BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah."

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107 Produk gadai syariah: 1. AMANAH (Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Bagi Karyawan) berdasarkan PSAK 102 : Akuntansi Murabahah 2. ARRUM (Pembiayaan Usaha Mikro Kecil Berprinsip Syariah) berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah 3. RAHN (Jasa Gadai Berprinsip Syariah) berdasarkan PSAK 107 : Akuntansi Ijarah IV.1.1 AMANAH (Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Bagi Karyawan) berdasarkan PSAK 102 : Akuntansi Murabahah Adalah pemberian pinjaman guna kepemilikan kendaraan bermotor kapada para pegawai tetap pada suatu instansi atau perusahaan tertentu atas dasar besarnya penghasilan (gaji) dengan pola perikatan jaminan system fiducia atas obyek, surat kuasa pemotongan gaji amanah tersebut. Skim pemberian pinjaman ini menerapkan sistem syariah dengan akad murabahah. Prosedur: a) Calon nasabah mengajukan kredit melalui bendahawan gaji pada instansi/perusahaan tempat bekerja. 72

2 b) Mengisi formulir yang telah disediakan dengan menyerahkan persyaratan yang ditentukan. c) Pembiayaan mulai Rp hingga Rp d) Jangka waktu kredit 12 bulan, 24 bulan, dan 36 bulan. Persyaratan nasabah: a) Pegawai tetap dalam suatu instansi/perusahaan dengan masa kerja minimal 2 tahun. b) Mempunyai tempat tinggal tetap. c) Jarak tempat tinggal calon nasabah dengan Pegadaian maksimal 25 km. d) Sanggup membayar uang muka yang besarnya ditetapkan berdasarkan jangka waktu kredit dan biaya administrasi. Berdasarkan PSAK 102 : Akuntansi Murabahah Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap perlakuan akuntansi murabahah, akan diberikan dalam bentuk contoh kasus yang berada pada Perum Pegadaian yang didiskusikan dengan Ibu Leny selaku pimpinan Pegadaian Syariah cabang Kramat Raya adalah sebagai berikut: Contoh: 1-1 (Pembelian Barang) Tanggal 1 April 2010 atas pesanan pembelian barang dari Tuan Abdullah, pegadaian Syariah membeli sebuah mobil antik dari PT OTOMOBIL seharga Rp ,- (seratus sepuluh juta rupiah). 73

3 Atas pembelian mobil antik tersebut jurnal yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah adalah sebagai berikut: Dr. Aset/ Persediaan Murabahah Rp ,- Cr Kas/ Rekening PT OTOMBIL Rp ,- Dapat diperlakukan sebagai harga pokok barang, antara lain beban tambahan yang dikeluarkan sampai aset tersebut siap untuk dipergunakan atau dijual. Conton: 1-2 (pengeluaran beban tambahan) Pada tanggal 10 April 2010, sebelum dijual kepada nasabah, Pegadaian Syariah membayar uang balik nama dan biaya uji coba, biaya perbaikan lainnya atas mobil antik tersebut sebesar Rp ,-, sehingga mobil dapat dipergunakan atau dijual. Atas pengeluaran biaya balik nama dan biaya perbaikan mobil antik tersebut, jurnal yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah adalah sebagai berikut: Dr. Aset/ Persediaan Murabahah Rp ,- Cr. Kas Rp ,- Dalam murabahah pesanan mengikat, jika terjadi penurunan nilai aktiva tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aktiva. Sedangkan dalam murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan mengikat dan terdapat indikasi kuat batal maka aktiva murabahah dinilai berdasarkan nilai mana yang lebih rendah, antar biaya perolehan dan nilai bersih yang dapat 74

4 direalisasi dan apabila nilai bersih yang dapat direalisaikan lebih rendah dari harga perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian pegadaian. Hal ini disebabkan karena pada murabahah ini barang adalah milik pegadaian (masih dalam penguasaan pegadaian). Contoh: 1-3 (penurunan nilai barang sebelum diserahkan ke nasabah) Pada tanggal 30 April 2010, pada akhir periode (tanggal pelaporan) dilakukan penilaian persediaan sebuah mobil antik yang telah dibeli dari PT. OTOMOBIL, sebelum diserahkan kepada nasabah mengalami penurunan nilai sebesar Rp ,-. Atas penurunan nilai aktiva karena usang (sebelum jual beli) tersebut, jurnal yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah adalah sebagai berikut: Dr. Kerugian penurunan nilai aktiva murabahah Rp ,- Cr. Persediaan aktiva murabahah Rp ,- Catatan: penilaian aktiva Murabahah ini dapat dilakukan pada akhir bulan / akhir periode pelaporan Pegadaian Syariah, atas aktiva Murabahah yang masih menjadi persediaan (belum diserahkan kepada pemesan). Bila terjadi pembatalan akad oleh nasabah dan nilai bersih yang dapat direalisasi lebih kecil dari nilai perolehannya. Dr. Beban selisih penilaian aktiva murabahah xxx Cr. Penyisihan kerugian aktiva murabahah xxx 75

5 Contoh: 1-4 (potongan harga sebelum akad) Pada tanggal 15 Mei 2010 Pegadaian Syariah menerima potongan harga atas pembelian mobil antik dari PT OTOMOBIL, sebelum dilakukan akad jual beli dengan Tuan Abdullah. Potongan harga mobil antik yang diterima dari PT. OTOMOBIL sebesar Rp ,- dan di debet dari rekening PT. OTOMOBIL. Atas transaksi tanggal 15 Mei 2010 tersebut dilakukan jurnal: Dr. Rekening PT. OTOMOBIL Rp ,- Cr. Aset/ Persediaan Murabahah Rp ,- Akuntansi tentang potongan harga yang diterima setelah akad, sangat tergantung pada perjanjian yang disepakati antar nasabah/pembeli dengan pegadaian syariah tersebut. Contoh: 1-5 (potongan harga setelah akad) Dalam perjanjian yang disepakati antara Tuan abdullah dengan Pegadaian Syariah, apabila diperoleh potongan harga setelah ditandatangani akad ini, pembagian dilakukan 50% untuk Tn Abdullah dan 50% untuk Pegadaian Syariah. Setelah akad PT OTOMOBIL memberikan potongan atas harga mobil antik sebesar Rp ,-. 76

6 Atas potongan tersebut oleh Pegadaian Syariah dilakukan jurnal sebagai berikut: Dr. Rekening PT OTOMOBIL Rp ,- Cr. Rekening Tuan Abdullah Rp ,- Cr. Pendapatan No. Operasional Lainnya Rp ,- Contoh: 1-6 (uang muka dari pembeli/nasabah) Pada tanggal 5 Juni 2010 sebagai tanda keseriusan pemesanan mobil antik kepada Pegadaian Syariah, Tuan Abdullah untuk menyerahkan uang muka sebesar Rp ,- sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Pada saat penerimaan uang muka dari pembeli, jurnal yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah adalah sebagai berikut: Dr. Kas / rekening pembeli Rp ,- Cr. Hutang uang muka Rp ,- Uang muka kepada pemasok atau dealer yang dibayarkan oleh pegadaian syariah, juga dimaksudkan sebagai tanda keseriusan pegadaian syariah kepada dalam melakukan pembelian barang tersebut, dan atas uang muka tersebut harus disepakati ketentuan-ketentuan tentang hak dan kewajiban masing-masing yang berkaitan dengan uang muka seperti misalnya bagaimana jika terjadi pembatalan pembeli, bagaimana jika pembelian tersebut jadi dilaksanakan. 77

7 Contoh: 1-7 (uang muka kepada pemasok) Pada tanggal 10 Juni 2010 Pegadaian Syariah membayar uang muka pembelian mobil antik kepada PT OTOMOBIL sebesar Rp ,- dan kekurangannya dibayar pada saat penyerahan barang. Disepakati bahwa apabila pesanan dibatalkan maka uang muka tersebut dipotong sebesar 50%. Atas pembayaran uang muka tersebut Pegadaian Syariah melakukan jurnal: Dr. Piutang uang muka (uang muka ke pemasok) Rp ,- Cr. Kas Rp ,- Oleh karena pada umumnya murabahah yang dilaksanakan oleh pegadaian syariah adalah murabahah berdasarkan pesanan, maka pegadaian syariah baru akan mencari barang jika ada nasabah yang membutuhkan. Dalam pengadaan barang yang dilakukan oleh pegadaian syariah dapat terjadi kerugian sebagai akibat dibatalkannya pesanan barang yang dilakukan. Jika pembatalan tersebut sebagai akibat pembatalan pesanan nasabah maka kerugian dapat diganti dari uang muka yang diterima nasabah. Contoh: 1-8 (kerugian pegadaian) Karena pembeli membatalkan pesanan pembelian mobil maka pegadaian syariah terpaksa membatalkan pemesanan mobil antik kepada PT OTOMOBIL. Atas pembatalan tersebut PT OTOMOBIL mengenakan pemotongan uang muka sebesar 50% dari uang muka yaitu sebesar Rp 78

8 ,- sehingga pegadaian syariah mengalami kerugian sebesar jumlah tersebut. Atas pembatalan pesanan, urbun diterima dari pemasok sebagian, dilakukan jurnal sebagai berikut: Dr. Kas Rp ,- Dr. Kerugian Pemesanan murabahah Rp ,- Cr. Piutang uang muka Rp ,- Contoh: 1-9 (penggantian kerugian pegadaian) Atas pembatalan pesanan pembelian mobil antik oleh Tuan Abdullah pegadaian syariah membatalkan pesanannya kepada PT OTOMOBIL dan atas pembatalan tersebut Peagadaian Syariah mengalami kerugian sebesar Rp ,-. Oleh karena transaksi murabahah tersebut merupakan murabahah berdasarkan pesanan dan sifatnya mengikat, maka kerugian tersebut dapat dimintakan kepada Tuan Abdullah (nasabah), sehingga jurnal yang dilakukan oleh pegadaian syariah adalah sebagai berikut: Dr. Hutang uang muka Rp ,- Cr. Kerugian pemesanan murabahah Rp ,- Cr. Kas/rekening pembeli (Tn Abdullah) Rp ,- 79

9 Kerugian yang dialami oleh pegadaian syariah dapat saja terjadi lebih besar dari uang muka yang diterima dari nasabah. Jika terjadi demikian maka pegadaian syariah meminta tambahan kekurangannya. Contoh: 1-10 (kerugian pegadaian lebih besar dari uang muka) Misalnya selain kerugian atas pemotongan uang muka oleh PT OTOMOBIL sebesar Rp ,- tersebut, atas pemesanan mobil antik oleh Tuan Abndullah tersebut Pegadaian Syariah juga telah mengeluarkan beban atas survey kelayakan mobil antik dan sebagainya sebesar Rp ,- sehingga jumlah kerugian yang ditanggung oleh Pegadaian Syariah sebesar Rp ,-. Sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional tersebut di atas bahwa apabila kerugian atas pembatalan pesanan yang dialami oleh Pegadaian Syariah lebih besar dari uang muka yang diberikan oleh pembeli maka pegadaian syariah dapat meminta tambahan kekurangan tersebut kepada nasabah, sehingga atas contoh di atas jurnal yang dilakukan oleh pegadaian syariah adalah sebagai berikut: Dr. Hutang uang muka Rp ,- Dr. Piutang nasabah (Tn. Abdullah) Rp ,- Cr. Kerugian pemesanan murabahah Rp ,- Cr. Beban survey murabahah Rp ,- 80

10 Tidak menutup kemungkinan bahwa kerugian atas pembatalan pemesanan barang tersebut atas kesalahan pegadaian syaraiah sendiri, bukan akibat kesalahan dari pembeli atau pemesan. Apabila kerugian yang dialami pegadaian syariah tersebut akibat kelalaian pegadaian syariah sendiri, maka kerugian tersebut harus ditanggung sendiri oleh bank syariah dan tidak dapat dimintakan ganti kepada nasabah. Contoh: 1-11 (kerugian karena kesalahan pegadaian syariah) Karena mendapat penawaran yang lebih menjanjikan pegadaian syariah membatalkan pemesanan mobil antik kepada PT OTOMOBIL (bukan atas kesalahan atau permintaan Tuan Abdullah), sehingga pegadaian syariah mengalami kerugian sebesar Rp ,-. Atas pembatalan mobil antik tersebut, kerugian sebesar Rp ,- ditanggung sendiri oleh pegadaian syariah dan tidak dapat dimintakan ganti rugi kepada Tuan Abdullah, sehingga jurnal yang dilakukan oleh pegadaian syariah adalah sebagai berikut: Dr. Rekening PT OTOMOBIL Rp ,- Dr. Beban kerugian pemesanan murabahah Rp ,- Cr. Piutang uang muka Rp ,- Yang bertanggung jawab untuk mengadakan barang adalah pegadaian syariah sebagai penjual dan atas pengadaan tersebut pembayaran yang dilakukan oleh pegadaian syariah kepada pemasok sesuai yang disepakati kedua pihak. 81

11 Contoh: 1-12 (pembayaran pada saat penyerahan) Atas pesanan yang dilakukan Pegadaian Syariah kepada PT OTOMOBIL, diterima mobil antik yang dipesan dengan harga beli sebesar Rp ,-. Pembayaran sisa harga mobil dibayarkan pada saat penyerahan tersebut dengan mengkredit rekening suplier. Atas transaksi tersebut dilakukan jurnal: Dr. Persediaan/asset murabahah Rp ,- Cr. Piutang uang muka (uang muka pemasok) Rp ,- Cr. Rekening supplier (PT OTOMOBIL) Rp ,- Contoh: 1-13 (harga jual dan keuntungan murabahah) Pada tanggal 15 Juni 2010 dilakukan dan disepakati transaksi jual beli antara Pegadaian Syariah dengan Tuan Abdullah, dengan harga jual sebesar Rp ,- dengan keuntungan yang disepakati sebesar Rp ,-. Sesuai dengan catatan yang ada pada Pegadaian Syariah nilai persedian (harga perolehan) mobil antik yang dipesan oleh Tuan Abdullah sebesar Rp ,-. Pembayaran jual beli tersebut dilakukan dengan cara tangguh selama jangka waktu 10 bulan dan dilakukan setiap tanggal 15 sebesar Rp ,- (dalam administrasi Pegadaian Syariah setiap angsuran dilakukan pembagian untuk angsuran pokok sebesar Rp ,- dan untuk pembayaran margin sebesar Rp ,-) 82

12 Atas transaksi murabahah dan penyerahan mobil antik kepada Tuan Abdullah, Pegadaian Syariah melakukan jurnal: Dr. Piutang murabahah Rp ,- Cr. Persediaan/aset murabahah Rp ,- Cr. Margin murabahah tangguhan Rp ,- Atas uang muka yang diserahkan Tuan Abdullah kepada Pegadaian Syariah sebesar Rp ,- dilakukan jurnal sebagai berikut: Dr. Hutang uang muka Rp Cr. Piutang murabahah Rp Contoh: 1-14 (pegadaian syariah memberi kuasa ke nasabah) Dalam contoh di atas, Pegadaian Syariah memberi kuasa kepada Tuan Abdullah untuk membeli mobil antik kebutuhannya dan Pegadaian Syariah menyerahkan uang tunai sebesar Rp ,- (sebesar harga mobil yang dibiayai oleh Tuan Abdullah sendiri). Atas transaksi tersebut Pegadaian Syariah melakukan jurnal sebagai berikut: Dr. Piutang wakalah Rp ,- Cr. Rekening Tuan Abdullah Rp ,- Pada saat Tuan Abdullah menyerahkan barang atau menyampaikan bukti pembelian barang (barang berada di tempat Tuan Abdullah), dan kemudian 83

13 menyerahkan barang tersebut kepada Tuan Abdullah, maka Pegadaian Syariah melakukan jurnal: Pada saat penerimaan barang: Dr. Persediaan/aset murabahah Rp ,- Cr. Piutang wakalah Rp ,- Saat penyerahan barang ke Tuan Abdullah: Dr. Piutang murabahah Rp ,- Cr. Persediaan/aset murabahah Rp ,- Cr. Margin murabahah tangguhan Rp ,- Contoh: 1-15 (pembayaran angsuran murabahah) Pada tanggal 15 Juli 2010, tanggal jatuh tempo angsuran diterima pembayaran secara tunai angsuran murabahah atas nama Tuan Abdullah sebesar Rp ,- (dalam catatan pegadaian angsuran tersebut dikandung unsur pokok sebesar Rp ,- dan unsur margin atau keuntungan sebesar Rp ,-). 84

14 Atas pembayaran angsuran tersebut dilakukan jurnal sebagai berikut: Dr. Kas/rekening Tuan Abdullah Rp ,- Dr. Margin murabahah tangguhan Rp ,- Cr. Pendapatan margin murabahah Rp ,- Cr. Piutang murabahah Rp ,- Contoh: 1-16 (tunggakan pembayaran angsuran) Pada tanggal 15 Agustus 2010, karena sesuatu hal Tuan Abdullah tidak dapat melakukan pembayaran angsuran mobil antik pada Pegadaian Syariah, sebesar Rp ,-. Atas angsuran yang tertunggak tersebut pada akhir bulan atau pada saat tutup buku Pegadaian Syariah melakukan jurnal atas pengakuan pendapatan yang telah menjadi haknya sebagai berikut: Dr. Piutang murabahah jatuh tempo Rp ,- Cr. Piutang murabahah Rp ,- Dr. Margin murabahah tangguhan Rp ,- Cr. Pendapatan margin murabahah Rp ,- 85

15 Contoh: 1-17 (pembayaran angsuran) Pada tanggal 5 September 2010 Tuan Badullah membayar angsuran sebesar Rp ,- yaitu untuk angsuran bulan kedua (bulan agustus 2010). Pada tanggal 5 September 2010 atas pembayaran angsuran Tuan Abdullah dilakukan jurnal untuk membukukan pembayaran angsuran yang tidak dibayar pada bulan Agustus 2010, yaitu: Dr. Rekening Nasabah (Tuan Abdullah) Rp ,- Cr. Piutang murabahah jatuh tempo Rp ,- Dengan adanya pembayaran angsuran yang tertunggak tersebut terdapat aliran kas masuk atas pendapatan walaupun pencatatan pendapatannya telah dilakukan pada saat pengakuan pendapatan pada akhir bulan. Contoh: 1-18 (angsuran setengah) Karena sesuatu hal Tuan Abdullah hanya mampu melakukan pembayaran angsuran pembelian mobil pada Pegadaian Syariah sebesar Rp ,- dari angsuran yang seharusnya dilakukan sebesar Rp ,-. Pada saat jatuh tempo angsuran Pegadaian Syariah dapat mengakui pendapatan angsuran untuk kepentingan Penyusunan Laporan Laba Rugi, sehingga jurnal yang dilakukan pada saat angsuran adalah: Dr. Piutang murabahah jatuh tempo Rp ,- Cr. Piutang murabahah Rp ,- 86

16 Dr. Pendapatan margin murabahah Rp ,- Cr. Margin murabahah tangguhan Rp ,- Contoh: 1-19 (pembayaran tertunggak selama 3 bulan) Selama tiga bulan berturut-turut Tuan Abdullah tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran angsuran bulan September, Oktober dan November 2010 sebesar Rp ,-. Pada setiap akhir bulan (pada saat tutup buku bulanan) atas angsuran yang tertunggak Pegadaian Syariah melakukan jurnal atas pengakuan pendapatan yang telah menjadi haknya sebagai berikut: Dr. Piutang murabahah jatuh tempo Rp ,- Cr. Piutang Murabahah Rp ,- Dr. Margin murabahah tangguhan Rp ,- Cr. Pendapatan margin murabahah Rp ,- Contoh: 1-20 (pada saat pelunasan piutang) Dalam administrasi Pegadaian Syariah, tercatat piutang murabahah atas nama Tuan Abdullah sebesar Rp ,- jatuh tempo tanggal 15 Mei 2010, 87

17 yang mana piutang tersebut terdiri angsuran pokok barang sebesar Rp ,- dan margin murabahah yang belum direalisasi Rp ,-. Pada tanggal 20 September 2010 Tuan Abdullah melunasi hutangnya kepada pegadaian syariah dan atas pelunasan tersebut telah disepakati pemberian potongan sebesar Rp ,-. A. Jika pada saat penyelesaian pegadaian mengurangi piutang murabahah dan keuntungan murabahah. Dr. Kas Rp ,- Dr. Margin murabahah tangguhan Rp ,- Cr. Pendapatan margin murabahah Rp ,- Cr. Piutang murabahah Rp ,- B. Jika setelah penyelesaian, pegadaian terlebih dahulu menerima pelunasan piutang murabahah dari nasabah, kemudian pegadaian membayar muqasah kepada nasabah dengan mengurangi keuntungan murabahah. Dr. Kas Rp ,- Dr. Margin murabahah tangguhan Rp ,- Cr. Pendapatan margin murabahah Rp ,- Cr. Piutang murabahah Rp ,- 88

18 Dr. Beban musaqah Rp ,- Cr. Kas/rekening pembeli Rp ,- Contoh: 1-21 Tuan Abdullah salah satu nasabah Pegadaian Syariah tidak melakukan pembayaran angsuran piutangnya tepat pada waktu dan dari pengamatan yang dilakukan yang bersangkutan tergolong mampu, karena adanya saldo rekeningnya yang cukup banyak. Atas kelalaian tersebut, sesuai kesepakatan pada akad pegadaian mengenakan denda sebesar Rp ,-. Atas denda tersebut dilakukan jurnal: Dr. Kas/rekening pembeli Rp ,- Cr. Rekening ZIS Rp ,- IV.1.2 ARRUM (Pembiayaan Usaha Mikro Kecil Berprinsip Syariah) berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah Melayani skim pinjaman berprinsip syariah bagi para pengusaha mikro dan kecil untuk keperluan pengembangan usaha melalui sistem pengembalian secara angsuran. Keunggulan: a) Persyaratan yang mudah, proses yang cepat (+ 3 hari) tanpa bunga hanya dikenakan biaya ijaroh (sebagaimana dalam lampiran). 89

19 b) Jangka waktu pembiayaan yang fleksibel, mulai dari 12 bulan, 18 bulan, 24 bulan, hingga 36 bulan. c) Jaminan berupa BPKB kendaraan bermotor (mobil ataupun motor) sehingga fisik kendaraan tetap berada di tangan nasabah untuk kebutuhan operasional usaha. d) Pinjaman mulai dari Rp hinga Rp e) Nilai pembiayaan dapat mencapai hingga 70% dari nilai taksiran agunan. f) Pelunasan dilakukan secara angsuran tiap bulan dengan jumlah tetap. g) Pelunasan sekaligus dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan pemberian diskon. Berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap perlakuan akuntansi mudharabah, akan diberikan dalam bentuk contoh kasus yang berada pada Perum Pegadaian yang didiskusikan dengan Ibu Leny selaku pimpinan Pegadaian Syariah cabang Kramat Raya adalah sebagai berikut: Contoh: 2-1 (pengakuan dan pengukuran biaya mudharabah) Pada tanggal 10 Januari 2010 pegadaian syariah memberikan modal pembiayaan mudharabah kepada Tuan Anhar sebesar Rp ,- dengan nisbah yang disepakati 60 untuk pegadaian dan 40 untuk mudharib. Pada tanggal 15 Januari 2010 dilakukan pembayaran tunai modal mudharabah tahap pertama sebesar Rp ,- dan pada tanggal 20 Januari 90

20 2010 dilakukan pembayaran modal mudharabah tahap kedua sebesar Rp ,-. Pada saat pembiayaan mudharabah disetujui, dicatat sebagai komitmen pegadaian syariah sebesar pembiayaan yang disetujui dengan jurnal: Dr. Kontra komitmen investasi mudharabah Rp ,- Cr. Kewajiban komitmen investasi mudharabah Rp ,- Pada tanggal 15 Januari 2010 dilakukan jurnal pembayaran tahap pertama adalah: Dr. Investasi mudharabah Rp ,- Cr. Rekening mudharib Rp ,- Dr. Kewajiban komitmen investasi mudharabah Rp ,- Cr. Kontra komitmen investasi mudharabah Rp ,- Pada tanggal 20 Januari 2010 dilakukan jurnal pembayaran tahap kedua sebesar Rp ,- maka oleh pegadaian syariah dilakukan jurnal sebagai berikut: Dr. Investasi mudharab Rp ,- Cr. Rekening mudharib Rp ,- 91

21 Dr. Rekening komitmen investasi mudharabah Rp ,- Cr. Kontra komitmen investasi mudharabah Rp ,- Contoh: 2-2 (pembiayaan mudharabah) Pada tanggal 15 Januari 2010 pegadaian syariah menyetujui untuk memberikan pembiayaan mudharabah kepada Tuan Anhar seorang pengusaha pengangkutan di kota Tegal, sebesar Rp ,- dalam bentuk modal kas dan modal non-kas, dengan nisbah yang disepakati 70 untuk pegadaian dan 30 untuk Tuan Anhar. Penyerahan modal mudharabah kepada mudharib dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: Tanggal 25 Januari diserahkan kepada Tuan Anhar modal pembiayaan dalam bentuk uang tunai sebesar Rp ,-. Tanggal 27 Januari diserahkan alat pengangkutan berupa 3 buah bus ukuran besar dengan nilai pasar sebesar Rp ,-. Bus tersebut dibeli dengan harga Rp ,-. Tanggal 28 Januari diserahkan alat pengangkutan berupa 5 buah bus ukuran sedang dengan nilai pasar sebesar Rp ,-. Bus tersebut dibeli dengan harga Rp ,-. Pada saat pembelian kendaraan bus (misalnya dilakukan pada tanggal 5 Januari) dilakukan jurnal sebagai berikut: 92

22 Dr. Persediaan Rp ,- Dr. Persediaan (bus sedang) Rp ,- Cr. Rekening supplier Rp ,- Pada tanggal 15 Januari yaitu saat pembiayaan mudharabah disetuji, dicatat sebagai komitment pegadaian syariah sebesar pembiayaan yang disetujui dengan jurnal: Dr. Kontra komitmen investasi mudharabah Rp ,- Cr. Kewajiban komitmen investasi mudharabah Rp ,- Pada tanggal 25 Januari 2010, atas persetujuan pembiayaan mudharabah tersebut dilakukan penyerahan modal dalam bentuk uang tunai sebesar Rp ,-. Atas penyerahan uang tunai tersebut oleh pegadaian dilakukan jurnal: Dr. Investasi mudharabah Rp ,- Cr. Rekening mudharib Rp ,- Pada tanggal 27 Januari 2010 dilakukan penyerahan bus ukuran besar kepada Tuan Anhar (mudharib) dengan nilai pasar sebesar Rp ,- yang 93

23 sebelumnya dibeli dengan harga sebesar Rp ,-. Atas transaksi tersebut oleh pegadaian syariah dilakukan jurnal sebagai berikut: Dr. Investasi mudharabah Rp ,- Dr. Kerugian penyerahan aset mudharabah Rp ,- Cr. Persediaan atau aset mudharabah Rp ,- Pada tanggal 28 Januari 2010 oleh pegadaian syariah dilakukan penyerahan tahap ketiga atas bus ukuran sedang kepada Tuan Anhar (mudharib) dengan harga pasar sebesar Rp ,-. Bus tersebut sebelumnya dibeli dengan harga Rp ,-. Atas transaksi itu oleh pegadaian syariah dilakukan jurnal sebagai berikut: Dr. Investasi mudharabah Rp ,- Cr. Persediaan aktiva Rp ,- Cr. Keuntungan tangguhan aset mudharabah Rp ,- Keuntungan tangguhan penyerahan aktiva tersebut diamortisasi selama jangka waktu akad mudharabah, sehingga dilakukan jurnal sebagai berikut: Dr. Keuntungan tangguhan aset mudharabah xxx Cr. Pendapatan penyerahan aktiva xxx 94

24 Contoh: 2-3 (dana cadangan) Misalkan salah satu kendaraan bus ukuran sedang, seharga Rp ,- dalam perjalanan dari Jakarta ke Tegal, sebelum diserahkan kepada Tuan Anhar mengalami kecelakaan. Atas transaksi tersebut pegadaian syariah melakukan jurnal: a. Pada saat pegadaian membentuk cadangan kerugian Dr. Beban penyisihan kerugian investasi mudharabahrp ,- Cr. Cadangan penyisihan kerugian investasi mudharabah Rp ,- b. Pada saat penghapus bukuan Dr. Cadangan penyisihan kerugian investasi mudharabah Rp ,- Cr. Investasi mudharabah Rp ,- Contoh: 2-4 (pembiayaan mudharabah) Tuan Tono sesuai kesepakatan membayar pembiayaan mudharabah atas namanya sebesar Rp ,-. Atas pembayaran tersebut jurnal yang dilakukan adalah: Dr. Rekening mudharib Rp ,- Cr. Investasi mudharabah Rp ,- 95

25 Contoh: 2-5 Atas laporan dari Tuan Tono atas pengelolaan pembiayaan mudharabah diperoleh hasil bersih pengelolaan dana mudharabah sebesar Rp ,- dan dibagi sesuai nisbah yang telah disepakati yaitu 70 untuk pegadaian dan 30 untuk nasabah. Hasil untuk pegadaian telah dibayar oleh mudharib sebelum tutup buku pegadaian dilakukan. Pembagian porsi masing-masing dengan perhitungan yang sangat sederhana adalah: Pegadaian : 70/100 x Rp ,- = Rp ,- Nasabah : 30/100 x Rp ,- = Rp ,- Jurnal sehubungan dengan penerimaan hasil tersebut adalah: Dr. Kas/rekening nasabah Rp ,- Cr. Pendapatan bagi hasil mudharabah Rp ,- Contoh: 2-6 (pembiayaan mudharabah) Lain halnya dengan pembiayaan mudharabah yang diberikan kepada Tuan Gito, dari hasil laporan yang diterima pengelolaan dana mudharabah tersebut mengalami kerugian sebesar Rp ,- dana berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, kerugian tersebut sebagai akibat huru hara, sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai kelalaian atau kesalahan mudharib. 96

26 Atas kejadian tersebut dilakukan jurnal sebagai berikut: a. Pada saat pegadaian membentuk cadangan kerugian Dr. Beban penyisihan kerugian investasi mudharabahrp ,- Cr. Penyisihan kerugian investasi mudharabah Rp ,- b. Pada saat penghapus bukuan Dr. Penyisihan kerugian investasi mudharabah Rp ,- Cr. Investasi mudharabah Rp ,- Pengakuan pendapatan dapat dilakukan apabila diperoleh laporan yang dapat dipercaya dari mudharib atas pengelolaan dana mudharabah. Tetapi ada juga bagian laba pegadaian yang tidak dibayarkan oleh pengelola dana (mudharib) pada saat mudharabah selesai atau dihentikan sebelum masanya berakhir diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada pengelola dana (mudharib). Contoh: 2-7 (pengelolaan dana mudharabah) Dari laporan yang diterima dari Tuan Gito atas pengelolaan dana mudharabah diketahui bagian bagi hasil yang menjadi milik pegadaian sebesar Rp ,- sampai dengan tanggal yang ditentukan tidak dilakukan pembayaran oleh Tuan Gito. 97

27 Atas transaksi tersebut dilakukan jurnal sebagai berikut: Dr. Piutang kepada mudharib Rp ,- Cr. Pendapatan bagi hasil mudharabah Rp ,- Contoh: 2-8 (penghentian pembiyaan mudharabah) Karena sesuatu hal pembiayaan mudharabah pada Tuan Gito terpaksa harus dihentikan sebelum berakhirnya akad, berdasarkan catatan pegadaian saldo pembiayaan mudharabah pada Tuan Gito masih sebesar Rp ,- dan atas penghentian diperoleh laporan kerugian sebesar Rp ,-. Sisa pembiayaan tersebut tidak dapat dikembalikan oleh Tuan Gito. Atas transaksi tersebut dilakukan jurnal: Dr. Piutang mudharib (Tuan Gito) Rp ,- Dr. Penyisihan kerugian investasi mudharabah Rp ,- Cr. Investasi mudharabah Rp ,- Pada saat pembentukan penyisihan pembiayaan mudharabah Dr. Beban penyisihan investasi mudharabah xxx Cr. Akumulasi penyisihan investasi mudharabah xxx 98

28 IV.1.3 RAHN (Jasa Gadai Berprinsip Syariah) berdasarkan PSAK 107 : Akuntansi Ijarah Melayani skim pinjaman untuk memenuhi kebutuhan dana bagi masyarakat dengan sistem gadai sesuai syariah. Prosedur: a) Rahin cukup membawa jaminan berupa: emas, berlian, elektronik, kendaraan, atau barang bergerak lainnya. b) Tanpa bunga hanya dibebani biaya ijaroh (jasa simpan) dengan besaran sebagaimana dalam lampiran. c) Pinjaman mulai dari Rp hingga Rp (per SBR). Tujuan: Meningkatkan dan menguatkan perekonomian dengan sistem syariat Islam (karena sebagaian besar masyarakat Indonesia beragama Islam). Berdasarkan PSAK 107 : Akuntansi Ijarah Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap perlakuan akuntansi ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik, akan diberikan dalam bentuk contoh kasus yang berada pada Perum Pegadaian yang didiskusikan dengan Ibu Leny selaku pimpinan Pegadaian Syariah cabang Kramat Raya adalah sebagai berikut: Contoh: 3-1 (pembelian obyek sewa) Pada tanggal 1 maret 2008, pegadaian syariah membeli mobil Inova, dengan harga dan biaya-biaya lain (harga perolehan) sebesar Rp ,- 99

29 Atas pembelian mobil tersebut oleh Pegadaian Syariah dilakukan jurnal sebagai berikut: Dr. Asset Ijarah Rp ,- Cr. Kas / Rekening pemilik asset Rp ,- Contoh: 3-2 (transaksi ijarah) Pada tanggal 10 maret 2008, Pegadaian syariah melakukan transaksi Ijarah dengan data-data sebagai berikut: Jenis barang yang disewa : Kijang Inova Harga barang perolehan : Rp ,- Uang muka sewa : Rp ,- Total pembayaran sewa : Rp ,- Nilai sisa / residual value : Rp ,- Harga sewa per bulan : Rp ,- / bulan Jangka waktu sewa : 36 bulan (3 tahun) Waktu pembelian barang : Bulan ke 36 Biaya administrasi : Rp ,- Pengikatan : Notariil 100

30 Atas transaksi Ijarah tersebut, pegadaian syariah pada tanggal 10 maret 2008 melakukan jurnal sebagai berikut : Dr. Aktiva diperoleh untuk Ijarah Rp ,- Cr. Persediaan Ijarah Rp ,- Dalam transaksi Ijarah penyewa dapat membayar sewa lebih dahulu untuk beberapa bulan kedepan. Sewa diterima dimuka oleh pemilik obyek ijarah (lessor) tidak dapat diperlakukan sebagai uang muka seperti dalam murabahah. Sewa yang dibayar oleh penyewa lebih dahulu tidak berbeda dengan sewa diterima dimuka pada umumnya. Contoh: 3-3 (penerimaan uang sewa) Atas transaksi sewa kijang inova tersebut, pada tanggal 10 Maret 2008 pegadaian syariah menerima uang muka sewa (sewa dibayar dimuka oleh penyewa) sebesar Rp ,- dari penyewa Atas penerimaan uang sewa tersebut, pada tanggal 10 maret 2008 melakukan jurnal sebagai berikut: Dr. Kas/Rekening penyewa Rp ,- Cr. Titipan uang muka sewa Ijarah Rp ,- Uang muka sewa tidak dapat mengurangi harga perolehan aktiva Ijarah, karena aktiva ijarah tersebut milik pegadaian sedangkan uang muka tersebut milik penyewa yang diserahkan lebih dahulu. 101

31 Pada umumnya dalam transaksi Ijarah penyewa (lesse) dibebankan biaya administrasi sehubungan dengan tranasksi ijarah tersebut. Biaya administrasi yang diterima dari nasabah diakui sebagai pendapatan fee ijarah. Contoh: 3-4 (biaya administrasi) Pada tanggal 10 Maret 2008, nasabah membayar biaya administrasi atas transaksi Ijarah sebesar Rp ,-. Atas penerimaan biaya administrasi, pegadaian syariah melakukan jurnal sebagai berikut: Dr. Kas/rekening penyewa Rp ,- Cr. Pendapatan fee Ijarah Rp ,- Contoh: 3-5 (penyusutan aktiva Ijarah dengan akad Ijarah biasa) Dari contoh tersebut di atas, inova dengan harga perolehan Rp ,- disewakan dengan akad Ijarah (tanpa opsi pemidahan kepemilikan) dan pegadaian menetapkan kebijakan penyusutan aktiva (kijang) selama 5 tahun dan tidak ada nilai residu. 1. Perhitungan penyusutan dengan metode garis lurus: Rumus = (Harga perolehan nilai residu) : jangka waktu penyusutan/sewa Besar penyusutan per bulan = ( ) : 60 = Rp ,- 102

32 2. Atas penyusutan aktiva ijarah, pegadaian syariah melakukan jurnal sebagai berikut: Dr. Biaya penyusutan Rp ,- Cr. Akumulasi penyusutan aktiva ijarah Rp ,- Perhitungan penyusutan dengan masa penyusutan berbeda jika aset tersebut disewakan dengan akad Ijarah Muntahia Bittamlik (dengan opsi pemindahan kepemilikan). Jika disewakan dengan akad Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT) maka masa penyusutan sama dengan masa sewa. Contoh: 3-6 (penyusutan aktiva ijarah dengan akad IMBT) Dari contoh diatas, jika Inova tersebut oleh Pegadaian Syariah disewakan dengan akad Ijarah Muntahia Bittamlik (opsi pemindahan kepemilikan) untuk masa sewa selama 3 tahun dengan nilai residu Rp ,-. 1. Perhitungan penyusutan dengan metode garis lurus: Rumus = (Harga perolehan nilai residu) : jangka waktu Besar penyusutan per bulan = ( ) : 36 = Rp ,- 2. Atas penyusutan aktiva ijarah pegadaian syariah melakukan jurnal sebagai berikut: Dr. Biaya penyusutan Rp ,- Cr. Akumulasi penyusutan aktiva ijarah Rp ,- 103

33 Contoh: 3-7 Diterima dari penyewa harga sewa obyek ijarah untuk bulan tersebut sebesar Rp ,- Dari contoh tersebut diatas jurnal yang dilakukan sehubungan dengan pendapatan ijarah adalah sebagai berikut 1. Penerimaan / pengakuan pendapatan sewa (dari uang muka) Dr. Titipan uang sewa ijarah Rp ,- Cr. Pendapatan sewa Rp ,- Tidak semua pendapatan sewa ijarah tersebut merupakan unsur pendapatan pada profit distribusi (setelah dikurangi dengan beban-beban yang dikeluarkan oleh atas aktiva ijarah tersebut). 2. Penerimaan / pengakuan pendapatan sewa langsung (tidak dari uang muka) Dr. Kas / rekening penyewa Rp ,- Cr. Pendapatan sewa Rp ,- Untuk tujuan penghitungan dasar distribusi bagi hasil, pendapatan ijarah yang dibagikan adalah hasil sewa setelah dikurangi biaya depresiasi dan perbaikan. 104

34 Contoh: 3-8 (beban perbaikan dan pemeliharaan) Untuk memberikan gambaran yang jelas beban pemeliharaan dan perbaikan aktiva ijarah ini dapat diberikan contoh sebagai berikut: 1. Berdasarkan penelitan dan pengalaman dari pegadaian syariah biaya perbaikan rutin dan pemeliharaan aktiva ijarah tersebut di atas diperkirakan sebesar Rp ,- yang harus dicadangkan. Jurnal cadangan: Dr. Biaya perbaikan aktiva ijarah Rp ,- Cr. Cadangan beban perbaikan aktiva ijarah Rp ,- 2. Apabila bulan yang bersangkutan dilakukan perbaikan aktiva ijarah sebesar Rp ,-. a) Dengan sistem pencadangan Dr. Cadangan biaya perbaikan aktiva ijarah Rp ,- Cr. Kas/rekening Rp ,- b) Dengan sistem langsung tanpa pencadangan Dr. Biaya perbaikan aktiva ijarah Rp ,- Cr. Kas/rekening Rp ,- 105

35 Contoh: 3-9 (perpindahan hak ijarah hanya untuk Ijarah Muntahiyah Bittamlik) 1. Pada saat pengalihan obyek sewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui hibah pada saat seluruh pendapatan sewa telah diterima dan obyek sewa tidak memiliki nilai sisa. Dr. Akumulasi penyusutan aktiva ijarah Rp ,- Dr. Beban hibah ijarah Rp ,- (residu) Cr. Aktiva Ijarah Rp ,- 2. Pada saat pengalihan obyek sewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan obyek sewa sebelum berakhirnya masa sewa dengan harga jual sebesar sisa cicilan sewa. a. Jika harga jual lebih besar dari nilai buku, misalnya dalam contoh diatas penyewa membeli obyek sewa seharga Rp ,-. Dr. Kas/rekening penyewa Rp ,- Dr. Akumulasi penyusutan aktiva ijarah Rp ,- Cr. Aktiva ijarah Rp ,- Cr. Keuntungan penjulan aktiva ijarah Rp ,- 106

36 b. Jika harga jual sama dengan nilai buku, misalnya dalam contoh diatas penyewa membeli obyek sewa seharga Rp ,- (nilai residu). Dr. Kas/rekening penyewa Rp ,- Dr. Akumulasi penyusutan aktiva ijarah Rp ,- Cr. Aktiva ijarah Rp ,- c. Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku, misalnya dalam contoh diatas penyewa membeli obyek sewa seharga Rp ,-. Dr. Kas/rekening penyewa Rp ,- Dr. Akumulasi Penyusutan aktiva ijarah Rp ,- Dr. Kerugian penjualan aktiva ijarah Rp ,- Cr. Aktiva ijarah Rp ,- 3. Pada saat pengalihan obyek sewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan obyek sewa dengan harga sekadarnya setelah seluruh penerimaan sewa diterima dan obyek sewa tidak memiliki nilai sisa. Dr. Kas/rekening penyewa xxx Dr. Akumulasi penyusutan aktiva ijarah xxx Cr. Keuntungan penjualan aktiva ijarah xxx Cr. Aktiva ijarah xxx 107

37 a. Jika penyewa berjanji untuk membeli tetapi kemudian membatalkan dan nilai wajar obyek sewa lebih rendah dari nilai buku dengan dibebankan kepada penyewa/lessor: Dr. Piutang kepada penyewa xxx Cr. Akumulasi penyusutan aktiva ijarah xxx (catatan: jumlah yang dicatat sebesar porsi penurunan nilai aktiva ijarah) b. Jika penyewa tidak berjanji untuk membeli dan kemudian memutuskan untuk tidak membeli, dan nilai wajar obyek sewa lebih rendah dari nilai buku maka penurunan nilai buku tersebut diakui sebagai kerugian: Dr. Kas/rekening penyewa xxx Dr. Beban penyusutan aktiva ijarah xxx Cr. Akumulasi penyusutan aktiva ijarah xxx Contoh: 3-10 (beban ijarah) Beberapa jurnal yang berkaitan dengan akuntansi penyewa yang dilakukan oleh pegadaian syariah sebagai pihak penyewa obyek ijarah antara lain sebagai berikut: 108

38 1. Pada saat pembayaran sewa a. Jika dalam satu periode Dr. Biaya sewa aktiva ijarah xxx Cr. Kas/rekening pemilik obyek sewa xxx b. Jika lebih dari satu periode Dr. Sewa dibayar di muka aktiva ijarah xxx Cr. Kas/rekening pemilik obyek sewa xxx 2. Pada saat amortisasi sewa dibayar dimuka Dr. Biaya sewa aktiva ijarah xxx Cr. Sewa dibayar dimuka aktiva ijarah xxx 3. Pada saat perbaikan aktiva ijarah atas beban pemilik obyek sewa Dr. Piutang kepada pemilik sewa xxx Cr. Kas/rekening xxx Contoh: 3-11 (perpindahan hak milik obyek sewan) Jurnal-jurnal yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah sebagai penyewa, jika terjadi pemindahan kepemilikan dalam akad Ijarah Muntahia Bittamlik antara lain: 109

39 1. Pada saat penerimaan penagihan obyek sewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik: a. Melalui hibah pada saat seluruh pendapatan sewa telah dibayar dan obyek sewa tidak memiliki nilai sisa 1) Jika sumber pembayaran sewa aktiva ijarah berasal dari modal pegadaian: Dr. Aktiva xxx Cr. Pendapatan operasi lainnya xxx 2) Jika sumber pembayaran sewa aktiva ijarah berasal dari dana investasi tidak terikat: Dr. Aktiva xxx Cr. Pendapatan operasi utama lainya xxx 3) Jika sumber pembayaran sewa aktiva ijarah berasal dari dana investasi tidak terikat dan modal pegadaian: Dr. Aktiva xxx Cr. Pendapatan operasi utama lainnya xxx Cr. Pendapatan operasi lainnya xxx 110

40 b. Melalui pembelian obyek sewa sebelum berakhirnya masa sewa dengan harga beli sebesar sisa cicilan sewa/sekadarnya: Dr. Aktiva xxx Cr. Kas/rekening pemilik obyek sewa xxx 2. Jika penyewa berjanji untuk membeli tetapi kemudian membatalkan, dan nilai wajar obyek sewa lebih rendah dari nilai buku dan dibebankan kepada penyewa/lessor: Dr. Beban pembatalan pembelian xxx Cr. Kas/hutang kepada pemilik obyek sewa xxx (catatan: jumlah yang di catat sebesar porsi penurunan nilai aktiva ijarah) Contoh: 3-12 (penurunan nilai sebelum perpindahan hak) Apabila dalam masa sewa diketahui terjadinya terjadi penurunan kualitas obyek sewa yang bukan disebabkan tindakan/kelalaian bank sebagai penyewa (musta jir/lessee) yang mengakibatkan jumlah cicilan yang telah dibayar lebih besar dari nilai sewa wajar. Dr. Kas/Rek/Piutang kepada pemilik obyek sewa xxx Cr. Pendapatan kelebihan pembayaran sewa xxx (catatan: pendapatan kelebihan pembayaran sewa merupakan offsetting account dari beban sewa) 111

41 Contoh: 3-13 (sewa dan penyewaan kembali) Beberapa jurnal yang berkaitan dengan sewa lanjutan adalah sebagai berikut: 1. Jurnal pada sewa kepada pemilik obyek sewa Dr. Uang muka sewa (sewa dibayar dimuka) xxx Cr. Kas xxx 2. Pada menerima pendapatan sewa (pembayaran sewa dari nasabah) dilakukan jurnal: Dr. Kas xxx Cr. Pendapatan sewa xxx 3. Amortisasi dari uang muka sewa (sewa dibayar dimuka) dilakukan jurnal: Dr. Beban sewa xxx Cr. Uang muka sewa (sewa dibayar dimuka) xxx 112

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menerapkan murabahah pesanan yang bersifat mengikat. PT. Bank Muamalat Indonesia,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dilakukan seperti dibawah ini, pencatatan didasarkan pada bank sebagai pemilik obyek Ijarah:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Metode Bagi Hasil Mudharabah dalam PT. Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan IAI No. 59 Tentang Akuntansi Perbankan Syariah bahwa metode bagi hasil mudharabah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN 4.1 Pengakunan Pembiayaan Musyarakah Wal Ijarah Muntahiya Bittamlik di Bank Muamalat Indonesia Cabang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada bab II, maka dalam bab ini penulis akan membahas penerapan akuntansi untuk pembiayaan ijarah pada Bank DKI Syariah.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI Syariah Ijarah adalah akad sewa menyewa atau akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan manfaat atau hak guna

Lebih terperinci

BAGIAN III AKAD JUAL BELI

BAGIAN III AKAD JUAL BELI - 19 - BAGIAN III AKAD JUAL BELI III.1. MURABAHAH A. Definisi 1. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar beban perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)  BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Praktek Pembiayaan Murabahah Praktek pembiayaan Murabahah di Bank Muamalat Indonesia berpanduan pada DSN-MUI dan PSAK. 1. Akuntansi Syariah Murabahah (PSAK 102)

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK. ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK. Nama : Nurdiani Sabila NPM : 25210157 Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Dr. Ambo Sakka Hadmar,SE.,MSi LATAR BELAKANG PENELITIAN

Lebih terperinci

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak. Materi: 6 AKUNTANSI MURABAHAH Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat. 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat. 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada Bank

Lebih terperinci

Dealin Mahaputri Leonika

Dealin Mahaputri Leonika Analisis Pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik Berdasarkan PSAK 107 dan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 27 Pada Bank Muamalat dan Bank DKI Syariah Dealin Mahaputri Leonika-21210718 Analisis Pembiayaan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ikatan Akuntan Imdonesia Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

DAFTAR PUSTAKA. Ikatan Akuntan Imdonesia Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. DAFTAR PUSTAKA Ikatan Akuntan Imdonesia. 2010. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Kasmir. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers. Muhammad. 2005. Manajemen

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO -2- PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO YANG MENJALANKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 102 AKUNTANSI MURABAHAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 102 AKUNTANSI MURABAHAH Akuntansi Murabahah ED PSAK (Revisi 00) 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. AKUNTANSI MURABAHAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf Standar harus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : 1. Nasabah Melakukan Pengajuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath Pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh KJKS BMT Al Fath dilakukan dengan cara komputerisasi dengan program IT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Gadai Secara Umum. Beberapa pendapat mengenai definisi gadai dan pegadaian:

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Gadai Secara Umum. Beberapa pendapat mengenai definisi gadai dan pegadaian: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Gadai Konvensional II.1.1 Pengertian Gadai Secara Umum Beberapa pendapat mengenai definisi gadai dan pegadaian: 1. Menurut Kasmir (2010:262), secara umum pengertian usaha gadai

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59 KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59 by KarimSyah Law Firm Level 11, Sudirman Square Office Tower B Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46, Jakarta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian Bank Syariah Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan yang merupakan perubahan dari Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kelangsungan usaha Bank

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan usaha

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 7: Akuntansi Akad Ijarah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA DEFINISI 2 Bahasa: al Ajru = al Iwadhu (kompensasi) Terminologi: akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH ib PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH CABANG SURABAYA

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH ib PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH CABANG SURABAYA ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH ib PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH CABANG SURABAYA Tysa Dhara Noor Febrina Universitas Negeri Surabaya Email: tysadhara@yahoo.com

Lebih terperinci

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 5-6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 5-6. Afifudin, SE., M.SA., Ak. Materi: 5-6 AKUNTANSI MURABAHAH Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan pada Bab II, maka bab ini peneliti akan membahas mengenai Perlakuan Akuntansi Pendapatan atas Pembiayaan Murabahah

Lebih terperinci

BAGIAN V AKAD SEWA V.1. IJARAH ATAS ASET BERWUJUD

BAGIAN V AKAD SEWA V.1. IJARAH ATAS ASET BERWUJUD - 58 - BAGIAN V AKAD SEWA V.1. IJARAH ATAS ASET BERWUJUD A. Definisi 1. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna/manfaat atas suatu aset dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah) tanpa diikuti

Lebih terperinci

AKUNTANSI IJARAH (PSAK 107)

AKUNTANSI IJARAH (PSAK 107) Disampaikan oleh Wiroso AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI IJARAH (PSAK 107) This training material is solely for the use of training participants. No part of it may be circulated, quoted, or reproduced

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis melakukan evaluasi terhadap bagi hasil pembiayaan mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya evaluasi ini untuk

Lebih terperinci

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MURABAHAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MURABAHAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 0 Juni 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MURABAHAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA PSAK No. 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNT UNTANSI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a) Implementasi Akad Murabahah Di Indonesia, aplikasi jual beli murabahah pada perbankan syariah di dasarkan pada Keputusan Fatwa Dewan Syariah

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

MODUL LABORATORIUM AKUNTANSI BANK SYARIAH. Oleh: Iman Pirman Hidayat

MODUL LABORATORIUM AKUNTANSI BANK SYARIAH. Oleh: Iman Pirman Hidayat MODUL LABORATORIUM AKUNTANSI BANK SYARIAH Oleh: Iman Pirman Hidayat Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tahun 2017 Kata Pengantar Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena telah memberikan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan BAB 1V PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Evaluasi ini dilaksanakan untuk menganalisis apakah seluruh rangkaian

Lebih terperinci

AKUNTANSI MURABAHAH (psak 102)

AKUNTANSI MURABAHAH (psak 102) Disampaikan oleh Wiroso AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MURABAHAH (psak 102) This training material is solely for the use of training participants. No part of it may be circulated, quoted, or reproduced

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 4: Akuntansi Murabahah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Ruang Lingkup 1. Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan Koperasi Syariah yang melakukan transaksi murabahah baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan sudah memiliki tempat yang memberikan cukup pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Koperasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Koperasi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Koperasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah Rowosari berdiri pada tahun 2003, saat itu berkantor

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA Jati Satria Pratama Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : Order.circlehope@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal BAB IV ANALISIS DATA A. Proses Penerapan Akad Rahn dan Ijarah dalam Transaksi Gadai pada Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung Mendiskusikan sub tema ini secara gamblang, maka tidak ubahnya

Lebih terperinci

STUDI IMPLEMENTASI AKUNTANSI PRODUK EMAS MENURUT PSAK 107 DAN 102 PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI TBK CABANG JEMBER

STUDI IMPLEMENTASI AKUNTANSI PRODUK EMAS MENURUT PSAK 107 DAN 102 PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI TBK CABANG JEMBER STUDI IMPLEMENTASI AKUNTANSI PRODUK EMAS MENURUT PSAK 107 DAN 102 PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI TBK CABANG JEMBER Nur Hisamuddin Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jember Hi5am@yahoo.com

Lebih terperinci

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI XI.1. PENGERTIAN 01. Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode yang menunjukkan komponen laba rugi.

Lebih terperinci

BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735

BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735 205 BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH Pasal 735 (1) Akuntansi syari ah harus dilakukan dengan mencatat, mengelompokkan, dan menyimpulkan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. PERBANKAN SYARIAH Modul ke: MUDHARABAH Fakultas FEB AFRIZON Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Investasi mudharabah adalah pembiayaan yang di salurkan oleh bank syariah kepada pihak lain untuk

Lebih terperinci

BAB VI AKUNTANSI IJARAH

BAB VI AKUNTANSI IJARAH BAB VI AKUNTANSI IJARAH A. Ijarah Atas Aset Berwujud 1. Pengertian Ijarah atas Aset Berwujud Ijarah adalah akad pemindahan hak guna/manfaat atas suatu aset dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bank Syariah 1. Prinsip Akutansi Bank Islam Laporan akuntansi Bank Islam menurut Pardede dan Gayo (2005) terdiri dari : Laporan posisi keuangan / neraca Laporan laba-rugi Laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Sistem Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah Musyarakah adalah suatu perjanjian usaha antara dua pihak atau beberapa pemilik modal untuk menyertakan

Lebih terperinci

Prinsip Sistem Keuangan Syariah

Prinsip Sistem Keuangan Syariah TRANSAKSI SYARIAH 1 Prinsip Sistem Keuangan Syariah 1. Pelarangan Riba 2. Pembagian Risiko 3. Tidak menganggap Uang sebagai modal potensial 4. Larangan melakukan kegiatan spekulatif 5. Kesucian Kontrak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab ini akan membahas perlakuan akuntansi sewa pada PT FMA Finance. Metode pembahasan dilakukan

Lebih terperinci

membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang. Ringkasan Pegadaian sebagai lembaga keuangan alternatif bagi masyarakat guna menetapakan pilihan dalam pembiayaan disektor riil. Biasanya kalangan yang berhubungan dengan pegadaian adalah masyarakat menengah

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. AKUNTANSI BANK SYARIAH Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA Akuntansi Wadiah Dana wadiah diakui: sebesar jumlah dana yang dititipkan pada saat terjadinya; Penerimaan yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 5.1. Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang melakukan pengawasan terhadap prinsip syariah dalam kegiatan usaha lembaga

Lebih terperinci

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-2159 ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB 1 Renka Suka Alamsyah,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk) ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk) NAMA : SILPIA NAVITA SARI NPM : 21208165 JURUSAN : AKUNTANSI DOSEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pegadaian sebagai lembaga keuangan alternatif bagi masyarakat guna menetapakan pilihan dalam pembiayaan disektor riil. Biasanya kalangan yang berhubungan dengan pegadaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 107 1. PSAK Tentang Akuntansi Pembiayaan Ijarah Berdasarkan perkembangan per 1 September 2007, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

Lebih terperinci

No. 14/ 16 /DPbS Jakarta, 31 Mei 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No. 14/ 16 /DPbS Jakarta, 31 Mei 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA No. 14/ 16 /DPbS Jakarta, 31 Mei 2012 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA Perihal: Produk Pembiayaan Kepemilikan Emas Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. Sehubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terciptanya peradaban bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terciptanya peradaban bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Syariah Menurut Triyuwono (2012:104), akuntansi syariah merupakan salah satu dekonstruksi akuntansi modern kedalam bentuk yang humanis dan syarat nilai dimana tujuan

Lebih terperinci

Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah

Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur dalam pembiyaan murabahah, yaitu : 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah 2) Kontrak yang pertama harus sah sesuai dengan rukun yag

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 105 TENTANG AKUNTANSI MUDHARABAH DI KJKS BMT HUDATAMA SEMARANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 105 TENTANG AKUNTANSI MUDHARABAH DI KJKS BMT HUDATAMA SEMARANG BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 105 TENTANG AKUNTANSI MUDHARABAH DI KJKS BMT HUDATAMA SEMARANG A. Analisis Kesesuaian Pengakuan dan Pengukuran Akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha 50 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha BMT berdiri dalam rangka menumbuh dan mengembangkan sumberdaya ekonomi mikro yang bersumber pada syariat Islam.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang dapat menjadi data pendukung dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011)

Lebih terperinci

III.2. ISTISHNA. B. Dasar Pengaturan 01. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. 02. PSAK 104 tentang Akuntansi Istishna.

III.2. ISTISHNA. B. Dasar Pengaturan 01. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. 02. PSAK 104 tentang Akuntansi Istishna. III.2. ISTISHNA A. Definisi 01. Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/ mustashni')

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada BAB II, maka dalam hal ini penulis akan membahas penerapan akuntansi untuk pembiayaan

Lebih terperinci

(Studi Kasus Pada Pegadaian Syariah Cabang Gunung Sari Balikpapan) Masita

(Studi Kasus Pada Pegadaian Syariah Cabang Gunung Sari Balikpapan) Masita Analisis Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 102 (Studi Kasus Pada Pegadaian Syariah Cabang Gunung Sari Balikpapan) Masita (masitaaaa@gmail.com) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kinerja dan kelangsungan usaha Bank Perkreditan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum sistem ekonomi yang melakukan kegiatan perekonomian akan berakhir dengan transaksi. BNI Syariah sebagai bank yang menjalankan kegiatan perbankannya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL A. Gambaran Umum Pegadaian Syariah Kendal 1. Sejarah Singkat Pegadaian merupakan lembaga pengkreditan dengan sistem gadai untuk pertama kalinya. Sejarah Pegadaian

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERDASARKAN PESANAN DAN TANPA PESANAN SERTA KESESUAIAN DENGAN PSAK 102

ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERDASARKAN PESANAN DAN TANPA PESANAN SERTA KESESUAIAN DENGAN PSAK 102 ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERDASARKAN PESANAN DAN TANPA PESANAN SERTA KESESUAIAN DENGAN PSAK 102 Muhammad Yusuf Accounting and Finance Department, Faculty of Economics and Communication,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada bab II, maka dalam bab ini penulis akan membahas penerapan akuntansi untuk pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan jaminan, hal ini demi keamanan pemberian kredit tersebut dalam

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan jaminan, hal ini demi keamanan pemberian kredit tersebut dalam 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan perekonomian dan dunia bisnis akan selalu diikuti oleh perkembangan akan kredit, dan pemberian fasilitas kredit yang selalu memerlukan jaminan, hal ini

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH PSAK No. 59 1 Mei 2002 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH Sanksi Pelanggaran Pasal 44: Undang-undang Nomor 7 tahun 1987 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor. 6 tahun

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Pembiayaan Bank Syariah

Dasar-Dasar Pembiayaan Bank Syariah Dasar-Dasar Pembiayaan Bank Syariah Oleh: Dr. Rizal Yaya SE., M.Sc., Ak. CA. Dosen Tetap FEB UMY Disampaikan pada Program Pendidikan Management Trainee Islamic Banking Batch 4 PT Bank Sinarmas Tbk Unit

Lebih terperinci

Kartika dan Nur, Analisis Penerapan Akuntansi Gadai Syariah (Rahn) Pada Pegadaian Syariah Cabang Jember

Kartika dan Nur, Analisis Penerapan Akuntansi Gadai Syariah (Rahn) Pada Pegadaian Syariah Cabang Jember 1 ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI GADAI SYARIAH (RAHN) PADA PEGADAIAN SYARIAH CABANG JEMBER (Analyze The Application Of Accounting Pawn Sharia (Rahn) In Sharia Pawnshop Branches ) Kartika Chandra Priliana

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH IJARAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

PERBANKAN SYARIAH IJARAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. PERBANKAN SYARIAH Modul ke: IJARAH Fakultas FEB AFRIZON Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id 12.1 DEFINISI DAN PENGGUNAAN Ijarah dan ijarah Muntahiyah Bit tamlik (IMBT) merupakan transaksi sewa

Lebih terperinci

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR YAYASAN PERGURUAN ISLAM REPUBLIK INDONESIA SMK PIRI 3 YOGYAKARTA KELOMPOK BISNIS DAN MANAJEMEN Proram Keahlian : Akuntansi, Administrasi Perkantoran dan Multimedia Alamat : Jl. MT Haryono 23, Pugeran,

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 40/POJK.05/2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 40/POJK.05/2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 40/POJK.05/2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA - 2 - I. PEDOMAN PENILAIAN

Lebih terperinci

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan 45 BAB III IMPLEMENTASI PENETAPAN MARGIN DALAM PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG LUMAJANG A. Implementasi Penetapan Margin Pembiayaan Mura>bah{ah Di BSM Lumajang Margin pada

Lebih terperinci

BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL

BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL IV.1. PEMBIAYAAN MUDHARABAH A. Definisi 01. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan atau lembaga keuangan lainnya. Bagi nasabah yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan atau lembaga keuangan lainnya. Bagi nasabah yang memiliki BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan dana yang mendesak dapat dipenuhi dengan cara meminjam dari lembaga perbankan atau lembaga keuangan lainnya. Bagi nasabah yang memiliki barang-barang

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB II LANDASAN TEORI

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)  BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi Dari segi istilah, kata akuntansi berasal dari kata bahasa Inggris to account yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan akuntansi

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007

Lebih terperinci

PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES)

PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES) PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES) DEFINISI PENJUALAN ANGSURAN : ADALAH PENJUALAN BARANG DAGANGAN ATAU JASA YANG DILAKSANAKAN DENGAN PERJANJIAN DIMANA PEMBAYARAN DILAKUKAN SECARA BERTAHAP ATAU BERANGSUR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 72 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan PSAK No. 105 Tentang Sistem Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 1. Penerapan sesuai dengan PSAK No. 105 Tabel

Lebih terperinci

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Materi: 2 1 2 3 Klasifikasi Modal Bank Rasio Kecukupan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring) BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT. FMA Finance PT. FMA Finance adalah suatu perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang pembiayaan konsumen (consumer

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 108 AKUNTANSI PENYELESAIAN UTANG PIUTANG MURABAHAH BERMASALAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 108 AKUNTANSI PENYELESAIAN UTANG PIUTANG MURABAHAH BERMASALAH 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. AKUNTANSI PENYELESAIAN UTANG PIUTANG MURABAHAH BERMASALAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf Standar harus

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 13: Akuntansi Pegadaian Syariah dan Obligasi Syariah (Sukuk) Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA PEGADAIAN SYARIAH (rahn) PENGERTIAN AKAD RAHN Bahasa: tetap, kekal, jaminan

Lebih terperinci

PRODUK PERBANKAN SYARIAH. Imam Subaweh

PRODUK PERBANKAN SYARIAH. Imam Subaweh PRODUK PERBANKAN SYARIAH Imam Subaweh PENGHIMPUNAN DANA Dalam perbankan hanya ada tiga produk penghimpunan dana, yaitu: Giro Simpanan yang dapat diambil sewaktu-waktu atau berdasarkan kesepakatan dengan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Perum Pegadaian Kanwil Bandung merupakan tempat dimana penulis

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Perum Pegadaian Kanwil Bandung merupakan tempat dimana penulis 31 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Perum Pegadaian Kanwil Bandung merupakan tempat dimana penulis melaksanakan kerja praktek dan penulis ditempatkan di Bagian Operasional.

Lebih terperinci

KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH

KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia 2008 DAFTAR ISI A. Penghimpunan Dana I. Giro Syariah... A-1 II. Tabungan Syariah... A-3 III. Deposito Syariah... A-5 B. Penyaluran

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk.

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk. PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk. NAMA : RINA ARIANI NPM : 21208507 JURUSAN : AKUNTANSI DOSEN PEMBIMBING : DR. MASODAH, SE., MMSI PENDAHULUAN

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN PENJUALAN ANGSURAN DOSEN : KASWANDI Z S.E, MM

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN PENJUALAN ANGSURAN DOSEN : KASWANDI Z S.E, MM MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN PENJUALAN ANGSURAN DOSEN : KASWANDI Z S.E, MM DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 5 Khotrunnada Patria Septianti 2013.35.2316 Mulyati 2013.35.2319 K. Hasanal Burhansyah 2013.35.2321

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Ny.Indah yang beralamat di JL. Beruang Raya No. 102 Kecamatan. Gayamsari Semarang Timur ingin membeli sepeda motor Supra X 125 yang

BAB IV ANALISIS. Ny.Indah yang beralamat di JL. Beruang Raya No. 102 Kecamatan. Gayamsari Semarang Timur ingin membeli sepeda motor Supra X 125 yang BAB IV ANALISIS 4.1. Contoh Study Kasus Ny.Indah yang beralamat di JL. Beruang Raya No. 102 Kecamatan Gayamsari Semarang Timur ingin membeli sepeda motor Supra X 125 yang seharga Rp. 16.000.000,00. Tetapi

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BNI SYARIAH CABANG BEKASI. Ita Isnaini EB17

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BNI SYARIAH CABANG BEKASI. Ita Isnaini EB17 ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BNI SYARIAH CABANG BEKASI Ita Isnaini 23210675 4EB17 LATAR BELAKANG 2010 BNI SYARIAH Produk Unggulan Griya ib Hasanah IAI & DSN Standar Akuntansi

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi Akuntansi menurut Weygandt dkk. (2007:4) adalah sebagai berikut : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengomunikasikan

Lebih terperinci