KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA"

Transkripsi

1 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

2 2 LaPORAN Kinerja

3 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 3 Laporan Kinerja Tahun 2017 sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja Direktorat JENDERAL CIPTA KARYA

4 4 LaPORAN Kinerja Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugerah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja (LaKIP) Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun Anggaran 2017 yang disusun sebagai wujud pertanggungjawaban Unit Organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya selama tahun LaKIP sebagai media untuk menyajikan pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan unit organisasi dan merupakan piranti untuk mengukur keberhasilan kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya selama 1 (satu) tahun, dengan indikator capaian kinerja diukur melalui besaran outcome. Pada tahun 2017, Direktorat Jenderal Cipta Karya memprioritaskan pemanfaatan pagu APBN sebesar Rp ,- untuk kegiatan prioritas diantaranya yaitu pembangunan venue olahraga untuk mendukung Asian Games 2018 dan pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN). Data dalam LaKIP ini disajikan berdasarkan data hasil capaian kinerja seluruh Unit Kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya sesuai

5 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 5 dengan pagu APBN. Proses penyusunan laporan mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja. Kami berharap LaKIP ini dapat bermanfaat sebagai acuan bagi perencanaan kinerja dan pelaksanaan kegiatan yang lebih baik pada tahun- tahun berikutnya. Apabila masih terdapat kekurangan, kami menghargai kritik dan saran yang diberikan sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Unit Kerja Eselon II, Balai Teknis Air Minum, Balai Teknis Sanitasi, serta Satuan Kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya yang telah mendukung terlaksananya Program Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman. Jakarta, Januari 2018 Direktur Jenderal Cipta Karya Ir. Sri Hartoyo, Dipl. SE., ME NIP

6 6 LaPORAN Kinerja

7 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 7 Daftar Isi

8 8 LaPORAN Kinerja Daftar Isi KATA PENGANTAR 4 DAFTAR ISI 7 DAFTAR GAMBAR 10 DAFTAR TABEL 11 BAB I PENDAHULUAN Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi 15 BAB II PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Target Sasaran Program Direktorat Jenderal Cipta Karya Perjanjian Kinerja Metode Pengukuran 31 BAB III KAPASITAS ORGANISASI Sumber Daya Manusia Sarana dan Prasarana Alokasi Anggaran Sistem Yang Mewadahi Pelaksanaan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya 44 BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA Dukungan Sumber Daya Sumber Daya Manusia (SDM) Tata Kelola Keuangan, Barang Milik Negara (BMN) dan Tata Laksana 51

9 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Keandalan Sistem dan Teknologi Informasi Proses Bisnis Internal Direktorat Jenderal Cipta Karya Keterpaduan Perencanaan, Pemrograman & Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kapasitas Kelembagaan Pengendalian dan Pengawasan Peningkatan Kualitas Pengaturan Pengelolaan Infrastruktur Permukiman Peningkatan Kualitas Komunikasi, Edukasi dan Kampanye Publik Capaian Kinerja Program Direktorat Jenderal Cipta Karya Sasaran Meningkatnya Kontribusi Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Minum Bagi Masyarakat Sasaran Meningkatnya Kontribusi Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Hunian Dan Permukiman Yang Layak Sasaran Meningkatnya Kontribusi Terhadap Pemenuhan Akses Sanitasi Bagi Masyarakat Capaian Kinerja Lainnya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Pelayanan Publik Penghargaan Pegawai Muda Teladan Dukungan Rehabilitasi Venue Asian Games Dukungan Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Kinerja Pelaksanaan Anggaran Realisasi Anggaran Konsistensi Perencanaan dengan Implementasi Output Efisiensi Aspek Manfaat 75 BAB V PENUTUP 78

10 10 LaPORAN Kinerja Daftar Gambar Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya 19 Gambar 1.2 Struktur Organisasi Sekretariat BPPSPAM 20 Gambar 1.3 Struktur Organisasi Balai Teknik Air Minum dan Balai Teknik Sanitasi 21 Gambar 2.1 Peta Strategi Ditjen. Cipta Karya bersumber dari Peta Strategi Kementerian PUPR Gambar 2.2 Strategi Pembiayaan dalam Pencapaian Sasaran program 27 Gambar 3.1 Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan di Lingkungan DJCK 39 Gambar 3.2 Komposisi SDM DJCK di Setiap Unit Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya 40 Gambar 3.3 Komposisi SDM DJCK Berdasarkan Jenis Kelamin 40 Gambar 3.4 Komposisi Pejabat DJCK Berdasarkan Jenis Kelamin 41 Gambar 3.5 Kondisi SDM PNS di Lingkungan DJCK Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan 41 Gambar 3.6 Persebaran Alokasi Anggaran Per Unit Kerja Eselon II Direktorat Jenderal Cipta Karya 44 Gambar 3.7 Sistem Informasi Pendukung Penyelenggaraan SAKIP 45 Gambar 4.1 Tingkat Kehadiran Pegawai Ditjen. Cipta Karya di Atas Pukul Gambar 4.2 Tingkat Kehadiran Pegawai Ditjen. Cipta Karya Diatas Pukul Gambar 4.3 Total BMN, Potensi, Usulan dan Proses Alih Status/Hibah BMN Tahun Gambar 4.4 Penandatanganan Serah Terima BMN dari Ditjen. Cipta Karya kepada Pemda serta Lembaga/Yayasan 52 Gambar 4.5 Pemanfaatan TPST 3R di Desa Betoyoguci Kec. Manyar, kab. Gresik 58 Gambar 4.6 Tren Capaian Gerakan Dengan Sumber Pembiayaan APBN Ditjen. Cipta Karya 65 Gambar 4.7 Pemanfaatan SPAM oleh Masyarakat di Distrik Sota, Kab. Merauke 66 Gambar 4.8 Pemanfaatan SPAM oleh Masyarakat di Distrik Minyambaou, Papua Barat 67 Gambar 4.9 Tren Pengelolaan Output Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun Gambar 4.10 Hasil Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh di Kawasan Karangwaru, Kota Yogyakarta 69 Gambar 4.11 Hasil Pembangunan TPS 3R Kota Bandar Lampung 71 Gambar 4.12 Hasil Pembangunan Sanimas, Kab. Halmahera Barat 72

11 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 11 Daftar Tabel Tabel 2.1 Target Sasaran Program Ditjen. Cipta Karya 27 Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Ditjen. Cipta Karya Tahun Tabel 2.4 Perubahan Output Pemenuhan Kebutuhan Air Minum Bagi Masyarakat 30 Tabel 2.5 Perubahan Output Pemenuhan Kebutuhan Hunian dan Permukiman yang Layak 31 Tabel 2.6 Perubahan Output Pemenuhan Akses Sanitasi Bagi Masyarakat 31 Tabel 2.7 Perhitungan Peningkatan Akses Air Minum dari Dana APBN TA Tabel 2.8 Perhitungan Peningkatan Akses Air Minum dari Dana APBNP TA Tabel 2.9 Perhitungan Penurunan Kawasan Kumuh TA Tabel 2.10 Perhitungan Penurunan Kawasan Kumuh TA Tabel 2.11 Perhitungan Peningkatan Akses Sanitasi dari Dana APBN TA Tabel 2.12 Perhitungan Peningkatan Akses Sanitasi dari Dana APBNP TA Tabel 3.1 Data Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Cipta Karya 38 Tabel 3.2 Data Sarana dan Prasarana Direktorat Jenderal Cipta Karya 42 Tabel 4.1 Hasil Tes Kompetensi ASN Ditjen. Cipta Karya TA Tabel 4.2 Rincian Rata-Rata Nilai Kinerja Individu PNS Ditjen. Cipta Karya 51 Tabel 4.3 Jumlah Lembaga Pengelola Yang Meningkat Kapasitasnya 59 Tabel 4.4 Jumlah SDM Lembaga Pengelola yang Meningkat Kapasitasnya 59 Tabel 4.5 Hasil Evaluasi Penyelenggaraan Akuntabiltias Kinerja Unit Organisasi Ditjen. Cipta Karya Tahun Tabel 4.6 Jumlah NSPK yang diterbitkan dalam Tahun Tabel 4.7 Jumlah Pemerintah Daerah Kab./Kota yang memiliki Peraturan Penyelenggaraan Permukiman 62 Tabel 4.8 Pencapaian Sasaran Program Ditjen. Cipta Karya Tahun Tabel 4.9 Tren Kontribusi Ditjen. Cipta Karya 64 Tabel 4.10 Kontribusi Ditjen Cipta Karya Terhadap Gerakan Tabel 4.11 Cakupan Pelayanan Air Minum Dengan Sumber Pendanaan APBN Tahun Tabel 4.12 Kontribusi Penurunan Luasan Permukiman Kumuh Tahun Tabel 4.13 Kontribusi Cakupan Pelayanan Sanitasi Tahun

12 12 LaPORAN Kinerja

13 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 13 Bab I Pendahuluan

14 14 LaPORAN Kinerja Pendahuluan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mengamanatkan bahwa setiap instansi pemerintah wajib menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LaKIP) sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai tujuan organisasi. Direktorat Jenderal Cipta Karya menyusun LaKIP tahun 2017 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban yang transparan mengenai kinerja dan capaian organisasi selama tahun anggaran LaKIP ini diharapkan dapat digunakan oleh pimpinan dan seluruh jajaran instansi Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagai bahan acuan untuk menyusun program dan anggaran yang lebih efektif dan efisien di tahun mendatang. RPJMN merupakan rencana pembangunan jangka menengah ketiga dari RPJPN yang berisi penjabaran visi dan misi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. RPJMN ini digunakan untuk menjaga konsistensi arah pembangunan nasional. Salah satu kebijakan umum pembangunan nasional yang tercantum di dalam RPJMN III Tahun adalah mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan. RPJMN tersebut mengamanatkan bahwa pembangunan infrastruktur diarahkan untuk dapat memenuhi kebutuhan hunian layak bagi masyarakat dan mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh serta mewujudkan peningkatan keandalan dan keberlanjutan layanan sumber daya air untuk pemenuhan air minum, sanitasi, dan irigasi guna menunjang ketahanan air dan pangan. Berdasarkan hal tersebut di atas, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menetapkan salah satu tujuannya yang tertuang dalam dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PUPR Tahun menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak guna mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip infrastruktur untuk semua. Tujuan tersebut akan dicapai salah satunya melalui sasaran strategis meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman yang dilaksanakan melalui Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya. Keberhasilan pelaksanaan program pada Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya dijabarkan dalam 3 (tiga) sasaran program, yaitu: 1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat dengan indikator kinerja cakupan pelayanan akses air minum; 2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak dengan indikator kinerja penurunan luasan permukiman kumuh; 3. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat dengan indikator kinerja cakupan pelayanan akses sanitasi. Dalam mencapai sasaran program tersebut di atas, dilaksanakan beberapa kegiatan sebagai berikut: 1. Pengaturan, Pembinaan dan Pelaksanaan Pengembangan Permukiman

15 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Pelaksanaan Penataan Bangunan Gedung 3. Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta Pengelolaan Pengembangan Infrastruktur Sanitasi dan Persampahan 4. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum 5. Dukungan Manajemen Bidang Permukiman 6. Penyusunan Kebijakan Program dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data Informasi serta Evaluasi Kinerja Infrastruktur Bidang Permukiman Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja, Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagai salah satu unit organisasi Kementerian PUPR wajib melaporkan pelaksanaan kinerjanya pada setiap akhir tahun. Laporan kinerja tersebut merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan program dalam rangka mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi yang disampaikan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 1.1 Tugas dan Fungsi Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1/PRT/M/2015, Direktorat Jenderal Cipta Karya mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Cipta karya menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1. perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan; 2. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan; 3. perumusan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan; 4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan; 5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan; 6. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan 7. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. 1.2 Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 15/ PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

16 16 LaPORAN Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya didukung oleh 6 unit kerja, meliputi: 1. Sekretariat Direktorat Jenderal, bertugas memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui penyelenggaraan fungsi: a. pelaksanaan urusan kepegawaian, organisasi, dan tata laksana; b. pelaksanaan urusan administrasi keuangan, tata usaha, dan rumah tangga direktorat jenderal; c. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan, fasilitasi advokasi hukum, pemberian pertimbangan hukum serta penyelenggaraan komunikasi publik direktorat jenderal; d. pengelolaan barang milik negara direktorat jenderal; dan e. koordinasi, pemantauan dan evaluasi sarana dan prasarana penanggulangan darurat bencana alam. 2. Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, bertugas melakukan penyusunan keterpaduan perencanaan dan kemitraan, pembiayaan, pelaksanaan, pengelolaan data dan sistem informasi serta pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program pembangunan infrastruktur permukiman yang meliputi pengembangan kawasan permukiman, serta penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan sistem penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan permukiman, melalui penyelenggaraan fungsi: a. penyusunan kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur permukiman; b. penyusunan keterpaduan perencanaan dan kemitraan pembangunan infrastruktur permukiman; c. penyusunan keterpaduan program, pembiayaan tahunan yang bersumber dari APBN dan pembiayaan lainnya; d. pemantauan keterpaduan pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman; e. pengelolaan data dan sistem teknologi informasi; f. pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program kegiatan dan pembangunan infrastruktur permukiman; dan g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat. 3. Direktorat Bina Penataan Bangunan, bertugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan perencanaan teknis, penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan, gedung, pengelolaan rumah negara, penataan bangunan dan lingkungan khusus, serta penyusunan standarisasi dan penguatan kelembagaan, Direktorat Bina Penataan Bangunan melalui penyelenggaraan fungsi: a. penyiapan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya; b. pelaksanaan kebijakan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penataan bangunan

17 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 17 dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya; d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya; e. fasilitasi, pemberdayaan, dan penguatan kelembagaan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata,pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya; f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya; dan g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat. 4. Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, bertugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknis, pengendalian dan pengaturan teknis pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, serta kawasan permukiman khusus, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, melalui penyelenggaraan fungsi: a. penyusunan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, serta kawasan permukiman khusus; b. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, serta kawasan permukiman khusus; c. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, dan kawasan permukiman khusus, serta fasilitasi penyediaan tanah; d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, permukiman perdesaan, serta permukiman khusus; e. penyusunan dan penyebarluasan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, permukiman perdesaan, serta permukiman khusus; f. fasilitasi pembinaan kelembagaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, permukiman perdesaan, serta permukiman khusus; dan g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat. 5. Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, bertugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, drainase lingkungan, dan penyehatan lingkungan permukiman terkait, Direktorat Pengembangan

18 18 LaPORAN Kinerja Penyehatan Lingkungan Permukiman melalui penyelenggaraan fungsi: a. penyusunan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait; b. penyiapan perumusan kebijakan di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait; c. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, drainase lingkungan, dan penyehatan lingkungan permukiman terkait serta fasilitasi penyediaan tanah; d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait; e. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait; f. fasilitasi dan pemberdayaan kelembagaan di bidang sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan serta penyehatan lingkungan permukiman terkait; dan g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat. 6. Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, bertugas melaksanakan perumusan dan pelaksanakan kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum, Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum melalui penyelenggaraan fungsi: a. penyusunan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan laporan pengembangan sistem penyediaan air minum; b. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum perkotaan, perdesaan, kawasan khusus; c. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum perkotaan, perdesaan, kawasan khusus, serta fasilitasi penyediaan tanah; d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum; e. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum; f. fasilitasi dan pemberdayaan kelembagaan di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum; dan g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat. 7. Sekretariat Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM), bertugas membantu pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan sistem penyediaan air minum yang dilaksanakan oleh badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah penyelenggaraan sistem penyediaan air minum melalui penyelenggaraan fungsi: a. penilaian kinerja penyelenggaraan sistem penyediaan air minum yang dilaksanakan oleh badan usaha milik negara dan/atau

19 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 19 badan usaha milik daerah dalam rangka pemenuhan persyaratan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas pelayanan sistem penyediaan air minum; b. fasilitasi peningkatan kinerja penyelenggaraan sistem penyediaan air minum oleh badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah dalam rangka pemenuhan persyaratan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas pelayanan sistem penyediaan air minum; c. pemberian rekomendasi kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam rangka peningkatan penyelenggaraan sistem penyediaan air minum yang diselenggarakan oleh badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah; dan d. pemberian rekomendasi kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam rangka menjaga kepentingan yang seimbang antara penyelenggaran dengan pelanggan. Setiap Unit Kerja, pada pelaksanaan tugasnya, didukung oleh 5 (lima) sub direktorat (subdit) yangmenjalankan fungsi perumusan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan NSPK dan pemberian bimbingan teknis, serta 1 unit Tata Usaha yang menjalankan fungsi dukungan administrasi. Diagram struktur organisasi Direktorat Jenderal Karya, dapat dilihat pada Gambar 1.1. Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya

20 20 LaPORAN Kinerja Sekretariat BPPSPAM sebagai unit pendukung BPPSPAM memiliki struktur organisasi yang terpisah dari Struktur Organisasi Ditjen Cipta Karya, bidang air minum; dan e. penyusunan program dan anggaran, pengelolaan kepegawaian, keuangan, tata persuratan dan tata kearsipan, perlengkapan, Gambar 1.2 Struktur Organisasi Sekretariat BPPSPAM sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1.2 Direktorat Jenderal Cipta Karya juga memiliki 2 (dua) Unit Pelayanan Teknis (UPT) yang bertanggungjawab langsung pada Direktur Jenderal Cipta Karya, yaitu Balai Teknik Air Minum dan Balai Teknik Sanitasi, dengan tugas dan fungsinya sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 20 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian PUPR. 1. Balai Teknis Air Minum, bertugas melaksanakan bimbingan teknis perencanaan dan pemberdayaan pengelolaan kelembagaan bidang air minum, dengan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan bimbingan teknis perencanaan sistem penyediaan air minum; b. pelaksanaan bimbingan teknis pemberdayaan kelembagaan pengelolaan sistem penyediaan air minum; c. pelaksanaan fasilitasi dan penyebarluasan penerapan teknologi rancang bangun pengolahan sistem penyediaan air minum; d. pengelolaan laboratorium dan bengkel kerja pengelolaan barang milik negara, pengelolaan penerimaan negara bukan pajak serta urusan rumah tangga balai. 2. Balai Teknis Sanitasi, memiliki tugas melaksanakan bimbingan teknis perencanaan sistem dan pemberdayaan pengelolaan bidang penyehatan lingkungan permukiman, dengan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan pembinaan teknis sistem penyehatan lingkungan permukiman; b. pelaksanaan pembinaan teknis pemberdayaan kelembagaan pengelolaan sistem penyehatan lingkungan permukiman; c. pelaksanaan fasilitas dan penyebarluasan penerapan teknologi rancang bangun pengolahan sistem penyehatan lingkungan permukiman; d. pengelolaan laboratorium dan bengkel kerja bidang penyehatan lingkungan permukiman; dan e. penyusunan program dan anggaran, pengelolaan kepegawaian, keuangan, tata

21 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 21 persuratan dan tata kearsipan, perlengapan, pengelolaan barang milik negara, pengelolaan penerimaan negara bukan pajak serta urusan rumah tangga balai. Diagram struktur organisasi baik Balai Teknik Air Minum maupun Balai Teknik Sanitasi adalah sebagaimana terlihat pada Gambar 1.3. Gambar 1.3 Struktur Organisasi Balai Teknik Air Minum dan Balai Teknik Sanitasi KEPALA BALAI SUBBAGIAN TATA USAHA SEKSI BIMBINGAN TEKNIS PERENCANAAN SEKSI BIMBINGAN TEKNIS PEMBERDAYAAN Kelompok Jabatan Fungsional

22 22 LaPORAN Kinerja

23 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 23 Bab II Perencanaan Kinerja

24 24 LaPORAN Kinerja Perencanaan Kinerja Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) secara keseluruhan terintegrasi dengan sistem perencanaan, sistem penganggaran, dan juga sistem akuntansi pemerintahan. Oleh karena itu, penyelenggaraan SAKIP dilaksanakan secara berjenjang mulai dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang dilaksanakan melalui Rencana Kerja Pemerintah (RKP) bersama-sama dengan Renstra Kementerian yang selanjutnya diimplementasikan ke dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA). Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis. Perencanaan kinerja unit organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya dituangkan dalam bentuk Rencana Strategis dan pelaksanaannya dituangkan dalam Perjanjian Kinerja yang disusun setiap awal tahun. Perjanjian Kinerja merupakan kesepakatan kinerja yang akan diwujudkan oleh Direktur Jenderal Cipta Karya sebagai pemangku unit organisasi dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai pemangku Kementerian PUPR. Pada bab ini disampaikan ikhtisar hal-hal penting yang terdapat dalam Rencana Strategis dan dokumen Perjanjian Kinerja (PK) yang meliputi: output, outcome, dan metode pengukuran kinerja unit organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya. 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No 13.1/ PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun , salah satu tujuan yang hendak dicapai oleh Kementerian PUPR adalah Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk konektivitas nasional guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim. Pada pencapaian tujuan ini, Ditjen. Cipta Karya memiliki kontribusi terhadap capaian Sasaran Strategis (SS.4) yaitu Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman melalui pemenuhan Sasaran Strategis (SS.9) Meningkatnya cakupan pelayanan dan akses permukiman yang layak. Dalam rangka melaksanakan SS.9 tersebut, selanjutnya disusunlah peta strategi yang menggambar kan peta jalan yang harus dilakukan oleh Ditjen. Cipta Karya. Penyusunan peta strategi ini mengadopsi secara langsung peta strategi Kementerian PUPR. Pada perspektif konsumen/stakeholder, Ditjen. Cipta Karya akan mendukung pemenuhan sasaran strategis meningkatnya cakupan pelayanan dan akses permukiman yang layak melalui pelaksanaan Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman dengan tiga Sasaran Program (SP) yaitu: 1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat, yang

25 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 25 diukur dengan indikator kinerja persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum 2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak, yang diukur dengan indikator kinerja persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan 3. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat, yang diukur dengan indikator kinerja presentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi Perspektif konsumen/stakeholder tersebut dipenuhi melalui proses bisnis/internal melalui pelaksanaan keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman dengan sasaran strategis berupa meningkatnya keterpaduan perencanaan, pemrograman dan penganggaran serta pelaksanaan pengendalian dan pengawasan dengan sasaran strategi meningkatnya pengendalian dan pengawasan. Kedua sasaran strategis ini (SS. 5 dan SS. 11), selanjutnya akan menjadi sasaran kegiatan (SK. 1 dan SK. 2) yang akan dicapai oleh Ditjen. Cipta Karya. Pelaksanaan proses internal/ bisnis dilaksanakan dengan upaya learning and growth yang berkelanjutan dengan sasaran strategis meningkatnya SDM yang kompeten dan berkelanjutan serta meningkatnya pengelolaan sarana dan prasarana dan teknologi (SS. 12 dan SS. 15). Kedua sasaran strategis ini selanjutnya akan menjadi sasaran kegiatan 3 (SK.3) dan sasaran kegiatan 4 (SK. 4). Adapun peta strategi Ditjen. Cipta Karya dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1. Peta Strategi Ditjen. Cipta Karya bersumber dari Peta Strategi Kementerian PUPR Customers/Stakeholders Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi: Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saing; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman SS 9. Meningkatnya cakupan pelayanan dan akses permukiman yang layak Internal Process Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui proses internal: KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN PEMROGRAMAN SS 5. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN SS 11. Meningkatnya pengendalian dan pengawasan Leraning & Growth Untuk melaksanakan internal proses diperlukan: SS 12. Meningkatnya SDM yang berkompeten dan berintegritas SS 15. Meningkatnya pengelolaan sarana dan prasarana dan teknologi informasi Sumber: Rencana Strategi Ditjen Cipta Karya

26 26 LaPORAN Kinerja Keberhasilan pelaksanaan sasaran program memerlukan kerangka kelembagaan yang efektif, efisien, dan akuntabel sehingga tanggung jawab untuk mencapai kinerja sasaran program didistribusikan pada setiap direktorat yang berada di Direktorat Jenderal Cipta Karya. Sasaran program meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (PSPAM) yang didukung oleh Sekretariat Badan Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM), unit kerja satuan kerja (satker) SPAM baik di pusat maupun di provinsi yang terdiri dari: 1. Satker. Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Provinsi 2. Satker. Pengembangan Air Minum Strategis 3. Satker. Pengembangan Air Minum Berbasis Masyarakat Sasaran program meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak dilaksanakan oleh Direktorat Bina Penataan Bangunan (BPB) dan Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) dengan didukung oleh unit kerja Satker. BPB dan PKP baik di pusat maupun di provinsi yang terdiri dari: 1. Satker. Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi 2. Satker. Penataan Bangunan dan Lingkungan Strategis 3. Satker. Penataan Bangunan dan Lingkungan Khusus 4. Satker. Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi 5. Satker. Pengembangan Kawasan Permukiman Strategis 6. Satker. Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus 7. Satker. Kawasan Permukiman Pusat Pertumbuhan Sasaran program meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP) dengan didukung oleh unit kerja Satker. PPLP baik di pusat maupun di provinsi yang terdiri dari: 1. Satker. Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi 2. Satker. Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Strategis 3. Satker. Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Berbasis Masyarakat Proses internal dalam memperpadukan sistem infratruktur permukiman yang dimulai sejak tahap perencanaan, pemrograman, dan anggaran serta mengendalikan dan mengawasi ketiga sasaran program tersebut dilaksanakan oleh Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (KIP) dengan didukung oleh unit kerja Satker. Perencanaan dan Pengendalian Infrastruktur Provinsi. Sasaran kegiatan meningkatnya SDM yang berkompeten dan berintegritas serta pengelolaan sarana dan prasarana dan teknologi dilaksanakan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal (SetDitjen.) dan Direktorat KIP, yang didukung oleh unit kerja yang terdiri dari: 1. Balai Teknik Air Minum 2. Balai Teknik Sanitasi 3. Satker. Balai Informasi Permukiman dan Perkotaan 4. Satker. Sekretariat Nasional Habitat 5. Satker. Tanggap Darurat Permukiman Peta Strategi Ditjen. Cipta Karya didistribusikan secara merata kepada seluruh sumber daya manusia Direktorat Jenderal Cipta Karya, melalui penyusunan indikator kinerja individu. Penyelarasan

27 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 27 kinerja unit organisasi dengan kinerja individu yang menggerakan unit organisasi tersebut, secara detail dapat dilihat pada lampiran 6. meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman. Sumber pembiayaan lain direncanakan dapat 2.2 Target Sasaran Program Direktorat Jenderal Cipta Karya Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya , target sasaran program Ditjen Cipta Karya yang akan dicapai adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Target Sasaran Program Ditjen Cipta Karya No Sasaran Program/Indikator Kinerja 2015 (%) 2016 (%) 2017 (%) 2018 (%) 2019 (%) 1 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat. Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak. Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat. Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi Sumber: Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya Penetapan target sasaran program Ditjen. Cipta Karya merujuk pada target pembangunan infrastruktur permukiman seperti yang tercantum dalam RPJMN yang melibatkan pendanaan multi stakeholder. Komposisi pendanaan tersebut meliputi APBN sebesar 35%, APBD sebesar 25%, pinjaman/hibah luar negeri (PHLN) 10%, swasta 15% dan sisanya merupakan pembiayaan dari masyarakat atau lainnya sebesar 15%. Gambar 2.2 Strategi Pembiayaan dalam Pencapaian Sasaran program Alokasi anggaran APBN diberikan sebagai stimulus yang dimaksudkan sebagai pendorong pergerakan pembangunan kota/kabupaten. Pemerintah kota/ kabupaten diharapkan dapat berperan lebih aktif dalam melaksanakan sasaran program pembinaan dan pengembangan infrastruktur permukiman guna mencapai sasaran strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yaitu Sumber: Renstra Ditjen. Cipta Karya

28 28 LaPORAN Kinerja diperoleh dari berbagai pihak melalui skema pembiayaan, antara lain Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Corporate Social Responsibility (CSR) yang merupakan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat dan lingkungannya. Selain itu, pendanaan lainnya diharapkan dapat terwujud melalui peran masyarakat pada kegiatan pemberdayaan ataupun kegiatan swadaya masyarakat. Kegiatan utama yang akan dilakukan untuk pencapaian sasaran program Ditjen Cipta Karya sampai dengan tahun 2019 adalah sebagai berikut: 1. Pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat a. Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Khusus; b. Pengembangan SPAM PDAM terfasilitasi dan SPAM non-pdam terfasilitasi; c. Pembinaan penyelenggaraan SPAM/ penyehatan; d. Pendampingan restrukturisasi; e. Fasilitasi opsi pembiayaan SPAM (perbankan); dan f. Fasilitasi kepengusahaan SPAM (pendampingan KPS). 2. Pencapaian target pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak a. Peningkatan kualitas permukiman kumuh; b. Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perdesaan; c. Pembangunan dan pengembangan kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan rawan atau pasca bencana; d. Penyusunan peraturan penataan bangunan dan lingkungan; e. Dukungan legalisasi perda gedung dan pendampingan penyusunan ranperda bangunan gedung; dan f. Penyelenggaraan bangunan gedung dan penyelenggaraan penataan bangunan. 3. Pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat a. Pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik, yaitu dengan penambahan infrastruktur air limbah sistem terpusat, penambahan pengolahan air limbah komunal, penambahan IPAL skala kawasan, dan peningkatan pengelolaan lumpur tinja melalui pembangunan IPLT; b. Pembangunan sarana prasarana pengelolaan persampahan, yaitu dengan pembangunan TPA, penyediaan fasilitas 3R komunal, faslitas pengolahan sementara; dan c. Pembangunan sarana prasarana drainase, yaitu dengan pembangunan infrastruktur drainase perkotaan. 2.3 Perjanjian Kinerja Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Perjanjian Kinerja merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan, disertai dengan indikator kinerja pada satu tahun anggaran. Perjanjian Kinerja Ditjen Cipta Karya Tahun Anggaran 2017 disusun diawal tahun 2017, dimana nomenklatur program dan indikator kinerja berbeda dengan nomenklatur program dan indikator kinerja pada dokumen Reviu Renstra. Pada tahun 2017, upaya pencapaian target sasaran

29 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 29 Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2017 No. (1) Program/Sasaran (2) Indikator Kinerja (3) PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum Target (4) 0,92% 2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan 0,30% 3. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat Sumber : Dokumen Perjanjian Kinerja Ditjen. Cipta Karya, 2017 Persentase peningkatan cakupan pelayananan akses sanitasi 6,89% program meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat sebesar 0,92% didukung oleh unit kerja Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan output berupa peningkatan kapasitas SPAM perkotaan di 107 kawasan, peningkatan kapasitas SPAM Kawasan Rawan Air di 11 kawasan, pembangunan SPAM perkotaan sebanyak l/det di 122 kawasan, SPAM berbasis masyarakat sebanyak 770 l/det di desa, SPAM kawasan khusus sebanyak 121 l/det di 24 kawasan, SPAM regional sebanyak 750 l/det di 4 kawasan, SPAM kawasan rawan air sebanyak 82 l/det di 19 kawasan, dan pengembangan jaringan perpipaan kawasan khusus di 27 kawasan. Pencapaian target sasaran program meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak sebesar 0,30% didukung oleh unit kerja Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman dan Direktorat Bina Penataan Bangunan dengan output berupa pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perkotaan sebesar Ha, pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perdesaan sebesar 913 Ha, pembangunan dan pengembangan kawasan khusus sebesar Ha, infrastruktur berbasis masyarakat di kelurahan, perintisan inkubasi kota baru di 5 kab/kota, penyelenggaraan bangunan gedung seluas m², penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan seluas m², revitalisasi kawasan tematik perkotaan sebanyak 59 kawasan, dan fasilitasi edukasi dan pengembangan partisipasi masyarakat bidang penataan bangunan dan lingkungan di 66 kecamatan. Pencapaian target sasaran program meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat sebesar 6,89% didukung oleh unit kerja Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman dengan output berupa Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Regional untuk KK, Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kota untuk KK, Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional untuk KK, Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota untuk KK, Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat Skala Kota untuk KK, Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat Skala Kawasan untuk KK, Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat Berbasis Masyarakat untuk KK, Pengelolaan Drainase sebesar Ha, Sistem Penanganan Persampahan Skala Kawasan untuk KK, dan Sistem Penanganan Persampahan Berbasis Masyarakat untuk KK. Pada pertengahan tahun 2017, terdapat perubahan

30 30 LaPORAN Kinerja alokasi anggaran (APBNP) yang merubah output sehingga mengakibatkan perubahan outcome. Sesuai dengan PerMen PAN dan RB No 53 Tahun 2014 tentang tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa Perjanjian Kinerja dapat direvisi atau disesuaikan dalam hal terjadi perubahan dalam strategi yang mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya disusun PK Revisi sebagai berikut. Perubahan outcome pada sasaran program meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak dari semula 0,30% menjadi 0,28% karena adanya perubahan output sebagai berikut: No. (1) 1. Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Ditjen. Cipta Karya Tahun 2017 Program/Sasaran (2) PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat Indikator Kinerja (3) Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum Awal (4) 0,92% Target Revisi (5) 1,09% 2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan 0,30% 0,28% 3. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat Persentase peningkatan cakupan pelayananan akses sanitasi 6,89% 5,45% Sumber: Perjanjian Kinerja Revisi Ditjen. Cipta Karya Tahun 2017 Berdasarkan APBN-P, terdapat perubahan output yang menyebabkan adanya perubahan outcome pada masing-masing indikator kinerja sasaran program. Perubahan outcome pada sasaran program meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat dari semula 0,92% menjadi 1,09% karena adanya perubahan beberapa output sebagai berikut: Tabel 2.4 Perubahan Output Pemenuhan Kebutuhan Air Minum Bagi Masyarakat No. Program/Sasaran Awal Revisi 1. SPAM Kawasan Perkotaan Terfasilitasi 107 Kawasan 163 Kawasan 2. SPAM Kawasan Rawan Air Terfasilitasi 11 Kawasan 14 Kawasan 3. Pembangunan SPAM Perkotaan 122 Kawasan l/det 127 Kawasan l/det 4. Pembangunan SPAM Kawasan Khusus 24 Kawasan 121 l/det 22 Kawasan 126 l/det 5. Pembangunan SPAM Regional 4 Kawasan 750 l/det 3 Kawasan 750 l/det 6. Pembangunan SPAM Kawasan Rawan Air 19 Kawasan 82 l/det 21 Kawasan 88 l/det 7. Pengembangan Jaringan Perpipaan Kawasan Khusus 27 Kawasan 28 Kawasan Sumber: Perjanjian Kinerja Revisi Ditjen. Cipta Karya Tahun 2017

31 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 31 Tabel 2.5 Perubahan Output Pemenuhan Kebutuhan Hunian dan Permukiman yang Layak No. Program/Sasaran Awal Revisi Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Gedung Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan Sumber: Perjanjian Kinerja Revisi Ditjen. Cipta Karya Tahun 2017 Perubahan outcome pada sasaran program meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat dari semula 6,89% menjadi 5,45% karena adanya perubahan output sebagai berikut: Ha m 2 59 Kawasan Tabel 2.6 Perubahan Output Pemenuhan Akses Sanitasi Bagi Masyarakat Ha m 2 51 Kawasan Manfaat adanya informasi metode pengukuran tersebut adalah untuk menjamin konsistensi penggunaan indikator kinerja yang terukur (measurable). Metode pengukuran disampaikan sesuai dengan dana APBN dan APBNP No. Output PK Awal Unit Satuan (2017) Output PK Revisi Unit Satuan (2017) Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Kota, Kawasan dan Komunal Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Kota Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Kawasan Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Komunal Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R Infrastruktur Fasilitas Pengolahan Sampah Antara Infrastruktur Drainase Sumber: Perjanjian Kinerja Revisi Ditjen. Cipta Karya Tahun Kab/Kota Kawasan Jiwa Kab/Kota Kawasan Jiwa Kab/Kota Kawasan Jiwa Kab/Kota Kawasan Jiwa Kab/Kota Kawasan Jiwa Kab/Kota Kawasan Jiwa Kab/Kota Kawasan Jiwa Kab/Kota Hektar 2.4 Metode Pengukuran Untuk memudahkan pengukuran kinerja, pada saat penentuan target kinerja perlu diketahui metode pengukuran yang disepakati untuk digunakan. Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat Skala Regional, Skala Kota, Skala Kawasan Setempat Skala Kota, dan Berbasis Masyarakat. Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat Skala Regional Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat Skala Kota Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat Skala Kota Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat Skala Kawasan Sistem Pengelolaan Air Limbah Berbasis Masyarakat Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional, Skala Kota, Skala Kawasan, dan Berbasis Masyarakat. Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota Sistem Penanganan Persampahan Skala Kawasan Kab/Kota KK Jiwa Kab/Kota KK Jiwa Kab/Kota KK Jiwa Kab/Kota KK Jiwa Kab/Kota KK Jiwa Kab/Kota KK Jiwa Kab/Kota KK Jiwa Kab/Kota 1. Metode Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kontribusi terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Minum Bagi Masyarakat

32 32 LaPORAN Kinerja a. Perjanjian Kinerja Awal Ditjen Cipta Karya Tahun 2017 Tabel 2.7 Perhitungan Peningkatan Akses Air Minum dari Dana APBN TA No. L/det Sambungan Jiwa Output (RKAKL) Rumah * Terlayani ** (1) (2) (3) (4) (5) PERKOTAAN Pembangunan SPAM Perkotaan Pembangunan SPAM Regional Total Perkotaan 2, , ,800 75, , , ,000 1,159,200 PERDESAAN Pembangunan SPAM Kawasan Khusus SPAM Berbasis Masyarakat (Pamsimas) Pembangunan SPAM Kawasan Rawan Air Total Perdesaan Total Dit. SPAM ,871 38, ,400 26, , , , , ,960 1,245,440 2,404,640 Sumber: Perjanjian Kinerja Revisi Ditjen. Cipta Karya Tahun 2017 Keterangan: * Asumsi untuk Perkotaan, 1 l/det setara dengan 100 SR Asumsi untuk Perdesaan, 1 l/det setara dengan 320 SR ** Asumsi 1 KK = 4 jiwa *** Data BPS (Publikasi Proyeksi Penduduk Indonesia ) Proyeksi Penduduk (2017) *** (6) ,00 Kontribusi Ditjen CK (2017) (7) 0,92% b. Perjanjian Kinerja Revisi Ditjen Cipta Karya Tahun 2017 Tabel 2.8 Perhitungan Peningkatan Akses Air Minum dari Dana APBNP TA No. Output L/det Sambungan Jiwa Proyeksi (RKAKL) Rumah * Terlayani Penduduk ** (2017) *** (1) (2) (3) (4) (5) (6) PERKOTAAN Pembangunan SPAM Perkotaan Pembangunan SPAM Regional Total Perkotaan 3, , ,250 75, ,250 1,305, ,000 1,605,000 PERDESAAN Pembangunan SPAM Kawasan Khusus SPAM Berbasis Masyarakat (Pamsimas) Pembangunan SPAM Kawasan Rawan Air Total Perdesaan Total Dit. SPAM ,997 40, ,400 28, , , , , ,640 1,259,520 2,864, ,00 Kontribusi Ditjen CK (2017) (7) 1,09% Keterangan: * Asumsi untuk Perkotaan, 1 l/det setara dengan 100 SR Asumsi untuk Perdesaan, 1 l/det setara dengan 320 SR ** Asumsi 1 KK = 4 jiwa *** Data BPS (Publikasi Proyeksi Penduduk Indonesia )

33 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Metode Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kontribusi terhadap Pemenuhan Kebutuhan Hunian dan Permukiman yang Layak No. (1) 1. No. (1) 1. a. Perjanjian Kinerja Awal Ditjen Cipta Karya Tahun 2017 Tabel 2.9 Perhitungan Penurunan Kawasan Kumuh TA Output Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan (2) b. Perjanjian Kinerja Revisi Ditjen Cipta Karya Tahun 2017 Volume (3) Tabel 2.10 Perhitungan Penurunan Kawasan Kumuh TA Output (2) Volume (3) Target 2017 Target Satuan (4) Ha Satuan (4) Ha Total Kawasan Seluruh Indonesia Volume Satuan (5) (6) Ha Total Kawasan Seluruh Indonesia Volume Satuan (5) (6) Ha % Pelayanan (7) 0,30 % Pelayanan (7) 0,28

34 34 LaPORAN Kinerja 3. Metode Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kontribusi terhadap Pemenuhan Akses Sanitasi Bagi Masyarakat a. Perjanjian Kinerja Awal Ditjen Cipta Karya Tahun 2017 No. (1) (2) Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Kota, Kawasan dan Komunal Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Kota Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Kawasan Infrastruktur Air Limbah Sistem Terpusat Skala Komunal Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R Infrastruktur Fasilitas Pengolahan Sampah Antara Infrastruktur Drainase Tabel 2.11 Perhitungan Peningkatan Akses Sanitasi dari Dana APBN TA Output Unit Satuan (2017) (3) (4) Kab/Kota Kawasan Jiwa Kab/Kota Kawasan Jiwa Kab/Kota Kawasan Jiwa Kab/Kota Kawasan Jiwa Kab/Kota Kawasan Jiwa Kab/Kota Kawasan Jiwa Kab/Kota Kawasan Jiwa Kab/Kota Hektar Jiwa Terlayani (5) % Pelayanan (6) 1,28 5,62 Keterangan: Jumlah penduduk = jiwa

35 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 35 b. Perjanjian Kinerja Revisi Ditjen Cipta Karya Tahun 2017 Tabel 2.12 Perhitungan Peningkatan Akses Sanitasi dari Dana APBNP TA No. Output Unit Satuan (2017) Jiwa Terlayani % Pelayanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat Skala Regional, Skala Kota, Skala Kawasan Setempat Skala Kota, dan Berbasis Masyarakat. 1 Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat Skala Regional 3 Kab/Kota KK , Jiwa 2 Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat Skala Kota 6 Kab/Kota KK Jiwa 3 Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat Skala Kota 39 Kab/Kota KK Jiwa 4 Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat Skala Kawasan 22 Kab/Kota KK Jiwa 5 Sistem Pengelolaan Air Limbah Berbasis Masyarakat 158 Kab/Kota KK Jiwa Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional, Skala Kota, Skala Kawasan, dan Berbasis Masyarakat Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota Sistem Penanganan Persampahan Skala Kawasan Sistem Penanganan Persampahan Skala Berbasis Masyarakat Sistem Pengelolaan Drainase Kab/Kota KK Jiwa Kab/Kota KK Jiwa Kab/Kota KK Jiwa Kab/Kota KK Jiwa Kab/Kota Hektar ,20 Keterangan: Jumlah penduduk = jiwa

36 36 LaPORAN Kinerja

37 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 37 Bab III Kapasitas Organisasi

38 38 LaPORAN Kinerja Kapasitas Organisasi Agar suatu organisasi dapat beroperasi secara maksimal perlu didukung unsur manajerial berupa sumber daya manusia (man), modal (money), bahan (material), alat (machines), dan metode (method). Demikian pula Direktorat Jenderal Cipta Karya, dalam mewujudkan visi dan misinya membutuhkan sumber daya manusia, anggaran, sarana dan prasarana, serta metode pelaksanaan kegiatan 3.1. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia (SDM) menjadi ujung tombak beroperasinya organisasi, oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menjalankan suatu organisasi. Direktorat Jenderal Cipta Karya membutuhkan sumber daya manusia yang berintegritas, berorientasi pada pelayanan, dapat bekerjasama, dan memiliki komitmen terhadap pencapaian visi dan misi organisasi. Pencapaian visi dan misi organisasi kemudian tercascading ke dalam jabatan masingmasing SDM di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya sehingga jika suatu individu tidak berhasil melaksanakan tugas sesuai dengan jabatan maka akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian Direktorat Jenderal Cipta Karya. Pada tahun 2017, dengan anggaran sebesar Rp ,-, Ditjen Cipta karya Direktorat Jenderal Cipta Karya didukung oleh SDM berjumlah orang pegawai dengan berbagai tingkat pendidikan, usia, dan status Status Kepegawaian PNS Pusat PNS Daerah Non-PNS Total Persentase (%) Tabel 3.1 Data Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Cipta Karya Tingkat Pendidikan SD/SMP/SMA ,360 2, D1/D Sumber: Setditjen. Cipta Karya dan Aplikasi SIMEKA Tahun 2017 S S Total 2, ,045 7, kepegawaian. Berdasarkan status kepegawaian, SDM di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya didominasi oleh SDM Non-PNS sebesar 55,29%, yang umumnya tersebar di Unit Satuan Kerja Provinsi. Hal ini dikarenakan jumlah PNS baik PNS Pusat maupun PNS Daerah (44,71%) tidak cukup untuk mengisi struktur jabatan yang ada. Jika dibandingkan dengan tahun 2016, dukungan PNS Pusat pada Tahun 2017 meningkat sebesar 18%. Hal ini disebabkan adanya tambahan dukungan SDM PNS Pusat melalui pengadaan seleksi CPNS. Berdasarkan tingkat pendidikan, SDM berpendidikan D4/S1 mendominasi struktur pendidikan SDM Ditjen. Cipta Karya sebesar 51,03%, namun demikian, masih tingginya SDM berpendidikan SD/SMP/SMA sebesar 33,43% menjadikan beban pekerjaan berdasarkan anggaran per orang menjadi tidak merata. Jika anggaran sebesar Rp ,- dibagi dengan total SDM, maka rata-rata satu orang SDM Ditjen Cipta Karya akan mengelola anggaran sebesar Rp ,-, namun demikian, dengan struktur uraian tugas SDM berpendidikan SD/SMP/SMA

39 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 39 yang umumnya merupakan tenaga pendukung, maka tentunya beban tugas SDM tersebut akan ditanggung oleh SDM berpendidikan sekolah tinggi. Jika anggaran Ditjen. Cipta Karya dibagi dengan orang yang berpendidikan sekolah tinggi, maka rata-rata pengelolaan anggaran per orang adalah sebesar Rp ,-. Tingginya beban pengelolaan anggaran per orang ditengarai menjadi salah satu penyebab tidak maksimalnya pelaksanaan pekerjaan di tahun anggaran 2017, khususnya dalam proses perencanaan, serta pengawasan atas manfaat dari infrastruktur terbangun. Komposisi pendidikan SDM Non-PNS memberikan tantangan cukup besar bagi Ditjen. Cipta Karya, terutama dalam memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh SDM Non-PNS. Pendidikan SDM Non-PNS didominasi oleh D4/S1 sebesar 56,78%, namun demikian, masih terdapat SDM Non-PNS yang memiliki pendidikan SD/SMP/SMA (33,62%) dan terdapat SDM Non-PNS berlatar belakang pendidikan S2/S3. Pada umumnya SDM Non-PNS ini menduduki jabatan pengadministrasi umum dan umumnya tersebar di Unit Satuan Kerja Provinsi. Komposisi SDM berdasarkan jabatan di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya seperti terlihat pada Gambar 3.1, menunjukkan besarnya jumlah SDM yang menduduki Jabatan Pelaksana (85,3%), sementara Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) hanya sejumlah 3,5%. Kecilnya jumlah SDM yang menduduki JFT dikarenakan masih minimnya minat SDM terhadap JFT. Jabatan ini masih dipandang sebagai jabatan yang tidak menarik dalam jenjang Gambar 3.1 Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan di Lingkungan DJCK PISK 9.2% JFT 3.5% JP 85.3% Struktural 1.7% Bekerja di Dinas/Kementerian Lain 0.3% Sumber: Setditjen. Cipta Karya dan Aplikasi SIMEKA Tahun % 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% Bekerja di Dinas/Kementerian Lain Struktural JP JFT PISK

40 40 LaPORAN Kinerja kepangkatannnya. Direktorat Jenderal Cipta Karya merupakan direktorat teknis yang seharusnya membutuhkan jumlah SDM dalam Jabatan Fungsional Tertentu lebih banyak dibandingkan dengan SDM dalam jabatan pelaksana. Jika komposisi SDM ini disandingkan dengan upaya pencapaian sasaran program, akan terlihat bahwa setiap sasaran program didominasi oleh jabatan pelaksana yaitu jabatan pengadministrasi umum dan penata keuangan. Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM). SDM dengan status PNS Pusat paling banyak terdapat pada Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan jumlah 569 orang sedangkan paling sedikit berada pada Sekretariat BPPSPAM dengan jumlah 32 orang. SDM dengan status PNS Daerah paling banyak berada di Direktorat PKP dengan jumlah 144 orang sedangkan paling sedikit berada pada Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (KIP) dengan jumlah 67 orang. Untuk SDM dengan Gambar 3.2 Komposisi SDM DJCK di Setiap Unit Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Gambar 3.3 Komposisi SDM DJCK Berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan 34% Laki-laki Laki-Laki 66 % 66% Sumber: Setditjen. Cipta Karya dan Aplikasi SIMEKA Tahun 2017 status non-pns terbanyak ada pada Direktorat BPB sebanyak 989 orang sedangkan paling sedikit berada pada Sekretariat BPSPAM sebanyak 39 orang. Sumber: Setditjen. Cipta Karya dan Aplikasi SIMEKA Tahun 2017 Persebaran SDM pada unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya dapat dilihat pada Gambar 3.2. di atas. Persebaran SDM paling banyak berada di Direktorat Bina Penataan Bangunan (BPB) dan Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP), sedangkan jumlah SDM paling sedikit berada di Sekretariat Badan Pendukung Berdasarkan jenis kelamin, SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya didominasi oleh pegawai laki-laki. Komposisi SDM terbagi menjadi orang pegawai laki-laki (66%) dan (34%) orang pegawai wanita. Pegawai wanita yang menduduki posisi Eselon berjumlah 41 orang (47,13 % dari total jumlah pejabat yang menduduki posisi eselon di Direktorat Jenderal Cipta Karya), detil komposisi terlihat pada Gambar 3.4.

41 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 41 Pada Gambar 3.5, terlihat bahwa jumlah PNS yang memiliki latar belakang pendidikan teknis lebih sedikit dibandingkan dengan non teknis (44% berbanding 56%). Hal ini merupakan tantangan bagi Direktorat Jenderal Cipta Karya karena beban kerja pembangunan infrastruktur dari tahun ke tahun terus meningkat, sementara potensi PNS dari segi kuantitas dan kualitas belum sepadan dengan beban kerja tersebut. Di samping itu, kompetensi substansi teknis dirasa sangat kurang memadai sehingga diperlukan tambahan tenaga (non-pns) yang memiliki kompetensi sesuai dengan beban kerja. Unit kerja teknis yang paling sedikit memiliki PNS dengan latar belakang pendidikan teknik adalah Direktorat PSPAM (39%) sedangkan yang paling banyak adalah Direktorat PPLP (66%). Gambar 3.4 Komposisi Pejabat DJCK Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber: Setditjen. Cipta Karya dan Website Unit Organisasi Gambar 3.5 Kondisi SDM PNS di Lingkungan DJCK Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan 3.2. Sarana dan Prasarana Dalam mendukung pelaksanaan kegiatannya, Direktorat Jenderal Cipta Karya memerlukan sarana dan prasarana yang memadai agar pencapaian sasaran dapat lebih maksimal. Sarana dan prasarana yang dimiliki terdiri dari kendaraan operasional dan bangunan gedung sebagai berikut: 1. Bangunan Gedung Bangunan gedung yang dimiliki Direktorat Jenderal Cipta Karya sebanyak unit yang terdiri dari depo, gedung kantor, laboratorium, dan tanah seluas m². Depo digunakan untuk penyimpanan sarana dan prasarana tanggap darurat.

42 42 LaPORAN Kinerja 2. Kendaraan Operasional Kendaraan operasional yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah buah kendaraan. Jika dibandingkan dengan Tahun 2016, maka sarana dan prasarana Direktorat Jenderal Cipta Karya mengalami peningkatan. Peningkatan bangunan gedung sebesar unit, dimana penambahan aset terjadi pada sarana dan prasarana Depo PS Tanggal Darurat menjadi 5 unit, Rumah Negara Golongan III Tipe A Permanen menjadi sebesar 135 unit, Rumah Negara Golongan III Tipe B Permanen menjadi sebesar 127 unit, Rumah Negara Golongan III Tipe C Permanen menjadi sebesar 235 unit, Rumah Negara Golongan III Tipe D Permanen menjadi sebesar 227 unit, Rumah Negara Golongan III Tipe E Permanen menjadi sebesar 120 unit, dan Rumah Negara Golongan III Lainnya menjadi sebesar 65 unit. Selain itu terjadi pula peningkatan pada jumlah kendaraan operasional menjadi sebesar 564 buah kendaraan. Selain itu, salah satu aset Direktorat Jenderal Cipta Karya yang tersebar di beberapa propinsi di Indonesia yaitu Gedung Pusat Informasi Pengembangan Permukiman dan Bangunan (PIP2B) yang berfungsi sebagai (a). Penyediaan dan Tabel 3.2 Data Sarana dan Prasarana Direktorat Jenderal Cipta Karya No Sarana dan Prasarana Jumlah 1. Gedung / Bangunan Bangunan - Gedung Ditjen. Cipta Karya 1 - Depo PS Tanggap Darurat 5 - Wisma Sanita Pejompongan 1 - Gedung Kantor Satker Bangkim 1 - Gedung Kantor Tanggap Darurat 1 - Mess Pejompongan 1 - Gedung TC Pejompongan 1 - Gedung Ex Tata Bangunan 1 - Gedung Kantor Habitat Wijaya I 1 - Gedung Kantor BPPSPAM 1 - Gedung Cipta Karya Cipaku V 1 - Gedung Balai Teknik Wilayah Gedung Arsip Bekasi 1 - Gedung B.I.C 1 - Rumah Negara Golongan III Tipe A Permanen Rumah Negara Golongan III Tipe A Semi Permanen 1 - Rumah Negara Golongan III Tipe A Darurat 15 - Rumah Negara Golongan III Tipe B Permanen Rumah Negara Golongan III Tipe B Semi Permanen 9 - Rumah Negara Golongan III Tipe C Permanen Rumah Negara Golongan III Tipe C Semi Permanen 22 - Rumah Negara Golongan III Tipe C Darurat 6

43 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 43 No Sarana dan Prasarana Jumlah - Rumah Negara Golongan III Tipe D Permanen Rumah Negara Golongan III Tipe D Semi Permanen 31 - Rumah Negara Golongan III Tipe D Darurat 2 - Rumah Negara Golongan III Tipe E Permanen Rumah Negara Golongan III Tipe E Semi Permanen 52 - Rumah Negara Golongan III Tipe E Darurat 1 - Rumah Negara Golongan III Lainnya 65 Jumlah Kendaraan Operasional Unit Kendaraan Operasional Unit Kendaraan Bermotor Roda 2 - Sepeda Motor 655 Kendaraan Bermotor Roda 4 - Mini Bus (Penumpang 14 Orang ke bawah) Pick Up 50 - Sedan 6 - Jeep 36 - Station Wagon 82 - Mobil Pers Van 1 Jumlah Sumber: Setditjen. Cipta Karya Tahun 2017 Penyebarluasan informasi Bidang Cipta Karya, (b). Pemberian konsultasi teknis dan advokasi terhadap permasalahan penyelenggaraan pembangunan bidang Cipta Karya serta (c). Penyediaan dukungan bagi kebutuhan peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM Bidang Cipta Karya Alokasi Anggaran Pada awal tahun 2017, Direktorat Jenderal Cipta Karya mendapatkan anggaran sejumlah Rp ,- yang merupakan anggaran kegiatan yang dilaksanakan oleh seluruh unit kerja Eselon II. Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum mendapat anggaran kegiatan terbesar, yaitu mencapai Rp ,- (26,56% dari total anggaran Direktorat Jenderal Cipta Karya). Anggaran tersebut dimanfaatkan dalam rangka mendukung pencapaian sasaran program meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat. Anggaran terbesar terdapat pada output SPAM berbasis masyarakat sebesar Rp ,- dan output Pembangunan SPAM kawasan perkotaan sebesar Rp ,- Selama pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2017, anggaran Direktorat Jenderal Cipta Karya mengalami revisi, menjadi sebesar Rp ,-. Anggaran tersebut dimanfaatkan dalam rangka mendukung pencapaian sasaran program meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak. Anggaran terbesar terdapat pada output Infrastruktur berbasis masyarakat sebesar Rp ,- dan output Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman khusus sebesar Rp ,-. Revisi ini berdampak pada perubahan komposisi anggaran dan target kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya yang ditunjukkan pada Gambar 3.6. Pagu anggaran dari APBNP pada Bulan November 2017 memperlihatkan bahwa komposisi anggaran terbesar berubah dari unit kerja Direktorat

44 44 LaPORAN Kinerja Gambar 3.6 Persebaran Alokasi Anggaran Per Unit Kerja Eselon II Direktorat Jenderal Cipta Karya 5,000,000,000,000 4,500,000,000,000 4,000,000,000,000 3,500,000,000,000 3,000,000,000,000 2,500,000,000,000 2,000,000,000,000 1,500,000,000,000 Alokasi Awal Alokasi Perubahan 1,000,000,000, ,000,000,000 0 Sumber: RKAKL Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2017 Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum menjadi Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman sebesar Rp ,- (26,22%). Anggaran tersebut dimanfaatkan dalam rangka mendukung pencapaian sasaran program meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak. Anggaran terbesar terdapat pada output Infrastruktur berbasis masyarakat sebesar Rp ,- dan output Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman khusus sebesar Rp ,-. Unit kerja Sekretariat Direktorat Jenderal dan Direktorat Bina Penataan Bangunan mendapatkan tambahan anggaran untuk mendukung pembangunan venue Asian Games pada Direktorat BPB. Output yang mendapatkan tambahan anggaran pada unit kerja Sekretariat Direktorat Jenderal adalah Tanggap darurat/kebutuhan mendesak sedangkan output yang mendapatkan tambahan anggaran pada Direktorat BPB adalah Penyelenggaraan bangunan gedung Sistem Yang Mewadahi Pelaksanaan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya Sebagai organisasi yang terus melaksanakan modernisasi, pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), saat ini Direktorat Jenderal Cipta Karya telah menggunakan sistem aplikasi untuk melaksanakan pelaksanaan struktur organisasinya. Pada proses analisis pencapaian sasaran program untuk mencapai visi dan misi,

45 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 45 baik sumber daya manusia, anggaran, dan sarana prasarana digunakan satu sistem evaluasi kinerja yang disebut sebagai Sistem Informasi Manajemen Evaluasi Kinerja (SIMEKA). Pada pelaksanaan operasionalisasinya, SIMEKA didukung oleh sistem lainnya terkait proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi. Pada tahap perencanaan, sistem yang digunakan adalah SIPPa (Sistem Informasi Perencanaan dan Pemrograman) untuk memproses usulan Daftar Isian Program dan Anggaran (DIPA) kemudian alat yang digunakan pada tahap pemantauan pelaksanaan, adalah e-monitoring. Pada tahap evaluasi SDM digunakan e-kinerja sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja individu sedangkan untuk sarana dan prasarana digunakan Sistem Informasi Manajemen Barang Milik Negara (SIMBMN). Selain itu, ada pula sistem informasi sektoral, diantaranya adalah Sistem Informasi Sistem Pengembangan Air Minum (SIMSPAM), Sistem Informasi Penyehatan lingkungan Permukiman (SIMPLP) dan Sistem Informasi Pengembangan Kawasan Permukiman (SIPKP), yang menyajikan data-data teknis. Keterkaitan antarsistem yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan di lingkungan Direkorat Jenderal Cipta Karya, digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.7 Sistem Informasi Pendukung Penyelenggaraan SAKIP Sumber: Proses Bisnis SIMEKA Tahun 2017

46 46 LaPORAN Kinerja Selain itu, Direktorat Jenderal Cipta Karya telah memiliki Data Warehouse (DWH), yang merupakan kumpulan database aplikasi (sistem informasi) maupun data lainnya yang dimiliki oleh seluruh unit kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang memiliki sifat berorientasi kepada subjek (Subject Oriented), terintegrasi/terpadu (Data Integrated), dibuat dalam rentang waktu tertentu/waktu-varian (Time Variant), dan data yang disimpan bersifat tetap (Non-Volatile) pada pengumpulan data untuk mendukung proses evaluasi dan pengambilan keputusan. Untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan agar lebih berkualitas, cepat, efisien, dan tepat sasaran, Direktorat Jenderal Cipta Karya memiliki Situasi Room (Sitroom). Portal Sitroom tersebut menampilkan informasi terkini terkait progres pekerjaan dari seluruh unit kerja di Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang berguna dalam pengambilan keputusan pimpinan (decision support system) yang lebih cepat. Pemantauan portal ini dilakukan di Ruang Direktur Jenderal, dilengkapi dengan layar monitor berukuran besar untuk menampilkan Portal Situation Room dan tersedia fasilitas kamera untuk tatap muka jarak jauh (video conference). Sitroom juga bisa digunakan untuk rapat menggunakan teknologi video conference dengan seluruh Kepala Satker di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya yang tersebar di seluruh Indonesia, sehingga sangat efisien dalam penghematan anggaran perjalanan dinas. Hal ini sejalan dengan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 2017 tentang Efisiensi Belanja Barang Kementerian/Lembaga dalam Pelaksanaan APBN TA Sitroom tersebut selain mendukung pengambilan keputusan pimpinan (decision support system) terutama keputusan terkait percepatan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN), juga sebagai sistem peringatan dini (early warning system) apabila dijumpai kendala pelaksanaan pembangunan PSN, serta sebagai system integrator yakni mengintegrasikan berbagai sistem informasi di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Selain itu dilakukan juga pemasangan CCTV di beberapa lokasi sebagai salah satu bentuk pemantauan pelaksanaan kegiatan dan kinerja SDM.

47 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 47 Bab IV Akuntabilitas Kinerja

48 48 LaPORAN Kinerja Akuntabilitas Kinerja Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Bab ini menggambarkan pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam pelaksanaan program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman tahun Analisis dan evaluasi kinerja dilakukan secara berjenjang mulai dari penggunaan sumber daya sebagai input atau modal organisasi (learning and growth perspective), proses bisnis dalam menghasilkan output (internal perspective) sampai dengan capaian program yang dihasilkan oleh organisasi (customer/stakeholder perspective). 4.1 Dukungan Sumber Daya Penggunaan sumber daya sebagai input organisasi Ditjen. Cipta Karya di tahun 2017 terangkum dalam suatu proses internal dengan sasaran sebagai berikut: pelaksanaan tugasnya. Kinerja dari upaya meningkatkan SDM yang berkualitas digambarkan melalui: 1. Peningkatan jumlah SDM yang mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) bidang permukiman Pada tahun 2017, sebanyak 620 orang telah mengikuti diklat bidang permukiman. Jumlah ini meningkat 56,93% dibandingkan dengan tahun 2016, yaitu sebanyak 353 orang. Diklat yang diikuti oleh SDM Ditjen. Cipta Karya umumnya adalah diklat teknis. Namun demikian, jika dibandingkan dengan jumlah ASN Ditjen. Cipta Karya tahun 2017 sebanyak orang, maka jumlah SDM yang mengikuti diklat masih cukup rendah yaitu sebesar 25%. Hal ini dikarenakan masih rendahnya minat SDM untuk meningkatkan kompetensinya melalui diklat, masih enggannya pimpinan untuk memberikan izin mengikuti diklat serta minimnya sosialisasi penyelenggaraan diklat selama tahun Persentase Pegawai yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan (assesment) Sumber Daya Manusia (SDM) Ditjen. Cipta Karya berkomitmen untuk memiliki SDM yang berkualitas, dalam arti kompeten dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk mewujudkan pencapaian sasaran program dan berintegritas dalam Salah satu tantangan mewujudkan SDM Ditjen. Cipta Karya yang berkualitas adalah jumlah ASN teknis yang lebih sedikit daripada ASN non-teknis dengan kompetensi teknis yang belum memadai. Pemetaan terhadap ASN

49 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 49 yang mengikuti standar kompetensi jabatan (assessment) selama tahun 2017 menunjukkan bahwa rata-rata 61,34% ASN Ditjen. Cipta Karya telah memenuhi standar kompetensi jabatan. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 57,42%. Assessment ini dilakukan terhadap pegawai yang menduduki jabatan Struktural, Jabatan Perbendaharaan dan Jabatan Fungsional baik Fungsional Umum maupun Fungsional Tertentu (Tabel 4.1). Jumlah ASN yang belum memenuhi kompetensi masih cukup besar, dimana dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), serta penyusunan persyaratan umum dan khusus pejabat perbendaharaan. 3. Peningkatan Efektivitas Kinerja Pegawai Salah satu upaya mewujudkan SDM yang berkualitas adalah dengan meningkatkan efektivitas kinerja pegawai melalui pelaksanaan finger print dan Aplikasi Sistem Informasi Kehadiran (SIKADIR). Diharapkan jika pegawai disiplin dalam kehadiran, akan meningkatkan efektivitas kinerja pegawai. Pada tahun 2017, tingkat Tabel 4.1 Hasil Tes Kompetensi ASN Ditjen. Cipta Karya TA Nama Jabatan Jumlah ASN yang mengikuti kompetensi (orang) Jumlah ASN yang memenuhi kompetensi (orang) Jumlah ASN yang belum memenuhi kompetensi (orang) Pejabat Tinggi Pratama Pejabat Administrator Pejabat Pengawas Pejabat Perbendaharaan Jabatan Fungsional Tertentu Jabatan Pelaksana (PNS dan Non PNS) Sumber: BPSDM, 2017 hal ini akan memberikan tantangan yang cukup besar hingga akhir periode Renstra Hal ini dikarenakan besarnya target kinerja yang harus diselesaikan, yang membutuhkan ASN- ASN yang memiliki kompetensi teknis. Pada tahun 2017, upaya peningkatan kompetensi lain yang telah dilakukan adalah penyusunan standar kompetensi jabatan struktural, penyusunan Carier Path jabatan struktural, dan pelaksanaan feedback pengembangan karir pegawai yang bekerja sama intensitas bekerja pegawai Ditjen. Cipta Karya pada tahun 2017 terlihat bervariasi. Komitmen SDM Ditjen. Cipta Karya dapat juga dilihat dari ketaatan dalam mematuhi ketentuan jam kerja (absensi). Sejak diberlakukannya aplikasi Sistem Informasi Kehadiran (finger print), tingkat absensi pegawai Ditjen. Cipta Karya pada tahun 2017 terlihat bervariasi.

50 50 LaPORAN Kinerja Gambar 4.1 Tingkat Kehadiran Pegawai Ditjen. Cipta Karya di Atas Pukul Gambar 4.2 Tingkat Kehadiran Pegawai Ditjen. Cipta Karya di Atas Pukul Sumber: Sistem Informasi Kehadiran Pegawai, Ditjen. Cipta Karya, 2017 Sumber: Sistem Informasi Kehadiran Pegawai, Ditjen. Cipta Karya Tahun 2017 Pada Gambar 4.1 dan 4.2 terlihat bahwa pada Bulan Desember 2017 merupakan periode dengan tingkat intensitas bekerja tertinggi. Pada periode tersebut rata-rata 97,3% pegawai Ditjen. Cipta Karya datang sebelum pukul Hal ini disebabkan, karena adanya percepatan penyelesaian kegiatan tahun anggaran Adapun bulan Juni 2017 merupakan periode dengan tingkat intensitas bekerja terendah, dimana rata-rata 97,95% pegawai Ditjen. Cipta Karya pulang sebelum pukul hal ini disebabkan karena Bulan Juni Tahun 2017 bertepatan dengan Bulan Ramadan dan Bulan Syawal. 4. Peningkatan Etos Kerja Pegawai Upaya peningkatan etos kerja pegawai dilakukan melalui dukungan terhadap pegawai dalam mengikuti kegiatan olahraga, seni dan budaya. Pada tahun 2017, keikutsertaan pegawai ini menghasilkan beberapa penghargaan yaitu Juara I Bulu tangkis Beregu, dan Juara II Tenis Lapangan, Juara II Futsal DAN Juara II Catur dalam rangka Hari Bakti PU. 5. Persentase Tingkat Kinerja SDM Kinerja pada aspek ini dapat dilihat dari hasil penilaian kinerja individu terhadap Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang telah disusun di awal tahun. Penilaian terhadap kinerja individu tahun 2017 pada PNS menunjukkan bahwa ratarata nilai kinerja individu adalah sebesar 86,96% 1 atau berkategori baik, dengan rincian per unit kerja Eselon II adalah sebagai berikut: 1 Status tanggal 24 Januari 2018

51 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 51 Sumber: Tata Usaha masing-masing Eselon II, Februari 2018 Tabel 4.2 Rincian Rata-Rata Nilai Kinerja Individu PNS Ditjen. Cipta Karya Unit Kerja Eselon II Rata-rata Nilai Kinerja Individu (%) Sekretariat Ditjen. Cipta Karya 88,90 Sekretariat BPPSPAM 87,87 Direktorat KIP 89,15 Direktorat BPB 86,50 Direktorat PKP 84,68 Direktorat PPLP 87,09 Direktorat PSPAM 89,14 Total Rata-Rata 86,96 Jika nilai kinerja PNS ini dibandingkan dengan kinerja rata-rata capaian output, dapat disampaikan bahwa capaian kinerja output tahun 2017 sebesar 97,82% didukung oleh kinerja individu dengan rata-rata kinerja sebesar 86,96%. Beberapa faktor yang ditengarai berperan terhadap tidak optimalnya kinerja PNS dalam menghasilkan kinerja capaian output adalah: - Masih cukup besarnya komposisi PNS yang memiliki pendidikan non teknis/ penunjang, sehingga tidak memiliki kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian sasaran program - Kompetensi teknis yang tidak memadai khususnya pada Unit Kerja Satker berkaitan dengan proses penyiapan readiness criteria - Masih cukup besarnya non PNS yang menangani substansi teknis namun tidak dapat terukur kinerjanya dikarenakan tidak menyusun SKP Tantangan terbesar dalam mengelola dan menilai kinerja SDM pada tahun 2017 adalah: - masih banyaknya Non PNS yang belum menyusun SKP, sehingga belum diketahui kontribusinya terhadap kinerja capaian output - masih besarnya komposisi SDM non teknis pada sturuktur SDM Ditjen. Cipta Karya - SKP belum dianggap sebagai bagian dari tata laksana kegiatan Tata Kelola Keuangan, Barang Milik Negara (BMN) dan Tata Laksana Kinerja Ditjen. Cipta Karya dalam meningkatkan kualitas tata kelola keuangan, BMN dan tata laksana digambarkan melalui pencapaian sebagai berikut: 1. Kinerja Pengelolaan Aset Aset Barang Milik Negara (BMN) merupakan unsur penting yang menunjang kinerja Ditjen. Cipta Karya. Kinerja akan optimal jika aset dapat segera dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat. Optimalisasi pemanfaatan aset di lingkungan Ditjen. Cipta Karya selanjutnya dilakukan melalui kebijakan serah terima aset BMN. Lebih dari 70% BMN Ditjen. Cipta Karya merupakan objek hibah dengan total potensi hibah di tahun 2017 sebesar 64,1 %.

52 52 LaPORAN Kinerja Gambar 4.3 Total BMN, Potensi, Usulan dan Proses Alih Status/Hibah BMN Tahun 2017 Sumber: Seditjen, 2017 Pada tahun 2017, dari total aset BMN Ditjen. Cipta Karya senilai 91,14 Trilyun hanya 10,23 Trilyun saja aset yang dapat diproses dan 5,93 Trilyun aset yang telah diserahterimakan. Nilai aset yang telah diserahterimakan ini meningkat 47,76% jika dibandingkan dengan tahun 2016 yang hanya sebesar 3,1 T. Peningkatan kinerja dikarenakan adanya proses percepatan hibah melalui pendampingan verifikasi hibah, serta bimbingan teknis terkait BMN. Dalam mendukung kebijakan serah terima aset, Ditjen. Cipta Karya mengadakan seremonial penandatanganan serah terima BMN dari Ditjen. Cipta Karya kepada Pemerintah Daerah serta yayasan atau lembaga pada tanggal 16 November Pada acara tersebut, diserahkan aset BMN kepada 176 penerima hibah yang terdiri dari 8 Pemerintah Provinsi, 32 Pemerintah Kota, 135 Pemerintah Kabupaten, serta 1 yayasan (Mangkunegara Surakarta). Aset BMN yang diserahterimakan mempunyai total nilai perolehan mencapai Rp. 1,32 triliun yang mencakup bidang air minum sebanyak 348 aset senilai Rp. 625,4 miliar, bidang penyehatan lingkungan permukiman sebanyak 114 aset senilai Rp. 292,3 miliar, bidang pengembangan kawasan permukiman sebanyak 63 aset senilai Rp. 107,6 miliar, bidang penataan bangunan sebanyak 88 aset senilai Rp. 278,2 miliar dan bidang tanggap darurat permukiman sebanyak 99 aset senilai Rp. 17,5 miliar. Perolehan aset tersebut bersumber dari dana APBN melalui DIPA Direktorat Jenderal Cipta Karya atas aset yang selesai dibangun pada tahun 2005 sampai dengan tahun Melalui hibah ini, diharapkan aset BMN tersebut dapat segera dirasakan manfaatnya dalam memberikan pelayanan kebutuhan dasar kepada masyarakat. Gambar 4.4 Penandatanganan Serah Terima BMN dari Ditjen. Cipta Karya kepada Pemda serta Lembaga/Yayasan Kebijakan serah terima BMN ini merupakan suatu bentuk tertib administrasi terhadap pengelolaan barang milik negara atau daerah serta wujud sinergitas program pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi maupun dengan pemerintah kabupaten/kota, tambah Sri Hartoyo. Sumber: Bagian Publikasi, Seditjen, 2017

53 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 53 Kinerja pengelolaan di lingkungan Ditjen. Cipta Karya pada tahun 2017 juga ditandai dengan keberhasilan beberapa Satker menerima penghargaan bidang pengelolaan BMN. Berdasarkan SK Menteri PUPR No 927/KPTS/M/2017 tentang Penerimaan Penghargaan Satuan kerja Terbaik Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara pada Kementerian PUPR Tahun 2017 adalah Satker PBL Provinsi Sumatera Selatan sebagai Terbaik I, Satker Pengembangan SPAM Provinsi Aceh sebagai Terbaik II dan Satker PBL Provinsi Kepulauan Riau sebagai Terbaik III. 2. Tingkat Kualitas Laporan Keuangan Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Ditjen. Cipta Karya Tahun 2016 adalah Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Pada tahun 2017, ditargetkan kualitas laporan keuangan Ditjen Cipta Karya adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Upaya pencapaian WTP ini di tahun 2017 dilakukan diantaranya melalui: a. percepatan proses hibah untuk asetaset yang sudah digunakan oleh masyarakat/pemda dan melaporkan statusnya dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Satker; b. identifikasi terhadap konstruksi dalam pengerjaan pada neraca Satker dan melaporkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Satker; dan c. identifikasi terhadap aset tetap renovasi tidak wajar yang masih terdapat pada neraca Satker dan segera melakukan serah terima ke satker yang mencatat aset induknya. 3. Penyelenggaraan Tata Laksana Ketersediaan sistem tata laksana yang baik sangat diperlukan dalam rangka mendorong efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan. Ditjen. Cipta Karya terus melakukan upaya untuk memperbaiki tata laksana yang selama ini sudah terbentuk dalam suatu Sistem Manajemen Mutu (SMM). Keberhasilan pelaksanaan SMM pada tahun 2017 dibuktikan dengan diperolehnya sertifikasi ISO 9001:2015 pada: a. Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dengan ruang lingkup Penyusunan Kebijakan dan Strategi, Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan, Pembiayaan, Pelaksanaan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi serta Pemantauan dan Evaluasi b. Balai Teknik Air Minum dengan ruang lingkup Pembinaan Teknik Bidang Air Minum Perbaikan tata laksana juga dilakukan oleh Ditjen. Cipta Karya melalui penertiban proses surat menyurat pada sistem Tata Naskah Dinas Elektronik. Keberhasilan penertiban ini dibuktikan dengan diperolehnya Juara I dalam Lomba Pemanfaatan TNDE Kementerian PUPR Tahun Keandalan Sistem dan Teknologi Informasi Berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Sistem Informasi Ditjen. Cipta Karya, Pada tahun 2017, penguatan keandalan sistem dan teknologi informasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya dilakukan melalui pengembangan hal-hal sebagai berikut:

54 54 LaPORAN Kinerja a. Pengelolaan Sistem Informasi di lingkungan Ditjen Cipta Karya melalui: 1. Pendampingan pada pembangunan/ pengembangan aplikasi/sistem informasi Unit Kerja di lingkungan Ditjen Cipta Karya. 2. Fasilitasi Hosting, uji keamanan dan uji fungsi aplikasi/sistem informasi Unit Kerja di lingkungan Ditjen Cipta Karya. 3. Penguatan keandalan sistem informasi dilaksanakan dengan melakukan pengembanganpengembangan terhadap aplikasi yang sudah ada, yaitu: o Pengembangan terhadap aplikasi Sistem lnformasi Manajemen Evaluasi Kinerja (SIMEKA) oleh Subdit. Pemantauan dan Evaluasi dengan melakukan adopsi Grand Design Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja lnstansi Pemerintah (SAKIP) Unit Organisasi Ditjen Cipta Karya. o Pengembangan terhadap aplikasi Sistem lnformasi Pemrograman dan Penganggaran (SlPPa) pada Subdit. Keterpaduan Pembiayaan dalam mendukung penyiapan usulan program dan anggaran, dengan melakukan input data dokumen RPI2JIU Kab/Kota ke dalam SlPPa. o Penyusunan aplikasi Sistem Manajemen Baseline dan Verifikasi Program Hibah Air Minum dan Sanitasi yang dibangun oleh Satker Randal PIP dalam rangka mendukung proses survei verifikasi sebagai dasar penerbitan rekomendasi pencairan dana hibah oleh Ditjen Cipta Karya. o Pengembangan aplikasi Revisi Anggaran untuk mendukung dan mendokumentasikan setiap proses perubahan dan/atau pergeseran rincian anggaran di tahun berjalan. o Pengembangan Sistem lnformasi Pinjaman Hibah Luar Negeri (SlPHLN) sebagai alat bagi para pengelola kegiatan dalam melaksanakan perencaaan dan pemantauan semua ketentuan yang berhubungan dengan administrasi pengelolaan pinjaman dan hibah luar negeri pada unit satuan kerja lingkup Ditjen Cipta Karya, agar pengelolaannya dapat dilakukan dengan akuntabel. o Pengembangan Data Warehouse Cipta Karya, yang merupakan kumpulan aplikasi di lingkungan Ditjen Cipta Karya yang terintegrasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan. b. Pengelolaan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di lingkungan Ditjen. Cipta Karya melalui: 1. Pendampingan peremajaan jaringan komunikasi data unit kerja. 2. Fasilitasi dan peningkatan keandalan perangkat teknologi informasi di lingkungan Ditjen Cipta Karya, Direktorat KIP melakukan: o lnstalasi Sistem Sinkronisasi Server untuk pertukaran data bidang lnfrastruktur Permukiman antara pusat dan 33 provinsi. o Pemasangan video conference

55 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 55 untuk melakukan komunikasi/ rapat jarak jauh secara serentak antara pusat dan 33 provinsi. o Pemindahan CCTV untuk memantau pembangunan tahap kedua kegiatan strategis di 7 Perbatasan dan 2 TPA Regional. o Peningkatan jaringan finger print di pusat dan 33 provinsi dalam rangka kedisiplinan pegawai Ditjen Cipta Karya. o Pemasangan Firewall untuk meningkatkan keamanan penggunaan internet Ditjen Cipta Karya. Kinerja lain terkait penguatan keandalan sistem dan teknologi informasi di tahun 2017 adalah pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Evaluasi Kinerja (SIMEKA) dalam penyelenggaraan SAKIP Ditjen. Cipta Karya. Pada tahun 2017, SIMEKA sudah dapat dimanfaatkan oleh seluruh satuan kerja di lingkungan Ditjen Cipta Karya untuk menyusun Perjanjian Kinerja (PK) dan Laporan Kinerja (LaKIP). Sistem ini telah terhosting dalam server pu.go.id. Tantangan besar SIMEKA selanjutnya adalah selain melakukan update terhadap reviu renstra yang menjadi dasar kebijakan SIMEKA, juga meningkatkan sinkronisasi dengan sistem lainnya. 4.2 Proses Bisnis Internal Direktorat Jenderal Cipta Karya Pada proses bisnis internal, siklus bisnis Ditjen. Cipta Karya sebagaimana ditunjukkan oleh Peta Strategi memiliki sasaran kegiatan Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman, Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman, meningkatnya kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman, Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik serta meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan. Adapun kinerja proses internal Ditjen. Cipta Karya tahun 2017 adalah sebagai berikut: Keterpaduan Perencanaan, Pemrograman dan Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kinerja sasaran kegiatan Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman digambarkan melalui indicator sebagai berikut: 1. Konsistensi penyelenggaraan infrastruktur permukiman terhadap RPIJM Indikator kinerja ini menggambarkan kesesuaian pengalokasian anggaran penyelenggaraan infrastruktur permukim an pada RKAKL 2017 terhadap usulan pemerintah kab/ kota (RPIJM). Pada tahun 2017, Direktorat KIP menargetkan sebanyak minimal 78,0% usulan RPIJM akan teralokasi dalam anggaran RKAKL TA Adapun realisasinya adalah sebesar 73,0% dari anggaran RKAKL yang sesuai dengan dokumen RPI2JM. Tingkat konsistensi ini juga menunjukkan bahwa RPI2JM belum cukup efektif untuk dimanfaatkan sebagai alat programming dan budgeting penyelenggaraan infrastruktur permukiman. Jika dibandingkan dengan tahun 2016, realisasi tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 17,0%. Tidak maksimalnya realisasi konsistensi penyelenggaraan infrastruktur

56 56 LaPORAN Kinerja permukiman terhadap RPI2JM tahun 2017, dikarenakan: - Readiness criteria sebagai persyaratan usulan RKAKL belum dipenuhi hingga batas waktu yang ditentukan; - Terdapat kegiatan-kegiatan penanganan kawasan strategis nasional yang menjadi prioritas, yang tidak/belum terdapat dalam RPI2JM seperti: 1) Pembangunan pos lintas batas Negara (PLBN); 2) Kawasan Perbatasan; 3) Kawasan Strategis Pariwisata Nasional; 4) Dukungan Asean Games XVIII; 5) Pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) regional skala kawasan; 6) Pembangunan bangunan gedung hijau; 7) SPAM di Kota Binaaan; 8) SPAM di pulau terluar dan/atau pelabuhan perikanan; 9) Tempat pemrosesan akhir (TPA) Sampah Regional skala kawasan, 10) Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Regional; 11) Pembangunan infrastruktur permukiman di kawasan kampung nelayan; dan 12) Penanganan permukiman kumuh; serta 13) Program PISEW di 400 kecamatan. - Masih diperlukan penyesuaian nomenklatur dalam dokumen RPI2JM dengan nomenklatur dalam DIPA/ RKAKL 2017; - Koordinasi antara Satker. P2PIP Provinsi, Satker. Sektor Provinsi dan Pemerintah Daerah yang belum maksimal. 2. Tingkat keterpaduan penyelenggaraan infrastruktur permukiman Indikator ini menggambarkan seberapa jauh keterpaduan dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman dengan penggunaan dana APBN. Berdasarkan hasil pemantauan terhadap pelaksanaan keterpaduan infrastruktur permukiman di tahun 2017 pada sampel 19 lokasi, dapat disampaikan bahwa a) pemerintah daerah memiliki pemahaman yang baik tentang pentingnya keterpaduan infrastruktur permukiman, b) adanya upaya yang cukup baik dalam merencanakan keterpaduan menjadi dokumen perencanaan, c) pemerintah daerah masih memiliki kesulitan menterjemahkan kebutuhan keterpaduan dalam perencanaan yang terpadu, d) masih adanya kesulitan menterjemahkan perencanaan keterpaduan kedalam perencanaan pembiayaan keterpaduan, e) masih sulitnya mewujudkan keterpaduan. Hal ini dikarenakan umumnya dokumen perencanaan kurang diacu dan sumber pembiayaan masih tergantung pada pembiayaan dari pusat Tingkat manfaat penyelenggaraan infrastruktur permukiman Indikator ini menggambarkan seberapa besar manfaat yang diperoleh oleh para stakeholder atas penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang dilakukan oleh Ditjen. Cipta Karya. Berdasarkan hasil studi korelasi antara infrastruktur permukiman (akses sanitasi layak, akses air minum aman dan persentase luas permukiman kumuh) terhadap peningkatan kualitas 2 Pelaksanaan pemantauan menggunakan acuan SE Dirjen No. 83/SE/DC/2016 tentang Pedoman Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman. Pada tahun 2017, pemantauan dilakukan di 19 lokasi. Hasil pemantauan dapat dilihat pada lampiran

57 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 57 hidup (Indeks Pembangunan Manusia), pendapatan per kapita dan penurunan kemiskinan di tahun 2017 diperoleh kesimpulan bahwa 3 : a. Infrastruktur permukiman berupa akses sanitasi layak, akses air minum aman dan persentase luas permukiman kumuh berkaitan dengan dengan peningkatan kualitas hidup (IPM) penduduk Indonesia Tahun Provinsi yang akses infrastruktur permukimannya tinggi, kualitas hidup (IPM) juga tergolong tinggi. b. Akses sanitasi layak berkorelasi kuat dengan kualitas hidup. Pada provinsi yang akses sanitasi layaknya tinggi, maka kualitas hidupnya juga tinggi. Demikian pula sebaliknya. Peningkatan akses sanitasi layak dapat menjadi upaya penting meningkatkan kualitas hidup penduduk. c. Akses air minum aman berkorelasi kuat dengan kualitas hidup. Pada provinsi yang akses air minum amannya tinggi, maka kualitas hidupnya juga tinggi. Demikian pula sebaliknya. Peningkatan akses air minumaman dapat menjadi upaya penting meningkatkan kualitas hidup penduduk. d. Persentase permukiman kumuh berkorelasi kuat dengan kualitas hidup. Pada provinsi yang persentase permukiman kumuhnya kecil, maka kualitas hidupnya juga tinggi. Demikian pula sebaliknya. Pengurangan persentase luas permukiman kumuh dapat menjadi 3 Lebih detail terkait hasil studi manfaat penyelenggaran infrastruktur, dapat dilihat pada lampiran. upaya penting meningkatkan kualitas hidup penduduk. e. Capaian akses air minum aman berkorelasi tinggi dengan cakupan akses sanitasi layak. Diperlukan keseimbangan dan ketersediaan kedua akses tersebut untuk mencapai akses yang tinggi pada kedua infrastruktur permukiman tersebut. f. Akses sanitasi layak dan akses air minum aman, keduanya berkorelasi cukup kuat dengan persentase permukiman kumuh. Akses sanitasi layak dan akses air minum aman yang tinggi, dapat menurunkan persentase permukiman kumuh. Kaitan akses air minum aman terhadap persentase permukiman kumuh relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan akses sanitasi layak. g. Akses sanitasi layak dan akses air minum aman, keduanya berkorelasi cukup kuat dengan pendapatan per kapita. Akses sanitasi layak dan akses air minum aman yang tinggi, dapat meningkatkan pendapatan per kapita. h. Infrastruktur permukiman (sanitasi layak, air minum aman dan luas permukiman kumuh), umumnya memiliki korelasi rendah dengan persentase penduduk miskin. Akses air minum aman relatif sedikit lebih menonjol dalam kaitannya dengan penurunan kemiskinan bila dibandingkan infrastruktur lainnya. Manfaat lain yang dirasakan dari kegiatan infrastruktur permukiman diperoleh dari pengguna langsung infrastruktur terbangun melalui tinjauan lapangan,

58 58 LaPORAN Kinerja besaran manfaat dari setiap jenis infrastruktur permukiman ialah sebagai berikut: a. Akses air minum aman memberi manfaat optimal (100%) terhadap penghematan waktu/tenaga dan kenyamanan hidup. b. Akses sanitasi layak (air limbah) memberi manfaat terbesar terhadap penghematan waktu/tenaga dan kenyamanan hidup sebesar 80%. c. Akses jalan lingkungan memberi manfaat terbesar terhadap penghematan waktu/ tenaga sebesar 95% d. Akses sanitasi layak (TPST 3 R) memberi manfaat optimal (100%) terhadap penghematan waktu/tenaga, kenyamanan, dan penghematan biaya Kapasitas Kelembagaan Salah satu kendala dalam pemanfaatan pembangunan infrastruktur permukiman, adalah belum siapnya kelembagaan di tingkat daerah untuk menerima dan mengelola infrastruktur terbangun. Beberapa upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas kelembagaan di daerah antara lain dengan mengoptimalkan pendampingan kepada lembaga pengelola dan SDM pengelolanya, dengan kinerja sebagai berikut: 1. Jumlah lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Pada sektor air minum, upaya peningkatan kapasitas lembaga pengelola dilakukan diantaranya Gambar 4.5 Pemanfaatan TPST 3R di Desa Betoyoguci Kec. Manyar, kab. Gresik Sumber: Tinjauan Lapangan, 2017

59 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 59 Tabel 4.3 Jumlah Lembaga Pengelola Yang Meningkat Kapasitasnya No. Sektor Jumlah Lembaga Pengelola yang mendapat pendampingan Jumlah Lembaga Pengelola yang meningkat kapasitasnya/ terbentuk kelembagaannya Air Minum Sanitasi Permukiman 131 PDAM 9 UPTD Kab/Kota, 4 UPTD Provinsi 39 kabupaten/kota Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) 33 provinsi (Bappeda PU dan Dinas PU) Sumber : Direktorat PSPAM, Direktorat PPLP, Direktorat PKP, Direktorat BPB melalui pelaksanaan workshop refreshment info air minum, workshop peningkatan kapasitas pembina UPTD bidang SPAM, pelatihan alat non revenue water dan efisiensi energi serta pendampingan pemanfaatan info air minum. Pada sektor sanitasi, upaya peningkatan kapasitas lembaga pengelola dilakukan melalui pendampingan kepada kabupaten/kota dalam membentuk unit pengelola persampahan dan sanitasi. Pada tahun 2017, dari 39 kabupaten/kota yang didampingi, telah terealisasi 18 unit pengelola persampahan dan sanitasi Kab./Kota. 131 PDAM 9 UPTD Kab/Kota, 4 UPTD Provinsi 18 kabupaten/kota BKM 33 provinsi (Bappeda PU dan Dinas PU) Pada sektor Bina Penataan Bangunan, upaya peningkatan kapasitas lembaga pengelola dilakukan diantaranya melalui pelaksanaan workshop Heritage Urban Landscape dan workshop Pelestarian Bangunan Gedung Cagar Budaya kepada 41 Kab./Kota. Pada pada sektor permukiman upaya peningkatan kapasitas lembaga pengelola dilakukan melalui sosialisasi NSPK pada 33 pemerintah provinsi (Dinas PU dan BAPPEDA Provinsi), pembinaan kepada BKM yang terlibat dalam program KotaKu (Kota Tanpa Kumuh). 2. Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Tabel 4.4 Jumlah SDM Lembaga Pengelola yang Meningkat Kapasitasnya No. Sektor Jumlah SDM yang meningkat kapasitasnya Air Minum Sanitasi Permukiman 455 orang 362 orang 450 orang Sumber: Direktorat BPB, Direktorat PSPAM, Balai Teknik Air Minum, Balai Teknik Sanitasi

60 60 LaPORAN Kinerja Pada tahun 2017, hasil pendampingan kepada lembaga pengelola menghasilkan peningkatan kapasitas terhadap SDM lembaga pengelola dengan total sebanyak orang melalui mekanisme pembinaan teknis pada Balai Teknis Air Minum dan Balai Teknis Sanitasi, pembinaan teknis dan pelatihan oleh direktorat teknis terkait Pengendalian dan Pengawasan Sasaran kegiatan pengendalian dan pengawasan tahun 2017 dapat dilihat kinerjanya sebagai berikut: 1. Tingkat implementasi SAKIP Indikator ini menggambarkan seberapa jauh tingkat akuntabilitas kinerja organisasi Ditjen. Cipta Karya. Pada tahun 2017 capaian kinerja tingkat akuntabilitas kinerja Ditjen. Cipta Karya adalah 75,65%. Angka ini bermakna bahwa kinerja organisasi Ditjen. Cipta Karya telah akuntabel dan telah memiliki sistem manajemen kinerja yang sangat baik. Detail capaian kinerja akuntabilitas kinerja Ditjen. Cipta Karya sebagaimana ditunjukan pada tabel berikut: Jika dibandingkan dengan target tahun 2017 sebesar 84%, maka kinerja indikator ini tidak maksimal. Hal ini dikarenakan: a. Belum disahkannya Reviu Rencana Strategis Ditjen. Cipta Karya b. SIMEKA belum terintegrasi dengan aplikasi lainnya, sehingga SIMEKA belum berjalan optimal dalam mengukur kinerja di lingkungan Ditjen. Cipta Karya c. Indikator kinerja kegiatan pada unit Eselon II belum seluruhnya berorientasi pada outcome d. Belum terdapat SOP atau mekanisme yang jelas terkait penilaian kinerja mulai dari tingkat Eselon IV ke atas e. Rencana Aksi belum ditindaklanjuti sebagai bentuk pengendalian kinerja di lingkungan Ditjen. Cipta Karya Terhadap kinerja tahun 2016, maka kinerja capaian tahun 2017 telah mengalami peningkatan sebesar 2,84% 4. Peningkatan ini terjadi dikarenakan adanya SIMEKA sebagai sistem yang mendukung penyelenggaraan SAKIP. Tabel 4.5 Hasil Evaluasi Penyelenggaraan Akuntabiltias Kinerja Unit Organisasi Ditjen. Cipta Karya Tahun 2017 No. Komponen Bobot/Nilai Maksimal Nilai Hasil Evaluasi A. B. C. D. E. Perencanaan Kinerja Pengukuran Kinerja Pelaporan Kinerja Evaluasi Kinerja Capaian Kinerja Jumlah Total Nilai 30% 25% 14,40% 0% 20% 89,40% 100% 24,78% 19,78% 12,03% Tidak Dinilai 11,04% 67,63% 75,65% Sumber Surat Itjen Kemen PUPR kepada Ditjen CK No. KJ Ij/561 tentang Laporan Hasil Evaluasi SAKIP DJCK TA Capaian tingkat akuntabilitas kinerja tahun 2016 adalah 72,81% berdasarkan Surat Itjen Kemen PUPR kepada Ditjen CK No. KJ Ij/630 tentang Laporan Hasil Evaluasi SAKIP DJCK TA. 2015

61 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Penyelesaian temuan Itjen, BPKP dan BPK-RI Kinerja kegiatan pendukung lainnya adalah terkait penyelesaian temuan Itjen, BPKP dan BPK-RI. Pada status 15 Desember 2017, dari total temuan 63,08 M dan 7.138,66 USD telah ditindaklanjuti sebanyak 54,97% atau meningkat sebesar 0.04% dari tahun 2016, sedangkan sisanya belum ditindaklanjuti dengan rincian sebagai berikut: a. Progres Temuan Inspektorat Jenderal Pada temuan Inspektorat Jenderal, Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang belum ditindaklanjuti adalah sebesar 1,26 M untuk Kode 01 (Keborosan), 1,57 M untuk Kode 02 (Kebocoran) dan 139 kejadian untuk Kode (Administrasi). b. Progres Temuan BPK Pada temuan BPK, Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang belum ditindak lanjuti sebesar 7,1 M, dengan sisa temuan terbesar dari Direktorat Pengembangan PLP (termasuk MSMHP) sebesar 6,69 M. c. Progres Temuan BPKP Pada temuan BPKP, Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang belum ditindaklanjuti yaitu sebesar 16,19 M untuk Kode 01 (Keborosan) dan 1,65 M untuk Kode 02 (Kebocoran). Penyelesaian temuan Itjen, BPKP dan BPK-RI masih menghadapi tantangan dikarenakan adanya temuan berulang, yaitu: - Penatausahaan piutang Rumah Negara Gol III belum tertib - Aset tetap tidak diketahui keberadaannya - Ketidaksesuaian pengelompokan belanja antara penganggaran dengan pelaksanaan di lapangan - Pencatatan dan pengelolaan aset tetap belum dilakukan secara tertib - Aset tetap belum dilakukan proses inventarisasi dan penilaian kembali - Aset tetap DJCK yang digunakan / dikelola pihak lain belum diproses hibah Peningkatan Kualitas Pengaturan Pengelolaan Infrastruktur Permukiman Untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan kuantitas landasan hukum penyelenggaraan infrastruktur permukiman, Ditjen. Cipta Karya mendorong penyusunan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) bidang permukiman baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun ranperda/perkab/ perwali oleh pemerintah daerah. Capaian kinerja sasaran kegiatan peningkatan kualitas pengaturan dan pengelolaan infrastruktur permukiman adalah sebagai berikut: 1. Jumlah NSPK bidang permukiman yang diterbitkan tahun 2017 Pada tahun 2017, Ditjen. Cipta Karya telah menerbitkan 27 (dua puluh tujuh) NSPK yang terdiri dari 2 (dua) Peraturan Menteri PUPR, 3 (tiga) Rancangan Peraturan Menteri PUPR, 3 (tiga) Surat Edaran Dirjen Cipta Karya, 3 (tiga) Pedoman Teknis, 1 (satu) Rancangan SKKNI, 2 (dua) Draft Materi Teknis, 2 (dua) Petunjuk Teknis, 2 (dua) Kriteria Evaluasi, 6 (enam) Draft Panduan Umum, 2 (dua) Draft Petunjuk Teknis, 1 (satu) Draft Pedoman (Tabel 4.3). Judul NSPK secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran.

62 62 LaPORAN Kinerja Tabel 4.6 Jumlah NSPK yang Diterbitkan dalam Tahun 2017 No. Sektor 1. Air Minum 2. Bina Penataan Bangunan 3. Pengembangan Kawasan Permukiman 4. Penyehatan Lingkungan Permukiman 5. Dukungan Manajemen Sumber: Sekretariat BPPSPAM, Direktorat KIP, Direktorat PSPAM, Direktorat PPLP, Direktorat PKP, Direktorat BPB, Jumlah pemerintah daerah kabupaten/ kota yang memiliki peraturan penyelenggaraan infrastruktur permukiman (dokumen perencanaan/ ranperda/perkab/perwali) Pada tataran pemerintahan daerah, Ditjen. Cipta Karya telah mendorong adanya peningkatan kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman melalui penyusunan dokumen perencanan/ ranperda/ perkab/perwali penyelenggaraan infratruktur permukiman, dengan kinerja di tahun 2017 seperti yang tergambar dalam Tabel 4.7. Jumlah NSPK tahun NSPK 2 NSPK 2 NSPK 3 NSPK 10 NSPK Tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari total 514 kabupaten/kota 5, sebanyak 480 pemerintah kabupaten/kota telah memiliki Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI SPAM), 464 pemerintah kabupaten/kota telah memiliki peraturan daerah tentang bangunan gedung (Perda BG), 58 pemerintah kabupaten/kota telah memiliki SK TABG, 35 pemerintah kabupaten/kota telah memiliki peraturan daerah tentang penetapan kawasan kumuh (Perda Kumuh), 192 kabupaten/ kota telah memiliki RP2KPKP dan 485 pemerintah kabupaten/kota telah memiliki Strategi Sanitasi Kabupaten/ Kota (SSK). Tabel 4.7 Jumlah Pemerintah Daerah Kab./Kota yang memiliki Peraturan Penyelenggaraan Permukiman No. Sektor 1. Air Minum 2. Bina Penataan Bangunan 3. Pengembangan Kawasan Permukiman 4. Penyehatan Lingkungan Permukiman sumber: Direktorat PSPAM, PPLP, PKP, BPB, 2017 Bentuk Peraturan RI SPAM Perda BG SK TABG (Tim Ahli Bangunan Gedung) Perda Kumuh RP2KPKP SSK Pemerintah Kabupaten/ Kota yang Memiliki Peraturan Tahun Kab/Kota 21 Kab/Kota 32 Kab/Kota 24 Kab/Kota 96 Kab/Kota 134 Kab/kota Akumulasi Pemerintah Kabupaten/Kota yang Telah Memiliki Peraturan 480 Kab/Kota 464 Kab/Kota 58 Kab/Kota 35 Kab/Kota 192 Kab/Kota 485 Kab/Kota 5 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2015 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan

63 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Peningkatan Kualitas Komunikasi, Edukasi dan Kampanye Publik Upaya peningkatan pemahaman masyarakat terhadap manfaat penyelenggaran infrastruktur permukiman telah dilakukan oleh Ditjen. Cipta Karya melalui peningkatan kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik. Kinerja kegiatan ini di tahun 2017 adalah sebagai berikut: 1. Jumlah Publikasi Yang Diterbitkan Selama tahun 2017, Ditjen. Cipta Karya telah menerbitkan sebanyak 12 buletin yang membahas tentang bidang Cipta Karya, penerbitan artikel pada 7 media cetak berbayar dan 15 media online berbayar. 2. Persentase Pengaduan Masyarakat yang Ditindaklanjuti Pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti hingga Desember 2017 adalah 91,3%, sisanya sebanyak 2 pengaduan masyarakat, masih dalam proses tindak lanjut. Selain menerbitkan publikasi dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat, Ditjen. Cipta Karya juga mengikuti pameran baik berskala nasional maupun internasional sebanyak 22 kali. 4.3 Capaian Kinerja Program Direktorat Jenderal Cipta Karya Berdasarkan Renstra , sasaran Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman adalah a) meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat, b) meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak, dan c) meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat. Adapun capaian kinerja sasaran program ini di tahun 2017 adalah sebagai berikut: Sasaran Program Meningkatnya konstribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat Tabel 4.8 Pencapaian Sasaran Program Ditjen. Cipta Karya Tahun 2017 Indikator Kinerja Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum Target APBN (%) 0,92 Capaian (%) 1,58 Kinerja Terhadap APBNP (%) Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan 0,30 1, Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi 6,89 5, Sumber: Direktorat PSPAM, Direktorat PPLP, Direktorat PKP Pada tahun 2017, secara umum kinerja rata-rata pencapaian sasaran program adalah 260,27% dengan kinerja tertinggi pada sasasaran meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak seebsar 542,85%. Tingginya kinerja sasaran ini dikarenakan diperhitungkannya capaian program KOTAKU dan NUSP dalam perhitungan penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan.

64 64 LaPORAN Kinerja Jika dibandingkan dengan kinerja tahun 2015 dan 2016 sebagaimana terlihat pada Tabel 4.8, maka kontribusi Ditjen Cipta Karya selama tiga tahun terakhir dalam meningkatkan cakupan pelayanan akses air minum adalah sebesar 4,45%, menurunkan luasan permukiman kumuh perkotaan adalah sebesar 3,01% dan meningkatkan cakupan pelayanan akses sanitasi sebesar 8,94%. kontribusi Ditjen Cipta Karya. Pada indikator persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum, kontribusi APBN akan menambah kinerja capaian nasional menjadi 72,72%. Pada indikator peningkatan luasan permukiman layak di perkotaan, kontribusi APBN akan menambah kinerja capaian nasional menjadi 93,01%. Pada indikator Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses Tabel 4.9 Tren Kontribusi Ditjen. Cipta Karya Sasaran Program Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat Indikator Kinerja Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum Satuan % 2,20 0,69 1,58 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan % 0,82 0,64 1,55 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi % 1,94 1,93 5,07 Sumber: LaKIP DJCK TA. 2015, LaKIP DJCK TA. 2016, Realisasi Reviu PK DJCKTA Jika dibandingkan dengan target nasional gerakan dengan kinerja akhir 100% masyarakat memiliki akses air minum di tahun 2019, 0% kawasan kumuh di perkotaan dan 100% masyarakat memiliki akses sanitasi di tahun 2019, maka kontribusi Ditjen Cipta Karya (APBN) menunjukkan pencapaian sebagai mana ditunjukkan dengan Tabel sanitasi, kontribusi APBN akan menambah kinerja capaian nasional menjadi 72,87%. Capaian ini belum memperhitungkan pendanaan non APBN. Dalam rangka menghimpun informasi capaian non APBN, tahun 2017 Ditjen. Cipta Karya telah mengintensifkan penyebarluasan instrumen pengumpulan data kepada Kab./Kota. Jika digambarkan dalam bentuk Tabel 4.10 Kontribusi Ditjen Cipta Karya Terhadap Gerakan Indikator Kinerja Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi Satuan % % % 70,97 90,82 62,14 71,14 91,46 67,80 72,72 93,01 72,87 Tabel menunjukkan perkiraan capaian nasional gerakan pada Tahun 2017, berdasarkan grafik, tren capaian gerakan adalah sebagai berikut: 6 Pada Renstra Kementerian PUPR , dukungan terhadap Gerakan Nasional ditandai dengan indicator kinerja sebagai berikut: Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum, Persentase peningkatan luasan permukiman layak di perkotaan dan Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi. Terdapat indicator kinerja yang berbeda antara Renstra PUPR dengan PK Ditjen Cipta Karya dalam menggambarkan dukungan dalam mewujudkan 0% kawasan kumuh di perkotaan. 6 Capaian Tahun 2015 dan 2016 untuk indicator Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum dan persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi bersumber dari BPS. Untuk tahun 2017, perhitungan kontribusi Ditjen Cipta Karya adalah : Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum = Capaian BPS Tahun Realisasi 2017 Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan = Realisasi Tahun Realisasi 2017 Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi= Capaian BPS Tahun Realisasi 2017

65 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 65 Gambar 4.6 Tren Capaian Gerakan Dengan Sumber Pembiayaan APBN Ditjen. Cipta Karya Memperhatikan capaian gerakan di Tahun 2017 serta target APBN tahun 2018, maka diperkirakan akan terdapat gap yang harus dipenuhi di tahun 2019 sebesar 2,7% untuk peningkatan pelayanan air minum, 0,7% untuk penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan, dan 3,3% untuk peningkatan pelayanan sanitasi. Masih besarnya gap yang harus dipenuhi, selain dikarenakan minimnya anggaran baik itu dari APBN maupun APBD, juga dikarenakan minimnya data dan informasi kinerja dari sumber pendanaan Non APBN. Untuk pemenuhan target RPJMN yaitu , maka diperlukan upaya yang cukup besar untuk menghimpun kinerja dari pendanaan non APBN. Detail pencapaian tiap sasaran program Ditjen. Cipta Karya di tahun 2017, adalah sebagai berikut: Sasaran Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi Masyarakat Kinerja sasaran ini digambarkan melalui indikator persentase peningkatan cakupan akses air minum. Pada tahun 2017, telah terealisasi sebanyak liter/detik atau setara dengan 1,58% cakupan pelayanan akses air minum. Angka realisasi ini merupakan total dari target kapasitas SPAM terbangun baik di perkotaan maupun di perdesaan berdasarkan perhitungan full capacity SPAM terbangun yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (PSPAM). Meningkatnya kinerja tahun 2017 dikarenakan kontribusi cakupan pelayanan akses air minum dari kegiatan SPAM pemberdayaan masyarakat atau PAMSIMAS sebanyak l/detik. Dalam merealisasikan 1,58% telah dilakukan pembangunan di 162 kawasan SPAM perkotaan terfasilitasi, 12 kawasan SPAM rawan air terfasilitasi, 112 kawasan Pengembangan SPAM Perkotaan, SPAM Berbasis Masyarakat, 20 kawasan pembangunan SPAM Khusus, 3 kawasan SPAM Regional, 21 kawasan SPAM Rawan Air dan 28 kawasan pengembangan jaringan kawasan khusus. Meskipun kinerja sasaran ini melebihi target, dalam pelaksanaan kegiatan, masih terdapat permasalahan yang menyebabkan output tidak terealisasi dengan baik, diantaranya dikarenakan ketidaksiapan readiness criteria, serta kendala pengiriman barang. Jika kinerja sasaran tahun 2017 dibandingkan dengan capaian kinerja tahun-tahun sebelumnya, maka peningkatan cakupan pelayanan air minum pada periode menunjukkan tren yang positif sebagaimana terlihat pada tabel Hingga tahun 2017, Ditjen. Cipta Karya melalui APBN telah berkontribusi menambah kapasitas air sebanyak l/det atau sebesar 4,475 % penambahan cakupan pelayanan air minum kepada masyarakat.

66 66 LaPORAN Kinerja Tabel 4.11 Cakupan Pelayanan Air Minum Dengan Sumber Pendanaan APBN Tahun Sasaran Program / Indikator Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum (%) Kapasitas air (l/det) 2, , , Sumber: LaKIP Direktorat PSPAM 2015, LaKIP Direktorat PSPAM 2016, LaKIP Direktorat PSPAM 2017 Selain pendekatan pembangunan untuk menambah kapasitas terbangun, di tahun 2017 dilakukan pula kegiatan-kegiatan lain seperti: 1. Pengembangan kemitraan dan alternatif pembiayaan melalui fasilitasi program pinjaman perbankkan, penyiapan Raperpres pengganti Perpres No 29 Tahun 2009 tentang Pemberian jaminan dan subsidi bunga oleh pemerintah pusat dalam rangka percepatan penyediaan AM, dan penyusunan tata cara pencairan VGF untuk proyek-proyek KPBU 2. Pengembangan inovasi teknologi melalui pendampingan aplikasi inovasi teknologi SWRO dan pemanfaatan PLTS di Pulau Untung Jawa, Pulau Mandangin, Universitas Gadjah Mada, Belakang Padang Kepulauan Riau dan Halmahera Utara 3. Peningkatan kinerja PDAM melalui pendampingan penerapan tarif Full Cost Recovery PDAM, pilot project penurunan kehilangan air PDAM, pendampingan penyusunan business plan dan RT3 pada PDAM kurang sehat/sakit, serta pendampingan efsiensi produksi pada PDAM. 4. Penilaian kinerja terhadap 378 PDAM yang merupakan kerjasama antara BPPSPAM dengan BPKB. Penilaian dilakukan dengan memperhitungkan 4 aspek sesuai dengan SK Ketua BPPSPAM No 002/KPTS/K-6/IV/2010 tentang Penilaian Kinerja Pelayanan Sumber: Dit. SPAM, 2017 Penyelenggaraan Pengembangan SPAM pada PDAM. Adapun hasil dari penilaian kinerja PDAM pada tahun 2017 adalah 209 PDAM sehat, 103 PDAM kurang sehat dan 66 PDAM Sakit. Pembangunan sistem penyediaan air minum telah memberikan manfaat berupa pelayanan air minum untuk masyarakat melalui pemanfaatan sambungan rumah. Beberapa output terbangun yang telah memberikan manfaat antara lain: 1. Pengembangan Jaringan Distrik Sota, Kab. Merauke (Papua) Gambar 4.7 Pemanfaatan SPAM oleh Masyarakat di Distrik Sota, Kab. Merauke

67 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 67 Sumber: Dit. SPAM, Pembangunan SPAM Distrik Minyambaou (Papua Barat) Gambar 4.8 Pemanfaatan SPAM oleh Masyarakat di Distrik Minyambaou, Papua Barat Dengan memperhatikan hasil kinerja tahun 2017, maka dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan air minum di tahun mendatang akan dilakukan beberapa rencana tindak lanjut antara lain: 1. Memperhitungkan kembali dengan cermat kebutuhan fasilitator pamsismas berdasarkan kondisi dan proses perekrutan TA Pemesanan barang untuk kegiatan konstruksi akan mempertimbangkan kemungkinan kendala dalam pengiriman (faktor cuaca, bencana dan lain-lain) 3. Proses lelang paket tambahan pada APBN-P akan memperhatikan ketersediaan waktu pelaksanaan kegiatan yang relatif singkat serta menyiapkan antisipasi terjadinya gagal lelang 4. Menghitung kembali dengan cermat kebutuhan gaji, honor, perjalanan dinas, operaisoanl kendaraan berdasarkan evaluasi hasil pelaksanaan tahun Sasaran Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak Kinerja sasaran meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman layak digambarkan melalui indikator kinerja penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan. Indikator ini menggambarkan kontribusi Ditjen. Cipta Karya (APBN) dalam mendukung penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan melalui penyediaan prasana dan sarana dasar permukiman pada kawasan kumuh di perkotaan. Adapun target sasaran ini adalah 0,28%, dengan realisasi kinerja adalah 1,55% atau setara dengan 5.961,78 Ha. Meningkatnya capaian sasaran dikarenakan diperhitungkannya kinerja kegiatan KOTAKU dan NUSP dalam pengurangan kawasan kumuh perkotaan. Jika dibandingkan dengan tahun 2015 dan 2016, maka capaian tahun 2017 terealisasi dengan cukup baik. Adapun luasan luasan permukiman kawasan perkotaan yang telah tertangani sejak tahun 2015 adalah seluas ,78 Ha atau setara dengan kontribusi sebesar 3%. Tabel 4.12 Kontribusi Penurunan Luasan Permukiman Kumuh Tahun Sasaran Program / Indikator Persentase Penurunan Luasan Permukiman Kumuh Perkotaan (%) Luas permukiman kawasan perkotaan (Ha) 0, , ,74 1, ,78 Sumber: LaKIP Direktorat PKP TA 2017

68 68 LaPORAN Kinerja Pelaksanaan sasaran program penurunan luasan permukiman kumuh ditahun 2017 masih menyisakan beberapa tantangan, diantaranya adalah: 1. Belum selesainya Revisi Permen PUPR Nomor 2/PRT/M/2016 tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh serta Rapermen PUPR tentang Pedoman Penyusunan, Penetapan, dan Peninjauan Kembali Rencana Kawasan Permukiman (RKP). Rapermen PUPR tersebut merupakan amanat dari Peraturan pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman 2. Masih terdapat Pemerintah Daerah dan stakeholder bidang kawasan permukiman yang belum paham akan muatan PP 14 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman 3. Perubahan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di tingkat kabupaten/kota dan provinsi dengan munculnya OPD Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman menyebabkan tumpang tindih tugas dengan OPD bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 4. Terhambatnya proses legalisasi Raperda tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh yang disebabkan karena kurangnya monitoring bersama anatara pemerintah pusat dan daerah terkait proses legalisasi perda yang ada di DPRD 5. Pada proses pelaksanaan penanganan kawasan kumuh perkotaan, masih terdapat catatan pada tahapan: a. Perencanaan - Pada dokumen DED perlu adanya analisa yang lebih baik lagi terkait teknologi/penanganan yang sesuai dengan kondisi eksisting yang ada; - Untuk penentuan lokasi penanganan permukiman kumuh yang luasannya di bawah 15 Ha, perlu dipastikan bahwa permukiman termasuk Kawasan Strategis Nasional (KSN); - Sebagian lokasi kegiatan peningkatan kualitas permukiman kumuh tidak terletak pada permukiman dengan skala prioritas penanganan yang tinggi; b. Pelaksanaan - Pembangunanan infrastruktur yang dilaksanakan belum semuanya menunjukkan adanya keterpaduan antarsektor terkait; - Aspek estetika perlu diperhatikan dalam pembangunan infrastruktur dengan tetap mempertimbangkan proporsi biaya dan harmonisasi dengan kondisi bangunan dan lingkungan sekitar; - Keberhasilan kegiatan peningkatan kualitas permukiman kumuh dapat dinilai dari kebermanfaatan bagi masyarakat dan perubahan citra (image) ruang, dari negatif menjadi positif; Dalam pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak, Ditjen Cipta Karya tidak hanya mendukung penuntasan kawasan kumuh saja, tetapi juga melakukan kegiatan fisik lainnya, seperti: 1. Peningkatan kualitas permukiman di

69 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 69 kawasan perdesaan dengan realisasi di tahun 2017 adalah sebesar Ha, yang dilaksanakan melalui kegiatan perdesaan potensial (7.593,403 Ha), dan kegiatan Program Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) seluas 8.051,04 Ha 2. Peningkatan kualitas permukiman di kawasan khusus dengan realisasi di tahun 2017 adalah sebesar 1.351,85 Ha, yang dilaksanakan melalui kegiatan pembangunan infrastruktur permukiman di pulau-pulau kecil terluar seluas 11,89 Ha, pembangunan infrastruktur permukiman perbatasan seluas 1.339,96 Ha di 9 lokasi perbatasan. Serta Pembangunan Infrastruktur Permukiman Pendukung Pariwisata di 9 lokasi KSPN 3. Penyelenggaraan bangunan gedung serta penataan bangunan dan lingkungan seluas M 2 luas bangunan gedung tertangani serta M 2 luas penataan bangunan lingkungan. Kegiatan ini diantaranya untuk mendukung direktif presiden yaitu rehabilitasi venue Asian Games, Pos Lintas Batas Negara (PLBN), kawasan strategis nasional (KSN) 4. Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan di 53 Kawasan yang dilaksanakan melalui Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH), Program Pelestarian dan Penataan Kota Pusaka (P3KH), Penataan Ruang Terbuka Hijau dan Penataan kawasan Destinasi Wisata Hasil pembangunan infrastruktur bidang permukiman yang telah memberikan manfaat kepada masyarakat adalah: 1. Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kawasan Sungai Kemuning, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan 2. Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh di Kawasan Karangwaru, Kota Yogyakarta Gambar 4.9 Hasil Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kawasan Sungai Kemuning, Kota Banjarbaru Sumber: Dit. PKP, 2017 Gambar 4.10 Hasil Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh di Kawasan Karangwaru, Kota Yogyakarta Sumber: Dit. PKP, 2017 Dengan memperhatikan kinerja tahun 2017, untuk mempercepat pengurangan luasan kumuh rencana tindak lanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Mempercepat proses revisi terhadap Revisi Permen PUPR Nomor 2/ PRT/M/2016 tentang Peningkatan

70 70 LaPORAN Kinerja Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh 2. Sosialisasi lebih intensif terkait PP Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman, tidak hanya kepada pemerintah tetapi juga kepada masyarakat dan juga badan usaha pelaku pembangunan bidang perumahan dan kawasan permukiman, akademisi, dan stakeholder terkait 3. Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan pada TA. 2017, maka rekomendasi dan tindak lanjut untuk TA adalah sebagai berikut; a. Perencanaan i. Melakukan evaluasi dan verifikasi ulang kesesuaian antara lokasilokasi dalam SK Kumuh dengan aspek dan indikator dalam Permen PUPR No. 02/PRT/M/2016 Tentang Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh. ii. Pemilihan konstruksi yang tepat mutu, tepat sasaran dan tepat biaya. iii. Penuntasan penanganan kumuh dengan prinsip kolaborasi yang dilaksanakan pada setiap tahap mulai dari persiapan; perencanaan; pelaksanaan; pemantauan; dan evaluasi. Dibutuhkan Perjanjian Kerjasama (PKS) Antara Ditjen. Cipta Karya dengan Pemda. iv. Untuk lokasi yang masih sulit dengan anggaran pemerintah karena tidak dapat memenuhi persyaratan adminstrasi dapat disalurkan melalui CSR; b. Pelaksanaan i. Fokus penanganan pada tingkat RT, dimana alokasi dana dapat diatur agar memprioritaskan salah satu kawasan terlebih dahulu sehingga dapat tuntas sepenuhnya ii. Kolaborasi dengan perumahan yang sudah dilakukan melalui DAK Perumahan iii. Menguatkan masyarakat pemelihara agar infrastruktur dasar yang terbangun dapat bertahan lama Sasaran Meningkatnya Kontribusi Terhadap Pemenuhan Akses Sanitasi Bagi Masyarakat Kinerja sasaran kegiatan Peningkatan Kontribusi Pemenuhan Sanitasi yang Layak digambarkan melalui indikator kinerja Persentase peningkatan layanan air limbah dan persampahan. Indikator ini menggambarkan kontribusi Ditjen. Cipta Karya dalam mendukung pemenuhan sanitasi yang layak bagi masyarakat. Pada tahun 2017, realisasi sasaran ini adalah sebesar 5,07% (atau berkinerja 93,02%) yang dilaksanakan melalui pembangunan SPAL Terpusat Skala Regional di 3 Kab./ Kota, SPAM Terpusat Skala Kota di 67 Kab./ Kota, SPAL Setempat Skala Kota di 39 Kab./ Kota, SPAL Skala Kawasan di 19 kota, SPAL Berbasis Masyakarat di 158 Kab./Kota, Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional di 4 Kab./Kota, Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota di 67 Kab./Kota, Sistem Penanganan Persampahan Skala Kawasan di 7 Kab./Kota, Sistem Penanganan Persampahan Berbasis Masyarakat di 70 kab./kota serta Sistem Pengelolaan Drainase seluas 533 Ha di 60 kab./kota. Tidak optimalnya kinerja capaian sasaran kegiatan

71 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 71 dikarenakan ketidaksiapan readiness criteria pada beberapa lokasi serta tidak optimalnya perencanaan PHLN. Realisasi kinerja sebesar 5,07% merupakan kontribusi dari akses air limbah sebesar 1,17% dan akses persampahan sebesar 3,90%. Cakupan akses sanitasi ini setara dengan KK untuk akses air limbah dan KK untuk akses persampahan. Jika kinerja sasaran tahun 2017 dibandingkan dengan capaian kinerja tahun-tahun sebelumnya serta target Reviu Renstra sebesar 81,82%, maka peningkatan cakupan pelayanan sanitasi pada periode menunjukkan tren sebagaimana terlihat pada tabel Hingga tahun 2017, Ditjen. Cipta Karya melalui APBN telah berkontribusi menambah cakupan sanitasi sebesar 8,93% atau setara dengan KK ( jiwa). sanitasi untuk masyarakat melalui pemanfaatan sambungan rumah. Beberapa output terbangun yang telah memberikan manfaat antara lain: 1. Pembangunan TPS 3R Kota Bandar Lampung Gambar 4.11 Hasil Pembangunan TPS 3R Kota Bandar Lampung Sumber: Dit. PLP, 2017 Tabel 4.13 Kontribusi Cakupan Pelayanan Sanitasi Tahun Sasaran Program / Indikator Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi (%) Jumlah penduduk yang memanfaatkan pelayanan air limbah (KK) Jumlah penduduk yang memanfaatkan pelayanan persampahan (KK) 1, , , Sumber: LaKIP Direktorat PKP TA 2017 Selain pendekatan pembangunan fisik, di tahun 2017 dilakukan pula kegiatan-kegiatan lain seperti Pembangunan infrastruktur drainase dalam rangka pengurangan luasan genangan seluas 533 Ha, dimana hingga tahun 2017, telah tertangani luasan genangan seluas Ha. Pembangunan prasarana sanitasi telah memberikan manfaat berupa pelayanan

72 72 LaPORAN Kinerja 2. Pembangunan Sanimas, Kab. Halmahera Barat Gambar 4.11 Hasil Pembangunan TPS 3R Kota Bandar Lampung Sumber: Dit. PLP, 2017 Dengan memperhatikan hasil kinerja tahun 2017, maka dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan sanitasi di tahun mendatang akan dilakukan beberapa rencana tindak lanjut antara lain: a. Kesiapan readiness criteria harus benarbenar diutamakan b. Menyusun perencanaan yang lebih realistis yang sudah mempertimbangkan diantaranya kesediaan material lokal c. Menyiapkan sejak awal perhitungan kebutuhan waktu proses pelelangan untuk paket PHLN d. Peningkatan kualitas supervisi pelaksanaan pekerjaan 4.4 Capaian Kinerja Lainnya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Dalam rangka upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi, Menteri PAN dan RB menerbitkan Permenpan dan RB Nomor 60 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi. Peraturan tersebut sebagai pedoman umum yang merupakan acuan bagi pejabat di lingkungan Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah (K/L/ Pemda) dalam rangka Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi. Dukungan yang diberikan Ditjen. Cipta Karya terhadap pembentukan zona integritas adalah dengan mengusulkan Balai Teknik Air Minum Bekasi dan Balai Teknik PLP sebagai proyek perintisan Zona Integritas berdasarkan Surat Sekretaris Ditjen. Cipta Karya No OR Cs/892 tanggal 25 Mei 2016 perihal Penyampaian Revisi Usulan Zona Integritas di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Pelayanan Publik Pada tahun 2017, Ditjen. Cipta Karya melakukan pelayanan publik secara langsung baik kepada masyarakat maupun kepada kementerian/lembaga. Pelayanan publik tersebut antara lain: 1. Bantuan Teknis Bangunan Gedung Negara (BGN) Ditjen. Cipta Karya melalui Direktorat Bina Penataan Bangunan memberikan dukungan pembinaan teknis kepada setiap kementerian dan lembaga negara yang hendak membangun atau merenovasi bangunan gedung negara. Dukungan tersebut diberikan dalam bentuk penyediaan tenaga pengelola teknis dan konsultasi. Pada tahun 2017 kinerja pelayanan publik bantuan teknis BGN dilakukan melalui penyediaan tenaga pengelola teknis sebanyak 126 penugasan serta analisis kebutuhan biaya PBGN sebanyak 225 surat.

73 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Pengurusan Rumah Negara Pelayanan publik dalam pengurusan Rumah Negara dilakukan melalui penerbitan SK Hak Milik. Pada tahun 2017, Ditjen. Cipta Karya telah menerbitkan sebanyak 658 SK Hak Miliki. Data secara nasional (rng3.pu.go.id) menunjukkan bahwa dari rumah Negara, sebanyak unit rumah negara telah berstatus hak milik, unit rumah Negara berstatus sewa, unit rumah Negara berstatus sewa beli, dan 218 unit rumah Negara berstatus lunas. 3. Tanggap Darurat Permukiman Dalam rangka mendukung pemulihan prasarana dan sarana permukiman yang diakibatkan bencana, Ditjen. Cipta Karya membentuk Satker. Tanggap Darurat Permukiman. Pada tahun 2017, Satker Tanggap Darurat Permukiman telah membantu penanganan bencana di 16 Kab./Kota pada 11 Provinsi, dengan jumlah sarana dan prasarana terkirim berupa 43 MTA, 268 HU, 4 Dump Truck, 3 IPA Mobile, 71 THD, 231 WKD, 4 WELBAD, 200 Jerigen 20 L, 2 Galon Kimia, 11 Biority, 4 Kontainer Sampah. Adapun jumlah pengungsi yang terlayani adalah sebanyak jiwa Penghargaan Pegawai Muda Teladan Dalam rangka meningkatkan motivasi dan kinerja Pegawai Generasi Muda PUPR serta dalam rangka mempersiapkan calon pemimpin bangsa, Kementerian PUPR memberikan penghargaan keada Pegawai Muda PUPR Teladan. Penghargaan ini diberikan pada peringatan Hari Bakti PUPR tanggal 3 Desember 2017 dengan kriteria khusus yaitu memiliki inovasi, berkontribusi positif, mampu memberikan nilai tambah serta telah memberikan pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran untuk penyelenggaraan infrastrukt PUPR. Pada tahun 2017, pengharagaan Peawai Muda PUPR Teladan diberikan kepada Anggoro Putro, ST, MT, staf pada Direktorat Bina Penataan Bangunan Dukungan Rehabilitasi Venue Asian Games Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 2 Ta hun 2016 tentang Dukungan Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018, Ditjen. Cipta Karya ikut menunjang penyelenggaraan Asian Games melalui rehabilitasi Venue Gelora Bung Karno dengan alokasi dana sebesar Rp 2,8 T (pendanaan tahun jamak). Adapun kegiatan rehabilitasi di tahun 2017 adalah renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), pembangunan Training Facility Gelora Bung karno (GBK), renovasi Stadion Renang (Aquatic) Gelora Bung Karno (GBK), renovasi Lapangan Hoki, Lapangan Panahan dan Lapangan Sepakbola

74 74 LaPORAN Kinerja A/B/C Gelora Bung Karno (GBK), renovasi Istana Olahraga Gelora Bung Karno (GBK), renovasi Stadion Tennis Indoor dan Tennis Outdoor Centercourt Gelora Bung Karno (GBK), renovasi Stadion Madya yang meliputi Lapangan Softball Pintu I, Lapangan Baseball dan Gedung Basket Gelora Bung Karno (GBK), penataan Kawasan Komplek Gelora Bung Karno, penataan Kawasan Wisma Atlet Kemayoran Pembangunan, renovasi Shooting Range Jakabaring Sport City, pembangunan Infrastruktur Danau Dayung Jakabaring Sport City, pembangunan Venue Jetski dan Layar serta pembangunan Elevated Parking dan Teras Nusantara Dukungan Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan 7 (tujuh) Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu dan Sarana Prasarana Penunjang di Kawasan Perbatasan, Ditjen. Cipta Karya ikut mendukung pembangunan PBLN di 7 (tujuh) lokasi prioritas yaitu Entikong, Aruk, Nanga Badau, Wini, Motaain, Motamasin, dan Skouw. Pada tahun 2017, Ditjen Cipta Karya melanjutkan pembangunan tahap kedua untuk zona pendukng PBLN terkait pengembangan permukiman, seperti misalnya pembangunan pasar serta pemenuhan kebutuhan air bersih dan sanitasi. 4.5 Kinerja Pelaksanaan Anggaran Dengan menggunakan pendekatan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga selanjutnya dilakukan analisis dan evalausi atas pelaksanaan anggaran di tahun Hasil analisis selanjutnya memperlihatkan bahwa kinerja pelaksanaan anggaran Ditjen. Cipta Karya Tahun 2017 adalah sebesar 263,85% atau sangat baik (hasil perhitungan terlampir). Pencapaian ini dipengaruhi oleh beberapa indikator penilaian diantaranya adalah: Realisasi Anggaran Realisasi anggaran dalam mencapai output tahun 2017 adalah sebesar 89,69% dari pagu DIPA sebesar Rp ,-. Tidak maksimalnya penyerapan ini dikarenakan: - Adanya paket MYC yang belum bias kontrak karena belum mendapat ijin MYC dari Kemenkeu - Adanyapaket MYC yang baru terkontrak pada akhir bulan Desember 2017 sehingga tidak bisa melakukan penyerapan uang muka - Adanya sisa alokasi kegiatan kontraktual, swakelola/au yang tidak terserap - Adanya sisa lelang yang tidak termanfaatkan - Terlambatnya terbit Revisi DIPA oleh Kemenkeu sehingga terbatas waktu melaksanakan pengadaan barang dan jasa, - Adanya Kegiatan yang tidak dilaksanakan akibat gagal lelang - Adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat yang tidak dilaksanakan karena adanya pergantian Pejabat Inti Satker serta ketidaksiapan Readiness Criteria Konsistensi Perencanaan dengan Implementasi Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai konsistensi antara perencanaan dan implementasi sebesar 81,02%. Hal ini disebabkan oleh adanya proses revisi yang

75 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 75 berulang kali terjadi yang menyebabkan realisasi penyerapan dana tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Konsistensi antara perencanaan dan implementasi tertinggi terdapat pada bulan Juni 2017 sebesar 94%. Gambar 4.9 Tren Pengelolaan Output Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun Output Terhadap penggunaan anggaran di tahun 2017, telah dihasilkan berbagai output yang telah terealisasi dengan tingkat kinerja rata-rata sebesar 139,41%. Tingginya kinerja penyelenggaraan output secara total dikarenakan adanya sumbangan dari beberapa output yang berkinerja sangat baik diantaranya yaitu output Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan, Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan, SPAM berbasis masyarakat, dan Penyelenggaraan Bangunan Gedung. Beberapa penyebab meningkatnya capaian kinerja output-output ini diantaranya adalah diperhitungkannya kinerja dukungan pembangunan venue untuk Asian Games, kontribusi kinerja KOTAKU, NUSP dan kawasan permukiman nelayan, serta meningkatnya capaian kapasitas air minum pada output SPAM Berbasis Masyarakat. Output yang terealisasi tidak maksimal umumnya berasal dari sektor PLP dan AM, karena adanya ketidaksiapan readiness criteria pada beberapa lokasi. Adapun tren pengelolaan output secara berkala di tahun 2017 menunjukkan kinerja fisik sebagaimana digambarkan pada Gambar 4.9. Sumber: E-Monitoring status 9 Februari 2018 Tren pengelolaan output menunjukkan secara berkala adalah sebagai berikut: a. Triwulan I: pada triwulan I, realisasi kinerja output secara rata-rata telah melebihi target. Hal ini dikarenakan adanya upaya percepatan proses penetapan SK dan revisi DIPA Satker PIP Kab./Kota serta percepatan progress keuangan untuk paket yang sudah kontrak (MYC on going maupun kontrak baru) b. Triwulan II: pada triwulan II, realisasi kinerja output di bawah target ratarata. Hal ini dikarenakan adanya 15 paket yang terblokir, terdapat kegiatan infrastruktur berbasis masyarakat yang belum merealisasikan anggaran dikarenakan adanya pergantian nama Pejabat Inti Satker, Kode Satker dan Kode KPPN serta adanya keterlambatan progress keuangan MYC dikarenakan keterlambatan pemberkasan tagihan dan addendum kontrak. Beberapa tindak lanjut yang telah dilakukan di triwulan II adalah berupa percepatan proses usulan

76 76 LaPORAN Kinerja revisi SK pada Satker PIP Kab./Kota serta percepatan evaluasi kelayakan pada dana blokir. c. Triwulan III: Pada triwulan III, realisasi kinerja output di bawah target. Hal ini dikarenakan adanya permasalahan realisasi keuangan (masih terdapat paket belum melakukan penyerapan, masih dalam proses lelang hingga paket belum lelang), kegiatan PHLN yang berstatus at risk serta permasalahan realisasi fisik. Beberapa permasalahan fisik yang terjadi di triwulan III adalah - Pembatalan pembangunan gedung kantor Bupati Bima - Perubahan lingkup pekerjaan pada pembangunan RSUD Pidie Jaya - Pembatalan revitalisasi bangunan pasar johar Semarang dikarenakan ijin MY belum turun - Beberapa permasalahan pada kegiatan dukungan infrastruktur Asian Games XVIII Tindak lanjut yang telah dilakukan dalam rangka mengoptimalkan kinerja di triwulan III adalah: - Untuk permasalahan realisasi keuangan, dilakukan percepatan penyerapan paket, serta percepatan proses pelelangan - Untuk permasalahan pelaksanaan fisik, dilakukan dengan percepatan proses ijin MYC, pengalihan alokasi dana untuk Asian Games dan PLBN serta percepatan perbaikan pada kegiatan dukungan infrastruktur Asian Games d. Triwulan IV : Pada triwulan IV, realisasi kinerja menunjukkan bahwa terdapat beberapa output yang tidak maksimal pencapaian kinerjanya, diantaranya yaitu output Sistem Pengelolaan AL Terpusat Skala Kota, Sistem Pengelolaan AL Setempat Skala Kota, Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota dan Sistem Penanganan Persampahan Berbasis Masyarakat. Pada umumnya disebabkan oleh gagal lelang Efisiensi Efisiensi adalah kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat dengan tidak membuang waktu, tenaga serta biaya. Dalam konteks pelaksanaan tugas di Ditjen. Cipta Karya, efisiensi yang terjadi di tahun 2017 adalah sebesar 70,80%. Kegagalan pelaksanaan kegiatan pada sektor PLP menjadi penyebab utama ketidakefisienan pelaksanaan output Ditjen. Cipta Karya karena kegiatan PLP yang gagal memiliki kontribusi pendanaan dan cakupan pelayanan yang cukup besar Aspek Manfaat Pada pencapaian kinerja sasaran di tahun 2017, atas penggunaan anggaran Ditjen. Cipta Karya, telah tercapai kinerja sebesar 263,85%. Realisasi kinerja sasaran yang cukup besar ini dikarenakan dihitungnya pencapaian NUSP, kawasan permukiman nelayan dan KOTAKU dalam rangka pengurangan kawasan kumuh perkotaan.

77 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 77 Bab V Penutup

78 78 LaPORAN Kinerja Penutup Dalam rangka mewujudkan program Pengembangan dan Pembinaan Infrastruktur Permukiman, pada tahun anggaran 2017, seluruh komponen sumber daya unit organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya telah melaksanakan berbagai kegiatan yang mendukung pencapaian tiga sasaran program yang telah dituangkan dalam perencanaan kinerja. Adapun target capaian perencanaan kinerja tersebut telah disepakati antara Direktur Jenderal Cipta Karya dengan semua penanggung jawab unit kerja, baik pejabat Pimpinan Pratama maupun Kepala Satuan Kerja dalam unit organisasi. Pada beberapa pokok capaian, terdapat kegiatan memberikan kontribusi melebihi target pencapaian sasaran program yang sudah disepakati dalam perjanjian kinerja. Adapun capaian kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya pada tahun anggaran 2017, adalah: 1. Terhadap sasaran meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat telah terlaksana kegiatan yang dapat menambah kapasitas pelayanan sebesar l/ detik. Peningkatan pelayanan tersebut memberikan kontribusi pencapaian pelayanan air minum melalui dana APBN sebesar 1,58 %. 2. Terhadap sasaran meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak telah terlaksana kegiatan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh pada beberapa kawasan dengan total seluas 5.961,78 Ha. Hasil kegiatan dengan dana APBN Ditjen. Cipta Karya pada TA tersebut telah menurunkan luasan kawasan kumuh dan meningkatkan permukiman layak sebesar 1,55%. 3. Terhadap sasaran meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat, telah dilaksanakan kegiatan yang memberikan pelayanan pada KK, dan memberikan kontribusi pada tercapainya peningkatan akses sanitasi sebesar 5,07%. Pencapaian tersebut di atas didukung oleh 7,135 orang yang terdiri dari 43,3% PNS baik itu PNS Pusat maupun PNS Daerah serta tenaga pendukung non-pns sebesar 56,69% dari total sumber daya manusia yang turut menyumbang pencapaian organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya. Realisasi anggaran dalam mencapai sasaransasaran tersebut di atas adalah 89,68% dari pagu anggaran APBN yang teralokasi dalam DIPA perubahan sebesar Rp ,-. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam upaya pencapaian sasaran adalah sebagai berikut: 1. Masih terjadi kegagalan pelaksanaan yang dikarenakan ketidaksiapan kesiapan readiness criteria 2. Masih besarnya komposisi SDM non PNS terutama dengan jabatan non teknis/ pendukung, menyebabkan ketidakseimbangan pembagian beban kerja pada setiap SDM yang mengakibatkan keterlambatan ataupun kegagalan pelaksanaan lelang 3. Tingginya korelasi manfaat hasil pembagunan

79 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 79 infrastruktur permukiman terhadap kesehatan, pengurangan kemiskinan dan tingkat kualitas hidup 4. Masih kurangnya dukungan ketersediaan data dan informasi permukiman khususnya terkait dengan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat Berdasarkan hasil kinerja tahun 2017, beberapa rencana aksi yang dilakukan sebagai perbaikan ke depan antara lain: 1. Peningkatan dukungan SDM Ditjen. Cipta Karya yang diantaranya dilakukan melalui penataan data SDM baik di Pusat maupun di Satker Provinsi, pelaksanaan assesement kepada SDM baik PNS maupun Non PNS, serta penyebarluasan informasi pelaksanaan diklat 2. Meningkatkan dukungan ketersediaan data dan informasi permukiman terutama dari Non APBN melalui kebijakan satu data serta pengembangan sistem arsitektur data dan informasi kinerja 3. Perlunya peningkatan kualitas monitoring dan evaluasi pasca pelaksanaan kegiatan untuk memantau pencapaian manfaat dari pembangunan infrastruktur permukiman 4. Peningkatan efektivitas kinerja penyelenggaraan permukiman melaui penyelarasan indicator kinerja antara unit kerja dengan individu 5. Mengoptimalkan pelaksanaan turbinwas terutama untuk mengoptimalkan manfaat dari penyelenggaraan infrastruktur permukiman

80 80 LaPORAN Kinerja

81 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 81 Lampiran

82 82 LaPORAN Kinerja Daftar Isi Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 (Awal) Perjanjian Kinerja Tahun 2017 (Revisi) Realisasi PK Perhitungan Kontribusi Ditjen Cipta Karya terhadap Pencapaian Sasaran Strategis 9 (Meningkatnya Cakupan Pelayanan Dan Akses Permukiman Yang Layak) Peta Sebaran Peta Strategi Penyelarasan Kinerja PMK Cipta Karya Sertifikat Penghargaan Dokumentasi Pembangunan Infrastruktur Permukiman Judul Judul NSPK Hasil Pelaksanaan Evaluasi Manfaat Pembangunan Infrastruktur Permukiman Ringkasan Evaluasi Manfaat Infrastruktur Permukiman 214

83 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 83

84 84 LaPORAN Kinerja 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 (Awal)

85 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Perjanjian Kinerja Tahun 2017 (Revisi)

86 86 LaPORAN Kinerja 3. Realisasi PK 2017 NO. 1 PROGRAM/SASARAN 2 PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 1 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat - INDIKATOR KINERJA 3 Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum TARGET AWAL REVISI 4 5 0,92 % 1,09 % CAPAIAN 6 0,9 % 2 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak - Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan 0,30 % 0,28 % 1,52 % 3 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat - Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi 6,89 % 6,89 % 4,74 % 4. Perhitungan Kontribusi Ditjen Cipta Karya terhadap Pencapaian Sasaran Strategis 9 (Meningkatnya cakupan pelayanan dan akses permukiman yang layak) No Indikator Kinerja Baseline 2015 realisasi 2016 IKP 1 IKP 2 IKP 3 Persentase peningkatan cakupan Pelayanan akses air minum Persentase peningkatan peningkatan kawasan permukiman Perkotaan Persentase peningkatan cakupan Pelayanan akses sanitasi target revisi pk (%)** Realisasi (%)** 70.97* 71.14* (a) (b) 90.82* (a) b) 62.14* 67.80* (a) (b) Capaian SS.9 = IKP 1 + IKP 2 + IKP 3 3 Capaian SS.9 = = Keterangan: * Angka BPS ** IKP 1, (a). Target 2017 = Angka BPS Target Revisi PK = = (b). Realisasi 2017 = Angka BPS Realisasi PK = = ** IKP 2, (a). Target 2017 = Angka Realisasi Target Revisi PK = = (b). Realisasi 2017 = Angka Realisasi Capaian Penurunan Kumuh 2017 = 91, = ** IKP 3, (a). Target 2017 = Angka BPS Target Revisi PK = = (b). Realisasi 2017 = Angka BPS Realisasi PK = = 72.87

87 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 87 no. IKP 1 IKP 2 IKP PROGRAM PRIORITAS/OUTPUT Satuan TARGET CAPAIAN jumlah %CAPAIAN 2017 TARGET CAPAIAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat (SPAM) Outcome : Ltr/Detik Persentase Peningkatan Cakupan Pelayanan Akses Air Minum % % 4,997 5,873 Output : Pengembangan SPAM Perkotaan L/detik 3, % SPAM Berbasis Masyarakat (Pamsimas) L/detik 770 1, % Pembangunan SPAM Kawasan Khusus L/detik % Pembangunan SPAM Regional L/detik % Pembangunan SPAM Kawasan Rawan Air L/detik % Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak (PKP) Outcome : Ha Presentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan % % 1,058 5, Presentase luasan permukiman yang meningkat kualitas di kawasan perdesaan % % Presentase luasan permukiman yang meningkat kualitas di kawasan khusus % % Output : Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Ha 1, % Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Ha , % Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Khusus Ha 1,256 1, % Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat (PPLP) KK Outcome : % % 2,867,302 2,670,121 Jumlah penduduk yang memanfaatkan pelayanan air limbah KK 656, , % Jumlah penduduk yang memanfaatkan pelayanan persampahan KK 2,210,474 2,054, % Luas kawasan yang layak melalui pelayanan drainase Hektar % Output : Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat Skala Regional KK 5,571 5, % Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat Skala Kota KK 96,000 49,000 51% Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional KK 896, , % Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota KK 1,285, ,836 68% Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat Skala Kota KK 492, , % Sistem Pengelolaan Air Limbah Skala Kawasan KK 35,620 35, % Sistem Pengelolaan Air Limbah Berbasis Masyarakat KK 27,125 32, % Sistem Pengelolaan Drainase Hektar % Sistem Penanganan Persampahan Skala Kawasan KK 13, , % Sistem Penanganan Persampahan Berbasis Masyarakat KK 14,400 14, %

88 88 LaPORAN Kinerja 5. Peta Sebaran

89 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 89

90 90 LaPORAN Kinerja

91 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 91

92 92 LaPORAN Kinerja

93 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 93

94 94 LaPORAN Kinerja

95 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 95

96 96 LaPORAN Kinerja

97 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 97

98 98 LaPORAN Kinerja

99 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 99

100 100 LaPORAN Kinerja

101 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 101

102 102 LaPORAN Kinerja

103 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 103

104 104 LaPORAN Kinerja 6. Peta StrategI 1) Direktorat Jenderal Cipta Karya Peta Strategi Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Customers/Stakeholders Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi: Meningkatnya kehandalan dan keterpaduan infratsruktur bidang keciptakaryaan dalam mendukung prioritas nasional dari dimensi pembangunan makro ekonomi, pembangunan sektor unggulan, pembangunan manusia dan masyarakat, pemerataan pembangunan dan kewilayahan serta pembangunan pertahanan dan kemanan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. SP 4. Meningkatnya pelayanan infrastruktur dasar permukiman yang layak huni Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui proses internal: Internal Process PERENCANAAN, PEMROGRAMAN, DAN PENGENDALIAN SK 1. Perencanaan, pemrograman, dan pengendalian infrastruktur bidang keciptakaryaan PELAKSANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KECIPTAKARYAAN SK 2. Peningkatan kontribusi pemenuhan air minum yang layak bagi masyarakat SK 3. Peningkatan kontribusi pengembangan kawasan permukiman yang layak bagi masyarakat SK 4. Peningkatan kontribusi pemenuhan sanitasi yang layak bagi masyarakat SK 5. Peningkatan kontribusi penyelenggaraan bangunan gedung serta penataan bangunan dan lingkungan Learning & Growth Untuk melaksanakan internal proses diperlukan: SK 6. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

105 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 105 Sasaran Strategis Dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Cipta Karya INDIKATOR KINERJA UTAMA SASARAN STRATEGIS (SS) (IKU) DIREKTORAT KODE KODE SK URAIAN IKU URAIAN SAT SK-1 SK-2 SK-3 SK-4 SK-5 SK-6 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman Meningkatnya kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman SK-1.1 SK-2.1 SK-2.2 SK-2.3 SK-2.4 SK-3.1 SK-4.1 SK-4.2 SK-5.1 SK-5.2 SK-6.1 SK-6.2 Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan Persentase Bagunan Gedung Negara yang terkelola dengan baik. Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara Jumlah RTH Fungsional yang direvitalisasi Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi Persentase kegiatan dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Persentase lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Jumlah NSKK bidang permukiman yang diterbitkan Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/ Perkab/Perwali penyelenggaraan infrastrktur permukiman % % % Hari % % % % % SDM NSKK % TARGET PELAKSANA Direktorat PSPAM/ Satker Parovinsi Direktorat PKP / Satker Provinsi Direktorat BPB / Satker Provinsi Direktorat BPB / Satker Provinsi Direktorat BPB / Satker Provinsi Direktorat PPLP / Satker Provinsi Direktorat KIP Direktorat KIP Direktorat PSPAM Direktorat PKP Direktorat PPLP Direktorat BPB Direktorat PSPAM Direktorat PKP Direktorat PPLP Direktorat BPB Direktorat PSPAM Direktorat PKP Direktorat PPLP Direktorat BPB Direktorat PSPAM Direktorat PKP Direktorat PPLP Direktorat BPB RUMUS/FORMULA PErhITUNGAN Jumlah jiwa yang terlayani akses air minum dari hasil pembangunan oleh DJCK / Jumlah jiwa yang terayani air minum seluruhnya (nasional) X 100% Luas pengurangan permukiman kumuh sebagai hasil pembangunan oleh DJCK /Luas pengurangan permukiman kumuh nasional X 100% Jumlah Bagunan Gedung Negara yang terkelola dengan baik / Bagunan Gedung Negara yang dikelola seluruhnya X 100%. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk pengurusan perijinan Rumah Negara dari mulai pengajuan hingga terbitnya keputusan/ijin Dijumlahkan RTH fungsional yang direvitalisasi Jumlah jiwa yang terlayani akses sanitasi dari hasil pembangunan oleh DJCK / Jumlah jiwa yang terayani air minum seluruhnya (nasional) X 100% Jumlah kegiatan dalam RPIJM yang terakomodasi dalam DIPA / Jumlah kegiatan di dalam RPIJM seluruhnya X 100% Jumlah anggaran beserta output belanja yang terserap / Jumlah anggaran dan output belanja seluruhnya X 100% Jumlah Lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya / Jumlah lembaga pengelola yang diberikan fasilitasi seluruhnya X 100% Dijumlahkan SDM yang diberikan pembinaan/ bimbingan teknis. Dijumlahkan seluruh NSKK yang tersusun atau diterbitkan dari seluruh Direktorat Teknis. Jumlah Kab/Kota yang dapat menyusun Ranperda/ Perkab/Perwali penyelenggaraan infrastruktur permukiman / Jumlah Kab/Kota yang diberikan fasilitasi penyusunan Ranperda/Perkab/Perwali seluruhnya X 100% (Ranperda/Perkab/Perwali yang dimaksud adalah seluruh dokumen penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang akan diterbitkan menjadi Perda, seperti RISPAM, Perda Bangunan Gedung dsb).

106 106 LaPORAN Kinerja INDIKATOR KINERJA UTAMA SASARAN STRATEGIS (SS) (IKU) DIREKTORAT KODE KODE SK URAIAN IKU URAIAN SAT SK-7 SK-8 SK-9 SK-10 SK-11 Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Meningkatnya SDM yang berkompeten dan berkualitas Meningkatnya kualitas tata laksana dan tata kelola keuangan dan BMN Meningkatnya kualitas layanan sistem dan teknologi informasi SK-7.1 SK-7.2 SK-8.1 SK-8.2 SK-8.3 SK-9.1 SK-10.1 SK-10.2 SK-10.3 SK-11.1 Jumlah publikasi yang diterbitkan Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan Persentase LHP yang ditindaklanjuti Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan Nilai asket dalam proses hibah Tingkat Kualitas Laporan Keuangan Tingkat ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian ATAU Persentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai Persentase penyelesaian tahapan integrasi sistem informasi DJCK Naskah % % % % % % % % % TARGET PELAKSANA Setditjen Setditjen Direktorat KIP Direktorat KIP Setditjen Setditjen Setditjen Setditjen Setditjen Direktorat KIP RUMUS/FORMULA PErhITUNGAN Dijumlahkan naskah publikasi yang diterbitkan di berbagai media Jumlah pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti / Jumlah pengaduan masyarakat seluruhnya X 100% Mengukur kinerja penerpan SAKIP dari hasil pelaporan akuntabilitas kinerja sesuai kategori yang ditetapkan MenPAN & RB. Kriteria pengukuran : Kategori AA=100%; Kategori A=85%; Kategori B=75%; Kategori CC=65%; Kategori C=50%; Kategori D=30%. Jumlah pelaksanaan kegiatan yang dilaporkan (sesuai kriteria) secara tepat waktu /Jumlah kegiatan seluruhnya X 100% Jumlah LHP yang ditindaklanjuti / Jumlah LHP seluruhnya X 100% Jumlah asket hasil kegiatan yang diserah terimakan / Jumlah asket hasil kegiatan seluruhnya X 100% Mengukur kinerja pengelolaan /pertanggungjawaban keuangan dari hasil penilaian/audit laporan keuangan oleh BPKKriteria Pengukuran: WTP=100%; WDP=90%;TW=80%; TMP=70% Jumlah usulan keputusan kepegawaian yang diproses tepat waktu / Jumlah usulan keputusan kepegawaian seluruhnya X 100% ATAU Jumlah pejabat dan pegawai yang menyampiakan SKP dan Penilaian SKP secara teat waktu / Jumlah pejabat dan pegawai seluruhnya X 100% Jumlah bagian sistem informasi DJCK yang sudah diintegrasikan / Jumlah bagian sistem informasi DJCK seluruhnya X 100%.

107 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 107 2) Sekretariat Direktorat Jenderal Peta Strategi Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi: Customers/Stakeholders Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saiang; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman SP 2. Meningkatnya kontribusi terhadap Sp 1. pemenuhan Meningkatnya kebutuhan kontribusi hunian terhadap dan pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak layak Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui internal proses: Internal Process KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN PEMROGRAMAN SK 1 Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman SK 2. Meningkatnya kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman PELAKSANAAN PENGELOLAAN SK 3. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN SK 4. Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Learning & Growth Untuk melaksanakan internal proses diperlukan: SK 9. Meningkatnya SDM yang berkompeten dan berintegritas SK 11. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola keuangan dan BMN

108 108 LaPORAN Kinerja Sasaran Strategis Dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Sekretariat Direktorat Jenderal INDIKATOR KINERJA UTAMA SASARAN STRATEGIS (SS) (IKU) DIREKTORAT KODE KODE SK URAIAN IKU URAIAN SAT SK-1 SK-2 SK-3 SK-4 SK-5 Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman Meningkatnya kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas SK-1.1 SK-2.1 SK-3.1 SK-4.1 SK-4.2 SK-4.3 SK-5.1 Persentase penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja Setditjen Jumlah Rancangan Peraturan (NSKK) bidang permukiman yang diterbitkan Jumlah publikasi yang diterbitkan Tingkat akuntabilitas kinerja Setditjen Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan Setditjen Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase pejabat yang telahmemenuhi standar kompetensi jabatan. % Ranper (NSKK) Naskah % % % % % Bagian Keuangan dan Umum Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Bagian Keuangan dan Umum Bagian Keuangan dan Umum Bagian Keuangan dan Umum Bagian Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana PELAKSANA Subbagian Kas dan Perbendaharaan Subbagian Perundangundangan Subbagian Advokasi Hukum Subbagian Komunikasi Publik Subbagian Komunikasi Publik Subbagian Verifikasi dan Pelaporan Subbagian Kas dan Perbendaharaan Subbagian Verifikasi dan Pelaporan Subbagian Pengembangan Pegawai RUMUS/FORMULA PERHITUNGAN Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Setditjen Jumlah Rancangan Peraturan (NSKK) bidang permukiman yang diterbitkan Persentase permasalahan yang diberikan pertimbangan hukum Persentase surat izin penghunian/ pemanfaatan Rumah Negara di lingkungan Direktorat Jenderal yang diterbitkan tepat waktu Persentase kasus yang diberikan advokasi hukum Jumlah publikasi yang diterbitkan Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Setditjen Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan Setditjen Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase pejabat yang telahmemenuhi standar kompetensijabatan. Persentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai SK-5.2 Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian. % Bagian Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana Subbagian Tata Usaha Kepegawaian Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian. Persentase kelengkapan data base kepegawaian

109 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 109 INDIKATOR KINERJA UTAMA SASARAN STRATEGIS (SS) (IKU) DIREKTORAT KODE KODE SK URAIAN IKU URAIAN SAT PELAKSANA RUMUS/FORMULA PERHITUNGAN SK-6 Meningkatnya kualitas tata laksana dan tata kelola keuangan dan BMN SK-6.1 Persentase kelengkapan SOP Direktorat Jenderal % Bagian Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana Subbagian Organisasi dan Tata Laksana Persentase kelengkapan SOP Direktorat Jenderal Persentase penyelesaian formasi dan kebutuhan pegawai SK-6.2 Tingkat Kualitas Laporan Keuangan % Bagian Keuangan dan Umum Subbagian Verifikasi dan Pelaporan Tingkat Kualitas Laporan Keuangan (WTP =100%) SK-6.3 Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan % Bagian Keuangan dan Umum Subbagian Umum Subbagian Umum Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan Persentase pemenuhan peralatan, perlengkapan, prasarana dan sarana perkantoran SK-6.4 Nilai asket dalam proses hibah Rp. Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara Subbagian Pemanfaatan dan Pengalihan BMN Nilai asket dalam proses hibah Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara Subbagian Penatausahaan BMN Tingkat ketepatan waktu penyampaian laporan SIMAK BMN Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara Subbagian Pengamanan BMN Persentase Satker yang mencaai rata-rata pengamanan fisik sebesar...%

110 110 LaPORAN Kinerja Penjabaran IKU Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya Sekretaris Direktorat Jenderal Tingkat ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Persentase peningkatan pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Setditjen Jumlah Rancangan Peraturan (NSKK) bidang permukiman yang diterbitkan Tingkat ketepatan waktu penyampaian laporan SIMAK BMN Persentase LHP Ditjen CK yang ditindaklanjuti Jumlah publikasi yang diterbitkan Nilai asket dalam proses hibah Tingkat Kualitas Laporan Keuangan Tingkat akuntabilitas kinerja Setditjen Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti Kabbag Kepegawaian dan Ortala SK 5. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik Kabbag Hukum dan Komunikasi Publik Kabbag Pengelolaan Barang Milik Negara Tingkat ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Persentase peningkatan pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan Persentase penyelesaian formasi dan kebutuhan pegawai Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Setditjen Persentase LHP Ditjen CK yang ditindaklanjuti Jumlah publikasi yang diterbitkan Nilai asket dalam proses hibah Tingkat Kualitas Laporan Keuangan Tingkat akuntabilitas kinerja Setditjen Jumlah Rancangan Peraturan (NSKK) bidang permukiman yang diterbitkan Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti Tingkat ketepatan waktu penyampaian laporan SIMAK BMN Persentase Satker yang mencapai rata-rata pengamanan fisik Kasubbag Tata Usaha Kepegawaian Kasubbag Kas dan Perbendaharaan Kasubbag Perundang-undangan Kasubbag Penatausahaan BMN Tingkat ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Setditjen Jumlah Rancangan Peraturan (NSKK) bidang permukiman yang diterbitkan Tingkat ketepatan waktu penyampaian laporan SIMAK BMN Persentase kelengkapan data base kepegawaian Presentase unit kerja yang menapai target PNBP Persentase permasalahan yang diberikan pertimbangan hukum Kasubbag Pengembangan Pegawai Persentase peningkatan pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan Persentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai Kasubbag Verifikasi dan Pelaporan Persentase LHP yg ditindaklanjuti Tingkat Kualitas Laporan Keuangan Tingkat akuntabilitas kinerja Setditjen Kasubbag Advokasi Hukum Persentase surat izin penghunian pemanfaatan Rumah Negara di lingkungan Direktorat Jenderal yang diterbitkan tepat waktu Persentase kasus yang diberikan advokasi hukum Kasubbag Pemanfaatan dan Pengalihan BMN Nilai asket dalam proses hibah Kasubbag Organisasi dan Tata Laksana Kasubbag Umum Kasubbag Komunikasi Publik Kasubbag Pengamanan BMN Persentase penyelesaian formasi dan kebutuhan pegawai Persentase penyelesaian analisa jabatan, analisa beban kerja, peta jabatan, Persentase pemenuhan peralatan, perlengkapan, prasarana dan sarana perkantoran Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan Jumlah publikasi yang diterbitkan Persentase Satker yang mencaai ratarata pengamanan fisik Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti Persentase penyelesaian analisa jabatan, analisa beban kerja, peta jabatan, IKU Sesditjen yang menjadi IKU Direktur Jenderal CK IKU Kabbag yang menjadi IKU Sesditjen IKU Kasubbag yang menjadi IKU Kabbag IKU Sesditjen yang TIDAK menjadi IKU Direktur Jenderal IKU Kabbag yang TIDAK menjadi IKU Sesditjen IKU Kasubbag yang TIDAKN menjadi IKU Kabbag

111 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 111 3) Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Peta Strategi Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi: Customers/Stakeholders Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saiang; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman SP 2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan Sp 1. Meningkatnya kebutuhan hunian kontribusi dan permukiman terhadap pemenuhan kebutuhan yang layak hunian dan permukiman yang layak Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui internal proses: Internal Process KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN PEMROGRAMAN SK 1. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN SK 2. Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Learning & Growth SK 3. Meningkatnya SDM yang berkompeten dan berintegritas Untuk melaksanakan internal proses diperlukan: SK 4. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola keuangan dan BMN SK 5. Meningkatnya kehandalan sistem dan teknologi informasi

112 112 LaPORAN Kinerja Sasaran Strategis Dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Sekretariat Direktorat Jenderal INDIKATOR KINERJA UTAMA SASARAN STRATEGIS (SS) (IKU) DIREKTORAT KODE KODE SK URAIAN IKU URAIAN SAT SK-1 SK-2 SK-3 Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas SK-1.1 SK-1.2 SK-2.1 SK-2.2 SK-2.3 SK-3.1 SK-3.2 Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja Tingkat akuntabilitas kinerja Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Persentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai % % % % % % % PELAKSANA Subdirektorat Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan Subdirektorat Keterpaduan Pembiayaan Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi Subdirektorat Keterpaduan Pelaksanaan Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Seksi Keterpaduan Perencanaan Seksi Kemitraan Seksi Keterpaduan Pembiayaan I Seksi Keterpaduan Pembiayaan II Seksi Pemantauan dan Evaluasi I Seksi Pemantauan dan Evaluasi II Seksi Keterpaduan Pelaksanaan I Seksi Keterpaduan Pelaksanaan II RUMUS/FORMULA PERHITUNGAN Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Jumlah pedoman dan manual keterpaduan rencana pembangunan unfrastruktur permukiman yang tersusun Jumlah kemitraan pembangunan infrastruktur yang direalisasikan Jumlah pedoman dan manual keterpaduan perencanaan dan kemitraan yang tersusun Persentase penyerapananggaran dan pencapaian output belanja bidang PKP dan PBL Persentase realisasi pembiyaan lainnya bidang pengembangan kawasan permukiman dan penataan bangunan dan lingkungan Persentase penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja bidang SPAM dan PPLP Persentase realisasi pembiyaan lainnya bidang pengembangan SPAM dan PPLP Persentase rata-rata capaian Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PSPAM dan PPLP serta Satker terkait Jumlah pedoman evalaui kinerja bidang SPAM dan PPLP yang tersusun Persentase rata-rata capaian Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PKP dan BPB serta Satker terkait. Jumlah pedoman evalaui kinerja bidang PKP dan BPB yang tersusun Jumlah petunjuk teknis keterpaduan pelaksanaan yang tersusun Jumlah fasilitasi keterpaduan yang dilaksanakan Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan Jumlah pedoman pelaksanaan keterpaduan yang tersusun

113 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 113 INDIKATOR KINERJA UTAMA SASARAN STRATEGIS (SS) (IKU) DIREKTORAT KODE KODE SK URAIAN IKU URAIAN SAT SK-4 SK-5 Meningkatnya kualitas tata laksana dan tata kelola keuangan dan BMN Meningkatnya kualitas layanan sistem dan teknologi informasi SK-4.1 SK-4.2 SK-5.1 SK-5.2 Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN Persentase penyelesaiantahapan integrasi sistem informasi DJCK Persentase kelengkapan data base per sektor pengembangan dan pembangunan infrastruktur permukiman % % % % Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Sub Direktorat Pengelolaan Data dan Informasi Sub Direktorat Pengelolaan Data dan Informasi PELAKSANA Seksi Pengembangan Sistem Informasi Seksi Pengelolaan Data RUMUS/FORMULA PERHITUNGAN Persentase penyelesaiantahapan integrasi sistem informasi DJCK Jumlah fasilitasi sistem dan teknologi informasi bidang pembangunan infrastruktur permukiman Persentase kelengkapan data base per sektor pengembangan dan pembangunan infrastruktur permukiman Jumlah Pedoman Pengelolaan data bidang pembangunan infrastruktur permukiman yang tersusun

114 114 LaPORAN Kinerja Penjabaran IKU Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Persentase penyelesaian tahapan integrasi sistem informasi DJCK Tingkat akuntabilitas kinerja DJCK Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase kelengkapan data base per sektor Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat KIP Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Kasubdit. Keterpaduan Perencanaan dan Kemitraan Kasubdit. Keterpaduan Pembiayaan Kasubdit Keterpaduan Pelaksanaan Kasubdit. Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kasubdit. Pemantauan dan Evaluasi Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Jumlah kemitraan pembangunan infrastruktur yang direalisasikan Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Persentase realisasi pembiyaan lainnya pembangunan infrastruktur permukiman Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Jumlah pedoman dan juknis yang tersusun Persentase penyelesaian tahapan integrasi sistem informasi DJCK Persentase kelengkapan data base per sektor Tingkat akuntabilitas kinerja DJCK Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat KIP Kasubbag Tata Usaha Kasi Keterpaduan Perencanaan Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Jumlah pedoman dan manual keterpaduan rencana pembangunan unfrastruktur permukiman yang tersusun Kasi Fasilitas Kemitraan Jumlah kemitraan pembangunan infrastruktur yang direalisasikan Jumlah pedoman dan manual keterpaduan perencanaan dan kemitraan yang tersusun. Kasi Keterpaduan Pembiayaan I Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja bidang PKP dan PBL Persentase realisasi pembiyaan lainnya bidang PKP dan PBL Kasi Keterpaduan Pembiayaan II Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja bidang SPAM dan PPLP Persentase realisasi pembiyaan lainnya bidang pengembangan SPAM dan PPLP Kasi Keterpaduan Pelaksanaan I Jumlah petunjuk teknis keterpaduan pelaksanaan yang tersusun Jumlah fasilitasi keterpaduan yang dilksanakan Kasi Keterpaduan Pelaksanaan II Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Jumlah pedoman pelaksanaan keterpaduan yang tersusun Kasi Pengembangan Sistem Informasi Persentase penyelesaian tahapan integrasi sistem informasi DJCK Jumlah fasilitasi sistem dan teknologi informasi Kasi Pengelolaan Data Persentase kelengkapan data base per sektor Jumlah Pedoman Pengelolaan data Kasi Pemantauan dan Evaluasi I Tingkat akuntabilitas kinerja DJCK Persentase rata-rata capaian Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PKP dan BPB serta Satker terkait Kasi Pemantauan dan Evaluasi II Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat KIP Persentase rata-rata capaian Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PSPAM dan PPLP serta Satker terkait Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran IKU Direktur KIP yang menjadi IKU Direktur Jenderal CK IKU Kasubdit/Kasubbag yang menjadi IKU Direktur KIP IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Dari Satu Kasi) IKU Kasi yang TIDAK menjadi IKU Kasubdit IKU Direktur KIP yang TIDAK menjadi IKU Direktur Jenderal IKU Kasubdit/Kasubbag yang TIDAK menjadi IKU IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Gabungan IKU Kasi-Kasi)

115 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 115 4) Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Peta Strategi Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi: Customers/Stakeholders Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saiang; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman SP1. Meningkatnya kontribusi terhadap Sp 1. pemenuhan Meningkatnya kebutuhan kontribusi hunian terhadap dan pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui internal proses: Internal Process KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN PEMROGRAMAN SK 2. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman PELAKSANAAN PENGELOLAAN SK 3. Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman SK 4. Meningkatnya kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman SK 5. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN SK 6. Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Learning & Growth SK 7. Meningkatnya SDM yang berkompeten dan berintegritas Untuk melaksanakan internal proses diperlukan: SK 8. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola keuangan dan BMN SK 9. Meningkatnya kualitas layanan sistem teknologi informasi

116 116 LaPORAN Kinerja Sasaran Strategis Dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Sekretariat Direktorat Jenderal INDIKATOR KINERJA UTAMA SASARAN STRATEGIS (SS) (IKU) DIREKTORAT KODE KODE SK URAIAN IKU URAIAN SAT SK-1. SK-2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman SK-1.1 SK-1.2 SK-1.3 SK-2.1 SK-2.2 Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan Luas peningkatan kualitas permukiman di daerah perdesaan Luas peningkatan kualitas permukiman di kawasan khusus Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja % Ha % % % Subdirektorat Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Subdirektorat Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Subdirektorat Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus Subdirektorat Perencanaan Teknis Subdirektorat Perencanaan Teknis PELAKSANA Satker-Satker Provinsidi wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Seksi Kawasan Permukiman Perkotaan I Satker-Satker Provinsi di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Seksi Kawasan Permukiman Perkotaan II Satker-Satker Provinsidi wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Seksi Kawasan Permukiman Perdesaan I Satker-Satker Provinsi di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Seksi Kawasan Permukiman Perdesaan II Satker-Satker Provinsidi wilayah Pulau Sumatera dan Jawa SeksiKawasan Permukiman Khusus I Satker-Satker Provinsi di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Seksi Kawasan Permukiman Khusus II Seksi Penyusunan Rencana Seksi Penyusunan Rencana RUMUS/FORMULA PERHITUNGAN Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Luas peningkatan kualitas permukiman di daerah perdesaandi wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Luas peningkatan kualitas permukiman di daerah perdesaan di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Luas peningkatan kualitas permukiman di kawasan khusus di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Luas peningkatan kualitas permukiman di kawasan khusus di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja

117 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 117 Sasaran Strategis Dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Sekretariat Direktorat Jenderal INDIKATOR KINERJA UTAMA SASARAN STRATEGIS (SS) (IKU) DIREKTORAT KODE KODE SK URAIAN IKU URAIAN SAT SK-3 SK-4 SK-5 SK-6 SK-7 Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman Meningkatnya kualitas pengaturan Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas Meningkatnya kualitas tata laksana dan tata kelola keuangan dan BMN SK-3.1 SK-3.2 SK-4.1 SK-4.2 SK-5.1 SK-5.2 SK-5.3 SK-6.1 SK-6.2 SK-7.1 SK-7.2 Jumlah Kelurahan yang mendapatkan pendampingan masyarakat Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Jumlah NSKK bidang Permukiman yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/ Perkab/Perwali penyelenggaraan permukiman Tingkat akuntabilitas kinerja Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Persentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN % SDM NSKK % % % % % % % % Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai Dan Kelembagaan Subdirektorat Perencanaan Teknis Subdirektorat Perencanaan Teknis Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha PELAKSANA Seksi Kelembagaan Seksi Kelembagaan Seksi Standarisasi Seksi Standarisasi Seksi Analisa Teknis Seksi Analisa Teknis RUMUS/FORMULA PERHITUNGAN Jumlah Kelurahan yang mendapatkan pendampingan masyarakat Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Jumlah NSKK bidang permukiman yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan permukiman Tingkat akuntabilitas kinerja Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan

118 118 LaPORAN Kinerja Penjabaran IKU Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat KIP Kasubdit. Perencanaan Teknis Kasubdit. PKP Perkotaan Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat KIP Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Kws Perkotaan Kasi Penyusunan Rencana Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Kasi KP Perkotaan I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Kasi Analisa Teknis Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Kasi KP Perkotaan II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PKP IKU Direktur PKP yang menjadi IKU Direktur Jenderal CK IKU Direktur PKPyang TIDAK menjadi IKU Direktur Jenderal CK Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Permukiman Luas peningkatan kualitas permukiman di daerah perdesaan Luas peningkatan kualitas permukiman di kawasan khusus Persentase peningkatan produktivitas masyarakat Jumlah NSKK bidang permukiman yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan permukiman Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Kasubdit PKP Perdesaan Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Kws Perdesaan Kasi KP Perdesaan I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Kasi KP Perdesaan II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Kasubdit. PKP Khusus Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Kws Khusus Kasi KP Khusus I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Kasi KP Khusus II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Kepala Satker Provinsi dan/atau Satker Terkait Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan Luas peningkatan kualitas permukiman di daerah perdesaan Luas peningkatan kualitas permukiman di kawasan khusus Persentase peningkatan produktivitas masyarakat Kasubdit. Standardisasai dan Kelembagaan Jumlah NSKK bidang permukiman yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/ Perkab/Perwali penyelenggaraan permukiman Persentase Satker yang memenuhi target kinerja pemberdayaan masyarakat Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Kasi Standarisasi Jumlah NSKK bidang permukiman yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/ Perwali penyelenggaraan permukiman Kasi Kelembagaan Persentase Satker yang memenuhi target kinerja pemberdayaan masyarakat Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Kasubbag Tata Usaha Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran IKU Kasubdit/Kasatker/Kasubbag yang menjadi IKU Direktur PKP IKU Kasubdit/Kasatker/Kasubbag yang TIDAK menjadi IKU Direktur PKP IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Dari Satu Kasi) IKU Kasi yang TIDAK menjadi IKU Kasubdit IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Gabungan IKU Kasi-Kasi)

119 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 119 5) Direktorat Bina Penataan Bangunan Peta Strategi Direktorat Bina Penataan Bangunan Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi: Customers/Stakeholders Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saiang; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman SP 1.Meningkatnya kontribusi terhadap Sp 1. pemenuhan Meningkatnya kebutuhan kontribusi hunian terhadap dan pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui internal proses: Internal Process KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN PEMROGRAMAN SK 2. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman PELAKSANAAN PENGELOLAAN SK 3. Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman SK 4. Meningkatnya kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman SK 5. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN SK 6. Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Learning & Growth SK 7. Meningkatnya SDM yang berkompeten dan berintegritas Untuk melaksanakan internal proses diperlukan: SK 8. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola keuangan dan BMN SK 9. Meningkatnya kualitas layanan sistem teknologi informasi

120 120 LaPORAN Kinerja SASARAN STRATEGIS (SS) KODE SK SK-1. SK-2. URAIAN Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman Sasaran Strategis Dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Bina Penataan Bangunan INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DIREKTORAT PELAKSANA RUMUS / FORMULA PERHITUNGAN KODE IKU URAIAN SAT SK-1.1 SK-1.2 SK-1.3 SK-1.4 SK-1.5 SK-2.1 SK-2.2 Persentase Bagunan Gedung Negara yang terkelola dengan baik. Penyelenggaraan Bangunan Gedung Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara Jumlah Ruang Terbuka Publik Percontohan yang terbangun Pemyelenggaraan Penataan Bangunan Persentase dalam RPIJM yang ter akomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja % m 2 Hari % Ha % % Subdirektorat Bangunan Gedung Subdirektorat Bangunan Gedung Subdirektorat Pengeolaan Rumah Negara Subdirektorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Khusus Subdirektorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Khusus Subdirektorat Perencanaan Teknis Subdirektorat Perencanaan Teknis Seksi Bangunan Gedung Negara Satker Provinsi Seksi Bangunan Gedung Umum Seksi Wilayah I Seksi Wilayah II Satker Provinsi Seksi Wilayah I Satker Provinsi Seksi Wilayah II Seksi Penyusunan Rencana Seksi Penyusunan Rencana Persentase Bagunan Gedung Negara yang terkelola dengan baik Penyelenggaraan Bangunan Gedung Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek) Persentase rumah negara yang terkelola dengan baik di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek) Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara di luar wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek) Persentase rumah negara yang terkelola dengan baik di luar wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek) Jumlah Ruang Terbuka Publik Percontohan yang terbangun di wilayah Pulau Jawa dan Sumatera Jumlah kawasan yang direvitalisasi di wilayah Pulau Jawa dan Sumatera Pemyelenggaraan Penataan Bangunandi wilayah Pulau Jawa dan Sumatera Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Jumlah Ruang Terbuka Publik Percontohan yang terbangun di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Jumlah kawasan yang direvitalisasi di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Pemyelenggaraan Penataan Bangunandi wilayah PulauKalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah PulauPulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaianoutput belanja

121 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 121 INDIKATOR KINERJA UTAMA SASARAN STRATEGIS (SS) (IKU) DIREKTORAT KODE KODE SK URAIAN IKU URAIAN SAT SK-3 SK-4 SK-5 SK-6 SK-7 Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman Meningkatnya kualitas pengaturan Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas Meningkatnya kualitas tata laksana dan tata kelola keuangan dan BMN SK-3.1 SK-3.2 SK-4.1 SK-4.2 SK-5.1 SK-5.2 SK-5.3 SK-6.1 SK-6.2 SK-7.1 SK-7.2 Keswadayaan Masyarakat Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Jumlah NSKK bidang penataan bangunan gedung dan lingkungan yang diterbitkan Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/ Perkab/Perwali penyelenggaraan Bangunan Gedung Tingkat akuntabilitas kinerja Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Persentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN % SDM NSKK % % % % % % % % Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai Dan Kelembagaan Subdirektorat Perencanaan Teknis Subdirektorat Perencanaan Teknis Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha PELAKSANA Seksi Kelembagaan Seksi Kelembagaan Seksi Standarisasi Seksi Standarisasi Seksi Analisa Teknis Seksi Analisa Teknis RUMUS / FORMULA PERHITUNGAN Keswadayaan Masyarakat Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Jumlah NSKK bidang penataan bangunan gedung dan lingkungan yang diterbitkan Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan Bangunan Gedung Tingkat akuntabilitas kinerja Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan

122 122 LaPORAN Kinerja Penjabaran IKU Direktorat Bina Penataan Bangunan Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Persentase Bagunan Gedung Negara yang terkelola dengan baik. Luas Penyelenggaraan Bangunan Gedung Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat KIP Kasubdit. Perencanaan Teknis Kasubdit. Bangunan Gedung Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat KIP Persentase Satker yang memenuhi target kinerja penyelenggaraan BG Persentase Bagunan Gedung Negara yang terkelola dengan baik Kasi Penyusunan Rencana Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Kasi Bangunan Gedung Umum Persentase Satker yang memenuhi target kinerja penyelenggaraan BG Kasi Analisa Teknis Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PKP Kasi Bangunan Gedung Negara Persentase Bagunan Gedung Negara yang terkelola dengan baik. IKU Direktur BPB yang menjadi IKU Direktur Jenderal CK IKU Direktur BPByang TIDAK menjadi IKU Direktur Jenderal CK Direktur Bina Penataan Bangunan Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara Jumlah Ruang Terbuka Publik Percontohan yang terbangun Luas Pemyelenggaraan Penataan Bangunan Persentase peningkatan produktivitas masyarakat Jumlah NSKK bidang PBL yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/ Perwali penyelenggaraan PBL Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Kasubdit Pengelolaan Rumah Negara Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara Persentase rumah negara yang terkelola dengan baik Kasi Wilayah I Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara di wilayahjabodetabek Persentase rumah negara yang terkelola dengan baik di wilayah Jabodetabek Kasi Wilayah II Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara di luar wilayah Jabodetabek Persentase rumah negara yang terkelola dengan baik di luar wilayah Jabodetabek Kasubdit. PBL Khusus Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Kws Khusus Kasi Wilayah I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Kasi Wilayah II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Kepala Satker Provinsi dan/atau Satker Terkait Luas Penyelenggaraan Bangunan Gedung Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara Jumlah Ruang Terbuka Publik Percontohan yang terbangun Luas Pemyelenggaraan Penataan Bangunan Persentase peningkatan produktivitas masyarakat Kasubdit. Standardisasai dan Kelembagaan Jumlah NSKK bidang PBL yang tersusun Persentase Pemda Kab/ Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan PBL Persentase Satker yang memenuhi target kinerja pemberdayaan masyarakat Jumlah SDM bidang BG dan PBL yang meningkat kapasitasnya Kasi Standarisasi Jumlah NSKK bidang PBL yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/ Perwali penyelenggaraan PBL Kasi Kelembagaan Persentase Satker yang memenuhi target kinerja pemberdayaan masyarakat Jumlah SDM bidang BG dan PBL yang meningkat kapasitasnya Kasubbag Tata Usaha Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran IKU Kasubdit/Kasatker/Kasubbag yang menjadi IKU Direktur BPB IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Dari Satu Kasi) IKU Kasi yang TIDAK menjadi IKU Kasubdit IKU Kasubdit/Kasatker/Kasubbag yang TIDAK menjadi IKU Direktur BPB IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Gabungan IKU Kasi-Kasi)

123 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 123 6) Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Peta Strategi Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Customers/Stakeholders Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi: Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saiang; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman Sp SP 1. 1.Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air air minum bagi bagi masyarakat SK 5. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui internal proses: Internal Process KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN PEMROGRAMAN SK 2. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman SK 3. Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman PELAKSANAAN PENGELOLAAN SK 4. Meningkatnya kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman SK 5. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN SK 6. Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Learning & Growth SK 7. Meningkatnya SDM yang berkompeten dan berintegritas Untuk melaksanakan internal proses diperlukan: SK 8. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola keuangan dan BMN SK 9. Meningkatnya kualitas layanan sistem teknologi informasi

124 124 LaPORAN Kinerja Sasaran Strategis Dan Rancangan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum INDIKATOR KINERJA UTAMA SASARAN STRATEGIS (SS) (IKU) DIREKTORAT KODE SK SK-1. URAIAN Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat KODE IKU SK-1.1 SK-1.2 SK-1.3 URAIAN Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perkotaan Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perdesaan Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di kawasan khusus SAT % % % UNIT PELAKSANA Subdirektorat SPAM Perkotaan Subdirektorat SPAM Perdesaan Subdirektorat SPAM Khusus Satker Provinsidi wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Seksi SPAM Perkotaan I Satker Provinsidi wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Seksi SPAM Perkotaan II Satker Provinsi di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Seksi SPAM Perdesaan I Satker Provinsidi wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Seksi SPAM Perdesaan II Satker Provinsidi wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Seksi SPAM Khusus I Satker Provinsidi wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Seksi SPAM Khusus II RUMUS / FORMULA PERHITUNGAN Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perkotaan di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perkotaan di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perdesaan di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perdesaan di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di kawasan khusus di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di kawasan khusus di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. SK-2. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman. SK-2.1 SK-2.2 Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja % % Subdirektorat Perencanaan Teknis Subdirektorat Perencanaan Teknis Seksi Penyusunan Rencana Seksi Penyusunan Rencana Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja

125 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 125 INDIKATOR KINERJA UTAMA SASARAN STRATEGIS (SS) (IKU) DIREKTORAT KODE KODE SK URAIAN IKU URAIAN SAT SK-3 SK-4 SK-5 SK-6 SK-7 Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman Meningkatnya kualitas pengaturan Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas Meningkatnya kualitas tata laksana dan tata kelola keuangan dan BMN SK-3.1 SK-3.2 SK-4.1 SK-4.2 SK-5.1 SK-5.2 SK-5.3 SK-6.1 SK-6.2 SK-7.1 SK-7.2 Persentase lembaga pengelola (UPTD dan PDAM yang meningkat kapasitasnya Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Jumlah NSKK bidang Permukiman yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/ Perkab/Perwali penyelenggaraan SPAM Tingkat akuntabilitas kinerja Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Persentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN % SDM NSKK % % % % % % % % Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai Dan Kelembagaan Subdirektorat Perencanaan Teknis Subdirektorat Perencanaan Teknis Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha UNIT PELAKSANA Seksi Kelembagaan Seksi Kelembagaan Seksi Standarisasi Seksi Standarisasi Seksi Analisa Teknis Seksi Analisa Teknis RUMUS / FORMULA PERHITUNGAN Persentase lembaga pengelola (UPTD dan PDAM yang meningkat kapasitasnya Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Jumlah NSKK bidang permukiman yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan SPAM Tingkat akuntabilitas kinerja Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan

126 126 LaPORAN Kinerja Penjabaran IKU Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perkotaan Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat Pengembangan SPAM Kasubdit. Perencanaan Teknis Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat Pengembangan SPAM Kasubdit. Pengembangan SPAM Perkotaan Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Kws Perkotaan Kasi Penyusunan Rencana Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Kasi SPAM Perkotaan I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Kasi Analisa Teknis Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat Pengembangan SPAM Kasi Penyusunan Rencana Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua IKU Direktur PKP yang menjadi IKU Direktur Jenderal CK IKU Direktur PKP yang TIDAK menjadi IKU Direktur Jenderal CK Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perdesaan Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di kawasan khusus Jumlah NSKK bidang SPAM yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/ Perwali penyelenggaraan SPAM Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Kasubdit Pengembangan SPAM Perdesaan Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Kws Perdesaan Kasi Penyusunan Rencana Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Kasi Penyusunan Rencana Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Kasubdit. Perencanaan Teknis Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Kws Khusus Kasi Penyusunan Rencana Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Kasi Penyusunan Rencana Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Kepala Satker Provinsi dan/atau Satker Terkait Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perkotaan Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perdesaan Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di kawasan khusus Kasubdit. Standardisasai dan Kelembagaan Jumlah NSKK bidang SPAM yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan SPAM Persentase lembaga pengelola (UPTD dan PDAM yang meningkat kapasitasnya Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Kasi Standarisasi Jumlah NSKK bidang SPAM yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/ Perwali penyelenggaraan SPAM Kasi Kelembagaan Persentase lembaga pengelola (UPTD dan PDAM yang meningkat kapasitasnya Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Kasubbag Tata Usaha Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran IKU Kasubdit/Kasatker/Kasubbag yang menjadi IKU Direktur PKP IKU Kasubdit/Kasatker/Kasubbag yang TIDAK menjadi IKU Direktur PKP IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Dari Satu Kasi) IKU Kasi yang TIDAK menjadi IKU Kasubdit IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Gabungan IKU Kasi-Kasi)

127 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 127 7) Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Peta Strategi Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Harapan stakeholders dan customer yang harus dipenuhi: Customers/Stakeholders Meningkatnya kehandalan infratsruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saiang; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkatan pemerintah sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman SP 1.Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat Harapan stakeholders dan customer dapat dipenuhi melalui internal proses: Internal ProceSK Process KETERPADUAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN PEMROGRAMAN SK 2. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman PELAKSANAAN PENGELOLAAN SK 3. Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman SK 4. Meningkatnya kualitas pengaturan pengelolaan infrastruktur permukiman SK 5. Meningkatnya kualitas komunikasi, edukasi dan kampanye publik PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN SK 6. Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Leraning Learning & Growth & Growth SK 7. Meningkatnya SDM yang rkompeten dan berintegritas Untuk melaksanakan internal proses diperlukan: SK 8. Meningkatnya kualitas tata laksana, dan tata kelola keuangan dan BMN SK 9. Meningkatnya kualitas layanan sistem teknologi informasi

128 128 LaPORAN Kinerja Sasaran Strategis Dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman INDIKATOR KINERJA UTAMA SASARAN STRATEGIS (SS) (IKU) DIREKTORAT KODE SK SK-1. SK-2. URAIAN Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat Meningkatnya keterpaduan perencanaan, penganggaran dan pemrograman KODE IKU SK-1.1 SK-1.2 SK-1.3 SK-2.1 SK-2.2 URAIAN Persentase peningkatan akses pelayanan air limbah Persentase peningkatan akses pelayanan persampahan Persentase peningkatan akses sanitasi di kawasan khusus Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja SAT % % % % % Subdirektorat Pengelolaan Air Limbah Subdirektorat Pengelolaan Persampahan Subdirektorat Penyehatan Lingkungan Permukiman Khusus Subdirektorat Perencanaan Teknis Subdirektorat Perencanaan Teknis PELAKSANA Satker Wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Seksi Pengelolaan Air Limbah I Satker Wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Seksi Pengelolaan Air Limbah II Satker Wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Seksi Pengelolaan Persampahan I Satker Wilayahdi Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Seksi Pengelolaan Persampahan II Satker Wilayah Pulau Sumatera dan Jawa SeksiPenyehatan Lingkungan Permukiman KhususI Satker Wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Seksi Penyehatan Lingkungan Permukiman Khusus II Seksi Penyusunan Rencana Seksi Penyusunan Rencana RUMUS / FORMULA PERHITUNGAN Persentase peningkatan akses pelayanan air limbah di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Persentase peningkatan akses pelayanan air limbah di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Persentase peningkatan akses pelayanan persampahan di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Persentase peningkatan akses pelayanan persampahan di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Persentase peningkatan akses sanitasi di kawasan khusus di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Persentase peningkatan akses sanitasi di kawasan khusus di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapananggaran dan pencapaianoutput belanja

129 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 129 INDIKATOR KINERJA UTAMA SASARAN STRATEGIS (SS) (IKU) DIREKTORAT KODE KODE SK URAIAN IKU URAIAN SAT SK-3 SK-4 SK-5 SK-6 SK-7 Meningkatnya kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur permukiman Meningkatnya kualitas pengaturan Meningkatnya kualitas pengendalian dan pengawasan Meningkatnya SDM yang kompeten dan berintegritas Meningkatnya kualitas tata laksana dan tata kelola keuangan dan BMN SK-3.1 SK-3.2 SK-4.1 SK-4.2 SK-5.1 SK-5.2 SK-5.3 SK-6.1 SK-6.2 SK-7.1 SK-7.2 Persentase lembaga pengelolayang meningkat kapasitasnya Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Jumlah NSKK bidang PLP tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/ Perkab/Perwali penyelenggaraan PLP Tingkat akuntabilitas kinerja Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Persentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN % SDM NSKK % % % % % % % % Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai dan Kelembagaan Subdirektorat Standardisasai Dan Kelembagaan Subdirektorat Perencanaan Teknis Subdirektorat Perencanaan Teknis Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha Subbaggian Tata Usaha PELAKSANA Seksi Kelembagaan Seksi Kelembagaan Seksi Standarisasi Seksi Standarisasi Seksi Analisa Teknis Seksi Analisa Teknis RUMUS / FORMULA PERHITUNGAN Persentase lembaga pengelolayang meningkat kapasitasnya Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Jumlah NSKK bidang PLP yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan PLP Tingkat akuntabilitas kinerja Tingkat kepatuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan

130 130 LaPORAN Kinerja Penjabaran IKU Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Persentase peningkatan akses pelayanan air limbah Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat Pengembangan PLP Kasubdit. Perencanaan Teknis Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat Pengembangan PLP Kasubdit. Pengelolaan Air Limbah Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Kws Perkotaan Kasi Penyusunan Rencana Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Kasi SPAM Perkotaan I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Kasi Analisa Teknis Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat Pengembangan PLP Kasi Penyusunan Rencana Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua IKU Direktur PPLP yang menjadi IKU Direktur Jenderal CK IKU Direktur PPLP yang TIDAK menjadi IKU Direktur Jenderal CK Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Persentase peningkatan akses pelayanan persampahan Persentase peningkatan akses sanitasi di kawasan khusus Jumlah NSKK bidang PPLP yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/ Perwali penyelenggaraan SPAM Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Kasubdit Pengelolaan Persampahan Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Kws Perdesaan Kasi Penyusunan Rencana Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Kasi Penyusunan Rencana Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Kasubdit. PLP Khusus Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Kws Khusus Kasi Penyusunan Rencana Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Kasi Penyusunan Rencana Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Kepala Satker Provinsi dan/atau Satker Terkait Persentase peningkatan akses pelayanan air limbah Persentase peningkatan akses pelayanan persampahan Persentase peningkatan akses sanitasi di kawasan khusus Kasubdit. Standardisasai dan Kelembagaan Jumlah NSKK bidang PPLP yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan PPLP Persentase lembaga pengelola (UPTD dan non UPTD) yang meningkat kapasitasnya Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Kasi Standarisasi Jumlah NSKK bidang SPAM yang tersusun Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/ Perwali penyelenggaraan PPLP Kasi Kelembagaan Persentase lembaga pengelola (UPTD dan non UPTD) yang meningkat kapasitasnya Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Kasubbag Tata Usaha Persentase LHP yg ditindaklanjuti Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran IKU Kasubdit/Kasatker/Kasubbag yang menjadi IKU Direktur PPLP IKU Kasubdit/Kasatker/Kasubbag yang TIDAK menjadi IKU Direktur PPLP IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Dari Satu Kasi) IKU Kasi yang TIDAK menjadi IKU Kasubdit IKU Kasi yang menjadi IKU Kasubdit (Gabungan IKU Kasi-Kasi)

131 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Penyelarasan Kinerja 1) Sekretariat Direktorat Jenderal NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN 1 BAGIAN KEPEGAWAIAN, ORGANISASI DAN TATA LAKSANA 1.1. Kepala Subbag Tata Usaha Kepegawaian (1). Tingkat ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Analis Kepegawaian Persentase berkas usulan kenaikan pangkat yang disiapkan tepat waktu 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas (2). Persentase kelengkapan data base kepegawaian Persentase berkas kenaikan gaji berkala yang disiapkan tepat waktu 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Persentase berkas untuk update DUK / SIMKA yang disiapkan tepat waktu 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Persentase dokumen identitas pegawai yang disiapkan tepat waktu Dokumen Identitas terdiri dari Askes, Taspen, Karpeg, Karsu, Karis. Persentase berkas mutasi dan pensiun pegawai yang disiapkan tepat waktu 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Persentase Dokumen SKP yang selesai diperiksa tepat waktu Pengolah Data dan Informasi Persentase konsep laporan Daftar Urut kepangkatan yang disusun tepat waktu Persentase Data Pegawai di SIMKA yang diperbaharui tepat waktu 1 pegawai = 1 data Persentase konsep laporan nominasi kenaikan pangkat dan pensiun yang diselesaiakan tepat waktu Persentase laporan rekapitulasi pegawai yang disusun tepat waktu Persentase Konsep SK Kenaikan Pangkat yang disusun tepat waktu Persentase laporan hasil monev kepegawaian yang disusun tepat waktu 1.2. Kepala Subbag Pengembangan Pegawai (1). Persentase peningkatan peja bat yang telah meme nuhi standar kompetensi jabatan Analis Kepegawaian Persentase dokumen penawaran diklat yang disiapkan tepat waktu (2). Persentase tingkat pelaksanaan pengelolaan dan penilaian kinerja pejabat dan pegawai Persentase berkas Penyelenggaraan Pembinaan Jabatan Fungsional yang disiapkan tepat waktu Persentase pemutakhiran materi diklat / bintek dan evaluasi hasil bintek yang disiapkan tepat waktu 1 (satu) pembinaan = 1 (satu) berkas 1 (satu) diklat/bimtek = 1 (satu) berkas Persentase konsep Ijin Belajar yang disusun tepat waktu Persentase berkas fasilitasi Peningkatan Kompetensi Teknis Aparat Satker yang disiapkan tepat waktu 1 (satu) fasilitasi = 1 (satu) berkas Persentase berkas fasilitasi Peningkatan Kompetensi Pengadaan Barang/Jasa yang disiapkan tepat waktu 1 (satu) fasilitasi = 1 (satu) berkas Persentase berkas fasilitasi Peningkatan Kinerja Aparat yang disiapkan tepat waktu 1 (satu) fasilitasi = 1 (satu) berkas Persentase berkas fasilitasi Peningkatan Ketrampilan dalam pengelolaan Gedung yang disiapkan tepat waktu 1 (satu) fasilitasi = 1 (satu) berkas

132 132 LaPORAN Kinerja NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN Subbag Organisasi dan Tata Laksana 2 BAGIAN KEUANGAN DAN UMUM Kepala Subbagian Kas dan Perbendaharaan Kepala Subbagian Verifikasi dan Pelaporan (1). Persentase penyelesaian formasi dan kebutuhan pegawai (2). Persentase penyelesaian analisa jabatan, analisa beban kerja, peta jabatan (1). Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Setditjen (2). Presentase unit kerja yang menapai target PNBP (1). Persentase LHP yg ditindaklanjuti (2). Tingkat Kualitas Laporan Keuangan (3). Tingkat akuntabilitas kinerja Setditjen Bendahara Pengeluaran Penata Keuangan Pengadministrasi Umum Penelaah LHP dan Kerugian Negara Persentase dokumen buku kas umum (BKU) yang disusun tepat waktu Persentase dokumen Buku Kas Bank, Kas Tunai, Uang Persediaan (UP) dan Panjar yang disusun tepat waktu Persentase dokumen Buku Pengawasan Anggaran dan Laporan Keadaan Kas (LKKA) yang disiapkan tepat waktu Persentase Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara Pengeluaran (BP) Satuan Kerja yang disusun tepat waktu Persentase dokumen Berita Acara Pemeriksaan Kas Triwulan dan Berita Acara Rekonsiliasi Internal Satuan Kerja yang disiapkan tepat waktu Persentase berkas Surat Setoran Pajak (SSP), Faktur-faktur, Daftar Gaji serta Honorarium PNS dan CPNS yang disiapkan tepat waktu Persentase dokumen SPT Pajak Tahunan PNS yang disusun tepat waktu Persentase berkas administrasi gaji dan transfer gaji yang disiapkan tepat waktu Persentase berkas administrasi KGB, kenaikan pangkat dan SKPP yang disiapkan tepat waktu Persentase berkas SPT Pajak tahunan dan Surat Pertangungjawaban Mutlak Pegawai yang disiapkan tepat waktu Persentase data dokumen yang diinput ke dalam Buku Kas Umum (BKU) tepat waktu Persentase Dokumen Pembukuan Pajak yang disiapkan tepat waktu Persentase data dokumen laporan pajak yang diinput tepat waktu Persentase berkas LHP yang diinput dalam database tepat waktu Persentase konsep laporan bulanan LHP dan tindak lanjut tingkat eselon I yang disusun tepat waktu Persentase konsep laporan final Rekening Satker yang disusun tepat waktu Persentase konsep laporan bulanan LHP dan tindak lanjut tingkat Kementerian yang disusun tepat waktu 1 (satu) Satker = 1 (satu) Laporan 1 (satu) Satker = 1 (satu) dokumen. 1 (satu) Berita Acara = 1 (satu) dokumen. 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas 1 (satu) pegawai = 1 (satu) Dokumen 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas 1 (satu) bulan = 1 (satu) konsep laporan 1 (satu) satker = 1 (satu) konsep laporan Satuan: Konsep Laporan 1 (satu) bulan = 1 (satu) konsep laporan

133 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 133 NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku 2.3. Kepala Subbagian Umum (1). Persentase pemenuhan peralatan, perlengkapan, prasarana dan sarana perkantoran (2). Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan Pengadministrasi umum Pengolah database SPM Verifikator Penyusun Monev dan Pelaporan Verifikator Data dan Informasi Pengadmnistrasi Umum Arsiparis PEJABAT FUNGSIONAL Persentase data dokumen SPP yang diinput tepat waktu Persentase dokumen Lembar-2 SPPD yang diketik tepat waktu Persentase dokumen perjalanan dinas yang direkap tepat waktu Persentase berkas data perusahaan yang diinput di aplikasi SPP/SPM tepat waktu Persentase berkas data SPP/SPM yang diinput dan dicetak tepat waktu Persentase dokumen SPP yang diverfikasi tepat waktu Persentase dokumen data yang dimasukkan ke dalam Buku Pengawasan Anggaran tepat waktu Persentase berkas data ADK yang dikonsolidasi menjadi Laporan Keuangan tepat waktu Persentase konsep laporan LRA Tingkat Eselon I yang disusun tepat waktu Persentase konsep laporan Neraca Tingkat Eselon I yang disusun tepat waktu Persentase konsep laporan penjelasan hasil rekonsiliasi yang disusun tepat waktu Persentase berkas data ADK yang dikonsolidasi menjadi Laporan Keuangan tepat waktu Persentase konsep laporan LRA Tingkat Eselon I yang disusun tepat waktu Persentase konsep laporan Neraca Tingkat Eselon I yang disusun Persentase konsep laporan Calk Eselon I yang disusun tepat waktu Persentase konsep surat undangan yang disusun tepat waktu Persentase surat yang dicatat dibuku agenda dan didistribusikan tepat waktu Persentase konsep laporan kegiatan swakelolan yang disiapkan tepat waktu Persentase berkas penyusunan kesepakatan bersama yang disiapkan tepat waktu Persentase berkas permohonan perubahan status rumah negara yang disiapkan tepat waktu KETERANGAN 1 (satu) berkas = 1 (satu) perjalanan dinas 1 (satu) berkas = 1 (satu) perusahaan 1 (satu) berkas = 1 (satu) perusahaan

134 134 LaPORAN Kinerja NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN 3. BAGIAN HUKUM DAN KOMUNIKASI PUBLIK Kepala Subbagian Perundangundangan Kepala Subbagian Advokasi Hukum Kepala Subbag Komunikasi Publik (1). Jumlah Rancangan Peraturan (NSPK) bidang permukiman yang diterbitkan (2). Persentase permasalahan yang diberikan pertimbangan hukum (1). Persentase surat izin penghunian/pemanfaatan Rumah Negara di lingkungan Direktorat Jenderal yang diterbitkan tepat waktu (2). Persentase kasus yang diberikan advokasi hukum (1). Jumlah publikasi yang diterbitkan (2). Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti Perancang Peraturan Perundangan Penelaah Bantuan Hukum Arsparis Penelaah Bantuan Hukum Persentase dokumen yang ditelaah tepat waktu Persentase konsep usul prakarsa penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan yang disusun tepat waktu Persentase konsep Surat Edaran yang disusun tepat waktu Persentase konsep hasil telaahan peraturan perundang-undangan yang disusun tepat waktu Persentase berkas diseminasi produk perundang-undangan yang disiapkan tepat waktu Persentase konsep laporan hasil evaluasi peraturan perundang-undangan yang disiapkan tepat waktu Persentase konsep pemberian bantuan hukum yang disusun tepat waktu Persentase konsep penyelesaian perkara dan sengketa yang disusun tepat waktu Persentase konsep penyelesaian masalah hukum BMN yang disusun tepat waktu Persentase berkas penyelesaian perkara yang disiapkan tepat waktu Persentase konsep surat dalam rangka penyuluhan bantuan hukum yang disusun tepat waktu Persentase konsep rekomendasi hasil telaahan kontrak yang disusun tepat waktu Persentase konsep Surat Kesepakatan Bersama yang disusun tepat waktu Persentase konsep konsep Surat Perjanjian Kerjasama yang disusun Persentase berkas usulan penetapan status Rumah Negara yang disiapkan tepat waktu Persentase Konsep Surat Izin Penghunian Rumah Negara yang disusun tepat waktu Persentase berkas usulan perubahan status Rumah Negara yang disiapkan tepat waktu.

135 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 135 NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN PEJABAT FUNGSIONAL iku KETERANGAN 4 BAGIAN PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA 4.1. Kepala Subbagian Penatausahaan BMN Tingkat ketepatan waktu penyampaian laporan SIMAK BMN Pengolah BMN Persentase konsep surat usulan penghapusan BMN yang disusun tepat waktu. Persentase konsep Berita Acara Penghapusan BMN yang disusun tepat waktu Kepala Subbagian Pemanfaatan dan Pengalihan BMN Nilai asset dalam proses hibah Penelaah Laporan BMN Persentase konsep laporan rekonsiliasi BMN yang disusun tepat waktu. Persentase konsep laporan BMN Satker yang disusun tepat waktu. Pengolah BMN Persentase konsep surat usulan penghapusan BMN yang disusun Persentase konsep Berita Acara Penghapusan BMN yang disusun tepat waktu Kepala Subbagian Pengamanan BMN Persentase Satker yang mencaai rata-rata pengamanan fisik Penelaah Laporan BMN Persentase konsep laporan rekonsiliasi BMN yang disusun tepat waktu. Persentase konsep laporan BMN Satker yang disusun tepat waktu. 2) Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN PEJABAT FUNGSIONAL iku KETERANGAN 1 SUBDIT KETERPADUAN PERENCANAAN DAN KEMITRAAN 1.1. Kasi Keterpaduan Perencanaan (1). Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA (2). Jumlah pedoman dan manual keterpaduan rencana pembangunan unfrastruktur permukiman yang tersusun Penelaah Kebijakan dan Strategi Pengintegrasi Perencanaan Program Penelaah Kebijakan dan Strategi Pengintegrasi Perencanaan Program Jumlah konsep Jakstra yang disusun Jumlah berkas kegiatan pembahasan Jakstra yang disiapkan Jumlah konsep sinkronisasai rencana pembangunan dengan RPI2JM yang disusun Jumlah berkas kegiatan pembahasan Jakstra yang disiapkan Satuan: Konsep Satuan: Berkas Satuan: Konsep Satuan: Berkas

136 136 LaPORAN Kinerja NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN 1.2. Kasi Fasilitas Kemitraan (1). Jumlah kemitraan pembangunan infrastruktur yang direalisasikan Penyusun Program dan Rencana Anggaran Jumlah berkas bahan investasi yang disiapkan Satuan: berkas (2). Jumlah pedoman dan manual keterpaduan perencanaan dan kemitraan yang tersusun Jumlahberkas bahan kerjasama luar negeri yang disiapkan Jumlah dokumen usulan program dalam MP yang diperiksa Satuan: berkas Satuan: Dokumen Jumlah berkas bahan Rakor Pinjaman dan Hibah LN yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah konsep MoU yang disusun Satuan: Konsep 2 SUBDIT KETERPADUAN PEMBIAYAAN 2.1 Kasi Keterpaduan Pembiayaan I (1). Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja bidang PKP dan PBL Pengolah Pengembngan Investasi Jumlah berkas bahan investasi yang disiapkan Satuan: berkas (2). Persentase realisasi pembiyaan lainnya bidang PKP dan PBL. Jumlahberkas bahan kerjasama luar negeri yang disiapkan Jumlah dokumen usulan program dalam MP yang diperiksa Satuan: berkas Satuan: Dokumen Jumlah berkas bahan Rakor Pinjaman dan Hibah LN yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah konsep MoU yang disusun Satuan: Konsep Penyusun Program dan Rencana Anggaran Jumlah berkas bahan investasi yang disiapkan Jumlahberkas bahan kerjasama luar negeri yang disiapkan Satuan: berkas Satuan: berkas Jumlah dokumen usulan program dalam MP yang diperiksa Satuan: Dokumen Jumlah berkas bahan Rakor Pinjaman dan Hibah LN yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah konsep MoU yang disusun Satuan: Konsep 2.2 Kasi Keterpaduan Pembiayaan II Pengolah Pengembangan Investasi Jumlah berkas bahan investasi yang disiapkan Jumlahberkas bahan kerjasama luar negeri yang disiapkan Satuan: berkas Satuan: berkas Jumlah dokumen usulan program dalam MP yang diperiksa Satuan: Dokumen Jumlah berkas bahan Rakor Pinjaman dan Hibah LN yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah konsep MoU yang disusun Satuan: Konsep

137 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 137 NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN 3. SUBDIT KETERPADUAN PELAKSANAAN 3.1. Kasi Keterpaduan Pelaksanaan I (1). Jumlah petunjuk teknis keterpaduan pelaksanaan yang tersusun Penyusun Program dan Rencana Anggaran Jumlah berkas bahan fasilitasi penyiapan program CSR yang disiapkan Satuan: berkas (2). Jumlah fasilitasi keterpaduan yang dilksanakan Penyusun Program dan Rencana Anggaran Jumlah konsep MoU yang disusun Jumlah berkas bahan fasilitasi penyiapan program CSR yang disiapkan Jumlah dokumen laporan Konsolidasi Data MP yang diperiksa Satuan: Konsep Satuan: berkas Satuan: dokumen Jumlah konsep Pembahasan Pengintegrasian SIPPA DJCK yang disiapkan Satuan: Konsep Jumlah konsep Pembahasan pedoman yang disiapkan Satuan: Konsep Jumlah dokumen usulan program dan anggaran tahunan dalam konreg yang diolah Satuan: Dokumen Jumlah dokumen usulan program dan anggaran tahunan dalam Musrenbang yang diolah Satuan: Dokumen Jumlah berkas Kertas Kerja RKAKL yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah berkas bahan dokumen DIPA yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah berkas bahan Revisi RKAKL/ DIPA/POK yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah berkas bahan evaluasi pelaksanaan anggaran yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah konsep profil kegiatan CK yang disusun Satuan: Konsep Pengolah Data dan Anggaran Jumlah konsep kontrak yang disusun Jumlah konsep SK yang disusun Satuan: Konsep surat Satuan: Konsep surat Jumlah konsep SPK jasa konsultasi yang disusun Satuan: Konsep surat 3.2. Kasi Keterpaduan Pelaksanaan II (1). Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Penyusun Program dan Rencana Anggaran Jumlah dokumen laporan Konsolidasi Data MP yang diperiksa Satuan: dokumen (2). Jumlah pedoman pelaksanaan keterpaduan yang tersusun Jumlah konsep Pembahasan Pengintegrasian SIPPA DJCK yang disiapkan Satuan: Konsep Jumlah konsep Pembahasan pedoman yang disiapkan Satuan: Konsep Jumlah dokumen usulan program dan anggaran tahunan dalam konreg yang diolah Satuan: Dokumen Jumlah dokumen usulan program dan anggaran tahunan dalam Musrenbang yang diolah Satuan: Dokumen Jumlah berkas Kertas Kerja RKAKL yang disiapkan Satuan: berkas

138 138 LaPORAN Kinerja NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN 4. SUBDIT PENGELOLAAN DATA DAN SISTEM INFORMASI Pengolah Data dan Anggaran Jumlah berkas bahan dokumen DIPA yang disiapkan Jumlah berkas bahan Revisi RKAKL/ DIPA/POK yang disiapkan Jumlah berkas bahan evaluasi pelaksanaan anggaran yang disiapkan Jumlah konsep profil kegiatan CK yang disusun Jumlah konsep kontrak yang disusun Jumlah konsep SK yang disusun Jumlah konsep SPK jasa konsultasi yang disusun Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: Konsep Satuan: Konsep surat Satuan: Konsep surat Satuan: Konsep surat Seksi Pengelolaan Data Seksi Pengembangan Sistem Informasi 5. SUBDIT PEMANTAUAN DAN EVALUASI 5.1. Kasi Pemantauan dan Evaluasi I (1). Persentase kelengkapan data base per sektor (2). Jumlah Pedoman Pengelolaan data yang diterbitkan (1). Persentase penyelesaian tahapan integrasi sistem informasi DJCK (2). Jumlah fasilitasi sistem dan teknologi informasi (1). Tingkat akuntabilitas kinerja DJCK (2). Persentase rata-rata capaian Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PKP dan BPB serta Satker terkait Pengolah Data dan Informasi Pengolah Data dan Informasi Pengolah Data dan Informasi Pengolah Data dan Informasi Pengolah Data dan Informasi Pengevaluasi Program dan Kebijakan Pengevaluasi Program dan Kebijakan Jumlah konsep laporan 2 mingguan pemantauan kegiatan yang disusun Jumlah konsep laporan 3 bulanan pemantauan kegiatan yang disusun Jumlah konsep laporan monitoring pelaksanaan pembangunan yang disusun Jumlah konsep laporan peta tematik dan GIS yang disusun Jumlah bahan pengelolaan aplikasi dan situs web yang dikumpulkan Jumlah laporan pengaduan layanan yang disusun Jumlah laporan penyelesaian tindakan perbaikan yang disusun Jumlah konsep artikel yang disusun untuk buletin Jumlah konsep naskah hasil peliputan yang disusun untuk buletin Jumlah konsep naskah iproduk publikasi yang disusun Jumlah naskah yang di upload di website Jumlah konsep yang disusun Jumlah dokumen laporan kinerja yang diperiksa Jumlah konsep laporan kinerja yang disusun Jumlah dokumen laporan kinerja yang diperiksa Jumlah konsep laporan kinerja yang disusun Satuan: Konsep Laporan Satuan: Konsep Laporan Satuan: Konsep Laporan Satuan: Satuan: Laporan Satuan: Laporan Satuan: Konsep Artikel Satuan: Konsep Berita Satuan: Konsep Satuan: Naskah Satuan: Konsep E-mali Dokumen LAKIP dan PK dari Unit/UKM Konsep PK dan LAKIP DJCK Dokumen kinerja dari Subdit/Subbag/Satker. Konsep PK dan LAKIP Bina Program

139 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 139 NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN 5.2. Kasi Pemantauan (1). Tingkat akuntabilitas dan Evaluasi II kinerja Direktorat KIP 6. Subbag Tata Usaha (2). Persentase rata-rata capaian Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PSPAM dan PPLP serta Satker terkait (1). Persentase LHP yg ditindaklanjuti (2). Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian (3). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) (4). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN (5). Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan (6). Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran Pengevaluasi Program dan Kinerja Pengolah Data dan Sistem Informasi Pengevaluasi Program dan Kinerja Pengolah Data dan Sistem Informasi Analis Kepegawaian Penata Keuangan Jumlah konsep pedoman evaluasi yang disusun Jumlah konsep laporan hasil evaluasi yang disusun Jumlah berkas data kinerja yang diperiksa Jumlah berkas data yang diinput ke dalam SIMEKA Jumlah konsep pedoman evaluasi yang disusun Jumlah konsep laporan hasil evaluasi yang disusun Jumlah berkas data kinerja yang diperiksa Jumlah berkas data yang diinput ke dalam SIMEKA Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Konsep surat Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: konsep Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Konsep surat

140 140 LaPORAN Kinerja NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN Pengelola BMN Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun Jumlah konsep surat usulan penghapusan barang yang disusun Jumlah konsep laporan kondisi barang yang disusun Jumlah konsep lapoan Catatan Atas Laporan BMN (CaLBMN) yang disusun Jumlah konsep laporan Rekon Internal Bulanan yang disusun Jumlah konsep laporan rekonsiliasi Eksternal dengan DJKN yang disusun Jumlah konsep laporan barang persediaan yang disusun Jumlah konsep usulan renovasi / pengamanan asset yang disusun Jumlah konsep Kartu Inventaris Barang yang disusun Jumlah konsep Buku Laporan Tahunan yang disusun Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: konsep Satuan: konsep surat Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep Satuan: konsep Satuan: konsep laporan 3) Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN SATKER PROVINSI / SATKER STRATEGIS Kasi Keterpaduan Perencanaan (1). Persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan Pejabat Pembuat Komitmen Jumlah laporan pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan (2). Luas peningkatan kualitas permukiman di daerah perdesaan Jumlah laporan serah terima pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan (3). Luas peningkatan kualitas permukiman di kawasan khusus Penyusun Program dan Rencana Anggaran Jumlah konsep Rencana Anggaran yang disampaiakan tepat waktu Satuan: konsep (4). Persentase peningkatan produktivitas masyarakat Jumlah laporan kegiatan konstruksi yang diselesaikan tepat waktu 1 kegiatan konstrksi = 1 laporan Urusan Penerbitan SPM dan Pelaporan Jumlah berkas SPM yang diproses tepat waktu 1 kegiatan = 1 berkas Jumlah konsep laporan kegiatan yang disusun tepat waktu 1 kegiatan = 1 konsep laporan Urusan Pengujian dan Penerimaan SPP Jumlah berkas SPP yang diperiksa tepat waktu Jumlah berkas hak tagih yang diperiksa tepat waktu 1 kegiatan = 1 berkas 1 kegiatan = 1 berkas

141 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 141 NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku Pengawas Pelapor E-Monitoring Pelaksana Administrasi UUKB Urusan Pelaporan PEJABAT FUNGSIONAL Jumlah berkas kegiatan yang sesuai dengan spesifikasi teknis Jumlah laporan hasil pengawasan yang disampaikan tepat waktu Jumlah laporan dua mingguan yang disampaikan tepat waktu Jumlah laporan triwulanan yang disampaikan tepat waktu Jumlah surat yang dicatat di buku agenda Jumlah surat yang didistribusikan tepat waktu Jumlah berkas BMN yang diverifikasi Jumlah konsep laporan BMN dan LKB per semester yang disampikan tepat waktu Jumlah berkas administrasi pajak yang diproses tepat waktu Jumlah Laporan pajak yang diselesaikan tepat waktu KETERANGAN 1 kegiatan = 1 berkas 1 kegiatan = 1 laporan 1 kegiatan = 1 laporan 1 kegiatan = 1 laporan Satuan: surat Satuan: surat Satuan: berkas Satuan: konsep laporan 1 Wajib Pajak = 1 berkas 1 Wajib Pajak = 1 berkas 1 SUBDIT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN 1.1. Kasi Kawasan Permukiman Perkotaan I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Pengintegrasi Perencanaan Program Jumlah konsep dan substansi materi teknis yang disusun Jumlah bahan laporan pelaksanaan kajian Satuan: Konsep Penyusun Monev dan Pelaporan JumlahL aporan hasil kinerja dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Satuan: Laporan Jumlah laporan pemantauan dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan Satuan: Laporan Pengolah Data dan informasi Jumlah berkas data perencanaan kebutuhan penanganan infrastruktur yang di rekap Satuan: berkas Jumlah berkas data/ informasi progress fisik dan keuangan yang diinventarisir melalui Aplikasi RKAKL, E-Proc dan E-Mon Satuan: berkas Pengolah Anggaran Jumlah berkas Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diperiksa Satuan: berkas Jumlah berkas pembukuan dan penerimaan uang muka dari Bendahara Pengeluaran yang disiapkan Satuan: berkas Pelaksana Administrasi Jumlah berkas-berkas SPP yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah konsep laporan penyerapan anggaran yang disiapkan Satuan: Konsep Laporan Jumlah dokumen Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa dan Swakelola yang disiapkan Satuan: dokumen Jumlah berkas usulan Penetapan Spesifikasi Teknis, HPS, dan rancangan kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang disiapkan Satuan: berkas

142 142 LaPORAN Kinerja NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN Pelaksana Teknik Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan Satuan: konsep Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa Satuan: berkas 1.2. Kasi Kawasan Permukiman Perkotaan II. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Pengintegrasi Perencanaan Program Jumlah konsep dan substansi materi teknis yang disusun Jumlah bahan laporan pelaksanaan kajian Satuan: Konsep Penyusun Monev dan Pelaporan Jumlah Laporan hasil kinerja dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Satuan: Laporan Jumlah laporan pemantauan dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan Satuan: Laporan Pengolah Data dan informasi Jumlah berkas data perencanaan kebutuhan penanganan infrastruktur yang di rekap Satuan: berkas Jumlah berkas data/ informasi progress fisik dan keuangan yang diinventarisir melalui Aplikasi RKAKL, E-Proc dan E-Mon Satuan: berkas Pengolah Anggaran Jumlah berkas Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diperiksa Satuan: berkas Jumlah berkas pembukuan dan penerimaan uang muka dari Bendahara Pengeluaran yang disiapkan Satuan: berkas Pelaksana Administrasi Jumlah berkas-berkas SPP yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah konsep laporan penyerapan anggaran yang disiapkan Satuan: Konsep Laporan Jumlah dokumen Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa dan Swakelola yang disiapkan Satuan: dokumen Jumlah berkas usulan Penetapan Spesifikasi Teknis, HPS, dan rancangan kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang disiapkan Satuan: berkas Pelaksana Teknik Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan Satuan: konsep Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa Satuan: berkas 2. SUBDIT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN 2.1. Kasi Kawasan Permukiman Perdesaan I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Pengolah data dan Informasi Jumlahberkas bahan penyusunan rencana kerja (renja) tiap propinsi yang direkapitulasi Jumlah berkas data dan informasi terkait program SPPIP dan RPKPP yang dikumpulkan Satuan: Berkas Satuan: Berkas

143 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 143 NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN 2.2. Kasi Kawasan Permukiman Perdesaan II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Penyusun Monev dan Pelaporan Pelaksana Teknik Jenjang II Pelaksana Anggaran Jenjang II Pelaksana Administrasi Pengolah data dan Informasi Penyusun Monev dan Pelaporan Pelaksana Teknik Jenjang II Pelaksana Anggaran Jenjang II Pelaksana Administrasi Jumlah konsep Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Fisik Pekerjaan dan Kebenaran Administrasi yang disiapkan Jumlah konsep Laporan Monitoring melalui E-moniting yang disiapkan Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa Jumlah berkas SPP yang diperiksa Jumlah konsep laporan yang disusun Jumlah berkas SPPD dan SK yang diberikan nomor Jumlah berkas II SPPD yang diketik Jumlah berkas SPP yang dicatat dalam buku pengawasan penerimaan SPP Jumlahberkas bahan penyusunan rencana kerja (renja) tiap propinsi yang direkapitulasi Jumlah berkas data dan informasi terkait program SPPIP dan RPKPP yang dikumpulkan Jumlah konsep Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Fisik Pekerjaan dan Kebenaran Administrasi yang disiapkan Jumlah konsep Laporan Monitoring melalui E-moniting yang disiapkan Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa Jumlah berkas SPP yang diperiksa Jumlah konsep laporan yang disusun Jumlah berkas SPPD dan SK yang diberikan nomor Jumlah berkas II SPPD yang diketik Jumlah berkas SPP yang dicatat dalam buku pengawasan penerimaan SPP. Satuan: Konsep Laporan Satuan: Konsep Laporan Satuan: Konsep Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Konsep Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Konsep Laporan Satuan: Konsep Laporan Satuan: Konsep Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Konsep Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Berkas

144 144 LaPORAN Kinerja NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN 3. SUBDIT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN KHUSUS Kasi Kawasan Permukiman Khusus I Kasi Kawasan Permukiman Khusus II. Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Pengolah data dan Informasi Penyusun Monev dan Pelaporan Pelaksana Teknik Jenjang II Pelaksana Anggaran Jenjang II Pelaksana Administrasi Pengolah data dan Informasi Penyusun Monev dan Pelaporan Pelaksana Teknik Jenjang II Pelaksana Anggaran Jenjang II Pelaksana Administrasi Jumlahberkas bahan penyusunan rencana kerja (renja) tiap propinsi yang direkapitulasi Jumlah berkas data dan informasi terkait program SPPIP dan RPKPP yang dikumpulkan Jumlah konsep Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Fisik Pekerjaan dan Kebenaran Administrasi yang disiapkan Jumlah konsep Laporan Monitoring melalui E-moniting yang disiapkan Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa Jumlah berkas SPP yang diperiksa Jumlah konsep laporan yang disusun Jumlah berkas SPPD dan SK yang diberikan nomor Jumlah berkas II SPPD yang diketik Jumlah berkas SPP yang dicatat dalam buku pengawasan penerimaan SPP. Jumlahberkas bahan penyusunan rencana kerja (renja) tiap propinsi yang direkapitulasi Jumlah berkas data dan informasi terkait program SPPIP dan RPKPP yang dikumpulkan Jumlah konsep Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Fisik Pekerjaan dan Kebenaran Administrasi yang disiapkan Jumlah konsep Laporan Monitoring melalui E-moniting yang disiapkan Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa Jumlah berkas SPP yang diperiksa Jumlah konsep laporan yang disusun Jumlah berkas SPPD dan SK yang diberikan nomor Jumlah berkas II SPPD yang diketik Jumlah berkas SPP yang dicatat dalam buku pengawasan penerimaan SPP. Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Konsep Laporan Satuan: Konsep Laporan Satuan: Konsep Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Konsep Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Konsep Laporan Satuan: Konsep Laporan Satuan: Konsep Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Konsep Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Berkas

145 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 145 NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN Pengintegrasi Perencanaan Program Penyusun Monev dan Pelaporan Pengolah Data dan informasi Pengolah Anggaran Pelaksana Administrasi Pelaksana Teknik Pengintegrasi Perencanaan Program Penyusun Monev dan Pelaporan Pengolah Data dan informasi Pengolah Anggaran Jumlah konsep dan substansi materi teknis yang disusun Jumlah bahan laporan pelaksanaan kajian JumlahL aporan hasil kinerja dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Jumlah laporan pemantauan dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan Jumlah berkas data perencanaan kebutuhan penanganan infrastruktur yang di rekap Jumlah berkas data/ informasi progress fisik dan keuangan yang diinventarisir melalui Aplikasi RKAKL, E-Proc dan E-Mon Jumlah berkas Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diperiksa Jumlah berkas pembukuan dan penerimaan uang muka dari Bendahara Pengeluaran yang disiapkan Jumlah berkas-berkas SPP yang disiapkan Jumlah konsep laporan penyerapan anggaran yang disiapkan Jumlah dokumen Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa dan Swakelola yang disiapkan Jumlah berkas usulan Penetapan Spesifikasi Teknis, HPS, dan rancangan kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang disiapkan Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa Jumlah konsep dan substansi materi teknis yang disusun Jumlah bahan laporan pelaksanaan kajian Jumlah Laporan hasil kinerja dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Jumlah laporan pemantauan dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan Jumlah berkas data perencanaan kebutuhan penanganan infrastruktur yang di rekap Jumlah berkas data/ informasi progress fisik dan keuangan yang diinventarisir melalui Aplikasi RKAKL, E-Proc dan E-Mon Jumlah berkas Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diperiksa Jumlah berkas pembukuan dan penerimaan uang muka dari Bendahara Pengeluaran yang disiapkan Satuan: Konsep Satuan: Laporan Satuan: Laporan Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: Konsep Laporan Satuan: dokumen Satuan: berkas Satuan: konsep Satuan: berkas Satuan: Konsep Satuan: Laporan Satuan: Laporan Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: berkas

146 146 LaPORAN Kinerja NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN 4. SUBDIT STANDARDISASI DAN KELEMBAGAAN Kasi Standarisasi Kasi Kelembagaan 5. SUBDIT PERENCANAAN TEKNIS Kasi Penyusunan Rencana Kasi Analisa Teknis (1). Jumlah NSPK bidang permukiman yang tersusun (2). Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/ Perwali penyelenggaraan permukiman (1). Persentase Satker yang memenuhi target kinerja pemberdayaan masyarakat (2). Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya (1). Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA (2). Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja (1). Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti (2). Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat PKP Pelaksana Administrasi Pelaksana Teknik Jumlah berkas-berkas SPP yang disiapkan Jumlah konsep laporan penyerapan anggaran yang disiapkan Jumlah dokumen Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa dan Swakelola yang disiapkan Jumlah berkas usulan Penetapan Spesifikasi Teknis, HPS, dan rancangan kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang disiapkan Jumlah draft Kontrak untuk kegiatan swakelola dan kontraktual yang disiapkan Jumlah berkas bahan penyerapan kegiatan swakelola dan kontraktual yang diperiksa Satuan: berkas Satuan: Konsep Laporan Satuan: dokumen Satuan: berkas Satuan: konsep Satuan: berkas 6. KASUBBAG TATA USAHA (1). Persentase LHP yang ditindaklanjuti Analis Kepegawaian Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas (2). Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas (3). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

147 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 147 NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN (4). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN (5). Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan (6). Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran Penata Keuangan Pengelola BMN Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun Jumlah konsep surat usulan penghapusan barang yang disusun Jumlah konsep laporan kondisi barang yang disusun Jumlah konsep lapoan Catatan Atas Laporan BMN (CaLBMN) yang disusun Jumlah konsep laporan Rekon Internal Bulanan yang disusun Jumlah konsep laporan rekonsiliasi Eksternal dengan DJKN yang disusun Jumlah konsep laporan barang persediaan yang disusun Jumlah konsep usulan renovasi / pengamanan asset yang disusun Jumlah konsep Kartu Inventaris Barang yang disusun Jumlah konsep Buku Laporan Tahunan yang disusun Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Konsep surat Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: konsep Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Konsep surat Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: konsep Satuan: konsep surat Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep Satuan: konsep Satuan: konsep laporan

148 148 LaPORAN Kinerja 4) Direktorat Bina Penataan Bangunan NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN SATKER PROVINSI / SATKER STRATEGIS 1. SUBDIT BANGUNAN GEDUNG (1). Luas Penyelenggaraan Bangunan Gedung (2). Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara (3). Jumlah Ruang Terbuka Publik Percontohan yang terbangun (4). Luas Penyelenggaraan Penataan Bangunan (5). Persentase peningkatan produktivitas masyarakat Kasi Bangunan Gedung Umum Kasi Bangunan Gedung Negara Kepala Subbag Pengembangan Pegawai Persentase Satker yang memenuhi target kinerja penyelenggaraan BG Persentase Bagunan Gedung Negara yang terkelola dengan baik 2. SUBDIT PENGELOLAAN RUMAH NEGARA Kasi Wilayah I Kasi Wilayah II Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara di wilayah Jabodetabek Persentase rumah negara yang terkelola dengan baik di wilayah Jabodetabek Rata-rata lama waktu pengurusan perijinan pengunaan Rumah Negara di luar wilayah Jabodetabek Persentase rumah negara yang terkelola dengan baik di luar wilayah Jabodetabek 3. SUBDIT PBL KHUSUS Kasi Wilayah I Kasi Wilayah II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

149 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 149 NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN 4. SUBDIT STANDARDISASI DAN KELEMBAGAAN 4.1. Kasi Standarisasi (1). Jumlah NSPK bidang PBL yang tersusun Penyusun NSPK Jumlah konsep materi Rapermen yang disusun Satuan: Konsep Jumlah konsep materi harmonisasi RPP Satuan: Konsep (2). Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan PBL Penyusun Monev dan Pelaporan Jumlah konsep undangan pembahasan yang disusun Jumlah kosep laporan kegiatan yang disusun Satuan: Konsep Satuan: Konsep 4.2. Kasi Kelembagaan (1). Persentase Satker yang memenuhi target kinerja pemberdayaan masyarakat Penyusun Bimbingan Teknis Jumlah berkas materi Deseminasi yang disiapkan Satuan: berkas (2). Jumlah SDM bidang BG dan PBL yang meningkat kapasitasnya Jumlah berkas bahan dan materi Workshop yang disiapkan Jumlah konsep Laporan Kegiatan yang disusun Satuan: berkas Satuan: Konsep 5. SUBDIT PERENCANAAN TEKNIS 5.1. Kasi Penyusunan rencana (1). Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA (2). Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja 5.2. Kasi Analisa Teknis (1). Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti (2). Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat BPB 6. KASUBBAG TATA USAHA (1). Persentase LHP yg ditindaklanjuti (2). Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian (3). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) (4). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN (5). Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan (6). Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran. Analis Kepegawaian Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Konsep surat Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: konsep

150 150 LaPORAN Kinerja NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN Penata Keuangan Pengelola BMN Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun Jumlah konsep surat usulan penghapusan barang yang disusun Jumlah konsep laporan kondisi barang yang disusun Jumlah konsep lapoan Catatan Atas Laporan BMN (CaLBMN) yang disusun Jumlah konsep laporan Rekon Internal Bulanan yang disusun Jumlah konsep laporan rekonsiliasi Eksternal dengan DJKN yang disusun Jumlah konsep laporan barang persediaan yang disusun Jumlah konsep usulan renovasi / pengamanan asset yang disusun Jumlah konsep Kartu Inventaris Barang yang disusun Jumlah konsep Buku Laporan Tahunan yang disusun Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Konsep surat Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: konsep Satuan: konsep surat Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep Satuan: konsep Satuan: konsep laporan

151 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 151 5) Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN SATKER PROVINSI / SATKER STRATEGIS (1). Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perkotaan Pejabat Pembuat Komitmen Jumlah laporan pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan (2). Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di perdesaan Jumlah laporan serah terima pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan (3). Persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum di kawasan khusus Penyusun Program dan Rencana Anggaran Jumlah konsep Rencana Anggaran yang disampaikan tepat waktu Jumlah laporan kegiatan konstruksi yang diselesaikan tepat waktu Satuan: konsep 1 kegiatan konstrksi = 1 laporan Urusan Penerbitan SPM dan Pelaporan Jumlah berkas SPM yang diproses tepat waktu 1 kegiatan = 1 berkas Jumlah konsep laporan kegiatan yang disusun tepat waktu 1 kegiatan = 1 konsep laporan Urusan Pengujian dan Penerimaan SPP Jumlah berkas SPP yang diperiksa tepat waktu Jumlah berkas hak tagih yang diperiksa tepat waktu 1 kegiatan = 1 berkas 1 kegiatan = 1 berkas Pengawas Jumlah berkas kegiatan yang sesuai dengan spesifikasi teknis 1 kegiatan = 1 berkas Jumlah laporan hasil pengawasan yang disampaikan tepat waktu 1 kegiatan = 1 laporan Pelapor E-Monitoring Jumlah laporan dua mingguan yang disampaikan tepat waktu 1 kegiatan = 1 laporan Jumlah laporan triwulanan yang disampaikan tepat waktu 1 kegiatan = 1 laporan Pelaksana Administrasi Jumlah surat yang dicatat di buku agenda Satuan: surat Jumlah surat yang didistribusikan tepat waktu Satuan: surat UUKB Jumlah berkas BMN yang diverifikasi Satuan: berkas Jumlah konsep laporan BMN dan LKB per semester yang disampikan tepat waktu Satuan: konsep laporan Urusan Pelaporan Jumlah berkas administrasi pajak yang diproses tepat waktu 1 Wajib Pajak = 1 berkas Jumlah Laporan pajak yang diselesaikan tepat waktu 1 Wajib Pajak = 1 berkas Pejabat Pembuat Komitmen Jumlah laporan pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan Jumlah laporan serah terima pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan Penyusun Program dan Rencana Anggaran Jumlah konsep Rencana Anggaran yang disampaiakan tepat waktu Jumlah laporan kegiatan konstruksi yang diselesaikan tepat waktu Satuan: konsep 1 kegiatan konstruksi = 1 laporan

152 152 LaPORAN Kinerja NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN Urusan Penerbitan SPM dan Pelaporan Urusan Pengujian dan Penerimaan SPP Pengawas Pelapor E-Monitoring Pelaksana Administrasi UUKB Urusan Pelaporan Pejabat Pembuat Komitmen Penyusun Program dan Rencana Anggaran Urusan Penerbitan SPM dan Pelaporan Urusan Pengujian dan Penerimaan SPP Pengawas Jumlah berkas SPM yang diproses tepat waktu Jumlah konsep laporan kegiatan yang disusun tepat waktu Jumlah berkas SPP yang diperiksa tepat waktu Jumlah berkas hak tagih yang diperiksa tepat waktu Jumlah berkas kegiatan yang sesuai dengan spesifikasi teknis Jumlah laporan hasil pengawasan yang disampaikan tepat waktu Jumlah laporan dua mingguan yang disampaikan tepat waktu Jumlah laporan triwulanan yang disampaikan tepat waktu Jumlah surat yang dicatat di buku agenda Jumlah surat yang didistribusikan tepat waktu Jumlah berkas BMN yang diverifikasi Jumlah konsep laporan BMN dan LKB per semester yang disampikan tepat waktu Jumlah berkas administrasi pajak yang diproses tepat waktu Jumlah Laporan pajak yang diselesaikan tepat waktu Jumlah laporan pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu Jumlah laporan serah terima pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu Jumlah konsep Rencana Anggaran yang disampaikan tepat waktu Jumlah laporan kegiatan konstruksi yang diselesaikan tepat waktu Jumlah berkas SPM yang diproses tepat waktu Jumlah konsep laporan kegiatan yang disusun tepat waktu Jumlah berkas SPP yang diperiksa tepat waktu Jumlah berkas hak tagih yang diperiksa tepat waktu Jumlah berkas kegiatan yang sesuai dengan spesifikasi teknis Jumlah laporan hasil pengawasan yang disampaikan tepat waktu 1 kegiatan = 1 berkas 1 kegiatan = 1 konsep laporan 1 kegiatan = 1 berkas 1 kegiatan = 1 berkas 1 kegiatan = 1 berkas 1 kegiatan = 1 laporan 1 kegiatan = 1 laporan 1 kegiatan = 1 laporan Satuan: surat Satuan: surat Satuan: berkas Satuan: konsep laporan 1 Wajib Pajak = 1 berkas 1 Wajib Pajak = 1 berkas 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan Satuan: konsep 1 kegiatan konstruksi = 1 laporan 1 kegiatan = 1 berkas 1 kegiatan = 1 konsep laporan 1 kegiatan = 1 berkas 1 kegiatan = 1 berkas 1 kegiatan = 1 berkas 1 kegiatan = 1 laporan

153 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 153 NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN Pelapor E-Monitoring Pelaksana Administrasi UUKB Urusan Pelaporan Jumlah laporan dua mingguan yang disampaikan tepat waktu Jumlah laporan triwulanan yang disampaikan tepat waktu Jumlah surat yang dicatat di buku agenda Jumlah surat yang didistribusikan tepat waktu Jumlah berkas BMN yang diverifikasi Jumlah konsep laporan BMN dan LKB per semester yang disampikan tepat waktu Jumlah berkas administrasi pajak yang diproses tepat waktu Jumlah Laporan pajak yang diselesaikan tepat waktu 1 kegiatan = 1 laporan 1 kegiatan = 1 laporan Satuan: surat Satuan: surat Satuan: berkas Satuan: konsep laporan 1 Wajib Pajak = 1 berkas 1 Wajib Pajak = 1 berkas 1. SUBDIT PENGEMBANGAN SPAM PERKOTAAN 1.1. Kasi SPAM Perkotaan I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Pengolah Data Monev dan Pelaporan Jumlah konsep laporan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program pengembangan SPAM yang disusun Satuan: Konsep laporan Jumlah berkas koordinasi dan sinkronisasi air baku yang disiapkan Satuan: berkas Pengadministrasi Umum Jumlah berkas data untuk bahan pelaporan yang dikumpulkan Satuan: berkas Jumlah dokumen hasil perjalanan dinas kegiatan Subdit Wilayah I A yang direkaiputlasi Satuan: dokumen Penata Keuangan Jumlah berkas pencairan dana implementasi anggaran yang diproses Satuan: berkas Jumlah konsep laporan pertanggungjawaban keuangan pada PPK dibawah Subdit Wilayah I A yang disusun Satuan: Konsep laporan Pengolah Data Monev dan Pelaporan Jumlah konsep laporan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program pengembangan SPAM yang disusun Satuan: Konsep laporan Jumlah berkas koordinasi dan sinkronisasi air baku yang disiapkan Satuan: berkas Pengadministrasi Umum Jumlah berkas data untuk bahan pelaporan yang dikumpulkan Satuan: berkas Jumlah dokumen hasil perjalanan dinas kegiatan Subdit Wilayah I B yang direkaiputlasi Satuan: dokumen Penata Keuangan Jumlah berkas pencairan dana implementasi anggaran yang diproses Satuan: berkas Jumlah konsep laporan pertanggungjawaban keuangan pada PPK dibawah Subdit Wilayah IB yang disusun Satuan: Konsep laporan

154 154 LaPORAN Kinerja NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN 1.2. Kasi SPAM Perkotaan II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Pengolah Data Monev dan Pelaporan Jumlah konsep laporan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program pengembangan SPAM yang disusun Satuan: Konsep laporan Jumlah berkas koordinasi dan sinkronisasi air baku yang disiapkan Satuan: berkas Pengadministrasi Umum Jumlah berkas data untuk bahan pelaporan yang dikumpulkan Satuan: berkas Jumlah dokumen hasil perjalanan dinas kegiatan Subdit Wilayah II A yang direkaiputlasi Satuan: dokumen Penata Keuangan Jumlah berkas pencairan dana implementasi anggaran yang diproses Satuan: berkas Jumlah konsep laporan pertanggungjawaban keuangan pada PPK dibawah Subdit Wilayah II A yang disusun Satuan: Konsep laporan Pengolah Data Monev dan Pelaporan Jumlah konsep laporan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program pengembangan SPAM yang disusun Satuan: Konsep laporan Jumlah berkas koordinasi dan sinkronisasi air baku yang disiapkan Satuan: berkas Pengadministrasi Umum Jumlah berkas data untuk bahan pelaporan yang dikumpulkan Satuan: berkas Jumlah dokumen hasil perjalanan dinas kegiatan Subdit Wilayah II B yang direkaiputlasi Satuan: dokumen Penata Keuangan Jumlah berkas pencairan dana implementasi anggaran yang diproses Satuan: berkas Jumlah konsep laporan pertanggungjawaban keuangan pada PPK dibawah Subdit Wilayah II B yang disusun Satuan: Konsep laporan 2. SUBDIT PENGEMBANGAN SPAM PERKOTAAN Kasi SPAM Perdesaan I Kasi SPAM Perdesaan II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua 3. SUBDIT PENGEMBANGAN SPAM KHUSUS 3.1. Kasi SPAM Khusus I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Pengolah Data dan Informasi Jumlah laporan pendampingan terhadap PDAM dalam penyusunan proposal pinjaman perbankan yang disusun Jumlah konsep daftar minat PDAM untuk melakukan pinjaman perbankan yang disusun Pengadministrasi Umum Jumlah surat yang dicatat di buku diagenda Jumlah surat yang didistribusikan

155 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 155 NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN 3.2. Kasi SPAM Khusus II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Bendahara Pengelola Database SPM Pengolah Data dan Informasi Pengadministrasi Umum Bendahara Pengelola Database SPM Pengolah Data dan Informasi Pengadministrasi Umum Bendahara Pengelola Database SPM Pengolah Data dan Informasi Jumlah berkas daftar perjalanan dinas yang disusun Jumlah berkas rencana dan penyerapan penyerapan tahun anggaran yang disusun Jumlah konsep laporan hasil pelaksanaan kegiatan yang disusun Jumlah konsep Laporan Realisasi Anggaran yang disusun Jumlah laporan pendampingan terhadap PDAM dalam penyusunan proposal pinjaman perbankan yang disusun Jumlah konsep daftar minat PDAM untuk melakukan pinjaman perbankan yang disusun Jumlah surat yang dicatat di buku diagenda Jumlah surat yang didistribusikan Jumlah berkas daftar perjalanan dinas yang disusun Jumlah berkas rencana dan penyerapan penyerapan tahun anggaran yang disusun Jumlah konsep laporan hasil pelaksanaan kegiatan yang disusun Jumlah konsep Laporan Realisasi Anggaran yang disusun Jumlah laporan pendampingan Pemda dalam penyusunan studi kelayakan KPS yang disusun Jumlah konsep daftar minat Kabupaten/ Kota untuk mengikuti program hibah air minum yang disusun Jumlah surat yang dicatat di buku diagenda Jumlah surat yang didistribusikan Jumlah berkas daftar perjalanan dinas yang disusun Jumlah berkas rencana dan penyerapan penyerapan tahun anggaran yang disusun Jumlah konsep laporan hasil pelaksanaan kegiatan yang disusun Jumlah konsep Laporan Realisasi Anggaran yang disusun Jumlah laporan pendampingan Pemda dalam penyusunan studi kelayakan KPS yang disusun Jumlah konsep daftar minat Kabupaten/ Kota untuk mengikuti program hibah air minum yang disusun

156 156 LaPORAN Kinerja NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN Pengadministrasi Umum Bendahara Pengelola Database SPM Jumlah surat yang dicatat di buku diagenda Jumlah surat yang didistribusikan Jumlah berkas daftar perjalanan dinas yang disusun Jumlah berkas rencana dan penyerapan penyerapan tahun anggaran yang disusun Jumlah konsep laporan hasil pelaksanaan kegiatan yang disusun Jumlah konsep Laporan Realisasi Anggaran yang disusun 4. SUBDIT STANDARDISASI DAN KELEMBAGAAN 4.1. Kasi Standarisasi Jumlah NSPK bidang SPAM yang tersusun Penyusun NSPK Jumlah konsep materi teknis dan batang tubuh peraturan perundang-undangan yang disusun Persentase Pemda Kab/ Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan SPAM Jumlah konsep final peraturan perundang-undangan bidang air minum yang siap dilegislasi oleh Bagian/Biro Hukum yang disusun Pengadministrasi Umum Jumlah surat yang dicatat di buku diagenda Jumlah surat yang didistribusikan 4.2. Kasi Kelembagaan Persentase lembaga pengelola (UPTD dan PDAM yang meningkat kapasitasnya Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya 5. SUBIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS 5.1. Kasi Penyusunan Rencana (1). Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Penyusun Rencana, Program dan Anggaran Jumlah Bahan Presentasi yang dibuat Satuan: Naskah (2). Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Jumlah berkas kegiatan Manajemen Advisory Penyusunan Rencana Induk SPAM Wilayah I & II yang didokumentasikan Satuan: berkas Pengadministrasi Umum Jumlah surat yang dicatat di buku diagenda Satuan: surat Jumlah surat yang didistribusikan Satuan: surat Penyusun Rencana, Program dan Anggaran Jumlah konsep RKA yang disusun Jumlah berkas kegiatan Penyiapan dan Penyusunan Program 2014 yang didokumentasikan Stuan: konsep Satuan: berkas Pengolah Data dan Sistem Informasi Jumlah berkas kegiatan Rapat Sinkronisasi Program Air Baku untuk Air Minum yang didokumentasikan Satuan: berkas Jumlah berkas Usulan Air Baku yang didokumentasikan Satuan: berkas

157 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 157 NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN 5.2. Kasi Analisa Teknis (1). Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti Penyusun Monitoring dan Evaluasi Jumlah berkas kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan yang didokumentasikan Satuan: berkas (2). Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat Pengembangan SPAM Jumlah konsep laporan hasil pemantauan DAK yang disusun Satuan: Konsep laporan Pengolah Data dan Sistem Informasi Jumlah Bahan Presentasi yang dibuat Satuan: Naskah Jumlah berkas kegiatan Pendampingan Sistem Manajemen Mutu Direktorat Pengembangan Air Minum yang didokumentasikan Satuan: berkas Pengolah Data dan Sistem Informasi Jumlah berkas kegiatan Kampanye Publik Bidang Air Minum yang didokumentasikan Satuan: berkas Jumlah Bahan Presentasi yang dibuat Satuan: Naskah 6. KASUBBAG TATA USAHA (1). Persentase LHP yg ditindaklanjuti (2). Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian (3). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) (4). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN (5). Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan (6). Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran Analis Kepegawaian Penata Keuangan Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Konsep surat Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: konsep Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Konsep surat Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas

158 158 LaPORAN Kinerja NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN Pengelola BMN Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun Jumlah konsep surat usulan penghapusan barang yang disusun Jumlah konsep laporan kondisi barang yang disusun Jumlah konsep lapoan Catatan Atas Laporan BMN (CaLBMN) yang disusun Jumlah konsep laporan Rekon Internal Bulanan yang disusun Jumlah konsep laporan rekonsiliasi Eksternal dengan DJKN yang disusun Jumlah konsep laporan barang persediaan yang disusun Jumlah konsep usulan renovasi / pengamanan asset yang disusun Jumlah konsep Kartu Inventaris Barang yang disusun Jumlah konsep Buku Laporan Tahunan yang disusun Satuan: konsep Satuan: konsep surat Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep Satuan: konsep Satuan: konsep laporan 6) Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN SATKER PROVINSI / SATKER STRATEGIS Kasi Keterpaduan Perencanaan (1). Persentase peningkatan akses pelayanan air limbah Pejabat Pembuat Komitmen Jumlah laporan pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan (2). Persentase peningkatan akses pelayanan persampahan Jumlah laporan serah terima pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan (3). Persentase peningkatan akses sanitasi di kawasan khusus Penyusun Program dan Rencana Anggaran Jumlah konsep Rencana Anggaran yang disampaiakan tepat waktu Jumlah laporan kegiatan konstruksi yang diselesaikan tepat waktu Satuan: konsep 1 kegiatan konstrksi = 1 laporan Urusan Penerbitan SPM dan Pelaporan Jumlah berkas SPM yang diproses tepat waktu 1 kegiatan = 1 berkas Jumlah konsep laporan kegiatan yang disusun tepat waktu 1 kegiatan = 1 konsep laporan Urusan Pengujian dan Penerimaan SPP Jumlah berkas SPP yang diperiksa tepat waktu Jumlah berkas hak tagih yang diperiksa tepat waktu 1 kegiatan = 1 berkas 1 kegiatan = 1 berkas Pengawas Jumlah berkas kegiatan yang sesuai dengan spesifikasi teknis 1 kegiatan = 1 berkas Jumlah laporan hasil pengawasan yang disampaikan tepat waktu 1 kegiatan = 1 laporan

159 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 159 NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN Pelapor E-Monitoring Pelaksana Administrasi UUKB Urusan Pelaporan Pejabat Pembuat Komitmen Penyusun Program dan Rencana Anggaran Urusan Penerbitan SPM dan Pelaporan Urusan Pengujian dan Penerimaan SPP Pengawas Pelapor E-Monitoring Pelaksana Administrasi UUKB Urusan Pelaporan Jumlah laporan dua mingguan yang disampaikan tepat waktu Jumlah laporan triwulanan yang disampaikan tepat waktu Jumlah surat yang dicatat di buku agenda Jumlah surat yang didistribusikan tepat waktu Jumlah berkas BMN yang diverifikasi Jumlah konsep laporan BMN dan LKB per semester yang disampikan tepat waktu Jumlah berkas administrasi pajak yang diproses tepat waktu Jumlah Laporan pajak yang diselesaikan tepat waktu Jumlah laporan pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu Jumlah laporan serah terima pengadaan barang/ jasa yang diselesaikan tepat waktu Jumlah konsep Rencana Anggaran yang disampaikan tepat waktu Jumlah laporan kegiatan konstruksi yang diselesaikan tepat waktu Jumlah berkas SPM yang diproses tepat waktu Jumlah konsep laporan kegiatan yang disusun tepat waktu Jumlah berkas SPP yang diperiksa tepat waktu Jumlah berkas hak tagih yang diperiksa tepat waktu Jumlah berkas kegiatan yang sesuai dengan spesifikasi teknis Jumlah laporan hasil pengawasan yang disampaikan tepat waktu Jumlah laporan dua mingguan yang disampaikan tepat waktu Jumlah laporan triwulanan yang disampaikan tepat waktu Jumlah surat yang dicatat di buku agenda Jumlah surat yang didistribusikan tepat waktu Jumlah berkas BMN yang diverifikasi Jumlah konsep laporan BMN dan LKB per semester yang disampikan tepat waktu Jumlah berkas administrasi pajak yang diproses tepat waktu Jumlah Laporan pajak yang diselesaikan tepat waktu 1 kegiatan = 1 laporan 1 kegiatan = 1 laporan Satuan: surat Satuan: surat Satuan: berkas Satuan: konsep laporan 1 Wajib Pajak = 1 berkas 1 Wajib Pajak = 1 berkas 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan 1 pengadaan barang/ jasa = 1 laporan Satuan: konsep 1 kegiatan konstrksi = 1 laporan 1 kegiatan = 1 berkas 1 kegiatan = 1 konsep laporan 1 kegiatan = 1 berkas 1 kegiatan = 1 berkas 1 kegiatan = 1 berkas 1 kegiatan = 1 laporan 1 kegiatan = 1 laporan 1 kegiatan = 1 laporan Satuan: surat Satuan: surat Satuan: berkas Satuan: konsep laporan 1 Wajib Pajak = 1 berkas 1 Wajib Pajak = 1 berkas

160 160 LaPORAN Kinerja NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN 1. SUBDIREKTORAT PENGELOLAAN AIR LIMBAH Kasi Pengelolaan Air Limbah I Kasi Pengelolaan Air Limbah II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Persentase Satker yang memenuhi target kinerja Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Pengolah Pengembangan Investasi Pengolah Pengembangan Investasi Pengolah Bimbingan Teknis dan Bantuan Teknis Penyusun Bimbingan Teknik Jumlah berkas bahan dan kelengkapan administrasi terkait pengembangan investasi bidang air limbah di daerah yang dikumpulkan Jumlah laporan monitoring ke daerah dalam rangka mendokumentasikan potensi pengembangan investasi daerah yang disusun Jumlah konsep penyusunan rencana pengembangan investasi bidang air limbah yang disiapkan Jumlah konsep surat-surat terkait pengembangan investasi yang disiapkan Jumlah berkas bahan dan kelengkapan administrasi terkait pengembangan investasi bidang air limbah di daerah yang dikumpulkan Jumlah laporan monitoring ke daerah dalam rangka mendokumentasikan potensi pengembangan investasi daerah yang disusun Jumlah konsep penyusunan rencana pengembangan investasi bidang air limbah yang disiapkan Jumlah konsep surat-surat terkait pengembangan investasi yang disiapkan Jumlah SOP pemeliharaan kegiatan air limbah yang dikumpulkan Jumlah berkas data terkait penerapan standar operasi dan pemeliharaan kegiatan air limbah yang dikumpulkan Jumlah berkas pendampingan penerapan dokumen perencanaan kegiatan air limbah I yang disiapkan Jumlah konsep fasilitasi perbaikan sarana dan prasarana air limbah akibat bencana dan kerusuhan sosial yang disiapkan Jumlah berkas data terkait pemanfaatan kegiatan air limbah yang dikumpulkan Jumlah laporan monitoring kegiatan air limbah ke daerah yang disusun Jumlah berkas perencanaan dan penyelenggaraan bimbingan teknis bidang PLP untuk subdit air limbah untuk wilayah I yang dikumpulkan Jumlah berkas bahan koordinasi terkait bidang air limbah dengan instansi atau K/L terkait yang dikumpulkan Jumlah berkas bahan laporan mengenai materi teknis, kelembagaan, dan peran masyarakat yang dikumpulkan Jumlah berkas bahan monitoring kegiatan air limbah ke daerah yang dikumpulkan Jumlah naskah notulen pembahasan kegiatan air limbah yang dibuat Satuan: Berkas Satuan: Laporan Satuan: konsep Satuan: konsep surat Satuan: Berkas Satuan: Laporan Satuan: konsep Satuan: konsep surat Satuan: Dokumen Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: konsep Satuan: Berkas Satuan: Laporan Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: naskah

161 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 161 NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN Pengolah Bimbingan Teknis dan Bantuan Teknis Penyusun Bimbingan Teknik Jumlah SOP pemeliharaan kegiatan air limbah yang dikumpulkan Jumlah berkas data terkait penerapan standar operasi dan pemeliharaan kegiatan air limbah yang dikumpulkan Jumlah berkas pendampingan penerapan dokumen perencanaan kegiatan air limbah I yang disiapkan Jumlah konsep fasilitasi perbaikan sarana dan prasarana air limbah akibat bencana dan kerusuhan sosial yang disiapkan Jumlah berkas data terkait pemanfaatan kegiatan air limbah yang dikumpulkan Jumlah laporan monitoring kegiatan air limbah ke daerah yang disusun Jumlah berkas perencanaan dan penyelenggaraan bimbingan teknis bidang PLP untuk subdit air limbah untuk wilayah I yang dikumpulkan Jumlah berkas bahan koordinasi terkait bidang air limbah dengan instansi atau K/L terkait yang dikumpulkan Jumlah berkas bahan laporan mengenai materi teknis, kelembagaan, dan peran masyarakat yang dikumpulkan Jumlah berkas bahan monitoring kegiatan air limbah ke daerah yang dikumpulkan Jumlah naskah notulen pembahasan kegiatan air limbah yang dibuat Satuan: Dokumen Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: konsep Satuan: Berkas Satuan: Laporan Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: naskah 2. SUBDIREKTORAT PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 2.1. Kasi Pengelolaan Persampahan I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Pengolah Data dan Informasi Jumlah data teknis Evaluasi Kegiatan persampahan yang dikumpulkan Jumlah data untuk pemutakhiran database a yang diinput Satuan: data Satuan: data Jumlah data dan informasi e-monitoring yang direkap Satuan: data Jumlah berkas koordinasi terkait bidang persampahan dengan instansi atau KL yang dikumpulkan Satuan: berkas Jumlah berkas monitoring kegiatan Persampahan ke daerah yang dikumpulkan Satuan: berkas Jumlah berkas untuk Konsinyasi dan Diseminasi TPA yang disiapkan Satuan: berkas Penyusun monev dan Pelaporan Jumlah berkas bahan untuk kegiatan koordinasi dan konsolidasi terkait kegiatan monitoring dan evaluasi yang diumpulkan Satuan: berkas Jumlah laporan hasil monitoring dan hasil evaluasi Persampahan yag disusun Satuan: laporan

162 162 LaPORAN Kinerja NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN Pengolah Data dan Informasi Jumlah data teknis Evaluasi Kegiatan persampahan yang dikumpulkan Satuan: data Jumlah data untuk pemutakhiran database a yang diinput Satuan: data Jumlah data dan informasi e-monitoring yang direkap Satuan: data Jumlah berkas koordinasi terkait bidang persampahan dengan instansi atau KL yang dikumpulkan Satuan: berkas Jumlah berkas monitoring kegiatan Persampahan ke daerah yang dikumpulkan Satuan: berkas Jumlah berkas untuk Konsinyasi dan Diseminasi TPA yang disiapkan Satuan: berkas Penyusun monev dan Pelaporan Jumlah berkas bahan untuk kegiatan koordinasi dan konsolidasi terkait kegiatan monitoring dan evaluasi yang dikumpulkan Satuan: berkas Jumlah laporan hasil monitoring dan hasil evaluasi Persampahan yag disusun Satuan: laporan 2.2. Kasi Pengelolaan Persampahan II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Pengolah Pengembangan Investasi Jumlah berkas bahan koordinasi terkait bidang persampahan dengan instansi atau KL yang dikumpulkan Jumlah berkas bahan sosialisasi dan diseminasi produk-produk dan peraturan terkait investasi infrastruktur yang disiapkan Satuan: berkas Satuan: berkas Jumlah dokumen perencanaan kegiatan Implementation Consultant for emission reduction in cities yang disiapkan Satuan: dokumen Jumlah laporan hasil monitoring dan hasil evaluasi Persampahan yang disusun Satuan: laporan Jumlah berkas kegiatan Konsinyasi dan Diseminasi DED TPA dan 3R yang disiapkan Satuan: berkas Pengolah Pengembangan Investasi Jumlah berkas bahan koordinasi terkait bidang persampahan dengan instansi atau KL yang dikumpulkan Satuan: berkas Jumlah berkas bahan sosialisasi dan diseminasi produk-produk dan peraturan terkait investasi infrastruktur yag disiapkan Satuan: berkas Jumlah dokumen perencanaan kegiatan Implementation Consultant for emission reduction in cities yang disiapkan Satuan: dokumen Jumlah laporan hasil monitoring dan hasil evaluasi Persampahan yang disusun Satuan: laporan Jumlah berkas kegiatan Konsinyasi dan Diseminasi DED TPA dan 3R yang disiapkan Satuan: berkas Penyusun Bimbingan Teknis Jumlah berkas bahan perencanaan dan penyelenggaraan bimbingan teknis yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah konsep laporan mengenai materi teknis, kelembagaan, dan peran masyarakat yang disusun Satuan: konsep laporan

163 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 163 NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku Jumlah berkas bahan monitoring kegiatan Persampahan ke daerah yang dikumpulkan Jumlah berkas bahan koordinasi terkait bidang persampahan dengan instansi atau KL yang dikumpulkan Jumlah berkas pelaksanaan kegiatan Diseminasi 3R yang disiapkan Jumlah berkas bahan perencanaan dan penyelenggaraan bimbingan teknis yang disiapkan Jumlah konsep laporan mengenai materi teknis, kelembagaan, dan peran masyarakat yang disusun Jumlah berkas bahan monitoring kegiatan Persampahan ke daerah yang dikumpulkan Jumlah berkas bahan koordinasi terkait bidang persampahan dengan instansi atau KL yang dikumpulkan Jumlah berkas pelaksanaan kegiatan Diseminasi 3R yang disiapkan KETERANGAN Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: konsep laporan Satuan: berkas Satuan: berkas Satuan: berkas 3. SUBDIREKTORAT PLP KHUSUS 3.1. Kasi PLP Khusus I Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa Penyusun Monev dan Pelaporan Jumlah berkas bahan untuk kegiatan koordinasi dan konsolidasi terkait kegiatan monitoring dan evaluasi yang dikumpulkan Satuan: berkas Jumlah berkas jadwal monitoring ke daerah yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah konsep laporan hasil monitoring dan hasil evaluasi drainase di 33 provinsi yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah laporan kegiatan swakelola sudbit drainase yang dikumpulkan Satuan: laporan Jumlah konsep laporan monitoring kegiatan drainase ke daerah yang disiapkan Satuan: konsep laporan Pengolah Data dan Informasi Jumlah data dan sistem informasi subdit drainase yang diolah Satuan: Data Jumlah naskah form ulir pengumpulan data dan penyebarluasan informasi bidang drainase yang disiapkan Satuan: Naskah Jumlah data e-monitoring per 2 minggu dan merekapitulasi form P1-P9 setiap Satker per 2 minggu yang diolah Satuan: Data Jumlah dokumen info umum dan pemaketan kegiatan Direktorat yang diinput secara online Satuan: dokumen Jumlah naskah penyajian informasi pekerjaan drainase Satker di 33 propinsi yang disusun Satuan: Naskah Jumlah laporan evaluasi hasil monitoring yang disusun Satuan: laporan Jumlah laporan monitoring kegiatan drainase ke daerah yang disusun Satuan: laporan

164 164 LaPORAN Kinerja NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN Penyusun Monev dan Pelaporan Jumlah berkas bahan untuk kegiatan koordinasi dan konsolidasi terkait kegiatan monitoring dan evaluasi yang dikumpulkan Satuan: berkas Jumlah berkas jadwal monitoring ke daerah yang disiapkan Satuan: berkas Jumlah konsep laporan hasil monitoring dan hasil evaluasi drainase di 33 provinsi yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah laporan kegiatan swakelola sudbit drainase yang dikumpulkan Satuan: laporan Jumlah konsep laporan monitoring kegiatan drainase ke daerah yang disiapkan Satuan: konsep laporan Pengolah Data dan Informasi Jumlah data dan sistem informasi subdit drainase yang diolah Satuan: Data Jumlah naskah form ulir pengumpulan data dan penyebarluasan informasi bidang drainase yang disiapkan Satuan: Naskah Jumlah data e-monitoring per 2 minggu dan merekapitulasi form P1-P9 setiap Satker per 2 minggu yang diolah Satuan: Data Jumlah dokumen info umum dan pemaketan kegiatan Direktorat yang diinput secara online Satuan: dokumen Jumlah naskah penyajian informasi pekerjaan drainase Satker di 33 propinsi yang disusun Satuan: Naskah Jumlah laporan evaluasi hasil monitoring yang disusun Satuan: laporan Jumlah laporan monitoring kegiatan drainase ke daerah yang disusun Satuan: laporan 3.2. Kasi PLP Khusus II Persentase Satker yang memenuhi target kinerja di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Penyusun Bimbingan Teknik Jumlah naskah daftar kebutuhan bimbingan teknis drainase perkotaan yang disusun Jumlah konsep Kerangka Acuan Kerja/ TOR yang disusun Satuan: naskah Satuan: Konsep Jumlah berkas materi teknis sistem drainase perkotaan yang dikumpulkan Satuan: Berkas Jumlah laporan materi teknis perencanaan/ kelembagaan/peran masyarakat yang disusun Satuan: laporan Jumlah konsep laporan kegiatan pemetaan kebutuhan NSPK dengan menganalisis kegiatan sektor drainase yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah dokumen bahan NSPK (kebijakan/peraturan/panduan/ pedoman) sebagai bahan konsultasi panduan drainase yang dikumpulkan Satuan: Dokumen Jumlah laporan hasil monitoring di provinsi wilayah barat (Sumatera dan Jawa) yang disusun Satuan: laporan Jumlah laporan monitoring kegiatan drainase ke daerah yang disusun Satuan: laporan

165 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 165 NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN 4. SUBDIT STANDARDISASI DAN KELEMBAGAAN 4.1. Kasi Standarisasi (1). Jumlah NSPK bidang SPAM yang tersusun Penyusun NSPK Jumlah konsep NSPK bidang PLP yang disusun Satuan: konsep (2). Persentase Pemda Kab/Kota yang memiliki Ranperda/Perkab/Perwali penyelenggaraan PPLP Jumlah berkas rencana penyelenggaraan workshop Penyiapan NSPK bidang PLP yang disiapkan Satuan: Berkas Penyelenggara Diseminasi/ sosialisasi Jumlah laporan pelaksanaan Lomba Poster dan Karya Tulis tingkat SMP di Provinsi yang dikumpulkan Satuan: Laporan Jumlah notulen rapat-rapat persiapan dalam rangka kegiatan Jambore Sanitasi yang disusun Satuan: Notulen Jumlah surat dan undangan dalam rangka pelaksanaan kegiatan subdit yang didistribusikan Satuan: Surat Jumlah dokumen rencana kerja untuk penyegaran duta sanitasi yang disiapkan Satuan: Dokumen Jumlah dokumenrencana fasilitasi kegiatan kampanye dan edukasi bidang PLP yang disiapkan Satuan: Dokumen Jumlah berkas bahan kampanye Gerakan Peduli Sanitasi yang disiapkan Satuan: Berkas Jumlah surat undangan workshop fasilitasi kelembagaan TPA Regional yang diketik Satuan: Surat 4.2. Kasi Kelembagaan (1). Persentase lembaga pengelola (UPTD dan non UPTD) yang meningkat kapasitasnya Pengolah Kinerja Kelembagaan Jumlah konsep pelaksanaan pekerjaan Fasilitasi yang disiapkan Satuan: konsep laporan (2). Jumlah SDM lembaga pengelola yang meningkat kapasitasnya Jumlah berkas bahan untuk pelaksanaan pekerjaan Fasilitasi yang dikumpulkan Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan pekerjaan Fasilitasi yang dibuat Satuan: Berkas Satuan: Laporan Jumlah draft buku panduan yang disusun Satuan: konsep laporan Jumlah berkas rencana penyelenggaraan workshop yang disiapkan Satuan: Berkas Jumlah naskah tayangan terkait bidang pembinaan kelembagaan yang disiapkan Satuan: Naskah 5. SUBIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS 5.1. Kasi Penyusunan Rencana (1). Persentase dalam RPIJM yang terakomodasi di dalam DIPA Penyusun program dan Rencana Anggaran Jumlah berkas Bahan Sosialisasi Konsultasi Regional, Rencana Kerja dan Rencana Kerja Pemerintah Satker Propinsi Wilayah Tengah yang dikumpulkan Satuan: Dokumen (2). Persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Jumlah dokumen Rencana Kerja Anggaran Kementerian / Lembaga (RKA K/L) Satker Propinsi Wilayah Tengah yang dikumpulkan Satuan: Dokumen Jumlah berkas data prakiraan maju kebutuhan penganggaran yang dikumpulkan Satuan: Berkas

166 166 LaPORAN Kinerja NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku KETERANGAN 5.2. Kasi Analisa Teknis (1). Persentase ketidak patuhan pelaporan pelaksanaan kegiatan yg ditindaklanjuti (2). Tingkat akuntabilitas kinerja Direktorat Pengembangan PLP Penyusun Monev dan Pelaporan Pengolah Data dan Informasi Jumlah Laporan hasil Konsultasi Regional, Rencana Kerja dan Rencana Kerja Pemerintah Satker Propinsi Wilayah Tengah yang disusun Jumlah berkas data Persiapan Sinkronisasi dan Penajaman Kegiatan Satker Propinsi Wilayah Tengah yang dikumpulkan Jumlah berkas Data Petunjuk Operasional Kegiatan Satker Propinsi Wilayah Tengah yang dikumpulkan Jumlah berkas data Petunjuk Khusus Kegiatan per Satuan Kerja Propinsi Wilayah Tengah yang dikumpulkan Jumlah berkas Format, Bahan dan Perangkat Pemantauan Pelaksanaan APBN Reguler yang dikumpulkan Jumlah berkas data Pemantauan Pelaksanaan APBN Reguler yang dikumpulkan Jumlah berkas data Tindak Lanjut Penyelesaian Permasalahan dalam Pelaksanaan APBN Reguler yang dikumpulkan Jumlah berkas data identifikasi Permasalahan dan Potensi Permasalahan Pelaksanaan APBN Reguler yang dikumpulkan Jumlah berkas Data Pemantauan Pelaksanaan APBN Reguler yang dikumpulkan Jumlah berkas data Hasil Pemantauan Pelaksanaan APBN Reguler yang dikumpulkan Jumlah laporan Hasil Pemantauan Pelaksanaan APBN Reguler yang disusun Jumlah laporan rekapitulasi Daftar Inventarisasi Permasalahan bidang PLP yang disusun Jumlah dokumen Rencana Kerja Kementerian (aplikasi) Satker Propinsi yang dikumpulkan Jumlah dokumen Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L) Satker Propinsi yang dikumpulkan Jumlah dokumen konsep DIPA (aplikasi) Satker Propinsi yang dikumpulkan Jumlah dokumen Revisi Petunjuk Operasional Kegiatan dan/atau DIPA Satker Propinsi yang dikumpulkan Jumlah dokumen data dukung Revisi Petunjuk Operasional Kegiatan dan/atau DIPA Satker Propinsi yang dikumpulkan Jumlah dokumen Daftar Usulan Program/Kegiatan dari surat permohonan kabupaten/kota yang dikumpulkan Satuan: Laporan Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Berkas Satuan: Laporan Satuan: Laporan Satuan: Dokumen Satuan: Dokumen Satuan: Dokumen Satuan: Dokumen Satuan: Dokumen Satuan: Dokumen

167 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 167 NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku Jumlah dokumen Daftar Usulan Program/Kegiatan dari Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten/kota yang dikumpulkan Jumlah dokumen Daftar Usulan Program/Kegiatan dari Dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten/ kota yang dikumpulkan Jumlah naskah Format Isian Readiness Criteria sektor Pengembangan PLP yang dibuat KETERANGAN Satuan: Dokumen Satuan: Dokumen Satuan: Naskah 6. KASUBBAG TATA USAHA (1). Persentase LHP yg ditindaklanjuti (2). Persentase ketepatan waktu penyelesaian usulan keputusan kepegawaian (3). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (SAI) (4). Tingkat ketepatan waktu penyampaian Laporan pengelolaan BMN (5). Persentase penyelesaian tatalaksana kearsipan (6). Persentase pemenuhan sarana dan prasana perkantoran Analis Kepegawaian Penata Keuangan Pengelola BMN Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun Jumlah berkas daftar gaji dan gaji terusan yang disiapkan Jumlah berkas daftar lembur yang disiapkan Jumlah berkas daftar honor, TKK, dan Uang Makan yang disiapkan Jumlah berkas daftar gaji susulan, gaji terusan dan uang duka/wafat yang disiapkan Jumlah konsep surat SKPP Pegawai, pensiun dan pegawai pindah yang disusun Jumlah berkas daftar rapel gaji, kenaikan gaji berkala, tunjangan beras, kenaikan pangkat yang disiapkan Jumlah konsep usulan rencana anggaran gaji pegawai yang disusun Jumlah konsep surat usulan penghapusan barang yang disusun Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Konsep surat Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: konsep Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: Konsep surat Satuan: Berkas; 1 (satu) pegawai = 1 (satu) berkas Satuan: konsep Satuan: konsep surat

168 168 LaPORAN Kinerja NO PEJABAT STRUKTURAL BAGIAN/SUBBAGIAN PEJABAT FUNGSIONAL NAMA JABATAN iku NAMA JABATAN iku Jumlah konsep laporan kondisi barang yang disusun Jumlah konsep lapoan Catatan Atas Laporan BMN (CaLBMN) yang disusun Jumlah konsep laporan Rekon Internal Bulanan yang disusun Jumlah konsep laporan rekonsiliasi Eksternal dengan DJKN yang disusun Jumlah konsep laporan barang persediaan yang disusun Jumlah konsep usulan renovasi / pengamanan asset yang disusun Jumlah konsep Kartu Inventaris Barang yang disusun Jumlah konsep Buku Laporan Tahunan yang disusun KETERANGAN Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep laporan Satuan: konsep Satuan: konsep Satuan: konsep laporan 8. PMK Cipta Karya (Status 10 Januari 2017) ASPEK IMPLEMENTASI PENYERAPAN ANGGARAN ESELON I Akumulasi realisasi anggaran (RA) Akumulasi pagu anggaran (PA) penyerapan anggaran (P) Cipta Karya 15,133,321,588 16,873,515, KONSISTENSI ANTARA PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI januari februari maret april mei juni juli agustus september oktober nopember desember bulan Rencana Penyerapan Dana (RPD) 231,387, ,694,840 1,292,055,263 1,984,529,326 3,182,002,766 4,452,101,535 6,414,674,366 8,343,467,975 10,464,803,152 12,547,292,224 14,280,166,341 16,873,515,023 Rencana Penyerapan Dana kumulatif (RPDK) 231,387, ,082,515 2,182,137,778 4,166,667,104 7,348,669,870 11,800,771,405 18,215,445,771 26,558,913,746 37,023,716,898 49,571,009,121 63,851,175,463 80,724,690,486 realisasi anggaran (RA) 45,601, ,002,628 1,141,737,723 1,916,970,881 3,065,464,448 4,342,319,061 5,970,477,589 7,649,304,951 9,007,229,698 10,562,762,898 12,984,120,101 15,133,321,588 realisasi anggaran kumulatif (RAK) 45,601, ,604,579 1,768,342,302 3,685,313,182 6,750,777,631 11,093,096,692 17,063,574,281 24,712,879,232 33,720,108,931 44,282,871,828 57,266,991,929 72,400,313,517 Tingkat penyerapan tiap bulan Konsistensi antara perencanaan dan implementasi (K) 81.02

169 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 169 PENCAPAIAN KELUARAN (output) indikator kinerja keluaran (output) IKK Peraturan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (NSPK) Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM (Laporan) SPAM Kawasan Perkotaan Terfasilitasi (Kawasan) SPAM Kawasan Rawan Air Terfasilitasi (Kawasan) Pembangunan SPAM Kawasan Perkotaan (liter/detik) SPAM berbasis masyarakat (liter/detik) Pembangunan SPAM Kawasan Khusus (liter/detik) Pembangunan SPAM Regional (liter/detik) Pembangunan SPAM Kawasan Rawan Air (liter/detik) Pengembangan Jaringan Perpipaan Kawasan Khusus (Kawasan) Layanan Internal / Overhead (layanan) Layanan Perkantoran (bulan) Peraturan Penataan Bangunan dan Lingkungan (NSPK) Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Bangunan Gedung (Kab/Kota) Penyelenggaraan Bangunan Gedung (m2) Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan (m2) Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan (Kawasan) Fasilitasi Edukasi dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan (Kecamatan) Layanan Internal / Overhead (bulan) Layanan Perkantoran (bulan) Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman (NSPK) Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Permukiman (kab/kota) Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan (Ha) Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan (Ha) Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus (Ha) Infrastruktur Berbasis Masyarakat (Kelurahan) Perintisan Inkubasi Kota Baru (kab/kota) Layanan Internal / Overhead (layanan) Layanan Perkantoran (bulan) Peraturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (NSPK) Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (Kab/kota) Sistem Pengelolaan Air Limbah (KK) Sistem Pengelolaan Drainase (Ha) Sistem Penanganan Persampahan (KK) Layanan Internal / Overhead (layanan) Layanan Perkantoran (bulan) Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman (Laporan) Pembiyaan Infrastruktur Permukiman (Laporan) Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman (Laporan) Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman (Laporan) Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur Permukiman (Laporan) Perencanaan Dan Pengendalian Program Bidang Permukiman (Laporan) Pengelolaan Administrasi Perkantoran (Laporan) Layanan Internal / Overhead (layanan) Layanan Perkantoran (bulan) Penyelenggaraan Habitat (Laporan) Tanggap Darurat / Kebutuhan Mendesak (Paket) Pembinaan Teknis Cipta Karya (Laporan) Layanan Dukungan Manajemen Eselon I (layanan) Layanan Internal / Overhead (bulan) Layanan Perkantoran (bulan) Peraturan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Sanitasi dan Persampahan (SPK) Pemantauan dan Pembinaan Penyelenggaraan SPAM (Laporan) Fasilitasi Pengembangan Sumber Pembiayaan, Pola Investasi Penyelenggaraan SPAM (Laporan) Layanan Internal / Overhead (bulan) target output (TKK) Realisasi output (RKK) RKK / TKK ,263 3, , , , , , ,058 5, , ,256 1, ,193 11, , , ,210,474 2,054, Pencapaian keluaran

170 170 LaPORAN Kinerja EFISIENSI Volume Anggaran (RAK/ keluaran Target Reali Pagu per Realisasi RVK)/ RAK/RVK PAK/TVK (TVK) sasi Outout per Output (PAK/ (RVK) (PAK) (RAK) TVK) [ 1- (RAK/ RVK)/ (PAK/TVK) ]*100 Peraturan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (NSPK) 4 4 1,889,926 1,864, , , Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM (Laporan) ,445, ,922, , , SPAM Kawasan Perkotaan Terfasilitasi (Kawasan) ,461, ,432,063 2,607,605 2,689, SPAM Kawasan Rawan Air Terfasilitasi (Kawasan) ,367,439 25,188,315 2,099,026 1,811, Pembangunan SPAM Kawasan Perkotaan (liter/detik) 3,263 3,078 1,142,765, ,641, , , SPAM berbasis masyarakat (liter/detik) 770 1,811 1,599,757,272 1,460,423, ,419 2,077, Pembangunan SPAM Kawasan Khusus (liter/detik) ,017, ,195, ,706 1,047, Pembangunan SPAM Regional (liter/detik) ,632, ,523, , , Pembangunan SPAM Kawasan Rawan Air (liter/detik) ,851,109 43,114, , , Pengembangan Jaringan Perpipaan Kawasan Khusus (Kawasan) ,589, ,005,054 5,250,181 5,271, Layanan Internal / Overhead (layanan) 1 1 6,223,195 5,520,785 5,520,785 6,223, Layanan Perkantoran (bulan) ,329,337 92,634,289 7,719,524 8,694, Peraturan Penataan Bangunan dan Lingkungan (NSPK) 2 2 5,478,200 4,572,627 2,286,314 2,739, Pembinaan & Pengawasan Penyelenggaraan Bangunan Gedung (Kab/Kota) ,492, ,404, , , Penyelenggaraan Bangunan Gedung (m2) 231, ,962 3,274,809,564 3,134,156,854 10,846 14, Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan (m2) 623, , ,300, ,862, Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan (Kawasan) ,755, ,331,579 5,477,954 6,269, Fas. Edukasi & Pengemb.Partisipasi Masy. Bid. Penataan Bangunan & Lingk. (Kec) ,405,436 41,782, , , Layanan Internal / Overhead (bulan) ,727,198 12,045, , , Layanan Perkantoran (bulan) ,010,135 74,528,643 6,210,720 7,667, Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman (NSPK) 2 2 1,100,000 1,047, , , Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Permukiman (kab/kota) ,747,644 61,222, , , Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan (Ha) 1,058 5,962 1,037,740, ,260, , , Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan (Ha) , ,083, ,360,681 27, , Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus (Ha) 1,256 1,352 1,179,690,819 1,172,809, , , Infrastruktur Berbasis Masyarakat (Kelurahan) 11,193 11,193 1,527,159,367 1,266,837, , , Perintisan Inkubasi Kota Baru (kab/kota) ,544,867 38,705,866 7,741,173 8,508, Layanan Internal / Overhead (layanan) ,444,352 4,027,851 77,459 85, Layanan Perkantoran (bulan) ,773, ,148,388 9,345,699 10,397, Peraturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (NSPK) 3 3 3,641,915 3,631,904 1,210,635 1,213, Pembinaan & Pengawasan Pengemb. Penyehatan Ling. Permukiman (Kab/kota) ,646, ,895, ,312 1,009, Sistem Pengelolaan Air Limbah (KK) 656, ,547 1,000,754, ,382,354 1,193 1, Sistem Pengelolaan Drainase (Ha) ,907, ,329, , , Sistem Penanganan Persampahan (KK) 2,210,474 2,054,574 1,188,373, ,274, Layanan Internal / Overhead (layanan) ,444,352 6,202, ,832 96, Layanan Perkantoran (bulan) ,585,603 86,957,652 7,246,471 9,632, Perencanaan dan Kemitraan Infrastruktur Permukiman (Laporan) 7 7 7,795,892 6,923, ,033 1,113, Pembiayaan Infrastruktur Permukiman (Laporan) 7 7 9,283,189 9,223,584 1,317,655 1,326, Pelaksanaan Infrastruktur Permukiman (Laporan) ,208,648 15,848,489 1,760,943 1,800, Pemantauan dan Evaluasi Infrastruktur Permukiman (Laporan) 6 6 8,334,672 7,978,399 1,329,733 1,389, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Infrastruktur Permukiman (Laporan) ,751,165 11,730,944 1,466,368 1,468, Perencanaan Dan Pengendalian Program Bidang Permukiman (Laporan) ,549, ,661,206 2,088,456 2,102, Pengelolaan Administrasi Perkantoran (Laporan) 6 6 3,413,222 3,386, , , Layanan Internal / Overhead (layanan) 1 1 5,380,081 5,235,296 5,235,296 5,380, Layanan Perkantoran (bulan) ,738,047 40,158,728 3,346,561 4,061, Penyelenggaraan Habitat (Laporan) ,641,676 29,651,793 2,965,179 3,464, Tanggap Darurat / Kebutuhan Mendesak (Paket) ,901, ,301,970 11,831,373 19,181, Pembinaan Teknis Cipta Karya (Laporan) ,128,285 9,131, , , Layanan Dukungan Manajemen Eselon I (layanan) ,651,827 45,201,050 9,040,210 9,330, Layanan Internal / Overhead (bulan) 3 3 9,730,157 9,285,184 3,095,061 3,243, Layanan Perkantoran (bulan) ,304,198 43,714,564 3,642,880 5,108, Peraturan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Sanitasi & Persampahan (SPK) ,994,797 12,552,133 2,510,427 2,598, Pemantauan dan Pembinaan Penyelenggaraan SPAM (Laporan) ,890,200 18,678,026 3,735,605 3,778, Fas. Pengemb. Sumber Pembiayaan, Pola Investasi Penyelenggaraan SPAM (Laporan) ,511,396 12,925, , , Layanan Internal / Overhead (bulan) , , , , Layanan Perkantoran (bulan) ,500,000 2,991, , , EFISIENSI 1 (%) NILAI EFISIENSI 79.61

171 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 171 ASPEK MANFAAT CAPAIAN HASIL (outcome) Direktorat Outcome target outcome realisasi outcome realisasi / target capaian hasil Cipta Karya Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan akses sanitasi bagi masyarakat Direktorat Cipta Karya ASPEK IMPLEMENTASI ASPEK MANFAAT NILAI ASPEK IMPLEMENTASI NILAI ASPEK EVALUASI P K PK NE ch (I) (NK) sangat Baik W I W CH W P W K W PK W E Hasil penilaian dikelompokan kedalam kategori sbb: 90% > NK = 100% : Sangat Baik 80% > NK = 90% : Baik 60% > NK = 80% : Cukup atau Normal 50% > NK = 60% : Kurang NK = 50% : Sangat Kurang

172 172 LaPORAN Kinerja 9. Sertifikat Penghargaan Piagam Penghargaan Pemanfaatan TNDE

173 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 173 Sertifikat ISO 9001 Direktorat KIP

174 174 LaPORAN Kinerja Certificate of Field Performance Lapangan Hockey A Gelora Bung Karno Jakarta

175 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 175 Certificate of Field Performance Lapangan Hockey A Gelora Bung Karno Jakarta

176 176 LaPORAN Kinerja Report About the Feasibility of the GBK Aquatic Centre to the FINA Regulations

177 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 177 FINA Swimming Pool Certificate Guide (hal 1) FINA Swimming Pool Certificate Guide (hal 2)

178 178 LaPORAN Kinerja FINA Swimming Pool Certificate Guide (hal 3) FINA Swimming Pool Certificate Guide (hal 4)

179 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 179 FINA Swimming Pool Certificate Guide (hal 5) FINA Swimming Pool Certificate Guide (hal 6)

180 180 LaPORAN Kinerja FINA Swimming Pool Certificate Guide (hal 7) FINA Swimming Pool Certificate Guide (hal 8)

181 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 181 FINA Swimming Pool Certificate Guide (hal 9) FINA Swimming Pool Certificate Guide (hal 10)

182 182 LaPORAN Kinerja FINA Diving Facilities Certificate Guide (hal 1) FINA Diving Facilities Certificate Guide (hal 2)

183 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 183 FINA Diving Facilities Certificate Guide (hal 3) FINA Diving Facilities Certificate Guide (hal 4)

184 184 LaPORAN Kinerja FINA Diving Facilities Certificate Guide (hal 5) FINA Diving Facilities Certificate Guide (hal 6)

185 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 185 FINA Diving Facilities Certificate Guide (hal 7) FINA Diving Facilities Certificate Guide (hal 8)

186 186 LaPORAN Kinerja FINA Diving Facilities Certificate Guide (hal 9)

187 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 187 Sertifikat Pegawai Teladan 2017

188 188 LaPORAN Kinerja Penghargaan Satker PBL Sumsel Sebagai Peringkat Terbaik Pertama Dalam Pengelolaan BMN DJCK 2017

189 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 189 Sertifikat Bimbingan Teknis Bidang Air Minum Balai Teknik Air Minum

190 190 LaPORAN Kinerja Piagram Penghargaan Terbaik Kedua Pengelolaan BMN CK kepada Satker PSPAM Provinsi Aceh

191 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 191 Piagram Penghargaan Terbaik Ketiga Pengelolaan BMN CK kepada Satker PBL Provinsi Kepri

192 192 LaPORAN Kinerja 10. Dokumentasi Pembangunan Infrastruktur Permukiman 1) Pengembangan Kawasan Permukiman Penataan Permukiman Kumuh Karang Waru Kumuh Karangwaru Lokasi Kota Yogyakarta, Provinsi D.I. Yogyakarta Lokasi Koordinat : Longitude 110º Latitude 7º Manfaat: Mengurangi kawasan kumuh seluas 0,7 Ha Kondisi Akhir Kondisi Awal Kondisi Awal

193 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 193 2) Bina Penataan Bangunan Penyelenggaraan Penataan Bangunan Sail Karimata Lokasi Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat Lokasi Koordinat : Longitude 109º Latitude -1º Manfaat: Mendukung kegiatan Sail Karimata 2016 melalui penataan kawasan seluas 5 Ha Pekerjaan Signage Pekerjaan Pelataran Pekerjaan Ornamen Tugu

194 194 LaPORAN Kinerja 3) Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Pembangunan IPA Pontianak Lokasi Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat Lokasi Koordinat : Longitude 109º Latitude 0º Manfaat: Memberikan layanan air minum untuk SR dari target total sebesar SR Bangunan Operasional IPA Kapasitas 300 liter /detik Intake

195 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 195 4) Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman Pendampingan Operasional IPLT Suwung Lokasi Kota Bali, Provinsi Bali Lokasi Koordinat : Longitude 115º 26, Latitude 8º Manfaat: Jaringan pipa (5 km) cakupan pelayan sebesar SR (6.500 Jiwa) dan IPLT kapasitas 400 m3/ hari: cakupan pelayanan jiwa (wilayah Kuta Selatan, Kuta, Kuta Utara dan Kota Denpasar yang tidal terlayani DSDP Pekerjaan Pipa Jaringan Air Limbah Bangunan IPLT Suwung

196 196 LaPORAN Kinerja 5) Optimalisasi SPAM Kota Purwakarta 0% 25% 50% 100% 6) Optimalisasi SPAM IKK Kedokan 0% 25% 50% 100%

197 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 197 7) Pembangunan SPAM distrik Minyambouw 0% 25% 50% 100% 11. Judul-Judul NSPK No Sektor Judul NSPK PKP PSPAM BPB PPLP SE Dirjen CK No. 09/SE/DC/2017 Tentang Pedoman Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah Tahun 2017 SE Dirjen CK No. 14/SE/DC/2017 Tentang Perubahan SE Dirjen CK No. 09/SE/DC/2017 Tentang Pedoman Pengembangan Infra struktur Sosial Ekonomi Wilayah Tahun 2017 Permen PUPR Tentang Prosedur Opera sional Standar Pengembangan SPAM dan Pengelolaan SPAM Permen No. 06/PRT/M/2017 Tentang Perubahan Peraturan Menteri PUPR No. 05/PRT/M/2016 Tentang Izin Mendirikan Bangunan Permen No. 14/PRT/M/2017 Tentang Persya rat an Kemudahan Bangunan Gedung Pedoman Perencanaan Teknis Terinci Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) Rancangan SKKNI Pengelolaan Persampahan Pedoman Perencanaan Teknis Terinci SPALD-T

198 198 LaPORAN Kinerja 12. Hasil Pelaksanaan Evaluasi Manfaat Pembangunan Infrastruktur Permukiman Ringkasan Manajemen Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Tahun 2017

199 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA LATAR BELAKANG Target pembangunan infrastruktur permukiman dalam Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun berupa universal access, dimana seluruh masyarakat menerima akses air minum dan sanitasi, serta bebas dari kawasan kumuh. Secara global, terdapat amanat pembangunan yang tercantum dalam SDG s agenda point 11 yaitu: pelayanan dasar yang aman, mencukupi dan terjangkau, serta peningkatan kualitas permukiman kumuh. Oleh karena itu, target ini menuntut pengukuran hasil pembangunan infrastruktur permukiman, tidak hanya pada output dan outcome saja, tetapi juga sampai kepada manfaat infrastruktur yang sudah terbangun. Untuk mencapai target tersebut dibutuhkan keterpaduan dalam pelaksanaannya, yang terdiri dari: (1) komponen pembentuknya harus saling terpadu satu sama lain (tahap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian sampai penyelenggaraan); (2) keterpaduan antar sektor pada kawasan sasaran (lokasi prioritas); (3) keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembangunan (Pemerintah, pemerintah daerah, akademisi, pengusaha dan masyarakat), sehingga pembangunan permukiman optimal dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 15/PRT/M/2015, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pasal 498 mengamanatkan bahwa Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan dan strategi, keterpaduan perencanaan dan kemitraan, pembiayaan, pelaksanaan, pengelolaan tata dan sistem informasi, serta pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program pembangunan infrastruktur permukiman yang meliputi pengembangan kawasan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan sistem penyediaan air minum, dan penyehatan lingkungan permukiman. Berkaitan dengan tugas pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program pembangunan infrastruktur permukiman, Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi bertugas untuk melaksanakan pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program pembangunan infrastruktur permukiman. Dalam rangka menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi menyelenggarakan beberapa fungsi, salah satunya adalah penyusunan pemantauan keterpaduan program pembangunan infrastruktur permukiman. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, diperlukan kegiatan Konsultan Manajemen Pemantauan Keterpaduan Program Infrastruktur Permukiman. 2. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud kegiatan ini ialah untuk melaksanakan pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan pembangunan infrastruktur permukiman yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya maupun pihak pemangku kepentingan lain yang terkait. Tujuan kegiatan ini ialah untuk mendapatkan data dan informasi tentang kinerja (target, output, dan outcome) keterpaduan infrastruktur permukiman untuk pelaksanaan evaluasi kinerja keterpaduan infrastruktur permukiman.

200 200 LaPORAN Kinerja 3. RUANG LINGKUP PEKERJAAN Ruang lingkup kegiatan Konsultan Manajemen Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman adalah sebagai berikut: 1. Menyusun persiapan pelaksanaan kegiatan; 2. Melakukan telaah kebijakan yang terkait dengan penyelenggaraan infrastruktur keciptakaryaan; 3. Melakukan telaah terhadap Pedoman Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman; 4. Melakukan uji kriteria terhadap indikator pemantauan keterpaduan infrastruktur permukiman; 5. Melakukan pengumpulan data pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman terkait keterpaduan infrastruktur permukiman sesuai dengan pedoman; 6. Melakukan survei lapangan untuk memperoleh data kondisi lapangan; 7. Melakukan analisis terhadap hasil temuan lapangan terkait dengan lingkup pemantauan keterpaduan infrastruktur permukiman, indikator yang digunakan, dan pihak yang terkait dalam pelaksanaan pemantauan keterpaduan infrastruktur permukiman; 8. Merumuskan mekanisme dan prosedur dalam pemantauan keterpaduan infrastruktur permukiman; 9. Melakukan diskusi kelompok di Jakarta untuk memperoleh masukan dan mematangkan draft teknis pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan infrastruktur permukiman yang telah disusun; 10. Melakukan telaah proses pemantauan keterpaduan infrastruktur permukiman; 11. Menyusun Buku Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Keterpaduan Infrastruktur Permukiman; 12. Menyusun laporan pendahuluan, laporan antara dan laporan akhir serta melakukan pem\bahasan serta perbaikan laporan hasil pembahasan. 4. KELUARAN Keluaran dari kegiatan ini ialah dapat menghasilkan: 1. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Konsultan Manajemen Keterpaduan Program Infrastruktur Permukiman; 2. Buku Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Keterpaduan Infrastruktur Permukiman. 5. PENDEKATAN DAN METODE Kegiatan ini ditujukan untuk mendapatkan data dan informasi tentang kinerja (target, output, dan outcome) keterpaduan infrastruktur permukiman untuk pelaksanaan evaluasi kinerja keterpaduan infrastruktur permukiman, sehingga mengacu kepada Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya. Salah satu tugas dari Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman adalah penyusunan keterpaduan program, pembiayaan tahunan yang bersumber dari APBN dan pembiayaan lainnya, serta pemantauan keterpaduan pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman. Tugas pemantauan keterpaduan infrastruktur permukiman di lingkungan internal Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman diamanatkan kepada Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi. Pendekatan kegiatan ini ialah berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Cipta Karya No. 83/SE/DC/2016 tentang Pedoman Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman. Uraian tahapan dan metode pemantauan keterpaduan diuraikan sebagai berikut;

201 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 201 Tabel 1. Tahapan, Uraian, dan Penilaian Keterpaduan TAHAPAN KEBUTUHAN KETERPADUAN; pemahaman/ pengetahuan akan kebutuhan Rencana Keterpaduan PERENCANAAN KETERPADUAN; kesediaan/ kemauan menyusun Rencana Keterpaduan PELAKSANAAN KETERPADUAN; kemampuan pelaksanaan Rencana Keterpaduan URAIAN Pemahaman/pengetahuan informan mengenai arti penting keterpaduan dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman. Pertimbangan kebutuhan keterpaduan; (1) Optimalisasi Sumber daya/ biaya (2) Pertimbangan teknis/ resiko (3) Maksimalisasi manfaat (4) Pertimbangan khusus, mendesak, politis [5] Lainnya Kesediaan informan mewujudkan pemahaman/pengetahuan tentang keterpaduan menjadi rencana pembangunan infrastruktur permukiman yang terpadu ke dalam dokumen-dokumen rencana yang terpadu. Menilai tingkat keterpaduan ren cana kegiatan kegiatan, yang mem pertimbangkan faktor: (1) Optimalisasi Sumber daya/ biaya (2) Pertimbangan teknis/resiko (3) Maksimalisasi manfaat (4) Pertimbangan khusus, mendesak, politis [5] Lainnya Menilai tingkat keterpaduan rencana pembiayaan, yang mempertimbangkan; (1) keterbatasan/ketersediaan biaya APBD, sehingga membutuhkan pembiayaan lain (2) kebutuhan akan partisipasi masyarakat (3) meningkatkan sinergi hasil pembangunan (4) mendorong percepatan capaian keluaran/layanan Kemampuan melaksanakan keterpaduan sesuai dengan dokumen rencana. Penilaian dilakukan dengan membandingkan antara rencana kegiatan dan rencana pembiayaan dengan realisasi berdasarkan tinjauan lapangan. Menilai tingkat keterpaduan pelaksanaan, dengan membandingkan antara rencana kegiatan dan realisasi kegiatan berdasarkan tinjauan lapangan. Menilai tingkat keterpaduan pembiayaan, dengan membandingkan kesesuaian antara rencana sumber pembiayaan kegiatan dan dengan realisasi sumber pembiayaan kegiatan. PENILAIAN Nilai: 1= jika paham/tahu, mempertimbangkan satu atau lebih dari 4 faktor penyebab kebutuhan. 0= jika tidak mempertimbangkan satu saja dari 4 faktor penyebab kebutuhan keterpaduan. Jika jawabannya paham/tahu (1) selanjutnya kepada informan ditanyakan tentang tingkat keterpaduan rencana kegiatan dan tingkat keterpaduan rencana pembiayaan. Nilai : 1= ada dalam dokumen rencana berisi rencana terpadu 0= tidak ada dokumen rencana menunjukkan keterpaduan Jika jawaban (1), selanjutnya kepada informan ditanyakan tentang [a] tingkat keterpaduan rencana kegiatan dan [b] tingkat keterpaduan rencana pembiayaan. Nilai : 4= Kebutuhan Tinggi: mempertimbangkan 4 alasan atau lebih); 3= Kebutuhan Sedang : mempertimbangkan 2-3 alasan); 2= Kebutuhan Rendah: mempertimbangkan hanya 1 alasan); 1= Tidak dibutuhkan: tidak ada alasan kebutuhan keterpaduan. Nilai : 4= Kebutuhan Tinggi: (mempertimbangkan 4 alasan atau lebih); 3= Kebutuhan Sedang (mempertimbangkan 2-3 alasan); 2= Kebutuhan Rendah: (mempertimbangkan hanya 1 alasan); 1= Tidak dibutuhkan: tidak ada alasan kebutuhan keterpaduan. Nilai : 1 = jika pelaksanaan pembangunan sepenuhnya sesuai dengan dokumen rencana keterpaduan. 0 = jika pembangunan tidak merealisasikan dokumen rencana keterpaduan. 4= Terlaksana dan terpadu sepenuhnya; 3= Terlaksana, sebagain besar terpadu (lebih dari 50 % terpadu); 2= Terlaksana, sedikit terpadu (kurang dari 50 % terpadu); 1= Terlaksana namun tidak terpadu. 1= Sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan sesuai rencana. 0= Sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan tidak sesuai rencana.

202 202 LaPORAN Kinerja TAHAPAN URAIAN PENILAIAN PEMANFAATAN Infrastruktur yang dibangun Mengevaluasi pemanfaatan (capaian/outcome) atas infrastruktur yang telah dibangun cara meninjau infrastruktur yang telah dibangun tersebut di lapangan Keberfungsian Infratruktur 4= infrastruktur sudah jadi, berfungsi dan terawat dengan baik 3= infrastruktur sudah jadi, berfungsi namun kurang terawat 2= infrastruktur kurang berfungsi sesuat tujuan 1= infrastruktur tidak berfungsi Pemanfaatan Infrastruktur 4= infrastruktur sering dimanfaatkan oleh pengguna setiap waktu/ intensif 3= infrastruktur dimanfaatkan tetapi tidak setiap waktu (setiap hari)/ cukup intensif 2= infrastruktur kurang dimanfaatkan & kondisi kurang berfungsi/ kurang intensif 1= infrastruktur tidak dimanfaatkan Keberlanjutan layanan Keterkaitan dengan infrastruktur PUPR lain: infrastruktur perumahan, jalan-jembatan, sumber daya air, dll. 4= Sangat Tinggi : organisasi pengelola & partisipasi masyarakat aktif memelihara dan memfungsikan infrastruktur; 3= Tinggi : organisasi pengelola atau partisipasi masyarakat kurang aktif namun infrastruktur masih terpelihara dan memfungsikan infrastruktur; 2= Sedang : organisasi pengelola dan partisipasi masyarakat kurang aktif dalam dan memfungsikan infrastruktur; 1= Rendah : tidak ada organisasi dan partisipasi masyarakat dalam memelihara dan memfungsikan infrastruktur. 1= ada keterkaitan 0= tidak ada keterkaitan Keterkaitan dengan infrastruktur non-pupr (infrastruktur perhubungan (pelabuhan, Bandara, terminal, Telekomunikasi dll), Energi (Listrik, gas). Kawasan (pariwisata, nelayan, perbatasan, dll), sarana khusus (pendidikan, kesehatan, pasar, sosial, dll) 1= ada keterkaitan 0= tidak ada keterkaitan Sumber : Surat Edaran Direktorat Jenderal Cipta Karya No. 83/SE/DC/2016 Lokasi Pemantauan Keterpaduan dilaksanakan di 19 provinsi sebagai berikut: 1. Nangroe Aceh Darussalam 2. Sumatera Barat 3. Bengkulu 4. Lampung 5. Jawa Tengah 6. D.I Yogyakarta 7. Jawa Timur 8. Kalimantan Barat 9. Kalimantan Tengah 10. Kalimantan Selatan 11. Kalimantan Timur 12. Sulawesi Utara 13. Sulawesi Selatan 14. Nusa Tenggara Timur 15. Bali 16. Maluku Utara 17. Maluku 18. Papua 19. Papua Barat

203 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 203 Sumber: Hasil Perhitungan 6. HASIL EVALUASI KETERPADUAN ANALISIS KETERPADUAN Dalam hal kebutuhan akan keterpaduan infrastruktur permukiman, pada seluruh kab/kota yang disurvei pada dasarnya sudah memahami akan pentingnya keterpaduan tersebut. Hasil pemantauan tentang pengetahuan akan pentingnya keterpaduan infrastruktur permukiman di kawasan kumuh menunjukkan kategori tinggi, artinya aparat pemerintah daerah di Bappeda Provinsi, Kabupaten/Kota, Dinas Pekerjaan Umum/ Permukiman Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta Satker PKP menyadari akan pentingnya keterpaduan infrastrukur permukiman. Dasar pertimbangannya yaitu keterpaduan dapat (1) mengoptimalikan manfaat infrastruktur, (2) menurunkan risiko atau dampak negatif masa pembangunan (3) meningkatkan efisiensi sumber daya dan pertimbangan lain sebagainya. Pemahaman tentang pentingnya keterpaduan ini merata di seluruh daerah yang disurvei. Hal ini merupakan modal dasar bagi manajemen pembangunan infrastruktur permukiman di kawasan kumuh secara terpadu. Gambar 1. Hasil Penilaian Proses Keterpaduan Setelah mereka memahami pentingnya peren canaan keterpaduan, selanjutnya digali tentang upaya yang dilakukan untuk menuangkannya ke dalam dokumen perencanaan. Secara umum, pada daerah yang disurvei, mereka sudah berupaya dan berko or dinasi untuk menyusun perencanaan infra struktur permukiman terpadu di kawasan per mukiman kumuh. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, dokumen perencanaan setiap lokasi telah memperhatikan, memikir kan serta mempertimbangkan kebutuhan keterpaduan dalam penanganan kawasan kumuh, hal tersebut tampak pada kategori upaya tinggi. Proses penyusunan dokumen peren canaan mengundang, melibatkan sektor dan pihak pemangku kepentingan. Ke mau an untuk merencanakan keterpaduan ter sebut dapat dilihat dengan adanya doku men perencanaan keterpaduan kegiat an seperti: SIAP (Slum Improvement Action Plan), RPKPP, RKPKP dan RP2KPKP yang dituangkan ke dalam keterpaduan kegiatan dan pembiayaan untuk penanganan per mukiman kumuh. KETERPADUAN PERENCANAAN Walaupun upaya merencanakan keter pa duan kategorinya tinggi, namun penuangannya menjadi (1) ren cana kegiatan dan (2) rencana pembiayaan berkurang, sehingga menjadi tidak optimal. Bahkan ren cana keterpaduan pembiayaan jauh lebih rendah, atau sedang. Upa ya perencanaan keterpaduan di dae rah di koordinasikan oleh pihak Bappeda, hal ini bertujuan untuk sinkro nisasi rencana SKPD ter kait pe nangan an kumuh agar selaras dengan program yang tercantum dalam RPJMD. Penurunan tersebut menunjukkan bahwa tingkat keterpaduan rencana masih belum dapat memenuhi kebutuhan akan

204 204 LaPORAN Kinerja keterpaduan infrastruktur permukiman yang diharapkan. Faktor penyebab hal tersebut yaitu keterbatasan sumber daya perencanaan dan rendahnya kapabilitas, koordinasi lintas sektor dan proses partisipasi masyarakat yang belum digali mendalam. Rincian situasi keterpaduan perencanaan kegiatan dan perencanaan pembiayaan pada daerah yang disurvei dapat dilihat pada gambar berikut, Gambar 3. Keterpaduan Rencana Pembiayaan Gambar 2. Keterpaduan Rencana Kegiatan Sumber: Hasil Perhitungan Sumber: Hasil Perhitungan Dari 19 kab/kota yang disurvei, Kota Jayapura relatif keterpaduan rencana kegiataannya maksimal, sedangkan Kab. Manokwari dan Bantul relatif lebih rendah dibandingkan daerah lainnya. Dalam hal keterpaduan rencana pembiayaan, antar daerah yang disurvei lebih bervariasi lagi. Kota Jayapura, sekali lagi sudah optimal dalam perencanaan keterpaduan pembiayaan. Kota Makassar, Kab. Bantul, Kab. Sukoharjo, relatif lebih rendah, namun Kota Pontianak, Bengkulu dan Kota Banda Aceh tampak tidak terpadu. Artinya pada daerah keterpaduannya tersebut, mereka masih bergantung pada sumber pembiayaan APBN atau merasa cukup sehingga tidak mengupayakan sumber pembiayaan lainnya. KETERPADUAN PELAKSANAAN Pada umumnya dokumen perencanaan kegiatan dan pembiayaan belum dapat dilaksanakan secara optimal. Rencana yang sudah disusun atau diprioritaskan, pada akhirnya tidak dapat dilaksanakan karena beberapa faktor. Diantaranya karena (1) sektor-sektor yang harusnya terpadu pada akhirnya cenderung hanya melaksanakan prioritas kegiatan sektor itu sendiri (2) keterbatasan biaya (3) adanya perubahan kegiatan dari rencana semula karena adanya kebijakan khusus atau faktor politis, sehingga kegiatan yang sudah direncanakan tidak dilaksanakan. Dalam hal pelaksanaan keterpaduan rencana, kegiatan penanganan kumuh di Kota Banda Aceh, Kota Pontianak, Kota Palangkaraya, Kota Samarinda, Kota Banjarbaru, Kota Manado, Kota Ternate, Kota Malang, Kota Ambon dan Kota Jayapura, relatif mampu mengimplementasikan sesuai dengan rencana kegiatan, walaupun masih pada tingkat rendah. Pada pelaksanaan keterpaduan pembiayaan, capaiannya juga rendah, karena faktor sumber pembiayaan masih mengandalkan

205 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 205 Gambar 4. Pelaksanaan Keterpaduan Kegiatan yang menyebabkan kurang optimalnya pelaksanaan keterpaduan tersebut ialah (1) pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh satu sektor saja karena kurangnya koordinasi dan karena pihak/instansi lain sudah Gambar 5. Pelaksanaan Keterpaduan Pembiayaan Sumber: Hasil Perhitungan APBN dan realisasinya yang rendah. Kota Padang, Kota Bandar Lampung, Kab. Sukoharjo, Kab. Bantul, Kota Pontianak, Kota Bengkulu, Kota Kupang, dan Kab. Manokwari dalam implementasi keterpaduan pembiayaan relatif lebih rendah daripada kota lainnya, karena keterbatasan pembiayaan yang berasal dari daerah dan masih mengandalkan dari APBN. Daerah yang tidak menunjukkan keterpaduan sumber pembiayaan, sebenarnya telah melaksanakan kegiatan pembangunan tanpa keterpaduan sumber pembiayaan seperti dokumen perencanaan. Hasil pelaksanaan keterpaduan menunjukkan bahwa kemampuan untuk melaksanakan keterpaduan infrastruktur permukiman di kawasan kumuh masih belum optimal dan perlu peningkatan sinergi antar pihak. Beberapa faktor Sumber: Hasil Perhitungan mempunyai kegiatan prioritas tersendiri yang tidak dapat di sinergikan dengan kegiatan penanganan kawasan kumuh; (2) pembiayaan, karena keterbatasan kemampuan sumber pembiayaan lain dan ketergantungan pada APBN yang masih tinggi (3) pemerintah daerah memiliki daya serap anggaran yang rendah walaupun telah dilakukan perencanaan pembiayaan yang memanfaatkan sumber dana di luar APBD. Beberapa permasalahan dicatat pada Tabel berikut ini.

206 206 LaPORAN Kinerja Tabel 2. Permasalahan Pelaksanaan Keterpaduan Kegiatan PROVINSI Kabupaten/Kota Permasalahan Sulawesi Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Tengah Bengkulu Kalimantan Barat Aceh DI. Yogyakarta Jawa Tengah Lampung Sumatera Barat Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Nusa Tenggara Timur Maluku Utara Bali Jawa Timur Maluku Papua Papua Barat Kota Makassar Kota Samarinda Kota Palangkaraya Kota Bengkulu Kota Pontianak Kota Banda Aceh Kab. bantul Kab. Sukoharjo Kota Bandar Lampung Kota Padang Kota Banjar Baru Kota Manado Kota Kupang Kota Ternate Kota Denpasar Kota Ambon Kota Jayapura Kab. Manokwari Keterbatasan lahan untuk pembangunan infrastruktur; dan Keterbatasan pembiayaan. Keterbatasan lahan untuk pembangunan infrastruktur; Koordinasi tidak efektif karena mutasi pejabat; dan Masalah legalitas lahan. Masalah legalitas lahan yang untuk lokasi infrastruktur. Keterbatasan pembiayaan. Masalah legalitas lahan lahan yang untuk lokasi infrastruktur. Keterbatasan pembiayaan; dan Dokumen teknis yang tidak sesuai standar. Keterbatasan pembiayaan. Keterbatasan pembiayaan; dan Kesulitan untuk sosialisasi dokumen perencanaan. Keterbatasan lahan untuk pembangunan infrastruktur; dan Koordinasi tidak efektif mutasi pejabat. Koordinasi tidak efektif mutasi pejabat. Kesulitan untuk sosialisasi dokumen perencanaan. Kesulitan untuk sosialisasi dokumen perencanaan. Kesulitan untuk sosialisasi dokumen perencanaan; dan Setiap sektor sudah punya prioritas kegiatan tersendiri. Setiap sektor sudah punya prioritas kegiatan tersendiri. Keterbatasan lahan untuk pembangunan infrastruktur; dan Koordinasi tidak efektif antar sektor. Tidak terdapat masalah Tumpang tindih penanganan kumuh dengan kegiatan lain dalam 1 delineasi yang sama; Adanya intervensi secara politis di luar rencana yang terdapat dalam dokumen rencana; dan Koordinasi tidak efektif antar sektor. Kondisi geografis wilayah menyulitkan pembangunan; dan Adanya kebijakan politis dari pusat yang tidak sinergis dengan dokumen rencana penanganan kumuh. Keterbatasan pembiayaan; Kesulitan untuk sosialisasi dokumen perencanaan; dan Setiap sektor sudah punya prioritas kegiatan tersendiri. Sumber ; Hasil Pemantauan Keterpaduan 2017 ANALISIS PEMANFAATAN INFRA- STRUKTUR PERMUKIMAN Pemantauan pemanfaatan infrastruktur permukiman dilakukan pada infrastruktur yang telah direalisasikan kegiatan yang terdapat dipantau melalui E-mon atau SIPPa. Jenis infrastruktur yang telah terbangun tersebut dapat dilihat pada berikut ini:

207 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 207 Tabel 3. Pemantauan Outcome Infrastruktur Permukiman di Lokasi Survei NO PROVINSI Kabupaten/Kota Permasalahan Padang Bandar Lampung Sukoharjo Bantul Banda Aceh Bengkulu Pontianak Palangkaraya Samarinda Makassar Kota Banjar Baru Kota Manado Kota Kupang Kota Ternate Kota Denpasar Kota Malang Kota Ambon Kabupaten Manokwari Kota Jayapura Sumber: Hasil Survei Pemantauan Keterpaduan 2017 Kawasan Lubuk Lintah Kawasan Campang Jaya Kawasan Sonorejo Kawasan Sonorejo Kawasan Aleu Naga dan lembaro Skep Kawasan Rawa Makmur Kawasan Tambelahan Sampit Kawasan Danau Seha Kawasan Sungai Karang Mumus Kawasan Pampang Kawasan Kemuning Kawasan Maasing Kawasan Oesapa Kawasan Dufa-Dufa Kawasan Sidakara Kawasan Sukun Kawasan Nusaniwe Kawasan Sawaibu Kawasan Imbi Jalan Lingkungan. Jalan Lingkungan; dan Drainase. Jalan lingkungan; dan Drainase. Jalan Lingkungan; Drainase; dan Air Limbah IPAL Komunal. Jalan Lingkungan; dan Drainase. Jalan Lingkungan; Drainase; Air Limbah IPAL Komunal; dan SR. Jalan lingkungan. Jalan Lingkungan; Tempat pembuangan sampah sementara; dan Sarana penanggulangan kebakaran. Jalan Lingkungan. Jalan Lingkungan; dan Drainase. Jalan Lingkungan; dan Tempat Sampah. Jalan Lingkungan. Jalan Lingkungan. RTH; dan Jalan Lingkungan. Jalan Lingkungan; dan Drainase Lingkungan. Jalan Lingkungan; Drainase Lingkungan; RTH; Jembatan; IPAL; dan Air Minum. Jalan Lingkungan; MCK Komunal; Talud; dan Drainase. RTH; Jalan Lingkungan; dan MCK Komunal. Jalan Lingkungan; dan Air Bersih. Pemantauan terhadap pemanfaatan infrastruktur permukiman menunjukkan bahwa sebagian besar infrastruktur yang terbangun kondisinya masih berfungsi dan terawat. Masyarakat juga telah memanfaatkan infrastruktur yang terbangun tersebut secara intensif. Namun demikian, keberlanjutan pemanfaatan infrastruktur permukiman tersebut relatif tergolong rendah, karena rendahnya partisipasi masyarakat dan organisasi pengelola yang turut serta mengelola dan memelihara infrastruktur tersebut. Hasil penilaian pemantauan outcome dapat dilihat pada gambar berikut:

208 208 LaPORAN Kinerja Gambar 6. Hasil Penilaian Pemantauan Outcome Gambar 7. Keberfungsian Infrastruktur Permukiman Sumber: Hasil Perhitungan Bila lebih jauh diamati, selain tingginya keberfungsian dan pemanfaatan infrastruktur permukiman yang terbangun, secara fungsional infrastruktur permukiman tersebut memiliki keterkaitan fungsi yang tinggi dengan jenis infrastruktur PUPR yang lainnya, seperti dengan perumahan dan jalan. Selain itu infrastruktur tersebut juga terkait fungsi dengan infrastruktur non-pupr, seperti sarana pendidikan, sosial, dan sarana kesehatan. Hal ini menggambarkan bahwa infrastruktur yang telah terbangun saling bersinergi dan saling mendukung fungsi dengan infrastruktur lain dalam mendukung kehidupan. Hasil penilaian outcome dari tinjauan lapangan yang telah dilakukan di 19 Provinsi dapat dilihat pada gambar berikut. Sumber: Hasil Perhitungan Hasil pemantauan pada keberfungsian infrastruktur permukiman di 19 daerah yang dipantau, menunjukkan bahwa capaian antar daerah relatif sama. Namun Kabupaten Bantul, Kota Malang, Kota Manado, Kota Denpasar, Kota Ternate dan Kota Jayapura, keberfungsiannya lebih tinggi, yaitu infrastruktur permukiman tersebut kondisinya lebih terawat dan terpelihara dibandingkan daerah lain. Pada infrastruktur yang telah berfungsi tersebut, selanjutnya dapat dipantau pemanfaatannya oleh masyarakat pengguna. Hasil pemantauan terhadap

209 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 209 penggunaan infrastruktur permukiman tergolong tinggi dengan tingkat pemanfaatan yang hampir sama antar daerah. Di Kota Malang, Kota Palangkaraya, Kota Samarinda, Kota Banjarbaru, Kota Manado, Kota Denpasar, Kota Ternate, dan Kota Jayapura menunjukkan tingkat pemanfaatan yang lebih intensif dan rutin oleh masyarakat/pengguna bila dibandingkan provinsi lainnya. Pemanfaatan infrastruktur di Manokwari dan Kota Ambon relatif rendah, karena lokasinya jauh dari permukiman. Hasil penggunaan infrastruktur permukiman dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 8. Penggunaan Infrastruktur Permukiman Pontianak, Kota Samarinda, Kota Makassar, Kota Manado, Kota Denpasar dan Kota Jayapura, karena organisasi pengelola dan partisipasi masyarakat berperan aktif memelihara dan merawat infrastruktur. Di Kota Padang, Kota Bandar Lampung, Kota Banda Aceh, Kota Palangkaraya, Kota Banjarbaru, Kota Kupang, Kota Ternate, Kota Ambon, dan Kabupaten Manokwari, keberlanjutannya rendah rendah, karena masyarakat kurang berperan aktif dan tidak adanya organisasi pengelola dalam pemeliharaan dan pengelolaan, walaupun sebenarnya masyarakat sangat bergantung dengan keberadaan infrastruktur permukiman tersebut. Pemeliharaan dan perawatan infrastruktur permukiman di kota tersebut, masih dilakukan oleh pemerintah daerah. Gambar 9. Keberlanjutan Infrastruktur Permukiman Sumber: Hasil Perhitungan Hasil pemantauan terhadap keberlanjutan pemanfaatan infrastruktur permukiman tergolong rendah dan relatif beragam antar daerah. Tingkat keberlanjutan pemanfaatan yang tinggi yaitu di Kota Bengkulu, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Bantul, Kota Malang, Kota Sumber: Hasil Perhitungan

210 210 LaPORAN Kinerja Hasil pemantauan pada keterkaitan fungsi antara Infrastruktur Permukiman di Kawasan Permukiman kumuh dengan infrastruktur PUPR lainnya, maka pada 19 lokasi tersebut, tergolong tinggi, atau menunjukkan bahwa infrastruktur yang terbangun di lokasi survei terkait dan saling mendukungan fungsi dengan infrastruktur PUPR dalam mendukung kehidupan. Sementara itu, hasil pemantauan pada keterkaitan fungsi antara infrastruktur permukiman dengan infrastruktur non PUPR, menunjukkan bahwa pada 16 lokasi memiliki keterkaitan fungsi dan sinergis. Diantaranya berkaitan dengan fungsi pelabuhan, pendidikan pariwisata, dan ekonomi, sedangkan pada 3 lokasi survei yaitu (Kota Kupang, Kota Makassar dan Kota Samarinda) tidak memiliki keterkaitan secara langsung dengan infrastruktur non PUPR. Gambar 10. Keterkaitan dengan Infrastruktur Non-PUPR 7. KESIMPULAN 1. Kebutuhan akan Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan. a. Berbagai infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan sudah banyak terbangun dan difasilitasi pengembangannya oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Hasil pembangunan tersebut memerlukan metode pengukuran kinerja yang dapat digunakan untuk mendukung proses manajemen pembangunan infrastruktur permukiman di Indonesia, berupa besaran kontribusi dan bentuk manfaatnya. b. Telah disusun Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya No.83 Tahun 2016 tentang Pedoman Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, dan diterapkan untuk pemantauan keterpaduan infrastruktur permukiman pada 19 kab/kota di19 provinsi. Sumber: Hasil Perhitungan 2. Konsep Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan. a. Keterpaduan yang dimaksudkan dalam Surat Edaran meliputi (1) Keterpaduan Perencanaan (2) Keterpaduan Pelaksanaan (3) Pemanfaatan. b. Dasar kebutuhan terhadap keterpaduan tersebut yaitu (1) mempertimbangkan optimalisasi, efisiensi sumber daya, dan atau biaya (2) mempertimbangkan teknis atau pengurangan resiko pelaksanaan pembangunan (3) memaksimalkan

211 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 211 manfaat pembangunan pembangunan infrastruktur (4) mempertimbangkan kebijakan, diskresi dan pertimbangan politis (5) mempertimbangkan faktor lainnya. c. Pelaksanaan pemantauan keterpaduan melibatkan pemangku kepentingan seperti; Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Badan Usaha dan masyarakat. d. Infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan terdiri dari berbagai jenis, diantaranya: infrastruktur air minum, pengelolaan sampah, air limbah, drainase, bangunan gedung dan kawasan permukiman. e. Keterpaduan Infrastruktur Permukiman yaitu sinergi fungsi dan sumber daya yang bersifat multi sektoral, multi pemangku kepentingan, dan multi pendanaan dalam mewujudkan permukiman layak huni. f. Fokus pemantauan keterpaduan ialah pada kawasan permukiman kumuh. 3. Hasil Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan. a. Hasil tahapan perencanaan keterpaduan di 19 kab/kota lokasi tinjauan lapangan menunjukkan bahwa pemerintah daerah kabupaten/ kota sudah mengetahui pentingnya kebutuhan perencanaan keterpaduan infrastruktur permukiman dalam penanganan kumuh berdasarkan prioritas kebutuhan wilayah. Hal tersebut dapat dilihat dari sudah disusunnya rencana keterpaduan kegiatan penanganan permukiman kumuh berdasarkan SK Kumuh Walikota Tahun Secara teknis rencana tersebut dituangkan ke dalam berbagai nama Dokumen Rencana sesuai dengan arahan dokumen rencana dari Pemerintah, seperti RPKPKP, RP2KPKP dan sejenisnya. Perencanaan yang sudah berupaya melibatkan stakeholder terkait Bidang Keciptakaryaan dan lintas SKPD. Upaya perencanaan keterpaduan di daerah dikoordinasikan oleh Bappeda kabupaten/kota melalui sinkronisasi rencana dengan SKPD terkait penanganan kumuh agar selaras dengan program yang tercantum dalam RPJMD. b. Hasil pelaksanaan keterpaduan di 19 lokasi menunjukkan bahwa penangan an kawasan kumuh relatif masih belum terpadu atau masih dilakukan oleh masing-masing sektor. Beberapa penyebab belum optimalnya pelaksanaan keterpaduan dalam kawasan kumuh ialah (1) kesulitan dalam berkoor dinasi antar sektor dalam melaksanakan dokumen perencanaan keterpaduan; (2) keterbatasan pembiaya an APBD menyebabkan belum terlaksananya keterpaduan di kawasan kumuh, sehingga penanganannya belum tuntas. Saat ini, kegiatan penanganan kumuh di daerah umumnya masih bergantung pada dana APBN; (3) adanya kebijakan politis pemerintah pusat mau pun daerah yang tidak tercantum dalam dokumen rencana, sehingga ada pengalihan alokasi anggaran dan lokasi kegiatan. Hal ini sering di jumpai di tengah berlangsungnya kegiatan pembangunan. Akibatnya beberapa kegiatan mengalami penyesuaian

212 212 LaPORAN Kinerja bahkan di tunda karena keterbatasan sumber pembiayaan yang di alihkan; (4) perubahan nomenklatur SKPD di daerah semenjak UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, membuat hambatan untuk mendidentifikasi pihak yang terkait dalam penanganan kumuh khususnya di bidang keciptakaryaan. Akibanya, SDM yang menangani kegiatan bidang keciptakaryaan sering berganti dengan dengan orang yang baru, sehingga mereka kerap menemui kesulitan untuk menjelaskan keterpaduan kegiatan di kawasan kumuh Tahun c. Outcome kegiatan di 19 lokasi survei kawasan kumuh menunjukkan bahwa infrastruktur dalam kondisi masih berfungsi, terawat dan dimanfaatkan oleh warga secara intensif. Infrastruktur permukiman yang belum optimal dimanfaatkan, karena lokasinya relatif jauh dari permukiman. Walaupun infrastruktur tersebut dimanfaatkan masya rakat, namun keberlanjutan fungsi nya masih rendah, karena rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam pengoperasioan pemeliharaan. Infrastruktur permukiman yang telah dibangun di kawasan kumuh pada 19 lokasi menunjukkan keterkaitan fungsi dengan infrastruktur PUPR lain seperti keterkaitan dengan infrastruktur jalan dan drainase primer-sekunder. Selanjutnya dalam keterkaitannya dengan infrastruktur non-pupr, ada 16 dari 19 lokasi pemantauan yang menunjukkan keterkaitan tinggi, seperti: telekomunikasi, energi dan sarana pendidikan, kesehatan dan ibadah. 8. REKOMENDASI 1. Untuk memperkuat keterpaduan infrastruktur permukiman, maka lokus keterpaduan perlu ditentukan sebelum melaksanakan pemantauan keterpaduan. Hhal ini ditujukan untuk memudahkan proses pemantauan keterpaduan serta pengukuran kinerjanya; 2. Pelaksanaan keterpaduan infrastruktur permukiman membutuhkan leader, baik di tingkat pusat maupun daerah. Tujuan dari leader ialah sebagai koordinator dalam penyelenggaraan kegiatan keterpaduan infrastruktur permukiman yang mengosolidasikan perencanaan dari pemangku kepentingan terkait sehingga, kegiatan yang akan dilaksanakan dapat terintegrasi dan tidak lagi melaksanakan kegiatan secara parsial (ego sektoral). 3. Leader keterpaduan infrastruktur permukiman ditingkat pusat yaitu Unit Kerja Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, hal ini selaras dengan tugas dan fungsi yang tercantum dalam Permen PUPR No. 15 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PUPR, bahwa Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman mempunyai tugas untuk melaksanakan penyusunan kebijakan dan strategi keterpaduan perencanaan dan kemitraaan, pembiayaan, pelaksanaan, pengelolaaan data dan sistem informasi serta pemantauan dan evaluasi kinerja keterpaduan program pembangunan infratstruktur permukiman yang meliputi pengembangan kawasan permukiman serta penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan sistem penyediaan air minum, dan penyehatan lingkungan permukiman. Dalam Renstra Cipta Karya Tahun tercantum

213 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 213 bahwa upaya pengaturan, pembinaan dan pengawasan dalam pengelolaan infrastruktur permukiman untuk memastikan keterpaduan infrastruktur permukiman terwujud melalui upaya pengaturan, pembinaan dan pengawasan dalam pengelolaan infrastruktur permukiman. 4. Leader keterpaduan infrastruktur permukiman di tingkat daerah, yaitu Satker Perencanaan dan Pengendalian PIP Provinsi sebagai wakil dari Direktorat KIP dengan tugas pada aspek perencanaan, pemrograman dan penganggaran, pemantauan dan evaluasi kinerja yang dilaksanakan sebagai satu rangkaian utuh serta menjalankan fungsi sebagai koordinator untuk membina, memfasilitasi, dan mengawal outcome pembangunan infrastruktur permukiman. 5. Meningkatkan efektifitas Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan melalui: Sosialisasi SE Dirjen Cipta Karya tentang Pedoman Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan; Mengumpulkan dokumen perencanaan Kawasan yang akan dipantau dalam berbagai bentuk yang tersedia. Bila di pusat belum ada/ diperoleh, maka perlu segera menghubungi pemerintah daerah untuk memperoleh dokumen perencanaan tersebut; Mengidentifikasi infrastruktur yang potensial terpadu berdasarkan dokumen perencanaan dan identifikasi lokasi di lapangan, agar proses tinjauan lapangan efektif dan efisien; Memanfaatkan informasi e-planning, yang dikembangkan Kemendagri terkait penyusunan RPJMD. Membangun kemitraan untuk dapat mengakses informasi pembangunan daerah dengan Kementerian Dalam Negeri; Menguatkan fungsi Satker provinsi untuk implementasi pemantauan keterpaduan infrastruktur permukiman. 6. Tahapan Perencanaan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Peningkatan kualitas perencanaan infrastruktur permukiman pada tingkat kawasan kumuh, dengan cara: a. Pemetaan situasi dan kondisi kehidupan masyarakat serta infastruktur permukiman dan infrastruktur lain yang terkait. b. Mengidentifikasi kebutuhan keterpaduan pada tingkat pelaksanaan dan pemanfaatannya. Konsolidasi dokumen perencanaan kawasan permukiman Bidang Cipta Karya dengan dokumen perencanaan daerah serta dokumen infrastruktur lainnya; Ketersediaan lahan untuk pembangunan infrastruktur permukiman sebagai salah satu readiness criteria dipersiapkan secara matang oleh pemda kabupaten/ kota sebelum membuat dokumen perencanaan kawasan permukiman. 7. Tahapan Pelaksanaan Keterpaduan Infratsruktur Permukiman Meningkatkan konsistensi pemanfaatan dokumen perencanaan kawasan permukiman kabupaten/kota sebagai dasar acuan dan pertimbangan pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur permukiman; Mendukung prioritas pembiayaan pada kegiatan yang membutuhkan keterpaduan pembiayaan tinggi agar pembangunan dapat optimal.

214 214 LaPORAN Kinerja 13. Ringkasan Evaluasi Manfaat Infrastruktur Permukiman LAPORAN AKHIR EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN SUBDIREKTORAT PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA TAHUN 2017

215 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PENDAHULUAN Kegiatan pemantauan kinerja dilakukan terhadap kegiatan PHLN dan APBN di Provinsi Bali yaitu DSDP (Denpasar Sewerage Development Project) dan TPA Regional SARBAGITA (Denpasar Regional Gianyar Tabanan). Tujuan dari kegiatan Pemantauan kinerja ini ialah untuk mengetahui capaian dan kontribusi hasil pembangunan di Provinsi Bali baik non bidang Keciptakaryaan maupun bidang Keciptakaryaan terhadap kualitas hidup (quality of life). Teknik evaluasi akan dianalisa menggunakan analisis kontribusi. Hasil dari analisa selanjutnya akan dievaluasi keterkaitannya dengan tingkat akses infrastruktur permukiman (indikator outcome). Outcome yang tinggi, menunjukkan bahwa infrastruktur permukiman sudah diakses, digunakan atau dimanfaatkan. Artinya pada infrastruktur tersebut sudah ada pemanfaatan (outcome). Setelah ada pemanfaatan, maka diharapkan akan diperoleh manfaat (benefit/ impact) dalam berbagai bentuk indikator yang sudah dibahas sebelumnya. Pengukuran ini dapat memunculkan indikasi seberapa besar kontribusi infrastruktur permukiman dalam memberikan manfaat bagi kehidupan penduduk. Selain itu akan dilakukan pula analisis manfaat infrastruktur permukiman terhadap kualitas hidup dalam berbagai indikator, seperti Indeks Pembangunan Manusia dan Indeks Kebahagiaan. Untuk itu analisis ini dilakukan pada tingkat nasional dengan data seluruh provinsi di Indonesia. dengan Pedoman Evaluasi Manfaat bidang Keciptakaryaan terdiri dari ; Indikator Manfaat (Variabel Terikat): 1. Angka Harapan Hidup (Y1) 2. Pendapatan per Kapita (Y2) 3. Persentase Penduduk Miskin (Y3) 4. Indeks Pembangunan Manusian (Y4) 5. Indeks Kebahagiaan (Y5) Indikator Outcome (Variabel Bebas): Tingkat Pertama: 1. Cakupan sanitasi layak (X1) 2. Cakupan air minum aman (X2) 3. Persentase Jalan lingkungan (X3) 4. Persentase sampah diangkut ke TPA (X4) 2. INDIKATOR-INDIKATOR KESEJAHTERAAN A. Indeks Pembangunan Manusia Aspek pertama yang akan di analisa terkait pemantauan kinerja adalah Indeks Pembangunan Manusia. Secara global Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Indeks (HDI) digunakan untuk mengukur pengaruh dari kebijakan ekonomi terhadap kualitas hidup (quality of life) sehingga, perlu untuk mengetahui data IPM tersebut, data IPM Provinsi Bali ditampilkan dalam tabel sebagai berikut ; sumber data untuk melakukan pengukuran tersebut menggunakan data sekunder dari BPS. Indikator manfaat untuk pemantauan kinerja terhadap infrastruktur permukiman sesuai

216 216 LaPORAN Kinerja Provinsi / Kabupaten / Kota Tabel 1. IPM Menurut Provinsi Tahun Indeks Pembangunan Manusia ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEP. BANGKA BELITUNG KEP. RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR BANTEN BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN UTARA SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA INDONESIA Sumber ; BPS Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa, IPM Provinsi Bali berada diatas nasional, sementara, nilai IPM paling tertinggi ialah Provinsi DKI Jakarta dan IPM paling rendah di Provinsi Papua. B. Penduduk Miskin Komponen kedua yang akan di analisis ialah persentase penduduk miskin, data yang digunakan menggunakan data sekunder dari BPS, data persentase penduduk miskin dibuat dalam tabel sebagai berikut;

217 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 217 Gambar 4. Persentase penduduk miskin Tahun 2016

218 218 LaPORAN Kinerja C. Air Minum Aman Outcome pertama yang akan di analisa ialah akses air minum layak karena termasuk salah satu komponen outcome dari Cipta Karya sehingga, perlu di analisa kontribusi outcome tersebut pada kualitas kehidupan, baik secara nasional maupun secara provinsi, khususnya provinsi lokasi infrastruktur permukiman terbangun. Sumber data untuk sumber air minum layak dari BPS, yang ditampilkan dalam tabel sebagai berikut ; Tabel 3. Persentase Sumber Air Minum Aman NO Provinsi / Kabupaten / Kota Indeks Pembangunan Manusia Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua TOTAL Sumber ; BPS

219 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 219 Dari data sumber air minum layak di atas, dapat dilihat bahwa capaian air minum layak di Provinsi Bali berada di atas rata-rata nasional, mengalami penurunan dari tahun 2015 ke 2016 sementara, persentase capaian air minum layak paling tinggi di Provinsi DKI Jakarta dan paling rendah berada di Provinsi Bengkulu. Akses air minum layak menurut provinsi tahun 2016 yang dibuat dalam gambar sebagai berikut ;. Untuk mengetahui posisi dan kategori provinsi di skala nasional, persentase sumber air minum layak dibuat dalam diagram sebaran (scatterplot) sebagai berikut ; Gambar 9. Sebaran Akses Sanitasi Layak Menurut Provinsi Tahun Gambar 6. Akses Air Minum Aman Dari gambar sebaran di atas, diketahui bahwa Provinsi Bali berada di kiri atas yang menunjukkan bahwa akses air minum layak Provinsi Bali rata-ratanya di atas nasional namun pertumbuhannya rendah karena berada di bawah nasional. Hal ini membutuhkan dorongan dari pemangku kepentingan terkait agar pertumbuhan akses air minum layak di Provinsi Bali dapat meningkat capaiannya karena semakin tinggi akses air minum layak di sebuah wilayah, menunjukkan semakin baik tingkat kehidupan masyarakatnya. D. Sanitasi Layak Kontribusi outcome lain dapat dilihat dari capaian akses sanitasi layak. Seperti yang ditampilkan dalam tabel sebagai berikut ;

220 220 LaPORAN Kinerja NO Tabel 4. Persentase Akses Sanitasi Layak Menurut Provinsi Tahun Provinsi / Kabupaten / Kota Indeks Pembangunan Manusia Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia Sumber ; BPS Dari data tentang capaian akses sanitasi layak di atas, dapat dilihat bahwa capaian akses sanitasi layak di Bali berada di atas rata-rata nasional, capaian akses sanitasi paling tinggi berada di provinsi DKI Jakarta sementara capaian akses paling rendah berada di Provinsi Papua dibanding rata-rata nasional. Jika dibuat dalam gambar,sebagai berikut ;

221 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 221 Gambar 8. Capaian Akses Sanitasi Layak Menurut Provinsi Tahun 2016 Gambar 9. Sebaran Akses Sanitasi Layak Menurut Provinsi Tahun Dari data tentang capaian akses sanitasi layak di atas, menunjukkan bahwa capaian akses sanitasi layak Provinsi Bali berada diatas ratarata nasional sementara, Provinsi DKI Jakarta nilainya tertinggi dan Provinsi Papua nilainya paling rendah dalam hal capaian akses sanitasi layak dibanding rata-rata nasional. Untuk mengetahui posisi dan kategori akses sanitasi layak Provinsi Bali, dibuat ke dalam diagram scatterplot sebagai berikut ; Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa Provinsi Bali terdapat pada kategori provinsi yang berada pada capaian akses tinggi dan pertumbuhannya tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa Provinsi Bali membutuhkan dorongan dari pihakpihak terkait untuk mempertahankan dan optimalisasi capaian akses sanitasi layak menuju 100 % karena semakin tinggi akses sanitasi layak di suatu wilayah, maka semakin baik pula tingkat kehidupan penduduk di wilayah tersebut. 3. ANALISIS KEBERFUNGSIAN Jenis Infrastruktur permukiman yang akan dianalisis keberfungsiannya ialah ; air minum, sampah dan air limbah melalui kegiatan ; Pamsimas, Sanimas, TPA Sampah, SPALD-T Kawasan dan SPAM Regional. Indikator yang digunakan untuk menganalisis keberfungsian infrastruktur permukiman terdiri dari 3 indikator yaitu ; (1) Berfungsi (2) Sebagian Berfungsi, dan (3) Tidak Berfungsi. Sumber data berasal dari laporan evaluasi

222 222 LaPORAN Kinerja pemanfaatan hasil-hasil kegiatan sektor air minum dan sanitasi. Gambar 10. Tingkat Keberfungsian Infrastruktur Permukiman Tahun 2015 Data yang telah dikumpulkan dari setiap sektor tersebut kemudian direkapitulasi dan diolah menggunakan persentase kemudian ditampilkan menggunakan chart gambar. Berikut data hasil rekapitulasi infrastruktur permukiman tahun 2015 ; Tabel 5. Rekapitulasi Kegiatan Infrastruktur Permukiman Tahun 2015 Infrastruktur Tingkat Keberfungsian Jumlah Kegiatan Tahun Sebagian Tidak Berfungsi Berfungsi Berfungsi Pamsimas 1, Sanimas (Total) Sanimas Regular Sanimas IDB TPA Sampah SPALD-T Kawasan SPAM Regional Sumber ; Hasil rekapitulasi data laporan evaluasi pemanfaatan Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa tingkat keberfungsian paling tinggi dari infrastruktur permukiman yang terbangun tahun 2015 ialah; (1) TPA sampah (2) Pamsimas (3) SPALD-T kawasan, dan (4) Sanimas. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah kegiatan jika diurutkan dari jumlah yang paling banyak ialah ; (1) Pamsimas (2) TPA Sampah (3) Sanimas (Total dan Reguler) (4) Sanimas IDB (5) dan SPALD-T Kawasan, sementara pada tahun 2015, tidak ada pembangunan SPAM Regional. Setelah dilakukan rekapitulasi, kemudian data hasil rekapitulasi disajikan dalam gambar, data yang diambil untuk disajikan dalam chart gambar hanya mengambil persentase yang berfungsi saja untuk mengetahui tingkat keberfungsian dari infrastruktur permukiman terbangun sebagai berikut ; Data tingkat keberfungsian tersebut menunjukkan bahwa keberfungsian sebagai tahap awal outcome (pemanfaatan) dapat menjadi salah satu indikator bahwa infrastruktur terbangun sudah dimanfaatkan dan diakses oleh masyarakat pengguna untuk pemenuhan beragam aktivitas. Dalam hal ini tujuan dari pembangunan infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan ialah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pencegahan dan penurunan resiko pencemaran lingkungan. 4. MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Setelah dilakukan analisis keberfungsian, maka selanjutnya dilakukan evaluasi manfaat terhadap infrastruktur permukiman tersebut. Evaluasi manfaat yang akan dilakukan ialah evaluasi manfaat parsial yaitu

223 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 223 evaluasi terhadap manfaat atas infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan yang disediakan oleh pemerintah. Tujuan dari evaluasi manfaat ialah untuk mengetahui bentuk manfaat dan pemanfaatan dari infrastruktur permukiman. Metode evaluasi manfaat parsial menggunakan metode wawancara kepada pengguna langsung sehingga jenis infrastruktur permukiman yang akan di evaluasi manfaatnya ialah ; sektor air minum dan air limbah. Metode evaluasi manfaat mengacu pada SE Dirjen. Cipta Karya tentang Evaluasi Manfaat Bidang Keciptakaryaan dimana pengolahan datanya menggunakan metode interpolasi kontinyu. Dari data yang telah dikumpulkan melalui wawancara kepada pengguna kemudian data diolah menggunakan metode interpolasi kontinyu, hasil pengolahan data untuk infrastruktur air limbah disajikan dalam gambar sebagai berikut ; Gambar 11. Manfaat Infrastruktur Air Limbah Dari gambar tersebut dapat diambil kesimpulan tentang 2 hal yaitu ; (1) bentuk manfaat dan (2) pemanfaatan. Untuk bentuk manfaat, dari hasil wawancara yang telah dilakukan, bentuk manfaat terbesar dari infrastruktur permukiman air limbah ialah ; (1) kesehatan (2) kenyamanan (3) ketertiban (4) hemat waktu/tenaga dan (5) penghematan biaya. Untuk pemanfaatan infrastruktur, tingkat hasil layanan dan kemerataan layanan dari air limbah tergolong tinggi, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat merasa puas terhadap layanan yang diberikan oleh infrastruktur air limbah. Untuk keberlanjutan layanan infrastruktur air limbah, tergolong tinggi karena sudah terbentuk organisasi pengelola dan didukung peran serta masyarakat dalam merawat infrastruktur agar tetap memberikan layanan kepada pengguna. Untuk hasil evaluasi manfaat infrastruktur air minum, hasilnya disajikan dalam gambar sebagai berikut ; Gambar 12. Manfaat Infrastruktur Air Minum

224 224 LaPORAN Kinerja Manfaat terbesar dari infrastruktur air minum berdasarkan gambar tersebut ialah ; (1) hemat waktu/ tenaga (2) penghematan biaya (3) kesehatan (4) kenyamanan, dan (5) ketertiban. Sementara untuk pemanfaatan infrastruktur tergolong tinggi, baik dari hasil layanan maupun kemerataan layanan menunjukkan bahwa masyarakat pengguna puas terhadap layanan dari infrastruktur air minum. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa, keberlanjutan layanan tergolong tinggi karena di setiap lokasi infrastruktur air minum, sudah terbentuk organisasi pengelola dan partisipasi masyarakat yan aktif memelihara dan merawat infrastruktur agar tetap memberikan layanan. 5. MANFAAT/ KONTRIBUSI INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Diantara ukuran kesehjahteraan yang didukung oleh infrastruktur permukiman yaitu dalam bentuk Indeks Kebahagiaan dan Indeks Pembangunan Manusia. Sampai saat ini, indeks kebahagiaan di Indonesia baru dilakukan 2 kali. Indeks kebahagiaan disusun pertama tahun 2014 sementara untuk yang kedua dilakukan tahun Berikut indeks kebahagiaan Indonesia tahun 2014 dan 2017 yang ditampilkan dalam gambar sebagai berikut; Gambar 13. Indeks Kebahagiaan Indonesia Tahun 2014 dan 2017 Keterangan = rata-rata nasional Sumber ; BPS

225 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 225 Tingkat kesejahteraan Indonesia, salah satu indikatornya diukur dengan nilai IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Nilai IPM terakhir Indonesia dibuat pada tahun Nilai atau indeks IPM dibuat setiap tahun, untuk membandingkan nilai IPM dengan indeks kebahagiaan, maka tahun IPM dimulai pada tahun 2014 dan tahun akhir data IPM yaitu tahun 2016, berikut nilai IPM ditampilkan dalam gambar sebagai berikut ; peningkatan dan kenaikan nilai tersebut terjadi pada indeks kebahagiaan, sehingga ketika nilai IPM berada pada posisi yang tinggi, diharapkan tingkat kebahagaiaan penduduk akan berada pada posisi yang tinggi juga. Pada tahun , tingkat kesejahteraan penduduk (IPM) relatif setara dengan indeks kebahagiaan. Dari kedua indikator tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut ; Gambar 14. IPM Indonesia Tahun 2014 dan 2016 IPM Indonesia Tahun 2014 = 68,9 dan Tahun 2016 = 70,18 Keterangan = rata-rata nasional Tahun 2014 = rata rata nasional tahun 2016 Sumber ; BPS Dari data tersebut menunjukkan bahwa, IPM Indonesia mengalami kenaikan dari tahun 2014 ke Hal ini menunjukkan indikasi yang positif karena nilai tingkat kesejahteraan penduduk yang diukur dengan IPM mengalami IPM provinsi lebih tinggi dibanding IPM nasional dan indeks kebahagiaan provinsi juga lebih tinggi dibanding indeks kebahagiaan nasional; IPM provinsi lebih tinggi dibanding IPM

226 226 LaPORAN Kinerja nasional namun indeks kebahagiaan provinsi juga lebih rendah dibanding indeks kebahagiaan nasional; IPM provinsi lebih rendah dibanding IPM nasional namun indeks kebahagiaan provinsi juga lebih tinggi dibanding indeks kebahagiaan nasional; IPM provinsi lebih rendah dibanding IPM nasional dan indeks kebahagiaan provinsi lebih rendah dibanding indeks kebahagiaan nasional. Kategori tersebut dibuat dalam tabel beserta daftar provinsi sebagai tersebut ; dirasa cukup namun perlu dioptimalkan kembali. Pada kategori provinsi yang IPM nya rendah memerlukan perhatian besar pada upaya percepatan penyediaan infrastruktur permukiman, hal ini karena pada kategori provinsi tersebut, belum cukup tersedia infrastruktur permukiman yang memadai sehingga belum mampu sepenuhnya menunjang untuk mendukung kesejahteraan penduuk (IPM dan indeks kebahagiaan). Pentingnya ketersediaan infrastruktur permukiman ialah sebagai salah satu faktor penting yang mendukung kesejahteraan penduduk dalam menunjang Tabel 6. Kategori provinsi berdasarkan indeks kebahagiaan dan IPM Sumber ; hasil analisis Dari tabel tersebut, dapat dianalisis bahwa pada kategori provinsi dengan IPM tinggi memerlukan upaya untuk mengoptimalkan penyediaan infrastruktur permukiman guna menunjang peningkatan IPM dan indeks kebahagiaan, walaupun di provinsi tersebut ketersediaan infrastruktur permukiman sudah peningkatan IPM dan indeks kebahagiaan di suatu daerah atau wilayah, semakin tercukupi ketersediaan infrastruktur permukiman melebihi rata-rata nasional, maka kategori provinsi tersebut tergolong semakin baik. Ketersediaan jenis infrastruktur permukiman di setiap provinsi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut ;

227 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 227 Tabel 7. Tingkat Ketersediaan Infrastruktur Permukiman Berdasarkan Provinsi Provinsi Akses Sanitasi Layak 2016 Akses Air Minum Aman 2016 Persentase Rumah Kumuh 2016 Sumber data ; Persentase rumah tangga dengan Akses Sanitasi Layak ; BPS Persentase rumah Tangga dengan Akses Air Minum Aman ; BPS Persentase Sampah Diangkut ke TPA Ibu Kota Provinsi ; BPS Persentase Rumah Kumuh (Sekretariat MDG s) Luas Kawasan Kumuh ; DJCK Persentase Pengangkutan Sampah 2015 Luas Kawasan Kumuh 2015 Nangroe Aceh Darussalam 62,68 63,31 11,9 77, Sumatera Utara 72,86 70,61 9,8 85,79 288,96 Sumatera Barat 53,24 67,33 10,1 59,99 747,28 Riau 71,36 75,49 7,0 26,09 529,23 Jambi 65,65 63,23 6,1 61, ,36 Sumatera Selatan 65,05 63,77 10,4 64, Bengkulu 49,75 37,35 8,7 66, Lampung 58,58 52,41 4,6 95, Kep. Bangka Belitung 83,16 63,95 3,1 87,64 523,51 Kep. Riau 79,55 85,31 2,6 62, ,22 DKI Jakarta 91,13 92,44 6,6 94, ,52 Jawa Barat 63,79 67,62 7,4 69,00 3,311,14 Jawa Tengah 70,66 76,30 2,4 81, ,00 DI. Yogyakarta 85,78 81,04 2, ,04 Jawa Timur 68,15 75,83 3,2 41, ,14 Banten 73,42 67,47 6, ,04 Bali 89,33 88,71 2,8 83,94 480,88 Nusa Tenggara Barat 70,31 73,98 9,5 70,48 725,44 Nusa Tenggara Timur 40,46 60,04 34,8 52,50 599,20 Kalimantan Barat 52,06 66,19 8,9 83,51 186,56 Kalimantan Tengah 50,97 61,26 8,3 61,18 807,44 Kalimantan Selatan 60,89 58,63 6,3 55, ,51 Kalimantan Timur 76,76 78,93 4,2 46,28 761,29 Kalimantan Utara 64,68 82,69 7,1 46,28 151,63 Sulawesi Utara 75,27 70,22 10,2 90,02 435,40 Sulawesi Tengah 59,94 62,15 11,7 62,59 150,15 Sulawesi Selatan 76,51 73,42 5,3 89, ,11 Sulawesi Tenggara 68,26 75,82 8,2 73, ,45 Gorontalo 59,85 71,59 15,0 3,70 238,36 Sulawesi Barat 59,81 58,99 14,1 83,0 199,05 Maluku 66,81 67,20 14,0 85,70 276,14 Maluku Utara 64,71 62,99 10,2 69,17 503,11 Papua Barat 64,55 68,76 10,9 41,11 237,24 Papua 31,43 52,69 45,1 79,99 646,26 Indonesia 67,80 71,14 7,0 68, ,78

228 228 LaPORAN Kinerja Dari data yang terdapat dalam tabel tersebut, dapat dilihat bahwa pada kotak tabel yang diberikan warna, menunjukkan capaiannya sudah melebihi rata-rata nasional. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan jenis infrastruktur permukiman sudah terpenuhi atau tercukupi. Secara umum, ketersediaan infrastruktur permukiman yang sudah lengkap dan melebihi rata-rata nasional berada di Provinsi DI. Yogyakarta dan Provinsi Bali, sementara untuk provinsi lain, capaian salah satu jenis infrastruktur permukiman ada yang belum melebihi rata-rata nasional. Kategori ketersediaan infrastruktur permukiman berdasarkan provinsi dibuat dalam tabel sebagai berikut ; Tabel 8. Kategori Provinsi Berdasarkan Infrastruktur Permukiman Tahun Sumber ; hasil analisis Dari kategori yang terdapat dalam tabel diatas, dapat dianalisis bahwa Provinsi Bali dan DI. Yogyakarta dalam hal ketersediaan infrastruktur permukimannya tergolong tinggi, karena terdapat lima jenis infrastruktur permukiman yang capaiannya sudah melebihi rata-rata nasional. Selain Provinsi Bali dan DI. Yogyakarta, provinsi lain yang jenis infrastruktur permukimannya sudah melebihi capaian ratarata nasional lebih dari 2 jenis infrastruktur permukiman menunjukkan bahwa daerahdaerah tersebut perlu optimalisasi dan dukungan untuk keberlanjutan layanan infrastruktur permukimannya. Pada provinsi yang capaian melebihi rata-rata nasional hanya pada 1 jenis infrastruktur permukiman dan bahkan tidak ada jenis infrastruktur permukiman yang capaiannya melebihi rata-rata nasional, menunjukkan bahwa pada provinsi tersebut ketersediaan infrastruktur permukimannya relatif rendah dan capaiannya tergolong rendah dibanding ratarata nasional. Oleh karena itu, pada provinsi dengan kategori rendah tersebut memerlukan perhatian dan dukungan yang lebih tinggi agar pembangunannya tidak jauh tertinggal, terutama capaiannya dapat setara dengan ratarata nasional. Dari data dan analisis yang telah disampaikan, dapat diambil kesimpulan tentang kontribusi atau dukungan infrastruktur permukiman terhadap tingkat kesejahteraan penduduk sebagai berikut ; Akses sanitasi layak, pengurangan permukiman kumuh dan akses air minum aman saling berkaitan fungsi dan memiliki hubungan yang kuat sebagai suatu kesatuan infrastruktur permukiman yang mendukung peningkatan kesejahteraan penduduk; Berbagai jenis infrastruktur permukiman (sanitasi, air minum aman, pengelolaan sampah dan pengurangan kumuh) secara simultan lebih mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (kesejahteraan) dan Angka Harapan Hidup dan Penurunan Kemiskinan, bila dibandingkan dengan pengaruhnya terhadap Indeks Kebahagiaan; Indeks Pembangunan Manusia kecil pengaruhnya dalam menentukan Indeks kebahagiaan.

229 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 229 Dari analisis tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Infrastruktur permukiman lebih berperan dan menjadi faktor penting untuk mendukung tingkat kesejahteraan penduduk (IPM) dan meningkatkan Angka Harapan Hidup dibanding dalam mendukung Indeks Kebahagiaan. Telah disampaikan sebelumnya bahwa secara fungsional, berbagai infrastruktur permukiman dapat memberikan dukungan pada kualitas hidup warga masyarakat. Dalam hal ini, indikator infrastruktur yang dianalisis yaitu (1) akses sanitasi layak (2) akses air minum aman (3) persentase permukiman kumuh dan (4) persentase sampah di angkut. Satuan analisisnya ialah pada tingkat provinsi, karena terkait dengan ketersediaan data. Analisis pada tingkat ini dirasakan sudah mencukupi untuk memberikan gambaran tentang kontribusi Infrastruktur Permukiman. Teknik yang digunakan yaitu Korelasi Pearson, yang menunjukkan asosiasi antara dua variabel. Bila nilai korelasi mendeka 1 atau -1, menunjukkan korelasi semakin kuat. Bila nilai mendekat 0, maka menunjukkan korelasi lemah. Korelasi negatif menunjukkan hubungan positif, yaitu bila salah satu variabel tinggi, maka variabel yang lain tinggi pula pula. Sebaliknya bila korelasi negatif, yaitu bila salah satu variabel tinggi, maka variabel yang lain rendah atau berlawanan. Hasil korelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini, Tabel 9. Korelasi Infrastruktur Permukiman Terhadap Kualitas Hidup Akses sanitasi layak, pengurangan permukiman kumuh dan akses air minum aman saling berkaitan fungsi kuat sebagai infrastruktur permukiman. Ditunjukkan dengan nilai korelasi yang tinggi. Akses air minum aman dan pengurangan permukiman kumuh berkaitan fungsi sedang. Pengelolaan sampah relatif sedikit berkaitan dengan fungsi infrastruktur permukiman lain. Hal ini tampaknya disebabkan oleh karakteristik yang berbeda, yaitu pengelolaan sampah relatif dapat dipisahkan pengelolaannya atau tidak banyak berkaitan dengan air minum dan sanitasi atau tidak berkaitan. Akses sanitasi layak dan akses air minum aman berkorelasi negatif dengan persentase permukiman kumuh, yang artinya peningkatan kinerja air minum dan sanitasi dapat menurunkan persentase permukiman kumuh. Akses sanitasi layak dan akses air minum aman berkorelasi cukup kuat dengan persentase penduduk miskin, sedangkan persentase permukiman kumuh berkorelasi positif dengan tingkat kemiskinan. Artinya ketiga infrastruktur permukiman tersebut dapat membantu menurunkan tingkat kemiskinan. Pengelolaan sampah (sampah terangkut) korelasi sangat rendah dengan kemiskinan atau tidak berkaitan. Hal ini mengindikasikan bahwa sampah mempunyai dampak tidak terbatas pada kelompok penduduk miskin maupun tidak, atau dapat menjadi masalah bagi semua lapisan masyarakat. Demikian juga korelasi dengan Daya Beli, gambarannya hampir sama juga. Berbagai infrastruktur permukiman (sanitasi, air minum, pengelolaan sampah dan pengurangan kumuh) secara simultan lebih mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (kesejahteraan) dan Angka Harapan Hidup dan Penurunan Kemiskinan, bila dibandingkan dengan pengaruhnya pada Indeks Kebahagiaan. Sumber : Hasil perhitungan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Cipta Karya

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Cipta Karya KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 1 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya 2016 2 laporan kinerja Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya T.A 2016Laporan

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Cipta Karya

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA. Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Cipta Karya DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 1 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya 2015 2 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 3 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya 2015 4 LAPORAN

Lebih terperinci

Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh

Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Ir. Joerni Makmoerniati, MSc Plh. Direktur

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA LAPORAN KINERJA DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA LAPORAN KINERJA DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KINERJA 205 DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 2 KINERJA 205 KINERJA 205 DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan

Lebih terperinci

TA 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TA 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN TA 2016 DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 1 2 LaPORAN Kinerja DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN 3 Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MATERI PAPARAN DIREKTUR BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR FASILITASI PENGUSAHAAN JALAN DAERAH KENDARI, 10 11 MEI 2016 VISI DAN 9

Lebih terperinci

RENJA K/L TAHUN 2016

RENJA K/L TAHUN 2016 RENJA K/L TAHUN 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAFTAR ISI 1. FORMULIR I 2. FORMULIR II a) SEKRETARIAT JENDERAL b) INSPEKTORAT JENDERAL c) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN d) BADAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis Ditjen Bina Marga memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penyelenggaraan jalan sesuai

Lebih terperinci

ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP

ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI 2015-2019 Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP KONDISI SANITASI SAAT INI SUB SEKTOR 2010 2011 2012 2013 Air Limbah 55,53% 55,60% 57,82%

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 15/PRT/M/2015 TANGGAL 21 APRIL 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Disampaikan oleh: Ir. Rina Agustin Indriani, MURP Sekretaris

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI

SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI Jakarta, 4 April 2018 Direktorat Perkotaan, Perumahan dan Permukiman Kementerian PPN/ Bappenas CAPAIAN

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya. RPIJM DAN KPJM Bidang Cipta Karya

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya. RPIJM DAN KPJM Bidang Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya RPIJM DAN KPJM Bidang Cipta Karya Denpasar, 22 Juni 2017 POINT PEMBAHASAN : 1. RPIJM DAN KPJM BIDANG CIPTA KARYA. 2. KEDUDUKAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN/KOTA

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN/KOTA K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K Y A T D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN TAHUN ANGGARAN 213 NOMOR DIPA-33.5-/213 DS 11-823-4351-5822 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2017

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2017 LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A217 Halaman : 1 33 33.1 33.1.1 2379 2382 2383 2384 2387 5682 33.1.2 2381 2389 239 33.2 33.2.3 2391 2392 2393 2394 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2.747.76.255

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-33.1-/218 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP MENUJU UNIVERSAL AKSES

DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP MENUJU UNIVERSAL AKSES KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP MENUJU UNIVERSAL AKSES TAHUN 2019 POSISI SANITASI INDONESIA DI ASIA

Lebih terperinci

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA -1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Cipta Karya PENGANTAR

Direktorat Jenderal Cipta Karya PENGANTAR PENGANTAR Sesuai dengan kewajiban, maka dengan berakhirnya Tahun Anggaran 2007, Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, sebagai Lembaga Pemerintah Tingkat Eselon I menyusun Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.34, 2018 KEMENPU-PR. DAK Infrastruktur PU-PR. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2017 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM disampaikan oleh Direktur Pengembangan SPAM pada: Sosialisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Air Minum TA 2019 Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-33.1-/216 DS2286-196-725-318 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah merupakan laporan yang disusun untuk menyajikan informasi capaian kinerja unit organisasi

Lebih terperinci

Pengembangan Pengelolaan Persampahan / 2015

Pengembangan Pengelolaan Persampahan / 2015 VOLUME 4 Pengembangan Pengelolaan Persampahan / 2015 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya DAFTAR ISI 6 / Latar Belakang 12 / Kebutuhan Pendanaan 2015-2019 17

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KLN

LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KLN TA 2015 LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KLN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT RINGKASAN EKSEKUTIF Biro Perencanaan Anggaran dan Kerjasama Luar Negeri yang

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2017 1 KATA PENGANTAR Sekretariat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP Oleh: Direktur Pengembangan PLP Jakarta, 26 Januari 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN PEKERJAAN UMUM UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TARGET BIDANG SANITASI Amanat RPJPN 2005-2025 Pembangunan

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA DAN PERUMAHAN RAKYAT KABUPATEN BELITUNG TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2. VISI : 3. MISI : 4. Sasaran Strategis

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG KEMENTERIAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 16 Gedung Mina Bahari III Lantai 15, Jakarta 10110 Telepon (021) 3519070, Facsimile (021) 3520346 Pos Elektronik ditjenpsdkp@kkp.goid

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS PERUMAHAN, PENATAAN RUANG DAN KEBERSIHAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PERUMAHAN, PENATAAN RUANG DAN KEBERSIHAN

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA -1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/PRT/M/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN DANA

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Outline

Lebih terperinci

PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PU NOMOR: 03/PRT/M/2010 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PU

PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PU NOMOR: 03/PRT/M/2010 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PU MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 22/PRT/M/2010 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PU NOMOR: 03/PRT/M/2010 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Oleh : Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa air minum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Lebih terperinci

Direktur Pengembangan PLP Ir. M. Maliki Moersid, MCP Disampaikan pada : Kick Off Meeting Nasional Program PPSP 2015 Jakarta, 10 maret 2015

Direktur Pengembangan PLP Ir. M. Maliki Moersid, MCP Disampaikan pada : Kick Off Meeting Nasional Program PPSP 2015 Jakarta, 10 maret 2015 TARGET PEMBANGUNAN SANITASI NASIONAL 2015-2019 Direktur Pengembangan PLP Ir. M. Maliki Moersid, MCP Disampaikan pada : Kick Off Meeting Nasional Program PPSP 2015 Jakarta, 10 maret 2015 CAPAIAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Kementerian PUPR Mendorong Peran Aktif Pemda Mencapai Target 100% Akses Aman Air Minum

Kementerian PUPR Mendorong Peran Aktif Pemda Mencapai Target 100% Akses Aman Air Minum Rilis PUPR #1 23 Oktober 2017 SP.BIRKOM/X/2017/518 Kementerian PUPR Mendorong Peran Aktif Pemda Mencapai Target 100% Akses Aman Air Minum Jakarta - Tidak hanya membangun konektivitas dan bendungan, Kementerian

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.389, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Penyediaan Air Minum. Sanitasi. Percepatan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM

Lebih terperinci

LAKIP DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI 2016 DAFTAR ISI

LAKIP DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL, GAMBAR, BAGAN DAN GRAFIK... ii DAFTAR LAMPIRAN... vii KATA PENGANTAR... viii RINGKASAN EKSEKUTIF... ix BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tugas

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

kementerian pekerjaan umum Direktorat Jenderal Cipta Karya PROGRAM KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM2011 PROGRAM KERJA

kementerian pekerjaan umum Direktorat Jenderal Cipta Karya PROGRAM KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM2011 PROGRAM KERJA kementerian pekerjaan umum Direktorat Jenderal Cipta Karya PROGRAM KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM PROGRAM KERJA 1 2 PROGRAM KERJA PROGRAM KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM PROGRAM KERJA 3 Kata Pengantar Keterpaduan

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

- 1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

- 1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, - 1- PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PRT/M/2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016 [Document subtitle] BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Pembangunan Kesejahteraan Sosial bagi Lanjut Usia merupakan bagian

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-33.14-/216 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016 SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PENDANAAN PENCAPAIAN SASARAN AIR MINUM

ARAH KEBIJAKAN PENDANAAN PENCAPAIAN SASARAN AIR MINUM ARAH KEBIJAKAN PENDANAAN PENCAPAIAN SASARAN AIR MINUM Disampaikan pada : Lokakarya Penyiapan Pelaksanaan Program Hibah Air Minum Perkotaan APBN Tahun 2016 DIREKTORAT ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN Rabu,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN

RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAFTAR ISI Kata Pengantar...... Daftar Isi......

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

Penerapan Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE) PUPR Tingkat Satker di Lingkungan Ditjen Cipta Karya

Penerapan Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE) PUPR Tingkat Satker di Lingkungan Ditjen Cipta Karya Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat M E N U J U Penerapan Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE) PUPR Tingkat Satker di Lingkungan Ditjen Cipta Karya Kasubdit Pengelolaan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, PERMUKIMAN DAN

Lebih terperinci