Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun pengantar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun pengantar"

Transkripsi

1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 pengantar Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 7/PRT/M/0 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Penetapan Kinerja di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagai lembaga pemerintah tingkat eselon I wajib menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Oleh karena itu, dengan berakhirnya tahun 0, telah menyusun LAKIP Tahun 0 sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mengemban tugas pokok dan fungsinya selama tahun 0. Selain sebagai media untuk menyajikan pelaksanaan kegiatan dalam tahun 0, LAKIP juga merupakan piranti untuk mengukur keberhasilan kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya selama (satu) tahun. Proses penyusunan LAKIP mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 7/PRT/M/0 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Penetapan Kinerja di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum. Pengukuran kinerja dalam LAKIP mengacu kepada Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun sehingga laporan ini dapat mencerminkan sasaran pencapaian yang konsisten selama kurun waktu 5 (lima) tahun. Dengan demikian, LAKIP Tahun 0 menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari LAKIP-LAKIP tahun sebelumnya dan berikutnya. Penyusunan LAKIP Tahun 0 juga sudah memperhatikan perubahan struktur output dan penganggaran terbaru. Hal-hal yang kami sajikan dalam bentuk laporan ini, telah kami upayakan semaksimal mungkin, namun kami yakin masih terdapat berbagai kekurangan yang masih perlu disempurnakan. Untuk itu kami sangat mengharapkan adanya kritik, sumbang saran serta masukan untuk penyempurnaannya. Akhir kata kami berharap bahwa laporan ini dapat memberikan gambaran tentang pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada Tahun 0 yang merupakan sebagian dari tugas yang diemban oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Jakarta, 0 Direktur Jenderal Cipta Karya Ir. Imam S. Ernawi, MCM, MSc NIP i

2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR FOTO DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF i ii iii iv v vi BAB I PENDAHULUAN.. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI I -.. KONDISI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN I RENCANA STRATEGIS I - 7 BAB II RENCANA KINERJA TAHUNAN DAN PERJANJIAN KINERJA.. RENCANA KINERJA TAHUNAN II -.. PERJANJIAN KINERJA II - 6 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA.. INDIKATOR KINERJA UTAMA III -.. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA III -.. EVALUASI DAN ANALISIS ANGGARAN III HAL-HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN UNTUK PENINGKATAN KINERJA III PENGHARGAAN PIHAK KE- KEPADA UNIT ORGANISASI ESELON I III - 9 BAB IV PENUTUP IV - LAMPIRAN LAMPIRAN I FORMULIR PENETAPAN KINERJA (PK) LAMPIRAN II FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) LAMPIRAN III FORMULIR PENGUKURAN KINERJA LAMPIRAN IV FOTO KEGIATAN LAMPIRAN V PETA KEGIATAN LAMPIRAN VI PIAGAM/PENGHARGAAN LAMPIRAN VII ANALISIS ANGGARAN BERDASARKAN PMK 49/0 ii

3 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 DAFTAR TABEL Tabel. Pengukuran Kinerja Tahun vii 0 Tabel. Rencana dan Realisasi Keuangan Direktorat Jenderal Cipta vii Karya Tahun 0 Tabel. Klasifikasi Golongan PNS I - 9 Tabel.4 Klasifikasi Pendidikan PNS I - 9 Tabel.5 Persebaran PNS I - 9 Berdasarkan Kondisi PNS Daerah (Satker dan Dinas) dan PNS Pusat Tabel.6 Persebaran PNS I - 9 Tabel. Rencana Kinerja Tahunan II - Tahun 0 Tabel. Penetapan Kinerja Tahun II Tabel. Target RPJMN (Prioritas Bidang Kesehatan) II - 6 Tabel.4 Target RPJMN (Prioritas Bidang II - 7 Penanggulangan Kemiskinan) Direktorat Jenderal Cipta Karya Tabel.5 Target RPJMN (Prioritas Bidang Infrastruktur) II - 7 Tabel. Pengukuran Kinerja Tahun III - 0 Tabel. Realisasi Sambungan Rumah (SR) Tahun 0 III - Tabel. Pembandingan Capaian Indikator Kinerja dengan Tahun III - 5 Sebelumnya Tabel.4 Pembandingan Capaian Indikator Kinerja dengan Target III - 6 Renstra Tabel.5 Pembandingan Capaian Indikator Kinerja dengan Target RPJMN III - 7 Tabel.6 Hasil Evaluasi dan Analisis Anggaran Berdasarkan III - Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.0/0 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga di Lingkungan Tabel.7 Rincian Perhitungan dan Analisis Anggaran Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.0/0 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga di Lingkungan III - iii

4 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 DAFTAR FOTO Foto.. Foto.. Foto.. Foto.4. Foto.5. Foto.6. Foto.7. Foto.8. Pembangunan SPAM IKK Air Naningan, Kecamatan Air Naningan, Provinsi Lampung Pembangunan Prasanana dan Sarana Air Limbah Skala Kawasan RSH Kecamatan Mandau, Provinsi Riau Bantuan Program PDAM Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Provinsi DI. Yogyakarta Pembangunan Prasarana dan Sarana Dasar Revitalisasi Kawasan Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau Pembangunan Hidran Umum dan Talud Desa Batumbulan Baru, Kecamatan Babussalam, Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi NAD Penghargaan Ganesha Prajamanggala Bakti Utama dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Ikut Menyemarakkan MDGs Award 0 III - 4 III - 8 III - 0 III - III - III - 4 III - 6 III - 6 iv

5 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN I LAMPIRAN II LAMPIRAN III LAMPIRAN IV LAMPIRAN V LAMPIRAN VI LAMPIRAN VII FORMULIR PENETAPAN KINERJA (PK) FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) FORMULIR PENGUKURAN KINERJA FOTO KEGIATAN PETA KEGIATAN PIAGAM/PENGHARGAAN ANALISIS ANGGARAN BERDASARKAN PMK 49/0 v

6 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 RINGKASAN EKSEKUTIF Pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya dimaksudkan untuk mencapai (tiga) strategic goals yaitu:. meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan desa melalui peningkatan peran pusat-pusat pertumbuhan ekonomi desa dan peningkatan akses infrastruktur bagi pertumbuhan ekonomi lokal,. meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja. meningkatkan kualitas lingkungan melalui pengurangan luas kawasan kumuh, peningkatan kualitas penyelenggaraan penataan kawasan permukiman dan peningkatan pelayanan infrastruktur permukiman Untuk mewujudkan (tiga) strategic goals tersebut, pembangunan bidang Cipta Karya diwujudkan dengan dua pendekatan, yaitu:. pendekatan skala kabupaten kota melalui tugas pengaturan, pembinaan, dan pengawasan (turbinwas) bidang permukiman. pendekatan skala kawasan melalui tugas pembangunan infrastruktur bidang permukiman Selama tahun 00-04, ketiga strategic goals tersebut diwujudkan dalam Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman yang terbagi menjadi 6 (enam) kegiatan yaitu:. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Permukiman dengan unit pelaksana kerja Direktorat Pengembangan Permukiman. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Penyelenggaraan dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan termasuk Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara dengan unit pelaksana kerja Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Penyelenggaraan Sanitasi Lingkungan (Air Limbah, Drianse) serta Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi Persampahan dengan unit pelaksana kerja Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman 4. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi dan Penyelenggaraan serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan unit pelaksana kerja Direktorat Pengembangan Air Minum 5. Dukungan Manajemen Bidang Permukiman dengan unit pelaksana kerja Sekretaris, Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah I, sert Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 6. Penyusunan Kebijakan, Program dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data Informasi serta Evaluasi Kinerja Infrastruktur Bidang Permukiman dengan unit pelaksana kerja Direktorat Bina Program vi

7 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 7. Dukungan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Sanitasi, dan Persampahan dengan unit pelaksana Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Adapun hasil evaluasi kinerja masing-masing kegiatan tersebut pada tahun 0 secara ringkas adalah sebagai berikut: SASARAN 4 5 Meningkatnya kualitas layanan air Peningkatan jumlah pelayanan air minum Liter/det 5,64 6,96.5 minum dan sanitasi permukiman IKK perkotaan Output penting : Meningkatnya kualitas kawasan permukiman dan penataan ruang Meningkatnya kualitas infrastruktur permukiman perdesaan/kumuh/ nelayan dengan pola pemberdayaan masyarakat Tabel. Pengukuran kinerja Tahun 0 SATUAN TARGET - Jumlah Kawasan MBR yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Kawasan Jumlah IKK yang Terlayani Infrastruktur Air Minum IKK Jumlah Desa yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Desa,9, Jumlah Kawasan Khusus yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Kawasan Peningkatan jumlah pelayanan sanitasi Kawasan Output penting : Kab/Kota Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Air Limbah Dengan Sistem Off-Site dan Sistem On-Site Kawasan Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Drainase Perkotaan Kab/Kota Jumlah Kab/Kota yang Telayani Infrastruktur Stasiun Antara dan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Kab/Kota Jumlah Kawasan yang Telayani Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/R Kawasan Pembinaan kemampuan Pemda/PDAM PDAM Output penting : - Jumlah PDAM yang Memperoleh Pembinaan PDAM Pembangunan Rusunawa Twin Blok Output penting : - Jumlah Satuan Unit Hunian Rumah Susun yang Terbangun Beserta Infrastruktur Pendukungnya Twin Blok Revitalisasi kawasan permukiman dan penataan bangunan Kawasan Output penting : - Jumlah Kawasan yang Tertata Bangunan dan Lingkungannya Kawasan Jumlah Kab/Kota Mendapatkan Pengembangan Bangunan Gedung Negara/Bersejarah Kab/Kota Peningkatan infrastruktur permukiman perdesaan/kumuh/nelayan Desa,599 6,57.46 Output penting : INDIKATOR KINERJA OUTCOME/IKU URAIAN REALISASI - Jumlah Kel/Desa yang Mendapatkan Pendampingan Pemberdayaan Sosial (PKP/PNPM) Kel/Desa 0,999 0, Jumlah Desa Tertinggal Terbangun Infrastruktur Permukiman Desa,600 5, Sumber: LAKIP Eselon II dan UKM di Lingkungan Tahun 0 % Tabel. Rencana dan Realisasi Keuangan Tahun 0 (x Rp..000,-) KEGIATAN/OUTPUT RENCANA (PK) KEUANGAN REALISASI Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman I. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Permukiman II. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Penyelenggaraan dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan termasuk Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara III. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Penyelenggaraan Sanitasi Lingkungan (Air Limbah, Drainase) serta Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi Persampahan IV. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, dan Penyelenggaraan serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum V. Dukungan Manajemen Bidang Permukiman vii

8 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 KEGIATAN/OUTPUT RENCANA (PK) KEUANGAN REALISASI Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah I Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II VI. Penyusunan Kebijakan, Program dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data Informasi dan Evaluasi Kinerja VII. Dukungan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Sanitasi, dan Persampahan Sumber: LAKIP Eselon II dan UKM di Lingkungan Tahun 0 Secara umum permasalahan yang dihadapi oleh selama tahun 0 adalah:. PERENCANAAN Walaupun pada beberapa output pencapaiannya telah melebihi 0 dari target Renstra 00-04, namun APBN masih terus dianggarkan pada output-output tersebut dikarenakan adanya kebijakan nasional seperti MDG s dan SPM. Hal ini menyebabkan pencapaian Renstra tidak merata (dalam arti, ada output yang pencapaiannya masih dibawah 0, namun juga terdapat output yang pencapaiannya diatas 0). Terkait poin diatas, adanya kebijakan-kebijakan yang sifatnya ad-hoc (seperti direktif presiden, MPEI, MPKI), menyebabkan terjadinya pergeseran dalam pengganggaran. Pada akhirnya, ini kemudian menyebabkan banyak kegiatan yang sudah diusulkan dalam RPIJM TA 0 tidak dapat terakomodasi seluruhnya di APBN DJCK TA 0. Berdasarkan data, total usulan kegiatan RPIJM TA 0 yang terakomodasi oleh APBN DJCK TA 0 mencapai 77,6%. Proses pelelangan masih mengalami kendala seperti keterlambatan proses lelang, adanya sanggahan termasuk juga untuk paket-paket yang bernilai besar, keterlambatan pembentukan Pokja, proses penetapan pemenang oleh ULP yang cukup lama. Perbedaan data yang digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan program yang menyebabkan tidak optimalnya capaian yang dihasilkan. Readiness criteria belum sepenuhnya dipenuhi (MOU, Lahan, DED, DDUB). Habisnya masa berlaku Keppres RI No 69 Tahun 000 tenang Agenda Habitat, menjadikan kendala dalam pengalokasian anggaran dari Ditjen. Anggaran Belum optimalnya koordinasi antar Kementerian/ Lembaga serta Dinas SKPD terkait di daerah dalam pelaksanaan program (terdapat pelaksanaan kegiatan di lokasi yang juga mendapat program yang serupa dari Kementerian/Lembaga lain) Indikator kinerja sebagaimana terdapat dalam dokumen rencana strategis (Renstra) yang dimiliki Ditjen Cipta Karya belum sepenuhnya mengacu pada kriteria SMART (Spesicif, Measurable, Achievable, Relevant, Time). Dokumen RPIJM belum sepenuhnya menjabarkan keterpaduan antar sektor dan antar wilayah di Kab/Kota viii

9 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 Penerapan Green Building, Climate Change serta peran Gender pada pelaksanaan kegiatan belum diakomodasikan secara optimal. PEMROGRAMAN DAN PENGANGGARAN Sistem pemrograman mulai dari Konreg, trilateral meeting, Musrenbang, sampai dengan menjadi DIPA belum konsisten Masih rendahnya dukungan pemerintah daerah dalam pembangunan permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran daerah (DDUB) Terdapat loan yang belum efektif/diblokir. PELAKSANAAN Masih ditemui kualitas pekerjaan fisik yang tidak sesuai dengan spesifikasi, standar dan waktu pekerjaan. Terdapat pembatalan dan keterlambatan pekerjaan di lapangan yang disebabkan oleh masalah teknis (perubahan desain, lokasi yang sulit dijangkau) dan masalah non teknis (pengaruh pasang surut air laut). Ketidakpastian status lahan akibat terjadinya okupansi lahan atau sengketa lahan serta kepemilikan lahan oleh instansi lain yang berakibat dipindahkannya lokasi kegiatan (kegiatan tidak sesuai dengan rencan awal) Pemenuhan DDUB sulit terpantau karena belum ada mekanisme pemantauan yang komprehensif untuk pemenuhan DDUB. 4. PASCA PELAKSANAAN Terdapat permasalahan dalam serah terima asset dimana daerah menolak serah terima kelola asset karena keterbatasan APBD untuk operasi pemeliharaan. Hal ini menyebabkan pembentukan unit pengelola Terdapat prasarana infrastruktur yang mangkrak (R) dikarenakan ketidaksiapan pasca pengolahan (hasil produksi pengolahan sampah R banyak yang menumpuk di hangar karena tidak terserap/tidak terjual langsung, sementara produksi harus tetap jalan sehingga mau tidak mau ongkos produksi harus tetap dikeluarkan) Infrastruktur Cipta Karya belum termanfaatkan karena belum dipenuhinya tanggung jawab Pemda (SR, listrik, dan lain-lain). Terhadap kendala tersebut di atas, beberapa rencana tindak yang telah dilaksanakan oleh di antaranya adalah sebagai berikut:. PERENCANAAN Terhadap sisa tahun pelaksanaan Renstra 00-04, perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya difokuskan pada upaya pemenuhan capaian-capaian output Renstra yang masih dibawah 0. Penyaringan yang lebih ketat terhadap Readiness Criteria dan memastikan kembali komitmen pemerintah daerah terhadap kesiapan Readiness Criteria. Apabila komitmen pemda tiba-tiba berubah di tengah jalan, maka dimungkinkan pemberian sangsi penganggaran ke kab/kota bersangkutan Persiapan pelelangan secara lebih matang lagi Pengembangan basis data pembangunan bidang Cipta Karya, khususnya yang terkait dengan Kementerian lain Penguatan peran pelaksana di daerah (Satker, Pemda, Satgas) melalui diseminasi dan koordinasi yang intensif sehingga mampu mengantisipasi ix

10 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 bergesernya pengganggaran akibat adanya kebijakan-kebijakan adhoc, yang pada akhirnya mampu meminimalkan kegiatan-kegiatan RPIJM yang tidak terakomodasi dalam APBN Mengingat sisa tahun pelaksanaan Renstra 00-04, akan sulit melakukan penyesuaian indikator kinerja sesuai dengan criteria SMART. Oleh karena itu, mengantisipasi penyusunan Renstra 05-09, maka disusun catalog indikator kinerja bidang Cipta Karya yang memenuhi kriteria SMART Penguatan inovasi-inovasi yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan bidang Cipta Karya khususnya yang terkait dengan climate change maupun green building. Melakukan sosialisasi dengan pemda terkait jenis infrastruktur yang akan dibangun sehingga infrastruktur terbangun akan lebih mudah diterima. PEMROGRAMAN DAN PENGANGGARAN Mencari alternatif mekanisme penganggaran PHLN terutama terkait penerbitan NOL sehingga hal ini tidak menghambat pelaksanan kegiatan. Selain itu perlu juga meyakinkan donor dengan sistem pelelangan yang dimiliki oleh Cipta Karya (e-procurement PU) sehingga akan memudahkan dalam monitoring kemajuan pelaksanaan. Mencermati penyusunan RKA-KL agar tidak terdapat banyak revisi terkait dengan re-alokasi dana, perubahan akun, dan sebagainya Konsisten dalam penyusunan program, mulai dari Konreg, trilateral meeting, Musrenbang, sampai dengan menjadi RKAKL/DIPA. Menyusun prioritas pendanaan bagi output-output Renstra dalam upaya pemenuhan target Renstra 00-04, dimana prioritas diberikan kepada output yang capaiannya belum 0. PELAKSANAAN Rencana pemaketan dilakukan secara cermat dari awal dengan tidak memecah paket Penguatan monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan Mempercepat proses pelelangan. Perencanaan harus mempertimbangkan kemampuan pelaksanaan (misalnya, kondisi wilayah geografis, kapasitas SDM didaerah dan sebagainya) 4. PASCA PELAKSANAAN Melakukan percepatan surat pernyataan mengenai serah terima kelola ataupun serah terima aset untuk infrastruktur yang sudah dibangun. Meningkatkan monitoring/evaluasi pasca pelaksanaan, agar outcome dapat tercapai. Standar monitoring dan evaluasi pelaksanan pembangunan sektor sebagai acuan internal DJCK yang diakui bersama Memastikan sejak awal perencanaan adanya surat pernyataan kesanggupan pengelolaan infrastruktur terbangun dari Bupati/Walikota dilengkapi dengan dokumen APBD untuk memastikan kesanggupan daerah untuk alokasi pendanaan operasi dan pemeliharaan sarana yang direncanakan x

11 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 Hal-hal yang memerlukan perhatian untuk peningkatan kinerja antara lain sebagai berikut:. Pengembangan basis data Data yang akurat dan terkini dapat memberikan dasar penyusunan program dan kegiatan yang tepat sasaran. Koordinasi dengan BPS Pusat maupun BPS di tingkat Kota/Kabupaten sebagai salah satu sumber data yang akurat di Indonesia perlu dilakukan. Sementara itu sistem manajamen data dan informasi juga perlu terus disempurnakan.. Percepatan Proses Pengadaan Penyebab terhambatnya pelaksanaan beberapa kegiatan adalah terkait dengan proses pengadaan penyedia jasa konsultansi atau konstruksi. Oleh karena itu, pada tahun anggaran yang akan datang, perlu dipercepat mulainya proses pengadaan penyedia jasa untuk menghindari tidak terlaksananya kegiatan.. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan di Daerah Keberhasilan pencapaian tujuan pengembangan permukiman sangat ditentukan oleh kemampuan instansi-instansi terkait dalam melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan. Pokjanis yang telah terbentuk pada saat penyusunan SPPIP dan RPKPP diharapkan selanjutnya dapat lebih berperan dan menjalankan fungsi koordinasi antar dinas teknis yang terlibat di dalamnya, sehingga tujuan pengembangan permukiman nasional dapat dicapai. 4. Persiapan Organisasi Pelaksana di Daerah Mengingat beberapa komponen kegiatan di dilaksanakan melalui mekanisme SKPA, pembentukan dan penetapan organisasi pelaksana di Daerah perlu disiapkan sejak awal tahun anggaran. Hal ini untuk menghindari keterlambatan penyerapan dana SKPA. 5. Peningkatan Kualitas Manajemen Kegiatan Penyiapan rencana penyerapan anggaran (Kurva S) pada tahap persiapan dan pengawasan secara ketat pada tahap pelaksanaan dengan mengacu pada jadwal pelaksanaan dan rencana penyerapan anggaran yang telah ditetapkan. 6. Kerjasama dengan Kementerian/Lembaga lain Sebagai contoh bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dalam penilaian Adipura sebagai trigger perubahan kepedulian pimpinan kabupaten/kota terhadap sanitasi 7. Pembinaan Teknik Dalam rangka peningkatan kinerja pegawai, perlu ditingkatkan kualitas pembinaan dan pelatihan sesuai dengan disiplin ilmu yang bersangkutan dan tupoksi masing-masing. Hal ini penting dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, skill, dan kinerja pegawai yang pada akhirnya menunjang peningkatan kualitas kinerja institusi. xi

12 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 PENDAHULUAN BAB I.. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI a. TUGAS DAN FUNGSI TUGAS Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 08/PRT/M/00 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum Pasal 58, tugas adalah: merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang Cipta Karya sesuai dengan peraturan perundang-undangan FUNGSI Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58, menyelenggarakan fungsi:. Perumusan kebijakan di bidang Cipta Karya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang meliputi permukiman perkotaan dan perdesaan, tata bangunan dan lingkungan, air minum, air limbah, persampahan, dan drainase, serta bangunan gedung dan rumah negara.. Pelaksanaan kebijakan di bidang Cipta Karya sesuai dengan peraturan perundang-undangan meliputi penyusunan program dan anggaran, evaluasi kinerja pelaksanaan kebijakan, pengembangan sistem pembiayaan dan pola investasi, serta fasilitasi kegiatan strategis nasional, termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial.. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang Cipta Karya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi bidang Cipta Karya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 5. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal. b. STRUKTUR ORGANISASI Untuk dapat menjalankan fungsi, tugas, dan tanggung jawabnya, berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 08/PRT/M/00 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum pasal 540 perangkat institusi/unit kerja yang berada di lingkungan, meliputi: I-

13 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0. SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL Pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal Cipta Karya didukung oleh organisasi yang terdiri dari: a. Bagian Kepegawaian dan Ortala, yang terdiri dari: Sub Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian Sub Bagian Pengembangan Pegawai dan Administrasi Jabatan Fungsional Sub Bagian Organisasi dan Tata Laksana b. Bagian Keuangan, yang terdiri dari: Sub Bagian Kas dan Perbendaharaan Sub Bagian Anggaran Pembiayaan Sub Bagian Verifikasi dan Pembukuan c. Bagian Hukum dan Perundang-undangan, yang terdiri dari: Sub Bagian Perundang-undangan Sub Bagian Bantuan Hukum Sub Bagian Informasi dan Dokumentasi d. Bagian Umum dan Pengelolaan Barang Milik Negara, yang terdiri dari: Sub Bagian Rumah Tangga Sub Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara I Sub Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara II e. Kelompok Jabatan Fungsional. DIREKTORAT BINA PROGRAM Pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Bina Program didukung oleh organisasi yang terdiri dari: a. Sub Direktorat Kebijakan dan Strategi, yang terdiri dari: Seksi Rencana dan Kebijakan Seksi Rencana Jangka Menengah b. Sub Direktorat Program dan Anggaran, yang terdiri dari: Seksi Program Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman Seksi Program Tata Bangunan dan Lingkungan Permukiman c. Sub Direktorat Kerjasama Luar Negeri, yang terdiri dari: Seksi Multilateral Seksi Bilateral d. Sub Direktorat Data dan Informasi, yang terdiri dari: Seksi Pengelolaan Data dan Dokumentasi Seksi Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik e. Sub Direktorat Evaluasi Kinerja, yang terdiri dari: Seksi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman Tata Bangunan dan Lingkungan Permukiman f. Sub Bagian Tata Usaha. DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN Pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman didukung oleh organisasi yang terdiri dari: I-

14 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 a. Sub Direktorat Perencanaan Teknis, yang terdiri dari: Seksi Perencanaan Seksi Evaluasi dan Pelaporan b. Sub Direktorat Pengaturan dan Pembinaan, yang terdiri dari: Seksi Wilayah I Seksi Wilayah II c. Sub Direktorat Peningkatan Permukiman Wilayah I, yang terdiri dari: Seksi Sumatera Seksi Jawa d. Sub Direktorat Peningkatan Permukiman Wilayah II, yang terdiri dari: Seksi Kalimantan/Sulawesi Seksi Bali, NTB, NTT, Maluku dan Papua e. Sub Direktorat Pengembangan Permukiman Baru, yang terdiri dari: Seksi Wilayah I Seksi Wilayah II f. Sub Bagian Tata Usaha 4. DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN Pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan didukung oleh organisasi yang terdiri dari: a. Sub Direktorat Perencanaan Teknis, yang terdiri dari: Seksi Perencanaan Seksi Pemantauan dan Evaluasi b. Sub Direktorat Pengelolaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara, yang terdiri dari: Seksi Gedung Negara Seksi Rumah Negara c. Sub Direktorat Wilayah I, yang terdiri dari: Seksi Wilayah I A Seksi Wilayah I B d. Sub Direktorat Wilayah II, yang terdiri dari: Seksi Wilayah II A Seksi Wilayah II B e. Sub Direktorat Pengaturan dan Kelembagaan, yang terdiri dari: Seksi Pengaturan Seksi Pembinaan Kelembagaan f. Sub Bagian Tata Usaha 5. DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN Pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman didukung oleh organisasi yang terdiri dari: a. Sub Direktorat Perencanaan Teknis, yang terdiri dari: Seksi Perencanaan Seksi Monitoring dan Evaluasi I-

15 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 b. Sub Direktorat Air Limbah, yang terdiri dari: Seksi Pembinaan dan Fasilitasi Wilayah I Seksi Pembinaan dan Fasilitasi Wilayah II c. Sub Direktorat Drainase, yang terdiri dari: Seksi Pembinaan dan Fasilitasi Wilayah I Seksi Pembinaan dan Fasilitasi Wilayah II d. Sub Direktorat Persampahan, yang terdiri dari: Seksi Pembinaan dan Fasilitasi Wilayah I Seksi Pembinaan dan Fasilitasi Wilayah II e. Sub Direktorat Pengaturan dan Pembinaan Kelembagaan, terdiri dari: Seksi Pengaturan Seksi Pembinaan Kelembagaan f. Sub Bagian Tata Usaha 6. DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM Pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Pengembangan Air Minum didukung oleh organisasi yang terdiri dari: a. Sub Direktorat Perencanaan Teknis, yang terdiri dari: Seksi Perencanaan Seksi Pemantauan dan Evaluasi b. Sub Direktorat Wilayah I, yang terdiri dari: Seksi Wilayah I A Seksi Wilayah I B c. Sub Direktorat Wilayah II, yang terdiri dari: Seksi Wilayah II A Seksi Wilayah II B d. Sub Direktorat Investasi, yang terdiri dari: Seksi Wilayah I Seksi Wilayah II e. Sub Direktorat Pengaturan dan Pembinaan Kelembagaan, terdiri dari: Seksi Pengaturan Seksi Pembinaan Kelembagaan f. Sub Bagian Tata Usaha 7. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Selain unit kerja di atas, di tahun 0 juga dibantu oleh Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) serta Balai Pembinaan Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah I dan II dengan organisasi sebagai berikut:. BADAN PENDUKUNG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) BPPSPAM sebagaimana diatur dalam Pasal 4 PP Nomor 6 Tahun 005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum merupakan badan non-struktural yang dibentuk oleh, berada di bawah, dan I-4

16 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 bertanggungjawab kepada Menteri Pekerjaan Umum. BPPSPAM terdiri dari 5 (lima) orang anggota dengan susunan: a. (satu) orang Ketua merangkap Anggota b. 4 (empat) orang Anggota, yang terdiri dari: (dua) orang dari unsur pemerintah yang terkait dengan pengembangan SPAM (satu) orang dari unsur penyelenggara (dua) orang dari unsur masyarakat dari kalangan profesi penyelenggaraan SPAM dan dari kalangan masyarakat pelanggan Dalam rangka membantu pelaksanaan tugas dan fungsi BPPSPAM, dibentuk Sekretariat BPPSPAM yang bertugas membantu menyelenggarakan dukungan teknis dan administratif kesekretariatan penyelenggaraan pengembangan SPAM. Sekretariat BPPSPAM secara teknis operasional bertanggungjawab kepada Ketua BPPSPAM dan secara administratif bertanggungjawab kepada Menteri Pekerjaan Umum. Sekretariat BPPSPAM dipimpin oleh seorang Sekretaris. Pembinaan teknis Sekretariat BPPSPAM dilakukan oleh BPPSPAM dan pembinaan administratif dilakukan oleh. Pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) didukung oleh organisasi yang terdiri dari: a. Bagian Umum dan Informasi Subbag Tata Usaha Subbag Informasi dan Tatalaksana Subbag Keuangan b. Bidang Kajian Kebijakan dan Program c. Bidang Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Pelayanan d. Bidang Analisis Keuangan, Investasi, dan Promosi e. Kelompok Jabatan Fungsional. BALAI PEMBINAAN TEKNIK AIR MINUM DAN SANITASI WILAYAH I Pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Pembinaan Tehnik Air Minum dan Sanitasi Wilayah I didukung oleh organisasi yang terdiri dari: a. Seksi Air Minum b. Seksi Sanitasi c. Subbag Tata Usaha d. Kelompok Jabatan Fungsional. BALAI PEMBINAAN TEKNIK AIR MINUM DAN SANITASI WILAYAH II Pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) didukung oleh organisasi yang terdiri dari: a. Seksi Teknik Air Minum b. Seksi Teknik Sanitasi c. Subbag Tata Usaha d. Kelompok Jabatan Fungsional I-5

17 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN ORTALA BAGIAN KEUANGAN BAGIAN HUKUM DAN PER-UU BAGIAN UMUM DAN PBMN DIREKTORAT BINA PROGRAM DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP SUBBAG TU SUBBAG TU SUBBAG TU SUBBAG TU SUBBAG TU SUB DIREKTORAT KEBIJAKAN DAN STRATEGI SUB DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS SUB DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS SUB DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS SUB DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS SUB DIREKTORAT PROGRAM DAN ANGGARAN SUB DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN BARU SUB DIREKTORAT PEMBINAAN PENGELOLAAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA SUB DIREKTORAT INVESTASI SUB DIREKTORAT AIR LIMBAH SUB DIREKTORAT KERJASAMA LUAR NEGERI SUB DIREKTORAT PENINGKATAN PERMUKIMAN WIL I SUB DIREKTORAT WILAYAH I SUB DIREKTORAT WILAYAH I SUB DIREKTORAT DRAINASE SUB DIREKTORAT DATA DAN INFORMASI SUB DIREKTORAT PENINGKATAN PERMUKIMAN WIL II SUB DIREKTORAT WILAYAH II SUB DIREKTORAT WILAYAH II SUB DIREKTORAT PERSAMPAHAN SUB DIREKTORAT EVALUASI KINERJA SUB DIREKTORAT PENGATURAN DAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN SUB DIREKTORAT PENGATURAN DAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN SUB DIREKTORAT PENGATURAN DAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN SUB DIREKTORAT PENGATURAN DAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL I-6

18 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENDUKUNG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KETUA ANGGOTA ANGGOTA Masyarakat Pelanggan ANGGOTA Penyelenggara ANGGOTA Profesi SEKRETARIS KABAG TATA USAHA KABAG UMUM DAN INFORMASI KABAG INFORMASI DAN TATA LAKSANA KABAG KEUANGAN KEPALA BIDANG KAJIAN KEBIJAKAN DAN PROGRAM KEPALA BIDANG PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA PELAYANAN KEPALA BIDANG ANALISA KEUANGAN, INVESTASI DAN PROMOSI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL I-7

19 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 STRUKTUR ORGANISASI BALAI PEMBINAAN TEKNIK AIR MINUM DAN SANITASI WILAYAH I / II SEKRETARIS DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA KEPALA BALAI / KEPALA SATKER KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KA. SUB. BAG. TATA USAHA KA. UR. UMUM DAN KEUANGAN KA. UR. KEPEGAWAIAN KA. SIE AIR MINUM KA. SIE SANITASI KA. SUBSIE AIR MINUM KA. SUBSIE SANITASI BENDAHARA PENGELUARAN PEJABAT PENANDA TANGAN SPM PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN PEJABAT PEMUNGUT PNBP BENDAHARA PENERIMAAN PANITIA POKJA/ PENGADAAN BARANG JASA I-8

20 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 Untuk mendukung tugas pokok dan fungsi, pada tahun 0 didukung oleh.40 orang pegawai yang tersebar baik di pusat, daerah maupun di satker dengan klasifikasi sebagaimana tercantum pada Tabel.., Tabel.. dan Tabel.4. berikut: Tabel.. Klasifikasi Golongan PNS No. Golongan Jumlah. IV 4 orang. III.55 orang. II 679 orang 4. I 65 orang Total.40 orang Tabel.4. Klasifikasi Pendidikan PNS No. Pendidikan Jumlah. S 5 orang. S 47 orang S 950 orang 4. D III 50 orang 5. SMA 759 orang 6. SMP 67 orang 7. SD 6 orang Total.40 orang Tabel.5. Persebaran PNS Berdasarkan Kondisi PNS Daerah (Satker dan Dinas) dan PNS Pusat No. Unit Kerja Jumlah. Pusat.5 orang. Satker.06 orang. Dinas 79 orang Total.40 orang Tabel.6. Persebaran PNS No. Unit Kerja Jumlah. Sekretariat Direktorat Jenderal 7 orang. Direktorat Bina Program 66 orang. Direktorat PBL 77 orang 4. Direktorat Pengembangan Permukiman 68 orang 5. Direktorat Pengembangan PLP 60 orang 6. Direktorat Pengembangan Air Minum 74 orang 7. BPPSPAM 40 orang 8. Balai Wilayah I 47 orang 9. Balai Wilayah II orang Total.5 orang I-9

21 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0.. KONDISI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN Lingkungan strategis pembangunan bidang Cipta Karya dipengaruhi oleh tantangan dan isu-isu penting yang diperkirakan akan memberikan dampak potensial bagi pelayanan prasarana dan sarana permukiman bidang Cipta Karya selama tahun Tantangan serta isu-isu tersebut meliputi: a. KONDISI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN Tantangan pembangunan sub bidang ke-cipta Karya-an:. Perlunya menetapkan target-target kinerja yang lebih jelas untuk meningkatkan kinerja TPA yang berwawasan lingkungan di kota metropolitan/besar yang sampai saat ini masih belum menuai hasil yang optimal. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang masih rendah, sementara konflik sosial yang berkaitan dengan pengelolaan TPA sampah sampai saat ini masih sering terjadi di samping ketersediaan sarana dan prasarana persampahan yang masih belum memadai.. Meningkatkan keterpaduan penanganan drainase dari lingkungan terkecil hingga wilayah yang lebih luas dalam satu wilayah administrasi maupun antar kabupaten/kota dalam provinsi.. Makin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap aspek kesehatan akan menuntut pelayanan sanitasi sesuai dengan kriteria kesehatan dan standar teknis. 4. Memperluas akses pelayanan sanitasi dan peningkatan kualitas fasilitas sanitasi masyarakat yang akan berpengaruh terhadap kualitas kehidupan dan daya saing sebuah kota dan sebagai bagian dari jasa layanan publik dan kesehatan. 5. Mendorong dan meningkatkan keterlibatan dunia usaha (swasta) dalam pendanaan pembangunan prasarana air minum. 6. Mengembangkan kemampuan masyarakat dalam penyediaan air minum baik dalam pengolahan maupun pembiayaan penyediaan air minum. 7. Memenuhi backlog perumahan sebesar 6 juta unit sebagai akibat dari terjadinya penambahan kebutuhan rumahakibat penambahan keluarga baru, rata-rata sekitar unit rumah setiap tahunnya. 8. Meningkatkan keandalan bangunan baik terhadap gempa maupun kebakaran melalui pemenuhan persyaratan teknis dan persyaratan administrasi/perizinan. 9. Meningkatkan kesadaran masyarakat agar dalam membangun bangunan gedung memperhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat meminimalkan terjadinya banjir, longsor, kekumuhan, dan rawan kriminalitas. 0. Mendorong penerapan konsep gedung ramah lingkungan (green building) untuk mengendalikan penggunaan energi sekaligus mengurangi emisi gas dan efek rumah kaca dalam kerangka mitigasi dan adaptasi terhadap isu pemanasan global.. Meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang khususnya pemanfaatan ruang bagi permukiman. I-0

22 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0. Menyelaraskan pertumbuhan pembangunan kota-kota metropolitan, besar, menengah, dan kecil mengacu pada sistem pembangunan perkotaan nasional.. Melanjutkan program pengembangan kawasan agropolitan. 4. Mengupayakan pengarusutamaan gender dalam proses pelaksanaan kegiatan sub-bidang infrastruktur permukiman, baik dari segi akses, kontrol, partisipasi, maupun manfaatnya. Isu strategis bidang ke-cipta Karya-an:. Proporsi penduduk perkotaan yang bertambah Arus urbanisasi perkotaan mengalami peningkatan yang amat tajam. Saat ini penduduk perkotaan mencapai 5 dari total penduduk nasional. Diperkirakan pada tahun 05 nanti 68,% penduduk Indonesia akan mendiami kawasan perkotaan.. Angka kemiskinan perkotaan yang masih tinggi Angka kemiskinan penduduk perkotaan mengalami kenaikan relatif tinggi akibat krisis finansial lokal dan global. Saat ini sekitar 8% atau,5 juta jiwa penduduk Indonesia tinggal di kawasan kumuh yang terletak di kawasan perkotaan dengan luas mencapai sekitar hektar.. Kota sebagai engine of growth Kota-kota besar dan menengah yang berjumlah 7 kota atau 9% dari total jumlah daerah otonom mempunyai sumbangan 4 dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Sementara kota-kota besar saja yang hanya berjumlah 4 kota atau hanya,4% dari total jumlah daerah otonom mampu menyumbang dari total PDB nasional. 4. Desentralisasi Persebaran kota di Indonesia saat ini lebih banyak terpusat di Pulau Jawa. Di satu sisi, desentralisasi berhasil membawa pemerintah daerah dalam nuansa kompetisi yang kondusif untuk mendorong pembangunan perkotaan di masing-masing daerah. Di sisi lain, pembangunan yang ekspansif dan tidak terencana justru akan membahayakan daya dukung kota, terutama di kota-kota besar dan metropolitan. 5. Kerusakan lingkungan hidup Meningkat dan tidak terkendalinya penggunaan ruang dan sumber daya alam di permukaan, di bawah, dan di atas tanah kawasan perkotaan. 6. Daya saing kota dan demokratisasi Di era globalisasi saat ini, kota-kota di Indonesia tidak hanya harus bersaing dengan kota-kota di dalam negeri semata. Bentuk persaingan pun bergeser dari comparative advantages menuju era competitive advantages. I-

23 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 7. Perubahan iklim dan bencana alam Meningkatnya temperatur rata-rata bumi dan meningkatnya permukaan air laut menimbulkan bahaya banjir. Posisi Indonesia yang berada di kawasan ring of fire memerlukan perencanaan permukiman yang terarah dan berkelanjutan. 8. Modal sosial Penduduk dan kekayaan bangsa merupakan potensi modal sosial. Jika aspek modal sosial tidak diperhitungkan, maka investasi yang dilakukan tidak mendorong peningkatan kesejahteraan. 9. Pengarusutamaan Gender Pengarusutamaan Gender adalah strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional. (Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional) Dasar Hukum: Undang-undang Nomor 7 Tahun 984 tentang Penghapusan Diskriminasi terhadap Perempuan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 6/KPTS/M/009 tentang Pembentukan Tim Pengarusutamaan Gender Kementerian Pekerjaan Umum Indikator Keberhasilan: Indikator Keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang responsif gender dapat diukur dari (dua) hal yaitu: Pelaku Pembangunan dan Penerima Manfaat Hasil Pembangunan yaitu kondisi dimana seluruh lapisan masyarakat (laki-laki, perempuan, lansia, anakanak dan kaum difable mempunyai kesetaraan dan keadilan di dalam kesempatan untuk mendapatkan akses, ikut terlibat dalam partisipasi, memiliki kontrol/pengawasan dan menerima manfaat hasil pembangunan. 0. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MPEI) 0-05 MPEI merupakan dokumen kerja yang berisikan arah pengembangan kegiatan ekonomi utama yang sudah lebih spesifik, lengkap dengan kebutuhan infrastruktur dan rekomendasi perubahan/revisi terhadap peraturan perundang-undangan yang perlu dilakukan maupun pemberlakukan peraturan-peraturan baru yang diperlukan untuk mendorong percepatan dan perluasa investasi. (Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor Tahun 0 Tanggal 0 Mei 0 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MPEI) 0 05). Dasar Hukum: Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor Tahun 0 Tanggal 0 Mei 0 tentang Masterplan Percepatan dan I-

24 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MPEI) 0 05 Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Harian Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 0 05 Nomor PER.- 06/M.EKON/08/0 Tanggal 5 Agustus 0 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KPEI) 0 05 Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Harian Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 0 05 Nomor PER.- 06/M.EKON/08/0 Tanggal 5 Agustus 0 tentang Sekretariat Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KPEI) 0 05 Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Harian Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 0 05 Nomor PER.- 06/M.EKON/08/0 Tanggal 5 Agustus 0 tentang Tim Kerja pada Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KPEI) MDGs (Millenium Development Goals) Millenium Development Goals merupakan agenda masyarakat internasional dalam pencapaian pembangunan untuk pengentasan kemiskinan, perbaikan lingkungan, dan perbaikan kondisi kehidupan global yang mempunyai milestone pada tahun 05, yang dideklarasikan oleh para pemimpin dunia pada bulan September 000 pada Konferensi Tingkat Tinggi Millenium, dengan menetapkan 8 (delapan) butir sasaran utama yang akan dicapai pada tahun target 05 dengan tolak ukur kondisi tahun 990. Tujuan MDGs:. Memberantas kemiskinan dan kelaparan. Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan 4. Menurunkan angka kematian anak 5. Meningkatkan kesehatan ibu 6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya 7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup 8. Membangun kemitraan global dalam pembangunan Ruang Lingkup Cipta Karya di dalam MDGs: Tujuan 7 : Memastikan kelestarian lingkungan hidup Target 0 : Penurunan sebesar separuh proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada 05 Target : Mencapai perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 00 I-

25 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 b. KONDISI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN TAHUN 0. Tantangan pembangunan perkotaan ke depan: a. Kota-kota, khususnya kota besar dan metropolitan, perlu meningkatkan daya saing di tingkat internasional, karena persaingan global saat ini menuntut kota agar mampu berperan sebagai tempat beraktivitas yang kompetitif dan bertaraf internasional, dimana sangat dipengaruhi oleh ketersediaan infrastruktur, kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaannya. b. Kota-kota, khususnya yang terkena dampak langsung perubahan iklim, perlu meningkatkan kemampuan dan kapasitas dalam upaya antisipasi dampak perubahan iklim, yang perlu diarusutamakan dalam seluruh kegiatan pembangunan dan pengelolaan perkotaan. c. Kota-kota perlu meningkatkan kemampuan dan kapasitas untuk penyelenggaraan pengelolaan perkotaan pada era desentralisasi dan demokratisasi tata pemerintahan melalui penguatan kerjasama antarkotamaupun antara kota dengan daerah di sekitarnya.. Tantangan pembangunan perdesaan (di daerah tertinggal, perbatasan, pesisir, dan pulau-pulau kecil): a. Masih rendahnya kapasitas dan pelibatan masyarakat serta kelembagaan perdesaan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan untuk pembangunan desanya. b. Masih rendahnya kesempatan kerja dan upah kerja di perdesaan. c. Masih rendahnya akses masyarakat untuk memperoleh berbagai pelayanan dasar maupun untuk peningkatan kemampuan dan keterampilannya dalam mengembangkan usaha ekonomi dan kewirausahaan. d. Belum optimalnya penyediaan berbagai informasi dan teknologi tepat guna yang dibutuhkan masyarakat dalam mendukung peningkatan kesejahteraanmasyarakat perdesaan.. Tantangan pengembangan ekonomi lokal dan daerah ke depan adalah kesenjangan antardaerah, pengangguran di perdesaan, globalisasi dan daya saing, serta lingkungan dan bencana alam. Dengan demikian, peningkatan daya saing ekonomi daerah sangat dibutuhkan untuk mendukung peningkatan daya saing nasional. 4. Tantangan pengembangan kawasan strategis dalam konteks KAPET, KPBPB dan KEK ke depannya adalah membangun kebijakan dan strategi yang komprehensif sehingga pengembangan kebijakan antar kawasan dapat sinergi dalam mengurangi kesenjangan antar wilayah dan mendorong pertumbuhan ekonomi serta bersinergi dengan konsep koridor ekonomi nasional yang telah ditetapkan. 5. Tantangan pengembangan kawasan perbatasan adalah belum optimalnya upaya fasilitasi dalam pengelolaan batas wilayah dan kawasan perbatasan terutama untuk memenuhi kebutuhan penanganan permasalahan di kecamatan perbatasan yang sangat bervariasi sesuai karakteristiknya masing-masing. I-4

26 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 6. Tantangan yang mendesak untuk diselesaikan pada kawasan rawan bencana: a. Peningkatan kapasitas penanggulangan bencana pemerintah daerah dan masyarakat melalui pelatihan dan pembinaan penanggulangan bencana. b. Dengan memperhatikan ancaman bencana yang masih akan terus terjadi maka kapasitas tanggap darurat yang meliputi penanganan korban bencana, penanganan pengungsi, pemenuhan kebutuhan logistik dan peralatan masih perlu untuk ditingkatkan dalam rangka mencapai efisiensi dan efektifitas. c. Keterbatasan sumber daya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana, menyebabkan terhambatnya proses pemulihan wilayah pasca bencana yang memerlukan dukungan percepatan berbagai pemangku kepentingan. d. Koordinasi Pemerintah dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan program/kegiatan, komitmen alokasi anggaran, serta tata kelola dan manajemen aset. 7. Tantangan pada bidang bangunan gedung: a. Masih kurang ditegakkannya aturan keselamatan bangunan gedung b. Masih lemahnya penyelenggaraan pengaturan bangunan gedung c. Masih rendahnya kualitas pelayanan publik dalam penyelenggaraan bangunan gedung d. Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi efektif dengan baik e. Masih rendahnya apresiasi masyarakat terhadap peraturan-peraturan terkait penyelenggaraan bangunan gedung 8. Tantangan pada bidang pengelolaan rumah negara: a. Masih banyaknya asset negara berupa tanah dan bangunan gedung yang belum teradministrasikan dengan baik b. Masih banyaknya bangunan gedung/gedung negara yang belum memenuhi persyaratan untuk mencapai kelaikan bangunan gedung c. Masih adanya penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara yang kurang tertib 9. Tantangan pada bidang penataan lingkungan permukiman: a. Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan ruang terbuka hijau (open public space) serta sarana dan prasarana lingkungan yang layak b. Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan antisipasi pencegahan bahaya kebakaran berskala lingkungan c. Menurunnya fungsi kawasan dan terjadinya degradasi kawasan kegiatan ekonomi di perkotaan serta kawasan tradisional/bersejarah 0. Tantangan bidang administrasi dan pemerintahan: a. Masih perlu ditingkatkannya transparansi dan pengembangan sistem informasi bidang penataan bangunan dan lingkungan b. Masih perlunya peningkatan akuntabilitas dan kemampuan pengawasan penyelenggaraan bangunan gedung dan penataan lingkungan permukiman c. Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung di daerah I-5

27 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 d. Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi e. Masih perlu didorong pengembangan teknologi dan mutu pelaksanaan bidang penataan bangunan dan lingkungan f. Masih terbatasnya sarana dan prasarana pendukung kegiatan penataan bangunan dan lingkungan yang tersedia. Tantangan bidang penyehatan lingkungan permukiman: Kondisi wilayah geografis Indonesia yang luas dan tidak meratanya penyebaran penduduk merupakan sebagian dari penyebab terjadinya kesenjangan pembangunan dan belum memadainya aksesibilitas dan jangkauan pelayanan terhadap sarana dan prasarana infrastruktur permukiman. Kondisi tersebut menjadi tantangan serius dalam upaya pencapaian target MDG s pada tahun 05 yakni untuk mengurangi separuh penduduk yang tidak memiliki akses terhadap sanitasi yang layak. Untuk itu dibutuhkan peningkatan pelayanan sanitasi layak, aman, terjangkau dan didukung oleh sarana dan prasarana dasar serta utilitas yang memadai.. Tantangan dalam Agenda Reformasi Birokrasi Agenda Reformasi Birokrasi yang dicanangkan oleh pemerintah adalah suatu upaya untuk melakukan perubahan dan pembaharuan yang mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintah yang bertujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance). Gencarnya keinginan untuk melakukan perubahan sistem menjadikan Agenda Reformasi Birokrasi ikut mempengaruhi rencana strategis organisasi ke depan.. Tantangan dalam Laporan Keuangan menuju opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 7/PMK.05?007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, maka setiap Kementerian/Lembaga wajib menyelenggarakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) untuk menghasilkan Laporan Keuangan. Pemerintah Pusat mentargetkan untuk Laporan Keuangan Pemerintah tahun 0 adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). 4. Tantangan dalam Infrastruktur Tanggap Darurat rencananya akan mendapatkan bantuan modul peralatan Small Scale Water Treatment Plant Emergency Relief (SSWTP-ER) dari Pemerintah Spayol untuk mendukung tugas pokok penanganan tanggap darurat. Dengan adanya rencana itu, akan dibangun beberapa gudang/depo di 4 (empat) provinsi dengan tujuan dapat menampung/menyimpan peralatan tanggap darurat sehingga dapat didistribusikan ke daerah bencana secara cepat dan tepat sasaran dengan waktu tempuh lebih singkap daripada gudang terpusat di Jakarta. 5. Tantangan dalam Pembinaan Teknik Air Minum dan Sanitasi Seiring dengan perkembangan kota maka diperlukan pula sarana dan prasarana untuk mendukung kelancaran aktivitas atau kegiatan masyarakat dalam suatu wilayah. Tak terkecuali sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti perumahan, sarana dan prasarana air minum, serta sarana dan prasarana sanitasi. Pengelola sarana dan prasarana I-6

28 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 tersebut berbeda-beda di setiap daerah. Sarana dan prasarana tersebut semakin berkembang baik dari segi kuantitas maupun teknologi mengikuti perkembangan penduduk maupun perkembangan kegiatan di daerah masing-masing. Oleh karena itu, pengelola tiap prasarana tersebut juga dituntut untuk memiliki sumber daya manusia yang berpengetahuan dan berkemampuan cukup. Di sinilah dibutuhkan balai teknik air minum dan sanitasi dalam rangka menciptakan sumber daya manusia pengelola sarana dan prasarana air minum dan sanitasi. Diharapkan melalui kegiatan bintek sumber daya manusia di kedua bidang tersebut terus berkembang sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh instansi-instansi pengelola air minum dan sanitasi. 6. Tantangan dalam pelaksanaan kegiatan Bina Program: a. Mempertegas peran selaku Pembina sektor-sektor bidang Cipta Karya sesuai dengan azas desentralisasi b. Meningkatkan peran pemerintah provinsi dalam pembinaan, perencanaan, dan pemrograman pembangunan perkotaan dan perdesaan khususnya bidang Cipta Karya melalui proses pendampingan dalam penyusunan strategi pengembangan kabupaten/ kota dan Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) kabupaten/kota c. Pengembangan kebijakan dan strategi, menentukan prioritas strategi nasional dan menghindari tumpang tindih penganggaran melalui pemrograman dan penganggaran yang SMART (specific, manageable, accountable, relevan, timebound) d. Penguasaan teknologi, data dan informasi, peraturan perundangundangan, Norma, Standar, Pedoman, dan Manual (NSPM) untuk menjawab tantangan pembangunan ke-cipta Karya-an baik secara sektoral, maupun lintas sektoral secara mendalam dan menyeluruh serta dalam rangka pengambilan keputusan yang tepat e. Membangun network, aliansi strategis, dan meningkatkan hubungan dan kerjasama lintas sektoral, instansi, serta mengkomunikasikan program-program pembangunan bidang Cipta Karya baik di lingkungan pusat/daerah 7. Mendorong dan meningkatkan keterlibatan dunia usaha (swasta) dalam pendanaan pembangunan prasarana air minum... RENCANA STRATEGIS Dalam penyelenggaraan fungsi, tugas, dan tanggungjawabnya, Direktorat Jenderal Cipta Karya telah menyusun Rencana Strategis yang dirancang dan digunakan sebagai acuan awal dalam menuju sasaran yang akan dicapai. Penyusunan Rencana Strategis sepenuhnya mempertimbangkan tuntutan lingkungan strategis yang bersifat lokal, nasional, maupun global. Rencana Strategis yang dimaksud pada hakekatnya merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dicapai dalam penyelenggaraan pembangunan Bidang Cipta Karya selama 5 (lima) tahun mendatang dengan I-7

29 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal dalam upaya pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran. Dalam LAKIP 0 ini, digunakan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya yang telah mengalami revisi. Namun demikian pada bab evaluasi, dibahas juga pencapaian kinerja terhadap Renstra Rumusan yang konstruktif dan terpadu ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kondisi yang mempengaruhi serta tantangan yang dihadapi. Untuk itu telah dirumuskan langkah-langkah perencanaan dalam bentuk Visi, Misi, Kebijakan, Strategi, serta Program yang dapat digambarkan sebagai berikut: a. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS VISI Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak, produktif, berdaya saing dan berkelanjutan Adapun makna dari visi tersebut adalah: Layak, yaitu: permukiman perkotaan dan perdesaan yang mempunyai persyaratan kecukupan prasarana dan sarana permukiman sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal sebagai tempat bermukim warga perkotaan dan perdesaan. Produktif, yaitu: permukiman perkotaan dan perdesaan yang dapat menghidupkan kegiatan perekonomian di lingkungan permukiman. Berdaya saing, yaitu: permukiman perkotaan dan perdesaan yang dapat menonjolkan kualitas lingkungan permukimannya dengan baik dan mampu bersaing sebagai lingkungan permukiman yang menarik untuk warganya. Berkelanjutan, yaitu: permukiman perkotaan dan perdesaan yang asri, nyaman dan aman sebagai tempat bermukim warganya untuk jangka panjang. MISI. Meningkatkan pembangunan infarstruktur permukiman di perkotaan dan perdesaan untuk mewujudkan permukiman yang layak, berkeadilan sosial, sejahtera, berbudaya, produktif, berdaya saing dan berkelanjutan dalam rangka pengembangan wilayah.. Mewujudkan kemandirian daerah melalui peningkatan kapasitas pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman termasuk pengembangan sistem pembiayaan dan pola investasinya. I-8

30 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0. Melaksanakan pembinaan dalam penataan kawasan serta pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara yang memenuhi standar keandalan bangunan gedung. 4. Menyediakan infrastruktur permukiman bagi kawasan kumuh/nelayan, daerah perbatasan, kawasan terpencil, pulau-pulau kecil terluar dan daerah tertinggal termasuk penyediaan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin. 5. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM yang professional dengan menerapkan good governance. TUJUAN Sebagai penjabaran atas visi Kementerian Pekerjaan Umum, maka tujuan yang akan dicapai oleh dalam periode lima tahun ke depan meliputi:. Meningkatkan kualitas perencanaan, pengembangan, dan pengendalian permukiman demi perwujudan pembangunan yang berkelanjutan (termasuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim). Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan cakupan pelayanan (infrastruktur) bidang permukiman (Cipta Karya) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meningkatkan pembangunan kawasan strategis, wilayah tertinggal dan penanganan kawasan rawan bencana untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah SASARAN Adapun sasaran berdasarkan tujuan yang akan dicapai meliputi:. Meningkatkan kualitas kawasan permukiman dan penataan ruang.. Meningkatnya kualitas infrastruktur permukiman perdesaan/kumuh/ nelayan dengan pola pemberdayaan masyarakat.. Meningkatnya kualitas layanan air minum dan sanitasi permukiman perkotaan. 4. Meningkatnya kualitas pengaturan, pembinaan dan pengawasan pada pembangunan infrastruktur permukiman b. KEBIJAKAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Kebijakan penyelenggaraan kegiatan diarahkan tidak hanya agar sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Jenderal Cipta Karya saja tetapi juga disesuaikan dengan beberapa dokumen kebijakan dan strategi nasional seperti RPIJM Kabupaten/Kota, Kebijakan dan Strategi Nasional Perkotaan (KSNP-Kota), Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM), Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP- I-9

31 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPP), serta Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah permukiman (KSNP-SPALP). Kebijakan-kebijakan penyelenggaraan tersebut difokuskan pada hal-hal sebagai berikut:. AIR MINUM. Meningkatkan kinerja pengelola air minum (PDAM) dengan melanjutkan kebijakan sebelumnya, yaitu restrukturisasi utang pokok dan peningkatan manajemen melalui penetapan tarif yang wajar serta penurunan tingkat kebocoran/kehilangan air pada ambang batas normal ().. Mendorong pengelolaan PDAM agar lebih professional dan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola pelayanan air minum melalui uji kompetensi, pendidikan dan pelatihan.. Meningkatkan pembiayaan melalui Dana Alokasi Khusus yang diarahkan untuk membantu pelayanan air minum perdesaan serta insentif bagi PDAM, di samping mendorong pemerintah provinsi/ kabupaten/kota untuk berinvestasi di bidang pengembangan air minum. 4. Meningkatkan peran serta seluruh pemangku kepentingan dalam upaya mencapai sasaran pembangunan air minum. 5. Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha (swasta) untuk turut berperan aktif dalam memberikan pelayanan air minum.. AIR LIMBAH. Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan air limbah, baik yang dikelola BUMD maupun yang dikelola secara langsung oleh masyarakat.. Meningkatkan pendanaan dengan mengembangkan alternatif sumber pembiayaan yang murah dan berkelanjutan serta melalui kemitraan swasta dan pemerintah.. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah. 4. Mengembangkan kelembagaan dalam penanganan air limbah.. PERSAMPAHAN DAN DRAINASE. Menciptakan kesadaran seluruh stakeholders terhadap pentingnya peningkatan pelayanan persampahan dan drainase.. Meningkatkan peran serta seluruh stakeholders dalam upaya mencapai sasaran pembangunan persampahan dan drainase.. Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha (swasta) untuk turut berperan serta secara aktif dalam memberikan pelayanan persampahan, baik dalam handling-transportation maupun dalam pengelolaan TPA. I-0

32 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 4. Menciptakan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kemitraan pemerintah-swasta (public private partnership) dalam pengelolaan persampahan. 5. Mendorong terbentuknya regionalisasi pengelolaan persampahan dan drainase. 6. Meningkatkan kinerja pengelola persampahan dan drainase melalui restrukturisasi kelembagaan dan revisi peraturan perundang-undangan yang terkait. 7. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola persampahan dan drainase melalui uji kompetensi, pendidikan, pelatihan, dan perbaikan pelayanan kesehatan. 4. BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN. Meningkatkan pembinaan bagi peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam pengendalian pembangunan bangunan gedung.. Meningkatkan pengawasan dan pembinaan teknis keamanan dan keselamatan gedung.. Meningkatkan pengawasan dan penertiban pelestarian bangunan gedung dan lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan yang berskala nasional maupun internasional. PROGRAM Selama kurun waktu 00-04, seluruh kebijakan Direktorat Jenderal Cipta Karya dituangkan dalam satu program pelaksanaan yaitu: Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman KEGIATAN Kegiatan Prioritas untuk Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman beserta output dan targetnya sebagaimana dimuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional adalah merupakan prioritas Kementerian Pekerjaan Umum, meliputi:. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Penyelenggaraan dalam Pengembangan Permukiman.. Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan termasuk Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara, serta Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung dan Penataan Kawasan/Lingkungan Permukiman.. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta Pengelolaan Pengembangan Infrastruktur Sanitasi dan Persampahan. I-

33 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 4. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. 5. Pelayanan Manajemen Bidang Permukiman. 6. Penyusunan Kebijakan, Program dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data Informasi serta Evaluasi Kinerja Infrastruktur Bidang Permukiman. 7. Dukungan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Sanitasi dan Persampahan INDIKATOR KINERJA UTAMA. Meningkatnya cakupan pelayanan air minum. Meningkatnya jumlah pelayanan sanitasi. Terlaksananya pembinaan kemampuan pemda/pdam 4. Terlaksananya pembangunan rusunawa 5. Terwujudnya revitalisasi kawasan permukiman dan penataan bangunan 6. Meningkatnya jumlah kelurahan/desa yang ditingkatkan infrastruktur permukiman perdesaan/kumuh/nelayan OUTCOME. Meningkatnya jumlah kabupaten/kota yang menerapkan NSPK dalam pengembangan kawasan permukiman sesuai rencana tata ruang wilayah/kawasan bagi terwujudnya pembangunan permukiman, yang diukur dari indikator kinerja outcome: a. Jumlah kabupaten/kota yang menerbitkan produk pengaturan dan mereplikasi bantek permukiman. b. Jumlah kabupaten/kota yang menerbitkan produk pengaturan dan mereplikasi bantek bangunan gedung dan lingkungan. c. Jumlah kabupaten/kota yang menerbitkan produk pengaturan dan mereplikasi bantek air limbah dan drainase. d. Jumlah kabupaten/kota yang menerbitkan produk pengaturan dan mereplikasi bantek air minum. e. Jumlah dukungan manajemen bidang permukiman f. Jumlah kebijakan, program dan anggaran, kerjasama luar negeri, data informasi, serta evaluasi kinerja infrastruktur bidang permukiman g. Jumlah kabupaten/kota yang menerapkan NSPK. Berkurangnya kawasan kumuh perkotaan, yang diukur dari indikator kinerja outcome: Jumlah kawasan kumuh di perkotaan yang ditangani.. Terlaksananya pembangunan rusunawa, yang diukur dari indikator kinerja outcome: Jumlah rusunawa terbangun. 4. Menurunnya kesenjangan antar wilayah, yang diukur dari indikator kinerja outcome:. Jumlah kawasan permukiman perdesaan ditangani.. Jumlah kawasan pusat pertumbuhan terbentuk 5. Meningkatnya jumlah kelurahan/desa yang ditingkatkan infrastruktur permukiman perdesaan/kumuh/nelayan, yang diukur dari indikator kinerja outcome:. Jumlah desa tertinggal yang ditangani I-

34 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0. Jumlah kelurahan/desa yang meningkat kualitasnya melalui pemberdayaan masyarakat 6. Terwujudnya revitalisasi kawasan permukiman dan penataan bangunan, yang diukur dari indikator kinerja outcome: Jumlah kawasan yang meningkat fungsinya. 7. Meningkatnya jumlah pelayanan sanitasi, yang diukur dari indikator kinerja outcome:. Jumlah cakupan pelayanan sistem air limbah. Luas kawasan potensi banjir di perkotaan yang tertangani 8. Berkurangnya potensi timbunan sampah, yang diukur dari indikator kinerja outcome: Jumlah cakupan pelayanan persampahan. 9. Terlaksananya pembinaan kemampuan pemda/pdam, yang diukur dari indikator kinerja outcome: Jumlah kabupaten/kota PDAM yang memperoleh pembinaan kemampuan. 0. Meningkatnya cakupan pelayanan air minum, yang diukur dari indikator kinerja outcome: Jumlah cakupan pelayanan (kawasan) SPAM.. Tersedianya infrastruktur tanggap darurat/kebutuhan mendesak, yang diukur dari indikator kinerja outcome: Jumlah paket infrastruktur tanggap darurat/kebutuhan mendesak. c. KEBIJAKAN BARU Kebijakan Pro-Rakyat dalam Rangka Penanggulangan Kemiskinan (Program Penanggulangan Kemiskinan Kluster IV) Di samping Kebijakan dan Strategi Nasional Perkotaan (KSNP-Kota), pada tahun 0 terdapat kebijakan yang berpengaruh pada Direktorat Pengembangan Permukiman, yaitu dalam penanggulangan kemiskinan. Keppres Nomor 0/0 tentang Tim Koordinasi Peningkatan Dan Perluasan Program Pro Rakyat mengamanatkan Kementerian Pekerjaan Umum sebagai coordinator Kelompok Kerja Program Peningkatan Kehidupan Masyarakat Miskin Perkotaan. Sebagai anggota Pokja tersebut adalah Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koperasi dan UMKM, Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, BPS, Bappenas, dan BPN. Rumah tangga di kawasan perkotaan yang masuk dalam kategori miskin dan sangat miskin menjadi sasaran penerima manfaat program ini. Kementerian PU membangun lingkungan fisik dari permukiman di mana penerima manfaat tinggal, yaitu umumnya di kawasan maupun kantongkantong permukiman kumuh di perkotaan. Sedangkan kementerian lain dalam Pokja tersebut diharapkan juga berkontribusi dalam membangun aspek sosial (pendidikan, kesehatan) dan aspek ekonomi. Sehingga masyarakat miskin yang menjadi penerima manfaat dapat mengalami peningkatan taraf kehidupan dalam berbagai aspek, meliputi fisik, sosial, dan ekonominya. Karena tujuan dari program ini selaras dengan tujuan dan sasaran dalam meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan kesejahteraan masyarakat, maka Direktorat Pengembangan Permukiman menjadi bagian dari pelaksanaan program ini dan terwujudnya tujuan yang dicita-citakannya. I-

35 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 Sementara itu, kawasan perdesaan dengan luas kurang lebih 8 dari keseluruhan wilayah Indonesia, dihuni oleh 5 juta jiwa atau 57 persen dari jumlah seluruh penduduk Indonesia (009). Rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat di perdesaan, kurangnya lapangan pekerjaan formal, serta rendahnya tingkat upah pekerja di perdesaan memicu urbanisasi dari desa ke kota, sehingga diperkirakan pada tahun 05 jumlah penduduk yang tinggal di perdesaan hanya 4,95%. Secara administratif banyaknya desa dari tahun ke tahun selalu berubah seiring terjadinya pemekaran atau perubahan status dari desa ke kelurahan. Jumlah desa dan kelurahan telah meningkat dari desa dan kelurahan pada tahun 007 menjadi 67.7 desa dan 8.07 kelurahan pada tahun 00. Penanganan kemiskinan di perdesaan yang merupakan program lintas bidang yang merupakan salah satu program prioritas nasional. Kesejahteraan masyarakat perdesaan yang 6,56% masih dalam kondisi miskin (tahun 00) dan masih belum memadainya ketersediaan berbagai sarana dan prasarana dasar. Peningkatan pelayanan dasar ini menjadi perhatian utama di samping meningkatkan keberdayaan masyarakat baik secara sosial maupun ekonomi. Dalam pelaksanaannya, pembangunan perdesaan memerlukan keterlibatan berbagai sektor dan kepedulian yang besar dari pemerintah daerah. Mendukung kluster IV program penanggulangan kemiskinan khususnya bagi masyarakat perdesaan, Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaaan, maka pada tahun 0 dilakukan re-alokasi yang cukup besar, dengan menambah jumlah desa sasaran PPIP melalui penghematan belanja bahan dalam anggaran Direktorat Pengembangan Permukiman TA 0. I-4

36 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 RENCANA KINERJA TAHUNAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II.. RENCANA KINERJA TAHUNAN Di dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 0, Direktorat Jenderal Cipta Karya melaksanakan (satu) program yaitu Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman. Rencana Kinerja dapat dilihat pada tabel. berikut ini: Unit Organisasi Eselon I : Tahun Anggaran : 0 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA OUTCOME/IKU Meningkatnya kualitas layanan air Peningkatan jumlah pelayanan air minum Liter/det - minum dan sanitasi permukiman IKK 86 perkotaan Output penting : SATUAN TARGET - Jumlah Kawasan MBR yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Kawasan 76 - Jumlah IKK yang Terlayani Infrastruktur Air Minum IKK 86 - Jumlah Desa yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Desa,65 - Jumlah Kawasan Khusus yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Kawasan 60 Peningkatan jumlah pelayanan sanitasi Kawasan Output penting : Kab/Kota 4 - Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Air Limbah Dengan Sistem Off-Site dan Sistem On-Site Kawasan 8 - Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Drainase Perkotaan Kab/Kota 49 - Jumlah Kab/Kota yang Telayani Infrastruktur Stasiun Antara dan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Kab/Kota 94 - Jumlah Kawasan yang Telayani Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/R Kawasan 94 Pembinaan kemampuan Pemda/PDAM PDAM 97 Output penting : - Jumlah PDAM yang Memperoleh Pembinaan PDAM 97 0 Meningkatnya kualitas kawasan Pembangunan Rusunawa Twin Blok 48 permukiman dan penataan ruang Output penting : - Jumlah Satuan Unit Hunian Rumah Susun yang Terbangun Beserta Infrastruktur Pendukungnya Twin Blok 48 Revitalisasi kawasan permukiman dan penataan bangunan Kawasan 45 Output penting : Tabel.. R E N C A N A K I N E R J A T A H U N A N - Jumlah Kawasan yang Tertata Bangunan dan Lingkungannya Kawasan 45 - Jumlah Kab/Kota Mendapatkan Pengembangan Bangunan Gedung Negara/Bersejarah Kab/Kota 7 04 Meningkatnya kualitas infrastruktur Peningkatan infrastruktur permukiman perdesaan/kumuh/nelayan Desa 6,548 permukiman perdesaan/kumuh/ Output penting : nelayan dengan pola - Jumlah Kel/Desa yang Mendapatkan Pendampingan Pemberdayaan Sosial (PKP/PNPM) Kel/Desa 0,948 pemberdayaan masyarakat - Jumlah Desa Tertinggal Terbangun Infrastruktur Permukiman Desa 5,600 URAIAN Program tersebut dilaksanakan untuk mencapai sasaran sebagai berikut:. Sasaran : Meningkatnya Kualitas Layanan Air Minum dan Sanitasi Permukiman Perkotaan Sasaran ini diukur dengan indikator kinerja sebagai berikut: a. IKU : Peningkatan Jumlah Pelayanan Air Minum Target : 86 IKK II-

37 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0. Indikator Output : Jumlah Kawasan MBR yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Target : 76 kawasan. Indikator Output : Jumlah IKK yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Target : 86 IKK. Indikator Output : Jumlah Desa yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Target :.65 desa 4. Indikator Output : Jumlah Kawasan Khusus yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Target : 60 kawasan b. IKU : Peningkatan Jumlah Pelayanan Sanitasi Target : kawasan 4 kabupaten/kota. Indikator Output : Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem Off-Site dan Sistem On-Site Target : 8 kawasan. Indikator Output : Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Drainase Perkotaan Target : 49 kabupaten/kota. Indikator Output : Jumlah Kabupaten/Kota yang Terlayani Infrastruktur Stasiun Antara dan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Target : 94 kabupaten/kota 4. Indikator Output : Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/R Target : 94 kawasan c. IKU : Pembinaan Kemampuan Pemda/PDAM Target : 97 PDAM Indikator Output : Jumlah PDAM yang Memperoleh Pembinaan Target : 97 PDAM. Sasaran : Meningkatnya Kualitas Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang Sasaran ini diukur dengan indikator kinerja sebagai berikut: a. IKU : Pembangunan Rusunawa Target : 48 twinblock Indikator Output : Jumlah Satuan Unit Hunian Rumah Susun yang Terbangun Beserta Infrastruktur Pendukungnya Target : 48 twinblock II-

38 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 b. IKU : Revitalisasi Kawasan Permukiman dan Penataan Bangunan Target : 45 kawasan. Indikator Output : Jumlah Kawasan yang Tertata Bangunan dan Lingkungannya Target : 45 kawasan. Indikator Output : Jumlah Kabupaten/Kota yang Mendapatkan Pengembangan Bangunan Gedung Negara/ Bersejarah Target : 44 kabupaten/kota. Sasaran : Meningkatnya Kualitas Infrastruktur Permukiman Perdesaan/ Kumuh/Nelayan dengan Pola Pemberdayaan Masyarakat Sasaran ini diukur dengan indikator kinerja sebagai berikut: a. IKU : Peningkatan Infrastruktur Permukiman Perdesaan/ Kumuh/Nelayan Target : desa. Indikator Output : Jumlah Kelurahan/Desa yang Mendapatkan Pendampingan Pemberdayaan Sosial (PKP/PNPM) Target : kelurahan/desa. Indikator Output : Jumlah Desa Tertinggal Terbangun Infrastruktur Permukiman Target : desa.. PERJANJIAN KINERJA Di dalam Penetapan Kinerja (PK) Tahun 0, melaksanakan (satu) program yaitu Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman. Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya dapat dilihat pada tabel. berikut ini: II-

39 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 Unit Organisasi Eselon I : Tahun Anggaran : Meningkatnya kualitas layanan air Peningkatan jumlah pelayanan air minum Liter/det 5,64 minum dan sanitasi permukiman IKK 86 perkotaan Output penting : SATUAN TARGET - Jumlah Kawasan MBR yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Kawasan 76 - Jumlah IKK yang Terlayani Infrastruktur Air Minum IKK 86 - Jumlah Desa yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Desa,9 - Jumlah Kawasan Khusus yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Kawasan Peningkatan jumlah pelayanan sanitasi Kawasan Output penting : Kab/Kota 4 - Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Air Limbah Dengan Sistem Off-Site dan Sistem On-Site Kawasan 6 - Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Drainase Perkotaan Kab/Kota 49 - Jumlah Kab/Kota yang Telayani Infrastruktur Stasiun Antara dan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Kab/Kota 94 - Jumlah Kawasan yang Telayani Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/R Kawasan 95 Pembinaan kemampuan Pemda/PDAM PDAM 4 Output penting : - Jumlah PDAM yang Memperoleh Pembinaan PDAM 4 0 Meningkatnya kualitas kawasan Pembangunan Rusunawa Twin Blok 48 permukiman dan penataan ruang Output penting : - Jumlah Satuan Unit Hunian Rumah Susun yang Terbangun Beserta Infrastruktur Pendukungnya Twin Blok 48 Revitalisasi kawasan permukiman dan penataan bangunan Kawasan 74 Output penting : Tabel.. P E N E T A P A N K I N E R J A NO SASARAN INDIKATOR KINERJA OUTCOME/IKU - Jumlah Kawasan yang Tertata Bangunan dan Lingkungannya Kawasan 74 - Jumlah Kab/Kota Mendapatkan Pengembangan Bangunan Gedung Negara/Bersejarah Kab/Kota Meningkatnya kualitas infrastruktur Peningkatan infrastruktur permukiman perdesaan/kumuh/nelayan Desa,599 permukiman perdesaan/kumuh/ Output penting : nelayan dengan pola pemberdayaan - Jumlah Kel/Desa yang Mendapatkan Pendampingan Pemberdayaan Sosial (PKP/PNPM) Kel/Desa 0,999 masyarakat - Jumlah Desa Tertinggal Terbangun Infrastruktur Permukiman Desa,600 Jumlah Anggaran : Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman : Rp URAIAN. Sasaran : Meningkatnya Kualitas Layanan Air Minum dan Sanitasi Permukiman Perkotaan Sasaran ini diukur dengan indikator kinerja sebagai berikut: a. IKU : Peningkatan Jumlah Pelayanan Air Minum Target : 5.64 liter/detik 86 IKK. Indikator Output : Jumlah Kawasan MBR yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Target : 76 kawasan. Indikator Output : Jumlah IKK yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Target : 86 IKK. Indikator Output : Jumlah Desa yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Target : 50 desa (reguler).68 desa (Pamsimas) 4. Indikator Output : Jumlah Kawasan Khusus yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Target : kawasan b. IKU : Peningkatan Jumlah Pelayanan Sanitasi Target : kawasan 4 kabupaten/kota II-4

40 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0. Indikator Output : Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem Off-Site dan Sistem On-Site Target : 6 kawasan. Indikator Output : Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Drainase Perkotaan Target : 49 kabupaten/kota. Indikator Output : Jumlah Kabupaten/Kota yang Terlayani Infrastruktur Stasiun Antara dan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Target : 94 kabupaten/kota 4. Indikator Output : Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/R Target : 95 kawasan c. IKU : Pembinaan Kemampuan Pemda/PDAM Target : 4 PDAM Indikator Output : Jumlah PDAM yang Memperoleh Pembinaan Target : 4 PDAM. Sasaran : Meningkatnya Kualitas Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang Sasaran ini diukur dengan indikator kinerja sebagai berikut: a. IKU : Pembangunan Rusunawa Target Indikator Output : 48 twinblock : Jumlah Satuan Unit Hunian Rumah Susun yang Terbangun Beserta Infrastruktur Pendukungnya Target : 48 twinblock b. IKU : Revitalisasi Kawasan Permukiman dan Penataan Bangunan Target : 74 kawasan. Indikator Output : Jumlah Kawasan yang Tertata Bangunan dan Lingkungannya Target : 74 kawasan. Indikator Output : Jumlah Kabupaten/Kota yang Mendapatkan Pengembangan Bangunan Gedung Negara/ Bersejarah Target : 44 kabupaten/kota. Sasaran : Meningkatnya Kualitas Infrastruktur Permukiman Perdesaan/ Kumuh/Nelayan dengan Pola Pemberdayaan Masyarakat Sasaran ini diukur dengan indikator kinerja sebagai berikut: a. IKU : Peningkatan Infrastruktur Permukiman Perdesaan/ Kumuh/Nelayan Target :.599 desa II-5

41 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0. Indikator Output : Jumlah Kelurahan/Desa yang Mendapatkan Pendampingan Pemberdayaan Sosial (PKP/PNPM) Target : kelurahan/desa. Indikator Output : Jumlah Desa Tertinggal Terbangun Infrastruktur Permukiman Target :.600 desa Dari Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja dapat dilihat bahwa terjadi perbedaan pada beberapa output. Hal ini terjadi karena target pada Rencana Kinerja Tahunan menggunakan target tahunan yang ada pada Review Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya, sedangkan pada Penetapan Kinerja menggunakan target yang ada pada DIPA. Selain itu, pada Bulan Oktober 0 terdapat kebijakan Kementerian Keuangan untuk melakukan penghematan anggaran terhadap belanja barang dan modal masing-masing satuan kerja. Hal tersebut ditindaklanjuti dengan perubahan alokasi pada APBN 0 yang dilakukan melalui perubahan/revisi terhadap alokasi APBN pada masing-masing satuan kerja baik di pusat maupun di daerah. Tetapi perubahan anggaran ini tidak mengakibatkan terjadinya perubahan pada target output. Selain target yang terdapat di dalam Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja, juga melaksanakan target yang ada di dalam RPJMN sebagai berikut: Tabel. Target RPJMN (Prioritas Bidang Kesehatan) SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan Dan Pola Investasi, serta Pengelolaan Pengembangan Infrastruktur Sanitasi Dan Persampahan SASARAN.06 kawasan dan desa 87 *) Kawasan *) bukan target kumulatif INDIKATOR Jumlah kawasan dan desa yang terfasilitasi pembangunan air minum Jumlah kawasan dan desa yang terfasilitasi pembangunan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) RENCANA (RPJMN) kws kws kws kws kws dan dan dan 500 dan dan desa 000 desa desa desa desa II-6

42 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 Tabel.4 Target RPJMN (Prioritas Bidang Penanggulangan Kemiskinan) SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan Termasuk Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara serta Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Penataan Kawasan/ Lingkungan Permukiman Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Penyelenggaraan dalam Pengembangan Permukiman Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta Pengelolaan Pengembangan Sanitasi Lingkungan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum SASARAN Pemberdayaan masyarakat dan percepatan penanggulangan kemiskinan & pengangguran di kelurahan/ kecamatan (PNPM Perkotaan) INDIKATOR Jumlah kelurahan/desa yang mendapatkan pendampingan pemberdayaan sosial 7 kecamatan (RISE). Jumlah kecamatan yang dilayani oleh infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial Percepatan penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan infrastruktur & pemberdayaan masyarakat desa (RIS PNPM+PPIP) Jumlah desa tertinggal yang terbangun prasarana dan sarana lingkungan permukiman 0 kab/kota (SANIMAS) Pembangunan prasarana dan sarana air limbah dengan sistem on-site (kab/kota) desa (PAMSIMAS) Jumlah desa yang terfasilitasi RENCANA (RPJMN) kel/ kel/desa kel/desa kel/desa kel/desa desa di di 805 di 460 di 460 di kec. kec. kec. kec. kec kab/kota system on-site 5 kab/kota system onsite 40 kab/kota system onsite 50 kab/kota system on-site 55 kab/kota system on-site Tabel.5 Target RPJMN (Prioritas Bidang Infrastruktur) SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Penyelenggaraan dalam Pengembangan Permukiman SASARAN unit (70 twin block) *) INDIKATOR Jumlah satuan unit hunian rumah susun yang terbangun dan infrastruktur pendukungnya RENCANA (RPJMN) *) Target RPJMN pada saat itu adalah 70 TB, namun terjadi perkembangan adanya Directive Presiden/Kontrak Kerja Menteri Pekerjaan Umum yang menetapkan jumlah target menjadi 50 TB dengan mempertimbangkan aspek lahan di daerah dan penyediaan Rusunawa oleh Kemenpera. II-7

43 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 AKUNTABILITAS KINERJA BAB III.. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA Tabel. Pengukuran Kinerja Tahun 0 SASARAN 4 5 Meningkatnya kualitas layanan air Peningkatan jumlah pelayanan air minum Liter/det 5,64 6,96.5 minum dan sanitasi permukiman IKK perkotaan Output penting : Meningkatnya kualitas kawasan permukiman dan penataan ruang Meningkatnya kualitas infrastruktur permukiman perdesaan/kumuh/ nelayan dengan pola pemberdayaan masyarakat SATUAN TARGET - Jumlah Kawasan MBR yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Kawasan Jumlah IKK yang Terlayani Infrastruktur Air Minum IKK Jumlah Desa yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Desa,9, Jumlah Kawasan Khusus yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Kawasan Peningkatan jumlah pelayanan sanitasi Kawasan Output penting : Kab/Kota Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Air Limbah Dengan Sistem Off-Site dan Sistem On-Site Kawasan Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Drainase Perkotaan Kab/Kota Jumlah Kab/Kota yang Telayani Infrastruktur Stasiun Antara dan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Kab/Kota Jumlah Kawasan yang Telayani Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/R Kawasan Pembinaan kemampuan Pemda/PDAM PDAM Output penting : - Jumlah PDAM yang Memperoleh Pembinaan PDAM Pembangunan Rusunawa Twin Blok Output penting : - Jumlah Satuan Unit Hunian Rumah Susun yang Terbangun Beserta Infrastruktur Pendukungnya Twin Blok Revitalisasi kawasan permukiman dan penataan bangunan Kawasan Output penting : - Jumlah Kawasan yang Tertata Bangunan dan Lingkungannya Kawasan Jumlah Kab/Kota Mendapatkan Pengembangan Bangunan Gedung Negara/Bersejarah Kab/Kota Peningkatan infrastruktur permukiman perdesaan/kumuh/nelayan Desa,599 6,57.46 Output penting : INDIKATOR KINERJA OUTCOME/IKU URAIAN REALISASI - Jumlah Kel/Desa yang Mendapatkan Pendampingan Pemberdayaan Sosial (PKP/PNPM) Kel/Desa 0,999 0, Jumlah Desa Tertinggal Terbangun Infrastruktur Permukiman Desa,600 5, % Sesuai dengan Peraturan Menteri PU Nomor: /PRT/M/00 tentang Perubahan Peraturan Menteri PU Nomor: 0/PRT/M/00 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian PU, Direktorat Jenderal Cipta Karya memiliki 6 (enam) Indikator Kinerja Utama (IKU). Masing-masing IKU dengan target dan realisasinya dijabarkan sebagai berikut: a. Peningkatan Jumlah Pelayanan Air Minum Pada IKU Peningkatan Jumlah Pelayanan Air Minum terdapat target sebesar 5.64 liter/detik dan 86 IKK. Target ini dapat terealisasi sebesar 6.96 liter/detik (,5%) dan 9 IKK (0,%). b. Peningkatan Jumlah Pelayanan Sanitasi Pada IKU Peningkatan Jumlah Pelayanan Sanitasi terdapat target sebesar kawasan dan 4 kabupaten/kota. Target ini dapat terealisasi sebesar 9 kawasan (0,46%) dan 8 kabupaten/kota (96,5). III-

44 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 c. Pembinaan Kemampuan Pemda/PDAM Pada IKU Pembinaan Kemampuan Pemda/PDAM terdapat target sebesar 4 PDAM. Target ini dapat terealisasi sebesar 4 kawasan (0). d. Pembangunan Rusunawa Pada IKU Pembangunan Rusunawa terdapat target sebesar 48 twinblock. Target ini dapat terealisasi sebesar 5 twinblock (0,4%) e. Revitalisasi Kawasan Permukiman dan Penataan Bangunan Pada IKU Revitalisasi Kawasan Permukiman dan Penataan Bangunan terdapat target sebesar 74 kawasan. Target ini dapat terealisasi sebesar 4 kawasan (09,89%). f. Peningkatan Infrastruktur Permukiman Perdesaan/Kumuh/Nelayan Pada IKU Peningkatan Infrastruktur Permukiman Perdesaan/Kumuh/ Nelayan terdapat target sebesar.599 desa. Target ini dapat terealisasi sebesar 6.57 desa (,46%). Dalam melakukan evaluasi dan analisis kinerja disajikan uraian mengenai pencapaian IKU dan output penting, pencapaian sasaran serta uraian keberhasilan, kegagalan, hambatan, kendala, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil. Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) pada tahun 0 dapat diuraikan sebagai berikut: a. Peningkatan Jumlah Pelayanan Air Minum Pada IKU Peningkatan Jumlah Pelayanan Air Minum terdapat target sebesar 5.64 liter/detik dan 86 IKK. Target ini dapat terealisasi sebesar 6.96 liter/detik (,5%) dan 9 IKK (0,%). Capaian dari IKU dapat meningkat karena pada semester tahun 0 telah dilakukan optimalisasi kegiatan untuk meningkatkan capaian kinerja dengan mengalokasikan dana APBN-P. IKU ini didukung oleh beberapa output penting sebagai berikut:. SPAM di kawasan MBR Output ini diukur dengan indikator kinerja Jumlah Kawasan MBR yang Terlayani Infrastruktur Air Minum dengan target sebesar 76 kawasan dan tercapai sebesar kawasan (9,9%). Kegiatan pada output ini dapat menyerap tenaga kerja sebanyak orang. Capaian dari target ini dapat melebihi 0 karena dalam pelaksanaannya mengalami perubahan/revisi dengan penghematan dari belanja barang dan pemanfaatan sisa lelang pada belanja modal yang kemudian disesuaikan melalui APBN-P untuk kegiatan optimalisasi pemanfaatan SPAM IKK (MBR).. SPAM di Ibu Kota Kecamatan Output ini diukur dengan indikator kinerja Jumlah IKK yang Terlayani Infrastruktur Air Minum dengan target sebesar 86 IKK dan tercapai sebesar 9 IKK (0,%). Kegiatan pada output ini dapat menyerap tenaga kerja sebanyak orang. Capaian dari target ini dapat melebihi 0 karena untuk memenuhi target di dalam Renstra. III-

45 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0. SPAM Perdesaan Output ini diukur dengan indikator kinerja Jumlah Desa yang Terlayani Infrastruktur Air Minum dengan target sebesar.9 desa dan tercapai sebesar. desa (05,48%). Kegiatan pada output ini dapat menyerap tenaga kerja sebanyak orang. Capaian dari target ini dapat melebihi 0 karena untuk memenuhi desa sulit air, pulau terpencil/terluar, desa pesisir, sinergi dengan dukungan pada program pro-rakyat (lokasi Kementerian PDT dan KKP). 4. SPAM Kawasan Khusus Output ini diukur dengan indikator kinerja Jumlah Kawasan Khusus yang Terlayani Infrastruktur Air Minum dengan target sebesar kawasan dan tercapai sebesar 44 kawasan (09,9%). Kegiatan pada output ini dapat menyerap tenaga kerja sebanyak orang. Capaian dari target ini dapat melebihi 0 karena untuk memenuhi kebutuhan SPAM di kawasan perbatasan, kabupaten pemekaran, dan untuk mendukung kerjasama Kementerian PU-KKP untuk SPAM pelabuhan perikanan. Realisasi Sambungan Rumah (SR) pada TA 0 adalah sebanyak unit dengan rincian per output sebagaimana tercantum pada Tabel. berikut ini: Tabel. Realisasi Sambungan Rumah (SR) Tahun 0 NO OUTPUT Sambungan Rumah (SR) SPAM Terfasilitasi.05 SPAM di Kawasan MBR SPAM di Ibukota Kecamatan (IKK) SPAM Perdesaan SPAM Kawasan Khusus SPAM Regional.500 TOTAL Sumber : Direktorat Pengembangan Air Minum, 0 Realisasi Sambungan Rumah (SR) tersebut merupakan lanjutan pengembangan SPAM dari 5% kapasitas terbangun pada TA 0 (5.745 L/det), 5% kapasitas terbangun TA 0, dan 5% kapasitas yang terbangun pada TA 0 (6.8 L/det). Dengan terbangunnya unit SR pada TA 0 maka dapat diperkirakan jumlah jiwa yang terlayani sebanyak.5.90 jiwa. Manfaat yang dirasakan masyarakat dengan adanya kegiatan ini adalah dapat semakin terlayani kebutuhannya akan air bersih terutama pada kawasan rawan air atau kawasan yang belum memiliki sistem penyediaan air minum. III-

46 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 Foto.. Outcome: Meningkatnya cakupan pelayanan air minum Indikator outcome: Peningkatan jumlah pelayanan air minum Pembangunan SPAM IKK Air Naningan, Kecamatan Air Naningan, Provinsi Lampung Mengembangkan Sistem Penyediaan Air Minum dan meningkatkan pelayanan di ibu kota kecamatan atau kawasan yang belum memiliki Sistem Penyediaan Air Minum KEGIATAN INI DISELENGGARAKAN UNTUK MENDUKUNG SASARAN: meningkatnya kualitas layanan air minum dan sanitasi permukiman perkotaan b. Peningkatan Jumlah Pelayanan Sanitasi Pada IKU Peningkatan Jumlah Pelayanan Sanitasi terdapat target sebesar kawasan dan 4 kabupaten/kota. Target ini dapat terealisasi sebesar 9 kawasan (0,46%) dan 8 kabupaten/kota (96,5). IKU ini didukung oleh beberapa output penting sebagai berikut:. Infrastruktur Air Limbah Output ini diukur dengan indikator kinerja Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem Off-Site dan Sistem On-Site dengan target sebesar 6 kawasan dan tercapai sebesar 4 kawasan (98,5%) serta 50 kawasan USRI (Urban Sanitation and Rural Infrastructure). Kegiatan pada output ini dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 6.40 orang. Pada output ini terdapat target outcome berupa Potensi Jumlah Cakupan Pelayanan (Jiwa) Sistem Air Limbah sebesar jiwa dan dapat tercapai sebesar jiwa (00,44%). Pencapaian output Infrastruktur Air Limbah tidak dapat tercapai 0 karena terdapat beberapa permasalahan yaitu: Ada (satu) paket kegiatan di kawasan Malkon Temon di Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan tidak terlaksana karena permasalahan lahan Ada paket kegiatan MSMHP di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara dikarenakan lamanya proses lelang sesuai prosedur ADB III-4

47 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 Untuk mengejar ketertinggalan sanitasi, pada output ini dilakukan rekayasa teknik antara lain melalui Instalasi MCK++ Limbah Rumah Tangga untuk Memasak. Di dalam Program Sanimas (Sanitasi Berbasis Masyarakat), masyarakat diajak untuk memanfaatkan potensi limbah rumahtangga menjadi biogas sebagai bahan alternatif energi pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM). Biogas adalah energi gas yang dihasilkan dari limbah makhluk hidup seperti limbah kotoran manusia, limbah kotoran ternak, maupun limbah organik lainnya. Pemanfaatan limbah untuk biogas ini diperoleh dari Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) dilengkap reaktor biodigester dengan mengaplikasikan penggunaan teknologi tepat guna. Selain aspek biaya yang murah, konstruksi yang kuat serta keamanan terhadap lingkungan dan masyarakat di sekitar lokasi, biaya operasional IPAL ini juga rendah (seminimal mungkin menggunakan energi listrik) serta dapat dimanfaatkan dengan mudah (siapapun dapat mengoperasikan dan memeliharanya). Untuk penggunaan material bahan bangunan, diupayakan untuk menggunakan material yang banyak tersedia di sekitar lokasi pembangunan. Awalnya limbah yang akan diolah harus diencerkan terlebih dahulu kemudian limbah tersebut disalurkan ke dalam reaktor. Dari reaksi yang terjadi, dihasilkan gas yang ditampung ke dalam sebuah wadah penampung gas yang kemudian dijadikan energi. Energi yang dihasilkan oleh rekator tersebut berupa bahan bakar gas yang dapat digunakan untuk kompor gas serta penerangan.. Infrastruktur Drainase Perkotaan Output ini diukur dengan indikator kinerja Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Drainase Perkotaan dengan target sebesar 49 kabupaten/kota dan tercapai sebesar 46 kabupaten/kota (9,88%). Kegiatan pada output ini dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 7.84 orang. Pada output ini terdapat target outcome berupa Potensi Luas Kawasan Tergenang di Perkotaan sebesar.0 Ha dan terealisasi sebesar.49 Ha (6,05%). Pencapaian output Infrastruktur Drainase Perkotaan tidak tercapai 0 karena ada (tiga) paket kegiatan yang pembangunan fisiknya tidak terlaksana, yaitu: Pembangunan Stasiun Pompa Hailai Marina Ancol di Provinsi DKI Jakarta karena paket mengalami sanggah banding dan pengaduan sehingga dilakukan pemeriksaan khusus oleh Inspektorat Jenderal. Dari hasil pemeriksaan direkomendasikan agar paket ditangguhkan karena memerlukan review desain secara komprehensif sehingga konsekuensinya pekerjaan tidak dapat dilaksanakan (paket supervisi direvisi menjadi paket review desain dan dilaksanakan). Pembangunan Saluran Drainase Banyu Urip Kota Surabaya di Provinsi Jawa Timur yang tertunda sehingga tidak dapat dilanjutkan karena permasalahan pembebasan lahan. Pembangunan Saluran Drainase Muara Tanggikiki di Provinsi Gorontalo mengalami putus kontrak karena terdapat kendala teknis dan non-teknis dari kontraktor. III-5

48 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 Untuk mengejar ketertinggalan sanitasi, pada output ini dilakukan rekayasa teknik antara lain melalui penggunaan Beton Pracetak untuk Konstruksi Drainase. Beton pracetak atau pre-cast merupakan bahan beton yang idbuat di pabrik atau dicetak di lokasi kegiatan dengan mutu dan standar yang ditentukan. Keuntungan penggunaan beton pracetak selain memudahkan pada saat konstruksi, memiliki jaminan mutu dari pabrik/supplier dan pekerjaan relative cepat serta rapi. Saat ini beton pracetak banyak digunakan untuk konstruksi saluran drainase dan bangunan pelengkap berupa: gorong-gorong, box culvert, dan jenis lainnya. Saat ini pembangunan drainase skala besar banyak menggunakan beton pracetak seperti dalam pembangunan drainase Banyu Urip di Kota Surabaya. Tujuan pembangunan drainase Banyu Urip adalah untuk mengatasi genangan air hujan di Kecamatan Sawahan, Kecamatan Tandes, dan sebagian Kecamatan Wonokromo. Manfaat dari kegiatan ini adalah tertanganinya genangan seluas ± 46 Ha dengan tinggi genangan 0-70 cm dan lama genangan sampai dengan 6 jam serta termanfaatkannya penutup saluran Banyu Urip sebagai badan jalan yang digunakan sebagai prasarana transportasi darat Banyu Urip-Balong yang telah memperhitungkan beban jalan. Selain itu, rekayasa teknik juga dilakukan dengan pembuatan Kolam Retensi dan Rumah Pompa. Pembuatan rumah pompa dan kolem retensi sebagai prasarana drainase dalam skala besar dilakukan di beberapa lokasi di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, dan Semarang. Kolam retensi adalah prasarana drainase yang berfungsi untuk menampung dan meresapkan air hujan di suatu wilayah yang operasionalnya dapat dikombinasikan dengan pompa atau pintu air. Di Kota Semarang, pembangunan kolam retensi dan stasiun pompa dilatarbelakangi banjir besar yang melanda Kota Semarang. Lingkup kegiatan ini meliputi pembangunan pompa drainase, pintu air, saringan sampah, dan kolam retensi seluas 6,8 Ha ini memiliki kapasitas tampungan air rencana m³. Dengan Semarang Pumping Station dan Retading Pond diharapkan dapat menanggulangi genangan, dan banjir yang diperkirakan sekitar 45 Ha yang selama ini menggenangi kelompok masyarakat Semarang Utara dan Semarang Kota yang terdiri dari pemilik rumah pengasapan ikan, penghuni bantaran sungai pertemuan antara Kali Asin dan Kali Semarang, pemilik perahu penangkap ikan di Kali Semarang. Rekayasa teknik juga dilakukan dengan pembuatan Pompa Drainase. Pompa drainase adalah pompa yang berfungsi memindahkan air ke dalam badan air penerima sehingga dibutuhkan pada daerah pasang surut datau daerah muara sungai dan atau elevasi saluran lebih rendah dari badan penerima air (daerah cekungan). Salah satu contoh pembangunan pompa drainase adalah pompa Kenjeran di Kota Surabaya. Pompa submersible axial flow dengan kapasitas pompa 7,5 m³/detik dapat menanggulangi genangan ± 4,86 Ha dengan tinggi gengangan 0-- cm dan lamanya genangan sampai 6 jam. Pompa Kenjeran di Kota Surabaya dibangun untuk mengatasi genangan air hujan yang diakibatkan genangan tersebut tidak dapat mengalir ke laut III-6

49 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 karena bersamaan dengan air laut pasang di kawasan permukiman pada sub-sistem drainase Kenjeran-I.. Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Output ini diukur dengan indikator kinerja Jumlah Kabupaten/Kota yang Terlayani Infrastruktur Stasiun Antara dan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah dengan target sebesar 94 kabupaten/kota dan tercapai sebesar 9 Kabupaten/kota (97,87%). Kegiatan pada output ini dapat menyerap tenaga kerja sebanyak.057 orang Pencapaian output Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah tidak tercapai 0 karena: Pembangunan TPA di Kabupaten Aceh Tenggara terkendala karena pemerintah daerah meminta agar lokasi TPA dipindahkan ke lokasi yang berbeda sehingga tidak sesuai dengan dokumen perencanaan yang ada. Pagu dana yang telah dialokasikan untuk paket kegiatan ini direalisasikan untuk pengadaan geotekstil. Pembangunan TPA di Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan tidak terlaksana karena permasalahan perijinan lahan serta adanya masalah penolakan oleh warga sekitar. 4. Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/R Output ini diukur dengan indikator kinerja Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/R dengan target sebesar 95 kawasan dan tercapai sebesar 05 kawasan (0,5%). Kegiatan pada output ini dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 7.80 orang. Pencapaian output Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/R di atas 0 karena pada Satker PPLP Strategis awalnya tidak ada kegiatan R, namun di pertengahan tahun direvisi menjadi pembangunan R sesuai dengan kebutuhan. Pada output ini dilakukan rekayasa teknik untuk mengejar ketertinggalan sanitasi melalui beberapa cara sebagai berikut: Instalasi Pengolahan Sampah (IPS) adalah instansi yang menggunakan sampah organik untuk menghasilkan bahan bakar alternatif pengganti LPG. Bahan bakar yang dimaksud berupa biogas yang diperoleh dari proses penguraian secara anaerobik dari berbagai macam limbah organik. IPS skala lingkungan yang tengah diujicoba berlokasi di Kompleks PLN Duren Tiga Jakarta Selatan serta di Pamulang, Tangerang Selatan. IPS ini dinamakan SIKIPAS (Sistem Komunal Instalasi Pengolahan Anareobik Sampah). Dari unit prototipe SIKIPAS dapat diolah sampah organik dengan kapasitas m³/hari (kapasitas pelayanan sekitar jiwa atau 800 KK), dengan menghasilkan biogas sebesar 50 m³ dalam 6 minggu. Nilai energi dari biogas tersebut mampu menyediakan energi listrik untuk rumah selama minggu. Selain itu, akan dihasilkan pula kompos padat sebanyak m³ dan kompos cair sebanyak 00 liter dari m³ sampah organik terolah. Inovasi ini merupakan salah satu inovasi untuk mengurangi sampah dari sumbernya. SIKIPAS di Duren Tiga ini diharapkan akan menjadi prototipe untuk pengujian lapangan yang III-7

50 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 akan diterapkan di seluruh Indonesia di masa yang akan datang. Diharapkan lengkap ini dapat meringankan beban TPA kita yang sudah semakin terbatas kapasitasnya. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah merupakan infrastruktur yang berperan dalam mengolah sampah. Pada umumnya di Indonesia, TPA sampah menggunakan proses pengurugan yang terdiri dari proses lahan urug terkontrol (controlled landfill) untuk penerapan di kota kecil dan kota sedang serta lahan urug saniter (sanitary landfill) untuk penerapan di kota besar dan kota metropolitan. Proses perencanaan dan pembangunan pada umumnya telah mematuhi prosedur konstruksi yang benar yaitu sebagai lahan urug saniter. Namun seringkali prosedur pengoperasian dan pemeliharaan belum dilaksanakan dengan baik sehingga seringkali TPA sampah yang seharusnya mengoperasikan proses lahan urug umumnya dioperasikan dengan proses pembuangan terbuka (open dumping), dari hampir 500 kota di seluruh Indonesia, hanya 8 buah TPA sampah yang mengoperasikan proses pembuangan terbuka. Salah satu pemikiran untuk meningkatkan kinerja TPA sampah adalah mengintensifkan pengolahan air lindi. Selama ini, pengolahan air lindi belum memperoleh perhatian yang memadai, meskipun air lindi merupakan pencemar berbentuk fluida yang justru memiliki daya jangkau pencemaran yang lebih luas ketimbang sampah itu sendiri. Foto.. Outcome: Meningkatnya jumlah pelayanan sanitasi Indikator outcome: Peningkatan jumlah pelayanan sanitasi Pembangunan Prasanana dan Sarana Air Limbah Skala Kawasan RSH Kecamatan Mandau, Provinsi Riau Membangun Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) untuk mengolah limbah agar tidak menyebabkan polusi bagi lingkungan. KEGIATAN INI DISELENGGARAKAN UNTUK MENDUKUNG SASARAN: meningkatnya kualitas layanan air minum dan sanitasi permukiman perkotaan III-8

51 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 Beberapa TPA sampah yang mengoperasikan proses lahan urug telah berhasil mengkonversi sampah menjadi gas metana untuk kemudian ditangkap dan dimanfaatkan sebagai sumber energi (energi hijau). TPA Sampah Temesi di Kabupaten Gianyar telah berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca dan telah terdaftar pada United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCC) untuk memperolah pencatatan terkait penjualan emisi karbon melalui mekanisme pembangunan bersih (Clean Development Mechanism/CDM). Pada output Infrastruktur Stasiun Antara dan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah serta Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/R terdapat target outcome berupa Potensi Jumlah Cakupan Pelayanan (Jiwa) Persampahan sebesar jiwa dan terelaisasi sebesar jiwa (90,7%). Sebagian besar masalah yang terjadi terkait dengan lahan, oleh karena itu, ke depan perlu dipastikan kembali komitmen pemerintah daerah dengan kondisi eksisting lahan di lokasi yang akan dibangun. Apabila komitmen pemerintah daerah tiba-tiba berubah di tengah jalan maka dimungkinkan pemberian sanksi penganggaran ke kabupaten/kota yang bersangkutan. Selain itu, Satker provinsi yang bersangkutan perlu melakukan penelitian terhadap kesiapan lahan di lapangan. Manfaat yang dirasakan masyarakat dengan adanya kegiatan ini adalah meningkatnya pelayanan sanitasi dan berkurangnya potensi timbulan sampah sehingga konsisi lingkungan menjadi lebih sehat karena polutan semakin berkurang dan genangan juga semakin berkurang. c. Pembinaan Kemampuan Pemda/PDAM Pada IKU Pembinaan Kemampuan Pemda/PDAM terdapat target sebesar 4 PDAM. Target ini dapat terealisasi sebesar 4 kawasan (0). IKU ini didukung oleh (satu) output yaitu Penyelenggara SPAM terfasilitasi dengan indikator kinerja Jumlah Penyelenggara SPAM yang Terfasilitasi dengan target sebesar 4 PDAM dan tercapai sebesar 4 PDAM (0). Kegiatan pada output ini dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 9.66 orang. Capaian IKU ini dapat mencapai target (0) karena sesuai bantek penyehatan PDAM tahun 0-0 yang dialokasikan di pusat subdit PPK. Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya kegiatan ini adalah kemampuan pemda/pdam yang semakin meningkat terutama pada PDAM dengan kondisi kurang sehat/sakit menjadi PDAM sehat sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. III-9

52 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 Foto.. Outcome: Meningkatnya cakupan pelayanan air minum Indikator outcome: Peningkatan jumlah pelayanan air minum Bantuan Program PDAM Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur Meningkatkan kinerja pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum pada PDAM dengan kondisi tidak sehat (kurang sehat dan sakit) KEGIATAN INI DISELENGGARAKAN UNTUK MENDUKUNG SASARAN: meningkatnya kualitas layanan air minum dan sanitasi permukiman perkotaan d. Pembangunan Rusunawa Pada IKU Pembangunan Rusunawa terdapat target sebesar 48 twinblock. Target ini dapat terealisasi sebesar 5 twinblock (0,4%). IKU ini didukung oleh (satu output) yaitu Rusunawa Beserta Infrastruktur Pendukungnya dengan indikator kinerja Jumlah Satuan Unit Hunian Rumah Susun yang Terbangun beserta Infrastruktur Pendukungnya dengan target sebesar 48 twinblock dan tercapai sebesar 5 twinblock (0,4%). Kegiatan pada output ini dapat menyerap tenaga kerja sebanyak.50 orang. Capaian dari target IKU ini dapat melebihi 0 karena ada penambahan capaian dari target tahun 0. Pada PK Direktorat Pengembangan Permukiman Tahun 0, target output Rusunawa beserta Infrastruktur Pendukungnya adalah 70 twinblock yang dilaksanakan secara multiyears TA 0-0. Berdasarkan LAKIP Direktorat Pengembangan Permukiman Tahun 0, capaian output Rusunawa beserta Infrastruktur Pendukungnya adalah 65 twinblock karena terdapat 5 twinblock yang mengalami kendala dalam proses pra-pembangunan sehingga belum bisa masuk dalam capaian output tahun 0. Namun proses pembangunan rusunawa tersebut tetap dilaksanakan dan pekerjaan telah selesai pada tahun 0. Berikut adalah lokasi dan permasalahan di 5 twinblock tersebut: III-0

53 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0. Rusunawa Kota Pekanbaru, Provinsi Riau sebanyak twinblock, terkendala pada proses pematangan lahan dan perubahan site-plan oleh pemerintah daerah seingga SPMK dilaksanakan pada tanggal 4 Januari 0.. Rusunawa Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat sebanyak twinblock terjadi perpindahan lokasi ke Kota Cilacap, Provinsi Jawa Tengah dikarenakan pemerintah Kota Cirebon tidak dapat memenuhi penyediaan lahan tepat pada waktunya. Hal ini menyebabkan adanya addendum pada proses lelang sehinga SPMK baru dapat dilaksanakan tanggal 7 Maret 0. Foto.4. Outcome: Terlaksananya pembangunan rusunawa Indikator outcome: Jumlah rusunawa yang dibangun Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Provinsi DI. Yogyakarta Membangun rusunawa untuk masyarakat berpenghasilan rendah untuk mengurangi area kumuh di perkotaan KEGIATAN INI DISELENGGARAKAN UNTUK MENDUKUNG SASARAN: meningkatnya kualitas kawasan permukiman dan penataan ruang Berdasarkan hal tersebut, maka pada tahun 0, capaian output Rusunawa beserta Infrastruktur Pendukungnya ditambahkan 5 twinblock sehingga total capaian sebanyak 5 twinblock. e. Revitalisasi Kawasan Permukiman dan Penataan Bangunan Pada IKU Revitalisasi Kawasan Permukiman dan Penataan Bangunan terdapat target sebesar 74 kawasan. Target ini dapat terealisasi sebesar 4 kawasan (09,89%). III-

54 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 IKU ini didukung oleh beberapa output penting sebagai berikut:. Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman Output ini diukur dengan indikator kinerja Jumlah Kawasan yang Tertata Bangunan dan Lingkungannya dengan target sebesar 74 kawasan dan tercapai sebesar 4 kawasan (09,89%). Pencapaian target output ini dapat melebihi 0 karena di beberapa daerah terjadi pemecahan kawasan karena adanya kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana lingkungan permukiman.. Bangunan Gedung dan Fasilitasnya Output ini diukur dengan indikator kinerja Jumlah Kabupaten/Kota Mendapatkan Pengembangan bangunan Gedung Negara/Bersejarah dengan target sebesar 44 kabupaten/kota dan tercapai sebesar 44 kabupaten/kota (0). Kegiatan pada (dua) output tersebut di atas dapat menyerap tenaga kerja sebesar.59 tenaga kerja yang berperan serta dalam kegiatankegiatan revitalisasi kawasan. Manfaat yang dirasakan masyarakat dengan adanya kegiatan ini adalah meningkatnya kualitas kawasan dan berkurangnya kawasan kumuh di perkotaan yang dilakukan melalui pembangunan hunian vertikal di kawasan-kawasan kumuh berat dan revitalisasi kawasan permukiman dan penataan bangunan terutama pada kawasan yang mengalami degradasi lingkungan. Foto.5. Outcome: Terwujudnya revitalisasi kawasan permukiman dan penataan bangunan Indikator outcome: Jumlah kawasan permukiman dan penataan bangunan yang direvitalisasi PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DASAR REVITALISASI KAWASAN TEMBILAHAN, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU MENATA PLAZA/AREA TERBUKA AGAR LEBIH NYAMAN DIPERGUNAKAN UNTUK AREA REKREASI WARGA MASYARAKAT. KEGIATAN INI DISELENGGARAKAN UNTUK MENDUKUNG SASARAN: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN PERMUKIMAN DAN PENATAAN RUANG III-

55 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 f. Peningkatan Infrastruktur Permukiman Perdesaan/Kumuh/Nelayan Pada IKU Peningkatan Infrastruktur Permukiman Perdesaan/Kumuh/ Nelayan terdapat target sebesar.599 desa. Target ini dapat terealisasi sebesar 6.57 desa (,46%). Dalam pelaksanaannya, IKU ini dilaksanakan melalui (dua) output, yaitu:. Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Output ini diukur dengan indikator kinerja Jumlah desa tertinggal terbangun infrastruktur permukiman dengan target sebesar.600 desa dan tercapai sebesar 5.59 desa (5,08%). Kegiatan pada output ini dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 8.84 orang. Pencapaian output yang melebihi 0 kareena selain desa sasaran 0, terdapat.400 desa APBN-P lanjutan TA 0. Sejumlah desa tidak dapat dilanjutkan. Sedangkan desa sasaran TA 0 terdapat beberapa desa yang tidak dapat dilaksanakan, yaitu:. APBN Reg- ( Desa, Kab. Keerom, Papua) Rp 50 Juta. APBN Reg- ( Desa, Kab. Pidie Jaya, NAD) Rp 50 Juta. APBN-P (5 Desa) Rp,50 Milyar Desa, Kab. Pasaman, Sumatera Barat Desa, Kab. Lahat, Sumatera Selatan Desa, Kab. Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Selain itu, terdapat 7 desa yang meluncur ke TA. 0 total Rp,5 Milyar, yaitu : desa di Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat dan 6 desa di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua.. Keswadayaan Masyarakat (PKP) Output ini diukur dengan indikator kinerja Jumlah kelurahan/desa yang mendapatkan pendampingan pemberdayaan sosial (PKP/PNPM) dengan target sebesar kelurahan dan tercapai sebesar 0.95 kelurahan (99,%) yang meliputi.86. KK. Pencapaian target output Keswadayaan Masyarakat sebesar 99,%. Di dalam Penetapan Kinerja disebutkan bahwa output Keswadayaan Masyarakat (PKP) mempunyai target kel/desa. Target tersebut terdiri dari 0.9 kel/desa PKP dan 76 kel/desa JRF. Output tersebut terealisasi sebesar 0.95 kel/desa yang merupakan kel/desa PKP. Sedangkan 76 kel/desa JRF belum dapat dimasukkan ke dalam realisasi karena baru akan selesai pada Bulan Maret 0. Kegiatan pada output ini dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 9.5 orang yang berperan serta dalam kegiatan-kegiatan pemberdayaan seperti penyediaan sarana dan prasarana air bersih, penyehatan lingkungan permukiman, irigasi, jalan da jembatan, sarana pendidikan, kesehatan, dan perdagangan. III-

56 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 Foto.6. Outcome: Meningkatkan jumlah kelurahan/desa yang ditingkatkan infrastruktur permukiman perdesaan/kumuh/ nelayan Indikator outcome: Jumlah kelurahan/desa yang ditingkatkan permukiman PEMBANGUNAN HIDRAN UMUM DAN TALUD DESA BATUMBULAN BARU, KECAMATAN BABUSSALAM, KABUPATEN ACEH TENGGARA, PROVINSI NAD PEMBANGUNAN HIDRAN UMUM UNTUK MENYEDIAKAN AIR BERSIH BAGI WARGA MASYARAKAT YANG TIDAK MEMPUNYAI SUMUR. KEGIATAN INI DISELENGGARAKAN UNTUK MENDUKUNG SASARAN: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya kegiatan ini adalah dapat meningkatkan kualitas infrastruktur permukiman baik yang ada di perdesaan, kawasan kumuh, dan kawasan nelayan dengan pola pemberdayaan masyarakat termasuk kawasan rawan bencana, desa potensial, dan daerah tertinggal, perbatasan, dan pulau-pulau kecil terluar. III-4

57 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 REALISASI % INDIKATOR KINERJA OUTCOME/IKU 0 0 (NAIK/TURUN) Peningkatan jumlah pelayanan air minum Liter/det naik,% Output penting : IKK 86 9 naik,% - Jumlah Kawasan MBR yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Kawasan 55 turun 6,76% - Jumlah IKK yang Terlayani Infrastruktur Air Minum IKK 78 9 naik 7,87% - Jumlah Desa yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Desa 8 naik 7,66% - Jumlah Kawasan Khusus yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Kawasan naik 75,8% Peningkatan jumlah pelayanan sanitasi Kawasan 0 76 naik 6,56% Output penting : Kab/Kota 56 8 turun,54% - Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Air Limbah Dengan Sistem Off-Site dan Sistem On-Site Kawasan 9 65 naik,99% - Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Drainase Perkotaan Kab/Kota turun 0,69% - Jumlah Kab/Kota yang Telayani Infrastruktur Stasiun Antara dan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Kab/Kota 98 9 turun 6,% - Jumlah Kawasan yang Telayani Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/R Kawasan 74 0 naik,89% Pembinaan kemampuan Pemda/PDAM PDAM 0 4 naik 0,9% Output penting : - Jumlah PDAM yang Memperoleh Pembinaan PDAM 0 4 naik 0,9% Pembangunan Rusunawa Twin Blok 65 5 turun 8,46% Output penting : - Jumlah Satuan Unit Hunian Rumah Susun yang Terbangun Beserta Infrastruktur Pendukungnya Twin Blok 65 5 turun 8,46% Revitalisasi kawasan permukiman dan penataan bangunan Kawasan 4 74 naik 79, Output penting : - Jumlah Kawasan yang Tertata Bangunan dan Lingkungannya Kawasan 4 74 naik 79, - Jumlah Kab/Kota Mendapatkan Pengembangan Bangunan Gedung Negara/Bersejarah Kab/Kota 44 turun 86,4% Peningkatan infrastruktur permukiman perdesaan/kumuh/nelayan Desa turun, Output penting : Berikut ini disajikan pembandingan capaian indikator kinerja dengan tahun sebelumnya. Tabel. Pembandingan Capaian Indikator Kinerja dengan Tahun Sebelumnya - Jumlah Kel/Desa yang Mendapatkan Pendampingan Pemberdayaan Sosial (PKP/PNPM) Kel/Desa turun 0,05% - Jumlah Desa Tertinggal Terbangun Infrastruktur Permukiman Desa turun 4,6% Sumber : LAKIP Eselon II di Lingkungan Tahun 0 dan 0 Seperti terlihat pada Tabel. di atas terjadi kenaikan dan penurunan capaian target yang cukup bervariasi pada beberapa output. Selain itu, terdapat juga output yang capaian targetnya tetap. Kenaikan/penurunan ini disebabkan antara lain oleh:. Terjadi kenaikan capaian pada beberapa output antara lain disebabkan oleh: a. Pada output Infrastruktur Perdesaan terjadi kenaikan capaian karena setiap tahun jumlah desa sasaran bertambah sesuai dengan prioritas pembangunan yang diarahkan pada pembangunan infrastruktur perdesaan melalui pemberdayaan masyarakat perdesaan dengan harapan peningkatan kesejahteraan masyarakat perdesaan. b. Adanya pemecahan jumlah kawasan yang terjadi karena kebutuhan daerah akan adanya sarana dan prasarana lingkungan permukiman.. Terjadi penurunan capaian pada beberapa output antara lain disebabkan oleh: a. Adanya kebijakan dari Kementerian Keuangan untuk melakukan penghematan anggaran terhadap belanja barang dan modal di masingmasing satuan kerja. Hal ini berpengaruh terhadap capaian output. III-5

58 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 b. Adanya kegiatan yang tidak terlaksana pembangunan fisiknya seperti Pembangunan Stasiun Pompa Hailai Marina Ancol di Provinsi DKI Jakarta Peningkatan jumlah pelayanan air minum Liter/det 8,099,576 5,745 6,96 4,77 lebih 668 Output penting : IKK kurang 09 - Jumlah Kawasan MBR yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Kawasan lebih 88 - Jumlah IKK yang Terlayani Infrastruktur Air Minum IKK kurang96 - Jumlah Desa yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Desa 4,768,807,8, 6,90 lebih 6 - Jumlah Kawasan Khusus yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Kawasan kurang 8 Peningkatan jumlah pelayanan sanitasi Kawasan ,0 lebih 478 Output penting : Kab/Kota kurang 4 - Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Air Limbah Dengan Sistem Off-Site dan Sistem On-Site Kawasan lebih 56 - Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Drainase Perkotaan Kab/Kota kurang 5 - Jumlah Kab/Kota yang Telayani Infrastruktur Stasiun Antara dan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Kab/Kota kurang 6 - Jumlah Kawasan yang Telayani Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/R Kawasan kurang 7 Pembinaan kemampuan Pemda/PDAM PDAM lebih 0 Output penting : - Jumlah PDAM yang Memperoleh Pembinaan PDAM lebih 0 Pembangunan Rusunawa Twin Blok kurang 9 Output penting : - Jumlah Satuan Unit Hunian Rumah Susun yang Terbangun Beserta Infrastruktur Pendukungnya Twin Blok kurang 9 Revitalisasi kawasan permukiman dan penataan bangunan Kawasan lebih 4 Output penting : - Jumlah Kawasan yang Tertata Bangunan dan Lingkungannya Kawasan lebih-4 - Jumlah Kab/Kota Mendapatkan Pengembangan Bangunan Gedung Negara/Bersejarah Kab/Kota lebih 5 Peningkatan infrastruktur permukiman perdesaan/kumuh/nelayan Desa 7,90 4,848 6,79 6,57 48,57 lebih 0 Output penting : Berikut ini disajikan pembandingan capaian indikator kinerja dengan target Renstra Tabel.4 Pembandingan Capaian Indikator Kinerja dengan Target Renstra INDIKATOR KINERJA OUTCOME/IKU TARGET RENSTRA REALISASI - Jumlah Kel/Desa yang Mendapatkan Pendampingan Pemberdayaan Sosial (PKP/PNPM) Kel/Desa,999 0,948 0,90 0,95,80 lebih Jumlah Desa Tertinggal Terbangun Infrastruktur Permukiman Desa,90,900 5,86 5,59 5,54 lebih64 TOTAL DEVIASI Sumber : Renstra dan LAKIP Eselon II di Lingkungan Tahun 00, 0 dan 0 Pada Tabel. di atas dapat dilihat pencapaian target Renstra pada tahun ketiga yaitu tahun 0. Dari tabel di atas dapat dilihat beberapa kondisi sebagai berikut:. Output yang telah tercapai 0 pada tahun 0 Pada output yang telah tercapai 0 pada tahun 0 maka dapat dikatakan bahwa secara kuantitatif target Renstra telah tercapai sehingga perlu dilakukan review terhadap capaian output ini. Kajian lebih mendalam perlu dilakukan untuk mengetahui apakah secara kualitatif capaian tersebut telah memenuhi tujuan dan sasaran kegiatan.. Output yang telah mencapai 6 target pada tahun 0 Pada output yang di tahun ketiga (0) dapat tercapai lebih dari 6, apabila di kemudian hari tidak terdapat kebijakan yang berubah secara signifikan maka output ini dapat diprediksi akan tercapai target lima tahunannya. III-6

59 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0. Output yang belum mencapai 6 target pada tahun 0 Pada output yang di tahun ketiga (0) belum mencapai 6 perlu dilakukan percepatan pelaksanaan pada tahun 0 ini. Apabila tidak dilakukan percepatan kemungkinan target Renstra pada output tersebut tidak akan tercapai. Berikut ini disajikan pembandingan capaian indikator kinerja dengan target RPJMN. Kegiatan meliputi (tiga) kegiatan prioritas yaitu Penanggulangan Kemiskinan, Kesehatan, dan Infrastruktur. Dalam rencana aksi bidang kesehatan disebutkan bahwa tema prioritas bidang kesehatan adalah penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak hanya kuratif, melalui peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan diantaranya dengan perluasan penyediaan air bersih, pengurangan wilayah kumuh sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan angka harapan hidup dari 70,7 tahun pada tahun 009 menjadi 7,0 tahun pada tahun 04, dan pencapaian keseluruhan sasaran Millennium Development Goals (MDGs) tahun 05. Hal ini dapat dilihat pada tabel. sebagai berikut: No % Terhadap Renstra DIPA RENCANA =(4+5+6) 8=(7:) Tabel.5 Pembandingan Capaian Indikator Kinerja dengan Target RPJMN Program/Kegiatan/Indikator Output Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Penyelenggaraaan Dalam Pengembangan Permukiman Jumlah kecamatan yang dilayani oleh infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial pemberdayaan masyarakat miskin perdesaan PISEW/RISE-prioritas 4) Jumlah desa tertinggal yang terbangun prasarana dan sarana lingkungan permukiman (pemberdayaan masyarakat miskin perdesaan PPIP-prioritas 4) Jumlah satuan unit hunian rumah susun yang terbangun dan infrastruktur pendukungnya (penanganan kumuh-prioritas 6) Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola investasi, Penyelenggaraan Serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Jumlah kawasan dan desa yang terfasilitasi pembangunan air minum (akses air minum-prioritas ) Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Penyelenggaraaan Dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan Termasuk Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara Jumlah kelurahan/desa yang mendapatkan pendampingan pemberdayaan sosial (pemberdayaan masyarakat miskin perkotaan PKP-prioritas 4) Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Penyelenggaraaan Sanitasi Lingkungan (Air Limbah, Drainase) Serta Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi Persampahan Jumlah kawasan dan desa yang terfasilitasi pembangunan sanitasi, al. air limbah, persampahan, dan drainase (akses sanitasi-prioritas ) Pembangunan prasarana dan sarana air limbah dengan sistem on-site kab/kota (akses sanitasiprioritas 4) SATUAN OUTPUT Kecamatan Desa,900 5,86 5,59 5,54 6% 6,640,000 8,80,90 unit / twin block % unit 50 Kawasan/Desa 60 kawasan /.807 desa Capaian 598 kawasan /.8 desa 77 kawasan/.4 desa.60 Kawasan/ 6.9 desa 787 kawasan /.685 desa 44 kawasan /.6 desa RPJMN kawasan / desa RENSTRA kws MBR, desa,45 kws khusus Desa 0,948 0,948 0,948 0,948 0,948 0,948,948 0,948 Kawasan drainase 64 kab/kota, TPA 5 kab/kota, R 5 kawasan Kab/Kota ,89 Sumber : RPJMN dan LAKIP Eselon II di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 00, 0 dan 0 Dalam rencana aksi bidang penanggulangan kemiskinan disebutkan bahwa tema prioritas bidang penanggulangan kemiskinan adalah penurunan tingkat kemiskinan absolut dari 4,% pada 009 menjadi 8- pada 04 dan perbaikan distribusi pendapatan dengan pelindungan sosial yang berbasis III-7

60 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 keluarga, pemberdayaan masyarakat dan perluasan kesempatan ekonomi masyarakat yang berpendapatan rendah. Dalam rencana aksi bidang infrastruktur disebutkan bahwa tema prioritas bidang infrastruktur adalah pembangunan infrastruktur nasional yang memiliki daya dukung dan daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkeadilan dan mengutamakan kepentingan masyarakat umum di seluruh bagian negara kepulauan Republik Indonesia dengan mendorong partisipasi masyarakat. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Penyelenggaraan dalam Pengembangan Permukiman dilakukan (tiga) kegiatan besar yaitu RISE, PPIP, dan Rusunawa. Pada kegiatan RISE, antara target dan realisasi adalah sama yaitu 7 kecamatan. Kegiatan ini akan terus dilakukan pada kecamatan yang sama hanya saja berbeda lokasi desa sasarannya. Apabila tidak ada kebijakan yang berubah secara signifikan, target ini akan tercapai pada tahun 04. Pada kegiatan PPIP, realisasi sampai dengan tahun 0 sebesar 5.54 desa, sudah melebihi target pada RPJMN sebesar 8.80 desa. Pada tahun 0 dan 04 direncanakan masih akan dilaksanakan kegiatan tersebut untuk semakin memperluas jangkauan pembangunan infrastruktur yang diharapkan pada akhirnya dapat mengurangi angka kemiskinan. Pada kegiatan Rusunawa, realisasi sampai dengan tahun 0 sebesar 58 twinblock. Apabila tidak ada kebijakan yang berubah secara signifikan, target ini akan tercapai pada tahun 04. Pada kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, realisasi sampai dengan tahun 0 sudah melebihi target tahun 0 yang ada di dalam RPJMN bahkan sudah melebihi target sampai dengan tahun 04. Namun sampai dengan tahun 04 direncanakan tetap akan dilaksanakan kegiatan tersebut untuk semakin meningkatkan kualitas air minum dan pada akhirnya akan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Pada kegiatan Pengaturan, Pembinaan dan Pengawasan dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan termasuk Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara, serta Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Penataan Kawasan Lingkungan Permukiman, realisasi sampai dengan tahun 0 sudah melebihi target tahun 0 yang ada di dalam RPJMN bahkan sudah melebihi target sampai dengan tahun 04. Namun sampai dengan tahun 04 direncanakan tetap akan dilaksanakan kegiatan tersebut untuk semakin meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan pada akhirnya dapat mengurangi tingkat kemiskinan. Pada kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi serta Pengelolaan Pengembangan Infrastruktur Sanitasi dan Persampahan realisasi sampai dengan tahun 0 belum dapat memenuhi target yang ada pada RPJMN. Oleh karena itu, pada tahun 0 sudah direncanakan kegiatan untuk memenuhi target yang ada di RPJMN dan diharapkan pada tahun 04 target akan tercapai seluruhnya. III-8

61 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0.. EVALUASI DAN ANALISIS ANGGARAN Di dalam subbab evaluasi dan analisis anggaran disajikan rencana dan realisasi penyerapan pendanaan per output dan per kegiatan baik yang berasal dari DIPA maupun PHLN dan analisa tingkat pencapaiannya. a. RENCANA DAN REALISASI ANGGARAN. KEGIATAN PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENYELENGGARAAN DALAM PENGEMBANGAN PERMUKIMAN Pada tahun 0, Kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Penyelenggaraan dalam Pengembangan Permukiman didukung oleh dana sebesar Rp ,00 yang terdiri dari rupiah murni sebesar Rp ,00 dan PHLN sebesar Rp ,00. Dalam perjalanan tahun 0, terjadi penambahan alokasi dana yang cukup besar pada APBN-P yaitu sebesar Rp ,00 menjadi Rp ,00. Adapun realisasi keuangan dari kegiatan ini adalah sebesar Rp ,00 (6,47%) yang terdiri dari rupiah murni sebesar Rp ,00 dan PHLN sebesar ,00 dan realisasi fisik sebesar 44,06%.. KEGIATAN PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENYELENGGARAAN DALAM PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN TERMASUK PENGELOLAAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA Pada tahun 0, Kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Penyelenggaraan dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan termasuk Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara didukung oleh dana sebesar Rp ,00. Adapun realisasi keuangan dari kegiatan ini adalah sebesar Rp ,00 (97,5%) dan realisasi fisik sebesar 0,7%. Pada kegiatan ini terdapat tidak terserap sebesar Rp ,00 yang mencakup: dana penghematan sebesar Rp ,00, batal lelang sebesar Rp ,00, gagal leang dari dana SKPA sebesar Rp , dan dana swakelola.. KEGIATAN PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENYELENGGARAAN SANITASI LINGKUNGAN (AIR LIMBAH, DRAINASE) SERTA PENGEMBANGAN SUMBER PEMBIAYAAN DAN POLA INVESTASI PERSAMPAHAN Pada tahun 0, Kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Penyelenggaraan Sanitasi Lingkungan (Air Limbah, Drainase) serta Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi Persampahan didukung oleh dana sebesar Rp ,00 yang terdiri dari Rp ,00 dan PHLN sebesar Rp ,00. Selain itu, di luar DIPA Direktorat Pengembangan PLP yaitu pada DIPA Satker PIP di 4 kabupaten/kota di 5 (lima) provinsi terdapat dana PLN sebesar Rp ,00 yang digunakan untuk mendanai Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat Urban Sanitation and Rural Infrastructure III-9

62 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 (SPBM-USRI). Dalam perjalanan tahun 0 terjadi revisi DIPA sehingga alokasi dana untuk Direktorat PLP menjadi sebesar Rp ,00 yang terdiri dari rupiah murni sebesar Rp ,00 dan PHLN sebesar Rp ,00. Adapun realisasi keuangan dari kegiatan ini adalah sebesar Rp ,00 (75,68%) dan realisasi fisik sebesar 00,8. 4. KEGIATAN PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, PENGEMBANGAN SUMBER PEMBIAYAAN DAN POLA INVESTASI, DAN PENYELENGGARAAN SERTA PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM Pada tahun 0, Kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi dan Penyelenggaraan serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum didukung oleh dana sebesar Rp ,00. Dalam pelaksanaannya mengalami perubahan/revisi dengan penghematan dari belanja barang dan pemanfaatan sisa lelang pada belanja modal yang kemudian disesuaikan melalui APBN-P untuk kegiatan Optimalisasi pemanfaatan SPAM IKK sehingga pagu akhir menjadi sebesar Rp ,00. Adapun realisasi keuangan dari kegiatan ini adalah sebesar Rp ,00 (7,7%) dan realisasi fisik sebesar 08,%. 5. KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN INFRASTRUKTUR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA a. SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Pada awal tahun 0, Kegiatan Dukungan Manajemen dan Infrastruktur didukung oleh dana sebesar Rp ,00. Dalam perjalanan tahun 0 mengalami beberapa perubahan khususnya dalam alokasi dana melalui APBN-P sehingga total dana yang ada pada Kegiatan Dukungan Manajemen dan Infrastruktur menjadi sebesar Rp ,00. Adapun realisasi keuangan dari kegiatan ini adalah sebesar Rp ,00 (7,7%) dan realisasi fisik sebesar 98,%. b. BALAI PEMBINAAN TEKNIK AIR MINUM DAN SANITASI WILAYAH I Pada awal tahun 0, Kegiatan Dukungan Manajemen dan Infrastruktur yang dilaksanakan oleh Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah I didukung oleh dana sebesar Rp ,00. Dalam perjalananan tahun 0 mengalami perubahan dana karena ada revisi sehingga alokasi dana menjadi sebesar Rp ,00. Adapun realisasi keuangan dari kegiatan ini adalah sebesar Rp ,00 (88,87%) dan realisasi fisik sebesar 08,7%. III-0

63 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 c. BALAI PEMBINAAN TEKNIK AIR MINUM DAN SANITASI WILAYAH II Pada awal tahun 0, Kegiatan Dukungan Manajemen dan Infrastruktur yang dilaksanakan oleh Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II didukung oleh dana sebesar Rp ,00. Adapun realisasi keuangan dari kegiatan ini adalah sebesar Rp ,00 (9,79%) dan realisasi fisik sebesar KEGIATAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN, PROGRAM DAN ANGGARAN, KERJASAMA LUAR NEGERI, DATA INFORMASI SERTA EVALUASI KINERJA INFRASTRUKTUR BIDANG PERMUKIMAN Pada tahun 0, Kegiatan Penyusunan Kebijakan, Program dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data Informasi serta Evaluasi Kinerja Infrastruktur Bidang Permukiman didukung oleh dana sebesar Rp ,00. Dalam perjalanan tahun 0 mengalami perubahan dana karena ada revisi sehingga alokasi dana menjadi sebesar Rp ,00. Adapun realisasi keuangan dari kegiatan ini adalah sebesar Rp ,00 (85,8%) dan realisasi fisik sebesar KEGIATAN DUKUNGAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM, SANITASI, DAN PERSAMPAHAN Pada tahun 0, Kegiatan Dukungan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Sanitasi, dan Persampahan didukung oleh dana sebesar Rp ,00. Namun dalam perjalanan tahun 0 terjadi perubahan dana menjadi sebesar Rp ,00. Hal ini terjadi dikarenakan pemotongan untuk penghematan biaya perjalanan dinas dan pemblokiran dana pada belanja model untuk pembelian kendaraan roda empat. Adapun realisasi keuangan dari kegiatan ini adalah sebesar Rp ,00 (9,56%) dan realisasi fisik sebesar 0. b. EVALUASI DAN ANALISIS ANGGARAN Evaluasi dan analisis anggaran akan disajikan dengan menggunakan rumus yang ada di dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.0/0 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga. Di dalam peraturan ini, evaluasi kinerja diuraikan ke dalam (dua) aspek, yaitu:. Aspek Implementasi Evaluasi Kinerja atas aspek implementasi dilakukan dalam rangka menghasilkan informasi kinerja mengenai pelaksanaan kegiatan dan pencapaian keluaran (output). Data yang diperlukan dalam evaluasi kinerja atas aspek implementasi adalah: pagu anggaran, target volume keluaran (output), target indikator kinerja keluaran (output), rencana penarikan (penyerapan) dana, realisasi anggaran, realisasi volume keluaran (output) dan realisasi indikator kinerja keluaran (output). Indikator yang diukur dalam aspek implementasi meliputi: III-

64 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 a. Penyerapan anggaran b. Konsistensi antara perencanaan dan implementasi c. Pencapaian keluaran (output) d. Efisiensi. Aspek Manfaat Evaluasi Kinerja atas aspek manfaat dilakukan dalam rangka menghasilkan informasi mengenai perubahan yang terjadi dalam masyarakat dan/atau pemangku kepentingan sebagai penerima manfaat atas keluaran (output) yang telah dicapai. Data yang diperlukan dalam rangka evaluasi kinerja atas aspek manfaat meliputi: target indikator kinerja utama (IKU) dan realisasi indikator kinerja utama (IKU). Berikut ini akan disajikan evaluasi dan analisis anggaran di lingkungan berdasarkan peraturan tersebut. Menurut peraturan tersebut, nilai akhir evaluasi dari setiap Eselon II dan Unit Kerja Mandiri (UKM) diperoleh dari rata-rata penjumlahan aspek manfaat dan aspek implementasi. Namun dalam penerapannya di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya dilakukan sedikit perubahan dari peraturan tersebut. Jika semula pada peraturan tersebut, intepretasi atas nilai sangat baik adalah 9 < nilai = 0, maka pada penilaian yang diterapkan di lingkungan dilakukan penambahan ambang batas dari intepretasi atas nilai sangat baik menjadi >0. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya capaian-capaian baik output maupun outcome yang pencapaiannya di atas 0. Dengan menggunakan rentang penilaian sebagaimana terdapat pada peraturan tersebut, diperoleh nilai akhir evaluasi*) sebagaimana terlihat pada Tabel.6 berikut ini: Tabel.6 Hasil Evaluasi dan Analisis Anggaran Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.0/0 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga di Lingkungan NO DIREKTORAT NILAI KETERANGAN. Direktorat Pengembangan Permukiman 4.76 Sangat Baik. Direktorat Pengembangan Air Minum Sangat Baik. Direktorat Pengembangan PLP Sangat Baik 4. Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah I Sangat Baik 5. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan 00. Sangat Baik 6. Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 00. Sangat Baik 7. BPPSPAM 97.4 Sangat baik 8. Direktorat Bina Program Sangat Baik 9. Sekretariat 9.84 Sangat Baik Sumber : Hasil olahan Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.0/0 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan LAKIP Eselon II di Lingkungan III-

65 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 NO. *) Hasil perhitungan dan analisa setiap aspek evaluasi pada masing-masing Eselon II di lingkungan dapat dilihat pada Lampiran VII. Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa secara umum nilai evaluasi anggaran dari setiap Eselon II dan UKM adalah sangat baik, dimana Direktorat Pengembangan Permukiman memiliki nilai paling tinggi yaitu 40,69 dan Sekretariat memiliki nilai paling rendah yaitu 9,48. Beberapa catatan yang perlu disampaikan terhadap hasil evaluasi anggaran ini adalah bahwa: Tabel.7 Rincian Perhitungan dan Analisis Anggaran Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.0/0 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga di Lingkungan DIREKTORAT ASPEK IMPLEMENTASI ASPEK MANFAAT NILAI ASPEK IMPLE- MENTASI NILAI ASPEK EVALUASI P K PK NE CH ( I ) ( NK ). Direktorat Pengembangan 96, ,0 06,78 5,09,07 4,0 Permukiman. Direktorat Pengembangan Air Minum 97,90 95,6 06,77 7,64,6 94,04 06,86. Direktorat Pengembangan PLP 80,5 54,67 46, 4,50 0,00 4,5 06,05 4. Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah I 9, 4,0 97,70 69,80 95,9,08 00,95 5. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan 97,5 75,60 0,9 70,6 06,7 87,80 00, 6. Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II 95,9,8 00,00 8,4 00,00 00, 00, 7. BPPSPAM 98,47 90,89 00,00 79,9 00,00 9,7 97,4 8. Direktorat Bina Program 94,5 58,0 00,00 9,4 00,00 89,4 96,45 9. Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya 94,9 75, 96,99 6,6 00,00 75,50 9,84 Sumber : Hasil olahan Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.0/0 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan LAKIP Eselon II di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Dari hasil evaluasi anggaran ini diperoleh beberapa catatan sebagai berikut:. Nilai akhir evaluasi dipengaruhi beberapa hal, antara lain: a. Ketercapaian indikator outcome Pada Direktorat Pengembangan Permukiman dan Direktorat Pengembangan Air Minum, nilai akhir evaluasi sangat dipengaruhi oleh ketercapaian indikator outcome yang melebihi 0. III-

66 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 b. Ketercapaiam indikator output Pada Direktorat Pengembangan PLP, nilai akhir evaluasi sangat dipengaruhi oleh ketercapaian indikator output yang melebihi 0. c. Konsistensi antara perencanaan dan implementasi Pada Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah I nilai akhir evaluasi cukup tinggi dikarenakan faktor konsistensi antara perencanaan dan implementasi yang cukup besar yaitu 4,0 (dapat dilihat hasil perhitungan dan analisa pada Lampiran VII). Nilai ini dikarenakan ratarata hampir setiap bulan, Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah I dapat merealisasikan anggarannya melebihi rencana penyerapannya. Hal ini dapat dilihat khususnya pada Bulan Maret dan April, dimana prosentase penyerapan anggaran sangat besar yaitu sebesar 57,75% (Maret) dan 54% (April).. Efisiensi anggaran Terdapat beberapa kesimpulan terkait efisiensi anggaran sebagai berikut: a. Efisiensi anggaran tertinggi ada pada Direktorat Pengembangan Permukiman dengan nilai 0,56 sementara Seditjen memiliki efisiensi terendah dengan nilai 6,6. b. Berdasarkan analisa, efisiensi terbaik justru berasal dari Direktorat Air Minum. Hal ini dikarenakan direktorat tersebut dapat memaksimalkan anggaran untuk menghasilkan output diatas 0 (lihat hasil perhitungan pada lampiran). Tercatat, bahwa dengan menggunakan 85,9% anggaran di Direktorat Air Minum, terdapat enam 0utput yang pencapaiannya melebihi 0.. Pencapaian Keluaran (Output) Pencapaian Keluaran terbaik ada pada Direktorat Pengembangan Permukiman sebesar 44,06%. Hal ini dikarenakan adanya realisasi output PPIP sebesar 5,07%. Sementara Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya memiliki pencapaian keluaran sebesar 96,99%, dikarenakan terdapat output yang pencapaiannya hanya % yaitu output Laporan Penyelenggaraan Habitat. Hal ini terjadi karena dikarenakan ada (dua) output yang pencapaiannya di bawah 0 yaitu Prasarana dan Sarana Gedung, Kantor dan Peralatan (88,89%) serta Infrastruktur Tanggap Darurat/Cadangan Mendesak (96%). Output Prasarana dan Sarana Gedung, Kantor dan Peralatan tidak tercapai 0 karena terdapat (satu) paket kegiatan yaitu rehabilitasi gedung kantor Direktorat Jenderal Cipta Karya yang tidak dapat dilaksanakan karena gagal dalam lelang, sudah dilakukan lelang sebanyak (tiga) kali namun gagal dalam evaluasi. Output Infrastruktur Tanggap Darurat/Cadangan Mendesak tidak dapat tercapai 0 karena terdapat paket kegiatan yaitu pengadaan Photo Voltage yang tidak dapat dilaksanakan karena putus kontrak. III-4

67 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0.. HAL-HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN UNTUK PENINGKATAN KINERJA. Pengembangan basis data Data yang akurat dan terkini dapat memberikan dasar penyusunan program dan kegiatan yang tepat sasaran. Koordinasi dengan BPS Pusat maupun BPS di tingkat Kota/Kabupaten sebagai salah satu sumber data yang akurat di Indonesia perlu dilakukan. Sementara itu sistem manajamen data dan informasi juga perlu terus disempurnakan.. Percepatan Proses Pengadaan Penyebab terhambatnya pelaksanaan beberapa kegiatan adalah terkait dengan proses pengadaan penyedia jasa konsultansi atau konstruksi. Oleh karena itu, pada tahun anggaran yang akan datang, perlu dipercepat mulainya proses pengadaan penyedia jasa untuk menghindari tidak terlaksananya kegiatan.. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan di Daerah Keberhasilan pencapaian tujuan pengembangan permukiman sangat ditentukan oleh kemampuan instansi-instansi terkait dalam melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan. Pokjanis yang telah terbentuk pada saat penyusunan SPPIP dan RPKPP diharapkan selanjutnya dapat lebih berperan dan menjalankan fungsi koordinasi antar dinas teknis yang terlibat di dalamnya, sehingga tujuan pengembangan permukiman nasional dapat dicapai. 4. Persiapan Organisasi Pelaksana di Daerah Mengingat beberapa komponen kegiatan di dilaksanakan melalui mekanisme SKPA, pembentukan dan penetapan organisasi pelaksana di Daerah perlu disiapkan sejak awal tahun anggaran. Hal ini untuk menghindari keterlambatan penyerapan dana SKPA. 5. Peningkatan Kualitas Manajemen Kegiatan Penyiapan rencana penyerapan anggaran (Kurva S) pada tahap persiapan dan pengawasan secara ketat pada tahap pelaksanaan dengan mengacu pada jadwal pelaksanaan dan rencana penyerapan anggaran yang telah ditetapkan. 6. Kerjasama dengan Kementerian/Lembaga lain Sebagai contoh bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dalam penilaian Adipura sebagai trigger perubahan kepedulian pimpinan kabupaten/kota terhadap sanitasi 7. Pembinaan Teknik Dalam rangka peningkatan kinerja pegawai, perlu ditingkatkan kualitas pembinaan dan pelatihan sesuai dengan disiplin ilmu yang bersangkutan dan tupoksi masing-masing. Hal ini penting dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, skill, dan kinerja pegawai yang pada akhirnya menunjang peningkatan kualitas kinerja institusi. III-5

68 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0.4. PENGHARGAAN PIHAK KE- KEPADA UNIT ORGANISASI ESELON I. Penghargaan Ganesha Prajamanggala Bakti Utama dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Direktur Jenderal Cipta Karya (007-0), Budi Yuwono menerima Penghargaan Ganesha Prajamanggala Bakti Utama dari Institut Teknologi Bandung (ITB) karena baktinya di bidang sanitasi. Penghargaan tersebut diberikan saat sidang terbuka ITB dalam rangka Peringatan 9 tahun Pendidikan Teknik di Indonesia, Selasa, Juli 0 di Bandung, Jawa Barat. Foto.7. Sumber : Ikut Menyemarakkan MDGs Award 0, Kementerian Pekerjaan Umum turut serta menyemarakkan Millennium Development Goals (MDGs) Award 0. Acara yang berlangsung selama (dua) hari di Balai Kartini, Jakarta ini dibuka oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, pada Hari Selasa, Juli 0. Foto.8. Sumber : Dalam MDGs Award 0, turut serta dalam pameran yang menampilkan beberapa kebijakan dan juga dukungan infrastruktur dalam pencapaian target MDGs 05. Beberapa kebijakan yang dilakukan antara lain peningkatan akses prasarana dan sarana air limbah baik sistem on-site maupun off-site di perkotaan dan perdesaan, peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha di bidang air limbah, pengembangan perangkat peraturan perundangan dan sebagainya. Dukungan infrastruktur yang dipamerkan antara lain, PAMSIMAS Sumberagung Kudus, SPAM melalui Pipa Bawah Laut Giliketapang, Probolinggo, SPAM Pengolahan Air Laut Pulau Mandangin, Kab. Sampang, SPAM Tenaga Surya Gunung Kidul, IKK Grogol Jawa Tengah, IKK Dimembe Sulut, IKK Cipute Jawa Barat dan IKK Kayangan NTB. Direktur Jenderal Cipta Karya Budi Yuwono mengatakan, MDGs award ini merupakan ajang untuk memperkenalkan keterlibatan dalam pencapaian MDGs 05, yaitu dalam bidang sanitasi dan air minum. Target Direktorat Jenderal dalam bidang sanitasi adalah 6,7% dan dalam bidang air minum adalah 68,87%. III-6

69 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 PENUTUP BAB IV Pelaksanaan kegiatan pada tahun 0 tidak sepenuhnya memenuhi target yang ditetapkan. Dari alokasi dana sebagaimana tertera pada Penetapan Kinerja (PK) sebesar Rp ,00 pada akhir tahun anggaran terealisasi sebesar Rp ,00 (99,07%) dengan tingkat capaian fisik sebesar 06,87%. Adapun rincian capaian baik keuangan maupun fisik pada masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut:. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Penyelenggaraan dalam Pengembangan Permukiman dengan kinerja fisik 44,06% dan kinerja keuangan 96,85%.. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Penyelenggaraan dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan termasuk Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara dengan kinerja fisik 0,7% dan kinerja keuangan 97,5%.. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Penyelenggaraan Sanitasi Lingkungan (Air Limbah, Drainase) serta Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi Persampahan dengan kinerja fisik 00,8 dan kinerja keuangan 75,68%. 4. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, dan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum dengan kinerja fisik 08,% dan kinerja keuangan 97,4%. 5. Dukungan Manajemen Bidang Permukiman yang dilaksanakan oleh Sekretariat dengan pencapaian fisik 98,%, dan pencapaian kinerja keuangan 90,65% 6. Dukungan Manajemen Bidang Permukiman yang dilaksanakan oleh Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah I dengan pencapaian fisik 08,7%, dan pencapaian kinerja keuangan 9,% 7. Dukungan Manajemen Bidang Permukiman yang dilaksanakan oleh Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah II dengan pencapaian fisik 0, dan pencapaian kinerja keuangan 94,08% 8. Penyusunan Kebijakan, Program dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data Informasi serta Evaluasi Kinerja Infrastruktur Bidang Permukiman dengan kinerja fisik 0 dan kinerja keuangan 94,5%. 9. Dukungan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Sanitasi dan Persampahan dengan kinerja fisik 0 dan kinerja keuangan 98,47%. IV-

70 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 Rekomendasi dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun-tahun yang akan datang diuraikan sebagai berikut:. Pengembangan basis data Data yang akurat dan terkini dapat memberikan dasar penyusunan program dan kegiatan yang tepat sasaran. Koordinasi dengan BPS Pusat maupun BPS di tingkat Kota/Kabupaten sebagai salah satu sumber data yang akurat di Indonesia perlu dilakukan. Sementara itu sistem manajamen data dan informasi juga perlu terus disempurnakan.. Percepatan Proses Pengadaan Penyebab terhambatnya pelaksanaan beberapa kegiatan adalah terkait dengan proses pengadaan penyedia jasa konsultansi atau konstruksi. Oleh karena itu, pada tahun anggaran yang akan datang, perlu dipercepat mulainya proses pengadaan penyedia jasa untuk menghindari tidak terlaksananya kegiatan.. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan di Daerah Keberhasilan pencapaian tujuan pengembangan permukiman sangat ditentukan oleh kemampuan instansi-instansi terkait dalam melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan. Pokjanis yang telah terbentuk pada saat penyusunan SPPIP dan RPKPP diharapkan selanjutnya dapat lebih berperan dan menjalankan fungsi koordinasi antar dinas teknis yang terlibat di dalamnya, sehingga tujuan pengembangan permukiman nasional dapat dicapai. 4. Persiapan Organisasi Pelaksana di Daerah Mengingat beberapa komponen kegiatan di dilaksanakan melalui mekanisme SKPA, pembentukan dan penetapan organisasi pelaksana di Daerah perlu disiapkan sejak awal tahun anggaran. Hal ini untuk menghindari keterlambatan penyerapan dana SKPA. 5. Peningkatan Kualitas Manajemen Kegiatan Penyiapan rencana penyerapan anggaran (Kurva S) pada tahap persiapan dan pengawasan secara ketat pada tahap pelaksanaan dengan mengacu pada jadwal pelaksanaan dan rencana penyerapan anggaran yang telah ditetapkan. 6. Kerjasama dengan Kementerian/Lembaga lain Sebagai contoh bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dalam penilaian Adipura sebagai trigger perubahan kepedulian pimpinan kabupaten/kota terhadap sanitasi 7. Pembinaan Teknik Dalam rangka peningkatan kinerja pegawai, perlu ditingkatkan kualitas pembinaan dan pelatihan sesuai dengan disiplin ilmu yang bersangkutan dan tupoksi masing-masing. Hal ini penting dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, skill, dan kinerja pegawai yang pada akhirnya menunjang peningkatan kualitas kinerja institusi. IV-

71 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 L.I -

72 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 - L.I

73 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 Unit Organisasi Eselon I : Tahun Anggaran : Meningkatnya kualitas layanan air Peningkatan jumlah pelayanan air minum Liter/det - minum dan sanitasi permukiman IKK 86 perkotaan Output penting : SATUAN TARGET - Jumlah Kawasan MBR yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Kawasan 76 - Jumlah IKK yang Terlayani Infrastruktur Air Minum IKK 86 - Jumlah Desa yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Desa,65 - Jumlah Kawasan Khusus yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Kawasan 60 Peningkatan jumlah pelayanan sanitasi Kawasan Output penting : Kab/Kota 4 - Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Air Limbah Dengan Sistem Off-Site dan Sistem On-Site Kawasan 8 - Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Drainase Perkotaan Kab/Kota 49 - Jumlah Kab/Kota yang Telayani Infrastruktur Stasiun Antara dan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Kab/Kota 94 - Jumlah Kawasan yang Telayani Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/R Kawasan 94 Pembinaan kemampuan Pemda/PDAM PDAM 97 Output penting : - Jumlah PDAM yang Memperoleh Pembinaan PDAM 97 0 Meningkatnya kualitas kawasan Pembangunan Rusunawa Twin Blok 48 permukiman dan penataan ruang Output penting : - Jumlah Satuan Unit Hunian Rumah Susun yang Terbangun Beserta Infrastruktur Pendukungnya Twin Blok 48 Revitalisasi kawasan permukiman dan penataan bangunan Kawasan 45 Output penting : R E N C A N A K I N E R J A T A H U N A N NO SASARAN INDIKATOR KINERJA OUTCOME/IKU - Jumlah Kawasan yang Tertata Bangunan dan Lingkungannya Kawasan 45 - Jumlah Kab/Kota Mendapatkan Pengembangan Bangunan Gedung Negara/Bersejarah Kab/Kota 7 04 Meningkatnya kualitas infrastruktur Peningkatan infrastruktur permukiman perdesaan/kumuh/nelayan Desa 6,548 permukiman perdesaan/kumuh/ Output penting : nelayan dengan pola - Jumlah Kel/Desa yang Mendapatkan Pendampingan Pemberdayaan Sosial (PKP/PNPM) Kel/Desa 0,948 pemberdayaan masyarakat - Jumlah Desa Tertinggal Terbangun Infrastruktur Permukiman Desa 5,600 URAIAN L.II -

74 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 Unit Organisasi Eselon I : Tahun Anggaran : 0 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA OUTCOME/IKU Meningkatnya kualitas layanan air Peningkatan jumlah pelayanan air minum Liter/det 5,64 6,96.5 minum dan sanitasi permukiman IKK perkotaan Output penting : SATUAN TARGET - Jumlah Kawasan MBR yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Kawasan Jumlah IKK yang Terlayani Infrastruktur Air Minum IKK Jumlah Desa yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Desa,9, Jumlah Kawasan Khusus yang Terlayani Infrastruktur Air Minum Kawasan Peningkatan jumlah pelayanan sanitasi Kawasan Output penting : Kab/Kota Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Air Limbah Dengan Sistem Off-Site dan Sistem On-Site Kawasan Jumlah Kawasan yang Terlayani Infrastruktur Drainase Perkotaan Kab/Kota Jumlah Kab/Kota yang Telayani Infrastruktur Stasiun Antara dan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Kab/Kota Jumlah Kawasan yang Telayani Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/R Kawasan Pembinaan kemampuan Pemda/PDAM PDAM Output penting : - Jumlah PDAM yang Memperoleh Pembinaan PDAM Meningkatnya kualitas kawasan Pembangunan Rusunawa Twin Blok permukiman dan penataan ruang Output penting : - Jumlah Satuan Unit Hunian Rumah Susun yang Terbangun Beserta Infrastruktur Pendukungnya Twin Blok Revitalisasi kawasan permukiman dan penataan bangunan Kawasan Output penting : - Jumlah Kawasan yang Tertata Bangunan dan Lingkungannya Kawasan Jumlah Kab/Kota Mendapatkan Pengembangan Bangunan Gedung Negara/Bersejarah Kab/Kota Meningkatnya kualitas infrastruktur Peningkatan infrastruktur permukiman perdesaan/kumuh/nelayan Desa,599 6,57.46 permukiman perdesaan/kumuh/ Output penting : nelayan dengan pola - Jumlah Kel/Desa yang Mendapatkan Pendampingan Pemberdayaan Sosial (PKP/PNPM) Kel/Desa 0,999 0, pemberdayaan masyarakat - Jumlah Desa Tertinggal Terbangun Infrastruktur Permukiman Desa,600 5, URAIAN REALISASI L.III - %

75 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN (INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH) Peningkatan Jalan dan Saluran Pucel (PKA-P-05) Penyediaan PSD Kawasan Kumuh LOKASI: Kawasan Pucel, Provinsi Jawa Tengah LOKASI: Kawasan Kulisusu, Kabupaten Buton Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara KOORDINAT: Latitude 6 4' 4,65" Longitude 4',7" KOORDINAT: Latitude ' 8'' Longitude 09' 96'' 5 Meningkatkan kualitas jalan dari jalan tanah ke jalan dengan paving block agar jalan semakin nyaman dilalui. Memperbaiki jalan/jembatan kayu agar lebih nyaman dilalui. 5 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN PERMUKIMAN DAN PENATAAN RUANG Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN PERMUKIMAN DAN PENATAAN RUANG 0 0 L.IV. -

76 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN (INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH) Penyediaan Infrastruktur Peningkatan Permukiman Kumuh LOKASI: Kawasan Karang Rejo, Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Timur LOKASI: Kelurahan Selang, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi DIY KOORDINAT: Latitude 0 8' 5'' Longitude 7 4' 54'' KOORDINAT: Latitude 07 57' 80'' Longitude 0 7' 0'' Memperbaiki kondisi jalan lingkungan yang sudah rusak agar dapat dilalui dengan nyaman. 5 5 Memperbaiki kondisi jalan lingkungan yang sudah rusak agar dapat dilalui dengan nyaman. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN PERMUKIMAN DAN PENATAAN RUANG Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN PERMUKIMAN DAN PENATAAN RUANG 0 0 L.IV. -

77 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN (INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN RSH YANG MENINGKAT KUALITASNYA) Peningkatan Jalan Lingkungan LOKASI: Jl. Cimalaya Raya, Perumnas Suradita, Kelurahan Cisauk, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Pembangunan Jalan Poros Kawasan RSH LOKASI: Kabupaten Aceh Besar, Provinsi NAD KOORDINAT: Latitude 0 8' 5'' Longitude 7 4' 54'' KOORDINAT: Latitude 05 8' '' Longitude 095 ' 4'' 5 Meningkatkan kualitas jalan lingkungan yang sudah rusak agar dapat dilalui dengan nyaman. 5 Meningkatkan kualitas jalan lingkungan yang sudah rusak agar dapat dilalui dengan nyaman. 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN PERMUKIMAN DAN PENATAAN RUANG 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN PERMUKIMAN DAN PENATAAN RUANG L.IV. -

78 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA Pembangunan Rusunawa Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa LOKASI: Kawasan Keudah, Kota Banda Aceh, Provinsi NAD LOKASI: Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Provinsi DI. Yogyakarta KOORDINAT: Latitude 5 ' 4,05'' Longitude 95 8' 4,8'' Membangun rusunawa untuk masyarakat berpenghasilan rendah untuk mengurangi area kumuh di perkotaan Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN PERMUKIMAN DAN PENATAAN RUANG KOORDINAT: Latitude 7 44' 04'' Longitude 0 ' 4'' Membangun rusunawa untuk masyarakat berpenghasilan rendah untuk mengurangi area kumuh di perkotaan Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN PERMUKIMAN DAN PENATAAN RUANG L.IV. - 4

79 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN POTENSIAL YANG MENINGKAT KUALITASNYA Pembangunan Infrastruktur Kawasan Perdesaan Potensial Kegiatan Pengembangan Kawasan Agropolitan Pembangunan Jalan Jerambah Beton, Jalan Beton Paket III LOKASI: Kabupaten Pesisir selatan, Provinsi Sumatera Barat LOKASI: Kecamatan Kuala, Provinsi Jambi KOORDINAT: Latitude 00 ' 84'' Longitude 00 6' 5'' KOORDINAT: Latitude 0 0' '' Longitude 0 48' 4'' 5 Membangun talud di sepanjang sungai agar jalan di tepi sungai tidak longsor dan membahayakan pengguna jalan. Membangun jembatan beton untuk mengganti jembatan kayu agar lebih aman dalam menyeberangi sungai. 5 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 0 L.IV. - 5

80 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN RAWAN BENCANA Pembangunan Talud Pembangunan Jalan dan Saluran LOKASI: Kawasan Imogiri, Kecamatan Wukirsari Kabupaten Gunungkidul, Provinsi DI. Yogyakarta LOKASI: Kawasan Pariaman Utara, Kota Pariaman, Provinsi Jawa Barat KOORDINAT: Latitude 07 54' 57'' Longitude 0 5' 05'' KOORDINAT: Latitude 00 5' 5'' Longitude 00 06' 50'' 5 Membangun talud di sekitar permukiman agar tanah tidak mudah longsor dan membahayakan penduduk. Meningkatkan kualitas jalan sehingga lebih nyaman dan aman dilewati. 5 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 0 L.IV. - 6

81 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 Peningkatan Jalan Poros Desa Kawasan Pulau Kecil Terluar INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN DI PERBATASAN DAN PULAU KECIL TERLUAR LOKASI: Desa Padang, Kecamatan P. Mayakarimata, Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat KOORDINAT: Latitude -00 9' 4'' Longitude 08 5' 46'' Meningkatkan kualitas jalan agar kondisinya lebih baik sehingga dapat membuka akses ke desa. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KEGIATAN : Pembangunan Jalan Poros Desa dan Saluran LOKASI : Pulau Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku KOORDINAT : Latitude ' 8" Longitude +7 0' 5" MANFAAT : Meningkatkan kualitas jalan agar lebih nyaman dilewati. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT L.IV. - 7

82 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR PENDUKUNG KEGIATAN EKONOMI DAN SOSIAL (RISE) KEGIATAN : Masalle. Pembangunan Posyandu Anggrek LOKASI : Desa Tongkonan Basse, Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan KOORDINAT : Latitude -00 7' 5" Longitude +9 46' 07" MANFAAT : Membangun posyandu sebagai sarana kesehatan terutama bagi ibu hamil dan anak-anak. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KEGIATAN : Rehap Polindes LOKASI : Desa Melas, Kecamatan Dolat Rakyat, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara KOORDINAT : Latitude 0 0' 4'' Longitude 098 ' 0'' MANFAAT : Membangun polindes sebagai sarana kesehatan di perdesaan. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT L.IV. - 8

83 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR PENDUKUNG KEGIATAN EKONOMI DAN SOSIAL (RISE) Pembangunan Jalan Tanah Puru Paket II Pembangunan Tambatan Perahu Tumbali LOKASI: Desa Gunung Muda, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung LOKASI: Dusun Tumbali, Desa Labian, Kecamatan Batang Lupar, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat KOORDINAT: Latitude 0 40' 0'' Longitude 05 50' 54'' KOORDINAT: Latitude 00 05' 9'' Longitude 7' 5'' Memperbaiki kualitas jalan yang rusak agar lebih baik sehingga nyaman dilalui para pengendara kendaraan. 5 5 Membangun tambatan perahu untuk mewadahi kebutuhan penduduk yang menggunakan transportasi sungai. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 0 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT L.IV. - 9

84 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR PERDESAAN (PPIP) MCK (dua) unit Pembangunan Jalan 5 LOKASI: Dusun Simpang Tiga Desa Pl. Tongah, Kecamatan Benai, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau KOORDINAT: Latitude ' " Longitude +0 09' 00" Membangun MCK umum untuk mewadahi kebutuhan masyarakat akan adanya MCK. 5 LOKASI: Desa Bakalan, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah KOORDINAT: Latitude -06 0' 4'' Longitude 0' 0'' Memperbaiki kualitas jalan dari jalan berbatu ke jalan aspal agar lebih nyaman dilewati oleh pengendara. 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT L.IV. - 0

85 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR PERDESAAN (PPIP) Pembangunan Drainase, Talud, Jembatan, dan MCK Pembangunan jalan aspal (lapen) LOKASI: Desa Gunung Agung, Kecamatan Gunung Terang, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung LOKASI: Desa Tunge, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur KOORDINAT: Latitude 04 9' 47'' Longitude 05 00' 48'' KOORDINAT: Latitude ' 0'' Longitude 08' 9'' Membangun toilet umum di pasar untuk mewadahi kebutuhan akan toilet pengunjung pasar. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Meningkatkan kualitas jalan agar semakin nyaman dilalui pengguna jalan. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT L.IV. -

86 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 BANGUNAN GEDUNG DAN FASILITASNYA (AKSESIBILITAS BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN) Pembangunan Aksesibilitas Bangunan dan Lingkungan 5 0 KEGIATAN : Aksesibilitas Bangunan Gedung LOKASI : Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan KOORDINAT : Latitude ' 46" Longitude +0 0' 8" MANFAAT : Membuat toilet bagi diffable agar para diffable dapat menggunakan toilet sesuai dengan kondisi mereka. (diffable : penyandang cacat, wanita hamil, anak-anak, dan lansia). Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN DAN PENATAAN RUANG LOKASI: Puskesmas Teluk Dalam, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan KOORDINAT: Latitude -00 9' 07'' Longitude +4 4' 45'' Membuat ramp dilengkapi guiding block agar para diffable dapat dengan mudah memasuki gedung puskemas. (diffable : penyandang cacat, wanita hamil, anak-anak, dan lansia). Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN DAN PENATAAN RUANG 5 0 L.IV. -

87 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 BANGUNAN GEDUNG DAN FASILITASNYA (AKSESIBILITAS BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN) Aksesibilitas Bangunan Gedung LOKASI: Kabupaten Lombok Timur, Provinsi NTB KOORDINAT: Latitude ' 8'' Longitude 6 ' 4'' Pembuatan ramp dan guiding block untuk para diffable agar dapat menuju gedung dengan lebih mudah. (diffable : penyandang cacat, wanita hamil, anak-anak, dan lansia) Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN DAN PENATAAN RUANG KEGIATAN : Aksesibilitas Bangunan Gedung LOKASI : Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi KOORDINAT : Latitude 0 0' 58'' Longitude 0 07' 08'' MANFAAT : Membuat toilet bagi diffable agar para diffable dapat menggunakan toilet sesuai dengan kondisi mereka. (diffable : penyandang cacat, wanita hamil, anak-anak, dan lansia) Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN DAN PENATAAN RUANG L.IV. -

88 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 BANGUNAN GEDUNG DAN FASILITASNYA (PIPB) Pembangunan Penunjang Gedung PIPB Pengadaan Meubelair Gedung PIPB LOKASI: Provinsi Papua LOKASI: Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan KOORDINAT: Latitude -00 ' 59" Longitude +40 4' 06" KOORDINAT: Latitude ' 9" Longitude +9 0' " Merapikan tempat parkir kendaraan dengan pemasangan paving block. 5 5 Pengadaan meubelair untuk mendukung kinerja PIPB. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN DAN PENATAAN RUANG Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN DAN PENATAAN RUANG 0 0 L.IV. -

89 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN (SARANA DAN PRASARANA REVITALISASI KAWASAN (PRK)) Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Kawasan 5 0 KEGIATAN : Pembangunan PSD Revitalisasi Kawasan LOKASI : Kawasan Peunayong, Provinsi NAD KOORDINAT : Latitude 05 ' 7'' Longitude 095 9' 09'' MANFAAT : Menata jalur pedestrian agar lebih nyaman dilewati oleh para pejalan kaki. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN DAN PENATAAN RUANG LOKASI: Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara KOORDINAT: Latitude +00 9' 7" Longitude +4 50' 7" Menata jalur pedestrian agar lebih nyaman dilewati oleh para pejalan kaki. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN DAN PENATAAN RUANG 5 0 L.IV. - 4

90 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN (SARANA DAN PRASARANA REVITALISASI KAWASAN (PRK)) Pembangunan PSD Revitalisasi Kawasan Pembangunan PSD Revitalisasi Kawasan LOKASI: Kawasan Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau LOKASI: Kawasan Situ Panjalu, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat KOORDINAT: Latitude ' " Longitude +0 09' 00" KOORDINAT: Latitude 00 40' 58'' Longitude 00 ' 59'' 5 Menata plaza/area terbuka agar lebih nyaman dipergunakan untuk area rekreasi warga masyarakat. Membangun area berjualan dan menata kawasan agar pengunjung/peziarah di Kawasan Situ Panjalu semakin nyaman. 5 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN DAN PENATAAN RUANG Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN DAN PENATAAN RUANG 0 0 L.IV. - 5

91 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN (SARANA DAN PRASARANA PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)) Pembangunan PSD Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) LOKASI: Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat Pembangunan RTH LOKASI: Kawasan Taman Agro, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan KOORDINAT: Latitude 0 4' 58'' Longitude 09 57' 04'' KOORDINAT: Latitude -00 8' 9'' Longitude +4 6' 9'' Menata sarana prasarana di ruang terbuka hijau agar lebih nyaman dipergunakan sebagai ruang bersama. 5 5 Menata jalur pedestrian di area terbuka hijau agar lebih nyaman dilewati oleh para pejalan kaki. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN DAN PENATAAN RUANG Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN DAN PENATAAN RUANG 0 0 L.IV. - 6

92 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN (SARANA DAN PRASARANA PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)) Pembangunan PSD Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pembangunan PSD Ruang Terbuka Hijau (RTH) ' LOKASI: Kawasan Selagalas, Kota Mataram, Provinsi NTB LOKASI: Kawasan Ngalau, Provinsi Sumatera Barat KOORDINAT: Latitude ' 4'' Longitude 6 8' 44'' KOORDINAT: Latitude 00 5' 08'' Longitude 00 6' '' 5 Membangun gedung pertemuan di area terbuka hijau yang dapat dipergunakan sebagai ruang pertemuan warga masyarakat. Membangun area istirahat (gazebo dan tempat) duduk agar pengunjung semakin nyaman. 5 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN DAN PENATAAN RUANG Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN DAN PENATAAN RUANG 0 0 L.IV. - 7

93 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN (SARANA DAN PRASARANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN TRADISIONAL/BERSEJARAH) Pembangunan PSD Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/Bersejarah Pembangunan PSD Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/Bersejarah LOKASI: Kawasan Ulakan Tapakis, Provinsi Sumatera Barat LOKASI: Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali KOORDINAT: Latitude 00 40' 58'' Longitude 00 ' 59'' KOORDINAT: Latitude -008 ' 47 Longitude +5 08' 0" Membangun gapura selamat datang sebagai penanda/ identitas kawasasan tradisional. 5 5 Membangun jalur pedestrian agar dapat dilewati para pejalan kaki dengan nyaman. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN DAN PENATAAN RUANG Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN DAN PENATAAN RUANG 0 0 L.IV. - 8

94 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN (SARANA DAN PRASARANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN TRADISIONAL/BERSEJARAH) Pembangunan PSD Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/Bersejarah Pembangunan PSD Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/Bersejarah Goa Maria Sandurun LOKASI: Provinsi Maluku Utara LOKASI: Kabupaten Keerom, Provinsi Papua KOORDINAT: Latitude 00 50' 9'' Longitude 7 ' 08'' KOORDINAT: Latitude ' 75'' Longitude ' 76'' 5 Membangun gedung pertemuan untuk memfasilitasi kegiatan pertemuan warga masyarakat. Membangun talud di sekitar tempat ziarah Goa Maria untuk melindungi goa dari longsoran bukit di belakangnya. 5 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN DAN PENATAAN RUANG Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS KAWASAN DAN PENATAAN RUANG 0 L.IV. - 9

95 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 KESWADAYAAN MASYARAKAT (PKP) Pembangunan Infrastruktur Perkotaan Pembangunan Hidran Umum dan Talud LOKASI: Kelurahan Malango, Kabupaten Toraja Utara, Provinsi Sulawesi Selatan KOORDINAT: Latitude ' 0'' Longitude 9 54' 70'' Peningkatan kualitas jalan lingkungan dari jalan berbatu menjadi jalan rabat beton agar pemakai jalan semakin nyaman berkendara. 5 5 LOKASI: Desa Batumbulan Baru, Kecamatan Babussalam, Kabupaten Aceh Tenggara Provinsi NAD KOORDINAT: Latitude 5 07' 6'' Longitude 97 79' 89'' Pembangunan hidran umum untuk menyediakan air bersih bagi warga masyarakat yang tidak mempunyai sumur. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 0 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT L.IV. - 0

96 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 KESWADAYAAN MASYARAKAT (PKP) PKP Paud, Drainase LKM Tagarso Pembangunan Posyandu, Betonisasi Jalan dan Kirmir LOKASI: Kelurahan Tanah Garam, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok, Provinsi Sumatera Barat LOKASI: Desa Ciamis, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat KOORDINAT: Latitude 00 8' 8'' Longitude 0 47' '' KOORDINAT: Latitude ' 44'' Longitude 008 ' '' 5 Membangun PAUD sebagai sarana belajar dan bermain bagi anak-anak balita. Membangun Posyandu sebagai sarana kesehatan bagi masyarakat terutama ibu hamil dan anak-anak. 5 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 0 L.IV. -

97 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 KESWADAYAAN MASYARAKAT (BLM FISIK REGULER) Bantuan Langsung Masyarakat 5 0 KEGIATAN : Bantuan Langsung Masyarakat LOKASI : Kelurahan Ngadi, Kabupaten Tual, Provinsi Maluku KOORDINAT : Latitude 45' 4'' Longitude 005 4' 6'' MANFAAT : Membangun sumur umum untuk penyediaan air bersih bagi warga masyarakat. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 5 0 LOKASI: Desa Selo Martani, Kabupaten Sleman, Provinsi DI. Yogyakarta KOORDINAT: Latitude ' 55'' Longitude 0 40' 8'' Membangun jamban rumah tangga untuk mewadahi kebutuhan MCK di rumah yang belum memiliki jamban layak pakai. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT L.IV. -

98 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 KESWADAYAAN MASYARAKAT (BLM FISIK REGULER) Bantuan Langsung Masyarakat Bantuan Langsung Masyarakat LOKASI: Desa Bangunjiwo, Kabupaten Bantul, Provinsi DI. Yogyakarta LOKASI: Kelurahan Klitren, Kota Yogyakarta, Provinsi DI. Yogyakarta KOORDINAT: Latitude ' 8'' Longitude 0 5' '' KOORDINAT: Latitude ' 95' Longitude 0 ' '' Meningkatkan kualitas jalan tanah yang becek agar lebih baik sehingga lebih nyaman dan aman dilalui. 5 5 Memperbaiki rumah warga yang tidak layak huni agar menjadi lebih baik dan sehat sehingga lebih layak huni. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 0 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT L.IV. -

99 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 KESWADAYAAN MASYARAKAT (JRF) Bantuan Dana Rumah Program Rekompak JRF Bantuan Dana Lingkungan Pembangunan Rumah Tradisional LOKASI: Desa Kebon, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah LOKASI: Desa Jiwo Wetan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah Membangun kembali rumah warga yang terkena bencana gempa bumi DIY Jateng tahun 006 agar korban bencana gempa bumi dapat hidup dengan layak. 5 5 Membangun kembali rumah tradisional yang rusak akibat bencana gempa bumi agar dapat dihuni dengan layak dan nilai tradisional rumah adat tetap terjaga. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 0 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT L.IV. - 4

100 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 KESWADAYAAN MASYARAKAT (JRF) Bantuan Dana Lingkungan Program Rekompak JRF Bantuan Dana Lingkungan Program Rekompak JRF LOKASI: Desa Prawatan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah LOKASI: Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah Memperbaiki jembatan yang rusak karena gempa bumi DIY Jateng tahun 006 agar aman dilalui Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 5 5 Membangun MCK umum untuk mewadahi aktivitas mandi cuci kakus bagi warga masyarakat Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERDESAAN/ KUMUH/NELAYAN DENGAN POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 0 0 L.IV. - 5

101 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH (IPLT) Pembangunan PS Air Limbah Skala Kawasan Pembangunan PS Air Limbah Sistem Terpusat Kawasan Rusunawa LOKASI: Kota Dumai, Provinsi Riau LOKASI: Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara KOORDINAT: Latitude 0*9.80 Longitude 0*8.80 KOORDINAT: Latitude Longitude Membangun Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) untuk mengolah limbah agar tidak menyebabkan polusi bagi lingkungan. Membangun Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) untuk mengolah limbah agar tidak menyebabkan polusi bagi lingkungan. 5 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN 0 L.IV. -

102 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH (IPLT) Pembangunan IPAL Skala Kawasan Pembangunan PS Air Limbah Skala Kawasan LOKASI: Kawasan Kayu Tiga, Kota Ambon, Provinsi Maluku LOKASI: RSH Kecamatan Mandau, Provinsi Riau KOORDINAT: Latitude S Longitude E 8.85 KOORDINAT: Latitude 06 5' 5'' Longitude 0 05' '' Membangun Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) untuk mengolah limbah agar tidak menyebabkan polusi bagi lingkungan. 5 5 Membangun Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) untuk mengolah limbah agar tidak menyebabkan polusi bagi lingkungan. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN 0 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN L.IV. -

103 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH (IPAL) Rehabilitasi IPLT 5 0 LOKASI: Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah KOORDINAT: Latitude Longitude Membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk mengolah limbah agar tidak menyebabkan polusi bagi lingkungan Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN Pembangunan IPAL Komunal LOKASI: Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan KOORDINAT: Latitude 0 9' 55'' Longitude 0 6' 7'' Membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk mengolah limbah agar tidak menyebabkan polusi bagi lingkungan Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN 5 0 L.IV. -

104 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR DRAINASE PERKOTAAN Pembangunan/Rehabilitasi Saluran Drainase 5 0 LOKASI: Kota Jayapura, Provinsi Papua KOORDINAT: Latitude Longitude Membangun saluran drainase untuk mengalirkan limpasan air dari badan jalan sehingga tidak menyebabkan genangan Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN 5 0 KEGIATAN : Pembangunan Saluran Drainase LOKASI : Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau KOORDINAT : Latitude Longitude MANFAAT : Membangun saluran drainase untuk mengalirkan limpasan air dari badan jalan sehingga tidak menyebabkan genangan Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN L.IV. - 4

105 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR DRAINASE PERKOTAAN Drainase Kota Banda Aceh Zona 5 LOKASI: Kota Banda Aceh, Provinsi NAD Pembangunan Drainase Primer LOKASI: Kawasan Antang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan KOORDINAT: Latitude 5 4' 44'' Longitude 95 0' 4'' KOORDINAT: Latitude ' 7" Longitude +9 9' 0" Membangun saluran drainase untuk mengalirkan limpasan air dari badan jalan sehingga tidak menyebabkan genangan. 5 5 Membangun saluran drainase untuk mengalirkan limpasan air dari badan jalan sehingga tidak menyebabkan genangan. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN 0 0 L.IV. - 5

106 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR TPA Peningkatan Kinerja TPA Kalianda Pembangunan TPA Sampah Kota Ternate Tahap II LOKASI: Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung LOKASI: Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara KOORDINAT: Latitude S 05 40,548 Longitude E 05 7, KOORDINAT: Latitude 0 5' '' Longitude 7 9' 40'' 5 Membangun infrastruktur TPA sebagai tempat pembuangan akhir sampah agar sampah dapat dikelola dengan baik sehingga tidak mengganggu lingkungan. Membangun infrastruktur TPA sebagai tempat pembuangan akhir sampah agar sampah dapat dikelola dengan baik sehingga tidak mengganggu lingkungan. 5 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN 0 L.IV. - 6

107 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR TPA Peningkatan Kinerja TPA Karanganyar Pembangunan TPA Sampah Prabumulih ' LOKASI: Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah LOKASI: Kota Prabumulih, Provinsi Sumatera Selatan KOORDINAT: Latitude 0 5' '' Longitude 7 9' 40'' KOORDINAT: Latitude 4' 84'' Longitude 04 0' 9'' Membangun infrastruktur TPA sebagai tempat pembuangan akhir sampah agar sampah dapat dikelola dengan baik sehingga tidak mengganggu lingkungan. 5 5 Membangun infrastruktur TPA sebagai tempat pembuangan akhir sampah agar sampah dapat dikelola dengan baik sehingga tidak mengganggu lingkungan. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN 0 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN L.IV. - 7

108 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR TPST/R ' Pembangunan PS Persampahan R Skala Kawasan LOKASI: Kawasan Sengkidu, Provinsi Bali Lanjutan Pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu R LOKASI: Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah KOORDINAT: Latitude 8 9' 55.4" Longitude 5 ' 9.65" KOORDINAT: Latitude 00*08, Longitude *48,4 5 Membangun infrastruktur TPST/R sebagai tempat mendaur ulang sampah agar sampah dapat dipergunakan kembali/bermanfaat. Membangun infrastruktur TPST/R sebagai tempat mendaur ulang sampah agar sampah dapat dipergunakan kembali/bermanfaat. 5 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN 0 L.IV. - 8

109 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR TPST/R ' Pembangunan PS Persampahan R Skala Kawasan LOKASI: Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung Pembangunan PS Terpadu R LOKASI: Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat KOORDINAT: Latitude -5 5' '' Longitude 04 44' 8'' KOORDINAT: Latitude ' 64'' Longitude 00 58' 59'' Membangun infrastruktur TPST/R sebagai tempat mendaur ulang sampah agar sampah dapat dipergunakan kembali/bermanfaat 5 5 Membangun infrastruktur TPST/R sebagai tempat mendaur ulang sampah agar sampah dapat dipergunakan kembali/bermanfaat Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN 0 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN L.IV. - 9

110 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 PENYELENGGARAAN SPAM TERFASILITASI Bantuan Program PDAM Bantuan Program PDAM LOKASI: Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur LOKASI: PDAM Way Rilau, Provinsi Lampung KOORDINAT: Latitude 0 54' '' Longitude 6 47' 4'' KOORDINAT: Latitude -005 ' 40'' Longitude 005 5' '' 5 Meningkatkan kinerja pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum pada PDAM dengan kondisi tidak sehat (kurang sehat dan sakit) Meningkatkan kinerja pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum pada PDAM dengan kondisi tidak sehat (kurang sehat dan sakit) 5 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN 0 0 L.IV.4 -

111 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM MBR Pembangunan SPAM Kawasan MBR IKK Biromaru Pemasangan Pipa PVC RRJ dan Accesories, Pembatas Jembatan Pipa, Crossing Jalan LOKASI: Kabupaten Sigi, Provinsi NAD LOKASI: Kecamatan Cikedal, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten KOORDINAT: Latitude ' 4'' Longitude 9 56' 0'' KOORDINAT: Latitude 6 60' 7'' Longitude 06 5' 78'' Menyediakan air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan Ibu Kota Kecamatan Bimomaru 5 5 Menyediakan air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Kecamatan Cikedal Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN 0 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN L.IV.4 -

112 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM MBR (KAWASAN KUMUH/NELAYAN) SPAM di Kawasan MBR 5 0 LOKASI: Kabupaten Labuhan Batu Utara, Provinsi Sumatera Utara KOORDINAT: Latitude 8 9' 5'' Longitude 4 8' 8'' Menyediakan air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh/ nelayan Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN KEGIATAN : Penyediaan P/S Air Minum Perdesaan LOKASI : Desa Burung Mandi, Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung KOORDINAT : Latitude ' 0" Longitude +08 4' " MANFAAT : Menyediakan air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh/ nelayan Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN 5 0 L.IV.4 -

113 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM MBR (OPTIMALISASI IKK) Optimalisasi IKK SPAM di Kawasan MBR IKK Ciwidey LOKASI: Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur LOKASI: Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa barat KOORDINAT: Latitude 8 9' 5'' Longitude 4 8' 8'' KOORDINAT: Latitude ' '' Longitude 07 7' 48'' 5 Menyediakan air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah melalui optimalisasi program IKK Menyediakan air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah melalui optimalisasi program IKK 5 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN 0 0 L.IV.4-4

114 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 PENGEMBANGAN SPAM IKK Pembangunan SPAM IKK Air Naningan SPAM IKK LOKASI: Kecamatan Air Naningan Provinsi Lampung LOKASI: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat KOORDINAT: Latitude ' 4'' Longitude 0094 ' 75'' KOORDINAT: Latitude 006 ' 6'' Longitude 06 50' 5'' 5 Mengembangkan Sistem Penyediaan Air Minum dan meningkatkan pelayanan di ibu kota kecamatan atau kawasan yang belum memiliki Sistem Penyediaan Air Minum Mengembangkan Sistem Penyediaan Air Minum dan meningkatkan pelayanan di ibu kota kecamatan atau kawasan yang belum memiliki Sistem Penyediaan Air Minum 5 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN 0 L.IV.4-5

115 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM PERDESAAN (PRO RAKYAT) Pembangunan SPAM Desa Pembangunan SPAM Perdesaan Pro Rakyat LOKASI: Desa Tobil, Kecamatan Togean, Provinsi Sulawesi Tengah LOKASI: Dusun Sumberan, Desa Tancep, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi DI. Yogyakarta KOORDINAT: Latitude ' '' Longitude 9 58' 5'' KOORDINAT: Latitude ' 6'' Longitude +0 40' '' Menyediakan air minum di desa miskin, rawan air, pesisir, dan desa terpencil melalui pola pemberdayaan masyarakat 5 5 Menyediakan air minum di desa miskin, rawan air, pesisir, dan desa terpencil melalui pola pemberdayaan masyarakat Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN 0 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN L.IV.4-6

116 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM PERDESAAN (PDT) SPAM Perdesaan Pengadaan dan Pemasangan HU kapasitas m³, Pemasangan Pipa HDPE dan Accessories LOKASI: Desa Penang, Kecamatan Botolinggo, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur LOKASI: Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten KOORDINAT: Latitude 8 9' 5'' Longitude 4 8' 8'' KOORDINAT: Latitude 65 65' 4'' Longitude 06 ' 55'' Menyediakan air minum di desa miskin, rawan air, pesisir, dan desa terpencil melalui pola pemberdayaan masyarakat 5 5 Menyediakan air minum di desa miskin, rawan air, pesisir, dan desa terpencil melalui pola pemberdayaan masyarakat Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN 0 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN L.IV.4-7

117 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM PERDESAAN (ESDM) SPAM Perdesaan Mendukung ESDM SPAM Perdesaan ' LOKASI: Desa Gunung Endut, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat LOKASI: Desa Sambitan, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur KOORDINAT: Latitude ' '' Longitude 06 8' 54'' KOORDINAT: Latitude 8 9' 5'' Longitude 4 8' 8'' 5 Menyediakan air minum di desa miskin, rawan air, pesisir, dan desa terpencil melalui pola pemberdayaan masyarakat Menyediakan air minum di desa miskin, rawan air, pesisir, dan desa terpencil melalui pola pemberdayaan masyarakat 5 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN 0 L.IV.4-8

118 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM PERDESAAN (RAWAN AIR/PESISIR/TERPENCIL) SPAM Perdesaan Pembangunan SPAM Perdesaan (KP AM -0) LOKASI: Kelurahan Buru, Kecamatan Buru, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepuluan Riau LOKASI: Dusun Kaliapak, Desa Banjarsari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo KOORDINAT: Latitude 00 5' 9'' Longitude 0 ' 0'' KOORDINAT: Latitude ' 7'' Longitude +0 9' 7'' Menyediakan air minum di desa miskin, rawan air, pesisir, dan desa terpencil melalui pola pemberdayaan masyarakat 5 5 Menyediakan air minum di desa miskin, rawan air, pesisir, dan desa terpencil melalui pola pemberdayaan masyarakat Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN 0 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN L.IV.4-9

119 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM PERDESAAN (PAMSIMAS) Sumur Bor Dangkal Unit Pembangunan sarana air minum LOKASI: Desa Pematang, Kecamatan Batang Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau LOKASI: Desa Candirejo, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah KOORDINAT: Latitude 00 5' 9'' Longitude 0 ' 0'' KOORDINAT: Latitude ' '' Longitude ' 0'' Menyediakan prasarana dan sarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat 5 5 Menyediakan prasarana dan sarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN 0 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN L.IV.4-0

120 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM KAWASAN KHUSUS (KAPET) SPAM Desa Lengkap dengan Broncaptering Sistem Grafitasi Pembangunan SPAM LOKASI: Desa Binjai, Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat LOKASI: Desa Teor, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku KOORDINAT: Latitude 0 4' 04'' Longitude 0' 8'' KOORDINAT: Latitude ' 40'' Longitude + 44' '' 5 Mengembangkan Sistem Penyediaan Air Minum dan meningkatkan pelayanan di kawasan khusus (KAPET) Mengembangkan Sistem Penyediaan Air Minum dan meningkatkan pelayanan di kawasan khusus (KAPET) 5 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN 0 L.IV.4 -

121 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM KAWASAN KHUSUS (PPI) Pengadaan dan Pemasangan HU, Pemasangan Pipa PVC RRJ dan Accounting, Crosing Jalan KEGIATAN : SPAM Khusus (PPI) LOKASI : PPI Prigi, PPN Prigi Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur KOORDINAT : Latitude 08 7' 4'' Longitude 4' 96'' MANFAAT : Mengembangkan Sistem Penyediaan Air Minum dan meningkatkan pelayanan di kawasan khusus (PPI) 5 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN LOKASI: TPI Anyar, Kabupaten Serang, Provinsi Banten KOORDINAT: Latitude ' 7'' Longitude +05 9' '' Mengembangkan Sistem Penyediaan Air Minum dan meningkatkan pelayanan di kawasan khusus (PPI) Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN 5 0 L.IV.4 -

122 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM KAWASAN KHUSUS (PPI) Pengadaan/Pemasangan Perpipaan HDPE Diameter 0-50 mm SPAM di Kawasan Pelabuhan Perikanan LOKASI: PPI Sambaliung, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur LOKASI: PPI Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau KOORDINAT: Latitude 0' 4'' Longitude 7 0' 5'' KOORDINAT: Latitude 0 0' 5'' Longitude 04 0' '' 5 Mengembangkan Sistem Penyediaan Air Minum dan meningkatkan pelayanan di kawasan khusus (PPI) Mengembangkan Sistem Penyediaan Air Minum dan meningkatkan pelayanan di kawasan khusus (PPI) 5 0 Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung sasaran: MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI PERMUKIMAN PERKOTAAN 0 L.IV.4 -

123 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 PETA SEBARAN LOKASI TAHUN 0 OUTPUT LAPORAN LAPORAN PEMBINAAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN SUBOUTPUT STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) (STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)) RI AU. K ab. Indragiri Hulu. K ab. Roka n Hilir BANGKA BELITUNG. Kab. Belitung Timur. K ab. Ba ng ka. K ab. Ba ng ka B arat KEPULAUAN RIAU. K ab. Lin gga. K ab. Ka rim un KALIMANTAN BARAT. K ab. Be ng kayan g. K ab. Sa mb as KALIMANTAN TENGAH. K ab. Ko tawa ring in Tim ur. K ab. Ba rito Se lata n KALIMANTAN TIMUR. Kota Bontang. K ab. Be ra u KALIMANTAN SELATAN. K ab. Ba njar. K ab. Hulu Sungai Utara SULAW E SI B ARAT. K ab. Polewali Mandar SULAW E SI S ELA TAN. K ab. Bo ne 0 SUMATERA UTARA. Kota Sibolga. K ab. Ka ro. Kota Pematangsiantar SULAWESI TENG AH. K ab. Toli-toli. K ab. D on gga la GOR ON TALO. K ab. Po hu wa to. K ab. Go ro nta lo Uta ra SULAW E SI UTARA. Kota Tomohon. Kab. Minahasa selatan. K ab. M in ah asa 4. Kota Kotamobagu AC EH. Kota Sabang. Kota Subulussalam SUMATERA BARAT. Kota Solok. Kota Sawahlunto JAMB I. K ab. Tan jung Jab un g B arat. K ab. Ba tan gh ari 4 4 BAN TEN. Kota Tangerang 4 DI Y. K ab. Ku lonp ro go 4 4 MALUKU UTARA. Kab. Halmahea Selatan. K ab. Halm ahe ra Uta ra 0 BEN GKU L U. K ab. Be ng kulu Ut ara SUMATERA SELATAN. Kota Lahat PAPU A. K ab. M im ika. K ab. M erau ke. K ab. N ab ire -0 LAM PU N G. K ab. La m pun g Te nga h. Kab. Tulang Bawang. K ab. La m pun g Tim ur 4. K ab. W ay Kan an JAW A B ARAT. K ab. Ka ra w ang. K ab. Be kasi. K ab. Bo go r 4. Kota Tasikmalaya JAW A TE NG AH. Kota Surakarta. K ab. Se ma rang. K ab. Ke nd al 4. Kota Pekalongan JAW A TIMUR. K ab. La m ong an. Kota Malang. Kota Kediri BAL I. K ab. Ba ng li. K ab. Je mb ra na. K ab. Bu lelen g NUSA TENGGARA BARAT. K ota Bim a. Kab. Lombok Tengah NUSA TENGGARA TIMUR. Kab. Timor Tengah Utara. K ab. Su mb a Tim ur SULAWESI TENG GARA. K ab. Ko na we. K ab. Bo mb an a. K ab. Ko laka 4. K ab. M una MAL U KU. K ota Tua l PAPUA BARAT. K ab. So ro ng. K ab. Fak-fa k L.V. - 40

124 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 00 PETA SEBARAN LOKASI TAHUN 0 OUTPUT LAPORAN PEMBINAAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN SUBOUTPUT LAPORAN RENCANA PEMBINAAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) (RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)) AC EH. Kota Langsa SUMATERA UTARA. K ab. Tapanuli Selatan. K ab. Deli Serdang KEPULAUAN RIAU. K ab. Bin tan KALIMANTAN TIMUR. Kota Tarakan SULAW E SI B ARAT. K ab. M ajen e BEN GKU L U. K ab. M uko-m uko SUMATERA SELATAN. K ota Lubuk Linggau. Kota Prabumulih BAN TEN. K ab. Pa nd egla ng JAW A B ARAT. K ab. Ba nd ung. Kota Sukabumi. Kota Cimahi JAW A TE NG AH. K ab. Kla ten. K ab. Su koh arjo. K ab. Ku du s 4. K ab. Je para JAW A TIMUR. K ab. Sid oarjo. K ab. Jo mb ang. K ab. Gresik SULAW E SI S ELA TAN. K ab. Taka lar. K ab. M aros. K ab. Ba rru 4. K ab. Sid ra p 5. Kota Pare -pare MAL U KU. Kab. Maluku Tengah PAPUA BARAT. Kota Sorong L.V. - 40

125 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 00 PETA SEBARAN LOKASI TAHUN 0 OUTPUT INFRASTRUKTUR KAWASAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN SUBOUTPUT INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH (INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH) SUMATERA UTARA. K ab. Tapanuli Selatan. Kota Medan. Kota Tebing Tinggi AC EH. K ab. Ace h Te ng ah. K ab. Ace h B arat. Kota Lhokseumawe RI AU. K ab. Ka mp ar. K ab. Be ng kalis. Kab Pelalawan 4. K ab. Ku an sin g 5. K ab. Ke pu la ua n M eran ti 6. Kota Pekanbaru 7. Kota Dumai KEPULAUAN RIAU. K ab. Bin tan. K ab. An am ba s. Kota Batam 4. Kota Tanjung Pinang KALIMANTAN TIMUR. K ab. Pa ser. Kota Samarinda. Kota Tarakan SULAW E SI B ARAT. K ab. M am uju. K ab. Polewali Mandar. K ab. M ajen e ( Kw sn) SULAWESI TENGAH. Kab. Banggai. Kab. Morowali. Kab. Parigi Moutong GORONTALO. Kab. Gorontalo. Kab. Pohuw ato. Kab. Gorontalo Utara SULAWESI TENG GARA. K ab. Ko laka. K ab. M una. K ab. Bu ton 4. K ab. Ko na we 5. Kab. Kolaka Utara 6. Kab. Buton Utara 7. Kota Kendari 8. Kota Bau-bau 9. Kota Kendari. K ab. Bo laan g M on go ndo w ( Kwsn ). K ab. Bo laan g M on go ndo w Se la tan ( K wsn ). Kab. Bolaang Mongondow Timur ( Kwsn) 4. Kab. Minahasa ( Kwsn ) 5. K ab. M in ah asa Sela tan ( K wsn ) 6. Kab. Minahasa Utara ( Kwsn) 7. K ota Bitu ng ( K wsn ) 8. K ota Ko tam ob ag u B arat (7 Kwsn ) 9. K ota Ko tam ob ag u Tim ur (5 K wsn ) 0. Ko ta K ota mo ba gu Utara ( Kwsn). Ko ta M an ad o ( Kw sn) 0 KALIMANTAN BARAT. K ab. Po ntia nak. K ab. Sin tan g. K ab. La nd ak 4. Kota Pontianak 4 KALIMANTAN TENGAH. K ab. Ko tawa ring in B arat. K ab. Ko tawa ring in Tim ur. Kota Palangkaraya MALUKU UTARA. K ab. Halm ahe ra Uta ra (4 K wsn ) MAL U KU. K ota Tua l. Kota Ambon SUMATERA BARAT. K ab. 50 Ko ta. Kab. Pasaman Barat. Kab. Padang Pariaman 4. Kota Payakumbuh JAMB I. Kab. Tanjabtim ( Kwsn). Kota Jambi. K ab. Bu ng o BEN GKU L U. Kota Bengkulu ( Kwsn) BANGKA BELITUNG. K ab. Ba ng ka. Kota Pangkalpinang KALIMANTAN SELATAN. K ab. Tan ah La ut. Kab. Tanah Bumbu SULAW E SI S ELA TAN. K ab. Go wa. K ab. M aros. Kota Makasar PAPUA BARAT. Kota Sorong 0 SUMATERA SELATAN. K ab. M ura E nim. K ab. La ha t. Kab. OKU Selatan 4. Kota Palembang ( Kwsn) PAPU A. Kota Merauke. K ab. Ya pen -0 LAM PU N G. K ab. La m pun g Te nga h. K ab. Tula ngb aw an g. K ab. Tan gg am us 4. K ota Ba nd ar La mp un g ( Kwsn) BAN TEN. K ab. Le ba k. Kota Cilegon JAW A B ARAT. K ab. Bo go r. K ab. Ba nd ung. Kota Banjar 4. Kota Bogor 5. Kota Bekasi 6. Kota Depok JAW A TE NG AH. K ab. C ila cap. K ab. Blo ra. K ab. Pa ti 4. Kota Tegal 5. Kota Semarang DI Y. K ab. Ku lonp ro go. K ab. Gu nun gkid ul. Kota Yogyakarta JAW A TIMUR. K ab. Tulu nga gu ng. K ab. Blita r. K ab. Bo jone go ro 4. K ab. Prob oling go 5. Kota Surabaya BAL I. K ab. Tab an an. K ab. Ba du ng. K ab. Klu ngku ng 4. Kota Denpasar NTB. Kab. Lombok Timur. K ab. Su mb aw a. Kota Mataram NTT. Kab. Flores Timur. K ab. Sikka. K ab. Su mb a Tim ur 4. Kota Kupang L.V. - 40

126 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 00 PETA SEBARAN LOKASI TAHUN 0 OUTPUT INFRASTRUKTUR INFRASTRUKTUR KAWASAN KAWASAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERKOTAAN SUBOUTPUT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN RSH YANG MENINGKAT KUALITASNYA (INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN RSH YANG MENINGKAT KUALITASNYA) RI AU. K ab. Ka mp ar ( Kw sn). K ab. Indragiri Hulu. K ota Pe kan baru ( Kwsn ) KALIMANTAN BARAT. K ab. Sa ng gau. K ab. Ke tap an g. K ab. La nd ak 4. K ab. Ku bu R aya 5. Kota Pontianak ( Kwsn ) KALIMANTAN TENGAH. K ab. Ko tawa ring in B arat. K ab. Ka pu as. Kota Palangkaraya KALIMANTAN TIMUR. Kab. Penajem Paser Utara. Kota Balikpapan. Kota Bontang SULAW E SI B ARAT. K ab. M am uju (4 Kw sn). K ab. Po lma n SULAW E SI TE N GAH. K ab. Ba ng gai. Kab. Tojo Una-Una SULAWESI TENG GARA. K ab. Ko na we. K ab. Bu ton. Kota Kendari GOR ON TALO. Kab. Bone Bolango. K ota Go ro nta lo ( Kwsn) 0 SUMATERA UTARA. K ab. Deli Serdang. K ab. Sa mo sir KEPULAUAN RIAU. K ota Ba tam ( Kw sn) SULAW E SI UTARA. K ab. M in ah asa. Kab. Minahasa Utara ( Kwsn). K ota M ana do (4 K wsn ) 4. Kota Bitung MALUKU UTARA. Kota Tidore Kepulauan 5 5 MAL U KU. Kab. Maluku Tengah. K ab. M aluku Ten gga ra B arat 6 0 AC EH. K ab. Ace h B esa r. K ab. Ace h J aya SUMATERA BARAT. K ab. D ha rm asra ya. Kota Pariaman JAMB I. K ab. M eran gin. K ota Ja mb i ( Kw sn) 5 4 BANGKA BELITUNG. K ab. Ba ng ka. K ab. Ba ng ka Te nga h KALIMANTAN SELATAN. K ab. Ba njar. Kota Banjarbaru 5 SULAW E SI S ELA TAN. K ab. M aros. K ota M akas ar ( K wsn ) BEN GKU L U. Kab. Bengkulu Selatan 4 SUMATERA SELATAN. K abupaten Musi Rawas. Kota Palembang ( Kwsn). K ota Pa ga r Alam 4. Kota Lubuklinggau PAPU A. K ab. Ja ya pu ra. K ab. M im ika PAPUA BARAT. K ab. M ano kw ari. K ab. R aja Am pat -0 LAM PU N G. K ab. La m pun g S elat an ( Kwsn). K ab. W ay Kan an. Kota Bandar Lampung BAN TEN. K ab. Tan ge ra ng. K ota Se ra ng ( K wsn ) JAW A B ARAT. K ab. Bo go r. K ab. Tasikm alaya. K ab. Ku ning an JAW A TE NG AH. K ab. Pu rb aling ga. K ab. Blo ra. Kota semarang DI Y. K ab. Ba ntu l. K ab. Sle ma n. K ab. Ku lonp ro go JAW A TIMUR. Kab. Sidoarjo ( Kwsn). K ab. Gresik ( Kw sn) BAL I. K ab. Tab an an. K ab. Bu lelen g NTB. Kab. Lombok Barat. Kota mataram NTT. Kab. Flores Timur. K ab. Su mb a B arat D aya L.V

127 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 RUSUNAWA PETA BESERTA SEBARAN INFRASTRUKTUR LOKASI OUTPUT RUSUNAWA PENDUKUNGNYA TAHUN NA D Ban da Aceh ( TB ) SUMATERA UTARA Med an ( TB) KEPULAUAN RIAU Bata m ( TB ) KALIMANTAN BARAT Pontianak ( TB) KALIMANTAN TIMUR Balikpapan ( TB) Tarakan ( TB ) SULAWESI TENG GARA Bau Bau ( TB) Kendari ( TB) SULAW E SI UTARA Bitung ( TB) JAW A B ARAT Cim ah i ( TB) Sukabumi ( TB ) Cirebon ( TB) JAW A TE NG AH Pem ala ng ( TB) Klaten ( TB) De ma k ( TB ) Cilacap ( TB) Te ga l ( TB) Rembang ( TB) Semarang ( TB) DI Y Slem an ( TB ) JAW A TIMUR Jombang ( TB) Lamongan ( TB) Mojo kerto ( TB ) Sidoarjo ( TB ) Gresik ( TB ) Surabaya ( TB) Kediri ( TB) NUSA TENGGARA BARAT Mataram ( TB) NUSA TENGGARA TIMUR Kup ang ( TB ) L.V

128 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 PETA SEBARAN LOKASI TAHUN 0 OUTPUT INFRASTRUKTUR INFRASTRUKTUR KAWASAN KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN SUBOUTPUT INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN POTENSIAL YANG MENINGKAT KUALITASNYA INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN POTENSIAL YANG MENINGKAT KUALITASNYA RI AU. K ab. Ka mp ar. K ab. Pe lalawan ( K wsn ) AC EH. K ab. Ace h B esa r. K ab. Ace h Ta mia ng KEPULAUAN RIAU. K ab. Bin tan ( K wsn ). K ab. Lin gga BANKA BELITUNG. K ab. Ba ng ka ( Kw sn). K ab. Ba ng ka S elata n KALIMANTAN BARAT. Kota Singkawang. K ab. Ke tap an g. K ab. Ku bu R aya KALIMANTAN TENGAH. K ab. Ko tawa ring in B arat. K ab. Ka ting an. Kab. Pulang Pisau KALIMANTAN TIMUR. K ab. Be ra u ( Kw sn). K ab. Ku tai Tim ur ( Kws n). K ab. Penajem Paser Utara SULAW E SI B ARAT. K ab. M am uju. K ab. M am asa. K ab. M ajen e SULAWESI TENG AH. K ab. D on gga la. K ab. Parigi Mountong. Kab. Tojo Una-Una GOR ON TALO. K ab. Go ro nta lo. K ab. Bo alem o. Kab. Bone Bolango. K ab.bo la an g M on gon do w ( Kwsn ). K ab.bo la an g M on gon do w Selatan ( Kwsn ). K ab.bo la an g M on gon do w Tim ur (4 Kwsn) 4. K ab.bo la an g M on gon do w Ut ara ( Kwsn) 5. Kab.Minahasa (4 Kwsn) 6. Kab.Minahasa Selatan ( Kwsn) 7. K ab.min aha sa Utara ( Kwsn) 8. K ota Ko tam ob ag u (4 Kwsn) 9. K ota Ko tam ob ag u S elat an ( 0 K wsn ) 0. Kota Kotamobagu Timur (6 Kwsn). Ko ta K ota mo ba gu Utara (5 Kwsn) 0 SULAWESI TENG GARA. K ab. Ko laka. Kab. Konawe Selatan. K ab. Bo mb an a 4 5 PAPUA BARAT. K ab. M ano kw ari. K ab. R aja Am pat. K ab. Ka ima na PAPU A. K ota Ja ya pu ra ( K wsn ). K ab. N ab ire ( Kw sn ). K ab. M im ika 0 SUMATERA UTARA. K ab. La ng kat. K ab. Deli Serdang. K ab. Ba tub ara 4. K ab. M eda n Utara SUMATERA BARAT. Kab. Pesisir Selatan. K ab. Ag am JAMB I. K ab. Ba tan gh ari. Kab. Muaro Jambi. K ab. Bu ng o KALIMANTAN SELATAN. K ab. Ba rito Ku ala. K ab. Tab alon g SULAW E SI S ELA TAN. K ab. Je nep on to. K ab. Sin ja i. K ab. Lu w u 4. K ab. Bo ne 4 4 MAL U KU. Kab. Maluku Tengah. Kab. Seram Bagian Barat 4-0 BEN GKU L U. Kab. Bengkulu Utara. K ab. M uko-m uko. Kab. Bengkulu Tengah MALUKU UTARA. K ab. Halm ahe ra S elata n. K ab. Halm ahe ra Tim ur SUMATERA SELATAN. K ab. M usi R aw as. K ab. OK U Tim ur. K ota Pa ga r Alam 4. Kab. Muara Beliti LAM PU N G. K ab. La m pun g S elat an. K ab. Pe saw aran. K ab. Pring sewu ( Kwsn) BAN TEN. K ab. Le ba k. K ab. Tan ge ra ng. K ab. Se ra ng JAW A B ARAT. K ab. Su kab um i. K ab. C ire bo n. K ab. Ka ra w ang JAW A TE NG AH. K ab. C ila cap. K ab. Pe kalon ga n DI Y. K ab. Ba ntu l. Kab. Gunung Kidul JAW A TIMUR. K ab. Po no ro go. K ab. M alan g. K ab. Ba nyuw a ngi BAL I. K ab. Ba ng li. K ab. Bu lelen g NTB. Kab. Lombok Timur. K ab. Su mb aw a. Kab. Sumbawa Barat 4. Kab. Lombok Utara NTT. K ab. Ku pa ng. K ab. Be lu. K ab. Su mb a B arat L.V

129 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 00 PETA SEBARAN LOKASI TAHUN 0 OUTPUT INFRASTRUKTUR KAWASAN KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN PERKOTAAN SUBOUTPUT INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN RAWAN BENCANA INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN RAWAN BENCANA SUMATERA UTARA. K ab. Tap an uli Se la tan ( K wsn ) PAPUA BARAT. K ab. Telu k W an dam a (4 Kw sn ) SUMATERA BARAT. K ab. So lok. K ab. Ag am. Kota Pariaman DI Y. K ab. Ba ntu l ( K wsn ). Kab. Gunung Kidul. K ab. Sle ma n ( Kw sn) L.V

130 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 PETA SEBARAN LOKASI TAHUN 0 OUTPUT INFRASTRUKTUR INFRASTRUKTUR KAWASAN KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN PERKOTAAN SUBOUTPUT INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERBATASAN DAN PULAU KECIL TERLUAR INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN DI PERBATASAN DAN PULAU KECIL TERLUAR KEPULAUAN RIAU. K ab. Ka rim un. K ab. N atu na KALIMANTAN BARAT. K ab. Sa mb as. K ab. Sin tan g. K ab. Ka pu as 4. K ab. Be ng kayan g 5. Kab. Kayong Utara KALIMANTAN TIMUR. K ab. Be ra u. K ab. N un ukan SULAW E SI UTARA. K ab. Ke p. San gihe ( K wsn ). K ab. Ke p. Sitaro ( Kw sn ) MALUKU UTARA. K ab. H alsel. K ab. P. Mo rota i ( Kw sn) PAPUA BARAT. K ab. R aja Am pat ( K wsn ) LAM PU N G. K ab. La m pun g S elatan NTT. K ab. Ku pa ng. K ab.be lu. K ab. Alo r 4. K ab. R ote N da o MAL U KU. M alu ku B arat Da ya ( Kw sn) PAPU A. K ab. Ke erom L.V

131 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 PETA SEBARAN LOKASI TAHUN 0 OUTPUT RISE / PISEW INFRASTRUKTUR PENDUKUNG KEGIATAN EKONOMI DAN SOSIAL (RISE) SU MATE RA U TAR A Lab uh an Batu (4 K ec) Sima lu ng un ( 0 K ec) Da iri (5 K ec) Karo (8 Kec) Lan gka t (9 K ec) Lab uh an Batu Uta ra (5 Ke c) Lab uh an Batu S elata n ( Kec) BAN GKA BE LITU N G Bangka (6 Kec) Belitung (4 Kec) Bangka Selatan (7 Kec) KAL IMA NTA N BAR AT Landak (6 Kec) Sintang (4 Kec) Kapuas Hulu (9 Kec) KAL IMA NTA N SEL ATAN Ta na h L aut (4 Ke c) Banjar (6 Kec) Hulu Sungai Selatan (4 Kec) Hu lu Su ng ai Ten ga h (4 K ec) Ta ba lo ng ( 0 K ec) SU LAW E SI B AR AT Mamuju (0 Kec) Mamuju Utara (8 Kec) JAMB I Mera ngin ( K ec) Mua ro Ja mb i (5 Ke c) BEN GKU L U Rejang Lebong (5 Kec) Kaur (5 Kec) Muk om uko ( 0 K ec) Leb on g (7 K ec) NU SA TEN GGA RA BAR A T Lombok Timur (5 Kec) Sumbawa (0 Kec) Bima ( 0 K ec) Sumbawa Barat (4 Kec) SU LAW E SI S ELA TAN Jeneponto (5 Kec) Sinjai (8 K ec) Bone ( Kec) Enrekang (4 Kec) L.V. - 9

132 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 00 PETA SEBARAN LOKASI TAHUN 0 OUTPUT PPIP INFRASTRUKTUR PERDESAAN (PPIP) 0 ) Prov. S um atera Uta ra (9 9) Re gula r (54 Desa ) Re gula r (6 Desa ) APBN -P (9 Desa) Prov. Kalimantan Barat (7) Re gula r (4 Desa ) Re gula r (0 Desa ) APBN -P (9 Desa ) Prov. Kalimantan Tengah (5) Re gula r (4 Desa ) Re gula r (4 De sa) APBN -P (8 7 Desa ) Prov. Kalimantan Timur (08) Re gula r ( Desa ) Re gula r (6 Desa ) APBN -P (7 0 Desa ) Prov. S ulawes i Barat (66 ) Re gula r (8 Desa ) Re gula r (0 Desa ) APBN -P ( 8 Desa ) Prov. G orontalo (7 ) Re gula r (4 Desa ) Re gula r (0 Desa ) APBN -P ( 8 Desa ) Prov. S ulawes i Utara (8 ) Re gula r (4 Desa ) Re gula r (56 Desa ) APBN -P (0 Desa) Prov. M alu ku Uta ra (9 ) Re gula r (0 Desa ) Re gula r (0 De sa) APBN -P (6 Desa ) 0 Prov. N A D (07 ) Re gula r (0 Desa ) Re gula r (6 Desa ) APBN -P (6 Desa ) Prov. Kalimantan Selatan (49 ) Re gula r (4 Desa ) Re gula r (4 Desa ) APBN -P ( Desa ) Prov. S ulawes i Tengah () Re gula r (6 Desa ) Re gula r (58 Desa ) APBN -P (8 Desa) Prov. M alu ku (9 ) Re gula r (6 Desa ) Re gula r ( Desa ) APBN -P (4 5 Desa ) 07 Prov. Kepulauan Riau (57) Re gula r (7 Desa ) Re gula r ( Desa ) APBN -P ( 8 Desa ) 57 Prov. Papua Barat (98 ) Re gula r (0 Desa ) Re gula r (6 De sa) APBN -P (6 Desa ) 99 Prov. R iau (47 ) Re gula r (0 De sa) Re gula r ( Desa ) APBN -P ( 5 Desa ) Prov. P ap ua (5 ) Re gula r (4 Desa ) Re gula r ( Desa ) APBN -P (9 8 Desa ) 0 Prov. S um atera B arat (9 ) Re gula r (48 Desa ) Re gula r ( Desa ) APBN -P ( Desa) Prov. J am bi (49 ) Re gula r (0 De sa) Re gula r (0 Desa ) APBN -P ( 9 Desa ) Prov. B en gkulu (4 ) Re gula r (8 Desa ) Re gula r (4 De sa) APBN -P ( Desa ) Prov. S um atera S elata n (7 8) Re gula r (0 De sa) Re gula r (0 Desa ) APBN -P (5 8 Desa ) Prov. Bangka Belitung (45 ) Re gula r (4 Desa ) Re gula r (6 De sa) APBN -P ( 5 Desa ) Prov. B ali (0 ) Re gula r (0 Desa ) Re gula r (8 Desa ) APBN -P (5 4 Desa ) Prov. S ulawes i Tenggara (07) Re gula r (6 Desa ) Re gula r ( Desa ) APBN -P (6 0 Desa ) -0 Prov. L am pu ng (0 4) Re gula r (0 De sa) Re gula r (85 Desa ) APBN -P (9 Desa) Prov. B an ten (76 ) Re gula r ( Desa ) Re gula r (0 Desa ) APBN -P (5 4 Desa ) Prov. J awa B arat (85 ) Re gula r (7 Desa ) Re gula r (45 Desa ) APBN -P (68 Desa) Prov. J awa Te nga h (6 09 ) Re gula r (0 De sa) Re gula r (4 8 De sa) APBN -P (59 Desa) Prov. D I Yogyakarta (86) Re gula r ( Desa ) Re gula r (65 Desa ) APBN -P (0 Desa) Prov. J awa Tim ur (6 ) Re gula r (96 Desa ) Re gula r (4 De sa) APBN -P (84 Desa) Prov. N TB (96) Re gula r (0 Desa ) Re gula r (8 Desa ) APBN -P (4 8 Desa ) Prov. N TT ( 0) Re gula r (6 Desa ) Re gula r (46 Desa ) APBN -P (8 Desa) Prov. S ulawes i Selatan (04) Re gula r (48 Desa ) Re gula r (65 Desa ) APBN -P (9 Desa) L.V

133 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 PERATURAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN PETA SEBARAN LOKASI OUTPUT PERATURAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (NSPK) TAHUN 0 (DRAFT NSPK DAERAH BIDANG PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RANPERDA BANGUNAN GEDUNG)) SUMATERA UTARA. kab. Serdang Bedagai. K ab. La bu ha n Ba tu Se la tan RI AU. K ab. R oka n H u lu. K ab. Indragiri Hulu KALIMANTAN TENGAH. K ab. Ka pu as KALIMANTAN SELATAN. K ab. ko tab aru KALIMANTAN TIMUR. K ab. Be ra u. K ab. Bu lung an BEN GKU L U. Kab. Bengkulu Selatan. K ab. Rejan g L eb on g. K ab. Ka ur 4. K ab. Le bo ng 7 SUMATERA SELATAN. K ab. Og an Kom e ring Ulu Tim ur. K ab. Em pa t L awan g -0 LAM PU N G. Kab. Tulang Bawang. K ab. M esuji BAN TEN. Kota Tangerang JAW A B ARAT. Kota Banjar. K ab. Su kab um i. K ab. C ianju r 4. K ab. M ajalen gka 5. K ab. In dram ayu 6. Kota Cimahi 7. Kota Bekasi JAW A TE NG AH. Kota Tegal SULAW E SI S ELA TAN. K ab. Taka lar. K ab. Lu w u U ta ra SULAWESI TENG GARA. K ab. W ak ato bi. Kab. Kolaka Utara PAPU A. K ab. Ja ya wijaya. K ab. M im ika L.V. - 40

134 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 00 BANGUNAN GEDUNG DAN FASILITASNYA (AKSESIBILITAS BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN) PETA SEBARAN LOKASI SUB OUTPUT AKSESIBILITAS BANGUNAN GEDUNG TAHUN NA D. K ota Ba nd a A ceh SUMATERA BARAT. K ab. Ag am JAMB I. K ab. Bu ng o SUMATERA SELATAN. Kota Palembang KEPULAUAN RIAU. K ab. Ka rim un KALIMANTAN BARAT. Kota Pontianak. Kota Singkawang KALIMANTAN TENGAH. K ab. Ba rito Timu r KALIMANTAN SELATAN. Kota Banjarmasin SULAW E SI S ELA TAN. K ab. Ba rru. K ab. W ajo. Kota Makasar BEN GKU L U. K ab. Se lum a BAN TEN. K ab. Pa nd egla ng JAW A B ARAT. K ab. Bo go r. K ab. C ire bo n. Kota Depok JAW A TE NG AH. K ab. Se ma rang. K ab. Ke nd al. Kota Pekalongan BAL I. K ab. Je mb ra na NTB. Kab. Lombok Timur NTT. K ab. En de MAL U KU. Kab. Maluku Tenggara PAPU A. Kota Jayapura L.V. - 40

135 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 BANGUNAN GEDUNG DAN FASILITASNYA (PIPB) PETA SEBARAN LOKASI SUB OUTPUT PIPB TAHUN NA D. K ota Ba nd a A ceh RI AU. Kota Pekanbaru BANGKA BELITUNG. K ota Pangkal Pinang KEPULAUAN RIAU. Kota Tanjung Pinang KALIMANTAN SELATAN. Kota Banjarbaru SULAW E SI B ARAT. Kota Mamuju SULAWESI TENG AH. K ota Pa lu SULAW E SI UTARA. Kota Manado MALUKU UTARA. Kota Ternate SUMATERA BARAT. Kota Padang BEN GKU L U. Kota Bengkulu -0 LAM PU N G. K ab. La m pun g S elatan BAN TEN. Kota Serang JAW A B ARAT. Kota Bandung JAW A TE NG AH. Kota Semarang DI Y. Kota Yogyakarta JAW A TIMUR. Kota Surabaya NTT. Kota Kupang MAL U KU. Kota Ambon PAPU A. Kota Jayapura L.V. - 40

136 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN (SARANA DAN PRASARANA REVITALISASI KAWASAN (PRK)) PETA SEBARAN LOKASI SUB OUTPUT SARANA DAN PRASARANA REVITALISASI KAWASAN TAHUN NA D. K ota Ba nd a A ceh ( Kw sn). Kota Lhokseumawe SUMATERA UTARA. K ab. La ng kat RI AU. K ab. Indragiri Hilir KEPULAUAN RIAU. K ab. Lin gga. Kota Batam KALIMANTAN BARAT. K ab. Ke tap an g. K ab. Se kad au SULAW E SI B ARAT. K ab. M am uju. K ab. M am asa SULAWESI TENG AH. K ab. Po so SULAW E SI UTARA. Kota Manado PAPUA BARAT. Kota Sorong PAPU A. K ab. M im ika. Kota Jayapura SUMATERA BARAT. Kota Padang BEN GKU L U. Kota Bengkulu LAM PU N G. Kab. Tulang Bawang BANTEN. Kab. Serang JAW A B ARAT. K ab. Ku ning an. K ab. C ire bo n. K ab. C iam is ( Kw sn ) 4. K ab. Ka ra w ang 5. Kota Tasikmalaya JAW A TE NG AH. K ab. Se ma rang ( K wsn ). Kota Semarang DI Y. K ab. Ku lonp ro go BALI. Kab. Badung. Kab. Klungkung NTB. Kab. Lombok Barat. K ab. Su mb aw a. Kota Mataram SULAWESI TENG GARA. K ab. Ko laka ( Kw sn). K ota Ke nd ari ( Kw sn ). K ota Ba u-ba u ( Kw sn) L.V

137 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN (SARANA DAN PRASARANA PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)) PETA SEBARAN LOKASI SUB OUTPUT SARANA DAN PRASARANA PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) TAHUN SUMATERA BARAT. K ab. Sijun jung. Kab. Tanah Datar. Kota Payakumbuh KALIMANTAN BARAT. Kab. Kayong Utara. Kota Pontianak KALIMANTAN TENGAH. K ab. Ka ting an KALIMANTAN SELATAN Kab. Ba njar Kota Banjarmasin ( Kwsn ) SULAW E SI B ARAT. Kab. Mamuju Utara. K ab. M ajen e SULAW E SI S ELA TAN. Kab. Sidendreng Rappang. K ab. Pin ra ng. K ab. M aros 4. K ota M akas ar ( K wsn ) SULAWESI TENG AH. K ab. Parigi Moutong GOR ON TALO. Kab. Bone Bolango. K ab. Go ro nta lo U ta ra MALUKU UTARA. Kota Ternate 0 0 SUMATERA SELATAN. Kab. Ogan Komering Ulu. K ota Lubuk Linggau LAM PU N G. K ab. La m pun g S elat an BAN TEN. Kota Serang JAW A B ARAT. K ab. Ba nd ung. K ab. Ku ning an. Kota Bandung JAW A TE NG AH. Kota Semarang DI Y. K ab. Sle ma n BAL I. K ab. Je mb ra na. K ab. Gian yar. Kota Denpasar NTB. Kab. Lombok Timur. K ota M ata ra m ( Kw sn ) NTT. Kab. Timor Tengah Selatan SULAWESI TENG GARA. K ab. Ko laka. Kota kendari. K ota Ba u-ba u ( Kw sn) PAPU A. K ab. M erau ke. K ab. N ab ire L.V

138 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 KESWADAYAAN MASYARAKAT PKP (WILAYAH BARAT) PETA SEBARAN LOKASI OUTPUT KESWADAYAAN MASYARAKAT (PKP) WILAYAH BARAT TAHUN RIAU (4) Kab. Bengkalis (5) Kab. Indragiri Hilir (6) Kab. Kuantan Singingi () Kota Pekanbaru (58) Kota Dumai () 408 JAMBI (80) Kota Jambi (6) Kota Sungai Penuh (9) KEPULAUAN RIAU (09) Kab. Bintan (5) Kab. Karimun () Kota Batam (64) Kota Tanjung Pinang (8) 09 BANGKA BELITUNG (85) Kab. Bangka () Kab. Belitung () Kab. Bangka Barat (7) Kab. Belitung Timur (7) Kota Pangkal Pinang (6) SUMATERA SELATAN (07) Kab. Ogan Komering Ulu (5) Kab. Ogan Komering Ilir (5) Kab. Muara Enim (7) Kota Palembang (06) Kota Pagar Alam (5) Kota Lubuk Linggau (7) Kota Prabumulih (7) LAMPUNG (5) Kab. Lampung Utara () Kab. Pringsewu (0) Kota Bandar Lampung (98) Kota Metro () JAWA BARAT (699) Kab. Bogor (85) Kab. Sukabumi (58) Kab. Cianjur (5) Kab. Bandung (7) Kab. Garut (7) Kab. Tasikmalaya (5) Kab. Ciamis (9) Kab. Kuningan (4) Kab. Cirebon (95) Kab. Majalengka (57) Kab. Sumedang (8) Kab. Indramayu (5) Kab. Subang () Kab. Purwakarta (48) Kab. Karawang (67) Kab. Bekasi (60) Kab. Bandung Barat (44) Kota Bogor (68) Kota Sukabumi () Kota Bandung (5) Kota Cirebon () Kota Bekasi (56) Kota Depok (6) Kota Cimahi (5) Kota Tasikmalaya (69) Kota Banjar (4) JAWA TENGAH (00) Kab. Cilacap (5) Kab. Banyumas (85) Kab. Purbalingga (44) Kab. Banjarnegara () Kab. Kebumen (54) Kab. Purworejo (7) Kab. Wonosobo (0) Kab. Magelang (7) Kab. Boyolali (6) Kab. Klaten () Kab. Sukoharjo (8) Kab. Wonogiri (6) Kab. Karanganyar (5) Kab. Sragen (6) Kab. Grobogan (7) Kab. Blora (45) Kab. Rembang (54) Kab. Pati (0) Kab. Kudus (86) Kab. Jepara (86) Kab. Demak (9) Kab. Semarang () Kab. Temanggung (4) Kab. Kendal (57) Kab. Batang (9) Kab. Pekalongan (9) Kab. Pemalang (76) Kab. Tegal (6) Kab. Brebes (8) Kota Magelang (7) Kota Surakarta (5) Kota Salatiga () Kota Semarang (77) Kota Pekalongan (47) Kota Tegal (7) NAD (408) Kab. Aceh Selatan (5) Kab. Aceh Tenggara (7) Kab. Aceh Tengah (5) Kab. Aceh Barat (0) Kab. Aceh Besar () Kab. Pidie (5) Kab. Aceh Tamiang (5) Kota Banda Aceh (89) Kota Sabang (8) Kota Lhokseumawe (68) Kota Langsa (5) Kota Subulussalam (7) SUMATERA UTARA (6) Kab. Langkat (5) Kab. Karo () Kab. Deli Serdang (0) Kab. Simalungun (7) Kab. Asahan (5) Kab. Labuan Batu (9) Kab. Dairi () Kota Medan (49) Kota Pematang Siantar (4) Kota Sibolga (7) Kota Tanjung Balai () Kota Binjai (7) Kota Tebing Tinggi (5) Kota Padang Sidempuan (79) SUMATERA BARAT (7) Kab. Sawahluntosinjunjung (9) Kab. Padang Pariaman (0) Kab. Agam (7) Kab. Lima Puluh Koto (7) Kota Padang (04) Kota Solok () Kota Sawah Lunto (7) Kota Padang Panjang (6) Kota Bukittingi (4) Kota Payakumbuh (7) Kota Pariaman (7) BENGKULU () Kab. Bengkulu Selatan () Kab. Rejang Lebong (5) Kota Bengkulu (67) BANTEN (7) Kab. Pandeglang () Kab. Lebak (5) Kab. Tangerang (96) Kota Tangerang (04) Kota Cilegon (4) Kota Serang (66) Kota Tangerang Selatan (5) DKI JAKARTA (66) Kab. Kepulauan Seribu (6) Kota Jakarta Pusat (44) Kota Jakarta Utara (4) Kota Jakarta Barat (56) Kota Jakarta Selatan (67) Kota Jakarta Timur (65) D.I. YOGYAKARTA (78) Kab. Kulon Progo (8) Kab. Bantul (50) Kab. Sleman (75) Kota Yogyakarta (45) JAWA TIMUR (865) Kab. Pacitan (5) Kab. Ponorogo (7) Kab. Trenggalek () Kab. Tulungagung (8) Kab. Blitar (7) Kab. Kediri (46) Kab. Malang (98) Kab. Lumajang () Kab. Jember (7) Kab. Banyuwangi (45) Kab. Bondowoso () Kab. Situbondo (0) Kab. Probolinggo (47) Kab. Pasuruan (9) Kab. Sidoarjo (9) Kab. Mojokerto (00) Kab. Jombang () Kab. Nganjuk (50) Kab. Madiun (4) Kab. Magetan (4) Kab. Bojonegoro (8) Kab. Tuban (7) Kab. Lamongan (7) Kab. Gresik (0) Kab. Bangkalan () Kab. Pamekasan (8) Kab. Sumenep () Kota Kediri (46) Kota Blitar () Kota Malang (57) Kota Probolinggo (9) Kota Pasuruan (4) Kota Mojokerto (8) Kota Madiun (7) Kota Surabaya (60) Kota Batu (4) L.V

139 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 KESWADAYAAN MASYARAKAT PKP (WILAYAH TIMUR) PETA SEBARAN LOKASI OUTPUT KESWADAYAAN MASYARAKAT (PKP) WILAYAH TIMUR TAHUN KALIMAN TAN BARAT (88) Kab. Sambas (8) Kab. Ketapang (9) Kab. Bengkayang (6) Kota Pontianak (9) Kota Singkawang (6) KALIMANTAN TENGAH (8) Kab. Kotawaringin Timur (8) Kota Palangkaraya (0) KALIMANTAN SELATAN (5) Kab. Tanah Laut (0) Kab. Kotabaru () Kab. Banjar (5) Kab. Barito Kuala (9) Kab. Hulu Sungai Selatan (8) Kab. Hulu Sungai Tengah (8) Kab. Hulu Sungai Utara (9) Kab. Tabalong (5) Kota Banjarmasin (50) Kota Banjar Baru (0) KALIMANTAN TIMUR (7) Kab. Paser (4) Kab. Kutai Kertanegara () Kab. Berau (6) Kab. Bulungan () Kab. Nunukan (8) Kab. Malinau (6) Kota Balikpapan (7) Kota Samarinda (5) Kota Tarakan (0) Kota Bontang (5) SULAWESI BARAT () Kab. Polewali Mandar (9) Kab. Majene (4) SULAWESI SELATAN () Kab. Selayar () Kab. Bulukumba (9) Kab. Bantaeng (9) Kab. Gowa (4) Kab. Sinjai (6) Kab. Bone (8) Kab. Maros (7) Kab. Wajo (6) Kab. Sidendreng Rappang () Kab. Pinrang (6) Kab. Toraja Utara (8) Kota Makasar (4) Kota Pare-Pare () Kota Palopo (48) SULAWESI TENGAH (55) Kab. Poso (4) Kab. Toli-Toli (8) Kota Palu (4) GORONTALO (7) Kab. Gorontalo () Kota Gorontalo (49) SULAWESI UTARA (97) Kab. Minahasa (4) Kab. Kepulauan Sangihe () Kab. Minahasa Utara (9) Kota Manado (87) Kota Bitung (69) Kota Tomohon (5) Kota Kotamobagu () BALI (0) Kab. Badung () Kab. Gianyar (7) Kab. Klungkung (0) Kab. Buleleng (9) Kota Denpasar (4) NTB (89) Kab. Lombok Barat (8) Kab. Lombok Tengah () Kab. Lombok Timur (44) Kab. Sumbaw a (6) Kota Mataram (50) Kota Bima (8) NTT (4) Kab. Timor Tengah Selatan () Kab. Belu (4) Kab. Sikka (7) Kab. Ende (5) Kab. Ngada (7) Kab. Manggarai () Kab. Sumba Timur (7) Kab. Sumba Barat () Kota Kupang (49) SULAWESI TENGGARA (7) Kab. Kolaka (4) Kab. Muna (8) Kota Kendari (64) Kota Bau-Bau (4) MALUKU (84) Kab. Maluku Tengah (5) Kota Ambon (50) Kota Tual (9) MALUKU UTARA (46) Kota Ternate (74) Kota Tidore Kepulauan (7) PAPUA BARAT () Kab. Manokwari (0) Kota Sorong () PAPUA (9) Kota Jayapura (9) L.V

140 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH DENGAN SISTEM TERPUSAT SKALA KOTA PETA SEBARAN LOKASI TAHUN 0 OUTPUT INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH, SUB OUTPUT INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH DENGAN SISTEM TERPUSAT SKALA KOTA SUMATERA UTARA. K ota M eda n (5 Kw sn) KALIMANTAN SELATAN. Kota Banjarmasin (4 Kwsn) SULAW E SI UTARA. Kota Manado JABOD ETA BEK. Jakarta Selatan JAW A B ARAT. Kota Bandung JAW A TE NG AH. Kota Surakarta DI Y. K ab. Ba ntu l ( K wsn ) BAL I. Kota Badung. Kota Denpasar L.V. - 40

141 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH DENGAN SISTEM SETEMPAT DAN SISTEM KOMUNAL PETA SEBARAN LOKASI TAHUN 0 OUTPUT INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH, SUB OUTPUT INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH DENGAN SISTEM SETEMPAT DAN KOMUNAL NA D. K ab. Ace h B esa r. K ab. Pid ie. K ab. Bireu en SUMATERA UTARA. K ab. Tob a S am osir ( K wsn ). K ota Tan jung Ba lai ( K wsn ). K ota M eda n ( Kw sn) 4. Kota Pematang Siantar RI AU. K ab. Be ng kalis. Kota Pekanbaru BANGKA BELITUNG. K ab. Be lit ung. K ab. Ba ng ka Te nga h KEPULAUAN RIAU. K ota Tan jung pina ng ( K wsn ) KALIMANTAN BARAT. Kota Pontianak. Kota Singkawang KALIMANTAN TENGAH. K ab. Ko tawa ring in B arat. K ab. Ko tawa ring in Tim ur. Kota Palangkaraya KALIMANTAN TIMUR. Kota Balikpapan ( Kwsn ). K ota Sa ma rin da ( Kwsn ) KALIMANTAN SELATAN. Kota Banjarmasin. K ab. Ba njar. K ab. Hulu Sungai Selatan 4. K ab. Ba rit o Ku ala ( Kw sn ) 5. Kab. Tanah Bumbu 6. K ab. Ko tab aru 7. K ab. Tan ah laut 8. Kota Tabalong 0 SULAWESI TENG AH. K ota Pa lu ( Kw sn) MALUKU UTARA. Kota Ternate 7 MAL U KU. K ota Am bo n ( Kw sn) 0 SUMATERA BARAT. Kab. Pesisir Selatan. Kab. Tanah Datar. Kota Padang 4. Kota Solok 5. K ab. Sijun jung 6. Kota Payakumbuh 7. Kota Pariaman SUMATERA SELATAN. K ab. Musi Banyuasin LAM PU N G. K ota Ba nd ar La mp un g ( Kwsn) BAN TEN. Kab. Tangerang ( Kwsn ). K ab. Se ra ng ( K wsn ) PAPU A. K ab. Ja ya pu ra. Kota Jayapura -0 JABOD ETA BEK. Kota Jakarta Utara. K ab. Be kasi d an Tang eran g (5 Kwsn) JAW A B ARAT. K ab. Su me da ng. K ab. In dram ayu. K ota Bo go r ( Kw sn) 4. Kota Cirebon 5. Kota Bekasi JAW A TE NG AH. K ab. Ke bu me n. K ab. Bo yolali. Kota Tegal JAW A TIMUR. K ab. Po no ro go. K ab. N ga wi BAL I. K ab. Tab an an. K ab. Klu ngku ng. K ab. Bu lelen g NTB. Kab. Lombok Tengah. Kota Mataram. Kab. Lombok Utara 4. Kab. Sumbawa Barat SULAW E SI B ARAT. K ab. M am uju SULAW E SI S ELA TAN. K ab. Ba rru. K ab. So pp eng. K ab. Pin ra ng ( Kw sn ) 4. Kota Makasar SULAWESI TENG GARA. K ota Ke nd ari ( Kw sn ). K ota ba u-ba u ( Kw sn). Kab. Konawe Selatan L.V. - 40

142 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 00 INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH SANIMAS/USRI PETA SEBARAN LOKASI TAHUN 0 OUTPUT INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH (SANIMAS / USRI) PROV S UL AW ES I S ELA TA N (4 0). Kota Makas ar (40) PROV. SULAWESI UTARA (6). Kota Manado (6) PR OV. JAW A TE NG AH (4 ). Kab. Cilacap (4). K ab. Banyumas (0). Kab. Purbalingga () 4. K ab. Ke bu me n (8 ) 5. Kab. Purworejo (6) 6. K ab. Kla ten (5) 7. K ab. Su koh arjo () 8. K ab. Srag en () 9. K ab. Blo ra () 0. Ka b. Re mb an g ( ). Kab. K udus (5 ). Kab. Jepara (4 ). Kab. B rebes (6) 4. Ko ta M ag elan g (6 ) 5. Ko ta S uraka rta (9) 6. Ko ta S em aran g ( ) 7. Ko ta P eka lo ng an ( 4) 8. Ko ta Te ga l ( 4) 4 46 PROV. DIY (46 ). K ab. Bantul (). K ab. Sle ma n ( ) 5 PROV. JAWA TIMUR (5 ). K ab. Blita r (6 ). K ab. M alan g ( ). Kab. Jombang ( ) 4. Kab. Bojonegoro (6) 5. Kab. Gresik (8) 6. K ota Kediri (9) 7. K ota Blita r (8 ) 8. K ota M alan g (4 ) 9. Kota Probolinggo (5 ) 0. Ko ta P asu ru an (6). Ko ta S urab aya ( 4). Ko ta B atu () L.V. - 40

143 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR DRAINASE PERKOTAAN PETA SEBARAN LOKASI OUTPUT INFRASTRUKTUR DRAINASE PERKOTAAN TAHUN AC EH. K ota Ba nd a A ceh RI AU. Kota Pekanbaru BANGKA BELITUNG. K ab. Ba ng ka B arat KEPULAUAN RIAU. Kota Batam KALIMANTAN BARAT. Kota Pontianak KALIMANTAN TENGAH. Kota Palangkaraya KALIMANTAN SELATAN. Kota Banjarmasin. Kota Banjarbaru SULAW E SI B ARAT. K ab. M am uju SULAW E SI S ELA TAN. K ab. Lu w u. Kota Makasar. Kota Palopo SULAWESI TENG AH. K ota Pa lu 0 GOR ON TALO. Kota Gorontalo MALUKU UTARA. Kab. Tidore Kepulauan MAL U KU. Kota Ambon 0 SUMATERA BARAT. Kota Padang. Kota Payakumbuh JAMB I. K ab. Ba tan gh ari. Kota Jambi BEN GKU L U. Kota Bengkulu 5 SUMATERA SELATAN. K ota M uara En im. Kota Palembang -0 LAM PU N G. K ab. La m pun g Uta ra. Kota Bandar Lampung BAN TEN. Kota Serang JABOD ETA BEK. Jakarta Utara JAW A B ARAT. K ab. Su ba ng. Kota Bekasi. Kota Depok JAW A TE NG AH. Kota Semarang. K ab. Ke bu me n. Kota pekalongan DI Y. K ab. Sle ma n JAW A TIMUR. K ab. Po no ro go. K ab. N ga wi. K ab. Gresik 4. Kota Malang 5. Kota Surabaya BAL I. K ab. Ba du ng. Kota Denpasar NTB. Kota Mataram NTT. K ab. Su mb a Tim ur SULAW E SI TE NG GARA. Kota Kendari PAPUA BARAT. K ab. M ano kw ari PAPU A. Kota Jayapura L.V

144 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH PETA SEBARAN LOKASI TAHUN 0 OUTPUT INFRASTRUKTUR TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH (TPAS) NA D. K ab. Ace h S elatan. K ab. Ace h Te ng gara. K ab. Ace h B arat D aya RI AU. K ab. Pe lalaw an. K ab. Indragiri Hulu. Kab. Kuantan Singingi BANGKA BELITUNG. K ab. Be lit ung. K ab. Ba ng ka S elata n. K ab. Ba ng ka Te nga h 4. K ab. Ba ng ka B arat KALIMANTAN BARAT. K ab. Sa mb as KALIMANTAN TENGAH. K ab. Ko tawa ring in Tim ur. Kota Palangkaraya KALIMANTAN SELATAN. K ab. Ko tab aru. K ab. Ba rit o Ku ala. K ab. Tap in 4. K ab. Tab alon g KALIMANTAN TIMUR. K ab. Be ra u. K ab. N un ukan. Kota Balikpapan 4. Kota Samarinda SULAWESI TENG AH. K ab. Parigi Moutong GOR ON TALO. K ab. Po hu wa to. K ab. Go ro nta lo Uta ra 0 SULAW E SI UTARA. Kab. Minahasa Tenggara. K ab. Bo olan g M on go ndo w Utara. Kota Bitung 4 MALUKU UTARA. K ab. Halm ahe ra B arat. Kota Ternate. Kota Tidore Kepulauan 4 MAL U KU. Kab. Maluku Tenggara. K ab. Bu ru. Kota Ambon 0 4 SUMATERA BARAT. Kota Padang JAMB I. Kab. Muaro Jambi BEN GKU L U. K ab. Ka ur SUMATERA SELATAN. K ab. Musi Banyuasin. K ab. Ba nyua sin. K ab. Og an Ilir 4. K ota Lubuk Linggau 5. Kota Prabumulih LAM PU N G. K ab. La m pun g B arat. K ab. W ay Kan an BAN TEN. Kota Serang. Kota Tangerang Selatan JAW A B ARAT. K ab. Ba nd ung. K ab. In dram ayu. K ab. Su ba ng 4. Kab. Bandung Barat 5 4 KEPULAUAN RIAU. Kota Tanjung Pinang 4 JAW A TE NG AH. K ab. C ila cap. K ab. Ka ra ng an ya r. K ab. Tem an gg ung DI Y. Kab. Gunung Kidul 4 SULAW E SI B ARAT. K ab. M ajen e. K ab. M am asa JAW A TIMUR. Kota Blitar. K ab. Tub an BAL I. K ab. Gian yar. Kota Denpasar NTB. K ab. D om pu NTT. K ab. Su mb a Tim ur. K ab. Su mb a B arat D aya SULAW E SI S ELA TAN. K ab. Sin ja i. K ab. Ba rru. Kota Pare -pare PAPU A. K ab. M erau ke. K ab. M im ika PAPUA BARAT. K ab. M ano kw ari. K ab. R aja Am pat. K ab. Teluk Bintuni 4. K ab. Teluk W ondama SULAWESI TENG GARA. K ab. Ko laka. Kota Kendari L.V

145 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 INFRASTRUKTUR TEMPAT PENGOLAH SAMPAH TERPADU/R PETA SEBARAN LOKASI TAHUN 0 OUTPUT INFRASTRUKTUR TEMPAT PENGOLAH SAMPAH TERPADU (R) SUMATERA UTARA. K ab. Ka ro. K ab. Deli Serdang. K ab. Tob a S am osir 4. Kota Medan 5. Kota Tanjung Balai RI AU. K ab. In drag iri Hulu ( Kwsn ). Kota Pekanbaru KEPULAUAN RIAU. K ab. Lin gga. K ab. Ke pu la ua n A nam ba s. Kota Batam 4. Kota Tanjungpinang KALIMANTAN BARAT. Kota Pontianak. Kota Singkawang ( Kwsn) KALIMANTAN TIMUR. Kota Balikpapan ( Kwsn ). K ota Bo nta ng ( K wsn ) KALIMANTAN SELATAN. K ab. Ba njar. K ab. Ba rito Ku ala. Kab. Tanah Bumbu 4. Kota Banjarmasin 5. Kota Banjarbaru SULAW E SI B ARAT. K ab. M am uju ( Kw sn). K ab. M ajen e. K ab. Polewali Mandar 4. Kab. Mamuju Utara SULAWESI TENG AH. Kab. Tojo Una-Una 0 NA D. K ota Ba nd a A ceh SULAW E SI UTARA. K el. S iau Ta gu land an g B ia ro. Kota Bitung. ka b. Bo la an g M on gon do w Selat an 4. Kota Manado 4 MAL U KU. K ab. Bu rru 5 MALUKU UTARA. K ab. Halm ahe ra S elata n SUMATERA BARAT. K ab. So lok. Kab. Tanah Datar. K ab. Ag am 4. K ab. Pa sam an 5. Kab. Pesisir Selatan 6. Kota Padang 7. Kota Solok 8. K ab. Sijun jung 9. Kota Payakumbuh 6 7 BANGKA BELITUNG. Kota Pangkalpinang JAMB I. K ab. Ba tan gh ari. Kota jambi BEN GKU L U. Kab. Lebong SULAWESI TENG GARA. Kota Bau-bau. Kota Kendari SUMATERA SELATAN. Kab. Ogan Komering Ilir. K ab. Og an Ilir. K ab. Em pa t L awan g 4. Kota Palembang ( Kwsn) 5. K ota Lubuk Linggau LAM PU N G. Kab. Tulang Bawang. K ab. Tan gg am us JAW A B ARAT. K ab. Bo go r. K ab. Ku ning an. K ab. M ajalen gka 4. K ab. Su me da ng 5. K ab. In dram ayu 6. Kota Bogor 7. K ab. C ire bo n JAW A TE NG AH. K ab. C ila cap. ka b. Pu rb alingg a. ka b. Ku dus 4. ka b. Tem an ggu ng 5. ka b. Pe kalon gan 6. ka b. Pe ma la ng 7. kota Pekalongan DI Y. K ab. Sle ma n. K ab. Ba ntu l. K ab. Sle ma n 4. K ab. Ku lonp ro go 5. K ab. Gu nun gkid ul 6. P ro v. D IY JAW A TIMUR. K ab. Po no ro go. K ab. Prob oling go. K ab. Jo mb ang 4. K ab. N ga wi 5. K ab. M alan g ( Kw sn) 6. K ab. N gresik BAL I. K ab. Ka ra ng ase m NTB. Kab. Lombok Barat. Kota Mataram NTT. K ota En de SULAW E SI S ELA TAN. K ota M akas ar (4 K wsn ) L.V

146 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 00 PENYELENGGARA PETA SEBARAN LOKASI OUTPUT SPAM TERFASILITASI (PDAM) TAHUN SUMATERA UTARA. K ab. La ng kat. K ab. Sim alun gu n. K ab. La bu ha n Ba tu 4. Kota Pematang Siantar 5. Kota Sibolga RI AU. K ab. Indragiri Hulu. K ab. Be ng kalis. K ab. Indragiri Hilir KEPULAUAN RIAU. Kota Tanjung Pinang BANGKA BELITUNG. K ab. Be lit ung. Kab. Belitung Timur KALIMANTAN BARAT. K ab. Ke tap an g. K ab. Sin tan g. K ab. Kapuas Hulu KALIMANTAN TENGAH. K ab. Ka pu as. K ab. Ba rito Se lata n. K ab. Ka ting an 4. K ab. La m and au 5. K ab. Gu nun g Ma s 6. K ab. Ba rito Timu r KALIMANTAN TIMUR. K ab. Be ra u. K ab. Kutai B arat. K ab. Penajam Paser Utara SULAW E SI S ELA TAN. K ab. Je nep on to. K ab. Sin ja i. K ab. Sid ra p 4. K ab. Bo ne 5. K ab. Ba rru 6. K ab. W ajo SULAW E SI B ARAT. K ab. M am asa. K ab. Polewali Mandar SULAWESI TENG AH. K ab. D on gga la. K ota Pa lu GOR ON TALO. K ab. Go ro nta lo 0 4 SULAW E SI UTARA. K ab. Ke pu la ua n S ang ihe. K ab. Ke pu la ua n Ta la ud. Kota Bitung 4. Kota Tomohon 5 SULAW E SI TE NG GARA. K ab. Ko laka. K ab. M una 5 4 MALUKU UTARA. Kota Tidore Kepulauan 0 NA D. K ab. Ace h Tim ur. K ab. Ace h Te ng ah. K ab. Ace h U ta ra 4. K ab. Ace h Ta mia ng SUMATERA BARAT. K ab. So lok. K ab. Sijun jung. Kab. Tanah Datar 4. K ab. Ag am 5. Kota Sawahlunto 4 KALIMANTAN SELATAN. K ab. Tan ah La ut. Kab. Tanah Bumbu JAMB I. K ab. Sa ro lang un. K ab. Ke rin ci. K ab. Bu ng o 5-0 BEN GKU L U. K ab. Ke pa hian g. Kota Bengkulu PAPU A. K ab. Ja ya wijaya. K ab. Ja ya pu ra SUMATERA SELATAN. Kab. Ogan Komering Ulu. K ab. Og an Kom e ring Ulu Tim ur. K ota Lubuk Linggau 4. Kota Prabumulih LAM PU N G. K ab. La m pun g B arat. Kota Bandar Lampung. Kab. Tulang Bawang BAN TEN. K ab. Le ba k JAW A B ARAT. K ab. Su kab um i. K ab. C ianju r. K ab. C ire bo n JAW A TE NG AH. K ab. Ba njarne ga ra. K ab. Grob og an. K ab. Blo ra 4. K ab. Pe kalon ga n 5. Kota Surakarta DI Y. Kab. Gunung Kidul JAW A TIMUR. K ab. Blita r. K ab. Ke diri. K ab. Bo jone go ro 4. K ab. Tub an 5. K ab. Su me ne p NTB. K ab. D om pu. K ab. Bim a NTT. K ab. Timor Tengah Selatan. K ab. Be lu. K ab. Flores 4. K ab. Sikka 5. K ab. R ote N da o MAL U KU. K ab. Ke p. Aru. Kota Ambon. Kab. Maluku Tenggara L.V.4 -

147 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM REGIONAL PETA SEBARAN LOKASI OUTPUT SPAM REGIONAL TAHUN JAW A TE NG AH Kawasa n S lawi BAL I Kawasa n B ad ung NUSA TENGGARA TIMUR Kawasa n K up ang L.V.4 -

148 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM DI KAWASAN MBR (RSH/RUSUNAWA) PETA SEBARAN LOKASI OUTPUT SPAM MBR SUB OUTPUT SPAM DI KAWASAN RSH / RUSUNAWA TAHUN SUMATERA BARAT Kab. Padang Pariaman Kab. Pasaman Barat KALIMANTAN TENGAH Kab. Ko ta wa rin gin B arat Kab. Ba rito Uta ra SULAW E SI S ELA TAN Kota Makasar PAPU A Kota Jayapura LAM PU N G Kab. Lampung Tengah Kab. Lampung Barat Kab. Tulang Bawang ( Kwsn) Kab. Pe sawara n ( Kwsn) Kab. Pring sew u BAN TEN Kab. L eba k (7 K wsn ) Kab. Pa nd egla ng Kab. L eba k Kab. Se rang ( K wsn ) NTB Kab. L om bok Bara t ( K wsn ) Kab. L om bok Teng ah ( kwsn) Kab. Su m baw a Kab. D om pu Kab. Bim a Kab. Sumbawa Barat Kab. Lombok Utara SULAWESI TENG GARA Kab. Kolaka ( Kwsn ) Kab. Ko na we Kab. Bo m ban a Kab. Kolaka Utara L.V.4-40

149 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM DI KAWASAN MBR (KAWASAN KUMUH/NELAYAN) PETA SEBARAN LOKASI OUTPUT SPAM MBR SUB OUTPUT SPAM DI KAWASAN KUMUH / NELAYAN TAHUN SUMATERA UTARA Kab. L ang kat Kab. Deli Serdang Kab. Se rdan g B ed aga i Kab. Padang Lawas Utara Kab. L abu ha n B atu Utara Kota Pematang Siantar KEPULAUAN RIAU Kab. Natuna ( K wsn ) KALIMANTAN TENGAH Kab. Ka pu as Kab. Su kam an a Kab. L am and au Kab. Gunung Mas KALIMANTAN TIMUR Kab. Kutai Barat SULAWESI TENG AH Kab. Ba ng gai Kab. Po so ( Kw sn) SULAW E SI UTARA Kab. Bolaang Mongondow MALUKU UTARA Kab. Halm ah era B arat Kab. Halm ah era S elatan ( Kwsn) Kab. Ke pu la ua n S ula Kota Tido re Ke pu la ua n ( Kwsn) BANGKA BELITUNG Kab. Ba ng ka ( Kwsn) Kab. Be lit un g Kab. Ba ng ka Te nga h ( Kwsn) Kab. Ba ng ka B arat Kab. Be lit un g Tim ur MAL U KU Kab. Maluku Tengah Kab. Maluku Tenggara Kab. Seram Bagian Barat Kota Ambon PAPU A Kab. M ap pi Kota Ja ya pu ra ( K wsn ) L.V.4-4

150 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM DI KAWASAN MBR (OPTIMALISASI IKK) PETA SEBARAN LOKASI OUTPUT SPAM MBR SUB OUTPUT OPTIMALISASI SPAM IKK TAHUN RI AU Kab. In drag iri Hulu (4 K wsn ) Kab. Kuantan Singingi ( Kwsn) Kab. Sia k Kota Dumai Kab. Indradiri Hilir ( Kwsn) KALIMANTAN BARAT Kab. Sin tan g Kab. Kapuas Hulu Kab. L and ak Kab. Ku bu R aya ( Kw sn) Kab. Sa m bas Kab. Sa ng gau Kab. Ka yon g Uta ra KALIMANTAN TIMUR Kab. Pa ser Kab. Be rau Kab. Kutai Barat Kab. Kutai Timur ( Kwsn) Kab. N un uka n KALIMANTAN SELATAN Kab. Ko ta baru Kab. Tanah Laut Kab. Hulu Sungai Utara Kab. Ba lang an Kab. Tap in ( Kwsn) SULAW E SI B ARAT Kab. Mamuju ( Kawasan ) Kab. M am asa Kab. Polewali Mandar SULAW E SI TE NG AH Kab. Ba ng gai Kab. D on gg ala Kab. Sig i Kab. M orow ali Kab. Toli-toli Kab. Banggai Kepulauan GOR ON TALO Kab. Go ro nt alo (4 Kawa san) Kab. Go ro nt alo Uta ra Kab. Bo alem o Kab. Bo ne Bo la ng o ( Kawas an) Kab. Pobuwato (5 Kawasan ) SULAW E SI UTARA Kab. Ke p. San gih e Kab. Minahasa Selatan Kota Tomohon 0 SUMATERA UTARA Kab. Tapanuli Utara ( Kwsn) Kab. Tapanuli Tengah Kab. L ang kat MAL U KU Kab. Seram Bagian Barat 5 PAPUA BARAT Kab. So rong ( K wsn ) Kab. M an okwari ( Kwsn ) Kab. Fak-fak ( Kwsn) Kab. Sorong Selatan Kab. Raja Ampat kab. Ka im an a NA D Kab. Aceh Selatan Kab. Aceh Utara Kota Subulussalam JAMB I Kab. M eran gin ( Kwsn) Kab. Ba ta ngh ari Kab. Muaro Jambi Kab. Bu ng o KALIMANTAN TENGAH Kab. Ko tim Kab. Se ruyan SULAW E SI TE NG GARA Kab. W a kato bi ( K ws n) Kab. Kolaka Utara ( Kwsn) 0 PAPU A Kab. Ja ya w ija ya 0 BEN GKU L U Kab. Bengkulu Selatan Kab. Rejang Lebong Kab. Ka ur ( Kw sn) Kab. M uko -m uko SUMATERA SELATAN Kab. Ogan komering Ulu ( Kwsn) Kab. Ogan komering Ilir ( Kwsn ) Kab. Musi B anyuasin Kab. Ba nyu asin Kab. Ogan komering Ulu Timur Kota Lubuk Linggau BANGKA BELITUNG Kab. Ba ng ka Kab. Ba ng ka Te nga h ( Kwsn) Kab. Ba ng ka S elat an Kab. Ba ng ka B arat Kab. Be litun g Tim ur JAW A B ARAT Kab. Su kab um i ( K wsn ) Kab. Subang ( Kwsn ) Kab. Ba nd ung Kab. C iam is Kab. M ajale ngka Kab. In dram ayu Kota Bogor JAW A TE NG AH Kab. C ila cap Kab. Ba nyu ma s Kab. Bo yolali Kab. Kla ten Kab. W o nog iri Kab. Ka rang an ya r ( K wsn ) Kab. Sra gen Kab. Je para Kab. Ba ta ng DI Y Kab. Ku lon Prog o ( Kwsn) Kab. Ba ntul ( K wsn ) Kab. Gunung Kidul (6 Kwsn) Kab. Sle ma n JAW A TIMUR Kab. Blita r Kab. M alan g ( Kwsn) Kab. Ba ng kalan Kab. Ba nyu wa ngi Kab. M ad iu n Kab. Su m ene p Kab. Pa citan ( K wsn ) Kab. Ke diri Kab. Pro boling go ( K wsn ) Kab. Trenggalek (4 Kwsn) BAL I Kab. Badung ( Kwsn ) Kab. Je mb ra na Kab. Tab an an Kab. Gia nyar Kab. Klu ngk ung Kab. Ka rang ase m NTT Kab. Flores Timur Kab. Sumba Timur ( Kwsn) Kab. Manggarai Barat Kab. Sumba Barat Daya Kab. Sumba Tengah Kab. Manggarai Timur SULAW E SI S ELA TAN Kab. Taka lar ( K wsn ) Kab. Go wa ( K wsn ) Kab. L uw u ( Kw sn) Kab. W a jo Kab. So pp eng Kab. Pin ra ng (4 K wsn ) Kab. Bu luku mb a ( Kwsn) Kab. Sid ra p ( Kwsn) Kab. En rekan g Kab. Je nep on to Kab. L uwu Uta ra Kab. Sin ja i Kab. Bo ne ( K wsn ) L.V.4-5

151 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM PETA SEBARAN DI LOKASI KAWASAN OUTPUT SPAM MBR DI IBUKOTA (OPTIMALISASI KECAMATAN (IKK) TAHUN IKK) NA D. K ab. Ace h S elatan. K ab. Ace h B esa r. K ab. Bireu en 4. K ab. Ace h B arat D aya 5. K ab. Ga yo L ues 6. K ota Ba nd a A ceh SUMATERA UTARA. K ab. D eli Se rd an g ( IKK ). K ab. La bu ha n Ba tu Utara KALIMANTAN BARAT. K ab. Sin tan g. K ab. Kapuas Hulu. K ab. M elaw i 4. K ab. Ku bu R aya KALIMANTAN TENGAH. K ab. Ko tawa ring in Tim ur ( I KK) KALIMANTAN TIMUR. K ab. N un ukan. K ab. Kutai B arat. K ab. Kutai Timur SULAW E SI B ARAT. K ab. M am uju. K ab. M am asa. K ab. Polewali Mandar SULAW E SI UTARA. K ab. M in ah asa. K ab. M in ah asa U tara ( IKK ) MALUKU. Kab. Maluku Tengah. Kab. Maluku Tenggara Barat ( IKK). Kab. Buru Selatan 0 RI AU. K ab. R oka n H u lu KEPULAUAN RIAU. K ab. Bin tan. K ab. N atu na. K ab. Lin gga KALIMANTAN SELATAN. K ab. Ba rit o Ku ala SULAWESI TENG AH. K ab. M orow ali. Kab. Tojo Una-Una GOR ON TALO. Kab. Bone Bolango MALUKU UTARA. K ab. Halm ahe ra Tim ur 6 BANGKA BELITUNG. K ab. Ba ng ka PAPU A. K ab. Biak Numfor PAPUA BARAT Kab. Fak-fa k SUMATERA BARAT. Kab. Pesisir Selatan. K ab. 50 Ko to JAMB I. K ab. M eran gin. K ab. Sa ro lang un. K ab. Ba tan gh ari 4. K ab. Tan jung Jab un g Tim ur BEN GKU L U. K ab. Rejan g L eb on g. K ab. Le bo ng SUMATERA SELATAN. K ab. Musi Rawas ( IK K). K ab. Og an Ilir ( IKK ) LAM PU N G. K ab. Tanggamus ( IKK ). K ab. Pe saw aran. K ab. Tula ng Baw an g B arat ( IK K) 4 6 JAW A B ARAT. K ab. Bo go r ( IKK ). K ab. Su kab um i ( IK K). K ab. C ianju r ( IK K) 4. K ab. Ba nd ung 5. K ab. Ga ru t ( IKK ) 6. K ab. Tasikm alaya 7. K ab. C ire bo n 8. K ab. In dram ayu 9. K ab. Su ba ng 0. Ka b. P urw akarta. Ka b. B eka si. Ka b. B an dun g B arat 6 BAN TEN. K ab. Se ra ng ( I KK) JAW A TE NG AH. K ab. Ba nyum a s. K ab. Pu rb aling ga. K ab. Srag en 4. K ab. Je para 5. K ab. Se ma rang 6. K ab. Tem an gg ung 7. K ab. Ke nd al 7 DI Y. K ab. Ba ntu l. Kab. Gunung Kidul JAW A TIMUR. K ab. Pa citan. K ab. Pa citan. K ab. Tulu nga gu ng 4. K ab. M alan g 5. K ab. Ba nyuw a ngi 6. K ab. Situ bo ndo 7. K ab. M ojoke rt o 8. K ab. Jo mb ang 9. K ab. M age ta n 0. Ka b. B ojon eg oro. Ka b. Tu ba n 5 5 BAL I. K ab. Ka ra ng ase m ( IKK ) 4 NTB. Kab. Sumbawa Barat NTT. Kab. Flores Timur. K ab. Su mb a Tim ur SULAWESI TENG GARA. K ab. Ko laka ( IK K). K ab. M una. Kab. Kolaka Utara 4. Kota Bau-bau SULAW E SI S ELA TAN. K ab. Je nep on to. K ab. M aros. K ab. Bo ne ( IK K) 4. K ab. Tan a To ra ja L.V

152 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM DI IBUKOTA KECAMATAN (IKK) PETA SEBARAN LOKASI OUTPUT SPAM DI IBUKOTA KECAMATAN (IKK) TAHUN NA D. K ab. Ace h S elatan. K ab. Ace h B esa r. K ab. Bireu en 4. K ab. Ace h B arat D aya 5. K ab. Ga yo L ues 6. K ota Ba nd a A ceh SUMATERA UTARA. K ab. D eli Se rd an g ( IKK ). K ab. La bu ha n Ba tu Utara KALIMANTAN BARAT. K ab. Sin tan g. K ab. Kapuas Hulu. K ab. M elaw i 4. K ab. Ku bu R aya KALIMANTAN TENGAH. K ab. Ko tawa ring in Tim ur ( I KK) KALIMANTAN TIMUR. K ab. N un ukan. K ab. Kutai B arat. K ab. Kutai Timur SULAW E SI B ARAT. K ab. M am uju. K ab. M am asa. K ab. Polewali Mandar SULAW E SI UTARA. K ab. M in ah asa. K ab. M in ah asa U tara ( IKK ) MALUKU. Kab. Maluku Tengah. Kab. Maluku Tenggara Barat ( IKK). Kab. Buru Selatan 0 RI AU. K ab. R oka n H u lu KEPULAUAN RIAU. K ab. Bin tan. K ab. N atu na. K ab. Lin gga KALIMANTAN SELATAN. K ab. Ba rit o Ku ala SULAWESI TENG AH. K ab. M orow ali. Kab. Tojo Una-Una GOR ON TALO. Kab. Bone Bolango MALUKU UTARA. K ab. Halm ahe ra Tim ur 6 BANGKA BELITUNG. K ab. Ba ng ka PAPU A. K ab. Biak Numfor PAPUA BARAT Kab. Fak-fa k SUMATERA BARAT. Kab. Pesisir Selatan. K ab. 50 Ko to JAMB I. K ab. M eran gin. K ab. Sa ro lang un. K ab. Ba tan gh ari 4. K ab. Tan jung Jab un g Tim ur BEN GKU L U. K ab. Rejan g L eb on g. K ab. Le bo ng SUMATERA SELATAN. K ab. Musi Rawas ( IK K). K ab. Og an Ilir ( IKK ) LAM PU N G. K ab. Tanggamus ( IKK ). K ab. Pe saw aran. K ab. Tula ng Baw an g B arat ( IK K) 4 6 JAW A B ARAT. K ab. Bo go r ( IKK ). K ab. Su kab um i ( IK K). K ab. C ianju r ( IK K) 4. K ab. Ba nd ung 5. K ab. Ga ru t ( IKK ) 6. K ab. Tasikm alaya 7. K ab. C ire bo n 8. K ab. In dram ayu 9. K ab. Su ba ng 0. Ka b. P urw akarta. Ka b. B eka si. Ka b. B an dun g B arat 6 BAN TEN. K ab. Se ra ng ( I KK) JAW A TE NG AH. K ab. Ba nyum a s. K ab. Pu rb aling ga. K ab. Srag en 4. K ab. Je para 5. K ab. Se ma rang 6. K ab. Tem an gg ung 7. K ab. Ke nd al 7 DI Y. K ab. Ba ntu l. Kab. Gunung Kidul JAW A TIMUR. K ab. Pa citan. K ab. Pa citan. K ab. Tulu nga gu ng 4. K ab. M alan g 5. K ab. Ba nyuw a ngi 6. K ab. Situ bo ndo 7. K ab. M ojoke rt o 8. K ab. Jo mb ang 9. K ab. M age ta n 0. Ka b. B ojon eg oro. Ka b. Tu ba n 5 5 BAL I. K ab. Ka ra ng ase m ( IKK ) 4 NTB. Kab. Sumbawa Barat NTT. Kab. Flores Timur. K ab. Su mb a Tim ur SULAWESI TENG GARA. K ab. Ko laka ( IK K). K ab. M una. Kab. Kolaka Utara 4. Kota Bau-bau SULAW E SI S ELA TAN. K ab. Je nep on to. K ab. M aros. K ab. Bo ne ( IK K) 4. K ab. Tan a To ra ja L.V

153 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM PERDESAAN (PRO RAKYAT) PETA SEBARAN LOKASI OUTPUT SPAM PERDESAAN SUBOUTPUT SPAM PERDESAAN PRO RAKYAT TAHUN KALIMANTAN BARAT Kab.Kapuas Hulu ( Desa ) Kab.Sambas ( Desa) Kab.Sa ngg au ( Desa ) Kab.Sintang ( De sa) Kab.Be ngka yan g ( De sa) Kab. M elaw i Kab. Po nt ia na k Kab. Ka yon g Uta ra KALIMANTAN TENGAH Kab. Se ruyan ( Desa ) KALIMANTAN TIMUR Kab. N un uka n Kab. M alina u Kab. Kutai Barat SULAW E SI TE NG AH Kab. Ba ng gai Kab. Po so Kab. D on gg ala Kab. Toli-toli ( Desa) Kab. Bu ol Kab. M orow ali Kab. Banggai Kepulauan Kab. Parigi Moutong Kab. Tojo Una-una Kab. Sig i GOR ON TALO Kab. Go ro nt alo Kab. Boalemo ( Desa ) SULAW E SI UTARA Kab. Ke pu la ua n S ang ihe ( Desa ) Kab. Minahasa Utara Kab. Ke pu la ua n Ta la ud ( Desa ) PAPU A Kab. M erau ke ( De sa) Kab. Ja ya w ija ya Kab. Sa rmi Kab. Ke erom Kab. Ya hu kim o Kab. Asm a t Kab. Su piori Kab. Mamberamo Tengah Kab. Lanny Jaya BAN TEN Kab. Se rang Kab. L eba k ( De sa) Kab. Pandeglang ( Desa ) JAW A TE NG AH Kab. M ag elan g Kab. Kla ten Kab. Blo ra Kab. Tem an gg un g Kab. Bre bes DI Y Kab. Gu nu ngkid ul ( De sa) SULAW E SI B ARAT Kab. Mamuju utara Kab. M am asa Kab. Polewali Mandar Kab. M ajen e SULAW E SI S ELA TAN Kab. Selayar ( Desa) Kab. Je nep on to Kab. Pangkep ( Desa ) Kab. Go wa Kab. Toraja Utara ( Desa ) SULAW E SI TE NG GARA Kab. Bu to n ( De sa) Kab. Bo m ban a Kab. Kolaka Utara Kab. Bu to n Uta ra MAL U KU Kab. M aluku Ten ga h (6 De sa) Kab. M aluku Ten gg ara B arat ( Desa ) Kab. Bu ru Kab. Seram Bagian Timur ( Desa ) Kab. Seram Bagian Barat L.V.4-8

154 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM PERDESAAN (PDT) PETA SEBARAN LOKASI OUTPUT SPAM PERDESAAN SUBOUTPUT SPAM PERDESAAN PDT TAHUN LAM PU N G Lampung Utara Lam pu ng Ba ra t ( De sa) W ay Kanan Pesa wa ra n JAW A TIMUR Kab Bondowoso Kab. Pamekasan (4 Desa) NTB Kab. Lombok Barat Kab. Lombok Tengah Kab. Lombok Timur ( Desa) Kab. Su m baw a Kab. D om pu Kab. Bim a Kab. Lombok Utara NTT Kab. Kupang ( Desa ) Kab. Timor Tengah Selatan Kab.Be lu Kab. Timor Tengah Utara Kab. Alo r ( D esa ) Kab. N ga da Kab. M an gga ra i ( Desa ) Kab. Sumba Timur Kab. Rote Nda o L.V.4-9

155 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM PERDESAAN (ESDM) PETA SEBARAN LOKASI OUTPUT SPAM PERDESAAN SUBOUTPUT SPAM PERDESAAN MENDUKUNG ESDM TAHUN LAM PU N G Lampung Tengah JAW A TIMUR Kab. Ke diri Kab. Tulu nga gu ng Kab. Ngawi ( Desa) NTB Kab. Su m baw a SULAW E SI S ELA TAN Kab. Go wa SULAW E SI TE NG GARA Kab. M un a ( De sa) L.V.4-0

156 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM PERDESAAN (PAMSIMAS) PETA SEBARAN LOKASI OUTPUT SPAM PERDESAAN SUB OUTPUT PAMSIMAS TAHUN SUMATERA BARAT ( ) Regular (48 Desa) HI D (7 4 Des a) RIAU ( ) Regular (0 Desa) HI D ( 0 Des a) SUMATERA SELATAN (7) Re gula r (9 De sa) HI D ( 4 Des a) KALIMANTAN SELATAN (6) Re gula r (9 6 De sa) HID (4 0 Des a) SULAW E SI B ARAT (48 ) Re gula r (4 De sa) HI D (6 D esa ) SULAWESI TENG AH (99) Re gula r (8 8 De sa) HI D ( Des a) GOR ON TALO ( 8) Re gula r ( 0 De sa) HI D (8 D esa ) MALUKU UTA RA (4 ) Re gula r ( 4 De sa) HI D (0 D esa ) BANTEN ( ) Re gula r ( 7 De sa) HI D (4 D esa ) JAW A B ARAT (65 ) Re gula r (5 9 De sa) HI D (6 D esa ) JAW A TE NG AH (555 ) Regular (8 Desa) HID (74 Desa) NUSA TENGGARA TIMUR () Re gula r (9 De sa) HID (4 0 Des a) SULAW E SI S ELA TAN (85) Re gula r (6 De sa) HID ( Des a) MALUKU (0) Re gula r ( 5 De sa) HI D (5 D esa ) PAPUA BARAT (7 ) Regular (5 Desa ) HI D ( D esa ) L.V.4 -

157 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM KAWASAN KHUSUS (KAPET) PETA SEBARAN LOKASI OUTPUT SPAM KHUSUS SUB OUTPUT SPAM DI KAPET TAHUN 0 (KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU) SULAW E SI UTARA Kab. Minahasa Utara BAL I Kab. Ba du ng MAL U KU Kab. Seram Bagian Timur L.V.4-40

158 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM KAWASAN KHUSUS (PEMEKARAN) PETA SEBARAN LOKASI OUTPUT SPAM KHUSUS SUB OUTPUT SPAM DI KAWASAN PEMEKARAN TAHUN NA D Kota Lhokseumawe SUMATERA UTARA Kab. Tob a S am osir Kab. Padang Lawas Utara BANGKA BELITUNG Kab. Ba ng ka S elat an Kab. Ba ng ka B arat ( Kwsn ) SULAWESI TENG AH Kota Donggala Kab. Tojo Una-Una SULAW E SI UTARA Kab. Bolaang Mongondow Kota Kotamobagu MALUKU UTARA Kab. Halm ah era Tim ur Kab. Pulau Morotai (6 Kwsn) NTB Kab. Lombok Utara MAL U KU Kab. M aluku Ba ra t Da ya Kota Tual L.V.4-40

159 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM KAWASAN KHUSUS (PERBATASAN) PETA SEBARAN LOKASI OUTPUT SPAM KHUSUS SUB OUTPUT SPAM DI KAWASAN PERBATASAN TAHUN NA D Kab. Sim eu lu KALIMANTAN BARAT Kab. Sin tan g ( Kwsn) Kab. Be ng kayan g SULAW E SI UTARA Kab. Ke p. San gih e Kab. Ke p. Sita ro NTT Kab. Be lu ( Kw sn) MAL U KU Kab. M aluku Ba ra t Da ya L.V

160 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 SPAM KAWASAN KHUSUS (PPI) PETA SEBARAN LOKASI OUTPUT SPAM KHUSUS SUB OUTPUT SPAM DI KAWASAN PPI TAHUN NAD (9 Kwsn) Kab. Aceh Selatan Kab. Aceh Barat Kab. Pidie Kab. Simeulue Kab. Bireuen Kab. Aceh Barat Daya Kab. Aceh Jaya Kota Sabang Kota Lhokseumawe SUMUT (7 Kwsn) Kab. Tapanuli Tengah Kab. Deli Serdang Kota Sibolga Kab. Nias Selatan Kab. Serdang Bedagai Kab. Batu Bara ( Kwsn) KALBAR ( Kwsn) Kab. Sambas ( Kwsn) Kab. Pontianak ( Kwsn) Kab. Ketapang ( Kwsn) Kab. Bengkayang ( Kwsn) KALSEL (4 Kwsn) Kab. Tanah Laut Kab. Kotabaru Kab. Barito Kuala Kab. Tanah Bumbu KALTIM (7 Kwsn) Kab. Paser Kab. Berau Kota Balikpapan ( Kwsn) Kota Samarinda Kota Tarakan Kota Bontang SULAWESI BARAT ( Kwsn) Kab. Mamuju Utara Kab. Mamuju Kab. Majene SULAWESI TENGAH ( Kwsn) Kab. Banggai Kab. Donggala ( Kwsn) GORONTALO (0 Kwsn) Kab. Gorontalo ( Kwsn) Kab. Boalemo ( Kwsn) Kab. Bone Bolango Kab. Pohuwato (4 Kwsn) Kab. Gorontalo Utara SULAWESI UTARA (9 Kwsn) Kab. Minahasa Kab. Kepulauan Sangihe ( Kwsn) Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Bolaang Mongondow Selatan ( Kwsn) KEPULAUAN RIAU ( Kwsn) Kab. Bintan Kab. Kepulauan Anambas Kota Batam MALUKU UTARA (5 Kwsn) Kab. Halmahera Selatan Kab. Halmahera Barat ( Kwsn) Kab. Halmahera Selatan Kota Tidore Kepulauan MALUKU ( Kwsn) Kab. Maluku Tengah ( Kwsn) RIAU ( Kwsn) Kab. Bengkalis Kab. Meranti Kota Dumai PAPUA BARAT ( Kwsn) Kab. Fak-fak Kab. Sorong Selatan Kab. Kaimana 0 SUMBAR (6 Kwsn) Kota Solok Kab. Pesisir Selatan ( Kwsn) Kab. Padang Pariaman Kota Pariaman JAMBI ( Kwsn) Kab. Muaro Jambi BENGKULU (4 Kwsn) Kab. Bengkulu Selatan Kab. Kaur Kab. Muko-muko Kota Bengkulu BANTEN (8 Kwsn) Kab. Pandeglang ( Kwsn) Kab. Serang (5 Kwsn) KALTENG ( Kwsn) Kab. Kobar Kab.Kapuas Kab. Seruyan BABEL (6 Kwsn) Kab. Belitung Kab. Bangka Selatan Kab. Bangka Tengah ( Kwsn) Kab. Bangka Barat Kab. Belitung Timur JAWA BARAT ( Kwsn) Kab. Sukabumi kab. Ciamis Kab. Cirebon ( Kwsn) Kab. Indramayu Kab. Cirebon Kab. Subang ( Kwsn) Kab. Karawang ( Kwsn) Kab. Bekasi JAWA TENGAH (6 Kwsn) Kab. Kendal Kab. Demak Kab. Rembang Kab. rembang Kab. Cilacap Kab. Jepara DIY (4 Kwsn) Kab. Gunungkidul Kab. Bantul ( Kwsn) JAWA TIMUR (0 Kwsn) Kab. Trenggalek Kab. Situbondo ( Kwsn) Kab. Lamongan (4 Kwsn) Kota Probolinggo Kab. Pacitan Kab. Banyuwangi BALI (5 Kwsn) Kab. Badung ( Kwsn) Kab. Klungkung Kab. Karangasem Kab. Buleleng NTB (6 Kwsn) Kab. Lombok Timur ( Kwsn) Kab. Sumbaw a Kab. Dompu ( Kwsn) Kab. Bima NTT (8 Kwsn) Kab.Sikka Kab.Ngada ( Kwsn) Kab.Manggarai Barat Kota Kupang ( Kwsn) Kab.Rote Ndao Kab.Sumba Timur SULAWESI SELATAN (5 Kwsn) Kab. Selaya Kab. Bantaeng Kab. Jeneponto Kab. Sinjai Kab. Bone Kab. Soppeng Kab. Maros Kab. Pangkep Kab. Barru Kota Parepare Kab. Luwu Kota Palopo Kab. Gowa Kota Makassar ( Kwsn) PAPUA ( Kwsn) Kab. Biak Numfor Kota Jayapura SULAWESI TENGGARA (5 Kwsn) Kab. Kolaka Kab. Buton Kab. Kolaka Utara Kab. Buton Utara ( Kwsn) L.V.4-5

161 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 L.VI -

162 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 0 L.VI -

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011 PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011 PENGANTAR PENGANTAR Sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB No PER/9/M.PAN/00 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Direktorat Jenderal Cipta Karya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF LAMPIRAN i ii iii iv V vi xii BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN 1.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN TAHUN ANGGARAN 213 NOMOR DIPA-33.5-/213 DS 11-823-4351-5822 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara.

Lebih terperinci

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Oleh : Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF LAMPIRAN i ii iii v vi vii xii BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN 1.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Cipta Karya PENGANTAR

Direktorat Jenderal Cipta Karya PENGANTAR PENGANTAR Sesuai dengan kewajiban, maka dengan berakhirnya Tahun Anggaran 2007, Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, sebagai Lembaga Pemerintah Tingkat Eselon I menyusun Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis Ditjen Bina Marga memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penyelenggaraan jalan sesuai

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Cipta Karya

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Cipta Karya DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 1 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya 2015 2 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 3 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya 2015 4 LAPORAN

Lebih terperinci

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 1 PENGANTAR Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

I. Permasalahan yang Dihadapi

I. Permasalahan yang Dihadapi BAB 34 REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI DI WILAYAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS PROVINSI SUMATRA UTARA, SERTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVINSI JAWA TENGAH I. Permasalahan

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEBIJAKAN PU-DJCK DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEBIJAKAN PU-DJCK DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEBIJAKAN PU-DJCK DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN Disampaikan Oleh Direktur Jenderal Cipta Karya Bidakara, 9 10 Februari 2011 Umum Rencana Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2011

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.389, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Penyediaan Air Minum. Sanitasi. Percepatan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM

Lebih terperinci

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa air minum

Lebih terperinci

Kebijakan Program Bidang Cipta Karya

Kebijakan Program Bidang Cipta Karya Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Arahan Direktur Jenderal Cipta Karya Kebijakan Program Bidang Cipta Karya Penajaman Program Palembang 03 Maret 2014 OUTLINE A. Konsep Perencanaan

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016 Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08/PRT/M/2010 TANGGAL 8 JULI 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

kementerian pekerjaan umum Direktorat Jenderal Cipta Karya PROGRAM KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM2011 PROGRAM KERJA

kementerian pekerjaan umum Direktorat Jenderal Cipta Karya PROGRAM KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM2011 PROGRAM KERJA kementerian pekerjaan umum Direktorat Jenderal Cipta Karya PROGRAM KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM PROGRAM KERJA 1 2 PROGRAM KERJA PROGRAM KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM PROGRAM KERJA 3 Kata Pengantar Keterpaduan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-33.1-/216 DS2286-196-725-318 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan 7. URUSAN PERUMAHAN Penataan lingkungan perumahan yang baik sangat mendukung terciptanya kualitas lingkungan yang sehat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan meningkatnya kualitas

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. No.606, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2010 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010 MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN BIDANG: WILAYAH DAN TATA RUANG (dalam miliar rupiah) PRIORITAS/ KEGIATAN PRIORITAS 2012 2013 2014 I PRIORITAS BIDANG PEMBANGUNAN DATA DAN INFORMASI SPASIAL A

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-33.1-/218 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh

Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Ir. Joerni Makmoerniati, MSc Plh. Direktur

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 0310-1636-8566-5090 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

RENJA K/L TAHUN 2016

RENJA K/L TAHUN 2016 RENJA K/L TAHUN 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAFTAR ISI 1. FORMULIR I 2. FORMULIR II a) SEKRETARIAT JENDERAL b) INSPEKTORAT JENDERAL c) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN d) BADAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen sangat kuat untuk mencapai salah satu target dalam Millenium Development Goals (MDGs), yaitu menurunnya jumlah penduduk yang

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 15/PRT/M/2015 TANGGAL 21 APRIL 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-33.-/216 DS334-938-12-823 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.03-0/AG/2014 DS 9057-0470-5019-2220 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Millennium (Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2008 18 Januari 2008 Tentang: ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR DAFTAR ISI PENGANTAR I. Direktorat

Lebih terperinci

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Outline

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 893 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN KUNINGAN

Lebih terperinci

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA -1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA DAN PERUMAHAN RAKYAT KABUPATEN BELITUNG TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. LAKIP 2011 Direktorat Jenderal Penataan Ruang

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. LAKIP 2011 Direktorat Jenderal Penataan Ruang BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 9 1.1 TUGAS POKOK DAN FUNGSI DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG K ewenangan penyelenggaraan bidang pekerjaan umum saat ini sebagian berada di tingkat Nasional dan sebagian

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR AIR MINUM BERKELANJUTAN

INFRASTRUKTUR AIR MINUM BERKELANJUTAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Temu Ilmiah Lingkungan, HCD 35 TH PSIL Universitas Indonesia INFRASTRUKTUR

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KLN

LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KLN TA 2015 LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KLN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT RINGKASAN EKSEKUTIF Biro Perencanaan Anggaran dan Kerjasama Luar Negeri yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2006

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERMUKIMAN, TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP BUPATI TASIKMALAYA

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERMUKIMAN, TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERMUKIMAN, TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN DINAS PERUMAHAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN DINAS PERUMAHAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERUMAHAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 2 LaPORAN Kinerja DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 3 Laporan Kinerja Tahun 2017 sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja Direktorat

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN, Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan situasi keamanan dan ketertiban

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 /PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah 4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah Mencermati isu-isu strategis diatas maka strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2014 per masing-masing isu strategis adalah sebagaimana tersebut pada Tabel

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN

Lebih terperinci

TA 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TA 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN TA 2016 DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010 SABID UAK SADAYU A NG T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA PARIAMAN KOTA PARIAMAN TAHUN 2010-0

Lebih terperinci

2015, No Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maka perlu dilakukan penyempurnaan petunjuk teknis Dana Al

2015, No Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maka perlu dilakukan penyempurnaan petunjuk teknis Dana Al BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.371, 2015 KEMENPU PR. Dana Alokasi Khusus. Insfrastuktur. Petunjuk Teknis. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 03/PRT/M/2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia seharusnya dapat di akses oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya. Tapi

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG,

Lebih terperinci

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG SEKRETARIAT

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG SEKRETARIAT DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG SEKRETARIAT Potret Kota Pekanbaru Luas wilayah 632,26 km2

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MINAPOLITAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MINAPOLITAN KEGIATAN PERDESAAN POTENSIAL DUKUNGAN INFRASTRUKTUR KE-CIPTA KARYA-AN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MINAPOLITAN RAPAT KOORDINASI MINAPOLITAN TAHUN 2014 BATAM 21 23 SEPTEMBER 2014 DIREKTORAT PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan

Lebih terperinci

[RENCANA AKSI DIREKTORAT RUMAH SWADAYA]

[RENCANA AKSI DIREKTORAT RUMAH SWADAYA] TAHUN 2016 0 KATA PENGANTAR Rencana Aksi merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh masing-masing unit organisasi dan unit kerja sebelum melaksanakan tugas dan kegiatannya. Direktorat Rumah, sebagai

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN

RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAFTAR ISI Kata Pengantar...... Daftar Isi......

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Bappeda Kabupaten Lahat dalam mewujudkan pencapaian tata pemerintahan yang baik (good gavernance) dan memenuhi tuntutan serta harapan masyarakat atas

Lebih terperinci

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok Program Pengembangan Otonomi Daerah pada tahun 2004, yaitu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Bina Program. Ir. Antonius Budiono MCM NIP i - 1

PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Bina Program. Ir. Antonius Budiono MCM NIP i - 1 PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas perkenan-nya maka LAKIP Direktorat Bina Program Tahun 2013 ini dapat disusun dan diselesaikan tepat pada waktunya. LAKIP ini disusun

Lebih terperinci

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.34, 2018 KEMENPU-PR. DAK Infrastruktur PU-PR. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2017 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SOLOK Jl. Lintas Sumatera Km 20 Telp. (0755) 31566,Email:pukabsolok@gmail.com RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SOLOK TAHUN 2015 AROSUKA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA LAPORAN KINERJA DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA LAPORAN KINERJA DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KINERJA 205 DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 2 KINERJA 205 KINERJA 205 DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI -1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN BANYUWANGI \ DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

TARGET PEMBANGUNAN TAHUN KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

TARGET PEMBANGUNAN TAHUN KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL Lampiran. 200 20 202 203 204 2 3 4 5 6 7 8 9 PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL 67,7 68 68,5 7 72,2 DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA. Meningkatkan indek kualitas pembangunan manusia

Lebih terperinci

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Disampaikan oleh: Ir. Rina Agustin Indriani, MURP Sekretaris

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN: 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan,

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan, pencemaran, dan pemulihan kualitas lingkungan. Hal tersebut telah menuntut dikembangkannya berbagai

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 95 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) 2 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan

Lebih terperinci

Pembangunan dan Pengembangan Permukiman Berdasarkan IMAN

Pembangunan dan Pengembangan Permukiman Berdasarkan IMAN Pembangunan dan Pengembangan Permukiman Berdasarkan IMAN #Pecha Kucha 12-DJCK 15 Agustus 2014 HADI SUCAHYONO HARI INI LEBIH BAIK DARI KEMARIN HARI ESOK LEBIH BAIK DARI HARI PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945 UUD

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan provinsi yang berada di ujung selatan Pulau Sumatera dan merupakan gerbang utama jalur transportasi dari dan ke Pulau Jawa. Dengan posisi

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN/KOTA

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN/KOTA K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K Y A T D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI STRATEGI SANITASI KABUPATEN 2013-2017 BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Monitoring evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Monitoring

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci