BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah
|
|
- Sudirman Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah IV.1.1 Prinsip Bagi Hasil dan Risiko Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Mudharabah di Bank Jabar Banten Syariah Prinsip bagi hasil dalam penghimpunan dana hanya terdapat dalam prinsip Mudharabah sedangkan dalam prinsip Wadiah bank tidak di haruskan melakukan bagi hasil terhadap nasabah, bank hanya akan memberikan bonus sesuai dengan kerelaan bank dan tidak boleh di perjanjikan sebelumnya. Sedangkan apabila mengalami kerugian akibat dari digunakannya dana oleh bank maka bank akan bertanggungjawab atas kerugian tersebut, sebaliknya apabila bank tidak menggunakan dana nasabah tersebut maka risiko tetap ditanggung nasabah sendiri. Risiko dalam arti bahwa apabila terjadi hal yang di luar kemampuan bank seperti terjadi bencana alam, maupun perang, maka bank tidak bisa di mintakan tanggung jawabnya. Hal ini disebabkan bank tidak memperoleh manfaat dari dana atau barang yang dititipkan. Bank bisa saja meminta imbalan jasa atas penitipan barang tersebut. Pembayaran imbalan bank syariah kepada deposan (pemilik dana) dalam bentuk bagi hasil besarnya sangat tergantung dari pendapatan yang diperoleh oleh bank sebagai mudharib atas pengelolaan dana mudharabah tersebut, apabila bank syariah memperoleh pendapatan yang besar maka bagi hasil juga akan besar, sebaliknya apabila bank memperoleh 55
2 pendapatan yang kecil maka bagi hasil juga akan sedikit. Adapun cara perhitungan bagi hasil adalah dengan Revenue Sharing artinya bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya bagi hasil di perbankan syariah yaitu: a. Besaran kontribusi dana investasi Tidak semua dana dapat di investasikan langsung oleh bank karena adanya aturan yang mengharuskan untuk menyediakan dana untuk giro wajib minimum di Bank Indonesia. Besarnya dana yang di investasikan ini akan dihitung dengan persentasi dari semua dana Mudharabah, jika bank memutuskan bahwa dana untuk investasi adalah 90% maka dana yang disimpan ada di giro wajib minimum Bank Indonesia adalah 10%. b. Penentuan jenis sumber dana yang diikutsertakan dalam bagi hasil Pada prinsipnya semua dana yang dihimpun oleh Perbankan Syariah dapat diinvestasikan, tetapi untuk dana wadiah tergantung kesepakatan dengan deposan sejak awal apakah dananya dapat investasikan. c. Jenis penyaluran dana dan pendapatan yang terkait Dari hasil penelitian jenis penyaluran dana ini adalah semua kegiatan penyaluran dana seperti pembiayaan bagi hasil, jual beli, dan sewa akan menggunakan dana yang di himpun oleh bank dari masyarakat. d. Penentuan pendapatan yang dibagi hasilkan Dalam pendapatan bank ada pendapatan yang nyata diterima dan pendapatan yang masih dalam pengakuan. Pendapatan yang di bagi hasilkan adalah 56
3 pendapatan sudah nyata diterima oleh bank dari keuntungan yang diperoleh, sedangkan pendapatan yang masih dalam pengakuan karena sifatnya belum pasti tidak harus di bagi hasilkan. e. Nisbah yang disepakati sejak awal Besarnya bagi hasil yang diperoleh nasabah (shahibul maal) juga tergantung pada nisbah bagi hasil yang di sepakati sejak awal akad/ perjanjian. Apabila nisbah bagi hasilnya besar maka besar pula bagi hasil yang di peroleh nasabah. IV.1.2 Analisis Perhitungan Sistem Bagi Hasil Tabungan Mudharabah Pada Bank Jabar Banten Syariah 1. Penerapan Sistem Bagi Hasil Tabungan Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, sistem bagi hasil tabungan mudharabah yang diterapkan oleh BJB Syariah Cabang adalah sistem revenue sharing. Sistem ini mempunyai pengertian bahwa adanya pembagian hasil, penghasilan atau pendapatan antara shahibul maal (nasabah) dengan mudharib (BJB Syariah). Jika pihak bank mengalami kerugian maka kerugian tersebut di tanggung oleh kedua belah pihak yaitu nasabah dan BJB Syariah Cabang. Dengan asumsi bahwa kerugian tersebut disebabkan oleh Bank sebagai mudharib dalam mengelola tabungan akan tetapi semua ada 57
4 kesepakatan antara shahibul maal (nasabah) dengan mudharib (BJB Syariah) pada waktu melakukan akad. Dalam pembagian hasil, BJB Syariah mempunyai standar nominal tabungan untuk setiap nasabah, yaitu minimal mempunyai tabungan sebesar Rp Dan untuk dibawah standar tersebut nasabah tidak mendapatkan bagi hasil disetiap bulannya. Pembagian hasil yang diberikan oleh BJB Syariah Cabang Depok sebagai mudharib (pengelola modal) dilakukan dengan melalui proses perhitungan bagi hasil. Hal ini juga tidak lepas dengan posisi BJB Syariah yang juga sebagai shahibul maal (pemilik modal) dalam menyalurkan dana melalui produk pembiayaan. 2. Proses Perhitungan Bagi Hasil Tabungan Dalam perhitungan bagi hasil, langkah- langkah awal dalam penentuan bagi hasil adalah : a. Penetapan nisbah bagi hasil untuk tabungan mudharabah sebesar 40% : 60%, jadi 40% untuk shahibul maal (nasabah) dan 60% untuk mudharib (BJB Syariah). b. Menghitung saldo rata-rata tabungan masing-masing nasabah. Contoh perhitungannya adalah seperti dibawah ini : Bapak Abdullah mempunyai rekening di BJB Syariah Cabang Depok tabungannya di kartu menunjukkan transaksi sebagai berikut: 58
5 Tabel IV.1 Bentuk Buku Tabungan Bapak Abdullah Tgl Snd Debet Kredit Saldo Val 01/01/ /01/ /01/ /01/ Sumber : Data diolah dari laporan keuangan BJB Syariah Depok Dalam mencari saldo rata-rata tabungan harian adalah sebagai berikut: 01/03/09-04/03/09 = 4 hari x Rp = Rp ,- 05/03/09-10/03/09 = 6 hari x Rp = Rp ,- 11/03/09-20/03/09 = 10 hari x Rp = Rp ,- 21/03/09-31/03/09 = 11 hari x Rp = Rp ,- Jumlah = 31 hari = Rp ,- Sehingga saldo rata-rata harian = Rp : 31 hari = Rp ,8 c. Menghitung total saldo rata- rata nasabah d. Menghitung jumlah pendapatan BJB Syariah Pendapatan BJB Syariah diperoleh dari keuntungan produk pembiayaan, wakalah, dan pendapatan lain- lain. Dan perhitungan pendapatan menggunakan pendekatan revenue sharing yaitu pendapatan yang dibagikan kepada nasabah adalah pendapatan 59
6 bank yang akan dibagikan dihitung berdasarkan pendapatan kotor (gross sales). Dengan mengetahui hasil akhir dari 4 langkah-langkah diatas, maka proses perhitungan bagi hasil di BJB Syariah Cabang Depok adalah rumus perhitungan bagi hasil adalah: Bagi Hasil = Keuntungan x nisbah x saldo rata- rata tabungan anggota Total saldo rata- rata tabungan harian Cara perhitungan untuk nasabah adalah : - Bagi hasil kotor = Bagi hasil nasabah = Rp AA - Zakat (2,5%) = Rp AA x 2,5% = Rp BB - Bagi hasil setelah zakat = Rp AA Rp BB = Rp CC - Pajak = Rp CC x 20% = Rp DD - Bagi hasil netto = Rp CC Rp DD = Rp EE 3. Pendistribusian Bagi Hasil Tabungan Berdasarkan hasil wawancara dengan teller dan pengamatan, Pendistribusian bagi hasil tabungan mudharabah dilakukan oleh BJB Syariah Cabang Depok pada tiap akhir bulan dapat dipotongan zakat dan apabila saldo lebih dari Rp maka akan dipotong pajak. Distribusi bagi hasil tabungan mudharabah dibagi kepada nasabah dengan menambahkan pada saldo tabungan milik nasabah. Dalam penentuan perolehan bagi hasil tabungan mudharabah, BJB Syariah Cabang Depok tidak membatasi jumlah hari dalam menginvestasikan dana 60
7 dari nasabah. Namun BJB Syariah hanya memberi standar minimal jumlah saldo tabungan nasabah yaitu sebesar Rp Dengan demikian, meskipun anggota/ nasabah bertransaksi pada akhir bulan dengan minimal saldo tabungan Rp , mereka akan langsung mendapatkan bagi hasil pada akhir bulan pendistribusian pendapatan. Namun perolehan besarnya bagi hasil disesuaikan dengan jangka waktu transaksi (saldo rata-rata tabungan). Dengan penerapan distribusi hasil seperti di atas, maka dalam hal ini nasabah lebih diuntungkan, keuntungan yang dirasakan oleh nasabah adalah tidak adanya batasan jumlah hari dalam penentuan dapat/ tidaknya bagi hasil. Sedangkan bagi BJB Syariah, meskipun uang yang ditabung nasabah pada akhir bulan masih belum tersalurkan ke produk pembiayaan, namun nasabah tetap mendapatkan bagi hasil. Oleh karena itu secara otomatis karyawan BJB Syariah harus bekeja lebih ekstra untuk menyalurkan dana pihak ketiga dalam memperoleh keuntungan. 4. Implementasi Perhitungan Bagi Hasil Tabungan Mudharabah Pada bulan April Bapak Hidayat mempunyai rekening tabungan di BJB Syariah Cabang Depok dengan saldo rata-rata tabungan Rp Saldo rata-rata dari total tabungan mudharabah sebesar Rp dan memperoleh pendapatan sebesar Rp Nisbah yang ditetapkan adalah 60 : 40. Dengan data ini dapat dihitung presentase bagi hasil BJB Syariah dalam tabungan mudharabah selama bulan Juni, serta jumlah bagi hasil yang diperoleh Bapak Abdullah. Presentase bagi hasil BJB Syariah Cabang Depok adalah sebagai berikut : 61
8 Bagi hasil BJB Syariah = Rp x 60% x Rp Rp = Rp ,- Bagi hasil Nasabah = Rp x 40% x Rp Rp = Rp ,- Cara perhitungan bagi hasil untuk nasabah : - Bagi hasil kotor = Rp Zakat (2,5%) = Rp x 2,5% = Rp Bagi hasil setelah zakat = Rp Rp = Rp Pajak = Rp x 20% = Rp Bagi hasil netto = Rp Rp = Rp Dengan melihat hasil pembagian diatas, maka perhitungan bagi hasil Bank BJB Syariah dapat memberikan bagi hasil yang bersih dan penuh berkah, karena pada sistem bagi hasil Tabungan Mudharabah yang diterapkan BJB Syariah telah sesuai dengan prinsip syariah dan tidak dikenakan biaya administrasi dalam perhitungan bagi hasil. Penentuan nisbah dan perhitungan bagi hasil pada Tabungan Mudharabah di BJB Syariah didasarkan pada: a) Besarnya nisbah didasarkan atas kesepakatan bersama. b) Perhitungan bagi hasil akan dilakukan atas dasar saldo rata-rata. c) Bagi hasil akan akan dibayarkan setiap bulan. 62
9 d) Pajak atas tabungan akan dipotong dari bagi hasil sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku Tabel IV.2 Hasil Deskripsi Data Tabungan Mudharabah Bank Jabar Banten Syariah ASPEK TABUNGAN 1. Transaksi a. Prinsip/ akad Mudharabah Mutlaqah b. Fasilitas Buku tabungan c. Setoran Ada penambahan d. Penarikan Memakai slip tabungan 2. Bagi Hasil a. Sistem Revenue Sharing b. Nisbah 60 : 40 c. Perhitungan Menggunakan rata- rata harian d. Syarat Perolehan Minimal saldo Rp Distribusi a. Waktu Setiap akhir bulan b. Pembagian Penambahan saldo tabungan 4. Faktor yang mempengaruhi Bagi Hasil Jumlah dana yang tersedia, pendapatan bank, nisbah, jangka waktu tabungan karena berpengaruh pada lamanya investasi 5. Pencatatan Akuntansi Tabungan Mudharabah di Bank Jabar Banten Syariah Berdasarkan perhitungan seperti contoh diatas maka pencatatan jurnal yang dilakukan Bank Jabar Banten yaitu : 63
10 a. Pencatatan pada saat menerima setoran awal Dr. Kas Rp Cr. Tabungan Mudharabah Rp b. Pencatatan pada saat perhitungan bonus dan bagi hasil Dr. Biaya Bagi Hasil Tabungan Rp Cr. Bagi Hasil Yang Masih Harus Dibayar Tabungan Rp c. Pencatatan pada saat pembebanan ke rekening tabungan Dr. Bagi Hasil Yang Masih Harus Dibayar Tabungan Rp Cr. Rekening Tabungan Nasabah Rp d. Pencatatan penyetoran pajak Dr. PPh 21 Rp Cr. Kas Negara BI Rp Penjelasan : Pencatatan yang dilakukan Bank Jabar Banten Syariah telah sesuai dengan PSAK IV.1.3 Analisis Perhitungan Sistem Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank Jabar Banten Syariah 1. Penerapan Sistem Bagi Hasil Deposito Deposito di BJB Syariah telah mengikuti prinsip- prinsip mudharabah sebagaimana tertuang dalam ketentuan hukum syariah. Kedudukan deposito mudharabah tidak dianggap sebagai hutang bank dan piutang nasabah. Desosito mudharabah merupakan 64
11 investasi nasabah kepada bank syariah, sehingga dalam akuntansinya, kedudukan deposito tidak dicatat sebagai hutang bank, tetapi dicatat dan disebut sebagai investasi dan BJB Syariah menggunakan investasi tidak terikat (mudharabah muthlaqah). Dalam pembagian hasil, standar nominal deposito untuk setiap nasabah, yaitu minimal mempunyai deposito sebesar Rp , dengan jangka waktu 1, 3, 12, dan 24 bulan. 2. Proses Perhitungan Bagi Hasil Deposito Dalam perhitungan bagi hasil deposito mudharabah, BJB Syariah memiliki beberapa pilihan dalam penentuan bagi hasil: a. Pembayaran bagi hasil yang dilakukan setiap ulang tanggal investasi b. Pembayaran bagi hasil yang dibayarkan setiap akhir bulan dengan nisbah normal c. Pembayaran bagi hasil dilakukan setiap ulang tanggal atas deposan dengan spesial nisbah d. Pembayaran bagi hasil dari deposan yang memiliki spesial nisbah dan dibayarkan setiap akhir bulan 3. Pendistribusian Bagi Hasil Deposito Pendistribusian bagi hasil deposito mudharabah sama dengan pendistribusian bagi hasil tabungan mudharabah yang dilakukan setiap akhir bulan dan dapat dipotong dengan zakat (jika nasabah bersedia memberikan zakat) serta dipotong pajak sebesar 20%. 65
12 Distribusi bagi hasil deposito mudharabah diberikan kepada nasabah dengan menambahkan pada saldo deposito milik nasabah. Deposito nasabah akan disalurkan ke produk pembiayaan sesuai kebutuhan investasi periode tersebut karena BJB Syariah mengunakan aliran dana mudharabah muhtlaqah dimana seluruh dana nasabah dapat digunakan tanpa ada pembatasan tertentu pada pelaksanaan usaha yang dibiayai maupun akad yang digunakan. 4. Perhitungan Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah a. Contoh perhitungan Deposito Mudharabah pembayaran bagi hasil yang dilakukan setiap ulang tanggal investasi Pada tanggal 24 Juni 2009 Tuan Ahmad menginvestasikan uangnya dalam bentuk deposito mudharabah sebesar Rp untuk jangka waktu 1 bulan dengan nisbah 65 untuk Tuan Ahmad dan 35 untuk BJB Syariah. Bank mengambil kebijakan untuk membayarkan bagi hasil kepada deposan setiap ulang tanggal pembukaan investasi deposito mudharabah. Perhitungan bagi hasil deposito mudharabah dengan rumus umum dengan return kelompok dana deposito mudharabah dan pembayaran bagi hasil dilkukan setiap tanggal mulai investasi (tanggal 24). Bagi hasil = (SRIR x HBH x RHPD) / (365 x 100) = ( x 30 x 5,93125) / (365 x 100) = Rp
13 b. Contoh perhitungan bagi hasil deposito pembayaran bagi hasil yang dibayarkan setiap akhir bulan dengan nisbah normal Pada tanggal 24 Juni 2009 Tuan Ahmad menginvestasikan uangnya dalam bentuk deposito mudharabah sebesar Rp untuk jangka waktu 1 bulan dengan nisbah 65 untuk Tuan Ahmad dan 35 untuk BJB Syariah. Bank mengambil kebijakan untuk membayarkan bagi hasil kepada deposan setiap akhir bulan sesuai dengan jumlah harinya. Perhitungan bagi hasil deposito mudharabah dengan rumus umum dan return kelompok dana. Bagi hasil = (SRIR x HBH x RHPD) / (365 x 100) = ( x 6 x 5,932125) / (365 x 100) = Rp c. Contoh perhitungan bagi hasil deposito mudharabah, pembayaran bagi hasil dilakukan ulang tanggal atas deposan dengan spesial nisbah Pada tanggal 24 Juni 2009 Tuan Ahmad memginvestasikan uangnya dalam bentuk deposito mudharabah sebesar Rp untuk jangka waktu 1 bulan dengan nisbah 90 untuk nasabah dan 10 untuk BJB Syariah sedangkan untuk nisbah umum adalah 65 untuk nasabah dan 35 untuk BJB Syariah. Bank mengambil kebijakan untuk membayarkan bagi hasil kepada 67
14 deposan setiap ulang tanggal pembukaan investasi deposito mudharabah. Perhitungan dengan rumus umum dan return kelompok dana Nisbah normal = 65 Bagi hasil = (SRIR x HBH x RHPD) / (365 x 100) = ( x 30 x 5,93125) / (365 x 100) = Rp Spesial nisbah = 65 Nisbah tambahan = (90-65) / 65 x Rp = Rp Jadi, jumlah nisbah bagi hasil yang diperoleh Tn. Ahmad sebesar Rp d. Contoh perhitungan bagi hasil dari deposan yang memiliki spesial nisbah dan dibayarkan setiap akhir bulan Pada tanggal 24 Juni 2009 Tuan Ahmad menginvestasikan uangnya dalam bentuk deposito mudharabah sebesar Rp untuk jangka waktu 1 bulan dengan nisbah 90 untuk nasabah dan 10 untuk BJB Syariah sedangkan untuk nisbah umum adalah 65 untuk nasabah dan 35 untuk BJB Syariah. Bank mengambil kebijakan untuk membayarkan bagi hasil kepada deposan setiap akhir bulan sesuai jumlah investasinya. Perhitungan dengan rumus umum dan return kelompok dana 68
15 Nisbah normal = 65 Bagi hasil = (SRIR x HBH x RHPD) / (365 x 100) = ( x 6 x 5,931215) / (365 x 100) = Rp Selisih spesial nisbah dengan nisbah normal Nisbah tambahan = (90-65) / 65 x Rp = Rp Jadi, jumlah nisbah bagi hasil yang diperoleh Tuan Ahmad adalah Rp Keterangan SRI HBH RHPD : Saldo Rata- rata Investasi : Hari Bagi Hasil : Rata- rata Harian Per Deposito 69
16 Tabel IV.3 Data Perhitungan Nisbah Bagi Hasil Bank Jabar Banten Syariah per 30 September 2010 Nominal Rp ,- dan Rp ,- dan Rp ,- a/n Dana Pensiun ASDP. Keterangan Jumlah Total Pendapatan Rp ,00 Total Rata- rata pembiayaan Rp ,63 Total Investasi Rp ,00 Modal Bank Rp ,63 Total Dana Masyarakat Rp ,00 Total Bagi Hasil Rp ,15 Total Dana Deposito Rp ,00 Total Dana Deposito 1 bulan Rp ,00 Total Dana Deposito 3 bulan Rp ,00 Total Dana Deposito 12 bulan Rp ,00 Total Dana Deposito 24 bulan Rp ,00 Sumber : Data Nisbah Bagi Hasil Bank Jabar Banten Syariah KCP Depok 70
17 Cara Menghitung Nisbah : Bagi hasil untuk deposito = Total dana deposito Total dana masyarakat Rp ,00 Rp ,00 Total bagi hasil Rp ,15 Rp ,17 Total bagi hasil deposito 1 bulan Dana deposito 1 bulan Total dana deposito Rp ,00 Rp ,00 Bagi hasil untuk deposito 1 bulan Rp ,17 Rp ,09 Bagi Hasil Nominal Rp ,00 Nominal deposito Total dana deposito 1 bulan Total bagi hasil deposito 1 bulan Rp ,00 Rp ,00 Nisbah bagi hasil Jangka waktu 67% Rp , Rp ,95 71
18 5. Pencatatan Akuntansi Deposito Mudharabah di BJB Syariah (menggunakan perhitungan pembayaran bagi hasil yang dilakukan setiap ulang tanggal investasi) a. Pencatatan pada saat Bank menerima dana setoran Deposito dan Aplikasi Deposito Syariah dari Deposan Dr. Kas Rp Cr. R/P Deposito Rp b. Pencatatan pada saat distribusi bagi hasil melalui rekening Dr. Bagi Hasil Deposito Hak Investor Rp Cr. Rekening (Giro/ Tabungan) Rp Cr. Titipan Pajak Rp c. Pencatatan pada saat pembayaran bagi hasil tunai di sistem Dr. Titipan Bagi Hasil Deposito Rp Cr. Kas Rp Penjelasan : Pencatatan yang dilakukan Bank Jabar Banten Syariah telah sesuai dengan PSAK 72
19 IV.2 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Bagi Hasil Pada Bank Jabar Banten Syariah IV.2.1 Kelebihan Sistem Bagi Hasil Pada Bank Jabar Banten Syariah Sistem bagi hasil merupakan salah satu praktik perbankan syariah, pada Bank Jabar Banten Syariah, metode bagi hasil yang digunakan ialah metode revenue sharing dimana bagi hasil dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana. Dari beberapa kajian ditemukan beberapa hal yang menjadi kelebihan sistem bagi hasil pada Bank Jabar Banten Syariah yaitu : 1. Manajemen pengelolaan dalam hal transparansi pelaporan keuangan sistem bagi hasil BJB Syariah lebih transparan, hal ini dapat dilihat di BJB Syariah setiap bulan ada laporan keuangan yang dapat dibaca, dianalisis, bahkan nasabah dapat menghitung sendiri berapa bagi hasil yang diperoleh dari tabungannya setiap bulan. 2. BJB Syariah tidak mengalami negative spread sehingga lebih tangguh menghadapi krisis ekonomi dan moneter. 3. Mobilisasi dana dan penyaluran sistem bagi hasil BJB Syariah kepada masyarakat memberikan dampak positif kepada pembangunan ekonomi dan sosial. Dalam mobilisasi dana, perangkat bagi hasil memberikan sumbangan penting bagi upaya pemerataan pendapatan. 4. Dapat membantu pengembangan UKM karena dana yang terkumpul di BJB Syariah akan disalurkan untuk UKM di usaha sektor riil untuk kemajuan ekonomi bangsa Indonesia. 73
20 5. Adanya peningkatan kapasitas produksi dengan memenuhi kebutuhan modal yang dapat dipenuhi dengan produk bagi hasil mudharabah dan musyarakah. 6. BJB Syariah memberikan sumbangan yang berarti bagi upaya penyediaaan lapangan pekerjaan baru sehingga dapat mengurangi pengangguran. Keunggulan perbankan syariah telah menarik simpati dan apresiasi dari dunia bisnis di sektor lembaga keuangan. Beberapa lembaga keuangan konvensional internasional telah membuka Islamic Windows, tidak hanya di negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim tetapi juga di negara yang mayoritasnya non-muslim. Di beberapa perguruan tinggi terkenal di Eropa, Amerikat Serikat, dan Australia bahkan telah membuka pusat-pusat kajian lembaga keuangan syariah. Contohnya adalah Harvard University di Amerika Serikat yang telah membuka Harvard Islamic Finance Information Program (HIFI ). IV.2.2 Kekurangan Sistem Bagi Hasil Pada Bank Jabar Banten Syariah Dalam sistem bagi hasil yang diterapkan BJB Syariah juga masih terdapat beberapa kekurangan sehingga harus ada upaya untuk mengevaluasi kekurangan yang ada sehingga pihak bank dapat lebih berkembang. 1. Tingkat ketidakpuasan nasabah di BJB Syariah Setiap nasabah yang membuka tabungan dan deposito yang menggunakan prinsip mudharabah memiliki pembagian nisbah yang berbeda- beda karena nisbah yang didapatkan nasabah sesuai dengan pendapatan bank setiap bulannya. Jika pendapatan bank meningkat maka nisbah juga meningkat, 74
21 sedangkan jika pendapatan bank menurun nisbah juga menurun, sedangkan nasabah menginginkan pembagian yang fix sehingga BJB Syariah seringkali menghadapi calon nasabah yang hanya ingin memasukkan dananya ke Bank yang benar- benar berkompeten. Penjelasan yang diberikan pihak bank seringkali belum bisa meyakinkan nasabah mengenai sistem bagi hasil. 2. Ketidakpastian karakteristik dasar bagi hasil Masih terdapat kebingungan pada karakteristik dasar yang melandasi sistem operasional Bank Syariah termasuk BJB Syariah yang menjalani sistem perbankan syariah,yakni sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil dalam prakteknya masih menyerupai sistem bunga pada bank konvensional. 3. Kurangnya inovasi produk Produk yang ditawarkan BJB Syariah masih belum maksimal, terbukti dengan Bank Jabar Banten hanya memiliki satu jenis produk tabungan yaitu Tabungan ib Maslahah dan satu jenis produk deposito yaitu Deposito ib Maslahah. 75
22 IV.3 Hambatan Dalam Implementasi Pelaksanaan Sistem Bagi Hasil dan Resiko Pada Bank Jabar Banten Syariah Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada Bank Jabar Banten Syariah ditemukan beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Beberapa faktor yang menjadi hambatan implementasi bank syariah terletak pada kendala operasional dalam implementasi sistem bagi hasil yang dibagi dalam dua faktor yaitu faktor yang bersifat internal dan faktor yang bersifat eksternal. Faktor Internal : 1. Sumber daya manusia Keahlian Sumber Daya Manusia (SDM) sangat penting dalam rangka berkompetisi dengan lembaga keuangan lainnya. Di dalam perbankan syariah, SDM yang menguasai dan memahami tentang perbankan syariah khususnya sistem bagi hasil dan resiko pada bank syariah sangat terbatas. Di BJB Syariah, tenaga yang menguasai perbankan syariah sangat terbatas, pengelola dan karyawan BJB Syariah yang memiliki kemampuan dan latar belakang di bidang syariah masih sangat kurang, walaupun hampir semua SDM BJB Syariah merupakan sarjana akan tetapi sangat sedikit yang memiliki latar belakang pendidikan yang berbasis ekonomi syariah yang menjadi landasan operasional bank syariah. Menurut penulis, faktor ini yang menyebabkan nasabah perbankan Syariah seringkali pindah ke bank lain karena menganggap pelayanan dari pihak perbankan Syariah kurang profesional, maka pengembangan SDM bidang perbankan Syariah 76
23 menjadi hal penting karena keberhasilan pengembangan bank Syariah pada level Mikro ditentukan oleh kualitas manajemen dan tingkat pengetahuan dan ketrampilan pengelola bank. Pengembangan SDM bisa dilakukan melalui kerjasama antara perbankan syariah dengan lembaga-lembaga pendidikan yang berada di luar maupun di Indonesia sendiri. 2. Teknologi Sistem Informasi dan teknologi yang ada di BJB Syariah masih kurang sehingga dalam penerapan bagi hasil masih kesulitan dalam menghitung dan memonitor besarnya keuntungan dan kerugian untuk pihak pemilik dana maupun pengelola dana. 3. Jaringan kantor Jaringan kantor juga sangat menentukan dalam memperluas pangsa pasar bank syariah. Saat ini BJB Syariah hanya memiliki kantor cabang pembantu di beberapa lokasi. Pengembangan jaringan kantor diperlukan dalam rangka perluasan jangkauan pelayanan kepada masyarakat. Disamping itu, kurangnya jumlah Bank yang ada juga dapat menghambat perkembangan kerjasama diantara Bank Syariah. Dalam upaya pengembangan dan perluasan jaringan kantor, ada beberapa faktor penting yang diperlukan sebagai dasar pengembangan jaringan. Faktor-faktor tersebut meliputi skala pasar, SDM, sistem dan teknologi, ketimpangan dalam distribusi dana, serta kegiatan ekonomi. 77
24 Faktor Eksternal : 1. Regulasi pemerintah Sampai saat ini belum ada Undang- Undang yang mengatur secara khusus operasional Bank Syariah. Bank Syariah masih mengacu pada Undang- Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang- Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Berbagai peraturan dan Fatwa- Fatwa Dewan Syariah Nasional dirasa masih sangat kurang untuk menghadapi kompleksitas Bank Syariah. 2. Perilaku masyarakat Perilaku masyarakat yang masih menganggap produk Bank Syariah sama saja dengan Bank Konvensional juga menjadi kendala yang dihadapi BJB Syariah, sehingga sampai saat ini BJB Syariah belum berkembang pesat seperti yang diharapkan. 3. Rendahnya riset pasar dan sosialisasi perbankan syariah Manajemen BJB Syariah tidak mengadakan riset untuk mengetahui apa yang diinginkan pasar, sehingga pihak Bank tidak dapat menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas Bank. Kegiatan sosialisasi perbankan syariah amat diperlukan dalam rangka penyebarluasan informasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai perbankan syariah. Hal ini dapat dilakukan secara terus-menerus dengan cara tatap muka dengan para bankir, alim ulama, pemuka masyarakat, pengusaha, akademisi dan masyarakat secara umum. Di masa mendatang bentuk kegiatan sosialisasi diharapkan dapat lebih beragam dengan menggunakan berbagai media masa dan bekerja sama dengan pihak-pihak yang memiliki akses kepada masyarakat luas. 78
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah Di Bank Harta Insan Karimah 4.1.1 Prinsip Bagi Hasil dan Risiko Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Mudharabah di Bank
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
72 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan PSAK No. 105 Tentang Sistem Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 1. Penerapan sesuai dengan PSAK No. 105 Tabel
Lebih terperinciPERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI
PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA TABUNGAN KONVENSIONAL PADA PT. BANK MANDIRI Latar Belakang Bank merupakan badan usaha yang menghimpun
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito
BAB IV PEMBAHASAN A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%)
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)
BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Simpanan Berjangka (SIJANGKA) Di KJKS BMT Walisongo Semarang 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA) a. Syarat syarat pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA), antara lain
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung,
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung, penulis ditempatkan di Kantor Pusat Bandung di bagian divisi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja keuangan Bank Muamalat Bank Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah menunjukkan perkembangan yang positif di Indonesia. Terbukti dengan semakin banyak masyarakat yang menggunakan produk jasa bank-bank syariah.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Akad Mudharabah Muthlaqah dalam Simpanan Zamani Berdasarkan Fatwa DSN-MUI menetapkan fatwa No. 03/DSN-MUI/IV/2000 tentang deposito, menyatakan bahwa
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL
ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL Nama : Suci Lestari NPM : 26210706 Kelas : 3EB14 Jurusan : Akuntansi Latar Belakang
Lebih terperincisejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan fungsi-fungsi perbankan sebenarnya telah menjadi tradisi sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia saat ini organisasi bisnis Islam yang berkembang adalah bank syariah. Salah satu penyebab yang menjadikan bank syariah terus mengalami peningkatan adalah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Metode Bagi Hasil Mudharabah dalam PT. Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan IAI No. 59 Tentang Akuntansi Perbankan Syariah bahwa metode bagi hasil mudharabah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia ditandai dengan perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Konsep perbankan syariah telah terbukti bertahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa-jasa lainnya. Menurut UU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial intermediary, artinya lembaga bank adalah lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan
Lebih terperinciPERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH
PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH Heny Kurniati dan Hendri Maulana Universitas Ibn Khaldun Bogor ABSTRAK Industri perbankan syariah di Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan bank sebagai perusahaan yang bergerak di bidang keuangan memegang peranan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan akan dana. Sehubungan dengan hal tersebut sudah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih Deposito mudharabah merupakan simpanan dana dengan akad mudharabah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Dengan kata lain, Bank
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic Banking atau juga disebut dengan interest-free banking. Bank syariah adalah bank yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah secara konsisten telah menunjukan perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di wilayah mesir pada tahun
Lebih terperinciBAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN Deposito ib Hasanah Dollar adalah simpanan dari pihak ketiga kepada pihak bank yang penarikannya hanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam zaman modern sekarang ini, tentu sebagian besar orang sudah mengenal tentang bank dan menggunakan jasanya, baik itu sebagai tempat menabung atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian yang mengelola dana dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, lembaga pembiayaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula permintaan atau kebutuhan pendanaan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Namun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal. sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan di awali berdirinya Bank Syariah pada tahun 1992 oleh bank yang di beri nama dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI), sebagai pelopor berdirinya perbankan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi menempati posisi yang sangat vital pada era perekonomian modern saat ini. Lalu lintas perdagangan dalam skala domestik,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Produk SI RELA AULIA di KSPPS BMT Amanah Usaha Mulia (AULIA) Magelang. 1 1. Mekanisme Pembukaan Rekening Tabungan SI RELA AULIA. Langkah pertama dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan syariah merupakan salah satu inovasi yang baru dalam dunia perbankan di indonesia. Perbankan syariah mulai diperkenalkan di indonesia dengan beroprasinya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank Mega Syariah Indonesia Sejarah kelahiran Bank Mega Syariah Indonesia berawal dari akuisisi PT Bank Umum Tugu oleh
Lebih terperinciNo. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA
No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret 2008 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara barat. Banyak kalangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha di Indonesia saat ini dapat dilihat bahwa semakin menunjukkan hasil yang baik. Perkembangan tersebut dalam prospektif mikro maupun
Lebih terperinciAKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA
PERBANKAN SYARIAH Modul ke: AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA Fakultas FEB AFRIZON Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Umat Islam di Indonesia sudah cukup lama menginginkan perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan dalam segenap aspek
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA
83 BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA A. Mekanisme Produk Simpanan Berjangka (deposito) di
Lebih terperinciCreated by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Bunga Pada Bank Konvensional (Non Syariah) 1. Penerapan sistem bunga pada bank konvensional Operasional perbankan konvensional sebagian besar ditentukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan dunia perbankan. Hampir semua aktivitas perekonomian memanfaatkan perbankan sebagai
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Dari analisa yang penulis lakukan di perusahaan, baik dengan cara observasi maupun wawancara, dapat diketahui bagaimana Penerapan cara perhitungan bagi hasil Deposito Mudharabah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya yaitu menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang
Lebih terperinciKonsep dan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Tri Irawati 4)
Konsep dan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Tri Irawati 4) ISSN : 1693 1173 Abstrak Bagi hasil dalam perhitungan pendapatan di Bank Syariah berbeda konsep dengan bank konvensional. Dalam bank syariah
Lebih terperinciBAB IV. Analisis Hasil Penelitian. A. Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Nurussa adah
BAB IV Analisis Hasil Penelitian A. Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Nurussa adah Pekalongan KJKS BMT Nurussa adah merupakan lembaga keuangan syariah yang mempunyai fungsi dan peranan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan koperasi dalam perekonomian Indonesia walaupun tidak menempati porsi besar akan tetapi perkembangannya mengalami kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah pertama di Indonesia merupakan hasil kerja tim perbankan MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) yang akte pendiriannya ditandatangani
Lebih terperinciPRODUK SYARIAH DI INDONESIA
PRODUK SYARIAH DI INDONESIA Semarang,21 Maret 2017 OLEH : Dr.Oyong Lisa,SE.,MM,CMA,Ak,CA,CIBA,CBV STIE WIDYA GAMA LUMAJANG BANK SYARIAH Menurut UU No 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Bank Syariah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh orang islam yang ingin terhindar dari transaksi bank yang dipandang mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga memiliki konsekuensi di hari kiamat, sesuai dengan pertanggungjawaban amal perbuatan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank Syariah Mega Indonesia, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. PT Bank Syariah
Lebih terperinciGIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO
Tugas 4 Kelompok : M. Abrar (20120730071) Ainil Fadhilah (20120730075) Serli (20120730080) Risdayanti (20120730081) GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO Giro merupakan salah satu instrumen dalam produk
Lebih terperinciPenyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.
Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Syarat Transaksi sesuai Syariah a.l : Tidak Mengandung unsur kedzaliman Bukan Riba Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.
Lebih terperinciAKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh
AKUNTANSI BANK SYARIAH Imam Subaweh Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku
Lebih terperinciANALISIS KOMPARATIF PERHITUNGAN BONUS ANTARA PRODUK TABUNGAN (SUKU BUNGA) DAN TABUNGAN MUDHARABAH SERTA TABUNGAN WADIAH
1 ANALISIS KOMPARATIF PERHITUNGAN BONUS ANTARA PRODUK TABUNGAN (SUKU BUNGA) DAN TABUNGAN MUDHARABAH SERTA TABUNGAN WADIAH Dian Pramana Universitas Negeri Surabaya Email: dianstark@gmail.com Abstract The
Lebih terperinciKODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH
KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia 2008 DAFTAR ISI A. Penghimpunan Dana I. Giro Syariah... A-1 II. Tabungan Syariah... A-3 III. Deposito Syariah... A-5 B. Penyaluran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, pada masa ini masyarakat Indonesia telah sadar betapa pentingnya syariat islam dalam mengatur setiap kegiatan manusia tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beranggapan bahwa bank syariah belum memiliki perbedaan yang esensial dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri perbankan syariah di Indonesia saat ini dihadapkan dengan situasi yang kompetitif. Kendala yang disebabkan oleh sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa
Lebih terperinciAKUNTANSI BANK SYARIAH
AKUNTANSI BANK SYARIAH Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku KDPPLK umum,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap deposito mudharabah. Penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebagai landasan dalam penelitian ini mengacu pada lima penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh tingkat suku bunga dan bagi hasil terhadap deposito
Lebih terperinciBank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari
Bank Konvensional dan Syariah Arum H. Primandari UU No. 10 tahun 1998: Pasal 1 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah (syariah financial institution) merupakan suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset-aset keuangan (financial
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Selain memiliki peran penting dalam proses perekonomian, bank juga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan bank sangat penting dalam proses perekonomian di Indonesia. Selain memiliki peran penting dalam proses perekonomian, bank juga mempunyai peranan dalam hal stabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbankan syariah di Indonesia, pertama kali dipelopori oleh Bank Muamalat Indonesia yang berdiri pada tahun 1991. Bank ini pada awal berdirinya diprakarsai
Lebih terperinciKERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008
KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi dan Bank Syariah 1. Pengertian Akuntansi Syariah Akuntansi syariah adalah teori yang menjalankan bagaimana mangalokasikan sumber-sumber yang ada secara adil bukan pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia sejak tahun 997 telah menyadarkan semua pihak bahwa perbankan dengan sistem konvensional bukan merupakan satu-satunya
Lebih terperinciGUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/46/PBI/2005 TENTANG AKAD PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN DANA BAGI BANK YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia merupakan pangsa pasar yang sangat besar untuk pengembangan industri keuangan Syariah. Investasi Syariah di pasar
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. sebelumnya yaitu jenis penghimpunan dana berdasarkan prinsi wadiah pada PT Bank
BAB IV PEMBAHASAN Bab ini akan membahas secara detail dan menyeluruh mengenai hasil penelitian sehingga mendapatkan jawaban dari masalah penelitian yang ada pada bab sebelumnya yaitu jenis penghimpunan
Lebih terperinciQuestion & Answer a T bu b nga g nku
Question & Answer TabunganKu 1. Apakah TabunganKu itu? Q & A TabunganKu atau TabunganKu ib adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Perbankan Syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan dengan pesat dari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan
BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan A. Perbedaan Bank Konvensional Dengan Bank Syariah Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan syariah atau prinsip agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di dunia tetapi jauh tertinggal oleh Inggris dalam penerapan ekonomi syariahnya. Perkembangan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Jenis Akad Mudharabah pada PT. Bank BNI Syariah. Seseorang yang akan membuka rekening tabungan di PT.
BAB IV PEMBAHASAN A. Pengertian dan Jenis Akad Mudharabah pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Padang Seseorang yang akan membuka rekening tabungan di PT. Bank BNI Syariah Cabang Padang harus mengisi formulir
Lebih terperinciAnalisis Tata Kelola Penyaluran Dana Berbasis Bagi Hasil pada Lembaga Keuangan Syariah
Analisis Tata Kelola Penyaluran Dana Berbasis Bagi Hasil pada Lembaga Keuangan Syariah Ringkasan Penelitian Bank Syariah dikenal sebagai bank dengan ciri khas bagi hasil. Ciri ini tergambar kuat pada aspek
Lebih terperinciAnalisis Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk KCI Citarum
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-01-07 Analisis Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada
Lebih terperinciTINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA
TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA Nur Aeni 1, Erni Unggul SU 2, Galih Wicaksono 3 eunggulsu@gmail.com 123 D3 Program Studi Akuntansi Politeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti bahwa Islam diperuntukan bagi seluruh umat manusia di muka bumi dan dapat diterapkan
Lebih terperinciBank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari
Bank Konvensional dan Syariah Arum H. Primandari UU No. 10 tahun 1998: Pasal 1 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
Lebih terperinciANALISIS AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH DI PERBANKAN SYARIAH
MONETER, VOL. I NO. 1 APRIL 214 ANALISIS AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH DI PERBANKAN SYARIAH Indria Widyastuti Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika
Lebih terperinciBAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan
BAB 1V PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Evaluasi ini dilaksanakan untuk menganalisis apakah seluruh rangkaian
Lebih terperinciEny Srihastuti Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri
ANALISIS PERBEDAAN PERHITUNGAN HASIL DEPOSITO MUDHARABAH TERHADAP DEPOSITO KONVENSIONAL (Studi Kasus pada BNI Syariah Cab Kediri) Eny Srihastuti Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank menurut istilah adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umat agama lain. Islam adalah rahmatan lil alamin rahmat bagi alam semesta.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama yang diperuntukan bagi umat manusia seluruhnya yang berada di muka bumi. Ajaran Islam tidak hanya diperuntukan bagi umat Islam saja akan tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantara prinsip-prinsip tersebut yang paling utama adalah tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang melaksanakan perantara keuangan dari pihak-pihak yang kelebihan dana kepada pihak-pihak lain yang membutuhkan berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun 1971 yaitu Social Bank, di Jeddah yaitu Saudi Arabian Islamic Bank pada tahun 1975, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi 1.1.1 Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah PT. Bank Negara Indonesia didirikan pada tanggal 5 Juli 1946 berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti
Lebih terperinciBAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1
BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 5.1. Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang melakukan pengawasan terhadap prinsip syariah dalam kegiatan usaha lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah di Indonesia pertama didirikan tahun 1992 meskipun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan syariah di Indonesia pertama didirikan tahun 1992 meskipun perkembangannya lambat bila dibandingkan dengan negara-negara muslim lain, akan tetapi
Lebih terperinciMUDHARABAH dan MUSYARAKAH. Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C. Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI.
MUDHARABAH dan MUSYARAKAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI. Oleh Fiqri Yunanda Pratama 20120730132 Swasti Saraswati 20120730137
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2005 TENTANG PENJAMINAN SIMPANAN NASABAH BANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2005 TENTANG PENJAMINAN SIMPANAN NASABAH BANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Dimana bank adalah
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu Lembaga Keuangan yang memiliki pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Dimana bank adalah sebuah lembaga bagi masyarakat
Lebih terperinciPertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah
Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah Terdapat tiga jenis pembiayaan di bank syariah yaitu: a. pembiayaan berbasis bagi hasil. b. pembiayaan berbasis jual beli. c. pembiayaan berbasis sewa beli. Pembiayaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut :
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 59 (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut : Bank Syariah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Gunarto Suhardi (2003:17) disebutkan bahwa
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Gambaran Umum Bank di Indonesia II.1.1 Pengertian Bank Menurut Gunarto Suhardi (2003:17) disebutkan bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Revenue Sharing 1. Pengertian Revenue Sharing Menurut Slamet Wiyono (2005 : 57) Revenue sharing berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari dua kata yaitu, revenue yang berarti:
Lebih terperinciPELAKSANAAN PEMBUKAAN TABUNGAN FAEDAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR
PELAKSANAAN PEMBUKAAN TABUNGAN FAEDAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : ARIS WICAKSONO NIM : 2012110961 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA
BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA A. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah atau yang disebut juga dengan qirad adalah suatu bentuk akad kerja sama antara
Lebih terperinci