan dilapangan maka harus segera dilakukan updating atau pembaharuan Analisa Bahaya Umum Tim keamanan pangan harus melakukan suatu analisa terhadap bahaya yang mungkin terkandung dalam bahan atau proses produksi suatu produk untuk dikendalikan atau bahkan dihilangkan Melakukan Analisa Bahaya Terhadap RM & PM Dalam melakukan analisa bahaya Raw Material (RM), hal yang paling penting perusahaan harus mengumpulkan semua informasi dan data yang berkaitan dengan bahan tersebut baik data internal maupun eksternal. Tujuannya adalah untuk melihat apakah terdapat bahaya fisik, kimia dan microbiologi yang terkandung dalam RM tersebut. Data tersebut penting untuk proses penetapan bahaya apa saja yang terkandung. Pedekatan untuk Packaging Material dan ingredient sama pendekatannya seperti pada RM Asesment Bahaya Assessment bahaya harus dilaksanakan untuk menetapkan setiap bahaya keamanan pangan yang teridentifikasi, apakah terdapat proses pengendalian bahkan penghilangan bahaya sampai pada batas yang dapat diterima hal tersebut penting dalam meproduksi pangan yang aman dan apakah pengendaliannya diperlukan agar batas yang dapat diterima terpenuhi. Setiap bahaya keamanan pangan harus dievaluasi sesuai dengan keparahan dari dampak negative kesehatan dan kemungkinan terjadi bahaya. Metodologi yang digunakan harus diuraikan dan hasil dari assessment keamanan pangan harus terdokumentasi. Berikut adalah matriks untuk menentukan assessment bahaya, sebagai berikut: Probality Severity L M H L LL LM LH M ML MM MH H HL HM HH Matriks diatas dapat digunakan dengan melakukan assessment dan probability dengan severity atau P x S = signifikan atau tidak signifikan, tergantung kombinasi dari matriks diatas Seleksi dan Asesment Tindakan Pengendalian Berdasarkan asessment bahaya kombinasi tindakan pengendalian yang sesuai harus dipilih yang mampu untuk mencegah, menghilangkan atau mereduksi keberadaan bahaya pada tingkat yang dapat diterima. Dalam seleksi ini semua tindakan pengendalian harus dilihat efektifitasnya terhadap bahaya keamanan pangan. Pemilihan harus dilakukan menggunakan pendekatan logis Penentuan Titik Kendali Kritis PRP/OPRP Titik kendali kritis dimana pengendalian diterapkan untuk mengatasi bahaya yang sama. Penentuan TKK dalam system HACCP dapat dipermudah dengan penerapan pohon keputusan yang menunjuk suatu pendekatan pemikiran yang logis. Penerapan pohon keputusan sebaiknya fleksibel, tergantung apakah operasi tersebut untuk produksi, pemotongan, penyimpangan,distribusi atau yang lainnya.pohon keputusan sebaiknya digunakan sebagai panduan saat menentukan TKK. 72 Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 ISSN

8 Berikut ini adalah pohon keputusan untuk RM & PM : Berikut adalah pohon keputusan untuk proses: 7.6. Penentuan Titik KendaliKritis CCP Pemantauan merupakan pengukuran atau pemantauan terjadwal atas suatu CCP yang berhubungan dengan batas kritisnya. Prosedur pemantauan harus mampu mendeteksi hilangnya pengendalian pada CCP. Pada kegiatan pemantauan monitoring adalah pengujian dan pengamatan terjadwal terhadap efektifitas proses pengendalian titik kendali kritis dan CL untuk menjamin keamanan produk. TKK dan CL dapat dipantau oleh tim yang telah dipilih serta dengan frekuensi pengecekan yang telah ditentukan berdasarkan berbagai pertimbangan. Pemantauan dapat berupa pengamatan yang direkam dengan form monitoring ataupun suatu pengukuran yang dituangkan kedalam suatu laporan. Pada tahap ini tim HACCP perlu memperhatikan cara pemantauan yang dilakukan, waktu dan frekuensi. Serta semua hal yang memang perlu dilakukan pemantauan Pembaharuan Informasi & Rencana HACCP Setelah dilakukan penetapan PRP & CCP atau rencana HACCP Tim Keamanan Pangan wajib selalu memperbaharui informasi, seperti : karakteristik produk, penggunaan, flow proses dan parameter proses, tindakan pengendalian dan tahapan proses. Tim keamanan pangan yang telah ditunjuk harus selalu memperbaharui system secara terus menerus, khususnya jika terdapat perubahan yang terkait seperti yang diatas. Pembaharuan harus mencakup semua hal yang berkaitan baik dari dokumen hingga catatan dll Perencanaan Verifikasi Menetapkan prosedur verifikasi dan metoda audit, prosedur dan pengujian termasuk mengambil contoh secara acak dan analisa dapat digunakan untuk menentukan bila system HACCP bekerja secara baik dan benar. Frekuensi verifikasi sebaiknya cukup untuk mengkonfimasikan bahwa system HACCP berkerja secara baik dan efektif. Bila tindakan verifikasi tertentu tidak dapat dilakukan sendri, verifikasi sebaiknya dilaksanakan oleh tenaga ahli diluar perusahaan kita atau pihak ketiga yang kompeten. Apabila mungkin, kegiatan validasi sebaiknya mencakup tindakan untuk mengkonfirmasi kebenaran semua elemenelemen system HACCP System Mampu Telusur Organisasi harus mampu menetapkan dan menerapkan system mampu telusur lot sebuah produk dan keterkaitannya denga jumlah batch raw material, rekaman proses penerimaan dan pengiriman barang. System mampu telusur harus dapat mengidentifikasi raw material yang masuk dari pemasok atau supplier dan rantai awal distribusi produk akhir. Catatan mampu telusur harus dipelihara dalam periode yang telah ditetapkan untuk asesmen system yang memungkinkan dilakukan penanganan produk yang tidak aman dan untuk keperluan penarikan produk. Dalam implementasinya perusahaan harus menetapkan identifikasi yang baik mulai dari penerimaan raw material, transfer material, proses, produk akhir hingga sampai pengiriman. Umumnya identifikasi yang digunakan ialah dengan menggunakan No. Lot atau batch. Untuk itu perusahaan harus Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 ISSN

9 memastikan bahwa seluruh form yang berisi catatan tentang batch number/lot haruslah saling berurutan sehingga tidak ada lot/batch number yang hilang. Perusahaan secara berkala harus mencoba atau menguji system mampu telusur dengan cara melakukan mock recall Penetapan Tindakan Pengendalian Penetapan tindakan perbaikan yang spesifik harus dikembangkan untuk setiap tahapan proses. Tindakan-tindakan yang dilakukan harus menjamin bahwa semuanya terkendali. Tindakan yang dilakukan juga harus mencakup disposisi yang tepat dari produk yang tidak sesuai. Tidakan koreksi yang dilakukan jika terjadi penyimpangan sangat tergantung pada resiko produk pangan Penanganan Produk yang Berpotensi tidak Aman Umum Perusahaan harus menangani produk yang tidak sesuai dengan cara melakukan tindakan pencegahan agar produk tersebut tidak masuk kedalam rantai pangan. Semua lot/batch number yang tidak sesuai harus dikendalikan oleh perusahaan sampai lot/batch number yang bermasalah dievalusi. Jika produk tersebut dalam pengendalian maka ditetapkan sebagai produk yang tidak aman, perusahaan harus memberitahukan kepada seluruh pihak-pihak yang terkait dan mulai melakukan penarikan produk Evaluasi Pelepasan Setiap lot produk yang tidaksesuai hanya akan direlease apabila telah memenuhi kondisi, sebagai berikut: a. Bukti dari sistem pemantauan yang ada, menunjukan tindakan pengendalian telah efektif b. Bukti yang menunjukan bahwa pengaruh kombinasi dari tindakan pengendalian produk tertentu memenuhi kinerja yang dimaksud c. Hasil pengamatan, misal analisis atau kegiatan verifikasi menunjukan bahwa lot produk yang tercemar memiliki tingkat bahaya yang dapat diterima 8. Validasi, Verifikasi dan Perbaikan Sistem Umum Tim keamanan pangan harus merencanakan dan menetapkan proses yang diperlukan untuk memvalidasi tindakan pengendalian dan atau kombinasi tindakan pengendalian dan untuk memverifiksi dan peningkatan system manajemen kemanan pangan Validasi Kombinasi Tindakaan Pengendalian Sebelum penerapan tindakan pengendalian dimasukan dalam PRP dan rencana HACCP dan setelah terdapat perubahan, tim harus memvalidasi bahwa: a. Tindakan pengendalian yang dipilih mampu mengendalikan bahaya keamanan pangan yang tealah ditetapkan b. Kombinasi tindakan pengendalian telah efektif dan mampu memastikan pengendalian bahaya keamanan pangan pada tingkat yang dapat diterima sehingga diperoleh produk yang aman Jika hasil validasi menunjukan satu atau dua hal diatas tidak dapat dikonfirmasi, tindakan pengendalian dan kombinasi harus dimodifikasi dan di akses ulang Pengendalian Pemantauan & Pengukuran Perusahan harus memberikan bukti bahwa metoda pengukuran tertentu dan peralatan cukup untuk memastikan kinerja prosedur pengukuran dan pemantauan.tim harus mengakses keabsahan hasi pengukuran yang sebelumnya bila peralatan proses ditemukan tidak memenuhi persyaratan. Saat digunakan dalam pemantauan dan pengukuran pada persyaratan yang ditetapkan Verifikasi Sistem Manajemen Keamanan Pangan Verifikasi Audit Internal Perusahaan yang telah menerapkan sebuah system harus menerapkan audit internal pada selang waktu yang telah direncanakan yang berfungsi untuk memastikan apakah system yang telah diterapkan sudah dapat berjalan efektif. Program audit harus direncanakan, dengan mempertimbangkan pentingnya proses dan area yang akan diaudit. Criteria, lingkup, frekuensi dan 74 Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 ISSN

10 metoda audit harus ditetapkan.pemilihan auditor dan pelaksana harus memastikan obyetivitas dan kenetralan pada saat proses audit Evaluasi Hasil Verifikasi Individu Jika verifikasi tidak menunjukkan dengan peraturan yang direncanakan, perusahaan harus mengambil tindakan untuk mencapai kesesuaian yang disyaratkan Analisa Hasil Kegiatan Verifikasi Tim keamanan pangan harus menganalisishasil kegiatan verifikasi, mencakup hasil internal audit maupun eksternal audit yang telah dilakukan. Anilisis tersebut harus dilakukan untuk: a. Mengkonfirmasi bahwa kinerja sistem secara keseluruhan telah memenuhi peraturan yang terencana, dan memenuhi persyaratan sistem manajemen kemanan pangan b. Identifikasi keperluan pembaharuan atau perbaikan sistem manajemen keamanan pangan c. Identifikasi kecenderungan yang menunjukan peningkatan kejadian akibat produk yang berpotensi tidak aman Hasil analisis kegiatan harus dilaporkan ke top manajemen sebagai salah satu masukan dalam rapat tinjauan manajemen Perbaikan Perbaikan Berkesinambungan Top manajemen harus selalu memastikan bahwa karyawan memperbaiki secara berkesinambungan melalui komunikasi. Dalam implementasi perbaikan berkesinambungan harus sebagai alat untuk melakukan perbaikan atau improvement secara terus menerus Pembaharuan System Manajemen Keamanan Pangan Manajemen puncak harus dapat memastikan bahwa system manajemen kemanan pangan dapat terus diperbaharui secara berkesinambungan. Untuk mencapai hal ini, tim kemanan pangan harus mengevaluasi sistem manajemen keamanan pangan pada selang waktu yang telah direncanakan. 1. Pelaporan Tim Ke Manajemen Langkah selanjutnya adalah melakukan pelaporan oleh tim iso internal perusahaan kepada manajemen perusahaan. Langkah ini untuk memastikan bahwa tim iso internal bisa menjalankan manajemen iso dengan baik dan benar sebelum memasuki tahap audit oleh Badan Sertifikasi ISO. 2. Pendaftaran Ke Badan Sertifikasi Ini merupakan langkah terakhir yang dilakukan yaitu mengajukan pendaftaran, penjadwalan kapan akan diaudit system yang telah dibuat. PT.Mayora Indah Tbk memilih badan sertifiaksi SGS. Dalam proses audit oleh badan sertifikasi dibagi menjadi 2 tahap yaitu audit dokumentasi atau audit prosedur yang kedua adalah audit implementasi. Jarak antara audit pertama dengan audit kedua maksimal 3 bulan untuk melakukan perbaikan. Sebaiknya ditemukan sebanyak mungkin ketidak sesuaian pada audit pertama agar pada tahap audit kedua tidak ada kegagalan. Setelah anda diaudit badan sertifikasi makan akan diterbitkan sertifikat iso yang bisa anda banggakan karena sebagai bukti kerja keras dari tahap awal improvement yang mulai anda jalankan. 4. SIMPULAN DANSARAN Simpulan a. Penerapan ISO : 2005 & HACCP pada PT. Mayora Indah Tbk. Sangat berpengaruh terhadap perkembangan atau kemajuan dari perusahaan karena dengan mengimplementasikan ISO : 2005 & HACCP maka PT. Mayora Indah Tbk dapat menghasilkan produk produk yang berkualitas sebagai persyaratan utama pelanggan sehingga PT. Mayora Indah mendapat kepercayaan dari pelanggan. b. Dengan menerapakan ISO : 2005 & HACCP di PT. Mayora Indah Tbk sehingga seluruh proses produksi dapat dikendalikan dan dipastikan keamanan pangannya. c. Dengan menerapakan ISO : 2005 & HACCP di PT. Mayora Indah Tbk untuk penanganan ketidaksesuaian produk dapat segera diatasi atau ditindaklanjuti agar segera melakukan preventive dan corrective action. Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 ISSN

11 d. Dengan menerapkan ISO : 2005 & HACCP di PT. Mayora Indah Tbk semua kegiatan dapat berjalan secara terintegrasi dan berkesinambungan. e. Pendokumentasian dan rekaman kegiatan dalam semua proses dapat terdokumentasi secara baik sehingga mampu telusur dapat berjalan efektif. Saran a. Agar PT. Mayora Indah Tbk. Dapat terus melaksanakan atau menjalankan system manajemen keamanan secara konsisten serta terintegrasi dan selalu berusaha untuk meningkatkan efektifitas serta melakukan perbaikan secara berkesinambungan sesuai dengan regulasi yang terbaru. b. Setiap karyawan dituntut dapat serta berperan aktif dalam melakukan penerapan system manajemen keamanan pangan agar selalu terjadi siklus improvement yang dapat menguntungkan perusahaan dan system manajemen keamanan pangan dapat berjalan dengan baik. c. Agar setiap karyawan baik level top manajemen sampai level operator dapat berkomitmen dalam penerapan system manajemen keamanan pangan. DAFTAR PUSAKA ISO TS /PAS 220 : 2008, Publicly Available Specification ISO : 2005, Food Safety Management System Koto, Edi S, (2012), Panduan Lengkap Sistem Manajemen Keamanan Pangan, Cibubur. Koto, Edi S, (2012), Panduan LengkapHazards Analysis Critical Control Point. SNI : 1998, Hazards Analysis Critical Control Point SNI ISO : 2009, System Manajemen Keamanan Pangan 76 Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 ISSN

Sistem Manajemen Keamanan pangan Persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan

Sistem Manajemen Keamanan pangan Persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan Standar Nasional Indonesia Sistem Manajemen Keamanan pangan Persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan Food safety management system Requirements for any organization in the food chain (ISO 22000:2005,

Lebih terperinci

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN 5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. 7. 8. 1.1 UMUM Persyaratan SMM ini untuk organisasi adalah: Yang membutuhkan kemampuan untuk menyediakan produk secara konsisten yang sesuai dengan persyaratan pelanggan

Lebih terperinci

SISTEM-SISTEM TERKAIT MANAJEMEN MUTU PADA INDUSTRI PANGAN

SISTEM-SISTEM TERKAIT MANAJEMEN MUTU PADA INDUSTRI PANGAN SISTEM-SISTEM TERKAIT MANAJEMEN MUTU PADA INDUSTRI PANGAN ISO 22000 ISO 14001 ISO 17025 OHSAS Budaya Kerja 5S/5R Budaya Kerja K3 Sistem Manajemen Halal ISO 9001 Konsumen/Masyarakat IMPLEMENTASI ISO 9001:

Lebih terperinci

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001 KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001 Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA KLAUSUL-KLAUSUL ISO

Lebih terperinci

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu Quality Mangement System ISO 9000 series.. Published by International Organization for Stantardization (ISO) a world wide federation of national

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Audit Internal Audit ini meliputi semua departemen. Coordinator audit/ketua tim audit ditentukan oleh Manajemen Representative dan kemudian ketua tim audit menunjuk tim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Secara umum, semua perusahaan memiliki tujuan dan sasaran untuk keberhasilan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut,

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu

Lebih terperinci

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Klausul 4.0 Sistem Manajemen Mutu 4.1 Persyaratan umum Apakah organisasi telah : (a) Menetapkan proses-proses yang dibutuhkan oleh SMM serta aplikasinya

Lebih terperinci

PRINSIP PENERAPAN HACCP DI INDUSTRI PANGAN SIAP SAJI

PRINSIP PENERAPAN HACCP DI INDUSTRI PANGAN SIAP SAJI PRINSIP PENERAPAN HACCP DI INDUSTRI PANGAN SIAP SAJI BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Pedoman

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2000/SNI 19-9001-2001 ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 1 OBJEKTIF : Mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DAA 4.1 ahap Persiapan Pada tahap persiapan ini, perusahaan telah membentuk tim ISO dan mengadakan pelatihan-pelatihan yang bersifat umum untuk memahami konsep dasar sistem

Lebih terperinci

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA Logo perusahaan DISETUJUI OLEH: PRESIDEN DIREKTUR Dokumen ini terkendali ditandai dengan stempel DOKUMEN TERKENDALI. Dilarang mengubah atau menggandakan dokumen tanpa seizing

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata I (S1) Disusun Oleh :

TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata I (S1) Disusun Oleh : PENGUKURAN PERFORMANSI MANAJEMEN KEAMANAN PANGAN UNTUK MENENTUKAN CORRECTIVE & PREVENTIVE ACTION BERDASARKAN IMPLEMENTASI ISO 22000 : 2005 DENGAN MENGGUNAKAN METODE PDCA (Studi Kasus di PT. Mayora Indah

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017

- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 - 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN MUTU TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan Kode Dokumentasi : M SPS SMK3 Halaman : 1 dari 2 J udul Dokumen : M - SPS - P2K3 Dokumen ini adalah properti dari PT SENTRA PRIMA SERVICES Tgl Efektif : 09 Februari 2015 Dibuat Oleh, Disetujui Oleh, Andhi

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I FRANS KAISIEPO BIAK PEDOMAN MUTU PEDOMAN MUTU

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I FRANS KAISIEPO BIAK PEDOMAN MUTU PEDOMAN MUTU Halaman : 1 dari 19 Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 19 Agustus 2014 Oleh Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Frans Kaisiepo Biak Luwi Budi Nugroho NIP. 195807231981091001 Pedoman ini menguraikan

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1 Umum... vi 0.2 Pendekatan proses...

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN ISO TS DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA

ANALISIS PENERAPAN ISO TS DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA ANALISIS PENERAPAN ISO TS 16949 DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA Disusun Oleh: Nama : Pittauli Aritonang NPM : 35412674 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ina

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan SNI ISO 9001-2008 Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional SNI ISO 9001-2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1

Lebih terperinci

Sistem analisa bahaya dan pengendalian titik kritis (HACCP) serta pedoman penerapannya

Sistem analisa bahaya dan pengendalian titik kritis (HACCP) serta pedoman penerapannya Standar Nasional Indonesia SNI 01-4852-1998 Sistem analisa bahaya dan pengendalian titik kritis (HACCP) serta pedoman penerapannya Badan Standardisasi i Nasional - BSN Standar ini merupakan adopsi secara

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Proses Menurut Wikipedia proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang,

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN 4. Sistem Manajemen Mutu (=SMM) 4.1 Persyaratan Umum Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu SMM

Lebih terperinci

PENERAPAN HACCP PADA INDUSTRI CRACKER MAKALAH KOMPREHENSIF OLEH: STEPHANIE HANS

PENERAPAN HACCP PADA INDUSTRI CRACKER MAKALAH KOMPREHENSIF OLEH: STEPHANIE HANS PENERAPAN HACCP PADA INDUSTRI CRACKER MAKALAH KOMPREHENSIF OLEH: STEPHANIE HANS 6103009034 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA SURABAYA

Lebih terperinci

Gambaran pentingnya HACCP dapat disimak pada video berikut

Gambaran pentingnya HACCP dapat disimak pada video berikut A. Penerapan Cara Peoduksi Perikanan laut yang Baik (GMP/SSOP/HACCP) HACCP merupakan suatu sistem yang mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengontrol setiap tahapan proses yang rawan terhadap risiko bahaya

Lebih terperinci

MIA APRIANTHY ( )

MIA APRIANTHY ( ) OLEH: I PUTU WIDHARMADI (122080050) ACHMAD ANWARUDIN (122080002) MIA APRIANTHY (122080076) KELOMPOK II PENDAHULUAN Seri ISO 9000 adalah suatu system terpadu untuk mengoptimalkan efektifitas mutu suatu

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XV PENGENDALIAN MUTU SELAMA PROSES KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan 1. Jaminan Mutu Mutu didefinisikan sebagai keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan, dan pemeliharaan

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO SECARA BERSAMAAN

PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO SECARA BERSAMAAN PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO 14001 SECARA BERSAMAAN Sumito Abstrak ISO seri 9000 tentang sistem manajemen mutu pertama kali diterbitkan oleh organisasi standardisasi internasional (ISO) pada tahun

Lebih terperinci

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh 2017 No. Dok.: PM-WM-01 No. Rev.: 1 Tgl. Berlaku: Oktober 2017 Hal: 1 / 13 Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober 2017 Oleh DEKAN Pedoman Mutu ini menguraikan Sistem Manajemen Mutu di Fakultas

Lebih terperinci

Sosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT. oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012

Sosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT. oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012 Sosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012 Issue : Kemampuan petani didalam menjamin mutu dan keamanan pangan segar yg dihasilkan relatif

Lebih terperinci

Pengantar HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point)

Pengantar HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) Pengantar HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) 1 Pendahuluan Teknologi Dampak positip pengawetan peningkatan tampilan peningkatan gizi kecepatan penyajian > Dampak pengiring?? 2 Kemungkinan selama

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2015 LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726). PERATURAN

Lebih terperinci

TL-4103 Manajemen Teknik Lingkungan AUDIT LINGKUNGAN

TL-4103 Manajemen Teknik Lingkungan AUDIT LINGKUNGAN TL-4103 Manajemen Teknik Lingkungan AUDIT LINGKUNGAN SIKLUS MANAJEMEN VISI (Cita-cita) MISI (Tujuan, Sasaran) KEBIJAKAN DAN STRATEGI ACTION Tindakan Perbaikan & Pencegahan PLAN (PERENCANAAN/ PERANCANGAN)

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt Disusun Oleh : Yatin Dwi Rahayu 1006578 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 ISO/1EC 17025:2008 3.1.1 Pendahuluan ISO/IEC 17025 Edisi pertama (1999) ISO/IEC 17025 diterbitkan sebagai hasil dari pengalaman yang ekstensif dalam implementasi ISO/IEC Guide

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan penutup yang berisi simpulan untuk menjawab pertanyaan dengan justifikasi hasil penelitian penerapan sistem manajemen mutu sesuai standar ISO 9001 di PT

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penulis melakukan observasi langsung pada PT. BROCO MUTIARA ELECTRICAL INDUSTR dan melakukan wawancara dengan bagian MR (Management Representative)

Lebih terperinci

Kuesioner SNI Award 2013 Kategori Perusahaan/Organisasi Besar Jasa. Nomor/Kode Pertanyaan Panduan Pengisian

Kuesioner SNI Award 2013 Kategori Perusahaan/Organisasi Besar Jasa. Nomor/Kode Pertanyaan Panduan Pengisian A A.1 KINERJA PERUSAHAAN/ORGANISASI Kepemimpinan dan Manajemen Klausul ini dimaksudkan untuk menilai bagaimana pimpinan mengelola dan mengarahkan perusahaan/organisasi dalam mengupayakan pencapaian sasaran.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM BAGI PENYEDIA JASA Elemen-elemen yang harus dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ISO 9001:2008 Gambar 2.1 Model Sistem Manajemen Mutu Berbasis Proses Sumber : ISO 9000:2005 Gambar 2.1 menggambarkan sistem manajemen mutu berdasarkan proses yang diuraikan dalam

Lebih terperinci

Persyaratan Dokumentasi

Persyaratan Dokumentasi Dokumentasi SMK3 Referensi: 6623 Taufiqur Rachman Rudi Suardi, 2005, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Edisi I, PPM, Jakarta (Halaman 55 68) 2013 Persyaratan Dokumentasi OHSAS 18001 Organisasi

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP HACCP (HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT) PADA PABRIK PENGOLAHAN CRACKER DENGAN KAPASITAS TEPUNG TERIGU 100 KG PER HARI

PENERAPAN PRINSIP HACCP (HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT) PADA PABRIK PENGOLAHAN CRACKER DENGAN KAPASITAS TEPUNG TERIGU 100 KG PER HARI PENERAPAN PRINSIP HACCP (HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT) PADA PABRIK PENGOLAHAN CRACKER DENGAN KAPASITAS TEPUNG TERIGU 100 KG PER HARI MAKALAH KOMPREHENSIF OLEH : ANITA LUGITO (6103006007) PROGRAM

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DOKUMENTASI SMK3 PERTEMUAN #7 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

DOKUMENTASI SMK3 PERTEMUAN #7 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI DOKUMENTASI SMK3 PERTEMUAN #7 TKT302 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

ISO 1001 By: Ryan Torinaga

ISO 1001 By: Ryan Torinaga ISO 1001 By: Ryan Torinaga Daftar Isi Arti ISO Tujuan ISO 9001 Klausul ISO 9001 Kunci Penerapan ISO Cara Penerapan ISO Arti dari ISO Berarti Sama Badan standarisasi dunia Didirikan sejak tahun 1947 Terdiri

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

UNSUR KEGIATAN PENGEVALUASIAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BESERTA JENIS PEKERJAANYA

UNSUR KEGIATAN PENGEVALUASIAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BESERTA JENIS PEKERJAANYA PELATIHAN BIMTEK dan JABFUNG PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN TERAMPIL UNSUR KEGIATAN PENGEVALUASIAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BESERTA JENIS PEKERJAANYA 23-25 OKTOBER 2017 UNSRI PALEMBANG andi.setiawan@fmipa.unila.ac.id

Lebih terperinci

AUDIT INTERNAL SNI ISO 9001:2015. Oleh: Ade Khaerudin Taufiq & Sik Sumaedi

AUDIT INTERNAL SNI ISO 9001:2015. Oleh: Ade Khaerudin Taufiq & Sik Sumaedi AUDIT INTERNAL SNI ISO 9001:2015 Oleh: Ade Khaerudin Taufiq & Sik Sumaedi Topik Konsep dasar Audit Mutu Internal Perencanaan dan Persiapan Audit Mutu Internal Pelaksanaan Audit Mutu Internal Pelaporan

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001 SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001 Materi yang terdapat dalam halaman ini adalah materi yang disampaikan dalam Pelatihan Audit Lingkungan yang diadakan atas kerja sama antara Departemen Biologi

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS 1 SNI Standar Nasional Indonesia Dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) SNI SNI 19-14001 14001-1997: 1997: Sistem manajemen

Lebih terperinci

Persyaratan Dokumentasi

Persyaratan Dokumentasi Materi #7 TIN211 K3I Persyaratan Dokumentasi 2 OHSAS 18001 Permenaker 05 Organisasi harus menetapkan dan memelihara informasinya dengan media yang sesuai, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik, serta:

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perancangan Sistem Manajemen Mutu. Pada PT. Garuda Indonesia. Pedoman Mutu. Sistem Manajemen Mutu Perusahaan

Lampiran 1. Perancangan Sistem Manajemen Mutu. Pada PT. Garuda Indonesia. Pedoman Mutu. Sistem Manajemen Mutu Perusahaan 180 Lampiran 1 Perancangan Sistem Manajemen Mutu Pada PT. Garuda Indonesia Pedoman Mutu Sistem Manajemen Mutu Perusahaan Dalam menjalankan proses bisnisnya, PT. Garuda Indonesia harus menerapkan sistem

Lebih terperinci

PT. GLOBAL MITRA PROTEKSINDO

PT. GLOBAL MITRA PROTEKSINDO Penyebab Perusahaan/ Bisnis Terus Berkembang? PROFIT PENJUALAN KONSUMEN Seperti apa produk / jasa yang dapat memuaskan konsumen? Gambaran & karakteristik barang atau jasa, yang menunjukkan kemampuannya

Lebih terperinci

Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu

Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu DPLS 19 rev.0 Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu Issue Number : 000 Desember 2013 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan

Lebih terperinci

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996)

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996) Sumber: ISO 14001 Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996) DAFTAR ISI Pengantar Prinsip-Prinsip Standar ISO 14001 Cara Menggunakan Cheklist Interpretasi Penilaian Standar ISO

Lebih terperinci

PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PRINSIP 2: PERENCANAAN

PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PRINSIP 2: PERENCANAAN PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN 4.2. Kebijakan Lingkungan Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan lingkungan organisasi dan memastikan bahwa kebijakan tersebut: a) sesuai dengan skala dan karakteristik

Lebih terperinci

Manual Prosedur Pelaksanaan Audit Internal

Manual Prosedur Pelaksanaan Audit Internal Manual Prosedur Pelaksanaan Audit Internal Laboratorium Biosains Universitas Brawijaya Malang 2012 Manual Prosedur Audit Internal Laboratorium Biosains Universitas Brawijaya Kode Dokumen : 000xx 05004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tekstil merupakan material lembaran yang flexible terbuat dari benang dan pemintalan serat pendek atau serat berkesinambungan. Perkembangan industri tekstil di Indonesia

Lebih terperinci

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi Selamat Datang di Pelatihan IAPMO R&T Registration Services ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi QMS-100, Rev 1, dated 2/20/2015 1 Agenda Pengenalan Annex SL Perubahan ISO 9001 Ringkasan QMS-100,

Lebih terperinci

EVALUASI RISIKO BAHAYA KEAMANAN PANGAN (HACCP) TUNA KALENG DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL. Oleh: TIMOR MAHENDRA N C

EVALUASI RISIKO BAHAYA KEAMANAN PANGAN (HACCP) TUNA KALENG DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL. Oleh: TIMOR MAHENDRA N C EVALUASI RISIKO BAHAYA KEAMANAN PANGAN (HACCP) TUNA KALENG DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL Oleh: TIMOR MAHENDRA N C 34101055 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN I. Persiapan Penerapan a. Langkah-langkah penerapan SML; Tahap 1 : Pengembangan dan komitmen terhadap kebijakan lingkungan Tahap 2 : Perencanaan Aspek lingkungan dan dampak

Lebih terperinci

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013 PANDUAN LEMBAGA INSPEKSI DALAM RANGKA MELAKUKAN KAJIAN KESESUAIAN (GAP ANALYSIS) DOKUMENTASI SISTEM MUTU OPERASIONAL INSPEKSI TERHADAP STANDAR ISO/IEC 17020:2012 1. PENDAHULUAN 1) Panduan Kajian Kesesuaian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG PENGENDALIAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI Perbaikan Berkesinambungan Dokumentasi 2 Dari 78 6.1 MANUAL SMKP 6.2 Pengendalian Dokumen 6.3 Pengendalian Rekaman 6.4 Dokumen dan

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Lingkungan Menurut ISO 14001

Sistem Manajemen Lingkungan Menurut ISO 14001 Materi yang terdapat dalam halaman ini adalah materi yang disampaikan dalam Pelatihan Audit Lingkungan yang diadakan atas kerja sama antara Departemen Biologi FMIPA IPB bekerja sama dengan Bagian PKSDM

Lebih terperinci

Penerapan skema sertifikasi produk

Penerapan skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori

Lebih terperinci

KRITERIA SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

KRITERIA SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN KRITERIA SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN KRITERIA PENILAIAN SML Aspek-aspek lingkungan yang dikelola dalam sistem tersebut diidentifikasi berdasarkan dampak dari kegiatan, produk

Lebih terperinci

ISO : Click to edit Master text styles. Environmental Management System. Second level. Third level. Lely Riawati, ST., MT

ISO : Click to edit Master text styles. Environmental Management System. Second level. Third level. Lely Riawati, ST., MT ISO 14001 : Environmental Management System Lely Riawati, ST., MT Global Environmental Issues Environment Click to edit Master text styles Surrounding where an organization operates, including air, water,

Lebih terperinci

MANUAL Sistem Jaminan Halal

MANUAL Sistem Jaminan Halal MANUAL Sistem Jaminan Halal Perusahaan : (Diisi Nama Perusahaan) Disusun Oleh : Manual SJH 0 HALAMAN PENGESAHAN Manual Sistem Jaminan Halal Perusahaan [.] ini merupakan dokumen perusahaan terhadap pemenuhan

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

Kuesioner SNI Award 2013 Kategori Perusahaan Menengah Barang Sektor Pangan dan Pertanian. Nomor/Kode Pertanyaan Panduan Pengisian

Kuesioner SNI Award 2013 Kategori Perusahaan Menengah Barang Sektor Pangan dan Pertanian. Nomor/Kode Pertanyaan Panduan Pengisian A KINERJA PERUSAHAAN A.1 Kepemimpinan dan Manajemen Klausul ini dimaksudkan untuk menilai bagaimana pimpinan mengelola dan mengarahkan organisasi dalam mengupayakan pencapaian sasaran. A.1.1 Kepemimpinan

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR PROSEDUR AUDIT INTERNAL

MANUAL PROSEDUR PROSEDUR AUDIT INTERNAL JURUSAN SOSIOLOGI FISIP UB MANUAL PROSEDUR Kode Dokumen : 01101 06017 Revisi : Tgl Efektif : 15 Februari 2011 Jumlah Halaman : PROSEDUR AUDIT INTERNAL Disusun oleh : Unit Jaminan Mutu Sosiologi Disahkan

Lebih terperinci

Sehingga semua pihak merasa ikut memilki dan merasakan hasilnya. Pelatihan dan Kompetensi Kerja Sistem Manajemen K3 SMK3

Sehingga semua pihak merasa ikut memilki dan merasakan hasilnya. Pelatihan dan Kompetensi Kerja Sistem Manajemen K3 SMK3 Sertifikat SMK3 Sertifikat SMK3 PP 50 tahun 2012 adalah penghargaan terhadap komitmen perusahaan yang telah menjalankan sesi konsultasi dan audit SMK3 Sertifikat Sistem Manajemen K3 pp 50 tahun 2012 Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia berada pada posisi yang strategis antara dua benua dan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia berada pada posisi yang strategis antara dua benua dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Indonesia berada pada posisi yang strategis antara dua benua dan dua samudra yaitu benua Asia dan Australia sehingga memiliki potensi perikanan yang sangat

Lebih terperinci

Tugas dan tanggungjawab Quality Assurance (QA) / Jaminan Mutu

Tugas dan tanggungjawab Quality Assurance (QA) / Jaminan Mutu Tugas dan tanggungjawab Quality Assurance (QA) / Jaminan Mutu Departemen QA merupakan departemen yang bertanggung jawab antara lain : a) Audit internal QA melakukan evaluasi kerja kesemua bagian/departemen

Lebih terperinci

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Pedoman KAN 801-2004 Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Komite Akreditasi Nasional Kata Pengantar Pedoman ini diperuntukkan bagi lembaga yang ingin mendapat akreditasi sebagai Lembaga Sertifikasi

Lebih terperinci

ANALISIS GAP AUDIT INTERNAL UNTUK MELIHAT KESIAPAN CV. BINA RAKSA DALAM MENERAPKAN ISO 9001:2000

ANALISIS GAP AUDIT INTERNAL UNTUK MELIHAT KESIAPAN CV. BINA RAKSA DALAM MENERAPKAN ISO 9001:2000 ANALISIS GAP AUDIT INTERNAL UNTUK MELIHAT KESIAPAN CV. BINA RAKSA DALAM MENERAPKAN ISO 9001:2000 Hendang Setyo Rukmi Ambar Harsono Boga Kascaryanjati Teknik Industri Institut Teknologi Nasional hendang@itenas.ac.id

Lebih terperinci

PERSYARATAN MANAJEMEN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO/IEC : 2005

PERSYARATAN MANAJEMEN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO/IEC : 2005 PERSYARATAN MANAJEMEN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO/IEC 17025 : 2005 ASIAH PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN - KLHK asiah1312@yahoo.com 081318888067 1 Latar Belakang Apakah lab pengujian

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 3. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu penilaian program kelayakan dasar (pre requisite program), evaluasi penerapan program Hazard Analysis Critical

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 7 8)

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 7 8) #4 - Klausul 7-8 ISO 9001:2008 1 PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 7 8) TIN420 Sistem Manajemen Kualitas #7 Realisasi Produk (1) 2 #7.1 #7.2 Perencanaan Realisasi Produk Proses Yang Berkaitan Dengan Pelanggan

Lebih terperinci

Manual Prosedur Audit Internal

Manual Prosedur Audit Internal Manual Prosedur Audit Internal Unit Jaminan Mutu Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang 20 Manual Prosedur Audit Internal Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Farmasi 1. Pengertian Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 245/MenKes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Izin

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu proses berfikir dari menemukan masalah, mengumpulkan data, baik melalui tinjauan pustaka maupun melalui studi lapangan, melakukan pengolahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Manajemen Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Pengertian kualitas ditinjau dari definisi

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR AUDIT INTERNAL

MANUAL PROSEDUR AUDIT INTERNAL UNIT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 UNIT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA Kode Dokumen : 00013 05004 Revisi : 0 Diajukan oleh : Management

Lebih terperinci

Advance Internal Audit Lingkungan IEA/ 1/Rev-0/HSE-Division Copyrights, Sentral Sistem Feb 07

Advance Internal Audit Lingkungan IEA/ 1/Rev-0/HSE-Division Copyrights, Sentral Sistem Feb 07 Menetapkan tujuan dan proses yang diperlukan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan kebijakan lingkungan perusahaan Menerapkan proses tersebut Memantau dan mengukur proses terhadap kebijakan lingkungan,

Lebih terperinci

BSN PEDOMAN Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk. Badan Standardisasi Nasional

BSN PEDOMAN Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk. Badan Standardisasi Nasional BSN PEDOMAN 401-2000 Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk Badan Standardisasi Nasional Adopsi dari ISO/IEC Guide 65 : 1996 Prakata ISO (Organisasi Internasional untuk Standardisasi) dan IEC (Komisi

Lebih terperinci

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 163/KA/XII/2009 TENTANG PENETAPAN STANDAR BATAN TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN DAN PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN KEPALA BADAN TENAGA

Lebih terperinci

Pendahuluan. Tabel I.1. Produksi Spare Part CV.Gradient

Pendahuluan. Tabel I.1. Produksi Spare Part CV.Gradient Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang CV. Gradient adalah perusahaan penghasil spare part untuk kendaraan bermotor khusunya sepeda motor. Berikut adalah data produksi CV. Gradient pada bulan Januari hingga

Lebih terperinci

DAFTAR IS Latar Belakang ldentifikasi Masalah Perumusan Masalah...;...

DAFTAR IS Latar Belakang ldentifikasi Masalah Perumusan Masalah...;... DAFTAR IS1 KATA PENGANTAR... i DAFTAR IS1...:... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN... I 1. 1 Latar Belakang... 1.2 ldentifikasi Masalah... 4 1.3 Perumusan

Lebih terperinci

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008 Nomor Substansi Persyaratan Yang Diperiksa Klausul 4.1. Persyaratan umum organisasi seperti : struktur organisasi, bisnis proses organisasi, urutan proses, criteria

Lebih terperinci

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN... 2 III. RUANG LINGKUP... 2 3.1 Pihak Yang Berkepentingan... 3 3.2 Lingkungan Pengendalian

Lebih terperinci

PENILAIAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001 : 2000

PENILAIAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001 : 2000 PENILAIAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001 : 2000 MANAJEMEN UMUM Manajemen umum adalah manajemen puncak yang terdiri dari direksi dan wakil manajemen/quality Management Representative (QMR). Direksi

Lebih terperinci

Manual Prosedur Audit Internal

Manual Prosedur Audit Internal Manual Prosedur Audit Internal Gugus Jaminan Mutu Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang 2011 Manual Prosedur Audit Internal Gugus Jaminan Mutu Fakultas Teknologi Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian terhadap kecukupan Sistem Keamanan Pangan untuk Industri Jasa Boga dilakukan dengan pengambilan data di beberapa instansi terkait yaitu Direktorat

Lebih terperinci

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Hand-out Industrial Safety Dr.Ir. Harinaldi, M.Eng Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tempat Kerja Produk/jasa Kualitas tinggi Biaya minimum Safety comes

Lebih terperinci