LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH"

Transkripsi

1 2. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis Ditjen Bina Marga memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penyelenggaraan jalan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun menetapkan perencanaan strategis untuk periode 5 (lima) tahun yang merupakan bagian dari penjabaran Renstra Kementerian Pekerjaan Umum Tahun sesuai peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 23/PRT/M/2010 yang berpedoman pada arah kebijakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM-N) yang telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 tentang RPJMN Tahun RPJM-N merupakan penjabaran visi, misi, dan program Presiden selama 5 (lima) tahun, ditempuh melalui strategi pokok yang dijabarkan dalam Agenda Pembangunan Nasional yang didalamnya memuat sasaransasaran pokok yang harus dicapai, arah kebijakan, dan program-program pembangunan nasional. Pada periode pembangunan tahun , Renstra Kementerian PU didalam penyelenggaraan bidang pekerjaan umum dan permukiman menjadi acuan didalam penyusunan rencana aksi masing-masing unit utama (satminkal) serta Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian PU tahun Direktorat Jenderal Bina Marga sebagai bagian dari satminkal dilingkungan Kementerian PU yang didalam rencana strategis tahun LAKIP DITJEN BINA MARGA

2 2014 melaksanakan program penyelenggaraan jalan nasional sesuai dengan amanah dalam Undang-undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan Dalam penyusunan Renstra Ditjen Bina Marga tahun telah disiapkan pada pertengahan tahun 2009 yang kemudian dijadikan sebagai bahan bagi Renstra Kementerian PU Tahun , yang indikator outputnya disusun menurut renstrukturisasi program dari Bappenas bahwa satu kegiatan memiliki beberapa output. Ditjen Bina Marga menyelenggarakan satu program yaitu program penyelenggaraan jalan. Kemudian pada pertengahan tahun 2010 terjadi perubahan atau review Renstra yang antara lain disebabkan oleh adanya perubahan dalam sistem program penganggaran oleh Kementerian Keuangan RI sehingga diperlukan penyesuaian dalam menentukan output dan indikatorindikatornya, adanya reformasi birokrasi khususnya di Kementerian PU sehingga organisasi dan TUPOKSI Satminkal Ditjen Bina Marga juga telah mengalami perubahan struktur organisasi sehingga kegiatan-kegiatan, output, indikator output didalam Renstra perlu disesuaikan, demikian halnya dengan outcome dan indikatornya. Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta kebijakan, program, sasaran dan kegiatan dalam jangka waktu lima tahun Renstra Direktorat Jenderal Bina Marga status awal tahun 2010, dapat dilihat dalam Tabel 2.1. Adapun Renstra revisi Direktorat Jenderal Bina Marga status bulan Desember tahun 2010, terdapat perubahan yang mendasar yaitu perubahan pada output dan indikator output dari masing-masing kegiatan yang harus menganut pada sistem penganggaran yang baru, setiap sasaran memiliki outcome dan indikator outcome bisa lebih dari satu. Renstra awal status bulan Januari dan renstra revisi status bulan juli tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.2. LAKIP DITJEN BINA MARGA

3 Tabel 2.1 Sasaran dan Program Penyelenggaraan Jalan dalam mendukung Tujuan, Visi dan Misi Ditjen Bina Marga Tahun (Januari 2010) Visi Terwujudnya sistem jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan di seluruh wilayah nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial Misi Mewujudkan jaringan Jalan Nasional yang berkelanjutan dengan mobilitas, aksesibilitas dan keselamatan yang memadai, untuk melayani pusatpusat kegiatan nasional, wilayah dan kawasan strategis nasional Mewujudkan jaringan Jalan Nasional bebas hambatan antarperkotaan dan di kawasan perkotaan yang memiliki intensitas pergerakan logistik tinggi yang menghubungkan dan melayani pusat-pusat kegiatan ekonomi utama nasional Memfasilitasi agar kapasitas Pemerintah Daerah meningkat dalam menyelenggarakan jalan daerah yang berkelanjutan dengan mobilitas, aksesibilitas dan keselamatan yang memadai Tujuan*) Sasaran*) Program a. T1: Meningkatkan kualitas perencanaan I. Meningkatnya perencanaan penyelenggaraan PENYELENGGA pembangunan infrastruktur PU dan permukiman, jalan nasional secara berkelanjutan yang berbasis RAAN JALAN dan pengendalian pemanfaatan ruang bagi rencana tata ruang dan lingkungan termasuk terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, T1S1. (termasuk adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan II. Meningkatnya kuantitas dan kualitas penggunaan iklim). jalan melalui preservasi dan peningkatan b. T2: Meningkatkan keandalan sistem (jaringan) kapasitas jalan, (T2, S2) infrastruktur PU dan permukiman untuk III. Meningkatnya preservasi dan peningkatan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, kapasitas jalan dan jembatan di kawasan strategis ketahanan pangan dan daya saing. dan wilayah tertinggal serta berfungsinya ruas c. T4: Meningkatkan pembangunan kawasan strategis, jalan pasca bencana (T4, S3) wilayah tertinggal dan perbatasan, dan penanganan IV. Meningkatnya dukungan koordinasi, pengaturan, kawasan rawan bencana untuk mengurangi pembinaan serta pengawasan manajemen jalan kesenjangan antar wilayah. Sasaran tujuan ini yang dan fasilitasi penyelenggaraan jalan daerah terkait bidang jalan. secara efektif dan efisien, (T5, S4) d. T5: Optimalisasi peran (koordinasi, sistem informasi, V. Meningkatnya panjang jaringan jalan nasional data, SDM, kelembagaan dan administrasi) dan dengan spesifikasi jalan bebas hambatan, (T2, akuntabilitas kinerja aparatur untuk meningkatkan S5) efektivitas dan efisiensi pelayanan publik infrastruktur PU dan permukiman. VI. Terselenggaranya dukungan pemerintah pada pengaturan, pengusahaan dan pengawasan jalan tol, (T2,S6) VII. Meningkatnya mutu pelayanan jalan tol (T2,S7) VIII. Meningkatnya kapasitas BPJT dalam pengaturan, pengusahaan dan pengawasan jalan tol (T2, S8) LAKIP DITJEN BINA MARGA

4 Tabel 2.2 Sasaran dan Program Penyelenggaraan Jalan dalam mendukung Tujuan, Visi dan Misi Ditjen Bina Marga Tahun (Desember 2010) Visi Misi Tujuan*) Sasaran*) Program Tersedianya infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Andal untuk Mendukung Indonesia Sejahtera 2025 Mewujudkan jaringan Jalan Nasional yang berkelanjutan dengan mobilitas, aksesibilitas dan keselamatan yang memadai, untuk melayani pusatpusat kegiatan nasional, wilayah dan kawasan strategis nasional Mewujudkan jaringan Jalan Nasional bebas hambatan antarperkotaan dan di kawasan perkotaan yang memiliki Meningkatkan keandalan sistem jaringan infrastruktur pekerjaan umum dan pengelolaan sumber daya air untuk meningkatkan daya saing melalui pertumbuhan ekonomi nasional, ketahanan pangan, ketahanan air dan ketahanan energi (Tujuan 2) I. Meningkatnya kualitas layanan jalan nasional dan pengelolaan jalan daerah. (sasaran 5) II. Meningkatkan kapasitas jalan nasional sepanjang km. (sasaran 4) PENYELENGGA RAAN JALAN intensitas pergerakan logistik tinggi yang menghubungkan dan melayani pusat-pusat kegiatan ekonomi utama nasional Memfasilitasi agar kapasitas Pemerintah Daerah meningkat dalam menyelenggarakan jalan daerah yang berkelanjutan dengan mobilitas, aksesibilitas dan keselamatan yang memadai LAKIP DITJEN BINA MARGA

5 V I S I Visi Kementerian Pekerjaan Umum adalah Tersedianya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Andal untuk Mendukung Indonesia Sejahtera 2025 Untuk mendukung Visi Kementerian Pekerjaan Umum diatas maka, Visi Direktorat Jenderal Bina Marga yaitu: : Terwujudnya sistem jaringan n jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan di seluruh wilayah nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial M I S I Untuk melaksanakan visi tersebut, ditetapkan misi Direktorat Jenderal Bina Marga adalah, sebagai berikut: a. Mewujudkan jaringan Jalan Nasional yang berkelanjutan dengan mobilitas, aksesibilitas dan keselamatan yang memadai, untuk melayani pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah dan kawasan strategis nasional. b. Mewujudkan jaringan Jalan Nasional bebas hambatan antar-perkotaan dan di kawasan perkotaan yang memiliki intensitas pergerakan logistik tinggi yang menghubungkan dan melayani pusat-pusat kegiatan ekonomi utama nasional. c. Memfasilitasi agar kapasitas Pemerintah Daerah meningkat dalam menyelenggarakan jalan daerah yang berkelanjutan dengan mobilitas, aksesibilitas dan keselamatan yang memadai TUJUAN DAN SASARAN Sebagai penjabaran atas visi dan misi DIrektorat Jenderal Bina Marga dan untuk mencapai tujuan Kementerian Pekerjaan Umum selama periode lima tahu ke depan, maka tujuan yang hendak dicapai adalah : Meningkatkan keandalan sistem jaringan infrastruktur pekerjaan umum dan pengelolaan sumber daya air untuk meningkatkan daya saing melalui LAKIP DITJEN BINA MARGA

6 pertumbuhan ekonomi nasional, ketahanan pangan, ketahanan air dan ketahanan energi. Sasaran yang diharapkan dicapai selama periode adalah: 1. Meningkatnya kualitas layanan jalan nasional dan pengelolaan jalan daerah. 2. Meningkatkan kapasitas jalan nasional sepanjang km KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Kebijakan dalam penyelenggaraan jalan yang merupakan ketentuanketentuan yang dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, serta visi dan misi Direktorat Jenderal Bina Marga, adalah sebagai berikut: 1. Kelembagaan, melalui peningkatan tertib penyelenggaraan jalan dan perkuatan institusi untuk menunjang program preservasi dan meningkatkan tertib pengelolaan asset termasuk memfungsikan pengamat kondisi jalan, yang dicapai melalui : a. Peningkatan Kapasitas SDM b. Legalisasi NSKP dan SOP c. Inventarisasi dan revaluasi BMN d. Melakukan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Jalan 2. Organisasi Manajemen Pemeliharaan berkelanjutan, yang dicapai melalui : a. Pembentukan Unit sistem Manajemen Mutu b. Penerapan kegiatan preservasi dengan meningkatkan fungsi SATKER dan PPK sebagai Area Manager yang dibantu penilik jalan dalam mengidentifikasi kerusakan dini 3. Peningkatan peran Balai di daerah untuk melakukan koordinasi dalam rangka meningkatkan kelancaran pelaksanaan, pembebasan tanah, beban berlebih, tertib manfaat jalan dan penanganan banjir sehingga perlu ditingkatkan LAKIP DITJEN BINA MARGA

7 koordinasi lintas sektoral antara lain dengan Kementerian Perhubungan, BPN, Polisi Lalu Lintas dan Pemda. 4. Penyusunan kebijakan dan rencana penyelenggaraan jalan (Klasifikasi Fungsi dan Status Jalan, Renstra, KPJM, Rencana Umum Pengembangan Sistem Jaringan Jalan) yang sesuai dengan RTRWN dan sistem logistik nasional 5. Penyusunan program dan anggaran yang sesuai dengan rencana penyelenggaraan jalan yang berkelanjutan 6. Penyusunan rencana teknik yang berbasis keselamatan jalan dan lingkungan (termasuk rencana pengurangan black spot dan dukungan terhadap RAN- MAPI) 7. Penyusunan rencana teknis yang berbasis keselamatan jalan serta rencana pengurangan segmen rawan kecelakaan akibat defisiensi jalan 8. Mengutamakan penanganan preservasi, untuk mempertahankan kinerja jalan dan kondisi jalan yang ada tetap berfungsi 9. Pelebaran, perkuatan struktur dan pembangunan jalan baru, dalam rangka memenuhi kebutuhan peningkatan kapasitas yang diakibatkan perkembangan lalu-lintas, perkembangan wilayah dan untuk menambah tingkat pelayanan/aksesibilitas jaringan jalan terutama pada lintas utama 10. Pemanfaatan inovasi teknologi praktis untuk meningkatkan tuntutan atas kualitas produk disamping faktor lingkungan yang memberikan tekanan, yang dicapai melalui: a. Akreditasi laboratorium/ sarana penelitian b. Dukungan Bahan dan Peralatan c. Pemanfaatan manajemen keselamatan selama masa konstruksi dan penerapan Kontrak berbasis Kinerja dan Extended Warranty d. Penerapan teknologi praktis dalam penanganan jalan LAKIP DITJEN BINA MARGA

8 11. Pembangunan yang berwawasan lingkungan dengan mengacu kepada dokumen pengelolaan lingkungan bidang jalan dan jembatan. 12. Penanganan segmen rawan kecelakaan, dalam upaya peningkatan keamanan dan keselamatan jalan. 13. Pengembangan jaringan jalan tol, dalam bentuk pembangunan langsung atau fasilitasi pengadaan lahan. 14. Penanganan Jalan pada Kawasan Strategis dan melakukan kegiatan tanggap darurat. Program pembangunan periode 5 (lima) tahun bidang jalan dan jembatan Ditjen Bina Marga melaksanakan program penyelenggaraan jalan, dengan didukung oleh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh unit-unit kerja di lingkungan Ditjen Bina Marga, setiap unit kerja melaksakan satu kegiatan, sebagai berikut: a. Dukungan manajemen, koordinasi, pengaturan, pembinaan, dan pengawasan, oleh Sekretariat Jenderal Bina Marga. b. Pengaturan, pembinaan, perencanaan, pemrograman, dan pembiayaan penyelenggaraan jalan, oleh Direktorat Bina Program. c. Pengaturan dan Pembinaan Teknik Preservasi, Peningkatan Kapasitas Jalan, oleh Direktorat Bina Teknik. d. Pembinaan pelaksanaan preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional dan fasilitasi jalan daerah, oleh Direktorat Pembinaan Wilayah I, II, dan III yang sebelum reformasi birokrasi oleh Direktorat Pembinaan Wilayah Barat dan Timur. e. Pelaksanaan preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional, oleh Balai Besar dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional. f. Pengaturan, pengusahaan, pengawasan jalan tol, oleh BPJT. LAKIP DITJEN BINA MARGA

9 2.2. RENCANA KINERJA Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2004, perencanaan stratejik yang disusun oleh Kementerian atau Lembaga selanjutnya dijabarkan dalam perencanaan kinerja. Perencanaan Kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana stratejik, yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Perencanaan kinerja tahunan merupakan proses penetapan target tahunan dari setiap kegiatan kedalam output-output dan indikator-indikatornya dan target outcome dari masing-masing sasaran dan indikator-indikatornya dengan mengacu kepada Renstra. Hasil dari proses ini berupa Rencana Kinerja Tahunan (RKT), seperti ditampilkan dalam Lampiran II. Perencanaan kinerja tahunan pada tahun berjalan, untuk melaksanakan kedalam kegiatan-kegiatan aktual dan sasaran aktual sesuai target output dan target outcome sebagaimana dimaksud dalam RKT setelah melalui pembahasan antar instansi terkait baik secara bottom up dan top down melalui konsultasi dan raker maupun rakor. Hal tersebut dimaksudkan untuk menentukan target kinerja output sejak dari satker sampai pada output unit kerja dan jumlah alokasi anggaran yang mampu disediakan oleh pemerintah yang dibiayai melalui anggaran dalam DIPA setelah melalui proses penyusunan satuan 3 dan RKAKL/DIPA. Setelah DIPA disetujui kemudian disusun POK (Petunjuk Operasional Kegiatan) oleh Satker pada bulan Januari, berdasarkan data Struktur RKA-K/L, DIPA Awal, dan POK, juga ditentukan target outcome dan indikatornya yang akan dicapai pada tahun Berdasarkan data tersebut kemudian dituangkan dan disusun kedalam dokumen Penetapan Kinerja Satminkal Eselon I Ditjen Bina Marga tahun LAKIP DITJEN BINA MARGA

10 2.2.1 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Bina Marga untuk tahun 2011 diturunkan dari Renstra Direktorat Jenderal Bina Marga status revisi bulan Desember tahun RKA (Rencana Kerja Anggaran) disusun mengacu kepada klasifikasi anggaran yaitu belanja negara menurut organisasi, fungsi, program, kegiatan dan jenis belanja. Jadi RKT memuat rencana capaian kinerja dari Renstra yang bersifat tahunan, yaitu target-target kinerja output dari setiap kegiatan, target outcome dari setiap sasaran dalam mendukung tujuan Kementerian PU yang diturunkan dari Renstra Ditjen Bina marga dan Renstra Kementerian PU tahun dalam Lampiran 3 bidang Ditjen Bina Marga. Back up target kinerja output dan alokasi anggaran untuk setiap masing-masing kegiatan bahan-bahannya disiapkan oleh masing-masing Unit Kerja kemudian dilakukan pembahasan-pembahasan di tingkat Eselon I pada saat penyusunan Renstra pada akhir tahun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Bina Marga untuk tahun 2011, disajikan di dalam Format RKT. Terkait dengan rencana kinerja tahunan, supaya rencana/target capaian kinerja yang tercantum di dalam Rencana Kinerja Tahunan dapat terukur, maka disusun indikator kinerja yaitu indikator output dan outcome yang disusun sesuai dengan alokasi anggaran kegiatan berdasarkan DIPA Awal tahun Komponen rencana kinerja tahunan tahun 2011 yang disusun berdasarkan Renstra Revisi status bulan Desember tahun 2010, secara rinci memuat tentang tujuan, program, sasaran/ kegiatan, output dan indikator output, serta outcome dan indikator outcome. Penetapan indikator kinerja kegiatan didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta data pendukung yang harus dikelola. Penetapan indikator kinerja dimaksudkan untuk dapat menggambarkan kinerja sasaran dan kegiatan yang hendak dicapai sebagai target capaian kinerja. Dengan demikian, indikator kinerja tersebut diupayakan LAKIP DITJEN BINA MARGA

11 memiliki kriteria spesifik dan jelas, dapat diukur secara obyektif, layak dicapai, serta relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh Ditjen. Bina Marga dalam kurun waktu tertentu. Di dalam rencana kinerja tahunan tahun 2011, indikator kinerja yang dikembangkan dan disepakati untuk pengukuran capaian kinerja adalah indikator output dan outcome dan diuraikan berdasarkan kegiatan dan sasaran serta target kuantitatif atau kualitatifnya. Indikator outcome yang ditetapkan lebih merupakan indikator yang bersifat immediate outcome yang akan dicapai dan dapat diukur pada akhir tahun anggaran berjalan. Indikator output ditetapkan pertahun berdasarkan keluaran yang dihasilkan dari masing-masing kegiatan. Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga juga merupakan agregasi dari kinerja masing-masing unit kerja eselon II yang berada di bawahnya dalam melaksanakan tupoksinya untuk mendukung tercapaianya tujuan dan sasaran dalam Renstra PENETAPAN KINERJA (PK) Terkait dengan rencana kinerja tahunan, sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, telah diwajibkan agar Satuan kerja dan unit kerja Eselon II menyusun penetapan kinerja setelah menerima dokumen pelaksanaan anggaran (DIPA) dan ditandatangani oleh pimpinan unit organisasi dan pimpinan satuan kerja. Pemerintah menyusun penetapan kinerja sebagai ikhtisar kinerja dari rencana kinerja tahunan yang memuat sasaran yang mencerminkan sesuatu yang akan dicapai secara nyata dari pelaksanaan program dalam rumusan yang spesifik, terukur, dan berorientasi pada hasil (outcome). Amanat tersebut telah dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga dan seluruh unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal. Hal tersebut ditunjukan LAKIP DITJEN BINA MARGA

12 dengan telah dilakukannya penyusunan penetapan kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga. Didalam penetapan kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga tahun 2011 telah ditetapkan rencana capaian kinerja sasaran-kegiatan tahun 2011 yang menjadi panduan arah untuk mencapai visi dan misi dari Direktorat Jenderal Bina Marga. Supaya rencana/target capaian kinerja yang ditetapkan di dalam penetapan kinerja dapat terukur dengan baik maka disusun indikator kinerja yaitu indikator kinerja output yang mengacu kepada RKT tahun 2011 dengan target dan alokasi anggaran kegiatan berdasarkan DIPA Awal tahun Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga merupakan komitmen untuk tercapainya kinerja Output dari sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Renstra Ditjen Bina Marga tahun setelah adanya alokasi anggaran DIPA sebagai input. Komponen penetapan kinerja pada tahun 2011 dapat dijelaskan meliputi hal-hal sebagai berikut: Sasaran Strategis, sesuai dengan yang dimuat dalam Renstra Direktorat Jenderal Bina Marga, pada penetapan kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga tahun 2011 terdapat 2 (dua) sasaran. Indikator Kinerja Output, sesuai dengan yang dimuat dalam Renstra Unit Kerja Eselon I sebagaimana dicantumkan dalam DIPA Unit Kerja Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga bahwa terdapat 63 indikator kinerja output yang mendukung sasaran strategis Direktorat Jenderal Bina Marga. Indikator Kinerja Outcome, sesuai dengan renstra Direktorat Jenderal Bina Marga terdapat 5 indikator outcome yang juga merupakan indikator kinerja utama (IKU) : tingkat kemantapan jalan, tingkat fasilitasi penyelenggaraan jalan daerah menuju 60% kondisi mantap, tingkat penggunaan jalan nasional, Panjang Peningkatan Struktur/pelebaran Jalan, dan Panjang Jalan Baru yang Dibangun. LAKIP DITJEN BINA MARGA

13 Target, merupakan kuantitas yang ingin dicapai dari indikator kinerja output yang dimiliki Direktorat Jenderal Bina Marga di tahun Target yang dicantumkan bersumber dari dokumen anggaran (DIPA) Awal Unit Kerja Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga tahun Jumlah anggaran, merupakan total alokasi anggaran direktorat bina program yang bersumber dari dokumen anggaran (DIPA) awal Unit Kerja Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga tahun Indikator Kinerja Indikator yang tertuang dalam Renstra Direktorat Jenderal Bina Marga adalah indikator keluaran (output) untuk kegiatan dan indikator hasil (outcome) untuk sasaran. yang dimaksud indikator kinerja output adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan. adapun yang dimaksud indikator kinerja outcome adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian outcome untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan Indikator Kinerja Output Indikator kinerja output untuk kegiatan-kegiatan di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga adalah sebagai berikut : Kegiatan : Dukungan Manajemen, Koordinasi, Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan Kegiatan ini dilaksanakan oleh Unit Kerja Sekretariat Direktorat Jenderal dengan Output sebagaimana berikut: 1. Dokumen administrasi dan pengelolaan kepegawaian / ortala 2. Dokumen laporan administrasi keuangan dan akuntansi 3. Dokumen Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 4. Dokumen laporan penyelenggaraan kegiatan bantuan hukum 5. Bulan layanan publik (PNBP) LAKIP DITJEN BINA MARGA

14 6. Prasarana dan sarana pemenuhan kebutuhan perkantoran 7. Bulan layanan perkantoran 8. Dokumen draft materi kebijakan / peraturan perundang-undangan yang diproses dan dilegalisasi 9. Lokasi pembinaan penanggulangan penanganan tanggap darurat / pekerjaan mendesak. Kegiatan : Pengaturan, Pembinaan, Perencanaan, Pemrograman, dan Pembiayaan Penyelenggaraan Jalan Kegiatan ini dilaksanakan oleh Unit Kerja Direktorat Bina Program dengan output sebagaimana berikut: 1. Dokumen Pengaturan dan Penyiapan Pembiayaan Jalan Daerah dan Dana Masyarakat 2. Dokumen Program dan Anggaran Tahunan 3. Dokumen Penyiapan PHLN dan Administrasi Kerjasama Luar Negeri 4. Dokumen Pengembangan Sistem Manajemen Jalan dan Jembatan 5. Dokumen Evaluasi Kinerja Penyelenggara Jalan 6. Dokumen Kebijakan dan Strategi Penyelenggaraan Jalan 7. Dokumen Penyiapan keputusan menteri tentang fungsi dan status jalan 8. Dokumen Pengendalian Pelaksanaan PHLN 9. Dokumen Informasi, Dokumentasi, Komunikasi dan Publikasi Penyelenggaraan Jalan 10. Dokumen Laporan Monitoring dan Evaluasi Perencanaan, Pemrograman dan Pembiayaan Penyelenggaraan Jalan 11. Prasarana dan sarana pemenuhan kebutuhan perkantoran 12. Bulan Layanan Perkantoran. Kegiatan : Pengaturan dan Pembinaan an Teknis Preservasi, Peningkatan Kapasitas Jalan Kegiatan ini dilaksanakan oleh Unit Kerja Direktorat Bina Teknik dengan output sebagaimana berikut: LAKIP DITJEN BINA MARGA

15 1. Dokumen lingkungan Jalan dan Jembatan yang bersifat khusus 2. Dokumen Perencanaan dan Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan Khusus Serta Perencanaan Teknis Jalan Bebas Hambatan 3. Dokumen Penyusunan dan pengesahan NSPK Jalan dan Jembatan termasuk Jalan Daerah 4. Dokumen rekomendasi teknis penanganan lokasi rawan kecelakaan dan rawan bencana jalan dan jembatan 5. Laporan Pembinaan teknik jalan dan jembatan 6. Laporan Pembinaan Jalan Bebas Hambatan 7. Luas Pengadaan tanah jalan bebas hambatan 8. Dokumen Kebijakan investasi jalan bebas hambatan 9. Dokumen Monitoring dan evaluasi pembinaan teknik jalan dan jembatan 10. Prasarana dan sarana pemenuhan kebutuhan perkantoran 11. Bulan Layanan Perkantoran. Kegiatan : Pembinaan Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional dan Fasilitasi Jalan Daerah Kegiatan ini dilaksanakan oleh Unit Kerja Direktorat Jalan dan Jembatan Wilayah I, II, dan III dengan output sebagaimana berikut: 1. Laporan Perencanaan pembinaan, penyiapan produk pembinaan, dan pembinaan pelaksanaan jalan dan jembatan 2. Dokumen Pembinaan dan penilaian bahan usulan program 5 tahunan dan tahunan 3. Dokumen Penyelesaian permasalahan administrasi, teknis pelaksanaan dan aspek hukum 4. Laporan Pembinaan teknis, Pengendalian kepatuhan pelaksanaan dan rekomendasi laik fungsi jalan nasional 5. Prasarana dan sarana pemenuhan kebutuhan perkantoran 6. Bulan Layanan Perkantoran LAKIP DITJEN BINA MARGA

16 7. Laporan Pembinaan teknis, fasilitasi perencanaan,program pembiayaan, pelaksanaan dan evaluasi kinerja jalan daerah 8. Dokumen Monitoring dan evaluasi kinerja pembinaan dan pelaksanaan jalan dan jembatan termasuk jalan daerah. Kegiatan : Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional Kegiatan ini dilaksanakan oleh Unit Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional dengan output sebagaimana berikut: 1. Panjang Pemeliharaan rutin jalan 2. Panjang Pemeliharaan rutin jembatan 3. Panjang Pemeliharaan berkala / rehabilitasi jalan 4. Panjang Pemeliharaan berkala / rehabilitasi jembatan 5. Panjang Rekonstruksi / Peningkatan Struktur Jalan 6. Panjang Penggantian jembatan 7. Panjang Pembangunan jalan baru 8. Panjang Pembangunan jembatan baru 9. Panjang Pelebaran jalan 10. Panjang Pembangunan Fly Over / Underpass / terowongan 11. Panjang Pembangunan jalan bebas hambatan 12. Dokumen hasil pengumpulan data jalan dan jembatan 13. Dokumen Perencanaan dan pengawasan teknis jalan dan jembatan 14. Dokumen lingkungan jalan dan jembatan 15. Dokumen Pengujian / Manajemen Mutu 16. Panjang Pembangunan / pelebaran jalan di kawasan strategis, perbatasan, wilayah terluar dan terdepan 17. Panjang Pembangunan / duplikasi jembatan di kawasan strategis, perbatasan, wilayah terluar dan terdepan 18. Dokumen Monitoring dan evaluasi pelaksanaan jalan dan jembatan 19. Dokumen bahan usulan program tahunan dan 5 tahunan 20. Bahan jalan dan jembatan LAKIP DITJEN BINA MARGA

17 21. Bahan dan peralatan jalan dan jembatan 22. Bulan Layanan Publik (PNBP) 23. Prasarana dan sarana pemenuhan kebutuhan perkantoran 24. Bulan Layanan perkantoran. Kegiatan: Pengaturan, Pengusahaan, an, Pengawasan Jalan Tol Kegiatan ini dilaksanakan oleh Unit Kerja Badan Pengatur Jalan Tol dengan output sebagaimana berikut: 1. Laporan Kajian dan evaluasi penyiapan pengusahaan jalan tol dan data informasi jalan tol 2. Dokumen pengaturan, penyiapan, pelayanan dan pengendalian pengusahaan jalan tol 3. Laporan pengawasan dan pemantauan perjanjian pengusahaan jalan tol 4. Dokumen perjanjian layanan dana bergulir untuk pengadaan tanah jalan tol (BLU) 5. Laporan monitoring dan evaluasi layanan dana bergulir untuk pengadaan tanah jalan tol (BLU) 6. Laporan pengelolaan dana hasil pengusahaan jalan tol (BLU) 7. Prasarana dan sarana pemenuhan kebutuhan perkantoran 8. Bulan Layanan Perkantoran 9. Bulan Layanan perkantoran (PNBP) Indikator Kinerja Outcome: Adapun outcome berdasarkan sasaran Direktorat jenderal Bina Marga yang akan dicapai meliputi: Outcome Sasaran 1 : 1. Meningkatnya kualitas layanan jalan nasional dan pengelolaan jalan daerah. LAKIP DITJEN BINA MARGA

18 outcome: a. Meningkatnya kondisi mantap jaringan jalan nasional menjadi 94 %. b. Meningkatnya penggunaan jalan pada ruas jalan nasional menjadi 91,55 milyar kendaraan kilometer/tahun. c. Meningkatnya fasilitasi penyelenggaraan jalan daerah untuk menuju 60 % kondisi mantap Outcome Sasaran 2 : 2. Meningkatkan kapasitas jalan nasional sepanjang km. outcome: a. Meningkatnya panjang peningkatan struktur/pelebaran jalan sebesar km. b. Meningkatnya panjang jalan baru yang dibangun sebesar km INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Indikator Kinerja Utama 1. Meningkatnya kondisi mantap jaringan jalan nasional menjadi 94 %. 2. Meningkatnya penggunaan jalan pada ruas jalan nasional menjadi 91,55 milyar kendaraan kilometer/tahun. 3. Meningkatnya fasilitasi penyelenggaraan jalan daerah untuk menuju 60 % kondisi mantap. 4. Meningkatnya panjang peningkatan struktur/pelebaran jalan sebesar km. 5. Meningkatnya panjang jalan baru yang dibangun sebesar km. LAKIP DITJEN BINA MARGA

Kebijakan & Strategi. :. KEBIJAKAN Kebijakan Direktorat Jenderal Bina Marga yaitu :

Kebijakan & Strategi. :. KEBIJAKAN Kebijakan Direktorat Jenderal Bina Marga yaitu : Kebijakan & Strategi :. KEBIJAKAN Kebijakan Direktorat Jenderal Bina Marga yaitu : 1. Penyusunan kebijakan dan rencana penyelenggaraan jalan (Klasifikasi Fungsi dan Status Jalan, Renstra, KPJM, Rencana

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA 2.1 RENCANA STRATEGIS Perencanaan Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun

Lebih terperinci

LAKIP 2011 Direktorat Jenderal Penataan Ruang PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II

LAKIP 2011 Direktorat Jenderal Penataan Ruang PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 25 2.1 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG D alam lingkup pembangunan nasional, Undang-Undang Nomor 25 tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

B A B II PERENCANAAN KINERJA

B A B II PERENCANAAN KINERJA B A B II PERENCANAAN KINERJA 2.1 RENCANA KINERJA TAHUNAN Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2004, perencanaan strategis yang disusun oleh SKPD selanjutnya dijabarkan dalam perencanaan

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2017

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2017 LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A217 Halaman : 1 33 33.1 33.1.1 2379 2382 2383 2384 2387 5682 33.1.2 2381 2389 239 33.2 33.2.3 2391 2392 2393 2394 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2.747.76.255

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08/PRT/M/2010 TANGGAL 8 JULI 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1213, 2013 KEMENTERIAN SOSIAL. Kinerja. Rencana Tahunan. Rencana Aksi. LAKIP. Penyusunan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 15/PRT/M/2015 TANGGAL 21 APRIL 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 1 PENGANTAR Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.34, 2018 KEMENPU-PR. DAK Infrastruktur PU-PR. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2017 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1008, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. Laporan Kinerja. PTN. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2014-2018 A. Program dan Kegiatan Pokok 1. Program Pelayanan Administrasi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1465, 2015 BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U No.1465, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.51, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 68 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.316, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Data Kinerja. Pengumpulan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGUMPULAN

Lebih terperinci

BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Berdasarkan mandat yang diemban oleh Kementerian Pekerjaan Umum sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun

Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 3. AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kebijakan dan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.317, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Indikator Kinerja. Pengukuran. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan telah selesainya penyusunan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Periode 2015-2019. Dalam rangka

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-33.1-/216 DS2286-196-725-318 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RAPAT EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RENCANA PROGRAM DAN ANGGARAN TAHUN 2015 DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR

RAPAT EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RENCANA PROGRAM DAN ANGGARAN TAHUN 2015 DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR RAPAT EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RENCANA PROGRAM DAN ANGGARAN TAHUN 2015 DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR 1 PETA KEWENANGAN PENYELENGGARAAN JALAN 3 PANJANG JALAN PROVINSI = 1.760,912

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA 2.1 RENCANA STRATEGIS Perencanaan Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

RENJA K/L TAHUN 2016

RENJA K/L TAHUN 2016 RENJA K/L TAHUN 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAFTAR ISI 1. FORMULIR I 2. FORMULIR II a) SEKRETARIAT JENDERAL b) INSPEKTORAT JENDERAL c) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN d) BADAN

Lebih terperinci

13. Untuk pencapaian kinerja program yang terbagi dalam 2 (dua) program, terlihat nilai pencapaian kinerjanya sebagai berikut :

13. Untuk pencapaian kinerja program yang terbagi dalam 2 (dua) program, terlihat nilai pencapaian kinerjanya sebagai berikut : RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Jenderal Tahun 2011 adalah perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PENETAPAN KINERJA, RENCANA AKSI, DAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA )

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) PEMERINTAH KOTA MATARAM DINAS PEKERJAAN UMUM Jalan Semanggi No. 19 Telepon (0370) 633095 - Mataram RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA MATARAM 2011-2015 PEMERINTAH KOTA MATARAM DINAS

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGIS PROGRAM/KEGIATAN BATAN Nomor: SOP /OT 02 01/KA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGIS PROGRAM/KEGIATAN BATAN Nomor: SOP /OT 02 01/KA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGIS PROGRAM/KEGIATAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 204 SOP PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGIS PROGRAM/KEGIATAN No. Revisi/ Terbitan : SOP 040.002/ OT

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar.

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar. BAB 1. PENDAHULUAN Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Nomor 15/SE/IX/2015 tentang pedoman penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja dijelaskan bahwa perjanjian kinerja (PK) merupakan

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS KINERJA AKUNTABILITAS KINERJA BAB III. LAKIP 2011 Direktorat Jenderal Penataan Ruang

AKUNTABILITAS KINERJA AKUNTABILITAS KINERJA BAB III. LAKIP 2011 Direktorat Jenderal Penataan Ruang BAB III AKUNTABILITAS KINERJA AKUNTABILITAS KINERJA 49 A kuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dilakukan sebagai perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah merupakan laporan yang disusun untuk menyajikan informasi capaian kinerja unit organisasi

Lebih terperinci

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 /PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. No.606, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2010 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PU NOMOR: 03/PRT/M/2010 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PU

PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PU NOMOR: 03/PRT/M/2010 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PU MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 22/PRT/M/2010 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PU NOMOR: 03/PRT/M/2010 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI

Lebih terperinci

FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2. VISI : 3. MISI : 4. Sasaran Strategis

Lebih terperinci

RINGKASAN LAKIP MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH TAHUN 2011

RINGKASAN LAKIP MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH TAHUN 2011 RINGKASAN LAKIP MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH TAHUN 2011 ARAH KEBIJAKAN Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan visi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1 Rencana Program Dan Kegiatan Peran strategis Kecamatan di Kota Bandung menuntut adanya peningkatan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP BAPPEDA Tahun 2015 I / LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP BAPPEDA Tahun 2015 I / LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), diperlukan pengembangan

Lebih terperinci

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi dan Misi Berdasarkan kedudukan, tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Semarang dalam penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH PROVINSI RIAU BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Jalan Jendral Sudirman No. 438 Telepon/Fax. (0761) 855734 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII. Jenderal Bina Marga, Kementrian Pekerjaan Umum.

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII. Jenderal Bina Marga, Kementrian Pekerjaan Umum. BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII merupakan satu dari delapan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional

Lebih terperinci

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang disempurnakan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ.01/2012 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 Dok L.11/19/03/2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN AMBON Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penganut NPM karena sesuai dengan semangat NPM untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. penganut NPM karena sesuai dengan semangat NPM untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penganggaran berbasis kinerja (PBK) digunakan di berbagai negara penganut NPM karena sesuai dengan semangat NPM untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PANGAN DAN PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PANGAN DAN PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PANGAN DAN PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB I. SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan Surat Tugas Inspektur

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KLN

LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KLN TA 2015 LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KLN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT RINGKASAN EKSEKUTIF Biro Perencanaan Anggaran dan Kerjasama Luar Negeri yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 43 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEPOLISIAN. LAKIP. Penyusunan. Laporan.

BERITA NEGARA. KEPOLISIAN. LAKIP. Penyusunan. Laporan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1084, 2012 KEPOLISIAN. LAKIP. Penyusunan. Laporan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis BAB 1 PENDAHULUAN Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR JL. GAYUNG KEBONSARI NO. 167 SURABAYA

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGELOLAAN ENERGI, SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGELOLAAN ENERGI, SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGELOLAAN ENERGI, SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB I. SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN

RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAFTAR ISI Kata Pengantar...... Daftar Isi......

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RPJMD PROVINSI JAWA TENGAH Sebagai upaya mewujudkan suatu dokumen perencanaan pembangunan sebagai satu kesatuan yang utuh dengan sistem perencanaan pembangunan nasional, maka

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB I. SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan Surat Tugas

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo No.1452, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. SAKIP. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA -1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI

Lebih terperinci

-1- BOX TAHAPAN RPJPN

-1- BOX TAHAPAN RPJPN -1- Anak Lampiran 1 BOX TAHAPAN RPJPN 2005-2025 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL (RPJPN) Berdasarkan kondisi saat ini serta tantangan dan permasalahan yang akan dihadapi selama 20 tahun mendatang,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 0310-1636-8566-5090 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak diundangkannya Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 30 Tahun 2005 tanggal 16 Nopember 2005, maka Nomenklatur Badan Pengawas Daerah Kabupaten Banyuasin

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR... ii BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Kondisi Umum... 2 1.1.1 Profil Biro Perencanaan dan Keuangan/Biro Perencanaan dan Organisasi... 2 1.1.2 Capaian Biro Perencanaan

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba No.904, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. SAKIP. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci