BAB III SISTEM MODEL PREDIKSI HARGA SAHAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III SISTEM MODEL PREDIKSI HARGA SAHAM"

Transkripsi

1 BAB III SISTEM MODEL PREDIKSI HARGA SAHAM Penelitian ini telah mengembangkan suatu sistem model untuk prediksi harga saham. Pengembangan sistem model ini didasari pada pemikiran untuk menggabungkan dua pendekatan yang berbeda yaitu pendekatan secara teknikal dan pendekatan secara fundamental. Metoda yang digunakan meggabungkan dua pendekatan tersebut adalah metoda ant system. Penjelasan lebih detil mengenai sistem model yang dikembangkan dapat dilihat pada bab ini. Ilustrasi alur system model prediksi harga saham dapat dilihat pada Gambar III.1. Pada gambar tersebut, secara singkat dapat delaskan bahwa perangkat lunak yang dikembangkan untuk prediksi didasarkan pada 3 pendekatan yaitu yang pertama berdasarkan pencocokan dan klasifikasi pola. Pencocokan pola ini menggunakan metoda yang disebut sebagai similar sequence matching (SSM). Seperti yang telah delaskan pada bab sebelumnya, metoda similar sequence matching ini melakukan pencarian dan pencocokan pola pada data terdahulu berdasarkan sampel pola yang telah ditentukan, sedangkan parameter untuk mengukur kecocokan digunakan jarak Euclidean. Setelah dikumpulkan sequence/deret data yang memiliki pola yang sama dengan sampel pola selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan kelas yang telah ditentukan sebelumnya. Pengelompokan pola ke dalam kelas-kelas dengan cara melihat data pada waktu ke t+1 (satu step waktu berikutnya) dari tiap pola tersebut. Pendekatan kedua adalah menghitung pengaruh kondisi terkini (antara lain parameter pengukuran kondisi perusahaan, makroekonomi, dan nonekonomi). Pendekatan ketiga merupakan metoda yang digunakan untuk mengkombinasikan dua pendekatan sebelumnya dan untuk menentukan hasil prediksi yaitu menggunakan metode max min ant system. Penjelasan tentang tiap langkah atau pendekatan dari metodologi akan delaskan secara detil pada subbab berikutnya. 22

2 Gambar III.1 Sistem Model Prediksi Harga Saham. III.1 Representasi Data Data time series dapat dinotasikan sebagai sebuah vektor/matrik x = {x t, t=1,...,n}, dengan x merupakan data observasi yang terurut berdasarkan waktu (time series), t adalah indeks waktu, dan n adalah jumlah observasi/pengamatan. Pada data harga saham, observasi dapat dilakukan berdasarkan harga sesi pembukaan (open) atau penutupan (close), nilai return saham, volume perdagangan, dan harga tertinggi atau terendah. Dalam tesis ini, data diamati berdasarkan nilai return ( R t ) dari harga saham pada sesi penutupan. 23

3 III.2 Pattern Classification (Proses 1) a) Sampel Pola Sampel pola atau Query Sequence (penamaan oleh Yang Sae Moon [35] ) digunakan sebagai acuan pola untuk melakukan proses pattern classification harga saham. Penentuan sampel pola adalah sebagai berikut 1. misalkan direpresentasikan data time series sebagai x = (x 1, x 2,,x n ), maka current state direpresentasikan oleh nilai x n dan n menunjukkan total jumlah data observasi. Deret data juga dapat direpresentasikan sebagai fungsi waktu, misalkan x n = x t, x n-1 = x t-1, dan seterusnya, 2. kemudian menentukan nilai h dari vektor x. Nilai h merupakan jumlah banyaknya urutan data terakhir yang digunakan sebagai sampel pola. Misalkan h = 6, maka sampel pola adalah ξ = (x n-5,x n-4,x n-3,x n-2,x n-1, x n ). b) Metoda Similar Sequence Matching (SSM) Pada tahap ini dilakukan proses pencarian pola yang sama dengan sampel pola dari data time series. Berikut ini dipaparkan algoritma SSM. Algoritma Similar Sequence Match Input : Vektor S sebagai sequence data S awal. Vektor Q sebagai sampel pola (query sequence). Nilai J untuk penentuan sliding window Output : Matrix subsequence dari S yang ε-match dengan Q dan indeks S[j] dari subsequence S. Algoritma: 1. Hitung ukuran vektor dari S awal. 2. Hitung ukuran vektor dari Q (=Len(Q)). 3. Bagi S awal ke dalam subsequence berdasarkan J-sliding windows dan Len(Q). 24

4 4. Masukkan J Si dalam suatu matriks dengan ukuran baris sama dengan banyak sliding window dan ukuran kolom sama dengan Len(Q). 5. Iterasikan sebanyak ukuran baris - Ambil vektor pada matriks di tiap baris - Hitung D(S[i:j,Q] dan cek apakah D ε o Jika iya maka S[i:j] adalah ε-match Q, masukkan S[i:j] ke suatu Matriks A dan catat indeks S[j] pada sequence S. 6. Return : Matriks A dan Vektor indeks dari S[j] (dari S[i:j] yang ε-match dengan Q). c) Klasifikasi Data Berdasarkan Kelas Tahap ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi terjadinya harga saham tentu setelah terjadinya deret harga saham yang memiliki pola yang sama dengan sampel pola. Setelah ditemukan adanya deret data yang sama dengan sampel pola (pada proses SSM) dilakukan pengelompakan harga saham pada waktu berikutnya (waktu ke - t+1) ke dalam kelas yang telah ditentukan. Kelas didefinisikan oleh range/selang return harga/indeks saham. Pada model ini pembagian class didefinisikan adalah sebagai berkut: class i = harga saham dengan nilai return a-(i*0.15) R t >b-(i*0.15), dengan a = % dan b = % dan untuk i = 1 54, class 55 = harga saham dengan nilai return =0%, class i = harga saham dengan nilai return a-(i*0.15)> R t b-(i*0.15), dengan a = 0.0% dan b = -0.15% dan untuk i = Catatan : penentuan nilai return ( R t ) adalah P P t P t 1 t 1 *100%, dimana P adalah harga saham/indeks saham. 25

5 III.3 Prediksi Berdasarkan Data Terdahulu Setelah dilakukan proses mengelompokan pola, langkah selanjutnya dihitung peluang kemunculan pada tiap kelas yang mencerminkan frekuensi kemunculan harga saham/kelas tertentu. Peluang suatu kelas tertentu dihitung dengan membandingkan/membagi jumlah anggota class tersebut dengan total anggota pada semua kelas. Hasil proses ini digunakan sebagai masukan dari fungsi probabilistic transition rule di metoda ant system. III.4 Perhitungan Pengaruh Faktor Eksternal Seperti telah delaskan pada bab terdahulu bahwa terdapat banyak sekali faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham. Pada model ini, faktor kondisi terkini yang terlibat menjadi nilai heuristic dalam software adalah 1. kondisi Perusahaan a. Devidend yield (Dy). b. Devidend per Share (Dps). c. Earning per Share (Ep). d. Price Earning Ratio (Per). 2. aktifitas Makroekonomi. a. Tingkat Inflasi (In). b. Kapasitas Produksi Industri (Pi). c. Money Supply (Mo). d. Suku Bunga Bank Indonesia (Bb). e. Harga Minyak Dunia (O). f. Nilai Tukar Rupiah (Tr). 26

6 3. berita Nonekonomi a. Kondisi Sektor Minyak, Gas dan Pertambangan (Smg). b. Pergerakan Indeks Saham Luar Negeri (Il). c. Berita Luar Negeri (Kln). d. Kebakan Makroekonomi Amerika Serikat (Kus). e. Berita Dalam Negeri (Pdn). f. Berita lainnya yang terkait. Faktor-faktor tersebut di atas dituliskan dalam sistem linear, sebagai berikut: α. Eee + β. Kp Fe = α + β (3.1) dengan Eee α. In + α. Pi + α. Mo + α. Bb + α. O+ α. Tr + α. Smg + α. Il + α. K ln + α. Kus + α. Pdn + α. Dll = α1+ α2+ α3+ α4+ α5+ α6+ α7+ α8+ α9+ α10+ α11+ α12 (3.2) Kp β. Dy + β. Dps + β. Ep + β. Per = β1 + β2 + β3 + β4 (3.3) dimana Fe = Pengaruh dari faktor kondisi terkini. Eee = Pengaruh dari aktifitas makroekonomi dan berita non ekonomi Kp = Pengaruh dari kondisi perusahaan In = Tingkat Inflasi Pi = Kapasitas Produksi Industri Mo = Maney Supply 27

7 Bb = Suku Bunga BI O = Harga Minyak Dunia Tr = Nilai Tukar Rupiah Smg = Kondisi Sektor Minyak, Gas, dan Pertambangan Il = Pergerakan Indeks Saham Luar Negeri K ln = Berita Luar Negeri Kus = Kebakan Makroekonomi Amerika Serikat Pdn = Berita Dalam Negeri Dll = Berita lainnya yang terkait Dy = Devidend yield Dps = Devidend per Share Ep = Earning per Share Per = Price Earning Ratio α, α1, α2, α3, α4, α5, α6, α7, α8, α9, α10, α11, α 12= Koefisien faktor makroekonomi dan nonekonomi. β, β1, β2, β3, β 4= Koefisien faktor kondisi perusahaan Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bobot komposisi yang menunjukkan besarnya pengaruh terhadap nilai return saham di tiap bursa berbeda-beda, bahkan untuk satu periode waktu tertentu juga berbeda-beda. Oleh karena itu, untuk merepresentasikan psikologi pasar terhadap faktor kondisi terkini maka nilai tiap faktor merupakan nilai secara kualitatif dengan selang nilai antara -1 s/d 1. Secara gradual nilai -1 menunjukkan bahwa faktor tersebut paling melemahkan harga saham atau mendorong penurunan nilai return saham, sedangkan nilai 1 menunjukkan bahwa kondisi saat ini mendorong kenaikan nilai return saham. 28

8 Sedangkan nilai 0 dapat menunjukkan bahwa faktor tersebut tidak berpengaruh atau tidak terdapat/diketahui datanya. Dengan penentuan bobot tiap fariabel dan nilai faktor dari masukan user, akan diperoleh suatu nilai Fe bernilai positif atau negatif dengan selang nilai antara 1 s/d -1. Jika Fe bernilai positif maka nilai Fe akan digunakan sebagai nilai heuristik untuk class yang merepresentasikan harga saham mengalami kenaikan, sedangkan jika nilai Fe bernilai negatif maka nilai ini akan digunakan sebagai nilai heuristik untuk class yang merepresentasikan harga saham mengalami penurunan. Detil perhitungan pengaruh faktor kondisi terkini pada fungsi heuristic akan delaskan pada subbab fungsi heuristic. III.5 Metode Max Min Ant System Dalam bab ini akan delaskan tahapan dari metode Max Min Ant System, yaitu sebagai berikut 1. konstruksi graph yang merepresentasikan masalah, 2. pengembangan model transition rule, 3. pengembangan model pheromone updating, 4. metoda pemberhentian. Metoda pemberhentian pada model ini menggunakan kriteria maksimum iterasi. Masing-masing akan delaskan pada tiap subbab berikutnya. III.5.1 Konstruksi Graph Permasalahan prediksi harga saham sebenarnya merupakan permasalahan kontinu, karena nilai saham yang diprediksi merupakan nilai yang kontinu. Untuk mempermudah dalam pengembangan model, maka persoalan kontinu ini ditransformasikan menjadi persoalan diskrit, yaitu dengan membagi nilai return saham yang diprediksi ke dalam class-class yang masing-masing memiliki rentang nilai return saham. Oleh karena itu, pada model ini dibangun graph 29

9 dengan 3 lapisan yaitu lapisan level 0, level 1, dan level 2. Level 0 merupakan representasi dari current state atau kondisi harga terakhir. Sedangkan level 1 dan 2 merupakan kondisi prediksi yang mungkin terjadi berdasarkan pembagian class yang telah ditentukan. Berikut ini ilustrasi konstruksi graph yang digunakan dalam model. Gambar III.2 Konstruksi Graph dari Metode Ant System. Dari ilustrasi pada gambar di atas, terlihat bahwa pada level 1 terdiri dari 3 titik yaitu naik, tetap, dan turun. Hal ini merepresentasikan klasifikasi umum dari kondisi harga saham. Sedangkan pada level 2 terdiri dari 109 class. Pembagian level 2 ini berdasarkan pada pembagian class pada proses sebelumnya (proses pattern classification). III.5.2 Model Transition Rule Fungsi Heuristik (η) 30

10 Nilai heuristik ini diperlukan sebagai bahan pertimbangan di dalam melakukan prediksi harga saham. Dalam kasus ini, heuristik yang dipakai adalah kombinasi dari nilai peluang/frekuensi kemunculan suatu harga saham tertentu melalui proses klasifikasi pola (proses 3) dan nilai hasil perhitungan dari formula faktor kondisi terkini (current condition) (proses 4). Berdasarkan uraian sebelumnya, Fe sebagai nilai faktor kondisi terkini dengan nilai Fe berada pada selang antara - 1 dan 1. Untuk mendapatkan distribusi heuristic dari pengaruh kondisi terkini, digunakan formula sebagai berikut j = round( Fe *54) + 55 (3.4) j p HFe = 1, untuk p = j k, p > 0, k = (3.5) dan j p HFe = 1, untuk p = j + k, p n, k = (3.6) dengan HFe adalah nilai heuristic untuk kondisi terkini pada segmen yang berujung pada class j. n adalah banyaknya class yang telah ditentukan (yaitu 109 class). Jika misalkan Pc merupakan peluang/frekuensi kemunculan suatu harga saham yang merupakan hasil dari proses 3 maka akan diperoleh formula heuristic η adalah sebagai berikut η = apc + ahfe 1 2 a + a 1 2 (3.7) 31

11 dimana a1 dan a2 adalah bobot dari masing masing faktor (dengan nilai default adalah a 1 = 1 dan a 2 = 1.5). Sehingga diperoleh nilai η selalu berkisar antara 0 dan 1 untuk tiap classnya. Sedangkan nilai heuristic pada segmen/edge yang menghubungkan level 0 dan level 1 merupakan penjumlahan nilai heuristic dari η pada tiap class. Model Transition Rule Berdasarkan nilai heuristik pada persamaan 3.7, diperoleh model transition rule sebagai berikut: P () t = k β α apc 1 + ahfe 2 τ () t a1 + a2 β α apc 1 + ahfe 2 k τ () t t ji a1 + a2 (3.8) Dimana τ () t adalah pheromone trail, untuk iterasi pertama τ () t diinisialisasi oleh τ 0 (dengan nilai default sama dengan 0.05). Pc adalah peluang/frekuensi kemunculan suatu harga saham tertentu melalui proses klasifikasi pola (proses 3). HFe adalah nilai heuristic pada tiap class. α dan β adalah parameter yang mengkontrol bobot relatif antara intensitas trail/pheromone( τ () t ) dan nilai heuristic (η) (dengan nilai default adalah α = 1 dan β = 1). III.5.3 Model Pheromone Updating Secara umum, updating pheromone pada ant system dilakukan dengan dua fase yaitu evaporation (penguapan) dan reinforcement (penambahan). Dengan mengaplikasikan ide dari ant system dengan metoda max min [33], proses updating pheromone adalah sebagai berikut : - Evaporation (penguapan) 32

12 Penguapan pheromone dalam ant system dilakukan dengan mengurangi tingkat pheromone pada tiap trail, yaitu dengan mengikuti formula sebagai berikut : τ ( t+ 1) = ρτ. ( t) (3.9) Dengan ρ adalah faktor evaporation, pada umumnya berkisar antara 0.8 dan 0.99 [31]. - Reinforcement Pada model ini, dikembangkan dua cara untuk melakukan reinforcement, yaitu a) Reinforcement pada edge level 0 - level 1 Jenis reinforcement ini diimplementasikan ketika mendapatkan path/trail terbaik pada edge level 0 level 1. Path terbaik ditandai dengan jumlah ant terbanyak yang melewati path yang sama. Formula reinforcement adalah sebagai berikut : Δ best cov () t m m = tot, jika ( i, j) P ( t) 0 (3.10) Dengan P ( t ) adalah path terbaik yang menghubungkan level 0 level 1, pada iterasi ke t. b) Reinforcement untuk global path terbaik Reinforcement ini diimplementasikan pada path terbaik untuk tiap iterasi. Path ini ditandai dengan jumlah ant terbanyak yang melewati path yang sama pada tiap iterasinya. 33

13 Δ best c () t m m = tot *(1 + ρ), jika (, i j) T ( t) 0 (3.11) dengan T() t adalah global path terbaik pada iterasi ke-t. Latar belakang pembagian dua jenis reinforcement ini adalah untuk mengantisipasi jika semut-semut yang melewati path terbaik tidak melewati edge mayoritas terlewati pada level 0 level 1. Dari proses evaporation dan reinforcement diatas, formula pheromone updating adalah sebagai berikut : τ ( t+ 1) = ρτ. () t +Δ () t +Δ () t (3.12) best cov best c Batasan τ (Konsep Max Min) Batasan dalam implementasi max min ant system adalah adanya batasan atas τ τ ) dan batas bawah τ ( τ min ). Dalam model ini, didefinisikan batasan τ ( max sebagai berikut: τ min τ (1 + ρ) 0 = 2 (3.13) τ max 10 = 1 ρ 2 (3.14) III.6 Pengukuran Akurasi Prediksi Metoda yang digunakan untuk mengukur akurasi prediksi adalah 1. Pengukuran secara kualitatif. Kriteria pengukuran secara kualitatif adalah sebagai berikut. Pengukuran kualitatif dilakukan dengan cara membanding antara tren harga saham yang direpresentasikan dengan positif atau negatif 34

14 dari nilai return saham sebenarnya dengan nilai return saham hasil simulasi. a. Baik, jika nilai return sebenarnya terdapat dalam selang/range return dari hasil simulasi. b. Cukup baik, jika nilai return sebenarnya tidak terdapat dalam selang return hasil simulasi, tetapi nilai return sebenarnya memiliki tren yang sama dengan nilai return hasil simulasi. Tren nilai return saham ditandai dengan tanda positif atau negatif dari nilai return. c. Tidak baik, jika nilai return sebenarnya tidak masuk dalam selang dan tidak memiliki tren yang sama terhadap hasil simulasi. 2. Pengukuran secara kuantitatif. Pengukuran secara kuantitatif untuk model prediksi diadopsi dari pengukuran akurasi dengan formula Mean Absolute Deviation (MAD) dan rata - rata percent error, yaitu sebagai berikut: (3.15) xt () xt () et () MAD = = N N dan e = xt () xt () abs *100% xt () N (3.16) dengan x adalah rata-rata nilai return saham hasil simulasi. x adalah nilai return saham sebenarnya. 35

MODEL PREDIKSI HARGA SAHAM BERDASARKAN HISTORIES DATA DAN KONDISI TERKINI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMILAR SEQUENCE MATCHING DAN MAX-MIN ANT SYSTEM

MODEL PREDIKSI HARGA SAHAM BERDASARKAN HISTORIES DATA DAN KONDISI TERKINI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMILAR SEQUENCE MATCHING DAN MAX-MIN ANT SYSTEM MODEL PREDIKSI HARGA SAHAM BERDASARKAN HISTORIES DATA DAN KONDISI TERKINI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMILAR SEQUENCE MATCHING DAN MAX-MIN ANT SYSTEM OLEH LALA SEPTEM RIZA LATAR BELAKANG Adanya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV MODEL PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK

BAB IV MODEL PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK BAB IV MODEL PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK Pada bab ini akan dipaparkan proses perancangan perangkat lunak untuk prediksi harga saham. IV.1 System Requirement IV.1.1 Overall Description

Lebih terperinci

BAB V HASIL UJI COBA DAN ANALISA

BAB V HASIL UJI COBA DAN ANALISA BAB V HASIL UJI COBA DAN ANALISA Pada bab ini, dipaparkan studi kasus untuk software prediksi yang telah dikembangkan. Studi kasus dibagi dalam dua skenario yaitu: 1. skenario pertama, studi kasus/uji

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Data Time Series Finansial Data time series financial adalah sequence/deret nilai harga dari aset finansial pada suatu periode waktu tertentu [36]. Dalam tesis ini berfokus pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Data time series merupakan suatu deret bilangan riil yang merepresentasikan suatu nilai pada spesifik waktu tertentu [33]. Penggunaan data time series di antaranya

Lebih terperinci

PREDIKSI DATA TIME SERIES DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT SYSTEM. (Studi Kasus Prediksi Harga Saham) TESIS

PREDIKSI DATA TIME SERIES DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT SYSTEM. (Studi Kasus Prediksi Harga Saham) TESIS PREDIKSI DATA TIME SERIES DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT SYSTEM (Studi Kasus Prediksi Harga Saham) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi

Lebih terperinci

DOSEN PEMBIMBING Chastine Fatichah, S.Kom, M.Kom MAHASISWA Yudis Anggara P. ( )

DOSEN PEMBIMBING Chastine Fatichah, S.Kom, M.Kom MAHASISWA Yudis Anggara P. ( ) Sidang Tugas Akhir September 2009 Implementasi Metode Ant Colony Optimization untuk Pemilihan Fitur pada Kategorisasi Dokumen Teks DOSEN PEMBIMBING Chastine Fatichah, S.Kom, M.Kom MAHASISWA Yudis Anggara

Lebih terperinci

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. i ABSTRAK Fella (0552228) Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. Krisis moneter yang terjadi sejak tahun 1997, berakibat

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko

Lebih terperinci

SISTEM ALOKASI PENYIMPANAN BARANG PADA GUDANG

SISTEM ALOKASI PENYIMPANAN BARANG PADA GUDANG SISTEM ALOKASI PENYIMPANAN BARANG PADA GUDANG Achmad Hambali Jurusan Teknik Informatika PENS-ITS Kampus PENS-ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60 Telp (+6)3-59780, 596, Fax. (+6)3-596 Email : lo7thdrag@ymail.co.id

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI DAFTAR ISI. i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vii DAFTAR ISTILAH... viii I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 7 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

Pemanfaatan Algoritma Hybrid Ant Colony Optimization dalam Menyelesaikan Permasalahan Capacitated Minimum Spanning Tree. Tamam Asrori ( )

Pemanfaatan Algoritma Hybrid Ant Colony Optimization dalam Menyelesaikan Permasalahan Capacitated Minimum Spanning Tree. Tamam Asrori ( ) Pemanfaatan Algoritma Hybrid Ant Colony Optimization dalam Menyelesaikan Permasalahan Capacitated Minimum Spanning Tree Tamam Asrori (5104 100 146) Pendahuluan Latar Belakang Tujuan Dan Manfaat Rumusan

Lebih terperinci

Matematika dan Statistika

Matematika dan Statistika ISSN 1411-6669 MAJALAH ILMIAH Matematika dan Statistika DITERBITKAN OLEH: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS JEMBER Majalah Ilmiah Matematika dan Statistika APLIKASI ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA CHEAPEST

Lebih terperinci

ALGORITMA SEMUT PADA PENJADWALAN PRODUKSI JOBSHOP

ALGORITMA SEMUT PADA PENJADWALAN PRODUKSI JOBSHOP Media Informatika, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 75-81 ISSN: 0854-4743 ALGORITMA SEMUT PADA PENJADWALAN PRODUKSI JOBSHOP Zainudin Zukhri, Shidiq Alhakim Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian meliputi angka Indeks Bisnis-27, daftar perusahaan yang masuk dalam komponen perhitungan Indeks Bisnis-27,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MASALAH

BAB IV ANALISIS MASALAH BAB IV ANALISIS MASALAH 4.1 Tampilan Program Persoalan TSP yang dibahas pada tugas akhir ini memiliki kompleksitas atau ruang solusi yang jauh lebih besar dari TSP biasa yakni TSP asimetris dan simetris.

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu alternatif dalam berinvestasi yang mungkin dilakukan adalah

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu alternatif dalam berinvestasi yang mungkin dilakukan adalah 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif dalam berinvestasi yang mungkin dilakukan adalah investasi dalam bentuk saham. Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang semakin

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graf Definisi Graf Suatu graf G terdiri atas himpunan yang tidak kosong dari elemen elemen yang disebut titik atau simpul (vertex), dan suatu daftar pasangan vertex

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang diimplementasikan sebagai model estimasi harga saham. Analisis yang dilakukan adalah menguraikan penjelasan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE ANT COLONY OPTIMIZATION UNTUK PEMILIHAN FITUR PADA KATEGORISASI DOKUMEN TEKS

IMPLEMENTASI METODE ANT COLONY OPTIMIZATION UNTUK PEMILIHAN FITUR PADA KATEGORISASI DOKUMEN TEKS IMPLEMENTASI METODE ANT COLONY OPTIMIZATION UNTUK PEMILIHAN FITUR PADA KATEGORISASI DOKUMEN TEKS Yudis Anggara Putra Chastine Fatichah Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut

Lebih terperinci

BAB IV. Pada bab IV ini, akan dibahas implementasi metode Least-Square. Monte Carlo (LSM) untuk menentukan nilai opsi put Amerika dengan

BAB IV. Pada bab IV ini, akan dibahas implementasi metode Least-Square. Monte Carlo (LSM) untuk menentukan nilai opsi put Amerika dengan BAB IV IMPLEMENTASI METODE LEAST-SQUARE MONTE CARLO 4.1 Implementasi Pada bab IV ini, akan dibahas implementasi metode Least-Square Monte Carlo (LSM) untuk menentukan nilai opsi put Amerika dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 TEORI GRAF 2.1.1 Definisi Definisi 2.1 (Munir, 2009, p356) Secara matematis, graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), ditulis dengan notasi G = (V,E), yang dalam hal

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka berpikir Perubahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing tidak dapat dihindari. Untuk mengatasi perubahan yang tidak pasti ini diperlukan suatu prediksi.

Lebih terperinci

Prediksi Indeks Saham Syariah Indonesia Menggunakan Model Hidden Markov

Prediksi Indeks Saham Syariah Indonesia Menggunakan Model Hidden Markov A39 Prediksi Indeks Saham Syariah Indonesia Menggunakan Model Hidden Markov Risa Septi Pratiwi dan Daryono Budi Utomo Departemen Matematika, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 20 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem ini hanya menggunakan beberapa perangkat keras yang umum digunakan, seperti mikrofon, speaker (alat pengeras suara), dan seperangkat komputer

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala

BAB III. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala BAB III Metode Penelitian A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala numerik, berdasarkan data time series yang berhubungan dengan inflasi,suku

Lebih terperinci

BAB IV PENDEKATAN NUMERIK UNTUK LOOKBACK OPTIONS

BAB IV PENDEKATAN NUMERIK UNTUK LOOKBACK OPTIONS 37 BAB IV PEDEKATA UMERIK UTUK LOOKBACK OPTIOS Pada bab ini akan dibahas cara pendekatan numerik untuk penentuan harga lookback options. Metode yang dipakai adalah metode binomial yang sudah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para pimpinan suatu perusahaan atau para pelaku bisnis harus menemukan cara untuk terus

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian dan Percobaan Pendahuluan

Bab 3 Metodologi Penelitian dan Percobaan Pendahuluan Bab 3 Metodologi Penelitian dan Percobaan Pendahuluan 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian untuk membuat model prediksi dilakukan dalam 3 (tiga) tahap kegiatan yang ditunjukkan Gambar 3.1. Gambar

Lebih terperinci

Artikel Ilmiah oleh Siti Hasanah ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing.

Artikel Ilmiah oleh Siti Hasanah ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing. Artikel Ilmiah oleh Siti Hasanah ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing. Malang, 1 Agustus 2013 Pembimbing Dra. Sapti Wahyuningsih,M.Si NIP 1962121 1198812 2 001 Penulis Siti Hasanah NIP 309312426746

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Data-data historis beban harian yang akan diambil sebagai evaluasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Data-data historis beban harian yang akan diambil sebagai evaluasi yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data Beban Listrik dari PLN Data-data historis beban harian yang akan diambil sebagai evaluasi yaitu selama lima tahun pada periode 2006-2010, selanjutnya data

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN III.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan pengujian hipotesis. Sedangkan jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Undang-Undang Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Undang-Undang Pasar Modal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan perusahaan swasta yang menyediakan jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 mengartikan

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir

Presentasi Tugas Akhir Presentasi Tugas Akhir Bagian terpenting dari CRM adalah memahami kebutuhan dari pelanggan terhadap suatu produk yang ditawarkan para pelaku bisnis. CRM membutuhkan sistem yang dapat memberikan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data panel dan merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE UNTUK MENAKSIR VOLATILITAS. harga saham, waktu jatuh tempo, waktu sekarang, suku bunga,

BAB III METODE UNTUK MENAKSIR VOLATILITAS. harga saham, waktu jatuh tempo, waktu sekarang, suku bunga, BAB III METODE UNTUK MENAKSIR VOLATILITAS 3.1. Pendahuluan Dalam menentukan harga opsi call dan opsi put dibutuhkan parameter harga saham, waktu jatuh tempo, waktu sekarang, suku bunga, strike price, dan

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM YANG MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR EKSTERNAL MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PREDIKSI HARGA SAHAM YANG MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR EKSTERNAL MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PREDIKSI HARGA SAHAM YANG MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR EKSTERNAL MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN Eka Mala Sari Rochman 1), Arif Djunaidy 2) Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi pada bank umum di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Fitur. Reduksi & Pengelompokan. Gambar 3.1. Alur Pengelompokan Dokumen

BAB III PERANCANGAN. Fitur. Reduksi & Pengelompokan. Gambar 3.1. Alur Pengelompokan Dokumen BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan delaskan tahapan yang dilalui dalam melakukan perancangan penelitian yang akan dilakukan dalam tugas akhir ini. Tahapan tersebut meliputi perancangan implementasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara satu variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia pada tahun 2015 meningkat sekitar 5,8 persen.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia pada tahun 2015 meningkat sekitar 5,8 persen. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal berperan penting dalam menunjang perekonomian negara, karena pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara yang dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data 3.1.1 Populasi dan Pemilihan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah tingkat pengembalian indeks saham sektoral yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai tukar rupiah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai tukar rupiah BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai tukar rupiah per dollar AS, tingkat suku bunga (SBI), tingkat inflasi, indeks Hang Seng dan indeks Dow

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan suatu bentuk prilaku untuk menambahkan nilai dari dana yang didapatkan oleh seseorang, investasi banyak beragam bentuknya sebagai contoh menyimpan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber pendanaan suatu perusahaan bisa didapatkan dari dua jenis pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui sistem perbankan dalam bentuk

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM Ayu Trimulya 1, Syaifurrahman 2, Fatma Agus Setyaningsih 3 1,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Peramalan Merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI. variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Peramalan Merupakan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan adalah penggunaan data masa lalu dari sebuah variabel atau kumpulan variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Peramalan Merupakan bagian

Lebih terperinci

Model Linear untuk Klasifikasi

Model Linear untuk Klasifikasi MMA10991 Topik Khusus - Machine Learning Model Linear untuk Klasifikasi Dr. rer. nat. Hendri Murfi Intelligent Data Analysis (IDA) Group Departemen Matematika, Universitas Indonesia Depok 16424 Telp. +62-21-7862719/7863439,

Lebih terperinci

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing Untuk membandingkan kinerja keuangan dari ketiga saham tersebut, maka dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 19 3. METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat digambarkan dalam suatu bagan alir seperti pada Gambar 8. Gambar 8 Diagram Alir Penelitian Pengumpulan Data

Lebih terperinci

MODEL-MODEL LEBIH RUMIT

MODEL-MODEL LEBIH RUMIT MAKALAH MODEL-MODEL LEBIH RUMIT DISUSUN OLEH : SRI SISKA WIRDANIYATI 65 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 04 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI SEASONAL TREND BASED ON LOESS (STL) average sebagai pemulus data untuk mengestimasi komponen musiman dan

BAB III METODE DEKOMPOSISI SEASONAL TREND BASED ON LOESS (STL) average sebagai pemulus data untuk mengestimasi komponen musiman dan BAB III METODE DEKOMPOSISI SEASONAL TREND BASED ON LOESS (STL) 3.1 Pendahuluan Metode dekomposisi klasik menggunakan pendekatan prosedur moving average sebagai pemulus data untuk mengestimasi komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diukur oleh pertambahan Produk Domestik Bruto (PDB). Tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. yang diukur oleh pertambahan Produk Domestik Bruto (PDB). Tahun 1998 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perekonomian Indonesia dapat dilihat pada angka pertumbuhan ekonomi yang diukur oleh pertambahan Produk Domestik Bruto (PDB). Tahun 1998 pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kelabu bagi pasar saham Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok ke

BAB I PENDAHULUAN. masa kelabu bagi pasar saham Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok ke 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis global yang melanda dunia sekarang ini khususnya dalam bidang ekonomi sangat berpengaruh terhadap pasar saham. Kondisi keuangan yang melemah serta ketertarikan

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Analisis adalah kemampuan pemecahan masalah subjek kedalam elemen-elemen konstituen, mencari hubungan-hubungan internal dan diantara elemen-elemen, serta mengatur

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Portfolio Black-Litterman menggunakan Metode Sharpe Ratio

Pengukuran Kinerja Portfolio Black-Litterman menggunakan Metode Sharpe Ratio SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Pengukuran Kinerja Portfolio Black-Litterman menggunakan Metode Sharpe Ratio S-7 Fitri Amanah 1 1 Alumni Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan atau neural network merupakan suatu sistem informasi yang mempunyai cara kerja dan karakteristik menyerupai jaringan syaraf pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan penanaman modal untuk memperoleh keuntungan yang signifikan atau maksimal dengan melakukan evaluasi peluang dan menghindari resiko terhadap pembelian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi ciri Citra yang digunakan dalam penelitian ini berukuran 150 x 150 pixel, sehingga jika divektorkan akan menghasilkan vektor berukuran 22500. Melalui tahap ekstraksi ciri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain, seperti buku dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain, seperti buku dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain, seperti buku dan bacaan lain,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data 23 III. METODE PENELITIN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember 2009. Data

Lebih terperinci

MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010

MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010 MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010 Indonesia cukup beruntung, karena menjadi negara yang masih dapat mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif tahun 2009 sebesar 4,4 % di tengah krisis keuangan global

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017.

BAB III PEMBAHASAN. harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017. BAB III PEMBAHASAN Data yang digunakan dalam bab ini diasumsikan sebagai data perkiraan harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017. Dengan demikian dapat disusun model Fuzzy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana yang digunakan oleh para investor untuk kegiatan investasi serta sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintahan.

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. Contoh. Ditinjau dari sistem yang didefinisikan oleh:

II LANDASAN TEORI. Contoh. Ditinjau dari sistem yang didefinisikan oleh: 5 II LANDASAN TEORI 2.1 Keterkontrolan Untuk mengetahui persoalan sistem kontrol mungkin tidak ada, jika sistem yang ditinjau tidak terkontrol. Walaupun sebagian besar sistem terkontrol ada, akan tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan penting yang dimiliki oleh pasar uang dalam resiko investasi terhadap pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia memberikan manfaat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada umumnya, masyarakat Indonesia lebih memilih menabung di bank

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada umumnya, masyarakat Indonesia lebih memilih menabung di bank BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, masyarakat Indonesia lebih memilih menabung di bank dengan adanya jaminan rasa aman. Namun secara perlahan tapi pasti, iklim investasi di Indonesia

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI ) ISSN: `1907-5022 Yogyakarta, 19 Juni STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangunan suatu negara, diperlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Pasar modal menjadi salah satu sarana bagi kegiatan berinvestasi, yang efektif untuk

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan).

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan). 91 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Analisis 4.1.1. Pilihan Alat Analisis Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis fenomena ekonomi makro seperti liberalisasi keuangan dan kebijakan

Lebih terperinci

Analisa Pencarian Jarak Terpendek Lokasi Wisata di Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (ACO)

Analisa Pencarian Jarak Terpendek Lokasi Wisata di Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (ACO) Analisa Pencarian Jarak Terpendek Lokasi Wisata di Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (ACO) Juanda Hakim Lubis Prorgram Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data (Data gathering). Pengumpulan data harus mampu mendeskripsikan data yang ada, serta memiliki kontribusi terhadap pengetahuan. Data yang tidak lengkap perlu

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR PERANCANGAN COUPLER. Gambar 2.1 Skema rangkaian directional coupler S S S S. ij ji

BAB 2 DASAR PERANCANGAN COUPLER. Gambar 2.1 Skema rangkaian directional coupler S S S S. ij ji 5 BAB 2 DAAR PERANCANGAN COUPLER 2.1 DIRECTIONAL COUPLER Directional coupler memegang peranan penting dalam rangkaian microwave pasif. Divais ini di implementasikan dalam banyak cara untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Analisis Komponen Utama (Principal component analysis)

Analisis Komponen Utama (Principal component analysis) Analisis Komponen Utama (Principal component analysis) A. LANDASAN TEORI Misalkan χ merupakan matriks berukuran nxp, dengan baris-baris yang berisi observasi sebanyak n dari p-variat variabel acak X. Analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Evaluasi variabel makroekonomi dalam transisi rating kredit dengan menggunakan metode Macro Simulation Approach dilakukan sebagai berikut: 4.1 Sumber Data Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melakukan analisis dengan penerapan simulasi Monte Carlo dan VaR,

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melakukan analisis dengan penerapan simulasi Monte Carlo dan VaR, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisa Harga Saham BBCA Sebelum melakukan analisis dengan penerapan simulasi Monte Carlo dan VaR, penulis akan menganalisa pergerakan harga saham BBCA. Data yang diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang tumbuh begitu pesat

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pembahasan pada bab ini adalah penentuan rute tercepat pendistribusian

BAB III PEMBAHASAN. Pembahasan pada bab ini adalah penentuan rute tercepat pendistribusian BAB III PEMBAHASAN Pembahasan pada bab ini adalah penentuan rute tercepat pendistribusian makanan ringan PT. Sri Aneka Pangan Nusantara dengan aplikasi Logika Fuzzy dan Algoritma Semut. Logika fuzzy digunakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil yang telah dijelaskan mengenai Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham dan Dampaknya pada Return Saham

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pasar valuta asing telah mengalami perkembangan yang tak terduga selama beberapa dekade terakhir, dunia bergerak ke konsep "desa global" dan telah menjadi salah satu pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini pasar modal merupakan suatu alternatif investasi yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini pasar modal merupakan suatu alternatif investasi yang dapat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini pasar modal merupakan suatu alternatif investasi yang dapat mendatangkan keuntungan finansial bagi investor individual maupun institusional. Perkembangan

Lebih terperinci

( ) 1 IV CONTOH KASUS. β τ. Jika panjang vektor koefisien regresinya. (26) dan juga 2. maka: (29) Tetapi apabila Ew [

( ) 1 IV CONTOH KASUS. β τ. Jika panjang vektor koefisien regresinya. (26) dan juga 2. maka: (29) Tetapi apabila Ew [ 0 ( ) = Ew X ( q Y X V ) β arg min [ ( ) ( ) β ], β (6) dan juga β ( ) = arg min Ew [ ( X) ( Q ( Y X) V ) ], β β (7) yang dapat menyatakan bahwa ( ) β merupakan koefisien regresi kuantil parsial dari regresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat menyebabkan kebutuhan akan tempat tinggal, perkantoran, pusat perbelanjaan, taman hiburan, dan kebutuhan akan sektor properti

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini telah mampu menjawab tujuan penelitian, yaitu untuk menguji

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini telah mampu menjawab tujuan penelitian, yaitu untuk menguji BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini telah mampu menjawab tujuan penelitian, yaitu untuk menguji dan membuktikan ada atau tidaknya pengaruh kurs Rp./$, inflasi, jumlah uang beredar, harga

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software SPSS versi

Lebih terperinci

Tugas Akhir Pengembangan Perangkat Lunak Berbasis Suara Ucapan untuk Membuka dan Mencetak Dokumen

Tugas Akhir Pengembangan Perangkat Lunak Berbasis Suara Ucapan untuk Membuka dan Mencetak Dokumen Tugas Akhir Pengembangan Perangkat Lunak Berbasis Suara Ucapan untuk Membuka dan Mencetak Dokumen Oleh: Abd. Wahab 1208100064 Pembimbing: Drs. Nurul Hidayat, M.Kom 19630404 198903 1 002 BAB1 Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fuzzy Local Binary Pattern (FLBP) Fuzzifikasi pada pendekatan LBP meliputi transformasi variabel input menjadi variabel fuzzy, berdasarkan pada sekumpulan fuzzy rule. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : akan digunakan untuk melakukan pengolahan citra.

BAB III METODE PENELITIAN. ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : akan digunakan untuk melakukan pengolahan citra. BAB III METODE PENELITIAN Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam melaksanakan tugas akhir, ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : 1. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan berupa pencarian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian, yang akan diuji

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian, yang akan diuji BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksplanatif asosiatif, di mana hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 14, terdiri dari tahap identifikasi masalah, pengumpulan dan praproses data, pemodelan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAGAN KENDALI MUTU UNTUK KOMPOSISI. simplex-lattice adalah (q+ m-1)!/(m!(q-1)!) (Cornell 1990).

PENGEMBANGAN BAGAN KENDALI MUTU UNTUK KOMPOSISI. simplex-lattice adalah (q+ m-1)!/(m!(q-1)!) (Cornell 1990). Lalu bagan Shewhart dapat dibentuk dengan rumus sebagai berikut: simplex-lattice adalah (q+ m-1)!/(m!(q-1)!) (Cornell 1990). p = Rata-rata proporsi produk cacat n = Ukuran contoh yang diambil UCL = Batas

Lebih terperinci

BAB III METODE BINOMIAL

BAB III METODE BINOMIAL BAB III METODE BINOMIAL Metode Binomial ialah metode sederhana yang banyak digunakan untuk menghitung harga saham. Metode ini berdasarkan pada percabangan pohon yang menerapkan aturan binomial pada tiap-tiap

Lebih terperinci

Penyelesaian Masalah Travelling Salesman Problem Menggunakan Ant Colony Optimization (ACO)

Penyelesaian Masalah Travelling Salesman Problem Menggunakan Ant Colony Optimization (ACO) Penyelesaian Masalah Travelling Salesman Problem Menggunakan Ant Colony Optimization (ACO) Anna Maria 1, Elfira Yolanda Sinaga 2, Maria Helena Iwo 3 Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi Departemen

Lebih terperinci