BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya"

Transkripsi

1 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis melakukan evaluasi terhadap bagi hasil pembiayaan mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya evaluasi ini untuk menganalisi apakah seluruh proses mengenai bagi hasil pembiayaan mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI sudah sesuai dengan prosedur yang mengacu pada kesesuaian PSAK No Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI salah satu bank yang menyediakan fasilitas pembiayaan untuk transaksi mudharabah. Dalam hal ini Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI mengaju pada PAPSI (Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah) tahun 2003 yang dimana PAPSI juga mengacu pada PSAK. Dalam hal ini juga berbagai prosedur yang dilaksanakan haruslah sesuai dengan peraturan yang berlaku seperti tertera dalam Undang-Undang No.21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, serta PSAK No. 105 mengenai Akuntansi Mudharabah. A. Prosedur Pembiayaan Nasabah ke Bank DKI Syariah Prosedur yang harus dilakukan nasabah pada awal pengajuan Akad Pembiayaan Mudharabah di Bank DKI Syariah yaitu: - Nasabah melakukan pengajuan akad pembiayaan kepada Unit Usaha Syariah (UUS) Bank DKI. - Permohonan akan ditindaklanjuti oleh Unit Pembiayaan dan Gerai Emas ib. Unit ini melakukan analisa kelayakan pembiayaan dengan 36

2 37 memperhatikan prinsip prudential banking dan pemenuhan prinsip syariah. Khusus untuk prinsip prudential banking akan dilakukan juga 'for eyes principle' oleh Grup Manajemen Risiko Kredit. - Hasil analisa kelayakan pembiayaan akan dituangkan ke dalam Memo Pengusulan Pembiayaan yang akan menjadi bahan untuk Rapat Komite Pemutus Pembiayaan. Dalam komite Pembiayaan melibatkan UUS Bank DKI dan Group Manajemen Risiko Kredit. Group Syariah akan menanggung resiko Credit dan divisi kepatuhan dan bila melebihi kewenangan tertentu keputusan melibatkan direksi. Dan Apabila usulan pembiayaan ditolak komite, maka UUS Bank DKI akan membuat Surat Penolakan Kepada nasabah yang bersangkutan. Bila akad pembiayaan yang diajukan nasabah diterima: 1. Maka UUS Bank DKI membuat surat Persetujuan Pemberian Pembiayaan yang isinya mengenai syarat-syarat pencairan pembiayaan. 2. Jika nasabah setuju, nasabah memberikan Surat Persetujuan Pemberian Pembiayaan kepada UUS Bank DKI. 3. Bank Syariah pun langsung melanjutkan dengan proses akad. Setelah proses selesai dan telah setujui nasabah melakukan Ijab Qobul serta menandatangani surat perjanjian oleh kedua belah pihak. 4. Pencairan Pembiayaan akan keluar sesuai kebutuhan bisnis dan perjanjian yang telah disepakati. Misalnya Nasabah mengajukan akad

3 38 pembiayaan sebesar Rp ,- dan pembiayaan tersebut cair bertahap selama 4x sesuai perjanjian yang telah ditentukan. B. Evaluasi atas Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa, nasabah Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI hampir di seluruh wilayah Jabodetabek, oleh karena itu berbagai macam fasilitaspun ditawarkan oleh Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI salah satunya adalah pembiayaan Mudharabah. Fatwa DSN No.07/DSN-MUI/IV/2000 : Mudharabah adalah akad kerja sama suatu usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul al maal) menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua (mudharib) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Karena dalam hal pembiayaan ini melibatkan dua pihak yaitu pihak pertama Bank sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan pihak kedua pengelola dana (mudharib) tentunya pembagian hasil haruslah dilakukan sejelas mungkin sehingga tidak merugikan kedua belah pihak. Pada umumnya pembagian hasil usaha dalam pembiayaan mudharabah sesuai PSAK 105 ada 2 (dua) yaitu yang pertama menggunakan prinsip bagi hasil. Pada prinsip bagi hasil ini dasar pembagian hasil usahanya adalah laba bruto (Grossprofit) bukan total

4 39 pendapatan usaha (Omset). Sedangkan yang ke dua yaitu menggunakan prinsip bagi laba, dalam prinsip ini dasar pembagian labanya adalah laba bersih yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan modal Mudharabah. Sesuai dengan data yang diperoleh penulis dari Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI telah menerangkan mengenai pembagian hasil usaha yang akan dijelaskan sebagai berikut. Perhitungan Pembagian Hasil Usaha Bank Syariah: Distribusi Hasil Usaha (Pembagian hasil usaha) 1. Perhitungan hasil usaha antara shahibul maal dengan mudharib, atas usaha yang diperoleh dengan akad Mudharabah. 2. Perhitungan selalu dilakukan oleh mudharib. Prinsip pembagian hasil usaha : 1. Revenue sharing 2. Profit sharing Sistem Pembagian Hasil Usaha : Sistem pembagian hasil usaha yaitu atas dasar penerimaan yang benarbenar terjadi (cash basis). Langkah-2 perhitungan Pembagian Hasil Usaha Bank Syariah (Revenue Sharing) Perhitungan Distribusi Hasil Usaha Tabel profit distribusi

5 40 1. Menentukan porsi pendapatan untuk kelompok jenis dana 2. Menentukan porsi pendapatan untuk shahibul maal kelompok jenis dana 3. Menentukan bagi hasil untuk individu rekening pemilik dana Alokasi sumber dana & pendapatan : 1. Menentukan pendapatan yang akan dibagi hasilkan Sumber Dana Profit Distribusi. 2. Sumber dana dengan prinsip MUDHARABAH => tabungan, deposito dan sebagainya. 3. Sumber dana dengan prinsip WADIAH dapat diperhitungan dalam profit distribusi dengan ketentuan: a. Semua hasil yang diperoleh menjadi milik bank syariah b. Dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan pemberian bonus (jika ada) oleh bank syariah kepada nasabah wadiah Bagi Hasil Mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI Pembagian Hasil Usaha Mudharabah dibagi sesuai nisbah yang disepakati pada awal akad antara pemilik dana dan pengelola dana. Bagi Hasil diperoleh setelah usaha berjalan 1. Nasabah tidak pernah diberi jadwal pembayaran bagi hasil. 2. Tidak ada tunggakan bagi hasil.

6 41 Dalam menghitung bagi hasil terhadap tabungan mudharabah Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI menggunakan rumus sebagai berikut: Perhitungan Bagi Hasil Rekening Individu Tabungan Mudharabah ( rumus 1) Sedangkan untuk Deposito Mudharabah ( ulang tanggal ) perhitungannya adalah sebagai berikut : Perhitungan bagi hasil individu - ulang tgl (rumus 1) Contoh kasus 1: Pada tanggal 15 Juni Pihak Bank menyetujui untuk melakukan investasi mudharabah kepada PT. ZXY, yang merupakan perusahaan dealer kendaraan roda 4 (empat) atau lebih di Jakarta, sebesar Rp ,-. Penetapan nisbah bagi hasil : 1. Usia kendaraan sampai dengan 6 (enam) tahun : margin 9,5% efektif per tahun dengan jangka waktu pembiayaan 1 s/d 3 tahun Perhitungan Expected Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah 2. Usia jangka waktu kendaraan sampai dengan 6 (enam) tahun, dengan jangka waktu pembiayaan 3 tahun adalah sebagai berikut : a. Nisbah Bank :

7 42 b. Nisbah PT. ZXY Untuk usia kendaraan s/d 6 tahun ekpektasi margin jual PT. ZXY ke end user setara 12% eff.pa, sehingga diperoleh indikatif nisbah 79% : 21%. Penyerahan modal Mudharabah sebagai berikut : Juni dalam bentuk uang tunai sebesar Rp ,- Jurnalnya : Investasi Mudharabah Rekening Mudharib Rp ,- Rp , Juni diserahkan 9 buah Truck dengan nilai pasar sebesar Rp ,- (Harga beli Rp ,-) Jurnalnya : Investasi Mudharabah Kerugian Penyerahan Aktiva Persediaan Aktiva Rp Rp ,- Rp , Juni diserahkan 5 buah Kontainer untuk objek nilai pasar Rp ,- (harga beli Rp ,-) Jurnalnya : Investasi Mudharabah Persediaan/Aset Mudharabah Keunt. Mudharabah Tangguhan Rp ,- Rp ,- Rp ,-

8 43 Atas Laporan PT. ZXY pengelola investasi mudharabah diperoleh hasil usaha sebesar Rp ,- dan bagi hasil nisbah yang telah disepakati yaitu 79:21. Bagi hasil untuk bank telah dibayar oleh mudharib sebelum tutup buku bank dilakukan. Perhitungan adalah sebagai berikut : Shahibul maal ( PT. Bank DKI Syariah) : 79/100 x Rp ,- = Rp ,- Mudharib ( PT.ZXY ) : 21/100 x Rp ,- = Rp ,- Jurnal : Kas/Rekening PT.ZXY Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah Rp ,- Rp ,- Hasil Evaluasi : Jika dilihat dari laporan yang diberikan oleh PT. ZXY bahwa hasil usaha yang diperoleh sebesar Rp ,- dan langsung dibagi dengan nisbah yang disepakati maka, timbul pertanyaan apakah hasil usaha tersebut merupakan laba yang belum dikurangi dengan biaya ( Grossprofit)? ataukah merupakan penghasilan usaha yang berasal dari pendapatan usaha sepenuhnya (revenue)? atau mungkin dari laba bersih

9 44 yang dikurangi dengan beban-beban yang berkaitan dengan pengelolaan Mudharabah (Netprofit)? Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh penulis dengan pihak Analisis Dept. Pembiayaan yang diperoleh hasil bahwa Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI menggunakan revenue sharing. Hal ini diperkuat dengan ketidak lengkapan data yang diberikan atau yang menerangkan adanya biaya atau beban-beban yang berkaitan dengan pembiayaan mudharabah tersebut. Menurut penulis jika revenue sharing yang digunakan dalam menentukan bagi hasil terhadap pembiayaan mudharabah maka hal ini kurang menekankan kebijaksanaan seperti yang dianjurkan dalam agama islam. Sebagai ilustrasi akan dijelaskan sebagai berikut, PT. ZXY melaporkan bahwa memperoleh pendapatan Rp ,- dengan nisbah yang disepakati 79:21 dan hasil tersebut masih merupakan pendapatan kotor. Jika pihak bank menggunakan Revenue sharing berarti bagi hasil yang diterima bank adalah sebesar Rp ,- (79/100 x Rp ,-), sedangkan mudharib hanya menerima Rp ,- (21/100 x Rp 1.700,000,000,-). Kesepakatan nisbah 79:21 yang ditentukan memang sesuai dengan syariat islam karena jelas terlihat jelas bahwa modal sepenuhnya dari bank sehingga wajar jika persentase keuntungan lebih besar bank dari pada shahibul mall, tetapi hal ini menjadi kurang bijaksana jika bagi hasil tersebut diambil dari revenue

10 45 sharing bukan profit sharing karena demi terciptanya rasa keadilan diantara shahibul mall dan mudharib. Hal tersebut kurang bijaksana karena menurut akad yang dipelajari oleh penulis, bahwa pada pasal 7 menyebutkan seluruh biaya dan pajak ditanggung oleh mudharib. Jika bank memperoleh bagi hasil dari revenue berarti jelas bahwa bank tidak ingin terlibat dalam penanggungan biaya yang terkait dengan usaha pembiayaan mudharabah. Sedangkan jika melihat keadaan mudharib (nasabah) kita tidak mengetahui sebesar apakah harga pokok dari usaha tersebut, dan berapa biayabiaya yang dikeluarkan untuk usaha tersebut, sehingga bisa saja nisbah yang diperoleh mudharib (nasabah) sebesar Rp ,- bukan bagian dari keuntungan, tetapi kemungkinan harga pokok dan biaya yang dikeluarkan lebih besar dan jika memang begitu berarti mudharib mengalami kerugian bukan keuntungan. Sedangkan pihak bank sudah menikmati keuntungan di awal. Sehingga hal ini kurang memenuhi asas keadilan seperti yang dianjurkan dalam agama islam. Sedangkan untuk jurnal pembagian hasil usaha yang dilaksanakan oleh Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI, telah sesuai dengan ( PSAK No. 105 paragraf 11 ). C. Pengakuan dan Pengukuran yang dilaksanakan Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI terhadap pembiayaan Mudharabah. 1. Pengakuan Nilai Investasi

11 46 Pengakuan merupakan prinsip dasar yang menentukan penentuan waktu pendapatan, biaya, pengakuan untung atau rugi didalam laporan keuagan bank, aset dan kewajiban. Adapun konsep pengakuan dan pengukuran akuntansi antara lain, konsep matching dan sifat pengukuran. Konsep matching sendiri memiliki pengertian untung/rugi selama jangka waktu tertentu harus ditentukan dengan mencocokan pendapatan dan keuntungan dengan biaya-biaya dan kerugian yang berhubungan dengan periode atau jangka waktu tersebut. Sedangkan sifat pengukuran mengacu kepada sifat-sifat aset dan kewajiban yang harus diukur untuk tujuan akuntansi keuangan. Sifat-sifat yang harus dijadikan sebagai dasar suatu unsur untuk dapat diakui dan diukur dalam suatu laporan keuangan diantanya adalah, nilai setara kas yang diharapakan atau diperkirakan diperoleh atau dibayarkan, relevansi aset, kewajiban dan investasi terbatas pada akhir periode akuntansi, kemampuan aset. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengakuan dan pengukuran pendapatan yaitu, metode accrual basic yakni merupakan pendapatan yang dicatat atau diakui pada saat pendapatan dihasilkan tanpa memperhatikan kapan pendapatan itu diterima. Sedangkan yang kedua yakni cash basic yakni pendapatan yang dicatat atau diakui pada saat diterima dan beban diakui pada saat dibayar.

12 47 Sesuai dengan hukum Syari ah, modal harus diketahui baik dari segi kuantitas maupun kualitas, dan hal ini merupakan dasar dari penilaian, dimana keuangan mudharabah disajikan dalam pembukuan bank. Kemudian ketentuan pemberian modal harus disepakati yakni pemberian dalam bentuk tunai. Namun sesuai dengan kebijakan saat ini, modal bisa diberikan dalam bentuk aset perniagaan dan dalam nilai aset tersebut pada saat pengadaan kontrak tersebut senilai/sama dengan modal yang akan diberikan dalam mudharabah. Untuk mengetahui sejauh mana pengakuan dan pengukuran yang telah dilaksanakan oleh Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI maka penulis akan mencoba untuk mengevaluasi dari hal-hal seperti Entitas sebagai pemilik dan Penghasilan usaha. a) Akuntansi Bagi Pemilik Dana (Shahibul Maal) Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI mengakui bahwa dana Mudharabah sebagai Investasi Mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan asset nonkas kepada pengola dana. Contoh Kasus 2 : Pembiayaan Mudharabah dalam bentuk kas diukur sejumlah uang yang diberikan. Jika Bank DKI Syariah memberikan modal kepada PT.ZXY sebesar Rp ,- pada tanggal 15 Juni dengan nisbah yang telah disepakati yaitu 79% untuk Bank dan 21% untuk nasabah. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :

13 48 Tggl 15/06 Investasi Mudharabah Kas Rp ,- Rp ,- Buku Besar Komitmen Invetasi Mudharabah Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah Saldo /6 PT.ZXY Pada jurnal tersebut terlihat bahwa investasi Mudharabah belum bisa diakui karena modal tersebut belum diserahkan ke Mudharib. Tanggal 20 Juni diserahkan modal tahap pertama sebesar Rp ,- Jurnalnya adalah : Investasi Mudharabah Rekening Mudharib Rp ,- Rp ,- Kewajiban Komitmen Investasi Mudharabah Kontra Kewajiban Komitmen Invest Mudharabah Rp ,- Rp ,- Hasil evaluasi : Dengan jurnal transaksi tersebut akan mengakibatkan perubahan posisi bukku besar dan neraca sebagai berikut : Buku Besar Komitmen Invetasi Mudharabah Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah

14 49 20/6 Penyerahan /6 PT.ZXY Saldo Buku Besar Invetasi Mudharabah Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah 20/6 PT.ZXY Saldo Sedangkan untuk penyajian pada neraca adalah sebagai berikut : Neraca Per 20 Juni 2013 Aktiva Pasiva Uraian Jumlah Uraian Jumlah Investasi Mudharabah Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadapan Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI pada jurnal tersebut barulah dapat dilihat bahwa investasi mudharabah hanya bias diakui ketika modal sudah diserahkan ke mudharib. Sedangkan untuk mengurangi nilai kewajiban sisa Rp ,-. Sedangkan untuk pengungkapannya Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI menggunakan metode Cash Basis, karena investasi mudharabah hanya dapat diakui ketika modal sudah diserahkan ke mudharib. Hal ini sudah sesuai dengan PSAK 105 paragraf 12: Dana Mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan asset nonkas kepada pengelola dana. Pada Tanggal 25 Juni 2013 diserahkan modal pada tahap kedua sebesar Rp ,- yang akan dijurnal sebagai berikut :

15 50 Investasi Mudharabah Rekening Mudharaib Rp ,- Rp ,- Kewajiban Komitmen Investasi Mudharabah Kontra kewajiban komitmen Invest Mudharabah Hasil evaluasi : Rp ,- Rp ,- Dengan jurnal transaksi di atas akan mengakibatkan perubahan posisi buku besar dan neraca sebagai berikut : Buku Besar Komitmen Invetasi Mudharabah Debet Kredit Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah 20/06 Penyerahan modal 25/06 Penyerahan Modal /06 PT.ZXY Saldo Buku Besar Invetasi Mudharabah Debet Kredit Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah 20/06 PT.ZXY PT.ZXY / Sedangkan penyajian dalam neraca adalah sebagai berikut : NERACA PER 25 JUNI 2013

16 51 Aktiva Pasiva Uraian Jumlah Uraian Jumlah Investasi Mudharabah Pada penyerahan pembiayaan tahap kedua ini juga diakui sebagai investasi mudharabah karena modal sudah dipindahkan ke rekening mudharib. Sedangkan untuk kewajiban investasi mudharabah yang diakui oleh sahibul maal sudah tidak ada atau Rp 0,- karena kewajiban tersebut telah lunas pada saat penyerahan modal kedua dilaksanakan. Pencatatan pada jurnal tersebut sudah sesuai dengan PSAK 105 paragraf 12. Dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan aset nonkas kepada pengelola dana. Pada tanggal 15 Juni 2013 Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI menyetujui untuk memberikan investasi mudharabah kepada PT.ZXY. Investasi ini diberikan dalam bentuk uang tunai sebesar Rp ,- serta 25 truck dan 20 buah mesin pewarna mobil sebesar Rp ,-. Penyerahan dilakukan empat tahap, yaitu tahap pertama pada tanggal 20 Juni 2013 dalam bentuk uang tunai sebesar Rp ,-, pada tahap kedua pada tanggal 25 Juni 2013 diserahkan dalam bentuk uang tunai sebesar Rp ,-, pada tahap ketiga pada tanggal 27 Juni 2013 diserahkan dalam bentuk mobil truck sebanyak 9 buah untuk objek nilai pasar sebesar Rp ,- dan tahap keempat pada tanggal 28 Juni 2013 diserahkan dalam bentuk container sebanyak 5 buah untuk objek nilai pasar sebesar Rp ,-. Maka Jurnal-jurnal yang dibuat oleh pihak Bank adalah sebagai berikut :

17 52 Pada saat pembelian mobil truck dan mesin pewarna Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI mencatat jurnal sebagai berikut : Persediaan/Aset Mudharabah Rekening Suplier Rp ,- Rp , Juni dalam bentuk uang tunai sebesar Rp ,- Jurnalnya : Investasi Mudharabah Rekening Mudharib Rp ,- Rp , Juni diserahkan 9 buah Truck dengan nilai pasar sebesar Rp ,- (Harga beli Rp ,-) Jurnalnya : Investasi Mudharabah Kerugian Penyerahan Aktiva Persediaan Aktiva Rp Rp ,- Rp , Juni diserahkan 5 buah Kontainer untuk objek nilai pasar Rp ,- (harga beli Rp ,-) Jurnalnya : Investasi Mudharabah Persediaan/Aset Mudharabah Keunt. Mudharabah Tangguhan Rp ,- Rp ,- Rp ,- Dari keuntungan tersebut pihak Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI melakukan amortisasi dengan perhitungan dan jurnal sebagai berikut :

18 53 Rp ,- / 24 = Rp ,- yang dicatat perbulan Keuntungan Mudharabah Tangguhan Keuntungan Penyerahan Aset Rp ,- Rp ,- Hasil evaluasi : Dengan adanya jurnal-jurnal tersebut maka akan mengakibatkan perubahan posisi buku besar dan neraca sebagai berikut : BUKU BESAR Persediaan (Barang Mudharabah) (dalam rupiah) Debet Kredit Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah 27/01 Persediaan Mobil Truck 28/01 Persediaan Kontainer ,- Saldo , , , ,- Sedangkan untuk tanggal 15 Juni 2013 buku besarnya akan menunjukan sebagai berikut : BUKU BESAR Komitment Investasi Mudharabah (dalam rupiah) Debet Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah Kredit 15/06 Saldo /06 PT.ZXY

19 54 Untuk Transaksi yang dilakukan Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI pada saat penyerahan persediaan maka posisi buku besarnya adalah sebagai berikut : BUKU BESAR (Neraca) Investasi Mudharabah (dalam rupiah) Debet Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah 25/06 Modal Kas /06 Non Kas-Truck /06 Non Kas Kontainer Kredit Saldo BUKU BESAR (Neraca) Komitmen Investasi Mudharabah (dalam rupiah) Debet Kredit Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah 25/06 Modal Kas /06 PT.ZXY /06 Non Kas-Truck /06 Non Kas Kontainer SALDO Sedangkan untuk kerugian dan keuntungan yang ditangguhkan akan dijelaskan sebagai berikut :

20 55 BUKU BESAR (L/R) Kerugian Penyerahan Aset Mudharabah (dalam rupiah) Debet Kredit Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah 27/06 Penyerahan Truck Saldo BUKU BESAR (L/R) Keuntungan Tangguhan Aset Mudharabah (dalam rupiah) Debet Kredit Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah 28/06 Saldo Saldo Untuk penyajian di dalam neracanya adalah : NERACA Per 28 Juni 2013 Aktiva Persediaan Aktiva Investasi Mudharabah Pasiva Pencatatan keuntungan dan kerugian yang diakibatkan dari penyerahan asset nonkas akad mudharabah pada transaksi tanggal 27 dan 28 Juni 2013 telah sesuai dengan PSAK 105 paragraf 13 : Pengukuran investasi mudharabah adalah sebagai berikut: (a) investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan; (b) investasi mudharabah dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar aset nonkas pada saat penyerahan:

21 56 (i) jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilaitercatatnya diakui, maka selisihnya diakui sebagai keuntungan tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu akad mudharabah. (ii) jika nilai wajar lebih rendah daripada nilai tercatatnya, maka selisihnya diakui sebagai kerugian; Untuk menghitung penyusutan dari modal non kas yang diberikan pihak Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI maka dibuat perhitungan sebagai berikut : 9 Truck seharga Rp ,- 5 Kontainer Rp ,- Jumlah Total Modal Non Kas Rp ,- Penyusutan Perbulan : ,-/24 = Rp ,- 2. Pengukuran Nilai Investasi Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI melakukan pengukuran investasi Mudharabah sebagai berikut : Modal Kas yang diberikan Rp ,- Modal Non Kas yang diberikan Rp ,- Penurunan nilai Rp ,- Amortisasi keuntungan ( Rp ,- ) ( Rp ,- ) Kerugian ( Rp 00 ) (Rp ,-) Nilai Bersih investasi mudharabah Rp ,-

22 57 Sesuai dengan kesepakatan, PT. ZXY membayar investasi mudharabah sebesar Rp ,- selain itu diketahui bahwa dari hasil pengelola investasi mudharabah siperoleh hasil usaha senilai Rp ,- dan dibagi sesuai nisbah yang disepakati yaitu 79 : 21. Bagi hasil untuk bank telah dibayar oleh mudharib sebelum tutup buku bank dilakukan. Untuk mencatat transaksi tersebut maka dibuat jurnal sebagai berikut : Rekening Mudhrib Investasi mudhrabah Rp ,- Rp ,- Sedangkan jurnal dan perhitungan untuk mencatat dari hasil usaha adalah sebagai berikut : Shahibul maal : 79/100 Rp ,- = Rp ,- Mudharib : 21/100 Rp ,- = Rp ,- Jurnal nya yaitu : Kas/Rekening Nasabah Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah Rp ,- Rp ,- Hasil evaluasi : Pada transaksi yang dilakukan antara PT.ZXY dengan Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI telah sesuai PSAK 105 paragraf 13 poin a dan b.

23 58 D. Investasi Mudharabah Turun nilai atau hilang Contoh kasus 3 : Ternyata salah satu Truck seharga Rp ,- mengalami kerusakan di bagian mesin sehingga Truck tidak dapat berjalan sebelum diserahkan kepada PT.ZXY. Kemudian pihak Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI mencatat sebagai berikut : Pada saat Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI membentuk cadangan kerugian : Beban Penyisihan kerugian invest Mudharabah Penyisihan kerugian Invest Mudharabah Rp ,- Rp ,- Pada saat penghapus bukuan : Penyisihan Kerugian Investasi Mudharabah Investasi Mudharabah Rp ,- Rp ,- Hasil evaluasi : Pencatatan dilakukan setelah disesuaikan dengan PSAK 105 paragraf 14 : Jika nilai investasi mudharabah turun sebelumusaha dimulai disebabkan rusak, hilang atau faktor lain yang bukan kelalaian atau kesalahan pihak pengelola dana, maka penurunan nilai tersebut diakui sebagai kerugian dan mengurangi saldo investasi mudharabah. Sedangkan pada saat bagi hasil Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI kehilangan modal Mudharabah di pengelola dana sebesar Rp ,-, maka modal mudharabah yang hilang diperhitungkan sebagai

24 59 pengurangan bagi hasil yang akan diterimanya. Bila tidak ada dana mudharabah yang hilang, Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI akan memperoleh bagi hasil sebesar Rp ,- (Rp 79/100 x Rp ,-) karena adanya kehilangan dana yang bukan atas kelalaian nasabah, maka bagi hasil yang akan diterima oleh Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI akan berkurang Rp ,-. Maka jurnal yang dibuat oleh Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI adalah sebagai berikut : Piutang Bagi Hasil Investasi Mudharabah Kerugian Penurunan Nilai Invest Mudharabah Pendapatan Bagi Hasil Rp ,- Rp ,- Rp ,- Hasil Evaluasi : Pada kejadian yang terjadi antara PT.ZXY dengan Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI telah sesuai PSAK 105 paragraf 15..Jika sebagian investasi mudharabah hilang setelah dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana, maka kerugian tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil. E. EVALUASI TERHADAP PENGHASILAN USAHA PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI Penghasilan usaha merupakan sesuatu yang muthlak dibutuhkan oleh setiap perusahaan., apabila perusahaan tersebut memang perusahaan yang mencari profit tentunya mereka akan berusaha semaksimal mungkin

25 60 untuk menghasilkan keuntungan atau profit. Salah satu dari penghasilan usaha yang diperoleh Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI melalui bagi hasil yang diperoleh dari pembiayaan Mudharabah. Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI dalam hal ini mengakui penghasilan usaha mudharabah berdasarkan laporan bagi hasil atas realisasi penghasilan usaha dari pengelola dana. Sebagai contoh akan penulis jelaskan dibawah ini: Contoh Kasus 4 : Pada Tanggal 30 Juli 2013 Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI memperoleh bagi hasil dari PT. ZXY sebesar Rp ,- (79/100 x Rp ,-) yang dibayar dengan tunai. Maka Bank DKI Syariah membuat jurnal sebagai berikut : Kas/Rekenening PT.ZXY Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah Rp Rp ,- Pada Tanggal 31 Agustus 2013 diperoleh laporan secara tertulis dari PT. ZXY atas bagi hasil periode bulan Agustus 2013 sebesar Rp ,- yang belum dapat dibayarkan. Dalam hal ini Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI membuat jurnal sebagai berikut : Piutang Mudharib (bagi hasil Mudharabah) Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah Rp ,- Rp ,- Hasil evaluasi :

26 61 Jika kita melihat jurnal yang dicatat oleh Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI atas transaksi PT.ZXY telah sesuai dengan PSAK 105 paragraf 24 : Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana diakui sebagai piutang. Piutang tersebut akan dilaporkan dineraca, sedangkan pendapatan bagi hasil akan dilaporkan laba rugi sebagai unsur pendapatan operasional. Pada saat PT.ZXY membayar bagi hasil ke Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI maka Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI akan mencatat jurnal sebagai berikut : Kas Piutang pendapatan Bagi Hasil Mudharabah Rp ,- Rp ,- F. Akuntansi Untuk Pengelola Dana (Bank Syariah atau entitas lain sebagai Mudharib) Sebagai Mudharib maka entitas menerima dana dari Shahibul Maal (pemilik dana) untuk dikelola dalam bentuk investasi terikat atau investasi tidak terikat. Contoh Kasus 4: Dana Mudharabah yang diterima oleh pengelola dana diakui sebagai Dana Syirkah temporer pada saat terjadinya sebesar jumlah yang diterima. Pada akhir periode akuntansi, Dana Syirkah temporerdiukur sebagai nilai tercatat.

27 62 Pada tanggal 10 Juli 2013: PT.ZXY menyetor dana sebagai tabungan Mudharabah sebesar Rp ,- Pada tanggal 10 Agustus: PT.ZXY mengambil Rp ,- dana yang ditabungkan di Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI. Atas transaksi ini, Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI akan mencatat jurnal sebagai berikut: Penerimaan tabungan Mudharabah Rp ,- dari PT.ZXY : 10 Juli 2013 Kas Dana Syirkah temporer Rp ,- Rp ,- Hasil evaluasi : paragraf 25. Pada pencatatan jurnal tersebut sudah sesuai dengan PSAK 105 Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas yang diterima. Pada akhir periode akuntansi, dana syirkah temporer diukur sebesar nilai tercatatnya. Pencatatan atas pengambilan Tabungan Mudharabah PT.ZXY sebesar Rp ,- jurnalnya sebagai berikut : 10Agustus 2013 Dana Syirkah temporer Kas Rp ,- Rp ,- Setelah tanggal 10 Agustus 2013 saldo Dana Syirkah Temporer PT.ZXY adalah Rp ,-. Apabila sampai tanggal 31 Desember

28 PT.ZXY tidak ada penambahan atau pengurangan maka di neraca Dana Syirkah temporer akan dicatat sebesar nilai tercatat tersebut sebesar Rp ,-. Bagi hasil Dana Syirkah temporer dialokasikan kepada Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI dan PT.ZXY sesuai dengan nisbah yang telah disepakati. Pada tahun 2013 Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI mendapatkan pendapatan operasional sebesar Rp ,-. Dana yang dihimpun: Dana Syirkah temporer, tabungan mudharabah Rp ,- Dana Syirkah Temporer millik PT. ZXY Rp ,- Deposito Mudharabah Rp ,- Nisbah Bagi Hasil = 30 : 70 (Bank Syariah : PT.ZXY) Bagi hasil untuk PT.ZXY dapat dihitung sebagai berikut : Bagi hasil untuk porsi tabungan mudharabah : ( Rp ,- / Rp ,- ) x Rp ,- = Rp ,- Bagian nisbah adalah 70% untuk PT.ZXY : 70% X Rp ,- = Rp ,- Sedangakan nisbah bagian Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI: 30% x Rp ,- = Rp ,- Bagi hasil untuk PT.ZXY adalah :

29 64 =Rp ,- / Rp ,- x Rp ,- = Rp ,- /Rp x Rp ,- = Rp ,- Bagi hasil untuk Bank DKI Syariah di dalam %: = Rp ,- / Rp ,- x 100% = 14% Hasil evaluasi : Perhitungan Kasus diatas telah sesui dengan PSAK 105 paragraf Paragraf 29: Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum dibagikan kepada pemilik dana diakui sebagai kewajiban sebesar bagi hasil yang menjadi porsi hak pemilik dana. Paragraf 30: Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana diakui sebagai beban pengelola dana. Atas bagi hasil ini Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI akan mencatat jurnal bagi hasil yang akan dibagikan kepada PT.ZXY selaku pemilik dana tabungan sebagai berikut: 31 Des 2013 Distribusi bagi hasil Mudharabah Kewajiban bagi hasil Mudharabah Rp ,- Rp ,- Pada saat Bank DKI Syariah membayar bagi hasil tersebut, Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI akan mencatat jurnal: 10 Feb Kewajiban bagi hasil Mudharabah Rp ,-

30 Kas Rp ,- G. Penyajian dan pengungkapan terhadap investasi mudharabah yang telah dilaksanak oleh Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI Menurut PSAK 101 paragraf 8 yang menjelasakan mengenai Laporan keuangan, bahwa Laporan Keuangan adalah suatu penyajian tersetruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan dari suatu entitas syariah. Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuagan, kinerja dan arus kas entitas syariah yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas syariah yang meliputi : 1) Aset; 2) Kewajiban; 3) Dan syirkah temporer; 4) Ekuitas; 5) Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; 6) Arus kas;

31 66 7) Dana zakat dan; 8) Dana kebajikan. Dengan menggunakan dasar tersebut pada bab 4 ini penulis akan berusaha untuk mengevaluasi penyajian dan pengungkapan mengenai investasi mudharabah yang dilaksanakan oleh Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI. Berdasarkan Neraca Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI, Tbk periode 31 Desember 2012 dan 2013 bahwa, Tabungan Mudharabah dan Deposito Mudharabah diletakkan diposisi Liabilitas, Dana Syirkah temporer dan Ekuitas dengan menggunakan pos Dana Investasi Tidak Terikat (Mudharabah Muthalaqah). Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut : Tabel 4.1 Investasi Mudharabah NERACA Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 ( Diaudit ) Bank Konsolidasi No Pos - pos Desember Desember Desember Liabilitas, Dana Syirkah Temporer dan Ekuitas 15 Hak Minoritas 16 Dana Investasi Mudharabah Tidak Terikat (Mudharabah Muthalaqah)

32 67 a. Tabungan Mudharabah xxx xxx xxx b. Deposito Mudharabah 1) Rupiah xxx xxx xxx 2) Valas xxx xxx xxx Hasil Evaluasi : Jika melihat dari Neraca Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI ini menurut teori yang dipelajari bahwa account bagi hasil dalam laporan keuangan (Neraca) seharusnya ada dua (2) yaitu yang pertama adalah account bagi hasil yang telah dibagikan dan bagi hasil yang belum dibagikan dan kedua account ini tidak bisa digabungkan melainkan harus ditulis secara terpisah. Melihat dari neraca tersebut penulis tidak menemukan adanya account mengenai Bagi Hasil yang berasal dari Deposito Mudharabah dan Bagi Hasil yang berasal dari Tabungan Mudharabah. Melainkan dalam Laporan Keungan tersebut telah jelas bahwa hanya ada 2 (dua) account mengenai Mudharabah yaitu Tabungan Mudharabah dan Deposito Mudharabah yang tidak diketahui apakah kedua account tersebut terpisah dari bagi hasil atau tidak. Sehingga jika disesuaikan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 105 tentang Penyajian yang juga mengacu kepada PSAK No. 101 tentang Penyajian Pelaporan Keuangan Syariah maka Laporan Keuangan Tersebut masih belum sesuai dengan (PSAK No.105 paragraf 37 ).

33 68 Pengelola dana menyajikan transaksi mudharabah dalam laporan keuangan: (a) dana syirkah temporer dari pemilik dana disajikan sebesar nilai tercatatnya untuk setiap jenis mudharabah; (b) bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum diserahkan kepada pemilik dana disajikan sebagai pos bagi hasil yang belum dibagikan di kewajiban. Penyajian mengenai Investasi Mudharabah tidak hanya terdapat pada Neraca melainkan juga pada Laporan Laba Rugi oleh karena itu disini penulis akan mencoba untuk mengevaluasi mengenail penyajian yang terdapat pada Laporan laba rugi untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut : Tabel 4.2 Perhitungan Laba/Rugi dan Saldo Laba PERHITUNGAN LABA/RUGI DAN SALDO LABA Periode 1 januari s/d 31 Desember 2013 dan 2012 N o Pos pos Bank Desember 2013 Desember 2012 Konsolidasi Desember 2012 I Pendapatan Dan Beban Operasional A. Dari pihak Penyaluran Dana 1.Dari pihak ketiga Bukan Bank e. Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah 3. Dari Bank-bank lain di Indonesia b. Pendapatan Bagi Hasil

34 69 Mudharabah i. Tabungan Mudharabah xxx xxx xxx ii. Deposito Mudharabah xxx xxx xxx II Bagi Hasil Untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat 1. Pihak Ketiga bukan Bank a. Tabungan Mudharabah xxx xxx xxx b. Deposito Mudharabah xxx xxx xxx c. Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank xxx xxx xxx 3. Bank-bank Lain di Indonesia dan Di Luar Indonesia a. Tabungan Mudharabah xxx xxx xxx b. Deposito Mudharabah xxx xxx xxx Hasi Evaluasi : Jika melihat dari laporan keuangan laba/rugi yang telah dilaksanakan oleh pihak Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI, maka Penyajian dan Pengungkapan tersebut telah sesuai dengan (PSAK No. 105 paragraf 36 s/d 38 ) dimana pada penyajian dan pengungkapan mengacu kepada PSAK No H. Pembahasan atas Hasil Analisis Evaluasi Penerapan PSAK No. 105 Tentang Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah Pada Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI

35 70 Setelah menganalisis mengenai penerapan bagi hasil, pengakuan, pengukuran, pengungkapan, dan penyajian pada Unit Usaha Syariah PT. Bank DKI, hasil evaluasinya yaitu bahwa pengakuan, pengukuran, pengungkapan telah sesuai dengan PSAK No Hanya pada penyajian Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI masih belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK No.105. UUS PT. Bank DKI dalam memberikan pembiayaan lebih sering menggunakan jenis Mudharabah Muthalaqah, yang dimana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasi, berdasarkan hasil dari evaluasi dan wawancara yang dilakukan penulis terhadap pihak UUS PT. Bank DKI. UUS PT. Bank DKI menggunakan metode Revenue sharing untuk pembagian hasil usaha, sebaiknya UUS PT. Bank DKI menggunakan NetProfit sharing demi terciptanya rasa keadilan diantara shahibul mall dan mudharib.

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan BAB 1V PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Evaluasi ini dilaksanakan untuk menganalisis apakah seluruh rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Metode Bagi Hasil Mudharabah dalam PT. Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan IAI No. 59 Tentang Akuntansi Perbankan Syariah bahwa metode bagi hasil mudharabah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada Usaha Kecil Menengah (UKM) di PT. Bank Muamalat Indonesia 1. Persyaratan Umum Pembiayan Mudharabah pada UKM (Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 72 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan PSAK No. 105 Tentang Sistem Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 1. Penerapan sesuai dengan PSAK No. 105 Tabel

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menerapkan murabahah pesanan yang bersifat mengikat. PT. Bank Muamalat Indonesia,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum sistem ekonomi yang melakukan kegiatan perekonomian akan berakhir dengan transaksi. BNI Syariah sebagai bank yang menjalankan kegiatan perbankannya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 105 TENTANG AKUNTANSI MUDHARABAH DI KJKS BMT HUDATAMA SEMARANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 105 TENTANG AKUNTANSI MUDHARABAH DI KJKS BMT HUDATAMA SEMARANG BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 105 TENTANG AKUNTANSI MUDHARABAH DI KJKS BMT HUDATAMA SEMARANG A. Analisis Kesesuaian Pengakuan dan Pengukuran Akuntansi

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. PERBANKAN SYARIAH Modul ke: MUDHARABAH Fakultas FEB AFRIZON Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Investasi mudharabah adalah pembiayaan yang di salurkan oleh bank syariah kepada pihak lain untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : 1. Nasabah Melakukan Pengajuan

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh AKUNTANSI BANK SYARIAH Imam Subaweh Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Pengajuan Pembiayaan Musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia Dalam mengajukan pembiayaan dalam bank syariah, dalam hal ini pembiayaan musyarakah ada beberapa

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH

AKUNTANSI BANK SYARIAH AKUNTANSI BANK SYARIAH Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku KDPPLK umum,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk) ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk) NAMA : SILPIA NAVITA SARI NPM : 21208165 JURUSAN : AKUNTANSI DOSEN

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk.

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk. PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk. NAMA : RINA ARIANI NPM : 21208507 JURUSAN : AKUNTANSI DOSEN PEMBIMBING : DR. MASODAH, SE., MMSI PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan

Lebih terperinci

IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER

IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER A. Definisi 01. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lain dimana Bank mempunyai hak untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Koperasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Koperasi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Koperasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah Rowosari berdiri pada tahun 2003, saat itu berkantor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Ada berbagai jurnal yang telah meneliti tentang PSAK 105 dan kesesuaiannya dengan system yang ada di lembaga keuangan syariah diantaranya : Turrosifa

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 9: Akuntansi Akad Mudharabah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI Secara harfiah mudharabah berasal dari kata dharb di muka bumi yang artinya melakukan perjalanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORITIS A. Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 59 (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut : Bank Syariah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tujuan pustaka yang di jelaskan pada bab II, maka dalam bab ini saya akan membahas perlakuan akuntansi pendapatan atas pembiayaan mudharabah pada bank

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada BAB II, maka dalam hal ini penulis akan membahas penerapan akuntansi untuk pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha 50 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha BMT berdiri dalam rangka menumbuh dan mengembangkan sumberdaya ekonomi mikro yang bersumber pada syariat Islam.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107 Produk gadai syariah: 1. AMANAH (Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Bagi Karyawan) berdasarkan PSAK 102 : Akuntansi

Lebih terperinci

Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah

Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah 1. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari revenue sharing,gross profit sharing dan profit sharing dalam mudharabah! Buatlah contoh perhitungannya!

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 3: Laporan Keuangan Entitas Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH KAREKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Sistem Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah Musyarakah adalah suatu perjanjian usaha antara dua pihak atau beberapa pemilik modal untuk menyertakan

Lebih terperinci

BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL

BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL IV.1. PEMBIAYAAN MUDHARABAH A. Definisi 01. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak

Lebih terperinci

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH Lampiran merupakan bagian tidak terpisahkan dari PSAK 101 Laporan keuangan entitas syariah yang lengkap terdiri atas: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO -2- PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO YANG MENJALANKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam kegiatan usaha dan lembaga keuangan (bank, asuransi, pasar modal, reksa

Lebih terperinci

AKUNTANSI MUDHARABAH (psak 105)

AKUNTANSI MUDHARABAH (psak 105) Disampaikan oleh Wiroso AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUDHARABAH (psak 105) This training material is solely for the use of training participants. No part of it may be circulated, quoted, or reproduced

Lebih terperinci

Pengertian. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia. Iman Pirman Hidayat. Pembiayaan Mudharabah

Pengertian. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia. Iman Pirman Hidayat. Pembiayaan Mudharabah Pengertian Iman Pirman Hidayat Pembiayaan mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara bank sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan nasabah sebagai pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan

Lebih terperinci

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUDHARABAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUDHARABAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. Juni 00 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUDHARABAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA Akuntansi Mudharabah PSAK No. PSAK No. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Syarat Transaksi sesuai Syariah a.l : Tidak Mengandung unsur kedzaliman Bukan Riba Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 10: Akuntansi Akad Musyarakah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 Kemitraan Umum (Syirkah) Kepemilikan Bersama (Syirkah Al Milk) Kontrak (Uqud) Pilihan (Ikhtia ri) Keharusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank Mega Syariah Indonesia Sejarah kelahiran Bank Mega Syariah Indonesia berawal dari akuisisi PT Bank Umum Tugu oleh

Lebih terperinci

Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi Mudharabah Pada BMT Itqan Bandung

Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi Mudharabah Pada BMT Itqan Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-07 Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi

Lebih terperinci

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI XI.1. PENGERTIAN 01. Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode yang menunjukkan komponen laba rugi.

Lebih terperinci

AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106)

AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106) Disampaikan oleh Wiroso AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106) This training material is solely for the use of training participants. No part of it may be circulated, quoted, or reproduced

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Perbankan Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Kehadiran bank syariah ditengah tengah perbankan adalah untuk menawarkan sistem perbankan alternatif bagi umat Islam yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah Di Bank Harta Insan Karimah 4.1.1 Prinsip Bagi Hasil dan Risiko Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Mudharabah di Bank

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Bagi Hasil Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah dengan sistem bagi hasil dirancang untuk terbinanya kebersamaan dalam menanggung risiko usaha dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi dan Bank Syariah 1. Pengertian Akuntansi Syariah Akuntansi syariah adalah teori yang menjalankan bagaimana mangalokasikan sumber-sumber yang ada secara adil bukan pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra 47 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra Sejahtera Subah-Batang Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan

Lebih terperinci

Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership)

Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership) Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership) Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja keuangan Bank Muamalat Bank Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah.

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA Jati Satria Pratama Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : Order.circlehope@gmail.com

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH No. P O S - P O S A S E T 1 Kas 41,082 2 Penempatan pada Bank Indonesia 345,788 3 Penempatan Pada Bank Lain 16,465 4 Tagihan Spot dan Forward - 5 Surat Berharga Dimiliki 516,288 6 Tagihan atas Surat Berharga

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Antonio, Muhammad Syafi i, 2002, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Antonio, Muhammad Syafi i, 2002, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta. 70 DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi i, 2002, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta. Baiquni, M. S, 2010, Akuntansi Istishna Paralel Perbankan. http://ekonomipolitikislam.blogspot.com/2010/08/akuntansi-istishnaparalel-perbankan.html,

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S - P O S A S E T 1 Kas 41,584 2 Penempatan pada Bank Indonesia 422,578 3 Penempatan Pada Bank Lain 11,908 4 Tagihan

Lebih terperinci

Afifudin, SE., M.SA., Ak. atau (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Afifudin, SE., M.SA., Ak.   atau (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193 Malang Telp. 0341-571996 Fax.

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S A S E T 1 Kas 39,019 2 Penempatan pada Bank Indonesia 249,762 3 Penempatan Pada Bank Lain 7,898 4 Tagihan Spot

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan usaha

Lebih terperinci

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 31 Juli 2015

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 31 Juli 2015 Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 31 Juli 2015 (dalam jutaan rupiah) NO. ASET 31 Juli 2015 1 Kas 15.083 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 1.152.160 3 Penempatan Pada

Lebih terperinci

I. Flow-chart. Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah :

I. Flow-chart. Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah : Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, 20120730138 I. Flow-chart Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah : 1. Nasabah mengajukan pembiayaan kepada bank dengan akad musyarakah untuk mendapatkan tambahan modal.

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) L1 LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) ASET Kas dan setara kas 19,808.11 Tagihan kontribusi 0.00 Tagihan investasi 0.00 Tagihan hasil

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 28-Feb-2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 28-Feb-2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 28Feb2017 (dalam jutaan rupiah) NO. ASET 28 Februari 2017 1 Kas 18,597 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 972,822 3 Penempatan Pada Bank Lain

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 31-Aug-2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 31-Aug-2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 31Aug2016 (dalam jutaan rupiah) NO. ASET 31 Agustus 2016 1 Kas 19,296 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 920,624 3 Penempatan Pada Bank Lain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Revenue Sharing 1. Pengertian Revenue Sharing Menurut Slamet Wiyono (2005 : 57) Revenue sharing berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari dua kata yaitu, revenue yang berarti:

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Mei 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Mei 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 1,178,471 2.Penempatan pada Bank Indonesia 12,768,237 3.Penempatan pada bank lain 632,727 4.Tagihan spot dan forward 5 5.Surat berharga yang dimiliki 8,342,677 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Juli 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Juli 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 1,187,190 2.Penempatan pada Bank Indonesia 10,911,922 3.Penempatan pada bank lain 650,165 4.Tagihan spot dan forward 35 5.Surat berharga yang dimiliki 9,279,072 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Agustus 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Agustus 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 1,018,940 2.Penempatan pada Bank Indonesia 10,100,287 3.Penempatan pada bank lain 789,149 4.Tagihan spot dan forward 11 5.Surat berharga yang dimiliki 9,609,621 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 Juni 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 Juni 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 1,558,247 2.Penempatan pada Bank Indonesia 9,161,462 3.Penempatan pada bank lain 2,065,383 4.Tagihan spot dan forward 10 5.Surat berharga yang dimiliki 9,698,993 6.Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Januari 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Januari 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 997,126 2.Penempatan pada Bank Indonesia 14,341,773 3.Penempatan pada bank lain 1,107,782 4.Tagihan spot dan forward 14 5.Surat berharga yang dimiliki 7,215,651 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Desember 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Desember 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 1,135,610 2.Penempatan pada Bank Indonesia 14,391,293 3.Penempatan pada bank lain 702,715 4.Tagihan spot dan forward 0 5.Surat berharga yang dimiliki 10,255,556 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 28 Februari 2018 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 28 Februari 2018 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 1,097,339 2.Penempatan pada Bank Indonesia 16,302,146 3.Penempatan pada bank lain 543,422 4.Tagihan spot dan forward 25 5.Surat berharga yang dimiliki 11,816,663 6.Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Mei 2018 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Mei 2018 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 1,574,412 2.Penempatan pada Bank Indonesia 9,694,090 3.Penempatan pada bank lain 2,798,652 4.Tagihan spot dan forward 0 5.Surat berharga yang dimiliki 15,206,065 6.Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 April 2018 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 April 2018 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 1,089,223 2.Penempatan pada Bank Indonesia 13,346,292 3.Penempatan pada bank lain 434,099 4.Tagihan spot dan forward 6 5.Surat berharga yang dimiliki 14,710,590 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 April 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 April 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 878,469 2.Penempatan pada Bank Indonesia 17,646,822 3.Penempatan pada bank lain 961,770 4.Tagihan spot dan forward 13 5.Surat berharga yang dimiliki 7,996,595 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Maret 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Maret 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 907,885 2.Penempatan pada Bank Indonesia 13,684,398 3.Penempatan pada bank lain 997,397 4.Tagihan spot dan forward 8 5.Surat berharga yang dimiliki 8,287,089 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 September 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 September 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 956,108 2.Penempatan pada Bank Indonesia 12,821,301 3.Penempatan pada bank lain 464,747 4.Tagihan spot dan forward 98 5.Surat berharga yang dimiliki 10,005,909 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Oktober 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Oktober 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 989,184 2.Penempatan pada Bank Indonesia 12,793,966 3.Penempatan pada bank lain 270,303 4.Tagihan spot dan forward 16 5.Surat berharga yang dimiliki 9,934,931 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 28 Februari 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 28 Februari 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 996,740 2.Penempatan pada Bank Indonesia 15,375,466 3.Penempatan pada bank lain 1,039,754 4.Tagihan spot dan forward 6 5.Surat berharga yang dimiliki 7,848,212 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 November 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 November 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 968,378 2.Penempatan pada Bank Indonesia 12,317,856 3.Penempatan pada bank lain 596,106 4.Tagihan spot dan forward 35 5.Surat berharga yang dimiliki 10,485,963 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Maret 2018 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Maret 2018 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 1,015,336 2.Penempatan pada Bank Indonesia 16,061,098 3.Penempatan pada bank lain 724,190 4.Tagihan spot dan forward 29 5.Surat berharga yang dimiliki 13,123,640 6.Tagihan atas surat

Lebih terperinci

Akuntansi Mudharabah ED PSAK 105 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED

Akuntansi Mudharabah ED PSAK 105 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED Akuntansi Mudharabah ED PSAK 5 (Revisi 06) Hak Cipta 06 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 5.1 ED 56789 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 5 AKUNTANSI MUDHARABAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S - P O S A S E T 1 Kas 42,728 2 Penempatan pada Bank Indonesia 278,397 3 Penempatan Pada Bank Lain 8,137 4 Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S - P O S A S E T 1 Kas 39,973 2 Penempatan pada Bank Indonesia 406,000 3 Penempatan Pada Bank Lain 17,105 4 Tagihan Spot dan Forward - 5 Surat Berharga Dimiliki 791,573

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA 83 BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA A. Mekanisme Produk Simpanan Berjangka (deposito) di

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN No. P O S - P O S A S E T 1 Kas 41,695 2 Penempatan pada Bank Indonesia 292,775 3 Penempatan Pada Bank Lain 8,291 4 Tagihan Spot dan Forward - 5 Surat Berharga

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kelangsungan usaha Bank

Lebih terperinci

BAGIAN III AKAD JUAL BELI

BAGIAN III AKAD JUAL BELI - 19 - BAGIAN III AKAD JUAL BELI III.1. MURABAHAH A. Definisi 1. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar beban perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN No. P O S P O S A S E T 1 Kas 46,488 2 Penempatan pada Bank Indonesia 293,339 3 Penempatan Pada Bank Lain 9,763 4 Tagihan Spot dan Forward 5 Surat Berharga Dimiliki

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN PERLAKUAN AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA MUDHARABAH

ANALISIS KESESUAIAN PERLAKUAN AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA MUDHARABAH ANALISIS KESESUAIAN PERLAKUAN AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA MUDHARABAH DENGAN PSAK (STUDI EMPIRIS PADA PT. BANK MUAMALAT CABANG JEMBER) SUITABILITY ANALYSIS OF ACCOUNTING TREATMENT WITH fund MUDHARABAH SFAS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada bab II, maka dalam bab ini penulis akan membahas penerapan akuntansi untuk pembiayaan ijarah pada Bank DKI Syariah.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Pembiayaan Mudharabah berdasarkan PSAK No. 105 dan PAPSI 2003. 1. Kebijakan umum pembiayaan mudharabah PT Bank Syariah Mandiri menetapkan sektor-sektor

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH SESI 2: Laporan Keuangan dan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Perbandingan LK Perbankan BANK KONVENSIONAL (PSAK 1) 1. Neraca 1. Neraca

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S P O S A S E T 1 Kas 41,706 2 Penempatan pada Bank Indonesia 347,754 3 Penempatan Pada Bank Lain 10,700 4 Tagihan Spot dan Forward 5 Surat Berharga Dimiliki 1,117,687 6

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi Akuntansi menurut Weygandt dkk. (2007:4) adalah sebagai berikut : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengomunikasikan

Lebih terperinci

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah) NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 KONSOLIDASI NO. POS-POS 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 (Tidak Diaudit) (Tidak Audit) (Tidak Diaudit)

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 31-Jan-2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 31-Jan-2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 31Jan2017 (dalam jutaan rupiah) NO. ASET 31 Januari 2017 1 Kas 18,103 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 966,004 3 Penempatan Pada Bank Lain

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 31-May-2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 31-May-2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 31May2017 (dalam jutaan rupiah) NO. ASET 31 Mei 2017 1 Kas 23,599 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 929,766 3 Penempatan Pada Bank Lain 502

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 31-Dec-2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 31-Dec-2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 31Dec2016 (dalam jutaan rupiah) NO. ASET 31 Desember 2016 1 Kas 17,462 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 1,107,608 3 Penempatan Pada Bank

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S P O S A S E T 1 Kas 48,333 2 Penempatan pada Bank Indonesia 764,263 3 Penempatan Pada Bank Lain 14,967 4 Tagihan Spot dan Forward 5 Surat Berharga Dimiliki 1,038,431 6

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S P O S A S E T 1 Kas 35,855 2 Penempatan pada Bank Indonesia 291,612 3 Penempatan Pada Bank Lain 9,621 4 Tagihan Spot dan Forward 5 Surat Berharga Dimiliki 963,028 6 Tagihan

Lebih terperinci

5. Tujuan laporan keuangan syariah untuk tujuan umum adalah :

5. Tujuan laporan keuangan syariah untuk tujuan umum adalah : CONTOH SOAL AKUNTANSI SYARIAH SOAL PILIHAN GANDA 1. Badan Internasional yang menerbitkan standar akuntansi syariah untuk institusi keuangan islam pada saat ini adalah: a. The Accounting and Auditing Organization

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 30 September 2016 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 30 September 2016 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS ASET 1. Kas 313,560 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,481,105 3. Penempatan pada bank lain 188,547 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki 2,676,764 6. Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 30 November 2016 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 30 November 2016 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS ASET 1. Kas 305,164 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,912,206 3. Penempatan pada bank lain 150,117 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki 4,638,292 6. Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Januari 2016 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Januari 2016 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS ASET 1. Kas 257,925 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,648,638 3. Penempatan pada bank lain 146,191 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki 2,240,254 6. Tagihan atas surat

Lebih terperinci