BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Koperasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Koperasi"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian Gambaran Umum Koperasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah Rowosari berdiri pada tahun 2003, saat itu berkantor pusat di Gempolsewu Kecamatan Rowosari. Pada Tanggal 19 September Tahun 2003 kantor pusat Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah pindah ke Weleri tepatnya di Komplek Pasar Weleri lantai Dasar Blok D Weleri Kendal No. (0294) Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan beberapa faktor pada akhir tahun 2005 Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah berkantor pusat JL. Bahari no. 09 Gempolsewu Rowosari. Salah satu tokoh pendiri Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah adalah Bapak Karyono Hono Pasto, SE yang sekaligus menjabat sebagai Manajer pada saat itu. Dari bulan ke bulan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah Rowosari mengalami pertumbuhan yang cukup baik dan dibukanya kantor cabang di weleri dan patebon memudahkan nasabah dalam bertransaksi. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari dukungan manajemen yang professional dalam menjalankan usaha jasa yang memberikan 27

2 28 perlindungan mendasar bagi para nasabah. Kemampuan berinovasi dan melakukan terobosan dan juga adanya pelatihan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas, Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah Rowosari telah mencanangkan biaya mminimal 5 % dari biaya personalia. Program Pendidikan Karyawan juga dilaksanakn oleh Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah sedikitnya 2 (dua) karyawan per tahun dari jumlah karyawan Struktur Organisasi KJKS BMT Ben Barokah Struktur organisasi adalah merupakan suatu kerangka yang menunjukan segenap tugas pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Hubungan di antara fungsi fungsi serta wewenang dan tanggung jawab tiap tiap pekerja. Struktur organisasi selalu di pengaruhi oleh situasi dai n kondisi dari luasnya ooperasi perusahaan, sehingga struktur organisasi harus bersifat fleksibel agar mudah disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Struktur organisasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah dilihat dari hubungan kerja, seluruh wewenang dan tanggung jawab, menggunakan system organisasi garis dan staf yang berarti bahwa kekuasaan dari pimpinan secara luas, penuh dan vertikal dilangsungkan kepada pejabat pejabat yang memimpin kesatuan kesatuan dibawahnya. Tiap tiap kepala yang memimpin bagian / seksi berkuasa mempertanggung jawabkan atas hal yang menyangkut tugasnya. Demikian juga tiap tiap bagian / seksi mempertanggung jawabkan secara langsung kepada pimpinan yang diatasnya.

3 29 Sedangkan fungsi staf memberikan pembinaan dan pelayanan kepada fungsi ini. Adapun bagian struktur organisasi ini dapat dilihat jelas pada gambar 4.1 Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dapat diuraikan pembagian kerja atas struktur organisasi sebagai berikut: Gambar 4.1 Struktur Organisasi KJKS BMT Ben Barokah

4 Layanan Pembiayaan KJKS BMT Ben Barokah BMT BEN BAROKAH melayani berbagai macam pembiayaan untuk anggota dengan pilihan akad sesuai spesifikasi kebutuhan berdasarkan prinsip syariah: Musyarakah, Murabahah, Mudharabah, Qordhul hasan, Ijaroh, Rahn. Peneliti menganalisis pada pembiayaan, adapun proses dalam mengajukan pembiayaan sebagai berikut: PERSYARATAN UMUM Warga Negara Indonesia Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah Mempunyai usaha riil dan berada di sekitar wilayah kerja KJKS BMT Ben Barokah Lama usaha mininmal 1 tahun Tujuan pembiayaan untuk kebutuhan modal kerja atau investasi Memiliki usaha tetap Jaminan atas nama milik sendiri atau suami/istri PERSYARATAN DOKUMEN FC. KTP suami istri (bagi yang sudah menikah) FC. Kartu Keluarga FC. Jaminan (BPKB / Sertifikat) FC. SK dan Slip Gaji (bagi karyawan swasta) FC. Karpeg, Taspen dan SK terakhir (bagi PNS) Gambar 4.2 Prosedur Pembiayaan Mudharabah 4.3. Analisis Data Prinsip prinsip akuntansi menurut PSAK No. 105 paragraf 8-11 (Paragraf 8) Pada prinsipnya dalam penyaluran tidak ada jaminan, namun agar pengelola dana tidak melakukan penyimpangan maka pemilik dana dapat meminta jaminan dari

5 31 pengelola dana atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila pengelola dana terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad. (Paragraf 9) Pengembalian dana syirkah temporer dapat dilakukan secara parsial bersamaan dengan distribusi bagi hasil atau secara total pada saat akad diakhiri. (Paragraf 10) Jika dari pengelolaan dana syirkah temporer menghasilkan keuntungan maka porsi jumlah bagi hasil untuk pemilik dana dan pengelola dana ditentukan berdasarkan nisbah yang disepakati dari hasil usaha yang diperoleh selama periode akad. Jika dari pengelolaan dana syirkah temporer menimbulkan kerugian maka kerugian finansial menjadi tanggungan pemilik dana. Prinsip Pembagian Hasil Usaha (Paragraf 11) Pembagian hasil usaha dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil atau bagi laba. Dalam prinsip bagi hasil usaha berdasarkan bagi hasil, dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto (gross profit) bukan total pendapatan usaha (omset). Sedangkan dalam prinsip bagi laba, dasar pembagian adalah laba bersih yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan modal. Dari uraian diatas sesuai dengan paragraf 8 prinsip bagi hasil yang dilakukan oleh KJKS BMT Ben Barokah Rowosari adalah laba bersih (profit sharing) karena lebih mudah dalam pengelolaan modal

6 32. KJKS BMT Ben Barokah memberikan nisbah kepada pengelola dana sebesar 40 : 60 (pemilik dana : pengelola dana). Sesuai dengan paragraf 8 tentang jaminan pembiayaan KJKS BMT Ben Barokah memberikan jaminan kepada pegelola dana berupa: BPKB atau Sertifikat agar kedua belah pihak sama sama saling percaya Pengakuan dan Pengukuran Peneliti melakukan penelitian tentang akuntansi untuk pemilik dana karena hanya membahas pembiayaan, adapun kesesuai munurut PSAK no. 105 sebagai berikut: Akuntansi untuk pemilik dana PSAK No. 105 Paragraf (Paragraf 12) Dana yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi pada saat pembayaran kas atau penyerahan aset nonkas kepada pengelola dana. Menurut penjelasan dari KJKS hasil dari wawancara, pada saat penyerahan pembiayaan diakui sebagai pembiayaan. (Paragraf 13) Pengukuran investasi adalah sebagai berikut: a. investasi dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang diberikan pada saat pembayaran; penjelasannya: pengukuran pembiayaan di KJKS dalam bentuk kas/tunai diukur sebesar jumlah yang dibayarkan. b. investasi dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar aset nonkas pada saat penyerahan: jika nilai wajar

7 33 lebih rendah daripada nilai tercatatnya diakui sebagai kerugian; jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilai tercatatnya diakui sebagai keuntungan tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu akad. Penjelasan: dalam bentuk nonkas KJKS tidak menggunakan pembiayaan dalam bentuk nonkas karena masyarakat/nasabah lebih menyukai pembiayaan dalam bentuk kas. (Paragraf 14) Jika nilai investasi turun sebelum usaha dimulai disebabkan rusak, hilang atau faktor lain yang bukan kelalaian atau kesalahan pihak pengelola dana, maka penurunan nilai tersebut diakui sebagai kerugian dan mengurangi saldo investasi. (Paragraf 15) Jika sebagian investasi hilang setelah dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana, maka kerugian tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil. Penjelasan: par 14 & 15 tidak digunakan karena dalam par 13 pada point (b) tentang pembiayaan nonkas seperti penjelasan di atas. (Paragraf 16) Usaha dianggap mulai berjalan sejak dana atau modal usaha diterima oleh pengelola dana. Penjelasan: jadi, maksudnya pada saat nasabah menerima uang tunai sebagai pembiayaan, sudah dianggap bahwa usahanya sudah dimulai. (Paragraf 17) Dalam investasi yang diberikan dalam bentuk barang (nonkas) dan barang tersebut mengalami penurunan nilai pada saat atau setelah barang dipergunakan secara efektif dalam kegiatan usaha, maka kerugian tersebut tidak langsung

8 34 mengurangi jumlah investasi namun diperhitungan pada saat pembagian bagi hasil. Penjelasan: tidak digunakan karena dalam par 13 pada point (b) tentang pembiayaan nonkas seperti penjelasan di atas. (Paragraf 18) Kelalaian atas kesalahan pengelola dana, antara lain,ditunjukkan oleh: a. Persyaratan yang ditentukan di dalam akad tidak dipenuhi. b. Tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur) yang lazim dan/atau yang telah ditentukan dalam akad;atau c. Hasil keputusan dari institusi yang berwenang. Penjelasan: akad perjanjian yang harus ditaati oleh nasabah karena sudah tercantum didalam perjanjian akad pembiayaan al-. (Paragraf 19) Jika akad berakhir sebelum atau saat akad jatuh tempo dan belum dibayar oleh pengelola dana, maka investasi diakui sebagai piutang. Penjelasan: pengakuan nasabah yang belum lunas atau nunggak dan belum bayar oleh nasabah, diakui sebagai piutang jatuh tempoh. (Paragraf 20) Jika investasi melebihi satu periode pelaporan, penghasilan usaha diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati. Penjelasan: pengakuan bagi hasil di KJKS sebesar 40:60 (Paragraf 21) Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad berakhir diakui sebagai kerugian dan dibentuk penyisihan

9 35 kerugian investasi. Pada saat akad berakhir, selisih antara: investasi setelah dikurangi penyisihan kerugian investasi; dan pengembalian investasi ; diakui sebagai keuntungan atau kerugian. Penjelasan: pengakuan kerugian sebelum akad pembiayaan berakhir dan bukan kelalaian nasabah diakui kerugian dan dibentuk penyisihan kerugian pembiayaan, kemudian mengurangi pembiayaan. (Paragraf 22) Pengakuan penghasilan usaha dalam praktik dapat diketahui berdasarkan laporan bagi hasil atas realisasi penghasilan usaha dari pengelola dana. Tidak diperkenankan mengakui pendapatan dari proyeksi hasil usaha. Penjelasan: pengakuan penghasilan usaha bisa di perhitungkan dari laporan laba/rugi dari nasabah. (Paragraf 23) Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pengelola dana dibebankan pada pengelola dana dan tidak mengurangi investasi. Penjelasan: kerugian yang diakibatkan kesalahan nasabah yang tidak sesuai dengan akad perjanjian maka tidak mengurangi pembiayaan. (Paragraf 24) Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana diakui sebagai piutang dari pengelola dana. Penjelasan: pengakuan keuntungan yang belum dibayarkan ke koperasi diakui sebagai piutang pendapatan bagi hasil.

10 36 JURNAL AKUNTANSI MUDHARABAH KJKS BMT BEN BAROKAH ROWOSARI 1) Pada saat KJKS melakukan pembayaran pembiayaan dalam bentuk kas kepada mudharib Db. Pembiayaan Kr. Rekening Nasabah 2) Pengeluaran biaya dalam rangka akad Db. Uang muka akad Kr. Rekening Nasabah 3) Pengakuan biaya-biaya yang dikeluarkan atas pemberian pembiayaan sesuai kesepakatan diakui sebagai biaya Db. Beban akad Kr. Uang muka akad 4) Penerimaan keuntungan Db. Rekening Nasabah Kr. Pendapatan bagi hasil 5) Belum menerima keuntungan Db. Piutang Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah Kr. Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah 6) Pencatatan kerugian yang timbul bukan akibat kelalaian atau kesalahan mudharib. Db. Pembiayaan jatuh tempo Kr. Pembiayaan

11 37 7) Pencatatan kerugian yang timbul akibat kelalaian atau kesalahan mudharib. Db. Piutang Pembiayaan Kr. Pembiayaan 8) Pelunasan pembiayaan sebelum atau saat akad jatuh tempo Db. Rekening nasabah Kr. Pembiayaan 9) Pembentukan PPAP pembiayaan Db. Beban penyisihan kerugian aktiva produktif Kr. Penyisihan kerugian aktiva produktif 10) Penghapusan PPAP pembiayaan Db. Penyisihan kerugian aktiva produktif Pembiayaan Kr. Pembiayaan 11) Pembayaran mitra usaha untuk pembiayaan (macetnya pembiayaan karena kesalahan mudharib/negligence): a. Penerimaan setoran kas: Db. Rekening Nasabah Kr. Penyisihan kerugian aktiva produktif b. Pengakuan bagi hasil: Db. Rekening Nasabah Kr. Pendapatan bagi hasil Mudharabah Sumber: Data KJKS BMT Ben Barokah Rowosari

12 Pembahasan Berdasarkan data yang didapat oleh peneliti di KJKS BMT Ben Barokah Rowosari adalah jurnal akuntansi dan laporan keuangan 1 (satu) periode yaitu laporan posisi keuangan (neraca), laporan perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber dan penggunaan ZIS, laporan sumber dan penggunaan Qordhul hasan. Dari data interview yang di dapat, dapat dianalisis perlakuan pembiayaan di KJKS BMT Ben Barokah sebagai berikut : 1. KJKS BMT Ben Barokah sebagai pemilik dana (shahibul maal) yang menyediakan dana secara penuh dan nasabah bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dalam kegiatan usaha. 2. Jangka waktu pembiayaan, pengembalian dana, dan pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan KJKS dan nasabah. 3. KJKS ikut serta dalam pengelolaan usaha nasabah yang berkaitan dengan tempat usaha, tata cara usaha, dan obyek investasinya (investasi yang terikat). 4. Pembiayaan diberikan dalam bentuk tunai kas. 5. Untuk pembagian keuntungan dari penggelola dana (mudharib) dinyatakan dalam bentuk nisbah yang sudah disepakati antara shahibul maal dengan mudharib. 6. KJKS menanggung seluruh risiko kerugian usaha yang dibiayai kecuali jika nasabah melakukan kecurangan, lalai, atau menyalahi perjanjian yang mengakibatkan kerugian usaha

13 39 7. Nisbah bagi hasil yang ditetapkan oleh KJKS dalam pembiayaan adalah 40% : 60% (KJKS : Nasabah) 8. Pembagian keuntungan dilakukan dengan menggunakan metode bagi laba (profit sharing) 9. kerugian usaha, pemilik modal dapat menyertakan persyaratan kepada pengelola dalam menjalankan usahanya dan harus disepakati secara bersama. 10. KJKS memberikan jaminan kepada nasabah berupa: BPKB dan Sertifikat Dari jurnal diatas dapat di analisis Perlakuan akuntansi pengakuan dan pengukuran di KJKS BMT Ben Barokah sebagai berikut : a. Pembiayaan dalam bentuk kas diakui pada saat pembayaran sebesar jumlah uang yang diberikan KJKS kepada pengelola dana. b. Pembiayaan yang diberikan secara bertahap diakui pada setiap tahap pembayaran. c. Biaya yang terjadi akibat akad diakui sebagai bagian pembiayaan setelah disepakati bersama. d. Penyisihan penghapusan pembiayaan dibentuk pada saat nasabah menerima pembiayaan dari KJKS untuk mengantisipasi angsuran tunggakan (macet) dalam pembayaran. e. Pengakuan keuntungan/laba pembiayaan diakui pada periode terjadinya hak bagi hasil f. Pengakuan kerugian pembiayaan diakui pada saat

14 40 terjadinya kerugian tersebut dan mengurangi saldo pembiayaan. g. Kerugian yang timbul akibat kelalaian atau kesalahan mudharib diakui sebagai piutang jatuh tempo. Pengakuan di KJKS pada laporan posisi keuangan (neraca) pada akun pembiayaan apabila ada penyisihan penghapusan aset produktif maka pembiayaan dikurangi dengan penyisihan penghapusan aset produktif lihat tabel 4.1. Pengakuan di laporan laba/rugi atau pada KJKS laporan perhitungan hasil usaha dengan nama akun pendapatan bagi hasil apabila terjadi keuntungan dari pengelola dana (nasabah). Tabel 4.1 Pembiayaan Mudharabah Asset Pembiayaan Mudharabah Cadangan kerugian Sumber: Data Olahan XXX (XXX) XXX Pembagian hasil usaha diakui sebagai pendapatan bagi hasil dihitung sebagai berikut gambarannya. Contoh perhitungan pembagian hasil usaha:

15 41 Tabel 4.2 Perhitungan Pembagian Hasil Usaha Penjualan Rp HPP (Rp ) Laba kotor Rp Biaya biaya (Rp ) Laba (Rugi) bersih Rp Jadi, cara untuk menghitung bagi hasil dengan nisbah 40 : 60 Pemilik dana : 40% x Rp = Rp Pengelola dana : 60% x Rp = Rp Sumber: Data Olahan Pengukuran yang dilakukan oleh KJKS adalah dengan melihat laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan laba/rugi. Pengukuran pada laporan posisi keuangan (neraca) dilihat dari akun pembiayaan yang sudah diakui pada periode tertentu, sehingga untuk pengukuran memberikan nilai dari akun pembiayaan yang sudah diakui didalam transaksi. Misal: Pada tanggal 1 januari 2014, KJKS BMT Ben Barokah Rowosari mencairkan pembiayaan sebesar Rp untuk pembiayaan, maka jurnalnya: Db. Pembiayaan Mudharabah Kr. Rekening Nasabah Dari contoh diatas pengukuran adalah dasar pengukuran aktivitas perusahaannya diukur dalam satuan uang (Ahmadfuadi, 2010). Jadi, dari akun pembiayaan pada transaksi diatas senilai Rp

16 42 Tabel 4.3 PERBANDINGAN PERLAKUAN AKUNTANSI KJKS BMT BEN BAROKAH DENGAN PSAK NOMOR 105 NO PERLAKUAN AKUNTANSI 1. Pengakuan & Pengukuran KETERANGAN KONTRIBUSI / KJKS BMT PSAK 105 TEMUAN Sesuai : Sesuai, Par 12 Dana mengakui pembiayaan yang disalurkan oleh pemilik pada saat dana diakui penyerahan. sebagai investasi pada saat pembayaran kas atau penyerahan aset nonkas kepada pengelola dana. Sesuai : Par 12 Menurut penjelasan dari KJKS hasil dari wawancara, pada saat penyerahan pembiayaan diakui sebagai pembiayaan. Contoh: Pada tanggal 1 januari 2014, KJKS BMT Ben Barokah Rowosari mencairkan pembiayaan sebesar Rp untuk pembiayaan, maka jurnalnya: Db. Pembiayaan Mudharabah Kr. Rekening Nasabah Par 13 point (a) penjelasannya: pengukuran pembiayaan di KJKS dalam bentuk kas atau tunai diukur sebesar jumlah yang dibayarkan. Contoh: pada transaksi diatas akun pembiayaan senilai Rp Par 16 Penjelasan: jadi, maksudnya pada saat nasabah menerima uang tunai sebagai pembiayaan, sudah dianggap bahwa usahanya sudah dimulai. Contoh: sudah mengisi form perjanjian pembiayaan al, menyerahkan persyaratan dokumen seperti: FC KTP suami istri (bagi yang sudah menikah), FC KK, FC Par 13 Pengukuran investasi adalah sebagai berikut: a. investasi dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang diberikan pada saat pembayaran; Par 16 Usaha dianggap mulai berjalan sejak dana atau modal usaha diterima oleh pengelola dana. Sesuai, diukur sebesar jumlah pembayaran. Sesuai, pada intinya nasabah(pengelo la dana) sudah menerima dana (uang)

17 43 jaminan (BPKB / Sertifikat), FC. SK dan Slip Gaji (Bagi Karyawan Swasta), FC. Karpeg, Taspen dan SK terakhir (bagi PNS), setelah disetujui bagian accounting memberikan informasi bahwa akad sudah terlaksana, dan bagian teller melakukan pencairan uang kepada nasabah. Kemudian nasabah menerima uang dari KJKS. Par 18 Penjelasan: akad perjanjian yang harus ditaati oleh nasabah karena sudah tercantum didalam perjanjian akad pembiayaan al. Contoh: nasabah mengisi form Perjanjian Pembiayaan Al- Mudharabah pada pasal 7 tentang Cedera Janji: a. Anggota/calon anggota tidak melaksanakan kewajiban pembayaran/pelunasan tepat pada waktu yang diperjanjikan sesuai dengan tanggal jatuh tempo. b. Anggota/calon anggota tidak menggangsur pokok pembiayaan dan margin selama 3(tiga) bulan berturutturut sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian pembiayaan. c. Dokumen atau keterangan yang diserahkan/diberikan anggota/calon anggota kepada KJKS BMT Ben Barokah sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 7 akad ini palsu, tidak sah atau tidak benar. d. Anggota/calon anggota tidak memenuhi dan atau melanggar sebagian dan atau seluruh syarat dan ketentuan yang tercantum dalam akad ini. Par 18 Kelalaian atas kesalahan pengelola dana, antara lain,ditunjukkan oleh: a. Persyaratan yang ditentukan di dalam akad tidak dipenuhi. b. Tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur) yang lazim dan/atau yang telah ditentukan dalam akad;atau c. Hasil keputusan dari institusi yang berwenang. Sesuai, pada intinya sama dengan akad perjanjian.

18 44 Par 19 Penjelasan: pengakuan nasabah yang belum lunas atau nunggak dan belum bayar oleh nasabah, diakui sebagai piutang jatuh tempoh. Contoh: Pada tanggal 1 januari 2014, KJKS BMT Ben Barokah Rowosari mencairkan pembiayaan sebesar Rp untuk pembiayaan. UD. Pak Untung sepakat melakukan pembayaran modal pembiayaan secara di angsur atau bertahap sebanyak 3x dalam 6 bulan. 1. Bulan Februari akan dikembalikan modal sebesar Rp Bulan April akan dikembalikan modal sebesar Rp Bulan Juni akan dikembalikan modal sebesar Rp Namun, pada bulan februari UD. Pak Untung belum membayar angsuran pokok, maka jurnal KJKS pada Februari sbb: Db. Pembiayaan Mudharabah jth. Tempoh Kr. Pembiayaan Mudharabah Par 20 Penjelasan: pengakuan bagi hasil di KJKS sebesar 40:60 Contoh: UD. Pak Untung melaporkan keuntungannya sebesar Rp kepada KJKS maka perhitungnya: KJKS (40%) = 40% x = Rp Db. Rekening nasabah Kr. Pendapatan bagi hasil Par 21 Penjelasan: pengakuan Par 19 Jika akad berakhir sebelum atau saat akad jatuh tempo dan belum dibayar oleh pengelola dana, maka investasi diakui sebagai piutang. Par 20 Jika investasi melebihi satu periode pelaporan, penghasilan usaha diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati. Sesuai, samasama diakui sebagai piutang. Sesuai, hak bagi hasil dibagi sesuai dengan kesepakatan. Par 21 Kerugian Sesuai, sama-

19 45 kerugian sebelum akad pembiayaan berakhir dan bukan kelalaian nasabah diakui kerugian dan dibentuk penyisihan kerugian pembiayaan, kemudian mengurangi pembiayaan. Contoh: UD. Pak Untung melaporkan kerugian sebesar Rp kepada KJKS maka, a. Apakah nasabah sudah menjalankan usahanya sesuai akad yang sudah disepakati pada pasal 7 tentang cedera janji. Jika sudah menjalankan maka kerugian tersebut ditanggung KJKS dan mengurangi pembiayaan. Jika hal tersebut dilanggar maka KJKS tidak menanggung kerugian dan tidak mengurangi pembiayaan. b. Maka jurnalnya: Db. Kerugian Pembiayaan Mudharabah Kr. Pembiayaan Mudharabah Par 22 Penjelasan: pengakuan penghasilan usaha bisa di perhitungkan dari laporan laba/rugi dari nasabah. Contoh: UD. Pak Untung melaporkan keuntungan tanggal 15 februari sebesar Rp kepada KJKS maka perhitungannya: KJKS (40%) = 40% x = Rp yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad berakhir diakui sebagai kerugian dan dibentuk penyisihan kerugian investasi. Pada saat akad berakhir, selisih antara: investasi setelah dikurangi penyisihan kerugian investasi; dan pengembalian investasi ; diakui sebagai keuntungan atau kerugian. Par 22 Pengakuan penghasilan usaha dalam praktik dapat diketahui berdasarkan laporan bagi hasil atas realisasi penghasilan usaha dari pengelola dana. Tidak diperkenankan mengakui pendapatan dari proyeksi hasil usaha. sama mengurangi pembiayaan jika bukan kelalaian atau kesalah dari nasabah (pengelola) Sesuai, perhitungan dari bagi hasil dilihat dari laporan laba/rugi nasabah

20 46 Par 23 Penjelasan: kerugian yang diakibatkan kesalahan nasabah yang tidak sesuai dengan akad perjanjian maka tidak mengurangi pembiayaan. Contoh: UD. Pak Untung melaporkan kerugian sebesar Rp kepada KJKS, setelah ditelusuri nasabah tersebut melanggar akad yang sudah disepakati pada pasal 7 tentang cedera janji, maka jurnalnya: Db. Piutang Pembiayaan Kr. Pembiayaan Par 24 Penjelasan: pengakuan keuntungan yang belum dibayarkan ke koperasi diakui sebagai piutang pendapatan bagi hasil. Contoh: UD. Pak Untung belum melaporkan keuntungannya pada tanggal 15 februari sebesar Rp , namun UD. Pak Untung melaporkan keuntungan pada tanggal 5 maret kepada KJKS maka perhitungnya: KJKS (40%) = 40% x = Rp Februari: Db. Piutang pendapatan bagi hasil Mudharabah Kr. Pendapatan bagi hasil Maret: Db. Rekening nasabah Kr. Piutang Pendapatan bagi hasil Par 23 Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pengelola dana dibebankan pada pengelola dana dan tidak mengurangi investasi. Par 24 Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana diakui sebagai piutang dari pengelola dana. Sesuai, tidak mengurangi pembiayaan karena terjadi kelalaian atau kesalahan dari nasabah (pengelola) Sesuai, samasama mengakui keuntungan yang belum dibayarkan sebagai piutang. Sumber: Data Olahan

21 Analisis Dilihat dari hasil analisis yang dilakukan, maka pembahasan yang dapat di simpulkan dari penelitian adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah Rowosari telah sesuai dengan perlakukan akuntansi berdasarkan pedoman yang ada dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 105 yaitu pengakuan dan pengukuran. Koperasi sudah menyusun sesuai dengan PSAK 105. KJKS BMT Ben Barokah Rowosari menganut Sistem Sentralisasi dimana seluruh dana yang diperoleh dari kantor cabang investasi dan pembiayaan dilaporkan ke kantor pusat tiap bulannya dan setiap tahun akan diadakan rekonsiliasi. Harta kekayaan koperasi dapat dijadikan jaminan hutang dengan dibebani hak tanggungan atau digadaikan berdasarkan keputusan Rapat Anggota, dan harta kekayaan koperasi tidak boleh diatasnamakan oleh pengurus, pengawas dan atau pengelola dan harus dicatat atas nama koperasi yang bersangkutan. Pengawasan harta KJKS BMT Ben Barokah dipercayakan kepada general manager yang terdiri dari setiap manager memiliki teller, accounting dan analisis pembiayaan yang akan ditagih oleh bagian marketing. Disamping pengawasan tersebut, pengawasan tertinggi dilakukan oleh audit intern dan kabag keuangan.

Umi Reza Main. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang ABSTRACT

Umi Reza Main. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang ABSTRACT ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN DALAM PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 105 UNTUK PEMILIK DANA PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA KJKS BMT BEN BAROKAH ROWOSARI Umi Reza Main Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Ada berbagai jurnal yang telah meneliti tentang PSAK 105 dan kesesuaiannya dengan system yang ada di lembaga keuangan syariah diantaranya : Turrosifa

Lebih terperinci

BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL

BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL IV.1. PEMBIAYAAN MUDHARABAH A. Definisi 01. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak

Lebih terperinci

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUDHARABAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUDHARABAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. Juni 00 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUDHARABAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA Akuntansi Mudharabah PSAK No. PSAK No. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

Lebih terperinci

Akuntansi Mudharabah ED PSAK 105 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED

Akuntansi Mudharabah ED PSAK 105 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED Akuntansi Mudharabah ED PSAK 5 (Revisi 06) Hak Cipta 06 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 5.1 ED 56789 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 5 AKUNTANSI MUDHARABAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum sistem ekonomi yang melakukan kegiatan perekonomian akan berakhir dengan transaksi. BNI Syariah sebagai bank yang menjalankan kegiatan perbankannya berdasarkan

Lebih terperinci

Pengertian. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia. Iman Pirman Hidayat. Pembiayaan Mudharabah

Pengertian. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia. Iman Pirman Hidayat. Pembiayaan Mudharabah Pengertian Iman Pirman Hidayat Pembiayaan mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara bank sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan nasabah sebagai pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberadaan ekonomi Islam di Indonesia semakin lama semakin mendapatkan perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Metode Bagi Hasil Mudharabah dalam PT. Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan IAI No. 59 Tentang Akuntansi Perbankan Syariah bahwa metode bagi hasil mudharabah

Lebih terperinci

IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH A. Definisi 01. Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan

Lebih terperinci

IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER

IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER A. Definisi 01. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lain dimana Bank mempunyai hak untuk mengelola

Lebih terperinci

PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

PEMBIAYAAN MUSYARAKAH PEMBIAYAAN MUSYARAKAH PENGERTIAN Agus Fajri Zam Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia Musyarakah adalah akad kerjasama yang terjadi diantara para pemilik modal (mitra musyarakah) untuk menggabungkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 105 TENTANG AKUNTANSI MUDHARABAH DI KJKS BMT HUDATAMA SEMARANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 105 TENTANG AKUNTANSI MUDHARABAH DI KJKS BMT HUDATAMA SEMARANG BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 105 TENTANG AKUNTANSI MUDHARABAH DI KJKS BMT HUDATAMA SEMARANG A. Analisis Kesesuaian Pengakuan dan Pengukuran Akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha 50 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha BMT berdiri dalam rangka menumbuh dan mengembangkan sumberdaya ekonomi mikro yang bersumber pada syariat Islam.

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 9: Akuntansi Akad Mudharabah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI Secara harfiah mudharabah berasal dari kata dharb di muka bumi yang artinya melakukan perjalanan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis melakukan evaluasi terhadap bagi hasil pembiayaan mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya evaluasi ini untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath Pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh KJKS BMT Al Fath dilakukan dengan cara komputerisasi dengan program IT

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ahmed, Salman. (2011). Analysis Of Mudharabah and A New Approach to Equity

DAFTAR PUSTAKA. Ahmed, Salman. (2011). Analysis Of Mudharabah and A New Approach to Equity DAFTAR PUSTAKA Agustianto (2008). Pembatalan Mudharabah. PSTTI-UI : Jakarta Ahmed, Salman. (2011). Analysis Of Mudharabah and A New Approach to Equity Financing in Islamic Finance. Vol : 6, No. 5, 2011.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : 1. Nasabah Melakukan Pengajuan

Lebih terperinci

Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah

Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah 1. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari revenue sharing,gross profit sharing dan profit sharing dalam mudharabah! Buatlah contoh perhitungannya!

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. PERBANKAN SYARIAH Modul ke: MUDHARABAH Fakultas FEB AFRIZON Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Investasi mudharabah adalah pembiayaan yang di salurkan oleh bank syariah kepada pihak lain untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN 4.1 Pengakunan Pembiayaan Musyarakah Wal Ijarah Muntahiya Bittamlik di Bank Muamalat Indonesia Cabang

Lebih terperinci

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan BAB 1V PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Evaluasi ini dilaksanakan untuk menganalisis apakah seluruh rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 72 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan PSAK No. 105 Tentang Sistem Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 1. Penerapan sesuai dengan PSAK No. 105 Tabel

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA Jati Satria Pratama Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : Order.circlehope@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107 Produk gadai syariah: 1. AMANAH (Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Bagi Karyawan) berdasarkan PSAK 102 : Akuntansi

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Pembiayaan Mudharabah (Studi Kasus pada Koperasi Jasa Keuangan. Syariah Muamalah Berkah Sejahtera Surabaya), maka penulis dapat menarik

BAB 5 PENUTUP. Pembiayaan Mudharabah (Studi Kasus pada Koperasi Jasa Keuangan. Syariah Muamalah Berkah Sejahtera Surabaya), maka penulis dapat menarik BAB 5 PENUTUP Berdasarkan pada hasil pembahasan dan analisis yang dikemukakan oleh penulis tentang Penerapan Sistem Bagi Hasil dan Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah (Studi Kasus pada Koperasi Jasa

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. AKUNTANSI BANK SYARIAH Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA Akuntansi Wadiah Dana wadiah diakui: sebesar jumlah dana yang dititipkan pada saat terjadinya; Penerimaan yang diperoleh

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk.

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk. PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk. NAMA : RINA ARIANI NPM : 21208507 JURUSAN : AKUNTANSI DOSEN PEMBIMBING : DR. MASODAH, SE., MMSI PENDAHULUAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO -2- PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO YANG MENJALANKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

AKUNTANSI MUDHARABAH (psak 105)

AKUNTANSI MUDHARABAH (psak 105) Disampaikan oleh Wiroso AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUDHARABAH (psak 105) This training material is solely for the use of training participants. No part of it may be circulated, quoted, or reproduced

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Bagi Hasil Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah dengan sistem bagi hasil dirancang untuk terbinanya kebersamaan dalam menanggung risiko usaha dan

Lebih terperinci

BAGIAN III AKAD JUAL BELI

BAGIAN III AKAD JUAL BELI - 19 - BAGIAN III AKAD JUAL BELI III.1. MURABAHAH A. Definisi 1. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar beban perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tujuan pustaka yang di jelaskan pada bab II, maka dalam bab ini saya akan membahas perlakuan akuntansi pendapatan atas pembiayaan mudharabah pada bank

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 10: Akuntansi Akad Musyarakah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 Kemitraan Umum (Syirkah) Kepemilikan Bersama (Syirkah Al Milk) Kontrak (Uqud) Pilihan (Ikhtia ri) Keharusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi Akuntansi menurut Weygandt dkk. (2007:4) adalah sebagai berikut : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi dan Bank Syariah 1. Pengertian Akuntansi Syariah Akuntansi syariah adalah teori yang menjalankan bagaimana mangalokasikan sumber-sumber yang ada secara adil bukan pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menerapkan murabahah pesanan yang bersifat mengikat. PT. Bank Muamalat Indonesia,

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank Mega Syariah Indonesia Sejarah kelahiran Bank Mega Syariah Indonesia berawal dari akuisisi PT Bank Umum Tugu oleh

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan usaha

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan pada Bab II, maka bab ini peneliti akan membahas mengenai Perlakuan Akuntansi Pendapatan atas Pembiayaan Murabahah

Lebih terperinci

Prinsip Sistem Keuangan Syariah

Prinsip Sistem Keuangan Syariah TRANSAKSI SYARIAH 1 Prinsip Sistem Keuangan Syariah 1. Pelarangan Riba 2. Pembagian Risiko 3. Tidak menganggap Uang sebagai modal potensial 4. Larangan melakukan kegiatan spekulatif 5. Kesucian Kontrak

Lebih terperinci

Boks : Pembia KEBIJAKAN RESI GUDANG

Boks : Pembia KEBIJAKAN RESI GUDANG Boks : Pembia embiayaan aan UMKM Sektor Pertanian KEBIJAKAN Secara umum kebijakan Pemerintah maupun Bank Indonesia yang terkait dengan pengembangan UMKM cukup banyak, namun belum terkomunikasikan secara

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59 KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59 by KarimSyah Law Firm Level 11, Sudirman Square Office Tower B Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46, Jakarta

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DAN UNIT JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL Produk & Jasa Lembaga Keuangan Syariah Operasional Bank Syariah di Indonesia Penghimpunan Dana Penggunaan Dana Wadiah Mudharabah Equity Financing Debt Financing Giro

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra 47 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra Sejahtera Subah-Batang Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha Mandiri Sejahtera ( UMS ). 1. Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha Mandiri Sejahtera Prosedur pengajuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat tamwil Surya Parama Arta. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta a. Menjadi anggota BMT Surya Parama

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARAKAH RESKINO. SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat. Modul ke: Fakultas FEB

PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARAKAH RESKINO. SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat. Modul ke: Fakultas FEB PERBANKAN SYARIAH Modul ke: 12 Fakultas FEB AKUNTANSI MUSYARAKAH RESKINO Program Studi Akuntansi SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat PEMBAHASAN MATERI Definisi, Pengertian,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORITIS A. Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 59 (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut : Bank Syariah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Sistem Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah Musyarakah adalah suatu perjanjian usaha antara dua pihak atau beberapa pemilik modal untuk menyertakan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS CEMERLANG. Kendal yang produktif. Produktifitas ini bisa dilihat dari keberadaan

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS CEMERLANG. Kendal yang produktif. Produktifitas ini bisa dilihat dari keberadaan BAB III GAMBARAN UMUM KJKS CEMERLANG A. Sejarah KJKS Cemerlang Weleri Kendal Kecamatan Weleri adalah salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Kendal yang produktif. Produktifitas ini bisa dilihat

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Pedoman Pertanyaan Wawancara

LAMPIRAN Lampiran 1. Pedoman Pertanyaan Wawancara LAMPIRAN Lampiran 1. Pedoman Pertanyaan Wawancara A. Wawancara dengan bagian pembiayaan Nama narasumber: Sulistiyono, Amd Jabatan: kabag. Pembiayaan 1. Bagaimana prosedur pembiayaan murabahah pada KJKS

Lebih terperinci

Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership)

Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership) Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership) Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl.

Lebih terperinci

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI XI.1. PENGERTIAN 01. Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode yang menunjukkan komponen laba rugi.

Lebih terperinci

Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah

Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah Terdapat tiga jenis pembiayaan di bank syariah yaitu: a. pembiayaan berbasis bagi hasil. b. pembiayaan berbasis jual beli. c. pembiayaan berbasis sewa beli. Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Akuntansi Syariah Gustani (2016) menyatakan bahwa akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan

Lebih terperinci

Akuntansi Musyarakah ED PSAK 106 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED

Akuntansi Musyarakah ED PSAK 106 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED Akuntansi Musyarakah ED PSAK 6 (Revisi 06) Hak Cipta 06 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 6.1 ED 56789 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 6 AKUNTANSI MUSYARAKAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh AKUNTANSI BANK SYARIAH Imam Subaweh Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kinerja dan kelangsungan usaha Bank Perkreditan

Lebih terperinci

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak. Materi: 6 AKUNTANSI MURABAHAH Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada Usaha Kecil Menengah (UKM) di PT. Bank Muamalat Indonesia 1. Persyaratan Umum Pembiayan Mudharabah pada UKM (Pembiayaan

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH

AKUNTANSI BANK SYARIAH AKUNTANSI BANK SYARIAH Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku KDPPLK umum,

Lebih terperinci

Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi Mudharabah Pada BMT Itqan Bandung

Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi Mudharabah Pada BMT Itqan Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-07 Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BTM WIRADESA. A. Latar belakang berdirinya BTM Wiradesa. Muhammadiyah Wiradesa untuk memiliki sumber-sumber pendanaan

BAB III GAMBARAN UMUM BTM WIRADESA. A. Latar belakang berdirinya BTM Wiradesa. Muhammadiyah Wiradesa untuk memiliki sumber-sumber pendanaan BAB III GAMBARAN UMUM BTM WIRADESA A. Latar belakang berdirinya BTM Wiradesa Berdirinya BTM Wiradesa yang beralamat Jl. Mayjend. S. Parman No.183 Wiradesa Pekalongan, berawal dari keinginan Pimpinan Cabang

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Metodologi Pengembangan Standar Akuntansi Keuangan Syariah 1. Add Pendekatan Your Text Ideologis Tujuan dan berbagai Kaidah Akuntansi

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Syarat Transaksi sesuai Syariah a.l : Tidak Mengandung unsur kedzaliman Bukan Riba Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PSAK No. 102 dan 105. Menurut Wardi dan Eka, praktik dan aturan-aturan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PSAK No. 102 dan 105. Menurut Wardi dan Eka, praktik dan aturan-aturan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Jeni Wardi & Gusmarila Eka Putri (2011) Penelitian ini dititik beratkan pada jenis pembiayaan yang mendominasi pada objek penelitian yaitu Bank Muamalat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja keuangan Bank Muamalat Bank Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Pembiayaan Mudharabah berdasarkan PSAK No. 105 dan PAPSI 2003. 1. Kebijakan umum pembiayaan mudharabah PT Bank Syariah Mandiri menetapkan sektor-sektor

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk) ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk) NAMA : SILPIA NAVITA SARI NPM : 21208165 JURUSAN : AKUNTANSI DOSEN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Perbankan Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Kehadiran bank syariah ditengah tengah perbankan adalah untuk menawarkan sistem perbankan alternatif bagi umat Islam yang membutuhkan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 106 AKUNTANSI MUSYARAKAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 106 AKUNTANSI MUSYARAKAH Akuntansi Musyarakah ED PSAK (Revisi 00) 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. AKUNTANSI MUSYARAKAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf Standar

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kelangsungan usaha Bank

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sunnah Nabi. Konsekuensinya, apapun nilai yang dibutuhkan dalam analisis dan

BAB II LANDASAN TEORI. Sunnah Nabi. Konsekuensinya, apapun nilai yang dibutuhkan dalam analisis dan BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Bank Syariah 1. Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil Bagi seorang muslim, sumber nilai dan sumber hukum adalah Al-Quran dan Sunnah Nabi. Konsekuensinya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Gadai Secara Umum. Beberapa pendapat mengenai definisi gadai dan pegadaian:

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Gadai Secara Umum. Beberapa pendapat mengenai definisi gadai dan pegadaian: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Gadai Konvensional II.1.1 Pengertian Gadai Secara Umum Beberapa pendapat mengenai definisi gadai dan pegadaian: 1. Menurut Kasmir (2010:262), secara umum pengertian usaha gadai

Lebih terperinci

BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735

BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735 205 BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH Pasal 735 (1) Akuntansi syari ah harus dilakukan dengan mencatat, mengelompokkan, dan menyimpulkan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian

Lebih terperinci

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUSYARAKAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUSYARAKAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. Juni 00 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUSYARAKAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA Akuntansi Musyarakah PSAK PSAK No. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

Lebih terperinci

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MURABAHAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MURABAHAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 0 Juni 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MURABAHAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA PSAK No. 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNT UNTANSI

Lebih terperinci

AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106)

AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106) Disampaikan oleh Wiroso AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106) This training material is solely for the use of training participants. No part of it may be circulated, quoted, or reproduced

Lebih terperinci

BAB IV PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK MODAL USAHA DI KJKS BMT BINAMA SEMARANG

BAB IV PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK MODAL USAHA DI KJKS BMT BINAMA SEMARANG BAB IV PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK MODAL USAHA DI KJKS BMT BINAMA SEMARANG A. Mekanisme Pembiayaan Murobahah Modal Usaha di KJKS BMT Binama Semarang Pembiayaan modal di KJKS Binama Semarang adalah

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah Di Bank Harta Insan Karimah 4.1.1 Prinsip Bagi Hasil dan Risiko Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Mudharabah di Bank

Lebih terperinci

No. 10/ 34 / DPbS Jakarta, 22 Oktober S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No. 10/ 34 / DPbS Jakarta, 22 Oktober S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA No. 10/ 34 / DPbS Jakarta, 22 Oktober 2008 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Restrukturisasi Pembiayaan bagi Bank Umum Syariah dan Unit

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Pengajuan Pembiayaan Musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia Dalam mengajukan pembiayaan dalam bank syariah, dalam hal ini pembiayaan musyarakah ada beberapa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG FUNGSI ACCOUNT CREDIT

BAB IV ANALISIS TENTANG FUNGSI ACCOUNT CREDIT BAB IV ANALISIS TENTANG FUNGSI ACCOUNT CREDIT A. Fungsi Account Credit Sebagai Account Credit, memiliki kedudukan ganda. Di satu pihak sebagai aparat koperasi yang dituntut untuk mencapai sasaran koperasi,

Lebih terperinci

Analisis Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada BMT UGT Sidogiri Capem Jember Kota

Analisis Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada BMT UGT Sidogiri Capem Jember Kota Analisis Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada BMT UGT Sidogiri Capem Jember Kota Analysis Of The Accounting Treatment Of Mudharabah Financing In BMT UGT Sidogiri Branch Jember City Allif Fatun

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK. ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK. Nama : Nurdiani Sabila NPM : 25210157 Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Dr. Ambo Sakka Hadmar,SE.,MSi LATAR BELAKANG PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA) BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Simpanan Berjangka (SIJANGKA) Di KJKS BMT Walisongo Semarang 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA) a. Syarat syarat pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA), antara lain

Lebih terperinci

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga 2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga dan bagi hasil sangatlah berbeda. 3) Untuk mengetahui tingkat kejujuran para anggota mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Pengajuan Pembiayaan Murabahah di KSPPS BMT Walisongo Semarang Mekanisme pengajuan pembiayaan murabahah merupakan tahap-tahap yang harus dilalui ketika

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 102 AKUNTANSI MURABAHAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 102 AKUNTANSI MURABAHAH Akuntansi Murabahah ED PSAK (Revisi 00) 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. AKUNTANSI MURABAHAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf Standar harus

Lebih terperinci

Afifudin, SE., M.SA., Ak. atau (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Afifudin, SE., M.SA., Ak.   atau (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193 Malang Telp. 0341-571996 Fax.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Revenue Sharing 1. Pengertian Revenue Sharing Menurut Slamet Wiyono (2005 : 57) Revenue sharing berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari dua kata yaitu, revenue yang berarti:

Lebih terperinci

STUDI PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN LABA PERUSAHAAN PADA PT BANK MUAMALAT INDONESIA TBK. CABANG BOGOR

STUDI PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN LABA PERUSAHAAN PADA PT BANK MUAMALAT INDONESIA TBK. CABANG BOGOR STUDI PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN LABA PERUSAHAAN PADA PT BANK MUAMALAT INDONESIA TBK. CABANG BOGOR (Study of and Profit in Bank Muamalat) Oleh/By: Siti Ita Rosita Dosen STIE Kesatuan ABSTRAK mudharabah

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH ANGGOTA SIMPANAN DI KSPPS BMT EL AMANAH KENDAL

BAB III STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH ANGGOTA SIMPANAN DI KSPPS BMT EL AMANAH KENDAL BAB III STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH ANGGOTA SIMPANAN DI KSPPS BMT EL AMANAH KENDAL A. Gambaran Umum BMT el Amanah Kendal 1. Sejarah BMT EL AMANAH KENDAL Koperasi Jasa Keuangan Syariah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Mudharabah pada Pembiayaan Modal Kerja di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Sayung 1. Persyaratan Permohonan Pembiayaan Mudharabah 1 a. Jujur

Lebih terperinci