KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA"

Transkripsi

1 KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA Chandra 1 dan Yohanes LD. Adianto 2 1 Mahasiswa Program Magister Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan Bandung Chan_0372@yahoo.co.id 2 Dosen Program Magister Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan Bandung yohanesadianto@yahoo.co.id ABSTRAK Tesis ini berawal dari adanya permasalahan tentang bangunan gedung negara yang belum memenuhi standar kualitas. Tercapainya kualitas bangunan gedung sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut berasal dari setiap tahapan pembangunannya. Penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan data berupa kuesioner dengan menggunakan skala Likert dari responden pihak pemerintah, kontraktor dan konsultan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas proyek pembangunan bangunan gedung negara dalam penelitian ini adalah 15 faktor dan dibagi kedalam 5 kelompok yaitu 5 faktor kelompok sumber daya manusia, 2 faktor kelompok material, 2 faktor kelompok peralatan, 4 faktor kelompok metode pelaksanaan, dan 2 faktor kelompok keuangan. Hasil analisa menunjukkan 5 peringkat tertinggi dari responden gabungan dengan prosentase nilai interpretasinya adalah kompetensi sumber daya manusia pengelola teknis (80,95%), kompetensi sumber daya manusia perencana (80,74%), kompetensi sumber daya manusia kontraktor (80,21%), ketrampilan pekerja proyek (79,05%), dan kompetensi sumber daya manusia panitia pengadaan barang/jasa (78,74%). Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan adanya perbedaan persepsi yaitu:terdapat 1 faktor (6,67%) antara responden pihak pemerintah dan kontraktor, dan 3 faktor (20%) antara responden pihak pemerintah dan konsultan, selanjutnya 6 faktor (40%) antara responden kontraktor dan konsultan. Kata kunci: Faktor pengaruh, bangunan gedung negara, kualitas, kompetensi 1. PENDAHULUAN Dalam menjalankan roda pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat, pemerintah sangat membutuhkan sarana dan prasarana pendukung. Salah satu sarana dan prasarana pendukung tersebut adalah bangunan gedung negara. Tujuannya adalah sebagai tempat bagi penyelenggaraan urusan kepemerintahan dalam memenuhi standar pelayanan minimal kepada masyarakat. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung negara yang dimaksud dengan bangunan gedung negara adalah bangunan untuk keperluan dinas yang menjadi/akan menjadi kekayaan milik negara dan diadakan dengan sumber pembiayaan yang berasal dari APBN, dan/atau perolehan lainnya yang sah antara lain gedung kantor, gedung sekolah, rumah sakit, rumah negara dan lainnya. Berdasarkan atas fungsi dan manfaat dari bangunan gedung negara tersebut, maka diperlukan pengaturan penyelenggaraan pembangunan bangunan negara agar memenuhi standar mutu (kualitas) yang dipersyaratkan. Permasalahan yang timbul pada penyelenggaraan proyek pembangunan bangunan gedung negara yaitu: masih adanya bangunan yang belum tertib administrasi, belum tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum pada sosialisasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor. 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, persyaratan yang harus dipenuhi bangunan gedung antara lain keandalan teknis bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan aksesibilitas. Sebagai salah satu aset negara yang mempunyai nilai strategis sebagai tempat penyelenggaraan negara, gedung negara perlu diatur secara efektif, efisien dan tertib. Permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah hampir sama, yaitu kualitas bangunan gedung negara yang belum sepenuhnya memenuhi persyaratan teknis bangunan gedung negara. Hal ini dapat SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 MK-143

2 menyebabkan kurangnya keandalan bangunan gedung yang dibangun dan mengakibatkan pendeknya umur bangunan dibandingkan umur rencana. Kualitas bangunan gedung negara dapat dicapai jika semua siklus tahapan pelaksanaan pembangunan proyek berjalan dengan baik. Melihat dari permasalahan tersebut, ternyata dalam penyelenggaraannya ada beberapa tahapan pembangunan yang harus dilakukan. Dalam setiap tahapan pembangunan ini memiliki faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dari hasil bangunan gedung negara yang dihasilkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas ini bersumber dari seluruh sumber daya yang terlibat didalam penyelenggaraannya misalnya: sumber daya manusia, uang, mesin (alat), metode dan material. Dengan banyaknya sumber daya yang terlibat tersebut, perlu dilakukan kajian tentang faktorfaktor mana dari sumber daya tersebut yang sangat mempengaruhi kualitas pembangunan bangunan gedung negara. Oleh karena itu untuk mewujudkan suatu hasil bangunan gedung negara yang memenuhi harapan sesuai dengan persyaratan teknis yang ditetapkan, perlu dilakukan suatu metode untuk perbaikan kualitas bangunan gedung negara dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas bangunan gedung negara. Penelitian ini dilakukan terbatas untuk bangunan gedung negara di Provinsi Sumatera Utara, yang sumber dana pembangunannya berasal dari APBD Provinsi Sumatera Utara, dan dana APBN untuk bangunan gedung negara pemerintah pusat yang terletak di Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi kualitas proyek pembangunan bangunan gedung negara, menentukan skala pengaruh dan peringkat dari faktor-faktor tersebut dan mengetahui sejauh mana perbedaan persepsi terhadap tingkat pengaruh setiap faktor dari sudut pandang pihak pemerintah, kontraktor dan konsultan. Dari tujuan tersebut selanjutnya dapat diberikan masukan dalam pemanfaatan faktor-faktor tersebut untuk meningkatkan kualitas proyek pembangunan bangunan gedung negara di Provinsi Sumatera Utara. Metode pengumpulan data lapangan yang dipakai dalam penelitian adalah dengan kuesioner, yang diperoleh dari 3 kelompok responden yaitu pemerintah, kontraktor dan konsultan. Yang menjadi instrumen pengumpulan data, berupa item pertanyaan yang merupakan hasil penjabaran dari inti penelitian. Data yang didapat dari hasil jawaban kuesioner akan dikumpulkan dan kemudian dicari nilai rata-rata (mean), skala pengaruh dan peringkat dari masingmasing faktor untuk kemudian di tampilkan pada beberapa tabel. Rumus mencari rata-rata (mean) seperti telihat pada rumus (1.1) dibawah ini: dimana: Me = rata-rata (mean) Xi = nilai X ke i sampai ke n n = jumlah data Langkah berikutnya yaitu menghitung nilai prosentase bobot dari setiap faktor agar dapat di interpretasikan dalam skala interval, dengan memakai rumus (1.2) : Nilai rata-rata (mean) Nilai bobot tertinggi X 100% (1.2) Setelah setiap faktor dihitung nilai prosentasenya maka interpretasi nilainya dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut: Tabel 1.1 Interpretasi Nilai Rata-Rata Pada Masing-Masing Faktor Pengaruh Nilai interval mean (%) Pengaruh 0% - 20% sangat lemah 21% - 40% lemah 41% - 60% cukup 61% - 80% kuat 81% - 100% sangat kuat Nilai rata-rata interpretasi digunakan untuk menentukan tingkatan penilaian pada pembagian kelas interval nilai rata-rata dengan Skala Likert yang menunjukkan bobot pengaruh faktor tersebut seperti yang ditunjukkan gambar 1.1 di bawah ini: 0% 20% 40% 60% 80% 100% Sangat lemah lemah Cukup Kuat Kuat Sangat Kuat Gambar 1.1 Skala Likert Untuk Interpretasi Bobot Pengaruh MK-144 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5

3 Berdasarkan nilai yang diperoleh dari Skala Likert ini, perangkingan faktor-faktor di rangking dari nilai tertinggi hingga yang terendah. Selanjutnya berdasarkan data hasil jawaban kuesioner dari responden pemerintah, kontraktor dan konsultan dilakukan uji U (Mann-Whitney) untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan persepsi dari masing-masing responden, uji ini dilakukan dengan menggunakan rumus (1.3) dibawah ini: U 1 = n 1 n R 1 dan (1.3) U 2 = n 1 n R 2 dan Dimana : n 1 = jumlah sampel 1 n 2 = jumlah sampel 2 U 1 = jumlah peringkat 1 U 2 = jumlah peringkat 2 R 1 = jumlah peringkat pada sampel n 1 R 2 = jumlah peringkat pada sampel n 2 2. IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas proyek pembangunan bangunan gedung negara, maka tahap awal diidentifikasikan data mengenai faktor-faktor tersebut berdasarkan studi literatur yang terdapat dalam text book dan penelitian-penelitian terdahulu. Al ma ruf (2008) menyatakan dalam penelitiannya ada enam faktor yang mempengaruhi kualitas proyek konstruksi yaitu: (1) Sumber daya bahan/material, (2) Sumber daya tenaga (manusia), (3) Metode Pelaksanaan, (4) Sumber daya keuangan, (5) Sumber daya alat, (6) Sistem Manajemen Mutu. Ahuja (1994) menyatakan bahwa seringnya terjadi pekerjaan berulang yang dilakukan, disebabkan oleh faktorfaktor yaitu: (1) Kualitas tenaga kerja, (2) Penggunaan mutu material yang tidak sesuai dengan perencanaan, (3) Penggunaan peralatan yang usang, (4) Kurangnya pemeliharaan terhadap peralatan, faktor-faktor ini juga menjadi penyebab rendahnya kualitas konstruksi. Stuckhart (1995) menyatakan material yang di terima harus sesuai dengan pesanan dan memenuhi spesifikasi untuk memenuhi kualitas konstruksi yang dihasilkan. Barrie dan Paulson (1990) menyatakan ada empat faktor yang mempengaruhi kualitas proyek yaitu: (1) Pemilihan tipe material, (2) Metode Pelaksanaan, (3) Desain yang telah memenuhi standar dan peraturan, dan (4) Standar spesifikasi yang telah tercantum didalam kontrak. Enshassi et.al (2009) menyatakan ada lima faktor yang berpengaruh terhadap kualitas proyek yaitu: (1) Pemenuhan terhadap spesifikasi, (2) Tidak tersedianya pekerja yang memenuhi kompetensi, (3) Kualitas peralatan dan material, (4) Sistem penilaian mutu dari organisasi, (5) Mutu pelatihan dan rapat. Saqib et.al (2008) menyatakan ada tujuh variabel utama yang mempengaruhi kesuksesan proyek yaitu: (1) Faktor manajemen proyek, (2) Faktor pengadaan, (3) Faktor klien (customer), (4) Faktor tim desain, (5) Faktor kontraktor, (6) Faktor manajer proyek, dan (7) Faktor bisnis dan lingkungan kerja. Humayun (2005) menyatakan faktor-faktor kualitas pelaksanaan konstruksi pemerintah yaitu: (1) Perencanaan, (2) Hasil pelelangan, (3) Eksternal kontraktor, (4) prakonstruksi, (5) Kualitas pejabat, (6) Kualitas pemimpin proyek, (7) Peralatan dan Tenaga kerja, (8) Perencanaan Sumber Daya Manusia, (9) Koreksi pengendalian, (10) Revisi Desain, (11) Pembayaran termin, (12) Terjadinya Change Order. Nyirongo (2010) menyatakan ada enam faktor kritis yang terkait dengan kontraktor yang mempengaruhi kesuksesan proyek konstruksi bangunan yaitu: (1) Manajemen Cash-Flow Kontraktor, (2) Pengalaman Kerja Kontraktor, (3) Pengelolaan tapak oleh kontraktor, (4) Koordinasi kontraktor dengan konsultan di proyek, (5) Pengendalian kualitas kontraktor, dan (6) Koordinasi kontraktor dengan kontraktor-kontraktor lain di proyek. Berdasarkan kajian literatur diatas dilakukan penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas proyek pembangunan bangunan gedung negara berdasarkan kelompok 5 M ( man, money, machines, method and material), dari kelompok faktor tersebut diperoleh 15 faktor seperti terlihat pada tabel 2.1 dibawah ini: SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 MK-145

4 Tabel 2.1 Daftar Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Proyek Pembangunan Bangunan Gedung Negara Kode Kategori Jenis dan Variabel Faktor A Sumber Daya Manusia A1 Kompetensi Sumber Daya Manusia Konsultan A2 Kompetensi Sumber Daya Manusia Kontraktor A3 Kompetensi Sumber Daya Manusia Pengelola Teknis A4 Kompetensi Sumber Daya Manusia Panitia Pengadaan B/J A5 Ketrampilan pekerja proyek B Material B1 Pengelolaan Material B2 Kualitas material C Peralatan C1 Perencanaan peralatan C2 Sering terjadi kerusakan alat D Metode Pelaksanaan D1 Metode pelaksanaan konstruksi D2 Waktu pelaksanaan D3 Penerapan Sistem Manajemen Mutu D4 Penerapan Sistem Manajemen K3 E Keuangan E1 Pembiayaan proyek terkendala E2 Biaya yang tidak terduga Dari 15 faktor diatas seluruhnya dijadikan pertanyaan dalam kuesioner yang disebarkan kepada responden pemerintah, kontraktor dan konsultan. 3. REKAPITULASI DATA DAN ANALISA NILAI RATA-RATA (MEAN), PERINGKAT DAN SKALA PENGARUH BERDASARKAN JAWABAN RESPONDEN Dari data yang terkumpul diperoleh sebanyak 52 responden pihak pemerintah, 96 responden kontraktor dan 42 responden konsultan, sehingga total menjadi 190 responden. Berdasarkan total nilai yang diperoleh dari jawaban responden gabungan, terlihat rekapitulasi data nilai rata-rata (mean), peringkat dan skala pengaruh seperti pada tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.4 Rekapitulasi Data Nilai Rata-Rata (Mean), Skala Pengaruh Dan Peringkat Berdasarkan Jawaban Responden Gabungan No Nomor N.Bobot Mean (%) Nilai Skala Pering- Klasifikasi Total n ( Rata-Rata) Interpretasi Pengaruh kat 1 D ,89 77,80% Kuat 7 2 A ,05 81,00% Sangat Kuat 1 3 D ,83 76,60% Kuat 13 4 A ,94 78,80% Kuat 5 5 B ,78 75,60% Kuat 15 6 A ,95 79,00% Kuat 4 7 C ,84 76,80% Kuat 11,5 8 E ,85 77,00% Kuat 9,5 9 A ,04 80,80% Sangat Kuat 2 10 D ,87 77,40% Kuat 8 11 B ,79 75,80% Kuat E ,91 78,20% Kuat 6 13 D ,85 77,00% Kuat 9,5 14 A ,01 80,20% Sangat Kuat 3 15 C ,84 76,80% Kuat 11,5 Berdasarkan tabel 3.1 selanjutnya dilakukan analisa terhadap skala pengaruh dan 5 peringkat tertinggi dari masingmasing faktor menurut responden gabungan. Dari tabel 3.1 diatas terlihat gabungan responden pihak pemerintah, kontraktor dan konsultan menempatkan 4 faktor kompetensi yaitu: sumber daya manusia pengelola teknis (A3) peringkat pertama, kompetensi sumber daya manusia konsultan (A1) peringkat kedua dan kompetensi sumber daya manusia kontraktor (A2) peringkat ketiga dan kompetensi panitia pengadaan barang/jasa (A4) peringkat kelima. Hal MK-146 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5

5 ini semakin membuktikan bahwa begitu berpengaruhnya faktor kompetensi sumber daya manusia dari penyelenggara proyek pembangunan bangunan gedung negara dalam mencapai kualitas gedung negara yang dihasilkan. Faktor ketrampilan pekerja proyek juga menempati peringkat keempat menurut data jawaban dari gabungan responden, karena tingginya keterampilan pekerja proyek diharapkan akan semakin baik bangunan yang dihasilkan. Dari 5 faktor peringkat tertinggi tersebut terdapat 3 faktor yang memiliki pengaruh sangat kuat yaitu faktor kompetensi sumber daya manusia pengelola teknis (A3), kompetensi sumber daya konsultan (A2) dan kompetensi sumber daya manusia kontraktor (A2), sedangkan 2 faktor lainnya memiliki pengaruh kuat. 4. PERBANDINGAN PERSEPSI RESPONDEN Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan persepsi antara pihak pemerintah dan kontraktor maka dilakukan Uji Mann-Whitney. Sesuai dengan bunyi hipotesis nol (Ho) yang berbunyi tidak terdapat perbedaan persepsi antara pihak pemerintah dengan kontraktor (sama dengan) dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi terdapat perbedaan persepsi antara pihak pemerintah dan kontraktor (tidak sama dengan) maka dilakukan uji dua pihak. Hasil pengujian U test dari persepsi responden tiap variabel dengan menggunakan tingkat signifikansi 95% (α = 0,05) uji dua pihak dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini. Tabel 5.1 Hasil Uji U (Mann-Whitney) Responden Pihak Pemerintah dan Kontraktor No. Faktor-Faktor Pengaruh Kode Sig Nilai α Hasil Analisis 1 Pengelolaan material B1 0,017 0,05 Berbeda Persepsi Dari hasil pengujian Mann-Whitney seperti terlihat pada tabel 5.1 diatas, dari 15 faktor terdapat 1 faktor yang memiliki perbedaan persepsi antara responden pihak pemerintah dan kontraktor (6,67%). Faktor adalah faktor pengelolaan material (B1). Sementara itu 14 faktor (93,33%) tidak terdapat perbedaan persepsi antara responden pihak pemerintah dan kontraktor. Berdasarkan hasil uji ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar faktor 93,33% memiliki persepsi yang sama antara kedua responden. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan persepsi antara responden pihak pemerintah dan konsultan dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini: Tabel 5.2 Hasil Uji U (Mann-Whitney) Responden Pihak Pemerintah dan Konsultan No. Faktor-Faktor Pengaruh Kode Sig Nilai α Hasil Analisis 1 Penerapan sistem manajemen mutu D3 0,005 0,05 Berbeda Persepsi 2 Kualitas material B2 0,006 0,05 Berbeda Persepsi 3 Perencanaan peralatan C1 0,022 0,05 Berbeda Persepsi Dari hasil pengujian Mann-Whitney seperti terlihat pada tabel 5.2 diatas, dari 15 faktor terdapat 3 faktor yang memiliki perbedaan persepsi antara responden pihak pemerintah dan konsultan (20,00%). Faktor faktor tersebut yaitu: faktor penerapan sistem manajemen mutu (D3), faktor perencanaan peralatan (C1) dan faktor kualitas material (B2). Sementara itu 12 faktor (80,00%) tidak terdapat perbedaan persepsi antara responden pihak pemerintah dan konsultan. Berdasarkan hasil uji ini dapat disimpulkan bahwa 4/5 dari jumlah faktor memiliki persepsi yang sama antara kedua responden. Kemudian untuk mengetahui perbedaan persepsi antara responden kontraktor dan konsultan dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini: Tabel 5.3 Hasil Uji U (Mann-Whitney) Responden Kontraktor dan Konsultan No. Faktor-Faktor Pengaruh Kode Sig Nilai α Hasil Analisis 1 Kualitas material B2 0,000 0,05 Berbeda Persepsi 2 Ketrampilan pekerja proyek A5 0,027 0,05 Berbeda Persepsi 3 Perencanaan peralatan C1 0,000 0,05 Berbeda Persepsi 4 Waktu pelaksanaan D2 0,020 0,05 Berbeda Persepsi 5 Pengelolaan material B1 0,004 0,05 Berbeda Persepsi 6 Metode pelaksanaan konstruksi D1 0,029 0,05 Berbeda Persepsi Dari hasil pengujian Mann-Whitney seperti terlihat pada tabel 5.3 diatas, dari 15 faktor terdapat 6 faktor yang memiliki perbedaan persepsi antara responden kontraktor dan konsultan (40%). Faktor faktor tersebut yaitu: faktor kualitas material (B2), faktor ketrampilan pekerja proyek (A5), faktor perencanaan peralatan (C1), faktor waktu pelaksanaan (D2), faktor pengelolaan material (B1), dan faktor metode pelaksanaan konstruksi (D1). Sementara itu SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 MK-147

6 9 faktor (60%) tidak terdapat perbedaan persepsi antara responden pihak pemerintah dan konsultan. Berdasarkan hasil uji ini dapat disimpulkan bahwa 2/3 dari jumlah faktor memiliki persepsi yang sama antara kedua responden. 5. ANALISA PERBANDINGAN PERSEPSI RESPONDEN Hasil uji Mann-Whitney seperti terlihat pada tabel 5.1, 5,2 dan 5.3 terdapat perbedaan persepsi dari jumlah 15 faktor yaitu: 1 faktor antara pihak pemerintah dan kontraktor, 3 faktor antara pihak pemerintah dan konsultan dan 6 faktor antara kontraktor dan konsultan. Dari total 9 faktor yang menjadi perbedaan persepsi dari ketiga responden, sebenarnya hanya ada 6 faktor yang berbeda, karena ada faktor yang menyebabkan perbedaan lebih dari 2 pihak. 6 faktor tersebut adalah : 1. Faktor penerapan sistem manajemen mutu (D3). Faktor ini menyebabkan perbedaan persepsi antara responden pihak pemerintah dan konsultan dengan perbandingan prosentase nilai interpretasi 81,15% dan 72,86%. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa faktor penerapan sistem manajemen mutu belum merupakan hal yang paling berpengaruh terhadap kualitas proyek pembangunan bangunan gedung negara menurut sudut pandang konsultan, karena masih ada faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh misalnya faktor kompetensi sumber daya manusia. Sebaliknya bagi pihak pemerintah ini sudah merupakan kewajiban karena adanya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.04/PRT/M/2009 tentang sistem manajemen mutu, dimana ada kewajiban bagi pengguna jasa untuk membuat Rencana Mutu Pelaksanaan (RMP) dan Rencana Mutu Kontrak (RMK) bagi penyedia jasa, sebelum proyek dilaksanakan. Tetapi kalau dilihat dari prosentase nilai interpretasi dan dihubungkan dengan skala pengaruh sebenarnya pihak pemerintah maupun konsultan masih sama-sama memiliki pengaruh kuat karena masih berada pada angka prosentase antara 60% hingga 80%. 2. Faktor waktu pelaksanaan (D2). Faktor ini menyebabkan perbedaan persepsi antara responden kontraktor dan konsultan dengan perbandingan prosentase nilai interpretasi 79,79% dan 72,86%. Kontraktor menganggap faktor ini sangat menentukan dalam hal pencapaian target penyelesaian suatu proyek, dimana semakin panjang waktu yang diberikan akan semakin baik bagi kontraktor, sebaliknya jika waktu singkat kontraktor harus bekerja lebih ekstra, yang artinya lebih banyak menggunakan sumber daya untuk mengejar target waktu penyelesaiannya. Bagi konsultan hal ini belum menjadi yang paling berpengaruh karena budaya kerja antara konsultan dan kontraktor berbeda. Kalau dilihat dari prosentase nilai interpretasi sebenarnya antara kontraktor dan konsultan masih sama-sama berada dalam skala pengaruh kuat. 3. Faktor pengelolaan material (B1). Faktor ini menyebabkan perbedaan persepsi antara responden pihak pemerintah dan kontraktor dengan perbandingan prosentase nilai interpretasi 73,08% dan 79,17%, selanjutnya perbedaan persepsi antara kontraktor dan konsultan dengan perbandingan prosentase nilai interpretasi 79,17% dan 71,90%. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kontraktor menganggap faktor ini lebih berpengaruh dibandingkan dengan pihak pemerintah dan konsultan terhadap kualitas proyek pembangunan bangunan gedung negara. Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan dan profesinya selalu melakukan pengelolaan material pada tahap pelaksanaan konstruksi agar target kinerja tercapai, sebaliknya pihak pemerintah dan konsultan tidak melakukan pengelolaan material secara langsung, karena tugas pokok dan fungsinya yang berbeda. Walaupun terjadi perbedaan persepsi dari kontraktor dengan pihak pemerintah dan konsultan, faktor ini masih berada pada tingkatan skala pengaruh yang sama, yaitu skala pengaruh kuat, dengan kisaran prosentase nilai interpretasi 60% hingga 80%. 4. Faktor perencanaan peralatan (C1). Faktor ini menyebabkan perbedaan persepsi antara responden pihak pemerintah dan konsultan dengan perbandingan prosentase nilai interpretasi 76,15% dan 70,00%, selanjutnya perbedaan persepsi antara kontraktor dan konsultan dengan perbandingan prosentase nilai interpretasi 80,00% dan 70,00%. Faktor ini dilihat dari sudut pandang pihak pemerintah dan kontraktor lebih berpengaruh dibandingkan dengan sudut pandang konsultan, karena faktor ini memang sering dilakukan oleh kontraktor pada tahap pelaksanaan atau pihak pemerintah pada tahap membuat syarat-syarat dalam dokumen pelelangan. Jika dilihat dari prosentase nilai interpretasi yang diperoleh dari semua responden, masih berada dalam tingkatan skala pengaruh kuat. 5. Faktor metode pelaksanaan konstruksi (F6). Faktor ini menyebabkan perbedaan persepsi antara responden kontraktor dan konsultan dengan perbandingan prosentase nilai interpretasi 78,33% dan 72,86%. Kontraktor melihat bahwa faktor ini sangat berpengaruh, karena kesalahan dalam menentukan metode pelaksanaan konstruksi dapat menyebabkan kegagalan ataupun kerugian. Ketepatan didalam memilih suatu metode pelaksanaan konstruksi, akan mempermudah pelaksana proyek (kontraktor) dalam menyelesaikan pekerjaan. Konsultan berpandangan bahwa faktor ini juga penting, tetapi masih ada faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh, karena dalam menjalankan profesinya konsultan jarang dihadapkan dengan masalah penentuan metode pelaksanaan konstruksi dibandingkan dengan kontraktor. MK-148 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5

7 6. Faktor kualitas material (B3). Faktor ini menyebabkan perbedaan persepsi antara responden pihak pemerintah dan konsultan dengan perbandingan prosentase nilai interpretasi 75,38% dan 65,71%, selanjutnya perbedaan persepsi antara kontraktor dan konsultan dengan perbandingan prosentase nilai interpretasi 80,21% dan 65,71%. Pihak pemerintah dan kontraktor berpendapat bahwa faktor kualitas material harus menjadi perhatian yang serius dalam melaksanakan proyek pembangunan bangunan gedung negara Karena menurut pihak pemerintah dan kontraktor kualitas material yang baik akan menghasilkan bangunan gedung yang berkualitas, hal ini telah dituangkan pemerintah dengan menerbitkan Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM). Konsultan sebenarnya juga masih menempatkan faktor ini dalam tingkatan skala pengaruh kuat, ini artinya menurut pandangan konsultan faktor ini masih berpengaruh tetapi, lebih kecil jika dibandingkan faktor lain yang sama tingkatan skala pengaruhnya. 6. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data yang dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Berdasarkan kajian pustaka terhadap penelitian terdahulu dan textbook diperoleh hasil identifikasi dari faktorfaktor yang mempengaruhi kualitas proyek pembangunan bangunan gedung negara sebanyak 15 faktor yaitu: (1) Kompetensi sumber daya manusia konsultan, (2) Kompetensi sumber daya manusia kontraktor, (3) Kompetensi sumber daya manusia pengelola teknis, (4) Kompetensi sumber daya manusia panitia pengadaan barang/jasa, (5) Ketrampilan pekerja proyek, (6) Pengelolaan material, (7) Kualitas material, (8) Perencanaan peralatan, (9) Sering terjadi kerusakan alat, (10) Metode pelaksanaan konstruksi (11) Waktu pelaksanaan, (12) Penerapan sistem manajemen mutu, (13) Penerapan sistem manajemen K3, (14) Pembiayaan proyek terkendala, (15) Biaya yang tidak terduga. 2. Berdasarkan peringkat skor faktor yang berpengaruh menurut responden gabungan, lima faktor yang memiliki peringkat tertinggi adalah: (1) Kompetensi sumber daya manusia pengelola teknis (81,00%), (2) Kompetensi sumber daya manusia konsultan (80,80%), (3) Kompetensi sumber daya manusia kontraktor (80,20%), (4) Ketrampilan pekerja proyek (79,00%), dan (5) Kompetensi sumber daya manusia panitia pengadaan barang/jasa (78,80%). 3. Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney untuk mengetahui perbedaan persepsi antara pihak pemerintah dan kontraktor diperoleh 1 faktor (6,67%) yang memiliki perbedaan persepsi dari 15 faktor yang ada, yaitu: faktor Pengelolaan material. 4. Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney untuk mengetahui perbedaan persepsi antara pihak pemerintah dan konsultan diperoleh 3 faktor (20,00%) yang memiliki perbedaan persepsi dari 15 faktor yang ada, yaitu: (1) Penerapan sistem manajemen mutu, (2) Perencanaan peralatan, dan (3) Kualitas material. 5. Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney untuk mengetahui perbedaan persepsi antara kontraktor dan konsultan diperoleh 6 faktor (40%) yang memiliki perbedaan persepsi dari 15 faktor yang ada, yaitu: (1) Ketrampilan pekerja proyek, (2) Waktu pelaksanaan, (3) Pengelolaan material, (4) Perencanaan peralatan, (5) Metode pelaksanaan konstruksi, (6) Kualitas material. Dari keenam perbedaan persepsi antara kontraktor dan konsultan terlihat bahwa faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut, selalu dialami oleh kontraktor. Dari penelitian yang dilakukan diberikan saran-saran yaitu: 1. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Dinas Penataan Ruang dan Permukiman untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas proyek pembangunan bangunan gedung negara dalam penyelenggaraannya, terutama faktor-faktor yang termasuk dalam kelompok faktor sumber daya manusia. 2. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebaiknya membuat peraturan daerah atau peraturan gubernur tentang penerapan sistem manajemen mutu proyek konstruksi sebagai upaya meningkatkan kualitas hasil konstruksi dengan mengacu kepada Peraturan Menteri PU No.04/PRT/M/ Penelitian ini dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas proyek bangunan gedung negara untuk itu disarankan agar dilakukan penelitian sejenis terhadap proyek-proyek konstruksi lainnya seperti kualitas proyek bidang jalan dan sumber daya air. DAFTAR PUSTAKA, Undang-Undang RI Nomor 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi., Undang-Undang RI Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung., Peraturan Pemerintah RI Nomor 36 tahun 2005 tentang peraturan pelaksanaan UU No.28 tahun SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 MK-149

8 , Peraturan Pemerintah RI Nomor 29 tahun 2000 tentang penyelenggaraan jasa konstruksi., Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.., Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PER/M/2008 tentang Sistem Manajemen K3 (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum., Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen Pekerjaan Umum. Al Maruf, Dian Mochammad, Analisa Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pekerjaan konstruksi dalam pelaksanaan pembangunan prasarana irigasi, Tesis Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, Barrie, Donald S. & Paulson, Boyd C, Jr., Manajemen Konstruksi Profesional (Terjemahan), Edisi II, Jakarta, Erlangga, Enshassi, Mohamed and Abushaban, Factor Affecting The Performance of Construction Projects in The Gaza Strip, Journal of Civil Engineering Management, 15(3) , Nyirongo, Chimwemwe B, Faktor-faktor kritis terkait dengan kontraktor yang mempengaruhi kesuksesan proyek manajemen dalam konstruksi bangunan di Malawi, Tesis, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, Saqib, Farooqui, and Lodi, Assesment of Critical Success Factor for Construction Project in Pakistan, First International Conference on Construction in Developing Countries (ICCIDC-I), Karachi Pakistan, Stuckhart, George, Construction Materials Management, Marcel Dekker, Inc, USA, MK-150 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Wahida Handayani 1, Yohanes Lim Dwi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Konsep Penelitian Bab ini membahas tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini Metode penelitian berisi uraian tentang: bahan atau materi penelitian, alat, cara

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP LANJUTAN GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN 8 LANTAI UNIVERSITAS TANJUNGPURA

ANALISIS PENERAPAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP LANJUTAN GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN 8 LANTAI UNIVERSITAS TANJUNGPURA ANALISIS PENERAPAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP LANJUTAN GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN 8 LANTAI UNIVERSITAS TANJUNGPURA Sintya Marris 1)., Rafie 2)., Riyanny Pratiwi 2) Sintyamarris92@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA Soelistyono 1) Program Studi Pascasarjana Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Kampus ITS Sukolilo,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian mengenai construction waste yang telah dilakukan melalui

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian mengenai construction waste yang telah dilakukan melalui BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai construction waste yang telah dilakukan melalui penyebaran kuesioner dengan responden yang berasal dari kontraktor yang sedang

Lebih terperinci

PENYEBAB KETERLAMBATAN DAN PEMBENGKAKAN BIAYA DALAM PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

PENYEBAB KETERLAMBATAN DAN PEMBENGKAKAN BIAYA DALAM PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 PENYEBAB KETERLAMBATAN DAN PEMBENGKAKAN BIAYA DALAM PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Yulismar 1 dan Yohanes L.D. Adianto

Lebih terperinci

STUDI FAKTOR PENYEBAB, DAMPAK, DAN MITIGASI RISIKO KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

STUDI FAKTOR PENYEBAB, DAMPAK, DAN MITIGASI RISIKO KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG STUDI FAKTOR PENYEBAB, DAMPAK, DAN MITIGASI RISIKO KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Dede Pramiadi Asmara 1, dan Yohanes Lim Dwi Adianto 2 1 Alumni Program Magister Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan proyek merupakan sasaran utama bagi perusahaanperusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi. Proyek yang dikatakan berhasil merupakan cerminan dari

Lebih terperinci

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN ANTARA KONTRAKTOR DAN OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN ANTARA KONTRAKTOR DAN OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA Surya Agung Wibawa, I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Tekologi Sepuluh Nopember Jl Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR PENYABAB PEKERJAAN ULANG (REWORK) PADA PROYEK GEDUNG DI KABUPATEN ROKAN HULU BERDASARKAN PERSEPSI KONTRAKTOR

FAKTOR FAKTOR PENYABAB PEKERJAAN ULANG (REWORK) PADA PROYEK GEDUNG DI KABUPATEN ROKAN HULU BERDASARKAN PERSEPSI KONTRAKTOR FAKTOR FAKTOR PENYABAB PEKERJAAN ULANG (REWORK) PADA PROYEK GEDUNG DI KABUPATEN ROKAN HULU BERDASARKAN PERSEPSI KONTRAKTOR YUNI SARTIKA (1) ARIFAL HIDAYAT, MT (2) ARIE SYAHRUDDIN S, ST (2) Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi seringkali ditentukan oleh suatu keputusan penting dalam rangka mengambil peluang (opportunity) yang jarang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengembangan SOP..., Inton Cokronegoro, FT UI, 2010

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengembangan SOP..., Inton Cokronegoro, FT UI, 2010 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu fungsi dan proses kegiatan dalam manajemen proyek yang sangat mempengaruhi hasil akhir proyek, pengendalian mempunyai tujuan utama meminimalisasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 UMUM Bagian ini akan menjelaskan hasil pengolahan data yang didapat melalui survey kuisioner maupun survey wawancara, beserta analisis perbandingan hasil pengolahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menangani proyek konstruksi di kawasan Daerah Kabupaten Badung, dapat diperoleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menangani proyek konstruksi di kawasan Daerah Kabupaten Badung, dapat diperoleh BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian mengenai construction waste melalui penyebaran kuisioner dengan responden yang berasal dari kontraktor yang sedang atau telah menangani

Lebih terperinci

Kebijakan Penerapan Standar Pedoman dan Manual Sekretariat Komite Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

Kebijakan Penerapan Standar Pedoman dan Manual Sekretariat Komite Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil 1 Kebijakan Penerapan Standar Pedoman dan Manual Sekretariat Komite Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari analisis data terhadap faktor-faktor dominan yang menjadi penyebab kendala serah terima proyek cipta karya dari ditjen cipta karya kepada pemerintah

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya

Lebih terperinci

PENGATURAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI DITINJAU BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003 (Studi Kasus di Kotamadya Medan)

PENGATURAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI DITINJAU BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003 (Studi Kasus di Kotamadya Medan) PENGATURAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI DITINJAU BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003 (Studi Kasus di Kotamadya Medan) M. Ridwan Anas 1, Irwan Suranta Sembiring 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

ANALISA RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA

ANALISA RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA ANALISA RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR : 332/KPTS/M/2002 TENTANG

MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR : 332/KPTS/M/2002 TENTANG MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR : 332/KPTS/M/2002 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA MENTERI

Lebih terperinci

KAJIAN PARAMETER ESKALASI KONTRAK KONSTRUKSI PROYEK PEMERINTAH. Kata Kunci: Eskalasi, Kontrak Tahun Tunggal, dan Perubahan Harga.

KAJIAN PARAMETER ESKALASI KONTRAK KONSTRUKSI PROYEK PEMERINTAH. Kata Kunci: Eskalasi, Kontrak Tahun Tunggal, dan Perubahan Harga. KAJIAN PARAMETER ESKALASI KONTRAK KONSTRUKSI PROYEK PEMERINTAH Didi Fahdiansyah 1 dan Yohanes LD. Adianto 2 1 Mahasiswa Program Magister Teknik Sipil Universitas katolik Parahyangan Bandung Email: fahdiansyahdidi@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran organisasi (perusahaan)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Mulai Studi Literatur : - Buku Teks - Jurnal Studi Kasus Pembuatan Kuesioner Penyebaran Kuesioner, Wawancara & Pengumpulan Data Pengumpulan Data CO

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data kuesioner yang diberikan kepada 41 responden,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data kuesioner yang diberikan kepada 41 responden, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan data kuesioner yang diberikan kepada 41 responden, penelitian tentang analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Tinjauan Umum Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan kajian pustaka berbagai sumber yang berkaitan dengan manajemen konstruksi, khususnya mengenai

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 PADA KONTRAKTOR BERSERTIFIKASI OHSAS 18001

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 PADA KONTRAKTOR BERSERTIFIKASI OHSAS 18001 SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 PADA KONTRAKTOR BERSERTIFIKASI OHSAS 18001 BILLY GRATIA ARYA PUTERA NPM : 2013410169 PEMBIMBING: Yohanes Lim Dwi Adianto,

Lebih terperinci

STRATEGI PENETAPAN HARGA PROYEK OLEH KONTRAKTOR YOGYAKARTA

STRATEGI PENETAPAN HARGA PROYEK OLEH KONTRAKTOR YOGYAKARTA STRATEGI PENETAPAN HARGA PROYEK OLEH KONTRAKTOR YOGYAKARTA Peter F. Kaming, Harijanto Setiawan, dan Dhany I.Kartolo Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Fakultas Teknik, Email kaming@mail.uajy.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegagalan pada Proyek Konstruksi Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang bersifat teknis dan non teknis. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan

Lebih terperinci

ANALISIS ARUS KAS PROYEK RUMAH TINGGAL. Theresita Herni Setiawan 1

ANALISIS ARUS KAS PROYEK RUMAH TINGGAL. Theresita Herni Setiawan 1 ANALISIS ARUS KAS PROYEK RUMAH TINGGAL Theresita Herni Setiawan Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Jalan Ciumbuleuit 94 Bandung 404 Email :herni@home.unpar.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENAWARAN RENDAH PADA PELELANGAN PROYEK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

ANALISIS FAKTOR PENAWARAN RENDAH PADA PELELANGAN PROYEK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH ANALISIS FAKTOR PENAWARAN RENDAH PADA PELELANGAN PROYEK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH Youngki Firmansyah, Supani Hardjo Diputro Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Bidang Keahlian Manajemen Proyek

Lebih terperinci

FAKTOR DOMINAN PENENTU PELAKSANAAN PROYEK PLTU SKALA KECIL

FAKTOR DOMINAN PENENTU PELAKSANAAN PROYEK PLTU SKALA KECIL FAKTOR DOMINAN PENENTU PELAKSANAAN PROYEK PLTU SKALA KECIL Nugroho Artursuwignyo 1) *), Christiono Utomo 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jalan Cokroaminoto

Lebih terperinci

Pemeliharaan/Perawatan Aset / Barang Milik Negara

Pemeliharaan/Perawatan Aset / Barang Milik Negara Standard Operating Procedure (SOP) Pemeliharaan/Perawatan Aset / Nomor : 009/I1.B03.1/SOP/2014 Kantor Wakil Rektor Bidang Sumberdaya dan Organisasi InstitutTeknologi Bandung 2014 Judul : Pemeliharaan/Perawatan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONSTRUKSI DAN PENYELESAIAN SENGKETA KLAIM KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMERINTAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONSTRUKSI DAN PENYELESAIAN SENGKETA KLAIM KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMERINTAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONSTRUKSI DAN PENYELESAIAN SENGKETA KLAIM KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMERINTAH Derry Febrian Putra 1 dan Theresita Herni Setiawan 2 1,2 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kegagalan Konstruksi Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang bersifat teknis dan non teknis. Kegagalan ini dapat disebabkan karena kegagalan pada proses pengadaan barang

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB I. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam Pembangunan Nasional. Perum Perumnas adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbentuk Perusahaan

Lebih terperinci

TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU

TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU Jimantoro 1, Billie Jaya 2, Herry P. Chandra 3 ABSTRAK : Pemanasan global dan perubahan iklim

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN PROFIL PELAKU PROYEK DENGAN KECENDERUNGAN DALAM MENENTUKAN DURASI PROYEK

ANALISIS HUBUNGAN PROFIL PELAKU PROYEK DENGAN KECENDERUNGAN DALAM MENENTUKAN DURASI PROYEK Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 ANALISIS HUBUNGAN PROFIL PELAKU PROYEK DENGAN KECENDERUNGAN DALAM MENENTUKAN DURASI PROYEK Dina Novira 1, Yohanes Lim Dwi Adianto

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian, pengolahan data dan analisis data maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian, pengolahan data dan analisis data maka BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian, pengolahan data dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Analisis deskriptif faktor-faktor penentu keberhasilan proyek

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PERUBAHAN PEKERJAAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI

STUDI ANALISIS PERUBAHAN PEKERJAAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI STUDI ANALISIS PERUBAHAN PEKERJAAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI Martuarasi Siburian NRP: 9221027 NIRM: 41077011930228 Pembimbing : Yohanes Lim Adianto, Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU

PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU + 1 PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU Bimbingan Teknis Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERSOLAN DOMINAN PENYEDIA BARANG/JASA KONSTRUKSI BERDASARKAN DOKUMEN PENAWARANNYA

IDENTIFIKASI PERSOLAN DOMINAN PENYEDIA BARANG/JASA KONSTRUKSI BERDASARKAN DOKUMEN PENAWARANNYA IDENTIFIKASI PERSOLAN DOMINAN PENYEDIA BARANG/JASA KONSTRUKSI BERDASARKAN DOKUMEN PENAWARANNYA Albani Musyafa 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia, Jl Kaliurang Km 14,4 Yogyakarta

Lebih terperinci

PM & Project Financial Management

PM & Project Financial Management PM & Project Financial Management Fakultas Magister Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FT Sipil - MK 01 MK10000 Abstract Pengertian investasi proyek, manajemen proyek konstruksi, dan pemahaman lanjut manajemen

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201 No.1216, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN PU-PR. Perumahan Umum. Bantuan. Prasarana. Sarana. Utilitas Umum. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PRT/M/2015

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian terhadap sejumlah responden di Yogyakarta dan Malang sebanyak 58 responden dengan rincian 31 responden di Yogyakarta dan 27 responden

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teknologi Konstruksi (Construction Technology) yaitu mempelajari metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teknologi Konstruksi (Construction Technology) yaitu mempelajari metode BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Konstruksi Manajemen proyek konstruksi adalah suatu metode untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur yang dibatasi oleh waktu dengan

Lebih terperinci

Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya

Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya Thomas Albertus 1, Windrik Tomy 2, Paulus Nugraha 3, dan Herry P. Chandra, ABSTRAK : Constructability adalah penggunaan optimal

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL JALAN PATTIMURA NO. 20 KEBAYORAN BARU JAKARTA TELP. (021) , FAX (021)

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL JALAN PATTIMURA NO. 20 KEBAYORAN BARU JAKARTA TELP. (021) , FAX (021) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL JALAN PATTIMURA NO. 20 KEBAYORAN BARU JAKARTA 11210 TELP. (021) 724-7524, FAX (021) 726-0856 Nomor : KU.01.01-SJ/695 Jakarta, 30 Desember 2005 Lampiran :

Lebih terperinci

Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong dengan Mengubah Undang Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang Undang Darurat Nomor 3

Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong dengan Mengubah Undang Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang Undang Darurat Nomor 3 WALIKOTA PONTIANAK PROPINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 22.1 TAHUN 2015 TENTANG HARGA SATUAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA, RUMAH NEGARA DAN PAGAR WALIKOTA PONTIANAK, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang sudah didapat mengenai pemahaman dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang sudah didapat mengenai pemahaman dan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang sudah didapat mengenai pemahaman dan penerapan constructability yang dilaksanakan oleh kontraktor yang ada di Jakarta, Jawa Tengah,

Lebih terperinci

STANDAR PROSEDUR PELAKSANAAN (SOP) SHOW CAUSE MEETING (SCM)

STANDAR PROSEDUR PELAKSANAAN (SOP) SHOW CAUSE MEETING (SCM) STANDAR PROSEDUR PELAKSANAAN (SOP) DOKUMEN TANGGAL : DJBM/SMM/PP/16 : 19 Juli2012 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM STANDAR PROSEDUR PELAKSANAAN (SOP) No. Dokumen : DJBM/SMM/PP/16 Tgl berlaku : 19 Juli 2012 Hal

Lebih terperinci

ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN YANG DISEBABKAN FAKTOR MATERIAL DI KABUPATEN ROKAN HULU

ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN YANG DISEBABKAN FAKTOR MATERIAL DI KABUPATEN ROKAN HULU ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN YANG DISEBABKAN FAKTOR MATERIAL DI KABUPATEN ROKAN HULU Yosi Hervanda 1 Arifal Hidayat, ST, MT 2 dan Anton Ariyanto, M.Eng 2 e-mail. yosihervanda@yahoo.co.id

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SECARA SWAKELOLA DI KABUPATEN PAMEKASAN

EFEKTIVITAS PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SECARA SWAKELOLA DI KABUPATEN PAMEKASAN Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 EFEKTIVITAS PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SECARA SWAKELOLA DI KABUPATEN PAMEKASAN Muhammad Saifuddin 1 1 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan mengenai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan mengenai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan mengenai studi kasus tentang Penerapan Value Engineering pada proyek konstruksi di Jogjakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri konstruksi merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian bangsa, dimana konstribusi industri konstruksi akan meningkat sejalan dengan kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PRT/M/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PRT/M/2015 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PRT/M/2015 TENTANG BANTUAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Pengertian Proyek Menurut Nokes (2007), proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaanya dan waktu selesainya (dan biasanya

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS MANAJEMEN KOMUNIKASI ANTARA KONTRAKTOR DAN KONSULTAN TERHADAP KEBERHASILAN PROYEK JALAN DI LINGKUNGAN KOTA BARU PARAHYANGAN

PENGARUH KUALITAS MANAJEMEN KOMUNIKASI ANTARA KONTRAKTOR DAN KONSULTAN TERHADAP KEBERHASILAN PROYEK JALAN DI LINGKUNGAN KOTA BARU PARAHYANGAN SKRIPSI PENGARUH KUALITAS MANAJEMEN KOMUNIKASI ANTARA KONTRAKTOR DAN KONSULTAN TERHADAP KEBERHASILAN PROYEK JALAN DI LINGKUNGAN KOTA BARU PARAHYANGAN JONATHAN WESLEY NPM : 2013410057 PEMBIMBING: Theresita

Lebih terperinci

Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Jenis Kontrak Untuk Proyek Pembangunan Gedung Pertokoan. M. Ikhsan Setiawan, ST, MT

Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Jenis Kontrak Untuk Proyek Pembangunan Gedung Pertokoan. M. Ikhsan Setiawan, ST, MT Faktor Penentu Pemilihan Kontrak Proyek Gedung (M. Ikhsan S) 49 Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Jenis Kontrak Untuk Proyek Pembangunan Gedung Pertokoan M. Ikhsan Setiawan, ST, MT ABSTRAK Dalam pelelangan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur transportasi darat yang berperan sangat penting dalam perkembangan suatu wilayah. Jalan berfungsi untuk mendukung kegiatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data pada bab empat maka penulis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data pada bab empat maka penulis BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data pada bab empat maka penulis menyimpulkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan karakteristik

Lebih terperinci

PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3

PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3 PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3 ABSTRAK : Pada proyek konstruksi yang berfokus pada bangunan high-rise, atau dengan

Lebih terperinci

PERAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TERHADAP PRESTASI KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI BERSKALA KECIL

PERAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TERHADAP PRESTASI KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI BERSKALA KECIL Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 2007 PERAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TERHADAP PRESTASI KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI BERSKALA KECIL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan kebutuhan dari pemilik proyek, yang tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan kebutuhan dari pemilik proyek, yang tidak lepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan proyek di masa sekarang terus meningkat sejalan dengan permintaan dan kebutuhan dari pemilik proyek, yang tidak lepas dari perkembangan permasalahan selama

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN EVALUASI FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI SOSIAL MANAJER PROYEK

IDENTIFIKASI DAN EVALUASI FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI SOSIAL MANAJER PROYEK IDENTIFIKASI DAN EVALUASI FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI SOSIAL MANAJER PROYEK Danny Tanjaya 1, Lie Arijanto 2, Andi 3 ABSTRAK : Kompetensi manajer proyek memiliki pengaruh kritikal terhadap kesuksesan proyek.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN KONSULTAN PENGAWAS PADA PROYEK KONSTRUKSI MILIK PEMERINTAH. Oleh : Asdita Apriliasari

PENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN KONSULTAN PENGAWAS PADA PROYEK KONSTRUKSI MILIK PEMERINTAH. Oleh : Asdita Apriliasari PENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN KONSULTAN PENGAWAS PADA PROYEK KONSTRUKSI MILIK PEMERINTAH Oleh : Asdita Apriliasari 1. 2. Latar Belakang Perumusan Masalah 3. Penentuan Tujuan Penelitian Studi Literatur :

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER F-0653 Issue/Revisi : A0 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2015 Untuk Tahun Akademik : 2015/2016 Masa Berlaku : 4 (empat) tahun Jml Halaman : 13 halaman Mata Kuliah : Manajemen Konstruksi

Lebih terperinci

Analisa Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Pemerintah di Kabupaten Pamekasan

Analisa Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Pemerintah di Kabupaten Pamekasan Analisa Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Pemerintah di Kabupaten Pamekasan Dedy Asmaroni 1 1 Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Madura E-mail: dedyasmaroni@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dengan semakin meningkatnya volume pembangunan bangunan gedung negara, serta terbatasnya sumber daya yang tersedia, semakin dirasakan perlu adanya standarisasi yang

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PERBEDAAN HARGA PENAWARAN DAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) TERHADAP KINERJA PENYELESAIAN PROYEK-PROYEK PEMERINTAH

STUDI PENGARUH PERBEDAAN HARGA PENAWARAN DAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) TERHADAP KINERJA PENYELESAIAN PROYEK-PROYEK PEMERINTAH STUDI PENGARUH PERBEDAAN HARGA PENAWARAN DAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) TERHADAP KINERJA PENYELESAIAN PROYEK-PROYEK PEMERINTAH Anton Soekiman 1 and Elly El Rahmah 2 1 Fakultas Teknik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGUBAH METODE PELAKSANAAN KERJA PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN LAPORAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGUBAH METODE PELAKSANAAN KERJA PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN LAPORAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGUBAH METODE PELAKSANAAN KERJA PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN LAPORAN Disusun sebagai Satu Syarat untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir pada Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi tersebut. Sumber daya tersebut antara lain material, machines, method,

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi tersebut. Sumber daya tersebut antara lain material, machines, method, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan proyek konstruksi dapat terlaksana dengan baik apabila manajemen proyek dikelola dengan baik. Setiap pelaksanaan konstruksi tentunya mempunyai tujuan-tujuan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 040 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 040 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 040 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM UNTUK LINGKUNGAN PERUMAHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

SURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015

SURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015 SURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015 Julistyana Tistogondo, Wendi Kurniawan Program Studi Teknik Sipil, Universitas Narotama,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI PROJECT MANAGER TERHADAP KEBERHASILAN PROYEK KONSTRUKSI SUNGAI PADA DINAS PENGAIRAN ACEH

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI PROJECT MANAGER TERHADAP KEBERHASILAN PROYEK KONSTRUKSI SUNGAI PADA DINAS PENGAIRAN ACEH ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 317-328 ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI PROJECT MANAGER TERHADAP KEBERHASILAN PROYEK KONSTRUKSI SUNGAI PADA DINAS PENGAIRAN ACEH Safrial 1, Masimin 2, Anita

Lebih terperinci

KLAIM KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PEKERJAAN PENGADAAN GEDUNG KESEHATAN PADA BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA) Herman Susila.

KLAIM KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PEKERJAAN PENGADAAN GEDUNG KESEHATAN PADA BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA) Herman Susila. KLAIM KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PEKERJAAN PENGADAAN GEDUNG KESEHATAN PADA BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA) Herman Susila Abstrak Klaim merupakan bentuk atau cara permohonan atau permintaan

Lebih terperinci

PEMETAAN PERBEDAAN PANDANGAN METODE PENGUKURAN KUANTITAS KOMPONEN PEKERJAAN DAN POTENTIAL LOSS PROYEK GEDUNG NEGARA PADA PELAKSANAAN AUDIT

PEMETAAN PERBEDAAN PANDANGAN METODE PENGUKURAN KUANTITAS KOMPONEN PEKERJAAN DAN POTENTIAL LOSS PROYEK GEDUNG NEGARA PADA PELAKSANAAN AUDIT PEMETAAN PERBEDAAN PANDANGAN METODE PENGUKURAN KUANTITAS KOMPONEN PEKERJAAN DAN POTENTIAL LOSS PROYEK GEDUNG NEGARA PADA PELAKSANAAN AUDIT M. Adi Maulana 1 dan Andreas F. V. Roy 2 1 Alumni Pascasarjana

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO TAHAP PERAWATAN JALAN DALAM PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PROYEK JALAN DI JAWA TIMUR

ANALISA RISIKO TAHAP PERAWATAN JALAN DALAM PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PROYEK JALAN DI JAWA TIMUR ANALISA RISIKO TAHAP PERAWATAN JALAN DALAM PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PROYEK JALAN DI JAWA TIMUR Eko Prihartanto Program Studi Teknik Sipil, Universitas Borneo Tarakan, Tarakan E-mail: eko_prihartanto@borneo.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG Sandro Fanggidae, I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang Keahlian Manajemen Proyek

Lebih terperinci

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO Kukuh Rahardjo dan I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: kukuhrah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 603/PRT/M/2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 603/PRT/M/2005 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 603/PRT/M/2005 TENTANG PEDOMAN UMUM SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA BIDANG

Lebih terperinci

TINGKAT KEMATANGAN MANAJEMEN PROYEK PADA INDUSTRI KONSTRUKSI

TINGKAT KEMATANGAN MANAJEMEN PROYEK PADA INDUSTRI KONSTRUKSI Institut Teknologi Nasional - Bandung, - 8 Oktober 04 TINGKAT KEMATANGAN MANAJEMEN PROYEK PADA INDUSTRI KONSTRUKSI Peter F Kaming, Wurfram I. Ervianto dan Gideon R. Gardiawan,, Program Studi Teknik Sipil,

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR PENYEBAB PEKERJAAN ULANG PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MALANG Kusnul Prianto 2

ANALISA FAKTOR PENYEBAB PEKERJAAN ULANG PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MALANG Kusnul Prianto 2 ANALISA FAKTOR PENYEBAB PEKERJAAN ULANG PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MALANG Kusnul Prianto 2 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuifaktor apa sajakah yang menyebabkan pekerjaan ulang pada

Lebih terperinci

KAJIAN MENGENAI PERUBAHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SEBAGAI PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN DALAM KONTRAK

KAJIAN MENGENAI PERUBAHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SEBAGAI PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN DALAM KONTRAK KAJIAN MENGENAI PERUBAHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SEBAGAI PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN DALAM KONTRAK Syamsul Wathan Abstrak Syamsul Wathan, Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG KONTRAKTOR DALAM MEMAHAMI DOKUMEN KONTRAK KONSTRUKSI. Herman Susila. Abstrak

ANALISIS FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG KONTRAKTOR DALAM MEMAHAMI DOKUMEN KONTRAK KONSTRUKSI. Herman Susila. Abstrak ANALISIS FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG KONTRAKTOR DALAM MEMAHAMI DOKUMEN KONTRAK KONSTRUKSI Herman Susila Abstrak Kontrak konstruksi merupakan suatu persetujuan yang disepakati bersama oleh pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan data kuesioner yang diberikan kepada 25 responden untuk pekerjaan produksi dan 20 responden untuk pekerjaan pemasangan mengenai faktor-faktor penyebab

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL

KERANGKA ACUAN KERJA PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL KERANGKA ACUAN KERJA SUPERVISORY WORKS FOR T1 2 nd FLOOR REFURBISHMENT PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL 1. PENDAHULUAN Lantai 2 gedung T1 PT. JICT saat ini digunakan untuk department ICT (Information

Lebih terperinci

PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI Lampiran I Peraturan Menteri PU Nomor : 06/PRT/M/2008 Tanggal : 27 Juni 2008 PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM J l. P a t t i m u r a N o. 2 0, K e b a

Lebih terperinci

Lampiran 1 : KUESIONER REDUKSI VARIABEL PENELITIAN

Lampiran 1 : KUESIONER REDUKSI VARIABEL PENELITIAN 122 Lampiran 1 : KUESIONER REDUKSI VARIABEL PENELITIAN ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KINERJA KUALITAS KONTRAKTOR I. PENDAHULUAN Penelitian ini akan berusaha mengidentifikasi dan menganalisis

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TENAGA KERJA WANITA DALAM PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN PAMEKASAN

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TENAGA KERJA WANITA DALAM PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN PAMEKASAN Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TENAGA KERJA WANITA DALAM PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN PAMEKASAN Dedy Asmaroni 1 1

Lebih terperinci

ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI F. Simhanandi 1, W. Budiharjo 2, Andi 3 ABSTRAK : Dalam setiap proyek konstruksi selalu

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 ANALISIS KEUNTUNGAN KONTRAKTOR AKIBAT VARIASI SISTEM PEMBAYARAN DAN JADWAL PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan oleh: ELWI MAULANA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Bangunan dan Pembangunan Gedung Negara. dan/atau perolehan lainnya yang sah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Bangunan dan Pembangunan Gedung Negara. dan/atau perolehan lainnya yang sah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bangunan dan Pembangunan Gedung Negara (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007) Bangunan Gedung Negara adalah bangunan gedung untuk keperluan dinas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman modern ini, setiap perusahaan menuntut diri untuk meningkatkan dan mengembangkan perusahaannya agar dapat mengatasi persaingan yang semakin ketat. Manusia

Lebih terperinci

MODEL SUMBER DAN PENYEBAB REWORK PADA TAHAPAN PROYEK KONSTRUKSI

MODEL SUMBER DAN PENYEBAB REWORK PADA TAHAPAN PROYEK KONSTRUKSI MODEL SUMBER DAN PENYEBAB REWORK PADA TAHAPAN PROYEK KONSTRUKSI Erick Chundawan 1, Ratna S Alifen 2 ABSTRAK: Dalam dunia konstruksi, rework merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Rework dapat terjadi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008 TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM DENGAN

Lebih terperinci