V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONDISI PERUSAHAAN a. si produksi merupakan bagian terpenting dalam sebuah industri. produksi yang diterapkan oleh PT. Triteguh Manunggal Sejati (TRMS) termasuk ke dalam proses layout dengan tipe operasi kontinyu, dimana proses produksi mengikuti aturan proses untuk menghasilkan sebuah produk. PT. TRMS merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pangan dengan produk utama adalah jeli. jeli dan proses produksi dibagi menjadi dua jenis, yaitu jeli drink dan jeli nondrink, sedangkan proses produksinya dibagi menjadi dua lini produksi yaitu lini produksi drink dan lini produksi nondrink. Pada dasarnya aliran proses kedua lini produksi adalah sama, perbedaan terletak pada komposisi dan waktu proses. Lini produksi drink menghasilkan produk yang digolongkan sebagai minuman adapun produknya antara lain jeli drink rasa jeruk (JDO 1), jeli drink rasa jambu (JDO 3), jeli drink rasa apel (JDO 9), bolo drink (JBC 1) dan koko drink (JBC 4). Jeli drink mempunyai konsistensi yang lemah sehingga mudah dinikmati dengan cara disedot sebagai minuman, sedangkan jeli nondrink diposisikan sebagai makanan ringan. nondrink antara lain terdiri atas super cup lokal 10, jumbo cup lokal, jumbo cup premium, super cup lokal 14. Keragaman produk dalam setiap lini menyebabkan penjadwalan yang ketat pada setiap jadwal produksi. Penelitian ini difokuskan pada lini produk drink. alir yang diperlukan untuk menghasilkan satu batch produksi adalah 30 menit. Pada lini produksi drink terdapat dua jenis mesin yaitu mesin JB 3 dan mesin JB 4, kedua mesin memiliki waktu alir produksi dan kapasitas yang sama. pembuatan jeli terdiri atas beberapa tahap, yaitu proses pemasakan, pengisian kedalam cup (filling), pasteurisasi, pendinginan awal (pre cooling), persiapan pendinginan kedua (pre cooling 31

2 2), proses pendinginan (cooling), pengeringan dengan menggunakan blower dan terakhir adalah proses pengepakan. Adapun Gambaran dari proses produksi jeli ini terdapat pada Gambar 11. Gambar 12. produksi jumbo drink b. Perencanaan si Perencanaan dan pengendalian produksi PT. TRMS dilakukan oleh departemen Production Planing and Inventory Control (PPIC). Departemen ini bertanggung jawab dalam melakukan perencanaan produksi meliputi perencanaan produksi, penjadwalan produksi, pengendalian persediaan material, bahan baku dan produk jadi serta penggudangan. Perencanaan merupakan bagian yang penting dalam melakukan proses produksi, dimana penjadwalan termasuk di dalamnya. Salah satu input untuk melakukan 32

3 penjadwalan adalah data pesanan (sales order), sales order merupakan jumlah pesanan yang dipesan oleh distributor. Aliran informasi pesanan berawal dari permintaan konsumen melalui distributor pabrik yaitu PT. Sinar Niaga Sejahtera (SNS), yang merupakan perusahaan distributor dibawah PT. Garuda Food. Permintaan konsumen berasal dari retail-retail yang selanjutnya masuk ke distributor pusat. Distributor pusat akan menginformasikan kepada departemen PPIC PT.TRMS dalam bentuk sales order (data pesanan). Data pesanan akan diterima oleh staf departemen PPIC dan disampaikan pada rapat sales order di akhir minggu. Laporan sales order tersebut mencakup jumlah pesanan konsumen dalam satu minggu yang akan dievaluasi dalam rapat. Rapat diikuti oleh beberapa departemen antara lain departemen produksi, pembelian, PPIC dan departemen teknik. Salah satu hasil keputusan rapat adalah jumlah pesanan yang dapat dipenuhi oleh perusahaan. Hal yang menjadi pertimbangan dalam penentuan pemenuhan jumlah pesanan adalah kesiapan dari setiap departemen. Kesiapan tersebut meliputi jumlah bahan baku dan bahan kemasan, kondisi mesin, serta tenaga kerja. Keputusan dalam rapat akan dikonfirmasikan kepada pihak distributor berbentuk sales confirmation (SC). Tahapan selanjutnya adalah proses penjadwalan produk yang telah dikonfirmasikan dalam SC. Pada proses penjadwalan salah satu bagian yang penting adalah pengurutan jenis produk yang akan. Di perusahaan proses pengurutan mengacu pada jumlah produk yang dipesan untuk minggu berikutnya, namun persediaan produk saat dilakukan pengecekan jumlahnya tidak mencukupi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan jadwal produksi adalah kapasitas produksi, persediaan produk jadi di gudang dan jumlah persediaan bahan baku maupun bahan pendukung. produk yang dalam sehari biasanya adalah produk yang sama. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi downtime (waktu menganggur) akibat pembersihan tangki yang 33

4 berulang-ulang, namun hal tersebut tidak bersifat mutlak dan disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Hasil penjadwalan akan dikirim pada departemen produksi dan hasil akhirnya berupa produk jadi sebelum dikirim ke gudang. Apabila produk jadi tersebut sesuai dengan standar, maka produk akan masuk ke gudang. pemesanan sampai pengiriman produk jadi ke kosumen yang diterapkan di PT. TRMS terdapat pada Gambar 13. Gambar 13. Aliran informasi pesanan dan perencanaan produksi PT. TRMS 34

5 B. PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI Penjadwalan merupakan proses terakhir pada tahapan perencanaan sebelum dilakukan proses produksi. Penjadwalan pada lantai produksi perlu dilakukan untuk memudahkan operator mengetahui produk yang akan di produksi lebih dahulu, proses ini disebut teknik pengurutan. Penentuan teknik yang digunakan dalam penjadwalan produksi mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya volume produksi, keragaman produk, keadaan proses operasi, dan kompleksitas dari pekerjaan itu sendiri. Pada saat melakukan perencanaan penjadwalan PT. TRMS hal yang menentukan adalah persediaan di gudang. yang akan dijadwalkan pada penelitian ini hanya produk yang berada di lini drink, produk tersebut antara lain produk minuman jeli rasa jeruk (JDO 1), jeli rasa jambu biji (JDO 3), jeli rasa apel (JDO 9), minuman bolo (JBC 1) dan koko drink dengan nata de coco (JBC 4). Alasan dipilih produk-produk ini karena jumlah permintaan yang besar dan selalu ada pada setiap periode pemesanan. Persoalan yang dihadapi perusahaan dalam penjadwalan antara lain, keterlambatan kedatangan material, mesin tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan banyaknya pesanan. Banyaknya produk yang akan menyebabkan perlunya suatu teknik penjadwalan untuk menentukan produk yang terlebih dahulu, sehingga pesanan dapat selesai tepat waktu, tepat jumlah dan tepat kualitas. Persoalan yang sering terjadi adalah kesulitan dalam menentukan produk yang akan diprioritaskan. Teknik penjadwalan yang digunakan untuk membantu dalam pembuatan jadwal produksi ini yaitu Short Processing Time (SPT), Long Processing Time (LPT) dan critical ratio (CR). 35

6 C. KONFIGURASI MODEL Penjadwalan produksi dibutuhkan oleh semua industri termasuk industri jeli. Program aplikasi Triteguh Manunggal Sejati Production Schedule 1.0 atau lebih singkatnya disebut TRIMS PS 1.0 merupakan paket program aplikasi komputer yang bertujuan untuk membantu proses penjadwalan produksi. Program TRIMS 1.0 akan digunakan oleh departemen PPIC dalam melakukan proses penjadwalan yang lebih detail pada lini produksi drink. TRIMS 1.0 terdiri atas sistem manajemen basis data, sistem manajemen basis model dan sistem manajemen dialog. Tiga model utama program TRIMS 1.0 yaitu model persediaan, model kebutuhan dan model penjadwalan produksi. Model persediaan terdiri atas dua sub model yaitu sub model persediaan produk jadi. Model kebutuhan terdiri atas model kebutuhan batch produksi dan model kebutuhan material kemasan. Model penjadwalan produksi menggunakan dua mesin yaitu mesin JB 3 dan mesin JB 4. Verifikasi program ini dilakukan di PT. TRMS, Tangerang. Pokok bahasan pada penelitian ini yaitu pada jenis produk drink, antara lain jeli rasa jeruk (JDO 1), jeli rasa jambu (JD0 3), jeli rasa apel (JDO 9), bolo drink (JBC 1) serta koko drink (JBC 4). Model penjadwalan TRIM PS 1.0 ini tidak hanya berfungsi sebagai model penjadwalan, juga dapat berfungsi sebagai pengendali produksi. Pada program ini terdapat fasilitas pengecekan material dimana dapat diketahui apabila terjadi kekurangan material. Model ini memperhitungkan waktu proses pada setiap tahapan produksi dimana pada perusahaan penjadwalan tidak memperhitungkan waktu tersebut. Model ini akan berjalan optimal apabila model diintegrasikan dengan model persediaan dan pemesanan yang online. 36

7 Tabel 1. produk yang akan masuk kedalam penjadwalan No Deskripsi Gambar 1 minuman dengan Jeli Bolo Drink butiran alginat dan terdiri (JBC 1) atas campuran jeruk dan lemon 2 minuman nata de coco dengan rasa leci. Jeli Koko Drink (JBC 4) 3 Kombinasi produk minuman dan makanan. Jeli rasa jeruk. Jeli drink rasa jeruk (JDO 1) 4 Kombinasi produk minuman dan makanan. Jeli rasa jambu. Jeli drink rasa jambu (JDO 3) 5 Kombinasi produk minuman dan makanan. Jeli rasa apel. Jeli drink rasa apel (JDO 9) Sumber : PT. TRMS Output dari penjadwalan ini diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik seperti meminimalkan rata-rata waktu penyelesaian produk dan meminimalkan jumlah keterlambatan. Apabila program TRIMS PS 1.0 dijalankan maka yang pertama muncul adalah splash. 37

8 Gambar 14.Tampilan splash screen Menu selanjutnya yang muncul adalah menu login yang meminta pengguna memasukkan nama dan kata kunci. Tampilan login pada program terdapat pada Gambar 15. Gambar 15. Tampilan menu login Halaman utama akan tampil setelah pengguna memasukkan kata kunci. Halaman utama terdiri atas empat menu utama yaitu menu file, menu input data, menu output data dan about. Pada menu file terdapat menu exit, fungsinya untuk keluar dari program aplikasi ini. Menu input data berisi semua menu yang terdapat proses pemasukan data ke dalam program. Menu ini terdiri atas 3 sub menu meliputi persediaan produk jadi, persediaan material dan menu pesanan produksi. Menu output data berisikan sub menu hasil dari pengolahan data dari menu input data yang terdiri atas sub menu 38

9 kebutuhan batch produksi, penjadwalan produksi dan laporan penjadwalan. Tampilan menu halaman utama terdapat pada Gambar 16. Gambar 16. Tampilan menu halaman utama 1. Menu Input Data Menu input data terdiri atas sub menu yang berfungsi sebagai tempat memasukkan data yang akan digunakan pada menu-menu berikutnya. Menu ini terdiri atas sub menu persediaan produk jadi, order produksi, kebutuhan material kemasan dan sub menu persediaan material. a. Persediaan Jadi Pada menu persediaan produk jadi berguna untuk mengetahui persediaan akhir produk jadi di gudang. Basis data dan model yang digunakan adalah persediaan. Pada menu ini pengguna dapat melakukan proses penambahan, penghapusan atau pengubahan. Untuk mengetahui jumlah persedian pengguna terlebuh dahulu mengisi jumlah persediaan awal, jumlah masuk dan jumlah keluar. Tampilan menu persediaan produk jadi terdapat pada Gambar 17. Output dari model persediaan ini merupakan masukan untuk menu order produksi. 39

10 Gambar 17. Menu persediaan produk jadi b. Order si dan Model Kebutuhan Material Pada menu ini terdapat dua model yaitu model order produksi dan model kebutuhan material. Model order produk produksi berguna untuk mengetahui jumlah produk yang akan. Input model order produksi ini berupa data tahun, bulan, minggu periode penjadwalan, due date (batas waktu), tanggal mulai, tanggal pengecekan, jumlah order dan data persediaan produk jadi minggu sebelumnya. Tanggal mulai adalah tanggal dimulainya produk masuk ke lini produksi untuk, sedangkan tanggal pengecekan berguna untuk menghitung nilai CR. Tanggal pengecekan adalah tanggal pada saat akan disusun jadwal produksi. Untuk data jumlah persediaan didapatkan dari basis data persediaan produk jadi. Input ini dimasukkan ketika departemen PPIC mendapatkan order dari distributor. Output dari model ini yaitu jumlah produk yang akan di produksi. Output ini akan muncul ketika ditekan tombol hitung, hasil perhitungan jumlah akan masuk kedalam basis data pesanan, selain itu akan menjadi masukan untuk perhitungan 40

11 pada model kebutuhan material dan kebutuhan batch. Tampilan menu order produksi terdapat pada Gambar 18. Gambar 18. Menu order produksi Pada model order produksi terdapat juga model kebutuhan material dimana input perhitungan model ini yaitu data jumlah di produksi yang berasal dari model order produksi di mana data jenis produk, bulan,minggu dan tahun adalah sama dengan model tersebut. Pada menu ini kebutuhan material di bagi menjadi dua yaitu kebutuhan material berdasarkan jenis produk (by produk) dan kebutuhan material berdasarkan kelompok produk (by group produk). Hal ini disebabkan kondisi nyata di perusahaan material tersebut dibagi menjadi dua kelompok. Material yang dihitung berdasarkan jenis produk adalah seal dan karton, sedangkan untuk cup dan sedotan dihitung berdasarkan kelompok produknya. Output dari model ini adalah jumlah material yang dibutuhkan oleh produk yang akan. Model ini selain 41

12 menggunakan data dari basis data pesanan juga menggunakan masukkan dari basis data nilai konversi. Nilai-nilai ini digunakan dalam penghitungan kebutuhan material. Nilai konversi ini adalah jumlah satuan terkecil material yang biasa digunakan pada Tabel 2. Konversi material PT. TRMS. material Satuan Konversi dalam satuan terkecil Cup Dus 2250 Cup / Dus Seal Roll 1740 Cup / Roll Sedotan Ball 400 Pak / Ball karton Pcs 1 Psc Sumber : PT. TRMS Nilai konversi ini dapat diubah apabila terjadi perubahan nilai konversi yang digunakan oleh perusahaan. Tampilan nilai konversi terdapat pada Gambar 19. Gambar 19. Tampilan nilai konversi Output yang dihasilkan dari model kebutuhan material adalah jumlah kebutuhan material yang diperlukan untuk memenuhi jumlah produksi. Material tersebut antara lain cup dalam satuan dus, seal dalam satuan roll, sedotan dalam satuan ball, karton dalam satuan pcs. Tampilan dari model produksi dan kebutuhan material ini terdapat pada Gambar

13 c. Persediaan Material Pada menu persediaan material tampilan awal saat menu ini tampil terdapat pilihan input, cek persediaan, pesan dan home. Input digunakan untuk memasukkan jumlah persediaan material yang tersedia pada waktu saat periode berlangsung. Data yang dimasukkan untuk menu input persediaan yaitu dengan memilih bulan, tahun, minggu dan jenis produk. Input berupa jumlah persediaan material cup, seal, karton dan sedotan disesuaikan dengan persediaan yang ada. Sama halnya dengan kebutuhan material, persediaan material juga dikelompokkan berdasarkan kelompok produk dan jenis produk. Pada menu ini terdapat fasilitas tambah, reset dan hapus. Tampilan input persediaan material terdapat pada Gambar 20. Gambar 20. Manu persediaan material Menu ini terdapat fasilitas cek material, jika ingin mengetahui apakah jumlah persediaan material sudah mencukupi kebutuhan atau tidak maka. pengecekan dilakukan dengan menekan tombol cek persediaan. Untuk melakukan pengecekan ini terlebih dahulu memilih bulan, minggu, tahun dan jenis produk yang diinginkan. Ketika tombol cek 43

14 persediaan tersebut di tekan maka akan tampak jumlah kelebihan persediaan dan kekurangan persediaan. Jika persediaan material mengalami kekurangan maka akan tampak berwarna merah beserta jumlah kekurangan material. Namun apabila material tidak mengalami kekurangan maka akan tampak jumlah kelebihan sisa persediaan yang ditunjukaan dengan warna hijau. Tampilan pengecekan material terdapat pada Gambar 21. Gambar 21. Tampilan halaman pengecekan material Jika material mengalami kekurangan maka pengguna dapat melakukan pemesanan dengan menekan tombol pesan. Tampilan yang muncul ketika menekan tombol pesan adalah sub menu rencana kedatangan, fungsi sub menu ini untuk mengetahui kapan material tersebut datang sehingga proses penjadwalan dapat dilakukan. Untuk melakukukan proses pemesanan pengguna memilih tanggal pesan, jenis produk, jenis material, kemudian mengetikkan jumlah material yang dipesan serta lama lead time (waktu tunggu). Output yang dihasikan berupa tanggal kedatangan, tanggal kedatangan akan terisi secara otomatis dengan menekan tombol. Pada sub menu ini juga terdapat fasilitas penambahan dan penghapusan. Hasil dari menu ini akan disimpan pada basis data pemesanan. Pada menu terdapat dua buah Tabel 44

15 dimana Tabel pertama merupakan data produk yang akan melakukan pemesanan material sedangkan Tabel yang kedua berfungsi sebagai daftar produk yang mengalami penundaan penjadwalan. produk dan tanggal masuk pada menu ini sama dengan data yang dipilih pada pemesanan sedangkan tanggal masuk ini sama dengan tanggal kedatangan. Tanggal masuk artinya tanggal ketika produk tersebut dapat masuk kedalam proses penjadwalan. Tampilan rencana kedatangan terdapat pada Gambar 22. Gambar 22. Tampilan rencana kedatangan 2. Menu Output Data Menu output data merupakan sub-sub menu yang menggunakan masukkan dari menu input data yang digunakan dalam model-model yang terdapat pada output data. Pada menu ini tidak ada proses pemasukkan data namun terdapat fasilitas untuk pegubahan data. 45

16 a. Kebutuhana Batch Model kebutuhan batch ini digunakan untuk mengetahui jumlah kebutuhan batch yang akan dan lama waktu yang diperlukan untuk memproduksi batch tersebut. Untuk menggunakan model ini diperlukan input data diantaranya bulan, minggu, tahun dan jenis produk yang akan digunakan untuk memanggil data jumlah yang berasal dari basis data pesanan. Ketika telah dipilih kemudian tekan tombol select maka data jumlah akan secara otomatis terisi, sedangkan masukkan berupa volume batch dan waktu alir secara otomatis ada ketika menu tampil. Volume batch dan waktu alir ini sifatnya fleksibel dan dapat di ubah apabila terdapat perubahan. Output model berupa kebutuhan batch dan total waktu produksi dan otomatis akan terisi ketika menekan tombol hitung. penghitungan yang terjadi adalah jumlah (dus) dibagi dengan kapasitas per batch produksi dalam satuan dus. Total waktu produksi di hitung berdasarkan jumlah kebutuhan pemasakan batch dikalikan dengan waktu alir produksi per batch. Hasil perhitungan dari menu ini akan menjadi masukkan dalam menu penjadwalan produksi. Pada menu ini terdapat fasilitas tambah dan hapus sehingga memungkinkan pengguna untuk melakukan proses penambahan dan pengurangan. Tombol home berguna untuk kembali ke halaman muka. Tampilan model ini terdapat pada Gambar 23: 46

17 Gambar 23. Menu kebutuhan batch b. Menu Penjadwalan Menu penjadwalan produksi terdapat beberapa pilihan yaitu query, mesin JB 3 dan mesin JB 4. Pada menu ini terjadi proses pemanggilan data dari basis data kebutuhan batch yang secara otomatis muncul ketika tab query akif. Query merupakan inisiasi dari data yang akan dijadwalkan. Query ini merupakan data dari kebutuhan batch. Data yang ingin dijadwalkan dipilih menurut bulan, minggu dan tahun, selanjutnya pilih teknik penjadwalan yang diinginkan. Teknik yang digunakan pada penjadwalan ini adalah Shortest Processing Time (SPT), Longest Processing Time (LPT) dan Critical Ratio (CR). Tahapan selanjutnya adalah proses pengiriman ke mesin. Tampilan awal menu penjadwalan terdapat pada Gambar

18 Gambar 24. Tampilan pejadwalan produksi Pada teknik penjadwalan SPT, proses yang terjadi adalah program akan mengurutkan data yang telah diseleksi berdasarkan waktu proses terpendek. Teknik LPT proses yang terjadi adalah data yang telah diseleksi akan diurutkan berdasarkan waktu proses yang paling panjang, apabila memilih teknik penjadwalan Critical Ratio (CR) maka data yang akan dijadwalkan diurutkan berdasarkan nilai CR terkecil. Tahapan selanjutnya setelah teknik penjadwalan dipilih yaitu menempatkan produk yang akan dijadwalkan sesuai dengan urutan, kemudian satu per satu produk dikirim ke masing-masing mesin yang telah menyelesaikan proses produksi paling awal. Mesin yang digunakan adalah mesin JB 3 dan JB 4. yang terjadi ketika penempatan produk pada mesin adalah terjadi penghitungan waktu selesai proses dan jumlah terlambat. selesai proses ini berupa tanggal selesai, sedangkan keluaran lain berupa terlambat ditentukan oleh due date (batas akhir penyelesaian) dan waktu selesai. perhitungan terdapat pada keterangan dibawah ini: Jika waktu selesai (tanggal selesai) lebih kecil dari due date (batas waktu) maka nilai terlambat sama dengan 0 tetapi jika due date lebih 48

19 besar dari pada waktu selesai proses maka nilai terlambat adalah selisih antara waktu selesai proses dengan due date dalam satuan hari. Hasil dari proses penjadwalan ini terdapat pada halaman mesin masing-masing berdasarkan teknik penjadwalan yang telah dilakukan. Penjadwalan ini dapat direvisi jika terdapat tambahan produk, order atau produk yang terdapat pada produk tertunda akan masuk setelah material terpenuhi. revisi penjadwalan dilakukan pada halaman teknik penjadwalan di masing-masing mesin dengan mengubah waktu mulai pada kolom edit yang telah disediakan. -produk yang telah di produksi tidak akan terseleksi lagi. Gambar 25. Teknik penjadwalan pada mesin JB 3 dan JB 4 Model penjadwalan produksi ini dapat dilakukan revisi jika terdapat penambahan pesanan. Penjadwalan produksi yang telah jadi dapat di ubah ataupun ditambahkan ke dalam input sebelumnya. Pengguna dapat melakukan revisi apabila terjadi penambahan atau terjadi kesalahan. Jadwal produksi yang telah jadi pada periode Februari minggu ke dua terdapat tiga jenis produk yaitu JDO 1, JDO 3 dan JBC 1 dengan waktu mulai tanggal 11/02/2008 dan due date tanggal 16/02/2008. Hasil penjadwalan yang telah jadi, pada mesin JB 3 teknik SPT terdapat 2 produk yaitu JBC 1 dan JDO 1, sedangakan hasil penjadwalan 49

20 pada JB 4 terdapat produk JDO 3. Tampilan input penjadwalan dan jadwal produksi sebelum penambahan pesanan terdapat pada Gambar 26, 27 dan 28. Gambar 26. Tampilan input penjadwalan sebelum penambahan pesanan Gambar 27. Tampilan penjadwalan sebelum penambahan pesanan pada teknik SPT mesin JB 3. 50

21 Gambar 28. Tampilan penjadwalan sebelum penambahan pesanan pada teknik SPT mesin JB 4 Jadwal produksi yang telah ada dapat diubah apabila terdapat penambahan. Pada input penjadwalan terdapat penambahan pesanan JDO 9 dengan waktu mulai 13/02/2008. Pada mesin jb 3 produk masih mengerjakankan pekerjaan sampai tanggal 13/02/2008. Pada mesin JB 4, mesin telah selesai menyelesaikan pekerjaan pada tanggal 12, sehingga produk tambahan dapat masuk pada mesin ini. Penjadwalan dilakukan pada tanggal 13/02/2008 dan selesai pada tanggal itu juga. Tampilan input penjadwalan, penjadwalan pada mesin JB 3 dan JB 4 terdapat pada Gambar 29, 30 dan 31. Gambar 29. Tampilan input penjadwalan setelah penambahan pesanan 51

22 Gambar 30. Tampilan hasil penjadwalan setelah penambahan pada mesin JB 3 Gambar 31. Tampilan hasil penjadwalan setelah penambahan pada mesin JB 4 d. Laporan Laporan ini merupakan laporan hasil proses penjadwalan dan penghitungan nilai pegukuran kinerja penjadwalan berupa nilai ratarata waktu penyelesaian produk dan rata-rata keterlambatan. Untuk menampilkan data yang akan dilaporkan pengguna terlebih dahulu memilih data penjadwalan berdasarkan bulan, minggu dan tahun. Kemudian pilih teknik penjadwalan setelah itu tekan hitung. perhitungan yang terjadi ketika menekan tombol hitung adalah program akan menghitung laju alir proses (flow time) dan total waktu terlambat. Perhitungan waktu alir ini akan menghitung berdasarkan jumlah record yang ada. Rumus perhitungan flow time adalah 52

23 F n i 1 ( n i 1) p Katerangan : F : waktu rata-rata penyelesaian produk (mean flow time) n : Pi : waktu proses produk ke i Pada menu akan menghitung juga jumlah terlambat dan nilai rata-rata penyelesaian produk (mean flow time) pada setiap metode berdasarkan masing-masing mesin. Data yang digunakan terlebih dahulu diseleksi berdasarkan bulan, minggu dan tahun dengan menekan tombol cari. Selain menghitung nilai terlambat, pada menu ini terdapat penghitungan rata-rata terlambat permesin yang didapatkan dari nilai keterlambatan dibagi dengan jumlah produk yang terlambat. Setelah itu nilai rata-rata waktu penyelesaian dan rata-rata nilai terlambat dibagi dengan jumlah mesinnya. Hasil keluaran dari menu ini dihubungkan dengan program Microsof Exel dengan menekan tombol laporan dan langsung dapat di cetak atau di modifikasi tampilannya. i / n Gambar 32. Laporan penjadwalan produksi 53

24 Gambar 33. Laporan mean flow time dan rata-rata terlambat 3. Menu Tentang Program Menu ini memuat semua informasi yang berhubungan dengan program aplikasi ini baik mengenai cara penggunaan program hingga informasi mengenai pembuat program. a. Tentang pembuat program Menu ini berisikan informasi mengenai data diri pembuat program, yang meliputi nama, alamat, nomor telepon, serta foto diri. Gambar 34. Tentang pembuat program 54

25 b. Tentang Program Menu tentang program ini berisi informasi lisensi program aplikasi penjadwalan produksi, serta informasi mengenai versi dari program ini sendiri. Tampilan tentang program ini terdapat pada Gambar 34. Gambar 35. Tentang program c. Bantuan Menu ini merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh program aplikasi ini. Menu bantuan ini dihubungkan dengan panduan penggunaan program, jika pengguna mengalami kesulitan dalam mengoperasikan program ini. Panduan penggunaan program terdapat pada lampiran. 55

26 D. ALIRAN PENJADWALAN TRIMS PS 1.0 Aliran penjadwalan dengan menggunakan program TRIMS PS 1.0 terdapat pada Gambar 36. o o o Input: Persediaan awal Masuk keluar Model Persediaan jadi Output: Persediaan akhir Total Persediaan Input: order Model produksi Tambah Order Output: Nilai konversi o o Input: Bulan,Tahun Miinggu, Diproduksi Model Kebutuhan Material o o o o Input: Bulan,Tahun Miinggu, Diproduksi Kapasitas Tangki si alir Model Kebutuhan Tangki Output: Kebutuhan Material o Cup o Seal o Karton o Sedotan o o Output: Kebutuhan Tangki Total waktu proses o o o Input: Tanggal Pesan Material Lead Time Ya Model Penjadwalan si Pesan Tanggal Kedatangan Tidak cukup Model Penjadwalan si Teknik SPT, LPT dan CR Up date penjadwalan SPT Sorting By proses Ascending LPT Sorting By proses Descending CR Sorting by CR Ascending Ya Jadwal Order baru Tidak Gambar 36. Diagram alir penjadwalan program TRIMS PS 1.0 Penjadwalan produksi menggunakan progam TRIMS 1.0 dimulai dengan melihat persediaan produk jadi yang terdapat digudang. Selanjutnya masuk kedalam model order produksi, model ini berguna untuk mengetahui jumlah pesanan yang akan dengan mempertimbangkan persediaan 56

27 digudang. Setelah didapatkan jumlah produk yang akan, maka akan dihitung kebutuhan bahan pendukung yang diperlukan. Pada model kebutuhan material ini dilihat kebutuhan material berdasarkan jenis produk dan kelompok produk, untuk material cup dan sedotan disesuaikan dengan kelompok produknya. Untuk mengetahui apakah persediaan yang ada mencukupi atau tidak, maka dilakukan pengecekan material berdasarkan minggu,bulan, tahun dan jenis produk. Jika terjadi kekurangan material maka dilakukan pemesanan material. Tahapan selanjutnya adalah penghitungan waktu yang diperlukan untuk memproduksi setiap pesanan, proses ini terdapat pada menu kebutuhan batch. Setelah didapatkan jumlah kebutuhan pemasakan dan waktu proses, maka berikutnya adalah masuk kedalam model penjadwalan produksi. Penjadwalan produksi dilakukan dengan menggunakan teknik pengurutan (sequencing). Teknik yang digunakan yaitu teknik Shortest Processing Time (SPT), Longest Procesing Time (LPT) dan Critical Ratio (CR). Teknik SPT, urutan penjadwalan berdasarkan waktu proses terpendek. Teknik LPT, penjadwalan berdasarkan waktu yang terpanjang sedangkan teknik CR, penjadwalan berdasarkan nilai CR yang terkecil. Penjadwalan dapat diubah apabila terdapat perubahan misalkan terdapat penambahan pesanan. Pada menu penjadwalan lihat pada mesin JB 3 dan JB 4, pilih mesin yang telah menyelesaikan pekerjaan pada tanggal produk baru tersebut mulai. yang terjadi adalah produkproduk yang belum akan dijadwal ulang dan hasilnya berupa jadwal produksi baru. E. VERIFIKASI PENJADWALAN PRODUKSI Salah satu kendala yang menghambat kegiatan produksi di PT. TRMS adalah banyaknya pesanan produk yang masuk sedangkan mesin yang ada terbatas yaitu mesin JB 3 dan JB 4. Kendala-kendala seperti ini yang mengakibatkan terjadinya keterlambatan selain faktor-faktor teknis yang lain. Keterlambatan terjadi karena tidak terdapat material atau material terlambat datang pada lantai produksi. Hal tidak adanya informasi yang tepat antar 57

28 bagian produksi, gudang dan PPIC. Selama ini pihak produksi yang melakukan pengebonan material tidak menghitung secara tepat jumlah produk yang diperlukan untuk produksi. Kondisi tersebut berakibat terjadinya kekurangan pasokan material yang menghambat kegiatan produksi. Perusahaan dalam melakukan penjadwalan belum menggunakan suatu teknik penjadwalan tertentu yang mempertimbangkan rata-rata waktu penyelesaian produk sehingga waktu penyelesaian produksi tidak dapat diprediksi. Adanya permasalahan tersebut menyebabkan diperlukan suatu model yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Model TRIMS PS 1.0 merupakan model yang dapat membantu pihak-pihak terkait dalam menyelesaikan permasalahan diatas. Model ini dapat meminimasi terjadinya kekurangan pasokan bahan material dan dapat meminimasi keterlambatan. Model ini dilengkapi dengan alternatif model penjadwalan produksi dengan menggunakan teknik pengurutan (sequencing) aturan prioritas. Model penjadwalan tersebut terdiri atas tiga macam alternatif teknik yaitu berdasarkan waktu pemrosesan terpendek atau Shortest Processing Time (SPT), berdasarkan waktu pemrosesan terpanjang atau Longest Processing Time (LPT) dan berdasarkan tingkat kepentingan atau Critical Ratio (CR). Penjadwalan yang dilakukan mempertimbangkan waktu alir dan waktu setup dan pemasakan. Data yang digunakan untuk verifikasi adalah data sales order aktual bulan Januari-Maret Model penjadwalan produksi merupakan suatu model yang bertujuan untuk mendapatkan suatu jadwal produksi dengan membandingkan waktu penyelesaian rata-rata dan waktu keterlambatan rata-rata dari ketiga teknik penjadwalan yang telah disebutkan sebelumnya. Jadwal produksi yang dihasilkan telah menempatkan produk pada masing-masing mesin, sehingga dapat mempermudah dalam pengerjaan di lantai produksi. mulai penjadwalan merupakan waktu awal periode yang telah ditetapkan pada saat sales order datang. Penjadwalan yang ada diasumsikan sebagai awal periode penjadwalan, sehingga kedua mesin dalam keadaan menganggur. Penjadwalan dimulai 58

29 dengan menghitung jumlah produk yang akan, penghitungan jumlah yang ini berdasarakan jumlah sales order dan persediaan produk jadi yang ada. Adapun jumlah produk yang berdasarkan periode penjadwalan terdapat pada lampiran.. Tabel 3. order, persediaan dan produksi bulan Januari Order Persediaan Diproduksi 1 JDO /01/ JDO /01/ JDO /01/ JBC /01/ JBC /01/ JDO /01/ JDO /01/ JDO /01/ JBC /01/ JBC /01/ JDO /01/ JDO /01/ JDO /01/ JBC /01/ JBC /01/ JDO /02/ JDO /02/ JDO /02/ JBC /02/ JBC /02/ JDO /02/ JDO /02/ JDO /02/ JBC /02/ JBC /02/ JDO /02/ JDO /02/ JDO /02/ JBC /02/ JBC /02/ JDO /02/ JDO /02/ JDO /02/ JBC /02/ JBC /02/ JDO /03/ JDO /03/ JDO /03/ JBC /03/ JBC /03/

30 Order Persediaan Diproduksi 1 JDO /03/ JDO /03/ JDO /03/ JBC /03/ JBC /03/ JDO /03/ JDO /03/ JDO /03/ JBC /03/ JBC /03/ JDO /03/ JDO /03/ JDO /03/ JBC /03/ JBC /03/ JDO /03/ JDO /03/ JDO /03/ JBC /03/ JBC /03/2008 Tabel diatas merupakan rincian pesanan mulai bulan Januari - Maret 2008, penjadwalan dilakukan diawal periode setiap minggu. date merupakan tanggal batas waktu penyerahan pesanan. Periode pertama bulan Januari 2008 dimulai pada tanggal Januari 2008, periode kedua tanggal Januari 2008, periode ketiga dimulai tanggal Januari Penjadwalan dilakukan dengan dua mesin yang digunakan secara bergantian dengan mendahulukan mesin yang telah menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu. Dan juga akan dilihat penjadwalan apabila mesin penjadwalan dilakukan dengan menggunakan dua mesin secara bersamaan. 1. Penjadwalan Dengan Kedua mesin yang digunakan secara bergantian a. Hasil Penjadwalan Teknik SPT (Short Processing Time) Berikut ini merupakan hasil penjadwalan teknik SPT dengan menggunakan dua mesin secara bergantian. Periode yang digunakan dalam penjadwalan adalah pertama-keempat bulan Januari- Maret Hasil penjadwalan dengan teknik SPT terdapat pada Tabel 4 sampai dengan Tabel 9. 60

31 Tabel 4. Penjadwalan produksi SPT mesin JB 3 bulan Januari JBC ,71 02/01/ /03/ /01/ JDO ,13 03/01/ /05/ /01/ JBC ,33 07/01/ /01/ /01/ JBC ,58 07/01/ /01/ / 01/ JDO ,79 08/01/ /01/ / 01/ JBC ,33 14/01/ /01/ /01/ JDO ,4 14/01/ /01/ /01/ JDO ,83 14/01/ /01/ /01/ JBC ,58 21/01/ /01/ /02/ JDO ,06 22/01/ /01/ /02/ JDO ,38 24/01/ /01/ /02/ Tabel 5. Penjadwalan produksi SPT mesin JB 4 bulan Januari JDO ,71 01/02/ /03/ /01/ JDO ,33 01/07/ /07/ /12/ JDO ,83 01/07/ /08/ /12/ JBC ,33 14/01/ /01/ /01/ JDO ,73 14/01/ /01/ /01/ JBC ,02 21/01/ /01/ /02/ JDO ,31 24/01/ /01/ /02/ Penjadwalan pada Tabel diatas menggunakan teknik SPT dengam menggunakan 2 mesin yang digunakan secara bergantian. yang akan ditempatkan pada mesin yang telah menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu. Dari Tabel diatas terlihat bahwa rata-rata setiap minggu terdapat 5 jenis pesanan produk yang harus dikerjakan oleh mesin JB 3 dan JB 4, sehingga untuk menentukan pesanan mana yang harus lebih dulu diperlukan suatu aturan pengurutan. Bulan Januari 2008 waktu mulai produksi yaitu pada tanggal 31/12/2007 (minggu 1), 07/01/2008 (minggu 2), 14/01/2008 (minggu 3) dan 21/01/2008 (minggu 4). Berdasarkan hasil penjadwalan produksi pada Tabel 4 dan 5 tidak terdapat produk yang mengalami keterlambatan atau waktu selesai produksi melebihi batas waktu (due date). 61

32 Tabel 6. Hasil penjadwalan SPT bulan Februari 2008 pada mesin JB 3 1 JDO ,58 02/04/ /05/ /09/ JDO ,58 02/05/ /07/ /09/ JBC ,33 02/11/ /12/ /02/ JDO ,04 02/12/ /02/ /02/ JBC ,33 18/02/ /02/ /02/ JDO ,56 18/02/ /02/ /02/ JDO ,58 25/02/ /02/ /01/ JDO ,54 26/02/ /02/ /01/ Tabel 7. Hasil penjadwalan produksi SPT bulan Februari 2008 mesin JB 4 1 JDO ,08 02/04/ /05/ /09/ JBC ,04 02/05/ /07/ /09/ JDO ,58 02/11/ /12/ /02/ JDO ,31 02/12/ /02/ /02/ JDO ,58 18/02/ /02/ /02/ JDO /02/ /02/ /02/ JDO ,33 25/02/ /02/ /01/ Tabel 6 dan 7 merupakan hasil penjadwalan produksi pada bulan Februari 2008 dengan menggunakan dua mesin yaitu JB 3 dan JB 4. waktu mulai produksi pada bulan ini yaitu tanggal 04/02/2008, 11/02/2008, 18/02/2008 dan 25/02/2008. Periode bulan Februari semua pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan tidak ada yang melewati due date. Tabel 8. Hasil penjadwalan SPT bulan Maret 2008 pada mesin JB 3 1 JBC ,33 03/03/ /04/ /08/ JDO ,48 03/04/ /06/ /08/ JBC ,23 03/10/ /10/ /03/ JDO ,58 03/10/ /11/ /03/ JDO ,79 17/03/ /03/ /03/ JBC ,33 24/03/ /03/ /03/ JBC ,58 24/03/ /03/ /03/

33 Tabel 9. Hasil penjadwalan SPT bulan Maret 2008 pada mesin JB 4 (hari) 1 JDO ,4 03/03/ /03/ /08/ JDO ,58 03/03/ /05/ /08/ JBC ,4 03/10/ /10/ /03/ JDO ,83 03/10/ /12/ /03/ JDO ,58 24/03/ /03/ /03/ JDO ,54 25/03/ /03/ /03/ Periode penjadwalan pada bulan ini dimulai pada 03/03/2008, 10/03/ /03/2008 dan 24/03/2008. Berdasarkan Tabel 8 dan 9 hasil penjadwalan produksi pada bulan Maret, semua pekerjaan pada bulan ini dapat selesai tepat pada waktunya dan tidak ada produk yang terlambat. b. Hasil Penjadwalan Teknik LPT (Longest Processing Time) Penjadwalan dengan menggunakan teknik LPT menghasilkan urutan yang berbeda dengan teknik SPT. Teknik LPT pengurutan penjadwalan berdasarkan waktu proses yang terpanjang. Hasil penjadwalan dengan teknik ini terdapat pada Tabel 10- Tabel 15. Tabel 10. Penjadwalan produksi LPT mesin JB 3 bulan Januari JDO ,13 02/01/ /01/ /05/ JDO ,79 01/07/ /09/ /12/ JDO ,33 01/09/ /10/ /12/ JDO ,83 14/01/ /01/ /01/ JBC ,33 16/01/ /01/ /01/ JDO ,38 21/01/ /01/ /02/ JBC ,02 24/01/ /01/ /02/ Tabel 11. Penjadwalan produksi LPT mesin JB 4 bulan Januari JDO ,71 03/01/ /01/ /05/ JBC ,71 02/01/ /01/ /05/ JDO ,83 01/07/ /08/ /12/ JBC ,58 01/08/ /09/ /12/ JBC ,33 01/09/ /10/ /12/ JDO ,73 14/01/ /01/ /01/ JDO ,4 16/01/ /01/ /01/ JBC ,33 17/01/ /01/ /01/ JDO ,31 21/01/ /01/ /02/

34 4 JDO ,06 24/01/ /01/ /02/ JBC ,58 27/01/ /01/ /02/ Tabel 10 dan 11 merupakan hasil penjadwalan produksi bulan Januari Berdasarkan Tabel tersebut periode bulan Januari semua pekerjaan dapat selesai tepat waktu dan tidak ada yang melebihi due date. Tabel 12. Penjadwalan produksi LPT mesin JB 3 bulan Februari JBC ,04 02/04/ /07/ /09/ JDO ,58 02/07/ /07/ /09/ JDO ,31 02/11/ /02/ /02/ JBC ,33 14/02/ /02/ /02/ JDO /02/ /02/ /02/ JBC ,33 23/02/ /02/ /02/ JDO ,54 25/02/ /02/ /01/ Tabel 13. Penjadwalan produksi LPT mesin JB 4 bulan Februari 1 JDO ,58 02/04/ /06/ /09/ JDO ,08 02/06/ /08/ /09/ JDO ,04 02/11/ /02/ /02/ JDO ,58 14/02/ /02/ /02/ JDO ,56 18/02/ /02/ /02/ JDO ,58 21/02/ /02/ /02/ JDO ,33 25/02/ /02/ /01/ JDO ,58 27/02/ /02/ /01/ Pada periode Februari 2008 berdasarkan Tabel 12 dan 13, hasil penjadwalan periode ini tidak ada produk yang mengalami keterlambatan. Tabel 14. Penjadwalan produksi LPT mesin JB 3 bulan Maret JDO ,58 03/03/ /05/ /08/ JBC ,33 03/05/ /06/ /08/ JDO ,83 03/10/ /12/ /03/ JDO ,79 17/03/ /03/ /03/ JDO ,54 24/03/ /03/ /03/

35 Tabel 15. Penjadwalan produksi LPT mesin JB 4 bulan Maret JDO ,48 03/03/ /05/ /08/ JDO ,4 03/05/ /06/ /08/ JDO ,58 03/10/ /11/ /03/ JBC ,4 03/12/ /03/ /03/ JBC ,23 03/11/ /12/ /03/ JDO ,58 25/03/ /03/ /03/ JBC ,58 24/03/ /03/ /03/ JBC ,33 26/03/ /03/ /03/ Tabel 14 dan 15 merupakan Tabel hasil penjadwlan dengan teknik LPT (Longest Processing Time) periode bulan Maret 2008 dimana pengurutan dilakukan berdasarkan waktu proses produksi terpanjang. Semua produk pada periode ini tidak ada yang mengalami keterlambatan. c. Hasil Penjadwalan Teknik CR (Critical Ratio) Penjadwalan dengan teknik CR memberikan hasil yang sama dengan LPT, urutan penjadwalan dengan teknik CR berdasarkan nilai CR yang terkecil. Nilai CR merupakan perbandingan antara waktu yang tersisa sampai batas waktu (due date) dengan lama waktu proses. Hasil penjadwalan dengan teknik CR menggunakan dua mesin bergantian terdapat pada Tabel 16- Tabel 21. Tabel 16. Penjadwalan produksi CR mesin JB 3 bulan Januari 2008 Tgl Pengecekan CR 1 JDO ,13 28/12/ /02/ /04/ /05/ ,76 1 JDO ,71 28/12/ /04/ /05/ /05/ ,27 2 JDO ,79 01/04/ /07/ /09/ /12/ ,47 2 JBC ,58 01/04/ /09/ /10/ /12/ ,79 2 JDO ,33 01/04/ /10/ /11/ /12/ ,24 3 JDO ,83 01/11/ /01/ /01/ /01/ ,37 3 JDO ,4 01/11/ /01/ /01/ /01/ JBC ,33 01/11/ /01/ /01/ /01/ ,24 4 JDO ,38 18/01/ /01/ /01/ /02/ ,3 4 JDO ,06 18/01/ /01/ /01/ /02/ ,28 4 JBC ,58 18/01/ /01/ /01/ /02/ ,86 65

36 Tabel 17. Penjadwalan produksi CR mesin JB 4 bulan Januari 2008 Tgl Pengecekan 1 JBC ,71 28/12/ /02/ /03/ /05/ ,27 2 JDO ,83 01/04/ /07/ /08/ /12/ ,64 2 JBC ,33 01/04/ /08/ /09/ /12/ ,24 3 JDO ,73 01/11/ /01/ /01/ /01/ ,62 3 JBC ,33 01/11/ /01/ /01/ /01/ ,24 4 JDO ,31 18/01/ /01/ /01/ /02/ ,49 4 JBC ,02 18/01/ /01/ /01/ /02/ ,43 CR Tabel 18. Penjadwalan produksi CR mesin JB 3 bulan Februari 2008 Tgl Pengecekan 1 JBC ,04 02/01/ /04/ /07/ /09/ ,92 1 JDO ,08 02/01/ /07/ /09/ /09/ ,41 2 JDO ,31 02/08/ /11/ /02/ /02/ ,46 2 JDO ,58 02/08/ /02/ /02/ /02/ ,79 3 JDO /02/ /02/ /02/ /02/ JDO ,58 15/02/ /02/ /02/ /02/ ,06 4 JDO ,54 22/02/ /02/ /02/ /01/ ,15 4 JDO ,58 22/02/ /02/ /02/ /01/ ,79 CR Tabel 19. Penjadwalan produksi CR mesin JB 4 bulan Februari 2008 Tgl Pengecekan 1 JDO ,58 02/01/ /04/ /05/ /09/ ,06 1 JDO ,58 02/01/ /05/ /06/ /09/ ,79 2 JDO ,04 02/08/ /11/ /02/ /02/ ,92 2 JBC ,33 02/08/ /02/ /02/ /02/ ,24 3 JDO ,56 15/02/ /02/ /02/ /02/ ,13 3 JBC ,33 15/02/ /02/ /02/ /02/ ,24 4 JDO ,33 22/02/ /02/ /02/ /01/ ,02 CR Tabel 20. Penjadwalan produksi CR mesin JB 3 bulan Maret 2008 Tgl Pengecekan 1 JDO ,58 29/02/ /03/ /05/ /08/ ,06 1 JDO ,4 29/02/ /05/ /06/ /08/ JDO ,83 03/07/ /10/ /12/ /03/ ,37 2 JBC ,23 03/07/ /12/ /03/ /03/ ,78 3 JDO ,79 14/03/ /03/ /03/ /03/ ,87 4 JDO ,54 21/03/ /03/ /03/ /03/ ,19 4 JDO ,58 21/03/ /03/ /03/ /03/ ,79 CR 66

37 Tabel 21. Penjadwalan produksi CR mesin JB 4 bulan Maret 2008 Tgl Pengecekan 1 JDO ,48 29/02/ /03/ /05/ /08/ ,41 1 JBC ,33 29/02/ /05/ /06/ /08/ ,24 2 JDO ,58 03/07/ /10/ /11/ /03/ ,79 2 JBC ,4 03/07/ /11/ /11/ /03/ JBC ,58 21/03/ /03/ /03/ /03/ ,79 4 JBC ,33 21/03/ /03/ /03/ /03/ ,24 CR Berbeda halnya dengan penjadwalan SPT dan LPT yang melakukan proses pengurutan berdasarkan lama waktu proses produksi, pada teknik penjadwalan CR pengurutan produk produk berdasarkan nilai CR dari yang terkecil sampai yang terbesar. Nilai CR ini selain dipengaruhi oleh lama waktu proses produksi juga dipengaruhi oleh tanggal pengecekan dan due date. Tanggal pengecekan yaitu tanggal dimana dimulainya penyusunan/pembuatan jadwal produksi. Semakin kecil nilai CR maka semakin berpeluang suatu produk mengalami keterlambatan, oleh karena itu didahulukan produk yang memiliki nilai CR yang terendah. Hasil penjadwalan CR sama dengan teknik penjadwalan SPT, hal ini dikarenakan pada saat penghitungan nilai CR, yang menjadi penyebut adalah lama waktu proses sehingga nilai CR yang dihasilkan menjadi kecil. Semakin lama waktu proses yang diperlukan maka nilai CR yang didapat akan semakin kecil. Pada periode penjadwalan bulan Januari- Maret 2008 dengan menggunakan teknik penjadwalan CR, dapat dilihat tidak ada produk yang selesai melebihi batas waktu (due date). 67

38 2. Hasil Penjadwalan si dengan Dua Mesin Bersamaan Penjadwalan produksi dengan menggunakan dua mesin dijalankan secara bersamaan bertujuan untuk melihat keefektifan hasil penjadwalan dengan menggunakan dua mesin yang digunakan secara bergantian. a. Shortest Processing Time (SPT) Berikut ini merupakan hasil penjadwalan dengan menggunakan teknik SPT dengan dua mesin bersamaan. Pada dasarnya teknik penjadwalan ini sama yaitu mengurutkan berdasarkan waktu proses terpendek, namun perbedaan terletak pada penggunaan mesin yang langsung digunakan secara bersamaan. Hasil dari penjadwalan produksi menggunakan teknik ini terdapat pada Tabel 22- Tabel 24. Tabel 22. Penjadwalan produksi SPT Januari 2008 dua mesin bersamaan 1 JDO ,4 01/02/ /02/ /05/ JBC ,4 01/02/ /02/ /05/ JDO ,1 01/02/ /03/ /05/ JDO ,21 01/07/ /07/ /12/ JBC ,21 01/07/ /07/ /12/ JBC ,33 01/07/ /07/ /12/ JDO ,46 01/08/ /08/ /12/ JDO ,94 01/08/ /09/ /12/ JBC ,21 14/01/ /01/ /01/ JBC ,21 14/01/ /01/ /01/ JDO ,23 14/01/ /01/ /01/ JDO ,92 15/01/ /01/ /01/ JDO ,96 16/01/ /01/ /01/ JBC ,33 21/01/ /01/ /02/ JBC ,04 21/01/ /01/ /02/ JDO ,08 23/01/ /01/ /02/ JDO ,21 25/01/ /01/ /02/ JDO ,23 26/01/ /01/ /02/

39 Tabel 23. Penjadwalan produksi SPT Februari 2008 dua mesin bersamaan 1 JDO ,33 02/04/ /04/ /09/ JDO ,58 02/04/ /05/ /09/ JDO ,83 02/05/ /06/ /09/ JBC ,06 02/06/ /07/ /09/ JBC ,21 02/11/ /11/ /02/ JDO ,33 02/11/ /11/ /02/ JDO ,06 02/11/ /12/ /02/ JDO ,21 02/12/ /02/ /02/ JBC ,21 18/02/ /02/ /02/ JDO ,83 18/02/ /02/ /02/ JDO ,33 19/02/ /02/ /02/ JDO ,04 21/02/ /02/ /02/ JDO ,33 25/02/ /02/ /01/ JDO ,71 25/02/ /02/ /01/ JDO ,31 26/02/ /02/ /01/ Tabel 24. Penjadwalan produksi SPT Maret 2008 dua mesin bersamaan 1 JBC ,21 03/03/ /03/ /08/ JDO ,23 03/03/ /03/ /08/ JDO ,79 03/03/ /04/ /08/ JDO ,83 03/04/ /05/ /08/ JBC ,17 03/10/ /10/ /03/ JBC ,23 03/10/ /10/ /03/ JDO ,33 03/10/ /10/ /03/ JDO ,96 03/10/ /11/ /03/ JDO ,44 17/03/ /03/ /03/ JBC ,21 24/03/ /03/ /03/ JBC ,33 24/03/ /03/ /03/ JDO ,33 24/03/ /03/ /03/ JDO ,81 24/03/ /03/ /03/ Berdasarkan hasil penjadwaln produksi dengan menggunakan teknik SPT dapat dilihat bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pesanan menjadi dua kali lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan dua mesin yang digunakan bergantian. Hasil penjadwalan periode Januari-Maret dengan menggunakan teknik ini tidak ada pesanan produk yang mengalami keterlambatan. 69

IV. PEMODELAN SISTEM. 5. Mesin yang digunakan adalah dua buah mesin.

IV. PEMODELAN SISTEM. 5. Mesin yang digunakan adalah dua buah mesin. IV. PEMODELAN SISTEM A. ASUMSI PERHITUNGAN MODEL Perencanaan penjadwalan produksi menggunakan beberapa asumsi, asumsi-asumsi ini merupakan hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan produksi secara keseluruhan.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Basis data persediaan produk jadi

Lampiran 1. Basis data persediaan produk jadi Lampiran 1. Basis data persediaan produk jadi Bulan Tahun Minggu Jenis Produk Persediaan Awal Masuk Keluar DESEMBER 2007 4 JDO 1 12106 34359 21060 25405 DESEMBER 2007 4 JDO 3 11421 42949 25550 28820 DESEMBER

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONDISI PERUSAHAAN a. Proses Produksi Proses produksi merupakan rangkaian operasi yang dilalui bahan baku baik secara fisik maupun kimia untuk meningkatkan nilai tambah dan nilai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Persaingan antar perusahaan pada era sekarang tidak lagi terbatas secara lokal tetapi mencakup kawasan regional dan global. Oleh karena itu, setiap perusahaan

Lebih terperinci

MODEL PENJADWALAN PRODUKSI DI PT.TRITEGUH MANUNGGAL SEJATI, TANGERANG

MODEL PENJADWALAN PRODUKSI DI PT.TRITEGUH MANUNGGAL SEJATI, TANGERANG MODEL PENJADWALAN PRODUKSI DI PT.TRITEGUH MANUNGGAL SEJATI, TANGERANG Oleh : DYNA PUSPITA SARI F 34104073 2009 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR MODEL PENJADWALAN PRODUKSI DI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan. Metode penelitian ini dilakukan dengan analisa

Lebih terperinci

IV. PEMODELAN SISTEM B. KONFIGURASI MODEL

IV. PEMODELAN SISTEM B. KONFIGURASI MODEL IV. PEMODELAN SISTEM A. ASUMSI PERHITUNGAN MODEL Perencanaan penjadwalan produksi menggunakan beberapa asumsi. Asumsi-asumsi ini merupakan hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan produksi secara keseluruhan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI Menurut Sumayang (2003), penjadwalan adalah mengatur pendayagunaan kapasitas dan sumber daya yang tersedia melalui aktivitas tugas. Perencanaan fasilitas dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyelesaian tugas akhir ini digunakan landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada pada perusahaan. 2.1 Sistem Menurut

Lebih terperinci

V. PEMODELAN PENJADWALAN

V. PEMODELAN PENJADWALAN V. PEMODELAN PENJADWALAN 5.1 Asumsi Perhitungan Model Dalam perencanaan penjadwalan produksi ini, digunakan beberapa asumsi berkaitan dengan penjadwalan produksi secara keseluruhan. Pembuatan model dibatasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Sistem Produksi Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengertian sistem produksi dari beberapa teori yang sudah ada, serta ruang lingkup sistem produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktuwaktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus. Teknik pengukuran waktu terbagi atas dua bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. perusahaan percetakan yang mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. perusahaan percetakan yang mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan produksi merupakan salah satu tahap penting sebelum memulai suatu kegiatan produksi. Penjadwalan produksi ini sangat penting dilakukan pada proses produksi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi yang dipakai dalam pemecahan masalah merupakan penerapan dari metode perbaikan proses berkesinambungan (Continuous Prosess Improvement)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sejumlah penelitian yang berkaitan dengan penjadwalan produksi telah dilakukan, antara lain oleh Wigaswara (2013) di PT Bejana Mas Perkasa.

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY

PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY Penjadwalan Produksi Injection Moulding Pada PT. Duta Flow Plastic Machinery PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY Roesfiansjah Rasjidin, Iman hidayat Dosen

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Menurut Kadir (2008:3) program aplikasi adalah program siap pakai atau program yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan kegiatan mengumpul data yang telah dikumpulkan setelah mempelajari cara pengolahan data yang benar pada saat tinjauan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. produksi yang dilakukan dapat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sebelum

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. produksi yang dilakukan dapat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sebelum BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Aplikasi optimasi penjadwalan produksi merupakan media untuk membantu CV Azaria dalam membuat penjadwalan produksi, sehingga proses produksi yang dilakukan

Lebih terperinci

Metode Penugasan. Penugasan & Pengurutan Job. Metode Penugasan. Supl 15. Langkah-langkah Metode Penugasan 31/10/2015

Metode Penugasan. Penugasan & Pengurutan Job. Metode Penugasan. Supl 15. Langkah-langkah Metode Penugasan 31/10/2015 Penugasan & Pengurutan MANAJEMEN OPERASI: Manajemen Keberlangsungan & Rantai Pasokan Operations Management: Sustainability & Supply Chain Management Supl 15 Metode Penugasan Kelas khusus dari model pemrograman

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e-purchasing ALAT MESIN PERTANIAN (ALSINTAN) PANITIA

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e-purchasing ALAT MESIN PERTANIAN (ALSINTAN) PANITIA PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e-purchasing ALAT MESIN PERTANIAN (ALSINTAN) PANITIA Update 27 Februari 2014 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e-purchasing Alsintan Pemerintah Dalam Aplikasi...

Lebih terperinci

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM 1 PENJADWALAN (SCHEDULING) Melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien agar tujuan tercapai. Oleh karena itu pemahaman mengenai konsep penjadwalan sangat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

`BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Material Requirement Planning (MRP) berbasis web pada CV. Mitra Techno Sains.

`BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Material Requirement Planning (MRP) berbasis web pada CV. Mitra Techno Sains. 17 `BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi masalah, analisis dan perancangan sistem, rancangan pengujian, dan evaluasi sistem dalam rancang bangun aplikasi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang minimal harus dipenuhi sehingga sistem dapat berjalan dengan baik.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang minimal harus dipenuhi sehingga sistem dapat berjalan dengan baik. BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Tahap implementasi sistem ini merupakan suatu tahap penerapan dari anaslisis dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Adapun kebutuhan dari sistem

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN BERMOTOR PANITIA

PETUNJUK PENGGUNAAN BERMOTOR PANITIA PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e-purchasing KENDARAAN BERMOTOR PANITIA Update 27 Februari 2014 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e-purchasing Kendaraan bermotor Pemerintah Dalam Aplikasi... 4

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PANITIA

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PANITIA PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PANITIA Update 19 Juni 2013 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e- Purchasing Obat Pemerintah Dalam Aplikasi... 4 2 Memulai Aplikasi... 5 2.1 Akses

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTATSI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTATSI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTATSI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Tahap implementasi sistem ini merupakan suatu tahap penerapan dari anaslisis dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Adapun kebutuhan dari sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu bersaing dalam memenuhi keinginan customer. Salah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu bersaing dalam memenuhi keinginan customer. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan industri yang sangat ketat pada saat ini menyebabkan perusahaan harus mampu bersaing dalam memenuhi keinginan customer. Salah satu keinginan customer mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan industri saat ini. Setiap perusahaan yang bergerak di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. persaingan industri saat ini. Setiap perusahaan yang bergerak di bidang industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang pesat mengakibatkan persaingan dalam dunia industri semakin ketat. Teknologi menjadi elemen penting dalam persaingan industri

Lebih terperinci

ORLANSOFT SALESMATE FREE EDITION

ORLANSOFT SALESMATE FREE EDITION ORLANSOFT SALESMATE FREE EDITION Orlansoft SalesMate Free Edition adalah aplikasi dari PT. Orlansoft Data System untuk memudahkan salesman terutama di distributor FMCG (Fast Moving Consumer Goods) dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem kontrol persediaan dan produksi, dan MRP tipe 3 berhubungan dengan. sistem perencanaan manufaktur (Tersine, 1984).

BAB II LANDASAN TEORI. sistem kontrol persediaan dan produksi, dan MRP tipe 3 berhubungan dengan. sistem perencanaan manufaktur (Tersine, 1984). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirement Planning (MRP) MRP dibagikan dan didefinisikan dalam 3 kategori, yaitu MRP tipe 1 berhubungan dengan sistem kontrol persediaan, MRP tipe 2 berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem

BAB II LANDASAN TEORI. informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sebelumnya Rudyanto (2011) melakukan penelitian tentang rancang bangun sistem informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem infomasi

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e-purchasing ALAT MESIN PERTANIAN (ALSINTAN) PENYEDIA

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e-purchasing ALAT MESIN PERTANIAN (ALSINTAN) PENYEDIA PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e-purchasing ALAT MESIN PERTANIAN (ALSINTAN) PENYEDIA Update 27 Februari 2013 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e-purchasing Alsintan Pemerintah Dalam Aplikasi...

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. penyelesaian produksi dengan menggunakan metode Earliest Due Date (EDD) ini

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. penyelesaian produksi dengan menggunakan metode Earliest Due Date (EDD) ini BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Kebutuhan Sistem Dalam merancang dan membangun pembuatan aplikasi perhitungan penyelesaian produksi dengan menggunakan metode Earliest Due Date (EDD) ini ada

Lebih terperinci

- Pengoperasian program mudah untuk dijalankan. - Tampilan program aplikasi cukup baik Konversi Data, Backup dan Recovery Data

- Pengoperasian program mudah untuk dijalankan. - Tampilan program aplikasi cukup baik Konversi Data, Backup dan Recovery Data 344 4.3.4 Evaluasi Sistem Berikut adalah hasil evaluasi kepada para pengguna terhadap sistem yang telah kami buat, yaitu: - Aplikasi yang ada membuat pekerjaan mereka yang lebih mudah - Pengoperasian program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penumpukan pekerjaan sehingga dapat mengurangi waktu menganggur (idle time) atau waktu menunggu untuk proses pengerjaan berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN. penumpukan pekerjaan sehingga dapat mengurangi waktu menganggur (idle time) atau waktu menunggu untuk proses pengerjaan berikutnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang, persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Perusahaan harus bisa melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 22 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi penjadwalan Secara umum, penjadwalan merupakan proses dalam perencanaan dan pengendalian produksi yang digunakan untuk merencanakan produksi

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PPK

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PPK PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PPK Update 12 Februari 2015 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e- Purchasing Produk Barang/Jasa Pemerintah Dalam Aplikasi

Lebih terperinci

hari sehingga menempatkan metode LPT sebagai metode paling tidak efektif untuk diterapkan di PT. XYZ.

hari sehingga menempatkan metode LPT sebagai metode paling tidak efektif untuk diterapkan di PT. XYZ. BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Perb bandingan Penjadwalan FCFS, EDD, SPT dan LPT Jika di ilakukan perbandingan antara ke 4 metode yang digunakan, maka akan did dapatkan hasil sebagai berikut : Dari tabel

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PEJABAT PENGADAAN

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PEJABAT PENGADAAN PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PEJABAT PENGADAAN Update 18 Februari 2015 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e- Purchasing Produk Barang/Jasa Pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penggunaan Mesin yang berguna bagi bagian produksi. hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak).

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penggunaan Mesin yang berguna bagi bagian produksi. hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak). BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Implementasi aplikasi adalah tahap penerapan hasil analisis dan perancangan aplikasi yang akan dibuat agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Edward (1998) menjelaskan bahwa sebuah work center terdiri dari banyak jenis mesin, dan pada kenyataannya work center lebih sering diindikasikan sebagai mesin

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Agronesia INKABA merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur yang mempoduksi produk terknik berbahan baku karet. Sistem produksi di perusahaan ini adalah mass production dan job

Lebih terperinci

JOB SHOP PANDUAN BIG PROJECT

JOB SHOP PANDUAN BIG PROJECT PANDUAN BIG PROJECT SIMULASI KOMPUTER - 2014 DAFTAR ISI 1. Pengertian... 1 2. Tujuan Penjadwalan Workcenter... 2 3. Pengurutan Tugas (Sequencing)... 2 4. Definisi dalam Penjadwalan... 3 5. Karakteristik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Dalam merancang dan membangun evaluasi penjadwalan produksi dibutuhkan anasisis dan tahapan-tahapan dalam melakukan perancangan sistem. Berikut

Lebih terperinci

Perencanaan Produksi SAP ERP

Perencanaan Produksi SAP ERP Materi #8 Perencanaan Produksi SAP ERP 2 6623 - Taufiqur Rachman 1 Sales Forecasting 3 Peramalan Penjualan dapat menggunakan data tahun lalu dikombinasikan dengan target keuangan dan inisiatif marketing

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS)

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS) 11 Dinamika Teknik Juli PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS) Antoni Yohanes Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang DINAMIKA TEKNIK Vol. VII, No. 2

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan data Pengumpulan data merupakan kegiatan mengolah data yang telah dikumpulkan setelah mempelajari cara pengolahan data yang bener pada saat tinjauan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR TABEL...xvii BAB I PENDAHULUAN Tujuan...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR TABEL...xvii BAB I PENDAHULUAN Tujuan... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL...xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3 Pembatasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini negara-negara berkembang berpacu dalam memajukan perekonomian negaranya. Peningkatan produksi merupakan cara paling efektif yang dipilih guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan berkembangnya dunia teknologi khususnya komputer yang semakin baik halam hal perangkat lunak maupun perangkat keras dan pentingnya informasi yang dikelolah,

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PEJABAT PENGADAAN

PETUNJUK PENGGUNAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PEJABAT PENGADAAN PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e-purchasing PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PEJABAT PENGADAAN Update 25 Mei 2015 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e-purchasing Produk Barang/Jasa Pemerintah Dalam

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT KESEHATAN PENYEDIA

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT KESEHATAN PENYEDIA PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT KESEHATAN PENYEDIA Update 29 Oktober 2013 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e- Purchasing Alat Kesehatan Pemerintah Dalam Aplikasi... 4 2 Memulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan yang beralamatkan Jl Petemon II A No A Surabaya ini

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan yang beralamatkan Jl Petemon II A No A Surabaya ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV Tidar Jaya adalah sebuah perusahaan jasa yang berdiri pada tahun 1989. Perusahaan yang beralamatkan Jl Petemon II A No. 136-138 A Surabaya ini bergerak pada bidang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Apriana (2009) melakukan penelitian mengenai penjadwalan produksi pada sistem flow shop dengan mesin parallel (flexible flow shop) sehingga

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang baik didukung metodologi yang baik yang memuat variabelvariabel terkait dalam pembahasan alur penelitian. Penelitian yang dilakukan juga harus berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI PAVING BLOCK PADA CV. EKO JOYO

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI PAVING BLOCK PADA CV. EKO JOYO Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2 (SNATI 2) ISSN: 197-522 Yogyakarta, 19 Juni 2 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI PAVING BLOCK PADA CV. EKO JOYO Moch. Arifin 1, Agus Rudyanto

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 81 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Tahap ini merupakan proses untuk melakukan pembuatan perangkat lunak yang telah disesuaikan dengan rancangan atau desain sistem yang dibangun

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PP- SHEET PENYEDIA

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PP- SHEET PENYEDIA PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PP- SHEET PENYEDIA I. PENDAHULUAN Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang efisien dan efektif merupakan salah satu bagian yang penting dalam perbaikan pengelolaan

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT BERAT PENYEDIA

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT BERAT PENYEDIA PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT BERAT PENYEDIA I. PENDAHULUAN Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang efisien dan efektif merupakan salah satu bagian yang penting dalam perbaikan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan (job order). Perusahaan ini berada di Jl. Mayjend Sungkono No. 5 Blok

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan (job order). Perusahaan ini berada di Jl. Mayjend Sungkono No. 5 Blok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Bukit Baja Anugrah merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur/industri yaitu memproduksi pipa dan plat sesuai dengan pesanan pelanggan (job order). Perusahaan

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN BARANG/JASA PEMERINTAH. PPK "Buat Paket"

PETUNJUK PENGGUNAAN BARANG/JASA PEMERINTAH. PPK Buat Paket PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e-purchasing PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PPK "Buat Paket" Update 25 Mei 2015 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e-purchasing Produk Barang/Jasa Pemerintah Dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO

PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO Yogyakarta,19Juni2010 PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO Agus Rudyanto 1, Moch. Arifin 2 1 Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Majemen Informatika

Lebih terperinci

Production Planning and Control

Production Planning and Control Production Planning and Control Achmad Zaini, SE Musthofa Hadi, SE PENGERTIAN PPC,- adalah kegiatan pabrik yang meliputi perencanaan dan pengendalian segala sesuatu yang berhubungan dengan produksi barang/jasa.

Lebih terperinci

Bagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer?

Bagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer? Wawancara I Pertanyaan no. 1 Bagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer? Jb. belum ada cara untuk mengatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia industri ini semakin maju, hal itu terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia industri ini semakin maju, hal itu terbukti dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri ini semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya industri-industri baru yang mengelola berbagai macam produk. Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi Sistem Produksi Menurut para ahli ada beberapa definisi mengenai sistem produksi, antara lain : 1. Asruri (1993) mendefinisikan sistem produksi

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN SISTEM PENGADAAN LANGSUNG UGM UNTUK USER PEJABAT PENGADAAN

PETUNJUK PENGGUNAAN SISTEM PENGADAAN LANGSUNG UGM UNTUK USER PEJABAT PENGADAAN PETUNJUK PENGGUNAAN SISTEM PENGADAAN LANGSUNG UGM UNTUK USER PEJABAT PENGADAAN Proses Pengadaan Langsung Dimulai dari Halaman Depan, klik login Login sebagai Pejabat Pengadaan dengan cara memasukkan Username

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan Teknologi dalam kehidupannya. Semakin pesatnya pertumbuhan teknologi, maka saat ini tercipta banyak

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PENYEDIA

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PENYEDIA PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PENYEDIA Update 13 Juni 2013 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e- Purchasing Obat Pemerintah Dalam Aplikasi... 4 2 Memulai Aplikasi... 5 2.1

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PENYEDIA

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PENYEDIA PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PENYEDIA Update 12 Februari 2015 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e- Purchasing Produk Barang/Jasa Pemerintah Dalam

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH ULP/PEJABAT PENGADAAN

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH ULP/PEJABAT PENGADAAN PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH ULP/PEJABAT PENGADAAN Update 21 Januari 2015 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e- Purchasing Produk Barang/Jasa Pemerintah

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN PANITIA 1 D I R E K T O R A T P E N G E M B A N G A N S I S T E M K A T A L O G - L K P P

PETUNJUK PENGGUNAAN PANITIA 1 D I R E K T O R A T P E N G E M B A N G A N S I S T E M K A T A L O G - L K P P PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e-purchasing PP-SHEET PANITIA 1 D I R E K T O R A T P E N G E M B A N G A N S I S T E M K A T A L O G - L K P P - RI@ 2 0 1 3 I. PENDAHULUAN Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK. sehingga menghambat kegiatan operasional dalam perusahaan.

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK. sehingga menghambat kegiatan operasional dalam perusahaan. 22 BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK 4.1 Analisis Sistem Setelah dianalisis ada beberapa kelemahan dari sistem informasi yang sedang berjalan diantaranya : 1. Sistem pengolahan data yang sedang berjalan masih

Lebih terperinci

Pada layar ini admin yang mengakses dapat melakukan pengubahan terhadap data

Pada layar ini admin yang mengakses dapat melakukan pengubahan terhadap data 218 Pada layar ini admin yang mengakses dapat melakukan pengubahan terhadap data barang yang ada. Kode merupakan tempat munculnya kode barang, tapi tidak dapat diedit oleh admin krn kode tersebut dibuat

Lebih terperinci

P E N J A D W A L A N. Pertemuan 10

P E N J A D W A L A N. Pertemuan 10 P E N J A D W A L A N Pertemuan 10 Definisi Penjadwalan Pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi, yang mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan maupun tenaga kerja, dan menentukan urutan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PANITIA

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PANITIA PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PANITIA PEMBUATAN PAKET 1. Silahkan membuka aplikasi SPSE di LPSE masing- masing instansi atau LPSE tempat Panitia terdaftar. 2. Klik menu login Non- Penyedia.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

GALAXYSOFT INDONESIA BUKU TRAINING BAB 4 INTI TRAINING 4.1 ALUR PEMBELIAN. Diagram Alur Transaksi Pembelian 4.1.1

GALAXYSOFT INDONESIA BUKU TRAINING BAB 4 INTI TRAINING 4.1 ALUR PEMBELIAN. Diagram Alur Transaksi Pembelian 4.1.1 GALAXYSOFT INDONESIA BUKU TRAINING BAB 4 INTI TRAINING 4.1 ALUR PEMBELIAN Diagram Alur Transaksi Pembelian 4.1.1 GALAXYSOFT INDONESIA BUKU TRAINING 4.1.1 Analisa PR Menu analisa PR ini digunakan untuk

Lebih terperinci

5 RANCANG BANGUN SISTEM

5 RANCANG BANGUN SISTEM 85 5 RANCANG BANGUN SISTE Pada bab ini akan diuraikan rancang bangun Sistem Pendukung Keputusan Intelijen PPIC Adaptif pada industri pangan yang untuk pembahasan berikutnya akan diberi nama S IPRADIPA.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang dibangun, dikembangkan dengan bahasa pemrograman visual basic.net

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang dibangun, dikembangkan dengan bahasa pemrograman visual basic.net BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Implementasi Kebutuhan Sistem Dalam melakukan tahap implementasi program dilakukan penerapan dari analisa dan perancangan sistem yang telah dibuat sebelumnya. Perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibidang perindustrian yang memproduksi produk-produk persediaan hotel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibidang perindustrian yang memproduksi produk-produk persediaan hotel 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Primaco Panca Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perindustrian yang memproduksi produk-produk persediaan hotel berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini menjelaskan hasil analisis terhadap jawaban teknik dari obseravasi, wawancara dan teknik pengumpulan data arsipakan di uraikan mengenai pembahasannya. Responden dalam

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE Dana Marsetiya Utama Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang Kontak

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PART MESIN UNIT PABRIKASI DRUM PLANT MENGGUNAKAN DATA BASE MANAGEMENT SYSTEM (Studi kasus di PT. ABC)

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PART MESIN UNIT PABRIKASI DRUM PLANT MENGGUNAKAN DATA BASE MANAGEMENT SYSTEM (Studi kasus di PT. ABC) D-1-1 SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PART MESIN UNIT PABRIKASI DRUM PLANT MENGGUNAKAN DATA BASE MANAGEMENT SYSTEM (Studi kasus di PT. ABC) * Agus Mansur, ** Budi Rianto Aribowo Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 126 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah 127 1 PENGUMPULAN DATA - Data spesifikasi produk - Data bahan baku - Data jumlah mesin

Lebih terperinci

Gambar 4.22 Layar Tambah Instruktur Admin

Gambar 4.22 Layar Tambah Instruktur Admin 270 Gambar 4.22 Layar Tambah Instruktur Admin Layar ini merupakan layar Tambah Instruktur untuk admin yang telah melakukan login. Layar ini berisi formulir pengisisan data-data diri instruktur. Tombol

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN SMS CENTER APLIKASI RESES (HIBAH)

PANDUAN PENGGUNAAN SMS CENTER APLIKASI RESES (HIBAH) PANDUAN PENGGUNAAN SMS CENTER APLIKASI RESES (HIBAH) Revisi 1 20 September 2016 Salinan panduan ini dapat diunduh di https://ro-adkesmas.jatimprov.go.id/download i PENDAHULUAN SMS sebagai media komunikasi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SPK

BAB IV PERANCANGAN SPK 17 BAB IV PERANCANGAN SPK Proses perancangan SPK ini dilakukan dengan berdasarkan pada hasil wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait dengan proses perancangan jadwal produksi, serta pihakpihak yang

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALISASI WAKTU PROSES PRODUKSI (Studi Pada PD. Point Pride Of Mine)

PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALISASI WAKTU PROSES PRODUKSI (Studi Pada PD. Point Pride Of Mine) PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALISASI WAKTU PROSES PRODUKSI (Studi Pada PD. Point Pride Of Mine) R.M. Braridhan Haskara Ramadhan Putra Jurusan S1 Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi EKUITAS Jl. P.H.H.

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PPK

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PPK PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PPK Update 22 Januari 2015 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e- Purchasing Produk Barang/Jasa Pemerintah Dalam Aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Sebuah sistem informasi dapat efektif jika sistem tersebut dapat memberikan gambaran secara detail dari karakteristik informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjadi hal yang biasa bagi setiap perusahaan manufaktur untuk memesan bahan baku yang akan melewati proses produksi beberapa waktu sebelumnya yang tujuannya

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN BERMOTOR PENYEDIA

PETUNJUK PENGGUNAAN BERMOTOR PENYEDIA PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e-purchasing KENDARAAN BERMOTOR PENYEDIA Update 27 Februari 2013 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e-purchasing Kendaraan bermotor Pemerintah Dalam Aplikasi...

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Permasalahan 3.1.1 Identifikasi Masalah Proses penjadwalan produksi pada CV Azaria dilakukan dengan model penjadwalan berdasarkan tanggal pesan pertama

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK P.T. Indo Extrusions adalah perusahaan yang berskala internasional dan bergerak di bidang pengolahan logam nonferos terutama alumunium. Terletak di jalan Leuwi Gajah No. 134, Cimindi, Cimahi menerapkan

Lebih terperinci