dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing
|
|
- Iwan Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Untuk membandingkan kinerja keuangan dari ketiga saham tersebut, maka dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing bank dalam kurun waktu tahun yang mencakup : a. Market & intrinsic value measurement yang terdiri dari nilai rata-rata EPS, DPS, P/E, P/B, divident payout, divident growth, book value per share, nilai intrinsik berdasarkan P/E, nilai intrinsik berdasarkan Discounted Dividend, nilai intrinsik berdasarkan FCF Perusahaan dan EVA. b. Traditional measurement yang terdiri dari ROA, ROE, cost to income ratio dan NIM. 2. Pembobotan 2 (dua) kelompok pengukuran yaitu market & intrinsic value measurement sebesar 73% [(11/15) x 100%] dan traditional measurement sebesar 27% [(4/15) x 100%], dimana angka 11 dan 4 merupakan item pengukuran dan angka 15 merupakan total item pengukuran. 3. Masing-masing item pengukuran diurutkan rangkingnya mulai no.1 dengan bobot sebesar 100% [(3/3) x 100%], no. 2 dengan bobot sebesar 67% [(2/3) x 100%] dan no. 3 dengan bobot sebesar 33% [(1/3) x 100%]. 4. Melakukan scoring dengan mengalikan bobot masing-masing item sesuai urutan dengan bobot masing-masing item berdasarkan pengelompokan pengukuran. 5. Melakukan totaling score baik per kelompok pengukuran maupun score total serta score untuk pengukuran nilai intrinsik. 50
2 Scoring tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kewajaran harga saham dari ketiga bank tersebut di atas secara lebih komprehensif dengan menggabungkan hasil penilaian dari beberapa aspek. Berdasarkan hasil penilaian scoring dari masing-masing bank tersebut, maka akan dapat diketahui score masing-masing bank dan dapat dibandingkan hasil scoring atas market & intrinsic value measurement dan hasil scoring atas traditional measurement serta hasil scoring secara gabungan dari kedua kelompok pengukuran tersebut masing-masing bank. Dengan scoring tersebut akan diketahui kekuatan/kelemahan masingmasing bank mana secara lebih komprehensif, sehingga dapat diketahui bank mana yang paling unggul. Hasil scoring tersebut dapat memberikan gambaran atau referensi yang lebih komprehensif kepada para investor untuk menentukan bank mana yang layak untuk untuk investasi atau menjual saham yang saat ini sudah dimiliki. Selain itu, bagi manajemen masing-masing bank dapat memberikan gambaran untuk perbaikan kinerja keuangannya. Bagi regulator seperti OJK dan Pemerintah dapat digunakan sebagai bahan dalam melakukan pengawasan dan menentukan kebijakan-kebijakan baru yang perlu dikeluarkan atau perbaikan kebijakan-kebijakan yang telah ada saat ini. Hasil scoring adalah sebagai berikut : 51
3 Tabel
4 Berdasarkan scoring penilaian saham tersebut di atas, maka dapat diketahui sebagai berikut : 1. Score nilai intrinsik saham (penjumlahan score P/B, P/E, Discounted Dividend, FCF Perusahaan & EVA) tertinggi BRI (score 46,93%) disusul Mandiri (score 43,02%) dan selanjutnya BCA (score 27,38%). 2. Bila dibandingkan Harga Pasar per tanggal 1 April 2014, maka nilai intrinsik berdasarkan Discounted Dividend : BRI dan Mandiri undervalue (pasar BRI Rp vs intrinsik BRI Rp & pasar Mandiri Rp9.950 vs intrinsik Mandiri Rp10.333), BCA overvalue (pasar BCA Rp vs intrinsik BCA Rp7.727). 3. Bila dibandingkan Harga Pasar per tanggal 1 April 2014, maka nilai intrinsik berdasarkan FCF Perusahaan : BRI dan Mandiri undervalue (pasar BRI Rp vs intrinsik BRI Rp dan pasar Mandiri Rp9.950 vs intrinsik Mandiri Rp18.880), sedangkan BCA overvalue (pasar BCA Rp vs intrinsik BCA Rp7.866). 4. Bila dibandingkan Harga Pasar per tanggal 1 April 2014, maka nilai intrinsik semua bank berdasarkan P/E lebih rendah, sehingga semua saham bank overvalue. Saham BCA paling overvalue (Rp3.270), disusul BRI (Rp3.028) dan selanjutnya Mandiri (Rp2.609). 5. Nilai P/B Mandiri paling rendah, disusul BRI dan selanjutnya BCA, sehingga Mandiri mempunyai ruang kenaikan harga saham paling tinggi. 6. Nilai EVA BRI paling tinggi, disusul Mandiri dan selanjutnya BCA, sehingga tambahan nilai ekonomi BRI paling tinggi. 53
5 7. Berdasarkan ukuran market & intrinsic value, BRI mempunyai kinerja yang paling baik (score 56,71%), disusul Mandiri (score 53,61%) dan selanjutnya BCA (score 36,34%). 8. Berdasarkan ukuran tradisional, BRI mempunyai kinerja yang paling baik (score 24,44%), disusul BCA (score 20%) dan selanjutnya Mandiri (score 8,89%). 9. Berdasarkan ukuran market & intrinsic value & tradisional, BRI mempunyai kinerja yang paling baik (score 81,16%), disusul Mandiri (score 62,50%) dan selanjutnya BCA (score 56,34%). 10. Range harga saham : Mandiri: Rp Rp18.880, BRI: Rp Rp24.657, BCA: Rp Rp Preferensi beli saham berdasarkan scoring di atas adalah BRI yang pertama dan Mandiri pilihan kedua serta BCA pilihan ketiga. 54
6 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.a. Simpulan Berdasarkan analisis fundamental nilai kewajaran harga saham Bank Mandiri, BRI dan BCA dengan menggunakan pendekatan top-down approach dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Meskipun pada awal dan pertengahan tahun 2013 perekonomian global dan domestic mengalami penurunan dan ketidakstabilan, namun pada akhir tahun 2013 sudah mulai tumbuh dan stabil kembali. Perekonomian global pada 2014 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun Current account deficit 2014 diperkirakan mengalami perbaikan. Kinerja ekspor diperkirakan meningkat. Inflasi juga mulai membaik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 diperkirakan membaik ke batas bawah dari kisaran 5,8%-6,2%. Inflasi diperkirakan terjaga pada kisaran target sebesar 4,5% +/- 1%. IHSG diperkirakan juga akan mengalami peningkatan. Secara keseluruhan, stabilitas sistem keuangan tetap terjaga sebagaimana terlihat pada Indeks Stabilitas Sistem Keuangan (ISSK) pada akhir 2013 yang berada pada level normal. Pada akhir 2013, risiko di pasar keuangan mulai menurun. Volatilitas nilai tukar dan IHSG serta yield SBN telah kembali ke level normal. 55
7 Dengan demikian, prospek harga saham pada beberapa tahun ke depan diperkirakan cukup baik termasuk saham-saham perbankan. 2. Secara umum, dalam kurun waktu kinerja keuangan ketiga bank tersebut lebih baik dibandingkan dengan rata-rata industri. Untuk CAR dan NIM masih dibawah rata-rata industri, kecuali NIM BRI selama 3 (tiga) tahun tersebut jauh diatas rata-rata industri dan pada tahun 2012 CAR BRI sudah diatas rata-rata industri. Berdasarkan analisis industri tersebut di atas, diketahui bahwa BRI unggul disemua aspek keuangannya kecuali dari sisi aset, P/E Ratio dan PBV. Dengan demikian, harga saham BRI mempunyai ruang yang lebih besar untuk naik atau paling undervalue, disusul Bank Mandiri dan selanjutnya BCA. 3. Kinerja keuangan masing-masing Bank berikut kekuatan/kelemahannya adalah sebagai berikut : a. Berdasarkan analisis traditional measurement of performance diketahui bahwa secara rata-rata dalam periode , BRI paling unggul di ROA, ROE dan NIM, disusul oleh BCA dan selanjutnya Bank Mandiri. Keunggulan BRI terutama ditopang oleh Net Income dan NIM yang tinggi (paling tinggi). Dengan keunggulan di transaction banking, BCA berhasil mendapatkan dana yang lebih murah sehingga cost to income ratio paling rendah. b. Berdasarkan analisis market base measure diketahui bahwa dalam kurun waktu , rata-rata EPS BRI lebih tinggi disusul Bank Mandiri dan BCA. Bank Mandiri lebih tinggi pada rata-rata DPS dan Book Value 56
8 per Share disusul BRI dan BCA. Sedangkan BCA lebih tinggi pada rata-rata P/E, P/B dan Dividend Payout. c. Rata-rata EVA BRI selama periode menunjukkan yang tertinggi yaitu Rp11,78 trilliun, sedangkan Bank Mandiri dan BCA relatif sebanding masing-masing sebesar Rp8,65 trilliun dan Rp8,07 trilliun. EVA BRI lebih unggul karena profitnya cukup tinggi dengan rata-rata biaya modal (WACC) yang relatif kecil. 4. Nilai kewajaran/intrinsik dan harga pasar saham masing-masing bank : a. Bila dibandingkan Harga Pasar per tanggal 1 April 2014, maka nilai intrinsik berdasarkan Discounted Dividend : BRI dan Mandiri undervalue (pasar BRI Rp vs intrinsik BRI Rp & pasar Mandiri Rp9.950 vs intrinsik Mandiri Rp10.333), BCA overvalue (pasar BCA Rp vs intrinsik BCA Rp7.727). b. Bila dibandingkan Harga Pasar per tanggal 1 April 2014, maka nilai intrinsik berdasarkan FCF Perusahaan : BRI dan Mandiri undervalue (pasar BRI Rp vs intrinsik BRI Rp dan pasar Mandiri Rp9.950 vs intrinsik Mandiri Rp18.880), sedangkan BCA overvalue (pasar BCA Rp vs intrinsik BCA Rp7.866). 5. Berdasarkan scoring penilaian saham tersebut di atas, maka dapat diketahui sebagai berikut : a. Score nilai intrinsik saham (penjumlahan score P/B, P/E, Discounted Dividend, FCF Perusahaan & EVA) tertinggi BRI (score 46,93%) disusul Mandiri (score 43,02%) dan selanjutnya BCA (score 27,38%). 57
9 b. Berdasarkan ukuran market & intrinsic value, BRI mempunyai kinerja yang paling baik (score 56,71%), disusul Mandiri (score 53,61%) dan selanjutnya BCA (score 36,34%). c. Bila dibandingkan Harga Pasar per tanggal 1 April 2014, maka nilai intrinsik semua bank berdasarkan P/E lebih rendah, sehingga semua saham bank overvalue. Saham BCA paling overvalue (Rp3.270), disusul BRI (Rp3.028) dan selanjutnya Mandiri (Rp2.609). d. Nilai P/B Mandiri paling rendah, disusul BRI dan selanjutnya BCA, sehingga Mandiri mempunyai ruang kenaikan harga saham paling tinggi. e. Nilai EVA BRI paling tinggi, disusul Mandiri dan selanjutnya BCA, sehingga tambahan nilai ekonomi BRI paling tinggi. f. Berdasarkan ukuran tradisional, BRI mempunyai kinerja yang paling baik (score 24,44%), disusul BCA (score 20%) dan selanjutnya Mandiri (score 8,89%). g. Berdasarkan ukuran market & intrinsic value & tradisional, BRI mempunyai kinerja yang paling baik (score 81,16%), disusul Mandiri (score 62,50%) dan selanjutnya BCA (score 56,34%). h. Range harga saham : Mandiri: Rp Rp18.880, BRI: Rp Rp24.657, BCA: Rp Rp i. Preferensi beli saham berdasarkan scoring di atas adalah BRI yang pertama dan Mandiri pilihan kedua serta BCA pilihan ketiga. 58
10 5.b. Keterbatasan Pendekatan yang digunakan dalam analisis fundamental nilai kewajaran harga saham Bank Mandiri, BRI dan BCA adalah pendekatan top-down approach dan tidak menggunakan analisis teknikal. Analisis kinerja bank menggunakan pendekatan pengukuran kinerja tradisional, pengukuran kinerja economic dan pengukuran kinerja market-based dengan data laporan keuangan yang akan digunakan adalah laporan keuangan tahun buku 2010, 2011 dan Dalam penelitian ini menggunakan metode, rumus dan asumsi perhitungan sebagaimana dijelaskan dalam bab hasil penelitian dan pembahasan. Misalnya, metode dalam penilaian intrinsik saham masing masing bank yang digunakan adalah Free Cash Flow Dividen (Discounted Dividend), Free Cash Flow Perusahaan (FCF Perusahaan), Price Earning Ratio (P/E), Price to Book Value (P/B) dan Economic Value Added (EVA). Perhitungan EVA juga menggunakan asumsi misalnya Risk Free Rate menggunakan BI rate, Expected Rate of Return menggunakan Return IHSG dan Beta (β) menggunakan Single Index Model. 5.c. Implikasi Implikasi dari temuan penelitian ini adalah secara teoritis pendekatan topdown approach dapat digunakan untuk menilai kewajaran harga saham dengan melakukan perbandingan beberapa perusahaan yang sejenis dengan menggunakan metode, rumus dan asumsi perhitungan sebagaimana dijelaskan dalam bab hasil penelitian dan pembahasan. 59
11 Penelitian dengan menggunakan pendekatan yang sama memungkinkan diterapkan untuk jenis perusahaan yang lain. Secara praktis, temuan penelitian ini dapat menunjukkan kinerja keuangan dari ketiga bank tersebut dan perbandingan keunggulan/kekurangan masing-masing bank termasuk dibandingkan dengan kinerja industri perbankan. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh investor, manajemen, pemerintah dan stakehoder lainnya sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan investasi, corrective action dan kebijakan-kebijakan lainnya. 5.d. Saran Dengan mempertimbangkan hasil analisis dan pembahasan nilai kewajaran harga saham Bank Mandiri, BRI dan BCA dengan menggunakan pendekatan topdown approach, maka saran kepada investor, BRI, Bank Mandiri dan BCA adalah sebagai berikut: 5.b.1) Investor Berdasarkan analisis fundamental atas kewajaran nilai saham Bank Mandiri, BRI dan BCA tersebut di atas menunjukan bahwa scoring kinerja keuangan berdasarkan market & intrinsic value measurement dan traditional measurement, score kinerja BRI paling tinggi disusul Bank Mandiri dan selanjutnya BCA. Harga saham BRI dan Mandiri per 1 April 2014 undervalue dibandingkan dengan nilai intrinsiknya. Sedangkan harga saham BCA per 1 April 2014 overvalue dibandingkan dengan nilai intrinsiknya. Dengan hasil analisis tersebut disarankan kepada investor : 60
12 1. Memilih BRI (pilihan pertama) dan Bank Mandiri (pilihan kedua) sebagai pilihan portofolio saham. 2. Tidak membeli saham BCA dan segera menjual saham BCA. 5.b.2) BRI Kinerja keuangan BRI saat ini ditopang oleh NOPAT yang tinggi, yang berasal terutama dari NIM yang tinggi karena bisnis BRI lebih banyak disektor ritel yang high yield dan dana pihak ketiga yang lebih murah. Dalam kurun waktu tahun telah terjadi tren penurunan NIM BRI dan ke depan pihak regulator akan mendorong adanya penurunan suku bunga pinjaman. Dengan demikian, disarankan kepada BRI untuk menggali potensi pendapatan selain dari pinjaman yaitu meningkatkan fee base income dan tetap mempertahankan WACC yang rendah serta menjaga Non Performing Loan tetap rendah. 5.b.3) Bank Mandiri Rata-rata WACC Bank Mandiri kurun waktu tahun relatif tinggi, sehingga EVA tidak bisa maksimal. Earning Asset Bank Mandiri berupa recap bond masih cukup besar lebih dari Rp60 triliun, sehingga kurang dapat memaksimalkan earning dari asset tersebut. Pada tahun 2012 WACC Bank Mandiri sudah menurun menjadi 5%, disarankan agar Bank Mandiri tetap menjaga WACC tersebut dan untuk meningkatkan EVA perlu mengupayakan maksimalisasi earning dengan mengubah 61
13 recap bond menjadi asset yang lebih high yield. Disamping itu, perlu meningkatkan bisnis sektor ritel yang high yield. 5.b.4) BCA Terdapat penurunan growth NOPAT yang luar biasa akibat dari kenaikan net plan & equipment & other asset yang cukup besar pada tahun Untuk beberapa tahun ke depan diperkirakan tidak ada atau kecil sekali growth plan & equipment & other asset karena nilai plan & equipment & other asset tersebut sudah cukup besar. Disamping hal tersebut, growth return saham BCA juga kecil sehingga nilai intrinsiknya juga kecil. Disarankan BCA meningkatkan NOPAT dengan menjual non earning asset yang kurang bermanfaat dan membebani profit bank serta mencari modal tambahan untuk dapat melakukan ekspansi. 62
BAB I PENDAHULUAN. Dalam penilaian saham diketahui terdapat tiga jenis nilai saham, yaitu nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.a. Latar Belakang Masalah Dalam penilaian saham diketahui terdapat tiga jenis nilai saham, yaitu nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik. Nilai buku adalah nilai yang tercatat dalam
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena
Lebih terperinciANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN
ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik
Lebih terperinciMATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN
MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Analisis sekuritas berdasarkan analisis fundamental. Analisis perusahaan merupakan tahap ketiga dari analisis fundamental,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41
DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41
DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 7 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana yang digunakan oleh para investor untuk kegiatan investasi serta sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan kegiatan penanaman modal oleh investor atau pemilik dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan mendapatkan keuntungan pada
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk melakukan penilaian atas nilai wajar dari suatu saham, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan analisis
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
55 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa dan Pembahasan Dalam bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai valuasi harga saham PT. Bank Mandiri Tbk, dengan menggunakan metode discounted cash flow valuation.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil objek perusahaan yang tergolong ke dalam sektor industri telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sarana yang berguna untuk menggalang pengerahan dana jangka panjang dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini situasi dalam perokonomian yang semakin terbuka, mendorong perkembangan dunia usaha. Hal tersebut menyebabkan perusahaan semakin terdorong untuk
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk
64 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) Badan Usaha Milik Negara bidang perbankan yang terdaftar di BEI yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.. Penelitian
Lebih terperinci2.4. Hipotesis Penelitian Bursa Efek Jakarta Kelompok Industri Makanan dan Minuman
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN.... x I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Identifikasi Masalah... 10 1.3. Pembatasan Masalah... 12 1.4 Perumusan Masalah...
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini pasar modal merupakan salah satu sarana informasi yang banyak diminati oleh para investor. Pasar modal sebagai sarana investasi, dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar. Pasar modal telah menjadi salah satu sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang bertujuan memberikan tambahan kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu tumbuh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Konsep Saham dan Return Saham Pada sebuah perusahaan publik, tujuan dari manajemen adalah memaksimalkan harga saham perusahaan,
Lebih terperinciCAKUPAN PEMBAHASAN 1/23
http://www.deden08m.wordpress.com Estimasi nilai intrinsik saham Price Earning Ratio EPS dan laporan keuangan perusahaan Overview analisis perusahaan CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 Analisis perusahaan dengan
Lebih terperinciPENILAIAN SAHAM. Nilai nominal Nilai nominal adalah nilai per lembar saham yang berkaitan dengan hukum. Nilai yang tercantum dalam lembar saham.
PENILAIAN SAHAM Tujuan penilaian saham Saham adalah aset finansial yang dapat dijadikan investasi Penilaian saham dilakukan untuk menentukan apakah saham yang akan dibeli/ jual akan memberikan tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang sebesar besarnya yang pada akhirnya akan meningkatkan kekayaan dari pemegang
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... viii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciMATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN
MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik saham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi, investasi digolongkan menjadi dua, yaitu : menganggur, sedangkan investasi jangka panjang bertujuan untuk :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Teoritis 2.1.1.Investasi Pengertian investasi di dalam akuntansi meliputi semua penanaman dana perusahaan atau penyertaan perusahaan pada perusahaan lain, yang tidak
Lebih terperinciMATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.
MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik saham
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan analisis
Lebih terperinciIndonesia Market Outlook Weekly 2H17 Brief
NH Korindo Research NH 해외주식 NH Korindo 인도네시아 Research February 12, 2018 Indonesia Market Outlook Weekly 2H17 Brief 1 Ringkasan Pekan Lalu IHSG : 6.505,5 (-1,86%) Investor Asing : net sell sebesar Rp5,39
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia menyebabkan meningkatnya kebutuhan perusahaan akan dana yang lebih besar. Sumber pendanaan ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham Menurut Anoraga, Pakarti (2006:54) pengertian saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas dan memiliki manfaat
Lebih terperinci1/45 OVERVIEW
http://www.deden08m.wordpress.com 1/45 Nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham. Menentukan tingkat return yang disyaratkan. Menentukan tingkat pertumbuhan.
Lebih terperinciPENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio
PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: Nilai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini, perekonomian di Indonesia diharuskan untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan salah
Lebih terperinciNILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR
OVERVIEW 1/45 Nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham. Menentukan tingkat return yang disyaratkan. Menentukan tingkat pertumbuhan. NILAI INTRINSIK
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER)
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pemilihan Metode Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian terhadap penilaian saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) atau biasa disebut juga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
19 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal mempunyai peran penting dalam perekonomian dan menjadi faktor pembiayaan dan alternatif sumber dana operasional bagi perusahaan-perusahaan yang ada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. judul Evaluasi Kinerja Saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kinerja Saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Berdasarkan Metode ukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang. Istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi, terlebih dahulu melakukan pengamatan dan penilaian terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum masyarakat pemodal (investor) yang akan melakukan investasi, terlebih dahulu melakukan pengamatan dan penilaian terhadap perusahaan yang akan dipilih
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data aplikatif kuantitatif. Seperti disampaikan oleh peneliti dimuka bahwa penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ45 merupakan indeks yang terdiri dari 45 saham di Bura Efek Indonesia dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar serta
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder, yaitu data yang berasal dari pihak lain yang telah dikumpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah melalui pasar modal. Pasar modal adalah sarana yang. masyarakat dalam hal ini investor untuk mengembangkan perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 1998, menyebabkan begitu banyak perusahaan serta lembaga perbankkan yang bertumbangan. Salah satu alternatif bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi
Lebih terperinciANALISIS FUNDAMENTAL. 1
ANALISIS FUNDAMENTAL ririkyunita@yahoo.co.id 1 Your Investment options 2 Determine value without reference to price Analisis Fundamental # Sentimen #Likuiditas #Fundamental Overvalued NILAI Sekuritas Tumbuh
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab 4 ini dilakukan pembahasan mengenai valuasi harga saham P.T TELKOM Tbk, dengan menggunakan metode discounted cash flow valuation. Dari beberapa macam metode discounted
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. earning per share, book value per share, dan cash flow per share
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini mencoba untuk meneliti apakah dividend per share, earning per share, book value per share, dan cash flow per share berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis mengalami perkembangan sangat pesat ditandai dengan munculnya perusahaan perusahaan baru. Hal ini menyebabkan persaingan yang ketat di dunia bisnis. Agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertimbangan investor dalam menentukan pilihannya terhadap saham yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertimbangan investor dalam menentukan pilihannya terhadap saham yang menguntungkan dapat dilakukan berdasarkan informasi keuangan dan informasi non keuangan. Informasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata mergere yang berarti. (1) bergabung, bersama, menyatu, berkombinasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Merger Merger merupakan salah satu strategi perusahaan dalam mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata mergere yang berarti (1)
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun oleh : B FAKULTAS
0 PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RESIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Di BEJ Periode 2007-2008) SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sektor pendukung untuk kelangsungan suatu industri adalah tersedianya dana. Sumber dana murah dapat diperoleh oleh suatu industri adalah dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk sarana mendapatkan dana dalam jumlah besar dari masyarakat pemodal (investor), baik dari dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya, dunia mengalami kemajuan yang pesat. Sama dalam dunia perekonomian seiring dengan perkembangannya perekonomian suatu perusahaan akan mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan penting yang dimiliki oleh pasar uang dalam resiko investasi terhadap pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia memberikan manfaat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sebuah tempat bagi perusahaan yang membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu terhadap badan
Lebih terperinciPENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2003-2005 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan didirikan adalah mendapatkan laba yang maksimal khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan memanfaatkan seluruh sumber
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN LITERATUR
BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. PENILAIAN PERUSAHAAN BERDASARKAN PER, PBV, DAN EV/EBITDA Menurut Damodaran (2002), ada tiga pendekatan untuk menilai suatu perusahaan, yaitu: penilaian menggunakan discounted
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal. Saham (stock
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan yang sedang mengalami masa perkembangan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur modal yang kuat untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertarik dengan Earning per Share (EPS). Selain melakukan pengukuran laba
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan harga saham tidak terlepas dari perkembangan kinerja keuangan perusahaan. Harga saham mencerminkan indikator adanya suatu keberhasilan dalam mengelola
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRACT... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI Halaman ABSTRACT... ABSTRAK... i ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian...
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melangkah dalam penghitungan nilai instrinsik melalui pendekatan
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Fundamental Sebelum melangkah dalam penghitungan nilai instrinsik melalui pendekatan dividend discount model (DDM) dan penilaian kewajaran harga saham, sebagaimana kewajiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai suatu organisasi bisnis, tujuan utama dari korporasi adalah profit atau keuntungan. Mengingat banyak pemangku kepentingan terutama pemegang saham yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal sebagai sarana untuk memobilitasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Masuk ke pasar modal merupakan idaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut terbukti dari pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dan tingkat bunga yang relatif rendah.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Economic Value Added (EVA) 1. Definisi Economic Value Added (EVA) EVA menurut John D.Martin et al (2010:44), menyatakan bahwa: Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added EVA),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator minat dari calon investor untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan dipasar perdana (primary market) maupun di pasar sekunder (secondary
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia tidak terlepas dari peran serta para pemodal (Investor) dalam melakukan transaksi saham dipasar modal, baik yang dilakukan dipasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM
ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di
Lebih terperinciPEMBAHASAN. 1. Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar
PEMBAHASAN 1. Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar Dalam penilaian saham dikenal adanya 3 nilai, yaitu : nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik saham. Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jangka panjang seperti obligasi saham, dan lainnya (Wikipedia). penjualan saham meningkat secara signifikan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar yang berhubungan dengan penjualan surat-surat berharga. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan
Lebih terperinciSaham. Bukti kepemilikan Tidak ada waktu jatuh tempo Ada dua macam: Saham biasa Saham preferen
Saham Saham Bukti kepemilikan Tidak ada waktu jatuh tempo Ada dua macam: Saham biasa Saham preferen Analisis Fundamental Pendekatan present value Mengkapitalisasi pendapatan yang diharapkan Nilai intrinsik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejauh ini krisis moneter yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1998 telah membawa dampak yang tidak baik bagi perkembangan bangsa Indonesia. Hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan
BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam melakukan bisnis perekonomian. Pasar modal menjembatani bertemunya investor yang menginvestasikan dananya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memberikan pilihan jenis-jenis investasi serta perantara untuk berinvestasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan investasi, investor memerlukan tempat berinvestasi yang memberikan pilihan jenis-jenis investasi serta perantara untuk berinvestasi sesuai yang diinginkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Financial Intermediary, menjadi semakin dibutuhkan dalam perekonomian,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri perbankan memegang peranan penting bagi perekonomian yaitu sebagai Financial Intermediary, menjadi semakin dibutuhkan dalam perekonomian, terutama dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian yang lebih terbuka antara negara satu dengan negara yang lain. Perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Harga saham merupakan pengekspresian dari earning multipliers untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Harga saham merupakan pengekspresian dari earning multipliers untuk mengevaluasi daya tarik dari saham biasa dan sebagai alat yang memerlukan pengukuran untuk menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdampak kepada Indonesia. Krisis keuangan tersebut disebabkan oleh jatuhnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2008 dunia dihadapkan pada krisis keuangan global yang juga berdampak kepada Indonesia. Krisis keuangan tersebut disebabkan oleh jatuhnya beberapa lembaga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Investor dan analis sekuritas memiliki cara-cara tersendiri untuk menentukan saham yang akan dibelinya, namun umumnya tidak terlepas dari analisis terhadap
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, pasar modal adalah tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga. Di tempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi.
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. tersebut. Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan Price to Book Value
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Nilai Perusahaan Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan cara meningkatkan nilai perusahaan (Keown, 2004:3).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan investasinya selain di bank atau investasi berwujud seperti emas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Disaat ini terdapat banyak pilihan bagi investor untuk melakukan kegiatan investasi. Salah satu tempat investasi yang dapat digunakan oleh investor untuk
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Jenis penelitian pada tesis ini bukan merupakan penelitian dasar, namun merupakan penelitian terapan/aplikatif yaitu analisis fundamental dan teknikal saham
Lebih terperinciAnalisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk.
Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk. BAB I Latar Belakang Dalam mempertimbangkan investasi, para investor
Lebih terperinciPENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Dimaksudkan untuk Penyusunan Skripsi Jenjang Strata 1 Oleh : DENIK SAPUTRI B 200 050 241 FAKULTAS EKONOMI
Lebih terperinciErmia Fayana/ Pembimbing : Dr. Singgih Jatmiko, M.Sc., S.Si
PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM) DAN METODE PRICE TO BOOK VALUE RATIO (PBV RATIO) PADA SEKTOR PERBANKAN YANG TERMASUK SAHAM LQ45 DI BEI Ermia Fayana/20208453
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjuabelikan sekuritas. Salah
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. dan dividend discounted model. Setiap model penilaian terdapat keuntungan dan
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penentuan Skenario Pilihan Model penilaian saham ada 3 macam yaitu free cashflow model, relative model dan dividend discounted model. Setiap model penilaian terdapat keuntungan dan
Lebih terperinci