ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RUTE PENERBANGAN INTERNASIONAL STUDI KASUS: PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK. LAPORAN AKHIR MAGANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RUTE PENERBANGAN INTERNASIONAL STUDI KASUS: PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK. LAPORAN AKHIR MAGANG"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RUTE PENERBANGAN INTERNASIONAL STUDI KASUS: PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK. LAPORAN AKHIR MAGANG Disusun oleh: Ruri Suhada Budiastyo FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI MANAJEMEN DEPOK JULI 2013

2 UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RUTE PENERBANGAN INTERNASIONAL STUDI KASUS: PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK. LAPORAN AKHIR MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Ruri Suhada Budiastyo FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI MANAJEMEN DEPOK JULI 2013

3

4

5 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Amin. Penulis mengucapkan rasa syukur dan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya, khususnya dalam mengerjakan Laporan Akhir Magang ini, sehingga penulis dapat menyelesaikannya tepat waktu. Tujuan penulisan Laporan Akhir Magang ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam penyelesaian studi pada Program Studi Ekstensi Manajemen pada Fakultas Ekonomi,. Penulis telah menyelesaikan Laporan Akhir Magang ini. Penulis menyadari tanpa dukungan dari berbagai pihak, akan dirasa sulit untuk menyelesaikan Laporan Akhir Magang ini. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah memberikan bantuan berupa bimbingan, arahan, saran, kritik, dukungan, dan motivasi yang sangat besar artinya dalam pengerjaan Laporan Akhir Magang ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Orang tua penulis, Bapak Haryadi Paino dan Ibunda Sukinah. Terima kasih atas doa, dukungan, kasih saying, dan perhatiannya selama ini; 2. Ibu Elevita Yuliati, selaku pembimbing yang baik, yang tetap meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya ditengah-tengah kesibukan beliau, untuk membimbing dan mengarahkan penyusunan Laporan Akhir Magang ini hingga selesai; 3. Abang tercinta, Mas Adimas Puruhito. Beliau dengan ikhlas memberikan motivasi, dukungan, arahan, dan inspirasi yang amat berharga bagi penulis; iv

6 4. Bapak Dwi Wahyu Putra Nugroho, selaku manager Divisi CMR (Commercial Research), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. yang telah memberikan kesempatan magang, arahan, dan bimbingannya kepada penulis; 5. Tim CMR, Ibu Dijah, dan Ibu Tita. Terima kasih atas bimbingan dan arahannya selama masa magang di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk; 6. Para dosen FEUI yang telah membimbing dan memberikan pengajaran yang terbaik bagi penulis; 7. Sahabat sahabat terdekat yang selalu ada untuk menemani, memotivasi, menginspirasi dan memberikan berbagai kontribusi kepada penulis; Prabu Siagian, Iphiet, Rudy Banse, Sigourney, Aryo, Pakkamol Siriwat (Nan), Nin Siriwat, Jessica, dan rekan rekan MyAngels; Faatih (Sasha), Harizah (Riris), Friska, Nissa, Dessy Bonita, dan rekan lainnya di program regular angkatan 2009; 8. Seluruh rekan dan sahabat ekstensi manajemen 2010, terima kasih atas persahabatan, pengalaman, dan dukungannya bagi penulis. Perkuliahan di FEUI selama tiga tahun kurang mengesankan tanpa kalian semua; 9. Seluruh rekan Kantor Internasional Univeristas Indonesia, terima kasih atas pengalaman dan dukungannya kepada penulis. Tetap semangat dalam bekerja dan bekerja sama secara global; 10. Bapak Imo Gandakusuma dan seluruh tim sekretariat Ekstensi FEUI. Terima kasih atas kerjasama, dukungannya, dan pelayanannya terhadap kami para mahasiswa ekstensi FEUI; 11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas segala bantuan, dukungan, serta pengalaman yang telah diberikan kepada penulis. v

7

8

9 ABSTRAK Nama : Ruri Suhada Budiastyo Program Studi : S1 Ekstensi Manajemen Judul : Analisis Strategi Pemasaran pada Rute Penerbangan Internasional Studi Kasus: PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara adalah sebagai perusahaan maskapai penerbangan tertua di Indonesia dan the Airline of Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline. Pada program magang ini, penulis ditempatkan di divisi Commercial Research (CMR) pada bagian Marketing. Jabatan penulis adalah karyawan magang di divisi Commercial Research. Penulis diberikan pekerjaan yaitu updating competitor profile, yakni mencari dan memperbaharui informasi terbaru perkembangan dari para pesaing pada rute internasional. Penulisan laporan magang ini menganalisis strategi pemasaran pesaing pada rute internasional yang mencakup analisis Segmenting, Targeting, Positioning, dan Marketing Mix. Kata Kunci: Garuda Indonesia, Competitor Profile, Segmenting, Targeting, Positioning, dan Marketing Mix. viii

10 ABSTRACT Name : Ruri Suhada Budiastyo Study Program: S1 Ekstensi Manajemen Title : Marketing Strategy Analysis on International Flight Route. Case Study: PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk is one of the State-Owned Enterprises as the company is the oldest airline in Indonesia and the Airline of Indonesia has its own concept as a full service airline. In the internship program, the author placed in the Commercial Research (CMR) division of the marketing. The author title is an intern position. The author s job work is to update competitor profiles which is searching and updating the latest information and development of the competitors on the international route. This report analyzes the competitor marketing strategy on the international route that includes segmenting, targeting, positioning, and marketing mix analysis. Keywords: Garuda Indonesia, Competitor Profile, Segmenting, Targeting, Positioning, and Marketing Mix ix

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENYATAAN ORISINALITAS... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vii ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Pelaksanaan Magang Tempat dan Waktu Magang Kegiatan dan Pelaksanaan Magang Pencapaian Penulis Latar Belakang Masalah Maksud dan Tujuan Pembahasan Perumusan dan Pembatasan Masalah Sistematika Penulisan TINJAUAN KEPUSTAKAAN Analisis Segmenting (Segmentasi) Analisis Targeting Analisis Positioning Analisis Marketing Mix (Bauran Pemasaran) Definisi Marketing Mix (Bauran Pemasaran) Variabel-variabel Marketing Mix PROFIL PERUSAHAAN PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Visi dan Misi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Nilai Perusahaan Kegiatan dan Target Perusahaan Logo Perusahaan Struktur Organisasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Anak Perusahaan ANALISIS DAN PEMBAHASAN Aktivitas Pelaksanaan Magang Analisis Segmenting (Segmentasi) Analisis Targeting Analisis Positioning Analisis Produk Analisis Price (Harga) x

12 4.7 Analisis Place (Tempat atau Distribusi) Analisis Promotion (Promosi) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR REFERENSI LAMPIRAN xi

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Strategi Tahunan Quantum Leap Gambar 3.2 Garuda Klasik tahun Gambar 3.3 Logo Oranye tahun Gambar 3.4 Logo Burung Modern tahun Gambar 3.5 Logo Sayap Alam tahun 2009 Sekarang Gambar 3.6 Struktur Organisasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Gambar 4.1 Segmentasi Strategis Garuda Indonesia xii

14 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Kapasitas dan Frekuensi pada Rute Jakarta Singapura... 4 xiii

15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Format Power Point Competitor Profile Lampiran 2: Rute Penerbangan Garuda Indonesia xiv

16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan Magang Fakultas Ekonomi (FEUI) menyediakan dua alternatif yang dapat dipilih oleh mahasiswa sebagai sarana tugas akhir untuk menyelesaikan prasyarat kelulusan. Mahasiswa dapat memilih untuk melakukan penulisan skripsi atau bisa juga memilih program magang. Program magang memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk menerapkan teori yang telah didapat dari materi kuliah ke dalam dunia kerja. Melalui program magang, mahasiswa juga berkesempatan memperoleh pengalaman dalam kehidupan kerja, sehingga dapat berguna sebagai bekal untuk memudahkan mahasiswa melakukan adaptasi sebelum menuju dunia kerja secara nyata. Selain itu, program magang juga memungkinkan mahasiswa memperoleh wawasan yang lebih luas atas kehidupan kerja yang sesungguhnya. Atas dasar itulah, penulis mencoba untuk mengambil program magang dalam menyusun tugas akhir, sebagai prasyarat kelulusan. Pada bulan Januari 2013, penulis mendapatkan informasi program magang di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. bahwa ada peluang magang bagi mahasiswa yang hendak menyelesaikan tugas akhir. Selanjutnya, penulis mulai langsung melamar ke perusahaan tersebut dengan mengirimkan surat lamaran dan dokumen pendukung lainnya ke Garuda Indonesia Training Centre yang berlokasi di Duri Kosambi, Daan Mogot, Jakarta Barat. Setelah itu penulis menunggu feedback dari divisi General Support tentang proses recruitment. Proses tersebut dilalui penulis selama kurang lebih satu bulan, dan penulis diterima sebagai karyawan magang di bagian Marketing divisi CMR (Commercial Research), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mulai tanggal 14 Maret 2013 hingga 14 Mei

17 2 1.2 Tempat dan Waktu Magang Pada program magang ini, penulis melakukan aktivitas magang di salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Penulis melakukan program magang dengan durasi 2 bulan, atau terhitung dari tanggal 14 Maret 2013 hingga 14 Mei Kegiatan dan Pelaksanaan Magang Dalam proses magang pada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., penulis ditempatkan di divisi CMR (Commercial Research) pada bagian Marketing. Pekerjaan penulis di sini cukup sederhana tetapi penting bagi Board of Director dan berhubungan langsung dengan dunia penerbangan secara nyata dan terkini. Adapun aktivitas penulis (Job Description) dalam pelaksanaan magang antara lain: Mencari informasi-infomasi terbaru tentang semua pesaing perusahaan penerbangan baik internasional maupun domestik ke dalam format powerpoint yang telah diberikan melalui semua sumber pada website perusahaan pesaing maupun sumber mengenai dunia penerbangan. 1.4 Pencapaian Penulis Pencapaian penulis dalam kegiatan magang ini adalah penulis berhasil menyelesaikan tugas competitor profile maskapai penerbangan internasional pesaing Garuda Indonesia sebanyak 20 dokumen yang disajikan secara terstruktur dalam format power point slides (Contoh: lampiran 1) untuk selanjutnya menjadi bahan rujukan bagian pemasaran dalam pengambilan keputusan. Penulis juga membuat tentang competitor profile dari pesaing terkuat rute internasional, yaitu Singapore Airlines, Emirates, Etihad, Malaysia Airlines, dan maskapai penerbangan internasional lainya.

18 3 1.5 Latar Belakang Masalah Industri penerbangan di Indonesia saat ini terus berkembang pesat yang didorong dengan meningkatnya kebutuhan dan potensi masyarakat kelas menengah di berbagai kota besar di Indonesia. Garuda Indonesia sebagai perusahaan maskapai penerbangan tertua di Indonesia dan the flag carrier of Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline telah mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional. Dalam meningkatkan pelayanannya, Garuda Indonesia telah meluncurkan layanan terbaru yang disebut Garuda Indonesia Experience. (Laporan Tahunan Garuda Indonesia, 2012) Predikatnya sebagai the World s Best Regional Airlines dari Skytrax dan the Best International Airline dari Roy Morgan, Australia pada 2012 (Laporan Tahunan 2012), Garuda Indonesia perlu memfokuskan dirinya tidak hanya di rute domestik, melainkan di rute internasionalnya. Garuda Indonesia menghadapi persaingan cukup ketat yang berasal dari maskapai penerbangan internasional yang memiliki rute penerbangan dan konsep pelayanan yang sama bahkan lebih baik, seperti Singapore Airlines, Thai Airways, Malaysia Airlines, Qatar Airways, Emirates, dan lainya. Pesaing Garuda yang paling kuat adalah Singapore Airlines (SIA). SIA pada 2013 memimpin di peringkat pertama dengan 33 % share of seat capacity pada rute Jakarta Singapura. Pada rute sebaliknya Singapura Jakarta merupakan rute terbesar yang dimiliki oleh maskapai tersebut pada segi kapasitas tempat duduk dan frekuensi penerbangan setiap minggunya. Hal ini sangat berpengaruh besar bagi Garuda sebagai pesaing terbesar maskapai penerbangan internasional. Garuda Indonesia bersaing cukup ketat di peringkat kedua dengan 17 % dengan penerbangan delapan kali sehari pada rute yang sama. Perbedaan besar yang signifikan antara Garuda Indonesia dan SIA adalah bahwa hanya SIA yang melayani penerbangan pada rute tersebut dengan armada besar dengan kapasitas

19 4 yang lumayan memadai. Garuda sendiri saat ini menggunakan Boeing B s dengan kapasitas yang relatif sedikit dibandingkan pesaingnya tersebut. Data dapat lihat pada tabel 1.1 di halaman berikutnya. Setelah meraih penghargaan World s Most Improved Airline dari Skytrax, London, maka pada tahun 2013, maskapai nasional Garuda Indonesia juga berhasil meraih award Best Economy Class Airline Seat 2013 dari Skytrax. Skytrax World Airline Awards merupakan parameter yang paling komprehensif dan prestisius pada industri penerbangan dalam hal pengukuran kualitas pelayanan. Kinerja Garuda Indonesia semakin diakui di tingkat internasional. Jika pada tahun 2012 Garuda Indonesia berhasil meraih The World s Best Regional Airline, maka pada 18 Juni 2013, Garuda Indonesia kembali berhasil meraih predikat World s Best Economy Class 2013 dari Skytrax lembaga pemeringkat penerbangan independen yang berkedudukan di London. Tabel 1.1 Kapasitas dan Frekuensi pada Rute Jakarta Singapura Periode: 25 Februari 3 Maret 2013 Carrier Capacity share Frequency share Singapore Airlines 33% 22% Garuda 17% 22% Lion 17% 17% AirAsia 14% 17% Jetstar 7% 8% Tiger 5% 6% Turkish 4% 3% Sriwijaya 2% 3% Philippine Airlines 1% 2% Source: CAPA Centre for Aviation &Innovata Pencapaian ini merupakan satu loncatan yang membanggakan bangsa Indonesia, mengingat tahun lalu gelar ini diraih oleh Singapore Airlines. Pada tahun lalu mereka juga berada pada peringkat empat dari

20 5 The Top Five Economy Class Airline, setelah Singapore Airlines, Qatar dan Asiana Airlines. Prestasi ini merupakan hasil dari upaya berkelanjutan Garuda Indonesia dalam berbagai program peningkatan layanan yang dilaksanakannya. Garuda Indonesia harus memiliki senjata dan strategi melawan persaingan yang sedang berkembang dengan melihat aspek strategi pemasaran terbaru dari para pesaingnya, baik dari marketing mix, services, dan penambahan frekuensi rute penerbangan yang ditawarkan. 1.7 Maksud dan Tujuan Pembahasan Pembahasan dari laporan magang ini adalah bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan strategi pemasaran para pesaing Garuda Indonesia di pasar internasional, yaitu maskapai penerbangan Singapore Airlines, baik dari analisis marketing mix maupun dari aspek services yang ditawarkan dari para pesaing tersebut. Dari semua analisis tersebut akan didapatkan kesimpulan dan potensi strategi yang bisa dikembangkan Garuda Indonesia dalam bersaing di dunia penerbangan terutama rute international. 1.8 Perumusan dan Pembatasan Masalah Penulis melakukan penelitian yang sebagian besar analisisnya kepada pesaing Garuda Indonesia yaitu Singapore Airlines, dalam melakukan analisis strategi pemasaran pesaing tersebut penulis membatasi aspek-aspek sebagai berikut: Analisis Segmenting, Targeting, dan Positioning Analisis Marketing Mix (4P) Analisis tersebut dibatasi karena adanya keterbatasan akses yang dimiliki oleh penulis terhadap data, informasi, dan wewenang yang terkait dengan beberapa aspek seperti rahasia perusahaan lainnya.

21 6 1.9 Sistematika Penulisan Laporan magang ini terbagi menjadi lima bagian utama, dengan rincian sebagai berikut: Bab 1: Pendahuluan Bab ini mencakup aspek administratif magang. Dimulai dari latar belakang pelaksanaan magang, tujuan diadakannya kegiatan magang, periode magang, aktivitas umum yang dilakukan pada saat magang, serta pencapaian penulis yang dihasilkan pada saat magang. Bab ini juga mencakup mengenai penulisan laporan magang yang terdiri dari latar belakang masalah, maksud dan tujuan pembahasan, perumusan dan pembatasan masalah, serta sistematika penulisan. Bab 2: Tinjauan Kepustakaan Bab ini akan menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan dalam menganalisis permasalahan yang ada. Pembahasan teori berkisar tentang analisis analisis marketing mix, segmenting, targeting, dan positioning. Bab 3: Profil Perusahaan Bab ini memberikan deskripsi tentang profil PT Garuda Indonesia Tbk. (Persero) secara umum dan deskripsi singkat tentang perusahaan pesaing, yaitu Singapore Airlines (Internasional). Bab 4: Analisis dan Pembahasan Bab ini menerangkan pembahasan tentang permasalahan yang ditemukan di lapangan dan dihubungkan dengan landasan teori yang terkait. Pembahasan meliputi analisis marketing mix, segmenting, targeting, dan positioning.

22 7 Bab 5: Kesimpulan dan Saran Bab terakhir ini berisikan tentang ringkasan dari analisis yang telah dilakukan. Selain itu, bab ini juga berisi tentang saran dan masukan kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tempat penulis melakukan magang.

23 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Analisis Segmenting (Segmentasi) Pengertian segmentasi pasar menurut Kotler (2012), segmentasi pasar adalah membagi sebuah pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli dengan keinginan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda-beda. Pembagian pasar menurut Kotler: a. Geografis Segmentasi geografis adalah membagi keseluruhan pasar menjadi kelompok homogen berdasarkan lokasi. Lokasi tidak menjamin bahwa semua konsumen di lokasi tersebut mempunyai keputusan pembelian yang sama, namun pendekatan ini dapat membantu mengidentifikasi secara umum akan kebutuhan konsumen di suatu lokasi. b. Demografis Segmentasi dari demografis dibagi menjadi: Usia : Kebutuhan dan keinginan konsumen berubah seiring usia. Jenis Kelamin : Membagi pasar sesuai jenis kelamin Pendapatan : Membagi pasar sesuai kelompok pendapatan yang berbeda-beda. c. Psikografis Membagi pasar berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, dan karakteristik pribadi. d. Tingkah Laku (Behavioral) Membagi pasar berdasarkan pengetahuan konsumen, sikap, dan respon terhadap sebuah produk. 8

24 9 2.2 Analisis Targeting Targeting atau menetapkan target pasar adalah tahap selanjutnya dari analisis segmentasi. Tujuan dari targeting adalah memilih target market (pasar sasaran) yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan pemasaran dan meninggalkan segmen yang lain. (Khasali, 1998) Untuk menentukan target pasar mana yang akan dipilih, maka perusahaan harus melakukan analisis terhadap segmen pasar yang ada. Menurut Kotler (2012), ada tiga faktor yang harus diperhatikan pada saat menganalisis potensi pasar. Tiga faktor tersebut adalah: Ukuran pasar dan pertumbuhan Apakah pasar yang ada memiliki ukuran yang tepat bagi perusahaan, perusahaan besar biasanya memilih segmen dengan volume penjualan yang besar sedangkan perusahaan kecil biasanya sebaliknya. Segmen pasar yang menarik atau berpotensi Segmen pasar mungkin memiliki ukuran dan pertumbuhan yang baik tetapi kurang menarik dari sisi teknologi, product life cycle, dan lain sebagainya. Segmen ini juga harus berpotensi, misalnya dengan memiliki daya beli dan keinginan terhadap produk yang akan ditawarkan. Tujuan dan kemampuan perusahaan Segmen pasar mungkin memiliki ukuran, pertumbuhan, dan menarik, tetapi tidak termasuk dalam target perusahaan karena tidak sesuai tujuan jangka panjang dan juga keahlian yang dimiliki perusahaan. Apabila ketiga faktor itu dapat dipenuhi, maka segmen pasar itu dapat dipilih untuk dijadikan fokus dari program pemasaran.

25 Analisis Positioning Menurut Kotler (2012), positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah perusahaan untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen di dalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya. Menurut Kasali (1998) definisi positioning adalah strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak konsumen, agar produk atau merek atau nama Anda (Perusahaan) mengandung arti tertentu yang dalam beberapa segi mencerminkan keunggulan terhadap produk atau merek atau nama lain dalam bentuk hubungan asosiatif. Dengan kata lain, positioning adalah usaha untuk menemukan suatu celah di benak konsumen agar perusahaan memiliki image yang khusus sehingga konsumen memiliki asosiasi tertentu terhadap produk atau merek produk atau bahkan terhadap perusahaan. 2.4 Analisis Marketing Mix (Bauran Pemasaran) Bauran pemasaran harus selalu dapat bersifat dinamis, selalu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal maupun internal. Faktor eksternal yaitu faktor di luar jangkauan perusahaan yang antara lain terdairi dari pesaing, teknologi, peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, dan lingkungan sosial budaya. Sedangkan faktor internal adalah variabel-variabel yang terdapat dalam bauran pemasaran yaitu: Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi), yang biasa dikenal dengan Marketing Mix 4. Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat digunakan oleh perushaan untuk mempengaruhi permintaan terhadap produknya. Kondisi pasar global yang sangat kompetitif mengharuskan perusahaan

26 11 untuk lebih menciptakan competitive advantage dengan memaksimalkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang peluang yang ada Definisi Marketing Mix (Bauran Pemasaran) Pengertian marketing mix menurut Kotler (2012), bahwa bauran pemasaran atau marketing mix merupakan kombinasi dari empat variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yang dapat dikendalikan oleh perusahaan dengan efektif dan efisien Variabel-variabel Marketing Mix Variabel-variabel bauran pemasaran dapat dikelompokan menjadi empat variabel utama yang dikenal denga 4P, yaitu : Product (Produk) Price (Harga) Place (Tempat) Promotion (Promosi) Secara garis besar keempat variabel tersebut dapat dijelaskan melalui penjelasan masing-masing sebagai berikut: a. Product (Produk) Definisi produk menurut Kotler (2012), adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. b. Price (Harga) Menurut Kotler (2012), adalah sejumlah uang yang dibebankan utuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih meluas, harga itu adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan atau penggunaan terhadap sebuah produk atau jasa.

27 12 c. Place (Tempat atau Distribusi) Definisi menurut Kotler (2012), mengenai place adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasarannya. Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Hal ini perlu dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Saluran distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling bergantungan satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk atau pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat mencari agen dan lokasi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas. Sebagai salah satu variabel marketing mix, place atau tempat atau distribusi mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. d. Promotion (Promosi) Definisi menurut Kotler (2012), yang dimaksud dengan promosi adalah termasuk keseluruhan kegiatan perusahaan ditujukan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan elemen bauran pemasaran yaitu produk yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai target pasar.

28 13 berikut: Menurut Kotler (2012), promotion tools diklasifikasikan sebagai Advertising (Periklanan) Berbagai bentuk presentasi, promosi ide, barang atau jasa yang sifatnya non personal dilakukan oleh sponsor yang diketahui. Personal selling (Penjualan perorangan) Penjualan perorangan yang dilakukan oleh para wiraniaga yang mencoba dan membujuk untuk melakukan penjualan sekaligus. Sales promotion (Promosi penjualan) Suatu kegiatan yang dimaksud untuk membantu mendapatkan konsumen yang bersedia membeli produk atau jasa suatu perusahaan. Public relation (Publisitas) Suatu kegiatan pengiklanan secara tidak langsung dimana produk atau jasa suatu perusahaan disebarluaskan oleh media komunikasi.

29 BAB 3 PROFIL PERUSAHAAN 3.1 PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Saat ini Garuda Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda). Sebagai bentuk kepeduliannya akan keselamatan, Garuda Indonesia telah mendapatkan sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA). Hal ini membuktikan bahwa maskapai ini telah memenuhi standar internasional di bidang keselamatan dan keamanan. Untuk meningkatkan pelayanan, Garuda Indonesia telah meluncurkan layanan baru yang disebut "Garuda Indonesia Experience". Layanan baru ini menawarkan konsep yang mencerminkan keramahan asli Indonesia dalam segala aspek. Untuk mendukung layanan ini, semua armada baru dilengkapi dengan interior paling mutakhir, yang dilengkapi LCD TV layar sentuh individual di seluruh kelas eksekutif dan ekonomi.selain itu, penumpang juga dimanjakan dengan Audio and Video on Demand (AVOD), yaitu sistem hiburan yang menawarkan berbagai pilihan film atau lagu, sesuai pilihan masing-masing penumpang. Berbagai penghargaan pun telah diterima oleh Garuda Indonesia sebagai bukti dari keunggulannya. Pada tahun 2010, Skytrax menobatkan Garuda Indonesia sebagai Four Star Airline dan sebagai The World's Most Best Improved Airline. Selanjutnya pada Juli 2012, Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai World's Best Regional Airline dan Maskapai Regional Terbaik di Dunia. Sebuah lembaga 14

30 15 konsultasi penerbangan bernama Centre for Asia Aviation (CAPA), yang berpusat di Sydney, juga memberikan penghargaan kepada Garuda Indonesia sebagai "Maskapai yang Paling Mengubah Haluan Tahun Ini", pada tahun Sedangkan Roy Morgan, lembaga peneliti independen di Australia, juga memberikan penghargaan kepada Garuda Indonesia sebagai The Best International Airline pada bulan Januari, Februari dan Juli Garuda Indonesia memang telah berhasil mengubah haluannya, sehingga terhindar dari kegagalan di masa krisis dan meraih kesuksesan pada era 2006 hingga Setelah melalui masa-masa sulit, kini Garuda Indonesia melanjutkan kesuksesan dengan menjalankan program 5 tahun ekspansi secara agresif. Program ini dikenal dengan nama Quantum Leap. Program ini diharapkan akan membawa perusahaan menjadi lebih besar lagi, dengan jaringan yang lebih luas dan diiringi dengan kualitas pelayanan yang semakin baik. Saat ini Garuda Indonesia memiliki tiga hub di Indonesia.Pertama adalah hub bisnis yang berada di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.Kedua adalah hub di daerah pariwisata yang berada di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali.Kemudian untuk meningkatkan frekuensi penerbangan ke bagian timur Indonesia, Garuda Indonesia juga memiliki hub di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Terlepas dari bisnis utamanya sebagai maskapai penerbangan, Garuda Indonesia juga memiliki unit bisnis (Strategic Business Unit/SBU) dan anak perusahaan. Unit bisnis Garuda Indonesia adalah Garuda Cargo dan Garuda Medical Center. Sedangkan anak perusahaan Garuda Indonesia adalah PT Citilink Indonesia, yaitu maskapai tarif rendah (Low Cost Carrier), PT Aerowisata (hotel, transportasi darat, agen perjalanan dan katering), PT Abacus Distribution System Indonesia (penyedia layanan sistem pemesanan tiket), PT Aero System Indonesia/Asyst (penyedia layanan teknologi informasi untuk industri pariwisawata dan transportasi) dan PT Garuda Maintenance Facility (GMF AeroAsia), yaitu

31 16 perusahaan yang bergerak di bidang perawatan pesawat, perbaikan, dan overhaul. (Garuda Indonesia, 2013) Pada bulan Februari 2011, Garuda Indonesia telah menjadi Perusahaan Publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3.2 Visi dan Misi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Visi : Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia. Misi : Sebagai perusahan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional. 3.3 Nilai Perusahaan Tata Nilai Perusahaan yang disebut sebagai FLY-HI terdiri dari: efficient& effective, Loyalty, Customer CentricitY, Honesty & openness, dan Integrity. efficient & effective Bekerja dengan akurat, hemat dan tepat waktu untuk memberikan hasil yang berkualitas. Loyalty Menjalankan tugas dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab. Customer CentricitY

32 17 Melayani dengan tulus dan mengutamakan kepuasan pelanggan. Honesty & openness Menjunjung tinggi kejujuran, ketulusan, keterbukaan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Integrity Menjaga harkat dan martabat serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela yang dapat merusak citra profesi dan perusahaan. 3.4 Kegiatan dan Target Perusahaan Gambar 3.1 Strategi Tahunan Quantum Leap Sumber: Laporan Keuangan 2012 Pada tahun 2012, Perusahaan merencanakan pengembangan usaha dengan memfokuskan pemenuhan keanggotaan Garuda Indonesia sebagai

33 18 anggota Aliansi Global. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pasar serta menjawab tantangan terhadap kecenderungan harga bahan bakar yang akan tetap tinggi, dan semakin meningkatnya persaingan dalam industri penerbangan. Di samping itu, Garuda Indonesia akan lebih mengintensifkan pengembangan aspek human capital dan organisasi sebagai upaya menjadikan Garuda Indonesia sebagai high performance organization dan employer of choice, perusahaan idaman sebagai tempat bekerja. Pada tahun 2012, strategi Quantum Leap memasuki tahap pelaksanaan yang kedua.dalam hal ini, implementasi strategi difokuskan pada upaya meningkatkan kualitas sesuai dengan persyaratan keanggotaan Global Alliance SkyTeam, serta memperkuat daya kompetisi pada pasar internasional & domestik. (Laporan Tahunan 2012) 3.5 Logo Perusahaan Gambar 3.2 Garuda Klasik tahun Sumber: Garuda Indonesia, 2012 Garuda Indonesia berdiri ketika Indonesia sedang berada di masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan, ketika itu Garuda Indonesia menggunakan logo Garuda klasik sebagai simbol identitas.sisi atas pesawat berwarna putih, dengan warna merah sepanjang jendela, hal ini melambangkan bendera nasional Indonesia yang berwarna Merah Putih.Pada tahun awal berdirinya, Garuda Indonesia memiliki armada DC- 3 propeller plane, jet-engine Convair dan DC-8.

34 19 Gambar 3.3 Logo Oranye tahun Sumber: Garuda Indonesia, 2012 Memasuki tahun 1970-an, Garuda Indonesia mengalami modernisasi.logo diperbaharui dengan tulisan Garuda dan garis berwarna oranye. Pada periode ini Garuda Indonesia semakin banyak melayani masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Logo disematkan baik di pesawat kecil seperti Fokker 27 dan DC-9, juga pada pesawat berbadan lebar seperti DC-10, Boeing dan Airbus A300B4.Logo ini segera menjadi akrab dengan identitas baru Garuda Indonesia dan dikenal hingga ke berbagai penjuru dunia. Gambar 3.4 Logo Burung Modern tahun Sumber: Garuda Indonesia 2012 Untuk mengantisipasi era persaingan terbuka dari industri penerbangan nasional dan dunia, Garuda kembali mengubah logonya pada tahun 1985.Kali ini Logo Garuda Indonesia menggambarkan burung modern yang dilengkapi dengan tulisan Garuda Indonesia.Warna dominan pada logo ini adalah biru dan hijau, yang diambil dari warna alam

35 20 Indonesia.Pada era ini, armada Garuda Indonesia diperkuat dengan kedatangan Boeing 737, Boeing dan Airbus Gambar 3.5 Logo Sayap Alam tahun 2009 Sekarang Sumber: Garuda Indonesia, 2012 Memasuki fase pertumbuhan yang berkesinambungan dan strategi lompatan besar, pada tahun 2009 Garuda Indonesia memperbaharui identitas perusahaan agar menjadi lebih modern dan segar. Hal ini diwujudkan dengan logo Sayap Alam yang disematkan pada bagian ekor armadanya.program ini juga dilengkapi dengan moderninasasi armada, yaitu dengan mendatangkan pesawat baru Boeing NG, Airbus A , dan Bombardier CRJ1000 NextGen. Kini Garuda Indonesia memperkenalkan konsep layanan baru yaitu "Garuda Indonesia Experience". Dalam konsep baru ini, Garuda Indonesia menggabungkan keramahan dan suasana khas Indonesia, yang berakar pada budaya bangsa.

36 Struktur Organisasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Gambar 3.6 Struktur Organisasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Sumber: Garuda Indonesia, Anak Perusahaan Anak perusahaan adalah satu kesatuan legal independen, yang dibangun oleh perusahaan untuk mendukung seluruh kegiatannya.manajemen anak perusahaan diatur secara independen namun tetap di bawah pengawasan induk perusahaan.anak perusahaan Garuda Indonesia adalah PT Aerowisata, PT Abacus DSI, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia dan PT Aero System Indonesia.

37 22 a) PT Aerowisata PT Aerowisata didirikan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1973 dengan misi mengembangkan usaha jasa yang berkaitan dengan industri pariwisata.untuk mendukung misi ini, Aerowisata juga memiliki sejumlah anak perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan, jasa boga, transportasi darat dan agen perjalanan. Aerowisata memiliki lebih dari 50% saham kepemilikan dari anak perusahaannya, yaitu PT Bina Inti Dinamika, PT Mirtasari Hotel Development, PT Senggigi Pratama International, PT Aerofood Indonesia, PT Aerotrans Services Indonesia, PT Aero Globe Indonesia, Garuda Orient Holidays Pty. Ltd., Garuda Orient Holidays Korea Co. Ltd., PT Aerojasa Perkasa, Garuda Orient Holidays Japan Co. Ltd., PT Aero Hotel Management dan PT Belitung Inti Permai. b) PT Abacus Distribution Systems Indonesia PT Abacus DSI memiliki kantor pusat di Jl. Mampang Prapatan Raya no. 93, Jakarta, dengan kantor cabang di Surabaya dan Medan. Visi perusahaan ini adalah menjadi penyedia layanan sistem pemesanan tiket (Global Distribution Systems/GDS) terdepan serta penyedia layanan komunikasi dan teknologi informasi di Indonesia.Cakupan kegiatan perusahaan ini meliputi layanan sistem reservasi yang terkomputerisasi, penyewaan peralatan komputer yang digunakan oleh agen-agen perjalanan, menyediakan fasilitas pelatihan pegawai untuk agen-agen perjalanan serta menyediakan bantuan teknis dalam system pemesanan tiket terkomputerisasi (computerized reservation systems/crs) untuk agen-agen perjalanan.

38 23 c) PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA) Perusahaan ini didirikan untuk melaksanakan dan mendukung kebijakan ekonomi pemerintah Indonesia, khususnya dalam bidang pemeliharaan dan perbaikan pesawat terbang, juga layanan perbaikan mesin dan komponen - komponennya. Pada tahun 2003, perusahaan menerbitkan saham perdana yang terdiri dari lembar saham, dengan total harga Rp Milyar.Sebanyak 99% saham dimiliki oleh PT Garuda Indonesia (Persero) dan 1% dimiliki oleh PT Aerowisata. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia berdiri berdasarkan Akta Notaris No.93 tertanggal 26 April 2002 oleh Arry Supratno, S.H., Notaris Umum di Jakarta, disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No.C H.T tertanggal 25 Juni 2002 dan dicatat dalam Pelengkap Berita Negara RI No. 78 pada tanggal 27 September d) PT Aero Systems Indonesia (ASYST) PT Aero Systems Indonesia sebelumnya dikenal dengan nama PT Lufthansa Systems Indonesia, didirikan pada tahun Awalnya PT Garuda Indonesia (Persero) memiliki 51% dari saham perusahaan, dan sisanya sebanyak 49% dimiliki oleh Lufthansa Systems AG (LSY). Pada tanggal 29 Januari 2009, terjadi perpindahan kepemilikan saham dari LSY ke PT Aerowisata. Kegiatan ASYST meliputi layanan konsultasi dan sistem teknik teknologi informasi serta layanan pemeliharaan penerbangan dan industri lainnya. Bisnis utama ASYST adalah sebagai penyedia hosting untuk tiga layanan utama, yaitu: Software as a Services atau SaaS (layanan perangkat lunak) seperti Passenger Service System atau

39 24 PSS (system layanan penumpang) dan Enterprise Resource Planning (ERP) business model. Layanan kedua adalah Platform as a Service atau PaaS (layanan platform), yang terdiri dari sistem operasional, Reverse Proxy, Web Server, Application Server, dan Database. Layanan ketiga adalah Infrastructure as a Service atau IaaS (layanan prasarana) seperti Server (komputasi), penyimpanan, perangkat jaringan, Pusat Data and Disaster Recovery Center (Pusat Pemulihan Bencana) untuk mendukung dan mengoptimalisasikan jaringan bisnis. Seluruh layanan disimpan dalam pusat data dengan standar internasional Tier III ketersediaan 99.8%. Selain itu, untuk memberikan dukungan yang berkelanjutan bagi klien, ASYST menyediakan layanan Data Recovery Center atau DRC (Pusat Pemulihan Data). (Garuda Indonesia, 2013)

40 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Aktivitas Pelaksanaan Magang Pelaksanaan magang dimulai pada 14 Maret hingga 14 Mei 2013 di divisi Commercial Research (CMR) pada bagian Marketing yang berlokasi di Garuda City Centre building, kawasan area M1, bandara internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten. Proses magang sendiri dilaksanakan setiap hari kerja dari Senin hingga Jumat dengan jam kerja pukul WIB dan untuk hari Jumat sampai jam WIB. Penulis diberikan jabatan dari tim CMR sebagai karyawan magang. Penulis diberikan pekerjaan yaitu updating competitor profile, yakni mencari dan memperbaharui informasi terbaru dari para pesaing Garuda Indonesia pada rute internasional. Dari format yang diberikan berupa power point slides (Contoh: lampiran 1) yang terdahulu, penulis hanya mencari informasi terpenting dan teraktual dari sumber-sumber yang direkomendasikan dan digunakan dalam proses riset mereka, seperti centreforaviation.com (CAPA), airfleets.net, iata.com, skytrax.com, dan website masing-masing maskapai penerbangan. Yang harus penulis lakukan adalah mencari berita-berita terbaru, produk terbaru, pelayanan terbaru yang diberikan, rute penerbangan terbaru yang ditawarkan, dan lainya yang masih berhubungan dengan dunia industri penerbangan. Penulis dalam melaksanakan proses magang mengalami beberapa hambatan, misalnya lemahnya koneksi internet di kantor hingga terkadang mati total dan website dari maskapai masih ada yang sedang diperbaharui dan kurang aktual. Penulis mengambil solusi dari masalah tersebut dengan melakukan pekerjaan yang diberikan di rumah di waktu luang. Penulis telah berhasil mengerjakan 20 dokumen yang terstruktur berupa power 25

41 26 point slides. Hasil itu akan diberikan kepada Board of Director pada saat rapat bulanan maupun tahunan. 4.2 Analisis Segmenting (Segmentasi) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Gambar 4.1 Segmentasi Strategis Garuda Indonesia Sumber: Presentasi Garuda Indonesia, London, 2011 Terlihat pada gambar 4.1, bahwa Garuda Indonesia akan tetap berfokus melayani pada High Yield market segment, dimana Garuda melayani semua segmen pasar di kalangan menengah bahkan kelas atas, baik penumpang dengan tujuan bisnis, wisatawan, maupun yang bertujuan pribadi. 4.3 Analisis Targeting Pada analisis ini, Garuda ingin memberikan jabaran tentang target pasar dari berbagai segmentasi secara terperinci, yaitu Segmentasi Geografis: Garuda Indonesia mengambil pasar di kotakota besar selurah Indonesia dan luar negeri, seperti: Surabaya,

42 27 Denpasar, Medan, Makassar, Yogyakarta, Ambon, Balikpapan, dan lainnya. Pada pasar internasional, seperti: Singapore, Jeddah, Tokyo, Osaka, Sydney, Perth, Hong Kong, Kuala Lumpur, Amsterdam, dan lainya sesuai dengan rute yang ditawarkan. Hal ini jelas bahwa Garuda Indonesia berfokus di kota-kota besar industri dan ibukota yang berpotensi dalam lingkup pariwisata, bisnis, dan ekonomi. Segmentasi Demografis: 1. Usia : 17 > 50 tahun 2. Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan 3. Pendapatan : 5 juta - > 10 juta Rupiah per bulan 4. Pekerjaan : pengusaha bisnis, pegawai pemerintahan, karyawan swasta, profesional muda, hingga pensiunan. Segmentasi Psikografis: Garuda Indonesia juga berfokus terhadap pasar yang memiliki gaya hidup yang tinggi akan berwisata, berbisnis, dan memahami terhadap kualitas produk yang ditawarkan, kenyamanan, pelayanan yang baik bertaraf international dan bangga akan produk sendiri. Segmentasi Behavioral: Garuda Indonesia berfokus terhadap pasar di kalangan kelas menengah ke atas dan kelas pekerja dengan mobility yang cukup rutin dan tinggi baik perjalanan dinas maupun berwisata. Sekarang ini, rute penerbangan Garuda Indonesia sudah menjangkau seluruh kota di Indonesia. Dari pencapaiannya ini, Garuda Indonesia jelas memiliki target pasar untuk kalangan menengah ke atas. Hal ini terbukti bahwa harga tiket yang ditawarkan jauh relatif tinggi dari beberapa kompetitor di pasar domestik. Pada pasar internasional, maskapai ini juga memiliki target pasar di kalangan menengah ke atas yang memang memiliki mobilitas tinggi baik domestik maupun internasional dan menghendaki pelayanan yang terbaik, ketepatan waktu, dan prioritas keselamatan yang berstandar internasional.

43 Analisis Positioning Garuda Indonesia dengan jelas menyatakan posisinya. Dengan mengetahui dan menentukan posisi dirinya, membuat Garuda Indonesia dapat dengan jelas siapa yang menjadi target pemasaran mereka. Hal ini tercermin dalam visi Garuda Indonesia yaitu Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia. Dalam gambaran dari visi tersebut, bahwa Garuda Indonesia telah memberikan posisi yang di jelas di pandangan masyarakat luas dimana ketika seseorang berbicara kata Garuda Indonesia itu berarti sebuah maskapai penerbangan nasional Indonesia yang menawarkan kualitas pelayanan premium dan lengkap bagi seluruh penumpangnya dengan keramahan asli masyarakat Indonesia. Sebuah maskapai penerbangan yang memberikan jasa tranportasi udara memprioritaskan segi keselamatan penumpang dan kenyamanan selama perjalanan. (Laporan Tahunan 2012) 4.5 Analisis Produk Pada analisis ini, Garuda Indonesia lebih menawarkan dalam hal kenyamanan penumpang dan dapat memberikan kepuasan lebih kepada konsumennya, yaitu: Meningkatkan Frekuensi penerbangannya. Memilih terminal 2 untuk naik - turun penumpang, yang lebih nyaman dari pada terminal 1. Menyediakan snack di pesawat yang lengkap dengan berbagai pilihan minuman. Makanan dan minuman ditawarkan tergantung lamanya penerbangan. Anggur dan bir juga ditawarkan dalam penerbangan internasional.

44 29 Melakukan kerjasama dengan Singapore Airline untuk promosi bersama dalam meningkatkan lalu lintas antar kedua Negara, dan pengembangan networking. Melayani penerbangan untuk umroh dan haji. Pesawat yang terawat dalam hal safety / keamanan. Pada aspek yang berhubungan dengan fleet/aircraft: Garuda Indonesia telah merevitalisasi semua armada dengan standar modern dari pabrik ternama yaitu Boeing dan Airbus. Total semua armada yang beroperasi adalah sejumlah 89 pesawat. Jenis Pesawat yang dipakai adalah jenis Boeing B NG dan Bombardier CRJ1000NextGen untuk rute jarak pendek dan regional, Airbus A /300 untuk rute jarak menengah, Boeing dan B ER untuk rute jarak jauh, dan Airbus A untuk Citilink. Garuda Indonesia sedang melakukan penambahan dan pengembangan armada pesawat agar dapat lebih maksimal menangkap dan merebut peluang pertumbuhan di masing-masing rute segmen pasar yang dilayani serta dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan mengefisiensi biaya operasi yang ada dalam penggunaan armada tersebut. (Garuda Indonesia, 2013) Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan ini sudah tercatat memiliki official 4-Star Ranking of Product and Service Quality, sudah menerima sertifikai IATA Operational Safety Audit (IOSA) yang berarti bahwa maskapai ini telah seluruhnya memenuhi standar keselamatan penerbangan internasional. Maskapai ini juga masuk dalam daftar maskapai bintang empat dari Skytrax yang berarti memiliki pelayanan dan kinerja yang baik. Pada 2012, Garuda menerima penghargaan World s Best Regional Airlines dari Skytrax. (Airline Quality, 2013) Garuda Indonesia melayani jasa angkutan bagi penumpang dan kargo.

45 30 Garuda Indonesia sedang dalam proses pengajuan aliansi penerbangan international dengan Sky Team pada (CAPA, 2013) Melayani penumpang dengan penuh keramahan. Aspek Service (Pelayanan) layanan yang ditawarkan melalui tahap berikut ini: a. Pre-journey service, yaitu pelayanan yang diberikan pada saat pemesanan penerbangan. Dalam pelayanan ini Garuda melakukan: Call Center 24 Jam Online booking via official website Mobile booking untuk penerbangan domestik Garuda Frequent Flyers Program b. Pre-flight service, yaitu pelayanan yang diberikan sebelum keberangkatan pesawat. Pelayanan adalah: Mobile Check-in Counter Check-in Premiun Check-in City Check-in Web Check-in Phone Check-in Mobile boarding pass Carry-on Baggage Allowances Checked Baggage Allowances Garuda Indonesia Executive Lounge Passenger Service Assistance (PSA) c. In-Flight service, yaitu pelayanan yang diberikan selama penerbangan. Dalam penerbangan, Garuda Indonesia melayani: Welcome aboard In-Flight Entertainment: Movies, Television programs, Music, Games and applications

46 31 Power Socket Devices In-flight Cuisine: Indonesian and International culinary In-flight Duty Free In-flight Magazine Flat bed on Business Class On Board Immigration Services d. Post-flight service, yaitu pelayanan yang diberikan setelah penerbangan. Baggage tracing Claim & Prevention Boarding Pass True Value (Garuda Indonesia, 2013) 4.6 Analisis Price (Harga) Pada analisis ini, penulis hanya membahasnya dari segi kelas yang ditawarkan pada masing-masing maskapai. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Pelayanan Internasional subclasses: First Class (Upcoming: July 2013), Business Class, & Economy Class. Domestik, subclasses: Business Class & Economy Class. Harga rute Jakarta Singapura pada 29 Juni 2013 di kelas ekonomi USD 140 one way. (Garuda Indonesia, 2013) Singapore Airlines Pelayanan Internasional, subclasses: Suites, First Class, Business Class, & Economy Class. Harga pada rute Jakarta Singapura di kelas ekonomi USD 351 one way pada 29 Juni 2013 (Singapore Airlines, 2013)

47 32 Secara umum bahwa Singapore Airlines itu lebih mahal dari pada Garuda Indonesia dilihat dari perbedaan harga pada rute tersebut. Namun, Garuda menerapkan konsep value proposition, yaitu suatu cara memberikan layanan lebih, yang diberikan Garuda Indonesia kepada penumpang melebihi harga yang dibayarkan. Layanan ini bisa menjadi panduan pelayanan Garuda Indonesia yang dikenal dengan Garuda Indonesia Experience (GIE). Garuda Indonesia Experience (GIE) ini adalah konsep layanan baru yang menyajikan aspek-aspek terbaik dari Indonesia kepada para penumpang. Mulai dari saat reservasi penerbangan hingga tiba di bandara tujuan, para penumpang akan dimanjakan oleh pelayanan yang ramah yang menjadi ciri keramahtamahan Indonesia, diwakili oleh Salam Garuda Indonesia dari para awak kabin. Konsep Garuda Indonesia Experience, yang didasari oleh 5 senses (sight, sound, scent, taste, dan touch) dan mencakup 24 customer touch points yang dimulai dari pelayanan pre-journey, pre-flight, in-flight, post-flight dan post-journey yang ada pada analisis produk. Garuda Indonesia disini berupaya meningkatkan citra Indonesia di dunia internasional. Semua itu bertujuan untuk memberikan rasa nyaman terbang bersama Garuda. 4.7 Analisis Place (Tempat atau Distribusi) Pada analisis ini Garuda lebih memberikan kemudahan mengakses di setiap kantor penjualan dalam mencari dan pembelian tiket sesuai dengan waktu yang diinginkan konseumen, yaitu: Rute Penerbangan dan Jangkauan Garuda Indonesia terbang ke 33 tujuan domestik ke 35 tujuan internasional. (Infomasi lengkap ada pada lampiran 2. ) Garuda Indonesia juga memiliki kantor resmi penjualan tiket di kota tujuan domestik dan internasional serta melakukan kerjasama dengan agen penjualan.

48 33 Lokasi: Lokasi penerbangan sendiri (Main Hub/Base) berpusat di Jakarta, tepatnya di bandara internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang. 4.8 Analisis Promotion (Promosi) Pada analisis ini, Garuda Indonesia sebagai perusahaan penerbangan nasional terbesar di Indonesia, iklan sebagai media promosi rupanya masih perlu dilakukan untuk menyadarkan dan memberikan informasi dan pengetahuan baru tentang PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. kepada masyarakat luas baik dalam maupun luar negeri, terutama kepada pengguna setia Garuda Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen. Advertising (periklanan) Advertising sebagai media iklan perusahaan penerbangan Garuda Indonesia dilakukan melalui media audio visual maupun cetak. Iklan juga dilakukan pada media online (website) yaitu e- mail (pesan online) kepada pelanggan setia melalui program frequent flyer. Pada media visual khususnya televisi, iklan yang dilakukan oleh Garuda Indonesia ini tentu memerlukan biaya yang cukup besar untuk satu kali produksinya. Namun, dampak dari iklan ini sangat berpengaruh besar terhadap program promosi yang sedang dan akan ditawarkan sesuai dengan musimnya. Iklan di media televisi merupakan kunci utama dalam melakukan promosi yang berskala besar dan luas hingga mencakup ke pelosok Indonesia maupun wilayah luar negeri. Sales Promotion (Promosi Penjualan) Walaupun iklan sudah dilakukan melalui media visual seperti televisi, tapi promosi juga tetap dilakukan Garuda Indonesia pada media cetak seperti koran dan majalah. Sales promotion yang

49 34 dilakukan adalah menawarkan promo tiket, discount, prize, dan special offers pada acara-acara tertentu. Public Relation (Hubungan Masyarakat) Untuk terus menjaga hubungan serta loyalitas pengguna setia penerbangan Garuda Indonesia, pihak perusahaan tentu tetap melakukan cara ini kepada pihak Public Relation. Misalnya mengadakan seminar, donasi, dan kotak saran baik via customer service maupun media online. Selain itu, Garuda Indonesia telah menjalin kerjasama sebagai Global Official Airlines dengan Klub Sepakbola ternama Liverpool untuk memperkuat positioning Garuda Indonesia di mata pasar internasional yang sebagai perusahaan global. Dari program yang baru ini, Garuda Indonesia berhasil dinobatkan sebagai BUMN Best Public Relation Program 2013 (metrotvnews, 2013). Bukan hanya itu saja, Garuda Indonesia juga merupakan sponsor resmi pada acara olahraga nasional, yaitu Garuda Indonesia Tennis Master. Hal ini cukup jelas bahwa Garuda Indonesia memiliki komitmen yang kuat terhadap promosi penerbangan baik di nasional maupun internasional.

50 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk merupakan maskapai penerbangan Indonesia sebagai the official flag carrier and the airline of Indonesia, harus terus memantau perkembangan pesaingnya melalui program analisis competitor profile berkala setiap tahunnya guna mampu bersaing di rute-rute internasional. Strategi pemasaran yang tepat yang telah dilakukan oleh Garuda Indonesia dapat dilihat pada eksistensi dan arus penerbangan Garuda Indonesia di dunia maskapai penerbangan domestik pada khususnya dan penerbangan internasional pada umumnya yang berpeluang memikat pengguna jasa layanan penerbangan. Dilihat dari analisis yang yang dimasukkan ke dalam laporan magang ini, maka dapat disimpulkan bahwa Garuda Indonesia telah melakukan strategi pemasaran yang bagus hingga saat ini. Untuk mendapatkan strategi pemasaran yang tepat, Garuda Indonesia telah melakukan analisa yang dalam pada seluruh aspek yang terkait pada Garuda Indonesia secara mendalam dan menyeluruh, serta dilakukan secara beberapa kali untuk mendapatkan strategi pemasaran yang tepat. Mengenai teknik yang digunakan dalam menganalisa dirinya, kami masih belum dapat mengetahu metode apa yang mereka lakukan karena hal itu bersifat rahasia sehingga mengalami kesulitan dalam melakukan penelusuran lebih dalam. 5.2 Saran Dari hasil analisis marketing mix (bauran pemasaran) khususnya product (produk) dari aspek fleet/aircraft. Garuda Indonesia perlu memperbanyak armada pesawatnya khususnya yang berbadan 35

51 36 besar widebody guna berfokus pada penerbangan rutin haji, umrah, dan pelayanan kargo internasional. Dari aspek place: Garuda Indonesia perlu menambahkan rute penerbangan baru atau menambah jumlah frekuensi penerbangan yang ada dengan menggunakan pesawat widebody misalnya di kawasan Eropa dan Asia. Saran bagi Garuda Indonesia adalah melakukan perbaikan kualitas secara menyeluruh untuk memberikan excellent service bagi seluruh penumpang sehingga visi Garuda Indonesia untuk menjadi penerbangan pilihan utama di Indonesia yang berdaya saing internasional. Garuda Indonesia tidak boleh cepat merasa puas akan keberhasilan yang tetap diraih agar visi tersebut semakin nyata dalam perjalanan hidup Garuda Indonesia sehingga dapat mengharumkan nama Indonesia sebagai maskapai penerbangan Indonesia yang terbukti dapat bersaing dengan maskapai penerbangan internasional di kancah penerbangan internasional.

52 DAFTAR REFERENSI Aviation Analysis, Jakarta-Singapore route poised for big capacity increase, led by Tiger and Mandala: 28th February, 2013 Sumber: < Kasali, Rhenald Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, Positioning. Jakarta: Gramedia. Kotler, Philip., and Gary Amstrong Principles of Marketing. 14 th Edition. Essex: Pearson Education. Laporan Tahunan Garuda Indonesia Delivering Indonesia s Best to the World. Jakarta, Indonesia. Presentasi Garuda Indonesia: Restructuring, Performance & Strategy pada UBS Global Transport Conference 2011, London, 12 September Sumber: < Profil Perusahaan Garuda Indonesia 2013 Sumber: < Susanto, A. B. dan Managing Partner The Jakarta Consulting Group Sumber: < Website Resmi Garuda Indonesia Sumber: < 37

53 38 Wisnu AS: Garuda Indonesia Raih Penghargaan BUMN Best Public Relation Program. Rabu, 05 Juni :30 WIB. Sumber: < uda-indonesia-raih-bumn-best-public-relation-program->

54 Lampiran 1: Format Power Point Competitor Profile Singapore Airlines PROFILE Based at Singapore Changi Airport, Singapore Airlines is the national carrier of Singapore. Using a fleet of widebody Boeing and Airbus aircraft, including the A380 of which Singapore Airlines was the launch customer, Singapore Airlines operates an extensive network across Asia, North America, Australasia, Europe, Africa and the Middle East. Singapore Airlines joined the Star Alliance on 01-Apr UPDATES Singapore Airlines Cargo outlines summer 2013 network. (CAPA News 16-Apr 13) Singapore Airlines to temporarily reduce Singapore- Tokyo Haneda service. (CAPA News 8-Apr 13) Singapore Airlines to liquidate SIA Properties. (CAPA News 2-Apr 13) Tourism New Zealand and Singapore Airlines launch new tourism campaign for New Zealand. (CAPA News 19-Mar 13) Singapore Airlines to reduce its Singapore-New York Newark service. (CAPA News, 18-mar 13) Singapore Airlines feels impact of Tiger Airways on Southeast Asia routes. (CAPA News, 11-Mar 13) Singapore Airlines to expand its A380 service from Singapore to Tokyo Narita. (CAPA News, 8-Mar 13) SNAPSHOT : IATA CODE : SQ BASE : Singapore, Singapore WEBSITE : LAUNCH : 1972 KEY PEOPLE : Choon Phong Goh (CEO) OWNERSHIP : Minority government owned, listed Part of SIA Group BUSINESS MODEL : Full Service Carrier CODE SHARE : Aegean Airlines, Air Canada, Air India, Air New Zealand, All Nippon Airways, Asiana Airlines, Brussels Airlines, China Cargo, EgyptAir, Ethiopian Airlines, Garuda Indonesia, LOT - Polish Airlines, Lufthansa, Malaysia Airlines, SAS, SilkAir, South African Airways, SWISS, Transaero Airlines, Turkish Airlines, US Airways, Virgin America, Virgin Atlantic Airways,& Virgin Australia ALLIANCE : Star Alliance AVERAGE FLEET AGE : 7.2 year (airfleets.net, Apr 2013) REVIEW 2012 Last updated by CMR-Ruri Mar 2013 Singapore Airlines Marketing Strategy DATA ROOM SQ Int l vs domestic capacity seats share (15 21 Apr Jan 13) Product Full services Route : 63 destinations (63 International). Fleet : 103 in service and 53 on order. Passenger and Cargo The World's 5-Star Airlines SQ Int l Capacity Seat by region (15 21 Apr 13) Price Service International, subclasses : First Class, Business Class, Premium Economy & Economy Class. Marketing Communication & Sales Promotion A Great Way To Fly Special Offers - From Jakarta to : SIN - US$290 (return), BKK - US$350 (return), HKG - US$ 400 (return) SQ top ten Int l Routes (15 21 Apr 13) Distribution Conventional + ATM Payment + web/online payment (credit card) Last updated by CMR-Ruri Mar

55 Singapore Airlines Services Pre Journey Call Center 24 Jam Online booking via website Mobile booking Frequent Flyers Program In-Flight On Board : Entertainment : Movies, Television programs, Music, Games and applications, Entertainment devices & Connectivity, In-flight Cuisine, In-flight Duty Free, Welcome aboard, In-flight Magazine, Your Health In-flight, In-flight Wi-Fi. Flat bed on Business & First Class Pre Flight Mobile Check-In INT L Flight Counter Check-In INT L Flight Self Check-In INT L Flight Return Check-In INT L Flight Online Check-In INT L Flight Mobile boarding pass Carry-on Baggage Allowances Checked Baggage Allowances: Suites 40 kg, First 40 kg, Business 30 kg, Economy 20 kg International First Class and Business lounge Post Flight Baggage tracing Claim & Prevention Boarding pass true value Limousine transfers DATA ROOM Frequent Flyer Programs KrisFlyer Frequent Flyer Member Lounge SilverKris & KrisFlyer Club Lounges Destinations 62 INT SkyTrax Status: 5 Star Airline Pax QF for : SLF Int L Average Revenue : Head to Head Market Share : Last updated by CMR-Ruri Mar

56 Lampiran 2: Rute Penerbangan Garuda Indonesia Rute Penerbangan Garuda Indonesia, maskapai penerbangan nasional Indonesia, peraih penghargaan World's Best Regional Airline dari Skytrax, memiliki jaringan domestik dan internasional yang luas. Di masa mendatang, Garuda Indonesia juga merencanakan ekspansi lebih lanjut untuk bidang operasional dan pelayanan penerbangan. Tujuan Domestik Garuda Indonesia terbang ke 33 tujuan domestik Pulau Sumatera Pulau Kalimantan Pulau Sulawesi Banda Aceh Pontianak Manado Medan Balikpapan Gorontalo 41

57 Pulau Jawa Pekanbaru Jambi Padang Pangkalpinang Palembang Batam Bandar Lampung Jakarta Bandung Semarang Solo Yogyakarta Malang Surabaya Pulau Bali Palangkaraya Banjarmasin Tarakan Denpasar Pulau Lombok Lombok Pulau Timor Kupang Palu Makassar Kendari Pulau Maluku Ternate Ambon Pulau Papua Biak Jayapura Timika Tujuan Internasional Untuk menyediakan penerbangan ke tujuan internasional tertentu, Garuda Indonesia telah menjalin kerjasama Codeshare dengan beberapa maskapai internasional. 42

58 Garuda Indonesia terbang ke 35 tujuan internasional Asia Timur Tengah Eropa Singapura Kuala Lumpur Bangkok Hongkong Tokyo (Narita) Tokyo (Haneda) Osaka Seoul Guangzhou Beijing Shanghai Taipei Manila 4 Ho Chi Minh City 5 Jeddah Abu Dhabi Muscat 2 Australia Perth Melbourne Sydney Amerika Serikat Los Angeles 7 San Fransisco 7 Amsterdam London Heathrow 1,2 Frankfurt 1 Zurich 1 Madrid 1 Munich 1 Rome 1 Paris 2 Manchester 2 Athena 2 Moscow 2 Istanbul 3 43

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak hanya produk berupa barang yang banyak memberikan manfaat untuk kelangsungan hidup manusia. Di era modern dan perkembangan teknologi serta meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang kurang lebih dari 240 juta jiwa dan termasuk negara yang memiliki banyak pulau.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan perusahaan penerbangan dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan perusahaan penerbangan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan perusahaan penerbangan dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat. Peranan pesawat terbang sebagai sarana

Lebih terperinci

JURNAL JEMEN SISTEM. Dosen : Disusun oleh : KELAS 2DB01 JURUSAN

JURNAL JEMEN SISTEM. Dosen : Disusun oleh : KELAS 2DB01 JURUSAN JURNAL SISTEM INFORMASI MANAJ JEMEN 1 JURNAL PERUSAHAAN PT.GARUDAA INDONESIA (PERSERO). Tbk Dosen : Masimbangan Susannaa Herawati Disusun oleh : WAHYU EDI SANTOSO ( 39113197 ) uyhaw.ok@gmail.comm KELAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran kehidupan. Transportasi menjadi bagian penting atas perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran kehidupan. Transportasi menjadi bagian penting atas perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman, transportasi di Indonesia semakin diperlukan bagi semua kalangan. Keberadaan sebuah sarana transportasi dalam kehidupan manusia menjadi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. 1. Pengembangan layanan yang dilakukan di dalam implementasi strategi

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. 1. Pengembangan layanan yang dilakukan di dalam implementasi strategi BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI A. Simpulan 1. Pengembangan layanan yang dilakukan di dalam implementasi strategi diferensiasi Quantum Leap 2011-2015 antara lain adalah: a. Penciptaan Produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah keputusan niat beli ada beberapa perilaku yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah keputusan niat beli ada beberapa perilaku yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah keputusan niat beli ada beberapa perilaku yang dapat mempengaruhi antara lain kepercayaan merek, kesadaran merek, dan persepsi merek mewah. Kepercayaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi persaingan yang ketat (Jurnas, 2013). Persaingan ini mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi persaingan yang ketat (Jurnas, 2013). Persaingan ini mendorong BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, dunia penerbangan dihadapkan pada situasi persaingan yang ketat (Jurnas, 2013). Persaingan ini mendorong perusahaan untuk melakukan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia Bisnis penerbangan di Indonesia semakin terlihat menjanjikan. Pengguna jasa penerbangan di negara kita

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Sejarah Garuda Indonesia sebagai bagian dari sejarah industri penerbangan komersial di Indonesia dimulai ketika bangsa yang muda ini berjuang untuk kemerdekaannya.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Garuda Indonesia didirikan pada tanggal 26 Januari 1949 dengan nama

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Garuda Indonesia didirikan pada tanggal 26 Januari 1949 dengan nama BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III. 1 Objek Penelitian III. 1. 1. Sejarah Singkat Garuda Indonesia didirikan pada tanggal 26 Januari 1949 dengan nama Indonesian Airways. Pesawat pertama yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat dalam berbagai bidang, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat dalam berbagai bidang, setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat dalam berbagai bidang, setiap perusahaan tentunya ingin terus maju dan tetap eksis serta mampu bersaing dengan para kompetitornya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bisnis penerbangan khususnya untuk penerbangan berbiaya murah atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. Untuk di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut: 1. Dapat diketahui faktor eksternal dan faktor internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya itu, Indonesia juga memiliki modal besar untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. hanya itu, Indonesia juga memiliki modal besar untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan transportasi udara merupakan bagian dari pelaksanaan tugas penyediaan transportasi, baik sebagai servicing function maupun promoting function

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan di Indonesia. Sejumlah maskapai penerbangan saling. berkompetitif untuk merebut pasar domesitik maupun internasional.

BAB I PENDAHULUAN. signifikan di Indonesia. Sejumlah maskapai penerbangan saling. berkompetitif untuk merebut pasar domesitik maupun internasional. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern saat ini sarana transportasi memiliki peranan yang sangat vital untuk melakukan berbagai kegiatan, terlebih dalam dunia bisnis. Pertumbukan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan domestik tetapi juga dengan maskapai penerbangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan domestik tetapi juga dengan maskapai penerbangan internasional. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Industri penerbangan Indonesia adalah industri yang memiliki persaingan yang kompetitif. Persaingan yang kompetitif ini dialami tidak hanya dengan maskapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maskapai Garuda 7,665,390 8,398,017 9,993,272 13,701,879 15,304,472

BAB I PENDAHULUAN. Maskapai Garuda 7,665,390 8,398,017 9,993,272 13,701,879 15,304,472 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Kebutuhan mobilitas jarak jauh penduduk Indonesia akan membuat industri penerbangan kembali bertumbuh pesat pada tahun 2013. Pertumbuhan jumlah penumpang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada kondisi perkeonomian global sekarang ini, yang ditunjukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada kondisi perkeonomian global sekarang ini, yang ditunjukan dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kondisi perkeonomian global sekarang ini, yang ditunjukan dengan hilangnya batas-batas Negara dari segi investasi, industri, individu, dan informasi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan salah satu yang unik yang disebut Airline Low Cost Carrier (LCC)

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan salah satu yang unik yang disebut Airline Low Cost Carrier (LCC) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia usaha penerbangan saat ini telah berkembang pesat dengan berbagai perubahan strategi bagi operator dalam menggunakan berbagai model penerbangan salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencakup pelayanan pre-flight, in-flight, dan post-flight. Sehingga pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencakup pelayanan pre-flight, in-flight, dan post-flight. Sehingga pelayanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian full service carrier Menurut Undang-Undang No.1 tahun 2009 tentang penerbangan, Full service carrier adalah pelayanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dengan meningkatnya ketersediaan maskapai penerbangan di

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dengan meningkatnya ketersediaan maskapai penerbangan di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jasa transportasi udara di era globalisasi ini meningkat pesat. Hal ini terbukti dengan meningkatnya ketersediaan maskapai penerbangan di Indonesia. Hadirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia lebih memilih segala sesuatunya serba instan dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia lebih memilih segala sesuatunya serba instan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dampak globalisasi yang sangat besar, secara tidak langsung membuat masyarakat Indonesia lebih memilih segala sesuatunya serba instan dan praktis (mulai dari

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. pembenahan mulai dari armada pesawat baru dan pelayanan. Berdasarkan pada

BAB IV PENUTUP. pembenahan mulai dari armada pesawat baru dan pelayanan. Berdasarkan pada BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Di era globalisasi saat ini, industri penerbangan mengalami peningkatan yang cukup pesat. Transportasi penerbangan saat ini menjadi salah satu kebutuhan masyarakat dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik Indonesia dan, sebagaimana perusahaan ini tumbuh, jaringan

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik Indonesia dan, sebagaimana perusahaan ini tumbuh, jaringan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Garuda Indonesia sebagai national flag carrier kini melayani lebih dari 50% pasar domestik Indonesia dan, sebagaimana perusahaan ini tumbuh, jaringan customer service

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai

BAB I. PENDAHULUAN. Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai BAB I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai maskapai Low Cost Carrier (LCC) dapat dilihat dari keuntungan yang diperoleh setiap tahunnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Nasution,2004:47) Parasuraman, et al . (dalam Purnama,2006: 19)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Nasution,2004:47) Parasuraman, et al . (dalam Purnama,2006: 19) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini industri jasa di Indonesia menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industry jasa, di sisi lain meningkatnya keperluan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian signifikan merupakan suatu tantangan sekaligus peluang bagi industri transportasi dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi yang berguna untuk meningkatkan penjualan dan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi yang berguna untuk meningkatkan penjualan dan mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan zaman telah mendorong manusia untuk terus berkembang, tidak terkecuali dengan dunia penerbangan. Pertumbuhan penduduk yang tergolong cepat dan diringi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di industri penerbangan Indonesia semakin meningkat, ditunjukkan dengan semakin banyak pemain maskapai penerbangan yang masuk ke pasar Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang

BAB I PENDAHULUAN. Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang peranan penting dalam perekonomian terutama kebutuhan mobilisasi manusia dari satu tempat ke tempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri jasa penerbangan di Indonesia, khususnya untuk penerbangan komersial berjadwal semakin marak sejak dikeluarkannya deregulasi yang mengatur transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Komunikasi merupakan suatu elemen penting dalam kehidupan kita. Salah satu alasan kenapa komunikasi merupakan hal yang penting adalah karena kita hidup bersosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri jasa transportasi udara sejak awal berkembang dalam menanggapi peningkatan potensi pergerakan manusia yang tersebar dalam berbagai segmentasi masyarakat, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan alat transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu dan kecepatan. Terutama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis sangat ketat khususnya pada bisnis jasa penerbangan. Hal ini menuntut setiap perusahaan menempatkan orientasi purchase decision pelanggan sebagai

Lebih terperinci

Sumber: BPS, 2004 Gambar 1. Grafik Data Penumpang Angkutan Udara yang Berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta (Jan-Nov 2004)

Sumber: BPS, 2004 Gambar 1. Grafik Data Penumpang Angkutan Udara yang Berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta (Jan-Nov 2004) I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penumpang angkutan udara dari waktu ke waktu cenderung meningkat, hal ini terlihat dari pengguna Bandara Soekarno-Hatta seperti terlihat dari Gambar 1. orang 1000000 900000

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i DAFTAR ISI... i DAFTAR LAMPIRAN... iv Sistematika Pembahasan BAB III... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i DAFTAR ISI... i DAFTAR LAMPIRAN... iv Sistematika Pembahasan BAB III... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i DAFTAR ISI... i DAFTAR LAMPIRAN... iv 1.1 Rumusan Masalah... 5 1.2 Tujuan Penelitian... 5 1.3 Manfaat penelitian... 5 1.2. Sistematika Pembahasan... 6 BAB II... Error!

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ekonomi Indonesia (2013) menyebutkan bahwa krisis. ekonomi pada tahun 2008 yang terjadi di beberapa kawasan di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ekonomi Indonesia (2013) menyebutkan bahwa krisis. ekonomi pada tahun 2008 yang terjadi di beberapa kawasan di dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional dalam Laporan Perkembangan Ekonomi Indonesia (2013) menyebutkan bahwa krisis ekonomi pada tahun 2008 yang terjadi di beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri penerbangan LCC (Low Cost Carrier) seperti airasia, lion air, tiger

BAB I PENDAHULUAN. industri penerbangan LCC (Low Cost Carrier) seperti airasia, lion air, tiger BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nama Garuda Indonesia bukanlah nama baru di dunia industri penerbangan domestik dan international. Di penerbangan lokal, nama Garuda Indonesia termasuk di golongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini industri jasa di Indonesia menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Pada Bab ini peneliti akan menjabarkan hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian. Pada bagian pertama akan dijabarkan mengenai profil perusahaan dimana memuat sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlipatnya pertumbuhan maskapai penerbangan yang berkembang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. berlipatnya pertumbuhan maskapai penerbangan yang berkembang sangat cepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mobilitas masyarakat dewasa ini meningkat pesat. Hal ini dapat dilihat dari berlipatnya pertumbuhan maskapai penerbangan yang berkembang sangat cepat dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2010, Indonesia yang memiliki populasi 237 juta jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2010, Indonesia yang memiliki populasi 237 juta jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2010, Indonesia yang memiliki populasi 237 juta jiwa (www.bps.go.id) menjadikannya sebagai negara terbesar ke empat di dunia setelah China, India, dan Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Garuda Indonesia (persero) Tbk adalah maskapai penerbangan milik negara atau bisa disebut juga perusahaan BUMN ( Badan Usaha Milik Negara ). Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya bidang teknologi dan perubahan pola kehidupan manusia yang semakin cepat membuat begitu banyak aktivitas yang harus dilakukan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang sangat pesat, terutama pada jasa penerbangan yang setiap tahun selalu meningkat secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya bisnis yang bergerak dalam bidang jasa. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Citilink Indonesia Profil Perusahaan Gambar 1.1 Logo Citilink

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Citilink Indonesia Profil Perusahaan Gambar 1.1 Logo Citilink BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Citilink Indonesia 1.1.1 Profil Perusahaan Citilink adalah Unit Strategi Bisnis (USB) yang mandiri dari PT. Garuda Indonesia Airlines. Citilink lebih ditujukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan aspek yang sangat penting bagi semua perusahaan yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran umum objek penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran umum objek penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran umum objek penelitian 1.1.1 PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk PT Garuda Indonesia (Persero) atau biasa dikenal dengan Garuda Indonesia merupakan salah satu maskapai penerbangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Garuda Indonesia merupakan sebuah perusahaan jasa yang bergerak dibidang penerbangan. Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang berpusat kepada pelanggan atau customer centricity menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang berpusat kepada pelanggan atau customer centricity menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan yang berpusat kepada pelanggan atau customer centricity menjadi suatu konsep yang telah diterapkan dibanyak perusahaan untuk menghadapi kompetisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat luas. Hal itu dapat dilhat dari ketatnya persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. The International Air Transport Association (IATA) (2012) merilis

BAB I PENDAHULUAN. The International Air Transport Association (IATA) (2012) merilis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang The International Air Transport Association (IATA) (2012) merilis perkiraan lalu lintas di industri penerbangan yang menunjukkan harapan akan menyambut sekitar 3,6

Lebih terperinci

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum dan Objek Observasi Setiap manusia di dunia memiliki kebutuhan dan keinginan dalam usaha untuk mempertahankan hidup, namun sering kali manusia tidak suka memperhatikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Garuda Indonesia Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang penelitian Industri penerbangan merupakan salah satu sektor industri yang memiliki pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung relatif

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor Price Perceptions (Persepsi akan Harga) yang terdapat pada penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor Price Perceptions (Persepsi akan Harga) yang terdapat pada penelitian 84 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan yang terdapat dalam bab IV, terdapat beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Faktor Price Perceptions (Persepsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di tahun-tahun mendatang muncul suatu tantangan yang harus dihadapi oleh setiap Badan Usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen sehingga dapat mendatangkan profit bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen sehingga dapat mendatangkan profit bagi perusahaan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang berorientasi pada keuntungan selalu mengharapkan profit dari usaha yang mereka keluarkan, profit tersebut digunakan baik untuk eksistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan meratanya distribusi kebutuhan sandang, pangan dan papan melalui berbagai macam moda transportasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam era globalisasi, semua bidang industri saling bersaing untuk memperebutkan pasar. Tingginya tingkat persaingan dalam suatu industri mendorong perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha penerbangan harus pandai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha penerbangan harus pandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan bisnis dibidang penerbangan, setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha penerbangan harus pandai dalam pengaturan strategi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv INTISARI... v ABSTRACT

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv INTISARI... v ABSTRACT DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv INTISARI... v ABSTRACT... vi MOTTO... vii HALAMAN PERSEMBAHAN... viii KATA PENGANTAR... xi DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang terdapat di Asia Tenggara. Negara ini merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Negara ini memiliki lebih dari 100.000 pulau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengatur transportasi udara pada tahun Deregulasi yang dilakukan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengatur transportasi udara pada tahun Deregulasi yang dilakukan salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri jasa penerbangan di Indonesia, khususnya untuk penerbangan niaga berjadwal semakin marak sejak dikeluarkannya deregulasi yang mengatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan alat transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu dan kecepatan. Semakin canggihnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis jasa pada dasarnya merupakan suatu bisnis yang tidak berwujud, yang

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis jasa pada dasarnya merupakan suatu bisnis yang tidak berwujud, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bisnis jasa pada dasarnya merupakan suatu bisnis yang tidak berwujud, yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Komponen utama bisnis penerbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sarana penerbangan adalah salah satu sarana pengangkutan yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. Sarana penerbangan adalah salah satu sarana pengangkutan yang perlu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana penerbangan adalah salah satu sarana pengangkutan yang perlu diperhatikan dan sangat penting peranannya. Pengangkutan udara mempermudah dalam melakukan transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif dalam segala bidang usaha. Keberhasilan kompetisi ini sangat ditentukan oleh antisipasi pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. telah menyebar luas di berbagai aspek kehidupan manusia. akurat, sehingga membuat organisasi memiliki keunggulan kompetitif.

BAB 1 PENDAHULUAN. telah menyebar luas di berbagai aspek kehidupan manusia. akurat, sehingga membuat organisasi memiliki keunggulan kompetitif. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia teknologi informasi yang terus berubah secara signifikan dan kemampuan organisasi untuk merespon tantangan-tantangan dan peluangpeluang seiring dengan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masroulina, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masroulina, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kontribusi sektor pariwisata pada Pendapatan Domestik Bruto dunia sebesar 9,5 % (World Travel and Tourism Council, 2014:1). Pariwisata merupakan bentuk nyata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan. Dimulai dari penerbangan berbiaya yang cukup tinggi (full service

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan. Dimulai dari penerbangan berbiaya yang cukup tinggi (full service BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maskapai penerbangan adalah sebuah organisasi yang menyediakan jasa penerbangan bagi penumpang atau barang. Pertumbuhan industri penerbangan melonjak tajam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan aspek yang sangat penting bagi semua perusahaan yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan.

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik, BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Mandala Airlines didirikan pada tanggal 17 April 1969 saat negara kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pariwisata khususnya di Indonesia semakin meningkat pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari sarana infrastruktur yang semakin tertata rapi sehingga

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. melihat pengaruh pengaruh dari airlines service quality dan service recovery

BAB V PENUTUP. melihat pengaruh pengaruh dari airlines service quality dan service recovery BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menggunakan data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung dengan menyebar kuesioner. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pengaruh dari airlines

Lebih terperinci

UKDW. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang

UKDW. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang sangat pesat, terutama pada jasa penerbangan yang setiap tahun selalu meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada 2012,seperti yang tercantum pada theglobal-review.com menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

PROSEDUR CHECK IN PADA PERUSAHAAN PENERBANGAN INTERNASIONAL PT. MALAYSIA AIRLINES KERTAS KARYA OLEH : SITI KHOLILAH SIREGAR

PROSEDUR CHECK IN PADA PERUSAHAAN PENERBANGAN INTERNASIONAL PT. MALAYSIA AIRLINES KERTAS KARYA OLEH : SITI KHOLILAH SIREGAR PROSEDUR CHECK IN PADA PERUSAHAAN PENERBANGAN INTERNASIONAL PT. MALAYSIA AIRLINES KERTAS KARYA OLEH : SITI KHOLILAH SIREGAR 092204012 PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ini, mereka saling bersaing dalam mendapatkan perhatian dan tempat di hati

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ini, mereka saling bersaing dalam mendapatkan perhatian dan tempat di hati 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam bisnis layanan jasa transportasi udara pada saat ini benar-benar berkembang sangat pesat. Banyak perusahaan penerbangan yang turut serta meramaikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Indonesia (Persero) Tbk dengan menggunakan laporan keuangan tahun 2008 hingga

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Indonesia (Persero) Tbk dengan menggunakan laporan keuangan tahun 2008 hingga BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan penilaian bisnis yang telah dilakukan oleh penulis pada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan menggunakan laporan keuangan tahun 2008 hingga 2010 disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan manusia terutama dalam dunia usaha sekarang ini. Bisnis di zaman sekarang ini telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, lingkup penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum PT. Garuda Indonesia Tbk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum PT. Garuda Indonesia Tbk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum PT. Garuda Indonesia Tbk Gambar 1.1 Logo Garuda Indonesia Sumber: www.garuda-indonesia.com (05 November 2015) PT. Garuda Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pasar penerbangan di Indonesia adalah pasar yang potensial, hal ini didasarkan pada karakteristik demografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Selain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan semakin besar, banyak perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas pelayanannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya hidup modern dengan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya hidup modern dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Restaurant adalah salah satu industri di dunia yang berkembang dengan cepat, khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya hidup modern dengan fleksibilitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tabel 1.1 Daftar Maskapai Penerbangan di Indonesia Nama Maskapai Penerbangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tabel 1.1 Daftar Maskapai Penerbangan di Indonesia Nama Maskapai Penerbangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rencana Induk Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengenai Pembangunan Kepariwisataan Nasional tahun 2010-2025, menyebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penerbangan semakin ketat. Penumpang transportasi udara terus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penerbangan semakin ketat. Penumpang transportasi udara terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin pesat perkembangan industri penerbangan membuat kompetisi antar perusahaan penerbangan semakin ketat. Penumpang transportasi udara terus meningkat

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Beberapa tahun belakangan, industri penerbangan nasional berkembang dengan cukup pesat. Harga tiket penerbangan untuk berbagai rute domestik secara rata-rata

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1 Alasan pemilihan masalah untuk dipecahkan 3.1.1 Latar belakang masalah Sejak diberlakukan open sky policy, persaingan di bisnis penerbangan semakin tinggi terbukti masuknya

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1. Alasan Pemilihan Masalah Jasa penerbangan Indonesia saat ini diwarnai dengan munculnya pemain-pemain baru di dalam industri penerbangan domestik. Hal tersebut didukung oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengelola loyalitas menjadi tantangan berat bagi pemasar. Jika pada masa lalu

BAB I PENDAHULUAN. mengelola loyalitas menjadi tantangan berat bagi pemasar. Jika pada masa lalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan yang cepat berubah, meningkatnya persaingan global, masuknya produk-produk inovatif serta kondisi pasar yang jenuh membuat tugas mengelola loyalitas menjadi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri penerbangan melonjak tajam dalam satu dekade terakhir di Indonesia. Sejumlah armada bersaing ketat merebut pasar domestik dan regional. Pemerintah

Lebih terperinci