BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah"

Transkripsi

1 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah Di Bank Harta Insan Karimah Prinsip Bagi Hasil dan Risiko Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Mudharabah di Bank Harta Insan Karimah Prinsip bagi hasil dalam penghimpunan dana hanya terdapat dalam prinsip Mudharabah sedangkan dalam prinsip Wadiah bank tidak di haruskan melakukan bagi hasil terhadap nasabah. Bank hanya akan memberikan bonus sesuai dengan kerelaan bank atau sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Sedangkan apabila mengalami kerugian akibat dari digunakannya dana oleh bank maka bank akan bertanggungjawab atas kerugian tersebut, sebaliknya apabila bank tidak menggunakan dana nasabah tersebut maka risiko tetap ditanggung nasabah sendiri. Risiko dalam arti bahwa apabila terjadi hal yang di luar kemampuan bank seperti terjadi bencana alam, maupun perang, maka bank tidak bisa di mintakan tanggung jawabnya. Hal ini disebabkan bank tidak memperoleh manfaat dari dana atau barang yang dititipkan. Bank bisa saja meminta imbalan jasa atas penitipan barang tersebut. Pembayaran imbalan bank syariah kepada deposan (pemilik dana) dalam bentuk bagi hasil besarnya sangat tergantung dari pendapatan yang diperoleh oleh bank sebagai mudharib atas pengelolaan dana mudharabah tersebut, apabila bank syariah memperoleh pendapatan yang besar maka bagi hasil juga akan besar, sebaliknya apabila bank memperoleh pendapatan yang kecil maka bagi hasil juga akan sedikit. Adapun cara perhitungan bagi hasil adalah dengan Revenue Sharing artinya bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya bagi hasil di perbankan syariah yaitu: 45

2 46 a. Besaran kontribusi dana investasi Tidak semua dana dapat diinvestasikan langsung oleh bank karena adanya aturan yang mengharuskan untuk menyediakan dana untuk giro wajib minimum di Bank Indonesia. Besarnya dana yang diinvestasikan ini akan dihitung dengan presentasi dari semua dana Mudharabah, jika bank memutuskan bahwa dana untuk investasi adalah 90% maka dana yang disimpan ada di giro wajib minimum Bank Indonesia 10%. b. Penentuan jenis sumber dana yang diikutsertakan dalam bagi hasil. Pada prinsipnya semua dana yang dihimpun oleh Perbankan Syariah dapat diinvestasikan, tetapi untuk dana wadiah tergantung kesepakatan dengan deposan sejak awal apakah dananya dapat diinvestasikan. c. Jenis penyaluran dana dan pendapatan yang terkait Dari hasil penelitian jenis penyaluran dana ini adalah semua kegiatan penyaluran dana seperti pembiayaan bagi hasil, jual beli, dan sewa akan menggunakan dana yang di himpun oleh bank dari masyarakat. d. Penentuan pendapatan yang dibagi hasilkan Dalam pendapatan bank ada pendapatan yang nyata diterima dan pendapatan yang masih dalam pengakuan. Pendapatan yang di bagi hasilkan adalah pendapatan sudah nyata diterima oleh bank dari keuntungan yang diperoleh, sedangkan pendapatan yang masih dalam pengakuan karena sifatnya belum pasti tidak harus di bagi hasilkan. e. Nisbah yang disepakati sejak awal Besarnya bagi hasil yang diperoleh nasabah (shahibul maal) juga tergantung pada nisbah bagi hasil yang disepakati sejak awal akad/ perjanjian. Apabila nisbah bagi hasilnya besar maka besar pula bagi hasil yang diperoleh nasabah.

3 Perhitungan Bagi Hasil Tabungan Mudharabah Pada Bank Harta Insan Karimah 1. Penerapan Bagi Hasil Tabungan Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, bagi hasil tabungan mudharabah yang diterapkan oleh Bank Harta Insan Karimah adalah revenue sharing. Ini mempunyai pengertian bahwa adanya pembagian hasil, penghasilan atau pendapatan antara shahibul maal (nasabah) dengan mudharib (Bank HIK). Jika pihak bank mengalami kerugian maka kerugian tersebut di tanggung oleh kedua belah pihak yaitu nasabah dan Bank HIK. Dengan asumsi bahwa kerugian tersebut disebabkan oleh Bank sebagai mudharib dalam mengelola tabungan, akan tetapi semua ada kesepakatan antara shahibul maal (nasabah) dengan mudharib (Bank HIK) pada waktu melakukan akad. Dalam pembagian hasil, Bank HIK mempunyai standar nominal tabungan untuk setiap nasabah, yaitu minimal mempunyai tabungan sebesar Rp Dan untuk dibawah standar tersebut nasabah tidak mendapatkan bagi hasil disetiap bulannya. Pembagian hasil yang diberikan oleh Bank HIK sebagai mudharib (pengelola modal) dilakukan dengan melalui proses perhitungan bagi hasil. Hal ini juga tidak lepas dengan posisi Bank HIK yang juga sebagai shahibul maal (pemilik modal) dalam menyalurkan dana melalui produk pembiayaan. 2. Proses Perhitungan Bagi Hasil Tabungan Dalam perhitungan bagi hasil, langkah- langkah awal dalam penentuan bagi hasil adalah : a. Penetapan nisbah bagi hasil untuk tabungan mudharabah dilihat dari Semakin besar harga jual yang di peroleh nasabah (shahibul maal) maka semakin besar pula bagi hasil yang di dapat.

4 48 b. Menghitung saldo rata-rata tabungan masing-masing nasabah. Contoh perhitungannya adalah seperti dibawah ini : Bapak Muid mempunyai rekening di Bank Harta Insan Karimah Ciledug, tabungannya di kartu menunjukkan transaksi sebagai berikut: Tabel 4.1 Bentuk Buku Tabungan Bapak Muid Tgl Snd Debet Kredit Saldo Val 01/01/ /01/ /01/ /01/ Sumber : laporan keuangan HIK Dalam mencari saldo rata-rata tabungan harian adalah sebagai berikut: 01/03/11 04/03/11 = 4 hari x Rp = Rp /03/11 10/03/11 = 6 hari x Rp = Rp /03/11 20/03/11 = 10 hari x Rp = Rp /03/11 31/03/11 = 11 hari x Rp = Rp Jumlah = 31 hari = Rp Sehingga saldo rata-rata harian = Rp : 31 Hari = Rp ,8 c. Menghitung total saldo rata- rata nasabah d. Menghitung jumlah pendapatan Bank HIK

5 49 Pendapatan Bank HIK diperoleh dari keuntungan produk pembiayaan dan pendapatan lain- lain. Dan perhitungan pendapatan menggunakan pendekatan revenue sharing yaitu pendapatan yang dibagikan kepada nasabah adalah pendapatan bank yang dihitung berdasarkan pendapatan kotor (gross sales). Contoh perhitungan: Saldo rata- rata Tabungan Karimah Bapak Ahmad bulan Desember 2010 sebesar Rp Perbandingan nisbah bagi hasil antara Nasabah dan Bank adalah 30 : 70. Bila saldo rata- rata tabungan Karimah Bank HIK pada bulan Desember 2010 adalah sebesar RP dan pendapatan bank yang dibagi hasilkan untuk tabungan karimah adalah Rp maka bagi hasil yang didapat oleh Bapak Ahmad bulan Desember 2010 sebelum pajak adalah: Rp x Rp x 30% = Rp Rp Cara perhitungan untuk nasabah adalah : -Bagi hasil kotor = bagi hasil nasabah = Rp AA -Zakat (2,5%) = Rp AA x 2,5% = Rp BB -Bagi hasil setelah zakat = Rp AA Rp BB = Rp CC -Pajak = Rp CC x 20% = Rp DD -Bagi hasil netto = Rp CC Rp DD =Rp EE Persyaratan pembukaan Tabungan: a. Perorangan atau perusahaan berbadan hukum b. Menyerahkan fotocopy identitas diri yang masih berlaku (KTP/SIM/PASPOR) c. Untuk perusahaan berbadan hukum dilengkapi dengan TDP, SUP, NPWP dan Akta pendirian d. Setoran awal minimal Rp

6 50 3. Pendistribusian Bagi Hasil Tabungan Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, Pendistribusian bagi hasil tabungan mudharabah dilakukan oleh Bank HIK pada tiap akhir bulan dapat dipotongan zakat dan pajak. Distribusi bagi hasil tabungan mudharabah dibagi kepada nasabah dengan menambahkan pada saldo tabungan milik nasabah. Dalam penentuan perolehan bagi hasil tabungan mudharabah, Bank HIK tidak membatasi jumlah hari dalam menginvestasikan dana dari nasabah. Namun Bank HIK hanya memberikan standar minimal jumlah saldo tabungan nasabah yaitu sebesar Rp Dengan demikian meskipun nasabah bertransaksi pada akhir bulan dengan minimal saldo tabungan Rp mereka akan langsung mendapatkan bagi hasil pada akhir bulan pendistribusian pendapatan. Namun perolehan besarnya bagi hasil disesuaikan dengan jangka waktu transaksi (saldo rata-rata tabungan). Dengan penerapan distribusi hasil seperti di atas, maka dalam hal ini nasabah lebih diuntungkan, keuntungan yang dirasakan oleh nasabah adalah tidak adanya batasan jumlah hari dalam penentuan dapat/ tidaknya bagi hasil. Sedangkan bagi Bank HIK, meskipun uang yang ditabung nasabah pada akhir bulan masih belum tersalurkan ke produk pembiayaan, namun nasabah tetap mendapatkan bagi hasil. Oleh karena itu secara otomatis karyawan Bank HIK harus bekerja lebih ekstra untuk menyalurkan dana pihak ketiga dalam memperoleh keuntungan Perhitungan Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank Harta Insan Karimah 1. Penerapan Sistem Bagi Hasil Deposito Deposito di HIK Syariah telah mengikuti prinsip- prinsip mudharabah sebagaimana tertuang dalam ketentuan hukum syariah. Kedudukan deposito mudharabah tidak dianggap sebagai hutang bank dan piutang nasabah. Deposito mudharabah merupakan investasi nasabah kepada

7 51 bank syariah, sehingga dalam akuntansinya, kedudukan deposito tidak dicatat sebagai hutang bank, tetapi dicatat dan disebut sebagai investasi dan Bank HIK menggunakan investasi tidak terikat (mudharabah muthlaqah). Dalam pembagian hasil, standar nominal deposito untuk setiap nasabah yaitu minimal mempunyai deposito sebesar Rp , dengan jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan. 2. Proses Perhitungan Bagi Hasil Deposito Dalam perhitungan bagi hasil deposito mudharabah, Bank HIK memiliki beberapa pilihan dalam penentuan bagi hasil: a. Pembayaran bagi hasil yang dilakukan setiap ulang tanggal investasi. b. Pembayaran bagi hasil yang dibayarkan setiap akhir bulan dengan nisbah normal yang telah ditetapkan. c. Pembayaran bagi hasil dilakukan setiap ulang tanggal atas deposan dengan spesial nisbah. d. Pembayaran bagi hasil dari deposan yang memiliki spesial nisbah dan dibayarkan setiap akhir bulan. 3. Pendistribusian Bagi Hasil Deposito Pendistribusian bagi hasil deposito mudharabah sama dengan pendistribusian bagi hasil tabungan mudharabah yang dilakukan setiap akhir bulan dan dapat dipotong dengan zakat (jika nasabah bersedia memberikan zakat) serta dipotong pajak sebesar 20% pada saat bagi hasil. Distribusi bagi hasil deposito mudharabah diberikaan kepada nasabah dengan menambahkan pada saldo deposito milik nasabah. Deposito nasabah akan disalurkan ke produk-produk pembiayaan dan pendanaan sesuai kebutuhan investasi periode tersebut, karena Bank HIK menggunakan aliran dana mudharabah muhtlaqah seluruh dana nasabah dapat digunakan tanpa ada pembatasan tertentu pada pelaksanaan usaha yang dibiayai maupun akad yang digunakan.

8 52 4. Perhitungan Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah Deposito Ibu Fatimah sebesar Rp berjangka waktu 12 bulan. Perbandingan nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank adlah 60 : 40. Bila saldo rata- rata deposito Hasanah Bank HIK pada bulan oktober 2012 adalah sebesar Rp dan pendapatan bank yang dibagi hasilkan untuk deposito adalah Rp maka bagi hasil yang didapat oleh Ibu Fatimah sebelum pajak adalah : Rp x Rp x 60% = Rp Rp Persyaratan pembukaan deposito: a. Perorangan atau perusahaan berbadan hukum b. Menyerahkan fotocopy identitas diri yang masih berlaku (KTP/SIM/PASPOR) c. Untuk perusahaan berbadan hukum dilengkapi dengan TDP, SUP, NPWP dan Akta pendirian d. Setoran awal minimal Rp Transaksi Tabungan ib di Bank HIK ialah dengan cara nasabah datang dan disambut petugas, menuju meja pengisian slip nasabah untuk mengisi slip setoran dan petugas mengantar nasabah ke teller kemudian nasabah menyerahkan buku tabungan, form penyetoran, serta uang ke teller. Teller memeriksa slip, buku tabungan serta uang yang disetorkan nasabah, setelah itu teller memasukan setoran ke saldo, teller mengentri slip serta buku tabungan dan teller menyerahkan slip serta buku tabungan ke nasabah. Sedangkan untuk Deposito ib dengan cara asisten pelayanan nasabah menjelaskan syarat umum pembukaan deposito, menjelaskan tentang nisbah, kemudian meminta calon deposan melengkapi data yang dibutuhkan, setelah dokumen sesuai dan ditandatangani nasabah, asisten melakukan proses pendaftaran pada sistem komputer dan nasabah menerima form penyetoran yang kemudian disetorkan ke teller dan melakukan proses penyetoran deposito tunai.

9 Kinerja Pertumbuhan Tabungan dan Deposito Mudharabah Di Bank Harta Insan Karimah Tabel 4.2 Pertumbuhan Tabungan dan Deposito dalam laporan keuangan. Lampiran Tabungan mudharabah Deposito berjangka mudharabah Rp Rp Rp Rp Rp Rp Sumber: Laporan Keuangan HIK Kinerja pada Bank HIK bisa dikatakan bagus, ini bisa dilihat dalam laporan neraca pada tahun 2010, 2011, dan 2012 yang tiap tahunnya meningkat cukup besar. Walaupun masih adanya kekurangan dalam penetapan bagi hasil (berdasarkan lampiran L1, L2, L3) 1.3 Kinerja Bank Harta Insan Karimah Berdasarkan Risk dan Return Per Januari 2012 seluruh bank umum di Indonesia sudah harus menggunakan pedoman penilaian tingkat kesehatan bank yang terbaru berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, yang mewajibkan bank umum. Tata cara terbaru tersebut di sebut Metode RGEC yaitu singkatan dari Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning dan Capital Kinerja Bank Harta Insan Karimah Berdasarkan Risk Kinerja bank HIK berdasarkan risk dilihat dari FDR (Finance to Deposit Ratio), Merupakan perbandingan antara seluruh jumlah pembiayaan atau pembayaran yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank. Nilai FDR dapat ditentukan melalui formula yang ditentukan oleh bank Indonesia melalui surat edaran bank Indonesia No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 yaitu:

10 54 Analisis tahun 2010 FDR = Total Kredit / Total Dana Pihak Ke3 x 100% = Rp / Rp = 1,18% Analisis tahun 2011 FDR = Total Kredit / Total Dana Pihak Ke3 x 100% = Rp / Rp = 1,19% Analisis tahun 2012 FDR = Total Kredit / Total Dana Pihak Ke3 x 100% = Rp / Rp = 1,15% Tabel 4.3 Perbandingan Risk tahun FDR 1,18% 1,19% 1,15% Sumber: Pengolahan Data Setelah dianalisis pada tahun di lihat dalam ratio FDR meningkat namun pada tahun 2012 menurun dikarenakan perbankan syariah berhati-hati dalaam melakukan pembiayaan, dan menempatkan dananya ditempat yang lebih aman.

11 Kinerja Bank Harta Insan Karimah Berdasarkan Profitability Kinerja bank HIK berdasarkan profitability dilihat dari ROE (Return Of Equity) adalah ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan. ROA (Return Of Asset) adalah ratio keuntungan bersih pajak yang juga berarti suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki perusahaan. Analisis tahun 2010 ROE = Laba setelah pajak / Ekuitas x 100% = Rp / Rp = 0,041 % ROA = Laba rugi tahun berjalan / total aktiva x 100% = Rp / Rp = 0,961 % Analisis tahun 2011 ROE = Laba setelah pajak / Ekuitas x 100% = Rp / Rp = 0,049 % ROA = Laba rugi tahun berjalan / total aktiva x 100% = Rp / Rp = 1,312 % Analisis tahun 2012 ROE = Laba setelah pajak / Ekuitas x 100% = Rp / Rp

12 56 = 0,043 % ROA = Laba rugi tahun berjalan / total aktiva x 100% = Rp / Rp = 1,048 % Tabel 4.4 Perbandingan Profitability Tahun ROE 0,041 % 0,049 % 0,043 % ROA 0,961 % 1,321 % 1,048 % Sumber: Pengolahan Data Dari analisis di atas dapat di lihat profitability Bank HIK pada tahun 2010 dan 2011 mengalami peningkatan tapi pada tahun 2012 untuk ROE dan ROA mengalami penurunan yang disebabkan oleh return yang menurun. 4.4 Penerapan PSAK 105 Mudharabah Pada Bank Harta Insan Karimah. Mudharabah dalam PSAK 105 ialah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahib al-mal) menyediakan seluruh (100%) modal, manakala pihak lain menjadi pengelola (mudharib). Dalam pendanaan mudharabah pihak yang mempunyai adalah nasabah dan pihak yang mengelola adalah bank. Dimana keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang terdapat dalam kontrak. Jurnal dalam akuntansi mudharabah saat perbankan syariah bertindak sebagai pengelola adalah sebagai berikut: a. Pada saat bank mendapatkan dana dari nasabah untuk dikelola Kas Investasi mudharabah

13 57 b. Pada saat bank menerima pembagian hasil usaha mudharabah Kas Pendapatan bagi hasil c. Pada saat akad berakhir dan pengelola mengembalikan modal mudharabah Investasi mudharabah Kas Dalam pemberlakuan PSAK 105, produk pendanaan mudharabah di Bank HIK telah sesuai ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang menyatakan prinsip pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil atau bagi laba (profit sharing). Jika berdasarkan prinsip bagi hasil, maka dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto (gross profit) bukan dari total pendapatan (omzet). Sedangkan dalam prinsip bagi laba dasar pembagian adalah laba neto (net profit) yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan dana mudharabah. 4.5 Kelebihan dan Kekurangan Bagi Hasil Pada Bank Harta Insan Karimah Kelebihan Bagi Hasil Pada Bank Harta Insan Karimah Bagi hasil merupakan salah satu praktik perbankan syariah, pada Bank HIK, metode bagi hasil yang digunakan ialah metode revenue sharing dimana bagi hasil dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana. Dari beberapa kajian ditemukan beberapa hal yang menjadi kelebihan bagi hasil pada Bank HIK yaitu: 1. Kinerja pada Bank HIK bisa dikatakan bagus, ini bisa dilihat dalam laporan neraca pada tahun 2010, 2011, dan 2012 yang tiap tahunnya meningkat cukup besar. Walaupun masih adanya kekurangan dalam penetapan bagi hasil (berdasarkan lampiran L1, L2, L3)

14 58 2. Kinerja pada Bank HIK dilihat berdasarkan risk dan profitability meningkat pada tahun untuk risk dan profitability. Namun di tahun 2012 untuk risk dan profitability menurun. 3. Bank HIK tidak mengalami negative spread sehingga lebih tangguh menghadapi krisis ekonomi dan moneter. 4. Mobilisasi dana dan penyaluran bagi hasil Bank HIK kepada masyarakat memberikan dampak positif kepada pembangunan ekonomi dan sosial. Dalam mobilisasi dana, perangkat bagi hasil memberikan sumbangan penting bagi upaya pemerataan pendapatan. 5. Dapat membantu pengembangan UKM karena dana yang terkumpul di Bank HIK akan disalurkan untuk UKM di usaha sektor rill untuk kemajuan ekonomi bangsa Indonesia. 6. Adanya peningkatan kapasitas produksi dengan memenuhi kebutuhan modal yang dapat dipenuhi dengan prooduk bagi hasil mudharabah dan musyarakah. 7. Bank HIK memberikan sumbangan yang berarti bagi upaya penyediaan lapangan pekerjaan baru sehingga dapat mengurangi pengangguran Kekurangan Bagi Hasil Pada Bank Harta Insan Karimah Dalam bagi hasil yang diterapkan Bank HIK juga masih terdapat kekurangan sehingga harus ada upaya untuk mengevaluasi kekurangan yang ada sehingga pihak bank dapat lebih berkembang. 1. Tingkat ketidakpuasan nasabah di Bank HIK Setiap nasabah yang membuka tabungan dan deposito yang menggunakan prinsip mudharabah memiliki pembagian nisbah yang berbeda-beda karena nisbah yang didapatkan nasabah sesuai dengan pendapatan bank setiap bulannya. Jika pendapatan bank meningkat

15 59 maka nisbah juga meningkat, sedangkan jika pendapatan nisbah menurun nisbah juga menurun, sedangkan nasabah menginginkan pembagian yang fix sehingga Bank HIK seringkali mendapatkan calon nasabah yang hanya ingin memasukan dananya ke Bank yang benar-benar berkompeten. Penjelasan yang diberikan pihak bank seringkali belum bisa menyakinkan nasabah mengenai bagi hasil. 2. Kurangnya inovasi produk Produk yang ditawarkan Bank HIK masih belum maksimal dalam praktiknya. Seperti produk dalam tabungan ib HIK yaitu tabungan karimah, tabungan anak sholeh, tabungan haji (tasbih), tabungan wadiah, tabungan qurban, dan tabungan lembaga Islam. Serta beberapa produk deposito seperti deposito hasanah, dan deposito mudharabah Hambatan Dalam Implementasi Pelaksanaan Sistem Bagi Hasil dan Resiko Pada Bank Harta Insan Karimah Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada Bank Harta Insan Karimah ditemukan beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Beberapa faktor yang menjadi hambatan implementasi bank syariah terletak pada kendala operasional dalam implementasi sistem bagi hasil yang di bagi dalam dua faktor yaitu faktor yang bersifat internal dan faktor yang bersifat eksternal. Faktor internal : 1. Sumber daya manusia Keahlian Sumber Daya Manusia (SDM) sangat penting dalam rangka berkompetisi dengan lembaga keuangan lainnya. Di dalam perbankan syariah, SDM yang menguasai dan memahami tentang perbankan syariah khususnya sistem bagi hasil dan resiko pada bank syariah sangat terbatas.

16 60 Di Bank HIK tenaga yang menguasai perbankan syarian sangat terbatas, pengelola dan karyawan Bnak HIK yang memiliki kemampuan dan latar belakang di bidang syariah masih sangat kurang, walaupun hamper semua SDM Bank HIK merupakan sarjana akan tetapi sangat sedikit yang memiliki latar belakang pendidikan yang berbasis ekonomi syariah yang menjadi landasan operasional bank syariah. Menurut penulis, faktor ini yang menyebabkan nasabah perbankan syariah seringkali pindah ke bank lain karena menganggap pelayanan dari pihak perbankan Syariah kurang professional, maka pengembangan SDM bidang perbankan syariah menjadi hal penting karena keberhasilan pengembangan bank Syariah pada level mikro ditentukan oleh kualitas manajemen dan tingkat pengetahuan dan keterampilan pihak bank. Pengembangan SDM bisa dilakukan melalui kerjasama antara perbankan syariah dengan lembaga-lembaga pendidikan yang berada di luar maupun di Indonesia sendiri. 2. Teknologi Sistem informasi dan teknologi yang ada di Bank HIK masih kurang sehingga dalam penerapan bagi hasil masih kesulitan dalam menghitung dan memonitoring besarnya keuntungan dan kerugian untuk pihak pemilik dana maupun pengelola dana. 3. Jaringan kantor Jaringan kantor juga sangat menentukan dalam memperluas pangsa pasar bank syariah. Pengembangan jaringan kantor diperlukan dalam rangka perluasan jangkauan pelayanan kepada masyarakat. Disamping itu, kurangnya jumlah Bnak yang ada juga dapat menghambat perkembangan kerjasama diantara Bank Syariah. Dalam upaya pengembangan dan perluasan jaringan kantor, ada beberapa faktor penting yang diperlukan sebagai dasar pengembangan jaringan. Faktor-faktor tersebut meliputi skala pasar, SDM, sistem dan teknologi, ketimpangan dalam distribusi

17 61 dana, serta kegiatan ekonomi. Faktor Eksternal : 1. Regulasi pemerintah Sampai saat ini belum ada Undang- Undang yang mengatur secara khusus operasional Bank Syariah. Bank Syariah masih mengacu pada Undang- Undang No. 21 Tahun Berbagai peraturan dan Fatwa- Fatwa Dewan Syariah Nasional dirasakan masih sangat kurang untuk menghadapi kompleksitas Bank Syariah. 2. Perilaku masyarakat Perilaku masyarakat yang masih menganggap produk Bank Syariah sama saja dengan Bank Konvensional juga menjadi kendala yang dihadapi Bank HIK sehingga sampai saat ini Bank HIK belum berkembang pesat seperti yang diharapkan. 3. Rendahnya riset pasar dan sosialisasi perbankan syariah Manajemen Bank HIK tidak mengadakan riset untuk mengetahui apa yang diinginkan pasar, sehingga pihak bank tidak dapat menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas Bank. Kegiatan sosialisasi perbankan syariah amat diperlukan dalam rangka penyebarluasan informasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai perbankan syariah. Hal ini dapat dilakukan secara terus- menerus dengan cara tatap muka dengan para banker, alim ulama, pemuka masyarakat, pengusaha, akademis, dan masyarakat secara umum. Di masa mendatang bentuk kegiatan sosialisasi diharapkan dapat lebih beragam dengan menggunakan berbagai media masa dan bekerja sama dengan pihak- pihak yang memiliki akses kepada masyarakat luas.

18 62

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah IV.1.1 Prinsip Bagi Hasil dan Risiko Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Mudharabah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja keuangan Bank Muamalat Bank Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA) BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Simpanan Berjangka (SIJANGKA) Di KJKS BMT Walisongo Semarang 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA) a. Syarat syarat pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA), antara lain

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito BAB IV PEMBAHASAN A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%)

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN BAB IV ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN Deposito ib Hasanah Dollar adalah simpanan dari pihak ketiga kepada pihak bank yang penarikannya hanya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 72 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan PSAK No. 105 Tentang Sistem Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 1. Penerapan sesuai dengan PSAK No. 105 Tabel

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH Heny Kurniati dan Hendri Maulana Universitas Ibn Khaldun Bogor ABSTRAK Industri perbankan syariah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA 83 BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA A. Mekanisme Produk Simpanan Berjangka (deposito) di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih Deposito mudharabah merupakan simpanan dana dengan akad mudharabah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia sejak tahun 997 telah menyadarkan semua pihak bahwa perbankan dengan sistem konvensional bukan merupakan satu-satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank menurut istilah adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Awal kelahiran sistem perbankan syariah di latar belakangi oleh pembentukan sistem berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH SESI 2: Laporan Keuangan dan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Perbandingan LK Perbankan BANK KONVENSIONAL (PSAK 1) 1. Neraca 1. Neraca

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka Lembaga perbankan memegang peranan yang sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat. Perbankan melayani kebutuhan pembiayaan dan memperlancar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Akad Mudharabah Muthlaqah dalam Simpanan Zamani Berdasarkan Fatwa DSN-MUI menetapkan fatwa No. 03/DSN-MUI/IV/2000 tentang deposito, menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Dari analisa yang penulis lakukan di perusahaan, baik dengan cara observasi maupun wawancara, dapat diketahui bagaimana Penerapan cara perhitungan bagi hasil Deposito Mudharabah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL Nama : Suci Lestari NPM : 26210706 Kelas : 3EB14 Jurusan : Akuntansi Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan di awali berdirinya Bank Syariah pada tahun 1992 oleh bank yang di beri nama dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI), sebagai pelopor berdirinya perbankan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah secara konsisten telah menunjukan perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di wilayah mesir pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial intermediary, artinya lembaga bank adalah lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bank Syariah Perbankan syariah dalam dunia internasional dikenal sebagai Islamic Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORITIS A. Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 59 (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut : Bank Syariah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara barat. Banyak kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian yang mengelola dana dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, lembaga pembiayaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH KODIFIKASI PRODUK DAN AKTIVITAS STANDAR BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis melakukan evaluasi terhadap bagi hasil pembiayaan mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya evaluasi ini untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa-jasa lainnya. Menurut UU

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi dan Bank Syariah 1. Pengertian Akuntansi Syariah Akuntansi syariah adalah teori yang menjalankan bagaimana mangalokasikan sumber-sumber yang ada secara adil bukan pelajaran

Lebih terperinci

Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah

Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah Terdapat tiga jenis pembiayaan di bank syariah yaitu: a. pembiayaan berbasis bagi hasil. b. pembiayaan berbasis jual beli. c. pembiayaan berbasis sewa beli. Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem keuangan merupakan suatu aturan perekonomian di Negara yang berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga keuangan. Tugas utama

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan

BAB II LANDASAN TEORI. Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan A. Perbedaan Bank Konvensional Dengan Bank Syariah Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan syariah atau prinsip agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan dunia perbankan. Hampir semua aktivitas perekonomian memanfaatkan perbankan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi islam identik dengan berkembangannya lembaga keuangan syariah. Bank syariah sebagai lembaga keuangan telah menjadi lokomotif bagi berkembangnya

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung,

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung, BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung, penulis ditempatkan di Kantor Pusat Bandung di bagian divisi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Perbankan Syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan dengan pesat dari

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh AKUNTANSI BANK SYARIAH Imam Subaweh Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Revenue Sharing 1. Pengertian Revenue Sharing Menurut Slamet Wiyono (2005 : 57) Revenue sharing berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari dua kata yaitu, revenue yang berarti:

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH

AKUNTANSI BANK SYARIAH AKUNTANSI BANK SYARIAH Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku KDPPLK umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh orang islam yang ingin terhindar dari transaksi bank yang dipandang mengandung

Lebih terperinci

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan fungsi-fungsi perbankan sebenarnya telah menjadi tradisi sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain memiliki peran penting dalam proses perekonomian, bank juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain memiliki peran penting dalam proses perekonomian, bank juga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan bank sangat penting dalam proses perekonomian di Indonesia. Selain memiliki peran penting dalam proses perekonomian, bank juga mempunyai peranan dalam hal stabilitas

Lebih terperinci

Konsep dan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Tri Irawati 4)

Konsep dan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Tri Irawati 4) Konsep dan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Tri Irawati 4) ISSN : 1693 1173 Abstrak Bagi hasil dalam perhitungan pendapatan di Bank Syariah berbeda konsep dengan bank konvensional. Dalam bank syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya yaitu menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank Syariah Mega Indonesia, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. PT Bank Syariah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Metode Bagi Hasil Mudharabah dalam PT. Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan IAI No. 59 Tentang Akuntansi Perbankan Syariah bahwa metode bagi hasil mudharabah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank Mega Syariah Indonesia Sejarah kelahiran Bank Mega Syariah Indonesia berawal dari akuisisi PT Bank Umum Tugu oleh

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Syarat Transaksi sesuai Syariah a.l : Tidak Mengandung unsur kedzaliman Bukan Riba Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam kegiatan usaha dan lembaga keuangan (bank, asuransi, pasar modal, reksa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan bank sebagai perusahaan yang bergerak di bidang keuangan memegang peranan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan akan dana. Sehubungan dengan hal tersebut sudah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Jenis Akad Mudharabah pada PT. Bank BNI Syariah. Seseorang yang akan membuka rekening tabungan di PT.

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Jenis Akad Mudharabah pada PT. Bank BNI Syariah. Seseorang yang akan membuka rekening tabungan di PT. BAB IV PEMBAHASAN A. Pengertian dan Jenis Akad Mudharabah pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Padang Seseorang yang akan membuka rekening tabungan di PT. Bank BNI Syariah Cabang Padang harus mengisi formulir

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Produk SI RELA AULIA di KSPPS BMT Amanah Usaha Mulia (AULIA) Magelang. 1 1. Mekanisme Pembukaan Rekening Tabungan SI RELA AULIA. Langkah pertama dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara dengan kuantitas penduduk mus\im terbesar di dunia, institusi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara dengan kuantitas penduduk mus\im terbesar di dunia, institusi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara dengan kuantitas penduduk mus\im terbesar di dunia, institusi perbankan di Indonesia dituntut untuk dapat mengoperasionalkan sistem perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya Undang undang Nomor 10 tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi menempati posisi yang sangat vital pada era perekonomian modern saat ini. Lalu lintas perdagangan dalam skala domestik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah menunjukkan perkembangan yang positif di Indonesia. Terbukti dengan semakin banyak masyarakat yang menggunakan produk jasa bank-bank syariah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Islam saat ini berkembang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan berkembangnya lembaga keuangan syariah di Indonesia dan Negara lainnya. Sejak tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan perhatian yang serius dan bersungguh sungguh dalam mendorong perkembangan perbankan syariah. Semangat ini dilandasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha di Indonesia saat ini dapat dilihat bahwa semakin menunjukkan hasil yang baik. Perkembangan tersebut dalam prospektif mikro maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya nilai tukar rupiah yang terus berubah-ubah menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya nilai tukar rupiah yang terus berubah-ubah menjadi masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melemahnya nilai tukar rupiah yang terus berubah-ubah menjadi masalah bagi Indonesia, yaitu memperburuk pemulihan kesehatan ekonomi Indonesia, apalagi sekarang ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Perbankan Syariah 2.1.1.1 Pengertian Bank Syariah Bank syariah merupakan lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah pertama di Indonesia merupakan hasil kerja tim perbankan MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) yang akte pendiriannya ditandatangani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan syariah merupakan salah satu inovasi yang baru dalam dunia perbankan di indonesia. Perbankan syariah mulai diperkenalkan di indonesia dengan beroprasinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu yang memiliki topik yang sama. Penelitian tersebut antara lain : 2.1.1 Susi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan embel-embel Islam, karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa saat itu akan melihatnya sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia saat ini organisasi bisnis Islam yang berkembang adalah bank syariah. Salah satu penyebab yang menjadikan bank syariah terus mengalami peningkatan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank dalam kehidupan masyarakat modern merupakan lembaga yang sulit untuk dihindari keberadaannya, sehingga menimbulkan ketergantungan bagi masyarakat. Bank

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA A. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah atau yang disebut juga dengan qirad adalah suatu bentuk akad kerja sama antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai berkembang. Bank berperan untuk menghimpun dana dari masyarakat berupa simpanan dan menyalurkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank bersangkutan (Frianto, 2012:71).

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank bersangkutan (Frianto, 2012:71). 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup. BAB II LANDASAN TEORI A. Profitabilitas Sebagaimana dengan Bank Umum lainnya, tugas utama Bank Syariah dalam upaya pencapaian keuntungan adalah dengan mengoptimalkan laba, meminimalkan risiko dan menjamin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan jumlah uang beredar dengan kenaikan harga-harga umum.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan jumlah uang beredar dengan kenaikan harga-harga umum. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Irving Fisher Teori ini berpandangan bahwa terdapat hubungan langsung antara pertumbuhan jumlah uang beredar dengan kenaikan harga-harga umum. Teori kuantitas

Lebih terperinci

MUDHARABAH dan MUSYARAKAH. Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C. Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI.

MUDHARABAH dan MUSYARAKAH. Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C. Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI. MUDHARABAH dan MUSYARAKAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI. Oleh Fiqri Yunanda Pratama 20120730132 Swasti Saraswati 20120730137

Lebih terperinci

KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH

KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia 2008 DAFTAR ISI A. Penghimpunan Dana I. Giro Syariah... A-1 II. Tabungan Syariah... A-3 III. Deposito Syariah... A-5 B. Penyaluran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan bank sebagai tempat untuk melakukan transaksi keuangannya. Mereka menganggap bank merupakan lembaga keuangan

Lebih terperinci

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret 2008 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia menunjukkan bahwa perbankan dengan sistem konvensional bukan satu-satunya sistem yang dapat diandalkan. Perbankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula permintaan atau kebutuhan pendanaan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Namun,

Lebih terperinci

IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER

IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER A. Definisi 01. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lain dimana Bank mempunyai hak untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, memberikan kontribusi yang besar dalam perkembangan perbankan syariah di Indonesia.Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Tabungan ib Pendidikan 1. Pengertian Tabungan ib Pendidikan Tabungan ib Pendidikan merupakan jenis tabungan berjangka dengan potensi bagi hasil yang kompetitif guna memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pembiayaan Dua fungsi utama bank syariah adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetian Bank berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008 Bank adalah badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetian Bank berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008 Bank adalah badan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank Pengetian Bank berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembiayaan dalam perbankan syariah menurul Al-Harran (dalam Ascarya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembiayaan dalam perbankan syariah menurul Al-Harran (dalam Ascarya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori dalam perbankan syariah menurul Al-Harran (dalam Ascarya, 2007 : 122) dapat dibagi tiga, yaitu: 1. Return bearing financing, yaitu bentuk pembiayaan yang secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Mudharabah sebagai Produk Tabungan Rencana Pada Bank Mega Syariah Cabang Semarang Salah satu produk yang dikembangkan di Bank Mega Syariah Cabang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam zaman modern sekarang ini, tentu sebagian besar orang sudah mengenal tentang bank dan menggunakan jasanya, baik itu sebagai tempat menabung atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti di susun berdasarkan pada penelitian-penelitian yang terdahulu beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas (ROA) Bank

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas (ROA) Bank BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Syariah Mandiri Hasil pengujian Uji t data di atas dapat diketahui dari tabel Coefficient menunjukkan bahwa Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Bank 1. Pengertian Bank Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yang mengerahkan dana dari masyarakan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat, dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan. Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan ekonomi syariah. Perkembangan bank syariah di Indonesia secara umum cukup menggembirakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia ditandai dengan perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Konsep perbankan syariah telah terbukti bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip bagi hasil dan menghindari unsur-unsur spekulatif yang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip bagi hasil dan menghindari unsur-unsur spekulatif yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sistem perbankan Islam atau lebih dikenal dengan bank syariah merupakan bank yang kegiatannya tidak menggunakan prinsip berdasarkan bunga, melainkan menggunakan prinsip

Lebih terperinci

BAB II. pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Menurut Kusnadi dkk (2004),

BAB II. pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Menurut Kusnadi dkk (2004), BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Pendapatan/Laba Teori Pendapatan/Laba adalah pendapatan bersih yang di lihat dari selisih antara pendapatan total perusahaan

Lebih terperinci

Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah

Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah 1. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari revenue sharing,gross profit sharing dan profit sharing dalam mudharabah! Buatlah contoh perhitungannya!

Lebih terperinci