5 RANCANG BANGUN SISTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "5 RANCANG BANGUN SISTEM"

Transkripsi

1 85 5 RANCANG BANGUN SISTE Pada bab ini akan diuraikan rancang bangun Sistem Pendukung Keputusan Intelijen PPIC Adaptif pada industri pangan yang untuk pembahasan berikutnya akan diberi nama S IPRADIPA. Rancang bangun S IPRADIPA sesuai dengan tahapan metode System Life Cycle (SLC) yang digunakan, yaitu meliputi tahapan perencanaan, analisis, perancangan dan implementasi. Pada tahapan perencanaan, rancang bangun S IPRADIPA ini ditujukan untuk menunjang dan memudahkan kebutuhan pengguna hasil pengembangan model PPIC Adaptif sesuai dengan pembahasan pada bab Pemodelan Sistem sebelumnya. Berikutnya akan dilakukan tahap analisis untuk menganalisis kebutuhan sistem dan menentukan bagaimana sistem akan dirancang. Setelah itu dilakukan tahap perancangan dimana pada tahapan ini dilakukan perancangan sistem secara fisik dengan menggunakan teknik pemodelan yang dipilih meliputi pembuatan flowchart atau struktur yang dibutuhkan sistem dan dilanjutkan dengan tahap transformasi model fisik sistem menjadi program. Selanjutnya setelah tahap perancangan selesai, dapat dilakukan tahap implementasi sistem dan penggunaan sistem oleh pengguna. Tahap implementasi dibatasi hanya diuji coba oleh beberapa pakar sistem produksi hanya untuk mengetahui apakah hasil rancang bangun sudah dapat memenuhi tujuan rancang bangun PPIC Adaptif, mengingat bahwa rancangan bangun S IPRADIPA hanyalah berupa prototipe. Untuk tahapan penggunaan tidak dibahas dalam disertasi ini. 5. Analisis Kebutuhan S IPRADIPA Sesuai dengan pembahasan sub bab Analisis Kebutuhan Sistem pada bab Pemodelan Sistem diketahui bahwa dibutuhkan sistem informasi yang dapat mendukung aplikasi fungsi PPIC dengan model-model keputusan yakni Prakiraan Permintaan, Penjadwalan Induk Produksi, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku dan Penentuan Urutan Job Produksi dengan keterkaitan antar model keputusan PPIC sesuai dengan gambar berikut.

2 86 Gambar adalah gambar keterkaitan antar model keputusan PPIC untuk mendukung kebutuhan sistem informasi serta kerangka S IPRADIPA. Penjelasannya adalah sesuai uraian berikut. Riwayat data penjualan dari Regular Outlet (RO) serta riwayat data penjualan Fixed Order (FO) akan menjadi masukan data untuk melakukan model Prakiraan Permintaan menggunakan metode Jaringan Syaraf Tiruan. Proses prakiraan permintaan jangka pendek dengan luaran yang akan menjadi masukan perhitungan penjadwalan induk produksi akan memanfaatkan data RO, sedangkan proses perkiraan permintaan jangka menengah dengan luaran yang akan menjadi masukan perhitungan perencanaan persediaan bahan baku akan memanfaatkan data RO dan FO sekaligus. Selanjutnya, hasil prakiraan permintaan jangka pendek RO yang dilengkapi dengan masukan lainnya berupa data item produk jadi (beberapa varian produk roti) dan data lainnya akan menjadi masukan perhitungan penjadwalan induk produksi menggunakan metode Fuzzy ulti Objective Linear Programming. Luaran model ini berupa jadwal induk produksi berbagai varian produk roti perhari, yang selanjutnya, bersama dengan data lainnya (antara lain data urutan proses dan waktu produksi) akan menjadi masukan untuk perhitungan penentuan urutan job/lot produksi menggunakan Algoritma Genetika. Hasil prakiraan permintaan jangka menengah RO dan FO bersama dengan data lainnya (antara lain data lead time, ukuran lot supply dan % persediaan pengaman bahan baku) akan menjadi masukan proses perhitungan model Perencanaan Persediaan Bahan Baku dengan luaran berupa data rencana pemesanan bahan baku ke pemasok. Lanjutnya, dengan mempertimbangkan luaran jumlah produksi dari model Penjadwalan Induk Produksi serta penggunaan bahan baku untuk tiap item produk jadi, juga hasil perhitungan stok opname bahan baku berdasarkan pengamatan secara hari-an, dapat perhitungan model Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk mengetahui apakah perlu dilakukan revisi pemesanan bahan baku ke pemasok atau tidak.

3 87 - Data Penjualan Reguler Outlet (RO) Data Penjualan Fixed Order (FO) PRAKIRAAN PERINTAAN RO dan FO : Jaringan Syaraf Tiruan - Data Item Produk Jadi - Data Biaya Produksi Item Produk Jadi - Data Utilisasi Produksi Item Produk Jadi - Data Fixed Order (FO) - Data Stock Opname Produk Jadi - Data % Persediaan Pengamans Produk Jadi - Data Fuzzy Waktu Proses Produksi - Data Fuzzy Kebutuhan Bahan Baku - Data Kapasitas Produksi Jk enengah Jk Pendek - Data Prakiraan Permintaan RO - Data Prakiraan Permintaan FO 3 Perencanaan Persediaan Bahan Baku : aterial Requirement Planning (RP) - Data Prakiraan Permintaan Reguler Outlet (RO) - Data Lead Time - Data StokPersediaan Bahan Baku di awal perencanaan - Data % Persediaan Pengaman Bahan Baku - Data Biaya Persediaan - Data Ukuran Lot 2 Penjadwalan Induk Produksi : Fuzzy ulti Objective Linier Programming - Data Jadwal Induk Produksi Item Produk Jadi 5 Penentuan Urutan Job Produksi : Genetic Algorithm - Data Waktu penyelesaian lot produksi (makespan) - Data Pemesanan Bahan Baku - Lotting : EOQ dan perjanjian dengan pemasok 4 Pengendalian Persediaan Bahan Baku : Continuous Review System Probabilistic Revisi Pemesanan ke pemasok : ROP & Jumlah Pemesanan EOQ sesuai perjanjian pemasok - Data Proses Produksi Item Produk Jadi - Data Kapasitas Input Produksi - Data Waktu Proses Produksi Item Produk Jadi - Data Gross Requirement berdasarkan Jadwal Induk Produksi Item Produk Jadi Data Lead Time Pemesanan - Data Kebutuhan Bahan Baku selama Lead Time Pemesanan - Data Stock Opname Item Bahan Baku - Data % Persediaan Pengamans Bahan Baku Gambar 20 Keterkaitan antar model keputusan PPIC.

4 88 empertimbangkan bahwa aplikasi sistem pendukung tersebut juga dapat mengendalikan gangguan yang terjadi pada sistem produksi industri pangan, maka dibutuhkan rancang bangun Sistem Pendukung Keputusan PPIC Adaptif dengan kerangka sebagai berikut: Subsistem Basis odel Subsistem Basis Data : Produk Jadi : Persediaan, Receipt, Routing, Waktu Proses, Stasiun Kerja/ esin, Biaya Produk, Safety Stock Bahan Baku : Persediaan, Safety Stock, Supplier, Ukuran Lot inimum, Biaya Simpan, Biaya Pesan, Harga Beli Operator Produksi : Kapasitas esin : Kapasitas, Waktu Proses odel PPIC : PRAKIRAAN PERINTAAN(Artificial Neural Network ) PENJADWALAN INDUK PRODUKSI(Fuzzy ulti Objective Linier Programmng) PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU(aterial Requirement Planning EOQ) PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU(Reorder Point ; Safety Stock) PENENTUAN URUTAN LOT PRODUKSI (Flow Shop Scheduling Genetic Algorithm) odel Pengendalian Gangguan : Aksi Pengendalian Gangguan Kebijakan Lanjutan Pengendalian Gangguan Perhitungan Toleransi Persediaan Subsistem Basis Kasus : Inventarisir Gangguan & Atributnya, Tindakan Pengendalian Gangguan, Aturan Keputusan Subsistem Dialog Pengguna Sistem Gambar 2 Kerangka Sistem Pendukung Keputusan Intelijen PPIC Pada gambar 2 di atas, pengguna S IPRADIPA, yaitu General anager Pabrik atau anajer Supply Chain anagement akan menggunakan sistem untuk menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat pada Subsistem Basis odel terdiri atas model PPIC dan model Pengendalian Gangguan. 5.2 Perancangan S IPRADIPA Proses rancang bangun sistem meliputi pembuatan model aliran proses berupa Diagram Konteks dan Diagram Aliran Data (Data Flow Diagram untuk tiap-tiap model yang tersedia), perancangan model aliran data berupa Entity Relationship Diagram (ERD) serta perancangan menu dialog yang memudahkan interaksi antara sistem dengan pengguna sistem. Pengguna sistem adalah manajer

5 89 atau kepala divisi Supply Chain yang membawahi PPIC, Produksi, Pembelian, Pembelian, Penjualan dan Pemasaran, Gudang serta Distribusi Pemodelan Aliran Proses Kegiatan rancang bangun model aliran data diawali dengan pembuatan Diagram Konteks S IPRADIPA. Berdasarkan rancang bangun Diagram Konteks terkait, dapat tergambar dengan jelas aliran proses penyampaian informasi antar Divisi yang terlibat dalam pnggunaan S IPRADIPA. Aliran informasi tersebut akan dimanfaatkan dalam pemrosesan yang dilakukan S berdasarkan basis model yang mendukung fungsi PPIC yang dilengkapi dengan basis model Pengendalian Gangguan yang akan mendukung pengguna sistem melakukan aksi pengendalian gangguan sistem produksi yang terjadi, menentukan kebijakan lanjutan berdasarkan rekapitulasi nilai gangguan serta memperbaharui nilai toleransi % persediaan pengaman Bahan Baku dan % persediaan pengaman Produk Jadi. Pembaharuan nilai toleransi % persediaan pengaman ini akan menjadi input S khususnya dalam pemrosesan model PPIC pada periode perencanaan berikutnya.

6 90 Pada gambar Diagram Konteks atau sering disebut sebagai Data Flow Diagaram Level 0 di atas terlihat bahwa sistem memiliki entitas PPIC, Produksi, Gudang, Pembelian, Penjualan dan Pemasaran serta Distribusi. Pada Diagram Konteks belum dicantumkan entitas eksternal seperti Supplier, Konsumen serta basis penyimpanan data, meliputi basis data Produk, basis data Bahan Baku, basis data Operator Produksi dan basis data esin. Aliran data yang terjadi antara

7 9 sistem dengan tiap entitas terlihat pada gambar panah yang terhubung antara entitas dengan sistem. Dekomposisi fungsi S Intelijen PPIC Adaptif Industri Pangan meliputi 2 level fungsi seperti pada gambar 23 berikut ini.

8 92 Untuk memperjelas aliran data yang terjadi pada setiap proses akan dibuat ekstraksi Diagram Konteks dalam bentuk Data Flow Diagram Level 0 (dalam hal ini dikaitkan dengan implementasi model-model yang terdapat dalam S Intelijen PPIC Adaptif Industri Pangan, maka digambarkan Diagram Konteks level berikutnya (level ) atau sering disebut dengan Data Flow Diagram (DFD) Level (Lihat gambar 24 berikut). Berdasarkan diagram konteks dan dekomposisi fungsi S Intelijen PPIC Adaptif industri pangan, model-model yang dijalankan S Intelijen PPIC Adaptif dibuatkan model secara lebih rinci untuk memperjelas aliran proses ataupun aliran data atau informasi antara entitas dengan pengguna sistem. Berikutnya, untuk mendukung operasional S Intelijen PPIC Adaptif Pada Industri Pangan, dilakukan perancangan Data Flow Diagram (DFD) Level 2 untuk memperjelas ekstraksi sistem yang terdiri atas basis model sebagai berikut :. Basis model Prakiraan Permintaan (Demand anagement) berdasarkan metode Artificial Neural Network (ANN). 2. Basis model Penjadwalan Induk Produksi (aster Production Scheduling/PS) berdasarkan metode Fuzzy ulti Objective Linear Programming. 3. Basis model Perencanaan Persediaan Bahan Baku berdasarkan metode aterial Requirement Planning (RP). 4. Basis model Pengendalian Persediaan Bahan Baku, 5. Basis model Penentuan Urutan Job Produksi berdasarkan metode penjadwalan Flowshop Genetic Algorithm. 6. Basis model Pengendalian Gangguan.

9 93

10 94 ini. Gambar DFD untuk masing-masing model dapat dilihat pada gambar-gambar berikut Produk Jadi Varian Penjualan dan Pemasaran Pesanan RO, FO Riwayat Penjualan. PRAKIRAAN PERINTAAN : etode ANN Prakiraan Permintaan Jk enengah Prakiraan Permintaan Jk Pendek PPIC KONSUEN Gambar 25 Data flow diagram level 2 Prakiraan Permintaan. Dengan memanfaatkan informasi riwayat penjualan dari Penjualan dan Pemasaran dilakukan pemrosesan S untuk fungsi PPIC model anajemen Permintaan, menghasilkan output yang akan diterima oleh PPIC berupa data Prakiraan Permintaan Jangka Pendek (berikutnya akan dimanfaatkan sebagai input model Penjadwalan Induk Produksi) serta data Prakiraan Permintaan Jangka enengah (berikutnya akan dimanfaatkan sebagai input model Perencanaan Persediaan Bahan Baku). Produk Jadi PPIC Prakiraan Permintaan Jk Pendek % Loss Produk Jadi Persediaan 2. PENJADWALAN INDUK PRODUKSI : etode Fuzzy ulti Objective Linear Programming JIP Produksi Persediaan Kapasitas Kapasitas Bahan Baku Operator Produksi esin Gambar 26 Data flow diagram level 2 Penjadwalan Induk Produksi

11 95 Sistem akan menggunakan input Prakiraan Permintaan Jangka Pendek odel Penjadwalan Induk Produksi yang dimiliki PPIC sekaligus input data % persediaan pengaman Produk Jadi yang didapatkan dari pemrosesan model Pengendalian Gangguan periode sebelumnya. Untuk awal pemrosesan, sistem akan menggunakan data awal % persediaan pengaman Produk Jadi yang merupakan nilai batas minimum % persediaan pengaman yang sesuai dengan kebijakan perusahaan terkait (berdasarkan pertimbangan pengguna sistem). Bahan Baku SUPPLIER Lot Pemesanan Persediaan PPIC Prakiraan Pemintaan Jk enengah % Persediaan Pengaman Bahan Baku 3. PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU : etode aterial Requirement Planning : Netting Lotting : EOQ Time Offsetting Waktu dan Ukuran Pemesanan Pembelian Gambar 27 Data flow diagram level 2 Perencanaan Persediaan Bahan Baku. Output model Prakiraan Permintaan berdasarkan metode Artificial Neural Network (ANN) berupa informasi Prakiraan Permintaan Jangka enengah akan digunakan sebagai input pemrosesan model Perencanaan Persediaan Bahan Baku berdasarkan metode aterial Requirement Planning (RP) dengan tahapan proses sebagai berikut :. Netting, yaitu penentuan nilai bersih berdasarkan data kebutuhan bahan baku hasil konversi data prakiraan permintaan sesuai dengan receipt produk yang telah mempertimbangkan data stok persediaan pada awal periode perencanaan. 2. Lotting, yaitu penentuan ukuran pemesanan ekonomis berdasarkan optimasi antara biaya simpan dan biaya pesan untuk tiap jenis bahan baku dengan menggunakan rumus EOQ.

12 96 3. Penentuan kebutuhan ketersediaan bahan baku yang dioperasionalkan dalam penentuan Planned Order Receipt sejumlah lot tertentu yang telah disesuaikan dengan kebijakan pemasok (supplier) terkait. dengan mempertimbangkan nilai kebutuhan bersih yang nilainya nilai safety stock (% persediaan pengaman Bahan Baku). 4. Time Offsetting. Pada tahapan ini dilakukan pemesanan sejumlah ukuran pemesanan bahan baku dengan mempertimbangkan waktu ancang-ancang (Lead Time) tertentu untuk mendapatkan bahan baku. Informasi pemrosesan adalah berupa data waktu dan ukuran pemesanan bahan baku yang akan diterima oleh Pembelian untuk kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan administrasi pemesanaan kepada pemasok terkait. Berikut adalah penjelasan pemrosesan model Pengendalian Persediaan Bahan Baku yang akan memanfaatkan input data Stok Opname Bahan Baku dari Gudang, data hasil Jadwal Induk Produksi (JIP) output model Penjadwalan Induk Produksi yang dimiliki Produksi. Apabila ada perbedaan antara output model Perencanaan Persediaan Bahan Baku (informasi Planned Order Release), maka akan dilakukan revisi sesuai hasil model ini berupa data Revisi Waktu Pemesanan yang akan diterima oleh Pembelian dan berikutnya didiskusikan dengan pemasok bahan baku terkait. Gudang SUPPLIER PPIC Produksi Planned Order Release JIP Stok Opname Bahan Baku 4. PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU : Pendekatan Continuous Review System Probabilistic : EOQ Safety Stock Reorder Point (ROP) Revisi Waktu Pemesanan Revisi Waktu Pemesanan Pembelian Gambar 28 Data flow diagram level 2 Pengendalian Persediaan Bahan Baku.

13 97 odel berikut adalah pemrosesan yang dilakukan S PPIC Adaptif untuk mendapatkan data urutan job produksi yang memberikan nilai waktu penyelesaian seluruh job (makespan) minimum dengan menggunakan metode Penjadwalan Flowshop Genetic Algorithm. Proses pembagian job dilakukan oleh sistem berdasarkan data Jadwal Induk Produksi (JIP), output model Penjadwalan Induk Produksi, data urutan proses untuk tiap job dan waktu proses mesin yang digunakan untuk melakukan proses. Job Urutan Proses Waktu Proses esin PPIC Pembagian Job 5.PENENTUAN URUTAN JOB PRODUKSI : etode FlowShop Genetic Algorithm Urutan Job Produksi Gambar 29 Data flow diagram level 2 Penentuan Urutan Job Produksi. Untuk mempermudah pengguna sistem mempelajari hasil pemrosesan, sistem juga akan memberikan output berupa diagram yang menunjukkan waktu penyelesaian untuk tiap-tiap job sesuai dengan urutan job yang sudah mendekati optimal berdasarkan running model yang memanfaatkan metode Genetic Algorithm. Hal-hal yang membedakan hasil rancang bangun S Intelijen PPIC Adaptif Industri Pangan dengan S PPIC lainnya adalah adanya model Pengendalian Gangguan yang dapat memberikan output aksi pengendalian gangguan berdasarkan input gangguan yang terjadi, hasil rekomendasi kebijakan lanjutan berdasarkan rekapitulasi nilai gangguan serta informasi toleransi persediaan berupa % persediaan pengaman Bahan Baku dan % persediaan pengaman Produk Jadi hasil perhitungan % persediaan pengaman yang juga sudah mempertimbangkan gangguan sistem produksi yang terjadi.

14 98

15 99 Hasil rancang bangun S Intelijen PPIC Adaptif Pada Industri Pangan tidak mencakup model operasional Travelling Salesman Problem, dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya waktu yang tersedia. Apabila diinginkan, S Intelijen PPIC Adaptif Pada Industri Pangan ini dapat dilengkapi dengan model operasional Travelling Salesman Problem. Walaupun demikian, hasil rancang bangun S Intelijen PPIC Adaptif ini sudah dapat menunjukkan keefektifan fungsi PPIC dan fungsi Adaptif dari model-model yang sudah dioperasionalkan pada S terkait. Untuk memperjelas rancang bangun model S Intelijen PPIC Adaptif Industri Pangan, akan dibuat dekomposisi fungsi yang akan memperjelas fungsifungsi yang akan dijalankan sistem pada S. Berikut adalah gambar Dekomposisi Fungsi S Intelijen PPIC Adaptif Pemodelan Database Setelah dilakukan rancang bangun model keputusan pada S Intelijen PPIC Adaptif Industri Pangan, tahapan berikutnya adalah pemodelan database dengan mengembangkan Diagram Keterkaitan Entitas (Entity Relationship Diagram/ERD). Basis Data meliputi Data aster (Tabel Data) Produk, Bahan Baku, esin, Operator Produksi, Job, Proses, Batch Produksi, Supplier, Konsumen, Regular Order, Pemesanan Bahan Baku, Fixed Order, Gangguan serta Rekap Gangguan. Keterkaitan antar data dapat dilihat pada gambar berikut. Pada gambar terlihat hubungan antar tabel data dimana angka menunjukkan data tunggal dan menunjukkan banyak banyak. Sebagai contoh, Tabel Data Produk dan Tabel Data Bahan Baku memiliki hubungan (satu ) to (banyak) mempertimbangkan bahwa tiap produk memiliki komposisi lebih dari Bahan Baku.

16 00 PRODUK Kode Produk Urutan Proses Receipt Ukuran Batch Spesifikasi Stok Harga Jual Biaya Produksi Waktu Proses Kode Gangguan Nama Produk No RO No FO REGULER ORDER (RO) No RO Nama Produk Jumlah Due Date ID Konsumen SUPPLIER Kode Supplier Nama Supplier Alamat Supplier Telepon kantor Nama staf No HP staf supplier Kode Bahan Baku FIXED ORDER No FO Nama Produk Jumlah Due Date ID Konsumen OPERATOR LINI PRODUKSI ID Operator Kapasitas No Batch Shift BAHAN BAKU Kode Bahan Baku Supplier Lead time pemesanan Biaya Simpan Biaya Pesan Harga beli Stok Kode Produk Kode Gangguan Nama Bahan Baku PEESANAN BAHAN BAKU No Order Date Jumlah Nama Bahan Baku Supplier Kode Bahan Baku Kode Supplier BATCH PRODUKSI No Batch JOB No Job Nama Job Jumlah Urutan Proses Kode Produk Jumlah Due Date Waktu Start Waktu Finish Nama Lini Kasus Ketaksesuaian No Job Urutan Job ID Operator KONSUEN ID Konsumen ESIN Kode esin Waktu Proses Kapasitas Spesifikasi Kondisi No Job Nama Proses Kode Proses PROSES GANGGUAN Kode Gangguan Nama Gangguan Aksi Pengendalian Sumber Bahan Baku Terkait Produk Jadi Terkait Kode Bahan Baku Kode Produk Jadi REKAP GANGGUAN Kode Rekap Kode Proses Nama Proses Kode esin Waktu Proses No Job Kode Produk Tanggal Frekuensi Keparahan Dampak Nilai Gangguan Sumber Kode Gangguan Rekomendasi Kbjkn Nilai Loss % Persediaan Bahan Pengaman Baku Bahan Baku dan Produk Jadi Nilai Loss Produk Jadi Atribut Penilaian Rekap Atribut Perhitungan Penilaian %Persed Rekap_Loss Pengaman Kode Bahan Baku Kode Produk Nama Konsumen Alamat Konsumen Telp Konsumen Gambar 3 Diagram keterkaitan entitas S Intelijen PPIC Adaptif.

17 Perancangan Sistem Dialog Berikut ini akan ditunjukkan menu-menu sistem yang akan menjadi fasilitas dialog antara pengguna S Intelijen PPIC Adaptif dengan sistem. Pengguna S Intelijen PPIC Adaptif Pada Industri Pangan adalah bervariasi sesuai dengan struktur organisasi pada perusahaan terkait. Sesuai dengan fungsinya, pengguna sistem adalah adalah Kepala Divisi atau anajer Supply Chain anagement atau anajer Umum yang membawahi departemen PPIC, departemen Produksi, departemen Pembelian, departemen Gudang, departemen Penjualan dan Pemasaran juga departemen Distribusi. S Intelijen PPIC Adaptif ini dibutuhkan untuk membantu pihak manajemen untuk menjalankan fungsi PPIC sekaligus memberikan informasiinformasi yang mendukung keefektifan fungsi PPIC yakni fungsi Prakiraan Permintaan (Demand anagement) berdasarkan metode Artificial Neural Network (ANN), fungsi Penentuan Jadwal Induk Produksi (aster Production Scheduling/PS) berdasarkan metode Fuzzy ulti Objective Linier Programming, fungsi Perencanaan Persediaan Bahan Baku berdasarkan metode aterial Requirement Planning (RP), fungsi Pengendalian Persediaan Bahan Baku berdasarkan pendekatan Continuous Review System dengan permintaan yang tidak pasti menggunakan nilai safety stock (pada disertasi ini akan disebut % persediaan pengaman), fungsi Penentuan Urutan Job Produksi Flowshop berdasarkan Algoritma Genetika (Genetic Algorithm) dan khususnya, yang menjadi kebaruan pada disertasi ini adalah fungsi Pengendalian Gangguan yang berkolaborasi dengan fungsi PPIC untuk meningkatkan fungsi PPIC menjadi PPIC Adaptif. Output perhitungan toleransi % persediaan pengaman Bahan Baku (% persediaan pengaman R) akan menjadi input pada model RP, sedangkan perhitungan toleransi % persediaan pengaman Produk Jadi (% persediaan pengaman FG) akan menjadi input pada model PS. Untuk memudahkan pengguna dalam menjalankan S, dirancang menu dialog sesuai dengan model-model yang tersedia. Rancangan S ini dibuat

18 02 dengan basis data yang tersimpan pada format icrosoft Excell dengan sofware aplikasi berdasarkan program Visual Basic dan program athlab. Untuk membuka enu Utama, tampilan dijalankan dalam program athlab versi 200b karena integrasi S akan dijalankan dengan program ini walaupun sebenarnya Program aplikasi athlab tidak memiliki banyak variasi perancangan tampilan. enu utama berisi nama sistem, yaitu S Intelijen PPIC Adaptif Pada Industri Pangan (S IPRADIPA), dimana pada bagian atas enu Utama akan ditunjukkan nama-nama model yang disediakan pada S ini yang akan menjadi Sub enu pada S. Sub enu yang tersedia adalah : a. Sub enu Demand anagement untuk model Prakiraan Permintaan b. Sub enu PS untuk model Penjadwalan Induk Produksi c. Sub enu RP untuk model Perencanaan Persediaan Bahan baku dan model Pengendalian Persediaan Bahan Baku d. Sub enu Genetic Algorithm untuk model Penentuan Urutan Job e. Sub enu Gangguan untuk model Pengendalian Gangguan Sub enu Demand anagement, Genetic Algorithm dan Gangguan akan dijalankan dengan menggunakan program athlab untuk menyimpan basis data dan menjalankan aplikasi sedangkan sub menu PS dan RP akan menggunakan icrosoft Excel untuk menyimpan data dan memanfaatkan Excel Solver untuk proses perhitungan dan optimasi dan menggunakan software Visual Basic perancangan aplikasi data. Sub menu PS dan RP ini akan diintegrasikan dengan sub menu yang lain dibawah menu aplikasi athlab. Hasil rancang bangun menu dialog S IPRADIPA akan ditampilkan hasilnya pada bahasan Implementasi.

6 IMPLEMENTASI. Gambar 32 Tampilan halaman utama SPK Intelijen PPIC Adaptif Industri Pangan (IPRADIPA).

6 IMPLEMENTASI. Gambar 32 Tampilan halaman utama SPK Intelijen PPIC Adaptif Industri Pangan (IPRADIPA). 6 IMPLEMENTASI 6.1 Implementasi SPK PPIC Adaptif Pada bab implementasi ini akan dilakukan pembahasan implementasi hasil rancang bangun SPK PPIC Adaptif (SPK IPRADIPA) dengan menggunakan data sistem produksi

Lebih terperinci

4 PEMODELAN SISTEM 4.1 Analisis Kebutuhan

4 PEMODELAN SISTEM 4.1 Analisis Kebutuhan 39 4 PEMODELAN SISTEM 4.1 Analisis Kebutuhan Tahapan analisis kebutuhan dilakukan untuk mendukung proses identifikasi permasalahan yang terjadi pada sistem produksi industri pangan terkait dengan kelemahan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pangan menjadi salah satu industri terbesar di Indonesia dalam hal jumlah perusahaan dan nilai tambah. Dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, maka kebutuhan

Lebih terperinci

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi...

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi... ABSTRAK Perusahaan Biskuit X merupakan perusahaan swasta yang berdiri pada tahun 1995 dan memproduksi biskuit marie yang dipasarkan ke beberapa kota di Pulau Jawa. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian bahan baku kayu di perusahaan manufaktur Sagitria Collection yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan sistem pendukung keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang teknologi informasi mengakibatkan pengolahan data transaksi dapat dilakukan dengan cepat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2. Manajemen Persediaan Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan Pengertian mengenai Production Planning and Inventory control (PPIC) akan dikemukakan berdasarkan konsep sistem. Produksi

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran 1 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Ketidakpastian yang mempengaruhi proses produksi seperti yang telah diutarakan oleh Mula. et al. (2006) merupakan bentuk gangguan sistem produksi yang harus

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Langkah-langkah dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam membuat sistem untuk menghasilkan suatu perencanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PENDAHULUAN Dimulai dari 25 s.d 30 tahun yang lalu di mana diperkenalkan mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak. Konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persediaan produk dalam proses awal dan kemudian dikurangi persediaan produk

BAB I PENDAHULUAN. persediaan produk dalam proses awal dan kemudian dikurangi persediaan produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi di Indonesia yang semakin pesat memacu perusahaan-perusahaan menggunakan sistem komputer dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan,

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak CV Belief Shoes merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur sepatu. Sepatu yang diproduksi terdiri dari 2 jenis, yaitu sepatu sandal dan sepatu pantofel. Dalam penelitian ini penulis

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi yang dipakai dalam pemecahan masalah merupakan penerapan dari metode perbaikan proses berkesinambungan (Continuous Prosess Improvement)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8).

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR TABEL...xvii BAB I PENDAHULUAN Tujuan...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR TABEL...xvii BAB I PENDAHULUAN Tujuan... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL...xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3 Pembatasan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisis Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) Perencanaann Kebutuhan Material atau MRP dimulai setelah inputnya yaitu Jadwal Induk Produksi, Struktur Produk dan Catatan

Lebih terperinci

IV. PEMODELAN SISTEM. 5. Mesin yang digunakan adalah dua buah mesin.

IV. PEMODELAN SISTEM. 5. Mesin yang digunakan adalah dua buah mesin. IV. PEMODELAN SISTEM A. ASUMSI PERHITUNGAN MODEL Perencanaan penjadwalan produksi menggunakan beberapa asumsi, asumsi-asumsi ini merupakan hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan produksi secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyusunan tugas akhir ini dibutuhkan beberapa landasan teori sebagai acuan dalam penyusunannya. Landasan teori yang dibutuhkan antara lain teori tentang Sistem Informasi, teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan atau organisasi menyimpan persediaan untuk berbagai tujuan. Tujuan utama dari pengendalian persediaan adalah untuk menjaga tingkat persediaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN KEASLIAN TA... ii SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN...

Lebih terperinci

pada tabel 2. Untuk mengurangi resistance to change serta agar tidak mempersulit

pada tabel 2. Untuk mengurangi resistance to change serta agar tidak mempersulit 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Permasalahan pada PT Swastisiddhi Amagra dapat dilihat pada diagram tulang ikan (Gambar 1). Berdasarkan diagram tulang ikan tersebut, analisis kebutuhan sistem pada PT Swastisiddhi

Lebih terperinci

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING 5.1. Pengertian Material Requirements Planning (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi akan memerlukan persediaan bahan baku. Dengan tersedianya persediaan bahan baku maka diharapkan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan urutan langkah-langkah yang dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang jelas dan mudah untuk menyelesaikan permasalahan. Tiap

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. NMS SALATIGA) 1) Imanuel Susanto, 2) Agustinus Fritz Wijaya Program Studi Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang umumnya ditemukan adalah sistem flow shop dan job shop. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang umumnya ditemukan adalah sistem flow shop dan job shop. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan hal yang penting dalam sistem produksi. Sistem produksi yang umumnya ditemukan adalah sistem flow shop dan job shop. Dalam industri yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN... xix

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN... xix DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah Adapun kerangka pemikiran pemecahan masalah dalam bentuk diagram, adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Flow Diagram Kerangka Pikir Pemecahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian Menurut Hatta (2008), pembelian merupakan kegiatan untuk memperoleh barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

MODUL 7 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI

MODUL 7 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI 2013 MODUL 7 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TI 3002 Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II Laboratorium Sistem Produksi Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Bandung TI 3002 Praktikum

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Dibawah ini merupakan diagram alir yang menggambarkan langkahlangkah dalam melakukan penelitian di PT. Dankos Laboratorioes

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL PERBAIKAN SISTE PERSEDIAAN GUDANG ENGGUNAKAN ECONOIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC ODEL Indri Hapsari, Yenny Sari, Lianny P. Rajimin Teknik Industri Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, 60293, Surabaya

Lebih terperinci

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING 5.1 Landasan Teori Perencanaan kebutuhan material (material requirements planning) merupakan metode perencanaan dan pengendalian pesanan dan inventori untuk item-item

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Merencanakan Kebutuhan Barang Persediaan dengan Economic Order Quantity Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen PERSEDIAAN Pengertian

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan)

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) Peramalan merupakan upaya untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan digunakan untuk melihat atau memperkirakan

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Definisi MRP adalah suatu teknik yang dipakai untuk merencanakan pembuatan/pembelian komponen/bahan baku yang diperlukan untuk melaksanakan MPS. MRP ini merupakan hal

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BARANG DI PD KARYA DIESEL BANDUNG

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BARANG DI PD KARYA DIESEL BANDUNG PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BARANG DI PD KARYA DIESEL BANDUNG Doni, S.T., M.T., CCNA., MCTS., MTCNA., MTCTCE., MAT. 1 Devi Apriliani 2 1,2 Program Studi Sistem Informasi STMIK LPKIA

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja, sebab jumlahnya paling besar. Persediaan diperlukan untuk dapat melakukan proses produksi dan penjualan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan bahan baku (Bhattacharyya, 2011). target penjualan (made to stock) dan pesanan pelanggan (made to order) untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan bahan baku (Bhattacharyya, 2011). target penjualan (made to stock) dan pesanan pelanggan (made to order) untuk BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang UD Eka adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi kebutuhan alas kaki, produk yang dihasilkan antara lain sandal, sol dan sepatu. Perusahaan yang berdiri sejak tahun

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bahan Baku Bahan baku atau yang lebih dikenal dengan sebutan raw material merupakan bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah proses pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan hasil rekomendasi analisis sistem. 1 Perancangan itu adalah proses penerapan berbagai teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan teknologi informatika semakin meluas baik dalam bidang bisnis

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan teknologi informatika semakin meluas baik dalam bidang bisnis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan semakin kompleknya kebutuhan manusia akan fasilitas yang dapat menunjang segala aktivitas yang dilakukan, mengakibatkan pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyelesaian tugas akhir ini digunakan landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada pada perusahaan. 2.1 Sistem Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 126 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah 127 1 PENGUMPULAN DATA - Data spesifikasi produk - Data bahan baku - Data jumlah mesin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. melaksanakan kegiatan utama suatu perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI. melaksanakan kegiatan utama suatu perusahaan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Sistem informasi merupakan suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan pengolah transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN INTELIJEN PRODUCTION PLANNING AND INVENTORY CONTROL (PPIC) ADAPTIF PADA INDUSTRI PANGAN IVELINE ANNE MARIE

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN INTELIJEN PRODUCTION PLANNING AND INVENTORY CONTROL (PPIC) ADAPTIF PADA INDUSTRI PANGAN IVELINE ANNE MARIE RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN INTELIJEN PRODUCTION PLANNING AND INVENTORY CONTROL (PPIC) ADAPTIF PADA INDUSTRI PANGAN IVELINE ANNE MARIE SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Menara Cemerlang, suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan karung plastik. Pada saat ini perusahaan sedang mengalami penjualan yang pesat dan mengalami

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DRP (DISTRIBUSI REQUIREMENT PLANNING) PADA SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI LPG (STUDI KASUS : PT BUMI SRIWIJAYA PALEMBANG)

PENERAPAN METODE DRP (DISTRIBUSI REQUIREMENT PLANNING) PADA SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI LPG (STUDI KASUS : PT BUMI SRIWIJAYA PALEMBANG) PENERAPAN METODE DRP (DISTRIBUSI REQUIREMENT PLANNING) PADA SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI LPG (STUDI KASUS : PT BUMI SRIWIJAYA PALEMBANG) Merry Agustina 1), Fina Oktasari 2) 1,2) Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONDISI PERUSAHAAN a. Proses Produksi Proses produksi merupakan rangkaian operasi yang dilalui bahan baku baik secara fisik maupun kimia untuk meningkatkan nilai tambah dan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global sehingga setiap perusahaan berlomba untuk terus mencari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR TABEL... xxiii BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR TABEL... xxiii BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xxiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen Perencanaan Kebutuhan Material Perencanaan Kebutuhan

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) ABC Amber Text Converter Trial version, http://www.processtext.com/abctxt.html MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Definisi MRP adalah suatu teknik yang dipakai untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi ini menjelaskan setiap langkah-langkah ataupun kegiatan yang di jalani oleh peneliti sepanjang penelitian berlangsung yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali. Sebagai salah satu asset penting dalam sebuah perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali. Sebagai salah satu asset penting dalam sebuah perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan untuk digunakan memenuhi kebutuhan tertentu, misalnya digunakan dalam proses produksi atau untuk dijual kembali.

Lebih terperinci

V. PEMODELAN PENJADWALAN

V. PEMODELAN PENJADWALAN V. PEMODELAN PENJADWALAN 5.1 Asumsi Perhitungan Model Dalam perencanaan penjadwalan produksi ini, digunakan beberapa asumsi berkaitan dengan penjadwalan produksi secara keseluruhan. Pembuatan model dibatasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi informasi berbasis komputer dewasa ini dirasa sangat pesat dan hal ini berpengruh terhadap aspek pekerjaan.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix ABSTRAK...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix ABSTRAK... xi BAB 1 PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengacu kepada SDLC model waterfall berdasarkan referensi Ian Sommerville,

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengacu kepada SDLC model waterfall berdasarkan referensi Ian Sommerville, BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pengembangan perangkat lunak dalam penelitian ini dilakukan dengan mengacu kepada SDLC model waterfall berdasarkan referensi Ian Sommerville, yang terbagi atas 4

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG I Made Aryantha dan Nita Anggraeni Program Studi Teknik Industri, Universitas Komputer Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran atau kecepatan penyelesaian berbagai pekerjaan apapun.

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran atau kecepatan penyelesaian berbagai pekerjaan apapun. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran Sistem Informasi dalam perusahaan sangatlah penting. Terutama untuk menunjang perusahaan tersebut agar lebih maju dan berkembang. Sistem yang bagus dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah 32 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Jenis dan metode digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan metode

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI RESERVASI RESORT WISATA PANTAI GEDAMBAAN KOTABARU. M. Kamil Saukani

SISTEM INFORMASI RESERVASI RESORT WISATA PANTAI GEDAMBAAN KOTABARU. M. Kamil Saukani SISTEM INFORMASI RESERVASI RESORT WISATA PANTAI GEDAMBAAN KOTABARU M. Kamil Saukani 04204114 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama ABSTRAKS Sistem informasi reservasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Untuk memecahkan masalah yang diuraikan pada sub bab 1.2 diperlukan beberapa terori pendukung yang relevan. 2.1 Inventory Control Pengawasan persediaan digunakan untuk mengatur tersedianya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan merupakan bagian dari metodologi pengembangan suatu perangkat lunak yang dilakukan setelah melalui tahap analisis. Perancangan dapat didenifisikan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Dalam pembuatan sistem informasi pengarsipan surat ini mempunyai dua

BAB III PEMBAHASAN. Dalam pembuatan sistem informasi pengarsipan surat ini mempunyai dua BAB III PEMBAHASAN 3.1 Flow Map Dalam pembuatan sistem informasi pengarsipan surat ini mempunyai dua buah flowmap yaitu flow map surat masuk dan surat keluar. Dimana flow map ini menndefinisikan dari sebuah

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen.

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen. BAB III Metode Penelitian 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pt. Anugraha Wening Caranadwaya, diperusahaan Manufacturing yang bergerak di bidang Garment (pakaian, celana, rompi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan yang berdiri. Kelangsungan proses bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan yang berdiri. Kelangsungan proses bisnis BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis di Indonesia saat ini sangat pesat. Hal itu ditandai dengan banyaknya perusahaan yang berdiri. Kelangsungan proses bisnis yang ada di perusahaan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka 1. Pendahuluan Teknologi menjadi elemen yang sangat penting dalam persaingan bisnis saat ini. Melalui implementasi teknologi, perusahaan dapat bersaing dalam persaingan bisnis dengan pemahaman, pemenuhan

Lebih terperinci

K E L O M P O K S O Y A : I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N

K E L O M P O K S O Y A : I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N K E L O M P O K S O Y A : A H M A D M U K T I A L M A N S U R B A T A R A M A N U R U N G I K A N O V I I N D R I A T I I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N S A L I S U B A K T I T R I W U L A N D

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan baik. Adapun kebutuhan perangkat lunak (software) dan perangkat keras

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan baik. Adapun kebutuhan perangkat lunak (software) dan perangkat keras BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sebelum mengimplementasikan dan menjalankan Sistem Informasi Pengendalian Persediaan Barang pada UD. Mekaryo Utomo dibutuhkan perangkat keras dan perangkat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem dilakukan untuk memberikan informasi yang lebih baik mengenai sistem informasi penjualan dan pembelian alat bangunan TOKO VENUS JAYA khususnya untuk bagian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - data penjualan - data kebutuhan bahan baku - data IM F - data biaya pesan - data biaya simpan Pengolahan Data : - Peramalan

Lebih terperinci

Pengantar Manajemen Produksi & Operasi

Pengantar Manajemen Produksi & Operasi Pengantar Manajemen Produksi & Operasi 1 Manajemen Operasi Manajemen Operasi bertanggung jawab untuk menghasilkan barang atau jasa dalam organisasi. Manajer operasi mengambil keputusan yang berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH 3.1 Pengembangan Kerangka Kerja Secara garis besar terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini. Langkah-langkah tersebut yaitu studi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat)

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat) 102 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Peramalan Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah proyeksi trend yang terdiri dari linier trend model, quadratic trend model, exponential growth curve trend

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Sebagai Landasan Pokok Perancangan Tata Cara Kerja Di dalam menganalisa inventory sparepart dibutuhkan suatu metoda kerja yang lebih efisien dengan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SPK

BAB IV PERANCANGAN SPK 17 BAB IV PERANCANGAN SPK Proses perancangan SPK ini dilakukan dengan berdasarkan pada hasil wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait dengan proses perancangan jadwal produksi, serta pihakpihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. distributor galvalum. Depo Galvalum terletak di Jl. Dr. Wahidin No.128A Sidoarjo.

BAB I PENDAHULUAN. distributor galvalum. Depo Galvalum terletak di Jl. Dr. Wahidin No.128A Sidoarjo. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Depo Galvalum adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang distributor galvalum. Depo Galvalum terletak di Jl. Dr. Wahidin No.128A Sidoarjo. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan kemajuan ekonomi dewasa ini memacu pertumbuhan industri di segala bidang, menyebabkan meningkatnya persaingan antara perusahaaan-perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV Archipelago Exports merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur untuk furniture rumah atau taman. Produk yang diproduksi oleh perusahaan adalah produk furniture seperti sofa,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan berhasil apabila penelitian tersebut dilakukan berdasarkan langkah langkah yang sudah ditetapkan. Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah disampaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT Klip Plastik Indonesia sejak dari Agustus-Desember 2015, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Klip Plastik

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.6, Mei 2013 ( ) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.6, Mei 2013 ( ) ISSN: MANAJEMEN PENGADAAN MATERIAL BANGUNAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MRP (MATERIAL REQUIREMENT PLANNING) STUDI KASUS: REVITALISASI GEDUNG KANTOR BPS PROPINSI SULAWESI UTARA Inggried Limbong H. Tarore, J. Tjakra,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk menggunakan jasa umrah dan haji dari PT Shafira Tour & Travel.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk menggunakan jasa umrah dan haji dari PT Shafira Tour & Travel. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Shafira Tour & Travel adalah salah satu agen umrah & haji terbesar dalam wilayah Jawa Timur yang berdiri sejak tahun 2001. Setiap tahunnya perusahaan ini

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DEPAPILIO TAMANSARI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DEPAPILIO TAMANSARI JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DEPAPILIO TAMANSARI Feby Kartika Sari dan Retno Indryani Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1. Persediaan Persediaan merupakan salah satu pos modal dalam perusahaan yang melibatkan investasi yang besar. Kelebihan persediaan dapat berakibat pemborosan atau tidak efisien,

Lebih terperinci