PERBANDINGAN PERFORMA PEKERJA KONSTRUKSI DENGAN DAN TANPA SERTIFIKAT PELATIHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANDINGAN PERFORMA PEKERJA KONSTRUKSI DENGAN DAN TANPA SERTIFIKAT PELATIHAN"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN PERFORMA PEKERJA KONSTRUKSI DENGAN DAN TANPA SERTIFIKAT PELATIHAN Rien Yolanda R. Toreh 1) dan I Putu Artama Wiguna 2) 1) Program Studi Magister Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia itsmeyo.20@gmail.com 2) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ABSTRAK Perkembangan industri konstruksi di Indonesia yang semakin pesat membutuhkan kesiapan banyak tenaga kerja yang berkualitas agar dapat menunjang proses pekerjaan konstruksi yang berkualitas, aman, dan berkelanjutan. Salah satu cara untuk meningkatkan performa sumber daya manusia pada industri konstruksi adalah dengan memberikan pelatihan yang spesifik sesuai bidang pekerjaan. Pada kenyataannya masih sedikit pekerja yang pernah mengikuti pelatihan formal dikarenakan banyaknya kendala yang dihadapi oleh para pekerja konstruksi maupun perusahaan yang mempekerjakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empirik ada atau tidaknya perbedaan performa antara pekerja konstruksi yang sudah mengikuti pelatihan dan yang belum mengikuti pelatihan dengan memperhitungkan pengalamannya. Variabel performa yang diukur adalah kemampuan, motivasi dan daya saing dengan 19 indikator pengukuran. Variabel dan indikator didapatkan dari studi literatur. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan kuesioner penilaian mandor yang bekerja di proyek konstruksi di Surabaya terhadap tukang berpelatihan, tukang tidak berpelatihan dan berpengalaman serta tukang tidak berpelatihan dan tidak berpengalaman yang menjadi objek penelitian. Data kemudian diolah dan dianalisis dengan one-way annova. Analisa yang dilakukan terhadap data yang terkumpul menghasilkan 2 kesimpulan yaitu tidak ada perbedaan signifikan antara pekerja yang pernah mengikuti pelatihan dengan pekerja yang belum pernah mengikuti pelatihan-berpengalaman lebih dari 5 tahun dan terdapat perbedaan antara pekerja yang pernah mengikuti pelatihan dengan pekerja yang belum pernah mengikuti pelatihan-berpengalaman kurang dari 5 tahun pada indikator pemahaman metode kerja, keinginan untuk bekerja keras, diprioritaskan mendapat pekerjaan dan gaji. Kata kunci: Performa, Pelatihan, Pekerja Konstruksi, Sertifikat Keterampilan. PENDAHULUAN Kesiapan tenaga kerja konstruksi yang berkualitas di suatu negara sangatlah penting dalam menunjang proses pekerjaan konstruksi yang berkualitas, aman, dan berkelanjutan terhadap kenyamanan lingkungan yang terbangun. Penelitian Agustin (2007) mengenai faktor-faktor untuk peningkatan kualitas kontraktor di Surabaya menyatakan salah satu faktor yang penting untuk meningkatkan kualitas kontraktor adalah peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang didalamnya termasuk dengan melakukan pelatihan dan program pendidikan. Tenaga kerja juga merupakan pihak yang berkaitan langsung dengan hasil produksi dari suatu proyek konstruksi. Kualitas hasil produksi sangat tergantung pada kualitas tenaga kerja yang terlibat. Pada penelitian ini tenaga kerja yang dimaksudkan adalah pekerja konstruksi level tukang. B-19-1

2 Untuk menciptakan tenaga kerja konstruksi yang kompeten dapat dilakukan dengan pelatihan/pendidikan dan uji kompetensi dengan mengacu kepada standar kompetensi yang telah ditetapkan. Pemerintah sudah memiliki program dan standar yang baku untuk pelatihan dan pendidikan yang diberi nama sertifikasi keterampilan dan sertifikasi keahlian. Program ini menggunakan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dan Sistem pelatihan kerja nasional (Sislatkernas) sebagai acuan. Hasil dari pelatihan dan uji kompetensi ini adalah pemberian sertifikat bagi yang lulus (Inovasi Peningkatan Kapasitas SDM Konstruksi, 2013). Beberapa perusahaan swasta juga memiliki kebijakan pemberian pelatihan dan pemberian sertifikat pelatihan kepada pekerjanya sesuai standar kompetensi yang diharapkan misalnya PT Petrojaya Boral Plasterboard, Holcim Indonesia, PT BlueScope Lysaght Indonesia dan PT Knauf Gypsum Indonesia. Pada penelitian ini, pelatihan yang dimaksudkan adalah pelatihan formal sesuai bidang pekerjaan yang diberikan oleh pemerintah, perusahaan BUMN maupun perusahaan swasta yang mempunyai nama besar. Sertifikat pelatihan sebagai bukti kompetensi pekerja yang diberikan setelah menyelesaikan rangkaian kegiatan pelatihan dan ujian. Beberapa penelitian menyatakan keunggulan dari tenaga kerja yang mengikuti pelatihan. Mustazir (2002) menyatakan pendidikan dan pelatihan merupakan faktor utama yang mempengaruhi mutu/kualitas jembatan. Pelatihan juga mengurangi terjadinya kegagalan konstruksi (Ardiansyah et al,. Dalam S oegiri (, pelatihan menjadi salah satu strategi utama untuk meningkatkan kompetensi ( soft skill dan hard skill) dan daya saing pekerja. Pelatihan juga meningkatkan produktivitas pekerja sesuai bidang pekerjaannya (Fagbenle et al,. Sekalipun pelatihan dan sertifikasi ini sangat penting bagi tenaga kerja konstruksi, kenyataannya dari data BPS 2012 menyebutkan dari sekitar 6 juta tenaga kerja konstruksi Indonesia, yang bersertifikat baru lebih orang (atau kurang dari 10%) dengan perincian lebih tenaga ahli dan lebih tenaga terampil. Data ini merupakan data tenaga kerja bersertifikat dari pelatihan yang diadakan pemerintah melalui LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi) yang direkam oleh BPS, sedangkan untuk pelatihan yang diadakan oleh perusahaan swasta belum terekam oleh BPS. Namun dari data ini bisa dikatakan bahwa tingkat kebutuhan tenaga kerja konstruksi yang besar pada kenyataannya belum diikuti dengan kualitasnya. Banyak kendala yang mengakibatkan sedikitnya tenaga kerja konstruksi yang bersertifikasi. Menurut Arifin dalam Kesai & Arifin (, tiga penyebab utamanya adalah proses sertifikasi mahal, tidak ada pengaruh dalam pekerjaan/imbalan, dan tidak ada penegakan hukum. Selain itu, menurut Adi & Adillah ( penyebab lainnya adalah sertifikat keterampilan yang dikeluarkan badan sertifikasi kompetensi di Indonesia belum diakui oleh negara-negara pengguna tenaga kerja asal Indonesia. Faktor lainnya menurut Jelantik et al (2014) adalah masih bisa mendapat pekerjaan sekalipun tidak memiliki SKA (Sertifikat Keahlian)/SKT (Sertifikat Keterampilan), tidak menjamin diprioritaskan mendapat pekerjaan, tidak menjamin peningkatan upah/gaji, tidak menjamin peningkatan jenjang karir dan tidak menjamin peningkatan keahlian/keterampilan. Selain pelatihan, pengalaman juga dapat mempengaruhi kompetensi dan performa pekerja. Level keterampilan pekerja saat ini salah satunya bergantung pada lamanya pengalaman pekerja dalam mengerjakan bidang tersebut (Ojambati et al. Didalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 24/PRT/M/2014 dituliskan pengalaman kerja adalah pengalaman melakukan pekerjaan dalam bidang tertentu dan jangka waktu tertentu secara intensif yang menghasilkan kompetensi. Dalam penelitian ini akan dilihat juga pengaruh pengalaman dan pelatihan pada performa pekerja konstruksi. Dari berbagai sumber baik pemerintah maupun praktisi konstruksi, dalam industri konstruksi, pekerja konstruksi khususnya level tukang dapat dianggap sudah cukup B-19-2

3 berpengalaman apabila sudah bekerja minimal 5 tahun pada bidangnya. Maka pada penelitian ini, pekerja yang tidak memiliki sertifikat pelatihan akan dibedakan berdasarkan pengalamannya, di atas 5 tahun (di anggap sebagai pekerja berpengalaman) dan di bawah 5 tahun (di anggap sebagai pekerja tidak berpengalaman). Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menganalisis secara empirik adakah perbedaan performa antara pekerja konstruksi yang pernah mengikuti pelatihan dengan yang belum pernah mengikuti pelatihan-berpengalaman, (2) Menganalisis secara empirik adakah perbedaan performa antara pekerja konstruksi yang pernah mengikuti pelatihan dengan yang belum pernah mengikuti pelatihan-tidak berpengalaman. METODE Populasi, Sampel dan Responden Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah mandor dari pekerja-pekerja konstruksi level tukang yang sedang bekerja pada proyek-proyek konstruksi di Surabaya. Pekerja konstruksi yang dimaksudkan adalah tukang-tukang yang pernah mengikuti pelatihan, tukang-tukang yang belum mengikuti pelatihan dengan pengalaman lebih dari 5 tahun (berpengalaman) dan kurang dari 5 tahun (tidak berpengalaman). Proyek yang dipilih untuk menjadi lokasi pengambilan sampel adalah proyek-proyek yang sedang dalam masa konstruksi di Surabaya pada waktu penelitian. Pemilihan proyek dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan pertimbangan kemudahan akses dalam pelaksanaan survey dan kemudahan perijinan untuk melakukan penelitian. Penentuan sampel mandor dilakukan dengan metode insidental sampling, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti di proyek dapat digunakan sebagai sampel apabila orang tersebut memenuhi kriteria sebagai responden penelitian. Dalam hal ini kriterianya adalah jika mandor tersebut memiliki tukang yang pernah mengikuti pelatihan, belum mengikuti pelatihan-berpengalaman maupun belum mengikuti pelatihan-tidak berpengalaman. Responden dari penelitian ini adalah mandor sebagai atasan dari tukang-tukang yang menjadi objek penelitian. Mandor dipilih sebagai responden karena mandor dianggap sebagai yang paling mengenal tukang-tukang sehingga mampu untuk menilai performa dari tukangtukangnya dengan lebih tepat dibandingkan staf proyek lainnya. Variabel Penelitian Dari hasil kajian pustaka didapatkan variabel penelitian adalah kemampuan, motivasi dan daya saing. Variabel, indikator, definisi operasional dan sumber yang digunakan sebagai berikut: Tabel 1. Variabel dan Indikator Penelitian Variabel Indikator Definisi Operasional Sumber Memiliki pengetahuan tentang Pengetahuan metode kerja, penggunaan bahan dan peralatan serta K3 berkaitan dengan bidangnya Kemampuan Keterampilan Adaptasi dan Mampu memanfaatkan alat dan bahan dengan efektif, melaksanakan prosedur K3 dan metode kerja yang benar yang berkaitan dengan bidangnya Mampu beradaptasi dan fleksibel (Ojambati, Akinbile, & Abiola-Falemu, (ASTTI, 2009) (Kesai & Arifin, (Tabassi, Ramli, & Bakar, 2011) (Tabassi & B-19-3

4 Variabel Indikator Definisi Operasional Sumber Fleksibilitas dengan kondisi proyek yang berbeda-beda dan menyelesaikan pekerjaannya dengan baik Motivasi Produktivitas Kepatuhan pada standar kerja dan ada teamwork Percaya diri Mampu meminimalkan pekerjaan ulang (re-work)/kegagalan konstruksi, mengurangi waste material dan efisien waktu sikap patuh terhadap standar kerja yang disyaratkan perusahaan dan bekerja dalam bimbingan atasan dan kerja sama dalam tim Menghargai diri sendiri karena memiliki pengetahuan dan kemampuan berkaitan dengan bidangnya Bakar, 2009) (VTC dalam Wong et al, (Kesai & Arifin, (Tabassi, Ramli, & Bakar, 2011) (Ojambati, Akinbile, & Abiola-Falemu, Memiliki keinginan untuk mencapai tujuan yang sesuai Keinginan untuk dengan tujuan perusahaan tempat mencapai tujuan bekerja berkaitan dengan bidang yang dikerjakan Variabel Indikator Definisi Operasional Sumber Daya Saing Prioritas untuk mendapat pekerjaan Gaji Lebih mampu bersaing dengan pekerja lainnya yang sebidang dan lebih dipercaya memiliki kompetensi sesuai bidangnya Gaji yang lebih tinggi daripada pekerja lainnya yang tidak berpelatihan (Jelantik, Salain, & Nadiasa, 2014) (Kakkar, 2014) (Ojambati, Akinbile, & Abiola-Falemu, Pengukuran variabel penelitian Proses pengukuran variabel penelitian dilakukan melalui wawancara dan pengisian kuesioner. Variabel-variabel dan indikator-indikator penelitian diterjemahkan dalam bentuk pertanyaan untuk mengukur persepsi mandor terhadap performa tukang bawahannya. Skala pengukuran untuk jawaban kuesioner menggunakan skala order yang akan diberi nilai 1 sampai 4 yang menunjukkan tingkatan dari masing-masing indikator. Angka 1 menunjukkan rendah atau jawaban paling negatif dan 4 menunjukkan tinggi atau jawaban yang paling positif. Skala ini digunakan untuk mengukur persepsi atau sikap responden terhadap itemitem yang ditanyakan dalam kuesioner. Metode Analisa Data Data yang telah dikumpulkan akan dikelompokkan menjadi data kelompok pekerja berpelatihan dan tidak berpelatihan. Analisa data diperluas dengan melihat pengalaman kerja responden untuk mendapat hasil yang lebih detil mengenai pengaruh pengalaman dan pelatihan pada performa pekerja konstruksi. Pada penelitian ini digunakan kategori pekerja berpengalaman adalah pekerja yang sudah bekerja minimal 5 tahun di bidang yang sama dan untuk kategori tidak berpengalaman jika bekerja di bawah 5 tahun di bidang yang sama dengan saat penelitian. B-19-4

5 Prosedur pengujian hipotesis denga one-way anova terdiri dari uji kesamaan varian, uji anova dan uji lanjut. Uji kesamaan varian (Homogeneity of Variances) untuk mengetahui apakan varian dalam populasi kelompok data identik atau tidak. Syarat untuk uji anova adalah varian dalam populasi data harus identik. Dari uji anova akan didapatkan nilai signifikansi. Jika nilai signifikansi < α yang diharapkan, maka keputusannya Ho ditolak, dan Ha diterima, demikian sebaliknya. Jika hasil uji anova menunjukkan rata-rata kelompok berbeda secara signifikan, dapat dilakukan uji lanjut bila ingin diketahui rata-rata atau variabel mana saja yang memiliki nilai berbeda (Komputer, 2009). Dilakukan dua kali perbandingan yaitu perbandingan kelompok pekerja berpelatihan dengan kelompok pekerja tidak berpelatihan dan berpengalaman serta perbandingan kelompok pekerja berpelatihan dengan kelompok pekerja tidak berpelatihan dan tidak berpengalaman. Hasil olahan data ini kemudian akan dianalisa untuk merumuskan hasil dan kesimpulan. Hipotesis untuk perbandingan kelompok pekerja berpelatihan dengan kelompok pekerja tidak berpelatihan dan berpengalaman adalah: Ho = rata-rata performa pekerja konstruksi berpelatihan dengan pekerja tidak berpelatihan dan berpengalaman sama (Tidak ada perbedaan rata-rata performa). Ha = rata-rata performa pekerja konstruksi berpelatihan dengan pekerja tidak berpelatihan dan berpengalaman berbeda (Terdapat berbedaan rata-rata performa). Hipotesis untuk perbandingan kelompok pekerja berpelatihan dengan kelompok pekerja tidak berpelatihan dan tidak berpengalaman adalah: Ho = rata-rata performa pekerja konstruksi berpelatihan dengan pekerja tidak berpelatihan dan tidak berpengalaman sama (Tidak ada perbedaan rata-rata performa). Ha = rata-rata performa pekerja konstruksi berpelatihan dengan pekerja tidak berpelatihan dan tidak berpengalaman berbeda (Terdapat berbedaan rata-rata performa). HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Varians Dari data jawaban kuesioner yang terkumpul dilakukan analisa keragaman varians (Levene s test of homogeneity of variance) pada rata-rata performa kelompok pekerja berpelatihan, tidak berpelatihan dan berpengalaman maupun tidak berpelatihan dan tidak berpengalaman. Dari hasil analisa didapatkan nilai signifikan 0,158 yang lebih besar dari 0,1. Maka nilai rata-rata kelompok-kelompok yang dibandingkan memiliki varians yang seragam. Oleh karena itu, analisis dengan Anova bisa dilanjutkan untuk mencari perbedaan dari ratarata jawaban responden pada seluruh indikator di tiap kelompok. Perbandingan dilakukan terhadap kelompok pekerja berpelatihan dengan tidak berpelatihan dan berpengalaman serta tidak berpelatihan dan tidak berpengalaman. Tabel 2. Test of Homogeneity Variances Test of Homogeneity of Variances rata-rata performa semua kelompok Levene Statistic df1 df2 Sig Analisa uji beda rata-rata performa pekerja berpelatihan dengan pekerja tidak berpelatihan-berpengalaman Dari data yang dikumpulkan untuk kelompok pekerja berpelatihan dan kelompok pekerja tidak berpelatihan-berpengalaman kemudian dianalisa perbandingan rata-rata performa menggunakan one-way anova. Jika nilai signifikan dari indikator > 0,1 maka artinya B-19-5

6 tidak ada perbedaan rata-rata performa antar kelompok pekerja yang dibandingkan pada indikator tersebut. Jika nilai signifikan indikator < 0,1 maka artinya terdapat perbedaan ratarata performa antar kelompok pekerja yang dibandingkan pada indikator tersebut. Tabel 3. Nilai Signifikan Perbandingan Indikator Kelompok Pekerja Berpelatihan dan Kelompok Pekerja Berpengalaman Indikator Penjelasan Indikator Nilai Signifikan 1 Pemahaman terhadap metode kerja bidangnya 0,948 2 Pemahaman penggunaan alat dan bahan bidangnya 1,000 3 Pemahaman mengenai standar keselamatan bidangnya 0,759 4 Kemampuan bekerja dengan metode kerja yang benar 0,574 5 Kemampuan menggunakan alat dan bahan dengan efektif 0,505 6 Melaksanakan prosedur standar keselamatan bidangnya 0,913 7 Kemampuan beradaptasi dengan kondisi proyek yang 0,809 berbeda-beda 8 Sedikit melakukan pekerjaan ulang/rework 0,583 9 Menghasilkan waste material yang sedikit 0, Tidak terlambat menyelesaikan pekerjaan 0, Bekerja mengikuti standar aturan dalam proyek 0, Bekerja mengikuti arahan dari atasan 0, Mau bekerjasama dengan anggota pekerja lain 0, Percaya diri dapat melakukan pekerjaan dengan baik 0, Keinginan untuk bekerja keras bagi proyek 0, Keinginan untuk menghasilkan hasil pekerjaan yang bagus 0, Diutamakan untuk mendapat pekerjaan dibandingkan 0,539 pekerja lain 18 Cepat mendapat pekerjaan baru 0, Gaji yang lebih tinggi dari pekerja yang belum mengikuti 0,970 pelatihan Dari hasil uji Anova disimpulkan tidak ada perbedaan rata-rata performa yang signifikan pada semua indikator performa dari perbandingan kelompok pekerja berpelatihan dan kelompok pekerja berpengalaman karena nilai signifikan untuk semua indikator > 0,1. Analisa uji beda rata-rata performa pekerja berpelatihan dengan pekerja tidak berpelatihan-tidak berpengalaman Hasil uji Anova untuk perbandingan rata-rata indikator performa kelompok pekerja berpelatihan dan kelompok pekerja tidak berpengalaman sebagai berikut: Tabel 4. Nilai Signifikan Perbandingan Indikator Kelompok Pekerja Berpelatihan dan Kelompok Pekerja Tidak Berpengalaman Indikator Penjelasan Indikator Nilai Signifikan 1 Pemahaman terhadap metode kerja bidangnya 0,059 2 Pemahaman penggunaan alat dan bahan bidangnya 0,103 3 Pemahaman mengenai standar keselamatan bidangnya 0,694 4 Kemampuan bekerja dengan metode kerja yang benar 0,767 5 Kemampuan menggunakan alat dan bahan dengan efektif 0,660 6 Melaksanakan prosedur standar keselamatan bidangnya 0,467 7 Kemampuan beradaptasi dengan kondisi proyek yang 0,297 B-19-6

7 Indikator Penjelasan Indikator Nilai Signifikan berbeda-beda 8 Sedikit melakukan pekerjaan ulang/rework 0,955 9 Menghasilkan waste material yang sedikit 0, Tidak terlambat menyelesaikan pekerjaan 0, Bekerja mengikuti standar aturan dalam proyek 0, Bekerja mengikuti arahan dari atasan 0, Mau bekerjasama dengan anggota pekerja lain 0, Percaya diri dapat melakukan pekerjaan dengan baik 0, Keinginan untuk bekerja keras bagi proyek 0, Keinginan untuk menghasilkan hasil pekerjaan yang bagus 0, Diutamakan untuk mendapat pekerjaan dibandingkan 0,017 pekerja lain 18 Cepat mendapat pekerjaan baru 0, Gaji yang lebih tinggi dari pekerja yang belum mengikuti pelatihan 0,033 Hasil analisa Anova menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata pada indikator performa pemahaman terhadap metode kerja (indikator 1), keinginan untuk bekerja keras bagi proyek (indikator 15), diprioritaskan untuk mendapat pekerjaan (indikator 17), dan gaji (indikator 19). Dilihat dari nilai rata-ratanya (mean), untuk indikator pemahaman terhadap metode kerja (indikator 1), diprioritaskan untuk mendapat pekerjaan (indikator 17) dan gaji (indikator 19), kelompok pekerja berpelatihan dinilai lebih tinggi atau lebih positif performanya dibandingkan dengan kelompok pekerja tidak berpengalaman. Sedangkan untuk indikator keinginan bekerja keras bagi proyek (indikator 15), kelompok pekerja tidak berpengalaman dinilai lebih tinggi oleh responden dibandingkan kelompok pekerja berpelatihan Diskusi dan Verifikasi Hasil Penelitian Hasil penelitian ini kemudian disampaikan kepada 2 orang responden sebagai perwakilan dari keseluruhan responden untuk mendapatkan verifikasi. Responden yang menjadi perwakilan dipilih karena memiliki pengalaman yang sudah lebih dari 10 tahun di bidangnya dan memiliki pekerja berpelatihan, pekerja tidak berpelatihan dan berpengalaman serta pekerja tidak berpelatihan dan tidak berpengalaman. Selain itu juga kemudahan menemui responden dan akses ke proyek menjadi pertimbangan pemilihan perwakilan responden untuk verifikasi. Dari hasil wawancara, secara keseluruhan kedua responden memberikan jawaban yang tidak jauh berbeda. Kedua responden secara keseluruhan sepakat dengan hasil penelitian yang menyatakan tidak ada perbedaan secara keseluruhan antara pekerja berpelatihan dengan pekerja yang tidak berpelatihan namun berpengalaman. Hal ini dikarenakan kedua kelompok pekerja ini memiliki kemampuan, motivasi dan daya saing yang tidak jauh berbeda. Untuk variabel kemampuan pekerja, pada umumnya pekerja yang sudah berpengalaman dengan sendirinya telah terlatih untuk mengerjakan pekerjaan di bidangnya secara berulangberulang sehingga dapat menghasilkan produktivitas dan kualitas yang tinggi. Pengalaman kerja di bidang yang sama memang mempengaruhi produktivitas dan kemampuan pekerja pada bidang tersebut seperti yang ditulis oleh Ojambati et al ( dan Zhou dalam Fagbenle et al (. Untuk variabel motivasi juga tidak ada perbedaan karena dari sisi mandor juga selalu mengarahkan pekerja-pekerja tersebut dengan baik dan karena adanya hubungan yang baik antara mandor dengan pekerja membuat pekerja juga lebih bisa bekerja dengan baik dan juga bekerja sama dengan baik. Untuk variabel daya saing, responden juga menyetujui bahwa tidak ada perbedaan. Hal ini dikarenakan produktivitas dan kualitas kerja menjadi hal yang paling penting dan paling B-19-7

8 diperhatikan oleh mandor yang akan menentukan besaran gaji yang mereka terima dan juga prioritas untuk mendapat pekerjaan baru. Sertifikat pelatihan tidak diperhitungkan oleh mandor dan tidak menjadi tolak ukur pemberian gaji maupun prioritas untuk mendapat pekerjaan baru. Penemuan ini mendukung peneltian yang dilakukan Jelantik et al (2014) yang mengatakan tidak ada jaminan kenaikan upah/gaji bagi pekerja konstruksi yang memiliki sertifikat keterampilan/keahlian dan tidak ada jaminan prioritas mendapat pekerjaan dibanding pekerja lainnya. Hal senada juga disampaikan oleh Arifin dalam Kesai & Arifin ( bahwa proses sertifikasi yang mahal, tidak ada pengaruh dalam pekerjaan/imbalan, dan tidak ada penegakan hukum menjadi penghambat pekerja untuk mengikuti pelatihan dan sertifikasi pekerja konstruksi. Pemerintah tidak memiliki aturan tegas yang mensyaratkan pekerja harus memiliki sertifikat untuk bekerja pada proyek-proyek konstruksi di Indonesia terutama untuk pekerja level tukang. Aturan dalam UUJK No.18 tahun 1999 pasal 9 hanya mensyaratkan perencana, pengawas dan pelaksana untuk memiliki sertifikat keterampilan/keahlian jika ingin mengikuti pengadaaan jasa konstruksi. Hal ini juga menyebabkan pekerja level tukang yang sudah memiliki sertifikat pelatihan tidak diprioritaskan untuk mendapat pekerjaan dibandingkan pekerja lainnya yang setara secara produktivitas namun belum pernah mengikuti pelatihan. Proses yang panjang dan juga biaya yang cukup mahal yang harus dikeluarkan untuk mengikuti proses pelatihan dari pemerintah mengakibatkan hanya sedikit tukang yang mengikuti sertifikasi pelatihan. Dari hasil wawancara dengan Koordinator bagian pelaksanaan sertifikasi di LPJK Jawa Timur juga diketahui bahwa pekerja konstruksi level tukang yang mengikuti pelatihan dari LPJK semuanya dibiayai oleh perusahaan yang mempekerjakan mereka, bukan dari inisiatif sendiri. Hasil penelitian pada perbandingan kelompok pekerja berpelatihan dengan pekerja tidak berpelatihan dan tidak berpengalaman menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara kedua kelompok ini pada indikator pemahaman terhadap metode kerja, keinginan untuk bekerja keras bagi proyek, diprioritaskan untuk mendapat pekerjaan baru serta gaji. Responden menyetujui dengan menyatakan bahwa pekerja berpelatihan memiliki pengetahuan mengenai metode kerja dan kemampuan membaca gambar dengan benar yang lebih tinggi dibandingkan pekerja tidak berpengalaman. Pekerja tidak berpengalaman seringkali harus dituntun dan diarahkan untuk pekerjaan yang harus mereka lakukan. Sekalipun mereka sudah mampu menggunakan alat dan bahan dengan tepat oleh karena pekerjaan tersebut dilakukan berulangulang, namun untuk pengaplikasian sesuai gambar kerja tetap harus diarahkan oleh mandor agar tidak terjadi salah kerja dan tidak membuang banyak material. Sedangkan untuk pekerja berpelatihan, kebanyakan mereka sudah memahami cara membaca gambar sehingga mandor tidak perlu banyak mengarahkan dan mereka sudah bisa diandalkan oleh mandor. Setiap hari juga diadakan inspeksi pelaksanaan standar keselamatan oleh manajemen proyek dan juga setiap minggu diadakan rapat mengenai standar keselamatan sehingga semua pekerja bisa memperhatikan pentingnya pemahaman dan penerapan standar keselamatan kerja. Maka dari itu tidak ada perbedaan secara standar keselamatan. Pada indikator keinginan untuk bekerja keras, pekerja tidak berpengalaman dinilai lebih tinggi oleh responden daripada pekerja berpelatihan. Responden menyetujui hal ini dikarenakan pada umumnya pekerja tidak berpelatihan akan mengusahakan untuk belajar dan bekerja lebih keras agar dapat memperoleh produktivitas dan kualitas yang tinggi dan menyamai pekerja yang berpelatihan. Selain itu bisa juga karena adanya motivasi ingin naik pangkat dan untuk dinilai lebih oleh mandor sebagai atasan. Pekerja berpelatihan cenderung terlihat lebih santai saat bekerja karena mereka sudah memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan dengan baik tanpa banyak arahan dari mandor. Oleh karena produktivitas dan kualitas kerja yang tinggi maka responden menyetujui bahwa pekerja berpelatihan akan lebih diutamakan untuk mendapat pekerjaan dan diberikan gaji yang lebih tinggi daripada pekerja tidak berpengalaman yang masih perlu banyak dituntun dan diajar. Sedangkan untuk kecepatan mendapat pekerjaan menurut responden B-19-8

9 kedua kelompok ini sama karena saat ini proyek konstruksi sangat berkembang dimana-mana. Oleh karena itu permintaan akan tukang dan mandor pun banyak. Bahkan seringkali mereka sudah ditawari pekerjaan sebelum pekerjaan saat ini selesai. Oleh karena tingginya permintaan pasar akan tukang maka tidak ada tukang yang menganggur terlalu lama, baik yang sudah berpelatihan maupun yang tidak berpengalaman. Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa tidak ada kelebihan yang didapatkan oleh pekerja yang sudah memiliki sertifikat keterampilan karena manajemen proyek juga tidak memperhitungkan sertifikat pelatihan yang mereka miliki. Hal ini terbukti dari tidak adanya data tukang yang berpelatihan maupun tidak berpelatihan pada manajemen proyek. Maka Peneliti harus langsung bertanya kepada mandor yang dianggap lebih mengenal tukangtukangnya untuk mengetahui apakah ada tukang mereka yang pernah mengikuti pelatihan sepengetahuan mandor tersebut. Mandor maupun manajemen proyek hanya mempedulikan dan memprioritaskan produktivitas pekerja tersebut dan gaji pekerja juga tergantung dari produktivitasnya. Sertifikat pelatihan sebagai bukti kompetensi hanya berguna jika pekerja tersebut akan dikirim untuk bekerja di proyek di luar Indonesia yang mensyaratkan bukti kompetensi berupa sertifikat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dari analisa perbandingan rata-rata variabel menggunakan Anova, disimpulkan tidak ada perbedaan performa yang signifikan antara pekerja yang sudah pernah mengikuti pelatihan dengan pekerja yang belum pernah mengikuti pelatihan dan berpengalaman lebih dari 5 tahun. Semua indikator dalam variabel-variabel menunjukkan angka signifikan yang lebih dari 0,1 yang artinya tidak ada perbedaan yang cukup signifikan pada kedua kelompok tersebut terhadap variabel kemampuan, motivasi dan daya saing. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan pelatihan tidak membawa pengaruh signifikan dalam performa pekerja pada pekerja yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. 2. Pada perbandingan pekerja berpelatihan dengan pekerja tidak berpelatihan dan tidak berpengalaman didapatkan perbedaan rata-rata pada indikator pemahaman terhadap metode kerja (variabel kemampuan), keinginan untuk bekerja keras (variabel motivasi), di prioritaskan untuk mendapat pekerjaan dan gaji (variabel daya saing). Perbedaan untuk variabel kemampuan dan variabel daya saing ditemukan lebih positif terjadi pada kelompok pekerja berpelatihan, sedangkan untuk variabel motivasi ditemukan lebih positif terjadi pada kelompok pekerja tidak berpelatihan dan berpengalaman dibawah 5 tahun. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelatihan membawa pengaruh yang cukup signifikan pada pekerja dengan pengalaman dibawah 5 tahun. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah: Untuk peneliti selanjutnya bisa melengkapi penelitian ini dengan memperbanyak jumlah sampel khususnya untuk sampel pekerja berpelatihan agar hasil penelitian bisa lebih tergeneralisir atau mewakili keseluruhan populasi objek penelitian. Penelitian ini juga bisa dilengkapi dengan menambah satu kelompok untuk diperbandingkan yaitu kelompok pekerja berpelatihan dan berpengalaman kurang dari 5 tahun. Jika kelompok ini ditambahkan dapat dilihat perbandingan performa dari pekerja berpelatihan dan berpengalaman kurang dari 5 tahun dengan pekerja yang tidak berpelatihan dan berpengalaman lebih dari 5 tahun. Dari penelitian tersebut dapat dilihat pengaruh dari pelatihan dan pengalaman terhadap performa pekerja konstruksi khususnya pada level tukang. Selain itu bisa menggunakan alat ukur penelitian selain pengukuran persepsi misalnya observasi lapangan dan sebagainya. B-19-9

10 DAFTAR PUSTAKA Adi, H. P., & Adillah, S. U. (. Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi Sebagai Unsur Pendukung Pembangunan Infrastruktur. Agustin, S. (2007). Faktor-faktor Untuk Peningkatan Kualitas Kontraktor di Surabaya. Thesis Pascasarjana ITS. Ardiansyah, D., Nailul, H., DH, J. U., & Kistiani, F. (. Kontribusi Sertifikasi SDM Konstruksi Terhadap Kegagalan Konstruksi dan Kegagalan Bangunan Studi Kasus Provinsi Jawa Tengah. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sipil Universitas Diponegoro. ASTTI, B. S. (2009). Konstruksi. Petunjuk Pelaksanaan Sertifikasi Keterampilan Tenaga Kerja Fagbenle, O. I., Lawal, P. O., & Omuh, I. O. (. The Influence of Training on Bricklayers Productivity in Nigeria. International Journal of Management Sciences and Business Research. Inovasi Peningkatan Kapasitas SDM Konstruksi. (2013). Konstruksi Indonesia Jelantik, I. M., Salain, I. M., & Nadiasa, M. (2014). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tenaga Kerja Konstruksi untuk Memiliki SKA/SKTK pada Kontraktor di Kabupaten Badung. Jurnal Spektran, Kakkar, A. (2014). Training Construction Workers for Sustainable Environment. International Journal of Environmental Research and Development, pp Kesai, P., & Arifin, D. Z. (. Kinerja SDM Konstruksi. Konstruksi Indonesia Jakarta. Komputer, W. (2009). Seri Panduan Praktis: SPSS 17 Untuk Pengolahan Data Statistik. Yogyakarta: Andi Offset. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (2014). Peraturan No.24/PRT/M/2014. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum. Mustazir, A. (2002). Pengaruh Sertifikasi Tenaga Ahli Jembatan Terhadap Mutu Jembatan di Indonesia. Tesis S2 UI. Ojambati, T. S., Akinbile, B. F., & Abiola-Falemu, J. O. (. Personnel Training and Development: A vital tool for construction workers performance. Journal of Emerging Trends in Engineering and Applied Sciences, Soegiri, H. (. Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur Kondusif, Dorong Penciptaan Peluang Kerja. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis. Tabassi, A. A., Ramli, M., & Bakar, A. H. (2011). Training and Development of Workforces In Construction Industry. International Journal of Academic Research, Tabassi, A., & Bakar, A. A. (2009). Training, Motivation and Performance: The Case of Human Resource Management in Construction Projects in Mashhad, Iran. International Journal of Projct Management 27, Wong, J. M., Chan, A. P., & Chiang, Y. H. (. a critical review of forecasting models to predict manpower demand. The Australian Journal of Construction Economics and Building (Vol. 4 No. 2), B-19-10

ANALISIS HAMBATAN DAN PELUANG PENGGUNAAN BATA DAN BETON RINGAN AAC PADA PROYEK GEDUNG DAN PERUMAHAN DI SURABAYA

ANALISIS HAMBATAN DAN PELUANG PENGGUNAAN BATA DAN BETON RINGAN AAC PADA PROYEK GEDUNG DAN PERUMAHAN DI SURABAYA ANALISIS HAMBATAN DAN PELUANG PENGGUNAAN BATA DAN BETON RINGAN AAC PADA PROYEK GEDUNG DAN PERUMAHAN DI SURABAYA Pramono Setiabudi Prabowo 1) dan I Putu Artama Wiguna 2) 1) Program Studi Magister Teknik

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA Soelistyono 1) Program Studi Pascasarjana Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Kampus ITS Sukolilo,

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENYEBAB TURNOVER PEKERJA KONSTRUKSI DI SURABAYA DARI SUDUT PANDANG MANAJER

DESKRIPSI PENYEBAB TURNOVER PEKERJA KONSTRUKSI DI SURABAYA DARI SUDUT PANDANG MANAJER DESKRIPSI PENYEBAB TURNOVER PEKERJA KONSTRUKSI DI SURABAYA DARI SUDUT PANDANG MANAJER Syahrul Labib 1) dan Christiono Utomo 2) 1) Program Pascasarjana Manajemen Proyek Konstruksi Teknik Sipil FTSP ITS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TENAGA KERJA KONSTRUKSI UNTUK MEMILIKI SKA/SKTK PADA KONTRAKTOR DI KABUPATEN BADUNG

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TENAGA KERJA KONSTRUKSI UNTUK MEMILIKI SKA/SKTK PADA KONTRAKTOR DI KABUPATEN BADUNG ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TENAGA KERJA KONSTRUKSI UNTUK MEMILIKI SKA/SKTK PADA KONTRAKTOR DI KABUPATEN BADUNG I M. Jelantik 1, I M. Alit K. Salain 2, Mayun Nadiasa 3 Abstrak : Undang-undang Jasa

Lebih terperinci

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN ANTARA KONTRAKTOR DAN OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN ANTARA KONTRAKTOR DAN OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA Surya Agung Wibawa, I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Tekologi Sepuluh Nopember Jl Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN EVALUASI FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI SOSIAL MANAJER PROYEK

IDENTIFIKASI DAN EVALUASI FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI SOSIAL MANAJER PROYEK IDENTIFIKASI DAN EVALUASI FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI SOSIAL MANAJER PROYEK Danny Tanjaya 1, Lie Arijanto 2, Andi 3 ABSTRAK : Kompetensi manajer proyek memiliki pengaruh kritikal terhadap kesuksesan proyek.

Lebih terperinci

PENGATURAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI DITINJAU BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003 (Studi Kasus di Kotamadya Medan)

PENGATURAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI DITINJAU BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003 (Studi Kasus di Kotamadya Medan) PENGATURAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI DITINJAU BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003 (Studi Kasus di Kotamadya Medan) M. Ridwan Anas 1, Irwan Suranta Sembiring 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. jenis kontraknya, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. jenis kontraknya, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan untuk mengkaji relasi antara karakteristik proyek dengan manfaat manajemen limbah serta untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri jasa konstruksi telah mengalami kemajuan yang sangat cepat, dan pasar konstruksi sudah terjadi lintas negara. Kita tidak dapat mengelak ataupun menghambat

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB STRESS KERJA KARYAWAN KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI

FAKTOR PENYEBAB STRESS KERJA KARYAWAN KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI FAKTOR PENYEBAB STRESS KERJA KARYAWAN KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI Puguh Novi Prasetyono 1), dan Christiono Utomo 2) 1) Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut

Lebih terperinci

ANALISA RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA

ANALISA RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA ANALISA RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman modern ini, setiap perusahaan menuntut diri untuk meningkatkan dan mengembangkan perusahaannya agar dapat mengatasi persaingan yang semakin ketat. Manusia

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 Makalah Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV MMT-ITS PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 ANTONIUS GATOT

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TURNOVER PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA. Ana Rakhmawati Christiono Utomo, ST, MT, Phd ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TURNOVER PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA. Ana Rakhmawati Christiono Utomo, ST, MT, Phd ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TURNOVER PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Ana Rakhmawati Christiono Utomo, ST, MT, Phd ABSTRAK Pekerja merupakan salah satu elemen dominan dalam sebuah proyek.

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP KINERJA K3 PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

PENGARUH SISTEM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP KINERJA K3 PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA PENGARUH SISTEM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP KINERJA K3 PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Intan Mayasari 1) dan I Putu Artama Wiguna 2) 1) Program Studi Magister

Lebih terperinci

PENGARUH INOVASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI

PENGARUH INOVASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI PENGARUH INOVASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI Rendy Kurnia Dewanta 1) dan I Putu Artama Wiguna 2) 1, 2) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi tinggi merupakan salah satu kunci untuk memenangkan persaingan di pasar internasional. Keunggulan SDM juga penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dunia konstruksi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Makalah Seminar Tugas Akhir Kontribusi Sertifikasi SDM Konstruksi Terhadap Kegagalan Konstruksi Dan Kegagalan Bangunan Studi Kasus Provinsi Jawa Tengah Dedy Ardiansyah 1) Hasmi Nailul Jati Utomo DH Frida

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016 ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DIKLAT (SIM-D) TERHADAP KINERJA PEGAWAI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MANAJEMEN PROYEK DI PUSDIKLAT KEMENTERIAN PU Satya Raharja 1) dan R.V. Hari Ginardi

Lebih terperinci

PENILAIAN KUALIFIKASI PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MANDOR PADA BANGUNAN GEDUNG DI MEDAN BERDASARKAN SKKNI

PENILAIAN KUALIFIKASI PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MANDOR PADA BANGUNAN GEDUNG DI MEDAN BERDASARKAN SKKNI PENILAIAN KUALIFIKASI PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MANDOR PADA BANGUNAN GEDUNG DI MEDAN BERDASARKAN SKKNI Nadya Yessi Utami 1 dan Syahrizal 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara (USU)

Lebih terperinci

Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya

Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya Bagus Prasetyo Budi dan I Putu Artama Wiguna Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Institut

Lebih terperinci

Pengujian Varian Satu Jalur. (One Way ANOVA)

Pengujian Varian Satu Jalur. (One Way ANOVA) One Way ANOVA Pengujian Varian Satu Jalur (One Way ANOVA) Uji One Way ANOVA, digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan ratarata antara tiga kelompok lebih sample yang tidak berhubungan. Jika ada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menangani proyek konstruksi di kawasan Daerah Kabupaten Badung, dapat diperoleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menangani proyek konstruksi di kawasan Daerah Kabupaten Badung, dapat diperoleh BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian mengenai construction waste melalui penyebaran kuisioner dengan responden yang berasal dari kontraktor yang sedang atau telah menangani

Lebih terperinci

STUDI AWAL PENERAPAN GREEN SPECIFICATION DI INDONESIA

STUDI AWAL PENERAPAN GREEN SPECIFICATION DI INDONESIA STUDI AWAL PENERAPAN GREEN SPECIFICATION DI INDONESIA Austin Vincentius Mastan 1, Hans Pratama Haliman 2, Paul Nugraha 3 ABSTRAK: Perlu ditemukan suatu cara yang dapat secara signifikan mengurangi dampak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan berdasarkan hasil analisis data, yaitu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan berdasarkan hasil analisis data, yaitu BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan data yang diberikan ke 62 responden, yang berasal dari 32 responden proyek konstruksi gedung dan 30 responden proyek konstruksi jalan. Ada beberapa

Lebih terperinci

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI Theresia Monica Sudarsono 1, Olivia Christie 2 and Andi 3 ABSTRAK: Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa kemungkinan terjadinya

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP BIAYA MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Stephani Budihardja 1, Retno Indryani 2

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP BIAYA MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Stephani Budihardja 1, Retno Indryani 2 PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA Stephani Budihardja 1, Retno Indryani 2 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Proyek Konstruksi 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

Pengaruh Literasi Keuangan dan Persyaratan Kredit terhadap Akses Kredit Formal pada UMKM di Surabaya

Pengaruh Literasi Keuangan dan Persyaratan Kredit terhadap Akses Kredit Formal pada UMKM di Surabaya JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3520 (2301-928X Print) D-12 Pengaruh Literasi dan Persyaratan Kredit terhadap Akses Kredit Formal pada UMKM di Surabaya Oktavianti, V., Hakim,

Lebih terperinci

PENILAIAN BIAYA DAMPAK RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN STUDI KASUS DI PT.WIJAYA KARYA DSU-1

PENILAIAN BIAYA DAMPAK RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN STUDI KASUS DI PT.WIJAYA KARYA DSU-1 PENILAIAN BIAYA DAMPAK RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN STUDI KASUS DI PT.WIJAYA KARYA DSU-1 Wawan Setiawan Diono, I Putu Artama Wiguna Manajemen Proyek Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 Antonius Gatot Yudo Pratomo, Aris Tjahyanto Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

SERTIFIKASI TENAGA KERJA KONSTRUKSI SEBAGAI UNSUR PENDUKUNG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR. Abstrak

SERTIFIKASI TENAGA KERJA KONSTRUKSI SEBAGAI UNSUR PENDUKUNG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR. Abstrak SERTIFIKASI TENAGA KERJA KONSTRUKSI SEBAGAI UNSUR PENDUKUNG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Henny Pratiwi Adi 1, Siti Ummu Adillah 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Islam Sultan Agung, Jl.

Lebih terperinci

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA Chandra 1 dan Yohanes LD. Adianto 2 1 Mahasiswa Program Magister Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan Bandung

Lebih terperinci

Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya

Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya Thomas Albertus 1, Windrik Tomy 2, Paulus Nugraha 3, dan Herry P. Chandra, ABSTRAK : Constructability adalah penggunaan optimal

Lebih terperinci

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO Kukuh Rahardjo dan I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: kukuhrah@gmail.com

Lebih terperinci

TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU

TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU Jimantoro 1, Billie Jaya 2, Herry P. Chandra 3 ABSTRAK : Pemanasan global dan perubahan iklim

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MOTIVASI DAN DEMOTIVASI PEKERJA KONSTRUKSI PADA SUATU PROYEK DI SURABAYA

PENGUKURAN TINGKAT MOTIVASI DAN DEMOTIVASI PEKERJA KONSTRUKSI PADA SUATU PROYEK DI SURABAYA PENGUKURAN TINGKAT MOTIVASI DAN DEMOTIVASI PEKERJA KONSTRUKSI PADA SUATU PROYEK DI SURABAYA William Liedianto 1 dan Andi 2 ABSTRAK : Performa kerja seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu

Lebih terperinci

TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PEKERJA BERDASARKAN TINGKAT PENGARUH DAN TINGKAT FREKUENSI

TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PEKERJA BERDASARKAN TINGKAT PENGARUH DAN TINGKAT FREKUENSI TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PEKERJA BERDASARKAN TINGKAT PENGARUH DAN TINGKAT FREKUENSI Albertus Andhika 1, Alfonso Wijanalto 2, Andi 3 ABSTRAK : Produktivitas pekerja konsruksi telah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian mengenai construction waste yang telah dilakukan melalui

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian mengenai construction waste yang telah dilakukan melalui BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai construction waste yang telah dilakukan melalui penyebaran kuesioner dengan responden yang berasal dari kontraktor yang sedang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Temuan Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR PENYEBAB PEKERJAAN ULANG PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MALANG Kusnul Prianto 2

ANALISA FAKTOR PENYEBAB PEKERJAAN ULANG PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MALANG Kusnul Prianto 2 ANALISA FAKTOR PENYEBAB PEKERJAAN ULANG PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MALANG Kusnul Prianto 2 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuifaktor apa sajakah yang menyebabkan pekerjaan ulang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007.

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemahaman tentang konstruksi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 UMUM Bagian ini akan menjelaskan hasil pengolahan data yang didapat melalui survey kuisioner maupun survey wawancara, beserta analisis perbandingan hasil pengolahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut juga teori kendala pada bidang pelaksanaan konstruksi teknik sipil. Penelitian dilakukan dengan

Lebih terperinci

TESIS MAGISTER. Oleh : Irwan Apriyanto NIM :

TESIS MAGISTER. Oleh : Irwan Apriyanto NIM : UPAYA PENINGKATAN KUALITAS TENAGA KERJA PADA KONTRAKTOR KELAS MENENGAH DAN KECIL Studi kasus : Kontraktor kelas menengah dan kecil di kota Semarang Propinsi Jawa Tengah TESIS MAGISTER Oleh : Irwan Apriyanto

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG Sandro Fanggidae, I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang Keahlian Manajemen Proyek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur memiliki peranan penting dalam pembangunan yang saat ini berlangsung. Diperlukan perhatian khusus pada pembangunan, penggunaan ataupun pemeliharaan

Lebih terperinci

Bab III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pegelolaan construction waste untuk mengurangi waste pada

Bab III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pegelolaan construction waste untuk mengurangi waste pada Bab III METODE PENELITIAN Penelitian tentang pegelolaan construction waste untuk mengurangi waste pada setiap proyek kontruksi dilakukan pertama-tama dengan pengumpulan studi literature pembelajaran dan

Lebih terperinci

Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil

Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil Muhamad Abduh 1, Andri Yanuar Rosyad 2, dan Susman Hadi 2 Abstrak: Kontraktor kecil di Indonesia menjadi bagian penting dari usaha pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan proyek konstruksi di Kota Yogyakarta saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan proyek konstruksi di Kota Yogyakarta saat ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan proyek konstruksi di Kota Yogyakarta saat ini sangat berkembang pesat. Pembangunan seperti hotel, apartement, pertokoan, perumahan sudah banyak di bangun.

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Neril Harnanik Yuniati, Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Proyek Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Wahida Handayani 1, Yohanes Lim Dwi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tuntutan terhadap persaingan global menjadi masalah penting dalam bidang jasa kontruksi, khususnya untuk mendapat pengakuan internasional. Untuk menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari analisis data terhadap faktor-faktor dominan yang menjadi penyebab kendala serah terima proyek cipta karya dari ditjen cipta karya kepada pemerintah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data pada bab empat maka penulis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data pada bab empat maka penulis BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data pada bab empat maka penulis menyimpulkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan karakteristik

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION OLEH KONTRAKTOR DALAM PROYEK GEDUNG DI INDONESIA

PENGARUH SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION OLEH KONTRAKTOR DALAM PROYEK GEDUNG DI INDONESIA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION OLEH KONTRAKTOR DALAM PROYEK GEDUNG DI INDONESIA Wulfram I. Ervianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

KERJASAMA PROGRAM PROFESI INSINYUR KEMENTERIAN PUPR DENGAN KEMENTERIAN RISTEK DIKTI. DIREKTUR JENDERAL BINA KONSTRUKSI Jakarta - Senin,10 Oktober 2016

KERJASAMA PROGRAM PROFESI INSINYUR KEMENTERIAN PUPR DENGAN KEMENTERIAN RISTEK DIKTI. DIREKTUR JENDERAL BINA KONSTRUKSI Jakarta - Senin,10 Oktober 2016 KERJASAMA PROGRAM PROFESI INSINYUR KEMENTERIAN PUPR DENGAN KEMENTERIAN RISTEK DIKTI DIREKTUR JENDERAL BINA KONSTRUKSI Jakarta - Senin,10 Oktober 2016 ORGANISASI, TUGAS DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA

Lebih terperinci

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA Alfonsus Dwiputra W. 1, Yulius Candi 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Proses pembangunan perumahan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Proyek Konstruksi Proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas, untuk melaksanakan suatu kegiatan yang telah

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 10 KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 10 KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 10 KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI Mila Yumaroh 1, Lili Andriani 2 Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP UNBARI Abstrak This

Lebih terperinci

NASIONAL STUDI KASUS KLAIM KONSTRUKSI

NASIONAL STUDI KASUS KLAIM KONSTRUKSI 15 BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Dalam melaksanakan penelitian, para peneliti dapat memilih bermacammacam metodologi. Metodologi merupakan kombinasi tertentu yang meliputi strategi, domain, dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan data kuesioner yang diberikan kepada 50 responden, penelitian tentang studi mengenai faktor-faktor penghambat pelaksanaan proyek konstruksi di Timor-Leste

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional.

BAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional. 126 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Maret sampai dengan 12 Mei 2016 terhadap penilaian siswa yang diajar guru PAI yang belum tersertifikasi dan sudah

Lebih terperinci

Kata Kunci : Aplikasi E-Learning, ISO , Model Kualitas

Kata Kunci : Aplikasi E-Learning, ISO , Model Kualitas Penilaian Kualitas Sistem Elearning Dengan Menggunakan ISO 19796-1 Andharini Dwi Cahyani, Daniel Oranova Siahaan, Sarwosri Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

FAKTOR DOMINAN PENENTU PELAKSANAAN PROYEK PLTU SKALA KECIL

FAKTOR DOMINAN PENENTU PELAKSANAAN PROYEK PLTU SKALA KECIL FAKTOR DOMINAN PENENTU PELAKSANAAN PROYEK PLTU SKALA KECIL Nugroho Artursuwignyo 1) *), Christiono Utomo 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jalan Cokroaminoto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan studi kasus pada salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh Takenaka Total J.O. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Akhir karena pada bab ini akan diperoleh kesimpulan yang merupakan jawaban dari

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Akhir karena pada bab ini akan diperoleh kesimpulan yang merupakan jawaban dari BAB IV HASIL DAN ANALISIS Dalam bab ini dibahas proses pengumpulan dan pengolahan data yang berlangsung selama penelitian. Analisis data merupakan bagian terpenting dalam penyusunan Tugas Akhir karena

Lebih terperinci

PENGARUH QUALITY MANAGEMENT TERHADAP DAYA SAING KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA BANDA ACEH

PENGARUH QUALITY MANAGEMENT TERHADAP DAYA SAING KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA BANDA ACEH ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 67-76 PENGARUH QUALITY MANAGEMENT TERHADAP DAYA SAING KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA BANDA ACEH Nya Munanta 1, Muttaqin Hasan 2, Hafnidar A. Rani 3

Lebih terperinci

Seminar Nasional X 2014 Teknik Sipil Its Surabaya Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

Seminar Nasional X 2014 Teknik Sipil Its Surabaya Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia PENGARUH PERILAKU TENAGA KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA YANG DIMODERASI FAKTOR PENGALAMAN KERJA DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI DI SURABAYA Iqbal Al Faris 1, Feri Harianto2 1 Alumni

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan kata rework beberapa di antaranya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan kata rework beberapa di antaranya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Rework Ada beberapa ahli yang mendefinisikan kata rework beberapa di antaranya sebagai berikut: 1. Rework sebagai proses mengerjakan suatu bahan bangunan untuk memenuhi

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO TAHAP PERAWATAN JALAN DALAM PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PROYEK JALAN DI JAWA TIMUR

ANALISA RISIKO TAHAP PERAWATAN JALAN DALAM PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PROYEK JALAN DI JAWA TIMUR ANALISA RISIKO TAHAP PERAWATAN JALAN DALAM PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PROYEK JALAN DI JAWA TIMUR Eko Prihartanto Program Studi Teknik Sipil, Universitas Borneo Tarakan, Tarakan E-mail: eko_prihartanto@borneo.ac.id

Lebih terperinci

PENILAIAN SAFETY CLIMATE PEKERJA TERHADAP STATUS KARYAWAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN. (Studi Kasus pada Pekerja Workshop Di PT PAL Indonesia)

PENILAIAN SAFETY CLIMATE PEKERJA TERHADAP STATUS KARYAWAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN. (Studi Kasus pada Pekerja Workshop Di PT PAL Indonesia) PENILAIAN SAFETY CLIMATE PEKERJA TERHADAP STATUS KARYAWAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN (Studi Kasus pada Pekerja Workshop Di PT PAL Indonesia) Putri Hartaningrum *, Binti Mualifatul, Haidar Natsir Program Studi

Lebih terperinci

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya 1 Analisis Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya Shelly Atma Devinta, I Putu Artama Wiguna, Cahyono Bintang Nurcahyo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut

Lebih terperinci

harus dilakukan diantaranya adalah : menentukan tujuan yang akan dicapai. untuk memperkokoh dasar penelitian bukan coba-coba.

harus dilakukan diantaranya adalah : menentukan tujuan yang akan dicapai. untuk memperkokoh dasar penelitian bukan coba-coba. 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan adalah persiapan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS AFFECTING THE COST OVERRUNS ON CONSTRUCTION PROJECTS IN SURABAYA Ari Swezni, Retno

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dapat dilihat dari nilai rata-rata 2,99.

BAB V KESIMPULAN. dapat dilihat dari nilai rata-rata 2,99. BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pemanfaatan green material pada proyek konstruksi di Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemanfaatan green material berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Panelis Agar hasil yang didapat menjadi lebih akurat, maka panelis yang digunakan oleh penulis merupakan sampel jenuh dimana penulis menggunakan seluruh anggota populasi

Lebih terperinci

Tugas Akhir Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikat Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor DAFTAR PUSTAKA

Tugas Akhir Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikat Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor DAFTAR PUSTAKA Tugas Akhir Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikat Keterampilan Kerja DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia : Mandor Pembesian / Penulangan Beton. 2007 Departemen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah penyebaran kuesioner kepada siswa kelas VII SMP N 11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah penyebaran kuesioner kepada siswa kelas VII SMP N 11 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Setelah penyebaran kuesioner kepada siswa kelas VII SMP N 11 Muaro Jambi dengan jumlah sampel 50 orang, kemudian dilakukan tabulasi, serta

Lebih terperinci

SHELLY ATMA DEVINTA

SHELLY ATMA DEVINTA SHELLY ATMA DEVINTA 3110100036 DOSEN PEMBIMBING: Cahyono Bintang Nurcahyo ST, MT Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan model pengembangan soft skills yang dapat meningkatkan kesiapan kerja peserta didik SMK dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah penyebaran kuesioner kepada siswa kelas X SMA Negeri 11 Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah penyebaran kuesioner kepada siswa kelas X SMA Negeri 11 Kota 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Setelah penyebaran kuesioner kepada siswa kelas X SMA Negeri 11 Kota Jambi dengan jumlah populasi 53 orang, kemudian dilakukan tabulasi, serta

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA Aris Windarko Saputro dan I Putu Artama W Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Henry Pascal Magaline 1, Alvin Januar Haryono 2, Andi 3 ABSTRAK : Biaya overhead sebuah proyek merupakan salah satu unsur harga pokok

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN KONSULTAN PENGAWAS PADA PROYEK KONSTRUKSI MILIK PEMERINTAH. Oleh : Asdita Apriliasari

PENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN KONSULTAN PENGAWAS PADA PROYEK KONSTRUKSI MILIK PEMERINTAH. Oleh : Asdita Apriliasari PENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN KONSULTAN PENGAWAS PADA PROYEK KONSTRUKSI MILIK PEMERINTAH Oleh : Asdita Apriliasari 1. 2. Latar Belakang Perumusan Masalah 3. Penentuan Tujuan Penelitian Studi Literatur :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik.

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik. 101 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya religius dan pembentukan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI RISIKO PADA KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

IDENTIFIKASI RISIKO PADA KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN IDENTIFIKASI RISIKO PADA KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN M. Awallutfi Andhika Putra 1) dan I Putu Artama Wiguna 2) 1) Program Pascasarjana Manajemen Proyek Konstruksi,

Lebih terperinci

NUGROHO ADI SUSANTO NIM: S

NUGROHO ADI SUSANTO NIM: S PENGARUH PERSEPSI PERUSAHAAN KONSTRUKSI ATAS PENYELENGGARAAN USAHA JASA KONSTRUKSI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN KONSTRUKSI (STUDI KASUS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. III.1. Program Rencana Penelitian Program rencana penelitian ini disusun seperti tampak pada gambar berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. III.1. Program Rencana Penelitian Program rencana penelitian ini disusun seperti tampak pada gambar berikut: 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Program Rencana Penelitian Program rencana penelitian ini disusun seperti tampak pada gambar berikut: Undang-Undang No 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri konstruksi merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian bangsa, dimana konstribusi industri konstruksi akan meningkat sejalan dengan kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penentuan Sampel Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel data dari kelompok tenaga ahli konstruksi yang bekerja di perusahaan penyedia jasa konstruksi,

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH CHANGE ORDER TERHADAP BIAYA, WAKTU DAN MUTU PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISA PENGARUH CHANGE ORDER TERHADAP BIAYA, WAKTU DAN MUTU PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISA PENGARUH CHANGE ORDER TERHADAP BIAYA, WAKTU DAN MUTU PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Michella Beatrix 1) dan I Putu Artama Wiguna 2) 1) Program Studi Pascasarjana Teknik Sipil, Institut Teknologi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUASAN KERJA PADA BERBAGAI TINGKATAN PEKERJA PERUSAHAAN KONTRAKTOR TESIS MAGISTER

IDENTIFIKASI DAN KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUASAN KERJA PADA BERBAGAI TINGKATAN PEKERJA PERUSAHAAN KONTRAKTOR TESIS MAGISTER IDENTIFIKASI DAN KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUASAN KERJA PADA BERBAGAI TINGKATAN PEKERJA PERUSAHAAN KONTRAKTOR TESIS MAGISTER OLEH : HESTIYANI NIM : 25099048 PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian, pengolahan data dan analisis data maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian, pengolahan data dan analisis data maka BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian, pengolahan data dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Analisis deskriptif faktor-faktor penentu keberhasilan proyek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian 4.1.1 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 04 dan 07 yang terletak di Jalan Tentara Pelajar No. 7,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Konsep Penelitian Bab ini membahas tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini Metode penelitian berisi uraian tentang: bahan atau materi penelitian, alat, cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kepuasan pemakai jasa Warnet. Untuk itu dalam penelitian ini akan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS WAKTU KERJA KELOMPOK TUKANG

EFEKTIVITAS WAKTU KERJA KELOMPOK TUKANG EFEKTIVITAS WAKTU KERJA KELOMPOK TUKANG Harijanto Setiawan ABSTRAKSI Tenaga kerja merupakan faktor penting pada pelaksanaan proyek konstruksi. Tenaga kerja yang digunakan biasanya tidak berupa perorangan

Lebih terperinci