Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam"

Transkripsi

1 SIDANG TUGAS AKHIR TM Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam Oleh: AGENG PREMANA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2 Ladang garam yang sangat luas Standart : 98% NaCl Kualitas di bawah standart Ketidakseragaman permukaan meja garam Keterlambatan proses pemanenan Pengangkutan garam ke tempat penampungan sementara Dibutuhkan alat yang bekerja secara cepat, tepat & efisien Tenaga manusia & menggunakan alat manual Mengaplikasikan kendaraan pengais salju ke kendaraan pengais garam

3 Bagaimana rancangan sistem chassis kendaraan pengais garam secara keseluruhan Bagaimana rancangan desain untuk rangka chassis kendaraan pengais garam yang sesuai dengan fungsinya agar mampu menopang beban kerja dan aman Bagaimana mendapatkan suspensi kendaraan pengais garam yang sesuai dengan beban dan dimensi kendaraan Bagaimana memperoleh sistem kemudi kendaraan pengais garam agar pengendara dapat dengan mudah mengendalikan kendaraan pengais garam

4 Bahan dari rangka kendaraan dianggap tahan terhadap korosi Pengaruh temperatur di ladang garam tidak terlalu signifikan, sehingga bisa diabaikan Kondisi ladang garam dianggap rata Pengaruh tekanan ban terhadap permukaan ladang garam sangat kecil sehingga tidak merusak kontur tanah Sistem pengereman dianggap bekerja dengan sempurna

5 PERHITUNGAN RANGKA CHASSIS KENDARAAN PENGAIS GARAM Skema Perancangan Bahan dan Dimensi Pemodelan Desain Rangka Desain Rangka secara riil Software catia V5R14 3. Perhitungan Analisa Gaya yang terjadi & Momen Inersia Tegangan Lentur Tegangan Geser Tegangan rencana Tegangan Ijin (aman)

6 PERHITUNGAN BERAT RANGKA CHASSIS Berat total rangka = 688,1 N Berat total yang ditopang oleh rangka chassis = 1962 N Berat total keseluruhan :

7 ANALISA PEMODELAN RANGKA CHASSIS Pemodelan beban yang terjadi pada rangka chassis dengan free body diagram Bahan (profil kotak) = Stainless Steel ( profil : 62,5 x 41,5 x 2 mm) Berat rangka (W rangka ) = 70 kg (686,7 N) Berat operator (W operator ) = 70 kg (686,7 N) Berat mesin (W mesin ) = 18 kg (176,6 N) Berat screw pengais arah vertikal (W screw pengais vrtkl ) = 40 kg (392,4 N) Berat screw pengais arah horizontal (W screw pengais hrztl ) = 40 kg (392,4 N), nilai ini didapatkan dari uji kendaraan pengais garam di ladang garam.

8 RANGKA CHASSIS BAGIAN R A - R B v maks = 59,8 kg (598 N) dan M maks = kg.mm ( N.mm) - Diagram bidang gaya geser bagian R A -R B - Diagram bidang momen lentur bagian R A -R B 59,8 kg kg.mm A C B 0 kg.mm 0 kg.mm -10,2 kg A C B - Momen Inersia (I x ) - Tegangan lentur maksimum

9 RANGKA CHASSIS BAGIAN R E - R F - Diagram bidang gaya geser bagian R E -R F - Diagram bidang momen lentur bagian R E -R F 9,4 kg kg.mm G I H -8,6 kg 0 kg.mm 0 kg.mm G I F v maks = 9,4 kg (94 N) M maks = kg.mm ( N.mm) - Tegangan lentur maksimum

10 RANGKA CHASSIS BAGIAN R G R H dan R I - R H - Diagram bidang gaya geser bagian R G -R H dan R I - R H 20 kg J L K v maks = 20 kg (200 N) -20 kg - Diagram bidang momen lentur bagian R E -R F dan R I - R H kg.mm 0 kg.mm M maks = kg.mm ( N.mm) J L K - Tegangan lentur maksimum Bagian R G -R H Bagian R I -R J

11 RANGKA CHASSIS SEBELAH KANAN (reaksi tumpuan pada sumbu roda depan dan belakang) - Diagram bidang gaya geser rangka chassis sebelah kanan 18,3 kg 20 kg M N O P Q R v maks = 59,8 kg (598 N) -19,3 kg -59,8 kg -28,7 kg - Diagram bidang momen lentur rangka chassis sebelah kanan 1872,84 kg.mm 0 kg.mm M N O P 174,44 kg.mm Q 0 kg.mm R M maks = 13078,26 kg.mm (130782,6 N.mm) ,26 kg.mm -8062,46 kg.mm - Tegangan lentur maksimum

12 Dari tabel material properties didapat tegangan luluh (yield stress) untuk stainless steel (S yp ) = 85 ksi 5,8 x 10 8 Pa, sedangkan untuk safety factor dipilih 3 karena pada rangka chassis ini beban yang diterima adalah beban statis. Syarat kekuatan : σ max σ i 1. Rangka dengan tumpuan roda depan dan belakang σ max σ i σ max σ u / sf σ max 5,8 x 10 8 Pa / 3 1,8 x 10 7 N/m 2 1,93 x 10 8 N/m 2 (aman) 2. Rangka bagian R A -R B (karena beban operator) σ max σ i σ max σ u / sf σ max 5,8 x 10 8 Pa / 3 1,8 x 10 7 N/m 2 1,93 x 10 8 N/m 2 (aman) 3. Rangka bagian R E -R F (karena beban mesin) σ max σ i σ max σ u / sf σ max 5,8 x 10 8 Pa / 3 9,42 x 10 7 N/m 2 1,93 x 10 8 N/m 2 (aman) 4. Rangka bagian R G R H dan R I - R H (karena beban screw pengais arah vertikal dan horizontal) Bagian R G R H σ max σ i σ max σ u / sf σ max 5,8 x 10 8 Pa / 3 2,11 x 10 7 N/m 2 1,93 x 10 8 N/m 2 (aman) Bagian R I - R H σ max σ i σ max σ u / sf σ max 5,8 x 10 8 Pa / 3 2,65 x 10 7 N/m 2 1,93 x 10 8 N/m 2 (aman)

13 ANALISA TEGANGAN RANGKA CHASSIS MENGGUNAKAN SOFTWARE CATIA V5 R14 Untuk mengetahui kekuatan material dari rangka chassis yang riil pada kondisi pembebanan statis maka harus dilakukan pengujian menggunakan perangkat lunak yaitu software Catia V5 R13 Teori yang digunakan dalam menganalisa kegagalan dalam perancangan menggunakan software catia V5 R14 ini menggunakan Distorsion Energy Theory atau biasa dikenal sebagai von mises criterion Hasil uji tegangan menggunakan stress von misses Hasil uji tegangan menggunakan stress principle Tegangan maksimum Daerah rawan patah Tegangan maksimum Daerah rawan patah

14 Global estimate error Data data untuk material properties : Bahan : stainless steel Yield strength : 2,5 x 10 8 N/m 2 Young Modulus : 2 x N/m 2 Poison ratio : 0,266 Density : 7860 kg/m 3 Untuk menyatakan bahwa rangka chassis ini aman untuk digunakan maka : Dari hasil uji tegangan menggunakan teori von misses, terlihat bahwa tegangan maksimum yang terjadi sebesar 4,9 x 10 7 N/m 2 ( di gambar terlihat yang berwarna merah), sedangkan tegangan minimumnya-nya sebesar 49,7488 N/m 2 (di gambar terlihat yang berwarna biru) σ max σ i 4,9 x 10 7 N/m 2 2,5 x 10 8 N/m 2 (aman)

15 PERANCANGAN SUSPENSI KENDARAAN PENGAIS GARAM Fungsi suspensi : untuk menjamin kenyamanan kepada pengendarajika kendaraan berjalan pada berbagai jenis permukaan jalan Komponen Pegas : untuk mengakomodasi getaran Peredam (absorber) : untuk meredam getaran

16 PERANCANGAN PEGAS SUSPENSI DEPAN 1. Diameter kawat pegas (d) 6. Defleksi total (δtotal) (40-60 mm) (aman) 2. Tegangan geser (τ) 7. Konstanta pegas (k) 3. Tegangan maksimum yg diijinkan (τd) (0,8 : untuk kerja berat) 8. Beban awal terpasang (Wo), Lendutan efektif (δef), lendutan maksimum (H1) 4. Syarat aman kekuatan pegas : τ τd 43,1 kg/mm 2 52 kg/mm 2 (aman) 5. Jumlah lilitan yang aktif bekerja digunakan nt = 5 9. Ketinggian pegas yang termampatkan (Hc)

17 10. Syarat aman : H1 > Hc 266,7 mm > 81,25 mm (aman) 11. Kelonggaran kawat pada awal terpasang (Cs) 12. Kelonggaran kawat pada saat terjadi lendutan maksimum (C1) 13. Syarat kekakuan pegas saat dibebani akan mengalami tekukan / tidak: (AMAN)

18 PERANCANGAN PEGAS DAUN (SUSPENSI BELAKANG) 1. Tegangan ijin (σa) 5. Konstanta pegas (k) Tabel material properties 2. Tegangan yang direncanakan (σ) 6. Syarat aman : k k req 57,2 N/ mm 30 N/ mm (aman) 7. Jarak dari pusat pegas ke pegas yang paling bawah (a) 3. Syarat aman untuk kekuatan pegas : σa σ 1470 N/mm 2 /2 612,4 N/mm N/mm 2 612,4 N/mm 2 (aman) 4. Defleksi pada pegas (δ)

19 PERANCANGAN SISTEM KEMUDI KENDARAAN PENGAIS GARAM Skema Perancangan Pemilihan sistem kemudi Menentukan letak titik berat Gaya gesek pada roda Radius putar maksimum roda Perancangan mekanisme sistem kemudi bagian bawah Gaya yang dibutuhkan untuk memutar kemudi

20 Pemilihan Sistem Kemudi Tenaga yang digunakan Jumlah roda yang bergerak Jenis roda gigi kemudi Sistem kemudi manual Tipe: rack & pinion

21 Letak Titik Berat h Gaya gesek maksimum yang terjadi pada roda W B W total W A

22 Radius putar minimum kendaraan Sudut belok roda maksimum bagian luar (θo) Sudut belok roda maksimum bagian dalam (θi)

23 Perancangan mekanisme sistem kemudi bagian bawah a : Jarak sumbu roda b : Jarak antara kedua ujung tie rod c : Panjang rack shaft d : Panjang lengan steering knuckle depan e : Panjang lengan steering knuckle belakang f : Panjang tie rod γ : Sudut antara lengan steering knuckle belakang dengan sumbu normal roda α : Sudut antara lengan steering knuckle depan dan belakang 1 : Roda 2 : Tie rod 3 : Rack shaft 4 : Lengan steering knuckle depan 5 : Lengan steering knuckle belakang 6 : Engsel tetap 7 : Engsel tidak tetap 8 : Ball joint

24 Dimensi ukuran dari mekanisme sistem kemudi bagian bawah saat kondisi normal (tidak belok) 1. Panjang steering knuckle direncanakan sepanjang 150 mm agar dapat menggunakan roda dengan lebar 320 mm 2. Panjang tie rod dan lengan steering knuckle belakang direncanakan sepanjang 200 mm dan 175 mm 3. Panjang rack shaft sepanjang 394 mm 4. Sudut α direncanakan 18

25 Analisa batang-batang pada mekanisme sistem kemudi bagian bawah menggunakan cara grafis kinematika batang 1. Roda bagian dalam membentuk sudut 15 dan roda bagian luar Roda bagian dalam membentuk sudut 30 dan roda bagian luar 23

26 Gaya total tie rod Perancangan Tie Rod Gaya yang timbul pada ujung tie rod = 34,7 kg (diambil dari gaya pada ujung tie rod yang terbesar) Bahan AISI 1040 HR dengan syp (yield strength) = 58 ksi = 400,2 N/mm²

27 Lanjutan perencanaan tie rod Safety factor = 2 (karena beban yang terjadi pada steering knuckle adalah beban statis) Diameter dari tie rod didapatkan = 1,5 mm, maka direncanakan menjadi 15 mm untuk mengantisipasi beban lebih yang belum diketahui pada tie rod Perancangan sambungan pin tie rod dengan rack shaft material yang digunakan baja karbon S 30 C dengan kekuatan tarik = 48 kg/mm² Safety factor =2 Gaya yang timbul pada pin = 34,7 kg (340,4 N) (diambil dari gaya pada ujung tie rod yang terbesar) diameter pin = 1,3 mm, direncanakan menjadi 8 mm untuk mengantisipasi beban lebih yang belum diketahui pada pin

28 Analisa gaya untuk memutar kemudi cm 20 Diameter roda kemudi direncanakan = 350 mm Diameter pinion = 12 mm (standart ukuran dimensi pinion pada mobil suzuki carry) Gaya yang dibutuhkan untuk memutar kemudi (F K ) = Keterangan : r = Perbandingan antara diameter roda kemudi dengan pinion = 350/12 = 29,2 mm Ftotal = gaya yang bekerja pada tie rod = 52,1 kg Jadi

29 Kesimpulan 1. Rangka chassis terbuat dari bahan stainless steel dengan bentuk profil kotak, dengan beberapa ukuran dimensi yaitu 62,5 mm x 41,5 mm x 2 mm, 41,5 mm x 41,5 mm x 2 mm dan 41 mm x 41 mm x 2 mm. Berat total dari kendaraan secara keseluruhan dihitung sebesar 3433,5 N, berat ini tidak melebihi dengan yang direncanakan yaitu sebesar 400 kg 2. Jenis suspensi depan yang digunakan yaitu tipe machperson (suspensi pasif/konvensional) dengan menggunakan bahan untuk kawat pegas yaitu baja pegas dengan tipe baja SUP4, diameter kawat pegas ditentukan sebesar 12,5 mm dan jumlah lilitan yang bekerja 5 buah. Sedangkan untuk suspensi belakang menggunakan jenis pegas daun yang terbuat dari steel-55si2mn90, jumlah pegas daun yang digunakan sejumlah 9 buah dengan tebal 4,5 mm dan lebar 55 mm. 3. Sistem kemudi menggunakan tipe rack & pinion dengan mekanisme pengerak menggunakan spur gear yaitu satu roda gigi pinion dan satu batang gigi rack, didapatkan radius putar maksimum kendaraan sebesar 2008,1 mm, sudut maksimum roda bagian dalam : 26,6 dan sudut maksimum roda bagian luar sebesar 36. Bahan tie rod terbuat dari AISI 1040 HR dengan ukuran diameter sebesar 1,5 mm dan direncanakan menjadi 15 mm, sedangkan untuk pin terbuat dari baja karbon S 30 C dengan ukuran diameter 8 mm. Gaya yang dibutuhkan untuk memutar kemudi sebesar 1,8 kg. Saran 1. Untuk pengembangan lebih lanjut akan lebih baik dilakukan analisa kekuatan rangka berdasarkan pada kondisi beban dinamis serta perancangan sistem otomasi pada mekanisme pengaisan garam yang sesuai dengan kondisi di meja garam. 2. Untuk menjaga agar umur pakai kendaraan pengais garam dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan untuk menjaga keselamatan operator maka hal-hal yang harus diperhatikan yaitu; a. Pergunakan alat sesuai dengan kegunaan dan kapasitasnya. b. Untuk menjaga agar kendaraan ini terhindar dari kerusakan maka harus diperhatikan sistem perawatannya dan dilakukan perawatan secara berkala.

Jurnal Teknika Atw 1

Jurnal Teknika Atw 1 PENGARUH BENTUK PENAMPANG BATANG STRUKTUR TERHADAP TEGANGAN DAN DEFLEKSI OLEH BEBAN BENDING Agung Supriyanto, Joko Yunianto P Program Studi Teknik Mesin,Akademi Teknologi Warga Surakarta ABSTRAK Dalam

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil rancangan transporter tandan buah segar tipe trek kayu dapat dilihat pada Gambar 39. Transporter ini dioperasikan oleh satu orang operator dengan posisi duduk. Besar gaya

Lebih terperinci

NAMA : JOKO PAMBUDIANTO NRP : DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M. Eng. Tugas Akhir PERANCANGAN SEPEDA PASCA STROKE

NAMA : JOKO PAMBUDIANTO NRP : DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M. Eng. Tugas Akhir PERANCANGAN SEPEDA PASCA STROKE Tugas Akhir PERANCANGAN SEPEDA PASCA STROKE NAMA : JOKO PAMBUDIANTO NRP : 2107100075 DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M. Eng PROGRAM SARJANA BIDANG KEAHLIAN SISTEM MANUFAKTUR JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI II-1 BAB II LANDASAN TEORI Suatu sistem penggerak yang terdapat dalam sebuah mobil tidak lepas dari peranan motor penggerak dan transmisi sebagai penghantar putaran dari motor penggerak sehingga mobil

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pencacah rumput ini adalah sumber tenaga motor listrik di transmisikan ke poros melalui pulley dan v-belt. Sehingga pisau

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN DESAIN RANGKA DAN BODY. Perhitungan Kekuatan Rangka. Menghitung Element Mesin Baut.

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN DESAIN RANGKA DAN BODY. Perhitungan Kekuatan Rangka. Menghitung Element Mesin Baut. BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN DESAIN RANGKA DAN BODY.1 Diagram Alir Proses Perancangan Data proses perancangan kendaraan hemat bahan bakar seperti terlihat pada diagram alir berikut ini : Mulai Perhitungan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari konsep yang telah dikembangkan, kemudian dilakukan perhitungan pada komponen komponen yang dianggap kritis sebagai berikut: Tiang penahan beban maksimum 100Kg, sambungan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pemotong krupuk rambak kulit ini adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan kepulley 2 dan memutar pulley 3 dengan

Lebih terperinci

ANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA

ANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA SIDANG TUGAS AKHIR ANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA Disusun oleh Yonathan A. Kapugu (2106100019) Dosen pembimbing Prof. Ir. IN Sutantra, M.Sc.,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS

BAB III ANALISIS KASUS A. Analisis BAB III ANALISIS KASUS Penulis mengumpulkan data-data teknis pada mobil Daihatsu Gran Max Pick Up 3SZ-VE dalam menganalisis sistem suspensi belakang untuk kerja pegas daun (leaf spring), dimana

Lebih terperinci

PERENCANAAN MEKANISME PADA MESIN POWER HAMMER

PERENCANAAN MEKANISME PADA MESIN POWER HAMMER PERENCANAAN MEKANISME PADA MESIN POWER HAMMER Oleh: Ichros Sofil Mubarot (2111 030 066) Dosen Pembimbing : 1. Ir. Eddy Widiyono, MSc. NIP. 19601025 198701 1 001 2. Hendro Nurhadi, Dipl.-lng.,Ph.D NIP.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI GOKAR LISTRIK

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI GOKAR LISTRIK PERANCANGAN SISTEM KEMUDI GOKAR LISTRIK Judhistira Freily Mamahit 1), Stenly Tangkuman 2), Michael Rembet 3) Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Sistem kemudi berfungsi untuk membelokan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR A III PERENCANAAN DAN GAMAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Diagram alir adalah suatu gambaran utama yang dipergunakan untuk dasar dalam bertindak. Seperti halnya pada perancangan diperlukan suatu

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH Michael Wijaya, Didi Widya Utama dan Agus Halim Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta e-mail: mchwijaya@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA Jatmoko Awali, Asroni Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara No. 116 Kota Metro E-mail : asroni49@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan konstruksi mesin pengupas serabut kelapa ini terlihat pada Gambar 3.1. Mulai Survei alat yang sudah ada dipasaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir

Presentasi Tugas Akhir Presentasi Tugas Akhir Modifikasi Alat Penunjuk Titik Pusat Lubang Benda Kerja Dengan Berat Maksimal Kurang Dari 29 Kilogram Untuk Mesin CNC Miling Oleh : Mochamad Sholehuddin NRP. 2106 030 033 Program

Lebih terperinci

PerancanganMekanisme UjiKarakteristikSistem Kemudi

PerancanganMekanisme UjiKarakteristikSistem Kemudi PerancanganMekanisme UjiKarakteristikSistem Kemudi oleh M Reza Pahlevi Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Unggul Wasiwitono, ST. M Eng. Sc. Page 1 Latar Belakang Page 2 Perumusan Masalah 1. Bagaimana merancang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin modifikasi camshaft ditunjukkan pada diagram alur pada Gambar 3.1: Mulai Pengamatan dan pengumpulan data Perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DESAIN MEKANIK CRUISE CONTROL

BAB IV ANALISA DESAIN MEKANIK CRUISE CONTROL BAB IV ANALISA DESAIN MEKANIK CRUISE CONTROL Pengukuran Beban Tujuan awal dibuatnya cruise control adalah membuat alat yang dapat menahan gaya yang dihasilkan pegas throttle. Untuk itu perlu diketahui

Lebih terperinci

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-1 Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna Muhammad Ihsan dan I Made Londen Batan Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Berikut adalah data data awal dari Upper Hinge Pass yang menjadi dasar dalam

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Berikut adalah data data awal dari Upper Hinge Pass yang menjadi dasar dalam BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Data Data Awal Analisa Tegangan Berikut adalah data data awal dari Upper Hinge Pass yang menjadi dasar dalam analisa tegangan ini, baik perhitungan analisa tegangan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Perencanaan Rangka Mesin Peniris Minyak Proses pembuatan mesin peniris minyak dilakukan mulai dari proses perancangan hingga finishing. Mesin peniris minyak dirancang

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEKANISME UJI KARAKTERISTIK SISTEM KEMUDI

PERANCANGAN MEKANISME UJI KARAKTERISTIK SISTEM KEMUDI PERANCANGAN MEKANISME UJI KARAKTERISTIK SISTEM KEMUDI Mochammad Reza Pahlevi, Unggul Wasiwitono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL

Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL» Oleh : Rahmad Hidayat 2107100136» Dosen Pembimbing : Dr.Ir.Agus Sigit Pramono,DEA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gokart Gokart merupakan salah satu produk yang sarat dengan teknologi dan perkembangan. Ditnjau dari segi komponen, Gokart mempunyai beragam komponen didalamnya, namun secara

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. girder silang ( end carriage ) yang menjadi tempat pemasangan roda penjalan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. girder silang ( end carriage ) yang menjadi tempat pemasangan roda penjalan. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Merencanakan girder Sturktur perencanaan crane dengan H-beam atau Wide Flange untuk kepastian 5 (lima) ton terdiri atas dua girder utama memanjang yang ujungnya diikatkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY

PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY Alvin Soesilo 1), Agustinus Purna Irawan 1) dan Frans Jusuf Daywin 2) 1) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta 2) Teknik Pertanian

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PERANCANGAN

BAB IV PROSES PERANCANGAN BAB IV PROSES PERANCANGAN 4.1 Rancangan Teoritis Rancangan teoritis yang ideal perlu ditetapkan sebagai acuan perancangan dan pemilihan bahan. Dengan mempertimbangkan kondisi pembebanan dan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK.1. Perhitungan Silinder-silinder Hidraulik.1.1. Kecepatan Rata-rata Menurut Audel Pumps dan Compressor Hand Book by Frank D. Graha dan Tara Poreula, kecepatan piston dipilih

Lebih terperinci

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN TEGANGAN DAN SIMULASI SOFTWARE

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN TEGANGAN DAN SIMULASI SOFTWARE BAB IV ANALISA PERHITUNGAN TEGANGAN DAN SIMULASI SOFTWARE 4.1 Momen Lentur Akibat Ledakan Dalam Ruang Bakar Sebuah poros engkol motor bakar yang sedang melakukan kerja akan mendapatkan pembebanan berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Pertimbangan Desain Pada umumnya pesawat paratrike merupakan sebuah alat bantu olahraga, paratrike ini merupakan hasil modifikasi dari paramotor yang diracang untuk memenuhi

Lebih terperinci

Sumber :

Sumber : Sepeda motor merupakan kendaraan beroda dua yang ditenagai oleh sebuah mesin. Penggunaan sepeda motor di Indonesia sangat populer karena harganya yang relatif murah. Sumber : http://id.wikipedia.org Rachmawan

Lebih terperinci

ANALISIS DESAIN MODIFIED V-STAY PADA VOLVO FH16 MENGGUNAKAN CATIA V5

ANALISIS DESAIN MODIFIED V-STAY PADA VOLVO FH16 MENGGUNAKAN CATIA V5 ANALISIS DESAIN MODIFIED V-STAY PADA VOLVO FH16 MENGGUNAKAN CATIA V5 Akhmad Faizin, Dipl.Ing.HTL, M.T. Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang E-mail: faizin_poltek@yahoo.com ABSTRAK Rangkaian V-Stay

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. seperti mesin, suspensi transmisi serta digunakan untuk menjaga mobil agar

BAB II LANDASAN TEORI. seperti mesin, suspensi transmisi serta digunakan untuk menjaga mobil agar 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Chassis Chassis merupakan komponen utama pada kendaraan yang terbuat dari material kuat seperti besi dan baja, yang di buat dengan struktur dan perhitungan yang presisi

Lebih terperinci

ANALISIS DEFLEKSI DAN TEGANGAN SHOCK ABSORBER RODA BELAKANG SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER

ANALISIS DEFLEKSI DAN TEGANGAN SHOCK ABSORBER RODA BELAKANG SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER ANALISIS DEFLEKSI DAN TEGANGAN SHOCK ABSORBER RODA BELAKANG SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER R. Bagus Suryasa Majanasastra 1) 1) Dosen Program Studi Teknik Mesin - Universitas Islam 45, Bekasi Email : bagus.suryasa@gmail.com

Lebih terperinci

STUDI KEKUATAN SPUR GEAR DENGAN PROFIL GIGI ASYMMETRIC INVOLUTE DAN SYMMETRIC INVOLUTE. Disusun oleh Mohamad Zainulloh Rizal

STUDI KEKUATAN SPUR GEAR DENGAN PROFIL GIGI ASYMMETRIC INVOLUTE DAN SYMMETRIC INVOLUTE. Disusun oleh Mohamad Zainulloh Rizal STUDI KEKUATAN SPUR GEAR DENGAN PROFIL GIGI ASYMMETRIC INVOLUTE DAN SYMMETRIC INVOLUTE Disusun oleh Mohamad Zainulloh Rizal 2110100112 STUDI KEKUATAN SPUR GEAR DENGAN PROFIL GIGI ASYMMETRIC INVOLUTE DAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Kemudi Di dalam sebuah sistem kemudi ada dua faktor yang menjadi tujuan dari setiap pengembangan teknologi otomotif yaitu mempermudah pengendalian kendaraan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON OLEH : RAMCES SITORUS NIM : 070421006 FAKULTAS

Lebih terperinci

IV. ANALISA PERANCANGAN

IV. ANALISA PERANCANGAN IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan oleh : Nama : Catia Julie Aulia NIM : Kelompok : 7 Anggota (NIM) : 1. Conrad Cleave Bonar (13714008) 2. Catia Julie Aulia

Lebih terperinci

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan Latar Belakang Dalam mencapai kemakmuran suatu negara maritim penguasaan terhadap laut merupakan prioritas utama. Dengan perkembangnya

Lebih terperinci

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR 3.1 Data Perancangan Spesifikasi perencanaan belt conveyor. Kapasitas belt conveyor yang diinginkan = 25 ton / jam Lebar Belt = 800 mm Area cross-section

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin spin coating adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan ke poros hollow melalui pulley dan v-belt untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO www.designfreebies.org PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN 130-150 kn Latar Belakang Kestabilan batuan Tolok ukur keselamatan kerja di pertambangan bawah tanah Perencanaan

Lebih terperinci

Latar Belakang. Pemanfaatan Energi Gerak Berjalan Sebagai Alternatif Energi. Energi Gerak Berjalan yang Belum Banyak Termanfaatkan.

Latar Belakang. Pemanfaatan Energi Gerak Berjalan Sebagai Alternatif Energi. Energi Gerak Berjalan yang Belum Banyak Termanfaatkan. Latar Belakang Keterbatasan Sumber Energi Diperlukan Sumber Energi Alternatif Energi Gerak Berjalan yang Belum Banyak Termanfaatkan Pemanfaatan Energi Gerak Berjalan Sebagai Alternatif Energi Kebutuhan

Lebih terperinci

DIAGRAM BAGAN ALIR PENELITIAN

DIAGRAM BAGAN ALIR PENELITIAN LAMPIRAN 86 Lampiran 1 87 DIAGRAM BAGAN ALIR PENELITIAN Mulai Data Hasil Uji Eksperimental - Tegangan Geser di Titik E - Regangan Geser di Titik E - Lendutan Maksimum Perhitungan Analitis (Perhitungan

Lebih terperinci

METODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk

METODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Spesifikasi TOYOTA YARIS Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA YARIS memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Daya maksimum (N) : 109 dk. Putaran

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM SUSPENSI KENDARAAN TENAGA SURYA

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM SUSPENSI KENDARAAN TENAGA SURYA TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM SUSPENSI KENDARAAN TENAGA SURYA Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK Jurnal Elemen Volume 4 Nomor 1, Juni 2017 ISSN : 2442-4471 PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK Kurnia Dwi Artika 1, Rusuminto Syahyuniar 2, Nanda Priono 3 1),2) Staf Pengajar Jurusan Mesin

Lebih terperinci

11 Firlya Rosa, dkk;perhitungan Diameter Minimum Dan Maksimum Poros Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

11 Firlya Rosa, dkk;perhitungan Diameter Minimum Dan Maksimum Poros Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. No. 1, Januari 2017 ISSN : 2502-2040 PERHITUNGAN DIAMETER MINIMUM DAN MAKSIMUM POROS MOBIL LISTRIK TARSIUS X BERDASARKAN ANALISA TEGANGAN GESER DAN FAKTOR KEAMANAN Firlya

Lebih terperinci

ANALISA KEKUATAN CRANKSHAFT DUA-SILINDER KAPASITAS 650 CC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEKUATAN CRANKSHAFT DUA-SILINDER KAPASITAS 650 CC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SIDANG TUGAS AKHIR: ANALISA KEKUATAN CRANKSHAFT DUA-SILINDER KAPASITAS 650 CC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG Cahya Sutowo Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Untuk melakukan penelitian tentang kemampuan dari dongkrak ulir ini adalah ketahanan atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Girder Crane Kerangka girder crane adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk mendukung semua mekanisme operasi, perlengkapan listrik, motor dan peralatan pengendali

Lebih terperinci

ELEMEN MESIN II ELEMEN MESIN II

ELEMEN MESIN II ELEMEN MESIN II ELEMEN MESIN II PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2014 169 BAGIAN VII PEGAS (Spring) Pegas adalah suatu benda elastis, yang jika diberi beban maka akan

Lebih terperinci

Analisa Kinematik Secara Spatial Untuk Rack and Pinion pada Kendaraan Hybrid Roda Tiga Sapujagad 2

Analisa Kinematik Secara Spatial Untuk Rack and Pinion pada Kendaraan Hybrid Roda Tiga Sapujagad 2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (214) ISSN: 231-9271 1 Analisa Kinematik Secara Spatial Untuk Rack and Pinion pada Kendaraan Hybrid Roda Tiga Sapujagad 2 Fachri Nugrahasyah Putra dan Unggul Wasiwitono

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting

Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting M. Naufal Falah 1, Budianto 2 dan Mukhlis 3 1 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Permesinan Kapal, Politeknik

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR 31Skema dan Prinsip kerja Prinsip kerja mesin penggiling serbuk jamu ini adalah sumber tenaga motor listrik di transmisikan ke diskmill menggunakan dan pulley dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC. Widiajaya

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC. Widiajaya PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC Widiajaya 0906631446 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Lebih terperinci

Analisa Kinematik secara spatial untuk Rack and pinion pada Kendaraan hybrid roda 3 Sapujagad 2

Analisa Kinematik secara spatial untuk Rack and pinion pada Kendaraan hybrid roda 3 Sapujagad 2 Analisa Kinematik secara spatial untuk Rack and pinion pada Kendaraan hybrid roda 3 Sapujagad 2 Oleh : Fachri Nugrahasyah Putra Nrp : 2108100107 Dosen Pembimbing : Dr. Unggul Wasiwitono, ST, M.Eng Keamanan

Lebih terperinci

ANALISA RANCANGAN DESAIN SHOCK ABSORBER BELAKANG PADA MOTOR YAMAHA JUPITER. Paridawati 1)

ANALISA RANCANGAN DESAIN SHOCK ABSORBER BELAKANG PADA MOTOR YAMAHA JUPITER. Paridawati 1) ANALISA RANCANGAN DESAIN SHOCK ABSORBER BELAKANG PADA MOTOR YAMAHA JUPITER Paridawati 1) 1) Dosen Program Studi Teknik Mesin - Universitas Islam 45, Bekasi ABSTRAK Shock absorber merupakan komponen penting

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR RANGKA DUDUKAN WINCH PADA SALUTE GUN 75 mm WINCH SYSTEM

ANALISA STRUKTUR RANGKA DUDUKAN WINCH PADA SALUTE GUN 75 mm WINCH SYSTEM Rizky Putra Adilana, Sufiyanto, Ardyanto (07), TRANSMISI, Vol-3 Edisi-/ Hal. 57-68 Abstraksi ANALISA STRUKTUR RANGKA DUDUKAN INCH PADA SALUTE GUN 75 mm INCH SYSTEM Rizky Putra Adilana, Sufiyanto, Ardyanto

Lebih terperinci

BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS

BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik

Lebih terperinci

PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN

PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN ANALISIS PROFIL CFS (COLD FORMED STEEL) DALAM PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN Torkista Suadamara NRP : 0521014 Pembimbing : Ir. GINARDY HUSADA, MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar LAMPIRAN A Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar LAMPIRAN B Tabel B-1 Analisa Rangkaian Lintas Datar 80 70 60 50 40 30 20 10 F lokomotif F gerbong v = 60 v = 60 1 8825.959 12462.954 16764.636 22223.702 29825.540

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi

Lebih terperinci

Analisis Kekuatan Konstruksi Underframe Pada Prototype Light Rail Transit (LRT)

Analisis Kekuatan Konstruksi Underframe Pada Prototype Light Rail Transit (LRT) Analisis Kekuatan Konstruksi Underframe Pada Prototype Light Rail Transit (LRT) Roby Tri Hardianto 1*, Wahyudi 2, dan Dhika Aditya P. 3 ¹Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan

Lebih terperinci

Perhitungan Kapasitas Screw Conveyor perjam Menghitung Daya Screw Conveyor Menghitung Torsi Screw

Perhitungan Kapasitas Screw Conveyor perjam Menghitung Daya Screw Conveyor Menghitung Torsi Screw DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL...xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

ANALISIS DIMENSI LENGAN PADA MODEL RANCANGAN RENOGRAF THYROID UPTAKE TERPADU

ANALISIS DIMENSI LENGAN PADA MODEL RANCANGAN RENOGRAF THYROID UPTAKE TERPADU ANALISIS DIMENSI LENGAN PADA MODEL RANCANGAN RENOGRAF THYROID UPTAKE TERPADU Sanda PRFN-BATAN, Kawasan Puspiptek Gd 71, Tangerang Selatan - 15310 ABSTRAK ANALISIS DIMENSI LENGAN PADA MODEL RANCANGAN RENOGRAF

Lebih terperinci

NAMA : Rodika NRP : DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M. Eng TESIS (TM ) RANCANG BANGUN SEPEDA PASCA STROKE

NAMA : Rodika NRP : DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M. Eng TESIS (TM ) RANCANG BANGUN SEPEDA PASCA STROKE TESIS (TM 092501) RANCANG BANGUN SEPEDA PASCA STROKE NAMA : Rodika NRP : 2111201015 DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M. Eng PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN SISTEM MANUFAKTUR JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:

BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran: BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API 3.1. Kerangka Berpikir Dalam melakukan penelitian dalam rangka penyusunan tugas akhir, penulis melakukan penelitian berdasarkan pemikiran: LATAR

Lebih terperinci

Oleh: BAYU EKO NUGROHO Dosen Pembimbing: Dr. Ir. AGUS SIGIT PRAMONO, DEA SIDANG TUGAS AKHIR - TM

Oleh: BAYU EKO NUGROHO Dosen Pembimbing: Dr. Ir. AGUS SIGIT PRAMONO, DEA SIDANG TUGAS AKHIR - TM SIDANG TUGAS AKHIR - TM 091476 JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013 Oleh: BAYU EKO NUGROHO 2106 100 006 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. AGUS SIGIT

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERHITUNGAN. 3.1 Putaran yang dibutuhkan dan waktu yang diperlukan

BAB III ANALISA PERHITUNGAN. 3.1 Putaran yang dibutuhkan dan waktu yang diperlukan Analisa Perhitungan/ 413041-051 BAB III ANALISA PERHITUNGAN 3.1 Putaran yang dibutuhkan dan waktu yang diperlukan Mesin pembersih burry system kerjanya sama dengan mesin bor jenis peluassecara garis besar

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran:

Tujuan Pembelajaran: P.O.R.O.S Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa dapat memahami pengertian poros dan fungsinya 2. Mahasiswa dapat memahami macam-macam poros 3. Mahasiswa dapat memahami hal-hal penting dalam merancang poros

Lebih terperinci

PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK

PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK PROS ID I NG 0 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea

Lebih terperinci

ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5

ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5 ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5 Akhmad Faizin, Dipl.Ing.HTL, M.T. Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang E-mail: faizin_poltek@yahoo.com ABSTRAK Mobile Stand

Lebih terperinci

ANALISIS TEGANGAN, DEFLEKSI, DAN FAKTOR KEAMANAN PADA PEMODELAN FOOTSTEP HOLDER SEPEDA MOTOR Y BERBASIS SIMULASI ELEMEN HINGGA

ANALISIS TEGANGAN, DEFLEKSI, DAN FAKTOR KEAMANAN PADA PEMODELAN FOOTSTEP HOLDER SEPEDA MOTOR Y BERBASIS SIMULASI ELEMEN HINGGA Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi ANALISIS TEGANGAN, DEFLEKSI, DAN FAKTOR KEAMANAN PADA PEMODELAN FOOTSTEP HOLDER SEPEDA MOTOR Y BERBASIS SIMULASI ELEMEN HINGGA Slamet

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN Hasil Evaluasi Desain Frame Pesawat Paratrike

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN Hasil Evaluasi Desain Frame Pesawat Paratrike BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Evaluasi Desain Frame Pesawat Paratrike Berdasarkan hasil evaluasi desain di lapangan ditemukan beberapa permasalahan yaitu gandar roda mengalami patah

Lebih terperinci

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

Sidang Tugas Akhir (TM091486) Sidang Tugas Akhir (TM091486) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Soeharto, DEA Oleh : Budi Darmawan NRP 2105 100 160 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal BAB 1 PENDAHULUAN Perencanaan Merencana, berarti merumuskan suatu rancangan dalam memenuhi kebutuhan manusia. Pada mulanya, suatu kebutuhan tertentu mungkin dengan mudah dapat diutarakan secara jelas,

Lebih terperinci

Oleh: Bayu Wijaya Pembimbing: Dr. Ir. Agus Sigit Pramono, DEA

Oleh: Bayu Wijaya Pembimbing: Dr. Ir. Agus Sigit Pramono, DEA Oleh: Bayu Wijaya 2108100707 Pembimbing: Dr. Ir. Agus Sigit Pramono, DEA Latar Belakang Perumusan Masalah Bentuk, ukuran, dan material dari dudukan winch agar aman saat menarik beban. Bentuk, ukuran, dan

Lebih terperinci

ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5

ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5 ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5 Akhmad Faizin, Dipl.Ing.HTL, M.T. Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang E-mail: faizin_poltek@yahoo.com ABSTRAK Mobile Stand

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut

Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut Zeno (1) dan Irfan Syarif Arief, ST.MT (2) (1) Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan ITS, (2),(3) Staff Pengajar Teknik Sistem Perkapalan ITS, Fakultas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENYANGGA BOX MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN

PENGEMBANGAN PENYANGGA BOX MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN PENGEMBANGAN PENYANGGA BOX MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN Oleh: Hulfi Mirza Hulam Ahmad 2109100704 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M.Eng Latar Belakang Prototype box yang dibuat

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS. pemilihan mekanisme tersebut terutama pada proses pembuatan dan biaya. Gambar 5-1 Mekanisme Rack Gear

BAB 5 ANALISIS. pemilihan mekanisme tersebut terutama pada proses pembuatan dan biaya. Gambar 5-1 Mekanisme Rack Gear BAB 5 ANALISIS 5.1 Desain Teleskopis Desain teleskopis yang dirancang ada 2 pilihan yaitu menggunakan mekasisme rack gear dan mekanisme rantai. Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam pemilihan mekanisme

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN BAB III METODOLOGI PERENCANAAN Penulisan ini didasarkan atas survey literatur, serta didukung dengan data perencanaan dengan berdasarkan pertimbangan effisiensi waktu pengerjaan dengan tahapan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Rangka Rangka adalah struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang-batang yang disambung-sambung satu dengan yang lain pada ujungnya, sehingga membentuk suatu rangka

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses

Lebih terperinci