PERAN PEREMPUAN NELAYAN DI DESA ASEMDOYONG KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NUR AZIZAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAN PEREMPUAN NELAYAN DI DESA ASEMDOYONG KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NUR AZIZAH"

Transkripsi

1 PERAN PEREMPUAN NELAYAN DI DESA ASEMDOYONG KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NUR AZIZAH DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Peran Perempuan Nelayan di Desa Asemdoyong Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Agustus 2015 Nur Azizah NIM C

4

5 ABSTRAK NUR AZIZAH. Peran Perempuan Nelayan di Desa Asemdoyong Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Dibimbing oleh EKO SRI WIYONO dan AKHMAD SOLIHIN. Peran perempuan dalam dunia perikanan dianggap belum seimbang mengingat perempuan nelayan tidak diikutsertakan dalam kegiatan ekonomi secara aktif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji seberapa besar curahan waktu perempuan nelayan untuk tiga kegiatan utama (sosial, ekonomi, dan domestik). Penelitian ini dilakukan di Desa Asemdoyong Pemalang Jawa Tengah. Metode penelitian yang digunakan dari 60 responden adalah survei dengan pengambilan sampel dengan quota sampling. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan curahan waktu perempuan nelayan untuk kegiatan sosial sebesar 1,92 jam/hari kegiatan ekonomi 6,04 jam/hari, kegiatan domestik 9,26 jam/hari. Kontribusi ekonomi perempuan dalam keluarga terbilang cukup kecil namun sangat berpengaruh terhadap pendapatan keluarga nelayan yakni sebesar 36,83%. Strategi pemberdayaan perempuan nelayan sangat mendukung kemajuan dan peningkatan peran perempuan nelayan dalam dunia periakanan tangkap. Strategi yang digunakan terbagi menjadi empat bagian, 1) mencipatakan sumber usaha baru dan keterampilan produsen, 2) merubah pola pikir konvensional dan memberi pelatihan pada perempuan nelayan, 3) meningkatkan kualitas dan kuantitas usaha, 4) mengembangkan mata pencaharian alternatif dan meningkatkan pola pengolahan yang efektif dan efisien. Kata kunci : curahan waktu, kontribusi ekonomi, pemberdayaan, perempuan nelayan.

6 ABSTRACT NUR AZIZAH. Role of Fishermen s Womansin Asemdoyong Pemalang Village, Central Java.Supervised by EKO SRI WIYONO and AKHMAD SOLIHIN. Role of fishermen s womans of fishermen family is not equally, because fishermen s womans is not allowed on the economic activity. To improve fisher womanin fisheries, it is necessary to study about the role of woman fisherman. The study was conducted in Pemalang Central Java. The data were collected from 60 respondent by quota sampling method. The result of this study showed that fishermen s womens allocated their time for social, economic, and domestic activity were about 1,92 hour/day, 6,04 hour/day, and 9,26 hour/day. Altought give a little role to family economic contribution (36,83%), fishermen s womens is give a significant role in their family. In order to improve fisher s womens some strategy that must be done are : 1) create a new bussines and compenies of fisher women, 2) give a practice for fisher women, 3) increase the the quality and quantity of fisher women bussines and 4) improve the patterns of effective and efficient processing. Keywords : devoting time, economic contribution, empowerment, fishermen s woman.

7 PERAN PEREMPUAN NELAYAN DI DESA ASEMDOYONG KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NUR AZIZAH Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

8

9

10 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2015 ini ialah peran perempuan nelayan, dengan judul Peran Perempuan Nelayan di Desa Asemdoyong Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Penulismengucapkan terima kasih kepada: 1. Ayah (H. Mardanis), Ibu (Hj. Istiyah) dan atas segala dukungan dan waktu yang telah diberikan serta seluruh keluarga yang banyak memberikan doa. 2. Dr Eko Sri Wiyono, SPi MSi danakhmad Solihin, SPi MH selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan selama penelitian dan pengerjaan skripsi ini. 3. Keluarga PSP 48 atas kebersamaan dan persahabatan selama ini. 4. Seluruh pihak PPP Asemdoyong, TPI Mina Misoyo Makmur serta Badan Pusat Statistik Pemalangyang membantu selama proses penelitian. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi banyak pihak. Bogor, Agustus 2015 Nur Azizah

11 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Penelitian Terdahulu 2 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 METODE 3 Tempat dan Waktu Penelitian 3 Objek dan Alat Penelitian 3 Jenis dan Sumber Data 4 Metoda Pengambilan Data 4 Prosedur Analisis Data 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 6 Profil Perempuan Nelayan 6 Pendapatan dan Pengeluaran Keluarga Nelayan 12 Strategi Pemberdayaan Perempuan Nelayan 16 SIMPULAN DAN SARAN 17 Simpulan 17 Saran 18 DAFTAR PUSTAKA 18 LAMPIRAN 21 RIWAYAT HIDUP 23

12 DAFTAR TABEL 1 Rata-rata curahan waktu perempuan nelayan 8 2 Rata-rata curahan waktu kerja 10 3 Rata-rata curahan waktu sosial 11 4 Curahan waktu domestik 11 5 Tingkat pendapatan keluarga nelayan 12 6 Kontribusi ekonomi keluarga nelayan 13 7 Tingkat pendapatan istri nelayan 14 8 Tingkat keragaman pendapatan perempuan nelayan 14 9 Tingkat pengeluaran keluarga nelayan 15 DAFTAR GAMBAR 1 Peta lokasi peneliatian 3 2 Objek Pinjaman Uang 16 DAFTAR LAMPIRAN 1 Dokumentasi penelitian 20

13 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembagian kerja di Indonesia dalam bidang ekonomi dan sosial mengalami ketimpangan gender yang relatif besar dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN, seperti Singapura, Thailand, dan Filipina. Permasalah utama yang terjadi di Indonesia saat ini antara lain rendahnya partisispasi dan terbatasnya akses perempuan untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan, serta rendahnya kualitas hidup dan peran perempuan. Pembagian peran bertujuan untuk mendistribusikan tugas dalam rangka menjaga efisiensi dan keseimbangan sistem keluarga dan masyarakat.. (Puspitawati 2012). Peran perempuan dalam dunia sosial dan ekonomi masih dipandang sebelah mata meski populasinya cukup banyak. Data statistik Indonesia menyatakan bahwa penduduk laki-laki sebanyak jiwa dan perempuan sebanyak jiwa. Seks Rasio keduanya adalah 101, yang berarti terdapat 101 laki-laki untuk setiap 100 perempuan [BPS 2010]. Namun jumlah perempuan yang cukup besar ini masih kurang diberdayakan secara optimal, terutama dalam bidang perikanan. Dunia perikanan merupakan hal yang kompleks dan perlu dikaji secara rinci, baik ditinjau dari aspek sosial maupun aspek ekonomi. Perikanan budidaya dan perikanan tangkap memiliki peran peting dalam pengembangan ekonomi Indonesia. Namun demikian, kehidupan masyarakat nelayan yang tinggal di wilayah pesisir menghadapi permasalahan kemiskinan. Berdasarkan struktur sosial masyarakat pesisir, daerah pesisir Indonesia didominasi oleh nelayan buruh, pada lapisan sosial nelayan buruh merupakan lapisan yang paling miskin (Kusnadi 2010). Nelayan buruh merupakan nelayan yang bekerja pada pemilik kapal atau pemilik modal sebagai ABK (anak buah kapal). Pembagian kerja dalam bidang perikanan dipandang belum seimbang, karena perempuan hanya dipekerjakan sebagai buruh disubsektor pengolahan ikan. Keikursertaan perempuan dalam kegiatan produktif dibidang perikanan dapat dikatakan masih minim dibandingkan dengan peran laki-laki. Hal ini disebabkan karena kurangnya lapangan pekerjaan yang disediakan bagi kaum perempuan, serta masih rendahnya tingkat pendidikan. Hal yang sama juga terjadi juga di sekitar Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Asemdoyong, Pemalang. Pesisir Asemdoyong merupakan daerah yang terbilang cukup maju dibidang perikanan dan pertanian. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah penduduk yang mendominasi pekerjaan dikedua bidang tersebut. Pada tahun 2013 tercatat sebanyak orang bekerja pada bidang pertanian dan orang bekerja pada sektor perikanan (BPS Kecamatan Taman 2014). Namun kedua jenis pekerjaan tersebut masih didominasi oleh kaum pria. Sebagian besar perempuan pesisir Asemdoyong tidak memiliki kegiatan ekonomi produktif. Kondisi perempuan dan masyarakat sekitar Desa Asemdoyong sangat menarik untuk dikaji agar dapat diketahui seberapa besar peranan perempuan dalam kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat nelayan sehingga dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari, serta dapat digunakan untuk

14 2 memperbaiki sistem pola penangkapan yang dilakukan di PPP Asemdoyong, Pemalang. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pemberdayaan perempuan nelayan dalam bidang sosial ekonomi telah diteliti sebelumnya oleh beberapa peneliti dari berbagai disiplin ilmu dibeberapa universitas di Indonesia. Salah satu penelitian yang telah dilakukan oleh Mardiana (2004) tentang profil perempuan nelayan meliputi pendapatan, curahan waktu serta akses terhadap sumberdaya. Hasil penelitian tersebut menunujukan bahwa wanita pengolah ikan memiliki peran ekonomi yang cukup bagi rumah tangga nelayan. Selain itu curahan waktu yang digunakan untuk kegiatan ekonomi cukup tinggi namun tidak menyampingkan tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan tetap menyisihkan waktu untuk kegiatan kemasyarakatan. Selain itu penelitian serupa juga dilakukan oleh Akbarini (2012) tentang kontribusi ekonomi produktif wanita nelayan terhadap pendapatan keluarga nelayan. Hasil yang diperoleh adalah wanita nelayan memberikan kontribusi ekonomi yang cukup besar dari kegiatan pengerajin kerajinan pengolah ikan asin, penarik jaring bakul ikan, pedagang makanan dan minuman. Curahan waktu perempuan nelayan tertinggi dilakukan untuk kegiatan ekonomi produktif. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk : 1. Memetakan curahan waktu perempuan nelayan dalam keluarga dan masyarakat pesisir di Desa Asemdoyong. 2. Mengklasifikasikan peran ekonomi perempuan nelayan dalam masyarakat pesisir Desa Asemdoyong. 3. Merencanakan strategi pemberdayaan perempuan nelayan di Desa Asemdoyong. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi berbagai pihak, diantaranya adalah : 1. Peneliti, sebagai sarana yang digunakan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari. 2. Kalangan akademisi, penelitian ini menjadi literatur untuk kajian lebih lanjut tentang peran perempuan nelayan di Desa Asemdoyong, Pemalang. 3. Masyarakat secara umum, terutama pada masyarakat yang tinggal di Desa Asemdoyong yang menjadi objek penelitian, agar dapat meningkatkat taraf kehidupan masyarakat pesisir.

15 3 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Asemdoyong, Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa Tengah. Daerah ini dibatasi oleh laut Jawa disebelah Utara. Penetapan tempat tersebut sebagai lokasi penelitian dilakukan secara purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2008) yang didasarkan pada jumlah penduduk perempuan serta jumlah keluarga nelayan yang cukup mendominasi di Kabupaten Pemalang. Penelitian ini dilaksanakan pada 27 Januari hingga 15 Februari Gambar 1 Peta lokasi penelitian Objek dan Alat Penelitian Objek penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah istri nelayan yang tinggal di Desa Asemdoyong. Kriteria-kriteria responden yang diteliti adalah: 1. Responden adalah wanita berumur tahun yang merupakan istri resmi dari seorang nelayan. 2. Responden memiliki profesi yang sesuai dengan kajian penelitian yaitu : pedagang ikan, pengasin ikan, perajut jaring, pemilik warung dan ibu rumah tangga. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yakni alat tulis lengkap untuk mencatat data hasil yang diperoleh, kamera untuk mendokumentasikan kegiatan

16 4 pengambilan data, kuisioner untuk mempermudah dalam pembatasan data yang harus diambil, serta laptop yang digunakan sebagai alat pengolah data. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini ada dua jenis data yang diambil, yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer diperoleh dengan cara pendekatan survei terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar desa Asemdoyong menggunakan metode wawancara dengan kuisioner yang telah disiapkan. Selain juga dilakukan observasi terhadap kondisi sosial ekonomi kehidupan para nelayan. Data primer yang dikumpulkan adalah : 1. Jenis pekerjaan yang dilakukan perempuan nelayan. 2. Jenis kegiatan sosial yang diikuti perempuan nelayan. 3. Curahan waktu perempuan nelayan untuk kegiatan ekonomi, sosial dan domestik. 4. Tingkat pendapatan keluarga nelayan. 5. Tingkat pengeluaran keluarga nelayan. 6. Objek peminjaman uang. 7. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan sosial. Data sekunder dalam penelitian ini berupa gambaran umum lokasi penelitian, kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tinggal disekitar PPP Asemdoyong, data jumlah masyarakat yang diperoleh dari Kantor Desa dan instansi terkait PPP Asemdoyong. Adapun data yang akan diperoleh dari penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Metoda Pengambilan Data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei. Metode survei yaitu metode yang bertujuan untuk mengumpulkan data dari sejumlah variabel pada suatu kelompok masyarakat melalui wawancara langsung dan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya berupa kuisioner (Puspitawati, 2013). Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu usaha untuk menggambarkan atau mendiskripsikan secara sistematis mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan cara quota sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dengan jumlah populasi yang tidak diperhitungkan tapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok (Puspitawati, 2013). Hal ini dikarenakan tidak ditemukan data jumlah rumah tangga nelayan di instansi terkait, sehingga jumlah populasi tidak diketahui. Jumlah responden yang digunakan sebanyak 60 orang. Responden merupakan anggota keluarga nelayan yang memiliki perilaku ekonomi dan sosial yang relatif homogen. Populasi yang relatif homogen tersebut akan terdistribusi mendekati normal, berdasarkan pada teorema batas sentral (central limit theorem) untuk ukuran contoh yan cukup besar (n 30) rata-rata contoh akan terdistribusi disekitar rata-rata populasi yang mendekati distribusi normal (Cooper dan Emory, 1996). Oleh karena itu jumlah responden yang digunakan dapat dikatakan cukup karena melebihi batas minimal yakni 30 orang.

17 5 Prosedur Analisis Data Curahan waktu perempuan nelayan Curahan waktu yang digunakan oleh nelayan perempuan dibagi dalam tiga kategori, yakni : waktu yang digunakan untuk keluarga, waktu yang digunakan untuk kegiatan sosial dan waktu yang digunakan untuk kegiatan ekonomi, menurut Gumilar (2005) curahan waktu dapat dianalisis dengan rumus : CWKwnf = WKwnf x 100% WKwnf + WKwrt + WKsos Keterangan : CWK wnf : curahan waktu kerja perempuan untuk mencari nafkah WK wnf : waktu kerja untuk mencari nafkah WK wrt : waktu kerja perempuan untuk kegiatan rumah tangga : waktu kerja perempuan untuk kegiatan sosial WK sos CWKwrt = WKwrt x 100% WKwnf + WKwrt + WKsos Keterangan : CWK wrt : curahan waktu kerja perempuan untuk kegiatan domestik WK wnf : waktu kerja untuk mencari nafkah WK wrt : waktu kerja perempuan untuk kegiatan rumah tangga : waktu kerja perempuan untuk kegiatan sosial WK sos CWKsos = WKsos x 100% WKwnf + WKwrt + WKsos Keterangan : CWK sos : curahan waktu kerja perempuan untuk kegiatan sosial WK wnf : waktu kerja untuk mencari nafkah WK wrt : waktu kerja perempuan untuk kegiatan rumah tangga : waktu kerja perempuan untuk kegiatan sosial WK sos Kondisi ekonomi Analisis ekonomi diperlukan untuk mengetahui struktur ekonomi masyarakat nelayan di Desa Asemdoyong, Pemalang. Struktur ekonomi yang dianalisis meliputi analisis pendapatan keluarga yang dikaitkan dengan musim ikan, kontribusi pendapatan perempuan nelayan, pendapatan lain yang diperoleh, total pengeluaran yang dilakukan oleh keluarga nelayan setiap bulannya, serta objek yang dituju saat dibutuhkannya biaya pinjaman. 1. Analisis pendapatan keluarga Pendapatan rumah tangga berasal dari tiga sumber, yakni dari suami, istri dan sumber lainya. Menurut Mardiana (2004) pendapatan rumah tangga dapat dihitung dengan persamaan :

18 6 I t I m I Keterangan : I t : pendapatan rumah tangga I m : pendapatan suami I f : pendapatanistri : pendapatandarisumber lain I o f I o 2. Kontribusi pendapatan wanita nelayan Kontribusi pendapatan wanita nelayan digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pendapatan wanita nelayan terhadap pendapatan keluarga (Gumilar 2005) dapat dihitung dengan persamaan : I f k 100% I I I Keterangan: K : kotribusi mutlak pendapatan wanita (%) I m : pendapatan suami (Rp) I f : pendapatan istri : pendapatan dari sumber lain I o 3. Pengeluaran keluarga nelayan Pengeluaran keluarga adalah biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan hidup, yang terdiri dari pengeluaran untuk pangan dan kebutuhan non pangan. Pengeluaran dilakukan dengan menghitung kebutuhan harian, mingguan dan bulanan. Total pengeluaran rumah tangga (Nur, 2012) dapat diformulasikan sebagai berikut : Ct = C1 + C2 Keterangan : Ct : total pengeluaran rumah yangga C1 : Pengeluaran untuk pangan C2 : Pengeluaran untuk non pangan f m o HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Perempuan Nelayan Desa Asemdoyong ditinggali oleh orang penduduk dengan jumlah laki-laki sebanyak orang dan jumlah perempuan sebanyak orang (BPS Pemalang 2014). Desa Asemdoyong memiliki dua mata pencaharian utama yakni perikanan dan pertanian. Sebanyak orang bekerja sebagai petani sedangkan orang bekerja sebagai nelayan. Sebagian lainya bekerja sebagai buruh industri, pemerintahan, guru, pedagang ada pula yang tidak bekerja. Sebagian besar warga yang tidak bekerja adalah anak-anak, lansia dan perempuan pada umur produktif.

19 Perempuan nelayan adalah perempuan kelompok umur produktif yang merupakan anggota keluarga dari nelayan. Berdasarkan analisis demografi umur produktif perempuan dimulai sejak usia 15 tahun hingga 59 tahun untuk negara berkembang. Tidak sedikit perempuan memiliki pekerjaan untuk memperoleh penghasilan pada rentang usia tersebut. Pembagian peran ini bertujuan untuk mendistribusikan tugas dalam rangka menjaga efisiensi dan keseimbangan sistem keluarga dan masyarakat (Puspitawati, 2012). Namun tidak menutup kemungkinan ada beberapa kelompok perempuan yang memilih diam dirumah saja. Hal serupa juga terjadi di Desa Asemdoyong, Pemalang. Daerah tersebut terletak dipesisir pantai utara Laut Jawa sehingga didominasi oleh nelayan. Keadaan umum perempuan nelayan yang tinggal di pesisir Asemdoyong dapat terlihat dari keseharian mereka selama melakukan 3 kegiatan utama yakni kegiatan domestik, kegiatan sosial, dan kegiatan ekonomi. Pada umumya wanita nelayan pada usia produktif melakukan kegiatan ekonomi dan sosial untuk menambah penghasilan keluarga, namun tidak dapat dipungkiri banyaknya jumlah perempuan nelayan yang hanya melakukan kegiatan domestik. Hal ini dikerenakan beberapa faktor internal diantaranya keadaan keluarga yang tidak memungkinkan untuk ditinggalkan dan larangan dari suami. Kegiatan umum perempuan nelayan di Desa Asemdoyong dapat dilihat dalam Lampiran 1. Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perempuan nelayan dianalisis menggunakan curahan waktu produktif dalam 24 jam. Curahan waktu perempuan nelayan dibagi menjadi tiga bagian, yakni curahan waktu ekonomi, curahan waktu sosial, dan curahan waktu domestik. Curahan waktu ekonomi adalah sejumlah waktu yang digunakan oleh perempuan nelayan untuk melakukan kegiatan guna memeperoleh penghasilan. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh kaum perempuan cukup beragam, diantaranya adalah pengasinan ikan, pembuat kerupuk, penjual ikan, pembuat jaring dan usaha warung. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan ekonomi produktif dengan teknis pekerjaan yang relatif mudah dikerjakan oleh kaum perempuan. Rata-rata kegiatan ekonomi perempuan nelayan Asemdoyong dimulai pada pukul hingga 17.00, sehingga perempuan nelayan dapat menyelesaikan pekerjaan ekonomi tanpa menyampingkan kegiatan domestik. Selain kegiatan ekonomi perempuan nelayan juga melakukan kegiatan sosial. Curahan waktu sosial merupakan waktu yang digunakan oleh perempuan nelayan untuk bersosialisasi dengan masyarakat umum melalui kegiatan yang memberi manfaat. Kegiatan sosial yang dilakukan oleh perempuan nelayan meliputi arisan, pengajian, PKK dan Posyandu. Curahan waktu domestik merupakan waktu yang digunakan oleh perempuan nelayan untuk menyelesaikan kewajiban domestik. Kegiatan domestik perempuan nelayan tidak jauh berbeda dengan kegiatan domestik umumnya yakni meliputi memasak mencuci membersihkan rumah serta mengasuh anak. Selain tiga kegiatan utama yang telah disebutkan, perempuan nelayan biasa menghabiskan waktunya untuk sekedar bercengkrama dengan tetangga atau bersantai dirumah. Hal ini dilakukan saat tidak ada kegiatan ekonomi sosial dan domestik, biasanya pada siang hari banyak ibu-ibu yang berkumpul diteras rumah untuk bersantai. Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan diperoleh persentase curahan waktu istri nelayan dalam melakukan tiga kegiatan utama maka diperoleh hasil yang ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1 menjelaskan bahwa setiap 7

20 8 perempuan nelayan yang bekerja tetap memiliki waktu untuk bersosialisasi dan melaksanakan kewajiban domestik. Selain itu mereka masih memiliki waktu luang yang biasa digunakan untuk berbincang dengan rekan-rekan atau sekedar menghibur diri dengan menonton tv, sedangkan perempuan nelayan yang tidak bekerja memiliki waktu luang yang cukup banyak mencapai 9,80 jam. Tabel 1Rata-rata curahan waktu perempuan nelayan No Pekerjaan Curahan Waktu (Jam) % (24 Istirahat Rumah Jumlah Sosial Ekonomi jam) (jam) Tangga 1 Pengasin Ikan 1,80 8,00 8,30 18,10 75,42 5,90 2 Penjual Ikan 1,50 8,00 8,80 18,30 76,25 5,70 3 Buruh Rajut 2,00 6,56 9,56 18,11 75,46 5,89 4 Pemilik Warung 1,90 8,30 8,00 18,20 75,83 5,80 5 Pembuat Kerupuk 2,00 5,40 9,00 16,40 68,33 7,60 6 Ibu Rumah Tangga 2,30 0,00 11,90 14,20 59,17 9,80 Rata-rata 1,92 6.,04 9,26 17,22 71,74 6,78 Rata-rata jumlah jam yang dilakukan oleh perempuan pekerja untuk bekerja, bersosialisasi dan melakukan kegiatan domestik adalah 17,82 jam perhari sedangkan perempuan yang tidak bekerja menggunakan waktunya sebanyak 14,20 jam untuk melakukan kegiatan yang sama. Waktu terpanjang yang dilakukan untuk kegiatan sosial dilakukan oleh perempuan nelayan yang tidak bekerja, hal ini sesuai dengan fakta yang terlihat bahwa mereka memiliki waktu luang yang jauh lebih banyak. Sedangkan curahan waktu terpendekdilakukan oleh penjual ikan, hal ini karena fluktuasi jumlah tangkapan didaerah tersebut sehingga mereka tidak dapat mencurahkan waktu lebih banyak untuk bersosialisasi. Curahan waktu terbanyak untuk kegiatan ekonomi dilakukan oleh pemilik warung, mereka biasa membuka warung pada pagi hari pada pukul dan menutupnya menjelang malam sekitar pukul Curahan waktu terendah untuk kegiatan ekonomi dilakukan oleh pembuat kerupuk karena mereka tidak membutuhkan banyak waktu untuk mengolah dan menggoreng kerupuk. Pada proses penjemuran kerupuk mereka dapat menyambi dengan kegiatan domestik lainya. Curahan waktu tertinggi untuk kegiatan domestik juga dilakukan oleh ibu rumah tangga, sedangkan curahan waktu terendah dilakukan oleh pemilik warung. Berdasarkan ketiga kegiatan utama yang telah dipaparkan, perempuan nelayan lebih banyak menghabiskan waktu untuk menyelesaikan kewajiban rumah tangga. Rata-rata waktu yang dikeluarkan untuk kegiatan domestik sebanyak 9,26 jam setiap harinya. Sedangkan waktu terpendek digunakan untuk melakukan kegiatan sosial yakni sebanyak 1,92 jam. Selain ketiga kegiatan tersebut perempuan nelayan masih memiliki waktu luang yang digunakan untuk bersantai atau beristirahat (tidur) rata-rata sebanyak 6,78 jam perhari.

21 Kegiatan ekonomi Kegiatan ekonomi yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh tambahan penghasilan rumah tangga. Jenis kegiatan yang ekonomi yang digeluti wanita nelayan di Desa Asemdoyong cukup beragam dengan komposisi pekerjaan yang sesuai dengan keadaan perempuan,beberapa pekerjaan yang digeluti wanita nelayan di Desa Asemdoyong meliputi pengasin ikan, penjual ikan (pelele), buruh rajut, pemilik warung dan pembuat kerupuk. Pengasin ikan bekerja mulai pagi hari saat proses pendaratan ikan di Desa Asemdoyong hingga petang. Pihak pelabuhan menyediakan tempat untuk proses pengasinan ikan, sehingga para pemilik usaha pengasinan bisa menyewa kios-kios dengan harga yang cukup terjangkau. Para pengasin membersihkan ikan dari kotoran dan isi perut ikan kemudian dijemur hingga kering dan siap dipasarkan. Pekerjaan selanjutnya adalah penjual ikan yang biasa disebut pelele. Berbeda dengan dengan pengasin ikan, penjual ikan tidak memiliki izin resmi untuk menjual ikan di PPP Asemdoyong, hal ini dikarenakan penjualan ikan secara resmi hanya memakai cara pelelangan di TPI Mina Misoyo Makmur. Seharusnya seluruh hasil tangkapan yang diperoleh nelayan dibawa ke TPI untuk dilelang. Para pelele membeli ikan langsung dari kapal yang baru saja sandar dan menjual ikan tersebut secara eceran pada konsumen. Hal ini sulit untuk dihilangkan karena pelele sudah ada sejak TPI belum berdiri, selain itu beberapa pembeli merasa lebih mudah membeli pada pelele dibandingkan dengan di TPI, harga yang diberikan juga tidak jauh berbeda. Buruh rajut bekerja membuat jaring baru untuk proses penangkapan. Ratarata buruh rajut adalah istri atau keluarga dari nelayan pemilik kapal atau nahkoda kapal. Hasil yang diperoleh dari rajutan jaring tidak seberapa namun penghasilan yang diperoleh suami sudah dapat menutupi kebutuhan keluarga. Biasanya satu unit jaring untuk proses penangkapan dibuat oleh tiga orang perempuan. Perajut jaring tidak memerlukan modal usaha untuk merajut karena semua bahan telah disediakan oleh pemilik kapal. Pemilik warung membuka usahanya sejak pagi hingga petang. Diantara kelima pekerjaanlainya pemilik warung merupakan pekerjaan yang tidak terlalu terpengaruh terhadap perubahan musim ikan. Penghasilan yang diperoleh cukup stabil meski sedang dalam keadaan paceklik. Pekerjaan lainnya adalah pembuat kerupuk ikan. Berbeda dengan pemilik warung, pembuat kerupuk merupakan pekerjaan yang sangat bergantung padaa musim ikan. Hal ini dikarenakan bahan yang digunakan untuk membuat kerupuk cukup sulit didapatkan di daerah ini. Perempuan nelayan di Desa Asemdoyong sebagian besar tidak bekerja. Mereka memilih tinggal di rumah untuk menyelesaikan kewajiban domestik. Hal ini dikarenakan larangan oleh suami mereka, serta adanya kewajiban domestik yang tidak bisa ditinggalkan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ratarata curahan waktu kerja nelayan perempuan disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam Tabel 2,dapat diketahui bahwa ratarata curahan waktu kerja istri nelayan selama 6,04 jam. Curahan waktu kerja terlama dimiliki oleh pemilik warung, hal ini dikarenakan para pemilik warung mulai membuka warungnya dari pagi hari hingga petang. Sedangkan jam kerja paling singkat dilakukan oleh buruh rajut. Buruh rajut bekerja disela-sela waktu melaksanakan kewajiban domestik. Selain kelompok perempuan nelayan yang bekerja, banyak pula perempuan nelayan yang memilih menjadi ibu rumah tangga. 9

22 10 Hal ini berdasarkan pada perintah suami atau dari pihak keluarga lain yang merasa keberatan jika mereka bekerja, meskipun mereka memiliki waktu dan kemampuan yang cukup. Beberapa perempuan nelayan tidak melakukan pekerjaanya pada hari tertentu, pada hari jumat beberapa perempuan nelayan mengikuti kegiatan pengajian, sedangkan untuk hari minggu diadakan kegiatan PKK dan Posyandu. Pada musim ikan aktivitas ekonomi perempuan nelayan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan musim paceklik. Pada musim ikan pemilik warung, penjual ikan dan pengasin ikan rata-rata bekerja seharian penuh. Namun pada musim paceklik mereka hanya bekerja pada sat adanya pendaratan ikan saja. Tabel 2 Rata-rata curahan waktu kerja No Pekerjaan Curahan Waktu Kerja (Jam/Hari) % (24 jam) 1 Pengasin Ikan 8,00 33,33 2 Penjual Ikan 8,00 33,33 3 Buruh Rajut 6,56 27,31 4 Pemilik Warung 8,30 34,58 5 Pembuat Kerupuk 5,40 22,50 6 Ibu Rumah Tangga - - Rata-rata 6,04 0,25 Kegiatan sosial Kegiatan sosial merupakan aktivitas yang dilakukan diluar rumah untuk mempererat ikatan silaturahmi dengan saling berinteraksi antar masyarakat yang dilakukan dalam suatu kegiatan yang bermanfaat. Kegiatan sosial yang dilakukan oleh kaum perempuan di Desa Asemdoyong meliputi arisan, pengajian, PKK, dan Posyandu. Kegiatan sosial yang paling disukai adalah arisan dan pengajian. Hal ini dikarenakan kedua kegiatan tersebut memberikan manfaat yang cukup besar bagi perempuan nelayan. Manfaat yang dirasakan dari kegiatan arisan adalah mereka dapat menabung dengan teratur dan bertukar pikiran dengan teman-teman yang juga mengikuti arisan. Sedangkan manfaat yang diperoleh dari pengajian adalah mereka merasa lebih tenang dengan mengaji, keteraturan dalam membaca al-quran, dan silaturahmi dengan masyarakat. Kegiatan PKK tidak begitu diminati perempuan nelayan karena dianggap membosankan dan kurang bermanfaat. Kegiatan PKK yang dilakukan di Desa Asemdoyong antara lain; kerajinan tangan, pengolahan ikan dan daur ulang barang yang tidak terpakai. Sedangkan posyandu hanya dikuti oleh kelompok perempuan nelayan yang memiliki anak balita. Rata-rata curahan waktu nelayan perempuan dalam kegiatan sosial disajikan dalam Tabel 3. Berdasarkan data yang diperoleh perempuan nelayan menghabiskan waktu untuk kegiatan sosial sebanyak 1,92 jam atau 7,99 % tiap kegiatanya. Curahan waktu sosial tebanyak untuk kegiatan pengajian yakni sebanyak 0,86 jam atau sebanyak 52 menit, sedangkan kegiatan dengan curahan waktu terpendek untuk kegiatan Posyandu yakni sebnyak 0,13 jam atau sekitar 8 menit tiap kegiatanya. Curahan waktu terbanyak dalam kegiatan sosial dimiliki

23 oleh ibu rumah tangga sebanyak 9,58% dari total seluruh waktunya. Sedangkan curahan waktu terpendek dimiliki oleh penjual ikan yakni sebesar 6,25%. Penjual ikan yang menjadi objek penelitian tidak ada yang mengikuti kegiatan PKK dan Posyandu. Tabel 3 Rata-rata curahan waktu sosial No Pekerjaan Kegiatan Sosial (Jam) Jumlah % (24 Arisan Pengajian PKK Posyandu (Jam) jam) 1 Pengasin Ikan 0,35 1,05 0,25 0,15 1,80 7,50 2 Penjual Ikan 0,80 0,70 0,00 0,00 1,50 6,25 3 Buruh Rajut 0,53 0,74 0,56 0,17 2,00 8,33 4 Pemilik Warung 0,50 1,00 0,28 0,13 1,90 7,92 5 Pembuat Kerupuk 0,85 0,90 0,15 0,10 2,00 8,33 6 Ibu Rumah Tangga 0,80 0,75 0,50 0,25 2,30 9,58 Rata-rata 0,64 0,86 0,29 0,13 1,92 7,99 Kegiatan domestik Kegiatan domestik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan perempuan nelayan untuk memenuhi kewajiban rumah tangga yang dilakukan di dalam rumah seperti memasak, mencuci, membersikan rumah dan mengasuh anak. Perempuan nelayan Asemdoyong melakukan kegiatan domestik seperti perempuan pada umumnya. Namun hal unik yang patut diperhatikan adalah kebiasaan membeli makanan dibandingkan dengan memasak sendiri, meski mereka memiliki waktu luang untuk keluarga yang cukup banyak. Biasanya mereka memasak saat suami mereka pulang membawa ikan hasil tangkapan atau saat acara keluarga. Kebiasaan ini diturunkan dari ibu-ibu mereka sejak dahulu. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan diperoleh rata-rata curahan waktu perempuan nelayan untuk kegiatan domestik yang disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4 Curahan waktu domestik No Pekerjaan Curahan Waktu Lama Kerja (Jam) % (24 jam) 1 Pengasin Ikan 8,30 34,58 2 Penjual Ikan 8,80 36,67 3 Buruh Rajut 9,56 39,81 4 Pemilik Warung 8,00 33,33 5 Pembuat Kerupuk 9,00 37,50 6 Ibu Rumah Tangga 11,90 49,58 Rata-rata 9,26 38,58 11

24 12 Tabel 4 menyajikan rata-rata curahan waktu perempuan nelayan untuk kegiatan domestik. Curahan waktu terpanjang dimiliki oleh ibu rumah tangga yakni sebesar 49,58% dari total seluruh waktunya. Sedangkan curahan waktu terpendek dimiliki oleh pemilik warung dengan persentase sebesar 33,33 %. Kegiatan domestik yang paling dominan dilakukan adalah mengasuh anak. Hampir semua responden (85%) setuju bahwa mengasuh anak merupakan kegiatan yang harus diutamakan dan mendapat prioritas utama dibandingkan dengan kegiatan lainya. Bagi keluarga yang tidak memiliki anak balita kegiatan domestik yang dominan dilakukan adalah membersihkan rumah. Pendapatan dan Pengeluaran Keluarga Nelayan Pendapatan yang diperoleh oleh nelayan dari hasil melaut merupakan sumber utama pendapatan keluarga nelayan. Meski tingkat pendapatan yang diperoleh cukup fluktuatif namun kontribusi pendapatan istri sangatlah membantu kebutuhan keluarga nelayan. Selain kedua pendapatan tersebut beberapa keluarga memperoleh pendapatan tambahan dari anak atau sanak saudara. Tabel 5 Rata-rata tingkat pendapatan keluarga nelayan N Tingkat Pendapatan (Bulan) Pekerjaan o Istri Suami Lain-Lain Jumlah 1 Pengasin Ikan Rp Rp Rp Rp Penjual Ikan Rp Rp Rp Rp Buruh Rajut Rp Rp Rp Rp Pemilik Warung Rp Rp Rp Rp Pembuat Kerupuk Rp Rp Rp Rp Ibu Rumah Tangga - Rp Rp Rp Rata-rata Rp Rp Rp Rp Tabel 5 menyajikan data tingkat pendapatan keluarga nelayan. Berdasarkan data yang telah diperoleh rata-rata pendapatan istri nelayan sebesar Rp tiap bulannya nilai ini tidak lebih besar dari pendapatan utama yang didapatkan oleh nelayan yakni sebesar Rp tiap bulannya. Selain itu beberapa keluarga memperoleh pendapatan tambahan dengan rata-rata sebesar Rp perbulan. Rata-rata total pendapatan keluarga yang diperoleh tiap bulannya sebesar Rp 4,234,583 per bulan. Pendapatan tertinggi perempuan nelayan dimiliki oleh pemilik warung mencapai Rp 2,550,000 perbulan. Hal ini dikarenakan penghasilan yang di peroleh tidak memiliki pengaruh nyata terhadap musim ikan. Pendapatan yang diperoleh cukup stabil meski keadaan perikanan sedang sulit. Sedangkan pendapatan terendah perempuan nelayan dimiliki oleh buruh rajut sebanyak Rp 1,207,500 perbulan. Buruh rajut bekerja hanya saat adanya pesanan jaring dari pemilik kapal. Bahan pembuat jaring telah disiapkan oleh pemesan sehingga buruh rajut tidak membutuhkan modal usaha untuk melakukan pekerjaanya.

25 Kontribusi pendapatan perempuan nelayan Kontribusi pendapatan perempuan dalam keluarga nelayan sangat membantu perekonomian keluarga tersebut. Meskipun jumlahnya tidak melebihi sumber pendapatan utama, pendapatan perempuan nelayan berpengaruh penting dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Hasil yang diperoleh sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wawansyah et al. (2012) yang menyatakan bahwa kontibusi perempuan nelayan dalam bidang ekonomi pada pada pendapatan rumah tangga nelayan berpengaruh besar. Hal ini dapat dilihat dari persentase pendapatan yang disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6 menunjukan persentase pendapatan tiap keluarga nelayan. Persentase pendapatan tertinggi dimiliki oleh pemilik warung mencapai 48,66 % hal ini dikarenakan musim ikan tidak berpengaruh nyata terhadap usaha tersebut. Berbeda dengan pekerjaan lainnya yang sangat bergantung pada musim ikan. Persentase pendapatan terkecil dimiliki oleh buruh rajut sebesar 24,81%. Buruh rajut mengerjakan pekerjaannya diantara kewajiban domestiknya sehingga banyak waktu yang tecurahkan untuk mengasuh anak dibandingkan dengan menyelesaikan pekerjaan tersebut, selain itu jumlah pesanan yang tidak menentu menyebabkan penghasilan yang diperoleh sangat fluktuatif. Rata-rata kontribusi pendapatan perempuan nelayan di Desa Asemdoyong sebesar 36,83 % dari total seluruh pendapatan keluarga. Kontribusi ekonomi yang berasal dari keluarga (anak) tertinggi dimiliki oleh ibu rumah tangga. Hal ini dikarenakan timbulnya kesadaran anak untuk membantu perekonomian keluarga. Tabel 6 Persentase kontribusi ekonomi keluarga nelayan No Pekerjaaan Kontribusi Ekonomi Keluarga Nelayan (Bulan) Istri Suami Keluarga 1 Pengasin Ikan 40,09% 53,32% 6,58% 2 Penjual Ikan 37,02% 54,76% 8,23% 3 Buruh Rajut 24,81% 72,11% 3,08% 4 Pemilik Warung 48,66% 50,38% 0,95% 5 Pembuat Kerupuk 33,59% 57,92% 8,49% 6 Ibu Rumah Tangga - 85,48% 14,52% Rata-rata 36,83% 62,33% 6,98% Pendapatan yang diperoleh perempuan nelayan sangatlah bergantung pada kondisi musim meskipun tidak melaut. Pada saat musim ikan maka penghasilan yang diperoleh cukup besar begitu pula sebaliknya. Namun beberapa pekerjaan tetap memperoleh hasil yang cukup besar meski dalam keadaan paceklik seperti pemilik warung. Pekerjaan yang sangat terpengaruh oleh perubahan musim adalah pembuat kerupuk ikan, karena bahan yang dibutuhkan bukanlah hasil tangkapan utama di daerah tersebut. Berikut disajikan hasil pengamatan pendapatan perempuan nelayan terhadap musim ikan pada Tabel 7. 13

26 14 Tabel 7 Rata-rata tingkat pendapatan istri nelayan No Pekerjaan Tingkat Pendapatan (Hari) Musim Paceklik Musim Ikan Rata-Rata 1 Pengasin Ikan Rp Rp Rp Penjual Ikan Rp Rp Rp Buruh Rajut Rp Rp Rp Pemilik Warung Rp Rp Rp Pembuat Kerupuk Rp Rp Rp Ibu Rumah Tangga Rp - Rp - Rp - Rata-rata Rp Rp Rp Hasil menunjukan pendapatan terbesar dimiliki oleh pemilik warung mencapai rata-rata Rp 85, per hari, sedangkan penghasilan terkecil dimiliki oleh buruh rajut senilai rata-rata Rp 40, per hari. Pada musim ikan penghasilan tertinggi dimiliki oleh pemili warung sebesar Rp per hari, sedangkan penghasilan terendah dimilik oleh buruh rajut yakni sebesar Rp per hari. pada musim paceklik pendapatan tertinggi dimiliki oleh pemilik warung yakni sebesar Rp per hari sedangkan pendapatan terendah dimiliki oleh buruh rajut sebesar Rp per hari. Pengaruh musim yang cukup besar mengakibatkan tingkat pendapatan perempuan nelayan yang sangat fluktuatif. Bahkan dalam keadaan musim yang sangat buruk, perempuan nelayan bisa tidak menghasilkan pendapatan hingga berhari-hari. Hal ini dapat dilihat dalam tingkat keragaman data yang diperoleh pada Tabel 8. Tabel 8 Rata-rata tingkat keragaman pendapatan perempuan nelayan No Pekerjaan Tingkat Pendapatan (Bulan) Penghasilan Standar Deviasi 1 Pengasin Ikan Rp Rp Penjual Ikan Rp Rp Buruh Rajut Rp Rp Pemilik Warung Rp Rp Pembuat Kerupuk Rp Rp Ibu Rumah Tangga - - Tingkat penghasilan perempuan nelayan sangatlah beragam dan fluktuatif bergantung dengan musim ikan. Tabel 8 menjelaskan tingkat keberagaman hasil pendapatan perempuan nelayan. Semakin tinggi hasil yang diperoleh dari penghasilan maka keberagaman penghasilan tersebut tinggi, begitu pula sebaliknya. Tingkat keberagaman tertinggi dimiliki oleh pembuat kerupuk dengan standar deviasi mencapai Rp dari rata-rata penghasilan senilai Rp perbulannya. Hal ini berarti bahwa tingkat pendapatan pembuat kerupuk ikan sangatlah fluktuatif.sedangkan penghasilan paling stabil dimiliki oleh pemilik warung dengan standar deviasi sebesar Rp dari ratarata penghasilan senilai Rp

27 Tingkat pengeluaran keluarga nelayan Pengeluaran yang dilakukan oleh keluarga nelayan dibagi kedalam dua bagian utama yakni pengeluaran untuk pangan dan pengeluaran non pangan (Nur, 2012).Pengeluaran pangan merupakan segala sesuatu yang dibelanjakan untuk kebutuhan makanan seperti bahan makanan, minyak, gas dan bahan pokok lainya.sedangkan pengeluaran non pangan mencakup pendidikan, transportasi, listrik, pakaian, dan modal usaha. Data tersebut disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9 menjelaskan tentang jenis pengeluaran yang dilakukan oleh keluarga nelayan. Pengeluaran utama yang dilakukan keluarga nelayan terfokus untuk pengeluaran pangan. Pengeluaran non pangan terbilang cukup kecil hal ini dikarenakan adanya bantuan pemerintah berupa jaminan kesehatan dan pendidikan, sehingga masyarakat dapat menghemat pendapatan yang mereka hasilkan. Rata-rata pengeluaran pangan tertinggi dilakukan oleh keluarga penjual ikan yakni sebesar Rp per bulan, sedangkan pengeluaran terendah dilakukan oleh ibu rumah tangga yakni sebesar Rp perbulan. Rata-rata pengeluaran non pangan tertinggi dilakukan oleh keluarga penjual ikan yakni sebesar Rp per bulan, sedangkan pengeluaran terendah dilakukan oleh keluarga pengasin ikan yakni sebesar Rp per bulan. Tabel 9 Rata-rata tingkat pengeluaran keluarga nelayan N Tingkat Pengeluaran (Bulan) Pekerjaan o Pangan % Non Pangan % Jumlah 1 Pengasin Ikan Rp ,20 Rp ,80 Rp Penjual Ikan Rp ,67 Rp ,33 Rp Buruh Rajut Rp ,58 Rp ,42 Rp Pemilik Warung Rp ,17 Rp ,83 Rp Pembuat Kerupuk Rp ,38 Rp ,62 Rp Ibu Rumah Tangga Rp ,33 Rp ,67 Rp Rata-rata Rp ,72 Rp ,28 Rp Penghasilan keluarga nelayan di Desa Asemdoyong terbilang cukup baik dilihat dari tingkat pengeluaran yang tertutupi oleh hasil pendapatan. Namun tak menutup kemungkinan adanya saat sulit yang dihadapi keluarga nelayan yang mengharuskan untuk meminjam uang. Berikut dijelaskan sumber pinjaman uang yang dilakukan oleh keluarga nelayan pada Gambar 2. Sebagian besar keluarga nelayan meminjam uang pada keluarga mereka karena dianggap paling mudah tanpa bunga serta birokrasi yang harus dipenuhi. Selain ada keluarga sumber pinjaman lain yang dipilih adalah kredit keliling, angsuran pembayaran yang cukup kecil memudahkan masyarakat untuk melunasi hutangnya tanpa mengurangi kebutuhan rumah tangga. 15

28 16 8% bank 23% bos 25% keluarga 9% kredit tetangga 35% Gambar 2 Objek pinjaman uang Strategi Pemberdayaan Perempuan Nelayan Pemberdayaan adalah suatu upaya untuk membangun eksistensi pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, pemerintahan, negara, dan tata dunia dalam kerangka proses aktualisasi kemanusiaan yang adil dan beradab, yang terwujud diberbagai kehidupan; politik, hukum, pendidikan dan lain-lain (Ruslan 2010). Oleh karena itu langkah yang harus dijalankan dalam pemberdayaan perempuan adalah dengan memberikan dukungan dan perhatian pada setiap perempuan nelayan. Strategi pemberdayaan perempuan nelayan di desa Asemdoyong dikaji berdasarkan hasil observasi lapang yang telah dilakukan. Beberapa strategi yang tersebut adalah : a. Menciptakan sumber usaha baru dan meningkatkan keterampilan produsen dalam bidang pengolahan ikan. Usaha pengolahan ikan di Desa Asemdoyong masih sangat minim, hanya ada dua perusahaan pengolahan yakni pengasinan dibawah naungan PPP Asemdoyong dan usaha fillet ikan yang dimiliki oleh swasta. Hal ini memberikan kesempatan besar bagi para pemodal untuk membentu usaha baru seperti pindang ikan, bakso, nugget dan lain-lain. Hal ini didukung dengan potensi PPP Asemdoyong yang menjadi sentra perikanan Kabupaten Pemalang. Keterampilan dalam pengolahan ikan sangatlah menunjang keberhasilan usaha tersebut. Berbagai jenis pengolahan ikan yang inovatif dengan tampilan menarik sangatlah diminati konsumen, ditunjang dengan tingkat ekonomi konsumen, usaha pengolahan ikan di daerah ini akan berhasil dengan baik. b. Merubah pola pikir konvensional dan memberi pelatihan pada perempuan nelayan. Tingkat pengembangan daerah yang semakin meningkat memaksa warga untuk merubah pola pikir bahwa perempuan hanya diperbolehkan melakukan kegiatan domestik. Tuntutan penghasilan mengharuskan perempuan turut andil dalam memperoleh pendapatan ekonomi. Kini saatnya para nelayan memberikan izin kepada istrinya untuk bekerja guna memperoleh pendapatan tambahan untuk keluarga.

29 Keterampilan dasar yang dimiliki perempuan di Desa Asemdoyong cukup baik, namun perlu dikembangkan lagi untuk meningkatkan produktivitas. Beberapa pelatihan yang bisa diberikan adalah pelatihan pengolahan ikan, pengolahan limbah ikan, dan pembuatan kerajinan. c. Meningkatkan kuantitas dan kualitas usaha serta menjalin kerjasama antar pedagang. Usaha yang dibentuk di daerah tersebut cukup berkembang dengan baik, namun tidak menutup kemungkinan adanya banyak usaha yan lebih menarik. Sehingga diperlukan usaha yang cukup berkualitas agar dapat lebih berkembang. Banyaknya pedagang luar yang mendominasi daerah mempersempit kesempatan perempuan nelayan untuk bekerja, oleh karena itu dibutuhkan kerjasama yang saling menguntungkan antara pedagang lokal dan pedagang pendatang. Salah satu bentuk kerjasama yang dapat dilakukan adalah pembentukan KUD khusus untuk tenaga kerja perempuan nelayan. d. Pengembangan mata pencaharian alternatif keluarga nelayan dan menetapkan strategi pengolahan yang efektif dan efisien. Banyaknya perempuan nelayan yang tidak bekerja di Desa Asemdoyong mengharuskan adanya mata pencaharian alternatif yang dikhususkan untuk perempuan nelayan. Berberapa bentuk pekerjaan tersebut adalah penjualan hasil olahan ikan. Teknologi pengolahan ikan yang semakin canggih mengancam lapangan kerja untuk perempuan nelayan. Oleh karena itu dibutuhkan strategi pengolahan yang cukup efektif dan efisien sehingga perempuan nelayan tidak dikalahkan oleh tenaga mesin. 17 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Rata-rata curahan waktu perempuan nelayan paling banyak untuk kegiatan domestik yakni sebanyak 9,26 jam/hari sedangkan untuk kegiatan ekonomi sebesar 6,04 jam/hari dan untuk kegiatan sosial sebesar 1,92 jam/hari. Selain ketiga kegiatan tersebut perempuan nelayan masih memiliki waktu istirahat sebesar 6,78 jam/hari. 2. Kontribusi ekonomi perempuan nelayan dalam keluarga nelayan sangatlah berpengaruh terhadap pendapatan keluarga. Rata-rata kontribusi yang diperoleh dari pengasin ikan, penjual ikan, perajut jaring, pembuat kerupuk dan pemilik warung sebesar 36.83% dari pendapatan total keluarga nelayan. 3. Strategi yang digunakan dalam pengembangan pemberdayaan perempuan adalah a) menciptakan sumber usaha baru dan meningkatkan keterampilan produsen b) merubah pola pikir konvensional dan memberi pelatihan pada perempuan nelayan c) meningkatkan kualitas dan kuantitas usaha d)

30 18 mengembangkan mata pencaharian alternatif dan meningkatkan pola pengolahan yang efektif dan efisien. Saran Berdasarkan pada kajian ini beberapa hal yang perlu dilakukan adalah: 1. Curahan waktu perempuan nelayan yang tidak bekerja sebaiknya digunakan untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan nelayan dalam segi ekonomi dan sosial. 2. Kontribusi ekonomi perempuan nelayan dalam keluarga terbilang cukup baik, namun banyak wanita nelayan yang memilih untuk tidak bekerja. Kerja sama pihak pemerintah juga diperlukan dalam hal ini terkait produktivitas perempuan nelayan dalam kegiatan ekonomi dan pengembangan perekonomian daerah setempat. DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statistik Data Sensus Penduduk Tahun BPS Pusat. [BPS] Badan Pusat Statistik Pemalang Kecamatan Taman dalam Angka Pemalang (ID). Cooper, R. D. and C. W. Emory Business Research Methods. Megraw-hill Professional, United Kingdom Gumilar I Peran Serta Wanita dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga (Kasus Pantai Utara Jawa Barat). Program Riset Hibah Kompetitif A2 BATCH DIKTI. Jatinangor (ID) : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Padjajaran. Kusnadi Kebudayaan Mayarakat Nelayan dalam Jelajah Budaya Tahun Yogyakarta (ID): Kementrian Kebudayaan Pariwisata. Mardiana D, Fatchiya A, Kusumastuti Y,I Profil Wanita Pengolah Ikan di Desa Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang, Jawa Barat.Buletin Ekonomi Perikanan. Vol. VI No.1 tahun 2005 Nur, A, A Tingkat Kesejahteraan Pedagang Ikan Segar di Pasar Induk Caringin Bandung. [Skripsi]. Jatinangor (ID) : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran. Puspitawati H Gender dan Keluarga Konsep dan Realita di Indonesia. Bogor (ID) : IPB Press. Puspitawati H. dan Herawati T Metode Penelitian Keluarga. Bogor (ID) : IPB Press Puspitawati H Pengantar Studi Keluarga. Bogor (ID) : IPB Press. Ruslan, M Pemberdayaan Perempuan dalam Dimensi Pembangunan Berwawasan Gender.Musawa.Vol.2, No. 1, Juni Akbarini T,U, Gumilar I, dan Grandiosa R Kontibusi Ekonomi Produktif Wanita Nelayan Terhadap Pendapatan Keluarga Nelayan di Pangandaran, Kabupaten Ciamis. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol 3, No. 3 September 2012 :

31 Wawansyah H, Gumilar I, dan Taufiqurahman A Kontribusi Ekonomi Produktif Wanita Nelayan Terhadap Pendapatan Keluarga Nelayan. Jurnal Perikanan dan Kelautan.Vol. 3, No. 3 September 2012 :

32 20 LAMPIRAN

33 21 LAMPIRAN Lampiran 1 : Dokumentasi penelitian Kegiatan wanita nelayan diwaktu luang Perajut jaring Proses pengasinan ikan Proses penjualan ikan oleh pelele

34 22 Kegiatan Posyandu

35 23 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Lampung Tengah pada tanggal 21 Maret 1992 dari ayah Mardanis dan ibu Istiyah. Penulis adalah putri kedua dari empat bersaudara. Tahun 2011 penulis lulus dari SMA Islam Daar el-qolam Kota Tangerang dan pada tahun yang sama penulis masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur SNMPTN Undangan. Penulis diterima di Mayor Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Rekayasa Tingkah Laku Ikan (2013/2014 dan 2014/2015), praktikum Kapal perikanan (2013/2014) dan praktikum Eksplorasi Penangkapan Ikan (2014/2015). Penulis juga pernah aktif sebagai Bendahara pada Lembaga struktural IPB Mengajar (2014/2015) dan menjadi anggota BEM FPIK pada Divisi PSDM (2013/2014). Selama mengikuti pendidikan di IPB penulis mendapatkan beasiswa PPA/BBM 2012/2014.

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN : Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: 127-136 ISSN : 2088-3137 KONTRIBUSI EKONOMI PRODUKTIF WANITA NELAYAN TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI PANGANDARAN, KABUPATEN CIAMIS Trie

Lebih terperinci

KONTRIBUSI EKONOMI PRODUKTIF WANITA NELAYAN TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA (Studi Kasus di Desa Lembar Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat)

KONTRIBUSI EKONOMI PRODUKTIF WANITA NELAYAN TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA (Studi Kasus di Desa Lembar Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat) KONTRIBUSI EKONOMI PRODUKTIF WANITA NELAYAN TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA (Studi Kasus di Desa Lembar Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat) ROHMIATI AMINI Universitas Nahdlatul Wathan Mataram e-mail:

Lebih terperinci

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH TUGAS AKHIR TKP 481 Oleh : ASTRID EKANINGDYAH L2D000400 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

ANALISIS CURAHAN WAKTU KERJA WANITA PENGUSAHA AGROINDUSTRI MAKANAN SKALA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS CURAHAN WAKTU KERJA WANITA PENGUSAHA AGROINDUSTRI MAKANAN SKALA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR ANALISIS CURAHAN WAKTU KERJA WANITA PENGUSAHA AGROINDUSTRI MAKANAN SKALA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR THE ANALYSIS OF WORKING HOURS OF WOMEN ENTREPRENEURS AGRO-INDUSTRY FOOD SCALE HOUSEHOLD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir

Lebih terperinci

WIFE CONTRIBUTION TO FISHERMAN HOUSEHOLD INCOME IN MERANTI BUNTING VILLAGE MERBAU DISTRICT MERANTI ISLAND REGENCY RIAU PROVINCE

WIFE CONTRIBUTION TO FISHERMAN HOUSEHOLD INCOME IN MERANTI BUNTING VILLAGE MERBAU DISTRICT MERANTI ISLAND REGENCY RIAU PROVINCE WIFE CONTRIBUTION TO FISHERMAN HOUSEHOLD INCOME IN MERANTI BUNTING VILLAGE MERBAU DISTRICT MERANTI ISLAND REGENCY RIAU PROVINCE By Eka Nur Cahyati 1) Lamun Bathara 2) Darwis 3) Email : Ekanurcahyati37@yahoo.com

Lebih terperinci

KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PERIKANAN DI DESA TANJUNG PASIR

KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PERIKANAN DI DESA TANJUNG PASIR 31 KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PERIKANAN DI DESA TANJUNG PASIR Pengertian kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi

Lebih terperinci

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) KONTRIBUSI PENDAPATAN BURUH TANI PEREMPUAN TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA BABAKANMULYA KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak penduduk dengan berbagai macam ragam mata pencaharian. Dimana mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk dapat memperoleh taraf hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi masyarakat pantai dimana keterlibatan tersebut dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi masyarakat pantai dimana keterlibatan tersebut dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Eksistensi Matriproduksi di Wilayah Pantai Penelitian tentang Eksistensi Matriproduksi di Wilayah Pantai ini dilakukan oleh Hendry Sitorus (2003). Dalam penelitian ini dijelaskan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPP SUNGAILIAT, BANGKA

OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPP SUNGAILIAT, BANGKA OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPP SUNGAILIAT, BANGKA DODY SIHONO SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

KEBERADAAN FASILITAS KEPELABUHANAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN TANJUNGSARI, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NOVIANTI SKRIPSI

KEBERADAAN FASILITAS KEPELABUHANAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN TANJUNGSARI, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NOVIANTI SKRIPSI KEBERADAAN FASILITAS KEPELABUHANAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN TANJUNGSARI, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NOVIANTI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS

Lebih terperinci

7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN

7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN 78 7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN 7.1 Kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah terkait sistem bagi hasil nelayan dan pelelangan Menurut

Lebih terperinci

Swara Bhumi. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2016

Swara Bhumi. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2016 Peran Istri Dalam Menunjang Penghasilan Keluarga Nelayan Buruh Di Desa Karangagung Kecamatan Palang Dewi Yuliani Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

KARAKTERISASI ALAT PENANGKAP IKAN DEMERSAL DI PERAIRAN PANTAI UTARA JAWA BARAT FIFIANA ALAM SARI SKRIPSI

KARAKTERISASI ALAT PENANGKAP IKAN DEMERSAL DI PERAIRAN PANTAI UTARA JAWA BARAT FIFIANA ALAM SARI SKRIPSI KARAKTERISASI ALAT PENANGKAP IKAN DEMERSAL DI PERAIRAN PANTAI UTARA JAWA BARAT FIFIANA ALAM SARI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN 56 5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN 5.1 Bentuk Keterlibatan Tengkulak Bentuk-bentuk keterlibatan tengkulak merupakan cara atau metode yang dilakukan oleh tengkulak untuk melibatkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu isu yang muncul menjelang berakhirnya abad ke-20 adalah persoalan gender. Isu tentang gender ini telah menjadi bahasan yang memasuki setiap analisis sosial. Gender

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN PEREMPUAN PENGOLAH HASIL PERIKANAN DI DESA MUARA, KECAMATAN WANASALAM, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

KEMANDIRIAN PEREMPUAN PENGOLAH HASIL PERIKANAN DI DESA MUARA, KECAMATAN WANASALAM, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN KEMANDIRIAN PEREMPUAN PENGOLAH HASIL PERIKANAN DI DESA MUARA, KECAMATAN WANASALAM, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN Oleh : MAYA RESMAYANTY C44101004 PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 59 VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 6.1. Curahan Tenaga Kerja Rumahtangga Petani Lahan Sawah Alokasi waktu kerja dalam kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

Lebih terperinci

SISTEM PEMASARAN HASIL PERIKANAN DAN KEMISKINAN NELAYAN (Studi Kasus: di PPI Muara Angke, Kota Jakarta Utara)

SISTEM PEMASARAN HASIL PERIKANAN DAN KEMISKINAN NELAYAN (Studi Kasus: di PPI Muara Angke, Kota Jakarta Utara) SISTEM PEMASARAN HASIL PERIKANAN DAN KEMISKINAN NELAYAN (Studi Kasus: di PPI Muara Angke, Kota Jakarta Utara) SKRIPSI WINDI LISTIANINGSIH PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

Gagasan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Nelayan melalui Pendekatan Sistem

Gagasan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Nelayan melalui Pendekatan Sistem Gagasan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Nelayan melalui Pendekatan Sistem Sugeng Hartono 1 1 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor 1 Sugeng.ug@gmail.com 1. Pendahuluan Nelayan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota pada seluruh pemerintahan daerah bahwa pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) SIBOLGA SUMATERA UTARA

TINGKAT KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) SIBOLGA SUMATERA UTARA 1 TINGKAT KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN PENYEDIAAN KEBUTUHAN MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) SIBOLGA SUMATERA UTARA Oleh : SAMSU RIZAL HAMIDI PANGGABEAN C54104008 Skripsi Sebagai salah

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS ALAT TANGKAP TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN DI KELURAHAN TEGALSARI DAN MUARAREJA, TEGAL, JAWA TENGAH DINA MAHARDIKHA SKRIPSI

PENGARUH JENIS ALAT TANGKAP TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN DI KELURAHAN TEGALSARI DAN MUARAREJA, TEGAL, JAWA TENGAH DINA MAHARDIKHA SKRIPSI PENGARUH JENIS ALAT TANGKAP TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN DI KELURAHAN TEGALSARI DAN MUARAREJA, TEGAL, JAWA TENGAH DINA MAHARDIKHA SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan masih menjadi masalah yang mengancam Bangsa Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2007 sebesar 37,17 juta jiwa yang berarti sebanyak 16,58

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi

Lebih terperinci

ANALISIS CURAHAN WAKTU KERJA WANITA PENGUSAHA AGROINDUSTRI MAKANAN SKALA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN RENGAT KABUPATEN INDRAGIRI HULU

ANALISIS CURAHAN WAKTU KERJA WANITA PENGUSAHA AGROINDUSTRI MAKANAN SKALA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN RENGAT KABUPATEN INDRAGIRI HULU ANALISIS CURAHAN WAKTU KERJA WANITA PENGUSAHA AGROINDUSTRI MAKANAN SKALA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN RENGAT KABUPATEN INDRAGIRI HULU ANALYSIS OF FOOD AGROINDUSTRY BUSINESS WOMAN'S WORKING TIME IN THE HOUSEHOLD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN Sebelum membahas pola pembagian peran dalam keluarga responden, terlebih dahulu akan di jelaskan mengenai karakteristik responden yang akan dirinci

Lebih terperinci

ANALISIS SOSIAL EKONOMI USAHA WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA PALEMBANG, PROVINSI SUMATERA SELATAN

ANALISIS SOSIAL EKONOMI USAHA WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA PALEMBANG, PROVINSI SUMATERA SELATAN ANALISIS SOSIAL EKONOMI USAHA WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA PALEMBANG, PROVINSI SUMATERA SELATAN SRI DIAH NOVITA SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian secara purposive di kecamatan Medan Labuhan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder daerah tersebut merupakan salah satu

Lebih terperinci

OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPI CITUIS, TANGERANG MOHAMMAD FACHRIZAL HERLAMBANG SKRIPSI

OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPI CITUIS, TANGERANG MOHAMMAD FACHRIZAL HERLAMBANG SKRIPSI OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPI CITUIS, TANGERANG MOHAMMAD FACHRIZAL HERLAMBANG SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB VI PERAN (PEMBAGIAN KERJA) DALAM RUMAHTANGGA PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN BMT SWADAYA PRIBUMI

BAB VI PERAN (PEMBAGIAN KERJA) DALAM RUMAHTANGGA PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN BMT SWADAYA PRIBUMI BAB VI PERAN (PEMBAGIAN KERJA) DALAM RUMAHTANGGA PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN BMT SWADAYA PRIBUMI 6.1 Peran (Pembagian Kerja) dalam Rumahtangga Peserta Peran atau pembagian kerja tidak hanya terdapat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hak-hak serta kewajibannya (Abdulsyani, 2007:92) lain, hal ini sangat mempengaruhi peranannya dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. hak-hak serta kewajibannya (Abdulsyani, 2007:92) lain, hal ini sangat mempengaruhi peranannya dalam masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Umumnya kedudukan atau status berarti posisi atau tempat seseorang dalam sebuah kelompok sosial. Status sosial merupakan tempat seseorang secara umum dalam

Lebih terperinci

Pemberdayaan masyarakat nelayan melalui pengembangan perikanan tangkap di Desa Majakerta, Indramayu, Jawa Barat

Pemberdayaan masyarakat nelayan melalui pengembangan perikanan tangkap di Desa Majakerta, Indramayu, Jawa Barat Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Pemberdayaan masyarakat nelayan melalui pengembangan perikanan tangkap di Desa Majakerta, Indramayu, Jawa Barat Roisul Ma arif, Zulkarnain, Sulistiono P4W LPPM IPB

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian Rancangan penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian Rancangan penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian ini adalah Kabupaten Subang. Alasan penetapannya karena di kabupaten ini terdapat dua pelabuhan perikanan pantai

Lebih terperinci

THE PARTICIPATION OF FISHERMAN WIVES IN IMPROVING THE DOMESTIC INCOME IN KORONG SUNGAI LIMAU PADANG PARIAMAN REGENCY, THE PROVINCE OF WEST SUMATERA

THE PARTICIPATION OF FISHERMAN WIVES IN IMPROVING THE DOMESTIC INCOME IN KORONG SUNGAI LIMAU PADANG PARIAMAN REGENCY, THE PROVINCE OF WEST SUMATERA THE PARTICIPATION OF FISHERMAN WIVES IN IMPROVING THE DOMESTIC INCOME IN KORONG SUNGAI LIMAU PADANG PARIAMAN REGENCY, THE PROVINCE OF WEST SUMATERA By Heri Oktofriyadi 1), Firman Nugroho 2), and Kusai

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR i ANALISIS MANAJEMEN KEUANGAN, TEKANAN EKONOMI, STRATEGI KOPING DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA NELAYAN DI DESA CIKAHURIPAN, KECAMATAN CISOLOK, KABUPATEN SUKABUMI HIDAYAT SYARIFUDDIN DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang

BAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut. Kearah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih dipengaruhi

Lebih terperinci

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki potensi alam di sektor perikanan yang melimpah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Salah satu sumber

Lebih terperinci

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN Rumahtangga adalah basis unit kegiatan produksi dan konsumsi dimana anggota rumahtangga merupakan sumberdaya manusia

Lebih terperinci

(Eucheuma cottonii) TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PESISIR (Studi Kasus di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur)

(Eucheuma cottonii) TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PESISIR (Studi Kasus di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur) TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PESISIR (Studi Kasus di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur) DONA WAHYUNING LAILY Dosen Agrobisnis Perikanan ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah penghasilan

Lebih terperinci

MELAMPAUI KASUR - SUMUR - DAPUR

MELAMPAUI KASUR - SUMUR - DAPUR Bab 9 Kesimpulan Kehidupan rumah tangga nelayan tradisional di Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal pada umumnya berada di bawah garis kemiskinan. Penyebab kemiskinan berasal dari dalam diri nelayan sendiri

Lebih terperinci

Fadilah et al., Pendapatan Wanita...

Fadilah et al., Pendapatan Wanita... 1 Pendapatan Wanita yang Berprofesi Sebagai Guru Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Pokok Keluarga (Studi Kasus Pada Guru PNS Wanita di Desa Nogosari Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember Tahun 2013) Fike Hikmatul

Lebih terperinci

PERANAN WANITA DALAM USAHA INDUSTRI MAKANAN KHAS MELAYU RIAU

PERANAN WANITA DALAM USAHA INDUSTRI MAKANAN KHAS MELAYU RIAU 113 PERANAN WANITA DALAM USAHA INDUSTRI MAKANAN KHAS MELAYU RIAU Nina Purwani dan Rosnita Fakultas Pertanian Universitas Riau, Pekanbaru E-mail: nina.pw26@gmail.com Abstract: The purpose of this research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk pembangunan

Lebih terperinci

PARTISIPASI ISTRI NELAYAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KORONG SUNGAI LIMAU KABUPATEN PADANG PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

PARTISIPASI ISTRI NELAYAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KORONG SUNGAI LIMAU KABUPATEN PADANG PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT Berkala Perikanan Terubuk, Juli 2014, hlm 71 81 ISSN 0126-4265 Vol. 42. No.2 PARTISIPASI ISTRI NELAYAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KORONG SUNGAI LIMAU KABUPATEN PADANG PARIAMAN PROVINSI

Lebih terperinci

PENGARUH PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (PEMP) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PESISIR KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT

PENGARUH PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (PEMP) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PESISIR KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT PENGARUH PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (PEMP) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PESISIR KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT Oleh IFAN ARIANSYACH H34066063 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agroforestri Secara umum agroforestri adalah manajemen pemanfaatan lahan secara optimal dan lestari, dengan cara mengkombinasikan kegiatan kehutanan dan pertanian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan 78 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan 1. Keadaan Geografis Kecamatan Teluk Betung Selatan merupakan salah satu dari 20 kecamatan yang terdapat di Kota Bandar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wanita untuk bekerja adalah

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT PESISIR DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI DEBBY HERRYANTO C

PERSEPSI MASYARAKAT PESISIR DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI DEBBY HERRYANTO C PERSEPSI MASYARAKAT PESISIR DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI DEBBY HERRYANTO C54104067 SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

KONTRIBUSI WANITA NELAYAN DALAM UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN EKONOMI KELUARGA NELAYAN DI MUARA ANGKE KECAMATAN PENJARINGAN JAKARTA UTARA

KONTRIBUSI WANITA NELAYAN DALAM UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN EKONOMI KELUARGA NELAYAN DI MUARA ANGKE KECAMATAN PENJARINGAN JAKARTA UTARA KONTRIBUSI WANITA NELAYAN DALAM UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN EKONOMI KELUARGA NELAYAN DI MUARA ANGKE KECAMATAN PENJARINGAN JAKARTA UTARA Krishna Listiyandra, Zuzy Anna, dan Yayat Dhahiyat Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses pembangunan salah satu indikator keberhasilan pembangunan Negara berkembang ditunjukkan oleh terjadinya pertumbuhan ekonomi yang disertai terjadinya perubahan

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT LOKAL DESA GOROWONG. 5.1 Strategi Nafkah Kampung Ater dan Kampung Ciawian

BAB V STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT LOKAL DESA GOROWONG. 5.1 Strategi Nafkah Kampung Ater dan Kampung Ciawian 28 BAB V STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT LOKAL DESA GOROWONG 5.1 Strategi Nafkah Kampung Ater dan Kampung Ciawian Strategi nafkah dalam kehidupan sehari-hari direprensentasikan oleh keterlibatan individu-individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu indikator dari pemberdayaan masyarakat adalah kemampuan dan kebebasan untuk membuat pilihan yang terbaik dalam menentukan atau memperbaiki kehidupannya.

Lebih terperinci

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU 1 EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU Oleh Safrizal 1), Syaifuddin 2), Jonny Zain 2) 1) Student of

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Soekartawi, dkk 1993:1). (Junianto, 2003:5).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Soekartawi, dkk 1993:1). (Junianto, 2003:5). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan lingkungan yang melimpah. Indonesia juga terkenal sebagai negara maritim dan merupakan

Lebih terperinci

Keyword: The development, creative economy, economic contribution

Keyword: The development, creative economy, economic contribution 1 PERAN WANITA DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI RUMAH TANGGA DI SEKITAR PDP DUSUN SUMBERWADUNG DESA HARJOMULYO KECAMATAN SILO THE ROLE OF WOMAN IN DEVELOPING A HOUSEWIFE AROUND PDP AT SUMBERWADUNG CLUSTER HARJOMULYO

Lebih terperinci

Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor)

Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor) Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 1 /Juni 216 (66-74) Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor) Esa Khoirinnisa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangS Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah Indonesia terdiri dari wilayah lautan dan sebagian besar masyarakat pesisir bermata pencaharian

Lebih terperinci

PERAN MANAJER RUMAH TANGGA SEBAGAI STRATEGI DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PESISIR DI KABUPATEN SITUBONDO

PERAN MANAJER RUMAH TANGGA SEBAGAI STRATEGI DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PESISIR DI KABUPATEN SITUBONDO PERAN MANAJER RUMAH TANGGA SEBAGAI STRATEGI DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PESISIR DI KABUPATEN SITUBONDO Setya Prihatiningtyas Dosen Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian 46 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan studi cross-sectional karena data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan (Singarimbun dan Effendi 1991). Penelitian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kualitas bangsa ditentukan oleh kualitas penduduk yang tercermin pada kualitas sumberdaya manusia (SDM). Salah satu indikator kualitas penduduk adalah Human Development Index

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin Karakteristik responden usaha pengolahan ikan asin memberikan gambaran mengenai responden atau pemilih usaha ikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah pesisir Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Penelitian

Lebih terperinci

SINERGISITAS PERIKANAN TANGKAP DENGAN PARIWISATA BAHARI DI PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT ADI GUMBARA PUTRA

SINERGISITAS PERIKANAN TANGKAP DENGAN PARIWISATA BAHARI DI PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT ADI GUMBARA PUTRA SINERGISITAS PERIKANAN TANGKAP DENGAN PARIWISATA BAHARI DI PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT ADI GUMBARA PUTRA MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian ini dilakukan di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penentuan daerah

Lebih terperinci

ISSN No Media Bina Ilmiah 1

ISSN No Media Bina Ilmiah 1 ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 1 KONTRIBUSI USAHA EKONOMI PRODUKTIF PEMBUATAN MAKANAN RINGAN BERBASIS BAHAN PANGAN LOKAL TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA OLEH KELOMPOK WANITA TANI (KWT) ALE-ALE DI DESA

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014 ANALISIS GENDER PENYADAP PINUS DI DUSUN SIDOMULYO, DESA JAMBEWANGI, RPH GUNUNGSARI, BKPH GLENMORE, KPH BANYUWANGI BARAT, PERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR SKRIPSI Oleh : Pratiwi 101201065 Manajemen Hutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pengertian pembangunan ekonomi secara essensial dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah menjadi salah satu kegiatan perekonomian penduduk yang sangat penting. Perikanan dan

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PROFIL USAHA

BAB VI KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PROFIL USAHA BAB VI KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PROFIL USAHA 6.1 Karakteristik Responden Responden untuk penelitian ini berjumlah 90 responden yang terdiri dari 30 orang yang bergerak di sektor perdagangan, 30 orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ikan atau nelayan yang bekerja pada subsektor tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. ikan atau nelayan yang bekerja pada subsektor tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor perikanan berperan penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah atau daerah. Sumber daya alam ini diharapkan dapat mensejahterakan rakyat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Desa Tanjung Binga merupakan salah satu kawasan yang berada di zona pusat pengembangan pariwisata di Belitung yaitu terletak di Kecamatan Sijuk kawasan pesisir

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data 21 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2012, adapun tempat pelaksanaan penelitian yaitu di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kecamatan Juntinyuat

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR KAJIAN FASILITAS DAN PRODUKSI HASIL TANGKAPAN DALAM MENUNJANG INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU SUKABUMI JAWA BARAT SUMIATI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama yang sentral dalam organisasi sosial. Kebanyakan sistem patriarki juga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Piyaman merupakan salah satu Desa dari total 14 Desa yang berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Desa Piyaman berjarak sekitar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan 34.623,80 km², kota Bandar Lampung merupakan Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung yang memiliki

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Indonesia diarahkan untuk pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya. Termasuk dalam proses pembangunan adalah usaha masyarakat untuk

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. mengkaji hakikat dan makna dari temuan penelitian, masing-masing temuan

BAB V PEMBAHASAN. mengkaji hakikat dan makna dari temuan penelitian, masing-masing temuan BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan tentang pemberdayaan masyarakat nelayan oleh kelompok nelayan Tuna Jaya di Desa Tasikmadu Kccamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, telah dipaparkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PERAN GENDER DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PERAN GENDER DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN 39 HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PERAN GENDER DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN Pembagian peran/aktivitas yang dilakukan dalam rumah tangga perikanan berkaitan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor) ALFIAN NUR AMRI

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor) ALFIAN NUR AMRI ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor) ALFIAN NUR AMRI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Pelabuhan Pekalongan semula merupakan pelabuhan umum. Semenjak bulan Desember 1974 pengelolaan dan asetnya diserahkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah administrasi yang merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH Bab 5 KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH 5.1 Hasil Kajian Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki wilayah

Lebih terperinci

Oleh: Retno Muninggar 1. Diterima: 12 Februari 2008; Disetujui: 21 Juli 2008 ABSTRACT

Oleh: Retno Muninggar 1. Diterima: 12 Februari 2008; Disetujui: 21 Juli 2008 ABSTRACT ANALISIS SUPPLY CHAIN DALAM AKTIVITAS DISTRIBUSI DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU (PPNP) Supply Chain Analysis on the Distribution Activity in Palabuhanratu Archipelago Fishing Port Oleh:

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Anggota Kelompok Wanita Tani Menurut Umur. Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Pakel Jaluk juga merupakan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Anggota Kelompok Wanita Tani Menurut Umur. Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Pakel Jaluk juga merupakan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Keadaan Anggota Kelompok Wanita Tani Menurut Umur Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Pakel Jaluk juga merupakan ibu rumah tangga yang mengurusi kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara optimal dapat menjadi penggerak utama (prime mover)

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara optimal dapat menjadi penggerak utama (prime mover) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, Indonesia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan 81.000 km panjang garis pantai, memiliki potensi beragam sumberdaya pesisir dan laut yang

Lebih terperinci

STRATEGI PENGELOLAAN PERIKANAN JARING ARAD YANG BERBASIS DI KOTA TEGAL BENI PRAMONO

STRATEGI PENGELOLAAN PERIKANAN JARING ARAD YANG BERBASIS DI KOTA TEGAL BENI PRAMONO STRATEGI PENGELOLAAN PERIKANAN JARING ARAD YANG BERBASIS DI KOTA TEGAL BENI PRAMONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK BENI PRAMONO. Strategi Pengelolaan Perikanan Jaring

Lebih terperinci

MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara

MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara PEMBUKAAN PSB KOTA SURABAYA Oleh: Dr. Asmara Indahingwati, S.E., S.Pd., M.M TUJUAN PROGRAM Meningkatkan pendapatan dan Kesejahteraan masyarakat Daerah. Mempertahankan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN 45 HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN Pengambilan keputusan yang dilakukan dalam rumah tangga perikanan berkaitan dengan

Lebih terperinci

PERANAN PRODUKSI USAHATANI DAN GENDER DALAM EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH: STUDI KASUS DI KABUPATEN BOGOR SOEPRIATI

PERANAN PRODUKSI USAHATANI DAN GENDER DALAM EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH: STUDI KASUS DI KABUPATEN BOGOR SOEPRIATI PERANAN PRODUKSI USAHATANI DAN GENDER DALAM EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH: STUDI KASUS DI KABUPATEN BOGOR SOEPRIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Saya

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci