BAB 2 LANDASAN TEORI. variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Peramalan Merupakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Peramalan Merupakan"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan adalah penggunaan data masa lalu dari sebuah variabel atau kumpulan variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Peramalan Merupakan bagian vital bagi setiap organisasi bisnis dan untuk setiap pengambilan keputusan manajemen yang sangat signifikan. Peramalan menjadi dasar bagi perencanaan jangka panjang perusahaan. Dalam proses pengambilan keputusan tersebut, perusahaan seringkali dihadapkan pada situasi dimana mereka harus melakukan peramalan untuk dapat membuat keputusan yang paling tepat saat itu. Oleh karena itu dibutuhkanlah sebuah program aplikasi yang dapat melakukan peramalan khususnya tentang nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Metode yang akan digunakan dalam peramalan ini adalah metode WAW(Wavelet-ARMAX-Winter). Metode ini adalah penggabungan dari metodemetode peramalan yang sudah beredar pada umumnya seperti metode ARMAX, metode regresi harmonik, metode Holt Winters dan metode transformasi wavelet. Ketiga metode ini akan dipakai secara simultan pada skala yang berbeda dalam fungsi waktu. Fungsi waktu tersebut mula-mula diubah dengan teknik non-decimated wavelet transformation (NDWT) ke dalam domain wavelet. Secara umum peramalan yang akan dilakukan membagi tugas peramalan tersebut menjadi tiga bagian yaitu:

2 8 a. Pada peramalan data frekuensi tinggi atau data yang dalam domain wavelet tidak mengandung variabel tren dan variabel musiman akan ditangani oleh metode ARMAX, b. Peramalan data yang mengandung variabel tren diserahkan kepada metode Holt Winters, c. Sedangkan peramalan data yang mengandung variabel musiman akan dilakukan oleh metode regresi harmonik. Sehingga urutan pengerjaan peramalan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika adalah sebagai berikut: a. Transformasi data historis yang akan dipakai ke dalam domain wavelet menggunakan metode NDWT. b. Lakukan peramalan nilai komponen tren menggunakan metode Holt Winters. c. Lakukan peramalan nilai komponen musiman menggunakan metode regresi harmonik dengan periode musiman yang telah diestimasi. d. Gunakan metode ARMAX untuk melakukan peramalan komponen data berfrekuensi tinggi pada domain wavelet. e. Gabungkan ketiga peramalan yang telah dilakukan untuk mendapatkan peralaman yang diinginkan. Langkah terakhir ini dapat dilakukan dengan invers transformasi wavelet.

3 Metode WAW Model ARMAX Menurut Chen et al. (2004, pp4) model Auto-Regressive Moving Average atau ARMA adalah salah satu proses pemodelan dari data historis yang statis dan tidak mengandung variabel tren maupun variabel musiman. Data historis yang statis atau disebut juga data stasioner adalah data yang memiliki rata-rata dan bergerak dengan kecenderungan menuju ke rata-rata tersebut. Sedangkan data yang tidak stasioner akan memiliki varians yang terus membesar. Contoh dari data historis yang statis atau stasioner ditunjukkan pada Gambar 2.1 dan 2.2. Gambar 2.1 Data historis yang stasioner atau statis

4 10 Gambar 2.2 Data historis yang tidak stasioner Model ini sebenarnya merupakan gabungan dari banyak unsur dalam teori dan banyak dipakai untuk tujuan peramalan. Model yang dikembangkan oleh Wold pada tahun 1951 ini menggabungkan dua pola serial waktu yaitu model autoregressive atau AR yang dikembangkan oleh Yule pada tahun 1926 dan model moving average atau MA yang dikembangkan oleh Slutzky pada tahun Model ini biasa direpresentasikan dengan ARMA(p,q) dengan p adalah order dari bagian AR dan q adalah order dari bagian MA. Masing-masing bagian akan dijelaskan sebagai berikut. Model ini memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan model lain, seperti:

5 11 a. Model ARMA disusun secara logis dan secara statistik memiliki tingkat keakuratan yang tinggi, b. Model ini memasukan banyak informasi dari data historis yang digunakan, c. Model ini menaikan tingkat akurasi peramalan dan pada waktu yang sama menjaga jumlah parameter seminimal mungkin. Metode ini menggunakan pendekatan iteratif yang mengidentifikasi kemungkinan model yang bermanfaat. Model terpilih, kemudian, dicek kembali dengan data historis apakah telah mendeskripsikan data tersebut dengan tepat. Model terbaik akan diperoleh apabila residual antara model peramalan dan data historis memiliki nilai yang kecil, distribusinya random, dan independen Autoregressive (AR) Model AR dapat ditulis: Dimana c adalah konstanta, adalah parameter model AR, dan adalah white noise(error). Dengan menganggap error atau adalah termasuk konstanta, maka persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi: Model ini menggunakan data historis sebagai pembentuk pemodelan yang akan dibuat. Oleh karena itulah model ini dinamakan model autoregressive.

6 Moving Average (MA) Model MA dapat ditulis: Dimana merupakan parameter model MA, dan, merupakan error yang dihasilkan Autoregressive-Moving Average (ARMA) Dan kombinasi dari AR (p) dan MA (q) dari model di atas akan menjadi ARMA (p,q) sebagai berikut: Dengan mengambil nilai awal =1, maka persamaan di atas dapat ditulis: Lalu pindahkan kesisi kiri persamaan dan mengambil nilai =1, maka persamaan di atas akan menjadi:

7 Autoregressive-Moving Average dengan input X (ARMAX) Model ARMAX adalah generalisasi dari model ARMA. Model ARMAX merupakan model ARMA yang dapat menerima variabel input eksternal X kedalam persamaan. Sehingga metode ini tidak sepenuhnya bergantung pada data historis. Metode ini lebih cocok dipakai pada fungsi waktu yang bersifat homogen dan tidak memiliki persamaan tren dan musim. Oleh karena itu, dibutuhkan metode lain yang dapat menangani variabel musiman dan variabel tren yang muncul yang akan dibahas lebih lanjut pada bagian lain tulisan ini. Dari persamaan yang sudah dihasilkan di atas, akan ditambahkan sebuah variabel lagi untuk menangani input eksternal yaitu variabel. Maka persamaannya menjadi: Persamaan diatas dapat disingkat menjadi: Dimana adalah variabel input, adalah variabel output, dan adalah white noise. Dengan mengambil nilai parameter =1, maka parameter A, B, dan C masing-masing adalah:

8 14 Dan,, dan masing-masing adalah parameter yang sesuai dengan pemodelan yang akan dibuat. Pada umumnya nilai p, q, dan r akan selalu sama, sehingga matriks parameter akan mempunyai besar 3xn(dengan n banyaknya data historis yang digunakan. Yaitu: Regresi Harmonik Regresi harmonik (regresi trigonometri, regresi cosinor) adalah sebuah model regresi linier yang menggunakan variabel trigonometri, yang biasanya merupakan variabel deret waktu, dalam persamaan yang digunakan. Regresi harmonik digunakan untuk menangani kejadian berulang yang biasanya terjadi pada data historis yang digunakan. Menurut Young et al. (1999, pp1-3) regresi harmonik merupakan model komponen yang belum terobservasi(unobserved components model). Dalam makalah tersebut regresi harmonik berbentuk: yt = Tt + Ct + St + f(ut)+ Nt + et Dimana y t adalah data historis yang diobservasi; T t adalah tren atau komponen berfrekuensi rendah; C t adalah komponen periode atau semiperiode yang periodenya berbeda dengan yang terdapat pada unsur musiman pada data historis yang diobservasi;

9 15 S t adalah komponen musiman; f(ut) menangkap pengaruh dari vektor variabel luar, jika diperlukan ditambahkan hubungan stokastik, linear statis atau linear dinamis; Nt adalah model gangguan stokastik (noise dengan model ARMA); et adalah komponen irregular, dimana untuk keperluan perhitungan biasanya didefinisikan berdistribusi gaussian dengan nilai rata-rata nol dan varians σ = 2. Dalam proyek peramalan ini regresi harmonik digunakan untuk memprediksi nilai kelanjutan dari komponen musiman saja. Oleh karena itu dalam persamaan diatas, yang dipakai dalah unsur St nya saja. Model St yang lebih sederhana berbentuk: Dimana p adalah periode musiman data historis yang digunakan, adalah frekuensinya, dan = 3, Sedangkan model yang lebih umum berupa: Sedangkan jika nilai dari masing-masing parameter tergantung pada variabel t, maka persamaan diatas akan menjadi: Karena yt St, maka:

10 16 Model regresi harmonik sebenarnya mirip dengan model polinomial, tetapi menggunakan fungsi trigonometri dari t untuk menggantikan fungsi pangkat dari t. Model ini bersifat orthogonal antara satu bagian dengan bagian lainnya Metode Holt Winters Menurut Prajakta (2004, pp3-8) metode Holt Winter adalah sebuah metode peramalan yang dapat menerima inputan dari data historis yang mengandung variasi unsur tren dan unsur musiman. Tetapi pada proyek peramalan ini metode Holt Winters akan digunakan untuk meramalkan unsur tren dari data historis yang digunakan. Metode ini tidak mengasumsi adanya struktur stokastik pada data historis dan hanya meramalkan berdasarkan pada persamaan dasar. Metode Holt Winters ini sebenarnya merupakan pengembangan dari metode exponential smoothing yang sudah lama digunakan untuk keperluan peramalan Exponential Smoothing Exponential smoothing adalah suatu prosedur yang secara kontinu merevisi peramalan sesuai dengan pengalaman atau experimen yang telah dilakukan. Exponential smoothing menghasilkan bobot yang menurun secara eksponensial seiring dengan observasi yang semakin lama telah dilakukan. Dengan kata lain exponential smoothing akan memberikan bobot yang lebih tinggi kepada observasi yang baru dari pada observasi yang lama.

11 Single Exponential Smoothing Menurut Kalekar (2004, pp3), single exponential smoothing juga bisa disebut sebagai exponential smoothing sederhana. Metode ini digunakan untuk peramalan jangka pendek, biasanya hanya berjangka waktu satu bulan ke depan. Model ini mengasumsi bahwa data yang digunakan tidak mengandung tren ataupun pola berkembang (biasa disebut data stasioner). Rumusan umumnya dapat dilihat sebagai berikut: Double Exponential Smoothing Metode ini digunakan apabila data yang digunakan memperlihatkan unsur tren. Exponential smoothing dengan tren bekerja seperti single exponential smoothing, hanya saja akan ada dua komponen yang harus di revisi setiap periode yaitu komponen utama dan komponen tren. Rumusan umumnya berbentuk sebagai berikut: Ada beberapa metode dalam menentukan nilai awal untuk dan. secara umum di set sama dengan. Sedangkan untuk, ada tiga metode yang dapat digunakan: =

12 18 = = Triple Exponential Smoothing Pada tahap inilah exponential smoothing disebut sebagai metode Holt Winter. Metode ini tidak hanya dapat memasukan unsur tren, tetapi juga dapat memasukan unsur musiman pada data historis. Sehingga akan memperluas jangkauan data dapat digunakan. Oleh karena itu metode ini memasukan parameter ketiga atau parameter musiman. Sebenarnya ada dua tipe persamaan Holt Winters yang akan digunakan yang terletak pada persamaan musiman. Yang pertama adalah model musiman perkalian dan yang kedua adalah model musiman pertambahan. Sedangkan dalam pembuatan program peramalan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, lebih tepat digunakan model musiman pertambahan. Hal ini dikarenakan nilai musiman yang terjadi bersifat penambahan. Fungsi peramalan yang menyertakan kedua variabel tren dan musiman dalam perhitungan berbentuk: Dimana a n adalah komponen level permanen, b n adalah komponen tren linear, S n+t faktor musiman penambahan, dan adalah komponen error. Nilai sebagai komponen level permanen didefinisikan sebagai berikut:

13 19 Dimana α = konstanta pertama y t = persamaan awal dari data historis S t-d = persamaan musiman 1 musim sebelumnya Sedangkan sebagai persamaan tren, didefinisikan sebagai berikut: Dimana β = konstanta kedua Dan sebagai persamaan musiman, didefinisikan sebagai berikut: Dimana γ = konstanta kedua Untuk keadaan mula-mula nilai,, dan didefinisikan sebagai berikut: Transformasi Wavelet Wavelet adalah sebuah pemodelan data dengan bentuk waktu dan frekuensi. Hal ini sebenarnya memiliki ide yang sama dengan bentuk pemodelan fourier atau yang kita kenal dengan fourier transform. Namun, pada analisis wavelet, ide pokoknya adalah untuk menganalisa berdasarkan skala yang memainkan peran yang cukup penting dalam sebuah analisis data. Analisis wavelet memproses data skala atau resolusi yang berbeda. Maka hasil dari sebuah analisis wavelet adalah untuk melihat baik dalam skala besar maupun skala kecil.

14 20 Transformasi wavelet menyelesaikan persoalan yang sering muncul tentang perbedaan resolusi pada beberapa kasus. Gambar 2.3 biasanya digunakan untuk menjelaskan bagaimana resolusi waktu dan frekuensi diinterpretasikan. Setiap kotak pada Gambar 2.3 adalah nilai dari transformasi wavelet pada domain wavelet. Luas dari semua kotak pada gambar tersebut adalah sama sesuai dengan teorema Heisenberg, tetapi panjang dan lebarnya dapat berbeda merepresentasikan proporsi waktu dan frekuensi. Semakin rendah frekuensinya, semakin panjang kotak yang dihasilkan; dan memiliki resolusi frekuensi yang lebih baik, tetapi resolusi waktu yang kurang baik, dan sebaliknya. Gambar 2.3 Domain frekuensi-waktu dari transformasi wavelet Perbedaan yang mendasar antara transformasi wavelet dan transformasi fourier adalah dalam hal fungsi basis yang digunakan dalam transformasi. Fungsi wavelet terlokalisasi dalam ruang yang artinya mampu untuk menggambarkan setiap detail dari pergerakan data yang ada. Sementara fungsi fourier yang berbentuk fungsi sinus dan

15 21 cosinus tidak dapat melakukan hal ini. Lokalisasi ini membuat wavelet sangat cocok untuk menangani bagian data yang diskontinu. Transformasi wavelet tidak memiliki himpunan fungsi basis tertentu, tidak seperti transformasi fourier yang memiliki fungsi basis berbentuk sinus dan kosinus. Oleh karena itu, transformasi wavelet, yang memiliki kemungkinan tak terhingga untuk fungsi basis yang dapat digunakan, dapat memberikan informasi yang tidak jelas kepada metode waktu-frekuensi lainnya seperti analisis fourier. Perbedaan resolusi waktu-frekuensi antara transformasi wavelet dan transformasi fourier dapat diilustrasikan oleh Gambar 2.4 yang menunjukan fungsi basis dalam domain waktu-frekuensi dari transformasi wavelet dan transformasi fourier. Gambar 2.4 Perbedaan fungsi basis transformasi wavelet dan transformasi fourier Grafik di sebelah kiri menunjukan contoh transformasi fourier yang memiliki ukuran kotak yang sama untuk setiap tempat pada domain waktu-frekuensi. Sedangkan grafik disebelah kanan adalah contoh transformasi wavelet. Kotak dengan waktu yang

16 22 lebih pendek cocok untuk menggambarkan keadaan diskontinu, sementara kotak dengan waktu lebih panjang cocok untuk menggambarkan analisis frekuensi secara lebih detail. Diantara berbagai metode transformasi wavelet yang ada, metode non-decimated wavelet transform (NDWT) adalah metode yang cocok untuk memodelkan data historis yang akan digunakan dalam peramalan. Metode NDWT termasuk ke dalam keluarga transformasi wavelet diskrit yang menggunakan data diskrit sebagai data masukan Non-decimated wavelet transform Ada dua jenis transformasi wavelet yaitu transformasi wavelet kontinu dan diskrit. Menurut chen et al (2004, pp81-93), transformasi wavelet diskrit (TWD) adalah transformasi wavelet yang sangat efisien dalam aspek penghitungan. Salah satu properti intrinsik dari TWD adalah pengurangan koefisien wavelet, yang menghilangkan semua koefisien lain pada level frekuensi yang sama. Transformasi bisa dilakukan dengan koefisien yang tersisa, dan invers transformasi bisa didapatkan dengan sempurna. Tetapi hal tersebut berakibat pada pergeseran nilai varians dari transformasi tersebut. Pergeseran varians artinya bahwa TWD dari data histori tidak sama dengan hasil pergeserannya. Hal ini ditunjukkan oleh Gambar 2.5. Data histori terdapat pada grafik kiri atas dan hasil pergeserannya terdapat pada grafik kanan atas. Sedangkan TWD dari masing-masing grafik terdapat dibawahnya. Sudah jelas bahwa koefisien TWD terlalu berbeda bila didapatkan dengan menggeser data historis. Non-decimated wavelet transform (NDWT), sesuai dengan namanya tidak mengurangi jumlah koefisien wavelet yang digunakan. Metode ini dapat memberikan informasi yang cukup banyak untuk dianalisis secara lebih akurat dan komprehensif

17 23 dengan jumlah koefisien wavelet yang tidak berkurang seiring dengan proses transformasi. Oleh karena adanya jumlah koefisien yang cukup banyak, NDWT membutuhkan tempat penyimpanan yang cukup besar dan jumlah perhitungan yang cukup banyak. Gambar 2.5 Perbedaan hasil TWD dari data asli dengan data yang sudah digeser Domain wavelet membagi data historis menjadi dua bagian yaitu bagian frekuensi tinggi (yang merupakan hasil dari filter tinggi (g)) dan bagian frekuensi rendah (yang merupakan hasil dari filter rendah (h)). Bagian berfrekuensi tinggi merupakan koefisien detail dari data historis. Sedangkan bagian berfrekuensi rendah merupakan bagian smooth dari data historis. Filter h dan g masing-masing didefinisikan sebagai fungsi rekursif h [r] dan g [r] sebagai berikut:

18 24 Dimana merupakan faktor dilatasi. Operator gabungan dari dan masing-masing adalah dan. Metode NDWT adalah pengaplikasian secara sekuensial dari operator gabungan tersebut kepada data historis yang akan digunakan. Jika c (J) merupakan data historis, dan maka: Transformasi dari adalah sebuah vektor untuk. Subvektor merupakan detail level dari data berfrekuensi tinggi, sedangkan merupakan bagian smooth dari data historis (data berfrekuensi rendah). Jika banyaknya vektor input adalah, maka untuk setiap nilai, dan memiliki banyak yang sama. Jika data historis diasosiasikan dengan fungsi maka koordinat ke-k dari adalah: Maka koefisien dapat memberikan informasi pada skala dan lokasi k. Algoritma dekomposisi ini dapat dilihat pada Gambar 2.6. Sedangkan algoritma rekonstruksinya dapat dilihat pada Gambar 2.7.

19 25 Gambar 2.6 Algoritma dekomposisi data ke dalam domain wavelet Gambar 2.7 Algoritma rekonstruksi domain wavelet kembali seperti semula Metode WAW Transformasi wavelet, sesuai dengan karakteristiknya yaitu penyaringan yang sensitif terhadap skala, dapat mengubah data historis menjadi beberapa skala tertentu. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk memisahkan beberapa level skala dan untuk mendeskripsikan level skala tersebut pada beberapa resolusi dalam domain wavelet. Ini berarti wavelet dapat melihat dengan lebih detail pada skala waktu tertentu, yaitu dengan

20 26 memisahkan komponen tren dan komponen musiman dari data historis yang digunakan tersebut. Komponen tren terletak pada koefisien skala dan level detail yang kasar(dengan frekuensi yang lebih rendah) seperti yang berlawanan yaitu komponen berfrekuensi tinggi yang memerlukan detai waktu yang halus untuk dapat mendeskripsikannya. Sedangkan komponen musiman terletak pada level menengah. Dengan memisahkan level detail yang kasar, menengah dan halus ini, barisan data dapat dipisahkan dari unsur tren dan unsur musiman yang mungkin ada pada data tersebut. Data berfrekuensi tinggi ini tentu saja sudah bersifat tetap. Oleh karena itu bagian ARMA dari model ARMAX dapat mendeskripsikan komponen berfrekuensi tinggi ini dan pada saat yang sama, input dari ARMAX dapat menerima inputan dari luar yang berguna bagi peramalan yang akan dilakukan. Komponen utama dari data historis berada pada bagian data berfrekuensi tinggi, komponen tren akan berada di bagian smooth (data berfrekuensi rendah), sedangkan komponen musiman akan berada dibagian tengah di antara komponen utama dan komponen tren. Semua peramalan yang dilakukan, didasarkan pada domain wavelet yang sudah dibentuk. Peramalan dari tren, musiman dan data berfrekuensi tinggi, akan digabungkan menggunakan invers transformasi wavelet untuk mendapatkan peramalan akhir. Semua proses peramalan ini dapat diringkas sebagai berikut: 1. Transformasi data historis yang akan dipakai sebagai input pada program menggunakan metode NDWT untuk memisahkan komponen tren dan komponen

21 27 musiman yang mungkin ada pada data historis tersebut. Pemisahan ini dapat dilihat pada domain wavelet. 2. Lakukan peramalan nilai komponen tren menggunakan metode Holt Winters. Prediksi ini dilakukan pada bagian smooth dari dekomposisi wavelet yang didapatkan. 3. Lakukan peramalan nilai komponen musiman menggunakan metode regresi harmonik dengan periode musiman yang telah diestimasi. 4. Gunakan metode ARMAX untuk melakukan peramalan komponen data berfrekuensi tinggi pada domain wavelet. 5. Gabungkan ketiga peramalan yang telah dilakukan untuk mendapatkan peralaman yang diinginkan. Langkah terakhir ini dapat dilakukan dengan invers transformasi wavelet.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. langsung melihat database yang digunakan dengan cara menekan tombol open

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. langsung melihat database yang digunakan dengan cara menekan tombol open BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Program Peramalan 4.1.1 Tampilan Layar Pada saat pertama kali menjalankan program peramalan ini, user akan dihadapkan pada tampilan program seperti Gambar 4.1. Pada kondisi

Lebih terperinci

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari BAB III MODEL STATE-SPACE 3.1 Representasi Model State-Space Representasi state space dari suatu sistem merupakan suatu konsep dasar dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri,1984). Setiap kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan dan pola data yang sistematis (Makridakis, 1999). Peramalan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SPEKTRAL PADA RUNTUN WAKTU MODEL ARIMA. Analisis spektral adalah metode yang menggambarkan kecendrungan osilasi

BAB III ANALISIS SPEKTRAL PADA RUNTUN WAKTU MODEL ARIMA. Analisis spektral adalah metode yang menggambarkan kecendrungan osilasi BAB III ANALISIS SPEKTRAL PADA RUNTUN WAKTU MODEL ARIMA Analisis spektral adalah metode yang menggambarkan kecendrungan osilasi atau getaran dari sebuah data pada frekuensi tertentu. Analisis spektral

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Peramalan Peramalan adalah suatu kegiatan dalam memperkirakan atau kegiatan yang meliputi pembuatan perencanaan di masa yang akan datang dengan menggunakan data masa lalu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan metode ARIMA box jenkins untuk meramalkan kebutuhan bahan baku. 2.1. Peramalan Peramalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia sejak tahun enam puluhan telah diterapkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika di Jakarta menjadi suatu direktorat perhubungan udara. Direktorat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Peramalan merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa mendatang berdasarkan data pada masa lalu, berbasis pada metode ilmiah dan kualitatif yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berikut teori-teori yang mendukung penelitian ini, yaitu konsep dasar peramalan, konsep dasar deret waktu, proses stokastik, proses stasioner, fungsi autokovarians (ACVF) dan fungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI SEASONAL TREND BASED ON LOESS (STL) average sebagai pemulus data untuk mengestimasi komponen musiman dan

BAB III METODE DEKOMPOSISI SEASONAL TREND BASED ON LOESS (STL) average sebagai pemulus data untuk mengestimasi komponen musiman dan BAB III METODE DEKOMPOSISI SEASONAL TREND BASED ON LOESS (STL) 3.1 Pendahuluan Metode dekomposisi klasik menggunakan pendekatan prosedur moving average sebagai pemulus data untuk mengestimasi komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam statistika dan pemrosesan sinyal, runtun waktu (time series) adalah rangkaian data berupa pengamatan yang diukur selama kurun waktu tertentu. Analisis

Lebih terperinci

Bab V KESIMPULAN DAN MASALAH TERBUKA

Bab V KESIMPULAN DAN MASALAH TERBUKA Bab V KESIMPULAN DAN MASALAH TERBUKA Kesimpulan dari penelitian ini diperoleh berdasarkan pada pembahasan dalam Bab III dan IV. Kesimpulan ini sebagai jawaban dari permasalahan dan sekaligus hasil yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peramalan pada dasarnya merupakan proses menyusun informasi tentang kejadian masa lampau yang berurutan untuk menduga kejadian di masa depan (Frechtling, 2001:

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERAMALAN

BAB IV METODE PERAMALAN Metode Peramalan 15 BAB METODE PERAMALAN 4.1 Model Sederhana Data deret waktu Nilai-nilai yang disusun dari waktu ke waktu tersebut disebut dengan data deret waktu (time series). Di dunia bisnis, data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Iklim Iklim ialah suatu keadaan rata-rata dari cuaca di suatu daerah dalam periode tertentu. Curah hujan ialah suatu jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah pada kurun waktu

Lebih terperinci

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n SBAB III MODEL VARMAX 3.1. Metode Analisis VARMAX Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n dengan variabel random Z n yang dapat dipandang sebagai variabel random berdistribusi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan digunakanan sebagai acuan pencegah yang mendasari suatu keputusan untuk yang akan datang dalam upaya meminimalis kendala atau memaksimalkan pengembangan baik

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT Model fungsi transfer multivariat merupakan gabungan dari model ARIMA univariat dan analisis regresi berganda, sehingga menjadi suatu model yang mencampurkan pendekatan

Lebih terperinci

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER 6.1. Analisis Pola Data Penjualan Ayam Broiler Data penjualan ayam broiler adalah data bulanan yang diperoleh dari bulan Januari 2006

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK 3.1 Metode Pemulusan Eksponensial Holt-Winter Metode rata-rata bergerak dan pemulusan Eksponensial dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan ramalan

Lebih terperinci

Metode Deret Berkala Box Jenkins

Metode Deret Berkala Box Jenkins METODE BOX JENKINS Metode Deret Berkala Box Jenkins Suatu metode peramalan yang sistematis, yang tidak mengasumsikan suatu model tertentu, tetapi menganalisa deret berkala sehingga diperoleh suatu model

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ramalan pada dasarnya merupakan perkiraan mengenai terjadinya suatu yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ramalan pada dasarnya merupakan perkiraan mengenai terjadinya suatu yang akan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Ramalan pada dasarnya merupakan perkiraan mengenai terjadinya suatu yang akan datang. Peramalan adalah proses untuk memperkirakan kebutuhan di masa datang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stasioner Analisis ARIMA Autoregressive Integrated Moving Average umumnya mengasumsikan bahwa proses umum dari time series adalah stasioner. Tujuan proses stasioner adalah rata-rata,

Lebih terperinci

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah sesuatu kegiatan situasi atau kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

MODEL AUTOREGRESSIVE (AR) ATAU MODEL UNIVARIATE

MODEL AUTOREGRESSIVE (AR) ATAU MODEL UNIVARIATE MODEL AUTOREGRESSIVE (AR) ATAU MODEL UNIVARIATE Data yang digunakan adalah data M2Trend.wf1 (buku rujukan pertama, bab-8). Model analisisnya adalah Xt = M2 diregresikan dengan t = waktu. Model yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dugaan atau perkiraan mengenai kejadian atau peristiwa pada waktu yang

BAB I PENDAHULUAN. Dugaan atau perkiraan mengenai kejadian atau peristiwa pada waktu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dugaan atau perkiraan mengenai kejadian atau peristiwa pada waktu yang akan datang disebut ramalan dan tindakan dalam membuat dugaan atau perkiraan tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data Deret Berkala

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data Deret Berkala BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Data Deret Berkala Suatu deret berkala adalah himpunan observasi yang terkumpul atau hasil observasi yang mengalami peningkatan waktu. Data deret berkala adalah serangkaian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya kesenjaan waktu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.. Konsep Dasar Analisis Runtun Waktu Pada bagian ini akan dikemukakan beberapa definisi yang menyangkut pengertian dan konsep dasar analisis runtun waktu. Definisi Runtun waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI X-11-ARIMA. Metode Census II telah dikembangkan oleh Biro Sensus Amerika Serikat.

BAB III METODE DEKOMPOSISI X-11-ARIMA. Metode Census II telah dikembangkan oleh Biro Sensus Amerika Serikat. BAB III METODE DEKOMPOSISI X-11-ARIMA 3.1 Pendahuluan Metode Census II telah dikembangkan oleh Biro Sensus Amerika Serikat. Metode Cencus II memiliki beberapa jenis metode dan perbaikan sejak metode pertama

Lebih terperinci

Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan

Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan METODE BOX JENKINS Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan utk semua tipe pola data. Dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini, perkembangan zaman semankin maju dan berkembang pesat, di antaranya banyak pernikahan dini yang menyebabkan salah satu faktor bertambahnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan akan terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan keadaan pada suatu waktu merupakan hal penting. Hal itu

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan keadaan pada suatu waktu merupakan hal penting. Hal itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peramalan keadaan pada suatu waktu merupakan hal penting. Hal itu dikarenakan peramalan dapat digunakan sebagai rujukan dalam menentukan tindakan yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu adalah suatu deret observasi yang berurut dalam waktu. Analisis data

BAB I PENDAHULUAN. waktu adalah suatu deret observasi yang berurut dalam waktu. Analisis data BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisis time series (runtun waktu) banyak digunakan dalam berbagai bidang, misalnya ekonomi, teknik, geofisik, pertanian dan kedokteran. Runtun waktu adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi Sebelum merancang sistem perlu dikaji konsep dan definisi dari sistem.. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan sifatnya peramalan terbagi atas dua yaitu peramalan kualitatif dan peramalan kuantitatif. Metode kuantitatif terbagi atas dua yaitu analisis deret berkala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para pimpinan suatu perusahaan atau para pelaku bisnis harus menemukan cara untuk terus

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Emas merupakan suatu komoditas tambang yang paling diminati oleh semua orang. Dari dahulu kala emas sudah menjadi media investasi yang sangat menjanjikan,

Lebih terperinci

ANALISIS DERET WAKTU

ANALISIS DERET WAKTU ANALISIS DERET WAKTU JENIS DATA Cross section Beberapa pengamatan diamati bersama-sama pada periode waktu tertentu Harga saham semua perusahaan yang tercatat di BEJ pada hari Rabu 27 Februari 2008 Time

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat pencemaran udara di beberapa kota besar cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya jumlah transportasi terus

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Permintaan III KERANGKA PEMIKIRAN Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

(FORECASTING ANALYSIS):

(FORECASTING ANALYSIS): ANALISIS KUANTITATIF ANALISIS PERAMALAN Hand-out ke-3 ANALISIS PERAMALAN (FORECASTING ANALYSIS): Contoh-contoh sederhana PRODI AGRIBISNIS UNEJ, 2017 PROF DR IR RUDI WIBOWO, MS Contoh aplikasi tehnik peramalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan (Forceasting) 2.1.1 Pengertian Peramalan Untuk memajukan suatu usaha harus memiliki pandangan ke depan yakni pada masa yang akan datang. Hal seperti ini yang harus dikaji

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi telah berkembang dengan relatif pesat. Di era

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi telah berkembang dengan relatif pesat. Di era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi telah berkembang dengan relatif pesat. Di era informasi seperti sekarang ini kebutuhan akan informasi semakin meningkat, terutama dengan

Lebih terperinci

MODEL EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTER DAN MODEL SARIMA UNTUK PERAMALAN TINGKAT HUNIAN HOTEL DI PROPINSI DIY SKRIPSI

MODEL EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTER DAN MODEL SARIMA UNTUK PERAMALAN TINGKAT HUNIAN HOTEL DI PROPINSI DIY SKRIPSI MODEL EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTER DAN MODEL SARIMA UNTUK PERAMALAN TINGKAT HUNIAN HOTEL DI PROPINSI DIY SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Universitas Gunadarma PERAMALAN

Universitas Gunadarma PERAMALAN PERAMALAN PERAMALAN Kebutuhan Peramalan dalam Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen Operasi/produksi menggunakan hasil-hasil peramalan dalam pembuatan keputusan-keputusan yang menyangkut pemilihan proses,

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

Pencocokan Citra Digital

Pencocokan Citra Digital BAB II DASAR TEORI II.1 Pencocokan Citra Digital Teknologi fotogrametri terus mengalami perkembangan dari sistem fotogrametri analog hingga sistem fotogrametri dijital yang lebih praktis, murah dan otomatis.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing. Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing. Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat penjualan untuk beberapa periode ke depan. Biasanya untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manfaat Peramalan Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suatu dugaan atau perkiraan tentang terjadinya suatu keadaan dimasa depan, tetapi dengan menggunakan metode metode tertentu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan merupakan usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk melihat dan mengkaji situasi dan kondisi di masa mendatang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Harga Harga yang terjadi di pasar merupakan nilai yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk yang diinginkannya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, akan dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data runtun waktu. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Noise Pada saat melakukan pengambilan gambar, setiap gangguan pada gambar dinamakan dengan noise. Noise dipakai untuk proses training corrupt image, gambarnya diberi noise dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan adalah alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien (Makridakis,1991). Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan

Lebih terperinci

III. MATEMATIKA DAN STATISTIKA APLIKASI (S.1) EFEK PERUBAHAN POLA CUACA PADA DEBIT AIR MASUK DI WADUK SAGULING

III. MATEMATIKA DAN STATISTIKA APLIKASI (S.1) EFEK PERUBAHAN POLA CUACA PADA DEBIT AIR MASUK DI WADUK SAGULING III. MATEMATIKA DAN STATISTIKA APLIKASI (S.1) EFEK PERUBAHAN POLA CUACA PADA DEBIT AIR MASUK DI WADUK SAGULING Yurian Yudanto (yurian.yudanto@yahoo.com) Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III KALMAN FILTER DISKRIT. Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma)

BAB III KALMAN FILTER DISKRIT. Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma) BAB III KALMAN FILTER DISKRIT 3.1 Pendahuluan Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma) yang memberikan perhitungan efisien dalam mengestimasi state proses, yaitu dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA FORECASTING UNTUK PREDIKSI PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN SRAGEN

PENERAPAN ALGORITMA FORECASTING UNTUK PREDIKSI PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN SRAGEN PENERAPAN ALGORITMA FORECASTING UNTUK PREDIKSI PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN SRAGEN Ryan Putranda Kristianto 1), Ema Utami 2), Emha Taufiq Lutfi 3) 1, 2,3) Magister Teknik informatika STMIK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasional Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau memprediksi nilai suatu perolehan data di masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. atau memprediksi nilai suatu perolehan data di masa yang akan datang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Time Series atau deret waktu merupakan barisan suatu nilai pengamatan yang diukur dalam rentang waktu tertentu dalam interval waktu yang sama. Analisis data deret waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peramalan (forecasting) merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui apa yang akan terjadi di masa mendatang dengan memperhatikan dan mempertimbangkan data-data yang

Lebih terperinci

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer 1 Faridah Yuliani dan 2 Dr. rer pol Heri Kuswanto 1,2 Jurusan Statistika

Lebih terperinci

Membuat keputusan yang baik

Membuat keputusan yang baik Membuat keputusan yang baik Apakah yang dapat membuat suatu perusahaan sukses? Keputusan yang dibuat baik Bagaimana kita dapat yakin bahwa keputusan yang dibuat baik? Akurasi prediksi masa yang akan datang

Lebih terperinci

BAB III MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE (MSAR)

BAB III MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE (MSAR) 25 BAB III (MSAR) 3.1 Model Markov Switching Autoregressive Model runtun waktu Markov Switching Autoregressive adalah salah satu model runtun waktu yang merupakan perluasan dari model Autoregressive (AR).Ide

Lebih terperinci

Analisis Deret Waktu

Analisis Deret Waktu Analisis Deret Waktu Jenis Data Cross section Beberapa pengamatan diamati bersama-sama pada periode waktu tertentu Harga saham semua perusahaan yang tercatat di BEJ pada hari Rabu 27 Februari 2008 Time

Lebih terperinci

DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA

DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA Matakuliah: Fisika Matematika DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA Di S U S U N Oleh : Kelompok VI DEWI RATNA PERTIWI SITEPU (8176175004) RIFKA ANNISA GIRSANG (8176175014) PENDIDIKAN FISIKA REGULER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak permasalahan yang muncul baik di bidang ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak permasalahan yang muncul baik di bidang ekonomi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak permasalahan yang muncul baik di bidang ekonomi, manajemen, pendidikan, maupun kesehatan. Pada bidang ekonomi, permasalahan itu kian kompleks seiring

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU Kelas A Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins No Nama Praktikan Nomor Mahasiswa Tanggal Pengumpulan 1 29 Desember 2010 Tanda Tangan Praktikan

Lebih terperinci

Prediksi Harga Saham dengan ARIMA

Prediksi Harga Saham dengan ARIMA Prediksi Harga Saham dengan ARIMA Peramalan harga saham merupakan sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh para investor. Munculnya model prediksi yang baru yang bisa meramalkan harga saham secara tepat merupakan

Lebih terperinci

CROSS SECTION. Data yang tidak berdasar waktu DATA STATISTIK BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU TIME SERIES. Berbasis Waktu

CROSS SECTION. Data yang tidak berdasar waktu DATA STATISTIK BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU TIME SERIES. Berbasis Waktu 1 CROSS SECTION DATA STATISTIK BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU Data yang tidak berdasar waktu TIME SERIES Berbasis Waktu 2 DERET BERKALA (TIME SERIES) Suatu deret berkala merupakan suatu himpunan observasi

Lebih terperinci

ANALISIS FORECASTING DALAM SPSS : APLIKASI KOMPUTER STATISTIK

ANALISIS FORECASTING DALAM SPSS : APLIKASI KOMPUTER STATISTIK ANALISIS FORECASTING DALAM SPSS Nama : GEOVANI NPM : 14210059 Kelas : 3.2.1.2 Semester/Jurusan Mata Kuliah DOSEN MATA KULIAH : Tiga ( 3) / Akuntansi : APLIKASI KOMPUTER STATISTIK : SUPRIYADI, SE ANALISIS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Time series merupakan serangkaian observasi terhadap suatu variabel yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Time series merupakan serangkaian observasi terhadap suatu variabel yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Deret Waktu (time series) Time series merupakan serangkaian observasi terhadap suatu variabel yang diambil secara beruntun berdasarkan interval waktu yang tetap (Wei,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan meramalkan atau memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan waktu tenggang (lead time) yang relative lama,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi dan Tujuan Forecasting. yang belum terjadi (Pangestu S, 1986:1). Forecasting atau peramalan

BAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi dan Tujuan Forecasting. yang belum terjadi (Pangestu S, 1986:1). Forecasting atau peramalan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Forecasting 2.1.1 Definisi dan Tujuan Forecasting Forecasting adalah peramalan (perkiraan) mengenai sesuatu yang belum terjadi (Pangestu S, 1986:1). Forecasting atau peramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sumber tetap yang terjadinya berdasarkan indeks waktu t secara

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sumber tetap yang terjadinya berdasarkan indeks waktu t secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Time Series atau runtun waktu adalah serangkaian data pengamatan yang berasal dari sumber tetap yang terjadinya berdasarkan indeks waktu t secara berurutan

Lebih terperinci

Model Runtun Waktu Stasioner

Model Runtun Waktu Stasioner Chapter 3 Model Runtun Waktu Stasioner Proses-proses stasioner (W-S) yang penting adalah sebagai berikut: White Noise Moving Average: MA(), MA(q), MA( ) Autoregressive: AR(), AR(p), AR( ) Autoregressive

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI X-12ARIMA. Analisis runtun waktu merupakan salah satu analisis statistik yang

BAB III METODE DEKOMPOSISI X-12ARIMA. Analisis runtun waktu merupakan salah satu analisis statistik yang BAB III METODE DEKOMPOSISI X-12ARIMA 3.1 Pendahuluan Analisis runtun waktu merupakan salah satu analisis statistik yang digunakan untuk mempelajari data dalam satu periode tertentu. Secara umum analisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DATA MINING Data Mining adalah analisis otomatis dari data yang berjumlah banyak atau kompleks dengan tujuan untuk menemukan pola atau kecenderungan yang penting yang biasanya

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk.

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk. PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. Djoni Hatidja ) ) Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado 955 email: dhatidja@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peramalan merupakan bagian integral dari kegiatan pengambilan keputusan manajemen. (Makridakis, 1988). Hampir setiap keputusan yang dibuat oleh manajemen menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan satu definisi variabel operasional yaitu ratarata temperatur bumi periode tahun 1880 sampai dengan tahun 2012. 3.2 Jenis dan

Lebih terperinci

S (t)=ax(t)+(1-a)s t-1 (2) S (t)=asn(t)+(1-a)s t-1 (3) F(t+m)=S(t)+mb(t) (4)

S (t)=ax(t)+(1-a)s t-1 (2) S (t)=asn(t)+(1-a)s t-1 (3) F(t+m)=S(t)+mb(t) (4) Ju rnal)lm iah. %2O 6ol.,. o. data ini terjadi jika terdapat data yang berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang konstan. Suatu produk yang penjualannya tidak meningkat atau menurun selama waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

BAB 2 TINJAUAN TEORI. akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

Peramalan Permintaan Paving Blok dengan Metode ARIMA

Peramalan Permintaan Paving Blok dengan Metode ARIMA Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Peramalan Permintaan Paving Blok dengan Metode ARIMA Adin Nofiyanto 1,Radityo Adi Nugroho 2, Dwi Kartini 3 1,2,3 Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. PengertianPeramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Dalam usaha mengetahui atau melihat perkembangan di masa depan,

Lebih terperinci