ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 105 ATAS PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH ( STUDI KASUS PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 105 ATAS PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH ( STUDI KASUS PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk )"

Transkripsi

1 ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 105 ATAS PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH ( STUDI KASUS PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk ) Hayatunufus, Muhammad Yusuf Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat Phone (+6221) Nfus_doang@yahoo.co.id ABSTRACT The purpose of this study is to evaluate the application of mudharabah financing and implementation of PSAK NO. 105 on mudharabah financing at this time. The object of his research was Bank Muamalat Indonesia, Tbk. methods of Analysis Research is Qualitative Descriptive method of Analsis. results of this research indicate that financing of mudharabah in Indonesia, Bank Muamalat Tbk is given in the form of working capital in the form of cash, a non-cash asset, and in setting the amount of the used method of Revenue Sharing and the financing of mudhrabah were in accordance with PSAK NO Advice the author should Bank Muamalat Indonesia, Tbk using Revenue Sharing and Profit Sharing because when just using Revenue Sharing can provide a risk that a given period the Fund Manager will suffer losses for the results that he received less than the burden of effort to get the Revenue, this is where the injustice can be felt by the managers of the funds because there is the risk of loss, While the owner of the funds free from risk of loss. The road to the outside of the can on the run is the Manager and should be doing business with the principle of caution or prudence principle, so that with Revenue Sharing, the risk of loss can be diminimalisasir so that the owner of the funds that will mengivenstasikan the Fund managed businesses interested in PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. (HTN) Keywords: financing of Mudharabah, PSAK NO. 105, Revenue Sharing ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi penerapan pembiayaan mudharabah dan penerapan pembiayaan mudharabah pada PSAK 105 pada saat ini. Objek penelitiannya adalah Bank Muamalat Indonesia,Tbk. Metode Analisis Penelitian adalah metode Analsis Deskriptif Kualitatif.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pembiayaan mudharabah di Bank Muamalat Indonesia,Tbk diberikan dalam bentuk modal kerja berupa kas, asset non kas, dan dalam menetapkan besarnya bagi hasil digunakan metode Revenue Sharing dan pembiayaan mudhrabah telah sesuai dengan PSAK 105. Saran penulis sebaiknya Bank Muamalat Indonesia,Tbk menggunakan Revenue Sharing dan Profit Sharing karena apabila hanya menggunakan Revenue Sharing dapat memberikan resiko bahwa satu periode tertentu pengelola dana akan mengalami kerugian bagi hasil yang diterimanya lebih kecil dari beban usaha untuk

2 mendapatkan Revenue tersebut,di sinilah ketidakadilan dapat di rasakan oleh pengelola dana karna terdapat resiko kerugian, sedangkan pemilik dana terbebas dari resiko kerugian. Jalan ke luar yang dapat di jalankan adalah pengelola dan harus menjalankan usaha dengan prinsip prudent atau prinsip kehatihatian, sehingga dengan Revenue Sharing, resiko kerugian dapat diminimalisasir agar pemilik dana yang akan mengivenstasikan dananya tertarik pada usaha yang dikelola PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. (HTN) Kata kunci: Pembiayaan Mudharabah, PSAK 105, Revenue Sharing PENDAHULUAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di dalamnya mencakup hampir semua aspek yang berkaitan dengan akuntansi, yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan kemampuan dalam bidang akuntansi yang tergabung dalam suatu lembaga yang dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Dengan kata lain, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah buku petunjuk bagi pelaku akuntansi yang berisi pedoman tentang segala hal yang ada hubungannya dengan akuntansi. Bank Muamalat Indonesia, adalah bank umum pertama di Indonesia yang menerapkan prinsip Syariah Islam dalam menjalankan operasionalnya.didirikan pada tahun 1991, yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia.Mulai beroperasi pada tahun 1992, yang didukung oleh cendekiawan Muslim dan pengusaha, serta masyarakat luas. Pada tahun 1994, telah menjadi bank devisa. Produk pendanaan yang ada menggunakan prinsip Wadiah (titipan) dan Mudharabah (bagi-hasil).sedangkan penanaman dananya menggunakan prinsip jual beli, bagi-hasil, dan sewa. Adapun beberapa dan produk bank telah dipasarkan salah satunya yaitu pembiayaan syariah yang menggunakan Akad mudharabah sangat populer dan menjadi asas utama berbagai transaksi antarumat manusia secara umum dan dalam dunia perbankan syariat secara khusus. Walau demikian, kita tidak mendapatkan dalil khusus dari al-quran atau as-sunnah tentangnya, padahal akad ini telah dikenal oleh umat manusia jauh-jauh hari sebelum datangnya agama Islam, dan senantiasa diterapkan oleh umat Islam hingga zaman kita ini. Dengan adanya kekhususan ini, maka penulis tertarik untuk membahas mengenai analisis penerapan PSAK 105 terhadap pembiayaan mudharabah, Serta didasari oleh penelitian terdahulu yang ditulis oleh Hulam (2010) yang menyimpulkan bahwa mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi. Yang dimana prinsip utamanya dalam setiap transaksi tentunya harus tetap menjaga asas-asas dalam bermuamalat seperti keadilan, keseimbangan, menghindari mudharat dan mengedepankan maslahat serta menghindari memakan harta sesamanya.menurut Marpaung dan Rosita (2012) mereka menyimpulkan bahwa Mudharabah merupakan transaksi yang harus dilaksanakan atas dasar kepercayaan diantara dua belah pihak, yang dimana kepercayaan tersebut harus didasari dengan penerapan akidah, akhlaq dan moral sesuai dengan ketentuan syariah. Yang dimana dewasa ini perkembangan pembiayaan Mudharabah sudah sangatlah pesat yang dimana banyak produk-produk pembiayaan mudharabah telah banyak diterapkan salah satunya seperti Deposito Mudharabah yang ada di Bank Muamalat, maka hal dengan hal ini Wardi dan Putri ( 2011) yang menyimpulkan tentang bagaimana perlakuan akuntansi pembiayaan mudharabah terdapat keadaan-keadaan seperti berikut: Bank membuat kebijakan sendiri tentang nisbah bagi hasil antara bank dengan nasabah tanpa mengadakan kesepakatan diantara kedua belah pihak, padahal kerja sama mudharabah adalah kerja sama dengan ketentuan bahwa adanya kesepakatan tentang nisbah bagi hasik yang ditentukan pada awal akad dan pengakuan pendapatan bagi hasil diakui oleh bank pada saat kerja sama berakhir, seharusnya pendapatan bagi hasil diakui periode terjadinya jika masa kerja sama lebih dari satu tahun akuntansi. Tidak hanya itu Rosita ( 2010 ) juga menyimpulkan bahwa hikmah dari pembiayaan mudharabah adalah dapat member keringanan kepada manusia, terkadang ada sebagian orang yang memiliki harta, tetapi tidak mampu untuk membuatnya menjadi produktif. Dan Hadi ( 2011 ) yang menyimpulkan bagaimana system investasi yang dilakukan oleh bank syariah terhadap pembiayaan mudharabah yang dimana system bagi hasil mudharabah merupakan landasan investasi dan karekteristik

3 umum operasional bank syariah dalam upaya menghindari praktek ribawai. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 105 ATAS PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH ( Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia ). Penetilian Terdahulu : 1. A. Chairul Hadi 2011 dengan judul Problematika Pembiayaan Mudharabah di Perbankan Syariah Indonesia menganalisis sistem bagi hasil (mudharabah) yang merupakan landasan investasi dan karakteristik umum operasional bank syariah dalam upanya menghindari praktek ribawai. Tingginya risiko ( high risk ) dari calon pengelola ( mudharib ) karena moral hazard dan kurangnya kesiapan sumberdaya manusia diperbankan syariah inilah diantara faktor yang menjadikan komposisi penyaluran dana kepada masyarakat lebih banyak dalam bentuk pembiayaan jual beli ( murabahah) dibandingkan penyertaan modal (mudharabah). Adanya batasan-batasan yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan pembiayaan mudharabah ini diantara lain keharusnya adanya garansi (jaminan) atau anggunan berupa fixed asset dan menetapkan rasio maksimal biaya operasional serta pembagian keuntungan berdasarkan profitand loss sharing. 2. Annaria M Marpaung dan Siti Ita Rosita 2012 dengan judul Analisi Perlakuan Akuntansi Pendanaan Mudharabah dalam kaitannya dengan PSAK 105 Pada PT. Bank Jabar Banten Syariah mereka menyimpulkan bahwa Mudharabah merupakan transaksi yang harus dilaksanakan atas dasar kepercayaan diantara dua belah pihak, yang dimana kepercayaan tersebut harus didasari dengan penerapan akidah, akhlaq dan moral sesuai dengan ketentuan syariah. Yang dimana dewasa ini perkembangan pembiayaan Mudharabah sudah sangatlah pesat yang dimana banyak produk-produk pembiayaan mudharabah telah banyak diterapkan salah satunya seperti Deposito Mudharabah yang ada di Bank Muamalat, 3. Taufiqul Hulam 2010 dengan judul Jaminan Dalam Transaksi Akad Mudharabah Pada Perbankan Syariah yang menyimpulkan bahwa mudharabah merupakan salah satu bentuk transaksi. Yang dimana prinsip utamanya dalam setiap transaksi tentunya harus tetap menjaga asas-asas dalam bermuamalat seperti keadilan, keseimbangan, menghindari mudharat dan mengedepankan maslahat serta menghindari memakan harta sesamanya. 4. Jeni Wardi dan Gusmarila Eka Putri 2011 dengan judul Analisis Perlakuan Akuntansi Syariah untuk Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, Serta Kesesuaiannya Dengan PSAK No. 102 dan 105 yang menyimpulkan tentang bagaimana perlakuan akuntansi pembiayaan mudharabah terdapat keadaan-keadaan seperti berikut: Bank membuat kebijakan sendiri tentang nisbah bagi hasil antara bank dengan nasabah tanpa mengadakan kesepakatan diantara kedua belah pihak, padahal kerja sama mudharabah adalah kerja sama dengan ketentuan bahwa adanya kesepakatan tentang nisbah bagi hasik yang ditentukan pada awal akad dan pengakuan pendapatan bagi hasil diakui oleh bank pada saat kerja sama berakhir, seharusnya pendapatan bagi hasil diakui periode terjadinya jika masa kerja sama lebih dari satu tahun akuntansi.

4 5. Siti Ita Rosita 2010 dengan judul Studi Pembiayaan Mudharabah dan Laba Perusahaan Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Bogor menyimpulkan bahwa hikmah dari pembiayaan mudharabah adalah dapat member keringanan kepada manusia, terkadang ada sebagian orang yang memiliki harta, tetapi tidak mampu untuk membuatnya menjadi produktif. Dan Hadi ( 2011 ) yang menyimpulkan bagaimana system investasi yang dilakukan oleh bank syariah terhadap pembiayaan mudharabah yang dimana system bagi hasil mudharabah merupakan landasan investasi dan karekteristik umum operasional bank syariah dalam upaya menghindari praktek ribawai. METODE PENELITIAN Metode-metode pengumpulan data yang digunakan selama penyusunan skripsi antara lain adalah : 1. Jenis riset : Kualitatif dengan pendekatan Deskritif 2. Sumber data : PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. 3. Metode Pengumpulan Data : a. Studi Lapangan: 1. Dokumentasi : Dengan metode ini penulis akan memperoleh data primer dari perusahaan yang berhubungan dengan penelitian seperti, Perhitungan pembiayaan Mudharabah, Jenis-Jenis Pembiayaan mudharabah yang ada di perusahaan. 2. Wawancara : Penulis akan melakukan wawancara secara langsung ke bagian Pembiayaan perusahaan khususnya bagian Pembiayaan Mudharabah yang ada di perusahaan untuk memperoleh informasi tentang penerapan PSAK 105 Pada Pembiayaan Mudharabah. b. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan ini digunakan akan digunakan untuk memperoleh informasi dan teori yang revelan yang berkaitan dengan penulisan skripsi dengan mengumpulkan informasi yang ditulis dari buku-buku dan literatur-literatur yang akan membatu penulis dalam mengerjakan skripsi. HASIL DAN BAHASAN Evaluasi atas perhitungan bagi hasil pembiayaan Mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk adalah bank umum pertama di Indonesia yang menerapkan prinsip Syariah Islam dalam menjalankan operasionalnya. Didirikan pada tahun 1991, yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia. Mulai beroperasi pada tahun 1992, yang didukung oleh cendekiawan Muslim dan pengusaha, serta masyarakat luas. Pada tahun 1994, telah menjadi bank devisa. Produk pendanaan yang ada menggunakan prinsip Wadiah (titipan) dan Mudharabah (bagi-hasil). Sedangkan penanaman dananya menggunakan prinsip jual beli, bagi-hasil, dan sewa. Adapun beberapa dan produk bank telah dipasarkan salah satunya yaitu pembiayaan syariah yang menggunakan Akad mudharabah sangat populer dan menjadi asas utama berbagai transaksi antarumat manusia secara umum dan dalam dunia perbankan syariat secara khusus. Walau demikian, kita tidak mendapatkan dalil khusus dari al-quran atau as-sunnah tentangnya, padahal akad ini telah dikenal oleh umat manusia jauh-jauh hari sebelum datangnya agama Islam, dan senantiasa diterapkan oleh umat Islam hingga zaman kita ini. Mudharabah merupakan akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua ( pengelola dana ) bertindak selaku pengelola,

5 dan keutungan usaha dibagi diantara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian financial hanya ditanggung oleh pengelola dana. Karena dalam hal pembiayaan mudharabah melibatkan dua pihak yaitu pihak pertama banka ( shahibul maal ) dan pihak kedua pengelola dana ( mudharib ) tentunya pembagian hasil usahanya harusnya dilakukan sejelas mungkin sehingga tidak merugikan kedua belah pihak. Sesuai dengan PSAK 105 pembagian hasil usaha dalam pembiayaan mudaharabah dibagi 2 yaitu yang pertama menggunakan prinsip bagi hasil. Pada prinsip bagi hasil ini dasar pembagian hasil usahanya adalah laba bruto ( Gross Profit ) bukan total pendapatan usaha ( Omset ). Sedangkan yang kedua yaitu mengunakan prinsip bagi laba, dalam prinsip ini dasar pembagian labanya adalah laba bersih yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan modal mudharabah. Sesuai dengan data yang diperoleh penulis dari PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Telah menerangkan pembagian hasil usaha yang akan dijelaskan sebagai berkut. Perhitungan hasil usaha yang akan dijelaskan sebagai berikut. Dalam aplikasinya, mekanisme penghitungan bagi hasil dapat dilakukan dengan dua macam pendekatan, yaitu : a) Pendekatan profit sharing (bagi laba) Penghitungan menurut pendekatan ini adalah hitungan bagi hasil yang berdasarkan pada laba dari pengelola dana, yaitu pendapatan usaha dikurangi dengan biaya usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut. b) Pendekatan revenue sharing (bagi pendapatan). Penghitungan menurut pendekatan ini adalah perhitungan laba didasarkan pada pendapatan yang diperoleh dari pengelola dana, yaitu pendapatan usaha sebelum dikurangi dengan biaya usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut Konsep Bagi Hasil Konsep bagi hasil ini sangat berbeda sekali dengan konsep bunga yang diterapkan oleh sistem ekonomi konvensional. Dalam ekonomi syariah, konsep bagi hasil dapat dijabarkan sebagai berikut. 1. Pemilik dana menanamkan dananya melalui institusi keuangan yang bertindak sebagai pengelola dana. 2. Pengelola mengelola dana-dana tersebut dalam sistem yang dikenal dengan sistem pool of fund (penghimpunan dana), selanjutnya pengelola akan menginvestasikan dana-dana tersebut kedalam proyek atau usaha-usaha yang layak dan menguntungkan serta memenuhi semua aspek syariah. 3. Kedua belah pihak membuat kesepakatan (akad) yang berisi ruang lingkup kerjasama, jumlah nominal dana, nisbah, dan jangka waktu berlakunya kesepakatan tersebut. Perhitungan Bagi Hasil Syariah Metode penghitungan bagi hasil dalam ekonomi syariah secara umum dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Menghitung saldo rata-rata harian (Daily Average) sumber dana sesuai klasifikasi dana yang dimiliki. DA = Total Dana n

6 Keterangan: DA = saldo rata-rata harian N = waktu atau hari 2. Menghitung saldo rata-rata tertimbang (Weight Average) sumber dana yang telah tersalurkan pada proyek atau usaha-usaha lainnya. WA = (total dana x jumlah hari periode dana) 3. Menghitung distribusi pendapatan yang diterima dalam periode tertentu. DP = WA TWA x TP Keterangan: WA TWA TP = saldo rata-rata tertimbang = total saldo rata-rata tertimbang = total pendapatan periode tertentu 4. Membandingkan antara jumlah sumber dana dengan total dana yang telah disalurkan. 5. Mengalokasikan total pendapatan kepada masing-masing klasifikasi dana yang dimiliki sesuai dengan saldo rata-rata tertimbang 6. Memperhatikan nisbah sesuai dengan kesepakatan yang tercantum dalam kesepakatan (akad). 7. Mendistribusikan bagi hasil tersebut sesuai dengan nisbahnya kepada pemilik dana sesuai dengan klasifikasi dana yang ditanamkan. Untuk memberikan gambaran tentang penghitungan bagi hasil maka penulis memberikan contohnya akuntansi tabungan mudharabah berikut diberikan beberapa transaksi yang berkaitan dengan tabungan dan jurnalnya. C03/08/2009 Diterima setoran kliring BG Bank Muamalat Indoensia, pembukaan rekening tabungan mudharabah atas nama Indra Permana sebesar Rp ,--. Atas transaksi tersebut bank syariah melakukan jurnal sebagai berikut: Dr.Bank Indonesia Cr. Titipan Kliring Saat danannya efektif ( tidak ditolak ): Dr. Titipan Kliring Cr. Rekening Tabungan (a/n Indra Permana ) Dari jurnal diatas akan mengakitbatkan perubahan saldo Buku Besar dan posisi Neraca, serta rekening individu sebagai berikut:

7 BUKU BESAR Tabungan Mudharabah Debet Kredit Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah Rekening Indra 03-Sep permana Saldo NERACA Per 03 Agustus 2009 Aktiva Passiva Uraian Jumlah Uraian Jumlah Kewajiban Giro Wadiah 0 Dana Syirkiah Temporer Deposito Mudharabah 0 Tabungan Mudharabah Rekening Tabungan Indra Permana Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo 03-Agust Setoran Awal Nisbah (Rasio Bagi Hasil) Nisbah adalah merupakan rasio bagi hasil yang akan diterima oleh tiap-tiap pihak yang melakukan akad kerjasama usaha, yaitu pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib), dimana nisbah ini tertuang didalam akad yang telah disepakati dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Contoh Perhitungan Nisbah dengan Deposito Mudharabah Pada Tanggal 1 Angustus 2009 Bank Muamalat Indonesia Tbk, menerima Setoran Tunai atas nama Erma Sebesar Rp ,-- sebagai investasi deposito mudharabah unuk jangka waktu satu bulan dengan nisbah 65 untuk nasabah dan 35 untuk Bank Muamalat Indonesia Tbk,. Atas transaksi tersebut Bank Muamalat Indonesia Tbk, melakukan jurnal sebagai berikut: Dr. Kas Rp Cr. Deposito Mudharabah ( a/n Erma ) Rp Dari transaksi tersebut akan mempengaruhi perubahaan Buku Besar dan posisi Neraca sebagai berikut:

8 Debet BUKU BESAR Deposito Mudharabah Kredit Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah Saldo Agust Erma NERACA Per 03 Agustus 2009 Aktiva Passiva Uraian Jumlah Uraian Jumlah Kewajiban Giro Wadiah 0 Dana Syirkiah Temporer Deposito Mudharabah Dalam hal ini pembagian hasil usaha mudaharabah dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil atau bagi laba. Maka dari itu penulis memberikan contoh kasus 1, tentang pembagian bagi hasil di PT. Bank Mualamat Indonesia Tbk,. Kasus 1 Bank Muamalat Indonesia menadatangani akad mudharabah musyarakah dengan PT. Lancar Bersama pada 1 Mei 2011, Bank Muamalat menyalurkan pembiayaan dengan kas Rp ,-- dan PT. Lancar sebesar Rp ,-- nisbah bagi hasil yang disepakati adalah bank : mitra = 40 : 60 dari laba kotor usaha mitra, bila rugi maka pembagian ruginya berdasarkan porsi modal yang disetorkan masing-masing. Pada tahun 2011 PT. Lancar Bersama melaporkan laba kotor usaha sebesar Rp ,-- maka berapakah hitungan bagi hasil untuk bank dan mitra, menggunakan prinsip bagi hasil apakah Bank Muamalat Indonesia Tbk,. Dan Apakah telah sesuai dengan PSAK 105 yang telah berlaku diterapkan oleh Bank Muamalat? Cara 1: Hasil usaha dibagi antara bank dan mitra dengan dasar nisbah, sisanya setelah dkurangi hak pengelola dana akan dibagi sesuai dengan porsi modal masing-masing. Bagian pengelola ( musytarik ) = 60: 100 x Rp = Rp sisanya Rp. 80 jt jika dibagi bedasarkan porsi modal. Pengelola = 100: 500 x 80 jt = 16 jt Bank Muamalat = 400/500 x 80 jt = 64 jt Jadi bagi hasil pengelola = 120 jt + 16 jt = 136 jt Bagi hasil bank Muamalat = 64 jt = Rp. 200 jt,-- Cara 2 Hasil usaha dibagi antara bank dan mitra berdasarkan porsi modal masing-masing, sisanya setelah dikurangi hak pengelola dana akan dibagi sesuai dengan nisbah bagi hasil.

9 Bagian pengelola ( musytarik ) = 100 : 500 x Rp. 200 jt,- = Rp. 40 jt,- ; sisanya rp. 160 jt,- dibagi berdasarkan nisbah bagi hasil. Pengelola = 60/100 x 160 jt,- = Rp. 64 jt,- Jadi, bagi hasil pengelola = Rp. 40 jt,- + Rp. 96 jt,- = Rp. 136 jt,- Bagi hasil Bank Muamalat = Rp. 64 jt,- ; total bagi hasil yang dibagi = Rp. 136 jt,- + Rp.64 jt,- = Rp. 200 jt,-. Hasil Evaluasi: Dalam hal ini penulis memberikan sebuah evaluasi. Bahwa cara 1 dan cara 2 perhitungan bagi hasilnya adalah sama dan dalam hal ini bisa kita lihat bahwa dalam prinsip bagi hasil ada 2 prinsip yaitu prinsip bagi hasil menggunakan Revenue sharing dan Prosif sharing dan disini bisa kita lihat bahwa, Bank Muamalat Indonesia Tbk lebih cenderung menggunakan prinsip Revenue sharing yang dimana pendapatan usaha sebelumnya dikurangi dengan beban usaha untuk mendapatkan pendapatan tersebut dalam Revenue sharing, ke dua belah pihak akan selalu mendapatkan bagi hasil, karena bagi hasil dihitung dari pendapatan pengelola dana/ PT. Lancar. Sepanjang pengelola dana memperoleh Revenue maka pemilik dana/ PT. Muamalat Indonesia Tbk, akan mendapatkan distribusi bagi hasil. Ditinjau dari sisi pemilik dana / Bank Muamalat Indonesia Tbk, maka prinsip ini menguntungkan, karena selama pengelola dana/ PT. Lancar memperoleh Revenue maka pemilik dana pasti mendapatkan bagi hasilnya. Tetapi, bagi pengelola dana hal ini dapat memberikan resiko bahwa suatu periode tertentu pengelola dana akan mengalami kerugian, karena bagi hasil yang diterimanya lebih kecil dari beban usaha untuk mendapatkan Revenue tersebut. Disinilah ketidak adilan dapat dirasakan oleh pengelola dana karena terdapat risiko kerugian, sedangkan pemilik dana terbebas dari risiko kerugian. Dalam hal ini penulis tidak setuju dengan hal yang diterapkan oleh Bank Muamalat Indonesia Tbk, karna yang sudah dijelaskan oleh penulis diatas, prinsip tersbut sangat banyak berisiko pada pengelola dana, bukan pemilik dana. Dan dengan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis oleh Bank Muamalat Indonesia tbk, bahwa penerapan PSAK 105 telah diterapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan selalu mengikuti perkembangan PSAK 105 itu sendiri serta memperbaruinya. Dan disini penulis juga membuat contoh kasus tentang pembagian bagai hasil yang dimana pembiayaan yah terdapat kredit macet atau yang sering disebutkan adalah pembiayaaan revoling yang diakitbatkan adanyan sebuah kerugian. Berikut Contoh kasus tentamg pembiayaan yang revoling Perlakuan Akuntansi Mudhrabah Musyarakah PSAK 105 mendefinisikan mudharabah musyarakah adalah bentuk mudhrabah dimana pengelola menertakan modal atau dananya dalam kerja sama investasi. Dimisalkan, bank syariah menerima tabungan mudharabah dari deposan dalam bentuk pool of fund ( kumpulan dana tabungan mudharabah ) sebesar Rp ,-- kemudian bank mengivestasikan dalam investasi mudharabah dimana mitra pengusaha yang menyertakan modal sebesar Rp ,-- sehingga total investasi mudharabah yang dikelola oleh mudharib ( pengusaha ) adalah Rp ,-- jadi, dalam hal ini bank syariah sebagai pemilik dana mudharabah ( shahibul maal) dimana dananya berasal dari tabungan mudharabah dan dana pengusaha sendiri ( bisa dari dana tunai maupun non kas ) PSAK 105 telah mengatur perlakuan akuntansi mudharabah musytarakah seperti berikut ini. 1. Penyertaan dana mudharabah musytarakah Jika pengelola dana juga menyertakan dana dalam mudharabah musytarakah, maka penyaluran dana milik pengelola dana tersebut diakui sebagai investasi mudharabah. Akad mudharabah musytarakah merupakan perpaduan anatara akad mudharabah dan musyarakah. Dalam mudharabah musytarakah, pengelola dana ( berdasarkan akad mudharabah) menyertakan dananya dalam investasi bersama ( berdasakan akad musyarakah ). Pemilik dana musyarakah ( musytarik ) memperoleh bagian hasil usaha sesuai porsi dana yang disetorkan. Pembagian hasil usaha anatara pengelola dana dan pemilik dana dalam mudharabah adalah sebesar hasil usaha musyarakah setelah dikurangi porsi pemilik dana sebagai dana musyarakah.

10 2. Pembagian hasil investasi mudharabah musytarakah Pembagaian hasil investasi mudharabah musytarakah dapat dilakukan sebagai berikut: a. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana ( sebagai mudharib ) dan pemilik dana sesuia dengan nisbah yang disepakati, selanjutnya bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana ( sebagai musytarik ) dengan pemilik dana sesuai dengan porsi modal masing-masing b. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana ( sebagai musytarik ) dan pemilik dana sesuai dengan porsi modal masing-masingh selanjutnya bagaian hasil invsetasi setelah dikurangi untuk pengelola dana ( sebagai musytarik ) tersebut dibagi anatara pengelola dana ( sebagai mudharib ) dengan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati. Jika terjadi kerugian atas investasi maka kerugian dibagi sesuai dengan porsi modal para musytarik. Maka dengan adanya teori-teoti serta kasus yang telah dievaluasi maka dari itu penulis pun melakukan penyajian dan pengukapan yang berdasrkan PSAK 105 yang dimana isinya sebagai berikut: 1. Penyajian Bagaimana pengelola dana dan pemilik dana dapat menyajkan laporan keuanganya, dalam PSAK 105 telah mengatur bahwa: a. Pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan keuangan sebesar nilai tercatat. b. Pengelola dana menyajikan transaksi mudharabah dalam laporan keuangan: 1. Dana syirkah temporer dari pemilik dana disajikan sebesar nilai tercatatnya untuk setiap jenis mudharabah. 2. Bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum diserahkan kepada pemilik dana disajikan sebagai pos bagi hasil yang belum dibagikan kewajibannya. 2. Pengungkapan Dalam PSAK 105 telah menagtur tentang pengukapan yang berkaitan dengam mudharabah baik bagi pemilik dana maupun pengelola dana, sperti berikut ini: a. Pemilik dana mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi mudharabah tetapi tidak terbatas, pada: 1. Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana, pembagian hasil 2. Rinciaan jumlah investasi mudharabah, dan lain-lain 3. Penyisihan kerugian investasi mudharabah selama periode berjalan 4. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101: penyajian b. Pengelola dana mengungkapan hal-hal yang terkait transaksi mudharabah tetapi tidak terbatas pada: 1. Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha mudharabah dan lain-lain 2. Rincian dana syirkah temporer yang diterima berdasarkan jenisnya 3. Penyaluran dana syang berasal dari mudharabah muqqayadah 4. Pengungkapan yang diperlukan sesuai dengan PSAK 101 : penyajian laporan keuangan syariah

11 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan oleh penulis terhadap pelaksanaan bagi hasil mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia Tbk, dalam melakukan penelitian ini penulis berusaha mengevaluasi tentang prinsip pembiayaan bagi hasil yang digunakan oleh Bank Muamalat Indonesia tbk, disini penulis menyimpulkan bahwa Bank Muamalat Indonesia, tbk dalam melakukan bagi hasil yang berkaitan dengan pembiayaan mudharabah salah satu yaitu Tabungan mudharabah dan deposito mudhrabah bahwa pembiayaan mudharabah di Bank Muamalat Indonesia Tbk, diberikan dalam bentuk modal kerja berupa kas dan asset non kas. Besarnya nisbah bagi hasil pembiayaan mudharabah ditentukan pada awal akad sesuai dengan kesepakatan anatara kedua belah pihak, dan dalam menetapkan besarnya bagi hasil digunakan metode Revenue Sharing. karena kasus yang diberikan oleh bank tidak jelas atau kurang data mengenai beban usaha amupun beban-beban lainnya dan hasil wawancara yang dilakukan penulis oleh pihak Bank Muamalat Tbk, sendiri mengatakan prinsip bagi hasil yang dilakukan oleh bank adalah revenue sharing. Untuk selanjutnya penulis melakukan evaluasi terhadap Pengakuan dan Pengukuran yang dilaksanakan oleh Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Dimana dalam hal ini penulis dapat menyimpulkan bahwa setiap jurnal-jurnal yang dilakukan oleh pihak Bank Muamalat dalam melakukan Pengakuan dan Pengukuran telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akutansi Keuangan No Saran Penyajian dan pengungkapan terhadap Investasi Mudharabah menurut PSAK No. 105 diletakkan dalam dua laporan keuangan yaitu Neraca dan Laporan Laba /Rugi. Untuk Laba/Rugi Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah melaksanakan sesuai dengan peraturan yang ada, sedangkan untuk neraca masih ada kekurangan dimana dalam laporan neraca yang dibuat oleh Bank Muamalat Indonesia, Tbk hanya ada Deposito Mudharabah dan Tabungan Mudharabah dan tidak ada penjelasan apakah kedua tabungan tersebut sudah dipisah dengan bagi hasil atau belum. Padahal dalam teorinya seharusnya Deposito Mudharabah dan Tabungan Mudharabah yang sudah dibagi hasilnya dengan yang belum dibagi hasilnya harus ditulis secara terpisah. Setelah melakukan penelitian pembiayaan mudharabah terhadap Bank Muamalat Indonesia, Tbk maka penulis dapat menyarankan hal-hal sebagai berikut : 1. Bagi Bank Muamalat Indonesia Tbk: a. Bahwa sebaiknya Bank Muamalat dalam menentukan akad pembiayaan mudharabah seharusnya memberikan keterangan sejelas-jelasnya mengenai isi akad tersebut, sehingga tidak terjadi kesalah fahaman antar nasabah dengan bank. b. Dan dalam menentukan bagi hasil sebaiknya menggunakan profitsharing, agar seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan ditanggung bersama. Dan resiko Pengolala dana tidaklah begitu besar dalam melakukan pembiayaan tersebut. 2. Bagi Pemerintah : a. Sebaiknya dalam menentukaan udang-undang mengenai perbankkan syariah harus diperjelas lagi dan benar-benar berpedoman kepada Al-Quran dan hadis. b. Membuat bank central yang berbasis syariah, sehingga seluruh perbankan yang berbasis syariah benar-benar bisa murni syariah. Tanpa terkait dengan bunga atau riba sama sekali. c. Berikanlah perhatian yang lebih kepada Bank Syariah atau Perusahan-perusahaan yang berbasis syariah agar mendorong perusahan-perusahaan yang berbasis syariah tersebut menjadi lebih baik dan lebih maju dibandingkan Bank Konvensional.

12 3. Bagi penulis a. Dalam hal ini penulis menyarankan bahwa sebaiknya dibuatkan lagi peneltianpenelitian lainnya seperti melakukan penelitian pada pembiayaan, Musyarakah, Mudharabah Mutlaqah, Mudharabah Musytarakah dan pembiayaan lainnya. b. Dalam melakukan suatu penelitian harus lebih banyak lagi dalam memperoleh referensi-referensi mengenai buku-buku dan sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian. REFERENSI Hadi.(2011 ). Problematika Pembiayaan Mudharabah Di Perbankan Syariah Indonesia. Jurnal Maslahah, Vol 2 ( 1-14 ), Diakses 1 April 2013 Harahap, A. Wiroso., Yusuf, M.( 2010 ). Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta: Penerbit LPFE Usakti Hulam ( 2010 ) Jaminan Dalam Transaksi Akad Mudharabah Pada Perbankan Syariah, Jurnal Mimbar Hukum, Vol 22 No. 3 ( ), Diakses 1 April 2013 Marpaung, dan Rosita ( 2012 ). Analisis Perlakuan Akuntansi Pendanaan Mudharabah Dalam Kaitannya dengan PSAK 105 pada PT Bank Jabar Banten Syariah. Jurnal Ilmiah ranggading, Vol 12 No. 2 ( ), Diakses 29 Maret 2013 Muamalat Institute,.(2011). Research Training Consulting & Publication: Jakarta: M.I Pradja, W.( 2012 ). Ekonomi Syariah. Bandung : Cv. Pustaka Setia Rosita.( 2012 ). Studi Pembiayaan Mudharabah dan Laba Perusahaan Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Bogor ( Study of Mudharabah and Profit in Bank Muamalat). Jurnal Ilmiah Kesatuan Vol: 14 No: 1 ( ), Diakses 5 April 2013 Slamet, Taufan.( 2012 ). Memahami Akuntansi Syariah Di Indonesia. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media Sudarsono, H.( 2012 ). Bank & Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia Wangsawidjaja, A.( 2012 ). Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka Urama Wardi, Putri ( 2011) Analisis Perlakuan Akuntansi Syariah Untuk Pembiayaan Murabahah, Mudharabah serta kesesuainnya dengan PSAK No. 102 dan 105. Jurnal Pekbis, Vol: 3 No: 1 ( ), Diakses 5 April Yusuf,M.,Wiroso,.( 2011 ). Bisnis Syariah Edisi 2. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media. Wiyono,S.,Maullamin,T..( 2012 ). Memahami Akuntansi Syariah Di Indonesia. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media. RIWAYAT PENULIS Hayatunufus lahir di Jakarta pada 9 Juli Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2013.

13

BAB I PENDAHULUAN. pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di. yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan

BAB I PENDAHULUAN. pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di. yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di dalamnya mencakup hampir semua

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan analisis penerapan PSAK 105 terhadap

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan analisis penerapan PSAK 105 terhadap BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan melakukan analisis penerapan PSAK 105 terhadap pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Analisis ini dilaksanakan untuk melihat penerapaannya

Lebih terperinci

Daftar wawancara ( pertayaan dan jawaban ) Respondennya adalah Ibu Diyah Maryatini selaku Marketing Manager Financing Bank Muamalat Indonesia.

Daftar wawancara ( pertayaan dan jawaban ) Respondennya adalah Ibu Diyah Maryatini selaku Marketing Manager Financing Bank Muamalat Indonesia. L- 1 LAMPIRAN 1 Daftar wawancara ( pertayaan dan jawaban ) Respondennya adalah Ibu Diyah Maryatini selaku Marketing Manager Financing Bank Muamalat Indonesia. 1. Pertayaan: Seperti yang kita tahu bahwa

Lebih terperinci

JURNAL. ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 105 ATAS PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk

JURNAL. ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 105 ATAS PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk JURNAL ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 105 ATAS PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk Oleh: NAMA : Inna Kurniawati NPM : 12.1.01.04.0007 Dibimbing oleh : 1. Elis Irmayanti, SE, M.Pd 2.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 72 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan PSAK No. 105 Tentang Sistem Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 1. Penerapan sesuai dengan PSAK No. 105 Tabel

Lebih terperinci

Konsep dan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Tri Irawati 4)

Konsep dan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Tri Irawati 4) Konsep dan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Tri Irawati 4) ISSN : 1693 1173 Abstrak Bagi hasil dalam perhitungan pendapatan di Bank Syariah berbeda konsep dengan bank konvensional. Dalam bank syariah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah IV.1.1 Prinsip Bagi Hasil dan Risiko Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Mudharabah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis melakukan evaluasi terhadap bagi hasil pembiayaan mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya evaluasi ini untuk

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah Di Bank Harta Insan Karimah 4.1.1 Prinsip Bagi Hasil dan Risiko Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Mudharabah di Bank

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi dan Bank Syariah 1. Pengertian Akuntansi Syariah Akuntansi syariah adalah teori yang menjalankan bagaimana mangalokasikan sumber-sumber yang ada secara adil bukan pelajaran

Lebih terperinci

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan BAB 1V PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Evaluasi ini dilaksanakan untuk menganalisis apakah seluruh rangkaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Ada berbagai jurnal yang telah meneliti tentang PSAK 105 dan kesesuaiannya dengan system yang ada di lembaga keuangan syariah diantaranya : Turrosifa

Lebih terperinci

ANALISIS AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH DI PERBANKAN SYARIAH

ANALISIS AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH DI PERBANKAN SYARIAH MONETER, VOL. I NO. 1 APRIL 214 ANALISIS AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH DI PERBANKAN SYARIAH Indria Widyastuti Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti bahwa Islam diperuntukan bagi seluruh umat manusia di muka bumi dan dapat diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun 1971 yaitu Social Bank, di Jeddah yaitu Saudi Arabian Islamic Bank pada tahun 1975, dan

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN Studi Kasus pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, Cabang Bogor

EVALUASI PENERAPAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN Studi Kasus pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, Cabang Bogor Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 11 No. 1, April 2011 JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 11 No. 1, April 2011 : 57-64 EVALUASI PENERAPAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan/ perbankan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Metode Bagi Hasil Mudharabah dalam PT. Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan IAI No. 59 Tentang Akuntansi Perbankan Syariah bahwa metode bagi hasil mudharabah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank Mega Syariah Indonesia Sejarah kelahiran Bank Mega Syariah Indonesia berawal dari akuisisi PT Bank Umum Tugu oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbankan syariah di Indonesia, pertama kali dipelopori oleh Bank Muamalat Indonesia yang berdiri pada tahun 1991. Bank ini pada awal berdirinya diprakarsai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan di awali berdirinya Bank Syariah pada tahun 1992 oleh bank yang di beri nama dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI), sebagai pelopor berdirinya perbankan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula permintaan atau kebutuhan pendanaan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Namun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan

Lebih terperinci

IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER

IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER A. Definisi 01. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lain dimana Bank mempunyai hak untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti di susun berdasarkan pada penelitian-penelitian yang terdahulu beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan prinsip wadiah maupun prinsip mudharabah atau di sebut juga dengan. prinsip bagi hasil, prinsip ujroh, dan akad pelengkap.

BAB I PENDAHULUAN. dengan prinsip wadiah maupun prinsip mudharabah atau di sebut juga dengan. prinsip bagi hasil, prinsip ujroh, dan akad pelengkap. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran bank baik Bank umum syariah maupun Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) syariah adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Penghimpunan dana dilakukan

Lebih terperinci

Afifudin, SE., M.SA., Ak. atau (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Afifudin, SE., M.SA., Ak.   atau (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193 Malang Telp. 0341-571996 Fax.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja keuangan Bank Muamalat Bank Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah.

Lebih terperinci

AKUNTANSI MUDHARABAH (psak 105)

AKUNTANSI MUDHARABAH (psak 105) Disampaikan oleh Wiroso AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUDHARABAH (psak 105) This training material is solely for the use of training participants. No part of it may be circulated, quoted, or reproduced

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL Nama : Suci Lestari NPM : 26210706 Kelas : 3EB14 Jurusan : Akuntansi Latar Belakang

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 9: Akuntansi Akad Mudharabah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI Secara harfiah mudharabah berasal dari kata dharb di muka bumi yang artinya melakukan perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah sebagaimana bank konvensional memiliki fungsi sebagai perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu menghimpun

Lebih terperinci

Analisis Tata Kelola Penyaluran Dana Berbasis Bagi Hasil pada Lembaga Keuangan Syariah

Analisis Tata Kelola Penyaluran Dana Berbasis Bagi Hasil pada Lembaga Keuangan Syariah Analisis Tata Kelola Penyaluran Dana Berbasis Bagi Hasil pada Lembaga Keuangan Syariah Ringkasan Penelitian Bank Syariah dikenal sebagai bank dengan ciri khas bagi hasil. Ciri ini tergambar kuat pada aspek

Lebih terperinci

Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi Mudharabah Pada BMT Itqan Bandung

Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi Mudharabah Pada BMT Itqan Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-07 Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi

Lebih terperinci

Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership)

Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership) Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership) Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah merupakan bagian dari pelaksanaan ekonomi Islam. Bank syariah atau Lembaga Keuangan Syariah (LKS) adalah setiap lembaga yang kegiatan usahanya di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bank 1. Pengertian Bank Konvensial Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tujuan pustaka yang di jelaskan pada bab II, maka dalam bab ini saya akan membahas perlakuan akuntansi pendapatan atas pembiayaan mudharabah pada bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu Negara yaitu sebagai lembaga perantara keuangan. Sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan

BAB II LANDASAN TEORI. Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan A. Perbedaan Bank Konvensional Dengan Bank Syariah Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan syariah atau prinsip agama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 31 tentang Akuntansi Perbankan (revisi 2000:31.1) Bank adalah suatu lembaga yang berperan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA 83 BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA A. Mekanisme Produk Simpanan Berjangka (deposito) di

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Antonio, Muhammad Syafi i, 2002, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Antonio, Muhammad Syafi i, 2002, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta. 70 DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi i, 2002, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta. Baiquni, M. S, 2010, Akuntansi Istishna Paralel Perbankan. http://ekonomipolitikislam.blogspot.com/2010/08/akuntansi-istishnaparalel-perbankan.html,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu yang memiliki topik yang sama. Penelitian tersebut antara lain : 2.1.1 Susi

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 3: Laporan Keuangan Entitas Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH KAREKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Karakteristik

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ahmed, Salman. (2011). Analysis Of Mudharabah and A New Approach to Equity

DAFTAR PUSTAKA. Ahmed, Salman. (2011). Analysis Of Mudharabah and A New Approach to Equity DAFTAR PUSTAKA Agustianto (2008). Pembatalan Mudharabah. PSTTI-UI : Jakarta Ahmed, Salman. (2011). Analysis Of Mudharabah and A New Approach to Equity Financing in Islamic Finance. Vol : 6, No. 5, 2011.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Revenue Sharing 1. Pengertian Revenue Sharing Menurut Slamet Wiyono (2005 : 57) Revenue sharing berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari dua kata yaitu, revenue yang berarti:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan embel-embel Islam, karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa saat itu akan melihatnya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. melalui jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjalankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diantara berbagai kebijaksanaan ekonomi yang dilaksanakan pemerintah, bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian pemerintah karena bank merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan dunia perbankan. Hampir semua aktivitas perekonomian memanfaatkan perbankan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian yang mengelola dana dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, lembaga pembiayaan

Lebih terperinci

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan penting dalam menunjang kemajuan perekonomian suatu negara. Keberadaan perbankan sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Gunarto Suhardi (2003:17) disebutkan bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Gunarto Suhardi (2003:17) disebutkan bahwa BAB II LANDASAN TEORI II.1 Gambaran Umum Bank di Indonesia II.1.1 Pengertian Bank Menurut Gunarto Suhardi (2003:17) disebutkan bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah

Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah 1. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari revenue sharing,gross profit sharing dan profit sharing dalam mudharabah! Buatlah contoh perhitungannya!

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Awal kelahiran sistem perbankan syariah di latar belakangi oleh pembentukan sistem berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011), 32

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011), 32 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencangkup kelembagaan kegiatan usaha, serta cara dan proses

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. PERBANKAN SYARIAH Modul ke: MUDHARABAH Fakultas FEB AFRIZON Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Investasi mudharabah adalah pembiayaan yang di salurkan oleh bank syariah kepada pihak lain untuk

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Syarat Transaksi sesuai Syariah a.l : Tidak Mengandung unsur kedzaliman Bukan Riba Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH SESI 2: Laporan Keuangan dan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Perbandingan LK Perbankan BANK KONVENSIONAL (PSAK 1) 1. Neraca 1. Neraca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi 1.1.1 Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah PT. Bank Negara Indonesia didirikan pada tanggal 5 Juli 1946 berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH Heny Kurniati dan Hendri Maulana Universitas Ibn Khaldun Bogor ABSTRAK Industri perbankan syariah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial intermediary, artinya lembaga bank adalah lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia saat ini organisasi bisnis Islam yang berkembang adalah bank syariah. Salah satu penyebab yang menjadikan bank syariah terus mengalami peningkatan adalah

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF PERHITUNGAN BONUS ANTARA PRODUK TABUNGAN (SUKU BUNGA) DAN TABUNGAN MUDHARABAH SERTA TABUNGAN WADIAH

ANALISIS KOMPARATIF PERHITUNGAN BONUS ANTARA PRODUK TABUNGAN (SUKU BUNGA) DAN TABUNGAN MUDHARABAH SERTA TABUNGAN WADIAH 1 ANALISIS KOMPARATIF PERHITUNGAN BONUS ANTARA PRODUK TABUNGAN (SUKU BUNGA) DAN TABUNGAN MUDHARABAH SERTA TABUNGAN WADIAH Dian Pramana Universitas Negeri Surabaya Email: dianstark@gmail.com Abstract The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan syariah di Indonesia tengah menjamur dimana-mana. Bank-bank konvensional di Indonesia banyak membuka Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Umum Syariah (BUS).

Lebih terperinci

BAB II TI NJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, landasan hukum dan prinsip dasar perbankan syariah

BAB II TI NJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, landasan hukum dan prinsip dasar perbankan syariah BAB II TI NJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian, landasan hukum dan prinsip dasar perbankan syariah Pengertian Bank Syariah Ketentuan tentang kegiatan usaha bank berdasarkan prinsip syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari

BAB I PENDAHULUAN. gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah dilandasi dengan kehadiran dua gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam kegiatan usaha dan lembaga keuangan (bank, asuransi, pasar modal, reksa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh orang islam yang ingin terhindar dari transaksi bank yang dipandang mengandung

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk) ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk) NAMA : SILPIA NAVITA SARI NPM : 21208165 JURUSAN : AKUNTANSI DOSEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkannya. Bank juga dikenal sebagai lembaga keuangan. yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkannya. Bank juga dikenal sebagai lembaga keuangan. yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Bank juga dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima

Lebih terperinci

JENI WARDI & GUSMARILA EKA PUTRI. Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning ABSTRAK

JENI WARDI & GUSMARILA EKA PUTRI. Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning   ABSTRAK 447 ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI SYARIAH UNTUK PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, SERTA KESESUAIANNYA DENGAN PSAK NO. 102, DAN 105 JENI WARDI & GUSMARILA EKA PUTRI Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian bank menurut UU No 7 tahun 1992 adalah badan usaha yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian bank menurut UU No 7 tahun 1992 adalah badan usaha yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tinjauan Tentang Bank Syariah 2.1.1.1 Pengertian Bank Syariah Pengertian bank menurut UU No 7 tahun 1992 adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Islam saat ini berkembang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan berkembangnya lembaga keuangan syariah di Indonesia dan Negara lainnya. Sejak tahun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum sistem ekonomi yang melakukan kegiatan perekonomian akan berakhir dengan transaksi. BNI Syariah sebagai bank yang menjalankan kegiatan perbankannya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah ini salah satunya dicirikan dengan sistem bagi hasil (non bunga)

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah ini salah satunya dicirikan dengan sistem bagi hasil (non bunga) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Konsep perbankan syariah adalah hal yang baru dalam dunia perbankan di Indonesia, terutama apabila dibandingkan dengan penerapan konsep perbankan konvensional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian suatu Negara tidak akan lepas dari dunia perbankan. Oleh karena itu keadaan suatu bank di suatu Negara dapat menjadi ukuran kemajuan Negara

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH. (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH. (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk) ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk) Desiana, Mohamad Heykal Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah pertama di Indonesia merupakan hasil kerja tim perbankan MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) yang akte pendiriannya ditandatangani

Lebih terperinci

STUDI PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN LABA PERUSAHAAN PADA PT BANK MUAMALAT INDONESIA TBK. CABANG BOGOR

STUDI PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN LABA PERUSAHAAN PADA PT BANK MUAMALAT INDONESIA TBK. CABANG BOGOR STUDI PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN LABA PERUSAHAAN PADA PT BANK MUAMALAT INDONESIA TBK. CABANG BOGOR (Study of and Profit in Bank Muamalat) Oleh/By: Siti Ita Rosita Dosen STIE Kesatuan ABSTRAK mudharabah

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk.

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk. PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk. NAMA : RINA ARIANI NPM : 21208507 JURUSAN : AKUNTANSI DOSEN PEMBIMBING : DR. MASODAH, SE., MMSI PENDAHULUAN

Lebih terperinci

AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106)

AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106) Disampaikan oleh Wiroso AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106) This training material is solely for the use of training participants. No part of it may be circulated, quoted, or reproduced

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sistem syariah dalam satu dekade terakhir ini di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sistem syariah dalam satu dekade terakhir ini di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan sistem syariah dalam satu dekade terakhir ini di Indonesia semakin pesat. Hal ini ditandai dengan berdirinya lembaga-lembaga keuangan syariah. Di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah kemitraan/kerja sama dengan prinsip bagi hasil, hal ini merupakan sesuatu yang menarik untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional adalah untuk menawarkan sistem perbankan alternatif bagi umat Islam yang membutuhkan atau ingin memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aturan ekonomi yang ada dalam Al-Qur an dan Al-Hadits, telah. mengatur sistem ekonomi dengan teliti melalui nilai-nilainya yang

BAB I PENDAHULUAN. Aturan ekonomi yang ada dalam Al-Qur an dan Al-Hadits, telah. mengatur sistem ekonomi dengan teliti melalui nilai-nilainya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aturan ekonomi yang ada dalam Al-Qur an dan Al-Hadits, telah mengatur sistem ekonomi dengan teliti melalui nilai-nilainya yang Universal, yaitu bahwa setiap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank Syariah Mega Indonesia, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. PT Bank Syariah

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh AKUNTANSI BANK SYARIAH Imam Subaweh Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tinjauan pustaka yang dijelaskan pada bab II, maka dalam bab ini saya akan membahas perlakuan akuntansi pendapatan atas pembiayaan mudarabah pada bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia merupakan pangsa pasar yang sangat besar untuk pengembangan industri keuangan Syariah. Investasi Syariah di pasar

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH

AKUNTANSI BANK SYARIAH AKUNTANSI BANK SYARIAH Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku KDPPLK umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi menempati posisi yang sangat vital pada era perekonomian modern saat ini. Lalu lintas perdagangan dalam skala domestik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan syariah di Indonesia semakin berkembang seiring dengan berkembangnya pertumbuhan penduduk yang berpenduduk mayoritas beragama islam. Perbankan syariah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga Keuangan Syariah (LKS) merupakan salah satu bagian dari konsep sistem ekonomi Islam yang lebih luas. Dalam menjalankan kegiatan bisnis dan usahanya, Lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan, salah satunya adalah bank. Dalam al-qur an, istilah

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan, salah satunya adalah bank. Dalam al-qur an, istilah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia diiringi dengan munculnya berbagai institusi komersial yang bergerak di bidang keuangan, salah satunya adalah

Lebih terperinci