BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan analisis penerapan PSAK 105 terhadap

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan analisis penerapan PSAK 105 terhadap"

Transkripsi

1 BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan melakukan analisis penerapan PSAK 105 terhadap pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Analisis ini dilaksanakan untuk melihat penerapaannya yang dimana, hal ini apakah seluruh rangkaian proses mengenai pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk sudah sesuai dengan prosedur yang keseuaiannya mengaju pada PSAK no PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk merupakan bank yang salah satu kegiataannya adalah menyediakan fasilitas pembiayaan untuk transaksi mudharabah. Dalam hal ini berbagai prosedur yang dilaksanakan harusnlah sesuai dengan peraturan yang berlaku seperti yang tertera dalam Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, serta PSAK 105 mengenai akuntansi Mudharabah. Pembiayaan mudharabah merupakaan suatu akad kerja sama kemitraan antara penyedian dana usaha (disebut shahibul maal/ rabulmah) dengan pengelolaan dana/ manajemen usaha (disebut sebagai mudharib) untuk memperoleh hasil usaha dengan pembagian hasil usaha sesuai porsi (nisbah) yang disepakati bersama pada awal. 4.1 Evaluasi atas perhitungan bagi hasil pembiayaan Mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk adalah bank umum pertama di Indonesia yang menerapkan prinsip Syariah Islam dalam menjalankan operasionalnya. Didirikan pada tahun 1991, yang diprakarsai oleh Majelis 54

2 Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia. Mulai beroperasi pada tahun 1992, yang didukung oleh cendekiawan Muslim dan pengusaha, serta masyarakat luas. Pada tahun 1994, telah menjadi bank devisa. Produk pendanaan yang ada menggunakan prinsip Wadiah (titipan) dan Mudharabah (bagi-hasil). Sedangkan penanaman dananya menggunakan prinsip jual beli, bagi-hasil, dan sewa. Adapun beberapa dan produk bank telah dipasarkan salah satunya yaitu pembiayaan syariah yang menggunakan Akad mudharabah sangat populer dan menjadi asas utama berbagai transaksi antarumat manusia secara umum dan dalam dunia perbankan syariat secara khusus. Walau demikian, kita tidak mendapatkan dalil khusus dari al-quran atau as-sunnah tentangnya, padahal akad ini telah dikenal oleh umat manusia jauh-jauh hari sebelum datangnya agama Islam, dan senantiasa diterapkan oleh umat Islam hingga zaman kita ini. Mudharabah merupakan akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua ( pengelola dana ) bertindak selaku pengelola, dan keutungan usaha dibagi diantara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian financial hanya ditanggung oleh pengelola dana. Karena dalam hal pembiayaan mudharabah melibatkan dua pihak yaitu pihak pertama banka ( shahibul maal ) dan pihak kedua pengelola dana ( mudharib ) tentunya pembagian hasil usahanya harusnya dilakukan sejelas mungkin sehingga tidak merugikan kedua belah pihak. Sesuai dengan PSAK 105 pembagian hasil usaha dalam pembiayaan mudaharabah dibagi 2 yaitu yang pertama menggunakan prinsip bagi hasil. Pada prinsip bagi hasil ini dasar pembagian hasil usahanya adalah laba bruto 55

3 ( Gross Profit ) bukan total pendapatan usaha ( Omset ). Sedangkan yang kedua yaitu mengunakan prinsip bagi laba, dalam prinsip ini dasar pembagian labanya adalah laba bersih yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan modal mudharabah. Sesuai dengan data yang diperoleh penulis dari PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Telah menerangkan pembagian hasil usaha yang akan dijelaskan sebagai berkut. Perhitungan hasil usaha yang akan dijelaskan sebagai berikut. Dalam aplikasinya, mekanisme penghitungan bagi hasil dapat dilakukan dengan dua macam pendekatan, yaitu : a) Pendekatan profit sharing (bagi laba) Penghitungan menurut pendekatan ini adalah hitungan bagi hasil yang berdasarkan pada laba dari pengelola dana, yaitu pendapatan usaha dikurangi dengan biaya usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut. b) Pendekatan revenue sharing (bagi pendapatan). Penghitungan menurut pendekatan ini adalah perhitungan laba didasarkan pada pendapatan yang diperoleh dari pengelola dana, yaitu pendapatan usaha sebelum dikurangi dengan biaya usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut Konsep Bagi Hasil Konsep bagi hasil ini sangat berbeda sekali dengan konsep bunga yang diterapkan oleh sistem ekonomi konvensional. Dalam ekonomi syariah, konsep bagi hasil dapat dijabarkan sebagai berikut. 56

4 1. Pemilik dana menanamkan dananya melalui institusi keuangan yang bertindak sebagai pengelola dana. 2. Pengelola mengelola dana-dana tersebut dalam sistem yang dikenal dengan sistem pool of fund (penghimpunan dana), selanjutnya pengelola akan menginvestasikan dana-dana tersebut kedalam proyek atau usaha-usaha yang layak dan menguntungkan serta memenuhi semua aspek syariah. 3. Kedua belah pihak membuat kesepakatan (akad) yang berisi ruang lingkup kerjasama, jumlah nominal dana, nisbah, dan jangka waktu berlakunya kesepakatan tersebut. Perhitungan Bagi Hasil Syariah Metode penghitungan bagi hasil dalam ekonomi syariah secara umum dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Menghitung saldo rata-rata harian (Daily Average) sumber dana sesuai klasifikasi dana yang dimiliki. Total Dana DA = n Keterangan: 57

5 DA = saldo rata-rata harian N = waktu atau hari 2. Menghitung saldo rata-rata tertimbang (Weight Average) sumber dana yang telah tersalurkan pada proyek atau usaha-usaha lainnya. WA = (total dana x jumlah hari periode dana) 3. Menghitung distribusi pendapatan yang diterima dalam periode tertentu. DP = WA TWA x TP Keterangan: WA TWA TP = saldo rata-rata tertimbang = total saldo rata-rata tertimbang = total pendapatan periode tertentu 4. Membandingkan antara jumlah sumber dana dengan total dana yang telah disalurkan. 5. Mengalokasikan total pendapatan kepada masing-masing klasifikasi dana yang dimiliki sesuai dengan saldo rata-rata tertimbang 6. Memperhatikan nisbah sesuai dengan kesepakatan yang tercantum dalam kesepakatan (akad). 7. Mendistribusikan bagi hasil tersebut sesuai dengan nisbahnya kepada pemilik dana sesuai dengan klasifikasi dana yang ditanamkan. 58

6 Untuk memberikan gambaran tentang penghitungan bagi hasil maka penulis memberikan contohnya akuntansi tabungan mudharabah berikut diberikan beberapa transaksi yang berkaitan dengan tabungan dan jurnalnya. C03/08/2009 Diterima setoran kliring BG Bank Muamalat Indoensia, pembukaan rekening tabungan mudharabah atas nama Indra Permana sebesar Rp ,--. Atas transaksi tersebut bank syariah melakukan jurnal sebagai berikut: Dr.Bank Indonesia Cr. Titipan Kliring Saat danannya efektif ( tidak ditolak ): Dr. Titipan Kliring Cr. Rekening Tabungan (a/n Indra Permana ) Dari jurnal diatas akan mengakitbatkan perubahan saldo Buku Besar dan posisi Neraca, serta rekening individu sebagai berikut: BUKU BESAR Tabungan Mudharabah Debet Kredit Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah 03- Rekening Indra Sep permana Saldo

7 NERACA Per 03 Agustus 2009 Aktiva Passiva Uraian Jumlah Uraian Jumlah Kewajiban Giro Wadiah 0 Dana Syirkiah Temporer Deposito Mudharabah 0 Tabungan Mudharabah Rekening Tabungan Indra Permana Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo 03-Agust Setoran Awal Nisbah (Rasio Bagi Hasil) Nisbah adalah merupakan rasio bagi hasil yang akan diterima oleh tiap-tiap pihak yang melakukan akad kerjasama usaha, yaitu pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib), dimana nisbah ini tertuang didalam akad yang telah disepakati dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Contoh Perhitungan Nisbah dengan Deposito Mudharabah Pada Tanggal 1 Angustus 2009 Bank Muamalat Indonesia Tbk, menerima Setoran Tunai atas nama Erma Sebesar Rp ,-- sebagai investasi deposito mudharabah unuk jangka waktu satu bulan dengan nisbah 65 untuk nasabah dan 35 untuk Bank Muamalat Indonesia Tbk,. Atas transaksi tersebut Bank Muamalat Indonesia Tbk, melakukan jurnal sebagai berikut: 60

8 Dr. Kas Rp Cr. Deposito Mudharabah ( a/n Erma ) Rp Dari transaksi tersebut akan mempengaruhi perubahaan Buku Besar dan posisi Neraca sebagai berikut: BUKU BESAR Deposito Mudharabah Debet Kredit Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah 01-Agust Erma Saldo NERACA Per 03 Agustus 2009 Aktiva Passiva Uraian Jumlah Uraian Jumlah Kewajiban Giro Wadiah 0 Dana Syirkiah Temporer Deposito Mudharabah Dalam hal ini pembagian hasil usaha mudaharabah dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil atau bagi laba. Maka dari itu penulis memberikan contoh kasus 1, tentang pembagian bagi hasil di PT. Bank Mualamat Indonesia Tbk,. Kasus 1 Bank Muamalat Indonesia menadatangani akad mudharabah musyarakah dengan PT. Lancar Bersama pada 1 Mei 2011, Bank Muamalat menyalurkan pembiayaan dengan kas Rp ,-- dan PT. Lancar sebesar Rp ,-- nisbah bagi hasil yang disepakati adalah bank : mitra = 40 : 60 dari 61

9 laba kotor usaha mitra, bila rugi maka pembagian ruginya berdasarkan porsi modal yang disetorkan masing-masing. Pada tahun 2011 PT. Lancar Bersama melaporkan laba kotor usaha sebesar Rp ,-- maka berapakah hitungan bagi hasil untuk bank dan mitra, menggunakan prinsip bagi hasil apakah Bank Muamalat Indonesia Tbk,. Dan Apakah telah sesuai dengan PSAK 105 yang telah berlaku diterapkan oleh Bank Muamalat? Cara 1: Hasil usaha dibagi antara bank dan mitra dengan dasar nisbah, sisanya setelah dkurangi hak pengelola dana akan dibagi sesuai dengan porsi modal masing-masing. Bagian pengelola ( musytarik ) = 60: 100 x Rp = Rp sisanya Rp. 80 jt jika dibagi bedasarkan porsi modal. Cara 2 Pengelola = 100: 500 x 80 jt = 16 jt Bank Muamalat = 400/500 x 80 jt = 64 jt Jadi bagi hasil pengelola = 120 jt + 16 jt = 136 jt Bagi hasil bank Muamalat = 64 jt = Rp. 200 jt,-- Hasil usaha dibagi antara bank dan mitra berdasarkan porsi modal masing-masing, sisanya setelah dikurangi hak pengelola dana akan dibagi sesuai dengan nisbah bagi hasil. Bagian pengelola ( musytarik ) = 100 : 500 x Rp. 200 jt,- = Rp. 40 jt,- ; sisanya rp. 160 jt,- dibagi berdasarkan nisbah bagi hasil. Hasil Evaluasi: Pengelola = 60/100 x 160 jt,- = Rp. 64 jt,- Jadi, bagi hasil pengelola = Rp. 40 jt,- + Rp. 96 jt,- = Rp. 136 jt,- Bagi hasil Bank Muamalat = Rp. 64 jt,- ; total bagi hasil yang dibagi = Rp. 136 jt,- + Rp.64 jt,- = Rp. 200 jt,-. 62

10 Dalam hal ini penulis memberikan sebuah evaluasi. Bahwa cara 1 dan cara 2 perhitungan bagi hasilnya adalah sama dan dalam hal ini bisa kita lihat bahwa dalam prinsip bagi hasil ada 2 prinsip yaitu prinsip bagi hasil menggunakan Revenue sharing dan Prosif sharing dan disini bisa kita lihat bahwa, Bank Muamalat Indonesia Tbk lebih cenderung menggunakan prinsip Revenue sharing yang dimana pendapatan usaha sebelumnya dikurangi dengan beban usaha untuk mendapatkan pendapatan tersebut dalam Revenue sharing, ke dua belah pihak akan selalu mendapatkan bagi hasil, karena bagi hasil dihitung dari pendapatan pengelola dana/ PT. Lancar. Sepanjang pengelola dana memperoleh Revenue maka pemilik dana/ PT. Muamalat Indonesia Tbk, akan mendapatkan distribusi bagi hasil. Ditinjau dari sisi pemilik dana / Bank Muamalat Indonesia Tbk, maka prinsip ini menguntungkan, karena selama pengelola dana/ PT. Lancar memperoleh Revenue maka pemilik dana pasti mendapatkan bagi hasilnya. Tetapi, bagi pengelola dana hal ini dapat memberikan resiko bahwa suatu periode tertentu pengelola dana akan mengalami kerugian, karena bagi hasil yang diterimanya lebih kecil dari beban usaha untuk mendapatkan Revenue tersebut. Disinilah ketidak adilan dapat dirasakan oleh pengelola dana karena terdapat risiko kerugian, sedangkan pemilik dana terbebas dari risiko kerugian. Dalam hal ini penulis tidak setuju dengan hal yang diterapkan oleh Bank Muamalat Indonesia Tbk, karna yang sudah dijelaskan oleh penulis diatas, prinsip tersbut sangat banyak berisiko pada pengelola dana, bukan pemilik dana. Dan dengan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis oleh Bank Muamalat Indonesia tbk, bahwa penerapan PSAK 105 telah diterapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan selalu mengikuti perkembangan PSAK 105 itu sendiri serta memperbaruinya. 63

11 Dan disini penulis juga membuat contoh kasus tentang pembagian bagai hasil yang dimana pembiayaan yah terdapat kredit macet atau yang sering disebutkan adalah pembiayaaan revoling yang diakitbatkan adanyan sebuah kerugian. Berikut Contoh kasus tentamg pembiayaan yang revoling. Kasus 2 : Pada tanggal 10 Januari 2008 Bank Muamalat Indonesia Tbk, setujui memberikan modal mudharabah kepada H. Saipul sebesar Rp ,-- dengan nisbah yang disepakati 60 untuk bank dan 40 untuk mudharib. Pembayaran modal: a. Tahap pertama sebesar Rp. 600 juta pada tgl 15 Jan 08 dan b. Tahap kedua sebesar Rp. 400 juta pada tgl 20 Jan 2008 Jurnal kasus ke-1 1. Pada saat Investasi mudharabah disetujui, jurnal : Dr. Kontra Kwj komitmen Invest Mudharabah Rp ,- Cr. Kewajiban Komitment Invest Mudharabah Rp ,- 2. Tgl 15/01/08 - pembayaran tahap pertama, Jurnal : Dr.Investasi Mudharabah Rp ,-- Cr.Rekening Mudharib Rp ,- Dr.Kewajiban Komitmen Investasi Mudharabah Rp ,-- Cr.Kontra Kewajiban Komitmen Investasi Mudharabah Rp ,- 3. Tgl 20/01/08 dilakukan jurnal pembayaran tahap kedua sebesar Rp , Jurnal : Dr. Investasi Mudharabah Rp ,-- Cr.Rekening Mudharib Rp ,- 64

12 Dr.Kewajiban Komitmen Investasi Mudharabah Rp ,-- Cr.Kontra Kewajiban Komitmen Investasi Mudharabah Rp ,- 4. Dari laporan yang diterima dari H. Saipul sbg pengelolaan dana mudharabah, mengalami kerugian sebesar Rp ,- (kerugian tersebut tidak dapat diketegorikan sebagai kelalaian atau kesalahan mudharib) jurnal sebagai berikut: a. Pada saat bank membentuk cadangan kerugian Db. Beban Penyisihan Kerugian Investasi Mudharabah Rp ,-- Cr.Akumulasi Penyisihan Kerugian Investasi Mudharabah Rp ,- b. Pada saat penghapusbukuan Db.AkumulasiPenyisihanKerugian Investasi MudharabahRp ,- Cr. Investasi mudharabah Rp ,-- 5. Bagi hasil yg menjadi milik bank sebesar Rp ,-- s/d tgl tutup buku belum disetorkan oleh H. Saipul, Jurnal : Dr. Piutang kepada Mudharib Rp ,-- Cr. Pendapatan Bagi Hasil mudharabah Rp ,-- 6. Pembiayaan mudharabah H. Saipul terpaksa harus dihentikan sebelum berakhirnya akad. Dari catatan bank saldo Investasi mudharabah pada H. Saipul sebesar Rp ,-- dan atas penghentian, diperoleh laporan kerugian sebesar Rp ,-- Sisa Investasi tersebut tidak dapat dikembali oleh H. Saipul, jurnal : Dr. Piutang Mudharib (H. Saipul ) Rp Dr.Penyisihan Kerugian Investasi Mudhrabah Rp Cr.Investasi Mudharabah Rp Saat pembentukan penyisihan Investasi mudharabah, Jurnal: Dr. Beban penyisihan Investasi mudharabah Rp. xxxxx Cr. Akumulasi penyisihan Investasi mudharabah Rp.xxxxx 65

13 Hasil evaluasi: Dalam kasus ini bisa kita lihat bahwa, pembiayaan mudharabah yang dilakukan Pak Ahmad macet, yang dimana sebelumnya, dia meminjam uang ke Bank Muamlat Indonesia sebesar Rp ,-- tapi seiring berjalannya waktu, perusahaan pak ahamad mengalami bangkrutan yang mengakibatkan pailit, disini pak ahamad hanya bisa membayar rp ,-- yang dimana sisa pembayarannya Rp ,-- dan dalam hal ini Bank Muamalat Indonesia, mengolongkan pak ahmad sebagai nasabah dengan pembiayaan macet. Dan dalam hal ini Pemilik dana/ PT. Bank Muamalat Indonesia lah, mana kala pengelola dana menderita kerugian normal sehingga pemilik dana tidak akan mendapatkan bagi hasil, sedangkan dalam bank konvesional deposan/pemilik dana akan selalu mendapatkan bunga walupun bank mengalami kerugian. Kalo hanya di lihat dari aspek ekonomi saja profit sharing kelemahan di bandingkan dengan prinsip bunga/konvensional yang nota bene di harapkan. Untuk mengurangi resiko di tolak nya calon investor yang akan menginpentasikan dana nya maka pengelola dana dapat memberikan porsi bagi hasil lebih besar dibandingkan dengan porsi bagi hasil menurut Revenue Sharing. Untuk mengatasi Ketidak setujuan prinsip Profit Sharing karena adanya kerugian bagi pemlik dana maka prinsip Revenue Sharing dapat diterapkan, yaitu bagi hasil yang didistribusikan kepada pemilik dana didasarkan pada Revenue pengelola dana tanpa dikurangi dengan beban usaha untuk mendapatkan pendapatan. Dalam Revenue Sharing, kedua belah pihak akan selalu mendapatkan bagi hasi, karena bagi hasil dihitung dari pendapatan pengelola dana. Sepanjang pengelola dana memperoleh Revenue maka pemilik dana akan mendapatkan distribusi bagi hasil. Ditinjau dari sisi pemilik dana, maka prinsip ini menguntungkan, karena selama pengelola dana memperoleh Revenue maka pemilik dana pasti mendapatkan bagi 66

14 hasilnya. Tetapi, bagi pengelola dana hal ini dapat memberikan resiko bahwa satu periode tertentu pengelola dana akan menagalami kerugian bagi hasil yang diterimanya lebih kecil dari beban usaha unuk mendapatkan Revenue Tersebut. Di sinilah ketidak adilan dapat di rasakan oleh pengelola dana karna terdapat resiko kerugian, sedangkan pemilik dana terbebas dari resiko kerugian. Jalan ke luar yang dapat di jalankan adalah pengelola dan harus menjalankan usaha dengan prinsip prudent atau usaha penuh kehati-hatian, sehingga dengan Revenue sharing resiko kerugian dapat ditekan sekecil mungkin agar pemilik dana dapat dengan mudah memberikan dana Investasinya yang dikelola oleh pengelola dana, Maka dengan ini penulis menyarankan oleh pak ahmad untuk mengatasi pembiayaan macet dengan cara: 1. Bank muamalat dapat melakukan penyelamatan pembiayaan dengan cara merubah porsi nisbah bagi hasil yang dimana awal nisbah bagi hasil pak ahmad adalah bank: 60 % sedangkan pak ahmad : 40 %, dan saran penulis lebih baik pak ahmad mengubah nisbahnya menjadi: Bank: 40 % pak ahamd: 60 % supaya dapat meringankan Pak Ahmad 2. memperpanjang jangka waktu pembayarannya yang awal pembayarannya yaitu jangka waktu 2 tahun menjadi 3 tahun (saran penulis). Hal ini dimaksudkan agar dapat meringankan Pak Ahmad, sehingga pokok pembayarannya per bulan akan lebih kecil dibanding sebelum memperpanjang jangka waktu pembiayaan. 3. mencairkan jaminan yang dimiliki oleh pak ahmad, guna untuk memperoleh kembali kerugian dari jumlah kredit macet tersebut dan tentunya sesuai 67

15 perjanjian akad. Namun hal ini dilakukan apabila Pak Ahmad benar-benar tidak bisa melunasi/ tidak ada itikad baik. 4. cut off atau penghapusan piutang, dalam hal ini penghapusan piutang dilakukan bila jaminan sudah dicairkan dan tentunya piutang Pak Ahmad akan dihapus dari bagian asset milik Bank Muamalat. Dalam konteks ini penulis menjelaskan bahwa tidak semua bank akan memberikan cut off atau penghapusan piutang karna, penghapusan piutang, sangatlah merugikan bank tersebut, seperti yang pernah penulis wawancarakan oleh pihak Bank muamalat bahwa tindakan cut off adalah jalan terakhir dalam mengatasi pembiayaan macet. Berikut adalah denda apabila nasabah tidak mampu melunasi angsuran maupun nisbah setelah tanggal jatuh tempo Tabel 4.2 Tarif Denda Keterlambatan Pembayaran Angsuran No Jumlah Angsuran Jumlah Denda 1 < Rp ,- Rp Rp < Rp Rp Rp < Rp Rp Rp < Rp Rp Rp < Rp Rp Rp < Rp Rp Rp < Rp Rp >Rp Rp (sumber: 68

16 Denda tersebut diatas dikenakan ke nasabah setiap bulan sesuai dengan besarnya angsuran dari nasabah. Denda akan terdebet secara otomatis dari rekening nasabah ke rekening penampungan bank jika ada keterlambatan 1 hari sejak dari jatuh tempo tanggal angsuran. Dan akan dikembalikan lagi denda keterlambatan tsb jika nasabah membayar angsuran sebelum masuk ke awal bulan berikutnya. Denda keterlambatan diharamkan untuk menjadi pendapatan bank, akan tetapi akan disalurkan ke lembaga Baitul Mal Muamalat yang khusus menghimpun dan menyalurkan dana ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf) 4. 2 Akuntansi Untuk Pemilik Dana Pengakuan dan Pengukuran Pembiayaan Mudharabah Sesuai dengan hukum syariah, modal harus diketahui baik dari segi kuantitas maupun kualitas, dan hal ini akan merupakan dasar dari penilaian, dimana keuangan mudharabah disajikan dalam pembukaan bank. Kemudian ketetuan pemberian modal harus disepakati yakni pemberian dalam bentuk tunai. Sesuai dengan kebijakan saat ini, modal bisa diberikan dalam tunai. Sesuai dengan kebijakan saat ini, modal bisa diberikan dalam bentuk asset perniagaan dan dalam nilai asset tersebut pada saat pengadaan kontrak tersebut senilai/ sama dengan modal yang akan diberikan dalam mudharabah. Ketentuan tersebut juga merupakan dasar dalam penentuan jumlah modal mudharabah pada saat pengadaan kontrak. Modal bisa juga diberikan dalam bentuk asset non kas yang siap digunakan dan pada saat pengadaan kontrak 69

17 dalam modal mudharabah, nilai pasar asset tersebut sesuai dengan realita yang ada. ( Yusuf, Wiroso, Harahap 2012 ) Dalam hukum syariah ketetetapan modal yang harus dibayar atau diserahkan kepada mudharib sesuai dengan kebijaksanaan persyaratan yang telah ditentukan, bahwa pembayaran akan dicairkan tanpa penyesuaian akuisisi ( perolehan ) aktualnya. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar dana mudharabah tidak diambil begitu saja tanpa adanya persetujuan dari bank. Ada dua alasan yang tidak bisa digunakan dalam penilaian asset nonkas yang akan ditrima oleh bank islam sebagai modal adalah: 1. Ketentuan nilai yang telah disepakati oelh semua pihak, tentang penilaian asset non- moneter yang akan diakui akuntansi keuangan. 2. Penerapan nilai tersebut yang disepakati bersama oleh para pihak dari kontrak untuk menilai asset non-moneter akan menjurus kepada penerapan konsep kejujuran representasional. Dasar perhitungan biaya secara historis telah digunakan dalam pengukuran modal mudharabah yang disediakan oleh bank tersebut setelah penandatangan kontrak yang merupakan salah satu dari persyaratan kaidah atau peraturan syariah mudharabah sehubung dengan spesifikasi modal dan pemeliharaan dari modal yang ditetapkan sampai waktu diketahui keuntungan. Keuntungan adalah sejumlah pendapatan dari hasil pengelolaan modal mudharabah. Keuntungan ini juga harus sesuai dengan ciri-ciri pengukuran akuntansi. 70

18 Seperti yang pernah dijelaskan oleh penulis terdahulu, bahwa sahya pembiayaan mudharabah penyerahaannya dapat dilakukan dengan aktiva non kas. Jika hal ini dilakukan maka pembiayaan mudharabah diakui saat penyerahaan aktiva non kas, dan diukur sebesar nilai wajar aktiva non kas yang bersangkutan pada saat penyerahaan, bagi bank selisih anatara nilai wajar dan nilai buku aktiva non-kas diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank. Pembiayaan diberikan dalam bentuk non kas maka kegiaatan usaha mudharabah dainggap mulai berjalan sejak barang tersebut diterima oleh mudharib dalam kondisi siap dipergunakan, apabila barang tersebut mengalami penurunan nilai pada saat atau setelah barang yang dipergunakan secara efektif dalam kegiaatan usaha maka rugi tersebut tidak langsung mengurangi jumlah pembiayaan namun diperhitungkan pada saat pembagian bagi hasil. Maka dari itu lah penulis memberikan sebuah contoh kasus ke 2 seperti dibawah ini: Kasus ke 3 Pada tanggal 15 Januari Bank Muamlaat Indonesia Menyetujui meberikan pembiayaan mudharabah kepada tuan Faradi, seorang pengusaha pengangukutan dari kota padang, sebesar Rp ,-- dalam bentuk modal kas dan non-kas, dengan nisbah yang disepakati 10 untuk bank dan 30 untuk Tuan Faradi. Penyerahan modal mudharabah kepada mudharib dilakukkan dengan tahapan sebagai berikut: Tanggal 25 Januari diserahkan kepada Tuan Faradi modal pembiayaan dalam bentuk uang tunai sebesar Rp ,-- 71

19 Tanggal 27 Januari diserahkan alat pengangutan berupa 3 buah bus ukuran besar dengan nilai pasar sebesar Rp ,--. bus tersebut dibeli dengan harga Rp ,-- Tanggal 28 Januari deserahkan alat penggankutan berupa 5 buah bus ukuran sedang dengan nilai pasar sebesar Rp ,--. Bus tersebut dibeli dengan harga Rp ,-- Pada saat pemberliaan kendaraan bus yang dilakukan pada tanggal 5 Januari dilakukan Jurnal sebagai berikut: Dr. Persedian Rp ,-- Dr. persedian ( bus sedang ) Rp ,-- Cr. Rekening Supplier Rp ,-- Dengan jurnal transanksi tersebut akan mengakibatkan perubahan posisi buku besar dan neraca sebagai berikut: BUKU BESAR Persedian ( Barang Mudharabah ) Debet Kredit Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah 05-Jan Bus besar Jan Bus sedang Saldo Pada tanggal 15 Januari yaitu saat pembiayaan mudharabah disetujui, dicatat sebagai komitment Bank Muamalat Indonesia sebesar pembiayaan yang disetujui dengan jurnal: 72

20 Dr. Kontra Komitmen Investasi Mudharabah Rp ,-- Cr. Kewajiban Komitmen investasi Mudharabah Rp ,-- Dengan adanya persetujuan pembiayaan mudharabah tersebut, buku besar komitmen ( rekening administrative ) Bank Muamalat Indonesia menunjukan sebagai berikut: BUKU BESAR Komitmen Investasi Mudharabah Debet Kredit Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah 15- Jan Tn. Faradi Saldo Saldo Pada tanggal 25 Januari 2008, atas persetujuan pembiayaan mudharabah tersebut dilakukan penyerahaan modal dalam bentuk uang tunai, sebesar Rp ,--. Atas penyerahaan uang tunai tersebut oleh bank syariah dilakukan jurnal: Dr. Investasi Mudharabah Rp ,-- Cr. Rekening mudharib Rp ,-- Pada tanggal 27 dilakukan penyerahaan bus ukuran besar kepada Tuan Faradi ( mudharib ), dengan nilai pasar sebesar Rp ,-- yang sebelumnya dibeli dengan harga sebesar Rp ,-- atas transaksi tersebut oleh bank Muamalat Indonesia Tbk, dilakukan jurnal sebagai berikut: Dr. Investasi mudharabah Rp ,-- Dr. Kerugian penyerahaan asset mdh Rp ,-- Cr. Persedian / asset mudharabah Rp ,-- 73

21 Pada tanggal 28 januari 2008, oleh bank Muamalata Indonesia Tbk, dilakukan penyerahaan tahap ketiga atas bus ukuran sedang kepada Tuan Faradi ( mudharib ) dengan harga pasar sebesar Rp ,--. Bus tersebut sebelummnya dibeli dengan harga Rp ,--. Atas transaksi itu oleh bank Muamalat Indonesia Tbk, dilakukan jurnal sebagai berikut: Dr. Investasi mudharabah Rp ,-- Cr. Persedian aktiva Rp ,-- Cr. Keuntungan tangguhan Aset Mudharabah Rp ,-- Keuntungan Tangguhan penyerahaan ativa tersebut diamortasi selama jangka waktu akad mudharabah, sehingga dilakukan jurnal sebagai berikut: Dr. Keuntungan tangguhan Aset mudaharabah Cr. Pendapatan penyerahaan aktiva xxxx xxxx Atas transaksi pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah pada tanggal , dan 28 Januari tersebut akan mengakitbatkan perubahan posisi buku besar dan neraca bank syariah sebagai berikut: BUKU BESAR Persedian ( Barang Mudharabah ) Debet Kredit Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah 05-Jan Bus besar Jan Bus sedang Saldo

22 BUKU BESAR Investasi Mudharabah Debet Kredit Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah 25-Jan Modal kas Jan Non kas - bus besar Jan Non kas - bus sedang saldo BUKU BESAR Komitmen Investasi Mudharabah Debet Kredit Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah 25- Jan Modal kas Tn. Faradi Jan Non kas - bus besar Ja n Non kas - bus sedang NERACA Per 28 Januari xxxx Aktiva Persedian Akiva 0 Investasi Mudharabah Passiva BUKU BESAR (L/R) Kerugian Penyerahaan Aset Mudharabah Debet Kredit Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah 27- Jan Penyerahaan bus besar Saldo

23 Disini kita bisa lihat yang dimana penulis mengevaluasi bahwa sebenarnya dalam pembiayaan mudaharabah, apabila modal mudharabah diberikan dalam bentuk aktiva non-kas, maka kegiataan usaha mudharabah baru bisa dianggap mulai berjalan sejak barang tersebut diterima oleh pengelolanya sendiri yang dimana barang tersebut sudah siap digunakan. Tapi apabila sebagian pembiayaan mudaharabah hilang sebelum dimulainya usaha karena adanya kerusakan atau sebab lainnya tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pihak mudharib maka rugi tersebut mengurangi saldo pembiayaan mudharabah dan diakui sebagai kerugian bank. Dalam pelaksanaanya tidaklah mudah untuk menentukan hal tersebut kelalaian mudharib atau tidak, oleh karena itu untuk menentukan kealalaian atau kesalahan mudharib, anatara lain, ditunjukan oleh: a. Tidak dipenuhinya persyaratan yang ditentukan di dalam akad b. Tidak terdapat kondisi diluar kemampuan ( force majeur ) yang lazim dan/ atau yang telah ditentukan di dalam akad c. Hasil putusan dari badan arbitrase atau pengadilan Dan hal ini juga telah ada di PSAK 105 yang dimana mengatakan bahwa: 1. Jika nilai investasi mudharabah turun sebelum usaha dimulai disebabkan rusak. Hilang atau factor lain yang bukan kelalaian atau kesalahan pihak pengelola dana. Maka penurunan nilai tersebut diakui sebagai kerugian dan mengurangi saldo investasi mudharabah. Maka dari itu penulis membuatkan sebuah jurnal untuk pemilik dana untuk mengakui terjadinya kerugian karena terjadinya penurunan nilai investasi mudharabah, sebagai berikut: 76

24 Dr. Kerugian Investasi mudharabah Cr. Investasi Mudharabah Rp. xxx Rp. xxx 2. Jika sebagian investasi mudharabah hilang setelah dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana. Maka kerugian tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil. Seperti pada tahun 2010 pemilik dana memperoleh bagi hasil Rp ,-- dan pada 2010 terjadi kehilangan modal mudharabah di pengelola dana sebesar Rp ,-- maka modal mudharabah yang hilang diperhitungkan sebagai pengurangan bagih hasil yang akan diterimanya. Bila tidak ada dana mudharabah yang hilang, pemilik dana mudharabah akan menerima bagi hasil sebesar Rp ,-- karena pada 2010 terjadi kehilangan dana yang bukan kelalaian pengelola dana, maka bagi hasil yang akan diterima berkurang dengan Rp ,-- untuk kasus ini, jurnal yang akan dibuat oelh pemilik dana adalah sebagai berikut: 31 Des 2011 Dr. Piutang Bagi hasil Investasi Mudharabah Rp ,-- Dr. Kerugian Penurunan Nilai investasi Mudharabah Rp ,-- Cr. Pendapatan Bagi hasil Mudharabah Rp ,-- 3. Dalam investasi mudaharabah yang diberikan dalam asset non kas dan asset kas tersebut mengalami penurunan nilai pada saat atau setelah barang dipergunakan secara efektif dalam kegiatan usaha mudahrabah maka kerugian tersebut tidak langsung mengurangi jumlah investasi, namun diperhitungkan pada saat pembagian bagi hasil. Dalam hal ini penulis pun membuat jurnal yang harus dimiliki oleh pemilik dana mudharabah seoerti kasus diatas tersebut. 77

25 Jenis kelalaian seperti apakah dimaksud dalam PSAK ini yang dilakukan pengelola dana sehingga akan menentukan siapa yang bertanggung jawab terhadap hilang atau berkurangnya investasi mudharabah bagi pemilik dana. Dan dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada Bagian pembiayaan di Bank Muamalat Indonesia yang mengatakan bahwa PSAK 105 yang ada di Bank tersebut telah memenuhi syarat atau telah mengikuti sesuai dengan pedoman PSAK yang telah ada saat ini dan mengikuti perkembangan PSAK yang berlaku saat ini. 4.3 Akuntansi Untuk Pengelola Dana Sebagai mudharib maka entitas menerima dana dari shahibul maal ( pemilik dana ) untuk dikelola dalam bentuk investasi terikat atau investasi tidak terikat. Dalam hal entitas sebagai mudharib, yang dimana menurut ( Wiyono, Maulimin 2012) yang dimana peryataan ini sesuai dengan PSAK 105 yang berlaku yang dimana mengatur sebagai berikut ini Perlakuan Akuntansi Dana yang diterima Pengelola Dana Mudharabah (Mudharib) Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah kas atau nilai wajar asset nonkas yang diterima. Pada akhir periode akuntansi, dana syirkah temporer sebesar nilai tercatatnya atas ketentuan ini, jurnal yang dibuat oleh pengelola dana pada saat menerima dana mudhrabah adalah sebagai berikut: Dr. kas Cr. Dana syirkah temporer Rp. xxx Rp. xxx 78

26 Jika pengelola dana menyalurkan dana syirkah temporer yang duterima maka pengelola dana mengakui sebagai asset sesuai dengan ketentetuan PSAK 105 dan dalam hal ini berlaku akuntansi untuk pengelola dana mudharabah sebagai investasi mudharabah. Seperti contoh kasus aplilkasi akuntansi untuk pengelola dana mudhrabah pada bank syariah. Dana mudhaarabah yang diterima oleh pengelola dana diakui sebagai dana syirkah temporer pada saat terjadinya sebesar jumlah yang diterima. Pada akhir priode akuntansi, Dana syirkah tenporer diukur sebesar nilai tercatat. Kasus 3 Seorang pengusaha dari Jakarta yaitu Tuan Ismail merupakan salah satu nasabah Bank Muamalat Indobnesia Tbk, dan pada tanggal 10 Juni 2010 dia menyetorkan dananya ditabungan Mudharabah sebesar Rp ,--, dan pada tanggal 10 Agustus 2010 Tuan Ali mengambil dananya sebesar Rp ,--. Maka dengan transaksi ini Bank Muamalat Indonesia akan mencatat jurnalnya sebagai berikut: Jurnal pada saat penerimaan tabungan Mudharabah Rp ,-- dari Tn. Ali pada tanggal 10 Juni 2011 Dr. Kas Rp ,-- Cr. Dana Syirkah Temporer Rp ,-- Jurnal pada saat pencatatan atas pwngambilan Tabungan Mudharabah Tn. Ali Rp ,-- pada tanggal 10 Agustus 2011 Dr. Dana Syirkah Temporer Rp ,-- Cr. Kas Rp ,-- 79

27 Setelah tanggal 10 Agustus 2011 saldo Dana syirkah temporer adalah Rp ,-- Apabila sampai dengan 31 Desember 2011 tidak ada penambhan atau pengurangan maka neraca Dana syirkah temporer akan dicatat sebesar nilai tercatat tersebut sebesar Rp ,--. Bagi hasil Dana syirkah temporer dialokasikan kepada bank dan pemilik dana sesuai dengan nisbah disepakati, misalnya Bank Muamalat Indonesia mendapatkan pendapatan operasional tahun 2011 Rp ,--. Maka dana yang dihimpun: 1. Dana Syirkah temporer, tabungan mudharabah Rp , Dana Syirkah Temporer milik Tn. Ali Rp ,-- 3. Deposito mudharabah Rp ,-- 4. Nisbah bgai hasil = 40: 60 ( Bank Syariah : Tn. Ali ) Bagi hasil untuk tuan Tn. Ali dapat dihitung sebagai berikut ( pemilik dana ): Bagi hasil untuk porsi tabungan mudharabah = ( Rp : Rp ) x Rp = Rp ,--. Bagian nasbaha adalah 60 % = 60 % x Rp = Rp , sedangkan bagian bank muamalat ( pengelola dana ) = 40 % x Rp = Rp , bagi hasil untuk tuan Tn. Ali adalah: = (Rp : Rp ) x Rp = ( 40 : 100 ) x Rp = Rp Bagi hasil untuk Tuan ali di dalam %: = (Rp : Rp ) x 100 % = 6,00 % Hasil evaluasi: Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum dibagikan kepada pemilik dana diakui sebagai 80

28 kewajiban sebesar bagi hasil yang menjadi porsi hak pemilik dana. Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana diakui sebagai beban pengelola dana. Atas bagi hasil ini bank muamalat ( pengelola dana ) akan mencatat bagi hasil yang akan dibagikan kepada pemilik dana tabungan mudharabah Tn. Ali sebagai berikut: 31/12/11 Dr. Distribusi bagi hasil mudharabah Rp ,-- Cr. Kewajiban bagi hasil Mudharabah Rp ,-- Pada saat bank syariah membayar bagi hasil tersebut, bank Mualamat ( pengelola dana ) akan mencatat: 5/11/12 Dr. Kewajiban bagi hasil mudharabah Rp ,-- Cr. Kas Rp ,-- Distribusi bagi hasil mudharabah akan dilaporkan dalam laporan laba rugi sebagai pengurangan pendapatan usaha pengelola ( Bank Muamalat ), sedangkan kewajiban bagi hasil mudharabah akan dilaporkan di neraca. Kerugian karena kesalahan atau kelalaian bank dibebankan kepada bank ( pengelola dana). dalam hal ini bank syariah akan mencatat kerugian sebagai berikut: Dr. Kerugian dana syirkah temporer Cr. Kewajiban lain-lain / kas Rp. xxxx Rp. xxx Maka dari itu pula penulis memberikan sebuah contoh Neraca dasar Perusahaan Bank Syariah pada Umumnya. 81

29 Tabel 4.3 Contoh Neraca Bank Muamalat Bank Muamalat Neraca Per Desember 20XX Aktiva Kas Penempatan Pada Bank Indonesia Giro Pada Bank Lain Penempatan pada Bank Lain Efek-Efek Piutang Piutang Murabahah Piutang Salam Piutang istishna Piutang Pendapatan Ijarah Pembiayaan Mudharabah Pembiayan Musyarakah Persedian ( Aktiva yang dibeli untuk dijual kepada klien ) Aktiva yang dipeoleh untuk Ijarah Aktiva Istishna dalam penyelesaian ( setelah dikurang termin Istishna ) Penyertaan Investasi Lain Aktiva tetap Akumlulasi Penyusutan Aktiva Lain-Lain Total Aktiva KEWAJIBAN Kewajiban Segera Simpanan: giro wadiah Tabungan Wadiah Simpanan Bank Lain: Giro Wadiah Tabungan Wadiah Kewajiban Lain: Utang Salam Utang Istishana Kewajiban pada Bank Lain pembiayaan yang diterima Keuntungan yang sudah diumumkan tetapi belum dibagikan Hutang Pajak Estimasi Kerugian dan Komitmen Kontinjensi Pinjaman yang diterima 82

30 Hutang Lainnya Pinjaman Subordinasi TOTAL KEWAJIBAN Dana Syirkah Temporer Syirkah Temporer dari bukan Bank Tabungan Mudharabah Deposito Mudharabah Musyarakah TOTAL DANA SYIRKAH TEMPORER EKUITAS Modal Disetor Tambahan Modal Disetor Saldo Laba ( rugi ) TOTAL EKUITAS TOTAL KEWAJIBAN, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN EKUITAS Perlakuan Akuntansi Mudhrabah Musyarakah PSAK 105 mendefinisikan mudharabah musyarakah adalah bentuk mudhrabah dimana pengelola menertakan modal atau dananya dalam kerja sama investasi. Dimisalkan, bank syariah menerima tabungan mudharabah dari deposan dalam bentuk pool of fund ( kumpulan dana tabungan mudharabah ) sebesar Rp ,-- kemudian bank mengivestasikan dalam investasi mudharabah dimana mitra pengusaha yang menyertakan modal sebesar Rp ,-- sehingga total investasi mudharabah yang dikelola oleh mudharib ( pengusaha ) adalah Rp ,-- jadi, dalam hal ini bank syariah sebagai pemilik dana mudharabah ( shahibul maal) dimana dananya berasal dari tabungan mudharabah dan dana pengusaha sendiri ( bisa dari dana tunai maupun non kas ) PSAK 105 telah mengatur perlakuan akuntansi mudharabah musytarakah seperti berikut ini. 83

31 1. Penyertaan dana mudharabah musytarakah Jika pengelola dana juga menyertakan dana dalam mudharabah musytarakah, maka penyaluran dana milik pengelola dana tersebut diakui sebagai investasi mudharabah. Akad mudharabah musytarakah merupakan perpaduan anatara akad mudharabah dan musyarakah. Dalam mudharabah musytarakah, pengelola dana ( berdasarkan akad mudharabah) menyertakan dananya dalam investasi bersama ( berdasakan akad musyarakah ). Pemilik dana musyarakah ( musytarik ) memperoleh bagian hasil usaha sesuai porsi dana yang disetorkan. Pembagian hasil usaha anatara pengelola dana dan pemilik dana dalam mudharabah adalah sebesar hasil usaha musyarakah setelah dikurangi porsi pemilik dana sebagai dana musyarakah. 2. Pembagian hasil investasi mudharabah musytarakah Pembagaian hasil investasi mudharabah musytarakah dapat dilakukan sebagai berikut: a. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana ( sebagai mudharib ) dan pemilik dana sesuia dengan nisbah yang disepakati, selanjutnya bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana ( sebagai musytarik ) dengan pemilik dana sesuai dengan porsi modal masing-masing b. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana ( sebagai musytarik ) dan pemilik dana sesuai dengan porsi modal masing-masingh selanjutnya bagaian hasil invsetasi setelah dikurangi untuk pengelola dana ( sebagai musytarik ) tersebut dibagi anatara 84

32 pengelola dana ( sebagai mudharib ) dengan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati. Jika terjadi kerugian atas investasi maka kerugian dibagi sesuai dengan porsi modal para musytarik. Maka dengan adanya teoriteoti serta kasus yang telah dievaluasi maka dari itu penulis pun melakukan penyajian dan pengukapan yang berdasrkan PSAK 105 yang dimana isinya sebagai berikut: 1. Penyajian Bagaimana pengelola dana dan pemilik dana dapat menyajkan laporan keuanganya, dalam PSAK 105 telah mengatur bahwa: a. Pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan keuangan sebesar nilai tercatat. b. Pengelola dana menyajikan transaksi mudharabah dalam laporan keuangan: 1. Dana syirkah temporer dari pemilik dana disajikan sebesar nilai tercatatnya untuk setiap jenis mudharabah. 2. Bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum diserahkan kepada pemilik dana disajikan sebagai pos bagi hasil yang belum dibagikan kewajibannya. 85

33 2. Pengungkapan Dalam PSAK 105 telah menagtur tentang pengukapan yang berkaitan dengam mudharabah baik bagi pemilik dana maupun pengelola dana, sperti berikut ini: a. Pemilik dana mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi mudharabah tetapi tidak terbatas, pada: 1. Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana, pembagian hasil 2. Rinciaan jumlah investasi mudharabah, dan lain-lain 3. Penyisihan kerugian investasi mudharabah selama periode berjalan 4. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101: penyajian b. Pengelola dana mengungkapan hal-hal yang terkait transaksi mudharabah tetapi tidak terbatas pada: 1. Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha mudharabah dan lainlain 2. Rincian dana syirkah temporer yang diterima berdasarkan jenisnya 3. Penyaluran dana syang berasal dari mudharabah muqqayadah 4. Pengungkapan yang diperlukan sesuai dengan PSAK 101 : penyajian laporan keuangan syariah 86

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 105 ATAS PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH ( STUDI KASUS PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk )

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 105 ATAS PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH ( STUDI KASUS PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk ) ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 105 ATAS PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH ( STUDI KASUS PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk ) Hayatunufus, Muhammad Yusuf Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Metode Bagi Hasil Mudharabah dalam PT. Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan IAI No. 59 Tentang Akuntansi Perbankan Syariah bahwa metode bagi hasil mudharabah

Lebih terperinci

Daftar wawancara ( pertayaan dan jawaban ) Respondennya adalah Ibu Diyah Maryatini selaku Marketing Manager Financing Bank Muamalat Indonesia.

Daftar wawancara ( pertayaan dan jawaban ) Respondennya adalah Ibu Diyah Maryatini selaku Marketing Manager Financing Bank Muamalat Indonesia. L- 1 LAMPIRAN 1 Daftar wawancara ( pertayaan dan jawaban ) Respondennya adalah Ibu Diyah Maryatini selaku Marketing Manager Financing Bank Muamalat Indonesia. 1. Pertayaan: Seperti yang kita tahu bahwa

Lebih terperinci

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan BAB 1V PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Evaluasi ini dilaksanakan untuk menganalisis apakah seluruh rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis melakukan evaluasi terhadap bagi hasil pembiayaan mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya evaluasi ini untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 72 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan PSAK No. 105 Tentang Sistem Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 1. Penerapan sesuai dengan PSAK No. 105 Tabel

Lebih terperinci

Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah

Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah 1. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari revenue sharing,gross profit sharing dan profit sharing dalam mudharabah! Buatlah contoh perhitungannya!

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum sistem ekonomi yang melakukan kegiatan perekonomian akan berakhir dengan transaksi. BNI Syariah sebagai bank yang menjalankan kegiatan perbankannya berdasarkan

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 9: Akuntansi Akad Mudharabah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI Secara harfiah mudharabah berasal dari kata dharb di muka bumi yang artinya melakukan perjalanan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menerapkan murabahah pesanan yang bersifat mengikat. PT. Bank Muamalat Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Ada berbagai jurnal yang telah meneliti tentang PSAK 105 dan kesesuaiannya dengan system yang ada di lembaga keuangan syariah diantaranya : Turrosifa

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO -2- PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO YANG MENJALANKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk.

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk. PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk. NAMA : RINA ARIANI NPM : 21208507 JURUSAN : AKUNTANSI DOSEN PEMBIMBING : DR. MASODAH, SE., MMSI PENDAHULUAN

Lebih terperinci

IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER

IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER A. Definisi 01. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lain dimana Bank mempunyai hak untuk mengelola

Lebih terperinci

SIMULASI KASUS KOMPREHENSIF. BMT Al-Ridha Laporan posisi keuangan (Neraca) Per 31 Desember 2013

SIMULASI KASUS KOMPREHENSIF. BMT Al-Ridha Laporan posisi keuangan (Neraca) Per 31 Desember 2013 SIMULASI KASUS KOMPREHENSIF Sebuah BMT (Baitul Maal wa Tamlik) Al-Ridha didirikan pada 2003 dengan tujuan membantu para pengusaha usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam hal pembiayaan usaha dan juga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 105 TENTANG AKUNTANSI MUDHARABAH DI KJKS BMT HUDATAMA SEMARANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 105 TENTANG AKUNTANSI MUDHARABAH DI KJKS BMT HUDATAMA SEMARANG BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 105 TENTANG AKUNTANSI MUDHARABAH DI KJKS BMT HUDATAMA SEMARANG A. Analisis Kesesuaian Pengakuan dan Pengukuran Akuntansi

Lebih terperinci

AKUNTANSI MUDHARABAH (psak 105)

AKUNTANSI MUDHARABAH (psak 105) Disampaikan oleh Wiroso AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUDHARABAH (psak 105) This training material is solely for the use of training participants. No part of it may be circulated, quoted, or reproduced

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi dan Bank Syariah 1. Pengertian Akuntansi Syariah Akuntansi syariah adalah teori yang menjalankan bagaimana mangalokasikan sumber-sumber yang ada secara adil bukan pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah IV.1.1 Prinsip Bagi Hasil dan Risiko Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Mudharabah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Sistem Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah Musyarakah adalah suatu perjanjian usaha antara dua pihak atau beberapa pemilik modal untuk menyertakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk) ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk) NAMA : SILPIA NAVITA SARI NPM : 21208165 JURUSAN : AKUNTANSI DOSEN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada Usaha Kecil Menengah (UKM) di PT. Bank Muamalat Indonesia 1. Persyaratan Umum Pembiayan Mudharabah pada UKM (Pembiayaan

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh AKUNTANSI BANK SYARIAH Imam Subaweh Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian yang mengelola dana dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, lembaga pembiayaan

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. AKUNTANSI BANK SYARIAH Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA Akuntansi Wadiah Dana wadiah diakui: sebesar jumlah dana yang dititipkan pada saat terjadinya; Penerimaan yang diperoleh

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Syarat Transaksi sesuai Syariah a.l : Tidak Mengandung unsur kedzaliman Bukan Riba Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH

AKUNTANSI BANK SYARIAH AKUNTANSI BANK SYARIAH Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku KDPPLK umum,

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah Di Bank Harta Insan Karimah 4.1.1 Prinsip Bagi Hasil dan Risiko Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Mudharabah di Bank

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Perbankan Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Kehadiran bank syariah ditengah tengah perbankan adalah untuk menawarkan sistem perbankan alternatif bagi umat Islam yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107 Produk gadai syariah: 1. AMANAH (Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Bagi Karyawan) berdasarkan PSAK 102 : Akuntansi

Lebih terperinci

PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

PEMBIAYAAN MUSYARAKAH PEMBIAYAAN MUSYARAKAH PENGERTIAN Agus Fajri Zam Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia Musyarakah adalah akad kerjasama yang terjadi diantara para pemilik modal (mitra musyarakah) untuk menggabungkan

Lebih terperinci

Pengertian. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia. Iman Pirman Hidayat. Pembiayaan Mudharabah

Pengertian. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia. Iman Pirman Hidayat. Pembiayaan Mudharabah Pengertian Iman Pirman Hidayat Pembiayaan mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara bank sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan nasabah sebagai pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada BAB II, maka dalam hal ini penulis akan membahas penerapan akuntansi untuk pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Revenue Sharing 1. Pengertian Revenue Sharing Menurut Slamet Wiyono (2005 : 57) Revenue sharing berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari dua kata yaitu, revenue yang berarti:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank Mega Syariah Indonesia Sejarah kelahiran Bank Mega Syariah Indonesia berawal dari akuisisi PT Bank Umum Tugu oleh

Lebih terperinci

AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106)

AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106) Disampaikan oleh Wiroso AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106) This training material is solely for the use of training participants. No part of it may be circulated, quoted, or reproduced

Lebih terperinci

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI XI.1. PENGERTIAN 01. Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode yang menunjukkan komponen laba rugi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORITIS A. Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 59 (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut : Bank Syariah

Lebih terperinci

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUDHARABAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUDHARABAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. Juni 00 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUDHARABAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA Akuntansi Mudharabah PSAK No. PSAK No. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

Lebih terperinci

Dr. Iwan P. Pontjowinoto 1

Dr. Iwan P. Pontjowinoto 1 Dr. Iwan P. Pontjowinoto RISIKO PADA ASSET & LIABILITIES PRODUK SYARIAH Laporan Aktiva Bank Syariah Aktiva Bank Syariah setidaknya menyajikan pos-pos sbb.: Aset Setara Kas, terdiri dari: Kas, Penempatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Gunarto Suhardi (2003:17) disebutkan bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Gunarto Suhardi (2003:17) disebutkan bahwa BAB II LANDASAN TEORI II.1 Gambaran Umum Bank di Indonesia II.1.1 Pengertian Bank Menurut Gunarto Suhardi (2003:17) disebutkan bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. PERBANKAN SYARIAH Modul ke: MUDHARABAH Fakultas FEB AFRIZON Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Investasi mudharabah adalah pembiayaan yang di salurkan oleh bank syariah kepada pihak lain untuk

Lebih terperinci

BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL

BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL IV.1. PEMBIAYAAN MUDHARABAH A. Definisi 01. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 3: Laporan Keuangan Entitas Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH KAREKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha 50 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha BMT berdiri dalam rangka menumbuh dan mengembangkan sumberdaya ekonomi mikro yang bersumber pada syariat Islam.

Lebih terperinci

Konsep dan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Tri Irawati 4)

Konsep dan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Tri Irawati 4) Konsep dan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Tri Irawati 4) ISSN : 1693 1173 Abstrak Bagi hasil dalam perhitungan pendapatan di Bank Syariah berbeda konsep dengan bank konvensional. Dalam bank syariah

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN 8A-1 PERUSAHAAN INDUSTRI LAMPIRAN KHUSUS 8A-1 MANUFAKTUR 1. KAS DAN SETARA KAS 1. HUTANG USAHA PIHAK KETIGA 2. INVESTASI SEMENTARA 2. 3. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA 3. HUTANG BUNGA PIUTANG USAHA PIHAK YANG

Lebih terperinci

Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership)

Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership) Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership) Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl.

Lebih terperinci

BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735

BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735 205 BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH Pasal 735 (1) Akuntansi syari ah harus dilakukan dengan mencatat, mengelompokkan, dan menyimpulkan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di. yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan

BAB I PENDAHULUAN. pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di. yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di dalamnya mencakup hampir semua

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan

BAB II LANDASAN TEORI. Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan A. Perbedaan Bank Konvensional Dengan Bank Syariah Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan syariah atau prinsip agama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bank 1. Pengertian Bank Konvensial Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Antonio, Muhammad Syafi i, 2002, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Antonio, Muhammad Syafi i, 2002, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta. 70 DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi i, 2002, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta. Baiquni, M. S, 2010, Akuntansi Istishna Paralel Perbankan. http://ekonomipolitikislam.blogspot.com/2010/08/akuntansi-istishnaparalel-perbankan.html,

Lebih terperinci

Prinsip Sistem Keuangan Syariah

Prinsip Sistem Keuangan Syariah TRANSAKSI SYARIAH 1 Prinsip Sistem Keuangan Syariah 1. Pelarangan Riba 2. Pembagian Risiko 3. Tidak menganggap Uang sebagai modal potensial 4. Larangan melakukan kegiatan spekulatif 5. Kesucian Kontrak

Lebih terperinci

IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH A. Definisi 01. Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tujuan pustaka yang di jelaskan pada bab II, maka dalam bab ini saya akan membahas perlakuan akuntansi pendapatan atas pembiayaan mudharabah pada bank

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Koperasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Koperasi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Koperasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah Rowosari berdiri pada tahun 2003, saat itu berkantor

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA Jati Satria Pratama Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : Order.circlehope@gmail.com

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : July-2016 (dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : July-2016 (dalam Jutaan Rupiah) LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : July-2016 (dalam Jutaan Rupiah) POS - POS NOMINAL ASET 1.Kas 1,196,501 2.Penempatan pada Bank Indonesia 2,906,118 3.Penempatan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : January-2015 (dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : January-2015 (dalam Jutaan Rupiah) LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : January-2015 (dalam Jutaan Rupiah) POS - POS NOMINAL ASET 1.Kas 1,207,521 2.Penempatan pada Bank Indonesia 2,279,196

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : March-2016 (dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : March-2016 (dalam Jutaan Rupiah) LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : March-2016 (dalam Jutaan Rupiah) POS - POS NOMINAL ASET 1.Kas 963,586 2.Penempatan pada Bank Indonesia 3,334,641 3.Penempatan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d January-2017 (dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d January-2017 (dalam Jutaan Rupiah) LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d January-2017 (dalam Jutaan Rupiah) POS - POS NOMINAL ASET 1.Kas 686,276 2.Penempatan pada Bank Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : August-2016 (dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : August-2016 (dalam Jutaan Rupiah) LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : August-2016 (dalam Jutaan Rupiah) POS - POS NOMINAL ASET 1.Kas 984,684 2.Penempatan pada Bank Indonesia 3,406,124 3.Penempatan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Metodologi Pengembangan Standar Akuntansi Keuangan Syariah 1. Add Pendekatan Your Text Ideologis Tujuan dan berbagai Kaidah Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi islam identik dengan berkembangannya lembaga keuangan syariah. Bank syariah sebagai lembaga keuangan telah menjadi lokomotif bagi berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti di susun berdasarkan pada penelitian-penelitian yang terdahulu beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL Nama : Suci Lestari NPM : 26210706 Kelas : 3EB14 Jurusan : Akuntansi Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja keuangan Bank Muamalat Bank Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah.

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S - P O S A S E T 1 Kas 41,584 2 Penempatan pada Bank Indonesia 422,578 3 Penempatan Pada Bank Lain 11,908 4 Tagihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti bahwa Islam diperuntukan bagi seluruh umat manusia di muka bumi dan dapat diterapkan

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 10: Akuntansi Akad Musyarakah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 Kemitraan Umum (Syirkah) Kepemilikan Bersama (Syirkah Al Milk) Kontrak (Uqud) Pilihan (Ikhtia ri) Keharusan

Lebih terperinci

Akuntansi Mudharabah ED PSAK 105 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED

Akuntansi Mudharabah ED PSAK 105 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED Akuntansi Mudharabah ED PSAK 5 (Revisi 06) Hak Cipta 06 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 5.1 ED 56789 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 5 AKUNTANSI MUDHARABAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi Mudharabah Pada BMT Itqan Bandung

Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi Mudharabah Pada BMT Itqan Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-07 Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi

Lebih terperinci

Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun Dana yang Diterima Keterangan Tahun Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun 2012

Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun Dana yang Diterima Keterangan Tahun Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun 2012 Perhitungan Loan To Deposit Ratio (LDR) Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun 2011 Kredit yang Diberikan 8.735.951 Jumlah 8.735.951 Dana yang Diterima Keterangan Tahun 2011 Tabungan Wadiah 879.000 Tabungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH No. P O S - P O S A S E T 1 Kas 41,082 2 Penempatan pada Bank Indonesia 345,788 3 Penempatan Pada Bank Lain 16,465 4 Tagihan Spot dan Forward - 5 Surat Berharga Dimiliki 516,288 6 Tagihan atas Surat Berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S - P O S A S E T 1 Kas 39,973 2 Penempatan pada Bank Indonesia 406,000 3 Penempatan Pada Bank Lain 17,105 4 Tagihan Spot dan Forward - 5 Surat Berharga Dimiliki 791,573

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kasmir (2007: 23), menjelaskan pengertian perbankan adalah lembaga

BAB II LANDASAN TEORI. Kasmir (2007: 23), menjelaskan pengertian perbankan adalah lembaga BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Perbankan Kasmir (2007: 23), menjelaskan pengertian perbankan adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian

Lebih terperinci

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-Jan-17 POS-POS (dalam

Lebih terperinci

TOTAL ASET ,708,580

TOTAL ASET ,708,580 Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank Tanggal : JTRUST INDONESIA, Tbk. : 31-Jan-2018 (dalam jutaan rupiah) POS

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH SESI 2: Laporan Keuangan dan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Perbandingan LK Perbankan BANK KONVENSIONAL (PSAK 1) 1. Neraca 1. Neraca

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S - P O S A S E T 1 Kas 42,728 2 Penempatan pada Bank Indonesia 278,397 3 Penempatan Pada Bank Lain 8,137 4 Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) L1 LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) ASET Kas dan setara kas 19,808.11 Tagihan kontribusi 0.00 Tagihan investasi 0.00 Tagihan hasil

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) 2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD

Lebih terperinci

96,876 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

96,876 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 30-Sep-17 POS-POS (dalam

Lebih terperinci

5. Tujuan laporan keuangan syariah untuk tujuan umum adalah :

5. Tujuan laporan keuangan syariah untuk tujuan umum adalah : CONTOH SOAL AKUNTANSI SYARIAH SOAL PILIHAN GANDA 1. Badan Internasional yang menerbitkan standar akuntansi syariah untuk institusi keuangan islam pada saat ini adalah: a. The Accounting and Auditing Organization

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Syariah Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S P O S A S E T 1 Kas 41,706 2 Penempatan pada Bank Indonesia 347,754 3 Penempatan Pada Bank Lain 10,700 4 Tagihan Spot dan Forward 5 Surat Berharga Dimiliki 1,117,687 6

Lebih terperinci

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 Bank : JTRUST INDONESIA Periode : AGUSTUS 2017 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN POS-POS (dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/52/ DPbS tanggal 22 November 2005

Lampiran 1. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/52/ DPbS tanggal 22 November 2005 Lampiran 1. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/52/ DPbS tanggal 22 November 2005 NERACA BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH.. Tanggal.. No Pos - Pos Posisi Tgl.laporan A K T I V A 1. Kas 2. Penempatan Pada

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S P O S A S E T 1 Kas 48,333 2 Penempatan pada Bank Indonesia 764,263 3 Penempatan Pada Bank Lain 14,967 4 Tagihan Spot dan Forward 5 Surat Berharga Dimiliki 1,038,431 6

Lebih terperinci

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH Guru Pembimbing Kelas : Nur Shollah, SH.I : SMK XI Pilihan Ganda : Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Perintah Allah tentang praktik akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ascarya Akad dan produk banjk syariah, PT. Raja Grafindo Persada,

DAFTAR PUSTAKA. Ascarya Akad dan produk banjk syariah, PT. Raja Grafindo Persada, DAFTAR PUSTAKA Ascarya. 2006. Akad dan produk banjk syariah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Ghozali, I. Analisis Multi Variete Dengan Program SPSS, Universitas Diponegoro Semarang. Ikatan Akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun 1971 yaitu Social Bank, di Jeddah yaitu Saudi Arabian Islamic Bank pada tahun 1975, dan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S P O S A S E T 1 Kas 35,855 2 Penempatan pada Bank Indonesia 291,612 3 Penempatan Pada Bank Lain 9,621 4 Tagihan Spot dan Forward 5 Surat Berharga Dimiliki 963,028 6 Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 31-Jan-2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 31-Jan-2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 31Jan2017 (dalam jutaan rupiah) NO. ASET 31 Januari 2017 1 Kas 18,103 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 966,004 3 Penempatan Pada Bank Lain

Lebih terperinci

NERACA BANK JABAR BANTEN SYARIAH... Tanggal Kas 1. Kewajiban Segera. 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2. Tabungan Wadiah

NERACA BANK JABAR BANTEN SYARIAH... Tanggal Kas 1. Kewajiban Segera. 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2. Tabungan Wadiah L32 NERACA... Tanggal... AKTIVA PASIVA 1. Kas 1. Kewajiban Segera 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2. Tabungan Wadiah 3. Penempatan pada Bank Lain 3. Kewajiaban kepada Bank Indonesia 4. Piutang Murabahah

Lebih terperinci