PERBEDAAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA OBESITAS DENGAN REMAJA YANG MEMILIKI BERAT BADAN NORMAL ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBEDAAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA OBESITAS DENGAN REMAJA YANG MEMILIKI BERAT BADAN NORMAL ABSTRAK"

Transkripsi

1 PERBEDAAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA OBESITAS DENGAN REMAJA YANG MEMILIKI BERAT BADAN NORMAL. Cut Keumala Muqhniy*, Zaujatul Amna Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. ABSTRAK Berat badan merupakan salah satu permasalahan yang berkaitan dengan penampilan fisik pada masa remaja, yang secara tidak langsung dapat memengaruhi psychological well-being. Psychological well-being merupakan suatu pencapaian penuh dari potensi psikologis individu yang dapat menerima kekuatan dan kelemahan dalam diri. Permasalahan berat badan dalam diri individu menjadi salah satu hal yang berkaitan dengan salah satu dimensi psychological well-being yaitu penerimaan diri. Dikatakan bahwa remaja yang mengalami obesitas akan menjadi rendah diri, dan juga sulit membina hubungan positif dengan orang lain dibandingkan dengan remaja yang memiliki berat badan normal. Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui perbedaan psychological wellbeing pada remaja obesitas dengan remaja yang memiliki berat badan normal. Sebanyak 64 remaja (28 laki-laki dan 36 perempuan) dengan rentang usia13-18 tahun (yang terdiri dari 32 remaja obesitas dan 32 remaja berat badan normal) yang dipili dengan menggunakan teknik incidental sampling dan multi stage cluster. Pengumpulan data dengan menggunakan Ryff s psychological well-being scale (RPWB). Hasil uji hipotesis dengan menggunakan Mann-Whitney U menunjukkan bahwa nilai signifikansi (p)=0,010 (p<0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan psychological well-being pada remaja obesitas dengan remaja berat badan normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa remaja dengan berat badan normal memiliki psychological well-being yang lebih tinggi dibandingkan dengan remaja obesitas. Kata kunci : Psychological well-being, Remaja, Obesitas, Berat Badan Normal 52

2 Differences of Psychological Well-Being on Adolescent s Who Had Obesity and Adolescent s with Normal Weight ABSTRACT Weight is one of problems which related to the physical appearances during adolescents life. It can be indirectly affect on their psychological well-being. Psychological well-being was an attainment of potential individual to accept strength and weakness of own self. Weight becomes one of the factors relating to the psychological well-being conditions, which is adolescent s who had obesity more be inferiority and also had a difficult relations with others than adolescent s who had a normal weight. This study was investigated the differences of psychological well-being on adolescent s who had obesity and adolescent s with normal weight. The participants were 64 adolescents (28 males and 36 females) with aged range years (32 Obesity and 32 Normal weight) who were selected using incidental sampling and multi stage cluster random sampling. Data was collected using the Ryff s psychological well-being scale (RPWB), and analysis data using Mann-Whitney U tehnique. The result showed that a significancy value (p) =,010 (p<0,05). Which means there was a differences of psychological well-being between adolescent s who had obesity with adolescents who had normal weight. In conclusion, the study showed adolescent s who had normal weight have had a higher psychological well-being than adolescent s who had obesity. Keyword: Psychological Well-being, Adolescent, Obesity, Normal Weight 53

3 PENDAHULUAN Masa remaja termasuk salah satu masa yang penting bagi individu, hal ini dikarenakan pada masa tersebut terjadi berbagai perubahan, baik dari segi fisik, moral, sosial, dan perubahan kepribadian (Hurlock, 2009). Salah satu perubahan yang paling diminati dan menyita perhatian pada masa tersebut adalah perubahan yang berkaitan dengan fisik. Prameswari, Aisah dan Mifbakhuddin (2013) menyatakan bahwa penampilan fisik merupakan salah satu hal yang paling penting dan paling menyita perhatian remaja, dimana penampilan fisik pada remaja berkaitan dengan konsep dirinya (Papalia, Old, & Feldman 2008; Wulandari & Zukaida, 2007). Papalia, dkk (2008) menambahkan kepedulian individu terhadap penampilan fisiknya dimulai pada masa kanak-kanak pertengahan dan menjadi semakin intensif pada akhir masa remaja. Pandu (2014) juga menyatakan bahwa perubahan fisik pada individu terus mengalami perubahan hingga mencapai kematangan pada akhir masa remaja. Perubahan fisik yang terjadi pada individu tentu saja memengaruhi penampilan fisik, salah satunya yaitu berat badan. Perubahan fisik pada remaja baik laki-laki maupun perempuan memiliki dampak yang berbeda-beda. Bestiana (2012) mengatakan bahwa salah satu dampak negatif dari perubahan fisik pada remaja adalah adanya stereotipe atau persepsi yang berkaitan dengan ideal, misalnya individu yang memiliki bentuk badan yang normal baik berdasarkan tinggi badan maupun berat badan, sementara individu yang memiliki berat badan berlebih akan menjadikan dirinya khawatir terhadap penampilannya. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Croll (dalam Husni & Indrijati, 2014) yang mengatakan bahwa sekitar 50-88% remaja perempuan memiliki perasaan negatif mengenai bentuk dan ukuran tubuhnya, bahkan dikatakan bahwa 85% perempuan muda sangat khawatir dengan bentuk tubuhnya. Hasdianah, Siyoto, dan Peristyowati (2014) menambahkan bahwa kekhawatiran yang berlebihan terhadap obesitas menjadi sumber keprihatinan bagi para remaja, karena obesitas merupakan kelebihan berat badan sebagai akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Dikatakan bahwa remaja obesitas sering mengalami rendah diri, penerimaan diri yang negatif, depresi, dan tekanan emosional yang lebih tinggi dari pada remaja yang memiliki berat badan normal, hal tersebut akan berdampak pada keadaan kesejahteraan psikologis remaja atau dikenal dengan istilah psychological well-being (Jonides, Buschbacher, & Barlow, 2002). Akan tetapi berbeda halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pandu (2014) tentang obesitas pada remaja menyatakan bahwa individu yang mengalami obesitas dapat memiliki penerimaan diri yang positif dan yakin dengan kemampuannya mengatasi masalah. Remaja tersebut juga merasa setara dengan remaja lain yang memiliki berat badan ideal, dapat menerima pujian terhadap dirinya, dan juga dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Oleh sebab itu, remaja yang menunjukkan psychological well-being yang baik yaitu memiliki penerimaan diri yang positif, dan memiliki hubungan baik dengan dengan orang lain, serta mampu mengembangkan dirinya (Amato, 1994). Psychological well-being adalah kemampuan individu dalam menerima keadaan dirinya apa adanya, membentuk hubungan baik dengan orang lain, 54

4 55 Original Article mandiri terhadap segala tekanan sosial, dapat menguasai lingkungan eksternal, dan dapat merealisasikan potensi yang ada dalam diri individu tersebut (Ryff, 1989). Lebih lanjut Ryff mengatakan psychological well-being merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kesehatan psikologis individu berdasarkan pemenuhan kriteria fungsi psikologi positif, dan tergantung dari kondisi atau keadaan psikologis individu, dimana individu yang tidak memiliki tekanan psikologis dalam hidupnya, individu tersebut dapat dikatakan memiliki psychological well-being yang baik dan begitu juga sebaliknya, apabila individu memiliki tekanan psikologis dalam hidupnya maka individu tersebut dapat dikatakan memiliki psychological well-being yang tidak baik. Beberapa kriteria individu dapat dikatakan memiliki psychological well-being yang baik, diantaranya individu dapat menerima keadaan dirinya yaitu mampu menerima dan mengakui berbagai aspek dalam dirinya baik baik sisi positif maupun negatif, memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri, dan memandang positif kehidupan yang dijalaninya sekarang dan juga masa lalunya. Sebaliknya, individu dikatakan memiliki kondisi psychological well-being yang tidak baik jika individu tidak dapat menerima keadaan dirinya, memiliki persepsi negatif terhadap diri sendiri, dan merasa rendah diri terhadap dirinya sendiri (Ryff, 1989). TINJAUAN TEORI Psychological Well-being Psychological well-being diartikan sebagai suatu pencapaian penuh dari potensi psikologis dan merupakan suatu kondisi individu yang dapat menerima kekuatan dan kelemahan diri yang disertai dengan adanya sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain, memiliki tujuan hidup dan dapat membuat hidup lebih bermakna, mengembangkan relasi positif dengan orang lain, memiliki pribadi yang mandiri, mampu untuk mengendalikan lingkungan serta mampu mengeksplorasi serta mengembangkan dirinya (Ryff, 1989). Perbedaan Psychological Well-being Pada Remaja Obesitas dengan Remaja yang Memiliki Berat Badan Normal Individu yang mengalami obesitas tidak hanya memengaruhi sistem organ yang berhubungan dengan kesehatan, tetapi juga memengaruhi kondisi psikologis individu tersebut seperti stres, menurunnya harga diri, dan juga masalah emosional (Fitri, Rihadini, & Rahkmawatie, 2012). Hal senada juga diungkapkan oleh Soetjiningsih (dalam Khodijah, Lukmann, & Munigar, 2012) bahwa remaja yang mengalami obesitas biasanya lebih pasif dan depresif, karena merasa sulit untuk menarik perhatian lawan jenis karena merasa tubuhnya jelek dan tidak modis dari sisi penampilannya dibandingkan remaja yang tidak obesitas. Akan tetapi beda halnya pada remaja yang memiliki berat badan normal, remaja tersebut pada umumnya memiliki citra tubuh yang positif sehingga mencerminkan penerimaan diri yang baik, meningkatnya rasa percaya diri, dan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kondisi tubuh dan kesehatannya (Husni & Indrijati, 2014). Pada umumnya individu yang memiliki penerimaan diri yang baik, juga memiliki tingkat psychologigal well-being yang tinggi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ryff (1989) yang menyatakan bahwa penerimaan diri merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi psychological well-being

5 seseorang. Wardle dan Cooke (2015) juga menyatakan bahwa remaja yang mengalami obesitas memiliki stigma negatif dan diskriminasi dalam kehidupannya, dan telah diasumsikan bahwa hal tersebut juga berdampak pada psychological well-being dan kondisi fisik remaja tersebut. Lebih lanjut Gray dan Leyland (2008) menyatakan bahwa remaja yang mengalami obesitas dapat dikaitkan dengan keadaan psychological well-being, karena pada umumnya remaja yang mengalami obesitas cenderung merasa depresi, harga diri yang rendah, serta memiliki penerimaan diri yang negatif terhadap diri sendiri dibandingkan dengan remaja dengan berat badan normal. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian komparatif. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah remaja lakilaki dan perempuan yang berusia 13 sampai 18 tahun di Banda Aceh. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan dua metode, yang pertama untuk sampel penelitian remaja obesitas menggunakan teknik insidental (incidental sampling), artinya peneliti akan mengambil individu-individu sebagai sampel penelitian ketika peneliti secara kebetulan bertemu dengan individu yang sesuai dengan karakteristik sampel penelitian. Pengambilan sampel untuk remaja yang memiliki berat badan normal menggunakan penggabungan dua teknik pengambilan sampel yaitu teknik Multi-stage Cluster dan Simple Random Sampling. Teknik Multi-stage Cluster digunakan karena populasi terdiri dari kelompok demografis kecamatan dan sekolah-sekolah. Selanjutnya Simple Random Sampling digunakan karena pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata (sekolah) yang ada dalam populasi (Sugiyono, 2013). Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah remaja lakilaki dan perempuan dengan rentang usia tahun, untuk pengukuran remaja obesitas dan remaja yang memiliki berat badan normal, didasarkan pada perhitungan IMT, berdomisili di Banda Aceh. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah skala psikologi, yang diadaptasi dari Ryff s psychological well-being scale yang terdiri dari 6 dimensi dengan 42 butir pernyataan dan 6 respon jawaban (Ryff, 2013). Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu teknik analisis Mann-Whitney U, hal ini dilakukan karena tidak terpenuhinya uji asumsi berupa data yang tidak berdistribusi normal dan juga tidak homogen. Hasil analisis hipotesis dengan menggunakan program SPSS Versi 20.0 for Windows. Hasil dari uji hipotesis ini dapat dilihat dari nilai signifikansi p<0,05 maka hipotesisnya diterima, dan sebaliknya p>0,05 maka hipotesisnya ditolak. 56

6 57 Original Article HASIL PENELITIAN Deskripsi data psychological well-being Deskripsi data hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Deskripsi data Psychological Well-being Data Hipotetik Data Empirik Kategori Xmaks Xmin Mean SD Xmaks Xmin Mean SD Obesitas ,69 47,294 Berat Badan ,44 18,205 Normal Total ,56 39,408 Keterangan Rumus Skor Hipotetik : 1. Skor minimal (Xmin) adalah hasil perkalian jumlah butir skala dengan nilai terendah dari pembobotan pilihan jawaban. 2. Skor maksimal (Xmax) adalah hasil perkalian jumlah butir skala dengan nilai tertinggi dari pembobotan pilihan jawaban. 3. Mean (μ) dengan rumus μ = (skor max + skor min)/2 4. Standar deviasi (σ) dengan rumus σ = (skor max skor min)/6 Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian tersebut, maka dapat dijadikan batasan dalam pengkategorian psychological well-being pada sampel penelitian yang terdiri dari dua kategori yaitu rendah dan tinggi. Untuk menentukan kategorisasi tinggi atau rendahnya psychological well-being dibatasi dalam dua kategorisasi, yaitu tinggi dan rendah Ryff (2013). Dalam penelitian ini rumusan tinggi rendahnya psychological well-being pada sampel penelitian dengan menggunakan rumus kategorisasi menurut Azwar (2013), yang menyatakan bahwa semakin besar standar eror dalam pengukuran berarti hasil pengukuran semakin cermat. Pembagian kategorisasi sampel yang digunakan oleh peneliti yaitu pertimbangan eror standar dalam pengukuran. Menurut Azwar (2013) pertimbangan eror standar dalam pengukuran adalah deviasi standar eror (S e ) yang menunjukkan besarnya variasi eror (S x ) pengukuran pada sekelompok sampel. Deskripsi hasil penelitian tersebut dapat dijadikan batasan dalam pengkategorian sampel penelitian yang terdiri dari dua kategori, yaitu rendah dan tinggi. Adapun rumus standar eror dalam pengukuran yaitu: s e = s x (1 r xx ) Keterangan: s e: standar eror s x: varians skor skala r xx: koefisien reliabilitas skala Adapun rumus pengkategorisasian pada variabel penelitian dengan menggunakan taraf signifikansi 95% sehingga didapatkan: X ± z α/2 (s e ) = X ± z 0,05/2 (9,89) = X ± z 0,25 (9,89) = X ± 1,96 (9,89) = X ± 19,4 atau dibulatkan menjadi X ± 19

7 Berdasarkan rumus pengkategorian di atas diperoleh hasil bahwa batas skor psychological well-being rendah adalah < 128, dan batas skor psychological wellbeing tinggi adalah > 166, hasil kategorisasi tersebut dapat dilihat pada tabel halaman selanjutnya: Tabel 4.6 Kategorisasi Psychological Well-being Skor Kategori Jumlah Sampel Persentase (%) Remaja Obesitas Remaja Normal Remaja Obesitas Remaja Normal X < 128 Rendah X > 166 Tinggi X 166 Tidak Terkategorisasi Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa kategori rendah hanya terdapat pada remaja obesitas, dimana terdapat 12 (19%) remaja obesitas yang tergolong dalam kategori psychological well-being rendah. Sebanyak 45 remaja (17 remaja obesitas dan 28 remaja yang memiliki berat badan normal) berada pada kategori tinggi, sementara 7 lainnya (3 remaja obesitas dan 4 remaja yang memiliki berat badan normal) tidak terkategorisasi. Azwar (2013) menyatakan bahwa hasil penelitian hanya membagi skor sampel ke dalam dua kategori saja, yaitu tinggi dan rendah, namun apabila skor sampel tidak termasuk dalam kategori tinggi dan rendah maka tidak perlu diklasifikasikan. Hal didukung oleh pernyataan Ryff (2013) yang menyatakan bahwa kategorisasi skala psychological well-being dapat dibagi menjadi tinggi dan rendah, tetapi apabila skor sampel tidak sampai pada batas minimal dan maksimal dari batasan skor yang ditentukan maka sampel tersebut tidak terkategorisasi yang jelas terhadap psychological wellbeing. Uji Hipotesis Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai signifikansi p=0,010 (p < 0,05) yang berarti bahwa terdapat perbedaan psychological well-being pada remaja obesitas dengan remaja yang memiliki berat badan normal. DISKUSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan psychological wellbeing pada remaja obesitas dengan remaja berat badan normal di Banda Aceh. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan terdapat perbedaan signifikan psychological well-being pada remaja obesitas dengan remaja berat badan normal di Banda Aceh, dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Berdasarkan hipotesis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa remaja obesitas dan remaja berat badan normal memiliki tingkat psychological well-being yang berbeda. Berdasarkan data kategorisasi didapatkan bahwa kategori rendah hanya terdapat pada remaja obesitas, dimana terdapat 12 (19%) remaja obesitas yang 58

8 tergolong dalam kategori psychological well-being rendah. Sebanyak 45 remaja (17 remaja obesitas dan 28 remaja yang memiliki berat badan normal) berada pada kategori tinggi, sementara 7 lainnya (3 remaja obesitas dan 4 remaja yang memiliki berat badan normal) tidak terkategorisasi. Terdapatnya perbedaan psychological well-being pada remaja obesitas dengan remaja berat badan normal diantaranya dikarenakan perubahan bentuk tubuh yang terjadi pada remaja obesitas memengaruhi bagaimana remaja tersebut menerima keadaan diri sendiri, bagaimana remaja memandang diri sendiri dan bagaimana remaja tersebut dipandang dan diperlakukan oleh orang-orang dilingkungannya (Fitri, Rihadini, & Rakhmawati, 2012). Sutijoso dan Zarfiel (2009) juga menyatakan bahwa remaja yang mengalami obesitas juga dapat menjadikan diri remaja tersebut merasa rendah diri akibat sering mendapat ejekan dari teman-temannya sehingga remaja tersebut menarik diri dari hubungan dengan lingkungan sosialnya. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan pernyataan Ryff (1989) bahwa penerimaan diri dan hubungan positif dengan orang lain merupakan hal yang dapat memengaruhi tinggi rendahnya psychological well-being individu. Tinggi rendahnya psychological well-being individu pada sampel penelitian dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya seperti usia, dimana usia paling dominan pada sampel penelitian adalah usia 17 tahun sebanyak 27 sampel (42,2%) dan 16 tahun sebanyak 17 sampel (26,6%). Hal ini didukung oleh Ryff (1989) yang menyatakan bahwa usia merupakan salah satu faktor yang memengaruhi psychological well-being individu, dimana individu yang memiliki usia lebih dewasa memiliki tingkat psychological well-being yang lebih baik daripada individu yang lebih muda. Faktor berikutnya yang memengaruhi tinggi rendahnya kesejahteraan psikologis (psychological well-being) pada remaja obesitas dan remaja yang memiliki berat badan normal yaitu jenis kelamin, dimana jenis kelamin yang paling dominan dalam penelitian ini adalah perempuan, yaitu sebanyak 36 sampel dan kemudian laki-laki sebanyak 28 sampel. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2010) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan penyesuaian diri antara remaja putri dan remaja putra yang obesitas, dimana penyesuaian diri pada remaja putri obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan penyesuaian diri remaja putra yang obesitas. Fitri, Rihadini dan Rakhmawati (2012) juga menambahkan bahwa dibandingkan dengan remaja laki-laki, remaja perempuan yang obesitas lebih sering mengalami citra tubuh negatif terutama bagi mereka yang berada dilingkungan masyarakat yang menekankan pada bentuk tubuh ideal. Ryff (1989) juga menyatakan bahwa faktor jenis kelamin sangat menunjukkan perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan pada dimensi hubungan positif dengan orang lain. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan juga dapat dilihat pada dimensi kemampuan interpersonal dimana perempuan lebih baik dibandingkan laki-laki. Selanjutnya, ditinjau dari faktor tingkat pendidikan, dimana tingkat pendidikan yang paling dominan dalam penelitian ini adalah SMA sebanyak 53 sampel, dan kemudian SMP sebanyak 11 sampel. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ryff (1989) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi psychological well-being, dimana individu yang memiliki tingkat pendidikan yang 59

9 tinggi cenderung memiliki tingkat psychological well-being yang lebih baik dibandingkan dengan individu dengan tingkat pendidikan rendah. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan psychological well-being yang signifikan pada remaja obesitas dengan remaja yang memiliki berta badan normal. DAFTAR PUSTAKA Amato, P. R. (1994). Father-child relations, mother-child relations, and offspring psychological well-being in early adulthood. Journal Of Marriage and Family, 56 (4), Azwar, S. (2013). Penyusunan skala psikologi. (edisi kedua). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2013). Reliabilitas dan validitas. (edisi keempat). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bestiana, D. (2012). Citra tubuh dan konsep tubuh ideal mahasiswi FISIP Universitas Airlangga Surabaya. AntroUnairDotNet, 1 (1), Fitri, D. K., Rihardini., & Rakhmawatie, M. D. (2012). Perbedaan kejadian stres antara remaja putra dan putri dengan obesitas di SMA Negri 1 Wonosari, Klaten. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, 1 (1), Gray, L., & Leyland, A. H. (2008). Overweight status and psychological wellbeing in adolescent boys and girls: a multilevel analysis. European Journal of Public Health, 18 (6), Hasdianah, H.R., Siyoto, S. H., & Peristyowati, Y. (2014). Gizi, pemantapan gizi, diet, dan obesitas. Yogyakarta: Nuha Medika. Hurlock, E. B. (2009). Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. (5 th ed). Terjemahan: Istiwidayanti & Soedjarwo. Jakarta: Erlangga. Husni, H. K., & Indrijati, H. (2014). Pengaruh komparasi sosial pada model dalam iklan kecantikan di televisi terhadap body image remaja putri yang obesitas. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, 3 (3), Jonides, L., Buschbacher, V., & Barlow, S. E. (2002). Management of child and adolescent obesity: psychological, emotional, and Behavioral assessment. Pediatrics, 110 (1), Khodijah, D., Lukman, E., & Munigar, M. (2012). Obesitas dengan kualitas Hidup remaja. Jurnal Health Quality, 3 (2), Pandu, S. Y. (2014). Konsep diri remaja putri yang mengalami obesitas. Psikovidya, 18 (2), Papalia, D. E., Old, S. W., & Feldman, R. D. (2008). Human development (psikologi perkembangan) (9 th ed bagian V s/d IX). Terjemahan: Anwar. Jakarta: Kencana. Prameswari, S. P. I., Aisah, S., & Mifbakhuddin. (2013). Hubungan obesitas dengan citra diri dan harga diri pada remaja putri di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Semarang. Jurnal Keperawatan Komunitas, 1 (1),

10 Putri, S. A. P. (2010). Penyesuaian diri pada remaja obesitas ditinjau dari kematangan emosi dan jenis kelamin. Jurnal Informatika, 1 (2), Ryff, C. D. (1989). Happines is everything, or is it? Exploration on the meaning of psychological well-being. Journal of Personality and Social Psychology, 57, Ryff, C. D. (2013). Psychological well-being revisited: advances in the science and practice of eudaimonia. Psychotherpsychosom, 83, doi: / Sugiyono. (2013). Metode penelitian kombinasi (Mixed methods). Bandung: Alfabeta. Wardle, J., & Cooke, L. (2005). The impact of obesity on psychological wellbeing. Best Practice & Research Clinical Endocrinology & Metabolism, 19 (3), World Health Organization (WHO). (2000). The Asian-Pacific: redefining obesity and its treatment. Geneva: World Health Organization. Wulandari, T., & Zulkaida, A. (2007). Self regulated behavior pada remaja yang mengalami obesitas. Proceeding PESAT, 2,

PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA PANTI ASUHAN DI KOTA BANDA ACEH

PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA PANTI ASUHAN DI KOTA BANDA ACEH PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA PANTI ASUHAN DI KOTA BANDA ACEH 1Bella Anugrah Fitri dan 2 Zaujatul Amna 1Staf Pengajar Program StudiPsikologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Lebih terperinci

PERBEDAAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA DEWASA AWAL DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN DI KOTA BANDA ACEH

PERBEDAAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA DEWASA AWAL DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN DI KOTA BANDA ACEH PERBEDAAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA DEWASA AWAL DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN DI KOTA BANDA ACEH Nadhira Miranda*, Zaujatul Amna Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan penulis adalah penelitian deskriptif, penelitian ini ditujukan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah ertentu dengan maksud

BAB III METODE PENELITIAN. terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah ertentu dengan maksud BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang di gunakan Metode peneletian adalah cara dan prosedur yang sitematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah ertentu dengan maksud mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berbagai penelitian terdahulu tentang body dissatisfaction dan perilaku diet

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berbagai penelitian terdahulu tentang body dissatisfaction dan perilaku diet BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subjek Penelitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai penelitian terdahulu tentang body dissatisfaction

Lebih terperinci

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275 KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KONFLIK PERAN PEKERJAAN-KELUARGA DAN FASE PERKEMBANGAN DEWASA PADA PERAWAT WANITA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROYO MAGELANG Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL 1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL DyahNurul Adzania, Achmad Mujab Masykur Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro dyadzania@gmail.com

Lebih terperinci

PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER

PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER Tesi Hermaleni, Mudjiran, Afif Zamzami Universitas Negeri Padang e-mail: Tesi.hermaleni@gmail.com Abstract: The difference

Lebih terperinci

PROFIL THE PHYSICAL SELF OF WELLNESS MAHASISWA S1 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA (Studi Deskriptif Pada Angkatan )

PROFIL THE PHYSICAL SELF OF WELLNESS MAHASISWA S1 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA (Studi Deskriptif Pada Angkatan ) Profil The Physical Self Of Wellness Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta 81 PROFIL THE PHYSICAL SELF OF WELLNESS MAHASISWA S1 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Lebih terperinci

PEMETAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS GURU PG PAUD SE KOTA PEKANBARU

PEMETAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS GURU PG PAUD SE KOTA PEKANBARU PEMETAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS GURU PG PAUD SE KOTA PEKANBARU Program Studi PG-PAUD FKIP Universitas Riau email: pakzul_n@yahoo.co.id ABSTRAK Kesejahteraan guru secara umum sangat penting diperhatikan

Lebih terperinci

PERSEPSI REMAJA TENTANG POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DI BANDA ACEH

PERSEPSI REMAJA TENTANG POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DI BANDA ACEH PERSEPSI REMAJA TENTANG POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DI BANDA ACEH PERCEPTION OF ADOLESCENTS ON FAMILY COMMUNICATION PATTERNS AND EMOTIONAL INTELLIGENCE IN BANDA ACEH Meilisa Andriani¹;

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. diri dengan kualitas hidup pada penderita penyakit kanker.

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. diri dengan kualitas hidup pada penderita penyakit kanker. BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan kualitas hidup pada penderita

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, artinya penelitian digunakan untuk meneliti suatu fenomena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, artinya penelitian digunakan untuk meneliti suatu fenomena 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, artinya penelitian digunakan untuk meneliti suatu fenomena yang terjadi

Lebih terperinci

PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKTIF DAN PASIF ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 2 BINANGUN

PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKTIF DAN PASIF ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 2 BINANGUN Perbedaan Keterampilan Sosial (Afrian Budiarto) 512 PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKTIF DAN PASIF ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 2 BINANGUN DIFFERENCE SOCIAL SKILLS STUDENTS ACTIVE AND PASSSIVE

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan bekerja dengan

Lebih terperinci

PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH

PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH Fransisca Iriani Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta dosenpsikologi@yahoo.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012 HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012 Roy Silitonga, Sri Hartati *) Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin. Rini Suparti Dr Aski Marissa, M.

Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin. Rini Suparti Dr Aski Marissa, M. Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin Rini Suparti 16512413 Dr Aski Marissa, M.Psi, Psikolog BBAB I: Latar Belakang Didalam kehidupan pondok pesantren para

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, perlu secara jelas diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diukur dan instrumen seperti apa yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel- variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Tergantung : Psychological well-being 2. Variabel Bebas : Locus

Lebih terperinci

PENGARUH KELEKATAN ORANGTUA TERHADAP STRESS COPING PADA MAHASISWA YANG MENYUSUN SKRIPSI DI PRODI RUMPUN IKK, UNJ

PENGARUH KELEKATAN ORANGTUA TERHADAP STRESS COPING PADA MAHASISWA YANG MENYUSUN SKRIPSI DI PRODI RUMPUN IKK, UNJ JKKP: Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan http://doi.org/10.21009/jkkp DOI: E-ISSN: 2597-4521 PENGARUH KELEKATAN ORANGTUA TERHADAP STRESS COPING PADA MAHASISWA YANG MENYUSUN SKRIPSI DI PRODI RUMPUN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 74 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Persiapan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan oleh penelitian adalah persiapan penelitian terlebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka dan membangun citra tubuh atau body image). Pada umumnya remaja putri

BAB I PENDAHULUAN. mereka dan membangun citra tubuh atau body image). Pada umumnya remaja putri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja disebut juga masa puberitas dimana perkembangan fisik berlangsung cepat yang menyebabkan remaja menjadi sangat memperhatikan tubuh mereka dan membangun

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG Soraya Prabanjana Damayanti, Dinie Ratri Desiningrum* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Sorayadamayanti88@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel I : Pet Attachment 2. Variabel II : Well-being

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penelitian. melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Riau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penelitian. melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Riau BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan pengumpulan data yang diawali dengan melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah kalori yang dibakar dalam proses metabolisme (Hasdianah dkk, Obesitas juga dapat membahayakan kesehatan (Khasanah, 2012)

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah kalori yang dibakar dalam proses metabolisme (Hasdianah dkk, Obesitas juga dapat membahayakan kesehatan (Khasanah, 2012) 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas merupakan suatu perubahan bentuk tubuh yang tentu saja tidak diinginkan oleh semua orang terutama remaja putri. Obesitas terjadi apabila total asupan kalori

Lebih terperinci

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R. 51 GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R. 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Body Image 1. Pengertian Body image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi

Lebih terperinci

KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA YANG MEMILIKI MINAT MUSIK BERBEDA SKRIPSI ZULFA DZATAROHMAH

KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA YANG MEMILIKI MINAT MUSIK BERBEDA SKRIPSI ZULFA DZATAROHMAH KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA YANG MEMILIKI MINAT MUSIK BERBEDA SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Sarjana Psikologi Oleh ZULFA DZATAROHMAH 111301108 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian & Definisi Operasional. (2010), variabel adalah konstrak yang diukur

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian & Definisi Operasional. (2010), variabel adalah konstrak yang diukur BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Menurut Sangadji (2010), variabel adalah konstrak yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk

Lebih terperinci

KOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013 HUBUNGAN KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA MAHASISWA AKPER PANTI KOSALA SURAKARTA

KOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013 HUBUNGAN KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA MAHASISWA AKPER PANTI KOSALA SURAKARTA HUBUNGAN KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA MAHASISWA AKPER PANTI KOSALA SURAKARTA Oleh : Tunjung Sri Yuliati 1 Dinar Ariasti 2 Dewi Novita Sari 3 Abstract Background. Being overweight

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Disain penelitian adalah cross sectional study, yakni data dikumpulkan pada satu waktu (Singarimbun & Effendi 1995. Penelitian berlokasi di Kota

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN POSITIF TERHADAP WORK ENGAGEMENT PADA PENGURUS BEM ULM. Skripsi. Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat

PENGARUH KEPEMIMPINAN POSITIF TERHADAP WORK ENGAGEMENT PADA PENGURUS BEM ULM. Skripsi. Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat PENGARUH KEPEMIMPINAN POSITIF TERHADAP WORK ENGAGEMENT PADA PENGURUS BEM ULM Skripsi Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Unversitas Lambung Mangkurat Diajukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN Identifikasi variabel penelitian digunakan untuk menguji hipotesa penelitian. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini ialah: Variabel

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT

PERBEDAAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT PERBEDAAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT Edwina Renaganis Rosida 1, Tri Puji Astuti 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian & Definisi Operasional Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan diuji adalah: 1. Variable (X): Materialisme

Lebih terperinci

Dian Ayu Kusumawardani, Tri Puji Astuti* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

Dian Ayu Kusumawardani, Tri Puji Astuti* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro 1 PERBEDAAN KECEMASAN MENJELANG BEBAS PADA NARAPIDANA DITINJAU DARI JENIS KELAMIN, TINDAK PIDANA, LAMA PIDANA, DAN SISA MASA PIDANA ( Studi Komparasi pada Narapidana Lembaga Pemasyarakatan A dan Lembaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship

Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship Sania Faradita ABSTRACT The purpose of this study, is to know the

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS Rifqi Hidayat, Jajang Rahmatudin Universitas Muhammadiyah Cirebon rifqi.math@gmail.com, j.rahmatudin@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi pada satu atau lebih faktor lain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal komparatif. Penelitian kausal komparatif termasuk ke dalam kategori penelitian dengan uji perbedaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA.

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA. HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Penelitian korelasional yakni suatu jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian komparasi atau perbedaan, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk membedakan atau membandingkan hasil penelitian

Lebih terperinci

GAMBARAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA USIA TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH AUTHORITATIVE NUR AFNI ANWAR LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M.

GAMBARAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA USIA TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH AUTHORITATIVE NUR AFNI ANWAR LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M. GAMBARAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA USIA 12-15 TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH AUTHORITATIVE NUR AFNI ANWAR LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M.PSI 1 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN ABSTRAK Kemandirian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rentang kehidupan individu mengalami fase perkembangan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Rentang kehidupan individu mengalami fase perkembangan mulai dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rentang kehidupan individu mengalami fase perkembangan mulai dari masa pranatal, bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan masa tua. Masing-masing fase memiliki

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN KARIR DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 5 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN KARIR DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 5 SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN KARIR DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 5 SEMARANG Farah Nugrahaini 1, Dian Ratna Sawitri 2 * 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

Faktor Penyebab Pernikahan Dini di Kelurahan Sampara Kabupaten Konawe

Faktor Penyebab Pernikahan Dini di Kelurahan Sampara Kabupaten Konawe Faktor Penyebab di Kelurahan Sampara Kabupaten Konawe Causes of Early Marriage in Sampara Village Konawe Wa Ana Sari, Yanti Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Avicenna. Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir terdapat perkembangan yang signifikan dari kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan publik menyangkut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : Psychological Well-Being 2. Variabel tergantung : Komitmen Organisasional B. Definisi Operasional 1. Komitmen Organisasional

Lebih terperinci

GAMBARAN PENERIMAAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENGALAMI OBESITAS SKRIPSI

GAMBARAN PENERIMAAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENGALAMI OBESITAS SKRIPSI GAMBARAN PENERIMAAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENGALAMI OBESITAS SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

Jurnal SPIRITS, Vol.6, No.1, November ISSN:

Jurnal SPIRITS, Vol.6, No.1, November ISSN: MOTIVASI MEMBELI PRODUK PEMUTIH WAJAH PADA REMAJA PEREMPUAN Maria Sriyani Langoday Flora Grace Putrianti, S.Psi., M.Si Abstract The purpose of this study is to determine the relationship of self-concept

Lebih terperinci

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Psikologi Disusun oleh : RIZKIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra tubuh adalah suatu pemahaman yang meliputi. persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra tubuh adalah suatu pemahaman yang meliputi. persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang mengenai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Citra tubuh adalah suatu pemahaman yang meliputi persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang mengenai ukuran, bentuk, dan struktur tubuhnya sendiri, dan pada umumnya dikonseptualisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Perilaku Seksual Pranikah. 2. Variabel bebas : a.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Perilaku Seksual Pranikah. 2. Variabel bebas : a. 76 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel tergantung : Perilaku Seksual Pranikah 2.

Lebih terperinci

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN HARGA DIRI (SELF-ESTEEM) PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 1 GORONTALO ARTIKEL

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN HARGA DIRI (SELF-ESTEEM) PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 1 GORONTALO ARTIKEL HUBUNGAN OBESITAS DENGAN HARGA DIRI (SELF-ESTEEM) PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 1 GORONTALO ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Mengikuti Ujian Sarjana Keperawatan OLEH NURHAYATI

Lebih terperinci

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA Fitria Fauziah Psikologi, Gading Park View ZE 15 No. 01, 081298885098, pipih.mail@gmail.com (Fitria Fauziah, Cornelia Istiani,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Strata-1

Lebih terperinci

Kontribusi Social Comparison Terhadap Body Image pada Wanita Dewasa Awal

Kontribusi Social Comparison Terhadap Body Image pada Wanita Dewasa Awal Kontribusi Social Comparison Terhadap Body Image pada Wanita Dewasa Awal Disusun oleh : Rani Pratiwi Istifarah 17513285 Dosen pembimbing : Desi Susianti, S. Psi., M.Si. Universitas Gunadarma Jakarta 2016

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Judul dari penelitian ini adalah Studi Deskriptif Mengenai Body Image Pada Remaja Perempuan di SMP X Kota Bandung. Adapun maksud dari penelitian ini, untuk mengetahui bagaimana gambaran body image

Lebih terperinci

Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya

Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya PERANAN INTENSITAS MENULIS DI BUKU HARIAN TERHADAP KONSEP DIRI POSITIF PADA REMAJA Erny Novitasari ABSTRAKSI Universitas Gunadarma Masa remaja merupakan masa mencari identitas diri, dimana remaja berusaha

Lebih terperinci

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu: 1. Variabel independen : body image 2. Variabel dependen : perilaku diet

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu: 1. Variabel independen : body image 2. Variabel dependen : perilaku diet BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik khusus yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Komponen program

BAB III METODE PENELITIAN. keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Komponen program 91 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model bimbingan dan konseling keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Komponen program disusun

Lebih terperinci

RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY

RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY 1 RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY Brian Shendy Haryanto, Sri Hartati Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro brianlagiapa@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional dengan menggunakan teknik analisa regresi berganda ( multiple regresion).

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA BERDASARKAN KESESUAIAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DENGAN BIDANG PEKERJAAN PADA KARYAWAN BI PADANG

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA BERDASARKAN KESESUAIAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DENGAN BIDANG PEKERJAAN PADA KARYAWAN BI PADANG PERBEDAAN KEPUASAN KERJA BERDASARKAN KESESUAIAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DENGAN BIDANG PEKERJAAN PADA KARYAWAN BI PADANG Dewi Fitri Abstract: This study aimed to see differences in job satisfaction based

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian menelusurinya ke

BAB III METODE PENELITIAN. untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian menelusurinya ke 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian ex post facto, karena penelitian ini tidak mencoba memanipulasi variabel penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk

Lebih terperinci

KONSEP DIRI REMAJA AWAL PUTRI YANG MENGALAMI OBESITAS. Ajeng Furida Citra 1 Retnaningsih 2. Abstrak

KONSEP DIRI REMAJA AWAL PUTRI YANG MENGALAMI OBESITAS. Ajeng Furida Citra 1 Retnaningsih 2. Abstrak KONSEP DIRI REMAJA AWAL PUTRI YANG MENGALAMI OBESITAS Ajeng Furida Citra 1 Retnaningsih 2 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 1642, Jawa Barat 2 retnaningsih01@yahoo.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU DIET PADA REMAJA PUTRI DI FITNESS CENTER SEMARANG JURNAL SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU DIET PADA REMAJA PUTRI DI FITNESS CENTER SEMARANG JURNAL SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU DIET PADA REMAJA PUTRI DI FITNESS CENTER SEMARANG Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA Terendienta Pinem 1, Siswati 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, BODY IMAGE, DAN PERILAKU MAKAN DENGAN STATUS GIZI SISWI SMAN 6 KOTA JAMBI TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, BODY IMAGE, DAN PERILAKU MAKAN DENGAN STATUS GIZI SISWI SMAN 6 KOTA JAMBI TAHUN 2015 HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, BODY IMAGE, DAN PERILAKU MAKAN DENGAN STATUS GIZI SISWI SMAN 6 KOTA JAMBI TAHUN 2015 Irmayanti STIKes Prima Program Studi Kesehatan Masyarakat Korespondesi penulis: irmayanti.harahap@stikesprima-jambi.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain komparasional menurut Arikunto (2010:310) menyebutkan bahwa penelitian membandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat positivism,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat positivism, 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat positivism,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat korelasional, yang bertujuan untuk melihat hubungan antara satu variabel dengan variabel lain.

Lebih terperinci

GAMBARAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA BATAK, JAWA, MINANG, DAN SUNDA

GAMBARAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA BATAK, JAWA, MINANG, DAN SUNDA GAMBARAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA BATAK, JAWA, MINANG, DAN SUNDA INDIENA SARASWATI ABSTRAK Studi yang menggunakan teori kebahagiaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi tersebut

Lebih terperinci

Abstrak. viii. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. viii. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan Spiritual Well-Being pada dewasa madya laki-laki dan perempuan di kota Bandung. Responden dalam penelitian ini adalah dewasa madya laki-laki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah

BAB III METODE PENELITIAN. Karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan unsur yang penting dalam penelitian ilmiah. Karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah : BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Untuk membuktikan secara empiris hipotesis pada Bab II, maka variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Tergantung : Ketidakpuasan

Lebih terperinci

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies. ABSTRAK Status gizi yang kurang maupun berlebihan akan berpengaruh terhadap kesehatan organ tubuh lain, salah satunya adalah kesehatan gigi dan mulut. Skor karies pada anak malnutrisi tinggi karena kemampuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah ibu muda yang baru saja menjalani proses persalinan dan memeriksakan diri di Puskesmas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara empati dengan kecenderungan perilaku prososial terhadap siswa berkebutuhan khusus

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, Kabupaten Pamekasan. Selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Pada umumnya penelitian kuantitatif dianggap mempunyai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DIET PENURUNAN BERAT BADAN DENGAN PERILAKU DIET PENURUNAN BERAT BADAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 7 SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DIET PENURUNAN BERAT BADAN DENGAN PERILAKU DIET PENURUNAN BERAT BADAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 7 SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DIET PENURUNAN BERAT BADAN DENGAN PERILAKU DIET PENURUNAN BERAT BADAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 7 SURAKARTA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi Persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci