Fery Jaksen Sihotang 1),Budi Utomo 2),Indra Lesmana 3),Huria Marnis 4) 1 Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Fery Jaksen Sihotang 1),Budi Utomo 2),Indra Lesmana 3),Huria Marnis 4) 1 Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas"

Transkripsi

1 DETEKSI DAN ANALISIS EKSPRESI TRANSGEN (PhGH) PADA IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) TRANSGENIK F3 (Detection and Analysis Expression of transgene (PhGH) in Dumbo Catfish (Clarias gariepinus) Transgenic F3) Fery Jaksen Sihotang 1),Budi Utomo 2),Indra Lesmana 3),Huria Marnis 4) 1 Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara ( jacksenf@yahoo.co.id) 2 Staf Pengajar Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara 3 Staf Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Universitas Sumatera Utara 4 Staf Peneliti Balai Penelitian dan Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi, Subang Jawa Barat ABSTRACT Fisheries output need tobe increased to meet the rising demands for fish incoming years as the increasing of human population. Biotechnology approach has used for increasing production on aquaculture sector. One of the advances biotechnologies that used for aquaculture development is transgens technology. Transgenic fish is a species that experience alteration of genetic structure that introduced from other organisms, with the result that change the their genetic function in accordance with the introduced gene. One of the things that support the development of transgenic fish strain formation is the ability of individual transgenic to bequeath the transgenes to the next generation, so that the genetic trait target genes stable in the resulting offspring. This study aims to detect and determine the expression of growth hormone gene (PhGH) on dumbo catfish (Clarias gariepinus) transgenic F3. Transgene detection performed on embryos and larvae of catfish transgenic F3 using PCR with primers ACT 107 and PhGH2. Transgene expression was analyzed by using reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT -PCR) methods with primers β-actin and ACT 107 and PhGH2. The results showed that the transgene was detected in some of the embryos and larvae according to Mendel principle. β-actin primer amplification compared to primary ACT 107 and PhGH2 showed that transgene can be expressed in some of the embryos and larvae. Keywords: biotechnology, hormone aquaculture, transgenic, detection, expression, growth PENDAHULUAN Latar Belakang Ketersediaan induk unggul dalam bidang akuakultur merupakan hal yang sangat pokok dalam menunjang proses keberlanjutan kegiatan budidaya dan hasil produksi untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia akan konsumsi ikan yang merupakan salah satu penyumbang protein hewani bagi manusia. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka produksi dalam kegiatan perikanan harus terus ditingkatkan melalui ketersediaan benih unggul maupun induk unggul. Menurut Dewi dkk (2013) produk perikanan tersebut dapat diperoleh dengan beberapa teknik/strategi yaitu

2 diantaranya menggunakan metode seleksi induk, hibridasi, poliploidasi dan transgenesis melalui teknologi rekayasa genetika. Perkembangan aspek teknologi molekuler dalam bidang akuakultur saat ini telah banyak dilakukan melalui teknik rekayasa genetika dengan memanfaatkan hormon tertentu yang diisolasi dari spesies ikan lain yang memiliki keunggulan karakter tertentu, kemudian diintroduksikan pada hewan target, sehingga ikan target mengalami perubahan pada karakteristik genetiknya sesuai dengan keunggulan gen target yang diintroduksikan. Perkembangan aspek teknologi rekayasa genetika pada saat ini memungkinkan untuk memproduksi induk dengan karakteristik tertentu seperti pertumbuhan yang cepat pada ikan salmon (Devlin dkk., 1994), resistensi terhadap bakteri patogen pada channel catfish (Ictalarus punctatus) (Dunham dkk., 2002) atau ikan zebra (Brachydanio rerio) (Yazawa dkk., 2005), dan meningkatkan daya tahan terhadap suhu dingin (antifreeze protein) terhadap atlantic salmon (Salmo salar) (Du dkk., 1992). Penelitian ikan transgenik dengan mentransfer gen hormon pertumbuhan pada beberapa ikan budidaya telah berkembang dengan baik dan diharapkan pertumbuhannya lebih cepat dan dapat diproduksi untuk produk pangan komersial (Marnis dkk., 2014). Dengan demikian teknologi transgenesis tersebut dapat dijadikan suatu strategi untuk memenuhi kebutuhan akan produksi perikanan. Menurut Marnis dkk., (2014) dalam pembentukan strain ikan transgenik, transgen yang ditransfer pada ikan target harus dapat terdeteksi dan terintegrasi pada germline dan dapat ditransmisikan atau diturunkan pada keturunan selanjutnya. Namun meskipun transgen dapat terintegrasi ke dalam semua jaringan tubuh ikan target, namun transgen tersebut kemungkinan tidak terekspresi di seluruh jaringan tubuh ikan (Marnis dkk., 2013). Maka diharapkan transgen tidak hanya dapat ditransmisikan namun juga dapat terekspresi pada keturunan selanjutnya. Penelitian tentang deteksi dan ekspresi transgen pada beberapa spesies ikan transgenik telah dilakukan yaitu pada ikan zebra ( Brachydanio rerio) (Bayer dan Jose, 1992), ikan nila (Oreochromis niloticus) (Kobayashi dkk., 2007), ikan medaka ( Oryzias latipes) (Chong dan Vielkind,1989) dan mud loach (Misgurnus mizolepis) (Nam dkk.,1999). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa transgen dapat terdeteksi dan terekspresi pada keturunan selanjutnya. Pada penelitian sebelumnya telah dihasilkan ikan lele dumbo trasngenik F2 yang merupakan hasil persilangan sesama ikan transgenik F1, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa transgen (PhGH) terdeteksi dan terekspresi pada ikan transgenik F2 (Marnis dkk., 2013). Diharapkan populasi transgenik F2 dapat mewariskan transgen pada gnerasi berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi dan mengetahui ekspresi gen hormon pertumbuhan (PhGH) pada ikan lele ( Clarias gariepinus) transgenik F3. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeteksi gen hormon pertumbuhan ikan patin siam pada ikan lele dumbo transgenik F3. 2. Untuk mengetahui apakah gen hormon pertumbuhan ikan patin siamyang berhasil ditransfer ke dalam jaringan tubuh ikan lele dumbo dapat terekspresi pada generasi F3.

3 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April 2015 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Sukamandi, Subang, Jawa Barat. Prosedur Penelitian Hewan Uji Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah embrio dan larva yang berasal dari perkawinan silang antara sesama induk ikan lele dumbo transgenik F2 dan sesama induk ikan lele dumbo non-transgenik. Induk ikan lele dumbo transgenik F2 yang digunakan adalah induk yang membawa konstruksi transgen pccba-phgh. Adapun konstruksi transgen tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Peta konstruksi gen pccba- PhGH (6,6 kb). p CcBA = promoter β-aktin ikan mas. PhGH = gen hormon pertumbuhan ikan patin siam. PolyA = poliadenilasi pada vektor pegfp-n1. KpnI, ApaI, AgeI, NotI = enzim restriksi (Dewi et al., 2013). Deteksi PhGH Pada Lele Dumbo Ekstraksi DNA Embrio dan Larva Deteksi transgen dilakukan pada 30 embrio dan 20 ekor larva dari masing-masing perkawinan silang sesama induk ikan lele transgenik F2 dan sesama induk non-transgenik. Sampel embrio dan larva masingmasing digerus ( pooling) menjadi satu. DNA genom masing- masing sampel yang telah digerus diekstraksi menggunakan kit ekstraksi DNA (GeneJet Genomic DNA Purification, Thermo Scientific) sesuai dengan petunjuk penggunaan. Cek Genom DNA Cek kuantitas dan kualitas genom dilakukan menggunakan alat Qubit 2.0 fluorometri ( invitrogen) dengan metode spektrofotometer fluorescent dan kit ( Qubit dsdna HS Assay Kit, 100 Assays). Untuk melihat kualitas DNA maka selanjutnya genom dielektroforesis dengan menggunakan gel agarose 2% dan pewarna DNA yaitu gel red (nucleid acid strain). Amplifikasi PCR ( Polymerase Chain Reaction) Amplifikasi PCR pada DNA genom hasil ekstraksi dilakukan menggunakan mesin Thermal cycler (ESCO) dengan menggunakan kit fast start PCR master kit ( Roche, Germany) dengan volume akhir sesuai standar PCR yaitu 25 µl. Primer yang digunakan adalah ACT 107-F (5 - GTG TGT GAC GCT GGA CCA ACT 3 ) dan PhGH2-R (5'CGA TAA GCA CGC CGA TGC CCA TTT-3 ') (Marnis dkk., 2014) dengan ukuran fragmen 1500-bp. Hasil amplifikasi PCR dielektroforesis menggunakan gel agarose ( vivantis) 2 % dalam TAE Buffer 1x yang diberi pewarna DNA yaitu gel red ( Nulceid acid strain). Hasil elektroforesis kemudian divisualisasi menggunakan UV Transilluminator. Analisis ekspresi transgen PhGH Analisis ekspresi gen PhGH dilakukan menggunakan metode Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).

4 Ekstraksi RNA Total RNA diekstraksi dari 30 embrio dan 20 larva ( pooling). Sampel diekstraksi dengan menggunakan kit ekstraksi RNA ( Tri Reagent Molecular Research Center, Inc., Cincinnati, OH, USA) sesuai dengan petunjuk penggunaan. Cek Genom RNA Untuk melihat keberhasilan ekstraksi RNA maka dilakukan cek kuantitas dan kualitas RNA genom yang dilakukan menggunakan alat Qubit 2.0 fluorometri ( invitrogen) dan kit ( Qubit dsdna HS Assay Kit, 100 Assays). Untuk Melihat kualitas RNA maka selanjutnya genom dielektroforesis menggunakan gel agarose 2% dengan marker bp ( vivantis) dan pewarna yaitu gel red ( nucleid acid strain). Sintesis DNA (cdna) Hasil Ekstraksi RNA Amplifikasi cdna dilakukan dengan menggunakan metode Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR)dankit Ready-To-Go You-Prime First Strand Beads (GE Healthcare).Kemudian sampel hasil sintesis DNA dapat langsung dirunning melalui elektroforesis ataupun disimpan pada suhu C. Amplifikasi PCR ( Polymerase Chain Reaction) Amplifikasi PCR pada DNA genom hasil ekstraksi dilakukan menggunakan mesin Thermal cycler (ESCO) dengan menggunakan kit fast start PCR master kit (Roche, Germany) dengan volume akhir sesuai standar PCR yaitu 25 µl. Primer yang digunakan adalah primer forward (ACT 107) yaitu ACT 107-F (5 - GTG TGT GAC GCT GGA CCA ACT 3 ), primer reverse (PhGH2) yaitu PhGH2- R (5'CGA TAA GCA CGC CGA TGC CCA TTT-3 ') (Marnis dkk., 2014) dengan ukuran fragmen 1500-bp dan primer β-actin yaitu bact-f (5 -TAT GAA GGT TAT GCT CTG CCC-3 ) dan bact-r (5 -CAT ACC CAG GAA AGA TGG CTG-3 ) (Dewi dkk., 2013). Hasil amplifikasi PCR kemudian dielektroforesis dengan menggunakan gel agarose ( vivantis) 2 % dalam TAE Buffer 1x yang diberi pewarna DNA yaitu gel red (Nulceid acid strain) serta loading dye. Kemudian amplikon dielektroforesis selama 50 menit dengan tegangan 100 volt. Kemudian hasil elektroforesis selanjutnya divisualisasi menggunakan alat Gel Doc (UV Transilluminator). HASIL DAN PEMBAHASAN Deteksi Transgen ( PhGH) Pada Embrio dan Larva Lele Dumbo Kualitas dan kuantitas genom DNA Embrio dan Larva Cek kualitas genom DNA dilakukan melalui elektroforesis dengan menggunakan loading dye sebagai pemberat dan pewarna molekul DNA. Hasil elektroforesis pada genom embrio dan larva menunjukkan bahwa ekstraksi DNA berhasil dilakukan, dimana genom sampel muncul dengan ketebalan pita DNA yang berbeda (Gambar 2). A B Gambar 3. A = genom DNA Embrio. B = genom DNA larva

5 Berdasarkan hasil cek Qubit fluorometri ( invitrogen) diperoleh beberapa data konsentrasi DNA pada tabel berikut: Tabel 1. Cek Konsentrasi DNA pada Beberapa Genom Embrio Ikan Lele 1 2 Rata-rata konsentrasi (ng/ml) Embrio Larva , , Kemurnian (Absorban 280/260) 1,8 2,0 70,92 433, ,86 549,54 Tabel 1 menunjukkan jumlah konsentrasi sampel DNA hasil ekstraksi embrio dan larva, dimana jumlah ratarata konsentrasi tertinggi yaitu pada sampel larva 2 dengan rata-rata ng/ml dan rata-rata terendah yaitu pada sampel embrio 1 dengan rata-rata 1494 ng/ml. Hasil Deteksi Transgen (PhGH) Pada Ikan Lele Hasil penelitian menunjukkan bahwa transgen dapat terdeteksi pada beberapa embrio dan larva pada ikan lele transgenik F3 dengan ukuran fragmen sebesar 1500 bp, sementara pada ikan non-transgenik tidak terdeteksi (Gambar 4). M (+) N (-) Gambar 5. Genom RNA embrio dan larva ikan lele Transgenik F3. M adalah marker DNA ( bp) (Vivantis). 1-8 = embrio = larva. N= sampel ikan non-transgenik. Ukuran fragmen = 18S rrna dan 28S rrna. Analisis ekspresi Transgen ( PhGH) Pada Embrio dan Larva Lele Dumbo Kualitas dan kuantitas genom RNA Embrio dan Larva Cek kualitas genom RNA dilakukan melalui elektroforesis dengan menggunakan loading dye sebagai pemberat dan pewarna molekul RNA. Hasil elektroforesis menunjukkan bahwa RNA total berhasil diekstraksi. Hal tersebut dapat dilihat dari genom sampel yang muncul dengan ketebalan pita RNA yang berbeda dan terdapat dua baris pita RNA dengan ukuran 18S rrna dan 28S rrna (Gambar 5) bp 800 bp M S rrna 18S rrna k.positif 1500 bp 1000bp 500bp M (+) 14 N Deteksi transgen 1500 bp Gambar 5. Genom RNA embrio dan larva ikan lele Transgenik F3. M adalah marker DNA ( bp) (Vivantis). 1-9 = embrio = larva. Ukuran fragmen = 18S rrna dan 28S rrna.

6 Cek kuantitas RNA dilakukan untuk mengukur konsentrasi genom hasil ekstraksi RNA dengan kemurnian berkisar antara 1,8 2,0. Hasil pengukuran konsentrasi genom akan menunjukkan kuantitas dan kualitas RNA. Berdasarkan hasil cek konsentrasi RNA melalui Qubit fluorometri (invitrogen), maka diperoleh data konsentrasi RNA embrio dan larva pada tabel berikut : Tabel 2. Cek Konsentrasi RNA Genom Embrio dan Larva Ikan Lele Rata-rata konsentrasi (ng/ml) Embrio , , , , , ,50 Larva , , , , , ,04 Kemurnian (Absorban 280/260) 1,8 2,0 Tabel 2 menunjukkan jumlah rata-rata tertinggi konsentrasi RNA hasil ekstraksi yaitu pada sampel embrio 3 dengan rata-rata konsentrasi sebesar ng/ml dan rata-rata terendah yaitu pada sampel larva 2 dengan rata-rata konsentrasi sebesar ng/ml. Hasil ekspresi Transgen ( PhGH) Pada Ikan Lele Transgen dapat terekspresi pada beberapa embrio dan larva ikan lele transgenik F3, sementara pada ikan non-transgenik tidak terekspresi. Hasil ekspresi transgen dibandingkan dengan gen β-actin sebagai controlinternal (Gambar 6). M E1 E2 E3 E4 E5 E6 L1 L2 L3 L4 L5 L6 (-) A B Β-act 300 bp M (+) E1 E2 E3 E4 E5 E6 L1 L2 L3 L4 L5 L6 (-) K.positif 1500 bp Ekspresi Transgen 1500 bp Gambar 6. Ekspresi transgen pada embrio dan larva ikan lele dumbo transgenik F3. A = amplifikasi primer β-aktin dengan ukuran fragmen 300 bp. B = amplifikasi primer ACT 107 dan primer PhGH2 dengan kuran fragmen 1500 bp. Keterangan: M = Marker DNA ( bp) (Vivantis). Tanda (+) = kontrol positif plasmid (pccba-phgh). Tanda (-) = kontrol negatif. E1-E5= embrio transgenik. L1-L5 = larva transgenik. E6 dan L6 = embrio dan larva Ikan lele dumbo non-transgenik.

7 Pembahasan Deteksi Transgen ( PhGH) Pada Embrio dan Larva Ikan Lele dumbo Kualitas dan kuantitas genom DNA Embrio dan Larva Hasil penelitian menunjukkan ekstraksi DNA dari sampel embrio dan larva ( pooling) berhasil dilakukan dengan menggunakan kit ekstraksi DNA ( GeneJet Genomic DNA Purification, Thermo Scientific). Hal tersebut dibuktikan dari hasil cek genom melalui elektroforesis dimana semua genom muncul dengan memiliki ketebalan pita DNA yang berbeda. Elektroforesis menunjukkan pita DNA pada sampel embrio lebih tipis dibandingkan dengan pita DNA pada sampel larva. Adanya perbedaan pada ketebalan pita DNA tersebut terjadi karena perbedaan jumlah konsentrasi DNA hasil ekstraksi, dimana jumlah konsentrasi DNA pada sampel larva lebih tinggi dibanding DNA sampel embrio. Noer dan Gustiananda. (2007) melaporkan bahwa semakin besar konsentrasi templat akan semakin terang dan tebal pita DNA yang dihasilkan, namun konsentrasi templat yang terlalu tinggi juga akan mengakibatkan terbentuknya pita yang smear, sebaliknya konsentrasi templat terlalu rendah akan menyebabkan terbentuknya pita yang terlalu tipis untuk dapat dideteksi dengan cara elektroforesis gel agarosa. Restu dkk., (2012) menambahkan bahwa produk ekstraksi DNA yang berkualitas baik ditunjukkan dengan pita DNA yang terlihat tebal dan bersih serta pita DNA yang menyala. Kualitas genom embrio dan larva didukung oleh kuantitasnya. Hasil pengukuran konsentrasi DNA menunjukkan bahwa semua sampel mempunyai kemurnian yaitu 1,8 2,0. Hal ini membuktikan bahwa kualitas semua genom sampel baik. Menurut Gallagher. (2004), konsentrasi DNA hasil ekstraksi yang baik berkisar antara 1,8-2. Rasio 1,8-1,9 dan 1,9-2,0 menunjukkan persiapan yang sangat murni dari masing-masing DNA dan RNA. Kemurnian DNA didapatkan dengan Absorbance 280/260. Menurut Gallagher. (2004), penyerapan sampel diukur pada beberapa panjang gelombang yang berbeda untuk menilai kemurnian dan konsentrasi asam nukleat. Pengukuran kuantitatif untuk Absorban 260 relatif murni pada persiapan asam nukleat dalam jumlah mikrogram. Pembacaan absorbansi tidak bisa membedakan antara DNA dan RNA. Namun, rasio Absorban 260 nm dan 280 nm dapat digunakan sebagai indikator kemurnian asam nukleat. Kontaminan pada 280 nm (misalnya protein) akan menurunkan rasio ini. Absorbansi pada 230 nm mencerminkan kontaminasi sampel oleh fenol atau urea, sedangkan absorbansi pada 325 nm menunjukkan kontaminasi oleh partikulat dan cuvettes kotor. Hasil Deteksi Transgen (PhGH) Pada Ikan Lele Deteksi transgen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah transgen ( PhGH) tersebut masih dapat terdektesi dan diwariskan dari induk transgenik F2 ke generasi F3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transgen dapat terdeteksi pada beberapa embrio dan larva ikan lele dumbo transgenik F3. Hasil penelitian yng sama dilaporkan oleh Marnis dkk., (2013), bahwa transgen dapat terdeteksi pada embrio dan larva ikan lele dumbo transgenik F1, kemudian dilanjutkan dengan deteksi terhadap generasi F2, dimana transgen terdeteksi pada larva

8 dan sirip ekor ikan lele dumbo transgenik F2 dengan persentase transmisi 8,11-50%. Hal ini mengindikasikan bahwa transgen masih stabil diturunkan hingga pada generasi ikan lele dumbo transgenik F3. Kinoshita dkk., (2003) melaporkan bahwa transgen pada ikan medaka transgenik diwariskan dengan stabil pada generasi F1 hingga F4 sesuai dengan kaidah Mendel. Hasil penelitian yang sama juga dilaporkan oleh Martinez dkk., (1999), dimana transgen ditransmisikan pada generasi F1 hingga F4 dengan stabil sesuai kaidah Mendel. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua embrio dan larva ikan lele dumbo transgenik F3 membawa transgen. Hal ini terjadi karena embrio dan larva dihasilkan dari induk ikan lele dumbo transgenik F2 yang bersifat heterozigot. Dalam penelitian sebelumnya telah dilakukan pembentukan generasi ikan lele dumbo transgenik yang positif membawa transgen secara homozigot melalui uji progeny F2 (Marnis dkk., 2014) yaitu dengan mengawinkan silang antara induk ikan lele transgenik F2 dengan induk ikan lele nontransgenik, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa induk F2 masih dalam populasi heterozigot dengan persentase transmisi sebesar 8,11%- 50%. Hal ini mengindikasikan bahwa transgen masih dapat ditransmisikan hingga generasi ikan lele transgenik F3 sesuai dengan kaidah Mendel. Analisis ekspresi Transgen ( PhGH) Pada Embrio dan Larva Ikan Lele Kualitas dan kuantitas genom RNA Embrio dan Larva Ikan Lele Dumbo Hasil penelitian menunjukkan ekstraksi RNA dari sampel embrio dan larva ( pooling) berhasil dilakukan dengan menggunakan kit ekstraksi RNA (Tri Reagent Molecular Research Center, Inc., Cincinnati, OH, USA). Hal tersebut dilihat dari hasil cek genom melalui elektroforesis dimana semua genom muncul dan terdapat dua baris pita RNA dengan ukuran fragmen yang berbeda yaitu 18S rrna dan 28S rrna. Hal ini mengindikasikan bahwa total RNA hasil ekstraksi terintegrasi dengan baik dan mrna tidak terdegradasi, karena band 28S rrna dan 18S rrna muncul dan menunjukkan kualitas yang bagus pada semua sampel. Menurut Sambrook dan Russel. (2001) bahwa kualitas 28S rrna dan 18S rrna pada prokariota mencerminkan kualitas mrna. Kualitas genom RNA tersebut didukung oleh kuantitasnya yang diukur dengan Qubit fluorometri ( invitrogen). Hasil pengukuran konsentrasi RNA menunjukkan bahwa semua sampel mempunyai kemurnian 1,8 2,0. Hal ini membuktikan bahwa kualitas semua genom RNA sampel bagus. Hasil ekspresi Transgen ( PhGH) Pada Ikan Lele Analisis ekspresi transgen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah transgen ( PCcBA- PhGH) pada ikan lele transgenik F3 terdeteksi dan terekspresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transgen dapat terekspresi pada beberapa embrio dan larva. Hal tersebut diketahui melalui amplifikasi primer β-actin yang dibandingkan dengan hasil amplifikasi primer ACT107 dan PhGH2. Hasil penelitian yang sama juga dilaporkan oleh Marnis dkk., (2013 dan 2014), dimana transgen PhGH terekspresi pada embrio dan larva ikan lele dumbo transgenik F1 dan F2. Amplifikasi PCR menunjukkan bahwa penggunaan primer β-actin

9 berfungsi dengan baik, dimana total RNA muncul dengan ukuran fragmen 300 bp. Ekspresi transgen pada generasi ikan transgenik dipengaruhi oleh promotor yang berfungsi sebagai kontrol internal sehingga gen yang ditransfer diharapkan dapat aktif di seluruh jaringan tubuhnya. Alimuddin dkk., (2008) melaporkan bahwa ekspresi gen asing atau transgen yang diintoduksi dikontrol oleh suatu urutan DNA yang disebut promoter yang memiliki kemampuan dalam mengendalikan ekspresi gen asing yang diintroduksi, sehingga akan sangat menentukan keberhasilan transgenesis. Terekspresinya transgen pada ikan lele dumbo transgenik dipengaruhi oleh promotor β-actin. Menurut Alimuddin dkk., (2008) promoter β- actin memiliki sifat yang dapat aktif pada semua jaringan/ sel otot. Liu dkk., (1990) menambahkan bahwa gen β- actin yang berasal dari ikan mas dikendalikan oleh beberapa unsur regulasi, dimana unsur promotor proksimal mengarahkan tingkat ekspresi yang cukup tinggi sehingga dapat digunakan dalam transfer gen pada ikan. Dewi dkk., (2013) menambahkan bahwa promoter β-actin ikan mas mampu mengendalikan ekspresi gen PhGH dan telah terjadi over ekspresi pada ikan lele dumbo transgenik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transgen ( PhGH) terekspresi pada beberapa keturunan ikan lele transgenik F3. Hal yang sama didapatkan dalam Huang dkk., (2005), dimana transgen (GFP) dapat terekspresi pada generasi F3 ikan zebra transgenik ( Danio rerio). Hal ini mengindikasikan bahwa transgen masih stabil ditransmisikan dan terekspresi pada generasi ikan lele transgenik F3. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa transgen hanya dapat terekspresi pada beberapa embrio dan larva. Marnis dkk., (2013) menyatakan bahwa meskipun transgen dapat terintegrasi ke dalam semua jaringan tubuh ikan target, namun transgen tersebut kemungkinan tidak terekspresi di seluruh jaringan tubuh ikan. Sehingga ada juga kemungkinan bahwa transgen berhasil diturunkan namun tidak terekspresi. Peluang terekspresinya transgen juga dipengaruhi oleh proses introduksi transgen ke dalam jaringan tubuh ikan target. Wei dan Zhu. (2010) melaporkan bahwan proses integrasi transgen terjadi secara acak dan lokasi penyisipan transgen juga tidak dapat diketahui dengan pasti, sehingga jumlah salinan di lokasi penyisipan juga tidak dapat dikontrol yang menyebabkan efisiensi dari ekspresi transgen lebih rendah. Terekspresinya transgen akan menyebabkan pertumbuhan ikan lele dumbo transgenik lebih cepat dibangdingkan dengan ikan lele nontransgenik. Dewi dkk., (2013) melaporkan bahwa ikan lele dumbo transgenik telah mengalami overekspresi, sehingga terjadi peningkatan kecepatan pertumbuhan hingga hampir dua kali lipat dari ikan lele nontransgenik. Hasil penelitian yang sama juga dilaporkan oleh Marnis dkk., (2013) bahwa transgen masih tetap stabil ditransmisikan dan terekspresi hingga pada generasi F2 dengan pola pertumbuhan yang lebih cepat dibanding ikan lele non-transgenik. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Transgen ( PhGH) terdeteksi pada ikan lele dumbo ( Clarias gariepinus) transgenik F3 dalam populasi heterozigot. 2. Transgen ( PhGH) terekspresi pada beberapa ikan lele dumbo transgenik F3.

10 Saran Pembentukan generasi ikan lele dumbo transgenik dalam populasi homozigot perlu dilakukan, maka akan memungkinkan menghasilkan generasi selanjutnya secara keseluruhan membawa transgen ( PhGH) sehingga peluang ekspresi transgen juga akan lebih tinggi pada generasi selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Alimuddin., L.I. Purwanti., M.H.F. Aththar., C. Muluk., O. Carman dan K. Sumantadinata Aktivitas Promoter B-actin Ikan Medaka Jepang (Oryzias latipes) pada Ikan Mas ( Cyprinus carpio). Jurnal Natur Indonesia. 11(2): Bayer, T.A dan J.A. Campos-Ortega A Transgene Containing Lacz is Expressed In Primary Sensory Neurons In Zebrafish. Journal of Development. 115: Chong, S.S.C dan J.R. Vielkind Expression and Fate of CAT Reporter Gene Microinjected Into Fertilized Medaka ( Oryzias latipes) Eggs In The Form of Plasmid DNA, Recombinant Phage Particles and Its DNA. Journal of Theor Appl Genet. 78: Devlin, R.H., T.Y. Yesaki., C.A. Biagi., E.M. Donaldson., P. Swanson dan W-K. Chan Extraordinary Salmon Growth. Jurnal of Nature. 371: Dewi, R.R.S.P.S., H. Marnis., R. Suprapto dan N. Syawalia Produksi Ikan Lele Cepat Tumbuh Generasi F-0 Dengan Menggunakan Metode Transgenesis. Jurnal Riset Akuakultur. 8(2): Dunham, R.A., G. Warr., A. Nichols., P.L. Duncan., B. Argue., D. Middleton dan Z. Liu Enhanced Bacterial Disease Resistance of Transgenic Channel Catfish ( Ictalarus punctatus) Possessing Cecropin Genes. Journal of Marine Biotechnology. 4: Du, S.J., Z. Gong., G.L. Fletcher., M.A. Shears., M.J. King., D.R. Idler dan C.L. Hew Growth Enhancement In Transgenic Atlantic SalmonBy The Use of An All Fish Chimeric Growth Hormone Gene Construct. Journal Nature Biotecthnology. 10: Garlagher, S.R Quantitation of DNA and RNA with Absorption and Fluorescence Spectroscopy. Current Protocols in Molecular Biology. A.3D.1-A.3D.12 Huang, C.J., T.S. Jou., Y.L. Ho., W.H. Lee., Y.T. Jeng., F.J. Hsieh dan H.J. Tsai Conditional Expression of a Myocardium Specific Transgene in Zebrafish Transgenic Lines. Journal of Developmental Dynamics. 233: Kinoshita, M., M. Yamauchi., M. Sasanuma., Y. Ishikawa., T. Osada., K. Inoue., Y. Wakamatsu dan K. Ozato A Transgene and Its Expression Profile are Stably Transmitted to Offspring in Transgenic Medaka Generated by the Particle Gun

11 Method. Journal of Zoological Science. 20: Kobayashi, S., Alimuddin., T. Morita., M. Miwa., J. Lu., M. Endo., T. Takeuchi dan G. Yoshizaki Transgenic Nile Tilapia (Oreochromis niloticus) Overexpressing Growth Hormone Show Reduced Ammonia Excretion. Journal of Aquaculture. 270: Liu, Z., B. Moav., A.J. Faraz., K.S. Guise., A.R. Kapuscinski dan P.B. Hackett Functional Analysis of Elements Affecting Expression of the β-actin Gene of Carp. Molecular and Cellular Biology. 10(7): Marnis, H., B. Iswanto., R. Suprapto., Imron dan R.R.S.P.S. Dewi Transmisi, Ekspresi, dan Distribusi Gen Hormon Pertumbuhan Ikan Patin Siam Pada Ikan Lele Afrika ( Clarias gariepinus) Transgenik F-2. Jurnal Riset Akuakultur. 9(2): Marnis, H., B. Iswanto., R. Suprapto dan Imron Expression of Growth Hormone (PhGH) Gene and Analysis of Insuline-Like Growth Factor I (IGF -I) Production In African Catfish (Clarias gariepinus) Transgenic F-1. Journal of Indonesian Aquaculture. 8(2): Martinez, R., A. Arenal., M.P. Estrada., F. Herrera., V. Huerta., J. Vazquez., T. Sanchez dan J.D.L. Fuente Mendelian Transmission, Transgene Dosage and Growth Phenotype in Transgenic Tilapia ( Oreochromis Hornorum) Showing Ectopic Expression of Homologous Growth Hormone. Journal of Aquaculture. 173: Nam, Y.K., C.H. Noh dan D.S. Kim Transmission And Expression of An Integrated Reporter Construct In Three Generations of Transgenic Mud Loach (Misgurnus mizolepis). J.Aquaculture. 172: Noer, A.S dan M. Gustiananda PCR Tanpa Isolasi DNA dari Sel Epitel Rongga Mulut. JMS. 2(1): Restu, M., Mukrimin dan Gusmiaty Optimalisasi Teknik Ekstraksi dan Isolasi DNATanaman Suren ( Toona Sureni Merr.) untuk Analisis Keragaman Genetikberdasarkan Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD). Jurnal Natur Indonesia 14(2): Sambrook, J dan Russel, D.W MolecularCloning A Laboratory manual. Cold Spring Harbor Laboratory press. Cold Spring Harbor NY USA Wei, H dan Z.Z. Yan Integration Mechanisms of Transgenes and Population Fitness of GH Transgenic Fish. Journal of Science China Life Sciences. 53(4): Yazawa, R., I. Hirono dan T. Aoki Characterization of Promoter Activities of Four Different Japanese Flounder Promoters in Transgenic Zebrafish. Journal of Marine Biotechnology. 7:

PENDAHULUAN. sangat pokok dalam menunjang keberlanjutan kegiatan budidaya dan hasil

PENDAHULUAN. sangat pokok dalam menunjang keberlanjutan kegiatan budidaya dan hasil 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ketersediaan induk unggul dalam bidang akuakultur merupakan hal yang sangat pokok dalam menunjang keberlanjutan kegiatan budidaya dan hasil produksi untuk dapat memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

DETEKSI DAN ANALISIS EKSPRESI TRANSGEN (PhGH) PADA IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) TRANSGENIK F3 FERY JAKSEN SIHOTANG

DETEKSI DAN ANALISIS EKSPRESI TRANSGEN (PhGH) PADA IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) TRANSGENIK F3 FERY JAKSEN SIHOTANG DETEKSI DAN ANALISIS EKSPRESI TRANSGEN (PhGH) PADA IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) TRANSGENIK F3 FERY JAKSEN SIHOTANG 110302045 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

adalah bagian dari DNA dimana RNA polymerase menempel. Fungsi dari promoter ini adalah untuk mengarahkan RNA polymerase sehingga transkripsi terjadi.

adalah bagian dari DNA dimana RNA polymerase menempel. Fungsi dari promoter ini adalah untuk mengarahkan RNA polymerase sehingga transkripsi terjadi. 66 VI. PEMBAHASAN UMUM Teknik rekayasa genetika merupakan salah satu alternatif yang menjanjikan dalam mengatasi masalah rendahnya produksi, karena dengan teknik ini kita dapat mengintroduksi gen unggul

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

1. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG 1 1. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Ikan patin siam (Pangasionodon hypophthalmus) merupakan salah satu spesies ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi di Indonesia. Dalam program peningkatan produksi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. transfer gen sejak penelitian pertama ikan transgenesis dimulai (Zhu dkk., 1985).

TINJAUAN PUSTAKA. transfer gen sejak penelitian pertama ikan transgenesis dimulai (Zhu dkk., 1985). TINJAUAN PUSTAKA Teknologi Transgenesis Telah lebih dari 35 spesies ikan berbeda telah telah diteliti untuk kegiatan transfer gen sejak penelitian pertama ikan transgenesis dimulai (Zhu dkk., 1985). Transgenesis

Lebih terperinci

4. EFEKTIVITAS TRANSFER DAN EKSPRESI GEN PhGH PADA IKAN PATIN SIAM (Pangasionodon hypophthalmus)

4. EFEKTIVITAS TRANSFER DAN EKSPRESI GEN PhGH PADA IKAN PATIN SIAM (Pangasionodon hypophthalmus) 45 4. EFEKTIVITAS TRANSFER DAN EKSPRESI GEN PhGH PADA IKAN PATIN SIAM (Pangasionodon hypophthalmus) ABSTRAK Penggunaan konsentrasi DNA yang tinggi dalam elektroporasi sperma meningkatkan pengikatan DNA

Lebih terperinci

TRANSMISI, EKSPRESI, DAN DISTRIBUSI GEN HORMON PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM PADA IKAN LELE AFRIKA (Clarias gariepinus) TRANSGENIK F-2

TRANSMISI, EKSPRESI, DAN DISTRIBUSI GEN HORMON PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM PADA IKAN LELE AFRIKA (Clarias gariepinus) TRANSGENIK F-2 Transmisi, ekspresi, dan distribusi gen hormon pertumbuhan... (Huria Marnis) TRANSMISI, EKSPRESI, DAN DISTRIBUSI GEN HORMON PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM PADA IKAN LELE AFRIKA (Clarias gariepinus) TRANSGENIK

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2007 hingga Juli 2009, bertempat di Laboratorium Reproduksi dan Genetika Organisme Akuatik Departemen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN UMUM Latar belakang

I. PENDAHULUAN UMUM Latar belakang 1 I. PENDAHULUAN UMUM Latar belakang Produksi akuakultur setiap tahun meningkat seiring dengan meningkatnya pertambahan penduduk di Indonesia. Pada tahun 2005 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 220 juta

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI ZIGOSITAS IKAN LELE (Clarias gariepinus) TRANSGENIK F-2 YANG MEMBAWA GEN HORMON (PhGH) DENGAN MENGGUNAKAN METODE REALTIME-qPCR

IDENTIFIKASI ZIGOSITAS IKAN LELE (Clarias gariepinus) TRANSGENIK F-2 YANG MEMBAWA GEN HORMON (PhGH) DENGAN MENGGUNAKAN METODE REALTIME-qPCR Jurnal Riset Akuakultur, 11 (1), 2016, 39-46 Tersedia online di: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jra IDENTIFIKASI ZIGOSITAS IKAN LELE (Clarias gariepinus) TRANSGENIK F-2 YANG MEMBAWA GEN

Lebih terperinci

POLA EKSPRESI GEN ENHANCED GREEN FLUORESCENT PROTEIN PADA EMBRIO DAN LARVA IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypophthalmus)

POLA EKSPRESI GEN ENHANCED GREEN FLUORESCENT PROTEIN PADA EMBRIO DAN LARVA IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypophthalmus) Pola ekspresi gen enhanced green fluorescent... (Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi) POLA EKSPRESI GEN ENHANCED GREEN FLUORESCENT PROTEIN PADA EMBRIO DAN LARVA IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypophthalmus)

Lebih terperinci

INTRODUKSI DAN PERSENTASE IKAN YANG MEMBAWA GEN GH Growth Hormone IKAN NILA Oreochromis niloticus PADA IKAN LELE DUMBO Clarias sp.

INTRODUKSI DAN PERSENTASE IKAN YANG MEMBAWA GEN GH Growth Hormone IKAN NILA Oreochromis niloticus PADA IKAN LELE DUMBO Clarias sp. INTRODUKSI DAN PERSENTASE IKAN YANG MEMBAWA GEN GH Growth Hormone IKAN NILA Oreochromis niloticus PADA IKAN LELE DUMBO Clarias sp. GENERASI F0 BAMBANG KUSMAYADI GUNAWAN SKRIPSI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Promoter -Aktin Ikan Mas Promoter -Aktin dari ikan mas diisolasi dengan menggunakan metode PCR dengan primer yang dibuat berdasarkan data yang ada di Bank Gen. Panjang

Lebih terperinci

Pertumbuhan dan sigositas ikan lele Afrika (Clarias gariepinus) transgenik F-2... (Huria Marnis)

Pertumbuhan dan sigositas ikan lele Afrika (Clarias gariepinus) transgenik F-2... (Huria Marnis) Pertumbuhan dan sigositas ikan lele Afrika (Clarias gariepinus) transgenik F-2... (Huria Marnis) PERTUMBUHAN DAN SIGOSITAS IKAN LELE AFRIKA (Clarias gariepinus) TRANSGENIK F-2 YANG MEMBAWA GEN HORMON PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

5. PEMBAHASAN UMUM. Tabel 5. Beberapa konstruksi gen all fish dalam pembuatan ikan transgenik GH.

5. PEMBAHASAN UMUM. Tabel 5. Beberapa konstruksi gen all fish dalam pembuatan ikan transgenik GH. 58 5. PEMBAHASAN UMUM Tujuan umum introduksi gen asing ke dalam genom ikan adalah membuat ikan dengan karakteristik komersial yang lebih baik untuk meningkatkan produksi akuakultur. Sejak pertengahan tahun

Lebih terperinci

TRANSMISI DAN EKSPRESI FENOTIPE GEN PENYANDI HORMON PERTUMBUHAN PADA IKAN PATIN SIAM

TRANSMISI DAN EKSPRESI FENOTIPE GEN PENYANDI HORMON PERTUMBUHAN PADA IKAN PATIN SIAM TRANSMISI DAN EKSPRESI FENOTIPE GEN PENYANDI HORMON PERTUMBUHAN PADA IKAN PATIN SIAM Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi, Jadmiko Darmawan, dan Ika Nurlaela Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Jl. Raya 2 Sukamandi,

Lebih terperinci

V. EXPRESSION OF GROWTH HORMONE GENE OF TILAPIA (tigh) IN CATFISH (Clarias sp.) TRANSGENIC FIRST GENERATION ABSTRACT

V. EXPRESSION OF GROWTH HORMONE GENE OF TILAPIA (tigh) IN CATFISH (Clarias sp.) TRANSGENIC FIRST GENERATION ABSTRACT 37 V. EXPRESSION OF GROWTH HORMONE GENE OF TILAPIA (tigh) IN CATFISH (Clarias sp.) TRANSGENIC FIRST GENERATION ABSTRACT The research intends to analyse expression of growth hormone gene of tilapia (tigh)

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI IKAN CUPANG (Betta imbellis) TRANSGENIK FOUNDER MEMBAWA GEN PENYANDI HORMON PERTUMBUHAN

IDENTIFIKASI IKAN CUPANG (Betta imbellis) TRANSGENIK FOUNDER MEMBAWA GEN PENYANDI HORMON PERTUMBUHAN Tersedia online di: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jra IDENTIFIKASI IKAN CUPANG (Betta imbellis) TRANSGENIK FOUNDER MEMBAWA GEN PENYANDI HORMON PERTUMBUHAN Eni Kusrini *)#, Alimuddin **),

Lebih terperinci

PENGUJIAN PERILAKU PREDATOR DAN ANTI-PREDATOR PADA IKAN LELE (Clarias gariepinus Burchell, 1822) TRANSGENIK F3

PENGUJIAN PERILAKU PREDATOR DAN ANTI-PREDATOR PADA IKAN LELE (Clarias gariepinus Burchell, 1822) TRANSGENIK F3 PENGUJIAN PERILAKU PREDATOR DAN ANTI-PREDATOR PADA IKAN LELE (Clarias gariepinus Burchell, 1822) TRANSGENIK F3 Testing Predator and Anti-Predator Behavior in African Catfish (Clarias gariepinus Burchell,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth III. MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Pengambilan sampel darah domba dilakukan di Kecamatan Koto Tengah Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober 2012. Amplifikasi gen Growth Hormone menggunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan Teknologi Molekuler Dalam Akuakultur. dalam maupun di luar negeri. Produksi akuakultur diharapkan dapat ditingkatkan

TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan Teknologi Molekuler Dalam Akuakultur. dalam maupun di luar negeri. Produksi akuakultur diharapkan dapat ditingkatkan 6 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Teknologi Molekuler Dalam Akuakultur Saat ini keamanan pangan telah menjadi isu hangat di masyarakat baik di dalam maupun di luar negeri. Produksi akuakultur diharapkan

Lebih terperinci

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI ISOLASI TOTAL DNA TUMBUHAN DENGAN KIT EKSTRAKSI DNA PHYTOPURE Halaman : 1 dari 5 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk mengisolasi DNA dari sampel jaringan tumbuhan, dapat dari daun, akar, batang,

Lebih terperinci

TRANSMISI TRANSGEN (PhGH) DAN PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias gariepinus) TRANSGENIK F-3

TRANSMISI TRANSGEN (PhGH) DAN PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias gariepinus) TRANSGENIK F-3 TRANSMISI TRANSGEN (PhGH) DAN PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias gariepinus) TRANSGENIK F-3 Transmission of Transgene (PhGH) and Growth Performance Catfish (Clarias gariepinus) Transgenic F-3 Sultan

Lebih terperinci

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI Halaman : 1 dari 5 ISOLASI TOTAL DNA HEWAN DENGAN KIT EKSTRAKSI DNA 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk mengisolasi DNA dari sampel jaringan hewan, dapat dari insang, otot, darah atau jaringan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MARKA MOLEKULER DNA DALAM IDENTIFIKASI SEL GONAD IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) DAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) MENGGUNAKAN PCR

PENGEMBANGAN MARKA MOLEKULER DNA DALAM IDENTIFIKASI SEL GONAD IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) DAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) MENGGUNAKAN PCR PENGEMBANGAN MARKA MOLEKULER DNA DALAM IDENTIFIKASI SEL GONAD IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) DAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) MENGGUNAKAN PCR MARLINA ACHMAD SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Derajat Kelangsungan Hidup Embrio dan Derajat Penetasan Berdasarkan hasil pengamatan terhadap derajat kelangsungan hidup

HASIL DAN PEMBAHASAN. Derajat Kelangsungan Hidup Embrio dan Derajat Penetasan Berdasarkan hasil pengamatan terhadap derajat kelangsungan hidup HASIL DAN PEMBAHASAN Derajat Kelangsungan Hidup Embrio dan Derajat Penetasan Berdasarkan hasil pengamatan terhadap derajat kelangsungan hidup (DKH-e) dan derajat penetasan (DP) tiap promoter (perlakuan)

Lebih terperinci

Kloning promoter -actin ikan mas, Cyprinus carpio Lin dan analisis fungsionalnya menggunakan gen target protein pendaran hijau (GFP)

Kloning promoter -actin ikan mas, Cyprinus carpio Lin dan analisis fungsionalnya menggunakan gen target protein pendaran hijau (GFP) Jurnal Iktiologi Indonesia, 13(2):145-152 Kloning promoter -actin ikan mas, Cyprinus carpio Lin. 1758 dan analisis fungsionalnya menggunakan gen target protein pendaran hijau (GFP) [β-actin promoter cloning

Lebih terperinci

VI. TRANSFER GEN PENYANDI HORMON PERTUMBUHAN IKAN NILA (tigh) PADA IKAN LELE (Clarias sp) DENGAN METODE ELEKTROPORASI ABSTRAK

VI. TRANSFER GEN PENYANDI HORMON PERTUMBUHAN IKAN NILA (tigh) PADA IKAN LELE (Clarias sp) DENGAN METODE ELEKTROPORASI ABSTRAK 50 VI. TRANSFER GEN PENYANDI HORMON PERTUMBUHAN IKAN NILA (tigh) PADA IKAN LELE (Clarias sp) DENGAN METODE ELEKTROPORASI ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan introduksi gen penyandi

Lebih terperinci

Efektivitas promoter -aktin dalam mengarahkan ekspresi gen target pada transgenesis ikan mas

Efektivitas promoter -aktin dalam mengarahkan ekspresi gen target pada transgenesis ikan mas 16 A. Hidayani Jurnal et al. Akuakultur / Jurnal Akuakultur Indonesia 10 Indonesia (1), 16 23 10 (1), (2011) 16 23 (2011) Efektivitas promoter -aktin dalam mengarahkan ekspresi gen target pada transgenesis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Kualitas DNA

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Kualitas DNA HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Sumber DNA pada Aves biasanya berasal dari darah. Selain itu bulu juga dapat dijadikan sebagai alternatif sumber DNA. Hal ini karena pada sebagian jenis Aves memiliki pembuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan sebagai salah satu sumber protein hewani mengandung semua jenis asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh manusia (Suhartini dan Nur 2005 dalam Granada 2011),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan hasil perikanan yang beranekaragam, sehingga mendatangkan devisa negara yang cukup besar terutama dari

Lebih terperinci

TRANSMISI GEN PhGH DAN PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN LELE AFRIKA (Clarias gariepinus) TRANSGENIK GENERASI KETIGA

TRANSMISI GEN PhGH DAN PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN LELE AFRIKA (Clarias gariepinus) TRANSGENIK GENERASI KETIGA Jurnal Riset Akuakultur, 11 (3), 2016, 225-234 Tersedia online di: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jra TRANSMISI GEN PhGH DAN PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN LELE AFRIKA (Clarias gariepinus) TRANSGENIK

Lebih terperinci

Teknologi manipulasi gen (genetic engineering) telah dikembangkan sebagai pelengkap program perbenihan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari

Teknologi manipulasi gen (genetic engineering) telah dikembangkan sebagai pelengkap program perbenihan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari VI. PEMBAHASAN UMUM Produksi udang windu tahan penyakit atau memiliki daya tahan tubuh yang kuat (resisten) terhadap patogen merupakan salah satu strategi yang perlu dilakukan dalam upaya mengendalian

Lebih terperinci

PERAN ISOFORM TAp73 DAN STATUS GEN p53 TERHADAP AKTIFITAS htert PADA KARSINOMA SEL SKUAMOSA RISBIN IPTEKDOK 2007

PERAN ISOFORM TAp73 DAN STATUS GEN p53 TERHADAP AKTIFITAS htert PADA KARSINOMA SEL SKUAMOSA RISBIN IPTEKDOK 2007 PERAN ISOFORM TAp73 DAN STATUS GEN p53 TERHADAP AKTIFITAS htert PADA KARSINOMA SEL SKUAMOSA RISBIN IPTEKDOK 2007 LATAR BELAKANG p53 wt

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS TRANSFER DAN EKSPRESI GEN PhGH PADA IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypophthalmus)

EFEKTIVITAS TRANSFER DAN EKSPRESI GEN PhGH PADA IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypophthalmus) Efektivitas transfer dan ekspresi gen PhGH pada... (Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi) EFEKTIVITAS TRANSFER DAN EKSPRESI GEN PhGH PADA IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypophthalmus) Raden Roro Sri Pudji

Lebih terperinci

BIO306. Prinsip Bioteknologi

BIO306. Prinsip Bioteknologi BIO306 Prinsip Bioteknologi KULIAH 7. PUSTAKA GENOM DAN ANALISIS JENIS DNA Konstruksi Pustaka DNA Pustaka gen merupakan sumber utama isolasi gen spesifik atau fragmen gen. Koleksi klon rekombinan dari

Lebih terperinci

Ibnu Dwi Buwono dan Yuniar Mulyani

Ibnu Dwi Buwono dan Yuniar Mulyani 597 Kloning promoter β-actin... (Ibnu Dwi Buwono) KLONING PROMOTER β-actin IKAN MAS MAJALAYA DALAM Escherichia coli Ibnu Dwi Buwono dan Yuniar Mulyani ABSTRAK Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Menurut Kottelat dkk., (1993), klasifikasi dari ikan lele dumbo adalah.

TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Menurut Kottelat dkk., (1993), klasifikasi dari ikan lele dumbo adalah. TINJAUAN PUSTAKA Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Menurut Kottelat dkk., (1993), klasifikasi dari ikan lele dumbo adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Family Genus : Animalia : Chordata

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 24 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Perhitungan Kepadatan Artemia dan Kutu Air serta Jumlah Koloni Bakteri Sebanyak 1,2 x 10 8 sel bakteri hasil kultur yang membawa konstruksi gen keratin-gfp ditambahkan

Lebih terperinci

(Osphronemus gouramy)

(Osphronemus gouramy) KLONING PROMOTER β-aktin DARI IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) Estu Nugroho *), Alimuddin **), Anang Hari Kristanto *), dan Odang Carman **) *) Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Jl. Raya Sempur

Lebih terperinci

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI Halaman : 1 dari 6 ISOLASITOTAL DNA MANUSIADENGAN KIT EKSTRAKSI DNA 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk mengisolasi DNA dari sampel jaringan manusia, dapat dari darah, folikel rambut, mukosa mulut

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Badan Standar Nasional SNI : Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) Kelas Benih Sebar.

DAFTAR PUSTAKA. Badan Standar Nasional SNI : Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) Kelas Benih Sebar. DAFTAR PUSTAKA Alimuddin., G. Yoshizaki., O. Carman dan K. Sumantadinata. 2003. Aplikasi Transfer Gen Dalam Akuakultur. Akuakultur Indonesia. 2(1): 41-50. Alimuddin., G. Yoshizaki., O. Carman dan T. Takeuchi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Isolasi DNA genom tanaman padi T0 telah dilakukan pada 118

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Isolasi DNA genom tanaman padi T0 telah dilakukan pada 118 45 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Isolasi DNA genom tanaman padi T0 telah dilakukan pada 118 sampel. Berdasarkan hasil digesti DNA dengan enzim EcoRI, diperoleh sebanyak 74 sampel tanaman dari 118

Lebih terperinci

TRANSFER GEN PENYANDI HORMON PERTUMBUHAN IKAN NILA (tigh) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) DENGAN METODE MIKROINJEKSI

TRANSFER GEN PENYANDI HORMON PERTUMBUHAN IKAN NILA (tigh) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) DENGAN METODE MIKROINJEKSI Trasfer gen penyandi hormon pertumbuhan ikan nila... (Gusrina) TRANSFER GEN PENYANDI HORMON PERTUMBUHAN IKAN NILA (tigh) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) DENGAN METODE MIKROINJEKSI Gusrina *), Alimuddin **),

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Genetika Molekuler, Bagian Pemuliaan dan Genetika Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi dan Purifikasi DNA Total DNA total yang diperoleh dalam penelitian bersumber dari darah dan bulu. Ekstraksi DNA yang bersumber dari darah dilakukan dengan metode phenolchloroform,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN REKAYASA GENETIKA DALAM BUDIDAYA IKAN HIAS DI INDONESIA

PERKEMBANGAN REKAYASA GENETIKA DALAM BUDIDAYA IKAN HIAS DI INDONESIA Perkembangan rekayasa genetika dalam budidaya ikan hias di Indonesia (Eni Kusrini) PERKEMBANGAN REKAYASA GENETIKA DALAM BUDIDAYA IKAN HIAS DI INDONESIA Eni Kusrini Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya

Lebih terperinci

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan Lumbrokinase merupakan enzim fibrinolitik yang berasal dari cacing tanah L. rubellus. Enzim ini dapat digunakan dalam pengobatan penyakit stroke. Penelitian mengenai lumbrokinase,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4. Hasil Amplifikasi Gen FSHR Alu-1pada gel agarose 1,5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4. Hasil Amplifikasi Gen FSHR Alu-1pada gel agarose 1,5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi Gen FSHR Alu-1 Amplifikasi fragmen gen FSHR Alu-1 dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dilakukan dengan kondisi annealing 60 C selama 45 detik dan diperoleh produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan Cyprinid salah satu yang populer diantaranya adalah ikan mas atau common carp (Cyprinus carpio) merupakan ikan air tawar yang bernilai ekonomis penting dan cukup

Lebih terperinci

Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanana Air Tawar Jl. Raya Sukamandi No. 2, Subang

Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanana Air Tawar Jl. Raya Sukamandi No. 2, Subang 573 Variasi genetik persilangan 3 strain ikan nila... (Erma Primanita Hayuningtyas) VARIASI GENETIK PERSILANGAN 3 STRAIN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN IKAN MUJAIR (O. mossambicus) DENGAN METODE

Lebih terperinci

Insersi gen lisozim pada ikan patin siam Pangasianodon hypophthalmus (Sauvage, 1878) untuk membentuk galur tahan penyakit

Insersi gen lisozim pada ikan patin siam Pangasianodon hypophthalmus (Sauvage, 1878) untuk membentuk galur tahan penyakit Jurnal Iktiologi Indonesia, 15(2): 119-127 Insersi gen lisozim pada ikan patin siam Pangasianodon hypophthalmus (Sauvage, 1878) untuk membentuk galur tahan penyakit [Lysozyme gene insertion in striped

Lebih terperinci

1 0,53 0,59 2 0,3 0,2 3 0,02 0,02 4 0,04 0,04 5 0,3 0,3 Ilustrasi rangkaian isolasi DNA tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

1 0,53 0,59 2 0,3 0,2 3 0,02 0,02 4 0,04 0,04 5 0,3 0,3 Ilustrasi rangkaian isolasi DNA tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. PERBANDINGAN BEBERAPA METODE ISOLASI DNA UNTUK PENENTUAN KUALITAS LARUTAN DNA TANAMAN SINGKONG (Manihot esculentum L.) Molekul DNA dalam suatu sel dapat diekstraksi atau diisolasi untuk berbagai macam

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan terhadap sampel yang dikoleksi selama tujuh bulan mulai September 2009 hingga Maret 2010 di Kabupaten Indramayu. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR

II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR II. BAHAN DAN METODE Ikan Uji Ikan uji yang digunakan adalah ikan nila hibrida hasil persilangan resiprok 3 strain BEST, Nirwana dan Red NIFI koleksi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Sempur, Bogor.

Lebih terperinci

3. PENGEMBANGAN METODE ELEKTROPORASI PADA SPERMA SEBAGAI PERANTARA TRANSFER GEN PADA IKAN PATIN SIAM (Pangasionodon hypophthalmus)

3. PENGEMBANGAN METODE ELEKTROPORASI PADA SPERMA SEBAGAI PERANTARA TRANSFER GEN PADA IKAN PATIN SIAM (Pangasionodon hypophthalmus) 25 3. PENGEMBANGAN METODE ELEKTROPORASI PADA SPERMA SEBAGAI PERANTARA TRANSFER GEN PADA IKAN PATIN SIAM (Pangasionodon hypophthalmus) ABSTRAK Penggunaan metode elektroporasi dengan menggunakan sperma sebagai

Lebih terperinci

Paramita Cahyaningrum Kuswandi* FMIPA UNY 2012

Paramita Cahyaningrum Kuswandi* FMIPA UNY 2012 MK. GENETIKA (BIOLOGI SEM 4) Kuswandi* FMIPA UNY 2012 Email *: paramita@uny.ac.id 2 1. From Mendel to DNA 2. The double helix 3. Genomics 4. The impact of genetic engineering 5. Model organisms 6. The

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7 individu udang Jari yang diambil dari Segara Anakan Kabupaten Cilacap Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and 23 BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and Cancer Biology of the University of Indonesia (IHVCB-UI), Jl. Salemba

Lebih terperinci

Pengujian DNA, Prinsip Umum

Pengujian DNA, Prinsip Umum Pengujian DNA, Prinsip Umum Pengujian berbasis DNA dalam pengujian mutu benih memang saat ini belum diregulasikan sebagai salah satu standar kelulusan benih dalam proses sertifikasi. Dalam ISTA Rules,

Lebih terperinci

SINTESIS cdna DAN DETEKSI FRAGMEN GEN EF1-a1 PADA BUNGA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

SINTESIS cdna DAN DETEKSI FRAGMEN GEN EF1-a1 PADA BUNGA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SINTESIS cdna DAN DETEKSI FRAGMEN GEN EF1-a1 PADA BUNGA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai derajat Sarjana Sains (S.Si) pada Jurusan Biologi

Lebih terperinci

ABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI GEN flic DENGAN METODE PCR UNTUK DETEKSI Salmonella typhi GALUR INDONESIA

ABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI GEN flic DENGAN METODE PCR UNTUK DETEKSI Salmonella typhi GALUR INDONESIA ABSTRAK OPTIMASI AMPLIFIKASI GEN flic DENGAN METODE PCR UNTUK DETEKSI Salmonella typhi GALUR INDONESIA T. Robertus, 2007. Pembimbing I : Johan Lucianus, dr., M.Si. Pembimbing II : Ernawati Arifin Giri

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 29 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian meliputi Laut Sulawesi, Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores, Laut Banda, Teluk Tolo, Laut Maluku dan Teluk Tomini (Gambar

Lebih terperinci

IV. AKTIVITAS PROMOTER ANTIVIRUS PADA UDANG WINDU Penaeus monodon MENGGUNAKAN GEN EGFP (ENHANCED GREEN FLUORESCENT PROTEIN) SEBAGAI PENANDA *)

IV. AKTIVITAS PROMOTER ANTIVIRUS PADA UDANG WINDU Penaeus monodon MENGGUNAKAN GEN EGFP (ENHANCED GREEN FLUORESCENT PROTEIN) SEBAGAI PENANDA *) IV. AKTIVITAS PROMOTER ANTIVIRUS PADA UDANG WINDU Penaeus monodon MENGGUNAKAN GEN EGFP (ENHANCED GREEN FLUORESCENT PROTEIN) SEBAGAI PENANDA *) ABSTRAK Untuk mengetahui aktivitas promoter, diperlukan adanya

Lebih terperinci

Aktivitas Promoter â-aktin Ikan Medaka Jepang (Oryzias latipes) pada Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Aktivitas Promoter â-aktin Ikan Medaka Jepang (Oryzias latipes) pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) Jurnal Natur Indonesia 11(2), April 2009: 70-77 70 ISSN 1410-9379, Jurnal Natur Keputusan Indonesia Akreditasi 11(2): No 70-77 65a/DIKTI/Kep./2008 Alimuddin, et al. Aktivitas Promoter â-aktin Ikan Medaka

Lebih terperinci

VII. UJI EKSPRESI GEN TcAP1 (APETALA1 KAKAO) PADA TANAMAN MODEL. Abstrak

VII. UJI EKSPRESI GEN TcAP1 (APETALA1 KAKAO) PADA TANAMAN MODEL. Abstrak VII. UJI EKSPRESI GEN TcAP1 (APETALA1 KAKAO) PADA TANAMAN MODEL Abstrak Pada berbagai spesies termasuk kakao, gen AP1 (APETALA1) diketahui sebagai gen penanda pembungaan yang mengendalikan terbentuknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menidentifikasi gen angiotensin converting enzyme (ACE)

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menidentifikasi gen angiotensin converting enzyme (ACE) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk menidentifikasi gen angiotensin converting enzyme (ACE) insersi/ delesi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Transfer Gen Strategi yang dapat dilakukan untuk memperbaiki mutu genetik ikan nila

TINJAUAN PUSTAKA. Transfer Gen Strategi yang dapat dilakukan untuk memperbaiki mutu genetik ikan nila TINJAUAN PUSTAKA Transfer Gen Strategi yang dapat dilakukan untuk memperbaiki mutu genetik ikan nila antara lain, (1) introduksi jenis unggul dari luar untuk memperbaiki keragaan ikan nila lokal dan menggunakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kuantitas dan Kualitas DNA

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kuantitas dan Kualitas DNA HASIL DAN PEMBAHASAN Gen sitokrom b digunakan sebagai pembawa kode genetik seperti halnya gen yang terdapat dalam nukleus. Primer tikus yang dikembangkan dari gen sitokrom b, terbukti dapat mengamplifikasi

Lebih terperinci

STUDI OVER-EKSPRESI GEN PENYANDI HORMON PERTUMBUHAN MELALUI ELEKTROPORASI SPERMA UNTUK MEMBUAT IKAN PATIN SIAM TRANSGENIK CEPAT TUMBUH

STUDI OVER-EKSPRESI GEN PENYANDI HORMON PERTUMBUHAN MELALUI ELEKTROPORASI SPERMA UNTUK MEMBUAT IKAN PATIN SIAM TRANSGENIK CEPAT TUMBUH STUDI OVER-EKSPRESI GEN PENYANDI HORMON PERTUMBUHAN MELALUI ELEKTROPORASI SPERMA UNTUK MEMBUAT IKAN PATIN SIAM TRANSGENIK CEPAT TUMBUH RADEN RORO SRI PUDJI SINARNI DEWI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. DNA Genom

HASIL DAN PEMBAHASAN. DNA Genom IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolasi DNA Metode isolasi dilakukan untuk memisahkan DNA dari komponen sel yang lain (Ilhak dan Arslan, 2007). Metode isolasi ini sesuai dengan protokol yang diberikan oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang identifikasi gen angiotensin converting enzyme (ACE)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang identifikasi gen angiotensin converting enzyme (ACE) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang identifikasi gen angiotensin converting enzyme (ACE) insersi/ delesi (I/D) dilakukan pada 100 pasien hipertensi yang berobat di poli jantung rumah sakit dr.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Genomik Sengon

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Genomik Sengon HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Genomik Sengon DNA genomik sengon diisolasi dari daun muda pohon sengon. Hasil uji integritas DNA metode 1, metode 2 dan metode 3 pada gel agarose dapat dilihat pada Gambar

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi Fragmen DNA Penyandi CcGH Mature Plasmid pgem-t Easy yang mengandung cdna GH ikan mas telah berhasil diisolasi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pita DNA pada ukuran

Lebih terperinci

ISOLASI DAN EFEKTIVITAS PROMOTER -AKTIN DALAM MENGARAHKAN EKSPRESI GEN TARGET PADA TRANSGENESIS IKAN MAS Cyprinus carpio

ISOLASI DAN EFEKTIVITAS PROMOTER -AKTIN DALAM MENGARAHKAN EKSPRESI GEN TARGET PADA TRANSGENESIS IKAN MAS Cyprinus carpio ISOLASI DAN EFEKTIVITAS PROMOTER -AKTIN DALAM MENGARAHKAN EKSPRESI GEN TARGET PADA TRANSGENESIS IKAN MAS Cyprinus carpio ANDI ALIAH HIDAYANI C151060011 SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Ikan Uji Larva ikan gurame diperoleh dari pembenihan di Desa Ciherang Kec. Darmaga, Kab. Bogor. Larva dipelihara dalam akuarium berukuran 1,0x0,5x0,5 m 3 dengan kepadatan sekitar

Lebih terperinci

TRANSFEKSI MERUPAKAN METODE TEKNOLOGI TRANSGENIK PENYISIPAN GREEN FLOURESCENT PROTEIN TERHADAP IKAN WILD BETTA

TRANSFEKSI MERUPAKAN METODE TEKNOLOGI TRANSGENIK PENYISIPAN GREEN FLOURESCENT PROTEIN TERHADAP IKAN WILD BETTA Media Akuakultur Vol. 10 No. 1 Tahun 2015: 7-11 TRANSFEKSI MERUPAKAN METODE TEKNOLOGI TRANSGENIK PENYISIPAN GREEN FLOURESCENT PROTEIN TERHADAP IKAN WILD BETTA Eni Kusrini Balai Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

Kolokium Departemen Biologi FMIPA IPB: Ria Maria

Kolokium Departemen Biologi FMIPA IPB: Ria Maria Kolokium Departemen Biologi FMIPA IPB: Ria Maria Ria Maria (G34090088), Achmad Farajallah, Maria Ulfah. 2012. Karakterisasi Single Nucleotide Polymorphism Gen CAST pada Ras Ayam Lokal. Makalah Kolokium

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROMOTER KERATIN IKAN FLOUNDER JEPANG

EFEKTIVITAS PROMOTER KERATIN IKAN FLOUNDER JEPANG EFEKTIVITAS PROMOTER KERATIN IKAN FLOUNDER JEPANG Paralichthys olivaceus DAN PROMOTER HEATSHOCK IKAN RAINBOW TROUT Oncorhynchus mykiss PADA IKAN NILA Oreochromis niloticus ARIEF EKO PRASETIYO SKRIPSI PROGRAM

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji Kualitatif dan Kuantitatif Hasil Isolasi RNA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji Kualitatif dan Kuantitatif Hasil Isolasi RNA 6 konsentrasinya. Untuk isolasi kulit buah kakao (outer pod wall dan inner pod wall) metode sama seperti isolasi RNA dari biji kakao. Uji Kualitatif dan Kuantitatif Hasil Isolasi RNA Larutan RNA hasil

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2006 sampai dengan bulan April 2007. Penelitian dilakukan di rumah kaca, laboratorium Biologi Molekuler Seluler Tanaman, dan

Lebih terperinci

ISOLASI DAN KARAKTERISASI PROMOTER β-actin DARI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis)

ISOLASI DAN KARAKTERISASI PROMOTER β-actin DARI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) Isolasi dan karakterisasi promoter β-actin... (Alimuddin) ISOLASI DAN KARAKTERISASI PROMOTER β-actin DARI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) Alimuddin *), Wedaraningtyas Nugrahani *), Ratu Siti

Lebih terperinci

Performa benih ikan nila diberi pakan mengandung hormon pertumbuhan rekombinan ikan mas dengan dosis berbeda

Performa benih ikan nila diberi pakan mengandung hormon pertumbuhan rekombinan ikan mas dengan dosis berbeda Jurnal Akuakultur Indonesia 11 (1), 17 22 (2012) Performa benih ikan nila diberi pakan mengandung hormon pertumbuhan rekombinan ikan mas dengan dosis berbeda Performance of Nile tilapia juvenile fed diet

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN INTISARI ABSTRACT BAB I

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN INTISARI ABSTRACT BAB I DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x INTISARI... xi ABSTRACT...

Lebih terperinci

DETEKSI KERAGAMAN GENOTIP HIBRID IKAN LELE SANGKURIANG, MUTIARA TRANSGENIK DAN MUTIARA NON TRANSGENIK PADA KETURUNAN PERTAMA

DETEKSI KERAGAMAN GENOTIP HIBRID IKAN LELE SANGKURIANG, MUTIARA TRANSGENIK DAN MUTIARA NON TRANSGENIK PADA KETURUNAN PERTAMA Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 2/Desember 2016 (111-120) DETEKSI KERAGAMAN GENOTIP HIBRID IKAN LELE SANGKURIANG, MUTIARA TRANSGENIK DAN MUTIARA NON TRANSGENIK PADA KETURUNAN PERTAMA Asri Ulfah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium BIORIN (Biotechnology Research Indonesian - The Netherlands) Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi IPB. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Suhu Annealing pada Program PCR terhadap Keberhasilan Amplifikasi DNA Udang Jari (Metapenaeus elegans) Laguna Segara Anakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pembimbing I : Caroline Tan Sardjono, dr., Ph.D. Pembimbing II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes.

ABSTRAK. Pembimbing I : Caroline Tan Sardjono, dr., Ph.D. Pembimbing II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes. ABSTRAK DETEKSI Fc RI PADA STEM CELL YANG DIISOLASI DARI DARAH TEPI Cynthia Winarto, 2009. Pembimbing I : Caroline Tan Sardjono, dr., Ph.D. Pembimbing II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes. Penelitian terhadap

Lebih terperinci

Pengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:

Pengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan: Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian Prodi Agroteknologi Pertemuan Ke 9-10 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN Ir. Sri Sumarsih, MP. Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.ac.id

Lebih terperinci

Seminar Nasional Biologi 2010 SB/P/BF/08 GREEN FLUORESCENT PROTEIN PADA UBUR-UBUR LOKAL SEBAGAI ALTERNATIF MARKA DNA Cahya Kurnia Fusianto 1, Zulfikar Achmad Tanjung 1,Nugroho Aminjoyo 1, dan Endang Semiarti

Lebih terperinci

DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER

DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER Sunaryati Sudigdoadi Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah Subhanahuwa ta

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Disosiasi Sel Testikular Ikan Gurame Berdasarkan kriteria ukuran sel spermatogonia ikan gurame (5-15 µm) menurut Mauluddin (2009), jumlah dan persentase sel spermatogonia

Lebih terperinci

II. AKTIVITAS PROMOTER ß-AKTIN IKAN MEDAKA PADA IKAN LELE (Clarias sp) ABSTRAK

II. AKTIVITAS PROMOTER ß-AKTIN IKAN MEDAKA PADA IKAN LELE (Clarias sp) ABSTRAK 8 II. AKTIVITAS PROMOTER ß-AKTIN IKAN MEDAKA PADA IKAN LELE (Clarias sp) ABSTRAK Promoter berperan penting dalam transgenesis sebagai pengatur ekspresi gen yang diintroduksi. Penelitian ini dilakukan untuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 10. Hasil ekstraksi DNA daun

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 10. Hasil ekstraksi DNA daun HASIL DAN PEMBAHASAN Optimasi Ekstraksi DNA Ekstraksi DNA dilakukan untuk mengisolasi DNA yaitu dengan cara fisik (penggerusan) dibantu oleh senyawa-senyawa kimia dengan metode tertentu sehingga didapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terbesar di seluruh dunia. Nenek moyang ikan mas diduga berasal dari Laut Kaspia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terbesar di seluruh dunia. Nenek moyang ikan mas diduga berasal dari Laut Kaspia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan mas merupakan salah satu ikan dengan penyebaran dan domestikasi terbesar di seluruh dunia. Nenek moyang ikan mas diduga berasal dari Laut Kaspia dan dari lokai

Lebih terperinci

OPTIMASI PCR : KONSENTRASI PRIMER DAN VOLUME TEMPLAT DNA PADA AMPLIFIKASI mtdna IKAN MEDAKA Oryzias spp. DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MAROS

OPTIMASI PCR : KONSENTRASI PRIMER DAN VOLUME TEMPLAT DNA PADA AMPLIFIKASI mtdna IKAN MEDAKA Oryzias spp. DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MAROS OPTIMASI PCR : KONSENTRASI PRIMER DAN VOLUME TEMPLAT DNA PADA AMPLIFIKASI mtdna IKAN MEDAKA Oryzias spp. DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MAROS Aqzayunarsih 1) Irma Andriani 2) Rosana Agus 2) Onny Nurrahman

Lebih terperinci

OPTIMASI SUHU ANNEALING PRIMER UNTUK AMPLIFIKASI DNA GEN LINAMARASE

OPTIMASI SUHU ANNEALING PRIMER UNTUK AMPLIFIKASI DNA GEN LINAMARASE OPTIMASI SUHU ANNEALING PRIMER UNTUK AMPLIFIKASI DNA GEN LINAMARASE Fitri Ramsela 1, Dewi Indriyani Roslim 2, Herman 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi 2 Dosen Genetika Jurusan Biologi Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode B. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah sampel DNA koleksi hasil

Lebih terperinci

diregenerasikan menjadi tanaman utuh. Regenerasi tanaman dapat dilakukan baik secara orgnogenesis ataupun embriogenesis (Sticklen 1991; Zhong et al.

diregenerasikan menjadi tanaman utuh. Regenerasi tanaman dapat dilakukan baik secara orgnogenesis ataupun embriogenesis (Sticklen 1991; Zhong et al. PENDAHULUAN Perbaikan suatu sifat tanaman dapat dilakukan melalui modifikasi genetik baik dengan pemuliaan secara konvensional maupun dengan bioteknologi khususnya teknologi rekayasa genetik (Herman 2002).

Lebih terperinci