PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALISASI WAKTU PROSES PRODUKSI (Studi Pada PD. Point Pride Of Mine)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALISASI WAKTU PROSES PRODUKSI (Studi Pada PD. Point Pride Of Mine)"

Transkripsi

1 PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALISASI WAKTU PROSES PRODUKSI (Studi Pada PD. Point Pride Of Mine) R.M. Braridhan Haskara Ramadhan Putra Jurusan S1 Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi EKUITAS Jl. P.H.H. Mustopa No. 31 Bandung Telp. (022) Fax. (022) ABSTRACT The high order in PD.POINT Taekwondo uniform in November 2012, may result in a delay of the order fulfillment. Added on PD. POINT not use scheduling sequencing system in the production process. To minimize delays, the author tries to do the calculation sorting method is the method of First Come First Served (FCFS), the method of Earliest Due Date (EDD), and methods Shortest Processing Time (SPT). These results indicate that the method First Come First Served (FCFS) scheduling is sorting method considered suitable as scheduling sequencing system in PD. POINT. Based on the calculation of FCFS and EDD, Average Job Latnes gained by 0.46 which means day delays less when compared with the calculation method of SPT with a value of 0.73 Average Job Latnes. Keywords : Scheduling of Ordered, Method of First Come First Served, Earliest Due Date, Shortest Procesing Time, Average Job Latnes, PD. POINT. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin berkembang, persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Perusahaan harus bisa melakukan produksi secara terus menerus untuk bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Perusahaan bisa melakukan kegiatan produksi, apabila penjadwalan proses produksi dibuat secara efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba dari produksi yang dihasilkannya. Untuk memperoleh tujuan tersebut ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi tujuan tersebut dan perusahaan harus bisa menangani faktor-faktor tersebut. Salah satu faktor tersebut adalah masalah kelancaran proses produksi. Kelancaran proses produksi sangat dipengaruhi oleh penjadwalan proses produksi yang ditetapkan oleh perusahaan. Perancanaan dan penjadwalan produksi adalah bagian dari sistem produksi yang bertujuan untuk meminimalkan investasi yang dikeluarkan perusahaan pada persediaan, melakukan peningkatan efisiensi dalam menggunakan sumber daya-sumber daya yang ada, dan meningkatkan pelayanan kepada para konsumen. PD. POINT PRIDE OF MINE adalah perusahaan yang bergerak di bidang konveksi yang kegiatan utamanya memproduksi seragam bela diri taekwondo. Permasalahan yang ada di dalam perusahaan ini adalah dalam hal perencanaan dan penjadwalan produksi, dimana perusahaan sering mengalami keterlambatan pemenuhan pesanan yang dikarenakan belum adanya penjadwalan produksi yang tetap. 1

2 Dengan menggunakan metode pengurutan penjadwalan dalam kegiatan produksi PD. POINT PRIDE OF MINE, diharapkan dapat meminimalisir permasalahan keterlambatan pemenuhan pesanan pada konsumen. Metode pengurutan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, metode First Come First Served (FCFS), metode Earliest Due Date (EDD), dan metode Shortest Processing Time (SPT). Dan metode FCFS dinilai paling tepat untuk digunakan pada PD. POINT PRIDE OF MINE karena dengan metode FCFS keterlambatan pemenuhan pesanan konsumen dapat diminimalisir. KAJIAN LITERATUR Penjadwalan Produksi Penjadwalan (scheduling) adalah salah satu kegiatan yang penting untuk dilakukan dalam perusahaan. Penjadwalan diperlukan dalam melakukan pengalokasian tenaga operator, mesin dan peralatan produksi, urutan proses, jenis produksi dan pembelian material. Menurut Russel dan Taylor (2006:719) penjadwalan merupakan, Scheduling specifies when labor, equipment are facilities are needed to produce a product or provider are service. It is the last stage of planning before production take place. Sedangkan menurut Herjanto (2007:307) penjadwalan adalah pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi yang mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan ataupun tenaga kerja bagi suatu kegiatan operasi dan menentukan urutan pelaksanaan kegiatan operasi. Dapat disimpulkan bahwa penjadwalan merupakan kegiatan dalam pengalokasian sumber daya yang dimiliki oleh setiap perusahaan untuk melakukan proses produksi baik barang dan atau jasa dengan biaya dan tingkat persediaan yang minimum dengan produk yang tepat, tempat, waktu dan jumlah yang tepat dalam memenuhi permintaan. Tujuan Penjadwalan Produksi Penjadwalan produksi dilakukan dengan memiliki tujuan untuk meminimalkan waktu proses. Tujuan dari penjadwalan yang dilakukan oleh setiap perusahaan menurut Ginting (2009:2) sebagai berikut : 1. Meningkatkan penggunaan sumber daya atau mengurangi waktu tunggunya, sehingga total waktu proses dapat berkurang dan produktivitasnya dapat meningkat. 2. Mengurangi persediaan barang setengah jadi atau mengurangi sejumlah pekerjaan yang menunggu dalam antrian ketika sumber daya yang ada masih mengerjakan tugas yang lain. 3. Mengurangi beberapa keterlambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas waktu penyelesaian sehingga akan menimalisasi biaya keterlambatan. 4. Membantu pengambilan keputusan mengenai perencanaan kapasitas pabrik dan jenis kapasitas yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya dapat dihindarkan. Pengurutan (Sequencing) Penjadwalan produksi (scheduling production) lebih menekankan pada penugasan pekerjaan pada pusat kerja. Pembebanan merupakan teknik dalam pengendalian kapasitas yang 2

3 lebih memperlihatkan pada kelebihan muatan dan kekurangan muatan. Menurut Shroeder (2005:105) pengurutan adalah ketika lebih dari satu pekerjaan yang dikerjakan pada sebuah mesin atau aktivitas, operator membutuhkan untuk mengetahui pesanan dalam proses pekerjaan. Proses prioritas pekerjaan disebut juga dengan pengurutan. Menurut Adam dan Ebert (2006:105), pengurutan pekerjaan adalah cara yang sistematis untuk membuat prioritas pekerjaan yang menunggu yang bertujuan pekerjaan mana yang akan diproses. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengurutan pekerjaan merupakan cara yang dilakukan dengan sistematis dalam membuat prioritas pekerjaan yang menunggu yang bertujuan untuk mendahulukan pekerjaan mana yang akan diproses terlebih dahulu. Metode - metode Sequencing Dalam membuat penjadwalan produksi, khususnya penjadwalan produksi di pabrik biasanya dilakukannya dengan bantuan sequencing yaitu menentukan urutan pekerjaan yang harus dikerjakan terlebih dahulu agar setiap aktivitas produksi dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Menurut Subagyo (2005:186) terdapat beberapa macam aturan dalam sequencing tergantung pada tujuannya. Tujuan umum yang dicapai adalah meminimumkan order yang menunggu sampai selesai dikerjakan. Waktu yang dimaksud yaitu waktu order menunggu untuk dikerjakan, hal ini dikarenakan masih ada order yang lain yang dikerjakan terlebih dahulu ditambah waktu untuk mengerjakan order tersebut. Adapun metode-metode yang dapat digunakan menurut Russel dan Taylor (2006:721) diantaranya yaitu: 1. FCFS (First Come First Served) Prioritas tertinggi diberikan untuk operasi yang masuk S t (stasiun ke-t) terlebih dahulu. Artinya pekerjaan yang pertama datang, maka akan diproses terlebih dahulu. Aturan ini cocok untuk tipe organisasi dimana konsumennya lebih mementingkan waktu pelayanan. 2. SPT (Shortest Processing Time) Prioritas tertinggi diberikan untuk operasi dengan waktu proses terpendek. Aturan ini biasanya meminimasi work in process, rata-rata keterlambatan (mean latnes) dan waktu penyelesaian rata-rata (mean flow time) produk. 3. EDD (Earliest Due Date) Prioritas tertinggi diberikan pada produk dengan due date (batas waktu penyelesaian) terpendek. Aturan ini berjalan dengan baik bila waktu proses relatif sama. 4. LPT (Largest Processing Time) Pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan paling lama akan dikerjakan terlebih dahulu, semakin lama, semakin besar pekerjaan, seringkali sangat penting dan kemudian dipilih lebih dahulu. 5. SLACK Mempertimbangkan selisih antara waktu yang tersisa antara batas akhir waktu penyelesaian satu pekerjaan dengan cara penyesuaian yang telah ditetapkan. 6. CR (Critical Rasio) Rasio kritis memberikan prioritas pada pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk menjaga agar pengiriman bisa tepat waktu, suatu pekerjaan dengan rasio kritis lebih besar dari 1,0 berarti pekerjaan itu berada didepan jadwal dan terdapat beberapa kemunduran. 3

4 CR = = (1) Kriteria Efektifitas Sequencing Terdapat beberapa kriteria yang harus dipakai sebelum masuk kedalam penyusunan pengurutan (sequencing) pekerjaan. Heizer dan Render (2008:219) mengemukakan kriteria pengurutan adalah sebagai berikut: 1. Minimize Completion Time Kriteria evakuasi dalam menentukan rata-rata waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan Untuk menghitung average completion time adalah: Waktu penyelesaian rata rata = (2) 2. Maximize Utilization Evaluasi yang bertujuan untuk menghitung persen dari fasilitas waktu yang digunakan. Untuk menghitung utilization adalah sebagai berikut: Penugasan = (3) 3. Minimize Work In Process (WIP) Inventory Meminimalkan persediaan barang dalam proses. Cara ini dinilai dengan menentukan rata-rata jumlah pekerjaan dalam sistem dan persediaan barang dalam proses. Dengan demikian semakin kecil jumlah pekerjaan yang ada di dalam sistem, maka akan semakin kecil persediaannya. Untuk menghitung rata-rata jumlah pekerjaan dalam sistem adalah: Rata rata jumlah pekerjaan dalam sistem =.. (4) 4. Minimize Customer Waiting Time Evaluasi ini bertujuan untuk menghitung keterlambatan. Untuk menghitung rata-rata keterlambatan pekerjaan adalah: Rata rata keterlambatan pekerjaan =. (5) Alat Bantu Penjadwalan Produksi Setelah menetapkan urutan pekerjaan yang akan dilakukan, setelah itu menggambarkan aliran pekerjaan dengan menggunakan alat bantu yang disebut diagram Gantt. Diagram ini menggambarkan penggunaan sumber daya seperti pusat pekerjaan dan lembur. Menurut Schroeder (2005:273) mendefinisikan bahwa diagram Gantt adalah tabel dengan selang waktu dan sumber daya langka, seperti mesin, tenaga mesin, tenaga kerja atau disamping mesin waktu. Tujuan dari diagram Gantt menurut Stevenson (2007:659) adalah untuk mengorganisasikan jadwal yang terlihat sebenarnya atau bertujuan untuk menggunakan sumber daya dalam kerangka kerja. 4

5 Waktu Standar Untuk melakukan penyusunan penjadwalan produksi, perusahaan harus menentukan terlebih dahulu waktu standarnya. Waktu standar merupakan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produksi. Menurut Heizer dan Render (2008) setelah mengetahui waktu standar yang telah ditetapkan, perusahaan bisa melakukan penjadwalan dengan cara melakukan tiga perhitungan sebagai berikut : = (6) Waktu normal adalah waktu yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam kondisi kerja yang normal. Waktu normal di sini tidak termasuk waktu longgar. Untuk menghitung waktu normal, cara perhitungannya : ( ) x ( ) (7) Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku ini sudah mencakup kelonggaran waktu (allowance time), waktu kelonggaran merupakan kelonggaran yang diberikan oleh perusahaan untuk menghilangkan kelelahan dari tenaga kerja dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang harus diselesaikan. Untuk menghitung waktu standar, cara perhitungannya sebagai berikut : = (8) ISI MAKALAH Gambaran Umum Perencanaan dan Penjadwalan Produksi PD. POINT PRIDE OF MINE Penjadwalan bertujuan untuk memenuhi pesanan yang diminta oleh pemesan sesuai dengan spesifikasi dan jangka waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Penjadwalan merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan dan harus dilakukan sebaik mungkin oleh perusahaan. Penjadwalan yang dibuat secara tidak maksimal, akan menimbulkan banyak kerugian bagi perusahaan, salah satunya perusahaan akan mengalami keterlambatan dalam memenuhi pesanan dari pemesan. PD. POINT PRIDE OF MINE adalah perusahaan yang bergerak di bidang konveksi, dimana perusahaan ini memproduksi seragam bela diri taekwondo dan body protector untuk perlengkapan kegiatan bela diri taekwondo. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 2005 dan produknya telah tersebar di pulau Jawa, pulau Sumatra, pulau Kalimantan. Target perusahaan berikutnya, produk ini bisa tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, perusahaan ini belum menerapkan metode penjadwalan secara efektif dan efisien. Perusahaan membuat penjadwalan hanya berdasarkan pesanan yang diminta dari pemesan. Karena belum menerapkan metode penjadwalan, perusahaan sering mengalami keterlambatan pemenuhan pesanan yang akan berdampak pada kredibilitas perusahaan di mata pemesan, dan kerugian yang akan timbul karena terjadinya keterlambatan pemenuhan pesanan. 5

6 Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui dari ketiga metode ini mana yang paling baik yang harus digunakan oleh perusahaan, sehingga perusahaan tidak lagi mengalami keterlambatan pemenuhan pesanan. Perhitungan Waktu Kerja Dan Perhitungan Pesanan Yang Diterima PD. POINT PRIDE OF MINE Dalam membuat penjadwalan produksi, khususnya penjadwalan produksi di pabrik biasanya dilakukannya dengan bantuan sequencing yaitu menentukan urutan pekerjaan yang harus dikerjakan terlebih dahulu agar setiap aktivitas produksi dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Karena pada PD. POINT PRIDE OF MINE belum menerapkan metode penjadwalan dalam proses produksinya, maka dalam hal ini penulis melakukan penelitian untuk membandingkan metode penjadwalan mana yang paling tepat untuk diterapkan pada PD. POINT PRIDE OF MINE. Waktu Yang Tersedia Setiap perusahaan harus melakukan penyusunan penjadwalan produksi, dalam penelitian ini penulis memperoleh data penjadwalan produksi berupa jumlah hari kerja dan jam kerja yang tersedia setiap bulannya pada PD. POINT PRIDE OF MINE. Adapun data tersebut sebagai berikut : PROSES PRODUKSI Tabel 1 Total Waktu Yang Tersedia Pada Setiap Proses Produksi Seragam Bela Diri Taekwondo Per Jam JUMLAH TENAGA KERJA (ORANG) WAKTU KERJA PER JAM (MENIT) TOTAL WAKTU KERJA YANG TERSEDIA (MENIT) Pemotongan Sablon Penjahitan Penyelesaian Sumber : Data Perusahaan (2012) Total Waktu Kerja yang tersedia = Jumlah Tenaga Kerja x Waktu Kerja Per Jam Waktu yang tersedia dalam proses produksi seragam bela diri Taekwondo pada PD. POINT PRIDE OF MINE untuk pemotongan adalah selama 120 menit (2 jam), waktu sablon dibutuhkan selama 180 menit (3 jam), waktu penjahitan dibutuhkan selama 120 menit (2 jam) dan waktu penyelesaian dibutuhkan selama 60 menit (1 jam). Waktu tersebut dilakukan berdasarkan pada waktu mesin yang digunakan selama produksi. Perhitungan Waktu Kerja Perhitungan waktu kerja dilakukan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan setiap proses produksi. Perhitungan waktu kerja juga dilakukan untuk mengetahui waktu standar untuk setiap proses produksi. Untuk menghitung waktu standar pada setiap jenis pesanan yang diproduksi, terlebih dahulu harus melakukan perhitungan waktu siklus rata-rata (average cycle time) dan waktu normal (normal time). Dalam perhitungan waktu kerja ini, penulis menetapkan rating faktor sebesar 105% dimana 100% untuk proses produksi yang tersedia sedangkan 5% merupakan 6

7 faktor kelonggaran (allowance factor) yang ditetapkan sebagai waktu yang dilakukan diluar proses produksi (karyawan pergi ke WC, melakukan ibadah dll). Penetapan waktu tersebut, dihitung berdasarkan pada kondisi kerja dan variasi pesanan yang diterima. Adapun perhitungan waktu standar yang diolah oleh penulis pada PD. POINT PRIDE OF MINE adalah sebagai berikut: Tabel 2 Perhitungan Waktu Standar Proses Pemotongan Seragam Bela Diri Taekwondo JUMLAH GELAR JUMLAH PESANAN (Unit) Average Cycle Time (ACT) Normal Time (NT) Standard Time (ST) Sumber : Data Olahan Perhitungan Average Cycle Time (ACT) diperoleh berdasarkan data total waktu kerja yang tersedia pada tabel 1. Sedangkan untuk perhitungan Normal Time (NT) diperoleh berdasarkan perhitungan rating faktor sebesar 105% x average cycle time dari setiap gelar. Dan Standart Time (ST) diperoleh berdasarkan perhitungan: = %... (9) Perusahaan hanya menerima pemesanan seragam bela diri Taekwondo sebanyak 2 gelar, yang artinya 1 gelar sebanyak unit dan untuk 2 gelar sebanyak unit. Jadi PD. POINT PRIDE OF MINE hanya menerima pesanan paling banyak sebesar 500 unit untuk Seragam Bela Diri Taekwondo. Perhitungan waktu standar proses pemotongan untuk gelar pertama selama menit dan untuk gelar kedua selama 221 menit. Tabel 3 Perhitungan Waktu Standar Seragam Bela Diri Taekwondo PROSES Average Cycle Time Normal Time (NT) Standard Time (ST) PRODUKSI (ACT) Penjahitan Penyelesaian Sumber : Data Olahan Perhitungan waktu standar untuk penyablonan seragam bela diri taekwondo dibutuhkan sebanyak 15 screen yang kemudian average cycle time ditentukan berdasarkan jumlah screen yang tersedia. Hasil waktu rata-rata atau average cycle time perhitungannya didasarkan pada kelipatan jumlah screen. Adapun perhitungan waktu standar sablon seragam bela diri taekwondo adalah sebagai berikut: Tabel 4 Perhitungan Waktu Standar Sablon Seragam Bela Diri Taekwondo (Dalam Menit) JUMLAH Average Cycle Normal Time Standart Time (ST) SCREEN Time (ACT) (NT)

8 Sumber : Data Olahan Perhitungan Pesanan Diterima Pada penelitian ini, penulis akan menggunakan data bulan Nopember 2012, dimana pada bulan tersebut, perusahaan memiliki total pesanan sebanyak lima belas kali pemesanan atas seragam taekwondo dewasa dan seragam taekwondo anak-anak. Adapun data pesanan yang masuk pada bulan Nopember 2012, yaitu sebagai berikut: Tabel 5 Data Pesanan Yang Masuk Pada Bulan Nopember 2012 Kode Produksi Tanggal Terima Pesanan Jenis Barang Tanggal Jatuh Tempo Jumlah (Quantity) DD1 1 Nopember Dobook Dewasa 10 Nopember 250 DA1 3 Nopember Dobook Anak 12 Nopember 250 DD2 4 Nopember Dobook Dewasa 15 Nopember 300 DD3 4 Nopember Dobook Dewasa 13 Nopember 240 DA2 6 Nopember Dobook Anak 10 Nopember 120 DD4 8 Nopember Dobook Dewasa 17 Nopember 240 DD5 9 Nopember Dobook Dewasa 23 Nopember 350 DD6 13 Nopember Dobook Dewasa 29 Nopember 400 DA3 13Nopember Dobook Anak 17 Nopember 120 DD7 13 Nopember Dobook Dewasa 22 Nopember 250 DD8 16 Nopember Dobook Dewasa 27 Nopember 300 DD9 16 Nopember Dobook Dewasa 25 Nopember 240 DA4 20 Nopember Dobook Anak 29 Nopember 250 DD10 22 Nopember Dobook Dewasa 8 Desember 400 DD11 22 Nopember Dobook Dewasa 11 Desember 450 Sumber : Data Perusahaan (2012) 8

9 Waktu Persiapan (Set-up Time) Waktu persiapan atau set up time adalah waktu yang disediakan sebelum mesin digunakan untuk melakukan proses produksi. Setiap proses produksi tentunya membutuhkan waktu persiapan (set up time), sehingga proses produksi dapat berjalan tanpa terjadi kendala. Adapun set up time yang digunakan oleh PD. POINT PRIDE OF MINE sebelum proses produksi dilakukan, adalah sebagai berikut: Tabel 6 Tabel Set-up Time PROSES PRODUKSI Pemotongan Sablon Penjahitan Penyelesaian Sumber : Data Perusahaan (2012) WAKTU PERSIAPAN 20 menit/ jenis produk 20 menit/ jenis produk 5 menit/ unit 5 menit/ unit Penjadwalan Produksi Menggunakan FCFS, EDD, SPT Sebelum melakukan perhitungan dengan Metode FSFC, EDD, dan SPT terlebih dahulu penulis melakukan perhitungan untuk waktu proses pada setiap jenis pekerjaan. Penjadwalan Produksi Menggunakan Metode First Come First Serve (FCFS) Penjadwalan produksi lebih menekankan pada penugasan pekerjaan pada pusat kerja. Pembebanan merupakan teknik dalam pengendalian kapasitas. Penjadwalan dengan menggunakan metode FCFS merupakan prioritas tertinggi diberikan pada operasi yang masuk terlebih dahulu. Artinya pekerjaan yang pertama datang, maka akan diproses terlebih dahulu. Berikut ini adalah ukuran keefektifan dari metode First Come First Serve (FCFS) untuk pesanan bulan Nopember 2012 : 1. Average Compeltion Time = = 9.93 = 1.3 Hari = 2.1 Hari = = 6.93 = 0.92 Hari = 5.66 = 0.75 Hari 2. Utilization = = 30,20% 9

10 = 51,47% = 38,46% = 29,41% 3. Average Number Of Jobs In The System = 149 = 3.31 pekerjaan = 1.94 pekerjaan = 2.6 pekerjaan = 3.4 pekerjaan Average Job Latness = 7 = 1,7 hari 4 Penjadwalan Produksi Menggunakan Metode Earlist Due Date (EDD) Metode Earlist Due Date (EDD) adalah metode yang pengerjaan pesanan berdasarkan pada batas waktu (due date) dari pesanan. Pesanan yang memiliki batas waktu yang (due date) yang paling sedikit dari tanggal pesanan, akan dikerjakan terlebih dahulu. Dengan alasan setiap pesanan yang diterima oleh PD. POINT PRIDE OF MINE dengan pesanan yang lainnya memiliki waktu yang berbeda-beda dan pemesanannya pun memiliki jarak waktu yang cukup jauh, oleh karena itu perhitungan penjadwalan dengan menggunakan metode Earlist Due Date (EDD) dinilai kurang efektif apabila diterapkan dalam metode penjadwalan pada PD. POINT PRIDE OF MINE, karena perusahaan tidak akan mengumpulkan pesanan dalam jangka waktu yang lama (>1 Hari), sementara fasilitas produksi dibiarkan menganggur atau tidak dilakukan proses produksi. Maka jika perhitungan penjadwalan tetap menggunakan pengurutan pesanan berdasarkan jatuh tempo Earlist Due Date (EDD) dalam satu hari akan mendapatkan hasil yang sama dengan perhitungan menggunakan metode First Come First Served (FCFS). Berikut adalah perhitungan keefektifan dari metode Earlist Due Date (EDD) untuk pesanan bulan Nopember 2012 : 1. Average Compeltion Time = = 9.93 = 1.3 Hari = 2.1 Hari =.. 10

11 = 6.93 = 0.92 Hari = 5.66 = 0.75 Hari 2. Utilization = = 30,20% = 51,47% = 38,46% = 29,41% 3. Average Number Of Jobs In The System = 149 = 3.31 pekerjaan = 1.94 pekerjaan = 2.6 pekerjaan = 3.4 pekerjaan Average Job Latness = 7 = 1,7 hari 4 Penjadwalan Produksi Menggunakan Metode Short Processing Time (SPT) Metode Short Processing Time (SPT) adalah metode perhitungan penjadwalan yang dimana melakukan pengerjaan pesanan berdasarkan pesanan dengan memiliki waktu proses yang paling sedikit yang akan dikerjakan terlebih dahulu. Aturan ini biasanya meminimasi work in process, rata-rata keterlambatan (mean latnes) dan waktu penyelesaian rata-rata (mean flow time) produk. Dalam perhitungan ini dilakukan pengurutan dan penjadwalan berdasarkan tanggal diterimanya pesanan pada satu hari. Setelah pesanan dalam satu hari diterima, maka semua pesanan akan diurutkan berdasarkan waktu proses yang paling sedikit. Berikut adalah perhitungan keefektifan dari metode Short Processing Time (SPT ) untuk pesanan bulan Nopember 2012 : 11

12 1. Average Compeltion Time = = 11.2 = 1.4 Hari =. = 2 Hari = 6.8 = 0.90 Hari = 5.4 = 0.72 Hari Utilization = = = = = Average Number Of Jobs In The System = = = = = Average Job Latness = = 0.73 Metode Penjadwalan Yang Baik Untuk Diterapkan Pada PD. POINT PRIDE OF MINE Setelah dilakukannya perhitungan penjadwalan mengenai keefektifan dari masingmasing metode penjadwalan yang oleh penulis mencoba untuk menerapkan metode tersebut sebagai metode penjadwalan pada PD. POINT PRIDE OF MINE. Maka penulis akan melakukan analisis perbandingan keefektifan dari perhitungan penjadwalan berdasarkan metode 12

13 First Come First Served (FCFS), metode Earliest Due Date (EDD), dan metode Shortest Processing Time (SPT). Analisis penjadwalan dibuat berdasarkan ketiga metode penjadwalan tersebut. Berikut ini adalah hasil perbandingan keefektifitasan perhitungan penjadwalan dari ketiga metode tersebut: Tabel 4.25 Perbandingan Average Completion Time METODE PROSES PRODUKSI Average Completion Time PEMOTONGAN SABLON PENJAHITAN PENYELESAIAN FCFS EDD SPT Sumber : Perhitungan Penulis Tabel 4.26 Perbandingan Utilization METODE PROSES PRODUKSI PEMOTONGAN SABLON PENJAHITAN PENYELESAIAN Utilization FCFS EDD SPT Sumber : Perhitungan Penulis Tabel 4.27 Perbandingan Average Number Of Jobs In The System METODE PROSES PRODUKSI Average Number Of Jobs In The PEMOTONGAN SABLON PENJAHITAN PENYELESAIAN System FCFS EDD SPT Sumber : Perhitungan Penulis METODE Tabel 4.28 Analisis Perbandingan Metode Penjadwalan Average Completion Time (Hari) Utilization (%) Average Number Of Jobs In The System Average Job Latnes FCFS EDD SPT Sumber : Perhitungan Penulis 13

14 Dari perhitungan tabel diatas dapat dilihat bahwa kriteria Average Completion Time diperoleh Shortest Processing Time (SPT), sedangkan kriteria Utilization diperoleh First Come First Served (FCFS) dan Earliest Due Date (EDD) dan Average Number Of Jobs In The System dalam setiap perhitungan metode memperoleh hasil yang sama. Dan Average Job Latnes terkecil diperoleh dengan metode First Come First Served (FCFS) dan Earliest Due Date (EDD). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil perhitungan dan pembahasan ketiga metode penjadwalan yang dilakukan oleh penulis terhadap penjadwalan produksi pada PD. POINT PRIDE OF MINE, penulis bisa menarik beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, selama ini PD. POINT PRIDE OF MINE belum melakukan implementasi metode penjadwalan dalam melakukan proses produksinya. PD. POINT PRIDE OF MINE membuat penjadwalan hanya berdasarkan pesanan yang masuk, dan jika terdapat pesanan lain yang ingin dikerjakan terlebih dahulu atau cepat selesai, PD. POINT PRIDE OF MINE hanya melakukan penyisipan pada proses produksi yang sedang dikerjakan atau menunggu pesanan sebelumnya selesai tanpa melakukan perhitungan yang pasti. 2. Dalam penelitian ini penulis melakukan perbandingan tiga jenis metode pengurutan penjadwalan yaitu First Come First Served (FCFS), Earliest Due Date (EDD) dan Shortest Processing Time (SPT). Pada penelitian ini dilihat bahwa Average Job Latnes paling sedikit diperoleh olehh metode FCFS dan EDD. Untuk kriteria Average Completion Time nilai paling sedikit diperoleh metode SPT, sedangkan untuk perhitungan Utilization dan Average number Of Jobs In The System nilai perhitungannya sama antara FCFS dan EDD. Sehingga pada penelitian ini, pengukuran keefektifan metode pengurutan penjadwalan dapat dilihat melalui perhitungan kriteria Average Job Latnes. Average Job Latnes dengan perhitungan terkecil sangat bagus, karena tingkat keterlambatan lebih sedikit atau lebih kecil. 3. Dalam analisis ketiga metode pengurutan penjadwalan tersebut, kriteria Average Job Latnes terkecil diperoleh dengan menggunakan metode FCFS dan EDD dengan nilai sebesar Akan tetapi perhitungan dengan menggunakan metode EDD dinilai kurang efektif untuk diimplementasikan pada PD. POINT karena batas waktu yang diterima dari setaip pesanan yang masuk memiliki jarak berjauhan antara pesanansatu dengan pesanan berikutnya. Apabila metode EDD tetap digunakan maka akan mengakibatkan terjadinya pengangguran fasilitas produksi yang dimiliki PD. POINT PRIDE OF MINE, maka metode FCFS dinilai paling tepat untuk digunakan pada PD. POINT PRIDE OF MINE karena dengan metode FCFS keterlambatan pemenuhan pesanan konsumen dapat diminimalisir. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka penulis mencoba memberikan saran yang dapat dijadikan referrensi bagi PD. POINT PRIDE OF MINE. Adapun saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut : 1. Jika dilihat dari hasil pembahasan dan penelitian, PD. POINT PRIDE OF MINE sebaiknya menggunakan metode FCFS agar dapat meminimalisir keterlambatan dalam 14

15 sistem penjadwalannya, karena proses produksi dapat langsung dilaksanakan begitu diterimanya pesanan yang datang oelh perusahaan sehingga waktu tunggu lebih sedikit. 2. Untuk alternatif kedua, pengimplementasian metode EDD dapat dilakukan. Karena metode EDD memiliki Average Job Latnes yang sama dengan metode FCFS. 3. Berdasarkan data yang diperoleh pada bulan Nopember 2012 memiliki permintaan pesanan yang tinggi, maka seharusnya PD. POINT PRIDE OF MINE lebih dapat meminimalkan waktu tunggu pada setiap pesanan sebanyak 5 hari untuk menunggu bahan baku datang, dengan cara PD. POINT PRIDE OF MINE melakukan pemesanan bahan baku sebelum adanya pesanan yang masuk sehingga setiap adanya pesanan yang masuk dapat langsung diproduksi tanpa harus menunggu selama 5 hari bahan baku datang ke PD. POINT PRIDE OF MINE. DAFTAR PUSTAKA Adam, E.E., & Ebert, R.J., (2006), Production & Operation Management. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Assauri, S. (2008), Manajemen Produksi dan Operasi. LPEEUI, Jakarta. Data Profil Perusahan PD. POINT (2005), Struktur Organisasi PD. POINT. Ginting, R., (2009), Penjadwalan Mesin : Edisi Pertama. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Heizer, J & Render, B., (2008), Operations Management Edisi Kesembilan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Herjanto, E., (2007), Manajemen Operasi Edisi Tiga. Penerbit Grasindo, Jakarta. Nazir, M, (2005), Metodologi Penelitian : Cetakan Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Russell, R. S., & Taylor, B. W., (2006), Operations Management : Quality Competitiveness In A Global Environment. Penerbit : Hoboken, New Jersey. Schroeder, R.G., (2005), Operation Management Contenporary Concepts and Cases, Penerbit The Mc Graw-Hill Companies, Inc, USA. Jakarta. Stevenson, W.J., (2007), Operation Management : Edisi Tujuh. Penerbit Eko Jaya, Jakarta. Subagyo, P., (2008), Operation Scheduling :Edisi Satu. Penerbit IKIP Malang, Malang. Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Administrasi, Penerbit CV Alfabeta, Bandung. 15

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Menurut Kadir (2008:3) program aplikasi adalah program siap pakai atau program yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Sistem Produksi Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengertian sistem produksi dari beberapa teori yang sudah ada, serta ruang lingkup sistem produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem

BAB II LANDASAN TEORI. informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sebelumnya Rudyanto (2011) melakukan penelitian tentang rancang bangun sistem informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem infomasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI Menurut Sumayang (2003), penjadwalan adalah mengatur pendayagunaan kapasitas dan sumber daya yang tersedia melalui aktivitas tugas. Perencanaan fasilitas dan

Lebih terperinci

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM 1 PENJADWALAN (SCHEDULING) Melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien agar tujuan tercapai. Oleh karena itu pemahaman mengenai konsep penjadwalan sangat

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB V ANALISA DAN HASIL BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Analisa Jumlah Pekerjaan dalam Sistem Jika dilakukan perbandingan jumlah pekerjaan dalam sistem dari penjadwalan produksi Thermowell di PT. Rangga Olah Cipta Systems yang ditelah

Lebih terperinci

Perencanaan Produksi SAP ERP

Perencanaan Produksi SAP ERP Materi #8 Perencanaan Produksi SAP ERP 2 6623 - Taufiqur Rachman 1 Sales Forecasting 3 Peramalan Penjualan dapat menggunakan data tahun lalu dikombinasikan dengan target keuangan dan inisiatif marketing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Optimasi merupakan pendekatan normatif dengan mengidentifikasi penyelesaian terbaik dari suatu permasalahan yang diarahkan pada titik maksimum atau minimum suatu fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian yang sangat berpengaruh dalam perkembangan suatu perusahaan, dimana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktuwaktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus. Teknik pengukuran waktu terbagi atas dua bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyelesaian tugas akhir ini digunakan landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada pada perusahaan. 2.1 Sistem Menurut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 22 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi penjadwalan Secara umum, penjadwalan merupakan proses dalam perencanaan dan pengendalian produksi yang digunakan untuk merencanakan produksi

Lebih terperinci

Pengertian Penjadwalan

Pengertian Penjadwalan 1 EMA302 Manajemen Operasional Pengertian Penjadwalan 2 Atau scheduling merupakan salah satu kegiatan penting dalam perusahaan yang diperlukan dalam mengalokasikan tenaga operator, mesin dan peralatan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilakukan untuk selanjutnya dianalisa dalam penjadwalan menggunakan pola kedatangan job secara statis dengan menggunakan

Lebih terperinci

hari sehingga menempatkan metode LPT sebagai metode paling tidak efektif untuk diterapkan di PT. XYZ.

hari sehingga menempatkan metode LPT sebagai metode paling tidak efektif untuk diterapkan di PT. XYZ. BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Perb bandingan Penjadwalan FCFS, EDD, SPT dan LPT Jika di ilakukan perbandingan antara ke 4 metode yang digunakan, maka akan did dapatkan hasil sebagai berikut : Dari tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penumpukan pekerjaan sehingga dapat mengurangi waktu menganggur (idle time) atau waktu menunggu untuk proses pengerjaan berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN. penumpukan pekerjaan sehingga dapat mengurangi waktu menganggur (idle time) atau waktu menunggu untuk proses pengerjaan berikutnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang, persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Perusahaan harus bisa melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan. Metode penelitian ini dilakukan dengan analisa

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO

PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO Yogyakarta,19Juni2010 PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO Agus Rudyanto 1, Moch. Arifin 2 1 Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Majemen Informatika

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dengan alas bergerigi yang seterusnya akan disebut Sandal Jenis B, Sandal

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dengan alas bergerigi yang seterusnya akan disebut Sandal Jenis B, Sandal 36 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pembuatan Produk Ada 4 jenis sandal yang akan dibahas pada penelitian kali ini, yaitu dengan bahan berbulu yang selanjutnya akan disebut Jenis A, dengan alas

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Job orders, production scheduling, CDS, FCFS, makespan efficiency. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Job orders, production scheduling, CDS, FCFS, makespan efficiency. Universitas Kristen Maranatha i ABSTRACT Competition in the manufacturing companies continue to increase along times. Every company always tries to produce a quality product and match with consumer desire. Especially companies based

Lebih terperinci

Sistem Penjadwalan di PT. XYZ

Sistem Penjadwalan di PT. XYZ Sistem di PT. XYZ Fernaldi Darmasaputra Leksono 1, I Gede Agus Widyadana 2 Abstract: Production scheduling in a manufacturing company is an important point to control the production process movements.

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Scheduling, CDS method, FCFS method. viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Scheduling, CDS method, FCFS method. viii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Tamanara Corporation is one of the shoemaker company. The kind of shoe they make are wedges, high heels, and flat. They only produce the shoe based on order, it means the schedule of the shoe

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Sistem Produksi Secara umum, sistem produksi dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengubah masukan (input) sumber daya menjadi barang jadi atau barang setengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Perang Dunia II, dunia mengalami ledakan populasi, yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Perang Dunia II, dunia mengalami ledakan populasi, yang dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setelah Perang Dunia II, dunia mengalami ledakan populasi, yang dikenal dengan istilah Baby Boomers, dan berlanjut terus selama 18 (delapan belas) tahun, sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang CV. Greeng Inspiration merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konveksi, yang menawarkan jasa pembuatan pakaian seperti, kaos oblong, kaos berkerah, polo,

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY

PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY Penjadwalan Produksi Injection Moulding Pada PT. Duta Flow Plastic Machinery PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY Roesfiansjah Rasjidin, Iman hidayat Dosen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sejumlah penelitian yang berkaitan dengan penjadwalan produksi telah dilakukan, antara lain oleh Wigaswara (2013) di PT Bejana Mas Perkasa.

Lebih terperinci

JOB SHOP PANDUAN BIG PROJECT

JOB SHOP PANDUAN BIG PROJECT PANDUAN BIG PROJECT SIMULASI KOMPUTER - 2014 DAFTAR ISI 1. Pengertian... 1 2. Tujuan Penjadwalan Workcenter... 2 3. Pengurutan Tugas (Sequencing)... 2 4. Definisi dalam Penjadwalan... 3 5. Karakteristik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi Sistem Produksi Menurut para ahli ada beberapa definisi mengenai sistem produksi, antara lain : 1. Asruri (1993) mendefinisikan sistem produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun industri yang belum siap dan bangkit dari

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun industri yang belum siap dan bangkit dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini meskipun kondisi perekonomian sudah mengalami kemajuan, namun hal tersebut belumlah cukup untuk negara ini bisa bersaing pada era pasar bebas. Hal ini tercemin

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Di setiap perusahaan yang didirikan tentunya disertai dengan harapan akan mengalami suatu perkembangan dan juga memperoleh keuntungan dikemudian hari. Harapan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Job orders, production scheduling, CDS, FCFS, makespan efficiency. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Job orders, production scheduling, CDS, FCFS, makespan efficiency. Universitas Kristen Maranatha v ABSTRACT Competition in the manufacturing companies continue to increase along times. Every company always tries to produce a quality product and match with consumer desire. Especially companies based

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Penjadwalan Penjadwalan adalah aktivitas perencanaan untuk menentukan kapan dan di mana setiap operasi sebagai bagian dari pekerjaan secara keseluruhan harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. perusahaan percetakan yang mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. perusahaan percetakan yang mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan produksi merupakan salah satu tahap penting sebelum memulai suatu kegiatan produksi. Penjadwalan produksi ini sangat penting dilakukan pada proses produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat cepat dalam bidang industri seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan munculnya persaingan antara perusahaan

Lebih terperinci

Metode Penugasan. Penugasan & Pengurutan Job. Metode Penugasan. Supl 15. Langkah-langkah Metode Penugasan 31/10/2015

Metode Penugasan. Penugasan & Pengurutan Job. Metode Penugasan. Supl 15. Langkah-langkah Metode Penugasan 31/10/2015 Penugasan & Pengurutan MANAJEMEN OPERASI: Manajemen Keberlangsungan & Rantai Pasokan Operations Management: Sustainability & Supply Chain Management Supl 15 Metode Penugasan Kelas khusus dari model pemrograman

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC

PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC (Planning Production Schedule of PVC Pipe Product in PT Harapan Widyatama Pertiwi)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dibuat untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu (Noviansyah, dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. dibuat untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu (Noviansyah, dirancang untuk menjalankan tugas tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Aplikasi adalah penggunaan atau penerapan suatu konsep yang menjadi suatu pokok pembahasan. Aplikasi dapat diartikan juga sebagai program komputer yang dibuat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan data Pengumpulan data merupakan kegiatan mengolah data yang telah dikumpulkan setelah mempelajari cara pengolahan data yang bener pada saat tinjauan

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE Dana Marsetiya Utama Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang Kontak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Apriana (2009) melakukan penelitian mengenai penjadwalan produksi pada sistem flow shop dengan mesin parallel (flexible flow shop) sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibidang perindustrian yang memproduksi produk-produk persediaan hotel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibidang perindustrian yang memproduksi produk-produk persediaan hotel 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Primaco Panca Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perindustrian yang memproduksi produk-produk persediaan hotel berdasarkan

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DI PT. AA UNIT II UNTUK MEMINIMUMKAN MAKE SPAN

PENJADWALAN PRODUKSI DI PT. AA UNIT II UNTUK MEMINIMUMKAN MAKE SPAN PENJADWALAN PRODUKSI DI PT. AA UNIT II UNTUK MEMINIMUMKAN MAKE SPAN Roy Iskandar, Nurhadi Siswanto, Bobby O. P. Soepangkat Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA JADWAL NON DELAY UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN STUDI KASUS DI CV. BIMA MEBEL

PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA JADWAL NON DELAY UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN STUDI KASUS DI CV. BIMA MEBEL PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA JADWAL NON DELAY UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN STUDI KASUS DI CV. BIMA MEBEL Setyo Harto, Annisa Kesy Garside, dan Dana Marsetya Utama Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang atau jasa)

Lebih terperinci

Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (1) Job Shop Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (2) 13/05/2014

Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (1) Job Shop Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (2) 13/05/2014 /0/0 Scheduling Problems Job Shop Scheduling Problems Mata Kuliah: Penjadwalan Produksi Teknik Industri Universitas Brawijaya Job Shop Scheduling () Job Shop Scheduling () Flow shop: aliran kerja unidirectional

Lebih terperinci

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 Pertemuan 13 & 14 Outline: Scheduling Referensi: Tersine, Richard J., Principles of Inventory and Materials Management, Prentice-Hall, 1994. Wiratno, S. E.,

Lebih terperinci

bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut adalah hasil sampingannya sep

bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut adalah hasil sampingannya sep BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Produksi Produksi adalah kegiatan mentranspormasikan masukan (input) menjadi keluaran (output), tercakup semua aktifitas atau kegiatan menghasilkan barang dan jasa, serta

Lebih terperinci

pekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima

pekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia industri yang semakin pesat, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan para kompetitor dengan menciptakan kredibilitas yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Edward (1998) menjelaskan bahwa sebuah work center terdiri dari banyak jenis mesin, dan pada kenyataannya work center lebih sering diindikasikan sebagai mesin

Lebih terperinci

EVALUASI ALTERNATIF ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN (Studi Pada Perusahaan Jasa Laundry Dewi Sri) SKRIPSI

EVALUASI ALTERNATIF ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN (Studi Pada Perusahaan Jasa Laundry Dewi Sri) SKRIPSI EVALUASI ALTERNATIF ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN (Studi Pada Perusahaan Jasa Laundry Dewi Sri) SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi Oleh : Muhammad Alfian Nasrullah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK sekarang ini telah maju dengan sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK sekarang ini telah maju dengan sangat pesat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan IPTEK sekarang ini telah maju dengan sangat pesat, dimana salah satu diantaranya adalah dengan semakin banyaknya mesin-mesin modern yang dihasilkan,

Lebih terperinci

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB)

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB) doi: https://doi.org/10.581/zenodo.106337 JURITI PRIMA (Junal Ilmiah Teknik Industri Prima) Vol. 1, No. 1, Juni 017 e-issn: 581-057X Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia industri ini semakin maju, hal itu terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia industri ini semakin maju, hal itu terbukti dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri ini semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya industri-industri baru yang mengelola berbagai macam produk. Dengan demikian

Lebih terperinci

Perencanaan Short-Term Scheduling dan Production Scheduling Model

Perencanaan Short-Term Scheduling dan Production Scheduling Model Perencanaan Short-Term Scheduling dan Production Scheduling Model Rudini Mulya Daulay Program, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana 2010 email: rudinimenteri@gmail.com Abstrak 1. SHORT-TERM SCHEDULING

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Teknik Industri - Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Teknik Industri - Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Industri - Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISA DAN USULAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT. MULTI STRADA ARAH SARANA, Tbk

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS)

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS) 11 Dinamika Teknik Juli PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS) Antoni Yohanes Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang DINAMIKA TEKNIK Vol. VII, No. 2

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 42 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Start Observasi Lingkungan Produksi Studi Literatur Identifikasi Masalah Pengumpulan Data (dalam satu periode produksi) Menentukan Waktu Proses Tiap Pesanan Penjadwalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Dasar Penjadwalan Produksi Secara umum, penjadwalan merupakan suatu proses dalam perencanaan dan pengendalian produksi yang merencanakan produksi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ASAS PRIORITAS PADA PROSES PRODUKSI STUDI PADA KOPERASI BATUR JAYA, KABUPATEN KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH

PENERAPAN METODE ASAS PRIORITAS PADA PROSES PRODUKSI STUDI PADA KOPERASI BATUR JAYA, KABUPATEN KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH PENERAPAN METODE ASAS PRIORITAS PADA PROSES PRODUKSI STUDI PADA KOPERASI BATUR JAYA, KABUPATEN KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH Bennydiktus Agung Irvantoro J. Ellyawati Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Muhamad Hidayat 1, Ratna Ekawati 2, Putro Ferro Ferdinant 3 1,2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

ABSTRAK. Muhamad Hidayat 1, Ratna Ekawati 2, Putro Ferro Ferdinant 3 1,2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Minimasi Makespan Penjadwalan Flowshop Menggunakan Metode Algoritma Campbell Dudek Smith (CDS) Dan Metode Algoritma Nawaz Enscore Ham (NEH) Di PT Krakatau Wajatama Muhamad Hidayat 1, Ratna Ekawati 2, Putro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem manufaktur adalah kumpulan dari equipment yang terintegrasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem manufaktur adalah kumpulan dari equipment yang terintegrasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem manufaktur adalah kumpulan dari equipment yang terintegrasi dan human resource, yang mempunyai fungsi untuk melakukan satu atau beberapa proses operasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Peranan Penjadwalan dan Pengaruhnya Penjadwalan adalah proses pengambilan keputusan yang memainkan peranan penting dalam industri manufaktur maupun jasa.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI PAVING BLOCK PADA CV. EKO JOYO

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI PAVING BLOCK PADA CV. EKO JOYO Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2 (SNATI 2) ISSN: 197-522 Yogyakarta, 19 Juni 2 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI PAVING BLOCK PADA CV. EKO JOYO Moch. Arifin 1, Agus Rudyanto

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016 ISSN X RANCANG BANGUN APLIKASI PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT GOLDFINDO INTIKAYU PRATAMA Andri Saputro 1) Pantjawati 2) Henry Bambang 3) S1/Jurusan Sistem Informasi Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS PENJADWALAN KEGIATAN PRODUKSI PADA PT.MULIAGLASS FLOAT DIVISION DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD SCHEDULING

ANALISIS PENJADWALAN KEGIATAN PRODUKSI PADA PT.MULIAGLASS FLOAT DIVISION DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD SCHEDULING ANALISIS PENJADWALAN KEGIATAN PRODUKSI PADA PT.MULIAGLASS FLOAT DIVISION DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD SCHEDULING 1 Elika Patricia 2 Hadi Suryono alb_hd@yahoo.com Penulis Elika Patricia adalah alumni

Lebih terperinci

Penjadwalan Produksi Dengan Metode Non Delay (Studi Kasus Bengkel Bubut Chevi Sintong Palembang)

Penjadwalan Produksi Dengan Metode Non Delay (Studi Kasus Bengkel Bubut Chevi Sintong Palembang) Penjadwalan Produksi Dengan Metode Non Delay (Studi Kasus Bengkel Bubut Chevi Sintong Palembang) Livia 1, Achmad Alfian 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Musi, Palembang 30113 (alfian_60@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN PENJADWALAN EARLIEST DUE DATE PESANAN CAT DINDING PADA UD. ACA GRAHA

PENERAPAN PENJADWALAN EARLIEST DUE DATE PESANAN CAT DINDING PADA UD. ACA GRAHA PENERAPAN PENJADWALAN EARLIEST DUE DATE PESANAN CAT DINDING PADA UD. ACA GRAHA ABSTRAKS Sirrul Bari Arifandi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang Jl. MT. Haryono 165 Malang Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu bersaing dalam memenuhi keinginan customer. Salah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu bersaing dalam memenuhi keinginan customer. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan industri yang sangat ketat pada saat ini menyebabkan perusahaan harus mampu bersaing dalam memenuhi keinginan customer. Salah satu keinginan customer mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi pada saat ini, pertumbuhan perdagangan secara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi pada saat ini, pertumbuhan perdagangan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi pada saat ini, pertumbuhan perdagangan secara global dan persaingan internasional terbuka lebar dengan kemajuan pada sistem komunikasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 26 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan 2.1.1 Definisi Penjadwalan Penjadwalan dapat didefinisikan sebagai penugasan dan penentuan waktu dari kegunaan sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan fasilitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Produksi Perusahaan selalu melakukan penjadwalan produksi dalam pemenuhan kapasitas permintaan konsumen atau order dari konsumen untuk jangka pendek dalam rentang periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan yang beralamatkan Jl Petemon II A No A Surabaya ini

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan yang beralamatkan Jl Petemon II A No A Surabaya ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV Tidar Jaya adalah sebuah perusahaan jasa yang berdiri pada tahun 1989. Perusahaan yang beralamatkan Jl Petemon II A No. 136-138 A Surabaya ini bergerak pada bidang

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD 1 Vita Ardiana Sari, 2 Dida Diah Damayanti, 3 Widia Juliani Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan industri saat ini. Setiap perusahaan yang bergerak di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. persaingan industri saat ini. Setiap perusahaan yang bergerak di bidang industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang pesat mengakibatkan persaingan dalam dunia industri semakin ketat. Teknologi menjadi elemen penting dalam persaingan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyusun suatu urutan prioritas kerja (sequencing) yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyusun suatu urutan prioritas kerja (sequencing) yang sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Penjadwalan pekerjaan pada mesin sangat perlu dilakukan oleh perusahaan untuk menyusun suatu urutan prioritas kerja (sequencing) yang sesuai dengan loading

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: metode First Come First Serve (FCFS), metode Campbell Dudek and Smith (CDS), total waktu produksi, penjadwalan produksi

ABSTRAK. Kata kunci: metode First Come First Serve (FCFS), metode Campbell Dudek and Smith (CDS), total waktu produksi, penjadwalan produksi ABSTRAK CV. Megah Jaya Abadi merupakan perusahaan konveksi dimana penjadwalan produksi saat ini dibuat dengan metode First Come, First Serve (FCFS) yang artinya pesanan dibuat sesuai dengan urutan pesanan

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ Saiful Mangngenre 1, Amrin Rapi 2, Wendy Flannery 3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar, 90245

Lebih terperinci

PERBAIKAN PENJADWALAN AKTIVASI STARTER PACK UNTUK MEMINIMASI KETERLAMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PT XYZ

PERBAIKAN PENJADWALAN AKTIVASI STARTER PACK UNTUK MEMINIMASI KETERLAMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PT XYZ PERBAIKAN PENJADWALAN AKTIVASI STARTER PACK UNTUK MEMINIMASI KETERLAMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PT XYZ Riska Retno Widyaningsih 1, Budi Sulistyo 2, Murni Dwi Astuti 3 1 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal ini mendorong perkembangan semua sektor usaha yang ada di Indonesia. Salah satu sektor

Lebih terperinci

PENERAPAN KOMBINASI EARLIEST DUE DATE (EDD) DAN SHORTEST PROCESSING TIME (SPT) DI CV. GREENG INSIPRATION. Tugas Akhir

PENERAPAN KOMBINASI EARLIEST DUE DATE (EDD) DAN SHORTEST PROCESSING TIME (SPT) DI CV. GREENG INSIPRATION. Tugas Akhir PENERAPAN KOMBINASI EARLIEST DUE DATE (EDD) DAN SHORTEST PROCESSING TIME (SPT) DI CV. GREENG INSIPRATION Tugas Akhir Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Sequencing Pada Jasa Service Kamera Digital Studi Kasus di MOR C Photography Bandung

Aplikasi Metode Sequencing Pada Jasa Service Kamera Digital Studi Kasus di MOR C Photography Bandung Aplikasi Metode Sequencing Pada Jasa Service Kamera Digital Studi Kasus di MOR C Photography Bandung Ayu Fitri Camelia Program Magister Ilmu Sosial, Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Katolik Parahyangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan (job order). Perusahaan ini berada di Jl. Mayjend Sungkono No. 5 Blok

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan (job order). Perusahaan ini berada di Jl. Mayjend Sungkono No. 5 Blok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Bukit Baja Anugrah merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur/industri yaitu memproduksi pipa dan plat sesuai dengan pesanan pelanggan (job order). Perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Production Scheduling, Makespan, CDS Algorithm (Campbell, Dudek, and Smith), FCFS Methods (First Come First Serve).

ABSTRACT. Keywords: Production Scheduling, Makespan, CDS Algorithm (Campbell, Dudek, and Smith), FCFS Methods (First Come First Serve). ABSTRACT PT. X is a company engaged in manufacturing, especially in the sewing business. Production scheduling is implemented using the company's production system First Come First Serve (FCFS). FCFS perform

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan sistem penjadwalan dengan forward scheduling prioritas EDD

Lebih terperinci

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm Jurnal Telematika, vol.9 no.1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-251 Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SIMULATED ANNEALING DI PT. GUNA KEMAS INDAH TUGAS SARJANA : Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SIMULATED ANNEALING DI PT. GUNA KEMAS INDAH TUGAS SARJANA : Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SIMULATED ANNEALING DI PT. GUNA KEMAS INDAH TUGAS SARJANA : Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi Dalam suatu kegiatan produksi dan operasi, seorang manajer produksi dan operasi harus mampu membina dan mengendalikan arus masukan (input) dan keluaran (output),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan berkembangnya dunia teknologi khususnya komputer yang semakin baik halam hal perangkat lunak maupun perangkat keras dan pentingnya informasi yang dikelolah,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS. Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah

BAB 4 PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS. Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah 7 BAB PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah dikembangkan dilakukan pengumpulan data sebagai berikut : 1. Pengujian model dalam masalah job shop dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian berisi penjelasan mengenai langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam menyusun penelitian. Penyusunan penelitian ini dibagi menjadi 4 tahapan utama yaitu

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI JOB SHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA GIFFLER THOMPSON

PENJADWALAN PRODUKSI JOB SHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA GIFFLER THOMPSON PENJADWALAN PRODUKSI JOB SHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA GIFFLER THOMPSON Diah Pramestari *) ABSTRAK Penjadwalan produksi merupakan tahapan yang penting dilakukan untuk melaksanakan jadwal induk produksi yang

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI BEDDING GOODS UNTUK PEMENUHAN JADWAL PENGIRIMAN DI PT. HILON SUMATERA

PENJADWALAN PRODUKSI BEDDING GOODS UNTUK PEMENUHAN JADWAL PENGIRIMAN DI PT. HILON SUMATERA PENJADWALAN PRODUKSI BEDDING GOODS UNTUK PEMENUHAN JADWAL PENGIRIMAN DI PT. HILON SUMATERA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh CHRISTIANTA

Lebih terperinci

P E N J A D W A L A N. Pertemuan 10

P E N J A D W A L A N. Pertemuan 10 P E N J A D W A L A N Pertemuan 10 Definisi Penjadwalan Pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi, yang mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan maupun tenaga kerja, dan menentukan urutan

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE INTEGER PROGRAMMING PADA PENJADWALAN PRODUKSI MAKE TO ORDER DENGAN MESIN PARALEL

SIDANG TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE INTEGER PROGRAMMING PADA PENJADWALAN PRODUKSI MAKE TO ORDER DENGAN MESIN PARALEL SIDANG TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE INTEGER PROGRAMMING PADA PENJADWALAN PRODUKSI MAKE TO ORDER DENGAN MESIN PARALEL (Studi Kasus: Bengkel Umum Unit III, PT. Gudang Garam,Tbk.) Dosen Pembimbing: Prof.

Lebih terperinci

Production Planning and Control

Production Planning and Control Production Planning and Control Achmad Zaini, SE Musthofa Hadi, SE PENGERTIAN PPC,- adalah kegiatan pabrik yang meliputi perencanaan dan pengendalian segala sesuatu yang berhubungan dengan produksi barang/jasa.

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI CETAK LETTER PRESS DAN OFFSET DI PT ART

PENJADWALAN PRODUKSI CETAK LETTER PRESS DAN OFFSET DI PT ART PENJADWALAN PRODUKSI CETAK LETTER PRESS DAN OFFSET DI PT ART Bagus Setyo Widodo 1, I Nyoman Pujawan 2 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Manajemen Teknologi ITS 2 Dosen Magister Manajemen Teknologi bagus_sw@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Umum Penjadwalan Produksi Untuk mengatur suatu sistem produksi agar dapat berjalan dengan baik, diperlukan adanya pengambilan keputusan yang tepat

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE NON DELAY (STUDI KASUS BENGKEL BUBUT CHEVI SINTONG)

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE NON DELAY (STUDI KASUS BENGKEL BUBUT CHEVI SINTONG) PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE NON DELAY (STUDI KASUS BENGKEL BUBUT CHEVI SINTONG) Livia 1, Achmad Alfian 2 1 Jurusan Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Musi, Palembang Jl. Bangau 60 Palembang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1. Definisi Definisi dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dapat dirumuskan dengan melihat beberapa pengertian SPK menurut beberapa ahli, misalnya

Lebih terperinci