P E N J A D W A L A N. Pertemuan 10

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "P E N J A D W A L A N. Pertemuan 10"

Transkripsi

1 P E N J A D W A L A N Pertemuan 10

2 Definisi Penjadwalan Pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi, yang mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan maupun tenaga kerja, dan menentukan urutan pelaksanaan bagi suatu kegiatan operasi. Penjadwalan bertujuan meminimalkan waktu proses, waktu tunggu langganan, dan tingkat persediaan, serta penggunaan yang efisien dari fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan.

3 Jenis Penjadwalan Operasi Ada 3 bagian besar jenis penjadwalan operasi, yaitu : 1. Sequencing 2. Input-output control 3. Loading

4 1.SEQUENCING (Pengurutan pekerjaan) Menentukan urutan pekerjaan yang harus dilakukan pada setiap pusat kerja. Sebagai contoh, anggap terdapat 10 pasien yang pada sebuah klinik medis untuk mendapatkan perawatan. Dalam urutan seperti apakah mereka seharusnya diperlakukan? Haruskah pasien yang pertama dilayani adalah yang datang pertama kali ataukah pasien yang memerlukan perawatan darurat? Metode pengurutan memberikan informasi terinci seperti ini. Metode ini dikenal sebagai aturan prioritas untuk membagikan pekerjaan pusat kerja.

5 Aturan Prioritas Aturan Prioritas (priority rule) Memberikan panduan untuk mengurutkan pekerjaan yang harus dilakukan. Aturan ini terutama diterapkan untuk fasilitas terfokusproses seperti klinik, percetakan, bengkel job shop. Beberapa aturan prioritas yang paling terkenal akan dibahas. Aturan prioritas mencoba untuk meminimasi waktu penyelesaian, jumlah pekerjaan dalam sistem, keterlambatan pekerjaan, dan memaksimasi utilisasi fasilitas.

6 Aturan prioritas yang terkenal adalah: 1. First Come, First Served (FCFS) 2. Shortest Processing Time (SPT) 3. Longest Processing Time (LPT) 4. Earliest Due Date (EDD) 5. Critical Ratio (CR-Rasio Kritis) 1. First Come, First Served (FCFS) (yang pertama datang, yang pertama dilayani) Pekerjaan pertama yang datang di sebuah pusat kerja diproses terlebih dahulu

7 2. Shortest Processing Time (SPT) (waktu pemrosesan terpendek) Pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan terpendek diselesaikan terlebih dahulu 3. Longest Processing Time (LPT) (waktu pemrosesan terpanjang) Pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan lebih panjang diselesaikan terlebih dahulu 4. Earliest Due Date (EDD) (batas waktu paling awal) Pekerjaan dengan batas waktu yang paling awal dikerjakan terlebih dahulu

8 Kriteria Penjadwalan Kriteria penjadwalan dilihat dari hal-hal berikut: 1. Minimasi waktu penyelesaian Kriteria ini dievaluasi dengan menentukan waktu penyelesaian rata-rata untuk setiap pekerjaan. 2. Maksimasi utilisasi Kriteria ini dievaluasi dengan menghitung presentase waktu digunakannya fasilitas. 3. Minimasi persediaan barang setengah jadi (work-in-process/wip) Kriteria ini dievaluasi dengan menentukan jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem tersebut. Lebih sedikit pekerjaan dalam sistem, maka lebih rendah persediaan. 4. Minimasi waktu tunggu pelanggan. Kriteria ini dievaluasi dengan menentukan jumlah keterlambatan rata2.

9 Evaluasi Contoh di bawah membandingkan keempat aturan di atas. Lima pekerjaan yang berkaitan dengan tugas arsitektur menunggu untuk ditugaskan pada Ajax, Tarneyand & Banes Architects. Waktu pengerjaan (pemrosesan) mereka dan batas waktunya diberikan dalam tabel berikut. Urutan pengerjaan sesuai dengan aturan FCFS, SPT, LPT, EDD akan diterapkan Pekerjaan ditandai dengan huruf sesuai dengan urutan kedatangannya. Pekerjaan Waktu Pemrosesan (Hari) Batas Waktu Pekerjaan (Hari) A 6 8 B 2 6 C 8 18 D 3 15 E 9 23

10 Penyelesaian 1. Urutan FCFS diperlihatkan dalam tabel berikut, yaitu A-B-C-D-E. Aliran waktu dalam sistem untuk urutan ini menghitung waktu yang Dihabiskan oleh setiap pekerjaan untuk menunggu ditambah dengan waktu pengerjaannya. Urutan Pekerjaan Waktu pemrosesan Aliran Waktu Batas Waktu Pekerjaan Keterlambatan A B C D E Jumlah

11 Aturan FCFS menghasilkan ukuran efektivitas sebagai berikut: a. Waktu penyelesaian rata-rata = Jumlah aliran waktu total/jumlah pekerjaan = 77 hari/5 = 15,4 hari. b. Utilisasi = Jumlah waktu proses total/jumlah aliran waktu total = 28/77 = 36,40% c. Jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem = Juml.aliran waktu total/waktu proses pekerjaan total = 77 hari/28 hari = 2,75 pekerjaan d. Keterlambatan pekerjaan rata-rata = Jumlah hari keterlambatan/jumlah pekerjaan = 11/5 = 2,2 hari.

12 2. Aturan SPT yang diperlihatkan dalam tabel berikut, menghasilkan urutan B-D-A-C-E. Urutan dibuat berdasarkan waktu pemrosesan, dengan prioritas tertinggi diberikan kepada pekerjaan yang paling pendek. Urutan Pekerjaan Waktu pemrosesan Aliran Waktu Batas Waktu Pekerjaan Keterlambatan B D A C E Jumlah

13 Aturan SPT menghasilkan ukuran efektivitas sebagai berikut: a. Waktu penyelesaian rata-rata = Jumlah aliran waktu total/jumlah pekerjaan = 65 hari/5 = 13 hari. b. Utilisasi = Jumlah waktu proses total/jumlah aliran waktu total = 28/65 = 43,10% c. Jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem = Juml.aliran waktu total/waktu proses pekerjaan total = 65 hari/28 hari = 2,32 pekerjaan d. Keterlambatan pekerjaan rata-rata = Jumlah hari keterlambatan/jumlah pekerjaan = 9/5 = 1,8 hari.

14 3. Aturan LPT yang diperlihatkan dalam tabel berikut, menghasilkan urutan E-C-A-D-B. Urutan dibuat berdasarkan waktu pemrosesan, dengan prioritas tertinggi diberikan kepada pekerjaan yang paling panjang. Urutan Pekerjaan Waktu pemrosesan Aliran Waktu Batas Waktu Pekerjaan Keterlambatan E C A D B Jumlah

15 Aturan LPT menghasilkan ukuran efektivitas sebagai berikut: a. Waktu penyelesaian rata-rata = Jumlah aliran waktu total/jumlah pekerjaan = 103 hari/5 = 20,6 hari. b. Utilisasi = Jumlah waktu proses total/jumlah aliran waktu total = 28/103 = 27,20% c. Jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem = Juml.aliran waktu total/waktu proses pekerjaan total = 103 hari/28 hari = 3,68 pekerjaan d. Keterlambatan pekerjaan rata-rata = Jumlah hari keterlambatan/jumlah pekerjaan = 48/5 = 9,6 hari.

16 4. Aturan EDD yang diperlihatkan dalam tabel berikut, menghasilkan urutan B-A-D-C-E Urutan dibuat berdasarkan waktu pemrosesan, dengan prioritas tertinggi diberikan kepada pekerjaan yang paling panjang. Urutan Pekerjaan Waktu pemrosesan Aliran Waktu Batas Waktu Pekerjaan Keterlambatan B A D C E Jumlah

17 Aturan EDD menghasilkan ukuran efektivitas sebagai berikut: a. Waktu penyelesaian rata-rata = Jumlah aliran waktu total/jumlah pekerjaan = 68 hari/5 = 13,6 hari. b. Utilisasi = Jumlah waktu proses total/jumlah aliran waktu total = 28/68 = 41,20% c. Jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem = Juml.aliran waktu total/waktu proses pekerjaan total = 68 hari/28 hari = 2,43 pekerjaan d. Keterlambatan pekerjaan rata-rata = Jumlah hari keterlambatan/jumlah pekerjaan = 6/5 = 1,2 hari.

18 Rangkuman Hasil Hasil dari keempat aturan ini diringkas dalam tabel berikut : Aturan Waktu Penyelesaian Rata-rata (hari) Utilisasi (%) Jumlah Pekerjaan Ratarata Dalam Sistem Keterlambatan Rata-rata (hari) FCFS 15,40 36,40 2,75 2,20 SPT 13,00 43,10 2,32 1,80 EDD 13,60 41,20 2,43 1,20 LPT 20,60 27,20 3,68 9,60

19 Rangkuman Evaluasi LPT merupakan urutan yang paling tidak efektif. SPT unggul dalam tiga pengukuran, sementara EDD unggul dalam keterlambatan rata-rata. Hal ini merupakan kenyataan yang sesungguhnya dalam dunia nyata. Tidak ada satu aturan pengurutan pun yang selalu unggul dalam semua kriteria. Pengalaman menunjukkan hal berikut: 1. SPT biasanya merupakan teknik terbaik untuk meminimasi aliran pekerjaan dan meminimasi jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem. Kelemahannya adalah pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan panjang dapat secara terus menerus tidak dikerjakan. 2. FCFS tidak menghasilkan kinerja yang baik pada hampir semua kriteria. Bagaimanapun, FCFS memiliki kelebihan karena terlihat adil oleh pelanggan. Suatu hal yang sangat penting dalam sistem jasa.

20 3. EDD meminimasi keterlambatan maksimal, yang mungkin perlu untuk pekerjaan yang memiliki penalti setelah tanggal tertentu. EDD bekerja baik ketika keterlambatan menjadi sebuah isu.

21 Rasio Kritis RASIO KRITIS (CRITICAL RATIO CR) merupakan angka indek yang dihitung dengan membagi waktu yang tersisa hingga batas waktu pekerjaan, dengan waktu pekerjaan tersisa. CR cenderung memiliki kinerja yang lebih baik daripada FCFS, SPT, LPT, atau LPT pada kriteria keterlambatan pekerjaan rata-rata. Rasio Kritis memberikan prioritas pada pekerjaan yang harus dilakukan agar tetap menepati jadwal. Bila : CR < 1, berarti pekerjaan terlambat dari jadwal CR = 1, berarti pekerjaan sesuai dengan jadwal CR > 1, berarti pekerjaan mendahului jadwal

22 Rumus Rasio Kritis adalah : CR = Waktu yang tersisa / Hari kerja yang tersisa = Batas waktu tanggal sekarang / waktu pekerjaan yg tersisa Contoh: Hari ini adalah hari ke-25 pada jadwal produksi Zyco Medical Testing Laboratories. Tiga pekerjaan berada dalam urutan sebagai berikut :

23 . PEKERJAAN BATAS WAKTU WAKTU UTK. PEKERJ. SISA A 30 4 B 28 5 C 27 2 CR dihitung dengan menggunakan rumus: PEKERJAAN CR URUTAN PRIORITAS A (30-25) / 4 = 1,25 3 B (28-25) / 5 = 0,60 1 C (27-25) / 2 = 1,00 2 Pekerjaan B memiliki keterlambatan sehingga harus dipercepat, C tepat waktu, dan A memiliki waktu luang.

24 Latihan Soal Sebuah kontraktor di Dallas memiliki enam pekerjaan yang menunggu untuk diproses. Waktu pemrosesan dan batas waktu diberikan pada tabel di bawah. Asumsikan bahwa pekerjaan tiba dengan urutan yang ditunjukkan pada tabel. Tentukan urutan pengolahan sesuai aturan FCFS, SPT, LPT, dan LPT dan lakukan evaluasi Pekerjaan Waktu Pemrosesan (Hari) Batas Waktu Pekerjaan (Hari) A 6 22 B C D 2 18 E F 4 34

25 ATURAN JOHNSON Terdapat 2 atau lebih pekerjaan (N) yang harus melalui dua mesin atau pusat kerja yang berbeda dalam urutan yang sama. Kasus seperti ini disebut sebagai permasalahan N/2. Aturan Johnson (Johnson s rule) dapat digunakan untuk meminimasi waktu pemrosesan untuk meminimasi waktu pemrosesan untuk mengurutkan sekelompok pekerjaan melalui dua pusat kerja. Aturan ini juga meminimasi waktu luang total pada mesin. Langkah-langkah: 1. Semua pekerjaan dimasukkan dalam sebuah daftar, berikut waktu yang dibutuhkan pada setiap mesin. 2. Pilih pekerjaan dengan waktu aktivitas terpendek. Jika waktu terpendek ada pada mesin pertama, maka pekerjaan tersebut dijadwalkan pertama kali. Jika waktu terpendek berada pada mesin kedua, maka jadwalkan pekerjaan tersebut terakhir. Jika terdapat waktu aktivitas seri maka dapat dipilih salah satunya. 3. Setelah sebuah pekerjaan dijadwalkan, maka hilangkan pekerjaan tersebut dari daftar. 4. Terapkan langkah 2 dan 3 pada pekerjaan yang tersisa.

26 Contoh berikut memperlihatkan bagaimana menerapkan aturan Johnson. ` Terdapat lima pekerjaan khusus di sebuah tokop erkakas di Fredonia, New York, yang harus diproses melalui dua pusat kerja (mesin bor dan mesin bubut). Waktu pemrosesan untuk setiap pekrjaan adalah sebagai berikut: Waktu Pemrosesan untuk Pekerjaan (jam) PEKERJAAN PUSAT KERJA 1 (MESIN BOR) A 5 2 B 3 6 C 8 4 D 10 7 PUSAT KERJA 2 (MESIN BUBUT) E 7 12

27 ATURAN JOHNSON Tentukan urutan yang akan meminimasi waktu pemrosesan total bagi kelima pekerjaan. 1. Pekerjaan dengan waktu pemrosesan terpendek adalah A, ada pada pusat kerja 2 (2 jam). Karena pekerjaan tersebut ada pada pusat kerja 2, maka jadwalkan A sebagai pekerjaan yang terakhir. Hapus pekerjaan dari daftar. A 2. Pekerjaan B adalah pekerjaan dengan waktu pemrosesan terpendek berikutnya (3 jam). Karena waktu terpendek tersebut ada pada pusat kerja 1, maka pekerjaan B dijadwalkan pertama kali dan dihapuskan dari daftar B A

28 3. Waktu terpendek berikutnya adalah pekerjaan C (4 jam) pada mesin kedua. Oleh karena itu ditempatkan seakhir mungkin. B C A 4. Terdapat seri (7 jam) pada pekerjaan yang tersisa. Pekerjaan E dapat ditempatkan pada pusat kerja 1 terlebih dahulu. Kemudian D ditempatkan pada posisi urutan berikutnya. B E D C A

29 Waktu urutan adalah Pusat Kerja Pusat Kerja Aliran waktu dari urutan pekerjaan ini digambarkan secara grafis sebagai berikut:

30 SOAL LATIHAN Gunakan aturan Johnson untuk menemukan urutan optimal untuk memproses pekerjaan yang ditunjukkan pada tabel berikut melalui dua pusat kerja. Waktu pada setiap pusat kerja adalah dalam satuan jam. PEKERJAAN PUSAT KERJA 1 PUSAT KERJA 2 A 6 12 B 3 7 C 18 9 D E 16 8 F 10 15

31 JAWABAN

32 Loading (Pembebanan) (1) Loading (pembebanan) berarti penugasan pekerjaan pada pusat kerja atau pusat pemrosesan sedemikian rupa sehingga biaya, waktu luang, atau waktu penyelesaian dijaga tetap minimal.

33 Pengendalian Input-Output Banyak perusahaan memiliki kesulitan dalam penjadwalan (yaitu mencapai throughput yang efektif) karena mereka membebani proses produksi secara berlebihan. Penjadwalan yang efektif bergantung kepada penyesuaian jadwal dengan kinerja. Pengendalian Input-Output Bila pekerjaan tiba lebih cepat daripada yang sedang diproses, maka fasilitas dibebani secara berlebihan dan terjadi backlog. Pembebanan yang berlebihan menjadi penyebab penuhnya fasilitas, yang menyebabkan adanya masalah ketidakefisienan dan mutu. Bila pekerjaan tiba lebih lambat, maka fasilitas kurang terbebani dan pusat kerja kurang terbebani dan kekurangan pekerjaan. Fasilitas yang kurang terbebani menghasilkan kapasitas yang kosong dan pemborosan sumber daya. Contoh di bawah menunjukkan pengendalian input-output

34 Tabel di bawah menunjukkan kapasitas yang direncanakan untuk pusat kerja DNC Milling selama 5 minggu (minggu 6/6 hingga 4/7). Input yang direncanakan adalah 280 jam standar per minggu. Input yang sesungguhnya mendekati angka ini, bervariasi di antara 250 dan 285. Output dijadwalkan pada 320 jam standar, yang merupakan kapasitas yang diasumsikan. Terdapat sebuah backlog selama 300 jam standar dalam pusat kerja. Output nyata (270 jam) sangat kurang dari yang direncanakan. Oleh karena itu, baik input maupun output yang direncanakan tidak tercapai. Backlog dalam pusat kerja ini benar-benar meningkat sebanyak 5 jam pada minggu 27/6. Peningkatan barang setengah jadi (WIP), membuat tugas penjadwalan menjadi semakin rumit dan mengindikasikan kebutuhan tindakan manajer.

35 Akhir Minggu Input yang direncanakan Input yang sesungguhnya 6/6 13/6 20/6 27/6 4/7 11/ Deviasi Kumulatif Output yang direncanakan Output yang sesungguhnya Deviasi Kumulatif Perubahan Backlog Kumulatif

36 Pilihan untuk mengendalikan aliran kerja mencakup hal-hal berikut: Meningkatkan kinerja Meningkatkan Kapasitas Meningkatkan atau mengurangi input pada pusat kerja dengan 4. cara mengalihkan pekerjaan dari atau ke pusat kerja lainnya, 5. meningkatkan atau mengurangi subkontrak, memproduksi lebih 6. sedikit (atau lebih banyak).

37 METODE PENUGASAN (1) Metode Penugasan (assignment method) mencakup proses pelimpahan tugas atau pekerjaan pada sumber daya. Misalnya, penugasan pekerjaan pada mesin, kontrak pada pemberi pepenawaran, karyawanu dalam proyek, dan karyawan pemasaran pada wilayah tertentu. (2) Tujuan utama adalah meminimasi biaya total atau waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tugas yang ada. (3) Satu karakteristik permasalahan penugasan yang penting adalah bahwa terdapat hanya satu pekerjaan (atau pekerja) yang ditugaskan untuk satu mesin (atau proyek).

38 Setiap permasalahan metode penugasan menggunakan tabel, dimana angka-angka dalam tabel adalah waktu atau biaya yang berkaitan dengan tugas tertentu. Sebagai contoh, First Printing and Copy Center memiliki tiga karyawan typesetter yang tersedia (A, B, dan C) dan tiga pekerjaan baru yang harus diselesaikan. Nilai dolar adalah perkiraan biaya untuk menyelesaikan masing-masing pekerjaan oleh setiap karyawan. Pekerjaan Typesetter A B C R-34 $11 $ 14 $ 6 S-66 $ 8 $ 10 $ 11 T-50 $ 9 $ 12 $ 7

39 METODE PENUGASAN Metode penugasan mencakup penambahan dan pengurangan angka-angka yang sesuai dalam tabel untuk menemukan biaya yang paling rendah untuk setiap tugas. Empat langkah yang ditempuh: 1. Kurangi semua angka dalam baris dengan angka terkecil yang terdapat dalam baris tersebut. Kemudian kurangi semua angka dalam kolom dengan angka terkecil yang terdapat dalam kolom tersebut. 2. Gambarkan garis lurus horizontal dan vertikal seminimal mungkin untuk mencoret semua angka nol dalam tabel. Jika jumlah garis sama dengan jumlah baris atau jumlah kolom yang dimiliki oleh tabel, maka maka penugasan yang optimal telah ditemukan (ke langkah 4). Jika jumlah garis kurang dari jumlah baris atau kolom, lanjutkan ke langkah 3.

40 3 Kurangi setiap angka yang tidak tercoret dalam tabel dengan angka terkecil yang ditemukan yang juga tidak tercoret oleh garis. Tambahkan angka yang sama kepada angka yang ditutupi oleh dua garis. Jangan mengubah angka yang hanya tercoret oleh satu garis. Kembali ke langkah 2 dan teruskan hingga penugasan yang optimal ditemukan. 4. Penugasan yang optimal akan selalu berada pada nilai nol pada tabel. Salah satu cara yang sistematis untuk membuat sebuah penugasan yang sah adalah memilih sebuah kolom atau baris yang berisi hanya satu kotak nol. Penugasan dapat dilakukan pada kotak tersebut, dan kemudian gambarkan garis melalui kolom dan baris tersebut. Penugasan telah dibuat dan lanjutkan prosedur hingga setiap orang atau mesin sudah ditugaskan pada satu pekerjaan.

41 Contoh Contoh di bawah menunjukkan bagaiman cara menggunakan metode penugasan. Pekerjaan Typesetter A B C R-34 $11 $ 14 $ 6 S-66 $ 8 $ 10 $ 11 T-50 $ 9 $ 12 $ 7 Penugasan pekerjaan dengan biaya total minimal pekerjaan typesetter didapatkan dengan cara menerapkan langkah 1 hingga 4.

42 Langkah 1a : kurangi semua angka dalam baris dengan angka terkecil yang terdapat dalam baris tersebut. Pekerjaan Typesetter ($) A B C R S T Langkah 1b : kurangi semua angka dalam kolom dengan angka terkecil yang terdapat dalam kolom tersebut. Pekerjaan Typesetter ($) A B C R S T

43 Langkah 2 : Gambarkan garis lurus horisontal dan vertikal seminimal mungkin yang diperlukan untuk mencoret semua angka nol. Karena dua garis sudah cukup untuk mencoret semua angka nol yang ada, maka solusi belum optimal (karena jumlah baris atau jumlah kolom sama dengan 3). Pekerjaan Typesetter ($) A B C R S T

44 Langkah 3 : Kurangi semua angka dalam tabel dengan angka terkecil dari angka yang tidak tercoret garis (dalam tabel ini bernilai 2) dan menambahkannya ke angka yang dicoret oleh dua garis. Pekerjaan Typesetter ($) A B C R S T

45 Kembali ke langkah 2 : Coret lagi nilai nol dengan garis lurus. Typesetter ($) Pekerjaan A B C R S T Karena dibutuhkan tiga garis, maka penugasan yang optimal sudah ditemukan (lihat langkat 4). Tugaskan R-34 ke C, S-66 ke B dan T-50 ke A Dengan mengacu pada tabel biaya awal, maka terlihat bahwa : Biaya minimal = $ 6 + $ 10 + $ 9 = $ 25 Catatan : Jika S-66 telah ditugaskan ke A, T-50 tidak dapat ditugaskan lagi pada lokasi yang bernilai nol.

46 SOAL LATIHAN King Finance Corporation, yang berkantor pusat di New York, ingin menugaskan tiga pegawai baru lulusan perguruan tinggi, yaitu Julie Jones, Al Smith, dan Pat Wilson, ke kantor cabang di daerah. Bagaimanapun perusahaan juga Omaha Miami Dallas membuka sebuah kantor baru Jones $ 800 $ $ di New York dan akan Smith $ 800 $ $ mengirimkan salah satu dari Wilson $ 500 $ $ ketiga pegawai baru tersebut ke sana jika lebih hemat dibandingkan dengan memindahkan mereka ke Omaha, Dallas, atau Miami. Untuk memindahkan ke New York, masing-masing biaya yang dikeluarkan adalah $ untuk Jones, $ 800 untuk Smith, dan $ untuk Wilson. Penugasan pegawai yang bagaimanakah paling optimal?.

47 Jawaban: a. Tabel biaya memiliki kolom keempat untuk mewakili New York. Untuk menyeimbangkan permasalahan akan ditambahkan baris (orang) dummy dengan biaya berjumlah nol. Omaha Miami Dallas New York Jones $ 800 $ $ $ Smith $ 800 $ $ $ 800 Wilson $ 500 $ $ $ Dummy

48 b. Kurangi semua angka pada baris dengan angka terkecil yang ada pada baris tersebut, demikian pula untuk kolom. Omaha Miami Dallas New York Jones Smith Wilson Dummy

49 c. Kurangi semua angka yang tidak tercoret oleh garis dengan angka terkecil yang juga tidak tercoret oleh garis (200), dan tambahkan angka terkecil tersebut pada setiap kotak yang merupakan persilangan di antara dua garis. Kemudian coret semua angka nol dengan garis. Omaha Miami Dallas New York Jones Smith Wilson Dummy

50 d. Kurangi semua angka yang tidak tercoret oleh garis dengan angka terkecil yang juga tidak tercoret oleh garis (100), dan tambahkan angka terkecil tersebut pada setiap kotak yang merupakan persilangan di antara dua garis. Kemudian coret semua angka nol dengan garis. Omaha Miami Dallas New York Jones Smith Wilson Dummy

51 e. Kurangi semua angka yang tidak tercoret oleh garis dengan angka terkecil yang juga tidak tercoret oleh garis (100), dan tambahkan angka terkecil tersebut pada setiap kotak yang merupakan persilangan di antara dua garis. Kemudian coret semua angka nol dengan garis. Omaha Miami Dallas New York Jones Smith Wilson Dummy

52 f. Oleh karena diperlukan empat garis untuk mencoret semua angka nol, maka penugasan yang optimal dapat ditentukan. Penugasan tersebut adalah: - Wilson ke Omaha - Jones ke Miami - Dummy (tidak seorangpun) ke Dallas. - Smith ke New York Biaya = = $ 2.400

KEPENTINGAN STRATEGIS PENJADWALAN JANGKA PENDEK

KEPENTINGAN STRATEGIS PENJADWALAN JANGKA PENDEK Mata kuliah : MANAJEMEN OPERASI Dosen : Drs. Sugianto, MM Pokok bahasan : PENJADWALAN JANGKA PENDEK Materi : 1. Pentingnya Strategi Penjadwalan Jangka Pendek 2. Isu-isu Penjadwalan 3. Proses Penjadwalan

Lebih terperinci

Metode Penugasan. Penugasan & Pengurutan Job. Metode Penugasan. Supl 15. Langkah-langkah Metode Penugasan 31/10/2015

Metode Penugasan. Penugasan & Pengurutan Job. Metode Penugasan. Supl 15. Langkah-langkah Metode Penugasan 31/10/2015 Penugasan & Pengurutan MANAJEMEN OPERASI: Manajemen Keberlangsungan & Rantai Pasokan Operations Management: Sustainability & Supply Chain Management Supl 15 Metode Penugasan Kelas khusus dari model pemrograman

Lebih terperinci

Rahmat Hidayat SE., MM

Rahmat Hidayat SE., MM Rahmat Hidayat SE., MM Definisi Keputusan yang baik Adalah keputusan secara analitis, berdasarkan pada logika dan mempertimbangkan semua data dan alternatif yang tersedia. Enam langkah pengambilan keputusan:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI Menurut Sumayang (2003), penjadwalan adalah mengatur pendayagunaan kapasitas dan sumber daya yang tersedia melalui aktivitas tugas. Perencanaan fasilitas dan

Lebih terperinci

hari sehingga menempatkan metode LPT sebagai metode paling tidak efektif untuk diterapkan di PT. XYZ.

hari sehingga menempatkan metode LPT sebagai metode paling tidak efektif untuk diterapkan di PT. XYZ. BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Perb bandingan Penjadwalan FCFS, EDD, SPT dan LPT Jika di ilakukan perbandingan antara ke 4 metode yang digunakan, maka akan did dapatkan hasil sebagai berikut : Dari tabel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyelesaian tugas akhir ini digunakan landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada pada perusahaan. 2.1 Sistem Menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Menurut Kadir (2008:3) program aplikasi adalah program siap pakai atau program yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB V ANALISA DAN HASIL BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Analisa Jumlah Pekerjaan dalam Sistem Jika dilakukan perbandingan jumlah pekerjaan dalam sistem dari penjadwalan produksi Thermowell di PT. Rangga Olah Cipta Systems yang ditelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun industri yang belum siap dan bangkit dari

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun industri yang belum siap dan bangkit dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini meskipun kondisi perekonomian sudah mengalami kemajuan, namun hal tersebut belumlah cukup untuk negara ini bisa bersaing pada era pasar bebas. Hal ini tercemin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang atau jasa)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem

BAB II LANDASAN TEORI. informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sebelumnya Rudyanto (2011) melakukan penelitian tentang rancang bangun sistem informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem infomasi

Lebih terperinci

Perencanaan Short-Term Scheduling dan Production Scheduling Model

Perencanaan Short-Term Scheduling dan Production Scheduling Model Perencanaan Short-Term Scheduling dan Production Scheduling Model Rudini Mulya Daulay Program, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana 2010 email: rudinimenteri@gmail.com Abstrak 1. SHORT-TERM SCHEDULING

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi Sistem Produksi Menurut para ahli ada beberapa definisi mengenai sistem produksi, antara lain : 1. Asruri (1993) mendefinisikan sistem produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Sistem Produksi Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengertian sistem produksi dari beberapa teori yang sudah ada, serta ruang lingkup sistem produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang dan/atau

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang dan/atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang dan/atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 22 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi penjadwalan Secara umum, penjadwalan merupakan proses dalam perencanaan dan pengendalian produksi yang digunakan untuk merencanakan produksi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang atau jasa).

Lebih terperinci

Pengertian Penjadwalan

Pengertian Penjadwalan 1 EMA302 Manajemen Operasional Pengertian Penjadwalan 2 Atau scheduling merupakan salah satu kegiatan penting dalam perusahaan yang diperlukan dalam mengalokasikan tenaga operator, mesin dan peralatan

Lebih terperinci

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM 1 PENJADWALAN (SCHEDULING) Melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien agar tujuan tercapai. Oleh karena itu pemahaman mengenai konsep penjadwalan sangat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Optimasi merupakan pendekatan normatif dengan mengidentifikasi penyelesaian terbaik dari suatu permasalahan yang diarahkan pada titik maksimum atau minimum suatu fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penumpukan pekerjaan sehingga dapat mengurangi waktu menganggur (idle time) atau waktu menunggu untuk proses pengerjaan berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN. penumpukan pekerjaan sehingga dapat mengurangi waktu menganggur (idle time) atau waktu menunggu untuk proses pengerjaan berikutnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang, persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Perusahaan harus bisa melakukan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Sistem Produksi Secara umum, sistem produksi dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengubah masukan (input) sumber daya menjadi barang jadi atau barang setengah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Peranan Penjadwalan dan Pengaruhnya Penjadwalan adalah proses pengambilan keputusan yang memainkan peranan penting dalam industri manufaktur maupun jasa.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilakukan untuk selanjutnya dianalisa dalam penjadwalan menggunakan pola kedatangan job secara statis dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Penjadwalan Penjadwalan adalah aktivitas perencanaan untuk menentukan kapan dan di mana setiap operasi sebagai bagian dari pekerjaan secara keseluruhan harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan. Metode penelitian ini dilakukan dengan analisa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Produksi Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang dan jasa).

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Teknik Industri - Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Teknik Industri - Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Industri - Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISA DAN USULAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT. MULTI STRADA ARAH SARANA, Tbk

Lebih terperinci

JOB SHOP PANDUAN BIG PROJECT

JOB SHOP PANDUAN BIG PROJECT PANDUAN BIG PROJECT SIMULASI KOMPUTER - 2014 DAFTAR ISI 1. Pengertian... 1 2. Tujuan Penjadwalan Workcenter... 2 3. Pengurutan Tugas (Sequencing)... 2 4. Definisi dalam Penjadwalan... 3 5. Karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan industri saat ini. Setiap perusahaan yang bergerak di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. persaingan industri saat ini. Setiap perusahaan yang bergerak di bidang industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang pesat mengakibatkan persaingan dalam dunia industri semakin ketat. Teknologi menjadi elemen penting dalam persaingan industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktuwaktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus. Teknik pengukuran waktu terbagi atas dua bagian

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menggunakan teori dan model antrian untuk menganalisa operasi 1. Penggunaan teori antrian 2. Struktur masalah antrian 3. Distribusi

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK P.T. Indo Extrusions adalah perusahaan yang berskala internasional dan bergerak di bidang pengolahan logam nonferos terutama alumunium. Terletak di jalan Leuwi Gajah No. 134, Cimindi, Cimahi menerapkan

Lebih terperinci

Perencanaan Produksi SAP ERP

Perencanaan Produksi SAP ERP Materi #8 Perencanaan Produksi SAP ERP 2 6623 - Taufiqur Rachman 1 Sales Forecasting 3 Peramalan Penjualan dapat menggunakan data tahun lalu dikombinasikan dengan target keuangan dan inisiatif marketing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Perang Dunia II, dunia mengalami ledakan populasi, yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Perang Dunia II, dunia mengalami ledakan populasi, yang dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setelah Perang Dunia II, dunia mengalami ledakan populasi, yang dikenal dengan istilah Baby Boomers, dan berlanjut terus selama 18 (delapan belas) tahun, sehingga

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY

PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY Penjadwalan Produksi Injection Moulding Pada PT. Duta Flow Plastic Machinery PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY Roesfiansjah Rasjidin, Iman hidayat Dosen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sejumlah penelitian yang berkaitan dengan penjadwalan produksi telah dilakukan, antara lain oleh Wigaswara (2013) di PT Bejana Mas Perkasa.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan data Pengumpulan data merupakan kegiatan mengolah data yang telah dikumpulkan setelah mempelajari cara pengolahan data yang bener pada saat tinjauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. perusahaan percetakan yang mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. perusahaan percetakan yang mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan produksi merupakan salah satu tahap penting sebelum memulai suatu kegiatan produksi. Penjadwalan produksi ini sangat penting dilakukan pada proses produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian yang sangat berpengaruh dalam perkembangan suatu perusahaan, dimana

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS. Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah

BAB 4 PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS. Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah 7 BAB PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah dikembangkan dilakukan pengumpulan data sebagai berikut : 1. Pengujian model dalam masalah job shop dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka akan memberitahukan bahwa terdapat sejumlah penelitian dengan topik permasalahan yang sama, namun memiliki obyek, metode, dan lokasi penelitian yang berbeda. Melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang CV. Greeng Inspiration merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konveksi, yang menawarkan jasa pembuatan pakaian seperti, kaos oblong, kaos berkerah, polo,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penggunaan Mesin yang berguna bagi bagian produksi. hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak).

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penggunaan Mesin yang berguna bagi bagian produksi. hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak). BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Implementasi aplikasi adalah tahap penerapan hasil analisis dan perancangan aplikasi yang akan dibuat agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan,

Lebih terperinci

Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (1) Job Shop Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (2) 13/05/2014

Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (1) Job Shop Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (2) 13/05/2014 /0/0 Scheduling Problems Job Shop Scheduling Problems Mata Kuliah: Penjadwalan Produksi Teknik Industri Universitas Brawijaya Job Shop Scheduling () Job Shop Scheduling () Flow shop: aliran kerja unidirectional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu bersaing dalam memenuhi keinginan customer. Salah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu bersaing dalam memenuhi keinginan customer. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan industri yang sangat ketat pada saat ini menyebabkan perusahaan harus mampu bersaing dalam memenuhi keinginan customer. Salah satu keinginan customer mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Di setiap perusahaan yang didirikan tentunya disertai dengan harapan akan mengalami suatu perkembangan dan juga memperoleh keuntungan dikemudian hari. Harapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan berkembangnya dunia teknologi khususnya komputer yang semakin baik halam hal perangkat lunak maupun perangkat keras dan pentingnya informasi yang dikelolah,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibidang perindustrian yang memproduksi produk-produk persediaan hotel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibidang perindustrian yang memproduksi produk-produk persediaan hotel 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Primaco Panca Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perindustrian yang memproduksi produk-produk persediaan hotel berdasarkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 Pertemuan 13 & 14 Outline: Scheduling Referensi: Tersine, Richard J., Principles of Inventory and Materials Management, Prentice-Hall, 1994. Wiratno, S. E.,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi Dalam suatu kegiatan produksi dan operasi, seorang manajer produksi dan operasi harus mampu membina dan mengendalikan arus masukan (input) dan keluaran (output),

Lebih terperinci

bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut adalah hasil sampingannya sep

bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut adalah hasil sampingannya sep BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Produksi Produksi adalah kegiatan mentranspormasikan masukan (input) menjadi keluaran (output), tercakup semua aktifitas atau kegiatan menghasilkan barang dan jasa, serta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 26 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan 2.1.1 Definisi Penjadwalan Penjadwalan dapat didefinisikan sebagai penugasan dan penentuan waktu dari kegunaan sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan fasilitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Apriana (2009) melakukan penelitian mengenai penjadwalan produksi pada sistem flow shop dengan mesin parallel (flexible flow shop) sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1. Definisi Definisi dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dapat dirumuskan dengan melihat beberapa pengertian SPK menurut beberapa ahli, misalnya

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan kegiatan mengumpul data yang telah dikumpulkan setelah mempelajari cara pengolahan data yang benar pada saat tinjauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan sepatu, sandal berbahan dasar karet dan bahan baku dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan sepatu, sandal berbahan dasar karet dan bahan baku dasar untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UD Eka merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang pembuatan sepatu, sandal berbahan dasar karet dan bahan baku dasar untuk pembuatan sol. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang minimal harus dipenuhi sehingga sistem dapat berjalan dengan baik.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang minimal harus dipenuhi sehingga sistem dapat berjalan dengan baik. BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Tahap implementasi sistem ini merupakan suatu tahap penerapan dari anaslisis dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Adapun kebutuhan dari sistem

Lebih terperinci

ANALISIS PENJADWALAN KEGIATAN PRODUKSI PADA PT.MULIAGLASS FLOAT DIVISION DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD SCHEDULING

ANALISIS PENJADWALAN KEGIATAN PRODUKSI PADA PT.MULIAGLASS FLOAT DIVISION DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD SCHEDULING ANALISIS PENJADWALAN KEGIATAN PRODUKSI PADA PT.MULIAGLASS FLOAT DIVISION DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD SCHEDULING 1 Elika Patricia 2 Hadi Suryono alb_hd@yahoo.com Penulis Elika Patricia adalah alumni

Lebih terperinci

Manajemen Operasional PENJADWALAN PRODUKSI

Manajemen Operasional PENJADWALAN PRODUKSI Manajemen Operasional PENJADWALAN PRODUKSI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-12 Arti kualitas Isu-isu pada Penjadwalan Aturan prioritas mengirimkan Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Edward (1998) menjelaskan bahwa sebuah work center terdiri dari banyak jenis mesin, dan pada kenyataannya work center lebih sering diindikasikan sebagai mesin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dibuat untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu (Noviansyah, dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. dibuat untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu (Noviansyah, dirancang untuk menjalankan tugas tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Aplikasi adalah penggunaan atau penerapan suatu konsep yang menjadi suatu pokok pembahasan. Aplikasi dapat diartikan juga sebagai program komputer yang dibuat

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTATSI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTATSI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTATSI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Tahap implementasi sistem ini merupakan suatu tahap penerapan dari anaslisis dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Adapun kebutuhan dari sistem

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Analisa Penjadwalan Produksi Kusen, Pintu, Daun Jendela Di Ud. Sinar Kamper Dengan Metode EDD, SPT, LPT DAN FCFS

TUGAS AKHIR. Analisa Penjadwalan Produksi Kusen, Pintu, Daun Jendela Di Ud. Sinar Kamper Dengan Metode EDD, SPT, LPT DAN FCFS TUGAS AKHIR Analisa Penjadwalan Produksi Kusen, Pintu, Daun Jendela Di Ud. Sinar Kamper Dengan Metode EDD, SPT, LPT DAN FCFS Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN. Arus globalisasi dalam dunia usaha akhir-akhir ini semakin besar,

PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN. Arus globalisasi dalam dunia usaha akhir-akhir ini semakin besar, PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus globalisasi dalam dunia usaha akhir-akhir ini semakin besar, perusahaan-perusahaan mulai menjalankan usahanya tanpa mengenal batasan negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia industri ini semakin maju, hal itu terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia industri ini semakin maju, hal itu terbukti dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri ini semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya industri-industri baru yang mengelola berbagai macam produk. Dengan demikian

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1 PERANCANGAN SISTEM SCHEDULING JOB MENGGUNAKAN DRUM BUFFER ROPE UNTUK MEMINIMASI KETERLAMBATAN ORDER DAN MANUFACTURING LEAD TIME PADA BAGIAN MACHINING MPM DI PT. DIRGANTARA INDONESIA 1 Rinda Rieswien, 2

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dengan alas bergerigi yang seterusnya akan disebut Sandal Jenis B, Sandal

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dengan alas bergerigi yang seterusnya akan disebut Sandal Jenis B, Sandal 36 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pembuatan Produk Ada 4 jenis sandal yang akan dibahas pada penelitian kali ini, yaitu dengan bahan berbulu yang selanjutnya akan disebut Jenis A, dengan alas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Produksi Perusahaan selalu melakukan penjadwalan produksi dalam pemenuhan kapasitas permintaan konsumen atau order dari konsumen untuk jangka pendek dalam rentang periode

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Agronesia INKABA merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur yang mempoduksi produk terknik berbahan baku karet. Sistem produksi di perusahaan ini adalah mass production dan job

Lebih terperinci

Azwar Anas, M. Kom 11/1/2016. Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian

Azwar Anas, M. Kom 11/1/2016. Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian Azwar Anas, M. Kom 1 Pemecahan Persoalan Minimasi Algoritma lainnya yang digunakan dalam persoalan program linier adalah metode penugasan. Seperti halnya metode transportasi, metode penugasan bisa lebih

Lebih terperinci

Production Activity Control (PAC)

Production Activity Control (PAC) Production Activity Control (PAC) I. Kegiatan Utama PAC II. Sistem Informasi bagi PAC III. Planning & Control Database IV. Fungsi Utama Production Activity Control V. Tanggung jawab Production Control

Lebih terperinci

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm Jurnal Telematika, vol.9 no.1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-251 Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 4, No. 2. September 2015 ISSN X

JSIKA Vol. 4, No. 2. September 2015 ISSN X Rancang Bangun Sistem Informasi Penjadwalan Produksi Menggunakan Aturan Prioritas pada Pt. IGLAS (Persero) Gilang Ramadhan 1) Henry Bambang Setyawan 2) and Tony Soebijono 3) Program Studi/Jurusan Sistem

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENJADWALAN PROSES

DESKRIPSI PENJADWALAN PROSES Penjadwalan Proses DESKRIPSI PENJADWALAN PROSES Kumpulan kebijaksanaan dan mekanisme Urutan kerja yang dilakukan sistem komputer Mengatur : Proses yang harus berjalan Kapan & selama berapa lama proses

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya antara lain tenaga kerja, mesin, peralatan, bahan mentah

Lebih terperinci

Model Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari

Model Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Model Antrian M E T O D E S T O K A S T I K Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Siapaun yang pergi berbelanja atau ke bioskop telah mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan (job order). Perusahaan ini berada di Jl. Mayjend Sungkono No. 5 Blok

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan (job order). Perusahaan ini berada di Jl. Mayjend Sungkono No. 5 Blok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Bukit Baja Anugrah merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur/industri yaitu memproduksi pipa dan plat sesuai dengan pesanan pelanggan (job order). Perusahaan

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE Dana Marsetiya Utama Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang Kontak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK sekarang ini telah maju dengan sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK sekarang ini telah maju dengan sangat pesat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan IPTEK sekarang ini telah maju dengan sangat pesat, dimana salah satu diantaranya adalah dengan semakin banyaknya mesin-mesin modern yang dihasilkan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Dasar Penjadwalan Produksi Secara umum, penjadwalan merupakan suatu proses dalam perencanaan dan pengendalian produksi yang merencanakan produksi

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALISASI WAKTU PROSES PRODUKSI (Studi Pada PD. Point Pride Of Mine)

PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALISASI WAKTU PROSES PRODUKSI (Studi Pada PD. Point Pride Of Mine) PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALISASI WAKTU PROSES PRODUKSI (Studi Pada PD. Point Pride Of Mine) R.M. Braridhan Haskara Ramadhan Putra Jurusan S1 Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi EKUITAS Jl. P.H.H.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan bagian yang penting dari proses produksi sebelum pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat memperpanjang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Persaingan antar perusahaan pada era sekarang tidak lagi terbatas secara lokal tetapi mencakup kawasan regional dan global. Oleh karena itu, setiap perusahaan

Lebih terperinci

Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Terakreditasi A SK BAN PT NO: 468/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2014 Pengendalian Pesanan Menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari hal data, permasalahan, pekerjaan itu sendiri (Jogiyanto, 2005).

BAB II LANDASAN TEORI. dari hal data, permasalahan, pekerjaan itu sendiri (Jogiyanto, 2005). 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Aplikasi adalah penerapan, menyimpan sesuatu data, permasalahan, pekerjaan kedalam suatu sarana atau media yang dapat digunakan untuk menerapkan atau mengimplementasikan

Lebih terperinci

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S Parman no.1, Jakarta

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S Parman no.1, Jakarta 1 2 USULAN PENJADWALAN JOB DENGAN METODE CAMPBELL, DUDEK AND SMITH (CDS) DAN METODE NAWAZ, ENSCORE AND HAM (NEH) UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN PROSES STAMPING PART ISUZU DI LINE B PT. XYZ Lina Gozali, Lamto

Lebih terperinci

#8 Operation Research : Assignment

#8 Operation Research : Assignment #8 Operation Research : Assignment Model Penugasan (assignment) pada awalnya dikenal sebagai Hungarian Method. Istilah penugasan mengandung pengertian bahwa satu orang akan mengerjakan satu tugas tertentu;

Lebih terperinci

4.6 Data Waktu Siap Setiap Mesin Pengerjaan Komponenkomponen Screw Conveyor Penentuan Due Date BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

4.6 Data Waktu Siap Setiap Mesin Pengerjaan Komponenkomponen Screw Conveyor Penentuan Due Date BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS ABSTRAK PT Kerta Laksana merupakan perusahaan manufaktur berskala internasional yang membuat berbagai jenis mesin, dimana setiap pesanan dikerjakan sesuai dengan permintaan dan keinginan konsumen (job

Lebih terperinci

pekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima

pekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia industri yang semakin pesat, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan para kompetitor dengan menciptakan kredibilitas yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang baik didukung metodologi yang baik yang memuat variabelvariabel terkait dalam pembahasan alur penelitian. Penelitian yang dilakukan juga harus berjalan dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ASAS PRIORITAS PADA PROSES PRODUKSI STUDI PADA KOPERASI BATUR JAYA, KABUPATEN KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH

PENERAPAN METODE ASAS PRIORITAS PADA PROSES PRODUKSI STUDI PADA KOPERASI BATUR JAYA, KABUPATEN KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH PENERAPAN METODE ASAS PRIORITAS PADA PROSES PRODUKSI STUDI PADA KOPERASI BATUR JAYA, KABUPATEN KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH Bennydiktus Agung Irvantoro J. Ellyawati Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI Penjadwalan merupakan proses pengorganisasian, pemilihan dan penetepan penggunaan sumber daya dalam rangka melaksanakan semua aktivitas yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan yang beralamatkan Jl Petemon II A No A Surabaya ini

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan yang beralamatkan Jl Petemon II A No A Surabaya ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV Tidar Jaya adalah sebuah perusahaan jasa yang berdiri pada tahun 1989. Perusahaan yang beralamatkan Jl Petemon II A No. 136-138 A Surabaya ini bergerak pada bidang

Lebih terperinci

ASSIGNMENT MODEL MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-10. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

ASSIGNMENT MODEL MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-10. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia ASSIGNMENT MODEL MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-10 Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Masalah Penugasan (1) Salah satu metode yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan baja di Indonesia, termasuk di Provinsi Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan baja di Indonesia, termasuk di Provinsi Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan baja di Indonesia, termasuk di Provinsi Sumatera Utara semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ketatnya persaingan mengharuskan perusahaan untuk dapat memenuhi

Lebih terperinci

TEKNIK RISET OPERASI UNDA

TEKNIK RISET OPERASI UNDA BAB IV. MASALAH PENUGASAN (ASSIGNMENT PROBLEM) Salah satu metode yang digunakan untuk Penugasan adalah Metode Hungarian. Pada Metode Hungarian, jumlah sumber-sumber yang ditugaskan harus sama persis dengan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT BINA MEGAH INDOWOOD

RANCANG BANGUN APLIKASI PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT BINA MEGAH INDOWOOD JSIKA Vol. 5, No. 1. 2016 ISSN 2338-137X RANCANG BANGUN APLIKASI PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT BINA MEGAH INDOWOOD Dedy Armada Wiratama 1) Antok Supriyanto 2) Januar Wibowo 3) S1/Jurusan Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. produksi yang dilakukan dapat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sebelum

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. produksi yang dilakukan dapat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sebelum BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Aplikasi optimasi penjadwalan produksi merupakan media untuk membantu CV Azaria dalam membuat penjadwalan produksi, sehingga proses produksi yang dilakukan

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI CETAK LETTER PRESS DAN OFFSET DI PT ART

PENJADWALAN PRODUKSI CETAK LETTER PRESS DAN OFFSET DI PT ART PENJADWALAN PRODUKSI CETAK LETTER PRESS DAN OFFSET DI PT ART Bagus Setyo Widodo 1, I Nyoman Pujawan 2 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Manajemen Teknologi ITS 2 Dosen Magister Manajemen Teknologi bagus_sw@yahoo.com

Lebih terperinci